SKRIPSI
OLEH:
THESIS
Undergraduate Accounting
BY :
SKRIPSI
OLEH:
THESIS
BY:
Nim : 180500003
Menyatakan Bahwa skrispsi ini adalah murni hasil karya sendiri dan seluruh isi
skripsi menjadi tanggung jawab saya sendiri. Apabila saya mengutip dari karya
orang lain maka saya mencantumkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Saya bersedia dikenakan sanksi pembatalan skripsi apabila terbukti
melakukan tindakan plagiat (penjiplakan).
Jakarta, 2022
i
LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI
NIM : 180500003
JURUSAN : AKUNTANSI
KONSENTRASI : PERPAJAKAN
CICURUG)
TANGGAL UJIAN :
JAKARTA, 2022
CPHCEP,CPMP,CODP,CBOA,CLMA.
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
OLEH :
( ) ( )
iii
KATA PENGANTAR
rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
baik secara moril maupun material sehingga skripsi ini dapat selesai. Selain itu
Sitompul,M.SC.Ph.D
pembimbing akademik Bapak Tagor Darius Sidauruk, SE., M.Si., CRP yang
iv
4. Ibu Nia Tresnawaty S.E., M.Ak selaku dosen pembimbing I yang telah
skripsi.
skripsi.
mencurahkan seluruh jiwa dan raga atas kasih sayang, waktu dan material
untuk penulis Penulis mengucapkan terima kasih banyak atas doa, bimbingan,
serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
bimbingan, serta dukungan yang telah diberikan sehingga bisa sampai saat ini.
9. Abang saya yang suka memberikan cemilan saat saya mengerjakan skripsi dan
adik –adik saya yang selalu menghibur saya saat saya selesai mengerjakan
skripsi .
dukungan, tempat berbagi cerita, serta sabar menghadapi keluh kesah saya,
v
selalu siap siaga dalam keadaan apapun dan menjaga saya dengan baik dari
SMA sampai saat ini terimakasih karena masih nemenin sampai sekarang.
11. Ka rendy dan Ka Adel yang mau membantu saya dalam kelangsungan
12. Teman-teman ku tersayang dari semester 1 hingga saat ini Sebi, Riris,
Nandini, Christy yang selalu berbagi canda tawa, belajar bersama, dan
Universitas Satya Negara Indonesia lainnya yang tidak bisa saya sebutkan
namanya satu persatu, dan semua yang telah membantu saya semasa kuliah.
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu saran dan
Jakarta, 2022
vi
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the the effect of understanding
level, taxpayer complianceand tax penalties to increase tax obligations. The
population used in this study is MSMEs located in the Cicurug sub-district. The
data obtained in this study through a questionnaire filled out by 104 respondents.
The sampling technique used is Probability Sampling. The data analysis method
used in this research is descriptive statistical test, research instrument test (which
includes validity test, reliability test), classical assumption test (in which there is
normality test, heteroscedasticity test, multicollinearity test, auto correlation test,
regression analysis test multiple tests, hypothesis testing (in which there is a
partial test (t test), simultaneous test (f test), and the coefficient of determination
test with the help of SPSS version 25.
Based on research that has been done in statistical analysis shows that the
level of knowledge has a negative effect on tax obligations, taxpayer compliance
has a positive and significant effect on tax obligations, and tax firmness has a
positive and significant effect on tax obligations. While the level of understanding,
taxpayer compliance, and taxation taxes have a significant effect on MSME tax
obligations of 30.7% while the remaining 69.3% can be explained by other causal
factors not found in this study.
