Anda di halaman 1dari 98

BAB XII.

SPESIFIKASI TEKNIS

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan: Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan : 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri; 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional; 3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan; 4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan; 5. Harus mencantuKPan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; 6. Harus mencantuKPan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan; 7. Harus mencantuKPan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk; 8. Harus mencantuKPan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan; 9. Harus mencantuKPan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. TEKNIS UMUM PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN


PASAL 1 : PERATURAN TEKNIK UMUM Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini berlaku dan mengikat ketentuan tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) Peraturan Perundang-undangan pemerintah Indonesia yang dikeluarkan oleh

Peraturan-peraturan umum (Algemene Voorwaden) A.V. 41 Standar Industri Indonesia (SII) Peraturan Beton Indonesia PBI NI 2/1971 Peraturan SK SNI 1991 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1971 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977 Peraturan Perancangan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1982 Peraturan Cat Indonesia (N-4) Peraturan Semen Portland (NI-8) Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979 dan Perusahaan Air Minum Peraturan Kebakaran Menteri Pekerjaan Umum No. 02 /KPK TS /1985 Peraturan Direktorat Jenderal Perawatan Departemen Tenaga Kerja Tentang Penggunaan Tenaga, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Peraturan Menteri Kesehatan RI Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Persyaratan

15)

XII- 1

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


16) 17) 18) 19) 20) 21) 22) PASAL 2 : URAIAN PENJELASAN UMUM TENTANG TATA TERTIB PELAKSANAAN 2.1 Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI) 1983 untuk Gedung Pedoman Plumbing Indonesia (PPI) American Concrete Institute (ACI) American Society for Testing Materials (ASTM) American Association of States Transportation Officials (AASHTO) British Standard Institution (BS) Peraturan yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan. Highway and

Sebelum mulai pelaksanaan, kontraktor wajib mempelajari terlebih dahulu dengan seksama gambar kerja, rencana kerja dan syarat-syarat berita acara penjelasan pekerjaaan. Kontraktor diwajibkan menanyakan kepada Konsultan Pengawas untuk setiap ada perbedaan ukuran dari gambar-gambar termasuk antara gambar dan RKS untuk mendapat persetujuan; bila tidak, maka akibat dari kelalaian tersebut, dalam hal ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari kontraktor. Penyerahan lapangan/area/tempat pekerjaan akan di-serahkan kepada kontraktor segera sesudah dikelurakan surat keputusan penunjukan (SPK), dalam keadaan seperti waktu pemberian penjelasan pekerjaan. kontraktor diangggap sudah memahami benar-benar mengenai; a. letak bangunan yang akan dibangun b. batas-batas persil/kavling/maupun keadaanya pada waktu itu c. keadaan kontur tanah d. segala sesuatu yang ada di lokasi pekerjaan.

2.2

2.3

Kontraktor wajib menyerahkan hasil pekerjaannya hingga selesai dengan lengkap yaitu membuat (menyuruh membuat) memasang-serta memesan maupun menyediakan bahan-bahan bangunan, alat kerja dan pengangkutan membayar upah kerja dan lain lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan. Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangya 1 (satu) salinan dokumen kontrak (Gambar, RKS, Kontrak, Berita acara) ditempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh Direksi atau Konsultan Pengawas. Atas perintah Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas (KP) pada kontraktor dapat dimintakan membuat gambar-gambar penjelasan dan perincian bagian-bagian khusus dengan semua biaya atas beban kontraktor. Gambar-gambar tersebut telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan /Konsultan Pengawas menjadi kelengkapan gambar-gambar pelaksanaan. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaan maupun yang akan dilaksanakan pelaksana berhubungan dengan Ddireksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan pengesahan /persetujuan. Setiap usul perubahan dari kontaraktor ataupun persetujuan dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh pemberi tugas dianggap berlaku sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis. Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan proyek proyek ini harus benar-benar baru dan diteliti mengenai, mutu ukuran dan lain-lain di dalam RKS ini. Semua bahan-bahan tersebut di atas harus mendapatkan pengesahan/persetujuan dari Direksi Pekerjaan/ Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebelum akan dimulai pelaksanannya Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/perapihan, dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak pelaksana yang benar-benar ahli.

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

2.9

2.10 Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.

XII- 2

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


2.11 Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan atau di gudang harus memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggung jawabkan. PASAL 3 : JADWAL Paling lambat dalam 1 (satu) minggu setelah diterimanya surat penunjukan, kontraktor diharuskan mengajukan ; 3.1 Jadwal waktu (time Schedule) pelaksaannya terperinci yang digambarkan secara diagram (barchart). Jadwal pengadaan tenaga kerja Jadwal pengadaan bahan dan peralatan pekerjaan Diagram arus tunai (cash flow) secara balok.

3.2 3.3 3.4

Bagan-bagan yang disebut diatas (3.1-3.4) harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas sebagai dasar patokan kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan dan wajib mengikutinya. PASAL 4 : PENENTUAN PEIL DAN UKURAN 4.1 Kontraktor wajib memberitahukan Direksi Pekerjaan/KP, bagian pekerjaan yang akan dimulai untuk dicetak terlebih dahulu Peil-peil dan ukuran-ukurannya. Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap pekerjan dan segera melaporkan secara tertulis pada Direksi Pekerjaan/KP, setiap terdapat selisih/perbedaan-perbedaan Peil, ukuran untuk diberikan keputusan pembetulan. Tidak dibenarkan pelaksana kontraktor membetulkan sendiri kekeliruan tersebut itu tanpa persetujuan direksi pekerjaan/KP. Kontarktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja. Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian selanjutnya maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak diperhatikan sungguh-sunggguh. Kelalaian kontraktor dalam hal ini tidak akan tertolelir dan direksi pekerjaan/KP yang telah ditunjuk oleh pemberi tugas berhak untuk membongkar pekerjaan tersebut atas biaya kontraktor. Alat ukur yang dipakai minimal adalah waterpas dan theodolite yang sudah dikalibrasikan untuk mendapatkan ukuran yang dipertanggung-jawabkan. Peil dasar Penjelasan ketinggian tiap lantai bangunan lihat pada gambar As jalan pada perncanaan. halaman adalah mengikuti gambar

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

PASAL 5 : PEMAKAIAN UKURAN

5.1

Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syaratsyarat, gambar-gambar berikut tambahan dan perubahannya. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan kepada direksi pekerjaan/KP tentang setiap perbedaanperbedaan yang ditemukannya di dalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan dan melakasanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari direksi pekerjaan/KP. Pengambilan/ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam hal apapun menjadi tanggung jawab kontraktor oleh karena itu sebelumnya kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada. Bersamaan waktunya dengan penyerahan rencana kerja kontraktor wajib pula menyerahkan suatu bentuk skema organisasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek ini, untuk diperiksa dan mendapatkan persetujuan dari

5.2

5.3

PASAL 6 : PENYERAHAN SKEMA ORGANISASI PROYEK

6.1

XII- 3

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


direksi pekerjaan. 6.2 Sebagai lampiran dari skema organisiasi tersebut kontraktor harus menyerahkan suatu daftar usulan nama-nama petugas yang akan ditugaskan diproyek ini lengkap dengan jabatan dan daftar riwayat hidup (pengalaman hidup). Kontraktor wajib menempatkan seorang petugas yang akan bertindak sebagai wakil atau kuasanya untuk mengatur dan memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan (untuk selanjutnya) disebut sebagai pelaksana. Pemberi kuasa ini sama sekali tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan baik sebagian atau keseluruahan. Kontraktor harus menyertakan tenaga ahli yang telah ditunjuk oleh pabrik pembuat bahan peralatan yang dipasang untuk mengawasi, memeriksa dan menyetel pemasangan bahan, peralatan hingga bahan/peralatan tersebut bisa berfungsi sempurna. Kontraktor harus menugaskan minimal dua orang tenaga ahli yang harus selalu berada di proyek. Bila dikemudian hari ternyata pelaksana dan petugas yang ditunjuk oleh kontraktor; oleh direksi pekerjaan /KP dianggap kurang atau tidak mampu menunjukkan kecakapannya maka dereksi Pekerjanaan/KP berhak memerintahkan kontraktor untuk mengganti pelaksana/ Petugas tersebut.

PASAL 7 : PENYERAHAN WEWENANG KEPADA KUASA KONTRAKTOR

7.1

7.2

PASAL 8 : TENAGA AHLI

8.1

8.2

PASAL 9 : PEMBERHENTIAN PELAKSANA/PETUGAS

9.1

9.2

PASAL 10 : PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR

Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sesudah surat perintah direksi Pekerjaan tersebut keluar, kontraktor harus bisa menunjukkan seorang pelaksana/ petugas yang baru yang memenuhi persyaratan yang diminta. 10.1 Setiap pembangkit tenaga sementara penerangan pekerjaan harus diadakan oleh kontraktor termasuk pelaksanaan sementara kabel, kabel meteran, upah dan tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah beban pelaksana. 10.2 Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapatkan air dari sumber air yang sudah ada di dalam lokasi pekerjaan tersebut. Kontraktor harus memasang sementara pipa-pipa dan lain-lain pekerjaan untuk mengalirkan air dan mencabutnya kembali pada waktu pekerjaan selesai. Biaya untuk beban pekerjaan pengadaan air sementara adalah beban kontaraktor.

PASAL 11 : IKLAN PASAL 12 : JALAN MASUK DAN JALAN KELUAR

Kontraktor tidak diperbolehkan penyambung dan mengisap air dari saluran induk dan sebagainya tanpa mendapatkan ijin tertulis dari direksi pekerjaan/KP. Pelaksanaan tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan kerja atau tanah yang berdekatan tanpa ijin dari direksi/KP. 12.1 Pemakaian jalan masuk ke tempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak kontraktor dan disesuaikan dengen kebutuhan proyek tersebut. 12.2 Kontraktor diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada waktu penyelesaian dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan dan menjadi beban kontraktor.

10.3

PASAL 13 : PAPAN NAMA PROYEK PASAL 14 : PENYEDIAAN TEMPAT/ RUANG KERJA/KANTOR DIREKSI KONSULTAN PENGAWAS

Perijinan tentang jalan keluar masuk proyek menjadi tanggung jawab kontraktor termasuk biaya yang ditimbulkannya. Kontaktor wajib mengerjakan papan nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang ada dalam peraturan pemerintah daerah setempat. 14.1 Kontraktor wajib membangun sebuah bangunan yang akan digunak untuk kantor petugas-petugas direksi pekerjaan /KP hingga cukup memenuhi syarat ruang kerja untuk mengadakan rapat-rapat lapangan (site Meeting). Gambar dan ukuran akan ditentukan menyusul. 14.2 Kantor direksi lapangan a. Kontraktor direksi cukup representatif untuk bekerja

12.3

XII- 4

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


dan aman digunakan untuk menyimpan proyek selama pelaksanaan proyek. Luas kantor dari ; direksi adalah : 50 dokumen-dokumen m yang terdiri

R. administrasi & r. rapat 40 m Ruang KP/ WC 6 m POS keamanan 4 m Jumlah 50 m Perlengkapan kantor direksi adalah : 1 bh meja rapat ukuran 120 x 240 cm dengan 6 buah kursi rapat 2 bh meja tulis ukuran setengah biro dengan empat buah kursi kerja. 1 bh file kabinet ukuran 100 x 60 cm dari plastik 1 buah rak untuk contoh bahan material ukuran 60 x 200 x 200 cm 1 buah wahite board ukuran 100 x 200 cm 2 buah AC PK Merek ex. Daikin 1 Unit komputer minimum type Pentium 3 berikut printer Ink Jet b. Di dalam kantor direksi lapangan harus ditempatkan ruang WC dengan baik air bersih secukupnya dan dijaga kebersihannya. c. Posisi dan denah gambar ditentukan menyusul. kantor direksi akan

d. Alat-alat yang harus senantiasa di proyek 14.3 1 bh alat ukur Theodolite 1 bh kamera 2 Ps sepatu proyek dan helm proyek

Kantor pemborong dan Los kerja a. Pemborong harus menyediakan kantor sebagai tempat kerja dan gudang sebagai tempat penyimpanan material di lapangan. b. Pemborong harus menyediakan tiga buah pemadam Api Ringan (Extinguisher) 30 Kgs/cm yang ditempatkan satu di kantor pemborong , satu diletakkan di kantor direksi dan satu di letakkan di daerah strategis di los kerja . c. Khusus untuk tempat menyimpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil, harus dibuatkan kotak simpan di pagar dengan dinding papan, sehingga masing-masing bahan tidak tercampur dengan bagian yang lainnya. d. Pemborong tidak diperkenankan Menyimpan alat/bahan-bahan bangunan di luar pagar proyek walaupun untuk sementara. Menyimpan bahan-bahan yang ditolak lapangan karena tidak memenuhi syarat. selama direksi pekerjaan

PASAL 15 : KECELAKAAN DAN KESEHATAN

15.1 15.2

Kecelakaankecelakaan yang timbul berlangsung menjadi beban pelaksana.

Pelaksana diwajibkan menyediakan kotak P3K menurut kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang telah terlatih dalam masalah mengenai pertolongan pertama. Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam segala pembiayaan menjadi beban pelaksana. Pelaksana diwajibkan menyediakan pemadam kebakaran jenis ABC (segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah-galah dan lain sebagainya. Pelaksana diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan karyawannya. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini maka pelaksana harus mengikuti semua ketentuan-ketentuan umum lainnya

15.3 15.4

15.5 15.6

XII- 5

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


yang dikeluarkan oleh jawatan instansi pemerintah cq undang-undang kesehatan kerja dan sebagainya termasuk semua perubahan-perubahannya yang hingga kini tetap berlaku. 16.1 Pelaksana bertanggungjawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya yaitu mengenai kebutuhan ; a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kecerobohan yang disengaja atau tidak b. Penggunaan suatu yang keliru/salah c. Kehilangan bagian alat alat yang ada di daerahnya. 16.2 Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut di atas pelaksana harus melaporkan kepada direksi pekerjaan/ KP dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan lebih lanjut. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas pelaksana harus mengadakan pengamanan antara lain penjagaan ; penerangan malam pamagaran sementara dan sebagainya. Setiap pekerjaan harus memakai alat pengaman seperti helm, penggantung serta dan lain-lain yang dianggap perlu. Pelaksana harus menyediakan jaring-jaring pengaman dalam pelakanaan agar keselamatan lingkungan dan pekerja dapat terjamin dengan baik. Setiap saat direksi pekerjaan/KP harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian bagian pekerjaan, bahan dan peralatan, kontraktor harus menyediakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan direksi pekerjaan/KP proyek yang ditujuk oleh pemberi tugas menjadi tanggung jawab pelaksana Jika kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja normal hingga diperlukan pengawasan oleh direksi pakerjaan/KP maka segala biaya untuk itu menjadi beban pelaksana. Permohonan untuk pelaksana mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat dan harus disampaikan kepada direksi pekerjaan/KP. Biaya pengawasan tambahan disesuaikan dengan billing rate yang berlaku dari BAPPENAS. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditangan petugas petugas direksi pekerjaan/KP yang ditunjuk oleh pemberi tugas adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukkan dalam gambar-gambar dan RKS dan risalah penjelasan. Penyimpangan daripadanya haruslah seijin pemilik proyek. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang maka ini dimaksudkan untuk menunjukkan standar minimal mutu/kualitas bahan yang digunakan. Setiap barang yang akan digunakan harus disampaikan kepada direksi pekerjaan/KP oleh pelaksana untuk mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan atau dari konsultan perencana. Waktu penyampaian dilaksanakan jauh sebelum pekerjaan dimulai. Setiap usulan yang tidak seusai dengan petunjuk RKS serta gambar-gambar dan risalah penjelasan harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan konsultan perencana dan pemberi tugas/pemilik proyek. Contoh-contoh dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diajukan dan adakan oleh pelaksana kontraktor atas biaya pelakasan dan setelah disetujui oleh pemilik proyek, konsultan perencana dan konsultan manajemen maka sesuai contoh barang dan bahan tersebut akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. kelalaian/

PASAL 16 : PENGAMANAN

16.3

16.4

16.5 17.1

PASAL 17 : PENGAWASAN

17.2

17.3

17.4

PASAL 18 : PEMERIKSAAN DAN PEMYEDIAAN BAHANBAHAN BANGUNAN

18.1

18.2

18.3

18.4

XII- 6

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


18.5 Contoh bahan atau barang tersebut disimpan oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifatnya. Dalam pengajuan harga penawaran pelaksana harus sudah memasukkan sejauh keperluan biaya untuk pengujian terhadap barang dan bahan. Tanpa mengingat jumlah tersebut pelaksana tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian dan bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah pemilik proyek direksi perkerjaan/KP. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada RKS ini. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar kerja dengan RKS pelaksana diwajibkan mengajukan pernyataan tertulis kepada Managemen Proyek / KP yang ditunjuk oleh pemberi tugas dan pelaksana diwajibkan pula mentaati dan pengikuti keputusan direksi pekerjaan/KP. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar terbesar dan terakhirlah yang berlaku dalam ukuran dengan angka yaitu yang harus diikuti daripada ukuran skala dari gambargambar tetapi jika mungkin ukuran ini harus mengambil dari pekerjaan yang sudah selesai. Jika terdapat kekurangan penjelasanpenjelasan dalam gambar-gambar atau diperlukan gambar tambahan/gambar detail untuk membesarkan gambar-gambar atau untuk memungkinkan pelaksana melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka pelaksana harus membuat gambar tersebut dan dibuat tiga rangkap gambar atas biaya pelaksana. Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambargambar/RKS yaitu dokumen kontrak lainnya yang berlainan dan atau penjelasan-penjelasannya bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain, tetapi untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau hal yang menyangkut kelainan harus diinformasikan kepada direksi Pekerjaan /KP untuk mendapatkan keputusan. RKS, daftar voume pekrjaaan (BQ), gambar serta berita acara pelaksanaan penjelasan pekerjaan adalah bagian yang saling melengkapi satu sama lain dan sesutu yang termuat di dalamnya bersifat mengikat. Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan guna pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat berdasarkan gambar-gambar kerja yang disampaikan kepada direksi pekerjaan/KP untuk mendapatkan persetujuan. Pekerjaan pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum gambar pelaksanaan tersebut disetujui direksi pekerjaan/KP. Direksi pekerjaan/KP yang ditunjuk oleh pemberi tugas harus mempunyai waktu yang cukup untuk mengikuti gambar pelaksnaan yang diusulkan oleh pelaksana. Persetujuan terhadap gambar pelakanaan bukan berarti menghilangkan tanggung jawab pihak pelaksana terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Kelambatan akibat proses ini tidak berarti pelaksana mendapatkan perpanjangan waktu pelaksanaan. Gambar tersebut di atas harus dalam rangkap 3 (tiga ) berikut kalkirnya dan semua biaya pembuatannya di tanggung oleh pelaksana. Kontraktor wajib menyediakan segala peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan baik dan sempurna termasuk membongkar / merapihkan / membawa keluar segala peralatan tersebut setelah tidak diperlukan lagi Peralatan-peralatan tersebut harus sudah diperhitungkan bentuk, ukuran, kapasitas, dan sebagainya untuk bisa melayani kebutuhan pelaksanaan pekerjaan ini.

18.6

PASAL 19 : RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT GAMBAR KERJA

19.1 19.2

19.3

19.4

19.5

19.6

PASAL 20 : PEMBUATAN GAMBAR PELAKSANAAN/ GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)

20.1

20.2 20.3

20.4

20.5

PASAL 21 : PENYEDIAAN PERALATAN KERJA

21.1

21.2

XII- 7

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


21.3 Peralatan peralatan tersebut harus dalam keadaan baik dan harus siap digunakan. Peralatan yang tidak berfungsi harus segera diperbaiki atau kalau tidak mungkin harus segera diganti dengan yang masih berfungsi dengan baik. Peralatan yang harus disediakan terdiri atas ; Alat pemadat sesuai kebutuhan Theodolit dan waterpass Stamper Scaffolding Molen Genset Auger masin Alat pancang bila perlu Alat pokok lainya yang diperlukan., Kontraktor wajib menyediakan operator yang mampu melayini perlatan tersebut diatas Segala biaya yang diperlukan untuk penyediaan peralatan dan operatornya menjadi tanggung jawab kontraktor, termasuk biaya perawatan, perbaikan dan pembongkaran kembali peralatan tersebut. Kontraktor wajib menyediakan bahan bangunan yang diperlukan sesuai dengan syaratsyarat yang ditentukan dalam AV d. PUBB untuk beton bertulang syarat syarat dalam PBI 1971 Direksi pekerjaan / mengenai asal-usul menjelaskannya. KP berwenang bahan dan meminta keterangan kontraktor wajib

21.4

21.5

PASAL 22 : PENYEDIAAN BAHAN

22.1

22.2

22.3

Bahan bahan yang akan digunakan sebelumnya harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu kepada Direksi Pekerjaan / KP dan konsultan perancana untuk itu kontraktor wajib menyerahkan bahan-bahan yang diusulkan disertai brosur-brosur asli / sertifikat yang diperlukan. Bahan-bahan yang sudah didatangkan ke tempat pekerjaan tetapi ditolak pemakaiannya oleh Direksi Pekerjaan / KP harus segera disingkirkan dari tempat kerja paling lambat 24 jam dari penolakan tersebut. Bagian pekerjaan yang telah dimulai tapi masih menggunakan bahan yang telah ditolak harus segera dihentikan dan dibongkar. Kontraktor wajib mengiriKPan contoh bahan tersebut di atas kepada lab. Peneletian bahan yang ditentukan apabila Direksi Pekerjaan / KP masih sangsi dan merasa perlu meneliti kualitas barang yang diusulkan tersebut. Biaya penelitian bahan di lab. menjadi tanggung jawab Kontraktor. Untuk jenis pekerjaan yang apa bila dikerjakan akan mengakibatkan pada jenis pekerjaan yang lain yang tidak dapat diperiksa/ tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut, maka kontraktor wajib meminta pada direksi pekerjaan / KP secara tertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan yang akan ditutup itu . Setelah pekerjaan yang akan ditutup dinyatakan baik baru kontraktor diperkenankan melaksanakan pekerjaan selanjutnya. Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut diatas tidak diwajibkan oleh Direksi Pekerjaan / KP dalam waktu 2 x 24 jam sejak jam diterima permohonan tersebut tidak terhitung hari libur resmi maka kontraktor boleh melanjutkan pekerjaan tersebut kecuali apabila Direksi Pekerjaan / KP memintanya perpanjangan waktu pemeriksaan dan kontraktor mrnyetujui. Apabila ketentuan ketentuan tersebut di atas dilanggar oleh kontraktor maka Direksi Pekerjaan / KP berhak menginstruksikan untuk membongkar bagian yang sudah dikerjakan baik sebagian maupun seluruhnya maupun untuk keperluan pemeriksaan atau perbaikan. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali akan dibebankan kepada kontaktor.

22.4

22.5

22.6

PASAL 23 : TATA CARA UNTUK MEMULAI SUATU JENIS PEKERJAAN

23.1

23.2

23.3

XII- 8

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


PASAL 24 : TATA CATA PENILAIAN PRESTASI PEKERJAAN Pekerjaan-pekerjaan yang sudah terpasang dengan baik dan sudah diterima oleh Direksi / Direksi Pekerjaan / KP dapat dihitung prestasi dengan nilai 100 % dan bahan bahan yang sudah didatangkan ke lokasi proyek tetapi belum terpasang, tidak dapat dinilai prestasinya. Apabila ada bagian bagian pekerjaan yang diserahkan kepada pihak ketiga (sub Kontraktor) sesuai dengan ketentuan yang ada dalam kontrak maka untuk ini kontraktor wajib mengatur koordinasi bekerja dengan pihak ketiga. Tanggung jawab atas kualitas barang yang telah diserahkan kepada pihak ketiga ini tetap berada pada pihak kontraktor. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap hasil pekerjaan yang sedang dan sudah selesai dilaksanakan terhadap hal-hal yang menimbulkan keresahan. 27.1 Kontraktor wajib menyediakan 2 set seluruhnya dokumen pelaksanaan seperti yang tersebut dalam PASAL 33 Buku RKS ini untuk masing-masing diletakan di kantor pelaksanaan dan dikantor Direksi Pekerjaan / KP menjadi konstruksi di lapangan Seluruh dokumen tersebut diatas harus dalam keadaan jelas dan mudah dibaca dan sudah mencantuKPan perubahanperubahan terakhir. Biaya penyediaan dokumen-dokumen tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor. Dalam masa pemeliharaan kontraktor tetap bertanggung jawab untuk memlihara pekerjaan yang telah selesai apabila dalam masa pemeliharaan tersebut ada pekerjaanpekerjaan yang rusak dan tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan / KP maka kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan tersebut secepatnya. Apabila dalam masa pemeliharaan ini kontraktor tidak melaksanakan perbaikan-perbaikan seperti yang diminta Direki Pekerjaan / KP maka prestasi pekerjaan akan dikurangi sesuai dengan nilai pekerjaan yang belum diperbaiki dan penyerahan kedua tidak dapat dilaksanakan. Kontraktor wajib mengajarkan/melatih tenaga pemeliharaan (maintenance) dari pihak pemberi tugas hingga pemakai bisa menggunakan selurah sistem dengan baik. Kontraktor harus membuat buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia yang jelas sebanyak 6 set untuk pemberi tugas. Pelaksanaan kontraktor pada akhir pekerjaan harus membuat gambar-gambar terakhir sesuai dengan yang terpasang atau yang telah dilaksanakan (Asbuiltdrawing) gambar yang sesuai dengan kenyataan tersebut harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan / KP Gambar tesebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga ) berikut gambar asli dan semua biaya pembuatannya ditanggung pelaksana. Setiap bagian yang berhubungan dari kontraktor satu dengan kontraktor yang lain harus selalu dalam koordinasi yang baik agar kerusakan masing-masing bidang pekerjaan dapat dihindari.

PASAL 25 : KOORDINASI DENGAN SUB KONTRAKTOR

PASAL 26 : PERLINDUNGAN TERHADAP HASIL PEKERJAAN PASAL 27 : PENYEDIAN DOKUMEN PELAKSANAAN DI LAPANGAN

27.2

27.3 PASAL 28 : TANGGUNG JAWAB DALAM MASA PEMELIHARAAN 28.1

28.2

PASAL 29 : TENAGATENAGA PEMELIHARAAN DARI PEMBERI TUGAS

29.1

29.2 30.1

PASAL 30 : GAMBAR YANG SESUAI DENGAN KENYATAAN

30.1

PASAL 31 : KERUSAKAN BAGIAN PEKERJAAN OLEH PELAKSANA/ KONTRAKTOR/ SUB KONTRAKTOR

31.1

PASAL 32 : PENYERAHAN PERTAMA

Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihidari kontraktor yang bersangkutan diwajibkan memperbaiki bagian bangunan yang rusak tersebut seperti keadaan semula dinilai dan disetujui pemilik proyek atau Direksi Pekerjaan / KP secara tertulis. Pada akhir pekerjaaan menjelang pekerjaan penyerahan pertama : 32.1 Semua bangunan sementara dibongkar setelah mendapat ijin dari pemilik proyek Direkis Pekerjaan/KP atau yang ditunjuk oleh pemberi tugas. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih

31.2

32.2

XII- 9

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


utuh tanpa cacat. 32.3 Pelaksana diwakjibkan menyerahkan kepada pemilik proyek atau direksi pekerjaan /KP berupa ; a. 3 (tiga) gambar As built drawing dan seluruh pekerjaan yang dilaskanakan termasuk gambar peruabahan dari rencana. b. 3 (tiga) album photo berwarna 32.4 Membersihkan atau membuang sisa bahan, sampah dan lainlain yang tidak berguna pada pelaksanaan pembanguan.

B. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN PERSIAPAN


PASAL 33 : PEKERJAAN PERSIAPAN 33.1 Pekerjaan Pembongkaran Tidak ada 33.2 Kabel-Kabel Listrik Kontraktor harus melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan seperti pengadaan kerekan/tempat meluncur pengaman, apabila konstruksi melewati kabel-kabel dan harus mengikuti semua persyaratan pengamanan PLN untuk menghindari kecelakaan yang terjadi karena pemakaian alat-alat tersebut. 33.3 Lokasi Persiapan dan Pelayanan yang Ada Kecuali ukuran-ukuran setting out seperti yang tercantum pada denah, posisi sumbu yang tepat dari sarana-sarana pelayanan maupun bangunan-bangunan tertanam yang ada harus disetujui oleh Direksi/KP sebelum penggalian percobaan, tetapi apabila perlu, boleh juga setelah membuat galian-galian percobaan. 33.4 Pembersihan Pohon yang akan ditebang harus diukur setinggi 1 meter dari atas permukaan tanah. Ranting-ranting dan tangkai-tangkai pohon harus disingkirkan dan pekerjaan tersebut dibayar menurut item yang sama, akan tetapi tidak satupun pohon boleh ditebang tanpa seizin yang tegas dari Direksi /KP . Pembersihan semak-semak dan pohon dengan tali pelana (chain show) kurang dari 50 cm harus dimasukkan ke dalam pekerjaan galian. Batang kayu sebelumnya menjadi milik pihak pemberi tugas. Pembersihan tanah pertanian dari rumput atau sisa-sisa tanaman tidak akan dibayar secara terpisah dan harus dimasukkan ke dalam item Land clearing. 33.5 Pekerjaan Survey Lapangan Semua informasi yang diperoleh dari Engineer seperti petapeta, sket-sket, hasil pengukuran elevasi, BM dsb harus dikelompokkan dan dicek ulang di lapangan. Semua pengeluaran sehubungan dengan informasi yang diperoleh harus ditanggung oleh kontraktor dan harus masuk ke adalam item yang bersangkutan di dalam BQ Sehubungan memulai pekerjaan apapun, kontraktor harus melaksanakan survey topografi secara detail di area proyek yang ditunjukkan oleh Engineer. a. Pengukuran Elevasi Semua Bench Mark dan patok dan semua titik referensi disepanjang area proyek harus diukur elevasinya dengan Automatic level (misal Wild NAK 1 atau 2, NAZ) Semua route pengukuran harus diukur dua kali (pulang pergi/looping). Looping pengukuran harus mendekati atau lebih pada 7 k km dimana k adalah jarak pengukuran dalam km. Semua route pengukuran harus diantara dua Bench Mark yang ada di proyek. Garis pandangan/penglihatan tidak boleh melebihi 50 m, seluruh perhitungan pengukuran harus dicek secara bebas

XII- 10

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


setiap hari dan ditandatangani. Pengecekan alat ukur instrumen : instrumen (waterpass) harus dicek setiap kali akan dipakai dengan test menggunakan dua patok dengan jarak 50 m. perbedaaan ketinggian antara dua titik yang diukur dari titik tengah harus dibandingkan dengan perbedaaan ketinggian yang diukur dari dekat ke satu ujung. Hasilnya harus di cantuKPan pada lembaran-lembaran lapangan dengan membuat penyesuaian bilamana perlu. Mistar ukur harus ditempatkan diatas pelat dasar logam pada semua titik pergantian. Pada BM dan patok, mistar ukur harus diletakkan langsung di atas paku atau baut. Pemegang mistar ukur diperintahkan untuk memegang mistra ukur tegak lurus dengan menggunakan gelembung-gelembung udara (nivo) apakah ditempel pada mistar ukur atau dipegang menempel pada pingggir mistar ukur. Gelembunggembung ini harus dicek. b. Survey Detail, pengukuran Elevasi Struktur & menarik Garis Dasar (Bottom Linning) Ketinggian dan jarak seluruh harus ditentukan dengan tepat. bangunan/struktur proyek

Ketinggian setempat. (Spot height) Ketinggian setempat harus diukur setiap 2 m disepanjang garis dasar dan setiap 5 m dipuncak dinding bangunan, sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaan. Kerapatan ketinggian setempat akan bervariasi sesuai dengan pekerjaan dan ketakteraturan struktur bangunan. Ketinggian setempat harus disurvey sepanjang dari seluruh daerah yang rendah dan seluruh titik yang tinggi. Ketinggian setempat harus diukur dari BM utama dengan waterpass. Posisi ketinggian setempat pada dengan keseluruhan harus ditunjukkan dalam desimal. Elevasi yang didapat dengan pengukuran waterpass ini harus diperlihatkan data TIGA desimal dibelakang koma. Ketinggian setempat harus diperlihatkan pada keseluruhan bangunan, gorong-gorong, pada saluran, pada saluran plumbing bangunan, saluran limbah, drainase dan pada sepanjang jalan. Seluruh hasil survey ketinggian setempat pada daerah berlumpur jika ada selama pembangunan harus diteliti dengan mistar ukur di atas pelat dasar pada permukaan tanah. Sangat sulit untuk menentukan taraf permukaan tanah (ground level) dalam kondisi tanah basah, dalam hal ini pelat dasar harus tetap pada posisinya., kemudian mistar ukur diletakkan di atas puncaknya dengan hati-hati dan dibaca secepat mungkin.

