Anda di halaman 1dari 107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA


PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2015-2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen

Disusun oleh:

Rendy Wiranata
NIM: 132214011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA


PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2015-2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen

Disusun oleh:

Rendy Wiranata
NIM: 132214011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Lebih baik terlambat daripada tidak wisuda sama sekali.”

“Setiap Usaha Pasti Punya Harapan”

“Learn from the mistakes in the past, try by using a different


way, and always hope for a successful future.”

“Kill them with your success, then bury them with a smile.”

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

Ayah dan Ibu beserta adik-adik dan kakak ku tercinta yang selalu mendukungku

dan memberikan semangat terimakasih selalu ada pada saat duka maupun suka

meskipun jarak membatasi.

Keluarga besar di Menukung Kalimantan Barat

Semua orang terbaik di dalam hidupku

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kapada Yesus Kristus yang telah memberikan

rahmat, dan anugerah-Nya dan berkat yang selalu menyertai, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Harga Saham pada Perusahaan Sektor Industri Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tahun 2015-2018". Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi.

Penulisan skripsi dapat diselesaikan dengan baik berkat berbagai bantuan

beberapa pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M. Si., selaku Kepala Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma

2. Ibu Dr. Caecilia Wahyu E.R., M. Si., selaku Dosen Pembimbing I yang

telah bersedia meluangkan waktu, pikiran, tenaga untuk memberikan

bimbangan skripsi, perhatian, saran maupun kritik yang membangun dan

memberikan semangat untuk pengerjaan penelitian ini.

3. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu, pikiran, tenaga untuk memberikan bimbingan

skripsi, perhatian, saran maupun kritik yang membangun dan memberikan

semangat untuk penelitian ini.

4. Segenap dosen dan karyawan Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Ayah saya Amanjoyo dan Ibu Yuliana tersayang yang selalu memberikan

doa, semangat, dukungan, nasehat dan kasih sayang yang tulus pada saya

serta selalu menemani saya dalam setiap perjuangan dan kegagalan saya.

Terima kasih sudah sudah memberikan kesempatan pada anakmu untuk

melanjutkan studi hingga ke perguruan tinggi dan semoga dengan skripsi

dapat membuat kalian bersyukur dan bangga.

6. Terimakasih buat adik-adik dan kakak ku Defi, Vivin dan Richard yang

selalu memberikan semangat, doa dan nasehat terhadap koko ini. Yang

selalu disamping saya disaat suka dan duka meskipun jarak tak jadi

halangan untuk selalu memotivasi.

7. Edwina Calista yang selalu mendukung, memberikan semangat pada saat

susah maupun senang dan selalu bersedia memberikan kasih sayang dan

cintanya selama pengerjaan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan “BFAM” Dominicus P.S, Rendy Setiawan,

Andreas Yosi, Frando Alva, Katon, Bang Koido, Boy, Ivan, Martinus

Wahyu, Albertus Bima, Leonardus Surya, Leonard adhi, Jon Carlos,

Yoshua, Fernando, Pur, Dwiseptiadi, Rilcu, Sondol dan Niko terima kasih

atas kesenangan, sukacita pada saat kuliah, Kepanitiaan bersama, maupun

saat kumpul di kampus dan hiburan yang telah kalian berikan selama ini.

selalu berbagi semangat, perhatian untuk menyelesaikan tugas kepanitiaan

dan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan ini yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .........................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................ v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ............................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
ABSTRAK ................................................................................................... xv
ABSTRACT .................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 10
C. Batasan Masalah ................................................................................ 10
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 11
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................12
A. Landasan Teori .................................................................................. 12
B. Penelitian Sebelumnya .......................................................................22
C. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 27
D. Rumusan Hipotesis ............................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 32
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 32
B. Lokasi dan Waktu .............................................................................. 32
C. Subjek dan Objek............................................................................... 32
D. Variabel Penelitian ............................................................................ 32
E. Populasi dan Sampel .......................................................................... 35
F. Teknik Pengambilan Sampel .............................................................. 35
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................36
H. Teknik Analisis Data .........................................................................36
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................44
A. PT Gudang Garam Tbk ......................................................................44
B. PT H.M. Sampoerna Tbk ................................................................... 50
C. PT Bentoel Internasional Investama Tbk ............................................ 53
D. PT Wismilak Inti Makmur Tbk .......................................................... 56
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .....................................59
A. Deskripsi Data dan Analisis ............................................................... 59
B. Teknik Analisis Data .........................................................................63
C. Pembahasan ....................................................................................... 71

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN .................... 75


A. Kesimpulan ....................................................................................... 75
B. Saran .................................................................................................76
C. Keterbatasan ...................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 78

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

I. 1 Realisasi APBN 2018 .......................................................................... 3


V. 1 Daftar perusahaan sub sektor Industri Rokok di BEI ............................ 59
V. 2 ROE, EPS, PER dan Harga Saham PT Gudang Garam Tbk ................. 59
V. 3 ROE, EPS, PER dan Harga Saham PT H.M. Sampoerna Tbk ............... 60
V. 4 ROE, EPS, PER dan Harga Saham PT Bentoel Internasional Tbk ........61
V. 5 ROE, EPS, PER dan Harga Saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk......61
V. 6 Data ROE, EPS, PER dan Harga Saham sektor Rokok ......................... 62
V. 7 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 63
V. 8 Hasil Uji Multikolineritas ....................................................................64
V. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 65
V. 10 Hasil Uji Autokorelasi .........................................................................65
V. 11 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ............................................... 66
V. 12 Hasil Uji F ........................................................................................... 67
V. 13 Hasil Uji t ............................................................................................ 68
V. 14 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 71

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

IV.1 Susunan Dewan Komisaris PT Gudang Garam Tbk .............................. 47


IV.2 Susunan Dewan Komisaris PT H.M. Sampoerna Tbk ........................... 53
IV.3 Pencatatan Saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk ................. 55
IV.4 Dewan Komisaris PT Bentoel Internasional Investama Tbk .................. 55
IV.5 Pencatatan Saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk ................................ 58
IV.6 Dewan Komisaris PT Wismilak Inti Makmur Tbk ................................ 58

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Data Penelitian ............................................................................ 82


Lampiran II Uji Asumsi Klasik......................................................................84
Lampiran III Uji Hipotesis ............................................................................ 88

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA


PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2015-2018

Rendy Wiranata
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2019

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh


Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio
(PER) terhadap harga saham perusahaan sektor industri rokok yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling, dimana jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah 4 perusahaan. Pengujian menggunakan analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel ROE dan PER
tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan EPS berpengaruh terhadap
harga saham. Secara simultan variabel ROE, EPS dan PER berpengaruh terhadap
harga saham. Variabel ROE, EPS dan PER dapat menjelaskan variabel harga
saham pada perusahaan sektor industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2018 sebesar 88%.

Kata Kunci: Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price
Earning Ratio (PER) dan Harga Saham

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

FACTORS INFLUENCING STOCK PRICES IN CIGARETS INDUSTRY


LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) 2015-2018

Rendy Wiranata
Sanata Dharma University
Yogyakarta 2019

This study aims to determine and analyze the influence of Return On Equity
(ROE), Earning Per Share (EPS), and Price Earning Ratio (PER) towards the stock
prices of cigarette industry listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015-2018.
The sampling technique used is purposive sampling, where the number of samples
in this study was 4 companies. The data was analyzed using multiple linear
regression.
The results showed that partially ROE and PER variables had no influence
on stock prices, while EPS influenced stock prices. Simultaneously ROE, EPS and
PER variables influenced stock prices. The variable ROE, EPS and PER explained
the variable stock price in the cigarette industry listed on the Indonesia Stock
Exchange in 2015-2018 by 88%.

Keywords: Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), and Price
Earning Ratio (PER) and Share Prices

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan salah satu elemen penting dan tolak ukur

kemajuan perekonomian suatu negara. Kemajuan suatu negara antara lain

ditandai dengan pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik.

Pasar modal digunakan untuk berinvestasi bagi pihak yang kelebihan dana

(investor) dan bagi pihak yang kekurangan dana (emiten) guna untuk

memperoleh tambahan modal. Pasar modal juga dapat dijadikan sarana

untuk mengundang masuknya investor asing dan dana-dana asing guna

membantu kemajuan perekonomian suatu negara. Di Indonesia terdapat

lembaga pasar modal yang menampung semua jenis kegiatan perdagangan

efek yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange

(IDX). Dari angka indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kita dapat

mengetahui kondisi perusahaan-perusahaan yang tercatat (Listed) di Bursa

Efek. IHSG juga dapat mencerminkan kondisi perekonomian suatu negara.

Negara yang sedang mengalami krisis ekonomi antara lain dapat diketahui

dari merosotnya IHSG secara tajam (Purnomo et al., 2013:120).

Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan tempat

diperjual belikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti

utang, ekuitas (saham), instrumen derivative, dan instrumen lainnya. Pasar

modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan

pengertian yang lebih spesifik mengenai pasar modal, yaitu “kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan

publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan

profesi yang berkaitan dengan efek” (Darmadji dan Fakhruddin, 2012:13).

Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar

menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan,

yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (Investor) dan pihak yang

memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal, pihak yang

memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan

harapan memperoleh imbalan (return) (Darmadji dan Fakhruddin,

2012:13).

Investasi di Pasar Modal atau Bursa Efek lebih berisiko

dibandingkan dengan investasi pada tabungan dan deposito. Namun jika

kita kelola secara bijak dan hati-hati, investasi di pasar modal dapat

mendatangkan keuntungan yang jauh lebih besar. Produk-produk jasa

keuangan yang diperdagangkan di Bursa Efek, meskipun memiliki potensi

keuntungan yang lebih besar daripada produk jasa perbankan (seperti

tabungan dan deposito), namun memiliki risiko kerugian bahkan risiko

kehilangan total nilai dana yang diinvestasikan. Bagi perusahaan go public

pasar modal merupakan sarana bagi peningkatan perusahaan dengan

memberikan sarana permodalan serta digunakan untuk meningkatkan nilai

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perusahaan melalui informasi yang diberikan perusahaan go public kepada

para investor (Purnomo et al., 2013:121).

Pada tahun 2019 jumlah perusahan-perusahaan yang telah terdaftar

di Bursa Efek Indonesia telah berjumlah 657 emiten, terhitung sejak

berdirinya BEI di tahun 1977. Salah satu sektor yang terdapat di Bursa Efek

Indonesia adalah sektor Industri Rokok (sumber: www.idx.co.id)

Peneliti memilih perusahaan industri rokok dikarenakan melihat

fakta bahwa industri hasil tembakau masih memberikan kontribusi

signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Sumbangan sektor industri

rokok meliputi penyerapan tenaga kerja, pendapatan negara, serta menjadi

komoditas penting bagi petani (sumber: kemenperin.go.id).

Menjelang berakhirnya tahun 2018, angka realisasi penerimaan

pendapatan negara dan hibah capaiannya cukup menggembirakan. Hingga

akhir bulan November 2018, penerimaan pendapatan negara dan hibah

telah terealisasi sebesar Rp1.662,94 triliun atau mencapai 87,77 persen dari

target penerimaannya pada APBN 2018.

Tabel I.1 Realisasi APBN 2018


APBN 2018 Realisasi s.d 30 % terhadap
Nov APBNP
Pendapatan 1,894,720.4 1,662,937.8 87.8%
Negara
Belanja Negara 2,220,657.0 1.942.926,4 87.5%
(sumber: https://www.kemenkeu.go.id/apbnkita)

Penerimaan perpajakan terdiri atas penerimaan pajak sebesar

Rp1.136,66 triliun dan penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar

Rp164,82 triliun atau masing-masing mencapai sebesar 79,82 persen dan

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84,91 persen dari target APBN tahun 2018. Sementara itu, kinerja positif

pertumbuhan penerimaan juga ditunjukkan oleh komponen penerimaan

perpajakan yang bersumber dari penerimaan Kepabeanan dan Cukai.

