Anda di halaman 1dari 162

ANALISIS PENGARUH INSENTIF PAJAK, TINGKAT

KESADARAN WAJIB PAJAK DAN DIGITALISASI SISTEM


PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(STUDI EMPIRIS DI WILAYAH INDRAMAYU)

SKRIPSI

OLEH

NAMA : ADINDA NURUL AULIYA

NIM : 3022181116

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN

JAKARTA

2022
ANALISIS PENGARUH INSENTIF PAJAK, TINGKAT
KESADARAN WAJIB PAJAK DAN DIGITALISASI SISTEM
PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(STUDI EMPIRIS DI WILAYAH INDRAMAYU)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi : Akuntansi

NAMA : ADINDA NURUL AULIYA

NIM : 3022181116

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN

JAKARTA

2022
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Adinda Nurul Auliya

NIM : 3022181116

Program Studi : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul ANALISIS PENGARUH


INSENTIF PAJAK, TINGKAT KESADARAN WAJIB PAJAK DAN
DIGITALISASI SISTEM PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK (STUDI EMPIRIS DI WILAYAH INDRAMAYU) adalah
hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

Jakarta, 23 Juni 2022

(Adinda Nurul Auliya)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
JAKARTA

TANDA PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

JUDUL SKRIPSI :
ANALISIS PENGARUH INSENTIF PAJAK, TINGKAT KESADARAN WAJIB
PAJAK DAN DIGITALISASI SISTEM PERPAJAKAN TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK (STUDI EMPIRIS DI WILAYAH
INDRAMAYU).
DISUSUN OLEH :
NAMA : ADINDA NURUL AULIYA
NIM : 3022181116
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan


dalam Ujian Skripsi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Mohammad Husni Thamrin
Jakarta, 23 Juni 2022

Dosen Pembimbing

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

(Dr. M. Abdul Muis,SE.,M.Ak) (Suyono Salamun, M.A., M.B.A.,


Ph.D.,)

Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
Univ. MH. Thamrin

IV
(Lily Nabilah, S.E., M.Ak.)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
JAKARTA

TANDA PENGESAHAN TIM PENGUJI

Pada hari ini Kamis, tanggal 7 Juli 2022 telah dilaksanakan ujian skripsi untuk
memenuhi persyaratan menyelesaikan studi jenjang pendidikan Strata Satu (S-1)
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mohammad
Husni Thamrin.
NAMA : ADINDA NURUL AULIYA
NIM : 3022181116
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI :
ANALISIS PENGARUH INSENTIF PAJAK, TINGKAT KESADARAN WAJIB
PAJAK DAN DIGITALISASI SISTEM PERPAJAKAN TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK (STUDI EMPIRIS DI WILAYAH
INDRAMAYU).

Telah dinyatakan LULUS Ujian Skripsi


Jakarta, 7 Juli 2022

Tim Penguji :

Ketua : Suyono Salamun, M.A., M.B.A., Ph.D ( )

Anggota : Suwardi, SE.,M.M ( )

Anggota : Dr. M. Abdul Muis. M.Ak ( )

Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas MH Thamrin

V
(Dr. Evi Noviaty, SE, MBA)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Don’t compare your life to others. There’s no comparison between the sun and
the moon. They shine when it’s their time”

(Anonymous)

“There is no need to rush, what is meant for you will always arrive on time”

——dns

“Sufficient for us is Allah, and he is the best disposer of affairs”


(Q.S Ali Imran : 173)

Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku yang selalu mendoakan,
memberikan dukungan baik moril maupun materil. Juga kepada orang tuaku
yang memotivasi diriku untuk selalu meniatkan setiap hal apapun yang aku
lakukan agar dapat membanggakan kalian.

——anak semata wayang——

VI
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH INSENTIF
PAJAK, TINGKAT KESADARAN WAJIB PAJAK DAN DIGITALISASI
SISTEM PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (STUDI
EMPIRIS DI WILAYAH INDRAMAYU)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat kelulusan Strata 1 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
MH Thamrin.
Dalam pelaksanaan penyusunan Skripsi ini, penulis mendapat banyak
bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus
kepada:
1. dr. Daeng Mohammad Faqih, S.H, M.H., selaku Rektor Universitas MH.
Thamrin.
2. Dr. Evi Noviaty, SE, MBA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas MH. Thamrin.
3. Lily Nabilah, S.E., M.Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas
MH. Thamrin..
4. Suyono Salamun, M.A., M.B.A., Ph.D., selaku Direktur Program Universitas
MH. Thamrin Kampus AKA.
5. Dr. Muhammad Abdul Muis Selaku Dosen Pembimbing Materi yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Suyono Salamun, M.A., M.B.A., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Teknis
yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Dosen Universitas MH. Thamrin Kampus AKA yang berperan penting dalam
mengajarkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Staff karyawan Universitas MH. Thamrin Kampus AKA.
9. Keluarga tercinta, khususnya Mimi dan Mama yang telah membantu penulis
dengan Do’a dan dukungan dalam berbagai hal.

VII
10. Teman - teman kelas AKP A10 yang luar biasa atas dukungan, bantuan, serta
pengalaman hidup yang tak terlupakan.
11. Rekan-rekan seangkatan yang senasib dan seperjuangan yang telah
memberikan bantuan, masukan, kritikan dan saran-saran. Sukses untuk kita
semua.
12. Semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan kepada penulis.
Semoga arahan, motivasi, dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal
ibadah bagi keluarga, bapak/ibu, dan rekan-rekan, sehingga memperoleh
balasan yang lebih baik dari Allah SWT.
13. Last but not lease I want to thank me, for believing me, for doing all this hard
work, for having no days off, for never quitting, for just being me at all the
times.

Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan


sebagai sumbangan pikiran untuk perkembangan pendidikan khususnya akuntansi

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 23 Juni 2022

(Adinda Nurul Auliya)

VIII
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mohammad


Husni Thamrin, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Adinda Nurul Auliya
NIM : 3022181116
Program Studi : Akuntansi
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mohammad Husni Thamrin Hak Bebas
Royalti Non-Eksklusif (Non-eclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah
saya yang berjudul :
ANALISIS PENGARUH INSENTIF PAJAK, TINGKAT KESADARAN WAJIB
PAJAK DAN DIGITALISASI SISTEM PERPAJAKAN TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK (STUDI EMPIRIS DI WILAYAH
INDRAMAYU). Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak
Bebas Royalti Non Eksklusif ini Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Mohammad Husni Thamrin berhak menyimpan, mengalih media/format-kan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 23 Juni 2022
Yang Menyatakan

(Adinda Nurul Auliya)

IX
Nama : Adinda Nurul Auliya
NIM : 3022181116
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Insentif Pajak, Tingkat Kesadaran Wajib
Pajak dan Digitalisasi Sistem Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Di Wilayah
Indramayu).

ABSTRAK

Rendahnya kepatuhan wajib pajak dalam membayar dan melaporkan pajaknya


merupakan masalah utama yang dihadapi negara berkembang. Dari sisi
psikologi wajib pajak dapat melihat dan mengkaji tinggi rendahnya kepatuhan
wajib pajak (sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, niat, motivasi dan
kepatuhan wajib pajak). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
desain asosiatif kausal. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer,
melalui kuesioner terhadap responden (wajib pajak di KPP Pratama Indramayu),
teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling. Teknik
analisa data menggunakan uji regresi linier berganda. Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis pengaruh insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak,
digitalisasi sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak di Wilayah
Indramayu.

Hasil penelitian diperoleh insentif pajak dan digitalisasi sistem perpajakan


berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di Wilayah
Indramayu. Tingkat kesadaran wajib pajak berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak di Wilayah Indramayu. Insentif pajak, tingkat
kesadaran wajib pajak dan digitalisasi sistem perpajakan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di Wilayah Indramayu. Koefisien
determinasi dari penelitian ini menunjukan angka sebesar 68,9%. Hal ini
menunjukan variasi variabel bebas insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak
dan digitalisasi sistem perpajakan mampu menjelaskan variabel terikat
kepatuhan wajib wajak sebesar 68,9%. Sedangkan sisanya sebesar 31,1%
dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya.

Saran bagi penelitian selanjutnya adalah memperluas populasi agar bersifat


general dan menambah variabel independen yang dapat mempengaruhi variabel
kepatuhan wajib pajak seperti kualitas pelayanan aparatur pajak, pengaruh
sanksi, pengetahuan wajib pajak dan lain sebagainya.

Kata kunci : Insentif Pajak, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak, Digitalisasi Sistem
Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak.
Penulis

Adinda Nurul Auliya

X
3022181116

XI
Name : Adinda Nurul Auliya
ID Number : 3022181116
Title : THE ANALYSIS OF THE EFFECT ON TAX INCENTIVES,
LEVEL OF TAXPAYER AWARENESS, AND DIGITIZING OF
THE TAX SYSTEM OF TAXPAYER COMPLIANCE
(EMPIRICAL STUDY IN DISTRICT OF INDRAMAYU)

ABSTRACT
The low compliance of taxpayers in paying and reporting taxes is a major
problem for developing countries. Terms of taxpayers psychology seeing and
assessing taxpayer compliance (attitude, subjective norms, behavior control,
intention, motivation, and compliance taxpayers). The research methodology uses
a quantitative method with a causal association. The research uses primary data.
The data collecting technique used to distribute the questionnaires to respondents
(taxpayers in KPP Pratama Indramayu), Mechanical sampling using an
incidental sampling method. The data analysis technique uses multiple linear
regression. The research aims to analyze the effect of tax incentives, level of
taxpayer awareness, and digitization of the tax system of taxpayer compliance in
the district of Indramayu.

The results of this research show that the tax incentives and digitization of the tax
system partially have a positive effect and significant of taxpayer compliance in
the district of Indramayu. While the level of taxpayer awareness partially has a
positive but not significant effect of taxpayer compliance in the district of
Indramayu. Tax incentives, level of taxpayer awareness, and digitizing of the tax
system simultaneously influence taxpayer compliance in the district of Indramayu.
The coefficient of determination from independent variables from this research
indicates a figure of 68,9%. It means that the variation in the independent
variables; tax incentives, level of taxpayer awareness, and digitizing of tax system
an ability to explain the variation dependent variable taxpayer compliance
amounted to 68,9%, while the remaining 31,1% is affected by other independent
variables.

The suggestions for the next research expand the population to be general and
add independent variables that can affect taxpayers' compliance variables such
as the quality of service tax apparatus, the effect of sanction, the effect of
taxpayer knowledge, and so on.

Keywords: Tax Incentives, Level of Taxpayer Awareness, Digitizing of Tax


System and Taxpayer Compliance
Author

Adinda Nurul Auliya


3022181116

XII
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS.........................................................................iii

TANDA PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.............................................iv

TANDA PENGESAHAN TIM PENGUJI..............................................................v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN..........................................................................vi

KATA PENGANTAR...........................................................................................vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...............................................................ix

ABSTRAK.................................................................................................................x

ABSTRACT .............................................................................................................xi

DAFTAR ISI.........................................................................................................xii

DAFTAR TABEL..................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Perumusan Masalah.............................................................................12

C. Tujuan Penelitian.................................................................................13

D. Manfaat Penelitian...............................................................................13

E. Sistematika Penulisan..........................................................................15

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................17

A. Tinjauan Pustaka..................................................................................17
1. Theory Planned of Behavior............................................................17
2. Teori Motivasi..................................................................................19
3. Pajak.................................................................................................21
4. Insentif Pajak...................................................................................27

XIII
5. Kesadaran Wajib Pajak....................................................................31
6. Digitalisasi Sistem Perpajakan.........................................................33
7. Kepatuhan Wajib Pajak....................................................................41

B. Penelitian Terdahulu............................................................................43

C. Kerangka Pikiran.................................................................................50
1. Kerangka Teoritis.............................................................................50
2. Kerangka Konsep.............................................................................55

D. Hipotesis..............................................................................................56

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................57

A. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................57

B. Jenis Penelitian.....................................................................................57

C. Jenis Data.............................................................................................58

D. Populasi dan Sampel............................................................................58


1. Populasi............................................................................................58
2. Sampel..............................................................................................59

E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................60


1. Kuesioner.........................................................................................60
2. Sumber Data.....................................................................................61
3. Instrumen Penelitian........................................................................62

F. Definisi Variabel Operasional..............................................................63


1. Kepatuhan Wajib Pajak (Y).............................................................63
2. Insentif Pajak (X1)............................................................................63
3. Tingkat Kesadaran Wajib Pajak (X2)..............................................64
4. Digitalisasi Sistem Perpajakan (X3)................................................64

G. Teknik Analisis Data............................................................................65


1. Statistik Deskriptif...........................................................................65
2. Uji Kualitas Data..............................................................................65
3. Uji Asumsi Klasik............................................................................67
4. Uji Hipotesis....................................................................................69

XIV
H. Pembahasan..........................................................................................74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................75

A. Gambaran Umum Objek Penelitian.....................................................75

B. Karakteristik Responden......................................................................76

C. Analisis Data........................................................................................79
1. Uji Statistik Deskriptif.....................................................................79
2. Uji Kualitas Data..............................................................................81
3. Uji Asumsi Klasik............................................................................84
4. Hasil Uji Hipotesis...........................................................................88

D. Pembahasan..........................................................................................95
1. Pengaruh Insentif Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak..............95
2. Tingkat Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.98
3. Digitalisasi Sistem Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak..99
4. Pengaruh Insentif Pajak, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak dan
Digitalisasi Sistem Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak..102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................102

A. Kesimpulan........................................................................................102

B. Saran..................................................................................................103

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................105

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................1093

A. Kuesioner.........................................................................................1093

B. Tabulasi Data Penelitian....................................................................113

C. Hasil Uji Statistik SPSS 26................................................................109

XV
DAFTAR TABEL

Tabel I. 1 Penerimaan Pajak 2016 - 2020..........................................................................4


Tabel I. 2 Jumlah Wajib Pajak..........................................................................................6
Tabel II. 1 Penelitian Terdahulu......................................................................................44
Tabel III. 1 Waktu Penelitian..........................................................................................57
Tabel III. 2 Skala Likert..................................................................................................61
Tabel III. 4 Variabel, Definisi dan Indikator Kepatuhan Wajib Pajak............................63
Tabel III. 5 Variabel, Definisi dan Indikator Insentif Pajak............................................63
Tabel III. 6 Variabel, Definisi dan Indikator Kesadaran Wajib Pajak............................64
Tabel III. 7 Variabel, Definisi dan Indikator Digitalisasi Sistem Perpajakan.................64
Tabel III. 8 Penilaian Alpha Cronbach............................................................................67
Tabel IV. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................................77
Tabel IV. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur...............................................77
Tabel IV. 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan......................................78
Tabel IV. 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan........................................79
Tabel IV. 5 Uji Analisis Deskriptif.................................................................................80
Tabel IV. 6 Hasil Uji Validitas........................................................................................82
Tabel IV. 7 Hasil Uji Reliabilitas....................................................................................83
Tabel IV. 8 Hasil Uji Normalitas....................................................................................85
Tabel IV. 9 Hasil Uji Multikolinearitas...........................................................................87
Tabel IV. 10 Hasil Uji Analisis Berganda.......................................................................89
Tabel IV. 11 Hasil Uji t...................................................................................................90
Tabel IV. 12 Hasil Uji f...................................................................................................93
Tabel IV. 13 Hasil Uji Koefisien Determinasi................................................................95

XVI
DAFTAR GAMBAR

Gambar I. 1 Kepatuhan Wajib Pajak.................................................................................2


Gambar II. 1 Kerangka Konsep.......................................................................................55
Gambar IV. 8 Uji Normalitas..........................................................................................85
Gambar IV. 9 Uji Heteroskedastisitas.............................................................................88

XVII
DAFTAR LAMPIRAN

A. Kuesioner
B. Tabulasi Data Penelitian
C. Hasil Uji Statistik SPSS 26

XVIII
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Awal mula penyebaran virus corona dimulai pada tanggal 31

Desember 2019, China melaporkan kepada World Health Organization

(WHO) bahwa di wilayah Wuhan terdapat beberapa orang terjangkit virus

corona. Karena penyebaran virus Corona sangat cepat sehingga dalam

beberapa bulan banyak negara yang melaporkan adanya penularan virus

tersebut. Sampai pada tanggal 9 Maret 2020 WHO menetapkan bahwa

penyakit virus corona atau yang bisa disebut Covid-19 sebagai wabah

pandemi global.

Wabah ini sedang menyerang kesehatan masyarakat di seluruh dunia.

Sampai pada 12 Maret 2022, perkembangan pandemi Covid-19 di dunia

tercatat sebanyak 227 negara dengan 455 juta kasus yang telah ditangani, dan

6,03 juta orang telah meninggal akibat virus Covid-19.

Tidak terkecuali negeri kita tercinta, Indonesia. Pada tanggal 2 Maret

2020 Indonesia secara resmi melaporkan bahwa terdapat 2 (dua) Warga

Negara Indonesia (WNI) yang terpapar virus Covid-19. Hal itu menjadi kasus

Covid-19 pertama yang ada Indonesia. Sampai pada 12 Maret 2022 tercatat

sebanyak 5,86 juta kasus Covid-19 yang telah ditangani pemerintah Indonesia

dan sudah sekitar 152 ribu orang meninggal dunia karena virus Covid-19.

Seiring bertambahnya kasus warga negara yang terjangkit virus

Covid-19 sampai dengan keadaan terburuk meninggal dunia, pemerintah

1
FEB Universitas MH. Thamrin
2

Indonesia menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan

Masyarakat (PPKM) untuk menanggulangi penularan dan penyebaran virus

corona. Kebijakan PPKM merupakan kebijakan yang diambil pemerintah

untuk membatasi kegiatan masyarakat di luar rumah. Adanya PPKM membuat

kegiatan masyarakat dibatasi mulai dari kegiatan belajar mengajar menjadi

dilakukan secara online/daring, pusat perbelanjaan (pasar tradisional, toko

kelontong, pasar swalayan) dibatasi dan kegiatan yang berhubungan dengan

sektor non-essential disarankan untuk melaksanakannya di rumah.

Pandemi tidak hanya mengubah pola tatanan masyarakat, pandemi

juga mengubah tatanan ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi

menurun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 terkena kontraksi

sebesar -2.07% (Badan Pusat Statistik, 2021). Hal ini disebabkan masyarakat

mengurangi konsumsinya, karena dampak dari PPKM penghasilan masyarakat

terganggu apalagi yang berpenghasilan harian, keadaan di atas menyebabkan

siklus perputaran uang tidak berjalan normal. Ketika siklus uang tidak normal

aliran dana yang berasal dari masyarakat untuk negara berupa pajak juga akan

terhambat yang akan menambah buruk kondisi kepatuhan membayar wajib

pajak.

Gambar I. 1
Kepatuhan Wajib Pajak

FEB Universitas MH. Thamrin


3

Sumber : Kementerian Keuangan, 2020.


Pada gambar I.1 angka kepatuhan wajib pajak tiap tahunnya belum

pernah mencapai target yang telah ditetapkan pemerintah. Meskipun

kepatuhan wajib pajak meningkat dari 2015 – 2020 sebesar 15% tetapi

kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih dibawah target yang telah

ditentukan, sehingga hal ini masih menjadi tugas pemerintah yang sampai

saat ini belum terselesaikan.

Oleh karena itu untuk merespon dampak dari pandemi dan fenomena

kepatuhan pajak, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 23/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak

Terdampak Pandemi Coronavirus Disease 2019. Diatur dalam PMK No.

23/PMK.03/2020 bahwa pemerintah mengeluarkan insentif berupa insentif

PPh 21 DTP (Ditanggung Pemerintah), insentif PPh 22 Impor, insentif

Angsuran PPh Pasal 25 serta insentif PPN. Peraturan ini hanya berlaku sejak

April s/d September 2020. Sektor UMKM yang menjadi penopang

perekonomian negara yang banyak memberikan kontribusi berupa penyerapan

angkatan kerja juga sangat membutuhkan insentif pajak untuk bertahan di

tengah pandemi. Maka dari itu pemerintah memperluas cakupan insentif pajak

dengan menambah insentif pajak final bagi pelaku UMKM sebesar 0,5% DTP

FEB Universitas MH. Thamrin


4

yang diatur dalam PMK No. 44/PMK.03/2020. Pemerintah semakin

menyadari bahwa banyak sektor-sektor usaha yang memerlukan stimulus

pajak, maka dari itu pemerintah memperluas cakupan serta melanjutkan

insentif ini sampai Desember 2020 dengan PMK No. 86/PMK.03/2020.

Sampai tahun 2021 efek dari pandemi Covid-19 dirasa belum menunjukan

tanda-tanda penurunan maka pemerintah melanjutkan insentif ini sampai

dengan Juni 2021 dengan PMK No. 09/PMK.03/2021. Tanda-tanda penurunan

efek pandemi mulai muncul maka dari itu pemerintah melanjutkan insentif ini

sampai Desember 2021 yang diatur dengan PMK No. 82/PMK.03/2021.

Sampai tahun 2022 insentif ini masih berlanjut dengan tujuan mempercepat

pemulihan ekonomi bagi sektor-sektor yang masih membutuhkan stimulus,

hal ini diatur dalam PMK No. 03/PMK.03/2022.

Tabel I. 1
Penerimaan Pajak 2016 - 2020

Jumlah Pajak
No Tahun Persentase
Pajak APBN

1. 2017 1.498,9 1.748,9 86%

2. 2018 1.618,1 1.894,7 85%

3. 2019 1.786,4 2.165,1 83%

4. 2020 1.865,7 2.233,3 84%


5. 2021 1.444,5 2.750,0 52%
Sumber : Data Diolah Penulis, 2022.

Dapat dilihat di Tabel I.1 selama 5 (lima) tahun terakhir realisasi

APBN belum pernah mencapai target yang telah ditetapkan. Pada penerimaan

pajak tahun 2021 setelah adanya insentif pajak yang dikeluarkan pemerintah,

pajak hanya menyumbang 52% dari APBN. Hal itu merupakan dampak yang

FEB Universitas MH. Thamrin


5

diberikan dari adanya penerapan kebijakan fiskal insentif pajak terhadap

penerimaan negara menjadi menurun. Juga dampak dari banyaknya biaya

yang harus dikeluarkan oleh pemerintah mulai dari program pemulihan

ekonomi nasional (PEN), program pemulihan kesehatan serta program

bantuan sosial yang menyebabkan target APBN semakin meningkat. Namun,

di sisi penerimaan belum cukup untuk menutupi target tersebut.

Keuangan negara sedang disedot untuk menangani dampak pandemi.

