Anda di halaman 1dari 95

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN KANTOR CABANG PMI

LOKASI : KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH

TAHUN ANGGARAN : 2020

A. UMUM

Metode pelaksanaan ini dibuat untuk memudahkan personil pelaksana proyek dalam
mengelola sumber daya yang ada (sumber daya manusia, waktu, material, dan uang).
Secara umum, pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan pekerjaan persiapan, diantaranya
pembuatan kantor direksi, kantor dan gudang kontraktor, barak kerja yang dilengkapi
dengan perlengkapan standar. Setelah pekerjaan persiapan dilaksanakan, maka mobilisasi
tenaga dan peralatan yang dapat dilaksanakan segera dilakukan dan selanjutnya
dilaksanakan pekerjaan fisik yang dapat dikerjakan sesuai dengan sumber daya yang sudah
tersedia. Semua pekerjaan yang dilaksanakan selalu didahului dengan pengukuran
bersama, persetujuan gambar kerja dan berdasar ijin pelaksanaan pekerjaan yang
diketahui oleh pihak yang terkait (pihak kontraktor, direksi dan pihak lain yang mewakili
pihak direksi). Selama proses penerimaan bahan untuk pelaksanaan pekerjaan, proses
pelaksanaan maupun terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan selalu melalui tahapan
pemeriksaan yang berupa inspeksi (pengecekan visual, pengecekan elevasi, dsb) atau test
(misalnya pengecekan mutu beton, kepadatan tanah, dll). Semua bahan yang digunakan
dalam pekerjaan ini, seperti yang ditentukan dalam dokumen kontrak harus melalui proses
persetujuan dari pihak direksi atau pihak lain yang mewakili pihak direksi, dengan cara
pihak kontraktor menyerahkan contoh bahan, menyerahkan brosur bahan yang akan
dipakai, tergantung dari jenis bahan yang akan dimintakan persetujuannya. Pada tahap
akhir perlaksanaan diadakan kembali pengecekan hasil perkerjaan yang telah diselesaikan
sebelum diserahkan ke pihak direksi. Jumlah waktu pelaksanaan pekerjaan yang kami
estimasi berdasarkan hasil hitungan kami yaitu Selama Lima Bulan , dengan lingkup
perkerjaan sebagai berikut :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

II. PEKERJAAN TANAH

III. PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH

IV. PEKERJAAN BETON BERTULANG

V. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

VI. PEKERJAAN PLAFOND

VII. PEKERJAAN ATAP DAN RANGKA ATAP

VIII. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


1
IX. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING

X. PEKERJAAN PENGECATAN

XI. PEKERJAAN SANITAIR

XII. PEKERJAAN LAIN-LAIN

XIII. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING

XIV. PEKERJAAN ELECTRONIC

XV. PEKERJAAN MECHANICAL

XVI. PEKERJAAN PLUMBING

Sebelum memulai perkerjaan fisik proyek, kepada Instansi setempat diberitahukan secara
resmi bahwa kontraktor akan memulai pekerjaannya dengan memberikan informasi sarana
dan prasarana yang akan dipakai dan diperkirakan berhubungan dengan kepentingan
umum. Selanjutnya di area proyek dipasang ulang informasi proyek atau papan nama
disamping logo perusahaan kontraktor. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kontraktor
akan melaporkan kepada PT. Jamsostek setempat tentang rencana pemakaian tenaga kerja
pada proyek ini, kemudian kontraktor menyampaikan hasilnya kepada pihak direksi.

B. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Dengan berusaha seoptimal mungkin untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja
diharapkan produktivitas tenaga kerja dapat lebih meningkat dan diharapkan tingkat
penyelesaian proyek dapat lebih cepat dari yang ditentukan schedule. Untuk keselamatan
kerja, setiap pekerja dilengkapi dengan helm pengaman, sarung tangan, sepatu kerja,
safety belt sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing pekerjaan. Pada bagian mesin dan
alat yang mudah atau rawan terhadap kecelakaan kerja, akan dibuat pengaman/pagar yang
diperlukan. Untuk kesehatan kerja dibuat tempat-tempat sampah agar tidak berserakan
dan bila sudah penuh dibuang keluar area proyek. Potongan kayu dan besi sisa
ditempatkan tersusun rapi, agar tidak menganggu kelancaran perkerjaan. Penyediaan obat-
obatan P3K bagi pekerja yang terluka atau mendapat kecelakaan kerja di proyek disediakan
obat-obatan yang ditempatkan secara khusus dan selalu ditambah bila ada obat yang
kurang. Apabila keadaan pekerja yang mendapat kecelakaan tersebut memerlukan
perawatan yang lebih, maka segera dibawa ke rumah sakit yang terdekat, adapun Pra
Rencana Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Kontrak (PRA - RK3K) akan kami lampirkan
pada Metode Pelaksnaan Pekerjaan.

 Penyiapan K3
 Kami akan melaksanakan Program Rencana Pra K3K atau Sistem
Pengendalian Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (SMK3L) agar terciptalah pekerjaan- pekerjaan yang
berkualitas tinggi berdasarkan mutu pekerjaan sesuai dengan
Spesifikasi Teknis dan gambar kerja, sehingga tidak ada keluhan dari
Pemilik Pekerjaan.

2
 Rencana K3 Kontrak yang dibuat juga akan terus dipantau untuk
meminimalisir kecelakaan kerja dan ke semua pekerjaan yang dilakukan
keselamatan kerja akan diutamakan.

C. PENEMPATAN MATERIAL DILOKASI (Material On Site)

Penempatan bahan-bahan untuk keperluan pekerjaan diatur sedemikian rupa sehingga


mudah diambil dan tidak menganggu kelancaran pekerjaan. Khusus untuk bahan yang
mudah terbakar, mudah patah, mudah rusak akibat udara terbuka misalnya semen akan
dibuatkan tempat khusus yaitu sebuah gudang yang tertutup dan dibawahnya diberi
bantalan kayu agar tidak tercemar oleh uap tanah. Besi Beton diletakkan di atas balok kayu
agar tidak mengenai langsung dengan tanah dan dikelompokkan sesuai dengan ukurannya
kemudian selalu ditutup terpal atau lembaran plastic. Bahan kayu ditempatkan pada
daerah terlindung atau ditutup dengan lembaran plastik agar tidak terjadi perubahan
bentuk akibat panas matahari atau lapuk akibat air hujan.

D. PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN

Secara internal, maka selalu diadakan pekerjaan inspeksi dan test, bak pada awal
pekerjaan, pada saat proses pekerjaan maupun pada akhir pekerjaan. Proses pengendalian
mutu pekerjaan ini dimulai dengan pembuatan rencana mutu (untuk membantu personil
pelaksana proyek agar mengetahui persyaratan mutu sesuai hasil JMD yang ditetapkan
sesuai dengan pelaksanaan JMF inspeksi dan test terhadap bahan/material maupun produk
atau hasil kerja sampai ke saat serah terima kedua. Pada awal pelaksanaan proyek, seluruh
penerimaan syarat (Accepted Criteria) yang terdapat dalam dokumen kontrak dituangkan
dalam suatu catatan mutu penerimaan syarat. Selanjutnya catatan mutu penerimaan
syarat ini dipakai sebagai dasar dalam melaksanakan inspeksi dan test terhadap
bahan/material maupun terhadap produk atau hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan
(kekuatan beton, kepadatan tanah, elevasi pagar, dll). Secara internal bahan/material
maupun produk atau hasil kerja yang tidak sesuai dengan penerimaan syarat tersebut akan
ditolak oleh personil pelaksana pengedali mutu kami. Langkah-langkah yang dilaksanakan
dalam pembelian suatu bahan/material agar terjamin sesuai dengan dokumen kontrak
adalah sebagai berikut:

 Mencatat penerimaan syarat dari seluruh bahan yang ada pada dokumen kontrak
dalam suatu mutu penerimaan syarat.

 Meminta ijin kepada pihak direksi atau yang mewakilinya sebelum membuat order
pembelian bahan tersebut. Prosedur permintaan ijin ini dapat dengan jalan
mengirimkan contoh barang/material, brosur bahan/material ataupun mengirimkan
hasil tes dari bahan/material tersebut.

 Setelah bahan/material tersebut diijinkan oleh pemberi kerja atau yang mewakilinya
untuk digunakan dalam proyek ini, maka personil pengadaan bahan/material baru
dapat membuat order pembelian untuk barang/material tersebut. Setelah order
material/bahan mulai masuk, seluruh bahan/material yang masuk tersebut selalu
melewati proses inspkesi atau test. Setiap terjadi kesalahan prosedur, hasil pekerjaan
3
bermutu jelek, atau apapun yang dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi, maka
pihak kami selalu akan menindak lanjuti dengan penyelidikan, sehingga dapat
diketahui penyebab kesalahan/kegagalan konstruksi untuk selanjutnya dicarikan jalan
keluarnya bersama dengan pihak direksi.

METODE PELAKSANAAN yang akan diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan


PEMBANGUNAN KANTOR CABANG PMI diatas akan kami uraikan sesuai dengan standar
pelaksanaan konstruksi baik dari segi Arsitektur, Sipil, Mekanikal Elektrikal Dan Sanitasi/
Plumbing serta peraturan peraturan lain yang berlaku dibawah ini :

1) Administrasi
 Setelah SPPBJ diterbitkan, Kontraktor mengajukan Jaminan Pelakasanaan sesuai
yang dipersyaratkan dalam Dokumen Lelang (5% dari nilai penawaran
terkoreksi).
 Penandatanganan Kontrak dilakukan setelah Kontraktor menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan.
 Pengajuan Uang Muka diajukan oleh Kontraktor setelah penandatanganan surat
perjanjian kerja (SPK) sesuai dengan yang dipersyaratkan pada Dokumen Lelang.
 Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah Penandatanganan surat perintah
kerja (SPK), pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan pembangunan
fisik secara nyata di lapangan. Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor /
Pemborong yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara
nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh
Panitia / Owner.

2) Pengusulan Tenaga Untuk kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan


pelaksana yang dianggap memadai sebagai penanggung jawab penuh dan dengan
wewenang penuh dilapangan. Pelaksana harus memenuhi kualifikasi minimal
sebagai Tenaga Ahli yang berpengalaman dalam Pembangunan gedung yang
ditunjukkan dalam Curriculum Vitae yang bersangkutan. Kontraktor harus
mengajukan Curriculum Vitae Site Manager yang bersangkutan untuk memperoleh
persetujuan tertulis dari Direksi. Direksi Proyek/Konsultan Pengawas berhak untuk
menolak/meminta agar personil Site Manager dan Personil Kontraktor lainnya
diganti jika ternyata dianggap tidak memenuhi kualifikasi atau tidak bisa bekerja
sama membentuk team work demi suksesnya proyek ini.

3) Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan


dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta kepada Kontraktor untuk
mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin
mutu dan ketepatan pekerjaan. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan
dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Sebagai gambaran,
peralatan minimal yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
1. Excavator Mini
2. Dump Truck
3. Truck Mixer + Concrete Pump
4. Concrete Mixer
5. Concrete Vibrator
6. Stamper
4
7. Water Tank
8. Scafolding
9. Genset
10. Peralatan Tukang Batu
11. Peralatan Tukang Atap Baja Ringan
12. Peralatan Tukang Besi
13. Peralatan Tukang Cat
14. Dan alat-alat lainnya yang diperlukan
 Alat-alat pertukangan sederhana wajib dimiliki oleh setiap tukang Dan alat-
alat lainnya yang diperlukan Jenis, jumlah, kondisi dan disesuaikan dengan
jenis pekerjaan yang akan dilaksankan.
 Penggunaan Alat Kerja serta Alat Bantu dalam menunjang pelaksanaan
pekerjaan dibagi berdasarkan Kelompok kerja tiap – tiap unit Bangunan yang
akan dikerjakan.

15. Persyaratan Khusus

 Standar-standar yang berlaku


Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti
dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam
Persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standardisasi Nasional Indonesaia
(SNI) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis
pekerjaan yang bersangkutan yaitu :
1. PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
2. NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia.
3. NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.
4. NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
5. SNI 2847 2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung
6. SK.SNIS-04-1989-F : Spesifikasi Bahan Bangunan
7. SK.SNIS-05-1989-F : Spesifikasi Bahan Bangunan
8. SK.SNIS-06-1989-F : Spesifikasi Bahan Bangunan

9. PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.


10. PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.
11. PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di
Indonesia.
12. SII : Standar Industri Indonesia.
13. SK SNI T-15-1991-03 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
( PBI-1991 )
14. AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.

Serta :
 Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
 Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan
Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang
5
penanggulangan bahaya kebakaran.

Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di


atas, maka berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun
dari negara asal produsen bahan / material / komponen yang bersangkutan.

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan


ini :
 Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar
Kerja, RKS, BQ, BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak).
 Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong dan sudah
disetujui / disahkan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor yang diwakili oleh Site


Manager harus memberikan rencana tertulis mengenai Metode
Pelaksanaan. Metode pelaksanaan harus dipresentasikan dihadapan Direksi,
Konsultan Perencana dan konsultan pengawas. Hasil dari presentasi metode
pelaksanaan setelah disetujui bersama oleh Direksi, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas merupakan keputusan yang mengikat didalam
pelaksanaan pekerjaan ini.

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan, terdiri dari beberapa jenis item pekerjaan yang meliputi :
 Uitzet dan Bouwplank
 Sewa barak Kerja/Direksi Keet
 Administrasi & Dokumentasi
 Alat Bantu Kerja
 Pagar pengaman
 Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (RK3K)
 Pembersihan lahan dan sisa sisa pembongkaran bangunan
Berikut jenis pekerjaannya :

 Pembuatan Papan Proyek


 Kontraktor wajib membuat papan nama proyek dengan isi/tulisan sesuai
format yang telah ditentukan, papan nama proyek harus dipasang pada lokasi
yang mudah terlihat oleh masyarakat sesuai dengan Spesifikasi Teknis.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor lebih dulu membuat pagar untuk
pengaman, atas biaya kontraktor.

 Laboratorium uji Bahan


 Untuk melakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, maka kami akan menggunakan laboratorium yang ditunjuk oleh pemilik
pekerjaan. adapun pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

6
- Pengujian untuk Material yang akan digunakan pada pekerjaan Beton

 Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


 Sebelum memulai pekerjaan, akan dilakukan pekerjaan pengukuran untuk
memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan komponen-komponen
pekerjaan tertentu seperti ditunjukan dalam gambar. Pengukuran meliputi
pengukuran/penentuan koordinat dan elevasi. Koordinat dan elefavasi titik
yang diperlukan, ditentukan berdasarkan titik rujukan (Bench Mark) seperti
ditunjukan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi teknis. Dibawah
pengamatan konsultan pengawas, kami akan membuat titik Duga, titik duga
tersebut dijaga kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan
berlangsung dan tidak akan dibongkar tanpa seizin dari konsultan pengawas,
kami akan menambahkan titik duga jika diperlukan oleh direksi/konsultan
pengawas, selama pelaksanaan pekerjaan, surveyor/juru ukur akan selalu stand
by di lokasi pekerjaan lengkap dengan peralatannya. Semua pekerjaan yang
akan dimulai harus diukur/bidik ulang sebelum diizinkan secara tertulis oleh
direksi untuk dilaksanakan. Bouwplank dibuat dan dipasang sedemikian rupa
sehingga mempunyai elevasi (rujukan) tertentu yang letaknya jauh dari
kegiatan pelaksanaan yang dapat mengganggu, merusak dan merubah
elevasinya. Konstruksi maupun dimensi bench mark akan ditentukan kemudian
oleh Direksi.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Administrasi dan Dokumentasi


 Jika kami keluar sebagai pemenang pelelangan, maka setelah kami menerima Surat
Penunjukan Penyedia Jasa. Serta Dokumen Pelelangan Umum guna terdapat suatu
ikatan kerja sama diantara kami selaku Penyedia Jasa dengan Pengguna Anggaran
serta melakukan penggandaan administrasi kontrak sesuai kebutuhan yang
diperlukan.
 Dalam setiap pelaksanaan kegiatan dilapangan kami mengambil photo dokumentasi
serta pengajuan asbuild drawing dan menyerahkan kepada pengawas dan Direksi
mengenai kemajuan pekerjaan pada lokasi yang telah ditentukan oleh pengawas
dan Direksi selama masa kontrak. Photo diambil pada waktu awal/sebelum
pelaksanaan, sedang dalam pelaksanaan dan telah selesainya pelaksanaan
pekerjaan, serta pada waktu lain yang ditentukan oleh pengawas dan Direksi.
 Photo-photo tersebut juga menjadi indikator dalam penilaian kemajuan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang mencerminkan setiap item pekerjaan fisik
dan non fisik yang tercantum dalam RAB kontrak. Dalam proses pengambilan photo
dokumentasi pihak kami merujuk kepada arahan dari pengawas dan Direksi.
7
Progress/Laporan

a. Kami membuat program pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat kontrak dengan


menggunakan CPM network, program tersebut kami buat dalam dua bentuk yaitu

bar chart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan, antara lain mencerminkan :
- Mulai, tanggal paling awal
- Selesai, tanggal paling akhir
- Waktu yang diperlukan.
- Waktu float
- Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.
b. Aktifitas yang terlihat pada program kami sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan juga kelonggaran
dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.

c. Dalam pelaksanaan pembuatan administrasi progress dan pelaporan, kami


membuat dan mencatat segala aktifitas kegiatan lapangan dalam beberapa bagian :

- Laporan Harian

Dimana laporan tersebut merupakan laporan harian atas setiap bagian pekerjaan
yang diminta oleh pengawas dan Direksi dalam bentuk yang disetujui pengawas
dan Direksi. Laporan dimaksud memuat data-data ; keadaan cuaca, jumlah
tenaga staf dan buruh yang dipekerjakan serta sesuai ketrampilannya, jumlah
bahan-bahan ditempat pekerjaan, jumlah bahan yang sedang dipesan, volume
kemajuan pekerjaan, persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data
percobaan laboratorium, kecelakaan kerja dan informasi yang lain berkaitan erat
dengan kemajuan pekerjaan.

- Laporan Mingguan

Memuat rekapitulasi kemajuan volume dari pelaksanaan kegiatan fisik dan non
fisik yang tercantum pada RAB yang telah dicatat pada laporan harian, dan untuk
disampaikan kepada Direksi guna disetujui dan juga untuk perbaikan apabila
terdapat kesalahan dalam penulisannya.

- Laporan Bulanan

Memuat rekapitulasi kemajuan volume dari pelaksanaan kegiatan fisik dan non
fisik yang tercantum pada RAB yang telah dicatat pada laporan harian, dan
laporan mingguan untuk disampaikan kepada pengawas dan Direksi guna
disetujui dan juga untuk perbaikan apabila terdapat kesalahan dalam
penulisannya

 Pekerjaan Dokumentasi dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan sejak


dimulainya pekerjaan dengan pendokumentasian (foto 0% s/d 100%) dimana
mencantumkan semua item pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.

8
 Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat , Laporan Harian mengenai segala
hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, baik bersifat teknis maupun
administratif.
 Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
 Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas
Lapangan dari Konsultan Pengawas.
 Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya berdasarkan realisasi
Progres kontraktor selama pekerjaan, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek

 untuk bahan monitoring serta menjadi acuan instansi terkait dalam proses
Pencairan keuangan dengan mengacu pada Progres tersebut.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Direksi Keet, Los Kerja dan Gudang Bahan.


