Anda di halaman 1dari 218

Formulir 6 Surat Kuasa

Harap lampirkan surat kuasa yang memberi kuasa kepada penanda tangan tender dan semua dokumentasi terkait di sini.
Tanggal, Tanda Tangan __________________________________________
Formulir 7 Identifikasi Keuangan
Pemegang Rekening
Nama PT. IFOS SATRIA MAHKOTA
Alamat IKA BUILDING KOMPLEK DUTA MERLIN JL. GAJAH MADA B31-B32 Singkat Kantor
Kota JAKARTA PUSAT
Negara INDONESIA
Narahubung SYAIFUL
Telepon (021)6335683
E-Mail Ifossatriamahkota@yahoo.co.id
Bank
Nama Bank BANK JATIM
Alamat cabang JL. WOLTER MONGINSIDI
Kabupaten/Kota JAKARTA PUSAT
Negara INDONESIA
Nomor Rekening 0641001902
IBAN -
Tanggal dan Tanda Tangan Pemegang Rekening (Wajib)
Stempel Bank dan Tanda Tangan Perwakilan Bank
Formulir 8 Riwayat Litigasi
Harap berikan informasi tentang riwayat litigasi atau arbitrase yang
dihasilkan dari kontrak yang dilaksanakan selama 10 tahun terakhir atau
Lembar terpisah harus digunakan untuk setiap mitra joint venture/konsorsium.
1. Tahun
2. Kontrak atau penolakan kontrak Peserta Tender
3. Nama klien
4. Penyebab litigasi,
5. dan masalah dalam sengketa
6. Jumlah yang disengketakan (mata uang)
dll.
Formulir 9 Informasi Hukum – hanya untuk Perusahaan TERBATAS
Jenis Perusahaan PERSEROAN TERABATAS
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ya/Tidak
Nama PT. IFOS SATRIA MAHKOTA
Alamat IKA BUILDING KOMPLEK DUTA MERLIN JL. GAJAH MADA B31-B32 Singkat Kantor
Pusat JAKARTA PUSAT
Alamat JL. SOEKARNO HATTA NO. 98
Cabang KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH
Kode Pos 10130
P.O. Box -
Kota JAKARTA PUSAT
Negara INDONESIA
NPWP 01.858.201.5-024.000
Tempat
Pendaftaran Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS
Tanggal
Pendaftaran 25 September 2019
No. Pendaftaran 9120406972451
Telepon (021) 6335683
Fax (021) 6335765
E-Mail Ifossatriamahkota@yahoo.co.id

Wajib menyertakan salinan DOKUMEN RESMI (seperti Lembaran Negara, Daftar Perusahaan, dll.), yang menunjukkan
nama dan alamat kontraktor serta nomor registrasi dan nilai kontraktor, yang diberikan kepadanya oleh OTORITAS
NASIONAL dan salinan Dokumen Pendaftaran Pajak – jika nomor Pajak tidak muncul di salah satu dokumen resmi yang
disebutkan di atas.

Tanggal, Tanda Tangan: __________________________________________


Formulir 10 Informasi Hukum – hanya untuk Perusahaan TERBUKA
Jenis Lembaga PERSEROAN TERBATAS (PT)
Nama PT. IFOS SATRIA MAHKOTA
Alamat IKA BUILDING KOMPLEK DUTA MERLIN JL. GAJAH MADA B31-B32 Singkat Kantor
Pusat JAKARTA PUSAT
Alamat JL. SOEKARNO HATTA NO.98
Cabang Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah
Kode Pos 10130
P.O. Box -
Kota JAKARTA PUSAT
Negara INDONESIA
NPWP 01.858.201.5-024.000
Tempat
Pendaftaran Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS
Tanggal
Pendaftaran 25 September 2019
No. Pendaftaran 9120406972451
Telepon (021) 6335683
Fax (021) 6335765
E-Mail Ifossatriamahkota@yahoo.co.id
Wajib menyertakan salinan keputusan, undang-undang, surat keputusan atau dokumen resmi lain yang membuktikan
pendirian lembaga.

Nama dan Jabatan Perwakilan Resmi: __________________________________________


Tanggal, Tanda Tangan: __________________________________________
Formulir 11 Kualifikasi Teknis - Informasi Joint Venture
Nama
Alamat dewan pengelola
Telepon
Fax
E-mail
Lembaga di negara
Pemberi Pekerjaan, jika
ada
(dalam konteks joint
venture/konsorsium dengan
anggota utama dari luar negeri)
Alamat Kantor Pusat
Alamat Kantor Cabang
Teleks
Telepon
Fax
Nama anggota
i)
ii)
iii)
dll.
Nama anggota utama
Perjanjian yang mengatur
pembentukan joint
venture/konsorsium
i) Tanggal
Penandatanganan
ii) Tempat
iii) Lampirkan salinan
perjanjian
Proporsi tanggung jawab
yang diusulkan antara
anggota (dalam%) dengan
indikasi jenis pekerjaan
yang akan dilakukan oleh
masing-masing anggota
i)
ii)
iii)
dll.
Joint Venture sudah diprediksi/tidak diprediksi (hapus yang tidak berlaku)
Tanggal, Tanda Tangan: __________________________________________ (pihak yang diberi w
Formulir 12 Karyawan yang dipekerjakan dalam kontrak yang ditenderkan
Jabatan/Nama Kewarganeg Umur Pendidikan Tahun Pekerjaan utama
araan Tertinggi pengalaman yang menjadi
/Gelar (dengan tanggung jawab
perusahaan/ (proyek/nilai)
dalam
konstruksi)
Pengawas Lapangan
Site Manager/ HERRYANTO SAIDA, ST Indonesia 37 S1 Teknik Sipil/ST 5 Tahun

Assisten Pengawas
Pelaksana Lapangan/ MOH. IMRON RAMADIAN Indonesia 32 DIII Teknik Sipil/A.Md 5 Tahun

Pengawasan Kualitas
Quality Control/ MOHAMMAD SYAIFUL Indonesia 44 S1 Teknik Sipil/ST 5 Tahun

Jabatan lain yang bertanggung jawab untuk K3 Konstruksi


Petugas K3/SERLY MONGAN Indonesia 32 S1 Teknik Sipil/ST 5 Tahun

Jabatan lain yang bertanggung jawab untuk Administrasi dan Keuangan


Administrasi/AGUNG PRADRIAYANTO Indonesia 32 S1 Sarjana Ekonomi/SE 5 Tahun

Jabatan lain yang bertanggung jawab untuk Logistik


Logistik Proyek/MUHAMMAD IDRIS Indonesia 29 SMA 5 Tahun

Tanggal, Tanda Tangan: __________________________________________


SERTIFIKAT KEAHLIAN
Berdasarkan Undang - Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dengan ini Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi menetapkan bahwa :
Nama : HERRYANTO SAIDA, ST
dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan serta dapat melaksanakan kegiatan profesi konstruksi di seluruh
wilayah Republik Indonesia, sebagai :

Klasifikasi dan Kualifikasi Tenaga Ahli


AHLI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG - MADYA

Nomor Registrasi
1.2.201.2.091.19.1063812

Sertifikat ini berlaku paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak ditetapkan.
Ditetapkan di : Palu
Pada tanggal : 13 Mei 2019

Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah


Badan Pelaksana

Ir. H. SOLMI
Manajer Eksekutif
Keterangan:
QRCode dan Data yang tertera dalam SKA ini dapat diverifikasi melalui Aplikasi LPJK Certificate Scanner
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa dalam berpraktek sebagai:

AHLI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG - MADYA

Saya berjanji:

1. Akan patuh melaksanakan Kode Etik Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya.
2. Akan mematuhi segala ketentuan hukum yang sah dan berlaku di tempat dilaksanakannya karya saya.

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


Saya:

a. mengakui dan menerima sepenuhnya wewenang Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya
untuk menilai pengaduan dan atau keluhan apapun dari masyarakat yang menyangkut janji
tersebut di atas.
b. menerima sanksi apapun apabila saya melanggar janji tersebut.

Saya yang berjanji:


HERRYANTO SAIDA, ST
Anggota Asosiasi Profesi APTAKINDO
No: 310/SKA/APTA-SULTENG/2019

FILYZIA, ST
KETUA UMUM

Keterangan:
Data yang tertera dalam SKA ini dapat diverifikasi melalui Aplikasi LPJK Certificate Scanner
SERTIFIKAT KETERAMPILAN KERJA
Berdasarkan Undang - Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dengan ini Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi menetapkan
bahwa :

Nama : MOH. IMRON RAMADIAN, A. MD

Dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sebagai :

Jenis Keterampilan Kerja dan Kualifikasi


PELAKSANA BANGUNAN GEDUNG/PEKERJAAN GEDUNG - KELAS I

Nomor Registrasi
2.1.022.1.142.19.260560

Sertifikat ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak diterbitkan.

Ditetapkan di : Palu
Pada tanggal : 26 Juli 2019

Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi


Provinsi Sulawesi Tengah
Badan Pelaksana

Manajer Eksekutif

Ir. H. SOLMI
Keterangan:
1. QRCode dan Data yang tertera dalam SKTK ini dapat diverifikasi melalui Aplikasi LPJK Certificate Scanner
2. Sertifikat ini tidak memerlukan tanda tangan basah karena telah ditandatangani secara elektronik (Digital Signature)
KOMPETENSI KERJA YANG DIKUASAI
1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) dengan benar selama melakukan pekerjaan
2. Mempelajari dan memahami menterjemahkan Gambar Kerja, dan Spesifikasi teknis
3. Membuat kantor dan beedeng kerja proyek
4. Menghitung kuantitas pekerjaan, kebutuhan/jenis peralatan, tenaga kerja dan jumlah material yang diperlukan untuk proyek
5. Membuat Program Kerja harian dan mingguan
6. Mengadakan bimbingan teknis pada mitra kerja
7. Melaksanakan persiapan pekerjaan gedung
8. Melaksanakan dan mengawasi pekerjaan gedung berdasarkan spesifikasi teknis, metode kerja instruksi kerja dan gambar kerja
9. Membuat laporan harian dan mingguan pelaksanaan pekerjaan

Ditetapkan di : Palu
Pada tanggal : 26 Juli 2019

Zulfakar Nasir
KETUA UMUM
SERTIFIKAT KEAHLIAN

Berdasarkan Undang - Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dengan ini Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi menetapkan bahwa :
Nama : MOHAMAD SYAIFUL, ST
dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan serta dapat melaksanakan kegiatan profesi konstruksi di seluruh
wilayah Republik Indonesia, sebagai :

Klasifikasi dan Kualifikasi Tenaga Ahli


AHLI SISTEM MANAJEMEN MUTU - MUDA

Nomor Registrasi
1.6.604.3.142.19.1929259

Sertifikat ini berlaku paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak ditetapkan.
Ditetapkan di : Palu
Pada tanggal : 18 Juni 2019

Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah


Badan Pelaksana

Ir. H. SOLMI
Manajer Eksekutif
Keterangan:
QRCode dan Data yang tertera dalam SKA ini dapat diverifikasi melalui Aplikasi LPJK Certificate Scanner
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa dalam berpraktek sebagai:

AHLI SISTEM MANAJEMEN MUTU - MUDA

Saya berjanji:

1. Akan patuh melaksanakan Kode Etik Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya.
2. Akan mematuhi segala ketentuan hukum yang sah dan berlaku di tempat dilaksanakannya karya saya.

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


Saya:

a. mengakui dan menerima sepenuhnya wewenang Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya
untuk menilai pengaduan dan atau keluhan apapun dari masyarakat yang menyangkut janji
tersebut di atas.
b. menerima sanksi apapun apabila saya melanggar janji tersebut.

Saya yang berjanji:


MOHAMAD SYAIFUL, ST
Anggota Asosiasi Profesi ASTEKINDO
No: 142-19-AH-051

Zulfakar Nasir
KETUA UMUM

Keterangan:
Data yang tertera dalam SKA ini dapat diverifikasi melalui Aplikasi LPJK Certificate Scanner
SERTIFIKAT KEAHLIAN
Berdasarkan Undang - Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dengan ini Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi menetapkan
bahwa :

PY
Nama : SERLY MONGAN, ST

Dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sebagai :

Klasifikasi dan Kualifikasi Tenaga Ahli


AHLI K3 KONSTRUKSI - MUDA

O
Nomor Registrasi
1.6.603.3.142.19.1158793

Sertifikat ini diterbitkan pada tanggal 12 Juni 2020 dan berlaku sampai dengan tanggal 11 Juni 2023.
C Ditetapkan di : Palu
Pada tanggal : 12 Juni 2020

Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi


Provinsi Sulawesi Tengah
Badan Pelaksana

Manajer Eksekutif

Ir. H. SOLMI
Keterangan:
1. QRCode dan Data yang tertera dalam SKA ini dapat diverifikasi melalui Aplikasi LPJK Certificate Scanner
2. Sertifikat ini tidak memerlukan tanda tangan basah karena telah ditandatangani secara elektronik (Digital Signature)
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam berpraktek sebagai:

AHLI K3 KONSTRUKSI - MUDA

Saya berjanji:

1. Akan patuh melaksanakan Kode Etik Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya.

PY
2. Akan mematuhi segala ketentuan hukum yang sah dan berlaku di tempat dilaksanakannya karya saya.

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Saya:

a. mengakui dan menerima sepenuhnya wewenang Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya
untuk menilai pengaduan dan atau keluhan apapun dari masyarakat yang menyangkut janji
tersebut di atas.

O
b. menerima sanksi apapun apabila saya melanggar janji tersebut.

Saya yang berjanji:

SERLY MONGAN, ST
C Anggota Asosiasi Profesi ASTEKINDO

No: 142-19-AH-011

ZULFAKAR NASIR, BE
KETUA UMUM
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

IJAZAH
SEKOLAH MENENGAH ATAS
PROGRAM STUDI : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
TAHUN PELAJARAN 2009/2010

¥anghertahda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Menengah Atas .


.H~ ~ $.f9., ~~r.~~.~.r.~.!
~fgt menerangkan bahwa:

: .MU.8.AMM.~::O' \Ji.R.J:$...: .
- tetnpatdart tanggal lahir
.-~fi'amaorang tua
>s-eknlahasal
- AriMor induk
.:.-.--·
.•..
nomor-peserta

.;.'F

ighal dan Ujian Sekolah serta


j"eeAgart-T'1rratu~an
perundang-undangan.

..
l ;~.~.'1i;;..;;•..; 2010 ..
·t)AFT~R:MttJt.,uafjN···.'
SEKOLAA.iVlENENGAl'fATAS·
Program Studi : IImu'PengetahuanSbsial

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Nama .M.QH.~MMMl H?~)$. .
Palu I IS Mei \991
Tempat dan Tanggal Lahir : ......................................................................
Sekolah Asal .~M~ ~.ti. ~ ?(9.i ~~~.Q.M~r.M .
Nomor Induk .~.\J~.9.!.~7.'~~ .
Nomor Peserta .~:..~~:
..,.~.:.~:
..q~~.:.9$.!.~.e .
'.

No. Mata Pelajaran Tertulis Praktik


I UJIAN NASIONAL II
1. Bahasa Indonesia ,...........
...........800 -
2. Bahasa Inggris . ........... " 1...........
;to -
3. Matematika ......... lJ.,.7.~...... -
4. Ekonomi t. "5
........... 1..... ,...... -
5. Sosiologi ......... ~r.~ ..,.. i -
6. Geografi CP;tO
...........1........... -
.
Jumlah .......~/.At? ..... -
II UJIAN SEKOLAH

::
1;·',' Pendidikan Agama ..........7,~ ...... ......... 1f~ .......
2. Pendidikan Kewarganegaraan ..........7,.~ ..... -
3. Bahasa Indonesia - i
,., •••• ,.~.l'~ ...... j

4. Bahasa Inggris - .........<!~ ....... 1


5. Sejarah .. ......... 7,£0
T........... - I
6. Seni Budaya - .........
~m........
7. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan ..........7t.4p. ..... ......... ~/:4Q .c.,«.

8. Teknologi Informasi dan Komunikasi f


g (,0
............ 1........... • ......... Zoo
'.J ...........

9. Keterampilan/Bahasa Asing
:..?:......................880
.~h(:J.$'O .... A.m~............ 't........... . .......... 81...........
(;0

'j
*) Nllaj UJan Ulangan
Jumlah
.:"~'
f":;:'"' . :;c.:.:
,:., \ j~; i
.......~:~9.q,..... ............ "0
174 1..........
Pengalaman Profesional dari Karyawan Utama
yang akan dipekerjakan pada kontrak yang ditenderkan

Daftar Riwayat Hidup


1. Posisi yang diinginkan dalam kontrak: Site Manager
2. Nama belakang, Nama: SAIDA, HERRYANTO SAIDA
3. Tempat dan tanggal lahir: Palu, 09 Pebruari 1983
4. Kewarganegaraan: Indonesia
5. Alamat, Telp., E-mail: Jl. Gunung Loli Lrg 2 No. 33C Palu
6. Pendidikan Tinggi: S1 Teknik Sipil
Tanggal: Dari/Hingga Institusi: Gelar:
21-06-2003/05-03-2007 Universitas Tompotika Luwuk ST

7. Keterampilan berbahasa (penilaian: 1 = lancar, 2 = baik, 3 = pengetahuan praktis, 4 kurang baik)


Pemahaman
Bahasa berbicara menulis
verbal
1 1 1 1

8. Keterampilan lain (seperti literasi komputer, keterampilan konstruksi khusus, dll.):


Pengalaman Profesional dari Karyawan Utama
yang akan dipekerjakan pada kontrak yang ditenderkan

Daftar Riwayat Hidup


1. Posisi yang diinginkan dalam kontrak: Pengawas K3 Konstruksi
2. Nama belakang, Nama: Mongan, Serly Mongan
3. Tempat dan tanggal lahir: Makassar, 15 Oktober 1988
4. Kewarganegaraan: Indonesia
5. Alamat, Telp., E-mail: Jl. Maleo NO.99 A Palu
6. Pendidikan Tinggi: S1 Teknik Sipil
Tanggal: Dari/Hingga Institusi: Gelar:
26-06-2007/21-12-2012 Universitas Tadulako ST

7. Keterampilan berbahasa (penilaian: 1 = lancar, 2 = baik, 3 = pengetahuan praktis, 4 kurang baik)


Pemahama berbic
Bahasa menulis
n ara
1 # # 1

8. Keterampilan lain (seperti literasi komputer, keterampilan konstruksi khusus, dll.):


9. Sebutkan jabatan serupa yang dimiliki di masa lalu (seperti yang disebutkan pada poin 1).
Tahun mulai/durasi
Jabatan yang diduduki Proyek Negara
(tahun)
/

/
/
/
/

10. Pengalaman khusus dalam jenis konstruksi tender ini:


Jenis konstruksi Proyek Negara Durasi (tahun)
Seperti konstruksi perumahan,
jalan raya, rumah sakit dll.

11. Jumlah tahun pengalaman profesional: ________________


9. Sebutkan jabatan serupa yang dimiliki di masa lalu (seperti yang disebutkan pada poin 1).
Tahun mulai/durasi
Jabatan yang diduduki Proyek Negara
(tahun)
/

/
/
/
/

10. Pengalaman khusus dalam jenis konstruksi tender ini:


Jenis konstruksi Pr Negara Durasi (tahun)
Seperti konstruksi perumahan,
jalan raya, rumah sakit dll.

11. Jumlah tahun pengalaman profesional: ________________


12. Pengalaman profesional relevan yang tidak disebutkan pada poin 9. atau 10.
Jabatan yang diduduki Proyek Negara Durasi (tahun)

13. Nama, Jabatan, Perusahaan dan No. Telp. dari 3 Pembuat Keputusan:
13.1 ____________________________________________________
13.2 ____________________________________________________

13.3 ____________________________________________________
Tanggal, Tanda Tangan: __________________________________________
12. Pengalaman profesional relevan yang tidak disebutkan pada poin 9. atau 10.
Jabatan yang diduduki Proyek Negara Durasi (tahun)

13. Nama, Jabatan, Perusahaan dan No. Telp. dari 3 Pembuat Keputusan:
13.1 ____________________________________________________
13.2 ____________________________________________________

13.3 ____________________________________________________
Tanggal, Tanda Tangan: __________________________________________
Formulir 13 Kualifikasi Teknis – Program dan Rencana Kerja
Berikan garis besar singkat mengenai program Anda untuk penyelesaian pekerjaan sesuai dengan
metode konstruksi yang diusulkan dan waktu penyelesaian yang ditentukan.
Tanggal, Tanda Tangan: __________________________________________
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN KANTOR CABANG PMI

LOKASI : KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

TAHUN ANGGARAN : 2020

A. UMUM

Metode pelaksanaan ini dibuat untuk memudahkan personil pelaksana proyek dalam
mengelola sumber daya yang ada (sumber daya manusia, waktu, material, dan uang).
Secara umum, pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan pekerjaan persiapan, diantaranya
pembuatan kantor direksi, kantor dan gudang kontraktor, barak kerja yang dilengkapi
dengan perlengkapan standar. Setelah pekerjaan persiapan dilaksanakan, maka mobilisasi
tenaga dan peralatan yang dapat dilaksanakan segera dilakukan dan selanjutnya
dilaksanakan pekerjaan fisik yang dapat dikerjakan sesuai dengan sumber daya yang sudah
tersedia. Semua pekerjaan yang dilaksanakan selalu didahului dengan pengukuran
bersama, persetujuan gambar kerja dan berdasar ijin pelaksanaan pekerjaan yang
diketahui oleh pihak yang terkait (pihak kontraktor, direksi dan pihak lain yang mewakili
pihak direksi). Selama proses penerimaan bahan untuk pelaksanaan pekerjaan, proses
pelaksanaan maupun terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan selalu melalui tahapan
pemeriksaan yang berupa inspeksi (pengecekan visual, pengecekan elevasi, dsb) atau test
(misalnya pengecekan mutu beton, kepadatan tanah, dll). Semua bahan yang digunakan
dalam pekerjaan ini, seperti yang ditentukan dalam dokumen kontrak harus melalui proses
persetujuan dari pihak direksi atau pihak lain yang mewakili pihak direksi, dengan cara
pihak kontraktor menyerahkan contoh bahan, menyerahkan brosur bahan yang akan
dipakai, tergantung dari jenis bahan yang akan dimintakan persetujuannya. Pada tahap
akhir perlaksanaan diadakan kembali pengecekan hasil perkerjaan yang telah diselesaikan
sebelum diserahkan ke pihak direksi. Jumlah waktu pelaksanaan pekerjaan yang kami
estimasi berdasarkan hasil hitungan kami yaitu Selama Lima Bulan , dengan lingkup
perkerjaan sebagai berikut :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

II. PEKERJAAN TANAH

III. PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH

IV. PEKERJAAN BETON BERTULANG

V. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

VI. PEKERJAAN PLAFOND

VII. PEKERJAAN ATAP DAN RANGKA ATAP

1
VIII. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

IX. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING

X. PEKERJAAN PENGECATAN

XI. PEKERJAAN SANITAIR

XII. PEKERJAAN LAIN-LAIN

XIII. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING

XIV. PEKERJAAN ELECTRONIC

XV. PEKERJAAN MECHANICAL

XVI. PEKERJAAN PLUMBING

Sebelum memulai perkerjaan fisik proyek, kepada Instansi setempat diberitahukan secara
resmi bahwa kontraktor akan memulai pekerjaannya dengan memberikan informasi sarana
dan prasarana yang akan dipakai dan diperkirakan berhubungan dengan kepentingan
umum. Selanjutnya di area proyek dipasang ulang informasi proyek atau papan nama
disamping logo perusahaan kontraktor. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kontraktor
akan melaporkan kepada PT. Jamsostek setempat tentang rencana pemakaian tenaga kerja
pada proyek ini, kemudian kontraktor menyampaikan hasilnya kepada pihak direksi.

B. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Dengan berusaha seoptimal mungkin untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja
diharapkan produktivitas tenaga kerja dapat lebih meningkat dan diharapkan tingkat
penyelesaian proyek dapat lebih cepat dari yang ditentukan schedule. Untuk keselamatan
kerja, setiap pekerja dilengkapi dengan helm pengaman, sarung tangan, sepatu kerja,
safety belt sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing pekerjaan. Pada bagian mesin dan
alat yang mudah atau rawan terhadap kecelakaan kerja, akan dibuat pengaman/pagar yang
diperlukan. Untuk kesehatan kerja dibuat tempat-tempat sampah agar tidak berserakan
dan bila sudah penuh dibuang keluar area proyek. Potongan kayu dan besi sisa
ditempatkan tersusun rapi, agar tidak menganggu kelancaran perkerjaan. Penyediaan obat-
obatan P3K bagi pekerja yang terluka atau mendapat kecelakaan kerja di proyek disediakan
obat-obatan yang ditempatkan secara khusus dan selalu ditambah bila ada obat yang
kurang. Apabila keadaan pekerja yang mendapat kecelakaan tersebut memerlukan
perawatan yang lebih, maka segera dibawa ke rumah sakit yang terdekat, adapun Pra
Rencana Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Kontrak (PRA - RK3K) akan kami lampirkan
pada Metode Pelaksnaan Pekerjaan.

 Penyiapan K3
 Kami akan melaksanakan Program Rencana Pra K3K atau Sistem
Pengendalian Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (SMK3L) agar terciptalah pekerjaan- pekerjaan yang
berkualitas tinggi berdasarkan mutu pekerjaan sesuai dengan
2
Spesifikasi Teknis dan gambar kerja, sehingga tidak ada keluhan dari
Pemilik Pekerjaan.

 Rencana K3 Kontrak yang dibuat juga akan terus dipantau untuk


meminimalisir kecelakaan kerja dan ke semua pekerjaan yang dilakukan
keselamatan kerja akan diutamakan.

C. PENEMPATAN MATERIAL DILOKASI (Material On Site)

Penempatan bahan-bahan untuk keperluan pekerjaan diatur sedemikian rupa sehingga


mudah diambil dan tidak menganggu kelancaran pekerjaan. Khusus untuk bahan yang
mudah terbakar, mudah patah, mudah rusak akibat udara terbuka misalnya semen akan
dibuatkan tempat khusus yaitu sebuah gudang yang tertutup dan dibawahnya diberi
bantalan kayu agar tidak tercemar oleh uap tanah. Besi Beton diletakkan di atas ba lok kayu
agar tidak mengenai langsung dengan tanah dan dikelompokkan sesuai dengan ukurannya
kemudian selalu ditutup terpal atau lembaran plastic. Bahan kayu ditempatkan pada
daerah terlindung atau ditutup dengan lembaran plastik agar tidak terjadi perubahan
bentuk akibat panas matahari atau lapuk akibat air hujan.

D. PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN

Secara internal, maka selalu diadakan pekerjaan inspeksi dan test, bak pada awal
pekerjaan, pada saat proses pekerjaan maupun pada akhir pekerjaan. Proses pengendalian
mutu pekerjaan ini dimulai dengan pembuatan rencana mutu (untuk membantu personil
pelaksana proyek agar mengetahui persyaratan mutu sesuai hasil JMD yang ditetapkan
sesuai dengan pelaksanaan JMF inspeksi dan test terhadap bahan/material maupun produk
atau hasil kerja sampai ke saat serah terima kedua. Pada awal pelaksanaan proyek, seluruh
penerimaan syarat (Accepted Criteria) yang terdapat dalam dokumen kontrak dituangkan
dalam suatu catatan mutu penerimaan syarat. Selanjutnya catatan mutu penerimaan
syarat ini dipakai sebagai dasar dalam melaksanakan inspeksi dan test terhadap
bahan/material maupun terhadap produk atau hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan
(kekuatan beton, kepadatan tanah, elevasi pagar, dll). Secara internal bahan/material
maupun produk atau hasil kerja yang tidak sesuai dengan penerimaan syarat tersebut akan
ditolak oleh personil pelaksana pengedali mutu kami. Langkah-langkah yang dilaksanakan
dalam pembelian suatu bahan/material agar terjamin sesuai dengan dokumen kontrak
adalah sebagai berikut:

 Mencatat penerimaan syarat dari seluruh bahan yang ada pada dokumen kontrak
dalam suatu mutu penerimaan syarat.

 Meminta ijin kepada pihak direksi atau yang mewakilinya sebelum membuat order
pembelian bahan tersebut. Prosedur permintaan ijin ini dapat dengan jalan
mengirimkan contoh barang/material, brosur bahan/material ataupun mengirimkan
hasil tes dari bahan/material tersebut.

 Setelah bahan/material tersebut diijinkan oleh pemberi kerja atau yang mewakilinya
untuk digunakan dalam proyek ini, maka personil pengadaan bahan/material baru
3
dapat membuat order pembelian untuk barang/material tersebut. Setelah order
material/bahan mulai masuk, seluruh bahan/material yang masuk tersebut selalu
melewati proses inspkesi atau test. Setiap terjadi kesalahan prosedur, hasil pekerjaan
bermutu jelek, atau apapun yang dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi, maka
pihak kami selalu akan menindak lanjuti dengan penyelidikan, sehingga dapat
diketahui penyebab kesalahan/kegagalan konstruksi untuk selanjutnya dicarikan jalan
keluarnya bersama dengan pihak direksi.

METODE PELAKSANAAN yang akan diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan


PEMBANGUNAN KANTOR CABANG PMI KOTA PALU diatas akan kami uraikan sesuai
dengan standar pelaksanaan konstruksi baik dari segi Arsitektur, Sipil, Mekanikal Elektrikal
Dan Sanitasi/ Plumbing serta peraturan peraturan lain yang berlaku dibawah ini :

1) Administrasi
 Setelah SPPBJ diterbitkan, Kontraktor mengajukan Jaminan Pelakasanaan sesuai
yang dipersyaratkan dalam Dokumen Lelang (5% dari nilai penawaran
terkoreksi).
 Penandatanganan Kontrak dilakukan setelah Kontraktor menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan.
 Pengajuan Uang Muka diajukan oleh Kontraktor setelah penandatanganan surat
perjanjian kerja (SPK) sesuai dengan yang dipersyaratkan pada Dokumen Lelang.
 Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah Penandatanganan surat perintah
kerja (SPK), pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan pembangunan
fisik secara nyata di lapangan. Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor /
Pemborong yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara
nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh
Panitia / Owner.

2) Pengusulan Tenaga Untuk kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan


pelaksana yang dianggap memadai sebagai penanggung jawab penuh dan dengan
wewenang penuh dilapangan. Pelaksana harus memenuhi kualifikasi minimal
sebagai Tenaga Ahli yang berpengalaman dalam Pembangunan gedung yang
ditunjukkan dalam Curriculum Vitae yang bersangkutan. Kontraktor harus
mengajukan Curriculum Vitae Site Manager yang bersangkutan untuk memperoleh
persetujuan tertulis dari Direksi. Direksi Proyek/Konsultan Pengawas berhak untuk
menolak/meminta agar personil Site Manager dan Personil Kontraktor lainnya
diganti jika ternyata dianggap tidak memenuhi kualifikasi atau tidak bisa bekerja
sama membentuk team work demi suksesnya proyek ini.

3) Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan


dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta kepada Kontraktor untuk
mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin
mutu dan ketepatan pekerjaan. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan
dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Sebagai gambaran,
peralatan minimal yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
1. Excavator Mini
2. Dump Truck
4
3. Truck Mixer + Concrete Pump
4. Concrete Mixer
5. Concrete Vibrator
6. Stamper
7. Water Tank
8. Scafolding
9. Genset
10.Peralatan Tukang Batu
11.Peralatan Tukang Atap Baja Ringan
12.Peralatan Tukang Besi
13. Peralatan Tukang Cat
14. Dan alat-alat lainnya yang diperlukan
 Alat-alat pertukangan sederhana wajib dimiliki oleh setiap tukang Dan alat-
alat lainnya yang diperlukan Jenis, jumlah, kondisi dan disesuaikan dengan
jenis pekerjaan yang akan dilaksankan.
 Penggunaan Alat Kerja serta Alat Bantu dalam menunjang pelaksanaan
pekerjaan dibagi berdasarkan Kelompok kerja tiap – tiap unit Bangunan yang
akan dikerjakan.

15. Persyaratan Khusus


 Standar-standar yang berlaku
Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti
dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam
Persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standardisasi Nasional Indonesaia
(SNI) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis -jenis
pekerjaan yang bersangkutan yaitu :
1. PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
2. NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia.
3. NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.
4. NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
5. SNI 2847 2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung
6. SK.SNIS-04-1989-F : Spesifikasi Bahan Bangunan
7. SK.SNIS-05-1989-F : Spesifikasi Bahan Bangunan
8. SK.SNIS-06-1989-F : Spesifikasi Bahan Bangunan

9. PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.


10. PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.
11. PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di
Indonesia.
12. SII : Standar Industri Indonesia.
13. SK SNI T-15-1991-03 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
( PBI-1991 )
14. AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.

Serta :
 Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
5
 Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan
Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang
penanggulangan bahaya kebakaran.

Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di


atas, maka berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun
dari negara asal produsen bahan / material / komponen yang bersangkutan.

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini


:
 Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar
Kerja, RKS, BQ, BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak).
 Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong dan sudah
disetujui / disahkan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor yang diwakili oleh Site


Manager harus memberikan rencana tertulis mengenai Metode
Pelaksanaan. Metode pelaksanaan harus dipresentasikan dihadapan Direksi,
Konsultan Perencana dan konsultan pengawas. Hasil dari presentasi metode
pelaksanaan setelah disetujui bersama oleh Direksi, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas merupakan keputusan yang mengikat didalam
pelaksanaan pekerjaan ini.

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan, terdiri dari beberapa jenis item pekerjaan yang meliputi :
 Uitzet dan Bouwplank
 Sewa barak Kerja/Direksi Keet
 Administrasi & Dokumentasi
 Alat Bantu Kerja
 Pagar pengaman
 Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (RK3K)
 Pembersihan lahan dan sisa sisa pembongkaran bangunan
Berikut jenis pekerjaannya :

 Pembuatan Papan Proyek


 Kontraktor wajib membuat papan nama proyek dengan isi/tulisan sesuai
format yang telah ditentukan, papan nama proyek harus dipasang pada lokasi
yang mudah terlihat oleh masyarakat sesuai dengan Spesifikasi Teknis.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor lebih dulu membuat pagar untuk
pengaman, atas biaya kontraktor.

6
 Laboratorium uji Bahan
 Untuk melakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam pelaksanaan peke rjaan ini,
maka kami akan menggunakan laboratorium yang ditunjuk oleh pemilik pekerjaan.
adapun pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
- Pengujian untuk Material yang akan digunakan pada pekerjaan Beton

 Pekerjaan Pembersihan dan Perataan Lahan


 Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran dan Pembersihan Lokasi, kami akan
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis untuk meminta persetujuan
(Request) untuk memulai pekerjaan dan setelah mendapatkan persetujuan dari
direksi maka kami akan memulai pekerjaan dengan tahapan pelaksanaan
sebagai berikut :
- Merencanakan langkah-langkah pengamanan K3 untuk semua pekerja yang
berada di tempat kerja sebelum memulai kegiatan pembongkaran
- Melakukan engineering survey, antara lain mencakup :
 Melihat kondisi struktur yang akan di bongkar termasuk peninjauan atas
kekuatan bangunan, bagian yang tidak stabil dari bangunan dan
kemungkinan collapse.
 Merencanakan metode, peralatan dan tenaga yang akan dipergunakan
untuk pembongkaran serta untuk pengamanan kepentingan publik.
 Menetapkan perangkat K3 kedalam setiap tahap kegiatan, antara lain :
jaring pengaman, rambu / tanda peringatan, alat pelindung diri dll.
 Merencanakan metode, peralatan dan tenaga yang akan dipergunakan
untuk pembongkaran serta untuk pengamanan kepentingan publik.
- Mengunakan alat pelindung diri yang sesuai, helm, sepatu bot, sarung
tangan, masker dsb.
- Memasang barikade, pagar pengaman agar orang tidak melewati area
bongkaran.
- Pembongkaran dimulai dengan :
 Memindahkan benda-benda yang mudah dilepas, misalnya pintu,
jendela dan atap seng.
 angunan yang menjorok keluar.
 Bagian atas bangunan dan diteruskan ke arah bawah.
 Pembongkaran dinding dan pasangan batu bata harus dilakukan lapis
demi lapis dan bertahap .
 Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll)
tidak dapat digunakan kembali untuk pekerjaan baru, disimpan dan
diserahkan kembali kepada Pihak Direksi dengan diketahui oleh
Konsultan Pengawas dengan disertai daftar/list item barang barang
tersebut.
- Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi
pekerjaan (proyek).
- Lokasi pekerjaan dibersihkan dari sisa-sisa material hasil
pembongkaran, kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah
bekas galian / timbunan diratakan serta diangkut keluar lokasi

7
pekerjaan.
 Pekerjaan pembersihan dan perataan lahan dilaksanakan sebelum item
pekerjaan lainnya seperti pemasangan bouwplank dll. Dalam pembersihan dan
perataan lahan dari gangguan baik itu gundukan pohon-pohon, akar pohon,
semak belukar baik secara mekanik maupun manual.

 Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


 Sebelum memulai pekerjaan, akan dilakukan pekerjaan pengukuran untuk
memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan komponen-komponen
pekerjaan tertentu seperti ditunjukan dalam gambar. Pengukuran meliputi
pengukuran/penentuan koordinat dan elevasi. Koordinat dan elefavasi titik
yang diperlukan, ditentukan berdasarkan titik rujukan (Bench Mark) seperti
ditunjukan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi teknis. Dibawah
pengamatan konsultan pengawas, kami akan membuat titik Duga, titik duga
tersebut dijaga kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan
berlangsung dan tidak akan dibongkar tanpa seizin dari konsultan pengawas,
kami akan menambahkan titik duga jika diperlukan oleh direksi/konsultan
pengawas, selama pelaksanaan pekerjaan, surveyor/juru ukur akan selalu stand
by di lokasi pekerjaan lengkap dengan peralatannya. Semua pekerjaan yang
akan dimulai harus diukur/bidik ulang sebelum diizinkan secara tertulis oleh
direksi untuk dilaksanakan. Bouwplank dibuat dan dipasang sedemikian rupa
sehingga mempunyai elevasi (rujukan) tertentu yang letaknya jauh dari
kegiatan pelaksanaan yang dapat mengganggu, merusak dan merubah
elevasinya. Konstruksi maupun dimensi bench mark akan ditentukan kemudian
oleh Direksi.

 Administrasi dan Dokumentasi


 Jika kami keluar sebagai pemenang pelelangan, maka setelah kami menerima Surat
Penunjukan Penyedia Jasa. Serta Dokumen Pelelangan Umum guna terdapat suatu
ikatan kerja sama diantara kami selaku Penyedia Jasa dengan Pengguna Anggaran
serta melakukan penggandaan administrasi kontrak sesuai kebutuhan yang
diperlukan.
 Dalam setiap pelaksanaan kegiatan dilapangan kami mengambil photo dokumentasi
serta pengajuan asbuild drawing dan menyerahkan kepada pengawas dan Direksi
mengenai kemajuan pekerjaan pada lokasi yang telah ditentukan oleh pengawas
dan Direksi selama masa kontrak. Photo diambil pada waktu awal/sebelum
pelaksanaan, sedang dalam pelaksanaan dan telah selesainya pelaksanaan
pekerjaan, serta pada waktu lain yang ditentukan oleh pengawas dan Direksi.
 Photo-photo tersebut juga menjadi indikator dalam penilaian kemajuan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang mencerminkan setiap item pekerjaan fisik
dan non fisik yang tercantum dalam RAB kontrak. Dalam proses pengambilan photo
dokumentasi pihak kami merujuk kepada arahan dari pengawas dan Direksi.

8
Progress/Laporan

a. Kami membuat program pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat kontrak dengan


menggunakan CPM network, program tersebut kami buat dalam dua bentuk yaitu

bar chart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan, antara lain mencerminkan :
- Mulai, tanggal paling awal
- Selesai, tanggal paling akhir
- Waktu yang diperlukan.
- Waktu float
- Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.
b. Aktifitas yang terlihat pada program kami sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan juga kelonggaran
dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.

c. Dalam pelaksanaan pembuatan administrasi progress dan pelaporan, kami


membuat dan mencatat segala aktifitas kegiatan lapangan dalam beberapa bagian :

- Laporan Harian

Dimana laporan tersebut merupakan laporan harian atas setiap bagian pekerjaan
yang diminta oleh pengawas dan Direksi dalam bentuk yang disetujui pengawas
dan Direksi. Laporan dimaksud memuat data-data ; keadaan cuaca, jumlah
tenaga staf dan buruh yang dipekerjakan serta sesuai ketrampilannya, jumlah
bahan-bahan ditempat pekerjaan, jumlah bahan yang sedang dipesan, volume
kemajuan pekerjaan, persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data
percobaan laboratorium, kecelakaan kerja dan informasi yang lain berkaitan erat
dengan kemajuan pekerjaan.

- Laporan Mingguan

Memuat rekapitulasi kemajuan volume dari pelaksanaan kegiatan fisik dan non
fisik yang tercantum pada RAB yang telah dicatat pada laporan harian, dan untuk
disampaikan kepada Direksi guna disetujui dan juga untuk perbaikan apabila
terdapat kesalahan dalam penulisannya.

- Laporan Bulanan

Memuat rekapitulasi kemajuan volume dari pelaksanaan kegiatan fisik dan non
fisik yang tercantum pada RAB yang telah dicatat pada laporan harian, dan
laporan mingguan untuk disampaikan kepada pengawas dan Direksi guna
disetujui dan juga untuk perbaikan apabila terdapat kesalahan dalam
penulisannya

 Pekerjaan Dokumentasi dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan sejak


dimulainya pekerjaan dengan pendokumentasian (foto 0% s/d 100%) dimana
mencantumkan semua item pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.

9
 Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat , Laporan Harian mengenai segala
hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, baik bersifat teknis maupun
administratif.
 Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
 Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas
Lapangan dari Konsultan Pengawas.
 Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya berdasarkan realisasi
Progres kontraktor selama pekerjaan, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek

 untuk bahan monitoring serta menjadi acuan instansi terkait dalam proses
Pencairan keuangan dengan mengacu pada Progres tersebut.

 Direksi Keet, Los Kerja dan Gudang Bahan.


 Direksi Keet ( Los Pengawas )
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas)
untuk keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan
semi permanen seluas 9 m2 ( Ruang Konsultan Pengawas dan Ruang Rapat
), lantai diplester, dinding tripleks / papan / asbes, diperlengkapi dengan
kursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor /
Pemborong dapat memanfaatkan sementara ruangan/lokasi pada area
bangunan yang belum/tidak dibongkar yang akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
 Kantor Kontraktor, Los Kerja Dan Gudang Bahan.
Kontraktor atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Pemborong di
lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci
untuk menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya / lokasinya akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas / Personalia Proyek.

Direksi Keet dan Kantor Kontraktor yang dibuat oleh Kontraktor, setelah
selesai pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan tersebut akan ditentukan
pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat
memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk segera
membongkarnya dan membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya
diserahkan kepada Proyek.

 Mobilisasi Peralatan atau alat bantu kerja


 Mobilisasi peralatan adalah mendatangkan peralatan – peralatan yang
diperlukan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui oleh
Direksi Teknis.
 Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang didasarkan atas peralatan yang
diajukan dalan dokumen penawaran serta alat penunjang lainnya yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Untuk kebutuhan perlatan kerja dibagi berdasarkan kelompok kerja pada tiap –
tiap bangunan.

10
 Untuk personil kami akan memobilisasi sesuai dengan jumlah yang
dipersyaratkan, adapun penempatan posisi sesuai struktur organisasi dibawah
ini :

STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN :

Site
Manager

PETUGAS
QUALITY Pelaksana
Administrasi CONTROL K3 Logistik
Lapangan
Kostruksi

Tukang Batu, Tukang


Kayu, Tukang Besi dan
Tukang Listrik

 Tempat Penimbunan Material (material on site) dan Peralatan

 Pekerjaan ini berupa penyediaan tempat sementara guna keperluan


penimbunan bahan - bahan bangunan dan penyimpanan alat – alat untuk
keperluan proyek. Lokasi untuk keperluan ini harus dipilih sedemikian rupa
sehingga aman dari pengaruh alam dan manusia serta harus mudah
pencapaiannya dan tidak mengganggu aktifitas lainnya.
 Pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:
- Lokasi tempat penimbunan (material on site) ditempatkan berdasarkan unit-
unit bangunan sehingga mudah pencapaiannya berdasarkan setiap
kelompok kerja yang ditempatkan pada masing – masing bangunan dan akan
ditentukan oleh Direksi Teknis.
- Lokasi harus bebas dari banjir serta faktor lainnya yang mengganggu
penempatan material.
- Setelah selesai pelaksanaan pekerjaan, lokasi harus dibersihkan kembali.

 Air Kerja
 Untuk pelaksanaan kegiatan pekerjaan Kontraktor harus menyediakan air kerja
yang bersih dan memenuhi persyaratan – persyaratan teknis PUBI-1982, tidak
berbau, tidak mengandung kotoran, Lumpur, atau bahan organis lainnya. Air
11
dapat diperoleh langsung dilapangan atau bila tidak memungkinkan dapat
didatangkan dari luar proyek.
 Kontraktor harus menyediakan bak penampungan air yang dapat mencukupi
kebutuhan proyek.
 Direksi Teknis berhak menolak air kerja yang tidak memenuhi persyaratan
diatas.

 Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (RK3K)


A. Penerapan K3
Kegiatan K3 di lapangan Merupakan pelaksana Safety Plan yang harus dilaksanakan
kontraktor dalam setiap peroyek yang menyangkut beberapa kegiatan antara lain.
Kerjasama Dengan instansi yang terkait di lapangan Kerjasama dengan instansi yang
terkait dengan K3 sangat penting. Agar apabila ada masalah K3 dalam proyek
konstruksi yang sedang dikerjakan, masalahnya bisa cepat ditangani dengan baik.

1. Pengawasan Pelaksanaan K3
Pengawasan pelaksanaan K3 Meliputi kegiatan:
 Safety Patrol
Suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang melaksanakan petroli selama
kira- kira 1 atau 2 jam (tergantung lingkup proyek ) masing msing safty patrol
mencatat hal-hal yang memiliki resiko kecelakaan di lapangan,ketentuan patrol
bsa 1 kali dalam 1 minggu
 Safety supervisor
Petugas yang ditunuk oleh manager peroyek yang secara terus menerus
mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekeraan di lihat dari segi K3.
Safety supervisor berwenang menegur dan memberikan instruksi langsung
kepada kepala pelaksana yang mengandung bahaya terhadap keselamatan
kerja.
 Safety Meting
Rapat dalam peroyek yang membahas tentang hasillaporan dari Safety Patrol
maupun laporan dari Safety supervisor .

Pelaporan dan penanganan Kecelakaan.

• Pelaporan dan penanganan kecelakaan ringan

• Pelaporan dan penanganan kecelakaan berat

• Pelaporan dan penanganan kecelakaan Dengan Korban Meninggal dunia

• Pelaporan dan penanganan kecelakaan Peralatan berat.

2. Pelatihan Secara Umum


a. Pedoman Praktis Pelaksanaan keselamatan dan Kesehatan kerja pada
peroyek bangunan gedung.
b. Penanganan , penyimpanan dan pemeliharaan material
12
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Sipil
d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Finishing Luar
e. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
f. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Finishing Dalam
g. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Begesting
h. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Pembesian
i. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan sementara
j. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Begesting
k. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Rangka baja
l. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Struktur khusus
m. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Pembetonan
n. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Pondasi
o. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Pembongkaran
p. Dll
3. Perlengkapan dan Peralatan penunjang Program K3
a. Pemasangan bendera K3, Bendera RI, Bendera Perusahaan.
b. Pemasangan sign Board K3 yang berisikan selogan-selogan yang
mengingatkan akan perlunya bekerja dengan selamat, slogan dapat di pasang di
kantor proyek atau lokasi pekerjaan di lapangan.
c. Spanduk himbauan untuk mengikuti aturan pemerintah di tengah pandemic
Covid-19.
Sarana Untuk K3
a. Yang melekat pada tenaga kerja yaitu:
• Topi helm.
• Sepatu lapangan
• Sarung tangan untuk Pekerja tertentu
• Sabuk pengaman Untk Pekerja yang tinggi
• Masker Untuk Pekerjaan tertentu.
• Kaca Mata las Google
• Obat-Obat Untuk P3K

B. Skema Penerapan K3 Sesuai dengan Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam


Penyelenggaraan Konstruksi .
I. Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan COVID- 19
a. Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib membentuk Satgas Pencegahan COVID-
19 yang menjadi bagian dari Unit Keselamatan Konstruksi;
b. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada hurup a dibentuk oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut;
c. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada hurup a berjumlah
paling sedikit 5 (lima) orang yang terdiri ataş:
1). I (satu) Ketua merangkap anggota; dan
2). 4 (empat) Anggota yang mewakili Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.
d. Satgas Pencegahan COVID-19 memiliki tugas, tanggung jawab, dan kewenangan
untuk melakukan:
1). Sosialisasi,
2). pembelajaran (edukasi),
3). promosi teknik,
4). metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan,

13
5). berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID- 19 untuk melakukan
Identifikasi Potensi Bahaya COVID19 di lapangan,
6). pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada semua
pekerja dan tarnu proyek,
7). pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian mobilisasi/
demobilisasi pekerja,
8). pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja,
9). pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan,
10). melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif
dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan merekomendasikan
dilakukan penghentian kegiatan sementara .
II. Identifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di lapangan.
a. Satgas Pencegahan COVID-19 berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan
COVID- 19 Kementerian PUPR untuk menentukan: I) Identifikasi potensi risiko
lokasi proyek terhadap pusat sebaran penyebaran COVID- 19 di daerah yang
bersangkutan; 2) Kesesuaian fasilitas kesehatan di Lapangan dengan protokol
penanganan COVID- 19 yang dikeluarkan Oleh Pemerintah; 3) Tindak lanjut
terhadap Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
b. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut teridentifikasi : 1). Memiliki
risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di pusat sebaran, 2). Telah ditemukan
pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP); atau 3).
Pimpinan Kementerian/Lembaga/Instansi/KepaIa Daerah telah mengeluarkan
peraturan untuk menghentikan kegiatan sementara akibat keadaan kahar, Maka
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan sementara akibat
Keadaaan Kahar;
c. Penghentian Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana di maksud huruf b
diatas dilakukan sesuai ketentuan pada Lampiran II ( TINDAK LANJUT TERHADAP
KONTRAK PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI) Yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Instruksi Menteri ini.
d. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut karena sifat dan urgensinya
tetap harus dilaksanakan sebagai bagian dari penanganan dampak sosial dan
ekonomi dari COVID- 19, maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat
diteruskan dengan ketentuan:
1). Mendapatkan persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
2). Melaksanakan protokol pencegahan COVID- 19 dengan disiplin tinggi dan
dilaporkan secara berkala Oleh Satgas Pencegahan COVID- 19;
3). Menghentikan sementara ketika terjadi (Telah ditemukan pekerja yang positif
dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) untuk melakukan
penanganan sesuai protokol Pemerintah.
III. Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik kesehatan di
lapangan yang dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, antara Iain
tabung oksigen, pengukur suhu badan nir-sentuh (thermoscan), pengukur
tekanan darah, obat-obatan, dan petugas medis;
b. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki kerjasama operasional
perlindungan kesehatan dan pencegahan COVID- 19 dengan rumah sakit dan/
atau pusat kesehatan masyarakat terdekat untuk tindakan darurat (emergency) ;

14
c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan antara
lain: pencuci tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker dikantor dan
lapangan bagi seluruh pekerja dan tamu; dan
d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan
nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja.
IV. Pelaksanaan Pencegahan COVID-19 di lapangan
a. Satgas Pencegahan COVID-19 memasang poster flyers) baik digital maupun fisik
tentang himbauan/anjuran pencegahan COVID- 19 untuk disebarluaskan atau
dipasang di tempat-tempat strategis di lokasi proyek;

b. Satgas Pencegahan COVID- 19 bersama petugas medis harus menyampaikan


penjelasan, anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan COVID-19 dalam
setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety morning talk) ;

c. Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff) melaksanakan


pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan setiap pagi, siang,
dan sore;

d. Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu) yang
terindikasi memiliki suhu tubuh 38 derajat Celcius datang ke lokasi pekerjaan;

e. Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP)


COVID-19, pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna Jasa dan/
atau Penyedia Jasa paling sedikit 14 hari kerja.

f. Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi


dan penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan kerja;
dan

g. Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan


disinfektan, serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja
yang pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga kerja yang terpapar telah
selesai.

h. Mekanisme Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease2019


(COVID19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

15
 Pekerjaan Pembersihan dan Perataan Lahan
 Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran dan Pembersihan Lokasi, kami akan
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis untuk meminta persetujuan
(Request) untuk memulai pekerjaan dan setelah mendapatkan persetujuan dari
direksi maka kami akan memulai pekerjaan dengan tahapan pelaksanaan
sebagai berikut :
- Merencanakan langkah-langkah pengamanan K3 untuk semua pekerja yang
berada di tempat kerja sebelum memulai kegiatan pembongkaran
- Melakukan engineering survey, antara lain mencakup :
 Melihat kondisi struktur yang akan di bongkar termasuk peninjauan atas
kekuatan bangunan, bagian yang tidak stabil dari bangunan dan
kemungkinan collapse.
 Merencanakan metode, peralatan dan tenaga yang akan dipergunakan
untuk pembongkaran serta untuk pengamanan kepentingan publik.
 Menetapkan perangkat K3 kedalam setiap tahap kegiatan, antara lain :
jaring pengaman, rambu / tanda peringatan, alat pelindung diri dll.
 Merencanakan metode, peralatan dan tenaga yang akan dipergunakan
untuk pembongkaran serta untuk pengamanan kepentingan publik.
- Mengunakan alat pelindung diri yang sesuai, helm, sepatu bot, sarung
tangan, masker dsb.
- Memasang barikade, pagar pengaman agar orang tidak melewati area
bongkaran.
- Pembongkaran dimulai dengan :
 Memindahkan benda-benda yang mudah dilepas, misalnya pintu,
jendela dan atap seng.
 angunan yang menjorok keluar.
 Bagian atas bangunan dan diteruskan ke arah bawah.
 Pembongkaran dinding dan pasangan batu bata harus dilakukan lapis
demi lapis dan bertahap .
Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll)
tidak dapat digunakan kembali untuk pekerjaan baru, disimpan dan
diserahkan kembali kepada Pihak Direksi dengan diketahui oleh
Konsultan Pengawas dengan disertai daftar/list item barang barang
tersebut.
- Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi
pekerjaan (proyek).
- Lokasi pekerjaan dibersihkan dari sisa-sisa material hasil
pembongkaran, kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah
bekas galian / timbunan diratakan serta diangkut keluar lokasi
pekerjaan.
 Pekerjaan pembersihan dan perataan lahan dilaksanakan sebelum item
pekerjaan lainnya seperti pemasangan bouwplank dll. Dalam pembersihan dan
perataan lahan dari gangguan baik itu gundukan pohon-pohon, akar pohon,
semak belukar baik secara mekanik maupun manual.

16
2. PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah meliputi beberapa item pekerjaan yang terdiri dari :

 Galian tanah
 Urugan tanah kembali dan pemadatan
 Pembuangan tanah di sekitar lokasi
 Galian Tanah Pondasi Footplat
 Galian Tanah Pondasi Batu Belah
 Urugan Tanah Kembali pondasi foot plat
 Urugan tanah kembali pondasi batu belah
 Urugan Pasir Dibawah Pondasi Batu Belah
 Urugan sirtu dibawah Pondasi Footplat

 Galian Tanah
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk foot plat dan pondasi batu kali
bangunan yang tertera/sesuai dalam gambar bestek perencanaan :
Pelaksanaan :

 Pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan bouwplank yang telah disetujui oleh
direksi teknis. Pekerjaan dimulai dengan galian pondasi foot plat sebagai titik
terdalam galian dan dilanjutkan untuk pekerjaan galian pondasi batu kali setelah
selesai pekerjaan pengecoran poor plat.
 Sebelum melakukan pekerjaan tanah, terlebih dahulu kami akan membersihkan
dasar yang akan dikerjakan dari sisa akar pohon maupun semak-semak serta
perintang yang ada dalam daerah kerja kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Pengawas. Setelahnya kami meminta persetujuan kepada direksi teknis untuk
melaksanakan pekerjaan.
 Galian tanah pondasi dilaksanakan secara mekanis (alat Berat) untuk mempercepat
proses galian dengan dimensi minimal sama dengan gambar atau maksimal sampai
mencapai tanah dasar/keras. Kecuali tanah dasar/keras melebihi dua kali dimensi
yang telah ditentukan, maka Direksi/Pengawas Teknik dapat mengambil
kebijaksanaan untuk merubah konstruksi dan atau dimensi tanpa mengurangi
kekuatan.
 Apabila saat penggalian berlangsung, didalam, didasar atau diluar alur galian pada
jarak 30 cm dari tepi dan 20 cm dari dasar diternukan batu-batu, batuan, beton,
pasangan, kayu dan benda-benda lain yang dapat menggangu pelaksanaan
pekerjaan, benda-benda tersebut harus digali, dibongkar, dicabut dan
disingkirkan/dibuang ketempat yang ditunjuk atau disetujui Direksi Teknis.
 Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 1 meter
dari tepi lubang galian dan apabila tanah yang digali mudah runtuh maka tanah
yang digali diberi kemiringan 1:5 atau sesuai instruksi pengawas lapangan agar
nantinya tanah yang telah digali tidak mudah runtuh.
 Jika pada galian terdapat air menggenang, akan dipompa keluar. Untuk ini kami
menyediakan pompa air yang siap untuk dipakai.
 Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkat keluar lokasi pekerjaan.

17
 Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan dalam gambar, maka
kelebihan pada galian akan diurug kembali dengan pasir.
 Pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal kerja yang telah
disepakati bersama dengan direksi kegiatan.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan

 Urugan Tanah Kembali


Uraian Pekerjaan :
 Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan urugan kembali tanah bekas galian pondasi baik
itu pondasi poor plat serta pondasi batu kali, setelah melakukan seluruh pekerjaan
pondasi ataupun pekerjaan struktur lainnya. Pekerjaan urugan kembali tanah bekas
galian dilaksanakan sesuai spesifikasi dan Gambar Rencana. Kesesuaian spesifikasi
yaitu tidak terdapatnya bahan yang mengandung unsur perusak konstruksi.

Bahan:
 Tanah untuk urugan kembali bekas galian harus bersih dari kotoran dan tidak
menggumpal. Bahan urugan kembali bekas galian harus sesuai dengan Gambar
Rencana dan sesuai dengan petunjuk Direksi. Bahan yang akan digunakan akan
diajukan terlebih dahulu kepada direksi teknis untuk mendapat persetujuan
penggunaan bahan tersebut. Bahan pengisi untuk daerah perkerasan dapat
diambil dari lapangan atau dari luar lapangan dan merupakan tanah yang baik
atau pasir yang disetujui oleh Direksi. Penghamparan dan pemadatan dilaksanakan
secara lapis demi lapis dengan tebal hamparan maksimal 20 cm dan kemudian
dipadatkan.

Pelaksanaan:
 pekerjaan urugan kembali bekas galian tanah pondasi dikerjakan dengan volume
yang sesuai dengan Gambar Rencana. Urugan kembali bekas galian dikerjakan
sesudah pekerjaan pondasi selesai dikerjakan dan dilaksanakan lapis demi lapis
dengan ketebalan maksimal 20 cm. Penghamparan lapisan berikutnya diperlukan
izin dari direksi teknis.
 Pekerjaan urugan kembali bekas galian dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi
poor plat dan pondasi batu kali selesai dan disetujui oleh direksi teknis untuk
melaksanakan pengurugan kembali bekasa galian. Pengurugan dilakkukuan secara
lalpis demi lapis dengan menggunakan alat stamper, agar didapatkan kepadatan
maksimal tanah bekas galian.

18
Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.
 Urugan pasir
Uraian Pekerjaan:
 Pekerjaan ini terdiri dari urugan pasir bawah pondasi terdapat pada pekerjaan
pondasi batu belah .
Bahan:
 Bahan urugan harus bersih dari kotoran dan tidak menggumpal. Bahan urugan
sesuai dengan spesifikasi yang mutu yang disyaratkan. Dimensinya disesuaikan
dengan Gambar Rencana dan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pelaksanaan:
 Urugan pasir harus dilakukan dibawah batu kali dengan tebal seusuai gambar dan
arahan direksi.
 Pasir harus diratakan dan dipadatkan dengan disiram air bersih.
 Pasir urug harus bersih dari kotoran dan akar-akar serta bagan lain yang dapat
merusak konstruksi diatasnya.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Urugan sirtu bawah pondasi


 Urugan sirtu bawah pondasi terdapat pada pekerjaan pondasi poorplat, pondasi
batu kali.
 Urugan pasir harus dilakukan dibawah pondasi poor plat/ batu kali yaitu 5 cm dan
atau sesuai gambar.
 Pasir harus diratakan dan dipadatkan dengan disiram air bersih
 Pasir urug harus bersih dari kotoran dan akar-akar serta bagan lain yang dapat
merusak konstruksi diatasnya.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.
19
 Pemadatan Urugan :
 Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pemadatan tanah yang dimaksudkan untuk
pemadatan tanah urugan sehingga lebih stabil dan tidak gerak. Pekerjaan
pemadatan tanah urugan, menggunakan alat yang sesuai dengan kapasitas
kepadatan tanah.

Peralatan:
 Peralatan yang digunakan untuk pemadatan tanah urugan yaitu dengan
menggunakan cara manual atau mekanis menggunakan alat stamper serta disiram
dengan air sampai betul-betul padat dan tidak ada lagi rongga yang akan
mengganggu mutu kostruksi.

Pelaksanaan:
 Dalam pelaksanaan pekerjaan pemadatan tanah urugan dikerjakan dengan
mengacu pada volume gambar rencana dan dilaksanakan lapis demi lapis agar
tercapai kepadatan maksimal yang diinginkan. Sebelum paamaadatan dilaksanakan
terlebih dahulu bahan yang digunakan ditunjukkan kepada direksi teknis untuk
mendapat persetujuan. Terutama terhadap bbahan yang didatangkan dari luar
lokasi pekerjaan. Bahan pengisi untuk daerah perkerasan dapat diambil dari
lapangan atau dari luar lapangan dan merupakan tanah yang baik atau pasir
yang disetujui oleh Direksi. Penghamparan dan pemadatan dilaksanakan secara
lapis demi lapis dengan tebal hamparan maksimal 30 cm dan kemudian
dipadatkan. Penghamparan lapisan selanjutnya baru dapat dilaksanakan setelah
pemadatan lapisan bawah memenuhi persyaratan dan disetujui oleh Direksi. Untuk
pengurugan kembali galian pondasi, tebal hamparan maksimal 20 cm dan baru
dapat dilakukan setelah mendapat isin dari pengawas. Lapisan tanah urugan
dipdatkan mencapai 95 % dari kepadatan kering maksimum. Pemeriksaan
kepadatan di lapangan harus dilaksanakan untuk setiap hasil pemadatan seluas 50
m2 pada setiap lapisan pemadatan. Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan
pemadatan, tidak diperkenankan adanya genangan air diatas tanah atau sekitar
lapangan pekerjaan. Kami akan mengatur air sedemikian rupa agar aliran air hujan
atau dari sumber lain dapat berjalan dengan lancar, baik selama maupun sesudah
pekerjaan selesai. Kamiakan bertanggung jawab atas stabilitas timbunan tanah,
dan kami akan mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan
kelalaian kami atau akibat dari aliran air.
 Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan merupakan daerah
yang betul- betul seragam dan bebas dari permukaan yang tidak merata. Seluruh
lapisan akhir (finish grade) benar-benar memenuhi peil yang dinyatakan dalam
gambar. Bila diakibatkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan
material yang tidak lebih dari 30 cm, maka bagian atas timbunan tambahan
dihamparkan untuk selanjutnya dipadatkan sampai mencapai elefasi dan sesuai
dengan persyaratan teknis lainnya. Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi
syarat untuk bahan pengisi/timbunan, seluruh puing-puing reruntuhan dan
sampah-sampah segera disingkirkan dari dalam lokasi.

20
Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

3. PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH


Pekerjaan pondasi batu belah terdiri dari beberapa jenis item pekerjaan utama yaitu :

 Pek. Pasangan Aanstamping


Uraian Pekerjaan:

 Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pasangan aanstamping berupa pasangan


aanstamping pada tempat yang tercantum dalam gambar bestek yaitu sebagai
landasan pondasi batu kali.

Bahan:
 Pasangan aanstamping terdiri dari batu belah dan batu pecah yang ditempatkan
pada lapisan dasar sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang lebih jauh
detailnya tercantum dalam gambar atau menurut petunjuk direksi. Batu untuk
pasangan, digunakan batu dari alam, batu belah, dengan bentuk bersudut-sudut
tajam, keras, tidak kropos serta bersih dari kotoran, lumpur.

Pelaksanaan:

 Pada tahapan ini pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan galian


selesai dilaksanakan.

 Semua batu belah, batu pecah dan lapisan dasar yang dipakai untuk pasangan
aanstamping yang ditentukan akan disediakan sesuai dengan ketentuan batu dan
lapisan dasar dalam bab I bahan-bahan umum Pasangan batu kosong harus dibuat
pada pondasi yang kuat dan pada garis dan arah yang tercantum dalam gambar
atau sesuai dengan petunjuk direksi. Lobang-lobang pada pondasi harus diisi oleh
bahan yang baik dan dipadatkan pada tiap lapis, setebal 15 cm. Sebelum pasangan
batu kosong dilakukan pekerjaan urugan pasir terlebih dahulu setebal min 5
cm/sesuai gambar bestek pekerjaan dan pasangan batu kosong akan disusun
berdiri yaitu bagian terpanjang batu disusun secara vertikal. Bila pondasi telah
disetujui oleh direksi maka lapisan dasar sebagaimana tercantum dalam gambar
akan diletakkan dengan tebal yang sama dan cukup rata dan meskipun demikian
menjadi pondasi yang kuat untuk pemasangan batu belah dan batu pecah.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
21
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pasangan Pondasi Batu Kali


Uraian Pekerjaan:

 Pekerjaan pondasi harus didasarkan pengukuran dan papan bouwplank yang


teliti,sesuai dengan ukuran minimal dalam gambar. Pelaksanaan pekerjaan
mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat pada gambar-
gambar dan seperti yang dipersyaratkan atau sesuai arahan direksi teknis.

Bahan:
 Perubahan pada konstruksi pondasi diperbolehkan setelah mendapat persetujuan
dari direksi pekerjaan, ptp dan pemilik proyek. Batu kali dan pasir pasang sebagai
bahan baku ditunjukkan terlebih dahulu kemudian semen sebagai bahan pengikat
kepada direksi kegitan untuk mendapatkan persetujuan. Bahan berasal dari lokasi
sumber (quaary) yang telah ditunjukkan pada direksi teknis untuk mendapat
persetujuan penggunaan setiap jens bahan yang akan digunakan. Batu untuk
pondasi yang digunakan yaitu batu dari alam, batu belah, dengan bentuk
bersudut-sudut tajam, keras, tidak kropos serta bersih dari kotoran dan lumpur.

Pelaksanaan:

 Sebelum memulai pelaksanaan, garis benang sebagai patokan konstruksi diteliti


kembali (diukur) untuk menjaga keakurakan sesuai gambar rencana.
 Pondasi batu kali / batu belah dipasang dengan adukan 1 semen : 6 pasir.
 Pasangan pondasi batu belah dilakukan dengan ikatan yang baik, lubang antara
batu-batu besar selain diisi dengan adukan juga diberi batu pecahan yang kecil.
 Kesatuan pondasi dibuat kokoh sehingga tidak timbul keretakan atau penurunan
pada dinding, sehingga apabila terjadi hal tersebut. Maka akan menjadi tanggung
jawab kami dan akan diganti/diperbaiki atas biaya sendiri.
 Adukan yang digunakan selalu baru dan sesuai dengan persyaratan, adukan yang
tidak habis atau sudah mengeras tidak akan dipergunakan lagi dan akan dibuang.
 Batu kali / belah yang dipakai adalah jenis keras, bulat, tipis / kecil, batu karang
tidak boleh dipakai.
 pasir pasangan harus yang baik serta bersih. Campuran semen sebagai perekat
sebeluimnya diaduk dengan homogen. Mutu konstruksi akan dimintakan
persetujuan dari direksi teknis ataupun pengawas.
 Pada permukaan pondasi, akan diberi angker diameter 12 mm, panjang 40 cm
dengan ujung berbentuk L (siku).
 Pada saat pembuatan pondasi akan memperhatikan bukaan-bukaan atau lubang
yang diperlukan bagi keperluan pekerjaan utilitas yaitu saluran air kotor, plumbing
atau elektrikal.

22
Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

4. PEKERJAAN STRUKTUR

Pekerjaan struktur terdiri dari pekerjaan struktur bawah, struktur lantai 1, struktur lantai 2,
yang meliputi :

Beton Struktur Lantai 1


 Pondasi
- Beton K 175 bawah footplat
- Pondasi footplat P1
- Pondasi footplat P2
 Sloof
- Sloof praktis 12x20
- Sloof struktur type S1 20x30

 Kolom
- Kolom Praktis KP 15x15
- Kolom Struktur Type K1 30x30
 Meja Beton Pantry dan Wastafel Depan

Beton Struktur Lantai 2


 Kolom
- Kolom Struktur Type K1 30x30
- Kolom Struktur Type KS 30x30
 Balok
- Balok Struktur Type B1 25x30
- Balok Struktur Type BK1 25x30
- Lisplank Beton LPB
- Ringbalk 15/20
 Plat
- Beton Plat Lantai Lt 2 t=12 cm

 Pek. Pengecoran lantai kerja foot plat


Uraian Pekerjaan:

 Pekerjaan yang dilaksanakan untuk lantai kerja berupa pengecoran dengan mutu
K 175 digelar setebal 5 cm ditempatkan pada dasar landasan dengan
menghampar sirtu yang dipadatkan terlebih dahulu sesuai dengan spesifikasi
dan dikerjakan sedikit hingga menutup semua landasan pondasi beton serta

23
sesuai pada tempat yang tercantum dalam gambar bestek yaitu agar tidak
terjadi rembesan air pada pengecoran yang dapat mengakibatkan berkurangnya
mutu beton.

Bahan:
 Pengecoran lantai kerja terdiri dari pasir, kerikil semen serta air secukupnya
dengan campuran mutu K 175 yang ditempatkan pada lapisan dasar sesuai
dengan ketentuan dan persyaratan yang lebih jauh detailnya tercantum dalam
gambar atau menurut petunjuk direksi. Air yang digunakan harus bersih dari
bahan kimia serta dari kotoran lainnya begitu juga kerikil dan pasir yang
digunakan harus bersih dari kotoran dan lumpur.

Pelaksanaan :
 Sebelum pengecoran lantai kerja dihamparkan pasir urug terlebih dahulu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.
 Pekerjaan Foot Plat
Lingkup pekerjaan :
Foot plat beton 150 x 150 cm
Foot plat beton 130 x 130 cm
Persiapan :

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing Pekerjan Foot plat


 Mutu yang digunakan untuk Foot plat yaitu K 250
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi
beton, kawat beton, paku, air, dll.

24
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik,
gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
 Pekerjaan perawatan beton dengan curing beton atau menyiram beton dengan air
bersih agar kelembapan dari beton tetap terjaga.

Bahan:
 Bahan semen/PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi yang
termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan.
 Batu Split/Kerikil. Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih
serta tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang
cukup banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus
memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989.
 Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya air
tersebut dapat diminum.
 Bahan Pembantu (Admixture). Atas pilihan Kontraktor atau permintaan
Direksi/Konsultan Pengawas, bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran
beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan
mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor.
Bahan pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan
petunjuk penggunaan dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN
PEMBANTU” sesuai dengan SNI 03-2495-1991. Jumlah penggunaan PC dalam
adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidak adanya penggunaan
bahan pembantu dan pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
 Besi Tulangan. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan
gambar rencana dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang
akan digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar dan Besi
untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan
udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk. Pengikat tulangan beton
harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.
Dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap pakai
(ready mix concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton
yang dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran
dilaksanakan.
 Bekisting
- Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi
adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan
yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang
memadai untuk seluruh bekisting.

- Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor


untuk membuat shop drawing dari bekisting.
- Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
25
- Papan bekisting harus terbuat dari plywood, papan yang rata dan halus, dalam
keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
- Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting
harus demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang
masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi.

Pelaksanaan:

 Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan yaitu dengan memperhatikan level atau


dimensi yang akan dicor untuk mengantisipasi kekurangan volume yang dapat
mengakibatkan berkurangngnya kekuatan beton serta memperhatikan kelurusan
bekisting dan lot bekisting harus diperhatikan. Dan memperhatikan tinggi jatuh
tremi agar tidak terjadi segregasi.

 Pemadatan dan Penggetaran


 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
 Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum
7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam
waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama
dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada
bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
 Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.

 Pekerjaan perawatan beton


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram
/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Sloof
Lingkup pekerjaan :
Sloof praktis 12 x 20
Sloof Struktur S1 20 x 30
Persiapan :

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing Pekerjan Sloof.


26
 Mutu yang digunakan untuk sloof 20x30 yaitu K 250 .
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi
beton, kawat beton, paku, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik,
gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
 Pekerjaan perawatan beton dengan curing beton atau menyiram beton dengan air
bersih agar kelembapan dari beton tetap terjaga.