Tidak hanya pemulihan kesehatan yang harus ditangani, pemerintah juga

sedang melakukan program pemulihan ekonomi juga yang tidak kalah

penting. Keduanya harus berjalan beriringan agar Indonesia tidak terpuruk

akibat pandemi. Maka dari itu. dikeluarkanlah kebijakan fiskal untuk

mengurangi efek domino dari pandemi Covid-19 terhadap perekonomian

nasional (Erica et al., 2020)

Di Indonesia juga pernah dilakukan kebijakan fiskal yaitu insentif

pajak pada tahun 2001 – 2004 dimana hasil dari kebijakan fiskal ini dapat

meningkatkan penerimaan pajak sebesar 0,5%. Dapat disimpulkan bahwa

dengan memberikan kebijakan fiskal tersebut dapat menumbuhkan kesadaran

pada diri wajib pajak untuk patuh dalam membayar pajak (Latief et al., 2020).

Maka dari itu faktor kesadaran wajib pajak merupakan hal terpenting supaya

dapat meningkatkan penerimaan pajak. Peningkatan penerimaan pajak

merupakan cerminan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajaknya.

Jika tingkat kesadaran masyarakat dalam menjalankan kewajiban

perpajakannya secara sukarela semakin tinggi hal itu mencerminkan bahwa

FEB Universitas MH. Thamrin


6

masyarakat sudah menyadari bahwa menjalankan kewajiban perpajakan

bukanlah beban, tetapi merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan

dengan penuh tanggungjawab. Tingkat kesadaran masyarakat juga dapat

menjadi indikator kepatuhan wajib pajak. Semakin tinggi kesadaran wajib

pajak maka semakin baik pemahaman dan pelaksanaan kewajiban perpajakan

sehingga mampu meningkatkan angka kepatuhan wajib pajak

Tidak hanya kesadaran pajak, perbaikan sistem perpajakan guna

mempermudah wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya juga

dapat meningkatkan kepatuhan pajak. Selain mempermudah sistem

administrasi, perbaikan sistem ini juga menciptakan transparansi siklus

perpajakan karena mulai dari perhitungan, pembayaran dan pelaporan

dilakukan sendiri oleh wajib pajak tanpa campur tangan aparatur pajak (Self

Assessment System). Aparatur pajak disini hanya mengawasi jalannya sistem

supaya berjalan dengan baik. Henriket et al., (2005) dalam Latief et al.,

(2020) bahwa kepercayaan terhadap sistem pemerintah dapat meningkatkan

kesadaran membayar pajak. Kesadaran membayar pajak merupakan bentuk

kepatuhan dalam menjalankan kewajiban perpajakan.

Tabel I. 2
Jumlah Wajib Pajak

No Tahun Jumlah Wajib Pajak


1. 2017 36,51 juta
2. 2018 39,15 juta
3. 2019 42,51 juta
4. 2020 46,38 juta
5. 2021 49,82 juta

FEB Universitas MH. Thamrin


7

Sumber : Data Diolah Penulis,2022.

Gambar I.2 menunjukan data kenaikan jumlah wajib pajak yang

signifikan dari tahun ke tahun. Data diatas menunjukan jumlah wajib pajak

yang terdaftar di Direktorat Jenderal Pajak Pusat dari 2,59 juta wajib pajak

pada tahun 2002 menjadi sebanyak 49,82 juta wajib pajak pada tahun 2021.

Namun, tidak membuat penerimaan dari sektor pajak juga mengalami hal

yang sama. Dapat dilihat di tabel I.1 dimana setiap tahunnya target APBN

belum juga tercapai. Hal ini diakibatkan isu akhir-akhir ini yang membuat

kesadaran membayar pajak menurun adalah kekhawatiran akan pajak yang

telah dibayarkan disalahgunakan oleh aparatur pajak itu sendiri. Yang

membuat kepercayaan masyarakat menjadi buruk terhadap pemerintah. Maka

dari itu, ada sebagian masyarakat yang berusaha menghindari pembayaran

pajak.

Oleh karena itu, pemerintah melakukan perbaikan sistem perpajakan

guna membatasi campur pihak lain sehingga penyimpangan dapat dicegah

dengan maksimal. Ketika sistem yang baik dapat diciptakan guna

menumbuhkan rasa percaya wajib pajak. Maka akan mendorong wajib pajak

melaksanakan kewajiban pajak dengan sistem yang mudah dan aman.

Ditambah dengan adanya kebijakan PPKM guna mencegah

penyebaran Covid-19 tersebut mobilitas masyarakat menjadi terhambat. Hal

ini menyebabkan masyarakat kesulitan dalam menjalankan kewajiban

perpajakannya. Dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) juga meniadakan

pelayanan tatap muka. Salah satu solusi untuk tetap menjalankan kewajiban di

tengah pandemi ini adalah dengan mengakses layanan pajak secara online,

FEB Universitas MH. Thamrin


8

yang dapat dilakukan oleh wajib pajak dimana saja dan kapan saja. Mulai dari

pendaftaran diri wajib pajak secara online dengan e-Registration, pembayaran

pajak dengan e-Billing dan Pelaporan dengan e-Filing.

Layanan pajak berbasis online ini merupakan salah satu solusi yang

tepat digunakan dengan segala keterbatasan dalam menjalankan kewajiban

perpajakan selama pandemi ini. Karena layanan DJP Online ada berbagai

macam maka wajib pajak harus mengakses satu-satu alamat website dari

layanan tersebut. Tetapi sekarang di DJP Online telah hadir terobosan baru

sebagai penyempurna layanan DJP Online adalah dengan Single Login. Single

Login adalah integrasi akses masuk untuk semua layanan DJP Online. Hal ini

membuat layanan DJP Online menjadi lebih efektif dan efisien dibandingkan

sebelum ada Single Login yang harus mencari alamat web masing-masing

layanan pajak. Layanan ini juga dapat menjadi salah satu alat untuk memantau

seberapa tingginya tingkat kesadaran dan kepatuhan masyarakat karena sistem

menjadi terintegrasi penuh (full automation).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis berfokus untuk membahas

pengaruh insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak dan digitalisasi sistem

perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini juga didukung

dengan beberapa penelitian sebelumnya. Yaitu sebagai berikut :

Berdasarkan penelitian terdahulu, dalam penelitian yang dilakukan

oleh Zuli Alfina dan Nur Diana (2021) mengidentifikasikan bahwa Insentif

pajak berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini

dikarenakan posisi wajib pajak yang sedang mengalami penurunan

produktivitas dalam menghasilkan pendapatan, maka dengan adanya insentif

FEB Universitas MH. Thamrin


9

pajak ini wajib pajak merasa beban pajak secara materialnya berkurang

sehingga dengan adanya insentif pajak dapat mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak ke arah positif. Sejalan dengan theory of planned behavior yang

menjelaskan bagaimana individu akan bertindak. Tindakan tersebut

dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu perilaku, norma subjektif dan kontrol

persepsi. Perilaku positif wajib pajak dengan dikeluarkannya insentif pajak,

juga dukungan dari lingkungan yang taat terhadap peraturan perpajakan akan

membangun persepsi wajib pajak bahwa dengan bertindak patuh terhadap

peraturan pajak yang berlaku lebih baik dibandingkan dengan melakukan

pelanggaran kewajiban perpajakan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adinda Elfon Fitria, Yaya

Sonjaya dan Muhammad Ridhwansyah Pasolo (2021) kesadaran wajib pajak

berpengaruh positif terhadap kepatuhan. Kesadaran yang dimiliki wajib pajak

akan pentingnya membayar pajak yang digunakan sebagai sumber pendapatan

negara merupakan faktor intrinsik dalam diri wajib pajak yang mampu

meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Hal ini dijelaskan dalam teori motivasi

dari Frederick Herzberg bahwa seseorang dapat melakukan suatu tindakan

dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu faktor motivasional (intrinsik) dan

pemeliharaan (ekstrinsik). Kesadaran untuk patuh terhadap ketentuan

perpajakan dapat dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor sekaligus. Pertama,

kesadaran yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik adalah kesadaran yang sudah

ada di dalam diri wajib pajak untuk bersikap patuh terhadap ketentuan pajak.

Kedua, kesadaran yang dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik adalah kesadaran

yang membutuhkan dorongan dari pihak luar dalam hal ini adalah aparatur

FEB Universitas MH. Thamrin


10

pajak, serta lingkungan untuk memberikan motivasi kepada wajib pajak akan

penting kesadaran pajak untuk pembangunan nasional. Hal yang sama juga

dijelaskan dalam theory of planned behavior bahwa dalam melakukan suatu

tindakan, individu dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar (Norma

Subjektif). Ketika lingkungan wajib pajak merupakan lingkungan yang patuh

dalam menjalankan kewajiban perpajakan, wajib pajak juga akan termotivasi

untuk melakukan hal yang sama. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Tan et al., (2021) mengidentifikasikan bahwa kesadaran wajib pajak tidak

berpengaruh terhadap wajib pajak. Pada dasarnya semua masyarakat sadar

akan kewajibannya perpajakannya, namun mereka juga berkeyakinan bahwa

tidak hanya dengan pajak mereka berkontribusi kepada negara. Seperti wajib

pajak yang berprofesi sebagai dokter mereka merasa fokus pemerintah

sekarang adalah memulihkan kesehatan masyarakat, dengan profesinya

sebagai dokter mereka yakin bahwa mereka sudah sangat memberikan

kontribusi kepada negara. Jadi mereka berkeyakinan bahwa kontribusi kepada

negara tidak hanya dengan membayar pajak. Terdapat perbedaan pengaruh

kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dari penelitian diatas.

Untuk penelitian digitalisasi sistem perpajakan menurut Muhammad

Imam Zuhdi, Dedi Suryadi dan Yuniati (2019) digitalisasi sistem perpajakan

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Juga menurut Rio Septiadi

Ademarta (2014), digitalisasi sistem perpajakan berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak. Peningkatan layanan pajak melalui sistem

digital memberikan banyak manfaat dari segi waktu dan biaya, mudah diakses

kapan dan dimana saja serta lebih aman. Hal ini sejalan dengan teori motivasi

FEB Universitas MH. Thamrin


11

dari Frederick Herzberg bahwa seseorang dapat melakukan suatu tindakan

dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu faktor motivasional (intrinsik) dan

pemeliharaan (ekstrinsik). Digitalisasi sistem perpajakan merupakan faktor

pendukung yang dibuat oleh aparatur pajak atau pemerintah untuk

mempermudah wajib pajak dalam menjalankan kewajiban pajaknya. Dengan

sistem yang semakin mudah dan aman karena segala kewajiban ditunaikan

sendiri oleh wajib pajak (Self Assessment System) dapat menumbuhkan

perasaan percaya kepada pemerintah sehingga wajib pajak semakin patuh

dalam menjalankan kewajiban pajaknya. Dalam theory of planned behavior

juga menjelaskan ketika individu akan melakukan suatu tindakan, individu

tersebut akan menilai dan mengevaluasi terlebih dahulu apakah tindakan yang

dilakukannya dapat menguntungkan atau tidak. Ketika wajib pajak

menjalankan kewajibannya dengan sistem yang aman, wajib pajak akan yakin

bahwa pajak yang dibayarkannya dapat dialokasikan dengan baik bagi

pembangunan nasional. Dapat meningkatkan kepercayaan wajib pajak

terhadap sistem yang dirancang pemerintah maka akan semakin patuh wajib

pajak dalam menjalankan kewajiban pajaknya.

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis akan

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Insentif Pajak,

Tingkat Kesadaran Wajib Pajak dan Digitalisasi Sistem Perpajakan

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Di Wilayah Indramayu)”.

FEB Universitas MH. Thamrin


12

B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, penelitian ini berusaha

mengungkapkan pengaruh insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak dan

digitalisasi sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak sebagai masalah

utama yang ingin dijawab dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh insentif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak di

Wilayah Indramayu ?

2. Bagaimana pengaruh tingkat kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan

wajib pajak di Wilayah Indramayu ?

3. Bagaimana pengaruh digitalisasi sistem perpajakan terhadap kepatuhan

wajib pajak di Wilayah Indramayu ?

4. Bagaimana pengaruh insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak dan

digitalisasi sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak di Wilayah

Indramayu ?

FEB Universitas MH. Thamrin


13

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh insentif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak di

Wilayah Indramayu.

2. Menganalisis pengaruh tingkat kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan

wajib pajak di Wilayah Indramayu.

3. Menganalisis pengaruh digitalisasi sistem perpajakan terhadap kepatuhan

wajib pajak di Wilayah Indramayu.

4. Menganalisis pengaruh insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak dan

digitalisasi sistem perpajakan secara bersama-sama terhadap kepatuhan

wajib pajak di Wilayah Indramayu.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta

pengetahuan bagi pembaca khususnya wawasan mengenai “Pengaruh

Insentif Pajak, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak dan Digitalisasi Sistem

FEB Universitas MH. Thamrin


14

Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak” yang menggunakan subjek

wajib pajak di Wilayah Indramayu. Serta dapat menjadi referensi bagi

penelitian selanjutnya yang menggunakan konsep dan dasar penelitian

yang sama.

2. Manfaat Praktis
a) Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk

melihat bagaimana prospek dari kebijakan insentif pajak, tingkat

kesadaran wajib pajak dan digitalisasi sistem perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak

b) Bagi Wajib Pajak


Dengan adanya penelitian ini diharapkan menambah

pengetahuan mengenai kebijakan fiskal insentif pajak khususnya

selama Covid-19, kesadaran wajib pajak serta pemahaman mengenai

sistem digital pajak yang telah disediakan Direktorat Jenderal Pajak

untuk mempermudah wajib pajak dalam menjalankan kewajibannya

supaya angka kepatuhan wajib pajak dapat meningkat.

c) Bagi Peneliti
Bagi peneliti sendiri, penelitian ini dapat meningkatkan

pemahaman mengenai seberapa tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak

di Wilayah Indramayu dengan menggunakan variabel insentif pajak,

FEB Universitas MH. Thamrin


15

tingkat kesadaran wajib pajak dan digitalisasi sistem perpajakan.

FEB Universitas MH. Thamrin


16

E. Sistematika Penulisan
Untuk dapat memberikan gambaran secara garis besar mengenai

penulisan ini, maka disusun sistematika pembahasan untuk memperjelas materi-

materi yang akan dibahas yang dibagi dalam setiap bab. Adapun pembagiannya

adalah sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Pada bagian ini penjelasan seputar teori-teori yang berhubungan

dengan topik penelitian yang dilakukan, dengan mengacu pada

buku-buku dan sumber-sumber yang berkaitan dengan

permasalahan dalam penelitian. Dan rangkuman tinjauan

pustaka/kerangka teori selanjutnya dikembangkan menjadi

kerangka konsep/kerangka pemikiran, dimana pada kerangka

pemikiran tergambar hubungan antar variabel dalam penelitian

yang disusun berdasarkan landasan teori di tinjauan pustaka.

Selanjutnya pada bagian akhir memuat hipotesis yang

menggambarkan tujuan dari penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini berisikan penjelasan mengenai tempat dan waktu

penelitian, metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian

yang menentukan populasi penelitian, sampel penelitian yang

mengulas tentang besar sampel dan teknik sampling (pengumpulan

FEB Universitas MH. Thamrin


17

data). Instrumen penelitian yakni berupa alat dan bahan penelitian

serta cara kerja. Selanjutnya pada bagian akhir akan menjelaskan

teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan statistik dengan menggunakan model persamaan

regresi liniear berganda melalui uji-uji tes statistik (uji validitas, uji

reliabilitas, uji normalitas, uji multikolinieritas, uji

heteroskedastisitas, uji parsial t, uji simultan f dan uji koefisien

determinasi R2)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam bab ini adalah menjelaskan tentang gambaran umum yang

menjadi objek pada penelitian ini, yakni insentif pajak, tingkat

kesadaran wajib pajak dan digitalisasi sistem perpajakan yang

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak Di Wilayah Indramayu.

Deskripsi data pada penelitian ini adalah : Variabel kepatuhan

wajib pajak sebagai variabel dependen dan Variabel insentif pajak,

tingkat kesadaran wajib pajak dan digitalisasi sistem perpajakan

sebagai variabel independen.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Dalam bab ini akan memuat kesimpulan hasil penelitian yang

diperoleh dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan akan

dipaparkan beserta saran-saran terhadap kesimpulan tersebut.

FEB Universitas MH. Thamrin


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang “Analisis Pengaruh Insentif Pajak, Tingkat

Kesadaran Wajib Pajak dan Digitalisasi Sistem Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak” membutuhkan teori sebagai berikut :

1. Theory Planned of Behavior

Teori ini di kembang oleh Fishbein dan Ajzen (1975), dimana teori

ini menggunakan pendekatan psikologi sosial. Teori ini menjelaskan

bahwa perilaku seseorang dilandasi dengan niat untuk melakukan atau

tidak melakukan suatu tindakan. Dalam menjalankan kewajibannya, wajib

pajak dapat memilih untuk berniat menjalankan atau tidak menjalankan

kewajiban perpajakannya. Menurut Setyawati (2018) dalam Safitri (2021)

dalam teori ini niat tersebut dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :

1) Perilaku (attitude)
Tanggapan individu atas perilaku dengan melakukan penilaian

dan evaluasi terhadap perilaku tersebut. Apakah perilaku tersebut

dapat menguntungkan atau bahkan sebaliknya merugikan. Jika

perilaku tersebut menguntungkan tanggapannya akan positif, namun

jika perilaku tersebut tidak menguntungkan akan mendatangkan

tanggapan yang negatif.

Wajib pajak yang memahami bahwa dengan menunaikan

kewajiban perpajakan dapat membantu meningkatkan pembangunan

nasional, maka wajib pajak akan memiliki niat untuk selalu patuh

17
FEB Universitas MH. Thamrin
18

dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. Dan sebaliknya jika

wajib pajak menilai bahwa patuh dalam menjalankan kewajiban

perpajakan adalah beban maka wajib pajak akan mengurungkan

niatnya untuk patuh terhadap peraturan perpajakan.

2) Norma Subjektif (Subjective Norm)


Faktor sosial yang mempengaruhi persepsi individu untuk

melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Tekanan sosial ini

biasanya diisi oleh orang-orang yang dianggap penting. Jadi, tindakan

seorang individu akan mengikuti tindakan lingkungan sosialnya.

Karena apabila individu tersebut tidak melakukan hal yang sama

dengan orang yang disekitarnya dapat menimbulkan penilaian lain

dari lingkungannya.

Apabila lingkungan sosial wajib pajak merupakan lingkungan

yang patuh dalam menjalankan kewajiban perpajakan maka wajib

pajak juga akan mengikuti perilaku lingkungannya. Jika tidak maka

wajib pajak akan mendapatkan penilaian sosial berbeda dengan

lingkungannya dan sebaliknya.

3) Persepsi Kontrol Perilaku (Perceived Behavioral Control)


Dalam hal berperilaku, individu mungkin tidak memiliki

kendali penuh atas dirinya dan sebaliknya individu mungkin dapat

memiliki kendali penuh atas dirinya dalam melakukan suatu tindakan.

Kendali yang dipegang dapat dipengaruhi oleh persepsi dari luar

maupun dari dalam diri individu tersebut. Jadi dalam berperilaku

individu akan dipengaruhi oleh persepsi dari dalam maupun dari luar

FEB Universitas MH. Thamrin


19

kemudian persepsi tersebut diproses untuk menghasilkan perilaku

yang dianggap benar oleh individu.

Wajib pajak yang memiliki niat untuk melakukan tindakan

pelanggaran, niat tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor dari luar

maupun dari dalam. Faktor-faktor tersebut akan menciptakan persepsi

bagi wajib pajak untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan

pelanggaran. Maka dari itu, wajib pajak perlu mengolah persepsi-

persepsi tersebut kemudian menunjukannya dengan tindakan yang

dianggapnya benar.

Jika seluruh faktor yang dapat mempengaruhi niat tersebut bekerja

secara bersama-sama yang dimulai dari perilaku individu maupun

kelompok yang mendukung kepatuhan wajib pajak, perilaku tersebut juga

diterima oleh lingkungan sosial serta kontrol perilaku yang dilakukan

wajib pajak untuk tetap menjalankan kewajiban perpajakan supaya

menciptakan kepatuhan perpajakan.

2. Teori Motivasi

Motivasi berasal dari Bahasa latin yaitu “movere” yang memiliki

arti dorongan atau penggerak. Juga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) motivasi berarti dorongan yang timbul secara sadar ataupun tidak

sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Jika

dihubungkan dengan penelitian ini, motivasi adalah sesuatu yang mampu

mendorong sikap seorang wajib pajak ke arah kepatuhan.

FEB Universitas MH. Thamrin


20

Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Herzberg’s, motivasi

dibagi menjadi 2 (dua) model faktor yang terdiri dari :

1) Faktor motivasional
Faktor motivasional merupakan faktor yang berasal dari dalam

diri manusia atau dengan kata lain faktor yang bersifat intrinstik.

Contoh faktor intrinsik dalam penelitian ini adalah tingkat

kesadaran wajib pajak. Ketika dalam diri wajib pajak sudah tertanam

jiwa kebangsaan dan rasa sadar pajak yang tinggi maka wajib pajak

akan sangat mudah dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya

karena didalam dirinya sudah terpatri rasa sadar pajak yang tinggi.

Dengan wajib pajak memiliki rasa sadar pajak yang tinggi, wajib

pajak akan melaksanakan kewajiban perpajakan dengan sukarela hal

itu dapat meningkatkan angka kepatuhan wajib pajak.

2) Faktor pemeliharaan
Faktor pemeliharaan merupakan faktor yang berasal dari luar

diri manusia atau dengan kata lain faktor yang bersifat ekstrinsik.

Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang sulit untuk

mempengaruhi individu Rizkiyah (2020). Dimana salah satu faktor

ekstrinsik untuk meningkatkan motivasi wajib pajak adalah dorongan

dari aparatur pajak. Seperti meningkatkan sistem perpajakan yang

bertujuan untuk merealisasikan good governance supaya wajib pajak

lebih percaya terhadap pemerintah dalam mengelola penerimaan yang

berasal dari pajak. Dengan sistem yang transparan dan tanpa campur

tangan secara langsung dengan petugas pajak akan lebih meyakinkan

wajib pajak bahwa pelanggaran dapat diminimalisir. Ketika wajib

FEB Universitas MH. Thamrin


21

pajak percaya akan kinerja dari pemerintah dalam mengelola

penerimaan pajak, wajib pajak akan melaksanakan kewajiban pajak

dengan sukarela. Ketika wajib pajak sudah merasa bahwa

menjalankan kewajiban perpajakan bukanlah beban maka dapat

meningkatkan kepatuhan perpajakan.

3. Pajak

a. Pengertian Pajak

Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007 yang merupakan

perubahan ketiga atas Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (disingkat “UU KUP”).

