Anda di halaman 1dari 139

PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT DAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE YANG BERPENGARUH TERHADAP NILAI


PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2017-2020)

DISCLOSURE OF SUSTAINABILITY REPORT AND GOOD CORPORATE


GOVERNANCE THAT INFLUENCE ON COMPANY VALUE

(Empirical Study on Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange for the Period
2017-2020)

Disusun oleh:

Dea Hardiantina

20180420023

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2022
PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT DAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE YANG BERPENGARUH TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-
2020)

DISCLOSURE OF SUSTAINABILITY REPORT AND GOOD CORPORATE


GOVERNANCE THAT INFLUENCE ON COMPANY VALUE

(Empirical Study on Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange for the Period

2017-2020)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh:

Dea Hardiantina

20180420023

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2022
PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT DAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE YANG BERPENGARUH TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2017-2020)

DISCLOSURE OF SUSTAINABILITY REPORT AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE


THAT INFLUENCE ON COMPANY VALUE

(Empirical Study on Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange for the Period
2017-2020)

Diajukan oleh:

Dea Hardiantina

20180420023

Telah disetujui

Dosen Pembimbing,

Evi Rahmawati, M.Acc., Ph.D., Ak., CA Tanggal, 22 Juni 2022

NIK. 19770804200104143080

iii
SKRIPSI
PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT DAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE YANG BERPENGARUH TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2017-2020)

DISCLOSURE OF SUSTAINABILITY REPORT AND GOOD CORPORATE


GOVERNANCE THAT INFLUENCE ON COMPANY VALUE

(Empirical Study on Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange for the Period
2017-2020)

Diajukan Oleh:
DEA HARDIANTINA
20180420023
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tanggal, 22 Juni 2022
Yang terdiri dari

Dr. Ahim Abdurahim, M.S.i, SAS., Ak., CA


Ketua Tim Penguji

Evi Rahmawati, M.Acc., Ph.D., Ak., CA Erni Suryandari Fathmaningrum, S.E., M.Si
Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji
Mengetahui,
Kepala Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr. Dyah Ekaari SJ, M.Sc., QIA., Ak., CA.

NIK: 19750716201110143089

iv
PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Dea Hardiantina

Nomor Mahasiswa : 20180420023

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “ PENGUNGKAPAN

SUSTAINABILITY REPORT DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

YANG BERPENGARUH TERHADAP NILAI PERUSAHAAN” tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di Perguruan Tinggi

manapun, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya maupun pendapat yang

pernah di tulis maupun di terbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam

tulisan ini serta disebutkan juga dalam Daftar Pustaka. Apabila tertulis ataupun

diterbitkan oleh orang lain maka karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 22 Juni 2022

Dea Hardiantina

v
MOTTO

“… dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada

berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”

(QS. Yusuf: 87)

“ Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa

yang kamu kerjakan”

(QS. Al-Hadid: 4)

“Barangsiapa menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahkan

baginya jalan menuju surga”

(HR. Muslim)

“Sukses adalah persiapan dan kesempatan bertemu.”

(Bobby Unser)

“Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa

kebersamaan. Tidak ada kemudahan tanpa doa.”

(Ridwan Kamil)

“Jangan bandingkan prosesmu dengan orang lain, karena tidak semua bunga itu

bermekaran secara bersamaan”

(Penulis)

vi
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Robbil ‘Aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam.

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya Skripsi ini

dengan baik dan lancar. Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang

paling berharga dalam hidup saya, yaitu:

1. Ibu dan bapak tercinta yang selalu membuat saya termotivasi dan selalu

menyirami kasih saying, selalu mendoakan, serta menasehati untuk menjadi

yang lebih baik. Karena tanpa mereka, saya tidak akan berada disini, dan

tidak akan sesukses ini. Terimakasih untuk ibu & ayah atas semua yang

telah engkau berikan kepada kami. Semoga ini menjadi langkah awal untuk

membuat ibu dan ayah bahagia.

2. Kepada kakak dan adik tercinta yang selalu memberikan saya motivasi,

bimbingan, serta memberikan nasihat kepada saya.

3. Kepada keluarga besar saya yang selalu mendukung serta memberikan

motivasi yang dijadikan sebagai penyemangat dalam menjalani

perkuliahan. Terimakasih atas perhatian yang selama ini diberikan.

4. Dosen pembimbing, Ibu Evi Rahmawati, M.Acc., Ph.D., Ak., CA yang telah

mendidik serta meluangkan waktunya untuk membimbing saya.

Terimakasih atas saran, arahan serta masukan yang diberikan untuk

menyelesaikan skripsi ini.

5. Sahabat-sahabat tersayang yang sudah menemani saya dari awal

perkuliahan sampai sekarang ini yaitu Annastasya, Laeli, Lisa, Luthfi,

vii
Muthia, Rahma, Reningna, Yosi, Yunia. Terimakasih karena sudah hadir di

setiap senang maupun susah. Terimakasih telah menjadi tempat bersandar

selama kuliah, dan sudah menerima kekurangan dan kelebihan saya.

Semoga pertemanan ini akan terus berjalan sampai maut yang memisahkan.

6. Kepada teman saya yaitu Davied Sonjaya P.K terimakasih sudah menjadi

motivator saya dalam mengerjakan skripsi ini.

7. Teman-teman HIMA FEB UMY selama 1 periode untuk pengalaman yang

sudah dilewati dan menjadi kenangan tersendiri.

8. Terimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebut satu persatu yang

sudah membantu dan mendukung saya selama kuliah hingga penyelesaian

skripsi ini.

viii
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji tentang pengungkapan sustainability report
dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan yang mana good
corporate governance yang akan diuji diantaranya adalah dewan komisaris
gender, proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan
komite audit dengan menggunakan perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang sudah menerbitkan sustainability report pada periode 2017-2020.
Jumlah perusahaan yang menjadi sampel sebanyak 36 perusahaan. Sampel
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan
sampel dengan menggunakan kriteria tertentu yang sudah ditentukan kemudian
pengolahan datanya dengan menggunakan SPSS versi 22.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dewan komisaris gender berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan sustainability report,
proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan institusional,dan komite audit
tidak berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci: Sustainability Report, Dewan Komisaris Gender, Proporsi Dewan
Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Komite Audit, Nilai
Perusahaan.

ix
ABSTRACT
This study aims to examine the disclosure of sustainability reports and good
corporate governance on the value of the company in which good corporate
governance to be tested include the gender board of commissioners, the
proportion of independent commissioners, institutional ownership, and audit
committees using companies that have been listed on the Stock Exchange.
Indonesia, which has published a sustainability report in the 2017-2020 period.
The number of companies that were sampled were 36 companies. The sample of
this study used a purposive sampling method, namely taking samples using certain
predetermined criteria and then processing the data using SPSS version 22.
The results of this study indicate that the gender board of commissioners has a
significant positive effect on firm value. Meanwhile, the sustainability report, the
proportion of independent commissioners, institutional ownership, and the audit
committee have no significant positive effect on firm value.
Keywords: Sustainability Report, Board of Commissioners Gender, Proportion of
Independent Commissioners, Institutional Ownership, Audit Committee, Company
Value.

x
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. atas kehendak, rahmat dan

karunia-Nya sata dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam selaltu

tercurahkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW. Adapun

penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan kelulusan dan

mendapatkan gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Skripsi dengan judul :”Pengaruh Sustainability Report dan Good Corporate

Governance terhadap Nilai Perusahaan” tidak akan pernah rampung tanpa

dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, saya ingin menyampaikan rasa

terimakasih yang tidak terhingga kepada seluruh pihak yang terlibat, yaitu kepada:

1. Allah Swt. yang mana telah memberikan kemudahan, kecerdasan, dan

kesehatan, sehingga dimudahkan dalam mengerjakan skripsi ini.

2. Kedua orang tua saya yang telah memberikan doa, dukungan, dan

semangat kepada saya dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Rizal Yaya, M.Sc., Ph.D., Ak. CA sebagai Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Ibu Dr. Dyah Ekaari SJ, M.Sc., QIA., Ak., CA sebagai Kepala Program

Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

xi
5. Ibu Evi Rahmawati, M.Acc., Ph.D., Ak., CA yang telah membimbing dan

meluangkan waktu serta ilmunya untuk membimbing saya, terimakasih

atas saran, arahan serta masukan yang sudah diberikan kepada saya untuk

menyelesaian skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang selama ini telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi saya.

7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan dan support

dalam penyelasaian skripsi ini.

Sekali lagi saya ucapkan terimakasih, semoga Allah Swt. membalas

kebaikan yang telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis

dengan sadar mengakui bahwa skripsi ini tentu masih sangat jauh dari kata

sempurna. Keterbatasan pengalaman, ilmu dan faktor lainnya tentu masih jadi

penghalang. Oleh karena itu, segala kritik dan saran dari berbagai pihak sangat

diperlukan. Penulis berharap semoga skripsi ini akan bermanfaat bagi

siapapun yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Yogyakarta, 22 Juni 2022

Dea Hardiantina

xii
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah............................................................................. 11
C. Tujuan ............................................................................................... 11
D. Manfaat ............................................................................................. 12

BAB II

TELAAH LITERATUR DAN PENURUNAN HIPOTESIS .................... 13

A. Telaah Literatur ................................................................................ 13


1.1 Teori Stakeholders ................................................................ 13
1.2 Teori keagenan ...................................................................... 15
1.3 Nilai Perusahaan ................................................................... 16
1.4 Sustainability Report .............................................................. 22
1.5 Good Corporate Governance ................................................. 26
B. Penurunan Hipotesis ......................................................................... 30

BAB III

METODE PENELITIAN ............................................................................. 37

A. Objek Penelitian ................................................................................ 37


B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 37
C. Pengumpulan Data ............................................................................ 39
D. Pengukuran Variabel ........................................................................ 39
E. Analisis Data ...................................................................................... 44
a. Uji Asumsi Klasik........................................................................ 44
b. Uji Hipotesis................................................................................. 45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 47

xiii
A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................................ 47
B. Uji Kualitas Data ............................................................................... 48
C. Uji Hipotesis....................................................................................... 55
D. Pembahasan ...................................................................................... 62

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ........ 70

A. Kesimpulan ....................................................................................... 70
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 71
C. Saran ................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73

LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Perusahaan yang menerbitkan SR ........................... 76

Lampiran 2. Variabel Sustainability Report ................................................ 78

Lampiran 3. Variabel DEKOM Gender-ProDeKomIndependen ............. 84

Lampiran 4. Variabel Kepemilikan Institusional-Komite Audit ............. 90

Lampiran 5. Variabel Dependen Nilai Perusahaan ................................... 96

Lampiran 6. Indeks Kategori GRI-G4 ...................................................... 102

Lampiran 7. Hasil Olah Data dengan Uji SPSS 22 .................................. 116

xiv
Daftar Tabel

Tabel 4.1 Kriteria Pengambilan Sampel ..................................................... 47

Tabel 4.2 Uji Statistik Deskriptif ................................................................. 48

Tabel 4.3 Uji Normalitas .............................................................................. 52

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas .................................................................... 53

Tabel 4.5 Uji Heterokedastisitas .................................................................. 54

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ............................................................................ 55

Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi ............................................................ 56

Tabel 4.8 Uji F ............................................................................................... 57

Tabel 4.9 Uji T ............................................................................................... 58

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari tahun ke tahun, perkembangan dunia bisnis semakin pesat yang

mengakibatkan terjadinya permasalahan sosial. Suatu permasalahan akan

terjadi disebabkan oleh seorang pembisnis yang kurang dalam memperhatikan

dan memperdulikan keadaan sosial sehingga berdampak buruk kepada

masyarakat. Fenomena tersebut dapat menyebabkan adanya perubahan tujuan

arah operasi ke arah stakeholders, salah satunya stakeholders eksternal yang

diduga lebih support ke perusahaan. Bentuk perubahan itu dapat dibuktikan

dengan melihat skala yang luas tentunya menjelaskan tentang pengungkapan

tanggung jawab sosial. Hal ini dikarenakan ada beberapa jumlah emiten yang

masih belum menerbitkan sustainability report.

Dalam penyusunan sustainability report, terdapat pedoman yang

disusun dengan tujuan supaya mampu memberikan gambaran mengenai kinerja

sosial perusahaan sehingga dapat diukur, dibandingkan maupun dinilai oleh

para pemegang kepentingan (Ningsih dan Cheisviyanny,2019). Salah satu

pedoman yang digunakan ialah GRI (Global Reporting Initiative). Dikutip dari

Kencana (2019), pengungkapan sustainability report di Indonesia masih

tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2019 jumlah perusahaan yang

sudah menerbitkan sustainability report hanya sebanyak 110 perusahaan dari

1
total keseluruhan sebaganyak 629 perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Padahal sustainability report merupakan sebuah komitmen

perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan di sekitar perusahaan (Fitri dan

Yuliandari,2018).

Laporan keberlanjutan atau yang sering disebut dengan Sustainability

Report bisa dijadikan sebagai gambaran dalam konteks keberlanjutan, strategi

serta kinerja suatu perusahaan yang melaporkan. Sehingga Sustainability

Report bisa dijadikan sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan

informasi mengenai suatu perusahaan. Tujuan perusahaan dalam membuat

sustainability report yaitu dapat menjadikannya sebagai sarana komunikasi

dalam menciptakan komitmen serta kontribusi terhadap pembangunan

berkelanjutan dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan tanpa mengurangi

suatu kepercayaan dari pihak-pihak pemegang saham. Minimnya kesadaran

perusahaan yang ada di Indonesia dalam pembuatan sustainability report

menjadi salah satu faktor pendukung dari pengeluaran peraturan baru dari OJK

nomor 51/POJK.03/2017 Tahun 2017 tentang Penerapan Keuangan

Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik

(Naftalie Inge, 2019).

Sebagai petunjuk teknis dari kewajiban pelaporan keberlanjutan,

pemerintah menerbitkan PP No.47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial

dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Berdasarkan peraturan dari pemerintah

tersebut, menyatakan bahwa perusahaan tidak hanya dituntut dalam

pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan saja, melainkan harus

2
melaporkan tentang aktivitas pertanggungjawaban. Selain itu, di era

keberlanjutan sekarang, sustainability report dijadikan sebagai suatu hal yang

harus diterbitkan sesuai peraturan baru dari Otoritas Jasa Keuangan yaitu PJOK

Nomor 51 Tahun 2017 untuk perusahaan jasa keuangan, emiten, dan perusahaan

publik (Redaksi,2021).

Selain itu, terdapat pula dalam Al-Quran yang mana mengharuskan

suatu perusahaan untuk mewujudkan suatu komitmen dalam pembuatan laporan

secara transparansi dan jujur, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Q.S An-

Nisa (4:58) yang berbunyi:

‫اس أَ ْن تَحْ ُك ُموا‬ ِ ‫َّللاَ َيأ ْ ُم ُر ُك ْم أَ ْن ت ُ َؤدُّوا ْاْل َ َمانَا‬


ِ َّ‫ت ِإلَ ٰى أَ ْه ِل َها َو ِإذَا َحك َْمت ُ ْم َبيْنَ الن‬ َّ ‫ِإ َّن‬

‫يرا‬
ً ‫ص‬ِ ‫س ِمي ًعا َب‬ ُ ‫ِب ْال َع ْد ِل ۚ ِإ َّن ا ََّّللَ نِ ِع َّما َي ِع‬
َّ ‫ظ ُك ْم ِب ِه ۗ ِإ َّن‬
َ َ‫َّللاَ َكان‬

“ Sungguh, Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang

berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia

hendaknya kamu menetapkannya secara adil. Sungguh, Allah sebaik-baiknya

yang memberi kepadamu. Sungguh Allah adalah yang Maha Mendengar, yang

Maha Melihat.”

Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa Allah memerintahkan kepada

umat nya untuk berperilaku adil, seperti hal nya dalam suatu perusahaan.

Dimana dalam pembuatan laporannya dilakukan secara transparan serta

keterbukaan dengan tujuan supaya para investor tertarik untuk senantiasa

bekerja sama dengan perusahaan. selain itu, ayat tersebut juga memerintahkan

3
untuk seorang pekerja agar melaksanakan tugasnya dengan bertanggung jawab

serta tidak melakukan tindakan criminal yang menyalahi aturan seperti

melakukan perbuatan suap, korupsi, ataupun menyalahgunakan wewenang dan

tanggung jawab sebagai seorang pekerja. Selain itu, perusahaan memiliki

kewajiban dalam bertanggung jawab atas apa yang dilaporkannya sehingga

informasi yang diterbitkan oleh perusahaan akan dipercaya oleh para pemegang

saham-nya.

Disisi lain, Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia mulai

dikenal pada tahun 1997. Pada tahun tersebut, terjadi krisis ekonomi yang mulai

menerpa sejumlah negara, termasuk di Indonesia. Dua tahun setelahnya,

sejumlah negara di Asia Timur mulai keluar dari ‘jerat’ permasalahan krisis

ekonomi. Sayangnya, Indonesia tidak termasuk ke dalam deretan negara

tersebut. Hal ini disebabkan karena penerapan GCG di Indonesia tidak

dilakukan secara tepat dan sesuai.

