Anda di halaman 1dari 26

PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN


RUANG
Jl. Prof. dr. hazairin, sh no.901 telp. (0736) 21224 fax. (0736) 23747

SPESIFIKASI TEKNIK
Pekerjaan : Perencanaan Teknis
Pembangunan Pengaman Sungai
Dan Pengendali Banjir Air Ketahun
Lokasi : Kabupaten Lebong
Sumber Dana : APBD-P
T. A. : 2019

1
SPESIFIKASI TEKNIK

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pengukuran di Lapangan untuk Mutual Check (MC).

Sebelum pekerjaan kami laksanakan, maka kami melakukan pengukuran di


lapangan sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan dan
setelah pekerjaan selesai semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing. Pedoman
utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan, adalah patok beton yang
merupakan titik tetap utama ( “ Bench Mark “ ) yang akan ditentukan oleh Direksi
pekerjaan.

Kami akan memasang minimal tambahan 2 (dua) buah patok beton, yang akan
dijadikan sebagai titik bantu utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari
lokasi rencana bangunan, dan tidak boleh terusik atau rusak atau berubah posisinya
secara langsung maupun tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan dan untuk
lahan pekerjaan yang cukup panjang perlu ditambah patok beton sebagai titik Bantu
utama dengan jarak + 500 m atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

Patok beton yang merupakan titik bantu utama, posisi elevasi dan
koordinatnya harus diikat secara sempurna dengan patok beton titik utama. Patok
beton sebagai titik bantu utama, harus mempunyai ukuran lebar (10 x 10) cm panjang
100 cm serta harus tertanam sedalam  50 cm dengan posisi tegak dan cukup kokoh
tidak meudah berubah bentuk dan posisinya.

Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran


sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan,
dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk penggambaran rencana gambar
pelaksanaan (“Construction Drawing”). `

Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran, sungai, embung dll. harus
dilaksanakan dengan jarak/ interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi
Pengguna Jasa khususnya pada lokasi tikungan jarak tersebut harus lebih dekat/
pendek yang dimulai dari titik awal tikungan, tengah-tengah tikungan dan ujung akhir
tikungan.

1
Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus
disyahkan oleh Direksi pekerjaan, dan dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan
pekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil pelaksanaan
pekerjaan.

Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, kami akan melakukan


pengukuran akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan perhitungan hasil
pengukuran harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan dan dipergunakan sebagai dasar
acuan guna mempersiapkan gambar purna bangun (As built Drawing)

Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan,


Direksi pekerjaan sewaktu-waktu berwenang dan berhak memberikan instruksi
kepada Penyedia Jasa, dan Penyedia Jasa harus bersedia untuk melaksanakan
pengukuran tertentu yang sifatnya sebagai check berkala atau stick proof, misalnya
kedalaman fondasi, batas pembebasan tanah dan lain sebagainya.

Pada saat penyerahan gambar purna bangun, Penyedia Jasa harus


menyerahkan data dan perhitungan hasil pengukuran yang sudah disyahkan oleh
Direksi pekerjaan.

Mutual Check (MC-0%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung
oleh Penyedia Jasa berdasarkan gambar kerja dan disetujui Pengguna Jasa.
Perhitungan kuantitas pekerjaan tersebut harus disampaikan oleh Penyedia Jasa paling
lambat 15 (lima belas) hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan, kepada PPK
untuk mendapatkan persetujuan.

Penyedia Jasa tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan bila Mutual Check


(MC-0%) pekerjaan bersangkutan belum mendapat persetujuan Pengguna Jasa.
Kegagalan Penyedia Jasa dalam mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa atas
MC-0% yang ia sampaikan, tidak dapat dipergunakan sebagai alasan Penyedia Jasa
untuk mengusulkan perpanjangan waktu pelaksanaan.

Kami akan menyerahkan hasil seluruh perhitungan kuantitas semua pekerjaan


dalam format MC-100% kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya masa pelaksanaan.

Pekerjaan dimaksud antara lain :

2
1.1. Pengukuran bendung untuk MC : pekerjaan bangunan bendung dan
bangunan pelengkapnya atau bangunan yang sejenis.

1.2. Pengukuran saluran untuk MC : pekerjaan saluran dan drainase

1.3. Pengukuran bangunan untuk MC : pekerjaan bangunan bagi/sadap,


bangunan pelengkap atau bangunan lain yang sejenis

1.4. Pengukuran lokasi pek.untuk MC : pekerjaan embung, sungai, bangunan


lainnya yang sejenis

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa dihitung berdasarkan yang tertera dalam daftar kuantitas
dan harga (bill of Quantity).

2. Pembersihan Lokasi / land clearing

Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan


dari semua tumbuhan harus dikerjakan maka terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu,
semak belukar dan Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak
belukar yang ada di lokasi pekerjaan.

Kami akan membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah


kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan
lapangan.Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak
harus ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka kami akan melindunginya dari
kerusakan.

Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan
dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pembersihan


tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) m2, sedangkan harga satuan
pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang
dipakai, peralatan yang dipergunakan, “overhead” dan keuntungan Penyedia Jasa.

3
II. PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

1. Lingkup Pekerjaan

a. Dalam daftar kuantitas disediakan biaya tetap untuk mobilisasi dan


pembersihan lapangan pada akhir pekerjaan.

Biaya ini termasuk :

- Biaya transportasi untuk personil, alat – alat, penyediaan bahan –


bahan, dll. Yang bertalian dengan tempat kerja.

- Untuk mendirikan kantor, gudang, instalasi, dan fasilitas lain di


tempat pekerjaan.

- Sewa / beli alat – alat.

b. Semua fasilitas, instalasi, dan alat – alat yang didirikan atau dibawa ke
lokasi proyek, dianggap sebagai penyediaan untuk proyek, kecuali Direksi
secara tertulis menentukan lain untuk hal tersebut diatas.

Dalam hal ini Penyedia Jasa hanya bertanggung jawab agar penyediaan itu
mencukupi dan efisien, serta dapat melindungi, menjalankan, memperbaiki
dan mempersiapkan fasilitas instalasi dan alat – alat. Alat – alat tersebut tadi
tidak boleh dibongkar atau dipindahkan dari lapangan sebelum pekerjaan
selesai tanpa izin tertulis dari Direksi Pekerjaan.

c. Semua fasilitas, instalasi, dan alat – alat dilapangan, juga menjadi


wewenang Direksi untuk memiliki dan menggunakannya untuk lingkup
pekerjaan di Kontrak, dan Penyedia Jasa membuat tanda pengesahan yang
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

2. Pembersihan Akhir

Jika pekerjaan telah selesai seluruhnya, Pemborong harus memindahkan


semua fasilitas, instalasi, dan alat – alat dari proyek yang akan menjadi bagian yang
permanen dari bangunan lapangan akan diserahkan hingga memuaskan Direksi dalam
keadaan bersih bebas dari kotoran, material – material yang sudah tak digunakan dan
alat – alat bantu sementara.

3. Pembayaran

4
a. Pembayaran untuk mobilisasi dan pembersihan lapangan akhir harus dibuat
atas dasar harga lump sum dalam daftar kuantitas pekerjaan.

b. Kemajuan pembayaran harus dibuat sebagai berikut :

Jika 5 % dari total harga kontrak sudah diterima pembayarannya dari bagian –
bagian lain dari lingkup pekerjaan, maka 45 % dari jumlah untuk mobilisasi
dan pembersihan lapangan akhir dapat dibayarkan apabila :

semua alat – alat konstruksi atau yang disetujui untuk diganti telah dipenuhi 0
% sampai 50 % seperti tercantum dalam proposal teknik dalam daftar lingkup
pekerjaan dan berada dilapangan, tak ada pembayaran untuk alat – alat yang
didaftar tetapi tidak ada dilapangan.

c. Jika 50 % dari harga borongan telah dibayarkan dari lingkup pekerjaan yang
lain, maka sampai 45 % dari mobilisasi dan pembersihan lapangan dapat
dibayarkan kepada Pemborong apabila : semua alat – alat konstruksi atau
disetujui untuk diganti sudah dipenuhi 50 % sampai 100 %, seperti tercantum
dalam proposal teknik dan dalam daftar lingkup pekerjaan, berada dilapangan
dan dalam keadaan bekerja.

d. Kemajuan Pembayaran untuk mobilisasi dan demobilisasi serta


pembersihan lapangan akhir akan dikenakan retensi 5 % dan retensi ini tidak
akan dibayarkan apabila kegiatan tersebut belum dilaksanakan sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan.

III. PEKERJAAN TANAH

1. RUANG LINGKUP

Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja


pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran.

Pedoman ini mencakup kegiatan penggalian, penanganan, pembuangan atau


penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari sumber bahan yang diperlukan
untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan galian.

Pedoman ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan, penghamparan


dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan,
untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang

5
diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan
elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui untuk penyelesaian dari
pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan timbunan.

2. ACUAN NORMATIF

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

- SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah

- SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah.

- SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.

- SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah.

- SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.

- SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah


yang mengandung Butir Kasar

- SNI 03-2636-1992 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah


Untuk Bangunan Sederhana

- SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan


Tanah Maksimum

- SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat


Konus Pasir

- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah

- SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan


Alat Hidrometer.

- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah

- SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus


dengan Cetakan Benda Uji

3. Galian

(1) Umum

6
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan
galian batu termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya,
jalan akses dan bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman dan
lain-lain) yang diperlukan serta pengangkutan material hasil galian kelokasi yang
disepakati untuk tempat pembuangan akhir atau penimbunan sementara (stock piling)
sebelum dimanfaatkan lebih lanjut.

Kami akan menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali, metoda
kerja pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan ke lokasi
pembuangan akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan
timbun, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.

