Anda di halaman 1dari 38

Teknik Pelaksanaan untuk

Proyek

@HOM HOTEL - SEMARANG


JL. PANDANARAN NO. 119
SEMARANG – JAWA TENGAH
Informasi Proyek
A. PENDAHULUAN :

Proyek @HOM HOTEL – SEMARANG ini merupakan Pembangunan Hotel 11 lantai dan 1
lantai Semi Basement, dengan luas bangunan ± 6.314 m².
Rencananya akan dibangun diatas lahan dengan luas lahan ± 1.048 m², dimana luas
Lt. Semi Basment ± 657 m², dimana lahan yang tersisa diluar basement hanya pada
bagian depan lahan, sedangkan kiri-kanan dan belakang lahannya cukup sempit,
bahkan sebagian area hampir menempel pada garis property (misalnya pada area STP),
sehingga hanya pada bagian depan lahan yang dapat dipakai sebagai los kerja,
penumpukan material, kantor proyek, gudang. Bedeng pekerja tidak diijinkan didalam
lokasi, maka perlu dicarikan area penginapan yang relatif dekat dengan site proyek,
agar dapat dilakukan mengendalian jumlah tenaga kerja untuk kerja lembur (kerja jam
malam).
Permasalahan utama dalam pelaksanaan galian basement adalah pada kondisi tanah
yang tidak cukup baik, dan elevasi galian yang cukup dalam -5,05 meter dan jarak
galian ke gedung tetangga (Gedung Multindo Finance 4 Lantai) dekat sekali, bahkan
pada area STP hampir menempel ke garis property.

Galian yang paling dalam pada area Pit Lift, yaitu sedalam 5,05 meter, dengan
perhitungan kedalaman sebagai berikut :
dari Elevasi Tanah Existing +0,500 ke Basement -1,500 = 2,00 meter
dari Lt. Basement ke dasar Pit Lift = 1,80 meter
tebal Pile cap = 1,00 meter
tebal lantai kerja dan pasir dibawah pile cap = 0,25 meter +
Kedalaman Galian pada area Pit Lift = 5,05 meter

Untuk metode perkuatan galian basement diserahkan kepada masing-masing


Kontraktor, untuk itu pada penawaran ini diusulkan untuk memakai Soldier pile dan
Bentonite pile pada galian area STP dan Area Pit Lift. ( sebagaimana gambar dibawah )

.
I
7
~ --- 4

-.
6' r'yl.,
" .,
.s.,
0 • !
:1,,:
d
=[ IU


-
;,:
-c '~
- .
6
..
,.., ~L~
STP
..
3 ··•
'"' • = l=b 0

.§.,
..
:ll •

..
0 »,, •
0

·.,:
I
2 i...----

s
. "'
0
.;;
v-

I ~
Lokasi proyek berada pada Jalan Utama (Jl. Pandanaran) dimana terdapat ketentuan-
ketentuan (peraturan) yang diberlakukan terhadap keberadaan proyek, meliputi
kebersihan lingkungan dan keamanan lingkungan.

Pada saat ini sedang dilakukan pekerjaan pemancangan Spun Pile Ø 500 L=32 meter,
jumlah 108 titik, dikerjakan oleh Pihak Lain (Special Kontraktor), dan direncanakan
akan selesai sebelum Kontraktor SAP masuk (memulai pekerjaannya), dan semua
peralatan pancang telah dikeluarkan. Apabila pada kenyataannya belum selesai, dan
terjadi pekerjaan yang overlap, maka akan terjadi benturan aktifitas, yang berakibat
tidak lancarnya pelaksanaan galian ataupun struktur, hal ini karena sempitnya lahan
dan hanya ada satu acces/ pintu masuk proyek.

Untuk menurunkan Elevasi Muka Air Tanah (MAT) sampai dibawah elevasi galian,
diperlukan sistem dewatering. Sedangkan untuk mengendalikan genangan air hujan
perlu disiapkan beberapa sumpit & pompa summersible, yang selanjutnya dipompakan
kesaluran kota.

Pelaksanaan proyek dengan ketinggian ± 43 meter (11 Lantai + Semi Basement) dan
Sempitnya Lahan, maka pelaksanaan perlu didukung 1 unit TC (Tower
crane).
Untuk sirkulasi vertikal pekerja dan material kelantai-lantai atas didukung oleh 1 unit
PH (Passanger hoist).

Air kerja dan Listrik kerja disediakan sendiri oleh kontraktor.

Perlu disediakan sarana cuci roda kendaraan agar tidak mengotori jalan
raya.

Untuk menghindari jalur lalu lintas yang padat, maka pengiriman material dalam
jumlah besar (besi beton) dan mobil mixer akan efektif dilakukan pada malam hari.
Dan untuk kelancaran pengiriman material diperlukan koordinasi & komunikasi yang
tepat dengan pihak DLLAJR, Kepolisian & security lingkungan.

Diperlukan koordinasi yang tepat untuk keamanan proyek maupun lingkungan,


diantaranya koordinasi dengan Pihak Bimas, Kelurahan, RT setempat, bila ada juga thd.
Ormas yang terkait pada keberadaan proyek.
Pengaruh Lingkungan lainnya terhadap keberadaan Proyek, dll.
Peta Lokasi

Lokasi Proyek
@HOM HOTEL - Semarang
Foto-foto Site Visit ( 5 Januari 2012 )

Jalan Pandanaran Semarang Jalan Pandanaran Semarang

Gedung Multindo Finance (4 Lantai) Bagian depan lahan, dapat u/ los kerja

Pekerjaan Pemancangan Pagar dan Pintu Proyek


Data Proyek.