 Direksi Keet ( Los Pengawas )
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas)
untuk keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan
semi permanen seluas 9 m2 ( Ruang Konsultan Pengawas dan Ruang
Rapat ), lantai diplester, dinding tripleks / papan / asbes, diperlengkapi
dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan. Dalam hal ini
Kontraktor / Pemborong dapat memanfaatkan sementara ruangan/lokasi
pada area bangunan yang belum/tidak dibongkar yang akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
 Kantor Kontraktor, Los Kerja Dan Gudang Bahan.
Kontraktor atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Pemborong di
lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci
untuk menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya / lokasinya akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas / Personalia Proyek.

Direksi Keet dan Kantor Kontraktor yang dibuat oleh Kontraktor, setelah
selesai pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan tersebut akan ditentukan
pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat
memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk segera
membongkarnya dan membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya
diserahkan kepada Proyek.

 Mobilisasi Peralatan atau alat bantu kerja

9
 Mobilisasi peralatan adalah mendatangkan peralatan – peralatan yang
diperlukan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui oleh
Direksi Teknis.
 Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang didasarkan atas peralatan yang
diajukan dalan dokumen penawaran serta alat penunjang lainnya yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Untuk kebutuhan perlatan kerja dibagi berdasarkan kelompok kerja pada tiap –
tiap bangunan.
 Untuk personil kami akan memobilisasi sesuai dengan jumlah yang
dipersyaratkan, adapun penempatan posisi sesuai struktur organisasi dibawah
ini :

  STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN :


                             
              Site            
              Manager            
                             
                             
                             
                             
    PETUGAS      
QUALITY Pelaksana
Administrasi     K3   Logistik    
CONTROL Lapangan
Kostruksi
                             
                             
                             
                             
            Tukang Batu, Tukang          
        Kayu, Tukang Besi dan          
    Tukang Listrik
                             
Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Tempat Penimbunan Material (material on site) dan Peralatan

 Pekerjaan ini berupa penyediaan tempat sementara guna keperluan


penimbunan bahan - bahan bangunan dan penyimpanan alat – alat untuk
keperluan proyek. Lokasi untuk keperluan ini harus dipilih sedemikian rupa
sehingga aman dari pengaruh alam dan manusia serta harus mudah
pencapaiannya dan tidak mengganggu aktifitas lainnya.
 Pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:
- Lokasi tempat penimbunan (material on site) ditempatkan berdasarkan unit-

10
unit bangunan sehingga mudah pencapaiannya berdasarkan setiap
kelompok kerja yang ditempatkan pada masing – masing bangunan dan akan
ditentukan oleh Direksi Teknis.
- Lokasi harus bebas dari banjir serta faktor lainnya yang mengganggu
penempatan material.
- Setelah selesai pelaksanaan pekerjaan, lokasi harus dibersihkan kembali.

 Air Kerja
 Untuk pelaksanaan kegiatan pekerjaan Kontraktor harus menyediakan air kerja
yang bersih dan memenuhi persyaratan – persyaratan teknis PUBI-1982, tidak
berbau, tidak mengandung kotoran, Lumpur, atau bahan organis lainnya. Air
dapat diperoleh langsung dilapangan atau bila tidak memungkinkan dapat
didatangkan dari luar proyek.
 Kontraktor harus menyediakan bak penampungan air yang dapat mencukupi
kebutuhan proyek.
 Direksi Teknis berhak menolak air kerja yang tidak memenuhi persyaratan
diatas.

 Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (RK3K)


A. Penerapan K3
Kegiatan K3 di lapangan Merupakan pelaksana Safety Plan yang harus
dilaksanakan kontraktor dalam setiap peroyek yang menyangkut beberapa
kegiatan antara lain. Kerjasama Dengan instansi yang terkait di lapangan
Kerjasama dengan instansi yang terkait dengan K3 sangat penting. Agar
apabila ada masalah K3 dalam proyek konstruksi yang sedang dikerjakan,
masalahnya bisa cepat ditangani dengan baik.

1. Pengawasan Pelaksanaan K3
Pengawasan pelaksanaan K3 Meliputi kegiatan:
 Safety Patrol
Suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang melaksanakan petroli
selama kira- kira 1 atau 2 jam (tergantung lingkup proyek ) masing
msing safty patrol mencatat hal-hal yang memiliki resiko kecelakaan di
lapangan,ketentuan patrol bsa 1 kali dalam 1 minggu
 Safety supervisor
Petugas yang ditunuk oleh manager peroyek yang secara terus menerus
mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekeraan di lihat dari
segi K3. Safety supervisor berwenang menegur dan memberikan
instruksi langsung kepada kepala pelaksana yang mengandung bahaya
terhadap keselamatan kerja.
 Safety Meting
Rapat dalam peroyek yang membahas tentang hasillaporan dari Safety
Patrol maupun laporan dari Safety supervisor .

Pelaporan dan penanganan Kecelakaan.

11
• Pelaporan dan penanganan kecelakaan ringan

• Pelaporan dan penanganan kecelakaan berat

• Pelaporan dan penanganan kecelakaan Dengan Korban Meninggal dunia

• Pelaporan dan penanganan kecelakaan Peralatan berat.

2. Pelatihan Secara Umum


a. Pedoman Praktis Pelaksanaan keselamatan dan Kesehatan kerja pada
peroyek bangunan gedung.
b. Penanganan , penyimpanan dan pemeliharaan material
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Sipil
d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Finishing Luar
e. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Mekanikal dan
Elektrikal
f. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Finishing Dalam
g. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Begesting
h. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Pembesian
i. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan sementara
j. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Begesting
k. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Rangka baja
l. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Struktur khusus
m. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Pembetonan
n. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Pondasi
o. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Pembongkaran
p. Dll
3. Perlengkapan dan Peralatan penunjang Program K3
a. Pemasangan bendera K3, Bendera RI, Bendera Perusahaan.
b. Pemasangan sign Board K3 yang berisikan selogan-selogan yang
mengingatkan akan perlunya bekerja dengan selamat, slogan dapat di
pasang di kantor proyek atau lokasi pekerjaan di lapangan.
c. Spanduk himbauan untuk mengikuti aturan pemerintah di tengah
pandemic
Covid-19.
Sarana Untuk K3
a. Yang melekat pada tenaga kerja yaitu:
• Topi helm.
• Sepatu lapangan
• Sarung tangan untuk Pekerja tertentu
• Sabuk pengaman Untk Pekerja yang tinggi
• Masker Untuk Pekerjaan tertentu.
• Kaca Mata las Google
• Obat-Obat Untuk P3K

12
B. Skema Penerapan K3 Sesuai dengan Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam
Penyelenggaraan  Konstruksi .
I. Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan COVID- 19 
a. Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib membentuk Satgas Pencegahan
COVID- 19 yang menjadi bagian dari Unit Keselamatan Konstruksi;
b. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada hurup a
dibentuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut;
c. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada hurup a
berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang yang terdiri ataş: 1). I (satu) Ketua
merangkap anggota; dan 2). 4 (empat) Anggota yang mewakili Pengguna
Jasa dan Penyedia Jasa.
d. Satgas Pencegahan COVID-19 memiliki tugas, tanggung jawab, dan
kewenangan untuk melakukan: 1). Sosialisasi, 2). pembelajaran (edukasi),
3). promosi teknik, 4). metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di
lapangan, 5). berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID- 19
Kementerian PUPR melakukan Identifikasi Potensi Bahaya COVID19 di
lapangan, 6). pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19
kepada semua pekerja dan tarnu proyek, 7). pemantauan kondisi
kesehatan pekerja dan pengendalian mobilisasi/ demobilisasi pekerja, 8).
pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas
pekerja, 9). pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan, 10). melaporkan
kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau
berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan merekomendasikan
dilakukan penghentian kegiatan sementara .
II. Identifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di lapangan.
a. Satgas Pencegahan COVID-19 berkoordinasi dengan Satgas
Penanggulangan COVID- 19 Kementerian PUPR untuk menentukan:  I)
Identifikasi potensi risiko lokasi proyek terhadap pusat sebaran
penyebaran COVID- 19 di daerah yang bersangkutan; 2) Kesesuaian
fasilitas kesehatan di Lapangan dengan protokol penanganan COVID- 19
yang dikeluarkan Oleh Pemerintah; 3) Tindak lanjut terhadap
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
b. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut teridentifikasi : 1).
Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di pusat sebaran, 2).
Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam
Pengawasan (PDP); atau 3). Pimpinan
Kementerian/Lembaga/Instansi/KepaIa Daerah telah mengeluarkan
peraturan untuk menghentikan kegiatan sementara akibat keadaan kahar,
Maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan
sementara akibat Keadaaan Kahar;
c. Penghentian Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana di maksud
huruf b diatas dilakukan sesuai ketentuan pada Lampiran II ( TINDAK
LANJUT TERHADAP KONTRAK PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI)
Yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Instruksi Menteri ini.
d. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut karena sifat dan
urgensinya tetap harus dilaksanakan sebagai bagian dari penanganan
13
dampak sosial dan ekonomi dari COVID- 19, maka Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi tersebut dapat diteruskan dengan ketentuan: 1). Mendapatkan
persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 2).
Melaksanakan protokol pencegahan COVID- 19 dengan disiplin tinggi dan
dilaporkan secara berkala Oleh Satgas Pencegahan COVID- 19; 3).
Menghentikan sementara ketika terjadi (Telah ditemukan pekerja yang
positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) untuk
melakukan penanganan sesuai protokol Pemerintah.
III. Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik
kesehatan di lapangan yang dilengkapi dengan sarana kesehatan yang
memadai, antara Iain tabung oksigen, pengukur suhu badan nir-sentuh
(thermoscan), pengukur tekanan darah, obat-obatan, dan petugas medis;
b. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki kerjasama operasional
perlindungan kesehatan dan pencegahan COVID- 19 dengan rumah sakit
dan/ atau pusat kesehatan masyarakat terdekat untuk tindakan darurat
(emergency) ;
c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan
antara lain: pencuci tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker
dikantor dan lapangan bagi seluruh pekerja dan tamu; dan
d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin
dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja.
IV. Pelaksanaan Pencegahan COVID-19 di lapangan
a. Satgas Pencegahan COVID-19 memasang poster flyers) baik digital
maupun fisik tentang himbauan/anjuran pencegahan COVID- 19 untuk
disebarluaskan atau dipasang di tempat-tempat strategis di lokasi proyek;

b. Satgas Pencegahan COVID- 19 bersama petugas medis harus


menyampaikan penjelasan, anjuran, kampanye, promosi teknik
pencegahan COVID-19 dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari
(safety morning talk) ;

c. Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff)


melaksanakan pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan
karyawan setiap pagi, siang, dan sore;

d. Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu)


yang terindikasi memiliki suhu tubuh 38 derajat Celcius datang ke lokasi
pekerjaan;

e. Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan


(PDP) COVID-19, pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna
Jasa dan/ atau Penyedia Jasa paling sedikit 14 hari kerja.

f. Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan


evakuasi dan penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan
peralatan kerja; dan

14
g. Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan
penyemprotan disinfektan, serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan
isolasi tenaga kerja yang pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga
kerja yang terpapar telah selesai.

h. Mekanisme Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease2019


(COVID19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

 Pekerjaan Pembersihan dan Perataan Lahan


 Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran dan Pembersihan Lokasi, kami akan
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis untuk meminta persetujuan
(Request) untuk memulai pekerjaan dan setelah mendapatkan persetujuan dari
direksi maka kami akan memulai pekerjaan dengan tahapan pelaksanaan
sebagai berikut :
- Merencanakan langkah-langkah pengamanan K3 untuk semua pekerja yang
berada di tempat kerja sebelum memulai kegiatan pembongkaran
- Melakukan engineering survey, antara lain mencakup :
 Melihat kondisi struktur yang akan di bongkar termasuk peninjauan atas
kekuatan bangunan, bagian yang tidak stabil dari bangunan dan
kemungkinan collapse.
 Merencanakan metode, peralatan dan tenaga yang akan dipergunakan
untuk pembongkaran serta untuk pengamanan kepentingan publik.
 Menetapkan perangkat K3 kedalam setiap tahap kegiatan, antara lain :
jaring pengaman, rambu / tanda peringatan, alat pelindung diri dll.
 Merencanakan metode, peralatan dan tenaga yang akan dipergunakan
untuk pembongkaran serta untuk pengamanan kepentingan publik.
- Mengunakan alat pelindung diri yang sesuai, helm, sepatu bot, sarung
tangan, masker dsb.
- Memasang barikade, pagar pengaman agar orang tidak melewati area
bongkaran.
- Pembongkaran dimulai dengan :
 Memindahkan benda-benda yang mudah dilepas, misalnya pintu,
jendela dan atap seng.
 angunan yang menjorok keluar.
15
Bagian atas bangunan dan diteruskan ke arah bawah.
Pembongkaran dinding dan pasangan batu bata harus dilakukan lapis
demi lapis dan bertahap .
 Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll)
tidak dapat digunakan kembali untuk pekerjaan baru, disimpan dan
diserahkan kembali kepada Pihak Direksi dengan diketahui oleh
Konsultan Pengawas dengan disertai daftar/list item barang barang
tersebut.
- Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi
pekerjaan (proyek).
- Lokasi pekerjaan dibersihkan dari sisa-sisa material hasil
pembongkaran, kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah
bekas galian / timbunan diratakan serta diangkut keluar lokasi
pekerjaan.
 Pekerjaan pembersihan dan perataan lahan dilaksanakan sebelum item
pekerjaan lainnya seperti pemasangan bouwplank dll. Dalam pembersihan dan
perataan lahan dari gangguan baik itu gundukan pohon-pohon, akar pohon,
semak belukar baik secara mekanik maupun manual.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

2. PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah meliputi beberapa item pekerjaan yang terdiri dari :

 Galian tanah
 Urugan tanah kembali dan pemadatan
 Pembuangan tanah di sekitar lokasi
 Galian Tanah Pondasi Footplat
 Galian Tanah Pondasi Batu Belah
 Urugan Tanah Kembali pondasi foot plat
 Urugan tanah kembali pondasi batu belah
 Urugan Pasir Dibawah Pondasi Batu Belah
 Urugan sirtu dibawah Pondasi Footplat

 Galian Tanah
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk foot plat dan pondasi batu kali
bangunan yang tertera/sesuai dalam gambar bestek perencanaan :
Pelaksanaan :

 Pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan bouwplank yang telah disetujui oleh
16
direksi teknis. Pekerjaan dimulai dengan galian pondasi foot plat sebagai titik
terdalam galian dan dilanjutkan untuk pekerjaan galian pondasi batu kali setelah
selesai pekerjaan pengecoran poor plat.
 Sebelum melakukan pekerjaan tanah, terlebih dahulu kami akan membersihkan
dasar yang akan dikerjakan dari sisa akar pohon maupun semak-semak serta
perintang yang ada dalam daerah kerja kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Pengawas. Setelahnya kami meminta persetujuan kepada direksi teknis untuk
melaksanakan pekerjaan.
 Galian tanah pondasi dilaksanakan secara mekanis (alat Berat) untuk mempercepat
proses galian dengan dimensi minimal sama dengan gambar atau maksimal sampai
mencapai tanah dasar/keras. Kecuali tanah dasar/keras melebihi dua kali dimensi
yang telah ditentukan, maka Direksi/Pengawas Teknik dapat mengambil
kebijaksanaan untuk merubah konstruksi dan atau dimensi tanpa mengurangi
kekuatan.
 Apabila saat penggalian berlangsung, didalam, didasar atau diluar alur galian pada
jarak 30 cm dari tepi dan 20 cm dari dasar diternukan batu-batu, batuan, beton,
pasangan, kayu dan benda-benda lain yang dapat menggangu pelaksanaan
pekerjaan, benda-benda tersebut harus digali, dibongkar, dicabut dan
disingkirkan/dibuang ketempat yang ditunjuk atau disetujui Direksi Teknis.
 Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 1 meter
dari tepi lubang galian dan apabila tanah yang digali mudah runtuh maka tanah
yang digali diberi kemiringan 1:5 atau sesuai instruksi pengawas lapangan agar
nantinya tanah yang telah digali tidak mudah runtuh.
 Jika pada galian terdapat air menggenang, akan dipompa keluar. Untuk ini kami
menyediakan pompa air yang siap untuk dipakai.
 Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkat keluar lokasi pekerjaan.
 Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan dalam gambar, maka
kelebihan pada galian akan diurug kembali dengan pasir.
 Pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal kerja yang telah
disepakati bersama dengan direksi kegiatan.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Urugan Tanah Kembali


Uraian Pekerjaan :
 Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan urugan kembali tanah bekas galian pondasi baik
itu pondasi foot plat serta pondasi batu kali, setelah melakukan seluruh pekerjaan
pondasi ataupun pekerjaan struktur lainnya. Pekerjaan urugan kembali tanah bekas

17
galian dilaksanakan sesuai spesifikasi dan Gambar Rencana. Kesesuaian spesifikasi
yaitu tidak terdapatnya bahan yang mengandung unsur perusak konstruksi.

Bahan:
 Tanah untuk urugan kembali bekas galian harus bersih dari kotoran dan tidak
menggumpal. Bahan urugan kembali bekas galian harus sesuai dengan Gambar
Rencana dan sesuai dengan petunjuk Direksi. Bahan yang akan digunakan akan
diajukan terlebih dahulu kepada direksi teknis untuk mendapat persetujuan
penggunaan bahan tersebut. Bahan pengisi untuk daerah perkerasan dapat diambil
dari lapangan atau dari luar lapangan dan merupakan tanah yang baik atau
pasir yang disetujui oleh Direksi. Penghamparan dan pemadatan dilaksanakan
secara lapis demi lapis dengan tebal hamparan maksimal 20 cm dan kemudian
dipadatkan.

Pelaksanaan:
 pekerjaan urugan kembali bekas galian tanah pondasi dikerjakan dengan volume
yang sesuai dengan Gambar Rencana. Urugan kembali bekas galian dikerjakan
sesudah pekerjaan pondasi selesai dikerjakan dan dilaksanakan lapis demi lapis
dengan ketebalan maksimal 20 cm. Penghamparan lapisan berikutnya diperlukan
izin dari direksi teknis.
 Pekerjaan urugan kembali bekas galian dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi foot
plat dan pondasi batu kali selesai dan disetujui oleh direksi teknis untuk
melaksanakan pengurugan kembali bekasa galian. Pengurugan dilakkukuan secara
lalpis demi lapis dengan menggunakan alat stamper, agar didapatkan kepadatan
maksimal tanah bekas galian.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Urugan pasir
Uraian Pekerjaan:
 Pekerjaan ini terdiri dari urugan pasir bawah pondasi terdapat pada pekerjaan
pondasi batu belah .
Bahan:
 Bahan urugan harus bersih dari kotoran dan tidak menggumpal. Bahan urugan
sesuai dengan spesifikasi yang mutu yang disyaratkan. Dimensinya disesuaikan
dengan Gambar Rencana dan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pelaksanaan:
 Urugan pasir harus dilakukan dibawah batu kali dengan tebal seusuai gambar dan
arahan direksi.
 Pasir harus diratakan dan dipadatkan dengan disiram air bersih.
18
 Pasir urug harus bersih dari kotoran dan akar-akar serta bagan lain yang dapat
merusak konstruksi diatasnya.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Urugan sirtu bawah pondasi


 Urugan sirtu bawah pondasi terdapat pada pekerjaan pondasi poorplat, pondasi
batu kali.
 Urugan sirtu harus dilakukan dibawah pondasi poor plat yaitu 5 cm dan atau sesuai
gambar.
 Sirtu harus diratakan dan dipadatkan dengan disiram air bersih
 Urugan sirtu harus bersih dari kotoran dan akar-akar serta bagan lain yang dapat
merusak konstruksi diatasnya.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pemadatan Urugan :
 Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pemadatan tanah yang dimaksudkan untuk
pemadatan tanah urugan sehingga lebih stabil dan tidak gerak. Pekerjaan
pemadatan tanah urugan, menggunakan alat yang sesuai dengan kapasitas
kepadatan tanah.

