Anda di halaman 1dari 139

PENGARUH LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP

PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR


OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2021

SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pada Program Studi Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ekadharma Indonesia

Disusun oleh :

DIMAS ARISANDI
NIM : 11180056

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI EKADHARMA INDONESIA
2022
PENGARUH LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR
OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2021

SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pada Program Studi Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ekadharma Indonesia

Disusun oleh :

DIMAS ARISANDI
NIM : 11180056

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI EKADHARMA INDONESIA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP


PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR OTOMOTIF
DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2016-2021

SKRIPSI

Disusun oleh :
DIMAS ARISANDI
NIM : 11180056

Skripsi ini telah dipertahankan dan disahkan di depan Dewan penguji yang terdiri
dari :
Tanggal 13 Agustus 2022 Tanggal 13 Agustus 2022
Penguji I Penguji II

Adi Suprayoga, S.Sos., M.A. Ririn Uke Saraswati, S.Kom., MM.


NIDN: 0429038402 NIDN: 0422077803

Mengetahui,
Kaprodi Akuntansi Pembimbing

Ririn Uke Saraswati, S.Kom.,MM. Jon Edy, S.Kom.,MM.


NIDN: 0422077803

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Dimas Arisandi

NIM : 11180056

Menyatakan dihadapan tim penguji Skripsi, bahwa Skripsi dengan judul


“Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2016-2021” yang diajukan untuk diuji pada tanggal 13 Agustus
2022, adalah hasil karya saya sendiri.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
mengambil atau meniru kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau
pendapat atau pemikiran dari peneliti lain, yang saya aku seolah-olah sebagai
tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang
saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan
pengakuan pada peneliti aslinya.

Saya bersedia menarik skripsi yang saya ajukan, apabila terbukti bahwa saya
melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain yang seolah-olah
tulisan sendiri. Dan saya bersedia bila gelar dan ijasah yang diberikan Institusi
dibatalkan

Bekasi, 27 Juni 2022


Yang Memberi Pernyataan

Dimas Arisandi

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu,


Minta tolonglah pada Allah dan janganlah engkau lemah”
(HR. Muslim)
“Beri 100% pada setiap apa yang kamu lakukan untuk hasil
terbaik, Jika tidak sesuai tidak akan mengecewakan karena
sudah maksimal dan di luar batas kemampuan”
(Peneliti)

Skripsi ini saya persembahkan kepada:


Untuk kedua orang tua tercinta, terima kasih atas semua do’a, dukungan dan kasih

sayang yang tiada henti dalam setiap hal yang sedang dan akan dikerjakan

selanjutnya. Begitu banyak hal yang ibu dan bapak lakukan dalam kehidupan saya,

semoga Allah SWT selalu memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat atas semua

yang dilakukan tersebut. Terima kasih kepada kakak dan keluarga yang

memberikan bantuan dan selalu berdo’a agar segala sesuatu yang saya kerjakan

dimudahkan oleh Allah SWT. Dan tak lupa juga almamater yang sangat saya

banggakan yaitu STIE Ekadharma Indonesia, terima kasih telah memberikan

pendidikan yang baik sampai saat ini dan terima kasih kepada dosen pembimbing

telah sabar membimbing sampai selesainya skripsi ini.

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya dan Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,

peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Pengaruh

Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor

Otomotif dan Komponen Periode 2016-2021”. Adapun skripsi ini dibuat untuk

memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Program Studi Akuntansi STIE

Ekadharma Indonesia. Peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh

dari sempurna, untuk itu peneliti berharap saran serta kritik yang membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini dari semua pihak, terutama dari Bapak/Ibu Dosen

Pembimbing. Bersama ini pula dengan segala kerendahan hati peneliti

mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak S.M. Zulkifli, S.Kom.,MM. selaku ketua STIE Ekadharma Indonesia

yang telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori

adanya pendidikan dengan biaya terjangkau dan berkualitas.

2. Ibu Ririn Uke Saraswati, S.Kom.,MM. selaku Ketua Program Studi

Akuntansi STIE Ekadharma Indonesia.

3. Bapak Jon Edy, S.Kom.,MM. selaku Dosen Pembimbing yang sangat luar

biasa telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada saya sehingga

dapat terselesaikan penelitian ini.

v
4. Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi STIE Ekadharma Indonesia yang

telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.

5. Teruntuk Orang tua saya tercinta, serta keluarga yang selalu mendoakan dan

memberikan dorongan serta semangat dalam penyusunan skripsi ini.

6. Teruntuk sahabat Euis dan Elmi yang selalu menjadi teman terbaik.

7. Teman-teman mahasiswa/i STIE Ekadharma Indonesia tahun ajaran 2018

yang telah memberikan dukungan kepada peneliti yang tidak bisa peneliti

sebutkan satu per satu.

8. Semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini yang tidak bisa

peneliti sebutkan satu per satu.

Penulis berharap karya ilmiah ini memberikan manfaat dan masukan kepada

pembaca dalam rangka menambah pengetahuan dan referensi bagi para pembaca

sekalian. Wasalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Bekasi, 27 Juni 2022

Dimas Arisandi

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN.................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii
ABSTRAKSI............................................................................................... xv
ABSTRACT ................................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 10
1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 11
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 12
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................... 12
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Kajian Pustaka........................................................................................ 15
2.1.1 Profitabilitas .................................................................................. 15
2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas ....................................................... 15
2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas ................ 16
2.1.1.3 Rasio Profitabilitas ............................................................... 17
2.1.1.4 Tujuan dan Manfaat Profitabilitas........................................ 19

vii
2.1.1.5 Pengukuran Profitabilitas ..................................................... 20
2.1.1.6 Return on Asset .................................................................... 22
2.1.2 Likuiditas ...................................................................................... 24
2.1.2.1 Pengertian Likuiditas ........................................................... 24
2.1.2.2 Rasio Likuiditas ................................................................... 26
2.1.2.3 Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas .................................. 27
2.1.2.4 Pengukuran Likuiditas ......................................................... 28
2.1.2.5 Current Ratio ....................................................................... 29
2.1.3 Solvabilitas .................................................................................... 30
2.1.3.1 Pengertian Solvabilitas ......................................................... 30
2.1.3.2 Rasio Solvabilitas ................................................................. 32
2.1.3.3 Tujuan dan Manfaat Rasio Solvabilitas ............................... 33
2.1.3.4 Pengukuran Solvabilitas ....................................................... 34
2.1.4 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 36
2.1.4.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................... 36
2.1.4.2 Researh Gap ......................................................................... 39
2.1.5 Teori Penghubung ......................................................................... 40
2.1.5.1 Teori Penghubung Likuiditas dengan Profitabilitas............. 40
2.1.5.2 Teori Penghubung Solvabilitas dengan Profitabilitas .......... 41
2.2 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 41
2.3 Pengembangan Hipotesis ....................................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 45
3.1.1 Lokasi Penelitian ........................................................................... 45
3.1.2 Waktu Penelitian ........................................................................... 45
3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................ 46
3.2.1 Jenis Penelitian.............................................................................. 46

viii
3.2.2 Pendekatan Penelitian ................................................................... 46
3.3 Populasi, Sample dan Teknik Sampling ................................................ 47
3.3.1 Populasi ......................................................................................... 47
3.3.2 Sample ........................................................................................... 47
3.3.3 Teknik Sampling ........................................................................... 48
3.4 Sumber Data ........................................................................................... 50
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 51
3.6 Definisi Operasional Variabel ................................................................ 52
3.6.1 Variabel Dependen ........................................................................ 52
3.6.2 Variabel Independen ..................................................................... 53
3.7 Uji Instrumen ......................................................................................... 55
3.7.1 Uji Validitas .................................................................................. 55
3.7.2 Uji Realibilitas .............................................................................. 55
3.8 Teknik Analisis Data .............................................................................. 56
3.8.1 Statistik Deskriptif ........................................................................ 58
3.8.2 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 58
3.8.2.1 Uji Normalitas ...................................................................... 58
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas ............................................................ 59
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 60
3.8.2.4 Uji Autokorelasi ................................................................... 61
3.8.3 Uji Hipotesis ................................................................................. 61
3.8.3.1 Uji Parsial (Uji T) ................................................................ 62
3.8.3.2 Uji Simultan (Uji F) ............................................................. 63
3.8.3.3 Uji Koefisien Determinasi ................................................... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 65
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 65

ix
4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 71
4.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................... 72
4.1.3.1 Hasil Uji Normalitas ............................................................ 72
4.1.3.2 Hasil Uji Multikolinearitas................................................... 74
4.1.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................... 75
4.1.3.4 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................... 75
4.1.4 Hasil Analisis Regresi Berganda................................................... 76
4.1.5 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 78
4.1.5.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................... 78
4.1.5.2 Hasil Uji Parsial (Uji T) ....................................................... 79
4.1.5.3 Hasil Uji Simultan (Uji F) ................................................... 81
4.2 Pembahasan ............................................................................................. 82
4.2.1 Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas .................................. 82
4.2.2 Pengaruh Solvabilitas terhadap Profitabilitas ............................... 84
4.2.3 Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas ....... 85

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 87
5.2 Implikasi Penelitian ................................................................................. 88
5.3 Saran ........................................................................................................ 90

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-Lampiran

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Profitabilitas Tahun 2020 dan 2021 .................................. 5

Tabel 1.2 Data Tingkat Likuiditas Perusahaan .......................................... 6

Tabel 1.3 Data Tingkat Solvabilitas Perusahaan ....................................... 7

Tabel 1.4 Data Tingkat Profitabilitas Perusahaan ...................................... 8

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................ 36

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ..................................................................... 45

Tabel 3.2 Pemilihan Sampel Berdasarkan Kriteria .................................. 49

Tabel 3.3 Data Sampel Perusahaan .......................................................... 50

Tabel 3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ............. 54

Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................... 71

Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ............................................... 73

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................... 74

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 76

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda ............................................. 77

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................. 78

Tabel 4.7 Hasil Uji Parsial ....................................................................... 79

Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan.................................................................... 81

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................ 43

Gambar 4.1 Grafik P-Plot Uji Normalitas ............................................... 72

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ........................... 75

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Data Current Ratio tahun 2016 ............................................. 95

Lampiran 2 Data Current Ratio tahun 2017 ............................................. 96

Lampiran 3 Data Current Ratio tahun 2018 ............................................. 97

Lampiran 4 Data Current Ratio tahun 2019 ............................................. 98

Lampiran 5 Data Current Ratio tahun 2020 ............................................. 99

Lampiran 6 Data Current Ratio tahun 2021 ........................................... 100

Lampiran 7 Data Debt to Asset Ratio tahun 2016 ................................. 101

Lampiran 8 Data Debt to Asset Ratio tahun 2017 ................................. 102

Lampiran 9 Data Debt to Asset Ratio tahun 2018 ................................. 103

Lampiran 10 Data Debt to Asset Ratio tahun 2019 ................................. 104

Lampiran 11 Data Debt to Asset Ratio tahun 2020 ................................. 105

Lampiran 12 Data Debt to Asset Ratio tahun 2021 ................................. 106

Lampiran 13 Data Return on Asset tahun 2016 ....................................... 107

Lampiran 14 Data Return on Asset tahun 2017 ....................................... 108

Lampiran 15 Data Return on Asset tahun 2018 ....................................... 109

Lampiran 16 Data Return on Asset tahun 2019 ....................................... 110

Lampiran 17 Data Return on Asset tahun 2020 ....................................... 111

Lampiran 18 Data Return on Asset tahun 2021 ....................................... 112

Lampiran 19 Tabulasi Data Variabel ....................................................... 113

xiii
Lampiran 20 Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................. 115

Lampiran 21 Hasil Uji Normalitas ........................................................... 115

Lampiran 22 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................. 116

Lampiran 23 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................. 116

Lampiran 24 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................ 116

Lampiran 25 Hasil Uji T & Analisis Regresi Berganda .......................... 117

Lampiran 26 Hasil Uji Simultan .............................................................. 117

Lampiran 27 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................ 117

Lampiran 28 Distribusi Nilai T Tabel ...................................................... 118

Lampiran 29 Distribusi Nilai F Tabel ...................................................... 119

Lampiran 30 Distribusi Nilai Tabel Durbin-Watson ............................... 121

xiv
PENGARUH LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR OTOMOTIF
DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2016-2021

DIMAS ARISANDI
11180056

ABSTRAK

Keberlangsungan hidup perusahaan bergantung pada kemampuannya


dalam mencari laba. Kemampuan ini dapat dianalisis dengan menggunakan rasio
laporan keuangan, seperti Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas terhadap
Profitabilitas perusahaan sektor otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia
Periode 2016-2021.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan
asosiatif kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor otomotif
dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2021 yang
berjumlah 16 perusahaan. Berdasarkan teknik pengambilan sampel dengan teknik
purposive sampling didapatkan sampel sebanyak 9 perusahaan. Teknik
pengumpulan data menggunakan dokumentasi dari laporan keuangan yang
dipublikasikan di website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan
website perusahaan terkait. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi
linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Likuiditas tidak berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas. (2) Solvabilitas berpengaruh negatif signifikan
terhadap Profitabilitas. (3) Likuiditas dan Solvabilitas secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas dan dengan nilai koefisien determinasi sebesar
29,6%.

Kata kunci: Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas

xv
THE INFLUENCE OF LIQUIDITY AND SOLVENCY ON
PROFITABILITY AT AUTOMOTIVE AND COMPONENT
SECTOR COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE IN THE PERIODE OF 2016-2021

DIMAS ARISANDI
11180056

ABSTRACT
The Company’s going concern depends on their ability to make profit. This
ability could be analyze by financial statement ratios, like Liquidity, Solvency, and
Profitability. The objective of this study is to investigate the effect of liquidity and
solvency on profitability at automotive and component sector companies listed in
indonesia stock exchange in the periode of 2016-2021.
This study is a quantitative and associative causal study. Populations used
in this study automotive and component sector companies listed in indonesia stock
exchange in the periode of 2016-2021, which consist of 16 companies. We use
purposive sampling technique and only employ 9 out of 16 companies as samples
in this study. Data collecting technique used in this study is documentation, i.e.
annual financial reports published in www.idx.co.id and the companies’ website.
Analysis techniques that used are simple linear regression and multiple linear
regressions.
Results of this study show that: (1) Liquidity doesn’t has significant
influence on Profitability. (2) Solvency does has negative and significant influence
on Profitability. (3) Liquidity and Solvency simultanously do have positive and
significant influence on Profitability with the coefficient of determination value by
29,6%.

Keywords: Liquidity, Solvency, Profitability

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan

tentulah memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen.

Pertama, pemilik perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha

yang dijalankannya. Kedua, pemilik menginginkan bahwa usaha yang dijalankan

nantinya tidak hanya satu periode kegiatan saja. Artinya pemilik menginginkan

usaha yang dijalankan memiliki umur yang panjang untuk beberapa periode ke

depan dan bukan hanya seumur jagung. Ketiga, tujuan perusahaan adalah tetap

mampu untuk menghasilkan atau menyediakan berbagai jenis barang atau jasa

untuk kepentingan masyarakat umum. Agar tujuan tersebut dapat dicapai,

manajemen perusahaan harus mampu membuat perencanaan yang dapat dipantau

perkembangannya, setiap perusahaan harus mampu membuat catatan,

pembukuan, dan laporan terhadap semua kegiatan usaha. Catatan, pembukuan,

dan laporan dibuat baik dalam suatu periode tertentu.

Setiap perusahaan umumnya memiliki laporan keuangan sebagai bentuk

pertanggungjawaban manajemen terhadap aktivitas-aktivitas operasional yang

dilakukan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan selama satu

periode tertentu. Setelah laporan keuangan disusun bedasarkan data yang relevan

dan dilakukan dengan prosedur akuntansi yang benar maka akan terlihat kondisi

keuangan perusahaan yang sebenarnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah

1
jumlah aktiva, kewajiban (utang), serta modal (ekuitas) dalam neraca yang

dimiliki. Kemudian ketiga akan diketahui pendapatan yang diterima dan jumlah

biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Agar laporan keuangan menjadi

lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak tertentu

dilakukan analisis keuangan. Analisis laporan keuangan dilakukan untuk

mengukur sejauh mana kemampuan serta kemajuan suatu perusahaan yang dilihat

dari posisi keuangan perusahaan pada saat ini. Melalui analisis laporan keuangan

akan diketahui tingkat kinerja perusahaan dari periode ke periode selanjutnya

terutama mengenai kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (Kasmir,

2016).

Terdapat banyak pihak yang berkepentingan dengan informasi

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, yang secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi pihak intern dan pihak ekstern. Pihak intern (manajemen)

menggunakan informasi laba sebagai dasar untuk membuat perencanaan dan

menetapkan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan di

masa mendatang. Selain itu, pihak ekstern seperti bankir, kreditur, serta lembaga

keuangan lainnya, dan pemasok menggunakan informasi laba sebagai dasar untuk

melakukan kerja sama dengan perusahaan. Jika kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba cukup rendah maka pihak ekstern akan sulit memberikan dana

dan kemudahan fasilitas kepada perusahaan.

Di era modern seperti saat ini, kemudahan dalam berinvestasi semakin

baik. Bursa Efek Indonesia sebagai pengelola jasa jual beli efek sudah optimal

dalam tugasnya menyediakan semua sarana perdagangan, membuat peraturan

2
bursa dan menyediakan informasi yang kemudian digunakan oleh investor.

Keterbukaan pasar bursa mendorong partisipasi masyarakat untuk menanamkan

modal pada perusahaan yang telah menawarkan sahamnya. Semakin banyak

modal yang ditanamkan tentunya perusahaan dapat dengan tenang untuk

mengoperasikan perusahaannya seperti biasa dan menjamin keberlangsungan

perusahaan, atau bahkan dapat mendiversifikasi produknya agar menjadi sumber

keuntungan yang baru.

Sebagai investor tentunya tidak sembarangan dalam menanamkan modal,

harus dipilih dahulu perusahaan-perusahaan potensial yang menguntungkan

melalui analisa-analisa tertentu. Salah satunya adalah analisa rasio keuangan.

Rasio keuangan terdiri dari rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas,

dan rasio aktivitas. Rasio profitabilitas merupakan acuan penting para investor

untuk menganalisa kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.

Hasil dari rasio profitabilitas tersebut biasanya dibandingkan dari tahun ke tahun

dan dilihat apakah perusahaan tersebut konsisten menguntungkan, cenderung

fluktuatif atau malah terus merugi.

Rasio likuiditas dan rasio solvabilitas mempunyai pengaruh yang besar dalam

menentukan tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Pengaruh likuiditas terhadap

profitabilitas yaitu apabila nilai likuiditas suatu perusahaan tinggi akan berdampak

baik bagi kemampuan perusahaan memperoleh laba karena adanya dana yang

lebih setelah digunakan untuk menutupi beban-bebannya. Jika operasional

perusahaan semakin lancar maka perusahaan hanya perlu fokus memikirkan

strategi meningkatkan kesempatan untuk memperoleh laba atau keuntungan

3
perusahaan. Semakin meningkat current ratio maka semakin tinggi tingkat Return

on Asset. Tingkat likuiditas yang baik berada di angka 2 atau 200% (Kasmir,

2016).

Sementara itu solvabilitas berbanding terbalik dengan profitabilitas, semakin

tinggi tingkat solvabilitas maka tingkat profitabilitasnya pun akan menurun.

Semakin sedikit presentase hutang terhadap total aset maka semakin besar sisa kas

operasional perusahaan setelah perusahaan tersebut membayar semua

kewajibannya untuk kemudian digunakan sebagai dana opersional guna

menyiapkan strategi untuk mendapatkan laba yang lebih banyak lagi.