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................iv
ABSTRAK........................................................................................................vii
ABSTRACT.......................................................................................................viii
DAFTAR ISI....................................................................................................ix
DAFTAR TABEL............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
...................................................................................................
ix
2.1.3 Pengelompokan Pajak......................................................15
Indonesia .........................................................................24
x
2.8.4 Hubungan Tingkat Pemahaman, Kepatuhan Wajib Pajak,
UMKM .......................................................................31
xi
3.9.1 Uji Statistik deskriptif......................................................44
xii
4.3.1 Uji Normalitas .................................................................61
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
xiii
5.1 Kesimpulan ...............................................................................82
Lampiran
DAFTAR TABEL
xiv
Tabel 4.14 Uji Analisis Linear Berganda ........................................................69
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
usaha (UMKM) yang dapat dibuka seperti usaha Pakaian, Teknologi, Bahan
pangan dan banyak lagi. Interaksi ekonomi di antara pelaku pasar ekonomi
didukung oleh warga Negara Indonesia. Sesuai dengan pengertian pajak itu
sendiri merupakan iuaran yang harus dibayar rakyat kepada Negara yang
masuk Dalam hal ini norma-norma yang telah ditetapkan secara umum, tanpa
1
mendapatkan kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup
pajak sesuai penerapan perpajakan yang diatur dalam ketentuan umum dan
khusus pada pelaku UMKM berupa PPh final 0,5%. Kebijakan pajak tersebut
lain. Namun dalam hal ini UMKM sendiri memiliki pajak yang sama seperti
wajib pajak lainnya yaitu dengan pengertian pajak itu sendiri merupakan
pajak yang harus dibebankan pada pelaku Usaha Mikro Menengah (UMKM).
Target pajak diharapkan meningkat setiap tahun. Penetapan target pajak ini
Dalam hal ini APBN kemudian menjadi tolak ukur dan motor penggerak
bekerja dengan baik dalam sistem self-assessment. Dalam hal ini, Pemerintah
2
memiliki Direktorat Jenderal Pajak (DJP) secara optimal menjalankan
kewajiban dan hak Wajib Pajak di bidang perpajakan, seperti penerbitan atau
perlu diketahui oleh setiap Wajib Pajak dalam rangka memenuhi kewajiban
dari 67 juta UMKM yang ada di Indonesia tersebut hanya ada 2,3 juta
UMKM yang memiliki NPWP dan tidak semuanya patuh akan perpajakannya
masih ada UMKM yang tidak membayar pajak, yang rutin hanya setengah
bahkan mungkin kurang dari itu ujar (Hestu Yoga Saksama, 2020) sudah
sangat jelas terlihat tidak ada setengah dari jumlah UMKM yang melakukan
Indonesia, namun dari realitanya sangat jauh dari harapan. Pada awalnya tarif
pajak untuk UMKM sebesar 1% dari penghasilan didapatkan yang tidak lebih
3
dari 4,8 miliar tiap tahunnya yang tercantum dalam peraturan pemerintah (PP)
penerimaan pajak pada tahun 2020 lebih rendah dibandingkan tahun 2019
terlebih karena adanya covid-19. Pada tahun 2020 silam Indonesia mengalami
1,800
1,600
1,400
1,200
1,000
800
600
400
200
0
2016 2017 2018 2019 2020 44287
Gambar 1.1
Realisasi Penerimaan Perpajakan hingga April 2021
Sumber: Pajak.com.id
4
Terlihat dari gambar tabel diatas bahwa kewajiban perpajakan dalam
membayar perpajakannya tidak selalu konsisten tiap tahunnya dari tahun 2016
pada tahun 2020 hingga tahun 2021 dimana terlihat jelas bahwa pada tahun ini
sangat turun akan kepatuhan wajib pajak dalam membayar perpajakannya dan
membuat Indonesia berhutang banyak karena pada awal tahun 2020 pemerintah
pekerja tidak dipekerjakan lagi sehingga diharapkan dengan usaha UMKM yang
5
dibandingkan dengan jumlah wajib pajak yang terdaftar. Jika tingkat kepatuhan
pajak sangat kecil, otomatis tarif pajak akan mengurangi tarif pajak dalam
Kongkow Bisnis Pas FM di Hotel Ibis (Rabu 19/7/2017) bahwa tingkat kepatuhan
pemahaman tentang pajak diberikan kepada pelajar dan masyarakat sejak dini
agar masyarakat sadar unuk mengetahui akan pentingnya perpajakan bagi negara.