Realisasi penerimaan dari Cukai tumbuh sebesar 13,18 persen. Realisasi

komponen penerimaan Cukai yang bersumber dari penerimaan cukai hasil

tembakau (CHT) tumbuh mencapai 12,86 persen. Penerimaan CHT

pertumbuhannya masih didukung oleh faktor meningkatnya produksi hasil

tembakau (HT).

Di Indonesia terdapat 4 perusahaan yang bergerak di industri

pengolahan tembakau yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara

lain adalah PT. Gudang Garam Tbk (GGRM), PT H.M. Sampoerna

(HMSP) Tbk, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA), dan PT

Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) (sumber: www.sahamok.com/).

Sebanyak dua saham produsen rokok yang menghuni daftar Indeks

LQ-45 melonjak lebih dari 3%. Kedua saham tersebut adalah PT HM

Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Harga

saham HMSP melesat 3,27% ke level Rp 3.470/saham dengan volume

perdagangan mencapai 25,06 juta unit senilai Rp 86,53 miliar. Lalu saham

GGRM naik 3,14% ke level Rp 84.600/saham, volume perdagangan saham

mencapai 1,52 juta saham senilai Rp 127,73 miliar. Di luar kedua saham

tersebut, saham perusahaan rokok lain yang banyak diborong investor hari

ini adalah PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM). Saham WIIM melesat

6,09% ke level Rp 244/saham (sumber: www.cnbcindonesia.com).

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya adalah

analisis fundamental. Analisis fundamental merupakan teknik analisis

saham dengan menggunakan data historis, terutama data laporan keuangan

untuk menilai jenis saham tertentu dan kejadian - kejadian yang secara

langsung maupun tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan

perusahaan. Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi

keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu

(Kasmir, 2010:66).

Kinerja keuangan mempunyai arti yang penting bagi pengambilan

keputusan baik bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Laporan

keuangan merupakan alat yang dijadikan acuan penilaian untuk

meramalkan kondisi keuangan, operasi dan hasil usaha perusahaan.

Menurut Kasmir (2010:123), jenis-jenis rasio keuangan yang biasa

digunakan dalam analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja

keuangan perusahaan, yaitu:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio analisa tentang kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan

kewajiban hutang jangka pendeknya.

2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana

kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya.

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

memanfaatkan sumber daya atau aktivanya.

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan.

5. Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratio)

Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang menghubungkan harga

saham dengan laba, nilai buku per saham, dan dividen.

Dalam penelitian ini analisis rasio yang digunakan untuk mengukur

kinerja keuangan adalah rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar karena

rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba

serta memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan investor atas

kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa yang akan datang

(Sutrisno, 2003:256). Rasio profitabilitas dalam penelitian ini adalah

Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) sedangkan, rasio

nilai pasarnya adalah Price Earning Ratio (PER).

Return On Equity adalah rasio yang mengukur seberapa banyak

keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Investor dapat

menggunakan ROE sebagai alat untuk menganalisis tingkat efisiensi

pengunaaan modal perusahaan, baik pemakaian modal produksi maupun

penjualan. ROE juga dapat dipakai sebagai alat pembanding antar

perusahaan di sektor yang sama. Hal ini biasanya digunakan untuk

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan modal

untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak (Kasmir 2014:199).

Earning Per Share adalah rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba pada setiap lembar sahamnya. Para

investor dan calon investor tertarik dengan nilai EPS yang besar, karena hal

ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Jika EPS

meningkat berarti keuntungan yang diperoleh investor per lembar saham

semakin besar, dan sebaliknya. Karena jika EPS meningkat, berarti

perusahaan mampu menghasilkan kenaikan laba bersih, sehingga investor

akan memperoleh keuntungan laba per lembar saham yang semakin besar

(Husnan, Suad 1998: 567).

Price Earning Ratio adalah perbandingan antara harga pasar per

lembar dengan laba per lembar. Price Earning Ratio menentukan apakah

harga saham tertentu dinilai terlalu tinggi atau rendah. Ketika menganalisa

Price Earning Ratio, investor dapat membandingkan Price Earning Ratio

saham perusahaan tertentu dengan saham perusahaan lainnya, atau dengan

Price Earning Ratio pada perusahaan dalam satu industri, atau bahkan rata-

rata Price Earning Ratio secara keseluruhan. Dengan melakukan ini

investor mendapat pandangan yang lebih luas apakah suatu saham

undervalued atau overvalued jika dibandingkan dengan saham dalam satu

industri atau pasar secara umum Tandelillin (2010:375).

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham sektor industri rokok adalah oleh Ismail (2015)

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang mengkaji keterkaitan Net Profit Margin, Earning Per Share, dan

Price Book Value terhadap harga saham perusahan industri rokok yang

terdaftar di BEI tahun 2004-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Net

Profit Margin, secara parsial berpengaruh negatif namun tidak signifikan

terhadap harga saham, variabel Earning Per Share berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham dan variabel Price Book Value

berpengaruh positif namun tidak signifikan.

Penelitian Faradilla (2015) tentang pengaruh Return On Investment

(ROI), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap

harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2009-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROI secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. ROE secara parsial

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. EPS secara

parsial berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Penelitian Guntur (2009) tentang pengaruh Price Earning Ratio

(PER), Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap

harga saham pada industri rokok di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) dan Net Profit

Margin (NPM) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham,

sedangkan Return On Equity (ROE) tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap harga saham Industri Rokok di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian Anggi (2007) tentang pengaruh Earning Per Share dan

Return On Equity terhadap harga saham perusahan pada industri rokok

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Earning Per Share diperoleh nilai koefisien

determinasi sebesar 66%, sedangkan sisanya sebesar 34% dipengaruhi oleh

faktor lain. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan tingkat

signifikansi 5% (0,05) hasil uji t untuk X1 terhadap Y diperoleh thitung (-

1,244) < ttabel (interpolasi) (2,571), artinya H0 ditolak. Maka Earning Per

Share berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan

nilai koefisien determinasi yang diperoleh untuk Return On Equity sebesar

0,2%, sedangkan sisanya sebesar 99,8% dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% (

0,05) hasil uji t untuk X2 terhadap Y diperoleh t hitung (-0,075) < t tabel

(interpolasi) (2,571), artinya H0 ditolak. Maka Return On Equity

berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham.

Penelitian Agustina (2017) tentang pengaruh Return On Assets

(ROA), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) terhadap

harga saham perusahaan rokok yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial ROA berpengaruh

positif dan signifikan terhadap harga saham, EPS berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham, dan PER berpengaruh negatif signifikan

terhadap harga saham.

Berdasarkan permasalahan adanya ketidaksesuaian hasil penelitian

terdahulu yang tidak konsisten, serta untuk memperkuat teori dan hasil

penelitian terdahulu maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price

Earning Ratio (PER) terhadap harga saham. Oleh karena itu peneliti

tertarik mengambil judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga

Saham Pada Perusahaan Sektor Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2015-2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka

dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu:

1. Apakah ROE, EPS dan PER berpengaruh secara simultan terhadap

harga saham perusahaan sektor Industri Rokok?

2. Apakah ROE, EPS dan PER berpengaruh secara parsial terhadap harga

saham perusahaan sektor Industri Rokok

C. Pembatasan Masalah

Peneliti melakukan pembatasan masalah didalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Sektor yang diteliti yaitu hanya kelompok perusahaan sektor industri

rokok.

2. Sektor industri rokok yang diteliti tersebut adalah perusahaan yang

telah mencatatkan saham perusahaannya (listed) di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2015 – 2018.

3. Perusahaan-perusahaan tersebut menyajikan laporan keuangan secara

lengkap pada tahun 2015 – 2018.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan ROE, EPS dan PER

terhadap harga saham perusahaan sektor Industri Rokok?

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial ROE, EPS dan PER

terhadap harga saham perusahaan sektor Industri Rokok?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:

1. Investor. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor

maupun calon investor mengambil keputusan investasi.

2. Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini diharapkan dapat menambah

koleksi bacaan di perpustakaan USD dan dapat menjadi bahan referensi

tambahan perihal investasi saham.

3. Bagi Peneliti yang akan datang. Penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan

melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

harga saham.

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pasar Modal

a. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal terdiri dari kata pasar dan modal. Jadi, pasar

modal dapat didefinisikan sebagai tempat bertemunya permintaan

dan penawaran terhadap modal, baik dalam ekuitas maupun hutang

jangka panjang. Di dalam Undang-Undang, Pasar Modal

didefinisikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan

profesi yang berkaitan dengan efek (Martalena dan Maya, 2011: 2).

Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem

keuangan yang teroganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-

bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan,

serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti

sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung)

yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-

obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa

perantara pedagang efek (Sunariyah 2011:4).

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Sejarah Pasar Modal

Pasar modal di Indonesia yang sekarang ini kita kenal

sebenarnya sudah ada sejak jaman pemerintahan kolonial Belanda.

Tujuan pemerintah kolonial Belanda mendirikan pasar modal pada

waktu itu adalah untuk menghimpun dana guna menunjang

ekspansi usaha perkebunan milik orang-orang Belanda di

Indonesia. Para investor yang berkecimpung di Bursa Efek pada

waktu itu adalah orang-orang Hindia Belanda dan Eropa lainnya.

Munculnya pasar modal di Indonesia secara resmi diawali dengan

didirikannya Vereniging voor de Effectenhandel di Jakarta pada

tanggal 14 Desember 1912. Perkembangan pasar modal di Jakarta

pada waktu itu cukup menggembirakan, sehingga pemerintah

kolonial Belanda terdorong untuk membuka Bursa Efek dikota lain,

yaitu di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925, dan di Semarang

pada tanggal 1 Agustus 1925.

Pada awal tahun 1939 terjadi gejolak politik di Eropa yang

mempengaruhi perdagangan efek di Indonesia. Melihat situasi yang

tidak menguntungkan ini, pemerintah kolonial Belanda menutup

Bursa Efek di Surabaya maupun di Semarang yang kemudian

memusatkan perdagangan efek di Jakarta. Kemudian, pada tanggal

10 Mei 1940 Bursa Efek di Jakarta juga ditutup, yang disebabkan

oleh Perang Dunia II. Dengan penutupan ketiga Bursa Efek

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut, maka kegiatan perdagangan efek di Indonesia menjadi

terhenti.

Tanggal 1 September 1951, setelah adanya pengakuan

kedaulatan dari pemerintah Hindia Belanda, pemerintah

mengeluarkan Undang-Undang Darurat No. 13 tentang Bursa untuk

mengaktifkan kembali Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan undang-

undang tersebut, kemudian ditetapkan sebagai undang-undang No.

15 tahun 1952. Sejak itu Bursa Efek dibuka kembali, dengan

memperdagangkan efek yang diperdagangkan adalah efek yang

dikeluarkan sebelum PD II. Namun, keadaan ini hanya berlangsung

sampai dengan tahun 1958. Pada tanggal 10 Agustus 1977, Presiden

Republik Indonesia secara resmi membuka kembali pasar modal di

Indonesia yang ditandai dengan go public PT Semen Cibinong.

Penutupan Bursa Efek saat itu berlatar belakang politis, terutama

agar sistem perekonomian nasional lebih mengarah ke sistem sosial

(Sunariyah, 2011:18).

c. Manfaat pasar modal

Pasar modal banyak memberikan manfaat, diantaranya: (Darmadji

dan Fakhruddin, 2012:3).

1) Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka

panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi

sumber dana secara optimal.

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2) Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus

memungkinkan upaya diversifikasi.

3) Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren

ekonomi negara.

4) Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai

lapisan masyarakat menengah.

5) Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.

6) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat

dengan prospek yang baik.

7) Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan

dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan,

likuiditas, dan diversifikasi investasi.

8) Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan

akses kontrol sosial.

9) Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka,

pemanfaatan manajemen profesional, dan penciptaan iklim

berusaha yang sehat.

2. Investasi

a. Pengertian Investasi

Penanaman modal atau lebih sering disebut sebagai

investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan

penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang

modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa yang tersedia

dalam perekonomian.