Good Corporate Governance merupakan salah satu tiang dari suatu

sistem ekonomi pasar. Dimana saling memiliki keterkaitan dengan sebuah

prinsip baik terhadap suatu perusahaan yang sedang melakukannya maupun

terhadap kondisi usaha di suatu negara, penerapan Good Corporate Governance

yang dilakukan oleh perusahaan di Indonesia dapat digunakan dalam membantu

perkembangan serta stabilitas ekonomi yang saling keterkaitan. Good

Corporate Governance memiliki 5 asas diantaranya yaitu akuntabilitas,

transparansi, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan yang

4
dibutuhkan untuk mencapai sustainability perusahaan dengan memperhatikan

para pemangku.

Good Corporate Governance dalam penelitian ini berfokus pada dewan

komisaris gender, proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan

institusional serta komite audit. Dewan komisaris adalah sebuah dewan yang

memiliki tugas dalam mengawasi serta memberikan nasihat ataupun arahan

kepada dewan direksi. Di Indonesia dewan komisaris ditunjuk oleh RUPS serta

terdapat dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas bahwa

dewan komisaris memiliki tugas dan wewenang untuk mengawasi serta

memberi arahan kepada dewan direksi. Di Indonesia, kebutuhan dewan

komisaris dalam perusahaan pernah mengalami peningkatan sejak terjadinya

peristiwa krisis multi pada tahun 1997 penyebabnya ialah kurangnya dalam

mengawasi dewan direksi perusahaan sebagaimana itu merupakan tugas

sebagai dewan komisaris. Perbedaan keanggotan pada dewan komisaris

tentunya dapat memberikan gambaran dalam efektivitas menjalankan

kewajiban dan mempengaruhi tindakan serta keputusan yang akan diambil

sehingga itu akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan serta kinerja

perusahaan itu sendiri. Menurut Kiran (2014) mengungkapkan bahwa semakin

tinggi tingkat keberagaman dalam dewan komisaris tentunya akan muncul

konflik tetapi konflik tersebut akan mengarah kepada hal yang positif. Hal ini

dikarenakan keberagaman dalam kelompok akan menimbulkan perbedaan

dalam memandang masalah dan menemukan solusi sehingga muncul ide dan

kreatifitas baru yang mengarah kepada inovasi dan kreativitas dimana akan

5
menjadikan perusahaan menjadi unggul. Perbedaan dewan komisaris dapat

berupa gender, etnis ataupun budaya. Untuk penelitian ini akan berfokus kepada

keberagaman dean komisaris gender.

Proporsi Dewan Komisaris Independen adalah wakil dari pemegang

saham minoritas yang memiliki tanggung jawab dalam mengatur serta

memberikan pengarahan terhadap manajemen yang berasal dari luar perusahaan

yang tidak memiliki hubungan bisnis dan hubungan keluarga dengan

perusahaan, dengan indikator, maksudnya adalah jumlah keanggotaan dewan

yang berasal dari luar perusahaan terhadap keseluruhan jumlah anggota dewan,

minimal 30% atau sebanding dengan kepemilikan saham minoritas.

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan sahan suatu

perusahaan yang dimiliki oleh institusi maupun lembaga seperti perusahaan

asuransi, bank, perusahaan investasi serta kepemilikan institusi lainnya. Komite

audit merupakan sebuah komite yang dibuat oleh dewan komisaris yang

bertujuan untuk membantu menyelesaikan tugas dan wewenangnya. Selain itu

juga, komite audit betanggungjawab terhadap dewan komisaris.

Keberagaman Gender merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi

dampak positif terkait pengelolaan dalam suatu perusahaan. pasalnya,

keberadaan Gender dapat membantu perusahaan-perusahaan dalam

meningkatkan hasil usaha mereka, serta mendorong peningkatan laba dan

produktivitas. Akan tetapi, pada zaman sekarang ini kesenjangan masih saja

terjadi terlebih yang berada di level pemimpin maupun eksekutif perusahaan.

6
dapat dilihat dari beberapa tahun kebelakang, bahwa banyaknya kasus yang

terjadi yang di akibatkan jajaran eksekutifnya di pimpin oleh wanita, dimana

pada saat itu masih adanya perselisihan dengan beberapa teori. Disini, yang

akan kita teliti yaitu mengenai Dewan Komisaris yang berfokus pada Gender.

Good Corporate Governance telah menjadi topik selama beberapa

dekade ini dengan mengikuti serangkaian kasus yang menggiring suatu

perusahaan dengan mengakibatkan kehancuran mereka karena kurang teliti

dalam operasian. Masalah ini tentunya merujuk pada regulator perusahaan

untuk mempraktikkan berbagai tindakan dan aturan untuk mengendalikan

perilaku suatu perusahaan yang tidak bertanggung jawab dan dapat

menyebabkan kerusakaan pada perspektif perusahaan dan dapat merugikan

investor dan stakeholders nya (Riantono, 2021).

Corporate Governance diterapkan sebagai salah satu langkah penting

suatu perusahaan untuk memajukan dan mengembangkan nilai suatu

perusahaan secara transparan dan efisien dengan menumbuhkan suatu prinsip

dalam keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, serta bertanggung jawab dan

adil dalam memenuhi semua kewajiban.

Sebagai contoh kasus yang pernah terjadi pada Good Corporate

Governance yaitu dimana pada tahun 2018 terdapat kasus pelanggaran yang

dilakukan oleh Direktur DPP (Dana Pensiun Pertamina) dalam melakukan

Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan . Dalam kasus ini, Presiden DPP (Dana

Pensiun Pertamina) membeli saham tanpa adanya komunikasi dan persetujuan

7
dari Direktur Dana Pensiun Pertamina. Akibat yang dilakukan oleh Presiden

tersebut menyebabkan adanya krugian yang terjadi dalam keuangan Negara

dimana kerugian tersebut berupa penyimpanan atas kegiatan investasi saham

milik PT Sugih Energy Tbk.

Oleh karena itu, dengan diterapkannya Good Corporate Governance

diharapkan bahwa perusahaan dapat melaksanakan laporan keuangan secara

transaparan, akuntabilitas, dapat dipercaya, serta bisa bertanggungjawab dalam

melaksanakan semua kewajiban tersebut.

Selain dipengaruhi dengan Good Corporate Governance, laporan

berkelanjutan dapat dipengaruhi dengan nilai suatu perusahaan. Nilai

perusahaan merupakan suatu persepsi investor terhadap perusahaan serta salah

satu faktor yang menjadi pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan

investasi. Nilai perusahaan dapat dijadikan sebagai cerminan harga saham suatu

perusahaan yanag harus berada pada harga yang menguntungkan dan

mencerminkan keadaan perusahaan yang baik. Selain itu juga, dapat dijadikan

sebagai gambaran mengenai keadaan perusahaan dan diharapkan dengan

meningkat atau tingginya nilai perusahaan yang mampu menarik investor untuk

menginvestasikan modalnya. Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya adalah jumlah aset perusahaan dan seberapa lama perusahaan

itu akan berdiri serta melalui tata kelola yang baik atau seringkali disebut

dengan Good Corporate Governance. Nilai suatu perusahaan dapat dikatakan

baik apabila Good Corporate Governance dilaksanakan dengan baik sesuai

penerapannya. Dengan menerapkan GCG yang baik tentunya akan membantu

8
meningkatkan keuntungan serta mengurangi risiko kerugian di masa mendatang

sehingga dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan.

Menurut Suffah dan Ridwan (2016), nilai perusahaan menjadi pandangan

investor terhadap suatu perusahaan. Sehingga salah satu pertimbangan investor

dalam memutuskan investasi ialah nilai perusahaan dimana investor tersebut

akan menyuntikkan modal. Dengan keberadaannya Good Corporate

Governance serta Sustainability Report diharapkan dapat membantu membuat

nilai perusahaan dinilai lebih baik oleh para investor. Membuat nilai perusahaan

menjadi meningkat, melindungi stakeholder serta meningkatkan kepatuhan

terhadap Undang-Undang merupakan suatu kewajiban perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip Good

Corporate Governance. Perusahaan yang mengungkapkan suatu informasi

mengenai laporan secara transaparan maka nilai perusahaannya akan

meningkat.

Menurut penelitian (Kusuma, 2018) bahwa Pengungkapan Sustainability

Report memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikansi terhadap Nilai

Perusahaan.sedangkan menurut (Fatchan dan Trisnawati, 2016) bahwa

Pengungkapan Sustainability Report memiliki pengaruh terhadap nilai

perusahaan sedangkan Good Corporate Governance tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan (Intan dan Pipit, 2019) yang

menjelaskan bahwa Good Corporate Governance berpengaruh secara tidak

9
signifikasn terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Selain itu, menurut

Maria (2020), mengungkapkan bahwa pengungkapan sustainability report dan

dewan komisaris berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan komite

audit tidak berpengaruh terhadap nilai suatu perusahaan.

Berdasarkan latar belakang diatas yang sudah dijelaskan, penelitian ini

mempunyai maksud supaya dapat mengetahui pengaruh yang akan terjadi

terhadap pengungkapan Sustainability Report dan Good Corporate Governance

terhadap nilai suatu perusahaan. Penelitian ini akan menggunakan metode data

sekunder. Dan sampel yang akan diambil yaitu dari laporan keuangan dan

laporan keberlanjutan dari beberapa perusahaan manufaktur yang sudah

menerbitkannya di BEI periode 2014-2020.

Dari penelitian diatas, dapat diambil judul yang sesuai yaitu

“Pengungkapan Sustainability Report dan Good Corporate Governance

Terhadap Nilai Perusahaan “

10
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar berlakang diatas, rumusan masalah untuk penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Apakah sustainability report berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan?

2. Apakah dewan komisaris gender berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan?

3. Apakah proporsi dewan komisaris independen positif memiliki

pengaruh terhadap nilai perusahaan?

4. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan?

5. Apakah komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang terjadi apabila

sustainability report mempengaruhi nilai suatu perusahaan.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang akan terjadi apabila

dewan komisaris (Gender) dalam mempengaruhi nilai suatu perusahaan

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang akan terjadi apabila

proporsi dewan komisaris independen mempengaruhi nilai suatu

perusahaan

11
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang akan terjadi apabila

kepemilikan institusional mempengaruhi nilai suatu perusahaan

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang akan terjadi apabila

komite audit mempengaruhi nilai suatu perusahaan

D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam ilmu

akuntansi dan pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan

pengungkapan Sustainability Report dan mekanisme Good Corporate

Governance serta pengaruh yang akan terjadi terhadap nilai suatu perusahaan.

Selain itu, penelitian ini diharapkan juga mampu menjadi referensi

untuk penelitian selanjutnya terkait dengan laporan berkelanjutan yang akan

datang.

12
BAB II

TELAAH LITERATUR DAN PENURUNAN HIPOTESIS

A. Telaah Literatur

1.1 Teori Stakeholders

Awal mula Teori Stakeholder ditemukan oleh Freeman (1984)

dan mengungkapkan bahwa teori stakeholder merupakan teori yang

menyinggung tentang manajemen organisasi serta etika bisnis yang

menjelaskan tentang moral dan nilai dalam mengelola suatu

organisasi.

Di dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan

bukanlah suatu entitas dikelola hanya untuk kepentingan sendiri saja,

melainkan harus mampu menyajikan manfaat bagi para pemangku-

nya. Oleh karena itu, eksistensi suatu perusahaan tersebut tentunya

sangat responsive oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholders

perusahaan tersebut.

Awal mula perkembangan teori stakeholders terjadi karena

perubahan bentuk pendekatan dari suatu perusahaan dalam melakukan

aktivitas usaha. Menurut Budimanta dkk (2008) mengungkapkan

bahwa ada dua pendekatan mengenai stakeholders yaitu old-corporate

relation dan new-corporate relation.

13
Old corporate relation berfokus pada bentuk ataupun rencana

pelaksanaan aktivitas perusahaannya secara terpisah dimana setiap

fungsi dalam suatu perusahaan dapat melakukan pekerjaanya tanpa

adanya kerja sama dari fungsi lainnya. Untuk bagian produksi hanya

berfokus tentang bagaimana cara memproduksi barang yang sesuai

dengan target dimana yang telah ditetapkan oleh manajemen

perusahaan, sedangkan bagian pemasaran tentunya hanya melakukan

pekerjaan yang berfokus tentang konsumen tanpa memberikan

koordinasi satu dengan yang lainnya.

New corporate relation berfokus pada kolaborasi antara

perusahaan dengan semua para pemangku kepentingan nya sehingga

perusahaan bukan hanya menempatkan dirinya sebagai bagian yang

bekerja secara individu dalam menggunakan sistem sosial masyarakat

karena profesionalitas telah menjadi hal utama dalam pola

hubungannya. Pendekatan new corporate relation berfokus pada

pemilihan perjenjangan status diantara para stakeholder perusahaan

seperti hal nya pada old corporate relation.

Perusahaan tidak lagi memposisikan dirinya pada posisi yang

paling atas. Oleh karena itu, perusahaan mengeksklusifkan dirinya

dari para stakeholders sehingga dengan pola hubungan tersebut arah

dan tujuan perusahaan bukan lagi pada bagaimana menghimpun

kekayaan sebesar-besarnya melainkan lebih kepada bagaimana

pencapaian pembangunan yang berkelanjutan.

14
Asumsi teori stakeholders diciptakan atas dasar pernyataan

bahwa perusahaan yang berkembang akan menjadi sangat besar dan

dapat menyebabkan masyarakat menjadi sangat terkait dan

memperhatikan perusahaan, sehingga perusahaan hanya perlu

menunjukkan akuntabilitas maupun responsibilitas secara lebih luas

dan tidak terfokuskan hanya kepada para pemegang saham saja.

1.2 Teori Keagenan

Teori keagenan diciptakan untuk menjelaskan corporate

governance yang terdapat dalam suatu perusahaan. Menurut Nugroho

(2017) teori keagenan menjelaskan tentang hubungan agensi yang

terjadi ketika principal mempekerjakan orang lain untuk memberikan

suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan

keputusan kepada agent tersebut. Selain itu juga, menurut Supriyono

(2018) mengungkapkan bahwa teori keagenan yaitu hubungan

kontraktual antara principal dengan agen. Hubungan ini biasanya

dilakukan untuk suatu jasa dimana principal memberi wewenang

kepada agen mengenai pembuatan keputusan yang terbaik bagi

principal dengan mengutamakan kepentingan dalam mengoptimalkan

laba perusahaan sehingga meminimalisir beban, termasuk beban pajak

dengan melakukan penghindaran pajak.

Teori keagenan didasari dengan tiga asumsi yaitu asumsi

terhadap sifat dasar manusia, asumsi terhadap organisasi, dan asumsi

15
terhadap sebuah informasi (Eisenhard, 1989). Asumsi sifat dasar

manusia menjelaskan bahwa manusia selalu mementingkan dirinya

sendiri (self interest), serta memiliki ide yang sangat terbatas

mengenai perencanaan untuk masa mendatang, dan juga manusia

senantiasa selalu menghindari risiko yang akan terjadi.

1.3 Nilai Perusahaan

Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2018), nilai perusahaan

didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan

perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya. Selain itu, nilai

perusahaan merupakan tanggapan para investor terkait dengan tingkat

keberhasilan suatu perusahaan dalam mengelola sumber daya

perusahaan. Nilai perusahaan sering dikenal sebagai nilai jual suatu

perusahaan yang memiliki tingkat jual yang tinggi apabila dalam

perusahaan berhasil mengoperasionalkan manajemen secara tepat.

Ada berbagai macam cara untuk melihat nilai perusahaan, diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Company size, yang merupakan salah satu faktor niali perusahaan

yang umum dan sering digunakan dalam penelitian.

b. Profitabilitas, merupakan faktor yang paling penting didalam nilai

perusahaan. Dikarenakan, profitabilitas dapat menentukan

keuntungan suatu perusahaan untuk kedepannya. Pasalnya, jika

16
profitabilitas yang perusahaan miliki itu tinggi, maka para investor

tentunya akan tertarik kepada perusahaan tersebut.

c. Growth rate and market traction, nilai perusahaan dapat dilihat

dengan daya tarik pasar yang bagus. Dengan begitu para investor

akan melihat bagaimana tingkat pertumbuhan produk suatu

perusahaan dengan bertujuan untuk mendapatkan presentase pasar

secara menyeluruh.

d. Keunggulan kompetitif, keunggulan ini bisa digunakan dalam nilai

suatu perusahaan. Yang dimaksud dengan keunggulan kompetitif

ini ialah keunggulan yang berkelanjutan yang mana dapat

membuat para pelanggan bisa membedakan produk perusahaan ini

dengan produk perusahaan yang lainnya yang bisa digunakan

dalam jangka waktu panjang sehingga dapat membantu

perusahaan dalam menjaga citra perusahaannya.

e. Potensi pertumbuhan, merupakan salah satu faktor penitng lainnya

yang bisa membantu dalam meningkatkan nilai suatu perusahaan.

Maksudnya ialah semakin besar pertumbuhan pasar produk yang

terjual maka akan berdampak kepada nilai perusahaan yang

nantinya akan menarik para investor.

Selain itu, ada beberapa indikator yang bisa digunakan dalam

penentuan nilai suatu perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Catatan keuangan, indikator ini merupakan indikator yang utama

dalam penentuan ini. Hal ini dikarenakan catatan keuangan

17
memiliki catatan dari pendapatan sampai biaya dan hutang.

