Anda di halaman 1dari 87

SPESIFIKASI TEKNIS

A. KEGIATAN PENINGKATAN / PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI

A.1. SPESIFIKASI UMUM

1. DESKRIPSI PEKERJAAN
1.1. TUJUAN PEKERJAAN
Tujuan pekerjaan adalah melakukan peningkatan dan pembangunan terhadap
bangunan irigasi guna mengoptimalkan pemanfaatan air untuk irigasi.

1.2. LOKASI PEKERJAAN


Lokasi pekerjaan tersebar di 2 (dua) Daerah Irigasi (DI) di Wilayah Kabupaten
Timor Tengah Selatan (TTS).
Daerah Irigasi Siafu Desa Hoibeti Kecamatan Kotolin dan Daerah Irigasi Oehala I
Desa Oelekam Kecamatan Mollo Tengah.

1.3. LINGKUP PEKERJAAN DALAM KONTRAK


Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam kontrak meliputi
pelaksanaan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan-pekerjaan sipil seperti
ditunjukkan dan digambarkan di dalam dokumen kontrak dan gambar kontrak.

2. LINGKUP KONTRAK

Penyedia Jasa harus, kecuali ditentukan lain di dalam Kontrak, menyediakan semua
tenaga kerja, material, peralatan untuk melaksanakan pekerjaan, pekerjaan
sementara, dan keperluan lain untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi. Penyedia Jasa
harus melakukan, menyelesaikan dan menjaga pekerjaan-pekerjaan tersebut dengan
ketat agar selalu menurut dan sesuai Spesifikasi dan Gambar-gambar dan/atau
seperti yang diinstruksikan oleh Direksi Pekerjaan.

Kegiatan Peningkatan/Pembangunan Jaringan Irigasi terdiri dari beberapa bagian


pekerjaan seperti :
a. Pekerjaan Saluran Primer
b. Pekerjaan Saluran Sekunder
c. Pekerjaan Saluran Tersier
d. Pekerjaan Bak Bagi
e. Pekerjaan Siphon
f. Pekerjaan Plat Layanan
g. Pekerjaan Bangunan Pendukung Lainnya

1
3. KONDISI LAPANGAN DAN JALAN MASUK

PENCAPAIAN KE LOKASI PEKERJAAN


Ada beberapa alternatif untuk mencapai lokasi Pekerjaan antara lain :
1. Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja ialah menggunakan jalan-jalan setempat
yang ada yang berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan lokasi
pekerjaan.
2. Kontraktor hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang
berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum, dan bertanggung jawab
terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
3. Kontraktor harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan
memperkuat jembatan sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutannya, sejauh yang
dibutuhkan untuk pekerjaannya.
4. Semua pekerjaan yang dimaksudkan untuk dikerjakan Kontraktor harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas jalan dan jembatan serta
harus mendapat persetujuan Direksi serta perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan
Pemerintah setempat/Badan Swasta.
5. Kontraktor dapat menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh Pemberi Tugas
untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila Kontraktor membutuhkan
tambahan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan.
6. Dalam hal ini Kontraktor diminta membuat permohonan tertulis kepada Direksi jauh
sebelumnya, sehingga tambahan pembebasan tanah dapat dilakukan.
7. Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau
bangunan yang digunakan oleh Kontraktor selama pelaksanaan pekerjaan.
8. Apabila Kontraktor membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi harus
dikerjakan oleh Kontraktor atas bebannya sendiri dan harga untuk semua pekerjaan
tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak.

BATAS MUATAN JALAN RAYA


Penyedia Jasa harus bertanggung jawab agar batas muatan jalan raya dan jembatan yang
diberlakukan oleh Pemerintah Pusat/Lokal tetap ditaati selama transportasi/pemindahan
peralatan konstruksi dan peralatan lain untuk mendukung pekerjaan-pekerjaan di lapangan.
Sebelum melakukan transportasi, Penyedia Jasa harus terlebih dulu memperoleh ijin yang
diperlukan agar tidak melanggar peraturan yang ada dari pihak-pihak yang berwenang.

Penyedia Jasa harus taat dan patuh pada semua undang-undang batas muatan dan semua
peraturan berkaitan dengan jalan transportasi umum. Penyedia Jasa harus melakukan
perbaikan atau penggantian pada bangunan-bangunan di jalur lalu lintas yang rusak akibat
aktifitas Penyedia Jasa. Perbaikan dan penggantian tersebut harus memuaskan Direksi
Pekerjaan atau pejabat daerah yang berwenang.

2
Pembatasan pada jalan nasional untuk berat kendaraan adalah bervariasi tergantung dari
kondisi jalan dan jembatan. Dalam hal ini adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
untuk memberitahukan peraturan batas muatan kepada agen pengapalan atau transportasi
alat berat atau barang yang dipakai jasanya oleh Penyedia Jasa.

4. GAMBAR-GAMBAR KONTRAK
Gambar-gambar rencana kelengkapan Dokumen Kontrak yang disiapkan oleh Direksi
tercantum dalam Dokumen Pelelangan dan menjadi satu bagian dalam Dokumen
Pelelangan.

Selama pekerjaan lapangan berlangsung, dimungkinkan adanya tambahan dan perubahan


gambar kontrak, sebagai gambar pelengkap, pengganti atau gambar detail baru yang akan
diterbitkan oleh Direksi atau perubahan melalui revisi gambar kerja (shop drawing),
sebagai gambar pelengkap, lebih lanjut gambar-gambar tersebut akan menjadi satu bagian
dari kontrak.

Penyedia Jasa harus mengacu pada dimensi-dimensi yang tercantum dalam gambar. Jika
dimensi yang diperlukan tidak tampak dalam gambar yang dimaksud, Penyedia Jasa harus
memperolehnya dari Direksi sebelum memulai suatu pekerjaan. Dalam setiap kasus,
gambar detail harus ditempatkan paling utama di atas gambar-gambar umum/skala kecil.

Penyedia Jasa harus memeriksa secara teliti gambar-gambar dan gambar-gambar yang
dibuat berikutnya yang terbit/muncul dari waktu ke waktu yang ditujukan kepada Penyedia
Jasa. Jika terjadi pengertian ganda, perbedaan pengertian atau kesalahan dalam gambar,
harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Direksi sebelum Penyedia Jasa memulai
pekerjaan yang terkait dengan gambar tersebut. Keputusan Direksi dalam rangka
mengoreksi pengertian ganda, perbedaan pengertian atau kesalahan adalah final.

5. PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1. JADWAL PELAKSANAAN
Jadwal Umum Pelaksanaan harus disesuaikan dengan tanggal di kalender, didukung
data evaluasi untuk setiap kegiatan, waktu yang dibutuhkan, tanggal mulai paling awal,
tanggal penyelesaian paling lambat, waktu cadangan dan sebagainya, disiapkan dalam
bentuk bar chart.

Jadwal yang diajukan tersebut di atas dapat dimodifikasi atau diubah bila diperlukan
dan mendapat persetujuan oleh Direksi di dalam waktu yang tidak terlalu lama. Jadwal
Umum Pelaksanaan yang direvisi ini disetujui dan ditandatangani oleh pihak Penyedia
Jasa, Konsultan dan Direksi dan kemudian dianggap sah sebagai jadwal pelaksanaan
konstruksi.

3
Jadwal pelaksanaan konstruksi yang sah harus diperbaharui oleh Penyedia Jasa setiap
interval 2 (dua) bulan apabila diminta oleh Direksi, setiap pembaharuan jadwal yang
disetujui dan diketahui oleh Penyedia Jasa, Konsultan dan Direksi menjadi jadwal
pelaksanaan pembangunan yang sah.
Apabila rata-rata kemajuan dari pekerjaan yang berlangsung jauh dari apa yang telah
disetujui dan perkiraan Direksi atau Penyedia Jasa tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan bagian pekerjaan sesuai dengan jadwal, Direksi akan memerintahkan
Penyedia Jasa untuk menambah kemampuan kerja atau penambahan rencana
pembangunan untuk mempercepat tingkat kemajuan di bagian ini. Tidak akan ada
tuntutan untuk pembayaran ekstra kepada Direksi jika kelambatan ini diakibatkan oleh
resiko yang disebut dalam Syarat-syarat Kontrak.

5.2. TENAGA KERJA DAN PERALATAN


Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan tenaga kerja yang bertanggung jawab dan
terampil dalam bidang-bidang keahlian yang dibutuhkan oleh pekerjaan serta dalam
jumlah yang memadai untuk menyelesaikan volume pekerjaan sesuai dengan
jadwalnya.

Daftar dari tenaga kerja ini beserta kualifikasinya, terutama tenaga kerja inti, harus
diserahkan kepada Direksi sebelum memulai pekerjaan. Setiap penambahan,
pengurangan dan pengantian tenaga kerja inti harus dilaporkan kepada Direksi. Dalam
melaksanakan pekerjaan, untuk bidang yang memungkinkan, Penyedia Jasa diwajibkan
untuk mengikutsertakan dan memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.

Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat kerja/bantu dalam kondisi yang baik dalam
jumlah yang secukupnya sesuai dengan kebutuhan agar dapat menyelesaikan pekerjaan
pada waktunya. Alat-alat ini harus dibuat daftarnya dan diserahkan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan sebelum memulai seluruh pekerjaan.

Bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi hambatan dan hambatan ini menurut Direksi
dikarenakan oleh kurangnya jumlah tenaga kerja atau peralatan atau kurang memenuhi
syaratnya beberapa pekerja dan peralatan, maka Direksi berhak memerintahkan
Penyedia Jasa untuk menambah atau mengganti tenaga kerja dan peralatan tersebut.

5.3. SARANA UMUM


Bila jalan-jalan dan sarana umum lainya (air, listrik, telepon dan lain-lain) yang ada
memotong atau berhubungan dengan tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus
mendapatkan persetujuan secara tertulis dari yang berwenang, terhadap usulan
pekerjaan sementara atau pekerjaan tetap yang akan mempengaruhi pekerjaan
pelayanan umum tersebut.
4
Bangunan untuk kepentingan umum tersebut di atas baik yang mungkin terlihat
ataupun tidak terlihat di dalam gambar, Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk
keamanan dan kelangsungan fungsi dari jalan dan sarana umum tersebut selama
pelaksanaan pekerjaan.

5.4. MENGHUBUNGI APARAT WILAYAH


Penyedia Jasa sebelum memulai pekerjaan, bersama Direksi harus menghubungi lebih
dahulu para aparat wilayah setempat, seperti Camat, Kepala Desa, Ketua BPD, Ketua
P3A dan lainnya yang berwenang dari wilayah kerjanya untuk memberitahukan
kehadiran dan menjelaskan semua rencana kerjanya sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan, antara lain untuk mendapatkan kesepakatan sehingga pelaksanaan pekerjaan
dapat berjalan dengan baik.

5.5. PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK


Penyedia Jasa diwajibkan membuat papan nama Proyek berukuran 80 cm x 120 cm
yang isi tulisan dan penempatannya ditentukan bersama-sama dengan
Direksi/Pengawas Lapangan. Biaya ini masuk dalam Pekerjaan Persiapan.

5.6. LAPORAN DAN RAPAT-RAPAT


5.6.1 LAPORAN BULANAN
Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan kepada Direksi laporan
bulanan dilampiri dengan laporan mingguan dan laporan harian serta foto
pelaksanaan, disusun dalam Bahasa Indonesia dalam bentuk yang akan
ditetapkan kemudian sebanyak 2 (dua) asli dan 6 (enam) copy, distribusinya
sebagai berikut :
a. Direksi Pekerjaan (2 rangkap) (copy)
b. PPK (1 rangkap) (copy)
c. Kepala Dinas PU (1 rangkap) (copy)
d. Penyedia Jasa (1 rangkap) (copy)
e. Bendahara (1 rangkap) (copy)
f. PPKAD (2 rangkap) (asli)

Laporan Bulanan tersebut berisikan data dan kegiatan ringkas selama sebulan
dan dilengkapi dengan foto-foto yang mewakili, antara lain berisikan sebagai
berikut :
a. Data teknis dan kemajuan fisik pekerjaan bulan lalu sampai sekarang dan
estimasi kemajuan kemajuan untuk bulan berikutnya.
b. Tingkatan kemajuan berdasarkan jadwal pelaksanaan.
c. Estimasi jumlah pembayaran dari Direksi kepada Penyedia Jasa untuk
perbulan yang berjalan.
5
d. Tabel pekerja menunjukan tenaga pengawas/pelaksana dan jumlah
beberapa rata-rata pekerja yang dipekerjakan oleh Penyedia Jasa bulan
lalu.
e. Jumlah, jenis barang-barang dan material yang disuplai dan yang
digunakan oleh Penyedia Jasa bulan yang lalu dan foto-foto pekerjaan
yang dilaksanakan bulan yang lalu.
f. Masalah di lapangan dan penyelesaiannya dan hal-hal lain yang mungkin
diperlukan dalam kontrak atau khususnya oleh Direksi.

Laporan tersebut harus diserahkan kepada Direksi minimal 1 (satu) hari


sebelum rapat bulanan dan untuk pengadaannya sudah termasuk dalam Biaya
Umum (over head).

5.6.2 LAPORAN MINGGUAN


Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan kepada Direksi Laporan
mingguan. Laporan mingguan dibuat dalam bahasa Indonesia dalam bentuk
yang akan ditetapkan oleh Direksi, dibuat rangkap 2 (dua) copy atau
ditentukan lain oleh Direksi yang berisi antara lain :

a. Kemajuan pekerjaan selama seminggu yang lalu.


b. Rencana kerja seminggu berikutnya
c. Hambatan-hambatan yang terjadi selama seminggu yang lalu
d. Lain-lain.

Laporan mingguan diserahkan kepada Direksi minimal 1 (satu) hari sebelum


rapat Mingguan dilaksanakan dan untuk pengadaannya sudah termasuk dalam
Biaya Umum (over head).

5.6.3. LAPORAN HARIAN


Penyedia Jasa harus menyiapkan laporan harian atau laporan berkala untuk
setiap bagian pekerjaan sesuai dengan permintaan Direksi dalam bentuk yang
disetujui Direksi.

Laporan harus berisi data-data berikut : cuaca dan tenaga yang dipekerjakan
dalam pekerjaan tersebut, material di lokasi, pekerjaan yang sedang
dilaksanakan, pekerjaan yang sedang disiapkan, kecelakaan dan informasi lain
yang berkaitan dengan kemajuan pekerjaan dan catatan-catatan kegiatan dan
kejadian-kejadian (masalah-masalah setiap hari di lapangan) dan untuk
pengadaannya sudah termasuk dalam Biaya Umum (over head).

6
5.6.4. FOTO-FOTO
Penyedia Jasa harus membuat dan menyerahkan kepada Direksi foto berwarna
yang menunjukkan foto 0%, 50%, 100% dan kemajuan pekerjaan setiap
bulan. Setiap pengambilan foto harus dilengkapi lembar informasi ditulis
dengan huruf cetak berisikan keterangan foto. Foto atau negatifnya (CD yang
berisi file foto) adalah milik Direksi dan tidak boleh dicetak dari negatif foto
ini untuk diberikan ke orang lain tanpa persetujuan Direksi dan untuk
pengadaannya sudah termasuk dalam Biaya Umum (over head).
5.6.5. RAPAT-RAPAT
Rapat-rapat rutin dan khusus akan diadakan antara Direksi dan Penyedia Jasa
dan Konsultan untuk koordinasi yang lebih baik dalam pelaksanaan
pembangunan pekerjaan. Rapat-rapat rutin harus terdiri dari rapat dua
mingguan untuk mendiskusikan dan memecahkan problem teknis yang
dihadapi dalam kegiatan Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan
termasuk situasi rencana kerja, tenaga, kemajuan pada problem khusus yang
berkaitan dengan kegiatan proyek, seperti kasus tehnik yang sangat khusus
atau kasus sosial. Rapat khusus yang akan diadakan oleh Direksi, Konsultan,
Penyedia Jasa dan jika diperlukan dengan instansi pemerintahan lain yang
berkait. Untuk pelaksanaannya adalah sudah termasuk dalam Biaya Umum
(over head).
5.6.6. PEKERJAAN-PEKERJAAN PENYEDIA JASA LAIN
Direksi akan mengatur pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan selain dari yang mencakup di dalam dokumen
kontrak, untuk dilaksanakan oleh Penyedia Jasa lain. Penyedia Jasa harus
bekerja sama dengan Penyedia Jasa lain tersebut untuk menjamin
penyelesaian dari pekerjaan secara keseluruhan.

6. PEKERJAAN SEMENTARA
6.1. JALAN MASUK SEMENTARA
Dalam kasus tidak ada jalan masuk ke lokasi pekerjaan atau jalan pintas yang bisa
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus membuat jalan masuk
sementara atau jalan pintas dalam lokasi. Penyedia Jasa harus melengkapi
perlengkapan yang diperlukan untuk melintasi sungai, saluran air atau lainnya dan bila
perlu harus ditingkatkan atau diperkuat fasilitas yang ada yang dipergunakan untuk
masuk ke lokasi pekerjaan. Bila Penyedia Jasa menggunakan jalan masyarakat yang
telah ada, maka pada saat pekerjaan selesai Penyedia Jasa wajib memperbaiki jalan
tersebut paling tidak seperti kondisi semula, namun akan terpuji jika akan lebih baik
dari kondisi semula.

7
6.2. PEMBUATAN LOS KERJA
Penyedia Jasa harus segera menyiapkan los kerja. Semua biaya untuk pekerjaan
pembangunan los kerja dan fasilitas lainnya sudah termasuk dalam Biaya Umum (over
head).

7. BAHAN-BAHAN DAN PERALATAN


7.1. UMUM
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan kecuali disebutkan lain dalam kontrak. Semua peralatan dan
material yang merupakan bagian dari pekerjaan harus memenuhi standard yang
disebutkan dalam spesifikasi dan memenuhi persyaratan PUBB, PBI, PKKI, SNI dan
standard lain yang cocok seperti JIS, ASTM, BSCP sebagaimana ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan.

Penyedia Jasa harus menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk mencukupi


pelaksanaan dan melengkapi pekerjaan. Jika dianggap perlu Direksi akan
menginstruksikan menambah pengadaan bahan dan peralatan. Pengadaan untuk
tambahan bahan ini menjadi beban biaya Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus
menyediakan bahan dan perlengkapan lengkap dan menjaga cadangan yang cukup
untuk suku cadang sehingga menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan tidak
terganggu.

7.2. PERALATAN UNTUK PEMBUATAN BAHAN KONSTRUKSI


Penyedia Jasa harus menyediakan semua keperluan peralatan untuk memproduksi
bahan atau material konstruksi agar mutu pelaksanaan dan waktu penyelesaian
pekerjaan sesuai spesifikasi yang diterapkan. Direksi jika perlu, mengistruksikan
kepada Penyedia Jasa untuk menambah peralatan untuk memproduksi material
konstruksi atas beban biaya Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan
untuk memproduksi material konstruksi tersebut lengkap dengan suku cadang untuk
menjamin efisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan.

7.3. BAHAN-BAHAN PENGGANTI


Penyedia Jasa harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan bahan yang
sesuai dengan spesifikasi, apabila material yang dimaksud tidak dapat diperoleh
dengan alasan di luar kekuasaannya, maka Penyedia Jasa wajib mengusulkan material
pengganti dengan kualitas sama.

Usul penggantian material harus dilakukan secara tertulis kepada Direksi untuk
disetujui. Perubahan material tidak akan mengubah harga satuan di dalam daftar
kuantitas dan harga.

9
7.4. SPESIFIKASI STANDAR
Kecuali ditentukan lain, semua material dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan
syarat-syarat di dalam Standar Nasional Indonesia (SNI, SII, SKSNI, dsb.). Apabila
tidak tersedia, dapat dipakai JIS (Japanese Industrial Standard), ASTM (American
Society for Testing and Materials) atau BSCP (British Standards Code of Practice).
Atas persetujuan Direksi Standar Nasional lainnya dapat juga dipergunakan. Penyedia
Jasa harus mempunyai dan menyediakan di lapangan sekurangnya satu salinan SNI,
JIS & ASTM yang disetujui, yang ditentukan dalam Spesifikasi, terutama sekali harus
menyediakan di lapangan satu salinan SNI, JIS & ASTM atau Perincian Nasional
lainnya mengenai bahan-bahan yang sedang disediakan atau mutu pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Standar tersebut harus tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan dan
penggunaan oleh Direksi. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya
diperinci disini atau tidak dicakup oleh Standar Nasional SNI, JIS, ASTM, haruslah
bahan dan mutu pekerjaan kelas utama. Direksi akan menetapkan apakah semua atau
sebagian bahan yang dipesan atau diantarkan untuk kegunaan dalam pekerjaan, cocok
untuk maksud tersebut dan keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.

7.5. RENCANA DAN PEMBERITAHUAN MOBILISASI


Segera setelah pengajuan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
mengajukan kepada Direksi rencana mobilisasi personel, peralatan dan bahan-bahan
secara lengkap. Penyedia Jasa harus selalu memberitahukan kepada Direksi setiap
kedatangan personel, alat dan bahan-bahan di lapangan. Biaya untuk keperluan
mobilisasi seperti tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

8. PERLENGKAPAN DIREKSI
8.1. FOTO-FOTO
Penyedia Jasa wajib menyediakan kamera digital, cuci cetak foto dan album serta file
dalam bentuk CD, dan untuk pengadaannya sudah termasuk dalam Biaya Umum (over
head).
9. GAMBAR-GAMBAR
9.1. GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan gambar kerja
(shop drawing) detil ukuran A3 yang digambar berdasarkan Dokumen Kontrak atau
pengarahan Direksi dan telah disesuaikan dengan hasil pengukuran terakhir di
lapangan. Gambar kerja harus mendapat persetujuan Direksi paling tidak 7 (tujuh) hari
sebelum pekerjaan dimulai.

10
Ukuran gambar, skala, tata letak, cara gambar, legenda, tebal tipis garis dan kop
gambar harus mengikuti standar gambar dari Standar Perencanaan Irigasi/KP 07 atau
sesuai dengan pengarahan Direksi.
Prosedur pengajuan gambar kerja adalah, secara formal Penyedia Jasa mengajukan
untuk diperiksa, draft gambar kerja detil yang ditujukan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen dengan tembusan ke Konsultan, bila masih ada koreksi Penyedia Jasa wajib
memperbaiki dan diajukan lagi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi wajib
diikuti, bila ada keraguan di dalamnya Penyedia Jasa harus meminta penjelasan kepada
Direksi. Direksi masih dimungkinkan untuk mengadakan penyesuaian di lapangan, hal
ini bisa dilakukan di atas cetak biru gambar kerja yang telah disetujui.
Pada saat akhir pekerjaan semua gambar kerja harus dijilid rapi dan berjudul sesuai
dengan pengarahan Direksi. Untuk pengadaan gambar kerja (Shop Drawing) adalah
sudah termasuk dalam Biaya Umum (Over Head).

9.2. GAMBAR TERBANGUN (AS BUILT DRAWING)


Sesudah melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan gambar
terbangun (as built drawing) detail ukuran A3 yang digambar berdasarkan
pekerjaan yang telah dilaksanakan dan diukur ulang.
Ukuran gambar, skala, tata letak, cara gambar, legenda, tebal tipis garis dan kop
gambar harus mengikuti standar gambar dari Standar Perencanaan Irigasi/KP 07 atau
sesuai dengan pengarahan Direksi.
Pada saat akhir pekerjaan semua gambar terbangunan (as-built drawing) harus dijilid
rapi dengan sampul dan berjudul sesuai dengan pengarahan Direksi. Untuk pengadaan
gambar terbangun (as-built drawing) adalah udah termasuk dalam Biaya Umum (over
head). Dalam hal tidak terpenuhi gambar terbangun dalam waktu yang ditentukan
maka akan dikenakan sanksi seperti yang diatur dalam Dokumen Kontrak.
10. LAIN-LAIN
10.1. BENCH MARK
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, Penyedia Jasa akan diberitahu oleh Direksi
sejumlah Bench Mark (BM) dan titik bantu lain yang telah ada untuk keperluan
yang dimaksud. BM ini merupakan dasar elevasi dan koordinat bagi seluruh
pekerjaan. Pihak Penyedia Jasa bertanggung jawab atas posisi dan elevasi BM
selama pekerjaan berlangsung. Penyedia Jasa diwajibkan untuk memperbaiki
kondisi, posisi dan elevasi BM yang rusak selama pelaksanaan pekerjaan yang
mungkin timbul. Pada akhir pekerjaan semua BM yang ada maupun yang tambahan
harus diukur ulang baik elevasinya maupun koordinatnya. Semua biaya perbaikan
BM yang rusak dan pengukuran ulang sudah termasuk dalam Biaya Umum (over
head).
11
10.2. PROBLEM YANG MUNGKIN TIMBUL DI MASA DATANG
Penyedia Jasa wajib melaporkan kepada Direksi kemungkinan-kemungkinan jelek
yang akan timbul dan akan menggangu fungsi saluran/bangunan di masa yang akan
datang. Laporan tersebut supaya dilengkapi dengan usulan cara menanganinya dan
Direksi dimungkinkan akan merubah gambar kerja setelah ada laporan ini.

10.3. PARTISIPASI PETANI


Karena pekerjaan ini merupakan pembangunan jaringan irigasi dan drainasenya,
dimana lokasinya berdekatan dengan tempat pemukiman, maka partisipasi petani
dan penduduk setempat menjadi faktor yang penting. Dalam melaksanakan
pekerjaan tersebut, Penyedia Jasa harus berkoordinasi dengan pihak Pejabat
Pembuat Komitmen, Konsultan, aparat desa & BPD, Perkumpulan Petani Pemakai
Air (P3A) dan instansi terkait (bila perlu).