Ketinggian Detail dan Ketinggian Setempat. Ketelitian posisi titik tertentu yang diukur harus lebih kecil dari 0,02 m (0,2 mm pada peta berskala 1 : 100). Ketelitian ketinggian setempat harus + 5 mm apabila dicek terhadap BM terdekat. Ini dimaksudkan untuk ketinggian setempat pada tanah stabil.

c. Survey Bersama Sebelum melakukan seluruh pekerjaan tanah Kontraktor bersama-sama dengan pihak pemberi tugas dan Engineer harus melakukan survey diseluruh area yang akan dibuat galian, bangunan, jalan, atau tanda untuk menentukan tingginya letak suatu area. Gambar hasil survey bersama dipersiapkan oleh kontraktor dan harus disetujui oleh engineer sebelum dimulainya suatu pekerjaan tanah. Kontraktor harus menyediakan dan menentukan bracing yang kuat dan cukup untuk menahan isi dan atau galian yang diminta oleh KP jika sangat dibutuhkan. Apabila galian dibuat dekat atau dibawah bangunan yang ada atau pekerjaan tersebut dapat menyebabkan turunnya bangunan, kontraktor harus mencegah kerusakan yang

XII- 11

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


diakibatkan oleh pekerjaan sementara tersebut dengan caracara yang disetujui KP Semua bracing harus dipelihara dengan benar sampai pekerjaan permanen cukup kuat dan kayu-kayu penopang (bracing) boleh dibongkar. Pembongkaran bracing hanya boleh dilaksanakan dengan seizin Engineer dan di bawah Pengawasan KP Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar detail serta perhitungan-perhitungan untuk penopang/penahan yang diusulkan untuk menahan galian parit dan galian-galian lainnya. Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukan kegiatan apapun sebelum usulan metode pelaksanaan dan gambar-gambar detail didiskusikan dan disetujui KP

33.6

Pengukuran dan Pematokan a. Pemborong harus mengerjakan pematokan dan pengukuran untuk menentukan batas-batas pekerjaan serta garis-garis kemiringan tanah sesuai dengan rencana. b. Dari pengukuran ini dibuat gambar kerja yang memuat tentang pembagian lokasi areal kerja untuk disetujui Direksi Proyek/KP sehingga jadwal pelaksanaan pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan. Bilamana ada perbaikan dari direksi Pekerjaan, pemborong harus melakukan pengukuran ulang. Dalam pengukuran ini harus ada patokan referensi tetap yang tiap koordinat : Patokan utama dibuat dari beton ukuran 20 x 20 x 80 cm Patok lain yang digunakan untuk pembatas site terbuat dari pipa PVC pralon diberi tulang besi dia 15 cm dicor beton 1 : 2 : 3 dan diberikan tanda koordinat. c. sebelum pelaksanaan pematokan, pemborong wajib memberikan laporan tertulis kepada direksi pekerjaan. d. Hasil pelaksanaan pekerjaan pengukuran dimintakan persetujuan Direksi Pekerjaan, dan hanya hasil pengukuran yang telah disetujui Direksi digunakan sebagai dasar pekerjaan selanjutnya. e. Bila terdapat penyimpangan dari gambar pelaksanaan. Pemborong harus mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang terjadi penyimpangan, kepada direksi untuk dimintakan tanda tangan persetujuan peyimpangan tersebut. f. Apabila terdapat revisi, hasilnya diajukan kembali untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan , hasil persetujuan tersebut dibuat di atas kertas kalkir dengan 3 (tiga) lebar hasil reproduksi. Ukuran huruf yang dipakai pada gambar serta ketentuan-ketentuan direksi Pekerjaan akan dijadikan gambar pelaksanaan sebagai pengganti gambar lama.

33.7

Pembersihan dan Penebangan pohon a. Pohon-pohon dan lain sebagainya yang ditebang kecuali tanaman penghias (taman) yang perlu dipertahankan, dibongkar sampai kedalaman 40 cm di bawah permukaan tanah, permukaan akhir ditentukan setelah pengupasan tanah yang kurang baik serta sampah-sampah, akar-akaran dibuang keluar dari lapangan pekerjaan. Penebangan pohon-pohon dilakukan setelah mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. b. Kerusakan bangunan jika ada, pagar milik orang lain yang terjadi akibat waktu pembersihan, harus diperbaiki dan biaya ditanggung pemborong.

33.8

Pelaksanaan Peil dan Ukuran a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil-peil dan ukuran yang ditetapkan pada gambar kerja dan RKS. b. Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan menurut peil yang

XII- 12

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


sudah ditentukan, bila terjadi kelainan, pemborong tidak akan ditolelir kesalahannya dan pekerjaanya berhak diulang.kembali (dibongkar) atas beban biaya ditanggung Pemborong. c. Pemborong wajib mencocokkan ukuran-ukuran dengan yang lain dalam setiap pekerjaan, jika terjadi selisih/perbedaan segera melaporkan kepada Direksi pekerjaan untuk diberi keputusan pembetulannya. 33.9 Pengupasan Lapisan Tanah a. Pemborong harus melakukan penupasan (stripping) terlebih dahulu pada lokasi proyek tersebut, sehingga didapatkan permukaan tanah asli yang bebas dari kotoran, humus, akarakar atau sisa-sisa material yang membusuk. b. Ketebalan pengupasan ini minimum 30 cm dari permukaan tanah asli. Tanah bekas stripping (kuapsan) harus dibuang jauh dari lokasi pekerjaan/sesuai dengan petunjuk Direksi. 33.10 Pemadatan untuk jalan Setelah tanah yang selesai distripping dan pekerjaannya telah sesuai dengan persyaratan, maka tanah hasil kupasan khusus yang akan digunakan sebagai badan jalan tersebut dipadatkan dengan menggunakan mesin gilas (Compactor ) 8 ton minimal 5 kali lintasan (gilasan) hingga mencapai kepadatan yang telah ditentukan. Dilengkapi dengan hasil test kepadatan. 33.11 Pagar Pengaman Pemasangan pagar pengaman bertujuan sebagai pengamanan pada lokasi proyek, memudahkan kontraktor untuk mengontrol pekerjaan dan material dan untuk membatasi pihak pihak yang tidak berkepetingan ke lokasi proyek. Pagar pengaman proyek terbuat dari lembaran seng gelombang BJLS 20 yang disusun tegak. Seng tersebut dipakukan pada kayu penyangga yang dipasang setiap jarang 1 meter yang didirikan di lokasi. Kayu penyangga berupa kayu dolken bulat dengan diameter minimal 5 cm. Pada bagian atas, tengah dan bawah rangka kayu tegak di pasang rangka kayu 4/6 melintang sebagai pembagi rangka tegak. Pada setiap tiang tegak dipasang pengaku yang ditanam pada tanah berbentuk sedemikian sehingga membentuk segitiga dengan tiang tegak. 33.12 Papan Nama Proyek/Reklame Kontaktor wajib mengerjakan papan nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang ada dalam peraturan pemerintah daerah setempat. Papan nama proyek harus memuat ; Nama proyek Pemilik proyek Lokasi proyek Nomor kontrak Biaya kontrak Nama konsultan perencana Nama konsultan Pengawas Nama kontraktor Waktu pelaksanaan

C. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN STRUKTUR


PASAL 34 : PEKERJAAN GALIAN TANAH/URUGAN 34.1 LINGKUP PEKERJAAN a. Pekerjaan meliputi menyediakan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan galian yang diperlukan sebagaimana diperlihatkan dalam

XII- 13

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


spesifikasi atau sebagaimana yang diperlukan. b. Kontraktor harus mengadakan penyediaan-penyediaan dan persiapan-persiapan serta melakukan semua pekerjaan yang perlu untuk menerima atau ikut serta dengan pekerjaan lain. c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang akan terpasang dan yang tertanam pada tanah tanpa mengabaikan semua ketentuan-ketentuan yang berlaku jika pekerjaan tersebut tidak disebutkan secara khusus d. Kontraktor harus melakukan pekerjaan galian untuk semua pekerjaan seperti yang terlihat dalam gambar untuk pekerjaan galian tanah pondasi, pemotongan / pembentukan kontur elevasi lahan sesuai site plan, pembentukan badan jalan,timbunan kembali galian tanah pondasi, timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran, timbunan tanah untuk peninggian, galian tanah untuk mendapatkan peil lantai yang disyaratkan, galian bak kontrol, dan pekerjaan perataan tanah sekeliling dan pekerjaan lain yang tidak disebutkan namun harus dikerjakan karena untuk mendukung pekerjaan tersebut. 34.2 KETENTUAN UMUM a. Untuk detail pekerjaan yang mungkin tidak tercantum dalam spesifikasi ini tapi peekrjaan tersebut tetap harus dilakukan, maka kontraktor harus melaksanakannya sesuai standard yang berlaku. b. Untuk pekerjaan galian, kontraktor harus mempelajari semua data dan memutuskan tahapan metode galian yang akan dipakai. Kontraktor dapat membuat studi tambahan (penyelidikan tanah, dan sebagainya) bila konraktor berpendapat data/desain yang ada tidak sesuai dengan usulannya. c. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk konsekwensi yang terjadi atas kegagalan konstruksi pada saat pengaglian sehubungan dengan metode galian yang ada, maupun metode galian usulannya. d. Harga yang diajukan kontraktor haruslah sudah termasuk jenis semua jenis pekerjaan yang harus dilakukannya agar pekerjaan galian dapat dilakukan dengan aman. Dalam hal ini, kontraktor harus melakukan segala tindakan yang diperlukan, seperti penelitian di lapangan dan lingkungan proyek, mempersiapkan perencanaan setail galian dan penahan tanah sementara, test, sistem monitor (pengawasan) pembongkaran kembali pekerjaan sementara, tindakan lainnya, untuk meyakinkan pihak perencanaan maupun team pengawas dari pemerintah. e. Detail metode dalian dan sistem penahan tanah yang dipakai oleh kontraktor harus disetuui oleh KONSULTAN PENGAWAS/Konuslta Perencana, dan perlu ditegaskan bahwa persetujuan itu tidak berarti membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya untuk semua kerusakan yang mungkin timbul pada bangunan sekelilingnya jika ada. f. Walaupun metode galian yang digunakan sesuai dengan yang telah dipersiapkan oleh konsultan perencana, kntraktor tetap bertanggung jawab penuh atas semua kerusakan yang mungkin terjadi. 34.3 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR a. Kontraktor harus menjamin keamanan dari sekelilingnya dari segala kerusakan yang mungkin terjadi akibat galian. Kontarktor juga bertanggung jawab untuk segala kerusakan ataupun tuntutan dari masyarakat yang mungkin terjadi. b. Kontraktor harus menggali sesuai kedalaman yang a kan direncanakan. dengan bentuk dan

c. Kontraktor harus segera melindungi permukaan galian dengan adukan semen pasir (Screed), agar tidak terjadi kelongsoran d. Kontarktor harus berpengalaman dalam menyediakan menyiapakan tenaga ahli dan mengawasi yang semua

XII- 14

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


rencana/pelaksanaan galian, seperti menentukan tahapan dan sistem schedule, penempatan konstruksi sementara sistem saluran air hujan, dewatering jika sangat mendesak, dan sisitem monitoring untuk pergerakan tanah jika sangat diperlukan dan semua tindakan pengalaman dari pekerjaan galian. e. Kontraktor harus menyerahkan laporan harian dan laporan mingguan, dari sistem pengamatannya selama pekerjaan galian kepada pihak direksi proyek. f. Direksi/ perencana berhak meminta kontraktor menambah/ mengubah sistem pengamatan jika diketemukan hal-hal yang mencurigakan tanpa adanya tambahan biaya. g. Setiap perubahan metode/urutan galian harud dilaporkan dan disetujui oleh direksi h. Kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan galian sesuai dengan peraturan yang berlaku dan membuat laporan maupun ijin yang diperlukan dari pihak yang berwajib. 34.4 KONDISI LAPANGAN a. Sebelum pemasukan tender, kontraktor harus meninjau lokasi. Kontraktor harus menjamin bahwa informasi yang didapat baik dari gambar maupun kunjungan, cukup dapat mengajukan/menghitung harga penawaran b. Penunjukan kontraktor adalah berdasarkan bahwa kontraktor sudah dianggap mengetahui benar kondisi lokasi dan sekelilingnya, berikut bangunan sekelilingnya yang mungkin terpengaruh oleh kegiatan konstruksi tidak ada tuntutan untuk tambahan biaya di kemudian hari dengan alasan tidak adanya data yang jelas. c. Kontraktor harus membebaskan Pemberi Tugas atas segala tunuttan dari pihak lain yang mungkin terjadi selama masa konstruksi, akibat adanya kerusakan bangunan, kecelakaan kegagalan konstruksi, polusi dan lain-lain. d. Kontraktor harus memelihara dan menjamin kebersihan jalan lingkungan, setiap kendaraan yang keluar masuk dari dan ke proyek harus terlebih dahulu dibersihkan. 34.5 PERSYARATAN MATERIAL Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi yang dipadatkan dengan alat pemadat dengan kepadatan minimal sama dengan kepadatan tanah asli. Untuk timbunan di bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu serta sampah lainnya. 34.6 PEDOMAN PELAKSANAAN a. Direksi/Konsultan Pengawas berhak menolak metode galian yang diajukan oleh kontraktor tanpa adanya tambahan biaya untuk hal tersebut. Setiap penolakan seperti di atas tidak membebaskan kontraktor sebagai penanggung jawab tunggal dari pekerjaan galian. b. Kontraktor bertanggung jawab penuh untuk ; Peralatan keselamtan kerja Perbaikan tanah Proteksi lereng galian dengan screed semen dan pasir)

(pasangan

c. Direksi/perencaan berhak memerintahkan kontraktor, untuk melakukan berbagai tindakan agar keamanan bangunan sekelilingnya dapat terjamin dan tidak ada tambahan biaya untuk tidakan tersebut. d. Kontraktor harus menunda pekerjaan galian dalam hal jika terjadi hal-hal yang memungkinkan terjadinya bahaya longsor atau lainnya, pekerjaan dapat dilakukan bila kontraktor sudah mempunyai metode untuk mengatasinya. e. Kontarktor harus mendapatkan persetujuan direksi bila akan melakukan pengurukan bagian-bagian pekerjaan permanen. f. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank

XII- 15

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui direksi. Bentuk galian yang dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan kedalaman yang tertera dalam gambar. Apabila di tempat galian ditemukan pipa pembuangan, kabel listrik, telpon atau lainnya yang masih berfungsi, maka kontraktor secepatnya memberitahukan kepada direksi atau pada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Apabila dalam penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka kontraktor wajib melaporkannya kepada direksi untuk dilanjutkan kepada pemerintah daerah setempat. Galian-galian untuk bak kontrol, bak penampungan air saluran air hujan, dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detail. g. Galian di luar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam site plan. h. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang ditentukan dalam gambar, maka kontraktor harus mengisi galian tersebut dengan pasir urug. i. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank, galian bak kontrol, galian bak penampung air, galian saluran air hujan saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuh yang baik. Setelah lapisan pertama dipadatkan, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan seperti di atas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali. j. Pengurugan dengan tanah timbunan dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan 10 cm di bawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm. k. Di bawah lantai diurug dengan pasir dan dipadatkan. pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan direksi atas tentang kesempurnaan pengurukan dan pemadatan. l. Di bawah pondasi, saluran air diurug dengan pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan Pekerjaan tanah untuk struktur : a. Sisa-sisa, kayu akar, batu-batuan dan unsur-unsur pengganggu lain harus disingkirkan dan dikeluarkan sebelum dilakukan pengupasan tanah lapisan bagian teratas (top soil) daerah yang akan dibangun sehinggga minimal 1 meter di luar garis rabat harus dikupas sedalam 20 cm (kedalaman retak) untuk tanah bekas ladang sedang untuk tanah bekas sawah minimal 30 cm. Tanah hasil kupasan ini hanya boleh untuk menggurug daerah-daerah rendah yang tidak akan didirikan bangunan di atasnya. Bila kondisi tanah sangat jelek atau labil maka lapisan atas ini harus dibentuk dengan rata menurut garis-garis ketinggian yang ditentukan dalam gambar rencana. b. Muka tanah tempat akan didirikan bangunan di atasnya harus dibentuk dengan rata menurut garis-garis dan ketinggin yang ditentukan di dalam gambar rencana. c. Pada pembentukan tanah yang bertangga atau akibat dari peralatan terjadi suatu talud (tebing) maka harus diusahakan pengamanan pada tebing yang rawan untuk diusahakan pengamanan pula air hujan/air tanah tidak melimpah ke daerah bangunan yang lebih rendah, dengan kata lain daerah kerja harus selalu bebas banjir. d. Galian tanah dilaksanakan untuk semua jenis pasangan

XII- 16

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


pondasi dan semua pasangan lainnya di bawah tanah seperti rollag atau sloof pengalasan lantai, semua saluran-saluran septicktank dan pembebasan penanaman pohon dan lain-lain yang nyata-nyata harus dilakukan sesuai dengan rencana gambar. e. Galian tanah yang melebihi kedalaman yang ditentukan dan bila ini terjadi pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari pemberi tugas. f. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat atau didekat tanah galian seperti akar atau tunas pohon sisa kayukayuan, bekas bongkaran, batu-batuan dan sebagainya harus dikeluarkan dan disingkirkan. g. Pada bagian galian yang dianggap mudah longsor pemborong harus mengadakan tindakan pencegahan dengan membuat talut atau cara lain, kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat guguran tanah dengan alasan apapun menjadi tanggungan kontraktor. h. Pengeringan tempat kerja . Untuk pelaksanaan, tempat kerja terutama galian pondasi harus dalam keadaan bebas air. Untuk itu pemborong harus menyediakan alat-alat pengering dalam keadaan siap pakai dengan daya jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan. i. Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilaksanakan seijin konsultan pengawas setelah dilakukan pemeriksaan pondasi. j. setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuhtumbuhan dan segala macam sampah atau kotoran. Tanah urugan harus dari jenis tanah berbutir (tanah berpasir dan tidak terlalu basah). k. Urugan tanah harus dipasang sepadat mungkin dengan mesin pemadat (Stamper) dan tidak dibenarkan hanya menggunakan timbris. Urugan tanah untuk meninggikan atau memperbaiki permukaan, pada dasarnya akan ditentukan dan di bawah pengawasan konsultan pengawas menurut ketinggian, lebar dan kedalaman yang diperlukan, pelaksaannya harus dengan lapis demi lapis, setiap lapis tidak boleh lebih tebal dari 20 cm. l. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari tempat-tempat yang akan ditentukan oleh KONSULTAN PENGAWAS. 34.7 PENGURUGAN a. Pengurukan kembali tanah dapat digunakan yang sebelumnya harus disetujui direksi. tanah galian,

b. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis, ketebalan lapidan maksimum 20 cm . pemadatan lapisan harus mencapai kepadatan 95 % dari standar Proctor Lab. pada kadar air Optimum. Untuk lapisan yang paling atas harus mencapai 98 % standar Proctor Lab. c. Bila kontraktor gagal untuk mendapatkan pemadatan yang cukup untuk setiap lapisan pemadatan lapIsan, maka kontraktor tidak boleh meneruskan pekerjaan pemadaatan untuk lapisan berikutnya,. d. Material yang harus dipakai untuk timbunan harus memenuhi satu dari persyaratan-persyaratan berikut; Material yang diklasfikasikan dalam kelompok A-1, A-24, A-2-5 atau A-3 seperti dalam AASHTO M-145dan harus dipadatkan sampai 90 % dari berat jenis kering maksimum (Maximum dry Density) menurut AASHTO T.99 Material yang diklasifikasikan dalam kelompok A-2-6, A2-7, A-4,A-5, A-6, A-7 boleh digunakan dengan perhatian khusus diberikan pada waktu pemadatan tanah untuk mencapai 95 % dari berat jenis kering maksimum (Maximum dry Density) menurut AASHTO T.99

e. Mesin gilas tidak boleh digunakan di tempat-tempat yang

XII- 17

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


oleh direksi dianggap berbahaya atau dengan jarak yang kurang 45 cm terhadap saliuran, batas-batas pekerjaan lain yang mungkin menjadi rusak. Untuk hal tersebut mesin gilas bisa diganti dengan stemper f. Urugan pada daerah bangunan dan sekeliling luar bangunan dalam radius 1,5 meter dari tepi bangunan harus diberi bahan anti rayap. Jika ada waterproofing maka bahan anti rayap tidak bereaksi dengan water prooffing. g. Bila tidak tercantum dalam gambar-gambar detail, maka sebelum pemasangan pelat pondasi beton, dasar galian ditimbun dengan pasir urug dengan ketebalan 10 cm (setelah disiram, diratakan dan dipadatkan) kemudian dipasang lantai kerja dengan tebal 5 m dengan adk 1 ps : 3 psr : 5 krl. Bila tidak tercantum dalam gambar-gambar detail maka sebelum pemasangan sloof beton dipasang lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan adukan 1 Ps : 3 Psr : 3 Krl.

PASAL 35 : PEKERJAAN BETON BERTULANG

35.1 LINGKUP PEKERJAAN a. Pekerjaan meliputi menyediakan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan instalasi konstruksi dan perlengkapanperlengkapan untuk semua perbuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua baja tulangan, bersama dengan semua pertukangan / keahlian dan yang ada hubungan dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan dalam spesifikasi atau sebagaimana yang diperlukan. b. Kontraktor harus mengadakan penyediaan-penyediaan dan persiapanpersiapan serta melakukan semua pekerjaan yang perlu untuk menerima atau ikut serta dengan pekerjaan lain. c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang akan terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh PBI 1971 d. Ukuran-ukuran dimensi dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambargambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih data ukuran-ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau direksi guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya yang disetujui oleh Perencana. Jika karena keadaaan pasaran besi penulangan perlu diganti guna berlangsung pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh kurang dengan luas sebelumnya dengan memperlihatkan syarat-syarat lainnya yang termuat di dalam ketentuan yang berlaku. ( PBI 1971, SK SNI 1991, dll) Dalam hal ini Direksi Proyek/Konsultan diberitahu terlebih dahulu. 35.2 BAHAN a. Spesifikasi Beton Campuran / adukan beton harus berdasarkan Mix Design / Trial Mix unutk umur 7, 14 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum hasil pengujian untuk 10 sampel yang diambil secara acak berdasarkan mix design yang telah disetujui oleh Direksi Proyek/Konsultan Pengawas. Hasil pengujian tersebut harus disertakan dan diserahkan kepada Direksi proyek selambat-lambatnya 6 hari sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai. Campuran / adukan beton baik yang dikerjakan di lokasi proyek ataupun beton berupa ready mix harus menggukan standar dan perlakuan yang sama dengan/untuk mutu beton fc' = 22,5 - 25 Mpa harus dibuat untuk Pondasi plat tapak, sloof, Plat lantai dudukan mesin, Workshop/Bengkel, Kolomkolom induk dan tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana. b. Semen Digunakan Portland Cement Type I menurut NI-8 tahun Pengawas harus

XII- 18

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


1972 dan memenuhi S-400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972). Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan untuk digunakan sebagai bahan campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab maka alas semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan semen paling tinggi 2m.

Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman. c. Pasir beton Pasir beton harus berupa butir-butir tajam keras, bebas dari bahan-bahan organik, lumpur dan kotoran (sampah) serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam standar ASTM C33, PBI - 1971 dan SK-SNI 1991 telah diuji di laboraturium bahan. Pasir merupakan pasir dengan gradasi seimbang, tidak mengandung lumpuh lebih dari 5 % dan bahan organik lain. Direkomendasikan menggunakan pasir cor dari Gunung Sugih. d. K e r i k i l Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971 dan telah diuji di laboratorium bahan. Pemilihan gradasi kerikil harus diperhatikan agar masuk ke dalam sepasi tulangan dan di sarankan menggunakan kerikil 1 : 2 Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat. e. Air Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. f. Besi beton Besi beton yang digunakan terdiri besi untuk tulangan struktur utama balok, kolom, pondasi dan penyusun rangka ferrosement dan sengkang terbuat dari besi polos bercap karakteristik fy = 2700 kg/cm atau U-24 Krakatau Steel. Apabila ada kejanggalan dalam gambar mengenai pemakaian besi akibat dengan pelambangan yang berbeda harus dikonfirmasikan dengan konsultan pengawas. Kontraktor tidak diperkenankan mengganti ukuran besi atau menurunkan diameter pemakian besi. Besi beton yang telah tertutup dengan adukan kering atau bahan lain untuk pelaksanaan pengecoran lanjutan harus dibersihkan dulu dan dipastikan bahwa adukan tersebut dapat menempel pada besi. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang yang dapat menyebabkan perlemahan bahan. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan: Harus ada persetujuan direksi Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah ditempat tersebut tidak boleh kurang dari besi yang

XII- 19

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong. g. Cetakan dan Acuan Kontraktor harus terlatih terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar-gambar rancangan cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya. Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2. Acuan yang harus direncanakan untuk dapat memikul beban-beban konstruksi dan getaran-getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Lendutan maksimum dari cetakan dan acuan antara tumpuannya harus lebih kecil dari 1/400 bentang antara tumpuan tersebut. Pembongkran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agar keamanan konstruksi terapi terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 NI-2. Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus menggunakan plywood ketebalan minimum 15 mm tipe 1 (WBT) atau plat baja ketebalan minimum 1 mm, balok 5/7, 6/10 dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lainnya yang disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus menyerahkan perencanaan dan datadata teknis untuk penggunaan slip form 2 minggu sebelum pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan; pengusulan sub kontraktor spesialis/nominted harus disertai supporting data dari perusahaan yang bersangkutan / referensi untuk pekerjaan-pekerjaan yang sejenis. h. Pekerjaan Perancah a) Definisi Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan Dan beton yang belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan perancangan perhitungan dan gambara perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pekerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah. b) Pelaksanaan Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dalam membuat langkahlangkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya-gaya yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga pada akhir-akhir pekerjaan beton, permukaan dan pentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal itu tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukkan tanda-tanda penurunan yang berlebihan sehingga menurut Direksi hal itu menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membiayakan dari segi konstruksi, maka pengawas proyek yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas dapat memerintahkan untuk membeongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut dianggap cukup kuat. Biaya rancangan dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail, termasuk perhitungannya, harus diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk oleh Direksi untuk disetujui dan dikerjakan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar rancangan tersebut disetujui.

XII- 20

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


c) Pembongkaran Sehubungan dengan beban pelaksanaan maka beban pelaksanaan harus didukung oleh struktur-struktur penunjangannya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan rancangan pembongkaran perancah. d) Perancangan Perancah Beban untuk didesain perancah didasarkan pada ACI 347 i. Bahan aditif Kontraktor harus menjelaskan penggunaan bahan aditif tersebut dan memberikan penjelasan / brosur yang berkaitan dengan bahan yang dipakai kepada Direksi Proyek dan KONSULTAN PENGAWAS Kontraktor dapat menggunakan bahan-bahan aditif sebagai tambahan untuk pada saat pengecoran dengan sepengetahuan dan se ijin dari Direksi Proyek /KONSULTAN PENGAWAS AkibatDengan penggunaan bahan tersebut kontraktor tidak mendapatkan tambahan biaya Apabila terjadi kegagalan akibat kesalahan dalam penggunaan bhan aditif tersebut yang diakibatkan karena saat pelaksanaan maka kontraktor wajib membongkar dan mengganti pekerjaan tersebut sesuai dengan spekfifikasi semula. 35.3 PENGUJIAN/PEMERIKSAAN MUTU BETON Pengujian mutu beton ditentukann melalui pengujian sejumlah benda uji kubus 15 x 15 x 15 cm sesuia PBI 1971 Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump test dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI 1971 kecuali ditentukan oleh Direksi Benda uji dari satu adukan dipilih acak yang mewakili satu volume rata-rata tidak boleh lebih dari 5 m^3 atau 10 adukan truk drum (diambilkan volumenya terkecil) disamping itu sejumlah maksimum dari beton yang terkena penolakan akibat setiap keputusan yaitu 30 m , kecuali ditentukan Direksi Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14, dan 28 hari Hasil pengujian beton harus diserahkan sebelum pelaksanaan dilaksanakan,. Yaitu khusus dengan pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perancah . Sedangkan pengujuan beton diluar ketentuan tersebut harus diserahkan kepada direksi dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan. Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI 1971 dilakukan dilokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh direksi. Apabila digunakan metode pengecoran yang harus disaksikan oleh direksi mengunakan pompa (Concrete Pump) maka pangambilan contoh segala macam jenis pengujian di lapangan haris dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa pada lokasi yang akan dilaksanakan.

Grafik Distribusi Gradasi Saringan Pasir (di rekomendasikan)


100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pan

Persentase Lolos Saringan (%)

0,15

0,30

0,60

1,18

2,36

4,75

9,50

Diameter Saringan (mm)


ASTM Sampel ASTM

(a) Tabel gradasi pasir

XII- 21

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

Grafik Distribusi Gradasi Hasil Penyaringan Kerikil


Persentase Lolos Saringan (%)
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pan 2,36 4,75 ASTM 9,50 14,00 Sampel 19,00 ASTM 26,50 30,00

Dia Saringan (mm)

(b) Tabel gradasi Split Gambar, Grafik Standar persyaratan bahan Pasir dan Split yang direkomendasikan 35.4 PEDOMAN PELAKSANAAN: a. Ketentuan Umum 1. Kecuali ditentukan lain dalam rencana kerja dan syaratsyarat ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971 dan SK-SNI 1991, ACI, British Standard 2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada direksi apabila ada perbedaan yang didapat di dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur. 3. Pembesian Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak dan karat serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Untuk pembuatan tulangan untuk batang-batang yang lurus atau dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang disesuaikan dengan persyaratan yang tercantum pada PBI 1971. Kecuali ada petunjuk yang lain dari perencana. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan untuk dan tempat pengecoran berlangsung. Toleransi pembuatan dan pemasngan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971. tulangan

Batang-batang baja yang lunak harus mempunyai keluluhan bawah tekan minimum = 2400 kg/cm2 dan 4000/cm2 untuk batang-batang baja yang diprofilkan seperti yang disarankan dalam gambar-gambar struktur. Sambungan tulangan dan perjangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk itu yang tercantum dalam PBI 1971. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atas mutu baja tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium khusus ditujukan pada keperluan proyek ini.

XII- 22

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi. Semua pengujian tersebut diatas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di laboraorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT (LUK BPPT) Serpong atau laboratorium lainnya yang direkomendasikan oleh Direksi dan minimal sesuai dengan SII-031-84 salah satu standart uji yang dapat dipakai adalah ASTMA615. Semua standart bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus diperpanjang sampai dengan 40 D diatas taraf (peil) dari yang ditentukan dalam gambar, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

4. Adukan beton / pengangkutan Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh direksi yaitu: Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.

5. Pengecoran Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan di atas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkakikaki yang tidak dibebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi Styrobond ( Perekat sambungan adukan beton) atau bila dibutuhkan perlu waktu percepatan atau perlambatan pengerasan maka dapat dicampur bahan additive dengan mengikuti petunjuk pemakaian. Pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m. 6. Perawatan beton secara umum harus memenuhi persyaratan PBI 71 Bab. 6.6 Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan cara mempertahankan dimana kondisi kehilangan kelembaban minimal adalah minimal suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan dalam waktu proses hidrasi semen serta pengerasan beton Perawatan beton dimulai segera pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus paling sedikit dua minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran o harus dipertahankan tidak melebihi 30 celsius selanjutnya untuk daerah-daaerah dimana terdiri dari beton yang bersangkutan untuk setiap 10 m3 . Pengukuran harus terus dilakukan 3 kali sehari setiap hari setelah sampai pembukaan cetakan, pembukaan baru dapat dilakukan setelah temperatur beton terhadap cuaca di sekeliling tidak lebih dari 30 oC . Demikian perawatan beton tetap dilakukan terus menerus dan dapat dihentikan bila ada temperatur beton terhadap cuaca disekeliling tidak lebihd dari 30 oC.

XII- 23

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan adukan beton harus tetap dalam keadanan basah, apabila cetakan dan acuan beton dibuka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi beton terus menerus dengan menutupi dengan karung karung bawah atau yang disetujui direksi.

b. Beton Kedap Air 1. Beton untuk tangki air, ground tank dan pekerjaan beton lainnya yang berhubungan dengan air harus dibuat kedap air, misal dengan penambahan bahan adiktif yang sesuai dan atas persetujuan Direksi. Penggunaan bahan addiktive harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat serta adanya jaminan bahwa bahan adiktif tersebut tidak mempengaruhi kekuatan maupun ketahanan beton. 2. Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Direksi dalam cara hal pengadukan, campuran beton, pengangkutan, pengecoran, dan perawatan beton serta pengawasannya untuk mendapatkan sifat-sifat kedap air pada bagian pekerjaan itu. 3. Nilai slump beton yang diperlukan adalah minimum untuk menjamin pengecoran dan pemadatan beton sesuai. 4. Kontraktor harus bertanggung jawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap sifat kedap airnya. Apabila terjadi kebocoran atau rembesan air maka semua biaya perbaikannya untuk mengembalikan sifat kedap air tersebut adalah menjadi tanggung jawab kontraktor. 5. Kontraktor harus memberikan jaminan untuk jangka waktu 10 tahun terhadap kedap air hasil pekerjaannya terhitung sejak selesainya masa pelaksanaan pekerjaan. 6. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lain selama jangka waktu tersebut dalam (5), kontraktor atas biya sendiri harus segera memperbaiki bagian mengalami kerusakan tersebut sampai permukaan akhir termasuk juga memperbaiki peralatan-peralatan seperti peralatan listrik, pengatur udara (AC) dan instalasi lainnya yang mengalami kerusakan akibat pengaruh tersebut diatas.

