SPESIFIKASI UMUM
1. Standar.
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar
Normalisasi Indonesia (SNI).
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada dalam Standar Nasional Indonesia, maka dapat
dipakai Standar lain yang disetujui oleh Direksi dan sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Pembersihan Lapangan.
Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan, semak
belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material tersebut harus
dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan
dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembersihan ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk overhead pada
analisa harga satuan pekerjaan.
3. Direksi Keet
Penyedia Jasa menyediakan kantor lapangan untuk para pelaksana lapangan dan gudang
material tempat menyimpan bahan material serta alat-alat yang akan dan sedang dipakai
selama pelaksanaan pekerjaan.
Barak kerja dan gudang material harus dipelihara dan dijaga sehingga bahan material yang
akan dipakai tidak rusak saat akan digunakan.
Lokasi barak kerja dan gudang material harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa dan
dikonsultasikan kepada Direksi pekerjaan.
Apabila tidak tersebut dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka semua biaya yang timbul akibat
pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah
harus diperhitungkan termasuk overhead pada analisa harga satuan pekerjaan .
Penyedia Jasa diwajibkan membuat papan nama kegiatan proyek yang dilaksanakan dan
dipasang dilokasi yang bisa dengan mudah terbaca umum, ukuran papan nama 1.20 m x
1.80 m, dibuat dari tiang dan kerangka dari besi galvanis diameter 2 dan papan nama dari plat
besi galvanis tebal 1 mm dengan tulisan sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
1
sampai selesainya pelaksanaan pekerjaan, termasuk penggandaan dokumen kontrak beserta
kelengkapan pendukung lainnya, sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia
Jasa.
Sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja dari Direksi sampai selesainya pelaksanaan
pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan membuat :
- Laporan harian prestasi pelaksanaan pekerjaan;
- Laporan mingguan prestasi pelaksanaan pekerjaan;
- Laporan bulanan prestasi pelaksanaan pekerjaan;
- Laporan dan perhitungan hasil test laboratorium/quality control.
Semua laporan tersebut harus mendapat pengesahan dari pengawas pekerjaan untuk laporan
harian, serta dari Direksi pekerjaan untuk laporan mingguan, bulanan serta laporan hasil test
dan perhitungan laboratorium.
Guna mengevaluasi kemajuan prestasi pelaksanaan pekerjaan lapangan, pada awal sebelum
dimulainya pekerjaan Penyedia Jasa diwajibkan membuat schedule waktu pelaksanaan
pekerjaan secara detail yang meliputi :
- Waktu kegiatan masing-masing jenis pekerjaan.
- Volume masing-masing jenis pekerjaan.
- Bobot masing-masing jenis pekerjaan.
- Target rencana pelaksanaan tiap minggu (% bobot).
- Target rencana komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot).
- Kolom prestasi pelaksanaan tiap minggu ( % bobot ).
- Kolom prestasi komulatif pelaksanaan tiap minggu ( % bobot ).
- Keterangan lainnya yang diperlukan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk overhead pada analisa harga
satuan pekerjaan.
5.1. Umum.
Pelaksanaan pengukuran awal oleh Penyedia Jasa yang dilaksanakan sejak diterimanya
Surat Perintah Mulai Kerja dari Direksi, dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
kondisi lapangan sesungguhnya dibandingkan dengan gambar yang diterima oleh
Penyedia Jasa dari Direksi.
Data dan hasil pengukuran awal oleh Penyedia Jasa yang telah disyahkan dan disetujui
oleh Direksi pekerjaan tersebut, akan menjadi acuan dan dasar pembuatan gambar-
gambar selama waktu pelaksanaan sampai selesai pekerjaan.
Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut diatas, akan merupakan dasar pokok
kesepakatan bersama antara Penyedia Jasa dan Direksi untuk menghitung volume dari
masing-masing jenis pekerjaan yang harus dan telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa,
serta yang harus dibayar oleh Direksi.
Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa, harus bisa memberikan
secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi antara lain :
- Bentuk tiap jenis bangunan yang akan dikerjakan
- Elevasi muka tanah asli dan masing-masing bangunan.
- Dimensi bangunan lengkap.
- Jenis serta komposisi material yang dipergunakan.
- Rencana garis galian fondasi.
- Hal-hal lain sesuai petunjuk Direksi pekerjaan.
2
Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa meliputi antara
lain:
- Construction Drawing dan Working Drawing.
- Shop Drawing.
- As Built Drawing.
Semua gambar-gambar tersebut diatas, baru bisa dipakai sebagai pedoman pelaksanaan
pekerjaan dan acuan dasar perhitungan volume pekerjaan sesungguhnya, apabila sudah
mendapat persetujuan dan disyahkan oleh Direksi.
Construction Drawing atau Working Drawing adalah gambar rencana bangun yang
telah disesuaikan dengan kondisi lapangan sesungguhnya dan telah diperiksa/disetujui
oleh Konsultan serta disyahkan oleh Direksi.
Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi jenis material dan rencana elevasi posisi
dan kedudukan dari masing-masing jenis bangunan yang tergambar pada Construction
Drawing atau Working Drawing harus mengacu dan didasarkan gambar kontrak.
Atas dasar persetujuan Konsultan serta disyahkan oleh Direksi, jika ada penyesuaian
dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka kondisi terakhir rancang bangun
yang telah disepakati bersama, disetujui Konsultan dan disyahkan Direksi adalah yang
mengikat pada kondisi awal pelaksanaan pekerjaan, dan merupakan dasar serta acuan
utama bagi Penyedia Jasa pada pelaksanaan pekerjaan.
Construction Drawing atau Working Drawing yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa
tersebut, harus bisa memberikan satu gambaran rancang bangun yang akan
dilaksanakan pada kondisi nyata lapangan, sehingga perlu dan harus dicantumkan
antara lain :
- Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal
- Dimensi rencana bangunan.
- Elevasi posisi dan kedudukan bangunan.
- Jenis dan komposisi material yang akan dipakai dan lain-lain.
Penyedia Jasa wajib membuat copy Construction Drawing atau Working Drawing
sebanyak 1 (satu) asli dan 2 (dua) copy ukuran A1 serta 1 (satu) asli dan 5 (lima) copy
ukuran A3.
Untuk kondisi engineering adjusment, tidak diperlukan adanya gambar baru yang
diperiksa/disetujui oleh Konsultan dan disyahkan oleh Direksi, namun Penyedia Jasa
wajib memberikan laporan tertulis serta sketsa penyesuaian guna mendapatkan
persetujuan dari Konsultan dan Direksi pekerjaan dan tembusan kepada Direksi.
Sedangkan pada kondisi perubahan desain atau revised design, Direksi secara resmi
akan memberikan gambar perubahan desain yang telah disyahkan oleh Direksi kepada
Penyedia Jasa secara administratif dalam bentuk Variation Order.
3
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan Construction Drawing atau
Working Drawing termasuk penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk overhead pada
analisa harga satuan pekerjaan.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar kerja dan dokumen yang dapat dibaca
dengan jelas kepada Konsultan untuk diperiksa/disetujui dan disahkan Direksi. Format
gambar kerja dan dokumen tersebut harus terlebih dahulu diperiksa/disetujui Konsultan
dan disahkan Direksi. Dalam waktu 15 (lima belas) hari sesudah menerima gambar kerja
dan dokumen dari Penyedia Jasa, Direksi akan mengirimkan kembali kepada Penyedia
Jasa 1 (satu) asli dengan dibubuhi keterangan klasifikasi hasil pemeriksaan: setuju atau
perbaiki.
Klasifikasi hasil pemeriksaan/ persetujuan pada gambar kerja dan dokumen:
(a) DISETUJUI
(b) DISETUJUI DENGAN SYARAT-SYARAT
(c) DIKEMBALIKAN UNTUK DIKOREKSI
(d) TIDAK DISETUJUI
Setelah gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah ditandai dengan
klasifikasi (a) atau (b) diterima, Kontraktor akan diberi wewenang untuk memproses
gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen lebih lanjut, membuat pembetulan/ koreksi
jika terdapat kesalahan yang telah ditunjukkan oleh Konsultan dan Direksi. Semua
rekaman gambar kerja yang diperiksa/disetujui dan disahkan harus dikelola di kantor
lapangan Kontraktor dan dicetak ulang dengan biaya sendiri seperti yang diminta oleh
Direksi.
Bila gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang dikembalikan dengan diberi
tanda dengan klasifikasi (c) seperti tersebut di atas, Penyedia Jasa harus segera
membuat perbaikan/koreksi dan/ atau revisi pada gambar-gambar kerja dan dokumen-
dokumen dengan cepat dan tepat dan menyampaikannya lagi gambar dan dokumen
yang telah direvisi kepada Konsultan dan Direksi. Sesudah revisi gambar-gambar kerja
dan dokumen-dokumen tersebut diterima, Konsultan dan Direksi akan melakukan/
melanjutkan pemeriksaannya atas gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen dalam
lima belas (15) hari kerja; Bergantung dari tingkat kesalahan dan koreksi/ revisi gambar
kerja dan dokumen yang diperiksa sebelumnya. Prosedur ini akan berlanjut hingga
gambar-gambar kerja dinyatakan dalam klasifikasi (a) atau (b) seperti tersebut di atas.
Apabila gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah dikembalikan
dinyatakan ke dalam klasifikasi (d) seperti tersebut di atas, berarti gambar-gambar kerja
dan dokumen-dokumen tidak diperiksa/disetujui Konsultan dan disahkan oleh Direksi.
Tidak satupun pekerjaan permanen boleh dilaksanakan hingga gambar-gambar kerja dan
dokumen-dokumen yang dipakai telah mendapatkan persetujuan oleh Konsultan dan
Direksi . Sebelum memulai pekerjaan, pemeriksaan bersama akan dilakukan oleh
Konsultan dan Direksi serta Penyedia Jasa untuk memastikan bahwa gambar-gambar
kerja dan dokumen-dokumen yang disetujui telah sesuai secara penuh. Jika ditemukan
beberapa perbedaan dan ketidak efisiensian, Penyedia Jasa harus membetulkannya dan
memperoleh persetujuan dari Konsultan dan Direksi seperti cara yang telah dijelaskan di
atas.
Bila diperlukan revisi atas gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah
disetujui, Penyedia Jasa harus menyampaikannya kepada Konsultan dan Direksi untuk
persetujuannya seperti tata cara yang telah dijelaskan di atas.
Konsultan dan Direksi mempunyai wewenang memerintahkan Penyedia Jasa
menambahkan rincian, perubahan atau modifikasi pada gambar-gambar kerja dan/ atau
dokumen-dokumen yang diperlukan agar sesuai dengan ketentuan dan syarat yang
ditetapkan dalam spesifikasi dan Penyedia Jasa harus melaksanakannya tanpa
penambahan biaya.
4
5.3. Shop Drawing.
Apabila pada konstruksi bangunan yang akan dikerjakan, ada unit bangunan yang harus
dikerjakan pembuatannya diluar areal proyek, dan karena sifat kekhususannya harus dan
terpaksa dikerjakan oleh Sub-Penyedia Jasa, maka sebelumnya Sub-Penyedia Jasa
yang bersangkutan diharuskan membuat dan menyerahkan gambar rencana bentuk unit
bangunan tersebut, lengkap dengan perhitungan konstruksinya.
Gambar unit bangunan atau Shop Drawing tersebut harus secara lengkap memuat :
- Bentuk unit bangunan serta dimensinya.
- Material yang akan dipakai serta spesifikasinya.
- List komponen unit bangunan yang memuat :
a. panjang, lebar, tebal komponen unit bangunan
b. berat persatuan komponen unit bangunan
c. jumlah komponen unit bangunan dan lain-lain.
Gambar dan list pekerjaan pembuatan dan pemasangan tulangan konstruksi termasuk
dalam kategori Shop Drawing.
Penyedia Jasa wajib membuat Shop Drawing sebanyak 1 (satu) asli dan 2 (dua) copy
ukuran A1 serta 1 (satu) asli dan 5 (lima) copy ukuran A3 diserahkan kepada Direksi.
Penyedia Jasa juga harus menyerahkan 3 (tiga) flasdiks yang berisi gambar As Built
Drawing dengan format PDF maupun Soft Copy.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan Shop Drawing termasuk
penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.
Gambar purna bangun atau As Built Drawing tersebut, harus lengkap berisi antara
lain :
- Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada.
- Dimensi dan masing-masing bangunan.
- Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan.
- Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan.
Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan Penyedia Jasa
kepada Konsultan untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya diserahkan kepada Direksi
guna mendapatkan pengesahan dari Direksi.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
atau yang mutual check volume pekerjaan 100 %, semua mengacu dan didasarkan
pada gambar purna bangun yang telah diperiksa/disetujui Konsultan dan disahkan oleh
Direksi, dan merupakan volume akhir yang akan dibayar oleh Direksi kepada Penyedia
Jasa.
Penyedia Jasa wajib membuat As Built Drawing sebanyak 1 (satu) asli dan 2 (dua) copy
ukuran A1 serta 1 (satu) asli dan 5 (lima) copy ukuran A3 diserahkan kepada Direksi,
termasuk data dan perhitungan hasil pengukuran akhir sebagai pendukungnya. Penyedia
Jasa juga harus menyerahkan 3 (tiga) flasdiks yang berisi gambar As Built Drawing
dengan format PDF maupun Soft Copy.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan As Built Drawing termasuk
penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.
5
6. Rencana Mutu Pekerjaan / Kontrak
Penyedia Jasa harus melaksanakan sistem pengendalian dan kepastian kualitas yang
menjamin ketentuan-ketentuan dalam kontrak khususnya kualitas pekerjaan dipenuhi/ diikuti
dengan baik sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak (program mutu)
Penyedia Jasa diwajibkan membuat Rencana Mutu Pekerjaan/Kontrak sebanyak 5 (empat) set
dijilid rapi dan diserahkan paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah SPMK diterbitkan,ke Direksi
Pekerjaan yang dengan jelas menguraikan organisasi, prosedur pelaksanaan pekerjaan,
prosedur intruksi kerja, sumber daya dan mekanisme yang direncanakan untuk menjamin
kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak termasuk format kerja dan prosedur
pengendalian kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari dilapangan.
Adapun daftar isi Rencana Mutu Pekerjaan/Kontrak seperti tertulis dibawah ini, disusun sebagai
panduan dalam pembuatan rencana mutu pekerjaan konstruksi atau disain. Namun daftar isi
rencana mutu ini masih dapat berubah susunannya maupun judulnya, jadi masih dapat
bertambah atau berkurang. Oleh karena itu pembuatan rencana mutu ini harus dapat
menyesuaikan diri dengan rencana kegiatan-kegiatan yang akan dikerjakannya.
6.1. Rencana Daftar Isi Rencana Mutu tersebut adalah sebagai berikut :
a. Latar Belakang
b. Informasi Kegiatan
c. Sasaran Mutu
d. Persyaratan Teknis dan Administrasi
e. Struktur Organisasi
f. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang.
g. Bagan Alir Kegiatan
h. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
i. Jadwal Peralatan
j. Jadwal Material
k. Jadwal Personil
l. Jadwal Arus Kas
m. Rencana dan Metode verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan
pengujian & Kriteria Penerimaan.
n. Daftar Kriteria Penerimaan.
o. Daftar Induk Dokumen.
p. Daftar Rekaman
q. Lampiran-lampiran
6.2. Bahan baku untuk pembuatan atau penyusunan Rencana Mutu Pekerjaan masing-
masing adalah sebagai berikut :
a. Spesifikasi Teknik tiap-tiap pekerjaan
b. Gambar Teknik tiap-tiap pekerjaan
c. Jadual pelaksanaan pekerjaan
d. Daftar peralatan yang digunakan dan yang dipasang
e. Standar prosedur, standar produk dan instruksi kerja
f. Organisasi pelaksana pekerjaan
g. Uraian tugas jabatan setiap pejabat pelaksana pekerjaan
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk overhead pada
analisa satuan pekerjaan.
7. Photo Dokumentasi
Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan
pada akhir pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan
pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk photo dokumentasi.
6
dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga secara kronologis bisa merupakan
satu gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.
Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau sesuai
dengan pengarahan Direksi pekerjaan, dan sudah harus bisa memberikan gambaran secara
garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.
Photo dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-masing
rangkap 5 (lima), dengan distribusi 1 (satu) copy dipasang dibarak kerja dan 4 (empat) copy
lainnya ditata rapi pada album photo dan diserahkan kepada Direksi.
Pada saat pengambilan photo dokumentasi akhir pelaksanaan pekerjaan, disamping cetakan
ukuran kartu pos sebanyak 4 (empat) copy, Penyedia Jasa juga diwajibkan menyerahkan
tambahan 3 (tiga) copy ukuran 11 R, diberi bingkai, sedangkan pengambilan photo
dokumentasinya dari 1 (satu) titik lain yang berbeda lokasi, dan akan ditentukan oleh Direksi
pekerjaan.