Dengan memiliki catatan keuangan ini akan membuat para

investor percaya dan bisa melakukan estimasi untuk kedepannya.

b. Management experience, indikator selanjutnya berfokus kepada

sumber daya manusia, yaitu manajemen. Setiap manajer yang

sudah memiliki pengalaman yang bagus itu akan mempengaruhi

nilai perusahaan. karena, biasanya para investor selalu melihat

perusahaan tersebut dari jajaran direktur, eksekutif, bahkan

manajer. Hal ini bertujuan agar para investor bisa mempercayai

saham nya kepada perusahaan tersebut.

c. Kondisi pasar, ini merupakan salah satu indikator eksternal yang

ada dalam nilai perusahaan. Keadaan ekonomi yang terjadi akan

berdampak pada hal ini. perekonomian yang berkembang secara

cepat akan meningkatkan permintaan produk dan layanan tertentu.

Jika kondisi pasar tidak mengalami pergerakan pada suatu produk

maka perusahaan akan mengalami penurunan pada nilai

perusahaan, dan jika kondisi pasar mengalami pergerakan

terhadap suatu produk maka perusahaan akan mengalami

peningkatan terhadap nilai perusahaan.

d. Aset perusahaan, aset terbagi menjadi dua yaitu aset berwujud dan

aset tidak berwujud. Aset berwujud adalah aset yang berwujud

ataupun yang bisa dilihat, contohmya adalah tanah, gedung,

kendaraan, peralatan, dan lainnya yang berwujud yang

18
berhubungan dengan operasional perusahaan. Sedangkan aset

tidak berwujud adalah aset yang tidak terlihat fisik dan wujudnya

tetapi memiliki nilai yang dapat ditukar. Contohnya adalah hak

paten, hak cipta, hak merk dagang, dsb.

Selain itu, ada Fungsi nilai perusahaan diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Dapat meningkatkan harga saham

b. Dapat meningkatkan kemakmuran pemegang saham

c. Dapat menjadi tolak ukur atas prestasi kerja para manajer

d. Mendorong peningkatakn kinerja perusahaan secara keseluruhan

e. Mempertegas okupasi pasar terhadap produk perusahaan

f. Membantu proyeksi keuntungan di masa depan.

Selain itu pula, ada Faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Saham

Saham adalah modal yang diperoleh dari para pemegang saham/

investor. Saham memiliki peran yang penting didalam perusahaan,

karena akan mempengaruhi nilai perusahaan dalam perkembangan

dan pertumbuhan perusahaan di pasar dan akan berdampak pada

besaran modal yang diperoleh dari tiap lembar saham yang sudah

terjual.

19
Nilai saham perusahaan akan menentuka nilai perusahaan baik

dimata investor maupun para pelanggan lainnya. Semakin tinggi

nilai saham pada perusahaan maka akan semakin tinggi pula nilai

perusahaan, dan sebaliknya semakin rendah nilai saham pada

perusahaan maka akan menurun nilai perusahaan tersebut.

b. Pertumbuhan perusahaan

Pertumbuhan perusahaan akan dipengaruhi oleh saham. Selain itu,

nilai perusahaan bisa dipengaruhi oleh pertumbuhan perusahaan

ini. Jika suatu perusahaan bisa bertumbuh dan bersaing dari waktu

ke waktu secara pesat, maka nilai perusahaan akan ikut

bertumbuh. Dan sebaliknya jika suatu perusahaan tidak bisa

bertumbuh dari waktu ke waktu secara pesat, maka nilai

perusahaan pun akan menurun.

c. Kebijakan utang

Kebijakan utang memiliki pengaruh terhadap nila perusahaan.

Yang mana kebijakan utangnya tersebut yang berkaitan dengan

book value atau catatan keuangan perusahaan. Jika perusahaan

ingin meningkatkan nilai perusahaan, maka perusahaan harus

menentukan kebijakan utang yang bisa diatasi dengan

profitabilitas tinggi pada proses pembayarannya.

Kebijakan utang yang keliru akan menyebabkan kesulitan dalam

mempertahankan keseimbangan neraca keuangan karena rasio

20
utang lebih besar dari rasio pendapatan dan aset. Dengan begitu,

akan terjadi penurunan pada nilai perusahaan.

d. Kebijakan dividen

Nilai perusahaan akan bagus apabila para investor mendapatkan

kesejahteraan dari dividen perusahaan. Dividen yang dibagikan

kepada para pemegang saham menjadi penting untuk

dirasionalisasikan setiap tahunnya. Dengan bertujuan agar tidak

adanya proses ketidakseimbangan antara kesejahteraan investor

dengan stabilitas financial perusahaan. Kebijakan dividen yang

baik akan berfokus kepada pendapatan dan anggaran perusahaan

untuk tahun yang akan datang

e. Skala perusahaan

Skala perusahaan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi nilai perusahaan secara khusus. Skala ini termasuk

kedalam penentuan nilai perusahaan dikarenakan ukuran dapat

menentukan besaran uang yang tersebar didalam suatu

perusahaan. berbagai kebutuhan untuk memenuhi skala

perusahaan, dari induk perusahaan maupun anak perusahaan akan

membebani keuangan perusahaan serta meningkatkan okupasi

pasar.

f. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Setiap perusahaan tentunya memiliki laba atau keuntungan. Selain

itu, laba yang didapatkan dalam satu tahun operasional perusahaan

21
akan dituntut untuk mampu lebih besar dari pembiayaan

operasional perusahaan. Jika perusahaan mendapatkan laba

dengan jumlah yang tidak sedikt serta dapat bertumbuh secara

pesat, maka nilai perusahaan akan ikut bertumbuh dan para

investor akan percaya kepada perusahaan tersebut.

1.4 Sustainability Report

Sustainability report merupakan laporan berkelanjutan yang sudah

diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki tujuan untuk berbagi

tindakan serta hasil tanggungjawab sosial perusahaan tersebut.

Sustainability report merupakan bentuk tanggungjawab perusahaan

terhadap lingkungannya bagi kepedulian sosial maupun

tanggungjawab lingkungan dengan tidak mengabaikan kemampuan

dari perusahaan. pelaksanaan kewajiban ini harus memperhatikan dan

menghormati tradisi budaya masyarakat di sekitar lokasi kegiatan

usaha tersebut. SR merupakan suatu konsep bahwa perusahaan

memiliki suatu tanggungjawab konsumen, karyawan, pemegang

saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional

perusahaan. dengan adanya pelaksanaan laporan keberlanjutan akan

berdampak pada kesinambungan dari perusahaan (Manisa dan

Defung,2019). Dikarenakan sekarang sustainability report sudah

diterapkan pada perusahaan di seluruh dunia, kerangka kerja yang

paling banyak digunakan adalah Kerangka Pelaporan Keberlanjutan

atau Global Reporting Initiative (GRI).

22
Sustiainability report adalah laporan yang menjelaskan tentang

dampak ekonomi, dampak lingkungan, serta dampak sosial yang

selalu muncul didalam aktivitas perusahaan. dibawah standar GRI,

laporan keberlanjutan memungkinkan stakeholder untuk memberikan

opini dan membuat keputusan yang tepat tentang kontribusi organisasi

terhadap tujuan pembangunan keberlanjutan.

Berdasarkan Gie (2020), terdapat komponen pada sustainability

report diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pernyataan CEO, yang menjelaskan tentang visi dan misi dibalik

penerbitan sustainability report.

b. Presentasi struktur tata kelola organisasi dan model bisnis.

c. Konteks keberlanjutan, yaitu jenis analisis SWOT yang

menjelaskan apa yang terjadi di tingkat pasar dan industry.

d. Terinspirasi oleh analisis SWOT, penilaian dampat dapat

dilakukan untuk mengidentifikasi dampak negate utama organisa

dan risiko bisnis.

e. Identifikasi pemangku kepentingan utama organisasi dan masalah

yang paling mengkhawatirkan mereka.

f. Analisis materialistis dimana kekhawatiran utama organisasi dan

pemangku kepentingan diidentifikasi sebagai prioritas.

g. Tinjauan kinerja dari waktu le waktu dimana kemajuan dari waktu

ke waktu dibagikan melalui indikator dan metric utama.

23
h. Beberapa cerita dan gambar menarik tentang bagaimana strategi

keberlanjutan membuat karyawan lebih termotivasi untuk bekerja,

investor lebih bersedia untuk berinvestasi atau berkolaborasi

dalam proyek srategis.

Selain itu, terdapat pula manfaat sustainability report diantaranya

adalah sebagai berikut:

Manfaat untuk pihak internal:

a. Meningkatnya pemahaman yang berkaitan dengan risiko dan

peluang

b. Menekankan keterkaitan antara kinerja keuangan dengan non

keuangan

c. Mempengaruhi strategi dan kebijakan manajemen jangka panjang,

dan rencana bisnis

d. Memperlancar proses, mengurangi biaya serta meningkatkan

efisiensi

e. Tolak ukur dan penilaian kinerja keberlanjutan sehubungan

dengan hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif sukarela

f. Menghindari keterlibatan dalam kegagalan lingkungan, sosia, dan

tata kelola yang dipublikasikan.

g. Membandingkan kinejra secara internal, dan antara organisasi dan

sektor.

24
Manfaat bagi pihak eksternal:

a. Mengurangi dampak llingkungan, sosial dan tata kelola yang

negative.

b. Meningkatkan reputasi dan loyalitas merk.

c. Memungkinkan pemangku kepentingan eksternal untuk

memahami nilai sebenarnya organisasi, serta aset berwujud dan

tidak berwujud.

d. Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi, dan

dipengaruhi oleh ekspektasi tentang pembangunan keberlanjutan.

Prinsip-prinsip sustainability report menurut GRI-G4 (2013) antara

lain adalah sebagai berikut:

a. Keseimbangan

Laporan ini mencerminkan aspek positif fan negative dari kinerja

organisasi untuk dilakukannya assesmen yang beralasan atas

kinerja organisasi secara keseluruhan.

b. Komparabilitas

Organisasi harus memilih, mengumpulkan serta melaporkan

informasi secara konsisten.

c. Akurasi

Informasi yang dilaporkan harus akurat dan detail nagi para

pemangku kepentingan dikarenakan untuk menilai kinerja

organisasi.

25
d. Ketepatan waktu

Harus membuat jadwan dengan teratur sehingga informasi yang

tersedia tepat waktu bagi stakeholders untuk membuat keputusan

yang tepat.

e. Kejelasan

Organisasi haru membuat laporan dengan cara yang mudah

dipahami dan diakses dengan mudah oleh stakeholders yang

menggunakannya.

f. Keandalan

Harus mengumpulkan, mencatat, menyusun, menganalisis, serta

mengungkapkan informasi serta proses yang digunakan untuk

menyiapkan laporan supaya bisa diuji dan akan mementuka

kualitas serta materialistis informasi.

1.5 Mekanisme Good Corporate Governance

Good corporate governance atau yang dikenal sebagai tata kelola

perusahaan adalah prinsip yang mendasari pada suatu proses serta

mekanisme pengelolaan perusahaan untuk meningkatkan kesuksesan

usaha dan akuntabilitas dengan bertujuan mewujudkan nilai

perusahaan dalam jangka waktu yang panjang dengan selalu focus

pada stakeholders perusahaan yang berlandaskan undang-undang dan

nilai etika usaha. Menurut Sukrisno Agoes (2011) menjelaskan

pengertian sebagai berikut:

26
“Tata kelola perusahaan yang baik adalah seperangkat peraturan yang

mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola)

perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para

pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan

dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu

sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.”

Dari definisi diatas, dapat diartikan sebagai seperangkay peraturan

yang digunakan dalam mengatur hubungan antara berbagai pihak yang

berkepentingan sehingga dapat mendorong kinerja suatu perusahaan

yang bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi dalam kurun

waktu yang panjang yang bereksinambungan bagi para pemegang

saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.

Dewan komisaris adalah sebuah dewan yang memiliki tugas dalam

mengawasi serta memberikan nasihat ataupun arahan kepada dewan

direksi. Perbedaan keanggotan pada dewan komisaris tentunya dapat

memberikan gambaran dalam efektivitas menjalankan kewajiban dan

mempengaruhi tindakan serta keputusan yang akan diambil sehingga

itu akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan serta kinerja

perusahaan itu sendiri. Menurut Kiran (2014) mengungkapkan bahwa

semakin tinggi tingkat keberagaman dalam dewan komisaris tentunya

akan muncul konflik tetapi konflik tersebut akan mengarah kepada hal

yang positif. Hal ini dikarenakan keberagaman dalam kelompok akan

menimbulkan perbedaan dalam memandang masalah dan menemukan

27
solusi sehingga muncul ide dan kreatifitas baru yang mengarah kepada

inovasi dan kreativitas dimana akan menjadikan perusahaan menjadi

unggul. Perbedaan dewan komisaris dapat berupa gender, etnis

ataupun budaya. Untuk penelitian ini akan berfokus kepada

keberagaman dean komisaris gender.

Proporsi Dewan Komisaris Independen adalah wakil dari pemegang

saham minoritas yang memiliki tanggung jawab dalam mengatur serta

memberikan pengarahan terhadap manajemen yang berasal dari luar

perusahaan yang tidak memiliki hubungan bisnis dan hubungan

keluarga dengan perusahaan, dengan indikator, maksudnya adalah

jumlah keanggotaan dewan yang berasal dari luar perusahaan terhadap

keseluruhan jumlah anggota dewan, minimal 30% atau sebanding

dengan kepemilikan saham minoritas.

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan sahan suatu

perusahaan yang dimiliki oleh institusi maupun lembaga seperti

perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi serta kepemilikan

institusi lainnya. Komite audit merupakan sebuah komite yang dibuat

oleh dewan komisaris yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan

tugas dan wewenangnya. Selain itu juga, komite audit

betanggungjawab terhadap dewan komisaris.

28
Good Corporate Governance memiliki tujuan penerapan prinsip-

prinsip pada perusahaan, yang diantaranya adalah seagai berikut:

a. Mengoptimalkan nilai perusahaan suapay perusahaan memiliki

daya sain yang kuat, baik secara rasional maupun internasional,

sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup

berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan perusahaan.

b. Mendorong pengelolaan perusahaan secara professional, efisien

dan efektif, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan

kemandirian organ perusahaan.

c. Mendorong supaya organ perusahaan dalam membuat keputusan

dan menjalankan tindakan dilandari nilai moral yang tinggi

kepatuhan terhadap pertauran undang-undang serta kesadaran

akan adanya tanggungjawab sosial perusahaan terhadap pemangku

kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan.

d. Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian

nasional.

e. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi

nasional.

Penerapan konsep Good Corporate Governance dalam

mengorganisasikan perusahaan harus memperhatikan beberapa

prinsip. Berikut adalah prinsip-prinsip yang ada pada Good Corporate

Governance sebagai berikut:

29
a) Transparansi

Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu serta

akurat yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses

serta dipahami oleh para pemangku kepentingan. Selain itu,

perusahaan harus mengambil insiatif untuk mengungkapkan tidak

hanya masalah saja yang disyaratkan oleh peraturan undang-

undang, tetapi juga hal penting untuk pengambilan keputusan oleh

pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.

b) Akuntabilitas

Perusahaan harus dapat memeprtanggungjawabkan knierjanya

secara transaparan dan wajar. Dengan begitu, perusahaan harus

dikelola secara benar, terukur sesuai dengan kepentingan

perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan

pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Akuntabilitas adalah salah satu prasyarat yang dibutuhkan untuk

mencapai kinerja yang berkesinambungan.

c) Responsibilitas

Perusahaan haru mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan oleh

undang-undang serta dapat melaksanakan tanggungjawabnya

terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat dipelihara

kesinambungan usaha dalam jangka waktu panjang dan mendapat

pengakuan sebagai good corporate citizen.

d) Independensi

30
Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, perusahaan

harus dikelola secara independen sehinggan masing-masing organ

perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi

oleh pihak lain.

e) Kewajaran

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya berdasarka dengan asa kewajaran dan

kesetaraan.

B. Penurunan Hipotesis

1.1 Pengaruh Sustainability Report terhadap Nilai Perusahaan

Sustainability report menjadi salah satu alat bukti sebuah

perusahaan bahwa perusahaan telah melaksanakan kegiatan yang

sesuai dengan aturan yang berlaku dan dijadikan bukti bahwa

perusahaan memiliki pertanggungjawaban yang penuh atas

stakeholders. Salah satu manfaat dari penggunaan sustainability

report ialah dapat membantu para pemegang saham dalam

membangun suatu ketertarikan dengan tujuan visi jangka panjang

serta membantu menyampaikan tentang cara meningkatkan nilai suatu

perusahaan yang terkait dengan konflik sosial serta lingkungannya

(Suryono dan Prastiwi, 2011). Tujuan dari penerbitan sustainability

31
report adalah untuk memikat perhatian kepada para investor dengan

tujuan agar mereka mau membeli saham ataupun menanam saham

pada perusahaan tersebut. Dengan meningkatkan jumlah saham yang

beredar dan meningkatknya harga saham perusahaan, perusahaan

berharap dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Berdasarkan teori stakeholders, bahwa teori ini memegang

peran penting dalam keberlangsungan suatu perusahaan, karena

stakeholder memiliki kemampuan dalam mengendalikan daya yang

diperlukan dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan. Upaya

yang dilakukan dalam menjaga hubungan dengan pemangku

kepentingan dan untuk menjaga kepentingan masing-masing pihak

maka dapat diterbitkan sustainability report (Horisch et al., 2020)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, penelitian ini mengambil

hipotesis bahwa

H1: Pengungkapan Sustainability Report berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan.