Pengetahuan tentang perpajakan atau sering disebut dengan pajak sangat penting
tidak hanya bagi pelajar dan pengusaha, tetapi bagi individu dan semua lapisan
Blog Pajak).
presentase kurang stabil dan pernah tidak meningkat secara signifikan. Dari data
berbagai indikator yang diambil kepatuhan pajak tersebut, terlihat masih ada
6
kepatuhan cukup rendah. terdapat dua macam kepatuhan perpajakan diataranya
adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakan secara
kepatuhan material merupakan suatu keadaan dimana wajib pajak secara subjektif
atau hakekat memenuhi ketentuan semua material perpajakan, sesuai dengan isi
diberikan kepada wajib pajak yang tidak taat akan peraturan yang telah dibuat
seperti melanggar peraturan. Dalam hal ini undang-undang yang telah ada
merupakan suatu peringatan bagi setiap wajib pajak untuk melakukan mengetahui
mana yang harus dilakukan dan mana yang seharusnya tidak dilakukan. Sanksi
dibuat supaya wajib pajak menaati peraturan atau undang-undang untuk tidak
Bukan hanya itu saja tapi dalam sanksi pajak merupakan salah satu bentuk
hukuman bagi pelanggar wajib pajak. Aturan atau hukum disini supaya kita
mengetahui apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan seseorang. Sanksi
Kurnia Rahayu 2017:170). Yang dapat membantu wajib pajak untuk mematuhi
setiap aturan pajak yang telah berlaku sejak lama dengan diberlakukannya sebuah
dan sanksi pidana. Sanksi administrasi dikenakan apabila Wajib pajak menyalahi
7
aturan pajak. Sanksi administrasi terbagi menjadi 3 bentuk, yaitu sanksi denda,
sanksi bunga, sanksi kenaikan. Dalam UU KUP Bab II tentang Nomor Wajib
Pajak , Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Surat pemberitahuan, dan Tata cara
pelanggar pajak (wajib pajak) yang tidak taat untuk membayar sehingga dengan
adanya ketegasansanksi yang dikenakan akan membuat efek jera, dan akan
undangan perpajakan (Thomas Sumarsan 2017:9). Dan pajak ialah iuran yang
harus dibayar setiap wajib pajak kepada Negara yang masuk dalam kas Negara
Oleh karena itu masih ada UMKM yang masih belom taat pajak
memberikan edukasi yang lebih tentang perpajakan agar dengan adanya tingkat
8
Terdapat inkonsintensi dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
9
1.2 Perumusan Masalah
Cicurug?
Cicurug.
Kecamatan Cicurug.
Kecamatan Cicurug.
10
1.3.2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Peneliti
diperoleh dari hasil studi penelitian selama ini. Serta sebagai salah
penelitian lebih lanjut mengenai topic yang telah diteliti ini, serta
b. Bagi Akademis
yang telah diteliti, serta dapat menjadi data pelengkap dan acuan
11
selanjutnya, untuk menjadi refrensi yang telah diperoleh oleh
peneliti.
c. Bagi Praktisi
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pajak
dibayar oleh setiap wajib pajak kepada negara dan maskdalam kas negara
dapat dipaksakan tanpa adanya balas jasa. Iuran tersebut akan digunakan
negara.
13
proporsional, agar pemerintah bias melaksanakan tugas-tugasnya untuk
menjalankan pemerintahan”.
pemerintah.
fungsi, yaitu:
14
a) Fungsi Anggarann (Buddgetair)
15
2.1.3 Pengelompokan pajak
sebagai berikut:
(Mardiasmo, 2019:8)
a. Menurut Golongannya
jumlah wajib pajak yang belum dibayar. Oleh karena itu, jika
16
2) Kesadaran pada wajib pajak
dalam sistem ini, wajib pajak mempunyai sifat pasif, dan fiskus
c) Withholding System
ketiga yang bukan wajib pajak dan juga bukan aparat/ fiskus. Dalam
kondisi setiaap wajib pajak paham dan mengerti arti, fungsi dan tujuan akan
17
3. Transparannya informasi mengenai penggunaan
dilakukan paling lama tanggal 25 Maret. Meskipun mengisi daya SPS selalu
dilakukan tiap tahun tapi masih saja ada wajib pajak yang merasa sulit
sehingga sering terjadi kesalahan dalam mengisi SPT. Berbagai kegiatan dan
kepatuhan wajib pajak saat ini, diperlukannya adanya kepercayaan yang lebih
system itu sendiri. Wajib pajak yang tidak memahami peraturan perpajakan
secara jelas cenderung akan menjadi wajib pajak yang tidak taat. Maka
kewajibannya dan jika wajib pajak memahami perpajakan wajib pajak akan
18
wajib pajak. Penyuluhan yang baik merupakan keuntungan bagi DJP untuk
internal
perundang-undangan perpajakan.