Disamping photo dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Direksi pekerjaan Penyedia
Jasa bisa melaksanakan pengambilan photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan
lainnya yang dianggap berguna dan cukup mempunyai nilai penting untuk didokumentasikan.
Pada saat penyerahan photo dokumentasi, Penyedia Jasa juga harus menyerahkan negatif
film, ditata menurut urutan photo dokumentasi yang diserahkan.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumentasi tersebut sepenuhnya menjadi
beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.
8. Jalan Kerja.
Untuk menuju ke lokasi pekerjaan, mengangkut bahan material yang akan dipakai, dan
transportasi pembuangan bahan material tidak terpakai keluar lokasi pekerjaan, dan
pemeriksaan berkala Direksi pekerjaan atau Pemberi Pekerjaan serta keperluan lainnya,
Penyedia Jasa diwajibkan menyiapkan atau membuat jalan kerja yang layak guna kegiatan
tersebut diatas untuk menunjang dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan.
Jalan kerja yang dimaksud, bisa mempergunakan jalan kampung atau jalan desa yang sudah
ada kemudian ditingkatkan kapasitas pelayanan tingkat jalannya, atau mempergunakan lahan
penduduk yang disewa selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
Dari waktu ke waktu selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa berkewajiban memelihara
jalan kerja agar selalu layak dilalui sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan dan masyarakat disekitarnya maupun masyarakat lain yang juga memerlukan dan
melewati jalan kerja tersebut.
Kelancaran fungsi drainase lingkungan disepanjang jalan kerja, juga yang secara langsung
terpengaruh adanya jalan kerja, juga termasuk menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dari
segi pemeliharaannya.
Pada kondisi sarana jalan kerja yang dibuat oleh Penyedia Jasa, merupakan jalan desa atau
jalan kampung yang sudah ada, atau lahan penduduk yang disewa sementara untuk
dipergunakan sebagai sarana jalan kerja, setelah selesainya pelaksanaan pekerjaan Penyedia
Jasa berkewajiban mengembalikan kondisi lahan sesuai dan seperti kondisi awal sebelum
dipergunakan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sarana jalan kerja ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk overhead pada
analisa harga satuan pekerjaan.
7
9. Keamanan dan Keselamatan Kerja.
9.1. Umum
Semua keamanan dan keselamatan kerja yang perlu selama pelaksanaan pekerjaan,
antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan peledak dan bensin,
pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan dipelihara
oleh Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa.
Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui
dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan, keselamatan kerja
dan upaya pencegahan kebakaran. Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini
semua biaya sudah termasuk dalam harga kontrak serta sudah harus diperhitungkan
dalam overhead pada analisa harga satuan pekerjaan..
Penyedia Jasa harus menyediakan sarana komunikasi dan informasi selama pelaksanaan di
lapangan
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kelancaran komunikasi dan informasi
selama pelaksanaan pekerjaan. Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua
biaya sudah termasuk dalam harga kontrak serta sudah harus diperhitungkan dalam overhead
pada analisa harga satuan pekerjaan
Penyedia Jasa harus menyediakan sarana uji laboratorium atau menunjuk laboratorium untuk
pemeriksaan kualitas pekerjaan dan harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kelancaran pengujian kualitas pekerjaan.
Dan bila tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan biaya, maka semua biaya sudah termasuk
dalam harga kontrak serta sudah harus diperhitungkan dalam overhead pada analisa harga
satuan pekerjaan.
Sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan khususnya pekerjaan galian fondasi serta
hasil pemutakhiran penyelidikan dilapangan, Direksi berwenang melakukan perubahan desain,
dimensi, alur saluran dan bangunan apabila hal tersebut perlu dilakukan.
8
Penyedia Jasa wajib mempelajari dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan modifikasi/
perubahan desain disertai usulan perubahan metoda pelaksanaan dan harga satuan pekerjaan
bila diperlukan.
Penyedia Jasa bertanggungjawab untuk pengadaan bahan yang diperlukan untuk konstruksi
beton, pasangan batu, rip-rap dan perkerasan jalan baik kuantitas maupun kualitas. Sebelum
bahan bangunan tersebut dipergunakan, Penyedia Jasa wajib mengusulkan lokasi sumber
bahan bangunan/ agregat beton dengan dilampiri hasil uji/ tes laboratorium sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi Teknik kepada Direksi guna dipelajari dan disetujui bila ternyata
hasil uji laboratorium tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik.
Pengambilan contoh (sample) agregat beton dan juga contoh beton yang diambil oleh Penyedia
Jasa pada saat proses pengecoran beton sedang berlangsung, harus disaksikan oleh Direksi.
Jenis dan jumlah contoh benda uji harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik
dan atau perintah Direksi. Tanggapan, penilaian dan persetujuan Direksi terhadap hasil uji
laboratorium untuk beton dan agregatnya, tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia
Jasa bebas dari tanggungjawabnya terhadap kualitas, daya-guna dan hasil kerja pekerjaan
beton yang dilaksanakannya.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan beton termasuk biaya ijin
penambangan galian Tipe C, fee dan royalti (kalau ada), uji laboratorium dan kegiatan untuk
menjamin mutu beton agar sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik, dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan pasangan / beton yang ditawarkan dan harus sudah
diperhitungkan dalam overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.
Bahan timbunan tanah dapat diambil dari tanah bekas galian yang memenuhi syarat sebagai
bahan timbunan atau tanah dari luar (pembelian / mendatangkan tanah dari luar sampai lokasi
pekerjaan)
Penyedia Jasa bertanggungjawab terhadap tanah bahan timbun berikut penyediaan borrow-
area dari mana tanah tersebut diambil, baik kuantitas maupun kualitas.
Lokasi borrow-area harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan Direksi sebelum dipakai
oleh Penyedia Jasa sebagai sumber tanah bahan timbunan.
Lokasi borrow-area diusulkan oleh Penyedia Jasa dengan dilampiri hasil uji laboratorium
kepada Direksi guna memperoleh persetujuan yang akan diberikan bila soil-properties tanah di
borrow-area terbukti sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik.
Pengambilan contoh tanah (sample) baik di borrow-pit maupun pengambilan benda uji
kepadatan di lokasi pekerjaan penimbunan tanah dilakukan oleh Penyedia Jasa dan disaksikan
Direksi. Jumlah dan lokasi pengambilan benda uji harus sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi Teknik dan perintah Direksi. Penilaian dan persetujuan Direksi terhadap hasil uji
laboratorium tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia Jasa bebas dari
tanggungjawabnya terhadap kualitas dan kinerja pekerjaan timbunan tanah yang
dilaksanakannya.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah termasuk biaya
ijin penambangan bahan galian golongan C, fee dan royalti (kalau ada), uji laboratorium dan
kegiatan untuk menjamin mutu kepadatan timbunan tanah agar sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi Teknik, dan apabila tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan tanah yang ditawarkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan sepenuhnya menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
Semua bahan dan peralatan yang akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk
melaksanakan/ menyelesaikan pekerjaan, harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu oleh
Penyedia Jasa kepada Direksi sebelum bahan dan peralatan tersebut dikirim/ mobilisasi ke
lokasi pekerjaan.
9
Bila karena alasan prioritas atau karena sebab lain misalnya bahan atau peralatan yang
memenuhi Spesifikasi Teknik tidak tersedia dipasaran maka Direksi akan mengeluarkan
perintah tertulis tentang perubahan dan penggantian bahan atau peralatan baik jumlah maupun
spesifikasinya.
Bila perubahan dan penggantian bahan atau peralatan berakibat pada pengurangan biaya/
harga pekerjaan maka perlu ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap
mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak termasuk Syarat-Syarat Umum
Kontrak.
Pemasangan dan uji coba semua peralatan mekanikal dan elektrikal untuk pekerjaan pintu.
saringan sampah, pompa dan peralatan pengendalian harus dilaksanakan dengan pengawasan
spesialis dari pabrikan dengan persetujuan Direksi terlebih dahulu. Biaya yang dikeluarkan
Penyedia Jasa untuk pemasangan, pengawasan dan uji coba tersebut menjadi beban dan
tanggungjawab sepenuhnya Penyedia Jasa sesuai dengan ketentuan di atas.
16.1. Umum
Pengujian dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan Direksi pada waktu pelaksanaan,
pabrikasi, pemasangan dan penyelesaiannya dilapangan sesuai dengan ketentuan dalam
Syarat-Syarat dan Spesifikasi Teknik.
Penyedia Jasa harus memberikan informasi kepada Direksi tentang pengujian yang
akan dilakukan agar pengujian tersebut dilaksanakan dengan kesaksian Direksi.
Penyedia Jasa harus menyampaikan hasil pengujian, dan sertifikat yang diperlukan
kepada Direksi dalam formulir yang sudah disepakati.
Persetujuan Direksi, serta hasil pengujian dan pemeriksaan tidak dapat menghalangi
Direksi untuk menolak material dan peralatan yang akan dipasang dilokasi pekerjaan bila
ternyata tidak memenuhi Spesifikasi.
10
pengoperasian untuk memberikan kesempatan baginya melakukan pengaturan yang
diperlukan.
Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa, kecuali bila sudah disediakan secara
tersendiri sebagai jenis pekerjaan penunjang dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dianggap sudah termasuk/ diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan yang
membutuhkan pengujian dan pemeriksaan tersebut.
1. Metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan Penyedia Jasa dalam
dokumen penawaran dianggap sebagai satu kesatuan dengan dokumen kontrak dan
disebut sebagai Rencana Pelaksanaan Kontrak.
Paling lambat 14 (empat belas) hari sesudah rapat persiapan pelaksanaan kontrak yang
ditetapkan dalam Syarat-Syarat Umum, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Direksi rincian dan perbaikan dari Rencana Pelaksanaan Kontrak guna mendapat
persetujuan yang untuk selanjutnya disebut Rencana Pelaksanaan Pekerjaan.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berisi uraian/ rincian metoda pelaksanaan, jadwal
pelaksanaan, metoda kerja dan jadwal kerja setiap jenis pekerjaan, jadwal pengadaan
bahan, mobilisasi personil dan peralatan, sosialisasi dan konsultasi kepada masyarakat
dan pemerintah daerah dan program mutu.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang sudah disetujui Direksi tidak boleh dirubah atau
dimodifikasi oleh Penyedia Jasa tanpa persetujuan Direksi, perubahan dan modifikasi
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan dapat dipertimbangkan dengan alasan dan sebab yang
dapat dipertanggungjawabkan, antara lain karena timbulnya perubahan kegiatan
pekerjaan sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang telah
disepakati dalam computer software dan menyerahkan copinya kepada Direksi untuk
keperluan monitoring dan evaluasi.
2. Hambatan Pelaksanaan Pekerjaan
Potensi hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah (i)
kegiatan Penyedia Jasa lainnya yang sedang melaksanakan paket pekerjaan yang
berbeda dan (ii) pemberian dan pembagian air irigasi yang harus tetap berlangsung
selama pelaksanaan pekerjaan.
Sebagai salah satu upaya mengurangi dampak dari potensi hambatan tersebut dan
hambatan lainnya yang mungkin timbul, Penyedia Jasa dalam penawarannya harus
menyediakan kelonggaran waktu, teknis dan biaya. Koordinasi dalam manajemen
pelaksanaan pekerjaan antara Penyedia Jasa untuk paket yang berbeda harus
dilaksanakan dengan baik sejak awal bersama Direksi pada saat dilakukan pre-
construction meeting.
Sebagai upaya mengurangi potensi hambatan dalam pelaksanaan dan untuk
menghindari konflik dengan masyarakat khususnya petani setempat, Penyedia Jasa
harus melaksanakan sosialisasi dan konsultasi kepada pemerintah daerah dan
masyarakat/ petani seperti yang diuraikan dalam Spesifikasi Teknik Umum.
Penyedia Jasa wajib melakukan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah daerah, camat,
kepala desa / lurah, masyarakat setempat sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan untuk
membangun saling pengertian dan menghindari salah paham/ masalah serta mengajak
partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan pekerjaan.
Sosialisasi dan Konsultasi ini harus dilaksanakan Penyedia Jasa paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dan terlebih dahulu Penyedia Jasa harus menyerahkan
jadwal, isi dan materi sosialisasi kepada Direksi paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum
sosialisasi dan konsultasi dilaksanakan guna mendapat persetujuan.
11
20. Kendaraan Operasional
Penyedia Jasa harus menyediakan untuk Direksi 2 (dua) buah kendaraan roda 4 (empat)
termasuk pengemudi, perbaikan, pemeliharaan, dan lain-lainnya sampai dengan
berakhirnya masa pemeliharaan pekerjaan yang akan digunakan untuk pengawasan oleh
Direksi.
Kendaraan harus dalam kondisi baik (tahun pembuatan 2013 atau sesudahnya). Penyedia
Jasa setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja, harus menyediakan kendaraan untuk
Direksi di lapangan.
Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk ketetapan kendaraan. Semua
biaya termasuk perbaikan, pemeliharaan dan biaya penggantian, asuransi dan registrasi
serta seluruh biaya, dan lain-lain. harus dibayar oleh Penyedia Jasa selama waktu kontrak
dan sudah tercakup dalam seluruh item pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Penyedia Jasa harus menyediakan untuk Direksi 2 (dua) sepeda motor dan memeliharanya
selama keseluruhan masa kerja sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan pekerjaan
yang akan digunakan untuk pengawasan oleh Direksi. Sepeda motor harus dalam kondisi
baik (tahun pembuatan 2011 atau sesudahnya). Penyedia Jasa harus, setelah menerima
Surat Perintah Mulai Kerja, menyediakan kendaraan untuk Direksi di lapangan.
Semua biaya menyediakan, mengoperasikan dan perawatan sepeda motor harus dibayar
oleh Penyedia Jasa dan akan dianggap sebagai telah tercakup di harga satuan atau harga
borongan untuk berbagai macam item pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Semua kegiatan harus didokumentasikan dalam bentuk laporan yang berupa hard copy dan
soft copy dan dirangkum dalam satu flashdisk dalam rangkap tiga yang berisi antara lain :
Laporan mobilisasi personil
Laporan mobilisasi peralatan
Schedule pelaksanaan
RMK
Berita Acara serah terima lapangan
Laporan harian, mingguan, bulanan
Foto kegiatan
Gambar Working Drawing dan As built Drawing
Laporan pengukuran
Kontrak dan Addendum / Amandemen Kontrak (Jika ada)
MC 0 % dan MC 100 %
Laporan akhir pekerjaan
Berita Acara PHO dan FHO
Lain-lain yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa
12
SPESIFIKASI TEKNIK
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan, adalah patok beton yang
merupakan titik tetap utama ( Bench Mark ) yang akan ditentukan oleh Konsultan dan
Direksi.
Penyedia Jasa diwajibkan memasang minimal tambahan 2 (dua) buah patok beton, yang akan
dijadikan sebagai titik bantu utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari lokasi rencana
bangunan, dan tidak boleh terusik atau rusak atau berubah posisinya secara langsung maupun
tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan dan untuk lahan pekerjaan yang cukup panjang
perlu ditambah patok beton sebagai titik Bantu utama dengan jarak + 500 m atau sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
Patok beton yang merupakan titik bantu utama, posisi elevasi dan koordinatnya harus diikat
secara sempurna dengan patok beton titik utama. Patok beton sebagai titik bantu utama, harus
mempunyai ukuran lebar (10 x 10) cm panjang 100 cm serta harus tertanam sedalam 50
cm dengan posisi tegak dan cukup kokoh tidak mudah berubah bentuk dan posisinya.
Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran sebelum
dimulainya pelaksanaan pekerjaan, harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan, dan selanjutnya
dipakai sebagai pedoman untuk penggambaran rencana gambar pelaksanaan (Construction
Drawing). `
Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran, sungai, embung dll. harus dilaksanakan
dengan jarak/ interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi Konsultan dan Direksi
khususnya pada lokasi tikungan jarak tersebut harus lebih dekat/ pendek yang dimulai dari titik
awal tikungan, tengah-tengah tikungan dan ujung akhir tikungan.
Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan
oleh Konsultan dan Direksi, dan dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan
akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil pelaksanaan pekerjaan.
Mutual Check (MC-0%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung bersama
antara Penyedia Jasa, Konsultan dan Direksi berdasarkan gambar kerja. Perhitungan kuantitas
pekerjaan tersebut harus disampaikan oleh Penyedia Jasa paling lambat 15 (lima belas) hari
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan.
Mutual Check (MC-100%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung bersama
antara Penyedia Jasa, Konsultan dan Direksi berdasarkan gambar hasil kerja. Penyedia Jasa
wajib menyerahkan hasil seluruh perhitungan kuantitas semua pekerjaan dalam format MC-
13
100% kepada Direksi untuk mendapatkan pengesahan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
berakhirnya masa pelaksanaan.
