Anda di halaman 1dari 91

PENGARUH TAX AVOIDANCE DAN RISIKO PAJAK TERHADAP RISIKO

PERUSAHAAN DIMODERASI OLEH GOOD CORPORATE GOVERNANCE

SKRIPSI

Oleh:
TRI HARIANTI
NPM: 2019-03-0003
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


TANGERANG
2023
PENGARUH TAX AVOIDANCE DAN RISIKO PAJAK TERHADAP RISIKO
PERUSAHAAN DIMODERASI OLEH GOOD CORPORATE GOVERNANCE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar


Sarjana Akuntansi

Oleh:
TRI HARIANTI
NPM: 2019-03-0003
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


TANGERANG
2023
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :


Nama : Tri Harianti
NIM : 2019030003
Program Studi : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Tax Avoidance dan Risiko Pajak Terhadap Risiko
Perusahaan Yang Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Skripsi Saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri, dan
bukan hasil karya orang lain dengan mengatasnamakan saya, serta bukan
merupakan hasil peniruan atau jiplakan (plagiarism) dari karya orang lain.
2. Pernyataan ini Saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah saya peroleh karena karya tulis Skripsi ini, serta sanksi-sanksi lainnya
sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku di Universitas UTPADAKA
SWASTIKA.

Tangerang, 22 Juli 2023


Yang membuat pernyataan,
Meterai 10.000

Tri Harianti

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas UTPADAKA SWASTIKA, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :
Nama : Tri Harianti
NIM : 2019030003
Program Studi : Akuntansi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas UTPADAKA SWASTIKA Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-Exclusive
Royalty-Free Right) atas skripsi saya yang berjudul :
“Pengaruh Tax Avoidance dan Risiko Pajak Terhadap Risiko Perusahaan Yang Dimoderasi
Oleh Good Corporate Governance”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas UTPADAKA SWASTIKA berhak menyimpan, mengalihmedia/Format-kan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan
skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Tangerang, 22 Juli 2023


Yang membuat pernyataan,

Meterai 10.000

Tri Harianti

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


PERSETUJUAN LAYAK UJI

Skripsi yang diajukan oleh:

NAMA : TRI HARIANTI

NIM : 2019030003

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH TAX AVOIDANCE DAN RISIKO PAJAK TERHADAP

RISIKO PERUSAHAAN YANG DIMODERASI OLEH GOOD

CORPORATE GOVERNANCE

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing dan rektor Universitas UTPADAKA
SWASTIKA untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji.

Tangerang, 22 Juli 2023

Mengetahui,
Rektor Universitas UTPADAKA SWASTIKA Pembimbing,

Suhadarliyah, S.E., S.S., M.M. Ronald Tehupuring, S.E., M.Ak.


NIDN: 0412037208 NIDN: 0413099001

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


PENGESAHAN LULUS UJIAN

Skripsi ini telah diujikan dan disahkan oleh Panitia Ujian Kesarjanaan Jurusan Akuntansi
Universitas UTPADAKA SWASTIKA Program Strata Satu di Tangerang pada tanggal 22 Juli
2023.

Tim Penguji,

Ketua, Anggota,

(nama lengkap dan gelar) (nama lengkap dan gelar)


NIDN: 00000000 NIDN: 00000000

Mengetahui,

Rektor Universitas UTPADAKA SWASTIKA

Ketua, Ketua Prodi Akuntansi,

Suhadarliyah, S.E., S.S., M.M. Ronald Tehupuring, S.E., M.Ak.


NIDN: 0412037208 NIDN: 0413099001

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


ABSTRAK

Fenomena tax avoidance dan fluktuasi harga saham pada beberapa perusahaan
pertambangan dan properti masih menjadi perhatian penting bagi perusahaan karena
dapat menimbulkan berbagai risiko. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk
menguji dan menganalisis pengaruh tax avoidance dan risiko pajak terhadap risiko
perusahaan dengan mempertimbangkan good corporate governance sebagai faktor
pemoderasi. Sampel penelitian terdiri dari perusahaan pertambangan dan properti yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2022, yang dipilih menggunakan metode
purposive sampling. Penelitian ini menggunakan regresi data panel dan menggunakan
Eviews versi 12 sebagai alat analisis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tax avoidance tidak memiliki pengaruh


signifikan terhadap risiko perusahaan. Namun, risiko pajak memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap risiko perusahaan. Variabel kepemilikan institusional tidak
mempengaruhi hubungan antara tax avoidance dan risiko perusahaan, tetapi
mempengaruhi hubungan antara risiko pajak dan risiko perusahaan. Selain itu, variabel
komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap hubungan antara tax avoidance
dan risiko pajak terhadap risiko perusahaan.

Kata Kunci : Tax avoidance, Risiko Pajak, Risiko Perusahaan, Good Corporate
Governance.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


ABSTRACT

The phenomena of tax avoidance and stock price fluctuations in several mining
and property companies remain a significant concern for businesses as they can give rise
to various risks. Therefore, this research aims to examine and analyze the influence of
tax avoidance and tax risk on corporate risk, considering good corporate governance as
a moderating factor. The research sample consists of mining and property companies
listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2017-2022, selected using
purposive sampling method. This study utilizes panel data regression and employs
Eviews version 12 as the analytical tool.

The research findings indicate that tax avoidance does not have a significant
influence on corporate risk. However, tax risk has a positive and significant effect on
corporate risk. The variable of institutional ownership does not affect the relationship
between tax avoidance and corporate risk, but it does influence the relationship between
tax risk and corporate risk. Additionally, the variable of independent commissioners does
not have an impact on the relationship between tax avoidance and tax risk on corporate
risk.

Keywords: Tax avoidance, Tax risk, Corporate risk, Good corporate governance.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas Karunia dan Rahmat-Nya

penulis mampu menyelesaian skripsi yang berjudul PENGARUH TAX AVOIDANCE DAN

RISIKO PAJAK TERHADAP RISIKO PERUSAHAAN YANG DIMODERASI OLEH GOOD

CORPORATE GOVERNANCE.

Skripsi ini susun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan untuk

memenuhi dan melengkapi salah satu syarat mencapai gelar sarjana manajemen pada

program studi akuntansi pada Universitas UTPADAKA SWASTIKA.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun

penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan skripsi ini tidak lain berkat

bantuan, dorongan beberpa pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi

teratasi. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih

kepada:

1. Ibu Suhadarliyah, S.E., S.S., M.M., selaku rektor Universitas UTPADAKA SWASTIKA.

2. Bapak Ronal Tehupuring, S.E., M.Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas UTPADAKA SWASTIKA sekaligus dosen pembimbing penulis yang sudah

meluangkan waktu, perhatian dan segala bimbingan serta arahannya selama

penulisan skripsi ini dari awal hingga akhir.

3. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Universitas UTPADAKA SWASTIKA

4. Kedua orang tua tercinta Papa, mama, Bang Ari, Mas Zikin, Kak Ayu dan adik kecil

saya Zaenuri yang senantiasa mendoakan serta memberikan dukungan, motivasi,

inspirasi, semangat yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


sehingga selesai. Kuberikan gelar dan karya kecil ini untuk keluarga tercinta sebagai

bukti bahwa keluarga kita hebat dapat mengantarkan saya hingga ketitik ini.

5. Tunangan saya tercinta, Lucky Darmawan sekaligus calon suami saya yang Insya

Allah akan SAH barsamaan dengan acara wisuda saya, terimakasih sudah menemani

saya dari titik nol, yang menjadi tempat keluh kesah saya memperjuangkan gelar

dan toga serta buku nikah secara bersamaan.

6. Sahabat saya tercinta sekaligus teman seperjuangan dalam menyelesaikan kuliah

Yuliyana, Chyntia, Regina. Terimakasih karena kalian selalu ada buat saya dalam

segala hal suka maupun duka, tidak pernah meninggalkan saya dalam kesendirian

dan keterpurukan yang pernah saya lalui dalam perjalanan kehidupan saya.

7. dr. Uliandri Amrullah, SpKJ. dari RS. Sari Asih Karawaci. Terimakasih sudah

menemani saya melewati semuanya, sehingga saya bisa sampai pada titik ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebukan satu persatu yang telah membantu

memberikan dukungan.

Semoga skripsi ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi

sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Program Studi

Akuntansi Universitas UTPADAKA SWASTIKA. Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini

masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati, penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif guna

kesempurnaan dimasa yang akan datang.

Tangerang, 22 Juli 2023

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


Tri Harianti

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................................................. i


PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI................................... ii
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................................ ii
PERSETUJUAN LAYAK UJI................................................................................ iii
PENGESAHAN LULUS UJIAN............................................................................. iv
ABSTRAK................................................................................................................
v
ABSTRACT..............................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR.............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................... Error!
Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................... 6
C. Batasan Masalah..................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah.................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian................................................................................. 8
G. Sistematika Penelitian............................................................................ 9
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS........ 11
A. Landasan Teori....................................................................................... 11
A.1. Teori Agensi..................................................................................... 11
A.2. Risiko Perusahaan........................................................................... 11
A.3. Tax Avoidance.................................................................................. 12
A.4. Risiko Pajak....................................................................................... 13

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


A.5. Good Corporate Governance........................................................... 14
B. Penelitian Terdahulu.............................................................................. 15
C. Kerangka Berpikir................................................................................. 19
D. Pengembangan Hipotesis....................................................................... 20
D.1. Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Risiko Perusahaan.................. 20
D.2. Pengaruh Risiko Pajak Terhadap Risiko Perusahaan...................... 22
D.3. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Hubungan Antara Tax
Avoidance Dan Risiko Perusahaan.......................................................... 23
D.4. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Hubungan Antara Risiko
Pajak Dan Risiko Perusahaan.................................................................. 25
D.6. Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Hubungan Antara Risiko
Pajak Dan Risiko Perusahaan.................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 29
A. Tempat, Waktu Penelitian dan Penulisan Hasil................................... 29
B. Desain Penelitian.................................................................................... 31
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.................................. 31
C.1. Variabel Bebas (Variable Independent).......................................... 32
C.2. Variabel Terikat ( Variable Dependen )........................................... 33
C.3. Variabel Moderasi........................................................................... 33
D. Populasi Dan Sampel Penelitian............................................................ 35
D.1. Populasi Penelitian.......................................................................... 35
D.2. Sampel Penelitian............................................................................ 36
E. Metode Pengumpulan data.................................................................... 37
F. Metode Analisis Data............................................................................. 38
F.1. Statistik Deskriptif............................................................................ 38
F.2. Uji Asumsi Kelasik............................................................................ 38
F.3. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit-Uji f) dan Koefisiensi
Determinasi............................................................................................. 39
F.4. Uji Hipotesis (Uji-T).......................................................................... 40
F.5. Persamaan Model Regresi............................................................... 44
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................................... 46
A. Analisis Deskriptif.................................................................................. 46

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


B. Pengujian Hipotesis Penelitian.............................................................. 48
B.1. Uji Asumsi Kelasik............................................................................ 48
B.2. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit – Uji F) dan Koefisien
Determinasi............................................................................................. 49
B.3. Uji Hipotesis ( Uji T)........................................................................ 51
B.4. Persamaan Model Regresi............................................................... 57
C. Pembahasan Analisis.............................................................................. 59
BAB V PENUTUP................................................................................................... 65
A. Kesimpulan............................................................................................. 65
B. Implikasi.................................................................................................. 65
C. Keterbatasan........................................................................................... 65
D. Rekomendasi........................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 67
LAMPIRAN..............................................................................................................
69

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian....................................................................................... 30


Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel........................................... 34
Tabel 3.3 Kriteria Pemilihan Sampel........................................................................... 36
Tabel 3.4 Perusahaan Sampel Penelitian................................................................... 37
Tabel 4.1 Statistik deskriptif....................................................................................... 46
Tabel 4.2 Uji Kesesuaian Model................................................................................. 49
Tabel 4.3 Hasil Uji Koefisiensi Determinasi................................................................ 50
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Berpasangan Pada Model.................................................. 52
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Data Panel........................................................................ 54
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis........................................................... 57

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1................................................................................................................ 19
Gambar 3.1................................................................................................................ 43

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Uji Deskriptif Statistic.......................................................................... 69


Lampiran 1.1 Uji Model 1........................................................................................... 69
Lampiran 1.2 Uji Model 1........................................................................................... 70
Lampiran 1.3 Uji Regresi Data Panel Menggunakan Model Random Effect............... 71
Lampiran 1.4 Uji Model 2........................................................................................... 72
Lampiran 1.5 Uji Regresi Data Panel Menggunakan Model Random Effect............... 73
Lampiran 1.6 Uji Model 3........................................................................................... 74
Lampiran 1.7 Uji Regresi Data Panel Model 3 Menggunakan Model Random Effect. 75

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dampak krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemic Covid-19 di

Indonesia dapat dirasakan diberbagai sector, termasuk industry pertambangan.