Proyek : @HOM HOTEL - SEMARANG

Lokasi : JL. PANDANARAN NO. 119, SEMARANG, JAWA TENGAH

Owner/ Pemberi Tugas : PT. WELSTAND PARK REALTY

Konsultan Arsitektur : PT. BIAS TEKNO ART KREASINDO

Konsultan Struktur : PT. CIPTA PRIMA SEJAHTERA

Perencana MEP : PT. CIPTA PRIMA SEJAHTERA

Quantity Surveyor : PT. TOTAL CITRA INDONESIA ( TCI )

Manajemen Konstruksi : PT. CIPTA PRIMA SEJAHTERA

Fungsi Bangunan : HOTEL

Jumlah Tingkat : 11 lantai ( Lt.1 , Mezz, Lt.2 s/d Lt.9, Lt.Panthouse ),


& 1 Semi Basement

Jumlah kamar : 120 kamar

Total luas bangunan : ± 6.314 m²

Luas lahan : ± 1.048 m²

Waktu Pelaksanaan : 365 hari kalender (12 bulan)


(start 01/03/2012 – finish 28/02/2013)
Toping off Pek. Struktur pada 01/10/2012 (hari ke-215)

Scope Pekerjaaan : Pekerjaan Struktur (termasuk perkuatan galian), Arsitektur


Dan Pekerjaan Plumbing (SAP).
(Tidak termasuk Pekerjaan Pemancangan Spun pile & ME)

Listrik kerja : Sumber listrik dari dua sumber yaitu dari genset dan PLN
PLN : Digunakan untuk keperluan computer dan penerangan pagar apabila genset
tidak difungsikan (dimatikan).
Genset : Digunakan untuk melayani peralatan kerja proyek, misalnya : Tower
Crane, Passanger hoist, lampu penerangan/ kerja ; Bar cutter ; Bar bender ; Alat las ;
Mesin bor dll.
B. LANGKAH PERSIAPAN PEMBANGUNAN.

• Studi terhadap Design.


• Studi terhadap Master Plan.
• Persiapan Pelaksanaan
1. Pembuatan rencana site-plan meliputi site office, gudang, toilet pekerja
dan area pabrikasi dll.
2. Master time schedule.
3. Material schedule.
4. Equipment schedule.
5. Schedule shop drawing.

Untuk mencapai alternatif penekanan dalam bidang kualitas maupun waktu kerja
sehingga tujuan utama dapat tercapai, adalah dengan :
1. Dipersiapkan Shop Drawing & Material Approval.
2. Persiapan tenaga kerja yang meliputi tenaga terampil, semi terampil dan
tenaga pembantu.
3. Persiapan tenaga pendukung, operator, peralatan bantu.
4. Pemilihan subkontraktor specialist.
5. Pemilihan supplier.

Mobilisasi tenaga kerja dan peralatan ke-site :


• Tahap pertama dalam pelaksanaan adalah : mobilisasi peralatan maupun
tenaga kerja ke lapangan.
• Persiapan tenaga pendukung, operator, peralatan bantu.
• Air kerja dan listrik kerjapun termasuk dalam persiapan awal.
• Harus melakukan perdekatan, pemberitahuan dimulainya pelaksanaan proyek
dan approach sosial dengan masyarakat setempat, memasang penerangan
dan menyusun tenaga keamanan proyek.
• Pelaksanaan sebuah proyek memerlukan supervisi dan koordinasi yang baik
agar tidak memboroskan waktu kerja.

Secara garis besar pelaksanaan pekerjaan dilapangan dapat dikategorikan atas


pekerjaan project engineering dan project management.

Project Engineering meliputi pekerjaan :

• Perhitungan kapasitas tiap item pekerjaan yang harus dipenuhi berdasarkan


schedule yang ditetapkan dalam kontrak.
• Pengaturan item pekerjaan yang bisa overlap.
• Pengaturan item pekerjaan yang bisa berjalan bersamaan sekaligus.
• Pengaturan peralatan proyek dan kapasitas yang bisa dicapai berdasarkan
pengalaman yang lalu.
• Pemeriksaan supplier beton ready mix, termasuk mix design dan sistem
quality control hingga pengiriman ke site.

Project Management :

Pekerjaan ini meliputi manajemen proyek baik terhadap aspek teknis maupun
aspek non teknis dari suatu proyek
Aspek² ini mempengaruhi kemulusan jalannya suatu proyek, dimana
kepemimpinan proyek yang baik akan dapat memberikan dampak manajemen
yang teratur dan tepat guna.

Kesemua langkah atau fungsi manajemen ini akhirnya bermuara pada efektivitas
dan efisiensi yang harus dicapai pada suatu proyek dan diusahakan oleh setiap
elemen yang ada pada proyek.
Untuk itu mengenali area kritis dan menjadikannya prioritas perencanaan dan
pelaksanaan project manajement menjadi kunci utama bagi keberhasilan
manajemen suatu proyek.
Disisi lain dalam aspek legal dan sosial diharapkan bisa memberikan keamanan
dan ketenangan bekerja sehingga jadwal yang baik bisa terpelihara, hal yang
paling utama, misalnya adalah keberatan lingkungan bila beroperasi 24 jam,
sehingga keterbatasan ini mempengaruhi dalam kapasitas kerja.

Bila tidak diijinkan untuk membuat barak pekerja didalam site, maka
mencari kontrakan untuk karyawan juga merupakan salah satu tugas
persiapan pelaksanaan, termasuk pembuatan pagar pengaman keliling,
memasang penerangan dan menyusun tenaga keamanan proyek.
Pengaturan utilitas/ sarana pendukung pelaksanaan suatu proyek, merupakan
bentuk persiapan optimalisasi lahan agar mempermudah pelaksanaan,
misalnya penempatan material diusahakan dekat dengan area kerja (area
installnya).
Tata letak utilitas/ sarana proyek digambarkan dalam Construction plan, yang
didalamnya memuat, pintu utama proyek, jalur perkerasan kendaraan proyek,
penempatan material, site office, kantor sub-kon, toilet pekerja, bedeng pekerja,
Genset, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, dan lain-lain.
Construction plan

J.IUN

Keterangan :
6) PosJ.aga

~ Bak Cuc i Roda

ti} Oirtk$i keet &SiWIOffice

~ Matpekerja

[BJ ReserTOif
I TPAI TempatP9mbuug.u akhiraampah p~k
® Papan uma ko~trakbra IO

® Paseng411 Hoist

® Rumah GenSIJt

@ Mobil t1H,a1

@) ConcNt.Punp

@ T11&hluinp BrrudaUji

® TOMlrCran,

PEKERJAAN PERSIAPAN & MOBILISASI


s-AR- •J1-,J3-2,)12s.d FINISH 14-•J3-2'J12
C. PELAKSANAAN :

Dalam pelaksanaan Struktur, perlu memperhatikan metode perkuatan tebing


galian, terutama pada area STP dan area Pit Lift, dimana metode perkuatannya
diserahkan kepada masing-masing Kontraktor.
Pada penawaran ini perkuatan galian diusulkan memakai Soldier pile dan Bentonite
pile khusus pada area STP dan Pit Lift.
Setelah selesai pengecoran Soldier pile, maka mulai dilakukan pemompaan
Dewatering (pemompaan tidak boleh dilakukan saat pengecoran soldier pile, hal ini
untuk menghindari keropos pada pile). Dewatering ini diperlukan apabila MAT
cukup tinggi, apabila MAT berada dibawah rencana galian (MAT berada pada – 7
meter dibawah tanah existing) maka Dewatering ini tidak diperlukan. Yang
diperlukan hanya Pengendalian Genangan Air Permukaan (air Hujan).