Rasio-rasio keuangan di atas biasanya terdapat pada ikhtisar keuangan

yang tercantum pada halaman-halaman awal laporan keuangan atau annual report

yang diterbitkan oleh perusahaan. Hal itu dikarenakan perusahaan memberikan

kemudahan kepada para investor untuk penyajian berbagai rasio-rasio keuangan

agar tidak perlu mencari data yang biasanya berada di bagian paling bawah

laporan keuangan.

Sektor industri dalam dunia saham mengalami kebangkitan setelah

mengalami keterpurukan sepanjang tahun 2020 akibat masa pandemi Covid-19.

Setelah pelonggaran kegiatan ekonomi yang diinisiasi oleh pemerintah dengan

menerapkan protokol kesehatan tertentu, sebagian besar badan usaha kembali

beroperasi secara normal. Industri otomotif menjadi salah satu sorotan setelah

hampir semuanya mengalami mati suri dengan minimnya penjualan di masa

pandemi. Tetapi sepanjang tahun 2021 sektor otomotif mencatatkan tren positif

4
kenaikan pendapatan laba bersih yang hampir didapat oleh semua perusahaan

yang menandakan bahwa industri otomotif telah bangkit kembali. Beberapa

perusahaan otomotif asing juga telah mulai menanamkan modalnya di Indonesia,

baik itu meramaikan pasar yang sudah ada atau mengincar sasaran baru yaitu

kendaraan hybrid yang belum ada di Indonesia.

Tabel 1.1
Data Profitabilitas Tahun 2020 dan 2021
Profitabilitas Tahun 2021
2020 2021 Keterangan
5,49 6.97 Meningkat
-0,25 3.75 Meningkat
-5,13 3.84 Meningkat
-1,53 9.12 Meningkat
-6,10 2.03 Meningkat
1,79 0.8 Menurun
-1,40 -0.5 Meningkat
7,42 11.37 Meningkat
-7,54 -2.7 Meningkat
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2022.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor otomotif dan komponen

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2021. Alasan peneliti

memilih perusahaan sektor otomotif dikarenakan dunia otomotif sudah sangat

berpengaruh bagi masyarakat indonesia, baik itu digunakan hanya sekedar alat

transportasi saja, hobi maupun gaya hidup. Persaingan usaha di sektor otomotif

cukup ketat, indikator tersebut ditandai dengan meningkatnya penjualan produk-

produk otomotif seperti mobil, sepeda motor dan komponen-komponen

penunjangnya. Penjualan sepeda motor sepanjang tahun 2021 mencapai 5.057.516

atau naik 38% dari tahun sebelumnya (Republika.co.id), Sementara penjualan

5
mobil juga naik 66% dibanding tahun 2020 (Tempo.co). Selain itu, penelitian

tentang profitabilitas di sektor otomotif juga belum pernah dilakukan. Peneliti

berharap dengan dipilihnya sektor otomotif dapat menjadi varian baru dalam

pembandingan analisa laporan keuangan pada sektor yang belum pernah diteliti.

Berikut data tingkat likuiditas pada perusahaan manufaktur sub sektor

otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.2
Tingkat likuiditas pada perusahaan sektor otomotif dan komponen
periode 2016 - 2021 (dinyatakan dalam %)

Tingkat Likuiditas
Kode Emiten
2016 2017 2018 2019 2020 2021
ASII 123,94 123,1 112,63 129,11 154,32 154.43
AUTO 150,51 171,91 147,88 161,23 185,67 153.27
BOLT 414,43 312,70 178,69 200,55 160,46 153.32
BRAM 189,08 238,89 214,88 289,76 256,18 198.69
GDYR 86,45 76,18 68,89 60,94 65,68 71.07
GJTL 169,50 162,99 149,61 149,38 160,54 176.27
IMAS 92,68 83,85 74,93 77,49 75,58 71.53
MASA 105,36 94,98 106,02 178,25 159,88 162.01
PRAS 100,71 95,71 82,30 60,16 237,96 185.15

Sumber : Hasil olahan peneliti, 2022.

6
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat likuiditas

pada tiap perusahaan mengalami fluktuasi. Kondisi Likuiditas dari GDYR dan

IMAS cukup mengkhawatirkan, karena sepanjang 6 tahun penelitian selalu di

bawah tingkat 100%. Kondisi hutang lancar yang lebih besar dari aset lancarnya

menandakan bahwa perusahaan pada kondisi kurang sehat. Sementara BRAM

adalah perusahaan dengan kondisi likuiditas terbaik, sepanjang penelitian tingkat

likuiditas BRAM berada di kisaran 200%.

Tabel 1.3
Tingkat solvabilitas pada perusahaan sektor otomotif dan komponen
periode 2016 - 2021 (Dinyatakan dalam %)

Tingkat Solvabilitas
Kode Emiten
2016 2017 2018 2019 2020 2021
ASII 46,57 47,10 49,42 46,94 42,21 41.30
AUTO 27,89 27,12 29,11 27,26 25,75 30.10
BOLT 20,27 39,38 43,76 39,88 37,45 40.25
BRAM 33,21 28,71 25,65 21,05 20,94 27.64
GDYR 50,13 56,71 56,84 56,50 61,31 59.68
GJTL 68,72 68,72 70,19 66,93 61,45 62.23
IMAS 73,83 70,45 75,15 78,95 73,73 74.71
MASA 50,59 48,91 61,51 56,69 49,18 48.15
PRAS 56,59 56,14 57,93 61,03 68,85 61.03

Sumber : Hasil olahan peneliti, 2022.

7
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat solvabilitas

pada tiap perusahaan mengalami fluktuasi. Perusahaan dengan tingkat solvabilitas

terbaik adalah AUTO dan BRAM. Kedua perusahaan tersebut sepanjang tahun

2016-2021 tingkat solvabilitasnya selalu berada di bawah 35%. Rata-rata

penurunan solvabilitas terbanyak yang dialami oleh perusahaan terjadi di tahun

2020.

Tabel 1.4
Tingkat profitabilitas pada perusahaan sektor otomotif dan komponen
periode 2016 - 2021 (Dinyatakan dalam %)

Kode Tingkat Profitabilitas


Emiten 2016 2017 2018 2019 2020 2021
ASII 6,99 7,82 7,94 7,56 5,49 6.97
AUTO 3,31 3,71 4,28 5,10 -0,25 3.75
BOLT 8,99 7,81 5,77 4,15 -5,13 3.84
BRAM 7,53 8,07 6,52 5,22 -1,53 9.12
GDYR 1,47 -0,72 0,40 -0,99 -6,10 2.03
GJTL 3,35 0,25 -0,38 1,43 1,79 0.80
IMAS -1,22 -0,31 0,28 0,35 -1,40 -0.50
MASA -1,04 -1,24 -8,36 -2,48 7,42 11.37
PRAS -1,92 -1,08 0,45 -2,70 -7,54 -2.70

Sumber : Hasil olahan peneliti, 2022.

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat profitabilitas

pada tiap perusahaan mengalami fluktuasi. Hampir semua perusahaan di tahun

2020 mengalami penurunan profitabilitas dikarenakan wabah pandemi Covid-19.

Hal berbeda justru dialami oleh MASA yang mengalami kenaikan profitabilitas

8
cukup signifikan di tahun pandemi. Dan hampir semua perusahaan pada tahun

2021 mengalami kenaikan profitabilitas, terkecuali GJTL yang mengalami sedikit

penurunan.

Berdasarkan ketiga data tabel tersebut dapat dilihat bahwa:

Terdapat beberapa perusahaan yang mengalami kenaikan tingkat likuiditas

tetapi tingkat profitabilitasnya justru mengalami penurunan, begitu pula

sebaliknya terdapat perusahaan yang tingkat likuiditasnya mengalami penurunan

justru tingkat profitabilitasnya mengalami peningkatan. Seperti perusahaan ASII

pada tahun 2017 tingkat likuiditas mengalami penurunan namun tingkat

profitabilitasnya cenderung mengalami peningkatan. Perusahaan AUTO pada

tahun 2020 tingkat likuiditasnya mengalami kenaikan tapi justru profitabilitasnya

mengalami penurunan.

Fenomena lain yaitu terdapat beberapa perusahaan yang mengalami kenaikan

tingkat solvabilitas tetapi tingkat profitabilitasnya justru mengalami peningkatan,

begitu pula sebaliknya terdapat perusahaan yang tingkat solvabilitasnya

mengalami penurunan justru tingkat profitabilitasnya juga mengalami penurunan.

Perusahaan GDYR tahun 2018 tingkat solvabilitasnya mengalami kenaikan tetapi

tingkat profitabilitasnya mengalami peningkatan. Pada perusahaan BRAM tingkat

solvabilitas terus mengalami penurunan selama tahun penelitian hal tersebut

diikuti juga dengan meningkatnya profitabilitas perusahaan, tetapi pada tahun

2018-2020 tingkat profitabilitas mengalami penurunan.

9
Kemudian pada perusahaan PRAS pada tahun 2018 tingkat likuiditasnya

turun dan solvabilitasnya mengalami kenaikan tetapi justru tingkat

profitabilitasnya mengalami kenaikan. Perusahaan BOLT pada tahun 2019

tingkat likuiditasnya naik dan solvabilitasnya mengalami penurunan tetapi justru

tingkat profitabilitasnya mengalami penurunan. Berdasarkan uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa adanya keterkaitan yang kuat antara besarnya tingkat

likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas suatu perusahaan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian mengenai pengaruh

tingkat likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas sangat menarik untuk

dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa adanya pengaruh antara variabel-

variabel independen terhadap variabel dependennya. Untuk itu dalam penelitian

ini peneliti mengambil judul “Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap

Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016–2021”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Terjadi kenaikan tingkat likuiditas tetapi tingkat profitabilitas cenderung

mengalami penurunan.

2. Terjadi penurunan tingkat likuiditas tetapi tingkat profitabilitas cenderung

mengalami peningkatan.

10
3. Terjadi peningkatan tingkat solvabilitas namun tingkat profitabilitas

cenderung mengalami peningkatan.

4. Terjadi penurunan tingkat solvabilitas namun tingkat profitabilitas cenderung

mengalami penurunan.

5. Terjadi penurunan tingkat likuiditas dan peningkatan tingkat solvabilitas

tetapi tingkat profitabilitas cenderung mengalami peningkatan.

6. Terjadi peningkatan tingkat likuiditas dan penurunan tingkat solvabilitas

tetapi tingkat profitabilitas cenderung mengalami penurunan.

7. Terjadi peningkatan utang jangka pendek pada beberapa perusahaan otomotif

dan komponen, sehingga investor perlu mengkajinya lebih mendalam melalui

analisis rasio likuiditas.

8. Terjadi peningkatan utang jangka panjang pada beberapa perusahaan

otomotif dan komponen, sehingga investor perlu mengkaji lebih dalam

melalui analisis rasio solvabilitas.

9. Terjadi penurunan pendapatan pada beberapa perusahaan otomotif dan

komponen, sehinga investor perlu melakukan analisis profitabilitas.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi ruang lingkup

yang akan dibahas pada penelitian ini agar tidak terlalu luas dan lebih tertuju serta

terfokus pada masalah yang akan dibahas. Batasan masalah dalam penelitian ini

difokuskan pada Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada

11
perusahaan sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2016-2021.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas bahwa

likuiditas dan solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas pada

perusahaan sektor otomotif dan komponen periode 2016-2021. Maka yang

menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh likuiditas secara parsial terhadap profitabilitas pada

perusahaan sektor otomotif dan komponen periode 2016-2021?

2. Apakah ada pengaruh solvabilitas secara parsial terhadap profitabilitas pada

perusahaan sektor otomotif dan komponen periode 2016-2021?

3. Apakah ada pengaruh likuiditas dan solvabilitas secara simultan terhadap

profitabilitas pada perusahaan sektor otomotif dan komponen periode 2016-

2021?

1.5 Tujuan Penelitian

Sebagaimana berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk membuktikan apakah ada pengaruh likuiditas terhadap

profitabilitas secara parsial pada perusahaan sektor otomotif dan

komponen periode 2016-2021.

12
2. Untuk membuktikan apakah ada pengaruh solvabilitas terhadap

profitabilitas secara parsial pada perusahaan sektor otomotif dan

komponen periode 2016-2021.

3. Untuk membuktikan apakah ada pengaruh likuiditas dan solvabilitas

terhadap profitabilitas secara simultan pada perusahaan sektor otomotif

dan komponen periode 2016-2021.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang

membutuhkan akan hasil dan proses dari penelitian ini. Hasil penelitian ini

diharapkan berguna bagi banyak pihak, seperti:

1.6.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,

sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia

pendidikan.

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti

Manfaat yang diharapkan adalah bahwa seluruh kegiatan

penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas

wawasan serta pengetahuan peneliti khususnya mengenai

pengaruh likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas dalam

suatu perusahaan.

13
2. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber atau bahan

acuan dalam melakukan atau melanjutkan penelitian yang

berkaitan.

3. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk

melakukan analisis terhadap kebijakan perusahaan dalam

menjalankan usahanya.

14
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

Dalam Kajian Pustaka akan dibahas lebih lanjut mengenai likuiditas dan

solvabilitas terhadap profitabilitas perusahaan. Penjabaran teori yang melandasi

penelitian ini dan beberapa penelitian terdahulu yang telah diperluas dengan

tambahan referensi atau keterangan tambahan yang dikumpulkan selama

pelaksanaan penelitian.

2.1.1 Profitabilitas

2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas

Laba menjadi salah satu tujuan didirikannya suatu perusahaan. Oleh karena

itu profitabilitas menjadi perhatian utama bagaimana perusahaan tersebut mampu

bertahan dalam bisnisnya (Toto Prihadi, 2019:165). Rasio profitabilitas

menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dan

dapat memberikan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan.

Pengertian Profitabilitas menurut Toto Prihadi dalam bukunya yang

berjudul Analisis Laporan Keuangan (2019:166) Profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan menghasilkan laba yang menjadi tolak ukur utama keberhasilan

perusahaan tergantung dari kebutuhan pengukuran laba tersebut. Artinya efektif

atau tidaknya manajemen perusahaan diukur dengan profitabilitas. Sementara itu,

menurut Hery (2017:7) Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan

15
untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Periode yang

dimaksud biasanya dalam jangka 1 tahun untuk menilai kinerja perusahaan dan

menjadi sebuah pertimbangan bagi investor dalam hal pengambilan keputusan

untuk penanaman modal. Pendapat lain menurut Kasmir (2016:196) Profitabilitas

merupakan kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan juga

memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan.

Dari definisi-definisi menurut pendapat para ahli di atas maka dapat

disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi dalam

satu periode tertentu dan menjadi suatu tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan.

Profitabilitas memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan

yang ditunjukkan dengan besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam

hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Profitabilitas juga dijadikan alat

evaluasi kinerja manajemen untuk mengetahui apakah mereka telah bekerja efektif

atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang ditentukan, mereka dikatakan

berhasil, namun jika sebaliknya dikatakan gagal. Kegagalan ini harus diselidiki

dimana letak kesalahan dan kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak

terulang kembali. Oleh karena itu, profitabilitas sering juga disebut sebagai salah

satu alat ukur kinerja manajemen.

2.1.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi profitabilitas

Besarnya profitabilitas akan sangat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan,

karena rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan manajemen dalam

16
menghasilkan laba dan merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan

keputusan yang di ambil oleh manajemen.

Menurut Bringham & Houston dalam Astuti (2021:128) faktor yang

mempengaruhi profitabilitas yaitu:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan dalam melunasi

kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio Manajemen Aset

Rasio yang mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan mengelola

asetnya. Rasio manajamen aset dapat diukur dengan rasio perputaran utang

usaha, perputaran persediaan, perputaran modal kerja, perputaran aset tetap

dan perputaran total aset.

3. Rasio Manajemen Utang

Rasio manajemen utang digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana

perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang. Rasio yang digunakan

biasanya menggunakan rasio solvabilitas.

2.1.1.3 Rasio Profitabilitas

Menurut Hery (2017:104) “Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari

aktivitas normal bisnisnya”. Pendapat lain mengenai rasio profitabilitas yaitu oleh

Astuti dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2021:117) Rasio Profitabilitas

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua

17
kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,

jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Penggunaan rasio profitabilitas

dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen

yang ada di dalam laporan keuangan, terutama laporan neraca dan laporan laba rugi.

Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu

tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan

tersebut. Sedangkan Menurut Sujarweni (2017:64) menyatakan bahwa Rasio

Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam memperoleh laba, hubungannya dengan penjualan, aktiva maupun laba dan

modal sendiri.

Berdasarkan ketiga pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan

bahwa Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan sebagai tolak ukur untuk

mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari segala sumber daya

dan kemampuan serta aktivitas bisnis yang dijalankannya. Semakin tinggi rasio ini,

semakin baik keadaan suatu perusahaan. Tetapi apabila tingkat profitabilitas itu

rendah, tidak selalu berarti buruk. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh keputusan

yang disengaja untuk menggunakan utang dalam jumlah besar, beban bunga yang

tinggi menyebabkan laba bersih menjadi relatif rendah (Brigham and Houston,

2010:148).

Rasio profitabilitas diperlukan untuk pencatatan transaksi keuangan yang

biasanya dinilai oleh investor dan kreditur (bank). Dari perspektif investor,

pertumbuhan keuntungan perusahaan merupakan salah satu indikator penting untuk

menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Hal ini penting diperhatikan untuk

18
mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu

perusahaan mampu memberi pengembalian keuntungan yang sesuai dengan tingkat

yang diharapkan investor. Selain itu, rasio ini juga dapat mengukur besaran laba

perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utang kepada kreditur

berdasarkan tingkat pemakaian aset dan sumber daya lainnya sehingga terlihat

tingkat efisiensi perusahaan. Semakin tinggi nilai rasio maka kondisi perusahaan

semakin baik berdasarkan rasio profitabilitas. Nilai yang tinggi melambangkan

tingkat laba dan efisiensi perusahaan tinggi yang bisa dilihat dari tingkat pendapatan

dan arus kas.

2.1.1.4 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas tidak hanya berguna bagi perusahaan saja, melainkan

juga bagi pihak luar perusahaan. Dalam prakteknya, ada banyak manfaat yang dapat

diperoleh dari rasio profitabilitas, baik bagi pihak pemilik perusahaan, manajemen

perusahaan, maupun para pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan

perusahaan.

Berikut adalah tujuan dan manfaat rasio profitabilitas secara keseluruhan

menurut Hery (2017:192):

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama

periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

19
4. Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan

dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

5. Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan

dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas.

6. Untuk mengukur margin laba kotor atas penjualan bersih.

7. Untuk mengukur margin laba operasional atas penjualan bersih.

8. Untuk mengukur margin laba bersih atas penjualan bersih.

2.1.1.5 Pengukuran Profitabilitas

Pengukuran rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan

berbagai komponen yang ada di dalam laporan laba rugi atau neraca. Pengukuran

dapat dilakukan pada beberapa periode. Tujuannya adalah untuk memonitor dan

mengevaluasi tingkat pengembangan profitabilitas perusahaan dari waktu ke waktu.

Pengukuran Profitabilitas yang umum digunakan antara lain sebagai berikut :

1. Gross Profit Margin (GPM)

Gross Profit Margin (GPM) merupakan persentase laba kotor

(penjualan) dikurangi harga pokok penjualan yang dibandingkan

dengan penjualan. Gross Profit Margin (GPM) dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Pendapatan - harga pokok penjualan


Gross Profit Margin = X 100%
Pendapatan

20
2. Net Profit Margin (NPM)

Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio

profitabilitas untuk menilai persentase laba bersih yang didapat

setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari

penjualan. Margin laba bersih ini disebut juga profit margin ratio.

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.

Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu

perusahaan. NPM dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Laba Bersih Setelah Pajak


Net Profit Margin = X 100%
Penjualan Bersih

3. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas untuk

menilai persentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan

terkait sumber daya atau total aset sehingga efisiensi suatu

perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase

rasio ini. Rumus Rasio Pengembalian Aset sebagai berikut:

Laba Bersih Setelah Pajak


Return On Asset = X 100%
Total Aktiva

4. Return On Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari

investasi pemegang saham perusahaan tersebut yang dinyatakan

dalam persentase. Return on Equity dihitung dari penghasilan

21
(income) perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan oleh para

pemilik perusahaan (pemegang saham biasa dan pemegang saham

preferen). Semakin tinggi rasio ini, semakin baik artinya posisi

pemilik perusahaan semakin kuat. Rumus Return On Equity

sebagai berikut.

Laba Bersih Setelah Pajak


Return On Equity = X 100%
Rata − Rata Modal Sendiri

Biasanya, dalam menggunakan rasio profitabilitas disesuaikan dengan tujuan

dan kebutuhan perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan rasio profitabilitas

secara keseluruhan atau hanya sebagian saja dari rasio profitabilitas yang ada.

Dalam penelitian ini Profitabilitas akan diukur dengan Return on Asset (ROA).

2.1.1.6 Return on Asset (ROA)

Menurut Hery (2017:106) mengungkapkan Hasil pengembalian atas aset

(Return On Assets) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi

asset dalam menciptakan laba bersih. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini

sering dilihat dapat menunjukan keberhasilan perusahaan yang ditunjukkan dalam

menghasilkan keuntungan. Return On Asset mampu mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian

diproyeksikan di masa yang akan datang. Aset atau aktiva yang dimaksud adalah

keseluruhan harta perusahaan yang diperoleh dari modal sendiri maupun modal

asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan untuk

kelangsungan hidup perusahaan.

22
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih

yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset yang dimiliki

perusahaan untuk melakukan aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Semakin

tinggi hasil pengembalian atas aset berarti bahwa semakin tinggi pula jumlah laba

bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

Sebaliknya juga bahwa, semakin rendah tingkat hasil pengembalian atas aset

berarti semakin rendah juga jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap

rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Tingkat besarnya Return on Asset akan

berubah jika ada perubahan laba bersih atau total aset, baik masing-masing ataupun

kedua-duanya. Dengan demikian, pimpinan perusahaan dapat menggunakan salah

satu atau kedua-duanya dalam rangka usaha untuk memperbesar Return On Asset.

Usaha mempertinggi tingkat Return On Asset dengan memperbesar laba usaha

adalah dengan usaha mempertinggi efisiensi di sektor produksi, penjualan dan

administrasi. Usaha mempertinggi tingkat Return On Asset dengan memperbesar

total aset adalah kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva

lancar maupun aktiva tetap.

Indikator Return on Assets (ROA) Menurut Wiratna Sujarweni (2017:65)

perhitungan Return on Assets (ROA) ini dapat dilakukan dengan rumus sebagai

berikut:

Laba Sebelum Bunga dan Pajak


Return On Asset = X 100%
Total Aktiva

23
Sedangkan menurut Hery (2017:106) rumus menghitung Return On Assets

(ROA) adalah sebagai berikut :

Laba Bersih
Return On Asset = X 100%
Total Aktiva

Menurut Kasmir (2016:202) perhitungan Return on Assets (ROA) ini dapat

dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Laba Bersih Setelah Pajak


Return On Asset = X 100%
Total Aktiva

Dari beberapa rumus yang dikemukakan di atas, indikator yang digunakan

merupakan dari Kasmir. Dimana Return On Assets (ROA) diperoleh dari laba

setelah bunga pajak dan total aktiva sebagai pembagi.

2.1.2 Likuiditas

2.1.2.1 Pengertian Likuiditas

Analisis dan penafsiran posisi keuangan jangka pendek adalah penting,

baik bagi pihak manajemen maupun pihak-pihak di luar perusahaan seperti

kreditur (terutama kreditur jangka pendek) dan pemilik perusahaan. Bank-bank

komersial dan kreditur jangka pendek lainnya sangat menaruh perhatian pada

tingkat keamanan bagi kredit-kredit jangka pendeknya, manajemen berkepentingan

untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja, dan pemegang saham

beserta kreditur jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui prospek

pembayaran dividen dan bunga. Menurut Riyanto dalam Astuti (2021:64) bahwa

24
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi liabilitas finansialnya

yang segera harus dipenuhi.

Menurut Kasmir (2016:128) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan

dalam membayar utang jangka pendeknya yang jatuh tempo atau rasio untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban

pada saat ditagih. Sedangkan definisi Likuiditas menurut Kariyoto (2017:128)

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya dalam jangka pendek, atau kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban keuangan pada waktu ditagih.

Berdasarkan ketiga pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendeknya (utang lancar). Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan

tepat waktu berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, dan perusahaan

dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan pada waktunya apabila

perusahaan tersebut mempunyai instrumen pembayaran atau aset lancar yang lebih

besar daripada hutang lancarnya. Sebaliknya bila perusahaan tidak dapat memenuhi

kewajiban keuangan pada waktu ditagih berarti perusahaan tersebut ilikuid. Tingkat

likuiditas bagi perusahaan sangatlah penting, sebab tingkat likuiditas ini dapat

mencerminkan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus

segera dipenuhi.

25
2.1.2.2 Rasio Likuiditas

Pada umumnya perhatian pertama dalam analisis keuangan adalah rasio

likuiditas, yaitu rasio yang memperlihatkan hubungan (perbandingan) antara kas

dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Menurut Kariyoto (2017: 109)

menyebutkan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukan hubungan kas

dan current asset lainnya dengan kewajiban lancar. Posisi likuiditas perusahaan

akan sangat berhubungan dengan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban

jangka pendeknya.

Menurut Hery (2017:149) rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka

pendeknya. Semakin tinggi rasio berarti terjamin utang-utang perusahaan kepada

kreditur. Menurut Kasmir (2016:129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas

merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan

akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh

tempo. Rasio likuiditas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak

eksternal maupun pihak internal perusahaan.

Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar

yang dimiliki. Para kreditor lebih memperhatikan prospek perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendeknya daripada memfokuskan perhatian pada

keuntungan para pemegang saham biasa, dengan kata lain lebih tertarik pada

26
likuiditas perusahaan. Manfaat dari rasio ini yaitu perusahaan bisa mendapatkan

pinjaman apabila likuiditas dari perusahaan tersebut dinilai baik.

2.1.2.3 Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas

Dalam prakteknya terdapat banyak manfaat atau tujuan analisis rasio

likuiditas bagi perusahaan, baik bagi pihak pemilik perusahaan, manajemen

perusahaan dan pihak yang memiliki hubungan dengan perusahaan.

Tujuan dan manfaat likuiditas menurut Kasmir (2016: 132) adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang

yang secara jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk

membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas

waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).

2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

yang berumur di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun,

dibandingkan dengan total aktiva lancar.

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

yang berumur di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun,

dibandingkan dengan total aktiva lancar.

4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada

dengan modal kerja perusahaan.

27
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar

utang.

6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan

perencanaan kas dan utang.

7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu

dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing

komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya,

dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

2.1.2.4 Pengukuran Likuiditas

Menurut Kasmir (2016:134) ada beberapa Rasio Likuiditas yang sering

digunakan, yaitu :

1. Rasio Lancar/Current Ratio (CR)

Rasio Lancar atau current ratio merupakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih

secara keseluruhan. Rumus Current Ratio adalah sebagai

berikut

Aktiva Lancar
Current Ratio = X 100%
Utang Lancar

28
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat (Quick Ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test

rasio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau

utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa

memperhitungkan nilai sediaan (inventori). Rumus Quick Ratio

adalah sebagai berikut:

Aset lancar − Inventori


Quick Ratio = X 100%
Hutang lancar

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas atau (cash ratio) merupakan alat yang digunakan

untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk

membayar utang. Rumus Cash Ratio adalah sebagai berikut:

Kas + setara kas


Cash Ratio = X 100%
Hutang lancar

2.1.2.5 Current Ratio

Adapun Pengukuran yang peneliti gunakan dalam variabel ini yaitu Current

Ratio. Current ratio adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengetahui

likuiditas suatu perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar

dengan hutang lancar. Current ratio yang rendah menunjukan bahwa likuiditas

perusahaan buruk. Sebaliknya jika current ratio relatif tinggi, likuiditas perusahaan

29
relatif baik. Namun harus dicatat bahwa tidak pada semua kasus dimana current

ratio tinggi, likuiditas perusahaan pasti baik. Meskipun aktiva lancar lebih besar

dari hutang lancar, perlu diingat bahwa item-item aktiva lancar seperti persediaan

dan piutang terkadang sulit ditagih atau dijual secara tepat.

Menurut Kasmir (2016:143) Current Ratio dengan standar 2 kali terkadang

sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu

perusahaan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk

menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

2.1.3 Solvabilitas

2.1.3.1 Pengertian Solvabilitas

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang

apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi. Suatu perusahaan yang solvabel berarti

bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk

membayar semua hutang - hutangnya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak

mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut

perusahaan yang insolvabel.

Menurut Astuti (2021:81) Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan

dalam melunasi semua liabilitasnya yang ditunjukan oleh seberapa bagian modal

yang digunakan untuk membayar hutang. Hutang yang dimiliki perusahaan sangat

menentukan besar kecilnya tingkat solvabilitas disamping aset atau modal yang

dimilikinya. Selanjutnya, Menurut Fahmi (2017:112) solvabilitas merupakan rasio

30
yang menunjukan bagaimana perusahaan mampu untuk mengelola utangnya dalam

rangka memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi kembali

utangnya. Sedangkan menurut Hery (2017:295) Solvabilitas adalah kemampuan

perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya baik kewajiban jangka pendek

maupun kewajiban jangka panjang.

Berdasarkan pengertian solvabilitas menurut para ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pada prinsipnya solvabilitas ini memberikan gambaran tentang

kemampuan perusahaan dalam menutupi hutang-hutangnya dengan menggunakan

modal atau aset. Solvabilitas sendiri biasanya digunakan untuk mengukur hutang

jangka panjang seperti pembayaran bunga atas hutang, pembayaran pokok akhir

atas hutang dan kewajiban tetap lainnya. Hutang jangka panjang biasanya

didefinisikan sebagai kewajiban membayar yang jatuh temponya lebih dari satu

tahun.

Meskipun solvabilitas dan likuiditas adalah variabel yang sama–sama

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya,

kedua variabel tersebut memiliki perbedaan dalam jangka waktu pemenuhan

kewajibannya. Dimana variabel solvabilitas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, maka

sebaliknya variabel likuiditas juga digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancarnya.

Semakin besar tingkat solvabilitas, artinya semakin tidak menguntungkan karena

selain akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin

terjadi, kesempatan untuk memperoleh tambahan pinjaman juga akan semakin

31
sulit karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu membayar utang yang

digunakan.

2.1.3.2 Rasio Solvabilitas

Menurut Kasmir (2016:133) Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan

utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan

dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio

solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar

seluruh kewajibannya, baik jangka pendek ataupun jangka panjang apabila

perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

Menurut Astuti (2021:81) Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan

kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi semua liabilitasnya (baik jangka

pendek maupun jangka panjang). Pendapat lain yaitu Menurut Kariyoto (2017:41)

Rasio solvabilitas perusahaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Semakin tinggi rasio ini semakin

besar jumlah modal pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan

bagi perusahaan, selain itu semakin tinggi nilai leverage dari suatu perusahaan,

artinya semakin tinggi tingkat pembelanjaan perusahaan yang disediakan oleh

pemegang saham dan semakin besar tingkat perlindungan kreditur dari kehilangan

uang yang diinvestasikan ke perusahaan tersebut maka pengaruhnya terhadap

kinerja perusahaan.

32
2.1.3.3 Tujuan dan Manfaat Rasio Solvabilitas

Menurut Hery (2017:164) menyatakan bahwa bagi manajer keuangan di

suatu perusahaan dalam mengambil suatu keputusan atau kebijakan dalam

penggunaan dana yang diperoleh dari pinjaman, manajer keuangan dapat

menggunakan alat ukur rasio solvabilitas. Secara umum rasio solvabilitas

membantu manajemen untuk mengetahui sejauh mana aset perusahaan yang

dibiayai dengan hutang jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.

Tujuan dan manfaat rasio solvabilitas antara lain:

a. Untuk mengetahui jumlah keseluruhan pinjaman kepada kreditor

b. Untuk mengetahui posisi hutang jangka panjang yang ditanggung

perusahaan terhadap jumlah modal yang dimiliki seperti membayar

pokok pinjaman.

c. Untuk menilai seberapa besar rupiah dari modal yang dijadikan

sebagai jaminan utang jangka panjang.

d. Untuk menilai seberapa besar aset yang dimiliki oleh perusahaan

dalam melunasi kewajibannya seperti pembayaran angsuran pokok

pinjaman beserta bunganya secara berkala.

e. Untuk menilai seberapa besar rupiah dari aset yang dijadikan

sebagai jaminan hutang bagi kreditor.

f. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam

melunasi seluruh kewajibannya dengan menggunakan laba

operasional.

33
2.1.3.4 Pengukuran Rasio Solvabilitas

Dalam prakteknya, terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering

digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas

Menurut Astuti (2021:85) antara lain :

a. Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk

mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.

Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh

hutang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap

pengelolaan aktiva.

Dari hasil pengukuran apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan

dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan

untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan

perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang

dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil

perusahaan dibiayai dengan utang. Rumusan untuk mencari debt to

asset ratio dapat digunakan sebagai berikut :

Total Hutang
Debt to Asset Ratio = X 100%
Total Aset

34
b. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan

antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.

Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan

peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain

rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri

yang dijadikan untuk jaminan utang. Rumus untuk mencari debt to

equity ratio dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan

total ekuitas sebagai berikut :

Total Hutang
Debt to Equity Ratio = X 100%
Total Ekuitas

c. Long Term Debt to Equity Ratio

Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara utang jangka

panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur

berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan

jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara

utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh

perusahaan. Rumusan untuk mencari Long Term Debt to Equity

Ratio:

35
Hutang jangka panjang
Long Term Debt to Equity Ratio = X 100%
Total Ekuitas

d. Time Interest Earned

Rasio ini diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar

biaya bunga. Jumlah kali perolehan bunga atau Time Interest Earned

merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat

menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu karena tidak mampu

membayar biaya bunga tahunannya. Rumus untuk mencari Time

Interest Earned dapat digunakan dengan cara sebagai berikut:

Earning Before Income Tax


Time interest earned = X 100%
Biaya Bunga

Adapun Pengukuran yang peneliti gunakan dalam variabel ini yaitu Debt to

Asset Ratio.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

2.1.4.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan. Penelitian terdahulu sangat penting sebagai

dasar pijakan dalam rangka penyusunan penelitian ini. Kegunaannya adalah untuk

36
mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu sebagai perbandingan

dan gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian berikutnya.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Jurnal Referensi Judul Variabel/Objek Penelitian Hasil Penelitian
1 Nama: Pengaruh Debt to Variabel: Debt to Asset Ratio
Molbi Febrio Asset ratio Terhadap Solvabilitas (Debt to Asset berpengaruh positif dan
Harsanto Return on Asset Pada Ratio), signifikan terhadap Return
PT. Asuransi Sinar Profitabilitas (Return on Asset) on Asset
Jurnal: Mas Tbk. Periode
Jurnal Ekonomi Tahun 2011-2020 Objek Penelitian:
Efektif Vol. 4 No. 2 Laporan Keuangan PT.
(2022) Asuransi Sinar Mas Tbk.
ISSN 2662-8882 Periode Tahun 2011-2020

2 Nama: Pengaruh Debt to Variabel: Debt to Asset Ratio


Jurlinda Asset ratio dan Debt Solvabilitas (Debt to Asset berpengaruh negatif
to Equity Ratio, Debt to Equity Ratio), terhadap profitabilitas. Debt
RatioTerhadap Profitabilitas (Return on assets) to Equity Ratio
Jurnal:
Return on Asset berpengaruh positif dan
Jurnal Vol. 3 No. 1
Perusahaan Makanan signifikan terhadap
(2022) Objek Penelitian:
dan Minuman yang profitabilitas (Return on
ISSN 2745-7273 Laporan Keuangan Perusahaan
terdaftar di Bursa Makanan dan Minuman yang Asset).
Efek Indonesia terdaftar di Bursa Efek
Indonesia

3 Nama: Pengaruh Rasio Variabel: Working Capital Turnover


Ni Putu Indah Aktivitas dan Rasio Aktivitas (Working dan Current Ratio
Pradina Tasya Likuiditas Terhadap Capital Turnover), berpengaruh positif
Profitabilitas Pada Likuiditas (Current Ratio) terhadap profitabilitas
Perusahaan Profitabilitas (Return on Asset).
Jurnal:
Jurnal Akuntansi Manufaktur Sub (Return on Asset)
Profesi Vol. 12 No. sektor Food and
1 (2021) Beverage yang
Objek Penelitian:
ISSN 2338-6177 Terdaftar di Bursa
Laporan Keuangan Perusahaan
Efek Indonesia
Manufaktur Sub sektor Food
and Beverage yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia

37
4 Nama: Pengaruh Rasio Variabel: Current Ratio berpengaruh
N. Rusnaeni Likuiditas dan Likuiditas (Current Ratio), positif dan signifikan
Solvabilitas Terhadap Solvabilitas (Debt to Asset terhadap Return on Asset.
Profitabilitas Pada Ratio), Debt to Asset Ratio
Jurnal:
PT. Surya Baru di Profitabilitas (Return on Asset) berpengaruh positif dan
Jurnal Vol. 1 No. 5
Jakarta signifikan terhadap Return
(2020) on Asset.
ISSN 2722-7987 Objek Penelitian: Current Ratio dan Debt to
Laporan Keuangan PT. Surya Asset Ratio secara
Baru Jakarta simultan berpengaruh
signifikan terhadap Return
on Asset.