Menurut UU No 28 Tahun 2007 pajak adalah kontribusi wajib kepada

negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan undang - undang dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi

sebesar – besarnya kemakmuran rakyat

Menurut Djajdiningrat (2014) Perpajakan adalah kewajiban

untuk menyerahkan sebagian harta ke kas negara yang disebabkan oleh

penetapan status, kewajiban, dan tindakan tertentu, tetapi bukan

sebagai hukuman, menurut peraturan dan Undang-Undang, tetapi tidak

ada pengembalian secara langsung dari negara untuk memelihara

kepentingan bersama.

Dapat disimpulkan dari pengertian Undang-Undang dan

pendapat para ahli bahwa ciri-ciri pajak adalah :

FEB Universitas MH. Thamrin


22

1) Adanya aliran dana/kontribusi wajib dari sektor swasta ke sektor

publik atau dari rakyat ke negara.

2) Tidak memperoleh imbalan apapun secara langsung.

3) Digunakan untuk kemakmuran rakyat.

4) Dipungut oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah.

b. Jenis Pajak

Jenis pajak menurut cara pemungutan (OnlinePajak, 2018a):

1) Pajak langsung

Pajak langsung adalah jenis pajak yang harus ditanggung

oleh wajib pajak dan beban pajaknya tidak dapat dibebankan

kepada orang lain. Dengan kata lain beban pajak harus dibayar

sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan seperti pajak

penghasilan.

2) Pajak tidak langsung

Pajak tidak langsung adalah jenis pajak yang dapat

dialihkan atau dibebankan kepada pihak lain. Dengan kata lain

beban pajak dapat dialihkan kepada pihak lain. Contoh pajak

tersebut adalah pajak pertambahan nilai, pajak penjualan barang

mewah.

FEB Universitas MH. Thamrin


23

Jenis pajak menurut jenisnya (OnlinePajak, 2018a):

1) Pajak subjektif

Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya

berdasarkan keadaan/kemampuan orang pribadi yang disebut

subjek pajak. Contoh pajak diatas adalah PPh Pasal 21.

2) Pajak Objektif

Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya

berdasarkan nilai dari objek pajaknya. Contoh pajak diatas adalah

Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Jenis pajak menurut lembaga pemungutnya (OnlinePajak, 2018a):

1) Pajak pusat

Pajak pusat adalah pajak yang dipungut dan dikelola oleh

pemerintah pusat. Dalam hal pemerintah pusat adalah Direktorat

Jenderal Pajak. Proses administrasi yang berkaitan dengan pajak

pusat dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor

Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) dan

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta Kantor Pusat

Direktorat Jenderal Pajak. Contoh pajak pusat adalah PPh, PPN,

PPnBM, Bea Materai dan PBB (Perkebunan, Perhutanan dan

Pertambangan)

2) Pajak daerah

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut dan dikelola oleh

pemerintah daerah baik pemerintah daerah provinsi maupun

kabupaten/kota. Proses administrasinya dilaksanakan di Kantor

FEB Universitas MH. Thamrin


24

Dinas Pendapatan Daerah atau Kantor Pajak Daerah atau kantor

sejenis yang dibawahi oleh pemerintah daerah setempat. Contoh

pajak daerah provinsi salah satunya yaitu pajak kendaraan

bermotor dan pajak daerah kabupaten/kota salah satunya yaitu

pajak reklame.

c. Fungsi Pajak

Pajak memiliki 4 (empat) fungsi sebagai berikut (DJP):

1) Fungsi Budgetair (Anggaran)

Sebagai sumber pendapatan nasional, pajak digunakan

untuk mendanai pengeluaran negara. Pendapatan negara tersebut

digunakan untuk membiayai kebutuhan rutin negara dan

pembangunan. Oleh karena itu pajak berfungsi untuk

mengumpulkan dana dari rakyat Indonesia kemudian dikelola

pemerintah untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan rakyatnya.

2) Fungsi Regulair (Mengatur)

Selain mengatur penerimaan dan pengeluaran dana, pajak

juga dapat mengatur berbagai kebijakan pemerintah. Contohnya

pengenaan tarif pajak untuk ekspor sebesar 0% dengan tujuan

untuk mendorong kegiatan ekspor tersebut.

3) Fungsi Stabilitas

Pajak memegang peranan penting salah satunya adalah

stabilitas perekonomian negara.

FEB Universitas MH. Thamrin


25

Contoh pemerintah dapat mengendalikan inflasi dengan cara

mengeluarkan kebijakan pemungutan pajak yang efektif dan

efisien agar dapat mengatur peredaran jumlah rupiah.

4) Fungsi Retribusi

Pajak yang diterima pemerintah kemudian dikelola

kembali untuk kepentingan rakyat. Contoh membuka lapangan

kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan penerimaan

masyarakat.

d. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak merupakan sebuah mekanisme yang

digunakan untuk menghitung besarnya pajak yang harus dibayar

wajib pajak ke negara.

Di Indonesia berlaku 3 sistem pemungutan pajak menurut

Undang-Undang No 10 Tahun 1994 :

1. Official Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang

kepada fiskus/pejabat pajak untuk menentukan besaran pajak yang

terutang.

Ciri-ciri Official Assessment System :

a. Wajib pajak bersifat pasif.

b. Besaran pajak dihitung dan ditentukan oleh fiskus.

c. Wajib pajak baru mengetahui besar pajak yang terutang setelah

fiskus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP).

FEB Universitas MH. Thamrin


26

d. Karena perhitungan dan penentuan pajak oleh fiskus, maka

fiskus memiliki wewenang penuh atas hal tersebut.

2. Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang

kepada wajib pajak yang bersangkutan untuk menghitung

besarnya pajak yang harus dibayar wajib ke negara.

Ciri-ciri Self Assessment System :

a. Wajib pajak bersifat aktif dalam melaksanakan kewajibannya

mulai dari menghitung, membayar hingga melaporkan

pajaknya.

b. pemerintah tidak perlu mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak

(SKP), kecuali jika wajib pajak telat lapor, telat bayar pajak

terutang, atau terdapat pajak yang seharusnya wajib pajak

bayarkan namun tidak dibayarkan.

c. Wajib pajak berwenang penuh atas besaran pajak yang

terutang.

3. Withholding Assessment System

Sistem ini berbeda dengan 2 (dua) sistem diatas,

withholding assessment system besarnya pajak dihitung oleh pihak

ketiga yang bukan wajib pajak dan bukan juga aparat pajak/fiskus.

FEB Universitas MH. Thamrin


27

e. Wajib Pajak

Menurut Undang-Undang Perpajakan Nomor 6 tahun 1983

yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, wajib pajak

adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong

pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan. (OnlinePajak, 2018b)

Menurut Rahayu (2017) dalam Rahmawati (2020) wajib pajak

adalah orang pribadi atau badan yang memenuhi persyaratan objektif.

Artinya, batas minimal (PTKP) di Indonesia jika wajib pajak dalam

negeri memperoleh atau menerima penghasilan melebihi PTKP

(Penghasilan Tidak Kena Pajak), dan jika wajib pajak luar negeri

menerima penghasilan dari sumber yang ada dan tidak ada batas

minimum.

Dari pemahaman di atas dapat disimpulkan bahwa wajib pajak

adalah setiap orang pribadi atau badan yang memperoleh penghasilan

melebihi PTKP, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan

pemungut pajak yang memiliki hak dan kewajiban berdasarkan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

4. Insentif Pajak

a. Pengertian

Zolt (2021) mendefinisikan insentif pajak sebagai ketentuan

khusus yang memungkinkan adanya pengecualian pajak, pengurangan

FEB Universitas MH. Thamrin


28

dasar pengenaan pajak, pengurangan tarif, atau penangguhan

kewajiban pajak.

Insentif pajak merupakan Undang-undang perpajakan khusus

yang menyimpang dari peraturan umum. Seperti insentif pajak hanya

tersedia bagi pihak yang memenuhi kriteria.

Insentif pajak/incentive taxation memiliki tujuan untuk

mendorong. Selain mendorong penerimaan pendapatan dari

pemerintah tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di

wilayah tertentu.(Winardi)

Dari pengertian diatas insentif pajak merupakan ketentuan

khusus terkait dengan pajak baik pengecualian pajak, pengurangan

dasar pengenaan pajak, pengurangan tarif maupun penangguhan pajak

yang diberikan kepada pihak dengan kriteria tertentu yang mana

ketentuan ini diharapkan dapat meningkatkan penerimaan negara,

memperbaiki kondisi ekonomi juga peningkatan kepatuhan wajib

pajak dengan mengedukasi masyarakat bahwa dengan menjalankan

kewajiban perpajakan dapat memberikan manfaat kepada wajib pajak.

Hal itu secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat kesadaran

wajib pajak yang pada akhirnya akan meningkatkan kepatuhan wajib

pajak.

FEB Universitas MH. Thamrin


29

b. Jenis Insentif Pajak

Jenis insentif pajak Covid-19 ini berdasarkan PMK Nomor

82/PMK.03/2021 yang merupakan perubahan dari PMK Nomor

09/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak

Terdampak Pandemi Coronavirus Disease 2019, insentif yang

diberikan sebagai berikut (Kemenkeu, 2021):

1. Insentif PPh 21 DTP

Insentif yang diberikan wajib pajak yang berstatus

sebagai pegawai dari pemberi kerja. Disini ada dua sisi

persyaratan yang harus dipenuhi. Dari sisi pemberi kerja,

pemberi kerja yang menjalankan usaha harus memiliki Kode

Klasifikasi Usaha (KLU), KLU tersebut harus termasuk

kedalam 1.189 KLU yang telah ditetapkan pemerintah. Dari sisi

pegawai, pegawai yang dapat menerima insentif adalah pegawai

yang memiliki NPWP dan memperoleh penghasilan bruto dalam

setahun kurang dari atau dibawah Rp 200.000.000,-

Pemberi kerja tetap melaporkan SPT PPh Pasal 21 dan

juga melaporkan realisasi pemanfaatan insentif PPh Pasal 21

DTP. Insentif ini diterima pegawai bersamaan dengan gaji

bulanan yang diterima pegawai. Pajak yang pada awalnya

ditanggung oleh pegawai menjadi ditanggung oleh pemerintah.

FEB Universitas MH. Thamrin


30

Karena sudah ditanggung pemerintah, jadi pemberi kerja harus

memberikannya kepada pegawai.

2. Insentif PPh 22 DTP

Insentif PPh 22 DTP adalah insentif atas kegiatan

importasi bagi pelaku usaha yang ada di kawasan berikat (KB).

Insentif ini berupa pembebasan pembayaran pajak di kawasan

berikat. Ada 132 bidang usaha yang dapat memanfaatkan

insentif PPh 22 DTP. Syarat yang diajukan untuk memanfaatkan

insentif ini adalah dengan Surat Keterangan Bebas (SKB).Yang

paling terpenting di masa pandemi ini adalah impor alat

Kesehatan untuk menangani wabah ini.

3. Insentif PPh Final

Banyak usaha-usaha yang terkena dampak pandemi

Covid-19 ini. Maka dari itu pemerintah mengeluarkan insentif

UMKM final Ditanggung Pemerintah (DTP), tidak hanya

UMKM pihak yang bertransaksi dengan UMKM juga tidak

perlu melakukan pemungutan/pemotongan saat melakukan

pembayaran kepada UMKM. Kemudian PPh Final Jasa

Konstruksi, usaha jasa konstruksi atas Program Percepatan

Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) untuk

mendukung peningkatan penyediaan air (irigasi) sebagai produk

padat karya.

4. Insentif angsuran PPh pasal 25

FEB Universitas MH. Thamrin


31

Insentif angsuran PPh Pasal 25 adalah insentif untuk

pelaku usaha yang termasuk kedalam 216 KLU yang ditetapkan

pemerintah. Banyak usaha yang mengurangi bahkan

menghentikan aktivitas bisnisnya karena virus Covid-19. Jadi

untuk membantu meringankan para pelaku usaha untuk bangkit

kembali pemerintah mengeluarkan kebijakan insentif ini.

Insentif ini berupa pengurangan angsuran PPh Pasal 25 yaitu

dengan dikurangi 50% dari angsuran yang seharusnya terutang

berdasarkan PPh Pasal 25.

5. Insentif pengembalian pendahuluan PPN

Insentif pengembalian pendahuluan atau restitusi PPN

diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan resiko

rendah yang melakukan kegiatan usaha di 132 bidang usaha

tertentu yang dapat diberikan Pengembalian Pendahuluan atas

kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai pada setiap

masa pajak. Dengan nilai restitusi paling tinggi sebesar 5 Miliar.

5. Kesadaran Wajib Pajak

a. Pengertian

Kesadaran wajib pajak adalah kondisi wajib pajak untuk

memahami dan melaksanakan peraturan perpajakan secara benar dan

sukarela. (Muliari & Setiawan, 2011)

FEB Universitas MH. Thamrin


32

Kesadaran wajib pajak adalah perilaku wajib pajak berupa

refleksi atau perasaan dalam aspek pengetahuan, keyakinan,

penalaran, dan lain-lain, disertai dengan kecenderungan tindakan

yang sesuai dengan sistem dan peraturan perpajakan.

Berdasarkan Administrasi Negara Perpajakan menunjukkan

bahwa kepatuhan pajak mengacu pada sejauh mana wajib pajak

mematuhi undang-undang perpajakan dan pengelolaan pajak tanpa

perlu penegakan hukum. Namun permasalahan yang sering terjadi

adalah masih banyaknya wajib pajak yang belum mematuhi aturan

perpajakan, sehingga angka kepatuhan kewajiban perpajakan wajib

pajak terdaftar di Indonesia masih sangat rendah. Jadi kesadaran

adalah salah satu faktor terpenting dalam upaya meningkatkan

kepatuhan wajib pajak. Jika wajib pajak memiliki kesadaran pajak

yang tinggi maka kondisi tersebut akan memperbaiki pemahaman dan

pelaksanaan kewajiban perpajakan sehingga dapat meningkatkan

kepatuhan wajib Pajak (Putri, 2022)

Kesadaran wajib pajak merupakan faktor yang datang dari

dalam diri wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya

dengan ikhlas dan tanpa paksaan. (Atarwaman, 2020)

Jadi, kesadaran wajib pajak adalah kondisi dimana wajib pajak

mengetahui atau merasa bahwa sebagai wajib pajak mempunyai hak

dan kewajiban dalam menjalankan ketentuan perpajakan sesuai

dengan undang-undang dan dilakukan dengan sukarela tanpa paksaan

pihak manapun.

FEB Universitas MH. Thamrin


33

b. Jenis Kesadaran Pajak

Menurut Irianto (2005) dalam Nur (2018) berikut 3 (tiga)

bentuk kesadaran yang harus ditumbuhkan dalam melakukan

pembayaran pajak :

1. Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam

menunjang pembangunan negara. Jika dalam diri wajib pajak

tertanam mindset bahwa pembayaran pajak digunakan untuk

pembangunan negara maka wajib pajak juga tidak merasa

dirugikan karena tujuan dari pembayaran pajaknya adalah untuk

mensejahterakan masyarakat Indonesia.

2. Kesadaran bahwa penundaan dan pengurangan pajak merugikan

negara. Pembiayaan APBN negara sebagian besar berasal dari

pajak, jika wajib pajak melakukan penundaan dan pengurangan

pajak maka akan menunda pembangunan dan mengurangi

kesejahteraan kehidupan negara maka dari itu perilaku di atas

dapat merugikan negara.

3. Kesadaran bahwa membayar pajak merupakan hal yang

dipaksakan menurut Undang-Undang. Dalam menjalankan

kewajiban perpajakan, wajib pajak memiliki landasan hukum

berupa Undang-Undang, maka dari itu dengan dasar yang kuat

menjadikan kewajiban perpajakan tersebut mutlak bagi setiap

warga negara yang dibebankan.

6. Digitalisasi Sistem Perpajakan

FEB Universitas MH. Thamrin


34

a. Pengertian

Digitalisasi layanan pajak online adalah sistem elektronik

yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berupa

aplikasi atau website untuk melakukan transaksi elektronik secara

langsung antara Wajib Pajak dan DJP. (Riyanti et al., n.d.)

Menurut Sofiyana (2019) digitalisasi sistem perpajakan

merupakan program dalam bentuk pelaksanaan reformasi

perpajakan, yaitu perbaikan atau peningkatan kinerja dan

kelembagaan menjadi lebih efisien dan ekonomis. Dan menurut Isyrin

(2019) digitalisasi pajak adalah Perusahaan memanfaatkan teknologi

informasi untuk melakukan pelaporan pajak. Pendapat diatas

terangkum dalam (Wardhani et al., 2020)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa digitalisasi

sistem perpajakan merupakan perbaikan sistem perpajakan oleh

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan memanfaatkan teknologi

informasi yang digunakan oleh wajib pajak untuk menjalankan hak

dan kewajibannya sehingga lebih efisien dan ekonomis baik dari segi

kinerja maupun kelembagaan.

Seiring berjalannya waktu banyak perubahan kemajuan yang

ada di dunia, salah satunya adalah kemajuan teknologi dan informasi.

Salah satu manfaat dari adanya kemajuan adalah mempermudah

kehidupan umat manusia. Penerapan manfaat tersebut juga digunakan

pemerintah Indonesia untuk meningkatkan sistem perpajakan

Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa pajak memegang peran

FEB Universitas MH. Thamrin


35

penting penerimaan negara. Dimana dengan terintegrasinya sistem

administrasi perpajakan dapat menciptakan sistem yang transparan,

akuntabel, handal dan terkini. Diharapkan dengan adanya strategi ini

pemerintah dapat mencapai 3 (tiga) target pajak yaitu peningkatan

kualitas sistem perpajakan, peningkatan penerimaan pajak dan

peningkatan jaminan publik.

Strategi perbaikan sistem ini juga mendukung program

pemerintah sekarang yaitu pencegahan penyebaran dan penularan

virus Covid-19, jadi orang-orang disarankan untuk melakukan

kegiatan non-essential di rumah. Maka dari itu berbagai layanan

online disediakan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak

mulai banyak digunakan. Beberapa layanan yang disediakan adalah

e-Registration (Pendaftaran NPWP), e-Billing (Pembayaran) dan

e-Filing (Pelaporan). Berbagai layanan diatas dapat diakses di website

resmi DJP dengan mudah. Baru-baru ini pemerintah mengeluarkan

fitur DJP Online yaitu single login. Dimana fitur ini memberikan

kemudahan bagi para pengguna layanan DJP Online dengan hanya

satu kali login atau masuk ke laman DJP Online sudah dapat

mengakses seluruh layanan online yang disediakan.

Pemerintah akan semakin meningkatkan sistem administrasi

perpajakan untuk mengimplementasikan pelaksanaan good

governance. Dimana pelaksanaan administrasi perpajakan dapat lebih

transparan dan mudah diawasi (Struktur Organisasi) oleh siapapun

sehingga tindakan penyimpangan dapat terjadi seminimal mungkin

FEB Universitas MH. Thamrin


36

karena prosedur administrasi juga semakin sederhana (Business

Process). Setelah tercipta sistem yang baik maka para pengguna

(wajib pajak) juga semakin percaya terhadap kinerja para fiskus

(Sumber Daya Manusia) sehingga meningkatkan kepatuhan

perpajakannya. (Rahayu & Lingga, 2018)

b. Layanan Digital Perpajakan

1. e-Registration
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

244/PJ/2009 e-Registration merupakan sistem pendaftaran wajib

pajak dan/atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan perubahan

data wajib pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak melalui internet

yang terhubung langsung secara online dengan Direktorat

Jenderal Pajak. Diharapkan dengan semakin banyak masyarakat

yang antusias untuk mendaftarkan dirinya menjadi wajib pajak

dapat meningkatkan angka kepatuhan wajib pajak Indonesia.

Menurut Aini dalam (Putri, 2022) tulang punggung kepatuhan self

Assessment System adalah kepatuhan wajib pajak secara sukarela.

Dimana wajib pajak menentukan sendiri kewajibannya mulai dari

menghitung, menyetor dan melapor pajaknya tersebut dengan

jumlah dan waktu yang telah diatur oleh Undang-Undang.

(Gumiwang, 2020a)

Sebelum masuk ke laman e-Registration ada beberapa hal

yang harus diperhatikan oleh wajib pajak, diantaranya :

1. Internet stabil

2. Email aktif wajib pajak

FEB Universitas MH. Thamrin


37

3. Persyaratan pendaftaran

4. NPWP

Setelah hal diatas sudah dipersiapkan maka langkah

selanjutnya adalah :

1. Masuk ke laman ereg.pajak.go.id.

2. Masukan email aktif dan salin captcha kemudian klik daftar.

Setelah itu cek email untuk verifikasi.

3. Setelah memverifikasi wajib pajak akan diarahkan ke halaman

e-Registration. Kemudian masukkanlah data pribadi yang

dibutuhkan sesuai arahan.

4. Buatlah password minimal 6 digit dan ulangi password

tersebut. Kemudian isi nomor telepon. Pilih pertanyaan yang

jawabannya hanya wajib pajak yang mengetahui. Untuk

keamanan akun wajib pajak. Salin ulang captcha

5. Setelah langkah-langkah diatas telah dilakukan, cek kembali

email untuk aktivasi akun e-Registration.

6. Setelah itu klik ‘Klik disini untuk memulai pendaftaran

NPWP”.

7. Akun e-Registration wajib pajak sudah dapat digunakan.

Setelah itu akses kembali untuk mengisi form lainnya seperti

form kategori wajib pajak, identitas wajib pajak, alamat

tinggal, alamat domisili, alamat usaha, info tambahan, form

persyaratan dan form pernyataan.

Keuntungan penggunaan e-Registration

FEB Universitas MH. Thamrin


38

1. Lebih hemat waktu, untuk calon wajib pajak mendaftarkan

diri menggunakan e-Reg, tidak perlu lagi datang ke Kantor

Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat

kedudukan wajib pajak

2. Lebih hemat biaya, karena pendaftaran menggunakan e-Reg

tidak dipungut biaya dan wajib pajak juga tidak membutuhkan

biaya kepatuhan karena tidak harus datang ke KPP setempat.

3. Mengurangi kesalahan dalam pengisian NPWP bagi petugas

pajak, karena data diisi sendiri oleh wajib pajak.

2. e-Billing
e-billing adalah e-system yang dikeluarkan oleh Direktorat

Jenderal Pajak untuk mempermudah wajib pajak dalam

melakukan pembayaran pajak yang terutang. Pembayaran utang

pajak menggunakan billing system ini berlaku pada semua jenis

pajak kecuali pajak impor yang dipungut oleh DJBC serta

pembayaran pajak lainnya yang diatur secara khusus. Sistem ini

akan memberikan kode billing yang akan digunakan oleh wajib

pajak untuk membayar pajak terutang. (Gumiwang, 2020)

Berikut beberapa tahap yang akan dilalui oleh wajib pajak

jika akan membayar pajak menggunakan e-Billing :

1. Permohonan EFIN

Permohonan EFIN dapat dilakukan melalui email KPP atau

KP2KP (www.pajak.go.id/unit-kerja) dengan persyaratan

email aktif wajib pajak (satu email untuk satu permohonan

FEB Universitas MH. Thamrin


39

EFIN) dan swafoto/selfie dengan memegang Kartu Tanda

Penduduk (KTP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Petugas akan memverifikasi data wajib pajak dan jika data

sesuai petugas akan memberitahukan EFIN melalui email

yang diserahkan dalam persyaratan.