Adapun yang tergolong sebagai investasi yaitu meliputi

pengeluaran atau perbelanjaan seperti (Sukirno 2000:106-107).

1) Pembelian berbagai jenis barang yaitu mesin-mesin dan

peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis

industri dan perusahaan.

2) Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, kantor

dan lainnya.

3) Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual,

bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi

pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.

b. Investasi Pada Saham

Investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat

keuntungan (return) yang diharapkan untuk masa-masa mendatang

relatif terhadap risiko perusahaan tersebut. Yang paling menarik

tentu saja adalah perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan

tinggi, tetapi mempunyai tingkat risiko yang rendah. Apabila

tingkat keuntungan perusahaan naik, tetapi risiko perusahaan juga

naik, maka perusahaan akan tidak menarik lagi. Perusahaan akan

tetap menarik apabila tambahan keuntungan tersebut dapat

mengkompensasi tambahan risiko yang muncul. Secara umum

investor biasanya bersifat tidak menyukai risiko (risk averse),

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sehingga faktor tingkat keuntungan dan risiko harus

dipertimbangkan bersama-sama untuk menentukan menarik

tidaknya suatu perusahaan (Hanafi, 2009:6).

c. Pengertian Saham

Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan

yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu

pilohan perusahaan ketika memutuskan pendanaan perusahaan.

Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang

banyak dipilih karena saham mampu memberikan tingkat

keuntungan yang menarik.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal

seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahan atau

perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut maka

pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim

atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS). Saham ada dua macam, yaitu saham

biasa dan saham preferen (Martalena dan Maya, 2011:12).

1) Saham biasa memiliki karakteristik:

a) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaa

dilikuidasi.

b) Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta

keputusan lain yang ditetapkan pada Papat Umum

Pemegang Saham.

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c) Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di

dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

d) Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut

ditawarkan kepada masyarakat.

2) Saham preferen memiliki karakteristik:

a) Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap.

b) Hak klaim lebih dahulu dibandingkan saham biasa jika

perusahaan dilikuidasi.

c) Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.

d. Pengertian Harga Saham

Menurut Brigham dan Houston (2010:7) harga saham

adalah “Harga saham menentukan kekayaan pemegang saham.

Maksimalisasi kekayaan pemegang saham diterjemahkan menjadi

maksimalkan harga saham perusahaan. Harga saham pada satu

waktu tertentu akan bergantung pada arus kas yang diharapkan

diterima di masa depan oleh investor “ratarata” jika investor

membeli saham”. Dengan demikian pengambilan keputusan selalu

didasarkan pada pertimbangan terhadap maksimalisasi kekayaan

para pemegang saham. Sartono (2008:70) menyatakan bahwa harga

saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di

pasar modal. Apabila suatu saham mengalami kelebihan

permintaan, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya, apabila

kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun.

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Rasio Keuangan

a. Pengertian Rasio Keuangan

Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan

keuangan suatu perusahaan perlu diadakan interpretasi atau analisa

terhadap data keuangan dari suatu perusahaan, dan data keuangan

tersebut tercermin dalam laporan keuangan. Dalam mengadakan

interpretasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan, maka

diperlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan

dalam analisa keuangan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan

adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandigan dari suatu pos

laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan

yang relevan dan signifikan (berarti), Misalnya antara hutang dan

modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi

dengan total penjualan dan sebagainya (Syafri, 2008:297).

b. Analisis Rasio Keuangan

Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan

perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek

tertentu. Rasio-rasio keuangan dihitung berdasarkan atas angka-

angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja,

atau pada neraca rugi laba. Setiap analis keuangan bisa saja

merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek

tertentu. Apabila analisis dilakukan oleh pihak kreditor, aspek yang

akan dinilai akan berbeda dengan penilaian yang akan dilakukan

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

calon pemodal. Kreditor akan lebih berkepentingan dengan

kemampuan perusahaan melunasi kewajiban finansial tepat pada

waktunya, sedangkan pemodal akan lebih berkepentingan dengan

kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (Husnan,

1998:560).

1) Return On Equity (ROE)

ROE mengukur seberapa efisien sebuah perusahaan

menggunakan uang dari pemegang saham untuk menghasilkan

keuntungan dan menumbuhkan perusahaannya. Tidak seperti

rasio pengembalian investasi lainnya, ROE adalah rasio

profitabilitas dari sudut pandang investor, bukan dari sudut

pandang perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini menghitung

berapa banyak uang yang dapat dihasilkan oleh perusahaan

bersangkutan berdasarkan uang yang diinvestasikan pemegang

saham, bukan investasi perusahaan dalam bentuk aset atau

sesuatu yang lainnya. Rumus menghitung ROE adalah sebagai

berikut (Kasmir 2014:199).

ROE = Laba bersih setelah Pajak / Ekuitas Pemegang Saham

2) Price Earning Ratio (PER)

PER merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana

pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan.

Keinginan investor melakukan analisis saham melalui rasio-

rasio keuangan seperti PER, dikarenakan adanya keinginan

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

investor atau calon investor akan hasil (return) yang layak dari

suatu investasi saham. Rasio harga/laba (PER) merupakan suatu

rasio yang lazim dipakai untuk mengukur harga pasar (market

price) setiap lembar saham biasa dengan laba per lembar saham.

Ukuran ini melibatkan suatu jumlah yang tidak secara langsung

dikendalikan oleh perusahaan harga pasar saham biasa. Rasio

harga/laba mencerminkan penilaian pemodal terhadap

pendapatan dimasa mendatang (Darmadji dan Fakhruddin

2012:198). Menurut Graham 2017 (dikutip dalam Yulita &

Rahayu, 2019:13) perusahaan dapat dikatakan memiliki kinerja

yang baik jika perusahaan mempunyai PER < 15.

Harga Saham

PER =

EPS

3) Earning Per Share (EPS)

EPS digunakan untuk beberapa macam analisis.

Pertama, EPS digunakan untuk menganalisis profitabilitas suatu

saham oleh para analis surat berharga. EPS mudah dihubungkan

dengan harga pasar suatu saham dan menghasilkan rasio PER

(price earning ratio) (Darmadji dan Fakhruddin 2012:198).

Laba bersih

EPS =

Jumlah saham yang beredar

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Penelitian Sebelumnya

1. Ismail (2015)

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham

perusahaan industri rokok yang terdaftar di BEI. Penelitian ini

bertujuan untuk menguji pengaruh Net Profit Margin, Earning Per

Share, dan Price Book Value terhadap harga saham perusahan industri

rokok yang terdaftar di BEI tahun 2004-2013. Variabel bebas dalam

penelitian terdiri dari Net Profit Margin (X1), Earning Per Share (X2),

dan Price Book Value (X3) Sedangkan variabel terikat yakni harga

saham (Y). Data dalam penelitian ini diambil dari situs resmi Bursa

Efek Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan Regresi Linear

Berganda Data Panel.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Net Profit Margin,

secara parsial berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap

harga saham, variabel Earning Per Share berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham dan variabel Price Book Value

berpengaruh positif namun tidak signifikan. Secara simultan Net Profit

Margin, Earning Per Share dan Price Book Value berpengaruh

signifikan terhadap harga saham perusahan industri rokok yang

terdaftar di BEI tahun 2004-2013 serta kemampuan variabel-variabel

bebas dalam menjelaskan variabel terikat sebesar 93,5%.

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Faradilla (2015)

Pengaruh Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE)

dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan

rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi ROI, ROE, EPS dan harga

saham dan untuk mengetahui pengaruh ROI, ROE, EPS secara simultan

dan parsial terhadap harga saham. Penelitian dilakukan terhadap sampel

sebanyak 3 perusahaan rokok yang terdaftar di BEI pada periode 2009-

2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Alat

statistik yang digunakan adalah Analisis Korelasi, Analisis Koefisien

Determinasi dan Analisis Regresi Linier. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ROI, ROE dan EPS secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap harga saham. Dan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan

bahwa ROI secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga

saham. ROE secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap harga saham. EPS secara parsial berpengaruh yang signifikan

terhadap harga saham.

3. Guntur (2009)

Analisis pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On

Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham pada

industri rokok di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan

tujuan untuk menganalisis pengaruh variabel Price Earning Ratio

(PER), Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

harga saham pada industri rokok di Bursa Efek Indonesia. Metode

analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif dan

metode analisis statistik yang menggunakan alat Analisis Regresi

Linear Berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian

signifikan parsial.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak

variabel Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE) dan Net

Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

harga saham. Secara Parsial variabel Price Earning Ratio (PER) dan

Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga

saham, sedangkan Return On Equity (ROE) tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap harga saham industri rokok di Bursa Efek

Indonesia. Nilai Koefisien Determinasi (R2) adalah sebesar 34,2%.

4. Anggi (2007)

Pengaruh Earning Per Share dan Return On Equity terhadap

harga saham perusahan pada industri rokok yang go public di Bursa

Efek Indonesia periode 2003-2007. Penulis melakukan penelitian ini

dengan tujuan untuk menganalisis kondisi Earning Per Share, kondisi

Return On Equity, kondisi Harga Saham, dan pengaruh Earning Per

Share dan Return On Equity terhadap harga saham perusahan pada

industri rokok yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2003-

2007.

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan

metode verifikatif. Metode deskriptif bertujuan untuk melakukan

pengujian gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti dan

menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan.

Sedangkan metode verifikatif bertujuan untuk melakukan perkiraan dan

pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan uji F dan Uji t,

dengan menggunakan program SPSS 12.0. for windows.

Berdasarkan hasil pengolahan data, Untuk hasil analisis statistik

Uji f diperoleh nilai Koefisien Determinasi sebesar 66%, sedangkan

sisanya sebesar 34% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan uji

hipotesis dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% (0.05) hasil uji

F, didapat bahwa besarnya Earning Per Share (X1) dan Return On

Equity (X2) terhadap Harga Saham (Y) berpengaruh secara signifikan,

karena nilai Fhitung<Ftabel yaitu 1,943<18,5128, artinya Fhitung

berada di daerah penerimaan Ho yang menunjukkan bahwa Earning

Per Share (X1) dan Return On Equity (X2) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap harga saham. Hasil analisis statistik Uji t untuk

Earning Per Share diperoleh nilai Koefisien Determinasi sebesar 66%,

sedangkan sisanya sebesar 34% dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%

(0,05) hasil uji t untuk X1 terhadap Y diperoleh thitung (-1,244) < ttabel

(interpolasi) (2,571), artinya H0 ditolak. Maka Earning Per Share

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan nilai

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Koefisien Determinasi yang diperoleh untuk Return On Equity sebesar

0,2%, sedangkan sisanya sebesar 99,8% dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%

(0,05) hasil uji t untuk X2 terhadap Y diperoleh t hitung (-0,075) < t

tabel (interpolasi) (2,571), artinya H0 ditolak. Maka Return On Equity

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

5. Agustina (2017)

Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perusahaan rokok

yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham

perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

2013-2015, baik secara parsial maupun secara simultan. Rasio

keuangan yang diteliti antara lain: Return On Assets (ROA), Earning

Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER).

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan rokok yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Sampel

penelitian sebanyak empat perusahaan rokok yang diperoleh dengan

teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan teknik

analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial ROA

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, EPS

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, dan PER

berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Secara simultan

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

variabel ROA, EPS, dan PER berpengaruh terhadap harga saham. Hasil

penelitian ini relevan atau sama dengan hasil penelitian-penelitian

terdahulu.

C. Kerangka Pemikiran

Dengan adanya kerangka berpikir faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham pada perusahaan sektor industri rokok yang

terdaftar di BEI tahun 2015-2018 maka dapat digambarkan sebagai berikut.

H1
Return On Equity

Harga Saham
Earning Per Share H2

Price Earning
Ratio H3 H4

Secara Parsial

Secara Simultan

D. Rumusan Hipotesis

Dalam penelitian ini, variabel faktor yang digunakan untuk

menganalisis saham pada perusahaan sektor industri rokok yaitu: Return

On Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio.

1. Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. ROE

merupakan perbandingan antara Earning After Tax dengan modal

sendiri. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perusahaan, jika proporsi utang semakin besar maka rasio ini

merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham

(Kasmir 2014:199). Menurut Brigham & Houston (2010:133) pengaruh

ROE terhadap harga saham adalah sebagai berikut “pemegang saham

pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas

modal yang mereka investasikan, dan Return On Equity (ROE)

menunjukkan tingkat yang mereka peroleh. Jika Return On Equity

(ROE) tinggi, maka harga saham akan juga cenderung tinggi dan

tindakan yang meningkatkan ROE kemungkinan juga akan

meningkatkan harga saham”. Hal ini didukung oleh penelitian

sebelumnya yang dikemukakan oleh Anggi (2007) bahwa variabel

Return On Equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

H1: Return On Equity berpengaruh terhadap Harga Saham

2. Earning Per Share (EPS) menunjukkan kemampuan perusahaan

didalam menghasilkan laba tiap lembar saham. Tandelillin Eduardus

(2010:366) mengemukakan bahwa: “Earning Per Share (EPS) adalah

rasio keuangan lain yang sering digunakan oleh investor saham untuk

menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan

saham yang dimiliki”. Earning Per Share merupakan indikator yang

paling umum digunakan oleh investor, karena rasio ini mengungkapkan

kemungkinan earning yang dapat diperoleh para pemegang saham.

semakin tinggi EPS, menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan juga semakin besar. Hal tersebut dapat

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menarik minat investor untuk menginvestasikan dananya pada

perusahaan tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Darmadji

dan Fakhruddin (2012:154) bahwa “Makin tinggi nilai EPS tentu saja

menggembirakan pemegang saham karena makin besar laba yang

disediakan untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan

jumlah dividen yang diterima pemegang saham”. Hal ini didukung oleh

penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh Ismail (2015), Faradilla

(2015), Agustina (2015) dan Anggi (2007) bahwa variabel Earning Per

Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

H2: Earning Per Share berpengaruh terhadap Harga Saham

3. Price Earning Ratio (PER), mewakili rasio pasar. PER merupakan

perbandingan antara harga pasar per lembar dengan laba per lembar.

PER menentukan apakah harga saham tertentu dinilai terlalu tinggi atau

rendah. Price Earning Ratio (PER) digunakan untuk memprediksi

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dimasa depan dari suatu

perusahaan. Investor dapat mempertimbangkan rasio ini untuk

memilah-milah saham mana yang nantinya dapat memberikan

keuntungan yang besar di masa mendatang (Husnan, Suad 1998: 567).

Price Earning Ratio (PER) juga memiliki pengaruh langsung terhadap

harga saham seperti yang dikemukakan oleh Tandelillin (2010:375)

bahwa “Informasi PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus

dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.

Dengan kata lain, PER menunjukkan besarnya harga setiap satu rupiah

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

earning perusahaan. Di samping itu, PER juga merupakan ukuran harga

relatif dari sebuah saham perusahaan”. Kemudian menurut Graham

2017 (dikutip dalam Yulita & Rahayu, 2019:13) perusahaan dapat

dikatakan memiliki kinerja yang baik jika perusahaan mempunyai PER

< 15. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dikemukakan

oleh Guntur (2009) bahwa Secara Parsial variabel Price Earning Ratio

(PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

H3: Price Earning Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham.

4. Pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Price

Earning Ratio (PER) terhadap harga saham.

Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham

tertentu. ROE merupakan perbandingan antara Earning After Tax

dengan modal sendiri. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya

utang perusahaan, jika proporsi utang semakin besar maka rasio ini

merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham

(Kasmir, 2014:199). Kemudian menurut Tandelillin Eduardus

(2010:366) Earning Per Share (EPS) adalah rasio keuangan lain yang

sering digunakan oleh investor saham untuk menganalisis kemampuan

perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki. Serta

Price Earning Ratio (PER) juga memiliki pengaruh langsung terhadap

harga saham seperti yang dikemukakan oleh Tandelillin (2010:375)

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bahwa “Informasi PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus

dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu Ismail (2015), Faradilla

(2015), Guntur (2009), Anggi (2007) dan Agustina (2017) didapati

hasil penelitian yaitu Return On Equity (ROE), Earning Per Share

(EPS) dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap harga

saham.

H4: Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Price

Earning Ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap

harga saham.

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini yaitu penelitian asosiatif.

Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat

pengaruh antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2015:36). Dalam

penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan ataupun pengaruh dari

variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan data yang digunakan,

penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena dalam penelitian ini

mengacu pada perhitungan dan analisis data berupa angka.

B. Lokasi dan Waktu

Lokasi: Galeri Investasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Waktu: Februari 2017

C. Subyek dan Obyek

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan sektor industri

rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah laporan keuangan perusahaan tahun 2015

sampai 2018.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel penelitian yaitu variabel

independen atau variabel bebas yang dinyatakan dengan simbol X dan

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

variabel dependen atau variabel tidak bebas yang dinyatakan dengan

simbol Y.

1. Variabel X (bebas)

Imam Ghozali (2016:6) menyatakan bahwa “Variabel

independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi

variabel terikat (dependen), entah secara positif atau negatif”.

Sedangkan menurut Sugiono (2013:39) variabel bebas adalah “Variabel

bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel

bebas dalam penelitian ini meliputi:

a. Return On Equity merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu.

ROE merupakan perbandingan antara Earning After Tax dengan

modal sendiri. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang

perusahaan. Rumus meghitung ROE adalah sebagai berikut

(Kasmir 2014:199):

ROE = Laba bersih setelah Pajak / Ekuitas Pemegang Saham.

b. Earning Per Share (EPS) menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba tiap lembar saham. Darmadji dan

Fakhruddin (2011:198) mengemukakan bahwa: “Earning Per

Share (EPS) adalah rasio keuangan yang sering digunakan oleh

investor saham untuk menganalisis kemampuan perusahaan

mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki”.

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Laba bersih

EPS = ---------------------------------

Jumlah saham yang beredar

Price Earning Ratio Rasio yang menunjukkan jumlah yang rela

dibayar investor untuk setiap rupiah laba yang dilaporkan.

Perusahaan yang memiliki nilai Price Earning Ratio yang rendah

umumnya lebih disukai para investor dikarenakan jika nilai Price

Earning Ratio yang rendah berarti laba perlembar saham

perusahaan semakin tinggi (Brigham dan Houston, 2010:150).

Rumus yang digunakan untuk menghitung Price Earning Ratio

yaitu:

Harga Per Saham

Price Earning Ratio =

Laba Per Saham

2. Variabel terikat (Y)

Menurut Imam Ghozali (2016:6) menyatakan bahwa: “Variabel

dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti.

Karena dalam hal ini variabel dependen yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti”. Sugiono (2013:61) menyatakan bahwa “Variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah harga saham perusahaan sektor industri rokok.

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011: 80) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan sektor industri rokok yang telah terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011: 81), sampel adalah sebagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:218) purposive sampling adalah teknik

untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan

tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih

representative. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu:

a. Perusahaan sektor industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2015 – 2018.

b. Perusahaan sektor industri rokok yang menerbitkan laporan keuangan

pada tahun 2015 – 2018.

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Perusahaan sektor industri rokok yang mempunyai kelengkapan data

yang dibutuhkan pada tahun 2015 – 2018.

G. Teknik Pengumpulan Data

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan

menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder yaitu data yang

diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya

(Suratno, 2008:71). Sumber data dalam penelitian ini yaitu laporan

keuangan perusahaan sektor industri rokok dari tahun 2015 sampai 2018

serta harga saham perusahaan tersebut yang dapat diakses melalui website

www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Teknik

dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui catatan

peristiwa yang berbentuk tulisan, gambar, angka, karyakarya dari

individu/instansi yang sudah berlalu (Sugiyono, 2015: 240).

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2014:276) statistik deskriptif adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Dalam penelitian ini analisis deskriptifnya berupa

deskripsi responden dan deskripsi variabel.

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Sanusi (2014:277) menyebutkan Regresi Linear Berganda pada

dasarnya merupakan perluasan dari Regresi Linear Sederhana, yaitu

menambah jumlah variabel bebas. Regresi Linear Berganda dalam

persamaan sebagai berikut :

Y = a + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 +. . . +𝑏𝑛 𝑋𝑛+𝑒

Dimana:

Y : Harga Saham

X1 : Return On Equity

X2 : Earning Per Share

X3 : Price Earning Ratio

Xn : variabel bebas ke-n

a : nilai konstanta

b1, b2, b3 : koefisien regresi

𝑒 : variabel penggangu

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016:154) tujuan uji normalitas adalah

Untuk mengetahui apakah data pada persamaan regresi yang

dihasilkan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.

Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel

bebas dan variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau

normal sama sekali.

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan

pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik

parametric tidak dapat digunakan. Menurut Imam Ghozali

(2016:154) dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan

berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

1) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah

normal.

2) Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tdak berdistribusi secara

normal.

Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui

bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal.

Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji

Kolmogrov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis

nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi

normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi

tidak normal.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2016:103) tujuan uji multikolonieritas

adalah: “Untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen), model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen, jika

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini

tidak orgonal. Variabel orgonal adalah variabel independen yang

nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol”.

Dasar pengambilan keputusan untuk uji multikolinieritas adalah:

1) Jika antar variabel bebas pada korelasi diatas 0,90, maka hal

ini menunjukkan adanya multikolinieritas.

2) Multikolinieritas juga dapat dilihat dari VIF, Jika VIF < 10

maka dalam data tidak terdapat multikolinieritas, dengan

rumus :

1
VIF =
1 – R i2

3) Nilai Eigen Value berjumlah satu atau lebih, jika variabel bebas

mendekati 0 menunjukkan adanya multikolineritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016:134) menyatakan bahwa uji

heteroskedastisitas adalah: “Untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas”.

Dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas

dengan menggunakan Uji Park Gleyser adalah: Jika variabel

independen signifikan secara statististik mempengaruhi variabel

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dependen, maka adanya indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Sebaliknya jika variabel independen tidak signifikan

mempengaruhi variabel dependen maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Dalam pengujian Park Gleyser menggunakan

koefisien signifikasi probabilitas pada tingkat ketelitian 5%, jika

lebih besar dari sama dengan 5% maka dapat disimpulkan model

regresi tidak menggandung adanya heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2016:107) menyatakan bahwa uji

autokolerasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnnya).

Untuk data cross section, akan diuji apakah terdapat hubungan yang

kuat di antara data pertama dan ke dua, data ke dua dengan ke tiga

dan seterusnya. Jika ya, telah terjadi autokolerasi. Hal ini akan

menyebabkan informasi yang diberikan menjadi menyesatkan.

Oleh karena itu, perlu tindakan agar tidak terjadi autokolerasi.

Pada pengujian autokolerasi digunakan uji Durbin-Waston

untuk mengetahui ada tidaknya autokolerasi pada model regresi dan

berikut nilai Durbin-Waston yang diperoleh melalui hasil estimasi

model regresi. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokolerasi

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan nilai

statistik Durbin-Waston.

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Uji Hipotesis

a. Uji F

1) Merumuskan Hipotesis

H0 = Price Earning Ratio, Earning Per Share, dan Price

Earning Ratio secara simultan tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham industri rokok.

HA = Price Earning Ratio, Earning Per Share, dan Price

Earning Ratio secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap harga saham industri rokok.

2) Menentukan tingkat signifikansi (α)

Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) = 5%

3) Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan H 0

H0 ditolak jika nilai signifikansi ≤ α

H0 diterima jika nilai signifikansi > α

4) Mengambil keputusan

a) H0 diterima jika nilai signifikansi > α, artinya Return On

Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio secara

simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga

saham industri rokok.

b) H0 ditolak jika nilai signifikansi ≤ α, artinya Return On

Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham

industri rokok.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Uji t

1) Merumuskan Hipotesis

H0 = Return On Equity, Earning Per Share, dan Price Earning

Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

harga saham industri rokok.

