Proyek
Proyek @HOM HOTEL – SEMARANG ini merupakan Pembangunan Hotel 11 lantai dan 1
lantai Semi Basement, dengan luas bangunan ± 6.314 m².
Rencananya akan dibangun diatas lahan dengan luas lahan ± 1.048 m², dimana luas
Lt. Semi Basment ± 657 m², dimana lahan yang tersisa diluar basement hanya pada
bagian depan lahan, sedangkan kiri-kanan dan belakang lahannya cukup sempit,
bahkan sebagian area hampir menempel pada garis property (misalnya pada area STP),
sehingga hanya pada bagian depan lahan yang dapat dipakai sebagai los kerja,
penumpukan material, kantor proyek, gudang. Bedeng pekerja tidak diijinkan didalam
lokasi, maka perlu dicarikan area penginapan yang relatif dekat dengan site proyek,
agar dapat dilakukan mengendalian jumlah tenaga kerja untuk kerja lembur (kerja jam
malam).
Permasalahan utama dalam pelaksanaan galian basement adalah pada kondisi tanah
yang tidak cukup baik, dan elevasi galian yang cukup dalam -5,05 meter dan jarak
galian ke gedung tetangga (Gedung Multindo Finance 4 Lantai) dekat sekali, bahkan
pada area STP hampir menempel ke garis property.
Galian yang paling dalam pada area Pit Lift, yaitu sedalam 5,05 meter, dengan
perhitungan kedalaman sebagai berikut :
dari Elevasi Tanah Existing +0,500 ke Basement -1,500 = 2,00 meter
dari Lt. Basement ke dasar Pit Lift = 1,80 meter
tebal Pile cap = 1,00 meter
tebal lantai kerja dan pasir dibawah pile cap = 0,25 meter +
Kedalaman Galian pada area Pit Lift = 5,05 meter
.
I
7
~ --- 4
-.
6' r'yl.,
" .,
.s.,
0 • !
:1,,:
d
=[ IU
•
-
;,:
-c '~
- .
6
..
,.., ~L~
STP
..
3 ··•
'"' • = l=b 0
.§.,
..
:ll •
..
0 »,, •
0
·.,:
I
2 i...----
s
. "'
0
.;;
v-
I ~
Lokasi proyek berada pada Jalan Utama (Jl. Pandanaran) dimana terdapat ketentuan-
ketentuan (peraturan) yang diberlakukan terhadap keberadaan proyek, meliputi
kebersihan lingkungan dan keamanan lingkungan.
Pada saat ini sedang dilakukan pekerjaan pemancangan Spun Pile Ø 500 L=32 meter,
jumlah 108 titik, dikerjakan oleh Pihak Lain (Special Kontraktor), dan direncanakan
akan selesai sebelum Kontraktor SAP masuk (memulai pekerjaannya), dan semua
peralatan pancang telah dikeluarkan. Apabila pada kenyataannya belum selesai, dan
terjadi pekerjaan yang overlap, maka akan terjadi benturan aktifitas, yang berakibat
tidak lancarnya pelaksanaan galian ataupun struktur, hal ini karena sempitnya lahan
dan hanya ada satu acces/ pintu masuk proyek.
Untuk menurunkan Elevasi Muka Air Tanah (MAT) sampai dibawah elevasi galian,
diperlukan sistem dewatering. Sedangkan untuk mengendalikan genangan air hujan
perlu disiapkan beberapa sumpit & pompa summersible, yang selanjutnya dipompakan
kesaluran kota.
Pelaksanaan proyek dengan ketinggian ± 43 meter (11 Lantai + Semi Basement) dan
Sempitnya Lahan, maka pelaksanaan perlu didukung 1 unit TC (Tower
crane).
Untuk sirkulasi vertikal pekerja dan material kelantai-lantai atas didukung oleh 1 unit
PH (Passanger hoist).
Perlu disediakan sarana cuci roda kendaraan agar tidak mengotori jalan
raya.
Untuk menghindari jalur lalu lintas yang padat, maka pengiriman material dalam
jumlah besar (besi beton) dan mobil mixer akan efektif dilakukan pada malam hari.