2. Pembuatan Kode Billing

Akses kembali laman DJP Online kemudian login dengan

mengisi NPWP, password dan kode keamanan kemudian klik

login. Setelah itu NPWP, nama, alamat akan terisi secara

otomatis, wajib pajak hanya perlu memasukkan informasi

selanjutnya jenis pajak, jenis setoran, masa pajak, tahun

pajak, jumlah setor dan uraian. Kemudian klik “Buat Kode

Billing”. Jika ada kesalahan kode data yang dimasukkan kode

billing dapat diubah lagi dengan memasukkan kode

keamanan lalu ganti data yang salah cek kembali dan cetak.

3. Pembayaran

Kode billing yang sudah dicetak tersebut kemudian

digunakan untuk pembayaran pajak seperti jangka waktu

yang telah ditentukan dalam Undang-Undang. Pembayaran

tersebut dapat melalui teller bank, ATM atau Mobile

Banking.

Keuntungan penggunaan e-Billing (Rani Kristina

Putri,2022) :

FEB Universitas MH. Thamrin


40

1. Lebih mudah dalam pembayaran pajak terutang, karena

metode pembayaran yang beragam dan mudah ditemui.

2. Lebih cepat dalam pembayaran pajak terutang, karena

sebelumnya data sudah diinput, maka pembayaran hanya

menyerahkan kode billing ke teller bank dan selesai utang

pajak sudah terlunasi.

3. Lebih akurat, karena sistem akan mengarahkan wajib

pajak dalam pengisian SSP elektronik sesuai dengan

transaksi perpajakan sehingga kesalahan yang biasanya

dilakukan oleh teller bank dapat diminimalisasi.

3. e-Filing
e-Filing merupakan e-system untuk layanan pelaporan SPT

pajak secara online dan realtime melalui website resmi DJP atau

Penyedia Jasa Aplikasi Perpajakan (PJAP). (Redaksi, 2019)

E-system ini dirancang oleh DJP untuk mempercepat dan

mempermudah wajib pajak dalam hal pelaporan pajak agar tidak

perlu mencetak semua formulir dan menunggu tanda terima secara

manual. Dengan semakin gampangnya administrasi perpajakan

diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Diana

(2010) dalam (Putri, 2022)

Langkah-langkah pelaporan pajak menggunakan e-filing :

1. Mengajukan permohonan EFIN (seperti pada e-Billing).

2. Mendaftarkan diri sebagai wajib pajak e-filing paling lambat

30 hari setelah mendapatkan EFIN. Wajib pajak akan

mendapatkan username dan password, tautan aktivasi e-filing

FEB Universitas MH. Thamrin


41

dan digital Certificate untuk keamanan dalam proses

pelaporan e-filing melalui email.

3. Menyampaikan SPT Tahunan dengan mengisi e-SPT

kemudian klik ‘persetujuan’ lalu mengambil kode verifikasi

dengan pilihan melalui SMS atau email.

4. Setelah mendapatkan kode verifikasi wajib pajak harus

memasukkan kode tersebut ke dalam kolom kode pengiriman

kemudian klik ‘kirim SPT’.

5. Wajib pajak memastikan SPT yang dikirim diterima dengan

mendapatkan Tanda Terima Elektronik SPT Tahunan. Unduh,

cetak dan simpan bukti tersebut.

Keuntungan menggunakan e-filing (Lado &

Budiantara,2018 dalam (Putri, 2022) :

1. Lebih cepat dalam penyampaian SPT, karena dapat dilakukan

dimana saja dan kapan saja.

2. Biaya kepatuhan pelaporan SPT menjadi lebih murah, karena

penggunaan DJP Online tidak dipungut biaya.

3. Paperless, lebih ramah lingkungan.

7. Kepatuhan Wajib Pajak

a. Pengertian

Menurut Viqania (2012) dalam Abrar (2019) kepatuhan

adalah motivasi individu, kelompok atau organisasi untuk berbuat

atau tidak berbuat sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan.

FEB Universitas MH. Thamrin


42

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2017) dalam Abrar (2019)

kepatuhan wajib pajak adalah perilaku wajib pajak untuk memenuhi

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku di suatu negara.

Kepatuhan pajak didefinisikan sebagai perilaku wajib pajak

dalam memasukkan dan melaporkan informasi yang diperlukan

secara tepat waktu, mengisi jumlah pajak yang belum dibayar dengan

benar, dan membayar pajak tepat waktu tanpa melakukan tindakan

yang bersifat memaksa. Ketidakpatuhan terjadi ketika salah satu

kondisi dalam definisi tidak terpenuhi. (Prasetyo, 2021)

Kriteria wajib pajak patuh menurut Putri (2022) adalah

mendaftarkan diri, menghitung dan menyetor serta tidak ada pajak

yang terutang dan melaporkan surat pemberitahuan sesuai dengan

peraturan. Jika kewajiban di atas ada yang tidak terpenuhi maka dapat

dikatakan terjadi ketidakpatuhan wajib pajak. Oleh karena itu wajib

pajak membutuhkan dorongan baik dari dalam dan dari luar untuk

meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

b. Jenis Kepatuhan Pajak

Jenis kepatuhan wajib pajak berdasarkan pendapat dari Siti

Kurnia Rahayu (2017) dalam Abrar (2019), bahwa kepatuhan wajib

pajak dibagi menjadi 2 (dua), sebagai berikut :

1. Hukum Pajak Material

FEB Universitas MH. Thamrin


43

Hukum pajak material memuat aturan yang menerangkan

keadaan kena pajak, perilaku, dan peristiwa hukum, siapa yang

akan dibebani pajak, berapa jumlah pajaknya. Atau hukum pajak

material merupakan semua peraturan tentang terjadinya,

jumlahnya dan penghapusan utang pajak serta hubungan hukum

antara negara dan wajib pajak.

2. Hukum Pajak Formal

Hukum pajak formal berisi aturan bagaimana mencapai

tujuan hukum pajak materiil menjadi kenyataan. Secara umum,

hukum pajak formal berisi tentang aturan hak dan kewajiban,

prosedur, dan sanksi.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengenai Pengaruh Insentif Pajak, Tingkat Kesadaran

dan Digitalisasi Sistem Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di

Wilayah Indramayu.

Dimana hasil penelitian ini menggunakan metode pendekatan dari

hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pengaruh

insentif pajak, tingkat kesadaran dan digitalisasi sistem perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak di Wilayah Indramayu.

FEB Universitas MH. Thamrin


Tabel II. 1

Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Persamaan Perbedaan Hasil


1. Syanti Dewi, Pengaruh Insentif Pajak, Variabel independen Variabel Insentif pajak dan
Widiyasari, dan Tarif Pajak, Sanksi Pajak insentif pajak. independen tarif pelayanan pajak tidak
Nataherwin (2020) dan Pelayanan Pajak pajak, sanksi pajak berpengaruh terhadap
Terhadap Kepatuhan Wajib Variabel dependen dan pelayanan kepatuhan wajib pajak
Pajak Selama Masa Pandemi kepatuhan wajib pajak pajak. Tarif pajak dan sanksi
Covid-19. selama masa pandemi pajak berpengaruh positif
Covid-19. Responden Wajib terhadap kepatuhan wajib
Pajak di Wilayah pajak.
Indramayu.
2. Salman Latief, Pengaruh Kepercayaan Variabel independen Variabel Kepercayaan kepada
Junaidin Zakaria Kepada Pemerintah, insentif pajak . independen pemerintah, kebijakan
dan Mapparenta Kebijakan Insentif Pajak dan kepercayaan kepada insentif dan manfaat pajak
(2020) Manfaat Pajak Terhadap Variabel dependen pemerintah dan secara simultan
Thamrin
FEB Universitas MH

Kepatuhan Wajib Pajak. kepatuhan wajib pajak. manfaat pajak. berpengaruh positif
terhadap kepatuhan
Responden Wajib
Pajak di Wilayah
Indramayu.

4
4
Tabel II.1
Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

3. Adinda Elfon Fitria, Pengaruh Sanksi Pajak, Variabel independen Variabel Sanksi Pajak, Sosialisasi
Yaya Sonjaya dan Kualitas Pelayanan Fiskus, kesadaran wajib pajak. Independen Sanksi Pajak, dan Kesadaran
Muhammad Sosialisasi Pajak dan pajak, kualitas Wajib Pajak secara parsial
Ridhwansyah Pasolo Kesadaran Wajib Pajak Variabel dependen fiskus dan berpengaruh positif
(2021) Terhadap Kepatuhan Wajib kepatuhan wajib pajak. sosialisasi pajak. terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi. (KPP Responden Wajib Pajak Orang Pribadi.
Pratama Jayapura) Pajak di Wilayah Kualitas Pelayanan Fiskus
Indramayu. tidak berpengaruh
terhadap Kepatuhan Wajib
Orang Pribadi.
4. Reynaldo Tan, Yusak Kepatuhan Wajib Pajak Di Variabel independen Variabel Kesadaran wajib pajak
David Hizkiel, Amrie Era Pandemi Covid-19 : kesadaran wajib pajak. independen tidak berpengaruh
Firmansyah dan Kesadaran Wajib Pajak, pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib
Estralita Trisnawati Pelayanan Perpajakan dan Variabel dependen dan peraturan pajak
(2021) Peraturan Perpajakan. kepatuhan wajib pajak. perpajakan. Pelayanan perpajakan dan
Thamrin
FEB Universitas MH

(Dokter Non Rumah Sakit) peraturan perpajakan


Responden Wajib berpengaruh positif
Pajak di Wilayah terhadap kepatuhan wajib
Indramayu. pajak

5
4
Tabel II.1
Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

5. Indri Nur Alfi Pengaruh Modernisasi Variabel independen Variabel Modernisasi sistem
Qodariyah, Dedi Sistem Administrasi modernisasi sistem independen administrasi perpajakan
Suryadi, Yunati Perpajakan Dan Penyuluhan administrasi penyuluhan dan penyuluhan
(STIE Perpajakan Terhadap perpajakan. perpajakan. perpajakan secara
Muhammadiyah Kepatuhan Wajib Pajak simultan berpengaruh
Bandung) (2018) Badan. Variabel dependen Responden Wajib positif terhadap kepatuhan
kepatuhan wajib pajak. Pajak di Wilayah
Indramayu.
6. Rio Septiadi Pengaruh Modernisasi Variabel independen Responden Wajib Digitalisasi sistem
Ademarta (2014) Sistem Administrasi modernisasi sistem Pajak di Wilayah perpajakan berpengaruh
Perpajakan Terhadap administrasi Indramayu. signifikan terhadap
Tingkat Kepatuhan perpajakan. kepatuhan wajib pajak.
Pengusaha Kena Pajak Di
Kantor Pelayanan Pajak. Variabel dependen
Thamrin
FEB Universitas MH

KPP Pratama Padang Dan kepatuhan wajib pajak.


Solok

6
4
Tabel II.1
Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

7. Ropinov Saputro, Pengaruh tingkat Pendidikan Variabel independen Variabel Pendidikan pemilik
Farah Meivira (2020) pemilik, praktik akuntansi insentif pajak. independen tingkat UMKM, tidak
dan persepsi atas insentif Pendidikan pemilik berpengaruh signifikan
pajak terhadap kepatuhan Variabel dependen UMKM dan praktik terhadap kepatuhan pajak
pajak UMKM. kepatuhan wajib pajak. akuntansi/ UMKM.

Responden Wajib Praktik akuntansi oleh


Pajak di Wilayah UMKM dan insentif pajak
Indramayu. UMKM berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kepatuhan pajak
UMKM.

8. Hamsi Abdulhamid Pengaruh pengetahuan pajak, Variabel independen Variabel Pengetahuan pajak, sanksi
Jawa, Afifudin, Siti sanksi pajak dan insentif insentif pajak. independen Perpajakan dan insentif
Thamrin
FEB Universitas MH

Aminah Anwar pajak terhadap kepatuhan pengetahuan pajak pajak berpengaruh


(2021) wajib pajak. (studi pada Variabel dependen dan sanksi pajak. terhadap kepatuhan pajak.
pemilik UMKM di kepatuhan wajib pajak.
Kabupaten Malang) Responden Wajib
Pajak di Wilayah
Indramayu.
Tabel II.1
Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

9. Wahyuni (2018) Pengaruh Kesadaran Wajib Variabel independen Variabel Kesadaran Wajib Pajak,
Pajak, Pengetahuan, Sistem kesadaran wajib pajak independen Pengetahuan, Sistem
Administrasi Perpajakan dan sistem administrasi pengetahuan dan Administrasi Perpajakan
Modern dan Sanksi Pajak perpajakan modern. sanksi pajak. Modern dan Sanksi Pajak
Terhadap Kepatuhan berpengaruh positif
Perpajakan Pada Kantor Variabel dependen Responden Wajib terhadap kepatuhan wajib
Pelayanan Pajak Madya kepatuhan wajib pajak. Pajak di Wilayah pajak.
Makassar. Indramayu.

10. Amaliah Dwi Utami, Pengaruh Pemeriksaan Variabel independen Variabel Pemeriksaan pajak,
(2017) Pajak, Kesadaran Pajak, kesadaran pajak independen kesadaran wajib pajak dan
Penerapan Self Assessment Pemeriksaan Pajak, penerapan self assessment
System, Dan Sanksi Variabel dependen Penerapan Self system secara parsial
Administrasi Terhadap kepatuhan wajib pajak Assessment berpengaruh terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak System, dan sanksi kepatuhan wajib pajak.
Thamrin
FEB Universitas MH

(Studi Pada 5 Kantor administrasi.


Pelayanan Pajak di Jawa Sanksi administrasi
Barat). Responden Wajib berpengaruh positif
Pajak di Wilayah terhadap kepatuhan wajib

7
4
Indramayu. pajak.

Tabel II.1
Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

11. Annisa Anjarwati Pengaruh Penerapan Variabel independen Variabel dependen e-Filing dan e-SPT
(2020) Digitalisasi Sistem Penerapan Digitalisasi kepuasan wajib berpengaruh terhadap
Administrasi Perpajakan Sistem Administrasi pajak. tingkat kepuasan.
Terhadap Tingkat Kepuasan Perpajakan e-Registration dan e-
Dan Dampaknya Pada . Billing tidak berpengaruh
Kepatuhan Wajib Pajak Variabel dependen Responden Wajib terhadap tingkat kepuasan.
UMKM. kepatuhan wajib pajak. Pajak di Wilayah e-Filing berpengaruh
Indramayu. terhadap kepatuhan wajib
pajak.
e-Registration, e-SPT, dan
e-Billing tidak
berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak.
Thamrin
FEB Universitas MH

8
4
12. Priyanto, Wahyu Pengaruh Digitalisasi Variabel independen Responden Wajib Penerapan e-Registration
Eko (2021) Perpajakan Terhadap Penerapan Digitalisasi di Wilayah NPWP, Penyampaian SPT
Tingkat Kepatuhan Wajib Sistem Administrasi Indramayu. e-Filing, pembayaran
Pajak Orang Pribadi Di KPP Perpajakan. Pajak e-Billing
Pratama Pangkalan Bun. berpengaruh positif dan
Variabel dependen signifikan terhadap tingkat
kepatuhan wajib pajak. kepatuhan Wajib Pajak
orang pribadi di KPP
Pratama Pangkalan Bun.
Sumber : diolah penulis, 2022.

9
4
51

C. Kerangka Pikiran

1. Kerangka Teoritis

Pada penelitian ini menggunakan kepatuhan wajib pajak sebagai

variabel dependen, sedangkan variabel independen untuk penelitian ini

adalah insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak, dan digitalisasi sistem

perpajakan. Berikut adalah penjelasan hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen :

a. Pengaruh Insentif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak


Insentif pajak merupakan kebijakan pemerintah untuk

memberikan stimulus dalam bentuk pengurangan jumlah pajak yang

harus dibayar kepada individu dan pelaku usaha agar dapat

membelanjakan uang atau menghemat uang mereka.(Setia Ningsih et

al., 2021). Mengingat kemampuan ekonomi wajib pajak di masa

pandemi ini mengalami penurunan pemerintah memberikan

pengurangan jumlah beban pajak secara material diharapkan dengan

berkurangnya kewajiban perpajakannya wajib pajak akan semakin

mendorong wajib pajak yang tidak mampu membayar pajak dengan

cukup melakukan pelaporan pajak saja sudah dapat dikatakan wajib

pajak patuh terhadap ketentuan perpajakan yang berlaku. Hal ini

sejalan dengan theory planned of behavior dimana perilaku kepatuhan

wajib pajak dapat dipengaruhi 3 (tiga) faktor yaitu sikap, norma

subyektif dan persepsi kontrol perilaku. Pertama dimana ketika wajib

pajak memiliki sikap positif terhadap insentif pajak merasa bahwa

insentif pajak akan mendatangkan keuntungan bagi diri wajib pajak,

FEB Universitas MH. Thamrin


52

wajib pajak akan mengikuti ketentuan yang berlaku terkait dengan

pemanfaatan insentif pajak tersebut. Kedua, ketika lingkungan wajib

pajak merupakan lingkungan yang patuh terhadap peraturan

perpajakan maka wajib pajak akan merasa termotivasi dari tindakan

yang dilakukan di sekitarnya. Ketiga, persepsi kontrol perilaku

dimana dengan insentif pajak ini wajib pajak akan memiliki persepsi

bahwa ketika kewajiban pajak material berkurang wajib pajak hanya

akan menjalankan kewajiban pajak formal, dan hal itu lebih mudah

bagi wajib pajak dibandingkan dengan melakukan penghindaran

pajak yang akan menimbulkan masalah lebih lanjut terhadap wajib

pajak. Dengan persepsi tersebut wajib pajak akan mempengaruhi niat

untuk patuh terhadap ketentuan-ketentuan perpajakan yang berlaku.

Dalam teori motivasi juga dijelaskan bahwa dalam melakukan suatu

tindakan individu dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu faktor

motivasional (intrinsik) dan faktor pemeliharaan (ekstrinsik). Insentif

pajak merupakan faktor ekstrinsik yang dibuat oleh pemerintah untuk

mendorong kepatuhan wajib pajak dengan memberikan relaksasi

pembayaran pajak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Hamsi Abdulhamid Jawa, Afifudin, Siti Aminah

Anwar (2021), Faletehan Achmad Al‘Aisy, Hani Werdi Apriyanti

(2022) dan Ridwan Syahputra Siregar, Rizqy Fadhlina Putri (2022)

yang mengidentifikasikan bahwa insentif pajak berpengaruh terhadap

kepatuhan pajak. Berdasarkan uraian tersebut peneliti membangun

FEB Universitas MH. Thamrin


53

hipotesis bahwa insentif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak.

b. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak


Kesadaran wajib pajak sangat erat kaitannya dengan

kesesuaian menjalankan kewajiban perpajakan baik dari segi waktu

maupun jumlah. Jika dalam diri wajib pajak sudah tertanam jiwa

kebangsaan yang tinggi yang menyadari bahwa membayar pajak

merupakan bentuk partisipasi dalam mendukung pembangunan

negara. Hal itu akan dapat meningkatkan angka kepatuhan wajib

pajak. Lain jika dalam diri wajib pajak belum menyadari hal diatas

perlu adanya dorongan dari pihak luar yaitu aparatur pajak guna

mensosialisasikan pentingnya kesadaran wajib pajak untuk

meningkatkan angka kepatuhan wajib pajak. Oleh karena itu,

pemerintah memberikan kepercayaan untuk menumbuhkan rasa

kesadaran melaksanakan kewajiban perpajakan dengan self

Assessment System. Dimana sistem pemungutan pajak ini

memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk memberikan

perhatian lebih pada kewajiban pajaknya. Pemahaman wajib pajak

tentang pajak dan keseriusan wajib pajak dalam melaporkan dan

membayar kewajiban perpajakan dapat mencerminkan tingkat

kesadaran wajib pajak (Siamena et al., 2017). Hal ini sejalan dengan

teori motivasi bahwa untuk tingkat kesadaran wajib pajak dapat

dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor

internal merupakan faktor yang berasal dari diri Wajib Pajak sendiri

dan berhubungan dengan karakteristik wajib pajak yang menjadi

FEB Universitas MH. Thamrin


54

motivasi dalam menjalankan kewajiban perpajakannya (Cindy &

Yenni, 2013). Tingkat kesadaran wajib pajak merupakan salah satu

faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku patuh wajib pajak

dalam menjalankan kewajiban pajaknya. Ketika semakin tinggi

tingkat kesadaran wajib pajak maka pemahaman dan pelaksanaan

kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat meningkatkan

kepatuhannya, (Dewinta, 2012). Hal ini sejalan dengan penelitian

yang pernah dilakukan oleh Adinda Elfon Fitria, Yaya Sonjaya dan

Muhammad Ridhwansyah Pasolo (2021) bahwa kesadaran wajib

pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan. Berdasarkan uraian

tersebut peneliti membangun hipotesis bahwa tingkat kesadaran wajib

pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

c. Pengaruh Digitalisasi Sistem Perpajakan Terhadap Kepatuhan


Pajak
Digitalisasi pajak merupakan program dalam bentuk

pelaksanaan reformasi perpajakan, yaitu perbaikan atau peningkatan

kinerja dan kelembagaan menjadi lebih efisien dan ekonomis.

Perbaikan sistem administrasi ini dimaksudkan untuk selalu

menyempurnakan kebijakan-kebijakan yang ada supaya mendukung

pelayanan aparatur pajak. Namun, kondisi pandemi ini membuat

pelayanan tatap muka di kantor pajak untuk sementara waktu

ditiadakan. Sehingga segala pelayanan pajak dialihkan menjadi

pelayanan secara online. Mulai dari pendaftaran (e-Registration),

pembayaran (e-Billing) dan pelaporan pajak (e-Filing) dilakukan

secara online. Pandemi ini sangat membuat masyarakat menyadari

FEB Universitas MH. Thamrin


55

eksistensi dari program Direktorat Jenderal Pajak yang sudah

mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Program-program

tersebut bertujuan untuk memperbaiki pelayanan dari Direktorat

Jenderal Pajak baik di kantor pusat sebagai pembuat kebijakan

maupun di kantor operasional sebagai pelaksana kebijakan.

