Anda di halaman 1dari 30

WEBINAR #9

POLITEKNIK NEGERI KETAPANG

PROSES PEMURNIAN BAUKSIT


MENJADI ALUMINA

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok, ST., MT.


Guru Besar Metalurgi Ekstraksi
Program Studi Teknik Metalurgi
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM)-ITB
Dari bauksit menjadi alumina & aluminium

bauksit

aluminium

alumina

Tujuan pencucian bauksit:


Menghilangkan silika
reaktif yang dapat
menurunkan efisiensi
Proses Bayer

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 2


Cadangan bauksit, produksi alumina dan
aluminium, tahun 2019
Cadangan Produksi Produksi
Negara bauksit (MT) alumina (MT) Aluminium
(MT)
USA 20,000,000 1,600,000 890,000
AUSTRALIA 6,000,000,000 20,000,000 1,600,000
BRAZIL 2,600,000,000 8,900,000 660,000
CANADA - 1,500,000 2,900,000
RRC 1,000,000,000 73,000,000 33,000,000
GUINEA 7,400,000,000 300,000 -
INDIA 660,000,000 6,700,000 3,700,000
INDONESIA 1,200,000,000 1,000,000 219,000
JAMAICA 2,000,000,000 2,100,000 -
MALAYSIA 110,000,000 - -
Cadangan bauksit Indonesia tahun 2019:
RUSSIA 500,000,000 2,700,000 3,700,000
1,2 milyar ton (no 6 di dunia)
SAUDI 200,000,000 1,800,000 256,000
ARABIA Produksi alumina Indonesia tahun 2019,
VIETNAM 3,700,000,000 1,300,000 - tercatat 1 juta ton (no. 10 dunia)
LAINNYA 5,000,000,000 12,000,000 13,075,000
Sumber: US Geological Survey (USGS: Mineral
TOTAL 30,390,000,000 125,907,000 60,000,000 Commodities Summaries< Bauxite & Alumina, January 2020)

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 3


Tipikal Komposisi Kimia dan Mineral Bauksit
Tipikal komposisi kimia bauksit:
• 30-60% Al2O3
• 1-30% Fe2O3
• <0.5-10% SiO2
• <0.5-10% TiO2
▪ Komponen minor: P2O5, CaO, V2O5, ZnO, Ga2O5, Cr2O3, S, F, Hg
dan organic C
(Source: Guy Forte, Alkan, 2004)

Mineral-mineral utama pembawa aluminium dalam bauksit:


1. Gibbsite: → Trihydroxide : -Al(OH)3, Al2O3.3H2O
2. Böhmite → Monohydroxide: γ-AlO(OH), Al2O3.H2O
3. Diaspore → Monohydroxide: -AlO(OH), Al2O3.H2O

DI INDONESIA TIPE BIJIH UMUMNYA ADALAH GIBBSITE


Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 4
Mineral utama dan minor dalam bauksit

(Source: Guy Forte, Alkan, 2004)

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 5


PROSES BAYER
• Praktis satu-satunya proses yang digunakan secara
komersial di industri untuk memproduksi alumina
(Al2O3) dari bauksit.

• Reagen pelindi (leaching agent) yang digunakan: NaOH

bauksit alumina

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 6


Mineral utama dalam bauksit dan temperatur dimana
mineral tersebut dapat dilarutkan dalam larutan NaOH

tidak i = inert
larut

(Source: Guy Forte, Alkan, 2004)

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 7


PROSES BAYER
Proses Bayer terdiri dari 4 tahapan utama:
1. Digestion
2. Klarifikasi
3. Presipitasi
4. Kalsinasi
http://okopoliszklaszter.hu/download/eloadasok/icemt_2011.05.24_02.janos.szepvolgyi.pdf

1. DIGESTION
Bauksit yang telah digerus halus direaksikan dengan larutan NaOH
panas di dalam sebuah digester (autoclave tegak) → terbentuk
larutan sodium aluminate (Na(Al(OH)4 atau NaAlO2) dan mineral-
mineral pengotor yang tidak larut.

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 8


1. DIGESTION
▪ Reaksi pelindian alumina pada proses digestion:
Al2O3.xH2O + 2NaOH → 2NaAlO2 + (x+1)H2O (endothermis)
x = 1 untuk boehmite & diaspore, x=3 untuk gibbsite

▪ Mengapa tidak dilakukan pelindian


dengan larutan asam?
 Dalam larutan asam, Fe dan Ti
mineral ikut larut dan
mengkonsumsi asam.
 Presipitat Al(OH)3 dari pelindian
asam cenderung berbentuk gel,
digester lebih sulit dicuci dan difiltrasi.

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 9


1. DIGESTION
▪ Sebagaimana telah disebutkan bauksit tipe boehmite & diaspore
memerlukan temperatur pelarutan alumina yang lebih tinggi
dibandingkan tipe gibbsite.