Jumlah sumur dewatering yang ditawarkan 2 unit deep weels dengan kapasitas
200 liter/ menit, untuk posisinya akan ditentukan menyusul. Untuk sementara
diusulkan posisi titik dewatering sebagai berikut:

Perletakan titik Dewatering


Setelah Soldier pile dinilai cukup umur, dan telah dibuat caping beam dan telah
cukup umur, maka galian mulai dilakukan.

GALIAN BASEMENT
Letak temporary ramp galian akan mempengaruhi metode pelaksanaan lanjutan,
seperti penentuan zoning dan start pelaksanaan.

Pelaksanaan galian basement didukung sejumlah unit Excavator dan sejumlah truk
tanah. Target pengeluaran tanah sekitar ± 200 m³ s/d 300 m³ perhari, kendala
yang dihadapi pada pelaksanaan galian basement ini adalah :
• Kemungkinan ada sisi pondasi ex-bangunan existing
• Sempitnya lahan untuk manuver alat berat dan truk tanah
• Kondisi lalu lintas jalan raya menuju proyek sangat padat & macet.
• Musim hujan sangat mempengaruhi pelaksanaan pengeluran tanah dari
site proyek.
• Jarak tempuh tempat pembuangan tanah galian.

Pelaksanaan galian dimulai dari area yang terjauh dari pintu proyek, sebagai
berikut :

Arah Pelaksanaan Galian Basement

Ramp Galian

Bak Cuci Roda


U ntuk menjaga kebersihan lingkungan, maka perlu dibuat bak cuci roda yang baik,
s ebagaimana gambar dibawah :

Bak Cuci Roda

PEMBAGIAN ZONE PEKERJAAN STRUKTUR

Untuk memudahkan dalam pembuatan skedul dan monitoring waktu (time control),
maka perlu dibuat perencanaan zoning, sehingga mudah dalam kalkulating durasi.

Secara garis besar pekerjaan struktur bangunan semi basement dan tipikal Hotel
dibagi dalam 2 zone (zone 1 & 2).
Pertimbangan dibuatnya pembagian zone untuk mendapatkan batasan volume
pengecoran, terutama saat pengecoran balok & slab yang dilakukan bersamaan
dalam satu kali pengecoran. Juga untuk menghindari kevakuman pekerja saat
pelaksanaan bekesting & pembesian, sehingga pelaksanaan tidak perlu menunggu
selesainya satu lantai, baru di-cor sekaligus, tetapi cukup selesai dalam satu sub-
zone langsung di-cor, hal ini sangat menguntungkan karena berakibat durasi
sampai pengencoran menjadi lebih pendek.
Pembagian zoning pekerjaan Struktur

Program Kerja akan dituangkan dalam Skedul dengan tampilan Bar Chart Ms
Project.

Dalam penyusunan Master Schedule, terdapat beberapa faktor yang memberi


sumbangan durasi waktu, diantaranya :
a. Volume Pekerjaan.
b. Kapasitas, Kemapuan, Jumlah tenaga kerja, material dan peralatan.
c. Faktor kendala lingkungan.
d. Jenis dan Type dari bahan bangunan.
e. Jenis dan type dari rencana Structural.
f. Tingkat kesulitan Pembangunan sehubungan dengan masalah
perencanaan.

PEKERJAAN PENGUKURAN :
Per-tama² yang harus dilakukan adalah mengadakan pengukuran dengan alat
bantu theodolite & alat leveling, kemudian menentukan as (axis) bangunan dan
patokan level. Proses pengukuran sampai penetapan axis & level haruslah
melibatkan pihak Konsultan, MK ataupun Pihak Owner, dalam hal ini masalah
persetujuan baik yang tertuang dalam Shop Drawing maupun titik² ordinat
bangunan dilapangan (site), begitu juga terhadap level patokan di site.
Pada tahapan ini juga dilakukan pembuatan dokumentasi keadaan existing
lokasi proyek dengan photo visualisasi, perhitungan luasan area/ lahan
existing, elevasi tanah existing proyek dan elevasi jalan raya, mendokumentasi
semua material, alat dan property existing milik Owner ataupun Pihak
terdahulu (kontraktor terdahulu, bila ada) yang berada dilokasi proyek yang
akan dibangun, mengecek benchmark bersama wakil MK dan Owner sebagai
acuan koordinat awal untuk pelaksanaan pekerjaan, membuat benchmark
tambahan minimal 4 (Empat ) titik, lokasi Bencmark ini harus ada persetujuan
wakil MK ataupun Owner, pembuatan patok Grid line bagian external bangunan
dan diberi nama sesuai dengan grid line yg tertera dalam gambar design,
patok diletakkan pada jarak 30 cm dari tepi pagar sementara.
Semua item pekerjaan serah terima lahan tersebut dituangkan dalam Berita
Acara serta terima lahan dan diketahui serta disetujui oleh kedua belah
pihak (Kontraktor & MK/ Pemberi Tugas ).

PONDASI TC dan ERECTION TC


Pembuatan Pondasi TC perlu di-Prioritaskan, sehingga dapat segera Erection dan
dapat segera mendukung pekerjaan lebih awal (mendukung pelaksanaan
struktur, misalnya menggangkat besi beton dan bekesting).

PEKERJAAN PILE CAP


Pekerjaan struktur sama seperti umumnya pekerjaan konstruksi gedung
bertingkat, yaitu setelah selesainya piling dan sudah dilakukan test pile, maka
pekerjaan mulai dari pemotongan kepala pile dan galian, kemudian disusul
dengan pekerjaan pembesian, bekisting dan setelah dikontrol/ di-check sesuai
dengan perencanaan, serta disetujui oleh pengawas maka bisa dilanjutkan
dengan pengecoran.

