Anda di halaman 1dari 109

PENGARUH PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL

TERHADAP HARGA SAHAM


(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di BEI Tahun 2018-2020)

SKRIPSI

MUHAMMAD IHSAN
NIM: 105731138718

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2022
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN:

PENGARUH PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL


TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di BEI Tahun 2018-2020)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:

MUHAMMAD IHSAN
105731138718

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Akuntansi Pada Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2022

i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Tetap Tenang dan Jangan Banyak Goyang,

Semua Akan Selesai Pada Waktunya,

Dan Ini Hanya Persoalan Waktu”

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunianya

sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tua saya bapak

Tarmuji, Ibu Maryam dan Ibu Hadrah yang senantiasa memberikan

doa dan dukungan baik yang tak terhingga.

ii
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 Gedung Iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini atas nama Muhammad Ihsan, NIM: 105731138718 diterima


dan disahkan oleh panitia Ujian Skripsi Berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 0010/SK-Y/62201/091004/2022.
Tanggal 20 Syawal 1443 H/ 21 Mei 2022 M. sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar SARJANA AKUNTANSI pada Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 20 Syawal 1443 H


21 Mei 2022 M

PANITIA UJIAN

1 Pengawas Umum : Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag (……….….)


. (Rektor Unismuh Makassar)
2 Ketua : Dr. H. Andi Jam’an, SE.,M.Si (……….….)
. (Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)
3 Sekretaris : Agusdiwana Suarni, SE., M.ACC (……….….)
. (WD I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4 Penguji : 1. Dr. Muchriana Muchran, SE.,M.Si.Ak.CA (…….…….)
. 2. Dr. Sulaeman Masnan. S.Pd.I.,M.Pd.I (…….…….)
3. Abd Salam HB, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP (.…....…….)
4. Idrawahyuni, S.Pd.,M.Si (..…...…….)

Disahkan Oleh,
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar

Dr. H Andi Jam’an, SE.,M.Si


NBM: 651 507

iv
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 Gedung Iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Muhammad Ihsan
Stambuk : 105731138718
Jurusan : Akuntansi
Dengan judul : Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap
Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Listing di BEI 2018-2020).

Dengan ini menyatakan bahwa :

Skripsi Yang Saya Ajukan Di DepanTim Penguji Adalah ASLI Hasil Karya
Sendiri, Bukan Hasil Jiplakan Dan Tidak Dibuat Oleh Siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya


bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 20 Syawal 1443 H


21 Mei 2022 M

Yang Membuat Pernyataan

Muhammad Ihsan
NIM. 105731138718

Diketahui Oleh:

Dekan, Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. H. AndiJam’an, SE.,M.Si Mira, SE.,M.Ak


NBM. 651 507 NBM. 128 6844

v
HALAMAN PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

Sebagai sivitas akademik universitas muhammadiyah makassar, saya yang


bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : Muhammad Ihsan


NIM : 105731138718
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jenis Karya : Skripsi

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Universitas Muhammadiyah Makassar Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Non Exclusive Royalti Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap Harga Saham (Studi


Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing di BEI 2018-2020).

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini universitas muhammadiyah makassar berhak menyimpan,
mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Makassar, 20 Syawal 1443 H
21 Mei 2022 M

Yang Membuat Pernyataan,

Muhammad Ihsan
NIM: 105731138718

vi
ABSTRAK

MUHAMMAD IHSAN. 2022. Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital


Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing
Di BEI 2018-2020). Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh: Amril Arifin dan
Abd Salam HB.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dengan tujuan untuk


mengetahui pengaruh pengungkapan intellectual capital terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bura Efek
Indonesia periode 2018-2020. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diperoleh sampel
sebanyak 17 perusahaan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi dengan mengakses situs idx.co.id. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis statistika deskriptif, uji asumsi klasik, Uji F, uji t, dan
analisis regresi linear berganda menggunakan software SPSS 23. Berdasarkan
hasil penelitian data mengenai pengaruh pengungkapan intellectual capital
terhadap harga saham menunjukkan bahwa variabel value added capital
employed (VACA), value added human capital (VAHU), dan structural capital
valu added (STVA) terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham.

Kata kunci: VACA, VAHU, STVA, Harga Saham

vii
ABSTRACK

MUHAMMAD IHSAN. 2022. The Influence of Intellectual Capital on Stock


Price (Study on Manufacturing Companies Listed on The IDX 2018-2020).
Thesis. Department of Accounting, Faculty of Economics and Business,
University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Amril Arifin dan
Abd Salam HB.

This research is a type of quantitative research, with the aim of knowing


the effect of intellectual capital disclosure on stock prices in manufacturing
companies listed on Indonesia stoxk exchange. The population of this study are
manufacturing companies listed on the Indonesian stock exchange for the period
2018-2020. The sample in this study used a purposive sampling technique,
based on predetermined criteria, a sample of 17 companies was obtained. The
type of data used is secondary data. The data collection method used in this
research is the documentation method by accesing the idx.co.id site. The data
analysis technique used is descriptive statistical analysis, classical assumption
test, f test, t test, and multiple linear regression analysis using SPSS 23 software.
Based on the results of data research regarding the effect of intellectual capital
disclosure on stock price, it show that the variables of value added capital
employed (VACA), value added human capital (VAHU), and structural capital
valu added (STVA) have a positif and significant influence on stock prices.

Keywords: VACA, VAHU, STVA, Stock Price

viii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat

yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Intellectual Capital Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Listing di BEI 2018-2020). Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar. Teristimewa dan terutama penulis

sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Tarmuji,

Ibu Maryam dan Ibu Hadrah yang senantiasa memberi harapan, semangat,

perhatian, kasih sayang dan doa tulus. Dan saudara-saudaraku tercinta yang

senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan

seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi

maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis

dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis

menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat. Penulis

menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang

setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

ix
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Mira, SE., M.Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Amril Arifin, SE., M.Si. Ak. CA. Selaku Pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan

penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Abd Salam HB, SE., M.Si. Ak. CA. Selaku Pembimbing II yang

telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian

skripsi.

6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan Evidence18 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan

dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi

ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

x
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, Mei 2022

Muhammad Ihsan

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN ........................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
ABSTRACK ................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ................................................................................. 7
1. Resources Based Theory ........................................................... 7
2. Intellectual Capital ...................................................................... 9
3. Pengungkapan Intellectual Capital ............................................. 17
4. Harga Saham ............................................................................. 18
B. Tinjauan Empiris ............................................................................. 21
C. Kerangka Pikir................................................................................. 24
D. Hipotesis ........................................................................................ 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 29
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .......................................................... 29
C. Subjek Penelitian ............................................................................ 29
D. Jenis Dan Sumber Data .................................................................. 30

xii
E. Populasi Dan Sampel...................................................................... 30
F. Metode Pengumpulan Data............................................................. 32
G. Defenisi Operasional Variabel ......................................................... 33
H. Metode Analisis Data ...................................................................... 35
I. Uji Hipotesis .................................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum objek penelitian ..................................................... 41
B. Analisis dan interpretasi (hasil) .......................................................... 49
C. Pembahasan ..................................................................................... 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 64
B. Saran ................................................................................................ 64
DAFTAR PUTAKA ....................................................................................... 66
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 21


Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan Sektor Makanan Dan Minuman Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2018-2020 ..................... 32
Tabel 4.1 Data Pemilihan Sampel ....................................... ......................... 48
Tabel 4.2 Hasil Analisis Statistika Deskriptif ....................... ......................... 49
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data .................................... ......................... 51
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas .................................... ......................... 52
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi .......................................... ......................... 53
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda .............. ......................... 54
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................... ......................... 56
Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) ..................................... ......................... 57
Tabel 4.9 Titik Persentase Distribusi F................................ ......................... 57
Tabel 4.10 Hasil Uji Parsial (Uji t) ....................................... ......................... 58
Tabel 4.11 Titik Persentase Distribusi t ............................... ......................... 58

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir........................................................................... 26

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 53

xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat menyebabkan

perubahan pola industri fisik menjadi industri berbasis iptek. Jika berbicara

tentang perkembangan teknologi informasi, hal ini terkait dengan

pengaruhnya terhadap sektor ekonomi sebagai motor penggerak suatu

negara. Struktur perekonomian dunia juga berubah dengan cepat, dari yang

semula berbasis Sumber Daya Alam (SDA) menjadi berbasis Sumber Daya

Manusia (SDM), dari era genetik dan ekstraktif ke era manufaktur dan

layanan informasi serta perkembangan terkini memasuki era ekonomi kreatif.

Pertumbuhan sektor industri manufaktur saat ini menjadi basis bagi

pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan kinerja industri manufaktur,

sehingga nilai perusahaan itu sendiri akan meningkat dan semakin

berpotensi untuk masuk ke dalam persaingan bisnis yang lebih luas. Agar

perusahaan dapat memenangkan persaingan bisnis pada bidangnya,

perusahaan harus bersinergi untuk selalu unggul dengan tidak hanya

mengandalkan aset berwujud saja, tetapi juga harus memanfaatkan aset tak

berwujud, yaitu intellectual capital yang merupakan suatu bentuk daya pikir

atau pengetahuan yang dapat terus berkembang seiring dengan

meningkatnya tuntutan bisnis agar suatu perusahaan dapat selalu eksis

dalam bidangnya serta memberi nilai tinggi dan manfaat ekonomi terhadap

perusahaan di masa mendatang.

Intellectual capital memiliki peran penting dalam melakukan

peningkatan nilai perusahaan dalam era ekonomi baru, hal tersebut

disebabkan oleh persepsi bahwa intellectual capital merupakan landasan

1
2

bagi perusahaan agar semakin unggul dan bertumbuh. Keunggulan

kompetitif perusahaan yang berkelanjutan dalam era ekonomi baru (new

economy) juga bergantung pada sumber daya intellectual capital yang

dimiliki perusahaan.

Pengungkapan intellectual capital di Indonesia masih rendah, hal ini

disebabkan oleh rendahnya kesadaran perusahaan Indonesia terhadap

pentingnya intellectual capital dalam menciptakan dan mempertahankan

keuntungan kompetitif, dan shareholder value. Peningkatan pengenalan dan

pemanfaatan intellectual capital akan membantu meningkatkan kinerja

keuangan perusahaan sehingga kepercayaan stakeholder terhadap going

concern turut meningkat yang dapat mempengaruhi return dan harga saham

perusahaan (Solida., 2020). Pengungkapan intellectual capital menjadi

penting dan perlu mendapat perhatian khusus dengan adanya peningkatan

jumlah perusahaan yang go public selama dua dekade terakhir yang

sebagian besar merupakan entitas berbasis intellectual capital.

Salah satu tujuan pengungkapan intellectual capital agar dapat

meningkatkan value added. Peningkatan value added diharapkan akan

meningkatkan profitabilitas yang tergambar dalam laporan keuangan

perusahaan dan stakeholder, serta siap menghadapi ketatnya competitor

(Virgiawan.,2018).

Intellectual capital mempunyai tiga komponen utama, yaitu: value

added capital employed yang merupakan indikator untuk value added yang

diciptakan oleh satuan unit dari physical capital, selanjutnya value added

human capital yang menunjukkan berapa berapa banyak value added yang

dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, dan
3

yang terakhir adalah structural capital value added menunjukkan kontribusi

structural capital dalam penciptaan nilai (Perdana, 2019). Tiga komponen

tersebut memiliki peran sendiri dalam menciptakan nilai intellectual capital

perusahaan yang akhirnya akan menentukan peningkatan harga saham.

Penelitian mengenai intellectual capital di Indonesia masih terhitung

baru dalam dunia bisnis. Praktik intellectual capital masih belum

diperkenalkan secara luas di Indonesia. Intellectual capital telah dilihat

sebagai pendorong nilai utama dan menjadi faktor paling kuat bagi

perusahaan-perusahaan dalam meningkatkan kompetensi kompetitif mereka

dalam mencapai kesuksesan perusahaan (Nimtrakoon, 2015) dalam Landion

dan Lastanti (2019).