H0 = Return On Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham

industri rokok.

2) Menentukan tingkat signifikansi (α)

Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) = 5%

3) Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan H 0

H0 ditolak jika nilai signifikansi ≤ α

HA diterima jika nilai signifikansi > α

4) Mengambil keputusan

a. H0 diterima jika nilai signifikansi > α, artinya Return On Equity,

Earning Per Share, dan Price Earning Ratio secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap harga saham industri rokok.

b. H0 ditolak jika nilai signifikansi ≤ α, artinya Return On Equity,

Earning Per Share, dan Price Earning Ratio secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap harga saham industri rokok.

5. Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2016:98) tujuan koefisien determinasi (R2) pada

intinya adalah: “Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam menerangkan variasi variabel independen.Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu, nilai R 2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas”.

Tujuan metode koefisien determinasi berbeda dengan koefisien

korelasi berganda. Pada metode koefisien determinasi, kita dapat

mengetahui seberapa besar pengaruh Return On Equity, Earning Per

Share dan Price Earning Ratio terhadap variasi perubahan harga saham

perusahaan sektor industri rokok.

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Gudang Garam Tbk

1. Sejarah Singkat

Perjuangan PT Gudang Garam Tbk hingga mencapai sukses seperti

sekarang ini dimulai sejak tahun 1958. Pada tanggal 26 Juni 1958, Bapak

Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek dengan merek

dagang “Gudang Garam” dengan bercirikan industri rumah tangga yang

hanya menggunakan alat tradisional sederhana. Pada saat itu jumlah tenaga

kerjanya hanya sekitar 50 orang dan menempati lahan sewaan seluas 1000

m2 yang berlokasi di jalan Semampir II/1 Kediri.

Gudang Garam memulai produksi perdananya, berupa Sigaret

kretek Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil

produksi hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Pada mulanya

pemasaran hasil produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri

(Karesidenan Kediri). Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun Gudang

Garam menjadi semakin terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan

untuk memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status

menjadi sebuah Firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha. Gudang

Garam juga mendapat dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhi

kebutuhan modal kerja yang berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah

hingga menjadi milyaran rupiah.

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemudian pada tahun 1971, status perusahaan berubah menjadi

Perseroan Terbatas (PT) dan mendapatkan fasilitas PMDN. Dengan status

Perseroan Terbatas, PT. Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam semakin

berkembang, baik dari segi kualitas produksi, menejemen maupun

teknologi, sehingga pada tahun 1979 mulai memproduksi Sigaret Kretek

Mesin (SKM). Produksi sigaret kretek mesin ini tidak merubah sifat PT.

Gudang Garam sebagai perusahaan yang menganut sistem padat karya,

bahkan semakin memperluas kesempatan kerja.

Pada tahun 1985, Bapak Surya Wonowidjojo wafat dengan

meninggalkan kenangan indah kepada seluruh karyawan. Saat itu justru

persaingan di industri rokok semakin ketat, dengan kondisi demikian

perusahaan harus berjuang demi kelestarian perusahaan dan kesejahteraan

karyawan yang merupakan cita-cita beliau. Untuk memperkuat struktur

permodalan dan posisi keuangan perusahaan, maka pada tahun 1990 PT.

Gudang Garam melakukan penawaran umum untuk menjual sebagian

saham perusahaan kepada masyarakat melalui bursa efek.

Pada tahun 1991, perusahaan mengembangkan usaha di bidang

kertas industri melalui PT Surya Pamenang, berkedudukan di Kediri.

Prosentase pemilikan saham PT Gudang Garam Tbk. pada PT Surya

Pamenang saat ini adalah 100% kurang 1 (satu) saham. Salah satu tujuan

pengembangan bidang usaha ini adalah untuk menjamin kesinambungan

akan pasok bahan pengepakan bermutu tinggi, yang sebelumnya kebutuhan

bahan pengepakan berkualitas tertentu masih harus diimpor. PT Surya

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pamenang akan ikut serta memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia dan di

luar negeri di samping juga untuk memenuhi kebutuhan kertas kemasan PT

Gudang Garam Tbk. sendiri.

2. Falsafah & Struktur Perusahaan

Kiat-kiat manajemen yang menjadikan PT. Gudang Garam Tbk,

menjadi seperti sekarang ini, bercermin pada pandangan hidup Almarhum

Surya Wonowidjojo yang juga menjadi falsafah perusahaan, yaitu Catur

Dharma Perusahaan yaitu :

a. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas

merupakan suatu kebahagiaan.

b. Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.

c. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama dengan

orang lain.

d. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.

Anggaran dasar Perseroan menetapkan bahwa Perseroan diurus

oleh suatu direksi di bawah pengawasan dewan komisaris yang semuanya

diangkat oleh rapat umum pemegang saham, untuk jangka waktu lima

tahun, dan dapat diangkat kembali. Tugas dan wewenang dewan komisaris

dan direksi diatur dalam anggaran dasar Perseroan. Susunan dewan

komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Presiden Komisaris : Juni Setiawati Wonowidjojo

Komisaris – Komisaris : Yudiono Muktiwidjojo

Frank Willem Van Gelder

Lucas Mulia Suhardja

Presiden Direktur : Susilo Wonowidjojo

Direktur – Direktur : Heru Budiman

Edijanto

Herry Susianto

Buana Susilo

Fajar Sumeru

Gambar IV.1 Susunan Dewan Komisaris PT Gudang Garam Tbk


(Sumber: https://www.gudanggaramtbk.com/tentang-kami/#tatakelola)

3. Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM) PT Gudang Garam Tbk

menerapkan prinsip padat karya sekaligus padat modal secara bersama

sama. Untuk memproduksi rokok yang berkualitas tinggi PT Gudang

Garam Tbk harus menggunakan peralatan dan mesin yang canggih, yang

berarti butuh pengadaan dengan modal besar. Disisi lain perusahaan

mempunyai komitmen besar terhadap pemberdayaan sumber daya

manusia. PT Gudang Garam Tbk memiliki jumlah karyawan lebih dari

41.000 orang yang tersebar di berbagai sektor pekerjaan. Kesuksesan

Gudang Garam tidak lepas dari hasil kerja keras pendirinya, yaitu Surya

Wonowidjojo yang pandai meramu racikan rokok kretek dengan prinsip

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bahwa setiap rokok kretek sejati haruslah “harum, gurih, dan nikmat”, yang

kemudian menjadi slogan Gudang Garam. Filosofi Surya Wonowidjojo

yang kemudian menjadi filosofi PT Gudang Garam Tbk sebagai dasar

pertumbuhan perusahaan disebut Catur Darma Perusahaan, sebagai

berikut:

a. Kebahagiaan adalah memberikan kehidupan yang bermakna dan

bermanfaat.

b. Kunci sukses adalah kerja keras, ketekunan, kejujuran, kesehatan dan

iman

c. Sukses dimungkinkan oleh peran dan kerjasama dengan orang lain.

d. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.

4. Produksi

Kantor pusat perseroan, administrasi, dan pabrik utamanya yang

memproduksi sigaret kretek linting (SKL) atau rokok klobot, dan empat

bulan kemudian sigaret kretek tangan (SKT). Total 50 batang ini

dipasarkan ke kota-kota terdekat,sebuah cabang produksi SKT dan SKL di

gurah, 13km arah tenggara kota Kediri guna memenuhi permintaan pasar

yang semakin meningkat mengikuti perkembangannya dan kemajuan

usahanya, perusahaan yang awalnya berdiri dengan status industri Rumah

Tangga (home industry) berubah status dari perusahaan perseorangan

menjadi firma.unit produk si di pindah dari gura ke Kediri,perusahaan

mengembangkan jenis produk sigaret kretek mesin (SKM). Perusahaan

memproduksi jenis rokok baru,yaitu kretek mild yang ditandai dengan

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berdirinya direktorat produksi Gempol di Pasuruan Jawa Timur.

Perusahaan juga mengembangkan unit kretek mesin di Gempol Pasuruaan

Jawa Timur. diarah tenggara kota Kediri.

Adapun proses produksi pembuatan rokok kretek dapat

digambarkan sebagai berikut :

a. Letakkan tembakau seukuran sebatang rokok kedalam alat penggulung

rokok, ratakan dari kanan ke kiri, masukkan gabus filter

b. Dorong penggulung secara perlahan, setelah rokok tergulung setengah,

selipkan kertas dan oleskan lem, lanjutkan mendorong alat penggulung

secara cepat. Akhirnya jadilah sebuah batang rokok tercipta, lakukan

proses tersebut secara berulang-ulang jika anda ingin membuat

beberapa batang rokok filter. Setelah selesai rokokrokok tersebut

dikemas lalu di distribusikan.

5. Produk

a. Sigaret Kretek Tangan (SKT) :

1) Nusa

2) Gudang Garam Merah

3) Gudang Garam Djaja

4) Sriwedari Lurik

5) Sriwedari Biru Lurik

b. Sigaret Kretek Linting (SKL) :

1) Klobot Manis

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Full Flavored

1) Gudang Garam Internasional

2) Surya 16

3) Surya 12

4) Surya 12 Premium

5) Surya Professional

d. Light & Mild

1) Surya Professional Mild

2) Surya Slims

3) Surya Slims Menthol

4) Surya Slims Premium

B. H.M. Sampoerna Tbk


1. Sejarah Singkat

Pada tahun 1913 di Surabaya, almarhum Liem Seng Tee

memprakarsai berdirinya suatu perusahaan industri rumah tangga penghasil

Sigaret Kretek Tangan (SKT) dengan merk Dji Sam Soe (234). Pada tahun

1930 perusahaan industri rumah tangga ini diresmikan dengan dibentuknya

Handel Maatschapij Liem Seng Tee yang selanjutnya menjadi PT. Handel

Maatschapij Sampoerna.

Seiring dengan perkembangan industri rokok, Aga Sampoerna

putra kedua almarhum, bersama-sama dengan kakaknya mendirikan PT.

Hanjaya Mandala Sampoerna (semula bernama PT. Perusahaan Dagang

dan Industri Panamas), selanjutnya disebut PT. Panamas berkedudukan di

Surabaya berdasarkan akta No. 69 tanggal 19 oktober 1963, yang dibuat

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dihadapan Anwar Mahajudin, Notaris Surabaya dan telah disetujui oleh

Menteri Kehakiman RI melalui surat keputusan No. J. A./5/59/15 tanggal

30 April 1964 dan telah diumumkan dalam tambahan nomor 357 Berita

Negara RI nomor 94 tanggal 24 November 1964.

Pada tahun 1978, Aga Sampoerna (Putera Sampoerna) mengambil

alih manajemen Handel dan Panamas dan dengan sadar memutuskan untuk

melakukan modernisasi dan ekspansi, sehingga menjadi salah satu

penghasil utama rokok kretek di Indonesia. Modernisasi dan ekspansi

tersebut diawali pada tahun 1982 dengan mendirikan fasilitas-fasilitas

tembakau dan prasarana pembelian tembakau diberbagai daerah

perkebunan tembakau di pulau Madura dan Jawa Timur. Empat tahun

kemudian dilanjutkan dengan pengembangan prasarana dan jaringan

distribusi Sampoerna yang ekstensif. Keberhasilan Sigaret Kretek Mesin

(SKM) juga merupakan wujud dari modernisasi dan ekspansi tersebut.

Pada tahun 1988, Panamas mengambil alih aktiva dan operasi

Handel yang kemudian tidak aktif lagi dan mengubah namanya menjadi

PT. Hanjaya Mandala Sampoerna. Pada waktu yang sama juga dimulai

dengan pembangunan fasilitas baru yang mutakhir didaerah Pandaan seluas

150 Ha.

Pada tahun 1990, Sampoerna berkembang pesat dan menjadi

perseroan publik. Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip

Morris International Inc. (PMI), salah satu perusahaan tembakau

terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas

Sampoerna.

Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi industri dan

perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain.

Perusahaan berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusat berlokasi di Jl.

Rungkut Indutri Raya No. 18, Surabaya serta memiliki pabrik berlokasi di

Surabaya, Pandaan, dan Malang. Perusahaan juga mempunyai kantor

perwakilan korporat di Jakarta.

2. Falsafah & Struktur Perusahaan

Produk utama Perseroan adalah sigaret kretek tangan Dji Sam Soe,

yang merupakan salah satu rokok kretek lintingan pertama yang dibuat

untuk tujuan komersial, yang sampai saat ini masih merupakan acuan

falsafah perusahaan. Falsafah ini didasarkan atas konsep hubungan

kepercayaan antara pembuat, pedagang, dan konsumen, yang masing-

masing saling melayani. Jika ketiga pihak menikmati keuntungan, maka

bisa dianggap terdapat bisnis yang berhasil.

Jajaran Komisaris dan Direksi yang terbentuk kemudian merupakan

paduan dari para eksekutif PMI yang memiliki pengalaman internasional

dari seluruh dunia, dengan pimpinan PT. HM. Sampoerna, Tbk. yang telah

teruji.

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Presiden Komisaris : Matteo Lorenzo Pellegrini


Wakil Presiden Komisaris : Douglas Walter Werth

Komisaris : Eunice Carol Hamilton

Komisaris Independen : Phang Cheow Hock

Komisaris Independen : Ekadharmajanto Kasih

Presiden Direktur : John Gledhiil

Direktur : Paul Janelle

Direktur : Shea Lih Goh

Direktur : Yos Adiguna Ginting

Direktur : Wayan Mertasana Tantra


Gambar IV.2 Susunan Dewan Komisaris PT H.M. Sampoerna Tbk
(sumber: www.sampoerna.com)
C. PT Bentoel Internasional Investama Tbk

Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) didirikan 19 Januari 1979

dengan nama PT Rimba Niaga Idola dan mulai beroperasi secara komersial

pada tahun 1989 (bergerak dalam bidang industri rotan). Kantor pusat RMBA

berlokasi di Plaza Bapindo, Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55, Jakarta 12190 dan

pabrik berlokasi di Malang, Jawa Timur – Indonesia. Telp: (62-21) 526-8388

(Hunting), Fax: (62-21) 526-8389.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bentoel, antara lain:

British American Tobacco (2009 PCA) Limited (92,48%) dan UBS AG London

– Asia Equity A/C (7,29%).Induk langsung Bentoel adalah British American

Tobacco (2009 PCA) Ltd, sedangkan induk terakhir Bentoel adalah British

American Tobacco p.l.c., berdomisili di Inggris. Berdasarkan Anggaran Dasar

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan RMBA adalah perdagangan umum,

industri dan jasa, kecuali jasa di bidang hukum dan pajak. Saat ini, kegiatan

utama Bentoel adalah memproduksi dan memasarkan berbagai jenis produk

tembakau seperti rokok kretek mesin, rokok kretek tangan dan rokok putih

dengan merek lokal seperti Club Mild, Neo Mild, Tali Jagat, Bintang Buana,

Sejati, Star Mild dan Uno Mild serta merek global seperti Dunhill, Lucky Strike,

dan Pall Mall.

Pada tahun 1990, RMBA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-

LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham RMBA (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 1.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp3.380,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Maret 1990.

Pada tahun 2000, RMBA melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan Hak

Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”), dimana setiap pemegang saham

yang memiliki 2 lembar saham lama mendapatkan 8 HMETD untuk membeli

Saham Biasa Atas Nama dengan total 53.200.000 lembar saham. Pada tiap 8

HMETD melekat 17 Hak Memesan Hak Menerima Saham (HMHMS) dengan

total 113.050.000 lembar saham.

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sejarah Pencatatan Saham

Jenis Pencatatan Saham Tgl Pencatatan


Saham Perdana @ Rp3.380,- 1.200.000 05-Mar-1990
Pencatatan Saham Pendiri 2.600.000 29-Des-1993
(Company Listing)
Saham Bonus (Bonus Shares) 2.850.000 20-Mei-1994
Pemecahan Saham (Stock Split) 6.650.000 18-Ags-1997
Penawaran Terbatas (Rights Issue I) 53.200.000 14-Feb-2000
HMHMS 113.050.000 07-Mar-2000
Pemecahan Saham (Stock Split) 1.615.950.000 25-Apr-2000
Saham Bonus (Bonus Shares) 3.591.000.000 31-Jan-2001
Penawaran Terbatas (Rights Issue 1.346.625.000 24-Jan-2002
II)
Penggabungan Usaha (Merger) *) 506.880.000 04-Jan-2010
Penawaran Umum Terbatas III 29.161.131.250 17 – 28 Jun 2016
(Rights Issue III)
Gambar IV.3 Sejarah Pencatatan Saham
PT Bentoel Internasional Investama Tbk
(sumber: www.bentoelgroup.com)

Dewan Komisaris dan Direksi

Nama Jabatan
Henry Purwantoro Presiden Komisaris merangkap Komisaris
Independen
Michael Scott Hayes Komisaris
Silmy Karim Komisaris Independen
Eddy Abdurrachman Komisaris Independen

Jason Fitzgerald Murphy Presiden Direktur


Hardeep Khangura Direktur
Martin Arthur Guest Direktur
Prijunatmoko Sutrisno Direktur
Gambar IV.4 Susunan Dewan Direksi
PT Bentoel Internasional Investama Tbk
(sumber: www.bentoelgroup.com)

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. PT Wismilak Inti Makmur Tbk

Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) didirikan tanggal 14 Desember 1994

dan dan memulai kegiatan komersial pada tahun 1963. Kantor pusat Wismilak

beralamat di Jl. Buntaran No. 9A, Kel. Manukan Wetan, Kec. Tandes,

Surabaya 60185 dan kantor perwakilan berlokasi di Gedung Menara Jamsostek

Menara Utara, Lantai 10, Suite 1003, Jl. Gatot Subroto 38, Jakarta 12710 –

Indonesia. Kantor pusat: Telp: (62-31) 749-3556 (Hunting), Fax : (62-31) 749-

1164 dan kantor perwakilan: Telp : (62-21) 5296-3901/02 (Hunting), Fax : (62-

21) 5296-3909.

Kegiatan operasional Wismilak telah ditandai dengan mulainya aktivitas

komersial pada tahun 1963 oleh PT Gelora Djaja, salah satu anak usah yang

hingga kini memproduksi semua merek rokok WIIM. PT Gelora Djaja

didirikan antara lain oleh Lie Koen Lie, Oei Bian Hok, Tjioe Ing Hien, Tjioe

Eng (Ing) Hwa, Tjioe Eng Tik dan Sie Po Nio di Petemon, Surabaya. Pada awal

pendiriannya, PT Gelora Djaja hanya memproduksi Sigaret Kretek Tangan

dengan merek dagang Galan Kretek dan Wismilak Kretek.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Wismilak Inti

Makmur Tbk, antara lain: Central Tower Capital Pte Ltd (22,48%), Ronald

Walla (pengendali) (9,70%), Stephen Walla (pengendali) (9,70%), Gaby

Widjajadi (pengendali) (9,34%), Indahtati Widjajadi (pengendali) (7,64%) dan

Sugito Winarko (pengendali) (7,27%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan WIIM

meliputi: menjalankan dan melaksanakan usaha perindustrian, terutama

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

industri bumbu rokok dan kelengkapan rokok lainnya antara lain pembuatan

filter rokok regular/mild; bidang pemasaran dan penjualan produk-produk

bumbu rokok dan kelengkapan rokok lainnya antara lain pembuatan filter

rokok regular/mild sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku; dan melakukan penyertaan pada perusahaan-perusahaan lain yang

memiliki kegiatan usaha yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan.

Kegiatan usaha utama yang dijalankan Wismilak adalah pembuatan filter

rokok regular/mild dan melakukan penyertaan pada perusahaan-perusahaan

lain yang memiliki kegiatan usaha yang berhubungan dengan kegiatan usaha

perusahaan. Merek-merek dari produk WIIM, diantaranya: Wismilak

Diplomat, Diplomat mild, Galan Mild, Wismilak Spesial, Wismilak Premium

Cigars, Wismilak Slim, Galan Kretek, Galan Prima dan Galan Slim.

Pada tanggal 04 Desember 2012, WIIM memperoleh pernyataan efektif

dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

WIIM (IPO) kepada masyarakat sebanyak 629.962.000 dengan nilai nominal

Rp100- per saham saham dengan harga penawaran Rp650- per saham. Saham-

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18

Desember 2012.

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sejarah Pencatatan Saham

Jenis Pencatatan Saham Tgl Pencatatan

Saham Perdana @ Rp650,- 629.962.000 18-Des-2012

Pencatatan Saham Pendiri 1.469.911.760 18-Des-2012


(Company Listing)
Gambar IV.5 Sejarah Pencatatan Saham
PT Wismilak Inti Makmur Tbk
(sumber: www.wismilak.com)

Dewan Komisaris dan Direksi

Nama Jabatan
Willy Walla Komisaris Utama
Indahtati Widjajadi Komisaris
Edy Sugito Komisaris Independen

Ronald Walla Direktur Utama


Krisna Tanimhardja Direktur
Sugito Winarko Direktur
Lucas Firman Djajanto Direktur
Trisnawati Trisnajuana Direktur
Hendrikus Johan Soegiarto Direktur Independen
Gambar IV.6 Susunan Dewan Komisaris
PT Wismilak Inti MakmurTbk
(sumber: www.wismilak.com)

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data dan Analisis

Dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) perusahaan yang termasuk dalam

sektor Industri Rokok terdiri dari 5 perusahaan. Berdasarkan kriteria yang

telah ditentukan terdapat 4 perusahaan sub sektor rokok yang bisa diteliti,

berikut nama-nama perusahaan tersebut:

Tabel V.1.
Daftar Sampel Perusahaan Sektor Industri Rokok
No Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO
1 GGRM Gudang Garam Tbk 27/08/1990
2 HMSP H.M. Sampoerna Tbk 15/08/1990
3 RMBA Bentoel Internasional Investama 05/03/1990
Tbk
4 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 18/12/2012
(Sumber: www.idx.co.id)
1. PT Gudang Garam Tbk

Tabel V.2
ROE, EPS, PER dan Harga Saham
PT Gudang Garam Tbk
Tahun ROE EPS PER Harga
(%) (Rp/lbr) (x) Saham
2015 17 3.345 16,44 55.000
2016 16,9 3.470 20,04 63.900
2017 18,4 4.030 22,32 83.800
2018 17,3 4.050 20,95 83.625
(sumber: www.idx.co.id)

Dari Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa rasio – rasio

keuangan yang diwakili oleh Return On Equity (ROE), Earning Per

Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER), dimana rasio rentabilitas

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang diwakili oleh ROE tertinggi terjadi pada tahun 2017 dengan nilai

ROE 18,4 dan untuk rasio pasar yang diwakili oleh EPS dan PER

dengan nilai tertinggi EPS pada tahun 2018 dengan nilai 4.050 serta

PER tertinggi terjadi pada tahun 2017 yang mana menghasilkan nilai

22,32.

2. PT H.M. Sampoerna Tbk

Tabel V.3
ROE, EPS, PER dan Harga Saham
PT H.M. Sampoerna Tbk
Tahun ROE EPS PER Harga Saham
(%) (Rp/lbr) (x)
2015 32,37 2.227,36 42,2 3.760
2016 37,34 109,72 36,79 3.830
2017 37,14 108,93 43,42 4.730
2018 30,85 83,31 33,4 3.710
(sumber: www.idx.co.id)

Dari Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa rasio – rasio

keuangan yang diwakili oleh Return On Equity (ROE), Earning Per

Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER), dimana rasio rentabilitas

yang diwakili oleh ROE tertinggi terjadi pada tahun 2016 dengan nilai

ROE 37,34 dan untuk rasio pasar yang diwakili oleh EPS dan PER

dengan nilai tertinggi EPS pada tahun 2015 dengan nilai 2.227,36 serta

PER tertinggi terjadi pada tahun 2017 yang mana menghasilkan nilai

43,42.