Dan untuk kelancaran pengiriman material diperlukan koordinasi & komunikasi yang
tepat dengan pihak DLLAJR, Kepolisian & security lingkungan.
Lokasi Proyek
@HOM HOTEL - Semarang
Foto-foto Site Visit ( 5 Januari 2012 )
Gedung Multindo Finance (4 Lantai) Bagian depan lahan, dapat u/ los kerja
Listrik kerja : Sumber listrik dari dua sumber yaitu dari genset dan PLN
PLN : Digunakan untuk keperluan computer dan penerangan pagar apabila genset
tidak difungsikan (dimatikan).
Genset : Digunakan untuk melayani peralatan kerja proyek, misalnya : Tower
Crane, Passanger hoist, lampu penerangan/ kerja ; Bar cutter ; Bar bender ; Alat las ;
Mesin bor dll.
B. LANGKAH PERSIAPAN PEMBANGUNAN.
Untuk mencapai alternatif penekanan dalam bidang kualitas maupun waktu kerja
sehingga tujuan utama dapat tercapai, adalah dengan :
1. Dipersiapkan Shop Drawing & Material Approval.
2. Persiapan tenaga kerja yang meliputi tenaga terampil, semi terampil dan
tenaga pembantu.
3. Persiapan tenaga pendukung, operator, peralatan bantu.
4. Pemilihan subkontraktor specialist.
5. Pemilihan supplier.
Project Management :
Pekerjaan ini meliputi manajemen proyek baik terhadap aspek teknis maupun
aspek non teknis dari suatu proyek
Aspek² ini mempengaruhi kemulusan jalannya suatu proyek, dimana
kepemimpinan proyek yang baik akan dapat memberikan dampak manajemen
yang teratur dan tepat guna.
Kesemua langkah atau fungsi manajemen ini akhirnya bermuara pada efektivitas
dan efisiensi yang harus dicapai pada suatu proyek dan diusahakan oleh setiap
elemen yang ada pada proyek.
Untuk itu mengenali area kritis dan menjadikannya prioritas perencanaan dan
pelaksanaan project manajement menjadi kunci utama bagi keberhasilan
manajemen suatu proyek.
Disisi lain dalam aspek legal dan sosial diharapkan bisa memberikan keamanan
dan ketenangan bekerja sehingga jadwal yang baik bisa terpelihara, hal yang
paling utama, misalnya adalah keberatan lingkungan bila beroperasi 24 jam,
sehingga keterbatasan ini mempengaruhi dalam kapasitas kerja.
Bila tidak diijinkan untuk membuat barak pekerja didalam site, maka
mencari kontrakan untuk karyawan juga merupakan salah satu tugas
persiapan pelaksanaan, termasuk pembuatan pagar pengaman keliling,
memasang penerangan dan menyusun tenaga keamanan proyek.
Pengaturan utilitas/ sarana pendukung pelaksanaan suatu proyek, merupakan
bentuk persiapan optimalisasi lahan agar mempermudah pelaksanaan,
misalnya penempatan material diusahakan dekat dengan area kerja (area
installnya).
Tata letak utilitas/ sarana proyek digambarkan dalam Construction plan, yang
didalamnya memuat, pintu utama proyek, jalur perkerasan kendaraan proyek,
penempatan material, site office, kantor sub-kon, toilet pekerja, bedeng pekerja,
Genset, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, dan lain-lain.
Construction plan
J.IUN
Keterangan :
6) PosJ.aga
~ Matpekerja
[BJ ReserTOif
I TPAI TempatP9mbuug.u akhiraampah p~k
® Papan uma ko~trakbra IO
® Paseng411 Hoist
® Rumah GenSIJt
@ Mobil t1H,a1
@) ConcNt.Punp
@ T11&hluinp BrrudaUji
® TOMlrCran,
Jumlah sumur dewatering yang ditawarkan 2 unit deep weels dengan kapasitas
200 liter/ menit, untuk posisinya akan ditentukan menyusul. Untuk sementara
diusulkan posisi titik dewatering sebagai berikut:
GALIAN BASEMENT
Letak temporary ramp galian akan mempengaruhi metode pelaksanaan lanjutan,
seperti penentuan zoning dan start pelaksanaan.