Bahan:
 Bahan semen/PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi yang
termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan.
 Batu Split/Kerikil. Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih
serta tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang
cukup banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus
memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989.
 Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya air
tersebut dapat diminum.
 Bahan Pembantu (Admixture). Atas pilihan Kontraktor atau permintaan
Direksi/Konsultan Pengawas, bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran
beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan
mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor.
Bahan pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan
petunjuk penggunaan dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN
PEMBANTU” sesuai dengan SNI 03-2495-1991. Jumlah penggunaan PC dalam
adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidak adanya penggunaan
bahan pembantu dan pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
 Besi Tulangan. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan
gambar rencana dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang
akan digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar dan Besi
untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan
udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk. Pengikat tulangan beton
harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.
Dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap pakai
(ready mix concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton
yang dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran
dilaksanakan.
 Bekesting
- Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi
adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan
yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang
memadai untuk seluruh bekisting.
27
- Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor
untuk membuat shop drawing dari bekisting.
- Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
- Papan bekisting harus terbuat dari plywood, papan yang rata dan halus, dalam
keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
- Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting
harus demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang
masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi.

Pelaksanaan:

 Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan yaitu dengan memperhatikan level atau


dimensi yang akan dicor untuk mengantisipasi kekurangan volume yang dapat
mengakibatkan berkurangngnya kekuatan beton serta memperhatikan kelurusan
bekisting dan lot bekisting harus diperhatikan. Dan memperhatikan tinggi jatuh
tremi agar tidak terjadi segregasi.

 Pemadatan dan Penggetaran


 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
 Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum
7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam
waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama
dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada
bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
 Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.

 Pekerjaan perawatan beton


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram
/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Beton Kolom Lantai 1 dan 2


Lingkup pekerjaan :
Kolom praktis KP 15x15
28
Kolom struktur type K1 30x30
Kolom struktur type KS 30x30

Persiapan :

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing Pekerjaan Kolom .


 Mutu beton yang digunakan untuk kolom yaitu K 250.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi
beton, kawat beton, paku, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik,
gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
 Pekerjaan perawatan beton dengan curing beton atau menyiram beton dengan air
bersih agar kelembapan dari beton tetap terjaga.

Bahan:
 Bahan semen/PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi yang
termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan.
 Batu Split/Kerikil. Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih
serta tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang
cukup banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus
memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989.
 Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya air
tersebut dapat diminum.
 Bahan Pembantu (Admixture). Atas pilihan Kontraktor atau permintaan
Direksi/Konsultan Pengawas, bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran
beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan
mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor.
Bahan pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan
petunjuk penggunaan dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN
PEMBANTU” sesuai dengan SNI 03-2495-1991. Jumlah penggunaan PC dalam
adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidak adanya penggunaan
bahan pembantu dan pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
 Besi Tulangan. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan
gambar rencana dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang
akan digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar dan Besi
untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan
udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk. Pengikat tulangan beton
harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.
Dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap pakai
(ready mix concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton
yang dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran
29
dilaksanakan.
 Bekesting
- Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi
adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan
yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang
memadai untuk seluruh bekisting.

- Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor


untuk membuat shop drawing dari bekisting.
- Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
- Papan bekisting harus terbuat dari plywood, papan yang rata dan halus, dalam
keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
- Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting
harus demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang
masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi.

Pelaksanaan:

 Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan yaitu dengan memperhatikan level atau


dimensi yang akan dicor untuk mengantisipasi kekurangan volume yang dapat
mengakibatkan berkurangngnya kekuatan beton serta memperhatikan kelurusan
bekisting dan lot bekisting harus diperhatikan. Dan memperhatikan tinggi jatuh
tremi agar tidak terjadi segregasi.

 Pemadatan dan Penggetaran


 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
 Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum
7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam
waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama
dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada
bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
 Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.

 Pekerjaan perawatan beton


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram
/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
30
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Meja Beton Pantry dan Wastafel depan


Lingkup pekerjaan :
Meja beton K175

Persiapan :

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing Pekerjaan Kolom .


 Mutu beton yang digunakan untuk kolom yaitu K 250.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi
beton, kawat beton, paku, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik,
gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
 Pekerjaan perawatan beton dengan curing beton atau menyiram beton dengan air
bersih agar kelembapan dari beton tetap terjaga.

Bahan:
 Bahan semen/PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi yang
termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan.
 Batu Split/Kerikil. Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih
serta tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang
cukup banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus
memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989.
 Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya a ir
tersebut dapat diminum.
 Bahan Pembantu (Admixture). Atas pilihan Kontraktor atau permintaan
Direksi/Konsultan Pengawas, bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran
beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan
mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor.
Bahan pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan
petunjuk penggunaan dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN
PEMBANTU” sesuai dengan SNI 03-2495-1991. Jumlah penggunaan PC dalam
adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidak adanya penggunaan
bahan pembantu dan pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
 Besi Tulangan. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan
gambar rencana dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang
akan digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar dan Besi
untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan
udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk. Pengikat tulangan beton
31
harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.
Dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap pakai
(ready mix concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton
yang dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran
dilaksanakan.
 Bekesting
- Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi
adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan
yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang
memadai untuk seluruh bekisting.

- Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor


untuk membuat shop drawing dari bekisting.
- Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
- Papan bekisting harus terbuat dari plywood, papan yang rata dan halus, dalam
keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
- Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting
harus demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang
masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi.

Pelaksanaan:

 Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan yaitu dengan memperhatikan level atau


dimensi yang akan dicor untuk mengantisipasi kekurangan volume yang dapat
mengakibatkan berkurangngnya kekuatan beton serta memperhatikan kelurusan
bekisting dan lot bekisting harus diperhatikan. Dan memperhatikan tinggi jatuh
tremi agar tidak terjadi segregasi.

 Pemadatan dan Penggetaran


 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
 Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum
7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam
waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama
dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada
bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
 Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.

 Pekerjaan perawatan beton

32
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram
/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Beton Balok Lantai 2


Lingkup pekerjaan :
Beton Balok latei
Beton Balok Struktur type B1 25x30
Beton Balok Struktur type BK1 25x30
Lisplank Beton LPB
Beton Ringbalk 15/20

Persiapan :

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing Pekerjaan, Balok sunscreen Induk
dan anak, ring balk, Serta Balok Latei.
 Approval material yang akan digunakan.
 Mutu beton yang digunakan K 250 dan 175.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi
beton, kawat beton, paku, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik,
gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
 Pekerjaan perawatan beton dengan curing beton atau menyiram beton dengan air
bersih agar kelembapan dari beton tetap terjaga.

Bahan:
 Bahan semen/PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi yang
termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan.
 Batu Split/Kerikil. Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta
tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup
banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus memenuhi
syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989.
 Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya air
tersebut dapat diminum.
33
 Bahan Pembantu (Admixture). Atas pilihan Kontraktor atau permintaan
Direksi/Konsultan Pengawas, bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran
beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan
mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor. Bahan
pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan petunjuk penggunaan
dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN PEMBANTU” sesuai dengan
SNI 03-2495-1991. Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak
tergantung ada atau tidak adanya penggunaan bahan pembantu dan pencampurannya
harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
 Besi Tulangan. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan gambar
rencana dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang akan
digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar dan Besi untuk
tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan udara,
tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk. Pengikat tulangan beton harus
menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm. Dengan
persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melaksanakan
pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap pakai (ready mix
concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton yang
dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran
dilaksanakan.
 Bekesting
- Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan
beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang
diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang memadai
untuk seluruh bekisting.

- Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor untuk


membuat shop drawing dari bekisting.
- Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
- Papan bekisting harus terbuat dari plywood, papan yang rata dan halus, dalam
keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
- Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting harus
demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang masih
basah dan getaran terhadap beban konstruksi.

Pelaksanaan:

 Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan yaitu dengan memperhatikan level atau


dimensi yang akan dicor untuk mengantisipasi kekurangan volume yang dapat
mengakibatkan berkurangngnya kekuatan beton serta memperhatikan kelurusan
bekisting dan lot bekisting harus diperhatikan. Dan memperhatikan tinggi jatuh tremi
agar tidak terjadi segregasi.

34
 Pemadatan dan Penggetaran
 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
 Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum
7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam
waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama
dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada
bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
 Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.

 Pekerjaan perawatan beton


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram
/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Beton Plat Lantai 2


Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan Plat Lantai t = 12 cm

Persiapan :

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing Pekerjaan Plat Lantai, plat dak, serta
tangga beton.
 Approval material yang akan digunakan.
 Mutu beton yang digunakan yaitu K 250.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, plat
boundek, scfaolding, besi beton, kawat beton, paku, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolite/waterpass, meteran, bor listrik,
gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
 Pekerjaan perawatan beton dengan curing beton atau menyiram beton dengan air
bersih agar kelembapan dari beton tetap terjaga.

Bahan:
 Bahan semen/PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi yang
35
termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan.
 Batu Split/Kerikil. Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta
tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup
banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus memenuhi
syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989.
 Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya air
tersebut dapat diminum.
 Bahan Pembantu (Admixture). Atas pilihan Kontraktor atau permintaan
Direksi/Konsultan Pengawas, bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran
beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan
mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor. Bahan
pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan petunjuk penggunaan
dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN PEMBANTU” sesuai dengan
SNI 03-2495-1991. Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak
tergantung ada atau tidak adanya penggunaan bahan pembantu dan pencampurannya
harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
 Besi Tulangan. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan gambar
rencana dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang akan
digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar dan Besi untuk
tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan udara,
tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk. Pengikat tulangan beton harus
menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm. Dengan
persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melaksanakan
pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap pakai (ready mix
concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton yang
dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran
dilaksanakan.
 Bekesting
- Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan
beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang
diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang memadai
untuk seluruh bekisting.

- Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor untuk


membuat shop drawing dari bekisting.
- Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
- Papan bekisting dari bounde dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk
menghasilkan permukaan yang sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
- Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting harus
demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang masih
basah dan getaran terhadap beban konstruksi.

Pelaksanaan:

36
 Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan menggunakan ready mix yaitu dengan
memperhatikan level atau dimensi yang akan dicor untuk mengantisipasi kekurangan
volume yang dapat mengakibatkan berkurangngnya kekuatan beton serta
memperhatikan kelurusan bekisting boundek dan lot bekisting harus diperhatikan.
Dan memperhatikan tinggi jatuh tremi agar tidak terjadi segregasi.

 Pemadatan dan Penggetaran


 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
 Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum
7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam
waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama
dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada
bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
 Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.

 Pekerjaan perawatan beton


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram
/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

5. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


Lantai I
 Pasangan Batu Bata ½ Bata 1:6
 Pasangan Batu Bata ½ Bata Trasraam 1:3
 Pasangan Bata Trap Tangga
 Plesteran
 Acian
Lantai II
 Pasangan Batu Belah ½ Bata 1 : 6 Pada Dinding Lt2 dan Gunungan
 Plesteran 1:6
 Acian

 Pekerjaan Pasangan Batu Bata


o Lingkup Pekerjaan.
 Pekerjaan Dinding batu bata dengan campuran 1pc : 6 Ps.

37
 Pekerjaan Dinding batu bata trasraam dengan campuran 1pc : 3 Ps.
 Pekerjaan pasangan batu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
o Persyaratan Pelaksanaan Pasangan Batu Bata
 Detail Bentuk Profil. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus
memperhatikan detail bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan
material lain dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum didalam
gambar kerja.
 Sebelum Pemasangan. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam
air bersih dulu sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan
air di atas batu bata tersebut.
 Aduk Perekat/Spesi.
Aduk perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah campuran 1Pc :
3Ps sedangkan pasangan dinding biasa campuran 1Pc :6PS untuk :
1. Dinding pasangan bata daerah basah
2. Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan luar.
3. Saluran.
4. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai
aduk perekat/spesi campuran 1Pc : 5Ps, terkecuali yang disyaratkan kedap
air seperti yang tercantum di dalam gambar kerja.
5. Ketebalan Aduk Perekat/Spesi. Pemasangan harus sedemikiin rupa sehingga
ketebalan aduk perekat/spesi harus sama setebal 1 cm. Semua pertemuan
horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.
 Pemasangan Dinding Pasangan Bata. Pemasangan dinding pasangan bata
dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya,
diikuti dengan cor kolom dan balok praktis. Persyaratan pelaksanaan kolom dan
balok praktis.

Contoh Gambar Pelaksanaan Pasangan Batu Bata

 Pelaksanaan Pemasangan Batu Bata. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus


rapih, sama tebal, Iurus, tegak dan pola ikatan harus terjaga baik diseluruh
pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapih dan siku seperti
tercantum dalam gambar kerja.
 Pekerjaan Pemasangan Batu Bata Vertikal dan Horizontal. Pekerjaan
pemasangan batu bata harus benar vertikal dan horizontal. Pengukuran
38
dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk permukaan yang
datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh
melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan horizontal. Jika melebihi,
Kontraktor harus membongkar/memperbaiki dan biaya untuk pekerjaan ini
ditanggung Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
 Pasangan Bata Lapis Aduk Kasar. Semua pasangan bata yang tertanam dalam
tanah harus dilapis aduk kasar sampai setinggi permukaan tanah.
 Siar-Siar. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan
kedalaman 1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian
disiram air dan siap menerima plesteran.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Plesteran
o Lingkup Pekerjaan
 Plesteran biasa 1 Pc : 6 Ps
o Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata .
 Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam gambar kerja.
o Persyaratan Pelaksanaan.
 Campuran Plesteran. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran
dalam volume. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan
dinding pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
 Plesteran kasar adalah plesteran permukaan tidak dihaluskan. Campuran
plesteran kasar, yaitu 1Pc : 3Ps dipakai untuk menutup permukaan dinding
pasangan .

Contoh Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran

 Plesteran halus/aci adalah campuran Pc dengan air yang dibuat sedemikan rupa

39
sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini
 merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan
plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar
berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering benar.
 Waktu Pencampuran Aduk Plesteran. Semua jenis plesteran tersebut diatas
harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan
belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan. Kontraktor harus
mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran aduk plesteran
dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap
air. Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli untuk pelaksanaan
plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus. Terkecuali plesteran kasar,
permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran
tersebut khususnya plesteran halus/aci halus, harus rata, tidak bergelombang,
penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil
ataupun benda-benda lain yang membuat cacat. Untuk permukaan dinding
pasangan sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya
dikerok sedalam 1 cm. Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester,
permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan
(scratched). Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus
tertutup aduk plesteran. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan
cat/wallpaper dipakai plesteran aci halus diatas permukaan plesterannya. Untuk
bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material akhir lain,
permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material yang akan
digunakan tersebut. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda
jenisnya pada satu bidang datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 0.7
cm dalam 0.5 cm. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan
atau pecembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom
seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam gambar kerja. Tebal plestetan
adalah minimal 1,5 cm dan maksimum 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm,
maka diharuskan menggunakan kawat yang diikatkan/dipaku kepermukaan
dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik, pipa plumbing untuk seluruh bangunan.
 Pemeliharaan. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung dengan wajar. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan
plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari
langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara
cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai. Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2
(dua) kali sehari sampai jenuh, selama plesteran belum dilapis dengan
bahan/material akhir, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap
kerusakankerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor,
dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Tidak dibenarkan pakerjaan
peyelesaian dengan bahan/material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan
40
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari
retak, noda dan cacat lain superti yang disyaratkan tersebut diatas. Apabila hasil
pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Direksi/Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk perbaikan tersebut
ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Acian
o Lingkup Pekerjaan
 Acian dinding & beton
o Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Acian pada bagian – bagian yang telah dilaksanakan pekerjaan Plesteran.
o Persyaratan Pelaksanaan.
 Campuran Acian yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Pekerjaan
Acian dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan plesteran pada bidang dinding,
kolom dan sunscreen dan talut telah selesai dan disetujui secara tertulis oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
 Sebelum melakukan pkerjaan Acian, item pekerjaan plesteran yang telah selesai
terlebih dahulu disiram air sehingga menjaga kelembaban acian tidak mudah
kering pada saat pengerjaan dilakukan.

Contoh Gambar Pekerjaan Acian


 Setelah pekerjaan Acian selesai dikerjakan, proses perataan pada bidang acian
dilakukan pada saat adukan Acian agak kering. Dilanjutkan dengan menggosok
bidang acian tersebut menggunakan kertas semen sampai rata sehingga tidak
terjadi gelombang pada acian dinding.

41
Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

6. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan plafond mencakup beberapa item pekerjaan yakni :
 Plafond Gypsum 9 mm rk Hollow Galvalum
 Plafond Kalsiboard 4,5 mm rk Hollow Galvalum
 Plafond Drop Ceilling Gypsumboard 9 mm rk Hollow Galvalum
 Pengecatan Cat Besi Pada steeldeck
 List Alumunium u Shape (Shadow Line)

 Pekerjaan Plafond

o Lingkup Pekerjaan.

 Rangka Plafond menggunakan konstruksi baja ringan menggunakan rangka hollow


metal furing.
 Pekerjaan plafond menggunakan bahan gypsum board 9 mm. Ukuran panel : 120
x 240 cm dan Plafond calsiboard 4,5 mm
 Pekerjaan list profil menggunakan bahan u shape alumunium.

o Persyaratan Pelaksanaan.
Rangka Langit-langit. Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut : Bahan rangka yang digunakan untuk pemasangan plafond adalah rangka
metal furing, pola rangka penggantung langit langit sesuai dengan gambar rencana
dan diperhatikan benar-benar peilnya. Bagian permukaan rangka langitlangit yang
akan dipasang rangka langit-langit harus rata permukaan, Penggantung rangka langit-
langit adalah rangka hollow yang kuat. Stek penggantung langit-langit pertemuan
antara rangka kuda-kuda dengan rangka plafon menggunakan baja ringan type trust
75 dan dibaut, untuk plafon lantai satu menggunakan besi beton yang diikatkan pada

42
balok penggantung ketulangan pelat lantai atau balok beton, telah dipasang pada saat
pengecoran. Panjang stek dan jarak penggantungan sesuai dengan gambar kerja.

Contoh Gambar Sistem Penggantung Rangka Plafon

Gambar Contoh Sistem Pola Rangka Plafon

Gambar Contoh Pemasangan Plafon

 Plafon menggunakan bahan gypsum board 9 mm yang dipasang yang telah


dipilih dengan baik, bentuk, dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yang retak, gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan
dari Direksi/Konsultan Pengawas. Plafon gypsum board 9 mm dipasang
dengan cara pemasangan sesuai dengan standard yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya, pemakuan dengan paku khusus untuk Plafon calsiboard,
dan pola pemasangan sesuai gambar kerja. Setelah selesai terpasang, bidang
permukaan langit-langit harus lurus, rata waterpass dan tidak bargelombang,
sambungan antar panel saling tegak lurus. Toleransi kecembungan adalah 0,5
43
mm untuk jarak 2 m. Penyelesaian akhir (finishing) adalah dicat. Pekerjaan
pengecatan harus sesuai dengan Pasal Pekerjaan Cat.
 Peralatan-peralatan Yang Terpasang. Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus
mengadakan koordinasi dari berbagai disiplin lain untuk dapat
mengkoordinasikan peralatan-peralatan yang harus terpasang pada panel
langit-langit tersebut, seperti armatur lampu, kabel tray, grill AC. Titik
Penginderaan Kebakaran, Sprinkler dan lain-lain.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

7. PEKERJAAN ATAP DAN RANGKA ATAP

Pekerjaan kap/rangka atap, plafond dan partisi terdiri dari beberapa jenis item pekerjaan
yang meliputi yaitu :
 Pas. Rangka ringan
 Pemasangan atap galvalum colorbond tebal 0,35 mm
 Pemasangan nok galvalum
 Pemasangan lisplank kalsiplank

 Pekerjaan Struktur Atap


Pekerjaan struktur atap meliputi :
Pek. Rangka baja ringan
Pek Atap galvalum tebal 0,35 mm
Pek. Pemasangan nok galvalum
Pek. Lisplank Kalsiplank

Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, fabrikasi dan ereksi termasuk
penggunaan penopang sementara dan seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti
tercantum dalam gambar kerja. Pekerjaan struktur atap yang akan dilaksanakan yaitu :
 Untuk Rangka Kuda-kuda menggunakan Rangka Baja Ringan (Roof Trust) Jenis Metal
Furing, dengan sistem struktur menggunakan C Trust 75 yang dengan jarak antar kuda -
kuda 120 cm.
 Reng yang digunakan Pekerjaan Reng (Roof Butten) AAA 0,43, dipasang pada kuda -
kuda dengan jarak yang telah ditentukan dalam gambar kerja.
 Pekerjaan Jurai Dalam (valley gutter) dipasang pada pertemuan kemiringan atap
dengan ketentuan sesuai dengan spesifikasi baja ringan dan ketentuan dalam gambar.
 Penutup atap menggunakan bahan Atap Genteng Metal dengan Jenis Genteng Metal
0,800 x 0,770 - T= 0,35 mm, pemasangan penutup atap Pemasangan kap finishing atap

44
Talang, selain talang jurai dalam dengan spesifikasi sesuai yang tercantum pada
gambar kerja.

Persyaratan bahan:
Jenis baja ringan yang akan digunakan harus sesuai dengan mutu standar yang
dipersyaratkan dalam SNI dimana struktur baja ringan dikatakan aman apabila memenuhi
persyartan baja ringan sebagai berikut :
 Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
Baja mutu tinggi G550
Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 Mpa
Modulus elastisitas 21 x 105 Mpa
Modulus geser 8 x 104 Mpa
 Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) Lapisan pelindung seng dan
aluminium tangguh dengan komposisi sebagai berikut :
55% Aluminium (Al)
43,5 % Seng (Zinc)
1,5 % Silicon (Si)
 Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-chanel C75.75 (tinggi profil 75
mm dan ketebalan dasar baja 0,75 mm), panjang material perbatang adalah 11m dan
6m
 Reng
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik) dan juga
dipergunakan untuk ikatan angin dan ceiling batten PRT 045 (ketebalan dasar baja 0,45
mm), panjang material perbatang adalah 6m
 Talang
Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan 0,45 mm dan
telah dibentuk menjadi talang lembah (valley gutter).

 Pekerjaan Kap

o Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan kap meliputi Pemasangan kuda-kuda baja ringan dan penutup sokaroof,
di atas struktur pendukungnya (kolom atau ringbalk) harus dilaksanakan secara
benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan
persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya adalah:
 Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt)
pada kedua tumpuannya.
 Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
 Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
 Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
 Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
 Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan
pekerjaan.
o Langkah kerja

45
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
 Dipasang langsung di atas ringbalk.
 Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.

Gambar Contoh Pemasangan Perantara Wall Plate

Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari,


karena tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling)
ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman
dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang. Selain itu, juga
terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan perletakan
kuda-kuda menjadi kurang stabil. Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti
beberapa langkah kerja sebagai berikut:
Langkah 1: Persiapan kerja
 Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan
tidak diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
 Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan
melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian keselamatan
kerja).
 Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda,
antara lain: bor dan hexagonal socket, meteran, selang air
(waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan
sebagainya.
Langkah2: Leveling dan marking
 Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata
dan siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku
sebagai alat bantu
 Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua
bagian bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan
kolom yang ada di bawahnya.
 Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan
gambar rencana atap.
46
 Mengukur jarak antar kuda-kuda
Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
 Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan
kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .

 Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi
kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat
pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh
pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan
yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
 Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan
ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)
 Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan
menggunakan 4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
 Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt,
dan menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-
kuda tidak berubah.
 Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua
kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
 Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2
meter).
 Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex),
dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar)
 Memasang balok nok.
 Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban
angin. Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
 Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih
dahulu di atas truss, jurai dan rafter
 Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis
penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-
kuda diikat memakai screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah
 Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir
yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat
dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari
kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus
diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
 Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling
battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan
bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan
ceilling battens dengan ring balok di beribantalan bracket yang diikat
memakai 2 (dua) buah dynabolt.
 Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-
kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceiling battens
sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan harus
overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-
screw. Ceiling battens
 selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan
penggantungnya Pemasangan ceiling battens Sambungan ceilling
battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4
buah screw.

47
Gambar Contoh Pemasangan Kuda-kuda dan
Sambungan Kuda-kuda

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Penutup Atap

o Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan atap menggunakan jenis atap galvalum tebal 0,35
mm dan pemasangan nok genteng metal atap serta ornament mahkota atap.

o Langkah Kerja
 Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok
maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar .
 Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di
atas jurai dan rafter,
 Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan,
kemudian dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 –
16 x 16 HEX.
 Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan
penutup atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok –
belok.
 Pemasangan lisplank dengan menggunakan bahan kalsiplank.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
48
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

8. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

Pekerjaan pintu dan jendela terdiri dari beberapa jenis item pekerjaan yang meliputi yaitu :
 Kusen pintu , jendela dan ventilasi.
 Daun pintu
 Daun jendela

 Pekerjaan Kusen Pintu, Jendela dan Ventilasi

o Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


Pekerjaan alumunium

Persiapan :

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen


dan jendela aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium
frame, hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji,
waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter,
dll.

Pengukuran

 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang


akan dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar
kerja atau belum.

Fabrikasi kusen alumunium

 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk


memudahkan apabila ada perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup
galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan
protection tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu
pemasangan.

o Pekerjaan alumunium
Uraian Pekerjaan:

49
 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi kusen pintu alumunium dan pintu double tripleks 9mm
finishing HPL. seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar kerja. Meliputi
penyiapan bagian-bagian yang memakai bahan dari kayu sesuai dengan gambar
rencana dan penyelesaiannya, termasuk penyelesaian bahan peralatan
pembantu. Daftar perlengkapan dari material aksesories penggantung pintu dan
jendela diajukan pada direksi teknis untuk mendapat persetujuan Direksi.
 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap
yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di
screw fisher menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan
kusen alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak
lurus maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan
lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding
di isi silicone sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame
untuk pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada
kusen dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman
dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan
daunnya.

Pelaksanaan:
 Sehubungan dengan Pekerjaan Kusen pintu, jendela, ventilasi dan daun pintu
serta daun jendela menggunakan alumunium maka dikerjakan pada saat
pekerjaan plesteran telah selesai.
 Harus diperhatikan semua sambungan siku dan penguat lain yang diperlukan
hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
 Pemasangan Pintu-pintu dilaksanakan dengan kerenggangan terhadap kusen
pada tepi samping (engsel), atas dan bawah antara 1,50 - 2 mm, dan pada sisi
berkunci (pintu tunggal) dan 1,50 - 2 mm (pintu gantung).
 Pengadaan dan pemasangan semua kaca, cermin pada tempat-tempat yang
ditunjuk dalam gambar. Semua kaca yang akan dipakai adalah kaca Biru, bening
atau kaca rayband jenis fload glass setebal 5 mm untuk semua bentang seperti
ditunjukkan dalam gambar, kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Kualitas dari
kaca-kaca tersebut setara dengan kaca-kaca produksi asahi atau produksi lokal
lainnya dari kualitas baik.
 Alat Perlengkapan Pintu dan Jendela meliputi pengadaan dan pemasangan
semua alat perlengkapan pintu, jendela, seperti : engsel, kunci, handle an
sebagainya. Semua alat perlengkapan yang dipakai dalam pekerjaan ini sedapat
mungkin merupakan hasil dari satu perusahaan. Dalam hal ini kualitas yang
dipakai sam atau setaraf dengan produk cisa.
50
 Untuk pintu-pintu jendela utama, semua alat perlengkapan menggunakan
finishing dengan material terbaik serta warna yang sama atau sesuai dengan
warna daun pintu/jendela dan kusennya. Untuk pintu-pintu lain akan ditentukan
didalam daftar perlengkapan.
 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan plat pengenal terbuat dari logam
dimana tertera nomor pengenal. Plat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan
ciccin nikkel. Selain itu harus diserahkan tiga copy daftar index kunci pada
pemilik.

Gambar Contoh Pekerjaan Pemasangan alumunium

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Kaca dan Accecoris


Lingkup pekerjaan:
 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
 Pekerjaan pintu kaca, daun kaca tempered, serta jendela meliputi seluruh kaca
eksterior dan interior juga detail detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam detail
gambar.
Persyaratan bahan :
 Kaca adalah bahan terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses -
proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses - proses tarik, gilas dan

51
pengambangan (float glass), mempunyai permukaan yang rata dan tidak
bergelombang.
Toleransi Lebar dan Panjang:
 Toleransi ukuran panjang dan lebar untuk kaca tebal 3 mm atau 5 mm atau sesuai
dengan yang ditentukan oleh produsen.
Kesikuan:
 Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan
adalah 1,5 mm per meter.
Bahan Kaca :
 kaca sesuai dengan spesifikasi teknis.
 Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

Pelaksanaan:
 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat pekerjaan dan mengikuti semua persyaratan / petunjuk dari produsen.(
lampirkan persyatan dari produsen ).
 Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Pengawas.
 Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan
diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda - tanda tidak boleh menggunakan
kapur, tanda - tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan
menggunakan lem sagu.
 Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat - alat
pemotong kaca khusus.
 Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk
kedalam alur kaca pada frame / rangka, atau sesuai dengan Gambar detail.
 Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca merk Clear.
 Hubungan kaca dengan dengan frame / kusen harus diisi dengan lem silikon merk
Dowcorning warna transparan cara pemasangan dan persiapan - persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan produsen kaca dan
produsen sealant termasuk pemasangan setting block dan alin-lain.
 kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak
dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
 Kaca buram yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah dis erahkan dan
semua yang terpasang harus disetujui Perencana dan Pengawas, jenis Kaca buram
sesuai dengan yang telah disebutkan dalam syarat pemakaian bahan material
dalam uraian dan syarat pekerjaan
 Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong
kaca khusus dan dilakukan dari work shop, tidak boleh melakukan pemotongan di
lapangan.
 Untuk pemasangan kaca buram pintu dowble pastikan engsel tanam sudah
terpasang rapi dan sesuai dengan gambar kerja, kemudian letakkan kaca pada
engsel berdasarkan posisinya letaknya.

52
Pemasangan accecoris :
 Dipastikan kaca dalam keadaan terpasang dengan baik dan sesuai dengan gambar
kerja.
 Kaca dibersihkan dengan alat pembersih kaca.
 accecoris yang ditempelkan siap pakai dengan persetujuan tim pengawas.

o Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengadaan dan pemasangan :

Syarat – syarat pelaksanaan:


 Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana dan
Pengawas/ Kaninsius untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
 Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, bahan pengganti
harus mendapat persetujuan Perencana dan Pengawas berdasarkan contoh
yang diberikan Kontraktor.
 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di Lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar
dan dikoordinasikan dengan Interior Konsultan.
 Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Perencana dan Pengawas.
 Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan / perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
 Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor,
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
 Kontraktor menyiapkan 1 unit mesin Pompa Air Jet Pump 250 Watt yang
perbiayaan berdasarkan anggaran yang telah di atur.

Lingkup Pekerjaan:
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
 Pekerjaan pemasangan wastafel, kloset, kran air, perlengkapan kloset, floor
drain, hanger stainless stell, paper holder, clean out, dll.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.
53
 Pekerjaan Kunci Dan Alat Penggantung
Lingkup Pekerjaan:

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.

 Pemasangan alat penggantung atau pengunci meliputi seluruh pemasangan pada


daun pintu kayu, daun pintu kaca frameless, daun jendela, bouvenlight aluminium
dan bagian-bagian lain seperti yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar.

Persyaratan Bahan:

 Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian hardware
akibat pemilihan merk, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada M K
untuk mendapatkan persetujuan.
 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan
cincin nikel ke setiap anak kunci.
 Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan Backed Enamel Finish
yang dilengkapi kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya.
 Kunci-kunci pintu dan pegangan pintu serta assesorisnya, untuk semua jenis pintu
menggunakan produk Yalle.
 Engsel-engsel untuk semua jenis pintu dan jendela menggunakan produk Yalle.
Untuk pintu-pintu kaca menggunakan engsel lantai (floor hinges) double action
dengan merk Kend atau setara. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu-kupu
dibuat khusus untuk keperluan masing-masing pintu.

Bahan / Produk:
 Bahan kunci dan Pegangan Pintu.
 Semua pintu menggunakan peralatan kunci dan pegangan pintu.
 Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk Kend /
setara dan Solid.
 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk gambar dan atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.

Bahan Engsel Pintu dan Jendela:

 Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Yalle,
dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel
yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintunya, tiap
engsel memikul maksimal 20 kg.
 Untuk jendela digunakan engsel merk Yalle.
54
 Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel merk Yalle disertai pada posisi
single action.
 Syarat-syarat pelaksanaan Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan
dengan keadaan dilapangan. Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan
Konsultan Manajemen Konstruksi dan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan, atau detail-detail khusus yang belum
tercakup secara lengkap didalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar
Spesifikasi Pabrik. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh
M K.

Pemasangan:

 Seluruh daun pintu (kecuali ditentukan lain) dipasang Engsel 3 (tiga) Engsel atas
dipasang lebih kurang 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
 Engsel bawah dipasang lebih kurang 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel
tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
 Penarik pintu (doorpull) dipasang 90 cm(as) dari permukaan lantai.
 Semua kunci-kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dan
dipasang setinggi 90 cm(as) dari lantai.
 Pemasangan lockcase, handle dari backplate serta door closer ditentukan oleh M K.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa biaya
tambah.
 Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu dibuka.
 Door holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu. Pemasangan
harus baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karet holder akan menekan lantai
pada posisi yang dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu yang tidak
menggunakan door closer.
 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus diadakan
pengujian secara kasar dan halus.
 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

55
9. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING
Pekerjaan pelapis lantai dan dinding terdiri dari beberapa item pekerjaan yaitu :
 Urugan pasir bawah lantai t = 5 cm
 Beton K175 bawah lantai t = 5 cm
 Pemasangan HT 60x60 cm polished
 Pemasangan HT 60x60 Unpolished
 Pemasangan HT 20x60 Unpolished + stepnozing 10x60 cm sejenis
 Keramik Lantai 30x30 cm unpolished
 Keramik dinding 30x60 cm
 Rabat beton
 Pelapisan floor hardener (ramp)
 Plesteran dan acian pada lantai gudang
 Plint Alumunium hairline t = 10 cm
 Plint granit 10x60 cm
 Pemasangan ACP motif aksen lokal cutting laser dan rangka
 Pemasangan batu lempeng pada dinding luar bangunan

 Urugan tasirtu bawah lantai


Uraian Pekerjaan:
 Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan urugan tanah setelah pekerjaan pondasi selesai
dilaksanakan dan siap untuk melakukan pekerjaan urugan tasirtu.
Bahan:
 Tanah urugan harus bersih dari kotoran dan tidak menggumpal. Bahan urugan
sesuai dengan spesifikasi yang mutu yang disyaratkan. Dimensinya disesuaikan
dengan Gambar Rencana dan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pelaksanaan:
 Pekerjaan urugan dikerjakan dengan volume yang sesuai dengan Gambar Rencana,
urugan dikerjakan sesudah pekerjaan pondasi selesai dikerjakan.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Urugan pasir perata bawah lantai


Uraian Pekerjaan:
 Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan urugan pasir bawah lantai setelah pekerjaan
tanah selesai dilaksanakan dan siap untuk melakukan pekerjaan cor lantai.
Bahan:
 Urugan pasir harus bersih dari kotoran dan tidak menggumpal. Bahan urugan
sesuai dengan spesifikasi yang mutu yang disyaratkan. Dimensinya disesuaikan
dengan Gambar Rencana dan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pelaksanaan:

56
 Pekerjaan urugan dikerjakan dengan volume yang sesuai dengan tebal Gambar
Rencana, urugan dikerjakan sesudah pekerjaan pondasi, serta urugan tanah selesai
dikerjakan.
 Pasir diratakan dan dipadatkan dengan disiram air bersih dan dipadatkan dengan
alat bantu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Rabat Beton


o Pekejaan Beton Tak Bertulang, Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
 Cor Lantai Beton T = 5 cm

o Persyaratan Bahan
 Semen
 Pasir yang dipakai harus pasir beton.
 Koral beton/split. Koral beton/split yang dipakai harus barsih, bersudut tajam,
tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-
2. Penyimpanan/ penimbunan koral beton/split dengan pasir harus dipisahkan
satu dengan yang lain, sehingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan
perbandingan adukan beton yang disyaratkan.
 Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,
garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

o Persyaratan Pelaksanaan.
 Campuran Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan bertulang non
struktural ini adalah K-175.
 Cara Pengadukan. Cara pengadukan menggunakan beton molen. Takaran untuk
semen portland, pasir dan koral harus seijin Direksi/Konsultan Pengawas. Beton
harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga terjadi penguapan terlalu
cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus
diperhatikan.
 Pengecoran Rabat Beton. Sebelum pelaksanaan pangecoran, Kontraktor
diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram area yang akan dilaksanakan pengecoran, pemeriksaan ukuran-ukuran
dan ketinggian. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Direksi/ Konsultan Pengawas.
 Apabila pengecoran Rabat Beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat penghentian tersebut harus disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas. Penyambungan Rabat Beton lama dengan Rabat Beton baru harus
memakai adukan perekat CALBOND. Permukaan beton lama yang akan
57
diteruskan pengecorannya harus dikasarkan, dilapis dengan adukan perekat
CALBOND yang pembuatannya sesuai dengan persyaratan pabrik pembuat,
selanjutnya langsung dilakukan pengecoran baru.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Pasangan Keramik


o Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pemasangan HT Uk. 60 x 60 cm polished
Pemasangan HT Uk. 60 x 60 cm Unpolished
Pemasangan HT 20 x 60 Unpolished + Stepnozing 10 x 60 cm Sejenis
Keramik Lantai 30 x 30 cm Unpolished
Keramik dinding 30 x 60 cm
Plint Granit 10 x 60 cm

o Persyaratan Bahan
 Keramik untuk penutup lantai spesifikasi sebagai berikut :
 Warna diajukan oleh kontraktor dan mendapat persetujuan konsultan
pengawas.
 Kualitas : Setara Ex. Roman
 Semen
 Pasir
 Air

o Persyaratan Pelaksanaan.