▪ Tipikal kondisi pelindian untuk bijih gibbsite:


- temperatur : 135 – 145 oC
- tekanan : 400 kPA
- konsentrasi NaOH : 140 g/l
- waktu pelindian : 1 jam

▪ Tipikal kondisi pelindian untuk bijih boehmite & diaspore:


- temperatur : 180 –250 oC
- tekanan : 800 kPA
- Konsentrasi NaOH: 200- 300 g/l
- Waktu pelindian : 2 - 4 jam
Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 10
1. DIGESTION
▪ Pada temperatur dan tekanan yang lebih tinggi mineral-mineral
pengotor yang ikut larut semakin meningkat.

▪ Pada temperatur dan tekanan yang lebih tinggi kebutuhan uap


untuk pemanasan slurry semakin tinggi.

▪ Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi proses digestion:


─ konsentrasi NaOH,
─ kadar alumina dalam bijih,
─ kandungan silika reaktif dan pengotor lainnya,
─ persen padatan,
─ suhu

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 11


Efek Negatif Silika Reaktif
• Silika reaktif dalam mineral clay (kaolinite, sodalite) dalam
bauksit bereaksi dengan NaOH sehingga konsumsi NaOH
meningkat.

• Silika reaktif bereaksi dengan NaOH membentuk sodium silikat,


Na2SiO3.

SiO2 + 2NaOH → Na2SiO3(aq) + H2O

• Silika reaktif juga menyebabkan penurunan recovery alumina


karena sodium silikat kemudian bereaksi dengan sodium
aluminat membentuk sodium aluminosilikat yang tidak larut →
menyebabkan kehilangan alumina.

2NaAlO2(aq) + 2Na2SiO3(aq) + 4H2O → Na2Al2Si2O8.2H2O(s) + NaOH


Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 12
2. KLARIFIKASI
• Klarifikasi: proses pemisahan solid-liquid, yaitu larutan yang
kaya alumina terlarut (larutan sodium aluminat) dengan
mineral-mineral pengotor yang tidak larut.

• Pada tahap klarifikasi dilakukan settling, pengentalan


(thickening), penghilangan padatan tersuspensi dan penyaringan
(filtration).

• Campuran residu pengotor dikenal dengan istilah RED MUD 


lumpur merah dan sebagian kecil juga berupa pasir merah (SAND
MUD)
- Kandungan utama RED MUD: Fe2O3, SiO2 dan TiO2, Al2O3
- Komponen minor: Na2O, K2O, CaO dan MgO

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 13


2. Klarifikasi
- Pengotor dengan ukuran partikel kasar yang kandungan
utamanya silika biasanya dipisahkan dengan siklon
diikuti pencucian dan klasifikasi.

- Partikel halus dipisahkan melalui serangkaian thickener


yang biasanya ditambahkan juga flokulan untuk
meningkatkan kejernihan liquid overflow-nya.

- Overflow dari thickener kemudian disaring, umumnya


menggunakan pressure filter untuk dilakukan pemisahan
partikel padat yang masih terikut (trace solids).

- Underflow slurry kental dicuci, dinetralisasi dan disimpan


di tempat penempatan red mud.

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 14


Pengentalan dan Penimbunan Red Mud
Penimbunan dalam bentuk
slurry (lumpur)

https://www.alcircle.com/news/

Penimbunan dalam bentuk


red mud kering

Source: google/hardrainproject.com, Pinjarra Alumina


Refinery, Australia

http://redmud.org/red-mud/disposal/

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 15


3. Presipitasi
- Pada tahap ini dilakukan pengendapan alumina terlarut menjadi
alumina hidrat (Al2O3.3H2O atau Al2O3.H2O).

- Reaksi presipitasi merupakan kebalikan reaksi digestion:

2NaAlO2 + 4H2O → Al2O3.3H2O + 2NaOH (u/ gibbsite)

- Temperatur presipitasi: 50-70oC

- Kristalisasi alumina hidrat dipercepat dengan penambahan seed


alumina hidrat dari tahapan proses sebelumnya.

- Presipitasi alumina hidrat merupakan tahapan paling lambat


dalam Proses Bayer → 24-48 jam. Recovery presipitasi
merupakan parameter penting performa pabrik pemurnian
alumina.

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 16


3. Presipitasi alumina hidrat
- Presipitasi alumina hidrat dilakukan dalam tangki dengan
volume besar 4000 s/d 6000 m³ (tipikal 15 mD, 30
mH)

Tangki presipitasi alumina hidrat (Source: Bagshaw, 2017)

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 17


4. Kalsinasi alumina hidrat → alumina
- Alumina hidrat dikalsinasi untuk menghasilkan Al2O3
murni dan melepaskan air kristal:
Al2O33H2O(s) → Al2O3(s) + 3H2O(g)

- Kalsinasi dilakukan dalam: rotary kiln atau fluidized bed


roaster dengan bahan bakar minyak atau gas.
- Temperatur kalsinasi: 1050-1350oC.
- Pada rentang suhu 180-600oC, pertama-tama terjadi
penghilangan free moisture yang diikuti dengan air
kristal.
- Pada suhu >1000oC terbentuk -alumina. Semakin tinggi
suhu ukuran partikel alumina semakin kasar.