Meskipun demikian, pada masa pandemic hingga saat ini, harga saham

perusahaan tambang masih relative stabil dan bahkan berada diposisi teratas,

sementara saham pada sector property cenderung menurun drastis.

Harga saham sebuah perusahaan seringkali dianggap sebagai indicator

kesejahteraan perusahaan. Harga saham dipengaruhi oleh keputusan

manajemen mengenai operasi, investasi, dan pendanaan yang berkaitan dengan

situasi internal perusahaan. Namun, faktor eksternal seperti kondisi ekonomi

juga berperan dalam menentukan harga saham. Oleh karena itu, perusahaan

harus mempertimbangkan risiko perusahaan yang dapat memengaruhi

keuntungan pemegang saham dan pemilik perusahaan dalam mencapai tujuan

yang diinginkan.

Menurut Coles (2004), risiko perusahaan ialah cerminan dari kebijakan

yang diambil oleh pimpinan perusahaan sehingga dapat memberikan indikasi

karakter risk taker atau risk averse. Menurut Badertscher et al. (2013)

menjelaskan bahwa risiko perusahaan tercermin melalui volatilitas return saham.

1 UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


2

Risiko perusahaan yang tercermin melalui volatilitas return saham dapat

dipengaruhi oleh risiko pajak (Drage et al., 2017).

Risiko pajak diterjemahkan secara berbeda diantara berbagai ilmu (Nesbit

et al.(2017). Perbedaan dari menerjemahkan pengertian pengertian risiko pajak

ini karena masalah perpajakan melingkupi berbagai aspek ilmZu pengetahuan

yaitu akuntansi, keuangan, ekonomi dan hukum (Hukum dan Heitzman, 2010).

Beberapa peneliti memiliki definisi tersendiri mengenai risiko pajak.

Nesbit et al.(2017), mendefinisikan risiko pajak sebagai variasi dari hasil tindakan

penghindaran pajak yang dilakukan. Nesbit et al. memandang bahwa berbagai

tindakan yang dilakukan oleh manajemen dalam rangka menghindari pajak

memiliki risiko dipandang seberapa dalam tindakan tersebut dan seberapa besar

hal tersebut dapat diketahu oleh otoritas perpajakan.

Drage et al.(2017) juga mengambil pendekatan yang sama dengan Nesbit

et al. dengan mengacu kepada pengertian dibidang finansial, Drage et al.(2017)

menyatakan bahwa mengingat tax avoidance dapat memberikan tax saving,

maka risiko pajak merupakan perbedaan hasil yang diharapkan dari tax saving

tersebut.

Studi sebelumnya telah difokuskan pada pengujian dampak risiko pajak

terhadap risiko perusahaan dan hasilnya tidak konsisten. (Firmansyah & Muliana,

2018) menemukan bahwa risiko pajak tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap risiko perusahaan, demikian juga dengan penelitian (Regita Belananda,

2022) yang menunjukkan bahwa risiko pajak tidak berpengaruh secara signifikan

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


3

terhadap risiko perusahaan. Akan tetapi penelitian oleh Caroline et al. (2021)

dan (Guenther et al., 2017) menemukan bahwa risiko pajak memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap risiko perusahaan.

Perusahaan yang secara agresif menghindari pembayaran pajak dapt

menghadapi risiko yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya transparansi

dan informasi yang tidak seimbang dalam pengungkapan aktivitas perpajakan,

yang mungkin menarik perhatian otoritas pajak dan masyarakat. Tujuan

perusahaan untukmenghindari pajak adalah untukmengurangi beban pajak yang

mempengaruhi laba perusahaan.

Pada tahun 2010, Indonesia Corruption Watch (ICW) melaporkan dugaan

penggelapan pajak yang dilakukan oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dalam

sector pertambangan, yang merupakan bagian dari Bakrie Group. Laporan ICW

menunjukan adanya selisih pajak yang lebih rendah dalam laporan keuangan

salah satu perusahaan Bakrie Group pada periode tahun 2003-2008. Selain itu

ditemukan dugaan kerugian pajak yang seharusnta dibebankan kepada

pemerintah selama lima tahun dengan total US$477 juta. Terdapat juga selisih

royalty atas batubara (BHPP) yang mencapai US$143 juta. Secara total kerugian

yang harus ditanggung pemerintah mencapai US$1.680 miliar (news.detik.com).

Kasus penggelapan pajak atau tax avoidance dalam sector pertambangan

tidak hanya terjadi di PT Bumi Resources Tbk, tetapi jugadiperusahaan lain

seperti PT Adaro. Baru-baru ini, dilaporkan bahwa PT GIPE dan PT DPM

melakukan penggelapan pajak terkait transaksi bahan bakar minyak (BBM)

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


4

bersubsidi didaerah Palembang-Sumatera Selatan, yang berdampak pada

kerugian negara sebesar Rp24,4 miliar (Bisnis.com).

Studi sebelumnya telah berfokus enguji pengaruh tax avoidance terhadap

risiko perusahaan dan menemukan adanya inkonsistensi. Misalkan, (Regita

Belananda, 2022) mengatakan bahwa tax avoidance berpengaruh positif dan

signifikan terhadap risiko perusahaan. (Konverman, 2018) mengatakan bahwa

tax avoidance tidak serta meningkatkan risiko pajak, melainkan memperkuat

kemampuan perusahaan untuk membayar utang.

Hasil studi lain menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan tax

avoidance dapat memiliki risiko kebangkrutan yang tinggi dan berdampak

negative pada perusahaan tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Dyreng et al. (2019) menunjukkan ketidakpastian dalam pembayaran pajak dapat

menghasilkan risiko pada investasi masa depan, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan praktik penghindaran pajak. Oleh karena itu, studi ini penting

untuk mengkonfirmasi temuan studi sebelumnya.

Studi sebelumnya Fitri (2021), mengungkapkan bahwa good corporate

governance berpengaruh positif terhadap risiko perusahaan. Good corporate

governance dianggap dapat mengurangi risiko perusahaan, karena corporate

governance merujuk pada sistem dan stuktur yang mengatur hubungan antara

manajemen perusahaan dengan pemegang saham, baik yang memiliki saham

mayoritas maupun minoritas.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


5

Komite Nasional Kbeijakan Corporate Governance (KNKCG) yang dibentuk

berdasarkan keputusan Menko Ekuin nomor : KEP/31/M.EKUIN/08/1999 telah

mengeluarkan pedoman good corporate governance (GCG) yang pertama, masih

terdapat wajib pajak baik badan maupun perseorangan yang melakukan praktik

penghindaran pajak. Hal tersebut menunjukkan bahwa corporate governance

belum sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan diIndonesia.

Dalam penelitian ini GCG dapat diukur dari pengaruh komisaris

independen dan kepemilikan institusional yang dimiliki perusahaan. Adanya

komisaris independen akan memastikan dan mengontrol tindakan yang

dilakukan oleh manajemen agar berjalan sesuai dengan aturan dan visi

perusahaan. Sedangkan kepemilikan institusional yang memainkan peran

penting dalam memantau, mendisiplinkan dan mempengaruhi manajemen untuk

menghindari perilaku mementingkan diri sendiri juga memberikan insentif bagi

manajemen untuk memastikan manajemen membuat keputusan yang terbaik

untuk memperoleh kesejahteraan maksimal bagi pemegang saham institusional.

hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh

perusahaan demi mengamankan investasi yang dilakukan oleh pihak

institusional.

Berdasarkan uraian tersebut, berdasarkan latar belakang diatas dapat

menarik judul penelitian “pengaruh tax avoidance dan risiko pajak terhadap

risiko perusahaan dimoderasi oleh good corporate governance”.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


6

B. Identifikasi Masalah

Uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya menunjukkan

bahwa studi ini memiliki indentifikasi sebagai berikut.

1. Fluktuasi harga saham yang terjadi padamasa pandemi covid-19

menunjukkan bahwa perusahaan mengalami risiko.

2. Fenomena tax avoidance yang terjadi diperusahaan pertambangan

mengakibatkan adanya risiko perusahaan.

3. Fenomena risiko pajak yang diakibatkan oleh tax avoidance mengakibatkan

adanya risiko perusahaan.

4. Hasil penelitian sebelumnya yang belum konsisten antara pengaruh tax

avoidance dan risiko pajak terhadap risiko perusahaan.

5. Kepemilikan institusional dan komisaris independent sebagai bagian dari

good corporate governance hasilnya belum konsisten terhadap risiko

perusahaan.

C. Batasan Masalah

Studi ini bermaksud menguji pengaruh tax avoidance dan risiko pajak

terhadap risiko perusahaan serta dimoderasi oleh good corporate governance.

Adapun Batasan masalah studi ini adalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini hanya akan meneliti perusahaan yang terdaftar pada Bursa efek

Indonesia pada sector pertambangan dan sektor property and real estate.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


7

2. Tahun yang digunakan hanya tahun 2019-2021. Kondisi ini disebabkan karena

pada tahun tersebut terjadi fenomena covid-19 yang mengguncang kondisi

ekonomi industry.

3. Data yang digunakan merupakan data laporan keuangan yang terdapat pada

www.idn.financial.com dan www.idx.go.id

D. Rumusan Masalah

Uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan Batasan masalah yang

telah dijelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa studi ini memiliki rumusan

masalah adalah sebagai berikut.

1. Apakah tax avoidance berpengaruh positif terhadap risiko perusahaan?

2. Apakah risiko pajak berpengaruh positif terhadap risiko perusahaan?

3. Apakah kepemilikan institusional sebagai bagian dari GCG dapat

memperlemah pengaruh tax avoidance terhadap risiko perusahaan?

4. Apakah kepemilikan institusional sebagai bagian dari GCG dapat mengurangi

risiko pajak terhadap risiko perusahaan?

5. Apakah komisaris independen sebagai bagian dari GCG dapat

memperlemah pengaruh tax avoidance terhadap risiko perusahaan?

6. Apakah komisaris independen sebagai bagian dari GCG dapat mengurangi

risiko pajak terhadap risiko perusahaan?

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


8

E. Tujuan Penelitian

Rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa

studi ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut.

1. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh tax avoidance terhdap risiko

perusahaan.

2. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh risiko pajak terhadap risiko

perusahaan.

3. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh kepemilikan intitusional dalam

memoderasi hubungan antara tax avoidance terhadap risiko perusahaan.

4. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh komisaris independen dalam

memoderasi hubungan antara tax avoidance terhadap risiko perusahaan.

5. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh komisaris independen dalam

memoderasi hubungan antara risiko pajak terhadap risiko perusahaan.

6. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh kepemilikan intitusional dalam

memoderasi hubungan antara risiko pajak terhadap risiko perusahaan.

F. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat studi ini dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi teoriti agensi dalam

menunjukkan pengaruh tax avoidance dan risiko pajak terhadap risiko

perusahaan yang dimoderasi oleh good corporate governance.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


9

2. Manfaat Bagi Akademisi

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber

informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya, serta dapat memberikan

kontribusi dalam peningkatan taraf Pendidikan.

3. Manfaat Bagi Perusahaan

Diharapkan penelitian ini dapat membantu pihak manajemen perusahaan

dalam meningkatkan pengendalian internal. Dengan penelitian ini dapat kita

informasikan bahwa jika perusahaan melakukan penghindaran pajak maka

akan menimbulkan risiko jangkapanjang bagi perusahaan, dengan begitu

pimpinan perusahaan dapat memperbaiki sistem manajemen yang sedang

diterapkan didalam perusahaan.

4. Manfaat Bagi Fiskus

Diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi sebagai sarana informasi dalam

melakukan evaluasi terkait dengan celah yang terdapat didalam aturan

perpajakan yang berlaku dalam UU NO 36 Tahun 2008.

G. Sistematika Penelitian

Uraian yang disajikan dalam bagian ini menjelaskan permasalahan yang

ada dan rumusan secara konseptual, adapun bagiannya adalah sebagai berikut

BAB I: PENDAHULUAN

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


10

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

Batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penelitian.

BAB II: LANDASAN TEORI DANPENGEMBANGAN HIPOTESIS

Uraian dalam bab ini mencangkup uraian deskripsi teori dan konsep variable,

penelitian terdahulu, pengembangan hipotesis dan kerangka berfikir.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini mencangkup populasi dan sampel, jenis dan sumber data, f=definisi

operasional dan pengukuran variable, serta metode dan Teknik analisi data.

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Uraian dalam bab ini mencangkup uraian hasil studi dan pembahasan.

BAB V: PENUTUP

Penutup studi ini mencangkup kesimpulan, implikasi, keterbatasan, dan

rekomendasi

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


11

BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

A.1. Teori Agensi

Keagenan Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan hubungan

keagenan sebagai hubungan antara pemilik perusahaan (principal) dan agen,

dengan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Dalam

hubungan keagenan, mungkin ada konflik kepentingan antara principal dan agen.

0Pemegang saham menuntut peningkatan profitabilitas dan dividen perusahaan,

sedangkan manajer adalah agen yang termotivasi untuk memaksimalkan

pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologis.