2.1 Pengaruh Dewan Komisaris Gender terhadap Nilai Perusahaan

Dewan Komisaris memiliki peran yang penting terhadap

perusahaan, dimana Dewan Komisaris bertugas sebagai mengawasi

kebijakan kepengurusan yang ada di suatu perusahaan, serta

mengikuti jalannya kepengurusan tersebut baik mengenai Perseroan

32
maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi, dan

memberikan nasihat pula kepada Direksi mengenai pengawasan

dalam pelaksanaan Rencana Jangka Panjang (Danareksa, 2019).

Pengaruh penting Dewan Komisaris terhadap Nilai Perusahaan ialah

dilihat dari skill dan kinerjanya. Apabila kinerja Dewan Komisaris

baik, tentunya nilai perusahaan akan meningkat. Dan sebaliknya,

apabila kinerja Dewan Komisaris kurang baik, maka nilai perusahaan

akan menurun. Dewan komisaris memiliki keberagaman dalam

komposisi dewan komisaris salah satunya adalah keberagaman

gender. Menurut Kiran (2014) mengungkapkan bahwa semakin tinggi

tingkat keberagaman dalam dewan komisaris tentunya akan muncul

konflik tetapi konflik tersebut akan mengarah kepada hal yang positif.

Hal ini dikarenakan keberagaman dalam kelompok akan

menimbulkan perbedaan dalam memandang masalah dan menemukan

solusi sehingga muncul ide dan kreatifitas baru yang mengarah kepada

inovasi dan kreativitas dimana akan menjadikan perusahaan menjadi

unggul.

Teori agensi (agency theory) memiliki arti bahwa hubungan

agensi akan muncul ketika satu orang atau lebih yang mempekerjakan

orang lain dengan bertujuan untuk memberikan suatu jasa dan setelah

itu mendelegasikan tugas pengambilan keputusannya kepada agen

yang sudah di percaya tersebut. Teori keagenan berfokus kepada para

dewan dalam mengawasi dan mengendalikan perilaku eksekutif. Oleh

33
karena itu dengan adanya diversitas pada perusahaan tentunya akan

memberikan pengalaman, attachment, dan pandangan berbeda dari

setiap orangnya yang mengelola pperusahaan dan mengungkapkan

informasi.

Menurut penelitian Elsa dan Dedhy, 2020 mengungkapkan

bahwa keberagaman dewan komisaris gender memiliki pengaruh

positif terhadap nilai suatu perusahaan. Dari penjelasan diatas, makan

dapat dirumuskan bahwa hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H2: Dewan Komisaris Gender berpengaruh Positif terhadap Nilai

Perusahaan

3.1 Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap Nilai

Perusahaan

Komisaris independen adalah sebuah badan dalam suatu

perusahaan yang biasanya memiliki anggota dewan komisaris

independen yang berasal dari luar perusahaan, fungsinya yaitu untuk

menilai kinerja suatu perusahaan secara keseluruhan dan luas.

Komisaris independen memiliki tujuan yaitu untuk menyeimbangkan

pengambilan suatu keputusan terlebih dalam rangka perlindungan

terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang

terkait.

34
Dalam agency theory dijelaskan bahwa semakin banyak

dewan komisaris independen di dalam dewan komisaris, maka

semakin baik dewan komisaris dalam pengawasan perusahaan.

Menurut Jensen dan Meckling (1976), teori keagenan, dewan

komisaris membutuhkan komisaris independen untuk mengawasi dan

mengontrol tindakan-tindakan direksi yang dimungkinkan terjadi

perilaku oportunistik.

Merujuk pada teori stakeholders yang mengatakan bahwa

perusahaan bukanlah suatu entitas yang hanya beroperasi untuk

kepentingan sendiri, melainkan harus memberikan manfaat terhadap

stakeholder-nya. Menurut Madona dan Khafid (2020) mengungkapan

bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh positif signifikan

terhadap nilai perusahaan. Dari penjelasan diatas, dapat diuangkapkan

bahwa hipotesisnya adalah:

H3: Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif

terhadap Nilai Perusahaan

4.1 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Menurut Pasaribu dan Sulasmiyati, (2016) kepemilikan

institusional merupakan persentase saham yang dimiliki oleh institusi.

Kepemilikan institusional merupaka sebuah alat yang dapat digunakan

untuk mengurangi konflik kepentingan dalam suatu perusahaan.

35
Selain itu, bisa di definisikan sebagai besarnya jumlah kepemilikan

saham oleh institusi yang terdapat dalam suatu perusahaan.

Kepemilikan institusional memiliki fungsi penting yaitu

mengawsi manajemen, dengan bertujuan supaya dengan adanya

kepemilikan institusional ini diharapkan dapat mendorong tingkat

pengawasan yang lebih baik. Tingkat kepemilikan institusional yang

besar tentunya akan menghasilkan usaha pengawasan yang lebih besar

lagi oleh pihak investor, sehingga perilaku oportunistik manajemen

dapat berkurang.

Kepemilikan Institusional memiliki pengaruh terhadap nilai

perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional

akan menjadi mekanisme yang handal sehingga mampu memotivasi

manajer dalam meningkatkan kinerja, termasuk nilai perusahaan.

Menurut agency theory Jensen dan Meckling (1976)

menjelaskan bahwa semakin besar persentase saham yang dimiliki

oleh investor institusional maka akan menyebabkan aktivitas

pengawasan menjadi semakin efektif karena perilaku oportunis yang

dilakukan oleh para manajer dapat dikendalikan. Jika dilihat pada teori

stakeholder, semakin besar kepemilikan institusional dalam

perusahaan maka tekanan terhadap manajemen perusahaan untuk

mengungkapkan tanggungjawab sosial akan semakin besar

36
Menurut Multi (2020) mengungkapkan bahwa pengaruh

kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif terhadap nilai

suatu perusahaan. Dilihat dari penjelasan diatas, dapat diungkapkan

hipotesisnya yaitu:

H4: Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap Nilai

Perusahaan

1.6 Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan

Komite audit memiliki peran penting dalam Good Corporate

Governance, yaitu untuk membantu direksi dalam hal pemenuhan tata

kelola yang baik. Selain itu, komite audit memiliki tugas untuk

memberikan pendapat dan independen kepada Dewan Komisaris

mengenai laporan ataupul hal yang telah disampaikan oleh Dewan

Komisaris, serta mengerjakan tugas dan wewenang yang tentunya

berkaitan dengan tugas komisaris.

Menurut Wulandari (2011) mengungkapkan bahwa agency

theory memprediksikan bahwa pembentukan komite audit merupakan

cara untuk menyelesaikan agency problem. Hal ini dikarenakan fungsi

utama komite audit ialah mereview pengendalian manajemen internal

perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, serta

meningkatkan efektivitas fungsi audit. Teori stakeholder komite audit

ialah bertugas untuk memberikan suatu informasi tentang keuangan

perusahaan yang sudah dilakukan pengauditan oleh pihak eksternal.

37
Menurut Apriyanto, 2020 mengungkapkan bahwa adanya pengaruh

positif mengenai Komite Audit terhadap nilai perusahaan. Oleh karena

itu, dapat dirumuskan hipotesisnya yaitu:

H5: Komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

38
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif

yang menekankan pada adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian

dengan menggunakan pendekatan analisis data sekunder. Analisis data

sekunder adalah analisis data yang dilakukan terhadap data yang sudah ada

tanpa perlu melakukan wawancara, survey, observasi dan teknik pengumpulan

data tertntu lainnya. Ada tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yang

bertujuan untuk mengetahui signifikasi dari pengaruh pengungkapan

sustainability report dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan.

B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang diambil dari subjek penelitian.

Populasi merupakan seluruh jumlah dari subjek yang akan diteliti oleh seorang

peneliti (Raharja.ac.id). Populasi dari penelitian ini yaitu salah satu perusahaan

yang sudah menerbitkan sustainability report pada periode 2017 – 2020.

b. Sampel

Sampel adalah salah satu bagian karakteristik dari seluruh karakteristik

yang dimiliki oleh sebuah populasi.

39
• Apabila populasi tersebut besar, maka peneliti tentunya tidak akan

mungkin untuk mempelajari semua yang terdapat dalam populasi

tersebut karena adanya beberapa kendala yang tentunya akan

dihadapkan pada suatu keterbatasan dana, tenaga maupun waktu. Oleh

karena itu, perlunya peneliti untuk menggunakan sampel yang telah

diambil dari populasi itu.

• Setelah dipelajari sampel tersebut makan akan mendapatkan

kesimpulan, dimana kesimpulan tersebut akan dijadikan sebagai salah

satu syarat untuk populasi. Oleh karena itu sampel yang didapatkan

dari populasi memang harus benar-benar representative (mewakili).

(Sugiyono, 2008:118). Pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah sampel purposive sampling. Teknik yang digunakan

merupakan teknik pengambilan sampel yang telah sesuai dengan

kriteria untuk memudahkan populasi.

Berikut merupakan kriteria yang akan digunakan dalam pengambilan

sampel diantaranya sebagai berikut :

• Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan pada periode

2017 – 2020.

• Perusahaan yang sudah menerbitkan sustainability report.

Perusahaan yang memiliki data lengkap yang sesuai dengan variabel

yang akan digunakan oleh peneliti.

40
C. Pengumpulan Data

Data sekunder yang dihasilkan berasal dari laporan keuangan dan

laporan berkelanjutan dari beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI melalui website https://www.idx.co.id dan mengambil laporan dari tahun

2017 sampai 2020.

D. Pengukuran Variabel

Nilai Perusahaan (Y)

Rasio ini dikembangkan oleh seorang Profesor yang bernama Profesor James

Tobiin pada tahun 1967. Rasio ini adalah sebuah konsep yang berharga karena

rasio ini akan memperlihatkan estimasi pasar keuangan saat ini mengenai nilai

hasil retur dari setiap dolarnya investasi incremental. Apabila rasio-Q memiliki

nilai kurang dari satu, maka investasi dalam aset tidak akan menarik. Oleh

karena itu, Nilai Tobin’s Q dapat dihitung dengan persamaan:

Tobin’s Q = MVE + DEBT

TA

Keterangan:

MVE = Harga penutupan saham x jumlah saham yang beredar

DEBT = Total utang perusahaan.

TA = Total aktiva

41
Sustainability Report (SR) (X1)

Sustainability Report dapat dihitung menggunakan pendekatan dikotomi,

dimana pendekatan tersebut adalah apabila item sebuah informasi yang di

tentukan terlebih dahulu setelah itu diungkapkan maka akan diberikan nilai 1,

dan apabila item suatu informasi tersebut tidak dikemukakan maka akan

diberikan nilai 0. Pertanggung jawaban sosial serta lingkungan diungkapkan

semata-mata untuk membandingkan dengan total penjelasan ataupun

pemaparan yang telah disyaratkan dalam GRI yang meliputi 91 item

pengungkapan (Wibowo dan Faradiza, 2014). Pengukuran pengungkapan

sustainability report dapat diukur secara non repeated yang mana perhitungan

tersebut dilakukan satu kali untuk setiap itemnya tanpa ada pertimbangan item

itu yang akan diungkapkan lagi didalam bagian lainnya dengan menggunakan

tutur bahasa yang berbeda. Dari penjelasan diatas Rumus SRDI dihitung

sebagai berikut:

SRDI = jumlah item yang diungkapkan perusahaan

91 item

42
Dewan Komisaris Gender (X2)

Dewan Komisaris merupakan organ perseroan yang memiliki tugas yaitu

mengawasi secara umum maupun khusus sesuai dengan anggaran dasar serta

memberikan nasihat maupun arahan kepada Direksi. Dewan komisaris memiliki

berbagai macam keberagaman, salah satunya ialah gender. Keberagaman

gender inilah yang akan kita uji pada penelitian ini. gender yang akan kita pakai

yaitu wanita, karena didalam dewan komisaris perusahaan masih jarang sekali

dewan komisaris berjenis kelamin wanita.

Maka, Dewan Komisaris Gender dapat dihitung dengan rumus:

DK = ∑anggota dewan komisaris wanita

Total dewan komisaris

43
Proporsi Dewan Komisaris Independen (X3)

Dewan Komisaris terbagi ke dalam 2 bagian, yaitu Komisaris Independen

dan Komisaris non Independen. Komisaris Independen merupakan komisaris

yang bukan berasal dari pihak terafiliasi, sedangkan Komisaris non Independen

merupakan komisaris yang berasal dari pihak terafiliasi. Maksud dari terafiliasi

yaitu pihak yang memiliki hubungan bisnis serta yang terikat dalam

kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota Direksi, dan

Dewan Komisaris lainnya, serta dengan perusahaan itu sendiri.

Komisaris Independen dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

PKI = ∑anggota komisaris independen

Total dewan komisaris

44
Kepemilikan Institusional (X4)

Kepemilikan Institusional memiliki peran penting dalam meminimalisasi

konflik keagenan yang terjadi daiantara para pemegang saham dengan manajer.

Selain itum kepemilikan saham memilik kemampuan dalam mengawasi dalam

pengambilan keputusan.

Kepemilikan institusional dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

KI = Jumlah saham institusional

Jumlah saham yang beredar

Komite Audit (X5)

Komite audit merupakan komite yang memiliki tugas yaitu membantu Dewan

Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap manajemen. Salah satu

tugasnya yaitu melakukan penelahan atas informasi yang akan dikeluarkan

emiten atau perusahaan publik maupun otoritas lain. Pengawasan yang

dilakukan oleh komite audit dapat membantu mendorong perusahaan untuk

melakukan pengawasan yang lebih baik sehingga prinsip Good Corporate

Governance dapat terpenuhi.

Perhitungan Komite audit dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

KA = ∑anggota komite audit

45
E. Analisis Data

• Uji Statistik Deskriptif

Untuk memberikan gambaran terhadap suatu data yang telah diperoleh dari

variabel variabel yang diteliti.

• Uji Asusmsi Klasik

o Uji Normalitas

Pengujian Uji Normalitas ini dilakukan dengan cara Uji Kolmogorov-

S mirnov (K-S).

o Uji Multikolonieritas

Pengujian Uji Multikolonieritas ini dilihat dari Tolerancee Value (TV)

atau Variance Inflation Factor (VIF).

o Uji Heteroskedastisitas

Cara pengujian uji Heteroskedastisitas ini menggunakan uji Ran

Spearman.

o Uji Autokorelasi

Pengujian Autokorelasi dapat digunakan menggunakan uji Durbin

Watson.

46
• Uji Hipotesis

Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan oleh peneliti, apabila peneliti bertujuan untuk

mendeteksi keadaan naik turunnya suatu variabel dependen atau kriterium,

jika digunakan dua variabel atau pun lebih maka akan dijadikan sebagai

faktor predictor di manipulasi atau nilai yang ada dinaik dan turunkan. Jadi,

analisis regresi berganda ini akan digunakan ketika total variabel

independennya minimal 2 (Sugiyono, 2012). Serta analisis regresi berganda

dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

Good Corporate Governance dan Sustainability Report terhadap nilai suatu

perusahaan. Penelitian ini akan menggunakan Uji t, Uji F dan Uji koefisien

determinasi. Uji t merupakan uji yang akan mengukur seberapa besar suatu

perbedaan variansi antara kedua ataupun beberapa kelompok. Dimana uji t

digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen. Sedangakan uji F merupakan uji yang dapat

mengukur perbedaan dua atau beberapa mean antar kelompok. Dimana uji

F ini akan digunakan untuk menguji signifikan tidaknya pengaruhvariabel

bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Sedangkan Uji koefisien

determinasi menurut Ghozali (2018), digunakan untuk mengukur seberapa

jauh model yang dapat menerangkan variasi dari variabel independen.

Sehingga perhitungan analisis regresi berganda dapat dirumuskan sebagai

berikut:

47
Y= α + β1 SR + β2 DK + β3 PKI + β4 KI+ β5 KA + ε

Keterangan:

Y = Nilai Perusahaan

SR (X1) = Sustainability Report

DK (X2) = Dewan Komisaris

PKI (X3) = Proporsi Komisaris Independen

KI (X4) = Kepemilikan Institusional

KA (X5) = Komite Audit

ε= Kesalahan Residual (error)

48
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan merupakan perusahaan-perusahaan yang

sudah terdaftar dan menerbitkan Sustainability Report di BEI periode 2017-

2020. Penelitian ini menggunakan analisis data sekunder yang diperoleh dari

laporan keberlanjutan dan laporan keuangan perusahaan-perusahaan tersebut.

Pada pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling untuk memperoleh data sesuai kriteria. Berikut kriteria pengambilan

sampel:

TABEL 4.1
KRITERIA PENGAMBILAN SAMPEL
No Keterangan 2017 2018 2019 2020 Total
1. Perusahaan yang sudah 44 44 44 44 176
terdaftar di BEI
2. Perusahaan yang tidak 35 35 35 35 (140)
menerbitkan
Sustainability Report
pada periode 2017-2020
3. Perusahaan yang 9 9 9 9 36
menerbitkan
Sustainability Report
pada periode 2017-2020
4. Jumlah sampel x 4 tahun 144
5. Data yang tidak 12
mengungkapkan
Sustainability Report
6. Total sampel penelitian 156
periode 2017-2020

49
B. Uji Kualitas Data

1. Uji Statistik Deskriptif

Uji ini akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum, maximum, dan standar

deviasi.