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 18


Flowsheet Proses Bayer secara keseluruhan

(Source: Donoghue, et.al, 2014)


Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 19
Flowsheet Proses Bayer secara keseluruhan

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 20


Contoh foto dari udara sebuah alumina refinery
(Pinjarra Refinery, Australia)

(Source: Donoghue, et.al, 2014)


Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 21
Jenis Produk Alumina

▪ Terdapat 2 jenis alumina:


1. Smelter grade alumina (SGA)
• Sebagai bahan baku pabrik peleburan aluminium
• Sekitar 90% dari total produksi alumina di dunia

2. Chemical grade alumina (CGA)

• Digunakan pada di industry keramik, abrasive


papers, coating, pigmen, katalis, kosmetik, pasta
gigi dan masih banyak jenis aplikasi lainnya

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 22


Perbedaan SGA dan CGA

SGA CGA
Parameter
(Smelter Grade Alumina) (Chemical Grade Alumina)
Ukuran butiran Relatif lebih kasar Bervariasi dari halus hingga
(tidak mengandung dust kasar, bergantung pada
(debu), kebutuhan pasar

a-alumina Tidak diperlukan Diperlukan.


Ukuran dan bentuk butiran
harus dikontrol

Distribusi ukuran Tidak terlalu dipentingkan Harus dikontrol untuk setiap


partikel penggunaan tertentu sesuai
kebutuhan pasar

Pengotor Tidak terlalu ketat Perlu dikontrol dengan ketat


persyaratannya.

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 23


Alumina Hidrat
• Selain SGA dan CGA, jenis produk Proses Bayer lainnya
adalah alumina hidrat. Jika proses sampai alumina
hidrat saja, tidak perlu kalsinasi.

• Alumina hidrat, Al(OH)3, banyak digunakan sebagai bahan


dasar beberapa industri kimia antara lain koagulan untuk
water treatment, filler, keramik dan lainnya.

• Contoh koagulan: alumina sulfat (tawas) dan Poly-


Aluminium Chloride (PAC). Tawas, Al2(SO4)3 dibat
dengan mereaksikan reaksi alumina hidrat Al(OH)3
dengan asam sulfat (H2SO4):
Al(OH)3 + H2SO4 → Al2(SO4)3
Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 24
Penanganan Red Mud

• Red mud dumping:


- slurry disposal
- dry stacking → red mud kering; dilakukan filtrasi

• Sebagian air dari fasilitas penimbuhan red mud akan


dikeluarkan ke lingkungan → red mud harus dinetralisasi

• Dilakukan penetralan dengan air laut. Air limbah yang sudah


dinetralkan dengan air laut dapat dialirkan kembali ke laut
dalam dengan asumsi karakteritiknya sudah sama dengan
karakteristik air laut.
• Metode pentralan lain: dengan air gambut, air asam tambang
(bila tersedia di sekitar pabrik)

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 25


Optimasi Proses
• Meningkatkan total recovery (perolehan) pabrik

• Menurunkan konsumsi NaOH hingga 30 kg/ton Al2O3


dari kisaran 40-50 kg/ton

• Menurunkan dampak negatif silika reaktif, misalnya


dengan proses pre-desilication, selain dengan pencucian

• Mempercepat waktu proses, khususnya laju proses


presipitasi alumina hidrat

• Menurunkan scaling dan penyumbatan-penyumbatan

• Menurunkan kebutuhan air dengan sebanyak mungkin


dilakukan recycle air

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 26


Neraca Air
AIR MASUK AIR KELUAR
• Kanduangan air (moisture) dalam • Moisture dalam produk
bauksit alumina hidrat
• Kandungan air kristal dalam • Air yang dilepaskan pada
gibbsite/boehmite/diaspore proses kalsinasi alumina hidrat
• Uap yang diinjeksikan ke dalam • Air yang menguap
digester
• Air dalam larutan caustic soda • Air yang dilepaskan pada
proses flashing
• Air untuk pencucian residu • Air dalam residu (red mud)
digestion
• Air untuk pencucian alumina
hidrat
• Air dari air hujan
Diperlukan hingga 4 m3 air per ton alumina yang dihasilkan
Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 27
Penggunaan energi pada pabrik
pemurnian alumina

(Source: Bagshaw, 2017)

Energi paling besar pada pabrik pemurnian adalah kalsinasi diikuti oleh digestion

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 28


Pengembangan ke depan
• Pengembangan metode handling dan fasilitas penimbunan red
mud yang aman bagi lingkungan, meminimalkan dampak
lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

• Pemanfaatan red mud (sumber rare earth (misalnya Sc), juga


Ga, Ti, Fe).

• Menurunkan CAPEX (capital expenditure = biaya investasi) dan


OPEX (operation expenditure = biaya operasi) pabrik serta
kebutuhan energi. Penggunaan energi alternative, misalnya
solar energy.

• Alternatif teknologi lain yang lebih handal selain Proses Bayer,


misalnya proses pelindian dalam HCl (Proses Orbite).

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 29


TERIMAKASIH

Prof. Dr. M. Zaki Mubarok Webinar #9 POLTEK NEGERI KETAPANG 30

Anda mungkin juga menyukai