Pekerjaan Pengukuran ini dimaksudkan umtuk dapat mendapatkan gambar situasi, tampang
melintang dan tampang memanjang, yang nantinya dapat dipakai sebagai orientasi pekerjaan,
data dasar pembuatan gambar kerja dan gambar purna bangun.
Hasil perhitungan atas pengukuran digambar dengan menggunakan program komputerais.
Pembayaran pengukuran situasi, tampang melintang, dan memanjang, dilakukan terhadap
luasan (ha) hasil pengukuran dan penggambaran yang dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan, dengan harga satuan sebagaimana yang dimasukkan di Daftar Kuantitas
dan Harga dimana harga satuan harus mencakup semua biaya bahan, menempatkan bahan
dalam bangunan, secara manual dengan tangan dan biaya lainnya untuk penyelesaian
pekerjaan.
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan dari semua
tumbuhan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
dan Direksi.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar dan Pembersihan
terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang ada di lokasi pekerjaan.
Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah
kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan
lapangan.
Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang
dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan
dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali
sesuai dengan petunjuk Konsultan dan Direksi.
14
III. PEKERJAAN TANAH
1. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan, pengendalian
mutu serta pengukuran dan pembayaran.
Pedoman ini mencakup kegiatan penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah
atau batu atau bahan lain dari sumber bahan yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan
dalam Kontrak ini untuk pekerjaan galian.
2. Acuan Normatif
15
bagian atas, akar-akaran dan bahan non-organik yaitu sisa bangunan, fondasi dan
lain-lain serta mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan.
(2) Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dilaksanakan dalam satuan luas meter persegi yang
diukur dalam batas wilayah garis sempadan dan pembayaran untuk pekerjaan ini
dilakukan berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
3.3. Galian
(1) Umum
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan
galian batu termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya
perlakuannya, jalan akses dan bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan
pengaman dan lain-lain) yang diperlukan serta pengangkutan material hasil galian
kelokasi yang disepakati untuk tempat pembuangan akhir atau penimbunan
sementara (stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih lanjut.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali,
metoda kerja pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan
ke lokasi pembuangan akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan
untuk bahan timbun, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan galian.
16
(2) Klasifikasi Galian
Pekerjaan galian diklasifikasikan sebagai pekerjaan galian tanah dan pekerjaan
galian batu sebagai berikut :
(a) Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah galian tanah, sedimen/
endapan, pasir, kerikil, kerakal, atau batu yang dapat digali dengan mudah
tanpa menggunakan alat khusus (ripper) atau peledakan termasuk upaya
penanganannya, pembentukan/perapian lubang galian agar sesuai dengan
lokasi, jalur, elevasi, kelandaian dan dimensi seperti yang telah ditetapkan
dalam gambar atau petunjuk/perintah Direksi, serta pengangkutan material
hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi penampungan
sementara sebelum dipergunakan sebagai tanah bahan timbun.
Profil galian : dasar dan tebing yang telah selesai digali harus dirapikan dan
dipadatkan dan diperiksa Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
bangunan diatasnya, konstruksi beton atau pasangan batu dilaksanakan,
demikian pula bila sewaktu-waktu tebing galian longsor akibat kegiatan
peralatan berat atau sebab lain karena kelalaian Penyedia Jasa.
Bila dalam metoda kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah
hasil galian (stock-piling) sebelum tanah tersebut diangkut kelokasi
penimbunan permanen sebagai tanggul atau bangunan permanen lainnya
sehingga berakibat 2 (dua) kali kerja atau double-handling, maka biaya yang
dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk kegiatan tersebut, dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan galian atau timbunan.
17
(a) Pemanfaatan dan Pembuangan Tanah Hasil Galian
Bila Direksi berpendapat bahwa tanah hasil galian memenuhi syarat sebagai
bahan timbunan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, maka tanah
hasil galian tersebut harus dimanfaatkan untuk bangunan permanen seperti
tanggul, timbunan jalan, saluran dan bangunan.
Bila berdasarkan hasil uji laboratorium tanah hasil galian terdiri dari 2 (dua)
jenis tanah yang memenuhi dan tidak memenuhi spesifikasi sebagai tanah
bahan timbun, Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan galian wajib
berupaya agar kedua jenis tanah tersebut tidak bercampur bila tanah yang
memenuhi spesifikasi akan dipergunakan dalam konstruksi sesuai dengan
perintah.
(b) Tanah hasil galian yang memenuhi syarat pada umumnya sebagai berikut :
Diameter butiran (partikel) maksimum 100 mm
Plasticity Index (PI), lebih besar dari 15%.
Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbun :
Tanah lapis atas yang mengandung banyak bahan organik.
Plasticity Index (PI) kurang dari 15%.
Liquid Limit (LL) lebih dari 50%
Diameter butiran lebih dari 100 mm
Batu lunak dan batu keras.
Persetujuan Konsultan dan Direksi terhadap pemanfaatan tanah hasil galian
untuk keperluan pekerjaan permanen, tanggul, urugan kembali dan lainnya
akan diberikan berdasarkan hasil uji laboratorium tanah galian yang
dikerjakan dan diserahkan oleh Penyedia Jasa, tidak hanya persyaratan
diatas.
Bila tanah yang sudah disepakati sebagai bahan timbun terlalu basah
dengan kandungan air melampaui kadar air optimum hasil uji laboratorium
(Standard Proctor Test), maka tanah tersebut harus ditampung untuk
sementara waktu dilokasi yang disediakan Penyedia Jasa dan disetujui
Direksi yang dilengkapi dengan fasilitas drainasi, guna mendapat perlakuan
khusus: penghamparan, pengeringan dan lain-lain untuk menurunkan kadar
airnya sampai memenuhi persyaratan sebagai tanah bahan timbunan.
Kelebihan tanah hasil galian harus dibuang ke lokasi pembuangan yang
disediakan Penyedia Jasa dan telah disetujui Konsultan dan Direksi.
Penimbunan tanah buangan paling tinggi 2,0 m dan tidak diperbolehkan
mengganggu lingkungan disekitarnya.
Bila dianggap perlu Penyedia Jasa wajib menutup timbunan hasil buangan
dengan tanah yang baik bila menurut Konsultan dan Direksi timbunan hasil
galian tersebut berdampak negatif terhadap lingkungan disekitarnya, biaya
yang dikeluarkan untuk keperluan ini menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa.
18
secara terpisah dalam Daftar Kuantitas dan Harga ialah jalan akses sementara,
relokasi saluran dan pengamanannya, pengeringan, pekerjaan partisi dan lain-lain.
19
teknis ini maka upaya pengeringan dengan pompa air perlu
dilaksanakan paling tidak 2 (dua) jam sebelum pekerjaan timbunan
dikerjakan.
Selama pekerjaan timbunan dikerjakan, tinggi muka air tanah harus
tetap dijaga paling sedikit 30 cm dibawah permukaan timbunan, dan
bila permukaan tanah timbunan tergenang maka permukaan tanah
tersebut harus dikupas setebal paling sedikit 5 cm atau sesuai dengan
perintah Konsultan dan Direksi dan kemudian dicangkul/dibajak
sedalam 15 cm seperti yang telah diuraikan.
(ii) Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar disekitar kadar air
optimum dengan toleransi + 3% sampai -5% dari kadar air optimum
hasil uji laboratorium atau ketentuan lain atas perintah Direksi
berdasarkan soil-properties tanah tersebut.
Pemadatan harus dikerjakan hingga tingkat kepadatan timbunan
mencapai 80% kepadatan kering maksimum untuk pemadatan normal.
Untuk lereng timbunan yang akan diperkuat dengan lapisan/talud
beton, sebelum talud beton dipasang/dicor, lereng timbunan terlebih
dahulu harus dirapikan dan dipadatkan dengan tamping-rammer atau
alat lain yang disetujui Konsultan dan Direksi sesuai dengan dimensi
yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
(b) Pembayaran
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga termasuk biaya untuk menyediakan borrow-area, angkutan,
pembuangan, penampungan sementara, platform alat berat diatas tanah
lembek, penghamparan, pengendalian kadar air dan pemadatan,
pembentukan dan perapian timbunan dan segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia Jasa untuk kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan
pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan, perijinan, royalty
dan lain-lain.
20
3.5. Timbunan/Urugan Kembali
Pekerjaan urugan kembali harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang disepakati
atau atas perintah Konsultan dan Direksi.
Penyedia Jasa wajib menyampaikan metoda kerja, bahan dan peralatan yang
direncanakan akan digunakan, kepada Konsultan dan Direksi untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pekerjaan urugan/timbunan tanah kembali dilaksanakan .
Tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian dilokasi bangunan atau
lokasi lain sesuai persetujuan Konsultan dan Direksi .
Tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil pekerjaan galian atau dari borrow
pit yang memenuhi syarat sebagai tanah bahan timbun berdasarkan hasil uji laboratorium
dan atas persetujuan/perintah Konsultan dan Direksi .
Dikerjakan paling sedikit 14 (empat belas) hari sesudah pekerjaan beton untuk struktur
selesai dilaksanakan.
Dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal lapisan berdasarkan hasil uji coba yang
tergantung dari material/ tanah bahan timbunan, peralatan yang dipergunakan dan
jumlah lintasannya.
Kadar air tanah bahan timbunan berkisar antara + 3% sampai -5% dari kadar air optimum
berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat kepadatan 80% kepadatan kering
maksimum sesuai dengan kriteria ASTM D-968.
Pengukuran untuk pekerjaan timbunan / urugan kembali Tipe-A dilakukan dalam satuan
meter kubik (m 3) yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan
dinding/permukaan paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang tidak
melampaui elevasi permukaan tanah asli.
Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk : galian, angkutan,
re-handling, penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan, perapian dan biaya lain
termasuk, upah, bahan, peralatan serta pekerjaan penunjang.
21
(b) Jalan
- permukaan jalan : - 0 cm, + 5 cm
- lebar jalan : - 0 cm, + 10 cm
- jalur : 5 cm
(c) Galian
bangunan
- dasar galian : + 0 cm, - 5 cm
Unconfined
JIS 1216 -
Compression
Test
Permeability Test Sesuai petunjuk Pejabat
(Rembesan) Pembuat Komitmen
22
1. Setiap 10 km panjang
subgrade atau setiap
seksi/bagian panjang
Untuk
jalan.
California Bearing perkerasan
AASHTO T193 2. Perkerasan Jalan:
Ratio (CBR) jalan 30%
(i) untuk setiap sumber
minimum
material baru
(ii) paling sedikit sekali
sebulan.
23
3.10. Pekerjaan Timbunan S i r t u
Sirtu (pasir batu) yang digunakan untuk bahan timbunan harus mempunyai kekerasan
cukup, tahan lama, bebas dari mineral-mineral/tidak boleh mengandung zat-zat yang
melemahkan kualitas pekerjaan lainnya beton atau pasangan batu yang
bersangkutan dan harus mendapatkan persetujuan Konsultan dan Direksi. Sirtu yang
digunakan dapat diperoleh dari sirtu buatan (dihasilkan dari mesin pemecah) atau dari
pasir alam. Kebersihan dan gradasi sirtu bervariasi dan harus memenuhi peraturan
bangunan yang berlaku dengan kandungan lumpur maximum yang diperbolehkan tidak
lebih dari 10 %. Kontraktror harus mengangkut, membongkar, menimbun / menyimpan
sedemikian rupa sehingga sirtu tetap terjaga kualitasnya saat digunakan. Apabila sirtu
menjadi kotor atau tercampur dengan bahan lain kontraktor wajib menanggung sendiri
beaya pengolahan kembali sirtu, sehingga sirtu memenuhi persyaratan yang ditentukan
atau mendapat persetujuan Konsultan dan Direksi maupun pengawas mutu.
3.10.1. Bahan timbunan sirtu yang telah siap dan memenuhi syarat dapat diangkut
dengan dump truk, dihampar dan dipadatkan dengan alat pemadat mekanik
(stamper, baby roller atau sejenisnya) yang disetujui Konsultan dan Direksi.
3.10.2. Ketebalan penghamparan untuk tiap lapis pemadatan maximum 30 cm.
3.10.3. Setiap akan menghampar lapisan berikutnya permukaan lapisan harus digaruk
dan dibasahi secukupnya agar diperoleh sambungan yang homogen.
3.10.4. Tiap-tiap lapisan diadakan pengecekan dari laboratorium mekanika tanah untuk
mengetahui hasil pemadatannya. Apabila hasilnya kurang dari standart yang
telah ditentukan, maka Konsultan dan Direksi Teknis atas saran dari
laboratorium mekanika tanah berhak minta pada Kontraktor untuk membongkar
dan memperbaiki kembali sampai mencapai/memenuhi kepadatan yang telah
ditentukan dalam standart.
3.10.5. Untuk keperluan pembasahan/penyiraman Kontraktor dapat melakukan dengan
water tanker atau pompa air dan alat bantu lain yang disetujui Konsultan dan
Direksi dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan. Bentuk, ukuran, kemiringan
maupun elevasi puncak dari pekerjaan penimbunan harus sesuai dengan
gambar rencana.
3.10.6. Ketebalan penghamparan untuk tiap lapis adalah 20-30 cm Penilaian untuk
pembayaran timbunan sirtu harus dilakukan atas dasar ukuran dan elevasi
seperti yang tertuang dalam gambar rencana.
3.10.7. Pembayaran pekerjaan timbunan akan dilakukan dalam harga satuan m3 padat.
Harga satuan tersebut sudah mencakup pengambilan, pengangkutan,
penghamparan, penyiraman/pengeringan, pemadatan, peralatan yang
digunakan, tenaga kerja bahan-bahan dan lain sebagainya.
24
dan memperbaiki kembali sampai mencapai/memenuhi kepadatan yang telah
ditentukan dalam standart.
3.11.7. Bentuk, ukuran, kemiringan maupun elevasi puncak dari pekerjaan penimbunan
lime stone pada tanggul harus sesuai dengan gambar rencana.
3.11.8. Penilaian untuk pembayaran timbunan lime stone harus dilakukan atas dasar
ukuran dan elevasi seperti yang tertuang dalam gambar rencana. Pembayaran
pekerjaan timbunan lime stone akan dilakukan dalam harga satuan m3 padat.
Harga satuan tersebut sudah mencakup pengambilan, pengangkutan,
penghamparan, penyiraman/pengeringan, pemadatan, perapian, biaya
pengujian, peralatan yang digunakan, tenaga kerja bahan-bahan dan lain
sebagainya.
b. Metoda Kerja
Pekerjaan gebalan rumput terdiri dari pekerjaan persiapan, pemotongan,
pengangkutan dan menata lempengan gebalan rumput pada tempatnya, serta
memelihara lereng/tebing sedemikian rupa agar supaya rumput dapat tumbuh
normal dan serentak.
Direksi Pekerjaan akan memeriksa lempengan gebalan rumput. Perlu dijaga agar
jangan terjadi kehilangan tanah humus pada lempengan gebalan rumput selama
pemotongan dan pengangkut. Transplating (memindahkan tanaman) rumput
dilaksanakan selama 24 jam, setelah pemotongan dan ditaruh pada tempat
sementara atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
Dalam proses penempatan sementara dan pengangkutan dikerjakan sedemikian
rupa sehingga dua muka tanah dari dua lempengan disetangkup (tanah dengan
tanah saling ditempelkan). Lempengan lempengan gebalan rumput harus dijaga
kelembabannya dan terlindung dari terik sinar matahari. Bila bidang rumput yang
akan dipotong dalam keadaan kering maka harus dibasahi secara cukup, jangan
25
diterima gebalan rumput yang berkualitas rendah maupun yang dalam keadaan
jelek serta terdapat gulma (rumput yang tidak diinginkan).
Semua bidang yang akan ditutupi dengan gebalan rumput dihaluskan, diratakan
sehingga menjadi permukaan yang seragam dan diolah (digemburkan dengan
kedalaman 3 cm. Lempengan gebalan rumput diletakkan berjajar satu sama lain,
kemudian dipadatkan secukupnya dan diperkuat dengan tusuk bambu dengan
maksud agar tidak mudah rusak karena tertimpa air hujan. Rongga antar gebalan
rumput tidak boleh kurang dari 15 cm dan disusun zig-zag.
Penyedia Jasa bertanggung jawab tentang pemeliharaan dan perawatan areal
gebalan rumput sampai rumput tumbuh normal dan serentak, serta lebih lanjut
sampai diterbitkannya berita acara oleh Direksi Pekerjaan yang menyatakan bahwa
seluruh pekerjaan sudah selesai dikerjakan.
Penyedia Jasa harus memperbaiki atas beban biaya sendiri apabila menurut
pendapat Direksi Pekerjaan ada areal yang rusak, rumput mengering atau tidak
berakar pada bidang tebing, tumbuh jenis tumbuhan yang tidak dikehendaki
(gulma) atau tampak tak teratur dan berpemandangan jelek.