Kami juga akan melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan bersama


Pengguna Jasa sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar selesai
dikerjakan atau waktu yang lain sesuai dengan perintah Pengguna Jasa yang hasilnya
berupa gambar hasil pengukuran yang menunjukkan elevasi muka tanah, tampang
memanjang dan melintang harus diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk
mendapatkan persetujuan.

Gambar-gambar hasil pengukuran pra-konstruksi diatas untuk selanjutnya


dipergunakan sebagai acuan dan dasar perhitungan kuantitas pekerjaan galian.

Sebisa mungkin kami juga akan mencegah dari kerusakan dan melindungi
tanah dibawah elevasi galian pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap
dalam keadaan yang baik, kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang
disebabkan oleh kesalahan kami maka kami akan segera diperbaiki dengan biayanya
sendiri.

Kami sesegera mungkin akan memberitahu Pengguna Jasa bila pekerjaan


galian telah selesai dikerjakan untuk dilakukan pemeriksaan guna persetujuan
sebelum pekerjaan lanjutan/bangunan irigasi atau pengecoran beton dilaksanakan.
Penggunaan stockpiling dan pembuangan tanah hasil galian harus sesuai dengan
spesifikasi teknis ini

(2) Klasifikasi Galian

Pekerjaan galian diklasifikasikan sebagai pekerjaan galian tanah dan pekerjaan


galian batu sebagai berikut :

7
(a) Galian Tanah

Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah galian tanah, sedimen/ endapan,
pasir, kerikil, kerakal, atau batu yang dapat digali dengan mudah tanpa
menggunakan alat khusus (ripper) atau peledakan termasuk upaya
penanganannya, pembentukan/perapian lubang galian agar sesuai dengan
lokasi, jalur, elevasi, kelandaian dan dimensi seperti yang telah ditetapkan
dalam gambar atau petunjuk/perintah Pengguna Jasa, serta pengangkutan
material hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi penampungan
sementara sebelum dipergunakan sebagai tanah bahan timbun.

Galian tanah diklasifikasikan dalam 5 (lima) tipe galian sesuai dengan kondisi
dan lokasi daerah penggalian sebagai berikut :

Tipe-A : galian untuk saluran, sungai, embung, jalan, drainasi dan galian tanah
biasa lainnya yang berada diatas permukaan air.

Tipe-B : galian tanah endapan / sedimen untuk normalisasi


saluran/sungai/embung.

Tipe-C : galian tanah keras/cadas untuk fondasi bangunan Air dan bangunan
pelengkapnya serta pekerjaan sejenis.

Tipe-D : galian dibawah permukaan air pada sungai dan saluran pembuang
alam / buatan tanpa upaya pengeringan / pemompaan.

Tipe-E : galian dasar sungai untuk pembangunan bangunan Air antara lain :
Bendung, Ground Sill, Check Dam, Konsolidasi Dam, Revetment / Perkuatan
tebing Sungai, tanggul sungai, embung dan fasilitas lainnya, dimana tanah
dilokasi galian mengandung banyak kerikil, kerakal dan batu.

Semua tipe pekerjaan galian tersebut termasuk penanganannya dilokasi


pembuangan akhir/sementara, penghamparan dan pemadatan, perapihan dan
fasilitas drainasi;

(i) Galian Bangunan: Galian Tipe-C

Dimensi galian untuk bangunan air dan bangunan pelengkap yang


diperhitungkan dalam pembayaran pekerjaan tersebut dibatasi sesuai dengan

8
ketentuan dibawah ini, kecuali apabila karena suatu sebab ditentukan lain oleh
Pengguna Jasa

Bangunan di lokasi tanah biasa Kemiringan atau

Dimensi Kondisi Galian

- Tebing/talud galian yang terbuka untuk sementara 1:1,0

1:0,5 - pasir dan kerikil

- bukan pasir & kerikil

- Tebing/talud galian yang terbuka secara permanen 1:1,0 - 1:1,5

1:2,0 - diatas muka air

- dibawah muka air

- Jarak horizontal batas galian dari tepi luar fondasi bangunan 0,5 m -

- Lebar berm pada setiap 3,0 m kedalaman galian 0,5 m -

Profil galian : dasar dan tebing yang telah selesai digali harus dirapikan dan
dipadatkan dan diperiksa Pengguna Jasa untuk mendapat persetujuan sebelum
bangunan diatasnya, konstruksi beton atau pasangan batu dilaksanakan,
demikian pula bila sewaktu-waktu tebing galian longsor akibat kegiatan
peralatan berat atau sebab lain karena kelalaian Penyedia Jasa.

Bila dalam metoda kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah hasil
galian (stock-piling) sebelum tanah tersebut diangkut kelokasi penimbunan
permanen sebagai tanggul atau bangunan permanen lainnya sehingga
berakibat 2 (dua) kali kerja atau double-handling, maka biaya yang
dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk kegiatan tersebut, dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan galian atau timbunan.