hukum”.
memiliki hutang atas seluruh jenis pajak terkecuali memiliki izin untuk
19
menunda atau membayar angsuran, dan Pajak sesuai dengan waktu
berikut:
20
(1) Kepatuhan Formal yaitu suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara
berlaku.
adanya semangat kebangsaan yang kuat dalam jiwa Wajib Pajak untuk
21
b. SPT masa yang telah terlambat disampaikan tidak lewat batas
ditetapkan.
telah ditetapkan.
keputusan di atas.
22
2.4 Ketegasan sanksi Perpajakan
yang akan dikenakan sanksi administrasi dan pidana (M. Faroug, 2018:290).
sebagai efek jera dan sanksi yang berlaku jelas (Jannah 2017) sanksi
perpajakan yaitu segala hukuman yang didapatkan wajib pajak jika wajib
diharapkan memberikan efek jera terhadap wajib pajak yang bertujuan agar
umum dan tata cara Perpajakan tertulis bahwa ada dua macam sanksi
perpajakan, yaitu:
23
2). Pidana Penjara.
adalah :
pajak
yaitu:
A. Bersifat tegas;
24
f. Kurangnya sosialisasi perpajakan.
dibayar, tergantung jenis transaksi yang dilakukan dan jumlah omset usaha
dalam kurun waktu satu tahun. Untuk itu kewajiban perpajakan merupakan
25
dan Ketegasan Sanksi Perpajakan terhadap variabel terikat (dependent
dibawah ini :
Tingkat Pemahaman
(X₁)
Ketegasan Sanksi
Perpajakan (X₃)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
yang diambil dan ingin diteliti mengenai tingkat pemahaman wajib pajak,
pajak dapat dilihat pada tabel yang berisi dari hasil penelitian sebelumnya:
26
Tabel 2.1
27
Perpajakan Terhadap kewajiban perpajakan, dan
kewajiban(Y) Ketegasab Sanksi Perpajakan
Perpajakan UMKM di berpengaruh terhadap kewajiban
Kota Malang. perpajakan UMKM di Kota
Malang.
4 Riska Pengaruh Pemahaman Pengaruh Pemahaman Perpajakan
Faradhila dan Perpajakan (X₁), berpengaruh terhadap kepatuhan
Wida Fadhila Kesadaran Wajib wajib pajak, pengaruh kesadaran
(2021) Pajak (X₂) , Kualitas wajib pajak berpengaruh positif
Pelayanan (X₃), dan terhadap kepatuhan wajib pajak,
Resiko Terdeteksi dan resiko terdeteksi fiskus
Fiskus (X₄), Terhadap berpengaruh signifikan terhadap
Kepatuhan Wajib kepatuhan wajib pajak UMKM
Pajak UMKM (Y) studi pada wajib pajak UMKM di
Studi pada Wajib Kota Banda Aceh
Pajak UMKM di Kota
Banda Aceh
5 Khuzaimah Tingkat Pemahaman Tingkat pemahaman wajib pajak
(2018) Wajib Pajak (X₁), berpengaruh signifikan terhadap
kewajiban perpajakan, serta
Kesadaran Wajib
kesadaran wajib pajak
Pajak (X₂), danSanksi berpengaruh positif terhadap
Perpajakan (X₃), kewajiban perpajakan, dan sanksi
perpajakan berpengaruh
Terhadap Kewajiban
signifikan terhadap kewajiban
Perpajakan (Y) perpajakan.