Membahas mengenai pengungkapan intellectual capital erat

kaitannya terhadap harga saham dimana pengungkapan intellectual capital

berdasarkan pendekatan resources based theory, bahwa pengungkapan

intellectual capital dapat menjadi sinyal bagi investor mengenai kinerja

keuangan perusahaan yang berdampak pada nilai tambah perusahaan

sehingga dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menginvestasikan modal

para stakeholder yang secara otomatis berdampak pada tingginya harga

saham. Harga saham sendiri merupakan indikator nilai tambah yang dimiliki

oleh perusahaan. Harga saham bersifat fluktuasi, hukum permintaan dan

penawaran selalu menentukan harga per lembar saham yang berarti

semakin banyak investor yang berminat untuk membeli saham maka secara

otomatis harga saham meningkat begitupun sebaliknya semakin banyak

orang yang ingin menjual sahamnya maka harga saham akan semakin

menurun.
4

Fluktuasi harga saham dapat dipengaruhi oleh banyak faktor salah

satunya adalah faktor yang berasal dari internal. PT. Bursa Efek Indonesia

sempat mengalami fluktuasi harga saham. Dalam pernyataan yang di

ungkapkan oleh direktur PT. Bursa Efek Indonesia bahwa fluktuasi yang

menimpa PT. Bursa Efek Indonesia disebabkan oleh nilai tukar rupiah

terhadap dollar AS, inflasi, dan penurunan daya beli masyarakat, hal

tersebut menyebabkan kondisi perekonomian Indonesia menurun. Akan

tetapi BEI menilai kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih jauh lebih

baik dibandingkan 1998 dan 2008. Jika pada akhir 1998, sebanyak 70

emiten mengalami kerugian, maka sampai dengan kuartal III-2021 sebanyak

70 emiten berkapitalisasi besar memperoleh laba. Dari fenomena fluktuasi

harga saham yang di alami BEI, pengungkapan intellectual capital diyakini

amat penting untuk diungkapkan ke publik karena merupakan salah satu

faktor yang memiliki peranan penting untuk mendapatkan kinerja keuangan

yang baik bagi perusahaan, serta diharapkan dengan adanya pengungkapan

intellectual capital yang berpengaruh positif terhadap harga saham dan

meningkatkan permintaan saham yang diterbitkan oleh perusahaan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ini mengambil judul

“Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap Harga Saham

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di BEI Tahun 2018-

2020)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


5

1. Apakah pengungkapan value added capital employed berpengaruh

terhadap harga saham?

2. Apakah pengungkapan value added human capital berpengaruh terhadap

harga saham?

3. Apakah pengungkapan struktural capital value added berpengaruh

terhadap harga saham?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan value added capital

employed terhadap harga saham.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan value added human capital

terhadap harga saham.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan structural capital value added

terhadap harga saham.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari berbagai

aspek teoritis maupun praktis, adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau

teori yang mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang

ekonomi khususnya dalam hal pengaruh pengungkapan modal intelektual

terhadap harga saham pada perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga
6

diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian serupa di

masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk digunakan sebagai sarana

peningkatan pengetahuan tentang intellectual capital pada harga

saham di perusahaan.

b) Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

perusahaan dalam memahami penggunaan intellectual capital dalam

mencapai efisiensi operasional perusahaan..

c) Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian

lebih lanjut tentang intellectual capital.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Resources Based Theory

Menurut Newbert (2007) dalam Widagdo et al (2019:149)

mengemukakan bahwa resources based theory membahas bagaimana

perusahaan dapat mengolah dan memanfaatkan dan mengembangkan

sumber modal perusahaan, salah satunya adalah intellectual capital.

Perusahaan akan mencapai keunggulan kompetitifnya manakala

perusahaan tersebut memiliki sumber daya yang unggul.

Resources based theory adalah suatu pemikiran yang berkembang

dalam teori manajemen strategik dan keunggulan kompetitif perusahaan

yang meyakini bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila

memiliki sumber daya yang unggul. Teori ini muncul karena adanya

pertanyaan tentang mengapa sebuah perusahaan dapat mengungguli

perusahaan lain dan mempunyai kinerja superior berkelanjutan

(sustainable superior performance). Perusahaan yang membangun

sumber dayanya sendiri dan dapat mengendalikannya akan mempunyai

kemampuan mempertahankan keunggulannya dibandingkan jika

perusahaan membeli atau memperoleh sumber dayanya dari luar

organsisasi.

Pendekatan berbasis sumber daya (resource-based view of the

firm/RBV) adalah suatu teori yang dikembangkan untuk menganalisis

keunggulan bersaing suatu perusahaan yang menonjolkan keunggulan

pengetahuan (knowledge/learning economy) atau perekonomian yang

7
8

mengandalkan aset-aset tak berwujud (intangible assets). Wernerfelt

(1984) dalam Kusufiyah et al (2017) menjelaskan bahwa menurut

pandangan Resources Based Theory perusahaan akan semakin unggul

dalam persaingan usaha dan mendapatkan kinerja keuangan yang baik

dengan cara memiliki, menguasai, dan memanfaatkan aset-aset strategis

yang penting (asset berwujud dan tidak berwujud).

Menurut Resouce Based Theory, intellectual capital memenuhi

kriteria-kriteria sebagai sumber daya unik yang mampu menciptakan

keungguan kompetitif perusahaan sehingga dapat menciptakan value

added atau nilai tambah bagi perusahaan. Dari penjelasan resource

based theory di atas, intellectual capital merupakan sumber daya yang

dimiliki perusahaan, memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan

dan digunakan untuk menyusun dan menerapkan strategi perusahaan

sehingga meningkatkan kinerja perusahaan menjadi semakin baik.

Sebuah perusahaan dikatakan mempunyai keunggulan kompetitif apabila

dapat menciptakan nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan

perusahaan lain dalam industrinya. Namun lebih lanjut dikatakan hal yang

paling penting adalah menjaga keberlanjutan dari keunggulan kompetitif

tersebut atau yang biasa disebut sebagai sustained competitive

advantage. Keunggulan kompetitif dalam RBT merupakan penciptaan

abnormal profit atau tingkat kembalian di atas rata-rata (above average

returns) dengan memanfaatkan fitur-fitur khusus yang dimiliki perusahaan.

Perusahaan harus menyadari pentingnya pengelolaan intellectual

capital yang dimiliki. Apabila kinerja dari intellectual capital tersebut dapat

dilakukan secara maksimal, maka perusahaan akan memiliki suatu value


9

added yang dapat memberikan suatu karakteristik tersendiri. Dari

penjelasan tersebut, menurut resource-based view, intellectual capital

memenuhi kriteria-kriteria sebagai sumber daya yang unik untuk

menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan dalam menghadapi era

persaingan ekonomi yang semakin ketat.

2. Intellectual Capital

a. Pengertian Intellectual Capital

Menurut Ikhsan (2008) dalam Silalahi (2021:2) mengatakan

bahwa intellectual capital adalah nilai total dari suatu perusahaan

yang menggambarkan aktiva tidak berwujud (intangible assets)

perusahaan yang bersumber dari tiga pilar, yaitu modal manusia,

struktural, dan pelanggan.

Intellectual capital atau modal intelektual adalah sekelompok

aset pengetahuan yang merupakan atribut organisasi dan

berkontribusi signifikan untuk meningkatkan posisi persaingan dengan

menambahkan nilai bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Intellectual capital juga dapat didefinisikan sebagai sumber daya

pengetahuan yang dimiliki perusahaan dalam bentuk karyawan,

proses atau teknologi, dan pelanggan. Sumber daya tersebut dapat

digunakan perusahaan dalam proses penciptaan nilai bagi

perusahaan. Informasi tersebut tertuang dalam laporan keuangan

tahunan perusahaan.

Intellectual capital (IC) merupakan semua dimensi perusahaan

yang dimiliki, yaitu relasi dengan pelanggan, tenaga kerja

perusahaan, dan prosedur pendukung yang diciptakan dengan


10

inovasi, modifikasi pengetahuan, transfer ilmu pengetahuan, dan

pembelajaran yang berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan nilai

perusahaan. Dengan demikian, intellectual capital merupakan

pengetahuan yang memberikan informasi tentang nilai tak berwujud

perusahaan yang dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan

bersaing (Siregar dan safitri., 2019).

b. Komponen Intellectual Capital

Berdasarkan metode VAICTM (Value Added Intellectaul

Coefficient) terdapat tiga komponen pembentukan intellectual capital

yaitu, Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human

Capital (VAHU) Dan Structural Capital Value Added (STVA).

1) Value Added Capital Employed (VACA)

Value Added Capital Employed (VACA) adalah indikator

untuk value added yang diciptakan oleh satu unit dari physical

capital (modal fisik) dan rasio ini menunjukkan kontribusi yang

dibuat oleh setiap unit dari capital employed terhadap value added

perusahaan. Capital employed menunjukkan hubungan harmonis

yang dimiliki perusahaan dengan mitranya, baik yang berasal dari

pemasok yang andal dan berkualitas, pelanggan yang loyal dan

merasa puas dengan pelayanan perusahaan yang bersangkutan,

serta hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan

masyarakat sekitar.

Berdasarkan konsep resource-based theory, untuk dapat

bersaing secara kompetitif dengan perusahaan lainnya,

perusahasan membutuhkan sebuah kemampuan dalam


11

pengelolaan aset baik itu tangible asset maupun intangible asset.

VACA merupakan bentuk kemampuan perusahaan dalam

mengelola sumber dayanya yang berupa capital asset. Dengan

pengelolaan capital employed yang baik, diyakini bahwa

perusahaan akan dapat meningkatkan kinerja keuangannya.

Capital employed atau physical capital adalah suatu

indikator value added yang tercipta atas modal yang diusahakan

dalan perusahaan secara efisien. Bagaimana suatu perusahaan

mengelola modal fisik dan keuangan secara efisien dapat dinilai

berdasarkan capital employed perusahaan tersebut. Semakin

tinggi nilai capital employed suatu perusahaan maka semakin

efisien pengelolaan modal intelektual berupa bangunan, tanah,

peralatan, ataupun teknologi (Guntoro dan Arrozi, 2020).

2) Value Added Human Capital (VAHU)

Silalahi (2021:4) menjelaskan bahwa human capital

merupakan lifeblood dalam intellectual capital. Disinilah sumber

innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang

sulit untuk diukur. Human capital merupakan tempat

bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan

dan kompensasi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human

capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk

menghasilkan solusi tebaik berdasarkan pengetahuan yang

dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut.

Human capital akan meningkat jika perusahaan mampu

menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya.


12

Human Capital/HC (modal sumber daya manusia) adalah

kombinasi dari pengetahuan, skill, kemampuan melakukan inovasi

dan kemampuan menyelesaikan tugas, meliputi nilai perusahaan,

kultur dan filsafatnya. Jika perusahaan berhasil dalam mengelola

pengetahuan karyawannya, maka hal itu dapat meningkatkan

human capital. Sehingga human capital merupakan kekayaan

yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang terdapat dalam tiap

individu yang ada di dalamnya (Amalia., 2019). Human Capital

mencerminkan kemampuan kolektif industri perbankan untuk

menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang

dimiliki oleh sumber daya manusia yang ada dalam industri

peruahaan tersebut.

3) Structural Capital Value Added (STVA)

Menurut Silalahi (2021:5) Structural capital merupakan

kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses

rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha

karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal

serta kinerja bisnis secara keseluruhan.

Structural capital merupakan sarana untuk mengubah

human capital menjadi kesejahteraan perusahaan/organisasi.

Salah satu bagian dari structural capital adalah membangun

sistem seperti data base yang memungkinkan orang-orang

dihubungkan dan belajar satu sama lain, sehingga menumbuhkan

sinergi karena adanya kemudahan berbagi pengetahuan dan

bekerja sama antar individu dalam organisasi. Penciptaan dari


13

structural capital ini berhubungan dengan pengetahuan atau nilai

dari seseorang yang tidak akan begitu saja hilang jika yang

bersangkutan meninggalkan perusahaan karena pengetahuannya

telah dirangkum dalam data base, sehingga perusahaan tidak

akan kehilangan nilainya.

Structural capital value added merupakan jumlah structural

capital yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap value added

yang memberikan penilaian terhadap perusahaan tentang

bagaimana keberhasilan structural capital dalam penciptaan nilai

(Salsabila., 2021). Structural capital terdiri atas perjanjian, data

base, informasi, sistem, budaya, prosedur, sistem administratif,

kebiasaan, best practice. Selain itu, termasuk dalam structural

capital adalah semua hal selain manusia yang berasal dari

pengetahuan yang berada dalam suatu organisasi termasuk

struktur organisasi, strategi, rutinitas, software dan hardware dan

semua hal yang nilainya terhadap perusahaan lebih tinggi

daripada nilai materinya (Setyawati dan Irwanto., 2020)

c. Pengukuran Intellectual Capital

Ada banyak konsep pengukuran intellectual capital yang

dikembangkan oleh peneliti saat ini. Penelitian ini menggunakan Model

Pulic VAIC™ (Value Added Intellectaul Coefficient). VAIC™ (value

added Intellectaul coefficient) merupakan metode yang dikembangkan

oleh Pulic (1997) untuk memberikan informasi tentang value creation

efficiency dari asset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud

(intangable asset) yang dimiliki perusahaan. Metode VAIC™ berawal


14

dari penciptaan value added (VA) di perusahaan. Value Added atau

nilai tambah adalah sebagai nilai tambah perusahaan, seperti

penciptaan nilai dari aktivitas perusahaan dan karyawannya, yang

dapat di ukur dengan membedakan antara nilai pasar dari barang yang

diputar oleh perusahaan dan biaya dari brang dan material yang di beli

dari perusahaan lainnya. VA dihitung sebagai selisih antara output dan

input.

