Anda di halaman 1dari 21

PERMASALAHAN GEOTEKNIK

PADA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR NASIONAL


DI WILAYAH BBPJN II MEDAN

Ir. Achmad Trunajaya, MT


Kasatker P2JN Sumatera Utara

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL


BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL II MEDAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PEMUKIMAN RAKYAT
OUTLINE
WILAYAH KERJA BBPJN II MEDAN
01 Panjang Jalan Nasional, Kondisi Jalan (2 tahun terakhir), Topografi Jalan

KONDISI GEOLOGI SUMUT


02 Jenis Batuan, Sifat Batuan,

PERMASALAHAN PENANGANAN JALAN


03 Kondisi lereng, Hubungan Kondisi lereng dengan kondisi jalan, Perilaku
Masyarakat terhadap kestabilan lereng

INOVASI PENANGANAN
04 Pendekatan Kultural, Pemanfaatan Teknologi, Kerja Sama (Akademisi
dan Praktisi)

KESIMPULAN
05
WILAYAH KERJA
BBPJN II MEDAN
SUMUT
Panjang Jalan:
2.632,22 km
RIAU
Panjang jalan:
1.336,61 km
KONDISI JALAN
KONDISI GEOLOGI DI
PROVINSI SUMATERA UTARA
SIDIKALANG
1 3
2

Pulau Samosir:
Pesisir Tapak Tuan: Sidikalang: Formasi Samosir: batupasir,
Aluvium: pasir kerikil, lumpur, tanah Tufa Toba: Tufa riodasit, tufan, batulanau, konglomerat
diatome, koral sebagian terlaskan dan tanah diatome
Formasi Tutut: Konglomerat,
batupasir, sedikit batu lanau dan batu Formasu KLUET: Batupasir Terdapat Aluvium pada
lumpur. metakuarsa, metaklake, sebagian pesisir
batusabak dan filit
PADANG SIDEMPUAN - 2

1
Padang Sidempuan:
SIBOLGA
Formasi Kuala:
Batu pasir berlapis tipis,
3 Batu lanau dan batu lumpur
Padang Sidempuan:
Umumnya Aluvium Tua
Formasi Minas: Kerikil,
Pasir dan Lempung
Sibolga:
Formasi Gunung Berapi
Haranggaol
Andesit
Alluvium
• Aluvium merupakan lempung, pasir
halus, pasir, kerikil, atau butir batuan
lain yang terendapkan oleh air Tufa Riodasit
mengalir.
• Banyak terdapat di dataran rendah, Lapisan batuan yang
di sekitar muara sungai, rawa-rawa, terbentuk debu vulkanis
lembah-lembah,maupun di kanan yang terpadatkan.
kiri aliran sungai besar
• Ciri-cirinya berwarna kelabu dengan
struktur yang sedikit lepas-lepas dan
peka terhadap erosi

Batulanau
Tanah Diatome
• Sejenis batu sedimen silika (kieselgur):
• batuan sedimen yang utamanya
• Terbentuk dari cangkang diatom (alga satu tersusun atas partikel-partikel
sel yang ditemukan di plankton) yang berukuran lanau
memfosil • Batulanau terbentuk dimana air,
• Diatome mempunyai berat jenis rendah angin, atau endapan es membawa
(±0,45)
• daya serap air 25-45%
material berukuran lanau dan
• warna putih hingga coklat tergantung kemudian terakumulasi, terpadatkan
kontaminasinya dan tersementasi menjadi batuan
• Mempunyai sifat porous, permeabel, • Lanau tanah dengan ukuran butiran
ringan, mudah pecah, dan abrasif, densitas sangat kecil (wentworth) berkisar
ruah 0,5 – 1 ton/m3, berat jenis, 2 – 2,3,
porositas < 90%, dan kandungan
antara 0,00015 dan 0,0025 inchi,
cangkang 1,7 – 30 juta/cm3, dengan atau antara 0,0039 dan 0,063
ukuran 0,001 – 0,4 mm milimeter
PERMASALAHAN
PENANGANAN JALAN
KONDISI LERENG JALAN NASIONAL – WILAYAH SUMUT (1)