(ii) Galian Borrow Area

Tanah yang baik untuk pekerjaan timbunan Tipe-B dan Tipe-C harus diambil
dari borrow-area yang disetujui Pengguna Jasa, dan kami berkewajiban
membayar segala pengeluaran biaya untuk pengadaan tanah bahan timbun

9
tersebut termasuk biaya pembelian/ganti rugi kepada pemilik tanah, pajak
galian Tipe-C, royalti, perijinan dan pengeluaran lainnya.

Kami akan menyerahkan hasil uji laboratorium untuk tanah dilokasi borrow-
area yang diusulkan kepada Pengguna Jasa guna mendapatkan persetujuan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum kegiatan galian borrow-area
dilaksanakan.

Kegiatan galian borrow-area boleh dilakukan hanya bila telah mendapatkan


persetujuan Pengguna Jasa dan sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan
semak belukar dan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas, telah selesai
dilaksanakan sehingga dijamin bahwa tanah bahan timbun benar-benar sudah
bersih dan bebas dari bahan organik.

(3) Pemanfaatan, Penampungan Sementara (Stock piling) dan Pembuangan


Tanah Hasil Galian (Use, Stockpilling and Disposal of Excavated Materials)

(a) Pemanfaatan dan Pembuangan Tanah Hasil Galian

(i) apabila tanah hasil galian Tipe-A, Tipe-D dan Tipe-E memenuhi syarat
sebagai bahan timbunan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, maka
tanah hasil galian tersebut harus dimanfaatkan untuk bangunan permanen
seperti tanggul, timbunan jalan, saluran dan bangunan.

Bila berdasarkan hasil uji laboratorium tanah hasil galian terdiri dari 2 (dua)
jenis tanah yang memenuhi dan tidak memenuhi spesifikasi sebagai tanah
bahan timbun, kami akan berupaya agar kedua jenis tanah tersebut tidak
bercampur bila tanah yang memenuhi spesifikasi akan dipergunakan dalam
konstruksi sesuai dengan perintah.

Tanah hasil galian yang memenuhi syarat pada umumnya sebagai berikut :

• Diameter butiran (partikel) maksimum 100 mm

• Plasticity Index (PI), lebih besar dari 15%.

Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbun :

• Tanah lapis atas yang mengandung banyak bahan organik.

• Plasticity Index (PI) kurang dari 15%.

10
• Liquid Limit (LL) lebih dari 50%

• Diameter butiran lebih dari 100 mm

• Batu lunak dan batu keras.

Persetujuan Pengguna Jasa terhadap pemanfaatan tanah hasil galian untuk


keperluan pekerjaan permanen, tanggul, urugan kembali dan lainnya akan
diberikan berdasarkan hasil uji laboratorium tanah galian yang dikerjakan dan
diserahkan oleh kami, tidak hanya persyaratan diatas.

Bila tanah yang sudah disepakati sebagai bahan timbun terlalu basah dengan
kandungan air melampaui kadar air optimum hasil uji laboratorium (Standard
Proctor Test), maka tanah tersebut harus ditampung untuk sementara waktu
dilokasi yang telah kami sediakan dan disetujui Pengguna Jasa yang
dilengkapi dengan fasilitas drainasi, guna mendapat perlakuan khusus:
penghamparan, pengeringan dan lain-lain untuk menurunkan kadar airnya
sampai memenuhi persyaratan sebagai tanah bahan timbunan.

Kelebihan tanah hasil galian harus dibuang ke lokasi pembuangan yang telah
kami sediakan dan telah disetujui Pengguna Jasa. Penimbunan tanah buangan
paling tinggi 2,0 m dan tidak diperbolehkan mengganggu lingkungan
disekitarnya.

Bila dianggap perlu kami akan menutup timbunan hasil buangan dengan tanah
yang baik bila menurut Pengguna Jasa timbunan hasil galian tersebut
berdampak negatif terhadap lingkungan disekitarnya, (ii) Hasil galian tanah
endapan Tipe-B dari pekerjaan normalisasi saluran / sungai harus dibuang di
lokasi yang disediakan Penyedia Jasa diluar daerah kerja sesuai dengan
ketentuan seperti yang diuraikan diatas.

(b) Pembuangan Batu Hasil Galian

Batu lunak hasil galian Tipe-F dan batu keras hasil galian Tipe-G dibuang
keluar daerah kerja dilokasi yang telah kami sediakan, kecuali bila ditentukan
lain oleh Pengguna Jasa .

Penimbunan batu hasil galian tersebut harus dibatasi paling tinggi 2,0 m dan
tidak diperbolehkan mengganggu pekerjaan dan tidak berdampak negatif

11
terhadap lingkungan disekitarnya dengan biaya menjadi tanggung jawab
sepenuhnya Penyedia Jasa.