𝑽𝑨 = 𝑶𝑼𝑻 − 𝑰𝑵

Keterangan:

Output (OUT) = Total penjualan dan pendapatan lain-lain

Input (IN) = Beban penjualan dan biaya lain-lain (selain beban

karyawan

Berikut komponen pembentuk intellectual capital dapat di ukur

sebagai berikut :

1) Value Added Capital Employed (VACA)

VACA adalah perbandingan antara value added (VA) dengan

modal fisik yang bekerja (capital employed). Rasio ini adalah

sebuah indikator untuk VA yang dibuat oleh satu unit modal fisik.

Value Added Capital Employed (VACA) menunjukkan berapa

banyak VA (Value Added) yang dapat diciptakan oleh satu unit

capital employed (CE). Jika satu unit capital employed dapat

menghasilkan return yang lebih besar pada suatu perusahaan

maka perusahaan tersebut mampu memanfaatkan CE dengan

lebih baik. Pemanfaatan CE dengan lebih baik merupakan bagian

dari intellectual capital perusahaan. Sehingga CE menjadi indikator


15

kemampuan intelektual perusahaan untuk memanfaatkan capital

employed dengan lebih baik.

𝑉𝐴
𝑉𝐴𝐶𝐴 =
𝐶𝐸

Keterangan :

VACA = Value Added Capital Employed

VA = Value added

CE = Capital employed ; dana yang tersedia (ekuitas)

2) Value Added Human Capital (VAHU)

Value Added Human Capital (VAHU) adalah salah satu

komponen VAIC yang mencerminkan total value added terhadap

total salary and wage cost perusahaan. Human capital adalah

kemampuan karyawan untuk menciptakan produk yang dapat

menjaring konsumen sehingga konsumen tidak akan berpaling

pada pesaing. Human capital mempresentasikan kemampuan

perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia dan

menganggap manusia atau karyawan sebagai aset strategic

perusahaan karena pengetahuan yang mereka miliki.

VAHU adalah seberapa besar Value Added (VA) dibentuk

oleh pengeluaran pekerja dalam rupiah. Hubungan antara VA dan

Human Capital (HC) mengindikasikan adanya kemampuan HC di

dalam membuat nilai pada sebuah perusahaan. Ketika VAHU

dibandingkan lebih dari sebuah kelompok perusahaan, VAHU

menjadi sebuah indikator kualitas sumber daya manusia

perusahaan. VAHU juga diartikan sebagai kemampuan


16

perusahaan di dalam menghasilkan VA dari setiap rupiah yang

dikeluarkan kepada HC.

𝑉𝐴
𝑉𝐴𝐻𝑈 =
𝐻𝐶

Keterangan :

VAHU = Value added human capital

VA = Value added.

HC = Human capital ; beban karyawan

3) Structural Capital Value Added (STVA)

Structural capital value added (STVA) menunjukkan

kontribusi structural capital (SC) dalam proses penciptaan nilai.

STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk dapat

menghasilkan value added (VA) dan merupakan suatu indikasi

seberapa sukses SC di dalam proses penciptaan nilai. SC

diperoleh dari VA dikurangi dengan human capital (HC). SC

bukan merupakan ukuran independen seperti HC. SC bergantung

pada proses penciptaan value added perusahaan dan

mempunyai proporsi nilai yang berkebalikan dengan HC. Hal ini

berarti bahwa semakin besar proporsi nilai HC dalam proses

penciptaan nilai maka semakin kecil proporsi nilai SC.

Rasio ini mengukur jumlah Structural Capital (SC) yang

dibutuhkan untuk menghasilkan Value Added (VA) dan

merupakan indikasi seberapa sukses Structural Capital (SC)

dalam melakukan proses penciptaan nilai pada perusahaan.

𝑆𝐶
𝑆𝑇𝑉𝐴 =
𝑉𝐴
17

Keterangan :

STVA = Structural capital value added

SC = Structural capital (VA – HC)

VA = Value added

3. Pengungkapan Intellectual Capital

Pengungkapan intellectual capital merupakan salah satu area

yang menarik perhatian baik bagi akademisi maupun praktisi sebagai

salah satu instrumen untuk menentukan nilai perusahaan. Saat ini

pengungkapan intellectual capital memberikan manfaat yang lebih besar

dibanding masa lalu. Terutama bagi sektor yang mempunyai karakteristik

industri dominan yang kemudian mengalami perubahan, seperti dari

sektor manufaktur berubah menjadi high technology, finansial dan jasa

asuransi (Diorzanora., 2019).

Pengungkapan dalam laporan keuangan dan laporan tahunan dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu pengungkapan wajib

(mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary

disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum

yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Sedangkan,

pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen

perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya

yang dipandang relevan untuk keputusan oleh para pemakai laporan

keuangan tersebut.
18

4. Harga Saham

1. Pengertian Harga Saham

Harga saham adalah harga yang terkandung dalam surat

kepemilikan bagian modal berdasarkan penilaian pasar yang

dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di bursa efek. Harga

saham pada prinsipnya adalah sebesar nilai sekarang atau present

value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima. Jika perusahaan

mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan

banyak diminati oleh banyak investor. Prestasi baik yang dicapai

perusahaan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang

dipublikasikan oleh perusahaan. Menurut Kesuma harga saham

adalah nilai nominal penutupan (closing price) dari penyertaan atau

pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau

perseroan terbatas yang berlaku secara reguler di pasar modal di

Indonesia. Harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme

permintaan dan penawaran di pasar modal. Dalam pasar modal yang

efisien, semua sekuritas diperjualbelikan pada harga pasarnya

(Utomo., 2019).

Elemen-elemen yang mendefinisikan harga dan volume di

dalam harga saham antara lain:

a) Open

Open adalah harga pembuka atau harga perdagangan pertama

untuk suatu periode.


19

b) High

High adalah harga tertinggi atau harga perdagangan tertinggi

untuk suatu periode. High juga mencerminkan harga tertinggi di

mana pembeli bersedia membayar.

c) Low

Low adalah harga terendah atau ha rga perdagangan terendah

untuk suatu periode. Low juga mencerminkan di mana penjual

bersedia menerima.

d) Close

Close adalah harga penutup atau harga perdagangan terakhir

untuk suatu periode. Karena ketersediaannya, close adalah harga

yang paling sering digunakan untuk analisis.

e) Volume

Volume adalah jumlah saham yang diperdagangkan untuk satu

periode.

f) Bid

Bid adalah harga di mana pembeli bersedia membayar untuk

suatu saham.

g) Ask

Ask adalah harga di mana penjual bersedia menerima untuk suatu

saham.

2. Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Harga Saham

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham

sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa

kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi


20

karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut.

Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand

atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena

adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut

(kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut

bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku

bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi

sosial dan politik, dan faktor lainnya.

Menurut penelitian Hidayat dan Topowijono (2018) Faktor-

faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya adalah:

a) Faktor Fundamental (Lingkungan Internal)

Faktor fundamental memberikan informasi tentang kinerja

perusahaan dan faktor yang dapat mempengaruhinya, meliputi

kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional

perusahaan, prospek bisnis dimasa yang akan datang, prospek

pemasaran, perkembangan teknologi yang digunakan dalam

kegiatan operasi perusahaan, dan kemampuan perusahaan

dalam dalam menghasilkan keuntungan.

b) Faktor Teknis (Lingkunga Eksternal)

Faktor teknis menggambarkan pasaran suatu efek baik secara

individu maupun secara kelompok dalam menilai harga saham,

seperti perkembangan kurs, keadaan pasar modal, volume dan

frekuensi transaksi suku bunga, serta kekuatan pasar modal

dalam mempengaruhi harga saham perusahaan. Gejolak politik-

ekonomi dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan


21

faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan

harga saham di bursa efek suatu negara. Berbagai isu baik dari

dalam negeri dan luar negeri.

B. Tinjauan Empiris

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti dan
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
Penelitian
1 Achmad Pengaruh Pengungkapan Hasil dari penelitian ini
Fauzi/ 2020 Intellectual capital (IC) menunjukkan bahwa
dan Economic Value berdasarkan hasil uji F
Added (EVA) terhadap bahwa IC dan EVA memiliki
Harga Saham Perusahaan pengaruh signifikan terhadap
Manufaktur yang terdaftar harga saham. Berdasarkan
di BEI hasil uji t menunjukkan
bahwa IC memiliki pengaruh
signifikan terhadap harga
saham.
2 Puput Pengaruh Intellectual Hasil dari penelitian ini
wijayanti/ capital Terhadap Harga menemukan bahwa terdapat
2018 Saham Melalui Kinerja pengaruh antara Intellectual
Keuangan Pada capital dan kinerja keuangan
Perusahaan Perbankan baik melalui ROE maupun
Yang Terdaftar EPS. ROE tidak berpengaruh
Di Bursa Efek Indonesia terhadap harga saham
(BEI) Pada Tahun 2009 – sedangkan EPS berpengaruh
2011 terhadap harga saham.
3 Kirana Bayu Pengaruh Intellectual Berdasarkan hasil penelitian
Anjasmara/ Capital Terhadap Harga menunjukkan bahwa terdapat
2017 Saham pengaruh positif antara
22

Dengan Kinerja Keuangan intellectual capital terhadap


Sebagai Variabel harga saham melalui EPS.
Intervening
4 Rickie Pengaruh Intellectual Berdasarkan hasil pengujian
Guntoro dan Capital Dan Earning Per variabel VACA tidak
MF. Arrozi/ Share Terhadap Harga berpengaruh terhadap harga
2020 Saham saham, variabel VAHU tidak
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham dan
variabel STVA menunjukan
bahwa terdapat pengaruh
signifikanterhadap Harga
Saham.
5 Endika Pengaruh Elemen Modal Berdasalkan hasil penelitian
Perdana/ Intelektual Terhadap menunjukkan bahwa secara
2019 Harga Saham Melalui Roa simultan HCE, SCE, CCE
Sebagai Variabel dan ROA memengaruhi
Pemediasi Pada Bank harga saham, sedangkan
BUMN secara parsial, CCE dan
ROA memengaruhi harga
saham.
6 Astina/ 2019 Dampak Pengungkapan Hasil analisis regresi linear
Intellectual capital berganda menunjukkan
Terhadap Harga Saham bahwa value added human
(Studi Pada Perusahaan capital , Structural capital
Manufaktur Yang Listing value added dan costumer
Di Bursa Efek Indonesia capital value added
Tahun 2017-2018) berpengaruh terhadap harga
saham harga saham.
7 Yunita Efek Intellectual capital Hasil dari ini penelitian
Valentina Terhadap Harga Saham menunjukkan bahwa semakin
Kusufiya, Dengan Kinerja Keuangan besar Intellectual capital
Reni Dahar, Sebagai Variabel akan semakin mempengaruhi
23

Fitria Moderating harga saham. Penelitian ini


Rahmi/ juga menunjukkan bahwa
2017 Return On Asset (ROA)
berpengaruh terhadap
hubungan Modal Intelektual
dan harga saham.
Signifikansi penelitian
menunjukkan bahwa berarti
Return On Assets (ROA)
mampu memoderasi
hubungan Intelektual Modal
dan harga saham.
8 Adinda Pengaruh Pengungkapan Hasil penelitian menunjukkan
Solida, Intellectual capital , bahwa pengungkapan modal
Elvira Reputasi Underwriter, intelektual memiliki pengaruh
Luthan, Nini Financial Leverage, Umur berpengaruh negatif dan
Sofriyeni/ dan Size Perusahaan signifikan terhadap tingkat
2021 terhadap Underpricing underpricing. Sedangkan
Saham IPO di Bursa Efek reputasi underwriter, financial
Indonesia Periode 2014- leverage, umur perusahaan,
2018 dan ukuran perusahaan tidak
mempengaruhi tingkat
underpricing.
9 Gusti Agung Pengaruh Pengungkapan Hasil penelitian menunjukan
Bagus Alit Intellectual capital, bahwa secara parsial
Virgiawa,Pu Pengukuran Value Added pengungkapan intellectual
tu Sukma Intellectual capital (VAIC) capital dan pengukuran
Kurniawan, Struktur Kepemilikan, Dan value added intellectual
Putu Cost Of Equity Capital capital berpengaruh positif
Julianto/ Terhadap Kapitalisasi terhadap kapitalisasi pasar,
2018 Pasar Perusahaan sedangkan struktur
(Studi Perusahaan kepemilikan dan cost of
Perbankan Pada Bursa equity berpengaruh negatif
24

Efek Indonesia terhadap kapitalisasi pasar


Periode 2014-2017)
10 Nalal Muna Pengaruh Intellectual Hasil penelitian ini
dan Andri capital Terhadap Return menunjukkan bahwa HCE
Prastiwi/ Saham Melalui Kinerja dan CEE yang berpengaruh
2020 Keuangan Pada positif terhadap ROE dan
Perusahaan Real Estate EPS.
Dan Properti Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun
2010-2012

C. Kerangka Pikir

Value Added Capital Employed (VACA) adalah keterkaitan yang

bagus pada perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para

pemasok yang andal dan berkualiatas, loyal dan merasaa puas dengan

pelayanan perusahaan yang terkait atau pun hubungan perusahaan dengan

pemerintah dan masyarakat sekitar.