Pelaksanaan galian basement didukung sejumlah unit Excavator dan sejumlah truk
tanah. Target pengeluaran tanah sekitar ± 200 m³ s/d 300 m³ perhari, kendala
yang dihadapi pada pelaksanaan galian basement ini adalah :
• Kemungkinan ada sisi pondasi ex-bangunan existing
• Sempitnya lahan untuk manuver alat berat dan truk tanah
• Kondisi lalu lintas jalan raya menuju proyek sangat padat & macet.
• Musim hujan sangat mempengaruhi pelaksanaan pengeluran tanah dari
site proyek.
• Jarak tempuh tempat pembuangan tanah galian.
Pelaksanaan galian dimulai dari area yang terjauh dari pintu proyek, sebagai
berikut :
Ramp Galian
Untuk memudahkan dalam pembuatan skedul dan monitoring waktu (time control),
maka perlu dibuat perencanaan zoning, sehingga mudah dalam kalkulating durasi.
Secara garis besar pekerjaan struktur bangunan semi basement dan tipikal Hotel
dibagi dalam 2 zone (zone 1 & 2).
Pertimbangan dibuatnya pembagian zone untuk mendapatkan batasan volume
pengecoran, terutama saat pengecoran balok & slab yang dilakukan bersamaan
dalam satu kali pengecoran. Juga untuk menghindari kevakuman pekerja saat
pelaksanaan bekesting & pembesian, sehingga pelaksanaan tidak perlu menunggu
selesainya satu lantai, baru di-cor sekaligus, tetapi cukup selesai dalam satu sub-
zone langsung di-cor, hal ini sangat menguntungkan karena berakibat durasi
sampai pengencoran menjadi lebih pendek.
Pembagian zoning pekerjaan Struktur
Program Kerja akan dituangkan dalam Skedul dengan tampilan Bar Chart Ms
Project.
PEKERJAAN PENGUKURAN :
Per-tama² yang harus dilakukan adalah mengadakan pengukuran dengan alat
bantu theodolite & alat leveling, kemudian menentukan as (axis) bangunan dan
patokan level. Proses pengukuran sampai penetapan axis & level haruslah
melibatkan pihak Konsultan, MK ataupun Pihak Owner, dalam hal ini masalah
persetujuan baik yang tertuang dalam Shop Drawing maupun titik² ordinat
bangunan dilapangan (site), begitu juga terhadap level patokan di site.
Pada tahapan ini juga dilakukan pembuatan dokumentasi keadaan existing
lokasi proyek dengan photo visualisasi, perhitungan luasan area/ lahan
existing, elevasi tanah existing proyek dan elevasi jalan raya, mendokumentasi
semua material, alat dan property existing milik Owner ataupun Pihak
terdahulu (kontraktor terdahulu, bila ada) yang berada dilokasi proyek yang
akan dibangun, mengecek benchmark bersama wakil MK dan Owner sebagai
acuan koordinat awal untuk pelaksanaan pekerjaan, membuat benchmark
tambahan minimal 4 (Empat ) titik, lokasi Bencmark ini harus ada persetujuan
wakil MK ataupun Owner, pembuatan patok Grid line bagian external bangunan
dan diberi nama sesuai dengan grid line yg tertera dalam gambar design,
patok diletakkan pada jarak 30 cm dari tepi pagar sementara.
Semua item pekerjaan serah terima lahan tersebut dituangkan dalam Berita
Acara serta terima lahan dan diketahui serta disetujui oleh kedua belah
pihak (Kontraktor & MK/ Pemberi Tugas ).
PERSIAPAN
1. Membuat sump pit disudut galian (minimum 1 buah) untuk dewatering dan
pembuangan kotoran.
2. Lokasi pengecoran dibersihkan dengan:
a. Compressor untuk kotoran
b. Magnet baja untuk sisa-sisa kawat besi
3. Pemeriksaan akhir pemasangan besi sesuai bending schedule
4. Pemasangan water stop:
a. Untuk yang berhubungan dengan dinding biasanya menggunakan jenis
PVC (atau mengikuti jenis yang ditawarkan).
b. Untuk yang berhubungan dengan pemberhentian cor antar daerah
menggunakan type bentonite (seperti dodol), ini sebagai construction
joint (atau mengikuti jenis yang ditawarkan).