Pemerintah juga memperbarui layanan DJP Online dengan single

login. Single Login merupakan layanan yang dapat dinikmati wajib

pajak dengan satu kali akses portal DJP Online. Ketika sistem

pelayanan administrasi perpajakan terintegrasi menjadi suatu sistem

yang terotomatisasi secara keseluruhan (full automation) akan

mempermudah petugas pajak dan wajib pajak mengawasi proses

administrasi perpajakan. Apalagi dengan sistem pemungutan pajak

self assessment system wajib pajak akan tumbuh rasa percaya

terhadap sistem perpajakan karena wajib pajak langsung terlibat

dalam setiap tahap kewajibannya. Diharapkan ketika sistem sudah

terintegrasi penuh wajib pajak percaya akan kinerja sistem tersebut

dan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Hal ini sejalan

dengan teori motivasi bahwa kepatuhan wajib pajak dapat

dipengaruhi oleh 2 (Dua) faktor yaitu internal dan eksternal.

Perbaikan sistem perpajakan merupakan salah satu bentuk dorongan

pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan

diterapkannya pelayanan yang cepat, aman, mudah, gratis dan

paperless. Dengan kemudahan ini diharapkan wajib pajak dapat

melaksanakan kewajiban perpajakannya di manapun dan kapanpun.

FEB Universitas MH. Thamrin


56

Hal diatas sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh

Priyanto, Wahyu Eko (2021) bahwa digitalisasi sistem perpajakan (e-

Registration, e-Billing dan e-Filing) berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan uraian tersebut peneliti

membangun hipotesis bahwa digitalisasi sistem pajak berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Kerangka Konsep

Gambar II. 1
Kerangka Konsep

Insentif Pajak (X1) H1

H2 Kepatuhan Wajib Pajak


Kesadaran Wajib Pajak (X2) Orang Pribadi (Y)
H3
Digitalisasi Sistem Perpajakan
(X3)

H4

Sumber : diolah penulis, 2022.

Keterangan :

H1, H2 dan H3 : Pengaruh variable X terhadap variable Y secara parsial.

H4 : Pengaruh variable X terhadap variable Y secara simultan.

FEB Universitas MH. Thamrin


57

D. Hipotesis

Dalam bukunya Yusuf (2014) menjelaskan bahwa secara harfiah

hipotesis dapat diartikan sebagai sesuatu pernyataan yang belum merupakan

suatu tesis; suatu kesimpulan sementara; suatu pendapat yang belum final,

karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis adalah suatu dugaan

sementara, suatu tesis sementara yang harus dibuktikan kebenarannya

melalui penyelidikan ilmiah. Hipotesis dapat juga dikatakan kesimpulan

sementara, merupakan suatu kontrak (construct) yang masih perlu

dibuktikan, suatu kesimpulan yang belum teruji kebenarannya.

Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk

diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang

dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau

konstruksi yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan

demikian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1; Terdapat Pengaruh Insentif Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Wilayah Indramayu;

H2; Terdapat Pengaruh Tingkat Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Wilayah Indramayu;

H3; Terdapat Pengaruh Digitalisasi Sistem Perpajakan terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Wilayah Indramayu;

FEB Universitas MH. Thamrin


58

H4; Terdapat Pengaruh Insentif Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan

Digitalisasi Sistem Perpajakan secara bersama-sama terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Wilayah Indramayu.

FEB Universitas MH. Thamrin


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini selama kurun waktu 4 (empat) bulan

dari bulan Februari sampai bulan Mei 2022. Adapun tempat penelitian

dilakukan di Indramayu, di rumah dan kos tercinta.

Tabel III. 1
Waktu Penelitian

No Tahapan Kegiatan Waktu Pelaksanaan


Februari Maret April Mei
1. Pengajuan Judul Skripsi
2. Bimbingan Skripsi
3. Pengumpulan Data
4. Analisis Data
5. Penyelesaian Skripsi
Sumber : Diolah Penulis, 2022.

B. Jenis Penelitian

Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian

Gabungan - Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd mengemukakan bahwa penelitian

(research) sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan suatu masalah atau

mencari jawaban dari persoalan yang dihadapi secara ilmiah, menggunakan

cara berpikir reflektif, berpikir keilmuan dengan prosedur yang sesuai dengan

tujuan dan sifat penyelidikan. Penelitian ilmiah menggunakan langkah-

langkah yang sistematis dan terkendali, bersifat hati-hati dan logis, objektif

dan empiris serta terarah pada sasaran yang ingin dipecahkan. Penelitian yang

57
FEB Universitas MH. Thamrin
58

dilaksanakan itu hendaknya mampu menjawab masalah yang ada,

mengungkapkan secara tepat atau memprediksi secara benar.

Berdasarkan karakteristik permasalahan yang membahas pengaruh

Insentif Pajak, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak, dan Digitalisasi Sistem

Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. (Quantitative Research)

C. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data cross section pada tahun

2022. Dimana data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari

kuesioner yang didistribusikan kepada wajib pajak Indramayu.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2016) adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya sekedar jumlah

yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi juga meliputi

seluruh karakteristik yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Target populasi yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian

ini adalah populasi terbatas, yakni populasi yang dapat memberikan

informasi kepada penulis sehingga dapat memberikan gambaran

kesimpulan dalam penelitian ini. Populasi yang menjadi objek dalam

penelitian ini adalah wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Indramayu.

FEB Universitas MH. Thamrin


59

2. Sampel

Yusuf (2014) dalam bukunya menjelaskan secara singkat dapat

dikatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dan

mewakili populasi. Sampel yang diambil dari populasi sebenarnya

memenuhi persyaratan tingkat kepercayaan yang dapat diterima dan

kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, karena berbagai rumus

statistik dan pendapat ahli dapat digunakan untuk menentukan ukuran

sampel.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

Non-Probability Sampling dengan metode Accidental Sampling.

Non-Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang

tidak memberikan kesempatan yang sama bagi semua populasi untuk

menjadi sampel (Sugiyono, 2016).

Menurut Sugiyono (2016) Accidental Sampling adalah teknik

pengambilan sampel acak siapapun yang peneliti temui dan dapat

digunakan sebagai sampel jika responden tersebut dianggap tepat sebagai

sumber data. Pengambilan data dengan metode Accidental Sampling adalah

dengan membagikan kuesioner kepada responden yang dianggap sesuai

dengan kriteria peneliti untuk dijadikan sumber data. Kriteria penelitian ini

adalah responden yang memiliki NPWP. Untuk menentukan jumlah sampel

penelitian, maka peneliti menggunakan teori Kuncoro dan Sudarman

(2018) dalam Ermawati (2018) yang menjelaskan bahwa penentuan jumlah

sampel untuk penelitian multivariate (regresi) peneliti mengambil 100

FEB Universitas MH. Thamrin


60

responden. Jadi sampel yang digunakan untuk mewakili populasi sebesar

100 responden.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Kuesioner

Sumber data yang digunakan berasal dari data primer berupa data

yang diperoleh langsung (tidak melalui perantara) dari wajib pajak.

Metode survei merupakan salah satu metode yang paling efektif untuk

mendapatkan data primer ada 2 (dua) teknik yang dapat dilakukan peneliti

yaitu mendistribusikan kuesioner atau melakukan wawancara kepada

responden. Peneliti memilih menggunakan metode distribusi kuesioner,

dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada responden.

Yusuf (2014) menjelaskan dalam bukunya bahwa kuesioner

berasal dari bahasa latin. Ini berarti serangkaian pertanyaan tentang topik

tertentu yang diajukan oleh sekelompok orang untuk mengambil data.

Setelah data tersebut telah dijawab, kuesioner tersebut dikembalikan ke

peneliti. Dalam penelitian ini kuesioner didistribusikan kepada Wajib

Pajak Di Indramayu. Kuesioner yang didistribusikan memiliki model

tertutup dengan pengukuran menggunakan skala likert. Skala likert

memiliki 5 macam jawaban mulai dari :

FEB Universitas MH. Thamrin


61

Tabel III. 2
Skala Likert
No Alternatif Jawaban Bobot Nilai
1. SS (Sangat Setuju) 5
2. S (Setuju) 4
3. N (Netral) 3
4. TS (Tidak Setuju) 2
5. STS (Sangat Tidak Setuju) 1
Sumber : Diolah Penulis, 2022.

2. Sumber Data

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data

yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan

permasalahan yang diteliti. Data primer diperoleh dengan menggunakan

daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk

mengumpulkan informasi dari responden. Tujuan peneliti yakni,

menganalisis pengaruh insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak dan

digitalisasi sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak di Wilayah

Indramayu. Data diatas diolah lebih lanjut untuk memperoleh suatu nilai

yang menjadi variabel yang digunakan dalam penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

Accidental Sampling adalah teknik pengambilan data secara acak, dengan

responden yang dianggap memenuhi kriteria peneliti.

FEB Universitas MH. Thamrin


62

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data

yang diperoleh dari pendistribusian kuesioner pada responden dalam hal

ini wajib pajak Wilayah Indramayu. Selanjutnya data hasil kuesioner

tersebut akan diolah dengan skala Likert untuk mendapatkan nilai dari

variabel-variabel yang terdiri dari : insentif pajak, tingkat kesadaran wajib

pajak, digitalisasi sistem perpajakan dan kepatuhan wajib pajak.

Selanjutnya data-data tersebut menjadi variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, dengan terlebih dahulu diolah dalam

bentuk tabel data statistik dengan menggunakan program Microsoft Office

Excel 2010 dan kemudian tabel data statistik tersebut diolah dengan

menggunakan program software SPSS versi 26.0 untuk menganalisa

pengaruh antar variabel bebas terhadap variabel terikat melalui pendekatan

metode analisis regresi linier berganda.

Kegiatan pengolahan data dengan Microsoft Office Excel 2010

meliputi pembuatan tabel dan grafik untuk analisis deskriptif. pengujian

signifikansi analisis regresi linier berganda dengan data cross section

menggunakan SPSS 26.0 sebagai program pengolahan datanya. analisis

regresi linier berganda ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran

yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel dependen dan

independen secara menyeluruh baik secara simultan maupun secara

parsial.

FEB Universitas MH. Thamrin


63

F. Definisi Variabel Operasional

Variabel penelitian dijelaskan oleh Sugiyono (2016) adalah segala

sesuatu dengan bentuk apapun yang peneliti tetapkan untuk dipelajari,

diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen.

Berikut ini adalah penjelasan pengukuran dari masing-masing variabel:

1. Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Tabel III. 3
Variabel, Definisi dan Indikator Kepatuhan Wajib Pajak

Variabel Definisi Indikator


Kepatuhan Kesesuain wajib pajak 1. Membayar pajak terutang
Wajib Pajak (Y) dalam melaksanakan hak sesuai dengan jumlahnya.
dan kewajiban 2. Mengisi dan melaporkan SPT
perpajakannya seperti Massa ataupun tahunan sesuai
melakukan pembayaran peraturan yang berlaku.
pajak yang terutang dan 3. Tidak melakukan kecurangan
pelaporan pajak tepat dengan niat merugikan
waktu. negara.
(Ariska Devi Nurkumalasari,
Supri Wahyudi Utomo, 2020)
Sumber : Diolah Penulis, 2022.

2. Insentif Pajak (X1)

Tabel III. 4
Variabel, Definisi dan Indikator Insentif Pajak

Variabel Definisi Indikator


Insentif Pajak Peraturan perpajakan 1. Dampak yang ditimbulkan
(X1) khusus yang dengan adanya insentif pajak.
memungkinkan adanya 2. Peraturan mengenai
pengurangan pajak bagi pemberian insentif pajak.
wajib pajak dengan 3. Keadilan untuk wajib pajak
kriteria tertentu yang dalam mendapatkan insentif.
terkena dampak pandemi. (Wardhani et al., 2020)
Sumber : Diolah Penulis, 2022.

FEB Universitas MH. Thamrin


64

3. Tingkat Kesadaran Wajib Pajak (X2)

Tabel III. 5
Variabel, Definisi dan Indikator Kesadaran Wajib Pajak

Variabel Definisi Indikator


Tingkat Keadaan dimana wajib 1. Kesadaran bahwa wajib pajak
Kesadaran Wajib pajak mengerti dan memiliki hak dan kewajiban
Pajak (X2) memahami fungsi dan yang harus dilaksanakan.
tujuan pajak serta 2. Melaksanakan kewajiban
melaksanakan kewajiban perpajakan secara sukarela.
perpajakannya. 3. Kesadaran bahwa dengan
membayar pajak dapat
berkontribusi dalam
pembangunan dan
kesejahteraan negara
(Nur, 2018)
Sumber : Diolah Penulis, 2022.

4. Digitalisasi Sistem Perpajakan (X3)

Tabel III. 6
Variabel, Definisi dan Indikator Digitalisasi Sistem Perpajakan

Variabel Definisi Indikator


Digitalisasi Sistem digital yang 1. Prosedur pajak semakin
Sistem digunakan wajib pajak untuk sederhana.
Perpajakan (X3) melaksanakan kewajiban 2. Kemudahan dengan sistem
perpajakannya dengan tujuan pajak digital.
agar wajib pajak dalam 3. Persepsi wajib pajak
melaksanakan kewajibannya terhadap pemberlakuan
menjadi lebih efisien dan digitalisasi sistem
ekonomis perpajakan.
(Wardhani et al., 2020)
Sumber : Diolah Penulis, 2022.

FEB Universitas MH. Thamrin


65

G. Teknik Analisis Data


Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan dianalisis dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh insentif pajak, tingkat

kesadaran wajib pajak dan digitalisasi sistem perpajakan terhadap kepatuhan

wajib pajak di Wilayah Indramayu, maka digunakan analisis regresi linier

berganda. Metode yang digunakan dalam penelitian antara lain statistik

deskriptif, uji kualitas data (uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik

(uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas), uji analisis

regresi, uji hipotesis (uji t, uji f, dan koefisien determinasi). Berikut ini

metode analisis data adalah sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang hanya mengolah dan

menyajikan data tanpa membuat keputusan populasi. Uji statistik

deskriptif meliputi nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum, dan

standar deviasi untuk data penelitian (Pratiwi, 2020)

2. Uji Kualitas Data

Sebelum melakukan analisis data lebih lanjut, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas data. Kualitas data yang dihasilkan

dengan menggunakan alat penelitian dapat dievaluasi melalui uji

validitas dan reliabilitas. Masing-masing tes ini membantu menentukan

konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan saat penggunaan

instrumen.

FEB Universitas MH. Thamrin


66

a. Uji Validitas

Menurut Yusuf (2014) uji validitas (validity test) adalah

instrumen yang dapat mengukur validitas atau validasi suatu obyek.

Suatu kuesioner dianggap valid jika pertanyaan-pertanyaan dalam

kuesioner tersebut mengatakan sesuatu yang dapat diukur oleh

responden/orang yang mengisi kuesioner. Jika pertanyaan tersebut

dapat diukur oleh responden maka instrumen tersebut dianggap

memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang

valid berarti validitasnya rendah. Metode ini terdiri dari

mengkorelasikan skor yang diperoleh untuk setiap item pertanyaan

dengan skor total responden tersebut. Pengecekan validitas

dilakukan dengan bantuan program SPSS 26.0.

Menurut Sugiyono (2016) hasil penelitian yang valid bila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Dasar pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut :

1) Jika rhitung > rtabel, maka variabel tersebut valid.

2) Jika rhitung < rtabel, maka variabel tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2016) uji reliabilitas menunjukkan sejauh

mana hasil pengukuran dengan objek yang sama memberikan data

yang sama. uji reliabilitas dilakukan untuk semua pernyataan secara

bersamaan.

FEB Universitas MH. Thamrin


67

Tujuan dari uji reliabilitas adalah mengukur sejauh mana

derajat konsistensi alat ukur yang digunakan, sehingga pada saat alat

ukur tersebut digunakan kembali dengan objek yang sama dan teknik

yang sama tanpa memperdulikan waktunya, maka akan memperoleh

hasil yang sama. Salah satu output metode uji reliabilitas adalah

dengan rumus Cronbach’s Alpha. Data dianalisis menggunakan

bantuan teknologi menggunakan SPSS 26.0.

Tabel III. 7
Penilaian Alpha Cronbach

No Kriteria Keterangan
1. > 0,00 - 0,20 Kurang Reliabel
2. > 0,20 - 0,40 Agak Reliabel
3. > 0,40 - 0,60 Cukup Reliabel
4. > 0,60 - 0,80 Reliabel
5. > 0,80 - 1,00 Sangat Reliabel
Sumber : Diolah Penulis, 2022.

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian regresi linear berganda dalam

memprediksi hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan

suatu pengujian untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran dalam

memprediksi asumsi-asumsi klasik.

Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang tidak

melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model regresi linear

berganda. Asumsi-asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

FEB Universitas MH. Thamrin


68

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana data

yang diambil dari populasi untuk dianalisis berdistribusi normal.

Pengujian normalitas yang dipilih peneliti adalah metode

Kolmogorov-Smirnov Test.

Pengambilan Keputusan menggunakan uji statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S) menurut Umar (2011)

dalam Pratiwi (2020) :

1) Jika data berdistribusi normal, nilai probabilitas signifikan (K-S)

> 5% atau 0,05.

2) Jika data tidak berdistribusi normal, nilai probabilitas

signifikan(K-S) < 5% atau 0,05.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui seberapa

tinggi hubungan linear antara variabel bebas atau dengan kata lain

penelitian ini digunakan untuk menguji apakah ditemukan korelasi

antar variabel bebas. Untuk mengetahui adanya multikolinearitas

peneliti menggunakan metode Variance Inflation Factor (VIF) dengan

bantuan software SPSS.

Menurut Ghozali (2016) mengidentifikasi multikolinearitas :

1) Jika nilai koefisien VIF < 10 dapat disimpulkan data yang diambil

bebas dari multikolinearitas.

2) Jika nilai koefisien VIF > 10 maka dalam penelitian ini diduga

terdapat gejala multikolinearitas.

FEB Universitas MH. Thamrin


69

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji ada tidaknya

ketidaksamaan varians dalam model regresi residual dari satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians residual tetap dari

satu pengamatan ke pengamatan lain, disebut homoskedastisitas, jika

berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas. Dalam menentukan ada tidaknya

heteroskedastisitas peneliti menggunakan metode Scatter Plot Graph.

Menurut Ghozali (2016) mengidentifikasi heteroskedastisitas :

1) Jika ada titik-titik yang ada membentuk pola tertentu atau tidak

menyebar maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Hipotesis

Yusuf (2014) dalam bukunya menjelaskan bahwa secara harfiah

hipotesis dapat diartikan sebagai sesuatu pernyataan yang belum

merupakan suatu tesis; suatu kesimpulan sementara; suatu pendapat yang

belum final, karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis

adalah suatu dugaan sementara, suatu tesis sementara yang harus

dibuktikan kebenarannya melalui penyelidikan ilmiah. Hipotesis dapat

juga dikatakan kesimpulan sementara, merupakan suatu konstruk

(construct) yang masih perlu dibuktikan, suatu kesimpulan yang belum

teruji kebenarannya.

FEB Universitas MH. Thamrin


70

Dengan rumus :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e


Dimana :
Y = Beta (β)
a = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien determinasi
X1 = Insentif Pajak
X2 = Tingkat Kesadaran Wajib Pajak
X3 = Digitalisasi sistem perpajakan
e = Error

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan melihat

rata-rata nilai variabel yang dipakai. Pengujian hipotesis menggunakan uji

statistik dan uji koefisien determinasi (R2). Untuk menguji hipotesis

mengenai pengaruh insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak dan

digitalisasi sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak di Wilayah

Indramayu, digunakan pengujian hipotesis secara parsial dengan uji parsial

t dan secara simultan dengan uji simultan f.

a. Uji Parsial (Uji t)

Menurut Widarjono (2016) uji t digunakan untuk melihat sejauh

mana variabel bebas mempengaruhi variabel independen. Untuk menguji

data parsial peneliti menggunakan hipotesis :

H0 : Variabel independen (X) tidak memiliki pengaruh signifikan secara

parsial terhadap variabel dependen (Y).

H1 : Variabel independen (X) memiliki pengaruh signifikan secara

parsial terhadap variabel dependen (Y).

FEB Universitas MH. Thamrin


71

Dalam melakukan penelitian, kita harus membuat hipotesis

penelitian yaitu hipotesis nol (null hypothesis) dan hipotesis alternatif

(alternative hypothesis). Hipotesis nol yang disimbolkan H0 merupakan

keyakinan peneliti yang akan dibuktikan kebenarannya dengan

menggunakan data sampel. Sedangkan hipotesis alternatif yang diberi

simbol H1 adalah lawan atau alternatif dari hipotesis nol dan akan kita

terima jika kita menolak hipotesis nol.

Dalam menguji kebenaran hipotesis dari data sampel, statistika

telah mengembangkan uji t. Uji t merupakan suatu prosedur yang mana

hasil sampel dapat digunakan untuk verifikasi kebenaran atau kesalahan

hipotesis nol (H0). Keputusan untuk gagal menolak atau menolak H0 dibuat

berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh data. Uji hipotesis dua sisi

dipilih jika kita tidak punya dugaan kuat atau dasar teori yang kuat dalam

penelitian, sebaliknya kita memilih satu sisi jika peneliti mempunyai

landasan teori atau dugaan yang kuat.

Prosedur pengujian hipotesis untuk uji t dengan cara

membandingkan nilai thitung untuk masing-masing estimator dengan t tabel,

dimana keputusan menolak atau gagal menolak H0 sebagai berikut :

1) Jika nilai thitung > nilai ttabel, maka H0 ditolak atau menerima H1

(alternative) ;

2) Jika nilai thitung < nilai ttabel, maka H0 diterima atau ditolak H1;

FEB Universitas MH. Thamrin


72

Untuk mengambil keputusan diatas peneliti menggunakan bantuan

program SPSS dengan menggunakan significance level 0,05 (5%).

1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka variabel independen secara parsial

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2) Jika nilai signifikan < 0,05 maka variabel independen secara parsial

memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Uji Simultan F

Tujuan dari Uji simultan f adalah melihat sejauh mana semua

variabel bebas yang dipilih mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap

variabel dependen Widarjono (2016). Untuk melakukan uji simultan f

peneliti menggunakan hipotesis

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari Insentif Pajak (X 1),

Tingkat Kesadaran Wajib Pajak (X2) dan Digitalisasi Sistem

Perpajakan (X3) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y).

H0 : Pengaruh yang signifikan dari Insentif Pajak (X1),Tingkat

Kesadaran Wajib Pajak (X2) dan Digitalisasi Sistem Perpajakan

(X3) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y).