Berikut adalah hasil uji statisti deskriptif:

Tabel 4.2
Uji Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation

SR 156 0,21 0,89 0,4929 0,12553

DEKOMGEN 156 0,00 1,73 0,3913 0,52739

PROKOMIND 156 0,00 0,88 0,6582 0,09780

KEPINS 156 0,00 2,55 0,7095 0,46525

KOMIT 156 1,41 2,83 1,9133 0,26536

Valid N
(listwise)

Berdasarkan tabel 4.2 jumlah sampel yang digunakan pada

penelitian ini sejumlah 156. Berikut adalah penjelasannya:

a. Variabel SR (Sustainability Report) memiliki nilai minimum sebesar

0.21 yang dimiliki oleh PT Bank OCBC NISP Tbk pada tahun 2018.

50
Nilai maksimum yang terdapat di SR dimiliki oleh PT Waskita Karya

(Persero) Tbk pada tahun 2018. Sedangkan total nilai rata-ratanya

(mean) adalah 0.4929. Untuk standar deviasinya adalah 0.12553.

b. Variabel DEKOMGEN (Dewan Komisaris Gender) memiliki nilai

minimum 0.00 yang dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada

tahun 2018 dan 2019, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk dan PT Timah

Tbk dari tahun 2017 sampai dengan 2020, PT Jasa Marga Tbk pada

tahun 2017, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dari tahun 2017 sampai

dengan 2020, PT Bukita Asam Tbk pada tahun 2018 sampai dengan

2020, PT AKR Corporindo Tbk danPT Sawit Sumbermas Sarana Tbk

dari tahun 2017 sampai dengan 2020, PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk pada tahun 2017 & 2018, PT Perusahaan Gas Negara Tbk

dari tahun 2018 sampai dengan 2020, Indocement Tunggal Prakasa Tbk,

Bumi Resources Minerals Tbk, dan Elnusa Tbk masing-masing dari

tahun 2017 sampai dengan 2020, Bank Permata Tbk dari tahun 2017

sampai dengan 2019, Petrosea Tbk & Eagle High Plantations Tbk dari

tahun 2017 sampai dengan 2020, Bumi Resources Tbk dari tahun 2018

sampai dengan 2020, Vale Indonesia Tbk pada tahun 2018 & 2019,

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk,PT Wilmar Cahaya

Indonesia Tbk, dan Aneka Tambang Tbk masing-masing memilikinya

dari tahun 2017 sampai dengan 2020, Indika Energy Tbk dan United

Tractors Tbk masing-masing memilikinya dari tahun 2017 sampai

dengan 2020, PT PP Properti Tbk pada tahun 2020, PT Merdeka Copper

51
Gold Tbk pada tahun 2019, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk pada

tahun 2018, Toba Pulp Lestari Tbk pada tahun 2019 dan 2020, PT

Phapros Tbk dari tahun 2018 sampai dengan 2020, PT Waskita Beton

Precast Tbk dari tahun 2017 sampai dengan 2019, PT Bank Syariah

Indonesia Tbk pada tahun 2017, 2019 dan 2020, Semen Indonesia

(Persero) Tbk pada tahun 2018, PT Lotte Chemical Titan Tbk dari tahun

2018 sampai dengan 2020, dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido

Muncul Tbk pada tahun 2018 dan 2020. Untuk nilai maximum sebesar

1.73 yang dimiliki oleh Kalbe Farma Tbk pada tahun 2020. Untuk nilai

rata-rata (mean) sebesar 0.3913, dan standar deviasinya sebesar

0.52739.

c. Variabel ProKomInd (Proporsi Dewan Komisaris Independen) memiliki

nilai minimum sebesar 0.00 yang dimiliki oleh Eagle High Plantations

Tbk pada tahun 2020. Nilai maksimum nya adalah sebesar 0.88 yang

dimiliki oleh PT Bank OCBC NISP Tbk pada tahun 2019. Untuk nilai

rata-rata (mean) sebesar 0.6582 dan standar deviasinya sebesar 0.09780.

d. Variabel KEPINS (Kepemilikan Institusional) memiliki nilai minimum

sebesar 0.00 yang dimiliki oleh Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

pada tahun 207 dan 2018, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dari tahun 2017 sampai dengan 2020,

PT Waksita Karya (Persero) Tbk dari tahun 2017 sampai dengan 2020,

PT XL Axiata Tbk pada tahun 2017, 2018 dan 2020 , PT Perusahaan

Gas Negara Tbk pada tahun 2017, Bank Pembangunan Daerah Jawa

52
Timur Tbk dari tahun 2017 sampai dengan 2020, Semen Indonesia

(Persero) Tbk dari tahun 2018 sampai dengan 2020, dan PT Lotte

Chemical Titan Tbk pada tahun 2017. Untuk nilai maksimumnya adalah

sebesar 2.55 yang dimiliki oleh Indotambang Raya Megah Tbk dari

tahun 2017 sampai dengan 2020. Untuk nilai rata-rata (mean) sebesar

0.7095, dan standar deviasi memiliki nilai sebesar 0.46525.

e. Variabel KOMIT (Komite Audit) memiliki nilai minimum sebesar 1.41

yang dimiliki oleh perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk pada

tahun 2017, dan PT Eagle High Plantations Tbk pada tahun 2018. Untuk

nilai maksimumnya adalah sebesar 2.83 yang dimiliki oleh PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2019 dan 2020, PT Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2020, dan Bank Pembangunan

Daerah Jawa Timur Tbk pada tahun 2019. Untuk nilai rata-rata (mean)

adalah sebesar 1.9133. Untuk standar deviasinya adalah sebesar

0.26536.

53
2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian yang digunakan oleh penelitian ini adalah uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan sebuah uji yang akan dilakukan dengan

tujuan untuk menilai data variabel tersebut berdistribusi normal atau

tidak.

Berikut adalah hasil uji normalitas:

Tabel 4.3
Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 156
Normal Parametersa,b Mean -0,0280662
Std. Deviation 0,30793869
Most Extreme Absolute 0,60
Differences Positive 0,60
Negative -0,53
Test Statistic 0,60
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200c,d

Berdasarkan pada tabel 4.3 yang diperoleh berasal dari data yang

telah diolah dapat diperoleh bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.200

> 0.05 dan dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi

normal.

54
b. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan uji yang menunjukkan adanya

korelasi ataupun hubungan yang kuat antara dua variabel bebas ataupun

lebih di dalam sebuah model regresi berganda. Untuk mengetahui

adanya multikolineraitas dapat diliat melalui hasil VIF (Variance

Inflation Factor) dengan Tolerance. Berikut adalah hasil pengujian uji

multikolinearitas:

Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas
Std.
Unstandardized Coeffici Collinearity
Coefficients ents Statistics
B Std. Beta
Model Error t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 1,602 0,254 6,316 0,00
SR -0,088 0,201 -0,035 -0,438 0,662 0,949 1,054
DEKOMGEN 0,132 0,048 0,218 2,726 0,007 0,933 1,072
PROKOMIND -0,673 0,261 -0,206 -2,582 0,011 0,933 1,071
KEPINS -0,103 0,056 -0,150 -1,857 0,065 0,906 1,104
KOMIT 0,027 0,103 0,022 0,260 0,795 0,818 1,223

Berdasarkan pada tabel 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa hasil

tolerance > 0.10 atau VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa

pengujian ini tidak ada terjadinya multikolinearitas.

55
c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah model

regresi yang digunakan terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

ke residual lainnya. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan

lainnya tetap, disebut sebagai homokedastisitas, tapi jika berbeda maka

itu yang disebul dengan heterokedastisitas.

Berikut adala hasil pengujian uji heterokedastisitas:

Tabel 4.5
Uji Heterokedastisitas
Unstandardized Std.
Coefficients Coefficients
Model B Std. Beta t Sig.
Error
(Constant) 0,401 0,145 0,2675 0,006
SR -0,198 0,115 -0,141 -1,720 0,088
DEKOMGEN -0,053 0,028 -0,160 -1,929 0,056
PROKOMIND -0,003 0,149 -0,002 -0,018 0,985
KEPINS -0,001 0,032 -0,002 -0,022 0,983
KOMIT -0,014 0,059 -0,021 -0,235 0,814

Berdasarkan pada tabel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa nilai sig.

untuk semua variabel independen > 0.05, yang berarti dapat disimpulkan

bahwa pengujian heterokedastisitas tidak terjadi permasalahana

heterokedastisitas.

56
d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi yang akan digunakan yaitu Durbin-Watson, yang

mana akan digunakan untuk mendeteksi terjadinya autokrelasi pada

nilai residual (prediction errors) dari sebuah analisis regresi.

Berikut adalah hasil uji autokorelasi :

Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Square Estimates Watson
1 0,329a 0,108 0,078 0,30674 1,289

Uji Durbin-Watson memiliki ketentuan bahwa jika dU < d < 4-dU,

maka tidak terdapat autokorelasi. Oleh karena itu, dapat dilihat dari tabel

4.6 bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1.289 > 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada data ini.

C. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi

Uji Koefisien Determinasi digunakan untuk menentukan berapa

banyak variasi yang akan djelaskan dalam model penelitian ini. biasanya

diketahui dari tingkat signifikansi hubungan antar variabel bebas dan

tidak bebas pada regresi liner.

57
Berikut adalah hasil pengujian koefisien determinasi:

Tabel 4.7
Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Std. Error of


Square the Estimates

1 0,329a 0,108 0,078 0,30674


Variabel Dependen : Nilai Perusahaan

Berdasarkan pada tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa koefisien

determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.078 atau 7.8% nilai

perusahaan (Tobins Q) dan dapat dijelaskan oleh variabel independen

yaitu sustainability report (SR), dewan komisaris gender, proporsi

dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan komite

audit. Sedangkan 92.2% akan dijelaskan oleh variabel lain yang berada

diluar model penelitian ini.

b. Uji F

Uji F (Uji Simultan) bertujuan untuk mencari apakah variabel

independen secara bersama-sama akan mempengaruhi variabel

dependen. Uji F dapat dilakukan untuk melihat pengaruh yang terjadi

dari seluruh variabel bebas secara bersamaan terhadap variabel terikat.

58
Berikut adalah hasil pengujian Uji F :

Tabel 4.8
Uji F
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.

1 Regression 1,709 5 0,342 3,632 0,004b

Residual 14,113 150 0,094

Total 15,822 155

Berdasarkan pada tabel 4.8 diatas, dapat dilihat bahwa hasil nilai

signifikansinya sebesar 0.004 < 0.05 yang berarti variabel independen

pada penelitian ini yaitu sustainability report, dewan komisaris,

proporsi dewan komisaris, kepemilikan institusional, dan komite audit

secara bersamaan memiliki pengaruh pada variabel dependen yaitu nilai

perusahaan.

c. Uji T

Uji T atau sering dikenal sebagai uji parsial, merupakan uji yang

digunakan untuk menentukan bagaimana pengaruh dari setiap variabel

bebas secara masing-masing terhadap variabel terikatnya.

59
Berikut adalah hasil dari uji t:

Tabel 4.9
Uji T
Unstandardized Std.
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,602 0,254 6,316 0,000
SR -0,088 0,201 -0,035 -0,438 0,662
DEKOMGEN 0,132 0,048 0,218 2,726 0,007
PROKOMIND -0,673 0,261 -0,206 -2,582 0,011
KEPINS -0,103 0,056 -0,150 -1,857 0,065
KOMIT 0,027 0,103 0,022 0,260 0,795

Berdasarkan pada tabel 4.9 diatas menggunakan analisis regresi

linier berganda. Berikut adalah rumus model regresi sebagai berikut:

Y=(0,088) SR + 0,132 DEKOM + (0,673) PKomInd + (0,103) KEPINS

+ 0,027 KOMIT + e

Berdasarkan hasil output dari SPSS 22, maka berikut adalah hasil

pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil hipotesis pertama adalah sustainability report, untuk datanya

sendiri diambil dari jumlah item yang diungkapkan dibagi dengan 91

item pada setiap perusahaanya yang mana memperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,662 > 0,05 dan nilai unstandardized coefficients

beta sebesar -0,088 yang berarti menunjukkan bahwa variabel

sustainability report memiliki arah beta yang negative dan sig yang

lebih dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel sustainability

60
report tidak berpengaruh positif signifikansi terhadap nilai perusahaan.

Oleh karena itu, hipotesis 1 yang menyatakan bahwa pengungkapan

sustainability report berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

ditolak.

2. Hasil hipotesis kedua adalah dewan komisaris gender, untuk datanya

sendiri diambil dari total dewan komisaris wanita didalam laporan

tahunan pada setiap masing-masing perusahaan, yang mana

memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,007 < 0,05 dan nilai

unstandardized coefficients beta sebesar 0,132 yang berarti

menunjukkan bahwa dewan komisaris gender memiliki arah beta yang

positif dan nilai sig yang lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan

bahwa variabel dewan komisaris gender berpengaruh positif

signifikansi terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis 2

yang menyatakan bahwa dewan komisaris gender berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan diterima.

3. Hasil hipotesis ketiga adalah proporis dewan komisaris independen,

untuk datanya sendiri diambil dari jumlah dewan komisaris independen

dibagi dengan total dewan komisaris seluruhnya pada masing-masing

setiap perusahaannya. Yang mana memperoleh nilai signifikansi

sebesar 0,011 < 0,05 yang berarti memiliki pengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan dan nilai unstandardized coefficients beta

sebesar -0,673 yang berarti memiliki arah beta yang negative. Sehingga

dapat dismpulkan bahwa proporsi dewan komisaris independen

61
berpengaruh negative signifikan terhadap nilai perusahaan. Oleh

karena itu, hipotesis 3 yang menyatakan bahwa proporsi dewan

komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

ditolak.

4. Hasil hipotesis keempat adalah kepemilikan institusional, untuk

datanya sendiri diambil dari jumlah kepemilikan institusional dibagi

dengan jumlah saham beredar pada laporan tahunan masing-masing

setiap perusahaannya. Yang mana memperoleh nilai signifikansi

sebesar 0,065 > 0,05 dan nilai unstandardized coefficients beta sebesar

-0,103 yang berarti menunjukkan bahwa memiliki arah beta yang

negative serta nilai sig lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan

bahwa variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan

positif terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis 4 yang

menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan ditolak.

5. Hasil hipotesis kelima adalah komite audit, yang mana datanya

sendiri diambil dari total komite audit yang ada pada perusahaan di

dalam laporan tahunan masing-masing perusahaan tersebut. Yang

mana dapat diperoleh nilai signifikansinya sebesar 0,795 > 0,05 dan

nilai unstandardized coefficients beta sebesar 0,027 yang berarti

menunjukkan bahwa memiliki arah beta yang positif tetapi nilai

signifikansinya lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel komite audit tidak berpengaruh signifikan positif

62
terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis 5 yang

menyatakan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan ditolak.

Berikut adalah hasil uji hipotesis yang diringkas dalam bentuk tabel

4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10
Hasil Uji Hipotesis
No Hipotesis Keterangan Hasil
1. H1 Pengungkapan Sustainability Report Ditolak
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2. H2 Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap Diterima
nilai perusahaan.
3. H3 Proporsi Dewan Komisaris Independen Ditolak
berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
4. H4 Kepemilikan Institusional berpengaruh positif Ditolak
terhadap Nilai Perusahaan
5. H5 Komite audit berpengaruh positif terhadap nilai Ditolak
perusahaan.

63
D. Pembahasan

1. Pengaruh Sustainability Report berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan

Berdasarkan hasil uji yang menunjukkan bahwa

sustainability report tidak berpengaruh pada nilai suatu perusahaan,

yang mana menunjukkan bahwa hipotesis 1 (H1) ditolak.

Berdasarkan dari data yang diperoleh masih ada perusahaan yang

pada tahun penelitian ini belum meneribitkan sustainability report

diantaranya adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk tahun 2017, PT

Impack Pratama Industi Tbk tahun 2017 dan 2018, PT Chandra Asri

Petrochemical Tbk tahun 2017, PT Toba Pulp Lestari Tbk tahun

2017 2018, PT Phapros Tbk tahun 2017, PT Indofarma Tbk tahun

2017 dan 2018, dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

tahun 2017.

Sustainability Report memiliki peran penting untuk

membangun dan memperthankan kepercayaan untuk mencapai

ekonomi dan dunia yang berkelanjutan. Teori stakeholder

memegang peran penting dalam keberlangsungan suatu perusahaan,

karena stakeholder memiliki kemampuan dalam mengendalikan

daya yang diperlukan dalam keberlangsungan hidup suatu

perusahaan. Upaya yang dilakukan dalam menjaga hubungan

dengan pemangku kepentingan dan untuk menjaga kepentingan

masing-masing pihak maka dapat diterbitkan sustainability report

64
(Horisch et al., 2020). Dalam sustainability report memiliki

informasi yang transparan mengenai posisi dan kegiatan perusahaan

terhadap aspek ekonomi, lingkungan dan sosial. Oleh karena itu

dengan diterbitkannya sustainability report maka kinerja

perusahaan akan dinilai secara langsung oleh stakeholder yang

nantinya akan memberikan keputusan dalam memberikan kontribusi

terhadap perusahaan.