7. Memeriksa kesiapan alat-alat seperti:
a. Concrete pump
b. Vibrator
c. Tenda
d. Lampu penerangan
PENGECORAN
1. Luas dan volume beton harus dihitung terlebih dahulu untuk mengontrol
pemesanan dan pengiriman beton
2. Beton yang datang diperiksa slumpnya, yang harus sesuai dengan spesifikasi,
dan kemudian dilakukan pencatatan
3. Untuk memeriksa mutu beton, diambil sampel beton sesuai spesifikasi
4. Penuangan beton dilaksanakan lapis per lapis dengan menggunakan vibrator
untuk perataan beton
5. Perataan permukaan beton dilakukan seperti pelaksanaan pengecoran pelat
lantai biasa
6. Setelah pengecoran selesai dilakukan curing.
PERALATAN
1. Concrete pump
2. Selang tremi
3. Vibrator
4. Pompa dewatering
5. Jidar aluminium
6. Auto level/waterpass
7. Theodolite
8. Bak ukur
9. Lampu penerangan
10. Tenda
RESUME
TOWER
2. TOWER CRANE 3. CONCRETE PUMP
:;p~bil:; pt:r,,Jt:C:?rff, ml':T.t3(dtf.;b"r,
CRANE ;,;c,.t:;p:;,;~.,.
r:or,crr.:.r: pi.mp mek.. c:,rcf'I'?"~pLmp
b bf;t,;r, mrx Y'J dl<r,<JW. '>tm<
RADIUS
L
,hJ ~ii'N,:; 1nr:1nr:r,1.h kt':,'..t::rr..L<r,-,t,t,
rhy:,tr.cjkn;,;c;
, bb'llpl':T,IJl':C:>r::r,o:t:1J<r,13kn s, c:?r,crr:,;r: pi.mp rt:;p:,; ~.,.
:>ld',;c: e. c:,r,r.l'!';"..r; 1,mp ~..uhkt;l':N1..mt:,;,;
,----
m!'!r..:::..--t.3:;~ ,;!':.";=<r, t,r.;:,r, mt:r,1.-:r.;1
....... ,::;,;k.-:rocla-;;ff,
HOUSE
-, re CONO<Crt t1JMt" KN",\
-, ,:..t,f'/61r t6 2 ,3 TON <;iT,\<;: 24 m"fl/Fm
\ k!•V•US : so M
~ \
I
4. AREA MOBILISASI
I TRUCK MIXER
/ :;rr::: m:,t:>1l1:;:::;1,;r,.ckml.>(...,-,;t':l"Y •.r.!1::
,t,r,,•;;pc,: b•,h.;;rmr'llJ'-
/
/
/
PIPA
BANOUNAN
CONCRETE
PUMP
I. LJSTRIK
t-OW'tR L6TRif;.L.l,\N bN 1f'.N bNV,R UNOJK
t"OWtR USl'Ril>.. fcR.':tl.l1f, l.),\N Mt:1,JC!Jp:JJf'I
CCNCRETE
PUMP
TERPALMENUTUP
SELLF!u-iAREA
PENGECORI\N G. JIKA KONDISI HUJAN
PADASM.THWAN
a. telah tereedia terpal seluae area
pengecoran untuk melindung1 eaat
pengecoran jika terJad1 huJan
b. apabila turun hujan le bat rnaka
pengecoran untuk eernentara dihent.kan
AREA PEf<.IJECORAN
7. AIR KEFUA
air kerja mengalir dengan lancar
8. HANDY TALKIE (HT)
HT TER5EDIA UNTUK :
a. operator tc atau concrete pump
b. pelaksana
c. pengedalian
PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
Setelah selesainya pekerjaan pile cap, tie beam dan slab Basement, maka
dilanjutkan dengan pekerjaan struktur atas, yaitu dengan pembuatan kolom dan
dinding beton yang dilanjutkan dengan balok dan slab beton.
Untuk menjamin mutu beton sesuai dengan yang diharapkan, akan
dipergunakan beton readymix, setiap pengecoran akan didahului dengan kontrol
slamp beton harus sesuai dengan speksifikasi, kemudian diambil benda uji
sesuai dengan ketentuan, untuk ditest mutunya apakah sudah sesuai dengan
mutu yang diharapkan.