Value Added Human Capital adalah aset tidak berwujud yang paling

besar dan paling penting di dalam sebuah organisasi. Human capital adalah

keahlian dan kompetensi yang dimiliki karyawan dalam memproduksi barang

dan jasa serta kemampuannya untuk dapat berhubungan baik dengan

pelanggan. Ketika Intellectual capital dikelola dengan maksimal dapat

menghantarkan perusahaan pada performa yang baik, dan dengan adanya

perfoma yang baik di tunjukkan oleh perusahaan maka akan menarik banyak

investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut sehingga dapat

menaikkan nilai perusahaan tersebut


25

Structural Capital Value Added (STVA) menunjukkan kontribusi

structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah

structural capital yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan

merupakan indikasi bagaimana keberhasilan structural capital dalam

penciptaan nilai. structural capital bukanlah ukuran yang independen

sebagaimana human capital, structural capital dependen terhadap value

creation. Artinya, semakin besar kontribusi human capital dalam value

creation, maka akan semakin kecil kontribusi structural capital dalam hal

tersebut.

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan untuk

tercapainya penelitian ini dengan tujuan teoritis dan tinjauan peneliti

terdahulu, maka secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini

digambarkan sebagai berikut:

Intellectual Capital

Value Added Value Added Structural Capital


Capital Employed Human Capital Value Added
(X1) (X2) (X3)

Harga Saham
(Y)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


(Sumber: Dikembangkan oleh peneliti)
26

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau dugaan sementara yang

didasarkan pada hasil penelitian maupun teori-teori yang telah dikemukakan

sebelumnya atas pertanyaan dalam masalah penelitian. Berdasarkan

rumusan masalah tinjauan teori, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka

pikir, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Value Added Capital Employed Terhadap Harga Saham

Value added capital employed menggambarkan seberapa banyak

value added yang dihasilkan dari modal fisik yang digunakan. Capital

employed ini menunjukkan hubungan harmonis yang dimiliki perusahaan

dengan mitranya, baik yang berasal dari pemasok yang andal dan

berkualitas, pelanggan yang loyal dan merasa puas dengan pelayanan

perusahaan yang bersangkutan, serta hubungan perusahaan dengan

pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Jika satu unit CA

menghasilkan return yang lebih besar pada sebuah perusahaan, maka

perusahaan tersebut mampu memanfaatkan CA dengan lebih baik.

Kemampuan perusahaan dalam mengelola CA dengan baik merupakan

bagian dari intellectual capital perusahaan tersebut.

Menurut penelitian Loist (2018) menyatakan bahwa value

added capital employed memiliki hubungan positif terhadap harga

saham. Berdasarkan pendekatan teori dan penelitian terdahulu maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Pengungkapan Value Added Capital Employed Berpengaruh


Positif Terhadap Harga Saham
27

2. Pengaruh Value Added Human Capital Terhadap Harga Saham

Human capital adalah aset tidak berwujud yang paling besar

dan paling penting di dalam sebuah organisasi. Human capital dapat

memenuhi barang atau jasa yang diperlukan pelanggan dan dapat pula

memberikan solusi kepada permasalahan pelanggan. Pengukuran ini

menunjukkan berapa banyak nilai tambah yang dapat dihasilkan dari

satu satuan moneter yang diinvestasikan pada karyawan.

Penelitian Salsabila (2021) human capital adalah keahlian dan

kompetensi yang dimiliki karyawan dalam memproduksi barang dan jasa

serta kemampuannya untuk dapat berhubungan baik dengan

pelanggan, dan dalam penlitiaan ini menyatakan bahwa value added

human capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Ketika Intellectual capital dikelola dengan maksimal dapat

menghantarkan perusahaan pada performa yang baik, dan dengan

adanya perfoma yang baik di tunjukkan oleh perusahaan maka akan

menarik banyak investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut

sehingga dapat menaikkan nilai perusahaan tersebut. Berdasarkan

uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Pengungkapan Value Added Human Capital Berpengaruh Positif


Terhadap Harga Saham
3. Pengaruh Structural Capital Value Added Terhadap Harga Saham

Structural Capital Value Added (STVA) menunjukkan kontribusi

structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah

structural capital yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA

dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan structural capital

dalam penciptaan nilai. structural capital bukanlah ukuran yang


28

independen sebagaimana HC, structural capital dependen terhadap

value creation. Artinya, semakin besar kontribusi HC dalam value

creation, maka akan semakin kecil kontribusi structural capital dalam hal

tersebut.

Menurut penelitian Kusufiyah et al., (2017) menyatakan bahwa

structural capital memiliki hubungan positif terhadap harga saham.

Berdasarkan pendekatan teori dan penelitian terdahulu maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Pengungkapan Structural Capital Value Added Berpengaruh


Positif Terhadap Harga Saham
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu Penelitian yang dilakukan dengan

mengumpulkan data yang berupa angka atau data berupa kata-kata atau

kalimat yang dikonversi menjadi data yang berbentuk angka. Data yang

berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan

suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana penelitian tersebut

dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil data

perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2022.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan

sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian juga membahas

karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan

mengenai populasi, sampel dan teknik sampling (acak/non-acak) yang

digunakan. Subjek penelitian dapat terdiri dari tiga level, yaitu:

1. Mikro merupakan level terkecil dari subjek penelitian, dan hanya

berupa individu.

2. Meso merupakan level subjek penelitian dengan jumlah anggota

lebih banyak, misal keluarga dan kelompok.

3. Makro merupakan level subjek penelitian dengan anggota yang

sangat banyak, seperti masyarakat atau komunitas luas.

29
30

Peran subjek penelitian adalah memberikan tanggapan dan informasi

terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan masukan

kepada peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung. Level yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu level makro, karena subjek penelitian

yang dilakukan mencakup anggota atau komunitas yang luas. Subjek

penelitian atau responden yang digunakan pada penelitian ini yaitu

perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar

(listing) pada periode 2018-2020 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

D. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder yaitu jenis data dalam penelitian berdasarkan cara

memperolehnya, yang artinya sumber data penelitian diperoleh dan

dikumpulkan peneliti secara tidak langsung melainkan dengan pihak lain.

Sumber data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang ditambah

dengan pelaporan intellectual capital seluruh perusahaan manufaktur

sehingga data diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia. Data tersebut berupa laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangannya pada Bursa Efek

Indonesia dan juga situs resmi BEI: www.idx.co.id.

E. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah


31

seluruh perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2018-2020. Populasi

penelitian ini adalah 30 perusahaan sektor makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pembuatan

sampel dari populasi untuk mewakili populasi yang disebabkan untuk

mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi

populasi. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan mempertimbangkan tertentu.

Adapun kriteria yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a) Perusahaan Sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2018-2020.

b) Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan (annual report)

secara berturut-turut selama periode penelitian yaitu tahun 2018-

2020.

c) Perusahaan sektor Makanan Dan Minuman yang menyajikan data

lengkap mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini rentang tahun

2018-2020.

d) Perusahaan sektor Makanan Dan Minuman yang tidak menyajikan

laporan keuangan dengan menggunakan mata uang Rupiah (Rp).

Berdasarkan kriteria sampel yang sudah ditentukan di atas, maka

didapatkan sampel sebanyak 17 perusahaan yang diperoleh dari hasil

pengamatan. Jumlah periode pengamatan yang digunakan dalam


32

penelitian ini selama 3 tahun, sehingga jumlah data yang digunakan

pada penelitian ini adalah sebanyak 51 data penelitian.

Tabel 3.1
Daftar Sampel Perusahaan Sektor Makanan Dan Minuman Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2018-2020
No Kode Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 BUDI Budi Strach & Sweetener Tbk
4 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk
5 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
6 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
8 IIKP Inti Agri Resources Tbk
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
10 MGNA Magna Investama Mandiri Tbk
11 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
12 MYOR Mayora Indah Tbk
13 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
14 SKBM Sekar Bumi Tbk
15 SKLT Sekar Laut Tbk
16 STTP Siantar Top Tbk
17 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tranding Company Tbk
Sumber: Data Sekunder diolah (2021)

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi, yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumen

dokumen yang sudah ada, hal ini dilakukan dengan cara penelusuran dan

pencatatan informasi yang diperlukan pada data sekunder berupa laporan

keuangan periode 2018- 2020.


33

G. Defenisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel terikat

(Dependen) dan variabel bebas (Independen).

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen penelitian ini adalah harga saham. Harga

saham merupakan harga yang terjadi di bursa efek pada waktu tertentu.

Harga saham bisa berubah naik ataupun turun dalam hitungan waktu

yang begitu cepat. Saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan

dapat berubah dalam hitungan detik. Saham diukur dengan melihat

harga saham penutupan tahun berjalan (closing price).

2. Variabel Independen (X)

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah intellectual

capital. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur sebuah

intellectual capital adalah metode value added intellectual coefficient

(VAIC). Ada tiga komponen utama yang dapat dilihat dari sumber daya

perusahaan, yang pertama adalah customer capital atau disimbolkan

VACA (Value Added Capital Employed), yang kedua adalah human

capital atau disimbolkan VAHU (Value Added Human Capital), dan yang

terakhir adalah structural capital atau disimbolkan STVA (Structural

Capital Value Added).

Langkah pertama dalam tahap perhitungan VAIC yaitu

menghitung nilai value added (VA). VA dihitung sebagai selisih antara

output dan input.

𝑽𝑨 = 𝑶𝑼𝑻 − 𝑰𝑵
34

Keterangan:

Output (OUT) = Total penjualan dan pendapatan lain-lain

Input (IN) = Beban penjualan dan biaya lain-lain (selain beban

karyawan

a. Value Added Capital Employed (VACA) (X1)

Value Added of Capital Employed (VACA) adalah indikator

untuk VA yang diciptakan oleh satu unit customer capital. Customer

Capital (CC) atau (modal pelanggan) merupakan hubungan dengan

pihak ketiga seperti konsumen dan pemasok. Elemen customer

capital merupakan komponen modal intelektual yang memberikan

nilai secara nyata. Pengukuran VACA dilakukan dengan cara

membandingkan value added dengan capital employed (CE),

Capital employed (CE) diperoleh dari dana yang tersedia (ekuitas).

𝑉𝐴
𝑉𝐴𝐶𝐴 =
𝐶𝐸

Keterangan :

VACA = Value Added Capital Employed

VA = Value added

CE = Capital employed ; dana yang tersedia (ekuitas)

b. Value Added Human Capital (VAHU) (X2)

Value Added Human Capital (VAHU) menunjukkan berapa

banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk

tenaga kerja. Hubungan antara VA dengan HC mengindikasikan

kemampuan HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan.


35

Pengukuran VAHU dilakukan dengan cara membandingkan value

added dengan human capital (HC). Human Capital (HC) diambil dari

beban yang dikeluarkan dalam meningkatkan kemampuan karyawan.

𝑉𝐴
𝑉𝐴𝐻𝑈 =
𝐻𝐶

Keterangan :

VAHU = Value added human capital

VA = Value added.

HC = Human capital ; beban karyawan

c. Structural Capital Value Added (STVA) (X3)

Structural Capital Value Added (STVA) merupakan kemampuan

organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas

perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk

menghasilkan kinerja intelektual yang optimal dalam kinerja bisnis

secara keseluruhan. Pengukuran STVA dilakukan dengan cara

membandingkan structural capital (SC) terhadap value added (VA).

𝑆𝐶
𝑆𝑇𝑉𝐴 =
𝑉𝐴

Keterangan :

STVA = Structural capital value added

SC = Structural capital (VA – HC)

VA = Value added

H. Metode Analisis Data

1. Statistika Deskriptif

Statistika deskriptif merupakan metode-metode yang berkaitan

dengan pengumpulan dan penyajian suatu data sehingga memberikan


36

informasi yang berguna. Statistik deskriptif memberikan deskripsi atau

gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum,

maksimum, dan standar deviasi.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik harus dilakukan dalam penelitian ini, untuk

menguji apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk

menghindari terjadinya estimasi yang bias. Pengujian yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah uji Normalitas, Uji Multikolonieritas, Uji

Heteroskedastisitas, dan Uji Autokorelasi.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model

regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini akan menggunakan uji

Kolomogrov-Smirnov dengan α = 0,05.

b) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas ini dilakukan untuk mengetahui bahwa

tidak terjadi hubungan yang sangat kuat atau tidak terjadinya

hubungan linier yang sempurna atau dapat pula dikatakan bahwa

antar variabel bebas tidak saling berkaitan. Untuk mendeteksi ada

atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari

nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai

tolerance < 0,1 atau nilai VIF > 10, terjadi multikolinearitas. Jika nilai

tolerance > 0,1, dan nilai VIF< 10, tidak terjadi multikolinearitas.
37

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdatisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskesdastisitas atau tidak

terjadi heteroskesdastisitas, Homoskedastisitas terjadi jika titik-titik

hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di

bawah ataupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak

mempunyai pola yang tertentu. Heteroskedastisitas terjadi jika pada

scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur.

d) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t–1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul

karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.

Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-

Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi

adalah sebagai berikut:


38

1) Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka

koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada

autokorelasi.

2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (di), maka

koefisien autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif.

3) Bila nilai DW lebih dari pada (4-dl), maka maka koefisien

autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif.

Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl)

atau DW terletak antara (4-du) dan (dl), maka hasilnya tidak dapat

disimpulkan.

3. Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui apakah

terdapat hubungan antara variabel dependen dan independen. Analisis ini

untuk mengetahui arah huhubungan antara variabel dependen dan

variabel independen, apakah masing-masing variabel independen

berhubungan positif atau negatif untuk memprediksi nilai dari variabel

dependen apabila terjadi kenaikan atau penurunan pada variabel

independen. Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

𝑌̂ = ∝ +𝛽1 X1 + 𝛽2 X 2 + 𝛽3 X3 + 𝑒

Dimana:

𝑌̂ = Harga Saham

∝ = Konstanta

𝛽 = Koefisien Regresi

X1 = Value Added Capital Employed

X 2 = Human Capital Value Added


39

X 3 = Structural Capital Value Added

𝑒 = Error term

I. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana

kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen.

Besarnya penelitian ini berpengaruh langsung dan tidak langsung dapat

dilihat dari koefisien standardized yang memberikan nilai path atau jalur.

Antara nol dan satu merupakan nilai koefisien determinasi. Nilai adjusted

R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu menunjukkan variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel

dependen.

b. Uji Hipotesis F (F-test)

Pengujian hipotesis secara simultan atau menyeluruh dengan

menggunakan “uji F” yaitu dengan mencari “F-hitung” dan

membandingkan dengan “F-tabel”. Pengujian ini dilakukan untuk

membuktikan apakah pengaruh dari variabel independen secara

simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak dengan variabel

dependen.

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah:

1) Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak (ada pengaruh

signifikan)
40

2) Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima (tidak ada pengaruh

signifikan)

Berdasarkan dasar signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima

2) Jika signifikan < 0,05 maka H0 ditolak

c. Uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji-t)

Uji parsial (uji t) digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial

guna menunjukan pengaruh tiap variabel independen secara individu

terhadap variabel dependen. Uji statistik t disebut juga sebagai uji

signifikasi individual. Untuk mengetaui ada tidaknya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen, dilakukan dengan membandingkan value pada kolom Sig.

masing-masing variabel independen dengan tingkat signifikan yang

digunakan 0,05. Jika p-value > derajat keyakinan (0,05) Maka H1 dan H2

ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen

secara individual terhadap variabel dependen, begitupun sebaliknya.

Demikian juga untuk membandingkan t hitung dengan t tabel. Jika t

hitung > t tabel maka H1 dan H2 diterima. artinya ada pengaruh

signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen, begitupun sebaliknya


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Bursa Efek Indonesia (BEI)

a) Profil Bursa Efek Indonesia

Nama : Bursa Efek Indonesia

Alamat : Jl. Sultan Alauddin No.259

Telepon : 866972

Fax : (0411)865588

Website : www.idx.co.id

b) Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bursa Efek Indonesia atau disingkat BEI merupakan bursa

saham di Indonesia yang memfasilitasi perdagangan saham,

pendapatan tetap, instrument derivatif, reksadana, saham hingga

obligasi yang berbasis syariah. BEI juga menyediakan data

perdagangan real time dalam data-feed format untuk vendor data atau

perusahaan. BEI memberikan informasi yang lebih lengkap tentang

perkembangan bursa kepada publik. BEI menyebarkan data

pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu

indikator yang menyebabkan pergerakan harga saham tersebut

adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai 6 (enam) jenis

indeks ditambah dengan 10 (sepuluh) jenis indeks sektoral yang

dijadikan indikator.

Menurut Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) secara historis,

pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar

41
42

modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

tepatnya pada Desember 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu

didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan

pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,

perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti

yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar

modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan

kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik

Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa

efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik

Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan

beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan

seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan

pemerintah.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di

Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

1) Desember 1912, Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di

Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda.

2) 1914-1918, Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.

3) 1925-1942, Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama

dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.

4) Awal tahun 1939, Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek

di Semarang dan Surabaya ditutup.


43

5) 1942-1952, Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang

Dunia II.

6) 1956, Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek

semakin tidak aktif.

7) 1956-1977, Perdagangan di Bursa Efek vakum.

8) 10 Agustus 1977. Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden

Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana

Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diepringati sebagai HUT Pasar

Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan

go public PT. Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

9) 1977-1987. Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah

emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih

instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

10) 1987, Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES

87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk

melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan

modal di Indonesia.

11) 1988-1990, Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar

Modal diluncurkan. Pintu BEI terbuka untuk asing. Aktivitas bursa

terlihat meningkat.

12) 2 Juni 1988, Bursa Pararel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan

dikelola oleh persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),

sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

13) Desember 1988, Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88

(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go


44

public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan

pasar modal.

14) 16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa

Efek Surabaya.

15) 13 Juli 1992, Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi

Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai

HUT BEJ.

16) 22 Mei 1995, Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan

dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading

System).

17) 10 November 1995, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang

No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-undang ini mulai

diberlakukan mulai Januari 1996.

18) 1995, Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek

Surabaya.

19) 2000, Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scripless trading)

mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

20) 2002, BEI mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh

(Remote Trading).

21) 2007, Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia

(BEI).

22) 02 Maret 2009, Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru

PT. Bursa Efek Indonesia.


45

c) Visi Dan Misi Bursa Efek Indonesia

1) Visi

Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

2) Misi

Membangun bursa efek yang mudah diakses dan memfasilitasi

mobilisasi dana jangka panjang. untuk seluruh lini industri dan

semua segala bisnis perusahaan. Tidak hanya di Jakarta tapi di

seluruh Indonesia. Tidak hanya bagi institusi, tapi juga bagi

individu yang memenuhi kualifikasi mendapatkan pemerataan

melalui pemilikan. Serta meningkatkan reputasi Bursa Efek

Indonesia, melalui pemberian Layanan yang berkualitas dan

konsisten kepada seluruh stakeholders perusahaan.

2. Perusahaan Manufaktur

Bursa Efek Indonesia membagi kelompok industri perusahaan

berdasarkan sektor-sektor yang dikelolanya terdiri dari : sektor pertanian,

sektor pertambangan, sektor industry dasar kimia, sektor aneka industri,

sektor industri barang konsumsi, sektor properti, sektor infrastruktur,

sektor keuangan, dan sektor perdagangan jasa investasi.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan laporan

tahunan (annual report) dan laporan keuangan di BEI. Penelitian

menggunakan laporan tahunan, karena laporan tahunan perusahaan

menyajikan berbagai macam informasi yang lengkap dan mendetail

terkait dengan perusahaan. Selain itu, penelitian ini mengambil data pada
46

BEI dikarenakan BEI merupakan satu-satunya Bursa Efek di Indonesia

yang memiliki data yang lengkap dan telah terorganisasi dengan baik.

Sektor industri barang konsumsi merupakan sektor penyumbang utama

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor industri konsumsi merupakan

sektor yang salah satu sektor yang mempunyai peranan yang sangat

penting dalam memicu pertumbuhan ekonomi negara. Sektor industri

konsumsi sangat dibutuhkan karena semakin meningkatnya kebutuhan

hidup masyarakat Indonesia. Dalam pelaksanaannya sektor industri

barang konsumsi terbagi menjadi lima macam yaitu subsektor makanan

dan minuman, subsektor rokok, subsektor farmasi, subsektor kosmetik

dan keperluan rumah tangga, subsector peralatan rumah tangga. Dalam

hal ini peneliti hanya akan membahas subsector makanan dan minuman

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan makanan dan minuman merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang pembuatan produk kemudian dijual guna

memperoleh keuntungan yang besar. Seiring perkembangan teknologi

dan informasi yang serba cepat, kebutuhan masyarakat pun meningkat

tajam, setiap orang menginginkan segala sesuatu yang serba instan

termasuk makanan dan minuman, untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat akan makanan instan perusahaan memproduksi berbagai

komoditi makanan dan minuman. Beberapa komoditi makanan dan

minuman yang mengalami kenaikan cukup tajam di masyarakat yaitu

biskuit, minuman, kesehatan dan mie instan.


47

3. Deskripsi Data

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur sektor makanan dan minuman yang tercatat di bursa efek

indonesia (BEI) tahun 2018-2020 yang saat ini berjumlah 30 perusahaan.

Adapun variabel independen yang digunakan adalah intellectual capital

(X) yang terdiri dari 3 komponen yaitu Value Added Capital Employed

(VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Structural Capital

Value Added (STVA) serta variabel dependen yaitu harga saham (Y).

Data yang digunakan dalam penelitian diambil dari laporan

tahunan dan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 3 (tiga) tahun yaitu periode 2018-

2021. Data ini diperoleh dari www.idx.co.id dan situs resmi masing-

masing perusahaan, kemudian dianalisis melalui metode analisis statistik

dengan menggunakan analisis persamaan regresi linier berganda.

Analisis data dimulai dengan mengolah data menggunakan Microsoft

Office Excel sehingga diperoleh data variabel yang dibutuhkan.

Selanjutnya, pengujian data dilakukan dengan menggunakan software

SPSS versi 23.0 dengan memasukkan data yang akan diuji ke dalam

program SPSS tersebut dan kemudian menghasilkan output-output

sesuai metode analisis yang telah ditetapkan sebelumnya.Pengambilan

sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling

yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan dan kriteria

tertentu. Berdasarkan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya

maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 17 perusahaan. Berikut data

pemilihan sampel:
48

Tabel 4.1
Data Pemilihan Sampel
No Kriteria Jumlah
Perusahaan Sektor makanan dan
1 minuman yang terdaftar di Bursa Efek 30
Indonesia periode 2018-2020.
Perusahaan yang tidak menerbitkan
laporan tahunan (annual report) secara
2 13
berturut-turut selama periode penelitian
yaitu tahun 2018-2020.
Perusahaan sektor Makanan Dan
Minuman yang menyajikan data
3 lengkap mengenai variabel-variabel 17
dalam penelitian ini rentang tahun
2018-2020.
Perusahaan sektor Makanan Dan
Minuman yang tidak menyajikan
4 0
laporan keuangan dengan
menggunakan mata uang Rupiah (RP).
Sampel Penelitian 17
Periode Penelitian 3
Jumlah Sampel Penelitian 51
Sumber: Data Sekunder diolah (2022)

Berdasarkan kriteria sampel yang sudah ditentukan di atas, jumlah

perusaan manufaktur sekotr makan dan minuman yang terdaftar di BEI

saat ini berjumlah 30 perusahaan, terdapat 13 perusahaan yang tidak

menerbitkan laporan tahunan (annual report) secara berturut-turut

selama periode penelitian yaitu tahun 2018-2020. Oleh karena itu,

didapatkan sampel sebanyak 17 perusahaan yang diperoleh dari hasil

pengamatan. Jumlah periode pengamatan yang digunakan dalam


49

penelitian ini selama 3 tahun, sehingga jumlah data yang digunakan

pada penelitian ini adalah sebanyak 51 (17 perusahaan x 3 tahun).

B. Analisis Dan Interpretasi (Hasil)

1. Statistika Deskriptif

Statistika deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian

dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan,

analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata,

dan standar deviasi dari variabel-variabel penelitian yaitu Value Added

Capital Employed (VACA) (X1), Value Added Human Capital (VAHU) (X2),

Structural Capital Value Added (STVA) (X3) dan harga saham (Y).

Berdasarkan hasil analisis dapat di deskripsikan sebagai berikut:

Tabel 4.2
Hasil Analisis Statistika Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VACA 51 .003 1.994 .47542 .469920


VAHU 51 .242 3.895 1.33598 .936317
STVA 51 .104 .923 .70753 .200662
Harga Saham 51 50 16000 3172.10 4111.237
Valid N (listwise) 51

Tabel 4.2 merupakan output statistik deskriptif dari seluruh

variabel penelitian dengan jumlah sampel keseluruhan adalah 51.

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan analisis statistik deskriptif

masing-masing variabel sebagai berikut:

a. Variabel Value Added Capital Employed (VACA) memiliki nilai

minimum sebesar 0,003 dan nilai maksimum sebesar 1,994..