Peralatan:
 Peralatan yang digunakan untuk pemadatan tanah urugan yaitu dengan
menggunakan cara manual atau mekanis menggunakan alat stamper serta disiram
dengan air sampai betul-betul padat dan tidak ada lagi rongga yang akan
mengganggu mutu kostruksi.

Pelaksanaan:
 Dalam pelaksanaan pekerjaan pemadatan tanah urugan dikerjakan dengan
mengacu pada volume gambar rencana dan dilaksanakan lapis demi lapis agar
tercapai kepadatan maksimal yang diinginkan. Sebelum paamadatan dilaksanakan
terlebih dahulu bahan yang digunakan ditunjukkan kepada direksi teknis untuk
19
mendapat persetujuan. Terutama terhadap bbahan yang didatangkan dari luar
lokasi pekerjaan. Bahan pengisi untuk daerah perkerasan dapat diambil dari
lapangan atau dari luar lapangan dan merupakan tanah yang baik atau pasir
yang disetujui oleh Direksi. Penghamparan dan pemadatan dilaksanakan secara
lapis demi lapis dengan tebal hamparan maksimal 30 cm dan kemudian
dipadatkan. Penghamparan lapisan selanjutnya baru dapat dilaksanakan setelah
pemadatan lapisan bawah memenuhi persyaratan dan disetujui oleh Direksi. Untuk
pengurugan kembali galian pondasi, tebal hamparan maksimal 20 cm dan baru
dapat dilakukan setelah mendapat isin dari pengawas. Lapisan tanah urugan
dipdatkan mencapai 95 % dari kepadatan kering maksimum. Pemeriksaan
kepadatan di lapangan harus dilaksanakan untuk setiap hasil pemadatan seluas 50
m2 pada setiap lapisan pemadatan. Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan
pemadatan, tidak diperkenankan adanya genangan air diatas tanah atau sekitar
lapangan pekerjaan. Kami akan mengatur air sedemikian rupa agar aliran air hujan
atau dari sumber lain dapat berjalan dengan lancar, baik selama maupun sesudah
pekerjaan selesai. Kamiakan bertanggung jawab atas stabilitas timbunan tanah,
dan kami akan mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan
kelalaian kami atau akibat dari aliran air.
 Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan merupakan daerah
yang betul- betul seragam dan bebas dari permukaan yang tidak merata. Seluruh
lapisan akhir (finish grade) benar-benar memenuhi peil yang dinyatakan dalam
gambar. Bila diakibatkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan
material yang tidak lebih dari 30 cm, maka bagian atas timbunan tambahan
dihamparkan untuk selanjutnya dipadatkan sampai mencapai elefasi dan sesuai
dengan persyaratan teknis lainnya. Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi
syarat untuk bahan pengisi/timbunan, seluruh puing-puing reruntuhan dan
sampah-sampah segera disingkirkan dari dalam lokasi.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

3. PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH


Pekerjaan pondasi batu belah terdiri dari beberapa jenis item pekerjaan utama yaitu :
 Pekerjaan Pasangan aanstamping
 Pekerjaan Pondasi Batu Belah 1:6
 Pekerjaan rolag batu Belah

 Pek. Pasangan Aanstamping


Uraian Pekerjaan:

20
 Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pasangan aanstamping berupa pasangan
aanstamping pada tempat yang tercantum dalam gambar bestek yaitu sebagai
landasan pondasi batu kali.

Bahan:
 Pasangan aanstamping terdiri dari batu belah dan batu pecah yang ditempatkan
pada lapisan dasar sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang lebih jauh
detailnya tercantum dalam gambar atau menurut petunjuk direksi. Batu untuk
pasangan, digunakan batu dari alam, batu belah, dengan bentuk bersudut-sudut
tajam, keras, tidak kropos serta bersih dari kotoran, lumpur.

Pelaksanaan:

 Pada tahapan ini pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan galian


selesai dilaksanakan.

 Semua batu belah, batu pecah dan lapisan dasar yang dipakai untuk pasangan


aanstamping yang ditentukan akan disediakan sesuai dengan ketentuan batu dan
lapisan dasar dalam bab I bahan-bahan umum Pasangan batu kosong harus dibuat
pada pondasi yang kuat dan pada garis dan arah yang tercantum dalam gambar
atau sesuai dengan petunjuk direksi. Lobang-lobang pada pondasi harus diisi oleh
bahan yang baik dan dipadatkan pada tiap lapis, setebal 15 cm. Sebelum pasangan
batu kosong dilakukan pekerjaan urugan pasir terlebih dahulu setebal min 5
cm/sesuai gambar bestek pekerjaan dan pasangan batu kosong akan disusun
berdiri yaitu bagian terpanjang batu disusun secara vertikal. Bila pondasi telah
disetujui oleh direksi maka lapisan dasar sebagaimana tercantum dalam gambar
akan diletakkan dengan tebal yang sama dan cukup rata dan meskipun demikian
menjadi pondasi yang kuat untuk pemasangan batu belah dan batu pecah.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pasangan Pondasi Batu Kali


Uraian Pekerjaan:

 Pekerjaan pondasi harus didasarkan pengukuran dan papan bouwplank yang


teliti,sesuai dengan ukuran minimal dalam gambar. Pelaksanaan pekerjaan
mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat pada gambar-
gambar dan seperti yang dipersyaratkan atau sesuai arahan direksi teknis.

Bahan:
21
 Perubahan pada konstruksi pondasi diperbolehkan setelah mendapat persetujuan
dari direksi pekerjaan, ptp dan pemilik proyek. Batu kali dan pasir pasang sebagai
bahan baku ditunjukkan terlebih dahulu kemudian semen sebagai bahan pengikat
kepada direksi kegitan untuk mendapatkan persetujuan. Bahan berasal dari lokasi
sumber (quaary) yang telah ditunjukkan pada direksi teknis untuk mendapat
persetujuan penggunaan setiap jens bahan yang akan digunakan. Batu untuk
pondasi yang digunakan yaitu batu dari alam, batu belah, dengan bentuk
bersudut-sudut tajam, keras, tidak kropos serta bersih dari kotoran dan lumpur.

Pelaksanaan:

 Sebelum memulai pelaksanaan, garis benang sebagai patokan konstruksi diteliti


kembali (diukur) untuk menjaga keakurakan sesuai gambar rencana.
 Pondasi batu kali / batu belah dipasang dengan adukan 1 semen : 6 pasir.
 Pasangan pondasi batu belah dilakukan dengan ikatan yang baik, lubang antara
batu-batu besar selain diisi dengan adukan juga diberi batu pecahan yang kecil.
 Kesatuan pondasi dibuat kokoh sehingga tidak timbul keretakan atau penurunan
pada dinding, sehingga apabila terjadi hal tersebut. Maka akan menjadi tanggung
jawab kami dan akan diganti/diperbaiki atas biaya sendiri.
 Adukan yang digunakan selalu baru dan sesuai dengan persyaratan, adukan yang
tidak habis atau sudah mengeras tidak akan dipergunakan lagi dan akan dibuang.
 Batu kali / belah yang dipakai adalah jenis keras, bulat, tipis / kecil, batu karang
tidak boleh dipakai.
 pasir pasangan harus yang baik serta bersih. Campuran semen sebagai perekat
sebeluimnya diaduk dengan homogen. Mutu konstruksi akan dimintakan
persetujuan dari direksi teknis ataupun pengawas.
 Pada permukaan pondasi, akan diberi angker diameter 12 mm, panjang 40 cm
dengan ujung berbentuk L (siku).
 Pada saat pembuatan pondasi akan memperhatikan bukaan-bukaan atau lubang
yang diperlukan bagi keperluan pekerjaan utilitas yaitu saluran air kotor, plumbing
atau elektrikal.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

4. PEKERJAAN STRUKTUR

Pekerjaan struktur terdiri dari pekerjaan struktur bawah, struktur lantai 1, struktur lantai 2,
yang meliputi :

Beton Struktur Lantai 1


 Pondasi
22
- Beton K 175 bawah footplat
- Pondasi footplat P1
- Pondasi footplat P2
 Sloof
- Sloof praktis 12x20
- Sloof struktur type K1 20x30

 Kolom
- Kolom Praktis KP 12x12
- Kolom Struktur Type K1 30x30
 Meja Beton Pantry dan Wastafel Depan

Beton Struktur Lantai 2


 Kolom
- Kolom Struktur Type K1 30x30
- Kolom Struktur Type KS 30x30
 Balok
- Balok Struktur Type B1 25x30
- Balok Struktur Type BK1 25x30
- Lisplank Beton LPB
- Ringbalk 15/20
 Plat
- Beton Plat Lantai Lt 2 t=12 cm

 Pek. Pengecoran lantai kerja foot plat


Uraian Pekerjaan:

 Pekerjaan yang dilaksanakan untuk lantai kerja berupa pengecoran dengan mutu
K 175 digelar setebal 5 cm ditempatkan pada dasar landasan dengan
menghampar sirtu yang dipadatkan terlebih dahulu sesuai dengan spesifikasi
dan dikerjakan sedikit hingga menutup semua landasan pondasi beton serta
sesuai pada tempat yang tercantum dalam gambar bestek yaitu agar tidak
terjadi rembesan air pada pengecoran yang dapat mengakibatkan berkurangnya
mutu beton.

Bahan:
 Pengecoran lantai kerja terdiri dari pasir, kerikil semen serta air secukupnya
dengan campuran mutu K 175 yang ditempatkan pada lapisan dasar sesuai
dengan ketentuan dan persyaratan yang lebih jauh detailnya tercantum dalam
gambar atau menurut petunjuk direksi. Air yang digunakan harus bersih dari
bahan kimia serta dari kotoran lainnya begitu juga kerikil dan pasir yang
digunakan harus bersih dari kotoran dan lumpur.

Pelaksanaan :
 Sebelum pengecoran lantai kerja dihamparkan pasir urug terlebih dahulu.

23
Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Foot Plat


Lingkup pekerjaan :
Foot plat beton 150 x 150 cm
Foot plat beton 130 x 130 cm
Persiapan :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing Pekerjan Foot plat
 Mutu yang digunakan untuk Foot plat yaitu K 250

 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC,  pasir, split, kaso, multiplek,  besi
beton, kawat beton, paku, air, dll.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik,
gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
 Pekerjaan perawatan beton dengan curing beton atau menyiram beton dengan air
bersih agar kelembapan dari beton tetap terjaga.

Bahan:
 Bahan semen/PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi yang
termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan.
 Batu Split/Kerikil. Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih
serta tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang
cukup banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus
memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989.
 Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya air
tersebut dapat diminum.
 Bahan Pembantu (Admixture). Atas pilihan Kontraktor atau permintaan
Direksi/Konsultan Pengawas, bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran
24
beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan
mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor.
Bahan pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan
petunjuk penggunaan dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN
PEMBANTU” sesuai dengan SNI 03-2495-1991. Jumlah penggunaan PC dalam
adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidak adanya penggunaan bahan
pembantu dan pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
 Besi Tulangan. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan
gambar rencana dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang
akan digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar dan Besi
untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan
udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk. Pengikat tulangan beton
harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.
Dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap pakai
(ready mix concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton
yang dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran
dilaksanakan.
 Bekisting
- Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi
adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan
yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang
memadai untuk seluruh bekisting.

- Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor


untuk membuat shop drawing dari bekisting.
- Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
- Papan bekisting harus terbuat dari plywood, papan yang rata dan halus, dalam
keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
- Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting
harus demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang
masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi.

Pelaksanaan:

 Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan yaitu dengan memperhatikan level atau


dimensi yang akan dicor untuk mengantisipasi kekurangan volume yang dapat
mengakibatkan berkurangngnya kekuatan beton serta memperhatikan kelurusan
bekisting dan lot bekisting harus diperhatikan. Dan memperhatikan tinggi jatuh
tremi agar tidak terjadi segregasi.

 Pemadatan dan Penggetaran


 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
25
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
 Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum
7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam
waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama
dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada
bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
 Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.

 Pekerjaan perawatan beton


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram
/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Sloof
Lingkup pekerjaan :
Sloof praktis 12 x 20
Sloof Struktur S1 20 x 30
Persiapan :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing Pekerjan Sloof.
 Mutu yang digunakan untuk sloof 20x30 yaitu K 250 .

 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC,  pasir, split, kaso, multiplek,  besi
beton, kawat beton, paku, air, dll.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik,
gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
 Pekerjaan perawatan beton dengan curing beton atau menyiram beton dengan air
bersih agar kelembapan dari beton tetap terjaga.

Bahan:
 Bahan semen/PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi yang
termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan.
 Batu Split/Kerikil. Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih
26
serta tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang
cukup banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus
memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989.
 Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya air
tersebut dapat diminum.
 Bahan Pembantu (Admixture). Atas pilihan Kontraktor atau permintaan
Direksi/Konsultan Pengawas, bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran
beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan
mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor.
Bahan pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan
petunjuk penggunaan dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN
PEMBANTU” sesuai dengan SNI 03-2495-1991. Jumlah penggunaan PC dalam
adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidak adanya penggunaan bahan
pembantu dan pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
 Besi Tulangan. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan
gambar rencana dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang
akan digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar dan Besi
untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan
udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk. Pengikat tulangan beton
harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.
Dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap pakai
(ready mix concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton
yang dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran
dilaksanakan.
 Bekesting
- Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi
adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan
yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang
memadai untuk seluruh bekisting.

- Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor


untuk membuat shop drawing dari bekisting.
- Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
- Papan bekisting harus terbuat dari plywood, papan yang rata dan halus, dalam
keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
- Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting
harus demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang
masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi.

Pelaksanaan:

27
 Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan yaitu dengan memperhatikan level atau
dimensi yang akan dicor untuk mengantisipasi kekurangan volume yang dapat
mengakibatkan berkurangngnya kekuatan beton serta memperhatikan kelurusan
bekisting dan lot bekisting harus diperhatikan. Dan memperhatikan tinggi jatuh
tremi agar tidak terjadi segregasi.

 Pemadatan dan Penggetaran


 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
 Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum
7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam
waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama
dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada
bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
 Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.

 Pekerjaan perawatan beton


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram /membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Beton Kolom Lantai 1 dan 2


Lingkup pekerjaan :
Kolom praktis KP 12x12
Kolom struktur type K1 30x30
Kolom struktur type KS 30x30

Persiapan :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing Pekerjaan Kolom .
 Mutu beton yang digunakan untuk kolom yaitu K 250.

 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC,  pasir, split, kaso, multiplek,  besi
beton, kawat beton, paku, air, dll.

28
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik,
gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
 Pekerjaan perawatan beton dengan curing beton atau menyiram beton dengan air
bersih agar kelembapan dari beton tetap terjaga.

Bahan:
 Bahan semen/PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi yang
termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan.
 Batu Split/Kerikil. Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih
serta tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang
cukup banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus
memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989.
 Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya air
tersebut dapat diminum.
 Bahan Pembantu (Admixture). Atas pilihan Kontraktor atau permintaan
Direksi/Konsultan Pengawas, bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran
beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan
mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor.
Bahan pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan
petunjuk penggunaan dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN
PEMBANTU” sesuai dengan SNI 03-2495-1991. Jumlah penggunaan PC dalam
adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidak adanya penggunaan bahan
pembantu dan pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
 Besi Tulangan. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan
gambar rencana dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang
akan digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar dan Besi
untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan
udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk. Pengikat tulangan beton
harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.
Dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap pakai
(ready mix concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton
yang dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran
dilaksanakan.
 Bekesting
- Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi
adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan
yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang
memadai untuk seluruh bekisting.

- Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor


untuk membuat shop drawing dari bekisting.
- Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

29
- Papan bekisting harus terbuat dari plywood, papan yang rata dan halus, dalam
keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
- Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting
harus demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang
masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi.

Pelaksanaan:

 Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan yaitu dengan memperhatikan level atau


dimensi yang akan dicor untuk mengantisipasi kekurangan volume yang dapat
mengakibatkan berkurangngnya kekuatan beton serta memperhatikan kelurusan
bekisting dan lot bekisting harus diperhatikan. Dan memperhatikan tinggi jatuh
tremi agar tidak terjadi segregasi.

 Pemadatan dan Penggetaran


 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
 Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum
7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam
waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama
dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada
bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
 Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.

 Pekerjaan perawatan beton


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram /membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Meja Beton Pantry dan Wastafel depan


Lingkup pekerjaan :
Meja beton K175

Persiapan :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing Pekerjaan Kolom .
 Mutu beton yang digunakan untuk kolom yaitu K 250.
30
 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC,  pasir, split, kaso, multiplek,  besi
beton, kawat beton, paku, air, dll.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik,
gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
 Pekerjaan perawatan beton dengan curing beton atau menyiram beton dengan air
bersih agar kelembapan dari beton tetap terjaga.

Bahan:
 Bahan semen/PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi yang
termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan.
 Batu Split/Kerikil. Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih
serta tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang
cukup banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus
memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989.
 Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya air
tersebut dapat diminum.
 Bahan Pembantu (Admixture). Atas pilihan Kontraktor atau permintaan
Direksi/Konsultan Pengawas, bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran
beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan
mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor.
Bahan pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan
petunjuk penggunaan dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN
PEMBANTU” sesuai dengan SNI 03-2495-1991. Jumlah penggunaan PC dalam
adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidak adanya penggunaan bahan
pembantu dan pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
 Besi Tulangan. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan
gambar rencana dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang
akan digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar dan Besi
untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan
udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk. Pengikat tulangan beton
harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.
Dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap pakai
(ready mix concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton
yang dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran
dilaksanakan.
 Bekesting
- Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi
adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan
yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang
31
memadai untuk seluruh bekisting.

- Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor


untuk membuat shop drawing dari bekisting.
- Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
- Papan bekisting harus terbuat dari plywood, papan yang rata dan halus, dalam
keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
- Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting
harus demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang
masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi.

Pelaksanaan:

 Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan yaitu dengan memperhatikan level atau


dimensi yang akan dicor untuk mengantisipasi kekurangan volume yang dapat
mengakibatkan berkurangngnya kekuatan beton serta memperhatikan kelurusan
bekisting dan lot bekisting harus diperhatikan. Dan memperhatikan tinggi jatuh
tremi agar tidak terjadi segregasi.

 Pemadatan dan Penggetaran


 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
 Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum
7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam
waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama
dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada
bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
 Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.

 Pekerjaan perawatan beton


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram /membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

32
 Pekerjaan Beton Balok Lantai 2
Lingkup pekerjaan :
Beton Balok latei
Beton Balok Struktur type B1 25x30
Beton Balok Struktur type BK1 25x30
Lisplank Beton LPB
Beton Ringbalk 15/20

Persiapan :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing Pekerjaan, Balok sunscreen Induk
dan anak, ring balk, Serta Balok Latei.
 Approval material yang akan digunakan.