Masalah principal-agen sering kali timbul ketika kedua belah pihak

memiliki kepentingan yang berbeda daninformasi yang tidak seimbang (agen

memiliki lebih banyak informasi). Hal ini menyebabkan principal sulit untuk

memastikan bahwa agen selalu bertindak sesuai kepentingan terbaik principal,

terutama ketika tindakan yang menguntungkan principal mahal bagi agen, dan

ketika unsur-unsur dari apa yang dilakukan agen sulit untuk diamati oleh

principal.

A.2. Risiko Perusahaan

Menurut Coles (2004), risiko perusahaan ialah cerminan darikebijakan

yang diambil oleh pimpinan perusahaan sehingga dapat memberikan indikasi

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


12

karakter risk taker atau risk averse. Seorang pemimpin perusahaan bisa saja

memiliki karakter risk taker atau risk averse yang tercermin dari besar kecilnya

risiko perusahaan (Budiman & Setiyono, 2012). Semakin tinggi risiko suatu

perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk taker. Sebaliknya, semakin

rendah risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk averse.

A.3. Tax Avoidance

Secara tradisional, tax avoidance merupakan suatu tindakan pengalihan

kekayaan dari negara kepada pemegang saham (Kim et al., 2011). (Hanlon &

Heitzman, 2010) secara luas tax avoidance sebagai pengurangan atas beban

pajak eksplisit. (Hanlon & Heitzman, 2010) bahwa tindakan tax avoidance sangat

luas, dimulai dari tindakan paling sederhana berupa penerbitan surat utang yang

memiliki bunga sampai dengan tindakan agresif seperti tidak patuh terhadap

peraturan perpajakan.

Pendekatan (Hanlon & Heitzman, 2010) ini meskipun sejalan dengan

pendekatan yang diambil oleh (Dyreng et al., 2008), namun lebih luas karena

(Dyreng et al., 2008) melihat bahwa tindakan tax avoidance mencangkup area

yang masih abu-abu hingga kepada area yang merupakan tindakan illegal.

Josep Stiglitz (1986) menguraikan bahwa tax avoidance melibatkan tiga

prinsip, yaitu penundaan pajak, arbitrase pajak pada individu yang berhadapan

dengan tarif pajak berbeda, dan arbitrase pajak pada aliran pendapatan yang

dikenai perlakuan pajak yang berbeda. Banyak strategi tax avoidance yang terdiri

dari kombinasi dari ketiga prinsip tersebut.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


13

Penundaan pajak terjadi ketika nilai diskonto sekarang dari pajak yang

ditangguhkan jauh lebih rendah dari pajak yang ditangguhkan jauh lebih rendah

dari pada pajak yang harus dibayarkan saat ini. Sementara itu, arbitrase pajak

pada individu yang berhadapan dengan kelompok pajak yang berbeda atau

individu yang sama yang menghadapi tarif pajak marjinal yang berbeda pada

waktu yang berbeda adalah metode yang efektif untuk mengurangi kewajiban

pajak dalam sebuah keluarga.

Menurut Stiglitz (1986), tarif pajak yang berbeda dapat memicu transaksi

antara individu dalam kelompok yang berbeda, yang mengarah pada “transaksi

yang disebabkan oleh pajak”. Prinsip terakhir melibatkan arbitrase pajak lintas aliran

pendapatan yang dikenai perlakuan pajak yang berbeda.

A.4. Risiko Pajak

Risiko pajak diterjemahkan secara berbeda diantara berbagai ilmu

(Nesbitt et al., 2017). Perbedaan dari penerjemahan pengertian risiko pajak ini

karena masalah perpajakan melingkupi berbagai aspek ilmu pengetahuan yaitu

akuntansi, keuangan, ekonomi dan hukum (Hanlon & Heitzman, 2010). Karena

itu, beberapa peneliti memiliki definisi tersendiri mengenai apa yang dimaksud

dengan risiko pajak.

Nesbitt et al. (2017), menjelaskan bahwa risiko pajak sebagai variasi dari

hasil tindakan tax avoidance yang dilakukan. Nesbitt et al. (2017) memandang

bahwa berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen dalam rangka

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


14

menghindari pajak memiliki risiko dipandang seberapa dalam tindakan tersebut

dan seberapa besar hal tersebut dapat diketahui oleh otoritas perpajakan.

Drake et al. (2017) juga mengambil pendekatan yang sama dengan

Nesbitt et al.(2017) Dengan mengacu kepada pengertian di bidang finansial,

Drake et al.(2017) menyatakan bahwa mengingat tax avoidance dapat

memberikan tax saving, maka risiko pajak merupakan perbedaan hasil yang

diharapkan dari simpanan pajak tersebut.

A.5. Good Corporate Governance

Wulandari (2006) mengungkapkan bahwa corporate governance

merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan atau mengawasi

perusahaan. Didalam sistem corporate governance terdapat sebuah mekanisme

yaitu mekanisme corporate governance. Mekanisme corporate governance

merupakan aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang

mengambil keputusan dengan pihak yang yang akan melakukan kontrol

(pengawasan) terhadap keputusan tersebut yang akan menjamin dan mengawasi

berjalannya sistem governance dalam sebuah organisasi.

Tata kelola perusahaan muncul dari kepentingan perusahaan untuk

memastikan prinsipal/investor bahwa dana yang diinvestasikan digunakan secara

tepat dan efisien.

Uwuigbe et al., (2014) berpendapat bahwa keberadaan GCG dapat

mencegah atau mengurangi manajemen laba karena pengawasan tersebut

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


15

menjadi insentif bagi manajemen sebagai agen untuk bertindak sebaik mungkin

demi kepentingan prinsipal, yaitu pemangku kepentingan, dan menekan perilaku

menyimpang sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Tugas mereka dengan benar dan perilaku etis, sejalan dengan

pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, dengan

mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum dan

norma perilaku internasional yang ditetapkan, dan terintegrasi dengan organisasi

secara keseluruhan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian sebelumnya menjadi dasar landasan bagi penulis

dalam mengembangkan penelitian ini dan berperan penting dalam memperluas

pemahaman dalam lingkup penelitian yang sedangd iteliti. Penelitian

sebelumnya juga menjadi acuan bagi peneliti dalam mendapatkan perbandingan

dan panduan yang berguna dalam menyusun skripsi yang disajikan ini. Adapun

hasil penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Tyas Chasbiandani, Triastuti, dan Sri Ambarwati (2019), dengan judul

penelitian “Pengaruh Corporation risk dan Good Corporate Governance

Terhadap tax Avoidance Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel

Pemoderasi.” Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh risiko

perusahaan dan good corporate governance terhadap tax avoidance dengan

kepemilikan institusional sebagai variabel moderasi, pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-216.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


16

Penentuan sampel pada studi ini menggunakan metode purposive sampling.

Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko perusahaan memiliki pengaruh

positif tetapi tidak signifikan terhadap tax avoidance. Namun, dengan adanya

moderasi oleh sturuktur kepemilikan institusional, risiko perusahaan

berpengaruh terhadap tax avoidance.

Sementara pengaruh komisaris independent terhadap tax avoidance tidak

terbukti signifikan. Kualitas audit berpengaruh negatif terhadap

penghindaran pajak, sesuai dengan prediksi.

2. (Firmansyah & Muliana, 2018), dengan judul penelitian “The effect of tax

avoidance and tax risk on corporate risk”. Studi ini untuk menguji pengaruh

penghindaran pajak dan risiko pajak terhadap risiko perusahaanm sample

yang digunakan dalam studi ini merupakan perusahaan non keuangan yang

terdaftar di BEI.

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Hasil studi ini

menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan penghindaran pajak tidak

terkait dengan risiko perusahaan. Selanjutnya risiko pajak tidak berpengaruh

terhadap risiko perusahaan. Oleh karena itu risiko pajak lebih banyak

dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan.

3. (Regita Belananda, 2022), dengan judul penelitian “Pengaruh risiko pajak dan

penghindaran pajak terhadap risiko perusahaan dengan keragaman gender

sebagai pemoderasi”. Studi ini bertujuan untuk menguji pengaruh risiko

pajak dan penghindaran pajak terhadap risiko perusahaan, sampel yang

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


17

digunakan dalam studi ini yaitu perusahaan pertambangan dengan periode

tahun yang diteliti 2017-2021.

Hasil studi ini menemukan bahwa risiko pajak tidak memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap risiko perusahaan, dan keragaman gender tidak

dapat mengurangi efek penghindaran pajak terhadap risiko perusahaan.

4. Guenther (2016), dengan judul penelitian “is tax avoidance related to firm

risk?”. Studi ini bertujuan untuk menguji apakah penghidaran pajak

berhubungan dengan risiko perusahaan, sampel yang digunakan dalam studi

ini seluruh observasi data gabungan CRSP/Compustat dari tahun 1987-2011.

Hasil studi ini mengungkapkan bahwa tarif pajak yang rendah cenderung

lebih persisten daripada tarif pajak yang tinggi dan ukuran penghindaran

pajak yang biasa digunakan dalam literatur umumnya tidak terkait dengan

volatilitas tarif pajak masa depan atau risiko perusahaan secara keseluruhan

dimasa depan.

Studi tersebut juga menyatakan bahwa volatilitas tarif pajak berhubungan

terhadap risiko perusahaan.

5. (Arfiansyah, 2021),dengan judul penelitian “pengaruh penghindaran pajak

dan risiko pajak terhadap nilai perusahaan dengan komisaris independent

sebagai pemoderasi”. Studi ini bertujuan untuk menguji apakah

penghindaran pajak dan risiko pajak berpengaruh terhadap nilai perusahaan

dan apakah variabel komisaris independent dapat memoderasi hubungan

antara penghindaran pajak dan risiko pajak terhadap nilai perusahaan.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


18

Studi ini menggunakan analisis regresi berganda, sampel yang digunakan

merupakan data sekunder yang diperoleh dari The Indonesia Capital Market

Institute (TICMI) dan laporan tahunan perusahaan manufaktur & property

yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2017.

Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa penghindaran pajak berpengaruh

positif terhadap risiko perusahaan, sedangkan risiko pajak tidak berpengaruh,

studi ini juga menyimpulkan bahwa komisaris independen memperlemah

pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan.

6. Illa Susilawati, Memen Kustiawan, Ida Farida & Adi Prawira (2022), dalam

judul penelitian “Risiko Pajak Dan Penghindaran Pajak Berdampak Pada

Kebangkrutan Perusahaan : Tinjauan Sistematis”.

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kondisi suatu perusahaan

jika perusahaan tersebut melakukan penghindaran pajak apakah perusahaan

tersebut tetap dalam kondisi baik atau kondisi tidak baik. Penelitian ini

menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR) dengan cara

mengkaji beberapa jurnal yang berstandar nasional atau internasional yang

telah terpublikasikan dalam kurun waktu 10 tahun dimulai dari tahun 2013

sampai 2021.

Hasil studi ini menujukkan bahwa penghindaran pajak dan risiko pajak tidak

memiliki pengaruh untuk kebangkrutan perusahaan. Hal ini disebabkan

pengendalian internal dan eksternal pada perusahaan secara efekstif

mendorong para manajemen untuk membuat rencana pajak secara baik dan

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


19

kepatuhan dalam penghidaran pajak, sehingga paraturan yang telah

ditetapkan tidak merugikan perusahaan dimasa yang akan datang.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir adalah model konseptual yang menjelaskan hubungan

antara variabel-variabel yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Kerangka berfikir membantu mengorganisir pemahaman tentang konsep-konsep

yang terkait dan membentuk dasar bagi penelitian atau analisis lebih lanjut.

Berikut ini disajikan kerangka berpikir mengenai pengaruh tax avoidance, risiko

pajak dan risiko perusahaan yang dimoderasi oleh good corporate governance.

KOM.
INDEPENDEN

RISIKO PAJAK H6
H2

H5 RISIKO
H4 PERUSAHAAN

H1
TAX AVOIDANCE H3

KEP.
INSTITUSIONAL

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Keterangan:

: Secara Parsial

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


20

D. Pengembangan Hipotesis

Menurut (Sekaran, 2003) Pengembangan hipotesis adalah penyusunan

pernyataan yang bersifat spesifik dan dapat diuji untuk menggambarkan

hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian. Hipotesis

merupakan suatu dugaan sementara yang belum terbukti dan digunakan untuk

menerangkan suatu fakta. Pengembangan hipotesis dari penelitian ini dijelaskan

seperti berikut.

D.1. Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Risiko Perusahaan

Tax avoidance merupakan upaya penghematan pajak yang

dilakukan oleh wajib pajak dengan cara memanfaatkan ketentuan

perpajakan untuk meminimalkan kewajiban perusahaan (Wirasedana &

Sisdyani, 2018). Perusahaan yang melakukan tax avoidance dapat

meningkatkan risiko perusahaan. Karena, dapat memperbesar

ketidakpastian dalam kebijakan pajak. Hal ini terjadi ketika perusahaan

menggunakan stategi yang rumit dan memanfaatkan celah hokum untuk

menghindari pajak, sehingga berisiko terkena investigasi dan sanksi pajak

yang dapat berdampak buruk bagi kestabilan perusahaan.