Untuk ini keaktifan Penyedia Jasa adalah sangat diperlukan, sehingga untuk
mempermudah pelaksanaannya, maka Penyedia Jasa harus menyiapkan Tim
Perunding (negosiator) sehingga target prestasi yang direncanakan dapat dicapai
sesuai dengan rencana.

Dalam melaksanakan pekerjaan jaringan tersier, Penyedia Jasa dianjurkan


memberikan kesempatan sebagai sub let pada kelompok P3A yang mampu dan
bersedia, yaitu untuk pekerjaan yang memungkinkan, seperti suplai material,
saluran dan bangunan tersier yang sesuai dengan kemampuan kelompok P3A
tersebut.

10.4. HUBUNGAN SOSIAL


Sebelum pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa harus menjaga hubungan baik
dengan pejabat, tokoh dan masyarakat di sekitarnya. Peraturan, adat istiadat dan
kewajiban yang berlaku di masyarakat harus dipatuhi oleh semua pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.

10.5. PEKERJAAN DRAINASE


Dalam pelaksanaan pekerjaan jaringan irigasi, Penyedia Jasa wajib memberitahu
Direksi dan Konsultan jika ada bagian-bagian tertentu yang diperkirakan
membahayakan saluran irigasi akibat aliran drainase dari bukit, atau lokasi tersebut
tergenang karena terpotong jaringan irigasi. Penyedia Jasa dapat mengusulkan
bangunan atau saluran drainase sebagai alternatif penyelesaian untuk mendapatkan
persetujuan Direksi.

12
10.6. PEKERJAAN PERAPIAN DAN PENYELESAIAN
Setiap penyelesaian akhir pekerjaan bangunan (finishing), Penyedia Jasa harus
memperhatikan kerapian dan keindahan yang mengacu pada budaya masyarakat
setempat. Biaya pekerjaan perapihan sudah termasuk di dalam harga satuan
pekerjaannya.

10.7. PEMBAYARAN PEKERJAAN


Pengajuan penarikan pembayaran pekerjaan boleh dilakukan bila secara teknis
pekerjaan tersebut sudah selesai dan memenuhi syarat sesuai dengan spesifikasi.
Pengajuan penarikan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung berupa
data gambar dan perhitungan volume (back-up) yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan, Pengawas Lapangan, dan Direksi/ Pejabat Pembuat Komitmen.

Jika menurut pendapat Direksi, bahwa mutu dari suatu pekerjaan tidak memenuhi
syarat maka tidak akan diperhitungkan sebagai prestasi pekerjaan sehingga tidak
mendapatkan pembayaran.

13
A.2. SPESIFIKASI TEKNIK

1. PEKERJAAN TANAH

1.1 UMUM

Lingkup pekerjaan tanah meliputi semua pekerjaan yang berhubungan dengan


jenis-jenis pekerjaan berikut ini :
• Pembersihan lahan, pencungkilan dan pengupasan
• Galian terbuka, galian saluran dan bangunan
• Urugan kembali, termasuk perapihan permukaan tanah
• Pembuangan, penyimpanan dan penggunaan kembali material galian
• Timbunan
• Pekerjaan tanah lainnya sesuai perintah Direksi.

Metode kerja untuk masing-masing pekerjaan harus disampaikan kepada Direksi


untuk mendapatkan persetujuannya dalam kurun waktu tiga puluh (30) hari
sebelum pekerjaan dimulai.

1.2 PEMBERSIHAN LAHAN DAN PENGUPASAN

1.2.1 Pembersihan Lahan (Clearing dan Grubbing)

1. Semua lahan yang diperlukan untuk pekerjaan permanen, tempat


pengambilan bahan timbunan/borrow area, quarry dan penimbunan
sementara/stockpile harus dibersihkan seperti ditunjukkan dalam
gambar dan/atau sesuai dengan perintah Direksi.

2. Pembersihan lahan/clearing dan grubbing meliputi pekerjaan


mencungkil pangkal pohon, akar, batang pohon (hanya untuk diameter
pohon lebih dari 5 cm) dan reruntuhan bangunan, rumpun bambu dan
batu (ukuran lebih 30 cm) dan membersihkan serta membuang semua
material tersebut sesuai persyaratan teknis atau yang diperintahkan oleh
Direksi. Pekerjaan pembersihan lahan termasuk juga pembongkaran
dan pemindahan bangunan yang menghalangi, kecuali jika ditentukan
lain atau sesuai dengan perintah Direksi.

3. Pembersihan lahan untuk bagian yang akan digali atau ditimbun


diperlebar minimum satu meter (1 m) ke luar batas tepi galian/timbunan
atau sesuai perintah Direksi.
4. Cara pembakaran untuk pembersihan lahan akan diijinkan hanya jika
kondisi dipertimbangkan cukup aman untuk membakar pada lokasi
yang disetujui oleh pemerintah daerah setempat. Sisa bakaran material
harus dibersihkan dengan rapi dan layak, pembakaran harus
dilaksanakan dengan melokalisir daerah tersebut untuk menghindari
resiko kemungkinan meluas ke tempat lain. Semua pembakaran
material harus sampai menjadi abu dan dibuang atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi. Tidak ada batang kayu, cabang atau
potongan arang yang diijinkan untuk ditinggalkan.

13
Penyedia Jasa setiap saat harus mengambil tindakan pencegahan dari
kemungkinan penyebaran api ke lokasi lain di luar batas yang diijinkan,
setiap kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan membakar tersebut
adalah merupakan resiko Penyedia Jasa.
5. Permukaan tanah sebagai dasar pekerjaan timbunan, pondasi bangunan
permanen, semua lokasi borrow area yang materialnya akan digunakan
untuk bahan timbunan dan lokasi penimbunan/stockpile serta tempat
lain yang ditunjukkan oleh Direksi harus dibersihkan dari semua
tonggak kayu, akar-akar, tumbuhan dan lain-lain.

1.2.2 Pengupasan/Stripping

1. Pekerjaan pengupasan/stripping tanah dilakukan sebelum dilakukan


penggalian pada lokasi borrow area/tempat pengambilan tanah untuk
bahan timbunan dan pada permukaan tanah yang akan ditimbun.
Penyedia Jasa harus mengupas lapisan permukaan tanah yang
mencakup semak, alang-alang, akar-akar dan rumput dari permukaan
tanah. Dimana lapisan permukaan tanah umumnya terdiri dari humus
dan material organik yang harus dibuang. Kecuali jika ditunjukkan
pada gambar atau atas perintah Direksi, kedalaman pengupasan
minimum adalah 15 cm.
2. Penanganan khusus harus dilakukan untuk menghindari humus yang
berisi material beracun. Humus harus dipindahkan dan dibuang di suatu
tempat sesuai perintah Direksi.
3. Pengupasan/stripping pada lokasi borrow area diperlukan agar
menghasilkan bahan timbunan yang bisa digunakan. Perluasan
pengupasan dibuat 1 m dari batas lahan yang akan digali yang
mencakup area penggalian/borrow area dan pengambilan/quarry bahan
timbunan. Penyedia Jasa harus mengupas seluruh lapisan permukaan
tanah yang kedalamannya tidak melebihi 0,5 m dan harus dipisahkan
dari material galian lain yang pada akhirnya harus dikembalikan dan
disebar merata pada lokasi tersebut atau tempat lain sesuai perintah
Direksi.

1.3 GALIAN

1.3.1 Umum

Seluruh pekerjaan galian harus dilaksanakan menurut batas rencana,


ketinggian dan ukuran seperti yang ditunjuk dalam gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Sebelum pekerjaan galian dimulai harus dilakukan pengukuran lapangan,
yang mana data pengukuran lapangan bersama gambar kerja harus
disampaikan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab akibat penggalian lebih (over
excavation) dengan biayanya sendiri wajib mengembalikan atau menimbun
kembali dengan beton atau sama dengan material untuk konstruksi di
atasnya sesuai yang diperintahkan oleh Direksi.

14
Pembayaran pekerjaan galian dihitung dalam satuan per meter kubik,
sesuai ukuran, batas rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi.

1.3.2 Jenis Galian

Material yang digali akan diklasifikasikan berdasarkan pengukuran dan


pembayaran sebagai berikut:
(1) Galian Tanah

Penggalian tanah secara umum adalah penggalian dari semua material


selain dari batu, tetapi tidak terbatas hanya pada tanah, namun termasuk
juga lempung, lanau, pasir, kerikil, batuan lepas, endapan sungai,
batuan lapuk, dan batu padat masif yang volumenya tidak melebihi satu
3
meter kubik (1 m ), dan campuran material lainnya. Dengan kata lain,
galian tanah digambarkan sebagai suatu material yang bisa digali
dengan menggunakan excavator maupun cara manual sesuai dengan
AHSP Bidang SDA tahun 2016.
(2) Galian Batu

Penggalian"batu" adalah penggalian terbuka dari semua tempat, batu


keras dan utuh dengan cara manual sesuai dengan AHSP Bidang SDA
tahun 2016 tentang galian batu.

1.3.3 Galian Terbuka (Open Cut) untuk bangunan

Semua galian yang diperlukan untuk bangunan permanen harus dibuat


sesuai batas, ketinggian dan ukuran yang ditunjukkan pada gambar atau
sesuai perintah Direksi.

Sepanjang pelaksanaan pekerjaan, Direksi dapat menentukan hal-hal yang


dianggap perlu untuk mengubah kemiringan, ketinggian atau ukuran
penggalian dari yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan Penyedia Jasa tidak
berhak menambah harga satuan penggalian dalam BOQ karena alasan
perubahan.

Setiap galian terbuka yang dilakukan atas pilihan Penyedia Jasa dalam
rangka mengamankan akses untuk pekerjaan yang diperlukan, untuk
pembuangan material hasil galian, atau untuk keperluan lain, harus dijaga
di dalam batas yang disetujui oleh Direksi dan merupakan biaya bagi
Penyedia Jasa dengan tidak ada tambahan biaya yang dibebankan kepada
Pemilik.

15
Semua tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk menjaga material baik
yang di bawah maupun diluar batas penggalian berada dalam kondisi yang
aman. Kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi, semua kelebihan
penggalian yang dilakukan oleh Penyedia Jasa untuk hal-hal lain atau
dengan alasan apapun, kecuali mungkin diperintahkan secara tertulis oleh
Direksi, adalah merupakan galian yang tidak sah dan akan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa dengan tidak ada biaya yang dibebankan
kepada Direksi untuk kelebihan galian seperti tersebut di atas.

Semua kelebihan galian/galian tidak sah tersebut di atas harus ditimbun


kembali dengan beton atau sama dengan material untuk konstruksi di
atasnya sesuai yang diperintahkan oleh Direksi dan atas biaya Penyedia
Jasa. Semua penggalian untuk dasar pondasi bangunan harus dilakukan
dalam kondisi kering. Tidak ada biaya tambahan di atas harga satuan dalam
BOQ untuk penggalian yang dibuat karena kondisi basah/material menjadi
basah. Kecuali secara rinci ditunjukkan pada gambar atau atas persetujuan
Direksi, galian yang diperlukan akan diukur untuk pembayarannya dengan
ketentuan kemiringan/lereng galian seperti ditunjukan pada tabel berikut
ini.

KEMIRINGAN GALIAN

Lereng Galian
MATERIAL KETERANGAN
(V : H)

Batu 1 : 0,5 Untuk kemiringan tetap

Batu 1 : 0,3 Untuk kemiringan sementara

Tanah 1 : 1,0 Untuk kemiringan tetap

Tanah 1 : 0,5 Untuk kemiringan sementara

Penggalian terbuka pada tebing/lereng yang dalam diperlukan pengamanan,


dengan membuat trap/tahapan setiap tinggi 5 m dengan lebar bench
minimum 3 m, kecuali jika diperintahkan lain oleh Direksi atau
sebagaimana ditunjukkan pada gambar.
Bilamana diperlukan dan atau sesuai perintah Direksi, Penyedia Jasa harus
menggali dan membuat parit untuk pembuang air dari permukaan galian
terbuka. Keseluruhan biaya akibat pekerjaan di atas sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa kecuali merupakan bagian dari pekerjaan
drainase yang permanen, dalam hal mana pembayaran untuk penggalian
akan dilakukan dalam harga satuan sesuai yang terdapat dalam BOQ.

Semua pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan galian, Penyedia Jasa


harus melaksanakan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan
kerusakan lahan untuk memuaskan semua pihak dan biaya untuk pekerjaan
seperti di atas harus sudah tercakup dalam harga satuan pekerjaan galian
dalam BOQ.

16
1.3.4 Galian untuk Saluran
Penggalian saluran dalam BOQ kontrak meliputi penggalian untuk semua
jenis saluran seperti ditunjukkan pada gambar atau sesuai petunjuk Direksi
sebagai berikut:
(a) Saluran irigasi (induk, sekunder dan tersier)

(b) Parit untuk saluran pembuang utama dan parit gendong pada jalan
inspeksi atau pada saluran induk dan sekunder
(c) Parit di tempat lain seperti ditunjukkan pada gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi
Penggalian parit harus dilakukan dengan perkakas tangan dan atau
peralatan mekanis lainnya yang disetujui untuk mencegah kerusakan batas
sisi galian dan dasar galian.
Hasil galian yang terpakai kembali untuk bahan timbunan harus diangkut
ke tempat penimbunan sementara (stockpile) di dekat lokasi rencana
penimbunan atau tempat lain sesuai perintah Direksi. Hasil galian yang
tidak terpakai untuk bahan timbunan harus dibuang ke tempat pembuangan
(spoil bank) atau di sekitar lokasi galian dan dirapikan sesuai perintah
Direksi.

1.3.5 Pembentukan, Perapihan dan Trimming Galian untuk Saluran


Apabila galian pada pekerjaan saluran pasangan (masonry canal) atau
pekerjaan bangunan atau pekerjaan jalan telah selesai maka harus diikuti
dengan pembentukan dan perapihan galian sesuai dengan garis rencana.
Pekerjaan galian dianggap sudah selesai dan layak dibayar jika sudah
dibentuk dan dirapikan dan telah disetujui oleh Direksi. Biaya pekerjaan
pembentukan dan perapihan galian saluran sudah termasuk di dalam harga
satuan pekerjaan galian itu sendiri.
Dalam rangka penyiapan pengecoran untuk concrete lining maka
penampang saluran harus ditrimming dulu sampai terbentuk bidang
pengecoran yang betul-betul rapi sesuai dengan garis rencana. Tidak
diijinkan adanya tonjolan-tonjolan ataupun lubang-lubang pada bidang
hasil trimming. Pekerjaan trimming dilakukan secara manual dengan
berpedoman pada benang yang diikatkan pada papan profil/bouwplank
yang dipasang dalam jarak maksimum 10 m. Biaya pekerjaan trimming
saluran beton (concrete lining)sudah termasuk di dalam harga satuan
pekerjaan galian itu sendiri.

Pengukuran dan pembayaran untuk galian dalam satuan meter kubik sesuai
batas rencana dalam gambar kerja atau yang diperintahkan oleh Direksi.
1.3.6 Galian Pondasi Bangunan
Penggalian pondasi bangunan harus sudah meliputi semua penggalian yang
diperlukan untuk mencapai batas,bentuk dan dimensi yang ditunjukkan
pada gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi, termasuk
perawatan untuk mencegah adanya kerusakan galian di dalam daerah galian
pondasi.

17
Galian untuk pondasi bangunan termasuk pemindahan material bekas
galian yang terdiri dari tanah atau material lainnya harus dibuang ke tempat
buangan/disposal area atau ditempatkan pada lokasi penempatan material
terpakai kembali/stock-pile yang ditunjukkan oleh Direksi dan sesuai
ketentuan spesifikasi sub bagian 1.3.7. dan 1.3.8.
Jika terjadi kerusakan alami atau selain dari kegagalan Penyedia Jasa,
ditemukan adanya keadaan geologi tanah jelek/buruk, Direksi berhak
mengubah batas-batas galian dan memerintahkan suatu batas penggalian
baru. Biaya atas penggalian dalam kelas material yang disetujui sesuai sub
bagian 1.3.2. akan dibayarkan kepada Penyedia Jasa dengan harga satuan
seperti yang tercantum dalam BOQ kontrak.

Pembayaran pekerjaan galian pondasi bangunan dihitung dalam satuan


meter kubik, sesuai garis rencana dan/atau perintah Direksi.

1.3.7 Penggunaan Material Galian

Apabila material yang digali dari berbagai jenis penggalian merupakan


material terpakai untuk digunakan sebagai bahan timbunan, maka material
terpakai tersebut harus disimpan di tempat penimbunan material
sementara/stockpile yang akan digunakan sewaktu-waktu atau diangkut
langsung ke tempat penimbunan pada konstruksi bangunan permanen
sesuai yang ditunjukkan pada gambar atau seperti yang diperintahkan oleh
Direksi.

Biaya untuk pengangkutan material terpakai dari stockpile dan/atau


pengangkutan langsung dari borrow area ke lokasi timbunan harus sudah
3
termasuk dalam harga satuan per m pekerjaan timbunan seperti yang
tercantum dalam BOQ kontrak sesuai ketentuan Pekerjaan Timbunan pada
Bagian 1.4. dalam spesifikasi ini.

1.3.8 Buangan Material Galian

Material galian yang tidak terpakai harus diangkut ke tempat


pembuangan/disposal area yang disetujui oleh Direksi.
Jika diperlukan, atau diperintahkan oleh Direksi, material hasil galian harus
diratakan, diupayakan terlindung dari bahaya erosi dan dirapikan.
Perubahan penempatan atau penambahan lokasi pembuangan atas
keperluan Penyedia Jasa harus dilakukan atas resiko biaya sendiri dan
harus mendapat persetujuan Direksi.

Penyedia Jasa harus menyampaikan usulan kepada Direksi untuk


persetujuan pembuangan material ke lokasi manapun selain dari lokasi
yang disetujui dan untuk perlindungan material ini dari erosi, sedikitnya 30
(tiga puluh) hari sebelum pengangkutan dimulai. Semua biaya untuk
pengangkutan material yang tak terpakai ke tempat buangan material yang
telah disetujui oleh Direksi dan untuk memelihara area pembuangan harus
3
sudah tercakup dalam harga satuan per m harga galian tanah seperti yang
tercantum dalam BOQ.

18
1.3.9 Pekerjaan di Borrow Area/Tempat Pengambilan Tanah
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh untuk pelaksanaan
pengambilan tanah/material dilokasi tempat pengambilan material/borrow
area yang diperlukan untuk timbunan. Lokasi tempat pengambilan
tanah/material seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan/atau tempat lain
yang ditunjuk dan disetujui oleh Direksi secara tertulis.
Batas daerah tempat pengambilan material yang ditunjukkan dalam gambar
merupakan prakiraan daerah dan dapat diperluas dengan persetujuan
Direksi. Dalam hal perluasan tersebut, Penyedia Jasa tidak dapat
mengajukan penambahan biaya di atas harga satuan yang tercantum dalam
BOQ.

Tidak kurang dari 30 (tiga puluh) hari sebelum memulai pekerjaan,


Penyedia Jasa harus menyampaikan ke Direksi untuk mendapatkan
persetujuan mengenai metode kerja di lokasi borrow area yang mencakup
tahapan kerja, tinggi penggalian, prakiraan jumlah material yang akan
diambil dan segala sesuatu yang terkait dengan pengambilan material
tersebut.
Tempat pengambilan tanah/borrow area harus dibersihkan dari
pepohonan/rumpun bambu, serta permukaan tanah dikupas (stripping)
sampai bersih sesuai ketentuan bagian 1.2. dalam spesifikasi ini dan/atau
sesuai perintah Direksi. Penyedia Jasa harus memperhatikan dengan
seksama agar semua permukaan yang dikupas bebas dari tumbuh-
tumbuhan dan akar-akar sebelum diambil materialnya. Material hasil
kupasan/stripping harus ditumpuk sementara di sekitar lokasi atau tempat
lain yang disetujui oleh Direksi. Jika material tanah yang akan diambil
tidak memenuhi syarat teknis untuk konstruksi permanen, material tersebut
harus dikeluarkan dari area penggalian dan ditempatkan pada lokasi yang
ditentukan sesuai perintah Direksi.
Selama pengambilan material di borrow area dan pengangkutan material
ke lokasi penimbunan sementara atau stock pile, Penyedia Jasa harus
menjaga lingkungan dari debu tanah dengan secara rutin menyiramkan air
pada jalan kerja terutama yang melewati perkampungan penduduk, semua
biaya yang dikeluarkan untuk pengambilan material sudah termasuk dalam
pekerjaan timbunan tanah didalam harga satuan BOQ kontrak. Setelah
penggalian selesai di lokasi borrow area dan sesuai perintah Direksi,
seluruh material kupasan dan material yang tidak layak dipakai harus
dikembalikan ke lokasi borrow area dan dirapikan untuk mempertahankan
kesuburan tanah dan mencegah timbulnya bahaya terhadap penduduk dan
ternak.
Untuk mencegah terbentuknya kolam air di lokasi borrow area, Kontaktor
harus membuat parit pembuang dari borrow area ke lokasi buangan
(outlet) terdekat. Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengambil material
dari borrow area untuk keperluannya sendiri tanpa persetujuan dari
Direksi.

1.3.10 Quarry
Sumber material untuk produksi agregat halus/pasir, agregat kasar seperti
kerikil dan boulder dapat diperoleh dari quarry/tempat pengambilan
material dari deposit sungai atau tempat lain yang disetujui Direksi.

19
Pengoperasian pada lokasi penggalian material/quarry menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa dibawah perintah Direksi.
Permukaan lokasi quarry harus dibersihkan sesuai dengan ketentuan pada
butir 1.2.1. spesifikasi ini.
Batuan yang tidak layak untuk digunakan sebagai material timbunan atau
keperluan lainnya, harus dipindahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
ditentukan sesuai yang diperintahkan oleh Direksi.

Batas daerah tempat pengambilan material yang ditunjukkan dalam gambar


merupakan prakiraan daerah dan dapat diperluas dengan persetujuan
Direksi.Dalam hal perluasan tersebut, Penyedia Jasa tidak dapat
mengajukan penambahan biaya di atas harga satuan yang tercantum dalam
BOQ.

Penyedia Jasa harus membuat parit-parit drainase yang diperlukan untuk


mengalihkan kemungkinan limpasan air permukaan.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dalam perencanaan, konstruksi dan
pemeliharaan jalan masuk sementara ke lokasi quarry sesuai dengan
persetujuan Direksi. Biaya untuk tenaga, material dan peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan ini sudah harus tercakup dalam harga lump sump
pekerjaan persiapan yang tercantum di dalam BOQ.
Tidak kurang dari 30 (tiga puluh) hari sebelum melakukan kegiatan
pengambilan material di quarry, Penyedia Jasa harus menyampaikan
usulan rencana kegiatannya termasuk jumlah material yang akan diambil,
metoda kerja dan lain-lain.
Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi, lereng galian untuk pengambilan
material tidak boleh curam dari kemiringan 1:1 dan diperlukan tindakan
pencegahan terhadap bekas galian yang akan ditinggalkan harus dalam
kondisi layak dan aman serta memuaskan semua pihak yang terkait dengan
pekerjaan di quarry atau sesuai perintah Direksi.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengambil material dari lokasi quarry
untuk keperluannya sendiri tanpa persetujuan dari Direksi.

1.4 TIMBUNAN

1.4.1 Umum

Bagian terbesar dari pekerjaan timbunan yang harus dikerjakan yaitu


pekerjaan untuk tanggul saluran, tanggul sungai dan jalan inspeksi, bagian-
bagian material yang tercakup dalam persyaratan pekerjaan timbunan
adalah :
(a) Timbunan tanah dari hasil galian saluran
(b) Timbunan tanah dari borrow area
Penyedia Jasa, dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum memulai
pekerjaan timbunan,harus menyerahkan usulan metoda kerja kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan. Pelaksanaan pekerjaan timbunan
harus mempertimbangkan pekerjaan lain yang terkait.

20
Pekerjaan timbunan yang dilaksanakan harus sesuai dengan bentuk dan
ukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar, atau sesuai yang
diperintahkan oleh Direksi.

Tidak ada semak belukar, akar atau material organik yang dapat dipakai
sebagai bahan timbunan dan ditempatkan pada daerah yang akan
ditimbun. Daerah yang akan ditimbun telah disiapkan bebas dan bersih
dari semak dan akar-akar tanaman dan material lain yang tidak
diperlukan dan telah disiapkan sebagaimana ketentuan sub-bagian
1.2.2. pekerjaan pengupasan/stripping dalam persyaratan ini, dan jika
ada termasuk pembersihan lahan/clearing dan grubbing (sub bagian
1.2.1.). Penimbunan pada lokasi yang telah dipersiapkan harus melalui
persetujuan Direksi. Metode pemuatan dan pengangkutan material
timbunan harus disampaikan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuannya.

Penyedia Jasa harus memelihara timbunan sesuai cara yang disetujui


sampai penyelesaian akhir dan penerimaan pekerjaan. Penyedia Jasa
harus bertanggung jawab untuk pencegahan erosi permukaan tanggul
dan semua material tanggul yang hilang akibat erosi harus diperbaiki
oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.

Direksi berhak membuat penyesuaian persyaratan untuk gradasi, kadar


air, kepadatan, penempatan dan kebutuhan pemadatan untuk berbagai
jenis timbunan jika dipandang perlu, dan tidak ada penyesuaian harga
satuan yang akan dilakukan kecuali seperti harga yang tercantum dalam
BOQ dalam kontrak.

Direksi dapat memerintahkan untuk menunda pekerjaan timbunan, jika


dinilai perlu menghentikan pekerjaan karena mutu rendah yang
menyangkut pada bagian pekerjaan, peralatan, material, tenaga kerja
dan efisiensi, atau karena kondisi-kondisi iklim yang kurang baik.
Penyedia Jasa tidak berhak meminta ganti rugi atau tambahan harga
satuan penawaran dalam BOQ dengan alasan penghentian pekerjaan
seperti yang ditentukan Direksi.