Keruntungan Lereng di Salah Satu Ruas di Batu Jomba Tipikal Keruntuhan Lereng di Salah Satu Ruas di Brastagi
Sifat tanah yang berjenis butiran akan memudahkan material Vegetasi tak mampu menahan surface run off
tergerus saat ada hujan dan longsong saat ada getaran dari
kendaraan berat yang melintas.
Perlu suatu penanganan yang adaptif terhadap kondisi Penyebab:
alam dan masyarakat Vegetasi yang kurang dan prilaku pembukaan lading di
hulu lereng
KONDISI LERENG JALAN NASIONAL – WILAYAH SUMUT (2)

Keruntuhan Lereng di Salah Satu Ruas di Pangkalan Susu Perilaku Masyarakat


Pergerakan akibat tidak stabilnya lereng Galian c pada lokasi lereng yang berada di tepi jalan nasional

Social engineering tak bisa diabaikan saat masa layan


jalan, system informasi yang mudah dipahami
masyarakat perlu di buat sebagai tindakan preventif
PETA KEMIRINGAN
LERENG
PETA INTENSITAS
HUJAN TAHUNAN

Zona
intensitas
hujan tinggi.
Rawan
longsor pada
lereng
INOVASI
PENANGANAN JALAN
Proses Penanganan

Kultural Perencanaan Pengawasan Koordinasi


Sosialiasasi Kriteria Disain Data kondisi

• Informasi grafis untuk • Perencanaan disain • Pengambilan data • Tukar informasi dari
tindakan preventif yang ramah dengan survey di setiap tahun hulu hingga hilir yang
• Kontraktor diwajibkan alam untuk memonitor mempengaruhi
untuk bisa menjaga • Mudah dilaksanakan kondisi lereng kestabilan lereng antar
keseimbangan alam dan dipelihara di • Monitoring kondisi instansi.
selama konstruksi kemudian hari konstruksi penahan • Keterlibatan
• Kriteria teknis lain lereng Masyarakat,
agar bisa Akademisi, Praktisi
menghasilkan dan Institusi yang
konstruksi lereng yang peduli akan Lereng
stabil dan efisien. sangat dibutuhkan.

SOSIAL ENGINEERING OPERATIONAL COORDINATING


Metode Penangan

GeoGrid Pada Jalur Palu – Parigi


Memanfaatkan teknologi geotekstile dan vegetasi.

Batu Bronjong
Masa batu untuk menahan beban
lateral tanah

Kantong Tanah Geotekstile


Masa Tanah untuk menahan beban lateral tanah.
PENANGANAN LERENG DENGAN Geotekstil Polyfelt dan Envirocell
Lereng yang gundul di pasang
Contoh lereng dengan data
envirocell diatas geotekstil
teknis sesuai gambar
polyfelt.

Penampakkan lereng setelah 3


Envirocell diisi ditanami dengan
bulan
vegetasi.
KESIMPULAN
Kondisi Jalan
Sangat dipengaruhi oleh kondisi lereng

Geologi SUMUT
Pada umumnya berupa batuan alluvial dan sedimen
batuan maupun butiran halus hasil letusan Gunung Purba
Danau Toba, dampaknya sangat mudah erosi

Geografi SUMUT
Sebagian besar memiliki curah hujan tinggi dan
kelas lereng > 40%.

Perilaku Masyarakat
Perlu dilakukan upaya keterlibatan untuk menjaga
lereng mulai dari hulu dan hilir yang terkait dengan
lereng tersebut.

Penanganan Lereng
Partisipatif akademisi dan praktisi sangat dibutuhkan agar
dapat dipilih suatu rancangan penangan lereng yang adaptif
terhadap alam dan efisien.
Thank you
Insert your subtitle here

Anda mungkin juga menyukai