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. PT Bentoel Internasional Investama Tbk

Tabel V.4
ROE,EPS,PER dan Harga Saham
PT Bentoel Internasional Investama Tbk

Tahun ROE EPS PER Harga Saham


(%) (Rp/lbr) (x)
2015 52,04 -226,32 -2,24 510
2016 -22,09 -57,3 -8,03 484
2017 -5,38 -13,19 -12,8 380
2018 -5 -11,65 -20,09 312
(Sumber: www.idx.co.id)

Dari Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa rasio – rasio

keuangan yang diwakili oleh Return On Equity (ROE), Earning Per

Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER), dimana rasio rentabilitas

yang diwakili oleh ROE tertinggi terjadi pada tahun 2015 dengan nilai

ROE 52,04 dan untuk rasio pasar yang diwakili oleh EPS dan PER

dengan nilai tertinggi EPS pada tahun 2018 dengan nilai -11,65 serta

PER tertinggi terjadi pada tahun 2015 yang mana menghasilkan nilai -

2,24.

4. PT Wismilak Inti Makmur Tbk

Tabel V.5
ROE,EPS,PER dan Harga Saham
PT Wismilak Inti Makmur Tbk
Tahun ROE EPS PER Harga Saham
(%) (Rp/lbr) (x)
2015 13,87 62,34 6,9 430
2016 10,71 50,55 8,7 440
2017 4,14 19,3 15,03 290
2018 3,16 24,33 5,8 141
(Sumber: www.idx.co.id).

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa rasio – rasio

keuangan yang diwakili oleh Return On Equity (ROE), Earning Per

Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER), dimana rasio rentabilitas

yang diwakili oleh ROE tertinggi terjadi pada tahun 2015 dengan nilai

ROE 13,87 dan untuk rasio pasar yang diwakili oleh EPS dan PER

dengan nilai tertinggi EPS pada tahun 2015 dengan nilai 62,34 serta

PER tertinggi terjadi pada tahun 2017 yang mana menghasilkan nilai

15,03.

Tabel V.6
Data ROE, EPS, PER dan Harga Saham sektor Industri
Rokok 2015-2018
Perusahaan Tahun ROE EPS PER Harga
(X1) (X2) (X3) Saham
(Y)
(%) (Rp/lbr) (x) (Rp)
Gudang Garam Tbk 2015 17 3.345 16,44 55.000
2016 16,9 3.470 20,04 63.900
2017 18,4 4.030 22,32 83.800
2018 17,3 4.050 20,95 83.625
Handjaya Mandala 2015 32,37 2.227,36 42,2 3.760
Sampoerna Tbk 2016 37,34 109,72 36,79 3.830
2017 37,14 108,93 43,42 4.730
2018 30,85 83,31 33,4 3.710
Bentoel 2015 52,04 -226,32 -2,24 510
International 2016 -22,09 -57,3 -8,03 484
Investama Tbk 2017 -5,38 -13,19 -12,8 380
2018 -5 -11,65 -20,09 312
Wismilak Inti 2015 13,87 62,34 6,9 430
Makmur Tbk 2016 10,71 50,55 8,7 440
2017 4,14 19,3 15,03 290
2018 3,16 24,33 5,8 141
(sumber: www.idx.co.id)

Tabel diatas merupakan hasil rekap Return On Equity (ROE),

Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Harga Saham

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perusahaan – perusahaan sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2015 – 2018.

B. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Tabel V.7
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 16
Normal Mean 0,0000000
Parametersa,b Std. Deviation 9902,45986729

Most Absolute 0,210


Extreme Positive 0,134
Differences
Negative - 0,210
Test Statistic 0,210
0,057c
Test distribution is Normal.
Calculated from data.
Lilliefors Significance Correction.
(sumber: data diolah, Juli 2019)

Dari hasil olah data diatas nilai One-Sample Kolmogorov-

Smirnov sebesar 0,057 dengan jumlah 3 variabel independen dan

nilai signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 0,05 atau

5%. Didapat nilai signifikan 0,057 yang berarti lebih besar

dibanding 0,05 (0,057 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa

data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Uji Multikolinearitas

Tabel V.8
Uji Multikolinearitas
Model Unstandardized Collinearity Statistics
Coefficients
B Std. Error Tolerance VIF

(Constant) 749,142 4013,758

ROE 78,739 202,336 0,556 1,799

EPS 18,771 1,826 0,870 1,150

PER -223,903 211,131 0,501 1,997

Dependent Variable: Harga Saham


(sumber: data diolah, Juli 2019)

Uji multikoliearitas bertujuan melihat adanya masalah

multikolinearitas antar variabel independen. Salah satu teknik untuk

mendeteksi masalah multikolinearitas adalah dengan melihat nilai

VIF. Suatu model dikatan memenuhi asumsi non multikolinearitas

apabila nilai VIF berada dibawah 10. Karena nilai VIF 3 variabel

diatas semua bernilai dibawah 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas.

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Uji Heteroskedastisitas

Tabel V.9
Uji Heterosedastisitas
Model Unstandardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error
(Constant) 1675,555 2454,747 0,683 0,508
ROE -8,086 123,745 -0,065 0,949
EPS 1,141 1,117 1,022 0,327
PER 214,687 129,124 1,663 0,122

Dependent Variable: Abs_RES


(sumber: data diolah, Juli 2019)

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidakstabilan varians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dari table diatas maka

dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan 3 variabel yang telah diuji

lebih besar dari pada 0,05 yang mana dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Tabel V.10
Uji Autokorelasi

Model R R Adjusted R Durbin-


Square Square Watson
1 0,951a 0,904 0,880 2,366
Predictors: (Constant), PER, EPS, ROE
Dependent Variable: Harga Saham
(sumber: data diolah, Juli 2019)

Uji autokeralasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ada korelasi antara kesalahan penganggu pada

periode t-1. Untuk mendeteksi masalah ini, maka dilakukan uji

autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW). Berdasarkan tabel

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut didapatkan nilai Durbin-Watson sebesar 2,366.

berdasarkan jumlah variabel bebas yang digunakan dalam

penelitian ini (k=3) dan jumlah observasi (n=16) maka diperoleh

nilai dL= 0,8572 dan dU= 1,7277 hal ini dapat disimpulkan bahwa

model tersebut tidak terjadi autokorelasi karena nilai Durbin-

Watson lebih besar dari nilai dU dan dL.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel V.11
Analisis Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error
(Constant) 749,142 4013,758 0,187 0,855
ROE 78,739 202,336 0,389 0,704
EPS 18,771 1,826 10,281 0,000
PER -223,903 211,131 -1,060 0,310
Dependent Variable: Harga Saham
(sumber: data diolah, Juli 2019)

Berdasarkan hasil Analisis Regresi Linear Berganda pada tabel

V.11 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 749,142 + 78,739X1 + 18,771X2 - 223,903X3

Dimana:

Y = Harga Saham

X1 = Return On Equity

X2 = Earning Per Share

X3 = Price Earning Ratio

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Uji Hipotesis

Uji statistik dalam penelitian ini meliputi koefisien determinasi, uji

signifikan bersama-sama (Uji F) dan uji signifikan parameter individual

(Uji T).

a. Uji Simultan (Uji F)

Tabel V.12
Uji F
Model Sum of Squares F Sig.
Regression 13891963474,400 37,779 0,000b

Residual 1470880671,350

Total 15362844145,750
Predictors: (Constant), PER, EPS, ROE
Dependent Variable: Harga Saham
(sumber: data diolah, Juli 2019)

1) H0 = Return On Equity, Earning Per Share dan Price Earning

Ratio secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.

HA = Return On Equity, Earning Per Share dan Price Earning

Ratio secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

harga saham.

2) Membandingkan antara nilai probabilitas (sig) dengan nilai α.

Nilai probabilitas (0,000) dan nilai α (0,05)

3) Mengambil keputusan

Pada tabel V.12 bahwa nilai probabilitas untuk Return On

Equity, Earning Per Share dan Price Earning Ratio sebesar

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

0,000 lebih kecil dari nilai α (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak

yang artinya Return On Equity, Earning Per Share dan Price

Earning Ratio secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.

b. Uji Parsial (Uji T)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial

Return On Equity (X1), Earning Per Share (X2), Price Earning

Ratio (X3) terhadap Harga Saham (Y). Berdasarkan hasil

perhitungan SPSS, maka diperoleh hasil uji t sebagai berikut:

Tabel V.13
Uji T
Model Unstandardized Coefficients t Sig.
B Std.
Error
(Constant) 749,142 4013,758 0,187 0,855
ROE 78,739 202,336 0,389 0,704
EPS 18,771 1,826 10,281 0,000
PER -223,903 211,131 -1,060 0,310
Dependent Variable: Harga Saham
(sumber: data diolah, Juli 2019)

1) Variabel Return On Equity

a) H0 = Return On Equity secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

HA = Return On Equity secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b) Menentukan tingkat signifikansi (α)

Tingkat signifikansi atau α (alpha) yang digunakan dalam

penelitian adalah 5% (0,05).

c) Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan H 0

H0 ditolak jika nilai probabilitas ≤ α

H0 diterima jika nilai probabilitas > α

d) Mengambil keputusan

Dapat dilihat bahwa nilai probabilitas untuk Return On

Equity (X1) sebesar 0,704 lebih besar dari nilai α sebesar

0,05 (0,704 > 0,05). Maka H0 diterima yang artinya Return

On Equity secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap harga saham perusahaan rokok.

2) Variabel Earning Per Share

a) H0 = Earning Per Share secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

HA = Earning Per Share secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

b) Menentukan tingkat signifikansi (α)

Tingkat signifikansi atau α (alpha) yang digunakan dalam

penelitian adalah 5% (0,05).

c) Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan H 0

H0 ditolak jika nilai probabilitas ≤ α

H0 diterima jika nilai probabilitas > α

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d) Mengambil keputusan

Dapat dilihat bahwa nilai probabilitas untuk Earning Per

Share (X2) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05

(0,000 < 0,05). Maka H0 ditolak yang artinya Earning Per

Share secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap

harga saham.

3) Variabel Price Earning Ratio

a) H0 = Price Earning Ratio secara parsial tidak

Berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

HA = Price Earning Ratio secara parsial tidak

Berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

b) Menentukan tingkat signifikansi (α)

Tingkat signifikansi atau α (alpha) yang digunakan dalam

penelitian adalah 5% (0,05).

c) Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan H 0

H0 ditolak jika nilai probabilitas ≤ α

H0 diterima jika nilai probabilitas > α

d) Mengambil keputusan

Dapat dilihat bahwa nilai probabilitas untuk Price Earning

Ratio (X3) sebesar 0,310 lebih besar dari nilai α sebesar 0,05

(0,310 > 0,05). Maka H0 diterima yang artinya Price

Earning Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Koefisien Determinasi

Tabel V.14
Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Std. Error of


Square the Estimate
1 0,951a 0,904 0,880 11071,287
Predictors: (Constant), PER, EPS, ROE
(sumber: www.idx.co.id data sekunder yang diolah Juli 2019)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar

0,880 yang artinya bahwa perubahan harga saham diperusahaan

telekomunikasi 88% dipengaruhi oleh komponen ROE, EPS, dan PER.

Sedangkan 12% dipengaruhi oleh variabel diluar variabel penelitian ini.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE)

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,704 lebih besar dari

nilai α (0,05). Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang telah dibangun

dimana ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil

penelitian ini sejalan dengan Leonardo Guntur (2009) dan Faradilla

(2013) yang menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan

industri rokok. Hal ini mengindikasikan bahwa seberapa besar kenaikan

maupun penurunan Return On Equity (ROE) tidak mempengaruhi

fluktuasi harga saham.