Bila pekerjaan dihentikan karena hujan atau menjelang turun hujan


maka permukaan timbunan harus dimiringkan untuk membuat drainase.
Sebelum pekerjaan dilanjutkan kembali, permukaan harus digemburkan
dan kadar kelembaban harus sesuai dengan spesifikasi teknis.

Bila selama atau setelah penempatan, material timbunan terkontaminasi


oleh material lain yang tidak layak oleh lalu lalang peralatan mesin atau
sebab lain, maka Penyedia Jasa harus membuang material yang
terkontaminasi tersebut dan menggantinya dengan material yang layak.
Tidak ada tambahan kompensasi biaya di atas harga satuan dalam BOQ
yang akan dilakukan sehubungan dengan peristiwa ini.

Layak tidaknya prosedur pemadatan material timbunan akan ditentukan


oleh Direksi. Kondisi kadar air dan pemadatan tiap-tiap lapisan material
timbunan harus diproses dengan cara yang sistematis, rapi dan selalu
melalui persetujuan Direksi untuk meyakinkan bahwa setiap lapisan
menerima pemadatan yang seperti yang ditentukan.

21
Penyedia Jasa dapat mengajukan penggunaan peralatan pemadat lain
yang berbeda dengan peralatan yang telah ditentukan sebelumnya.
Penggunaan alternatif jenis peralatan pemadat lain akan
dipertimbangkan untuk mendapat persetujuan Direksi, dengan
ketentuan bahwa uji coba pemadatan dengan peralatan tersebut yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dan atas biaya sendiri, memberikan
hasil yang memuaskan dan sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi
teknis. Dalam pengajuannya, Penyedia Jasa harus memberikan
informasi rinci mengenai peralatan pemadat tersebut termasuk
pemakaian sebelumnya pada jenis pekerjaan yang sama dan
menyampaikan ke Pemberi Kerja mengenai keuntungan dari segi biaya
dan waktu apabila menggunakan peralatan tersebut.
Untuk bahan timbunan yang akan ditempatkan dekat dengan
bangunan/struktur beton, maka penempatan bahan tersebut ditunda
sampai umur bangunan/struktur beton tersebut mencapai 7 sampai 28
hari atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi. Penempatan bahan
tersebut sedapat mungkin jauh dari bangunan/struktur beton tersebut
untuk meminimalisasi beban yang tidak merata terhadap
bangunan/struktur beton.
Penyedia Jasa harus bertindak hati-hati pada saat melakukan pemadatan
di dekat bangunan/struktur beton. Setiap kerusakan yang timbul akibat
peralatan dari Penyedia jasa harus diperbaiki dan dibiayai oleh
Penyedia Jasa.
1.4.2 Timbunan Saluran
(1) Umum
Timbunan untuk pekerjaan saluran akan dibuat dengan material
timbunan yang disetujui oleh Direksi.
(2) Persiapan Timbunan Saluran
Semua area yang diperlukan untuk dasar konstruksi timbunan saluran
harus dibersihkan dan dikupas seperti yang ditetapkan dalam Pasal
1.2.2.
(3) Material
Material timbunan merupakan material random / campuran dengan
ukuran maksimum material 20 cm yang diambil dari hasil galian
saluran atau borrow area yang disetujui Direksi. Material harus
dihampar lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi lima puluh
(50) centimeter sebelum dipadatkan atau sesuai perintah Direksi untuk
mencapai kepadatan yang diijinkan sebagaimana hasil pengujian
percobaan pemadatan timbunan.
(4) Pemadatan
Setiap lapisan material harus dipadatkan pada kondisi kadar air
optimum sesuai yang diperintahkan Direksi. Pemadatan harus
menggunakan vibrating roller dengan kapasitas minimal sepuluh (10)
ton atau alat pemadat lainnya yang disetujui. Jumlah lintasan
pemadatan kira-kira enam (6) lintasan per lapis timbunan atau seperti
yang disetujui Direksi berdasarkan hasil percobaan timbunan di
lapangan untuk mencapai target pemadatan minimum 95% dari
kepadatan kering (dry density) sesuai ketentuan sub bagian 1.4.4. dan
1.4.5. dalam spesifikasi teknik ini.

22
1.4.3 Timbunan Kembali
Timbunan kembali harus dilaksanakan sesuai batas, bentuk dan dimensi
yang ditunjukkan pada gambar, seperti pada bagian pekerjaan sebagai
berikut :
(a) Timbunan kembali pada pondasi bangunan
(b) Tempat lain seperti ditunjukkan pada gambar atau sesuai perintah
Direksi
Material yang digunakan untuk timbunan kembali adalah material hasil
galian pada pondasi tersebut atau tempat lain dengan material selektif yang
disetujui oleh Direksi dan bebas dari bahan organik atau material lain yang
tidak berguna seperti gumpalan besar atau batu, batu bundar besar dan lain-
lain.

Pembayaran pekerjaan timbunan kembali dihitung dalam satuan meter


kubik, sesuai bentuk dan batas rencana yang disetujui oleh Direksi.

1.4.4 Percobaan Timbunan (Trial Embankment)


Penyedia Jasa harus membuat uji coba timbunan seperti yang diperintahkan
oleh Direksi, untuk menentukan efektifitas berbagai metode pemadatan dari
material yang tersedia untuk pekerjaan penimbunan. Sasaran hasil uji coba
penimbunan untuk konfirmasi efektif tidaknya metode pemadatan dalam
kaitannya dengan jenis dan jumlah lintasan dan ketebalan lapisan kaitannya
dengan alat pemadat yang digunakan, efek getaran yang kaitannya dengan
kadar air dan aspek lain yang terkait dalam proses pemadatan. Pekerjaan ini
akan meliputi penggunaan material dari stockpile, daerah galian dan
borrow area, pemeriksaan kandungan kadar air material, metode
pemadatan, peralatan pemadat, kecepatan, frekwensi dan jumlah lintasan
untuk pemadatan.
Untuk melaksanakan uji coba pemadatan Penyedia Jasa harus
menginformasikan ke Direksi termasuk material yang akan digunakan,
paling sedikit tiga puluh (30) hari sebelum dimulai uji coba penimbunan.

Kuantitas material yang diperlukan untuk pengujian minimal 1000 m3 atau


sesuai yang diperintahkan oleh Direksi.
Materi pengujian yang diperlukan untuk percobaan timbunan adalah
sebagai berikut :
- Kepadatan Lapangan (Field Density)
- Permeabilitas Lapangan (Field Permeability)
- Berat Jenis (Specific Gravity)
- Kadar air (Water Content)
- Konsistensi
- Gradasi (lapangan/laboratorium)
- Proctor Compaction
Tidak ada pembayaran tersendiri untuk uji coba penimbunan. Semua biaya
untuk uji coba penimbunan termasuk uji pemadatan,
pembongkaran/pemindahan material, serta pengambilan dan pengujian
sampel sudah tercakup di harga satuan penawaran pekerjaan timbunan di
dalam BOQ.

23
1.4.5 Pengujian Mutu Timbunan
Seluruh pengujian rutin yang diperlukan untuk kendali mutu pekerjaan
timbunan harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sesuai yang ditentukan
dalam spesifikasi atau sesuai perintah Direksi.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk pengendalian mutu
pekerjaan yang dilakukan. Direksi akan memeriksa dan meneliti semua
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa untuk memastikan bahwa
pekerjaan telah memenuhi kualitas yang dibutuhkan dan pelaksanaan
sampling dan pengujian telah sesuai dengan spesifikasi teknis. Direksi
berhak untuk menolak semua atau sebagian dari pekerjaan yang dilakukan
oleh Penyedia Jasa jika pekerjaan tidak sesuai kebutuhan yang ditetapkan
dalam spesifikasi teknis. Dalam hal demikian, Penyedia Jasa harus
membongkar pekerjaan yang tidak memuaskan tersebut dan membuat
kembali dengan biaya Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus menyiapkan laboratorium yang menyediakan peralatan
dan perlengkapan pengujian seperti yang tercantum dalam item pekerjaan
persiapan, termasuk menyediakan personil yang mampu melaksanakan
pengujian di bawah arahan/supervisi Direksi.

Prosedur standar untuk pengujian pekerjaan tanah adalah seperti yang


tercantum berikut ini atau standar lain yang disetujui oleh Direksi.

Jenis Pengujian Ketentuan No.


Pengambilan contoh uji (Sampling of Materials) ASTM D 2217 (JIS A 115-75)
Kepadatan Lapangan (Field Density) ASTM D 1556, 2049 (JIS A 1108-76, A 1132-63)
Permebilitas Lapangan (Field Permeability) ASTM D 2434
Uji Kadar Air Lapangan (Field Moisture Test) ASTM D 1557 (JIS A 1118-75)
Berat Jenis (Specific Gravity) ASTM D 854
Gradasi (Gradation) ASTM D 422 (JIS A 1102)
Kepadatan Standar Proctor (Proctor Compaction) ASTM D 1557 (JIS A 1210)

Jenis dan frekwensi pengujian untuk pekerjaan timbunan yang harus


dilakukan oleh Penyedia Jasa dijadwalkan seperti berikut :
- Field density : 1 sampel setiap lapis timbunan atau 1 sampel
untuk 3000 m3 timbunan atau sesuai yang
diperintahkan oleh Direksi.
- Field permeability : 1 sampel setiap lapis timbunan atau sesuai yang
diperintahkan oleh Direksi.
- Field moisture test : 1 sampel untuk setiap hari atau sesuai yang
diperintahkan oleh Direksi.
- Specific gravity : 1 sampel untuk setiap 10.000 m3 atau sesuai
yang diperintahkan oleh Direksi.
- Gradation : 1 sampel untuk setiap 10.000 m3 atau sesuai
yang diperintahkan oleh Direksi.
- Proctor compaction test : 1 sampel setiap lapis timbunan atau 1 sampel
3
untuk setiap 10.000 m atau sesuai yang
diperintahkan oleh Direksi.

24
Tidak ada pembayaran tersendiri untuk pekerjaan pengujian kendali mutu
(quality control test). Seluruh biaya untuk pengujian kendali mutu yang
meliputi tenaga kerja, bahan, peralatan, pengambilan dan pengujian sampel
sudah diperhitungkan dalam pekerjaan persiapan.

1.4.6 Pembentukan dan Perapihan Timbunan


Apabila pekerjaan pemadatan timbunan sudah selesai maka harus diikuti
dengan pembentukan dan perapihan timbunan sesuai garis rencana atau
sesuai dengan perintah Direksi. Pekerjaan timbunan dianggap selesai dan
layak dibayar jika sudah dibentuk dan dirapihkan.

Biaya pekerjaan pembentukan dan perapihan timbunan harus sudah


diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan timbunan.

1.4.7 Saluran dari Tanah Timbunan/Timbunan untuk Membentuk Saluran

Dalam hal tinggi muka air lebih tinggi dari muka tanah asli, maka saluran
dibangun dari hasil pekerjaan timbunan. Bentuk dan dimensi timbunan
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar. Metode pelaksanaan untuk
membangun saluran pada tanah timbunan dapat dilakukan dengan cara
berikut:

Tahap 1. Pembangunan Tanggul/Timbunan


Bagian-bagian pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan timbunan antara
lain: pembersihan, pengupasan, penggunaan material, dan pemadatan harus
dilakukan sesuai ketentuan yang disebutkan pada sub bagian 1.4.2.
spesifikasi ini. Penimbunan dilakukan hingga mencapai luas penampang
tanggul, saluran dan jalan inspeksi. Penimbunan harus dilakukan lapis per
lapis. Lapisan berikutnya dapat dilakukan apabila lapisan di bawahnya telah
memenuhi persyaratan kepadatan.

Tahap 2. Galian Saluran


Apabila penimbunan sudah memenuhi persyaratan kepadatan dan sudah
disetujui Direksi maka dapat dilanjutkan dengan galian untuk membentuk
saluran sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar. Material
hasil galian digunakan sebagai bahan timbunan untuk mencapai elevasi
timbunan tertinggi seperti yang ditentukan dalam Gambar.
Selain metode tersebut di atas, Penyedia Jasa dapat menggunakan metode
pelaksanaan lain setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan ini dibuat berdasarkan
pada volume timbunan material dalam m3 yang sesuai dengan batas,
bentuk, dan dimensi akhir seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi.

1.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1.5.1 Pembersihan Lahan dan Pengupasan
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pembersihan lahan akan dibuat
berdasar luas lahan yang dibersihkan dan dihitung per m2, terhadap batas,
bentuk dan dimensi seperti yang ditunjukkan pada gambar atau
diperintahkan oleh Direksi.

25
Pembayaran untuk pembersihan lahan harus sudah termasuk
penggantian/kompensasi tanaman produktif dan tanaman lainnya sesuai
2
perintah Direksi. Harga satuan per m yang tercantum dalam daftar volume
pekerjaan harus meliputi ongkos tenaga kerja, material, peralatan dan biaya
lain yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut sampai
dengan tempat pembuangan atau pembakaran material buangan seperti
yang ditetapkan sub-bagian 1.2.1.

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengupasan/stripping dilakukan


pada borrow area/tempat pengambilan tanah, quarry area/tempat
pengambilan material kasar dan permukaan dasar daerah timbunan, sudah
2
tercakup dalam harga satuan per m seperti yang dicantumkan pada daftar
volume pekerjaan/BOQ atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
Pengukuran untuk pembayaran stripping dibuat berdasarkan pada luas
lahan dalam m2 yang dikupas, terhadap batas, bentuk dan dimensi yang
ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.

Harga satuan per m2 pekerjaan stripping di dalam BOQ adalah sudah


meliputi biaya semua tenaga kerja, material, peralatan, pengangkutan dan
semua jenis pengeluaran untuk keperluan pekerjaan itu seperti yang
ditetapkan sub bagian 1.2.2. dalam spesifikasi ini.

1.5.2 Galian

Pengukuran untuk pembayaran dari tiap-tiap jenis material penggalian


dibuat berdasarkan pada volume galian material dalam m3 yang digali
berdasarkan batas, bentuk dan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar
atau seperti yang diperintahkan Direksi.

Jenis material yang digali akan ditentukan didasarkan semata-mata pada


pertimbangan teknis dan analisa oleh Direksi sesuai ketentuan sub bag
1.3.2. Jenis Galian (Tanah atau Batu).
Pengukuran berdasarkan pemeriksaan lapangan terhadap aktual galian yang
diukur dari permukaan tanah asli yang disetujui oleh Direksi. Sebelum
memulai dan setelah penyelesaian pekerjaan penggalian yang
pembayarannya dibuat berdasarkan volume, diukur berdasarkan
pengukuran lapangan, Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran sebelum
dan sesudah penggalian yang menggambarkan tinggi dan dimensi
permukaan akhir dan yang asli, hasil pengukuran ini akan diperiksa
bersama-sama untuk mendapat persetujuan Direksi.

Tidak kurang dari 7 (tujuh) hari kerja sebelum memulai pengukuran,


Penyedia Jasa harus menyerahkan usulan rencana kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuannya, layout pengukuran dari titik referensi,
potongan melintang pekerjaan dan cara pengukuran yang dipakai.
Data permukaan tanah yang asli dari hasil pengukuran lapangan dan titik
acuan yang digunakan bersama dengan perhitungan kuantitas aktual
lapangan, harus disampaikan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuannya.

26
Pembayaran untuk pekerjaan galian akan dilakukan sesuai harga satuan per
3
m masing-masing jenis material penggalian yang disetujui dan tercantum
dalam BOQ. Dimana batu besar yang volumenya melebihi 1,0 m3
digolongkan sebagai pekerjaan galian batu.
Harga satuan tersebut harus sudah meliputi biaya semua tenaga kerja,
peralatan dan material yang diperlukan untuk penggalian juga mencakup
pekerjaan lainnya yang terkait pekerjaan galian, pencegahan kelongsoran
dan pemeliharaan penggalian dalam keadaan baik dan aman selama
pelaksanaan konstruksi.

Harga satuan di dalam BOQ untuk masing-masing jenis material galian


sudah termasuk semua biaya yang berkenaan dengan pemindahan material
tersebut dari tempat penggalian ke tempat yang ditentukan (stockpile dan
disposal area).
(1) Penggalian Saluran
Pengukuran untuk pembayaran, dari tiap-tiap jenis/kelas material galian
3
di saluran akan dibuat berdasarkan harga satuan per m galian material
sesuai batas, garis dan dimensi yang ditentukan dalam gambar kerja
yang telah disetujui dan/atau seperti yang diperintahkan Direksi.
3
Pembayaran galian saluran dalam harga satuan per m seperti yang
tercantum dalam BOQ sudah meliputi semua tenaga kerja dan peralatan
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, yang mencakup
penggalian, perapian/trimming, pengangkutan, penimbunan dan
perapian di tempat penyimpanan/stockpile atau ke tempat buangan
sesuai ketentuan sub bagian 1.3.4.
(2) Galian Pondasi Bangunan
Pengukuran untuk pembayaran, dari tiap-tiap jenis/kelas material galian
3
di saluran akan dibuat berdasarkan harga satuan per-m galian material
sesuai batas, garis dan dimensi yang ditentukan dalam gambar kerja
yang telah disetujui dan atau seperti yang diperintahkan Direksi.
3
Pembayaran galian saluran dalam harga satuan per m seperti yang
tercantum dalam BOQ sudah meliputi semua tenaga kerja dan peralatan
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, yang mencakup
penggalian, penimbunan dan perapihan di tempat
penyimpanan/stockpile atau ke tempat buangan sesuai ketentuan sub
bagian 1.3.6.
1.5.3 Timbunan
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan pada tanggul saluran,
tanggul sungai, badan jalan inspeksi dan timbunan kembali pada bangunan
harus dibuat berdasarkan pada volume timbunan material dalam m3 yang
sesuai dengan batas, bentuk dan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar
atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
Pengukuran berdasarkan pemeriksaan lapangan terhadap aktual timbunan
yang diukur dari permukaan tanah asli/dasar setelah dikupas (stripping)
yang disetujui oleh Direksi.Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran
sebelum dan sesudah pekerjaan timbunan yang menggambarkan tinggi dan
dimensi permukaan akhir dan yang asli, hasil pengukuran ini akan
diperiksa bersama-sama untuk mendapat persetujuan Direksi.

27
Pembayaran untuk pekerjaan timbunan akan dilakukan sesuai harga satuan
3
per m masing-masing jenis timbunan yang disetujui dan tercantum dalam
BOQ. Harga satuan tersebut harus sudah meliputi biaya semua tenaga
kerja, peralatan dan pengangkutan material yang diperlukan untuk
timbunan juga mencakup pekerjaan pengujian material dan kepadatan
timbunan serta pekerjaan lainnya yang terkait pekerjaan timbunan.

(1) Timbunan Kembali


Pengukuran untuk pembayaran, timbunan kembali pada bangunan dari
material hasil galian setempat harus sesuai batas, bentuk dan dimensi
yang ditentukan dalam gambar dan/atau yang diperintahkan oleh
Direksi.
Pembayaran untuk konstruksi timbunan kembali dilakukan berdasarkan
harga satuan dalam m3 sesuai yang tercantum dalam daftar volume
pekerjaan/BOQ harus sudah meliputi biaya semua tenaga kerja,
peralatan dan material dan pemadatan yang diperlukan dan sesuai
ketentuan sub bagian 1.4.3.

(2) Timbunan Saluran


Pengukuran untuk pembayaran, pekerjaan timbunan pada tanggul
saluran, tanggul sungai dan badan jalan inspeksi akan dibuat
berdasarkan batas, bentuk dan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar
dan atau sesuai yang diperintahkan oleh Direksi.

Pembayaran untuk konstruksi timbunan dilakukan berdasarkan harga


satuan per meter kubik seperti yang tercantum dalam BOQ.
Harga satuan tersebut harus sudah meliputi semua tenaga kerja, material
dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, yang
mencakup pengangkutan material dari stockpile atau pengangkutan
langsung hasil galian di borrow area ke lokasi penimbunan sesuai
ketentuan sub bagian 1.3.7., pembasahan atau pengeringan di borrow area,
penghamparan, pemadatan, pembasahan atau pengeringan di lokasi
penimbunan, serta pengujian kepadatan.

1.5.4 Hamparan Top Soil


a. Umum
Dimana diharuskan atau ditunjuk dalam gambar, tanggul dihampar tanah
terpilih yang mengandung humus. Sebelum lapian top soil dihampar,
permukaan harus diratakan dan dilapisi dengan tanah humus rata-rata 5
cm, permukaan hamparan harus rata. Setelah hamparan top soil
dihampar harus disiram dengan air secukupnya agar vegetasi sekitar
tumbuh dengan baik.
b. Daerah yang harus dihampar gebalan rumput
Daerah yang harus dihampar adalah sebagai berikut :
a. Selebar pada kedua lereng tanggul bagian atas;
b. Pada bagian timbunan tanah diatas bronjong;

28
c. Lereng dalam dari tanggul mulai tepi atas sampai 0,2 m di bawah
muka air normal untuk saluran tanah dan sampai tepi atas untuk
saluran pasangan;
d. Lereng luar saluran dari tanggul atas sampai kaki tanggul.

c. Pengukuran Dan Pembayaran.


Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, harus dibayar pada
Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
dimana harga dan pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi
penuh untuk seluruh galian dan penimbunan kembali, untuk pemasokan,
pembuatan, penempatan semua bahan, termasuk semua pekerja, peralatan,
perkakas, pengujian dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk
penyelesaian yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan seperti yang
diuraikan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.

29
2. PEKERJAAN BETON

2.1 UMUM
Semua pekerjaan beton harus dilakukan seperti yang ditetapkan didalam
spesifikasi ini dan yang ditunjukkan pada gambar atau seperti yang diperintahkan
oleh Direksi. Setiap pekerjaan beton harus dilaksanakan di bawah pengawasan
Direksi.

Tidak kurang dari 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan beton, seperti halnya
pencampuran, pengangkutan dan pengecoran beton, Penyedia Jasa harus
menyampaikan usulan tertulis yang menyangkut gambar, produksi pengecoran
beton dan uraian yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan
mengikuti spesifikasi ini dan/atau sesuai dengan perintah Direksi.

Dimana jenis dan type peralatan yang dibutuhkan khusus untuk pengecoran
harus sesuai dengan metoda yang harus diikuti dalam persyaratan ini, jika akan
diadakan penggantian peralatan yang akan digunakan maka Penyedia Jasa harus
menguji coba peralatan yang dimaksud dengan hasil memuaskan sesuai
persyaratan yang diminta dalam spesifikasi ini dan/atau sesuai perintah Direksi.

Penyedia Jasa tidak berhak mendapat tambahan pembayaran di atas harga satuan
kontrak dalam BOQ untuk pekerjaan beton sehubungan proses
pembuatan/pengecoran, pengangkutan dan pekerjaan terkait dalam pembuatan
beton yang dibutuhkan sesuai persyaratan ini.

Pekerjaan Beton meliputi beton mutu f’c=14,5 MPa (K175), slump (12±2) cm,
w/c = 0,66 (manual) sesuai dengan AHSP SDA 2016.

2.2 SEMEN DAN ZAT TAMBAHAN


2.2.1 Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus semen Portland dari
perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum memenuhi Standar
NI-8 PPSI 1974 dan pasal 3.2. Standar PBI 1971 NI-2 atau ASTM C150
atau standar lain yang diakui oleh Pemerintah Indonesia.

Sebelum semen dipesan, Penyedia Jasa harus memberi informasi detail


sehubungan tipe semen yang akan didatangkan. Semen yang dikirim
harus sesuai standar kualitas dari pabrik yang dilengkapi hasil/sertifikat
pengujian semen dan diserahkan kepada Direksi. Semen yang menurut
Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan Penyedia
Jasa harus memindahkan keluar daerah pekerjaan. Semen yang dikirim ke
lokasi pekerjaan harus sesuai dengan yang disetujui Direksi, dalam
kantong yang layak, utuh dan tertutup rapat atau dalam kemasan lain
yang disetujui Direksi. Semua semen harus disimpan dalam gudang yang
tidak terpengaruh oleh cuaca. Lantai tempat semen di atas 30 cm dari
permukaan tanah/gudang untuk mencegah peresapan air. Masing-masing
kiriman semen harus disimpan terpisah, jarak antara tumpukan semen
harus diatur dan tidak boleh lebih 13 kantong semen setiap tumpukannya
atau lebih sedikit sesuai perintah Direksi, apabila semen disimpan lebih
lama dari 60 (enam puluh) hari.
30
Tidak ada semen tersimpan di gudang lebih dari 90 (Sembilan puluh) hari
yang digunakan untuk beton tanpa diadakan uji kelayakan kembali.

Antara tumpukan semen harus ada jalan masuk untuk pemeriksaan dan
pengujian penggunaan semen harus dilakukan menurut urutan
pengiriman. Semen yang disimpan pertama harus dapat digunakan
pertama juga.

Penyimpanan di tempat terbuka dapat diijinkan pada pekerjaan kecil


dengan perintah tertulis dari Direksi dalam hal mana selalu harus
ditempatkan di atas tempat yang dilindungi dengan tutup yang tahan air
menurut persetujuan Direksi. Penyedia Jasa harus berhati-hati untuk
memastikan bahwa persediaan semen selalu cukup. Penyedia Jasa harus
melaporkan kepada Direksi setiap bulan, mengenai data semen sebagai
berikut :
(a) Persediaan semen yang ada di lapangan pada hari akhir bulan lalu;
(b) Pengiriman semen yang diterima sepanjang bulan lalu;
(c) Semen yang digunakan dalam pekerjaan sepanjang bulan lalu;
(d) Semen yang terbuang/hilang karena suatu alasan sepanjang bulan
lalu;
(e) Data lain yang diperlukan oleh Direksi.