Untuk memudahkan dalam pembuatan skedul dan monitoring waktu (time
control), maka perlu dibuat perencanaan zoning, sehingga mudah dalam
kalkulating durasi.
Program Kerja akan dituangkan secara keseluruhan dalam Master Program
(Time Schedule) dengan tampilan Bar Chart Ms Project ( terlampir ).
Pelaksanaan struktur tipikal untuk setiap Area dibagi dalam 2 zone (dengan
durasi 8 hari per zone per lantai).
Antara masing-masing zone berjarak 4 hari, dengan maksud untuk perputaran
pemakaian bekesting kolom, untuk jelasnya ditampilkan dalam skedul dibawah.
2. Pembesian
Pekerjaan pembesian dipotong dengan mesin/ alat potong /gunting besi dan
dibengkokan dengan bar bender mengikuti spek dan rencana dan standar detail
dari konsultan.
3. Pengecoran
Beton Ready-mix akan dipesan dan didatangkan dengan menggunakan mobil
mixer. untuk jumlah beton yang besar digunakan pompa beton sedangkan untuk
volume yang kecil digunakan Tower-crane dan bucket beton terutama untuk
pengecoran kolom dan dinding. Beton dipadatkan menggunakan vibrator.
Setiap pengiriman beton di periksa slump-beton dan diambil sample untuk di
test di laboratorium beton independent sesuai spesifikasi proyek.
Potongan Progress Pelaksanaan Struktur
\
LANTAI 5 ( ELEVASI. FFL. +17.400)
PENGUKUPAN e SEAATU KOi.OM LANTAI 7 ( ELEVASI. FFL. +23.800)
PEJ.1BESIANI\OI.OM PENGUKUPAN&SEPATUK.OI.OM
BEtltSTINGKOl.OM PEJ.1BESIANKOl.a.l BEI\
CORKOI.OM ISTll'GKOI.OM
PASANG SC.>.fFOLOING CORKOI.OM
BEKISTINGBAI.OK&Sl..AB PAS,\NG SG.\FFOUJtt:;
PEJ.1BESIANBAI.OK&SLA8 BEKISTINGBALOKt.Sl.A8
CORBAI.OK&Sl.A8 PEI.IBESIANBALOKt.SI.A.B
CORBALOK&Sl.AB
D. Fasilitas Proyek
1. Generating Set
Generating set akan ditempatkan untuk Power Tower Crane (TC), penerangan
sementara dan penunjang penggunaan alat-alat elektris seperti bar-bender bar
cutter, pengeboran dan pekerjaan pompa dan pekerjaan lainnya.
2. Concrete Pump
Concrete pump diperlukan dan di datangkan untuk memompakan beton
ketempat yang dituju, akan tetapi ada saatnya diperlukan pengecoran
menggunakan Tower–crane/mobile crane dan bucket beton, misalnya untuk
pengecoran kolom, tangga dll.
3. Tower Crane.
Diperlukan 1 unit Tower crane untuk transportasi Panel-panel Fasade ,
peralatan bantu/ equipment , bekisting, besi beton, pengecoran kolom serta
material lain bila diperlukan.
4. Passanger hoist
Diperlukan 1 unit Passanger hoist untuk transportasi vertikal, baik untuk tenaga
kerja, maupun material finishing dan MEP.
5. Bar-bender and bar-cutter.
Diperlukan beberapa unit bar-bender dan bar-cutter untuk mengerjakan
tulangan plat pondasi/basement, dinding dan kolom serta Balok dan slab.
6. Dump Truck
Dump Truck diperlukan untuk mengangkut sampah/ puing keluar lokasi proyek,
angkut material dll.
i i i
Pos s TC dan T es
PROGRAM SAFETY
E. PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pekerjaan Arsitektur akan start pada saat pembongkaran bekesting diijinkan oleh
MK (karena beton sudah cukup umur). Adapun tahapan pekerjaan Arsitektur
sebagai berikut :
Pekerjaan Internal :
1. Lahan yang akan dikerjakan dibersihkan, agar penentuan as tidak
salah, dan pekerjaan pasangan bisa lebih sempurna.