50

Sedangkan nilai rata-rata sebesar 0,47542 dan standar deviasi

sebesar 0,469920.

b. Variabel Value Added Human Capital (VAHU) memiliki nilai minimum

sebesar 0,242 dan nilai maksimum sebesar 3,895. Sedangkan nilai

rata-rata sebesar 1.33598 dan standar deviasi sebesar 0,936317.

c. Variabel Structural Capital Value Added (STVA) memiliki nilai

minimum sebesar 0,104 dan nilai maksimum sebesar 0,923.

Sedangkan nilai rata-rata sebesar 0,70753 dan standar deviasi

sebesar 0,200662.

d. Variabel harga saham memiliki nilai minimum sebesar 50 dan nilai

maksimum sebesar 16000. Sedangkan nilai rata-rata sebesar

3172,10 dan standar deviasi sebesar 4111,237.

2. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui mengenai kenormalan

data dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Kolmogorov-

Smirnov. Batasan penerimaan data dinyatakan berdistribusi normal

adalah apabila nilai signifikan pada KolmogorovSmirnov > 0,05.

Hasil uji normalitas data terhadap variabel value added capital

employed (VACA) (X1), value added human capital (VAHU) (X2) dan

structural capital value added (STVA) (X3) dan harga saham (Y) dapat

dilihat sebagai berikut:


51

Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 51
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 2801.81628323
Most Extreme Differences Absolute .110
Positive .110
Negative -.056
Test Statistic .110
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .168

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa nilai signifikansi

Asiymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,168 lebih besar dari 0,05. Maka

sesuai dengan dasar pengambilan keputusan, dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal. Dengan demikian, asumsi atau

persyaratan normalitas data sudah terpenuhi.

b) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolineritas digunakan untuk mengetahui apakah antar

variabel bebas memiliki atau terdapat korelasi yang tinggi atau

sempurna. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas

didalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance < 0,1 atau nilai VIF > 10,

terjadi multikolinearitas. Jika nilai tolerance > 0,1, dan nilai VIF< 10,

tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji

multikolinearitas.
52

Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
a
Coefficients
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
VACA .941 1.063
VAHU .880 1.136
STVA .868 1.152
a. Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai

tolerance diatas 0.1 dan VIF dibawah 10 sehingga bisa diartikan

bahwa seluruh variabel tidak terdapat multikolinearitas dalam model

regresi.

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari pengamatan

ke pengamaatan lainnya. Dalam penelitian ini uji heteroskedatisitas

dilakukan dengan uji grafik plot. Grafik plot digunakan untuk menguji

heteroskedasititas dalam penelitian ini. Apabila tidak ada pola yang

jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak ada gejala heteroskedatisitas.

Gambar 4.1 menunjukkan uji heteroskedasititas.


53

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa tidak terdapat pola

tertentu baik di atas maupun dibawah angka 0 (nol). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas.

d) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t–1

(sebelumnya). Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji

Durbin-Watson (DW test). Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji

autokorelasi.

Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary

B Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Durbin-Watson
Square the Estimate
a
1 .732 .536 .506 2889.853 1.197
54

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Durbin-Watson

diperoleh nilai sebesar 1,197. Jika nilai uji statistik Durbin-Watson lebih

kecil dari satu atau lebih besar dari tiga, maka residual atau error dari

model regresi berganda tidak bersifat independen atau terjadi

autokorelasi. Jadi berdasarkan uji statistik Durbin-Watson dalam

penelitian ini berada berada di atas satu dan dibawah tiga (1,197)

sehingga tidak terjadi autokorelasi.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui apakah

terdapat hubungan antara variabel dependen dan independen. Analisis ini

untuk mengetahui arah huhubungan antara variabel dependen dan

variabel independen, apakah masing-masing variabel independen

berhubungan positif atau negatif untuk memprediksi nilai dari variabel

dependen apabila terjadi kenaikan atau penurunan pada variabel

independen. Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

𝑌̂ = ∝ +𝛽1 X1 + 𝛽2 X 2 + 𝛽3 X3 + 𝑒

Berikut adalah hasil analisis regresi linier berganda menggunakan

aplikasi SPSS:

Tabel 4.6
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 635.832 1837.876 .346 .731
VACA 5444.175 896.523 .622 6.073 .000
VAHU 1325.364 465.268 .302 2.849 .006
STVA -2576.063 2186.100 -.126 -1.178 .245
55

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, diperoleh persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut:

𝑌̂ = 635.832 + 5444.175X1 + 1325.364X2 − 2576.063X3

Koefisien-koefisien persamaan regresi linear berganda diatas

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Berdasarkan persamaan regresi menunjukkan bahwa nilai constant

sebesar 635.832 yang berarti bahwa jika variabel independen lainnya

bernilai nol, maka variabel harga saham mengalami kenaikan.

b. Koefisien regresi untuk variabel X1 (VACA) sebesar 5444.175.

Koefisien positif menunjukkan bahwa VACA mempunyai hubungan

searah dengan harga saham. Artinya semakin tinggi nilai VACA maka

harga saham semakin meningkat.

c. Koefisien regresi untuk variabel X 2 (VAHU) sebesar 1325.364.

Koefisien positif menunjukkan bahwa VAHU mempunyai hubungan

searah dengan harga saham. Artinya semakin tinggi nilai VAHU maka

harga saham semakin meningkat.

d. Koefisien regresi untuk variabel X 3 (STVA) sebesar -2576.063.

Koefisien negatif menunjukkan bahwa STVA tidak mempunyai

hubungan searah dengan harga saham. Artinya semakin rendah nilai

STVA maka harga saham semakin menurun.

4. Uji Hipotesis

a) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur sejauh

mana kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel

dependen. Nilai adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel


56

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu menunjukkan variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variabel dependen. Berikut hasil uji R2 yang

dilakukan mengunakan aplikasi SPSS dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinasi

b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square
Square the Estimate
a
1 .732 .536 .506 2889.853
a. Predictors: (Constant), STVA, VACA, VAHU
b. Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan hasil diatas menunjukkan hasil uji koefisien

determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.506. Nilai tersebut berarti

50,6% variasi variabel bebas dapat menjelaskan model persamaan

regresi dan 50,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel-variabel lain

yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

b) Uji Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis secara simultan atau menyeluruh dengan

menggunakan “uji F” yaitu dengan mencari “F-hitung” dan

membandingkan dengan “F-tabel”. Berikut hasil uji F menggunakan

software SPSS:
57

Tabel 4.8

Hasil Uji Simultan (Uji F)

a
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 452604952.262 3 150868317.421 18.065 .000
Residual 392508724.247 47 8351249.452
Total 845113676.510 50
a. Dependent Variable: Harga Saham
b. Predictors: (Constant), STVA, VACA, VAHU

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa variabel

independen (X) mendapatkan nilai F-Hitung sebesar 18,065 dan taraf

signifikansi sebesar 0,000. Menentukan F tabel dengan tingkat

signifikansi α=5%, n=51, dan k=4; df1=k-1=4-1=3, df2=n-k=51-4=47.

Tabel 4.9
Titik Persentase Distribusi F

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai F tabel sebesar 2,80,

jadi nilai F hitung lebih besar dari F tabel (18,065 > 2,80) dan taraf

signifikansi 0,000 < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel

VACA, VAHU dan STVA berpengaruh secara simultan atau bersama-

sama terhadap variabel harga saham.

c) Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial (Uji t) digunakan untuk menguji hipotesis secara

parsial guna menunjukan pengaruh tiap variabel independen secara


58

individu terhadap variabel dependen. Berikut hasil Uji t menggunakan

software SPSS:

Tabel 4.10

Hasil Uji Parsial (Uji t)

a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 635.832 1837.876 .346 .731
VACA 5444.175 896.523 .622 6.073 .000
VAHU 1325.364 465.268 .302 2.849 .006
STVA -2576.063 2186.100 -.126 -1.178 .245

Tabel 4.11
Titik Persentase Distribusi t

Hasil interpretasi hipotesis penelitian dapat dilihat sebagai

berikut:

1. Berdasarkan Tabel 4.10 diatas variabel VACA menunjukkan

bahwa nilai t hitung sebesar 6,073. Nilai tabel distribusi t dicari

pada tingkat signifikansi α=0,05/2=0,025 dengan derajat

kebebasan (df) = 51 - 4 = 47. Hasil yang diperoleh untuk t tabel

sebesar 2,01174. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel (6,073 >
59

2.01174) dengan nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05

yang berarti H1 diterima, itu artinya terdapat pengaruh positif yang

signifikan dari VACA terhadap harga saham.

2. Variabel VAHU (X2) menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar

2,849. Nilai tabel distribusi t dicari pada singkat signifikansi

α=0,05/2=0,025 dengan derajat kebebasan (df) = 51 - 4 = 47.

Hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2,01174. Nilai t hitung

lebih besar dari t tabel (2,849 > 2.01174) dengan nilai signifikansi

0,006 yang lebih kecil dari 0,05 yang berarti H2 diterima, itu artinya

terdapat pengaruh positif yang signifikan dari VAHU terhadap

harga saham.

3. Variabel STVA (X3) menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar -

1,178. Nilai tabel distribusi t dicari pada singkat signifikansi

α=0,05/2=0,025 dengan derajat kebebasan (df) = 51 - 4 = 47.

Hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2,01174. Nilai t hitung

lebih kecil dari t Tabel (-1,178 < 2.01174) dengan nilai signifikansi

0,245 yang lebih besar dari 0,05 yang berarti H3 ditolak, itu artinya

tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari STVA terhadap harga

saham.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bentuk

statistik maka perlu dilakukan penelaahan yang lebih mendalam guna

memperoleh gambaran yang lebih komprehensif terhadap penelitian. Oleh

karena itu, berikut ini akan dibahas selengkapnya mengenai hasil uji hipotesis

tersebut.
60

1. Pengaruh Pengungkapan Value Added Capital Employed (VACA)

Terhadap Harga Saham

VACA merupakan indikator untuk VA yang diciptakan oleh 1 unit

dari capital employed (CE). Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat

oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi. Dalam

perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini, efisiensi waktu dan

biaya yang terjadi dalam pemanfaatan modal dapat dirasakan pada

peralihan model bisnis yang cenderung digital, yang dimana lebih

terhindar dalam pengeluaran biaya-biaya seperti penyusutan atas aset,

pemeliharaan dan kerusakan jika masih mempertahankan model bisnis

hanya dalam bentukan fisik, misalnya pemilikan bangunan, gudang,

mesin.

Hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini adalah Value Added

Capital Employed (VACA) yang berpengaruh terhadap harga saham.

Hasil menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (6,073 >

2.01174) dengan nilai signifikansi adalah 0,000 < 0,05 yang berarti H0

ditolak dan H1 diterima, itu artinya terdapat pengaruh positif yang

signifikan dari VACA terhadap harga saham.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Kusufiyah et al, 2017) yang mengemukakan bahwa value added capital

employed berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham,

pengelolaan modal secara maksimal akan meningkatkan value added

yang akan meningkatkan kinerja perusahaan pula. Peningkatan kinerja

tersebut akan berdampak terhadap harga saham yang akan diperoleh


61

investor. Semakin tinggi CE akan semakin tinggi pula return saham yang

diperoleh investor.

Semakin baik perusahaan mengelola asset dengan dan dapat

menekan biaya operasional sehingga dapat meningkatkan nilai tambah

dari hasil kamampuan intellectual capital perusahaan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa value added capital employed berpengaruh positif

terhadap harga saham secara otomatis ini sesuai dengan resources

based theory yang membahas menganai pemanfaatan nilai tambah

perusahaan dalam bentuk modal intellectual.

2. Pengaruh Pengungkapan Value Added Human Capital (VAHU)

Terhadap Harga Saham

Value added human capital (VAHU) menunjukkan berapa banyak

value added yang dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk

tenaga kerja. Berdasarkan konsep Resources Based Theory, agar dapat

menciptakan nilai, maka perusahaan membutuhkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Perusahaan juga harus dapat mengelola

sumber daya manusia dengan maksimal sehingga menciptakan value

added bagi perusahaan.

Hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini adalah variabel Value

Added Human Capital (VAHU) yang tidak berpengaruh terhadap harga

saham. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t

tabel (2,849 > 2.01174) dengan nilai signifikansi adalah 0,006 < 0,05 yang

berarti H0 ditolak dan H2 diterima, itu artinya ada pengaruh yang signifikan

dari VAHU terhadap harga saham.


62

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi (2020)

yang menyatakan bahwa Value Added Human Capital berpengaruh

positif dan signifikan terhadap harga saham. Dari hasil tersebut terdapat

pengaruh signifikan dapat diketahui bahwa semakin tinggi Value Added

Human Capital maka harga saham juga semakin meningkat.