2.2.2 Zat Tambahan (Additive)


Adukan untuk beton harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air
dengan proporsi campuran yang ditentukan. Tidak boleh ada campuran
bahan-bahan lain dalam beton atau adukan tanpa persetujuan Direksi.
Jika Penyedia Jasaakan menggunakan zat tambahan lainnya yang
berfungsi untuk membantu pengecoran sesuai metodenya atau
dibutuhkan beberapa zat lain yang bertujuan untuk memperoleh hasil
yang sesuai tuntutan spesifikasi, komposisi dan metode penggunaan zat
tambahan harus mendapat persetujuan dari Direksi.

Campuran tambahan/additive terdiri dari:


- Campuran (air entraining admixtures for concrete) untuk mempercepat
proses pengerasan beton, bahan campuran harus sesuai ketentuan
ASTM C260 atau setara yang disetujui. Campuran harus diaduk
merata dan tidak boleh melebihi 15% dari berat campuran pada pH
yang tetap.
- Campuran (chemical admixtures for concrete) untuk memperlambat
proses pengerasan beton, bahan campuran harus sesuai ketentuan
ASTM C494 tipe D (water reducing and retarding admixtures).
Penggunaan additive harus sesuai dengan instruksi yang disampaikan
oleh pabrik pembuat dan/atau sesuai perintah Direksi.

Semua tambahan biaya akibat pengunaan bahan additive harus sudah


tercakup di harga satuan beton yang tercantum dalam BOQ kontrak.

31
2.3 BAHAN AGREGAT

2.3.1 Umum
Bahan untuk agregat halus dan kasar dapat diperoleh dari lokasi quarry
atau lokasi lain yang disetujui oleh Direksi. Bila Penyedia Jasa
menggunakan sumber lain dari quarry yang telah ditentukan, maka
Penyedia Jasa harus melakukan pengujian untuk 100 kg bahan agregat
halus dan 100 kg untuk masing-masing ukuran/gradasi agregat kasar,
sekurang-kurangnya 2 bulan sebelum material-material tersebut
digunakan. Biaya yang diperlukan untuk pengujian tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa. Sebelum mengambil material untuk
agregat dari quarry/sumber lain tersebut, Penyedia Jasa harus
membersihkan lokasi itu dari pepohonan, akar, semak, rumput, lempung,
pasir dan kerikil yang tidak layak, batuan lapuk dan lunak dan material
yang tidak layak lainnya.

Proses bahan baku material seperti penyaringan, pencucian, pencampuran


dan lain-lain untuk memproduksi agregat halus dan kasar harus sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan dan dilakukan dengan metode/cara
yang disetujui oleh Direksi. Air yang digunakan untuk pencucian agregat
harus bersih dari material yang tidak layak, bahan organik, alkali, garam,
bahan kimia dan bahan lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas beton.

Biaya-biaya yang diperlukan untuk memproduksi agregat tersebut di atas;


administrasi di quarry, penggalian, pengangkutan, produksi dan
penyimpanan, adalah sudah termasuk dalam harga satuan untuk
pekerjaan beton.

Penyedia Jasa tidak dapat mengajukan tambahan kompensasi biaya atas


material-material yang tidak terpakai/terbuang yang diperoleh dari quarry
atau sumber lain yang disetujui termasuk pekerjaan penggolongan ukuran
(classifying fines), kelebihan material dari setiap ukuran dan material-
material yang memiliki ukuran yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan.

2.3.2 Agregat Halus

Ukuran partikel agregat halus/pasir maksimum diameter 5 mm. Agregat


halus/pasir yang digunakan untuk adukan beton harus diadakan oleh
Penyedia Jasa dan diproduksi sesuai persetujuan Direksi.

Agregat halus/pasir harus terdiri dari material keras, padat, tahan lama,
batu tidak berserat bergradasi baik dan harus bebas dari kotoran, debu,
lanau, bahan organik atau material lain yang tidak diperlukan. Pasir yang
dikirimkan ke tempat pengecoran, pengurangan kadar airnya tidak boleh
lebih dari 1% setiap jamnya, dan didalam waktu kerja satu hari, selisih
perubahannya tidak boleh lebih dari 3%. Bentuk agregat halus/pasir yang
baik adalah merupakan suatu partikel yang mempunyai ukuran
maksimum tidak lebih besar tiga (3) kali dari ukuran minimumnya.

32
Agregat halus/pasir yang digunakan harus bergradasi baik dan sesuai
batas standar seperti tabel berikut ini atau variasi standar lain yang
ditentukan oleh Direksi.

Ukuran Ayakan (mm) Prosentase Berat yang Lolos Ayakan


5.00 90 – 100
2.50 80 – 100
1.20 50 – 90
0.60 25 – 65
0.30 10 – 35
0.15 2 -10
Fine Modulus (FM) agregat halus/pasir sekitar 2.5. sampai 3.3.

Persentase dari unsur yang mengganggu di dalam pasir harus tidak


melebihi nilai-nilai yang ditentukan berikut ini.

Prosentase
Item
Berat
Gumpalan lempung 1,0%
Material lolos ayakan ukuran 0,088 mm 3,0% *)
Material tertahan pada ayakan 0,297 mm dan memiliki 1,0%
berat jenis lebih kecil dari 1,95

*) Jika material lolos ayakan 0,088 mm terdiri dari debu batu bebas yang
berasal dari lempung atau lanau, persentasenya dapat meningkat
sampai dengan 5%.

Material agregat halus/pasir harus ditolak jika berwarna lebih gelap dari
standar menurut pengujian metrik warna dengan Organic Impurities Test
bahan organik dan pasir laut.

2.3.3 Agregat Kasar


Agregat kasar yang digunakan adalah material agregat yang mempunyai
ukuran nominal minimum 5 mm dan bergradasi baik sampai maksimum
yang diperlukan untuk pekerjaan beton. Agregat kasar untuk beton harus
alami kecuali jika diinstruksikan lain oleh Direksi dan harus dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus melengkapi dan membangun fasilitas untuk


pengujian agregat kasar/kerikil. Pengujian akan dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam butir 2.7. spesifikasi ini.

Agregat kasar/kerikil harus bersih, keras, segar, tidak lapuk, bentuk baik,
padat,tidak berlapis, tahan lama dan bebas dari sejumlah partikel pipih,
bahan organik atau material yang tidak layak lainnya.

33
Agregat kasar/kerikil yang digunakan harus bergradasi baik dan sesuai
batas standar seperti tabel berikut ini atau variasi standar lain yang
ditentukan oleh Direksi.

Prosentase Berat yang Lolos Ayakan (%)


Bukaan rata-rata
ukuran Ayakan (mm)
80 – 40 (mm) 40 – 20 (mm) 20 – 5 (mm)

100 100 - -
80 100 – 90 - -
60 70 – 45 - -
50 - 100 -
40 15 – 0 100 – 90 -
30 - - -
25 - 55 – 20 100
20 5–0 15 – 0 100 - 90
15 - - -
10 - 5–0 55 – 20
5 - - 10 – 0
2,5 - - 5-0

Gradasi agregat kasar dalam tabel tersebut dapat saja berubah bila
diperintahkan oleh Direksi dan dalam hal ini Penyedia Jasa tidak dapat
mengajukan tambahan biaya.

Jumlah/kandungan partikel yang tidak perlu dalam agregat kasar tidak


boleh melebihi batas seperti tabel berikut ini.

Item Prosentase Berat

Gumpalan lempung 0,25%


Partikel halus 5,00%
Material lolos ayakan 0.088 mm 1,00% *)
Material dengan berat jenis lebih kecil dari 1.95 1,00%

*) Jika material yang lolos dari ayakan 0,088 mm terdiri dari debu batu
bebas yang berasal dari lempung atau lanau, persentasenya dapat
meningkat sampai dengan 1,5%.
Agregat kasar/kerikil dapat ditolak jika :
(a) Dalam pengujian abrasi (Los Angeles mutu A), keausan material
melebihi 10% dari berat pada 100 putaran atau 40% dari berat pada
500 putaran.
(b) Pada pengujian sodium sulfate, kehilangan berat material saat
dilakukan 5 kali putaran lebih dari 12% dari berat.

34
(c) Prosentase berat total partikel yang memiliki bentuk tidak layak
melebihi 60%. Suatu partikel harus dianggap sebagai bentuk tidak
layak jika mempunyai ukuran maksimum melebihi 3 kali ukuran
minimum.
Material agregat kasar/kerikil harus diayak pada saringan penggetar
untuk klasifikasi. Pengklasifikasian ukuran material kasar setelah akhir
pengayakan material harus diuji dengan ukuran yang telah ditentukan
seperti pada tabulasi berikut; material yang lolos pada ukuran ayakan
yang lebih rendah dari ukuran material harus tidak melebihi 2% berat dan
seluruh material harus lolos pada ukuran ayakan yang lebih besar dari
ukuran material.

Ukuran Bukaan Persegi Ayakan


Ukuran Agregat yang Diuji
(mm) Uji di Bawah Uji di Atas
Ukuran Ukuran

10 ASTM no.5 11 mm
20 8 mm 22 mm
40 16 mm 44 mm
80 32 mm 88 mm

2.4 AIR

Air yang digunakan baik untuk campuran adukan betonmaupun perawatan harus
dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9 Standar NI-3
PUBI 1970. Pada waktu pemakaian, air harus layak, bersih dan tidak
mengandung lumpur, zat organik, alkali, garam, kimia dan bahan lainnya yang
dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan beton. Fasilitas penampungan air harus
disiapkan untuk menjamin kelangsungan pengecoran beton.

2.5 CAMPURAN BETON

2.5.1 Komposisi
Beton harus terdiri dari semen Portland, air, agregat kasar/kerikil dan
agregat halus/pasir dan bahan zat tambahan yang disetujui, dimana
seluruhnya tercampur dengan baik dan memberikan konsistensi yang
layak.

2.5.2 Proporsi Campuran dan Klasifikasi Beton

Proporsi campuran beton akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan hasil


uji coba pencampuran beton (trial mix) untuk menghasilkan beton yang
bermanfaat ekonomis dan memiliki karakteristik kekuatan yang tahan
lama seiring dengan berjalannya waktu dan tingkat pembebanan.

35
Direncanakan beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini berkisar
antara beton massa dengan ukuran maksimum agregat 4 cm dan beton
bertulang dengan ukuran maksimum agregat 2 cm.

Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari


bahan-bahan pokok untuk tiap kelas harus sesuai dengan Standar PBI
1971 NI-2. Sebagai pendekatan berdasarkan pengalaman komposisi
masing-masing kelas adalah seperti berikut ini.

Ukuran Kuat tekan beton Prakiraan


Kelas/Mutu Maksimum umur 28 hari berat isi
Beton Aggregate (mm)
2
(kg/cm ) semen (kg/m )
3

A (K-225) 20 225 350


B (K-225) 40 225 340
C (K-175) 20 175 300
D (K-175) 40 175 280
E (K-125) 40 125 250
F (K-125) 40 125 230

Meskipun telah ditentukan seperti yang tercantum di dalam tabel tersebut,


bila dipandang perlu oleh Direksi, perbandingan campuran beton dapat
saja diubah/diperbaiki selama pekerjaan berlangsung seperti disyaratkan
menggunakan camnpuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl untuk konstruksi yang
dikategori non Struktur. Penyedia Jasa tidak dapat memperoleh
kompensasi atas perubahan tersebut. Penyedia Jasa tidak boleh mengubah
perbandingan campuran beton atau bahan tanpa persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi.

Penentuan komposisi campuran oleh Direksi tidak berarti Penyedia Jasa


meninggalkan tanggung jawabnya untuk menghasilkan dan menempatkan
beton sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Kuat tekan rencana untuk masing-masing bagian struktur beton akan


ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi. Untuk menentukan
kuat tekan rata-rata minimum akan digunakan rumus sebagai berikut :
f‟c
fav = ----------------
1 – 0,883 V
dimana :
fav = kuat tekan rata-rata minimum beton yang diperlukan
f‟c = kuat tekan rencana
V = koefisien variasi

36
2.5.3 Kadar Air dan Slump

(1) Konsistensi
Jumlah minimum air di dalam beton harus digunakan setiap saat.
Konsistensi (kekentalan) beton yang diukur dengan nilai slump
dalam satuan centimeter harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Type Beton Target Nilai Batas


Slump Penolakan
Beton Struktural 8 13
Beton pelat (slab) tebal kurang dari 30 cm 8 13
Beton masif dengan ukuran maximum
agregat 4 cm 6 11

(2) Target Nilai Slump


Nilai slump beton pada saat pengecoran harus dipraktekkan lebih
rendah dan umumnya kurang dari target nilai slump tersebut.
(3) Batas Penolakan
Beton yang mempunyai suatu nilai slump melebihi ambang batas
konsistensi tidak akan digunakan/ditolak dalam pekerjaan beton.
(4) Keseragaman Slump
Konsistensi beton dengan nilai batas yang telah ditentukan harus
seragam di setiap pencampuran yang dilakukan. Jumlah air untuk
pencampuran harus diatur dalam batas dimana perbandingan air
semen (water cement ratio) diperlukan untuk mendapatkan
konsistensi beton yang layak dengan mempertimbangkan efek
penggunaan zat tambahan atau adanya variasi kandungan air
(moisture content) atau gradasi dari agregat yang digunakan.
Penambahan air dalam upaya mengurangi kekerasan campuran beton
tidak diperbolehkan.

2.6 PERCOBAAN CAMPURAN

Sedikitnya 30 (tiga puluh) hari sebelum memulai pekerjaan beton, Penyedia Jasa
harus membuat campuran percobaan/trial mix untuk masing-masing kelas beton
yang diperlukan di bawah pengawasan Direksi dengan menggunakan agregat dan
alat pencampur beton yang digunakan untuk pekerjaan. Beberapa percobaan
harus dilaksanakan terus sampai betonnya sesuai dengan persyaratan teknis
untuk diproduksi.

Tidak ada pembayaran terpisah untuk pembuatan contoh dan pengujian material.
Semua biaya untuk operasi dan pemeliharaan laboratorium lapangan dan semua
pengujian beton dan material beton harus termasuk dalam harga lump sum untuk
pekerjaan persiapan dalam daftar volume pekerjaan di BOQ.

37
2.7 PENGENDALIAN MUTU
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian beton menurut prosedur yang
digariskan dalam Standar PBI 1971 NI-2.

Penyedia Jasa harus mengambil contoh beton untuk tes kubus dari campuran
percobaan dan dari tempat penuangan beton pada pekerjaan, kemudian dirawat
seperlunya dan menyerahkan kepada Laboratorium yang disetujui untuk diadakan
pengujian sesuai diperintahkan. Tes yang dilakukan pada waktu kubus beton
3
berumur 7 hari dan 28 hari. Setiap 5 m beton yang dicor, maka harus dibuat satu
seri benda terdiri dari 3 buah benda uji untuk 7 hari dan 3 buah benda uji untuk
28 hari. Setiap benda uji harus diberikan tanggal pembuatan dan dari bagian
mana beton diambil.

Kubus harus dibuat dalam cetakan (15 x 15 x 15) cm3 seperti disyaratkan dalam
Standar PBI 1971 NI-2. Penyedia Jasa harus menjaga untuk menghindari
kerusakan pada kubus-kubus uji sepanjang tahap pengujian.

Selama pengecoran Penyedia Jasa harus selalu melakukan slump test pada saat
memulai pengecoran. Tes-tes itu harus dilakukan berdasarkan Standar PBI 1971
NI-2 kecuali ditentukan lain maka hasil tes harus sesuai dengan tabel 4.4.1. dari
Standar PBI 1971 NI-2. Pengenceran adukan beton untuk mencapai nilai slump
harus tidak boleh merubah nilai water cement ratio.

Penyedia Jasa harus membuat laporan untuk tiap tes, yang menjelaskan hasil-hasil
tersebut dalam satuan metrik. Penyedia Jasa diwajibkan membuat laporan itu
dengan format yang disetujui Direksi dan penyerahannya dilakukan dalam
rangkap 3 (tiga) tidak lebih dari 3 (tiga) hari setelah pengujian dilaksanakan.

Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan tenaga di lapangan untuk


melaksanakan percobaan kubus, slump test dan juga alat pencatat temperatur.

Kecuali dinyatakan lain, pengambilan sampel dan pengujian terhadap bahan


beton, beton segar dan beton yang telah mengeras, dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa di bawah perintah Direksi yang disesuaikan dengan ketentuan Standar PBI
1971 NI-2 atau JIS, atau ASTM, atau standar lain yang disetujui seperti pada
tabel berikut ini.

Uji Beton Standar No :

Pengambilan sampel beton


(sampling of concrete) ASTM C 172 (JIS A 1115-75)

Kuat tekan (compressive strength) ASTM C 39,C 192 (JIS A 1108-76, A 1132-63)
Slump ASTM C 143 (JIS A 1101-75)
Kandungan udara (air content) ASTM C 231 (JIS A 1118-75)
Berat isi (unit weight) ASTM C 138 (JIS A 1116-75)

38
Uji Aggregate Standar no :

Lolos saringan nomor 0,088 mm


ASTM C 117 (JIS A 1103-64)
sieve (No. 200 sieve)

Surface moisture ASTM C-70 (JIS A 1111-76)

Kadar organik ASTM C 40 (JIS A 1105-76)

Sodium sulfate soundness ASTM C 88 (JIS A 1122-76)

Gradasi ASTM C 136 (JIS A 1102-76)

Abrasi ASTM C 131, C 535 (JIS A 1121-76)

Berat isi ASTM C 29 (JIS A 1104-76)

ASTM C 127, C 128


Berat jenis
(JIS A 1109-76, A 1110-76)

Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian secara rutin untuk menentukan


kuat tekan beton, nilai slump dan berat isi. Jumlah dan frekwensi pengujian akan
berubah-ubah sesuai kebutuhan di lapangan atau harus sesuai perintah Direksi,
dengan ketentuan bahwa pengujian harus dibuat sedikitnya dua kali untuk
masing-masing kelas beton saat pengecoran dan Penyedia Jasa tidak berhak
meminta ganti-rugi atau tambahan biaya karena adanya tambahan pembuatan
contoh/sampling atau pengujian beton di beberapa tempat sesuai perintah
Direksi. Hasil tes rutin beton harus disampaikan kepada Direksi dengan format
yang disetujui oleh Direksi dan saat waktu tertentu bila diminta oleh Direksi.

Kuat tekan beton ditentukan berdasarkan pengujian dengan kubus beton yang
mempunyai ukuran (15 x 15 x 15) cm3.
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan, fasilitas, material dan tenaga kerja,
yang diperlukan waktu memproduksi dan melaksanakan pengujian seperti yang
disebutkan dalam spesifikasi ini.

Tidak ada pembayaran terpisah untuk contoh material yang akan diuji. Biaya
untuk operasi dan pemeliharaan laboratorium untuk semua pengujian beton dan
material beton sudah termasuk di harga satuan lump sum pekerjaan persiapan
dalam daftar volume pekerjaan/BOQ.

2.8 PENCAMPURAN
Material adukan/mortar untuk beton harus dicampur di dalam mixer/pencampur
diaduk sampai merata. Untuk contoh beton yang diambil dari awal dan akhir
pencampuran terpisah harus memenuhi hal sebagai sebagai berikut :

39
a. Perbedaan nilai slump dari dua contoh tidak lebih dari 25 mm.
b.Perbedaan kandungan udara (air content) dari dua contoh tidak lebih dari 1%.
c. Perbedaan berat mortar dari dua contoh tidak lebih dari 1% dari rata-rata berat
dua contoh tersebut.
d.Perbedaan berat agregat kasar dari dua contoh, dimana masing-masing dengan
volume 50 liter, tidak lebih dari 8% dari berat rata-rata dua contoh tersebut.
Penyedia Jasa harus memeriksa secara hati-hati kualitas bahan beton yang akan
digunakan. Khusus untuk bahan agregat kasar dan halus, 24 jam sebelum bahan
tersebut digunakan harus disiram dulu dengan air bersih yang disetujui oleh
Direksi. Perbandingan penakar bahan beton harus didasarkan pada ukuran
volume bahan sesuai dengan hasil uji laboratorium atau uji coba pencampuran
(trial mix) pada saat awal pekerjaan dan disetujui oleh Direksi. Urutan
pemasukan bahan ke dalam mixer adalah air, semen, agregat kasar dan agregat
halus. Penambahan zat tambahan (additive) dilakukan sesuai dengan petunjuk
penggunaan bahan tambahan.

Mixer yang tidak memenuhi syarat harus diperbaiki atau harus diganti mixer
tidak boleh dimuati lebih dari 10% dari kapasitas yang diizinkan.

Beton yang dihasilkan dengan cara manual/tangan tidak diijinkan untuk


bangunan permanen (beton struktural), kecuali untuk bangunan sementara
dengan mendapat persetujuan Direksi. Pencampuran harus dilakukan di atas
lantai kayu atau tempat lain yang disetujui oleh Direksi.

Lokasi pencampuran harus dekat dengan tempat pemakaian beton tersebut.


Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan
paling sedikit 3x sesudah air dicampurkan, sampai campuran beton mencapai
warna dan kekentalan yang sama/merata.

2.9 PENEMPATAN BETON

2.9.1 Umum

Penempatan beton/pengecoran tidak bisa dilaksanakan sebelum semua


pekerjaan begisting, pembesian, serta semua persiapan telah diselesaikan
dan telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, pengecoran beton pada kondisi


hujan tanpa perlindungan tidak boleh dilakukan termasuk pengecoran di
dalam air yang mengalir.

Alat komunikasi antara tempat mencampur dan lokasi pengecoran beton


harus disediakan oleh Penyedia Jasa tanpa ada pembayaran tambahan
atau pembayaran khusus.

2.9.2 Persiapan untuk Penempatan Beton

40
Sebelum pengecoran beton, semua permukaan dimana beton akan
ditempatkan/dituangkan harus bersih dari minyak, lumpur, material
organik, potongan kayu, lapisan-lapisan tidak layak, kotoran, partikel
batu lepas atau material tidak layak lainnya dengan cara menggunakan
penyemprot air atau udara yang bertekanan tinggi atau alat lain yang
disetujui oleh Direksi.

Kerak-kerak beton yang mengering dari hasil penuangan beton


sebelumnya yang menempel pada permukaan begisting harus dibersihkan
sebelum melakukan penuangan beton berikutnya.

Permukaan dasar/pondasi harus dibasahi secara merata sebelum


pengecoran dan bebas dari genangan. Permukaan dasar pondasi tanah
atau pasir dan kerikil sebagai tempat penuangan beton harus bebas dari
genangan air, potongan kayu atau material tidak layak lainnya seperti
yang disebutkan di atas.

Permukaan beton lama untuk sambungan konstruksi harus dibersihkan


dan dibasahi sesuai dengan yang disetujui oleh Direksi. Permukaan beton
lama tersebut juga harus dikasarkan dengan metode yang disetujui oleh
Direksi sebelum beton baru dituangkan.

2.9.3 Temperatur Beton Saat Penempatan/Penuangan


0
Temperatur beton saat ditempatkan/dituangkan tidak lebih dari 35 C.
Untuk mempertahankan temperatur beton di bawah 350 C, Penyedia Jasa
harus melakukan upaya antara lain: pendinginan agregat, pendinginan air
untuk campuran atau metode lain yang disetujui oleh Direksi. Tidak ada
kompensasi biaya yang dilakukan untuk pelaksanaan keperluan tersebut
di atas.

2.9.4 Penempatan/Penuangan Beton


Penyedia Jasa harus mendapatkan ijin dari Direksi untuk
penempatan/penuangan beton. Setiap penempatan/penuangan beton harus
dihadiri oleh Direksi. Beton yang telah membeku tidak boleh dipakai dan
harus dibuang ke tempat yang ditunjuk oleh Direksi dan semua biaya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Beton harus dibawa sedemikian
rupa sehingga sampai di tempat penuangan campuran masih mempunyai
mutu dan konsistensi yang telah ditetapkan. Tidak diijinkan adanya
penambahan atau pengurangan apapun sejak campuran keluar dari mixer.
Penyedia Jasa harus membuat metode yang layak untuk menjaga agar
penuangan beton tidak menyebabkan segregasi campuran dan/atau
hantaman kuat pada susunan tulangan dan begisting. Campuran beton
tidak diijinkan untuk dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,5 m.
Ketebalan beton tidak boleh lebih dari 1 m untuk satu kali penuangan.

2.9.5 Konsolidasi

41
Setiap lapisan beton harus segera dipadatkan dengan alat yang layak
untuk mencapai kepadatan maksimum dan mengisi dengan tepat seluruh
permukaan begisting. Penuangan beton selanjutnya tidak dapat dilakukan
sampai lapisan sebelumnya telah dipadatkan dengan baik.

Umumnya, beton yang telah dituangkan, dipadatkan dengan peralatan


penggetar yang digerakkan mesin atau elektrik,yang dioperasikan pada
kecepatan sedikitnya 7.000 putaran per menit ketika dimasukkan ke
dalam beton. Pada pelaksanaan penggetaran, kontak atau persentuhan
antara ujung alat penggetar dengan permukaan begisting atau tulangan
harus dihindari. Jumlah dan tipe alat penggetar yang diperlukan harus
mendapat persetujuan dari Direksi.

2.10 PERAWATAN BETON

Penyedia Jasa harus menjaga dan merawat beton sebelum cukup keras
minimal 7 (tujuh) hari untuk menghindari kerusakan akibat pengaruh
angin, matahari, suhu yang tinggi atau rendah, naik turunnya suhu secara
tajam, pembebanan yang terlalu dini, benturan/tumbukan dan getaran
keras dan gangguan air tanah. Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi,
permukaan beton harus dijaga tetap basah selama 7 (tujuh) hari untuk
jenis material semen Portland atau semen tanpa sulfat, atau selama 3
(tiga) hari untuk jenis material semen yang cepat mengeras. Permukaan
beton harus segera dilapisi dengan kain tebal yang dibasahkan atau pasir
atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi, yang selalu bersentuhan
dengan beton sehingga tetap basah. Untuk jenis semen yang cepat
mengeras, Penyedia Jasa harus memberi perhatian khusus untuk menjaga
kebasahan selama waktu 6 sampai 24 jam setelah penempatan/penuangan
beton selesai.