Dalam hipotesis tax avoidance terhadap risiko perusahaan, teori

agensi dapat dimasukkan dengan mengasumsikan bahwa manejer

perusahaan memiliki perluang untuk melakukan tax avoidance yang dapat

menyebabkan risiko yang tidak diinginkan bagi perusahaan.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


21

Berdasarkan teori agensi, manajer perusahaan bertindak sebagai

agen dan bertanggung jawab atas pengelolaab asset dan pengambilan

keputusan yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Namun, karena tujuan

manajer perusahaan dapat berbeda dengan pemilik perusahaan, maka

dapat terjadi konflik kepentingan antara keduanya.

Dalam situasi ini, manajer perusahaan dapat memiliki insentif untuk

melakukan tax avoidance untuk meningkatkan kinerja perusahaan mereka

secara pribadi, meskipun tindakan ini dapat meningkatkan risiko bagi

perusahaan secara keseluruhan. Contohnya manajer dapat menghindari

pajak untuk meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka pendek,

meskipun hal tersebut dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangan dimasa depan. Sebagai hasilnya, tax

avoidance yang dilakukan oleh manajer perusahaan dapat meningkatkan

ketidakpastian dalam kebijakan pajak dan meningkatkan risiko perusahaan.

Hasil studi sebelumnya menemukan bahwa tax avoidance

berpengaruh positif dan signifikan terhadao risiko perusahaan (Cao et al,.

2021: Carolina et al., 2019; 2021; Regi & Wilson, 2012). Akan tetapi, hasil

studi (Firmansyah & Muliana, 2018; Regita Belananda, 2022.) menemukan

bahwa penghindaran pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko

perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, sehingga dapat di buat hipotesis

sebagai berikut :

H1 Tax Avoidance berpengaruh positif terhadap Risiko Perusahaan

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


22

D.2. Pengaruh Risiko Pajak Terhadap Risiko Perusahaan

Melihat hubungan antara kepemilikan institusional, tax avoidance

dan risiko perusahaan, dapat diasumsikan bahwa kepemilikan institusional

dapat mempengaruhi tindakan tax avoidance yang dilakukan oleh manajer

perusahaan dan juga dapat mempengaruhi risiko perusahaan secara

keseluruhan.

Dalam konteks teori agensi, kepemilikan intitusional dapat

bertindak sebagai pengawas yang dapat mempengaruhi tindakan manajer

perusahaan dan membantu meminimalkan konflik kepentingan antara

manajer dan pemilik perusahaan. Namun, kepemilikan institusional juga

dapat mempengaruhi tindakan manajer perusahaan terkait tax avoidance,

tergantung pada tujuan dan kepentingan intitusi tersebut.

Intitusi besar dengan kepemilikan yang signifikan dalam

perusahaanmungkin memiliki insentif untuk memastikan bahwa

perusahaan tersebut mematuhi aturan pajak dan menghindari risiko pajak

yang tidak perlu, karena tindakan yang tidak patuh dapat mempengaruhi

reputasi dan kinerja investasi institusi tersebut.

Intitusi yang lebih kecil atau memiliki tujuan yang berbeda mungkin

tidak memiliki insentif yang sama untuk memastikan kepatuhan pajak. Oleh

karena itu, dapat diasumsikan bahwa kepemilikan institusional dapat

mempengaruhi tindakan tax avoidance yang dilakukan oleh manajer

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


23

perusahaan dan juga dapat mempengaruhi risiko perusahaan secara

keseluruhan.

Dalam konteks teori agensi, kepemilikan institusional dapat

membantu mengurangi konflik kepentingan antara manajer dan pemilik

perusahaan terkait tindakan tax avoidance dan dapat memastikan

kepatuhan pajak yang lebih baik. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dibuat

hipotesis sebagai berikut :

H3 Kepemilikan intitusional berpengaruh negatif terhadap hubungan

antara tax avoidance dan risiko perusahaan.

D.3. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Hubungan Antara Tax

Avoidance Dan Risiko Perusahaan.

Melihat hubungan antara kepemilikan institusional, tax avoidance

dan risiko perusahaan, dapat diasumsikan bahwa kepemilikan institusional

dapat mempengaruhi tindakan tax avoidance yang dilakukan oleh manajer

perusahaan dan juga dapat mempengaruhi risiko perusahaan secara

keseluruhan.

Dalam konteks teori agensi, kepemilikan intitusional dapat

bertindak sebagai pengawas yang dapat mempengaruhi tindakan manajer

perusahaan dan membantu meminimalkan konflik kepentingan antara

manajer dan pemilik perusahaan. Namun, kepemilikan institusional juga

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


24

dapat mempengaruhi tindakan manajer perusahaan terkait tax avoidance,

tergantung pada tujuan dan kepentingan intitusi tersebut.

Intitusi besar dengan kepemilikan yang signifikan dalam

perusahaanmungkin memiliki insentif untuk memastikan bahwa

perusahaan tersebut mematuhi aturan pajak dan menghindari risiko pajak

yang tidak perlu, karena tindakan yang tidak patuh dapat mempengaruhi

reputasi dan kinerja investasi institusi tersebut.

Intitusi yang lebih kecil atau memiliki tujuan yang berbeda mungkin

tidak memiliki insentif yang sama untuk memastikan kepatuhan pajak. Oleh

karena itu, dapat diasumsikan bahwa kepemilikan institusional dapat

mempengaruhi tindakan tax avoidance yang dilakukan oleh manajer

perusahaan dan juga dapat mempengaruhi risiko perusahaan secara

keseluruhan.

Dalam konteks teori agensi, kepemilikan institusional dapat

membantu mengurangi konflik kepentingan antara manajer dan pemilik

perusahaan terkait tindakan tax avoidance dan dapat memastikan

kepatuhan pajak yang lebih baik. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dibuat

hipotesis sebagai berikut :

H3 Kepemilikan intitusional berpengaruh negatif terhadap hubungan

antara tax avoidance dan risiko perusahaan.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


25

D.4. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Hubungan Antara Risiko

Pajak Dan Risiko Perusahaan

Tingkat kepemilikan institusional dapat mempengaruhi risiko pajak

perusahaan dan juga terhadap risiko perusahaan secara keseluruhan.

Dalam konteks teori agensi, institusi-intitusi pemegang saham besar dapat

memiliki pengaruh signifikan pada manajemen perusahaan dan dapat

mempengaruhi kebijakan pajak perusahaan.

Institusi-institusi pemegang saham besar memiliki kemampuan

untuk mempengaruhi kebijakan perpajakan perusahaan dengan

mendorong perusahaan untuk memperhatikan kepatuhan pajak dan

menghindari risiko pajak yang dapat merugikan kinerja perusahaan dalam

jangka panjang.

Dalam konteks teori agensi, kepemilikan intitusional dapat

memberikan tekanan pada manajer perusahaan untuk mematuhi peraturan

pajak dan menghindari risiko pajak yang dapat merugikan pemegang saham

institusional. Berdasarkan paparan diatas, maka dapat dibuat hipotesis

sebagai berikut :

H4 Kepemilikan intitusional berpengaruh negatif terhadap hubungan

antara risiko pajak dan risiko perusahaan.

D.5. Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Hubungan Antara Tax

Avoidance Dan Risiko Perusahaan

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


26

Teori agensi menjelaskan bahwa manajemen perusahaan memiliki

kepentingan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Namun, hal ini

dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan para pemegang saham

dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam situasi ini, komisaris

independent berperan sebagai agen untuk melindungi kepentingan para

pemangku kepentingan perusahaan.

Dalam hubungan antara tax avoidance dan risiko perusahaan,

komisaris independent dapat membantu membatasi praktik tax avoidance

yang berlebihan dan mengurangi risiko perusahaan. Selain itu, keberadaan

komisaris independent dapat memperkuat tata kelola perusahaan dan

meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan. Dalam jangka

panjang, hal ini dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan mengurangi

risiko kegagalan.

Keberadaan komisaris independent juga dapat mengurangi dampak

negatif praktik tax avoidance terhadap citra perusahaan. Praktik tax

avoidance yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kepercayaan

dan reputasi perusahaan dimata para pemangku kepentingan seperti

investor, konsumen, dan masyarakat.

Dalam kesimpulannya, keberadaan komisaris independent dapat

memainkan peran penting dalam mengurangi risiko perusahaan dan

membatasi praktik tax avoidance yang berlebihan. Berdasarkan pemaparan

diatas, maka dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut :

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


27

H5 Komisaris independent berpengaruh negatif terhadap hubungan

antara tax avoidance dan risiko perusahaan

D.6. Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Hubungan Antara Risiko Pajak

Dan Risiko Perusahaan

Berdasarkan teori agensi, manajemen perusahaan cenderung

memprioritaskan keuntungan perusahaan, yangd apat menimbulkan konflik

kepentingan dengan pemangku kepentingan lainnya. Namun, peran

komisaris independent sebagai agen dapat membantu melindungi

kepentingan para pemangku kepentingan perusahaan.

Komisaris independent dapat memastikan bahwa perusahaan

mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku. Hal ini dapat membantu

mengurangi risko perusahaan yang dapat timbul akibat pelanggran

peraturan perpajakan. Selain itu, keberadaan komisaris independent dapat

memperkuat tata kelola perusahaan dan meningkatkan kepercayaan para

pemangku kepentingan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat meningkatkan

kinerja perusahaan dan mengurangi risiko kegagalan.

Dengan ada komisaris independent, praktik perpajakan yang tidak

patuh dapat dihindari, sehingga dapat mengurangi dampak negatif pada

citra perusahaan dimata para pemangku kepentingan. Kesimpulannya,

keberadaan komisaris independent sangat penting dalam mengurangi risiko

perusahaan terkait dengan risiko pajak. Teori agensi memperkuat

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


28

pentingnya peran komisaris independent dalam melindungi kepentingan

para pemangku kepentingan perusahaan dan meminimalisasi konflik

kepentingan diantara semua pihak. Berdasarkan pemaparan diatas, maka

dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H6 Komisaris independent berpengaruh negatif terhadap hubungan antara

Risiko Pajak dan risiko perusahaan

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


29

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat, Waktu Penelitian dan Penulisan Hasil

Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari Bursa Efek

Indonesia (BEI) sebagai sumber utama informasi. Bursa Efek Indonesia (BEI)

adalah lembaga yang menyediakan platform perdagangan saham dan instrumen

keuangan di Indonesia. Dalam studi ini, data yang digunakan bersumber dari

platform online yang disediakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga tempat

penelitian ini dapat dikategorikan sebagai virtual. Data yang diambil dari Bursa

Efek Indonesia (BEI) mencakup informasi keuangan perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hasil penelitian ini akan ditulis dalam bentuk laporan penelitian. Laporan

penelitian akan terdiri dari beberapa bab yang mencakup bab pendahuluan,

tinjauan Pustaka, metode penelitian, analisisis data, temuan penelitian, dan

kesimpulan. Bab-bab tersebut akan membahas Langkah-langkah penelitian, hasil

analisis data, serta inerprestasi dan implikasi temuan penelitian.

Adapun proses rencana penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai

berikut.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


30

Tabel 3.1
Waktu Penelitian

No 2023
Kegiatan
. Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 Penyusunan Judul Skripsi            
  A. Pengajuan Judul Skripsi            
  B. ACC Judul Skripsi            
C. Penyusunan BAB I
  D. Revisi BAB I            
  E. Bimbingan Skripsi            
2 Penyusunan BAB II            
  A. Bimbingan Skripsi            
  B. Revisi BAB II            
  C. Bimbingan Skripsi          
3 Penyusunan BAB III            
  A. Bimbingan Skripsi            
  B. Revisi BAB III            
  C. Bimbingan Skripsi            
4 Penyusunan BAB IV            
  A. Bimbingan Skripsi            
  B. Revisi BAB IV            
  C. Bimbingan Skripsi            
5 Penyusunan BAB V            
  A. Bimbingan Skripsi            
  B. Revisi BAB V            
  C. Bimbingan Skripsi            
6 Sidang Skripsi            

Revisi Skripsi dan


7 Penjilidan            

8 Pengumpulan Skripsi            

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


31

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain studi kuantitatif dengan pendekatan

analisis regresi data panel. Menurut Basuki dan Prawoto (2017:275), Data Panel

adalah hasil penggabungan antara data berurutan dalam waktu (time series)

dengan data pengamatan pada titik tertentu (cross section). Data time series

terdiri dari satu atau lebih variabel yang diamati pada unit observasi selama

periode waktu tertentu. Sedangkan data cross section merupakan pengamatan

dari beberapa observasi pada satu titik.

Pemilihan penggunaan data panel dalam studi ini didasarkan pada alasan

bahwa penelitian tersebut melibatkan rentang waktu beberapa tahun dan

banyak perusahaan.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Studi ini menggunakan definisi operasional dan pengukuran variabel

untuk menjelaskan secara konseptual variabel serta mengukur variabel.