3. Pengaruh Pengungkapan Structural Capital Value Added (STVA)

Terhadap Harga Saham

Teori Resources Based Theory menjelaskan menjelaskan bahwa

perusahaan yang mampu memenuhi kebutuhan proses rutinitas dan

struktur yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja

bisnis dan kinerja intelektual yang optimal akan menciptakan value added

bagi perusahaan. Dengan peningkatan value added yang terlihat pada

laporan keuangan, juga akan meningkatkan daya beli investor terhadap

saham perusahaan.

Hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini adalah Variabel

Structural Capital Value Added (STVA) yang tidak berpengaruh terhadap

harga saham. Hasil menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t

Tabel (-1,178 < 2.01174) dengan nilai signifikansi 0,245 > 0,05 yang

berarti H0 diterima dan H3 ditolak. Hal ini berarti Structural Capital Value

Added (STVA) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Loist, 2018) yang

mengemukakan bahwa Structural Capital Value Added (STVA) tidak

berpengaruh signifikan terhadap harga saham, hal ini mencakup semua

pengetahuan dalam perusahaan selain pengetahuan yang ada pada

modal manusia, mencakup database, bagan organisasi, proses manual,


63

strategi, rutinitas dan sesuatu yang nilainya lebih tinggi dibandingkan nilai

materi. Dengan demikian, adanya struktur yang baik, maka perusahaan

dapat beroperasi dengan baik pula. Hal ini akan membuat kinerja

perusahaan meningkat yang akhirnya akan meningkatkan harga saham.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian mengenai pengaruh

pengungkapan intellectual capital terhadap harga saham, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pengungkapan Value

Added Capital Employed (VACA) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham. Hal ini berarti bahwa pada saat perusahaan dapat

memanfaatkan capytal employed yang dimiliki secara maksimal, pasar

akan merespon hal tersebut secara positif yang ditunjukkan dengan

meningkatnya harga saham perusahaan.

2. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pengungkapan Value

Added Human Capital (VAHU) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham. Artinya semakin tinggi nilai Value Added Human

Capital (VAHU) sebuah perusahaan manufaktur sektor makanan dan

minuman maka harga saham akan meningkat.

3. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pengungkapan Structural

Capital Value Added (STVA) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga

saham. Hal ini berarti bahwa pasar belum menganggap optimalisasi

structural capital perusahaan sebagai faktor yang dapat memberikan

return lebih bagi perusahaan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang telah dikemukakan,

peneliti memberikan beberapa saran, antara lain:

64
65

1. Peneliti selanjutnya disarankan menggunakan perusahaan-perusahaan

lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki jumlah

perusahaan yang relatif lebih besar.

2. Penelitian selanjutnya hendaknya menambah rentang periode penelitian

agar mendapatkan hasil yang lebih baik.

3. Diharapkan penelitian dapat menjadikan pemahaman tentang faktor-

faktor yang menjadi dasar perusahaan untuk melakukan pengungkapan

intellectual capital terkhusus pada kaitannya terhadap harga saham,

kemudian menjadi bahan pertimbangan investor dalam mempertahankan

atau menambah jumlah saham yang akan di investasikan kepada

perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, V. 2019. Pengaruh Tingkat Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap


ROA Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di Bei
Dari Tahun 2010-2014. Jurnal Riset Akuntansi. Vol.3. No.1.

Dewi, P.B.T. 2020. Pengaruh Physical Capital, Human Capital Dan Structural
Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan. Jurnal Ilmu
Dan Riset Akuntansi. Vol.9.No.10.

Diorzanora, B. 2019. Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital Dan


Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja
Perusahaan. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi. Vol.8. No.8.

Fauzi, A. Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital (IC) Dan Economy Value


Added (EVA) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI. Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi. Vol10.No.1.

Guntoro, R., dan Arrozi, MF. 2020. Pengaruh Intellectual Capital Dan Earning
Pershare Terhadap Harga Saham. Jurnal JCA Ekonomi. Vol.1. No.1.

Kusufiyah, Y.V, et al. 2017. Efek Intellectual Capital Terhadap Harga Saham
Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis Dharma Andalas. Vol.19. No.1.

Landion, V., dan Lastanti, H.S. 2019 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Kinerja Keuangan, Nilai Pasar Perusahaan Dan Reputasi Perusahaan.
Jurnal Akuntansi Trisakti. Vol.6.No.2.

Perdana, E. 2019. Pengaruh Elemen Modal Intellectual Terhadap Harga Saham


Melalui ROA Sebagai Variabel Pemediasi Pada Bank BUMN. Jurnal
ilmiah Ekonomi dan Bisnis. Vol.24. No.2.

Salsabila, L. 2021. Pengaruh Value Added Capital Employed (Vaca), Value


Added Human Capital (Vahu), Structural Capital Value Added
(STVA)Terhadap Profitabilitas. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis
Krisnadwipayana. Vol.8.No.3.

Setyawati, E.P., dan Irwanto, A. 2020. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap


Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Airlangga. Vol.30.No.2.

Silalahi, E.M. 2021. Intellectual Capital Improve Your Employee Productivity And
Performance. Budi Utama: Yogyakarta

Siregar, N.Y., dan Safitri, T.A. 2019. Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk
Management, Intellectual capital, Corporate Social Responsibility, Dan
Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Bisnis Darmajaya.
Vol.5. No.2.

66
67

Solida, A., et al. 2020. Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital, Reputasi


Underwriter, Financial Leverage, Umur Dan Size Perusahaan Terhadap
Underpricing Saham IPO Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018.
Journal Of Economics And Business. Vol.4. No.1.

Utomo, A.S. 2019. Pengaruh CSR, ROI, ROE Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
PETA. Vol.4. No.1.

Virgiawan, G.A.B.A., et al. 2018. Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital,


Pengukuran Value Added Intellectual Capital (VAIC) Struktur
Kepemilikan, Dan Cost Of Equity Capital Terhadap Kapitalisasi Pasar
Perusahaan (Studi Perusahaan Perbankan Pada Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2017). JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi). Vol.9.
No.3.

Widagdo et al. 2019. Resource Based View Strategi Bersaing Berbasis


Kapabilitas Dan Sumber Daya. Mandala Press: Jember Jawa Timur
L

N
LAMPIRAN 1 (Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan

dan Minuman Tahun 2018-2020)

NO KODE NAMA PERUSAHAAN


1 ADES Akasha Wira International Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 BUDI Budi Strach & Sweetener Tbk
4 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk
5 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
6 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
8 IIKP Inti Agri Resources Tbk
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
10 MGNA Magna Investama Mandiri Tbk
11 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
12 MYOR Mayora Indah Tbk
13 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
14 SKBM Sekar Bumi Tbk
15 SKLT Sekar Laut Tbk
16 STTP Siantar Top Tbk
17 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tranding Company Tbk

LAMPIRAN 2 (Data Penelitian)


 VALUE ADDED
TOTAL BEBAN
No. NP TAHUN VALUE ADDED
PENJUALAN PENJUALAN
1 ADES 2018 804,302,000,000 415,212,000,000 389,090,000,000

2019 834,330,000,000 417,218,000,000 417,112,000,000

2020 673,364,000,000 330,799,000,000 342,565,000,000

2 AISA 2018 1,583,265,000,000 1,123,521,000,000 459,744,000,000

2019 1,510,427,000,000 1,062,970,000,000 447,457,000,000

2020 1,283,331,000,000 965,172,000,000 318,159,000,000

3 BUDI 2018 2,647,193,000,000 2,297,120,000,000 350,073,000,000

2019 3,003,768,000,000 2,622,892,000,000 380,876,000,000


2020 2,725,866,000,000 2,371,651,000,000 354,215,000,000

4 BTEK 2018 890,045,953,988 809,143,951,385 80,902,002,603

2019 697,914,218,244 675,755,697,970 22,158,520,274

2020 1,013,029,439,944 964,881,167,697 48,148,272,247

5 CEKA 2018 3,629,327,583,572 3,354,976,550,553 274,351,033,019

2019 3,120,937,098,980 2,755,574,838,991 365,362,259,989

2020 3,634,297,273,749 3,299,157,338,979 335,139,934,770

6 DLTA 2018 893,006,350,000 24,127,111,100 868,879,238,900

2019 827,136,727,000 23,044,069,700 804,092,657,300

2020 546,336,411,000 23,916,621,700 522,419,789,300

7 ICBP 2018 4,229,670,300,000 2,614,785,700,000 1,614,884,600,000

2019 4,229,670,300,000 2,789,269,000,000 1,440,401,300,000

2020 4,664,104,800,000 2,941,667,300,000 1,722,437,500,000

8 IIKP 2018 17,802,375,343 15,735,256,911 2,067,118,432

2019 20,078,357,205 14,000,284,316 6,078,072,889

2020 15,661,470,849 14,586,338,330 1,075,132,519

9 INDF 2018 733,947,280,000 5,318,272,300 728,629,007,700

2019 765,929,550,000 5,387,659,400 760,541,890,600

2020 817,314,690,000 5,497,942,500 811,816,747,500

10 MGNA 2018 257,437,549,951 246,559,849,692 10,877,700,259

2019 42,286,984,239 39,315,208,841 2,971,775,398

2020 48,204,476,838 41,734,121,092 6,470,355,746

11 MLBI 2018 3,574,801,000,000 1,364,750,000,000 2,210,051,000,000

2019 3,711,405,000,000 1,426,351,000,000 2,285,054,000,000

2020 1,985,009,000,000 1,044,783,000,000 940,226,000,000

12 MYOR 2018 2,406,080,239,572 1,766,414,886,507 639,665,353,065

2019 2,502,673,947,254 1,710,949,852,603 791,724,094,651

2020 2,447,695,374,265 1,717,783,078,296 729,912,295,969

13 ROTI 2018 2,766,545,866,684 1,274,332,759,465 1,492,213,107,219


2019 3,337,022,314,624 1,487,586,425,468 1,849,435,889,156

2020 3,212,034,546,032 1,409,870,836,152 1,802,163,709,880

14 SKBM 2018 1,953,910,957,160 1,728,304,112,505 225,606,844,655

2019 2,104,704,872,583 1,837,650,335,553 267,054,537,030

2020 3,165,530,224,724 2,850,011,161,450 315,519,063,274

15 SKLT 2018 1,045,029,834,378 677,184,873,211 367,844,961,167

2019 1,281,116,255,236 957,200,088,005 323,916,167,231

2020 1,254,851,220,305 707,727,422,846 547,123,797,459

16 STTP 2018 2,826,957,323,397 2,207,286,926,068 619,670,397,329

2019 3,512,509,168,853 2,559,476,265,555 953,032,903,298

2020 3,846,300,254,825 2,776,101,376,253 1,070,198,878,572

17 ULTJ 2018 5,472,882,000,000 3,516,606,000,000 1,956,276,000,000

2019 6,223,057,000,000 3,881,051,000,000 2,342,006,000,000

2020 5,967,362,000,000 3,738,835,000,000 2,228,527,000,000

 VALUE ADDED CAPITAL EMPLOYED (VACA)

No NP Tahun VA CE (EKUITAS) VACA


1 ADES 2018 389,090,000,000 481,914,000,000 0.807

2019 417,112,000,000 567,937,000,000 0.734

2020 342,565,000,000 700,508,000,000 0.489

2 AISA 2018 459,744,000,000 3,450,942,000,000 0.133

2019 447,457,000,000 2,828,257,000,000 0.158

2020 318,159,000,000 1,657,853,000,000 0.192

3 BUDI 2018 350,073,000,000 1,266,484,000,000 0.276

2019 380,876,000,000 1,285,318,000,000 0.296

2020 354,215,000,000 1,322,156,000,000 0.268

4 BTEK 2018 80,902,002,603 5,806,191,620,662 0.014

2019 22,158,520,274 2,042,236,478,354 0.011

2020 48,148,272,247 1,662,172,641,912 0.029


5 CEKA 2018 274,351,033,019 976,647,575,842 0.281

2019 365,362,259,989 1,131,294,696,834 0.323

2020 335,139,934,770 1,260,714,994,864 0.266

6 DLTA 2018 868,879,238,900 3,584,163,814,000 0.242

2019 804,092,657,300 3,213,563,332,000 0.250

2020 522,419,789,300 3,794,234,400,000 0.138

7 ICBP 2018 1,614,884,600,000 2,270,715,000,000 0.711

2019 1,440,401,300,000 2,667,110,500,000 0.540

2020 1,722,437,500,000 5,031,805,300,000 0.342

8 IIKP 2018 2,067,118,432 274,344,742,077 0.008

2019 6,078,072,889 359,441,336,181 0.017

2020 1,075,132,519 317,895,683,657 0.003

9 INDF 2018 728,629,007,700 499,168,000,000 1.460

2019 760,541,890,600 542,024,880,000 1.403

2020 811,816,747,500 791,380,440,000 1.026

10 MGNA 2018 10,877,700,259 16,556,254,934 0.657

2019 2,971,775,398 63,621,101,665 0.047

2020 6,470,355,746 63,151,020,615 0.102

11 MLBI 2018 2,210,051,000,000 1,167,536,000,000 1.893

2019 2,285,054,000,000 1,146,007,000,000 1.994

2020 940,226,000,000 1,433,406,000,000 0.656

12 MYOR 2018 639,665,353,065 8,542,544,481,694 0.075

2019 791,724,094,651 9,911,940,195,318 0.080

2020 729,912,295,969 11,271,468,049,958 0.065

13 ROTI 2018 1,492,213,107,219 2,916,901,120,111 0.512

2019 1,849,435,889,156 3,092,597,379,097 0.598

2020 1,802,163,709,880 3,227,671,047,731 0.558

14 SKBM 2018 225,606,844,655 1,040,576,552,571 0.217

2019 267,054,537,030 1,035,820,381,000 0.258


2020 315,519,063,274 961,981,659,335 0.328

15 SKLT 2018 367,844,961,167 339,236,007,000 1.084

2019 323,916,167,231 380,381,947,966 0.852

2020 547,123,797,459 407,569,774,228 1.342

16 STTP 2018 619,670,397,329 1,646,387,946,952 0.376

2019 953,032,903,298 2,148,007,007,980 0.444

2020 1,070,198,878,572 2,673,298,199,144 0.400

17 ULTJ 2018 1,956,276,000,000 4,774,956,000,000 0.410

2019 2,342,006,000,000 5,655,139,000,000 0.414

2020 2,228,527,000,000 4,781,737,000,000 0.466

 VALUE ADDED HUMAN CAPITAL (VAHU)