 Mutu beton yang digunakan K 250 dan 175.

 Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC,  pasir, split, kaso, multiplek,  besi
beton, kawat beton, paku, air, dll.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik,
gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
 Pekerjaan perawatan beton dengan curing beton atau menyiram beton dengan air
bersih agar kelembapan dari beton tetap terjaga.

Bahan:
 Bahan semen/PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi yang
termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan.
 Batu Split/Kerikil. Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta
tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup
banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus memenuhi
syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989.
 Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya air
tersebut dapat diminum.
 Bahan Pembantu (Admixture). Atas pilihan Kontraktor atau permintaan
Direksi/Konsultan Pengawas, bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran
beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan
mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor. Bahan
pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan petunjuk penggunaan
dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN PEMBANTU” sesuai dengan
SNI 03-2495-1991. Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak
tergantung ada atau tidak adanya penggunaan bahan pembantu dan pencampurannya
harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
 Besi Tulangan. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan gambar
rencana dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang akan
33
digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar dan Besi untuk
tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan udara, tanah
lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk. Pengikat tulangan beton harus menggunakan
kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm. Dengan persetujuan tertulis
dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan cor beton
dengan menggunakan sistem beton siap pakai (ready mix concrete) yang terlebih
dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton yang dikehendaki kepada Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran dilaksanakan.
 Bekesting
- Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan
beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang
diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang memadai
untuk seluruh bekisting.

- Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor untuk


membuat shop drawing dari bekisting.
- Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
- Papan bekisting harus terbuat dari plywood, papan yang rata dan halus, dalam
keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
- Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting harus
demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang masih
basah dan getaran terhadap beban konstruksi.

Pelaksanaan:

 Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan yaitu dengan memperhatikan level atau


dimensi yang akan dicor untuk mengantisipasi kekurangan volume yang dapat
mengakibatkan berkurangngnya kekuatan beton serta memperhatikan kelurusan
bekisting dan lot bekisting harus diperhatikan. Dan memperhatikan tinggi jatuh tremi
agar tidak terjadi segregasi.

 Pemadatan dan Penggetaran


 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
 Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum
7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam
waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama
dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada
bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
 Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.

34
 Pekerjaan perawatan beton
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram /membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Beton Plat Lantai 2


Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan Plat Lantai t = 12 cm
Persiapan :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing Pekerjaan Plat Lantai
 Approval material yang akan digunakan.

 Mutu beton yang digunakan yaitu K 250.

 Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC,  pasir, split, kaso, multiplek, plat
boundek, scfaolding, besi beton, kawat beton, paku, air, dll.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolite/waterpass, meteran, bor listrik,
gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
 Pekerjaan perawatan beton dengan curing beton atau menyiram beton dengan air
bersih agar kelembapan dari beton tetap terjaga.

Bahan:
 Bahan semen/PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi yang
termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan.
 Batu Split/Kerikil. Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta
tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup
banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus memenuhi
syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989.
 Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya air
tersebut dapat diminum.
 Bahan Pembantu (Admixture). Atas pilihan Kontraktor atau permintaan
Direksi/Konsultan Pengawas, bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran
beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan
mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor. Bahan
pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan disetujui oleh
35
Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan petunjuk penggunaan
dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN PEMBANTU” sesuai dengan
SNI 03-2495-1991. Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak
tergantung ada atau tidak adanya penggunaan bahan pembantu dan pencampurannya
harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
 Besi Tulangan. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan gambar
rencana dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang akan
digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar dan Besi untuk
tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan udara, tanah
lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk. Pengikat tulangan beton harus menggunakan
kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm. Dengan persetujuan tertulis
dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan cor beton
dengan menggunakan sistem beton siap pakai (ready mix concrete) yang terlebih
dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton yang dikehendaki kepada Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran dilaksanakan.
 Bekesting
- Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan
beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang
diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang memadai
untuk seluruh bekisting.

- Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor untuk


membuat shop drawing dari bekisting.
- Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
- Papan bekisting dari bounde dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk
menghasilkan permukaan yang sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
- Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting harus
demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang masih
basah dan getaran terhadap beban konstruksi.

Pelaksanaan:

 Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan menggunakan ready mix yaitu dengan


memperhatikan level atau dimensi yang akan dicor untuk mengantisipasi kekurangan
volume yang dapat mengakibatkan berkurangngnya kekuatan beton serta
memperhatikan kelurusan bekisting boundek dan lot bekisting harus diperhatikan.
Dan memperhatikan tinggi jatuh tremi agar tidak terjadi segregasi.

 Pemadatan dan Penggetaran


 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
 Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum
7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam
waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama
dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada
36
bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
 Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.

 Pekerjaan perawatan beton


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram /membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

5. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


Lantai I
 Pasangan Batu Bata ½ Bata 1:6
 Pasangan Batu Bata ½ Bata Trasraam 1:3
 Pasangan Bata Trap Tangga
 Plesteran
 Acian
Lantai II
 Pasangan Batu Belah ½ Bata 1 : 6 Pada Dinding Lt2 dan Gunungan
 Plesteran 1:6
 Acian

 Pekerjaan Pasangan Batu Bata


o Lingkup Pekerjaan.
 Pekerjaan Dinding batu bata dengan campuran 1pc : 6 Ps.
 Pekerjaan Dinding batu bata trasraam dengan campuran 1pc : 3 Ps.
 Pekerjaan pasangan batu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
o Persyaratan Pelaksanaan Pasangan Batu Bata
 Detail Bentuk Profil. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus
memperhatikan detail bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan
material lain dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum didalam
gambar kerja.
 Sebelum Pemasangan. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam
air bersih dulu sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan
air di atas batu bata tersebut.
 Aduk Perekat/Spesi.
Aduk perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah campuran 1Pc :
3Ps sedangkan pasangan dinding biasa campuran 1Pc :6PS untuk :
1. Dinding pasangan bata daerah basah
2. Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan luar.
37
3. Saluran.
4. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai
aduk perekat/spesi campuran 1Pc : 5Ps, terkecuali yang disyaratkan kedap
air seperti yang tercantum di dalam gambar kerja.
5. Ketebalan Aduk Perekat/Spesi. Pemasangan harus sedemikiin rupa sehingga
ketebalan aduk perekat/spesi harus sama setebal 1 cm. Semua pertemuan
horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.
 Pemasangan Dinding Pasangan Bata. Pemasangan dinding pasangan bata
dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya,
diikuti dengan cor kolom dan balok praktis. Persyaratan pelaksanaan kolom dan
balok praktis.

Contoh Gambar Pelaksanaan Pasangan Batu Bata

 Pelaksanaan Pemasangan Batu Bata. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus


rapih, sama tebal, Iurus, tegak dan pola ikatan harus terjaga baik diseluruh
pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapih dan siku seperti
tercantum dalam gambar kerja.
 Pekerjaan Pemasangan Batu Bata Vertikal dan Horizontal. Pekerjaan
pemasangan batu bata harus benar vertikal dan horizontal. Pengukuran
dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk permukaan yang
datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh
melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan horizontal. Jika melebihi,
Kontraktor harus membongkar/memperbaiki dan biaya untuk pekerjaan ini
ditanggung Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
 Pasangan Bata Lapis Aduk Kasar. Semua pasangan bata yang tertanam dalam
tanah harus dilapis aduk kasar sampai setinggi permukaan tanah.
 Siar-Siar. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan
kedalaman 1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian
disiram air dan siap menerima plesteran.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.
38
 Plesteran
o Lingkup Pekerjaan
 Plesteran biasa 1 Pc : 6 Ps
o Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata .
 Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam gambar kerja.
o Persyaratan Pelaksanaan.
 Campuran Plesteran. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran
dalam volume. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan
dinding pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
 Plesteran kasar adalah plesteran permukaan tidak dihaluskan. Campuran
plesteran kasar, yaitu 1Pc : 3Ps dipakai untuk menutup permukaan dinding
pasangan .

Contoh Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran

 Plesteran halus/aci adalah campuran Pc dengan air yang dibuat sedemikan rupa
sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini
 merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan
plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar
berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering benar.
 Waktu Pencampuran Aduk Plesteran. Semua jenis plesteran tersebut diatas
harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan
belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan. Kontraktor harus
mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran aduk plesteran
dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap
air. Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli untuk pelaksanaan
plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus. Terkecuali plesteran kasar,
permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran
tersebut khususnya plesteran halus/aci halus, harus rata, tidak bergelombang,
penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil
ataupun benda-benda lain yang membuat cacat. Untuk permukaan dinding
pasangan sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya
dikerok sedalam 1 cm. Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester,
permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan
(scratched). Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus
tertutup aduk plesteran. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan
39
cat/wallpaper dipakai plesteran aci halus diatas permukaan plesterannya. Untuk
bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material akhir lain,
permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material yang akan
digunakan tersebut. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda
jenisnya pada satu bidang datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 0.7
cm dalam 0.5 cm. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan
atau pecembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom
seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam gambar kerja. Tebal plestetan
adalah minimal 1,5 cm dan maksimum 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm,
maka diharuskan menggunakan kawat yang diikatkan/dipaku kepermukaan
dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik, pipa plumbing untuk seluruh bangunan.
 Pemeliharaan. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung dengan wajar. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan
plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari
langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara
cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai. Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2
(dua) kali sehari sampai jenuh, selama plesteran belum dilapis dengan
bahan/material akhir, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap
kerusakankerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor,
dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Tidak dibenarkan pakerjaan
peyelesaian dengan bahan/material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari
retak, noda dan cacat lain superti yang disyaratkan tersebut diatas. Apabila hasil
pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Direksi/Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk perbaikan tersebut
ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Acian
o Lingkup Pekerjaan
 Acian dinding & beton
o Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Acian pada bagian – bagian yang telah dilaksanakan pekerjaan Plesteran.
40
o Persyaratan Pelaksanaan.
 Campuran Acian yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Pekerjaan
Acian dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan plesteran pada bidang dinding,
kolom dan sunscreen dan talut telah selesai dan disetujui secara tertulis oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
 Sebelum melakukan pkerjaan Acian, item pekerjaan plesteran yang telah selesai
terlebih dahulu disiram air sehingga menjaga kelembaban acian tidak mudah
kering pada saat pengerjaan dilakukan.

Contoh Gambar Pekerjaan Acian


 Setelah pekerjaan Acian selesai dikerjakan, proses perataan pada bidang acian
dilakukan pada saat adukan Acian agak kering. Dilanjutkan dengan menggosok
bidang acian tersebut menggunakan kertas semen sampai rata sehingga tidak
terjadi gelombang pada acian dinding.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

6. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan plafond mencakup beberapa item pekerjaan yakni :
 Plafond Gypsum 9 mm rk Hollow Galvalum
 Plafond Kalsiboard 4,5 mm rk Hollow Galvalum
 Plafond Drop Ceilling Gypsumboard 9 mm rk Hollow Galvalum
 Pengecatan Cat Besi Pada steeldeck
 List Alumunium u Shape (Shadow Line)

 Pekerjaan Plafond

o Lingkup Pekerjaan.

 Rangka Plafond menggunakan konstruksi baja ringan menggunakan rangka hollow


Galvalum.
 Pekerjaan plafond menggunakan bahan gypsum board 9 mm. Ukuran panel : 120
x 240 cm dan Plafond calsiboard 4,5 mm
 Pekerjaan list profil menggunakan bahan List alumunium U-shape (shadow line).

41
o Persyaratan Pelaksanaan.
Rangka Langit-langit. Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut : Bahan rangka yang digunakan untuk pemasangan plafond adalah rangka
metal furing, pola rangka penggantung langit langit sesuai dengan gambar rencana
dan diperhatikan benar-benar peilnya. Bagian permukaan rangka langitlangit yang
akan dipasang rangka langit-langit harus rata permukaan, Penggantung rangka langit-
langit adalah rangka hollow yang kuat. Stek penggantung langit-langit pertemuan
antara rangka kuda-kuda dengan rangka plafon menggunakan baja ringan type trust
75 dan dibaut, untuk plafon lantai satu menggunakan besi beton yang diikatkan pada
balok penggantung ketulangan pelat lantai atau balok beton, telah dipasang pada saat
pengecoran. Panjang stek dan jarak penggantungan sesuai dengan gambar kerja.

Contoh Gambar Sistem Penggantung Rangka Plafon

Gambar Contoh Sistem Pola Rangka Plafon

42
Gambar Contoh Pemasangan Plafon

 Plafon menggunakan bahan gypsum board 9 mm yang dipasang yang telah


dipilih dengan baik, bentuk, dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yang retak, gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan
dari Direksi/Konsultan Pengawas. Plafon gypsum board 9 mm dipasang
dengan cara pemasangan sesuai dengan standard yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya, pemakuan dengan paku khusus untuk Plafon calsiboard,
dan pola pemasangan sesuai gambar kerja. Setelah selesai terpasang, bidang
permukaan langit-langit harus lurus, rata waterpass dan tidak bargelombang,
sambungan antar panel saling tegak lurus. Toleransi kecembungan adalah 0,5
mm untuk jarak 2 m. Penyelesaian akhir (finishing) adalah dicat. Pekerjaan
pengecatan harus sesuai dengan Pasal Pekerjaan Cat.

 Peralatan-peralatan Yang Terpasang. Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus


mengadakan koordinasi dari berbagai disiplin lain untuk dapat
mengkoordinasikan peralatan-peralatan yang harus terpasang pada panel
langit-langit tersebut, seperti armatur lampu, kabel tray, grill AC. Titik
Penginderaan Kebakaran, Sprinkler dan lain-lain.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

7. PEKERJAAN ATAP DAN RANGKA ATAP

Pekerjaan kap/rangka atap, plafond dan partisi terdiri dari beberapa jenis item pekerjaan
yang meliputi yaitu :
 Pas. Rangka ringan
 Pemasangan atap galvalum colorbond tebal 0,35 mm
 Pemasangan nok galvalum
 Pemasangan lisplank kalsiplank

 Pekerjaan Struktur Atap


Pekerjaan struktur atap meliputi :
43
Pek. Rangka baja ringan
Pek Atap galvalum tebal 0,35 mm
Pek. Pemasangan nok galvalum
Pek. Lisplank Kalsiplank

Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, fabrikasi dan ereksi termasuk
penggunaan penopang sementara dan seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti
tercantum dalam gambar kerja. Pekerjaan struktur atap yang akan dilaksanakan yaitu :
 Untuk Rangka Kuda-kuda menggunakan Rangka Baja Ringan (Roof Trust) Jenis Metal
Furing, dengan sistem struktur menggunakan C Trust 75 yang dengan jarak antar kuda-
kuda 120 cm.
 Reng yang digunakan Pekerjaan Reng (Roof Butten) AAA 0,43, dipasang pada kuda-
kuda dengan jarak yang telah ditentukan dalam gambar kerja.
 Pekerjaan Jurai Dalam (valley gutter) dipasang pada pertemuan kemiringan atap
dengan ketentuan sesuai dengan spesifikasi baja ringan dan ketentuan dalam gambar.
 Penutup atap menggunakan bahan Atap Genteng Metal dengan Jenis Genteng Metal
0,800 x 0,770 - T= 0,35 mm, pemasangan penutup atap Pemasangan kap finishing atap
Talang, selain talang jurai dalam dengan spesifikasi sesuai yang tercantum pada
gambar kerja.

Persyaratan bahan:
Jenis baja ringan yang akan digunakan harus sesuai dengan mutu standar yang
dipersyaratkan dalam SNI dimana struktur baja ringan dikatakan aman apabila memenuhi
persyartan baja ringan sebagai berikut :
 Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
Baja mutu tinggi G550
Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 Mpa
Modulus elastisitas 21 x 105 Mpa
Modulus geser 8 x 104 Mpa
 Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) Lapisan pelindung seng dan
aluminium tangguh dengan komposisi sebagai berikut :
55% Aluminium (Al)
43,5 % Seng (Zinc)
1,5 % Silicon (Si)
 Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-chanel C75.75 (tinggi profil 75
mm dan ketebalan dasar baja 0,75 mm), panjang material perbatang adalah 11m dan
6m
 Reng
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik) dan juga
dipergunakan untuk ikatan angin dan ceiling batten PRT 045 (ketebalan dasar baja 0,45
mm), panjang material perbatang adalah 6m
 Talang
Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan 0,45 mm dan
telah dibentuk menjadi talang lembah (valley gutter).

44
Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Kap

o Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan kap meliputi Pemasangan kuda-kuda baja ringan dan penutup sokaroof,
di atas struktur pendukungnya (kolom atau ringbalk) harus dilaksanakan secara
benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan
persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya adalah:
 Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt)
pada kedua tumpuannya.
 Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
 Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
 Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
 Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
 Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan
pekerjaan.
o Langkah kerja
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
 Dipasang langsung di atas ringbalk.
 Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.

Gambar Contoh Pemasangan Perantara Wall Plate

Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari,


karena tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling)
ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman

45
dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang. Selain itu, juga
terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan perletakan
kuda-kuda menjadi kurang stabil. Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti
beberapa langkah kerja sebagai berikut:
Langkah 1: Persiapan kerja
 Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan
tidak diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
 Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan
melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian keselamatan
kerja).
 Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda,
antara lain: bor dan hexagonal socket, meteran, selang air
(waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan
sebagainya.
Langkah2: Leveling dan marking
 Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata
dan siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku
sebagai alat bantu
 Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua
bagian bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan
kolom yang ada di bawahnya.
 Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan
gambar rencana atap.
 Mengukur jarak antar kuda-kuda
Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
 Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan
kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .

 Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi
kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat
pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh
pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan
yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
 Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan
ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)
 Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan
menggunakan 4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
 Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt,
dan menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-
kuda tidak berubah.
 Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-
kuda, sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
 Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2
meter).
 Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex),
dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar)
 Memasang balok nok.

46
 Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban
angin. Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
 Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih
dahulu di atas truss, jurai dan rafter
 Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis
penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-
kuda diikat memakai screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah
 Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir
yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat
dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari
kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus
diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
 Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling
battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan
bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan
ceilling battens dengan ring balok di beribantalan bracket yang diikat
memakai 2 (dua) buah dynabolt.
 Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-
kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceiling battens
sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan harus
overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-
screw. Ceiling battens
 selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan
penggantungnya Pemasangan ceiling battens Sambungan ceilling
battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4
buah screw.

Gambar Contoh Pemasangan Kuda-kuda dan


Sambungan Kuda-kuda

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
47
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Penutup Atap

o Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan atap menggunakan jenis atap galvalum tebal 0,35
mm dan pemasangan nok genteng metal atap serta ornament mahkota atap.

o Langkah Kerja
 Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok
maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar .
 Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di
atas jurai dan rafter,
 Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan,
kemudian dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 –
16 x 16 HEX.
 Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan
penutup atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok –
belok.
 Pemasangan lisplank dengan menggunakan bahan kalsiplank.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

8. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

Pekerjaan pintu dan jendela terdiri dari beberapa jenis item pekerjaan yang meliputi yaitu :
 Kusen pintu , jendela dan ventilasi.
 Daun pintu
 Daun jendela

 Pekerjaan Kusen Pintu, Jendela dan Ventilasi

o Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


Pekerjaan alumunium

Persiapan :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen
dan jendela aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.

48
 Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium


frame, hardware, sekrup,  fisher, engsel,  sealant, baut dynabolt, dll.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor,  gergaji,
waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter,
dll.