Alasannya adalah untuk mengukur variabel yang tidak dapat diamati secara

langsung, sehingga membutuhkan proksi. Definisi operasional dan pengukuran

variabel digunakan untuk setiap variabel yaitu, Tax Avoidance, Risiko Pajak,

Risiko Perusahaan dan Good Corporate Governance. Berikut ini adalah devinisi

operasional dan pengukuran variabel.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


32

C.1. Variabel Bebas (Variable Independent)


1. Tax Avoidance

Tax avoidance merupakan upaya penghematan pajak yang dilakukan

oleh wajib pajak dengan cara memanfaatkan ketentuan perpajakan untuk

meminimalkan kewajiban perusahaan (Lim, 2011). Peneliti mengadaptasi

penelitian yang dilakukan oleh Rohaya et al. (2009) untuk menghitung Tax

avoidance. Persamaan yang digunakan oleh Rohaya et al. (2009) untuk

mengukur perbedaan buku-pajak adalah sebagai berikut.

Laba Sebelum Pajak −Laba Kena Pajak


BTD=
Total Aset

2. Risiko Pajak

Dalam penelitian ini proksi yang digunakan untuk mengukur risiko

pajak adalah standar deviasi ETR tahunan perusahaan dari t-3 sampai

dengan t sebagaimana yang digunakan oleh Drake et al. (2017). Sama

dengan Drake et al. (2017), dalam penelitian ini semakin tinggi standar

deviasi ETR maka semakin tinggi risiko pajak perusahaan tersebut.

Persamaan dari pengukuran risiko pajak adalah sebagai berikut:

ETR Volatilit y=STDEV ¿ ¿

C.2. Variabel Terikat ( Variable Dependen )

1. Risiko Perusahaan

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


33

Menurut Coles (2004: 16), “risiko perusahaan ialah cerminan dari

kebijakan yang diambil olah pimpinan perusahaan sehingga dapat

memberikan indikasi karakter risk taker atau risk averse.” risiko perusahan

dapat dihitung dengan menggunakan rumus Standar Deviasi . Pengukuran

risiko perusahaan di dalam penelitian menggunakan rumus sebagai berikut:

ETR Volatilit y=STDEV ¿ ¿

C.3. Variabel Moderasi

1. Good Corporate Governance

Mekanisme tata kelola perusahaan yang baik. Variabel mekanisme

GCG terdiri dari dua proksi yaitu dewan komisaris independen, dan

kepemilikan institusional

a. Komisaris Independen

Dewan komisaris independen mengungkapkan jumlah komisaris yang

berasal dari luar perusahaan dibandingkan dengan jumlah komisaris

yang ada. Dewan komisaris independen yang digunakan dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Jumlah Komisaris Independen


Komisaris Independent = x 100 %
Jumlah Dewan Komisaris

b. Komisaris Independen

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


34

Kepemilikan institusional merupakan sejumlah proporsi saham yang

dimiliki oleh institusi (Pratomo & Nuraulia, 2021). Pengukuran

kepemilikan institusional menggunakan formula yang diadopsi dari

studi Pratomo & Nuraulia (2021) sebagai berikut.

Jumlah Saham Kepemilikan Institusi


Kepemilikan Institusional=
Jumlah Saham Beredar

Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Indikator Sumber


(1) (2) (3) (4)

Risiko Menurut Coles (2004: 16), Drake et al. (2017)


3
Perusahaan “risiko perusahaan ialah
STDEV ∑ ROA
cerminan dari kebijakan yang n1
diambil olah pimpinan ETR Volatilit =
ROA
perusahaan sehingga dapat
memberikan indikasi karakter
risk taker atau risk averse.”
Tax Tax avoidance merupakan Rohaya et al.
Avoidance upaya penghematan pajak yang BTD=¿ (2009)
dilakukan oleh wajib pajak Laba Sebelum Pajak −Laba Kena Pajak
dengan cara memanfaatkan Total Aset
ketentuan perpajakan untuk
meminimalkan kewajiban
perusahaan (Lim, 2011)
Risiko Pajak Risiko pajak diterjemahkan Drake et al. (2017)
3
secara berbeda diantara
STDEV ∑ GETR
berbagai ilmu (Nesbitt et al., n1
2017). Perbedaan dari ETR Volatilit =
GETR
penerjemahan pengertian
risiko pajak ini karena masalah
perpajakan melingkupi
berbagai aspek ilmu
pengetahuan yaitu akuntansi,
keuangan, ekonomi dan hokum
(Hanlon & Heitzman, 2010).

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


35

Good Corporate Wulandari (2006) Komisaris Independent (Pratomo &


Governance mengungkapkan bahwa Jumlah Komisaris Independen Nuraulia, 2021)
¿ x 100 %
corporate governance Jumlah Dewan Komisaris
merupakan sistem yang
mengatur dan mengendalikan
atau mengawasi perusahaan.
Jumlah&
(Pratomo Saham Kepemi
Kepemilikan Institusional=
Nuraulia, 2021) Saham B
Jumlah
Sumber: Data Olahan Penulis (2023)

D. Populasi Dan Sampel Penelitian

D.1. Populasi Penelitian

Definisi populasi dapat diringkas sebagai keseluruhan subjek

penelitian yang terdiri dari elemen atau individu yang ada dalam area

penelitian. Populasi juga dapat disebut sebagai keseluruhan subjek

penelitian. Arikunto (2002) mengemukakan pandangan serupa, bahwa

populasi pada dasarnya terdiri dari satu elemen atau kelompok individu

yang ada dalam wilayah penelitian.

Pandangan lain disampaikan oleh Sugiyono (2017), yang

menjelaskan bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi yang meliputi

objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

dari hasilnya.

Populasi studi ini adalah seluruh perusahaan pertambangan dan

perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2017-2022. Studi ini menggunakan tahun 2017 dan 2018

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


36

untuk menghitung variabel risiko pajak dan risiko perusahaan yang

membutuhkan data dua tahun sebelumnya, sehingga tahun 2019-2022

digunakan untuk menguji hipotesis.

D.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk mewakili

kriteria yang ada dalam populasi tersebut. penentuan sampel studi ini

menggunakan metode purposive sampling. Metode ini merupakan

penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan atau ciri-ciri

tertentu (Cooper & Schindler, 2014). Beberapa pertimbangan atau ciri-ciri

tertentu studi ini adalah sebagai berIkut.

Tabel 3.3
Kriteria Pemilihan Sampel

NO Keterangan Jumlah
1 Perusahaan pada sektor pertambangan dan property 151
and real estate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2017-2022
2 Perusahaan yang dipilih merupakan perusahaan yang (45)
menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan
keuangan
3 Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data (71)
yang dibutuhkan dalam studi ini
4 Perusahaan yang mengalami kerugian selama tahun (21)
yang digunakan dalam penelitian
Total perusahaan yang dipilih sebagai sampel 14
Jumlah observasi (14 x 4 tahun) 56
Outlier 8
Jumlah observasi akhir 48
Sumber: Data Olahan Penulis (2023)

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


37

Tabel 3.4
Perusahaan Sampel Penelitian

NO Nama Perusahaan Kode Emiten


1 AKR Corporindo Tbk. [S] AKRA
2 Elnusa Tbk. [S] ELSA
3 Bukit Asam Tbk. [S] PTBA
4 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS
5 Transcoal Pacific Tbk. [S] TCPI
6 Bumi Serpong Damai Tbk. [S] BSDE
7 Puradelta Lestari Tbk. [S] DMAS
8 Duta Pertiwi Tbk. [S] DUTI
9 Kawasan Industri Jababeka Tbk. [S] KIJA
10 Metropolitan Kentjana Tbk. [S] MKPI
11 Metropolitan Land Tbk. [S] MTLA
12 PP Properti Tbk. [S] PPRO
13 City Retail Developments Tbk. [S] PWON
14 Roda Vivatex Tbk. [S] RDTX
Sumber: Data Olahan Penulis (2023)

E. Metode Pengumpulan data

Data yang digunakan dalam studi ini akan dikumpulkan menggunakan

metode dokumentasi, metode ini melibatkan pengumpulan, pencatatan,

peninjauan data yang tersedia dalam bentuk laporan keuangan perusahaan

pertambangan dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

F. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan merupakan regresi data panel dengan

bantuan program Eviews12 dengan tujuan menilai ketergantungan variabel

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


38

independen terhadap variabel dependen. Sebelum melakukan regresi data panel

terlebih dahulu akan dilakukan Uji Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Kelasik, Uji

Hipotesis. Tahap analisis data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

F.1. Statistik Deskriptif

Pada studi ini tujuan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran

atau deskripsi terkait variabel. Deskripsi tersebut adalah nilai minimum,

maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Analisis tersebut hanya

memberikan deskripsi terkait karakteristik variabel, sehingga disebut analisis

univariat.

F.2. Uji Asumsi Kelasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk memperoleh residual terkecil

ketika menggunakan pendekatan regresi data panel. Semakin kecil residual

menunjukkan bahwa model yang diajukan oleh peneliti memiliki BLUE (best

linear unbiased estimator). Studi ini menggunakan dua uji asumsi klasik yang

berperan penting dalam mempengaruhi residual yaitu, uji

heteroskedastisitas, dan multikolinearitas.

Studi ini tidak menggunakan uji normalitas karena jumlah observasi

sampel yang telah memenuhi kriteria central limith theorem (Cooper &

Schindler, 2014; Widarjono, 2016). Selain itu, pendekatan data panel tidak

mensyaratkan uji autokorelasi (Basuki & Prawoto, 2017).

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


39

1. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mendeteksi adanya inkonsistensi

varian suatu residual observasi. Studi ini menggunakan white-s

heteroscedasticity-consistent variance and standard error untuk

mengoreksi masalah heteroskedastisitas dalam rangka memperoleh

hasil kokoh (robust). Ghozali & Ratmono (2017) menjelaskan bahwa hasil

uji white-s heteroscedasticity-consistent variance and standard error

merupakan satu kesatuan dengan hasil uji hipotesis. Selain itu, Ekananda

(2015) menjelaskan bahwa salah satu perbaikan masalah

heteroskedastisitas adalah menggunakan konsisten varian dengan

white-s heteroscedasticity-consistent variance and standard error.

2. Uji multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi hubungan antara

variabel independen. Model yang baik adalah model yang tidak memiliki

hubungan antara variabel independen. Pengambilan kesimpulan uji

multikolinearitas adalah apabila nilai korelasi > 0,9 menujukkan bahwa

model penelitian ini memiliki korelasi antarvariabel independen

(Ekananda, 2015).

F.3. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit-Uji f) dan Koefisiensi Determinasi

Tujuan analisis kesesuaian model adalah untuk mengetahui

ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual (Ghozali,

2013). Peneliti menggunakan uji statistik-F untuk menilai kesesuaian model

penelitian. Model penelitian memenuhi uji kesesuaian model apabila nilai

signifikansi < 0,05. Selanjutnya, peneliti melakukan uji koefisien

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


40

determinasi dengan tujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menjelaskan variasi variabel dependen.

Nilai adjusted R2 digunakan oleh peneliti sebagai parameter untuk

mengukur koefisien determinasi. Ghozali (2013) menjelaskan bahwa nilai

koefisien determinasi yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas dan

nilai yang mendekati satu menunjukkan bahwa variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen.

F.4. Uji Hipotesis (Uji-T)

Studi ini menggunakan regresi data panel untuk menguji hipotesis.

Regresi data panel memiliki tiga model, yaitu common effect model, fixed

effect model, dan random effect model. Berikut ini adalah uraian ketiga

model tersebut.

1. Common Effect Model (OLS)

Common effect model merupakan pendekatan model data panel

dengan kombinasi data time series dan cross section tanpa melihat

perbedaan antarwaktu dan individu. Metode ini disebut juga dengan

ordinary least square (OLS). Pada metode ini, diasumsikan bahwa

perilaku data antarperusahaan sama dalam berbagai kurun waktu

Widarjono (2016)..

2. Fixed Effect Model (FEM)

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


41

Nachrowi & Usman (2006) menjelaskan bahwa adanya variabel-

variabel yang tidak semuanya masuk dalam model memungkinkan

adanya intersep yang tidak konstan, sehingga intersep tersebut

kemungkinan berubah untuk setiap individu dan waktu. Untuk

mengakomodasi kondisi tersebut, maka munculah fixed effect model

mengasumsikan bahwa perbedaan antarwaktu dan individu dapat

diakomodasi dari perbedaan intersepnya.

3. Random Effect Model (REM)

Nachrowi & Usman (2006) menjelaskan random effect model

menunjukkan perbedaan karakteristik individu dan waktu yang

diakomodasikan pada error dari model. Pada model ini, efek rata-rata

dari data cross section dan time series direpresentasikan dalam

intersep, sedangkan deviasi efek secara random untuk data time serie

direpresentasikan dalam komponen error time series dan deviasi data

cross section dinyatakan dalam komponen error cross section.