Pelaksanaan Beton Kedap Air 1. Betom yang dipakai untuk tangki air, ground tank harus dibuat kedap air. Bila dipakai bahan addiktive tersebut harus disetujui oleh Direksi. 2. Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi dalam cara hal pengadukan, campuran, beton, pengangkutan, pengecoran, dan perawatan beton serta pengawasannya untuk mendapatkan sifat-sifat kedap air pada bagian tersebut. 3. Nilai slump beton adalah (10 + 2) cm. 4. Sebelum pengecoran pelat, maka harus terlebih dahulu dibuatkan atau sementara yang akan melindungi beton yang baru dicor terhadap terik matahari dan hujan. 5. Selama 14 (empat belas) hari beton pelat dipelihara tetap dibasahi (direndam air). harus

6. Bekisting untuk dinding hanya boleh dibuka bila beton sudah berumur 3 (tiga) hari. Setelah bekisting dibuka, dinding beton harus tetap ditutup oleh karung basah. Penyiraman dinding beton dilakukan minimal 3 kali, selama 14 ahri berturut. 7. Water stop harus dipasang diikat dengan baik, sehingga terjamin tidak akan terlepas dapat saat pengecoran. 8. Sambungan pengecoran, harus dichipping dan dibersihkan gumpalan-gumpalan semen. Sebelum pengecoran maka sambungan harus dilapis dengan calbond.

XII- 24

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


9. Penutupan dinding bekisting harus disetujui Direksi. 10. Pengujian sifat berumur 21 hari. air pada Ground dilakukan selama kedap air dilakukan setelah beton Pengujian dilakukan dengan memasukan tank dan bak penampung. Pengamatan minimal 3 hari berturut-turut.

11. Bila dijumpai keropos atau rembesan pada dinding maupun sambungan pengecoran, maka kontraktor harus memperbaiki kebocoran tersebut dengan grouting ataupun injeksi, atas biaya kontraktor. 12. Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap sifat kedap airnya. Apabila terjadi kebocoran atau rembesan air maka biaya perbaikannya untuk mengembalikan sifat kedap air tersebut adalah menjadi tanggung jawab kontraktor. 13. Pemadatan tanah yang berada dibawah pelat harus menggunakan mesin gilas guna mendapatkan pemadatan yang merata pada seluruh daerah.

c. Cacat pada Beton Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan Direksi mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut : 1. Konstruksi beton yang keropos. 2. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti direncanakan atau posisinya tidak sesuai gambar. 3. Konstruksi beton yang tidak seperti yang direncanakan. tegak lurus atau rata

4. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain. 5. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya ahrus dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi dan konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu kontraktor harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti / diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut diangga p memungkinkan. d. Pemasangan Pipa, Saluran Tertanam Di Dalam Beton Listrik Dan Lain-Lain Akan

1. Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurang kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan PBI 1971 Bab 5.7 2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian-bagian struktur beton bila tidak ditunjukan secara detail di dalam gambar. Didalam beton perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa. 3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukan di dalam gambar, tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton. 4. Apabila dalam pemasangan bagian-bagian yang tertanam terhalang oleh adanya baja maka kontraktor harus segera dengan Direksi. pipa, saluran listrik, dalam beton dan lain-lain tulangan yang terpasang, mengkonsultasikan hal ini

5. Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau menggeser/memindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi. e. Benda-Benda yang Ditanam dalam Beton 1. Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lainnya yang ada hubungannya dengan bekerjaan beton harus sudah dipasang sebelum pengecoran

XII- 25

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


beton dilaksanakan. 2. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya yang diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilaksanakan. 3. Kontraktor utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton. 4. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong dapat benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton. 36.1 LINGKUP PEMASANGAN Pemasangan pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, hingga dapat tercapai hasil pekrjaan yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan ini dilaksanakan untuk ; 1. Lantai Workshop 2. Lantai Ruang Genset 3. Gudang Perabotan 4. Sesuai gambar rancangan

PASAL 36 : PEKERJAAN LANTAI BETON TAHAN BENTURAN (CONCCRETE FLOOR HARDENER)

36.2 PERSYARATAN BAHAN Kwalitas bahan Floor Hardener merk INDO INTAN, FEBDURA, QUARTS atau setaraf dengan spesifikasi sebagai berikut : Sifat bahan : - Tahan terhadap keausan akibat gesekan - Anti slip - Tahan terhadap oil, gemuk dan mudah dibersihkan. - Jenis : Non Metalic - Bentuk : berupa natural agregate siap pakai - Kekerasan : 9 skala Mohs - Pemakaian : 5 kg /m2 - Ketahan aus dengan Mesin aus dari Bauschinger : 0,37 mm / 10 menit - Bahan yang akan dipakai harus distok seluruhnya digudang sesuai dengan volumenya dan harus habis terpasang. 36.3 PEMASANGAN a. Syarat Pemasangan Tenaga dan Peralatan Harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dengan menunjukkan surat keterangan hasil pekerjaan yang sudah pernah dilaksanakan Termasuk dalam hal ini adalah pengadaan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini. b. Persiapan Pelaksana pekerjaan wajib memeriksa pekerjaan yang telah dilakanakan oleh Sub Pelaksana Pekerjaan lain. Pemborong harus membuat shop drawing yang disesuaikan kondisi lapangan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan PENGAWAS sebelum pelaksanaan. c. Pelaksanaan Pemasangan Beton dicor dengan slump 8 cm atau lebih rendah dan tidak lebih 3 % pengandungan udara, beton harus benar-benar padat dengan vibrator, dengan level dan kemiringan lantai yang benar sesuai gambar rencana. Bahan Floor Hardener ditaburkan pada saat permukaan beton baru mulai mengering. Taburkan floor hardener diatas beton slab sebanyak 2/3 bagian dari dosis sampai rata diseluruh permukaan. Bila keadaannya sudah kelihatan membasah rata, gosok samapai rata dengan roskam kayu. Kemudian sisa dosis 1/3 bagian taburkan lagi sampai rata, seperti pada penaburan pertama, gosok lagi dengan mesin trowel. Setelah rata betul dan keadaannya cukup untuk bisa

XII- 26

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


diinjak, gosok lagi dengan power machine trowel. Trowelling bisa dilakukan 2 sampai 3 kali. Segera setelah pemasangan pengeras lantai beton selesai, oleskan CURESEAL CURING COMPOUND yang memenuhi standarad ASTM C-309, AASHOM-148 dan TT-C00800 dengan coverage 0.09 liter / m2. Pekerjaan harus dikerjakan oleh pelaksana pekerjaan khusus yang berpengalaman dan dilengkapi dengan trowelling machine. Pelaksanaan pekerjaan floor hardener harus mengikuti persyaratan yang ditentukan dari pabriknya. d. Syarat-syarat Pemeliharaan Perbaikan Pelaksanaan pekerjaan wajib memperbaiki lantai yang sudah dihardener mengalami kerusakan / cacat / gompal, dan kesan kelembaban yang timbul pada permukaan dalam bentuk flex/noda. Pengamanan Pelaksana pekerjaan wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan. Selama 3 * 24 jam sesudah pekerjaan lantai herdener selesai terpasang, permukaannya dihindarkan dari beban / sentuhan dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lainnya. e. Syarat Penerimaan Hasil pemasangan hardener memenuhi persyaratan mutu dan pelaksanaan dan sesuai pengarahan dan persetujuan Konsultan PENGAWAS Hardener yang terpasang harus mukus tanpa ada cacat visual. 37.1 LINGKUP PEKERJAAN Lapisan kedap air dilaksanakan pada perkerjaan : a. Pelat dan dinding groundtank, reservoir atas b. Pelat atap beton dan luifel c. Sambungan pelat beton dan pipa air d. Tempat-tempat lain sesuai gambar 37.2 PERSYARATAN BAHAN a. Type : Coating tidak beracun (non-toxic) b. Merk : Hydrocap atau setara c. Bentuk : Campuran semen, silica khusus dengan kimia aktif dalam bentuk bubuk SYARAT-SYARAT PEMASANGAN/PENGGUNAAN HYDROCAP a. Ketentuan Umum Permukaan beton tidak diaci agar permukaan beton tetap mempunyai pori-pori kasar dan tidak menggunakan roskam besi maupun MESIN TROWEL. Pada permukaan beton yang akan dikerjakan harus bebas dari minyak, debu, kotoran, kerak semen dan gemuk. Permukaan beton tidak menggunakan CURING AGENT Lokasi yang akan dikerjakan harus bebas dari pekerjaan yang lain, minimum selama 7 (tujuh) hari agar sewaktu pelaksanaan curing dengan air tidak terganggu. Permukaan beton dibersihkan dengan sikat agar bebas dari debu dan permukaan beton tersebut dilembabkan dengan air sebelum pemasangan HYDROCAP. Permukaan beton bebas dari sisa-sisa adukan.

PASAL 37 : PEKERJAAN WATER PROOFING/ WATER STOP

37.3

b. Pada setiap sambungan beton diketrik 2,5 x 2,5 cm lalu dibersihkan dan dikuaskan HYDROCAP (HCP) satu kali coating itu diisi dengan gambar HYDROCAP MORTAR (HCMM). c. Pada setiap sudut ketrik minimum 2,5 x 2,5 cm lalu dibersihkan dan dikuaskan HYDROCAP (HCP) setelah itu diisi dengan bahan HYDROCAP MORTAR (HCMM). d. Bilamana ada rembesan air, maka pada sumber rembesan tersebut diketrik terlebih dahulu, lalu ketrikan tersebut diisi dengan bahan ANCHOR PLUG (Quick Setting Cement),

XII- 27

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


setelah itu dikuaskan HYDROCAP (HCP). e. Pada lubang-lubang bekas form tie (ikatan bagesting) dikuaskan terlebih dahulu HYDROCAP (HCP) dan diisi dengan HYDROCAP MORTAR (HCMM). f. Bilamana ada pipa-pipa maka disekeliling pipa tersebut diketrik 2,5 x 2,5 cm setelah itu diisi dengan HYDROCAP MORTAR (HCMM). g. Bila ada dahulu. beton yang keropos harus digrouting terlebih

37.4

URUTAN PELAKSANAAN PEMASANGAN HYDROCAP a. Setelah persyaratan pemasangan telah dilaksanakan. b. Semua permukaan beton yang akan digunakan dilembabkan terlebih dahulu dengan air. c. Dikuaskan HYDROCAP dosis 1,4 kg/m2. dengan 2 (dua) kali HYDROCAP dengan

coating

d. Komposisi HYDROCAP + AIR adalah 25 kg HYDROCAP + 9,9 Liter Air. e. Setelah pemasangan HYDROCAP selesai, dan setelah kering atau berumur 24 jam harus dicuring dengan air minimum selama 7 (tujuh) hari dan pada area beton tersebut tidak diijinkan pembobokan maupun kena benturan-benturan. 37.5 CARA PERBAIKAN BILAMANA ADA KEGAGALAN a. Pada lokasi terjadinya kebocoran diketrik lalu dibersihkan dan diisi dengan bahan ANCHOR PLUG lalu dicoatingkan HYDROCAP (HCP). b. Pemakaian HYDROCAP pada RESERVOIR dan STP sebelum pemasangan HYDROCAP terlebih dahulu dites dengan rendaman air, agar jika ada beton yang keropos / bocor terlebih dahulu diinjeksi/grouting. 37.6 PEKERJAAN WATERSTOP a. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini dilakasanakan pada pengecoran yang tidak menerus dan harus kedap air. b. Persyaratan Bahan Bila tidak ditentukan lain, maka pekerjaan pengecoran beton yang tidak menerus dan harus kedap air dipakai bahan waterstop dari polyvinyl chloride yang tahan terhadap bahan zat kimia, alkali, minyak dan acids. Bahan waterstop tersebut dengan ukuran 200 x 5 x 14 mm, dipakai produksi Sika type A-20 L atau setaraf. c. Persyaratan Pelaksanaan Pemasangan pabriknya. waterstop harus mengikuti petunjuk dari

Waterstop dipasang disetiap pemberhentian pekerjaan pengecoran beton kedap air sesuai dengan usulan dari kontraktor yang sudah disetujui oleh Direksi. Khusus untuk pengecoran bak air, sewage treatment plaut dan sebagainya dimana tempat tersebut tidak boleh bocor, maka ditempat tersebut dipasang waterstop.

PASAL 38 : PEKERJAAN LOGAM/RANGKA BAJA

38.1 LINGKUP PEKERJAAN a. Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja, kuda-kuda baja, pelat- pelat, baut-baut, angker-angker menurut kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan uraian pelaksanaan dan persyaratan pekerjaan. b. Semua Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja, seperti sambungan-sambungan pengelasan baik las sudut maupun las penuh dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan uraian pelaksanaan dan persyaratan pekerjaan

XII- 28

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


c. Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja, seperti pemasangan elemen-elemen rangka baja, dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan urian pelaksanaan dan persyaratan pekerjaan. d. Untuk rangka atap yang menggunakan baja ringan (Zincalume profil C.Truss), sistem struktur dan pemasangannya disesuaikan dengan lisensi pabrik dengan satuan pembayaran M2. 38.2 KETENTUAN UMUM Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi dan pemasangan konstruksi bahan untuk pekerjaan kuda-kuda, gording / nok dan sebagainya. a. Bahan-bahan struktur / Konstruksi Semua bagian bahan baja yang digunakan harus baru dari jenis yang sama kualitasnya, dalam hal ini baja jenis BJ.37 dengan tegangan tarik putus baja minimum 2400 kg/cm. Batang profil harus bebas dari karat, lubang-lubang bengkokan, puntiran atau cacat perubahan bentuk lainnya. Batang baja harus disediakan sesuai penampang, bentuk tebal, ukuran, berat dan detai-detail lainnya sesuai dengan gambar. Elektroda-elektroda las harus diambil dari GRADE-A. Batang-batang elektroda yang dipakai diameternya lebih besar atau sama dengan 6 mm (1/4") dan harus dijaga agar selalu kering. Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisis-kisis untuk tujuan semua konstruksi dibuat atau dilas harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A36 atau setara dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memnuhi spesifikasi American Institute Of Steel Construction(AISC) dan PPBBI 1984. /skrup-skrup dan

b. Pengikat-pengikat baut-baut, mur-mur ring-ring harus sebagai berikut ; Untuk sambungan bukan baja ke baja

Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A307 dan harus digalvanis Untuk sambungan baja-ke baja Pengikat-pengikat harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325 dan atau ASTM A490 dan harus terlapis Cadnium Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus baja tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A2276 type 321 lainnya dari baja dari bahan anti karat. Ring-ring bulat biasa harus baja tanah korosi

c. Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari American Welding Society (AWS D 1,0 69) : code for welding in Bilding Construction d. Baut angkur dan skrup-skrup persyaratan ASTM A325 / mur-mur harus memnuhi

e. Baut dan mur tidak berlapis (unifunished) harus memenuhi ASTM A307 f. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai sertifikat dari pabrik. g. Peraturan-peraturan dan standard yang dipakai

XII- 29

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Peraturan-peraturan dan standard di bawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus dipertimbangkan serta merupakan bagian dari sertifikasi ini. Dalam hal ada pertentangan, spesifikasi yang Peraturan 1984 Perencanaan Bangunan Baja menentukan ; PPBBI

Indonesia

American Institute of Steel Construction American Society for Testing Material (ASTM)

38.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN a. Pemeriksaan dan lain-lain Seluruh pekerjaan baru berkualitas tinggi. Seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesui dengan gambar atau spesifikasi ini boleh ditolak, dan bila harus diperiksa segera. b. Gambar Kerja Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus menyiapkan gambar-gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan untuk pabrikasi. Pelaksana wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran ukuran yang tercantum pada Gambar Kerja Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak tercantum pada gambar kerja harus dilengkapi oleh pelaksana dan harus dinyatakan pada Gambar Pelaksanaan. Untuk itu pemborong harus meminta persetujuan dari Direksi / PENGAWAS sebelum pekerjaan dimulai. c. Ukuran ukuran Pelaksana harus meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum pada gambar kerja. d. Keseluruhan Toleransi dari kelurusan komponen tidak lebih dari yang disyaratkan di bawah ini; 38.4 untuk kuda-kuda =

l 1000 l 1000

untuk komponen lain =

PEDOMAN PELAKSANAAN. a. Apabila tidak didefinisikan dalam gambar kerja, maka semua pengelasan konstruksi baja harus sekuat atau sesuai petunjuk tertulis Direksi b. Pekerjaan Pengelasan harus di bawah pengawasan personel yang memiliki kesiapan teknis untuk pekerjaan tersebut. c. Penyambungan bagian-bagian kosntruksi baja harus dilakukan dengan las listrik serta pengelasannya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki kualifiakasi dari jenis pengelasan yang diperkenankan kepadanya. d. Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat , sehingga dalam memasang tidak akan memerlukan pengisi kecuali bila gambar detail menunjukkan hal tersebut. e. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang

XII- 30

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


rapi sekali. Semua perlengkapan atau barang-barang pekerjaan lain yang perlu demi kesempurnaan pemasangan walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan disini, harus diadakan / disediakan, kecuali jika diperlihatkan atau dipersyaratkan lain. f. Bagian konstruksi yang segera akan dilas harus dibersihkan dari bekas-bekas cat, karat, lemak dan kotoran-kotoran lainnya. g. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian yang terhalang oleh benda lain. h. Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan di atas, akan ditolak dan harus diganti, pekerjaan yang selesai, harus bebas dari puntiranpuntiran, bengkokan dan sambungan yang berongga. i. Konstruksi baja yang telah dikerjakan harus dilindungi (di cat) terhadap pengaruh-pengaruh hujan dan lain-lain dengan memenuhi syarat. segera udara,

j. Sebelum bagian-bagian dari kontruksi dipasangkan, semua bagian yang perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari serbuk besi, maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam keadaan dicat. k. Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati, logam yang dipakai mengelas harus bebas dari retak dan lain-lain cacat yang mengurangi kekuatan sambungan dan permukaan harus halus. Permukaan-permukaan yang dilas harus sama dan rata serta kelihataan teratur, las-las yang menunjukkan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya kontraktor. l. Pekerjaan las sebanyak mungkin dilakukan didalam bengkel, pekerjaan las yang dilakukan dilapangan harus sama standarnya dengan pekerjaan las yang dilakukan didalam bengkel. Dan tidak diperkenankan melakukan pekerjaan las dalam keadaan basah atau hujan. m. Untuk penyambungan las lumer permukaan yang akan harus bebas dari kotoran minyak, cat dan lain-lain. dilas

n. Cara pengelasan harus dilakukan menurut persyaratan yang berlaku atau disetujui oleh Konsultan Pengawas. Las yang dipakai yaitu las sudut dan las tumpul, mutu las minimal harus sama dengan mutu dari profil yang bersangkutan. Pekerjaan pengelasan yang tampak harus dihaluskan sehingga sama dengan permukaan sekitarnya. o. Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik). Tebal las minimum Panjang las miminum : 3,50 mm : 60,00 mm

p. Kekuatan dari bahan las yang dipakai, paling kecil sama dengan kekuatan baja yang dipakai. Kelas E 60 atau gradde SAW-1 sesuai ASTM-A 233. Konsultan Pengawas berhak mengadakaan test terhadap hasil pengelasan di balai penelitian bahan-bahan menurut standar yang berlaku di Indoneia. q. Pemasangan di tempat pembangunan. Kontraktor berkewajiban untuk menjaga supaya lapangan untuk menumpuk barang-barang yang telah diserahkan kepadanya tetap baik keadaannya dan jika perlu untuk menyokong bagian-bagian kontruksi yang harus diangkut diberi kayu penutup sandar-sandar dan sebagainya. Bila menurut pertimbangan Konsultan Pengawas dianggap terlalu lama waktunya antara waktu mengangkut bagianbagian yang tertumpuk setelah mendapat peringatan. Sambungan baut menggunakan baut hitam, dengan kekuatan profil yang digunakan (BJ.37). Lubang untuk sambungan baut harus dibor (tidak boleh dipungs) dengan toleransi tidak lebih dari 1 mm terhadap diameter

XII- 31

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


baut. Untuk kontruksi kap sebelumnya harus diberikan lendut (kontra zeeg) sebesar 1/600 kali panjang bentangan. Bagian-bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi puntiran-puntiran. Bila perlu digunakan ikatan-ikatan sementara, untuk mencegah timbulnya tegangan yang melewati, tegangan yang diizinkan dan ikatan sementara tersebut dibiarkan terpasang sampai pemasangan seluruh kontruksi selesai. Pengelasan di atas harus dilaksanakan konstruksi telah dalam keadaan diam. pada saat

Memotong dan menyelesaikan harus dilaksanakan pada saat bekas irisan, gilingan, masakan dan lain-lain. Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih, sekali-sekali tidak diperbolehkan bekas-bekas jalur, beram-beram dan lain-lain. Bila bekas pemotongan /pembakaran dengan mesin diperoleh pinggiran-pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya selebar 2,5 mm, kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak nampak lagi jalurjalur. Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi tidak perlu membuang bekas-bekas potongan.

r. Meluruskan memadatkan dan melengkungkan Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian-bagian non struktural. untuk melengkungkan harus digunakan gilingan-gilingan lengkung, melengkungkan pelat suatu jari-jari tidak boleh 3 kali tebal pelat, demikian juga untuk batangbatang di bidang pelat badannya. Melengkungkan batang-batang menurut jari-jari kecil dilakukan alam keadaan yang panas. yang

Melengkungkan dalam keadaan panas harus dilakukan setelah bahannya dipanaskan menjadi merah tua. Melengkungkan dan memukul dengan martil tidak boleh dilakukan jika bahan yang dipanaskan tidak lagi menyinarkan cahaya.

s. Menembus, mengebor dan melengkungkan . Pada keadaan akhir diameter lebar untuk baut yang dibubut dengan tepat dan sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing sebanyak 0,1 mm dari pada diameter batang baut-baut itu. Semua lubang-lubang harus dibor. Untuk lubang-lubang bagian konstruksi yang disampingkan dan yang harus dijadikan satu dengan alat penyambung dibor sekaligus sampai diameter sepenuhnya dan jika ternyata tidak sesuai, maka perubahanperubahan lubang tersebut dibor atau diluaskan dan menyimpangnya tidak boleh melebihi 0.5 mm. Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus diberam. Memberam tidak boleh dilakukan dengan menggunakan besi-besi penggarut.

t. Paku Keling dan atau Baut Baut dan atau paku keling yang dipergunakan untuk konstruksi harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang tercantum dalam gambar. Kekuatan bahan baut atau paku keling minimal harus sama dengan kekuatan baja profil dan pelat simpul. Pemasangan paku keling kokoh serta mempunyai dengan yang lainnya. atau baut harus benar-benar kekokohan yang merata satu

XII- 32

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


u. Pengecatan semua konstruksi komposite tidak diperkenankan untuk dicat, dan profile harus dibersihkan sebelum pengecoran. Semua bahan konstruksi baja non komposit harus dicat Cat dasar adalah cat Zinc kromate buatan ICI atau setaraf dan pengecatan dilakukan dengan warna berbeda. Baja yang ditanam di dalam beton tidak boleh dicat. Untuk lubang baut berkekuatan tinggi / high strength bolt permukaan baja tidak boleh dicat. Pengecatan harus dilakukan setelah baut selesai dipasang. Cat akhir pekerjaan, pengecatan menggunakan adalah cat gloss enamel buatan ICI atau setaraf untuk rangka baja atap non ekspose dan cat Vitalic, kuda terbang (warna menyesuiakan) atau sekualitas untuk rangka baja ekspose dan semua pengecatan akhir dilakukan 2 kali lapisan di lapangan

v. Pemasangan akhir Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai dengan jenis pekerjaan dan harus dalam keadaan baik. Bagian-bagian dimana tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, keadaan itu harus segera dillaporkan kepada Direksi / PENGAWAS dan cra perbaikannya harus disetujui Direksi/ PENGAWAS. Sabuk pengaman dan talitali harus dipergunakan pada konstruksi-kosntruksi yang tinggi oleh para pekerja. Setiap komponen harus diberi tanda / kode yang jelas untuk memudahkan pelaksanaan Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus digunakan untuk mencegah timbulnya tegangan sekunder. Ikatan-ikatan selesai. tersebut dibiarkan sampai pemasangan

PASAL 39 : PEKERJAAN PERKERASAN JALAN, GORONGGORONG DAN PARKIR

39.1 LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan Pendahuluan Pengukuran dan pematokan mulai titik nol sampai dengan titik akhir rencana jalan serta pemasangan profil dan bouwplank. Pekerjaan Perkerasan dan Pengaspalan a. b. c. d. Menghampar pasir alas onderlaag tebal padat minimal 5 cm Menyusun onderlaag batu belah hitam ukuran kualitas baik (tidak ada batu yang bulat. 10/15 cm,

Menghampar stenslaag batu pecah hitam ukuran 5/7 cm di giling kering dan di couting dengan aspal panas. Mengaspal seluruh muka perkerasan dengan sistim penetrasi tebal padat 3 cm memakai batu pecah dan 2/3 cm dengan kualitas baik.

39.2 BAHAN Semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini sebelumnya harus mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas lapangan, bila terdapat bahan yang kurang baik mutunya, maka direksi lapangan berhak memerintahkan untuk menyingkirkan dalam waktu 1 x 24 jam. Bahan Batu : Sirtu Harus dari kualitas yang baik, bebas dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan organis lainnya. Batu pecah hitam

XII- 33

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Bahan yang digunakan sesuai dengan standar Bina Marga Jenis/ukuran yang digunakan i. onderlaag 10/15 cm digunakan batu pecah gunung warna hitam dengan kualitas baik dan mempunyai muka pecah minimal tiga bidang. ii. Batu pecah hitam ukuran 5/7 cm digunakan batu pecah hitam kualitas baik dan minimal mempunyai tiga muka pecah. iii. Batu pecah hitam ukuran 3/5 cm digunakan batu pecah hitam kualitas baik dan tidak boleh ada yang bulat. iv. Batu pecah hitam ukuran 2/3 cm digunakan batu yang kualitas baik dan tidak boleh ada yang bulat. v. Batu pecah hitam ukuran cm digunakan batu pecah yang kualitas baik dan hasil pecahan mesin stone cruiser. Bahan Pasir : Pasir aspal digunakan pasir kasar, bersih dari kotoran, misalnya akar, humus, kayu dan sebagainya. Bahan Aspal Aspal yang digunakan mempunyai ukuran penetrasi 60/70. Paving block/Grass Block Bahan yang digunakan mempunyai ketebalan 8 cm. Bahan yang digunakan merupakan campuran pasir cor berkualitas baik, stone milk dan semen dengan campuran yang tepat. Pembuatan/pencetakan menggunakan mesin sehingga mendapatkan kuat tekan rata-rata seragam dan mempunyai bentuk dan ukuran yang seragam. Direkomendasikan mengunakan paving sekualitas (Cisangkan, sinar laut ) Kansteen Ukuran dan bentuk bervariasi (lihat spek / gambar kerja) Standar dimensi 15 x 25 x 40 cm Warna abu-abu. Direkomendasikan mengunakan paving sekualitas (Cisangkan, sinar laut ) Beton sikat Bahan yang digunakan sebagai dasar / pondasi berupa beton rabat dengan mutu kuat tekan K.150 (adk 1 : 3: 5). Ketebalan beton cetak dasar 6 cm yang dicor diatas muka tanah. Kerikil pembentuk mozaik menggunakan kerikil warna kualitas bagus berasal dari daerah flores ataupun dari Krui. Pengerjaan beton sikat harus dikerjakan oleh tenaga yang berpengalaman. Motif yang akan dibuat harus mendapatkan persetujuan dari PENGAWAS atapun dari Konsultan Perencana. Rabat beton Bahan yang digunakan sebagai dasar / pondasi berupa beton rabat dengan mutu kuat tekan K.150 (adk 1 : 3: 5). Ketebalan beton cetak dasar 6 cm yang dicor diatas muka tanah. Pada akhir pekerjaan, saat finishing pada permukaan beton di tabur dengan semen kering dan kemudian dirapikan / dibuat kasar. Peralatan Untuk pembentukan sloop jalan memggunakan grader Ex Cisangkan Ex Cisangkan

XII- 34

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Pemadatan menggunakan Vibrator tandem roll Pemadatan menggunakan wheelless T. 10 ton Mesin penghampar hot mix (HRS / High Resistant Surface) Pemadatan menggunakan Pneumatic Tandem Roll 39.3 KETENTUAN PERMUKAAN Tinggi permukaan jalan ditentukan oleh direksi/ pengawas lapangan bersama dengan pemborong ditempat pekerjaan. Permukaan jalan harus selalu merupakan bidang pengeringan yang baik dengan kelandaian 3-5 % atau seperti pada gambar, sehingga akan memudahkan pengaliran air hujan. 39.4 PEKERJAAN PEMADATAN /SUBBASE a. Sebelum pekerjaan menghampar batu pecah 10/15 cm dilakukan, permukaan tanah harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Pekerjaan pemadatan tanah dilakukan dengan menggunakan mesin walls atau soil Compactor dengan memperhatikan lokasi dan kondiri pekerjaan pemadatan. Pada tanah timbunan dengan kepadatan CBR kurang dari 6% harus dilakukan pengerukan dan dilakukan pemadatan ulang dengan cara lapis demi lapis maksimum per 20 cm.

b.

c.

39.5

PEKERJAAN PERKERASAN a. b. Sistem yang ketebalan. dipakai. Bahan adaalah sirtu dengan

Lapisan selanjutnya adalah water bound, dengan CBR diinginkan > 60% setebal 15 cm dengan ukuran batu pecah 7- 15 cm.langkah pertama dipadatkan dengan mesin gilas, kemudian diikat dan diisi dengan amterial penikat (blinder material) Lapisan penutup Lapisan Penetrasi Sebelum batu pecah untuk lapisan penterasi dipasang, bidang permukaan base coarse dibersihkan. Kemudian diberi lapisan aspal panas 60/70 sebanyak 1/5 kg/m (Prime coat) Batu pecah dengan ukuran maksimal 1,9 cm, digelar rata 1 s/d 3, kemudian digilas Sosotkan lagi aspal 60/70 sebanyak 1 kg/m merata dan taburkan abu batu setebal 0,5 cm selanjutnya digilas

c. d.

e. f. g.

Sebelum dilakukan pemasangan onderlaag terlebih dahulu dihampar dengan pasir, seperti tertera pada gambar. Pemasangan batu onderlaag dilakukan dengan posisi batu berdiri (tegak). Pemadatan/ penggilasan dilakukan dengan mesin gilas atau memperhatikan kondisi dan lokasi kerja, penggilasan di anggap cukup apabila batu tidak goyang lagi (mantap). Di atas pasangan onderlaag dihamparkan batu stenslaag/ batu pengunci (5/7 3/5 cm) dengan ketebalan minimal 7 cm. Penetrasi muka jalan dengan menggunakan batu pecah cm dan 2/3 dengan tebal padat 3 cm, aspal yang digunakan sebanyak 4,5 Kg/m2. Lapisan Hotmix Sebelum aspal digelar, bidang jalan dibersihkan dan diberi sosotan aspal (Prieme Coat) Campuran aspal beton (HRS) harus ditentukan oleh Laboratorium dan disetujui oleh pengawas sebelum digelas Pemadatan lapisan aspal harus dilakukan dengan segera setelah campuran panas dihamparkan pada temperatur

h.

i.

j.

XII- 35

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


tertentu Penggilasan 1 (pertama) dilaksanakan dengan menggunakan mesin gilas 6-8 ton pada temperatur 120 penggilasan 2 (ke dua) menggunakan Pneumatic tire rollers pada temperater 110 o C. Penggilasan 3 (ke tiga) dengan tandem rollers 12 14 ton pada temperatur campuran 100 oC dengan. k.
o

C.

Kontraktor harus sudah memesan paving, grass dan kansteen ke pabrik minimal 15 hari sebelum pemasangan dan harus menunjukkan motif, pabrik produksi, kekuatan warna kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Sebelum pemasangan kontraktor harus melaporkan secara tertulis kepada PENGAWAS untuk mendapatkan petunjuk dan sistem pemasangan paving. Sebelum paving dipasang kondisi lahan harus sudah benar benar padat yang ditunjukkan dengan hasil negujian di lapangan dan elah mendapatkan rekomendasi dari Direksi proyek /PENGAWAS.

l.

m.

39.6

PEMELIHARAAN PERBAIKAN a. Apabila terdapat penurunan pada bagian permukaan badan jalan, lapangan parkir yang bukan disebabkan pelindasan permukaan perkerasan yang berarti karena keadaan tanah dasarnya, maka bagian itu harus dipertebal dengan lapisan penutup dua kali tebal penurunan kemudian digilas roda dan padat, dalam hal ini jika dipandang perlu oleh direksi/ Pengawas Lapangan, bagian tersebut harus dibongkar untuk diperbaiki jenis tanahnya. Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah pekerjaan tersebut selesai dan diterima baik oleh Direksi/ Pengawas lapangan, namun masih terdapat kerusakan-kerusakan, maka menjadi tanggungjawab pemborong. Kontraktor tidak akan mendapatkan ganti rugi biaya untuk perbaikan kerusakan tersebut.

b.

c.

D. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN ARSITEKTUR


PASAL 40 : PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR 40.1 LINGKUP PEKERJAAN a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan sempurna. b. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, beton ring balok, pembuatan beton sikat, cannopy untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, seperti yang ditunjukkan pada gambar. 40.2 PERSYARATAN BAHAN a. Semen Portland Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai dengan syarat penumpukan semen. b. Pasir Beton Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan organis, lumpur dan sebagainya: dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971, SK-SNI T. 03 1991. c. Koral Beton / Split Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-

XII- 36

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


syarat PBI 1971. Penyimpanan / penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu sama lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat. d. Air Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan atas biaya Kontraktor. e. Besi Beton Digunakan mutu U-24. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan: Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2 Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8 Peraturan Pembangunan Pemerintah daerah setempat Ketentuan-kententuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV) No.9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No.1457 Petunjuk-petunjuk dan peringatan peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS. Standar Normalisasi Jerman (DIN) American Society for Testing and Material. American Concrete Institute 40.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN a. Mutu Beton Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-175 dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971. b. Pembesian Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai PBI-1971. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS. c. Cara Pengadukan Cara pengadukan harus menggunakan beton molen. Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 10 cm. d. Pengecoran Beton Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton

XII- 37

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hati berikutnya maka tempat pemberhentian tersebut harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS. e. Pekerjaan Acuan/Bekisting Acuan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan / yang diperlukan dalam gambar. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatanperkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin bebas dari kotoran-kotoran (tahi gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak beton. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split, pasir dan Semen Portland) kepada Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS, untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi/beton rangka harus sesuai dengan PBI 1971, NI-2. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan. Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran. f. Contoh Bahan Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material misalnya : besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS, akan dipakai sebagai standar / pedoman untuk memeriksa /menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site. g. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas bebas Kontraktor. h. Pengujian Mutu Pekerjaan Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan untuk memberikan pada Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS Certificate Test bahan besi dari produsen/pabrik. Bila tidak ada Certificate Test, maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi/kubus beton di laboraturium yang akan ditunjuk kemudian. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji berupa kubus/silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat / ketentuan PBI1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS. Jumlah dan frekuensi pembuatan kubus beton serta ketentuan lain harus sesuai PBI-1971. Kontraktor diwajibkan membuat Trial Mix terlebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan beton.

XII- 38

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Hasil pengujian dari laboraturium diserahkan kepada Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS secepatnya. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi tanggung jawab Kontraktor. i. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawan Kontraktor. Bagian beton setelah di cor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih sesuai ketentuan PBI-1971. 41.1 LINGKUP PEKERJAAN Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pondasi batu kali atau bagian-bagian lain yang menggunakan batu kali, sesuai dengan gambar dan persyaratan pekerjaan ini harus sesuai dengan PUBI 1970, NI-3. PERSYARATAN BAHAN a. Semen Portland Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai dengan syarat penumpukan semen. b. Pasir pasang Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan organis, lumpur dan sebagainya: dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971, SK-SNI T. 03 1991. c. Batu Bahan untuk pondasi batu kali kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan PUBI 1970, NI-3 dan cara pengerjaannya harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal disini. Batu kali harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak. d. Adukan Adukan yang dipakai campuran 1 PC : 4 pasir 41.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjuk dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna. Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok ketempatnya hingga teguh. Adukan harus mengisi penuh ronggarongga antara batu untuk mendapatkan massa yang kuat dan integral. LINGKUP PEKERJAAN a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar kecuali telah ditentukan dalam bab ini meliputi c. Pasangan kedap air (1 PC : 2 PS) Semua pasangan bata dimulai di atas sloof sampai setinggi 30 cm di atas lantai. Pasangan dinding saluran keliling bangunan Pasangan dinding WC setinggi 1,80 cm di atas permukaan lantai Pasangan dinding septicktank

PASAL 41 : PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

41.2

PASAL 42 : PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

42.1

XII- 39

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Pasangan bak kontrol. Pasangan bata yang terbenam pada tanah urug Pasangan bata seperti gambar dengan mengikuti notasi yang ada d. Pasangan bata dengan adukan 1 PC : 3 PS pada ruang X ray / R. Operasi e. Pasangan bata dengan adukan 1 PC : 4 PS berada di atas pasangan kedap f. Ketebalan pasangan bata untuk semua type adk menggunakan ketebalan bt (setengah bata), bt (tiga perempat bata), 1 bt (satu bata) dan 1 bt (satu setengah bata) dijelaskan pada gambar. 42.2 PERSYARATAN BAHAN Batu bata harus memenuhi NI-10 Semen Portland harus memenuhi NI-8 Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2 Air harus memenuhi PVBI-1982 pasal 9 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN a. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan adukan campuran 1 PC : 4 Pasir pasang untuk semua pasangan kecuali dijelaskan pada pasal ini b. Untuk semua dinding KM/WC, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah setinggi 180 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada gambar menggunakan simbol aduk traasram / kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 PC : 2 pasir pasang. c. Untuk semua dinding ruang X-ray (radiolog), semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 300 cm (sampai ring balok) dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada gambar menggunakan pasangan bata tebal 1 bt (satu bata) aduk dengan campuran 1 PC : 3 pasir pasang. d. Untuk semua dinding ruang Opersi dan Melahirkan, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 300 cm (sampai ring balok) dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada gambar menggunakan pasangan bata tebal bt (setengah bata) aduk dengan campuran 1 PC : 3 pasir pasang. e. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex-lokal dengan kualitas terbaik yang disetujui Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS, siku dan sama. f. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh. g. Pemasangan batu bata harus sedemikian hingga siar-siar tegak tidak segaris. h. Setelah bata terpasang dengan adukan, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air. i. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan. j. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis k. Bidang dinding setengah batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 8 mm jarak 20 cm. l. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah / steiger sama sekali tidak diperkenankan. m. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain. n. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi 5%. Bata yang patah lebih dari dua tidak boleh digunakan. o. Pasangan batu bata untuk dinding setengah batu harus menghasilkan dinding finish setebal 13 cm dan untuk

42.3

XII- 40

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


dinding satu bata, finish adalah 23 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat,rapi, dan benar-benar tegak lurus. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus-menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya. ditentukan dalam gambar detail.

p.

q. r.

s.

PASAL 43 : PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

43.1

PEKERJAAN KOSEN DAN FRAME ALUMINIUM. a. LINGKUP PEKERJAAN. 1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. 2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen bagian luar, seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor. b. PERSYARATAN BAHAN. 1. Bahan Dari bahan aluminium framing system, aluminium Extruci sesuai SII extrusi 0695-82 dan Alloy A 6063 t5 extrusi standart produksi YKK, Alcan setara atau produk lainnya, yang setara disetujui oleh Konsultan Perencana, PENGAWAS / Direksi Pekerjaan. Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Konsultan PENGAWAS/Direksi Pekerjaan. Aluminium deoth : 76,2 mm Tebal profil : 1,8 mm Warna profil : Sistim Anodized, warna akan ditentukan kemudian. Lebar profil : Sesuai gambar. Pewarnaan : Dengan ketebalan minimal 22 micron. Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya. Seluruh bahan aluminium berwarna harus datang di site dengan dilengkapi bahan pelindung / pembungkus dan baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test, minimum 100 kg/m2. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3 / hr dan terhadap tekanan air 15 kg / m2 yang harus disertai hasil test. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses :

2.

3.

4. 5.

6. 7. 8.

9.

XII- 41

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


fabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secepat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela bukan dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut : Untuk tinggi dan lebar 1mm Untuk diagonal 2mm 10. Accessories Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser. 11. Bahan finishing. Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya. c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN. 1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil alumunium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain. 2. Prioritaskan proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran. 3. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. 4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya. 5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam agar sambungannya tidak nampak oleh mata. 6. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap, dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar. 7. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm. 8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2 . Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup dengan sealant. 9. Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut : oleh

Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain. Sistem kosen dapat menampung pentu kaca frame less.

XII- 42

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas. 10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi. 11. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 25 yang kemudian diisi dengan beton ringat /grout. 12. Pemasangan kusen adalah rata bagian yang mensyaratkan ruangan lebih bersih. 13. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium diperhatikan sebelum rangka kosen terpasang. agar

14. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat pada mabang bawah dan atas harus waterpass. 15. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. 16. Penggunaan ini pada swing door dan double door. 17. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya kedap air dan suara. 18. Tepi bawah ambang kosen exterior flashing untuk penahan air hujan. 43.2 PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA. a. LINGKUP PEKERJAAN. 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Pekerjaan pembuatan daun pintu kaca dan jendela kaca dipasang pada seluruh detail yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar. b. PERSYARATAN BAHAN. 1. Bahan pintu dari jenis kaca Asahi mas atau setara, Jendela kaca Asahi mas atau setara buatan dalam negeri yang bermutu baik Ashamimas atau produk lain yang setara dan disetujui perencana / Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan, dan memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 63 dan SII 0189-78. 2. Tebal bahan untuk pintu 8 mm 3. Tebal bahan untuk jendela 5 mm 4. Bentuk dan ukuran pintu dan jendela sesuai yang dinyatakan/disebutkan dalam detail gambar. 5. Warna kaca akan ditentukan kemudian. c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN. 1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi lapangan ( ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. 2. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan. 3. Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantumkan semua data produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan. 4. Penyimpanan/penimbunan pintu dilokasi pekerjaan harus ditempatkan pada ruang atau tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan agar dilengkapi

XII- 43

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


terlindung dari kerusakan dan kelambatan. 5. Bentuk / pola dan ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. 6. Harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan pintu kaca. 7. Daun pintu kaca dan jendela setelah dipasang harus rata siku / waterpass, tidak melenceng dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik. 43.3 PEKERJAAN DAUN PINTU KAYU. a. LINGKUP PEKERJAAN. 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. 2. Meliputi semua pekerjaan seperti mempasak, memahat, menyetel, membuat lidah-lidah, sponning dan lain-lain, pekerjaan yang diperlukan untuk menyambung kayu dengan baik. 3. Juga harus menyediakan plat-plat logam, sekrup-sekrup, paku-paku dan lain-lain pasangan yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kayu. 4. Lingkup pekerjaan kayu hanya mencakup pekerjaan kayu non struktural bangunan : daun pintu panel, list-list profil dan kusen kayu sesuai dengan yang ditunjuk oleh gambar. b. PERSYARATAN BAHAN. 1. Bahan rangka dari kayu Tenam, mutu A, kelas kuat II dan awet II, dan list penutup. 2. Bahan rangka ukuran 3 x 12 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. 3. Khusus untuk pintu kamar mandi, WC dan toilet menggunakan kusen dan daun pintu allumunium 4. Pintu rangka kayu dilapis bahan teak plywood dari produk dalam negeri merk Asahi atau setara, tebal 4 mm, memenuhi persyaratan PUBI 81 pasal 38 dan SII 0404-81. 5. Setiap sambungan rangka daun pintu dan penempelan / pelekatan teak plywood pada rangka, digunakan lem kayu yang bermutu baik, merk Aica Aibon atau merk lain yang setara. 6. DURAPOL atau setaraf dengan proses high pressure laminates harus memenuhi spesifikasi sevagai berikut : Standard test : memenuhi British Standard BS 3794 th. 1986. 2.050 x 1.300 x 0.8 mm. 2 4.5 N * pasang < 0,45. * lebar < 0,90. tidak ada perubahan. tidak ada perubahan.

Ukuran ----------- : Ketahanan goresan : Stabilitas ukuran pada kenaikan temperatur : Ketahanan terhadap kering panas : Ketahanan terhadap noda & bahan kimia alkali :

c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN. 1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. 2. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. 3. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu dan penguat lain serta penempelan teak plywood terhadap kedua sisi rangka yang diperlukan, agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga

XII- 44

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku sisi-sisinya satu sama lain. Penempelan teak plywood pada rangka daun pintu digunakan lem kayu yang bermutu baik produk dalam negeri merk Aica Aibon atau yang setara yang disetujui Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan. (Pemberi Tugas) Penempelan dengan cara pres pabrik, lekat dengan baik, rapi, tidak menggelembung atau cacat apapun. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atau persetujuan Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas), tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan rangka kayu yang tampak. Untuk daun pintu teak plywood setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

4. 5.

6.

7.

PASAL 44 : PEKERJAAN PELAPIS DINDING

44.1

PEKERJAAN PLESTERAN DINDING a. LINGKUP PEKERJAAN 1. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlkan untuk melaksanakan pekerjaan yang bermutu baik. 2. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar. b. PERSYARATAN BAHAN 1. Adukan 1 PC : 2 Pasir dipakai untuk plesteran rapat air 2. Adukan 1 PC : 3 Pasir dipakai untuk plesteran ruang radiolog (X ray) 3. Adukan 1 PC : 4 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya 4. Seluruh permukaan plesteran difinish aci dari bahan PC Semen Portland harus sesuai NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan). Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2 Air harus sesuai NI-3 pasal 10 Penggunaan adukan plesteran ; c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 1. Plesteran dilaksankan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai pentunjuk dan persetujuan Direksi Pekerjaan / Konsultan MK, dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan syarat pekerjaan. 2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanaan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan MK sesuai Uraian dan Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini. 3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua pentunjuk dalam gambar arsitektur terutama pada gambar detail dan pada gambar potongan mengenai ukuran tebal, tinggi, peil dan bentuk profilnya. 4. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara pembuatan nya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut: a) Untuk bidang kedap air, beton pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lanai an 150 cm dari permukaan lantai untuk kamar mandi, WC, toilet dan daerah basah lainnya dipakai aduk plesteran 1 PC : 2 Pasir b) Untuk aduk kedap air, harus dtambah dengan Daily Bond, dengan perbandingan 1 bagian PC : 1 bagian Daily Bond. c) Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 5 Pasir

XII- 45

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


d) Plesteran halus acian dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen, acin dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan additive plamix dengan dosis 200-250 gram plamix untuk setiap 40 kg semen. e) Semua jenis aduk perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dab belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menti terutama untuk adukan kedap air. 5. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan. 6. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan kemudian diketrek (scratch) terlebih dahulu dan semua lubanglubang bekas pengkat bekisting harus ditutup aduk plester. 7. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya). 8. Untuk dinding tertanam didalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air. 9. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaan nya diberi alur-alur garis horisontal atau diketrek (scratch) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat. 10. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m dipasang tegak dan menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang. 11. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang dinyatakan dalam gambar atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. 12. Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan plesteran melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diijinkan Direksi Pekerjaan / Konsultan MK. 13. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi naat ) tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm kecuali bila ada petunjuk lain dalam gambar. 14. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2m. Jika melebihi, kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan kontraktor. 15. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengereingan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat. 16. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan MK dengan biaya atas tanggungan Kontaktor. 17. Selama tujuh hari setelah pengacian selesai Kontaktor harus selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurangkurangnya 2 kali setiap hari. 18. Selama pemasangan dinding atau batu bata / beton bertulang belum difinish, Kontaktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain. 19. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontaktor dan wajib diperbaiki. 20. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua minggu).

XII- 46

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


44.2 PEKERJAAN PELAPIS DINDING KERAMIK a. LINGKUP PEKERJAAN 1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja , bahanbahan, peralatan, dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. 2. Pekerjaan pelapis dinding keramik ini meliputi ruang dinding toilet, pantry reservoir, dan pada tempattempat sesuai detai yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan / Konsultan MK. b. PERSYARATAN BAHAN 1. Bahan : Keramik dinding : a). Jenis b). Finishing permukaan c). Produksi d). e). f). g). Bahan pengisi siar Bahan perekat Warna/texture Ukuran

: Keramik Tile : Berglazur : Granito, Roman, Ikad Asia Tile, Masterina atau setara : Igi tile grout : Adukan 1 PC : 3 Pasir : Ditentukan kemudian : 20 x 20 atau seperti dalam gambar

2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970, dan PVBI 1982). 3. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan / Konsultan MK / Perencana. 4. 2.4 Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif daripabrik sebagai informasi bagi Direksi Pekerjaan / Konsultan MK. 5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenis dan harus disetujui Direksi Pekerjaan / Konsultan MK. c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 1. Pada permukaan dinding beton atau bata merah yang ada, keramik dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan perekat. Campuran khusus untuk pemasangan keramik adalah 1 bagian air : 3 bagian perekat, aduk merata sampai berbentuk pasta tunggu 5-10 menit kemudian diaduk kembali sebelum digunakan. Tebal adukan 1 cm. 2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap keramik harus sama, tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya. 3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk pabrik. 4. Pola keramik harus memperhatikanukuran / letak dan semua peralatan yang akan terpasang di dinding : Exhaust Fan, panel, stop kontak, lemari gantung dan lai-lain yang tertera dalam gambar. 5. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar. 6. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Pekerjaan / Konsultan MK sebelum pekerjaan pemasangan dimulai. 7. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garisgaris siar harus benar-benar lurus, siar arah horisontal pada dnding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan garis lurus. 8. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 2 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisis siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian 9. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukn semen

XII- 47

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik. 10. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan supergaant. PASAL 45 : PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 45.1 LINGKUP PEKERJAAN Penyediaan bahan (lembaran calsiboard 4 mm, triplek 5 mm, gipsum board 9 mm, bahan finishing termasuk list/kayu list gipsum) tenaga kerja dan peralatan Penyiapan rangka / penggantung dengan konstruksi sesuai dengan gambar Pemasangan lembar triplek, calsiboard dan gipsum tersebut pada rangka /penggantungnya di ruang-ruang sesuai dengan yang tertera dalam rencana.

45.2 PERSYARATAN BAHAN 1. Bahan yang digunakan adalah Calsiboard yang tahan api dengan ukuran 122 cm x 244 cm tebal 4 mm. 2. Bahan yang digunakan adalah GIPSUM Board yang tahan api dengan ukuran 122 cm x 244 cm tebal 9 mm Produksi Elephant /Jaya board sekulitas. 3. Bahan yang digunakan adalah Triplek Board dengan ukuran 122 cm x 244 cm tebal 5 mm Produksi Andatu atau setara. Triplek tersusun dari lapisan kayu keras, dengan kepadatan tinggi dan bahan lem yang tanah terhadap air dan iklim tripis. Lapisan permukaan triplek harus mulus bersih tidak ada mata kayu atau sambungan. 4. Sebelum membeli/memesan bahan/material Kontraktor wajib membuat Shop Drawing serta memberikan contoh dan mock up kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk diproses mendapat persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Perencana. 5. Bahan yang telah sampai dilapangan, harus disimpan dalam lapangan, harus disimpan dalam gudang yang bebas air dan ditumpuk dengan teratur. 45.3 SYARAT PELAKSANAAN a. PERSYARATAN UMUM 1. Pemasangan langit-langit harus dilakukan oleh tukangtukang ahli. 2. Penggantung langit-langit pada lantai beton di atasnya dengan ramset kecuali pada rangka atap baja menggunakan besi O 6 mm atau dinabolt. 3. Bahan langit-langit yang dipasang, harus baru, tidak boleh menunjukkan cacat fisik. 4. Pertemuan langit-langit dengan dinding, kolom dan bidang-bidang tegak lainnya pada peralihan ketinggian langit-langit, dengan lampu yang rata langit-langit dan lain-lainnya harus rata dan rapi sesuai dengan spesifikasi gambar. 5. Tempat hubungan antara langit-langit dengan bahan lain menggunakan akhiran list kayu jika langit langit menggunakan tiplek atau calsiboard dan list gipsum jika langit-langit menggunakan gipsum board b. SYARAT PEMASANGAN 1. Langit-langit dipasang pada plafond sesuai gambar. 2. Bahan penutup untuk langit-langit yang menggunakan triplek dan calsiboard sesuai gambar dengan tebal sesuai dengan standar bahan, disekeliling menggunakan list profil kayu kamper 3/3. Penutup untuk langitlangit yang menggunakan Gypsum sesuai gambar dengan tebal sesuai dengan standar bahan dan disekeliling menggunakan list gypsum. 3. Bahan langit-langit yang digunakan harus dari kualitas baik. 4. Konstruksi rangka langit-langit menggunakan besi hollow 4/4, rangka plafond 60 x 60 cm (atau sesuai gambar). Pada sekeliling sisi tembok adalah juga merupakan rusuk utama. 5. Pasangan langit-langit triplek pada pertemuannya diberi celah (naad) selebar tebal bahan, dan harus sama merupakan garis lurus sesuai gambar. Sedangkan untuk gypsum dan calsiboard diberi celah digunakan untuk mendempul / compound.

XII- 48

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


6. Penempelan lembaran multipleks pada rangka langitlangit dilaksanakan pakai paku/paku gipsum. Agar kepala paku tidak menonjol dari permukaan bidang maka sebelum dipasang semua kepala paku harus digepengkan terlebih dahulu dan bekas lobang paku didempul. 7. Hasil bidang-bidang yang tidak rata, melendut, retakretak atau menunjukkan cacat-cacat lainnya harus segera diperbaiki atas perintah Direksi Lapangan dan seluruh akibat dari hal-hal tersebut menjadi tanggung jawab dan resiko Pemborong sepenuhnya. 8. Rencana pasangan langit-langit dapat dilihat pada gambar bersangkutan. 9. Semua list langit-langit dapat difinish menggunakan cat yang sama dengan yang digunakan untuk mengecat langitlangit. 45.4 HASIL AKHIR YANG DIKEHENDAKI 1. Pola harus sesuai dengan perencanaan. 2. Datar/rata, tidak bergelombang. 3. Penyelesaian pengecatan sesuai dengan yang tersebut dalam RKS ini. PASAL 46 : PEKERJAAN PENUTUP ATAP Bahan penutup atap bitumen bergelombang a. Penutup atap Bitumen bergelombang dengan spesifikasi berikut ; Lembaran terbuat dari bahan bitumen Ketebalan : 3 mm Ukuran bentang : menyesuaikan b. Rangka pembetuk zingkalum (baja ringan) c. Paku : galvanis anti karat dengan penutup d. Pemasangan a) Harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman. b) Pemasangan harus dipilih dari sistem yang terbaik, dengan sistem ventilasi atau perlakukan khusus, sehingga tidak akan terjadi penjamuran pada rongga panel yang berakibat penegmebunan atau udara dingin. c) Pemasangan dilaksanakan sesuai gambar disain lengkap dengan asesoriesnya. d) Sistem pemasangan mengikuti saran dan lisensi pabrik/distributor. 47.1 LINGKUP PEKERJAAN a. Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS gambar rencana. b. Kontraktor wajib memberikan contoh-contoh bahan yang akan dipasang khususnya untuk menentukan warna dan tekstur yang akan ditentukan oleh Pemberi Tugas. c. Pekerjaan lantai keramik ini meliputi seluruh ruang yang ditunjukkan dalam gambar. 47.2 PERSYARATAN PELAPIS BAHAN Lantai keramik yang dipakai harus memenuhi syarat uji keramik menurut syarat SII 0583 81, produksi nomor 1 proses single firing sekualitas Roman, Masterina dengan spesifikasi sebagai berikut: - Ukuran : 20 x 20 x 0,7 cm 30 x 30 x 0,7 cm, atau seperti tertera dalam gambar - Bahan dasar : Kaolin denga kualitas baik - Warna tidak luntur, tahan terhadap asam dan basa yang umum dipakai, tahan terhadap cuaca dan perubahan suhu yang mendadak. - Warna keramik akan ditentukan kemudian (minimal dengan contoh 3 macam warna untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana, KP dan Direksi Pekerjaan. - Lembaran tidak bergelombang atau cacat lainnya. 47.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN a. Seluruh pekerjaan di bawah lantai yang akan dipasang harus sudah selesai dikerjakan. b. Adukan untuk alas/sambungan 1 PC : 4 Pasir c. Pemasangan harus rata, lurus dan tegak lurus satu sama lain, permukaan harus sesuai water pass. d. Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat atau kegiatan lain. e. Khusus untuk lantai tangga, dipasang keramik anti slip 10

PASAL 47 : PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

XII- 49

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


x 30 x 0,7 cm pada bagian tepi tangga. f. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan, jangan terjadi potongan lebih kecil dari setengah ukuran, kecuali tercantum dalam gambar. Potongan dosis pemakaian 0,5-1 Kg/cm2. g. Pemasangan keramik wajib memperhatikan nilai estetikanya. h. Kontraktor pelapis lantai keramik wajib wajib menyediakan bahan cadangan sebanyak 2,5 % dari masing-masing jenis/type bahan keramik terpasang, disimpan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS. i. Standar Penerimaan o Setiap pekerjaan lantai yang dipasang harus dipasang rapih pada posisinya dan rapat satu sama lain dan terjamin hubungan kerapihannya serta kekakuanya (rigidity). o Setiap pekerjaan lantai harus dipasang rata (water pass). Toleransi kemiringan permukaan lantai yang dapat diterima adalah 1mm / 10 m2. o Pemborong harus menyerahkan As Built Drawing kepada pemilik , dimana pada gambar tersebut dijelaskan detail-detail pelaksanaan. Outlet/inlet koordinasi dengan disiplin lainnya (misalnyta dengan mekanikal elektrikal dan sebagainya). 48.1 LINGKUP PEKERJAAN. a. Yang termasik dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan/ditentukan dalam gambar. 48.2 PERSYARATAN BAHAN. a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam pemilihan warnanya sesuai dari bahan-bahan yang telah disetujui Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan. b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar. c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari pelat aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci harus disediakan sebuah almari anak kunci dengan dilengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor-nomor pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah. d. Perlengkapan daun pintu. 1. Pintu kayu, terdiri dari : * Hinges/pivot * Lockset : - Lockcase - cylinder - Handle Door closer Produksi setara Cisa, Kend. 2. Pintu Aluminium : * Hinges/pivot * Lockset : - Lockcase - cylinder - Handle Floor hing Produksi setara Cisa, Kend. 3. Pintu WC. Hinges/pivot Lockset Door clooser Produksi setara Cisa, Kend. e. Seluruh kunci pintu yang dipasangnya dengan anak kunci yang telah direncanakan dan diatur menggunakan sistem Master, Grand Mater, Emergency Master dan Construction Key dari pabrik yang bersangkutan. Setiap kunci pintu lengkap

PASAL 48 : PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

XII- 50

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


2 (dua) buah anak kunci, anak kunci Master / Grand Master / Emergency Master Key, untuk construction Key disupply 5 (lima) buah. f. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu. g. Pemasangan door closer pada batang kosen dan daun pintu, diatur sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat pada kosen pintu, serta dapat berfungsi dengan baik. h. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari merk dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup dan nylon plug. 48.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN. a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contohcontohnya kepada Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan. Pengakuan / penyerahan harus disertai brosur spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. b. Apabila dianggap perlu, Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan dapat memintakan untuk mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya. c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai keatas. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut. d. Untuk pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat. e. Posisi lock dan latch harus diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan. f. Door closer yang digunakan type hidrolic. Pengatur kecepatan closing dan latch, dikehendaki jenis hold open, yaitu pintu dapat menutup secara regular dan dapat berhenti dalam posisi terbuka dengan sudut buka tertentu seperti yang dikehendaki ruang-ruang yang membutuhkan seperti yang tertera pada gambar. g. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat, misalnya : Stainless steel. 49.1 LINGKUP PEKERJAAN. a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan kaca, cermin, dan pintu jendela kaca yang dilaksanakan untuk : Daun pintu dan jendela. Cermin pada toilet. Dan tempat-tempat lain sesuai gambar. 49.2 PERSYARATAN BAHAN. a. Bahan kaca untuk exsterior digunakan colour (tinted) float glass, produk dalam negeri merk Asahi Mas atau produk lain setaraf dan disetujui oleh Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan. b. Tebal kaca minimum 5 mm, pemasangan dan ukuran sesuai kebutuhan atau sesuai yang ditentukan dalam detail gambar. c. Bahan kaca interior (kaca mati) digunakan colour float glass, produk dalam negeri merk Asahi Mas atau dari produk lain yang setara dan disetujui oleh Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan. d. Tebal kaca minimum 5 mm, pemasangan dan ukuran sesuai kebutuhan atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. e. Kaca yang digunakan dari mutu AA, serta harus memenuhi persyaratan dalam PUBI-1982 pasal 63 dan SII 0189 78. f. Ukuran pemotongan kaca dan tempar pemasangan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar. g. Kaca cermin pada ruang toilet dan ruang yang ditunjuk oleh gambar yang digunakan dari jenis clear-float glass mutu terbaik produk dalam negeri ex Asahi Mas atau produk lain

PASAL 49 : PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

XII- 51

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


yang setara dan disetujui oleh Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan. Permukaan cermin harus bebas dari noda dan bebas cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak atau kerusakan pada lapis peraknya. Dipasang pada seluruh detail yang ditunjuk / disebutka dalam gambar. Toleransi Panjang dan lebar; untuk ukuran panjang dan lebar dengan toleransi yang diizinkan kira-kira 2,0 mm. Kesikuan; pemotongan kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum 1,5 mm per meter panjang. Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh lebih dari 0,3 mm. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruangruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca), bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan, bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh tebal kaca), bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah keluar/masuk), bebas dari benang (string) dan gelombang (wave), benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan , gelombang adalah permukaan kaca yang beroleh dan mengganggu pandangan, bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelalian kebeningan), bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca), bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).

h. i. j.

k.

49.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN. a. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan. b. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurinda / dihaluskan. c. Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat dalam pekerjaan. d. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh tenaga yang mempunyai pengalaman dan keahlian khusus dalam bidangnya. e. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda agar mudah diketahui. f. Pemotongan kaca harus rapih dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus. g. Pemasangan kaca-kaca dalam alur rangkanya, harus rapat, kuat/tidak goyang dan sesuai persyaratan. h. Tepi kaca diberi sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang digunakan dari mutu terbaik, sesuai persyaratan pabrik. Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 mm, dari batas rangka. i. Kaca harus terpasang rapih, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak ada cacat-cacat seperti yang disyaratkan. j. Pemotongan kaca harus rapih dan lurus pada sisi pemotongan, diharuskan menggunakan alat pemotong kaca khusus. k. Pemasangan dipakai paku sekrup fisher plastik kedinding ukuran sesuai kebutuhan. Hasil pemasangan harus rapih, sisi rata (waterpas) dan kuat. l. Pemasangan kaca dan cermin harus diberi alat triplek (pada pemasangan yang menempel di dinding). LINGKUP PEKERJAAN. a. Meliputi pekerjaan peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan sesuai dengan RKS serta gambar kerja. b. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, hasil pekerjaan tidak menggelombang, mengelupas dan cacat lainnya. c. Jika terjadai cacat seperti tersebut pada butir 1.2 Kontraktor harus melakukan perbaikan (pengecatan ulang) hingga disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas.

PASAL 50 : PEKERJAAN PENGECATAN

50.1

XII- 52

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Biaya perbaikan, seluruhnya menjadi beban Kontraktor. d. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan dinding yang tidak dilapis dengan bahan pelapis apapun, cat langit-langit expose dan ruang yang seperti dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar. 50.2 PERSYARATAN BAHAN. a. Untuk dinding dalam, langit-langit, pada ruang tertentu sesuai gambar, cat yang digunakan adalah jenis Emulsi Synthetic sekualitas Produk ICI, Kansai Paint, Pacific Paint atau setara, atas dasar Resin Acetate Emulsion. Data Teknis : Type : Synthetic Emulsion Warna : di tentukan kemudian Kepadatan : 49 % Daya sebar teoritis : 14 m/liter Waktu pengeringan pada 25 C * Kering sentuh : 30 menit * Kering keras : 2 jam Minimum selang waktu pengecatan : 1 jam Maksimum selang waktu pengecatan : tidak kritis Cara Aplikasi : Kuas,roll atau semprot Pengencer dan pembersih : air bersih Berat jenis : 1,30 1,40 Fisik nyata : tidak mudah terbakar b. Untuk dinding luar, cat yang akan digunakan adalah sekualitas ICI, KANSAI PAINT, PACIFIC PAINT atau setara. Data teknis : Type : Pure Acrylic Emulsion Warna : di tentukan kemudian Kepadatan : 49 % Daya sebar teoritis : 11 m/liter Ketebalan : 25 3 micron Waktu pengeringan pada 25 C * Kering sentuh : 30 menit * Kering keras : 2 jam Minimum selang waktu pengecatan : 2 jam Maksimum selang waktu pengecatan : tidak kritis Pengencer dan pembersih : air bersih Berat jenis : 1,20 1,30 Fisik nyata : tidak mudah terbakar c. Untuk logam cat yang digunakan adalah skualitas ICI, KANSAI PAINT, PACIFIC PAINT atau setara untuk kayu cat yang digunakan adalah ICI, KANSAI PAINT, PACIFIC PAINT atau setara. d. Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan 5 (lima) kg, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan dari Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan. Pengiriman cat, harus disertakan sertifikat dari agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya. Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan RKS. e. Warna 1. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan Kontraktor mengajukan daftar bahan pengecatan kepada : Pemilik Proyek. 2. Pemilik Proyek melalui Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan menentukan warna pilihannya Kontraktor menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas biaya Kontraktor. 50.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.