Urut-urutan pekerjaan pondasi :


• Galian untuk pile-cap dan tie-beam.
• Pemotongan kepala tiang.
• Penyetelan bekisting pile-cap / tie-beam.
• Urugan pasir dan lt. kerja.
• Penyetelan besi tie-beam / pile-cap.
• Penyetelan stek kolom / Tangga & sparing M&E jangan sampai tertinggal.
• Pengecoran pile-cap dan tie-beam.

Yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan pondasi adalah :


1. Keterkaitan terhadap Lift Pit, Septic-tank, Grease trap dll.
2. Keterkaitan terhadap Pemipaan yang berada dibawah pondasi.
3. Keterkaitan terhadap Sleave (hole) M&E yang lain.
4. Keterkaitan terhadap disiapkannya stek² tangga, kolom, angkur kerja dll.
PERENCANAAN PENGECORAN PILE CAP

1. Penentuan batas-batas pengecoran yang dilakukan dalam satu kali


pengecoran, dimana perijinan pembagiannya telah disetujui pihak MK/
Konsultan dalam shop drawing dan ijin cor.
2. Perhitungan volume beton yang dibutuhkan dalam satu pengecoran,
sehingga menjadi pertimbangan dalam penentuan supplier beton (kapasitas
batching plant dan kontinuitas pengiriman beton)
3. Beton (Ready-mix) disupply oleh spesial supplier, dan dapat dari beberapa
batching plant, tetapi harus memperhatikan keseragaman mutu beton,
sehingga kekuatan yanga diijinkan dapat terpenuhi.
4. Rencana penempatan concrete pump, penempatan dan perpindahan pipa
concrete, juga sirkulasi mobil mixer beton
5. Tenaga kerja pengecoran harus direncanakan jumlah dan pembagian
shiftnya.

PERSIAPAN

1. Membuat sump pit disudut galian (minimum 1 buah) untuk dewatering dan
pembuangan kotoran.
2. Lokasi pengecoran dibersihkan dengan:
a. Compressor untuk kotoran
b. Magnet baja untuk sisa-sisa kawat besi
3. Pemeriksaan akhir pemasangan besi sesuai bending schedule
4. Pemasangan water stop:
a. Untuk yang berhubungan dengan dinding biasanya menggunakan jenis
PVC (atau mengikuti jenis yang ditawarkan).
b. Untuk yang berhubungan dengan pemberhentian cor antar daerah
menggunakan type bentonite (seperti dodol), ini sebagai construction
joint (atau mengikuti jenis yang ditawarkan).
7. Memeriksa kesiapan alat-alat seperti:
a. Concrete pump
b. Vibrator
c. Tenda
d. Lampu penerangan

PENGECORAN

1. Luas dan volume beton harus dihitung terlebih dahulu untuk mengontrol
pemesanan dan pengiriman beton
2. Beton yang datang diperiksa slumpnya, yang harus sesuai dengan spesifikasi,
dan kemudian dilakukan pencatatan
3. Untuk memeriksa mutu beton, diambil sampel beton sesuai spesifikasi
4. Penuangan beton dilaksanakan lapis per lapis dengan menggunakan vibrator
untuk perataan beton
5. Perataan permukaan beton dilakukan seperti pelaksanaan pengecoran pelat
lantai biasa
6. Setelah pengecoran selesai dilakukan curing.

PERALATAN
1. Concrete pump
2. Selang tremi
3. Vibrator
4. Pompa dewatering
5. Jidar aluminium
6. Auto level/waterpass
7. Theodolite
8. Bak ukur
9. Lampu penerangan
10. Tenda

RESUME

Untuk pengecoran agar dapat berjalan dengan baik dan lancar :


o Agar kelancaran supply terjaga baik, kami menyarankan agar pengecoran
dilakukan pada hari libur (mulai sabtu malam, hingga minggu malam)
o Skedul pengecoran disampaikan tidak kurang dari 7 hari sebelumnya dan
dikonfirmasikan kepastiannya 3 hari sebelumnya.
o Diareal pengecoran dipasang tenda, menjaga dari pengaruh cuaca dari
luar.
o Pengaturan truk mixer dilokasi proyek
o Untuk menjaga kualitas/mutu beton dibuat tempat cek pembuatan benda
uji
o Agar komunikasi berjalan dengan baik, pihak kontraktor menyediakan 1
orang/shift sebagai koordinator pengecoran beton
o Menggunakan fly ash sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknis
o Di Batching Plant dilakukan penyiraman aggregat kasar untuk
meminimalisasi absorpsi dari material
o Insulatingcuring harus dilakukan dengan baik, menggunakan pasir atau
sterofoam dengan ketebalan ± 5 cm.
Persiapan Pengecoran

TOWER
2. TOWER CRANE 3. CONCRETE PUMP
:;p~bil:; pt:r,,Jt:C:?rff, ml':T.t3(dtf.;b"r,
CRANE ;,;c,.t:;p:;,;~.,.
r:or,crr.:.r: pi.mp mek.. c:,rcf'I'?"~pLmp
b bf;t,;r, mrx Y'J dl<r,<JW. '>tm<
RADIUS

L
,hJ ~ii'N,:; 1nr:1nr:r,1.h kt':,'..t::rr..L<r,-,t,t,
rhy:,tr.cjkn;,;c;
, bb'llpl':T,IJl':C:>r::r,o:t:1J<r,13kn s, c:?r,crr:,;r: pi.mp rt:;p:,; ~.,.
:>ld',;c: e. c:,r,r.l'!';"..r; 1,mp ~..uhkt;l':N1..mt:,;,;

rJ. k.lxer.gbu:~ c~ mt:mb!..h


r:IH, mt:rL~..Lp ljH, :;:;mb1.r,,3H,<rr..;rf'lp:r.p:,;
_ GENSET t: l.JLJ',lj ~.rm11 Ql~p:,r;:IH, ,:luktt t,,;k. c pip:; car,cr~r: pi..mp mi':l'""3Jf':i'~
rt~!; bkt:;1 f'l':r.g~:,r;r,

,----
m!'!r..:::..--t.3:;~ ,;!':.";=<r, t,r.;:,r, mt:r,1.-:r.;1
....... ,::;,;k.-:rocla-;;ff,
HOUSE
-, re CONO<Crt t1JMt" KN",\
-, ,:..t,f'/61r t6 2 ,3 TON <;iT,\<;: 24 m"fl/Fm
\ k!•V•US : so M