26
IV. PEKERJAAN PASANGAN
1. Ruang Lingkup
Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan batu yang meliputi bronjong, pasangan batu Kali,
pasangan batu kosong, plesteran dan siaran serta pekerjaan adukan semen. Pedoman ini
mencakup pekerjaan penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjong kawat (gabion)
maupun pasangan batu kosong pada landasan yang disetujui sesuai dengan detail yang
ditunjukkan dalam pada Gambar sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Acuan Normatif
27
3. Istilah dan Difinisi
Agregat halus : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25
mm sampai 4 mm yang biasa disebut pasir
Batu candi : adalah batu kasar (granit, andesit dan sejenis) yang
dibentuk secara khusus untuk dipergunakan sebagai lapisan
tahan gerusan
Batu pecah : adalah hasil pecahan batu alam dalam bentuk butiran asli
atau dibelah menjadi ukuran butiran yang cukup besar untuk
dipergunakan dalam pembuatan bangunan dasar
Pasangan batu kosong : adalah suatu konstruksi yang disusun dengan bahan
material yang berupa batu kosong yang berfungsi untuk
melindungi bahaya gerusan.
Pasangan batu belah : adalah suatu konstruksi yang disusun dengan bahan
material yang berupa batu kali, pasir dan semen Portland
4. Persyaratan Bahan
4.1. Batu
a. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis
yang diketahui awet.
Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
b. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali yang dipecah
salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
c. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.
d. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih.
28
e. Ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali hanya
boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan
Direksi dan digunakan bersama-sama dengan batu belah.
Batu pecah yang mempunyai diameter < 10 cm hanya boleh dipergunakan
sebagai batuan pengisi/pengunci.
4.2. Pasir
a. Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam (pasir pasang) yang
diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi.
b. Bahan material cement yang telah mengeras karena pengaruh cuaca, air atau
bahan organic lainnya tidak boleh dipakai
5. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Batu bekas bongkaran harus dibersihkan dari spesi, dan bekas spesi dan batu
yang kecil tidak boleh dipakai untuk isian pasangan tapi harus dibuang diluar
lokasi pekerjaan.
b. Apabila batu bekas bongkaran yang sudah dibersihkan akan dipakai kembali
untuk isian pasangan batu yang baru maka volume bongkaran dapat
diperhitungkan sebesar 65 % dari volume bongkaran pasangan.
c.. Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan telah
disetujui oleh Konsultan dan Direksi, dan diperhitungkan dalam satuan M 3
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum dan
keuntungan
a. Dalam pelaksanaannya batu yang dipakai harus batu pecah dengan ukuran antara
20 cm sampai dengan 30 cm yang disusun rapi sehingga permukaan batu kosong
menjadi rata.
c. Pondasi yang akan diber batu kosong harus kuat atau sesuai petunjuk Konsultan
dan Direksi sehingga pasangan batu kosong menjadi stabil dan tak akan
longsong.
29
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya Umum dan
keuntungan.
a. Sebagai pengikat satu batu dengan batu yang lain dipergunakan spesi yang
merupakan adukan cement, pasir dan air. Dan perbandingan campuran spesi
adalah 1 PC (Portland Cement) : 3 Psr (Pasir) dengan kebutuhan semen sebesar
= 202 kg, diaduk secara merata dengan air, guna mencapai campuran yang
homogen maka diwajibkan untuk memakai mixer / molen.
b. Tebal lapisan spesi pada permukaan batuan minimum 1,5 cm agar supaya ikatan
antar batu menjadi kuat.
c. Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta
persetujuan Konsultan dan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.
a. Sebagai pengikat satu batu dengan batu yang lain dipergunakan spesi yang
merupakan adukan cement, pasir dan air.
Dan perbandingan campuran spesi adalah 1 PC (Portland Cement) : 3 PS (Pasir)
dengan kebutuhan semen sebesar = 202 kg, diaduk secara merata dengan air,
guna mencapai campuran yang homogen maka diwajibkan untuk memakai mixer /
molen.
b. Tebal lapisan spesi pada permukaan batu antara 1,5 cm sampai dengan 2 cm
agar supaya ikatan antar batu menjadi kuat.
e. Batu candi yang dipakai harus berwarna gelap, sewarna dan sejenis. Semua batu
harus didapatkan dari satu sumber, kuat, tidak mudah pecah dan tahan terhadap
cuaca atau bahan-bahan yang dibawa arus sungai.
f. Setiap batu candi harus dibentuk dari batu besar dan dibelah menyerupai piramida
terpancung dengan ukuran 30 cm x 30 cm bujur sangkar, atau maksimum 40 cm x
40 cm pada muka luarnya, bagian dalam berukuran minimum 20 cm x 20 cm dan
tingginya 30 - 60 cm. Pada bagian bawah/luar setebal 4 cm dari permukaan harus
dibuat halus dan rata. Pada bagian bawah/luar dibuat kasar dan dibentuk seperti
piramida terpancung kecuali ditentukan lain.
g. Batu candi harus dipasang dengan jarak antara pada bagian atas tidak boleh lebih
dari 1 cm. Pada bagian atas harus disiar rata dengan adukan 1 PC : 2 PS dan
dipasang sesuai dengan bentuk seperti tercantum dalam gambar. Penempatan
batu candi harus berselingan seperti tercantum di dalam gambar.
5.7. Siaran 1 PC : 2 PS
a. Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka
harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan
5.8. Plesteran 1 PC : 3 PS
a. Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari
pasangan bata/batu kali harus diplester dengan adukan 1 PC (Portland Cement) :
3 PS (Pasir) dengan kebutuhan semen sebesar = 7,75 kg dan diaduk secara
merata dengan air, guna mencapai campuran yang homogen maka diwajibkan
untuk memakai mixer / molen.
a. Bila diperintahkan Direksi / ditunjuk dalam gambar disain maka pasangan baru
harus dipasangan drain hole dengan bahan antara lain pipa PVC, ijuk kerikil
bergradasi baik.
c. Cara pemasangan harus selang seling dengan jarak horisontal 2 m dan vertikal 1
m atau ditentukan lain oleh direksi.
31
Ukuran bronjong yang dipakai adalah ukuran standart 0.50 x 1.50 x 3.00 m atau seperti
yang tertera dalam gambar rencana, diberi diafragma. Pengisian bronjong harus disusun
dengan baik/rapih dengan betul-betul penuh, kemudian ditutup dan diikat.
Kotak-kotak bronjong sebelum diisi batu harus ditegangkan lebih dahulu agar dicapai
volume yang maksimum.
Sebelum pekerjaan bronjong dilaksanakan, Kontraktor harus menyerahkan dulu kepada
Direksi contoh bronjong yang akan digunakan yang dilampiri dengan setifikat SNI 03-
0090-1999 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan atau
standart lain yang berlaku yang ditetapkan oleh instansi terkait yang sudah teragreditasi
dengan dilampiri spesifikasi dari pabrik yang mengeluarkan untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
Dalam memasang brojong rusuk-rusuk dan sambungan bronjong harus diikat erat-erat
dengan kawat dengan dililitkan penuh, terlebih bagian penutup bila bronjong itu telah diisi
penuh dengan batu-batu. Bronjong yang satu dengan yang lain harus diikat dengan erat,
supaya bronjong-bronjong itu tidak terlepas dengan yang lain.
Penilaian dan pembayaran pekerjaan bronjong kawat dibuat berdasarkan harga satuan
m3 dari pasangan batu bronjong yang dikerjakan pada batas dan ukuran yang tepat yang
ditentukan dalam gambar rencana. Harga satuan pekerjaan tersebut sudah termasuk
bahan batu, kawat, tenaga kerja, alat dan sebagainya.
a. Dalam pelaksanaannya batu yang dipakai harus batu pecah dengan ukuran yang
sama sesuai dengan gambar disain.
b. Dalam pemasangannya permukaan harus rata dan apabila antara batu-batu rip
rap ada celah kosong harus diberi batu pengunci yang sesuai dengan ukuran
rongga.
c. Dalam pemasangan rip rap harus dilakukan penekanan pada batu sehingga batu
menjadi stabil dan tidak longsong
31
Gambar Bronjong
Sekat
Tinggi
(H)
32
V. PEKERJAAN BETON
1. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan, pengendalian
mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam pelaksanaan pekerjaan beton. Pedoman ini
mencakup kegiatan pelaksanaan seluruh bangunan beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton
pracetak, beton untuk bangunan baja komposit dan waterstop. Pedoman ini mencakup penyiapan
tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan penutup beton, lantai kerja dan pemeliharaan
pondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap
kering.
2. Acuan Normatif
33
- SNI 03-4169-1996 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Statis Dan Rasio
Poison Beton dengan Kompresor Ekstensometer
- SNI 03-4430-1997 : Metode Pengujian Kuat Tekan Elemen Struktur Beton
Dengan Alat Palu Beton Tipe n dan nr
- SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal Dengan Dua
Titik Pembebanan
- SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai
- SNI 03-4805-1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland Dalam Beton
Keras Yang Memakai Semen Hidrolik
- SNI 03-4806-1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland dalam Beton
Segar dengan Titrasi Volumetri
- SNI 03-4807-1998 : Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton Segar
Semen Portland
- SNI 03-4807-1998 : Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton Segar
Semen Volumetri
- SNI 03-4809-1998 : Metode Pengujian untuk membandingkan berbagai Beton
Berdasarkan Kuat Lekat Yang Timbul Terhadap Tulangan
- SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Lapangan
- SNI 03-4811-1998 : Metode Pengujian Rangkak Pada Beton Yang Tertekan
- SNI 03-4812-1998 : Metode Pengujian Kuat Tarik Beton Secara Langsung
- SNI 03-4817-1998 : Spesifikasi Lembaran Bahan Penutup untuk Perawatan
Beton
- SNI 03-4820-1998 : Tata Cara Penggunaan Peralatan Untuk Penentuan
Perubahan Panjang, Pasta, Mortar Dan Beton Semen Yang
Sudah Mengeras
- SNI 03-6369-2000 : Tata Cara Pembuatan Kaping Untuk Benda Uji Silinder
Beton
- SNI 03-6429-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder Dengan
Cetakan Silinder Di Dalam Tempat Cetakan
- SNI 06-6430-2000 : Metode Pengujian Ekspansi dan Bliding
- SNI 06-6430.1-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Graut untuk Beton dengan
Agregat Praletak di Laboratorium
- SNI 03-6430.2-2000 : Metode Pengujian Waktu Pengikatan Graut Untuk Beton
dengan Agregat Praletak di Laboratorium
- SNI 03-6451-2000 : Metode Pengujian Kuat Lentur Adukan Semen Hidraulik
- SNI 03-6477-2000 : Metode Penentuan 10 % Kehalusan untuk Agregat
- SNI 03-6805-2002 : Metode Pengujian untuk Mengukur Nilai Kuat Tekan Beton
pada Umur Awal dan Memproyeksikan Kekuatan Pada
Umur Berikutnya
- SNI 03-6806-2002 : Tata Cara Perhitungan Beton Tidak Bertulang Struktural
- SNI 03-6807-2002 : Metode Pengujian Kemampuan Mempertahankan Air pada
Campuran Graut untuk Beton Agregat Praletak di
Laboratorium
- SNI 03-6808-2002 : Metode Pengujian Kekentalan Graut Untuk Beton Agregat
Praletak (Metode Pengujian Corong Alir)
- SNI 03-6809-2002 : Tata Cara Estimasi Kekuatan Beton dengan Metode
Maturity
- SNI 03-6810-2002 : Metode Pengujian Kadar Bahan Padat Total dan Bahan
Anorganik dalam Air Untuk Campuran Beton
- SNI 03-6811-2002 : Spesifikasi Bahan Pencampur Untuk Beton Semprot
- SNI 03-6812-2002 : Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos Yang Dilas Untuk
Tulangan Beton
- SNI 03-6814-2002 : Tata Cara Pelaksanaan Sambungan Mekanis untuk
Tulangan Beton
- SNI 03-6815-2002 : Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton
- SNI 03-6816-2002 : Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton
- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan Dalam Beton
- SNI 03-2461-2002 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Ringan Struktur
- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan dalam Beton
- SNI 03-6717-2002 : Tata Cara Penyiapan Benda Uji Dari Contoh Agregat
- SNI 03-6889-2002 : Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat
34
3. Istilah dan Definisi
3.1. Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm sampai 4
mm.
3.2. Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm sampai 31.5
mm
3.3. Benda uji beton inti adalah benda uji beton berbentuk silinder hasil pengeboran beton
pada bangunan yang sudah dilaksanakan.
3.4. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrualik yang lain, agregat
halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk
masa padat
3.5. Beton ringan adalah beton yang berat izin maksimum 1,9 ton/m3
3.6. Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa saat
karakteristiknya tidak berubah (masih plastis dan belum terjadi pengikatan).
3.7. Beton siklop adalah beton yang terdiri dari campuran mutu beton fc=14,5 Mpa dengan
batu-batu pecah ukuran maksimum 25 cm.
3.9. Fly ash adalah residu halus yang dihasilkan dari sisa proses pembakaran batu bara.
3.10. Form in place merupakan salah satu metode perawatan beton dengan tetap
mempertahankan cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama waktu yang
diperlukan beton dalam masa perawatan.
3.11. Kaping adalah pemberian lapisan perata pada permukaan bidang tekan benda uji.
3.12. Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda
uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin
tekan.
3.13. Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium yang
bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa membentu k
senyawa bersifat cementitious
3.14. Segregasi adalah terpisahnya antara pasta semen dan agregat dalam suatu adukan.
3.15. Silica fume adalah bahan pozzolanic yang sangat halus yang mengandung silica amorf
yang dihasilkan dari elemen silica atau senyawa ferro-silica.
3.16. Slump beton adalah besaran kekentalan (viscosity) / plastisitas dan kohesif daro beton
segar.
3.17. Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam campuran dengan
cukup banyak dan sangat berbeda
Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton, bekisting dan waterstop harus memuat :
4.1. Toleransi
1) Bangunan Beton
a) Batas penyimpangan pada gambar-gambar plat, balok mendatar dan
pengganti pagar.
Terlihat : 1 cm setiap 3 m
Tertimbun : 5 cm setiap 3 m
35
b) Penyimpangan dalam dimensi potongan melintang dari kolom, pilar, lantai,
dinding, balok dan sebagainya.
Minus : 1 cm
Plus : 5 cm
c) Penyimpangan pada plat jembatan
Minus : 1 cm
Plus : 2 cm
d) Dasar Pondasi
Penyimpangan ukuran-ukuran dalam perencanaan
Minus : 1 cm
Plus : 5 cm
e) Salah penempatan atau penyimpangan 2% dari lebar dasar pondasi,
terhadap rencana tidak lebih dari 5 cm.
f) Pengurangan ketebalan : 5%
g) Penyimpangan lokasi dan ukuran pada lantai dan dinding yang terbuka : 5
cm
h) Penyimpangan dari garis unting pada sisi dinding tembok untuk pintu dan
bangunan-bangunan air yang serupa : 0,1%
i) Penempatan tulangan baja
Penyimpangan untuk beton pelindung : 10%
Penyimpangan dari tempat yang seharusnya : 2 cm
j) Perletakan beton pra cetak
Penyimpangan terhadap trase yang seharusnya dibangun 1% dari panjang
beton pra cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm
Penyimpangan terhadap elevasi rencana adalah 1% dari panjang beton pra
cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm.
Penyimpangan garis unting setiap beton pra cetak yang ditempatkan vertical
tidak boleh lebih dari 1 cm setiap 3 m.
1) Bangunan Beton
a) Semen
(1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen
portland yang memenuhi SNI 15-2049-1994. Apabila menggunakan
bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka
gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5 %, dan
harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan dan Direksi Pekerjaan.
(2) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh
digunakan, kecuali disetujui oleh Konsultan dan Direksi Pekerjaan.
Jika di dalam satu proyek digunakan lebih dari satu merk semen,
maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran
beton sesuai dengan merk semen yang digunakan.
b) Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organis. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat
tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari Memenuhi
karakteristik kuat tekan yang ditentukan
c) Agregat
(1) Ketentuan Agradasi Agregat
- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan
yang diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan
gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat
campuran yang disyaratkan.
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
agregat terbesar tidak lebih dari jarak bersih minimum antara
36
baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau
celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
e) Bahan Tambah
Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja
beton dapat berupa bahan kimia atau bahan limbah yang berupa serbuk
halus sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton dengan
persetujuan Konsultan dan Direksi.
f) Bahan Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran
beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses
pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam
pengecoran beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai dengan
standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2495-1991. Bahan
tambah dapat diklasifikasikan sesuai dengan penggunaannya sebagai
berikut :
- Tipe A - bahan pengurang kadar air
Tipe A berfungsi untuk mengurangi air dalam campuran, dan
pengunaannya bertujuan untuk mengurangi water-cement rasio dalam
campuran sesuai dengan workability yang diinginkan, atau untuk
meningkatkan workability ada angka water-cement rasio yang telah
ditetapkan.