5 Nama: Pengaruh Likuiditas, Variabel: Likuiditas dan Solvabilitas


Linda Sulistiana Solvabilitas dan Likuiditas berpengaruh negatif
Aktivitas Terhadap Solvabilitas, terhadap profitabilitas.
Jurnal: Profitabilitas Pada Aktivitas, Aktivitas berpengaruh
Jurnal Ilmu dan Perusahaan Property Profitabilitas positif dan signifikan
Riset Manajemen dan Real Estate terhadap profitabilitas.
(2020) Objek Penelitian:
ISSN 2461-0593 Laporan Keuangan Perusahaan
Property dan Real Estate

6 Nama: Analisis Pengaruh Variabel: Current Ratio tidak


Saeful Anwar Likuiditas Terhadap Likuiditas (Current Ratio) berpengaruh terhadap
Profitabilitas Pada Profitabilitas profitabilitas (Return on
Sub Sektor (Return on Asset) Asset).
Jurnal:
Jurnal Vol. 2 No. 1 Pertambangan
(2020) Batubara Yang Objek Penelitian:
ISSN 2721-5725 Terdaftar di BEI Laporan Keuangan Perusahaan
periode 2017-2019 Sub Sektor Pertambangan
Batubara Yang Terdaftar di BEI
periode 2017-2019
7 Nama: Pengaruh Likuiditas Variabel: Current Ratio, Quick
Dewi Silvia Terhadap Likuiditas (Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio
Profitabilitas Pada Ratio, Cash Ratio) tidak berpengaruh terhadap
PT. Hero Profitabilitas profitabilitas (Return on
Jurnal:
Supermarket Tbk. (Return on Asset) Asset).
Jurnal akuntansi
Vol.10 No.2 (2019) Yang Terdaftar di
ISSN 2087-2054 BEI periode Objek Penelitian:
20112019 Laporan Keuangan PT. Hero
Supermarket Tbk. periode
20112019

38
8 Nama: Pengaruh Likuiditas Variabel: Current Ratio dan Working
Silvani Agustin dan Modal Kerja Likuiditas (Current Ratio), Capital Turnover
Terhadap Modal Kerja (Working Capital berpengaruh positif dan
Jurnal: Profitabilitas (Studi Turnover), tidak signifikan terhadap
Jurnal STIE Empiris Perusahaan Profitabilitas (Return on Asset) profitabilitas yang
Dharma Negara Manufaktur yang diproyeksikan dengan
Vol. 4 – (2019) Terdaftar di Bursa Objek Penelitian: Return on Asset.
ISSN 2540-8364 Efek Indonesia Tahun Laporan Keuangan Perusahaan
2018) Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun
2018
9 Nama: Pengaruh Likuiditas Variabel: Current Ratio berpengaruh
Aminar Sutra Dewi dan Solvabilitas Likuiditas (Current Ratio), Positif dan signifikan
terhadap Solvabilitas (Debt to Asset terhadap Return on Asset.
Profitabilitas pada Ratio), Debt to Asset Ratio
Jurnal:
Perusahaan Makanan Profitabilitas (Return on Asset) berpengaruh positif dan
Jurnal Vol. 2 No. 1
dan Minuman yang tidak signifikan terhadap
(2018) Return on Asset.
terdaftar di Bursa
ISSN 2549-9807 Efek Indonesia Objek Penelitian: Current Ratio dan Debt to
Periode 2013-2015 Laporan Keuangan Perusahaan Asset Ratio secara
Makanan dan Minuman yang simultan berpengaruh
terdaftar di Bursa Efek signifikan terhadap Return
Indonesia Periode 2013-2015 on Asset.
10 Nama: Pengaruh Solvabilitas Variabel: Debt to Asset Ratio dan
Eben Ezer Terhadap Solvabilitas (Debt to Asset Debt to Equity Ratio
Pakpahan Profitabilitas di Ratio, Debt to Equity Ratio), berpengaruh positif dan
Nathan’s Famous Inc Profitabilitas (Return on assets) signifikan terhadap
profitabilitas (Return on
Jurnal:
Asset)
Journal Vol. 5 No. 2 Objek Penelitian:
(2016) Laporan Keuangan Nathan’s
ISSN 2252-3294 Famous Inc

2.1.4.2 Research Gap

Dari hasil penelitian terdahulu terdapat perbedaan pendapat, antara lain:

Saeful Anwar (2020) dan Dewi Silvia (2019) menyatakan bahwa likuiditas

tidak berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan menurut N. Rusnaeni (2022),

Ni Putu Indah Pradina Tasya (2021), Silvani Agustin (2019) dan Aminar Sutra

Dewi (2021) menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap

39
profitabilitas. Pendapat lain dari Linda Sulistiana (2020) menyatakan bahwa

likuiditas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

Kemudian menurut Jurlinda (2022) dan Linda Sulistiana (2020) menyatakan

bahwa solvabilitas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas sementara menurut

N. Rusnaeni (2022), Molbi Febrio Harsanto (2022), Eben Ezer Pakpahan (2016)

dan Aminar Sutra Dewi (2021) menyatakan solvabilitas berpengaruh positif

terhadap profitabilitas.

2.1.5 Teori Penghubung

2.1.5.1. Teori Penghubung Likuiditas dengan Profitabilitas

Likuiditas merupakan suatu kondisi dari perusahaan yang menunjukan

kondisi suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban dalam jangka pendeknya dan

dalam waktu yang tidak terlalu lama atau selalu siap jika suatu saat akan ditagih.

Sehingga jika dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya mana risiko

perusahaan rendah.

Menurut Sang Ayu Riska Vidyasari (2021:103) menyatakan bahwa :

“Semakin tinggi Current ratio (likuiditas) suatu perusahaan berarti semakin kecil

kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya

resiko yang akan ditanggung pemegang saham juga semakin kecil. Jika perusahaan

memanfaatkan kelebihan dana kas tersebut untuk sementara waktu dalam bentuk

investasi jangka pendek, dengan investasi jangka pendek tersebut akan

mendapatkan tambahan laba bagi perusahaan. Tambahan laba tersebut dapat

meningkatkan profitabilitas perusahaan.”

40
2.1.5.2 Teori Penghubung Solvabilitas dengan Profitabilitas

Solvabilitas timbul karena perusahaan dibelanjai dengan dana yang

menimbulkan beban tetap, yaitu berupa hutang, dengan beban tetapnya berupa

bunga. Teori penghubung dikemukakan oleh Yurika Wanda Sari (2021:54)

menyatakan bahwa:

“Debt to assets ratio meningkat mengindikasikan jumlah aset yang dimiliki

oleh perusahaan lebih besar dibiayai oleh utang, dengan jumlah aset yang

dimiliki oleh perusahaan yang bersumber dari utang perusahaan tidak mampu

mengelolanya dengan baik sehingga laba yang di hasilkan oleh perusahaan

mengalami penurunan sehingga mengakibatkan Return On Assets mengalami

penurunan dan sebaliknya dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan

yang bersumber dari utang perusahaan mampu mengelolanya dengan baik

sehingga perusahaan mampu menghasilkan laba dengan baik dan dapat

meningkatkan Return On Assets.”

2.2 Kerangka Pemikiran

Profitabilitas merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dalam

menganalisa kelangsungan usahanya, tingkat profitabilitas sebagai acuan

perusahaan dalam menganalisa kemampuan meningkatkan laba agar perusahaan

terus bisa beroperasi. Tingkat profitabilitas yang rendah menggambarkan bahwa

keadaan perusahaan tidak stabil karena hal tersebut berarti perusahaan mempunyai

41
kemampuan yang rendah dalam mendapatkan laba. Rendahnya tingkat

profitabilitas dipengaruhi oleh likuiditas dan solvabilitas yang dimiliki oleh

perusahaan.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka

pendeknya, rendahnya likuiditas dapat mengakibatkan rendahnya tingkat

profitabilitas. Jika keadaan tersebut terus berlanjut maka perusahaan akan

kehilangan pendapatannya dan terancam bangkrut karena tidak bisa menutupi biaya

operasional perusahaan, sebaliknya jika tingkat likuiditas terlalu tinggi, maka hal

ini juga sangat mengkhawatirkan keadaan perusahaan karena terdapat kelebihan

dana yang menganggur di dalam kas perusahaan. Untuk itu perusahaan seharusnya

mampu menjaga dan mempertahankan tingkat likuiditasnya.

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam melunasi semua hutang-

hutangnya. Semakin tinggi tingkat solvabilitas maka semakin rendah tingkat

profitabilitas. Hal itu dikarenakan dengan jumlah hutang yang tinggi maka kas

perusahaan akan difokuskan pada pembayaran beban-bebannya sehingga hanya ada

sedikit dana untuk usaha peningkatan laba. Sebaliknya jika hutang perusahaan

relatif kecil, maka perusahaan memiliki dana yang lebih besar (setelah pembayaran

hutang-hutangnya) yang tentunya akan digunakan untuk usaha meningkatkan laba

perusahaan.

Likuiditas dan solvabilitas merupakan faktor yang mempengaruhi

profitabilitas. Dari kerangka pemikiran ini akan dibuktikan apakah benar tingkat

likuiditas dan solvabilitas mempengaruhi profitabilitas.

42
Salah satu nilai penting dari profitabilitas adalah memperoleh laba semaksimal

mungkin. Profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan rasio keuangan dalam

penelitian ini rasio yang digunakan adalah Return On Asset (ROA). Likuiditas dan

solvabilitas mempunyai hubungan yang sangat erat terhadap Return On Asset pada

perusahaan, maka pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap Return On Asset

dapat ditunjukkan dalam kerangka berfikir di bawah ini.

LIKUIDITAS
(X1)
PROFITABILITAS
(Y)
SOLVABILITAS
(X2)

Keterangan:
X1, X2 = Variabel Independen
Y = Variabel Dependen
= Pengaruh secara simultan variabel independen
Terhadap variabel dependen
= Pengaruh secara parsial variabel independen
Terhadap variabel dependen

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

43
2.3 Pengembangan Hipotesis

Menurut Sugiyono (2022:63) “Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian

biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Berdasarkan teori penghubung dan kerangka pemikiran yang telah

diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas terhadap variabel

Profitabilitas pada perusahaan sektor otomotif dan komponen:

1) Ha1: Diduga ada pengaruh Likuiditas (X1) terhadap Profitabilitas (Y).

Ho1: Diduga tidak ada pengaruh Likuiditas (X1) terhadap Profitabilitas (Y).

2) Ha2: Diduga ada pengaruh Solvabilitas (X2) terhadap Profitabilitas (Y).

Ho2: Diduga tidak ada pengaruh Solvabilitas (X2) terhadap Profitabilitas (Y).

3) Ha3: Diduga ada pengaruh Likuiditas (X1) dan Solvabilitas (X2) terhadap

Produktivitas (Y) Secara Simultan.

Ho3: Diduga tidak ada pengaruh Likuiditas (X1) dan Solvabilitas (X2)

terhadap Profitabilitas (Y) Secara Simultan.

44
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini menggunakan data empiris yang diperoleh dari Bursa Efek

Indonesia (idx.co.id) dan website perusahaan terkait yang terfokus pada perusahaan

sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan data yang

diambil adalah dari tahun 2016 sampai tahun 2021.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Februari 2022 sampai Juli 2022.

Pelaksanaan kegiatan penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
2022
Keterangan
No Februari Maret April Mei Juni Juli

Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi
2 Pengajuan Judul
3 Pengumpulan Data
4 Tabulasi Data

Pengolahan dan
5
Analisis Data
6 Bimbingan Skripsi
Penyusunan
7
Skripsi
8 Sidang Skripsi

45
3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2022:8) “Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan.”

Hipotesis diuji melalui pengumpulan data lapangan. Data yang telah

terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik

deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan

terbukti atau tidak. Adapun data kuantitatif atau yang berupa angka-angka yang ada

dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan (annual

report) yang diambil pada periode yang sudah ditentukan.

3.2.2 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah asosiatif kausal.

Menurut Sugiyono (2022:37) asosiatif adalah penelitian yang bersifat untuk

menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk

hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan

interaktif/resiprokal/timbal balik. Sementara hubungan kausal adalah hubungan

yang bersifat sebab akibat, yaitu ada variabel dependen (variabel yang dipengaruhi)

dan variabel independen (variabel yang mempengaruhi).

46
Penelitian ini merupakan pengujian dari teori atau hipotesis melalui

perhitungan statistik dengan melakukan pengukuran secara linier serta menjelaskan

hubungan secara kausal antara variabel, dimana hasil yang akan keluar adalah

diterima atau ditolak. Dalam pendekatan ini akan diamati secara seksama aspek-

aspek tertentu yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti, sehingga dapat

diperoleh data yang menunjang penyusunan laporan penelitian ini. Data-data yang

diperoleh dalam penelitian ini akan diolah, dianalisis dan diproses dengan teori-

teori yang telah dipelajari, sehingga dapat memperjelas gambaran mengenai objek.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2022:80) menyatakan bahwa Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua perusahaan yang

masuk dalam kategori perusahaan sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 16 perusahaan.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2022:81) yang dimaksud dengan sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.apa yang

dipelajari dari sampel tersebut kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk

47
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representatif (mewakili).

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut, Setelah sampel yang akan diambil dari populasi telah ditentukan

selanjutnya pengambilan sample ditentukan dalam bentuk teknik sampling.

3.3.3 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2022:81) Teknik sampling yaitu untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian sampel yang

digunakan dipenelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik penarikan

purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan

tertentu dengan tujuan agar diperoleh sampel yang sesuai dengan kriteria yang

ditentukan (Sugiyono, 2022:85).

Sampel penelitian ini adalah perusahaan sektor otomotif dan komponen

yang diseleksi dengan kriteria – kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan yang berturut–turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

periode 2016– 2021.

2. Perusahaan menerbitkan atau mempublikasikan laporan tahunan (Annual

Report) perusahaan selama periode pengamatan selama 2016-2021.

3. Perusahaan tersebut memiliki data yang lengkap sesuai kebutuhan peneliti.

4. Perusahaan tidak memiliki perbedaan data pada tingkat tertentu yang cukup

jauh dengan perusahaan lainnya.

48
Tabel 3.2
Pemilihan Sampel Perusahaan Berdasarkan Kriteria

Kode Kriteria
No Emiten Nama Perusahaan Sample
1 2 3 4
1 ASII PT. Astra International Tbk. √ √ √ √ 1
2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. √ √ √ √ 2
3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. √ √ √ √ 3
4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. √ √ √ √ 4
5 DRMA PT. Dharma Polimetal Tbk. X X X X X
6 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. √ √ √ √ 5
7 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. √ √ √ √ 6
8 HOPE PT. Harapan Duta Pertiwi Tbk. X X X X X
9 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. √ √ √ √ 7
10 INDS PT. Indospring Tbk. √ √ √ X X
11 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk. √ √ √ X X
12 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. √ √ √ √ 8
13 NIPS PT. Nipress Tbk. X X X X X
14 NTBK PT. Nusatama Berkah Tbk. X X X X X
15 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. √ √ √ √ 9
16 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. √ √ √ X X
Sumber: lembarsaham.com

Berdasarkan pada kriteria pengambilan sampel seperti yang telah

disebutkan di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 9 perusahaan. Berikut adalah data sampel Perusahaan Sektor Otomotif

dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

49
Tabel 3.3
Sampel Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2021

No Kode Nama Perusahaan

1 ASII PT. Astra International Tbk.

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk.

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk.

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk.

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk.

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk.

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk.

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk.

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk.

Sumber: lembarsaham.com

3.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersifat time series (kurun waktu tertentu). Menurut Sugiyono (2017:137) Data

sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data. Data sekunder digunakan apabila peneliti mengumpulkan informasi dari data

yang telah diolah oleh pihak lain. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder

yaitu laporan keuangan yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia

(idx.co.id) dan website perusahaan terkait.

50
3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Kepustakaan

Menurut Sugiyono (2017:140) “Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian

teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang

diteliti dan penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak

akan lepas dari literatur ilmiah”. Dalam penelitian ini studi kepustakaan dilakukan

dengan mencari landasan teoritis yang berhubungan dengan judul penelitian. Studi

ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder, data ini dapat diperoleh dan

dikumpulkan dengan cara membaca buku-buku literatur atau ilmiah, catatan-

catatan kuliah, serta sumber data yang berhubungan dengan pembahasan skripsi

yang disusun, sebagai penunjang data sekunder.

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan

studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan

laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan, sehingga

data sekunder yang diperoleh lebih akurat.

2. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2017:138) “Dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu”. Dokumen bisa berbentuk tulisan atau gambar. Metode ini

digunakan untuk memperoleh data tentang laporan keuangan perusahaan tahunan

(Annual report). Data-data tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia

yaitu www.idx.co.id , lembarsaham.com dan website resmi perusahaan terkait.

51
3.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap

dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktek, secara nyata

dalam lingkup objek penelitian/objek yang diteliti. Variabel yang diteliti dalam

penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu, variabel dependen dan variabel

independen. Variabel dependen yang digunakan adalah Profitabilitas sedangkan

variabel independennya adalah Solvabilitas dan Likuiditas. Adapun definisi

operasional variabel dalam penelitian ini antara lain :

3.6.1 Variabel Dependen

Pengertian Variabel Dependen atau Variabel terikat menurut Sugiyono

(2022:39) Variabel dependen sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas.

Variabel dependen (variabel terikat) dalam penelitian ini adalah

Profitabilitas (Y), sehingga dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan

menggunakan Return On Asset (ROA), yaitu perbandingan antara laba bersih

setelah pajak dengan total aset, semakin tinggi nilai persentase yang dihasilkan rasio

ini menunjukkan semakin baik perkembangan perusahaan dalam memanfaatkan

aset yang dimilikinya dalam menghasilkan laba. Pengukuran variabel ini

menggunakan rumus sebagai berikut:

52
Laba Bersih Setelah Pajak
Return On Asset = X 100%
Total Aktiva

3.6.2 Variabel Independen

Pengertian Variabel Independen atau Variabel Bebas menurut Sugiyono

(2022:39) adalah Variabel Independen sering disebut sebagai variabel, stimulus,

prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah Likuiditas (X1)

dan Solvabilitas (X2).

a. Likuiditas

Pada penelitian ini likuiditas diukur dengan rasio likuiditas yaitu

menggunakan current ratio, dimana rasio ini digunakan untuk mengukur

sejauh mana kemampuan perusahaan menggunakan aktiva lancarnya untuk

memenuhi dan membayar kewajiban lancarnya yang akan jatuh tempo.

Adapun rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Aktiva Lancar
Current Ratio = X 100%
Utang Lancar

b. Solvabilitas

Solvabilitas digambarkan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan

dibiayai dengan mengandalkan hutang (pinjaman) dibandingkan dengan

53
total aset, semakin besar hasil persentase dari rasio solvabilitas

menunjukkan resiko investasi yang semakin besar dan sebaliknya.

Solvabilitas dalam penelitian ini diukur dengan rasio solvabilitas yaitu Debt

to Asset Ratio (DAR) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Total Hutang
Debt to Asset Ratio = X 100%
Total Aset

Tabel 3.4
Defenisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel

Variabel
No Definisi Pengukuran Skala
Penelitian
Current Ratio =
Merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan Aktiva Lancar
Current
perusahaan dalam membayar X 100%
1 Ratio Rasio
kewajiban jangka pendek dengan Utang Lancar
(X1)
menggunakan aset lancar yang
dimiliki.

Debt to Merupakan rasio utang yang Debt to Asset Ratio =


Asset digunakan untuk mengukur
Ratio perbandingan antara total utang
2 Rasio
(X2) dengan total aktiva. Total Hutang
X 100%
Total Aset
Return on Asset =
Merupakan rasio laba bersih
Return on Laba Bersih
3 terhadap total Rasio
Asset (Y) X 100%
aktiva.
Total Aktiva

54
3.7 Uji Instrumen

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana suatu alat ukur

berbentuk kuesioner dapat mengukur apa yang hendak diukur, atau sejauh mana

alat ukur yang digunakan bisa tepat sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat test,

maka alat tersebut semakin mengenai sasarannya, atau semakin menunjukan apa

yang seharusnya diukur.

Uji validitas hanya dapat dipergunakan jika data berbentuk ordinal dan tidak

bisa dipergunakan jika data berbentuk interval atau data yang bersifat kuantitatif.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data yang berasal dari laporan keuangan

perusahaan yang dipublikasikan secara rutin melalui situs Bursa Efek Indonesia.

Data tersebut bersifat kuantitatif dan bukan data kuisioner yang bersifat ordinal.

Atas hal tersebut maka data dalam penelitian ini tidak bisa dilakukan uji validitas

sebagaimana data kuisioner pada umumnya.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas atau keandalan adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran

atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang

sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk

pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang

mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya

pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum

tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.

55
Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes

tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi

yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil yang

konsisten untuk pengukuran yang sama. Suatu ukuran bisa disebutkan tidak reliable

atau tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang-ulang, memberikan hasil

yang berbeda-beda.

Objek dari pengukuran alat uji reliabilitas adalah data berbentuk skala sikap

atau data yang berbentuk ordinal. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data

berbentuk interval atau kuantitatif sehingga tidak diperlukan adanya uji reliabilitas.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu bentuk pendekatan atau metode yang

digunakan untuk menganalisis data dalam rangka memecahkan masalah maupun

pengujian hipotesis yang nantinya dapat mendeskripsikan hasil penelitian untuk

menemukan kesimpulan yang mudah dipahami mengenai karakteristik populasi

dalam penelitian.