~ \
I
4. AREA MOBILISASI
I TRUCK MIXER
/ :;rr::: m:,t:>1l1:;:::;1,;r,.ckml.>(...,-,;t':l"Y •.r.!1::
,t,r,,•;;pc,: b•,h.;;rmr'llJ'-
/
/
/
PIPA
BANOUNAN

CONCRETE
PUMP
I. LJSTRIK
t-OW'tR L6TRif;.L.l,\N bN 1f'.N bNV,R UNOJK
t"OWtR USl'Ril>.. fcR.':tl.l1f, l.),\N Mt:1,JC!Jp:JJf'I

CCNCRETE
PUMP

TERPALMENUTUP
SELLF!u-iAREA
PENGECORI\N G. JIKA KONDISI HUJAN
PADASM.THWAN
a. telah tereedia terpal seluae area
pengecoran untuk melindung1 eaat
pengecoran jika terJad1 huJan
b. apabila turun hujan le bat rnaka
pengecoran untuk eernentara dihent.kan

AREA PEf<.IJECORAN

7. AIR KEFUA
air kerja mengalir dengan lancar
8. HANDY TALKIE (HT)
HT TER5EDIA UNTUK :
a. operator tc atau concrete pump
b. pelaksana
c. pengedalian
PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Setelah selesainya pekerjaan pile cap, tie beam dan slab Basement, maka
dilanjutkan dengan pekerjaan struktur atas, yaitu dengan pembuatan kolom dan
dinding beton yang dilanjutkan dengan balok dan slab beton.
Untuk menjamin mutu beton sesuai dengan yang diharapkan, akan
dipergunakan beton readymix, setiap pengecoran akan didahului dengan kontrol
slamp beton harus sesuai dengan speksifikasi, kemudian diambil benda uji
sesuai dengan ketentuan, untuk ditest mutunya apakah sudah sesuai dengan
mutu yang diharapkan.
Untuk memudahkan dalam pembuatan skedul dan monitoring waktu (time
control), maka perlu dibuat perencanaan zoning, sehingga mudah dalam
kalkulating durasi.
Program Kerja akan dituangkan secara keseluruhan dalam Master Program
(Time Schedule) dengan tampilan Bar Chart Ms Project ( terlampir ).

Pelaksanaan struktur tipikal untuk setiap Area dibagi dalam 2 zone (dengan
durasi 8 hari per zone per lantai).
Antara masing-masing zone berjarak 4 hari, dengan maksud untuk perputaran
pemakaian bekesting kolom, untuk jelasnya ditampilkan dalam skedul dibawah.

Durasi per-zone per-lantai tipikal


1.Bekisting.
Untuk sistim perancah slab menggunakan scaffolding, untuk forming memakai
bekesting dari plywood + kaso kayu. Sedangkan kelurusan vertikal dan
Horizontal, elevasi lantai di kendalikan oleh Surveyor dengan menggunakan
theodolite.

2. Pembesian
Pekerjaan pembesian dipotong dengan mesin/ alat potong /gunting besi dan
dibengkokan dengan bar bender mengikuti spek dan rencana dan standar detail
dari konsultan.

3. Pengecoran
Beton Ready-mix akan dipesan dan didatangkan dengan menggunakan mobil
mixer. untuk jumlah beton yang besar digunakan pompa beton sedangkan untuk
volume yang kecil digunakan Tower-crane dan bucket beton terutama untuk
pengecoran kolom dan dinding. Beton dipadatkan menggunakan vibrator.
Setiap pengiriman beton di periksa slump-beton dan diambil sample untuk di
test di laboratorium beton independent sesuai spesifikasi proyek.
Potongan Progress Pelaksanaan Struktur

LANTAI MEZZANINE ( ELEVASI. FFL. +4.300)


PENGUKUR.o.N&SEPAlUKOl.OM LANTAI 3 ( ELEVASI. FFL. +11.000)
PEJ.1BESIANKOl..a.l PENGUKUR.o.N& SEPAlUKOLOM
BEKISTINGKOI.OM PB.IBESIANKOI.OM
CORKOI.OM BEKISTING KOl.OM
PASANG Sc.,J'f(t_.DNG CORKOI.OM
PASANG SCAffOL()NG
BEKISTINGBAI.OK4-SlA8
PEJ.lBESIAN BA.I.OK & SI.AB BEKIS'TING BALOK&SI.A.B
COR6AI.OK&SI.A8 PEJ.1BESIAN BAI.OK&SlAB
COR BALOK &SLAB

\
LANTAI 5 ( ELEVASI. FFL. +17.400)
PENGUKUPAN e SEAATU KOi.OM LANTAI 7 ( ELEVASI. FFL. +23.800)
PEJ.1BESIANI\OI.OM PENGUKUPAN&SEPATUK.OI.OM
BEtltSTINGKOl.OM PEJ.1BESIANKOl.a.l BEI\
CORKOI.OM ISTll'GKOI.OM
PASANG SC.>.fFOLOING CORKOI.OM
BEKISTINGBAI.OK&Sl..AB PAS,\NG SG.\FFOUJtt:;
PEJ.1BESIANBAI.OK&SLA8 BEKISTINGBALOKt.Sl.A8
CORBAI.OK&Sl.A8 PEI.IBESIANBALOKt.SI.A.B
CORBALOK&Sl.AB
D. Fasilitas Proyek

1. Generating Set
Generating set akan ditempatkan untuk Power Tower Crane (TC), penerangan
sementara dan penunjang penggunaan alat-alat elektris seperti bar-bender bar
cutter, pengeboran dan pekerjaan pompa dan pekerjaan lainnya.

2. Concrete Pump
Concrete pump diperlukan dan di datangkan untuk memompakan beton
ketempat yang dituju, akan tetapi ada saatnya diperlukan pengecoran
menggunakan Tower–crane/mobile crane dan bucket beton, misalnya untuk
pengecoran kolom, tangga dll.

3. Tower Crane.
Diperlukan 1 unit Tower crane untuk transportasi Panel-panel Fasade ,
peralatan bantu/ equipment , bekisting, besi beton, pengecoran kolom serta
material lain bila diperlukan.

4. Passanger hoist
Diperlukan 1 unit Passanger hoist untuk transportasi vertikal, baik untuk tenaga
kerja, maupun material finishing dan MEP.
5. Bar-bender and bar-cutter.
Diperlukan beberapa unit bar-bender dan bar-cutter untuk mengerjakan
tulangan plat pondasi/basement, dinding dan kolom serta Balok dan slab.