Ketiga model tersebut perlu ditentukan berdasarkan tiga uji

berpasangan, yaitu chow test, lagrange multiplier test, dan hausman test

(Widarjono, 2016). Berikut ini uraian untuk menentukan ketiga uji

tersebut.

1. Chow Test

Chow test merupakan metode untuk menentukan model common

effect atau fixed effect dalam data panel. Basuki & Prawoto (2017)

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


42

menjelaskan bahwa penentuan model ini dilakukan dengan uji F atau

chi-square dengan hipotesis sebagai berikut.

H0: Model common effect lebih baik dari fixed effect.

Ha: Model fixed effect lebih baik dari common effect.

Kesimpulannya adalah ketika nilai α hasil chow test > 5%, maka H0

terdukung, sehingga model yang cocok adalah common effect. Akan

tetapi, ketika nilai α hasil chow test < 5%, maka Ha terdukung,

sehingga model yang cocok adalah fixed effect.

2. Lagrange Multiplier Test

Lagrange multiplier test merupakan metode untuk menentukan

model common effect atau random effect dalam data panel. Basuki &

Prawoto (2017) menjelaskan bahwa penentuan model ini dilakukan

dengan uji LM dengan hipotesis sebagai berikut.

H0: Model common effect lebih baik dari random effect.

Ha: Model random effect lebih baik dari common effect.

Kesimpulannya adalah ketika nilai α hasil LM > 5%, maka H0

terdukung, sehingga model yang cocok adalah common effect. Akan

tetapi, ketika nilai α hasil LM test < 5%, maka Ha terdukung, sehingga

model yang cocok adalah fixed effect.

3. Hausman Test

Hausman test merupakan metode untuk menentukan model fixed

effect atau random effect dalam data panel. Basuki & Prawoto (2017)

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


43

menjelaskan bahwa penentuan model ini dilakukan dengan uji F

dengan hipotesis sebagai berikut.

H0: Model random effect lebih baik dari fixed effect.

Ha: Model fixed effect lebih baik dari random effect.

Kesimpulannya adalah ketika nilai α hasil chow test > 5%, maka H0

terdukung, sehingga model yang cocok adalah random effect. Akan

tetapi, ketika nilai α hasil Hausman test < 5%, maka Ha terdukung,

sehingga model yang cocok adalah fixed effect.

Ketiga uji model tersebut dapat ditampilkan pada gambar 3.1 sebagai berikut.

Chow Test Hausman Test

Fixed Effect Random Effect


Common Effect
Model Model
Model

Lagrange
Multiplier Test

Gambar 3.1
Model Penentuan Data Panel
Gambar 3.1 menunjukkan bahwa ketika nilai α hasil chow test 5%, maka

model yang cocok digunakan adalah fixed effect model, sehingga selanjutnya

dapat dilakukan hausman test untuk menentukan model yang paling tepat dalam

menguji hipotesis penelitian. Sebaliknya, ketika nilai α hasil chow test 5%, maka

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


44

model yang cocok digunakan adalah common effect model, sehingga selanjutnya

dapat dilakukan lagrange multiplier test untuk menentukan model yang paling

tepat dalam menguji hipotesis.

F.5. Persamaan Model Regresi

Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menguji antara satu

variabel dependen terhadap dua atau lebih variabel independen. Model

persamaan regresi berganda dapat digambarkan sebagai berikut.

- Model Efek Utama (Model 1)

Y = α + β1X1 + β2X2 + e…..

- Model Efek Moderasi (Model 2)

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3M1+ β4X1*M1 + β5X2*M1 + e…

- Model Efek Moderasi (Model 3)

Y = α + β1X1 + β2 X2 + β3 M2+ β4 X1* M2 + β5 X2* M2 + e...

Keterangan :

Y = Risiko Perusahaan

α = Nilai Konstanta

β1 – β5 = Koefisien Regresi

X1 = Tax Avoidance

X2 = Risiko Pajak

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


45

M1 = Kepemilikan Institusional

M2 = Komisaris Independen

e = Error

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


46

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah metode penelitian dengan cara mengumpulkan

data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun,

diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah

yang ada.

Menurut Nazir (2003:54) metode desktiptif yaitu suatu metode dalam

meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Statistik deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk

merangkum dan menggambarkan dat penelitian dalam bentuk nilai rata-rata

(mean), nilai maximum, nilai minimum, nilai median dan standar deviasi.

Tabel 4.1
Statistik deskriptif

Descriptive Statistics
  X1 X2 Y M1 M2
0,00025 0,25000
Minimum -0,017367 5 0,001869 11,52640 0
0,09894 0,60000
Maximum 0,056011 8 0,071110 88,56067 0
0,01654 0,38350
Mean 0,007491 2 0,024550 65,01306 7
0,00778 0,33333
Median 0,000373 9 0,021516 68,68329 3
0,02130 0,07783
Std. Deviation 0,017529 9 0,017924 19,40827 7

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


47

Observation 48 48 48 48 48
Ket : X1 = Tax Avoidance, X2 = Risiko Pajak, Y = Risiko Perusahaan
M1 = Kepemilikan Institusional, M2 = Komisaris Independen

Sumber : data yang diolah peneli, 2023

Berdasarkan hasil pada table 4.1 dapat diketahui jumlah observasi yang

digunakan setiap variabel berjumlah 48 data yang merupakan sampel data

perusahaan pertambangan dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2017 – 2022.

1. Berdasarkan data pada tabel 4.1, variabel Tax Avoidance memiliki nilai

minimum -0.017367, nilai maximum 0.056011, nilai mean 0.007491, nilai

median 0.000373 dan nilai standar deviasi 0.017529. Nilai standar deviasi

lebih besar dari nilai rata-rata (mean) menunjukkan adanya variasi yang kecil

antara nilai terbesar (maximum), nilai median dan nilai terendah (minimum)

variabel tersebut.

2. Berdasarkan data pada tabel 4.1, variabel Risiko Pajak memiliki nilai

minimum 0.000255, nilai maximum 0.098948, nilai mean 0.016542, nilai

median 0.007789 dan nilai standar deviasi 0.021309. Nilai standar deviasi

lebih besar dari nilai rata-rata (mean) menunjukkan adanya variasi yang kecil

antara nilai terbesar (maximum), nilai median dan nilai terendah (minimum)

variabel tersebut.

3. Berdasarkan hasil data pada tabel 4.1, variabel Risiko Perusahaan memiliki

nilai minimum 0.001869, nilai maximum 0.071110, nilai mean 0.024550,

nilai median 0.021516, dan nilai standar deviasi 0.017924. Nilai standar

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


48

deviasi lebih besar dari nilai rata-rata (mean) menunjukkan adanya variasi

yang kecil antara nilai terbesar (maximum), nilai median dan nilai terendah

(minimum) variabel tersebut.

4. Berdasarkan tabel 4.1, variabel Kepemilikan Institusional memiliki nilai

minimum 11.52640, nilai maximum 88.56067, nilai mean 65.01306, nilai

median 68.68329, dan nilai standar deviasi sebesar 19.40827. Nilai standar

deviasi lebih besar dari nilai rata-rata (mean) menunjukkan adanya variasi

yang kecil antara nilai terbesar (maximum), nilai median dan nilai terendah

(minimum) variabel tersebut.

5. Berdasarkan hasil pada tabel 4.1, variabel Komisaris Independen memiliki

nilai minimum 0.250000, nilai maximum 0.600000, nilai mean 0.272407, nilai

median 0.333333 dan nilai standar deviasi sebesar 0.077837. Nilai standar

deviasi lebih Kecil dari nilai rata-rata (mean) menunjukkan tidak adanya

variasi yang kecil antara nilai terbesar (maximum), nilai median dan nilai

terendah (minimum) variabel tersebut.

B. Pengujian Hipotesis Penelitian

B.1. Uji Asumsi Kelasik

Dalam studi ini, uji asumsi klasik tidak dilakukan karena estimasi

data panel menggunakan model random effect. Penelitian yang

menggunakan data panel adalah salah satu metode yang digunakan untuk

mengatasi masalah multikolinearitas dalam estimasi model regresi

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


49

(Gujarati, 2003). Menurut Algifari (2021), dalam regresi data panel, hanya

uji asumsi normalitas dan heteroskedastisitas yang diperlukan. Namun, jika

menggunakan model random effect dalam estimasi regresi data panel,

peneliti tidak perlu menguji heteroskedastisitas. Hal ini disebabkan oleh

penggunaan metode generalized least square (GLS) dengan random effect,

yang dapat mengatasi masalah heteroskedastisitas.

Menurut Cooper & Schindler (2013), jika jumlah sampel melebihi 30

dan dengan menggunakan theorma limit pusat, uji normalitas tidak perlu

dilakukan karena residual secara alami terdistribusi secara normal.

B.2. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit – Uji F) dan Koefisien Determinasi

1. Uji Kesesuaian Model (Goodness Of Fit - Uji F)


Hasil output uji (F)

Tabel 4.2
Uji Kesesuaian Model

Model 1 Model 2 Model 3


Efek Moderasi Efek Moderasi
 
Efek Utama Kep.Ins Kom.Indep

Variabel Y : R.PER Variabel Y : R.PER Variabel Y : R.PER

F-Stat. 3,500750 3,941002 2,731100

Sig. 0,038630 0,005088 0,031766

Obs. 48 48 48
Sumber: Data diolah peneliti, 2023

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


50

a. Berdasarkan tabel 4.2 pada model 1, menunjukkan bahwa nilai F-

Statistik 3.500750 dan Signifikansi 0.038630 > 0.05. Dengan

demikian, model penelitian ini memenuji uji kesesuaian model.

b. Berdasarkan tabel 4.2 pada model 2, menunjukkan bahwa nilai F-

Statistik 3.941002 dan Signifikansi 0.005088 < 0.05. Dengan

demikian pada model 2 memenuhi uji kesesuaian model.

c. Berdasarkan hasil pada tabel 4.2 pada model 3, menunjukkan

bahwa nilai F-Statistik 2.731100 dan nilai Signifikansi 0.031766

<0.05. Dengan demikian hasil dari model 3 memenuhi uji

kesesuaian model.

2. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur

sejauh mana variabilitas dari variabel dependen dapat dijelaskan

oleh variabel independen yang ada dalam model regresi. Koefisien

determinasi merupakan ukuran yang penting dalam mengevaluasi

kualitas dan kecocokan model regresi.

Koefisiensi determinasi berganda dituliskan dengan

Adjusted R-square. Nilai R-square dikatakan baik jika di atas 0.05.

Berikut ini adalah hasil dari Koefisien Determinasi.

Tabel 4.3
Hasil Uji Koefisiensi Determinasi

Variabel Model 1 Model 2 Model 3

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


51

Efek Moderasi Efek Moderasi


Efek Utama Kep.Ins Kom.Indep

Variabel Y : R.PER Variabel Y : R.PER Variabel Y : R.PER

R-squared 0,134640 0,319342 0,245358


Adjusted R-
0,096180 0,238311 0,155519
square

 Obs. 48  48   48


Sumber: Data diolah peneliti, 2023

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa

model 1 memiliki nilai Adjusted R-square sebesar 0.096180

menunjukkan bahwa 96.1% variabel tax avoidance dan risiko pajak

dapat mempengaruhi variabel risiko perusahaan. Sedangkan 3.9%

sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam studi

ini.

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa model 2 memiliki nilai

Adjusted R-square sebesar 0.238311 menunjukkan bahwa 23.8%

variabel kepemilikan institusional dapat memoderasi hubungan

antara tax avoidance dan risko pajak terhadap risiko perusahaan,

sementara sisanya 76.2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

termasuk kedalam studi ini.

Hasil regresi model 3 pada tabel 4.3 memiliki nilai Adjusted

R-square sebesar 0.155519 menunjukkan bahwa 15.5% variabel

komisaris independent dapat memoderasi hubungan antara tax

avoidance dan risiko pajak perhadap risiko perusahaan, sementara

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


52

sisanya 84.5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

dalam studi ini.

B.3. Uji Hipotesis ( Uji T)

Pengujian model ini dilakukan untuk mengetahui apakah model yang

telah dirumuskan dapat digunakan untuk menguji pengaruh tax avoidance dan

risiko pajak terhadap risiko perusahaan yang dimoderasi oleh good corporate

governance.

