Anda di halaman 1dari 29

BAUKSIT

Bauksit (bauxite) adalah bijih utama aluminium terdiri dari hydrous


aluminium oksida dan aluminium hidroksida yakni dari mineral 
gibbsite Al (OH) 3, boehmite γ-ALO (OH), dan diaspore 

α-ALO (OH), bersama-sama dengan oksida besi goethite dan bijih


besi, mineral tanah liat kaolinit dan sejumlah kecil anatase Tio 2 .
CADANGAN BAUKSIT DUNIA
PRODUKSI BAUKSIT DUNIA
PRODUKSI BAUKSIT INDONESIA
PRODUKSI BAUKSIT (ton)
10,000,000
9,103,500
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000
TON

4,635,595

4,000,000

3,000,000 2,622,890

2,000,000 1,727,000 1,553,000


1,102,000
1,000,000

-
2018 2019 2020

PT. CITA. MINERAL INVESTINDO Tbk PT.ANEKA TAMBANG Tbk


(2020 QUARTAL 1 PT. CITA MINERAL INVESTINDO Tbk
SOURCE: WWW.ANTAM.COM, WWW.IDX,COM )
ALUR PRODUKSI DAN PENGOLAHAN BIJIH BAUKSIT
MENGENAL ALUMINIUM
Aluminium dalam sistem periodik ialah unsur kimia
yang terletak pada golongan 13 periode 3. Lambang
aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13.
KARAKTERISTIK ALUMINIUM
1) Ringan : memiliki bobot sekitar 1/3 dari bobot besi dan baja,
atau tembaga. Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm³,
sedangkan besi ± 8,1 gr/ cm³)
2) Kuat : terutama bila dipadu dengan logam lain, Paduan Al
dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti
Duralium (campuran Al, Cu, mg).
3) Reflektif : dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai
pembungkus makanan, obat, dan rokok.
4) Konduktor panas : sifat ini sangat baik untuk penggunaan
pada mesin-mesin / alat-alat pemindah panas sehingga
dapat memberikan penghematan energi.
5) Konduktor listrik : setiap satu kilogram aluminium dapat
menghantarkan arus listrik dua kali lebih besar jika
dibandingkan dengan tembaga. Karena aluminium relatif tidak
mahal dan ringan, maka aluminium sangat baik untuk kabel-
kabel listrik overhead maupun bawah tanah.
6) Tahan korosi : sifatnya durabel sehingga baik dipakai untuk
lingkungan yang dipengarui oleh unsur-unsur seperti air, udara,
suhu dan unsur-unsur kimia lainnya, baik diruang angkasa atau
bahkan sampai ke dasar laut.
7) Tak beracun : dan karenanya sangat baik untuk penggunaan
pada industry makanan, minuman, dan obat-obatan yaitu
untuk peti kemas dan pembungkus
8) Mudah di-fabrikasi/ dibentuk dengan semua proses pengerjaan
logam. Mudah dirakit karena dapat disambung dengan logam /
material lainnya melalui pengelasan, brazing, solder, adhesive
bonding, sambungan mekanis,
PROSES PENGOLAHAN
ALUMINIUM
Meliputi :
1) Proses Pengolahan Bijih Bauksit
2) Proses Pemurnian Aluminium
3) Proses Peleburan Aluminium
1) Proses Pengolahan Bijih
Bauksit - Aluminium
• Aluminium ditambang dari bijih bauksit yang banyak terdapat di permukaan
bumi, kemudian dilakukan proses pemanasan untuk mengurangi kadar air
yang ada dari penambangan di permukaan bumi.
• Bauksit yang ditambang untuk keperluan industri mempunyai kadar
aluminium sekitar 40 – 60 %.
• Setelah ditambang bijih bauksit digiling dan dihancurkan supaya halus dan
merata. Selanjutnya bauksit mengalami proses pemurnian.
2) Proses Pemurnian Aluminium
Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni dapat
dilakukan melalui Proses pemurnian dengan metode Bayer.
Proses Bayer adalah sarana industri utama bauksit pemurnian
untuk menghasilkan alumina. Bauksit, bijih paling penting dari
aluminium, berisi alumina hanya 30-54 %, Al2O3, sisanya

menjadi campuran dari silika (SiO2), oksida besi (Fe2O3), dan

titanium dioksida (TiO2) dan. Caranya adalah dengan


melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),
Siklus Bayer
Proses Bayer adalah satu siklus dan sering disebut Bayer siklus.
Ini melibatkan empat langkah :
a) Digestion (pencernaan),
b) Clarification (klarifikasi),
c) Precipitation (pengendapan), dan
d) Calcination (kalsinasi).
a) Digestion (Pencernaan)
Pada langkah pertama, bauksit adalah tanah, slurried dengan
larutan soda kostik (natrium hidroksida), dan dipompa ke tank
tekanan besar disebut digester, dikontrol mengalami panas uap
175 °C dan tekanan. natrium hidroksida bereaksi dengan mineral
alumina bauksit untuk membentuk solusi jenuh natrium aluminat;
pengotor tak larut, disebut lumpur merah (RM) , tetap dalam
suspensi dan dipisahkan pada langkah klarifikasi. Proses Bayer
menurut persamaan kimia :
Persamaan Reaksi :