6. Dump Truck
Dump Truck diperlukan untuk mengangkut sampah/ puing keluar lokasi proyek,
angkut material dll.

7. Alat-alat pendukung lainnya :


• Handy Talkie untuk komunikasi selama pemasangan
• Chain block, alat pengelas dan perkakas
• Theodolite dan waterpass (autolevel)
• Penerangan yang cukup untuk bekerja malam hari
• Gudang dan Tempat stock
• Jalan masuk trailer / truck

i i i
Pos s TC dan T es
PROGRAM SAFETY
E. PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Arsitektur akan start pada saat pembongkaran bekesting diijinkan oleh
MK (karena beton sudah cukup umur). Adapun tahapan pekerjaan Arsitektur
sebagai berikut :

Pekerjaan Internal :
1. Lahan yang akan dikerjakan dibersihkan, agar penentuan as tidak
salah, dan pekerjaan pasangan bisa lebih sempurna.
2
2. Team survey menentukan as bangunan secara keseluruhan, kemudian
dengan perioritas area yang telah ditentukan pelaksanaannya lebih
diutamakan.
3. Dilanjutkan dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
• Pasangan bata atau Pekerjaan Partisi (bila ada).
• Pekerjaan M&E di atas ceiling
• Pasang sparing M&E
• Pelesteran dan Acian
• Penyetelan kusen pintu besi, pintu kayu dll.
• Pekerjaan rangka ceiling
• Penyetelan panel lampu, titik sprinkler dan AC
• Penyetelan ceiling panel
• Pemasangan keramik lantai
• Pengecatan
• Pembersihan akhir
4. Pekerjaan plesteran dan acian bisa dilanjutkan bila sudah dipastikan
pekerjaan pasangan batanya sudah baik, dan tidak ada pek. M & E yang
tertinggal.
5. Pekerjaan plafond bisa dilanjutkan setelah pekerjaan M & E yang diatas
plafond selesai dikerjakan
6. Untuk pekerjaan keramik lantai, pengisian nat keramik harus dilakukan
setelah yakin screeding dan adukan pemasangan keramik sudah kering,
hal ini untuk menghindari adanya tekanan uap air adukan yang akan
mendorong keramik keatas, sehingga akan menyebabkan terlepasnya
pasangan keramik.
7. Penyebab lain terangkatnya keramik selain karena uap air, juga karena
adanya pergerakan lantai atau baluk struktur yang diakibatkan oleh beban
ataupun muai susutnya berbeda antara keramik dan struktur. Hal ini
dapat diatasi dengan mengisi nat keramik dengan sealant pada jarak
tertentu yaitu yang biasa dikenal sebagai Expansion Joint yang
dapat meredam perbedaan muai susut diatas. Dalam menentukan
letak
Expansion Joint harus direncanakan sebelumnya bersama pihak
perencana, sehingga tidak merusak estetika arsitektur, karena pada
umumnya nat sealant dibuat lebih lebar dibandingkan dengan nat antar
keramik. Dalam membuat expansion joint bagian dibawah sealant diberi
steroform sehingga screedingnya terputus, yang mana akan meredam bila
terjadi muai susut yang berbeda.
8. Untuk area toilet, sebelim pelaksanaan pemasangan keramik, harus
diadakan pemasangan waterproofing dibagian lantai. Untuk meyakinkan
bahwa sudah tidak terjadi kebocoran, harus diadakan pengetesan rendam
air selama 3 x 24 jam, setelah yakin tidak bocor barulah pekerjaan
pemasangan keramik dilaksanakan. Bila pekerjaan waterprofing telah
dilaksanakan, maka tidak lagi diijinkan adanya pembobokan misalnya
untuk keperluan M & E, karena dipastikan sistem waterprofing akan
rusak dan menyebabkan kebocoran.
9. Untuk pekerjaan finishing internal dinilai sangat kompleks menyangkut
koordinasi antara Pelaksanaan M & E dan Pelaksanaan Finishing. Disini
peranan koordinator sangatlah penting, hubungan kerja satu item
pekerjaan dengan yang lain sangat berkaitan, mulai dari persiapan satu
2
pekerjaan sampai finish terakhir harus benar dijalankan dengan disiplin,
baik schedule maupun pabrikasi dan tenaga kerja, pengaturan satu
pekerjaan diikuti dengan pekerjaan lain, jadi satu pekerjaan mulai
dilaksanakan pekerjaan dibelakangnya sudah mulai persiapan dilapangan,
2 2
artinya saat itu shop drawing: pabrikasi dan lain , jauh sebelumnya
sudah siap semuanya, dengan demikian barulah pekerjaan dapat berjalan
dengan baik.

PEMASANGAN DINDING

Mempelajari gambar kerja


Pelajarilah denah keseluruhan lokasi pemasangan dinding beserta denah pelengkap
(jika diperlukan), dalam skala 1:200, 1:100 dan 1:50 yang menggambarkan :
• Posisi dinding dan ketebalannya
• Posisi kolom praktis
• Letak kosen pintu dan jendela
• Letak sparing
• Jarak dinding As ke As

Keperluan alat
Periksalah kelengkapan peralatan berikut :
1. Theodolit 12. Steger / Tangga kerja
2. Meteran 13. Gerobak
3. Dolak / Alat takar 14. Ember
4. Pacul 15. Molen kecil jika diperlukan
5. Sekop 16. Drum air
6. Selang plastik 17. Kotak kayu untuk tempat adonan
7. Paku & Palu 18. Profil kayu
8. Benang 19. Unting – unting ( Lot )
9. Sendok semen 20. Alat marking & Pensil
10. Alat tembak paku 21. Alas penampung adukan yang jatuh
11. Topi pengaman 22. Sabuk pengaman

Persiapan

1. Lahan yang akan dikerjakan dibersihkan, agar penentuan as tidak salah, dan
pekerjaan pasangan bisa lebih sempurna.
Apabila kondisi substrate (plat lantai, screed, atau sloof beton) tidak rata akibat
adanya tumpahan adukan semen atau berlubang, harus dilakukan perbaikan
sehingga substrate menjadi Leveled.

2. Buatlah tanda / marking posisi pasangan dinding dengan jelas pada pelat lantai
disertai ketebalan celcon dan tebal plesteran ( sesuai spek / shop drawing )
Kemudian marking letak kolom praktis dengan steknya dan letak opening pintu
maupun jendela.