Pengukuran
 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang
akan dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar
kerja atau belum.

Fabrikasi kusen alumunium


 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk
memudahkan apabila ada perbaikan.
 Alumunium dipotong  dan di sambung/dirangkai  menggunakan sekrup
galvanis.

 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan


protection tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu
pemasangan.

o Pekerjaan alumunium
Uraian Pekerjaan:
 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi kusen pintu alumunium dan pintu double tripleks 9mm
finishing HPL. seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar kerja. Meliputi
penyiapan bagian-bagian yang memakai bahan dari kayu sesuai dengan gambar
rencana dan penyelesaiannya, termasuk penyelesaian bahan peralatan
pembantu. Daftar perlengkapan dari material aksesories penggantung pintu dan
jendela diajukan pada direksi teknis untuk mendapat persetujuan Direksi.
 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap
yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di
screw fisher menggunakan fisher S8.

 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan
kusen alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak
lurus maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan
lama.

 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding


di isi silicone sealant.

 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame


untuk pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada
kusen dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
49
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman
dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan
daunnya.

Pelaksanaan:
 Sehubungan dengan Pekerjaan Kusen pintu, jendela, ventilasi dan daun pintu
serta daun jendela menggunakan alumunium maka dikerjakan pada saat
pekerjaan plesteran telah selesai.
 Harus diperhatikan semua sambungan siku dan penguat lain yang diperlukan
hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
 Pemasangan Pintu-pintu dilaksanakan dengan kerenggangan terhadap kusen
pada tepi samping (engsel), atas dan bawah antara 1,50 - 2 mm, dan pada sisi
berkunci (pintu tunggal) dan 1,50 - 2 mm (pintu gantung).
 Pengadaan dan pemasangan semua kaca, cermin pada tempat-tempat yang
ditunjuk dalam gambar. Semua kaca yang akan dipakai adalah kaca Biru, bening
atau kaca rayband jenis fload glass setebal 5 mm untuk semua bentang seperti
ditunjukkan dalam gambar, kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Kualitas dari
kaca-kaca tersebut setara dengan kaca-kaca produksi asahi atau produksi lokal
lainnya dari kualitas baik.
 Alat Perlengkapan Pintu dan Jendela meliputi pengadaan dan pemasangan
semua alat perlengkapan pintu, jendela, seperti : engsel, kunci, handle an
sebagainya. Semua alat perlengkapan yang dipakai dalam pekerjaan ini sedapat
mungkin merupakan hasil dari satu perusahaan. Dalam hal ini kualitas yang
dipakai sam atau setaraf dengan produk cisa.
 Untuk pintu-pintu jendela utama, semua alat perlengkapan menggunakan
finishing dengan material terbaik serta warna yang sama atau sesuai dengan
warna daun pintu/jendela dan kusennya. Untuk pintu-pintu lain akan ditentukan
didalam daftar perlengkapan.
 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan plat pengenal terbuat dari logam
dimana tertera nomor pengenal. Plat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan
ciccin nikkel. Selain itu harus diserahkan tiga copy daftar index kunci pada
pemilik.

Gambar Contoh Pekerjaan Pemasangan alumunium


Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
50
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Kaca dan Accecoris


Lingkup pekerjaan:
 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat  tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
 Pekerjaan pintu kaca, daun kaca tempered, serta jendela meliputi seluruh kaca
eksterior dan interior juga detail detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam detail
gambar.
Persyaratan bahan :
 Kaca adalah bahan terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses -
proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses - proses tarik, gilas dan
pengambangan (float glass), mempunyai permukaan yang rata dan tidak
bergelombang.
Toleransi Lebar dan Panjang:
 Toleransi ukuran panjang dan lebar untuk kaca tebal 3 mm atau 5 mm atau sesuai
dengan yang ditentukan oleh produsen.
Kesikuan:
 Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi 
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan
adalah 1,5 mm per meter.
Bahan Kaca :
 kaca sesuai dengan spesifikasi teknis.
 Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

Pelaksanaan:
 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat pekerjaan dan mengikuti semua persyaratan / petunjuk dari produsen.
( lampirkan persyatan dari produsen ).
 Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Pengawas.
 Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan
diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda - tanda tidak boleh menggunakan
kapur, tanda - tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan
menggunakan lem sagu.
 Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat - alat
pemotong kaca khusus.
 Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk 
kedalam alur kaca pada frame / rangka, atau sesuai dengan Gambar detail.

 Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca merk Clear.
51
 Hubungan kaca dengan dengan frame / kusen harus diisi dengan lem silikon merk
Dowcorning warna transparan cara pemasangan dan persiapan - persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan produsen kaca dan
produsen sealant termasuk pemasangan setting block dan alin-lain.

 kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak
dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

 Kaca buram yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan
semua yang terpasang harus disetujui Perencana dan Pengawas, jenis Kaca buram
sesuai dengan yang telah disebutkan dalam syarat pemakaian bahan material
dalam uraian dan syarat pekerjaan

 Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong
kaca khusus dan dilakukan dari work shop, tidak boleh melakukan pemotongan di
lapangan.

 Untuk pemasangan kaca buram pintu dowble pastikan engsel tanam sudah
terpasang rapi dan sesuai dengan gambar kerja, kemudian letakkan kaca pada
engsel berdasarkan posisinya letaknya.

Pemasangan accecoris :
 Dipastikan kaca dalam keadaan terpasang dengan baik dan sesuai dengan gambar
kerja.
 Kaca dibersihkan dengan alat pembersih kaca.
 accecoris yang ditempelkan siap pakai dengan persetujuan tim pengawas.

o Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengadaan dan pemasangan :

Syarat – syarat pelaksanaan:


 Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana dan
Pengawas/ Kaninsius untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
 Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, bahan pengganti
harus mendapat persetujuan Perencana dan Pengawas berdasarkan contoh
yang diberikan Kontraktor.
 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di Lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar
dan dikoordinasikan dengan Interior Konsultan.
 Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Perencana dan Pengawas.
 Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan / perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
 Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.

52
 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor,
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
 Kontraktor menyiapkan 1 unit mesin Pompa Air Jet Pump 250 Watt yang
perbiayaan berdasarkan anggaran yang telah di atur.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Kunci Dan Alat Penggantung


Lingkup Pekerjaan:

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.

 Pemasangan alat penggantung atau pengunci meliputi seluruh pemasangan pada


daun pintu kayu, daun pintu kaca frameless, daun jendela, bouvenlight aluminium
dan bagian-bagian lain seperti yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar.

Persyaratan Bahan:

 Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian hardware
akibat pemilihan merk, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada M K
untuk mendapatkan persetujuan.
 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan
cincin nikel ke setiap anak kunci.
 Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan Backed Enamel Finish
yang dilengkapi kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya.
 Kunci-kunci pintu dan pegangan pintu serta assesorisnya, untuk semua jenis pintu
menggunakan produk Yalle.
 Engsel-engsel untuk semua jenis pintu dan jendela menggunakan produk Yalle.
Untuk pintu-pintu kaca menggunakan engsel lantai (floor hinges) double action
dengan merk Kend atau setara. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu-kupu
dibuat khusus untuk keperluan masing-masing pintu.

Bahan / Produk:
 Bahan kunci dan Pegangan Pintu.
 Semua pintu menggunakan peralatan kunci dan pegangan pintu.
 Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk Kend /
setara dan Solid.
53
 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk gambar dan atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.

Bahan Engsel Pintu dan Jendela:

 Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Yalle,
dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel
yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintunya, tiap
engsel memikul maksimal 20 kg.
 Untuk jendela digunakan engsel merk Yalle.
 Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel merk Yalle disertai pada posisi
single action.
 Syarat-syarat pelaksanaan Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan
dengan keadaan dilapangan. Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan
Konsultan Manajemen Konstruksi dan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan, atau detail-detail khusus yang belum
tercakup secara lengkap didalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar
Spesifikasi Pabrik. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh
M K.

Pemasangan:

 Seluruh daun pintu (kecuali ditentukan lain) dipasang Engsel 3 (tiga) Engsel atas
dipasang lebih kurang 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
 Engsel bawah dipasang lebih kurang 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel
tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
 Penarik pintu (doorpull) dipasang 90 cm(as) dari permukaan lantai.
 Semua kunci-kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dan
dipasang setinggi 90 cm(as) dari lantai.
 Pemasangan lockcase, handle dari backplate serta door closer ditentukan oleh M K.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa biaya
tambah.
 Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu dibuka.
 Door holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu. Pemasangan
harus baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karet holder akan menekan lantai
pada posisi yang dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu yang tidak
menggunakan door closer.
 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus diadakan
pengujian secara kasar dan halus.
 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
54
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

9. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING


Pekerjaan pelapis lantai dan dinding terdiri dari beberapa item pekerjaan yaitu :
 Urugan pasir bawah lantai t = 5 cm
 Beton K175 bawah lantai t = 5 cm
 Pemasangan HT 60x60 cm polished
 Pemasangan HT 60x60 Unpolished
 Pemasangan HT 20x60 Unpolished + stepnozing 10x60 cm sejenis
 Keramik Lantai 30x30 cm unpolished
 Keramik dinding 30x60 cm
 Rabat beton

 Pelapisan floor hardener (ramp)


 Plesteran dan acian pada lantai gudang
 Plint Alumunium hairline t = 10 cm
 Plint granit 10x60 cm
 Pemasangan ACP motif aksen lokal cutting laser dan rangka
 Pemasangan batu lempeng pada dinding luar bangunan

 Urugan tasirtu bawah lantai


Uraian Pekerjaan:
 Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan urugan tanah setelah pekerjaan pondasi selesai
dilaksanakan dan siap untuk melakukan pekerjaan urugan tasirtu.
Bahan:
 Tanah urugan harus bersih dari kotoran dan tidak menggumpal. Bahan urugan
sesuai dengan spesifikasi yang mutu yang disyaratkan. Dimensinya disesuaikan
dengan Gambar Rencana dan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pelaksanaan:
 Pekerjaan urugan dikerjakan dengan volume yang sesuai dengan Gambar Rencana,
urugan dikerjakan sesudah pekerjaan pondasi selesai dikerjakan.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Urugan pasir perata bawah lantai


Uraian Pekerjaan:

55
 Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan urugan pasir bawah lantai setelah pekerjaan
tanah selesai dilaksanakan dan siap untuk melakukan pekerjaan cor lantai.
Bahan:
 Urugan pasir harus bersih dari kotoran dan tidak menggumpal. Bahan urugan sesuai
dengan spesifikasi yang mutu yang disyaratkan. Dimensinya disesuaikan dengan
Gambar Rencana dan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pelaksanaan:
 Pekerjaan urugan dikerjakan dengan volume yang sesuai dengan tebal Gambar
Rencana, urugan dikerjakan sesudah pekerjaan pondasi, serta urugan tanah selesai
dikerjakan.
 Pasir diratakan dan dipadatkan dengan disiram air bersih dan dipadatkan dengan
alat bantu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Rabat Beton


o Pekejaan Beton Tak Bertulang, Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
 Cor Lantai Beton T = 5 cm

o Persyaratan Bahan
 Semen
 Pasir yang dipakai harus pasir beton.
 Koral beton/split. Koral beton/split yang dipakai harus barsih, bersudut tajam,
tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-
2. Penyimpanan/ penimbunan koral beton/split dengan pasir harus dipisahkan
satu dengan yang lain, sehingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan
perbandingan adukan beton yang disyaratkan.
 Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,
garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

o Persyaratan Pelaksanaan.
 Campuran Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan bertulang non
struktural ini adalah K-175.
 Cara Pengadukan. Cara pengadukan menggunakan beton molen. Takaran untuk
semen portland, pasir dan koral harus seijin Direksi/Konsultan Pengawas. Beton
harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga terjadi penguapan terlalu
cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus
diperhatikan.
 Pengecoran Rabat Beton. Sebelum pelaksanaan pangecoran, Kontraktor
diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan

56
menyiram area yang akan dilaksanakan pengecoran, pemeriksaan ukuran-ukuran
dan ketinggian. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Direksi/ Konsultan Pengawas.
 Apabila pengecoran Rabat Beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat penghentian tersebut harus disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas. Penyambungan Rabat Beton lama dengan Rabat Beton baru harus
memakai adukan perekat CALBOND. Permukaan beton lama yang akan
diteruskan pengecorannya harus dikasarkan, dilapis dengan adukan perekat
CALBOND yang pembuatannya sesuai dengan persyaratan pabrik pembuat,
selanjutnya langsung dilakukan pengecoran baru.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Pasangan Keramik


o Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pemasangan HT Uk. 60 x 60 cm polished
Pemasangan HT Uk. 60 x 60 cm Unpolished
Pemasangan HT 20 x 60 Unpolished + Stepnozing 10 x 60 cm Sejenis
Keramik Lantai 30 x 30 cm Unpolished
Keramik dinding 30 x 60 cm
Plint Granit 10 x 60 cm

o Persyaratan Bahan
 Keramik untuk penutup lantai spesifikasi sebagai berikut :
 Warna diajukan oleh kontraktor dan mendapat persetujuan konsultan
pengawas.
 Kualitas : Setara Ex. Roman
 Semen
 Pasir
 Air

o Persyaratan Pelaksanaan.

57
Contoh Gambar Pemasangan Granit/ Keramik

 Pada saat pemasangan, keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
 Direndam Sampai Jenuh Air. Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan
merendam sampai jenuh air, kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.
 Pola Pemasangan. Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan gambar
kerja/shop drawing atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
 Pemotongan. Bila diperlukan pemotongan granit dan keramik, maka harus
terlebih dahulu dipergunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk
pabrik. Hasil pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang
terpotong dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang
serupa dengan sebelum dipotong.
 Ketebalan Finish. Pemasangan granit dan keramik harus benar-benar rata.
Permukaannya harus tepat pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai
dengan kemiringan seperti disyaratkan dalam gambar kerja.
 Granit dan Keramik Bersih Dari Bercak Noda. Ubin keramik yang telah terpasang
harus segera dibersihkan dari bercak noda aduk parekat dan aduk pengisi siar
dengan lap/kain yang dibasahi dengan air bersih dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
 Setelah Pemasangan. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus
dihindarkan dari injakan/ pemberian beban.
 Pipa Sparing Dan Atau Jaringan Pipa. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua
pipa sparing dan atau jaringan pipa sudah harus terpasang pada tempatnya.
Kontraktor harus mempelajari gambar kerja dan koordinasi dengan pekerjaan
plumbing dan mekanikal dibawah pengarahan Konsultan Pengawas.
Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan ACP

58
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan alumunium composite
panel.
 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium composite panel, rangka


alumunium, baut dynabolt, sekrup, sealant, dll.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith,  waterpass, meteran, benang, selang air,
cutting well, gerinda, bor, gun sealant, steiger, dll.

Pekerjaan Alumunium Composite Panel

Pengukuran
 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan (marking area) untuk area yang
akan dipasang  alumunium composite panel.

Pelaksanaan pekerjaan alumunium composite panel


 Fabrikasi rangka dan alumunium composite panel sesuai ukuran gambar kerja.
 Pasang benang untuk acuan pemasangan rangka dan alumunium composite panel.

 Pasang dudukan rangka pada area dengan perkuatan baut dynabolt.

 Pasang rangka alumunium pada dudukan rangka.

 Cerk kerataan dan kesikuan rangka alumunium terpasang.

 Pasang alumunium composite panel pada rangka alumunium dengan perkuatan


sekrup.

 Cek kerataan dan kesikuan pemasangan alumunium composite panel.

 Perapihan nat antara alumunium composite panel dengan sealant.

59
 Setelah pekerjaan selesai, bersihkan pelindung blue sheet pada alumunium
composite panel.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

10. PEKERJAAN PENGECATAN

Pekerjaan pengecatan terdiri dari beberapa item pekerjaan yang meliputi yaitu :
 Pengecatan dinding interior
 Pengecatan dinding exterior
 Pengecatan plafond
 Pekerjaan waterproofing coating pada lisplank

 Pekerjaan Pengecatan
o Lingkup Pekerjaan :
o Persyaratan Bahan.

 Cat Tembok. Eksterior ( weathershield ) : Cat Tembok (Ex. Mowilex)


 Interior : Cat Tembok (Ex. Mowilex)
 Cat Plafond (Ex. Mowilex)
 Cat List Plafond (Ex. Mowilex)
 Cat water proofing coating pada lispank (Ex. No drop)
 Plamir. Bahan dan kualitas utama, produk mutu terbaik.
 Keaslian Cat. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dan produk tersebut
diatas mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa :
 Segel kaleng
 Test BD.
 Test laboratorium.
 Hasil akhir pengecatan. Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada
Kontraktor. Hasil tes kemurnian ini harus mendapatkan rekomendasi tertulis
dari produsen dan diserahkan ke Direksi/Konsullan Pengawas.
 Contoh Pengecatan. Kontraktor harus menyiapkan contah pengecatan tiap warna
dan jenis cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2 Pada bidang-
bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah
lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan terakhir).
 Cat Cadangan. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas, untuk kemudian diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 Galon tiap
warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat
dan mencantumkan dengan identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan
dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.

60
o Persyaratan Pelaksanaan

 Tebal Cat. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama
dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak
bertumpuk, tidak bercucuran, atau ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda
sapuan, roller maupun semprotan.Peralatan Pelindung. Apabila dari cat yang
dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan
keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung,
misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainnya, yang harus dipakai waktu
pelaksanaan pekerjaan.

 Keadaan Cara Pengecatan. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini


dalam keadaan cuaca yang lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu
bertiup. Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan
dasar beracun atau membahayakan manusia, maka dalam ruangan tersebut harus
mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udaranya lancar. Di dalam
keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai
kipas angin/fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara.
 Peralatan. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara
tekan/vacuum cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari
mutu/kualitas terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
 Cat Dasar. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
 Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain
kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas terkecuali disyaratkan lain dalam spesfikasi ini.
 Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.

 Standard Pengecatan (Mock-Up) Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus


melakukan pengecatan pada satu bidang untuk setiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur,
material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up”
ini ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang.
tersebut telah ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana, maka
bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekejaan
Pengecatan.
 Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksil Konsultan Pengawas harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau
cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor dan tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
 Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli/supervisi dari
pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat diklaim
sebagai pekerjaan tambah.
 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton dan Plafon:
61
 Sebelum pelaksanaan : Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu,
lemak, kotoran atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi
permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.

 Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. Pemakaian kuas hanya untuk


permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

11. PEKERJAAN SANITAIR

Pekerjaan sanitasi terdiri dari beberapa item pekerjaan yang meliputi yaitu :
 Kran air stainless steel T23BQ13N
 Kran Cuci (TX609K) 
 Floor drain stainless steel TX1CV2
 Jet Washer ex toto (JW) tipe TX403SMCRB
lengkap dengan stop kran 
 Closet duduk Toto ( Lengkap dengan Acesories dan stop kran)
 Kloset Jongkok 
 Wastafel TOTO ( Lengkap dengan Acesories )
 Kitchen sink stainless steel 
 Tissue Holder (TH) tipe TX703M3AV1
 Soap holder terpasang 
 Cermin 5mm dibevel 80x100cm
 Pegangan pipa stainless untuk difable
 Tempat Sampah (di area wastavel luar bangunan)

 Pekarjaan Sanitasi
Pekerjaan ini meliputi :
Syarat- syarat Pelaksanaan:
 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor wajib harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
 Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Perencana/Pengawas.
 Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan , sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
 Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
62
kerusakan bukan terjadi atas tindakan pemilik.
Pekerjan pemasangan closet, urinoir,kran dan lain-lain:
 KM/WC menggunakan Closet duduk monoblock + jet washer dan urinoir yang
berkualitas baik yang setara dengan Merk TOTO/Amerikan Standar, Kran-kran air
kamar mandi menggunakan Stain- less Steel lengkap dengan floor
drain/pembuangan pada sisi dalam, jet washer, tissue holder dan bahan sanitasi
lainnya.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

12. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Pekerjaan lain-lain terdiri dari beberapa item pekerjaan yang meliputi yaitu :
 Raling Stainless dia 2”
 Ground Water Tank
 Pekerjaan Perkerasan Paving
 Plat Deuker
 Saluran Drainase Keliling Bangunan
 Peresapan
 Septictank dan Peresapan
 Tulisan PMI
 Signage
 Backdrop dan Meja Reseptionist
 Pemasangan Tiang Bendera

 Pekerjaan Railing
Pekerjaan khusus terdiri dari pekerjaan railing, baik itu railing tangga.
Pekerjaan persiapan :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan railing.
 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : railing pipa stainless stell 2, ½ “ dll.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : mesin las, waterpass, meteran, unting-
unting, gerinda,mesin ampelas, dll.

63
Pengukuran :
 Lebih dahulu menentukan dan menandai (marking) pada bagian lantai untuk
pemasangan railing.

Pemasangan railing:
 Marking AS dan elevasi untuk posisi railing tangga dan tata letak tiang railing
 Pasang tiang railing pada bagian yang akan dipasang railing

 Tarik benang antara kedua tiang railing

 Pasang tiang railing sesuai dengan jarak dan desain gambar yang ada

 Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang

 Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya

 Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah
terpasang.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Plat Deuker


 Lingkup pekerjaan
Melakukan Pekerjaan besi, Pekerjaan bekisting dan pekerjaan Pengecoran

 Pekerjaan persiapan
o Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan beton duiker.
o Approval material yang akan digunakan.
o Persiapan lahan kerja.
o Persiapan material, antara lain : Portland cement,  pasir, split, kaso, multiplek
12mm,  besi beton, kawat beton, paku, dan air.
o Persiapan alat kerja, antara lain : waterpass, beton mixer ,meteran, bar bending,
mesin potong besi , unting-unting, benang, vibrator, gerobak sorong, dan selang
air.

 Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi tanda (marking)
untuk posisi titik perletakan beton duiker.

 Pekerjaan pembesian

o Pembesian atau perakitan tulangan dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman.
64
o Perakitan tulangan harus sesuai dengan gambar kerja.
o Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan
sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
o Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan
utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan system silang.
o Setelah tulangan selesai dirakit, besi tulangan diangkut ke lokasi yang akan
dipasang.
o Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton
deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

 Pekerjaan bekisting

o Bekisting dipasang dalam 2 sisi, sisi depan dan sisi belakang, dipasang dengan
multiplek sebagai bahan bekisting + tulangan kayu kaso 4/6.
o Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai,
setelah itu kemudian letakkan bekisting pada tempat yang sudah ditentukan.
o Bekisting diberikan skoor dari kawat beton sebagai penguat tekanan saat coran
dituangkan, antar skoor diberi jarak sekitar 30cm dengan skoor lainnya.
o Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya,kemudian
paku dipakukan dengan menggunakan palu.

 Pekerjaan pengecoran beton

o Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah
dipasang / difabrikasi, semua ukuran sudah sesuai rencana.
o Membuat adukan beton dengan menggunakan beton mixer dengan campuran
Semen, pasir, split dan air.
o Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton K225 dengan ketebalan
20 cm.
o Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong sebagai pengantar
adukan ke areal pekerjaan.
o Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke
area pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan
untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat
mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung pemadatan
beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan
rongga-rongga udara serta untuk mencapai kepadatan maksimal.

 Pekerjaan pembongkaran bekisting beton duiker

o Setelah bentuk beton sudah stabil yaitu umur > 24 jam, maka bekisting sudah
dapat dibongkar.
o Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan
beton pada multiplek dapat terlepas.
o Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepaskan push pull.

65
o Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada bekisting, sehingga
rangkaian/panel bekisting terlepas.

 Pekerjaan perawatan beton duiker


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram /membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

13. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


Pekerjaan mekanikal elektrikal terdiri dari pekerjaan pekerjaan mekanikal, dan pekerjaan
elektrikal yang meliputi :
A. Pekerjaan Electrical
 Pek. Kabel Feeder dan Kabel Tray
 Pek. Panel
 Pek. Instalasi Penerangan dan stop Kontak
 Pek. Instalasi Penangkal Petir

 Pekerjaan Electrical

1. LINGKUP PEKERJAAN.

1.1 U m u m
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini
maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.

Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal dibawah ini, maka merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuen-
ketentuan dan disetujui Direksi / Pengawas lapangan.

1.2 Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Tenaga & Penerangan


Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Pemborong pekerjaan instalasi listrik ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
dipergunakan.

Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Pengadaan dan Pemasangan :

1. Pengadaan dan pemasangan Panel Distribusi Penerangan, Panel Tenaga, Panel AC, Panel Pompa
Air Bersih.
2. Instalasi pengkabelan.
66
3. Instalasi Cable Ladder dan Cable Tray.
4. Instalasi penerangan dan kotak kontak.
5. Armature lampu dan lampu-lampu khusus lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar
rencana.
6. Instalasi penerangan luar.
7. Instalasi penangkal petir.
8. Instalasi grounding.
9. Melakukan testing, commissioning dan training.

2. STANDAR/RUJUKAN
2.1 Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL 1987)
2.2 Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP)
2.3 International Electrotechnical Commission (IEC)
2.4 SPLN.
2.5 Spesifikasi Teknis Penangkal Petir dan Pentanahan.

3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

3.1. Panel Tegangan Rendah

1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti peraturan
IEC dan PUIL.

2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus
dizinchromat ICI dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat bakar, warna abu-abu merk
ICI. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master key.

3. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus diatur
sedemikian rupa dan setiap kabel diberikan nomor terminal/kabel, sehingga bila akan
dilaksanakan perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen
dapat dengan mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.

Pengaturan/penempatan komponen atau peralatan harus mempertimbangkan juga kemungkinan


kenaikan temperatur yang ditimbulkan, baik oleh komponen-komponen itu sendiri ataupun
karena keterbatasan ruang panelnya.

4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar
neutral dan 1 busbar untuk grounding, kecuali untuk Panel 1 phasa, cukup menggunakan 3
busbar. Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk besar arus tanpa menyebabkan suhu yang
lebih dari 65C.

5. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk
memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang
diperbolehkan.

6. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran, untuk
Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linear dan ketelirian 1%
dan bebas dari pengarus induksi serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk
setiap jenis alat ukur).

7. Ukuran dari tiap-tiap panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan serta semua
persyaratan yang berlaku sesuai dengan yang telah disetujui Perencana.

8. Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :

a. Incoming & Outgoing MCCB

 Rated current : sesuai gambar


67
 Operating voltage : 220/380 V

 Frequency : 50 Hz

 Breaking capacity : 36 dan 25 KA

 Permitted ambient temp : 55 oC

 Overload release : sesuai gambar

b. Miniatur Circuit Breaker

 Rated current : sesuai gambar

 Operating voltage : 220 V, 380 V

 Frequency : 50 Hz

 Breaking capacity : 10 KA

 Permitted ambient temp : 55 oC

 Overload release : sesuai gambar

c. Auxiliary relay

 Pada incoming MCCB

- Rated continous current : lihat gambar rencana

- Type : Fixed mounted

- Number of pole : 3 phase, 4 pole

- Rated operating voltage : 380 Volt

- Frequency : 50 Hz

- Permitted ambient temp : max. 55 oC

- Rated short time current

(0,5 s) : 35 KA

- Rated peak

withstandcurrent : 45 KA

- Rated short circuit

Breaking capacity : 40 KA, 35 KA atau dinyatakan lain pada


gambar.

- Operator Mechanism : Motorized with stored energy feature motor &


clossing solenoid 220 V, 50 Hz.

- Over load release : Adjustable

- Instantenous over current : Adjustable


68
- Auxiliary release yang mungkin

ada (lihat gambar) : - under voltage release 220 V

- Shunt trip

- Auxiliary switch : 4 NO + NC

 Pada Outgoing M.C.C.B

- Rated continous current : lihat gambar rencana

- Type : Fixed mounted

- Number of pole : 3 phase, 4 pole

- Rated operating voltage : 380 Volt

- Frequency : 50 Hz

- Permitted ambient temp : max. 55C

- Rated short time current

(0,5 s) : lihat gambar rencana

- Rated peak

withstandcurrent : lihat gambar rencana

- Rated short circuit

Breaking capacity (BC) : 35 KA, 25 KA

- Operator Mechanism : Manual operation

- Over load release : Adjustable type

- Instantenous over current : Permanently set

- Auxiliary release yang mungkin

ada (lihat gambar) :

- Auxiliary switch : 1 NO + 1 NC

10. Terminal Block

 Ambient Temperature : - 40 + 100C

 Density : High Density (600 V)

 Insulatting Housing : Continous grove

 Distance between the terminal

body and the mounting rail : De Electric gap

3.2. Kabel Tegangan Rendah


69
1. a. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6 kV untuk kabel
NYM, NYY & NYFGbY dengan spesifikasi :

 Conductor : Plain copper (NYM & NYY), solid or stranded (NYY),


Copper/sector shape (NYFGbY).

 Insultation : PVC

 Core Filter : Compound Elastic/Soft PVC

 Sheat : PVC.

2. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

a. Untuk kabel-kabel instalasi daya dipergunakan jenis NYFGbY dan NYY.

b. Untuk kabel-kabel instalasi penerangan dipergunakan jenis NYM.

3. Kabel-kabel daya yang ke sub-sub panel harus disertai dengan kabel BC atau NYA sebagai kawat
pentanahan dengan diameter sama dengan diameter kabel feedernya.

4. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan terlebih
dahulu.

5. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm².

3.3. Syarat Khusus (Lampu, Saklar, Kotak Kontak, Cable Ladder/Tray, dll).

A. Lampu TLD

1. Bangunan seperti yang diperlihatkan dalam Gambar menggunakan Lampu TL’D .

Ruang Kerja menggunakan TL’D colour cool day light type TBS recessed mounting
dilengkapi Cover setara dengan type M1 untuk general lighting dan type M5 untuk setara
produksi Phillips.

2. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm.

3. Ballast (Transformator) untuk lampu TL’D harus dari bahan Low Loss Type.

4. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL’D harus dapat memberikan koreksi
factor (cos phi) total minimal 0,85.

5. Fitting lampu TL’D (lamp Holder) type.

6. Finishing untuk lampu TL’D harus di Cat Oven/Powder Coating.

B. Lampu Down Light

1. Lampu turbular fluorescent PLCE 13/18 watt.

2. Colour Cool day light.

3. Bi pin base.

4. Starting time kurang dari 10 detik.

70
C. Lampu Baret

1. Lampu Circular fluorescent 32 watt.

2. Colour Cool day light.

3. Starting time kurang dari 10 detik.

D. Lampu Mercury

1. Bangunan Gudang seperti yang diperlihatkan dalam Gambar menggunakan Lampu Mercury
untuk industri HPLN 400 watt type HDK terdiri dari elektrikal unit, reflektor anodaized
aluminium dan tutup kaca untuk lingkungan yang berdebu setara produksi Philips.
2. Reflektor wide beam.
3. Ambient temperatur 45 deg. Celcius.
4. Index Protection IP 54.
5. Suspension system chains.
6. Luminaire HPL-N High Pressure Mercury.
7. Ballast HPL-N type.
8. Lampu Base E40.

E. Lampu Sorot
1. Lampu sorot untuk luar bangunan menggunakan Lampu Metal Halide HPI-T 1000 watt
terdiri dari elektrikal unit, reflektor anodaized aluminium dan tutup kaca setara produksi
Philips.

2. Reflektor wide beam.


3. Ambient temperatur 45 deg. Celcius.
4. Index Protection IP 65.
5. Suspension system chains.
6. Luminaire HPI-T Metal Halide.
7. Ballast HPI-T type.

F. Lampu jalan dan Taman.

1. Lampu jalan high pressure mercury HPL-N 250 Watt lengkap dengan ballast , kapasitor dan
tiang dengan ketinggian standard 11 meter.

2. Rumah lampu dari bahan fibreglass reinforced polyester berwarna abu-abu.

3. Penutup lampu dari bahan methacrylate bening.

4. Reflektor dari bahan Anodized Aluminium murni.

5. Distribusi cahaya sesuai standar C.I.E.

5. Semua logam dibagian luar terbuat dari bahan stainless steel dan aluminium.
6. Penutup lampu tetap tergantung pada rumah lampu walupun klip pengancing dilepas.
7. Rumah lampu dirancang sedemikian rupa sehingga pemeliharaan dapat dilakukan dari posisi
atas.
8. Dudukan komponen elektrik dapat dilepas untuk melakukan reparasi.
9. Komponen kelistrikan dapat dengan mudah dipasang.

Syarat Umum

1. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat bakar bebas dari karat, dengan ICI acrylic paint
warna putih, contoh harus disetujui oleh Perencana/Direksi Pengawas.
71
2. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan efisiensi penerangan yang
maksimal, rapih kuat sera sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian
lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.

3. Pada semua lighting fixtures harus ditanahkan (grounding).

G. Kotak Kontak dan Saklar

1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type
pemasangan masuk/inbow (flush-mounting)

2. Kotak-kontak rating 16A dan mengikuti standard VDE..

3. Flush-box (inbouw doos) untuk tempat sakla, kotak-kontak dinding dan push button harus
dipakai dari jenis bahan bakely atau metal dari produk yang sama.

4. Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai. Pada ruang-ruang yang
basah/lembab harus dari jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dan isolating switch
dipasang maksimal 130 cm dari permukaan lantai.
5. Kotak kontak khusus/Industrial type, untuk Area tertentu, akan ditentukan kemudian.

Spesifikasi dari kotak kontak industrial type adalah sebagai berikut :

 Type : Surface mounting socket Outlets c/w plug

 Material : Polyester-polyamide cover stainless steel screw


parts.

 Protection Index; IP 66

 Operation temperature : - 60 - + 60 C

 Voltage operation : 220-240V or 380-415V

 Rated Current : 16A & 63A.

 Pole of Configurations : 2 P + E, 3 P + E or 3 P + E + N

H. Konduit

1. Konduit yang digunakan, harus memenuhi standard yang berlaku (British Standard-BS dan
Electronical Standardization CENELEC) untuk pengujian karakteristik bahan antara lain;
tahan terhadap bahaya kebakaran ringan kelenturannya dan tahan terhadap getaran mekanis
(tidak mudah pecah) pada saat pengecoran lantai atau kolom beton.

2. Konduit yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact atau metal conduit; dimana
diamter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam
adalah 10 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.

Sedangkan untuk FRC (Fire Recistance Cable) menggunakan G.I.P dengan diameter 2½ kali
diameter kabel.
72
3. Konduit yang dipasang harus dilengkapi dengan segala Accessoriesnya dari material/bahan
yang sama dengan konduitnya seperti; coupling, saddles, inspection elbows, reducers,
locknuts, terminal boxes dan berbagai perlengkapan lainnya, untuk memudahkan baik pada
saat pelaksanaan maupun saat perawatan.

I. Cable Tray dan Cable ladder.

1. Cable Tray harus terbuat dari bahan Mild Steel, aluminium, stainless Steel hotdip
galvanized.

2. Cara pemasangan cable tray diatas support / penyangga yang dipasang setiap jarak
maksimum 1000 mm.

3. Pada setiap belokan atau percabangan bentuk tray harus dibuat sedemikian rupa sehingga
belokan kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan (disesuaikan dengan standar
produk masing-masing).

4. Cable Ladder dipasang pada dinding ,dilengkapi klem-klem kabel setiap jarak 500mm dan
support. Sebelum dipasang cable ladder harus di hot dip galvanis.

5. Kabel yang dipasang diatas plafon dan pada cable tray harus diklem (diikat) dengan klem-
klem kabel (pengikat/cable ties) .

6. Sebelum pemasangan cable ladder harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan instalasi
lainnya (AC, Plumbing).

7. Cable Tray dan Ladder harus di Grounding.

J. Grounding.

1. Kawat grounding menggunakan kawat telanjang ( Bare Copper Conductor).


2. Besarnya kawat grounding minimal berpenampang sama dengan penampang kabel masuk
(incoming feeder).
3. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimal berdiameeter
11/4” , diujung pipa dipasang copper rod sepanjang 0,5 meter.
4. Nilai tahanan grounding untuk panel-panel maksimum 2 ohm, diukur setelah tidak turun
hujan selama 3 hari berturut-turut.
5. Kedalaman grounding minium 6 meter

4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

4.1. Panel-panel

1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata
(horizontal/waterpas).

2. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet atau
penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.

3. Pada lokasi-lokasi yang khusus (Shaft listrik, gudang atau penerangan luar), panel-panel
harus diperlengkapi dengan lubang-lubang ventilasi yang cukup.

73
4. Khusus untuk panel-panel type free standing, harus diberi alas dengan menggunakan besi
kanal UNP 100 x 50 x 5 mm.

5. Untuk panel-panel yang banyak menggunakan komponen kontrol/busbar atau banyak


menggunakan alat ukur harus dilengkapi dengan terminal block yang baik mutunya (lihat item
produk).

6. Panel-panel yang dilengkapi dengan magnetic contactor dan start/stop push button, harus
dibuat sedemikian tupa sehingga mudah dalam mengoperasikannya dan estetik.

7. Ketinggian panel-panel type wall mounting harus menurut PUIL 1987.

8. Semua panel harus ditanahkan.

4.2 Kabel-kabel

1. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak mudah
lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.

2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan
phasanya sesuai dengan PUIL 1987 pasal 701.

Sedangkan untuk kabel instalasi penerangan (NYM) yang digunakan harus terdiri dari 4 macam
warna sesuai dengan ketentuan PUIL (R, S, T, Neutral dan grounding.

3. Kabel daya yang dipasang pada Shaft/dinding bangunan harus diletakkan diatas tangga kabel
(cable leadder) atau cable tray yang semuanya ditata dan diklem dengan rapi.

4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel penerangan.

5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk
terminasinya.

6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus mempergunakan alat pres
hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.

7. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum, dimana sebelum kabel
ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan dengan batu bata
Cikarang sebagai pelindungnya.

Lebar galian minimum adalah 40 cm atau disesuaikan dengan jumlah kabel.

8. Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel support,
minimum setiap jarak 50 cm.

9. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya kabel.

10. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus ditanam
lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan diameter minimum 2½ kali
penampang kabel.

11. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada Cable Ladder.

12. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beron harus dibuatkan sleeve dari pipa
galvanis dengan diameter minimum 2½ kali penampang kabel.

13. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak terminal yang
terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk
tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimu 4 cm.

74
14. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap ujungnya.

15. Penyusunan konduit diatas cable leadder harus rapi dan tidak saling menyilang.

16. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak penyambungan
dan memakai alat penyambung berupa las-dop merk Legrand atau 3 M dengan memberi isolasi
terlebih daulu. Warna isolasi harus sama dengan warna kabelnya.

4.3. Lampu Penerangan

1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari Arsitek dan
disetujui oleh Direksi /Pengawas Lapangan.