Sumber : Data diolah, 2022
28
2.8 Hubungan Antar Variabel
Perpajakan UMKM
tentang ketentuan pajak dan tata cara mengenai perpajakan, dari sistem
dari subjek pajak, objek pajak, perhitungan pajak terutang, tarif pajak,
pemahaman tentang pajak, dan manfaat pajak bagi wajib pajak, akan
adalah suatu proses dalam wajib pajak dimana setiap wajib pajak
terhadap perpajakan.
29
2.8.2 Hubungan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Kewajiban
Perpajakan UMKM
Perpajakan UMKM
30
Menurut (Andi Hamzah) bahwa sanksi merupakan hukuman bagi
pemeriksaan.
(UMKM)
dilihat dari kewajiban setiap wp jika wajib pajak saja tidak memahami
31
wajib pajak sadar akan kewajibannya membayar pajak, begitu pula
perpajakan dibuat untuk memberikan efek jera bagi wajib pajak yang
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2022 sampai bulan juli
2022
kecil (UMKM) yang terdaftar sebagai wajib pajak dan sudah memiliki
NPWP.
kausal yaitu desain peneliti yang yang digunakan peliti untuk mengunakan
3.3 Hipotesis
33
kewajiban perpajakan pengusaha usaha menengah kecil (UMKM) yang akan
perpajakan (UMKM)
perpajakan (UMKM)
perpajakan (UMKM).
34
3.4 Variabel dan Skala Pengukuran
atribut atau sifat dari objek, orang, atau kegiatan yang mempunyai
35
dependen (Variabel Terikat). Dalam penelitan ini variabel
(Compliance Theory)
yang berlaku.
2019:72).
36
3.4.1.2 Variabel Terikat / Dependent Variabel (Y)
37
responden melaksanakan fungsinya sesuai dengan pertanyaan yang
telah diberikan.
Tabel 3.1
Skala Likert
TS Tidak Setuju 2
R Ragu-Ragu 3
S Setuju 4
SS Sangat Setuju 5
Sumber: Sampoernauniversity.ac.id
mengatakan bahwa suatu atribut atau nilai atau sifat dari sebuah obyek atau
kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti
menjelaskan variabel penelitian ini ke dalam dimensi dan indikator yang akan
38
Ketegasan sanksi perpajakan terhadap kewajiban perpajakan UMKM” terdapat
Tabel 3.2
Operasional Variabel
lokasi pembayaran
pajak.
39
Kepatuhan Wajib Kepatuhan wajib 1.Aspek law enforcement Ordinal
kewajiban waktu
peraturan perundang-
undangan perpajakan
dipatuhi/ diperbuat.
berlaku
sangat diperlukan
40
5. Penetapan sanksi pajak
undang-undang atau
6. Pelaksanaan sanksi
belum bayar.
41
yang terdapat dari sumber informasi yang terpercaya dan
tepat.
adalah :
sebuah tugas penelitian. Dengan kata lain data primer adalah informasi yang
harus dikumpulkan oleh peneliti karena belum ada yang mengumpulkan dan
menerbitkan informasi tersebut dalam bentuk yang dapat dilihat oleh publik.
Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis data primer. Data primer
yaitu data yang akan diperoleh langsung dari obyek yang telah diteliti yang
42
pemahaman, Kepatuhan wajib pajak, dan Ketegasan sanksi perpajakan)
3.8.1 Populasi
berupa benda hidup atau benda mati menurut (Silaen 2018: 87).
3.8.2 Sampel
43
3. UMKM yang terdaftar di Wilayah Kecamatan Cicurug
seberapa besar data tersebut. yang akan diperiksa dari rata-rata data.
adalah Wajib Pajak yang terdaftar pada Wajib Pajak yang telah
memiliki NPWP.
44
penyataan pada kuesioner yang harus dihilangkan ataupun
pembentuk indikator.
45
a) Pertama ialah menentukan kecondongan dari data
histogram.