- Tipe B - bahan untuk memperlambat waktu pengikatan
Tipe B berfungsi untuk memperlambat waktu pengikatan pasta semen,
sehingga akan memperlambat pengerasan dari beton. Bahan tambah
jenis ini digunakan jika iklim di tempat pengecoran terlalu panas,
dimana waktu pengikatan pasta semen dalam keadaan normal
menjadi sangat pendek dikarenakan suhu yang tinggi.
- Tipe C - bahan untuk mempercepat waktu pengikatan
Tipe C berfungsi untuk mempercepat waktu pengikatan pasta semen,
yang akan mempercepat pengerasan dari beton sehingga
mempercepat kekuatan beton, dan dapat digunakan dalam pabrik
pembuatan beton precast (dimana perlu pelepasan bekisting
secepatnya), atau pekerjaan perbaikan yang sangat penting
- Tipe D - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan
memperlambat waktu pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah workability, dimana beton
mempunyai kekuatan tinggi dapat dibuat workabel tanpa mengurangi
density, ketahanan dan kekuatannya. Perlambatan waktu pengikatan
sangat berguna untuk waktu pengangkutan adukan beton yang lama
ke tempat pengecoran, pengecoran dalam kondisai yang sangat
panas dan menghindari cold joint.
- Tipe E - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan
mempercepat waktu pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah workability dan memberikan
kekuatan awal yang tinggi, atau memberikan kekuatan awal yang lebih
37
tinggi pada workability yang sama. Bahan tambah ini digunakan pada
precast karena memungkinkan pelepasan bekisting lebih awal dan
dipakai untuk pekerjaan perbaikan dimana kekuatan awal sangat
diperlukan.
- Tipe F - bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka tinggi atau
superplasticizer.
Tipe F atau Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi
air dalam campuran dengan cukup banyak dan sangat berbeda
dengan Tipe A, D atau E. Penggunaan bahan ini digunakan membuat
beton alir (flow concrete) untuk menjangkau tempat yang tak
terjangkau oleh pengetar dan beton pompa (pumping concrete) pada
jenis bangunan yang rumit.
- Tipe G - campuran bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka
tinggi tau superplasticizer dan bahan memperlambat waktu
pengikatan. Bahan tambah ini merupakan campuran dari Tipe F dan
Tipe B, tetapi slump loss-nya lebih kecil bila dibandingkan dengan
beton yang menggunakan superplasticizer.
2) Mineral
Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti Fly Ash, Pozzolan,
silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran beton. Bahan tambah yang
digunakan harus sesuai atas persetujuan Konsultan dan Direksi
3) Pekerjaan Waterstop
a) Waterstop yang dipergunakan harus terbuat dari bahan polyvinychlorida
dalam bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti yang diberikan pada
gambar atau petunjuk Konsultan dan Direksi.
d) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 7 hari, 14
hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran
38
2) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
a) Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat
yang terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu
dengan ketinggian tidak urang dari 30 cm dari permukaan tanah serta
ditutup dengan lembaran plastik (polyethylene) selama penyimpanan dan
tidak lebih dari 3 bulan sejak disimpan dalam tempat penyimpanan di lokasi
pekerjaan. Semen tidak boleh ditumpuk melebihi melebihi 8 sak ke arah
atas.
b) Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan dengan
rancangan campuran serta bahan yang diusulkan dengan disaksikan oleh
Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan
sebagaimana yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
5) Permukaan Tampak
a) Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih dan
tidak keropos.
c) Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap beton
yang kelihatan cacat harus dibongkar hingga kedalaman tertentu dan diganti
atau diperbaiki dengan cara seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan
atas biaya Penyedia Jasa.
6) Blockout
a) Blockout harus dibuat jika akan memasang bagianbagian bangunan dari
pekerjaan besi. Permukaan dimana beton block (blockout) akan dibuat,
dikasarkan, dibersihkan, dan dijaga agar tetap lembab untuk paling sedikit 4
jam. Sesudah permukaan demikian disetujui Konsultan dan Direksi, maka
pekerjaan logam dan lainnya seperti tersebut diatas, dapat dilaksanakan.
Penyedia Jasa dapat memasang tulangan (jika diperlukan) dan adukan
beton dengan 500 kg semen atau lebih per meter kubik, atau beton dari tipe
yang sama.
5. Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
beton, bekisting dan waterstop harus memuat :
39
5.1. Pekerjaan Beton
1) Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja
(i) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau
formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan dan Direksi sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini,
dan harus membersihkan serta menggaru tempat di sekeliling
pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin
dicapainya seluruh sudut pekerjaan.
Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil untuk
menjamin dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan mudah
dan aman
(ii) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton
harus dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas
tanah yang berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton
akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan dengan cara dan
peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar
sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Konsultan dan Direksi.
(iv) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Konsultan dan Direksi, maka
bahan lantai kerja untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai
dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.
(vi) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah
dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali dan mengganti
bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau
melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan dan Direksi.
(vii) Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko
terkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya. Konsultan dan
Direksi berhak menunda pengecoran sebelum tenda terpasang
dengan benar. Penyedia Jasa juga harus memastikan lokasi
pengecoran bebas dari resiko terkena air pasang atau muka air tanah
dengan penanganan seperlunya.
b) Cetakan Beton
(i). Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat
dari kayu, besi atau bahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan
ukuranukuran yang ada di dalam gambar.
(ii) Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat
sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin
dan tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.
(iii). Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar
cetakan sesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan dan Direksi, sebelum memulai pekerjaan,
walaupun demikian penyerahan tersebut kepada Konsultan dan
40
Direksi untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor
bagi keberhasilannya.
c) Pencampuran Beton
(i) Perbandingan Campuran
. Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan
bahan additive bila diperlukan, dicampurkan bersama sama dan
digunakan untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
41
Tabel 1 Klasifikasi Beton berdasarkan Besarnya Tekanan
Kuat Kuat Ukuran Nilai factor Perkiraan
Tekan Tekan agregat air semen kebutuhan
Tipe Campuran Beton umur 7 umur 28 maksimum maksimum semen
hari hari (mm) (%) (kg/m3)
(kg/cm2) (kg/cm2)
fc = 26,4 MPa (K- 195 300 20 50 400
300) 147 225 40 (20) 50 330 (350)
fc = 19,3 Mpa (K- 114 175 40 50 310
225) 62 125 40 57 250
fc = 14,5 Mpa (K- 65 100 40 60 200
175)
fc = 9,8MPa (K-
125)
fc = 7,4 MPa (K-
100)
(iv). Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk
mendapatkan kepadatan maksimum dari beton, kemudahan
pengerjaan, kekentalan dan kekuatan dengan faktor air semen yang
sekecil mungkin dengan persetujuan Konsultan dan Direksi tidak ada
tambahan biaya atas perubahan tersebut.
(v). Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Konsultan dan Direksi,
dalam batas yang ditetapkan untuk mendapatkan faktor air semen
pada beton dengan kekentalan yang benar. Tidak diperkenankan
penambahan air untuk mengatasi mengerasnya beton sebelum
ditempatkan. Keseragaman kekentalan beton pada setiap adukan
adalah perlu. Slump dari pada adukan beton harus mengikuti tabel di
bawah ini, setelah beton diendapkan.
d) Penakaran
(i). Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui
Konsultan dan Direksi
Pekerjaan dan harus memelihara serta mengoperasikan peralatan
seperti yang diperlukan agar secara tepat mengontrol dan
menentukan jumlah dari masingmasing bahan yang dicampurkan,
sesuai dengan petunjuk Konsultan dan Direksi.
(iv). Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang standar
dan peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek operasi dan tiap
tiap skala pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan pengujian
periodik terhadap perubahan harga pengukuran dalam pekerjaan
pekerjaan adukan.
42
e) Mesin Pengaduk Beton
(i). Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang berpenakar
dalam waktu yang tidak lebih dari satu setengah menit, kecuali
sejumlah air yang diperlukan sudah ada dalam alat pengaduk
tersebut.
f) Truk Pencampur
(i). Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drumdrum
yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan kecepatan
yang dianjurkan oleh Pabrik
(iii). Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat
mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam, sesuai
dengan petunjuk Konsultan dan Direksi.
(ii). Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan,
sedekat mungkin ke lokasi dimana beton akan ditempatkan. Harus
dilakukan dibak pengaduk yang bersih dan kedap air. Jika bak dibuat
dari kayu, maka selasela kayu harus ditutup agar tidak ada
kehilangan air dari adukan
(iii). Semua agregat dan semen harus diadukaduk dalam keadaan kering
sekurangkurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan berangsur-
angsur dipuncak adukan, selanjutnya agregat kembali diaduk dalam
keadaan basah, sekurangkurangnya 3 (tiga) kali sebelum adukan
diangkat ketempat pengecoran
2) Pengecoran
a) Pelaksanaan Pengecoran
(i). Penyedia Jasa harus memberitahukan Konsultan dan Direksi secara
tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau
meneruskan pengecoran beton jika pengecoran beton telah ditunda
lebih dari 6 jam (final setting).
43
untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan.
Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa
persetujuan tertulis dari Konsultan dan Direksi.
(v). Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu,
berurutan mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu
dengan lapisan dibawahnya, adukan beton digetar dari lapisan bawah
dengan alat penggetar (vibrator).
(vi). Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi
tulangan dan bagian bagian yang ditanam, cetakan dan perancah
belum diperiksa dan disetujui Konsultan dan Direksi secara tertulis.
(viii) Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari yang
ditentukan oleh Konsultan dan Direksi, kelebihan ini harus segera
dibuang. Semua pengecoran harus selesai dalam waktu 60 menit
telah keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain oleh
Konsultan dan Direksi.
(ix). Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan
atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran
harus segera dibuang. Beton jangan dicor diatas beton lain yang baru
saja dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali jika ada konstruksi
sambungan yang akan ditentukan kemudian
(xii) Beton harus dicor pada posisi dan urutan urutan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Konsultan dan Direksi.
Beton yang dicor ditempatkan langsung pada cetakannya sedemikian
rupa untuk menghindari pemisahan butiran dan penggeseran tulangan
beton, acuan, atau bagian bagian yang tertanam, serta membentuk
lapisan lapisan yang tidak lebih tebal dari 40 cm padat.
(xiv) Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta
dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Konsultan dan
44
Direksiuntuk menjatuhkan ketempat penampungan sementara dan
kemudian diambil lagi dengan sekop sebelum dicorkan.
b) Pemadatan
(i). Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau
dari luar acuan yang telah disetujui. Jika diperlukan dan disetujui oleh
Konsultan dan Direksi, penggetaran harus disertai penusukan secara
manual dengan alat yang cocok untuk menjamin kepadatan yang
tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk
memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam
acuan.
(ii). Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua
sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa
menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung udara
terisi.
(iii). Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada
hasil pemadatan yang diperlukan.
(viii). Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum
terjadi waktu ikat awal (initial setting).
45
permukaan dengan cara manual, sambungan konstruksi harus diletakkan
sedemikian rupa sehingga pelat-pelat mempunyai luas maksimum 40 m2.
4) Beton Siklop
a) Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati dan tidak boleh dijatuhkan dari
tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan
akan merusak bentuk cetakan atau pasangan-pasangan lain yang
berdekatan
c) Untuk dinding penahan tanah dan pilar yang lebih tebal dari 60 cm, tiap batu
harus dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; jarak antar batu
pecah maksimum 30 cm dan jarak terhadap permukaan minimum 15 cm.
Permukaan bagian atas dilindungi dengan beton penutup (caping).
5) Lining Beton
a) Lining beton harus dilaksanakan ditempat yang telah ditunjukkan pada
Gambar atau ditentukan lain oleh Konsultan dan Direksi.
b) Beton yang digunakan harus dicor ditempat itu juga dan harus sesuai
dengan ketentuan.
e) Sambungan lining harus diisi bitumen (aspal pasir) sesuai gambar atau
petunjuk Konsultan dan Direksi.
46
6) Pekerjaan Pondasi Beton
a) Sebelum menempatkan beton pada pondasi, Penyedia Jasa harus
membersihkan semua kotoran yang ada termasuk minyak, serpihan tanah,
reruntuhan, plastik, sisa kertas dan genangan air yang ada sesuai dengan
permintaan Konsultan dan Direksi.
h) Adukan semen tidak diperlukan pada pondasi, jika lantai kerja beton atau
proteksi pondasi dibuat dengan cara lain.
7) Pengerjaan Akhir
a) Pembongkaran Cetakan akhir
- Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah
pengecoran beton tanpa mengabaikan perawatan. Acuan yang
ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau bangunan
busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan beton
menunjukkan paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton.
- Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk
pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah
(parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar
dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih
dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa mengabaikan
perawatan.
47
- Jika Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat
keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh
(sound), membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap
permukaan beton.
Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan pasta (semen dan air,
tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang. Selanjutnya
lubang harus diisi dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu
bagian semen dan dua bagian pasir dan dipadatkan. Adukan tersebut
harus dibuat dan didiamkan sekira 30 menit sebelum dipakai agar
dicapai penyusutan awal, kecuali digunakan jenis semen tidak susut
(non shrinkage cement).
d) Perawatan Beton
(1) Perawatan dengan Pembasahan
(i). Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan
mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang
terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif
tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
(iii). Jika acuan kayu tidak dibongkar maka acuan tersebut harus
dipertahankan dalam kondisi basah sampai acuan dibongkar,
untuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan
pengeringan beton.
48
terjadi retak susut basah) dengan ditutupi oleh lapisan pasir
lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari.
(v). Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi,
harus dibasahi sampai kuat tekannya mencapai 70 % dari
kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.
(iv). Pipa uap harus ditempatkan sedemikian rupa atau balok harus
dilindungi secukupnya agar beton tidak terkena langsung
semburan uap, yang akan menyebabkan perbedaan temperatur
pada bagian-bagian beton.
49
apabila ada kerusakan/sobek harus segera diperbaiki selama
periode perawatan berlangsung.
(iii) Form-In-Place
Perawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan
cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama
waktu yang diperlukan beton dalam masa perawatan
6. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
beton, bekisting.
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis
yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan
ketentuan persyaratan bahan pada Pekerjaan Beton dan Bekisting.
6.2. Pengawasan
Direksi pekerja harus menempatkan seorang personal khusus yang mempunyai keahlian
untuk melakukan pengawasan pekerjaan sesuai dengan persyaratan kerja
b) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
yang disyaratkan, atau yang disetujui oleh Konsultan dan Direksi, bila
pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03 -1974-
1990, SNI 03-4810-1998, SNI 03-2493-1991, SNI 03-2458-1991.
c) Jika pengujian beton umur 7 hari menghasilkan kuat tekan beton di bawah
kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak diperkenankan
mengecor beton lebih lanjut, sampai penyebab dari hasil yang rendah
tersebut diketahui dengan pasti dan diambil tindakan-tindakan yang
menjamin bahwa produksi beton berikutnya memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi.
Kuat tekan beton umur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan harus dipandang sebagai pekerjaan yang tidak dapat diterima
dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan di atas.
Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari yang disyaratkan jika hasil
pengujian serangkaian benda uji dari suatu bagian pekerjaan yang
dilaksanakan lebih kecil dari kuat tekan beton karakteristik yang diperoleh
dari rumus yang diuraikan.
50
umur 3 hari. Dalam keadaan demikian, Penyedia Jasa harus segera
menghentikan pengecoran beton yang diragukan tetapi dapat memilih
menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari diperoleh,
sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Direksi
Pekerjaan akan menelaah kedua hasil pengujian umur 3 hari dan 7 hari, dan
dapat segera memerintahkan tindakan perbaikan yang dipandang perlu.
2) Penyesuaian Campuran
a) Penyesuaian Sifat Mudah Dikerjakan (Kelecakan atau Workability)
Jika sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang
sulit diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan
agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula
dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan
berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak
dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara
menambah air atau oleh cara lain tidak diijinkan. Bahan tambahan untuk
meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila telah disetujui oleh
Konsultan dan Direksi.
b) Penyesuaian Kekuatan
Jika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar semen
dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan dengan syarat
disetujui oleh Konsultan dan Direksi.
Bila akan digunakan bahan tambahan berupa butiran yang sangat halus,
sebagian besar berupa mineral yang bersifat cementious seperti abu
terbang (fly ash), mikrosilika (silicafume), atau abu slag besi (iron furnace
slag), yang umumnya ditambahkan pada semen sebagai bahan utama
beton, maka penggunaan bahan tersebut harus berdasarkan hasil pengujian
laboratorium yang menyatakan bahwa hasil kuat tekan yang dihasilkan
sesuai dengan persyaratan yang diinginkan pada Gambar Rencana dan
disetujui oleh Konsultan dan Direksi.
Dalam hal penggunaan bahan tambahan dalam campuran beton, maka
bahan tersebut ditambahkan pada saat pengadukan beton. Bahan
tambahan ini hanya boleh digunakan untuk meningkatkan kinerja beton
segar (fresh concrete).
