BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1 Pabrik Pupuk Kujang IA
Pada tahun 1960-an, Pemerintah Indonesia mencanangkan pelaksanaan
program peningkatan produksi pertanian di dalam usaha swasembada pangan.
Demi suksesnya program pemerintah ini maka kebutuhan akan pupuk mutlak
harus dipenuhi, sedangkan produksi PUSRI I waktu itu tidak mencukupi.
Dengan ditemukannya beberapa sumber gas alam di bagian utara Jawa Barat,
munculah gagasan untuk membangun pabrik urea di Jawa Barat dan lokasi
proyek pupuk ditetapkan di Cikampek, Kabupaten Karawang.
Untuk melaksanakan proyek pendirian pabrik pupuk di Jawa Barat
tersebut, pada tahun 1973 pemerintah menunjuk Departemen Pertambangan
dan Energi sebagai pelaksananya. Oleh Departemen Pertambangan,
wewenang pelaksanaan proyek dilimpahkan kepada Pertamina dengan
BEICIP, sebuah perusahaan Perancis sebagai konsultan untuk meneliti
kemungkinan pembangunan sebuah pabrik di Jawa Barat. Tim teknis
dibentuk dan langkah langkah teknis diambil oleh Pertamina dengan
menentukan Jatibarang Balongan sebagai lokasi proyek.
Pada tahun 1975 keluar Surat Keputusan Presiden No. 16/1975
tertanggal 17 April 1975 yang memutuskan untuk mengalihkan tugas
pelaksanaan Proyek Pupuk Jawa Barat dari Departemen Pertambangan
kepada Departemen Perindustrian. Kemudian pada bulan April 1975 Menteri
Perindustrian mengeluarkan SK No. 25/M/SK/IV/1975 untuk membentuk
tim penyelesaian proyek dengan ketua tim Dirjen Industri Kimia, yaitu Ir. A.
Salmon Mustafa dan Ir. Didi Suwardi sebagai pimpinan lapangan.
Guna mengelola pabrik pupuk urea yang akan lahir tersebut,
dibentuklah sebuah badan hukum (Persero) dengan Peraturan Pemerintah No
19/1975 tertanggal 9 Juni 1975. Pemberian nama badan hukum tersebut
dilakukan oleh Bapak Aang Kunaefi selaku Gubernur Jawa Barat, dan
dipilihlah nama Pupuk Kujang. Tanggal 9 Juni 1975 PT Pupuk Kujang telah
lahir dengan Akta Notaris Sulaeman Ardjasasmita, SH No 19.
Ke jakarta
Pengamanan
Garasi Bis
Karyawan
Unit Utilitas
Kolam Penampungan
Unit Unit
Pabrik-pabrik
Ammonia Urea KPK
Anak Persahaan
Unit Unit
Pengantongan
Utilitas Utilitas
Air
Unit Unit
Ammonia Urea Balai
Kesehatan
Lab Bengkel
Parkir Diklat K3
Kantor Kantor
perusahaan
a. Direktur Utama.
b. Direktur Produksi
c. Teknik dan Pengembangan.
d. Direktur Sumber Daya Manusia dan Pemasaran.
e. Direktur Keuangan
Direktur-direktur tersebut mempunyai tugas-tugas sebagai
berikut :
a. Direktur Utama
Direktur utama membawahi keempat direktur yang lain, juga
membawahi langsung Sekretariat Perusahaan, Satuan Pengawasan
Intern dan Staf.
b. Direktur Produksi
Direktur Produksi membawahi langsung Kompartemen Produksi
dan Kompartemen Pemeliharaan dan staf.
e. Direktur Keuangan
Direktur Komersil membawahi langsung Kompartemen
Administrasi Keuangan dan staf.
General Manager 9 0 0 9
Staf setingkat 7 0 0 7
Manager 34 0 1 35
Staf setingkat 19 0 0 19
Superintendent 98 0 0 98
Ass Superintendent 10 0 0 10
Staf setingkat 39 0 0 39
Supervisor 227 0 0 227
Staf setingkat 73 0 0 73
Sekr Direksi/GM 3 - 0 3
Staf Pratama III 22 2 1 25
(**)
I. Jumlah Pejabat 378 0 3 381
Struktural
II. Jumlah Pejabat 163 2 0 165
Fungsional
Jumlah Pejabat 541 2 3 546
(I+II)
Pelaksana Utama / 216 0 0 216
Senior
Pelaksana Madya 209 0 0 209
Pelaksana Muda 110 0 0 110
Pelaksana Pratama 73 0 0 73
Sub Jumlah (i s/d n) 608 0 0 608
Jumlah (a s/d n) 1149 2 3 1154
(Sumber: Departemen PPSDM PT. Pupuk Kujang, 2016)
1.4. Fasilitas
Sebagai karyawan PT. Pupuk Kujang, banyak fasilitas yang bisa
didapatkan, diantaranya sekolah, fasilitas olahraga, klinik dan seragam yang
bisa diperoleh.