XII- 53

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


A. UMUM. a. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah selesai dikerjakan. b. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut : 1. Dinding atau bagian yang akan di cat selesai dan disetujui oleh Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan. 2. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan. 3. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih basah atau lembab. 4. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna. c. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir. d. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat cat tersebut. B. PEKERJAAN PENGECATAN DASAR PLESTERAN (CAT TEMBOK). a. Cat Tembok Dalam dan langit-langit expose. 1. Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk mengering. Setelah permukaan tembol kering, maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorence) yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar bersih. 2. Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur, sekualitas dengan plamur wall putty 550-1967 merk PACIFIC PAINT atau setara. 3. Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali dan rembesan air harus diberi lapisan wall sealer. 4. Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai halus. 5. Kemudian dicat yang terdiri dari 1 (satu) lapis Alkali Resintance sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis Synthetic Emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut : - lapis Iencer (tambahkan 20% air) - lapis II kental - lapis III kental 6. Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan diamplas halus setelah kering. b. Cat tembok luar. 1. Seperti halnya cat tembok dalam butir (a). 2. Pengecatan dengan cat khusus luar sesuai persyaratan bahan. C. PEKERJAAN PENGECATAN BAJA DAN LOGAM. a. Bersihkan debu, minyak, gemuk dan kotoran lainnya dengan white spirit atau solvent. b. Untuk baja galvanie, amplas dengan kertas amplas ukuran 360 sebelum diprimer. c. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai antara lain : - Sistem Alkyd : Primer : Q.D Red Lead/Red Oxide Top Coat : ICI, Metal kote, Kansai Paint atau setara. - Sistem Upox : Primer : Upox Red Lead Top Coat : Upox Enamel Penggunaan/pemilihan diatas disesuaikan dengan lokasi sambungan dan ujung-ujung yang tajam diberi touch up. Untuk primer 1 (satu) lapis dengan ketebalan 40 mikron dan top coat 2 (dua) lapis dengan ketebalan 40 mikron. d. Selang waktu pengecatan disesuaikan dengan sistem yang digunakan. e. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 3 (tiga) lapis. f. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung dan

XII- 54

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


dijaga terhadap pengotoran-pengotoran. D. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU. a. Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plesteran diberi dasar meni (. b. Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kemudian diplamur bila terdapat retak, celah atau lobang, kemudian permukaan kayu yang diratakan. c. Permukaan kayu yang kecil harus diberi 2 lapisan plamur yang tipis. d. Pekerjaan pengecatan dengan kwas untuk bidang kecil dan semprot untuk bidang luas. e. Hasil pengecatan harus mulus, tidak menggelembung atau cacat-cacat lainnya. E. PEKERJAAN PELITUR. a. Persiapan dilakukan dengan membersihkan dan mengamplas permukaannya. Kemudian membersihkan dengan lap kering, tidak boleh ada minyak dan kotoran lain yang menempel. b. Setelah bersih permukaan dicat pelitur dengan menggunakan bahan terbuat dari katun yang lembut dan bersih dari kotoran dan minyak. c. Pekerjaan tersebut diulang sampai mencapai ketebalan warna transparan yang merata. d. Cat pelitur yang digunakan bermutu tinggi, berkualitas Impra, Mowilex, Lignalac atau setara yang umum dipergunakan untuk penyelesaian furniture. e. Cat melamic digunakan pada semua pintu, panel kayu berikut kusen-kusennya, semua pintu double teakwood, semua plafond khusus yang mengandung unsur kayu, list profil kayu, dan pada tempat-tempat yang ditunjukkan dalam gambar. 51.1 LINGKUP PEKERJAAN. Meliputi : pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain sebagainya, untuk pekerjaan silicone sealant secara lengkap, terpasang sempurna sesuaia RKS. Pekerjaan yang harus mendapat perlakuan silicone sealant : a. Setiap hubungan antara kaca dengan aluminium. b. Setiap hubungan antara aluminium dengan dinding beton. c. Setiap hubungan antara kaca dengan kaca. d. Setiap delatasi (hubungan antara lantai beton dengan lantai lainnya). e. Dan tempat-tempat lain sesuai gambar. 51.2 PERSYARATAN BAHAN. Silicone sealant DOW CORNING TYPE 793 + merk atau setaraf, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : - Pengering netral. - Modulus elastisitas tinggi : 100 % (gerakan) - Kering sentuh : 15 menit - Waktu pengerjaan : kurang dari 10 menit - Menyatu sepenuhnya : 24 jam. - Warna : akan ditentukan kemudian. - Tidak terpengaruh terhadap : sinar matahari, hujan, ozon dan perubahan temperatur yang tinggi (62C s/d 205C). - Fire rating : tidak kurang dari 2 jam. - Daya kedap suara : 30 Db (Khusus untuk perlakuan terhadap aluminium yang menggunakan finishing Flourocarbon, sealant harus dipilih dari silicone rubber yang compatible terhadap Flourocarbon). BACK UP MATERIAL. a. Aluminium harus dilindungi dengan Blue Protection Masking Tape sekualitas GINZA atau setara. b. Filler menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel terbuka yang direkomendasikan dari Dow Corning. 51.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN. a. Pekerjaan silicone sealant ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor khusus yang ahli dalam bidang pekerjaan sealant, dibuktikan dengan melamirkan CV tenaga ahli yang

PASAL 51 : PEKERJAAN SILICONE SEALENT

XII- 55

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


bersangkutan. b. Untuk akca, alumunium, beton dan steel sebelum diberi perlakuan sealant harus terlebih pembersihan, bebas dari debu, minyak dan lain sebagainya yang mengakibatkan berkurangnya saya rekat sealant. c. Pembersihan dilakukan dengan Toluol d. Aplikasi harus dilakukan dengan menggunakan tekanan udara, kerena dapat mengatur keluarnya sealant dengan baik. Sesuaikan tekanan udara untuk memperoleh pengisian joint yang cukup. e. Jika joint sudah diisi , aratakan saelant dengan alat yang direkomendasikan oleh pabrik pembat saelant. Masking tape harus segera diangkat sebelum sealant menering (kirakira 10 15 menit) f. Silicone sealant harus dibersihkan sebelum mengering, dengan menggunakan kain lap yang dibasahi dengan cairan pelarut. g. Jika ada yang tercecer dan sealant sudah mengeras dapat dirapikan dengan pisau silet tajam. a. Ukuran joint yang dipergunakan untuk sealant minimal harus 6 mm dengan perbandingan lebar dan dalam -= 2: 1 (sebagai contoh untuk lebar 10 mm adalah 5 mm). PASAL 52 : PEKERJAAN EPOXY 52.1 LINGKUP PEMASANGAN a. Pekerjaan meliputi menyediakan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua perbuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua baja tulangan, bersama dengan semua pertukangan / keahlian dan yang ada hubungan dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan dalam spesifikasi atau sebagaimana yang diperlukan. b. Kontraktor harus mengadakan penyediaan-penyediaan dan persiapan-persiapan serta melakukan semua pekerjaan yang perlu untuk menerima atau ikut serta dengan pekerjaan lain. c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang akan terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh. d. Pemasangan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, peralatan, dan alat bantu diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik Pekerjaan ini dilaksanakan untuk ; 1. Ruang operasi 2. Ruang melahirkan 52.2 PERSYARATAN BAHAN Lantai merupakan beton bertulang dengan mutu beton yang digunakan menggunakan beton dengan kuat tekan minimal K. 250 (fc = 28 MPA / sesuai uji kuat tekan beton standar umur 28 hari). Kualitas bahan epoxy lantai dan dinding serta plafond menggunakan bahan produksi dalam negeri dengan sifat non toxid . Penggunaan bahan bambahan/ campuran harus sesui dengan petunjuk dan arahan dari tenaga ahli (Tehnical Asistant) Secara umum bahan tersebut tahan terhadap hal-hal yang akan merusak baik yang timbul secara mekanik (Gesekan atapun goresan) maupun kimia ( Bahan reaktif yang bersifat Asam, Bahan reaktif yang bersifat Basa, Bahan reaktif yang bersifat Garam-garaman, aseton, amonia, alkohol, air Bahan minyak ) dan tidak menimbulkan bercak (lengket akibat tumpahan bahanbahan tersebut). Standar pemakaian bahan epoxy ; 1. Epoxy untuk lantai Pretreatment ; Substrate clenning Epoxy cement Levelling ; Polyfloor Epoxy Cement PFC 225 Epoxy Primer ; Polyfloor Epoxy Primer PFP 261 Epoxy Mortar Levelling ; Polyfloor Epoxy Mortar Base PFM 232 tenaga kerja, lainnya yang hingga dapat dan sempurna.

XII- 56

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


; Polyfloor Epoxy Floor Topping PFT 213 Tebal total yang diinginkan + 3 mm 2. Epoxy untuk Dinding dan Plafond Pretreatment ; Substrate clenning Epoxy Primer ; Polyfloor Epoxy Primer PFP 261 Epoxy Filler ; Polyfloor Epoxy Primer PFP 211 Epoxy Top Coat ; Multipox Multipurpose Epoxy Enamel MX 94 Tebal total yang diinginkan + 200 micron 3. Epoxy Mortar kurving Kelengkungan yang diminta minimal O + 7 cm 52.3 PEMASANGAN a. Syarat Pemasangan Tenaga dan Peralatan 1). Pekerjaan ini harus dilaksanakan dan diawasi oleh tenaga ahli yang berpengalaman dengan menunjukkan surat keterangan hasil pekerjaan yang sudah pernah dilaksanakan 2). Termasuk dalam hal ini adalah penyediaan dan pengadaan peralatan standar untuk melaksanakan pekerjaan ini. b. Persiapan 1). Pelaksana pekerjaan wajib memeriksa pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Sub Pelaksana Pekerjaan lain. 2). Pemborong harus membuat shop drawing yang disesuaikan kondisi lapangan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan PENGAWAS sebelum pelaksanaan. 3). Pelaksana sebelum mengerjakan wajib memeriksa keterkaian setiap tahapan pekerjaan, instalasi dan peralatan yang akan dipasang pada ruangan tersebut. Pelaksana Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan tahapan yang telah benar dan telah disetujui oleh konsultan PENGAWAS 4). Lokasi yang akan dikerjakan harus benar-benar rata dan terbebas dari genangan / ataupun kemungkinan terjadinya rembesan air pada saat pelakasaan dan pengoperasian c. Pelaksanaan Pemasangan Pekerjaan Lantai 1). Pelaksana harus memastikan bahwa kondisi lokasi harus terbebas dari genangan air ataupun kerataan sebelum pelaksanaan dan instalasi yang harus ditanam yang pelaksanaan bersamaan dengan pekerjaan pengecoran. 2). Sebelum pemasangan tulangan lantai / pengecoran beton (K.250) pada permukaan lapisan beton rabat harus dipasangan water barrier / lapisan kedap air yang terbuat dari bahan plastik / atau geo teksil dengan ketebalan 0,5 mm (plastik kedap air dengan pemasangan tanpa ada sambungan). 3). Pengecoran beton beleh dilaksanakan setelah mendapat ijin dari Konsultan PENGAWAS. Pengecoran beton dilaksanakan dengan ketebalan 10 cm. Pemadatan dilakukan menggunakan hand vibrator. 4). Pelaksanaan akhir permukaan beton harus benar-benar rata dengan permukaan finising halus dengan sistem trowel finish atau disarankan menggunakan power floating finish. Pekerjaan Dinding 5). Pasangan bata / plesteran / acian yang digunakan pada dinding pembatas anatara ruang operasi, ruang melahirkan dengan ruang lain menggunakan adukan perekat 1 S : 3 PS. 6). Standar pemasangan bata dan plesteran menyesuaikan dengan petunjuk pemasangan bata seperti yang tercantum dalam buku RKS ini. Hasil akhir pelaksanaan ini adalah terbetuknya permukaan yang rata tanpa adanya gelombang dan retak rambut. Pekerjaan Plafond 7). Pada ruangan operasi daan melhirkan menggunakan bahan plafond gipsum ketebalan 9 mm kualitas baik. 9). Penggunaan dempul siar sambungan ataupun pada plafond antara papan gipsum-dengan papan gipsum dan lem perekat Epoxy Top Coat

XII- 57

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


antara plafond dengan list gipsum harus benar benar kuat. Sebelum pemasangan compound pada sambungan tersebut harus dilapisi dengan kain kasa (berserat) untuk memperkuat compound. 8). Standar pemasangan plafond menyesuaikan dengan petunjuk pemasangan plafond seperti yang tercantum dalam buku RKS ini. Hasil akhir pelaksanaan ini adalah terbetuknya permukaan yang rata tanpa adanya gelombang dan dan rongga-rongga pada sambungan. Umum 9) setiap sambungan / atau sudut ruangan harus dibuat lengkung (curving) untuk menghindari terjadinya penumpukan debu pada saat pengoperasian. Pembuatan kelengkungan harus ditangani oleh tenaga yang berpengalaman. Bahan yang digunakan menggunkan mortar adukan 1 sement : 2 pasir yang di dalamya diberi tulangan kawat ayam (chickenary mesh). 10). Pengerjaan Epoxy lantai hanya boleh dilakukan apabila pekerjaan yang berkaitan dan instalasi yang akan tertanam pada dinding, lantai dan plafond sudah terpasang dengan kondisi bahan harus benar-benar kering dan mempunyai umur yang cukup 28 hari untuk beton dan 14 hari untuk dinding dengan kandungan kadar air tidak boleh lebih dari 3 % 11). Pengerjaan epoxy lantai, dinding dan plafond harus sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan arahan / petunjuk tenaga ahli yang menanganinya. Dan bahan yang digunakan harus sesuai spek dan kualitas yang diijinkan. 12). Pengerjaan tiap lapisan harus mengunakan sistem sprayer bertekanan tinggi (tekanan udara 125 160 kg/cm). 13). Selama pengerjaan dan setelah pelaksanaan ruangan harus tatap terjaga dari kemungkinan pengotoran sampah bangunan sekalipun debu. Ruangan sebisa mungkin diusahakan harus benar-benar bersih dan tetap seteril. Untuk itu selama pelaksanaan dan perawatan harus dilakukan pembatasan bagi pekerja yang atapun orangorang yang tidak terlibat pada pekerjaan tersebut. d. Syarat-syarat Pemeliharaan 1). Perbaikan Pelaksanaan pekerjaan wajib memperbaiki lantai yang sudah diepoxy mengalami kerusakan / cacat / gompal, dan kesan kelembaban yang timbul pada permukaan lantai, dinding dan palfond dalam bentuk flex/noda. 2). Pengamanan Pelaksana pekerjaan wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan. Selama 3 * 24 jam sesudah pekerjaan lantai epoxy selesai terpasang, permukaannya dihindarkan dari beban / sentuhan dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lainnya. e. Syarat Penerimaan Hasil pemasangan epoxy harus memenuhi persyaratan mutu dan pelaksanaan dan sesuai pengarahan dan persetujuan tenaga ahli dan Konsultan PENGAWAS atau lembaga yang ditunjuk untuk sertifikasi pekerjaan tersebut. Epoxy yang terpasang harus mulus tanpa ada cacat secara visual atapun jika dikontrol dengan alat.

E.

TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


53.1 PENDAHULUAN a. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara pemasangan Peralatan (Pompa Submersible, Pompa distribusi, Pompa Jockei (hidrant), Presure tank dan Diesel Generator Set berikut perlengkapannya meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian,

PASAL 53 : PEKERJAAN MEKANIKAL

XII- 58

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


supervisi, pemeliharan dan memberi jaminan. b. Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor harus mengikuti/mematuhi semua peraturan-peraturan yang ada antara lain : Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987 VDE, BS, ISO, LMK, dll c. Kontraktor harus mengikuti persyaratan yang ada seperti: Syarat-syarat Umum. Spesifikasi Teknis Gambar Rencana Berita Acara (Aanwijzing) dan terikat pada semua

d. Semua peralatan harus dihubungkan dengan sistem pentahaan (grounding) dengan ukuran kabel ; Pompa-pompa menggunakan kabel BC 25 mm Diesel Generator dan panelnya menggunakan kabel BC ukuran 70 mm e. Syarat-syarat Kontraktor Harus memegang keagenan dari merek yang ditawarkan atau bekerja sama dengan pemegang keagenan atau instalasi listrik yang bekerja sama dengan pemegang keagenan. Harus mempunyai SIKA-PLN golongan C yang masih berlaku atau bekerja sama dengan pemegang SIKA-PLN. Harus dapat disetujui oleh Panitia Lelang. 53.2 KETENTUAN UMUM a. Pengetesan Semua pealatan yang telah dipasang sebelum diserah terimakan dari kontraktor kepada direksi proyek harus telah dilakukan pengetesan pada peralatan tersebut minimal 1 x 24 jam berturut-turut. Segala biaya yang digunakan untuk proses pengetesan dan pengujian merupakan tanggungan langsung dari kontraktor b. Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi. c. Melaksanakan supervisi dan melaksanakan pemeliharan. d. Menyerahkan brosur, maintenance dan operation manual. e. Memberikan masa jaminan kepada Pemberi Tugas. f. Melatih tenaga operator dan maintenance dari Pemberi Tugas. Catatan : Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan tersebut diatas adalah menyediakan dan memasang sehingga seluruh sistem bekerja dengan sempurna 53.3 POMPA SUBMERSIBLE a. Spesifikasi peralatan 1. Mempunyai jaminan layanan garansi terhadap kerusakan lebih lama . 2. Mempunyai jaminan / ketersediaan spare part dipasaran. 3. Barang yang dipilih menunjukkan jaminan mutu yang memuaskan / baik yang dibuktikan dengan telah teruji oleh pasaran. 4. Bodi luar terbuat dari bahan yang kuat stainless steel 5. Komponen bagian dalam terbuat dari bahan tidak mudah aus atau berkarat (bahan logam/besi anti karat /stainsless/cooper) tidak mudah terpengaruh akibat panas dari dampak putar ataupun lamanya pemakaian. 6. Diameter body + 4 (95 mm) 7. Dilengkapi autometic water level pada sumur dan aoutomatic water level pada ground tank 8. Mempunyai total head 80 sampai 125 m 9. Mempunyai kapasitas layanan 250 l/menit sampai 300 l/menit 10. Besar pipa inlet dan outlet mengikuti besaran standar dari pompa yang digunakan 11. Mempunyai power paling tidak 10 Hp 12. Data elektris pendukung phase 380 V, RPM + 2800, 50 hz 13. Standar minimal sekualitas TERRA BIZZI atau sekelas (TERRA, GROUNDFOS, FRANKLIN), sebagai acuan digunakan merek TERRA BIZZI b. Lingkup pekerjaan

XII- 59

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


1. Pemasangan Panel Box Distribusi Panel Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE / DIN dan juga harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL Pengadaan, pemasangan Panel box Distribusi panel out door ukuran 60 x 40 x 30 cm yang ditempatkan di lokasi berdekatan dengan sumur dalam (deep well) Panel panel harus dibuat dari pelat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinckromat dan diduco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat bakar warna abu-abu merk ICI atau yang setaraf. Pintu panel-panel tersebut harus dilengkapi master key Asesories yang harus disediakan dalam box disesuaikan dengan kebutuhan standar dengan tidak boleh mengurangi sebagaimana yang telah diatur dalam ketentuan-ketentuan yang berlaku. Hal-hal yang tidak disebutkan dalam pasal ini berarti kontraktor harus mengikuti ketentuan yang telah diatur sebelumya pada Bag. Pekerjaan Elektrikal Sub. Bab Sistem Pemasangan Panel Box DP Ketentuan-ketentuan lain yang diperlukan dan belum jelas akan dijelaskan oleh Konsultan PENGAWAS yang akan diberikan pada saat kontraktor menyerahkan gambar Shop drawing. 2. Pengkabelan Dari tiang listrik ke panel DP menggunakan kabel jenis NYFGBy dia 4 x 10 mm. Sistem penyambungan mengikuti standar yang berlaku untuk jaringan dalam tanah dan melintas di bawah jalan raya. Dari panel DP ke mesin dalam air menggunakan kabel khusus jenis NYY 4 x 6 mm dengan penggunaan khusus yang tahan terhadap air (water proof). Atau menggunakan kabel dengan persyaratan yang direkomendasikan dari pabrik yang memproduksi peralatan tersebut. Dari panel DP / mesin ke alat automatic water level dalam air menggunakan kabel khusus jenis NYY yang tahan terhadap air (water proof). Atau menggunakan kabel dengan persyaratan yang direkomendasikan dari pabrik yang memproduksi peralatan tersebut. Kabel yang digunakan untuk grounding/pentanahan dari mesin / panel menggunakan kabel BC 25 mm 3. Pemipaaan Pemipaan memeliputi Pipa yang digunakan sebagai pengisap air menggunakan pipa GIP medim atau pipa produksi Bakrei dengan dia 2 Pipa yang digunakan sebagai out put air adari mesin ke ground tank menggunakan pipa GIP medim atau pipa produksi Bakrei dengan dia 2 Semua pipa yang digunakan harus tahan terhadap karat. 4. Pemasangan meter kontrol 53.4 POMPA DISTRIBUSI a. Spesifikasi peralatan 1. Mempunyai jaminan layanan garansi terhadap kerusakan lebih lama . 2. Mempunyai jaminan / ketersediaan spare part dipasaran. 3. Barang yang dipilih menunjukkan jaminan mutu yang memuaskan / baik yang dibuktikan dengan telah teruji oleh pasaran. 4. Bodi luar terbuat dari bahan yang kuat besi yang dilapisi bahan anti karat ataupun stainless steel. 5. Komponen bagian dalam terbuat dari bahan tidak mudah aus atau berkarat (bahan logam/besi anti karat /stainsless/cooper) tidak mudah terpengaruh akibat panas dari dampak putar ataupun lamanya pemakaian. 6. Mempunyai total head 25 - 30 m 7. Mempunyai kapasitas layanan 150 l/menit sampai 250 l/menit 8. Besar pipa inlet dan outlet mengikuti besaran standar dari pompa yang digunakan 9. Mempunyai power paling tidak 1.5 Hp 10. Data elektris pendukung phase 380 V, RPM + 2800, 50 hz

XII- 60

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


11. Standar minimal sekualitas TERRA atau sekelas (TERRA, GOUNDFOS, FRANKLIN) direkomendasikan merek TERRA b. Lingkup pekerjaan 1. Pemasangan Panel Box Distribusi Panel Ketentuan lihat pada cara pemasangan Box Panel DP pada pompa Submersible 2. Pengkabelan Dari tiang listrik ke panel DP menggunakan kabel jenis NYFGBy dia 4 x 16 mm. Sistem penyambungan mengikuti standar yang berlaku untuk jaringan dalam tanah dan melintas di bawah jalan raya. Dari panel DP ke mesin menggunakan kabel khusus jenis NYY 4 x 10 mm dengan penggunaan khusus yang tahan terhadap air (water proof). Atau menggunakan kabel dengan persyaratan yang direkomendasikan dari pabrik yang memproduksi peralatan tersebut. Dari panel DP / mesin ke alat automatic water level dalam air menggunakan kabel khusus jenis NYY yang tahan terhadap air (water proof). Atau menggunakan kabel dengan persyaratan yang direkomendasikan dari pabrik yang memproduksi peralatan tersebut. Kabel yang digunakan untuk grounding/pentanahan dari mesin / panel menggunakan kabel BC 25 mm 3. Pemipaaan Pemipaan memeliputi Pipa yang digunakan sebagai pengisap air menggunakan pipa GIP medim atau pipa produksi Bakrei dengan dia 2 Pipa yang digunakan sebagai out put air dari mesin ke tower air menggunakan pipa GIP medim atau pipa produksi Bakrei dengan dia 2 Semua pipa yang digunakan harus tahan terhadap karat. 4. Pemasangan fleksible joint Pemasangan fleksible joint berikut ukuran dan jumlah menyesuai kan dengan kebutuhan . 53.5 POMPA HIDRANT a. Spesifikasi peralatan 1. Mempunyai jaminan layanan garansi terhadap kerusakan lebih lama . 2. Mempunyai jaminan / ketersediaan spare part dipasaran. 3. Barang yang dipilih menunjukkan jaminan mutu yang memuaskan / baik yang dibuktikan dengan telah teruji oleh pasaran. 4. Bodi luar tebuat dari bahan yang kuat besi yang dilapisi bahan anti karat ataupun stainless steel. 5. Komponen bagian dalam terbuat dari bahan tidak mudah aus atau berkarat (bahan logam/besi anti karat /stainsless/cooper) tidak mudah terpengaruh akibat panas dari dampak putar ataupun lamanya pemakaian. 6. Mempunyai total head mencapai 300 m dengan tekanan pada ujung pipa tersebut 4,5 kg/cm 7. Mempunyai kapasitas layanan 60 m3/menit (1000 l/menit) 8. Besar pipa inlet mengikuti besaran standar dari pompa yang digunakan. Khusus untuk pipa outlet mempunyai besaran diameter mendekati 6 inch 9. Mempunyai power paling tidak 150 Hp 10. Data elektris pendukung phase 380 V, 50 hz 11. Standar minimal sekualitas ZEHA atau sekelas (ZEHA, GROUNDFOS, FRANKLIN) direkomendarsikan merek GROUNDFOS b. Lingkup pekerjaan 1. Pemasangan Panel Box Distribusi Panel Ketentuan lihat pada cara pemasangan Box Panel DP pada pompa Submersible 2. Pengkabelan Dari tiang listrik ke panel DP menggunakan kabel jenis NYFGBy dia 4 x 16 mm. Sistem penyambungan mengikuti standar yang berlaku untuk jaringan dalam tanah dan melintas di bawah jalan raya. Dari panel DP ke mesin menggunakan kabel khusus jenis NYY 4 x 10 mm dengan penggunaan khusus yang tahan terhadap air (water proof). Atau menggunakan kabel dengan persyaratan yang direkomendasikan dari pabrik yang memproduksi peralatan tersebut.

XII- 61

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Dari panel DP / mesin ke alat automatic water level dalam air menggunakan kabel khusus jenis NYY yang tahan terhadap air (water proof). Atau menggunakan kabel dengan persyaratan yang direkomendasikan dari pabrik yang memproduksi peralatan tersebut. Kabel yang digunakan untuk grounding/pentanahan dari mesin / panel menggunakan kabel BC 25 mm 3. Pemipaaan Pemipaan memeliputi Pipa yang digunakan sebagai pengisap air menggunakan pipa GIP medim atau pipa produksi Bakrei dengan dia 4 Pipa yang digunakan sebagai out put air dari mesin ke tower air menggunakan pipa GIP medim atau pipa produksi Bakrei dengan dia 6 Semua pipa yang digunakan harus tahan terhadap karat. Penjelasan selanjutnya dapat dilihat pada pekerjaan Hidrant / Pemadam kebakaran 4. Pemasangan fleksible joint Pemasangan fleksible joint berikut ukuran dan jumlah menyesuai kan dengan kebutuhan . 53.6 DIESEL GENERATOR SET a. Persyaratan umum Diesel Generator Set dan panelnya harus diberi pentanahan dengan kawat BC ukuran 70 mm2 terpisah dari pentanahan lain. Syarat-syarat Kontraktor Harus memegang keagenan dari merek yang ditawarkan atau bekerja sama dengan pemegang keagenan atau instalatir listrik yang bekerja sama dengan pemegang keagenan. Harus mempunyai SIKA-PLN golongan C yang masih berlaku atau bekerja sama dengan pemegang SIKAPLN. Harus dapat disetujui oleh Panitia Lelang. Syarat-syarat Diesel Generator Set Telah banyak terpasang di Indonesia dan mudah diperoleh spare partsnya. Merek dikehendaki antar lain : HARTECH, CUMMINS, STANFORD, MERCEDES b. Lingkungan Pekerjaan Pengkabelan Dari Diesel generator set ke AMF dan ATS Dari diesel generator set ke accu dan dari accu ke automatic charger dan ke stop kontak. Pentanahan genset, panel automatic trandfer switch, AMF, pintu besi dan lain-lain. Dari panel genset kepompa bahan bakar. Dari panel genset ke fan diruang diesel. Pemipaan Dari pompa listrik bahan bakar ke tanki harian Dari tanki harian ke disel generator set dam balik ke tanki harian. Dari tanki mingguan ke pompa listrik bahan bakar. Peralatan lain Rangka pengantung silincer dengan diberi peredam getaran dan isolasi pipa silincer kemudian dibungkus dengan alumunium sheet. Pipa dari pit silinder ke cerobong (Chemny). Radiator untuk pendingin genset lengkap dengan penyangga. Instalasi pendingin genset dari genset ke generator. Pipa silincer lengkap dengan flexible dan hanger. Alat bantu seperti valve, pelampung, dan termometer. Pompa listrik bahan bakar + pompa tangan. Rangka besi daily tank.

XII- 62

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Vibrator isolator steel spring termasuk base plate dan frame. Klem besi untuk pipa bahan bakar. Storage tank lengkap dengan pekerjaan pemasangan. Pompa dan pipa dari diesel ke daily tanki harian. Diesel Generator Set yang terdiri atas : Diesel generator set kapasitas 1*250 KVA manual operated lengkap dengan : battery accu Automatic battery charger Kapasitas daily tank 500 liter Silincer type residental Radiator Panel automatic transfetswitch dan panel AMF Jumlah 1 set dieel generator set. Fan kapasitas lihat gambar.

c. Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan. 1. Syarat dasar : Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas hasil perbaikan. Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup. Harus sesuai dengan spesifikasi/persyaratan. Dalam hal ukuran fisis harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar dari pada yang disediakan. Kecukupan dalam arti telah termasuk segala peralatan yang perlu untuk operasi sampai jalan sempurna. Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan kapasitas minimum. Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan Kontraktor dengan syarat-syarat sebagai berikut ; Tidak menyebabkan pertambahan peralatan. Sistem tidak menjadi lebih sulit. Tidak meminta tambahan biaya. Tidak menyebabkan pertambahan biaya operasi dan pemeliharaan. Tidak mengurangi mutu. 2. Syarat fisis : Bahan atau peralatan dari klafikasi atau type yang sama diminta dari merek atau dibuat oleh pabrik yang sama. Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagianbagian komponen, maka seluruh bagian-bagiannya sebaiknya dari merek yang sama untuk menghindarkan kesulitan maintenance dan menjaga mutu karakteristiknya. d. Spesifikasi Teknik Bahan dan Peralatan 1. Kabel Tegangan Rendah dan Pentanahan kabel ini bekerja pada sistem tegangan 380 Volt . 3 fasa 50 hz. Jenis kabel : NYY untuk kabel kontrol Kabel khusus berinti banyak untuk accu BC atau NYA untuk pentanahan. Inti kabel tembaga. Kelas tegangan 600/1000 Volt. Isolasi sesuai jenis kabel. Rating dan ukuran menurut kebutuhan atau sesuai gambar. Produksi dalam negeri diantara merek atau Kabelmetal, Supreme, tranka, Kabelindo, Jembo yang mempunyai sertifikat S PLN / LKM dan SII. Untuk pentanahan digunakan bahan tembaga masih diameter 5 / 8 . 2. Sepatu Kabel Untuk terminasi kabel pada busbar , circuit breaker

XII- 63

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


atau peralatan lainnya menggunakan sepatu kabel. Bahan tembaga.