2.11 PEKERJAAN BEGESTING DAN PERAPIHAN


2.11.1 Umum
Begesting digunakan membentuk beton sesuai dengan bentuk yang
direncanakan. Begisting harus memiliki kekuatan yang cukup untuk
menahan tekanan yang berasal dari penuangan dan getaran beton dan
harus tetap bertahan kaku pada posisi yang ditetapkan. Begisting juga
harus cukup ketat sehingga dapat mencegah hilangnya campuran beton.
Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana dan memberikan penjelasan
tentang bentuk, ukuran, kualitas dan kekuatan semua material yang
dibuat untuk begesting kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Bila diperlukan, begesting akan didukung/disokong oleh
perancah/scaffolding.

Begisting harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan


ukuran yang sesuai dengan yang ditunjukkan gambar untuk pekerjaan
beton.

2.11.2 Material untuk Begesting


42
Semua material yang digunakan untuk pekerjaan cetakan/begisting harus
sesuai perintah dan persetujuan Direksi. Kayu harus keras dan lurus, tidak
melengkung, tidak busuk, dirapihkan dengan halus, ukuran lebar dan
tebal seragam/sama untuk pembuatan begesting.

Pada pekerjaan beton halus/ekspos harus digunakan begesting dengan


plywood teknolit atau pelat baja dan harus bebas dari cacat untuk
mencegah terbentuknya permukaan beton yang cacat. Plywood yang
digunakan tidak boleh melengkung, berkerut dan diproduksi dengan lem
khusus kedap air. Lembaran-lembaran plywood harus memiliki lebar dan
panjang yang seragam.

2.11.3 Pemasangan Begesting dan Perancah


Begesting harus dipasang sedemikian rupa sehingga sambungan pada
permukaan beton sejajar baik secara horisontal dan tegak lurus dan
sambungan antara permukaan harus halus. Semua garis tepi atau sudut
beton yang nampak harus halus atau seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau yang diperintahkan Direksi.

Sebelum pengecoran beton, semua begesting harus kuat, kaku dan secara
keseluruhan harus bersih, bebas dari semua potongan kayu, serbuk
gergajian, gumpalan mortar/adukan yang sudah kering, lapisan debu dan
tidak ada genangan air dalam begesting. Permukaan begisting harus
diminyaki dengan bahan yang disetujui oleh Direksi. Minyak begesting
harus dilaksanakan sebelum tulangan beton ditempatkan.

Begesting yang digunakan lebih dari sekali harus dirawat, diperbaiki,


dibersihkan sebelum digunakan kembali.

Perancah atau penyangga begesting harus dipasang cukup kuat untuk


menyangga beban begesting selama proses penuangan/pengecoran dan
perawatan beton sampai batas waktu pembongkaran diijinkan Direksi.
Perancah digunakan untuk menyokong pekerjaan beton lantai jembatan,
talang, dan bangunan tinggi lainnya.

Sebelum pengecoran dimulai semua cetakan harus sudah sesuai


kelurusan, dimensi dan semua pendukung begisting dan perancah secara
menyeluruh dijamin aman dan kuat.

2.11.4 Pengikat
Pengikat antara permukaan cetakan/begesting harus tetap menempel dan
tahan. Kawat pengikat yang melintas begisting tidak boleh digunakan
kecuali jika diijinkan oleh Direksi. Pengikat harus dipasang sedemikian
rupa
sehingga pada waktu pembongkaran tidak menyebabkan kerusakan
permukaan beton. Lubang-lubang kecil sebagai hasil pembongkaran
cetakan, lubang pengikat/plastic cone harus diisi mortar dan dirapihkan.
2.11.5 Pembongkaran Begesting dan Perancah

43
Begesting tidak boleh dibongkar sampai beton mengeras dan memiliki
kekuatan yang cukup untuk menahan berat beton sendiri dan beban
konstruksi lainnya. Begesting hanya dapat dibongkar setelah mendapat
persetujuan dari Direksi.

Pembongkaran begesting harus dilakukan dengan hati-hati untuk


menghindari kerusakan beton dan semua beton yang rusak harus
diperbaiki seperti yang dinyatakan dalam pasal 2.11.7.

Rekomendasi Waktu Minimum Pembongkaran Begesting

Min. Pembongkaran
Posisi Begesting Beton o
(di atas 10 c)

Begesting tegak/miring untuk beton masif


36 jam
atau lining saluran
Begesting tegak/miring untuk dinding
48 jam
beton bertulang, balok dan kolom
Begesting sisi bawah balok dan lantai
(tanpa beban & masih ada penyangga 7 hari
bawah/perancah)
Penyangga bawah/perancah begesting Selama mungkin tapi
untuk balok dan lantai. tidak kurang dari 14 hari.

Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usulan Penyedia Jasa untuk
membuka begesting belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan
cuaca atau dengan alasan lainnya maka ia boleh memerintahkan Penyedia
Jasa untuk menunda pembukaan begesting dan Penyedia Jasa tidak boleh
menuntut kerugian atas penundaan tersebut.

2.11.6 Permukaan Beton


a.Umum
Penyimpangan terhadap kelurusan, bentuk dan dimensi yang
ditunjukkan pada gambar harus diperbaiki sebagai pekerjaan
finishing. Penyelesaian permukaan beton (finishing) harus dilakukan
oleh tenaga yang trampil dan sedapat mungkin dihadiri oleh Direksi.

b. Tipe Begesting
Tipe begisting yang digunakan dalam spesifikasi ini adalah :
Begesting tipe 1 (F1) adalah untuk pembentukan permukaan beton
yang rata dan tidak memerlukan finishing apapun setelah
pembongkaran cetakan, kecuali perbaikan dari cacat dan pengisian,
tambalan lubang yang ditinggalkan karena pembongkaran begesting.

44
Begesting tipe 2 (F2) diberlakukan bagi cetakan untuk pekerjaan
permukaan beton ekspos/halus, seperti pada pilar, dinding dan
bangunan lainnya sesuai yang diperintahkan oleh Direksi.

Begesting tipe 3 (F3) diberlakukan bagi cetakan untuk pekerjaan


permukaan beton ekspos/halus yang berbentuk lengkung (curved
surfaces) seperti pada mercu bendung, mercu/ambang pengukur,
pipa beton dan bangunan lainnya sesuai yang diperintahkan oleh
Direksi.

2.11.7 Perbaikan Permukaan Beton


Cacat dan kerusakan beton dari berbagai sebab harus diperbaiki dan
diganti oleh Penyedia Jasa dengan beton yang dapat diterima/layak dan
tanpa biaya dari Direksi Pekerjaan. Ketidakteraturan kelurusan dalam
kaitannya dengan penyelesaian permukaan yang tidak akurat, cetakan
membengkak atau cacat lain harus diperbaiki oleh dan atas biaya
Penyedia Jasa. Sebelum pekerjaan diserahterimakan, Penyedia Jasa harus
membersihkan dan meratakan semua permukaan beton untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi.

Penyelesaian permukaan beton (finishing) harus dilakukan dengan oleh


tenaga yang trampil dan sedapat mungkin dihadiri oleh Direksi.

Kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi, perbaikan yang cacat atau
ketidaksempurnaan dalam beton harus diselesaikan dalam 24 jam setelah
pembongkaran begisting.

Bila terdapat gelembung dan permukaan yang menonjol dari batas


dimensi permukaan beton yang ditentukan, maka Penyedia Jasa harus
meratakan permukaan tersebut dengan metoda yang disetujui oleh
Direksi sampai permukaan tersebut mencapai dimensi yang telah
ditentukan.
Dalam memperbaiki beton yang cacat atau rusak pada tempat yang
penting, Penyedia Jasa harus menggunakan epoxy sebagai pengikat atau
bahan lain sesuai perintah Direksi.

Kecuali untuk perbaikan dengan epoxy, seluruh material yang digunakan


untuk perbaikan beton harus sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi dan perintah Direksi.

Semua pengisian tambalan harus mengikat dengan kuat terhadap


permukaan lubang dan harus bebas dari retak dan bagian dalam kosong
akibat penyusutan setelah tambalan kering.

Semua tambalan dan pekerjaan perbaikan harus dipelihara dengan


dibasahi secara terus-menerus selama 7 (tujuh) hari dan tidak langsung
kena sinar matahari selama 3 hari setelah ditambal atau diperbaiki atau
sesuai yang diperintahkan oleh Direksi.

45
Biaya untukk material, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk
perbaikan dan penggantian tersebut diatas sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.

2.12 PEMBESIAN
2.12.1 Umum
Penyedia Jasa harus menyelesaikan dan memasang semua perakitan besi
yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan beton bertulang sesuai
gambar kerja yang telah disetujui.
Pengadaan besi tulangan harus dijadwalkan oleh Penyedia Jasa untuk
penyediaan stok tulangan yang cukup pada saat pemotongan,
pembengkokan dan perakitan besi untuk suatu bangunan sekurang-
kurangnya 60 hari sebelum pekerjaan penuangan/pengecoran beton
dilakukan. Jadwal pengiriman/pengadaan harus didasarkan pada rincian
program pelaksaanaan konstruksi beton yang telah disetujui oleh Direksi.
Perakitan pembesian/penulangan beton dalam spesifikasi ini untuk
pengadaannya harus sesuai perintah direksi dan dilengkapi hasil uji mutu
sesuai standar SNI atau standar lainnya yang disetujui Direksi.
Kecuali tidak disebutkan dalam gambar, berat dan luas penampang dari
tiap besi tulangan adalah sebagai berikut ini.

Luas Luas
Berat Penampang Besi Berat Penampang
Besi Ulir
(kg/m) 2 Polos (kg/m) 2
(cm ) (cm )
D 10 0,560 0,713 ø6 0,222 0,283
D 13 0,995 1,267 ø9 0,499 0,636
D 16 1,56 1,986 ø 12 0,888 1,131
D 19 2,25 2,865 ø 16 1,580 2,011
D 22 3,04 3,871 ø 19 2,230 2,835
D 25 3,98 5,067 ø 22 2,230 2,835

Gambar detail untuk perakitan dan daftar pembesian/bar list harus


disiapkan oleh Penyedia Jasa dan disampaikan kepada Direksi untuk
disetujui.

Untuk tiap-tiap pengiriman besi beton ke tempat pekerjaan, Penyedia Jasa


harus menyerahkan daftar kuantitas dan sertifikat quality control dari
pabrik atau distributor dan setiap 50 ton penggunaan besi beton harus
dilakukan kuat uji tarik dari laboratorium yang disetujui oleh Direksi.
Tulangan yang dipergunakan harus merupakan produksi peleburan baja
yang dikenal, bercap timbul pada batang-batang tulangan. Batang-batang
tulangan yang tidak beridentitas akan ditolak (tidak ada cap timbul).

46
Sambungan tulangan lewatan (over lap) harus sepenuhnya menurut
Standar PBI 1971 NI-2. Tidak ada batang tulangan dengan ujung batang
tanpa dibengkokkan. Setiap titik temu tulangan harus diikat dengan baik
menggunakan kawat pengikat bendrat.

Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di


lapangan, jika dibutuhkan oleh Direksi. Tulangan pada waktu pengecoran
harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik dan karat. Batang-batang
yang telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan
lagi untuk dipakai tanpa persetujuan Direksi.

2.12.2 Pemasangan

Pemasangan tulangan/besi beton harus sesuai gambar atau perintah


Direksi. Jarak bersih antar tulangan atau antara tulangan dan permukaan
beton dan detail pembengkokan, penyambungan dan angker harus
dipasang seperti yang ditunjukkan dalam gambar yang telah disetujui dan
atau sesuai perintah Direksi.

Sebelum pemasangan besi dikerjakan, permukaan besi tulangan dan


seluruh penyokong tulangan harus bersih dari karat, kotoran,
minyak/pelumas, atau material lain yang tidak layak.

Bahan pendukung untuk dudukan, penggantung atau pembuat spasi


susunan tulangan digunakan/diperlukan untuk mempertahankan jarak
antara tulangan dengan permukaan begisting atau dasar/pondasi.
Penggunaan alat-alat bantu tersebut harus mendapat persetujuan Direksi.
Bahan pendukung yang terbuat dari beton harus memiliki mutu yang
sama dengan beton yang akan dituang/dicor. Demikian juga untuk bahan
pendukung yang terbuat dari besi/logam, harus memiliki mutu yang sama
dengan besi tulangan.

Posisi sambungan memanjang atau sambungan pada pembesian harus


dilakukan pada posisi yang sesuai dengan gambar kerja.

Pengelasan untuk sambungan atau menyambung besi/tulangan harus


dilakukan dengan persetujuan Direksi dan harus sesuai dengan ASTM
A185. Tidak ada pembayaran terpisah yang harus dibuat untuk
pengelasan.

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk ketelitian memotong,


pembengkokan dan penempatan pembesian. Pembesian harus diperiksa
ukuran, bentuk, panjang, penempatan sambungan, posisi dan jumlah
tulangan setelah dipasang untuk memastikan telah sesuai dengan yang
diinginkan.

2.12.3 Selimut Beton


Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan besi beton harus
dipasang sedemikian rupa, sehingga terdapat selimut/penutup minimum
sampai permukaan penyelesaian beton seperti yang yang ditunjukkan
pada tabel berikut :
47
Selimut Minimum
Kelas Beton Jenis Pekerjaan
(mm)
K 225 Bangunan Struktur 40
Pelat Beton, Pracetak Pipa
K 225 25
Beton
K 175 Beton bertulang umumnya 40

2.13 BLOCK OUT

Block out harus dibuat sesuai gambar kerja atau seperti perintah Direksi. Block
out adalah tempat untuk pemasangan dan penyambungan metal/guide frame
pintu yang ditanam di beton. Sebelum block out diisi dengan beton, permukaan
beton lama harus dikasari dan dibersihkan.

Penyedia Jasa harus mengisi block out dengan beton sedemikian rupa sehingga
menjamin ikatan/kontak antara beton lama dan baru, termasuk dengan
logam/metal dan menghindari terjadinya pergeseran logam/metal saat pengisian.

Tidak ada pembayaran terpisah untuk pembersihan dan pengkasaran permukaan


blok-out, dimana biaya sudah termasuk di harga satuan pekerjaan beton dalam
daftar volume pekerjaan/BOQ.

2.14 SAMBUNGAN BETON


2.14.1 Umum
Sambungan beton harus ditempatkan seperti yang ditunjukkan pada
gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi. Sambungan harus
dibuat dengan begisting pada satu sisi permukaan. Sambungan harus
bersih sebelum pengecoran bagian lainnya.

2.14.2 Sambungan Konstruksi


Sambungan konstruksi merupakan sambungan dimana permukaan beton
yang sudah keras dan kaku akan dilekatkan/ditempatkan dengan beton
baru.

Beberapa sambungan konstruksi yang ditunjukkan dalam gambar


merupakan sambungan konstruksi wajib dimana posisi sambungan tidak
dapat diubah dan tidak diperkenankan melakukan penuangan/penempatan
beton pada sambungan tersebut sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari untuk
ketebalan beton di bawah 90 cm dan 7 (tujuh) hari untuk ketebalan di atas
90 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi.

Sambungan konstruksi lain merupakan posisi sambungan tidak wajib,


dimana dengan persetujuan Direksi, Penyedia Jasa dapat mengubah
posisi sambungan konstruksi dan tahapan penempatan/penuangan beton
dari yang ditunjukkan dalam gambar.

48
Penyedia Jasa harus membuat gambar yang menunjukkan posisi
sambungan konstruksi termasuk tahapan penuangan/penempatan beton.
Keperluan penulangan harus dirincikan dalam gambar tersebut. Bila
disetujui, seluruh keperluan untuk pekerjaan tersebut harus diadakan oleh
Penyedia Jasa dengan tidak ada biaya tambahan yang dibebankan kepada
Pemilik Pekerjaan.

Penjelasan rinci dan kedudukan tempat-tempat sambungan-sambungan


konstruksi beton harus diberitahukan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan sebelum pelaksanaan penuangan/pengecoran.

Sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari


penyusutan dan suhu sangat kecil. Sambungan harus rapat air dan harus
dibentuk dalam garis-garis lurus vertikal dan atau horizontal dan
ditempatkan pada tempat dimana gaya lintang/geser yang terkecil.
Sebelum beton yang baru dicor disamping beton yang sudah mengeras,
beton lama harus disemprot dengan air bertekanan tinggi sampai
permukaan beton menjadi kasar dimana semen lapuk, pasir/agregat
terlepas dari permukaan kemudian dicuci sampai bersih bebas dari
material lepas.

Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali


penuangan/pengecoran harus tidak lebih dari 1 m dan ukuran mendatar
harus tidak lebih dari 7 meter, meskipun tanpa adanya persetujuan lebih
dahulu dari Direksi.

Penyedia Jasa harus mengusahakan kekuatan beton lama dan beton baru
semaksimal mungkin monolit, dengan penambahan bahan additive kimia
yang sesuai.

Biaya untuk pekerjaan sambungan konstruksi sudah tercakup di dalam


harga satuan per m3 dalam penawaran BOQ untuk pekerjaan beton.

2.14.3 Sambungan Kontraksi


Sambungan kontraksi harus diletakkan dan dibangun sesuai dengan yang
ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi. Sambungan
dibuat dengan membentuk beton pada satu sisi sambungan yang
dilengkapi dengan water stop tipe kontraksi dan dowel bar (panjang : 1
m), kemudian permukaan beton tersebut harus dibersihkan dan
dicompound dengan campuran obat untuk mengikat beton baru,
selanjutnya dilaksanakan pengecoran beton pada bagian sisi sambungan
lainnya.

2.14.4 Sambungan Ekspansi


Sambungan ekspansi harus dilengkapi sebagai alur pemisah beton dengan
bagian beton yang lain seperti ditunjukkan pada gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi. Sambungan tersebut harus diisi dengan
pengisi sambungan elastis (elastic joint filler) seperti yang diuraikan
dalam Bagian 2.16 atau material elastis lainnya yang disetujui oleh
Direksi.
49
2.15 WATER STOP
2.15.1 Umum
Water stop harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan dipasang pada posisi
seperti ditunjukkan pada gambar kerja atau seperti yang diperintahkan
oleh Direksi.

Semua penggunaan water stop harus sesuai persetujuan Direksi.


Sedikitnya (60enam puluh) hari sebelum dipasang Penyedia Jasa harus
menyerahkan usulan water stop kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan yang meliputi data-data teknis water stop yang diusulkan.
Data-data tersebut antara lain : gambar, hasil pengujian, karakteristik
bahan, detail cara penyambungan, bahan dan peralatan yang diperlukan.
Bila diminta oleh Direksi untuk bahan evaluasi, Penyedia Jasa harus
mengirimkan seluruh tipe atau ukuran water stop yang akan digunakan
berupa contoh dan data water stop dari dua atau lebih produsen/pabrik
yang berbeda.

Apabila tidak diminta lain, water stop terbuat dari karet seperti yang
tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam BOQ. Water stop di atas
harus dicetak sampai kepanjangan yang memungkinkan dan lengkap
dengan bagian yang membentuk sudut dan persilangan dan harus dibuat
untuk keperluan bangunan-bangunan di bawah air secara menerus atau
seperti yang tercantum di dalam gambar. Usulan dari Penyedia Jasa untuk
menyambung water stop di lapangan harus disetujui oleh Direksi lebih
dahulu dan semua sambungan harus rapat.

Water stop yang sering dipakai adalah tipe center bulb dan plain web
dengan lebar seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

Ukuran minimum dan bentuk dari penahan air harus seperti daftar
tersebut di bawah ini.

Diameter Diameter
Diameter
Lebar Tebal Lingkaran Lubang
Lingkaran
(mm) (mm) Tengah Tengah
Ujung (mm)
(mm) (mm)
240 9,5 25 38 19

Pada bagian ujung karet penahan air harus mempunyai potongan


lingkaran. Karet penahan air harus selalu dijaga pada kedudukan seperti
tercantum pada gambar dan harus dilindungi dari kerusakan akibat kena
panas selama pemasangannya. Papan acuan pada kedua ujungnya harus
dibentuk sedemikian rupa hingga menggambarkan potongan dari penahan
airnya. Pada pengecoran betonnya harus dirapatkan dengan hati-hati dan
seksama sehingga tidak ada lubang-lubang yang terjadi.

Water stop harus dipasang kuat dengan posisi khusus pada sambungan
beton, tidak berubah atau bergerak saat pengecoran beton.

50
Penyedia Jasa harus menyediakan penyokong dan proteksi selama
pemasangan dan pengecoran beton agar water stop terhindar dari
kerusakan, tekukan atau pelipatan.

Karet untuk penahan air harus memenuhi persyaratan-persyaratan di


bawah ini bila bahannya dicoba menurut percobaan yang dinyatakan pada
BS 903.
2
Kuat tarik minimum : 2 kg/mm
Pertambahan panjang sebelum putus minimum : 500%
Kekerasan : 60-65
Kepadatan max methode deflection secara tetap : 20% dari refleksi asli

Penyerapan air max setelah 2 hari pada 20 C : 5%

Sesudah percepatan pemuaian (selama 48 jam pada 70 C dalam zat asam
dalam tekanan 0,20 kg/mm2)
- Kuat tarik minimum : 80% dari nilai asli
- Pertambahan panjang sebelum putus : 80% dari
nilai asli

2.15.2 Sambungan Water Stop


Jumlah sambungan water stop harus dibuat seminimal mungkin dan
semua sambungan dan tekukan harus sesuai yang ditunjukkan pada
gambar atau sebagai yang disetujui oleh Direksi.

Jumlah sambungan bidang lurus/langsung harus dibatasi sekecil mungkin


dan semua sambungan tee, cross dan elbow harus buatan pabrik dan telah
dipersiapkan. Peralatan yang digunakan untuk membuat sambungan
water stop harus disediakan oleh Penyedia Jasa sesuai perintah Direksi.

Semua sambungan harus dibuat dengan dilengkapi oleh alat pengontrol


suhu yang ditentukan oleh pabrik dan dalam upaya untuk meyakinkan
bahwa :

(a). Material tidak rusak oleh panas atau terbakar atau oleh sebab lain;
(b). Sambungan harus mempunyai kekuatan tarik tidak kurang dari 80%
dari kekuatan material yang diisyaratkan;
(c). Sambungan harus kedap air; dan
(d). Bingkai dan pentolan (bulb) water stop, bila dipakai, harus cocok
dan menerus.

2.15.3 Penyimpanan dan Pemasangan


Semua water stop harus disimpan ditempat yang sesuai dan sama sekali
tidak boleh water stop disimpan ditempat terbuka yang langsung kena

51
sinar matahari. Sirkulasi udara di dalam gudang penyimpanan harus
cukup bebas.

Water stop harus cukup kaku dan diikat kuat dengan kawat pada bagian
tulangan beton dan selama pelaksanaan pengecoran harus dilindungi dari
kerusakan, tekukan atau pembengkokan.

2.16 PENGISI SAMBUNGAN (JOINT FILLER)

Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang pengisi sambungan pada


semua sambungan. Apabila tidak ditentukan lain, sambungan harus dari fibre
board yang kenyal dan tahan lama atau berupa bitumen seperti “expandite
flexcell” atau bahan sejenis yang disetujui.

Pengisi sambungan harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan
harus disimpan dan dipasang menurut instruksi dari pabrik. Bahan pengisi
sambungan dan ketebalan yang ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan di
dalam BOQ harus mengisi seluruh ruangan antara muka beton,dan sambungan
kecuali yang terisi dengan penahan air dan penutup sambungan. Lembaran-
lembaran pengisi sambungan dipasang rapat sehingga menutupi sisi-sisinya
untuk mencegah keluarnya semen. Penyedia Jasa harus menyediakan sertifikat
uji dari pabrik untuk setiap jenis pengisi sambungan dan macam pengujian itu
harus dikerjakan sesuai dengan metode pengujian standar.

2.17 PASAK BESI (DOWEL BAR)


Pemasangan pasak besi/dowel bar seperti ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
perintah Direksi, dibuat pada sambungan kontraksi atau sambungan ekspansi
sebagai pasak/dowel penyambung tulangan beton, dimana pasak pada bagian
beton yang satu terjepit/angker dan beton yang lainnya bebas.

Dowel bar dipasang pada sambungan kontraksi/ekspansi dengan jarak sesuai


yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi. Bahan
untuk dowel bar berupa tulangan ulir ukuran diameter 19 mm panjang 1 m dan
dibungkus dengan pipa PVC diameter 1 inch panjang 0,5 m yang diisi dengan
minyak gemuk/grease.

2.18 PENUTUP SAMBUNGAN (JOINT SEALANT)

Penyedia Jasa harus membuat alur-alur air pada sambungan gerak dan
sambungan kontraksi pada permukaan dari pekerjaan betonnya kecuali bagian
bawah dari pekerjaan beton yang ada penyangganya. Alur tersebut harus dibuat
lurus dan berukuran sesuai yang ditunjukkan pada gambar. Penyedia Jasa harus
menyiapkan permukaan dari alur dan menyiapkan bahan penutup sambungan
kemudian mengisi alur tersebut. Penutup sambungan harus dari bahan semacam
bitumen, kecuali ditentukan lain. Bahan-bahan di atas harus didapatkan dari
pabrik yang telah disetujui oleh Direksi dan digunakan sesuai petunjuk dari
pabrik. Pemasangan penutup sambungan tidak boleh dimulai sebelum mendapat
persetujuan dari Direksi.
52
Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan sertifikat uji dari setiap bahan-bahan
dimaksud yang dikirim ke lapangan pekerjaan dan bila diminta oleh Direksi,
Penyedia Jasa harus melakukan pengujian bahan-bahan di atas sesuai dengan
prosedur pengujian bahan tersebut.