51
- Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
- Mengurangi kecepatan terjadinya slump loss;
- Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan
volume beton (ekspansi)
- Mengurangi terjadinya bleeding;
- Mengurangi terjadinya segregasi.
3) Pelaksanaan Pencampuran
a) Penakaran Agregat
(i). Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat, untuk
mutu beton fc < 19,3 MPa diijinkan ditakar menurut volume sesuai
SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen kemasan dalam zak,
kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen
yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari
jumlah zak semen. Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah.
Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat
pencampur.
b) Pencampuran
(i). Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis
dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin
distribusi yang merata dari seluruh bahan.
(ii). Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat
ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang
digunakan dalam setiap penakaran.
52
(iii). Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut, pertama
masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat sehingga
mencapai kondisi yang cukup basah, dan selanjutnya masukkan
seluruh semen yang sudah ditakar hingga tercampur dengan agregat
secara merata. Terakhir masukkan sisa air untuk menyempurnakan
campuran.
(iv). Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air dimasukkan ke
dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air yang diperlukan harus
sudah dimasukkan sekira seperempat waktu pencampuran tercapai.
Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas m3 atau kurang
harus sekira 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus
ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3
4) Pengujian Campuran
a) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan dan Direksi, harus dilaksanakan pada setiap pencampuran beton
yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan kecuali
disaksikan oleh Konsultan dan Direksi. Nilai slump pada setiap campuran
tidak boleh berada diluar rentang nilai slump ( 2 cm) yang disyaratkan
(ii). Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus
menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150
mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03 -
4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak bersamaan dan diambil
dari contoh yang sama dengan benda uji silinder yang akan dirawat di
laboratorium.
(iii) Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas
pengecoran atau komponen bangunan yang dicor secara terpisah dan
diambil jumlah terbanyak diantara keduanya.
(v). Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil produksi
ready mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set untuk setiap truk).
1set = 3 buah benda uji
(vi). Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat tekan
beton umur 28 hari.
(vii). Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat
perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda uji
dalam set tersebut, maka benda uji ketiga dalam set tersebut harus
diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang digunakan dalam
perhitungan statistik adalah hasil dari 2 buah benda uji yang
berdekatan nilainya.
53
(viii). Kekuatan beton diterima dengan memuaskan bila fc karakteristik dari
benda uji lebih besar atau sama dengan fc rencana. fc karakteristik
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
fc= fcm k.S , di mana S menyatakan nilai deviasi standar dari hasil
uji tekan, dan k adalah konstanta yang tergantung pada jumlah hasil
kuat tekan dari benda uji (k=1,64 untuk jumlah hasil kuat tekan benda
uji lebih besar atau sama dengan dari 30
dimana,
n 0f f 2 fc = Kuat tekan beton karakteristik
ci cm fci = Kuat tekan beton yang diuji
S= fcm = Kuat tekan beton rata-rata
l n-l
(ix). Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah 0,85
fc.
(x). Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi, maka
harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil uji kuat
tekan berikutnya, dan langkah-langkah lain untuk memastikan bahwa
kapasitas daya dukung dari bangunan tidak membahayakan.
(xi). Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa
kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka diperlukan suatu
uji bor (core drilling) pada daerah yang diragukan berdasarkan aturan
pengujian yang berlaku. Dalam hal ini harus diambil paling tidak 3
(tiga) buah benda uji bor inti pada daerah yang tidak membahayakan
bangunan untuk setiap hasil uji tekan yang meragukan atau terindikasi
bermutu rendah seperti disebutkan di atas.
(xii). Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa
dianggap secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata kuat
tekan dari ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang dari 0,85 fc,
dan tidak satupun dari benda uji bor inti yang mempunyai kekuatan
kurang dari 0,75 fc. Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat
pengujian kuat tekan benda uji bor inti terhadap umur beton yang
disyaratkan untuk penetapan kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau
lebih bila disyaratkan), perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi
dalam menetapkan kuat tekan beton yang dihasilkan.
c) Pengujian Tambahan
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan
untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian
tambahan tersebut meliputi :
(i). Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact Echo,
Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji lainnya (hasil
pengujian tidak boleh digunakan sebagai dasar penerimaan);
54
harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Konsultan dan Direksi
antara lain
e). Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton atau
adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan dan Direksi dapat
meminta Penyedia Jasa melakukan pengujian tambahan yang diperlukan
untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat
dinilai dengan adil dengan meminta pihak ketiga untuk melaksanakannya.
f). Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus mengajukan detail
rencana perbaikan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan dan Direksi
sebelum memulai pekerjaan.
Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton harus memuat :
7.1. Pengukuran
1) Pekerjaan Beton
a) Cara Pengukuran
(i). Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik (M3) pekerjaan beton
yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan
pada Gambar Kerja atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
dengan batas toleransi yang diijinkan dan dibayar ukuran minimal
yang masih masuk dalam toleransi. Tidak ada pengurangan yang
akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis
tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam
seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau
lubang sulingan (weephole).
(ii). Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan
dilakukan untuk acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan,
penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan
pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari
pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran
untuk Pekerjaan Beton.
(iii). Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja
tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan
bangunan yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk
dibayarkan seperti disyaratkan pada Bagian lain dalam Spesifikasi ini.
(iv). Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai
beton bangunan atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus
beton yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai
fc=21,7 MPa (K-250) atau lebih tinggi dan Beton Tak Bertulang harus
beton yang disyaratkan atau disetujui untuk fc=14,5 MPa (K-175) atau
fc=9,8 Mpa (K-125). Jika beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih
tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan)
beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton
dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.
55
b) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
(i). Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan
semula telah memenuhi ketentuan.
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang
tertera dalam working drawing, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran
dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas Harga.
LAMPIRAN
Tabel A Jumlah pengambilan contoh beton segar
No. Macam Pengujian Volume Contoh
(Liter)
1 Slum 8
2 Berat Jenis 6
3 Kadar Udara 9
4 Uji Kuat Tekan ( 3 contoh ) 28
5 Uji Kuat Lentur ( 3 contoh ) 28
6 Uji Kuat Tarik ( 3 contoh ) 28
7 Uji Modulus Elastis ( 3 contoh ) 28
56
8. Besi Tulangan
8.1. Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan besi ulir
yang memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84,
dengan karakteristik sebagai berikut:
Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Konsultan dan Direksi untuk pengadaan besi
tulangan yang akan dipergunakan dan menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap
pengirimannya ke lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa dengan biaya sendiri harus
melakukan uji material bila diminta Konsultan dan Direksi dengan prosedur baku uji yang
disetujui Konsultan dan Direksi
Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui Konsultan dan Direksi
Dua besi tulangan dengan diameter yang sama yang diambil secara random dari besi
tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak boleh berbeda lebih dari 2% (dua
persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan harus bersih dari karat, oli, kotoran
dan tidak cacat.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada Konsultan dan Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
pemasangannya di lokasi pekerjaan.
Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi yang
ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan harus
dipasang pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada
cetakan beton.
Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat dengan
kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama proses
penuangan dan pemadatan beton.
Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak
diijinkan mencuat keluar permukaan beton.
Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat
desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai dengan
desain tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat dan disiram air sesaat
sebelum beton dituang.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya
yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan
beton.
Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada Konsultan dan Direksi untuk melakukan pemeriksaan
kesiapan pelaksanaan secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya
sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi.
Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada gambar
kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh Konsultan dan Direksi
57
Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya tidak
diperkenankan tanpa persetujuan Konsultan dan Direksi. Penyambungan harus
dilakukan dengan overlap sepanjang mungkin.
Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak kurang dari 30
(tiga puluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara overlap, besi
tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga tebal selimut
beton tetap memenuhi ketentuan.
Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan
ketentuan dalam gambar, atau atas perintah Konsultan dan Direksi
Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat Kg untuk setiap
jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang dihitung untuk
besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam daftar dan
gambar pembesian/penulangan yang disetujui Konsultan dan Direksi
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran,
ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti
sbb:
Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) 8 10 12 16 19 22 25 28 32
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar diatas, Konsultan dan
Direksi akan menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan
berdasarkan ketentuan dalam standar SNI atau JIS.
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan akan diperhitungkan dalam
pembayaran.
Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing tipe
besi bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan
ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan
besi tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini.
60
VI. PEKERJAAN PINTU AIR
1. Ruang Lingkup
2. Acuan Normatif
3. Persyaratan Bahan
3.1. Baja konstruksi (plat dan profil) harus baik, baru, dari pabrik yang resmi dan setaraf
dengan S.t.(DIN 17100-1966).
3.2. Tangki dan ulir untuk gate/pintu harus setaraf dengan S.t. 60 (DIN 17100-1966).
3.3. Besi tuang harus bebas cacat/retak; perbaikan retak- retak dengan las atau lainnya tidak
diperkenankan.
3.4. Baut, keling dan washers harus dari pabrik resmi dan harus setaraf U.st. 36-1 (DIN
1711-1968). Baut dan keling yang tersentuh air harus digalvanisir.
3.5. Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih, kelihatan jelek atau las yang
tidak sempurna dan sebagainya akan ditolak.
3.6. Kawat las yang dipakai adalah "Unimatic" 6000 (AC-DC) dengan kekuatan tarik 4.760
kg/cm 2 atau type yang sama.
3.7. Pipa besi untuk sandaran harus ukuran standar pipa dengan "heavy duty galvanized
coating".
4. Pelaksanaan Pekerjaan
Penyiapan bahan-bahan.
a. Semua kegiatan, sedapat mungkin dilakukan didalam / sekitar wilayah (proyek).
b. Mutu dan penyelesaian harus sesuai dengan kenyataan praktek dalam pekerjaan
konstruksi baja modern. Bahan pada pekerjaan besi harus dijaga bersih dan
terlindung dari pengaruh cuaca sejauh memungkinkan dalam praktek.
Lubang baut harus betul-betul bulat.
Ukuran dari lubang baut harus tidak lebih dari 2 mm lebih besar dari diameter
nominal (ditetapkan) dari baut dan harus menciptakan putaran yang pas dengan
baut.
Jika mungkin, mesin dengan "a fixed drilling line" harus digunakan. Lubang-lubang
pada dasar plat untuk baut lebih besar 0.25 mm. Gerigi-gerigi pada permukaan luar
harus dihilangkan.
c. Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter tangkai berada
dalam daerah geser (shearzone).
Baut harus menonjol paling tidak satu panjang uliran dengan minimum 3 mm dan
maksimum 10 mm setelah penggeseran dari mur. Dibawah mur pada baut jangkar
dan dibawah semua kepala baut dan mur, harus dilengkapi "heavy duty washer".
Jika baut digunakan dalam permukaan yang miring, harus menggunakan "bevelled
washer". Kepala dari mur harus diputar benar, dengan kunci inggris yang cocok
dan dengan panjang tidak kurang dari 0.30 m.
d. Untuk dratsatng harus doble dratt
e. Sebelum dimulainya pengelasan, Penyedia Jasa harus membuat dan
menyerahkan kepada Konsultan dan Direksi untuk disetujui, program lengkap yang
menunjukkan :
- Type pengelasan.
- Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran-ukuran yang
diperlukan untuk mewujudkan dimensi spesifikasi setelah pengelasan.
62
Sesudah pengelasan, semua ceceran las harus dibersihkan dan semua
lubang, pori dan berkas-berkas terbakar harus diperbaiki.
- Diameter kawat las dan aliran listrik yang dipakai harus memenuhi ketentuan
dibawah ini.
Pemasangan.
a. Penyedia Jasa harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada
gambar disain yang disetujui atau atas petunjuk Direksi ditempat pekerjaan,
termasuk semua alat-alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat)
dan sebagainya.
b. Semua bagian yang ditanam harus ditumpu kuat (rigid) dan diteliti/tepat sebelum
dan selama pemasangan.
Dinding plat, sandaran dan ambang harus diperkuat seperti ditunjukkan dalam
gambar atau atas petunjuk Konsultan dan Direksi.
c. Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan oleh
Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus memindahkan semua kelebihan bahan-bahan dari tempat
pekerjaan atau seperti ditunjukkan Konsultan dan Direksi.
Semua gear-reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas,
sesuai syarat dari pembuat/pabrik.
Gear Reducer terbuka harus diberi gemuk kwalitas baik pada giginya (graphite
grease). Semua pelumas dan zat pencuci harus disediakan Penyedia Jasa tanpa
tambahan biaya.
d. Penyedia Jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka
waktu pemeliharaan untuk semua bagian pekerjaan dari Kontrak ini
Pengecatan
a. Bahan-bahan.
i. Semua cat harus disediakan dalam keadaan segel pabrik (factory scaled)
kaleng/cap pabriknya akan ditentukan oleh Konsultan dan Direksi.
ii. Cat yang telah melampui batas kadaluwarsa seperti tertulis pada kalengnya
tidak boleh dipakai, dan harus segera disingkirkan dari tempat pekerjaan
61
b. Pelaksanaan Pengecatan Pekerjaan Baja.
Sebelum pengecatan dilaksanakan permukaan harus dibersihkan dan dikerjakan
atau dicat sebagai berikut :
h. Pengecatan harus dikerjakan dengan mesin, dalam pelaksanaan pengecatan
lapis demi lapis sampai dengan ketebalan yang ditentukan dimulai dari cat
meni lalu cat anti karat dan terakhir dilapis cat bron untuk bagian atas
konstruksi.
ii. Yang bersentuhan dengan pekerjaan baja lainnya ketika pemasangan di
lapangan, dua lapis cat dasar, kecuali ditentukan lain
iii Yang akan bersentuhan dengan beton, aspal, termakadam atau bitumen
penahan air, tidak perlu pengerjaan apa-apa atau pengecatan
Pengerjaan di Lapangan
Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan baja selengkapnya dan menyediakan
perancah sementara serta persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
Sebelum pelaksanaan dimulai dilapangan Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan, cara yang diusulkan untuk pelaksanaan pekerjaan
baja serta melaksanakan pengaturan dan pencegahan terhadap kecelakaan seperti yang
ditunjukkan oleh Konsultan dan Direksi.
62
Pemasangan Bagian-bagian.
Untuk pemasangan bagian-bagian pekerjaan baja yang tercantum dalam pekerjaan
beton atau pasangan batu yang permanen maka bagian-bagian diatas angkur, plat
perletakan dan lain-lain harus lebih dahulu dari pada bagian lain.
65
VIII. PEKERJAAN PEMANCANGAN
1. Lingkup Pekerjaan
Dalam hal penyediaan dolken, Penyedia Jasa harus memberikan contoh kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan.
Tiang pancang dolken gelam, harus berkwalitas baik, dalam keadaan masih
segar dengan ukuran diameter antara 8 - 10 Cm, serta panjang 3 m.
Alat untuk pemasangan dolken gelam dipersiapkan oleh Penyedia Jasa. Penyedia Jasa
harus membuat gambar methode pelaksanaan pemasangan beserta peralatan dan
kapasitasnya. Gambar tersebut diajukan ke Konsultan dan Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
Apabila pemancangan tidak bisa terbenam seluruhnya (belum sesuai dengan gambar
rencana) maka drop hamer harus diganti dengan yang lebih berat sehingga kedalaman
tiang pancang dapat dipancangkan sesuai dengan gambar rencana.
Elevasi top (atas) tiang pancang dolken adalah 15 cm, diatas dasar lantai kerja dan
untuk bronjong muncul 50 cm diatas permukaan tanah.
Apabila dari hasil pemancangan tersebut diatas menurut Konsultan dan Direksi hasilnya
meragukan, misalnya tiang pancang miring, pecah dan sebagainya maka Penyedia
Jasa harus mencabut tiang pancang tersebut dan diharuskan melakukan pemancangan
ulang. Segala kerugian yang ditimbulkan akibat hal tersebut diatas adalah menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa sepenuhnya.
66
Ukuran tiang pancang prestress terdiri dari
:
- Tiang Pancang 40 cm x 1200 ~ 1300 cm dengan kekuatan tiang pancang
pada umur 28 hari minimal harus 500 kg/cm2, dengan kekuatan tahanan bending
momen minimal 8,91 ton m. sedang tulangan harus mengikuti ketentuan :
a. Prestress steel breaking strength 160 kg/cm 2
b. Reinforcement steel bar quality SD 40
3.2. Pengangkutan
Penyedia Jasa harus sudah mempertimbangkan kekuatan tiang pancang selama
pengangkutan dari pabrik ke lokasi pekerjaan.
Bila terjadi kerusakan selama pengangkutan yang dapat menyebabkan penurunan
kekuatan tiang pancang, Direksi berhak menolak tiang pancang tersebut. Penggunaan
jalan masuk ke lokasi pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Kontraktor harus mengambil tindakan-tindakan pengamanan guna mencegah
kerusakan pada tiang pancang dan komponen-
komponennya mulai saat pengangkatan, pengangkutan, penyimpanan,
pemasangan sampai dengan pemancangan. Tiang pancang yang rusak harus diganti
baru oleh Kontraktor dengan biaya Kontraktor sendiri.