Pada penelitian ini penulis memilih menggunakan teknik analisis dengan

pendekatan kuantitatif dan analisis data menggunakan analisis regresi linier

berganda. Adapun analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk menguji

pengaruh rasio likuiditas (Current Ratio) dan rasio solvabilitas (Debt to Asset Ratio)

terhadap profitabilitas (Return On Asset).

Regresi linier berganda yaitu analisis mengenai hubungan pengaruh dari dua

atau lebih variabel independen (X) terhadap satu variabel dependen (Y). Sehingga

56
dalam penelitian ini penulis menggunakan metode regresi linier berganda yang

digunakan untuk menguji pengaruh dua variabel independen yaitu likuiditas yang

diukur dengan Current Ratio (CR) dan solvabilitas yang diukur dengan Debt to

Asset Ratio (DAR) terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas yang diukur

dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Berikut persamaan regresi linier

berganda dalam penelitian ini yaitu:

ROA = a + β1.CR + β2.DAR + e

Keterangan:

ROA = Return On Asset

a = Konstanta

β1, β2 = Koefisien Regresi

CR = Current Ratio

DAR = Debt to Asset Ratio

e = Standart Error

Untuk mempermudah penelitian ini, penulis menggunakan software

pengolah data statistik, yakni Microsoft Excel 2016 dan IBM SPSS Statistic version

25. Namun, sebelum melakukannya ada beberapa syarat pengujian yang harus

terpenuhi agar hasil olah data mampu menggambarkan hasil yang sebenarnya.

Adapun beberapa syarat tersebut adalah sebagai berikut:

57
3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi (Sugiyono, 2022:147). Statistik deskriptif merupakan

proses transformasi data penelitian dalam dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah

dipahami dan diinterpretasikan. Statistik deskriptif memberikan gambaran

mengenai nilai mean, sum, standar deviasi, variance, range, minimum dan

maksimum mengenai variabel penelitian yang utama.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik digunakan untuk menguji, apakah model regresi yang

digunakan dalam penelitian ini layak diuji atau tidak. Uji Asumsi klasik digunakan

untuk memastikan bahwa multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas

tidak terdapat dalam model yang digunakan dan data yang dihasilkan terdistribusi

normal. Jika keseluruhan syarat tersebut terpenuhi, berarti bahwa model analisis

telah layak digunakan.

3.8.2.1 Uji Normalitas

Penggunaan model regresi untuk prediksi menghasilkan kesalahan (disebut

residu), yakni selisih antara data aktual dengan data hasil peramalan, residu yang

baik seharusnya berdistribusi normal. Uji normalitas digunakan untuk menguji data

variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat) pada

persamaan regresi yang dihasilkan, persamaan regresi dikatakan baik apabila

58
memiliki data variabel dependen dan data variabel independen berdistribusi

mendekati normal.

Pengujian uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat grafik normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal

merupakan cara untuk melihat normalitas.

Kriteria uji : Jika pada normal probability plot terlihat pola data menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal berarti data yang diolah

merupakan data yang berdistribusi normal.

Pengujian lainnya yaitu dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov

dengan catatan bahwa jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data

berditribusi normal, sebaliknya jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka

data tidak berdistribusi normal.

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah

pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada

model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi.

Jika terjadi korelasi antar variabel independen, maka variabel-variabel ini tidak

ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol.

Dalam penelitian ini, uji multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value

dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance

59
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai

VIF yang tinggi. Nilai cut-off yang umum adalah:

1. Jika nilai Tolerance value < 1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam suatu

model regresi.

2. Jika nilai Tolerance value > 1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan

bahwa terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam suatu

model regresi.

3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lainnya. dalam model regresi. Jika hasilnya tetap, dinamakan homoskedastisitas,

dan jika terdapat perbedaan maka disebut dengan heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi perbedaan variance

residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain.

Pola pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel independen

(ZPRED) dengan variabel residual (SRESID) dapat menggambarkan ada atau tidak

adanya heteroskedastisitas didalam suatu model regresi. Analisis model regresi

linear berganda pada gambar scatterplot dapat dikatakan tidak terjadi

heteroskedastisitas dengan kriteria sebagai berikut:

60
a. Jika pada scatterplot titik-titiknya menyebar di bawah maupun di atas titik

origin (angka nol) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur,

maka tidak terdapat heteroskedastisitas.

b. Jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik

menyempit, melebar, maupun bergelombang, maka terjadi

heteroskedastisitas.

3.8.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah model

persamaan regresi baik atau tidak baik atau tidak layak digunakan sebagai prediksi,

dimana persamaan regresi yang baik menunjukkan tidak adanya masalah

autokorelasi. Uji Durbin-Watson (DW) dapat menjadi ukuran dalam menentukan

ada atau tidak adanya masalah autokorelasi. Kriterianya sebagai berikut:

a. Jika angka DW < dL atau DW > (4-dL), artinya terdapat autokorelasi.

b. Jika angka DW berada diantara dU dan (4-dU), artinya tidak ada

autokorelasi.

c. Jika angka DW di antara dU dan dL atau di antara (4-dU) dan (4-dL)

artinya tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti..

3.8.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menentukan apakah suatu hipotesis

sebaiknya diterima atau ditolak. Menurut Sugiyono (2022:63) “Hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena

61
itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat

pertanyaan”. Dengan demikian hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban

yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.

Untuk mengetahui seberapa besar (kuat) hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen, dilakukan uji koefisien determinasi (R2), sedangkan

untuk mengetahui secara statistik/signifikan mengenai pengaruhnya baik secara

parsial (individual) maupun secara simultan (bersama–sama), dilakukan uji

pengaruh secara parsial (uji t) dan uji pengaruh secara simultan (uji F).

3.8.3.1 Uji Parsial (Uji T)

Uji T bertujuan pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel terikat.

Pengujian parsial regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas

secara individual mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat dengan asumsi

variabel yang lain konstan.

Hasil uji signifikansi parameter individual (uji T) dapat dilihat melalui uji

regresi dengan menggunakan SPSS yaitu apabila p-value (sig) lebih kecil dari nilai

signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05 (5 %) maka dapat dikatakan bahwa variabel

independen secara individual (parsial) berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Selain itu pengujian uji signifikansi parameter individual (Uji T) juga

dapat dilihat melalui ketentuan berikut ini :

62
a. Jika nilai T hitung > nilai T tabel, maka terdapat pengaruh yang

signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel

dependen.

b. Jika nilai T hitung ≤ nilai T tabel, maka tidak terdapat pengaruh yang

signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel

dependen.

3.8.3.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji signifikansi simultan (Uji F) pada dasarnya menunjukan apakah semua

variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel terikat. Hasil pengaruh tersebut dilihat melalui

hasil regresi dengan menggunakan SPSS p-value (sig) yaitu jika nilai p-value (sig)

lebih kecil dari nilai signifikan yang ditentukan yaitu 0,05 (5 %) maka dapat

dikatakan bahwa variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen. Selain itu pengujian uji signifikansi simultan

(Uji F) juga dapat dilihat melalui ketentuan berikut ini :

a. Jika nilai F hitung > nilai F tabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan

secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel

dependen.

b. Jika nilai F hitung ≤ nilai F tabel, maka tidak terdapat pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama antara variabel independen terhadap

variabel dependen.

63
3.8.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R2 )

Uji koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial

maupun simultan. Koefisien determinasi merupakan besaran untuk menunjukkan

tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam bentuk persen.

Berdasarkan dari pengertian ini maka koefisien determinasi merupakan bagian dari

keragaman total dari variabel terikat yang dapat diperhitungkan oleh keragaman

variabel bebas dihitung dengan koefisien determinasi dengan asumsi dasar faktor-

faktor lain di luar variabel dianggap konstan.

Rumus yang digunakan dalam analisis ini menurut Sugiyono (2017:350)

“untuk mengetahui besarnya kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel terikat

yang dapat dihitung suatu koefisien yang disebut koefisien penentuan”.

Adapun ketentuan besarnya nilai koefisien determinasi (Kd) antara 0 (nol)

sampai dengan 1 (satu) dimana interpretasinya adalah :

a. Jika determinasi bernilai 0 = berarti tidak ada hubungan antara variabel

X1 dan X2 (bebas) dengan variabel Y (terikat).

b. Jika determinasi bernilai 1 = berarti ada kecocokan yang sempurna dari

ketepatan perkiraan model.

64
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) adalah

pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem juga sarana untuk

mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan

memperdagangkan efek di antara mereka. Bursa Efek Indonesia didirikan pada

Desember 1912 dan sekarang berkantor pusat di Gedung Bursa Efek Indonesia

Tower 1, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan 12190.

Bursa Efek Indonesia merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektifitas operasional dan

transaksi, pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai

pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif

menjadi Bursa Efek Indonesia. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada

1 Desember 2007.

Bursa Efek berperan signifikan dalam kegiatan pasar modal. Bursa Efek

bertanggung jawab dalam menyediakan semua sarana perdagangan efek dan

membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa. Bursa efek juga

mendorong partisipasi masyarakat serta badan usaha dalam memenuhi pembiayaan

nasional. Jika permintaan investasi tinggi, maka perusahaan akan meningkatkan

65
jumlah penawaran saham kepada publik. Ini akan mendorong peningkatan aktivitas

transaksi di pasar modal. Ditambah lagi, bursa efek juga berperan dalam

menyediakan informasi perdagangan harian yaitu perubahan harga saham yang

terjadi setiap harinya serta harga penutupan.

2. PT. Astra Internasional Tbk. (ASII)

PT. Astra International Tbk berdiri di Jakarta pada tahun 1957 sebagai sebuah

perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra International Inc. Seiring

dengan kemajuan usaha serta kebutuhan untuk berekspansi, perseroan melakukan

penawaran umum perdana di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham ASII pada

tahun 1990, sekaligus mengubah namanya menjadi PT. Astra International Tbk.

Kantor pusat ASII berdomisili di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta

14330 – Indonesia. Telp: (62-21) 652-2555, Fax: (62-21) 6530-4957.

Pada akhir tahun 2021, kegiatan operasional bisnis Astra Grup tersebar di

seluruh Indonesia melalui 238 perusahaan, termasuk anak perusahaan, ventura

bersama, dan entitas asosiasi. Segmen otomotif di ASII meliputi pembuatan

kendaraan ronda empat, roda dua, pembuatan komponen-komponen otomotif serta

produk & jasa lain-lain terkait otomotif .

3. PT. Astra Otoparts Tbk. (AUTO)

PT. Astra Otoparts Tbk merupakan grup perusahaan komponen otomotif

terbesar di Indonesia. Perseroan didirikan pertama kali dengan nama PT. Alfa Delta

Motor pada tahun 1976. Pada 4 Desember 1997, nama Perseroan kemudian diubah

menjadi PT. Astra Otoparts. Kegiatan usaha Perseroan berfokus pada proses

66
produksi dan distribusi aneka ragam suku cadang kendaraan bermotor roda dua dan

roda empat, dengan segmen pasar terbesar adalah pasar pabrikan otomotif dan pasar

suku cadang pengganti. Pada 15 Juni 1998, perseroan melakukan penawaran saham

Perdana (IPO) dan mendaftarkan sahamnya di Bursa efek Indonesia (BEI) dengan

kode bursa AUTO. Kantor pusat PT. Astra Otoparts Tbk. di Jalan Raya Pegangsaan

Dua Km 2,2 Kelapa Gading, Jakarta 14250 Tel: (021) 460-3550, 460-7025.

4. PT. Garuda Metalindo Tbk. (BOLT)

Perseroan resmi berdiri pada tahun 1982 dengan nama PT. Garuda

Metalindo sebagai produsen fastener (mur, baut, sekrup) untuk kebutuhan industri

umum. Perseroan kemudian mendiversifikasi usahanya dengan memproduksi mur

dan baut untuk produsen sepeda motor di tahun 1989, serta untuk produsen mobil

pada tahun 1992. Kemudian perseroan melakukan penawaran umum perdana

dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Juli 2015

menggunakan nama PT. Garuda Metalindo Tbk dan kode saham “BOLT”. Saat ini

BOLT telah mengokohkan posisinya sebagai produsen fastener dan komponen

otomotif terkemuka di dalam negeri yang mempekerjakan lebih dari 1.000

karyawan dan mengoperasikan tiga pabrik yang berlokasi di Jakarta, Tangerang,

dan Bekasi. Kantor pusat BOLT berada di Jalan Kapuk Kamal Raya No. 23 Jakarta

Utara, 14470 Telp. (021) 555 3963.

5. PT. Indo Kordsa Tbk. (BRAM)

Perusahaan didirikan pada tahun 1981 dengan nama PT. Branta Mulia

sebagai perusahaan pemasok utama bahan penguat ban premium di kawasan Asia

67
Tenggara. Pada tahun 2006, Kordsa Teknik Tekstil A.S. (Kordsa) yang merupakan

salah satu anak perusahaan Sabanci Holding Group, Turki mengakuisisi 51,3%

saham Perseroan. Lalu pada tahun 2018, Kordsa kembali meningkatkan sahamnya

menjadi 61,59%. Perseroan kemudian berganti nama menjadi PT. Indo Kordsa Tbk.

Saham Indo Kordsa mulai tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1990 dengan

nama BRAM. Kantor pusat BRAM berada di Jl. Pahlawan, Desa Karang Asem

Timur, Citeureup, Bogor Tel: 021 875 2115.

6. PT. Goodyear Indonesia Tbk. (GDYR)

PT. Goodyear Indonesia Tbk adalah perusahaan pertama di Indonesia yang

bergerak di bidang manufaktur, ekspor, impor, dan distribusi ban, ban dalam, flap,

dan produk turunan karet lainnya. Pada awalnya didirikan dengan nama ‘N.V.

Goodyear Tyre & Rubber Company Limited ‘, sesuai dengan Akta Pendirian No.

199 tanggal 26 Januari 1917. Setelah Penawaran Umum Perdana pada tahun 1980,

nama perusahaan berubah menjadi ‘PT. Goodyear Indonesia Tbk’ yang telah

digunakan hingga saat ini. Kantor pusat Goodyear Indonesia berada di Jalan

Pemuda No. 27, Bogor 16161 Telp. 0251 8322071.

7. PT. Gajah Tunggal Tbk. (GJTL)

Perusahaan didirikan pada tahun 1951 sebagai produsen ban sepeda, dan

selama bertahun-tahun memperluas kapasitas produksi dan awal diversifikasinya

dalam pembuatan ban sepeda motor dan ban dalam, serta akhirnya ke dalam

pembuatan ban kendaraan penumpang dan komersial. Perusahaan mulai

memproduksi ban sepeda motor pada tahun 1973 dan mulai memproduksi ban bias

68
untuk penumpang dan kendaraan komersial pada tahun 1981. Pada tahun 1993,

Perusahaan mulai memproduksi dan menjual ban radial untuk mobil penumpang

dan truk ringan. Pada tahun 2010, Perusahaan melakukan pengembangan

kemampuan produksi ban TBR. Perusahaan memiliki dan mengoperasikan fasilitas

produksi ban yang terintegrasi dan terbesar di Indonesia. Kantor pusat Gajah

Tunggal berada di Wisma Hayam Wuruk 10th Floor Jl. Hayam Wuruk No. 8 Jakarta

10120 Telp: (021) 5098 5916. Gajah Tunggal tercatat melakukan IPO pada tanggal

8 Mei 1990.

8. PT. Indomobil Sukses International Tbk. (IMAS)

PT. lndomobil Sukses lnternasional Tbk. merupakan induk dari suatu

kelompok usaha otomotif terpadu yang memiliki beberapa anak perusahaan yang

bergerak di bidang otomotif yang terkemuka di Indonesia. Perseroan merupakan

hasil penggabungan usaha (merger) antara PT Indomobil Investment Corpora

dengan PT lndomulti Inti lndustri Tbk, yang setelah penggabungan berubah

namanya menjadi PT lndomobil Sukses lnternasional Tbk. Perseroan berkantor

pusat di Wisma lndomobil I, Lantai 9, Jln. MT. Haryono Kav. 8, Jakarta Timur -

13330.

Bidang usaha utama Perseroan dan anak perusahaan antara lain meliputi

pemegang lisensi merek, distributor penjualan kendaraan, layanan purna jual, jasa

pembiayaan kendaraan bermotor, distributor suku cadang, perakitan kendaraan

bermotor, produsen komponen otomotif, jasa persewaan kendaraan, jual beli

kendaraan bekas, jasa pengurusan transportasi, distribusi bahan bakar, jasa

69
pendidikan non formal, serta usaha pendukung lainnya. Perseroan melakukan

penawaran umum perdana dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia

pada tanggal 15 September 1993 menggunakan kode saham “IMAS”.

9. PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA)

Perseroan pada awalnya didirikan pada tanggal 20 Juni 1988 kemudian

berubah nama menjadi “PT. Multistrada Arah Sarana” (MASA) berdasarkan akta

No. 33 pada tanggal 9 Desember 1996. Perseroan adalah perusahaan yang bergerak

di sektor produsen ban dengan memproduksi ban merk sendiri dan ban merk

Michelin Group seperti Achilles, Uniroyal, BFGoodrich dan Corsa. Area

pemasaran meliputi pasar domestik maupun internasional. Saham Multistrada

mulai tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 dengan kode MASA.

Kantor pusat Multistrada berada di Jl. Raya Lemahabang Km 58,3 Desa Karangsari

Cikarang Timur, Bekasi Jawa Barat 17550 Telp. 021 8914 0333.

10. PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. (PRAS)

Perseroan didirikan pada tanggal 20 Februari 1984 berlokasi di Jl. Muncul

No. 1 Gedangan - Sidoarjo, Jawa Timur. Perseroan bergerak dalam bidang industri

velg kendaraan bermotor roda empat yang terbuat dari bahan aluminium alloy yang

umumnya dikenal sebagai velg racing atau aluminium alloy wheels. Perseroan

mulai produksi komersial tahun 1986 dengan kapasitas awal 6.000 unit perbulan.

Pada tahun 1990, Perseroan melakukan penawaran saham perdana dan mencatatkan

sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, yang kemudian diikuti

dengan meningkatkan kapasitas produksi serta memperbanyak varian produk.

70
4.1.2 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Peneliti menggunakan metode statistik deskriptif dalam penelitian ini.

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai

maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel

independen dan variabel dependen.

Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
CR 54 60.16 414.43 8017.68 148.4756 69.45735
DAR 54 20.27 78.95 2681.79 49.6628 16.59659
ROA 54 -8.36 11.37 113.74 2.1063 4.49102
Valid N
54
(listwise)

Sumber: Hasil Olah Data SPSS versi 25

Dari Tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan beberapa hal berikut:

1. Variabel Current Ratio memiliki nilai minimum 60,16 dan nilai

maksimum 414,43 dengan nilai rata-rata 148,4756 dan standar deviasi

69,45735 dengan jumlah pengamatan sebanyak 54 data.

2. Variabel Debt to Asset Ratio memiliki nilai minimum 20,27 dan nilai

maksimum 78,95 dengan nilai rata-rata 49,6628 dan standar deviasi

16,59659 dengan jumlah pengamatan sebanyak 54 data.

3. Variabel Return On Asset memiliki nilai minimum -8,36 dan nilai

maksimum 11,37 dengan nilai rata-rata 2,1063 dan standar deviasi

4,49102 dengan jumlah pengamatan sebanyak 54 data.