Contoh Gambar Pemasangan Granit/ Keramik

 Pada saat pemasangan, keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
 Direndam Sampai Jenuh Air. Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan
merendam sampai jenuh air, kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.
 Pola Pemasangan. Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan gambar
kerja/shop drawing atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
58
 Pemotongan. Bila diperlukan pemotongan granit dan keramik, maka harus
terlebih dahulu dipergunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk
pabrik. Hasil pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang
terpotong dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang
serupa dengan sebelum dipotong.
 Ketebalan Finish. Pemasangan granit dan keramik harus benar-benar rata.
Permukaannya harus tepat pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai
dengan kemiringan seperti disyaratkan dalam gambar kerja.
 Granit dan Keramik Bersih Dari Bercak Noda. Ubin keramik yang telah terpasang
harus segera dibersihkan dari bercak noda aduk parekat dan aduk pengisi siar
dengan lap/kain yang dibasahi dengan air bersih dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
 Setelah Pemasangan. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus
dihindarkan dari injakan/ pemberian beban.
 Pipa Sparing Dan Atau Jaringan Pipa. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua
pipa sparing dan atau jaringan pipa sudah harus terpasang pada tempatnya.
Kontraktor harus mempelajari gambar kerja dan koordinasi dengan pekerjaan
plumbing dan mekanikal dibawah pengarahan Konsultan Pengawas.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan ACP

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan alumunium composite panel.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium composite panel, rangka alumunium,
baut dynabolt, sekrup, sealant, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang, selang
air, cutting well, gerinda, bor, gun sealant, steiger, dll.

59
Pekerjaan Alumunium Composite Panel

Pengukuran

 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan (marking area) untuk area yang akan
dipasang alumunium composite panel.

Pelaksanaan pekerjaan alumunium composite panel

 Fabrikasi rangka dan alumunium composite panel sesuai ukuran gambar kerja.
 Pasang benang untuk acuan pemasangan rangka dan alumunium composite panel.
 Pasang dudukan rangka pada area dengan perkuatan baut dynabolt.
 Pasang rangka alumunium pada dudukan rangka.
 Cerk kerataan dan kesikuan rangka alumunium terpasang.
 Pasang alumunium composite panel pada rangka alumunium dengan perkuatan sekrup.
 Cek kerataan dan kesikuan pemasangan alumunium composite panel.
 Perapihan nat antara alumunium composite panel dengan sealant.
 Setelah pekerjaan selesai, bersihkan pelindung blue sheet pada alumunium composite
panel.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

10. PEKERJAAN PENGECATAN

Pekerjaan pengecatan terdiri dari beberapa item pekerjaan yang meliputi yaitu :
 Pengecatan dinding interior
 Pengecatan dinding exterior
 Pengecatan plafond
60
 Pekerjaan waterproofing coating pada lisplank

 Pekerjaan Pengecatan
o Lingkup Pekerjaan :
o Persyaratan Bahan.

 Cat Tembok. Eksterior ( weathershield ) : Cat Tembok (Ex. Mowilex)


 Interior : Cat Tembok (Ex. Mowilex)
 Cat Plafond (Ex. Mowilex)
 Cat List Plafond (Ex. Mowilex)
 Cat water proofing coating pada lispank (Ex. No drop)
 Plamir. Bahan dan kualitas utama, produk mutu terbaik.
 Keaslian Cat. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dan produk tersebut
diatas mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa :
 Segel kaleng
 Test BD.
 Test laboratorium.
 Hasil akhir pengecatan. Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada
Kontraktor. Hasil tes kemurnian ini harus mendapatkan rekomendasi tertulis
dari produsen dan diserahkan ke Direksi/Konsullan Pengawas.
 Contoh Pengecatan. Kontraktor harus menyiapkan contah pengecatan tiap warna
dan jenis cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2 Pada bidang-
bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah
lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan terakhir).
 Cat Cadangan. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas, untuk kemudian diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 Galon tiap
warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat
dan mencantumkan dengan identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan
dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.

o Persyaratan Pelaksanaan

 Tebal Cat. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama
dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak
bertumpuk, tidak bercucuran, atau ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda
sapuan, roller maupun semprotan.Peralatan Pelindung. Apabila dari cat yang
dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan
keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung,
misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainnya, yang harus dipakai waktu
pelaksanaan pekerjaan.

 Keadaan Cara Pengecatan. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini


dalam keadaan cuaca yang lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu
bertiup. Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan
dasar beracun atau membahayakan manusia, maka dalam ruangan tersebut harus
mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udaranya lancar. Di dalam
61
keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai
kipas angin/fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara.
 Peralatan. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara
tekan/vacuum cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari
mutu/kualitas terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
 Cat Dasar. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
 Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain
kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas terkecuali disyaratkan lain dalam spesfikasi ini.
 Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.

 Standard Pengecatan (Mock-Up) Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus


melakukan pengecatan pada satu bidang untuk setiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur,
material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up”
ini ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang.
tersebut telah ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana, maka
bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekejaan
Pengecatan.
 Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksil Konsultan Pengawas harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau
cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor dan tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
 Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli/supervisi dari
pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat diklaim
sebagai pekerjaan tambah.
 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton dan Plafon:
 Sebelum pelaksanaan : Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu,
lemak, kotoran atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi
permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.

 Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. Pemakaian kuas hanya untuk


permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

62
11. PEKERJAAN SANITAIR

Pekerjaan sanitasi terdiri dari beberapa item pekerjaan yang meliputi yaitu :
 Kran air stainless steel T23BQ13N
 Kran Cuci (TX609K) 
 Floor drain stainless steel TX1CV2
 Jet Washer ex toto (JW) tipe TX403SMCRB lengkap
dengan stop kran 
 Closet duduk Toto ( Lengkap dengan Acesories dan stop kran)
 Kloset Jongkok 
 Wastafel TOTO ( Lengkap dengan Acesories )
 Kitchen sink stainless steel 
 Tissue Holder (TH) tipe TX703M3AV1
 Soap holder terpasang 
 Cermin 5mm dibevel 80x100cm
 Pegangan pipa stainless untuk difable
 Tempat Sampah (di area wastavel luar bangunan)

 Pekarjaan Sanitasi
Pekerjaan ini meliputi :
Syarat- syarat Pelaksanaan:
 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor wajib harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
 Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Perencana/Pengawas.
 Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan , sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
 Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan terjadi atas tindakan pemilik.
Pekerjan pemasangan closet, urinoir,kran dan lain-lain:
 KM/WC menggunakan Closet duduk monoblock + jet washer dan urinoir yang
berkualitas baik yang setara dengan Merk TOTO/Amerikan Standar, Kran-kran air
kamar mandi menggunakan Stain- less Steel lengkap dengan floor
drain/pembuangan pada sisi dalam, jet washer, tissue holder dan bahan sanitasi
lainnya.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.
63
12. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Pekerjaan lain-lain terdiri dari beberapa item pekerjaan yang meliputi yaitu :
 Raling Stainless dia 2”
 Ground Water Tank
 Pekerjaan Perkerasan Paving
 Plat Deuker
 Saluran Drainase Keliling Bangunan
 Peresapan
 Septictank dan Peresapan
 Tulisan PMI
 Signage
 Backdrop dan Meja Reseptionist
 Pemasangan Tiang Bendera

 Pekerjaan Railing
Pekerjaan khusus terdiri dari pekerjaan railing, baik itu railing tangga.
Pekerjaan persiapan :

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan railing.


 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : railing pipa stainless stell 2, ½ “ dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : mesin las, waterpass, meteran, unting-
unting, gerinda,mesin ampelas, dll.

Pengukuran :

 Lebih dahulu menentukan dan menandai (marking) pada bagian lantai untuk
pemasangan railing.

Pemasangan railing:

 Marking AS dan elevasi untuk posisi railing tangga dan tata letak tiang railing
 Pasang tiang railing pada bagian yang akan dipasang railing
 Tarik benang antara kedua tiang railing
 Pasang tiang railing sesuai dengan jarak dan desain gambar yang ada
 Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang
 Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya
 Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah
terpasang.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
64
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Plat Deuker


 Lingkup pekerjaan
Melakukan Pekerjaan besi, Pekerjaan bekisting dan pekerjaan Pengecoran

 Pekerjaan persiapan
o Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan beton duiker.
o Approval material yang akan digunakan.
o Persiapan lahan kerja.
o Persiapan material, antara lain : Portland cement, pasir, split, kaso, multiplek 12mm,
besi beton, kawat beton, paku, dan air.
o Persiapan alat kerja, antara lain : waterpass, beton mixer ,meteran, bar bending, mesin
potong besi , unting-unting, benang, vibrator, gerobak sorong, dan selang air.

 Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi tanda (marking) untuk
posisi titik perletakan beton duiker.

 Pekerjaan pembesian

o Pembesian atau perakitan tulangan dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman.
o Perakitan tulangan harus sesuai dengan gambar kerja.
o Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
o Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan system silang.
o Setelah tulangan selesai dirakit, besi tulangan diangkut ke lokasi yang akan dipasang.
o Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

 Pekerjaan bekisting

o Bekisting dipasang dalam 2 sisi, sisi depan dan sisi belakang, dipasang dengan multiplek
sebagai bahan bekisting + tulangan kayu kaso 4/6.
o Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu
kemudian letakkan bekisting pada tempat yang sudah ditentukan.
o Bekisting diberikan skoor dari kawat beton sebagai penguat tekanan saat coran
dituangkan, antar skoor diberi jarak sekitar 30cm dengan skoor lainnya.
o Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya,kemudian paku
dipakukan dengan menggunakan palu.

 Pekerjaan pengecoran beton

o Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah
dipasang / difabrikasi, semua ukuran sudah sesuai rencana.

65
o Membuat adukan beton dengan menggunakan beton mixer dengan campuran Semen,
pasir, split dan air.
o Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton K225 dengan ketebalan 20 cm.
o Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong sebagai pengantar adukan ke
areal pekerjaan.
o Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area
pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan
vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai kepadatan maksimal.

 Pekerjaan pembongkaran bekisting beton duiker

o Setelah bentuk beton sudah stabil yaitu umur > 24 jam, maka bekisting sudah dapat
dibongkar.
o Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton
pada multiplek dapat terlepas.
o Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepaskan push pull.
o Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada bekisting, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.

 Pekerjaan perawatan beton duiker


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan
perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram /membasahi
beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

13. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

Pekerjaan mekanikal elektrikal terdiri dari pekerjaan pekerjaan mekanikal, dan pekerjaan
elektrikal yang meliputi :
A. Pekerjaan Electrical
 Pek. Kabel Feeder dan Kabel Tray
 Pek. Panel
 Pek. Instalasi Penerangan dan stop Kontak
 Pek. Instalasi Penangkal Petir

66
 Pekerjaan Electrical

1. LINGKUP PEKERJAAN.

1.1 U m u m
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini
maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.

Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal dibawah ini, maka merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuen -
ketentuan dan disetujui Direksi / Pengawas lapangan.

1.2 Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Tenaga & Penerangan


Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Pemborong pekerjaan instalasi listrik ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
dipergunakan.

Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Pengadaan dan Pemasangan :

1. Pengadaan dan pemasangan Panel Distribusi Penerangan, Panel Tenaga, Panel AC, Panel Pompa
Air Bersih.
2. Instalasi pengkabelan.
3. Instalasi Cable Ladder dan Cable Tray.
4. Instalasi penerangan dan kotak kontak.
5. Armature lampu dan lampu-lampu khusus lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar
rencana.
6. Instalasi penerangan luar.
7. Instalasi penangkal petir.
8. Instalasi grounding.
9. Melakukan testing, commissioning dan training.

2. STANDAR/RUJUKAN
2.1 Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL 1987)
2.2 Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP)
2.3 International Electrotechnical Commission (IEC)
2.4 SPLN.
2.5 Spesifikasi Teknis Penangkal Petir dan Pentanahan.

3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

3.1. Panel Tegangan Rendah

1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti peraturan
IEC dan PUIL.

2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus
dizinchromat ICI dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat bakar, warna abu-abu merk
ICI. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master key.

67
3. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus diatur
sedemikian rupa dan setiap kabel diberikan nomor terminal/kabel, sehingga bila akan
dilaksanakan perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen
dapat dengan mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.

Pengaturan/penempatan komponen atau peralatan harus mempertimbangkan juga


kemungkinan kenaikan temperatur yang ditimbulkan, baik oleh komponen-komponen itu sendiri
ataupun karena keterbatasan ruang panelnya.

4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar
neutral dan 1 busbar untuk grounding, kecuali untuk Panel 1 phasa, cukup menggunakan 3
busbar. Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk besar arus tanpa menyebabkan suhu yang

5. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk
memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang
diperbolehkan.

6. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran, untuk
Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linear dan ketelirian 1%
dan bebas dari pengarus induksi serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk
setiap jenis alat ukur).

7. Ukuran dari tiap-tiap panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan serta semua
persyaratan yang berlaku sesuai dengan yang telah disetujui Perencana.

8. Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :

a. Incoming & Outgoing MCCB

Rated current : sesuai gambar

Operating voltage : 220/380 V

Frequency : 50 Hz

Breaking capacity : 36 dan 25 KA

Permitted ambient temp: 55 oC

Overload release : sesuai gambar

b. Miniatur Circuit Breaker

Rated current : sesuai gambar

Operating voltage : 220 V, 380 V

Frequency : 50 Hz

Breaking capacity : 10 KA

Permitted ambient temp: 55 oC

Overload release : sesuai gambar


68
c. Auxiliary relay

Pada incoming MCCB

- Rated continous current: lihat gambar rencana

- Type : Fixed mounted

- Number of pole : 3 phase, 4 pole

- Rated operating voltage : 380 Volt

- Frequency : 50 Hz

- Permitted ambient temp: max. 55 oC

- Rated short time current

(0,5 s) : 35 KA

- Rated peak

withstandcurrent : 45 KA

- Rated short circuit

Breaking capacity : 40 KA, 35 KA atau dinyatakan lain pada


gambar.

- Operator Mechanism : Motorized with stored energy feature motor &


clossing solenoid 220 V, 50 Hz.

- Over load release : Adjustable

- Instantenous over current : Adjustable

- Auxiliary release yang mungkin

ada (lihat gambar) : - under voltage release 220 V

- Shunt trip

- Auxiliary switch : 4 NO + NC

Pada Outgoing M.C.C.B

- Rated continous current: lihat gambar rencana

- Type : Fixed mounted

- Number of pole : 3 phase, 4 pole

- Rated operating voltage : 380 Volt

- Frequency : 50 Hz

- Permitted ambient temp:

69
- Rated short time current

(0,5 s) : lihat gambar rencana

- Rated peak

withstandcurrent : lihat gambar rencana

- Rated short circuit

Breaking capacity (BC) : 35 KA, 25 KA

- Operator Mechanism : Manual operation

- Over load release : Adjustable type

- Instantenous over current : Permanently set

- Auxiliary release yang mungkin

ada (lihat gambar) :

- Auxiliary switch : 1 NO + 1 NC

10. Terminal Block

Ambient Temperature : -

Density : High Density (600 V)

Insulatting Housing : Continous grove

Distance between the terminal

body and the mounting rail : De Electric gap

3.2. Kabel Tegangan Rendah

1. a. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6 kV untuk kabel
NYM, NYY & NYFGbY dengan spesifikasi :

Conductor : Plain copper (NYM & NYY), solid or stranded (NYY),


Copper/sector shape (NYFGbY).

Insultation : PVC

Core Filter : Compound Elastic/Soft PVC

Sheat : PVC.

2. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

a. Untuk kabel-kabel instalasi daya dipergunakan jenis NYFGbY dan NYY.

b. Untuk kabel-kabel instalasi penerangan dipergunakan jenis NYM.

70
3. Kabel-kabel daya yang ke sub-sub panel harus disertai dengan kabel BC atau NYA sebagai kawat
pentanahan dengan diameter sama dengan diameter kabel feedernya.

4. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan terlebih
dahulu.

5. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm².

3.3. Syarat Khusus (Lampu, Saklar, Kotak Kontak, Cable Ladder/Tray, dll).

A. Lampu TLD

1. Bangunan seperti yang diperlihatkan dalam Gambar menggunakan Lampu TL’D .

Ruang Kerja menggunakan TL’D colour cool day light type TBS recessed mounting dilengkapi
Cover setara dengan type M1 untuk general lighting dan type M5 untuk setara produksi
Phillips.

2. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm.

3. Ballast (Transformator) untuk lampu TL’D harus dari bahan Low Loss Type.

4. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL’D harus dapat memberikan koreksi
factor (cos phi) total minimal 0,85.

5. Fitting lampu TL’D (lamp Holder) type.

6. Finishing untuk lampu TL’D harus di Cat Oven/Powder Coating.

B. Lampu Down Light

1. Lampu turbular fluorescent PLCE 13/18 watt.

2. Colour Cool day light.

3. Bi pin base.

4. Starting time kurang dari 10 detik.

C. Lampu Baret

1. Lampu Circular fluorescent 32 watt.

2. Colour Cool day light.

3. Starting time kurang dari 10 detik.

D. Lampu Mercury

1. Bangunan Gudang seperti yang diperlihatkan dalam Gambar menggunakan Lampu Mercury
untuk industri HPLN 400 watt type HDK terdiri dari elektrikal unit, reflektor anodaized
aluminium dan tutup kaca untuk lingkungan yang berdebu setara produksi Philips.
2. Reflektor wide beam.
71
3. Ambient temperatur 45 deg. Celcius.
4. Index Protection IP 54.
5. Suspension system chains.
6. Luminaire HPL-N High Pressure Mercury.
7. Ballast HPL-N type.
8. Lampu Base E40.

E. Lampu Sorot
1. Lampu sorot untuk luar bangunan menggunakan Lampu Metal Halide HPI-T 1000 watt
terdiri dari elektrikal unit, reflektor anodaized aluminium dan tutup kaca setara produksi
Philips.

2. Reflektor wide beam.


3. Ambient temperatur 45 deg. Celcius.
4. Index Protection IP 65.
5. Suspension system chains.
6. Luminaire HPI-T Metal Halide.
7. Ballast HPI-T type.

F. Lampu jalan dan Taman.

1. Lampu jalan high pressure mercury HPL-N 250 Watt lengkap dengan ballast , kapasitor dan
tiang dengan ketinggian standard 11 meter.

2. Rumah lampu dari bahan fibreglass reinforced polyester berwarna abu-abu.

3. Penutup lampu dari bahan methacrylate bening.

4. Reflektor dari bahan Anodized Aluminium murni.

5. Distribusi cahaya sesuai standar C.I.E.

5. Semua logam dibagian luar terbuat dari bahan stainless steel dan aluminium.
6. Penutup lampu tetap tergantung pada rumah lampu walupun klip pengancing dilepas.
7. Rumah lampu dirancang sedemikian rupa sehingga pemeliharaan dapat dilakukan dari posisi
atas.
8. Dudukan komponen elektrik dapat dilepas untuk melakukan reparasi.
9. Komponen kelistrikan dapat dengan mudah dipasang.

Syarat Umum

1. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat bakar bebas dari karat, dengan ICI acrylic paint
warna putih, contoh harus disetujui oleh Perencana/Direksi Pengawas.

2. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan efisiensi penerangan yang
maksimal, rapih kuat sera sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian
lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.

3. Pada semua lighting fixtures harus ditanahkan (grounding).

G. Kotak Kontak dan Saklar

72
1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type
pemasangan masuk/inbow (flush-mounting)

2. Kotak-kontak rating 16A dan mengikuti standard VDE..

3. Flush-box (inbouw doos) untuk tempat sakla, kotak-kontak dinding dan push button harus
dipakai dari jenis bahan bakely atau metal dari produk yang sama.

4. Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai. Pada ruang-ruang yang
basah/lembab harus dari jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dan isolating switch
dipasang maksimal 130 cm dari permukaan lantai.
5. Kotak kontak khusus/Industrial type, untuk Area tertentu, akan ditentukan kemudian.

Spesifikasi dari kotak kontak industrial type adalah sebagai berikut :

Type : Surface mounting socket Outlets c/w plug

Material : Polyester-polyamide cover stainless steel screw


parts.

Protection Index; IP 66

Operation temperature : - -

Voltage operation : 220-240V or 380-415V

Rated Current : 16A & 63A.

Pole of Configurations : 2 P + E, 3 P + E or 3 P + E + N

H. Konduit

1. Konduit yang digunakan, harus memenuhi standard yang berlaku (British Standard-BS dan
Electronical Standardization CENELEC) untuk pengujian karakteristik bahan antara lain;
tahan terhadap bahaya kebakaran ringan kelenturannya dan tahan terhadap getaran
mekanis (tidak mudah pecah) pada saat pengecoran lantai atau kolom beton.

2. Konduit yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact atau metal conduit; dimana diamter
dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah
10 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.

Sedangkan untuk FRC (Fire Recistance Cable) menggunakan G.I.P dengan diameter 2½ kali
diameter kabel.

3. Konduit yang dipasang harus dilengkapi dengan segala Accessoriesnya dari material/bahan
yang sama dengan konduitnya seperti; coupling, saddles, inspection elbows, reducers,

73
locknuts, terminal boxes dan berbagai perlengkapan lainnya, untuk memudahkan baik pada
saat pelaksanaan maupun saat perawatan.

I. Cable Tray dan Cable ladder.

1. Cable Tray harus terbuat dari bahan Mild Steel, aluminium, stainless Steel hotdip galvanized.

2. Cara pemasangan cable tray diatas support / penyangga yang dipasang setiap jarak
maksimum 1000 mm.

3. Pada setiap belokan atau percabangan bentuk tray harus dibuat sedemikian rupa sehingga
belokan kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan (disesuaikan dengan standar
produk masing-masing).

4. Cable Ladder dipasang pada dinding ,dilengkapi klem-klem kabel setiap jarak 500mm dan
support. Sebelum dipasang cable ladder harus di hot dip galvanis.

5. Kabel yang dipasang diatas plafon dan pada cable tray harus diklem (diikat) dengan klem-
klem kabel (pengikat/cable ties) .

6. Sebelum pemasangan cable ladder harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan instalasi
lainnya (AC, Plumbing).

7. Cable Tray dan Ladder harus di Grounding.

J. Grounding.

1. Kawat grounding menggunakan kawat telanjang ( Bare Copper Conductor).


2. Besarnya kawat grounding minimal berpenampang sama dengan penampang kabel masuk
(incoming feeder).
3. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimal berdiameeter
11/4” , diujung pipa dipasang copper rod sepanjang 0,5 meter.
4. Nilai tahanan grounding untuk panel-panel maksimum 2 ohm, diukur setelah tidak turun
hujan selama 3 hari berturut-turut.
5. Kedalaman grounding minium 6 meter

4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

4.1. Panel-panel

1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata
(horizontal/waterpas).

2. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet atau
penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.

3. Pada lokasi-lokasi yang khusus (Shaft listrik, gudang atau penerangan luar), panel-panel
harus diperlengkapi dengan lubang-lubang ventilasi yang cukup.

4. Khusus untuk panel-panel type free standing, harus diberi alas dengan menggunakan besi
kanal UNP 100 x 50 x 5 mm.

74
5. Untuk panel-panel yang banyak menggunakan komponen kontrol/busbar atau banyak
menggunakan alat ukur harus dilengkapi dengan terminal block yang baik mutunya (lihat item
produk).

6. Panel-panel yang dilengkapi dengan magnetic contactor dan start/stop push button, harus
dibuat sedemikian tupa sehingga mudah dalam mengoperasikannya dan estetik.

7. Ketinggian panel-panel type wall mounting harus menurut PUIL 1987.

8. Semua panel harus ditanahkan.

4.2 Kabel-kabel

1. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak mudah
lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.

2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan
phasanya sesuai dengan PUIL 1987 pasal 701.

Sedangkan untuk kabel instalasi penerangan (NYM) yang digunakan harus terdiri dari 4 macam
warna sesuai dengan ketentuan PUIL (R, S, T, Neutral dan grounding.

3. Kabel daya yang dipasang pada Shaft/dinding bangunan harus diletakkan diatas tangga kabel
(cable leadder) atau cable tray yang semuanya ditata dan diklem dengan rapi.

4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel penerangan.

5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk
terminasinya.

6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus mempergunakan alat pres
hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.

7. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum, dimana sebelum kabel
ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan dengan batu bata
Cikarang sebagai pelindungnya.

Lebar galian minimum adalah 40 cm atau disesuaikan dengan jumlah kabel.

8. Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel support,
minimum setiap jarak 50 cm.

9. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya kabel.

10. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus ditanam
lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan diameter minimum 2½ kali
penampang kabel.

11. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada Cable Ladder.

12. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beron harus dibuatkan sleeve dari pipa
galvanis dengan diameter minimum 2½ kali penampang kabel.

13. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak terminal yang
terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk
tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimu 4 cm.

75
14. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap ujungnya.

15. Penyusunan konduit diatas cable leadder harus rapi dan tidak saling menyilang.

16. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak penyambungan
dan memakai alat penyambung berupa las-dop merk Legrand atau 3 M dengan memberi isolasi
terlebih daulu. Warna isolasi harus sama dengan warna kabelnya.

4.3. Lampu Penerangan

1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari Arsitek dan
disetujui oleh Direksi /Pengawas Lapangan.

2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang terbuat dari bahan
aluminium.

4.4. Kotak Kontak dan Saklar

1. Kotak kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan dipasang pada
ketinggian 300 mm dari level lantai, Untuk kotak kontak dan 1500 mm untuk saklar.

2. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type water dicht (bila
ada).

4.5. KWH Meter

1. Penempatan KWH meter baik dalam panel-panel utama maupun yang terpasang dlam sub-sub
panel harus diletakkan sedemikianrupa sehingga mudah dilihat/dibaca dengan baik.
2. Koordinasi penempatan KWH meter ditentukan kemudian dilapangan setelah
disepakati bersama Arsitek.

4.6. Lampu Penerangan.

1. Pemasangan lampu penerangan disesuaikan dengan rencana plafond Arsitek dan disetujui
Pengawas lapangan.

2. Lampu tidak diperkenankan memberi beban pada rangka plafond yang terbuat dari bahan
aluminium.
3. Tiang lampu penerangan luar dipasang tegak lurus.
4. Lampu penerangan luar dibuat dengan pondasi dan dipasang kotak pengaman (fuse box ) pada
ketinggian maximum 500 mm dari tanah.

5. PENGUJIAN

5.1. Umum

Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan pengujian secara individual.
Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari
pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi lain yang berwenang untuk itu.

76
Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk
menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus
pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Pemborong menjadi tanggung
jawab Pemborong sendiri.

5.2. Peralatan dan Bahan

Peralatan dan bahan Instalasi Listrik yang harus diuji

1. Panel-panel tegangan rendah

Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari pembuat panel yang
menjami bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut berfungsi baik dan bekerja sempurna
dalam keadaan operasional maupun ganguan berupa undervoltage, over current, overthermis,
short circuit dan lain-lain serta merger antara fasa, fasa netral, fasa nol.

2. Kabel-kabel tegangan rendah

Untuk kabel tegangan rendah, sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang terutama menjamin
bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi kabel
tegangan rendah, pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi
minimum 50 mega Ohm.

Penyalaan baru boleh dilaksanakan apabila dinyatakan lulus oleh Direksi Lapangan yang
didasarkan pada hasil pengukuran (data) langsung dari semua instalasi.

3. Lighting Fixtures

Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus dilakukan pengujian atau
pengukuran faktor daya (Cos phi).

Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal 0,85.

4. Motor-motor Listrik

 Motor-motor listrik yang terpasang, harus dari type yang sesuai dengan pemakaian dan
lokasi dimana motor-motor tersebut dipasang.
 Pengukuran tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan.
 Pemasangan motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah penunjukkan hasil pengukuran
tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 1987.

6. PERALATAN MAINTENANCE

Pemborong diwajibkan menyerahkan peralatan Maintenace (Tools Kit) untuk semua system yang
terpasang sesuai dengan produknya masing-masing.

77
Gambar Contoh Pekerjaan Elektrikal

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang ters edia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Penangkal Petir


Standart kabel yang di gunakan adalah minimal 50 mm” ( SNI ), untuk memilih kabel
dengan ukuran kurang dari 50 mm” tidak disarankan.
Material yang digunakan :
- Konduit PVC
- Tiang penangkal petir
- Cabel coaxial / BC / NYA
- Copper rod
- Head penangkal petir

Peralatan :
- Grounding test
- Tiang, obeng, gergaji besi.
- Bending conduit
Pelaksanaan :
- Tentukan lokasi grounding sesuai gambar dan spek teknis
- Pantek grounding dengan copper rod
- Buat bak control
78
- Batang penangkap petir ( speed ) harus dipasang kokoh pada batang penyangga
secara vertikal terhadap rata air.
- Batang penangkap petir dipasang pada titik tengah dari daerah yang dilindungi,
dan merupakan daerah yang paling tinggi atau lancip dari bangunan itu, seperti :
bubungan, jurai, cerobong asap.
- Batang penyangga tinggi minimal 1 m dari pipa gip (tahan karat / cuaca) dan diklem
kuat dengan batang penangkap petir serta ditanam secara kokoh di kerpus atau
beton yang telah diberi angkur baut.
- Rangkai penangkal petir dan lampu pada tiang penangkal petir
- Pada batang penangkap petir dihubungkan dengan konduktor / penghantar dari
kabel tembaga (BC) diameter minimal 8 mm atau penampang 50 mm² serta di klem
secara kuat dan diklem ke bubungan setiap 25 cm ( 3 bh tiap 1 meter).
Klem dapat dibuat dari plat strip dan diberi skrup atau mur baut.
- Konduktor/penghantar menjalar pada bubungan , bila ada belokan sudut belokan
nya harus lebih besar dari 90°.
- Sambungan sebaiknya dihindari, tetapi bila ada sambungan harus menggunakan
klem minimal 2 buah.
- Konduktor yang menjalar tegak di dinding harus dilindungi dengan pipa PVC dan di
klem ke dinding.
- Kawat konduktor / penghantar yang dihubungkan dengan elektroda pentanahan
diberi pelindung dari pipa gip sepanjang penghantar tersebut di dalam tanah.
- Penyambungan kawat konduktor dengan elektroda harus dapat dibuka kembali
untuk dapat dites kembali tahanan tanah.
- Ketahanan tanah minimal yang diijinkan adalah 5 ohm.
- Pada daerah elektroda yang ditanam (ditanah) sebaiknya diberi arang dan garam
untuk menjaga tahanan tanah atau untuk mengikat air tanah agar tidak cepat lari,
bila musim kemarau, serta dapat mempercepatnya penyebaran petir ke tanah.
- Pasang penangkal petir pada lokasi sesuai gambar
- Tarik kabel coaxial dan sambung dengan pantekan
- Finishing arsitek

79
Gambar pemasangan penangkal petir

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

B. Pekerjaan Electronic
 Pek. Telepon
 Pek. Data
 Pek. CCTV
 Pek. Fire Extinguiser

 Pekerjaan CCTV

1. Evaluasi Peralatan
Peralatan mungkin diperlukan untuk bertukar informasi dalam rangka untuk melakukan fungsi
dari beberapa jenis (misalnya untuk memindahkan kamera PTZ ke posisi tertentu berdasarkan
masukan dari sistem lain, atau meningkatkan tingkat perekaman dan resol usi perangkat
berdasarkan masukan dari perangkat lain). Dalam kasus ini dianjurkan perangkat diuji terlebih
dahulu sebelum sedang digunakan. Hal ini terutama dianjurkan jika peralatan yang akan
digunakan dibuat oleh produsen yang berbeda. Juga dianjurkan untuk melakukan tes terlebih
dahulu walaupun peralatan tersebut mengklaim kompatibel dengan sistem lain.

Bila diperlukan kustomisasi produk atau software untuk memenuhi kebutuhan pengguna,
kustomisasi ini harus diuji sebelum peralatan digunakan. Kustomisasi juga harus diuji terhadap
kebutuhan pengguna yang didefinisikan dalam kebutuhan operasional.

80
2. Peralatan mounting, kabel, daya listrik dan konfigurasi

2.1 Pasokan listrik


Pasokan listrik harus mampu memenuhi beban terbesar di bawah kondisi operasi normal.
Beban maksimum listrik biasanya terjadi selama sistem mulai menyala setelah terjadi kegagalan
daya (mati listrik). Penilaian arus listrik untuk tujuan desain juga harus mencakup toleransi
tambahan 5% sampai 10% dari kapasitas.

Ketika pertimbangan keselamatan dan keamanan tidak memerlukan operasi sistem CCTV
selama terjadi kegagalan pasokan listrik, maka pasokan listrik publik seperti PLN dapat menjadi
satu-satunya pasokan untuk sistem. Beberapa sistem CCTV mengharuskan semua peralatan
yang akan terhubung ke fase listrik yang sama. Pasokan listrik harus berada dalam area aman,
dalam posisi yang aman dari gangguan, dan harus berventilasi sesuai dengan persyaratan
produsen untuk pengoperasian yang aman.

Tambahan instalasi pasokan listrik cadangan harus dipertimbangkan jika kemungkinan terjadi
tegangan turun. Atau dalam beberapa kasus dimungkinkan untuk mengurangi turun tegangan
di kabel dengan menggunakan kabel yang kurang resistensinya, ukuran konduktor yang lebih
besar atau dengan menggunakan kabel dengan inti lebih untuk pasokan daya.

2.2 Instalasi kabel CCTV


Persyaratan untuk instalasi listrik harus dipenuhi menggunakan arus yang tepat pada saat
instalasi. Semua kabel yang berhubungan harus cocok dan kompatibel agar sesuai dengan
praktek-praktek kerja yang baik.

Jenis kabel yang mendukung yaitu:

 Conduit: ketika menggunakan logam, semak-semak atau pohon yang menggangu harus
dibersihkan untuk mencegah kerusakan kabel. Ketika menggunakan conduit untuk
membawa kabel ia harus dapat dimatikan secepat mungkin ke uni t yang terhubung.
 PVC atau metal trunking: ketika trunking digunakan untuk membawa kabel ia harus dapat
dimatikan secepat mungkin ke unit yang terhubung.
 Klip insulasi
 Pengikat kabel
 Kabel Catenary

Semua kabel CCTV harus dari jenis dan ukuran yang sesuai untuk aplikasi dan harus
memperhitungkan tingkat transmisi, serta kemungkinan gangguan listrik dan turun tegangan.
Setiap plastik atau komponen PVC yang digunakan sebagai bagian dari instalasi kabel harus
sesuai untuk lingkungan di mana ia dipasang. Pengikat yang dipasang secara eksternal dan klip
harus terbuat dari bahan tahan ultraviolet.

81
Kondisi lingkungan seperti kelembaban, panas yang berlebihan, resiko korosi, kerusakan
mekanis atau kimia, harus diperhitungkan ketika menentukan tingkat perlindungan yang
diperlukan kabel.

Semua kabel bawah tanah yang digunakan harus sesuai dengan tujuannya dan memiliki
perlindungan yang memadai dari kerusakan mekanik. Kabel bawah tanah harus memberikan
tingkat resistensi tinggi terhadap kelembaban, reaksi kimia, korosi dan hewan pengerat.

2.3 Peralatan Kamera


Kamera harus dipasang dalam posisi bebas dari penghalang dan sedapat mungkin tidak
mengarah langsung ke sumber cahaya yang terang. Posisi pemasangan juga harus
memungkinkan instalasi dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara yang aman. Jika
kamera harus dipasang di menara atau bracket maka perlu dipertimbangkan hal -hal berikut:

1. Rigidity, dengan memperhitungkan potensi kecepatan angin, jenis peralatan dan peralatan
pemasangan dan perbaikan posisi.
2. Gangguan listrik dan kemungkinan kerusakan karena petir.
3. Debu, partikel udara dan sumber potensial korosi atau kontaminasi lainnya.
4. Kondensasi dalam housing dan peralatan lainnya karena perubahan suhu.

Menara dan peralatan braket harus dipasang sesuai dengan instruksi pabrik dan sesuai
spesifikasi pembebanan. Bila mungkin terjadi pergerakan pada menara, kabel dan kamera
harus dipasang dengan aman terhadap gangguan yang mugkin muncul. Ge rakan karena
pengaruh alam seperti yang dialami oleh gedung-gedung tinggi dapat mempengaruhi kinerja
sistem.

Bila menggunakan koneksi dengan kabel, sedapat mungkin ia harus disembunyikan.


Perlindungan kabel untuk kamera bergerak harus dipertimbangkan di mana kerusakan fisik
mungkin terjadi misalnya pada metal conduit atau fleksibel conduit.

Kamera harus dipasang sedemikian rupa sehingga sulit bagi orang yang tidak berhak untuk
mengubah bidang pandang kamera. Hal ini dapat dicapai dengan memasang di lokasi yang
tepat dan tinggi, penggunaan pemasangan mounting yang sesuai dan mungkin menggunakan
pelindung keamanan tambahan.