(c) Pemilahan dan Pembuangan Tanah Borrow Area

Lokasi borrow area dan pemanfaatan tanahnya sebagai tanah bahan timbunan
harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa sebelum galian borrow area
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan bila berdasarkan hasil uji
laboratorium tanah borrow area ternyata terdiri dari tanah yang memenuhi
syarat dan tanah yang tidak memenuhi syarat sebagai bahan untuk timbunan
maka kami akan melaksanakan pemilahan pada waktu penggalian tanah
borrow area sehingga tanah yang akan dimanfaatkan untuk
timbunan/pekerjaan permanen tidak terkontaminasi dan membuang tanah yang
tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan di lokasi yang telah kami
sediakan sesuai dengan ketentuan

(4) Pengukuran dan Pembayaran untuk Galian

(a) Galian Tanah

(i) Pekerjaan galian tanah Tipe-A, Tipe-D, dan Tipe-E diukur dalam satuan
meter kubik (m3) galian tanah dan kupasan tanah lapisan atas, sesuai dengan
dimensi dan kemiringan yang ditunjukkan dalam gambar kerja dan telah
diselesaikan dengan rapi.

Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah Tipe-A, Tipe-D dan Tipe-E


dilaksanakan sesuai dengan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
yang sudah termasuk biaya untuk pekerja, peralatan, bahan bangunan dan
semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran pelaksanaan
yang diperlukan untuk pekerjaan galian, pengangkutan hasil galian ke lokasi
pembuangan atau lokasi penampungan sementara (stock-pile), perapian tebing
galian, jalan akses sementara, pengeringan/pemompaan dan lain-lain.

Yang termasuk dalam pembayaran Galian Tipe-A, Tipe-D dan Tipe-E adalah
sebagai berikut :

(1) Galian Tipe-A :

Galian Type-A.1 terdiri :

12
- biaya menggali tanah biasa dengan kedalaman kurang dari 1 m secara
manual

- ongkos mengangkut untuk bahan timbunan / dibuang disekitarnya dengan


jarak < 30 m dan

- perapihan

Galian Type-A.2 terdiri :

- biaya menggali tanah biasa dengan kedalaman < 1 m secara manual

- ongkos mengangkut untuk bahan timbunan / dibuang disekitarnya dengan


jarak > 30 m – 50 m dan

- perapihan

Galian Type-A.3 terdiri :

- biaya menggali tanah biasa dengan kedalaman >1 m–3 m secara manual

- ongkos mengangkut untuk bahan timbunan / dibuang disekitarnya dengan


jarak < 30 m dan

- perapihan

Galian Type-A.4 terdiri :

- biaya menggali tanah biasa dengan kedalaman >1 m–3 m secara manual

- ongkos mengangkut untuk bahan timbunan / dibuang disekitarnya dengan


jarak > 30 m – 50 m dan

- perapihan

Galian Type-A.5 terdiri :

- Biaya menggali tanah biasa dengan alat berat

- Membuang / membawa sebagai bahan timbunan sesuai yang ditentukan oleh


Direksi Pekerjaan

- biaya alat dan penunjangnya antara lain Excavator, Bulldozer, dll yang
sejenis sesuai kebutuhan dilapangan

13
- perapihan

(2) Galian Tipe-D terdiri :

- Biaya menggali tanah/endapan didalam air tanpa adanya pengeringan dengan


alat berat

- Membuang / membawa sebagai bahan timbunan sesuai yang ditentukan oleh


Direksi Pekerjaan

- biaya alat dan penunjangnya antara lain Excavator, Ponton, Bulldozer, dll
yang sejenis sesuai kebutuhan dilapangan

- perapihan

(3) Galian Tipe-E :

Galian Type-E.1 terdiri :

- biaya menggali tanah keras / cadas dengan kedalaman kurang dari 1 m secara
manual

- ongkos mengangkut untuk dibuang disekitarnya dengan jarak < 30 m dan

- perapihan

Galian Type-E.2 terdiri :

- biaya menggali tanah keras / cadas dengan kedalaman < 1m secara manual

- ongkos mengangkut untuk dibuang disekitarnya dengan jarak > 30 m – 50 m


dan

- perapihan

Galian Type-E.3 terdiri :

- biaya menggali tanah keras / cadas dengan kedalaman > 1m–3m secara
manual

- ongkos mengangkut untuk dibuang disekitarnya dengan jarak < 30 m dan

- Perapihan

Galian Type-E.4 terdiri :

14
- biaya menggali tanah keras / cadas dengan kedalaman > 1m–3m secara
manual

- ongkos mengangkut untuk dibuang disekitarnya dengan jarak > 30 m-50 m


dan

- Perapihan

Galian Type-E.5 terdiri :

- Biaya menggali tanah keras / cadas dengan alat berat

- Membuang pada lokasi sesuai yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan

- biaya alat dan penunjangnya antara lain Excavator, Bulldozer, dll yang
sejenis sesuai kebutuhan dilapangan

- perapihan

4. Timbunan/Urugan Kembali

Pekerjaan urugan kembali harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang
disepakati atau atas perintah Pengguna Jasa, berdasarkan tujuannya urugan kembali
digolongkan dalam 2 (dua) tipe, ialah :

Tipe-A : urugan kembali tanpa pengendalian pemadatan yang ketat, dimaksudkan


untuk saluran pengelak sementara dan lokasi lain yang ditetapkan Pengguna Jasa .