Tabel 4.4
Hasil Pengujian Berpasangan Pada Model

Uji Chow

Model 1 Model 2 Model 3


Cross-section F(sig) 0.0000 0.0001 0.0009
Keterangan Fix Effect Fix Effect Fix Effect
Uji Lagrange Multiplier
Breusch-Pagan (sig) 0.0001 0.0097 0.0005
Keterangan Random Effect Random Effect Random Effect
Uji Hausman
Cross-section Random (sig) 0.392400 0.5113 0.7651
Keterangan Random Effect Random Effect Random Effect
Kesimpulan Random Effect Random Effect Random Effect
 Sumber: data diolah peneliti, 2023
     
1. Model 1 (Pengaruh tax avoidance dan risiko pajak terhadap risiko

perusahaan), pada uji chow menghasilkan Fixed Effect Model. Hal ini

dapat dilihat dari hasil Cross-section F (sig) 0.0000 < 0.05, yang

dimana hasil tersebut menyatakan bahwa Fixed Effect model lebih

baik dari Common Effect Model. Pada uji lagrange multiplier,

menghasilkan random effect model. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


53

Breusch-pagan (sig) 0.0001 <0.05. sedangkan pada uji hausman

menghasilkan random effect model. Hal ini dapat diketahui dari nilai

cross-section 0.392400 > 0.05. Berdasarkan hasil uji berpasangan pada

model 1, dapat disimpulkan uji regresi data panel menggunakan

Random effect model.

2. Model 2 (Pengaruh tax avoidance dan risiko pajak terhadap risiko

perusahaan dimoderasi oleh Kepemilikan Institusional), pada uji chow

menghasilkan fixed effect model. Hal ini dapat dilihat dari hasil Cross-

section F (sig) menghasilkan 0.0063 < 0.05. Pada uji lagrange

multiplier, menghasilkan nilai Breusch-pagan 0.0097 < 0.05 yang

dimana menunjukan random effect model lebih baik dibandingkan

dengan common effect model. Sedangkan pada uji hausman

menghasilkan nilai cross-section 0.5113 > 0.05 yang dimana hasil

tersebut menyatakan bahwa random effect model lebih baik

dibandingkan dengan fixed effect model. Berdasarkan hasil uji

berpasangan pada model 2, dapat disimpulkan uji regresi data panel

menggunakan random effect model.

3. Model 3 ( pengaruh tax avoidance dan risiko pajak terhadap risiko

perusahaan dimoderasi oleh komisaris independent), pada uji chow

menghasilkan fixed effect model. Hal ini dapat dilihat dari hasil Cross-

section F (sig) menghasilkan 0.0009 <0.05. pada uji lagrange

multiplier, menghasilkan nilai Breusch-pagan 0.0005 <0.05 dimana

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


54

hasil tersebut menunjukkan bahwa random effect model lebih baik

dibandingkan dengan common effect model. Sedangakan pada uji

hausman menghasilkan nilai cross-section 0.7651 > 0.05 yang dimana

hasil tersebut menunjukkan bahwa random effect model lebih baik

dibandingkan dengan fixed effect model. Berdasarkan ketiga uji

tersebut, pada uji regresi data panel model 3 menggunakan random

effect model.

Tabel 4.5
Hasil Uji Regresi Data Panel
Model 1 Model 2 Model 3
Efek Utama Efek Moderasi Kep.Ins Efek Moderasi Kom.Indep
Variabel
Variabel Y : R.PER Variabel Y : R.PER Variabel Y : R.PER
Coef. t-stat Sig. Koef. t-stat Sig. Koef. t-stat Sig.
TA -0,210413 -1,247617 0,2186
R.PAJ 0,237012 2,280221 0,0274
TA -0,356988 -0,640240 0,5255 -0,51665 -0,483123 0,6315
R.PAJ -0,349827 -1,183502 0,2433 0,871354 1,911051 0,0628
KEP.INS 0,000170 1,070676 0,2904
TA*KEP.INS 0,003802 0,412368 0,6822
R.PAJ*KEP.INS 0,010558 2,206432 0,0329
KOM.INDEP -0,039681 -0,852726 0,3986
TA*KOM.INDEP 0,728025 0,245368 0,8074
R.PAJ*KOM.INDEP -1,541089 -1,402815 0,1680
Koefisien 0,020751 4,263028 0,0001 0,010264 0,888652 0,3793 0,036301 1,886727 0,0661
Adjusted R 0,096180 0,238311 0,155519
F-Stat. 3,500750 3,941002 2,731100
Sig. 0,038630 0,005088 0,031766
Obs. 48 48 48
Keterangan : TA: Tax Avoidance. R.PAJ : Risiko Pajak, R.PER : Risiko Perusahaan, KEP.INS : Kepemilikan Institusional,
KOM.INDEP : Komisaris Independen, TA*KEP.INS : Tax Avoidance *Kepemilikan Institusional, R.PAJ*KEP.INS : Risiko
Pajak*Kepemilikan Institusional, TA*KOM.INDEP : Tax Avoidance* Komisaris Independen, R.PAJ*KOM.INDEP : Risiko
Pajak*Komisaris Independen
Sumber: Data diolah peneliti, 2023

Berdasarkan hasil pada tabel 4.5. Uji Hipotesis, Uji nilai t dapat dilihat

dari nilai sig. Apabila nilai sig <0.05 maka hipotesis penelitian diterima,

sedangkan apabila nilai sig >0.05 maka hipotesis penelitian ditolak. Dari hasil

pengujian diketahui nilai signifikan dan koefisien regresi setiap variabel

sebagai berikut:

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


55

1. H1 Tax Avoidance Berpengaruh Positif Terhadap Risiko Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.5, menyajikan nilai koefisiensi tax

avoidance sebesar -0.210413, t-statistik sebesar -1.247617 dengan nilai

signifikansi sebesar 0.2186 > 0.05, menunjukkan bahwa variabel tax

avoidance tidak berpengaruh terhadap risiko perusahaan, sehingga

hipotesis pertama ditolak.

2. H2 Risiko Pajak Berpengaruh Positif Terhadap Risiko Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.5, menyajikan nilai koefisiensi risiko pajak

sebesar 0.237012, t-statistik sebesar 2.280221 dengan nilai signifikansi

sebesar 0.0274 < 0.05, menunjukkan bahwa variabel risiko pajak

berpengaruh positif terhadap risiko perusahaan, sehingga hipotesis

kedua diterima.

3. H3 Kepemilikan Institusional Dapat Memperlemah Hubungan Tax

Avoidance Terhadap Risiko Perusahaan.

Berdasarkan tabel 4.5, menyajikan nilai koefisiensi kepemilikan

institusional sebesar 0.033802, nilai t-statistik sebesar 0.412368 dan

nilai signifikansi sebesar 0.6822 > 0.05, menunjukkan bahwa variabel

kepemilikan institusional tidak berpengaruh terdahap hubungan antara

tax avoidance terhadap risiko perusahaan, sehingga hipotesis ketiga

ditolak.

4. H4 Kepemilikan Institusional Dapat Memperlemah Hubungan Antara

Risiko Pajak Terhadap Risiko Perusahaan

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


56

Berdasarkan tabel 4.5, menyajikan nilai koefisiensi kepemilikan

institusional sebesar 0.010558, nilai t-statistik sebesar 2.206432, dan

nilai signifikansi sebesar 0.0329 < 0.05, menunjukkan bahwa variabel

kepemilikan institusional berpengaruh terhadap hubungan antara risiko

pajak terhadap risiko perusahaan, sehingga hipotesis keempat diterima.

5. H5 Komisaris Independen Dapat Memperlemah Hubungan Tax

Avoidance Terhadap Risiko Perusahaan.

Berdasarkan tabel 4.5, menyajikan koefisiensi komisaris

independen sebesar 0.728025, nilai t-statistik sebesar 0.245368 dan

nilai signifikansi sebesar 0.8074 > 0.05, menunjukkan bahwa variabel

komisaris independen tidak berpengaruh terhadap hubungan antara

tax avoidance terhadap risiko perusahaan, sehingga hipotesis kelima

ditolak.

6. H6 Komisaris Independen Dapat Memperlemah Hubungan Antara

Risiko Pajak Terhadap Risiko Perusahaan.

Berdasarkan tabel 4.5, menyajikan koefisiensi komisaris

independent sebesar -1.541089, nilai t-statistik -1.402815 dan nilai

probabilitas sebesar 0.1680 > 0.05, menunjukkan bahwa variabel

komisaris independent tidak berpengaruh terhadap hubungan antara

risiko pajak terhadap risiko perusahaan, sehingga hipotesis keenam

ditolak.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


57

Tabel 4.6
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesi
No Pernyataan Hasil
s
Tax avoidance berpengaruh
1 H1 positif terhadap risiko Ditolak
perusahaan
Risiko pajak berpengaruh
2 H2 positif terhadap risiko Diterima
perusahaan
Kepemilikan institusional
dapat memperlemah
3 H3 Ditolak
hubungan tax avoidance
terhadap risiko perusahaan
Kepemilikan institusional
dapat memperlemah
4 H4 Diterima
hubungan risiko pajak
terhadap risiko perusahaan
Komisaris independen dapat
memperlemah hubungan
5 H5 Ditolak
tax avoidance terhadap
risiko perusahaan
Komisaris Independen dapat
memperlemah hubungan
6 H6 Ditolak
risiko pajak terhadap risiko
perusahaan
Sumber : data sekunder 2023

B.4. Persamaan Model Regresi

Menurut George A. F. seber dan Alan J. Lee, regresi berganda adalah

alat yang kuat dalam statistic yang digunakan untuk memahami dan

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


58

memodelkan hubunganantara variabel-variabel independent dan dependen.

Mereka menekankan pentingnya menguji asumsi-asumsi regresi dan melibatkan

interpestasi yang tepat dalam analisis hasil. Dalam studi ini persamaan regresi

yang digunakan adalah regresi data panel. Berikut merupakan persamaan

regresi berganda yang digunakan untuk menganalisis hubungan variabel.

- Model Efek Utama (Model 1)

Y = 0.020751 - 0.210413 (X1) + 0.237012 (X2)

- Model Efek Moderasi (Model 2)

Y = 0.010264 – 0.356988 (X1) – 0.349827 (X2) + 0.000170


(M1) + 0.003802 (X1*M1) + 0.010558 (X2*M1)

- Model Efek Moderasi (Model 3)

Y = 0.036301 - 0.516650 (X1) + 0.871354 (X2) – 0.039681


(M2) + 0.728025 (X1* M2) - 1.541089 ( X2* M2)

Keterangan :

Y = Risiko Perusahaan

α = Nilai Konstanta

β1 – β5 = Koefisien Regresi

X1 = Tax Avoidance

X2 = Risiko Pajak

M1 = Kepemilikan Institusional

M2 = Komisaris Independen

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


59

C. Pembahasan Analisis

1. Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Risko Perusahaan

Hasil analisis studi ini menunjukkan bahwa tax avoidance tidak

memiliki pengaruh dan tidak signifikan terhadap risiko perusahaan. Hal ini

menunjukkan bahwa tax avoidanvce, yang merupakan upaya perusahaan

untuk menghindari atau mengurangi kewajiban pajak secara legal, tidak

secara langsung berkontribusipada peningkatan risiko perusahaan. Meskipun

ada kemungkinan bahwa tax avoidance dapat memberikan beberapa

manfaat bagi perusahaan, seperti pengurangan beban pajak, namun

dmapaknya terhadap risiko perusahaan tidak signifikan.

Hal ini sesuai dengan penelitian (Firmansyah & Muliana, 2018; Regita

Belananda, 2022.) yang menyatakan bahwa penghindaran pajak tidak

berpengaruh signifikan terhadap risiko perusahaan.

2. Pengaruh Risiko Pajak Terhadap Risiko Perusahaan

Hasil analisis pada studi ini menunjukkan bahwa risiko pajak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko perusahaan. Hal ini

disebabkan karena risiko pajak merujuk pada ketidakpastian atau potensi

konsekuensi negatif yang timbul akibat perubahan peraturan perpajakan,

ketidakpatuhan perpajakan, atau interprestasi yang berbeda dalam

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


60

penghitungan dan pelaporan pajak. Dalam hal ini, peningkatan risiko pajak

akan meningkatkan ketidakpastian keuangan perusahaan dan mempengaruhi

kinerja operasional.

Dengan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara risiko

pajak dan risiko perusahaan, perlu diperhatikan bahwa perusahaan harus

memperhatikan manajemen pajak yang efektif dan kepatuhan perpajakan

yang baik. Risiko pajak juga dapat berdampak pada citra perusahaan dimata

stakeholders, seperti investor dan otoritas perpajakan. Kepatuhan terhadap

peraturan perpajakan yang berlaku dan transparansi dalam pelaporan pajak

dapat meningkatkan kepercayaan dan reputasi perusahaan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Guenther,

Matsunaga & Williams (2013) yang membuktikan bahwa risiko pajak

berpengaruh positif terhadap risiko perusahaan. Penelitian Hutchens & Rego

(2015) risiko pajak yang diukur dengan perbedaan buku-pajak diskresioner

dan volatilitas cash ETR menghasilkan dampak positif yang konsisten

terhadap risiko perusahaan.

3. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Hubungan Antara Tax

Avoidance Dan Risiko Perusahaan

Analisis pada studi ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional

tidak memiliki dampak atau pengaruh yang signifikan terhadap hubungan

antara tax avoidance dan risiko perusahaan. Kepemilikan institusional

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


61

merujuk pada saham yang dimiliki oleh entitas institusi seperti dana pensiun,

perusahaan asuransi, atau Lembaga keuangan.