Pengambilan keputusan untuk uji f adalah sebagai berikut :

1) Jika nilai fhitung > nilai ftabel, maka H0 ditolak atau menerima H1

(alternative);

2) Jika nilai fhitung < nilai ftabel, maka H0 diterima atau ditolak H1;

FEB Universitas MH. Thamrin


73

c. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) adalah untuk melihat seberapa baik

garis regresi menjelaskan datanya (goodness of fit), artinya bagaimana

garis regresi yang dibentuk sesuai dengan data. Jika semua data terletak

pada regresi atau dengan kata lain semua nilai residual adalah nol maka

kita mempunyai garis regresi yang sempurna. (Widarjono, 2016)

Angka dari koefisien determinasi adalah nol sampai dengan satu.

Jika nilai dari koefisien determinasi suatu penelitian mendekati satu maka

antara variabel independen dengan variabel dependen memiliki hubungan

yang sempurna atau dengan kata lain variabel independen dapat

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

menerangkan variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai koefisien

determinasi suatu penelitian semakin kecil maka antara variabel

independen dengan variabel dependen memiliki hubungan yang terbatas

atau dengan kata lain kemampuan variabel independen dalam memberikan

informasi masih rendah.

FEB Universitas MH. Thamrin


74

H. Pembahasan

Pembahasan masing-masing variabel bebas dan variabel terikat

berdasarkan hasil uji thitung yang diperoleh dalam penelitian ini dengan

menggunakan program SPSS.

Pembahasan ini dimaksudkan adalah dengan membandingkan hasil

yang diperoleh dari penelitian penulis dengan hasil penelitian-penelitian

sebelumnya dan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini.

1. Pengaruh insentif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak di Wilayah

Indramayu.

2. Pengaruh tingkat kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

di Wilayah Indramayu.

3. Pengaruh digitalisasi sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak

di Wilayah Indramayu.

4. Pengaruh insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak dan digitalisasi

sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak di Wilayah Indramayu.

FEB Universitas MH. Thamrin


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil Kantor Pratama Indramayu


Kantor Pratama Indramayu didirkan pada tahun 2002 dengan

Kepala Kantor pertama kali adalah Drs. Nana Djuhana. Pada awal

berdirinya KPP Indramayu belum memiliki kantor sendiri dan masih

bergabung dengan gedung Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu yaitu

di Dinas Pendapatan Daerah Indramayu di Jalan Kartini No. 14

Indramayu. Kemudian pada tanggal 2 Maret 2005 KPP Pratama

Indramayu mendirikan gedung sendiri di Jl. Jend. Gatot Subroto No. 40 –

42 Indramayu.

2. Visi dan Misi KPP Pratama Indramayu


Visi KPP Pratama Indramayu :

a. Dengan “Sistem Administrasi Perpajakan Modern Efektif dan

Efisien” agar apa yang didapat tepat mengenai sasaran dari pada

target penerimaan.

b. “Dipercaya Masyarakat” merefleksikan cita-cita untuk mendapatkan

pengakuan dari masyarakat bahwa eksistensi dan kinerjanya memang

benar-benar berkualitas tinggi dan akurat, mampu memenuhi harapan

masyarakat serta memiliki citra yang baik dan bersih.

c. “Integritas dan Profesionalisme” menunjukan bahwa semua pegawai

pajak adalah pegawai yang berkepribadian dan berkomitmen demi

75

FEB Universitas MH. Thamrin


76

penerimaan pajak negara dengan segala profesinya untuk

melaksanakan tugas yang diemban.

Misi KPP Pratama Indramayu :

a. Pelaksanaannya harus dengan efektivitas dan efisiensi yang tinggi

sehingga cost of collection dan cost of compliance dapat ditekan

serendah mungkin serta mampu mencegah dan menangkal tax

evasion dan tax avoidance secara optimal.

b. Mampu mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan

serta aspirasi masyarakat dan membangun dirinya secara terus

menerus sesuai dengan perkembangan teknologi dan administrasi

perpajakan terkini.

c. Melakukan upaya untuk meningkatkan secara terus menerus terhadap

kualitas SDM, sarana, prasarana, organisasi, sistem dan prosedur.

B. Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan terhadap wajib pajak yang terdaftar di KPP

Pratama Indramayu sebanyak 100 wajib pajak. Pengumpulan data penelitian

ini menggunakan kuesioner yang dibagikan secara acak kepada responden

yang dianggap memenuhi kriteria bagi penelitian ini. Karakteristik responden

yang menjadi sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa kelompok

menurut jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan.

FEB Universitas MH. Thamrin


77

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel IV. 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Laki-laki 67 67%

2. Perempuan 33 33%

Total 100 100%


Sumber : Data Primer Diolah Penulis, 2022.

Berdasarkan tabel IV.1 diatas menunjukan bahwa responden dalam

penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 67%

dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 33%.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel IV. 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Persentase

1. 18 – 25 Tahun 12 12%

2. 25 – 35 Tahun 16 16%

3. 35 – 45 Tahun 23 23%

4. >45 Tahun 49 49%

Total 100 100%


Sumber : Data Primer Diolah Penulis, 2022.

Berdasarkan tabel IV.2 diatas menunjukan bahwa responden dalam

penelitian ini sebagian besar berumur > 45 tahun yaitu sebanyak 49%.

Dilanjutkan dengan umur 35 – 45 tahun sebanyak 23% dan umur 25 – 35

tahun sebesar 16% serta umur 18 – 25 tahun sebanyak 12%.

FEB Universitas MH. Thamrin


78

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


Tabel IV. 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase

1. SD 0 0%

2. SLTP/SMP/Sederajat 3 3%

3. SLTA/SMA/Sederajat 38 38%

4. D3 6 6%

5. S1 46 46%

6. Lainnya 7 7%

Total 100 100%

Sumber : Data Primer Diolah Penulis, 2022.

Berdasarkan tabel IV.3 diatas menunjukan bahwa dalam penelitian

ini sebagian besar responden dalam jenjang sarjana yaitu sebesar 46%.

Kemudian SLTA/SMA/Sederajat sebesar 38%. Selanjutnya jenjang lainnya

sebesar 7%. Dalam jenjang D3 sebanyak 6% dan 3% dalam jenjang

SLTP/SMP/Sederajat. Serta 0% untuk jenjang SD (Sekolah Dasar).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel IV. 4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


FEB Universitas MH. Thamrin
79

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1. PNS 47 47%

2. Swasta 10 10%

3. Wirausaha 1 1%

4. Karyawan 40 40%

5. Mahasiswa 2 2%

Total 100 100%

Sumber : Data Primer Diolah Penulis, 2022.

Berdasarkan tabel IV.4 diatas menunjukan bahwa responden dalam

penelitian ini sebagian besar berprofesi sebagai PNS 47%. Dilanjutkan

dengan profesi karyawan sebanyak 40% dan swasta sebesar 10% serta

berprofesi sebagai mahasiswa sebanyak 2% dan 1% untuk wirausaha.

C. Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini menjelaskan nilai

minimum, maksimum dan rata-rata dan standar deviasi setiap variabel X

dan Y dari data Wajib Pajak yang telah dijadikan sampel yang berguna

untuk mendeskripsikan gambaran kondisi tiap-tiap variabel dalam

penelitian ini, sehingga dapat diketahui seberapa besar keakuratan data

atau penyimpangan pada data tersebut. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak dan

FEB Universitas MH. Thamrin


80

digitalisasi sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dapat dilihat

dalam tabel 4.1 berikut ini:

Tabel IV. 5
Uji Analisis Deskriptif

Std.
N Min Max Mean
Deviation
Insentif Pajak (X1) 100 6 20 13,83 3,275
Tingkat Kesadaran Wajib
100 6 20 13,76 3,397
Pajak (X2)
Digitalisasi Sistem
100 6 15 11,34 2,288
Perpajakan (X3)
Kepatuhan Wajib Pajak
100 8 20 15,49 3,199
(Y)
Valid N (listwise) 100
Sumber : Data Diolah Penulis, 2022.

Table IV.2 menjelaskan bahwa dari 100 kuesioner yang telah diisi

oleh responden dapat diartikan sebagai berikut :

1. Variabel Insentif Pajak (X1) jawaban minimum responden sebesar 6

dan maksimum sebesar 20 dengan rata-rata total jawaban 13,83 dan

standar deviasi 3,275.

2. Variabel Tingkat Kesadaran Wajib Pajak (X 2) jawaban minimum

responden sebesar 6 dan maksimum sebesar 20 dengan rata-rata total

jawaban 13,76 dan standar deviasi 3,397.

3. Variabel Digitalisasi Sistem Perpajakan (X 3) jawaban minimum

responden sebesar 6 dan maksimum 15 dengan rata-rata total jawaban

responden sebesar 11,34 dan standar deviasi 2,288.

FEB Universitas MH. Thamrin


81

4. Variabel kepatuhan wajib pajak (Y) jawaban minimum responden

sebesar 8 dan maksimum 20 dengan rata-rata total jawaban responden

sebesar 15,49 dan standar deviasi 3,199.

2. Uji Kualitas Data


Sebelum data dianalisis lebih lanjut, maka data tersebut terlebih

dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Kualitas data yang

dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui

uji validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut masing-masing untuk

mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari

penggunaan instrumen.

a. Uji Validitas

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur

yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat

ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid. Pengujian

ini hanya dilakukan terhadap 100 responden dengan r tabel 0.1966,

untuk df (degree of freedom) = 100 - 2 = 98 dengan tingkat signifikan

sebesar 5% atau 0,05. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai

berikut :

1) Jika rhitung > rtabel, maka variabel tersebut valid.

2) Jika rhitung < rtabel, maka variabel tidak valid.

Berikut adalah uji validitas dari pernyataan-pernyataan yang

termuat dari variabel-variabel : insentif pajak, tingkat kesadaran wajib

pajak dan digitalisasi sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib

pajak di wilayah Indramayu.

FEB Universitas MH. Thamrin


82

Tabel IV. 6
Hasil Uji Validitas

Uji Validitas
Pearson
Pertanyaan Correlation/ R Tabel Kondisi Ket
R Hitung
X1.1 0,7976 0,1966 R hit > R Tab Valid

Insentif X1.2 0,8219 0,1966 R hit > R Tab Valid


Pajak (X1) X1.3 0,8791 0,1966 R hit > R Tab Valid
X1.4 0,7055 0,1966 R hit > R Tab Valid
X2.1 0,8468 0,1966 R hit > R Tab Valid
Tingkat
Kesadaran X2.2 0,7567 0,1966 R hit > R Tab Valid
Wajib X2.3 0,7376 0,1966 R hit > R Tab Valid
Pajak (X2)
X2.4 0,7608 0,1966 R hit > R Tab Valid

Digitalisasi X3.1 0,8472 0,1966 R hit > R Tab Valid


Sistem
X3.2 0,7065 0,1966 R hit > R Tab Valid
Perpajakan
(X3) X3.3 0,8315 0,1966 R hit > R Tab Valid
Y1.1 0,8390 0,1966 R hit > R Tab Valid
Kepatuhan Y1.2 0,8455 0,1966 R hit > R Tab Valid
Wajib
Pajak (Y) Y1.3 0,7589 0,1966 R hit > R Tab Valid
Y1.4 0,8135 0,1966 R hit > R Tab Valid
Sumber : Data Diolah Penulis, 2022.

Dari tabel IV.3 diatas tampak bahwa hasil uji validitas dengan

nilai pearson correlation terhadap kuesioner insentif pajak, tingkat

kesadaran wajib pajak dan digitalisasi sistem perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak memiliki kondisi r hitung > rtabel sehingga 15 butir

pertanyaan diatas dapat dinyatakan valid.

FEB Universitas MH. Thamrin


83

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu

instrumen dapat memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan

pengukuran kembali pada subyek yang sama. Suatu instrumen

penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada

diatas 0,6.

Berikut adalah Tabel IV.3 perhitungan uji reliabilitas dari

instrumen-instrumen yang termuat dari variabel-variabel : insentif

pajak, tingkat kesadaran wajib pajak, digitalisasi sistem perpajakan

terhadap kepatuhan wajib pajak.

Tabel IV. 7
Hasil Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas
Cronbach Alpha Kondisi Ket
Insentif Pajak 0,878 > 0.60 Reliabel
Tingkat Kesadaran
0,863 > 0.60 Reliabel
Wajib Pajak
Digitalisasi Sistem
0,866 > 0.60 Reliabel
Perpajakan
Sumber : Data Diolah Penulis, 2022.

Berdasarkan tabel IV.4 uji reliabilitas diatas diketahui bahwa

besarnya nilai Cronbach Alpha variabel Insentif Pajak (X 1), variabel

Tingkat Kesadaran Wajib Pajak (X2) dan variabel Digitalisasi Sistem

Perpajakan (X3) adalah 0,945.

FEB Universitas MH. Thamrin


84

Hasil perhitungan reliabilitas dari 4 (empat) variabel-variabel :

insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak, digitalisasi sistem

perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak tampak memiliki nilai

Cronbach Alpha lebih dari 0,60 sehingga ke-4 variabel dalam kuesioner

yang diajukan, dikatakan Reliabel.

3. Uji Asumsi Klasik


Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap

hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian

untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi

klasik. Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang tidak

melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model regresi linier

berganda. Asumsi-asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data residual

dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak normal. Uji

normalitas berdasarkan statistik menggunakan metode Kolmogorov

Smirnov pada program SPSS 26.0 dengan kriteria, apabila :

1) Signifikansi > 0,05 data dinyatakan berdistribusi normal

2) Signifikansi < 0,05 data dinyatakan tidak berdistribusi normal.

(Ghozali, 2016)

FEB Universitas MH. Thamrin


85

Tabel IV. 8
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean 54,42

Std. Deviation 11,029

Most Extreme Differences Absolute ,087

Positive ,087

Negative -,052

Test Statistic ,087

Asymp. Sig. (2-tailed) ,057

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.


Sumber : Data Diolah SPSS 26, 2022.

Dari tabel IV.5 diatas tampak nilai Kolmogorov-Smirnov pada

variabel sebesar 0,087 dan Asymp Sig sebesar 0,057. Karena nilai

signifikansi nya (Asymp Sig) lebih besar dari 0,05 maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa data mengikuti fungsi distribusi normal.


Gambar IV. 8
Uji Normalitas

Sumber : Data Diolah SPSS 26, 2022.

FEB Universitas MH. Thamrin


86

Dari Gambar IV.1 diatas tampak hasil uji normalitas dengan

menggunakan normal probability plot terlihat bahwa titik-titik

menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti garis

diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model

terdistribusi secara normal. Setelah dilihat dari hasil data pengujian

diatas dapat disimpulkan bahwa semua hasil pengujian menunjukkan

hasil yang sama yaitu normal, dengan demikian telah terpenuhi asumsi

normalitas dan bisa dilakukan pengujian asumsi klasik berikutnya pada

data.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan uji yang ditunjukkan untuk

mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel. Model uji regresi yang baik sebaiknya tidak terjadi

multikolinearitas. Pada tabel IV.6 berikut ini disajikan hasil uji

multikolinieritas.

Data yang telah diolah dapat dikatakan bebas dari gejala

multikolinearitas jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 dan

nilai tolerance > 0,01.

FEB Universitas MH. Thamrin


87

Tabel IV. 9
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients a
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
INSENTIF ,266 3,760
KESADARAN ,261 3,825
DIGITALISASI ,394 2,537
a. Dependent Variable: KEPATUHAN
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 26, 2022.

Berdasarkan tabel IV.5 diatas hasil uji multikolinieritas masing

variabel dalam penelitian ini memiliki nilai VIF < 10 dan nilai

tolerance > 0,10. Hal ini berarti bahwa antar variabel bebas, yaitu

Insentif Pajak (X1), Tingkat Kesadaran Wajib Pajak (X2), Digitalisasi

Sistem Perpajakan (X3) tidak saling berkorelasi. Dengan demikian

dapat dinyatakan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari

asumsi multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah data

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians residual dari satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda maka disebut

heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan pengujian scatterplot, dimana probabilitas

signifikansi diatas tingkat kepercayaan 5% agar dapat disimpulkan

FEB Universitas MH. Thamrin


88

bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Adapun hasil uji scatterplot dalam penelitian ini

sebagai berikut.

Sumber : Hasil Olah Data SPSS 26, 2022.

Sumber : Data Diolah SPSS 26, 2022.


Dari grafik IV.2 scatterplot diatas, terlihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak dan berada dibawah dan diatas angka 0 (nol)

pada sumbu Y, serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur.

Hal ini mengindikasikan tidak terjadi adanya heteroskedastisitas pada

model regresi, sehingga regresi dapat digunakan untuk memprediksi

kepatuhan wajib pajak berdasarkan variabel bebas yang

mempengaruhinya, yaitu insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak

dan digitalisasi sistem perpajakan.

4. Hasil Uji Hipotesis


a. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh Insentif Pajak (X1), Tingkat Kesadaran Wajib Pajak (X2),

FEB Universitas MH. Thamrin


89

Digitalisasi Sistem Perpajakan (X3) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

(Y).

Berikut ini adalah hasil analisis regresi berganda dengan

menggunakan SPSS 26 :

Tabel IV. 10
Hasil Uji Analisis Berganda

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 2,192 ,918 2,291 ,024
INSENTIF ,237 ,106 ,243 2,232 ,028
KESADARAN ,050 ,103 ,058 ,848 ,629
DIGITALISASI ,831 ,125 ,594 6,661 ,000
a. Dependent Variable: KEPATUHAN
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 26, 2022.

Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda pada tabel IV.8,

maka diperoleh persamaan linear sebagai berikut :

Y = 2,192 + 0,237X1 + 0,050X2 + 0,831X3 + e

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan konstanta

kepatuhan wajib pajak (Y) sebesar 2,192. koefisien determinasi

insentif pajak (X1) 0,237, koefisien determinasi tingkat kesadaran

wajib pajak (X2) sebesar 0,050, dan koefisien determinasi digitalisasi

sistem perpajakan (X3) sebesar 0,831.

FEB Universitas MH. Thamrin


90

b. Hasil Uji Parsial t

Uji t atau uji pengaruh secara parsial (individu) adalah suatu uji

hipotesis yang menunjukkan sejauh mana pengaruh satu variabel bebas

(independen) secara individual dalam menerangkan variasi variabel

terikat (dependen). Caranya dengan melakukan uji pengaruh parsial

dengan melihat nilai signifikansi dari masing-masing variabel

independen. Kriteria ketentuan pada uji t ini yaitu dengan melihat

signifikansi pada taraf 0,05 maka apabila t hitung > ttabel maka H0 ditolak

(Terdapat pengaruh) dan sebaliknya jika t hitung < ttabel maka H0 diterima

(Tidak terdapat pengaruh). Tabel IV.8 berikut menjelaskan tentang

nilai signifikansi dari masing-masing variabel independen.

Tabel IV. 11
Hasil Uji t

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 2,192 ,918 2,291 ,024
INSENTIF ,237 ,106 ,243 2,232 ,028
KESADARAN ,050 ,103 ,058 ,848 ,629
DIGITALISASI ,831 ,125 ,594 6,661 ,000
a. Dependent Variable: KEPATUHAN
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 26, 2022.

Dari tabel hasil uji t diatas dapat diketahui bahwa hasil uji,
yaitu:

FEB Universitas MH. Thamrin


91

1) Insentif Pajak (X1)

Dari hasil perhitungan untuk uji t pada variabel insentif pajak

(X1) diperoleh thitung sebesar (2,232) dengan nilai signifikansi sebesar

(0,028).

Dasar pengambilan keputusan untuk variabel insentif pajak

(X1) sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh Insentif Pajak terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Wilayah Indramayu.

H1 : Terdapat pengaruh Insentif Pajak terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Wilayah Indramayu

Dengan menggunakan dasar keputusan seperti diatas,

diketahui berdasarkan tabel distribusi t dua sisi pada df = (N-K) atau

100-4 = 96 dengan α = 5% diperoleh nilai t tabel sebesar (1,98498).

Maka dapat disimpulkan nilai sig 0,028 < 0,05 dan nilai thitung (2,232)

> ttabel (1,98498), yang artinya menolak H0 dan menerima H1.

Sehingga hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa

terdapat pengaruh positif dan signifikan Insentif Pajak terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Wilayah Indramayu.

2) Tingkat Kesadaran Wajib Pajak

Dari hasil perhitungan untuk uji t pada variabel tingkat

kesadaran wajib pajak (X2) diperoleh thitung sebesar (0,848) dengan

nilai signifikan (0,629).

Dasar pengambilan keputusan untuk variabel tingkat

kesadaran wajib pajak (X2) sebagai berikut :

FEB Universitas MH. Thamrin


92

H0 : Tidak terdapat pengaruh Tingkat Kesadaran Wajib pajak

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Wilayah Indramayu.

H1 : Terdapat pengaruh Tingkat Kesadaran Wajib Pajak terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Wilayah Indramayu.

Dengan menggunakan dasar keputusan seperti diatas,

diketahui berdasarkan tabel distribusi t dua sisi pada df = (N-K) atau

100-4 = 96 dengan α = 5% diperoleh nilai t tabel sebesar (1,98498).

Maka dapat disimpulkan nilai sig 0,629 > 0,05 dan nilai thitung (0,484)

< ttabel (1,98498), yang artinya menolak H1 dan menerima H0.

Sehingga hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa tidak

terdapat pengaruh signifikan Tingkat Kesadaran Wajib Pajak

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Wilayah Indramayu.

3) Digitalisasi Sistem Perpajakan (X3)

Dari hasil perhitungan untuk uji t pada variabel digitalisasi

sistem perpajakan (X3) diperoleh thitung sebesar (6,661) dengan nilai

signifikansi sebesar (0,000).

Dasar pengambilan keputusan untuk variabel digitalisasi

sistem perpajakan (X3) sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh Digitalisasi Sistem Perpajakan terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Wilayah Indramayu.

H1 : Terdapat pengaruh Digitalisasi Sistem Perpajakan terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Wilayah Indramayu

FEB Universitas MH. Thamrin


93

Dengan menggunakan dasar keputusan seperti diatas,

diketahui berdasarkan tabel distribusi t dua sisi pada df = (N-K) atau

100-4 = 96 dengan α = 5% diperoleh nilai t tabel sebesar (1,98498).

Maka dapat disimpulkan nilai sig 0,000 < 0,05 dan nilai thitung (6,661)

> ttabel (1,98498), yang artinya menolak H0 dan menerima H1.

Sehingga hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan Digitalisasi Sistem Perpajakan

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Wilayah Indramayu.

c. Hasil Uji Simultan F

Uji f atau uji secara simultan merupakan suatu uji yang

digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independen)

secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat

(dependen). Kriteria ketentuan pada uji F ini yaitu jika nilai sig < 0,05

atau Fhitung > Ftabel maka terdapat pengaruh dan sebaliknya jika nilai sig

> 0,05 atau Fhitung < Ftabel maka tidak terdapat pengaruh. Hasil uji f dapat

dilihat pada tabel IV.9 dibawah ini :

Tabel IV. 12
Hasil Uji f

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 707,1475 3 235,825 74,102 ,000b
Residual 305,515 96 3,182
Total 1012,990 99
a. Dependent Variable: KEPATUHAN
b. Predictors: (Constant), DIGITALISASI, INSENTIF, KESADARAN
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 26, 2022.