Tipe-B : urugan kembali untuk bangunan :bendung, saluran irigasi,drainasi, sungai


dan di lokasi lain sesuai dengan perintah Pengguna Jasa dengan pemadatan
biasa/normal seperti yang diuraikan dalam spesifikasi ini.

Kami akan menyampaikan metoda kerja, bahan dan peralatan yang direncanakan akan
digunakan, kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan
urugan/timbunan tanah kembali dilaksanakan :

Tipe-A : tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian dilokasi
bangunan atau lokasi lain sesuai persetujuan Pengguna Jasa .

Tipe-B.1 : - tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil pekerjaan galian atau
dari borrow-pit yang memenuhi syarat sebagai tanah bahan timbun berdasarkan hasil
uji laboratorium dan atas persetujuan/perintah Pengguna Jasa .

15
- dikerjakan paling sedikit 14 (empat belas) hari sesudah pekerjaan beton untuk
struktur selesai dilaksanakan.

- dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal lapisan berdasarkan hasil uji coba yang
tergantung dari material/ tanah bahan timbunan, peralatan yang dipergunakan dan
jumlah lintasannya.

- pada umumnya tebal lapisan urugan kembali yang telah dipadatkan tidak boleh lebih
dari 30 cm.

- kadar air tanah bahan timbunan berkisar antara + 3% sampai -5% dari kadar air
optimum berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat kepadatan 95% kepadatan
kering maksimum sesuai dengan kriteria ASTM D-968.

- pemadatan dengan menggunakan Baby roller / stamper atau Alat Pemadat yang
disetujui Pengguna Jasa .

Tipe-B.2 : sesuai Tipe-B.1 proses penimbunan dengan excavator dan pemadatan


dengan alat berat lainnya.

Pengukuran untuk pekerjaan timbunan / urugan kembali Tipe-A dilakukan dalam


satuan meter kubik (m3) yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan
galian dan dinding/permukaan paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan
yang tidak melampaui elevasi permukaan tanah asli atau berdasarkan data hasil
pengukuran sebelum dan segera setelah pekerjaan urugan kembali selesai dikerjakan
diatas fondasi tanah lembek dimana settlement dan land subsidence masih terus
berlanjut atau sesuai perintah Pengguna Jasa .

Kecuali bila ditetapkan lain oleh Pengguna Jasa , biaya untuk urugan kembali Tipe-
B.1 dan B.2 sudah termasuk dalam harga Lump Sum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Tapi bila berdasarkan perintah Pengguna Jasa , pembayaran pekerjaan urugan
kembali Tipe-B.1 dan B.2 harus dilakukan berdasarkan harga satuan maka
pembayarannya dilakukan berdasarkan volume pekerjaan tersebut yang diperoleh dari
data pengukuran sebelum dan sesudah selesainya pekerjaan yang memuaskan
Pengguna Jasa .

Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang tercantum


dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk : galian,

16
angkutan, re-handling, penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan, perapian
dan biaya lain termasuk, upah, bahan, peralatan serta pekerjaan penunjang yang
diuraikan dalam Sub-bagian A.

Pembayaran tersebut diatas adalah :

- Timbunan tanah Tipe-A : dari hasil galian (Manual)

- Timbunan tanah Tipe-B1: dari hasil galian (Mekanis)

- Timbunan tanah Tipe-B2: dari hasil galian dengan alat berat

CATATAN :

- Yang dimaksud dengan Manual adalah proses pemadatan yang dilaksanakan secara
manual dengan menggunakan tenaga manusia dengan alat pemadat timbris, dll,
sejenis

- Yang dimaksud dengan Mekanis adalah proses pemadatan yang dilaksanakan secara
mekanis yaitu dengan menggunakan peralatan antara lain : baby roller, stamper, dll.

- Sedangkan yang dimaksud Alat Berat adalah proses pemadatan dengan alat berat
antara lain dengan menggunakan peralatan : Excavator, Bulldozer, wheel loader,
compaction roller, dll sejenis

5. Pengangkutan Tanah Bahan Timbunan dan Sisa Galian

Penyedia Jasa wajib menyerahkan metoda kerja untuk pengangkutan tanah


bahan timbunan dari lokasi borrow-pit dan/atau galian serta pembuangan sisa galian
dan/atau tanah yang tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan ke lokasi
pembuangan yang disediakan oleh Penyedia Jasa, paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum dikerjakan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan.

Metoda kerja tersebut dilampiri dengan peta rencana pemindahan tanah secara
mekanis (earth moving work plan) dilengkapi jalur/lintasan jalan untuk transportasi
tanah. Harga satuan untuk pekerjaan galian dan timbunan yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, sudah termasuk biaya untuk angkutan.

6. Toleransi Pekerjaan Tanah

17
Dimensi, elevasi dan kemiringan pekerjaan tanah setelah selesai dirapikan
dapat diberi toleransi seperti daftar dibawah ini kecuali bila ditetapkan lain oleh
Pengguna Jasa .