Sekolah : di PT. Pupuk Kujang terdapat sekolah dari
PAUD, TK, SD hingga SMP.
Fasilitas Olahraga : terdapat berbagai fasilitas olahraga di PT. Pupuk
Kujang diantaranya, Lapangan bulutangkis,
voli, tennis, futsal, sepak bola, golf, dll.
Klinik
Seragam : Sepatu dan baju untuk semua karyawan
termasuk satpam. Sepatu dan baju olahraga yang
bisa diperoleh setiap 2 tahun, jaket bagi
karyawan shift yang diperoleh setiap tahun,
peralatan mechanik dan seragam yang diperoleh
setiap tahunnya.
1.5. Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan
PT. Pupuk Kujang dalam proses produksi urea menggunakan bahan
baku gas alam, udara, dan air yang diolah terlebih dahulu di unit ammonia
untuk menghasilkan NH3 dan CO2 sebagai bahan dasar pembuatan urea.
Selanjutnya NH3 dan gas CO2 direaksikan dalam Unit Urea membentuk urea
CO(NH2)2.
1.5.1 Bahan Baku Unit Amonia
a. Gas Alam
Gas alam diperoleh dari Pertamina PHE, yang digunakan sebagai
sumber CH4 yang akan diubah terlebih dahulu menjadi CO dan H2 serta
CO2 dan H2 dalam proses reforming. Penyediaan gas alam ini diambil dari
tiga buah sumber, yaitu: Offshore; Arco, L. Parigi di lepas pantai
Cilamaya, Sumber gas alam di Mundu, Kabupaten Indramayu. Untuk
transportasi gas alam dari sumber ke lokasi pabrik telah dipasang pipa
Komponen Aktual
CO2 (%) 7,47
Ar (%) 0,00
N2 (%) 4.32
CH4 (%) 81.57
H2S (ppm) 11.20
C2 (%) 3.02
C3 (%) 1.51
i-C4 (%) 0,54
n-C4 (%) 0,62
i-C5 (%) 0,24
n-C5 (%) 0,16
C6+ (%) 0,55
(Process Engineering PT Pupuk Kujang, 17 Januari2017)
b. Udara Bebas
Udara merupakan sumber N2 untuk proses pembuatan amonia.
Jumlah udara bebas yang dibutuhkan oleh PT. Pupuk Kujang untuk
menunjang proses produksinya adalah 40.365 m3/jam, dan untuk
memenuhi kebutuhan ini telah dipasang kompresor yang dilengkapi
filter untuk menyaring debu dan partikel padat. Kandungan dari udara
bebas ditunjukan pada Tabel 1.6 di bawah ini :
Tabel 1. 6 Komposisi Udara
Komponen % mol
N2 78,040
O2 20,990
Ar 0,940
CO2 0,030
Total 100,00
(Process Engineering PT Pupuk Kujang, 2016)
c. Steam (uap)
Steam yang digunakan di unit Amonia dihasilkan oleh Waste
Heat Boiler (WHB) dan Package Boiler di unit Utilitas dengan
kapasitas 88.706 kg/jam. Steam yang dihasilkan berupa uap dengan
tekanan tinggi (105 Kg/cm2), uap bertekanan menengah (45 Kg/cm2)
dan uap bertekanan rendah (3,5 Kg/cm2).
Uap bertekanan tinggi (High Pressure Steam) diproduksi di
pabrik amonia dengan memanfaatkan panas dari Secondary Reformer
(103-D) yang suhunya sekitar 10000C. Kapasitas produksi uap sekitar
300 ton/jam, dengan tekanan 105 kg/cm2..
Suhu yang keluar dari Secondary Reformer (103-D) masih tinggi
yaitu antara 950-10000C, sehingga panas ini dimanfaatkan untuk
memproduksi steam bertekanan tinggi di Waste Heat Boiler (101-
CA/CB).
1.5.2 Bahan Baku Unit Urea
a. Amonia Cair
Ammonia cair sebagai bahan dasar pembuatan urea diambil dari
unit Ammonia yang diperoleh dengan mereaksikan antara gas hidrogen
dengan gas nitrogen. Spesifikasi ammonia cair yang diperbolehkan
tercantum pada Tabel 1.7 dibawah ini:
Tabel 1. 7 Komposisi Amonia
Komposisi
Kadar Ammonia minimal 99,5 % berat
Kadar air minimal 0,5 % berat
Minyak maksimal 5 ppm (b/b)
Tekanan 18 kg/cm2G
Suhu 25-30 oC
Jumlah normal 40.983 kg/jam
Jumlah rancang 49.180 kg/jam
(Process Engineering PT Pupuk Kujang, 2016)
b. Gas Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida juga diambil dari unit Ammonia karena
karbondioksida merupakan hasil samping dari pembuatan ammonia.
Spesifikasi dari gas karbon dioksida yang diijinkan dapat dilihat pada
Tabel 1.8.