MARKING
KOLOM PRAKTIS

MARKING PASANGAN BATA


MARKING
PLESTERAN
MARKING
KOLOM PRAKTIS
MARKING
GARIS
MAX X METER
PINJAMAN

STEK
KOLOM
1

PRAKTIS

3. Kemudian lakukan pemasangan profil sesuai penandaan yang ada, dimana tinggi
profil melebihi atau sama dengan ketinggian rencana pemasangan cellcon. Lalu
ketegakan profil dicek dengan menggunakan lot, dan jarak maksimum antara
profil adalah 4 meter. Berikan juga penandaan untuk posisi tiap celcon pada profil
tersebut. Khusus untuk daerah yang berair (misalnya Toilet, R AHU dll sebaiknya diberi
sloof sebelum pasang celcon.
PLAT LANTAI

PLYWOOD
GARIS
PROFIL
PINJAMAN

MARKING
PS. CELCON

PLYWOOD
MARKING
PLESTERAN

PLAT LANTAI

4. Pasang angkur kolom praktis pada lantai dan kolom.


Buatlah marking posisi 8 stek penguat, 4 stek pada pelat atas dan 4 stek pada
bawah.
Bor pelat lantai atas dan bawah sampai kedalaman 5 cm pada sudutnya,
kemudian bersihkan lubang tersebut dan pasanglah stek menggunakan epoxy,
pastikan stek tidak goyang.

STEK

DIBOR

Pasang angkur untuk pertemuan celcon dengan kolom beton atau kolom baja
PLAT LANTAI

PASANG ANGKUR TIAP


JARAK MAX X CM

KOLOM
STRUKTUR

MAX X CM

GARIS PINJAMAN

MARKING
PS. CELCON

PLAT LANTAI MARKING


PLESTERAN
5. Buat adukan sesuai specifikasi :
• Tuangkan drymix ke ember atau tempat yang disediakan
• Masukkan air sedikit demi sedikit sesuai takaran, kebutuhan air 1 zak (40 kg)
sebanyak 9-10 liter atau sekitar 2 ember kecil. Perbandingan 1 liter air : 4,5 kg
drymix.
• Aduk dengan sendok semen atau dengan mixer ± 3-4 menit sampai merata.

Celcon jangan dibasahi, cukup dibersihkan dari debu dan kotoran-kotoran


yang dapat menyebabkan daya rekat berkurang.

Pelaksanaan pemasangan Dinding

Sesuai dengan penandaan di profil, tariklah benang horizontal pertama pada ketinggian
1 celcon, pada awal pasangan celcon maksimum ketinggian adalah 6 baris (120
cm), setelah itu pekerjaan dilanjutkan keesokan harinya (setelah thinbed
mengering).

PROFIL
PROFIL
BENANG
SIPATAN PERTAMA
RENCANA KEPALA TINGGI 1 CELCON
LAJUR PS. CELCON

MAX X METER

Pasang celcon secara zig-zag. Pasang benang horisontal pada setiap kelipatan 3
baris celcon
PROFIL PROFIL
BENANG
PS. CELCON 3 SIPATAN KEDUA
PS. CELCON 2 TINGGI 3 CELCON &
PS. CELCON 1 SELANJUTNYA
KEPALA LAJUR

MAX X METER

Pasang pembesian kolom praktis dengan cara mengikatnya antara besi kolom praktis
dengan stek penguat atas dan bawah menggunakan kawat bendrat dan posisikan
sehingga besi kolom praktis berdiri tegak.
POSISI KOLOM PRAKTIS
PADA PLAT BETON
BAGIAN BAWAH

STEK

PEMBESIAN
KOLOM PRAKTIS

STEK
POSISI KOLOM PRAKTIS
PADA PLAT BETON
BAGIAN ATAS

Bekisting 1 dipasang sesuai ketinggian pasangan celcon dan bekisting 2 dipasang


lebih rendah dari pasangan celcon. Kedua bekisting dilebihkan jarak 5 cm pada
sisi kanan dan kiri untuk menutupi pasangan celcon.
KOLOM
PRAKTIS
KAWAT
BENDRAT
BEKISTING
PLYWOOD/
PAPAN KAYU
1/4

1/2

X1
1/2

1/4
X2

DILOT
X1 = X2

Tambahkan jendela dari papan kayu pada bekisting 2 dengan kemiringan yang
cukup, kemudian ikatlah antara kedua sisi bekisting dengan kawat bendrat pada
atas, tengah dan bawah bekisting. Pastikan kawat bendrat terikat dengan baik.
Pembesian
kolom praktis
Jendela

Kaso

Kawat bendrat

Bekisting 2

Ukurlah dan cek vertikalitas bekisting kolom praktis tersebut dengan dilot.

Campurlah adonan beton sesuai spesifikasinya sampai adonannya rata dan


homogen. Pasanglah alas untuk menampung adonan yang jatuh , kemudian cor
kolom
praktis dengan menuangkan adonan kedalam lubang bekisting , pada saat
pengecoran ke dua sisi bekisting dipukul – pukul dengan palu agar beton nantinya
tidak keropos.
Pembesian PEMBESIAN
ADONAN BETON
kolom praktis KOLOM PRA
PEMBES I I
KTIS
PENAMPUNG
ADONAN BETON
PENAMPUN

PEMUKUL
BEKIS I TING
PEMU

Palu
Palu
150

Dipukul- Ala PALU


P
pukul s kayu
BEKISITINI
BEK ST
G DINDIN PENAMPUNG
I
D ND NG
GI ADONAN
PENAMPUNGBETON
PASANGAN CELCON YANG JATUH
ADONAN

PENUANG ADONAN BETON


DAN PEMUKUL BEKISI
PENUANG ADONAN
TING

Bekisting kolom praktis dapat dibuka setelah 8 jam.