FEB Universitas MH. Thamrin


94

Berdasarkan tabel IV.9 dari hasil perhitungan tersebut, dapat

diketahui bahwa hasil uji Fhitung sebesar 74,102 dengan nilai sig sebesar

0,000. Dasar pengambilan keputusan untuk uji F ini adalah sebagai

berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh Insentif Pajak, Tingkat Kepatuhan

Wajib Pajak dan Digitalisasi Sistem Perpajakan terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak di Wilayah Indramayu.

H1 : Terdapat pengaruh Insentif Pajak, Tingkat Kepatuhan Wajib

Pajak dan Digitalisasi Sistem Perpajakan terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak di Wilayah Indramayu.

Dengan menggunakan dasar keputusan seperti diatas, diketahui

berdasarkan Ftabel dengan df1 = k-1 =(4-1) = 3 dan df2 = n-k =(100-4)

= 96 dengan α = 0,05 atau 5% diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,70.

Maka dapat disimpulkan Fhitung (74,102) > Ftabel (2,70), yang artinya

menolak H0 dan menerima H1. Sehingga hipotesis keempat yang

diajukan bahwa terdapat pengaruh signifikan Insentif Pajak, Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak dan Digitalisasi Sistem Perpajakan terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak di Wilayah Indramayu.

d. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model yang terbentuk dalam variabel bebas

(independen) mampu menerangkan variasi dari variabel terikat

(dependen). Untuk mengetahui seberapa besar persentasenya dapat

FEB Universitas MH. Thamrin


95

dilihat pada tabel IV.10 berikut pada bagian Adjusted R Square yang

menunjukkan koefisien determinasi dari variabel independen:

Tabel IV. 13
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 ,836 ,698 ,689 1,784
a. Predictors: (Constant), DIGITALISASI, INSENTIF, KESADARAN
b. Dependent Variable: KEPATUHAN
Sumber : Hasil olah Data SPSS 26, 2022.

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) pada tabel

IV.10 diatas, maka diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,689

atau sebesar 68,9% artinya kemampuan variabel independen dalam

penelitian ini mempengaruhi variabel dependen sebesar 68,9% dan

sisanya 31,1% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak disertakan

dalam penelitian ini.

D. Pembahasan

1. Pengaruh Insentif Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

H1 = Terdapat pengaruh insentif pajak secara parsial terhadap kepatuhan

wajib pajak di wilayah Indramayu.

Hasil uji regresi secara parsial menunjukan ada pengaruh positif

insentif pajak secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di wilayah

Indramayu ditunjukan hasil uji t yang dilakukan diperoleh nilai t hitung

sebesar 2.232 dengan probabilitas sebesar 0.028 < 0.05.

FEB Universitas MH. Thamrin


96

Berdasarkan penelitian ini mengindikasikan bahwa 100 responden di

wilayah Indramayu menyatakan insentif pajak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di wilayah Indramayu. Hal ini

disebabkan karena semakin banyak insentif pajak yang dikeluarkan

(Insentif PPh 21 DTP, Insentif PPh 22 Impor DTP, Insentif Final DTP,

Insentif PPh Pasal 25 Angsuran, Insentif Pengembalian Pendahuluan PPN)

dan perpanjangan masa berlaku insentif tersebut (2020 – 2022) dapat

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Pernyataan diatas didukung dengan

data dari DJP bahwa setelah dikeluarkannya insentif pajak, kepatuhan

wajib pajak naik sebesar 6% dari 78% di 2020 menjadi 84% di 2021.

(Tommy, 2022). Juga berdasarkan data dari Menteri Keuangan RI Sri

Mulyani Indirawati mengatakan bahwa realisasi insentif pajak di tahun

2021 melebihi target yang telah dicanangkan yaitu sebesar 112,6% atau

sebesar Rp 62,32 Triliun. (Kurniati, 2022)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Salman Latief, Junaidin Zakaria dan Mapparenta (2020), Zuli Alfina dan

Nur Diana (2021) serta Dhita Tiara Susanto Putri (2021) yang meneliti

tentang “pengaruh insentif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak” yang

mengidentifikasikan bahwa Insentif Pajak memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan mengimplikasikan

Planned of Behavior Theory dimana niat seseorang untuk menjalankan

kepatuhan perpajakan didasarkan pada 3 (tiga) hal, yaitu perilaku, norma

subjektif dan kontrol perilaku. Pertama, perilaku wajib pajak sudah positif

dalam hal menjalankan kewajiban perpajakan ditambah distimulasi dengan

FEB Universitas MH. Thamrin


97

insentif pajak dari pemerintah maka meringankan wajib pajak di tengah

menjalankan kehidupan di masa pandemi. Kedua, dorongan aparatur pajak

dan peraturan yang berlaku juga akan menumbuhkan niat berperilaku patuh

wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya secara formal agar tetap

mendapatkan insentif pajak. Ketiga, persepsi kontrol perilaku dimana

dengan insentif pajak ini wajib pajak akan memiliki persepsi bahwa ketika

kewajiban pajak secara material berkurang wajib pajak hanya akan

menjalankan kewajiban pajak formal, dan hal itu lebih mudah bagi wajib

pajak dibandingkan dengan melakukan penghindaran pajak yang akan

menimbulkan masalah lebih lanjut terhadap wajib pajak (pencabutan

insentif pajak). Ketiga faktor diatas dapat memunculkan niat berperilaku

positif ke arah kepatuhan wajib pajak.

Selain itu, teori motivasi juga mengatakan bahwa kepatuhan wajib

pajak dapat dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu faktor intrinsik dan

ekstrinsik. Salah satu faktor ekstrinsik adalah insentif pajak. Untuk

mendorong kepatuhan wajib pajak dapat dibantu oleh tindakan dari

pemerintah dengan mengeluarkan insentif pajak, dimana jika wajib pajak

merasa dengan adanya insentif pajak, beban wajib pajak dapat terkurangi

maka wajib pajak akan senang hati menjalankan kewajiban pajak yang

lainnya seperti mendaftarkan diri sebagai wajib pajak dan melaporkan

pajaknya. Sehingga dalam penelitian ini H1 dapat diterima.

FEB Universitas MH. Thamrin


98

2. Tingkat Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib


Pajak

H2 = Tidak terdapat Pengaruh Tingkat Kesadaran Wajib Pajak secara

parsial terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Wilayah Indramayu.

Hasil uji regresi secara parsial menunjukan ada pengaruh tingkat

kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak di wilayah

Indramayu namun tidak signifikan ditunjukan hasil uji t yang dilakukan

diperoleh nilai thitung sebesar 0.484 dengan probabilitas sebesar 0.629 > 0.05.

Berdasarkan penelitian ini mengindikasikan bahwa dari 100

responden wajib pajak di wilayah Indramayu menyatakan tingkat kesadaran

wajib pajak tidak dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak di wilayah

Indramayu secara signifikan. Fenomena diatas dapat dijabarkan dengan

teori motivasi dari Frederick Herzberg bahwa individu ataupun kelompok

akan melakukan suatu tindakan dengan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

faktor dari dalam dan dari luar. Dalam penelitian ini kesadaran wajib pajak

merupakan contoh faktor intrinsik dari wajib pajak. Kesadaran wajib pajak

disini dapat mempengaruhi tindakan wajib pajak dalam melaksanakan

kewajiban perpajakannya, jadi semakin tinggi tingkat kesadaran wajib

pajak maka akan semakin tinggi tingkat kepatuhannya. Namun pendapat

dari reponden penelitian ini mereka memiliki sikap pesimisme terhadap

kinerja pemerintah dalam mengalokasi dan mendistribusi dana yang berasal

dari pajak. Sehingga ada sebagian wajib pajak yang justru memilih untuk

melakukan penghindaran pembayaran pajak. Dan juga masih banyak wajib

FEB Universitas MH. Thamrin


99

pajak yang kurang memahami fungsi pajak yaitu sebagai alat untuk

membantu negara dalam menyejahterakan rakyat. Hal tersebut

menyebabkan wajib pajak merasa bahwa membayar pajak merupakan hal

yang memberatkan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Adinda Elfon, Fitria Yaya Sonjaya dan Muhammad Ridhwansyah Pasolo

(2021), Nur Ghailina As’ari (2018) serta Aditya Nugraha, Rita Andini dan

Kharis Raharjo (2016) yang meneliti tentang “pengaruh kesadaran wajib

pajak terhadap kepatuhan wajib pajak” yang mengidentifikasikan bahwa

kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Namun, hasil penelitian ini motivasi wajib pajak di wilayah Indramayu

secara intrinsik (kesadaran wajib pajak) masih kurang dalam melaksanakan

kewajiban perpajakan dikarenakan sikap pesimisme wajib pajak terhadap

pendistribusian dan penyaluran dana yang berasal dari pajak. Sehingga

dalam penelitian ini H2 ditolak.

3. Digitalisasi Sistem Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib


Pajak

H3 = Terdapat Pengaruh Digitalisasi Sistem Perpajakan secara parsial

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Wilayah Indramayu.

Hasil uji regresi secara parsial menunjukan ada pengaruh positif

digitalisasi sistem perpajakan secara signifikan terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak di Wilayah Indramayu ditunjukan hasil uji t yang dilakukan diperoleh

nilai thitung sebesar 6.661 dengan probabilitas sebesar 0.000 < 0.05.

FEB Universitas MH. Thamrin


100

Berdasarkan penelitian ini mengindikasikan bahwa dari 100

responden wajib pajak di wilayah Indramayu menyatakan digitalisasi

sistem perpajakan dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak di wilayah

Indramayu. Hal ini dikarenakan adanya layanan digital yang ditawarkan

DJP membuat wajib pajak lebih efektif dan efisien dalam menjalankan

kewajiban perpajakannya. Selain mempermudah wajib pajak, dengan

adanya sistem digital ini membuat wajib pajak percaya terhadap sistem

yang dibuat DJP karena wajib pajak melaksanakan sendiri kewajibannya

mulai dari mendaftarkan diri menjadi wajib pajak, (e-Registration),

membayar pajak (e-Billing) dan melaporkan pajak (e-Filing) tanpa adanya

campur tangan pihak lain. Ditambah dengan fitur single login yang

mengintegrasikan semua layanan digital itu menjadi satu kali login saja.

Hal tersebut dibuktikan dalam Siaran Nomor SP – 12/2021, DJP

menginformasikan bahwa sampai pada 31 maret 2021 pelaporan SPT

Tahunan wajib pajak telah memasuki angka 11,3 juta baik dilaporkan oleh

wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan. Pelaporan SPT

Tahunan ini naik dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai angka 8,6

juta SPT Tahunan, dimana terjadi kenaikan sebesar 26,1% atau sebanyak

2,2 juta SPT. DJP mengatakan peningkatan ini berasal dari pelaporan

menggunakan layanan digital pajak.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Wahyu Eko Priyanto (2021),

Nadia Qurrota Aini dan Nunung Nurhayati (2022) serta Yunaldi Ermanis,

Adriyanti Agustina Putri dan Nadia Fathurrahmi Lawita (2021) yang

meneliti tentang “pengaruh digitalisasi sistem perpajakan terhadap

FEB Universitas MH. Thamrin


101

kepatuhan wajib pajak” yang mengidentifikasikan bahwa digitalisasi sistem

perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak. Sejalan dengan Planned Of Behavior Theory yang menerangkan

bahwa tindakan wajib pajak didahului dengan meneliti dan mengevaluasi

terlebih dahulu, apakah tindakan yang akan dilakukan dapat memberikan

manfaat atau sebaliknya,maka dari itu wajib pajak akan memastikan bahwa

pajak yang dibayarkannya akan aman dan dapat membantu mendorong

pembangunan nasional dengan sistem yang telah terdigitalisasi. Ketika

wajib pajak sudah memastikan bahwa tindakannya dapat menguntungkan,

maka wajib pajak akan mengumpulkan niat untuk melaksanakan kewajiban

perpajakannya dengan sistem yang telah terdigitalisasi. Teori motivasi juga

menerangkan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor salah

satunya adalah faktor pemeliharaan (ekstrinsik) dimana dengan tersedianya

sistem digital yang dapat diakses dimana-mana, mudah, aman dan

terpercaya yang telah disediakan oleh pemerintah dapat membantu

mendorong wajib pajak untuk meningkatkan kepatuhan pajaknya.

Ditambah dimasa pandemi mobilitas wajib pajak terhambat namun dari sisi

kewajiban pajak harus tetap ditunaikan maka menjadikan wajib pajak sadar

akan kehadiran dari sistem digital untuk tetap melaksanakan kewajiban

perpajakannya ditengah keterbatasan selama pandemi berlangsung.

Sehingga dalam penelitian ini H3 dapat diterima.

FEB Universitas MH. Thamrin


102

4. Pengaruh Insentif Pajak, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak dan


Digitalisasi Sistem Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak

H4 = Terdapat Pengaruh Insentif Pajak, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak dan

Digitalisasi Sistem Perpajakan secara simultan terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak di Wilayah Indramayu.

Variabel insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak dan digitalisasi

sistem perpajakan secara simultan memiliki pengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak di Wilayah Indramayu. Dapat dilihat dalam hasil perhitungan

uji Fhitung (74,102) > Ftabel (2,70), nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05, hal

ini menunjukan bahwa pergerakan naik turunnya nilai insentif pajak,

tingkat kesadaran wajib pajak dan digitalisasi sistem perpajakan sangat

mempengaruhi naik turunnya kepatuhan wajib pajak. Sehingga dalam

penelitian ini H4 dapat diterima.

FEB Universitas MH. Thamrin


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil mengenai pengaruh insentif pajak,

tingkat kesadaran wajib pajak dan digitalisasi sistem perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak di wilayah Indramayu adalah sebagai berikut :

1. Variabel insentif pajak secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di wilayah Indramayu

2. Variabel tingkat kesadaran wajib pajak secara parsial berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di wilayah

Indramayu

3. Variabel digitalisasi sistem perpajakan secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di wilayah

Indramayu

4. Secara simultan variabel insentif pajak, tingkat kesadaran wajib pajak

dan digitalisasi sistem perpajakan berpengaruh signifikan sebesar

68,9% terhadap kepatuhan wajib pajak sedangkan sisanya sebesar

31,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

102

FEB Universitas MH. Thamrin


103

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa saran

yang diberikan peneliti yaitu sebagai berikut :

1. Bagi peneliti selanjutnya

Memperluas populasi penelitian sehingga penelitian dapat

bersifat general dan menambah variabel independen lain yang

memungkinkan dapat mempengaruhi variabel kepatuhan wajib pajak

seperti kualitas pelayanan pajak, pengaruh sanksi, pengetahuan wajib

pajak dan lain sebagainya.

2. Bagi pemerintah

Penelitian ini mengindikasikan bahwa tingkat kesadaran wajib

pajak berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kepatuhan

wajib pajak. Langkah yang harus diambil aparatur pajak adalah

dengan melakukan sosialisasi pemahaman pajak guna meningkatkan

kesadaran wajib pajak agar angka kepatuhan wajib pajak meningkat.

Sosialisasi ini dapat dibuat semenarik mungkin agar dapat dinikmati

oleh semua kalangan. Seperti dengan memanfaatkan media sosial

yang sedang banyak dinikmati oleh masyarakat dengan memberikan

edukasi melalui konten audio visual yang dapat menarik calon wajib

pajak baru dan lebih meningkatkan kepatuhan wajib pajak lama.

FEB Universitas MH. Thamrin


104

3. Bagi wajib pajak

Dengan adanya penelitian ini bisa membuka data bahwa

kepatuhan wajib pajak di wilayah Indramayu masih rendah,

dikarenakan kurangnya kesadaran wajib pajak dalam menjalankan

kewajibannya. Maka dari itu peneliti menyarankan untuk wajib pajak

dikenakan sanksi atau denda yang dapat membuatnya jera melakukan

tindakan pelanggaran kewajiban perpajakan.

FEB Universitas MH. Thamrin


DAFTAR PUSTAKA

Abrar, R. (2019). Analisa Atas Peningkatan Kepatuhan Pajak Melalui


Peningkatan Kesadaran Wajib Pajak Dan Kepatuhan Hukum Atas Sanksi
Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Subang).
Ariska Devi Nurkumalasari, Supri Wahyudi Utomo, N. W. S. (2020). FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL
KOTA MADIUN. https://doi.org/10.2307/3615019
Atarwaman, R. J. D. (2020). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak Dan
Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Jurnal Akuntansi, 6(1), 39–51.
Badan Pusat Statistik. (2021).
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/02/05/1811/ekonomi-indonesia-
2020-turun-sebesar-2-07-persen--c-to-c-.html
Cindy, J., & Yenni, M. (2013). Pengaruh kesadaran wajib pajak, kualitas
pelayanan fiskus , sanksi perpajakan, lingkungan wajib pajak berada
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Surabaya. Tax &
Accounting Review, 1, 51.
Dewinta, R. M. (2012). PERSETUJUAN SKRIPSI.
Djajdiningrat. (2014). Perpajakan Indonesia. Jakarta-Salemba Empat.
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2014_2_747_Bab2.pd
f
DJP. (n.d.). Fungsi Pajak | Direktorat Jenderal Pajak. Retrieved May 18, 2022,
from https://www.pajak.go.id/id/fungsi-pajak
Erica, D., Vidada, I. A., Hoiriah, & Saridawati. (2020). Prosedur Penghitungan
Insentif PPh Pasal 21 Pada Saat Pandemi Covid-19 Di Indonesia. Jurnal
Ekonomi & Manajemen Universitas Bina Sarana Informatika, 18(2), 139–
146. https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/perspektif/article/view/8428
Ermawati, N. (2018). Dynamic Website for Developing Accounting System
Informastion View project Financial Management View project.
https://doi.org/10.33747/stiesmg.v10i1.89
Ghozali. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.
Cetakan III. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Mulyono.
https://bbs.binus.ac.id/management/2019/12/analisis-uji-asumsi-klasik/
Gumiwang, R. (2020a). Cara Mendaftar NPWP Secara Online Melalui e-Reg.
NewsDDTC.https://news.ddtc.co.id/cara-mendaftar-npwp-secara-online-
melalui-e-reg-20227
Gumiwang, R. (2020b). Cara Mudah Membayar Pajak Melalui e-Billing. DDTC
News.https://news.ddtc.co.id/cara-mudah-membayar-pajak-melalui-e-billing-
20029

Herzberg’s, F. (n.d.). (99+) TEORI MOTIVASI DUA FAKTOR Frederick


Herzberg’s Theory | Bestari Nugroho - Academia.edu. Bestari Nugroho.
RetrievedMay18,2022,from
https://www.academia.edu/9827327/TEORI_MOTIVASI_DUA_FAKTOR_
Frederick_Herzbergs_Theory
Kemenkeu. (2021). PMK 86/PMK.03/2021. JDIH Kemenkeu.
https://jdih.kemenkeu.go.id/in/404
Kurniati, D. (2022). sepanjang-2021-realisasi-insentif-perpajakan-capai-rp6832-
triliun-35807.
Latief, S., Junaidin Zakaria, & Mapparenta. (2020). Pengaruh kepercayaan kepada
pemerintah, kebijakan insentif pajak dan manfaat pajak terhadap kepatuhan
wajib pajak. Jurnal Analisa Akuntansi Dan Perpajakan, 3(3), 271–289.
http://jurnal.fe.umi.ac.id/index.php/CESJ/article/view/581/425
Muliari, N. K., & Setiawan, P. E. (2011). Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi
Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib
Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.
Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 6(1), 1–23.
Nur, M. (2018). Pengaruh kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak diKPP Pratama Makassar Utara. Journal
Pengembangan Sumber Daya Insani, 3(2), 354–362.
www.journal.unismuh.ac.id/perspektif
OnlinePajak. (2018a). Mengenal 3 Jenis Jenis Pajak, Perbedaan & Contohnya.
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/pengelompokan-jenis-
jenis-pajak-dan-penjelasannya
OnlinePajak. (2018b). Pengertian Wajib Pajak Berdasarkan UU KUP.
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/pengertian-wajib-pajak
Prasetyo, D. F. (2021). Pengaruh Insentif Pajak Dan Kualitas Pelayanan Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Masa Pandemi. Perbanas.
http://eprints.perbanas.ac.id/7707/16/BAB II.pdf
Pratiwi, C. M. (2020). Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Dengan Pemahaman Internet Sebagai Variabel Pemoderasi Pada
Kpp Pratama Klaten Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta, 3(2), 356–369.
https://www.metis2020.com/wp-content/uploads/METIS_D1.4_v3.pdf
%0Ahttps://www.metis2020.com/documents/deliverables/index.html
%0Ahttps://www.metis2020.com/metis-deliverables-d1-4-d2-4-d3-3-d4-3-
d6-5-and-d7-3-were-completed-in-february-2015/index.html%0Ahttp
Putri, R. K. (2022). PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, DIGITALISASI
LAYANAN PAJAK DAN KEBIJAKAN INSENTIF PAJAK TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI MASA PANDEMI
COVID-19 (Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar di KPP
Pratama Malang Utara). http://repository.stie-mce.ac.id/1626/3/3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.pdf
Rahayu, S., & Lingga, I. S. (2018). Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi, 1(2), 119–
138. https://doi.org/10.31955/mea-vol2.iss3.pp84-108
Rahmawati, M. (2020). Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Jumlah
Kepemilikan NPWP Sebagai Determinasi Penerimaan Pajak Penghasilan
Orang Pribadi (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Soreang Periode 2015-2019).
Rani, M. (2018). Keuntungan Menjadi WP Patuh dalam Restitusi Pajak. Online
Pajak. https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/wp-patuh
Redaksi, Ddtcn. (2019). Tata Cara Melapor SPT Tahunan Lewat E-Filing. DDTC
News. https://news.ddtc.co.id/tata-cara-melapor-spt-tahunan-lewat-e-filing-
15276
Riyanti, E., Praja, Y. 1, Saputra, H., Mahasiswa, 2, Muhammadiyah, U., Timur, K.,
Samarinda, K., Timur, I., & Pembimbing, D. (n.d.). Pengaruh Layanan
Pajak Online terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pribadi (Studi Empiris pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Samarinda) The Effectof Online Tax
Services on Personal Taxpayer Compliance (Empirical Study in Samarinda
TaxOffice).
Rizkiyah, F. A. (2020). PERANAN MOTIVASI, KEWAJIBAN MORAL DAN
PEMAHAMAN PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI - UMG REPOSITORY. http://eprints.umg.ac.id/4140/
Safitri, S. R. M. (2021). Efektivitas insentif pajak UMKM terhadap kepatuhan
wajib pajak di masa pandemi covid19 pada wilayah KPP Pratama Malang
Utara. Eprints.Umm.Ac.Id. https://eprints.umm.ac.id/84309/3/BAB II.pdf
Setia Ningsih, S., Adhi Widyowati, L., & Mardiana. (2021). Pengaruh Sikap dan
Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak Dalam Pemanfaatan
Insentif Pajak UMKM dengan Pengetahuan Pajak Sebagai Variabel
Moderasi Di PT PNM Kota Tangerang. Jurnal Multidisiplin Madani, 1(2),
83–92. https://doi.org/10.54259/mudima.v1i2.128
Siamena, E., Sabijono, H., & Warongan, J. D. . (2017). Pengaruh Sanksi
Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi Di Manado. Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi, 12(2),
917–927. https://doi.org/10.32400/gc.12.2.18367.2017
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Tan, R., Hizkiel, Y. D., Firmansyah, A., & Trisnawati, E. (2021). Kepatuhan
Wajib Pajak Di Era Pandemi Covid 19 : Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan
Perpajakan, Peraturan Perpajakan. Educoretax, 1(3), 208–218.
https://doi.org/10.54957/educoretax.v1i3.35
Tommy. (2022). Realisasi Kepatuhan Pajak 2021 84% tapi Target 2022 Hanya
80%.Pajakku.https://www.pajakku.com/read/6226e20ea9ea8709cb1895e7/
Realisasi-Kepatuhan-Pajak-2021-84-Persen-tapi-Target-2022-Hanya-80-
Persen
Wardhani, R. S., Yogama, E. A., & Winiati, E. (2020). Pengaruh Kebijakan
Insentif Pajak, Digitalisasi Pajak, dan Kepercayaan Kepada Pemerintah
Terhadap Penanganan Dampak Covid-19. Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 1–
17.
Widarjono. (2016). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya.
Winardi. (n.d.). SEKILAS TENTANG INSENTIF PAJAK. Binus University.
Retrieved May 18, 2022, from
https://business-law.binus.ac.id/2016/10/17/sekilas-tentang-insentif-pajak/
Yusuf. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan -
Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd. - Google Buku.
https://books.google.co.id/books?id=RnA-
DwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false
Zolt. (2021). Apa Itu Insentif Pajak? DDTC News. https://news.ddtc.co.id/apa-itu-
insentif-pajak-34912
LAMPIRAN

A. Kuesioner

PETUNJUK PENGISIAN
Daftar pertanyaan ini terdiri dari 4 variabel, yaitu :
1) Insentif Pajak;
2) Tingkat Kesadaran Wajib Pajak;
3) Digitalisasi Sistem Perpajakan;
4) Kepatuhan Wajib Pajak.