Bahan bitumen untuk penutup sambungan horisontal harus “expandite plastic”


atau bahan sejenis yang disetujui atau bahan bitumen untuk menutup sambungan
yang miring dan tegak lurus harus “expandite plastic joint” atau bahan sejenis
yang disetujui dan harus memenuhi standar spesifikasi BS 2499, 1973 type A 1
tidak meluncur pada sambungan vertikal dengan lebar 40 mm dan kedalaman 25
mm pada suhu 80C.

2.19 SAMBUNGAN DENGAN COAT BITUMEN

Bila pada gambar menunjukkan lapis bitumen terletak antara dua permukaan
beton, Penyedia Jasa harus membersihkan dan mengeringkan permukaan-
permukaan tersebut sebelum pengecatan bitumen dilaksanakan dan pengecatan
dengan bitumen dilaksanakan dalam dua lapisan. Jenis bitumen berupa campuran
1 aspal : 3 pasir atau lainnya yang mendapat persetujuan dari Direksi.

2.20 BETON PRA CETAK

Sebelum memesan atau mendatangkan beton pracetak ke lokasi pekerjaan,


Penyedia Jasa harus menyerahkan sertifikat spesifikasinya untuk dimintakan
persetujuan kepada Direksi, sesuai dengan spesifikasi yang berlaku dan
dipergunakan. Jika tidak ditentukan lain, semua pekerjaan pipa beton pra cetak
tersebut dibuat dari beton mutu K 175.

Masing-masing pencetakan pipa beton harus diberi tanda tanggal pembuatan dan
pipa beton yang telah selesai dicetak tidak boleh dipindahkan sebelum umur 28
hari dan/atau sesuai perintah Direksi.

Jika diperlukan, masing-masing beton pracetak dilengkapi dengan alat


pengangkat dan lubang penempatan yang disetujui oleh Direksi, juga harus
dihindari kelebihan tekanan saat handling/pemindahan. Bagian cetakan bisa
diangkat dari betonnya setelah mencapai kekuatan tidak kurang dari 50% dari
kekuatan minimal yang ditetapkan pada umur beton 28 hari.

2.21 PEMBETONAN DI PERMUKAAN TEMBUS AIR (PERMEABLE)

Penyedia Jasa tidak boleh menempatkan beton di atas permukaan tembus air
(permeable) tanpa menutupi permukaan tersebut terlebih dahulu dengan lapisan
kedap air atau bahan kedap air lainnya yang disetujui oleh Direksi.

2.22 PEMBETONAN DALAM CUACA YANG TIDAK MENGUNTUNGKAN

53
Penyedia Jasa tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras tanpa
perlindungan. Penyedia Jasa harus menyiapkan alat pelindung beton terhadap
hujan dan terik matahari sebelum pengecoran.

Apabila suhu udara melebihi 35C Penyedia Jasa tidak boleh mengecor tanpa
persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk
menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan penuangan kurang dari
35C misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton dan begisting agar terlindung
dari matahari atau menyemprot air pada bahan batuan dan begisting.

2.23 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

2.23.1 Beton
Pengukuran, untuk pembayaran, dari tiap kelas beton akan dilakukan
sesuai volume aktual beton terpasang di dalam bentuk yang disetujui dan
ukuran seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

Kecuali jika ditentukan lain dalam spesifikasi ini, pembayaran untuk


masing-masing kelas beton diberbagai bagian pekerjaan dilakukan sesuai
3
harga satuan per m beton dalam daftar volume pekerjaan/BOQ dan harga
satuan tersebut sudah harus meliputi ongkos semua tenaga kerja, material
dan peralatan yang diperlukan termasuk perawatan, penyiraman dan
pembersihan; transportasi, penyimpanan dan pencampuran agregat
penyimpanan, pemecahan, penyaringan, pengangkutan, perlindungan dan
perbaikan beton, perawatan sambungan konstruksi; pengujian material dan
beton, kecuali pekerjaan begisting dan penyelesaiannya, merakit
pembesian dan water stop untuk pembayaran terpisah harus dibuat seperti
diatur dalam spesifikasi ini.

Pembayaran tidak akan dibuat untuk beton yang ditempatkan di luar batas
yang ditunjukkan dalam gambar. Tidak ada pembayaran yang akan dibuat
untuk beton yang dibuang atau cacat. Segala beton yang dibuat dan
digunakan Penyedia Jasa untuk keperluannya atau atas prakarsanya
sendiri, akan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa sendiri.

Tidak ada pembayaran dan pengukuran terpisah yang akan dibuat untuk
penggunaan bahan tambahan additive. Semua biaya untuk penggunaan
additif sudah tercakup di harga satuan penawaran beton dalam daftar
volume pekerjaan/BOQ.

2.23.2 Pembesian
Pengukuran untuk pembayaran pengadaan besi, memotong,
pembengkokan dan pemasangan besi akan dibuat berdasarkan berat besi
yang terpasang pada beton untuk pekerjaan bangunan permanen, sesuai
gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.

Pembayaran untuk melengkapi, memotong, pembengkokan dan


pemasangan tulangan/pembesian akan dilakukan sesuai harga satuan tiap
metrik ton/kilogram pada daftar volume pekerjaan/BOQ, harga satuan
sudah termasuk ongkos semua tenaga kerja, material dan peralatan yang
54
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang diuraikan dibagian ini.
Harga satuan itu juga meliputi biaya pengadaan besi tulangan,
pengiriman/pengangkutan, pengadaan kawat pengikat, pemasangan besi,
pembersihan dan pekerjaan pendukung lainnya.

2.23.3 Begesting dan Perapihan


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan begesting beton dibuat
berdasarkan luas terpasang di dalam m2 dari permukaan beton yang
dibentuk seperti yang ditunjukkan pada gambar atau yang diperintahkan
oleh Direksi. Pengukuran mencakup permukaan miring yang lebih curam
dari kemiringan vertikal (1) : horizontal (2), permukaan yang terbentuk
untuk sambungan kontruksi dan sambungan kontraksi seperti yang
ditunjukkan pada gambar atau perintah dari Direksi dan permukaan yang
terbentuk untuk block out yang memiliki luas potongan melintang lebih
besar dari 0,1 m2.

Permukaan yang tidak diukur dalam pembayaran pekerjaan begisting


adalah seperti:
(a). Permukaan yang kemiringannya tidak lebih curam darikemiringan
vertikal (1) : horizontal (2)
(b). Permukaan material, struktur dan pemasangan yang diperlukan
untuk menahan sisa di tempat setelah beton dituang dan sampai
mengeras.
(c). Permukaan sambungan beton yang dibentuk tidak ditunjukkan pada
gambar.
(d). Begisting yang digunakan untuk mengisi kelebihan galian.
(e). Alur dan chambers pada sambungan dan di tempat lain.
(f). Block out dengan luas potongan melintang tidak lebih besar dari 0,1
2
m
(g). Permukaan yang lain seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2
Pembayaran untuk begisting dilakukan sesuai harga satuan per m dalam
daftar volume pekerjaan/BOQ untuk pekerjaan begisting, dimana harga
satuan sudah meliputi semua ongkos, tenaga kerja, material dan
peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan cetakan
mencakup pembuatan, penempatan, pekerjaan perancah, memindahkan,
pembersihan, perbaikan dan pekerjaan lain yang terkait.

2.23.4 Perancah Begesting


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan perancah begesting beton
dibuat berdasarkan ruang penyangga begesting yang terpasang di dalam
m3 dari permukaan beton yang dibentuk seperti yang ditunjukkan pada
gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.

2.23.5 Block Out


55
Pengukuran untuk pembayaran beton pengisi block out akan dibuat sesuai
dimensi yang ditunjukkan pada gambar atau seperti yang diperintahkan
oleh Direksi dan sesuai ketentuan Pasal 2.13.
3
Pembayaran untuk block out beton dibuat sesuai harga satuan per m
dalam daftar volume pekerjaan/BOQ untuk pekerjaan beton, dimana
harga satuan sudah meliputi semua ongkos, tenaga kerja, material dan
peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan block out
mencakup pengkasaran permukaan beton, pembersihan, penempatan
beton, pemeliharaan/ pembasahan beton dan pekerjaan lain yang terkait.

2.23.6 Pemasangan Sambungan Kontraksi dan Ekspansi


Tidak ada pembayaran tersendiri yang dibuat untuk pekerjaan sambungan
beton, kecuali untuk pengisi sambungan (joint filler) atau sealant, water
stop, yang disetujui oleh Direksi seperti ditetapkan dalam spesifikasi ini.

Semua biaya-biaya untuk persiapan dan sambungan konstruksi pada


beton sudah tercakup di harga satuan dalam daftar volume
pekerjaan/BOQ, harga satuan sudah meliputi semua biaya untuk tenaga
kerja, material, peralatan, dan biaya-biaya lain yang diperlukan untuk
pekerjaan tersebut.

Ukuran dan pembayaran untuk sambungan pengisi dan water stop akan
dibuat sesuai ketentuan pasal 2.14. dan 2.15.

2.23.7 Water Stop (Penahan Air)

Pengukuran untuk pembayaran, pengadaan dan pemasangan water stop


akan dibuat dalam satuan meter panjang water stop yang terpasang
dengan tidak ada kelebihan yang dibuat bagi sambungan dan persilangan.

Water stop yang terpasang di lokasi selain yang ditunjukkan pada gambar
atau tidak seperti yang diperintahkan oleh Direksi tidak akan diukur
untuk pembayarannya.

Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan water stop akan dilakukan


dalam harga satuan per meter panjang seperti tercantum pada daftar
volume pekerjaan/BOQ, harga satuan tersebut sudah meliputi ongkos
tenaga kerja, pengadaan material, pengiriman, penyimpanan,
pemasangan, peralatan dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk
pekerjaan tersebut.

2.23.8 Beton Pracetak


Pengukuran dan pembayaran beton pracetak yang dibuat berdasarkan
ukuran aktual yang terpasang di lapangan sesuai perintah Direksi,
sebagaimana ketentuan pasal 2.20., pembayaran untuk beton pracetak
dilakukan dengan harga satuan per m3 sesuai yang ditunjukkan dalam
daftar volume pekerjaan BOQ. Harga satuan sudah meliputi semua biaya

56
untuk tenaga kerja, material, peralatan dan tempat untuk produksi beton
pra cetak, pengangkutan dan pemasangan.

2.23.9 Pekerjaan Perapihan


Tidak ada pembayaran tersendiri dari semua macam pekerjaan
perapihan/finishing. Pekerjaan perapihan sudah meliputi harga satuan
untuk semua jenis pekerjaan beton di dalam BOQ.

2.23.10 Pengisi Sambungan (Joint Filler)


Pengukuran untuk pembayaran pengisi sambungan dilakukan
berdasarkan luasan pengisi sambungan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.

Pembayaran untuk sambungan pengisi akan dilakukan dalam harga


2
satuan per m seperti pada daftar volume pekerjaan/BOQ. Harga satuan
sudah meliputi semua biaya tenaga kerja, material, peralatan dan
pekerjaan lain yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

2.23.11 Penutup Sambungan (Joint Sealant)


Pengukuran untuk pembayaran penutup sambungan dilakukan
berdasarkan satuan meter panjang penutup sambungan yang terpasang
seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi.

Pembayaran untuk penutup sambungan akan dilakukan dalam harga


satuan per meter seperti pada daftar volume pekerjaan/BOQ. Harga
satuan sudah meliputi semua biaya tenaga kerja, material, peralatan dan
pekerjaan lain yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

2.23.12 Pasak Besi (Dowel Bar)


Pengukuran untuk pembayaran, pekerjaan pasak besi (dowel bar) dibuat
berdasarkan satuan buah pasak besi yang dipasang atau seperti
ditunjukkan pada gambar dan atau sesuai yang diperintahkan oleh
Direksi.

Pembayaran untuk sambungan pengisi akan dilakukan dalam harga


satuan buah seperti pada daftar volume pekerjaan/BOQ. Harga satuan
sudah meliputi semua biaya tenaga kerja, pengadaan besi ulir D 19 – 1 m,
pipa PVC  1” – 0,5 m, gemuk/grease pengisi pipa, pemasangan pasak,
material lain, peralatan dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk
pekerjaan tersebut.

2.23.13 Coat Bitumen


Pengukuran untuk pembayaran, pekerjaan coat bitumen dibuat
berdasarkan satuan meter panjang yang dipasang atau seperti ditunjukkan
pada gambar dan/atau sesuai yang diperintahkan oleh Direksi.

57
Pembayaran untuk coat bitumen akan dilakukan dalam harga satuan
meter seperti pada daftar volume pekerjaan/BOQ. Harga satuan sudah
meliputi semua biaya tenaga kerja, material, peralatan dan pekerjaan lain
yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

2.23.14 Perletakan Jembatan (Bearing Pad)


Pengukuran untuk pembayaran, pekerjaan perletakan jembatan dibuat
berdasarkan satuan meter persegi yang dipasang atau seperti ditunjukkan
pada gambar dan/atau sesuai yang diperintahkan oleh Direksi.

Pembayaran untuk perletakan jembatan akan dilakukan dalam harga


satuan meter persegi seperti pada daftar volume pekerjaan/BOQ. Harga
satuan sudah meliputi semua biaya tenaga kerja, material, peralatan dan
pekerjaan lain yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

2.23.15 Pengujian Beton


Tidak ada pembayaran terpisah untuk contoh material yang akan diuji.
Biaya untuk operasi dan pemeliharaan laboratorium untuk semua uji coba
beton dan material beton sudah termasuk di harga satuan lump sum untuk
pekerjaan persiapan dalam daftar volume pekerjaan/BOQ.

58
3. PEKERJAAN PASANGAN BATU

3.1 UMUM
Pekerjaan pasangan batu merupakan bagian dari pekerjaan yang harus dilakukan sesuai
ketentuan yang ditetapkan di Spesifikasi Teknis. Bagian pekerjaan ini meliputi pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut :

• Pekerjaan pasangan batu


• Batu kosong.
• Bronjong
Batu yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan seperti ditetapkan di spesifikasi ini harus
bersih alami, keras dan tahan seperti yang disetujui oleh Direksi dan harus bebas dari
kotoran, patahan, tanah liat, gumpalan, noda pasir dan cacat lainnya yang tidak sempurna.
Semua material untuk pekerjaan pasangan batu dan pekerjaan batu lainnya harus sesuai
dengan perintah Direksi. Metoda kerja dibuat detail untuk masing-masing pekerjaan
harus disampaikan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sebelum memulai pekerjaan.
Pekerjaan Pasangan batu meliputi Pasangan batu dengan mortar jenis PC-PP (Mortar
tipe N=5,2 MPa, setara campuran 1 PC:4 PP) (Manual) sesuai dengan AHSP SDA 2016
P.01.c.1
Untuk material Pasir Pasangan diambil dari Quarry yang ditetapkan oleh Direksi setelah
melakukan pengujian laboratorium (Kadar Lumpur ) dan selama pelaksanaan pekerjaan
penyedia jasa wajib menggunakan material tersebut dan tidak diperbolehkan mengambil
dari Quarry lainya selain dari yang telah disetujui dan lolos uji lab.

3.2 PEKERJAAN PASANGAN BATU


3.2.1 Material

(1) Batu
Pekerjaan pasangan batu harus dilaksanakan dengan menggunakan batu
sungai atau batu dari quarry seperti yang disetujui oleh Direksi dan harus
bebas dari kotoran dan cacat lainnya. Batu yang digunakan untuk pekerjaan
pasangan batu harus mempunyai ukuran yang acak, permukaan batu kasar,
bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang
diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian
yang tipis atau lemah. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat
ditempatkan saling mengunci dan tidak ada rongga di antara batu bila dipasang
bersama-sama. Masing-masing batu harus mempunyai diameter seragam
antara 15 – 25 cm, tetapi batu yang lebih kecil kemungkinan dapat digunakan
sesuai perintah Direksi. Ukuran maksimum pekerjaan pasangan batu akan
diatur dan disesuaikan kebutuhan tebal bangunan, batuan tidak boleh
mempunyai ukuran lebih besar dari dua pertiga ketebalan pekerjaan pasangan
batu atau garis tengah batu maksimum 25 cm. Batu untuk pasangan yang
disimpan di lapangan harus dijaga kebersihannya dan harus dibasahi sebelum
dipasang.

Batu harus bersih dari campuran zat besi, noda-noda lobang pasir, cacat atau
ketidaksempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber material
yang disetujui oleh Direksi.

59
(2) Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini harus semen Portland dari
perusahaan yang disetujui oleh Direksi dan secara umum memenuhi Standar
Nasional Indonesia NI-8 dan pasal 3.2. NI-2 PBI 71 atau ASTM C150 atau
standar lain yang diakui oleh Pemerintah Indonesia. Tipe semen yang lain
dapat digunakan untuk keperluan khusus jika diperintahkan oleh Direksi.

60
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan
atau dari pabrik yang dapat diusulkan Direksi untuk diuji. Semen lain yang
menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan
Penyedia Jasa harus memindahkan ke luar daerah pekerjaan.

(3) Bata
Semua bata harus baru dan bermutu paling baik dari sejenisnya dan harus
mengikuti ketentuan Standar Nasional Indonesia NI-10. Bata-bata itu harus
keras, utuh dan dibakar dengan baik, sama ukurannya, kuat, lurus dan tajam
sudut-sudutnya.

Contoh dari bata harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat


persetujuan. Tiap-tiap kiriman yang dikirim ke tempat kerja, harus sama
mutunya dengan contoh yang disetujui dan dipegang oleh Direksi. Bata-bata
yang diantar ke tempat kerja harus dibongkar dari kendaraan dengan tangan
dan dijaga supaya bata-bata tersebut tidak sampai patah.

(4) Pasir
Kualitas pasir yang dipakai untuk pasangan batu harus sama dengan yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu :
a. berat jenis antara 2,50 – 2,65
b. modulus kehalusan 2,30 – 3,20
c. kadar lumpur lebih kecil dari 5%

Ukuran Pasir Persen Lolos Saringan

Saringan No. 8 (2,38 mm) 100%

Saringan No. 100 (0,15 mm) 15% maksimum

Dengan batasan di atas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan
kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar yang baik.
Penggunaan pasir laut tidak dianjurkan langsung digunakan kecuali melalui
proses pencuciaan untuk melarutkan kadar garam yang terkadung dalam
pasir tersebut.

(5) Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat dan membuat mortar/adukan
harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9 Standar
Nasional Indonesia (NI-3 PUBI) serta pada waktu pemakaian, air harus
terhindar dari bahan-bahan yang bisa mengotori air atau air bebas dari
lumpur.

3.2.2 Mortar
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar untuk masing-masing pekerjaan.

61
Untuk menghasilkan campuran yang betul-betul merata, maka campuran bahan
mortar harus dicampur menggunakan molen/mesin pencampur. Kapasitas
minimum molen untuk pembuatan mortar adalah bahwa dalam satu kali
pencampuran bisa menampung 1 (satu) zak semen ditambah bahan lain (pasir dan
air) sesuai perbandingan. Dalam satu kali pembuatan adukan/mortar, Penyedia
Jasa tidak diijinkan menggunakan bahan semen kurang dari 1 (satu) zak semen 40
kg.

Pengadukan mortar dalam mesin pencampur paling tidak dilakukan selama 2


menit. Mortar harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan mortar
yang tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali mortar
terrsebut tidak diperkenankan. Tempat penampungan mortar hasil pengadukan
harus terbuat dari kotak kayu atau seng atau bahan lain yang tidak mempengaruhi
kualitas mortar selama dalam penampungan.

Pengisian mortar pada pekerjaan pasangan batu, masing-masing batu harus


dibasahi secara merata sebelum dipergunakan dan harus diletakkan sesuai dengan
perintah Direksi. Masing-masing batu harus bertumpu di mortar dan semua
sambungan diisi dengan mortar, tidak diijinkan ada sambungan lebar lebih dari
5cm, tidak ada batu yang langsung saling bersentuhan satu sama lain dan yang
berongga kosong di antara batu.

3.2.3 Pasangan Batu Muka


Pasangan batu pada permukaan yang terlihat (exposed) tersusun atas batu-batu
yang mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran minimal 15 cm,
kecuali ada permintaan lain dari Direksi. Permukaan batu muka harus rata setelah
dipasang. Pasangan batu muka harus bersatu dengan batu-batu belah yang
dipasang di bagian dalam dan paling sedikit ada batu pengikat (pengunci) untuk
tiap-tiap meter persegi. Pemasangan batu muka harus dikerjakan secara bersama-
sama dengan pasangan batu bagian dalam agar supaya pengikat dapat dipasang
dengan sebaik-baiknya. Batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati
sehingga tebal adukan/mortar tidak kurang dari rata-rata 1 cm.

3.2.4 Plesteran
Plesteran diperlukan untuk membuat permukaan pasangan batu ekspos dan rata,
campuran untuk plesteran dibuat dari portland semen dengan pasir sesuai yang
tercantum dalam volume pekerjaan dan atau harus sesuai perintah Direksi.
Sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, permukaan pasangan batu harus basah
dan bersih.
Pekerjaan plesteran menggunakan campuran mortar jenis PC-PP (campuran 1
PC:3 PP) dengan ketebalan 1,5 cm sesuai dengan AHSP SDA 2016 P.04.e

Pekerjaan plesteran harus dibuat dalam dua lapis termasuk pengacian/finishing,


secara keseluruhan dengan ketebalan 1,5 cm. Kecuali jika diperintahkan lain oleh
Direksi, permukaan pasangan batu yang harus diplester adalah pada dinding
bagian atas, bagian dinding dan serta bagian lantai sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar dan perintah Direksi.

3.2.5 Lubang Pembuang/Weep Hole


Tembok penahan, talud miring dan tembok kepala harus dilengkapi dengan pipa
peresapan yang berfungsi untuk mengeluarkan air tanah. Pipa peresapan harus
dibuat dari pipa PVC tipe D sepanjang tebal pasangan batu ditambah 5 cm dengan
diameter sekitar 50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 permukaan

62
atau sesuai dengan pengarahan Direksi. Setiap ujung pemasukan pipa PVC harus
dilengkapi dengan saringan. Saringan terbuat dari lapisan ijuk yang membungkus
lubang pipa, dan dikelilingi kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup
dengan ijuk.

3.2.6 Sambungan Gerak Sederhana


Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar, perlu diadakan sambungan
gerak sederhana pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk
menahan air. Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana
terdapat suatu penyambungan antara bangunan lama dan bangunan baru dimana
bangunan lama akan mempunyai nilai penurunan (settlement) yang berbeda.

Sambungan gerak sederhana dapat dibentuk dengan memasang susunan batuan


yang terdiri dari batuan bergradasi (saringan kerikil atau filter) dibelakang
pasangan batu pada bagian sambungan setinggi sambungan tadi. Saringan ini
harus terdiri dari batu dan kerikil terpilih dengan baik. Untuk menahan longsornya
saringan ini harus diberi lapisan penutup ijuk setebal 3 cm atau geotextile
membrane yang diijinkan.

3.2.7 Contoh Pekerjaan


Pada permulaan pekerjaan pasangan batu, Penyedia Jasa harus membuat tembok
contoh dengan mutu dan bentuk yang disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan
berikutnya harus sama dengan atau lebih baik dari contoh yang telah disetujui.

3.2.8 Perlindungan dan Perawatan


Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan
dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai, Penyedia Jasa harus
memenuhi persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.

63
Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau pada hujan
yang cukup lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah
dipasang dan larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak boleh melanjutkan pekerjaan di
atas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.

3.2.9 Urugan Kembali dan Pengisian di Belakang Pasangan


Sebelum mengurug bagian belakangnya, pasangan batu harus sudah diyakini tidak
bocor dan mortar sudah rata permukaan batu sesuai gambar rencana. Pengurugan
tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan Direksi. Untuk urugan dari
bahan material lolos air (pasir kasar dan gravel) pemadatan dilakukan dengan cara
menggenangi urugan sampai jenuh dan memadatkan dengan pemadatan tangan
(hand tamping) jika air sudah kering, bila bahan urugan berupa tanah acak
(random fill), maka pemadatan harus dilakukan dengan pemadatan tangan (hand
tamping).

3.3 PEKERJAAN PERLINDUNGAN


3.3.1 Penyiapan Permukaan Tanah untuk Lantai Kerja
Penyedia Jasa harus menyiapkan pembentukan permukaan tanah untuk pasangan
batu kosong dengan meratakan galian secara akurat sesuai dengan ukuran yang
ditentukan. Filter kerikil yang bergradasi baik atau dasar kerikil seperti yang telah
ditentukan ditempatkan pada formasi dengan ketebalan seperti yang ditunjukkan
pada gambar untuk memberikan permukaan yang nantinya sejajar dengan
permukaan pasangan batu kosong.

3.3.2 Lantai Kerja Batu Kosong

Penyedia Jasa harus menyediakan dan meletakkan lantai kerja batu kosong, terdiri
dari batu kasar sedemikian sehingga semuanya cocok satu sama lain. Batu yang
digunakan mempunyai panjang dan lebar yang tidak kurang dari 20 cm dan tebal
yang tidak kurang dari yang tertera dalam gambar. Batu-batu harus diberi
landasan pasir dan diletakkan pada dasar alamiah sehingga permukaan yang telah
selesai merupakan bidang yang benar-benar rata.

3.3.3 Lantai Kerja Blok Beton


Penyedia Jasa harus menyediakan dan meletakkan lantai kerja blok beton, di atas
muka tanah galian untuk pondasi yang disiapkan sesuai ukuran yang ditentukan.
Blok beton harus disiapkan sampai ukuran yang disetujui Direksi . Blok beton
harus dilengkapi dengan pengikat dengan persetujuan Direksi. Blok beton harus
diletakkan di atas dengan seksama untuk membuat permukaan yang benar-benar
rata, dengan sambungan terbuka sejajar lebar 1 cm atas tiap-tipa blok. Semua itu
harus dibuat dari beton sesuai campuran dalam BOQ.