Hal ini tentunya konsisten dengan penelitian sebelumnya

yang telah dilakukan oleh Virgoria (2020), Aurin (2018), Ilham

(2016), Maria, Gaguk, dan Parawiyati (2020),Latifah dan

Luhur(2017), yang menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh

sustainability report terhadap nilai perusahaan. Pengungkapan

sustainability report tidak berpengaruh mungkin disebabkan karena

tidak lengkapnya perusahaan dalam menerbitkan sustainability

report.

2. Pengaruh dewan komisaris gender terhadap nilai perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian yang menunjukkan bahwa dewan

komisaris gender berpengaruh terhadap nilai suatu perusahaan, dimana

mengungkapkan bahwa hipotesis 2 (H2) diterima. Jumlah dewan

komisaris yang diambil merupakan jumlah dewan komisaris yang

memiliki gender wanita yang masih aktif dan menjabat di dalam

perusahaan tersebut.

65
Dewan komisaris memiliki tugas dan peran untuk mengawasi para

managemen dalam mengelola suatu perusahaan, menjembatani para

kepentingan principal para dewan direksi manajemen (Adestian,2015).

Keberagaman dewan komisaris dapat mempengaruhi pengambilan

keputusan perusahaan sehingga akan berpengaruh kepada nilai

perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Carter et.al.,

2010). Salah satu keberagamannya yaitu gender.

Keberagaman gender beberapa tahun belakangan ini menjadi viral.

Dimana wanita masih belum dianggap setara dan mampu dalam

menjabat sebagai dewan komisaris, karena menganggap wanita itu

lemah dan selalu cenderung untuk menghindari suatu resiko. Dengan

keberadaan wanita di dalam komposisi dewan komisaris tentunya akan

mampu membantu dalam memberikan pendapat serta dapat

mengurangi beban resiko.

Teori agensi (agency theory) memiliki arti bahwa hubungan agensi

akan muncul ketika satu orang atau lebih yang mempekerjakan orang

lain dengan bertujuan untuk memberikan suatu jasa dan setelah itu

mendelegasikan tugas pengambilan keputusannya kepada agen yang

sudah di percaya tersebut. Teori keagenan berfokus kepada para dewan

dalam mengawasi dan mengendalikan perilaku eksekutif. Oleh karena

itu dengan adanya diversitas pada perusahaan tentunya akan

memberikan pengalaman, attachment, dan pandangan berbeda dari

66
setiap orangnya yang mengelola pperusahaan dan mengungkapkan

informasi.

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang tidak konsisten,

maksudnya adalah ada yang mengungkapkan bahwa adanya pengaruh

signifikan terhadap dewan komisaris gender, ada pula yang

mengungkapkan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan terhadap

dewan komisaris gender. Seperti halnya penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Siti (2020) yang menjelaskan bahwa adanya pengaruh

signifikansi terkait dewan komisaris gender dengan nilai perusahaan.

3. Pengaruh proporsi dewan komisaris independen dengan nilai

perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian yang menunjukkan bahwa proporsi

dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan, dimana mengungkapkan bahwa hipotesis 3 (H3) ditolak.

Hal ini dikarenakan jumlah dewan komisaris independen lebih sedikit

jika dibandingkan dengan jumlah dewan komisaris, sehingga dengan

jumlah inilah tentunya akan mempengaruhi bahwa kurangnya dewan

komisaris independen yang menyebabkan tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan.

Menurut teori agensi, adanya sistem corporate governance akan

mengatasi pemasalahan keagenan dan asimteri informasi sehingga

dapat menyebabkan meningkatnya nilai pada suatu perusahaan.

67
Dalam agency theory dijelaskan bahwa semakin banyak dewan

komisaris independen di dalam dewan komisaris, maka semakin baik

dewan komisaris dalam pengawasan perusahaan. Menurut Jensen dan

Meckling (1976), teori keagenan, dewan komisaris membutuhkan

komisaris independen untuk mengawasi dan mengontrol tindakan-

tindakan direksi yang dimungkinkan terjadi perilaku oportunistik.

Hasil dari penelitian ini tentunya konsisten pada penelitian

sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Widya dan Yustina (2017),

Fitri dan Eliada (2019), Nathalia, Rosalina, dan Merlyn (2019), yang

mengungkapkan bahwa pengaruh proporsi dewan komisaris

independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

4. Pengaruh kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian yang menunjukkan bahwa kepemilikan

institusional tidak berpengaruh terhadap nilai suatu perusahaan,

dimana disimpulkan bahwa hipotesis 4 yang mengungkapkan bahwa

pengaruh kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan ditolak. Kepemilikan institusional dianggap mampu

memberikan dampak yang baik untuk nilai perusahaan. Menurut

Amrizal (2016) mengungkapkan bahwa semakin besar kepemilikan

institusional didalam perusahaan maka akan semakin besar pula

dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. kepemilikan

institusional mempunya kemampuan untuk mengendalikan dan

68
memonitoring manajemen secara efektif supaya dapat meningkatkan

kinerja manajemen.

Menurut agency theory Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan

bahwa semakin besar persentase saham yang dimiliki oleh investor

institusional maka akan menyebabkan aktivitas pengawasan menjadi

semakin efektif karena perilaku oportunis yang dilakukan oleh para

manajer dapat dikendalikan. Jika dilihat pada teori stakeholder,

semakin besar kepemilikan institusional dalam perusahaan maka

tekanan terhadap manajemen perusahaan untuk mengungkapkan

tanggungjawab sosial akan semakin besar.

Hasil dari penelitian ini tentunya konsisten kepada penelitian

sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Amrizal (2016), Tista dan

Dharma (2020), Laurensia dan Yeterina (2014), yang mengungkapkan

bahwa kepemilikan institusiona tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Soni

(2016) dan Lestari (2017) yang mengungkapkan bahwa adanya

pengaruh dari kepemilikan institusional terhadap nilai suatu

perusahaan.

Alasan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan dikarenakan kurangnya jumlah pemegang saham serta

kurang efektifnya dalam memonitoring perilaku manajer dalam suatu

perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya asimetri informasi

69
antara manajer dengan investor, atau investor belum mengetahuin

sepenuhnya semua informasi yang dimiliki oleh manajer.

5. Pengaruh komite audit dengan nilai perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian yang menyatakan bahwa tidak ada

pengaruh signifikansi terkait komite audit dengan nilai perusahaan.

Yang dapat disimpulkan bahwa hipotesis 5 (H5) yang mengungkapkan

bahwa pengaruh komite audit berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan ditolak. Menurut Effendi (2016), Ikatan Komite Audit

Indonesia (IKAI) mendefinisikan bahwa komite audit adalah suatu

komite yang bekerja secara professional dan independen, komite audit

dibentuk oleh dewan komisaris untuk menjalankan fungsi pengawasan

atas proses pelaporan keuangan, manajemen risiko, pelaksanaan audit,

dan implementasi dari corporate governance pada suatu perusahaan.

Menurut Wulandari (2011) mengungkapkan bahwa agency theory

memprediksikan bahwa pembentukan komite audit merupakan cara

untuk menyelesaikan agency problem. Hal ini dikarenakan fungsi

utama komite audit ialah mereview pengendalian manajemen internal

perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, serta

meningkatkan efektivitas fungsi audit. Teori stakeholder komite audit

ialah bertugas untuk memberikan suatu informasi tentang keuangan

perusahaan yang sudah dilakukan pengauditan oleh pihak eksternal.

70
Menurut Dewi (2018) mengungkapkan bahwa semakin banyak jumlah

komite audit akan semakin meningkatkan nilai suatu perusahaan. Yang

mana perusahaan yang memiliki nilai tinggi cenderung memiliki

kelengkapan dalam susunan perusahaannya salah satunya adalah

komite audit. Keberadaan komite audit akan meningkatkan efektifitas

kinerja perusanaan untuk melindungi kepentingan para pemegang

saham dari tindakan yang tidak diharapkan.

Hasil dari penelitian ini konsisten kepada penelitian sebelumnya

yang sudah dilakukan oleh Pangemanan & Universitymanado (2018)

yang mengungkapkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri

dan Eliada (2019) yang mengungkapkan bahwa adanya pengaruh

terkait komite audit dengan nilai perusahaan.

71
BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan semata-mata untuk mengetahui pengaruh yang akan

terjadi terkait sustainability report, dewan komisaris, proporsi dewan komisaris,

kepemilikan institusional, komite audit terhadap nilai suatu perusahaan.

berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan bahwa dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pengaruh Sustainability Report tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini disebabkan karena selam 4 periode

tersebut masih belum sepenuhnya menerbitkan Sustainability Report.

2. Pengaruh Dewan Komisaris gender berpengaruh positif signifikan

terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya dewan

komisaris gender wanita didalam komposisi dewan komisaris tentunya

akan mampu membantu dalam memberikan pendapat serta dapat

mengurangi beban resiko.

3. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen tidak berpengaruh

positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini disebabkan karena

jumlah dewan komisaris independen lebih sedikit jika dibandingkan

dengan jumlah dewan komisaris, sehingga dengan jumlah inilah

72
tentunya akan mempengaruhi bahwa kurangnya dewan komisaris

independen yang menyebabkan tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

4. Pengaruh Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh positif

signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini disebabkan karena

kurang efektifnya kepemilikan institusional dalam memonitoring

manajemen perusahaan, sehingga pengendalian perusahaan menjadi

rendah.

5. Pengaruh Komite Audit tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

Nilai Perusahaan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan

pada pelaporan keuangan yang telah dibuat oleh manajer.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki keterbatasan penelitian dimana pada penelitian ini

masih kurang dalam memiliki sampel, dikarenakan metode yang digunakan

untuk mencari sampel yaitu menggunakan purposive sampling sehingga masih

banyak yang belum menerbitkan sustainability report. Selain itu pada

pengujian determinasi (Adjusted R Square) adalah 7.8% yang artinya masih

ada variabel lain yang berpengaruh pada nilai perusahaan.

73
C. SARAN

Berdasarkan hasil diatas yang telah dijelaskan maka ada beberapa saran

yang bisa digunakan sebagain pertimbangan untuk penelitian selanjutnya,

yaitu diharapkan menambahkan variabel lain yang diluar penelitian ini,

contohnya kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, manajemen laba,

corporate responsibility, rasio keuangan dan beberapa variabel lainnya yang

berhubungan dengan nilai perusahaan.

74
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A. 2014. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kualitas


Pengungkapan Sustainability Report. Jurnal Audit Dan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Tanjungpura, 3(2), 65–84.
Clarissa, S. V., & Rasmini, N. K. 2018. The Effect of Sustainability Report on
Financial Performance With Good Corporate Governance Quality As a
Moderating Variable. International Journal of Sciences: Basic and Applied
Research, 40(2), 139–149.
Fatchan, I. N., & Trisnawati, R. 2016. Pengaruh Corporate Governance pada
Hubungan Sustainability Reporting dan Nilai Perusahaan. 1–14.
Fitria. 2013. Pelanggaran Direktur Dana Pensiun Pertamina Dalam Pelaksanaan
Good Corporate Governance. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699.
García Reyes, L. E. 2013. Pengaruh CGPI, Struktur Kepemilikan dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Hamidah, & Arisukma, A. A. 2020. The influence of corporate governance on
sustainability report management: The moderating role of audit committee.
Polish Journal of Management Studies, 21(1), 146–157.
https://www.doi.org/10.17512/pjms.2020.21.1.11.pdf.Diakses 30 Juni 2020
Indrianingsih, I., & Agustina, L. 2020. The Effect of Company Size, Financial
Performance, and Corporate Governance on the Disclosure of Sustainability
Report. Accounting Analysis Journal, 9(2), 116–122.
https://doi.org/10.15294/aaj.v9i2.31177
Kelvianto, I., & Mustamu, R. H. 2018. Implementasi Prinsip-Prinsip Good
Corporate Governance Untuk Keberlanjutan Usaha Pada Perusahaan Yang
Bergerak Di Bidang Manufaktur Pengolahan Kayu. Agora, 6(2), 287187.
Memperoleh, G., Sarjana, G., & Ashkhabi, I. R. 2015. Pengaruh Corporate
Governance, Struktur Kepemilikan Perusahaan Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Biaya Utang. In Accounting Analysis Journal (Vol. 4, Issue 3).
https://doi.org/10.15294/aaj.v4i3.8304
Putri, L. A. 2020. Analisis Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan
Terhadap Sustainability Report Perusahaan Publik.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/83679
Rudyanto, A., & Siregar, S. V. 2018. The effect of stakeholder pressure and
corporate governance on the sustainability report quality. International
Journal of Ethics and Systems, 34(2), 233–249.

75
https://doi.org/10.1108/IJOES-05-2017-0071
Suryaningsih, A. 2017. PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PRAKTIK
PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT (Studi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta, September, 1–9.
The, A., Of, I., & Governance, C. 2013. Arranging the Index of Corporate
Governance. Jurnal Dinamika Manajemen, 2(1), 1–16.
https://doi.org/10.15294/jdm.v2i1.2483
Tyas, V. A., & Khafid, M. 2020. The Effect of Company Characteristics on
Voluntary Disclosure with Corporate Governance as a Moderated Variables.
International Journal of Managerial Studies and Research, 8(10), 159–165.
https://doi.org/10.20431/2349-0349.0810004
Putra. 2016. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Ekonomi KIAT 27(2).
Limbago, E. dan Sulistiawan, D. 2017. Pengaruh Gender dalam Dewan Komisaris
terhadap Nilai Perusahaan dengan Family Control sebagai Variabel Moderasi
di Indonesia. Surabaya: Universitas Surabaya.
Pertiwi, Pratama. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance
terhadap Nilai Perusahaan Food and Beverage. Jurnal Managemen dan
Kewirausahaan 14(2), 118-127.
Kusuma. 2018. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report dan Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel
Pemoderasi pada Perusahaan yang Bergabung di ISSI dan Konvensional
Periode 2014-2016. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Ashkhabi. 2015. Pengaruh Corporate Governance Index, Struktur Kepemilikan
Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Biaya Utang. Skripsi. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Hamidah dan Arisukma. 2020. The Influence of Corporate Governance on
Sustainability Report Management: The Moderating Role of Audit Committee.
Polish Journal of Management Studies 21(1).
Adhan. 2018. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Corporate
Governance terhadap Sustainability Report. Skripsi. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Fatchan. 2016. Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan Sustainability
Report dan Nilai Perusahaan. Publikasi Ilmiah. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Suryaningsing. 2017. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Good Corporate
Governance terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability Report. Skripsi.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

76
Anggraini. 2020. Pengaruh Corporate Governance terhadap Luas Pengungkapan
Corporate Social Responsibility dalam Sustainability Report. Skripsi. Riau:
Universitas Riau.
Tobing, A.R. Zuhrotun. Dan Rusherlistyani. 2019. Pengaruh Kinerja Keuangan,
Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance terhadap Pengungkapan
Sustainability Report pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia. Reviu Akuntansi dan Bisnis Indonesia 3(1), 102-123.
Rudyanto, A. dan Siregar V.S. 2018. The Effect of Stakeholder Pressure and
Corporate Governance on the Sustainability Report Quality. International
Journal of Ethics and Systems 34(2), 233-249.
Putri, A.L. 2020. Analisis Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan
terhadap Sustainability Report Perusahaan Publik. Publikasi Ilmiah. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Clarissa dan Rasmini. 2018. The Effect of Sustainability Report on Financial
Performance with Good Corporate Governance Quality as a Moderating
Variable. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research
40(2), 139-149.
Surifah. 2011. Arranging the Index of Corporate Governance. Jurnal Dinamika
Manajemen 2(1), 1-16.
Kelvianto dan Mustamu. 2018. Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate
Governance untuk Keberlanjutan Usaha pada Perusahaan yang Bergerak di
Bidang Manufaktur Pengolahan Kayu. AGORA 6(2), 1-7.
Aziz. 2014. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kualitas
Pengungkapan Sustainability Report. Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Tanjungpura 3(2), 65-84.
Kusuma, Budiharto, dan Priyono. 2019. Pelanggaran Direktur Dana Pensiun
Pertamina dalam Pelaksanaan Good Corporate Governance. Diponegoro Law
Journal 8(4).