2
2. Team survey menentukan as bangunan secara keseluruhan, kemudian
dengan perioritas area yang telah ditentukan pelaksanaannya lebih
diutamakan.
3. Dilanjutkan dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
• Pasangan bata atau Pekerjaan Partisi (bila ada).
• Pekerjaan M&E di atas ceiling
• Pasang sparing M&E
• Pelesteran dan Acian
• Penyetelan kusen pintu besi, pintu kayu dll.
• Pekerjaan rangka ceiling
• Penyetelan panel lampu, titik sprinkler dan AC
• Penyetelan ceiling panel
• Pemasangan keramik lantai
• Pengecatan
• Pembersihan akhir
4. Pekerjaan plesteran dan acian bisa dilanjutkan bila sudah dipastikan
pekerjaan pasangan batanya sudah baik, dan tidak ada pek. M & E yang
tertinggal.
5. Pekerjaan plafond bisa dilanjutkan setelah pekerjaan M & E yang diatas
plafond selesai dikerjakan
6. Untuk pekerjaan keramik lantai, pengisian nat keramik harus dilakukan
setelah yakin screeding dan adukan pemasangan keramik sudah kering,
hal ini untuk menghindari adanya tekanan uap air adukan yang akan
mendorong keramik keatas, sehingga akan menyebabkan terlepasnya
pasangan keramik.
7. Penyebab lain terangkatnya keramik selain karena uap air, juga karena
adanya pergerakan lantai atau baluk struktur yang diakibatkan oleh beban
ataupun muai susutnya berbeda antara keramik dan struktur. Hal ini
dapat diatasi dengan mengisi nat keramik dengan sealant pada jarak
tertentu yaitu yang biasa dikenal sebagai Expansion Joint yang
dapat meredam perbedaan muai susut diatas. Dalam menentukan
letak
Expansion Joint harus direncanakan sebelumnya bersama pihak
perencana, sehingga tidak merusak estetika arsitektur, karena pada
umumnya nat sealant dibuat lebih lebar dibandingkan dengan nat antar
keramik. Dalam membuat expansion joint bagian dibawah sealant diberi
steroform sehingga screedingnya terputus, yang mana akan meredam bila
terjadi muai susut yang berbeda.
8. Untuk area toilet, sebelim pelaksanaan pemasangan keramik, harus
diadakan pemasangan waterproofing dibagian lantai. Untuk meyakinkan
bahwa sudah tidak terjadi kebocoran, harus diadakan pengetesan rendam
air selama 3 x 24 jam, setelah yakin tidak bocor barulah pekerjaan
pemasangan keramik dilaksanakan. Bila pekerjaan waterprofing telah
dilaksanakan, maka tidak lagi diijinkan adanya pembobokan misalnya
untuk keperluan M & E, karena dipastikan sistem waterprofing akan
rusak dan menyebabkan kebocoran.
9. Untuk pekerjaan finishing internal dinilai sangat kompleks menyangkut
koordinasi antara Pelaksanaan M & E dan Pelaksanaan Finishing. Disini
peranan koordinator sangatlah penting, hubungan kerja satu item
pekerjaan dengan yang lain sangat berkaitan, mulai dari persiapan satu
2
pekerjaan sampai finish terakhir harus benar dijalankan dengan disiplin,
baik schedule maupun pabrikasi dan tenaga kerja, pengaturan satu
pekerjaan diikuti dengan pekerjaan lain, jadi satu pekerjaan mulai
dilaksanakan pekerjaan dibelakangnya sudah mulai persiapan dilapangan,
2 2
artinya saat itu shop drawing: pabrikasi dan lain , jauh sebelumnya
sudah siap semuanya, dengan demikian barulah pekerjaan dapat berjalan
dengan baik.