Tabel 1. 8 Komposisi Gas Karbondioksida
Komposisi
Kadar CO2 (basis kering) minimal 98,5 % volume
Kadar air jenuh
Kadar sulfur maksimal 1,0 ppm (b/b)
Tekanan 1,6 kg/cm2G
Suhu 38 oC
Kadar penyerap 0,01 %
Jumlah normal 27.450 kg/jam
Jumlah rancang 32.940 kg/jam
(Process Engineering PT Pupuk Kujang, 2016)
1.5.3 Bahan Penunjang
a. Absorbent
Absorbent adalah bahan yang digunakan untuk menjerap bahan
lainnya sehingga dapat memisahkan antara bahan yang satu dengan
bahan lainnya. Absorbent biasanya digunakan dalam unit separasi
dengan berbagai tujuan. Berikut adalah berbagai jenis absorbent yang
digunakan pada PT. Pupuk Kujang dan tujuannya yang bisa dilihat pada
Tabel 1.9 dibawah ini.
Tabel 1. 9Jenis Absorbent yang Digunakan
Unit Absorbent Tujuan
juga menghasilkan panas yang tinggi dari hasil reaksi. Panas ini
dimanfaatkan oleh Waste Heat Boiler (WHB) untuk membuat steam
bertekanan tinggi (105kg/cm2G) dan Boiler Feed Waste (BFW) yang
mengalir dari Steam Drum. Oksigen cair dan nitrogen cair dihasilkan dari
Unit Utillitas dengan memanfaatkan udara sebagai bahan dasar. Gas
hidrogen dihasilkan oleh unit Hidrogen Purge Gas Recovery sedangkan
gas CO dihasilkan oleh unit Cosorb (CO-absorbsi).
Ammonia cair yang diproduksi ada dua macam yaitu ammonia
panas dan ammonia dingin. Ammonia panas langsung digunakan sebagai
bahan baku pembuatan urea, sedangkan ammonia dingin dialirkan ke
penyimpanan untuk disalurkan ke konsumen. Spesifikasi produk
ammonia dapat dilihat pada Tabel 1.12.
Tabel 1. 12 Spesifikasi Produk Ammonia
Terdiri dari 3 boiler, yaitu package boiler 2007 U dan 2007 UA yang
menghasilkan uap 90 ton/jam, serta waste heat boiler (WHB) 2003 U
dengan kapasitas produksi 90,7 ton/jam.
e. Unit Udara Instrumen dan Udara Pabrik
Unit ini bertugas menghasilkan udara tekan kering untuk keperluan
proses pabrik (plant air) dan udara instrument (instrument air) yang
digunakan untuk pembersihan peralatan, mixer di water treatment dan
sebagainya.
f. Unit Pengolahan Limbah
Untuk menghindari masalah pencemaran lingkungan terutama yang
disebabkan oleh air buangan pabrik.
1.7.2. Unit Ammonia
Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan ammonia adalah gas
alam, udara dan air. Unit ammonia menghasilkan ammonia dengan kapasitas
terpasang 1000 ton/hari. Disamping itu juga dihasilkan Karbon Dioksida
(CO2) dan Hidrogen (H2).
Unit Ammonia dibagi menjadi lima sub unit, yaitu:
1. Sub Unit Pemurnian Gas Alam
Unit ini bertujuan untuk memisahkan zat-zat pengotor yang dapat
mengganggu proses sintesa ammonia. Pengotor yang dimaksudkan
adalah debu, fraksi berat, merkuri dan senyawa belerang.
2. Sub Unit Pembuatan Gas Sintesa
Unit ini memproses gas alam, steam dan udara menjadi gas H2, N2, CO
dan CO2.
3. Sub Unit Pemurnian Gas Sintesa
Unit ini merupakan tempat pemisahan gas sintesa dengan gas-gas CO2
dan CO karena gas-gas CO2 dan CO merupakan racun bagi katalis pada
sintesa ammonia.
4. Sub Unit Sintesa Ammonia
Unit ini mereaksikan H2 dan N2 dalam Ammonia Converter untuk
menghasilkan ammonia (NH3).
5. Sub Unit Pemisahan dan. Pemurnian
polipropilen yang berasal dari Pabrik Kantong Plastik. Unit ini juga
menangani penyimpanan pupuk urea sebelum dipasarkan.
1.8. Penanganan Limbah
Limbah PT Pupuk Kujang berupa limbah cair. Limbah cair hasil
buangan proses dari pabrik masih mengandung zat-zat yang dapat mencemari
lingkungan, karena itu perlu diolah dulu sebelum dibuang ke sungai.
Limbah cair tersebut antara lain: air sisa regenerasi resin yang
mengandung asam dan basa, air buangan sanitasi, air bocoran pompa dan
kompresor yang mengandung minyak, air dari clarifier dan sand filter yang
berlumpur, serta air kondensat yang mengandung senyawa NH3.