2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang terbuat dari bahan
aluminium.

4.4. Kotak Kontak dan Saklar

1. Kotak kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan dipasang pada
ketinggian 300 mm dari level lantai, Untuk kotak kontak dan 1500 mm untuk saklar.

2. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type water dicht (bila
ada).

4.5. KWH Meter

1. Penempatan KWH meter baik dalam panel-panel utama maupun yang terpasang dlam sub-sub
panel harus diletakkan sedemikianrupa sehingga mudah dilihat/dibaca dengan baik.
2. Koordinasi penempatan KWH meter ditentukan kemudian dilapangan setelah
disepakati bersama Arsitek.

4.6. Lampu Penerangan.

1. Pemasangan lampu penerangan disesuaikan dengan rencana plafond Arsitek dan disetujui
Pengawas lapangan.

2. Lampu tidak diperkenankan memberi beban pada rangka plafond yang terbuat dari bahan
aluminium.
3. Tiang lampu penerangan luar dipasang tegak lurus.
4. Lampu penerangan luar dibuat dengan pondasi dan dipasang kotak pengaman (fuse box ) pada
ketinggian maximum 500 mm dari tanah.

5. PENGUJIAN

5.1. Umum

Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan pengujian secara individual.
Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari
pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi lain yang berwenang untuk itu.

Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk
menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus

75
pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Pemborong menjadi tanggung
jawab Pemborong sendiri.

5.2. Peralatan dan Bahan

Peralatan dan bahan Instalasi Listrik yang harus diuji

1. Panel-panel tegangan rendah

Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari pembuat panel yang
menjami bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut berfungsi baik dan bekerja sempurna dalam
keadaan operasional maupun ganguan berupa undervoltage, over current, overthermis, short
circuit dan lain-lain serta merger antara fasa, fasa netral, fasa nol.

2. Kabel-kabel tegangan rendah

Untuk kabel tegangan rendah, sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang terutama menjamin
bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi kabel
tegangan rendah, pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi
minimum 50 mega Ohm.

Penyalaan baru boleh dilaksanakan apabila dinyatakan lulus oleh Direksi Lapangan yang
didasarkan pada hasil pengukuran (data) langsung dari semua instalasi.

3. Lighting Fixtures

Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus dilakukan pengujian atau
pengukuran faktor daya (Cos phi).

Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal 0,85.

4. Motor-motor Listrik

 Motor-motor listrik yang terpasang, harus dari type yang sesuai dengan pemakaian dan
lokasi dimana motor-motor tersebut dipasang.
 Pengukuran tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan.
 Pemasangan motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah penunjukkan hasil pengukuran
tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 1987.

6. PERALATAN MAINTENANCE

Pemborong diwajibkan menyerahkan peralatan Maintenace (Tools Kit) untuk semua system yang
terpasang sesuai dengan produknya masing-masing.

76
Gambar Contoh Pekerjaan Elektrikal

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Penangkal Petir


Standart kabel yang di gunakan adalah minimal 50 mm”  ( SNI ), untuk memilih kabel
dengan ukuran kurang dari 50 mm” tidak disarankan.
Material yang digunakan :
- Konduit PVC
- Tiang penangkal petir
- Cabel coaxial / BC / NYA
- Copper rod
- Head penangkal petir

Peralatan :
- Grounding test
- Tiang, obeng, gergaji besi.
- Bending conduit
Pelaksanaan :
- Tentukan lokasi grounding sesuai gambar dan spek teknis
- Pantek grounding dengan copper rod
- Buat bak control
- Batang penangkap petir ( speed ) harus dipasang kokoh pada batang penyangga
secara vertikal terhadap rata air.
- Batang penangkap petir dipasang pada titik tengah dari daerah yang dilindungi,
dan merupakan daerah yang paling tinggi atau lancip dari bangunan itu, seperti :
bubungan, jurai, cerobong asap.
- Batang penyangga tinggi minimal 1 m dari pipa gip (tahan karat / cuaca) dan diklem
kuat dengan batang penangkap petir serta ditanam secara kokoh di kerpus atau
beton yang telah diberi angkur baut.
- Rangkai penangkal petir dan lampu pada tiang penangkal petir
- Pada batang penangkap petir dihubungkan dengan konduktor / penghantar dari
kabel tembaga (BC) diameter minimal 8 mm atau penampang 50 mm² serta di klem
secara kuat dan diklem ke bubungan setiap 25 cm ( 3 bh tiap 1 meter).
Klem dapat dibuat dari plat strip dan diberi skrup atau mur baut.
- Konduktor/penghantar menjalar pada bubungan , bila ada belokan sudut belokan
nya harus lebih besar dari 90°.
77
- Sambungan sebaiknya dihindari, tetapi bila ada sambungan harus menggunakan
klem minimal 2 buah.
- Konduktor yang menjalar tegak di dinding harus dilindungi dengan pipa PVC dan di
klem ke dinding.
- Kawat konduktor / penghantar yang dihubungkan dengan elektroda pentanahan
diberi pelindung dari pipa gip sepanjang penghantar tersebut di dalam tanah.
- Penyambungan kawat konduktor dengan elektroda harus dapat dibuka kembali
untuk dapat dites kembali tahanan tanah.
- Ketahanan tanah minimal yang diijinkan adalah 5 ohm.
- Pada daerah elektroda yang ditanam (ditanah) sebaiknya diberi arang dan garam
untuk menjaga tahanan tanah atau untuk mengikat air tanah agar tidak cepat lari,
bila musim kemarau, serta dapat mempercepatnya penyebaran petir ke tanah.
- Pasang penangkal petir pada lokasi sesuai gambar
- Tarik kabel coaxial dan sambung dengan pantekan
- Finishing arsitek

Gambar pemasangan penangkal petir


Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

B. Pekerjaan Electronic
 Pek. Telepon
 Pek. Data
78
 Pek. CCTV
 Pek. Fire Extinguiser

 Pekerjaan CCTV

1. Evaluasi Peralatan
Peralatan mungkin diperlukan untuk bertukar informasi dalam rangka untuk melakukan fungsi
dari beberapa jenis (misalnya untuk memindahkan kamera PTZ ke posisi tertentu berdasarkan
masukan dari sistem lain, atau meningkatkan tingkat perekaman dan resolusi perangkat
berdasarkan masukan dari perangkat lain). Dalam kasus ini dianjurkan perangkat diuji terlebih
dahulu sebelum sedang digunakan. Hal ini terutama dianjurkan jika peralatan yang akan
digunakan dibuat oleh produsen yang berbeda. Juga dianjurkan untuk melakukan tes terlebih
dahulu walaupun peralatan tersebut mengklaim kompatibel dengan sistem lain.

Bila diperlukan kustomisasi produk atau software untuk memenuhi kebutuhan pengguna,
kustomisasi ini harus diuji sebelum peralatan digunakan. Kustomisasi juga harus diuji terhadap
kebutuhan pengguna yang didefinisikan dalam kebutuhan operasional.

2. Peralatan mounting, kabel, daya listrik dan konfigurasi

2.1 Pasokan listrik


Pasokan listrik harus mampu memenuhi beban terbesar di bawah kondisi operasi normal.
Beban maksimum listrik biasanya terjadi selama sistem mulai menyala setelah terjadi kegagalan
daya (mati listrik). Penilaian arus listrik untuk tujuan desain juga harus mencakup toleransi
tambahan 5% sampai 10% dari kapasitas.

Ketika pertimbangan keselamatan dan keamanan tidak memerlukan operasi sistem CCTV
selama terjadi kegagalan pasokan listrik, maka pasokan listrik publik seperti PLN dapat menjadi
satu-satunya pasokan untuk sistem. Beberapa sistem CCTV mengharuskan semua peralatan
yang akan terhubung ke fase listrik yang sama. Pasokan listrik harus berada dalam area aman,
dalam posisi yang aman dari gangguan, dan harus berventilasi sesuai dengan persyaratan
produsen untuk pengoperasian yang aman.

Tambahan instalasi pasokan listrik cadangan harus dipertimbangkan jika kemungkinan terjadi
tegangan turun. Atau dalam beberapa kasus dimungkinkan untuk mengurangi turun tegangan
di kabel dengan menggunakan kabel yang kurang resistensinya, ukuran konduktor yang lebih
besar atau dengan menggunakan kabel dengan inti lebih untuk pasokan daya.

79
2.2 Instalasi kabel CCTV
Persyaratan untuk instalasi listrik harus dipenuhi menggunakan arus yang tepat pada saat
instalasi. Semua kabel yang berhubungan harus cocok dan kompatibel agar sesuai dengan
praktek-praktek kerja yang baik.

Jenis kabel yang mendukung yaitu:

 Conduit: ketika menggunakan logam, semak-semak atau pohon yang menggangu harus
dibersihkan untuk mencegah kerusakan kabel. Ketika menggunakan conduit untuk
membawa kabel ia harus dapat dimatikan secepat mungkin ke unit yang terhubung.
 PVC atau metal trunking: ketika trunking digunakan untuk membawa kabel ia harus dapat
dimatikan secepat mungkin ke unit yang terhubung.
 Klip insulasi
 Pengikat kabel
 Kabel Catenary

Semua kabel CCTV harus dari jenis dan ukuran yang sesuai untuk aplikasi dan harus
memperhitungkan tingkat transmisi, serta kemungkinan gangguan listrik dan turun tegangan.
Setiap plastik atau komponen PVC yang digunakan sebagai bagian dari instalasi kabel harus
sesuai untuk lingkungan di mana ia dipasang. Pengikat yang dipasang secara eksternal dan klip
harus terbuat dari bahan tahan ultraviolet.
Kondisi lingkungan seperti kelembaban, panas yang berlebihan, resiko korosi, kerusakan
mekanis atau kimia, harus diperhitungkan ketika menentukan tingkat perlindungan yang
diperlukan kabel.

Semua kabel bawah tanah yang digunakan harus sesuai dengan tujuannya dan memiliki
perlindungan yang memadai dari kerusakan mekanik. Kabel bawah tanah harus memberikan
tingkat resistensi tinggi terhadap kelembaban, reaksi kimia, korosi dan hewan pengerat.

2.3 Peralatan Kamera


Kamera harus dipasang dalam posisi bebas dari penghalang dan sedapat mungkin tidak
mengarah langsung ke sumber cahaya yang terang. Posisi pemasangan juga harus
memungkinkan instalasi dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara yang aman. Jika
kamera harus dipasang di menara atau bracket maka perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:

1. Rigidity, dengan memperhitungkan potensi kecepatan angin, jenis peralatan dan peralatan
pemasangan dan perbaikan posisi.
2. Gangguan listrik dan kemungkinan kerusakan karena petir.
3. Debu, partikel udara dan sumber potensial korosi atau kontaminasi lainnya.
4. Kondensasi dalam housing dan peralatan lainnya karena perubahan suhu.

80
Menara dan peralatan braket harus dipasang sesuai dengan instruksi pabrik dan sesuai
spesifikasi pembebanan. Bila mungkin terjadi pergerakan pada menara, kabel dan kamera
harus dipasang dengan aman terhadap gangguan yang mugkin muncul. Gerakan karena
pengaruh alam seperti yang dialami oleh gedung-gedung tinggi dapat mempengaruhi kinerja
sistem.

Bila menggunakan koneksi dengan kabel, sedapat mungkin ia harus disembunyikan.


Perlindungan kabel untuk kamera bergerak harus dipertimbangkan di mana kerusakan fisik
mungkin terjadi misalnya pada metal conduit atau fleksibel conduit.

Kamera harus dipasang sedemikian rupa sehingga sulit bagi orang yang tidak berhak untuk
mengubah bidang pandang kamera. Hal ini dapat dicapai dengan memasang di lokasi yang
tepat dan tinggi, penggunaan pemasangan mounting yang sesuai dan mungkin menggunakan
pelindung keamanan tambahan.

Interkoneksi kamera seperti kabel atau antena harus sulit dijangkau dan dirusak. Tergantung
pada kelas keamanan peralatan, metode otomatis harus dikerahkan untuk mendeteksi
perubahan bidang pandang kamera yang sesuai. Pertimbangan harus diberikan untuk
mendeteksi hilangnya sinyal video, penghalang atau cahaya menyilaukan yang dapat menutupi
pandangan kamera. Audio atau visual sistem alarm yang dihasilkan harus dapat
menginformasikan kebutuhan operator sistem.

2.4 Kontrol dan Peralatan Perekaman


Kondisi lingkungan di mana peralatan beroperasi harus diperhitungkan dan housing yang
memberikan perlindungan yang sesuai harus ditentukan. Peralatan harus dipasang sesuai
dengan instruksi produsen. Untuk mengurangi risiko kondensasi harus dipasang pemanas
dalam housing yang dapat bekerja terhadap perubahan suhu.

Ketika terdapat kemungkinan penetrasi oleh benda padat, debu atau air, housing yang mampu
perlindungan yang sesuai harus digunakan. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan, perlu
dipertimbangkan pengunci untuk peralatan kontrol dan perekaman. Metode penggunaan nama
pengguna dan password untuk mengakses fungsi kontrol harus dipertimbangkan untuk
membatasi akses hanya untuk operator yang diberi wewenang. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih peralatan kontrol dan perekaman yaitu:

 Suhu
 Aliran udara peralatan (dari depan ke belakang, sisi ke sisi, bawah ke atas, dll), pastikan tata
letak peralatan tidak memiliki penghalang
 Kelembaban
 Debu dan kontaminasi udara lainnya
 Getaran
81
 Gangguan listrik
 Kekakuan, dengan kecepatan angin tinggi.
 Kemudahan akses untuk pemeliharaan dan layanan
 Kenyamanan penggunaan operator

3. Layar Tampilan
Ukuran, resolusi dan posisi tampilan layar harus dipilih sesuai dengan kebutuhan penggunaan,
ruang yang tersedia dan jumlah operator. Tampilan layar bisa diletakkan pada meja atau
dipasang pada dinding dengan pertimbangan ergonomi operator. Layar display harus dipasang
pada posisi yang meminimalkan efek pencahayaan terutama sinar matahari yang dapat
mempengaruhi kenyamanan monitoring. Bila dipasang di dinding atau langit-langit maka
sebaiknya menggunakan bracket yang sesuai dengan instruksi pabrik.

4. Commissioning, Acara Serah Terima dan Dokumentasi


Commissioning harus terdiri dari pemeriksaan dan pengujian sistem yang dipasang oleh teknisi
CCTV; acara serah terima memerlukan demonstrasi sistem hingga diterima oleh pelanggan.
Komisioning harus mencakup pengujian visual dan fungsional untuk memastikan bahwa sistem
ini dipasang sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dan dalam standar pengerjaan yang
tinggi. Sebuah rencana uji sistem harus dilakukan selama acara serah terima dengan tujuan
untuk memastikan bahwa sistem CCTV telah memenuhi spesifikasi yang disepakati.
Ini harus mencakup pengujian sistem dari aspek-aspek berikut :

 Semua kabel dipasang dengan benar.


 Supply tegangan sesuai dengan perencanaan sistem CCTV.
 Operasi pemantauan, switching, peralatan rekam dan playback adalah memuaskan.
 Antarmuka dengan alarm (misalnya alarm gerakan) memuaskan dan alarm bekerja dengan
baik.
 Beam detektor diselaraskan dengan benar, bila digunakan untuk memicu sistem CCTV.
 Pemberitahuan yang menunjukkan CCTV sudah beroperasi.
 Semua lampu indikator bekerja.
 Jika menggunakan power supply tambahan, pastikan sistem terus beroperasi dengan baik
sesuai spesifikasi ketika pasokan listrik utama terputus.
Ini mencakup pengujian aspek-aspek berikut untuk setiap kamera:
 Jenis kamera yang digunakan tepat dan lensa dipasang dengan posisi yang benar.
 Operasi semua fungsi kamera (misalnya pan, tilt, zoom, fokus, iris elektronik, wiper)
memuaskan.
 Pengaturan yang benar hingga batas pan dan tilt.
 Pergerakan kamera dan bidang pandang dilihat melalui monitor yang tepat dan bebas dari
halangan.
 Pengoperasian iris elektronik dan fokus memuaskan di bawah kisaran tingkat cahaya yang
sesuai (kondisi malam dapat disimulasikan melalui penggunaan filter density netral yang
cocok).
 Operasi pencahayaan tambahan memuaskan.
 Label peringatan berada di tempat yang tepat sehubungan kemungkinan gerakan tiba-tiba
dari kamera dan sehubungan perangkat yang bisa menyebabkan cedera seperti kerusakan
mata.
82
Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Pemadam Kebakaran


Fire Extinguisher.
 Fire extinguisher yang dipasang di dalam bangunan adalah dari jenis multy
purpose dry powder (kelas ABC) dengan waktu penyemprotan yang bisa diatur
dan dilengkapi dengan pressure gauge.
 Semprotan memanfaatkan tekanan seluruh tabung, tanpa cartridge.
Bahan powder : amonium phosphate dan amonium sulphate
Berat isi : 5 kg
Lama pancaran : 15 detik (min)
Jarak pancaran : 5 - 7 meter
Bahan pendorong : N2
 Untuk ruang mesin digunakan multy purpose dry powder kelas ABC dengan
waktu penyemprotan yang bisa diatur dan dilengkapi dengan pressure gauge.

Gambar Fire Extinguisher

Peralatan dan bahan yang digunakan


 Mesin bor tangan
 Palu-palu
 Fitting-fitting
 Serta bahan dan alat bantu lainnya

Cara pemasangan

 Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada
posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.

83
 Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm dari dasar lantai
tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.

 Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan jenis
dan penggolongan kebakaran.

 Penempatan tersebut antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan
lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.

 Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung pada
dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau
ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.

 Lemari atau peti (box) seperti tersebut dapat dikunci dengan syarat bagian
depannya harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.

 Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) tersebut harus
disesuaikan dengan besarya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau
peti (box) sehingga mudah dikeluarkan.

 Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian
paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai
kecuali jenis CO2 dan tepung kimia kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih
rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15
cm dan permukaan lantai.

 Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana
suhu melebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C kecuali apabila alat pemadam
api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas.

 Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka harus dilindungi
dengan tutup pengaman agar mudah dalam langkah langkah menanggulangi
bahaya kebakaran .

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

14. PEKERJAAN MECHANICAL DAN PLUMBING

Pekerjaan mechanical dan plumbing merupakan item pekerjaan yang didalamnya terdapat
beberapa sub item utama pekerjaan yaitu :

 Pekerjaan Instalasi AC
 Pekerjaan Instalasi Air Bersih
84
- Instalasi Sumber Air Bersih dari PDAM
- Instalasi Sumber Air Bersih Sumur Dangkal (40m)
- Instalasi Air Bersih Diruang Pompa
- Instalasi Tangki Water Tank
- Instalasi Air Bersih Gedung
 Pekerjaan Instalasi Air Kotor

 Pekerjaan Tata Udara

Peralatan dan Perlengkapan Air-Conditioning


A. Hal-hal Umum dan Lingkup Pekerjaan
1. Umum
Persyaratan teknis dan gambar-gambar yang menyertainya dimaksudkan untuk
menjelaskan dan menegaskan tentang segala pekerjaan, bahan-bahan,
peralatan-peralatan yang diperlukan dalam pemasangan, pengujian dan
penyetelan (adjusting) dari seluruh system, agar lengkap dan siap untuk bekerja
dengan baik.

2. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan instalasi system ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan
peralatan utama serta peralatan untuk instalasi, instalasi pemipaan dan
peralatannya, peralatan bantu, tenaga kerja pembuatan alat-alat, pemasangan,
pengujian, penyetelan seluruh system yang dipasang agar lengkap dan dapat
bekerja sesuai dengan persyaratan dan dokumen yang ada.

Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi:

- Pengadaan baru dan belum terpakai, pemasangan pengaturan unit,


thermostat, instalasi pemipaan air drainage, pipa refrigeran, instalasi
pengontrolan dan instalasi listrik.
- Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang diakibatkan oleh
adanya pelaksanaan pekerjaan ini.
- Mengadakan perbaikan kembali dan finishing seperti semula semua gangguan
kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh adanya pelaksanaan pekerjaan
instalasi ini.
- Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang, buku petunjuk cara
menjalankan, pemeliharaan dan memperbaiki sistem tata udara ini kepada
pemberi tugas dan konsultan.

B. Sistem Pemipaan dan Peralatan.


1. Material
 Pipa pengembunan (drain) digunakan pipa PVC kelas AW produk Pralon,
Maspion, atau Wavin.
 Pipa refrigerant harus dibuat dari “thermaflek”.
 Semua pipa dan peralatan harus tahan tekanan hingga 10 kg/cw2 selama 24
jam terus menerus tanpa terjadi kebocoran.
2. Pemasangan Pipa

85
 Pipa hendaknya dipasang sejauh minimal 30 cm dari tepi dinding, atap lantai,
dan lainnya; agar memudahkan pemeliharaan dan service.

 Pemborong harus memasang pipa-pipa pembuangan (drainage) dari mesin–


mesin AC sampai ketempat pembuangan yang terdekat dalam saluran yang
tersembunyi (tidak mengganggu). Untuk pipa pengembunan harus dilapisi
vapour barrier jacket, seperti Sisalation 450 atau yang sejenis dan direkat
dengan tape hingga tidak terjadi pengembunan pada permukaan pipa.

C. Pekerjaan Listrik dan Kontrol


Seluruh jenis pekerjaan instalasi listrik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

 Panel control daya mesin–mesin AC yang meliputi wiring starter, switch,


transformer, fuse dan alat–alat ukur serta peralatan lainya yang
digunakan sebagai sumber daya bagi mesin AC yang tercakup dalam
proyek ini.
 Panel control untuk sistem pengaturan otomatis suhu, kelembaban, aliran
air, udara dan lain–lain yang ada beserta seluruh peralatan yang
diperlukan agar sistem pengaturan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan gambar dan spesifikasinya.
 Kabel yang digunakan produksi dalam negeri dan memenuhi SII, seperti :
Supreme, Kabelindo, Kabel Metal, Tranka atau setara.

Sistem pengaturan otomatis dan instrumen


 Pemborong harus menyediakan dan memasang sistem pengatur otomatik
untuk temperatur dan kelembaban sehingga peralatan AC siap digunakan.
 Pemborong menyediakan dan memasang semua control panel yang
diperlukan untuk instalasi ini dan melakukan penyambungan–
penyambungan (wiring) yang diperlukan hingga panel.

D. Pekerjaan Sipil

 Semua support dan hanger dapat terbuat dari pipa, profile batang (rod)
ataupun plat strip sesuai dengan gambar kerja yang disetujui pengawas.
Semua dudukan harus mempunyai plat alas yang cukup dan dibuat pada
lantai atau bisa juga menempel di dinding.

 Gantungan AHU / Fan Coil.


Penggantung AHU / Fan Coil harus diikat mur-baut sesuai aturan pabrik
pembuatnya dan diberi lapisan peredam getaran.

 Pemborong harus menempatkan Unit In-Door sedemikian rupa sehingga


tidak menghalangi alur instalasi peralatan utilitas lainnya, serta tidak
menyalurkan getaran dan suara di ruang dibawahnya.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
86
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Instalasi Air Bersih


Pekerjaan  yang dimaksud adalah pemasangan instalasi perlengkapannya Yang
meliputi penyediaan dan pemasangan seluruh instalasi plumbing dan drainase Sesuai
gambar rencana (shop drawing ) dan peraturan teknis.

     Umum.
 Penyediaan air terbagi atas 2 sumber yaitu bersal dari PDAM dan Sumur Bor
 Penyediaan air diperoleh dari PAM/Sumur Bor dan ditampung melalui bak (Ground
tank) kemudian dipompa ke tanki atas di distribusikan ke seluruh area toilet ( kran
– kran ).     
 Pipa utama dari pompa sesuai gambar dan seluruh distribusi air bersih ini
dilengkapi dengan valve ( control,gate,check valve dan lain-lain ) sesuai dengan
standart yang diisyaratkan.
 Pipa yang digunakan dalam pekerjaan ini yaitu pipa PPR PN 10.

Pelaksanaan:
 Persiapkan bahan dan alat yang akan digunakan
 Pasang matrice kemudian hidupkan dan atur suhu mesin hingga 260 derajat
 Ptong kurang lebih 1 cm ujung pipa yang akan disambung
 Beri kedalaman socket dengan dikurangi 1-2 mm
 Panaskan pipa dan fitting pada bagian matrice
 Semua ujung yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
doop/plug atau blind – flanged.
 Pipa – pipa harus diberikan gantungan,pipa tegak didalam shaft harus diklem pada
jarak setiap 2m juga pada setiap percabangan dan belokan.pengurungan pipa –
pipa ini dilakukan setelah hasil test baik dan disetujui pengawas.
 Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi pelindung
dengan lead meni,untuk yang ditanam di tanah ditambah lapisan pelindung water
proofing harus dilakukan sebaik-baiknya,sehingga tidak ada bagian permukaan
pipa dan fitting yang tidak terkena water proofing.
 pipa yang melintas jalan harus dilindungi beton/ubin dan diurug dengan
pasir,kedalaman pipa minimal 80 cm dari permukaan bawah pasangan batu
pondasi jalan.
 Pipa – pipa distribusi sebelum disambungkan ke fitures harus ditest terlebih dahulu
dengan tekanan uji Hydrostatik sebesar satu setengah kali tekanan kerjanya
(working pressure ) dimana dalam waktu minimum 1x 24 jam (disesuaikan dengan
instruksi pengawas )tidak boleh mengalami penurunan tekanan/mengalami
kebocoran.
 Instalasi yang hasil testnya tidak baik,segera diperbaiki.Biaya pengetesan,alat-alat
yang diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung oleh pemborong.
 Pipa- pipa yang menembus lantai,dinding beton harus dibuatkan sleeve/sparing
dari pipa PPR dan diberi perapat.
87
 Pipa-pipa yang ada diatas langit-langit,shaft dan pada tempat-tempat yang terlihat
harus dicat abu-abu,pipa air bersih dinding tak apa pipa udara dengan bahan cat
yang baik.
 Sebelum air bersih dipakai,maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu,kemudian
sistem pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50mg/1 chlor dan
didiamkan selama 24 jam.Setelah 24 jam sistem dibilas dengan air bersih.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan sumur bor


I. Tahap persiapan
Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran tahap pekerjaan persiapan meliputi :

1. Pekerjaan Mobilisasi
Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dilakukan mobilisasi atau mendatangkan
peralatan dan bahan-bahan pemboran beserta personelnya ke lokasi pemboran.
Tahap mobilisasi ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan.
1. Pekerjaan persiapan lokasi
Pada tahap pekerjaan ini meliputi :
 Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor.
 Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur bor.
 Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila
formasi lapisan tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan formasi
yang mudah runtu.
 Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting)
pompa Lumpur beserta selang-selangnya.
 Penyedian air serta pengadukan Lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.

II. Tahap Pemboran awal


Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor putar (rotary
drilling) dan tekanan bawah (pull down pressure) yang dibarengi dengan sirkulasi
Lumpur bor (mud flush) kedalam lubang bor. Pemboran pilot hole adalah pekerjaan
pemboran tahap awal dengan diameter lobang kecil sampai kedalaman yang
dikehendaki, diameter pilot hole biasanya antara 4 sampai dengan 8 inchi, Selain itu juga
ditentukan dengan kemampuan atau spesifikasi mesin bor yang digunakan.
Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :

Kekentalan (viskositas) Lumpur bor Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan
tanah setiap meternya (penetrasi waktu permeter) Contoh gerusan (pecahan) formasi

88
lapisan dalam setiap meternya. Contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting)
dimasukkan dalam plastik kecil atau kotak sample dan masing-masing diberi nomor
sesuai dengan kedalamanya. Adapun maksud pengambilan sample cutting adalah
sebagai data pendukung hasil electrical logging untuk menentukan posisi kedalaman
sumber air (akuifer)

III. Tahap electrical longing


Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap
pekerjaan ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen). Electrical Loging dilakukan
dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut menggunakan konfigurasi titik
tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam lubang bor dan elektroda yang lain
ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan kedalam lubang elektroda yng kemudian
menyebar kedalam formasi disekitar lubang bor. Sebagian arus kembali ke elektroda di
permukaan dengan arus yang telah mengalami penurunan. Penurunan inilah yang
diukur.

IV. Tahap pembersihan lubang bor (reaming hole)


Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan
diameter konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan.
Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada tahap
pekerjaan pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah)
tidak perlu diambil lagi. Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa casing adalah 6
inchi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah masuknya konstruksi pipa casing dan
saringan (sreen) serta masuknya penyetoran kerikil pembalut (gravel pack).

V. Tahap konstruksi pipa casing dan saringan (screen)


Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai dengan gambar
konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan (screen)
harus didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa cutting.
Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari
pemahaman aspek-aspek hydrogeology diharapkan perencanaan sumur dalam yang
dihasilkan mampu memberikan sumur pemanfatan (life time) yang maksimal dan
kapasitas yang optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan didaerah sekitar
pemboran.

VI. Tahap penyetoran kerikil pembalut (gravel pack)


Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk menyaring
masuknya air dari formasi lapisan akuifer kedalam saringan (screen) dan mencegah
masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan (screen). Adapun cara
penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah dibarengi dengan sirkulasi (spulling) air
yang encer supaya kerikil pembalut (gravel pack) dapat tersusun dengan sempurna pada
rongga antara konstruksi pipa casing dengan dinding lubang bor.

VII. Tahap pencucian dan pembersihan (well development)


Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan dengan maksud
89
untuk dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer erta kerikil pembalut dari
partikel hlus, agar seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat terbuka penuh sehinga
air tanah dapat mengalir kedalam lubang saringan (screen) dengan sempurna.
Manfaat dari tahap Well Development ini adalah :
 Menghilangkan atau mengurangi penyumbatan (clogging) akuifer pada dinding
lobang bor.
 Meningkatkan porositas dan permeabilitas akuifer disekeliling sumur dalam.
 Menstabilakan formasi lapisan pasir disekeliling saringan, sehingga pemompaan
bebas dari kandungan pasir.
Pelaksanaan tahap Well Development dilakukan dengan cara :
1. Water Jetting
Peralatan yang digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu alat dari pipa yang
mempunyai 4 lobang (dozzle). Alat ini dimasukkan kedalam sumur dalam pada tiap-
tiap interval saringan secara berurutan dari bawah keatas dengan penghantar pipa
bor yang dihubungkan dengan pompa yang dihubungkan dengan pompa tekan yang
memompakan air bersih kedalam sumur dalam.
Pada pengoperasiannya, alat ini digerakkan berputar-putar atau dengan memutar-
mutar pipa penghantarnya dan naik turun sepanjang saringan (screen).

2. Air Lift
Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur
dalam dari tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift
ini dilakukan mulai dari interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan
hingga ke dasar sumur dalam.

VIII. Tahap pengecoran (grouting)


Maksud dan tujuan dari tahap grouting ini adalah :
 Sebagai penguat (tumpuan) konstruksi pipa casing.
 Untuk menutup (mencegah) masuknya air permukaan (air atas) kedalam pipa casing
melalui saringan (screen).

IX. Tahap uji pemompaan (pumping test)


Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk mengetahui kondisi
akuifer dan kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat untuk memilih jenis serta
kapasitas pompa ang sesuai yang akan dipasang disumur dalam tersebut.
Data-data yang dicat dalam uji pemompaan adalah :
 Muka air tanah awal (pizometrikawal)
 Debit pemompaan
 Penurunan muka air tanah selama pemompaan (draw-down)
 Waktu sejak dimulai pemompaan
 Kenaikan muka air tanah setelah pompa dimatikan
 Waktu setelah pompa dimatikan
Uji pemompaan dilakukan melalui 2 tahap :
 Uji pemompaan bertahap (step draw-doen test)
 Uji pemompaan yang dilakukan 3 step, masing-masing selama 2 jam dengan variasi
debit yang berbeda.
90
 Uji pemompaan panjang
 Uji pemompaan ini umumnya dilakukan selama 2x 24 jam dengan debit tetap.
Pada uji pemompaan ini dimbil sample air 3 kali, yaitu pada awal pemompaan,
pertengahan dan akhir pemompaan. Maksud dan tujuan pengambilan sample air adalah
untuk pemeriksaan (analisa) kualitas air, apakah air yang dihasilkan dari sumur dalam
tersebut memenuhi standar air minum yang diizinkan.
Kualitas air yang dianalisa adalah :
 PH (keasaman atau kebasaan) air tersebut.
 Kadar unsure-unsur kimia terkandung dalam air tersebut.
 Jumlah zat pada terlarut (TDS).

X. Tahap finishing
Tahap finishing meliputi :
 Pemasangan pompa submersible permanent, panel listrik serta instalasi kabel-
kabelnya.
 Pembuatan bak control (manhole) apabila well head posisinya dibawah level tanah,
pembuatan apron apabila well head posisinya diatas level tanah.
 Pembuatan instalasi perpipaan, asesoris serta Well Cover.
 Pembersihan dan perapihan lokasi.

Gambar contoh proses pengoboran sumur dalam

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Instalasi Air Kotor

 Pekerjaan air kotor terdiri dari beberapa item pekerjaan yaitu :


91
- Pek. Septictank dan Resapan
- Pek. Instalasi Air Kotor, Air Bekas, dan Vent
- Pek. Floor Drain

 Pekerjaan Septic Tank dan Resapan


Septic tank dibuat beton bertulang dan dari bahan bata dan diplester kedap air dengan
ukuran dan bentuk seperti pada rencana gambar Sumur resapan harus mempunyai radius
bebas terhadap sumur gali yang sudah ada 8 - 10 m Untuk pembuangan udara/hawa kotor,
diatas penutup septic tank/beerput, harus dipasang pipa PVC AW diameter 2" dengan
tinggi sesuai dengan gambar rencana. Pada penutup septik tank, harus dibuat lubang
control dan penutupnya yang sewaktu-waktu diperlukan dapat dibuka.

Syarat- syarat Pelaksanaan:


 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor wajib harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
 Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Perencana/Pengawas.
 Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan , sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
 Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan terjadi atas tindakan pemilik.

Instalasi air kotor / air buangan:


 Instalasi air kotor terdiri atas 3 (dua) jenis yaitu air Padat, air buangan cair, dan air
hujan dengan uraian sebagai berikut :
 Instalasi air kotor padat dan cair
 Instalasi air kotor menggunakan pipa PVC diameter 4”, 3”, 2” dengan standar
ketebalan “D” dan sambungan menggunakan ketebalan “AW”.
 Penggunaan lem pada sambungan, pemasangannya seperti uraian pada pipa air
bersih (point 1).
 Instalasi air kotor cair Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung.
 Instalasi air kotor cair untuk KM/WC baik vertikal maupun horizontal
menggunakan pipa PVC dengan standar ketebalan “D” dan sambungan
menggunakan ketebalan “AW”.
 Seluruh instalasi tersebut diatas harus ditempatkan pada jalur yang telah
ditetapkan (Shap) dan memperhatikan kemiringan serta arah buangan air
tersebut sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

Instalasi air Kotor


 Hal yang perlu diketahui :Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta
jalur pembuangan.
 Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
92
 Sambungan harus betul-betul rapat.

 Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan
(bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu.

 Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.

 Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat = 25
cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup
dengan cara dipanaskan.

 Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).

 Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.

 Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada),
dimana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing
closet, fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.

 Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan
dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan
udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.

 Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.

Saluran Air Hujan.


 Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
 Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan
menggunakan lem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 “.

 Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol
pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.

 Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan


penyambungannya harus benar-benar kuat.

Saluran Pipa Wc ke Septictank


 Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya,
karena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila
digelontor dengan air, kemiringan minimal 2 %.
 Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.

 Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai),
karena bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya. Untuk bangunan
bertingkat (ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out.

Penyambungan Pipa
 Alat : Gergaji, Amplas, Lem PVC, Shell tape, Kunci Pipa
 Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih dahulu
dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung) segera
93
masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering. Apabila belum
kering betul posisi sambungan jangan digerakkan, karena akan menyebabkan lem
yang telah dioles menjadi tidak rekat.

 Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus


sheeltape secukupnya pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar
sampai kencang dan rapat.

 Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las. Untuk
penyenaian pipa minimum 4 baris/alur/drat.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.
 Pekerjaan Testing dan Comisioning

 Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu dengan
menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam, dimana pada saat
itu tidak boleh ada penurunan tanah.
 Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu (flushing)
dari kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui
lubang clean out. 
 Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan
apabila ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera
ditanggulangi/diperbaiki.
 Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang.

15. PEKERJAAN AKHIR

 Pembersihan

 Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktor pelaksana wajib


membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai dinding,
pintu/jendela, plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus membersihkan
barang bekas/peralatan yang diperlukan. Semua sisa material yang digunakan lagi
harus dibawa ke luar dari lingkungan pekerjaan, sehingga halaman benar-benar
bersih dan rapi.

16. SERAH TERIMA PEKERJAAN (PHO)


 Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan, Kontraktor harus membersihkan seluruh site dari segala
macam kotoran, puing-puing dan semua peralatan yang digunakan selama masa
konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan sehingga
 bila hal ini belum diselesaikan secara tuntas, maka pekerjaan tidak akan dianggap
94
selesai 100 (seratus) %.
 Dalam masa pemeliharaan penyedia jasa wajib memantau hasil kerjanya, dan menjaga
(memelihara) agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan. Apabila terjadi kerusakan
bangunan yang disebabkan karena kualitas yang tidak sesuai spesifikasi teknik maka
semua biaya perbaikan ditanggung oleh kontraktor. Masa pemeliharaan sebagaimana
tercantum dalam kontrak bukanlah waktu untuk menyelesaikan sisa-sisa pekerjaan,
melainkan untuk pemeliharaan pekerjaan yang sudah 100 persen selesai dan telah
dilakukan serah terima pertama pekerjaan.
 Untuk pekerjaan yang telah selesai 100% dan telah dilakukan serah terima pertama
hasil pekerjaan (Provisional Hand Over) dapat dibayarkan 100% dari nilai kontrak
penyedia barang/jasa menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% dari nilai
kontrak.
 Jaminan pemeliharaan tersebut dikembalikan kepada penyedia barang/jasa setelah
masa pemeliharaan berakhir dan penyedia barang/jasa telah menyelesaikan segala
kewajibannya selama dalam masa pemeliharaan serta telah dilakukan serah terima
akhir pekerjaan (Final Hand Over).

17. PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan ini kami buat untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan dilapangan dengan tidak mengesampingkan instruksi dan petunjuk Pengguna
Jasa sebagai pemilik pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan Jadwal Waktu Pelaksanaan.

Jakarta, 28 Agustus 2020


Penawar
PT. IFOS PUTRA MAHKOTA

SYAIFUL
Direktur Utama

95

Anda mungkin juga menyukai