PEMASANGAN DINDING
Keperluan alat
Periksalah kelengkapan peralatan berikut :
1. Theodolit 12. Steger / Tangga kerja
2. Meteran 13. Gerobak
3. Dolak / Alat takar 14. Ember
4. Pacul 15. Molen kecil jika diperlukan
5. Sekop 16. Drum air
6. Selang plastik 17. Kotak kayu untuk tempat adonan
7. Paku & Palu 18. Profil kayu
8. Benang 19. Unting – unting ( Lot )
9. Sendok semen 20. Alat marking & Pensil
10. Alat tembak paku 21. Alas penampung adukan yang jatuh
11. Topi pengaman 22. Sabuk pengaman
Persiapan
1. Lahan yang akan dikerjakan dibersihkan, agar penentuan as tidak salah, dan
pekerjaan pasangan bisa lebih sempurna.
Apabila kondisi substrate (plat lantai, screed, atau sloof beton) tidak rata akibat
adanya tumpahan adukan semen atau berlubang, harus dilakukan perbaikan
sehingga substrate menjadi Leveled.
2. Buatlah tanda / marking posisi pasangan dinding dengan jelas pada pelat lantai
disertai ketebalan celcon dan tebal plesteran ( sesuai spek / shop drawing )
Kemudian marking letak kolom praktis dengan steknya dan letak opening pintu
maupun jendela.
MARKING
KOLOM PRAKTIS
STEK
KOLOM
1
PRAKTIS
3. Kemudian lakukan pemasangan profil sesuai penandaan yang ada, dimana tinggi
profil melebihi atau sama dengan ketinggian rencana pemasangan cellcon. Lalu
ketegakan profil dicek dengan menggunakan lot, dan jarak maksimum antara
profil adalah 4 meter. Berikan juga penandaan untuk posisi tiap celcon pada profil
tersebut. Khusus untuk daerah yang berair (misalnya Toilet, R AHU dll sebaiknya diberi
sloof sebelum pasang celcon.
PLAT LANTAI
PLYWOOD
GARIS
PROFIL
PINJAMAN
MARKING
PS. CELCON
PLYWOOD
MARKING
PLESTERAN
PLAT LANTAI
STEK
DIBOR
Pasang angkur untuk pertemuan celcon dengan kolom beton atau kolom baja
PLAT LANTAI
KOLOM
STRUKTUR
MAX X CM
GARIS PINJAMAN
MARKING
PS. CELCON
Sesuai dengan penandaan di profil, tariklah benang horizontal pertama pada ketinggian
1 celcon, pada awal pasangan celcon maksimum ketinggian adalah 6 baris (120
cm), setelah itu pekerjaan dilanjutkan keesokan harinya (setelah thinbed
mengering).
PROFIL
PROFIL
BENANG
SIPATAN PERTAMA
RENCANA KEPALA TINGGI 1 CELCON
LAJUR PS. CELCON
MAX X METER
Pasang celcon secara zig-zag. Pasang benang horisontal pada setiap kelipatan 3
baris celcon
PROFIL PROFIL
BENANG
PS. CELCON 3 SIPATAN KEDUA
PS. CELCON 2 TINGGI 3 CELCON &
PS. CELCON 1 SELANJUTNYA
KEPALA LAJUR
MAX X METER
Pasang pembesian kolom praktis dengan cara mengikatnya antara besi kolom praktis
dengan stek penguat atas dan bawah menggunakan kawat bendrat dan posisikan
sehingga besi kolom praktis berdiri tegak.
POSISI KOLOM PRAKTIS
PADA PLAT BETON
BAGIAN BAWAH
STEK
PEMBESIAN
KOLOM PRAKTIS
STEK
POSISI KOLOM PRAKTIS
PADA PLAT BETON
BAGIAN ATAS
1/2
X1
1/2
1/4
X2
DILOT
X1 = X2
Tambahkan jendela dari papan kayu pada bekisting 2 dengan kemiringan yang
cukup, kemudian ikatlah antara kedua sisi bekisting dengan kawat bendrat pada
atas, tengah dan bawah bekisting. Pastikan kawat bendrat terikat dengan baik.
Pembesian
kolom praktis
Jendela
Kaso
Kawat bendrat
Bekisting 2
Ukurlah dan cek vertikalitas bekisting kolom praktis tersebut dengan dilot.
PEMUKUL
BEKIS I TING
PEMU
Palu
Palu
150
Pelajarilah denah keseluruhan lokasi dinding yang akan diplester beserta denah
pelengkap (jika diperlukan), dalam skala 1:200, 1:100 dan 1:50 yang menggambarkan
HOLLOW
PLYWOOD
HOLLOW DINDING +
DYNABOLT PLESTER
SIKU
III. Persiapan
1. Umur pasangan celcon minimal 1 hari ( 24 jam ) dan dinding beton minimal
14 hari.