Lanjutkan kembali pemasangan celcon dengan ketinggian max 1,2 meter ( ulangi
metode kerja pasangan celcon ) kemudian bekisting kolom praktis, dan ulangi
kembali pengecoran, sampai kolom praktis selesai.
PEKERJAAN PLESTERAN

I. Mempelajari gambar kerja

Pelajarilah denah keseluruhan lokasi dinding yang akan diplester beserta denah
pelengkap (jika diperlukan), dalam skala 1:200, 1:100 dan 1:50 yang menggambarkan

• Posisi dan jarak pasangan dinding


• Tebal plesteran dan detail material finishing pada dinding
• Letak kosen pintu dan jendela

II. Keperluan alat

Periksalah kelengkapan peralatan berikut :

• Steger / Tangga kerja Gerobak


• Molen kecil (jika perlu) & Sekop Dolak / Alat takar
• Meteran Unting – unting ( Lot )
• Siku besi Kotak kayu tempat adukan
• Ember Drum air
• Palu & Paku Sendok semen & Roskam
• Waterpass Alas penampung adonan jatuh
• Kawat ayam Selang plastik
• Benang Jidar aluminium
• Topi pengaman Sabuk pengaman
DINDING
BELUM
DIPLESTER
TIE ROD

HOLLOW
PLYWOOD
HOLLOW DINDING +
DYNABOLT PLESTER
SIKU
III. Persiapan

1. Umur pasangan celcon minimal 1 hari ( 24 jam ) dan dinding beton minimal
14 hari.

2. Bersihkan area plesteran dan permukaan dindingnya dari kotoran dengan


sapu lidi.
Pada dinding beton, permukaannya terlebih dahulu diciping atau dapat juga
dikamprot dengan bahan tile additive , lalu dibiarkan selama 24 jam sampai
kering.

3. Apabila terdapat pertemuan antara dinding beton dengan pasangan


celcon dan tidak ditentukan dalam spesifikasi serta tidak ada tali air, maka di
sepanjang pertemuannya dipasang kawat ayam dengan cara dipaku.

Dinding
bata
Dinding
beton

Dipaku
Kawat ayam

4. Berilah marking bidang yang akan diplester dengan memaku keempat


sudutnya dan jika tidak ditentukan di spek, pakukan sudut atas 25 cm lebih
tinggi dari elevasi plafondnya.
Kemudian tariklah benang horisontal dan vertikal dari paku yang satu ke yang
lain.
Jarak antara benang dan permukaan dinding merupakan ketebalan
plesteran nantinya.

Pasanglah alas kayu untuk menampung adonan yang jatuh.


Elevasi
plafond Tarikan
Dipaku benang

25 cm
D ilot
Dinding

Tarikan
Dipaku
benang

Alas kayu
5. Periksalah vertikalitas benang dengan dilot.

6. Tariklah benang berikutnya pada keempat sisi bidang plesteran dengan jarak 5 cm
dan benang horisontal dan vertikal selanjutnya ditarik dengan jarak antar benang 1,5
meter.Kemudian siramlah dinding yang akan diplester dengan air bersih.
Tarikan
benang
5 cm
Dipaku 1,5 m
25 cm

Dinding 5 cm
5 cm
Dipaku

Tarikan
benang

5 cm
Alas kayu

7. Persiapkan adukan plesteran sesuai spesifikasi di dalam kotak kayu tempat adukan
atau menggunakan molen kecil dan adonan haruslah rata, homogen dan tidak
menggumpal.
Jika adonan terlalu kental , boleh ditambahi air sedikit selama umur adonan
belum melebihi ½ jam sejak awal pengadukan. Umur adonan tidak boleh lebih
dari 2 jam, karena daya rekatnya menjadi berkurang, oleh sebab itu, buatlah
adonan secukupnya.

IV. Pelaksanaan

Buatlah caplakan pada setiap persilangan benang dan ratakan permukaan


adukan dengan sendok semen sampai mencapai ketebalan yang diinginkan
( jarak antara benang dan permukaan dinding )
CAPLAKAN

BENANG
HORISONTAL

ALAS
PENAMPUNG
ADONAN
PLESTERAN
YANG JATUH

BENANG VERTIKAL
DINDING YG.
AKAN DIPLESTER

Setelah membuat caplakan, lepaskan benang dan paku dengan hati – hati.
Kemudian antara caplakan tersebut buatlah klabangan horisontal atas dan bawah
saja serta klabangan vertikal. Permukaan adukan diratakan dengan jidar aluminium
dan raskam.
EELEEVVASAI RSEINRCAENNA CP
LAFNOAN PLAFOND

KLABANGANI PALING
ATAS
KLABANGAN
KLABA NG

CAPLAKAN

DINDING
I I
YG
.
AKAN
D N IDDIPLESTER
Y
KLABANGAN
NG AK
AN D
PALKLA ING
I PL BAN

BAWAH
ALAS PENAMPUNGAN
ALA S
PEN AM P
ADONAN
U NG AD PLESTERAN
YGOJATUH
NAN

JIDAR
ALUMIN
J I IIUI CATAT
C ATATA N
: AN:
I
M P ER TE M UA N K LA BA NGA N DA
PERI TI EMI UAN KLABANGAN & JIDAR
ALUMINIUM TIDAK ADA CELAH

Pada pertemuan 2 dinding di sisi dalam, buatlah salah satu klabangan mepet dengan
siku dalam pada dinding, dan berikan jarak 5 cm untuk klabangan dinding berikutnya.
Dinding
5 cm

Klabangan

Sebelum melaksanakan plesteran, cek kelembaban pada dinding yang akan diplester
dan jika diperlukan siram lagi dinding dengan air bersih. Lakukan plesteran dengan
menggunakan sendok semen dan roskam , ratakan serta padatkan permukaannya
dengan jidar aluminium. Pada pertemuan antara sudut, plesteran dibuat dengan lurus.

KLABKALANBA
GNGAAN ELEVASI RENCANIA
ELEVAS RENCANA
PLAFOND

PLESTERAN
PLESTE
JIDAR
ALUMINI
JI I UI

M
DINDING
YIG.I AKAN
D ND .
NG DIP
I
LESTER

ALAS PENAMPUNG ADONAN


PLESTERAN
ALAS PENAMPUNG YANG JATUH

PEKERJAAN ACIAN

• Siramlah permukaan dinding yang akan diaci dengan air bersih dan pasanglah
alas kayu untuk menampung adonan yang jatuh.
• Lekatkan adonan dengan menggunakan sendok semen dan roskam, padatkan,
ratakan serta haluskan permukaannya dengan jidar aluminium. Tebal acian ±
1,5 mm. Pada pertemuan sudut, acian dibuat dengan lurus.

Acian
Plesteran
Dinding kering

Jidar
aluminium

Alas kayu

Anda mungkin juga menyukai