3.3. Pada umumnya, tiang pancang dengan panjang maksimum harus dipergunakan.
Dalam keadaan tertentu penyambungan (splice) tiang pancang akan diperbolehkan.
Metode penyambungan (splice) harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau
seperti petunjuk Direksi.
3.4. Pancang beton untuk pintu air yang sederhana terbuat dari tiang pancang
beton bertulang presstress segi empat dengan kuat tekan minimum 400 Kg/Cm2 yang
mempunyai ukuran 0.20 x 0.20 m, panjang antara 3.00 sampai dengan 4.00 m.
3.5. Pancang beton untuk pekerjaan penguat ikatan bronjong terbuat dari pancang
beton bertulang presstress segi tiga (triangle concrete pile) dengan kuat tekan
minimum 225 Kg/Cm2 yang mempunyai ukuran 0.20 x 0.20 x 0.20 m, panjang 3.00 m.
3.7. Tiang-tiang pancang harus dipancang dengan pemukul yang digerakkan dengan uap,
udara, getaran atau mesin diesel. Bila pemukul dengan diesel atau tipe lain yang
memerlukan kalibrasi dipergunakan, maka peralatan tersebut harus dikalibrasi terlebih
dahulu dengan peralatan kalibrasi yang benar dan disetujui Direksi.
3.8. Pemukul yang dipergunakan untuk pemancangan tiang pancang baja harus berbobot
tidak boleh kurang dari berat kombinasi dari kepala-pemancang dan tiang pancang.
Pemukul tiang pancang, pemukul uap, udara atau diesel yang disetujui Direksi yang
menghasilkan cukup tenaga untuk menggerakkan tiang-tiang pancang pada kecepatan
penetrasi tidak kurang dari 3.2 mm setiap pukulan.
3.9. Pada tiap akhir dari pemancangan harus disisakan 1.0 m untuk dikupas dan besi dari
tiang pancang harus dimasukkan dalam lantai kontruksi parapet, revetment, sluice way
atau pintu air yang akan dibangun.
67
3.10. Kepala dari semua tiang pancang beton bila keadaan pemancangan sedemikian rupa
sehingga cenderung akan mengakibatkan rusak yang tidak semestinya harus diberi
pelindung tambahan dengan suatu penutup dan bantalan yang sesuai di atas kepala
tiang pancang dan disetujui oleh Direksi.
3.11. Untuk semua tipe tiang pancang, kepala tiang, sendi atau peralatan lain yang sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik harus disediakan sehingga tiang-tiang pancang dapat
dipancang tanpa mengakibatkan kerusakan pada tiang.
3.12. Metode/cara pemancangan tiang pancang tidak boleh berlebihan dan tidak sewajarnya,
sehingga mengakibatkan hancur dan rusaknya beton atau perubahan bentuk. Usaha-
usaha yang dilaksanakan pada tiang pancang untuk memaksanya dalam posisi yang
benar bila atas pertimbangan Direksi terlalu berlebihan tidak akan diperbolehkan. Tiang
pancang yang rusak karena cacat pada saat atau karena kesalahan pemancangan atau
dipancang tidak pada lokasi yang benar atau dipancang di bawah elevasi yang
diterapkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi, harus diperbaiki atas
biaya Kontraktor sendiri dengan salah satu dari metode berikut yang disetujui oleh
Direksi untuk tiang pancang yang diragukan :
3.12.1. Tiang pancang harus ditarik kembali dan diganti dengan yang baru dan bila
perlu dengan yang lebih panjang
3.12.2. Tiang pancang kedua harus dipancangkan dekat dengan tiang pancang yang
rusak
.
3.12.3. Tiang pancang harus disambung (splice) atau dirakit (built-up), bila tidak
ditentukan disini atau suatu bagian dari kaki pondasi yang ditambahkan untuk
menanam tiang pancang dengan benar. Semua tiang pancang yang terdorong
ke atas disebabkan pemasangan tiang pancang didekatkan atau oleh sebab
lainnya harus dipancang ke bawah lagi.
3.12.4. Tiang pancang akan dianggap rusak bila terdapat retak yang tampak atau retak
memanjang sekitar seluruh permukaan tiang pancang atau suatu cacat yang
menurut pendapat Direksi mempengaruhi kekuatan atau umur tiang pancang.
3.13. Pencatatan pukulan tiang pancang, jumlah pukulan pemukul (hammer) pada tiang
pancang beton dan kedalaman penetrasi setiap pukulan harus dicatat untuk memastikan
daya dukung lapisan tanah. Bila tidak ditentukan oleh Direksi. Kontraktor harus
menyediakan alat pancang yang sesuai untuk mencatat tiang pancang beton pada
setiap pukulan hammer. Untuk menghitung jumlah pukulan, penghitung digital atau
suatu alat lain yang disetujui untuk mencatat harus disediakan. Tempat-tempat yang
elastis dan plastis sebagai hasil dari setiap pukulan dapat dicatat dengan
mempergunakan penggaris yang lurus dan kuat di atas selembar kertas yang ditaruh di
atas tiang pancang dan menggoreskan sebuah pensil sepanjang penggaris pada saat
pukulan untuk mencatat pada kertas tempat-tempat, yang elastis dan plastis sebagai
hasil pukulan. Berdasarkan pemancangan yang dibuat, Kontraktor harus menghitung
daya dukung lapisan tanah, yang dijumpai dan membuat laporan kepada Direksi. Direksi
68
akan memberi petunjuk kepada Kontraktor untuk mengakhiri atau meneruskan
pemancangan sampai daya dukung yang dikehendaki tercapai.
3.15. Penilaian dan pembayaran untuk pengadaan tiang pancang didasarkan atas harga
satuan m dari tiang pancang yang terpasang (material on site tidak dapat diprogresskan
dan dibayarkan), sedang penilaian dan pembayaran untuk pemancangan didasarkan
atas harga satuan m dari tiang pancang yang terpancang tersebut. Penilaian tersebut
sudah termasuk bahan, pengadaan alat pancang, pemancangan, pemotongan /
penyambungan, peralatan bantu, upah tenaga kerja dan sebagainya.
66
VIII. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Ruang Lingkup
2. Acuan Normatif
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Ketentuan Umum
Pekerjaan sekat elastis joint dipasang atau diisikan didalam sambungan antara
joint pasangan batu / beton sepanjang sesuai dengan yang tertera pada gambar
rencana. Rubber joint berbentuk dan berdimensi serta tebal sesuai dengan yang
tertera pada gambar rencana serta terbuat dari bahan karet yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
- Tegangan putus lebih dari 20 kg/cm2 JIS K 6301 (tensile strength)
- Batas ulur lebih dari 100 % (ultimate Elongation)
- Kekerasan (Hardnees) lebih dari 50 Hs JIS K6301-52
- Absorsi Air (Water Absorption) kurang dari 0,5 % JIS A9511
- Pemulihan (Recovery) lebih dari 90 % ASTM D544-48
- Padat Nyata (Apparent Density) lebih dari 0,3 g/cm3
b. Metoda Kerja
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan pengaman tangkis (turap bambu) terdiri
dari pekerjaan pengadaan, pengangkutan, persiapan, pemotongan dan menata
bambu dan gedek sedemikian rupa sesuai dengan gambar pelaksanaan atau
sesuai perintah direksi sehingga timbunan tanah dari hasil galian tanah dapat ditata
sesuai dengan gambar konstruksi dan konstruksi dapat menahan hasil galian
dengan kuat.
b. Metoda Kerja
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan turap bambu terdiri dari pekerjaan
pengadaan, pengangkutan, persiapan, pemotongan dan menata bambu
sedemikian rupa sesuai dengan gambar pelaksanaan atau sesuai perintah direksi
sehingga hasil konstruksi sesuai dengan yang disyaratkan.
68
pengujian, spesifikasi dari pabrik dan cara-cara pemasangan yang
diperlukan /
diinginkan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.
3.6.3. PVC Water Stop harus mempunyai daya elongasi sampai 350 % dan
mempunyai daya tarik mencapai 160 kg/cm2, lebar PVC Water Stop 240 mm
dan tebal 4 mm
3.6.4. Penyambungan penahan air harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
pabrik dan sesuai instruksi Direksi. Penyambungan khusus untuk menyatukan
keping- kepingan penahan air digunakan di semua pertemuan penahan air.
3.6.5. Untuk pekerjaan parapet setiap panjang 10 m (sesuai gambar rencana),
harus diberi PVC water stop.
3.6.6. Penilaian pembayaran pekerjaan untuk PVC water stop atas dasar
satuan m
3.7. Pembuatan dan pemasangan batang dowel
3.7.1. Kontraktor harus menyediakan, memotong dan memasang semua batang-
batang dowel seperti yang ditunjukkan didalam Gambar. Batang dowel harus
dari baja bulat polos dengan diameter 19 mm buatan pabrik yang disetujui
oleh Direksi.
3.7.2. Semua batang dowel ketika dipasang harus betul-betul lurus, bebas dari
kotoran.
1. Bahan
Semua persyaratan bahan yang terdiri dari semen, bahan batuan, pasir, air, zat
tambahan, tulangan dan cara penyimpanan bahan bangunan sama yang
dipersyaratkan dan memenuhi standar nasional Indonesia NI B dan NI-2.
Bm Kategori
Pengawasan Terhadap
Bk S = 46 Dari
Mutu KG/ KG/ Bangunan
No CM2 CM2 (Tujuan) Kwalitas Kekuatan
Agregat Tekanan
K.175 175 250 Strukturil Pengujian Pengujian
mendetail akan diadakan
dengan analisa
ayakan
k = Kekuatan tekan beton karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejum
lah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan
yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja.
b = Kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji (kg/cm)
bm = Kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2)
Menurut Rumus :
N b
bm = ------
1 N
N = Jumlah seluruh nilai hasil pemeriksa atau jumlah seluruh benda uji yang
diperiksa yang harus diambil minimum 20 buah.
s = deviasi standar (kg/cm2)
s
b bm
1 1 2
N 1
k = bm 1,64 s
Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa
ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang bersisi
15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.
3. Komposisi/campuran beton
Beton mutu K.175, campuran minimal semen Portland, pasir dan kerikil (batu
pecah) dengan komposisi perbandingan volume trial mix design, banyaknya semen
untuk 1 m harus tidak kurang dari 371 kg atau sesuai hasil trial mix design.
Adapun dimensi beton precast K-175 yang dipersyaratkan yaitu 80 x 40 x 8 cm
4. Cetakan (Begisting)
- Cetakan beton slab dibuat dengan sitem knok down, sehingga mudah untuk
dilepas dan menggunakan plat besi yang berkualitas baik.
- Tanah terlebih dahulu diratakan lalu ditaburi dengan pasir urug dan diberi
balance dari papan (Kayu/Triplex) kemudian ditumpuk keatas dan selanjutnya
diberi spasi kertas bekas bungkus semen/papan kayu/triplek (Lihat seperti
gambar)
- Cara mengerjakan bekisting sesuai point C.12.
- Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan
air. Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun
dari logam dan harus di dalam segala hal benar-benar berbentuk dan
berukuran yang tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan dan
berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton.
- Harus diupayakan pada pembuatan cetakan untuk menguatkan pinggiran batas
dan ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya
pelengkungan-pelengkungan, sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan
permukaan beton yang telah diselesaikan.
- Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha yang
sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan
dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, semua
material untuk mempermudah melepaskan cetakan harus dipakai hanya
setelah disetujui oleh Konsultan Supervisi Konstruksi dan Direksi/Pengawas
Pekerjaan Penggunaan minyak cetakan harus berhati-hati agar tidak kontak
dengan besi beton yang mengakibatkan kurang daya lekat.
- Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga
dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton. Mereka
dapat dicegah selama pengecoran beton pada pilar-pilar beton (Concrete
Piers), kaki-kaki logam (Metal Pedestral) atau dengan cara-cara lain yang
disetujui. Penyangga cetakan (Perancah) harus bersandar pada fondasi yang
baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama
pelaksanaan.
5. Besi Tulangan
Besi yang digunakan memenuhi SNI, tidak berkarat dan ukuran sesuai gambar
yang disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi.
6. Pemadatan Beton
a. Beton harus dipadatkan terlebih dahulu dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan
dan Konsultan Supervisi.
b. Apabila diperlukan dilengkapi dengan pemampatan adukan beton.
10. M e n g a d u k
10.1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu Concrete Mixer selama sedikitnya 1 menit sesudah
semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer.
Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar
dari 1.5 m3. Konsultan Supervisi Konstruksi dan Direksi/Pengawas Pekerjaan
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan
cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
ketentuan dan warna yang merata/seragam.
Beton harus seragam dalam komposisi dari adukan ke adukan, kecuali bila
dimintakan adanya perubahan dalam komposisi. Dalam pekerjaan
mencampur adukan beton, air harus dituangkan lebih dahulu. Pengadukan
yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.
10.2. Penyampuran dengan pencampuran tangan diperkenankan apabila pada
lokasi-lokasi tertentu sebuah Portable Mixer tak mungkin dipergunakan
menurut pandangan Konsultan Supervisi Konstruksi dan Direksi/Pengawas
Pekerjaan
Untuk mempermudah pencampuran ini, Penyedia Jasa akan membuat beton
2
masif dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm ,
dibatasi dengan parapet setinggi 10 cm. Semua kondisi hand-mixing adalah
sama.
11. Pengecoran
11.1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan
beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan
pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan
pengecoran yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi Konstruksi dan
Direksi/Pengawas Pekerjaan telah siap.
11.2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat
pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan
yang menyerap dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru
dicor tidak akan diserap.
11.3. Permukaan Construction Joints harus bersih dan lembab ketika ditutup
dengan beton baru atau adukan.
Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang
mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya. Permukaan-
permukaan Construction Joints harus dibersihkan dengan cara-cara yang
disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan
tekanan udara segera sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan
pencucian harus dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran
beton. Semua genangan-genangan air harus dibuang dari permukaan
Construction Joints sebelum beton baru dicor.
11.4. Semua Construction Joints atau expansion joints seperti ditunjukkan pada
gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton atau
material dengan menggaruk atau cara lain yang disetujui Konsultan Supervisi
Konstruksi dan Direksi/Pengawas Pekerjaan
11.5. Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat
dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan
yang menyebabkan perubahan nilai slump.
11.6. Beton dicor dilaksanakan pada waktu Konsultan Supervisi Konstruksi dan
Direksi/Pengawas Pekerjaan serta Pelaksana Penyedia Jasa yang setaraf
ada di tempat kerja.
Setelah permukaan disiapkan dengan baik, permukaan Construction Joints
yang akan dicor harus dilapisi dengan penutup yang terbuat dari adukan
semen (air semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortel.
Adukan harus dihamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan
yang tidak beraturan. Beton harus segera dicor saat adukan yang masih baru
(fresh). Dalam pengecoran beton pada Construction Joints yang telah
dibentuk, penjagaan khusus harus dijalankan untuk menjamin agar beton
yang baru menjadi rapat betul dengan permukaan joints (sambungan) .
11.7. Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang
sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat untuk dituang/dicor
harus diusahakan agar pengangkutannya ke tempat posisi terakhir sependek
mungkin. Sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan
antara kerikil dan spesinya.
11.8. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua
penuangan beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan
umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Konsultan Supervisi Konstruksi
dan Direksi/Pengawas Pekerjaan mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat
memenui spesifikasi-spesifikasi ini.
Semua pertemuan/sambungan dan hubungan konstruksi dengan permukaan
beton, harus dibuat menerus dan rata atau tegak jika tidak ditentukan di
dalam kontrak, jumlah dan lokasi dari hubungan konstruksi harus dimintakan
persetujuan Konsultan Supervisi Konstruksi dan Direksi/Pengawas Pekerjaan
11.9. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
karena akan menyebabkan spesi/mortel terpisah dari agregat kasar.
11.10. Ember-ember beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat
pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran. Mekanisme
3
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,035 m sekali
tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat
lainnya dimana diperlukan, terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
11.11. Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada
ketentuan lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi Konstruksi dan Direksi/Pengawas Pekerjaan
11.12. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan tertentu,
sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat
semua permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
22. Pemasangan
Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat
pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar dan harus ada
jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran
beton. Pengelasan tempel harus ada persetujuan Direksi / Pengawas Pekerjaan
lebih dahulu untuk diijinkan memasang dengan tepat. Pada pengelasan lainnya,
pengokoh, ganjal dan tali pengikat harus atas persetujuan Konsultan Supervisi
Konstruksi dan Direksi/Pengawas Pekerjaan Ganjal harus dibuat dari beton yang
dicor. Ganjal dari besi, jepit dan kawat pengikat harus berkwalitas sama dengan
bahan tulangan beton dan tebal selimut harus dibuat sesuai dengan spesifikasi.
b. Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
Pd S-02-1995-03
(AASHTO M82 - 75) : Spesifikasi Aspal Cair Penguapan Sedang
Pd S-01-1995-03
(AASHTO M208 - 87) : Spesifikasi Aspal Emulsi Kationik
AASHTO :
Brirish Standards :
f. Peralatan
1). Ketentuan Umum
Kontraktor harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis
dan atau kompresor, distributor aspal, peralatan untuk memanaskan
bahan aspal dan peralatan yang sesuai untuk menyebarkan kelebihan
bahan aspal.