Interkoneksi kamera seperti kabel atau antena harus sulit dijangkau dan dirusak. Tergantung
pada kelas keamanan peralatan, metode otomatis harus dikerahkan untuk mendeteksi
perubahan bidang pandang kamera yang sesuai. Pertimbangan harus diberikan untuk
mendeteksi hilangnya sinyal video, penghalang atau cahaya menyilaukan yang dapat menutupi
82
pandangan kamera. Audio atau visual sistem alarm yang dihasilkan harus dapat
menginformasikan kebutuhan operator sistem.

2.4 Kontrol dan Peralatan Perekaman


Kondisi lingkungan di mana peralatan beroperasi harus diperhitungkan dan housing yang
memberikan perlindungan yang sesuai harus ditentukan. Peralatan harus dipasang sesuai
dengan instruksi produsen. Untuk mengurangi risiko kondensasi harus dipasang pemanas
dalam housing yang dapat bekerja terhadap perubahan suhu.

Ketika terdapat kemungkinan penetrasi oleh benda padat, debu atau air, housing yang mampu
perlindungan yang sesuai harus digunakan. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan, perlu
dipertimbangkan pengunci untuk peralatan kontrol dan perekaman. Metode penggunaan nama
pengguna dan password untuk mengakses fungsi kontrol harus dipertimbangkan untuk
membatasi akses hanya untuk operator yang diberi wewenang. Hal -hal yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih peralatan kontrol dan perekaman yaitu:

 Suhu
 Aliran udara peralatan (dari depan ke belakang, sisi ke sisi, bawah ke atas, dll), pastikan tata
letak peralatan tidak memiliki penghalang
 Kelembaban
 Debu dan kontaminasi udara lainnya
 Getaran
 Gangguan listrik
 Kekakuan, dengan kecepatan angin tinggi.
 Kemudahan akses untuk pemeliharaan dan layanan
 Kenyamanan penggunaan operator

3. Layar Tampilan
Ukuran, resolusi dan posisi tampilan layar harus dipilih sesuai dengan kebutuhan penggunaan,
ruang yang tersedia dan jumlah operator. Tampilan layar bisa diletakkan pada meja atau
dipasang pada dinding dengan pertimbangan ergonomi operator. Layar display harus dipasan g
pada posisi yang meminimalkan efek pencahayaan terutama sinar matahari yang dapat
mempengaruhi kenyamanan monitoring. Bila dipasang di dinding atau langit-langit maka
sebaiknya menggunakan bracket yang sesuai dengan instruksi pabrik.

4. Commissioning, Acara Serah Terima dan Dokumentasi


Commissioning harus terdiri dari pemeriksaan dan pengujian sistem yang dipasang oleh teknisi
CCTV; acara serah terima memerlukan demonstrasi sistem hingga diterima oleh pelanggan.
Komisioning harus mencakup pengujian visual dan fungsional untuk memastikan bahwa sistem
ini dipasang sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dan dalam standar pengerjaan yang

83
tinggi. Sebuah rencana uji sistem harus dilakukan selama acara se rah terima dengan tujuan
untuk memastikan bahwa sistem CCTV telah memenuhi spesifikasi yang disepakati.
Ini harus mencakup pengujian sistem dari aspek-aspek berikut :

 Semua kabel dipasang dengan benar.


 Supply tegangan sesuai dengan perencanaan sistem CCTV.
 Operasi pemantauan, switching, peralatan rekam dan playback adalah memuaskan.
 Antarmuka dengan alarm (misalnya alarm gerakan) memuaskan dan alarm bekerja dengan
baik.
 Beam detektor diselaraskan dengan benar, bila digunakan untuk memicu sistem CCTV.
 Pemberitahuan yang menunjukkan CCTV sudah beroperasi.
 Semua lampu indikator bekerja.
 Jika menggunakan power supply tambahan, pastikan sistem terus beroperasi dengan baik
sesuai spesifikasi ketika pasokan listrik utama terputus.
Ini mencakup pengujian aspek-aspek berikut untuk setiap kamera:
 Jenis kamera yang digunakan tepat dan lensa dipasang dengan posisi yang benar.
 Operasi semua fungsi kamera (misalnya pan, tilt, zoom, fokus, iris elektronik, wiper)
memuaskan.
 Pengaturan yang benar hingga batas pan dan tilt.
 Pergerakan kamera dan bidang pandang dilihat melalui monitor yang tepat dan bebas dari
halangan.
 Pengoperasian iris elektronik dan fokus memuaskan di bawah kisaran tingkat cahaya yang
sesuai (kondisi malam dapat disimulasikan melalui penggunaan filter densi ty netral yang
cocok).
 Operasi pencahayaan tambahan memuaskan.
 Label peringatan berada di tempat yang tepat sehubungan kemungkinan gerakan tiba-tiba
dari kamera dan sehubungan perangkat yang bisa menyebabkan cedera seperti kerusakan
mata.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Pemadam Kebakaran


Fire Extinguisher.
 Fire extinguisher yang dipasang di dalam bangunan adalah dari jenis multy
purpose dry powder (kelas ABC) dengan waktu penyemprotan yang bisa diatur
dan dilengkapi dengan pressure gauge.
 Semprotan memanfaatkan tekanan seluruh tabung, tanpa cartridge.
Bahan powder : amonium phosphate dan amonium sulphate
Berat isi : 5 kg
Lama pancaran : 15 detik (min)

84
Jarak pancaran : 5 - 7 meter
Bahan pendorong : N2
 Untuk ruang mesin digunakan multy purpose dry powder kelas ABC dengan
waktu penyemprotan yang bisa diatur dan dilengkapi dengan press ure gauge.

Gambar Fire Extinguisher

Peralatan dan bahan yang digunakan


 Mesin bor tangan
 Palu-palu
 Fitting-fitting
 Serta bahan dan alat bantu lainnya

Cara pemasangan

 Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada
posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.

 Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm dari dasar lantai
tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.

 Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan jenis
dan penggolongan kebakaran.

 Penempatan tersebut antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan
lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.

 Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung pada
dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau
ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.

 Lemari atau peti (box) seperti tersebut dapat dikunci dengan syarat bagian
depannya harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.

 Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) tersebut harus
disesuaikan dengan besarya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau
peti (box) sehingga mudah dikeluarkan.
85
 Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian
paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai
kecuali jenis CO2 dan tepung kimia kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih
rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15
cm dan permukaan lantai.

 Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat
dimana suhu melebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C kecuali apabila alat
pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut
diatas.

 Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka harus dilindungi
dengan tutup pengaman agar mudah dalam langkah langkah menanggulangi
bahaya kebakaran .

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

14. PEKERJAAN MECHANICAL DAN PLUMBING

Pekerjaan mechanical dan plumbing merupakan item pekerjaan yang didalamnya terdapat
beberapa sub item utama pekerjaan yaitu :

 Pekerjaan Instalasi AC
 Pekerjaan Instalasi Air Bersih
- Instalasi Sumber Air Bersih dari PDAM
- Instalasi Sumber Air Bersih Sumur Dangkal (40m)
- Instalasi Air Bersih Diruang Pompa
- Instalasi Tangki Water Tank
- Instalasi Air Bersih Gedung
 Pekerjaan Instalasi Air Kotor

 Pekerjaan Tata Udara

Peralatan dan Perlengkapan Air-Conditioning


A. Hal-hal Umum dan Lingkup Pekerjaan
1. Umum
Persyaratan teknis dan gambar-gambar yang menyertainya dimaksudkan untuk
menjelaskan dan menegaskan tentang segala pekerjaan, bahan-bahan,
peralatan-peralatan yang diperlukan dalam pemasangan, pengujian dan
penyetelan (adjusting) dari seluruh system, agar lengkap dan siap untuk bekerja
dengan baik.
86
2. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan instalasi system ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan
peralatan utama serta peralatan untuk instalasi, instalasi pemipaan dan
peralatannya, peralatan bantu, tenaga kerja pembuatan alat-alat, pemasangan,
pengujian, penyetelan seluruh system yang dipasang agar lengkap dan dapat
bekerja sesuai dengan persyaratan dan dokumen yang ada.

Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi:

- Pengadaan baru dan belum terpakai, pemasangan pengaturan unit,


thermostat, instalasi pemipaan air drainage, pipa refrigeran, instalasi
pengontrolan dan instalasi listrik.
- Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang diakibatkan oleh
adanya pelaksanaan pekerjaan ini.
- Mengadakan perbaikan kembali dan finishing seperti semula semua gangguan
kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh adanya pelaksanaan pekerjaan
instalasi ini.
- Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang, buku petunjuk cara
menjalankan, pemeliharaan dan memperbaiki sistem tata udara ini kepada
pemberi tugas dan konsultan.

B. Sistem Pemipaan dan Peralatan.


1. Material
 Pipa pengembunan (drain) digunakan pipa PVC kelas AW produk Pralon,
Maspion, atau Wavin.
 Pipa refrigerant harus dibuat dari “thermaflek”.
 Semua pipa dan peralatan harus tahan tekanan hingga 10 kg/cw2 selama 24
jam terus menerus tanpa terjadi kebocoran.
2. Pemasangan Pipa
 Pipa hendaknya dipasang sejauh minimal 30 cm dari tepi dinding, atap
lantai, dan lainnya; agar memudahkan pemeliharaan dan service.

 Pemborong harus memasang pipa-pipa pembuangan (drainage) dari mesin–


mesin AC sampai ketempat pembuangan yang terdekat dalam saluran yang
tersembunyi (tidak mengganggu). Untuk pipa pengembunan harus dilapisi
vapour barrier jacket, seperti Sisalation 450 atau yang sejenis dan direkat
dengan tape hingga tidak terjadi pengembunan pada permukaan pipa.

C. Pekerjaan Listrik dan Kontrol


Seluruh jenis pekerjaan instalasi listrik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

 Panel control daya mesin–mesin AC yang meliputi wiring starter, switch,


transformer, fuse dan alat–alat ukur serta peralatan lainya yang
digunakan sebagai sumber daya bagi mesin AC yang tercakup dalam
proyek ini.
 Panel control untuk sistem pengaturan otomatis suhu, kelembaban, aliran
air, udara dan lain–lain yang ada beserta seluruh peralatan yang
diperlukan agar sistem pengaturan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan gambar dan spesifikasinya.

87
 Kabel yang digunakan produksi dalam negeri dan memenuhi SII, seperti :
Supreme, Kabelindo, Kabel Metal, Tranka atau setara.

Sistem pengaturan otomatis dan instrumen


 Pemborong harus menyediakan dan memasang sistem pengatur
otomatik untuk temperatur dan kelembaban sehingga peralatan AC siap
digunakan.
 Pemborong menyediakan dan memasang semua control panel yang
diperlukan untuk instalasi ini dan melakukan penyambungan–
penyambungan (wiring) yang diperlukan hingga panel.

D. Pekerjaan Sipil

 Semua support dan hanger dapat terbuat dari pipa, profile batang (rod)
ataupun plat strip sesuai dengan gambar kerja yang disetujui pengawas.
Semua dudukan harus mempunyai plat alas yang cukup dan dibuat pada
lantai atau bisa juga menempel di dinding.

 Gantungan AHU / Fan Coil.


Penggantung AHU / Fan Coil harus diikat mur-baut sesuai aturan pabrik
pembuatnya dan diberi lapisan peredam getaran.

 Pemborong harus menempatkan Unit In-Door sedemikian rupa sehingga


tidak menghalangi alur instalasi peralatan utilitas lainnya, serta tidak
menyalurkan getaran dan suara di ruang dibawahnya.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Instalasi Air Bersih


Pekerjaan yang dimaksud adalah pemasangan instalasi perlengkapannya Yang meliputi
penyediaan dan pemasangan seluruh instalasi plumbing dan drainase Sesuai gambar rencana
(shop drawing ) dan peraturan teknis.

Umum.
 Penyediaan air terbagi atas 2 sumber yaitu bersal dari PDAM dan Sumur Bor
 Penyediaan air diperoleh dari PAM/Sumur Bor dan ditampung melalui bak (Ground tank)
kemudian dipompa ke tanki atas di distribusikan ke seluruh area toilet ( kran – kran ).
 Pipa utama dari pompa sesuai gambar dan seluruh distribusi air bersih ini dilengkapi
dengan valve ( control,gate,check valve dan lain-lain ) sesuai dengan standart yang
diisyaratkan.

88
 Pipa yang digunakan dalam pekerjaan ini yaitu pipa PPR PN 10.

Pelaksanaan:
 Persiapkan bahan dan alat yang akan digunakan
 Pasang matrice kemudian hidupkan dan atur suhu mesin hingga 260 derajat
 Ptong kurang lebih 1 cm ujung pipa yang akan disambung
 Beri kedalaman socket dengan dikurangi 1-2 mm
 Panaskan pipa dan fitting pada bagian matrice
 Semua ujung yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
doop/plug atau blind – flanged.
 Pipa – pipa harus diberikan gantungan,pipa tegak didalam shaft harus diklem pada
jarak setiap 2m juga pada setiap percabangan dan belokan.pengurungan pipa –
pipa ini dilakukan setelah hasil test baik dan disetujui pengawas.
 Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi pelindung
dengan lead meni,untuk yang ditanam di tanah ditambah lapisan pelindung water
proofing harus dilakukan sebaik-baiknya,sehingga tidak ada bagian permukaan
pipa dan fitting yang tidak terkena water proofing.
 pipa yang melintas jalan harus dilindungi beton/ubin dan diurug dengan
pasir,kedalaman pipa minimal 80 cm dari permukaan bawah pasangan batu
pondasi jalan.
 Pipa – pipa distribusi sebelum disambungkan ke fitures harus ditest terlebih dahulu
dengan tekanan uji Hydrostatik sebesar satu setengah kali tekanan kerjanya
(working pressure ) dimana dalam waktu minimum 1x 24 jam (disesuaikan dengan
instruksi pengawas )tidak boleh mengalami penurunan tekanan/mengalami
kebocoran.
 Instalasi yang hasil testnya tidak baik,segera diperbaiki.Biaya pengetesan,alat-alat
yang diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung oleh pemborong.
 Pipa- pipa yang menembus lantai,dinding beton harus dibuatkan sleeve/sparing
dari pipa PPR dan diberi perapat.
 Pipa-pipa yang ada diatas langit-langit,shaft dan pada tempat-tempat yang terlihat
harus dicat abu-abu,pipa air bersih dinding tak apa pipa udara dengan bahan cat
yang baik.
 Sebelum air bersih dipakai,maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu,kemudian
sistem pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50mg/1 chlor dan
didiamkan selama 24 jam.Setelah 24 jam sistem dibilas dengan air bersih.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

89
 Pekerjaan sumur bor
I. Tahap persiapan
Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran tahap pekerjaan persiapan meliputi :

1. Pekerjaan Mobilisasi
Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dilakukan mobilisasi atau mendatangkan
peralatan dan bahan-bahan pemboran beserta personelnya ke lokasi pemboran.
Tahap mobilisasi ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan.
1. Pekerjaan persiapan lokasi
Pada tahap pekerjaan ini meliputi :
 Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor.
 Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur bor.
 Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila
formasi lapisan tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan formasi
yang mudah runtu.
 Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting)
pompa Lumpur beserta selang-selangnya.
 Penyedian air serta pengadukan Lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.

II. Tahap Pemboran awal


Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor putar (rotary
drilling) dan tekanan bawah (pull down pressure) yang dibarengi dengan sirkulasi
Lumpur bor (mud flush) kedalam lubang bor. Pemboran pilot hole adalah pekerjaan
pemboran tahap awal dengan diameter lobang kecil sampai kedalaman yang
dikehendaki, diameter pilot hole biasanya antara 4 sampai dengan 8 inchi, Selain itu juga
ditentukan dengan kemampuan atau spesifikasi mesin bor yang digunakan.
Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :

Kekentalan (viskositas) Lumpur bor Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan
tanah setiap meternya (penetrasi waktu permeter) Contoh gerusan (pecahan) formasi
lapisan dalam setiap meternya. Contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting)
dimasukkan dalam plastik kecil atau kotak sample dan masing-masing diberi nomor
sesuai dengan kedalamanya. Adapun maksud pengambilan sample cutting adalah
sebagai data pendukung hasil electrical logging untuk menentukan posisi kedalaman
sumber air (akuifer)

III. Tahap electrical longing


Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap
pekerjaan ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen). Electrical Loging dilakukan
dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut menggunakan konfigurasi titik
tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam lubang bor dan elektroda yang lain
ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan kedalam lubang elektroda yng kemudian
menyebar kedalam formasi disekitar lubang bor. Sebagian arus kembali ke elektroda di
permukaan dengan arus yang telah mengalami penurunan. Penurunan inilah yang
diukur.

90
IV. Tahap pembersihan lubang bor (reaming hole)
Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan
diameter konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan.
Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada tahap
pekerjaan pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah)
tidak perlu diambil lagi. Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa casing adalah 6
inchi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah masuknya konstruksi pipa casing dan
saringan (sreen) serta masuknya penyetoran kerikil pembalut (gravel pack).

V. Tahap konstruksi pipa casing dan saringan (screen)


Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesua i dengan gambar
konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan (screen)
harus didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa cutting.
Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari
pemahaman aspek-aspek hydrogeology diharapkan perencanaan sumur dalam yang
dihasilkan mampu memberikan sumur pemanfatan (life time) yang maksimal dan
kapasitas yang optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan didaerah sekitar
pemboran.

VI. Tahap penyetoran kerikil pembalut (gravel pack)


Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk menyaring
masuknya air dari formasi lapisan akuifer kedalam saringan (screen) dan mencegah
masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan (screen). Adapun cara
penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah dibarengi dengan sirkulasi (spulling) air
yang encer supaya kerikil pembalut (gravel pack) dapat tersusun dengan sempurna pada
rongga antara konstruksi pipa casing dengan dinding lubang bor.

VII. Tahap pencucian dan pembersihan (well development)


Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan dengan maksud
untuk dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer erta kerikil pembalut dari
partikel hlus, agar seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat terbuka penuh sehinga
air tanah dapat mengalir kedalam lubang saringan (screen) dengan sempurna.
Manfaat dari tahap Well Development ini adalah :
 Menghilangkan atau mengurangi penyumbatan (clogging) akuifer pada dinding
lobang bor.
 Meningkatkan porositas dan permeabilitas akuifer disekeliling sumur dalam.
 Menstabilakan formasi lapisan pasir disekeliling saringan, sehingga pemompaan
bebas dari kandungan pasir.
Pelaksanaan tahap Well Development dilakukan dengan cara :
1. Water Jetting
Peralatan yang digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu alat dari pipa yang
mempunyai 4 lobang (dozzle). Alat ini dimasukkan kedalam sumur dalam pada tiap-
tiap interval saringan secara berurutan dari bawah keatas dengan penghantar pipa
bor yang dihubungkan dengan pompa yang dihubungkan dengan pompa tekan yang
memompakan air bersih kedalam sumur dalam.
91
Pada pengoperasiannya, alat ini digerakkan berputar-putar atau dengan memutar-
mutar pipa penghantarnya dan naik turun sepanjang saringan (screen).

2. Air Lift
Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur
dalam dari tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift
ini dilakukan mulai dari interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan
hingga ke dasar sumur dalam.

VIII. Tahap pengecoran (grouting)


Maksud dan tujuan dari tahap grouting ini adalah :
 Sebagai penguat (tumpuan) konstruksi pipa casing.
 Untuk menutup (mencegah) masuknya air permukaan (air atas) kedalam pipa casing
melalui saringan (screen).

IX. Tahap uji pemompaan (pumping test)


Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk mengetahui kondisi
akuifer dan kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat untuk memilih jenis serta
kapasitas pompa ang sesuai yang akan dipasang disumur dalam tersebut.
Data-data yang dicat dalam uji pemompaan adalah :
 Muka air tanah awal (pizometrikawal)
 Debit pemompaan
 Penurunan muka air tanah selama pemompaan (draw-down)
 Waktu sejak dimulai pemompaan
 Kenaikan muka air tanah setelah pompa dimatikan
 Waktu setelah pompa dimatikan
Uji pemompaan dilakukan melalui 2 tahap :
 Uji pemompaan bertahap (step draw-doen test)
 Uji pemompaan yang dilakukan 3 step, masing-masing selama 2 jam dengan variasi
debit yang berbeda.
 Uji pemompaan panjang
 Uji pemompaan ini umumnya dilakukan selama 2x 24 jam dengan debit tetap.
Pada uji pemompaan ini dimbil sample air 3 kali, yaitu pada awal pemompaan,
pertengahan dan akhir pemompaan. Maksud dan tujuan pengambilan sample air adalah
untuk pemeriksaan (analisa) kualitas air, apakah air yang dihasilkan dari sumur dalam
tersebut memenuhi standar air minum yang diizinkan.
Kualitas air yang dianalisa adalah :
 PH (keasaman atau kebasaan) air tersebut.
 Kadar unsure-unsur kimia terkandung dalam air tersebut.
 Jumlah zat pada terlarut (TDS).

X. Tahap finishing
Tahap finishing meliputi :
 Pemasangan pompa submersible permanent, panel listrik serta instalasi kabel -
kabelnya.

92
 Pembuatan bak control (manhole) apabila well head posisinya dibawah level tanah,
pembuatan apron apabila well head posisinya diatas level tanah.
 Pembuatan instalasi perpipaan, asesoris serta Well Cover.
 Pembersihan dan perapihan lokasi.

Gambar contoh proses pengoboran sumur dalam

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

 Pekerjaan Instalasi Air Kotor

 Pekerjaan air kotor terdiri dari beberapa item pekerjaan yaitu :


- Pek. Septictank dan Resapan
- Pek. Instalasi Air Kotor, Air Bekas, dan Vent
- Pek. Floor Drain

 Pekerjaan Septic Tank dan Resapan


Septic tank dibuat beton bertulang dan dari bahan bata dan diplester kedap air dengan
ukuran dan bentuk seperti pada rencana gambar Sumur resapan harus mempunyai radius
bebas terhadap sumur gali yang sudah ada 8 - 10 m Untuk pembuangan udara/hawa kotor,
diatas penutup septic tank/beerput, harus dipasang pipa PVC AW diameter 2" dengan
tinggi sesuai dengan gambar rencana. Pada penutup septik tank, harus dibuat lubang
control dan penutupnya yang sewaktu-waktu diperlukan dapat dibuka.

Syarat- syarat Pelaksanaan:


 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor wajib harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
93
 Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Perencana/Pengawas.
 Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan , sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
 Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan terjadi atas tindakan pemilik.

Instalasi air kotor / air buangan:


 Instalasi air kotor terdiri atas 3 (dua) jenis yaitu air Padat, air buangan cair, dan air
hujan dengan uraian sebagai berikut :
 Instalasi air kotor padat dan cair
 Instalasi air kotor menggunakan pipa PVC diameter 4”, 3”, 2” dengan standar
ketebalan “D” dan sambungan menggunakan ketebalan “AW”.
 Penggunaan lem pada sambungan, pemasangannya seperti uraian pada pipa air
bersih (point 1).
 Instalasi air kotor cair Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung.
 Instalasi air kotor cair untuk KM/WC baik vertikal maupun horizontal
menggunakan pipa PVC dengan standar ketebalan “D” dan sambungan
menggunakan ketebalan “AW”.
 Seluruh instalasi tersebut diatas harus ditempatkan pada jalur yang telah
ditetapkan (Shap) dan memperhatikan kemiringan serta arah buangan air
tersebut sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

Instalasi air Kotor

 Hal yang perlu diketahui :Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur
pembuangan.
 Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
 Sambungan harus betul-betul rapat.
 Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan
(bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
 Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
 Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat = 25 cm,
dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup dengan cara
dipanaskan.
 Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
 Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
 Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), dimana letak
sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet, fungsinya adalah
untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
 Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan saluran
pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada
saat closet di gelontor dengan air.

94
 Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.

Saluran Air Hujan.

 Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
 Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan menggunakan lem
atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 “.
 Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada
pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.
 Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya harus
benar-benar kuat.

Saluran Pipa Wc ke Septictank

 Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, karena
kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor dengan air,
kemiringan minimal 2 %.
 Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.
 Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), karena bila
ada penyumbatan susah untuk perbaikannya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus
dibuat clean out dan fan out.

Penyambungan Pipa

 Alat : Gergaji, Amplas, Lem PVC, Shell tape, Kunci Pipa


 Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih dahulu dan
dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung) segera masukkan
gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering. Apabila belum kering betul posisi
sambungan jangan digerakkan, karena akan menyebabkan lem yang telah dioles menjadi
tidak rekat.
 Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape secukupnya
pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar sampai kencang dan rapat.
 Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las. Untuk penyenaian
pipa minimum 4 baris/alur/drat.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia
bilamana terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

95
 Pekerjaan Testing dan Comisioning

 Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu dengan menggunakan
tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam, dimana pada saat itu tidak boleh ada
penurunan tanah.
 Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu (flushing) dari kotoran
yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui lubang clean out.
 Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan apabila ada
kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera ditanggulangi/diperbaiki.
 Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang.

Waktu Pelaksanaan:
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang kami buat dan hitungan tersebut
berdasarkan asumsi bila pekerjaan dilaksanakan secara penuh waktu dan tidak
terdapat hambatan didalam proses pelaksanaan berlangsung. Waktu untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas akan melewati waktu yang tersedia bilamana
terdapat perapian / pembenahan pekerjaan dan hal-hal lainnya, sehingga
mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan.

15. PEKERJAAN AKHIR

 Pembersihan

 Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktor pelaksana wajib


membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai dinding,
pintu/jendela, plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus membersihkan
barang bekas/peralatan yang diperlukan. Semua sisa material yang digunakan lagi
harus dibawa ke luar dari lingkungan pekerjaan, sehingga halaman benar-benar
bersih dan rapi.

16. SERAH TERIMA PEKERJAAN (PHO)


 Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan, Kontraktor harus membersihkan seluruh site dari segala
macam kotoran, puing-puing dan semua peralatan yang digunakan selama masa
konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan sehingga
 bila hal ini belum diselesaikan secara tuntas, maka pekerjaan tidak akan dianggap
selesai 100 (seratus) %.
 Dalam masa pemeliharaan penyedia jasa wajib memantau hasil kerjanya, dan menjaga
(memelihara) agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan. Apabila terjadi kerusakan
bangunan yang disebabkan karena kualitas yang tidak sesuai spesifikasi teknik maka
semua biaya perbaikan ditanggung oleh kontraktor. Masa pemeliharaan sebagaimana
tercantum dalam kontrak bukanlah waktu untuk menyelesaikan sisa-sisa pekerjaan,
melainkan untuk pemeliharaan pekerjaan yang sudah 100 persen selesai dan telah
dilakukan serah terima pertama pekerjaan.
 Untuk pekerjaan yang telah selesai 100% dan telah dilakukan serah terima pertama
hasil pekerjaan (Provisional Hand Over) dapat dibayarkan 100% dari nilai kontrak
penyedia barang/jasa menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% dari nilai
96
kontrak.
 Jaminan pemeliharaan tersebut dikembalikan kepada penyedia barang/jasa setelah
masa pemeliharaan berakhir dan penyedia barang/jasa telah menyelesaikan segala
kewajibannya selama dalam masa pemeliharaan serta telah dilakukan serah terima
akhir pekerjaan (Final Hand Over).

17. PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan ini kami buat untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan dilapangan dengan tidak mengesampingkan instruksi dan petunjuk Pengguna
Jasa sebagai pemilik pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan Jadwal Waktu Pelaksanaan.

Jakarta, 28 Agustus 2020


Penawar
PT. IFOS PUTRA MAHKOTA

SYAIFUL
Direktur

97
Jika Peserta Tender berencana untuk mensubkontrakkan sebagian dari pekerjaannya,
maka Peserta Tender harus memberikan rincian berikut:

pekerjaan yang nama, alamat dan nilai subkontrak pengalaman dalam


dimaksudkan Telp. dari sebagai pekerjaan serupa
untuk subkontraktor persentase dari
disubkontrakkan total harga
tender

Tanggal, Tanda Tangan: __________________________________________


Formulir 14 Kualifikasi Teknis - Sistem Penjaminan Mutu
Harap berikan rincian di bawah ini tentang sistem penjaminan mutu yang diusulkan untuk
digunakan guna memastikan penyelesaian pekerjaan dengan sukses.
Tanggal, Tanda Tangan: __________________________________________
C.1. UMUM
1. MAKSUD dan TUJUAN
a) Maksud dari pengaturan terkait Penjaminan Mutu dan
Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi dalam Peraturan
Menteri ini adalah sebagai acuan pelaksanaan penjaminan mutu
dan pengendalian mutu Pekerjaan Konstruksi bagi pihak-pihak
terkait pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

b) Tujuan dari pengaturan terkait Penjaminan Mutu dan


Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi dalam Peraturan
Menteri ini adalah adalah:

1) Untuk mendukung terlaksananya keselamatan keteknikan


konstruksi guna tercapai proses dan hasil pekerjaan
konstruksi yang berkualitas.

2) Untuk mendukung terwujudnya tertib penyelengaraan


penjaminan mutu dan pengendalian mutu guna tercapai
hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas sesuai dengan
kebijakan mutu yang ditetapkan.
2. LINGKUP PENGATURAN
Penerapan penjaminan mutu dan pengendalian mutu pekerjaan
konstruksi dalam Peraturan Menteri ini meliputi:
a. Seluruh Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa harus menerapkan
penjaminan mutu dan pengendalian mutu pekerjaan
konstruksi sesuai dengan ketentuan dan lingkup dalam
Peratutan Menteri ini.

b. Para pihak yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi harus


menerapkan penjaminan mutu dan pengendalian mutu
pekerjaan konstruksi dalam setiap tahapan pekerjaan
konstruksi.

c. Sebagai bentuk penjaminan mutu dan pengendalian mutu,


Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus menyusun RMPK
serta Penyedia jasa Konsultansi Konstruksi harus menyusun
Program Mutu.

d. Rincian yang berkaitan dengan teknis/substansi pekerjaan


sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri ini diatur oleh
Pimpinan Tinggi Madya Penyelenggara Infrastruktur.
e. Poin-poin pengaturan terkait Penjaminan Mutu dan
Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi dalam Peraturan
Menteri ini mencakup:

1) Tanggung Jawab dan Wewenang Pengguna Jasa dan


Penyedia Jasa;

2) Kegiatan Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu,


mencakup penyusunan:

a) Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK); dan

b) Program Mutu untuk Konsultansi Konstruksi.

3) Pelaporan.

3. PENGERTIAN

Dalam dokumen ini digunakan pengertian, istilah, dan singkatan


sebagai berikut:
1. Mutu dalam lingkup pekerjaan konstruksi adalah kesesuaian
antara hasil pekerjaan dengan spesifikasi teknis dan
persyaratan lainnya dari pengguna jasa dalam lingkup biaya
dan waktu yang telah ditentukan;

2. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah


pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

3. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA


adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran pada Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;

4. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK


adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/ KPA untuk
mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/
anggaran belanja daerah;

5. Pengendali Pekerjaan adalah pihak yang ditunjuk/ditetapkan


oleh PPK yang bertugas untuk mengendalikan proses dan hasil
pekerjaan konstruksi sesuai dengan ketentuan kontrak;

6. Pengawas Pekerjaan adalah pihak yang ditunjuk/ditetapkan


oleh PPK yang bertugas untuk mengawasi dan memeriksa
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;
7. Penjamin Mutu pada Unit Organisasi merupakan unsur
pendukung pada struktur penyelenggara proyek dan tidak
terlibat secara langsung dalam pengambilan keputusan terkait
pelaksanaan kontrak pekerjaan konstruksi;

8. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang selanjutnya disingkat


PPHP adalah tim yang bertugas melakukan pemeriksaan
administratif terhadap hasil pekerjaan konstruksi;

9. Direksi Lapangan adalah seorang atau lebih yang berasal dari


dan ditetapkan oleh PPK, dan bertugas mengelola administrasi
Kontrak serta mengendalikan pelaksanaan pekerjaan;

10. Konsultan Manajemen Konstruksi yang selanjutnya disingkat


MK, adalah Penyedia Jasa Konsultansi manajemen yang
ditunjuk oleh PPK, dan bertugas mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan;

11. Direksi Teknis adalah tim pendukung yang berasal dari dan
ditetapkan oleh PPK yang bertugas untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan;

12. Konsultan Pengawas Pekerjaan adalah Penyedia Jasa


Konsultansi pengawasan yang ditunjuk oleh PPK yang
bertugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan;

13. Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak adalah panitia yang


ditetapkan oleh PA/KPA atas usulan PPK bertugas atas
pelaksanaan evaluasi atau penelitian dalam pemeriksaan
bersama dalam membandingkan spesifikasi kontrak dan
mengusulkan tindak lanjut yang perlu dilakukan PPK apabila
terjadi perubahan kontrak;

14. Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi yang selanjutnya


disingkat RMPK adalah dokumen perencanaan kegiatan
penjaminan dan pengendalian mutu yang disusun oleh
penyedia jasa pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi;

15. Program Mutu adalah dokumen perencanaan kegiatan


penjaminan dan pengendalian mutu yang disusun oleh
penyedia jasa konsultansi konstruksi dalam pelaksanaan
Konsultansi Konstruksi;

16. Surat Perintah Mulai Kerja yang selanjutnya disingkat SPMK


adalah surat yang diterbitkan oleh PPK kepada penyedia
barang/jasa untuk memulai melaksanakan pekerjaan;
17. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (Pre Construction
Meeting/PCM) merupakan rapat awal antara PPK, Pengendali
Pekerjaan, Pengawas Pekerjaan, Penyedia, tim perencana serta
pihak terkait;

18. Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya kontrak ini


terhitung sejak tanggal penandatanganan Kontrak sampai
dengan Tanggal Penyerahan Pekerjaan;

19. Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan) adalah jangka


waktu untuk melaksanakan pekerjaan dihitung berdasarkan
tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan;

20. Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang


ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak
tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan.
- 72 -

C.2. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PENGGUNA JASA DAN PENYEDIA


JASA
1. PARA PIHAK DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Dengan menggunakan pendekatan manajemen mutu, prinsip penjaminan
mutu dan pengendalian mutu pekerjaan konstruksi mencakup aspek
pengelolaan sumber daya manusia yang terlibat dalam penyelenggaraan jasa
konstruksi.

Pihak-pihak yang terlibat dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi,


terdiri dari:
1. Penyelenggara Infrastruktur; dan
2. Penyelenggara Proyek.
Penyelenggara Infrastruktur meliputi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat
Jenderal Penyediaan Perumahan, PA dan KPA.

Penyelenggara Proyek meliputi Kepala Satuan Kerja, Pejabat Pembuat


Komitmen, Pengendali Pekerjaan (Direksi Lapangan atau Konsultan MK),
Pengawas Pekerjaan (Direksi Teknis atau Konsultan Pengawas), dan
Penyedia.

Pelaksanaan penjaminan mutu dan pengendalian mutu selama pelaksanaan


pekerjaan konstruksi, meliputi 2 fungsi, yaitu:
1. Fungsi Penjaminan Mutu, oleh Pengguna Jasa; dan
2. Fungsi Pengendalian Mutu, oleh Penyedia.
Struktur Organisasi dan pembagian para pihak yang terlibat dalam
penjaminan mutu dan pengendalian mutu pekerjaan konstruksi dapat
dilihat pada Gambar C.1.
Penerima Menteri/Gubernur/
Akhir Walikota/Bupati

Pemilik Proyek PA/KPA

Penanggung PPK/Kasatker
Jawab Proyek

Direksi Lapangan/
Pengendali Konsultan MK
Proyek

Pengawas Direksi Teknis/


Konsultan Pengawas
Pekerjaan

Pelaksana
Proyek

Gar is Instruksi Garis Koordinasi

Gambar C.1. Struktur Organisasi Para Pihak yang terlibat pada


Pekerjaan Konstruksi

2. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PENGGUNA JASA


2.1. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA)

Terkait penjaminan mutu dan pengendalian mutu pelaksanaan pekerjaan


konstruksi, PA/KPA sebagai pemilik pekerjaan konstruksi bertanggung
jawab:
1. Membentuk dan menetapkan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
sebelum pelaksanaan tahapan pengukuran/pemeriksaan bersama;
2. Menerima hasil pekerjaan dari PPK setelah Berita Acara Serah Terima
Akhir Pekerjaan diterbitkan;
3. Menetapkan PPHP untuk melakukan pemeriksaan administratif terhadap
hasil pekerjaan yang diserahterimakan; dan
4. Menyerahkan hasil pekerjaan selesai kepada penyelenggara
Infrastruktur.
2.2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Tanggung jawab dan wewenang PPK terkait dengan penjaminan mutu dan
pengendalian mutu meliputi:
1. PPK bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi sebagaimana yang tercantum dalam kontrak konstruksi,
mencakup aspek administrasi kontrak dan aspek teknis (engineering).
2. PPK berwenang atas pengendalian dan pengawasan pekerjaan
konstruksi. Kewenangan ini dapat dilimpahkan sebagian atau
keseluruhan terhadap pihak/tim yang ditunjuk oleh PPK.