46
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
normalitas.
ketentuan VIF < 10,00 dan Tolerence <0,10, maka dapat dikatakan
47
varian dari residulnya memiliki varian sama maka disebut
scatterplot yaitu:
a) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar
dibawah dan diatas angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
terjadi heteroskedastisitas.
dari waktu ke waktu yang saling terkait. Masalah ini akan muncul
48
2018:111). Pengujian ini dapat digunakan dengan membandingkan
atas (du) dan batas bawah (dl). Setelah itu, bandingkan nilai statistik
berikut:
b) Jika dl < d < dU, maka tidak ada kesimpulan yang dapat
ditarik.
c) Jika dU < d < 4-dU maka tidak ada korelasi positif atau
negatif.
untuk menguji model pengaruh serta hubungan antara variabe bebas yang
lebih dari dua variabel terhadap variabel dependent. Selain itu juga
Y= ᵅ + ᵝ₁.x₁ + ᵝ₂.X₂ + ᵝ₃ + X₃ + e
49
Keterangan :
α =¿ Kostanta
X1 = Tingkat Pemahaman
e = Variabel penggangu
5% yaitu :
(terikat).
50
b) Jika nilai signifikan uji t > 0,05 artinya H0 diterima maka
signifikan sebesar0,05.
layak.
tidak layak.
51
BAB IV
the Scocial Sciene (SPSS) versi 25, sedangkan data yang diolah
Tabel 4.1
52
4.1.2 Karakteristik Identifikasi Responden
Tabel 4.2
Jenis Kelamin
Valid Cumulati
Frequen Perce
Permce ve
cy nt
nt Percent
Vali Perempu
40 38.5 38.5 100
d an
53
atau sebesar 61,55 adalah Laki-laki, 40 responden atau 38,5%
adalah Perempuan.
b) Karakteristik Umur
Tahun, dan >55 Tahun. Hal ini bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
54
35-44 Tahun, 21 responden 20,2% yang berumur 44-55 tahun, dan
yaitu: <1 tahun, 1-5 tahun, 5,10 tahun, dan >10 tahun. Hal ini dapat dilihat
Tabel 4.4
Lama Usaha
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
pada tabel 2.2 dapat disimpulakan lama usaha berdiri 22 responden atau
21%2 lama usaha <1 tahun, 33 responden atau 31,7% lama usahan 1-5
tahun, 19 responden atau 18,3% lama usaha 5-10 tahun, 30 responden atau
55
d) Karakteristik Omset satu tahun
yaitu <300 juta, 300- 2,5 miliar, dan 2,5 miliar -4,8 miliar. Hal ini bisa
Tabel 4.5
Omset
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
tabel 4.5 bisa disimpulkan bahwa 90 responden atau 86.5% beromset <300
juta pertahun, 12 responden atau 11,5% beromset 300 juta- 2,5 miliar
pertahun, dan 2 responden atau 1,9% beromset 2,5 miliar- 4,8 miliar
pertahun.
56
Statistik deskriptif berisi informasi karakteristik sampel yang
Tabel 4.6
Descriptive Statistics
Std.
pada tabel 4,6 bisa disimpulkan bahwa jumlah data pada penelitian ini
Pajak (X2) sebesar 20,76% dengan devisi sebesar 2.974. Nilai rata-rata
3.559.
57
4.2 Uji Instrumen Penelitian
rtabel. Jika rhitung > rtabel maka butir pertanyaan atau variabel tidak valid, nilai
Tabel 4.7
df = 104-
0.1622 0.193 0.2279 0.2515 0.3181
2 = 102
Sesuai dari hasil tabel 4.7 dapat dilihat bahwa r tabel sebesar
0,193,untuk mengetahui bahwa data penelitian valid atau tidak maka bisa dilihat
Tabel 4.8
Item Nilai r
Variabel Nilai r Tabel Keterangan
Variabel Hitung
58
X1 0.548 0.193 Valid
59
Y.5 0.474 0.193 Valid
Berdasarkan dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai r hitung setiap
item variabel nilainya lebih besar dari r tabel (df = 104-2 = 102) df= 102
dengan signifikansi 0,05 didapat nilai rtabel sebesar 0.193, hal ini
membuktikan bahwa hasil uji validitas dari data penelitian ini adalah valid.