BEBAN
No NP Tahun VA VAHU
KARYAWAN
1 ADES 2018 389,090,000,000 479,910,000,000 0.811

2019 417,112,000,000 385,860,000,000 1.081

2020 342,565,000,000 325,070,000,000 1.054

2 AISA 2018 459,744,000,000 537,790,000,000 0.855

2019 447,457,000,000 462,360,000,000 0.968

2020 318,159,000,000 291,620,000,000 1.091

3 BUDI 2018 350,073,000,000 634,000,000,000 0.552

2019 380,876,000,000 738,800,000,000 0.516

2020 354,215,000,000 742,500,000,000 0.477

4 BTEK 2018 80,902,002,603 39,121,751,723 2.068

2019 22,158,520,274 31,278,915,340 0.708

2020 48,148,272,247 33,273,745,520 1.447

5 CEKA 2018 274,351,033,019 289,524,931,179 0.948

2019 365,362,259,989 224,490,524,550 1.628

2020 335,139,934,770 229,426,730,698 1.461


6 DLTA 2018 868,879,238,900 316,243,490,000 2.748

2019 804,092,657,300 301,558,180,000 2.666

2020 522,419,789,300 134,129,287,000 3.895

7 ICBP 2018 1,614,884,600,000 544,611,000,000 2.965

2019 1,440,401,300,000 600,838,000,000 2.397

2020 1,722,437,500,000 606,457,000,000 2.840

8 IIKP 2018 2,067,118,432 4,837,186,106 0.427

2019 6,078,072,889 4,705,698,702 1.292

2020 1,075,132,519 4,437,563,842 0.242

9 INDF 2018 728,629,007,700 992,840,600,000 0.734

2019 760,541,890,600 960,848,300,000 0.792

2020 811,816,747,500 960,459,000,000 0.845

10 MGNA 2018 10,877,700,259 3,583,889,327 3.035

2019 2,971,775,398 3,163,774,584 0.939

2020 6,470,355,746 2,698,530,815 2.398

11 MLBI 2018 2,210,051,000,000 802,800,000,000 2.753

2019 2,285,054,000,000 969,770,000,000 2.356

2020 940,226,000,000 842,490,000,000 1.116

12 MYOR 2018 639,665,353,065 1,401,091,144,080 0.457

2019 791,724,094,651 1,704,103,076,440 0.465

2020 729,912,295,969 1,394,842,768,050 0.523

13 ROTI 2018 1,492,213,107,219 1,662,134,415,980 0.898

2019 1,849,435,889,156 2,145,584,870,190 0.862

2020 1,802,163,709,880 3,056,338,728,080 0.590

14 SKBM 2018 225,606,844,655 531,201,497,770 0.425

2019 267,054,537,030 589,054,682,010 0.453

2020 315,519,063,274 646,863,815,750 0.488

15 SKLT 2018 367,844,961,167 413,972,887,690 0.889

2019 323,916,167,231 475,530,785,500 0.681


2020 547,123,797,459 975,166,590,340 0.561

16 STTP 2018 619,670,397,329 927,880,020,870 0.668

2019 953,032,903,298 992,622,795,850 0.960

2020 1,070,198,878,572 1,089,807,378,120 0.982

17 ULTJ 2018 1,956,276,000,000 690,870,000,000 2.832

2019 2,342,006,000,000 816,370,000,000 2.869

2020 2,228,527,000,000 917,070,000,000 2.430

 STRUCTURAL CAPITAL VALUE ADDED (STVA)

SC (VA-HC)
No NP Tahun VA
HC SC STVA
389,090,000,000 47,991,000,000 341,099,000,000 0.877
1 ADES 2018
417,112,000,000 38,586,000,000 378,526,000,000 0.907
2019
342,565,000,000 32,507,000,000 310,058,000,000 0.905
2020
459,744,000,000 53,779,000,000 405,965,000,000 0.883
2 AISA 2018
447,457,000,000 46,236,000,000 401,221,000,000 0.897
2019
318,159,000,000 29,162,000,000 288,997,000,000 0.908
2020
350,073,000,000 63,400,000,000 286,673,000,000 0.819
3 BUDI 2018
380,876,000,000 73,880,000,000 306,996,000,000 0.806
2019
354,215,000,000 74,250,000,000 279,965,000,000 0.790
2020
80,902,002,603 39,121,751,723 41,780,250,880 0.516
4 BTEK 2018
22,158,520,274 31,278,915,340 (9,120,395,066) (0.412)
2019
48,148,272,247 33,273,745,520 14,874,526,727 0.309
2020
274,351,033,019 189,524,931,179 84,826,101,840 0.309
5 CEKA 2018
365,362,259,989 224,490,524,550 140,871,735,439 0.386
2019
335,139,934,770 229,426,730,698 105,713,204,072 0.315
2020
868,879,238,900 316,243,490,000 552,635,748,900 0.636
6 DLTA 2018
804,092,657,300 301,558,180,000 502,534,477,300 0.625
2019
522,419,789,300 134,129,287,000 388,290,502,300 0.743
2020
1,614,884,600,000 544,611,000,000 1,070,273,600,000 0.663
7 ICBP 2018
1,440,401,300,000 600,838,000,000 839,563,300,000 0.583
2019
1,722,437,500,000 606,457,000,000 1,115,980,500,000 0.648
2020
20,671,184,320 4,837,186,106 15,833,998,214 0.766
8 IIKP 2018
60,780,728,890 4,705,698,702 56,075,030,188 0.923
2019
10,751,325,190 4,437,563,842 6,313,761,348 0.587
2020
728,629,007,700 99,284,060,000 629,344,947,700 0.864
9 INDF 2018
760,541,890,600 96,084,830,000 664,457,060,600 0.874
2019
811,816,747,500 96,045,900,000 715,770,847,500 0.882
2020
10,877,700,259 3,583,889,327 7,293,810,932 0.671
10 MGNA 2018
2,971,775,398 2,163,774,584 808,000,814 0.272
2019
6,470,355,746 2,698,530,815 3,771,824,931 0.583
2020
2,210,051,000,000 802,800,000,000 1,407,251,000,000 0.637
11 MLBI 2018
2,285,054,000,000 969,770,000,000 1,315,284,000,000 0.576
2019
940,226,000,000 842,490,000,000 97,736,000,000 0.104
2020
639,665,353,065 140,109,114,408 499,556,238,657 0.781
12 MYOR 2018
791,724,094,651 170,410,307,644 621,313,787,007 0.785
2019
729,912,295,969 139,484,276,805 590,428,019,164 0.809
2020
1,492,213,107,219 166,213,441,598 1,325,999,665,621 0.889
13 ROTI 2018
1,849,435,889,156 214,558,487,019 1,634,877,402,137 0.884
2019
1,802,163,709,880 305,633,872,808 1,496,529,837,072 0.830
2020
225,606,844,655 53,120,149,777 172,486,694,878 0.765
14 SKBM 2018
267,054,537,030 58,905,468,201 208,149,068,829 0.779
2019
315,519,063,274 64,686,381,575 250,832,681,699 0.795
2020
367,844,961,167 41,397,288,769 326,447,672,398 0.887
15 SKLT 2018
323,916,167,231 47,553,078,550 276,363,088,681 0.853
2019
547,123,797,459 97,516,659,034 449,607,138,425 0.822
2020
619,670,397,329 92,788,002,087 526,882,395,242 0.850
16 STTP 2018
953,032,903,298 99,262,279,585 853,770,623,713 0.896
2019
1,070,198,878,572 108,980,737,812 961,218,140,760 0.898
2020
1,956,276,000,000 690,870,000,000 1,265,406,000,000 0.647
17 ULTJ 2018
2,342,006,000,000 816,370,000,000 1,525,636,000,000 0.651
2019
2,228,527,000,000 917,070,000,000 1,311,457,000,000 0.588
2020

 HARGA SAHAM

No. NP TAHUN CLOSING PRICE


1 ADES 2018 920
2019 1,045
2020 1,460
2 AISA 2018 168
2019 168
2020 390
3 BUDI 2018 96
2019 103
2020 99
4 BTEK 2018 134
2019 50
2020 50
5 CEKA 2018 1,375
2019 1,670
2020 1,785
6 DLTA 2018 5,500
2019 6,800
2020 4,400
7 ICBP 2018 10,450
2019 11,150
2020 9,575
8 IIKP 2018 240
2019 50
2020 50
9 INDF 2018 7,450
2019 7,925
2020 6,850
10 MGNA 2018 50
2019 50
2020 50
11 MLBI 2018 16,000
2019 15,500
2020 9,700
12 MYOR 2018 2,620
2019 2,050
2020 2,710
13 ROTI 2018 1,200
2019 1,300
2020 1,360
14 SKBM 2018 695
2019 410
2020 324
15 SKLT 2018 1,500
2019 1,610
2020 1,565
16 STTP 2018 4,500
2019 4,500
2020 9,500
17 ULTJ 2018 1,350
2019 1,680
2020 1,600

LAMPIRAN 3 (OUTPUT HASIL PENELITIAN MENGGUNAKAN SPSS)


 Hasil Analisis Statistika Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VACA 51 .003 1.994 .47542 .469920


VAHU 51 .242 3.895 1.33598 .936317
STVA 51 .104 .923 .70753 .200662
Harga Saham 51 50 16000 3172.10 4111.237
Valid N (listwise) 51
 Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 51
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 2801.81628323
Most Extreme Differences Absolute .110
Positive .110
Negative -.056
Test Statistic .110
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .168

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

 Hasil Uji Multikolinearitas


a
Coefficients
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
VACA .941 1.063
VAHU .880 1.136
STVA .868 1.152

 Hasil Uji Heteroskedastisitas


 Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Durbin-Watson
Square the Estimate
a
1 .732 .536 .506 2889.853 1.197

 Hasil Analisis regresi Linear Berganda


a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 635.832 1837.876 .346 .731
VACA 5444.175 896.523 .622 6.073 .000
VAHU 1325.364 465.268 .302 2.849 .006
STVA -2576.063 2186.100 -.126 -1.178 .245

 Hasil Uji Koefisien Determinasi

b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square
Square the Estimate
a
1 .732 .536 .506 2889.853

 Hasil Uji Simultan (Uji F)

a
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 452604952.262 3 150868317.421 18.065 .000
Residual 392508724.247 47 8351249.452
Total 845113676.510 50
a. Dependent Variable: Harga Saham
b. Predictors: (Constant), STVA, VACA, VAHU
 Titik Persentase Distribusi F
 Hasil Uji Parsial (Uji t)

a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 635.832 1837.876 .346 .731
VACA 5444.175 896.523 .622 6.073 .000
VAHU 1325.364 465.268 .302 2.849 .006
STVA -2576.063 2186.100 -.126 -1.178 .245

 Titik Persentase Distribusi t


BIOGRAFI PENULIS

Muhammad Ihsan, panggilan Ihsan lahir di Carangki pada


tanggal 04 Januari 2001 dari pasangan suami istri Bapak
Tarmuji dan Ibu Maryam. Peneliti adalah anak ketiga dari 3
bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di Jl.
Tamalate II, Kecamatan Rappocini Kota Makassar, Sulawesi
Selatan. Pendidikan yang ditempuh oleh peneliti yaitu SDN
151 Inpres Sabantang lulus tahun 2012, MTs.
Wahdaniyatillah lulus tahun 2015, SMA Negeri 5 Maros lulus tahun 2018 dan
mulai tahun 2018 mengikuti program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program
Studi Akuntansi Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar sampai
sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai
mahasiswa Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Makassar.

Anda mungkin juga menyukai