(a) Saluran irigasi dan drainasi termasuk bangunan pelengkapnya:

- permukaan dasar : - 5 cm, + 0 cm

- lebar dasar : - 0 cm, + 5 cm

- lebar puncak : - 0 cm, + 5 cm

- jalur : ± 5 cm

- kemiringan memanjang : ± 0,1%

(b) Jalan

- permukaan jalan : - 0 cm, + 5 cm

- lebar jalan : - 0 cm, + 10 cm

- jalur : ± 5 cm

(c) Galian bangunan

- dasar galian : + 0 cm, - 5 cm

IV. PEKERJAAN PASANGAN BATU

1. RUANG LINGKUP

Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan


pekerjaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan
pasangan batu dan adukan semen.

Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan batu yang meliputi bronjong,


pasangan batu Kali, pasangan batu kosong, plesteran dan siaran serta pekerjaan
adukan semen. Pedoman ini mencakup pekerjaan penyediaan baik batu yang diisikan
ke dalam bronjong kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada landasan yang
disetujui sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam pada Gambar sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

2. ACUAN NORMATIF

18
Standar Nasional Indonesia (SNI)

- SNI 15-0302-1989 : Semen Pozolan Kapur

- SNI 15-2049-1994 : Semen Portland

- SNI 15-0129-1994 : Semen Portland Putih

- SNI 15-0302-1999 : Semen Portland Pozolan - SNI 03-2417-1991 : Metode


Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles

- SNI 03-3046-1992 : Kawat Bronjong dan Bronjong Berlapis PVC (Polivinil


Chlorida)

- SNI 15-3758-1995 : Semen Aduk Pasangan

- SNI 03-0090-1999 : Spesifikasi Bronjong Kawat

- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk digunakan dalam


Beton

- SNI 03-6882-2002 : Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan

American Standard Test Method

- ASTM C 91 : Masonry cement

- ASTM C 207 : Hydrated Lime

- ASTM C 270 : Mortar for Unit Masonry

- ASTM C 476 : Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry

3. ISTILAH DAN DIFINISI

 Agregat halus : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25
mm sampai 4 mm yang biasa disebut pasir
 Agregat kasar : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm
sampai 31,5 mm yang biasa disebut kerikil.
 Semen Portland : adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menggiling terak semen portland yang terutama, terdiri dari Kalsium Silikat
Hidrat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan
tambahan satu atau lebih bentuk kristal senyawa Kalsium Sulfat.

19
 Batu alam : adalah suatu gabungan daripada hablur mineral yang bersatu dan
memadat, sehingga memiliki derajat kekerasan tertentu, yang berbentuk secara
alamiah melalui proses pelelehan, pembekuan, pengendapan dan perubahan
alamiah.
 Batu candi : adalah batu kasar (granit, andesit dan sejenis) yang dibentuk
secara khusus untuk dipergunakan sebagai lapisan tahan gerusan
 Batu pecah : adalah hasil pecahan batu alam dalam bentuk butiran asli atau
dibelah menjadi ukuran butiran yang cukup besar untuk dipergunakan dalam
pembuatan bangunan dasar
 Bronjong : adalah suatu konstruksi yang tersusun dari batuan pecah dan di ikat
oleh anyaman kawat
 Pasangan batu kosong : adalah suatu konstruksi yang disusun dengan bahan
material yang berupa batu kosong yang berfungsi untuk melindungi bahaya
gerusan.
 Pasangan batu belah : adalah suatu konstruksi yang disusun dengan bahan
material yang berupa batu kali, pasir dan semen Portland
 Plesteran : adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai penutup / pengikat
ujung pasangan batu
 Siaran : adalah sutau konstruksi yang berfungsi untuk menutup / mengikat /
memperkuat antara batu muka

4. PERSYARATAN BAHAN

4.1. Batu

a. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari
jenis yang diketahui awet.

Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau
lemah.

b. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali yang
dipecah salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.

c. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.

20
d. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih.

e. Ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali
hanya boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai
persetujuan Direksi dan digunakan bersama-sama dengan batu belah.

Batu pecah yang mempunyai diameter < 10 cm hanya boleh dipergunakan


sebagai batuan pengisi/pengunci.

4.2. Pasir

a. Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam (pasir pasang) yang
diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi.

b. Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik,


sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan
lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu
pasangan batu.

4.3. Material Cement

a. Bahan material cement yang dipakai adalah jenis PC yang ada dipasaran
dan harus memenuhi standart.

b. Bahan material cement yang telah mengeras karena pengaruh cuaca, air atau
bahan organic lainnya tidak boleh dipakai

c. Dalam menyimpan material di gudang lapangan, tempat penyimpanan harus


kering dan diberi alas minimum 30 cm diatas permukaan tanah dan tinggi
tumpukan maksimum 3 m.