Dalam Uji Reliabilitas ini menurut (Ghozali 2018: 45) jika nilai
Cronbach’s Alpha <0,07 maka dalam hal ini instrument penelitian tidak
Tabel 4.9
Cronbach's
Variabel Keterangan
Alpha
Tingkat Pemahaman (X1) 0,728 Reliable
Kepatuhan Wajib Pajak(X2) 0,780 Reliable
Ketegasan Sanksi(X3) 0,739 Reliable
Kewajiban Perpajakan(Y) 0,741 Reliable
Sumber : Data Output SPSS
60
a. Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha
Pajak adalah relible yang berarti Kepatuhan Wajib Pajak baik dan
linier yang bertujuan untuk mencari tau apakah data penelitian yang
61
digunkaan berditribusi normal atau berasal dari populasi normal dengan
Tabel 4.10
Unstandardized
Residual
N 104
menggunakan nilai residual menghasilkan nilai yaitu 0,200 dimana angka ini
sudah jauh dari >0,05. Berarti bisa disimpulkan dalam model regresi dalam
maka data residual berdistribusi normal. Selain dapat dilihat tabel One Sample
62
Kolmogrov Smirnov Test data Normalitas bisa juga dilihat melalui grafik
Gambar 4.1
63
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan
Multikolinearitas adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang
dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation
Tabel 4.11
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
Tingkat Pemahaman 0.969 1.031
Kepatuhan Wajib
0.97 1.031
Pajak
Ketegasan Sanksi 0.994 1.006
a. Dependent Variable: Kewajiban Perpajakan
Sumber: Data Output SPSS
Pada data tabel 4.9 menunjukan besarnya nilai tolerance dan VIF dan
Nilai Tolerance 0,096 > 0,10 serta niali VIF 1,031 < 10.00 berarti tidak
64
b) Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (X2)
Nilai Tolerance 0,970 > 0,10 serta nilai VIF 1,031 <10.00 berarti tidak
Nilai Tolerance 0,994 > 0,10 serta nilai VIF 1,006 < 10.00 berarti
apabila titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola
yang berada diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
65
Sumber: Data Output SPSS
Gambar 4.2
Grafik Scareplott
bahwa titik –titik menyebar diatas dan dibawah menyebar secara acak, dan
Tabel 4.12
66
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Pajak
yang hasilnya dapat dilihat dalam tabel 4.10 diatas, bisa disimpulkan
bahwa semua variabel bebas mempunyai nilai signifikan > 0,05. Artinya
disusun menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya
Watson (DW test) dasar pengambilan keputusan dapat dilihat pada uji
67
c) DL < DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL maka, tidak ada kepastian
Tabel 4.13
Model Summaryb
Std.
Adjusted
R Error of Durbin-
Model R R
Square the Watson
Square
Estimate
Tabel 4.11 dengan jumlah sampel (n) = 104, dan jumlah variabel
Sehingga nilai DU < DW < 4-DU (1,7402 < 1,848 < 2,2589) Ho diterima
Tabel 4.14
68
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
Tingkat
-0.032 0.073 -0.037 -0.441 0.660
Pemahaman
1
Kepatuhan Wajib
0.242 0.1 0.202 2.428 0.017
Pajak
Y = α + β 1 x 1+ β 2 x 2+ β 3 x +e
69
nilai sebesar nol (0) maka nilai variabel Kewajiban Perpajakan
70
Perpajakan secara individual (parsial) Uji t dapat dilakukan dengan
atau 5% yaitu:
dikatakan layak.
tabel 4.16.
Tabel 4.15
Coefficientsa
71
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5.696 3.492 1.631 0.106
Tingkat -0.032 0.073 -0.037 -0.441 0.660
Pemahaman
Kepatuhan Wajib 0.242 0.100 0.202 2.428 0.017
Pajak
Ketegasan Sanksi 0.509 0.079 0.527 6.400 0.000
a. Dependent Variable: Kewajiban Perpajakan
Sumber : Data Output SPSS
dilakukan dalm tabel 4.16 berarti bisa dijelaskan pengaruh secara masing-
lebih kecil dari ttabel yaitu 1,66023 (-0,441 < 1,66023 ) dan tingkat
Perpajakan UMKM.