77
LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Perusahaan yang Menerbitkan Sustainability Report

No Kode Nama Perusahaan 2017 2018 2019 2020


1. BBTN Bank Tabungan Negara ✓ ✓ ✓ ✓
2. NISP Bank OCBC NISP ✓ ✓ ✓ ✓
3. BMRI Bank Mandiri ✓ ✓ ✓ ✓
4. BBRI Bank Rakyat Indonesia ✓ ✓ ✓ ✓
5. ANJT Austindo Nusantara Jaya ✓ ✓ ✓ ✓
6. JSMR Jasa Marga ✓ ✓ ✓ ✓
7. TINS Timah ✓ ✓ ✓ ✓
8. MEDC Medco Energi ✓ ✓ ✓ ✓
Internasional
9. WSKT Waskita Karya ✓ ✓ ✓ ✓
10. EXCL XL Axiata ✓ ✓ ✓ ✓
11. PTBA Bukit Asam ✓ ✓ ✓ ✓
12. ITMG Indo Tambangraya Megah ✓ ✓ ✓ ✓
13. AKRA AKR Corporindo ✓ ✓ ✓ ✓
14. SSMS Sawit Sumbernas Sarana ✓ ✓ ✓ ✓
15. BBNI Bank Negara Indonesia ✓ ✓ ✓ ✓
16. PGAS Perusahaan Gas Negara ✓ ✓ ✓ ✓
17. INTP Inducement Tunggal ✓ ✓ ✓ ✓
Prakasa
18. BRMS Bumi Resources Minerals ✓ ✓ ✓ ✓
19. ELSA Elnusa ✓ ✓ ✓ ✓
20. BNLI Bank Permata ✓ ✓ ✓ ✓
21. PTRO Pertosea ✓ ✓ ✓ ✓
22. ASII Astra Internasional ✓ ✓ ✓ ✓
23. BNGA Bank CIMB Niaga ✓ ✓ ✓ ✓
24. BUMI Bumi Resources ✓ ✓ ✓ ✓

78
25. BWPT Eagle High Plantations ✓ ✓ ✓ ✓
26. JPFA JAPFA Comfeed ✓ ✓ ✓ ✓
Indonesia
27. INCO Vale Indonesia ✓ ✓ ✓ ✓
28. BJTM Bank pembangunan Jatim ✓ ✓ ✓ ✓
29. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia ✓ ✓ ✓ ✓
30. KLBF Kalbe Farma ✓ ✓ ✓ ✓
31. ANTM Aneka Tambang ✓ ✓ ✓ ✓
32. BFIN BFI Finance Indonesia ✓ ✓ ✓ ✓
33. INDY Indika Energy ✓ ✓ ✓ ✓
34. PPRO PP Properti ✓ ✓ ✓ ✓
35. MDKA Merdeka Copper Gold - ✓ ✓ ✓
36. WTON Wijaya Karya Beton ✓ ✓ ✓ ✓
37. TPIA Chandra Asri - ✓ ✓ ✓
Petrochemical
38. UNTR United Tractors ✓ ✓ ✓ ✓
39. INRU Toba Pulp Lestari - - ✓ ✓
40. PEHA Phapros - ✓ ✓ ✓
41. WSBP Waskita Beton Precast ✓ ✓ ✓ ✓
42. BSI Bank Syariah Indonesia ✓ ✓ ✓ ✓
43. SMGR Semen Indonesia ✓ ✓ ✓ ✓
44. FPNI Lotte Chemical Titan ✓ ✓ ✓ ✓
45. SIDO Industi Sidomuncul - ✓ ✓ ✓

79
Lampiran 2. Variabel Sustainability Report

No Kode Tahun Sustainability Report GRI-G4


1. BBTN 2017 0.318681
2018 0.274725
2019 0.285714
2020 0.285714
2. NISP 2017 0.175824
2018 0.043956
2019 0.087912
2020 0.120879
3. BMRI 2017 0.054945
2018 0.10989
2019 0.263736
2020 0.263736
4. BBRI 2017 0.076923
2018 0.263736
2019 0.208791
2020 0.340659
5. ANJT 2017 0.131868
2018 0.153846
2019 0.307692
2020 0.483516
6. JSMR 2017 0.120879
2018 0.186813
2019 0.340659
2020 0.263736
7. TINS 2017 0.461538
2018 0.450549
2019 0.505495
2020 0.230769

80
8. MEDC 2017 0.21978
2018 0.230769
2019 0.252747
2020 0.197802
9. WSKT 2017 0.21978
2018 0.791209
2019 0.78022
2020 0.384615
10. EXCL 2017 0.230769
2018 0.230769
2019 0.285714
2020 0.285714
11. PTBA 2017 0.252747
2018 0.307692
2019 0.472527
2020 0.604396
12. ITMG 2017 0.131868
2018 0.10989
2019 0.21978
2020 0.241758
13. AKRA 2017 0.230769
2018 0.285714
2019 0.285714
2020 0.296703
14. SSMS 2017 0.56044
2018 0.373626
2019 0.175824
2020 0.164835
15. BBNI 2017 0.076923
2018 0.087912

81
2019 0.076923
2020 0.164835
16. PGAS 2017 0.230769
2018 0.318681
2019 0.626374
2020 0.450549
17. INTP 2017 0.153846
2018 0.142857
2019 0.131868
2020 0.197802
18. BRMS 2017 0.197802
2018 0.285714
2019 0.274725
2020 0.252747
19. ELSA 2017 0.131868
2018 0.054945
2019 0.054945
2020 0.087912
20. BNLI 2017 0.230769
2018 0.197802
2019 0.208791
2020 0.263736
21. PTRO 2017 0.296703
2018 0.285714
2019 0.285714
2020 0.516484
22. ASII 2017 0.21978
2018 0.21978
2019 0.241758
2020 0.230769

82
23. BNGA 2017 0.142857
2018 0.153846
2019 0.230769
2020 0.32967
24. BUMI 2017 0.197802
2018 0.318681
2019 0.450549
2020 0.428571
25. BWPT 2017 0.230769
2018 0.274725
2019 0.274725
2020 0.197802
26. JPFA 2017 0.241758
2018 0.340659
2019 0.285714
2020 0.472527
27. INCO 2017 0.120879
2018 0.362637
2019 0.318681
2020 0.43956
28. BJTM 2017 0.186813
2018 0.483516
2019 0.351648
2020 0.164835
29. CEKA 2017 0.32967
2018 0.362637
2019 0.461538
2020 0.197802
30. KLBF 2017 0.098901
2018 0.142857

83
2019 0.131868
2020 0.307692
31. ANTM 2017 0.362637
2018 0.32967
2019 0.175824
2020 0.340659
32. BFIN 2017 0.164835
2018 0.164835
2019 0.197802
2020 0.208791
33. INDY 2017 0.098901
2018 0.120879
2019 0.21978
2020 0.087912
34. PPRO 2017 0.186813
2018 0.351648
2019 0.395604
2020 0.351648
35. MDKA 2018 0.131868
2019 0.131868
2020 0.164835
36. WTON 2017 0.208791
2018 0.164835
2019 0.208791
2020 0.175824
37. TPIA 2018 0.197802
2019 0.043956
2020 0.186813
38. UNTR 2017 0.230769
2018 0.175824

84
2019 0.164835
2020 0.197802
39. INRU 2019 0.131868
2020 0.131868
40. PEHA 2018 0.274725
2019 0.263736
2020 0.263736
41. WSBP 2017 0.428571
2018 0.318681
2019 0.318681
2020 0.21978
42. BSI 2017 0.164835
2018 0.197802
2019 0.230769
2020 0.043956
43. SMGR 2017 0.10989
2018 0.131868
2019 0.230769
2020 0.384615
44. FPNI 2017 0.296703
2018 0.318681
2019 0.307692
2020 0.286714
45. SIDO 2018 0.263736
2019 0.252747
2020 0.3077692

85
Lampiran 3. Variabel Dewan Komisaris Gender-Proporsi Dewan Komisaris
Independen

No Kode Tahun Dewan Proporsi Dewan


Komisaris Komisaris Independen
Gender
1. BBTN 2017 1 0.625
2018 1 0.555555556
2. NISP 2017 1 0.625
2018 1 0.625
2019 1 0.777777778
2020 1 0.75
3. BMRI 2017 1 0.545454545
2018 0 0.5
2019 0 0.538461538
2020 2 0.5
4. BBRI 2017 1 0.555555556
2018 1 0.625
2019 2 0.625
2020 2 0.6
5. ANJT 2017 0 0.5
2018 0 0.5
2019 0 0.5
2020 0 0.428571429
6. JSMR 2017 0 0.333333333
2018 1 0.333333333
2019 1 0.333333333
2020 1 0.4
7. TINS 2017 0 0.4
2018 0 0.4
2019 0 0.5

86
2020 0 0.6
8. MEDC 2018 1 0.4
2018 1 0.4
2019 1 0.5
9. WSKT 2017 0 0.333333333
2018 0 0.428571429
2019 0 0.375
2020 0 0.571428571
10. EXCL 2017 1 0.333333333
2018 1 0.333333333
2020 1 0.333333333
11. PTBA 2018 0 0.5
2019 0 0.333333333
2020 0 0.333333333
12. ITMG 2017 1 0.333333333
2018 1 0.333333333
2019 1 0.5
2020 1 0.428571429
13. AKRA 2017 0 0.333333333
2018 0 0.333333333
2019 0 0.333333333
2020 0 0.333333333
14. SSMS 2017 0 0.333333333
2018 0 0.5
2019 0 0.5
2020 0 0.5
15. BBNI 2017 0 0.5
2018 0 0.555555556
2019 1 0.555555556
2020 1 0.545454545

87
16. PGAS 2017 1 0.4
2018 0 0.4
2019 0 0.5
2020 0 0.5
17. INTP 2017 0 0.428571429
2018 0 0.333333333
2019 0 0.333333333
2020 0 0.333333333
18. BRMS 2017 0 0.666666667
2018 0 0.666666667
2019 0 0.666666667
2020 0 0.333333333
19. ELSA 2017 0 0.4
2018 0 0.4
2019 0 0.4
2020 0 0.5
20. BNLI 2017 0 0.5
2018 0 0.5
2019 0 0.5
2020 1 0.5
21. PTRO 2017 0 0.4
2018 0 0.4
2019 0 0.4
2020 0 0.4
22. ASII 2017 2 0.384615385
2018 1 0.272727273
2019 1 0.3
2020 1 0.3
23. BNGA 2017 1 0.444444444
2018 1 0.5

88
2019 1 0.5
2020 1 0.428571429
24. BUMI 2017 0 0.375
2018 0 0.375
2019 0 0.375
2020 0 0.428571429
25. BWPT 2017 0 0.4
2018 0 0.4
2019 0 0.5
2020 0 0
26. JPFA 2017 1 0.5
2018 1 0.5
2019 1 0.5
2020 1 0.6
27. INCO 2017 2 0.3
2018 0 0.333333333
2019 0 0.333333333
2020 1 0.3
28. BJTM 2017 0 0.6
2018 0 0.5
2019 0 0.5
2020 0 0.5
29. CEKA 2017 0 0.333333333
2018 0 0.333333333
2019 0 0.333333333
2020 0 0.333333333
30. KLBF 2020 3 0.428571429
31. ANTM 2017 0 0.333333333
2018 0 0.333333333
2019 0 0.25

89
2020 0 0.285714286
32. BFIN 2017 1 0.428571429
2018 1 0.428571429
2019 1 0.428571429
2020 1 0.428571429
33. INDY 2017 0 0.5
2018 0 0.4
2019 0 0.4
2020 0 0.4
34. PPRO 2017 1 0.5
2018 1 0.5
2019 1 0.5
2020 0 0.666666667
35. MDKA 2019 0 0.2
36. WTON 2018 1 0.428571429
2019 1 0.5
2020 1 0.4
37. TPIA 2018 1 0.375
38. UNTR 2017 1 0.333333333
2018 1 0.333333333
2019 1 0.333333333
2020 1 0.333333333
39. INRU 2019 1 0.666666667
2020 1 0.666666667
40. PEHA 2018 1 0.5
2019 1 0.5
2020 1 0.5
41. WSBP 2017 1 0.5
2018 1 0.4
2019 1 0.6

90
42. BSI 2017 1 0.75
2019 1 0.5
2020 1 0.5
43. SMGR 2018 0 0.285714286
2019 0 0.285714286
2020 0 0.285714286
44. FPNI 2017 1 0.5
2018 1 0.5
2019 1 0.5
2020 1 0.5
45. SIDO 2018 1 0.4
2020 1 0.4

91
Lampiran 4. Variabel Kepemilikan Institusional-Komite Audit
No Kode Tahun Kepemilikan Komite Audit
Institusional
1. BBTN 2017
0 6
2018
0 7
2. NISP 2017
1 3
2018
1 4
2019
1 4
2020
1 3
3. BMRI 2017
0 4
2018
0 4
2019
0 8
2020
0 8
4. BBRI 2017
0 6
2018
0 6
2019
0 7
2020
0 8
5. ANJT 2017
1 3
2018
1 3
2019
1 3
2020
1 5
6. JSMR 2017
0 3
2018
0 5
2019
0 5
2020
0 4
7. TINS 2017
1 4
2018
1 3
2019
1 4
2020
1 4
8. MEDC 2018
1 3

92
2018
1 4
2019
1 3
9. WSKT 2017
0 2
2018
0 3
2019
0 3
2020
0 3
10. EXCL 2017
0 3
2018
0 4
2020
0 3
11. PTBA 2018
1 4
2019
1 4
2020
1 4
12. ITMG 2017
7 4
2018
7 4
2019
7 4
2020
7 4
13. AKRA 2017
0 3
2018
1 3
2019
1 3
2020
1 3
14. SSMS 2017
1 3
2018
1 3
2019
1 4
2020
0 4
15. BBNI 2017
0 3
2018
0 4
2019
0 4
2020
0 5
16. PGAS 2017
0 5
2018
1 5

93
2019
1 6
2020
1 5
17. INTP 2017
1 3
2018
1 3
2019
1 3
2020
1 3
18. BRMS 2017
1 4
2018
1 4
2019
1 4
2020
0 4
19. ELSA 2017
0 3
2018
0 3
2019
0 3
2020
0 4
20. BNLI 2017
1 3
2018
1 4
2019
1 4
2020
1 4
21. PTRO 2017
1 3
2018
1 3
2019
1 3
2020
1 5
22. ASII 2017
1 3
2018
1 3
2019
1 3
2020
1 3
23. BNGA 2017
1 4
2018
1 4
2019
1 4
2020
1 3

94
24. BUMI 2017
0 4
2018
0 4
2019
0 4
2020
1 3
25. BWPT 2017
1 2
2018
1 3
2019
1 3
2020
2 3
26. JPFA 2017
3 3
2018
2 3
2019
2 3
2020
1 4
27. INCO 2017
1 4
2018
1 4
2019
1 3
2020
0 5
28. BJTM 2017
0 4
2018
0 8
2019
0 3
2020
1 3
29. CEKA 2017
1 3
2018
1 3
2019
1 3
2020
1 3
30. KLBF 2020
1 5
31. ANTM 2017
1 5
2018
1 4
2019
1 5
2020
1 3
32. BFIN 2017
1 3

95
2018
1 3
2019
1 3
2020
1 3
33. INDY 2017
1 3
2018
1 3
2019
1 3
2020
1 3
34. PPRO 2017
1 3
2018
1 3
2019
1 3
2020
0 3
35. MDKA 2019
1 3
36. WTON 2018
1 3
2019
1 3
2020
1 3
37. TPIA 2018
1 5
38. UNTR 2017
1 3
2018
1 3
2019
1 3
2020
1 3
39. INRU 2019
1 3
2020
1 3
40. PEHA 2018
1 3
2019
1 3
2020
1 4
41. WSBP 2017
1 3
2018
1 3
2019
1 5
42. BSI 2017
1 5
2019
1 5

96
2020
0 4
43. SMGR 2018
0 4
2019
0 4
2020
1 3
44. FPNI 2017
1 3
2018
1 3
2019
1 3
2020
1 3
45. SIDO 2018
1 3
2020
0 6

97
Lampiran 5. Variabel Dependen Nilai Perusahaan
No Kode Tahun Nilai Perusahaan
1. BBTN 2017
1.745166533
2018
1.128275777
2. NISP 2017
0.0720092
2018
0.050573989
2019
0.987988377
2020
0.80309583
3. BMRI 2017
0.70084634
2018
0.630760139
2019
2.19599922
2020
1.860759619
4. BBRI 2017
1.713433064
2018
1.523078599
2019
2.672368826
2020
2.436620473
5. ANJT 2017
2.599436214
2018
2.572900242
2019
0.670083393
2020
0.657063063
6. JSMR 2017
0.567950727
2018
0.410008208
2019
2.530054124
2020
1.537883587
7. TINS 2017
1.619939166
2018
1.356331363
2019
0.952242117
2020
0.862182836
8. MEDC 2018
1.168490559
2018
2.238787329

98
2019
9.499054539
9. WSKT 2017
8.620455318
2018
9.286312425
2019
10.68562213
2020
0.204934562
10. EXCL 2017
0.586916733
2018
0.768247247
2020
0.814821176
11. PTBA 2018
1.318328091
2019
0.789425829
2020
0.692251955
12. ITMG 2017
1.179093643
2018
1.462557544
2019
1.153685378
2020
0.176062803
13. AKRA 2017
1.527243311
2018
8.554517149
2019
2.785769058
2020
1.615732909
14. SSMS 2017
1.855295382
2018
1.627422013
2019
1.572927913
2020
0.977305631
15. BBNI 2017
1.232789489
2018
2.817406395
2019
1.734998875
2020
1.575272014
16. PGAS 2017
1.209387929
2018
3.188670966
2019
2.925956371

99
2020
1.978245525
17. INTP 2017
2.444420464
2018
1.829689332
2019
1.486840112
2020
1.171098638
18. BRMS 2017
1.020228671
2018
0.656139661
2019
1.070056094
2020
1.084317589
19. ELSA 2017
0.905009644
2018
3.290493872
2019
2.924809532
2020
3.034429856
20. BNLI 2017
2.402833376
2018
0.199372802
2019
0.236068565
2020
0.296665486
21. PTRO 2017
0.417836939
2018
0.889617683
2019
0.760767226
2020
0.624414194
22. ASII 2017
0.686743941
2018
0.814788816
2019
0.774387487
2020
1.475789287
23. BNGA 2017
2.51070867
2018
0.591114418
2019
0.627963894
2020
0.507711761
24. BUMI 2017
0.560723485