71
4.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi benar-

benar menunjukan hubungan yang signifikan. Dalam penelitian ini, uji asumsi

klasik menggunakan empat pengujian antara lain :

4.1.3.1 Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas atau distribusi normal dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam suatu model regresi variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik memiliki distribusi normal. Uji ini dilakukan

menggunakan analisis grafik p-plot dibawah ini :

Gambar 4.1 Grafik P-Plot

Sumber: Hasil Olah Data SPSS versi 25

Berdasarkan hasil dari normal probability plot dapat dilihat bahwa pola data

menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga

dapat disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi

72
normal sehingga dapat memenuhi uji normalitas. Peneliti juga melakukan uji

Kolmogorov-Smirnov yang membuktikan kenormalan suatu data penelitian dengan

angka dengan lebih akurat. Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, suatu

data dikatakan normal apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 dan apabila nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Berikut hasil

pengujian dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.2
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardize
d Residual
N 54
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.76869530

Most Extreme Differences Absolute .117

Positive .058

Negative -.117

Test Statistic .117


Asymp. Sig. (2-tailed) .064c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Hasil Olah Data SPSS versi 25

Dari Tabel 4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov di atas, nilai Asymp. Sig. (2-

tailed) nya sebesar 0,064 yang berarti lebih besar dari 0,05 sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa data penelitian sudah terdistribusi dengan normal.

73
4.1.3.2 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Nilai yang umum

digunakan untuk menunjukkan tidak adanya multikolonieritas apabila nilai VIF <

10. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini:

Tabel 4. 3
Hasil Pengujian Multikolinearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 6.781 3.133 2.164 .035
CR .009 .010 .139 .935 .354 .624 1.603
DAR -.121 .040 -.447 -3.006 .004 .624 1.603
a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olah Data SPSS versi 25

Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai Varian Inflation Factor (VIF) dari

Current Ratio dan Debt to Asset Ratio sebesar 1,603. Nilai VIF lebih kecil dari 10

(VIF < 10) maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut tidak terjadi

multikolinieritas. Diketahui nilai tolerance dari Current Ratio dan Debt to Asset

Ratio sebesar 0,624. Nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 dan lebih kecil dari 1

maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut tidak terjadi

multikolinieritas

74
4.1.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat grafik scatterplots.

Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil Olah Data SPSS versi 25

Dari grafik scatterplot dalam gambar menunjukkan bahwa titik-titiknya

menyebar di bawah maupun di atas titik origin (angka nol) pada sumbu Y dan tidak

mempunyai pola yang teratur, maka tidak terdapat heteroskedastisitas.

4.1.3.4 Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada probelm

75
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering

ditemukan pada runtut waktu (time series) karena gangguan pada seseorang

individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Tabel 4.4
Hasil Pengujian Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .544a .296 .268 3.84188 1.666
a. Predictors: (Constant), DAR, CR
b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olah Data SPSS versi 25

Pada tabel 4.4 nilai DW lebih besar dari dU (1,666 > 1,6383). Berdasarkan

hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pada model ini tidak terjadi

autokorelasi, karena syarat uji telah terpenuhi maka penelitian dapat dilanjutkan.

4.1.4 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah regresi linier berganda,

metode ini dipilih untuk mengetahui secara statistik mengenai hubungan variabel-

variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun hasil pengujian data

dengan regresi berganda dalam penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

76
Tabel 4.5
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.781 3.133 2.164 .035
CR .009 .010 .139 .935 .354
DAR -.121 .040 -.447 -3.006 .004
a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olah Data SPSS versi 25

Dari hasil pengujian pada tabel 4.5 di atas, dapat diketahui persamaan regresinya
adalah sebagai berikut:

Y = β0 – β1X1 + β2X2 + e

ROA = 6,781 + 0.009CR – 0,121DAR + e

Interpretasi persamaan di atas sebagai berikut:

1) Konstanta sebesar 6,781 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel

independen (CR dan DAR), maka tingkat profitabilitas adalah sebesar

5,269.

2) Koefisien Regresi CR sebesar 0,009 menunjukkan bahwa apabila setiap

kenaikan Current Ratio 1% dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap

konstan maka akan menaikkan profitabilitas sebesar 0,009.

3) Koefisien Regresi DAR sebesar -0,121 menunjukkan bahwa apabila setiap

kenaikan Debt Asset Ratio 1% dengan asumsi variabel bebas lainnya

dianggap konstan maka akan menurunkan profitabilitas sebesar 0,121.

77
4.1.5 Hasil Uji Hipotesis

Hasil Uji Hipotesis setelah diperoleh keyakinan melalui hasil uji asumsi

klasik bahwa model yang digunakan tidak menyimpang, dan telah diketahui

mengenai hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen melalui

hasil analisis regresi linier berganda. Langkah selanjutnya adalah membahas hasil

pengujian di bawah ini:

4.1.5.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur porsi variasi variabel terikat yang

dapat dijelaskan oleh garis regresinya atau varibel bebasnya. Dengan kata lain

untuk mengetahui hubungan atau pengaruh variabel independen yang digunakan.

Berikut adalah hasil Uji Koefisien Determinasi :

Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .544a .296 .268 3.84188
a. Predictors: (Constant), DAR, CR
b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olah Data SPSS versi 25

Berdasarkan tabel Model Summary di atas, besar angka R Square adalah

0.296 atau sebesar 29,6%. Hal ini menunjukan bahwa 29,6% merupakan pengaruh

CR dan DAR terhadap ROA, sedangkan sisanya 70,4% dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian. Nilai R Square yang berada di

78
angka 29,6%, menunjukan bahwa hubungan atau pengaruh variabel yang

digunakan lemah.

4.1.5.2 Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel

independen secara sendiri atau masing-masing terhadap variabel dependen.

Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi α = 0,05. Pengujian hipotesis

dengan menggunakan uji t merupakan suatu pengujian yang digunakan untuk

mengetahui apakah secara parsial variabel independen rasio likuiditas (Current

Ratio) dan rasio solvabilitas (Debt to Asset Ratio) berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen profitabilitas (Return On Asset).

Tabel 4.7
Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.781 3.133 2.164 .035
CR .009 .010 .139 .935 .354
DAR -.121 .040 -.447 -3.006 .004
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Hasil Olah Data SPSS versi 25

Hasil pengujian statistic t pada tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah Likuiditas berpengaruh secara

individual (parsial) mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap

Profitabilitas. Untuk kriteria uji t dilakukan pada tingkat α=0,05 dengan nilai t

untuk n = 54 – 2 = 52 adalah 1,675.

79
H0 diterima jika : -1,675 ≥ t hitung ≤ 1,675 pada α = 5%

H0 ditolak jika : t hitung > 1,675 atau - t hitung < -1,675

Nilai untuk variabel Likuiditas adalah 0,935 dan dengan α = 5% diketahui

sebesar 1,675 dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel dan nilai signifikan

Likuiditas sebesar 0,345 > 0,05 artinya dari hasil tersebut didapat kesimpulan

bahwa H0 diterima dan menunjukkan bahwa Likuiditas tidak berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan sektor otomotif dan komponen

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Profitabilitas

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah Solvabilitas berpengaruh secara

individual (parsial) mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap

Profitabilitas. Untuk kriteria uji t dilakukan pada tingkat α=0,05 dengan nilai t

untuk n = 54 – 2 = 52 adalah 1,675

H0 diterima jika : -1,675 ≥ t hitung ≤ 1,675 pada α = 5%

H0 ditolak jika : t hitung > 1,675 atau - t hitung < -1,675

Nilai untuk variabel Solvabilitas adalah -3,006 dan dengan α = 5% diketahui

nilai t tabel sebesar 1,675 dengan demikian lebih kecil -t hitung daripada –t tabel dan

nilai signifikan solvabilitas sebesar 0,004 < 0,05 artinya dari hasil tersebut didapat

kesimpulan bahwa H0 ditolak menunjukkan bahwa Solvabilitas berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan sektor otomotif dan

komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

80
4.1.5.3 Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X) secara

simultan mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap variable terikat

(Y). Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8
Hasil Uji Simultan

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 316.209 2 158.105 10.712 .000b
Residual 752.762 51 14.760
Total 1068.972 53
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), DAR, CR

Sumber: Hasil Olah Data SPSS versi 25

f tabel = 54 – 2 – 1 = 51

f tabel = 2,790

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika : -2,790 ≥ f hitung ≤ 2,790, untuk α = 5%

H0 ditolak jika : f hitung > 2,790 atau - f hitung < -2,790 untuk α = 5%

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai sebesar 10,712 dengan tingkat

signifikan sebesar 0,000. Sedangkan nilai f hitung diketahui sebesar 2,790.

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa (10,712 > 2,790) artinya H0

ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Likuiditas dan Solvabilitas

81
berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan sektor otomotif dan

komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.2 Pembahasan

Berikut dijelaskan secara rinci mengenai hasil pengujian dari penelitian yang

sudah dilakukan :

4.2.1 Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas

Berdasarkan uji pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 25 dari

data likuiditas dan profitabilitas pada perusahaan yang termasuk dalam sektor

otomotif dan komponen tahun 2016-2021 yang menunjukan bahwa T hitung lebih

kecil dari T tabel yaitu t hitung sebesar 0,935, dengan demikan t hitung < t tabel

yaitu 0,935 < 1,675, dan nilai signifikansi sebesar 0,345 < 0,005 yang secara

statistik variabel X1 (Likuiditas) tidak mempengaruhi variabel Y (Profitabilitas)

atau Ha ditolak dan Ho diterima.

Dengan hasil analisis data dan pengujian hipotesis secara parsial (Uji t) di atas,

untuk likuiditas dengan indikator Current Ratio dapat disimpulkan tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dengan indikator Return on Asset.

Namun, walaupun pengaruhnya tidak signifikan, peningkatan Current Ratio dapat

mendorong adanya peningkatan terhadap Return on Asset, hal ini terbukti dari

hasil uji regresi linier berganda yang menunjukan adanya hubungan positif antara

variabel Current Ratio dengan Return on Asset.

Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek pada saat ditagih. Khususnya pada Current Ratio yang

82
digunakan sebagai indikator dari likuiditas dalam penelitian ini, dimana rasio ini

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendek atau utang lancar yang segera jatuh tempo

pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aset atau

aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera

jatuh tempo. Semakin besar rasio ini maka semakin besar kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau jatuh temponya.

Keadaan seperti ini dapat dilihat baik oleh pihak manajemen perusahaan

ataupun kreditor karena dianggap perusaahan tersebut dalam keadaan kuat. Apabila

pihak manajemen mampu menyeimbangkan penggunaan aktiva lancar untuk

menjaga likuiditas sekaligus mendayagunakan kemampuan yang ada untuk

memperoleh laba, tentunya profitabilitas tidak akan terganggu oleh besarnya

likuiditas selama masih dalam batas wajar. Pada rasio ini diperlukan standar khusus

perusahaan sejenis mengenai besaran rasio yang harus ditetapkan dalam memenuhi

kewajiban serta menjalankan usahanya. Sebagaimana dalam penjelasan mengenai

rasio likuiditas di atas, semua itu bukan semata-mata soal kemampuan manajemen

saja, ada begitu banyak faktor dan kemungkinan yang dapat terjadi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Saeful Anwar

(2020) dan Dewi Silvia (2019) hasil penelitianya menyatakan bahwa likuiditas

tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Tetapi hasil penelitian ini

berbeda dengan yang dilakukan oleh N. Rusnaeni (2022), Ni Putu Indah Pradina

Tasya (2021), Silvani Agustin (2019) dan Aminar Sutra Dewi (2021) yang

menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

83
Perbedaan ini dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah perbedaan

kurun waktu dalam penelitian dan perusahaan yang diteliti.

4.2.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Profitabilitas

Berdasarkan uji pengolahan data dengan menggunakan software SPSS versi 25

dari data solvabilitas dan profitabilitas pada perusahaan yang termasuk dalam

sektor otomotif dan komponen tahun 2016-2021 yang menunjukan bahwa negatif

T hitung lebih kecil dari negatif T tabel yaitu t hitung sebesar -3,006, dengan

demikan - t hitung < - t tabel yaitu -3,006 < -1,675, dan nilai signifikansi sebesar

0,004 < 0,005 yang secara statistik variabel X2 (Solvabilitas) mempengaruhi

variabel Y (Profitabilitas) atau H0 ditolak dan Ha diterima.

Dengan hasil analisis data dan pengujian hipotesis secara parsial (Uji t) di atas,

solvabilitas dengan Indikator Debt to Asset Ratio dapat disimpulkan berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap profitabilitas dengan indikator Return on Asset.

Dengan kata lain peningkatan Debt to Asset Ratio dapat mendorong adanya

penurunan terhadap Return on Asset, hal ini terbukti dari hasil uji regresi linier

berganda yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara Debt to Asset Ratio

dengan Return on Asset.

Rasio solvabilitas, menunjukan sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai utang

dan kemampuan perusahaan untuk mengelola utangnya dalam rangka memperoleh

keuntungan serta membayar seluruh kewajibannya apabila perusahaan dibubarkan.

Khususnya Pada Debt to Asset Ratio yang dijadikan sebagai indikator dari

solvabilitas dalam penelitian ini, dimana rasio ini merupakan rasio yang digunakan

84
untuk mengukur utang yang dinilai dengan aset atau dengan kata lain rasio ini dicari

dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan

seluruh aset. Pada akhirnya, dapat diketahui setiap rupiah aset yang dijadikan

jaminan utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap

pengelolaan aktiva. Semakin besar rasio ini maka semakin besar biaya yang

ditanggung perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

Apabila pihak manajemen perusahaan tidak mampu mengelola utang yang

digunakan untuk memperoleh laba yang ditargetkan, tentunya profitabilitas dapat

terganggu akibat beban tetap dan komitmen pembayaran kembali yang

ditimbulkan. Selain itu, solvabilitas yang besar juga dapat menimbulkan krisis

kepercayaan bagi para calon investor sehingga perusahaan bisa sulit memperoleh

sumber dana baru. Namun, semua itu bukan semata-mata soal kemampuan

manajemen saja, ada begitu banyak faktor dan kemungkinan yang dapat terjadi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Jurlinda

(2022) dan Linda Sulistiana (2020) hasil penelitianya menyatakan bahwa

solvabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.

4.2.3 Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas

Setelah diketahui mengenai pengaruh individu (parsial) masing–masing

variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini. Berdasarkan

hasil dari analisis data dan pengujian hipotesis secara simultan (Uji F), diketahui

bahwa F hitung lebih besar dari F tabel yaitu 10,712 > 2,790 dan nilai signifikasinya

yaitu 0,000 lebih keil dari 0,05 maka dapat diperoleh kesimpulan bahwasannya

85
untuk likuiditas dengan indikator Current Ratio dan solvabilitas dengan indikator

Debt to Asset Ratio secara bersama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas dengan indikator Return On Asset.

Ketika berbicara mengenai likuiditas dan solvabilitas maka terdapat kesamaan

di dalam keduanya, yakni dari segi kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban atau utangnya. Perbedaannya, solvabilitas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya apabila perusahaan

tersebut dibubarkan, sedangkan likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (jatuh temponya).

Penggunaan utang yang besar tanpa diiringi kemampuan untuk mengelolanya

dalam rangka memperoleh keuntungan serta membayar seluruh kewajiban/utang

tentunya dapat mengganggu keseimbangan jumlah aset. Apabila sudah seperti itu,

mau tidak mau perusahaan harus menyiapkan penggunaan aktiva lancar yang lebih

besar untuk memenuhi setiap kewajiban/utang yang telah jatuh tempo seiring

berjalannya waktu dibandingkan mendayagunakan aktiva lancarnya untuk kegiatan

usaha. Pada akhirnya solvabilitas dan likuiditas secara bersama (simultan) dapat

mempengaruhi usaha pencapaian profitabilitas.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh N. Rusnaeni

(2020) dan Aminar Sutra Dewi (2018) hasil penelitianya menyatakan bahwa

likuiditas dan solvabilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas.

86
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan tentang pengaruh Likuiditas dan

Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada perusahaan sektor otomotif dan komponen

periode 2016-2021, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengolahan data bahwa nilai t hitung dari Likuiditas sebesar

0,935, dengan demikan t hitung < t tabel yaitu 0,935 < 1,675, dan nilai

signifikansi sebesar 0,354 > 0,05 yang secara statistik variabel X1 (Likuiditas)

tidak mempengaruhi variabel Y (Profitabilitas) atau Ha ditolak dan Ho

diterima. Yang artinya likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada

perusahaan sektor otomotif dan komponen periode 2016-2021.

2. Berdasarkan hasil pengolahan data bahwa nilai t hitung dari solvabilitas

sebesar -3,006, dengan demikian -t hitung < -t tabel yaitu -3,006 < -1,675,

dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05 secara statistik variabel X2

(Solvabilitas) berpengaruh terhadap variabel Y (Profitabilitas) atau Ha diterima

dan Ho ditolak. Yang artinya solvabilitas mempunyai pengaruh negatif dan

signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan sektor otomotif dan

komponen periode 2016-2021.

87
3. Berdasarkan hasil pengolahan data berdasarkan bahwa nilai F hitung untuk

pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas secara simultan terhadap profitabilitas

sebesar 10,712 dan dengan α sebesar 5% maka diperoleh F tabel sebesar 2,788.

Dengan demikian F hitung > F tabel yaitu 10,712 > 2,790 yang artinya terdapat

pengaruh secara signifikan antara Likuiditas dan Solvabilitas secara simultan

terhadap Profitabilitas, dengan nilai Koefisien Determinasi sebesar 29,6%

terhadap Profitabilitas. Sedangkan faktor 70,4% adalah variabel lain yang tidak

diteliti.

5.2 Implikasi Penelitian

Implikasi adalah suatu konsekuensi atau akibat langsung dari hasil

penemuan suatu penelitian ilmiah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

variabel likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan

variabel solvabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas.

Sehubungan dengan hal tersebut maka implikasinya adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan teori yang telah dirumuskan peneliti, maka dapat diketahui

bahwa likuiditas diduga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

profitabilitas. Akan tetapi pada kenyataannya di lapangan yaitu diketahui

bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, hal ini

disebabkan karena mayoritas tingkat likuiditas pada perusahaan sektor

otomotif dan komponen rata-rata masih dibawah standar industri yaitu

sebesar 2 atau 200%. Bahkan pada beberapa perusahaan tingkat likuiditas

berada di bawah 100%, hal itu cukup mengkhawatirkan karena hutang

lancar lebih besar dari aset lancarnya sendiri. Sebagai akibatnya perusahaan

88
mempunyai dana yang sedikit yang mungkin hanya cukup untuk

menjalankan operasional perusahaan seperti biasa dan perusahaan tidak

mampu mendanai berbagai kegiatan yang seyogyanya mampu

meningkatkan laba.

Likuiditas merupakan salah satu faktor penting dalam keberlangsungan

hidup perusahaan, karena itu perlu dilakukan upaya-upaya oleh perusahaan

agar tingkat likuiditas berada pada kategori yang baik, berikut upaya-upaya

yang bisa dilakukan :

a. Dengan menambah modal agar jumlah aset lancar lebih besar

daripada kewajiban lancarnya. Penambahan modal tersebut bisa

juga bersumber dari kerjasama dengan pihak lain atau mengajak

investor untuk ambil bagian. Dengan cara ini perusahaan bisa

mendapatkan dana tambahan untuk usaha meningkatkan laba.

b. Penjualan beberapa aset tetap yang dirasa tidak perlu digunakan lagi

untuk menambah current asset perusahaan.

c. Beralih dengan lebih memilih hutang jangka panjang daripada

hutang jangka pendek agar current asset bertambah atau hutang

jangka pendek berkurang.