3. Pengendalian Pekerjaan Konstruksi dilakukan untuk mengendalikan


proses dan hasil pekerjaan Penyedia sesuai dengan ketentuan kontrak.
Pengendalian dilaksanakan baik pada kontrak pekerjaan
konstruksi maupun kontrak jasa konsultansi pengawasan pekerjaan
konstruksi.

a. Pengendalian pekerjaan konstruksi meliputi aspek:


1) Penjaminan Mutu (Quality Assurance)
Merencanakan, mereview dan menetapkan serta menjamin
penerapan dari sistem pengendalian mutu yang dilaksanakan
oleh Penyedia dan Pengawas Pekerjaan.
2) Kuantitas
Memerintahkan pengukuran hasil pekerjaan dan melakukan

persetujuan terkait kuantitas serta sertifikat pembayaran.

3) Jadwal
Memastikan jadwal pelaksanaan sesuai dengan rencana jadwal
yang telah ditetapkan dan menyetujui penyesuaian jadwal yang
disusun oleh Penyedia.
4) Pelaporan
Melaporkan capaian kemajuan pelaksanaan pekerjaan secara

berkala, termasuk permasalahannya kepada Kasatker.

5) Keselamatan Konstruksi
Merencanakan, mereview dan menetapkan serta menjamin
penerapan dari sistem pengendalian aspek keselamatan
konstruksi yang dilaksanakan oleh Penyedia.
6) Rekayasa Teknis
Mereview dan menyetujui dokumen teknis rencana pelaksanaan
pekerjaan konstruksi yang terdiri dari: gambar kerja, metode
kerja, usulan perubahan pekerjaan.
b. Kegiatan pengendalian pekerjaan konstruksi meliputi:
1) Memeriksa dan memberikan persetujuan atas usulan dokumen
rencana pelaksanaan yang disampaikan oleh Penyedia meliputi:
a) jadwal pelaksanaan pekerjaan;
b) jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan tenaga
kerja konstruksi;
c) gambar kerja;
d) bahan yang akan digunakan;
e) RMPK;
f) RKK;
g) Jenis pekerjaan yang disub-Kontrakkan dan sub-Penyedia
yang akan digunakan (jika ada); dan
h) perubahan pekerjaan.

2) Memberikan persetujuan atas hasil pelaksanaan pengujian dan


pemeriksaan mutu serta volume;
3) Memberikan persetujuan atas laporan pelaksanaan dari
Penyedia setelah diverifikasi oleh Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas;
4) Menyampaikan laporan pengendalian pekerjaan kepada PA/KPA.
4. Pengawasan Pekerjaan Konstruksi dilakukan untuk memastikan proses
pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia sesuai dengan ketentuan kontrak.
a. Pengawasan pekerjaan konstruksi meliputi aspek:
1) Mutu;
2) Kuantitas;
3) Jadwal;
4) Pelaporan;
5) Keselamatan Konstruksi; dan
6) Rekayasa Teknis.
b. Kegiatan pengawasan pekerjaan konstruksi meliputi:
1) Memeriksa dan membuat rekomendasi terhadap penyusunan
dan pemutakhiran RMPK Penyedia;
2) Melakukan pemeriksaan dan pengujian mutu bahan dan hasil
pekerjaan;
3) Melakukan pemeriksaan dan pengukuran terhadap kuantitas
hasil pekerjaaan;
4) Melakukan pengawasan terhadap jadwal pekerjaan dan metode
kerja;
5) Menyusun laporan terkait hasil pekerjaan yang tidak memenuhi
syarat;
6) Memberikan peringatan dan teguran tertulis kepada pihak
pelaksana pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap
dokumen kontrak;
7) Melakukan pengawasan terhadap penerapan Keselamatan
Konstruksi;
8) Mengusulkan kepada PPK untuk menghentikan pelaksanaan
pekerjaan sementara jika pelaksana pekerjaan tidak
memperhatikan peringatan yang diberikan;
9) Merekomendasikan kepada PPK untuk menolak pelaksanaan
dan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai spesifikasi;
10) Melakukan pemeriksaan terhadap laporan Penyedia;
11) Menyusun dan menyampaikan Laporan Pengawasan secara
periodik;
12) Melakukan pengawasan selama masa pemeliharaan.
5. Kewenangan dan tanggung jawab pengendalian pekerjaan konstruksi
dapat didelegasikan kepada Pengendali Pekerjaan yang dapat dilakukan
oleh staf PPK, dalam hal ini disebut Direksi Lapangan, atau Penyedia
Jasa Konsultansi yaitu Konsultan Manajemen Konstruksi (MK);

6. Kewenangan dan tanggung jawab pengawasan pekerjaan konstruksi


dapat didelegasikan kepada Pengawas Pekerjaan yang dapat dilakukan
oleh staf PPK, dalam hal ini disebut Direksi Teknis, atau atau Penyedia
Jasa Konsultansi yaitu Konsultan Pengawas.

7. Dalam hal pengendalian dan pengawasan pekerjaan konstruksi


dilakukan oleh Penyedia Jasa Konsultansi, maka Penyedia Jasa
Konsultansi wajib menyusun Program Mutu sebagai bentuk penjaminan
mutu.

Tanggung jawab dan wewenang PPK dalam Penjaminan Mutu dan


Pengendalian Mutu dapat dilihat pada Gambar C.2

Tanggung Jawab Dan Wewenang PPK


dalam Penjaminan dan Pengendalian Mutu

Tidak dapat dilimpahkan dan tetap


Penanggung Jawab
melekat pada PPK

Dapat dilimpahkan kepada:


Pengendalian
1) Staf PPK Direksi Lapangan
Direksi Lapangan
atau
2) Konsultan Konsultan
Manajemen Konstruksi

Pengawasan Dapat dilimpahkan kepada:

1) Staf PPK Direksi Teknis


Direksi Teknis
atau
Konsultan
2) Konsultan Pengawas Pekerjaan

Gambar C.2. Tanggung Jawab dan Wewenang PPK dalam Penjaminan


Mutu dan Pengendalian Mutu

2.3. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP)


Tanggung jawab dan wewenang PPHP terkait dengan penjaminan mutu dan
pengendalian mutu meliputi pemeriksaan administratif terhadap hasil
pekerjaan konstruksi yang diserahterimakan dari PPK kepada PA/KPA.
2.4. Penjamin Mutu pada Unit Organisasi
1. Penjamin Mutu pada Unit Organisasi merupakan unsur pendukung
pada struktur penyelenggara proyek dan tidak terlibat secara langsung
dalam pengambilan keputusan terkait pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, yang memiliki fungsi:
a. Perumusan kebijakan;
b. Pembinaan teknis; dan
c. Pengawasan pelaksanaan kebijakan.
2. Penjamin mutu memiliki tugas sebagai berikut:
a. Menyusun standar dan pedoman teknis yang berlaku pada masing-
masing unit organisasi;
b. Melakukan bimbingan teknis;
c. Melakukan pemantuan dan evaluasi serta pelaporan.
Struktur organisasi penjaminan mutu dan pengendalian mutu pekerjaan
konstruksi dapat dilihat pada Gambar C.3.

PENYEDIA JASA PEKERJAAN PENYEDIA JASA PENYEDIA JASA


KONSTRUKSI PEKERJAAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI KONSTRUKSI

Gambar C.3. Struktur Organisasi Penjaminan Mutu dan Pengendali Mutu


Pekerjaan Konstruksi
3. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PENYEDIA JASA PEKERJAAN
KONSTRUKSI
3.1. Kepala Proyek
Kepala proyek bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan pekerjaan
kontruksi dan memiliki tugas:

http://jdih.pu.go.id
- 78 -

1. Memastikan tercapainya sasaran pekerjaan dari segi mutu, biaya, waktu,


Keselamatan Konstruksi dan lingkungan kerja;
2. Menyelesaikan masalah yang terjadi termasuk merencanakan tindakan
pencegahan terhadap masalah yang mungkin terjadi;
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan yang di perlukan;
4. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan.
3.2. Manajer Pelaksana
Manajer pelaksana memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Merencanakan metode pelaksanaan, pemeriksaan dan pengujian terkait
mutu pekerjaan; dan
2. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan sasaran mutu, biaya,
waktu, dan Keselamatan Konstruksi dan lingkungan kerja.
3.3. Unit Pengendali Biaya
Unit pengendali biaya berfungsi membantu kepala proyek dalam hal:
1. Mengendalikan biaya, pelaksanaan pekerjaan; dan
2. Melakukan evaluasi biaya terkait dengan upaya percepatan pelaksanaan
pekerjaan.
3.4. Unit Penjamin Mutu
Unit penjamin mutu bertugas:
1. Menetapkan Rencana Pemeriksaan dan Pengujian;
2. Mengembangkan dan memantau pelaksanaan prosedur pengendalian
mutu;
3. Berkoordinasi dengan Direksi Lapangan/Konsultan MK terkait dengan
rencana pemeriksaan dan pengujian serta prosedur pengendalian mutu;
4. Melakukan audit internal atas kesesuaian pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan tim konstruksi dan kesesuaian pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian yang dilakukan tim pengendali mutu;

5. Menyusun Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK).

3.5. Unit Pengendali Mutu


Unit Pengendali mutu bertugas:
1. Melakukan pemeriksaan;
2. Merekomendasikan tindakan perbaikan yang di perlukan;
3. Membuat laporan hasil pemeriksaan.
3.6. Unit Administrasi
Unit administrasi memberikan dukungan administrasi terhadap kegiatan
proyek yang meliputi:
1. Penata usahaan; dan
2. Pemeliharaan dokumen proyek.
Struktur organisasi penyedia jasa pekerjaan konstruksi dapat dilihat pada
Gambar C.4.

Gambar C.4. Fungsi – Fungsi Pengendalian dan Penjaminan Mutu


pada Struktur Organisasi Penyedia Jasa Pekerjaan Kontruksi
C.3. KEGIATAN PENJAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU
1. UMUM
Kegiatan penjaminan mutu dan pengendalian mutu dimulai sejak
penandatanganan kontrak sampai tanggal penyerahan akhir pekerjaan
dan terbagi dalam 3 tahapan, yaitu:
1. Tahap Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;
2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi; dan
3. Tahap Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi.

Gambar C.5. Tahapan Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan Konstruksi


2. TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Gambar C.6. Tahapan Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

2.1. Penyerahan Lokasi Kerja


1. Penyerahan lokasi kerja dilakukan sebelum penerbitan SPMK,
dengan terlebih dahulu melaksanakan Peninjauan Lapangan
Bersama;
2. Peninjauan lapangan bersama bertujuan untuk memastikan
kesiapan lokasi kerja yang akan diserahterimakan, serta untuk
melakukan inventarisasi seluruh bangunan yang ada serta seluruh
aset milik pengguna jasa;
3. PPK wajib menyerahkan lokasi kerja sesuai dengan kebutuhan
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi yang tercantum dalam rencana
kerja yang telah disepakati dalam Rapat Persiapan Penandatanganan
Kontrak;
4. Hasil peninjauan dan penyerahan dituangkan dalam Berita Acara
Penyerahan Lokasi Kerja.
2.2. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
1. Penerbitan SPMK dilakukan paling lambat 14 hari sejak tanggal
penandatanganan kontrak atau 14 (empat belas) hari kerja sejak
penyerahan lokasi kerja pertama kali;
2. Dalam SPMK dicantumkan Tanggal Mulai Kerja;
3. Penetapan Tanggal Mulai Kerja setelah serah terima lapangan
dilaksanakan atau paling cepat dilaksanakan bersamaan dengan
tanggal SPMK.
2.3. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak
1. Rapat persiapan pelaksanaan kontrak merupakan rapat awal antara
PPK, Pengendali Pekerjaan (Direksi Lapangan/Konsultan MK),
Pengawas Pekerjaan (Direksi Teknis/Konsultan Pengawas), Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi, tim perencana serta pihak terkait;
2. Rapat persiapan pelaksanaan kontrak atau Pre Construction Meeting
(PCM) harus sudah dimulai maksimal 7 (tujuh) hari setelah terbitnya
SPMK dan sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan;
3. Tujuan rapat persiapan pelaksanaan kontrak:
a. Persamaan pandangan dan pemahaman terkait hal-hal yang
mendasar pada pelaksanaan proyek, seperti: jadwal, alur
komunikasi dan koordinasi, alur persetujuan, kebijakan
pengendalian mutu dan Keselamatan Konstruksi serta
mekanisme pelaporan dan pembayaran hasil pekerjaan;
b. Untuk mendapatkan kesepakatan terhadap pelaksanaan kontrak;
c. Penyesuaian seluruh kegiatan dalam RMPK dengan persyaratan-
persyaratan dalam dokumen kontrak;
d. Pemenuhan terhadap kebutuhan data dan informasi terkait
proyek;
e. Untuk melakukan perubaahan kontrak apabila diperlukan.
4. Agenda pembahasan dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak
sebagai berikut:
Agenda PCM Keterangan
PPK
a. Struktur organisasi
1) PPK menyampaikan struktur organisasi dan
proyek
tim-nya yang akan terlibat serta tugas dan
tanggung jawab secara umum dari masing –
masing pihak.
2) PPK menjelaskan bentuk hubungan antara
PPK, pengawas pekerjaan, dan Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi.
Pengawas Pekerjaan
Direksi Teknis atau Konsultan Pengawas,
menyampaikan struktur organisasinya serta
tugas dan tanggung jawab secara umum dari
masing – masing pihak.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
1) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
menyampaikan struktur organisasinya serta
tugas dan tanggung jawab masing-masing.
2) Perubahan atas personil pelaksana atau sub
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus
diinformasikan pada rapat PCM dan
disetujui oleh PPK.

b. Pendelegasian 1) PPK menyampaikan penjelasan mengenai


kewenangan pelimpahan kewenangan Pengendalian
Pekerjaan dari PPK ke Direksi Lapangan atau
Konsultan MK
2) PPK menyampaikan penjelasan mengenai
pelimpahan kewenangan pengawasan
pekerjaan dari PPK ke Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas.
3) Untuk Konsultan Pengawas yang ditunjuk
oleh PPK lain, laporan dan tanggung jawab
Konsultan Pengawas tersebut tetap kepada
PPK proyek (PPK yang menunjuk Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi).
c. Alur komunikasi PPK menyampaikan alur komunikasi,
dan persetujuan koordinasi, persetujuan serta pelaporan.
d. Mekanisme Direksi Teknis/Konsultan Pengawas
pengawasan menyampaikan mekanisme pengawasan dan
Agenda PCM Keterangan
pelaporan yang akan dilakukan.

e. Jadwal pelaksanaan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi


menyampaikan rencana jadwal pelaksanaan
pekerjaan untuk dibahas dan disepakati
bersama.
f. Mobilisasi Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
menyampaikan secara rinci rencana mobilisasi
yang mencakup mobilisasi personil inti,
peralatan dan material.
g. Metode pelaksanaan a) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
menyampaikan gambaran umum metode
pelaksanaan yang akan dilaksanakan.
b) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
menyampaikan metode pelaksanaan untuk
pekerjaan tertentu yang dianggap penting
h. Pembahasan 1) Dokumen RMPK diserahkan sebelum PCM
Rencana Mutu untuk dievaluasi oleh Direksi
Pekerjaan Teknis/Konsultan Pengawas.
Konstruksi (RMPK) 2) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
mempresentasikan RMPK yang mencakup
penjelasan terkait hal berikut:
a) Rencana pelaksanaan pekerjaan (method
statement) tiap-tiap pekerjaan
b) Rencana pemeriksaan dan pengujian
(Inspection and Test Plan/ITP)
c) Pengendalian subPenyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dan pemasok.
3) Hasil pembahasan RMPK dapat berupa
persetujuan atau permintaan untuk
perbaikan.
i. Pembahasan Dilakukan pembahasan terhadap dokumen
pelaksanaan pelaksanaan RKK.
Rencana
Keselamatan
Konstruksi (RKK)
Agenda PCM Keterangan
j. Rencana
Pembahasan rencana pemeriksaan lapangan
pemeriksaan
bersama dalam rangka penilaian kesesuaian
lapangan bersama
kontrak dengan kondisi lapangan
k. Informasi yang Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
dibutuhkan menyampaikan kebutuhan data dan informasi
lainnya yang diperlukan.
l. Dukungan fasilitas Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
menyampaikan dukungan lainnya yang
diperlukan.
m. Lain – lain Agenda lain yang relevan.

5. Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan dalam Berita


Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak;
6. Apabila diperlukan perubahan kontrak, maka diterbitkan adendum
kontrak.
2.4. Pembayaran Uang Muka
1. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dapat mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara tertulis kepada PPK disertai dengan
rencana penggunaan uang muka (apabila ditentukan dalam dokumen
kontrak);
2. Uang muka digunakan untuk membiayai mobilisasi peralatan,
personil, pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lain;
3. Besaran uang muka ditentukan dalam Syarat-syarat Khusus Kontrak
(SSKK) dan dibayar setelah Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang diterima.
2.5. Mobilisasi
1. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan 30 hari
kalender sejak diterbitkan SPMK, atau terutama untuk sumber daya
(material, alat, tenaga kerja) yang akan digunakan untuk memulai
pekerjaan.
2. Untuk mobilisasi sumber daya yang berhubungan dengan
pelaksanaan untuk tiap-tiap pekerjaan, dapat dilakukan sesuai
kebutuhan dan rencana kerja, meliputi:
a. Mobilisasi peralatan;
b. Mobilisasi personil inti dan pendukung;
c. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, barak,
laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya.
3. Denda keterlambatan mobilisasi sebagaimana tertuang dalam
kontrak.
3. TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Gambar C.7. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


3.1. Pemeriksaan Bersama (Mutual Check/MC-0)
1. Pemeriksaan Bersama dilaksanakan dengan cara melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan, mencakup:
a. Pemeriksaan terhadap desain awal dilakukan untuk menilai
kesesuaian desain dengan kondisi lapangan;
b. Jika diperlukan penyesuaian terhadap desain, maka dilakukan
review desain; dan
c. Penyesuaian terhadap kuantitas (volume) awal berdasarkan review
desain yang dilakukan.
2. Penyesuaian pada gambar desain dan volume awal, harus dicantumkan
dalam berita acara hasil pemeriksaan bersama dan selanjutnya
dilakukan perubahan/adendum kontrak.
3. Prosedur Perubahan di Lapangan mengacu pada Prosedur

3.2. Pengajuan Persyaratan untuk Memulai Kegiatan Setiap Pelaksanaan


Pekerjaan
1. Untuk memulai setiap kegiatan pekerjaan, Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi harus menyampaikan permohonan izin memulai pekerjaan
(Request of Work).
2. Prosedur permohonan izin memulai pekerjaan sesuai dengan Prosedur
(P-01) dan mengisi Formulir Pengajuan Memulai Pekerjaan
dengan paling sedikit melampirkan:
a. Gambar Kerja
Prosedur pengajuan persetujuan dan perubahan gambar kerja (shop
drawing) mengacu pada Prosedur (P-03).
b. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Method Statement), mencakup:
1) Metode Kerja
2) Tenaga kerja yang dibutuhkan;
3) Peralatan yang dibutuhkan;
Material yang digunakan;
4) Aspek Keselamatan Konstruksi (mengacu pada analisis
Keselamatan dan kesehatan Kerja/K3 per pekerjaan); dan
5) Jadwal mobilisasi tiap-tiap sumber daya.
Pengajuan persetujuan material sesuai dengan Prosedur (P-02).
Dalam metode kerja perlu disampaikan titik-titik tunggu (hold point)
terkait pengendalian mutu pekerjaan. Titik-titik tunggu ini perlu
dipantau dan diawasi (jika diperlukan dapat pula dilakukan
pengujian).
c. Rencana Pemeriksaan dan Pengujian (Inspection and Test Plan/ ITP)
Jadwal pelaksanaan pemeriksaan bahan, material, serta titik tunggu
(hold point) pada metode kerja.
3. Pemeriksaan terhadap persyaratan untuk izin memulai pekerjaan
dilakukan oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas kemudian
disampaikan kepada Pengendali untuk mendapatkan persetujuan,
mencakup:

No Persyaratan Pengajuan Kriteria Persetujuan

Izin Kerja
1 Gambar Kerja Kesesuaian gambar kerja terhadap
gambar desain dan kondisi lapangan
2 Rencana Pelaksanaan Kesesuaian dengan spesifikasi dalam
Pekerjaan kontrak dan gambar desain
a. Metode Kerja Kelaikan dan keandalan metode kerja
yang digunakan
b. Tenaga kerja yang Kesesuaian kompetensi tenaga kerja
terlibat; dengan rencana pekerjaan yang
diajukan
c. Peralatan yang 1) Kesesuaian peralatan dengan
dibutuhkan; rencana pekerjaan yang diajukan
termasuk kelaikan peralatan
2) Adanya Surat Izin Laik Operasi
(SILO) juga Surat Izin Operator (SIO)
untuk operator masing-masing alat
d. Material yang Kesesuaian material dengan spesifikasi

digunakan;
e. Aspek Keselamatan Kesesuaian analisis K3 yang mengacu
Konstruksi pada Rencana Keselamatan Konstruksi
(RKK)
f. Jadwal mobilisasi Kesesuaian jadwal mobilisasi dengan
tiap-tiap sumber daya kebutuhan pengadaan dalam rencana
pekerjaan yang diajukan
3 Rencana Pemeriksaan Kesesuaian item-item pemeriksaan dan
dan Pengujian pengujian dengan pengendalian mutu
yang mencakup pemeriksaan material,
dan hasil pekerjaan
Di dalam hal seluruh kriteria persetujuan telah dipenuhi, Pengendali
mengeluarkan surat persetujuan memulai pekerjaan (Approval of Work).
Bagan Alir Memulai Pekerjaan
3.3. Pengawasan Mutu Pekerjaan
1. Pengawasan mutu pekerjan dilakukan melaui pemeriksaan dan
pengujian terkait hal-hal berikut:
a. Metode Kerja
1) Pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan metode kerja yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK;
2) Memperhatikan titik tunggu, dimana pekerjaan dapat
dilanjutkan bila tahap pekerjaan sebelumnya telah disetujui.
b. Tenaga kerja yang terlibat
Pemeriksaan terkait jumlah tenaga kerja sesuai dengan rencana.
c. Peralatan yang dibutuhkan
Pemeriksaan terkait keteersediaan SILO (Surat Izin Laik Operasi)
dan SIO (Surat Izin Operator) untuk operator masing-masing alat
d. Material yang digunakan
Pengawasan terkait spesifikasi dan jumlah material dasar dan
material olahan sesuai dengan dokumen pengajuan material.
e. Keselamatan Konstruksi (mengacu analisis K3 tiap pekerjaan)
1) Dokumen analisis K3 sudah disetujui oleh Direksi
Lapangan/Konsultan MK; dan
2) Implementasi keselamatan konstruksi per pekerjaan.
f. Jadwal mobilisasi tiap-tiap sumber daya
Pemeriksaan terkait ketersedian sumber daya tiap pekerjaan sesuai
jadwal mobilisasi.
g. Rencana Pemeriksaan dan Pengujian (Inspection and Test Plan/ITP)
Pengawasan terhadap kegiatan pemeriksaan dan pengujian sesuai
dengan rencana pada metode kerja.
h. Hasil Pekerjaan
Pengawasan tekait hasil tia-tiap kegiatan pekerjaan sesuai dengan
persyaratan. Jika ditemukan hasil pekerjaan yang tidak sesuai
spesifikasi, Pengawas Pekerjaan dapat memberikan peringatan dan
teguran tertulis kepada pihak pelaksana pekerjaan dan
mengusulkan kepada pengguna jasa untuk menghentikan
pelaksanaan pekerjaan sementara jika pelaksana pekerjaan tidak
memperhatikan peringatan yang diberikan.
2. Pengawasan terhadap proses tiap-tiap kegiatan dilakukan berdasarkan
spesifikasi dan metode kerja yang diajukan.
3. Pengawasan terhadap hasil pekerjaaan dilakukan berdasarkan
spesifikasi.
4. Pemeriksaan material pada saat penerimaan dilakukan sesuai Prosedur
(P-04). Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi melakukan pemeriksaan
secara visual dan pengukuran (bila diperlukan), dan disaksikan
Pengawas Pekerjaan, untuk memastikan agar material yang dikirim ke
lapangan sesuai dengan material yang telah distujui.
5. Pemeriksaan dan Pengujian berkala material dilaksanakan sesuai
dengan rencana pengujian pada dokumen Pemeriksaan dan Pengujian
(ITP) yang terkait dengan material tersebut. Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi harus memastikan pengujian berkala memenuhi
persyaratan pada kontrak dan sesuai dengan peraturan yang berlaku
sesuai dengan prosedur
6. Pemeriksaan hasil pekerjaan dilakukan pada setiap pekerjaan maupun
sub pekerjaan. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus melakukan
pemeriksaan pekerjaan baik fisik maupun administrasi. Jika hasil
pekerjaan sudah sesuai spesfikasi, maka Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi mengajukan permohonan pemeriksaan kepada PPK sesuai
dengan prosedur
7. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan adanya penyesuaian
atau perubahan di lapangan, maka perubahan di lapangan
dilaksanakan sesuai Prosedur
8. Pengendalian ketidaksesuaian hasil pekerjaan dilakukan oleh Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi dan Pengawas Pekerjaan. Jika dalam
pelaksanaan pekerjaan ditemukan ketidaksesuaian dengan spesifikasi,
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan Pengawas Pekerjaan membuat
laporan ketidaksesuaian sesuai Prosedur
4.2 Pemeliharan Hasil Pekerjaan
1. Masa Pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan permanen
selama 6 (enam) bulan, sedangkan untuk pekerjaan semi permanen
selama 3 (tiga) bulan dan dapat melampaui tahun anggaran.
2. Setelah tahap PHO, PPK melakukan pembayaran sebesar 95%
(sembilan puluh lima perseratus) dari harga kontrak, sedangkan
yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi selama masa
pemeliharaan (jaminan pemeliharaan).
3. Hal-hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan selama kurun waktu
masa pemeliharaan sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib melakukan kegiatan
pemeliharaan (pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan)
sebagaimana yang disampaikan dalam dokumen rencana
pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat
penyerahan pertama pekerjaan;
b. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib melaksanakan
pemeriksaan berkala sesuai rencana yang disampaikan;
c. Jika dalam rentang masa pemeliharaan terdapat kerusakan maka
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memperbaiki dan
segala biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan menjadi
tanggungjawab Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;
d. Jika kerusakan yang terjadi disebabkan oleh unsur suatu
keadaan yang terjadi diluar tanggung jawab para pihak dan tidak
dapat diperkirakan sebelumnya (keadaan kahar) maka perbaikan
dilakukan atas perintah PPK dan dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi serta biaya perbaikan ditanggung oleh
PPK;
e. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi menyampaikan laporan
pemeliharaan yang mencakup kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan selama masa pemeliharaan kepada PPK;
f. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dapat mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir
(FHO) setelah seluruh tanggung jawab selama masa pemeliharaan
telah dilaksanakan sebelum berakhirnya masa pemeliharaan; dan
g. Gambar terlaksana harus diserahkan sebelum dilakukan serah
terima akhir pekerjaan.

C.5. RENCANA MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI


1. UMUM
a. Tata cara penyusunan RMPK ini berlaku pada seluruh pelaksanaan
pekerjaan konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
b. RMPK disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi segera
setelah penandatanganan kontrak;
c. RMPK diserahkan dan dipresentasikan pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kegiatan (Pre Construction Meeting/PCM), kemudian
dibahas dan disetujui oleh PPK;
d. Pembahasan RMPK mencakup kecukupan terkait persyaratan
penyusunan RMPK serta kesesuaian dengan lingkup dan persyaratan
dalam kontrak; dan
e. RMPK adalah dokumen yang dinamis, dalam arti dapat dikaji
ulang/direvisi disesuaikan dengan perubahan lingkup pekerjaan dan
metode pelaksanaan dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah
penyusunan dan perubahan tersebut harus disepakati kedua belah
pihak.

2. TANGUNG JAWAB DAN WEWENANG PARA PIHAK


Tangung jawab dan wewenang para pihak terkait penyusunan RMPK,
yaitu:
a. Pengguna Jasa
1) Melakukan evaluasi dan menyetujui RMPK;
2) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RMPK; dan
3) Memastikan agar RMPK selalu up to date sesuai dengan
perubahan lingkup pekerjaan.
b. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
1) Menyampaikan RMPK sesuai ketentuan penyusunan serta
lingkup dan persyaratan dalam kontrak;
2) Menjelaskan RMPK dalam rapat persiapan pelaksanaan
pekerjaan (PCM);
3) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan RMPK; dan
4) Melakukan perubahan/kaji ulang dokumen RMPK sesuai
dengan perubahan lingkup pekerjaan yang ada.

3. IMPLEMENTASI RMPK
a. Pada Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan (PCM)
RMPK yang disudah dibuat oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
dibahas pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan secara
detail sesuai dengan komponen yang sudah ditetapkan dan sesuai
dengan spesifikasi teknis maupun syarat-syarat yang telah disepakati
bersama saat penandatanganan kontrak.
b. Pada saat Pelaksanaan Konstruksi
1. RMPK yang sudah disetujui oleh pengguna jasa secara resmi
dapat dipakai oleh seluruh stakeholder yang ada di Proyek
konstruksi.
2. RMPK menjadi acuan kerja bagi konsultan pengawas proyek
konstruksi dalam melaksanakan kewajibannya di proyek
konstruksi
3. Method Statement dan Rencana Pemeriksaan dan Pengujian
(Inspection and Test Plan/ITP) yang merupakan komponen pada
RMPK digunakan sebagai salah satu persyaratan dalam
permohonan izin memulai pekerjaan.

4. KOMPONEN RMPK
a. Struktur Organisasi Penyedia Jasa
Penyedia jasa Pekerjaan Konstruksi harus memberikan uraian
mengenai struktur organisasi tim internal serta sub-penyedia jasa-
nya, beserta penjelasan terkait kualifikasi, kompetensi dan tanggung
jawab yang dimiliki oleh masing-masing personil/divisi/bagian yang
dimaksud. Struktur organisasi penyedia jasa juga dilengkapi
denganstruktur organisasi dari Sub Penyedia Jasa.
b. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal yang mencakup seluruh tahapan yang ada dalam proyek
tersebut sehingga dapat memberikan gambaran terkait rencana
kegiatan mulai tahap persiapan sampai tahap penyelesaian.
c. Gambar Desain dan Spesifikasi Teknis
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus melampirkan gambar
desain (DED) yang sudah disepakati saat penandatanganan kontrak
dan memberikan uraian singkat dan jelas mengenai persyaratan
spesifikasi teknis sesuai kontrak. Contohnya: Persyaratan proses
produk/hasil produk, Persyaratan mutu material, Standard/aturan
yang dipakai, Mutu produk akhir.
d. Tahapan Pekerjaan
Rangkaian pekerjaan yang sistematis dari awal sampai akhir untuk
mewujudkan suatu bangunan konstruksi yang dapat di pertanggung
jawabkan secara teknis
e. Rencana Kerja Pelaksanaan (Method Statement)
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus memberikan uraian
mengenai daftar standar, prosedur, pedoman pelaksanaan dan/atau
instruksi kerja yang digunakan untuk setiap pekerjaan, baik yang
terkait dengan teknis/pelaksanaan pekerjaan maupun terkait
penjaminan mutu dan pengendalian mutu dan analisis K3 untuk
setiap pekerjaan di lapangan. Rencana Kerja Pelaksanaan terdiri dari
komponen:
1. Metode Kerja
Suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang
mengikuti prosedur dan telah dirancang sesuai dengan
pengetahuan maupun standar yang telah diujicobakan;
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dimaksud adalah uraian personil dan
tanggung jawab dari setiap tahap pekerjaan. Uraian personil
yang dimaksud adalah jabatan apa saja yang berhubungan
dengan metode pekerjaan tersebut dan jumlah personil tiap
jabatannya;
3. Material
Material yang dimaksud adalah uraian material yang akan
dipakai pada pekerjaan tersebut dan sudah disetujui oleh
pengguna jasa. Uraian material yang dimaksud ialah penjabaran
dari merek materail yang telah disetujui oleh pengguna jasa dan
spesifikasi material sesuai dengan yang tertulis dalam kontrak;
4. Alat
Alat yang dimaksud adalah uraian seluruh alat yang akan
dipakai dalam pekerjaan tersebut. Mulai dari alat berat hingga
alat yang paling kecil. Uraian alat yang dimaksud ialah mulai
dari nama alat yang dipakai, detil spesifikasi alat (produktifitas
dan sumber daya), serta jumlah unit setiap alat tersebut; dan
5. Aspek Keselamatan Konstruksi
Hal-hal yang harus diperhatikan dari segi K3 yang berhubungan
dengan metode kerja.
f. Rencana Pemeriksaan dan Pengujian/RPP (Inspection and Test
Plan/ITP)
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus memberikan penjelasan
mengenai prosedur dan rencana inspeksi dan pengujian di lapangan
untuk memastikan agar mutu produk yang dihasilkan tetap terjaga,
mencakup poin-poin sebagai berkut:
1. Kriteria keberterimaan (termasuk toleransi penerimaan);
2. Cara pengujian/pemeriksaan; dan
3. Jadwal pengujian (frekuensi pengujian), dan Penanggung
jawab/pelaksana pengujian.
- 145 -

Rencana pelaksanaan ITP harus disesuaikan dengan uraian tahapan


pekerjaan yang disampaikan pada poin sebelumnya.
g. Pengendalian Sub-Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan
Pemasok
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus dapat menunjukkan
bentuk pengendalian pekerjaan yang dikerjakan pihak ke-3 (Sub
Penyedia Jasa Konstruksi dan pemasok) yang menjadi acuan dalam
proses pelaksanaan pekerjaan dan hasil produk pekerjaan yang
harus dicapai.

C.6. PROGRAM MUTU KONSULTANSI KONSTRUKSI


1. UMUM
a. Pedoman Program Mutu ini berlaku pada pekerjaan jasa konsultansi
konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
b. Program Mutu adalah rencana mutu pelaksanaan kegiatan yang
disusun oleh Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi yang merupakan
dokumen penjaminan mutu terhadap pelaksanaan proses kegiatan
dan hasil kegiatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam kontrak
pekerjaan;
c. Program mutu disusun oleh Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi
setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan di bahas
pada Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan (Kick of Meeting);
d. Program mutu harus sudah disahkan oleh PPK sebelum Konsultan
memulai pekerjaannya;
e. Program Mutu merupakan dokumen yang dinamis, dapat direvisi
apabila terjadi perubahan persyaratan dalam pelaksanaan pekerjaan
agar tetap memenuhi persyaratan hasil pekerjaan.

2. KOMPONEN PROGRAM MUTU


1. Informasi Pekerjaan
Informasi Pekerjaan yaitu penjelasan mengenai nama paket kegiatan,
kode dan nomor kontrak, sumber dana, lokasi, lingkup pekerjaan,
waktu pelaksanaan dan nama pengguna dan penyedia jasa
konsultansi.
2. Organisasi Kerja
Struktur organisasi menggambarkan hubungan kerja antara
penyedia jasa dan pengguna jasa, dan menjelaskan keterkaitan/alur
instruksi dan koordinasi pihak-pihak dalam pelaksanaan kegiatan
(internal penyedia jasa). Dilengkapi dengan tugas, tanggung jawab
dan wewenang dari tiap-tiap tenaga ahli agar jelas siapa berbuat apa
dan menghindari terjadinya tumpang tindih (overlapping) kegiatan.
3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan berisi mengenai informasi terkait
rentang waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tahapan
kegiatan yang dimulai dari persiapan, implementasi, dan pelaporan.
Informasi yang dimaksud mencakup jadwal peralatan dan jadwal
penugasan personel.
4. Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan yaitu gambaran umum tentang apa yang akan
dikerjakan oleh Konsultan dan alur/tahapan proses pekerjaan yang
meliputi:
a. Penjelasan bagaimana pelaksanaan tiap tahapan pekerjaan
(untuk tahapan penting)
b. Input yang digunakan dalam setiap tahapan proses, beserta
output yang dihasilkan.
c. Cek/kontrol yang dipergunakan untuk memastikan bahwa
tahapan proses dapat diterima.
5. Pengendalian Pekerjaan
Pengendalian pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa untuk
memastikan agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencaan
kegiatan dengan metode kerja, jadwal penugasan tenaga ahli, dan
acuan/persyaratan yang digunakan. Dapat menggunakan alat bantu
berupa ceklist/daftar simak.
6. Laporan Pekerjaan
a. Dalam komponen laporan pekerjaan dijelaskan mengenai jadwal
rencana penyerahan laporan pekerjaan beserta poin-poin yang
akan disampaikan dalam laporan.
b. Jenis-jenis laporan sesuai dengan persyaratan dalam dokumen
kontrak, secara umum meliputi:

1) Laporan Pendahuluan
Berisi pemahaman terhadap apa yang diminta di dalam
kontrak, dan rencana kerja/metode kerja untuk mencapai
sasaran yang diharapkan dalam kontrak. Laporan ini
diserahkan kepada pemberi tugas 1 (satu) bulan sejak SPMK.
Laporan pendahuluan dibahas dengan direksi pekerjaan dan
instansi lain yang terkait.
2) Laporan Antara
laporan kegiatan konsultan selama paruh waktu, berisi
pengumpulan data primer maupun sekunder, analisa
sementara. Laporan ini diserahkan kepada pemberi tugas
pada pertengahan waktu pelaksanaan kontrak.