UMKM (Y)
72
Sesuai pada tabel 4.16 di atas menunjukan bahwa t hitung
lebih besar dari ttabel yaitu 1,66023 (2.428 > 1,66023) dan tingkat
UMKM(Y)
besar dari ttabel yaitu 1,66023 (6.400 > 1,66023) dan tingkat
73
a) Jika nilai signifikan < 0,05 maka model penelitian dikatakan layak
b) Jika nilai signifikan > 0,05 maka model penelitian dikatakan tidak
layak
sehingga sering disebut uji F. Fhitung diperoleh dari hasil Output SPSS
k-1 = 104-3-1 = 100, df pembilang = k-1 =4-1= 3, jadi Ftabel = 2,696 Hasil
Tabel 4.16
ANOVAa
Sum of
pada tabel 4.13 menunjukan bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 16.202 > 2,696
dengan nilai signifikansi yang didapatkan lebih kecil dari alpha ( α ¿, yaitu
74
maka secara simultan Tingkat pemahaan , Kepatuhan Wajib Pajak,
besar variasi dari variabel bebas mampu menjelaskan variasi dari variabel
terikat. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai yang
Tabel 4.17
Model Summaryb
hasilnya bisa dilihat pada tabel 4.12 , hasil perhitungan analisis model
75
dan variabel independen addalah kuat, karena angka tersebut lebih besar
dari 0,0 sedangkan adjusted R square adalah 30,7%. Hal ini menjelaskan
Kewajiban Perpajakan
76
Bersumber pada pembahasan diatas hasil penelitian pada
UMKM.
Perpajakan UMKM
Kepatuhan Wajib Pajak yaitu 2.248 dimana t hitung bernilai lebih besar
dari ttabel yaitu 1,66023 (2.248 > 1,66023) dan tingkat signifikansinya
yaitu 0,017 (0,017 < 0,05). Semakin meningkat kepatuhan wajib pajak
77
perpajakannya. Untuk mengemukakan bahwa kepatuhan pajak
jika wajib pajak tidak kesulitan dalam upaya membayar pajak dan
diatasi sehingga wajib pajak paham tentang pajak maka akan diiringi
perpajakannya.
78
Perbedaan hasil penelitian dari peneliti terdahulu yang tidak
Ketegasan Sanksi yaitu 6.400 dimana thitung bernilai lebih besar dari
ttabel yaitu 1,66023 (6.400 > 1,66023) dan tingkat signifikansinya yaitu
membayar pajak sehingga banyak wajib pajak yang acuh tak acuh
79
Nurhasanah Hasnah 2017 ) yang mengatakan bahwa ketegasan sanksi
dialaminya diataranya:
kurang optimal.
80
c) Metode pengumpulan data yang digunakan hanya mengunakan
BAB V
81
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
82
a) Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah
DAFTAR PUSTAKA
83
Choiriyatuz Zahidah, 2018. “Pengaruh Tingkat Pemahaman, Kepatuhan dan
Ketegasan Sanksi Perpajakan terhadap Kewajiban Perpajakan
Pengusaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Di Wilayah Jakarta
Selatan. (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah).
https://money.kompas.com/read/2017/07/19/1930326/ditjen-pajak--kepatuhan
bayar-pajak-masyarakat-indonesia-masih-rendah.
Khuzaimah (2018), Tingkat Pemahaman Wajib Pajak ,Kesadaran Wajib Pajak dan
Sanksi Perpajakan, Terhadap Kewajiban Perpajakan.
84
Prasetyo, Bambang, 2014. Metode penelitian Kuantitatif, Jakarta: Rajawali Press.
STIE Widya Manggala, jurnal akuntansi Indonesia, vol.10 No. 1 Januai 2021, Hal
41-59.
85