2. Berdasarkan pada hasil penelitian di atas bahwa solvabilitas memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Karena itu perlu dilakukan

upaya-upaya untuk mempertahankan solvabilitas di tingkat yang baik agar

mampu membawa perusahaan bersaing dan mendapatkan laba yang

sebanyak-banyaknya, upaya itu antara lain:

89
a. Mengurangi jumlah hutang perusahaan, karena jika jumlah hutang

perusahaan banyak maka tingkat solvabilitas juga akan naik hal itu

akan berdampak pada usaha perusahaan dalam peningkatan laba.

b. Perusahaan harus lebih gencar lagi memperbanyak strategi untuk

mendapatkan laba sebanyak mungkin. Rata-rata tingkat solvabilitas

perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen berada

pada level yang baik. Jumlah aset yang sangat besar daripada jumlah

hutangnya sendiri memungkinkan kelebihan dana yang bisa dipakai

untuk meningkatkan profitabilitas. Perusahaan harus berani bertaruh

untuk mengeluarkan uang guna usaha peningkatan laba agar suatu

saat bisa mendapatkan laba yang lebih banyak lagi.

c. Mempertahankan tingkat solvabilitas yang telah berada pada

kategori baik.

d. Mengajak para investor untuk ikut menanam modal pada

perusahaan sehingga tidak bergantung pada hutang yang akan

berdampak buruk bagi tingkat solvabilitas.

5.3 Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti

lain untuk mengembangkan maupun mengoreksi dan melakukan perbaikan

seperlunya. Mengacu pada hasil penelitian maka peneliti memberikan saran sebagai

berikut:

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas (Current Ratio) tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas. Perusahaan sebaiknya meningkatkan

90
tingkat likuiditas sehingga dapat memperoleh profitabilitas secara

maksimal. Untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, maka pihak

perusahaan sebaiknya mengelola penggunaan aset dan kewajibannya secara

lebih efektif dan efisien sehingga dapat memperkecil kemungkinan

terjadinya resiko keuangan, guna menarik investor dan masyarakat untuk

menanamkan modalnya.

2. Perusahaan sebaiknya mempertahankan tingkat solvabilitas mengingat hasil

penelitian menunjukkan bahwa tingkat solvabilitas dapat meningkatkan

profitabilitas sehingga para investor, masyarakat, kreditor, dan pemakai

laporan keuangan lainnya dapat menjadikan solvabilitas sebagai

pertimbangan dalam hal pengambilan keputusan untuk melakukan

investasi.

3. Untuk meningkatkan profitabilitas, perusahaan harus senantiasa

memperbaiki kualitasnya agar terus mendapat kepercayaan pelanggan dan

memberikan profit yang konstan pada perusahaan, perusahaan juga harus

berani melakukan diversifikasi atau menambah produk baru yang berbeda

dari sebelumnya agar sumber keuntungan bertambah.

91
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Prihadi, Toto. (2019). Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Hery. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Grasindo.

Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke-9. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Astuti. (2021). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Media Sains Indonesia.

Sujarweni, Wiratna. (2017). Analisis Laporan Keuangan: Teori, Aplikasi, dan

Hasil Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru.

Bringham, Eugene F. dan J. F. Houston. (2010). Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Kariyoto. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Malang: UBPress.

Fahmi, Irham. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2022). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

92
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Administrasi: dilengkapi dengan Metode

R & D. Bandung: Alfabeta.

Pramesti, Getut. (2018). Mahir Mengolah Data Penelitian dengan SPSS 25.

Jakarta: Elex Media Komputindo.

Jurnal dan Skripsi

Harsanto, M.F. (2022). Pengaruh Debt to Asset Ratio Terhadap Return on Asset

Pada PT. Asuransi Sinar Mas Tbk. Periode Tahun 2011-2020. Jurnal Ekonomi

Efektif. 4(2) : 265-271.

Jurlinda. (2022). Pengaruh Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio Terhadap

Return on Asset Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial, Manajemen, Akuntansi, dan Bisnis. 3(1) : 1-12.

Tasya, N. P. I. P. (2021). Pengaruh Rasio Aktivitas dan Likuiditas Terhadap

Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Food and Beverage yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Profesi. 12(1) : 21-29.

Sulistiana, L. (2021). Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas dan Aktivitas Terhadap

Profitabilitas Pada Perusahaan Property dan Real Estate. Jurnal Ilmu Riset dan

Manajemen. 9(10) : 1-15.

Rusnaeni, N. (2020). Pengaruh Rasio Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap

Profitabilitas pada PT. Surya Baru di Jakarta. Jurnal Ilmiah Universitas Pamulang.

1(5) : 219-224.

93
Anwar, S. (2020). Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Sub

Sektor Pertambangan Batubara Yang Terdaftar di BEI periode 2017-2019. Borneo

Student Researh. 2(1) : 638-644.

Agustin, S. (2019). Pengaruh Likuiditas dan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas

(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2018). Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Dharma Negara. 4(1) : 77-86.

Silvia, D. (2019). Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada PT. Hero

Supermarket Tbk. Yang Terdaftar di BEI periode 2011-2019. Jurnal Akuntansi.

10(2) : 1-13.

Dewi, A. S. (2018). Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas

pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2013-2015. Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi. 2(1).

Pakpahan, E. E. (2016). Pengaruh Solvabilitas Terhadap Profitabilitas di Nathan’s

Famous Inc. Jurnal Administrasi Bisnis. 5(2) : 105-111.

Vidyasari, S. A. R. (2021). Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Penjualan,

Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Perputaran Modal Kerja Terhadap

Profitabilitas. Jurnal Kharisma. 3(1) : 94-105.

Yurika W. S. (2021). Pengaruh Pajak Tangguhan dan Solvabilitas Terhadap

Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia [Skripsi]. Medan (ID) : Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara.

94
Data Current Ratio tahun 2016

No Kode Nama Perusahaan Aset Lancar Hutang Lancar Current


Ratio
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 110.403.000.000.000,00 Rp 89.079.000.000.000,00 123,94

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 4.903.902.000.000,00 Rp 3.258.146.000.000,00 150,51

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 572.646.000.000,00 Rp 138.177.000.000,00 414,43

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 112.618.000,00 $ 59.560.000,00 189,08

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $ 47.085.526,00 $ 54.467.410,00 86,45

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 7.517.152.000.000,00 Rp 4.434.805.000.000,00 169,50

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. Rp 11.673.000.000.000,00 Rp 12.595.000.000.000,00 92,68

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. $ 151.754.358,00 $ 144.039.963,00 105,36

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Rp 687.016.000.000,00 Rp 682.161.000.000,00 100,71

Lampiran 1
95
Data Current Ratio tahun 2017

No Kode Nama Perusahaan Aset Lancar Hutang Lancar Current


Ratio
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 121.528.000.000.000,00 Rp 98.722.000.000.000,00 123,10

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 5.228.541.000.000,00 Rp 3.041.502.000.000,00 171,91

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 540.253.000.000,00 Rp 172.769.000.000,00 312,70

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 116.543.000,00 $ 48.786.000,00 238,89

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $ 51.352.260,00 $ 67.407.325,00 76,18

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 7.168.378.000.000,00 Rp 4.397.957.000.000,00 162,99

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. Rp 13.266.000.000.000,00 Rp 15.821.000.000.000,00 83,85

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. $ 172.415.901,00 $ 181.521.337,00 94,98

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Rp 622.231.000.000,00 Rp 650.095.000.000,00 95,71

Lampiran 2
96
Data Current Ratio tahun 2018

No Kode Nama Perusahaan Aset Lancar Hutang Lancar Current


Ratio
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 131.180.000.000.000,00 Rp 116.467.000.000.000,00 112,63

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 6.013.683.000.000,00 Rp 4.066.699.000.000,00 147,88

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 629.372.000.000,00 Rp 352.223.000.000,00 178,69

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 108.415.000,00 $ 50.454.000,00 214,88

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $ 48.087.436,00 $ 69.802.905,00 68,89

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 8.673.407.000.000,00 Rp 5.797.360.000.000,00 149,61

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. Rp 16.137.000.000.000,00 Rp 21.536.000.000.000,00 74,93

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. $ 231.260.203,00 $ 218.121.004,00 106,02

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Rp 639.455.000.000,00 Rp 776.997.000.000,00 82,30

Lampiran 3
97
Data Current Ratio tahun 2019

No Kode Nama Perusahaan Aset Lancar Hutang Lancar Current


Ratio
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 129.058.000.000.000,00 Rp 99.962.000.000.000,00 129,11

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 5.544.549.000.000,00 Rp 3.438.999.000.000,00 161,23

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 588.364.000.000,00 Rp 293.371.000.000,00 200,55

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 96.867.000,00 $ 33.430.000,00 289,76

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $ 40.315.802,00 $ 66.159.539,00 60,94

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 8.097.861.000.000,00 Rp 5.420.942.000.000,00 149,38

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. Rp 16.510.000.000.000,00 Rp 21.307.000.000.000,00 77,49

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. $ 128.724.986,00 $ 72.217.808,00 178,25

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Rp 545.073.000.000,00 Rp 906.030.000.000,00 60,16
98

Lampiran 4
Data Current Ratio tahun 2020

No Kode Nama Perusahaan Aset Lancar Hutang Lancar Current


Ratio
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 132.308.000.000.000,00 Rp 85.736.000.000.000,00 154,32

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 5.153.633.000.000,00 Rp 2.775.650.000.000,00 185,67

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 468.444.000.000,00 Rp 291.939.000.000,00 160,46

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 93.279.000,00 $ 36.411.000,00 256,18

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $ 45.615.095,00 $ 69.452.287,00 65,68

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 7.624.956.000.000,00 Rp 4.749.681.000.000,00 160,54

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. Rp 18.109.000.000.000,00 Rp 23.960.000.000.000,00 75,58

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. $ 143.626.412,00 $ 89.836.183,00 159,88

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Rp 478.673.000.000,00 Rp 201.157.000.000,00 237,96
99

Lampiran 5
Data Current Ratio tahun 2021

No Kode Nama Perusahaan Current Assets Current Liabilities Current


Ratio
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 160,262,000,000,000.00 Rp 103,778,000,000,000.00 154.43

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 6,621,704,000,000.00 Rp 4,320,354,000,000.00 153.27

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 643,891,000,000.00 Rp 419,979,000,000.00 153.32

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 125,041,000.00 $ 62,933,000.00 198.69

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $ 50,349,305.00 $ 70,839,900.00 71.07

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 8,320,220,000,000.00 Rp 4,720,225,000,000.00 176.27

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. Rp 18,975,000,000,000.00 Rp 26,528,000,000,000.00 71.53

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. $ 240,829,309.00 $ 148,654,200.00 162.01

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Rp 439,674,000,000.00 Rp 237,465,000,000.00 185.15
100

Lampiran 6
Data Debt to Asset Ratio tahun 2016

No Kode Nama Perusahaan Total Hutang Total Asset Debt to


Asset Ratio
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 121.949.000.000.000,00 Rp 261.855.000.000.000,00 46,57

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 4.075.716.000.000,00 Rp 14.612.274.000.000,00 27,89

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 244.441.000.000,00 Rp 1.206.090.000.000,00 20,27

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 98.316.000,00 $ 296.060.000,00 33,21

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $ 56.563.392,00 $ 112.840.841,00 50,13

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 12.849.602.000.000,00 Rp 18.697.779.000.000,00 68,72

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. Rp 18.924.000.000.000,00 Rp 25.633.000.000.000,00 73,83

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. $ 325.465.000,00 $ 643.362.000,00 50,59

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Rp 903.464.000.000,00 Rp 1.596.466.000.000,00 56,59
101

Lampiran 7
Data Debt to Asset Ratio tahun 2017

No Kode Nama Perusahaan Total Hutang Total Asset Debt to


Asset Ratio
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 139.325.000.000.000,00 Rp 295.830.000.000.000,00 47,10

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 4.003.233.000.000,00 Rp 14.762.309.000.000,00 27,12

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 468.122.000.000,00 Rp 1.188.799.000.000,00 39,38

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 87.414.000,00 $ 304.484.000,00 28,71

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $ 70.187.977,00 $ 123.765.600,00 56,71

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 12.501.710.000.000,00 Rp 18.191.176.000.000,00 68,72

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. Rp 22.150.000.000.000,00 Rp 31.440.000.000.000,00 70,45

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. $ 320.617.000,00 $ 655.532.000,00 48,91

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Rp 865.838.000.000,00 Rp 1.542.243.000.000,00 56,14
102

Lampiran 8
Data Debt to Asset Ratio tahun 2018

No Kode Nama Perusahaan Total Hutang Total Asset Debt to


Asset Ratio
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 170.348.000.000.000,00 Rp 344.711.000.000.000,00 49,42

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 4.626.013.000.000,00 Rp 15.889.648.000.000,00 29,11

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 574.342.000.000,00 Rp 1.312.377.000.000,00 43,76

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 76.038.000,00 $ 296.400.000,00 25,65

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $ 71.622.528,00 $ 126.016.356,00 56,84

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 13.835.648.000.000,00 Rp 19.711.478.000.000,00 70,19

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. Rp 30.844.000.000.000,00 Rp 41.044.000.000.000,00 75,15

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. $ 342.656.000,00 $ 557.051.000,00 61,51

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Rp 947.414.000.000,00 Rp 1.635.543.000.000,00 57,93
103

Lampiran 9
Data Debt to Asset Ratio tahun 2019

No Kode Nama Perusahaan Total Hutang Total Asset Debt to


Asset Ratio
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 165.195.000.000.000,00 Rp 351.958.000.000.000,00 46,94

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 4.365.175.000.000,00 Rp 16.015.709.000.000,00 27,26

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 504.885.000.000,00 Rp 1.265.912.000.000,00 39,88

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 58.823.000,00 $ 279.485.000,00 21,05

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $ 68.002.673,00 $ 120.360.141,00 56,50

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 12.620.444.000.000,00 Rp 18.856.075.000.000,00 66,93

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. Rp 35.290.000.000.000,00 Rp 44.698.000.000.000,00 78,95

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. $ 255.715.000,00 $ 451.103.000,00 56,69

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Rp 1.011.402.000.000,00 Rp 1.657.127.000.000,00 61,03
104

Lampiran 10
Data Debt to Asset Ratio tahun 2020

No Kode Nama Perusahaan Total Hutang Total Asset Debt to


Asset Ratio
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 142.749.000.000.000,00 Rp 338.203.000.000.000,00 42,21

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 3.909.303.000.000,00 Rp 15.180.094.000.000,00 25,75

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 419.043.000.000,00 Rp 1.119.077.000.000,00 37,45

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 55.218.000,00 $ 263.741.000,00 20,94

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $ 71.432.336,00 $ 116.510.444,00 61,31

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 10.926.513.000.000,00 Rp 17.781.660.000.000,00 61,45

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. Rp 35.693.000.000.000,00 Rp 48.409.000.000.000,00 73,73

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. $ 219.892.000,00 $ 447.155.000,00 49,18

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Rp 1.149.071.000.000,00 Rp 1.668.923.000.000,00 68,85
105

Lampiran 11
Data Debt to Asset Ratio tahun 2021

Debt to
No Kode Nama Perusahaan Total Liabilities Total Asset Asset
Ratio
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 151,696,000,000,000.00 Rp 367,311,000,000,000.00 41.30

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 5,101,517,000,000.00 Rp 16,947,148,000,000.00 30.10

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 550,803,000,000.00 Rp 1,368,411,000,000.00 40.25

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 80,163,000.00 $ 289,992,000.00 27.64

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $ 71,578,242.00 $ 119,934,604.00 59.68

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 11,481,186,000,000.00 Rp 18,449,775,000,000.00 62.23

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. Rp 38,117,000,000,000.00 Rp 51,023,000,000,000.00 74.71

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. $ 258,236,000.00 $ 536,371,000.00 48.15

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Rp 1,011,402,000,000.00 Rp 1,657,127,000,000.00 61.03
106

Lampiran 12
Data Return on Asset tahun 2016

No Kode Nama Perusahaan Net Profit/Loss Total Asset Return


on Asset
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 18.302.000.000.000,00 Rp 261.855.000.000.000,00 6,99

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 483.421.000.000,00 Rp 14.612.274.000.000,00 3,31

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 108.483.000.000,00 Rp 1.206.090.000.000,00 8,99

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 22.299.000,00 $ 296.060.000,00 7,53

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $ 1.656.125,00 $ 112.840.841,00 1,47

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 626.561.000.000,00 Rp 18.697.779.000.000,00 3,35

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. -Rp313.000.000.000,00 Rp 25.633.000.000.000,00 -1,22

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. -$6.702.000,00 $ 643.362.000,00 -1,04

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. -Rp30.657.000.000,00 Rp 1.596.466.000.000,00 -1,92
107

Lampiran 13
Data Return on Asset tahun 2017

No Kode Nama Perusahaan Net Profit/Loss Total Asset Return


on Asset
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 23.121.000.000.000,00 Rp 295.830.000.000.000,00 7,82

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 547.781.000.000,00 Rp 14.762.309.000.000,00 3,71

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 92.813.000.000,00 Rp 1.188.799.000.000,00 7,81

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 24.568.000,00 $ 304.484.000,00 8,07

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. -$894.214,00 $ 123.765.600,00 -0,72

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 45.028.000.000,00 Rp 18.191.176.000.000,00 0,25

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. -Rp99.000.000.000,00 Rp 31.440.000.000.000,00 -0,31

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. -$8.098.000,00 $ 655.532.000,00 -1,24

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. -Rp16.596.000.000,00 Rp 1.542.243.000.000,00 -1,08
108

Lampiran 14
Data Return on Asset tahun 2018

No Kode Nama Perusahaan Net Profit/Loss Total Asset Return


On Asset
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 27.372.000.000.000,00 Rp 344.711.000.000.000,00 7,94

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 680.801.000.000,00 Rp 15.889.648.000.000,00 4,28

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 75.738.000.000,00 Rp 1.312.377.000.000,00 5,77

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 19.337.000,00 $ 296.400.000,00 6,52

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $ 505.306,00 $ 126.016.356,00 0,40

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. -Rp74.557.000.000,00 Rp 19.711.478.000.000,00 -0,38

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. Rp 113.000.000.000,00 Rp 41.044.000.000.000,00 0,28

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. -$46.545.000,00 $ 557.051.000,00 -8,36

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Rp 7.358.000.000,00 Rp 1.635.543.000.000,00 0,45
109

Lampiran 15
Data Return on Asset tahun 2019

No Kode Nama Perusahaan Net Profit/Loss Total Asset Return


on Asset
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 26.621.000.000.000,00 Rp 351.958.000.000.000,00 7,56

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 816.971.000.000,00 Rp 16.015.709.000.000,00 5,10

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 52.493.000.000,00 Rp 1.265.912.000.000,00 4,15

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 14.583.000,00 $ 279.485.000,00 5,22

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. -$1.196.792,00 $ 120.360.141,00 -0,99

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 269.107.000.000,00 Rp 18.856.075.000.000,00 1,43

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. Rp 156.000.000.000,00 Rp 44.698.000.000.000,00 0,35

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. -$11.189.000,00 $ 451.103.000,00 -2,48

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. -Rp44.781.000.000,00 Rp 1.657.127.000.000,00 -2,70
110

Lampiran 16
Data Return on Asset tahun 2020

No Kode Nama Perusahaan Net Profit/Loss Total Asset Return


on Asset
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 18.571.000.000.000,00 Rp 338.203.000.000.000,00 5,49

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. -Rp37.864.000.000,00 Rp 15.180.094.000.000,00 -0,25

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. -Rp57.388.000.000,00 Rp 1.119.077.000.000,00 -5,13

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. -$4.045.000,00 $ 263.741.000,00 -1,53

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. -$7.111.272,00 $ 116.510.444,00 -6,10

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 318.914.000.000,00 Rp 17.781.660.000.000,00 1,79

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. -Rp676.000.000.000,00 Rp 48.409.000.000.000,00 -1,40

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. $ 33.161.000,00 $ 447.155.000,00 7,42

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. -Rp125.874.000.000,00 Rp 1.668.923.000.000,00 -7,54
111

Lampiran 17
Data Return on Asset tahun 2021

No Kode Nama Perusahaan Net Profit/Loss Total Asset Return to


Asset
1 ASII PT. Astra International Tbk. Rp 25,586,000,000,000.00 Rp 367,311,000,000,000.00 6.97

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Rp 634,931,000,000.00 Rp 16,947,148,000,000.00 3.75