Dinding
bata
Dinding
beton
Dipaku
Kawat ayam
25 cm
D ilot
Dinding
Tarikan
Dipaku
benang
Alas kayu
5. Periksalah vertikalitas benang dengan dilot.
6. Tariklah benang berikutnya pada keempat sisi bidang plesteran dengan jarak 5 cm
dan benang horisontal dan vertikal selanjutnya ditarik dengan jarak antar benang 1,5
meter.Kemudian siramlah dinding yang akan diplester dengan air bersih.
Tarikan
benang
5 cm
Dipaku 1,5 m
25 cm
Dinding 5 cm
5 cm
Dipaku
Tarikan
benang
5 cm
Alas kayu
7. Persiapkan adukan plesteran sesuai spesifikasi di dalam kotak kayu tempat adukan
atau menggunakan molen kecil dan adonan haruslah rata, homogen dan tidak
menggumpal.
Jika adonan terlalu kental , boleh ditambahi air sedikit selama umur adonan
belum melebihi ½ jam sejak awal pengadukan. Umur adonan tidak boleh lebih
dari 2 jam, karena daya rekatnya menjadi berkurang, oleh sebab itu, buatlah
adonan secukupnya.
IV. Pelaksanaan
BENANG
HORISONTAL
ALAS
PENAMPUNG
ADONAN
PLESTERAN
YANG JATUH
BENANG VERTIKAL
DINDING YG.
AKAN DIPLESTER
Setelah membuat caplakan, lepaskan benang dan paku dengan hati – hati.
Kemudian antara caplakan tersebut buatlah klabangan horisontal atas dan bawah
saja serta klabangan vertikal. Permukaan adukan diratakan dengan jidar aluminium
dan raskam.
EELEEVVASAI RSEINRCAENNA CP
LAFNOAN PLAFOND
KLABANGANI PALING
ATAS
KLABANGAN
KLABA NG
CAPLAKAN
DINDING
I I
YG
.
AKAN
D N IDDIPLESTER
Y
KLABANGAN
NG AK
AN D
PALKLA ING
I PL BAN
BAWAH
ALAS PENAMPUNGAN
ALA S
PEN AM P
ADONAN
U NG AD PLESTERAN
YGOJATUH
NAN
JIDAR
ALUMIN
J I IIUI CATAT
C ATATA N
: AN:
I
M P ER TE M UA N K LA BA NGA N DA
PERI TI EMI UAN KLABANGAN & JIDAR
ALUMINIUM TIDAK ADA CELAH
Pada pertemuan 2 dinding di sisi dalam, buatlah salah satu klabangan mepet dengan
siku dalam pada dinding, dan berikan jarak 5 cm untuk klabangan dinding berikutnya.
Dinding
5 cm
Klabangan
Sebelum melaksanakan plesteran, cek kelembaban pada dinding yang akan diplester
dan jika diperlukan siram lagi dinding dengan air bersih. Lakukan plesteran dengan
menggunakan sendok semen dan roskam , ratakan serta padatkan permukaannya
dengan jidar aluminium. Pada pertemuan antara sudut, plesteran dibuat dengan lurus.
KLABKALANBA
GNGAAN ELEVASI RENCANIA
ELEVAS RENCANA
PLAFOND
PLESTERAN
PLESTE
JIDAR
ALUMINI
JI I UI
M
DINDING
YIG.I AKAN
D ND .
NG DIP
I
LESTER
PEKERJAAN ACIAN
• Siramlah permukaan dinding yang akan diaci dengan air bersih dan pasanglah
alas kayu untuk menampung adonan yang jatuh.
• Lekatkan adonan dengan menggunakan sendok semen dan roskam, padatkan,
ratakan serta haluskan permukaannya dengan jidar aluminium. Tebal acian ±
1,5 mm. Pada pertemuan sudut, acian dibuat dengan lurus.
Acian
Plesteran
Dinding kering
Jidar
aluminium
Alas kayu