Al2O3 + 2OH- + 3H2O 2[Al(OH)­4]-

Atau

Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O (l) 2NaAl(OH)4 (aq)


b) Clarification (klarifikasi)
pengotor tak larut yang disebut lumpur merah /Red
Mud (RM) , tetap dalam suspensi dan dipisahkan
dengan menyaring dari kotoran padat, selanjutnya
didinginkan di exchangers panas, untuk meningkatkan
derajat jenuh dari alumina terlarut, dan dipompa
menuju tempat yang lebih tinggi yaitu presipitator
silolike untuk proses Precipitation (pengendapan)
c) Precipitation (pengendapan)
Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya
dengan cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.
 
2NaAl(OH)3 (aq) + CO2 (g) 2Al(OH)3 (s) + Na2CO3
(aq) + H2O (l)
 
Campuran dari kotoran padat disebut lumpur merah,
dan menyajikan masalah pembuangan. Selanjutnya,
solusi hidroksida didinginkan, dan aluminium
hidroksida dilarutkan presipitat sebagai putih solid
halus.
d) Calcination (kalsinasi)
kemudian dipanaskan sampai 1050 °C (dikalsinasi),
aluminium hidroksida terurai menjadi alumina,
memancarkan uap air dalam proses:

2Al(OH)3 (s) Al2O3 (s) + 3H2O (g)


 
Dan dihasilkan aluminium oksida murni (Al2O3) yang
selanjutnya menuju proses peleburan dengan proses
Hall-Héroult untuk menghasilkan material aluminium.
Bijih Aluminium
1) Proses Peleburan Aluminium
Proses pembuatan Al pada tahap selanjutnya
adalah proses hall-heroult. Ini merupakan proses
metode elektrolisis yang ditemukan oleh Charles M.
Hall dan Paul Heroult. Berikut tahap-tahap dalam
proses Hall-Heroult :
Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida Al2O3
dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam
bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi
sebagai katode (-). Sebagai anode (+) digunakan
batang grafit.

Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 oC.


Dalam proses elektrolisis dihasilkan aluminium di
katode dan di anode terbentuk gas O2 dan CO2.
Reaksi yang terjadi:
Al2O3 Al3+ + 3O2-
Katode (-) : Al3+ + 3e­ Al x4
Anode (+) : 2O2­ O2 + 4e­ x 3

4Al3 + 6O2­ 4Al + 3O2

Lalu O2 bereaksi dengan C menjadi C02. Jadi hasil


akhirnya adalah
3C(s) + 4Al3+ + 6O2­ 4Al(l) + 3CO2 (s)
Note:
• Aluminium yang terbentuk berupa zat cair dan terkumpul di
dasar wadah lalu dikeluarkan secara periodik ke dalam
cetakan untuk mendapat aluminium batangan (ingot).
• Selama elektrolisis, Anode grafit terus menerus dihabiskan

karena bereaksi dengan O2 sehingga harus diganti dari


waktu ke waktu.
• Rata-rata Untuk mendapat 1 Kg Al dihabiskan 0,44 kg anode
grafit.
KEGUNAAN ALUMINIUM DAN
SENYAWANYA
Alumunium banyak digunakan untuk alat-alat
dapur, mobil, pesawat terbang dan tutup kaleng.
Hal ini karena sifatnya yang khas yaitu ringan,
tahan karat, mudah dibentuk dan dipadu dengan
logam lain.
a) Sektor industri otomotif, untuk membuat baktruk
dankomponen kendaraan bermotor lainnya
b) Pembuatan badan pesawat terbang
c) Sektor pembangunan perumahaan, untuk kusen pintu dan
jendela
d) Sektor industri makanan, contohnya aluminium foil dan
kaleng aluminium untuk kemasan berbagai jenis produk
makanan/minuman
e) Sektor lainnya, misalnya untuk kabel listrik, perabotan
rumah tangga dan barang kerajinan
f) Pembuatan termit, yaitu campuran serbuk aluminium
dengan serbuk besi(III) oksida yang digunakan untuk
mengelas baja di tempat misalnya untuk menyambung rel
kereta api
SOURCE
http://en.wikipedia.org/wiki/Bayer_process
http://en.wikipedia.org/wiki/Hall­_Heroult_process
http://www.redmud.org/production.html
http://12-ia4.blogspot.com/2009/11/pembuatan-aluminium-
aluminium-merupakan.html
http://mhs.blog.ui.ac.id/rifky.f/
http://indianajuns.blogspot.com/2010/03/aluminium.html
mbm2.tempointeraktif.com/.../mbm.19820109.ILT48025.id.html

Anda mungkin juga menyukai