3) Draft Laporan Akhir


Berisi laporan kegiatan konsultan secara menyeluruh mulai
dari pengumpulan data, analisa, kesimpulan dan
saran/masukan. Diserahkan kepada pemberi tugas satu
bulan sebelum berakhirnya masa kontrak.
4) Laporan Akhir
Merupakan perbaikan/revisi dari draft laporan akhir yang
telah dibahas denga direksi teknis dan instansi terkait lainya.
Laporan ini diserahkan pada akhir kontrak.

5) Produk Akhir
Laporan produk akhir adalah produk akhir yang diminta
pengguna jasa, misalnya Pedoman, Modul, Gambar Desain,
BOQ, dll.

Demikian rencana mutu pekerjaan ini kami buat untuk menjadi


acuan dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan tidak
mengesampingkan instruksi dan petunjuk Pengguna Jasa sebagai
pemilik pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
dengan baik sesuai dengan Jadwal Waktu Pelaksanaan.

Jakarta, 28 Agustus 2020


Penawar
PT. IFOS PUTRA MAHKOTA

SYAIFUL
Direktur
Formulir 15 Kualifikasi Teknis - Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan
Harap uraikan kebijakan perusahaan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang ramah lingkungan.
Contoh:
1. Pengadaan kayu secara eksklusif dari sumber terbarukan.
2. Pembuangan limbah konstruksi padat dan cair yang ramah ekonomi seperti cat, pengencer cat
dll.
3. Penggunaan perancah baja untuk mengurangi pemborosan kayu dll.

Tanggal, Tanda Tangan: __________________________________________


Formulir 16 Kualifikasi Teknis - Konsep dan Strategi Penegakan untuk Keselamatan Kerja di Lokasi
Harap jelaskan kebijakan perusahaan untuk memastikan keselamatan pekerja di lokasi.
Pertanyaan-pertanyaan berikut memberikan pedoman tentang langkah-langkah/kebijakan keselamatan yang menjadi perhatian Federasi:
1. Sebutkan kebijakan keselamatan perusahaan untuk pekerja di lokasi.
2. Buat daftar peralatan keselamatan perusahaan (seperti: sepatu keselamatan, sarung tangan,
helm, pelindung las, dll.) dan jelaskan bagaimana penerapannya di lokasi ditegakkan.
3. Bagaimana perusahaan memberlakukan larangan pekerja di bawah umur di lokasi konstruksi
untuk tenaga kerja subkontraktornya?
4. Jelaskan secara rinci kebijakan perusahaan tentang perlakuan adil terhadap pekerja migran
(jika dipekerjakan di lokasi). Bagaimana kebijakan ini dijamin dengan subkontraktornya? (Sebutkan tingkat upah yang ditetapkan, dll.)
5. Bagaimana perusahaan memberlakukan larangan kerja paksa bagi perempuan untuk tenaga kerjanya dan subkontraktornya?
6. Nyatakan langkah-langkah keamanan khusus, yang diterapkan perusahaan di lokasi, seperti: o Pencabutan segera paku dari papan penutup.
o Penggunaan perancah logam
o Tindakan pengamanan dalam penggalian parit yang dalam
o (Silakan lanjutkan...)

Tanggal, Tanda Tangan: __________________________________________


PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : SYAIFU L
Jabatan : DIREKTUR UTAMA
Bertindak untuk : PT. IFOS SATRIA MAHKOTA
dan atas nama

dalam rangka Pekerjaan Pembangunan Kantor Cabang PMI Kota Palu


Provinsi Sulawesi Tengah berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan
demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan
konstruksi:

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP)
7. Memenuhi 9 (Sembilan) komponen biaya penerapan SMKK

Jakarta, 28 Agustus 2020


PT. IFOS SATRIA MAHKOTA

SYAIFUL
Direktur
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

PEMBANGUNAN KANTOR CABANG PMI KOTA PALU


PT. IFOS SATRIA MAHKOTA

DAFTAR ISI

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi


A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi

B. Perencanaan keselamatan konstruksi


B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi


C.1. Sumber Daya
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi

D. Operasi Keselamatan Konstruksi


D.1. Perencanaan Operasi
D.2 Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan manajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
RENCANA KESELAMATAN KONSTRKSI
( RKK )
PEMBANGUNAN KANTOR CABANG PMI KOTA PALU

I. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : 05/Men/1996 Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi seluruh Personil dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
Pelaksanaan pekerjaan dilapangan, Membuat suatu manajemen yang mengatur dan mengelola
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pelaksanaan Pekerjaan yang merujuk pada ketetapan/Aturan
Resmi dari Pemerintah seperti tersebut diatas.

II. PERSYARATAN UMUM


Secara umum Sistem Manajemen MK3 Perusahaan adalah sebagaimana tergambar dalam skema
berikut :
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi

Kami Selaku Direktur Utama PT. IFOS SATRIA MAHKOTA dengan Ini kami memberikan Pernyataan atas
nama perusahaan bahwa kami akan menerapkan Sistem Manejemen Keselamatan Konstruksi dan
berpartisipasi dalam keselamatan konstruksi Dalam Melaksanakan Kegiatan Konstruksi

* Memenuhi persyaratan pelanggan dan mencegah cidera dan sakit akibat kerja serta melakukan
peningkatan berkelanjutan terhadap manajemen dan kerja

* Menetapkan Kebijakan sesuai dengan sifat alamiah dan skala resiko MK3 yang ada di
Perusahaan PT. IFOS SATRIA MAHKOTA

* Menjadikan Kebijakan Ini sebagai kerangka dalam menetapkan dan mengevaluasi sasaran MK3

*
Seluruh efisiensi dan efektifitas kegiatan perusahaan dipantau dan diukur secara berkala dengan
mengacu pada sasaran mutu dan K3 perusahaan beserta semua unit pendukungnya.

* Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan MK3 lainnya yang relevan bagi perusahaan
PT. IFOS SATRIA MAHKOTA

* Mengkomunikasikan kebijakan kepada semua orang yang bekerja di bawah kendali organisasi.

* Mengevaluasi kebijakan ini secara periodik untuk peningkatan kinerja MK3 yang
berkesinambungan.

Direktur PT. IFOS SATRIA MAHKOTA memberikan bukti perlibatan dan partisipasinya pada
pengembangan dan penerapan sistem manajemen mutu dan K3 dan terus menerus memperbaiki
keefektifannya dengan jalan :

Mengadakan rapat pengarahan secara berkala, dan menekankan pentingnya memenuhi persyaratan
pelanggan, K3, undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Menetapkan dan mengesahkan kebijakan mutu dan K3
Menetapkan dan mengesahkan sasaran mutu dan K3 (MK3) perusahaan hingga sasaran mutu dan K3
unit-unit kerja yang mendukungnya.
Melaksanakan dan bertindak sebagai ketua rapat tinjauan manajemen, yang pelaksanaannya diatur
dalam Prosedur Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).

Direksi menetapkan dan mengesahkan Kebijakan MK3, berupa surat keputusan yang mencakup :

* Maksud dan Tujuan


* Ikrar Perlibatan untuk Memenuhi persyaratan dan terus menerus memperbaiki Sistem
Manajemen K3
* Tersedianya Kerangka Kerja untuk menetapkan dan meninjau Sasaran MK3
* Kebijakan MK3 ini dikomunikasikan, dipahami dalam Organisasi dan didokumentasikan
* Pelaksanaan Tinjauan pada waktu terjadwal, sehingga dapat dilakukan penyesuaian terus-
menerus
B. Perencanaan keselamatan konstruksi
Perencanaan di sini dimaksudkan bahwa program K3 yang ada di Proyek direncanakan sesuai dengan
kondisi pekerjaan dan lingkungan yang ada di sekitar proyek.
Perencanaan meliputi :
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi


Dalam upaya pelaksanaan pekerjaan dalam proyek perlu diadakannya dukungan keselamatan
konstruksi yang meliputi :
C.1. Sumber Daya
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi

D. Operasi Keselamatan Konstruksi


Operasi keselamatan konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan meliputi :
(terlampir)
D.1. Perencanaan Operasi

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


Evaluasi Keselamatan Konstruksi (Terlampir dibelakang halaman ini)
E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan manajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi

IV. STRUKTUR ORGANISASI


Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, struktur organisasi telah ditetapkan untuk menjamin peran,
tanggung jawab, akuntabilitas dan mendelegasikan wewenang untuk memfasilitasi SMMK3 yang
efektif.
Direksi menetapkan dan mengesahkan struktur organisasi seperti yang terlampir pada Manual MK3 ini.
Tugas dan wewenang setiap Personil baik yang terkait dengan mutu maupun K3 ataupun terkait
dengan struktur organisasi, untuk tingkat Kepala Divisi/ Bagian dibuat oleh Kepala Divisi / Bagian
bersama dengan Direksi / Pimpinan Cabang kemudian disahkan oleh Direksi / Pimpinan Cabang. Untuk
tingkat dibawah Kepala Divisi / Bagian sampai tingkat terbawah, dibuat oleh Kepala Divisi / Bagian
bersama dengan Divisi / Bagian SDM direview oleh Direksi / Pimpinan Cabang dan disahkan oleh
Kepala Unit Kerja masing-masing. Sedangkan untuk Proyek dibuat oleh Kepala Proyek bersama dengan
Kepala Divisi / Bagian Teknik, direview Direksi / Pimpinan Cabang dan disahkan oleh Kepala Divisi /
Bagian Teknik.
V. MAKSUD DAN TUJUAN
Perusahaan memastikan bahwa metodologi untuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko Keselamatan
konstruksi mempertimbangkan :

* Lingkup, Karakteristik, waktu dan bersifat proaktif.


* Tersedianya Informasi mengenai :
* Identifikasi Bahaya
* Klasifikasi Resiko Keselamatan konstruksi
* Resiko Keselamatan konstruksi yang akan dihilangkan atau diminimalkan
* Pengalaman Operasi dan kemampuan pengendalian resiko K3 yang ada
* Informasi tentang :
* Persyartan-persyaratan fasilitas dan peralatan
* Persyaratan Pelatihan
* Persyaratan pengembangan pengendalian Resiko
* Persyaratan pemantauan & pengukuran untuk memastikan efektifitas implementasi

VI. TUJUAN
Untuk memastikan atau menjamin bahwa pekerjaan yang dilaksanakan di Satuan Kerja FEDERASI
PERHIMPUNAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNATIONAL,
PEMBANGUNAN KANTOR CABANG PMI KOTA PALU, telah mencakup / menjamin hal-hal tentang
:
1 Pemakaian peralatan/perlengkapan yang memadai
2 Dapat mengidentifikasi sumber-sumber/potensi bahaya
3 Melaksanakan metode yang benar (menyediakan tempat-tempat khusus untuk material yang
memerlukan penanganan khusus, bongkar muat)
VII. RUANG LINGKUP
Instruksi kerja ini hanya berlaku pada Paket Pekerjaan PEMBANGUNAN KANTOR CABANG PMI KOTA
PAU

VIII. DEFINISI
1
Pekerjaan ini adalah PEMBANGUNAN KANTOR CABANG PMI KOTA PALU. Keselamatan dan
Kesehatan konstruksi adalah untuk memberikan suatu dasar dalam bekerja yang menuju kearah
tujuan akhirnya, yakni mencegah terjadinya cedera atau gangguan kesehatan yang disebabkan
karena kejadian dan keadaan yang berhubungan dengan pekerjaan.

2 Kategori I adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan ringan atau pada
prinsipnya tidak membutuhkan perawat I rawat inap di Rumah Sakit.
3 Kategori II adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan sedang / korban luka
berat atau mebutuhkan rawat inap di rumah sakit.
Kategori III adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan berat / korban
meninggal dunia.

IX. KETENTUAN UMUM


1 Keselamatan kerja adalah tanggung jawab moril baik karyawan maupun pimpinan perusahaan
2 Penanggung jawab dalam pelaksanaan K3 di proyek adalah Kasie QA (Quality Assurance),
dengan memastikan melakukan inspeksi secara berkala.
3 Setiap personil/pegawai harus diberikan pelatihan mengenai K3 yang sesuai dengan lingkup dan
tugasnya.
4 Setiap area tempat kerja yang mempunyai resiko dan kemungkinan terjadinya bahaya, harus
menyediakan petunjuk - petunjuk / informasi - informasi yang tepat cara penanganan dan
pencegahan bahaya - bahaya yang mungkin terjadi. (gbr 1.1 – 1.2)
5 Setiap karyawan harus disediakan kebutuhan akan alat-alat pelindung diri, dilatih bagaimana
cara menggunakan, dan digunakan tempat yang seharusnya.
6
Bahan-bahan yang mudah meledak atau terbakar harus disimpan, diangkat dan diperlakukan
sedemikian rupa sehingga dapat dicegah dari kemungkinan terjadinya kebakaran

7 Alat-alat penyelamat harus tersedia diareal atau tempat-tempat yang membutuhkan


8 Pekerjaan yang dilakukan diatas air harus menyediakan peralatan keselamatan, seperti
pelampung/ life jacket yang mudah dijangkau dan diketahui oleh pegawai yang berada dilokasi
tersebut.
9 Peralatan / kendaraan sebelum digunakan harus diperiksa dulu kelayakannya.
10
Pihak Manajemen proyek harus melakukan tinjauan manajemen mengenai safety secara berkala.

11 setiap personil saat bekerja dilapangan harus dilakukan secara berkelompok


12 Masing-masing kelompok harus disediakan sarana untuk berkomunikasi.
13 Pada saat bekerja pegawai disarankan mengenakan identitas pengenal
14
Semua pegawai dari Pihak Penyedia Jasa untuk Pekerjaan PEMBANGUNAN KANTOR CABANG
PMI DONGGALA diasuransikan kesehatannya oleh Perusahaan.

X. TANGGUNG JAWAB
1 Manajer Proyek
a Menyetujui konsep Instruksi Safety yang akan dilaksanakan diproyek
b Memimipin penerapan program K3 di proyek yang menjadi tanggung jawabnya
c Memimpin rapat tinjauan manajemen atau rapat koordinasi tentang pelaksanaan program K3
d Memimpin upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program K3

2 Penanggung Jawab Quality Assurance


a Menyusun konsep Instruksi tentang Safety yang sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan dan
membahasnya bersama bagian-bagian yang terkait
b Merekomendasikan Konsep yang telah dibahas kepada Manajer proyek
c Memeriksa, memonitor, mengevaluasi pelaksanaan K3 ditingkat proyek
d Melaporkan penerapan dan pelaksanaan K3 ditingkat proyek kepada Manajer Proyek
e Membuat resume tentang pelaksanaan K3

3 Manajer Pelaksanaan
a Bertanggung jawab akan keselamatan karyawan yang berada dibawah pengawasannya
b Terjadi keadaan yang kurang aman, tidak aman atau darurat.

XI. PENANGANAN KECELAKAAN


1 Tangani segera apabila ada kecelakaan Kerja dan utamakan keselamatan Jiwa Manusia
2 Segera berikan pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai dengan jenis kecelakaan
3 Apabila perlu, segera dibawa ke Puskesmas/dokter/ rumah sakit yang telah dirujuk pada alamat
yang ditentukan
4 Hubungi kepolisian Babinsa setempat apabila kecelakaan tersebut memerlukan pertolongan yang
serius
XII. PENANGANAN BILA TERJADI KEBAKARAN
1 Apabila terjadi kebakaran kecil agar ditangani sendiri dengan menggunakan peralatan Pemadam
kebakaran
2 Beritahukan kepada personil yang berada dilokasi bahwa terjadi bahaya kebakaran
3 Jika terjadi kebakaran besar yang tidak dapat ditangani sendiri,utamakan manusia dengan
memberitahukan agar menjauhi lokasi
4 Laporkan kejadian kebakaran kepada penanggung jawab safety
Catatan :
1 Jika di lokasi pekerjaan banyak terdapat kayu-kayu kering, yang diperhatikan adalah :
- Dilarang membuang puntung rokok yang masih menyala sembarangan
- Bara-bara api / bekas api unggun harus dipastikan telah benar-benar padam ketika akan
meninggalkan tempat
2 Peralatan pemadam api / Fire extinguisher, harus disediakan pada tempat-tempat rawan
tertentu yang memerlukan

XIII. PERALATAN KESELAMATAN PEGAWAI


Setiap personil yang bertugas pada pelaksanaan pekerjaan, untuk paket pekerjaan yang berisiko tinggi
terutama yang dilapangan wajib menggunakan Peralatan Pelindung Diri Yang sesuai dengan Standar
yaitu :
1 Helm Proyek, disarankan dipakai setiap kelapangan dan diwajibkan dipakai pada tempat-tempat
yang berisiko tinggi terhadap kejatuhan / benturan material;
2 Sepatu Proyek, Dipakai setiap hari dilapangan / site;
3 Pakaian Seragam, dan identitas pengenal diri;
4 Masker, jika bekerja didaerah yang beracun / berbau yang bisa mengakibatkan terganggunya
kesehatan;
5 Sarung Tangan, bila hal tersebut diperlukan (untuk tukang Las Diwajibkan);
6 Kacamata Pelindung, jika hal tersebut diperlukan
Helm Pengaman
Sepatu Proyek
Kaca Mata Pelindung
Jacket Pengaman
7 Body Protector (pelindung Badan), apabila hal tersebut diperlukan (tukang Las Diwajibkan);
8 Life Jacket (Pelampung), untuk bekerja diatas air dipakai setiap menggunakan transportasi air
9 P3K, disediakan ditempat-tempat yang memerlukan
10 Perlengkapan P3K harus diperiksa kembali kelengkapannya setelah dipergunakan
11 Setiap Pembantu Pelaksana, pelaksana, koordinator pengukuran harus dilengkapi dengan sarana
komunikasi;
12 Memastikan sarana komunikasi berfungsi dengan baik
13 Disediakan layout ruangan ditempat-tempat strategis

TARGET YANG INGIN DICAPAI :


· ZERO ACCIDENT
· MUST BE USE HELMET, SAFETY SHOES & OTHERS SAFETY EQUIPMENT
·· KEEP IN ORDER
PROJECT CLEAN, NEAT
AND HEALTH

XIV. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMATOKAN


Untuk pegawai bagian pengukuran / surveyor serta pematokan diharuskan melaksanakan hal-hal
sebagai berikut :
1 mengenakan peralatan pelindung diri
2 mengetahui lay out daerah yang akan dikerjakan dengan memahami gambar teknik yang
menjadi tanggung jawabnya
3 Pada saat Pelaksanaan di lapangan harus dipastikan apakah lokasi yang diinjak adalah rawa atau
bukan dengan cara menggunakan ranting yang ditusukkan ketanah.
4 Penguasaan terhadap peralatan yang digunakan
5 Membawa perlengkapan P3K, perlengkapan tidur / istirahat yang layak pakai ; tenda tidak
tembus air, lindungi tempat berkemah dengan garam untuk menghindari binatang-binatang
hutan mendekat
Bagi tim perintis, patahkan batang-batang sebagai jejak untuk membantu agar tidak tersesat
pada waktu kembali
XV. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN
1 Mengenakan peralatan pelindung sesuai dengan yang disyaratkan
2 Operator mempunyai surat ijin mengoperasikan peralatan
3 Operator bekerja atas perintah Pelaksana
4 Operator harus mengetahui area yang akan digali atau ditimbun
5 Operator Melaksanakan Pengoperasian alat sesuai instruksi kerja yang berlaku di proyek
6 Menggunakan Alat bantu jika diperlukan
7 Operator bekerja dalam keadaan fit / sehat
8 Membuat Rambu-rambu Pengaman untuk menghidari kejadian kecelakaan kerja

XVI. PERJALANAN DAN FASILITAS TRANSPORTASI


Perjalanan dan fasilitas transportasi di / ke lokasi pekerjaan dapat ditempuh dengan jalan darat, untuk
itu perlu diperhatikan / diwajibkan mengikuti hal-hal sebagai berikut :
1 Mengenakan peralatan pelindung / penyelamat sesuai dengan yang disyaratkan
2 Semua fasilitas transportasi terutama dump truck dan mobil harus operasi dengan izin resmi dari
pihak yang berwenang
3 Semua Pengemudi harus mempunyai SIM
4 Kendaraan harus dilengkapi P3K secukupnya serta untuk perbaikan kecil
5 Semua Penggunaan Transport harus menggunakan Sabuk pengaman selama perjalanan
6 Kendaraan disarankan tidak melebihi kecepatan 60 km /jam
7 Pengoperasiaan kendaraan tidak boleh melebihi kapasitas

XVII.KECELAKAAN DAN PENANGANAN

NO. JENIS KECELAKAAN CARA PENANGANAN KECELAKAAN

1 Luka
a Pendarahan Akibat Benda Tajam - Benda Tajam tersebut jangan dulu dicabut dari lukanya
- Tentukan pendarahan dan lindungi dengan kapas dan
perban
- Ikat pangkal / aliran sumber darah dengan kain, 15- 30
menit sekali dibuka selama 1 menit
- Bersihkan luka dengan betadine
- Bawa korban segera kerumah sakit / dokter dengan posisi
luka diatas jantung

b Pendarahan Akibat Benda - Gejala Sesak Nafas dan memar, segera dibawa
Tumpul Puskesmas/dokter/rumah sakit untuk diobservasi Pertama
selama 12 jam

2 Keracunan
a Keracunan akibat makanan atau - Segera berikan susu/putih telur/air kelapa atau air putih
- Gejala : mual, pusing, kaki dingin, bola mata membesar
minuman yang tidak diketahui sebelah

b Keracunan Akibat makanan atau - Segera dimuntahkan


- Segera berikan susu/puith telur/air kelapa atau air putih
minuman yang mudah terbakar :

minyak tanah, bensin, baygon, dll


c Keracunan Akibat Alkohol - segera berikan 3 sendok Air the/kopi dalam 1/2 gelas

3 Luka Bakar
- Luka Bakar Ringan I - Dinginkan / Kompres dengan Air
- Luka Bakar Ringan II - Berikan Minuman Sebanyak-banyaknya
- Luka Bakar Ringan III - Keluarkan Cairan yang terjadi akibat luka bakar dan
berikan Betadine

4 Dipatuk / Digigit Ular - Menghentikan penyebaran racun dengan mengikat bagian


pangkal atau sumber aliran

5 Disengat Lebah - Kompres dengan air es pada bekas sengayan


- Digosok-gosok dengan pasir atau bunga-bungaan

6 Gatal - Gatal - Segera berikan Talk atau serbuk yang mengandung


antiseptic
- Berikan CTM

7 Panas / Overhead - Bawa ketempat yang teduh


- Berikan air putih secukupnya
- Sedot lendir pada hidung jika ada
- Untuk mnghindari dehidrasi, minum air, minum air

sebanyak-banyaknya bila bekerja dibawah panas matahari


- Panas akan berakibat ke paru-paru atau nafas
- Untuk dilakukan :
a Bila ada teman 2 orang
5 x dada (agak kiri) ditekan secukupnya lalu 1 x ditiup dari
hidung atau mulut (Salah satu ditutup) terus-menerus
selama ± 15 Menit
b Bila sendirian
15 x dada ditekan secukupnya lalu ditiup 2 x
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO K3

Nama Perusahaan : PT. IFOS SATRIA MAHKOTA


Kegiatan : Pembangunan Kantor Cabang PMI Kota Palu
Lokasi : Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah
Tanggal dibuat : 28 Agustus 2020

B. Perencanaan keselamatan konstruksi

B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.

PENILAIAN RESIKO
SKALA PENETAPAN PENGENDALIAN PENANGGUNG JAWAB
NO JENIS / TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA DAMPAK PRIORITAS
KEKERAPAN KEPARAHAN
TINGKAT RESIKO K3 (Nama Petugas)
RESIKO
1 2 3 4 5 6 7 8 9

I. PEKERJAAN PERSIAPAN Jenis Bahaya Dan Resiko :


A. Pekerjaan Persiapan
1 - Alat Berat Tergelincir dari Trailer Luka ringan, luka 1 2 3 3 Akan di berikan panduan - Petugas K3 Konstruksi
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dengan Trailer
berat, cacat keselamatan, diberi rompi nama Personil Ahli K3
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dengan Trailer
- Mobil trailer tertabrak atau anggota tubuh, berwarna, helm, sarung tangan,
meninggal kacamata, sepatu safety dan
2 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank Gedung PMI - Tangan terjepit Luka ringan, luka 1 2 3 3 penempatan rambu yang dapat Petugas K3 Konstruksi
- Tangan lecet berat, cacat terlihat dengan jelas. Peralan K3 nama Personil Ahli K3
- Tangan atau kaki terkena paku anggota tubuh, dilapangan
- Kejatuhan kayu / cedera badan meninggal

3 Penyelenggaraan Keamanan dan Keselamatan Kerja - Jelas 3 3 3 3 Petugas K3 Konstruksi


Serta Keselamatan Konstruksi nama Personil Ahli K3

B. Pekerjaan Pembesian
1. Pengangkutan besi Petugas K3 Konstruksi
a. Pengangkutan manual - Tersandung besi Luka ringan, luka 1 2 1 1 Akan disediakan peralatan kerja nama Personil Ahli K3
( tenaga manusia) - Tangan terjepit berat, cacat yang sesuai standard, akan
- Kejatuhan besi / cedera badan anggota tubuh, disediakan safety sesuai standard
meninggal kerja, akan di sediakan rambu
2. Pemotongan besi
a. Pemotongan dengan Blander - Tangan lecet 1 2 3 2 Akan disediakan peralatan kerja Petugas K3 Konstruksi
- Tangan terjepit yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
- Tangan terpotong Luka ringan, luka disediakan safety sesuai standard
berat, cacat kerja, akan di sediakan rambu
b. Pemotongan dengan Bar Cutter - Tangan lecet anggota tubuh, peringatan ditempat yang mudah
- Tangan terjepit meninggal terlihat
- Tangan terpotong

3. Membengkokkan besi - Tangan lecet Luka ringan, luka 1 2 1 1 Akan disediakan peralatan kerja Petugas K3 Konstruksi
- Tangan terjepit berat, cacat yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
- Kaki kesandung anggota tubuh, disediakan safety sesuai standard
- Kaki tertusuk besi meninggal kerja, akan di sediakan rambu
- Tangan terpotong peringatan ditempat yang mudah
terlihat
4. Menggunakan Aliran Listrik - Kesetrum Luka ringan, luka 1 2 3 3 Petugas K3 Konstruksi
berat, cacat nama Personil Ahli K3
anggota tubuh,
meninggal
5. Instal Pembesian - Tangan terjepit 1 2 1 1 Akan disediakan peralatan kerja Petugas K3 Konstruksi
- Kaki kesandung yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
- Kaki tertusuk besi disediakan safety sesuai standard
Luka ringan, luka
- Pembesian kolom roboh kerja, akan di sediakan rambu
berat, cacat
- Pembesian dinding roboh peringatan ditempat yang mudah
anggota tubuh,
- Tertimpa besi terlihat
- Tangan lecet meninggal
- Terjatuh dari ketinggian
- Tangan terpotong

C. Pengecoran - Tertabrak truck Luka ringan, luka 1 2 2 2 Akan disediakan peralatan kerja Petugas K3 Konstruksi
- Jatuh dari ketinggian berat, cacat yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
- Besi tarik putus anggota tubuh, disediakan safety sesuai standard
meninggal kerja, akan di sediakan rambu
peringatan ditempat yang mudah
terlihat

1 Pek. Cor Beton - Luka ringan, luka 2 2 2 2 Akan disediakan peralatan kerja - Petugas K3 Konstruksi
berat, cacat yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
Terjepit, tergores, terjatuh
pada pekerjaan yang berada di anggota tubuh, disediakan safety sesuai standard
ketinggian meninggal
kerja, akan di sediakan rambu
peringatan ditempat yang mudah
terlihat

2 Pek. Pembesian - Terjepit, tergores, terjatuh Luka ringan, luka 2 2 2 1 Akan disediakan peralatan kerja - Petugas K3 Konstruksi
pada pekerjaan yang berada di berat, cacat yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
ketinggian anggota tubuh, disediakan safety sesuai standard
meninggal kerja, akan di sediakan rambu
peringatan ditempat yang mudah
terlihat
- Terkena Alat pemotong besi >
luka ringan dan berat, Terkena
Alat pembengkok Besi > Luka
Ringan dan Berat,
Terkena/Terjepit Besi, tertusuk
ujung besi yang runcing > Luka
ringan dan berat

3 Perancah Bekisting Kaso 5/7 Cm Tinggi 4 M - Luka ringan, luka 1 2 2 2 Akan disediakan peralatan kerja - Petugas K3 Konstruksi
Terjadi gangguan kesehatan
berat, cacat yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
akibat kondisi lingkungan tempat
anggota tubuh, disediakan safety sesuai standard
kerja yang tidak memenuhi syarat
meninggal
kerja, akan di sediakan rambu
Terjadi Insiden Berupa Pekerja peringatan ditempat yang mudah
Terkena Peralatan Kerja/Alat
terlihat
gergaji kayu, tangan terkena palu,
Sehingga Terjadi Luka
Terkena alat potong, Gergaji >
Luka ringan dan berat, Terkwna
Palu > Luka Ringan dan Berat,
Terkena /tertusuk ujung kayu
yang runcing> Luka ringan dan
Berat
D. Pembongkaran Bekisting - Tangan terjepit Luka ringan, luka 1 1 2 2 Akan disediakan peralatan kerja Petugas K3 Konstruksi
- Tangan lecet berat, cacat yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
- Tersandung stek besi anggota tubuh, disediakan safety sesuai standard
- Kejatuhan kayu meninggal kerja, akan di sediakan rambu
- Kaki atau tangan kena paku peringatan ditempat yang mudah
- Jatuh dari ketinggian
terlihat

E FINISHING
1 Masonry - Kejatuhan batu Luka ringan, luka 1 2 2 2 Akan disediakan peralatan kerja
2 Memasang bata - Tersandung material berat, cacat yang sesuai standard, akan
- Kejatuhan bata anggota tubuh, disediakan safety sesuai standard - Petugas K3 Konstruksi
- Pasangan bata roboh meninggal kerja, akan di sediakan rambu nama Personil Ahli K3
- Jatuh dari ketinggian peringatan ditempat yang mudah
- Perancah kayu roboh terlihat

3 Memplester dan mengaci - Terciprat adukan semen Luka ringan, luka 1 1 1 1 Akan disediakan peralatan kerja Petugas K3 Konstruksi
- Terpeleset berat, cacat yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
- Tersandung anggota tubuh, disediakan safety sesuai standard
- Jatuh dari ketinggian meninggal kerja, akan di sediakan rambu
- Perancah kayu roboh peringatan ditempat yang mudah
terlihat
4 Memasang aluminium pintu & - Tangan tergores Luka ringan, luka 1 2 1 1 Petugas K3 Konstruksi
jendela - Terhirup debu berat, cacat nama Personil Ahli K3
- Tersandung kabel anggota tubuh,
- Tangan tergores meninggal
- Terhirup debu
- Tersandung kabel Akan di berikan panduan - Petugas K3 Konstruksi
keselamatan, diberi rompi nama Personil Ahli K3
5 Memasang Aluminium - Tangan tergores Luka ringan, luka 1 2 1 1 berwarna, helm, sarung tangan,
Pintu dan jendela - Hirup udara kotor / debu berat, cacat
kacamata, sepatu safety dan
- Terkena percikan anggota tubuh,
penempatan rambu yang dapat
- Terdengar suara bising meninggal
- Tersandung kabel terlihat dengan jelas. Peralan K3
- Tersandung material dilapangan
- Hirup udara kotor / debu
- Tersengat listrik
- Jatuh dari ketinggian Akan di berikan panduan - Petugas K3 Konstruksi
- Perancah roboh keselamatan, diberi rompi nama Personil Ahli K3
berwarna, helm, sarung tangan,
6 Pekerjaan Floorhardener - Tersandung material Luka ringan, luka 1 1 1 1
- Hirup udara kotor / debu berat, cacat
- Tangan kena bahan kimia anggota tubuh,
- Kaki kena bahan kimia meninggal Akan di berikan panduan - Petugas K3 Konstruksi
keselamatan, diberi rompi nama Personil Ahli K3
7 Pekerjaan Waterproofing - Tersandung material Luka ringan, luka 1 1 1 1
berwarna, helm, sarung tangan,
- Hirup udara kotor / debu berat, cacat kacamata, sepatu safety dan
- Tangan kena bahan kimia anggota tubuh,
penempatan rambu yang dapat
- Kaki kena bahan kimia meninggal
terlihat dengan jelas. Peralan K3
8 Memasang Ceiling - Tersandung material Luka ringan, luka 1 1 1 1 dilapangan
- Hirup udara kotor / debu berat, cacat Petugas K3 Konstruksi
- Tangan kena bahan kimia anggota tubuh, nama Personil Ahli K3
- Tersengat listrik meninggal
- Jatuh dari ketinggian
- Perancah roboh
Akan disediakan peralatan kerja
9 Mengecat - Tersandung material Luka ringan, luka 1 1 1 1 yang sesuai standard, akan Petugas K3 Konstruksi
- Hirup udara kotor / debu berat, cacat disediakan safety sesuai standard nama Personil Ahli K3
- Tangan kena bahan kimia anggota tubuh, kerja, akan di sediakan rambu
- Jatuh dari ketinggian meninggal peringatan ditempat yang mudah
- Perancah roboh terlihat
- Jatuh keluar bangunan

10 Pengelasan - Tangan tergores Luka ringan, luka 1 2 2 2 Akan di berikan panduan Petugas K3 Konstruksi
- Hirup udara kotor / debu berat, cacat keselamatan, diberi masker, rompi nama Personil Ahli K3
- Terkena percikan anggota tubuh, berwarna, helm, sarung tangan,
- Terdengar suara bising meninggal -
kacamata, sepatu safety dan
- Tersandung
penempatan rambu yang dapat
- Tersandung material
- Hirup udara kotor / debu terlihat dengan jelas. Peralan K3
- Tangan kena bahan kimia dilapangan
- Tangan tergores
- Perancah roboh
- Jatuh keluar bangunan

11 Memasang Keramik - Tangan tergores Luka ringan, luka 1 1 1 1 Petugas K3 Konstruksi


- Terkena percikan berat, cacat nama Personil Ahli K3
- Tersandung material anggota tubuh,
- Tangan kena bahan kimia meninggal
-
12 Memasang Atap Rangka Baja - Tangan tergores
- Tersandung material Luka ringan, luka 1 2 1 1 Akan disediakan peralatan kerja - Petugas K3 Konstruksi
- Tangan tergores berat, cacat yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
- Jatuh dari ketinggian anggota tubuh, disediakan safety sesuai standard
- Perancah roboh meninggal kerja, akan di sediakan rambu
peringatan ditempat yang mudah
13 Memasang Kuda-Kuda Rangka - Tangan tergores Luka ringan, luka 1 2 1 1 terlihat Petugas K3 Konstruksi
Baja - Tersandung material berat, cacat nama Personil Ahli K3
- Tangan tergores anggota tubuh,
- Jatuh dari ketinggian meninggal
- perancah roboh
Akan disediakan peralatan kerja
14 Memasang Kuda-Kuda Rangka - Tangan tergores Luka ringan, luka 1 2 2 1 yang sesuai standard, akan Petugas K3 Konstruksi
Baja - Tersandung material berat, cacat disediakan safety sesuai standard nama Personil Ahli K3
- Tangan tergores anggota tubuh, kerja, akan di sediakan rambu
- Jatuh dari ketinggian meninggal peringatan ditempat yang mudah
- Mobile Crane crash terlihat
Luka ringan, luka 1 1 1 1 Akan disediakan peralatan kerja - Petugas K3 Konstruksi
15 Memasang Bahan Sanitary - Tersandung material berat, cacat yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
- Tangan kena bahan kimia anggota tubuh, disediakan safety sesuai standard
- Tangan tergores meninggal kerja, akan di sediakan rambu
peringatan ditempat yang mudah
16 Pekerjaan Plumbing Tangan tergores Luka ringan, luka 1 1 1 1 terlihat Petugas K3 Konstruksi
- Hirup udara kotor / debu berat, cacat nama Personil Ahli K3
- Terkena percikan anggota tubuh,
- Terdengar suara bising meninggal
- Tersandung kabel
Tersengat listrik
Tersandung material
- Tangan tergores
Jatuh dari ketinggian
- Perancah roboh
F PEKERJAAN M/E
1. Pekerjaan Pemasangan Instalasi
a. Piping - Jatuh Luka ringan, luka 1 1 2 3 Akan disediakan peralatan kerja - Petugas K3 Konstruksi
- Tangan tergores berat, cacat yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
- Hirup udara kotor / debu anggota tubuh, disediakan safety sesuai standard
- Terkena percikan api/las meninggal kerja, akan di sediakan rambu
- Terdengar suara bising peringatan ditempat yang mudah
- Tersandung kabel terlihat

b. . Wiring - Jatuh Luka ringan, luka 1 1 1 1 Akan disediakan peralatan kerja Petugas K3 Konstruksi
- Kulit tangan terkelupas berat, cacat yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
- Mata terkena debu anggota tubuh, disediakan safety sesuai standard
meninggal kerja, akan di sediakan rambu
c. Connnecting - Jatuh 1 1 1 1 peringatan ditempat yang mudah
- Kulit tangan terkelupas terlihat

d. . Welding - Jatuh Luka ringan, luka 1 1 2 1 Akan disediakan peralatan kerja - Petugas K3 Konstruksi
- Kulit tangan terkelupas berat, cacat yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
- Iritasi mata anggota tubuh, disediakan safety sesuai standard
- Kesetrum meninggal kerja, akan di sediakan rambu
peringatan ditempat yang mudah
e. Pemasangan Armatur - Jatuh Luka ringan, luka 1 2 2 2 terlihat
- Kesetrum berat, cacat Petugas K3 Konstruksi
anggota tubuh, nama Personil Ahli K3
meninggal
G LAPANGAN
1. Penggunaan alat listrik - Kebakaran karena arus pendek Luka ringan, luka
- Rusaknya peralatan karena arus pendek berat, cacat 1 2 3 3 Akan disediakan peralatan kerja - Petugas K3 Konstruksi
- Tersengat listrik / kesetrum anggota tubuh, yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
meninggal
2. Pengelasan - Percikan api Luka ringan, luka 1 2 2 3 disediakan safety sesuai standard
- Cahaya pijar pengelasan berat, cacat kerja, akan di sediakan rambu
anggota tubuh,
peringatan ditempat yang mudah
meninggal
terlihat
3. Mengelas dengan Las listrik - Percikan api Luka ringan, luka 1 2 2 3 Petugas K3 Konstruksi
- Cahaya pijar pengelasan berat, cacat nama Personil Ahli K3
- Asap pengelasan anggota tubuh,
meninggal