3.3.4 Drainase Batu Belah


Penyedia Jasa harus membangun drainase dengan batu belah yang dilapisi ijuk
dengan ukuran yang ditentukan. Drainase harus terdiri dari parit-parit yang digali
dan diisi kembali dengan batu belah dan dibungkus dengan ijuk. Batu belah harus
terdiri dari batu yang tertahan pada ayakan 40 mm.

64
3.3.5 Bronjong
3.3.5.1. Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan baik batu yang diisikan ke
dalam bronjong kawat (gabion) pada landasan yang disetujui sesuai
dengan detil yang ditunjukkan dalam spesifikasi ini.

2) Penerbitan Detil Pelaksanaan


Detil pelaksanaan untuk bronjong yang tidak termasuk dalam Dokumen
Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan
setelah peninjauan kembali rancangan awal selesai dikerjakan.

3) Standar Rujukan
SNI-03-0090-1999 atau ASTM A239.

4) Pengajuan Kesiapan Kerja


Contoh dari keranjang kawat dengan sertifikat dari pabrik bila ada.

3.3.5.2. Bahan
1) Kawat Bronjong
a. Haruslah baja berlapis seng yang memenuhi SNI-03-0090-1999.
b. Karakteristik kawat bronjong adalah :
Jenis : Bronjong Kawat Pabrikan/anyaman mesin
Lapisan seng : Kawat Ø 2,7 mm adalah minimum 260
gram/m2
Jumlah puntiran : Kawat Ø 2,7 mm adalah minimum 28 kali

Ukuran kotak (p, l, t) : 2 m x 1 m x 0,5 m


Diaphragma (sekat) : Setiap 1 meter panjang
Ukuran anyaman (mesh) : 80 mm x 100 mm
Tulangan tepi, diameter : 3,4 mm
Jaringan, diameter : 2,7 mm
Pengikat, diameter : 2,0 mm,
2
Kuat Tarik : 41 kgf/mm
Toleransi (panjang, lebar, tinggi) : 4%

Kawat Anyaman
Diameter Toleransi Berat Lapisan Jumlah
Seng Puntiran
2,7 mm ± 4,0 % Minimum 260 gr/m² 28 Kali

65
Kawat Sisi
Diameter Toleransi Berat Lapisan Seng Jumlah
Puntiran
3,4 mm ± 4,0 % Minimum 275 gr/m² 26 Kali

Kawat Ikat
Jumlah
Diameter Toleransi Berat Lapisan Seng
Puntiran
2,0 mm ± 4,0 % Minimum 240 gr/m² 38 Kali

c. Anyaman : Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang


teranyam dengan tiga lilitan yang dibuat sedemikian rupa hingga
tidak lepas-lepas dan dirancang untuk diperoleh kelenturan dan
kekuatan yang diperlukan. Keliling tepi dari anyaman kawat harus
diikat pada kerangka bronjong sehingga sambungan-sambungan
yang diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti pada
badan anyaman.

d. Kotak bronjong haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan


dengan dimensi yang disyaratkan dan dibuat sedemikian sehingga
dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan batu.

e. Batu-batu untuk bronjong harus terdiri dari batu kali atau batu
gunung atau batu belah atau batu karang.

Batu untuk pengisi kotak bronjong memiliki dimensinya 200 – 300


mm. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya
lebih besar jika kecepatan aliran sungai cukup tinggi.

3.3.5.3. Pelaksanaan
1) Persiapan

Galian harus memenuhi ketentuan galian, termasuk kunci pada


tumit yang diperlukan untuk bronjong. Seluruh permukaan yang
disiapkan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum
penempatan bronjong.

2) Penempatan Bronjong
Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh
bentuk serta posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik
atau ulir penarik kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong.
Sambungan antara keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu
sendiri. Setiap segi enam harus menerima paling sedikit dua lilitan
kawat pengikat dan kerangka bronjong antara segi enam tepi paling
sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus
ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke dalam
keranjang.

66
Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan
maksimum dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong
telah diisi setengah dari tingginya, dua kawat pengaku horinsontal dari
muka ke belakang harus dipasang. Keranjang selanjutnya diisi sedikit
berlebihan agar terjadi penurunan (settlement). Sisi luar batu yang
berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang rata dan
bertumpu pada anyaman.

Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang


penarik atau ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat. Bilamana

keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus


dibuat berselang seling.

Sifat Tampak Bronjong

67
Bronjong Tipe I Sebelum Dibentuk Kotak

68
Bronjong Tipe I Setelah Disetel Bentuk Kotak

3.3.6 Pasangan Batu Kosong

Batu untuk pengaman pantai, rip rap harus keras, padat dan tahan lama. Tiap-tiap
batu harus mempunyai ukuran bentuk kira-kira sama dengan ukuran 20 - 30 cm
untuk slope protection dan minimum 50 cm untuk penahan gerusan pada bendung,
pekerjaan sungai, perlindungan pantai dan lainnya. Pekerjaan perlindungan dengan
rip rap termasuk pula penyediaan lapis filter kerikil pasir.

3.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

(1) Pasangan batu


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pasangan batu dibuat berdasarkan volume
pasangan batu yang terpasang di lapangan sesuai batas, mutu dan ukuran yang
ditunjuk pada gambar dan atau sesuai perintah Direksi. Pembayaran untuk pekerjaan
pasangan batu dibuat dalam harga satuan per meter kubik dalam BOQ. Harga satuan
sudah meliputi semua material, tenaga kerja, peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan pasangan batu yang mencakup persiapan, molen, pembuatan mortar, batu,
sambungan dan perapihan.

(2) Pekerjaan Siaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan siaran dibuat berdasarkan luas siaran per
meter persegi yang terpasang di lapangan sesuai batas, mutu dan ukuran yang ditunjuk
pada gambar dan sesuai perintah Direksi. Pembayaran untuk pekerjaan siaran dibuat
dalam harga satuan per meter persegi dalam BOQ. Harga satuan sudah meliputi semua
material, tenaga kerja, peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan siaran yang
mencakup persiapan, pembersihan, mencungkil/mengorek, mortar dan perapihannya.

(3) Pekerjaan plesteran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan plesteran dibuat berdasarkan luas plesteran
yang terpasang di lapangan sesuai batas, mutu dan ukuran yang ditunjuk pada gambar
dan sesuai perintah Direksi. Pembayaran untuk pekerjaan plesteran dibuat dalam
harga satuan per meter persegi dalam BOQ. Harga satuan sudah meliputi semua

69
material, tenaga kerja, peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan plesteran yang
mencakup persiapan, mortar dan penyelesaiannya.

70
(4) Lubang pembuang/Weep Hole
Pengukuran dan pembayaran untuk weep hole/lubang pembuang akan dibuat
berdasarkan panjang pipa terpasang pada lokasi yang ditunjukkan pada gambar atau
sesuai perintah Direksi.

Pembayaran untuk lubang pembuang akan dibuat dalam harga satuan per meter
panjang penawaran dalam BOQ. Harga satuan tersebut sudah meliputi ongkos semua
tenaga kerja, material (pipa PVC, dll), pabrikasi dan peralatan yang diperlukan untuk
pemasangan lubang pembuang termasuk ijuk/filter (serabut alami).

Cara Pengukuran

Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari
bronjong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk
menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari masing-masing
keranjang bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Dasar Pembayaran

Kuantitas, yang ditentukan seperti diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga
Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah
dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan
pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh galian
dan penimbunan kembali, untuk pemasokan, pembuatan, penempatan semua
bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan lain
yang diperlukan untuk penyelesaian yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan
seperti yang diuraikan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.

Uraian Satuan Pengukuran

Pengadaan + Erection + Pemasangan +

Pengisian Kotak Bronjong Pabrikasi Meter Kubik

Anyaman Mesin Size (2 x 1 x 0.5).

(5) Pekerjaan pasangan batu kosong


Pengukuran dan pembayaran pasangan batu kosong dibuat berdasarkan pada
volume batu terpasang di lapangan sesuai batas, mutu dan ukuran yang
ditunjukkan pada gambar atau sesuai perintah Direksi.
Pembayaran untuk pasangan batu kosong dibuat dalam harga satuan per meter
kubik penawaran dalam BOQ. Harga satuan tersebut sudah termasuk ongkos
semua material, tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan yang diperlukan
untuk pasangan batu kosong.

71
4. PEKERJAAN LOGAM DAN KAYU

4.1. BAHAN-BAHAN DAN MUTU PEKERJAAN

4.1.1 Spesifikasi Standar


Kecuali ditentukan lain semua bahan dan mutu pekerjaan harus memenuhi
Standar Nasional Indonesia yang berlaku. Spesifikasi standar lain yang
sama sebagai pengganti dapat ditambahkan sesuai dengan kepentingan dan
atas persetujuan Direksi.
Semua bahan yang belum termasuk dalam spesifikasi di atas haruslah jenis
bahan kelas satu. Bila Penyedia Jasa mengajukan bahan yang berbeda
dengan standar di atas, ia harus menyertakan penjelasan dari standarnya di
dalam penawarannya.
Standar pembesian yaitu SNI yang setara dengan standar di bawah ini :
JIS G 3101 - 76 steel (baja)
JIS G 3112 - 75 steel bar (baja batang)
JIS G 3194 – 66 steel plate (baja pelat)
JIS G 3192 – 71 baja profil
JIS G 3444 – 74 baja pipa; dan JIS G 3452 – 76
JIS G 3201 – 64 baja tuang
JIS G 3123 – 75 baut, mur, dan ring

4.1.2 Pengadaan Pintu Air

Dimensi dari pintu air yang diperlukan ditunjukkan pada gambar. Untuk
pintu besi, dipakai type standar, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
Standar Pintu Pengatur Air dari Direktorat Jenderal Pengairan Departemen
Pekerjaan Umum 1988, seperti ikhtisar pada tabel berikut.
Pintu air direncanakan, diproduksi dan dilaksanakan pemasangannya hanya
boleh oleh suatu pabrik yang sudah disetujui. Pembuatan dan pengadaan
pintu harus dilaksanakan atas dasar sub kontrak oleh Penyedia Jasa utama,
yang harus bertanggung jawab atas pemesanan dan administrasinya.
Penyedia Jasa harus memberikan salinan dari semua surat menyurat yang
menyangkut sub kontrak tersebut kepada Direksi.

4.1.3 Pengadaan Pekerjaan Logam dan Kayu oleh Sub Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi daftar semua pekerjaan
logam dan kayu yang diusulkan untuk di sub kontrakkan. Sebelum
melakukan pesanan harus didapatkan persetujuan tertulis lebih dahulu
perihal sub Penyedia Jasa yang akan ditugaskan. Penyedia Jasa harus
bertanggung jawab atas pemesanan oleh sub Penyedia Jasa dalam
pekerjaan logam dan kayu termasuk semua urusan administrasinya.
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi salinan dari semua surat
menyurat yang berhubungan dengan sub Penyedia Jasa tersebut. Daftar
jenis pintu air adalah sebagai berikut ini.

72
Tipe Batasan Standar Dimensi (mm)
Tipe
Jenis Pintu Pemakaian Roda
Ulir Lebar (b) Tinggi Tinggi
Gigi
Pintu (h) Rangka
Sorong 1A Sal, rangka pendek Tunggal A 400 - 600 Max 800 Max 2000
Sorong 2A Sal, rangka pendek Tunggal A 600 - 800 Max 1000 Max 3000
Sorong 3A Sal, rangka pendek Tunggal B 800 – 1000 Max 1500 Max 3400
Sorong 4A Sal, rangka pendek Tunggal C 1000 – 1200 Max 2000 Max 4300
Sorong 5A Sal, rangka pendek Ganda B+D 1200 – 1500 750 – 900 Max 2620
(B/C) +
Sorong 6A Sal, rangka pendek Ganda 1600 – 2000 950 – 1300 Max 3020
D
Sorong 7A Sal, rangka pendek Ganda C+D 2100 – 2500 1350 – 1700 Max 3820
Gorong2, rangka
Sorong 1B Tunggal A 400 – 600 400 – 600 Max 3500
pendek
Gorong2, rangka
Sorong 2B Tunggal B 600 - 800 600 – 800 Max 3700
pendek
Gorong2, rangka
Sorong 3B Tunggal B 800 – 1000 800 – 1000 Max 3800
pendek
Gorong2, rangka
Sorong 4B Tunggal C 1000 – 1200 1000 – 1200 Max 4000
pendek
Sal/dinding penahan,
Sorong 2C Tunggal B 400 – 600 Max 1000 Max 3500
rangka panjang
Sal/dinding penahan,
Sorong 3C Tunggal B 600 - 800 Max 1200 Max 5700
rangka panjang
Sal/dinding penahan,
Sorong 4C Tunggal B 800 – 1000 Max 1500 Max 6000
rangka panjang
Romijn I Sal, Qmax 160 lt/dt Tunggal A 500 Bervariasi Bervariasi
Romijn II Sal, Qmax 160 lt/dt Tunggal A 500 Bervariasi Bervariasi
Romijn III Sal, Qmax 160 lt/dt Tunggal A 750 Bervariasi Bervariasi
Romijn IV Sal, Qmax 160 lt/dt Tunggal A 1000 Bervariasi Bervariasi
Romijn V Sal, Qmax 160 lt/dt Ganda A 1250 Bervariasi Bervariasi
Romijn VI Sal, Qmax 160 lt/dt Ganda B+D 1500 Bervariasi Bervariasi
Crump. De G.1 Saluran Tunggal A 500 Bervariasi Bervariasi
Crump. De G.1 Saluran Tunggal A 750 Bervariasi Bervariasi
Crump. De G.1 Saluran Tunggal C 1000 Bervariasi Bervariasi
Crump. De G.1 Saluran Ganda B + D 1250 Bervariasi Bervariasi
Crump. De G.1 Saluran Ganda B + D 1500 Bervariasi Bervariasi

4.1.4 Perencanaan, Perhitungan dan Gambar


Gambar perencanaan dan spesifikasi menunjukkan macam logam yang
dibutuhkan dan ukuran-ukuran pokoknya. Sub Penyedia Jasa harus
merencanakan semua bangunan-bangunan dan pintu-pintu yang akan
didatangkan dan dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan perhitungan dan
gambar-gambar dari pabrik dan diserahkan kepada Direksi sebelum pabrik
membuatnya.

Setiap gambar harus dibuat rangkap tiga dan setiap perubahan yang
dilakukan oleh Direksi harus dibuat tanpa pembayaran ekstra.

73
Pabrik dilarang memulai pelaksanaan pembuatan sebelum menerima
persetujuan Direksi secara tertulis dengan telah memberikan persetujuan
pada setiap set gambar (satu untuk Direksi, satu untuk Penyedia Jasa dan
satu untuk sub Penyedia Jasa). Sub Penyedia Jasa juga harus menyediakan
gambar kerja yang menunjukkan usulan dari metode yang akan digunakan
dan gambar-gambar harus mendapat persetujuan seperti gambar-gambar
yang akan dikerjakan pabrik di atas, sebelum Penyedia Jasa memulai
pelaksanaan pekerjaannya pada bangunan-bangunan yang bersangkutan.
Apabila ukuran dan ketebalan dari bagian-bagian pintu tercantum di dalam
gambar, ukuran dan ketebalan di atas dianggap sebagai ukuran dan
ketebalan minimum yang diperkenankan.

4.1.5 Pengelasan
Semua pengelasan harus pengelasan busur pijar logam (metal arc welding)
yang bersinggungan terus dan Penyedia Jasa harus menyediakan contoh
untuk pemeriksaan atau pengujian, sesuai spesifikasi, bila diperlukan oleh
Direksi.

4.1.6 Pelapisan Seng (Pelapisan Galvanisasi)


Bilamana logam atau besi tempa disyaratkan digalvanis, maka pelapisan
(galvanisasi) itu harus dilaksanakan sesudah semua pembuatan di pabrik
selesai. Barang-barang itu harus dibersihkan dan diproses sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia NI-3 PUBI 1982.

4.1.7 Pipa Lapis Galvani Untuk Sandaran


Pipa logam/besi galvanisir harus memenuhi Standar BS 1387. Sambungan-
sambungan harus sambungan ulir sesuai dengan BS 21 dan dipasang
menurut persetujuan Direksi. Sambungan ulir harus besi tuang yang di
galvanisir sesuai BS 143.
Setelah semua penyambungan dan pemasangan dari sandaran lengkap dan
bangunan yang berhubungan selesai, besi sandaran tersebut harus
dibersihkan dari sisa-sisa beton dan di cat menurut syarat 4.2.5. dari
spesifikasi ini kecuali penyemprotan dengan pasir besi (blasting) atau
pembersihan dengan sikat kawat.

4.1.8 Sambungan Baut dan Paku Keling (Bolted and Riveted Joints)
Penyedia Jasa harus menyediakan semua paku keling, baut, mur dan
sebagainya yang diperlukan untuk memasang pekerjaan baja termasuk
menyediakan cadangannya. Sambungan baut yang menahan getaran harus
terpasang kokoh. Semua lubang paku keling dan baut harus dibor dan
bagian ujung luar yang kasar harus dihaluskan. Paku keling harus tepat
memenuhi lubangnya sewaktu dimasukkan dan menurut ukuran sesuai
Standar Nasional Indonesia PUBI 1982 atau seperti yang berlaku untuk
pekerjaan kelas utama.
Sebelum dikirim ke tempat pekerjaan semua baut hitam kecuali baut lewis
dan baut-baut yang digalvanis harus dipanaskan dan dicelup ke dalam
“linseed oil” atau cairan serupa yang disetujui. Di dalam penyimpanannya
harus berhati-hati untuk menjamin ulirnya tidak rusak dan tetap bersih.

74
4.1.9 Perapat (Seal)
Dalam gambar mungkin ditunjukkan pemakaian karet atau pemakaian
bahan lain untuk perapat pada pintu-pintu. Bahan yang dipakai harus sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar atau bahan-bahan lain
yang diijinkan sesuai dengan tujuannya, berdaya guna sebagai perapat,
tahan lama dalam kondisi iklim di Indonesia, tahan lama bila terendam
terus-menerus dalam air dan tahan lama terhadap pengaruh sinar matahari.
Penggunaan karet sintentis atau plastik dapat dilakukan apabila memenuhi
persyaratan. Bahan perapat di atas harus sedemikian rupa sehingga mudah
dipasang atau diganti dan baut-baut yang dipakai harus tahan terhadap
korosi.

4.1.10 Kayu
Kayu yang dipakai untuk pintu-pintu air harus kayu kelas 1 yang telah
diawetkan dengan impregnasi creosol sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia PUBI-1982 atau bahan pengawet lainnya yang memenuhi syarat.
Sedangkan untuk kegiatan lain kayu klas II, Klas III dan Klas IV dapat pula
dipakai sesuai yang disyaratkan dalam pekerjaan yang membutuhkan bahan
kayu tersebut.

CERUCUK/DOLKEN KAYU
a. Umum
Pemasangan/pemancangan dimana diharuskan ditunjuk dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi dan bahannya harus dari kayu dengan
kualitas baik ditandai pada saat pemukulan ke dalam tanah tidak
menunjukan kerusakan/pecah-pecah, tetapi bila sebaliknya maka secara
teknis ditolak. Setelah dipasang dengan cerucuk/dolken kayu,
permukaan yang telah dipasang tersebut ditimbun kembali sesuai
gambar rencana.

b. Dimensi cerucuk/dolken kayu


Cerucuk/dolken kayu/bambu yang dipakai berukuran panjang 2,50 m,
diameter (8 – 10) cm. Kedalaman pancang ± 1,50 m.

c. Dasar Pembayaran
Kuantitas, yang ditentukan seperti diuraikan di atas, harus dibayar pada
Harga Kontrak per satuan batang, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar
di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana
harga dan pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi penuh
untuk seluruh pembuatan, penempatan semua bahan, termasuk semua
pekerja, peralatan, dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian
yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan ini.
4.1.11 Penyambungan di Tempat Pekerjaan
Kayu yang digunakan sedapat mungkin harus sambungan dengan baut.
Pengangkutan dan pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti,
sehingga kondisi sambungan masih utuh dan dalam posisi yang benar. Jika
dalam pengangkutan atau hal lain, kondisi sambungan berubah atau kayu
retak-retak maka Penyedia Jasa harus menggantinya dengan tanpa adanya
tambahan biaya.

72
Penyambungan dengan las dapat dilakukan apabila tidak memungkinkan
pemakaian sambungan dengan baut dengan syarat penyiapan permukaan
yang akan dilas telah dikerjakan di pabrik dan dijaga agar tetap bersih
sewaktu pengirimannya ke tempat pekerjaan.

4.2. PENGECATAN

4.2.1 Bidang-bidang yang Tidak Dicat


Roda gigi kuningan, bidang-bidang besi yang dikerjakan halus dan bidang-
bidang besi yang setelah pemasangan di lokasi akan bersentuhan secara
putar atau geser dan juga tali-tali kawat tidak akan dicat.
Setelah pembersihan selesai, maka bidang-bidang demikian harus dilapisi
dengan lembaran plastik untuk menjaga terhadap kerusakan kecil dan
korosi selama pengangkutan dan penyimpanan di lokasi. Selimut plastik
harus dilepas sebelum peralatan itu dipasang.
4.2.2 Bahan Cat
Jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional
Indonesia PUBI-1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang
disetujui oleh Direksi dan contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campurannya
yang diusulkan untuk dipakai, harus diserahkan kepada Direksi untuk
mendaptkan persetujuan. Bahan yang harus dikirim ke tempat pekerjaan
dalam kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah
kadaluarsa seperti yang dituliskan pada kalengnya tidak boleh dipakai.
Bahan cat seperti itu harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat
harus seluruhnya diaduk di bawah pengawasan seorang mandor yang
berwenang dengan cara yang dibenarkan oleh Direksi dan tak boleh
diberikan kepada tukang cat sebelum cat dan bidang yang akan dicat selesai
dan dipersiapkan betul-betul. Seluruh pekerjaan harus diselesaikan dalam
warna dan corak seperti diperintahkan oleh Direksi dan jika diperlukan,
Penyedia Jasa harus membuat variasi warna dari tiap-tiap lapisan cat.
4.2.3 Membersihkan dan Mempersiapkan Pekerjaan Baja
Kecuali ditentukan lain permukaan baja yang akan dicat harus dibersihkan
dengan sikat kawat. Pembersihan persiapan pengecatan di dalam pabrik
(bengkel baja) harus menggunakan sand blasting.

4.2.4 Mencat Pekerjaan Logam


a. Sebelum pemasangan di pabrik, semua permukaan dari pekerjaan
logam yang akan selalu bersentuhan atau tidak kelihatan setelah
pemasangan di pabrik harus dibersihkan dan dicat dengan satu lapis cat
dasar kecuali permukaan yang akan dilas.

b. Sebelum pengiriman dari pabrik, permukaan harus dibersihkan dan


dikerjakan atau dicat sebagai berikut :
(1) Yang dikerjakan dengan mesin, satu lapisan cat campuran timah
putih dan lilin atau dengan vernis tahan karat atau cat plastik yang
disetujui.

73
(2) Yang bersentuhan dengan pekerjaan logam lainnya ketika
pemasangan di lapangan, dicat dengan dua lapis cat dasar, kecuali
ditentukan lain.

(3) Yang akan bersentuhan dengan beton, aspal, ter maka bitumen
penahan air tidak diperlukan pengecatan.
(4) Yang akan bersentuhan dengan pekerjaan batu, satu lapis cat dasar.
(5) Semua permukaan lainnya, jika tidak ditentukan lain, satu lapisan
cat dasar sesudah diadakan pemeriksaan di pabrik oleh Direksi.
c. Sebelum pemasangan permukaan yang diterangkan dalam b (2) di atas,
harus dibersihkan dan dilapisi dengan satu lapis cat dasar, segera
sebelum dilaksanakan penyambungannya.

d. Sesudah pemasangan di lapangan, permukaan harus dibersihkan sampai


mendapat persetujuan Direksi dan kemudian dikerjakan sebagai berikut
:
(1) Bila untuk bagian-bagian mekanik, dibersihkan dengan larutan dan
kemudian dibersihkan dan digosok mengkilat.
(2) Bila kontak dengan beton; dibersihkan dengan cara dikerok dan
disikat dengan sikat besi, sesaat sebelum diselubungi beton.
(3) Bila kontak dengan aspal, ter, pengendap air dari bitumen :
dibersihkan dan dilapisi dengan bitumen panas.
(4) Bila kontak dengan pasangan bata, pasangan batu atau bila tertutup
oleh beton setebal kurang dari 4 cm dicat satu kali dengan cat
bitumen.
(5) Bila kontak dengan kayu; dibersihkan dan dicat dengan dua lapis
cat dasar dan dua lapis campuran bitumen : lapisan terakhir harus
dicatkan segera sebelum kayu dipasang.
(6) Bagi permukaan-permukaan yang ditentukan dalam b (5) tersebut di
atas yang sebelumnya sudah diberi cat dasar dan menjadi rusak
karena pemasangan, maka harus diperbaiki dengan cara
membersihkan bagian-bagian yang rusak sampai disetujui Direksi.
Bila perlu sampai mencapai logamnya. Kemudian tepi dari cat yang
masih utuh digosok dengan amplas dan dicat dengan cat dasar 1 x.

Tiap lapis penambal harus melampaui cat dasar yang tidak rusak
selebar minimum 5 cm. Kecuali ditentukan lain, maka semua
permukaan yang sudah diberi cat dasar, akan dilapisi cat dasar lagi dan
kemudian dengan dua lapis cat penutup.