3. Pemipaan Untuk bahan bakar digunakan pipa hitam atau glavanized steel pipe (kelas medium) lengkap fitting dan gate valve ukuran sesuai gambar. Untuk silincer pipa hitam yang dibungkus dengan asbes dengan tebal minimal 1 , dan ukuran pipa menurut kebutuhan. e. Peralatan lain 1. Umum Rangka penggantung untuk silincer terdiri atas ramset atau Fcherfug, basi siku, isolator getaran murbaut dan lain-lain setelah itu dimeni atau dicat. Pompa listrik bahan bakar selfprimming dengan kapasitas menurut kebutuhan. Vibrator Isolator. Steel spring atau bantalan karet Kekuatan sesuai berat dan kuat getaran diesel generator set. Terpasang diatas pondasi beton dan dibawah base plate memakai angkur atau sesuai pemasangan yang disyaratkan oleh pabrik. Base Plate dari besi baja type H atau sesuai standar pabrik Klem besi dari bahan besi plat dengan ukuran yang cukup untuk menahan pipa. 2. Sistem Pendingin Water cooler sistem radiator type dan kapasitas yang cocok oleh pabrik diesel genset ini. Air Pendingin Setiap mesin dilengkapi dengan Jecket Water Cooling, system integral dengan mesinnya yang mana harus dilengkapi dengan pemipaan, fitting dan valve untuk menghubungkan alat-alat tersebut dengan bagianbagian yang ditentukan. Air pendingin dalam mesin harus mendapat treatment sesuai rekomenfasi pabrik. Kalau dibutuhkan mesin dilengkapi dengan electric heater yang selalu memanaskan jaket selama keadaan mesin mati / standby sehingga temperatur sesuai rekomendasi pabrik. 3. Tangki Bahan Bakar Buatan dalam negeri, bagian luar maupun dalam harus dilapisi bahan anti karat dari bahan yang bersifat agresif, dibuat dan direncanakan sesuai dengan standard dari ASME / ASTM, Pertamina atau ketentuan-ketentuan badan keselamatan kerja. Sebelum pembuatan Kontraktor harus berkonsultasi dengan ahli pembuat tangki dan menyampaikan shop drwaing kepada PENGAWAS / Pengawas untuk mendapat persetujuan terlebih dahulu. Tangki Mingguan Kapasitas tangki mingguan 8000 l. Dinding luar tangki harus dicat anti karat minimun 2 kali, kemudian dilapisi dengan plinkut untuk mencegah terjadinya korosi. Bahan tangki besi plat tebal 5 mm. Tangki Harian. Jumlah dan kapasitas sesuai dalam gambar, tangki harus dilengkapi dengan peralatan bantu alarm untuk level tinggi, meter tekanan cairan. 4. Sistem Exhaust Ventilasi Pendingin ruangan harus dicakup juga oleh exhaust fan CFM dari exhaust fan harus cukup menarik panas yang berasal dari semua panas keluaran dari badan mesin. Sistem ventilasi yang diperlihatkan pada gambar harus diteliti kembali oleh Kontraktor genset, bila

XII- 64

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


diperlukan adanya perubahan / penambahan demi sempurnaya fungsi diesel genset Kontraktor harus sudah memperhitungkannya. Peredam Suara Kontraktor harus mensuplai dan memasang peredam suara gas buang yang terdiri dari peredam, flens, pipa, fleksibel dari bahan stainless steel sesuai anjuran dari pabrik. Peredam harus dipasang demikian sehingga beratnya tidak membebani mesin, demikian juga pemuaian yang diakibatkannya tidak boleh mendorong mesin. Pipa baik ukuran dan besarnya harus direncanakan sedemikian rupa sehingga back pressurenya tidak melampaui batas sebagaimana telah ditentukan oleh pabrik. Untuk mengurangi suara dari silincer Kontraktor harus menyediakan / memasang residental / critical cilinser sebagai exhaust noise supresing pada diesel sehingga diperoleh noise level yang diinginkan. Isolasi Seluruh pemipaan dan peredam suara harus dibelit dengan isolasi panas agar temperatur udara disekitar pipa tidak melebihi 60 0 Celcius. Pemasangan diusahakan agar tidak mengganggu fungsi dari pipa fleksibel.

f. Instalasi Diesel Generator Set 1. Diesel generating set yang dipasang harus cocok untuk continous power source, serta secara minimal harus mempunyai ayarat-ayarat dan spesifikasi sebagai berikut : - Didatangkan dari pabrik : Secara build up - KVA Rating (site condition) : 250 KVA (For continue duty)(1 buah) - Voltage : 220/380 V - Jumlah phase : 3 (tiga) - Frekuensi : 50 HZ - Power factor : Min 0,8 - Sistem penyambungan : Y (dgn 4 saluran) - Karakteristik pembebanan : Dapat menerima atau melepas beban besar secara kejutan, tanpa mengganggu frekuensi dan voltage. - Kontruksi harus memenuhi syarat-syarat terakhir dari NEMA, IEE, VDE atau SAE. - Jumlah Pemasangan : 1 (satu) set. 2. Mesin Diesel - BHP poros : sesuai standar pabrik. - Jumlah putaran : 1500-1800 rpm - Exhaust. Dilengkapi dengan flexible exhaust manipold dengan exhaust residental sehingga dicapai max.60 db pada jarak 1 M dari ruang genset. - Mesin diesel harus cocok untuk dioperasikan secara kontinue dengan ruangan yang berkondisi 45 derajat C, dengan efisiensi 0,9. 3. Generator Set Voltage regulation max. 2,5 dalam segala kondisi beban power factor dan temparatur. Bisa dipakai untuk kerja pararel. Cocok untuk menstart motor-motor listrik dengan beban berat dan penuh. Pendingin dengan cooled air. Isolasi cocok untuk daerah tropis dengan temperatur keliling 45 derajat C dengan 70 % RH. Merek : MERCEDES, STAMFORD, HARTECH 4. Panel Diesel Gen-Set Modul panel harus kubikel-floor mounted dan free standing, serta secara minimal harus mempunyai

XII- 65

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


peralatan ukur. Indikator, protector dan pengamanan keperluan diesel generating set setiap unit sebagai berikut : 3 buah voltmeter atau 1 buah voltmeter yang dilengkapi saklar posisi. 3 buah Ampere-meter. 1 buah Kilowatt-meter. 1 buah KWH-meter. 1 buah Frequancy meter : 1 buah meter penghitung : 1 buah water temperatur gauge : 1 buah oil pressure gauge : 1 buah D.C charging ammeter : 1 buah overload indicator lamp ; 1 buah fuel on ; indicator lamp ; 1 buah battery charging indicator lamp. 4 buah circuit breaker ; three pole ; electrically operated with thermal over current relay. 5. Daily Tank dan Tangki Olie Volume 500 Liter Solar. Bahan tangki besi pelat 4 mm. Bentuk standar Perlengkapan Air vent valve. Gelas penduga bahan bakar. Pelampung / floating switch Dan lain-lain 6. Battery accu dan automatic battery charger. Battery accu 24 VCD-200 AH per unit Diesel Automatic battery charger 10 A-24 Volt. Peralatan Over Current Chaeger. 7. Silinder type residental. 8. Sistem pendingin dengan air cooled type free standing dengan menggunakan radiator. 9. Panel control perlengkapan genset. Merk Komponen : AEG, Alsthom, Merlin, Gerin, ABB. Panel Buatan : AEG, SPLN, PASTINDO. Panel Genset : Dari Pabrik Diesel yang bersangkutan atau SEG. Signal Maints on Alternator on Starting failure Alternator oveload Engine temperature high Oile pressure low Automatic system block Starting control and possibly glow plug control Overspeed Mempunyai switch dengan 3 kedudukan sebagai berikut: Auto-mesin bekerja otomatis Manual-start bila dikehendaki Off tidak bisa jalan. Kalau ada kesalahan-kesalahan di bawah ini mesin harus mati ditambah peralatan penunjukkannya, yaitu : Tekanan pelumas rendah Kecepatan melampaui batas Gagal starting Bahan bakar kurang Ocerheating

Harus disertai cara-cara reset bila kesalahan sudah diatasi. Starting mesin mempunyai time delay yang dapat

XII- 66

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


diatur antara 6-15 detik. Kembali ke sumber normal mempunyai time delay yang dapat diatur kira-kira 10 detik sampai dengan 30 detik. Harus ada time delay untuk pendinginan mesin kira-kira 5 menit. Mempunyai overload relay untuk memutuskan / mematikan genset apabila generatir mengalami beban lebih. Mempunyai cara by-pass time delay dalam mengembalikan sumber normal, dapat dilakukan testing ATS seolah-olah sumber tersebut mendapat gangguan. Mempunyai lampu pilot bahwa : Beban terhubung ke sumber normal. Beban terhubung ke sumber gen set. Semua signals bekerja sesuai yang diminta.. Rumah Panel dan Busbar. Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan penempatan yang cukup secara elektris dan fisis. Peralatan instrumen, switches dan sebagainya harus dipaasang dalam pasangan masuk dari muka melalui buka-bukaan yng telah tersedia pada rumah panel. Bahan rumah panel dari besi plat dengan tebal tidak kurang dari 2,44 mm. Semua permukaan panel baja sebelum dicat harus mendapat pembersihan sejenis Phosphatizing Treatment . Bagian dalam luar harus mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat. Untuk lapisan akhir cat finish bagian luar dasarnya abu-abu (menggunakan cat bakar). Ruaangan pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja. Pintu harus dengan engsel yang tersembunyi dan interlock dengan breaker untuk pengamanan. Label-label terbuat dari bahan Trafolite yang tersusun berlapis putih-hitam-putih dan digravir sesuai kebutuhan dalam Bahasa Indonesia. Bukaan Ventilasi dari kedua sisi panel. Semua pengabelan didalam harus rapih terdiri atas kabel-kabel warna, diberi nomor dipasang memakai terminal, mudah diusut dan mudah dalam pemeliharaan. Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan. Bahan terbuat dari tembaga yng berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada pole-pole isolator dengan kekuatan dan jarak yang telah diperhitungkan untuk menahan tekanatekanan elektris dan mekanis pada lever hubung singkat yang ada di titik tersebut(PUIL 1987). Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminasi kabel atau bar lainnya tidak menyebabkan lekukan-lekukan yang tidak wajar. Busbar harus dicat secar standard untuk membedakan fasa-fasenya. Pengeboran pada Busbar tidak diperkenankan . Batang-batang penghubung harus mempunyai penampang yang cukup dengan rating arus tidak kurang dari 125 % rating breaker tersebut. Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan pelindung (tinned).

10. Panel Automatic Transfer Switch ( ATS). Berfungsi untuk memberi signal ke AMF bahwa tegangan PLN yang diterimanya telah turun dan juga menerima signal dari AMF kapan transferswitch interlock pindah dari PLN ke Genset atau sebaliknya. Kapasitas breaker sesuai gambar rencana

XII- 67

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Merek Komponen sesuai panel AMF Dilengkapi dengan amperemeter, voltmeter, pilot amp, dan lain-lain Lemari ATS idem panel AMF.

g. Spesifikasi Pemasangan. 1. Persyaratan Instalasi dan Peralatan. Kontraktor diharuskan meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat SPK. Ajukan usul-ususl kepada PENGAWAS apa yang perlu dirubah atau diatur kembali agar supaya semua instalasi dan peralatan dalam sistem dapat ditempatkannya dan bekerja sebaik-baiknya. Kontraktor diharuskan membuat gambar kerja yang memuat gambar denah., potongan dan detail serta dengan ukuran yang jelas dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari PENGAWAS. Kemudian Kontraktor harus melakukan pengukuran dan memberi tanda pada tempat-tempat yang akan dipasang sesuai ukuran sebenarnya dengan mendapat persetujuan terlebih dahului dari PENGAWAS. Kontraktor harus berkonsultansi dengan KontraktorKontraktor lain dan PENGAWAS sebelum memulai pekerjaan pemasangan kabel, pipa, rak, kabel, peralatan dan sebagainya. Aturlah sedemikian sehingga kabel-kabel, pipa dan peralatan tidak bertabrakan dengan pemasangan pekerjaan lain. Apabila ada perselisihan paham antara Kontraktor maka keputusan akhir ada pada PENGAWAS. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan masuk ke site atau dipasang harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari PENGAWAS. Bila diperlukan dengan memberi contoh-contoh. 2. Pemasangan Instalasi dan Peralatan. Kabel untuk battery, battery charger dan jaringan stop kontak teratur rapih di dinding dengan dilindungi pipa PVC merk Gilflex, EGA dan setaraf. Kabel feeder dalam trench dan dicable tray / ray kabel tidak perlu dilindungi dengan pipa. Setiap belokan kabel harus diperhatikan radiusnya yang minimal R=30 D. Dimana D adalah diameter kabel TR tersebut. Kabel yang terpasang dalam tanah terpasang dalam pipa. Pentanahan terpasang surface mounted dalam rumah gen set menembus sloof dalam tanah ke bak kontrol. Instalasi dalam tanah tertanam minimal 60 cm dibawah permukaan dan dilindungi pipa PVC. Tahanan tanah harus lebih kecil dari 1 ohm. Pemipaan Bahan Bakar : Pipa tegak daily tank diklem ke rangka daily tank atau dinding tembok. Pipa horizontal dalam bangunan terpasang dalam brench beton atau diklem ke dak beton Di luar bangunan tertanam sedalam 60 cm di bawah permukaan tanah. Pemipaan Silincer Sambungan antara diesel generator set ke silincer memakai pipa flexible. Pipa silincer digantung ke dak beton dengan dilengkapi isolator peredam getaran serta menembus tembok memakai karet pelindung getaran. Seluruh pipa silincer harus dibungkus memakai asbes setebal satu incih kemudian dibungkus dengan allumunium sheet. Silincer digantung memakai besi siku dan isolator peredam. Pipa gas buang (EXH gas pipe) yang terletak di dalam tanah ditempatkan didalam trench. Remote radiator ukuran dan perlengkapan yang tepat

XII- 68

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


mengikuti ukuran genset dan merk genset dan dilengkapi dengan drain type yang digunakan low speed low noise. Pompa listrik bahan bakar solar diklem ke lantai dengan angkur dan mur baut. Daily tank terpasang ke rangka besi secara kokoh pada ketinggian lebih kurang 2 m diatas lantai. Battery dan automatic battery chaeger terpasang bebas diatas lantai. Panel ATS, panel synchroning berdiri bebas di atas lantai.

3. Gali Urug Kedalaman dan besaran penggalian harus sesuai dengan kebutuhan sesuai RKS. Bilamana ada tabrakan dengan pipa, kabel saluran got dan lain-lain harus dibuat gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan mendapat persetujuan dari PENGAWAS. Setelah selesai penggalian dan pemasangan kabel, galian tersebut harus diurug kembali dengan sirtu sampai padat. Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil kerja orang lain harus diperbaiki kembali oleh Kontraktor generator set dengan biaya tanggung sendiri. 4. Pentanahan Panel AMF, panel ATS, pintu-pintu besi, jalusi besi dan lain-lain harus diberi pentanahan sebagai berikut : Pentanahan Sistem. Yang dimaksud dengan pentanahan sistem adalah pentanahan kawat netral (Mp) yang harus ditanahakan adalah titik netral diesel generator set. Pentanahan elektroda berupa pentanahan buatan dengan pantekan batangan tembaga masip o 1 sehingga diperoleh tahanan tanah lebih kecil 1 ohm. Ukuran kawat pentanahan netral sesuai tebal ketentuan PLN. Pentanahan badan peralatan dilakukan sebagai berikut : Untuk pentanahan sistem dimana penampang kawat fasanya lebih besar atau sama dengan 10 mm2 dilakukan pentanahan ke kawat (Mp) diberi kose SL. Sistem pentanahan ini mempunyai sifat MP=SL. Untuk sistem dengan kawat fasa lebih kecil dari 10 mm2 dianut pentanahan ke kawat pentanahan SL. Pada panel ini keluar 2 kawat pentanahan yaitu Mp dan SL. Jumlah busbar 5 buah atau berarti sisitim 3 fasa akan punya kawat 5 inti dan sistim 1 fasa kawat 3 inti. 5. Pengujian (Testing) Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga mencapai hasil baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN atau pabrik. Bilamana diperlukan, bahan-bahan instalasi atau peralatan dapat diiminta olek PENGAWAS / Pengawas dan diuji ke Laboratorium atas tanggungan biaya Kontraktor. Tahap-tahap pengujian adalah sebagai berikut : Setiap bagian instalasi : pemipaan harus diuji sehingga dicapai hasil baik menurut persyaratan PLN. Setiap bagian instalasi pemipaan harus diuji sehingga tak ada yang bocor dengan pengujian tekanan sebesar 6 atm selama 2 jam. Panel listrik harus diuji dalam kondisi baik dengan pengujian tegangan dan tahanan isolasi serta bekerjanya sistem sesuai dengan ketentuan. Daily tank dan storage tank harus diperiksa tidak bocor. Pelambung gelas penduga air release valve harus bekerja dengann baik khusus untuk storage tank meter bahan bakar harus bekerja dengan baik

XII- 69

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


dan bilamana telah mencapai volume minimum akan timbul bunyi alarm. Pompa bahan bakar harus diuji bekerja dengan baik. Battery accu dan automatic battery chaeger barush diperiksa cocok dengan ketentuan RKS dan brosur serta bekerja baik. Polaritas penyambungan kabel harus benar dan terpasang dengan kencang. Tahanan tanah harus cocock dengan RKS yang diminta. Tekanan dalam pipa silincer harus diatur sehingga cocok ketentuan pabrik dan dapat menghasilkan daya listrik sesuai kapasitas Diesel Generator Set. Dalam pengetasan Diesel Generator set harus diperhatikan hal-hal berikut ini : Frequency harus 50 HZ. Tegangan fasa-fasa 220 Volt / 380 volt Fasa-netral 220 volt - Power factor = 0.8 - Pengetasan dilakukan sebagai berikut : Pengetasan dengan beban 400 A memakai Domplar atau cara lain tanpa bneban dari gedung. Pengetasan beban 25 %, 50 %, 100 %, dan 110 % dari bet output yang diminta . Keseluruhan pengetasan selama 10 jam. Selain beban yang harus diteliti adalah temperatur, tekanan olie dan lain-laian sesuai standar pabrik. Pengetasan terhadap suara genset. Semua pengujian harus disaksikan oleh PENGAWAS/Direksi dengan membuat laporan tertulis.

6. Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara Proyek disertai lampiran-lampiran sebagai berikut : Gambar revisi sebanyak 6 (enam) set Duplin dan 1 (satu) set kalkir. Laporan hasil pengetesan. Brosur, operation bahasa Indonesia. Surat Jaminan dari Pemilik Gedung. dan maintenance yang manual dalam kepada

pabrik

ditujukan

Setelah penyerahan pertama, Kontraktor wajib melakukan masa pemeliharaan secara cuma-cuma selama jangka waktu yang ditetapkan dalam persyaratan umum instalasi dan peralatan tetap dalan keadaan bekerja sempurn f .Setelah penyerahan pertama, Kontraktor wajib memberikan jaminan Diesel Generator Set tetap baik selama 12 (dua belas) bulan. Setelah penyerahan pertama, Kontraktor wajib melatih operator pemilik gedung minimal selama 14 hari kalender pada jam kerja kantor.

PASAL 54 : PEKERJAAN ELEKTRIKAL

54.1 LINGKUP PEKERJAAN Kontraktor harus menawar seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan spesifikasi ini. Pekerjaan instalasi listrik untuk seluruh jaringan instalasi listrik luar bangunan Sambungan Udara Tegangan Rendah (SUTR) yang meliputi ; a) b) Pengurusan ijin PLN untuk pemasukan daya konsumen S3 (di atas 201 KVA) Penyambungan ke jaringan PLN dari tegangan menengah,

XII- 70

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


c) Pengadaan gardu induk berikut pengadaan TRAFOMATOR kap. 250 KVA berikut instalasi d) Pemasangan tiang listrik beton (lihat spek) e) Pengadaan jaringan kabel udara f) Penyambungan dari jaringan ke tiap tiap bangunan yang meliputi sambungan satu fase dan tiga fase g) Pemasangan panel panel distribusi luar bangunan yang digunakan untuk suplai peratalan / penerangan luar bangunan dan taman h) Instalasi- peralatan lain yang belum disebutkan yang merupakan standar yang harus diadakan menurut standar PLN. Pekerjaan instalasi listrik untuk seluruh jaringan instalasi listrik dalam bangunan yang meliputi ; a) Pengadaan dan pemasangan instalasi panel-panel induk dan panel-panel pembagi sesuai standar yang berlaku b) Pemasangan standar pengamanan pada peralatan kedokteran yang akan dioperasikan meliputi ; Phase piller untuk semua peralatan yang menggunakan daya tiga phase Grounding untuk semua peralatan yang dialiri listrik terhadap induksi listrik dan sengatan petir misal (meja operasi), mesin dan meja rongent, mesin-mesin laboratorium c) Pemasangan instalasi penangkal petir (pengamanan standar bangunan) terhadap sengatan petir. d) Pemasangan konstruksi pendukung yang digunakan dudukan peralatan elektrik antara lain ; besi INP yang dipasang di atas rangka plafond sebagai dudukan lampu operasi. e) Pemasangan instalasi pengamanan kesehatan (pemasangan lembaran Timah Hitam Pb) pada dinding di ruang radiolog. f) Pengadaan dan pemasangan instalasi jaringan listrik dalam bangunan g) Pengadaan dan pemasangan armature-armature penerangan ruang dan armature-armature peralatan yang tercantum dalam daftar peralatan Menyiapkan jaringan listrik instalasi pendukung/peralatan yang harus disediakan pada tahap berikutnya h) Melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan daftar Rab i) Dll 54.2 BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN Tiang Listrik Tiang listrik yang digunakan meliputi; Untuk jaringan utama menggunakan tiang listrik beton dengan tinggi 12 m Untuk jaringan ditribusi menggunakan tiang listrik beton dengan tinggi 9 m Tiang listrik yang digunakan menggunakan tiang beton pratekan Standar PLN Direkomendarikan menggunakan tiang beton produksi WIKA Transfomator Kapasitas layanan 250 KVA Transfomator listrik yang digunakan Standar PLN Direkomendarikan menggunakan transfomator produksi UNINDO Batang Grounding dan Penangkal Petir Batang Grounding berbentuk batang (rod) dengan bahan penyusun cooper Batang ujung penangkal petir berbentuk pipa yang lancip pada ujungnya dengan bahan menyusun dari cooper Kabel BC Kabel tanpa pelindung isolasi inti dari cooper Ukuran inti yang digunakan kabel 6 mm; 16,0 mm; 50 mm Besaran inti kabel yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan ijin kabel saat dialiri listrik Digunakan untuk grounding dan penangkal petir Bahan yang digunakan Standar PLN

XII- 71

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Kabel NYA Ukuran inti yang digunakan kabel 2,5 mm; 4,0 mm Besaran inti kabel yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan ijin kabel saat dialiri listrik Kabel dengan jumlah inti tunggal dan bahan inti dari cooper Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti Digunakan untuk penyambungan jaringan dalam bangunan meliputi penerangan, instalasi peralatan (stop kontak) yang ditanam dalam tembok ataupun di atas plafond Untuk menyusun jaringan kabel ini digunakan lebih dari satu (disesuaikan kebutuhan 2 x 2,5 mm; 3 x 2,5 mm atau bisa lebih) dan biasanya juga diganti dengan kabel NYA yang berinti lebih dari satu dengan alasan kemudahan pelaksanaan dan efisiensi. Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka Kabel NYM - Kabel dengan inti lebih dari satu Inti copper dibungkus dengan isolasi PVC dan ditambah filler isolasi di tiap-tiap antara kabel Digunakan sebagai pngganti kabel NYA untuk penyambungan jaringan dalam bangunan meliputi penerangan, instalasi peralatan (stop kontak) yang ditanam dalam tembok ataupun di atas plafond dengan besar yang tidak terlalu besar Digunakan untuk satu phase Dipasaran warna kabel tersebut biasanya berwarna putih Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka Kabel NYY Kabel dengan inti berjumlah mulai dari satu sampai lima inti Inti terbuat daru copper yang dibungkus dengan isolasi PVC dan ditambah filler isolasi di tiap-tiap antara kabel Digunakan untuk penyambungan jaringan dengan kegunaan khusus antara lain peralatan Panel utama, Panel distribusi dan (stop kontak handle) yang pada pemakaiannya akan digunakan untuk UPS, AC, Peralatan CSSD, Operasi, melahirkan, Londry, Dapur , Lab. Bank Darah, lampu penerangan taman dan jalan dengan arus yang melewati ralatif besar yang ditanam dalam tembok, di atas plafond ataupun ditanam dalam tanah. Digunakan untuk arus listrik satu dan tiga phase Dipasaran warna kabel tersebut biasanya berwarna hitam Kabel besifat lebih elastis namun isolasi lebih kuat Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka Kabel NYFGbY - Kabel dengan inti berjumlah mulai dari satu sampai lima inti - Inti terbuat dari copper yang dibungkus dengan isolasi PVC dan ditambah filler isolasi di tiap-tiap antara kabel dan sebelum isolasi paling luar terdapat pelindung yang terbuat dari Amour (stell flat) sebagai pelindung. - Digunakan untuk penyambungan jaringan dengan kegunaan khusus antara lain peralatan khusus al. Jaringan luar ke Panel Induk atau sebaliknya, panel Utama dengan arus yang melewati ralatif besar dan ditanam dalam tanah, atapun jaringan yang tertaman melintang pada jalan (untuk jaringan distribusi pompa air submersible, distribusi dan hidrant) dengan standar keamanan cukup tinggi - Digunakan untuk listrik satu dan tiga phase - Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka Kabel Udara (Al) LVTC Kabel dengan inti tersusun lebih dari satu kawat yang saling melilit Ukuran besaran kabel yang digunakan LVTC (AL) 2 ((3 x 70) + 50) mm digunakan untuk jaringan Utama dari trafo ke panel induk

XII- 72

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


LVTC (AL) ((3 x 70)+50) mm digunakan untuk jaringan distribusi (line 1 dan 2) yang menghubungkan panel induk dengan sambungan ke bangunan-bangunan LVTC (AL) (4 x 35) mm digunakan untuk jaringan distribusi (line 3 dan 4) yang menghubungkan panel induk dengan sambungan Panel distribusi taman dan selasar penghubung bangunan Inti terbuat dari kawat alumunium yang dibungkus dengan isolasi PVC Bahan yang digunakan Standar PLN

Armature Penerangan Semua armature penerangan (bola lampu pijar, Fluor/neon berikut armature pendukung Kondensator, balas, transfomator, stater) menggunakan standar Phillips, GE Semua Armature Cassing lampu yang berasal dari logam terbuat dari baja atau logam lain yang dilapisi / di cat anti karat Semua armature cassing penerangan (TL, Down light, dinidng, gantung dan jalan) menggunakan produk dalam negeri / nasional standar Artolite Steker / Outlet Outlet) Type / Lubang Dimensi /warna Pole Tegangan Rating arus Type Bahan Merek /standar Kabel jaringan / Stop Kontak Biasa (General Purpose

: Dua lubang dan tiga lubang (lihat gambar) : 120 x 70 mm / putih : Phase + Neutral + Eart : 220 volt, 1 phase, 50 Hz : 10 Ampere , 16 ampere (lihat gambar) : Pemasangan sistem tanam : Ebonit warna putih : Merek National : NYA, NYM, NYY 3 x 2,5 mm, 3 x 4 mm, 3 x 6 mm

Plug dan Socket 3 Phase untuk Power Type : Handle Pole : 3 phase + Neutral + Eart Tegangan : 380 volt, 3 phase, 50 Hz Rating arus : 10 Ampere, 20 Ampere, 40 Ampere dan 60 Ampere Merek / standar : Ex Germany Type : Menempel pada dinding Kabel jaringan : NYA, NYM, NYY dengan inti 4 mm, 6 mm Saklar / Switches Type Dimensi /warna Bahan Rating arus Pemasangan Merek /standar Kabel jaringan

: Piano, tunggal, double, triple, double twin, triple twin : 120 x 70 mm / putih : Ebonit warna putih : Minimum 16 ampere : Sistem tanam dalam tembok : Merek National : NYA, NYM dengan inti 2,5 mm

Air Conditioning Kebutuhan AC 8.900 BTU (1 HP) 12 Unit ( R. Operasi, R. melahirkan, R. Bayi, R. Kelas VIP, R. X-Ray & R. Direksi RSU) Kebutuhan AC 18.100 BTU (2 HP) kebutuhan 1 Unit ( R. ICU) Spesifikasi kebutuhan a) Penggunaan Running Current dibawah 10 A untuk 1 Hp dan 20 A untuk HP b) Mempunyai saringan jamur dan bakteri/tambahan pada ruang Operasi c) Mempunyai tingkat kebisingan rendah d) Transmisi yang digunakan Wireless e) Umur Pemakaian panjang f) Garansi sparepart lengkap dan jaminan kerusakan lebih

XII- 73

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


lama g) Rekomendasi type AC Daikin atau sekulitas National dan yang lain) h) Pemasangan Wall Mounted dan Cassette (Daikin,

UPS Kebutuhan UPS 6 unit Spesifikasi kebutuhan a) Mempunyai Do in voltage min 192 Volt b) Kapasitas tiap unit Minimal 6250 VA c) Garansi umur pemakaian lama d) Waktu pemakaian lebih lama (tergantung daya) e) Rekomendasi Minimal sekualitas Produksi ICA type yang dipakai SIN 5100 CM Panel Box Panel Tegangan rendah a) Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE / DIN dan juga harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL b) Panel panel harus dibuat dari pelat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus sizinckromat dan diduco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat bakar warna abu-abu merk ICI atau yang setaraf. Pintu panelpanel tersebut harus dilengkapi master key c) Konstruksi dalam panel-penal serat letak dari komponenkomponen dan sebagainya harus diatur dengan sedemikian rupa, sehingga bila perlu diilaksanakan perbaikan perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponenkomponen dapat mudah dilaksanakan tanpa menggangu komponen-kompnen lainnya. d) Setiap panel harus mempunyai 5 bus bar copper terdiri dari tiga bus bar phase R-S-T, 1 busbar netral dan 1 bus bar untuk grounding. Besarnya bus bar harus diperhitungan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 45 o C . Setiap bus bar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN , lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna bus bar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan. e) Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi Under Mounting dalam kotak tahan getaran, untuk ampere meter dan volt meter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1 % dan bebas dari pengaruh induksi serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 bh untuk jenis alat ukur) f) Ukuran dari tiap tiap panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan sesuai dengan yang telah disetujui oleh direksi lapangan. g) Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah sbb; (disesuai kan dengan gambar perencanaan) MCCB Miniatur Circuit Breaker (MCB) Auxilery relay Kabel jamper h) Kompoenen-komponen penukuran yang dapat dipakai ; Current transformer Ampere meter Volt meter Frequensi meter Yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan instalasi listrik, Produksi dalam Negeri (Nasional) atau sekualitas, dengan grade (pentanahan) dari kabel B.C.

54.3 PEDOMAN PELAKSANAAN a. PENJELASAN UMUM UMUM 1. Peraturan yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah Standar PLN, peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987, untuk hal ini yang belum diatur dalam SPLN dan

XII- 74

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


PUIL 1987, berlaku standar Industri Indonesia (SII) Uraian dalam rencana Kerja dan syarat-syarat Penjelasan yang telah dan akan diberikan oleh direksi pekerjaan secara tertulis, dibuku harian pekerjaan maupun dengan surat. Peraturan/ketentuan dan syarat-syarat lain yang berlaku yang belum disebutkan dari instalasi yang bersangkutan

2. Ukuran Ukuran pokok dan penetapan bagian pekerjaan telah tertera pada gambar dalam dokumen lelang dan berdasarkan ijin penempatan dari instansi yang bersangkutan. 3. Pengangkutan. Pengangkutan material sampai ke site/lokasi menjadi tanggungan PIHAK KEDUA Segala kerusakan atau kehilangan barang material pada waktu pengangkutan adalah tanggung jawab PIHAK KEDUA Semua telah material yang keluar dari gudang diterima dalam keadaan baik. dianggap

4. Ijin Pemasangan Semua ijin pemasangan / ganti rugi menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA 5. PIHAK KEDUA harus bekerja dengan mengikuti ketentuanketentuan yang tercantum dalam RKS, petunjuk dari DIREKSI dan PENGAWAS LAPANGAN baik lisan maupun tulisan serta petunjuk resmi dari peraturan pembangunan dan Master Plan instansi yang bersangkutan. 6. Kecakapan Untuk setiap pekerjaan mempekerjakan orang yang pengalaman yang cukup. PIHAK KEDUA diharuskan mempunyai kecakapan dan

Pekerjaan yang dalam penilaian DIREKSI PEKERJAAN dianggap kurang cakap harus segera diganti atas perintah tertulis dari DIREKSI PEKERJAAN.

7. Alat-Alat Kerja PIHAK KEDUA yang menyediakan alat-alat kerja yang diperlukan dan sesuai akan tetapi tidak terbatas hanya pada RKS Daftar alat-alat yang tercantum dalam daftar ini, sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar. Alat-alat kerja yang dalam penilaian DIREKSI PEKERJAAN perlu ditambah atau diganti, harus segera dipenuhi atas permintaan tertulis dari DIREKSI PEKERJAAN. Bila dalam 7 (tujuh) hari alat-alat kerja tersebut belum disediakan oleh PIHAK KEDUA, maka DIREKSI PEKERJAAN berhak menyediakan atas beban PIHAK KEDUA.

PEKERJAAN PERSIAPAN Sebelum pekerjaan dimulai, PIHAK KEDUA harus membuat persiapan-persiapan pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut : Pengukuran dan pematokan sesuai penempatan pekerjaan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan ditentukan dengan bimbingan DIREKSI PEKERJAAN dan INSTANSI yang bersangkutan setempat. Pengurusan ijin pemasangan, ganti rugi dan segala sesuatu yang erat hubungannya dengan pelaksanaan

XII- 75

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


pekerjaan Peralatan perlengkapan telah siap ditempat. pekerjaan yang digunakan

Bila kemungkinan ada peralatan/perlengkapan, PIHAK KEDUA memperbaiki atau mengganti yang baru.

kerusakan harus segera

Hal-hal lain yang berhubungan erat dengan persiapan pelaksanaan pekerjaan.

b. SAMBUNGAN UDARA TEGANGAN RENDAH KONSTRUKSI PEMASANGAN 1. Konstruksi Pemasangan Gardu Tiang Pemasangan gardu tiang dinyatakan sesuai tiang tersebut sudah aktif dioperasikan Adapun perlengkapan gardu tiang adalah : Konstruksi Gardu Tiang Portal Dua batang tiang beton 12 M dan yang telah lulus test PPMK dan Pondasi (Mansed) dicor jadi satu dengan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Kr Satu set kooi bracket UNP 10 galvanis, ukuran (2 x 2,035) meter dilengkapi dengan penyangga (arm tie) L 50 50 5 dan dipasang isolator tumpu serta isolator tarik sesuai dengan kebutuhan. Tiga buah arrester : Satu set atau tiga buah cut out lengkap dengan fuse link 20 KV ampernya disesuaikan, dipasang pada bracket palang. Rak TR dengan perlengkapannya, sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Rangka rak TR terbuat dari besi L 50 50 5 dan body-nya dibuat dari plat tebal 2 (dua) milimeter dan pintu lemari rak TR diberi rangka besi L 50 50 5 dan menggunakan kunci pintu yang baik. On Load switch 3 pole, NH fuse size 1, dudukan keramik dari bahan kwalitas baik. Dua buah arde lengkap dengan pipa air penampang 2 inch panjang 6 meter dan jarak patokan arde dengan arde body lebih kurang 20 meter, tahanan tanah minimum 5 ohm. Dari transformator ke On Load switch ke jaringan (tegangan rendah), digunakan kabel NYY dengan luas penampang 4 x 150 mm2 dan dipasang pada pipa galvanis berdiameter 3 inchi. Dari On Load Switch ke jaringan (tegangan rendah) digunakan kabel NYY dengan luas penampang 4 x 150 mm2. Dalam rak TR dipasang 1 (satu) buah lampu pijar 40 watt lengkap dengan saklar seri dengan lampu penerangan transformator 60 watt menggunakan fitting dan pakai kap armatur. Pada kedua tiang harus dipasang plat tanda bahaya. Untuk kondisi-kondisi khusus dimana digunakan konstruksi gardu tiang selain yang tersebut di atas, akan ditentukan dalam SURAT PERJANJIAN /KONTRAK. Setiap pertemuan bahan Al dengan CU harus menggunakan bahan bimetal AL-CU. Segala sesuatu yang belum jelas dan dianggap wajar persyaratannya, merupakan ketentuan RKS ini bila gardu

Konstruksi Pemasangan Saluran Udara Tegangan Rendah (Sutr) Lvtc. Pemasangan jaringan harus disesuaikan dengan standar PLN Tiang yang digunakan b, bila tiang besi 9 M

XII- 76

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Untuk jaringan yang membentuk sudut lebih kecil dari 25 derajat digunakan susupention sedangkan sudut 25 dearajat 90 derajat digunakan large angle assembly. Pada persimpangan jaringan TR digunakan fixed atau adjustable assembly yang disesuaikan dengan kondisi jaringan. Pada tiang-tiang akhir harus digunakan fixed atau adjustable assembly dengan memakai bundle protection. penghantar netral di ardekan pada : o ujung-ujung jaringan o Persimpanganpersimpangan jaringan o Untuk kondisi jaringan yang lurus (tidak ada persimpangan) setiap 5 (lima) gawang harus diardekan. Pemasangan skoor / Kontramast lengkap disesuaikan dengan kebutuhan dan petunjuk-petunjuk yang diberikan. untuk kondisi-kondisi khusus dimana digunakan kontruksi SUTR selain yang tersebut di atas, akan ditentukan dalam SURAT PERJANJIAN / KONTRAK. Segala sesuatu yang belum jelas dan dianggap wajar persyaratannya, merupakan ketentuan RKS ini.