 Partisipasi Bapak/Ibu untuk menjawab setiap kuesioner secara


objektif dalam pengisian kuesioner ini sangat saya hargai.
 Jawaban yang Bapak/Ibu berikan tidak berkaitan dengan penilaian
diri Bapak/Ibu, karena kuesioner ini digunakan semata-mata untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan.
 Saya mohon Bapak/Ibu agar dapat mengisi kuesioner ini.
 Atas partisipasi Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Penilaian Untuk Pengukuran dibawah ini :


Sangat Setuju =5
Setuju =4
Netral =3
Tidak Setuju =2
Sangat Tidak Setuju = 1

DESKRIPSI RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Apakah saudara/i memiliki NPWP :
KUESIONER

1. Insentif Pajak
Jawaban atas pertanyaan berikut ini dapat digunakan untuk
menjelaskan pengaruh insentif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak :

No Pertanyaan SS S N TS STS
Menurut Saudara/i, pemberian
insentif di masa pandemi Covid-19
1
merupakan tindakan yang sangat
tepat diambil oleh pemerintah
Menurut Saudara/i, Dengan adanya
insentif pajak akan meningkatkan
2
kemampuan belanja masyarakat
Indonesia
Syarat dan ketentuan mengenai
3 perolehan insentif pajak mudah
dipahami wajib pajak
Dengan adanya insentif pajak, dapat
4 membuat wajib pajak merasa
termotivasi untuk membayar pajak
2. Kesadaran Wajib Pajak
Jawaban atas pertanyaan berikut ini dapat digunakan untuk
menjelaskan pengaruh tingkat kesadaran wajib pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak.

No Pertanyaan SS S N TS STS
Melaksanakan Kewajiban
Perpajakan (menghitung,menyetor
1
dan melapor) secara sukarela tanpa
paksaan fiskus
Pajak adalah iuran kepada Negara
2 untuk memelihara kesejahteraan
masyarakatnya
Saya Memahami Pentingnya Pajak
3
Bagi Pembangunan Nasional
Pajak merupakan kewajiban bagi
4
tiap warga negara

3. Digitalisasi Sistem Perpajakan


Jawaban atas pertanyaan berikut ini dapat digunakan untuk
menjelaskan pengaruh digitalisasi sistem perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak

No Pertanyaan SS S N TS STS
Dengan adanya produk digital
1 tersebut, semakin menyederhanakan
prosedur pelayanan dan pemeriksaan
Menurut Saudara/i, Dengan adanya
sistem perpajakan yang digital
2
semakin memudahkan wajib
pajakkesejahteraan masyarakatnya
3 Produk Digital sebagai alat
pengawasan dan kepatuhan wajib
pajak

4. Kepatuhan Wajib Pajak


Pernyataan Dibawah Ini Akan Mencerminkan Sikap Patuh Terhadap
Kewajiban Perpajakan Para Wajib Pajak

No Pertanyaan SS S N TS STS
Tidak Melakukan
1 Penunggakan atau Berusaha
Merugikan Negara
Saya Selalu Membayar
2 Kewajiban Perpajakan Tepat
Waktu
Saya Selalu Mengisi SPT
(Surat Pemberitahun) Sesuai
3
Dengan Peraturan Perundang-
Undangan
Saya Selalu Melaporkan SPT
4 (Surat Pemberitahun) Tepat
Waktu
B. Tabulasi Data Penelitian

Tabulasi data Insentif Pajak

Insentif Pajak
No Total
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4
1 3 3 3 4 13
2 3 4 4 3 14
3 3 2 3 1 9
4 4 4 4 4 16
5 3 3 2 2 10
6 3 2 3 2 10
7 2 1 2 1 6
8 4 4 4 4 16
9 3 3 3 3 12
10 2 5 2 2 11
11 3 3 3 3 12
12 4 4 3 3 14
13 5 5 3 3 16
14 4 4 3 3 14
15 4 3 3 4 14
16 2 4 3 3 12
17 4 4 4 4 16
18 3 4 4 3 14
19 4 4 3 3 14
20 4 4 4 4 16
21 2 2 2 2 8
22 3 3 3 3 12
23 4 4 2 4 14
24 1 4 2 1 8
25 2 2 2 2 8
26 2 3 4 3 12
27 4 4 4 4 16
28 3 3 4 4 14
29 3 3 2 2 10
30 4 4 4 4 16
31 4 3 3 4 14
32 4 4 4 3 15
33 5 5 3 5 18
34 3 2 3 2 10
35 4 4 4 4 16
36 4 4 4 4 16
37 4 4 4 4 16
38 5 5 5 5 20
39 4 4 4 3 15
40 5 5 4 5 19
41 2 2 2 2 8
42 4 5 4 4 17
43 5 5 5 5 20
44 3 2 3 2 10
45 4 4 4 4 16
46 2 4 3 2 11
47 5 5 3 4 17
48 3 3 4 4 14
49 2 2 2 2 8
50 2 4 3 3 12
51 3 3 2 3 11
52 4 3 3 4 14
53 4 4 4 4 16
54 4 4 4 4 16
55 4 4 3 3 14
56 3 2 2 2 9
57 4 4 3 3 14
58 2 3 4 3 12
59 5 5 3 5 18
60 4 4 4 4 16
61 3 3 3 3 12
62 5 5 5 5 20
63 3 3 3 4 13
64 4 4 3 3 14
65 3 3 2 2 10
66 4 4 4 4 16
67 3 3 3 3 12
68 3 2 2 2 9
69 3 3 2 2 10
70 4 4 4 4 16
71 3 3 3 2 11
72 4 3 5 3 15
73 4 4 4 4 16
74 4 4 4 4 16
75 2 4 2 2 10
76 4 5 3 3 15
77 5 5 5 3 18
78 4 5 3 3 15
79 5 4 3 2 14
80 5 5 5 5 20
81 3 4 3 2 12
82 3 3 4 2 12
83 4 4 4 4 16
84 4 3 3 3 13
85 2 2 3 3 10
86 5 5 5 5 20
87 2 2 2 2 8
88 5 5 5 5 20
89 2 3 4 3 12
90 5 5 5 5 20
91 4 4 4 4 16
92 3 2 3 2 10
93 4 4 4 4 16
94 2 4 4 3 13
95 4 4 4 4 16
96 5 5 4 4 18
97 4 4 4 4 16
98 4 5 3 3 15
99 3 3 3 4 13
100 4 4 4 4 16
Tabulasi data Tingkat Kesadaran Wajib Pajak

Tingkat Kesadaran Wajib Pajak


No Total
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4
1 4 3 3 3 13
2 2 2 1 4 9
3 3 1 2 2 8
4 4 4 4 4 16
5 3 2 3 4 12
6 2 1 1 3 7
7 2 1 2 1 6
8 4 4 4 4 16
9 3 3 3 3 12
10 2 2 2 4 10
11 3 3 3 3 12
12 4 3 3 4 14
13 5 2 2 5 14
14 4 3 3 4 14
15 4 3 3 4 14
16 4 3 3 4 14
17 4 3 3 3 13
18 2 2 1 4 9
19 4 4 4 4 16
20 4 4 4 4 16
21 2 2 2 2 8
22 3 3 3 3 12
23 3 2 2 2 9
24 4 1 1 1 7
25 3 2 2 2 9
26 3 3 3 2 11
27 4 4 4 4 16
28 4 3 4 3 14
29 2 3 3 2 10
30 5 5 5 5 20
31 4 3 3 5 15
32 4 3 3 4 14
33 5 4 4 5 18
34 3 3 3 4 13
35 4 3 4 4 15
36 4 3 3 4 14
37 4 4 3 2 13
38 5 5 5 5 20
39 3 3 3 4 13
40 5 4 3 5 17
41 2 2 2 2 8
42 4 3 2 5 14
43 5 5 5 5 20
44 2 1 1 3 7
45 4 4 4 4 16
46 5 2 2 5 14
47 5 3 3 3 14
48 4 3 3 4 14
49 3 2 2 2 9
50 4 3 3 4 14
51 4 5 4 5 18
52 4 3 3 4 14
53 4 3 3 3 13
54 4 4 4 4 16
55 4 3 3 4 14
56 3 3 3 3 12
57 4 3 3 4 14
58 3 3 3 3 12
59 5 3 5 3 16
60 4 4 4 4 16
61 3 3 3 3 12
62 5 5 5 5 20
63 4 3 3 3 13
64 3 4 4 4 15
65 3 2 3 4 12
66 4 4 4 4 16
67 3 3 3 3 12
68 3 2 3 2 10
69 3 3 3 2 11
70 4 3 3 4 14
71 4 2 2 4 12
72 5 5 4 3 17
73 4 4 4 2 14
74 4 4 4 5 17
75 4 2 2 3 11
76 4 3 3 3 13
77 5 3 3 5 16
78 5 3 3 5 16
79 5 3 4 1 13
80 5 5 5 5 20
81 3 4 3 3 13
82 3 3 2 2 10
83 4 4 4 4 16
84 4 3 4 3 14
85 3 3 2 3 11
86 5 5 5 5 20
87 2 2 2 2 8
88 5 5 5 5 20
89 3 3 3 2 11
90 5 5 5 5 20
91 4 4 4 4 16
92 3 3 3 2 11
93 5 5 5 5 20
94 4 4 4 3 15
95 4 4 4 4 16
96 5 5 5 5 20
97 4 4 4 4 16
98 5 3 4 5 17
99 4 4 4 4 16
100 4 4 4 2 14

Tabulasi Digitalisasi Sistem Perpajakan


Tingkat Kesadaran Wajib Pajak
No Total
X3.1 X3.2 X3.3
1 3 3 4 10
2 3 3 4 10
3 3 3 2 8
4 4 4 4 12
5 3 3 5 11
6 3 3 3 9
7 2 2 2 6
8 4 4 4 12
9 3 3 3 9
10 4 2 3 9
11 3 3 3 9
12 4 4 4 12
13 5 5 5 15
14 4 3 4 11
15 2 3 4 9
16 4 3 4 11
17 5 5 5 15
18 3 3 4 10
19 4 4 4 12
20 4 4 4 12
21 3 5 3 11
22 3 3 3 9
23 2 4 2 8
24 3 3 4 10
25 3 4 3 10
26 4 3 3 10
27 4 4 4 12
28 4 3 4 11
29 3 4 3 10
30 4 4 4 12
31 4 4 4 12
32 4 4 4 12
33 5 4 5 14
34 3 3 2 8
35 4 4 4 12
36 4 4 4 12
37 3 3 3 9
38 5 5 5 15
39 4 4 4 12
40 5 5 5 15
41 3 5 3 11
42 5 5 5 15
43 5 5 5 15
44 3 3 3 9
45 4 4 4 12
46 4 4 5 13
47 5 5 5 15
48 4 3 4 11
49 3 4 3 10
50 4 3 4 11
51 4 5 5 14
52 2 3 4 9
53 4 3 3 10
54 4 4 4 12
55 4 3 4 11
56 3 3 3 9
57 4 4 4 12
58 3 3 3 9
59 5 5 5 15
60 4 4 4 12
61 3 3 3 9
62 5 5 5 15
63 3 3 4 10
64 3 4 3 10
65 3 3 4 10
66 4 4 4 12
67 3 3 3 9
68 2 3 2 7
69 2 4 3 9
70 4 4 4 12
71 4 4 4 12
72 4 5 3 12
73 4 4 4 12
74 5 4 5 14
75 4 2 3 9
76 4 4 4 12
77 5 5 5 15
78 5 5 5 15
79 2 2 3 7
80 5 5 5 15
81 3 3 3 9
82 3 2 3 8
83 4 3 4 11
84 4 4 4 12
85 3 3 4 10
86 5 5 5 15
87 2 2 2 6
88 5 5 5 15
89 4 3 3 10
90 5 5 5 15
91 4 4 4 12
92 4 5 3 12
93 4 4 4 12
94 5 4 3 12
95 4 4 4 12
96 5 5 5 15
97 4 4 4 12
98 5 5 5 15
99 4 4 4 12
100 4 4 4 12

Tabulasi Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan Wajib Pajak


No Total
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4
1 4 3 3 3 13
2 2 2 1 4 9
3 3 1 2 2 8
4 4 4 4 4 16
5 3 2 3 4 12
6 2 1 1 3 7
7 2 1 2 1 6
8 4 4 4 4 16
9 3 3 3 3 12
10 2 2 2 4 10
11 3 3 3 3 12
12 4 3 3 4 14
13 5 2 2 5 14
14 4 3 3 4 14
15 4 3 3 4 14
16 4 3 3 4 14
17 4 3 3 3 13
18 2 2 1 4 9
19 4 4 4 4 16
20 4 4 4 4 16
21 2 2 2 2 8
22 3 3 3 3 12
23 3 2 2 2 9
24 4 1 1 1 7
25 3 2 2 2 9
26 3 3 3 2 11
27 4 4 4 4 16
28 4 3 4 3 14
29 2 3 3 2 10
30 5 5 5 5 20
31 4 3 3 5 15
32 4 3 3 4 14
33 5 4 4 5 18
34 3 3 3 4 13
35 4 3 4 4 15
36 4 3 3 4 14
37 4 4 3 2 13
38 5 5 5 5 20
39 3 3 3 4 13
40 5 4 3 5 17
41 2 2 2 2 8
42 4 3 2 5 14
43 5 5 5 5 20
44 2 1 1 3 7
45 4 4 4 4 16
46 5 2 2 5 14
47 5 3 3 3 14
48 4 3 3 4 14
49 3 2 2 2 9
50 4 3 3 4 14
51 4 5 4 5 18
52 4 3 3 4 14
53 4 3 3 3 13
54 4 4 4 4 16
55 4 3 3 4 14
56 3 3 3 3 12
57 4 3 3 4 14
58 3 3 3 3 12
59 5 3 5 3 16
60 4 4 4 4 16
61 3 3 3 3 12
62 5 5 5 5 20
63 4 3 3 3 13
64 3 4 4 4 15
65 3 2 3 4 12
66 4 4 4 4 16
67 3 3 3 3 12
68 3 2 3 2 10
69 3 3 3 2 11
70 4 3 3 4 14
71 4 2 2 4 12
72 5 5 4 3 17
73 4 4 4 2 14
74 4 4 4 5 17
75 4 2 2 3 11
76 4 3 3 3 13
77 5 3 3 5 16
78 5 3 3 5 16
79 5 3 4 1 13
80 5 5 5 5 20
81 3 4 3 3 13
82 3 3 2 2 10
83 4 4 4 4 16
84 4 3 4 3 14
85 3 3 2 3 11
86 5 5 5 5 20
87 2 2 2 2 8
88 5 5 5 5 20
89 3 3 3 2 11
90 5 5 5 5 20
91 4 4 4 4 16
92 3 3 3 2 11
93 5 5 5 5 20
94 4 4 4 3 15
95 4 4 4 4 16
96 5 5 5 5 20
97 4 4 4 4 16
98 5 3 4 5 17
99 4 4 4 4 16
100 4 4 4 2 14

C. Hasil Uji Statistik SPSS 26

1. Hasil Uji Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INSENTIF 100 6 20 13.83 3.275
KESADARAN 100 6 20 13.76 3.397
DIGITALISASI 100 6 15 11.34 2.288
KEPATUHAN 100 8 20 15.49 3.199
Valid N (listwise) 100

2. Hasil Uji Validitas


a. Hasil Uji Validitas Insentif Pajak

Correlations
INSENTIF INSENTIF INSENTIF INSENTIF INSENTIF
Pearson Correlation 1 ,674** ,583** ,717** ,872**
INSENTIF Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Pearson Correlation ,674** 1 ,541** ,633** ,835**
INSENTIF Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Pearson Correlation ,583** ,541** 1 ,704** ,817**
INSENTIF Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Pearson Correlation ,717** ,633** ,704** 1 ,896**
INSENTIF Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Pearson Correlation ,872** ,835** ,817** ,896** 1
INSENTIF Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

b. Hasil Uji Validitas Tingkat Kesadaran Wajib Pajak

Correlations
KESADARAN KESADARAN KESADARAN KESADARAN KESADARAN
**
Pearson Correlation 1 ,628 ,670** ,572** ,837**
KESADARAN Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Pearson Correlation ,628** 1 ,883** ,520** ,897**
KESADARAN Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Pearson Correlation ,670** ,883** 1 ,449** ,885**
KESADARAN Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Pearson Correlation ,572** ,520** ,449** 1 ,764**
KESADARAN Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Pearson Correlation ,837** ,897** ,885** ,764** 1
KESADARAN Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
c. Hasil Uji Validitas Digitalisasi Sistem Perpajakan

Correlations
DIGITALISASI DIGITALISASI DIGITALISASI DIGITALISASI
DIGITALISASI Pearson Correlation 1 ,677** ,754** ,913**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
Pearson Correlation ,677** 1 ,616** ,862**
DIGITALISASI Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
Pearson Correlation ,754** ,616** 1 ,888**
DIGITALISASI Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
Pearson Correlation ,913** ,862** ,888** 1
DIGITALISASI Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

d. Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak

Correlations
KEPATUHAN KEPATUHAN KEPATUHAN KEPATUHAN KEPATUHAN
**
Pearson Correlation 1 ,808 ,618** ,741** ,877**
KEPATUHAN Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Pearson Correlation ,808** 1 ,864** ,880** ,966**
KEPATUHAN Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Pearson Correlation ,618** ,864** 1 ,813** ,889**
KEPATUHAN Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Pearson Correlation ,741** ,880** ,813** 1 ,934**
KEPATUHAN Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Pearson Correlation ,877** ,966** ,889** ,934** 1
KEPATUHAN Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

3. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas
Cronbach Kondisi Ket
Alpha
Insentif Pajak 0,878 > 0.60 Reliabel
Tingkat Kesadaran
0,863 > 0.60 Reliabel
Wajib Pajak
Digitalisasi Sistem
0,866 > 0.60 Reliabel
Perpajakan

4. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean 54.42
Std. Deviation 11.029
Most Extreme Differences Absolute .087
Positive .087
Negative -.052
Test Statistic .087
Asymp. Sig. (2-tailed) .057c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Hasil Uji Normalitas menggunakan Grafik Normal Probability


Plot

5. Hasil Uji Multikolinieritas


Coefficientsa
Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF


1 (Constant)
INSENTIF ,266 3,760
KESADARAN ,261 3,825
DIGITALISASI ,394 2,536
a. Dependent Variable: KEPATUHAN

6. Hasil Uji Heteroskedastisitas

7. Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,102 ,918 2,291 ,024
INSENTIF ,237 ,106 ,243 2,232 ,028
KESADARAN ,050 ,103 ,058 ,848 ,629
DIGITALISASI ,831 ,125 ,594 6,661 ,000
a. Dependent Variable: KEPATUHAN

8. Hasil Uji Model Regresi

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 707,475 3 235,825 74,102 ,000b
Residual 305,515 96 3,182
Total 1012,990 99
a. Dependent Variable: KEPATUHAN
b. Predictors: (Constant), INSENTIF, KESADARAN, DIGITALISASI

9. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,836a ,698 ,689 1,784
a. Predictors: (Constant), INSENTIF, KESADARAN, DIGITALISASI
b. Dependent Variable: KEPATUHAN
Adinda Auliya_S1 AK_SS_2022_Analisis Pengaruh Insentif Pajak,
Tingkat Kesadaran Wajib Pajak dan Digitalisasi Sistem Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Di Wilayah Indramayu)

Submission date: 27-May-2022 10:34AM (UTCby Adinda Auliya+0700)


Submission ID: 1845048184
File name: a_Nurul_Auliya-3022181116_-plagiarisme_-_Adindanurul_Auliya.docx (318.59K)
Word count: 10103
Character count: 64528
Adinda Auliya_S1 AK_SS_2022_Analisis Pengaruh Insentif
Pajak, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak dan Digitalisasi Sistem
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Di
Wilayah Indramayu)
ORIGINALITY REPORT

8 %
SIMILARITY INDEX
8%
INTERNET SOURCES
6%
PUBLICATIONS
0%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

journal.lppmunindra.ac.id
1 Internet Source 5%
www.scribd.com
2 Internet Source 2%
ojs.ekuitas.ac.id
3 Internet Source 2%
Exclude quotes Off Exclude matches < 2%
Exclude bibliography On

Anda mungkin juga menyukai