100
2018
2.082314321
2019
1.909678226
2020
1.485188334
25. BWPT 2017
1.247932545
2018
0.918180101
2019
0.580977359
2020
0.560167867
26. JPFA 2017
0.609113043
2018
4.109564873
2019
1.074771954
2020
0.687456831
27. INCO 2017
2.369489763
2018
1.072122902
2019
0.869844518
2020
1.072882919
28. BJTM 2017
1.301631585
2018
1.708835951
2019
2.798869012
2020
1.513034745
29. CEKA 2017
1.505387122
2018
1.052234794
2019
1.146396275
2020
1.241812272
30. KLBF 2020
1.67213187
31. ANTM 2017
1.36026858
2018
1.219899812
2019
1.088605904
2020
1.028052938
32. BFIN 2017
82.4444252
2018
45.71073113

101
2019
60.67178582
2020
56.79189803
33. INDY 2017
0.849958408
2018
0.837687023
2019
0.878329937
2020
0.84243862
34. PPRO 2017
5.701653602
2018
4.658520644
2019
4.545648015
2020
3.795778613
35. MDKA 2019
5981.324379
36. WTON 2018
3816.484278
2019
1752.181972
2020
655.3027982
37. TPIA 2018
0.812279461
38. UNTR 2017
0.931328848
2018
1.113195466
2019
2.442296778
2020
2.213917153
39. INRU 2019
1.711554005
2020
1.470611848
40. PEHA 2018
1.35352351
2019
0.953235777
2020
0.488423862
41. WSBP 2017
0.396910368
2018
0.692852088
2019
2.331302192
42. BSI 2017
1.240183493
2019
0.927634067
2020
1.275799403

102
43. SMGR 2018
12.10328114
2019
2.979580621
2020
6.293685392
44. FPNI 2017
3.603790988
2018
4.368888258
2019
1.585820906
2020
2.292218954
45. SIDO 2018
2.049414489
2020
3.341649504

103
Lampiran 6. Indeks Kategori GRI-G4
KATEGORI EKONOMI
-Kinerja Ekonomi EC1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan

EC2 Implikasi finansial dan risiko serta peluang

EC3 Cakupan kewajiban organisasi atas program

EC4 Bantuan financial yang diterima dari


-Keberadaan Pasar EC5 Rasio upah standar pegawai pemula (entry

level) menurut gender dibandingkan dengan

upah minimum regional di lokasi-lokasi

operasional yang signifikan

EC6 Perbandingan manajemen senior yang

dipekerjakan dari masyarakat lokal di lokasi

operasi yang signifikan

-Dampak Ekonomi Tidak EC7 Pembangunan dan dampak dari

investasi infrastruktur dan jasa yang diberikan


Langsung
EC8 Dampak ekonomi tidak langsung yang

signifikan, termasuk besarnya dampak

-Praktek Pengadaan EC9 Perbandingan dari pembelian pemasok

lokal di operasional yang signifikan


KATEGORI LINGKUNGAN
-Bahan EN1 Bahan yang digunakan berdasarkan berat

atau Volume

104
EN2 Persentase bahan yang digunakan yang

merupakan bahan input daur ulang

-Energi EN3 Konsumsi energi dalam organisasi


EN4 Konsumsi energi diluar organisasi
EN5 Intensitas Energi
EN6 Pengurangan konsumsi energi
-Air EN7 Konsumsi energi diluar organisasi
EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber

EN9 Sumber air yang secara signifika dipengaruhi

oleh pengambilan air

EN10 Persentase dan total volume air yang

didaur ulang dan digunakan kembali


-Keanekaragaman Hayati EN11 Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki,

disewa, dikelola didalam, atau yang berdekatan

dengan, kawasan lindung dan kawasan dengan

nilai keanekaragaman hayati tinggi diluar


EN12 Uraian dampak signifikan kegiatan, produk,

dan jasa terhadap keanekaragaman hayati di

kawasan lindung dan kawasan dengan nilai

keanekaragaman hayati tinggi diluar kawasan

lindung
EN13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan

105
EN14 Jumlah total spesies dalam iucn red list dan

spesies dalam daftar spesies yang dilindungi

nasional dengan habitat di tempat yang

dipengaruhi operasional, berdasarkan tingkat

risiko kepunahan
-Emisi EN15 Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung

(cakupan 1)
EN16 Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak

langsung (Cakupan 2)

EN17 Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak langsung

lainnya (Cakupan 3)
EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK)

EN19 Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK)


EN20 Emisi bahan perusak ozon (BPO)
EN21 NOX, SOX, dan emisi udara signifikan lainnya

-Efluen dan Limbah EN22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan

tujuan

EN23 Bobot total limbah berdasarkan jenis dan

metode pembuangan
EN24 Jumlah dan volume total tambahan signifikan

106
EN25 Bobot limbah yang dianggap berbahaya

menurut ketentuan konvensi basel 2 lampiran I,

II, III, dan VIII yang diangkut, diimpor,

diekspor, atau diolah, dan persentase limbah

yang diangkut untuk pengiriman internasional

EN26 Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai

keanekaragaman hayati dari badan air dan

habitat terkait yang secara signifikan terkait

dampak dari pembuangan dan air limpasan dari

organisasi

-Produk dan Jasa EN27 Tingkat mitigasi dampak terhadap

lingkungan produk dan jasa

EN28 Persentase produk yang terjual dan

kemasannya yang direklamasi menurut

kategori
-Kepatuhan EN29 Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total

sanksi non-moneter atas ketidakpastian

terhadap UU dan peraturan lingkungan

107
-Transportasi EN30 Dampak lingkungan signifikan dari

pengangkutan produk dan barang lain serta

bahan untuk operasional organisasi dan

pengangkutan tenaga kerja

-Lain-lain EN31 Total pengeluaran dan invenstasi perlindungan

perlindungan lingkungan berdasarkan jenis


-asesmen pemasok atas EN32 Persentase penapisan pemasok baru

lingkungan menggunakan kriteria lingkungan

EN33 Dampak lingkungan negatif signifikan aktual

dan potensial dalam rantai pasokan dan

tindakan yang diambil


-mekanisme pengaduan EN34 Jumlah pengduan tentang dampak lingkungan

masalah lingkungan yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan

melalui mekanisme pengaduan resmi

KATEGORI SOSIAL

SUB-KATEGORI: PRAKTEK K E T E N A G A K E R J A A N DAN

KENYAMANAN BEKERJA
-Kepegawaian LA1 Jumlah total dan tingkat perekrutan

karyawan baru dan turnover karyawan

menurut kelompok umur, gender, dan

wilayah

108
LA2 Tunjangan yang diberikan bagi karyawan

purnawaktu yang tidak diberikan bagi

karyawan sementara atau paru waktu,

berdasarkan lokasi operasi yang signifikan

LA3 Tingkat kembali bekerja dan tingkat

retensi setelah cuti melahirkan,

menurut jender
-Hubungan industrial LA4 Jangka waktu minimum pemberitahuan

mengenai perubahan operasional,

termasuk apakah hal tersebut tercantum

dalam perjanjian bersama


-kesehatan dan Keselamatan LA5 Persentase total tenaga kerja yang diwakili

Kerja VV dalam komite bersama formal manjemen-

pekerja yang membantu mengawasi dan

memberikan saran program kesehatan dan

keselamatan kerja

LA6 Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat

kerja, hari hilang, dan kemangkiran, serta

jumlah total kematian akibat kerja,

menurut daerah dan gender

LA7 Pekerja yang sering terkena atau beresiko

tinggi terkena penyakit yang terkait

dengan pekerjaan mereka

109
LA8 Topik kesehatan dan keselamatan yang

tercakup dalam perjanjian formal dengan

serikat pekerja

-Pelatihan dan Pendidikan LA9 Jam pelatihan rata-rata per tahun per

karyawan menurut gender dan menurut

kategori karyawan
LA10 Program untuk manajemen keterampilan

dan pembelajaran seumur hidup yang

mendukung keberlanjutan kerja karyawan

dan membantu mereka mengelola purna

bakti
LA11 Persentase karyawan yang menerima

review kinerja dan pengembangan karier

secara reguler, menurut gender dan

kategori karyawan

-keberagaman dan kesetaraan LA12 Komposisi badan tata kelola dan

peluang pembagian karyawan per kategori

karyawan menurut gender, kelompok usia,

keanggotaan kelompok minoritas, dan

indikator keberagaman lainnya

-Kesetaraan Remunerasi LA13 Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi

perempuan terhadap laki-laki menurut


Perempuan dan Laki-laki
kategori karyawan, berdasrkan lokasi

operasional yang signifikan

110
-Asesmen Pemasok Terkait LA14 Persentase penapisan pemasok baru

Praktik Ketenagakerjaan menggunakan kriteria praktik

ketenagakerjaan
LA15 Dampak negatif aktual dan potensial yang

signifikan terhadap praktik ketenagakerjaan

dalam rantai pemasok dan tindakan yang

diambil

LA16 Jumlah pengaduan tentang praktik

ketenagakerjaan yang di ajukan, di tangani,

dan di selesaikan melalui pengaduan resmi.

SUB-KATEGORI: HAK ASASI MANUSIA


-Investasi HR1 Jumlah total dan persentase perjanjian

dan kontrak investasi yang signifikan

yang menyertakan klausul terkait hak

asasi manusia atau penapisan berdasarkan

hak asasi masnusia


HR2 Jumlah waktu pelatihan karyawan

tentang kebijakan atau prosedur hak asasi

manusia terkait dengan aspek hak asasi

manusia yang relevan dengan operasi,

termasuk persentase karyawan yang

dilatih

111
-Non-diskriminasi HR3 Jumlah total insiden diskriminasi dan

tindakan korektif yang diambil


-kebebasan berserikat dan HR4 Operasi pemasok teridentifikasi yang

mungkin melanggar atau beresiko tinggi


Perjanjian Kerja Bersama
melanggar hak untuk melaksanakan

kebebasan berserikat dan perjanjian kerja

sama, dan tindakan yang diambil untuk

mendukung hak-hak tersebut

-pekerja anak HR5 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi

beresiko tinggi melakukan eksploitasi

pekerja anak dan tindakan yang diambil

untuk berkontribusi dalam penghapusan

pekerja anak yang efektif

-pekerja paksa atau Wajib Kerja HR6 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi

berisiko tinggi melakukan pekerja paksa

atau wajib kerja dan tindakan untuk

berkontribusi dalam penghapusan segala

bentuk pekerja paksa atau wajib kerja

112
-praktik pengamanan HR7 Persentase petugas pengamanan yang

dilatih dalam kebijakan atau prosedur hak

asasi manusia diorganisasi yang relevan

dengan operasi
-hak adat HR8 Jumlah total insiden pelanggaran yang

melibatkan hak-hak masyarakat adat dan

tindakan yang diambil


-Asesmen HR9 Jumlah total dan persentase operasi yang

telah melakukan review atau asesmen

dampak hak asasi manusia

-asesmen pemasok atas hak asasi HR10 Persentase penapisan pemasok baru

manusia menggunakan kriteria hak asasi manusia

HR11 Dampak negatif aktual dan potensial

yang signifikan terhadap hak asasi

manusia dalam rantai pemasok dan

tindakan yang diambil

-Mekanisme Pengaduan HR12 Jumlah pengaduan tentang dampak

terhadap hak asasi manusia yang


Masalah Hak Asasi
diajukan, ditangani, dan diselesaikan
Manusia
melalui mekanisme pengaduan formal

113
SUB-KATEGORI: MASYARAKAT
-Masyarakat Lokal SO1 Persentase operasi dengan pelibatan

masyarakat lokal, asesmen

dampak, dan program

pengembangan yang diterapkan

SO2 Operasi dengan dampak negatif

aktual dan potensial yang signifikan

terhadap masyarakat lokal

-Anti-Korupsi SO3 Jumlah total dan persentase operasi

yang dinilai terhadap risiko terkait

dengan korupsi dan risiko signifikan

yang teridentifikasi

SO4 Komunikasi dan pelatihan mengenai

kebijakan dan prosedur anti-korupsi

SO5 Insiden korupsi yang terbukti dan

tindakan yang diambil


-Kebijakan Publik SO6 Nilai total kontribusi politik berdasarkan

negara dan penerima/penerima manfaat


-Anti Persaingan SO7 Jumlah total tindakan hukum

terkait Anti Persaingan, anti-trust, serta

praktik monopoli dan hasilnya


-Kepatuhan SO8 Nilai moneter denda yang signifikan

dan jumlah total sanksi non-moneter

atas ketidakpatuhan terhadap undang-

114
-Asesmen Pemasok Atas S09 Persentase penapisan pemasok baru

menggunakan kriteria untuk dampak


Dampak Terhadap Masyarakat
terhadap masyarakat
SO10 Dampak negatif aktual dan

potensial yang signifikan terhadap

masyarakat dalam rantai pasokan dan

tindakan yang diambil

-Mekanisme Pengaduan SO11 Jumlah pengaduan tentang dampak

terhadap masyarakat yang diajukan,


Dampak Terhadap Masyakat
ditangani, dan diselesaikan melalui

mekanisme pengaduan resmi

SUB-KATEGORI: TANGGUNGJAWAB ATAS PRODUK


-kesehatan keselamatan PR1 Persentase kategori produk dan jasa yang

pelanggan signifikan dampaknya terhadap kesehatan

dan keselamatan yang dinilai untuk

peningkatan
PR2 Total jumlah insiden ketidakpatuhan

terhadap peraturan dan koda sukarela

terkait dampak kesehatan dan

keselamatan dari produk dan

jasasepanjang daur hidup, menurut jenis

115
-Pelabelan Produk dan Jasa PR3 Jenis informasi produk dan jasa

yang diharuskan oleh prosedur organisasi

terkait dengan informasi dan pelabelan

produk dan jasa, serta persentase

kategori produk dan jasa yang signifikan

harus mengikuti persyaratan informasi

sejenis

PR4 Jumlah total Insiden ketidakpatuhan

terhadap peraturan dan koda sukarela

terkait dengan informasi dan

pelabelan produk dan jasa, menurut

jenis hasil
PR5 Hasil survei untuk mengukur

kepuasan pelanggan

-Komunikasi Pemasaran PR6 Penjualan produk yang dilarang atau

disengketakan

PR7 Jumlah total Insiden ketidakpatuhan

terhadap peraturan dan koda sukarela

tentang komunikasi pemasaran, termasuk

iklan, promosi, dan sponsor, menurut

jenis hasil

116
-Privasi Pelanggan PR8 Jumlah total keluhan yang terbukti

terkait dengan pelanggaran privasi

pelanggan dan hilangnya data pelanggan

-Kepatuhan PR9 Nilai moneter denda yang signifikan

atas ketidakpatuhan terhadap undang-

undang dan peraturan terkait

117
Lampiran 7. Hasil Olah Data dengan Uji SPSS 22

1. Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1_SR 156 .21 .89 .4929 .12553


X2_DEKOM 156 .00 1.73 .3913 .52739
X3_PKomInd 156 .00 .88 .6582 .09780
X4_KEPINS 156 .00 2.55 .7095 .46525
X5_KOMIT 156 1.41 2.83 1.9133 .26536
Y_NP 156 .45 1.95 1.1452 .31950
Valid N (listwise) 156

118
2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 156
Normal Parametersa,b Mean -.0280662
Std. Deviation .30793869
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .060
Negative -.053
Test Statistic .060
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

119
b. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .329a .108 .078 .30674 1.289

a. Predictors: (Constant), X5_KOMIT, X1_SR, X3_PKomInd, X2_DEKOM, X4_KEPINS


b. Dependent Variable: Y_NP

120
c. Uji Multikorelasi

Coefficientsa

Standardiz
Unstandardized ed Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics

Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF

1 (Constant) 1.602 .254 6.316 .000

X1_SR -.088 .201 -.035 -.438 .662 .949 1.054

X2_DEKO
.132 .048 .218 2.726 .007 .933 1.072
M

X3_PKomI
-.673 .261 -.206 -2.582 .011 .933 1.071
nd

X4_KEPIN
-.103 .056 -.150 -1.857 .065 .906 1.104
S

X5_KOMIT .027 .103 .022 .260 .795 .818 1.223

a. Dependent Variable: Y_NP

121
d. Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1(Constant) .401 .145 2.765 .006

X1_SR -.198 .115 -.141 -1.720 .088

X2_DEKOM -.053 .028 -.160 -1.929 .056

X3_PKomInd -.003 .149 -.002 -.018 .985

X4_KEPINS -.001 .032 -.002 -.022 .983

X5_KOMIT -.014 .059 -.021 -.235 .814

a. Dependent Variable: RES2

122
3. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .329a .108 .078 .30674

a. Predictors: (Constant), X5_KOMIT, X1_SR, X3_PKomInd,


X2_DEKOM, X4_KEPINS

b. Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.709 5 .342 3.632 .004b

Residual 14.113 150 .094

Total 15.822 155

a. Dependent Variable: Y_NP


b. Predictors: (Constant), X5_KOMIT, X1_SR, X3_PKomInd, X2_DEKOM, X4_KEPINS

123
c. Uji T

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.602 .254 6.316 .000

X1_SR -.088 .201 -.035 -.438 .662

X2_DEKOM .132 .048 .218 2.726 .007

X3_PKomInd -.673 .261 -.206 -2.582 .011

X4_KEPINS -.103 .056 -.150 -1.857 .065

X5_KOMIT .027 .103 .022 .260 .795

a. Dependent Variable: Y_NP

124

Anda mungkin juga menyukai