4. Mengelas dengan Las Tabung - Percikan api Luka ringan, luka 1 2 2 3 Petugas K3 Konstruksi
- Tabung Gas meledak berat, cacat nama Personil Ahli K3
- Cahaya pijar pengelasan anggota tubuh,
- Asap pengelasan meninggal Akan disediakan peralatan kerja -
- Percikan Serpihan
yang sesuai standard, akan
2 disediakan safety sesuai standard
5. Menggerinda - Percikan Serpihan Luka ringan, luka 1 2 2 Petugas K3 Konstruksi
Menggali Tanah - Lubang Galian menyebabkan kerja, akan di sediakan rambu nama Personil Ahli K3
6. berat, cacat
banjir anggota tubuh, peringatan ditempat yang mudah
- Lubang Galian menyebabkan meninggal terlihat
longsor
- Lubang Galian menyebabkan jatuh
dari ketinggian
7. Pengangkatan material - Cedera badan Luka ringan, luka
dengan manual (tenaga orang) - Kesandung berat, cacat 1 1 2 1 Akan disediakan peralatan kerja - Petugas K3 Konstruksi
anggota tubuh, yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
meninggal disediakan safety sesuai standard
8 Stamper - Getaran Luka ringan, luka
- Kaki terjepit berat, cacat 1 2 3 2 Akan disediakan peralatan kerja - Petugas K3 Konstruksi
anggota tubuh,
meninggal yang sesuai standard, akan

. Vibrator - Getaran 1 disediakan safety sesuai standard


9 Luka ringan, luka 1 1 1
- Kesetrum berat, cacat kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 Konstruksi
anggota tubuh,
meninggal peringatan ditempat yang mudah

10 . Stasionary Concrete Pump - Pipa pecah Luka ringan, luka 1 1 1 1 terlihat Petugas K3 Konstruksi
berat, cacat
anggota tubuh,
meninggal
H. Lain - Lain
1. Memasang Railing - Tangan tergores 1 2 3 3
- Hirup udara kotor / debu
- Terkena percikan
Luka ringan, luka Akan di berikan panduan - Petugas K3 Konstruksi
- Terdengar suara bising keselamatan, diberi rompi nama Personil Ahli K3
berat, cacat
- Tersandung kabel berwarna, helm, sarung tangan,
anggota tubuh,
- Tersengat listrik
meninggal kacamata, sepatu safety dan
- Tangan tergores
penempatan rambu yang dapat
- Jatuh dari ketinggian
- Tangan tergores terlihat dengan jelas. Peralan K3
dilapangan
2. Mengoperasikan Genset - Putaran Kipas Luka ringan, luka 1 1 2 2 Petugas K3 Konstruksi
- Kebakaran berat, cacat nama Personil Ahli K3
- Menghirup gas CO anggota tubuh,
meninggal
3 Fogging/ kegiatan penyemprotan - Menghirup asap dari obat semprot Luka ringan, luka 1 2 3 2 Petugas K3 Konstruksi
nyamuk berat, cacat nama Personil Ahli K3
anggota tubuh,
meninggal
Badan gatal-gatal
pada badan /
alergi, susah
bernafas, malaria,
Keterangan :
Kolom (1), (2), (3) mengikuti tabel dalam LDP huruf M.6 Jakarta, 28 Agustus 2020
Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia Dibuat oleh :
PT. IFOS SATRIA MAHKOTA

SYAIFUL
Direktur
RENCANA TINDAKAN ( SASARAN & PROGRAM )
Nama Perusahaan : PT. IFOS SATRIA MAHKOTA
Kegiatan : Pembangunan Kantor Cabang PMI Kota Palu
Lokasi : Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah
Tanggal dibuat : 28 Agustus 2020

B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)

SASARAN KHUSUS PROGRAM


NO URAIAN PEKERJAAN PENGENDALIAN RESIKO
URAIAN TOLAK UKUR SUMBER DAYA JANGKA WAKTU INDIKATOR PENCAPAIAN MONITORING PENANGGUNG JAWAB

1 2 4 5 6 7 8 9

I. PEKERJAAN PERSIAPAN Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
A. Pekerjaan Pembongkaran Instruksi Kerja / Paham mengenai bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu SDM Sesuai
1 Tersedia Metodenya lengkap
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dengan Trailer system keselamatan
peringatan dan Barikade / / Seluruh Lokasi Kebutuhan, Masker, nama Personil Ahli K3
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dengan Trailer
kerja
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu Sepatu Safety, Helm,
peringatan dan
Kaca mata, Sarung
barikade sesuai
standard Tangan

2 Pengukuran dn Pemasangan Bouwplank Kantor PMI Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test Peringatan, Sebelum memulai
dan Rambu 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard
3 Penyelenggaraan Keamanan dan Keselamatan Kerja Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
Serta Keselamatan Konstruksi bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

B. Pekerjaan Pembesian
1. Pengangkutan besi Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
Instruksi Kerja / Paham mengenai bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
SDM Sesuai
Tersedia Metodenya system keselamatan lengkap
/ Seluruh Lokasi Kebutuhan, Masker, nama Personil Ahli K3
kerja
diberikan rambu Sepatu Safety, Helm,
peringatan dan
Kaca mata, Sarung
barikade sesuai
standard Tangan
2 Pengangkutan manual Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

2. Pemotongan besi Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
a. Pemotongan dengan Blander bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

b. Pemotongan dengan Bar Cutter Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

3. Membengkokkan besi Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

4. Menggunakan Aliran Listrik Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

5. Instal Pembesian Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard
C. Pengecoran Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

1 Pek. Cor Beton Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

2 Pek. Pembesian Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard
3 Perancah Bekisting Kaso 5/7 Cm Tinggi 4 M Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

D. Pembongkaran Bekisting Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

E FINISHING Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
1 Masonry bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Memasang bata Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
2
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

3 Memplester dan mengaci Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

4 Memasang aluminium pintu & Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
jendela bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard
5 Memasang Aluminium Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
Pintu dan jendela bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

6 Pekerjaan Floorhardener Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

7 Pekerjaan Waterproofing Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

8 Memasang Ceiling Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard
9 Mengecat Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

10 Pengelasan Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

11 Memasang Keramik Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

12 Memasang Atap Rangka Baja Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

13 Memasang Kuda-Kuda Rangka Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
Baja bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

14 Memasang Kuda-Kuda Rangka Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
Baja bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard
19 Memasang Bahan Sanitary Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

Pekerjaan Plumbing Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard
F PEKERJAAN M/E
1. Pekerjaan Pemasangan Instalasi Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
a. Piping bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

b. . Wiring Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

c. Connnecting Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

d. . Welding Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard
e. Pemasangan Armatur Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard
G LAPANGAN
1. Penggunaan alat listrik Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

2. Pengelasan Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

3. Mengelas dengan Las listrik Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

4. Mengelas dengan Las Tabung Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

5. Menggerinda Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard
6. Menggali Tanah Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

7. Pengangkatan material Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
dengan manual (tenaga orang) bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

8 Stamper Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

9 . Vibrator Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard
V.
10 . Stasionary Concrete Pump Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard
H. Lain - Lain
1. Memasang Railing Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

2. Mengoperasikan Genset Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
bekerja harus sudah Sesuai Personil yang di tawarkan
Pekerja / Menggunakan Rambu Instruksi Kerja / Paham mengenai SDM Sesuai
lengkap
Tersedia Metodenya system keselamatan Kebutuhan, Masker,
peringatan dan Barikade / nama Personil Ahli K3
/ Seluruh Lokasi kerja Sepatu Safety, Helm,
Menggunakan APD yang sesuai diberikan rambu
Kaca mata, Sarung
peringatan dan
Tangan
barikade sesuai
standard

Tersedianya Lulus Test dan Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100 % Sesuai Standard Check List Pelaksana K3 1 Orang
3 Fogging/ kegiatan penyemprotan Melakukan Pelatihan Kepada Instruksi Kerja / bekerja harus sudah
Tersedia Metodenya lengkap
Pekerja / Menggunakan Rambu
/ Seluruh Lokasi
peringatan dan Barikade / diberikan rambu
Menggunakan APD yang sesuai peringatan dan
barikade sesuai
standard

Jakarta, 28 Agustus 2020


Dibuat oleh :
PT. IFOS SATRIA MAHKOTA

SYAIFUL
Direktur
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG PMI KOTA PALU

B. PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI


B.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Penetapan Pengendalian Resiko K3

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & SASARAN K3


NO JENIS / TYPE PEKERJAAN PENGENDALI RESIKO K3 PROGRAM SUMBER DAYA
RESIKO K3 PROYEK

1 2 3 4 5
PEKERJAAN PERSIAPAN
A. Pekerjaan Pembongkaran Jenis Bahaya Dan Resiko : Sasaran K3 Pengendalian Resiko K3 Program Sumber daya
1 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dengan Trailer
- - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Terjadi insiden berupa Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
kecelakaan pada saat mobilisasi yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
maupun demobilisasi peralatan,
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
tertabrak kendaraan, alat berat, Nihil kecelakaan
peringatan ditempat yang mudah
terlindas, terjepit. Sehingga Kerja
terlihat
terjadi luka ringan dan luka
berat.
2 Pengukuran dn Pemasangan Bouwplank Kantor PMI

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
peringatan ditempat yang mudah
Kerja
terlihat

3 Penyelenggaraan Keamanan dan Keselamatan Kerja Serta


Keselamatan Konstruksi - - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Terjadi gangguan kesehatan Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
akibat kondisi lingkungan tempat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
kerja tidak memenuhi syarat,
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Terjadi gangguan akibat pekerja Nihil kecelakaan
peringatan ditempat yang mudah
tenggelam dan terminum air Kerja
terlihat
kotor sehingga terjadi luka
ringan dan luka berat
- Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
B. Pekerjaan Pembesian yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
akibat kondisi tempat kerja tidak yang terlibat
1. Pengangkutan besi disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
memenuhi syarat, Terjadi
a. Pengangkutan manual kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Insiden Barupa pekerja terkena Nihil kecelakaan
( tenaga manusia) peringatan ditempat yang mudah
peralatan kerja, > Sehingga Kerja
terjadi luka ringan dan Luka terlihat
berat, Terjadi insiden berupa
pekerja terjatuh didalam lubang
galian> sehingga terjadi luka
ringan dan luka berat, terjadi
insiden berupa pekerja kejatuhan
material, Terjadi Insiden Berupa
Pekerja Tertimbun Material >
Sehingga Terjadi Luka Ringan
dan Luka Berat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Seluruh Personil
Terjadi insiden berupa pekerja yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
terjatuh didalam lubang galian> disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
sehingga terjadi luka ringan dan kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
luka berat, terjadi insiden berupa peringatan ditempat yang mudah
Kerja
pekerja kejatuhan material galian terlihat

Terjadi Insiden Berupa Pekerja


2. Pemotongan besi
Terkena Peralatan Kerja/Alat
a. Pemotongan dengan Blander
Berat Sehingga Terjadi Luka
Terjadi gangguan kesehatan
akibat kondisi lingkungan tempat
kerja yang tidak memenuhi
syarat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Pemotongan dengan Bar Cutter bantu Sehingga Terjadi Luka,
b. kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
pekerja tertimpa reruntuhan Nihil kecelakaan
peringatan ditempat yang mudah
material bongkaran, terjadi Kerja
terlihat
insiden berupa tangan, kaki
pekerja erjepit, kejatuhan
material bongkaran
- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Berat Sehingga Terjadi Luka
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Membengkokkan besi Nihil kecelakaan
3. Terjadi gangguan kesehatan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
akibat kondisi lingkungan tempat terlihat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Tertimbun Material > Sehingga
Terjadi Luka Ringan dan Luka
Berat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Menggunakan Aliran Listrik Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
4. disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Berat Sehingga Terjadi Luka
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi gangguan kesehatan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
akibat kondisi lingkungan tempat terlihat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Tertimbun Material > Sehingga
Terjadi Luka Ringan dan Luka
Berat

5. Instal Pembesian - Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
akibat kondisi lingkungan tempat yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
kerja yang tidak memenuhi disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
syarat kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi insiden berupa tangan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
pekerja terjepit material batu, terlihat
sehingga terjadi luka ringan dan
atau luka berat
Terjadi insiden berupa kaki
pekerja tertimpa/kejatuhan
material batu, sehingga terjadi
C. Pengecoran
luka ringan dan luka berat.

Terjadi Insiden Berupa Pekerja


Terkena Peralatan Kerja/Alat
Berat Sehingga Terjadi Luka
Terjadi gangguan kesehatan
akibat pekerja menghirup debu
/partikel semen dalam lubang
hidung terhirup dalam paru-paru
sehingga terjadi luka ringan dan
1 Pek. Cor Beton berat.
- Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
akibat pekerja menghirup debu yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
/partikel semen dalam lubang disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
hidung terhirup dalam paru-paru kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
sehingga terjadi luka ringan dan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
berat. terlihat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Terkena Peralatan Kerja/Alat
Berat Sehingga Terjadi Luka
2 Pek. Pembesian
Terjadi gangguan kesehatan
akibat kondisi lingkungan tempat
kerja yang tidak memenuhi
syarat

- Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Seluruh Personil
akibat kondisi lingkungan tempat yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
kerja yang tidak memenuhi disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
syarat kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi Insiden Berupa Pekerja peringatan ditempat yang mudah
Kerja
3 Perancah Bekisting Kaso 5/7 Cm Tinggi 4 M terlihat
Terkena Peralatan Kerja/Alat
gergaji kayu, tangan terkena
palu, Sehingga Terjadi Luka
Terkena alat potong, Gergaji >
Luka ringan dan berat, Terkwna
Palu > Luka Ringan dan Berat,
Terkena /tertusuk ujung kayu
yang runcing> Luka ringan dan
Berat

D. Pembongkaran Bekisting - Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
akibat kondisi lingkungan tempat yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
kerja yang tidak memenuhi disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
syarat kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi Insiden Berupa Pekerja peringatan ditempat yang mudah
Kerja
Terkena Peralatan Kerja/Alat terlihat
gergaji kayu, tangan terkena
palu, Sehingga Terjadi Luka
Terkena alat potong, Gergaji >
Luka ringan dan berat, Terkwna
E FINISHING Palu > Luka Ringan dan Berat,
1 Masonry Terkena /tertusuk ujung kayu
2 Memasang bata yang runcing> Luka ringan dan
Berat
- Terjadi insiden berupa pekerja
terkena alat pengaduk beton, > - Seluruh Personil
- Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Sehingga terjadi luka ringan dan yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
luka berat,. Terjadi insiden
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
berupa pekerja terhirup/terkena Nihil kecelakaan
semen (Iritasi), > Sehingga peringatan ditempat yang mudah
Memplester dan mengaci Kerja
3 terlihat
terjadi luka ringan dan luka
berat. Terjadi Gangguan akibat
kondisi tempat kerja tidak
memenuhi syarat, > Sehingga
terjadi sakit ringan dan sakit
berat.

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terkena Alat pemotong besi > Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
luka ringan dan berat, Terkena yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Alat pembengkok Besi > Luka
4 Memasang aluminium pintu & kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Ringan dan Berat, Nihil kecelakaan
jendela peringatan ditempat yang mudah
Terkena/Terjepit Besi, tertusuk Kerja
terlihat
ujung besi yang runcing > Luka
ringan dan berat

- Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Seluruh Personil
akibat kondisi tempat kerja tidak yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
memenuhi syarat disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Terjadi Insiden Barupa pekerja kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
terkena peralatan kerja, > peringatan ditempat yang mudah
Kerja
5 Memasang Aluminium Sehingga terjadi luka ringan dan terlihat
Pintu dan jendela Luka berat
Tangan pekerja terjepit batu,
luka ringan dan luka berat,
tangan pekerja tertusuk ujung
kawat bronjong, luka ringan dan
luka berat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi gangguan kesehatan Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
akibat kondisi lingkungan tempat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Pekerjaan Floorhardener kerja tidak memenuhi syarat Petugas K3 1 Orang
10 kerja, akan di sediakan rambu
Nihil kecelakaan
peringatan ditempat yang mudah
Kerja
terlihat

- pekerja terjepit pipa/ tertusuk - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
ujung pipa, Sehingga terjadi luka yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
ringan dan luka berat, terkena disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
alat pemancang pipa kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
peringatan ditempat yang mudah
Kerja
terlihat
11 Pekerjaan Waterproofing - pekerja terjepit pipa/ tertusuk - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
ujung pipa, Sehingga terjadi luka yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
ringan, tangan pekerja terluka disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
dari alat pemotong pipa kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
peringatan ditempat yang mudah
Kerja
terlihat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi gangguan kesehatan Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
akibat kondisi lingkungan tempat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
kerja tidak memenuhi syarat
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
peringatan ditempat yang mudah
Memasang Ceiling Kerja
12 terlihat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi gangguan kesehatan Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
akibat kondisi lingkungan tempat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
kerja tidak memenuhi syarat
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
peringatan ditempat yang mudah
Kerja
terlihat

- Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Seluruh Personil
akibat kondisi tempat kerja tidak yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
13 Mengecat memenuhi syarat disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Terjadi Insiden Barupa pekerja kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
terkena peralatan kerja, > peringatan ditempat yang mudah
Kerja
Sehingga terjadi luka ringan dan terlihat
Luka berat
Terjadi insiden berupa tangan
pekerja terjepit pintu air

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Pengelasan Berat Sehingga Terjadi Luka Petugas K3 1 Orang
14 kerja, akan di sediakan rambu
Nihil kecelakaan
Terjadi gangguan kesehatan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
akibat kondisi lingkungan tempat terlihat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Tertimbun Material > Sehingga
Terjadi Luka Ringan dan Luka
Berat
15 Memasang Keramik - - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
Terjadi insiden berupa pekerja yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
terjatuh didalam lubang galian> disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
sehingga terjadi luka ringan dan kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
luka berat, terjadi insiden berupa peringatan ditempat yang mudah
Kerja
pekerja kejatuhan material galian terlihat

Terjadi Insiden Berupa Pekerja


Terkena Peralatan Kerja/Alat
Berat Sehingga Terjadi Luka
16 Memasang Atap Rangka Baja Terjadi gangguan kesehatan
akibat kondisi lingkungan tempat
kerja yang tidak memenuhi
syarat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Berat Sehingga Terjadi Luka
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi gangguan kesehatan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
akibat kondisi lingkungan tempat terlihat
17 Memasang Kuda-Kuda Rangka kerja yang tidak memenuhi
Baja syarat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Tertimbun Material > Sehingga
Terjadi Luka Ringan dan Luka
Berat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Berat Sehingga Terjadi Luka
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
18 Memasang Kuda-Kuda Rangka Terjadi gangguan kesehatan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
Baja akibat kondisi lingkungan tempat terlihat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Tertimbun Material > Sehingga
Terjadi Luka Ringan dan Luka
Berat
- Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
akibat kondisi tempat kerja tidak yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Memasang Bahan Sanitary yang terlibat
19 memenuhi syarat disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Terjadi Insiden Barupa pekerja kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
terkena peralatan kerja, > peringatan ditempat yang mudah
Kerja
Sehingga terjadi luka ringan dan terlihat
Luka berat
Tangan pekerja terjepit batu,
luka ringan dan luka berat,
tangan pekerja tertusuk ujung
kawat bronjong, luka ringan dan
luka berat

Pekerjaan Plumbing - - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi gangguan kesehatan Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
akibat kondisi lingkungan tempat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
kerja tidak memenuhi syarat
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
peringatan ditempat yang mudah
Kerja
terlihat

- pekerja terjepit pipa/ tertusuk - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
ujung pipa, Sehingga terjadi luka yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
ringan dan luka berat, terkena disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
F PEKERJAAN M/E alat pemancang pipa kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Pekerjaan Pemasangan Instalasi Nihil kecelakaan
1. peringatan ditempat yang mudah
Kerja
a. Piping terlihat

- Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Seluruh Personil
akibat kondisi tempat kerja tidak yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
memenuhi syarat disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Terjadi Insiden Barupa pekerja kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
terkena peralatan kerja, > peringatan ditempat yang mudah
Kerja
Sehingga terjadi luka ringan dan terlihat
Luka berat
b. . Wiring
- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
Terjadi insiden berupa pekerja yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
terjatuh didalam lubang galian> disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
sehingga terjadi luka ringan dan kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
luka berat, terjadi insiden berupa peringatan ditempat yang mudah
Kerja
pekerja kejatuhan material galian terlihat

Terjadi Insiden Berupa Pekerja


Terkena Peralatan Kerja/Alat
Connnecting Berat Sehingga Terjadi Luka
c.
Terjadi gangguan kesehatan
akibat kondisi lingkungan tempat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Berat Sehingga Terjadi Luka
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi gangguan kesehatan peringatan ditempat yang mudah
. Welding Kerja
d. akibat kondisi lingkungan tempat terlihat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Tertimbun Material > Sehingga
Terjadi Luka Ringan dan Luka
Berat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Berat Sehingga Terjadi Luka
e. Pemasangan Armatur kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi gangguan kesehatan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
akibat kondisi lingkungan tempat terlihat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
Terjadi insiden berupa pekerja
terjatuh pada lubang gaian,
tertimbun longsoran tanah hasil
galian

G LAPANGAN - - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Seluruh Personil
1. Penggunaan alat listrik Terjadi insiden berupa pekerja yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
terjatuh didalam lubang galian> disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
sehingga terjadi luka ringan dan kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
luka berat, terjadi insiden berupa peringatan ditempat yang mudah
Kerja
pekerja kejatuhan material galian terlihat

Terjadi Insiden Berupa Pekerja


Terkena Peralatan Kerja/Alat
Berat Sehingga Terjadi Luka
Terjadi gangguan kesehatan
2. Pengelasan akibat kondisi lingkungan tempat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Berat Sehingga Terjadi Luka
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi gangguan kesehatan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
akibat kondisi lingkungan tempat terlihat
kerja yang tidak memenuhi
3. Mengelas dengan Las listrik syarat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Tertimbun Material > Sehingga
Terjadi Luka Ringan dan Luka
Berat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Berat Sehingga Terjadi Luka
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi gangguan kesehatan peringatan ditempat yang mudah
Mengelas dengan Las Tabung Kerja
4. akibat kondisi lingkungan tempat terlihat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Tertimbun Material > Sehingga
Terjadi Luka Ringan dan Luka
Berat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Menggerinda Berat Sehingga Terjadi Luka Petugas K3 1 Orang
5. kerja, akan di sediakan rambu
Nihil kecelakaan
Terjadi gangguan kesehatan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
akibat kondisi lingkungan tempat terlihat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Tertimbun Material > Sehingga
Terjadi Luka Ringan dan Luka
Berat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Menggali Tanah Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
6. yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Berat Sehingga Terjadi Luka
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi gangguan kesehatan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
akibat kondisi lingkungan tempat terlihat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Tertimbun Material > Sehingga
Terjadi Luka Ringan dan Luka
Berat
7. Pengangkatan material
dengan manual (tenaga orang) - - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
bantu Sehingga Terjadi Luka,
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
pekerja tertimpa reruntuhan Nihil kecelakaan
peringatan ditempat yang mudah
material bongkaran, terjadi Kerja
terlihat
insiden berupa tangan, kaki
pekerja erjepit, kejatuhan
material bongkaran

8 Stamper - Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
akibat kondisi lingkungan tempat yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
kerja yang tidak memenuhi disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
syarat kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi insiden berupa tangan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
pekerja terjepit material batu, terlihat
sehingga terjadi luka ringan dan
atau luka berat
Terjadi insiden berupa kaki
pekerja tertimpa/kejatuhan
. Vibrator material batu, sehingga terjadi
9
luka ringan dan luka berat.

Terjadi Insiden Berupa Pekerja


Terkena Peralatan Kerja/Alat
Berat Sehingga Terjadi Luka
Terjadi gangguan kesehatan
akibat pekerja menghirup debu
/partikel semen dalam lubang
hidung terhirup dalam paru-paru
sehingga terjadi luka ringan dan
berat.
10 . Stasionary Concrete Pump
- Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
akibat pekerja menghirup debu yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
/partikel semen dalam lubang disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
hidung terhirup dalam paru-paru kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
sehingga terjadi luka ringan dan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
berat. terlihat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Terkena Peralatan Kerja/Alat
Berat Sehingga Terjadi Luka
H. Lain - Lain
1. Memasang Railing Terjadi gangguan kesehatan
akibat kondisi lingkungan tempat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
- Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
akibat kondisi tempat kerja tidak yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
memenuhi syarat disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Terjadi Insiden Barupa pekerja kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
terkena peralatan kerja, > peringatan ditempat yang mudah
Kerja
Sehingga terjadi luka ringan dan terlihat
2. Mengoperasikan Genset Luka berat
Terjadi insiden berupa tangan
pekerja terjepit pintu air

- Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Seluruh Personil
akibat kondisi tempat kerja tidak yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
memenuhi syarat disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Terjadi Insiden Barupa pekerja kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
terkena peralatan kerja, > peringatan ditempat yang mudah
Kerja
Sehingga terjadi luka ringan dan terlihat
Luka berat
Terjadi insiden berupa tangan
3 Fogging/ kegiatan penyemprotan pekerja terjepit pintu air

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Seluruh Personil
Terjadi insiden berupa pekerja yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
terjatuh didalam lubang galian> disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
sehingga terjadi luka ringan dan kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
luka berat, terjadi insiden berupa peringatan ditempat yang mudah
Kerja
pekerja kejatuhan material galian terlihat

Terjadi Insiden Berupa Pekerja


Terkena Peralatan Kerja/Alat
Berat Sehingga Terjadi Luka
Terjadi gangguan kesehatan
akibat kondisi lingkungan tempat
kerja yang tidak memenuhi
syarat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Berat Sehingga Terjadi Luka
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi gangguan kesehatan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
akibat kondisi lingkungan tempat terlihat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Tertimbun Material > Sehingga
Terjadi Luka Ringan dan Luka
Berat
- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Berat Sehingga Terjadi Luka
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi gangguan kesehatan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
akibat kondisi lingkungan tempat terlihat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Tertimbun Material > Sehingga
Terjadi Luka Ringan dan Luka
Berat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi Insiden Berupa Pekerja Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
Terkena Peralatan Kerja/Alat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Berat Sehingga Terjadi Luka
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi gangguan kesehatan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
akibat kondisi lingkungan tempat terlihat
kerja yang tidak memenuhi
syarat
Terjadi insiden berupa pekerja
terjatuh pada lubang gaian,
tertimbun longsoran tanah hasil
galian

- Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Seluruh Personil
akibat kondisi lingkungan tempat yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
kerja yang tidak memenuhi disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
syarat kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi insiden berupa tangan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
pekerja terjepit material batu, terlihat
sehingga terjadi luka ringan dan
atau luka berat
Terjadi insiden berupa kaki
pekerja tertimpa/kejatuhan
material batu, sehingga terjadi
luka ringan dan luka berat.

Terjadi Insiden Berupa Pekerja


Terkena Peralatan Kerja/Alat
Berat Sehingga Terjadi Luka
Terjadi gangguan kesehatan
akibat pekerja menghirup debu
/partikel semen dalam lubang
hidung terhirup dalam paru-paru
sehingga terjadi luka ringan dan
berat.
- Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
akibat pekerja menghirup debu yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
/partikel semen dalam lubang disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
hidung terhirup dalam paru-paru kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
sehingga terjadi luka ringan dan peringatan ditempat yang mudah
Kerja
berat. terlihat
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Terkena Peralatan Kerja/Alat
Berat Sehingga Terjadi Luka
Terjadi gangguan kesehatan
akibat kondisi lingkungan tempat
kerja yang tidak memenuhi
syarat

- Terjadi insiden berupa pekerja - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
terkena alat pengaduk beton, > yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
Sehingga terjadi luka ringan dan disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
luka berat,. Terjadi insiden Nihil kecelakaan
berupa pekerja terhirup/terkena peringatan ditempat yang mudah
Kerja
semen (Iritasi), > Sehingga terlihat
terjadi luka ringan dan luka
berat. Terjadi Gangguan akibat
kondisi tempat kerja tidak
memenuhi syarat, > Sehingga
terjadi sakit ringan dan sakit
berat.

- Terjadi insiden berupa pekerja - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
terkena alat pengaduk beton, > yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
Sehingga terjadi luka ringan dan disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
luka berat,. Terjadi insiden Nihil kecelakaan
berupa pekerja terhirup/terkena peringatan ditempat yang mudah
Kerja
semen (Iritasi), > Sehingga terlihat
terjadi luka ringan dan luka
berat. Terjadi Gangguan akibat
kondisi tempat kerja tidak
memenuhi syarat, > Sehingga
terjadi sakit ringan dan sakit
berat.

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terjadi gangguan kesehatan Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
akibat kondisi lingkungan tempat yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
kerja tidak memenuhi syarat
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
peringatan ditempat yang mudah
Kerja
terlihat
- Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Seluruh Personil
akibat kondisi lingkungan tempat yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
kerja yang tidak memenuhi disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
syarat kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi Insiden Berupa Pekerja peringatan ditempat yang mudah
Kerja
Terkena Peralatan Kerja/Alat terlihat
gergaji kayu, tangan terkena
palu, Sehingga Terjadi Luka
Terkena alat potong, Gergaji >
Luka ringan dan berat, Terkwna
Palu > Luka Ringan dan Berat,
Terkena /tertusuk ujung kayu
yang runcing> Luka ringan dan
Berat

- Terjadi gangguan kesehatan - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Seluruh Personil
akibat kondisi lingkungan tempat yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
yang terlibat
kerja yang tidak memenuhi disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
syarat kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Nihil kecelakaan
Terjadi Insiden Berupa Pekerja peringatan ditempat yang mudah
Kerja
Terkena Peralatan Kerja/Alat terlihat
gergaji kayu, tangan terkena
palu, Sehingga Terjadi Luka
Terkena alat potong, Gergaji >
Luka ringan dan berat, Terkwna
Palu > Luka Ringan dan Berat,
Terkena /tertusuk ujung kayu
yang runcing> Luka ringan dan
Berat

- - - Akan disediakan peralatan kerja - Bahan/Peralatan K3 1 Set


Terkena Alat pemotong besi > Seluruh Personil
yang sesuai standard, akan Pengadaan rambu peringatan
luka ringan dan berat, Terkena yang terlibat
disediakan safety sesuai standard bahaya dilokasi pekerjaan,
Alat pembengkok Besi > Luka
kerja, akan di sediakan rambu Petugas K3 1 Orang
Ringan dan Berat, Nihil kecelakaan
peringatan ditempat yang mudah
Terkena/Terjepit Besi, tertusuk Kerja
terlihat
ujung besi yang runcing > Luka
ringan dan berat
B.3. Standar dan peraturan perundangan

Daftar Peraturan Perundang– undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK 3:
3. UU No 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
4. UU No 1 Tahun 1970 Tentang keselamatan Kerja
5. UU No 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
6. UU RI No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
7. UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
8. Permen Naker No. PER.05/MEN/1996 Tentang sistem Manajemen Keselmatan dan Kesehatan
Kerja

PENGENDALIAN OPERASIONAL K3

Pengendalian operasional berupa prosedur kerja / petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya
pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya :
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1 kolom (5).
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penganggung Jawab Kegiatan SMK3
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja:
4. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu di siapkan
5. Rencana program pelatihan / soisalisasi sesuai pengendalian resiko pada Tabel 1 kolom (5)
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
7. Persyaratan Operator Alat Angkat
- Operator Alat Angkat harus memenuhi kompetensi Operator alat angkat.
- Setiap Operator alat angkat harus memiliki SIO (Surat Izin Operasi) alat yang di keluarkan
oleh Badan yang berwenang
8. Rambu Peringatan / Larangan / Anjuran
- Penempatan Rambu-rambu peringatan/larangan/anjuran harus dipasang sesuai dengan
kondisi di tempat kerja.
- Rambu peringatan/larngan/anjuran harus mudah dilihat dan dapat dibaca
9. Alat Pelindung Diri
- Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko.
- Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan
10. Tamu/pengunjung dan pihak luar
- Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja
- Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri)
- Induksi K3
- Persyaratan tanggap darurat

Jakarta, 28 Agustus 2020


PT. IFOS SATRIA MAHKOTA

SYAIFUL
Direktur
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KONSTRUKSI
(PEMBANGUNAN KANTOR CABANG PMI )

DAFTAR ISI

A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3

C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Skala Prioritas, Pengendalian Resiko K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3

A. KEBIJAKAN K3

PT. IFOS SATRIA MAHKOTA menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi yang dilaksanakan

Direktur Utama PT. IFOS SATRIA MAHKOTA mengesahkan Kebijakan K3.


Kebijakan K3 PT. IFOS SATRIA MAHKOTA yang ditetapkan memenuhi ketentuan:
a. Sesuai dengan sifat dan kategori resiko K3;
Membangun manajemen perusahaan yang mengacu pada sistem manajemen keselamatan dan
b. kesehatan kerja (K3), berpedoman pada Permen PU. Nomor : 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang PU;

c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dangan rencana dan waktu yang telah di tentukan;
d. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta peningkatan
berkelanjutan SMK3/OHSAS;
e. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang terkait
dengan K3;
f. Sebagai kerangka untuk enyusun dan mengkaji sasaran K3;
g. Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara;
h.
Dikomunikasikan kepada semua personil yang bekerja dibawah pengendalian agar peduli terhadap K3;

i. Dapat diakses oleh semua pihak yang berkepentingan dan;


j. Dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa kebijakan K3 masih relevan dan sesuai.

B. ORGANISASI K3

Penanggung Jawab K3

Emergency/ P3K Kebakaran


kedaruratan

C. PERENCANAAN K3

Penyedia jasa wajib membuat identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan
Penanggung jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan
Kontrak / Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan

C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, Dan
Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3,
dan Penanggung jawab sesuai dengan format pada Tabel 1
C.2. Pemenuhan Perundang - Undangan dan Persyaratan Lainnya

Daftar Peraturan Perundang– undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK 3:
3. UU No 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
4. UU No 1 Tahun 1970 Tentang keselamatan Kerja
5. UU No 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
6. UU RI No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
7. UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
8. Permen Naker No. PER.05/MEN/1996 Tentang sistem Manajemen Keselmatan dan Kesehatan
Kerja

C.3. Sasaran dan Program K3


C.3.1 Sasaran
1. Sasaran Umum
Nihil Kecelakaan kerja yang fatal ( Zero Fatal Accidents) pada pekerjaan Konstruksi.
2. Sasaran Khusus
Sasaran Khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian risiko yang disusun guna tercapainya
Sasaran Umum, contoh sebagaimana Tabel 2.Penyusunan dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indicator pencapaian, monitoring dan penanggung
jawab, contoh sebagaimana Tabel 2. Penyusunan dan Program K3.
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan Operasi

Pengendalian operasional berupa prosedur kerja / petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya
pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung jawab Kegiatan SMK3 yang diluangkan dalam Struktur Organisasi K3
beserta Uraian Tugas
2. Upayakan pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh Tabel 2.
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada contoh Tabel 1,
Indentifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung
Jawab.

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan manajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi

Pengendalian pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang dilaksanakan
pada bagian D. (Pengendalian Operasional) berdasarkan upaya pengendalian pada bagian C
(Perencanaan K3) sesuai dengan uraian Tabel 2 (Sasaran dan Program K3).
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. Diklasifikasikan dengan kategori sesuai dan tidak sesuai
tolok ukur sebagaimana ditetapkan pada table 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan peningjauan ulang untuk di ambil
tindakan perbaikan.

Jakarta, 28 Agustus 2020


PT. IFOS SATRIA MAHKOTA

SYAIFUL
Direktur

Anda mungkin juga menyukai