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tidak berpengaruh signifikannya Return On Equity (ROE) terhadap

harga saham mengindikasikan bahwa investor tidak tertarik untuk

mendapatkan laba jangka panjang berupa dividen akan tetapi lebih

tertarik pada keuntungan jangka pendek yaitu capital gain. Sehingga

dalam mempertimbangkan pembelian saham investor tidak dipengaruhi

oleh nilai Return On Equity (ROE) perusahaan.

2. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham.

Variabel Earning Per Share (EPS) memiliki nilai probabilitas

sebesar 0,000 dengan menggunakan nilai signifikansi α (0,05). Yang

mana hal ini berarti Earning Per Share berpengaruh secara signifikan

terhadap harga saham perusahaan industri rokok. Nilai tersebut juga

menunjukkan bahwa setiap kenaikan Earning Per Share akan

mempengaruhi kenaikan harga saham, dan juga sebaliknya jika

Earning Per Share mengalami penurunan makan harga saham juga

akan mengalami penurunan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh

Ismail (2015), Faradilla (2015), Agustina (2017) dan Anggi (2007)

yang menyatakan bahwa Earning Per Share memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham.

Berpengaruhnya variabel Earning Per Share (EPS) terhadap harga

saham disebabkan karena rasio ini menunjukkan laba bersih yang

berhasil diperoleh perusahaan untuk setiap lembar saham selama suatu

periode tertentu menghasilkan keuntungan yang maksimal pula bagi

para pemegang saham. Secara teori semakin tinggi Earning Per Share

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(EPS), harga saham akan cenderung naik. Earning Per Share (EPS)

yang meningkat menandakan bahwa perusahaan mampu meningkatkan

laba untuk tiap lembar sahamnya, maka investor menganggap bahwa

perusahaan mampu memberikan dividen per lembar saham yang besar

pula. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap

perusahaan. Kepercayaan investor terhadap perusahaan akan

meningkatkan permintaan saham sehingga harga saham juga akan

meningkat.

3. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Price Earning Ratio tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan

industri rokok. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,310 lebih

besar dari pada nilai α (0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian

terdahulu Agustina (2017) yang menyatakan bahwa PER tidak

berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Menurut Graham 2017 (dikutip dalam Yulita & Rahayu, 2019:13)

perusahaan dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik jika perusahaan

mempunyai PER < 15. Menurut Husnan Suad (2015:252-253) PER

dapat digunakan untuk membandingkan nilai intrinsik saham dengan

harga pasar saham saat ini. Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini,

makan saham tersebut dinilai Undervalued (murah), sedangkan apabila

nilai intrinsik suatu saham < harga pasar saat ini, maka saham tersebut

dinilai Overvalued (mahal).

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil yang pengujian menunjukkan bahwa tidak signifikan dari

variabel Price Earning Ratio (PER) merupakan tanda mahalnya

(Overvalued) sebuah saham sehingga menjadi salah satu aspek yang

mengurangi keinginan investor dalam berinvestasi. Price Earning

Ratio yang tinggi mungkin tidak selalu menjadi indikator positif karena

rasio PER yang tinggi bisa diakibatkan oleh “Overpricing” pada saham

tersebut. Pada sisi lain PER yang rendah belum tentu merupakan

indikator negatif, tapi bisa jadi karena saham tersebut sedang diabaikan

oleh pasar.

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk mengetahui apakah

Return On Equity, Earning Per Share dan Price Earning Ratio

berpengaruh terhadap minat Harga saham Perusahaan Manufaktur Sub

Sektor Industri Rokok. Adapun hasil yang didapatkan adalah sebagai

berikut:

1. Hasil pengujian nilai probabilitas F-statistic sebesar 0,000 < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Return On

Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio secara simultan

terhadap harga saham pada perusahaan sektor Industri Rokok di

Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018.

2. Berdasarkan pengujian secara parsial dapat disimpulkan sebagai

berikut:

a. Diketahui nilai sig untuk pengaruh ROE terhadap harga saham

adalah sebesar 0,704 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

H0 diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh signifikan ROE

terhadap Harga saham.

b. Diketahui nilai sig untuk pengaruh EPS terhadap harga saham

adalah sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H0 ditolak yang berarti terdapat pengaruh signifikan EPS

terhadap harga saham.

c. Diketahui nilai sig untuk pengaruh PER terhadap harga saham

adalah sebesar 0,319 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

H0 diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh signifikan PER

terhadap harga saham.

B. SARAN

1. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pegangan dalam menentukan

langkah untuk membeli atau menjual saham yang dimilikinya yaitu

dengan memperhatikan faktor fundamental berupa rasio Earning Per

Share (EPS).

2. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan sektor industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia mendapatkan modal dari penjualan saham lebih baik

daripada mencari pinjaman, sehinga perusahaan harus menjaga

kinerjanya sehingga investor tetap menaruh kepercayaan bahwa

investasinya pada perusahaan tersebut aman. Perusahaan wajib

memperhatikan kemampuan dalam meningkatkan laba bersihnya,

dalam hal ini ditunjukkan dengan nilai keuntungan per lembar saham

(earning per share) karena dalam penelitian ini terbukti bahwa nilai

keuntungan per lembar saham (earning per share) berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang antara lain

hanya menggunakan tiga rasio keuangan, maka sebaiknya peneliti lain

menggunakan atau menambah rasio keuangan lainnya untuk

menambah keakuratan analisis yang dapat mempengaruhi harga

saham perusahaan industri rokok.

C. Keterbatasan

1. Sektor industri manufaktur yang diteliti hanya satu sub sektor industri

saja yaitu sektor industri rokok yang berjumlah 4 perusahaan, sehingga

peneliti selanjutnya dapat menambah industri-industri lain seperti

industri Makanan dan Minuman.

2. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2018 sehingga kesimpulan

penelitian ini hanya berlaku pada tahun tersebut dan kemungkinan akan

berubah untuk tahun-tahun berikutnya.

3. Jumlah data panel yang sedikit sehingga hasil penelitian tidak dapat

merepresentasikan keseluruhan sektor industri manufaktur.

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Hanafi. 2009. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.

Agustina, Lia. 2017. Pengaruh Kinerja Kueangan Perusahaan Terhadap Harga

Saham Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013-2015.

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anwar, Sanusi. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Brigham, E.F & Houston, J.F. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Buku 1

(edisi 11). Jakarta: Salemba Empat.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2012. Pasar Modal Di Indonesia.

Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Faradilla, Regita Afina (2015). Pengaruh Return On Investnen (ROI), Return On

Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode2009-

2013. Bandung: Universitas Widyatama.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS

23 (edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: Universitas Diponegoro.

Guntur, Leonardo. 2009. Analisis pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On

Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga saham

padaIndustri rokok di Bursa Efek Indonesia. Medan: Universitas Sumatera

Utara.

Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan

Jangka Pendek) edisi 4. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Husnan, Suad. 2015. Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi %.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ismail, Mohammad. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga

Saham Perusahaan Industri Rokok Yang Terdaftar di BEI. Gorontalo:

Universitas Negeri Gorontalo.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Lestari, Anggi. 2007. Pengaruh Earning Per Share dan Return On Equity terhadap

Harga Saham perusahan pada Industri Rokok yang go public di Bursa Efek

Indonesia periode 2003-2007. Bandung: Universitas Widyatama.

Martalena, Maya. 2011. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit Andi

Purnomo Serfianto, Cita Yustisia Serfiyani, & Iswi Hariyani. 2013. Pasar Uang &

Pasar Valas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sartono, R Agus. 2008. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta:

BPFE.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kombinasi (Mixed Methods).

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Teori Makro Ekonomi, Edisi Kedua. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Edisi Keenam.

Yogyakarta: STIM YKPN.

Suratno. 2008. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:

STIM YKPN.

Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan. Teori Konsep dan Aplikasi, edisi pertama.

Yogyakarta: EKONISIA.

Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan investasi: Teori dan aplikasi.

Yogyakarta: Kanisius.

Yulita, Ima Kristina dan Rahayu, Caecilia Wahyu Estining. 2019. Hospitality and

Tourism Industry Performance in Indonesia Based On Benjamin Graham’s

Perspective.10 (1), 9-16

www.idx.co.id (diakses pada tangga 20 juli 2019)

www.sahamok.com/ (diakses pada tanggal 13 Agustus 2019)

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/03/100100626/cukai-rokok-sumbang-

rp-153-triliun-ke-kas-negara-pada-2018 (diakses pada tanggal 13 Agustus

2019)

https://kemenperin.go.id/artikel/17257/Kontribusi-Besar-Industri-Hasil-

Tembakau-Bagi-Ekonomi-Nasional (diakses pada tanggal 13 Agustus 2019)

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

https://www.cnbcindonesia.com/market/20190509113006-17-71433/saham-emiten-

rokok-melesat-saat-ihsg-tertekan-ada-apa (diakses pada tanggal 13 Agustus 2019)

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN I

Data Penelitian

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Data Return On Equity, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Harga
Saham Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Rokok tahun 2015-2018

ROE EPS PER Harga Saham


No Perusahaan Tahun (X1) (X2) (X3) (Y)
% Rp X Rp
2015 17 3.345 16,44 55.000

Gudang 2016 16,9 3.470 20,04 63.900


1 Garam Tbk
2017 18,4 4.030 22,32 83.800
(GGRM)
2018 17,3 4.050 20,95 83.625

2015 32,37 2.227,36 42,2 3.760


Handjaya 37,34 109,72 36,79 3.830
Mandala 2016
2
Sampoerna 2017 37,14 108,93 43,42 4.730
Tbk (HMSP)
2018 30,85 83,31 33,4 3.710

2015 52,04 -226,32 -2,24 510


Bentoel -22,09 -57,3 -8,03 484
International 2016
3
Investama 2017 -5,38 -13,19 -12,8 380
Tbk (RMBA)
2018 -5 -11,65 -20,09 312

2015 13,87 62,34 6,9 430

Wismilak Inti 2016 10,71 50,55 8,7 440


4 Makmur Tbk
2017 4,14 19,3 15,03 290
(WIIM)
2018 3,16 24,33 5,8 141

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN II

Uji Asumsi Klasik

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 16
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 9902.45986729
Most Extreme Differences Absolute .210
Positive .134
Negative -.210
Test Statistic .210
Asymp. Sig. (2-tailed) .057c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity

Coefficients Coefficients Statistics

Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF

1 (Constant
749.142 4013.758 .187 .855
)

ROE 78.739 202.336 .047 .389 .704 .556 1.799

EPS 18.771 1.826 .985 10.281 .000 .870 1.150

PER -223.903 211.131 -.134 -1.060 .310 .501 1.997

a. Dependent Variable: Harga Saham

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1675.555 2454.747 .683 .508
ROE -8.086 123.745 -.020 -.065 .949
EPS 1.141 1.117 .244 1.022 .327
PER 214.687 129.124 .523 1.663 .122
a. Dependent Variable: Abs_RES

Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .951a .904 .880 11071.287 2.366
a. Predictors: (Constant), PER, EPS, ROE
b. Dependent Variable: Harga Saham

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel Durbin-Watson

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN III

Uji Hipotesis

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Analisis Regresi Linear Berganda


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) 749.142 4013.758 .187 .855
ROE 78.739 202.336 .047 .389 .704

EPS 18.771 1.826 .985 10.281 .000

PER -223.903 211.131 -.134 -1.060 .310

a. Dependent Variable: Harga Saham

Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 13891963474.40
3 4630654491.467 37.779 .000b
0
Residual
1470880671.350 12 122573389.279

Total 15362844145.75
15
0
a. Dependent Variable: Harga Saham
b. Predictors: (Constant), PER, EPS, ROE

Uji T
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) 749.142 4013.758 .187 .855
ROE 78.739 202.336 .047 .389 .704

EPS 18.771 1.826 .985 10.281 .000

PER -223.903 211.131 -.134 -1.060 .310

a. Dependent Variable: Harga Saham

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Koefisien Determinasi
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .951 .904 .880 11071.287
a. Predictors: (Constant), PER, EPS, ROE

90

Anda mungkin juga menyukai