2) Pelaksanaan Penyemprotan
a) Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan
penyemprotan harus diukur dan ditandai. Khususnya untuk Lapis
Resap Pengikat, batas-batas lokasi yang disemprot harus ditandai
dengan cat atau benang.
b) Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan
aspal harus disemprotkan dengan batang penyemprot dengan
kadar aspal yang diperintahkan, kecuali jika penyemprotan
dengan distributor tidaklah praktis untuk lokasi yang sempit,
Direksi Pekerjaan dapat menyetujui pemakaian penyemprot aspal
tangan (hand sprayer).
Alat penyemprot aspal harus dioperasikan sesuai grafik
penyemprotan yang telah disetujui. Kecepatan pompa, kecepatan
kendaraan, ketinggian batang semprot dan penempatan nosel
harus disetel sesuai ketentuan grafik tersebut sebelum dan selama
pelaksanaan penyemprotan.
c) Bila diperintahkan, bahwa lintasan penyemprotan bahan aspal
harus satu lajur atau setengah lebar jalan dan harus ada bagian
yang tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm sepanjang sisi-
sisi lajur yang bersebelahan. Sambungan memanjang selebar
20 cm ini harus dibiarkan terbuka dan tidak boleh ditutup oleh
lapisan berikutnya sampai lintasan penyemprotan di lajur
yang bersebelahan telah selesai dilaksanakan. Demikian pula
lebar yang telah disemprot harus lebih besar dari
pada lebar yang ditetapkan, hal ini dimaksudkan agar tepi
permukaan yang ditetapkan tetap mendapat semprotan dari tiga
nosel, sama seperti permukaan yang lain.
d) Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan
bahan yang cukup kedap. Penyemprotan harus dimulai dan
dihentikan sampai seluruh batas bahan pelindung tersemprot,
dengan demikian seluruh nosel bekerja dengan benar pada
sepanjang bidang jalan yang akan disemprot.
h. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang sebagaimana ditetapkan di atas harus dibayar menurut
Harga Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran
yang tercantum di bawah ini dan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
pengadaan dan penyemprotan seluruh bahan, termasuk bahan penyerap
(blotter material), penyemprotan ulang, termasuk seluruh pekerja,
peralatan, perlengkapan, dan setiap kegiatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan dan memelihara pekerjaan yang diuraikan dalam
Spesifikasi ini.
2. Laburan Aspal Satu Lapis (Burtu) Dan Laburan Aspal Dua Lapis (Burda)
a. Uraian Umum
Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan pekerjaan pelaburan aspal (surface
dressing) yang dapat terdiri dari laburan aspal satu atau dua lapis, setiap lapis
diberi pengikat aspal dan kemudian ditutup dengan butiran agregat (chipping).
Pelaburan aspal (surface dressing) ini umumnya dihampar di atas Lapis Pondasi
Agregat Kelas A yang sudah diberi Lapis Resap Pengikat, atau di atas suatu
permukaan aspal lama.
b. Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-2417-1991 .(AASHTO T96 - 87) : Metode Pengujian Keausan
Agregat dengan Mesin Los
Angeles
SNI 03-3407-1994 (AASHTO T104 - 86) : Metode Pengujian Sifat
Kekekalan Bentuk Batu terhadap
Larutan Natrium Sulfat dan
Magnesium Sulfat.
AASHTO :
13 6,4 - 9,5 65 2
2) Bahan Aspal
i) Bahan aspal yang dipakai harus dari jenis aspal semen Pen.80/100 atau
jenis Pen.60/70, memenuhi ketentuan AASHTO M20 - 70, diencerkan
memakai minyak tanah sesuai ketentuan Tabel 6.2.2.(3), tabel ini harus
dipakai untuk merancang bahan aspal.
b) Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah dan disiapkan dalam
ukuran nominal sesuai dengan jenis campuran yang direncanakan.
Ukuran maksimum (maximum size) agregat adalah satu ayakan yang
lebih besar dari ukuran nominal maksimum (nominal maximum size).
Ukuran nominal maksimum adalah satu ayakan yang lebih kecil dari
ayakan pertama (teratas) dengan bahan tertahan kurang dari 10 %.
c) Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang disyaratkan.
Angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai persen terhadap
berat agregat yang lebih besar dari 4,75 mm dengan muka bidang pecah
satu atau lebih
d) Agregat kasar untuk Latasir kelas A dan B boleh dari kerikil yang bersih.
Catatan :
Aspal Residu adalah bitumen tertinggal setelah semua bahan pelarut atau
pengemulsi telah menguap.
v) Peralatan
Peralatan berikut ini harus disediakan untuk :
a) Penumpukan Bahan
Dump Truck
Loader
b) Di Lapangan
i) Mekanis.
Penggilas tandem 6 - 8 ton atau penggilas beroda tiga 6 - 8 ton.
Penggilas beroda karet 10 - 12 ton (jika diperlukan).
Distributor aspal atau hand sprayer sesuai dengan ketentuan
Truk Penebar Agregat.
ii) Manual.
Penyapu, sikat, karung, keranjang, kaleng aspal, sekop, gerobak dorong, dan
peralatan kecil lainnya.
Ketel aspal.
Penggilas seperti cara mekanis.
vi) Pelaksanaan
a) Persiapan Lapangan
Permukaan yang diperbaiki dengan Penetrasi Macadam harus disiapkan
seperti di bawah ini :
i. Profil memanjang atau melintang harus disiapkan menurut rancangan
potongan melintang.
ii. Permukaan harus bebas dari benda-benda yang tidak diinginkan seperti
debu dan bahan lepas lainnya. Lubang-lubang dan retak-retak harus
diperbaiki sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Umum.
iii. Permukaan aspal lama harus diberikan Lapis Perekat sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini, sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
b) Penghamparan dan Pemadatan
1) Umum
Agregat dan aspal harus tersedia di lapangan sebelum pekerjaan
dimulai. Kedua bahan tersebut harus dijaga dengan hati-hati untuk
menjamin bahwa bahan tersebut bersih dan siap digunakan.
Selama pemadatan agregat pokok dan agregat pengunci, kerataan
permukaan harus dipelihara. Bilamana permukaan yang telah dipadatkan
tidak rata, maka agregat harus digaru dan dibuang atau agregat
ditambahkan seperlunya sebelum dipadatkan kembali.
Temperatur penyemprotan aspal harus sesuai dengan Tabel
JENIS ASPAL TEMPERATUR PENYEMPROTAN (C)
60/70 Pen. 165 - 175
80/100 Pen. 155 - 165
Emulsi kamar, atau sebagaimana petunjuk pabrik
Aspal Cair RC/MC 250 80 - 90
Aspal Cair RC/MC 800 105 - 115
Bilamana jenis aspal lain digunakan, temperatur penyemprotan harus
disetujui
Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
2) Metode Mekanis
a) Penghamparan dan Pemadatan Agregat Pokok
Truk penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan
yang sedemikian hingga kuantitas agregat adalah seperti yang
disyaratkan dan diperoleh permukaan yang rata.
Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat 6 - 8 ton
yang bergerak dengan kecepatan kurang dari 3 km/jam. Pemadatan
dilakukan dalam arah memanjang, dimulai dari tepi luar hamparan dan
dijalankan menuju ke sumbu jalan. Lintasan penggilasan harus
tumpang tindih (overlap) paling sedikit setengah lebar alat pemadat.
Pemadatan harus dilanjutkan sampai diperoleh permukaan yang rata
dan stabil (minimum
6 lintasan).
b) Penebaran dan Pemadatan Agregat Pengunci.
Segera setelah penyemprotan aspal, agregat pengunci harus
ditebarkan pada takaran yang disyaratkan dan dengan cara yang
sedemikian hingga tidak ada roda yang melintasi lokasi yang belum
tertutup bahan aspal. Takaran penebaran harus sedemikian hingga,
setelah pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam agregat pokok
terisi dan agregat pokok masih nampak.
Pemadatan agregat pengunci harus dimulai segera setelah penebaran
agregat pengunci dan harus seperti yang diuraikan dalam Spesifikasi
ini. Bilamana diperlukan, tambahan agregat pengunci harus
ditambahkan dalam jumlah kecil dan disapu perlahan-lahan di atas
permukaan selama pemadatan. Pemadatan harus dilanjutkan sampai
agregat pengunci tertanam dan terkunci penuh dalam lapisan di
bawahnya.
c) Penebaran dan Pemadatan Agregat Penutup (untuk Lapis Permukaan).
Segera setelah penyemprotan aspal, agregat penutup harus ditebarkan
pada takaran yang disyaratkan dan dengan cara yang sedemikian
hingga tidak ada roda yang melintasi lokasi yang belum tertutup bahan
aspal.
Pemadatan agregat penutup harus dimulai segera setelah penebaran
agregat penutup. Bilamana diperlukan, tambahan agregat penutup
harus ditambahkan dalam jumlah kecil dan disapu perlahan-lahan di
atas permukaan sehingga seluruh rongga-rongga dalam permukaan
agregat pengunci terisi selama pemadatan. Pada saat penyelesaian
pemadatan, kelebihan agregat penutup harus disapu dari permukaan.
3) Metode Manual
a) Penghamparan dan Pemadatan Agregat Pokok.
Jumlah agregat yang ditebar di atas permukan yang telah
disiapkan harus sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan
permukaan dapat diperoleh dengan keterampilan penebaran dan
menggunakan perkakas tangan seperti penggaru. Pemadatan harus
dilaksanakan seperti yang disyaratkan untuk metode mekanis.
b) Penyemprotan Aspal diatas Agregat Pokok
Penyemprotan aspal dapat dikerjakan dengan menggunakan penyem-
prot tangan (hand sprayer) dengan temperatur aspal yang disyaratkan.
Takaran penggunaan aspal harus serata mungkin dan pada takaran
penyemprotan yang disetujui, sesuai dengan Tabel. Cara penggunaan
harus memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi ini
4) Pemeliharaan Agregat Pengunci
Bilamana terdapat keterlambatan antara pengerjaan lapis agregat pengunci
dan lapis berikutnya, Kontraktor harus memelihara permukaan agregat
pengunci dalam kondisi baik sampai lapis berikutnya dihampar.
vii) Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu harus memenuhi ketentuan di bawah ini :
1) Penyimpanan untuk setiap fraksi agregat harus terpisah untuk menghindarkan
tercampurnya agregat, dan harus dijaga kebersihannya dari benda asing.
2) Penyimpanan aspal dalam drum harus dengan cara tertentu agar supaya tidak
terjadi kebocoran atau kemasukan air.
3) Suhu pemanasan aspal harus seperti yang disyaratkan dalam Tabel
4) Tebal Lapisan
Tebal padat untuk lapisan penetrasi macadam harus berada di dalam toleransi
1cm. Pemeriksaan untuk ketebalan lapis penetrasi macadam harus seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
5) Kerataan Permukaan Sewaktu Pemadatan.
Pada setiap tahap pemadatan, kerataan permukaan harus dijaga. Bahan harus
ditambah pada tiap tempat di mana terdapat penurunan.
6) Kerataan Pemadatan Agregat Pokok.
Kerataan harus diukur dengan menggunakan mistar lurus yang panjangnya 3
meter. Punggung jalan yang ambles tidak melebihi dari 8 mm.
7) Sambungan memanjang dan melintang harus diperiksa dengan cermat.
viii) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang sebagaimana disyaratkan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang tercantum di bawah ini dan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, produksi, pencampuran dan
penghamparan seluruh bahan, termasuk semua pekerja, alat, pengujian, alat-alat kecil
dan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan seperti yang diuraikan
dalam Seksi ini.
Nomor Mata Uraian Satuan
Pembayaran Pengukuran
6.6.(1) Lapis Permukaan Penetrasi Macadam Meter Kubik
6.6.(2) Lapis Pondasi/Perata Penetrasi Macadam Meter Kubik
Pekerjaan sementasi (grouting) pada umumnya dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut;
1. Pembuatan lubang grouting dengan pengeboran sampai kedalaman yang ditentukan
2. Pencucian lubang bor dari kotoran yang melekat dan mengendap pada dasar lubang (biasanya
menggunakan air pemboran / air pembilas yang bersih)
3. Uji permeabilitas (tes air bertekanan) sebelum pelaksanan grouting
4. Injeksi grouting dimulai dari yang encer (1 : 10) ke yang lebih kental
5. Backfill lubang bor (kalau menggunakan metode down stage)
Adapan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan grouting adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan grouting harus dimulai dari lubang primer, sekunder dan seterusnya hingga di
5
dapatkan nilai permeabilitas (lugion) makin mengecil ( K 10 ), Adapun penyiapan titik grouting
harus disiapkan lebih dahulu,
2. Metode pemindahan titik grout yang akan diterapkan adalah pisahspasi (split spacing) atau
lompat katak (ship and loop)
3. Pelaksanaan grouting dimulai dari row paling luar ke dalam mendekati As Bendungan (bersifat
menutup.
4. Selesai pengeboran kedalaman lubang bor harus dicek apakah sudah sesuai dengan kedalaman
dan urutan grouting
5. Sesaat sebelum grouiting, test tekanan air harus dilaksanakan dalam waktu 10 menit , dengan
menggunakan tekanan maksimum yang diijinkan sesuai kedalaman. Kecuali untuk lubang Pilot
hole dan Check hole, selain diambil contoh batuan(coring) juga dilaksanakan uji permeabilitas
yang dilakukan 5 kali pengetesan masing-masing 10 menit setiap tekanan.
6. Pada waktu tes air / grouting, tekanan yang dilakukan tidak boleh melampoi tekanan maksimum
yang diijinkan untuk setiap kedalaman.
7. Kalau hasil perhitungan tes lugeon betul dengan nilai lugean (permeabilitas) kecil, maka
masuknya semen juga kecil (sedikit), demikian sebaliknya dengan lugeon besar, maka masuknya
semen pun akan banyak.
8. Flow meter yang digunakan utuk test air (water test) harus dikalibrasi, supaya hasil perhitungan
debit air tidak keliru.
9. Pada waktu pemboran kalau terjadi water loss (kehilangan air) atau adanya air artesis (kelebihan
air keluar), menandakan adanya retakan-retakan atau rongga yang berhubungan, pelaksanaan
pemboran bisa dilaksanakan dengan pemboran kering (tampa air pembilas), kalau kesulitan
lubang bor harus digrouting dengan tekanan maksimum sesuai kedalam.
10. Perlu dicheck banyaknya semen di grout plan sebelum dan sesudah operasi grouting. Banyaknya
sak semen yang kosong harus sesuai dengan masuknya semen dalam lubang bor kalau tekanan
besar biasanya masuknya juga besar.
11. Dalam pelaksanan grouting harus di kontrol /check jangan sampai ada kebocoran, kalau terjadi
kebocoran harus segera disumbat, atau grouting dihentikan.
12. Kalu terjadi kebocoran pada lubang bor yang berdekatan, maka lubang bor harus ditutup dengan
pecker yang dilengkapi dengan alat pengukur tekanan (pressure gouge). Lubang bor tersebut
juga dianggap sudah selesai apabila tekanan dari stage yang akan digrouting sama dengan
tekanan pada lubang bor yang memberikan kebocoran.
13. Check peralatan dan perlengkapan grouting, harus sesuai degan persyaratan/spesifikasi, putaran
mixer dan agitator, tekanan dan kapasitas pompa grouting, selang sirkulasi harus terhubung
dengan benar serta standpipe fittings untuk check bleeding dan control tekanan.
14. Untuk menghindari kebocoran dalam lubang bor, kalau kondisi batuan yang digrouting baik(keras
dantidak banyak rongga) packer menggunakan cara mekanik (mechanical packer), sedangkan
batuan yang jelek ( banyak rongga dan mudah pecah) sebaiknya packer menggunakan yang
inflated ( dipompa)
15. Kondisi batuan jelek, pelaksanaan grouting harus menggunakan metode down stage grouting,
sedang kondisi batuan baik , pelaksanaan grouting bisa menggunakan metode upstage grouting
(dari bawah keatas)
16. Pada kondisi batuan yang banyak rekahan dipermukan tau batuan yang lunak yang tidk bisa
(kuat) menahan packer, permukaan lubang harus dipasang casing (standpipe) atau dibuat grout
caps.
17. Chek lubang yang mau digrouting apakah sudah sesuai urutan dan prosedur grouting. Dan kalau
sudah selesai grouting, plot pada denah dan penampang lubang grouting yang ditempel pada
Grout Plant, agar pelaksanaan lubang berikutnya dengan mudah dapat ditentukan.