4.2.5 Tata Cara Pengecatan Pekerjaan Logam


Kecuali ditentukan lain, maka pekerjaan logam konstruksi dan alat-alat
pengatur air dan lain sebagainya harus disiapkan dan diberi cat dasar
menurut ketentuan dalam pasal 4.2.1. sampai 4.2.3. dengan tata cara
sebagai berikut :

74
1. Terbuka terhadap pengaruh iklim baik terlindung atap atau tidak.
a. dibersihkan dengan sikat kawat kecuali ditentukan lain oleh Direksi
b. dua lapis cat dasar timah meni
c. dua lapis cat oksida besi atau dua lapis cat aluminium.
2. Terbuka terhadap pengembunan berat atau bila terbenam dalam air,
termasuk semua pintu:
a. dibersihkan dengan sikat kawat
b. dicat dasar dua lapis
c. dua lapis cat bitumen kental atau dua lapis cat karet, berchlor atau
dua lapis cat oksida batubara.
Pintu geser tegak, katup-katup dan lain-lain alat yang dibuat dari besi tuang
harus dilapisi dengan dua lapis cat bitumen atau yang
jenisnya,sebagaimana yang diminta oleh Direksi.

4.3 PEMERIKSAAN DAN PERAKITAN


4.3.1 Pemeriksaan di Pabrik
Direksi atau pejabat yang diberi tugas akan melakukan pemeriksaan
terhadap bahan-bahan, mutu pekerjaan, pabrik dan percobaan perakitan di
pabrik yang meliputi:

a) Pemeriksaan mutu baja atau bahan-bahan lain yang dipakai untuk


memastikan bahwa bahan-bahan di atas sesuai dengan standar. Laporan
percobaan kimia dan fisika yang dilakukan oleh pabrik terhadap bahan-
bahan yang dipakai harus ditunjukkan.
b) Memeriksa ukuran-ukuran untuk menjamin kesesuaiannya dengan
gambar yang telah disetujui.
c) Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan.
d) Memeriksa pembersihan cara sand blasting dan pengecatan pekerjaan
besi beton.
e) Menyaksikan percobaan pemasangan/perakitan dan menguji hasilnya.
f) Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman.
4.3.2 Pemasangan/Perakitandi Pabrik
Jika dibutuhkan Direksi, pekerjaan logam harus dipasang untuk sementara
di pabrik untuk diperiksa oleh Direksi dan jika dianggap perlu diuji
sebelum dikirim. Apabila tidak ada masalah, dengan persetujuan Direksi,
pekerjaan logam tersebut dapat dikirimkan ke lokasi pekerjaan.
4.3.3 Pemasangan di Lokasi Pekerjaan
Penyedia Jasa harus memasang pekerjaan logam selengkapnya dan harus
menyediakan dan membangun penyangga dan penguat yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan.Sebelum suatu pekerjaan pemasangan
dimulai di lapangan, Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan mengenai metode/cara yang diusulkan
untuk pelaksanaan pekerjaan logam danmelakukan persiapan dan langkah-
langkah lain seperti yang diarahkan oleh Direksi.

75
4.3.4 Permukaan yang Saling Bersentuhan

Kecuali ditentukan lain, jika baja/logam di pasang permanen pada


permukaan baja/logam lain, permukaan baja/logam yang bersentuhan harus
dicat dengan dua lapis cat bitumen segera sebelum pemasangan.

Alumunium tidak boleh dipasang pada beton basah atau pasang batu, atau
dipasang tetap pada beton yang masih muda. Bila perlu, untuk
menghubungkan aluminium dengan baja atau besi tuang, kedua permukaan
harus dipisahkan dengan bahan pemisah yang disetujui yang tebalnya tidak
kurang dari 0,15 cm.

Bila alumunium batang atau bangunan baja dipasang dalam pasangan batu,
bata atau beton, maka permukaan yang bersentuhan harus dicat terlebih
dahulu dengan dua lapis cat bitumen. Pada permukaan alumunium yang
bersentuhan bahan sambungan harus diberi seng berchrom.

4.3.5 Pengamanan dalam Perjalanan

Penyedia Jasa harus mengamankan semua bahan-bahan logam/pekerjaan


logam di dalam pengangkutan, pembongkaran, pemasangan, penyimpanan
diruang terbuka dan perjalanan ke lokasi pekerjaan.

4.3.6 Pemasangan Bagian-bagian yang Tertanam


Untuk pemasangan bagian-bagian yang masuk dalam pekerjaan beton atau
pasangan batu yang permanen, maka bagian-bagian di atas seperti angker,
plat perletakan dan lain-lain harus dikirim lebih dahulu dari pada bagian
lain.

4.3.7 Pipa Besi Galvanisir untuk Pengambilan


1. Pipa Baja Galvanis harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan
dalam SNI 0039 - 1987 dan Standard Internasional lain yang sama atau
lebih tinggi.

2. Pipa Baja Galvanis yang dipakai menggunakan kelas Medium A. Ulir


pipa atau „threads‟ untuk diameter sesuai yang dibutuhkan, harus sesuai
dengan ISO R-7, “Pipe Threads for Gas Tight Tubes and Screwed
Fittings”.

3. Bahan pipa harus dimanufaktur dari baja, yang berdasarkan hasil


analisis menunjukkan bahwa komposisi bahan kimia untuk Phosfor (P)
tidak melebihi 0,05 % dan kadar belerang (S) tidak melebihi 0,05 %.

4. Panjang standar pipa 6 m, dengan toleransi tidak melebihi ± 2% dari


panjang pipa.

5. Setiap pipa harus diuji di pabrik, dengan pengujian tekanan hidrolis


minimum sebesar 50 atm (Kgf/cm2), jika ada pipa yang gagal atau
rusak dalam pengujian tekanan hidrolis tersebut, harus diganti dengan
yang baru.

76
6. Untuk satu pekerjaan proyek, pipa harus berasal dari merek atau dibuat
oleh pabrikan yang sama.

7. Setiap pipa yang digunakan dalam pekerjaan harus mencantumkan


identitas dari pipa yang minimal terdiri dari :
- Diameter nominal 16” dan 10”
- Type atau jenis material Galvanis
- Kelas atau standard yang diacu Medium
- Pabrik pembuat
- Tahun pembuatannya

Pipa besi lunak galvanisir harus memenuhi Pasal 98 Standar Nasional


Indonesia NI-3 PUBI. Sambungan ulir harus digunakan bersama
dengan persetujuan mengenai sambungan. Sambungan ulir harus besi
tuang digalvanisir dengan “Beaded Pattern Thread”.

Setelah penyambungan dengan las keliling dan pemasangan lengkap,


pada bangunan yang bersangkutan telah selesai, harus dibersihkan dari
sisa-sisa beton dan las kemudian dicat sesuai dengan Spesifikasi Teknik
ini, hanya pengerjaan penyemprotan dengan pasir besi (blasting) atau
pembersihan dengan sikat kawat tidak perlu dilakukan.

Pembayaran pekerjaan pipa besi dihitung dalam satuan meter (termasuk


tekukan) pipa terpasang sesuai dengan rencana.
4.3.8 Pengujian Setelah Dipasang di Lokasi
Setelah selesai dipasang di lokasi, harus diadakan uji coba terhadap semua
perlengkapan, sampai mendapat persetujuan Direksi. Setiap pintu pengatur
air (Valve) harus digerakkan secara penuh untuk keperluan pengoperasian
dengan menggunakan semua peralatan yang disediakan dan dengan
persyaratan-persyaratan yang sudah ditetapkan kecuali Direksi menentukan
lain.
4.3.9 Penyerahan
Setelah uji coba selesai dengan baik maka untuk selama periode tertentu
yang akan disetujui bersama oleh Direksi dan Penyedia Jasa, dengan
perkiraan satu minggu, pelaksana diminta tinggal guna mengawasi
pengoperasian pertama dari bangunannya dan untuk memberi petunjuk dan
bimbingan kepada staf pemilik pekerjaan dalam cara yang benar guna
pengoperasian dan pemeliharaan dari bangunan tersebut.

4.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


4.4.1 Umum

Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini, pengukuran untuk


pembayaran pekerjaan logam/metal akan dibuat berdasarkan berat dalam
ton (atau kilogram) yang dipasang sesuai spesifikasi dan gambar atau
seperti yang diarahkan atau disetujui oleh Direksi.

77
Pembayaran untuk pekerjaan metal akan dilakukan berdasarkan harga
satuan tiap ton (atau kilogram) atau seperti harga satuan kontrak (BOQ),
dimana harga satuan tersebut sudah mencakup biaya tenaga kerja, peralatan
dan material, pabrikasi, perakitan dilapangan; galvanisir dan/atau
pengecatan, pengepakan, pengiriman, transportasi dan asuransi; perakitan
dan instalasi lapangan; pengeboran, grouting dan beton sekunder ke
dinding angker dan biaya lain yang berkaitan dengan hal tersebut.
4.4.2 Pengadaan dan Pemasangan Pintu Air
Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan
pintu air akan dilakukan berdasarkan jumlah masing-masing jenis/ukuran
yang telah betul-betul terpasang pada tempat yang ditentukan dan telah
mendapatkan persetujuan Direksi.
Harga satuan pembayaran tersebut harus sudah mencakup biaya tenaga
kerja, peralatan dan material, pabrikasi, perakitan dilapangan; galvanisir
dan/atau pengecatan serta biaya lain yang yang terkait dengan pekerjaan
tersebut.
4.4.3 Pengecatan
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengecatan logam atau kayu akan
dibuat berdasarkan luas bidang yang dicat sesuai spesifikasi dan gambar
atau seperti yang diarahkan atau disetujui oleh Direksi.

Pembayaran untuk pekerjaan pengecatan logam atau kayu dilakukan


berdasarkan harga satuan per meter persegi seperti yang tercantum dalam
BOQ. Harga satuan tersebut harus sudah meliputi semua tenaga kerja,
bahan dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut termasuk pekerjaan persiapan dan pembersihan.
4.4.4 Pipa Besi Galvanisir untuk Sandaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pipa besi akan dibuat
berdasarkan panjang pipa besi terpasang sesuai spesifikasi dan gambar atau
seperti yang diarahkan atau disetujui oleh Direksi.
Pembayaran untuk pekerjaan pipa besi dilakukan berdasarkan harga satuan
per meter seperti yang tercantum dalam BOQ. Harga satuan tersebut harus
sudah meliputi semua tenaga kerja, bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk pekerjaan persiapan.

78
5. PEKERJAAN TERSIER

5.1 UMUM

Secara umum lingkup pekerjaan tersier meliputi pembuatan saluran tersier,


bangunan pelengkap, box tersier, dan pintu-pintu tersier. Mengingat saluran
tersier adalah milik petani dan berdasarkan peraturan yang berlaku, tidak ada
pembebasan tanah untuk semua jenis pekerjaan tersier. Untuk menghindari
permasalahan sosial yang timbul hendaknya Penyedia Jasa bersama Direksi bias
bekerja sama dengan aparat desa dan P3A setempat.

5.2 PEMBERSIHAN, PEMOTONGAN DAN PEMBONGKARAN

Pekerjaan pembersihan (clearing), pemotongan (i), dan pembongkaran (grubbing)


pada jalur tersier atau pembuang tersier dilaksanakan pada jalur yang akan
ditimbun dan kondisi lapangan pada saat memulai pekerjaan memang masih
penuh dengan semak belukar maupun pepohonan. Pekerjaan pembersihan,
pemotongan, dan pembongkaran harus menghasilkan jalur tersier bebas dari akar-
akar rumput/semak/pepohonan atau bahan lain yang sifatnya mengganggu
hubungan tanah asli dan tanah timbunan.

5.3 NORMALISASI SALURAN YANG ADA

Apabila pekerjaan saluran tersier atau pembuang tersier rencana menggunakan


saluran yang telah ada (existing canal) maka sifat pekerjaan adalah normalisasi,
yaitu pembersihan rerumputan/semak, menggali atau menimbun dan merapikan
saluran sehingga penampang dan elevasi saluran sesuai yang direncanakan.
Pelaksanaan normalisasi harus mengacu pada gambar kerja yang telah disetujui.

5.4 GALIAN
Mengingat dimensi saluran tersier relative kecil, maka hendaknya pekerjaan
galian dilaksanakan secara manual. Dimensi dan elevasi rencana saluran tersier
harus dituangkan dalam bentuk bouwplank yang dipasang dalam jarak maksimum
per 10 meter.

Tanah hasil galian yang memenuhi syarat sebagai bahan timbunan hendaknya
disimpan di stock pile yang ada di sepanjang rencana saluran, sedang yang tidak
memenuhi syarat atau tanah lebih harus dibuang ke spoil bank yang telah
disetujui oleh Direksi. Bidang hasil galian harus dirapikan sesuai dengan dimensi
rencana. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap terjadinya galian lebih
dan Penyedia Jasa wajib menimbun kembali sampai padat sesuai dengan garis
rencana. Jalur tersier diusahakan menghindari daerah galian batu, namun apabila
ditemui galian batu hendaknya Penyedia Jasa memberitahukan ke Direksi untuk
dicarikan jalan keluarnya.

5.5 TIMBUNAN

Di dalam pekerjaan timbunan tanah saluran tersier hanya dikenal dua item
pekerjaan timbunan, yaitu pekejaan timbunan dari hasil galian dan timbunan dari
borrow area. Bila tidak ada instruksi lain dari Direksi, maka dalam hal pekerjaan
timbunan di dalam satu jalur tersier, Penyedia Jasa wajib menggunakan terlebih
dahulu material timbunan yang berasal dari hasil galian atau yang disimpan di
stockpile dan bila dari stockpile sudah habis baru dapat menggunakan material
yang didatangkan dari borrow area yang telah disetujui oleh Direksi.

79
Semua material timbunan, baik dari hasil galian ataupun dari borrow area harus
memenuhisyarat kualitas dan bebas dari bahan-bahan organic seperti tonggak-
tonggak kayu, semak belukar, akar-akaran, dan sejenisnya. Di samping itu juga
harus bebas dari bongkahan batu atau batu cadas dengan diameter lebih dari10 cm
atau bahan-bahan lain yang oleh Direksi dianggap akan membahayakan
konstruksi.
Material untuk timbunan yang diijinkan adalah material yang mempunyai sifat
tidak lepas. Bila kadar air material di tempat pengambilan lebih rendah dari kadar
air optimum, maka harus dilakukan pembasahan material timbunan di lokasi
pengambilan atau di tempat dimana timbunan dihampar sebelum dipadatkan.
Sebelum mulai menimbun, permukaan tanah harus bersih dari bahan-bahan
organic dan mempunyai kelembaban yang cukup. Bila oleh karena sesuatu sebab
pelaksanaan penghamparan dan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan
harus dikasarkan dan kadar airnya disesuaikan dengan kebutuhan sebelum
pelaksanaan pemadatan dilanjutkan.
Pemadatan harus menggunakan alat pemadat hand tamping, atau peralatan lain
yang disetujui oleh Direksi sehingga menghasilkan kepadatan yang layak, tidak
mudah runtuh dan tidak bocor saat dialiri. Bila terjadi kebocoran atau rembesan
pada tanah timbunan yang dianggap membahayakan oleh Direksi, maka Penyedia
Jasa wajib memperbaikinya tanpa ada biaya penggantian. Penimbunan harus
dilakukan lapis per lapis dengan ketebalan maksimum hamparan material sebelum
dipadatkan 15 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada sisi kemiringan
luar atau dalam supaya dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana agar pada
saat setelah perapian didapat kepadatan yang sama di seluruh bidang rencana. Bila
dianggap perlu, Direksi bias meminta pada Penyedia Jasa untuk melaksanakan
pemadatan khusus di tempat-tempat tertentu tanpa mengubah harga satuan.

5.6 BANGUNAN PELENGKAP DAN PINTU-PINTU


Spesifikasi dan caraperhitungan pembayaran pekerjaan bangunan pelengkap atau
pintu-pintu air di saluran tersier mengikuti pasal-pasal seperti yang berlaku pada
bangunan yang ada di bagian lain spesifikasi ini.

5.7 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

5.7.1 Pembersihan, Pemotongan danPembongkaran

Pembayaran pembersihan, pemotongan dan pembongkaran dihitung dalam


satuan meter panjang saluran yang dikerjakan.

5.7.2 Galian

Pembayaran galian tanah dihitung dalam satuan meter kubik tanah yang
digali sesuai dengan garis rencana dans udah dilakukan perapian.

5.7.3 Timbunan

Pembayaran pekerjaan timbunan dihitung dalams atuan meter kubik


timbunan terlaksana sesuai garis rencana dan sudah dilakukan perapian.

80
6. SPESIFIKASI STANDAR

6.1 STANDAR NASIONAL INDONESIA

Standar Nasional Indonesia berikut ini harus disediakan oleh Penyedia Jasa
bersama dengan Standar-standar lainnya yang sesuai.
Semua perubahan pada tiap standar atau lainnya harus dimasukkan dalam daftar
lampiran ini apabila perubahan tersebut berlaku 30 (tiga puluh) hari sebelum hari
pertama penyerahan/pemasukan penawaran.

STANDAR NASIONAL INDONESIA

Standar Indonesia Judul

NI-2 (1971) Peraturan Beton Bertulang Indonesia


NI-3 (1970) Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia
NI-5 (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
NI-8 (1972) Peraturan Semen Portland Indonesia
NI-10 (1978) Batu Merah sebagai Bahan Bangunan
1055 Peraturan Bangunan Baja Indonesia
PUBI-1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
SNI 03-1973-1990 Cara Uji Berat Isi, Volume Produksi Campuran & Kadar Udara Beton
SNI 03-2408-1991 Tata Cara Pengecatan Logam
SNI 03-2458-1991 Tata Cara Pengambilan Contoh Uji Beton Segar
SNI 03-2493-1991 Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji di Laboratorium
SNI 15-2530-1991 Metode Pengujian Kehalusan Semen Portland
SNI 15-2531-1991 Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland
SNI 03-3402-1994 Cara Uji Berat Isi Beton Ringan Struktural
Cara Uji Sifat Kekekalan Agregat dengan Cara Perendaman
SNI 03-3407-1994
Menggunakan Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat
SNI 03-3418-1994 Metode Pengujian Kandungan Udara pada Beton Segar
SNI 03-4810-1998 Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji di Lapangan
SNI 03-4803-1998 Metode Angka Pantul Beton yang Sudah Mengeras
Pengujian Kadar Semen Portland dalam Beton Keras yang Memakai
SNI 03-4805-1998
Semen Hidrolik
Pengujian Kadar Semen Portland dalam Beton Segar dengan Cara
SNI 03-4806-1998
Titrasi Volumetri
SNI 03-0090-1999 Spesifikasi Bronjong Kawat
SNI 03-6416.2-2000 Pelaksanaan, Pemasangan Penahan Air untuk Sambungan
SNI 03-6451-2000 Metode Pengujian Kuat Lentur Adukan Semen Hidraulik
SNI 03-6717-2002 Tata Cara Penyiapan Benda UJji dari Contoh Agregat
SNI 03-6817-2002 Metode pengujian Mutu Air Untuk Digunakan Dalam Beton
Metode Pengujian Kekuatan Mortar Semen Portland
SNI 03-6825-2002
untuk Pekerjaan Sipil
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A
SNI 03-6861.1-2002
(Bahan Bangunan Bukan Logam)

81
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B
SNI 03-6861.2-2002
(Bahan Bangunan dari Besi/Baja)
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian C
SNI 03-6861.3-2002
(Bahan Bangunan dari Logam Bukan Besi)
SNI 03-6882-2002 Spesifikasi Mortar untuk Pekerjaan Pasangan
SNI 03-6883-2002 Spesifikasi Toleransi untuk Konstruksi dan Bahan Beton
SNI 03-6889-2002 Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat
SNI 06-6452-2000 Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai Lapis Pelindung
SNI 07-6764-2002 Spesifikasi Baja Struktural
SNI 07-0954-2005 Baja Tulangan Beton dalam Bentuk Gulungan
PPBBI-83 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
Pt-T-03-2000-C Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plesteran Dinding

6.2 BRITISH STANDARD AND CODE OF PRACTICE

Berikut ini adalah daftar dari british standard dan Standar C. P. yang akan
disediakan bersama-sama dengan standar lain yang disetujui (ASTM, JIS). Juga
perubahan-perubahannya akan disertakan sesuai dengan Buku Tahunan dari
British Standard Tahun 1986.

BRITISH STANDARD

British Standard Title/Topic

Part 1a: Specification for hot rolled sections


4 Part 2 : Hot rolled hollow sections
12 Specification for ordinary and rapid hardening Portland cement
Pipe threads for tubes and fittings. Tight joints are made on the
21 threads
Malleable cast iron and cast copper alloy screwed. Pipe fittings for
143
steam, air, water, gas and oil
144 Coal tar creosote for the preservation of timber
153 Steel girder bridges
242,243, 259,632, 244 Linseed oil
290 Turpentine for paints
Specification for mineral solvents. Specification for mineral solvents.
245
For paints and other purposes
275 For paints and other purposes
302 Wire ropes for cranes, excavators and general purposes
Specification for testing Zinc coating on steel wire and for quality
443
requirements
Covered electrodes for the manual metal are welding of carbon
639
manganese steels
709 Methods of testing fusion welded joints and weld metal in steel
812 Methods of sampling and testing mineral aggregates, sand and filters

82
822 Aggregates from natural sources for concrete (including granolithic)
890 Building limes
903 Method of testing vulcanized rubber
913 Wood preservation by means of pressure creosoting
1052 Specification for mild steel wire for general purposes
1201 Aggregates from natural sources for concrete (including granolithic)
1377 Methods of test for soil for civil engineering purposes
1387 Steel tubes and tubular suitable for screwing to BS 21 pipe threads
1400 Copper alloy ingots and copper alloy castings
1452 Specifications for grey iron castings
1521 Waterproof building papers
1722 Specification for fences
1775 Steels tubes for mechanical structural and general purposes
1881 Methods of testing concrete
Cast iron flanged pipes and flanged fitting 2451 chilled iron,
2035
shot and greet
2499 Hot applied joints sealant for concrete pavements
2521 Lead based priming for wood work
2524 Red oxide linseed oil priming paint
2525-2527 Undercoating and finishing paints for protective purposes
2874 Copper and copper alloys, Roads and sections
3100 Specification for steel casting for purposes
3148 Methods of test for water for making concrete
3416 Black Bitumen coating solutions for cold application
3692 ISO metric precision hexagon bolts, screws and nuts
Specification for coal-tar-based hot applied coating. Materials for
4164 protecting iron and steel including suitable primers where required
4190 ISO metric black hexagon bolts, screw and nuts
4232 Surface finish of blast cleaned stall for painting
4360 Specification for weldable structural steels
High strength friction grip bolts and associated nuts and washer for
4395 structure
Specification for hot rolled steel bars for the reinforcement of
4449 concrete
4466 Bending dimensions for reinforcement
4483 Steel fabric for that reinforcement of concrete
4550 Methods of testing cement
The use of high strength friction grip bolts. In structural steel work,
4604 metric series
4622 Grey iron pipes and fittings
4772 Specification for ductile iron pipes and fitting
5135 Specification for ductile iron pipes and fitting
5328 Methods of specifying concrete, including ready mixed concrete
5400 RubberBridge Bearing
5911 Precast concrete pipes and fitting for drainage and sewerage
CP 114 Structural use for reinforced concrete in buildings

83
ASTM & JIS STANDARD

Standard Title/Topic
ASTM C 172 (JIS A 115-75) sampling of concrete
ASTM C 150 Portland Cement
ASTM C 39, C 192 (JIS A 1108-76, A 1132-63) compressive strength
ASTM C 143 (JIS A 1101-75) slump
ASTM C 231 (JIS A 1118-75) air content
ASTM C 138 (JIS A 116-75) density (unit weight) of concrete
ASTM C 117 (JIS A 1103-64) material pass 0.088 mm (No. 200 sieve)
ASTM C 70 (JIS A 1111 – 76) surface moisture in fine aggregate
ASTM C 40 (JIS A 1105-76) organic impurities
soundness of aggregates by use of sodium
ASTM C 88 (JIS A 1122-76)
sulfate or magnesium sulfate
ASTM C 136 (JIS A 1101-76) sieve analysis of fine & coarse aggregates
ASTM C 131, C 535 (JIS A 1121-76) Los Angeles abrasion
ASTM C 29 (JIS A 1104-64) bulk density (unit weight) and voids
ASTM C 33 specification for concrete aggregates
ASTM C 127, C 128 (JIS A 1109-76, A 1110-76) specific gravity and absorption
ASTM C 260 air-entraining admixtures for concrete
ASTM C 494 chemical admixtures for concrete
steel welded wire reinforcement, plain for
ASTM A 185
concrete
steel welded wire reinforcement, deformed
ASTM A 497
for concrete
ASTM A 82 steel wire, plain for concrete reinforcement
Steel wire deformed for concrete
ASTM A 496
reinforcement
ASTM D 2217 (JIS A 115-75) soil samples
ASTM D 1556, 2049 (JIS A 1108-76, A 1132-63) density and unit weight of soil
ASTM D 2434 permeability of granular soils
ASTM D 1558 (JIS A 118-75) moisture content
ASTM D 854 specific gravity of soil
ASTM D 422 (JIS A 1102) particle size analysis of soils (gradation)
ASTM D 1557, D 698 (JIS A 1210) laboratory compaction
ASTM D 2216 water (moisture) content of soil and rock

6.3 STANDAR DARI DIREKTORAT JENDERAL PENGAIRAN

➢ Spesifikasi dan gambar standar pintu pengatur air dari Direktorat


Jend.Pengairan PU 1988.
➢ Standar Desain Irigasi, Kriteria Desain Vol. KP-01 s/d KP 07, Desember 1986.
➢ Standar Desain Irigasi, Album Gambar BI-01 dan BI-02, Desember 1986.

84

Anda mungkin juga menyukai