KONSTRUKSI PEMASANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH (SUTR) LVTC. Pemasangan jaringan harus disesuaikan dengan standar PLN Tiang yang digunakan, tiang beton tinggi 12 meter dan tiang beton tinggi 10 meter. Untuk jaringan yang membentuk sudut lebih kecil dari 25o digunakan suspension sedangkan sudut 25o sampai 90o digunakan Large angel assembly. Pada persimpangan jaringan TR digunakan fixed atau adjustable assembly yang disesuaikan dengan kondisi jaringan. Pada tiang-tiang akhir harus digunakan fixed atau adjustable assembly dengan memakai bundle protection. Penghantar netral diardekan pada Ujung-ujung jaringan Persimpangan-persimpangan jaringan Untuk kondisi jaringan yang lurus (tidak ada persimpangan) setiap 3 (tiga) gawang diardekan

Pemasangan schoor/kontramast lengkap disesuaikan dengan kebutuhan dan petunjuk-petunjuk yang diberikan. Untuk kondisi-kondisi khusus dimana digunakan konstruksi SUTR selain yang tersebut diatas, akan ditentukan dalam SURAT PERJANJIAN / KONTRAK. Kemudian dianggap RKS ini. segala sesuatu yang belum jelas dan wajar persyaratannya merupakan ketentuan

54.4

PEKERJAAN MONTAG DAN MENDIRIKAN TIANG a. Galian tanah dilaksanakan dengan dengan cara lain yang lazim. jalan pengeboran atau

b. Pada tiang besi harus dipasang beton manset campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr, ukuran beton manset :

dengan

1. Untuk Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) : atas ( 40 x 40 ) cm, bawah ( 50 x 50 ) cm dan tinggi 60 cm. 2. Untuk gardu tiang : kedua tiang dicor jadi satu dengan

XII- 77

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


ukuran : atas ( 210 x 50 ) cm, bawah ( 240 x 60 ) cm dan tinggi 60 cm. 3. Pemasangan tiang beton tidak perlu dicor, kecuali pada tiang double ( ganda ) untuk gardu tiang dengan campuran dan ukuran sama dengan cor / manset tiang besi. c. Pemasangan tiang harus tegak lurus, tidak boleh miring, condong dan sebagainya. Toleransi yang diperkenankan maksimum 2 mm. d. Pada tiang besi untuk bagian tiang tertanam, keseluruhan dilapisi (diter) dengan Sheel Flinkote Emulsion 2 (dua) kali sampai rata sebelum ditanam. e. Pekerjaan pemasangan tiang meliputi : Penggalian lobang pemasangan tiang, meratakan kelebihan tanah pemasangan terminal pertanahan, pole block, step bolts, ground rods, kawat-kawat pertanahan dan lain-lain perlengkapannya. f. Pada konstruksi dengan dengan tiang besi, tiang dan seluruh pembesian harus dicat allumunium sampai rata dan baik. Warna cat dari tiang : a. Dari permukaan tanah sampai setinggi berwarna hitam. 2 meter dicat

b. Dari setinggi 2 meter sampai ke ujung tiang paling atas dicat berwarna putih perak. Warna cat bracket dan pembesian lainnya adalah putih perak. g. Pada konstruksi dengan tiang beton, seluruh pembesian harus digalvanis dot-dip tebal 70 Rak TR pada Gardu tiang tidak digalvanis, tetapi harus dicat. h. Pekerjaan cat dilaksanakan sebagai berikut : Bidang yang akan dicat harus dibersihkan dan digosok dahulu sehingga bebas dari karat, minyak, debu dan lainlain, dicat 2 (dua) kali dengan menie besi, digosok kemudian dicat allumunium berwarna hitam/perak 3 (tiga) kali sampai rata dan baik sehingga tidak ada garis bekas kuas, tidak ada bagian yang tidak tercat dan gelombanggelombang cat (harus kelihatan rata dan halus baik pengecatannya maupun warnanya). i. Segala sesuatu yang belum jelas dan dianggap wajar persyaratannya, merupakan ketentuan Dokumen Lelang ini.

54.5

SYARAT DAN KETENTUAN PELAKSANAAN a. Pekerjaan Pemasangan Gardu Tiang 1. Sebelum pekerjaan dimulai, semua peralatan kerja yang diperlukan sudah tersedia dan harus diperiksa dahulu untuk meyakinkan bahwa peralatan dalam keadaan baik. 2. Bila akan bekerja di daerah yang bertegangan, sesuai tindakan-tindakan pendahuluan mengenai keselamatan kerja, harus mendapatkan perhatian yang utama dan sebelum memulai harus melapor terlebih dahulu kepada DIREKSI PEKERJAAN / PLN setempat untuk diperiksa dan diamankan. 3. Pekerjaan pemasangan transformator meliputi : memasang bracket-bracket palang UNP 10, menempatkan transformator pada rangka besi dudukannya, memasang pipa pelindung untuk kawat pentanahan arrester, memasang isolator tumpu, pemasangan load wires untuk tegangan tinggi dan rendah. 4. Pekerjaan switch / pemutusan meliputi : Peda tegangan tinggi : menempatkan arrester lengkap dengan hubungan ke tanahnya, pemasangan cut out lengkap dengan fuse link.

XII- 78

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Pada tegangan rendah (pada rak TR) : menempatkan On Load Switch, NH Fuse. Khusus untuk Non Desa, juga memasang stop kontak, saklar, sekring dan time switch penerangan lampu jalan. Pemasangan Load Wires dan wiring transformator.

5. Pekerjaan-pekerjaan pada point 3, 4 dan lainnya harus mengikuti petunjuk KONSTRUKSI PEMASANGAN GARDU TIANG. 6. Segala sesuatu yang belum jelas dan dianggap wajar persyaratannya merupakan ketentuan Dokumen Pelelangan ini.

b. Pemasangan/Penarikan Penghantar Kabel ( Twisted Cable/TC ) 1. Untuk melaksanakan pemasangan / penarikan penghantar TC, PIHAK KEDUA wajib menyediakan semua alat-alat kerja yang diperlukan sesuai petunjuk DIREKSI PEKERJAAN. 2. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh DIREKSI PENGAWAS LAPANGAN dan mendapat persetujuan, maka penarikan penghantar kabel (TC) SUTR dan atau penanaman kabel tanah TR dapat dilaksanakan dengan tetap mendapatkan pengawasan petugas. 3. Tidak dibenarkan membuka kabel (TC) dari haspel tanpa dongkrak kabel serta tidak diperbolehkan kabel (TC) yang sedang ditarik sampai menyentuh tanah ataupun jalan trotoar. 4. Penarikan penghantar kabel (TC) harus menggunakan alat penarik kabel (LIER). 5. Pada setiap tiang harus dipasang stringing block atau rel yang khusus untuk kabel (TC). 6. Memasangan tali pancingan pada ujung kabel (TC) yang akan ditarik. Sebelum kabel (TC) dimatikan, pada setiap fitting harus diatur besar andongan yang disesuaikan dengan kemampuan tegangan tarik dan mengikuti ketentuan yang akan diberikan langsung oleh DIREKSI PEKERJAAN. 7. Kabel (TC) yang akan ditarik harus dalam keadaan baik dan lengkap, misalnya huruf-huruf yang menyatakan phasa 1, 2, 3 dan nol serta tanda lain yang menyatakan untuk lampu jalan ( pada Non Desa ). Hal ini berguna untuk mengefektifkan pekerjaan yang diperlukan pada waktu pemadaman/gangguan listrik. 8. Setelah penarikan kabel (TC) SUTR selesai, harus dibetulkan kembali saluran sambungan rumah yang putus ke phasa semula, juga segala kerusakan-kerusakan milik pihak ketiga yang diakibatkan penarikan kabel (TC) SUTR. 9. Segala sesuatu yang belum jelas dan dianggap wajar persyaratannya, merupakan ketentuan Dokumen Pelelangan ini. c. Pekerjaan Di Daerah Yang Bertegangan 1. Mengingat lingkungan tempat kerja di daerah yang bertegangan, maka tindakan-tindakan keselamatan harus diutamakan, antara lain dengan memberi tanda untuk daerah berbahaya. 2. Daerah bertegangan yang berbahaya bila terdapat pelaksanaan tegangan tersebut harus dimatikan dan dipasang aparatus short circuit grounding (alat penghubung singkat dan pentanahan). 3. Untuk pemadaman Jaringan Tegangan Menengah, 14 (empat belas) hari sebelumnya PIHAK KEDUA harus mengajukan permohonan tertulis kepada DIREKSI PEKERJAAN atau PLN setempat. 4. Setiap pekerjaan di daerah bertegangan harus dilengkapi dengan sabuk pengaman sarung tangan (safety glooves), sepatu (safety boots) dan topi (sfety helmet) yang khusus untuk pekerjaan listrik.

XII- 79

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


5. Setiap hari PIHAK KEDUA harus melapor dahulu kepada petugas setempat sebelum memulai pekerjaan dan sesudahnya. 6. Dalam pelaksanaan PIHAK KEDUA harus mengikuti sepenuhnya petunjuk-petunjuk dari DIREKSI PEKERJAAN / petugas yang ditunjuk DIREKSI PROYEK. d. Pekerjaan Pemasangan Schoor 1. Pada setiap tiang awal, tiang akhir, tiang sudut dan pada tiang dimana terdapat penggantian penghantar atau penggantian penampang penghantar supaya dipasang schoor. 2. Kontramast digunakan apabila tidak memungkinkan untuk dipasang track schoor, apabila tiang kontramast menggunakan tiang besi, maka tiang harus dicat dengan ukuran sama dengan tiang TR 9 meter dan dicat 3. Kawat schoor (guy wire) digunakan kawat seng : 4 (empat) tiang. lilit untuk konstruksi SUTM nomor 8 dan gardu

3 (tiga) lilit untuk konstruksi SUTR.

4. Schoor dan kontramast harus dipasang sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar yang terlampir. 5. Dalam pelaksanaan, PIHAK KEDUA harus mengikuti petunjuk / bimbingan DIREKSI PROYEK seperlunya. e. Pekerjaan Pentanahan 1. Pada setiap gardu tiang, lightning arrester dan pada setiap 3 (tiga) gawang / persimpangan-persimpangan / tiang akhir SUTR harus dipasang pentanahan. 2. Saluran pentanahan menggunakan dengan luas penampang 50 mm2. kawat tembaga (BC)

3. Pentanahan menggunakan minimal 1 (satu) buah tongkat pentanahan (batang arde) dari pipa air galvanis berdiameter ujungnya disolder timah dengan panjang 3000 mm. 4. Pada tiang 2750 milimeter diatas tanah, kawat dilindungi dengan pipa air galvanis berdiameter panjang pipa ini 3000 mm, yang mana 250 mm-nya tertanam di bawah tanah. 5. Hubungan saluran pentanahan dengan penghantar harus menggunakan tap konektor bimetal Al-Cu. 6. Tahanan pentanahan maksimum : 5 ohm 7. Setelah kawat dan pipa terpasang dan diurug kembali, tahan pentanahan diukur, jika tahanan yang dikehendaki belum tercapai harus ditambah batang arde hingga tercapai nilai tahanan yang dikehendaki. 8. PIHAK KEDUA harus mengikuti petunjuk DIREKSI PROYEK dan gambar yang terlampir. netral

54.6

JARINGAN DALAM BANGUNAN PEMBAGIAN GROUP a. Dalam malaksanakan pekerjaan PIHAK KEDUA harus mengikuti diagram jaringan yang tersedia untuk mempermudah saat pelaksanaan. b. MCB / MCCB selalu melayani hanya satu grup (lihat gambar) jaringan listrik dan PIHAK KEDUA harus mengikuti kaidah nomen klatur yang ada Pada setiap MCB/MCCB selalu diberi tanda sesuai dengan Penomoran dalam (gambar) jaringan. Penomoran menggunakan kertas stiker yang kerkualitas baik sedangkan penulisan huruf menggunakan spidol permanen c. PIHAK KEDUA harus membuat keseragaman dalam Penyambungan kabel untuk jaringan, pemilihan warna kabel.

XII- 80

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Untuk kabel tunggal maupun majemuk Kabel dengan Positif Kabel dengan Positif Kabel dengan Positif Kabel dengan Negatif wana wana wana wana MERAH BIRU KUNING HITAM selalu selalu selalu selalu akan akan akan akan dialiri dialiri dialiri dialiri arus arus arus arus

d. Tempat dudukan Stop kontak maupun Skalar menggunakan dudukan berkuliatas baik terbuat dari bahan isolasi yang kuat merek National

URAIAN PEMASANGAN a. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel penerangan. b. Setiap pemasangan kabel daya harus kurang lebih 1 m di setiap ujungnya. diberikan cadangan

c. Semua kabel yang dipasang menembus dinding atau beton harus dibuat sleeve (pipa pelindung) dari pipa galvanised dengan diameter penampang pipa minimal 2 kali penampang kabel. d. Kabel jaringan yang ditanam dalam tembok maupun yang terpasang di atas plafond, harus terlindung dalam pipa PVC Standar PLN. Sedangkan jaringan kabel yang ditanam dalam tanah ataupun yang melintas di bawah jalan mengguanakan kabel NYFGbY yang terlindung dalam pipa selongsong (pipa GIP) dengan diameter pipa yang disesuaikan dengan kebutuhan (diameter kabel). e. Kabel yang terpasang diatas plafon atau pada rangka atap (terpaksa harus terlihat) pipa PVC pelindung harus diklem sejarak 80 untuk pipa yang lurus dan setiap sudut sambungan dan setengah pajang pipa jika jarak lurusnya kurang dari 80 cm. f. PIHAK KEDUA juga harus memperhatikan nilai estetis (kerapian) pekerjaan, jika jaringan tersebut terpaksa harus terlihat. g. Kabel yang pemasangannya terpaksa harus ditanam dalam tanah atau selokan, pada saat penimbunan kabel tersebut, penimbunan menggunakan pasir setebal 10 cm dan pada bagian atas pasir ditutup dengan tanda (bata merah) sebagai pelindung untuk memberi tanda apabila dikemudian hari ada pekerjaan galian yang melintas pada kabel tersebut.

PEMASANGAN JARINGAN a. Semua jaringan yang berhubungan dengan lampu penerangan yang terletak dalam gedung menggunakan kabel NYA atau NYM dengan diameter minimal 2 x 1 x 2,5 mm atau 2 x 2,5 mm. b. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi / stop kontak peralatan yang terletak dalam gedung menggunakan kabel NYA atau NYM dengan diameter minimal 3 x 1 x 2,5 mm atau 3 x 2,5 mm. c. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi / stop kontak peralatan AC yang terletak dalam gedung menggunakan kabel NYY dengan diameter minimal 3 x 2,5 mm. d. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi / Saklar Handle peralatan dengan rating 3 (tiga) phase yang terletak dalam gedung menggunakan kabel NYY dengan diameter minimal 4 x 4 mm atau pemakaian kabel disesuaikan dengan kebutuhan luas penampang minimum yang di syaratkan yang mampu dilalui oleh arus listrik. e. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi / Penerangan luar lampu taman, peralatan Pompa dll yang

XII- 81

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


tertanam dalam tanah dengan rating satu phase ataupun 3 (tiga) phase yang terletak dalam maupun luar gedung menggunakan kabel NYFGbY dengan diameter minimal 4 x 4 mm atau pemakaian kabel disesuaikan dengan kebutuhan luas penampang minimum yang di syaratkan yang mampu dilalui oleh arus listrik. f. Apabila dalam gambar tidak tercantum luas penampang kabel yang digunakan, maka penggunaan penampang kabel harus dihitung cukup aman dengan pembulatan luasan penampang ke atas yang mampu dilayani oleh kabel jika dialiri arus listrik. g. Apabila dalam suatu jaringan terdapat jaringan yang disusun secara paralel (penerangan selasar, penerangan lampu taman) maka penyambungan kabel hanya boleh dilakukan diterminal lampu. h. Pada sistem jaringan untuk penerangan bangunan, kabel yang masuk dalam skalar adalah kabel yang berarus Positif i. Kawat arde dilindungi dengan pipa galvanisir.

PEMASANGAN PENANGKAL PETIR a. Untuk spit (penangkal petir) diguanakn coopper konvensional dengan maksimum tahanan grounding 2 ohm. rod

b. Untuk menghantar penurun petir digunakan kabel BC dengan disesuaikan dengan referensi pabrik c. Klem penyangga harus dibuat dari bahan siku sebelum dipasang harus dizincchromat terlebih dahulu dan kemudian dicat besi anti karat sebanyak dua kali d. Untuk electroda pentanahan digunakan pipa galvanised dengan diameter minimum 1 dan pada ujung bawah pipa harus dipasang copper rod yangdibuat runcing sepanjang 80 cm e. Electroda yang dipantek dalam tanah minimal 10 m f. Nilai tahanan pentanahan maximum minimal 3 hari turun hujan. 54.7 PEMBONGKARAN DAN SISA MATERIAL a. Pembongkaran pada instalasi lama dan tidak terpakai lagi berhubung telah diperbaharui atau lain hal yang perlu dibongkar dilaksanakan secara hati-hati dan bertahap/ berurutan dengan disesuaikan tahap pemasangan baru, mengingat peralatan yang dibongkar akan dipasang kembali (hal ini bila diperlukan dipasang kembali) juga melihat situasi dan kepentingan pemakaian listrik serta kepentingan umum, sehingga material/peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali tanpa kerusakan dan cacat. b. Kerusakan material/peralatan yang diakibatkan oleh pembongkaran dan transfort menjadi tanggung jawab pemborong dengan segala resiko dan akibatnya. Untuk ini akan dikenakan ganti rugi, menurut jenis dan jumlah kerusakan. 54.8 PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN Untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah selesai, DIREKSI PROYEK akan mengadakan pengujian dan pemeriksaan sebagai berikut : a. Pemeriksaan visual b. Pengukuran tahanan isolasi. c. Pengukuran tahanan pentanahan. d. Percobaan pemberian tegangan. e. Percobaan penyalaan (pemberian arus) Semua biaya yang timbul untuk keperluan pengujian dan pemeriksaan ini (misal sewa alat penguji dan lain-lain) menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. 5 ohm diukur setelah

XII- 82

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


54.9 PENYELESAIAN DAN KETENTUAN LAIN a. Apabila pekerjaan telah selesai maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan kembali DIREKSI PROYEK bahwa pekerjaan telah selesai dan aman serta telah di test dengan hasil baik dan siap untuk beroperasi. b. Ketentuan dan hal-hal lain yang belum masuk/diatur dalam dokumen pelelangan ini, dilaksanakan menurut kebiasaan/kelaziman berdasarkan normalisasi atau ketentuan pada umumnya, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan dan syarat-syarat yang telah disahkan.

F.

TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN UTILITAS DAN PLUMBING


55.1 PEKERJAAN SANITAIR a. Ketentuan Umum 1. Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan pembangunan yang sah berlaku di Indonesia ini harus betul-betul ditaati, kecuali bila dibatalkan oleh rencana kerja dan syarat-syarat. 2. Pemborong diharuskan : Mengirim contoh bahan yang akan digunakan. Menyerahkan brosur dan gambar detail peralatan yang akan digunakan sebelum dilakukan pemesanan untuk disetujui Direksi. Menyediakan peralatan yang baik untuk pelaksanaan seperti water pass, water pump, pipe cutter dan lainnya. 3. Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pemberi Tugas/Direksi dilapangan pekerjaan, maka pemborong harus menyingkirkan bahan tersebut keluar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari. 4. Gambar gambar 5. Pemborong wajib membuat Gambar Detail untuk pelaksanaan pekerjaan (shop drawing). Gambar ini harus disetujui oleh Direksi. 6. Gambar Kerja dan Gambar Detail untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada dilapangan setiap waktu. Gambar tersebut dalam keadaan jelas, dapat dibaca dan menunjukkan perubahan-perubahan terakhir. 7. Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah tercantum dalam Gambar Kerja dan Detail Ukuran tersebut merupakan ukuran efektif/bersih atau ukuran dalam keadaan jadi. Oleh karena itu dalam pelaksanaan maupun pemesanan ukuran-ukuran harus diperhitungakan sebagai ukuran efektif. 8. Pemborong membuat gambar instalasi yang sebenarnya terpasang (as built drawing). Gambar ini disetujui Direksi. b. Pelaksanaan Pekerjaan 1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang-orang yang ahli, untuk pelaksanaan khusus pemborong harus memeriksa surat pernyataan yang membuktikan bahwa pelaksana-pelaksananya memang mempunyai pengalaman dan kecakapan tersebut. 2. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, pemborong diwajibkan mengetahui lintasan dan posisi dari instalasi listrik, ground sistem, air sanitasi yang ada hubungannya dengan pekerjaan mekanikal dan plumbing ini. 3. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ada salah satu bagian instalasi yang sukar dilaksanakan, pemborong wajib membuat laporan tertulis dan hal tersebut segera dibicarakan dengan direksi. 4. Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila telah dilakukan test dan dinyatakan baik secara tertulis oleh Direksi. c. Bahan Kloset Monoblok setara Toto CW 420/S 516 Kloset setara Toto CE8 Wastafel setara Toto lavatory L5DR

PASAL 55 : PEKERJAAN SANITAIR

XII- 83

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Shower Spray setara Toto TB19CSV9 Untuk pemasangan kran air,menggunakan setara San-ei atau sejenis dan harus sesuai dengan gambar rencana. d. Macam Pekerjaan Memasang alat-alat perlengkapan sanitair pada dinding atau lantai. Memasang pipa-pipa penghubung antara alat-alat sanitair pipa pembuangan (kotoran, air kotor/bekas). Memasang saluran air hujan pada bagian tepi bangunan dengan kemiringan menuju kearah saluran pembuangan. Membuat segala macam bak air lapis porselin dilengkapi dengan pipa air bersih, kran-kran dan pipa pembuangan. e. Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan mekanisme dan sanitasi yang dimaksud adalah pemasangan perlengkapan sanitasi yang meliputi penyediaan dan pemasangan : f. Pipa water supply ke fixture Penyediaan air diperoleh dari penyambungan Ground Tank yang telah ada. g. Pipa saluran buangan air bekas, air kotor, pipa udara dan air hujan disalurkan ke pembuangan induk, sedangkan air buangan toilet disalurkan kesumur peresapan. h. Perlengkapan sanitasi Merk dan type dari perlengkapan ini agar mengikuti ketentuan dalam pasal-pasal yang ada dalam pekerjaan arsitektur. 56.1 LINGKUP PEKERJAAN PLUMBING Yang dimaksud disini dengan pekerjaan plumbing adalah penyediaan dan pengadaan bahan-bahan, tenaga serta pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan utaama, bahan-bahann pembantu dan lain-lainnya sesuai dengan gambar rencana dan/atau seperti dispesifikasikan disini, sehingga diperoleh instalasi plumbing yang lengkap bekerja baik dan sempurna siap untuk dipergunakan. Secara umum dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu : 1. Pekerjaan Instalasi Air bersih 2. Pekerjaan Instalasi Air kotor dan air hujan. 3. Pekerjaan Instalasi Sanitair 4. Pekerjaan Instalasi Pengolahan Limbah 56.2 STANDARD BAHAN (MATERIAL) Semua material yang akan dipergunakan/dipasang adalah dari jenis material berkwalitas baik, dalam keadaan baru ( tidak dalam keadaan rusak atau diafkir /afgekeurd) sesuai dengan mutu dan standard yang berlaku atau standard internasional seperti, BS, JIS, SII dan yang setaraf. Kontraktor bertanggungjawab atas mutu dan kwalitas material yang akan dipakai, walaupun sudah mendapat persetujuan dari konsultan perencana / Konsultan Manajemen Konstruksi. BAHAN-BAHAN PENGGANTI a. Semua bahan, Peralatan, atau fixtures yang akan digunakan dan tidak disebutkan dalam spesifikasi ini hanya diperbolehkan, apabila telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Perencana dan biaya pengujian bahan/peralatan/fixtures tersebut (apabila diminta oleh pemilik) ditanggung oleh kontraktor. b. Apabila diperlukan pengujian atas bahan / peralatan / fixtures harus dilakukan oleh badan-badan atau lembagalembaga yang ditentukan oleh pemilik dan dengan cara-cara standard yang berhak. Apabila cara-cara standard tidak ada, pemilik berhak menetukan prosedure pengujian. c. Setiap bahan pipa ( satu panjang utuh ), fighting, fixtures dan peralatan-peralatan yang akan dipasang pada instalasi ini, harus mempunyai tanda-tanda merk yang jelas dari pabrik pembuatnya. Fitting dan fixtures yang tidak memiliki tanda-tanda tersebut harus diganti atas tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 56 : PEKERJAAN PLUMBING

56.3

XII- 84

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


56.4 PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan air bersih beserta perlengkapan yang meliputi pada reservoir meteran air, pemipaan pada instalasi pompa Deepwell dan pemipaaan distribusi pada setiap titik pengeluaran, serta pengurusan-pengurusan dan izni-izin dari PAM dan instalasi lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini, meliputi instalasi didalam & diluar gedung sesuai dengan gambargambar rencana. b. Pemasangan pipapipa distribusi kesetiap peralatan sanitasi seperti closet, wastwfel, urinal dan lain-lain. Yaitu dari ground reservoir ke Tanki atas melalui pompapompa kemudian dari tanki atas didistribusikan ketitik pemakaian air bersih. Secara gravity dan paressure pump. c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat-alat sanitasi seperti : closet, wastafel, urinal, bak mandi, lengkap dengan accesoriesnya kran-kran, kitchen sink dan lain-lain yang termasuk alat sanitasi ( paket arsitektur). d. Memperbaiki-semua kerusakan-kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh bobokan-bobokan, galian-galian, maupun oleh kecerobohan para pekerja. Pengujian terhadap bocoran dan tekanan dari sistem plumbing air bersih keseluruhan dan pengadaan pengamatan sampai sistem berjalan instalasi yang sempurna dan terpadu. 56.5 PEMIPAAN Seluruh pemipaan dan perlengkapan pemipaan tersebut sampai dengan instalasi dapat berfungsi dengan baik adalah merupakan tanggung jawab Kontraktor walaupun dalam gambar tidak tercantum. Pipa plumbing air bersih ini harus menggunakan pipa dari bahan PVC AW-1 ukuran - 1 , sedangkan untuk ukuran 2-6 (Hydrant) menggunakan pipa dari jenis Black Steel Pipe Digunakan pipa setaraf produksi Bakrei. Fitting harus dari material yang sama dengan pipa diatas atau lebih baik. a. Penggantung/Penumpu Pipa/Klem-klem. Semua pipa harus diikat ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angkeryang kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbul getaran. Penggantung/penumpu/klem-klem harus dengan bahan yang sama yaitu flomco galvanized system, yang difabrikasi bukan buatan sendiri. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dan harus memungkinkan adanya expansi teknis dari pipa dan mengurangi transmisi vibrasi sampai batas minimal. Jarak maximum penggantung untuk pipa adalah : Sampai berjarak 1 m s/d 1 berjarak 1.8 m 1 s/d 6 berjarak 2.5 m Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan insert/ angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau ramset dan fisher. Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak pipa-pipa dan tidak merusak/menyebabkan turunnya pipa yang terserang pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem dan dibaut dengan jarak tidak lebih 3 m. b. Valve-valve Water valve sampai dengan 2 adalah jenis screwed bronze body dengan external spindal. Water valve 21/2 3 adalah Flanged steel body dengan external spindle yoke. Chek valve I 3 keatas adalah jenis flanged steel body katup dengan ukuran I 4 kebawah terbuat dari perunggu. c. Pipa-pipa dalam tanah Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak

XII- 85

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


tertumpu dengan baik untuk pipa-pipa air bersih pipa-pipa air limbah tidak boleh diletakkan pada lubang-lubang sama kemiringan min.1,0 %. Pipa dipasang dan tanam dibawah permukaan tanah / jalan /pelataran parkir dengan kedalaman 80 cm, diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah. Dasar galian harus diuruk dahulu dengan pasir padat minimal 10 cm dan bagian atas 20 cm. Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan bagian pengurukan teratas harus dilindungi dengan balokan beton tulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga balok beton tidak tertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurung sampai padat. Kondisi permukaan tanah/jalan yang digali harus dikembalikan seperti semula. Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salud dinding/plesteran dan langit-langit dilaksanakan. Pembobokan plesteran / salud dinding dan pembobokan langit-langit yang sudah terpasang harus dihindarkan. Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur bangunan harus dilaksanakan bersama-sama waktu pelaksanaan struktur yang bersangkutan. d. Perlindungan/Proktesi Waktu pelaksanaan. Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau fixtures harus ditutup dengan cap atau plug. Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve, trap dan fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang akan menyumbat. e. Equipment dan fixtures harus dilindungi pekerjaan dan kerusakan-kerusakan. dari gangguan

f. Pipa Mendatar Pipa dipasang dengan penggantung flamco galvanized system sesuai dengan diameter, pipa kemiringan menuju kearah pembuangan min. 1,0 %. Jarak penggantung pipa seperti tercantum diatas dan tidak dibolehkan menggunakan kawat; rantai; perforated strip dan lain-lain. g. Sleves Untuk pipa-pipa yang menembus beton ( sloop, plat lantai, dinding atau balok) Harus dibuat sleve, sebelum beton-beton dicor. Sleve dibuat dari galvanized steel. Pipa, rongga antara pipa instalasi dan sleve harus ditutup rapat debgan bahan elastis sehingga tidak terjadi kebocoran. h. Pembersihan Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak dan kotoran-kotoran lainnya. Untuk bagian yang dilapisi chromium untuk nikel harus digosok bersih atau mengkilap, setelah pemasangan instalasi selesai seluruhnya. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finis arsitektural atau timbulnya kerusakan-kerusakan lainnya, yang semua atas kelalaian kontraktor, karena tidak membersihkannya sistem pemipaan dengan baik, maka semua perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab kontraktor. Penggunaan/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh tembok atau bagian lainnya misalnya pipa didalam galian tanah, pipa menembus tembok dan sebagainya harus dilapisi dengan cat menie atau cat penahan karat. i. Instalasi air bersih Untuk Ruang pemotongan hewan, terdiri dari dua bagian antara lain Cold Water, dan Hot Water, untuk Instalasi Cold Water di ruang pemotongan hewan bertekanan antara 7

XII- 86

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


sampai dengan 8 bar. j. Pengecatan. Semua pipa dari besi/baja yang tidak tertanam didalam tanah/tembok yang dilapisi dengan TAR (Tar Corted) harus dicat dua lapis Chellac dan lapis chromium atau Nikel harus dapat dikenal dengan warna-warna cat yang warnanya sesuai dengan sebagian patokan/umumnya sebagai berikut : Untuk jaringan air bersih biasanya dipakai warna biru. 56.6 COMMISIONING DAN TESTING a. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukura-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalsi telah dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan. b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor. c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut : Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain d. Hydrostatis Test sampai tekanan 1,5 kali tek.kerja. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas pekerjaan ini. TEST PEMIPAAN a. Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubanglubang yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air. b. Sistem tersebut harus dapat menahan air minimal selama 120 menit c. Apabila pada waktu Direksi menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas, kontraktor harus melakukannya tanpa tambahan biaya. d. Setelah selesaai dipasang dan sebelum memasang fixturefixture sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan kerjanya (Working Pressure) dan dibiarkan dalam kondisi ini selama paling kurang 8 jam tanpa mengalami kebocoran. e. Apabila suatu bagian dari instalasi pipa akan tertutup oleh tembok atau konstruksi bangunan lainnya, maka bagian dari instalasi-instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang sama seperti diatas sebelum ditutup dengan tembok atau bagian bangunan tersebut. f. Apabila waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari suatu bagian dari instalasi / sesuatu bahan dari instalasi, maka kontraktor harus mengganti bagian atau bahan yang rusak / gagal tersebut dan pengujiannya dilakukan lagu sampai memuaskan Direksi. g. Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang gagal / rusak tersebut harus dengan pipa atau bahan yang baru. Penambalan atau caulking dengan bahan apapun tidak diperkenankan. h. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dan disinfeksi dari seluruh instalasi air sebelum pekerjaan diserahkan. i. Disinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan Chlorine kedalam sistem pipa dengan cara / methode yang disetujui direksi. Dosis chlorine adalah sebesar 50 PPm ( part Per Million ) j. Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar chlorine menjadi lebih dari 0,2 PPM. k. Semua katup dalam pipa yang sedang mengalami proses disinfeksi tersebut haruis dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 16 jam tersebut diatas. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN a. Peralatan-peralatan instalasi ini harus digaransi selama 30 hari terhitung saat penyerahan pertama. b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 30 hari terhitung saat penyerahan pertama. c. Selama masa pemeliharaan ini kontraktor pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakankerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada

56.7

56.8

XII- 87

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


tambahan biaya. d. Selama masa pemeliharaan tersebut kontraktor pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan. Dalam masa ini Kontraktor masih bertanggung jawab penuh terhadap seluruh instalasi yang telah dilaksanakan. e. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil pemeriksaan baik yang ditanda tangani bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjan tersebut dan konsultan MK jika perlu disyahkan juga Jawatan Keselamatan Kerja. f. Jika dalam masa pemeliharaan tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi ini tidak melaksanakan teguran-teguran atau perbaikan / penggantian / kekurangan selama masa pemeliharaan, maka Konsultan Manajemen Konstruksi berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut kepada pihak lain atas biaya kontraktor pekerjaan instalasi tersebut. g. Selama masa pemeliharaan pekerjaan, kontraktor harus mendidik / melatih karyawan/petugas dari pemilik sehingga mengenali sisten instalai dan dapat menjalankan serta melaksanakan pemeliharaannya. h. Pemeriksaan Routine Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine dilaksanakan tidak kurang dari tiap 2 (dua ) minngu sekali. 56.9 PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR - Pengadaan dan pemasangan pemipaan beserta perlengkapannya yang diperlukan dalam sistem pembuangan air kotor dari alat plumbing sampai ke septik tank. - Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh adanya bobokan-bobokan, galian maupun oleh kecerobohan para pekerjanya. - Pengujian sistem pemipaam terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air kotor secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja baik sesuai yang dikehendaki yaitu suatu sistem yang sempurna dan terpadu. a. Peraturan-peraturan/persyaratan Tata cara pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan tata cara dan petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan peraturan-peraturan pembangunan yang sah di Republik Indonesia. 1. Syarat-syarat pelaksanaan yang tidak tercantum dalam RKS ini, hendaknya mengikuti persyaratan dalam pedoman Plumbing Indonesia 1979 2. Pengurusan izin penyambungan pipa air kotor, kesaluran kota, sertifikat dari keselamatan kerja, dan sebagainya merupakan tanggung jawab pihak pemborong. 3. Cara-cara pemasangan dan penggunaan peralatan utama maupun pembantu harus sesuai dengan persyaratan pabrik pembuat peralatan tersebut. 4. Gambar kerja yang diminta oleh pengawas harus dipenuhi segera agar pekerjaan tidak terhambat dan sebelum dilaksanakan harus ada persetujuan pihak Perencana. 5. Jaminan peralatan utama yang dipasang harus sesuai dengan jaminan dari pabrik pembuat. 6. Supplier dari peralatan yang dipakai, sepenuhnya berada dalam tanggung jawab kontraktor pekerjaan ini. 7. Semua pekerjaan sipil (pondasi bak kontrildll) yang harus dibuat kontraktor pekerjaan in, harus mengikuti spesifikasi pekerjaan sipil. b. Material/bahan yang dipakai 1. Semua pipa limbah, baik pipa utama maupun pipa cabang yang berada dalam gedung terbuat PVC, tekanan kerja 10 kg/cm. 2. Fitting-fitting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama. 3. Semua perubahan ukuran pipa harus menggunakan reducing fitting sesuai dengan gambar. 4. Floor drain dari bahan stainless steel. 5. Penggantung-pengantung, klem-klem dll. Dari flamco

XII- 88

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


galvanized system. 6. Solvent cement yang digunakan harus sesuai ketentuan dari pabrik yang bersangkutan. dengan

c. Instalasi Pipa Air Kotor Pekerjaan pemipaan ini meliputi : 1. Pipa pembuangan air kotor ( dari wastafel dan floor drain ) saluran terdekat. 2. Pipa pembuangan air kotoran ( dari closet ) sampai ke Septic tank. d. Pemipaan di dalam gedung Untuk sambungan-sambungan pipa, socket bosch bend, tee, dll. Pada jaringan air limbah, dipaki bahan yang sepabrikdengan pipanya atau yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan MK. Untuk fitting-fitting sambungan harus dari jenis standar yang dikeluarkan oleh pabrik dan disetujui oleh Konsultan MK. Untuk semua cabang harus dugunakan long radius bend kecuali tempat tidak memungkinkan. Untuk mendapatkan suary kecepatan pengaliran yang memenuhi syarat dari instalasi air limbah harus mempunyai kemiringan minimal 1% Ukuran pipa dan pemasangannya harus disesuaikan dengan gambar rencana. e. Pemipaan air kotor diluar gedung 1. Sistem pemipaan dibawah permukaan tanah ini berfungsi untuk mengumpulkan dan menyalurkan kotoran dari pipa air kotoran yang terbuat dari Cast Iron menuju bak-bak colector. 2. Dari bak-bak colectortersebut, air kotoran dialirkan menuju Septic tank. 3. Pada setisp pertemuan atau belokan harus dilengkapi dengan bak-bak kontrol. 4. Pipa-pipa pembuangan air kotoran dari bak colector ke septic tank terbuat dari PVC. 5. Air kotor yang berasal dari pipa tegak disalurkan melalui pipa horozontal bawah tanah menuju Septic tank. 6. Air hujan disalurkan melalui pipa terus ke saluran kota/ 7. Ukuran pipa dan pemasangannya harus disesuaikan dengan gambar rencana. 56.10 PEKERJAAN PENGOLAHAN LIMBAH Meliputi: Pembuatan bak resapan Pembuatan resapan Box Sistem Pembuatan Septic Tank Pembuatan Septic Tank sistem sel Ketentuan pemakaian bahan-bahan sesuai dengan spesifikasi dan gambar terurai dalam gambar. 57.1 SISTEM PEMADAM KEBAKARAN a. Titik Panggil Manual (TPM) 1. Bagian depan dari kotak tempat menyimpan TPM model tombol tekan, harus dilengkapi dengan kaca yang bila dipecahkan tidak membahayakan dan harus disediakan alat pemukul kaca khusus. 2. TPM harus berwarna merah. 3. Dekat panel kontrol harus selalu dipasang bel dan titik panggil manual yang mudah dicapai serta terlihat jelas. 4. Semua titik panggil manual sebagaimana yang dimaksudkan dalam butir (c) harus dihubungkan dengan kelompok detektor (zona detektor) yang meliputi daerah di mana titik panggil manual tersebut dipasang. 5. Semua titik panggil manual harus dipasang pada lintasan menuju keluar dan dipasang pada ketinggian 1,4 meter dari lantai. 6. Lokasi penempatan titik panggil manual harus tidak mudah terkena gangguan, tidak tersembunyi, mudah kelihatan, mudah dicapai serta ada pada jalur arah lari yang normal ke luar bangunan. 7. Bagi bangunan bertingkat, titik panggil manual harus terpasang pada setiap lantai, dimana untuk setiap titik panggil manual harus dapat malayani luas maksimum 900m2.

PASAL 57 : PEKERJAAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

XII- 89

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


8. Jarak dari suatu titik sembarang ke panggil manual adalah maksimum 30 meter. posisi titik

b. Alarm Kebakaran 1. Alarm Audio harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : - Mempunyai bunyi serta irama yang khas hingga mudah dikenal sebagai alarm kebakaran. - Bunyi alarm tersebut mempunyai frekuensi kerja antara 500 - 1000 Hz dengan tingkat kekerasan suara minimal 65 dB (A). 2. Untuk ruangan dengan tingkat kebisingan normal yang tinggi, tingkat kekerasan alarm audio minimal 5 dB (A) lebih tinggi dari kebisingan normal. - Untuk ruangan dengan kemungkinan dipergunakan untuk ruang tidur, tingkat kekerasan alarm audio minimal 75 dB (A). - Irama alarm audio mempunyai sifat yang tidak menimbulkan kepanikan. 3. Alarm visual harus dipasang pada ruangan khusus seperti tempat perawatan orang tuli dan sejenisnya. 4. Pada semua lokasi panel kontrol dan panel bantu harus terpasang alarm kebakaran. 5. Semua bagian ruangan dalam bangunan harus dapat dijangkau oleh isyarat alarm kebakaran dengan tingkat kekerasan bunyi alarm yang khusus untuk ruangan tersebut. 6. Alarm kebakaran harus dipasang untuk ruangan khusus dimana suara-suara dari luar tidak dapat terdengar. 7. Sarana alarm luar harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan pula sebagai penuntun arah masuk bagi anggota pemadam kebakaran dari luar. c. Panel Kebakaran Panel kebakaran dapat terdiri dari saru panel kontrol, atau satu panel kontrol, atau satu panel kontrol dengan satu atau beberapa panel bantu. 1. Panel Kontrol harus bisa menunjukkan asal lokasi kebakaran. 2. Panel kontrol harus mampu membantu kerja detektor dan alarm kebakaran serta komponennya secara keseluruhan. 3. Panel kontrol harus dilengkapi dengan peralatanperalatan, sehingga operator dapat mengetahui kondisi instalasi baik pada saat normal maupun pada saat dapat gangguan. Peralatan-peralatan tersebut sekurangkurangnya terdiri dari : - Perlengkapan untuk pengujian terhadap bekerjanya sistem secara keseluruhan. - Perlengkapan pengujian untuk mengetahui apabila terjadi kerusakan pada sistem yaitu berupa Buzzer dan lampu indikator. - Perlengkapan pemberitahuan apabila terjadi sinyal palsu. - Perlengkapan pemantauan sistem catu daya. - Perlengkapan lampu indikator yang mneunjukkan suatu keadaan di mana detektor/alarm kebakaran dalam suatu zona sedang bekerja. - Fasilitas yang menunjukkan bahwa catu daya dalam keadaan adat/tidak ada berasal dari PLN, baterai atau pembangkit listrik darurat yang dilengkapi dengan alat ukur tegangan (volmeter). Pengalihan operasi harus secara otomatik yang disertai dengan bunyi Buzzer. - Lampu tanda suatu sirkit (zona) terbuka atau dalam keadaan hubungan singkat, lengkap dengan saklar pilih (selector switch). - Fasilitas pengujian sirkit detektor/alarm kebakaran zona dalam keadaan normal atau ada gangguan (berupa sirkit terbuka atau sirkit terhubung singkat), dimana simulasi yang dilakukan tidak mempengaruhi kerja zona yang lainnya dalam sistem tersebut. - Fasilitas uji lampu indikator yang berfungsi untuk memeriksa apakah lampu-lampu indikator masih hidup atau mati. - Buzzer untuk keperluan operator yang disertai lampu

XII- 90

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


kedip dan saklar untuk mematikan alarm. 4. Panel kontrol/bantu harus ditempatkan dalam bangunan di tempat yang aman, mudah terlihat dan mudah dicapai dari ruangan utama dan harus mempunyai minimum ruang bebas 1 meter didepannya. 5. Apabila panel kontrol direncanakan untuk dapat dilakukan pemerliharaannya dari belakang, maka harus diadakan ruang bebas yang cukup dibelakang panel. 6. Ruangan tempat panel kontrol harus diproteksi dengan detektor kebakaran. (1) Panel Bantu Panel Bantu harus dilengkapi dengan terminal strip dengan cadangan terminal yang cukup dan pintu yang terkunci. Panel Bantu harus dilengkapi dengan lampu indikator petunjuk adanya tegangan kerja yang normal serta diagram sirkit bagian sistem yang bersangkutan. Ruang dalam panel harus cukup memberikan keleluasaan pekerjaan pemasangan dan pemeliharaan instalasi dengan konstruksi panel yang kuat secara mekanis termis dan elektris. Panel bantu harus ditempatkan dalam bangunan ditempat yang aman, mudah terlihat dan mudah dicapai dari ruangan utama dan harus mempunyai minimum ruang bebas I meter di depannya.

d. Kabel a. Untuk sistem deteksi harus digunakan kabel dari ukuran penampang tidak boleh lebih kecil dari 0,6 mm2. b. Untuk sistem alarm dan catu daya harus digunakan kabel dengan ukuran penampang tidak boleh lebih kecil dari 1,5 mm2. c. Kabel NYA dapat digunakan. Namun pemasangannya harus di dalam pipa konduit. d. Kabel berinti banyak NYM dan NYY, dapat pula dipergunakan pada sirkit-sirkit dtektor pada suatu arah tarikan kabel jarak jauh. e. Untuk lokasi yang mempunyai kondisi kerja yang keras (panas, lembab dan banyak gangguan mekanis ringan). Harus dipilih jenis kabel NYY atau minimal NYM. f. Untuk pengawasan langsung ke detektor, dapat pula dipergunakan kabel fleksibel, dengan ketentuan tidak boleh lebih panjang dari 1,5 (satu setengah) meter. g. Pemasngan kabel sistem deteksi dan alarm kebakaran harus dilaksanakan sesuai dengan instalasi tegangan rendah menurut PUIL edisi terbaru. h. Semua pemasangan kabel pada didnding harus dilaksanakan dengan menggunakan pipa konduit sesuai dengan PUIL edisi terbaru. i. Penampang kabel dipilih sedemikian rupa sehingga pada beban kerja maksimum, penurunan tegangan dititik terjauh dari panel kontrol tidak boleh lebih dari 5 %. j. Hantaran antara gedung harus dari jenis kabel yang dapat ditanam dan harus diberikan perlindungan terhadap kerusakan mekanik. k. Sepanjang hantaran tidak bolah ada sambungan. l. Sambungan diperbolehkan dalam kotak terminal tertutup. m. Penyambungan kabel dengan masing-masing detektor harus di dalam detektor, kecuali untuk detektor jenis kedap air. Kabel untuk sistem deteksi dan alarm kebakaran tidak bolah disatukan dengan kabel untuk instalsi listrik. e. Catu Daya 1. Catu Daya harus mempunyai 2 buah sumber energi listrik : Listrik PLN atau pembangkit tenaga listrik darurat (Emergency Generator). Baterai. 2. Tegangan baterai yang diijinkan minimum 12 volt dan maksimum 48 volt. 3. Baterai harus mampu minimal selama 4 jam mencatu energi

XII- 91

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


listrik dalam kondisi alarm umum. 4. Pemeliharaan baterai harus mudah. 5. Mempunyai pengisi beterai (charger) otomatik langsung bisa diambil alih oleh tenaga baterai. 6. Baterai harus dari jenis baterai kering yang dapat diisi kembali (rechargeable). f. Peralatan Bantu Instalasi (PBI) Bahan-bahan PBI yang dipakai harus terbaru. memenuhi PUIL edisi

57.2 PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN a. Pemeriksaan Awal 1. Pemeriksaan awal pada sistem deteksi dan alarm kebakaran dilaksanakan sebelum sistem tersebut diserah terimakan untuk keperluan pengoperasian yang juga dimaksudkan untuk memeriksa pemenuhan syarat-syarat kelayakan operasi. 2. Pemeriksaan awal harus dilakukan oleh konsultan kebakaran atau badan lain yang ditunjuk oleh instansi yang berwenang, didampingi oleh perencana, instalatur dan pemilik bangunan. 3. Hasil pemeriksaan awal harus dimuat dalam berita acara pemeriskaan awal dan dicatat dalam buku catatan. 4. Hasil pemeriksaan awal merupakan lampiran yang harus disertakan pada berita acara serah terima sistem deteksi dan alarm kebakaran. 5. Pemeriksaan awal selain meliputi apakah pelaksanaan pemasangan sistem deteksi dan alarm kebakaran baik dan memenuhi syarat, juga penggunaan bahan, metoda kerja, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan logika operasi yang telah ditetapkan dalam standar ini. 6. Termasuk salah satu ketentuan yang harus diperiksa pada pemeriksaan awal ialah adanya gambaran pemasangan sistem, petunjuk cara kerja dan pelayanan sistem, petunjuk pemeliharaan sistem, manual-manual dari masing-masing komponen, buku catatan untuk mancatat kejadian/kerusakan pada sistem dan telah dilaksanakan latihan kerja untuk calon operator. 7. Pengujian sistem yang harus dilaksanakan pada pemeriksaan awal dengan baik, harus meliputi : Pengujian tahanan isolasi setiap kelompok detektor/alarm, harus diuji dengan cara semua hantaran dihubungkan paralel, kemudian diuji dengan alat ukur tahanan isolasi (megger 500 volt DC). Komponen lain harus telah cukup diamankan terhadap tegangan uji tersebut. 8. Uji coba sistem dengan simulasi gangguan dan simulasi kebakaran pada detektor. 9. Tahanan isolasi sebagimana yang dimaksudkan dalam 3.1.g nomor 1 harus tidak boleh kurang dari satu mega ohm. 10. Pada uji coba sistem semua komponen harus dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya termasuk dalam hal ini, pengujian-pengujian sebagai berikut : Tegangan catu daya cadangan yang harus segera secara otomatik mengambil pencatuan daya untuk sistem bila sumber catu daya utama padam. Pengujian-pengujian untuk detektor-detektor yang telah bekerja harus diikuti dengan kontrol logika yang benar dari panel kontrol. Pengujian fasilitas untuk memantau sistem komunikasi dan komponen serta lampu-lampu tanda pada panel kontrol, panel bantu inunsiator dan lain-lain. 11. Pihak perencana, pelaksana bersama pemilik bangunan wajib memperbaiki segala kekurangan yang ada sebagai hasil pemeriksaan awal. Pemeriksaan awal ada kemungkinan dilaksanakan beberapa kali sampai tidak diketemukan penyimpangan lagi. Hasil baik pemeriksaan awal ini merupakan lampiran berita acara serah terima sistem deteksi dan alarm kebakaran. b. Pemeriksaan Berencana 1. Dalam rangka pemeliharaan sistem deteksi dan alarm

XII- 92

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


kebakaran harus dilakukan pemeriksaan berkala secara mingguan, bulanan dan tahunan dengan tujuan untuk dapat mendete ksi secar dini adanya perubahan kondisi, karakteristik atau kerusakan yang dapat menggagalkan fungsi sistem. Hasil pemeriksaan harus dimuat dalam berita acara pemeriksaan yang merupakan kelengkapan pekerjaan pemerliharaan berkala dan harus dicatat dalam buku catatan. Pemeriksaan tahunan harus dilaksanakan oleh konsultan kebakaran yang telah mendapat izin kerja atau badan lain yang ditunjuk oleh instansi yang berwenang. Pemeriksaan mingguan antara lain meliputi : membunyikan alarm secara simulasi, memeriksa tegangan dan keadaan baterai, memeriksa seluruh sistem alarm dan mencatat hasil pemeriksaan dalam berita acara pemeriksaan berkala dan buku catatan. Pemeriksaan bulanan anatara lain meliputi : menciptakan kebakaran simulasi dan mengecek kebenaran logika kerja sistem keseluruhan, memeriksa lampu-lampu indikator dipanel kontrol, panel bantu inunsiator, memeriksa fasilitas catu daya cadangan, komunikasi kebakaran, mencoba dengan kondisi gangguan terhadap sistem, memeriksa kondisi dan kebersihan panel kontrol dan mencatat hasil pemeriksaan dalam berita acara pemeriksaan berkala dan buku catatan. Pemeriskaan tahunan antara lain meliputi : memeriksa tegangan kerja keseluruhan bagian sistem dan arus kerja zona-zona detektor dan alarm, memeriksa kondisi dan kebersihan seluruh detektor serta menguji sekurangkurangnya 20% detektor dari setiap zona detektor dan pemeriksaan lain lagi yang mencakup materi pemeriksaan bulanan, sebagaimana telah diuraikan dalam 3.2 butir a hasil pemeriksaan tahunan harus dimuat dalam berita acara pemeriksaan berkala dan dicatat dalam buku catatan. Pemeriskaan Sistem Deteksi dan Alarm Pemeriksaan sistem harus dilaksanakan sekali dalam 5 tahun yang harus dilakukan sesuai dengan cara pengujian sistem pada pemeriksaan awal (3.1.g). Hasil pemeriksaan sistem harus dimuat dalam berita acara dan dicatat dalam buku catatan. Pemeriksaan Purna Alarm Pemeriksaan purna alarm harus dilakukan baik pada purna alarm kebakaran, maupun pada purna alarm palsu dengan tujuan untuk dapat mengetahui secara pasti kondisi sistem deteksi dan alarm kebakaran serta segera menyiapkan fungsinya sebagai semula. Pada purna alarm kebakaran bagian sistem yang rusak setelah diperbaiki harus diuji sesuai pada pemeriskaan awal. Hasil pemeiksaan purna alarm kebakaran harus dimuat dalam berita acara pemeriksaan purna alarm dan dicatat dalam buku catatan. Pada purna alarm palsu, setelah gangguan diperbaiki dan sistem berjalan normal kembali hasil pemeriksaan tidak perlu dimuat dalam berita acara pemeriskaan purna alarm, tetapi kejadian adanya alarm palsu tersebut harus dicatat, dalam buku catatan. Bila pada suatu zona deteksi terjadi beberapa kali alarm palsu, maka khusus untuk bagian sistem yang mengalami gangguan tersebut harus dilakukan pengujian sistem.

2.

3. 4.

5.

6.

57.3

CARA PEMASANGAN SISTEM HIDRAN GEDUNG a. Peralatan dan Komponen Sistem Hidran Arang Sistem hidran gedung terdiri dari peralatan dan komponen sebagai berikut : - Komponen hidran - Persediaan air - Pompa - Perpipaan b. Hidran terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut : 1. Kotak hidran yang berisi slang gulung pipa pemancar (

XII- 93

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


nozzle ) dan kran pembuka dan penutupnya aliran air. 2. Kopling pengeluaran air. c. Persediaan air : alokasi PDAM harus dilengkapi reservoar kalau perlu ditambah dengan sumber-sumber darurat. d. Pompa dan instalasinya harus memenuhi ketentuan seperti yang tercantum pada e. Perpipaan harus memenuhi ketentuan seperti yang tercantum pada pasal sebelumnya. Jumlah dan perlengkapan hidran gedung Jumlah dan perletakan hidran gedung disesuaikan dengan klasifikasi bangunan dan luas lantai ruangan yang dilindungi oleh hidran (lihat gambar kerja). Tekanan Air Tekanan air minimum hidran gedung ditentukan pada titik tertinggi sebesar 4,5 kg/cm2. Diameter Slang Diameter minimum slang hidran gedung 3,75 cm ( 1,5 inch ) f. Diameter Pipa Tegak Diameter pipa tegak hidran gedung harus disesuaikan dengan klasifikasi bangunan sebagai berikut : 1. Klasifikasi A, B, C diameter minimum pipa tegak 5 cm ( 2 inch ) 2. Klasifikasi D. diameter minimum pipa tegak 6,25 cm ( 2,5 inch ) 3. Klasifikasi D. diameter minimum pipa tegak 10 cm ( 4 inch ) g. Ukuran Kotak Hidran Ukuran minimum kotak hidran adalah : - panjang = 52 cm - lebar = 15 cm - tinggi = 66 cm h. Kopling Pengeluaran Aliran Air Hidran gedung dengan pipa tegak yang berdiameter minimum 10 cm ( 4 inch ) harus mempunyai kopling pengeluaran aliran air berdiameter minimum 6,25 cm ( 2,5 inch ) yang sejenis dengan kopling peralatan unit mobil pemadam kebakaran. i. Persyaratan Bahan 1. Umum Bahan-bahan yang dipakai harus baru, berkualitas baik, minimum klas medium, memenuhi spesifikasi bahan bangunan dalam Standar Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI) dan Standar Industri Indonesia ( SII ). 2. Bahan pipa dan fiting baja baja galvanis besi tuang tembaga 3. Bahan Komponen Hidran Kotak Hidran baja besi tembaga Slang Gulung Kanvas Polyster Karet Pipa pemancar baja galvanis besi galvanis kuningan perunggu Pilar hidran besi j. Perletakan Kotak Hidran Gedung 1. Kotak hidran dipasang dengan ketinggian 75 cm dari permukaan lantai mudah terlihat, mudah tercapai tidak terhalang oleh benda-benda dan dicat warna merah. 2. Di tengah-tengah kotak hidran diberi tulisan HIDRAN dengan warna putih, tinggi tulisan minimum 10 cm.

XII- 94

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


k. Sumber A 1. Sumber air untuk kebutuhan hidran dapat berasal dari PDAM, BPAM, Sumur Artesis, Sumur dalam, artesis / sumur dalam. 2. Persediaan air untuk hidran setiap saat minimum 30.000 liter dan mudah dicapai oleh unit mobil pemadam kebakaran. l. Pompa 1. Untuk mendapatkan air yang bertekanan cukup maka harus digunakan pompa kebakaran yang mempunyai spesifikasi persyaratan hidran. 2. Banyaknya pompa hidran minimal 1 ( satu ) buah. yang bekerja secara otomatis dan manual, dimana start otomatis dan stop secara manual. 3. Sumber tenaga untuk motor penggerak pompa harus berupa generator darurat yang dapat bekerja secara otomatis dalam waktu dari 10 detik bila sumber listrik dari PLN padam. l. Instalasi Hidran Gedung 1. Diameter minimum pipa induk 15 cm ( 6 inch ) dan diameter minimum pipa cabang 10 cm ( 4 inch )/ 2. Instalasi pipa hidran tidak boleh digabungkan dengan lainnya, kecuali dengan instalasi sprinkler. 3. Semua peralatan instalasi hidran harus siap dioperasikan setiap saat. 4. Sistem hidran harus mempunyai minimal 1 (satu) buah kopling siam yang sejenis dengan kopling peralatan unit mobil kebakaran serta penempatannya mudah dicapai. 5. Tabung hidran, kopling kembar siam, kotak hidran harus dicat warna merah. 57.4 CARA PEMASANGAN SISTEM HIDRAN HALAMAN a. Peralatan dan Komponen Hidran Halaman Sistem hidran halaman teridiri dari peralatan dan komponen sebagai berikut : Komponen hidran Persediaan air Pompa Perpipaan 1. Hidran terdiri dari : komponen kopling pengeluaran aliran air. 2. Persediaan air 3. Pompa dan instalasinya harus memenuhi ketentuan. 4. Perpipaan harus memenuhi ketentuan seperti tercantum pada bahasan pipa. b. Perletekan Hidran Halaman Hidran halaman harus diletakkan sesuai ketentuan sebagai berikut : 1. Kelompok bangunan yang berjarak lebih dari 10 meter terhadap jalan lingkungan, harus dilengkapi hidran halaman. 2. Bangunan dengan klasifikasi A,B,C harus memiliki hidran halaman dengan jarak antara hidran < 90 meter. 3. Bangunan dengan kualifikasi D,E harus memiliki hidran halaman dengan jarak antara hidran < 60 meter. c. Jarak Hidran Halaman Pilar hidran halaman harus dipasang pada jarak sebagai berikut : 1. Jarak antara masing-msing pilar hidran maximum 150 meter. 2. Hidran dipasang masing-masing ketinggian 50 cm dari permukaan tanah. 3. Pilar hidran harus dipasang 1 m dari pagar halaman bangunan, mudah terlihat, mudah dicapai, tidak terhalang oleh benda-benda lain, dan dicat warna merah. Contoh pemasangan pilar lihat gambar 2. d. Debit Air Debit air minimum hidran halaman adalah 1000 liter/menit. e. Tekanan Air Tekanan air minimum hidran halaman 4,5 kg/cm2 f. Panjang Slang Panjang slang minimum hidran halaman 30 m g. Diameter Slang h. Persyaratan Bahan 1. Umum

XII- 95

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


Bahan-bahan dipakai harus baru, berkualitas baik, minimum klas medium, memenuhi spesifikasi bahan bangunan dalam Standar Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI) dan Standar Industri Indonesia ( SII ). 2. Bahan Pipa dan Fitting a) Baja b) baja galvanis c) besi tuang d) tembaga 3. Bahan Komponen Hidran Pipa pemancar - baja galvanis - besi galvanis - kuningan - perunggu Pilar hidran - baja - besi i. Sumber air 1. Sumber air untuk kebutuhan hidran dapat berasal dari PDAM, BPAM, sumur artesis, sumur gali 2. Persediaan air minimum hidran setiap saat 30.000 liter dan mudah dicapai oleh unit mobil pemadam kebakaran. j. Pompa a. Untuk mendapatkan air yang bertekanan maka harus digunakan pompa kebakaran yang mempunyai spesifikasi sesuai persyaratan hidran. b. Banyaknya pompa hidran minimal 1 ( satu ) buah, yang bekerja secara otomatis dan manual dimana start otomatis dan stop secara manual. c. Sumber tenaga untuk motor penggerak pompa harus dari generator darurat yang dapat bekerja secara otomatis dalam waktu kurang dari 10 detik bila sumber listrik dari PLN padam. k. Instalasi Hidran Halaman 1. Diameter pipa induk minimum 15 cm (6 inch ) dan diameter pipa cabang minimum 10 cm ( 4 inch ). 2. Instalasi pipa hidran tidak boleh digabungkan dengan instalasi lainnya. 3. Semua peralatan dari sistem hidran harus siap dioperasikan setiap saat. 4. Sistem peralatan dari sistem hidran harus siap dioperasi. 5. Sistem hidran harus mempunyai minimal 1 ( satu ) buah kopling kembar siam yang sejenis dengan kopling peralatan unit mobil kebakaran serta penempatannya mudah dicapai. 6. Tabung hidran, kopling kembar siam, harus dicat warna merah. 57.5 INSTALASI PIPA a. Instalasi berdiameter sampai 6,25 cm ( 2,5 inch ) harus menggunakan sambungan ulir b. Pipa berdiameter lebih besar 6,26 cm ( 2,5 inch ) harus menggunakan sambungan las. c. Pipa horizon dalam bangunan harus diberi penggantung dengan persyaratan : 1. Bahan menggantung dari besi. 2. Mampu menahan 5 x berat pipa berisi air. 3. Setiap titik penahan cukup kuat untuk menahan sistem hidran. 4. Harus terpisah dengan penggantung lain. 5. Menggunakan sekrup pada konstruksi bangunan yang dipasang pada pengecoran beton atau dengan baut tembok. 6. Jarak antara penggantung maximum 3,5 meter. 7. Penggantung pipa sebelum dipasang harus dicat dengan zink chromate. d. Pipa yang menembus beton bangunan harus disediakan selongsong dengan persyaratan sebagai berikut : - Bahan selongsong adalah besi tulang / pipa baja - Ukuran selongsong dapat memberi kelonggaran minimal 25 mm di luar pipa e. Pipa yang menembus beton bangunan yang mempunyai lapisan

XII- 96

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


kedap air, maka rongga antara pipa dengan selongsong harus dibuat kedap air. f. Pipa dalam tanah harus memenuhi persyaratan berikut : 1. Galian tanah untuk pipa mempunyai kedalaman minimal 75 cm dari permukaan air. 2. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa tertumpu dengan baik. 3. Sekeliling pipa harus diberi pasir setebal 15 cm 4. Pipa harus dicat, flinkut ( flincoat ) minimum 3 lapis sebelum dipasang. 5. Pipa harus diberi tumpuan jarak setiap 3 meter. g. Sambungan Pipa h. Sambungan Ulir 1. Kedalaman ulir pada pipa yang akan disambung harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan minimum 3 ulir. 2. Sebelum sambungan dipasang pada ulir harus dicat meni dan seal tape. 3. Pada setiap pipa sesudah kran harus dipasang penyambung jenis drat union untuk pipa berdiameter 6,25 cm ( 2,5 inch ) dan flanges untuk pipa berdiameter lebih besar 6,25 cm ( 2,5 inch ). i. Sambungan Las 1. Menggunakan las listrik 2. Hasil las harus rata dan kuat 3. Sambungan las harus dicat warna merah. j. Sambungan cepat 1. Antara slang gulung dengan kopling pengeluaran 2. Antara slang gulung dengan slang gulung lainnya. 57.6 PENGUJIAN HIDRANT a. Instalasi Pipa 1. Setelah semua atau sebagian isntalasi selesai dipasang harus dilakukan pengujian kebocoran. 2. Pengujian kebocoran dilakukan dengan tekanan higrostatik 20 kg / cm2 Selama 4 jam terus menerus tanpa penurunan. b. Pompa 1. Dapat bekerja secara otomatis dan manual 2. Dapat menghasilkan kebutuhan air yang tertera pada persyaratan teknis hidran 3. Dapat berfungsi dengan sumber daya dari PLN maupun darurat. c. Sistem 1. Semua sistem hidran diuji berulang kali dan harus memenuhi persyaratan Teknis hidran secara serempak 2. Seluruh sistem diuji secara berkala 3 bulan sekali. d. Berita Acara Setelah dilakukan pengujian terhadap instalasi pipa sistem hidran yang disaksikan oleh pemilik atau pejabat yang berwewenang dan berhasil dengan baik, maka dibuatkan berita acara pengujian sertifikat laik pakai untuk jangka waktu tertentu. 1. Berita acara pengujian / sertifikat laik pakai dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. 2. Berita acara pengujian / sertifikat laik pakai dipengaruhi dan diperpanjang apabila telah berakhir masa berlakunya, dengan syarat dilakukan kembali pengujian ulang serta memenuhi prosedur pengujian seperti tersebut di atas. e. Fire Extinguisher 1. Uraian pekerjaan Tugas yang harus dikerjakan oleh kontraktor yaitu meliputi suplai dan pemasangan, penyediaan man power, penyediaan pendukung dan alat kerja. 2. Produk Produk yang dikehendaki harus mempunyai keagenan di Indonesia. Fire extinguisher harus memakai larutan kimia A, B, C, dan E. Fire extinguisher harus ditempatkan pada tempat yang ditunjukkan dalam shop drawing yang disetujui. Fire extinguisher harus digantung pada tempatnya dan harus mudah diambil. Data-data dalam katalog harus sesuai dengan ukuran

XII- 97

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


fire extinguisher agent harus diajukan pada konsultan perencaba untuk disetujui. Pembelian yang dilakukan sebelum adanya persetujuan menjadi tanggungan Kontraktor. Petunjuk pengoperasian dan perawatan berikut reonarging procedure harus diajukan pemberi tugas dan konsultan sebelum penyerahan pekerjaan.

XII- 98

Anda mungkin juga menyukai