3 BOLT PT. Garuda Metalindo Tbk. Rp 52,493,000,000.00 Rp 1,368,411,000,000.00 3.84

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. $ 26,439,000.00 $ 289,992,000.00 9.12

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. $2,434,023.00 $ 119,934,604.00 2.03

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. Rp 147,590,000,000.00 Rp 18,449,775,000,000.00 0.80

7 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk. -Rp 255,000,000,000.00 Rp 51,023,000,000,000.00 -0.50

8 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. $60,975,000.00 $ 536,371,000.00 11.37

9 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. -Rp44,781,000,000.00 Rp 1,657,127,000,000.00 -2.70

Lampiran 18
112
Lampiran 19

Data Tabulasi Variabel Likuiditas (CR), Solvabilitas (DAR), dan

Profitabilitas (ROA)

KODE TAHUN CR DAR ROA


2016 123.94 46.57 6.99
2017 123.1 47.1 7.82
2018 112.63 49.42 7.94
ASII
2019 129.11 46.94 7.56
2020 154.32 42.21 5.49
2021 154.43 41.30 6.97
2016 150.51 27.89 3.31
2017 171.91 27.12 3.71
2018 147.88 29.11 4.28
AUTO
2019 161.23 27.26 5.1
2020 185.67 25.75 -0.25
2021 153.27 30.10 3.75
2016 414.43 20.27 8.99
2017 312.7 39.38 7.81
2018 178.69 43.76 5.77
BOLT
2019 200.55 39.88 4.15
2020 160.46 37.45 -5.13
2021 153.32 40.25 3.84
2016 189.08 33.21 7.53
2017 238.89 28.71 8.07
2018 214.88 25.65 6.52
BRAM
2019 289.76 21.05 5.22
2020 256.18 20.94 -1.53
2021 198.69 27.64 9.12
2016 86.45 50.13 1.47
2017 76.18 56.71 -0.72
2018 68.89 56.84 0.4
GDYR
2019 60.94 56.5 -0.99
2020 65.68 61.31 -6.1
2021 71.07 59.68 2.03

113
Data Tabulasi Variabel Likuiditas (CR), Solvabilitas (DAR), dan

Profitabilitas (ROA)

KODE TAHUN CR DAR ROA


2016 169.5 68.72 3.35
2017 162.99 68.72 0.25
2018 149.61 70.19 -0.38
GJTL
2019 149.38 66.93 1.43
2020 160.54 61.45 1.79
2021 176.27 62.23 0.80
2016 92.68 73.83 -1.22
2017 83.85 70.45 -0.31
2018 74.93 75.15 0.28
IMAS
2019 77.49 78.95 0.35
2020 75.58 73.73 -1.4
2021 71.53 74.71 -0.50
2016 105.36 50.59 -1.04
2017 94.98 48.91 -1.24
2018 106.02 61.51 -8.36
MASA
2019 178.25 56.69 -2.48
2020 159.88 49.18 7.42
2021 162.01 48.15 11.37
2016 100.71 56.59 -1.92
2017 95.71 56.14 -1.08
2018 82.3 57.93 0.45
PRAS
2019 60.16 61.03 -2.7
2020 237.96 68.85 -7.54
2021 185.15 61.03 -2.70

114
Lampiran 20
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
CR 54 60.16 414.43 8017.68 148.4756 69.45735
DAR 54 20.27 78.95 2681.79 49.6628 16.59659
ROA 54 -8.36 11.37 113.74 2.1063 4.49102
Valid N (listwise) 54

Lampiran 21
Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardize
d Residual
N 54
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.76869530

Most Extreme Differences Absolute .117

Positive .058

Negative -.117

Test Statistic .117


Asymp. Sig. (2-tailed) .064c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

115
Lampiran 22
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 6.781 3.133 2.164 .035
CR .009 .010 .139 .935 .354 .624 1.603
DAR -.121 .040 -.447 -3.006 .004 .624 1.603
a. Dependent Variable: ROA

Lampiran 23
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 24
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .544a .296 .268 3.84188 1.666
a. Predictors: (Constant), DAR, CR
b. Dependent Variable: ROA

116
Lampiran 25
Hasil Uji Parsial (Uji T) dan Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.781 3.133 2.164 .035
CR .009 .010 .139 .935 .354
DAR -.121 .040 -.447 -3.006 .004
a. Dependent Variable: ROA

Lampiran 26
Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 316.209 2 158.105 10.712 .000b
Residual 752.762 51 14.760
Total 1068.972 53
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), DAR, CR

Lampiran 27
Hasil Koefesien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .544a .296 .268 3.84188
a. Predictors: (Constant), DAR, CR
b. Dependent Variable: ROA

117
Lampiran 28 Distribusi Nilai T Tabel

d.f t0.10 t0.05 t0.025 t0.01 t0.005 d.f t0.10 t0.05 t0.025 t0.01 t0.005
1 3.078 6.314 12.71 31.82 63.66 61 1.296 1.671 2.000 2.390 2.659
2 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 62 1.296 1.671 1.999 2.389 2.659
3 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 63 1.296 1.670 1.999 2.389 2.658
4 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604 64 1.296 1.670 1.999 2.388 2.657
5 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032 65 1.296 1.670 1.998 2.388 2.657
6 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707 66 1.295 1.670 1.998 2.387 2.656
7 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499 67 1.295 1.670 1.998 2.387 2.655
8 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355 68 1.295 1.670 1.997 2.386 2.655
9 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250 69 1.295 1.669 1.997 2.386 2.654
10 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169 70 1.295 1.669 1.997 2.385 2.653
11 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106 71 1.295 1.669 1.996 2.385 2.653
12 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055 72 1.295 1.669 1.996 2.384 2.652
13 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012 73 1.295 1.669 1.996 2.384 2.651
14 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977 74 1.295 1.668 1.995 2.383 2.651
15 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947 75 1.295 1.668 1.995 2.383 2.650
16 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921 76 1.294 1.668 1.995 2.382 2.649
17 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898 77 1.294 1.668 1.994 2.382 2.649
18 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878 78 1.294 1.668 1.994 2.381 2.648
19 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861 79 1.294 1.668 1.994 2.381 2.647
20 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845 80 1.294 1.667 1.993 2.380 2.647
21 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831 81 1.294 1.667 1.993 2.380 2.646
22 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819 82 1.294 1.667 1.993 2.379 2.645
23 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807 83 1.294 1.667 1.992 2.379 2.645
24 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797 84 1.294 1.667 1.992 2.378 2.644
25 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787 85 1.294 1.666 1.992 2.378 2.643
26 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779 86 1.293 1.666 1.991 2.377 2.643
27 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771 87 1.293 1.666 1.991 2.377 2.642
28 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763 88 1.293 1.666 1.991 2.376 2.641
29 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756 89 1.293 1.666 1.990 2.376 2.641
30 1.310 1.697 2.042 2.457 2.750 90 1.293 1.666 1.990 2.375 2.640
31 1.309 1.696 2.040 2.453 2.744 91 1.293 1.665 1.990 2.374 2.639
32 1.309 1.694 2.037 2.449 2.738 92 1.293 1.665 1.989 2.374 2.639
33 1.308 1.692 2.035 2.445 2.733 93 1.293 1.665 1.989 2.373 2.638
34 1.307 1.691 2.032 2.441 2.728 94 1.293 1.665 1.989 2.373 2.637
35 1.306 1.690 2.030 2.438 2.724 95 1.293 1.665 1.988 2.372 2.637
36 1.306 1.688 2.028 2.434 2.719 96 1.292 1.664 1.988 2.372 2.636
37 1.305 1.687 2.026 2.431 2.715 97 1.292 1.664 1.988 2.371 2.635
38 1.304 1.686 2.024 2.429 2.712 98 1.292 1.664 1.987 2.371 2.635
39 1.304 1.685 2.023 2.426 2.708 99 1.292 1.664 1.987 2.370 2.634
40 1.303 1.684 2.021 2.423 2.704 100 1.292 1.664 1.987 2.370 2.633
41 1.303 1.683 2.020 2.421 2.701 101 1.292 1.663 1.986 2.369 2.633
42 1.302 1.682 2.018 2.418 2.698 102 1.292 1.663 1.986 2.369 2.632
43 1.302 1.681 2.017 2.416 2.695 103 1.292 1.663 1.986 2.368 2.631
44 1.301 1.680 2.015 2.414 2.692 104 1.292 1.663 1.985 2.368 2.631
45 1.301 1.679 2.014 2.412 2.690 105 1.292 1.663 1.985 2.367 2.630
46 1.300 1.679 2.013 2.410 2.687 106 1.291 1.663 1.985 2.367 2.629
47 1.300 1.678 2.012 2.408 2.685 107 1.291 1.662 1.984 2.366 2.629
48 1.299 1.677 2.011 2.407 2.682 108 1.291 1.662 1.984 2.366 2.628
49 1.299 1.677 2.010 2.405 2.680 109 1.291 1.662 1.984 2.365 2.627
50 1.299 1.676 2.009 2.403 2.678 110 1.291 1.662 1.983 2.365 2.627
51 1.298 1.675 2.008 2.402 2.676 111 1.291 1.662 1.983 2.364 2.626
52 1.298 1.675 2.007 2.400 2.674 112 1.291 1.661 1.983 2.364 2.625
53 1.298 1.674 2.006 2.399 2.672 113 1.291 1.661 1.982 2.363 2.625
54 1.297 1.674 2.005 2.397 2.670 114 1.291 1.661 1.982 2.363 2.624
55 1.297 1.673 2.004 2.396 2.668 115 1.291 1.661 1.982 2.362 2.623
56 1.297 1.673 2.003 2.395 2.667 116 1.290 1.661 1.981 2.362 2.623
57 1.297 1.672 2.002 2.394 2.665 117 1.290 1.661 1.981 2.361 2.622
58 1.296 1.672 2.002 2.392 2.663 118 1.290 1.660 1.981 2.361 2.621
59 1.296 1.671 2.001 2.391 2.662 119 1.290 1.660 1.980 2.360 2.621
60 1.296 1.671 2.000 2.390 2.660 120 1.290 1.660 1.980 2.360 2.620
Dari "Table of Percentage Points of the t-Distribution." Biometrika, Vol. 32. (1941), p. 300. Reproduced by permission of the Biometrika Trustess.

118
Lampiran 29
Distribusi F Tabel
(N1)
N2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.42 19.42 19.43
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95
37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.95
38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.94
39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.93
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92
41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94 1.92
42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94 1.91
43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93 1.91
44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92 1.90
45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92 1.89

119
Distribusi F Tabel

df untuk pembilang (N1)


df untuk
penyebut
(N2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
46 4.05 3.20 2.81 2.57 2.42 2.30 2.22 2.15 2.09 2.04 2.00 1.97 1.94 1.91 1.89

47 4.05 3.20 2.80 2.57 2.41 2.30 2.21 2.14 2.09 2.04 2.00 1.96 1.93 1.91 1.88
48 4.04 3.19 2.80 2.57 2.41 2.29 2.21 2.14 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88
49 4.04 3.19 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88
50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.07 2.03 1.99 1.95 1.92 1.89 1.87
51 4.03 3.18 2.79 2.55 2.40 2.28 2.20 2.13 2.07 2.02 1.98 1.95 1.92 1.89 1.87
52 4.03 3.18 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.07 2.02 1.98 1.94 1.91 1.89 1.86
53 4.02 3.17 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86
54 4.02 3.17 2.78 2.54 2.39 2.27 2.18 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86
55 4.02 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.06 2.01 1.97 1.93 1.90 1.88 1.85
56 4.01 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85
57 4.01 3.16 2.77 2.53 2.38 2.26 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85
58 4.01 3.16 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.05 2.00 1.96 1.92 1.89 1.87 1.84
59 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.04 2.00 1.96 1.92 1.89 1.86 1.84
60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99 1.95 1.92 1.89 1.86 1.84
61 4.00 3.15 2.76 2.52 2.37 2.25 2.16 2.09 2.04 1.99 1.95 1.91 1.88 1.86 1.83
62 4.00 3.15 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.99 1.95 1.91 1.88 1.85 1.83
63 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.98 1.94 1.91 1.88 1.85 1.83
64 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.24 2.16 2.09 2.03 1.98 1.94 1.91 1.88 1.85 1.83
65 3.99 3.14 2.75 2.51 2.36 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98 1.94 1.90 1.87 1.85 1.82
66 3.99 3.14 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98 1.94 1.90 1.87 1.84 1.82
67 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.98 1.93 1.90 1.87 1.84 1.82
68 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.97 1.93 1.90 1.87 1.84 1.82
69 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.15 2.08 2.02 1.97 1.93 1.90 1.86 1.84 1.81
70 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.14 2.07 2.02 1.97 1.93 1.89 1.86 1.84 1.81
71 3.98 3.13 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.97 1.93 1.89 1.86 1.83 1.81
72 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.81
73 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.81
74 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.22 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.85 1.83 1.80
75 3.97 3.12 2.73 2.49 2.34 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.83 1.80
76 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.82 1.80
77 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.96 1.92 1.88 1.85 1.82 1.80
78 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.85 1.82 1.80
79 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.85 1.82 1.79
80 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.21 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.84 1.82 1.79

120
Lampiran 30
Distribusi Nilai Tabel Durbin-Watson
k=1 k=2 k=3 k=4
n dL dU dL dU dL dU dL dU
6 0.6102 1.4002
7 0.6996 1.3564 0.4672 1.8964
8 0.7629 1.3324 0.5591 1.7771 0.3674 2.2866
9 0.8243 1.3199 0.6291 1.6993 0.4548 2.1282 0.2957 2.5881
10 0.8791 1.3197 0.6972 1.6413 0.5253 2.0163 0.3760 2.4137
11 0.9273 1.3241 0.7580 1.6044 0.5948 1.9280 0.4441 2.2833
12 0.9708 1.3314 0.8122 1.5794 0.6577 1.8640 0.5120 2.1766
13 1.0097 1.3404 0.8612 1.5621 0.7147 1.8159 0.5745 2.0943
14 1.0450 1.3503 0.9054 1.5507 0.7667 1.7788 0.6321 2.0296
15 1.0770 1.3605 0.9455 1.5432 0.8140 1.7501 0.6852 1.9774
16 1.1062 1.3709 0.9820 1.5386 0.8572 1.7277 0.7340 1.9351
17 1.1330 1.3812 1.0154 1.5361 0.8968 1.7101 0.7790 1.9005
18 1.1576 1.3913 1.0461 1.5353 0.9331 1.6961 0.8204 1.8719
19 1.1804 1.4012 1.0743 1.5355 0.9666 1.6851 0.8588 1.8482
20 1.2015 1.4107 1.1004 1.5367 0.9976 1.6763 0.8943 1.8283
21 1.2212 1.4200 1.1246 1.5385 1.0262 1.6694 0.9272 1.8116
22 1.2395 1.4289 1.1471 1.5408 1.0529 1.6640 0.9578 1.7974
23 1.2567 1.4375 1.1682 1.5435 1.0778 1.6597 0.9864 1.7855
24 1.2728 1.4458 1.1878 1.5464 1.1010 1.6565 1.0131 1.7753
25 1.2879 1.4537 1.2063 1.5495 1.1228 1.6540 1.0381 1.7666
26 1.3022 1.4614 1.2236 1.5528 1.1432 1.6523 1.0616 1.7591
27 1.3157 1.4688 1.2399 1.5562 1.1624 1.6510 1.0836 1.7527
28 1.3284 1.4759 1.2553 1.5596 1.1805 1.6503 1.1044 1.7473
29 1.3405 1.4828 1.2699 1.5631 1.1976 1.6499 1.1241 1.7426
30 1.3520 1.4894 1.2837 1.5666 1.2138 1.6498 1.1426 1.7386
31 1.3630 1.4957 1.2969 1.5701 1.2292 1.6500 1.1602 1.7352
32 1.3734 1.5019 1.3093 1.5736 1.2437 1.6505 1.1769 1.7323
33 1.3834 1.5078 1.3212 1.5770 1.2576 1.6511 1.1927 1.7298
34 1.3929 1.5136 1.3325 1.5805 1.2707 1.6519 1.2078 1.7277
35 1.4019 1.5191 1.3433 1.5838 1.2833 1.6528 1.2221 1.7259
36 1.4107 1.5245 1.3537 1.5872 1.2953 1.6539 1.2358 1.7245
37 1.4190 1.5297 1.3635 1.5904 1.3068 1.6550 1.2489 1.7233
38 1.4270 1.5348 1.3730 1.5937 1.3177 1.6563 1.2614 1.7223
39 1.4347 1.5396 1.3821 1.5969 1.3283 1.6575 1.2734 1.7215
40 1.4421 1.5444 1.3908 1.6000 1.3384 1.6589 1.2848 1.7209
41 1.4493 1.5490 1.3992 1.6031 1.3480 1.6603 1.2958 1.7205
42 1.4562 1.5534 1.4073 1.6061 1.3573 1.6617 1.3064 1.7202
43 1.4628 1.5577 1.4151 1.6091 1.3663 1.6632 1.3166 1.7200
44 1.4692 1.5619 1.4226 1.6120 1.3749 1.6647 1.3263 1.7200

121
45 1.4754 1.5660 1.4298 1.6148 1.3832 1.6662 1.3357 1.7200
46 1.4814 1.5700 1.4368 1.6176 1.3912 1.6677 1.3448 1.7201
47 1.4872 1.5739 1.4435 1.6204 1.3989 1.6692 1.3535 1.7203
48 1.4928 1.5776 1.4500 1.6231 1.4064 1.6708 1.3619 1.7206
49 1.4982 1.5813 1.4564 1.6257 1.4136 1.6723 1.3701 1.7210
50 1.5035 1.5849 1.4625 1.6283 1.4206 1.6739 1.3779 1.7214
51 1.5086 1.5884 1.4684 1.6309 1.4273 1.6754 1.3855 1.7218
52 1.5135 1.5917 1.4741 1.6334 1.4339 1.6769 1.3929 1.7223
53 1.5183 1.5951 1.4797 1.6359 1.4402 1.6785 1.4000 1.7228
54 1.5230 1.5983 1.4851 1.6383 1.4464 1.6800 1.4069 1.7234
55 1.5276 1.6014 1.4903 1.6406 1.4523 1.6815 1.4136 1.7240
56 1.5320 1.6045 1.4954 1.6430 1.4581 1.6830 1.4201 1.7246
57 1.5363 1.6075 1.5004 1.6452 1.4637 1.6845 1.4264 1.7253
58 1.5405 1.6105 1.5052 1.6475 1.4692 1.6860 1.4325 1.7259
59 1.5446 1.6134 1.5099 1.6497 1.4745 1.6875 1.4385 1.7266
60 1.5485 1.6162 1.5144 1.6518 1.4797 1.6889 1.4443 1.7274
61 1.5524 1.6189 1.5189 1.6540 1.4847 1.6904 1.4499 1.7281
62 1.5562 1.6216 1.5232 1.6561 1.4896 1.6918 1.4554 1.7288
63 1.5599 1.6243 1.5274 1.6581 1.4943 1.6932 1.4607 1.7296
64 1.5635 1.6268 1.5315 1.6601 1.4990 1.6946 1.4659 1.7303
65 1.5670 1.6294 1.5355 1.6621 1.5035 1.6960 1.4709 1.7311
66 1.5704 1.6318 1.5395 1.6640 1.5079 1.6974 1.4758 1.7319
67 1.5738 1.6343 1.5433 1.6660 1.5122 1.6988 1.4806 1.7327
68 1.5771 1.6367 1.5470 1.6678 1.5164 1.7001 1.4853 1.7335
69 1.5803 1.6390 1.5507 1.6697 1.5205 1.7015 1.4899 1.7343
70 1.5834 1.6413 1.5542 1.6715 1.5245 1.7028 1.4943 1.7351

122

Anda mungkin juga menyukai