4.4. Air

Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur, minyak,


bahan organic atau bahan kimia.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Pasangan Batu Belah 1 PC : 4 PS

21
a. Spesifikasi teknis untuk pasangan batu belah 1 PC : 4 PS sama dengan
spesifikasi pasangan batu belah 1 PC : 3 PS akan tetapi perbandingan
campuran spesi adalah 1 PC (Portland Cement) : 4 PS (Pasir) dengan
kebutuhan Semen (PC) sebanyak = 163 kg dan Pasir sebanyak = 0,52 m3.

b. Perhitungan dan Pembayaran :

Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan


telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( Unit )
M3

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum
dan keuntungan.

5.2. Siaran 1 PC : 2 PS

a. Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu


muka harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus
dibersihkan

b. Adukan spesi untuk siaran harus memakai adukan 1 PC (Portland Cement) :


2 PS (Pasir) dengan kebutuhan Semen (PC) sebesar = 6,35 kg dan Pasir
sebanyak = 0,012 m3 dan diaduk secara merata dengan air.

c. Pekerjaan Siaran dapat dibagi atas :

i. Siaran Tenggelam (masuk kedalam ± 1 cm).

ii. Siaran rata (rata dengan muka batu dengan tebal 1 cm)

iii. Siaran Timbul (timbul dengan tebal 1 cm dari muka batu)

d. Perhitungan dan Pembayaran :

Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan


telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( Unit )
M 2.

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, “ Biaya Umum
dan keuntungan.
22
5.3. Plesteran 1 PC : 3 PS

a. Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari
pasangan bata/batu kali harus diplester dengan adukan 1 PC (Portland
Cement) : 3 PS (Pasir) dengan kebutuhan Semen (PC) sebanyak = 7,75 kg dan
Pasir sebanyak = 0,023 m3 dan diaduk secara merata dengan air, guna
mencapai campuran yang homogen maka diwajibkan untuk memakai mixer /
molen.

b. Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan


dihaluskan dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus
diplester pada bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada sorongan /
pipa saluran, dan selebar 0,10 m dibawah tepi atas dinding dan pasangan
sorongan / pipa saluran.

c. Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang


sudah selesai karena sust pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah
selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.

d. Perhitungan dan Pembayaran :

Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan


telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( Unit )
M 2.

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, “ Biaya Umum
dan keuntungan.

5.5. Bronjong Kawat Galvanis diameter 3” (pabrikasi)

a. Spesifikasi teknis untuk bronjong kawat galvanis 3 mm pabrikasi sama


dengan spesifikasi bronjong kawat galvanis 3 mm dengan anyaman tangan
akan tetapi dalam penganyaman harus dilaksanakan oleh mesin bukan
manusia.

b. Perhitungan dan Pembayaran :

23
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( Unit )
buah

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum
dan keuntungan.

c. Batu isi untuk bronjong harus berdiameter 200 mm sampai dengan 400 mm
dimana sekurang-kurangnya 25 % harus berdiameter lebih besar dari 250 mm
dan untuk batu kecil hanya untuk pengisi bagian rongga.

d. Dalam pengisian batu perlu diperhatikan utamanya untuk semua sisi


permukaan dimana batu yang dipakai adalah batu yang mempunyai
permukaan yang rata dan ditopang bagian belakangnya dengan batu pengisi
sesuai dengan demensi bronjong.

e. Perhitungan dan Pembayaran :

Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan


telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( Unit )
M 3.

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya Umum
dan keuntungan.

V. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. RUANG LINGKUP

Pedoman Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode


pelaksanaan pekerjaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran
pelaksanaan pekerjaan lain-lain.

Pedoman ini mencakup pengadaan, pengujian, finishing, pengecatan,


pengiriman ke lokasi pekerjaan, penyetelan yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.

2. ACUAN NORMATIF

Standar Nasional Indonesia (SNI)

24
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. Pengadaan dan Pemasangan Nomenklatur 40 x 60 cm (marmer).

a. Bahan yang digunakan adalah marmer dengan ukuran sesuai dengan disain
atau ditentukan oleh Direksi, sedangkan ukuran 40 x 60 x 1,5 cm.

b. Untuk menulis huruf harus dipahat dan dicat warna biru atau sesuai dengan
perintah Direksi dan permukaan dalam kondisi rata.

c. Dalam pemasangannya harus tenggelam / rata dengan permukaan dan diberi


spesi 1 PC : 2 PS sebagai bahan perekat.

d. Perhitungan dan Pembayaran :

Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan


telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( Unit )
Buah.

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya Umum
dan keuntungan.

3.2. PELAKSANAAN PEKERJAAN LAPISAN GEOTEKTIL

a. Lapisan geotektil yang akan digunakan dengan tebal tidak kurang dari 2,2
mm dan berat 250 gram/m2 dan diletakkan pada dasar galian sebelum
penempatan batu bronjong. Permukaan lapisan geotektil harus datar.

b. Perhitungan dan Pembayaran

Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan


bangunan jadi yang telah diseyujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan
dalam satuan (unit) m2 yang telah ditanam.

Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang
dipergunakan, “ Overhead” dan keuntungan Penyedia Jasa pada analisa harga
satuan pekerjaan.

25

Anda mungkin juga menyukai