Jika kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap hubungan antara tax avoidance dan risiko perusahaan, hal ini

menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dalam saham perusahaan

tidak mempengaruhi sejauh mana tax avoidance berkontribusi terhadap

risiko yang dihadapi oleh perusahaan.

Studi ini mengindikasikan bahwa faktor-faktor lain diluar kepemilikan

instiusional mungkin memiliki pengaruh yang lebih dominan dalam

menentukan hubungan antara tax avoidance dan risiko perusahaan. Faktor-

faktor seperti struktur perusahaan, kebijakan perusahaan, dan lingkungan

eksternal mingkin memiliki peran yang lebih penting dalam mempengaruhi

risiko perusahaan daripada kepemilikan institusional.

4. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Hubungan Antara Risiko

Pajak Dan Risiko Perusahaan

Penelitian ini mengungkapkan bahwa tingkat kepemilikan

institusional yang tinggi memiliki kemampuan untuk mereduksi dampak

negatif dari tax avoidance terhadap risiko perusahaan. Kepemilikan

institusional yang kuat mencerminkan tingkat partisipasi dan keterlibatan

yang signifikan dari entitas institusional dalam pengambilan keputusan

perusahaan, sehingga dapat mengurangi risiko yang mungkin muncul akibat

praktik tax avoidance.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


62

Entitas institusional umumnya memiliki akses terhadap sumber daya

dan pengetahuan yang lebih luas dalam mengelola aspek perpajakan,

termasuk pemahaman dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan yang

berlaku. Oleh karena itu, kepemilikan institusional yang signifikan dapat

mendorong perusahaan untuk mengadopsi kebijakan perpajakan yang lebih

baik dan praktik manajemen risiko yang lebih efektif.

Kepemilikan institusional yang tinggi mendorong perusahaan untuk

menerapkan strategi yang bertujuan mengurangi risiko yang terkait dengan

aspek perpajakan. Ini meliputi praktik perpajakan yang lebih transparan,

kepatuhan yang lebih baik terhadap peraturan perpajakan, serta

keterlibatan aktif dalam manajemen risiko perpajakan secara proaktif.

Temuan ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dapat

berperan sebagai faktor mitigasi penting dalam mengurangi risiko yang

terkait dengan tax avoidance di perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan

dapat mempertimbangkan untuk membangun hubungan yang kuat dengan

entitas institusional sebagai bagian dari upaya mereka untuk mengelola

risiko perusahaan secara lebih efektif dalam konteks perpajakan.

5. Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Hubungan Antara Tax

Avoidance Dan Risiko Perusahaan

Dalam studi ini, menjelaskan bahwa komisaris independen tidak

memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengurangi risiko perusahaan

yang terkait dengan tax avoidance. Komisaris independent sebagai anggota

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


63

dewan direksi yang tidak memiliki keterkaitan bisnis langsung dengan

perusahaan, diharapkan dapat menjaga transparasi dan integritas

perusahaan serta memperlemah hubungan antara tax avoidance dan risiko

perusahaan.

Hasil ini mengindikasikan bahwa ada faktor lain yang lebih dominan

dalam mempengaruhi hubungan ini. Kemungkinan faktor-faktor seperti

struktur perusahaan, kebijakan perusahaa, dan kondisi l ingkungan eksternal

dapat memiliki peran yang lebih penting dalam menentukan risiko

perusahaan terkait tax avoidance.

perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat

memoderasi hubungan ini, seperti peningkatan transparansi, kepatuhan

terhadap peraturan perpajakan, dan implementasi kebijakan manajemen

risiko yang efektif. Meskipun kepemilikan institusional tidak terbukti

memiliki pengaruh signifikan, upaya untuk mengurangi risiko perusahaan

terkait tax avoidance tetap penting dan perlu difokuskan pada faktor-faktor

lain yang dapat memberikan dampak yang lebih besar.

6. Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Hubungan Antara Risiko

Pajak Dan Risiko Perusahaan

Hasil analisis studi ini menemukan bahwa kepemilikan institusional

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hubungan antara risiko

pajak dan risiko perusahaan. Meskipun kepemilikan sering dianggap dapat

memperlemah dalam hubungan tersebut, hasil penelitian menunjukkan

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


64

bahwa komisaris independent sebagai representasi kepemilikan institusional

tidak memberikan dampak yang signifikan.

Studi ini dapat menimbukan beberapa implikasi yang perlu

dipertimbangkan. Pertama, hal ini menunjukkan bahwa peran komisaris

independent dalam mengurangi risiko perusahaan terkait risiko pajak

mungkin lebih komplek dan bergantung pada faktor lain yang tidak diteliti

dalam studi ini.

Kedua, dari hasil studi ini menyoroti pentingnya melihat faktor lain

yang dapat memoderasi hubungan antara risiko pajak dan risiko

perusahaan. Faktor-faktor seperti struktur tata kelola perusahaan, kebijakan

perpajakan yang diterapkan, dan faktor lingkungan eksternal seperti

peraturan perpajakan yang berlaku juga dapat memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap risiko perusahaan terkait risiko pajak.

Selain mengandalkan kepemilikan institusional atau peran komisaris

independen, perusahaan harus fokus pada kepatuhan perpajakan yang baik,

penerapan kebijakan manajemen risiko yang efektif, dan pemahaman

mendalam tentang risiko pajak yang dihadapi. Dengan demikian,

perusahaan dapat mengurangi risiko yang terkait dengan risiko pajak dan

menjaga kinerja perusahaan yang berkelanjutan

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


65

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari data yang didapat dan telah dianalisis dalam studi

ini dapat disimpulkan bahwa hasil studi ini mengidentifikasi variabel tax

avoidance tidak berpengaruh terhadap risiko perusahaan, sedangkan variabel

berpengaruh signifikan terhadap risiko perusahaan. Sementara untuk variabel

kepemilikan institusional hanya dapat berpengaruh positif signifikan terhadap

hubungan antara risiko pajak dan risiko perusahaan, dan tidak berpengaruh

terhadap hubungan antara tax avoidance dan risiko perusahaan. Variabel

moderasi komisaris independent tidak dapat mempengaruhi hubungan antara

tax avoidance dan risiko pajak terhadap risiko perusahaan.

B. Implikasi

Peneliatian ini berdasarkan teori keagenan yang memiliki potensi untuk

memperkaya dan memperluas perkembangan teori keagenan itu sendiri.

Implikasi teoritis ini dapat meningkatkan pemahaman kita tentang interaksi

antara agen dan principal serta memberikan dasar yang kuat untuk penelitian

lebit lanjut dalam teori keagenan pada bidang perpajakan.

C. Keterbatasan

Keterbatasan pada penelitian ini adalah pada data laporan keuangan yang

telah dipublikasi di Bursa Efek Indonesia, banyak perusahaan yang tidak

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


66

melaporkan annual report secara lengkap, sehingga banyak perusahaan yang

tidak memenuhi kriteria sampel penelitian.

Populasi yang digunakan pada penelitian ini pada populasi yang kecil,

diharapkan pada peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan populasi sampel

perusahaan yang lebih luas atau pada sektor lainnya, sehingga dapat mendukung

dan memperkuat hasil variabel penelitian.

D. Rekomendasi

1. Bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain seperti

kebijakan deviden, kualitas audit, transfer pricing, persistensi laba,

organization capital, manajemen laba dan kemampuan manajerial untuk

mengukur risiko perusahaan.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan populasi dan sampel

pada sektor perusahaan yang berbeda dan tahun terbaru agar dapat

mendukung dan memperkuat variabel penelitian.

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


DAFTAR PUSTAKA

Arfiansyah, Z. (2021). Pengaruh Penghindaran Pajak Dan Risiko Pajak Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Komisaris Independen Sebagai Pemoderasi.

JURNAL PAJAK INDONESIA (Indonesian Tax Review), 4(2), 67–76.

https://doi.org/10.31092/jpi.v4i2.1436

Dyreng, S. D., Hanlon, M., & Maydew, E. L. (2008). Long-Run Corporate Tax

Avoidance. In THE ACCOUNTING REVIEW (Vol. 83, Issue 1).

Firmansyah, A., & Muliana, R. (2018). The Effect of Tax Avoidance and Tax Risk

on Corporate Risk. 22(4), 643–656.

Guenther, D. A., Matsunaga, S. R., & Williams, B. M. (2017). Is tax avoidance

related to firm risk? Accounting Review, 92(1), 115–136.

https://doi.org/10.2308/accr-51408

Hanlon, M., & Heitzman, S. (2010). A review of tax research. In Journal of

Accounting and Economics (Vol. 50, Issues 2–3, pp. 127–178).

https://doi.org/10.1016/j.jacceco.2010.09.002

Regita Belananda, M. (2022). Pengaruh Risiko Pajak dan Penghindaran Pajak

terhadap Risiko Perusahaan dengan Keragaman Gender sebagai

Pemoderasi TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

Derajat S-2 Magister Akuntansi Oleh.

67
Wirasedana, I. W. P., & Sisdyani, E. A. (2018). E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana Kendali Budget Ketat pada Pemda Di Provinsi Bali dalam

Menghadapi Turbulensi Budget Fakultas Ekonomi dan Bisnis , Universitas

Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia email : ochaw@live.com.au Fakultas

Ekonomi dan Bisnis ,. 25, 300–327.

68
LAMPIRAN

Lampiran 1.1
Uji Deskriptif Statistic

TA RPAJ RISPER KEPINST KOMINDEP


Mean 0.007491 0.016542 0.024550 65.01306 0.383507
Median 0.000373 0.007789 0.021516 68.68329 0.333333
Maximum 0.056011 0.098948 0.071110 88.56067 0.600000
Minimum -0.017367 0.000255 0.001869 11.52640 0.250000
Std. Dev. 0.017529 0.021309 0.017924 19.40827 0.077837 L
Skewness 1.486468 2.025096 0.755558 -1.253309 0.839157 a
Kurtosis 4.586568 6.870331 2.682543 4.131888 2.805774
m
Jarque-Bera 22.71111 62.76704 4.768506 15.12860 5.708923 p
Probability 0.000012 0.000000 0.092158 0.000519 0.057587 i
r
Sum 0.359589 0.794040 1.178420 3120.627 18.40833
Sum Sq. Dev. 0.014442 0.021341 0.015100 17704.01 0.284755 a
n
Observations 48 48 48 48 48
1.2
Uji Model 1

Rper = α + β1 TA + β2 RPajak + e….

1. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 6.230612 (13,32) 0.0000


Cross-section Chi-square 60.558422 13 0.0000

Lampiran 1.3
Uji Model 1

69
2. Uji LMT

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects


Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 14.31982 1.076255 15.39607


(0.0002) (0.2995) (0.0001)

Honda 3.784153 1.037427 3.409372


(0.0001) (0.1498) (0.0003)

King-Wu 3.784153 1.037427 2.597897


(0.0001) (0.1498) (0.0047)

Standardized Honda 4.348334 1.524330 0.840273


(0.0000) (0.0637) (0.2004)

Standardized King-Wu 4.348334 1.524330 0.465942


(0.0000) (0.0637) (0.3206)

Gourieroux, et al. -- -- 15.39607


(0.0002)

3. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.392400 2 0.8218

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

TA -0.192028 -0.210413 0.021833 0.9010


RPAJ 0.266272 0.237012 0.002273 0.5394

Lampiran 1.4
Uji Regresi Data Panel Menggunakan Model Random Effect

70
Dependent Variable: RISPER
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 06/04/23 Time: 09:58
Sample: 2019 2022
Periods included: 4
Cross-sections included: 14
Total panel (unbalanced) observations: 48
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.020751 0.004868 4.263028 0.0001


TA -0.210413 0.168652 -1.247617 0.2186
RPAJ 0.237012 0.103943 2.280221 0.0274

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.014768 0.6483


Idiosyncratic random 0.010877 0.3517

Weighted Statistics

R-squared 0.134640 Mean dependent var 0.008729


Adjusted R-squared 0.096180 S.D. dependent var 0.011226
S.E. of regression 0.010831 Sum squared resid 0.005279
F-statistic 3.500750 Durbin-Watson stat 1.975503
Prob(F-statistic) 0.038630

Unweighted Statistics

R-squared 0.103014 Mean dependent var 0.024550


Sum squared resid 0.013544 Durbin-Watson stat 0.769904

Lampiran 1.5
Uji Model 2

71
Rper = α + β1 TA + β2 RPAJAK + β3 KEP.INST + β4 TA*KEP.INS + β5 RPAJAK*KEP.INS + e…

1. Uji chow model 2

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 3.034578 (13,29) 0.0063


Cross-section Chi-square 41.222434 13 0.0001

2. Uji lmt model 2

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects


Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 6.652645 0.043138 6.695783


(0.0099) (0.8355) (0.0097)

Honda 2.579272 0.207696 1.970684


(0.0050) (0.4177) (0.0244)

King-Wu 2.579272 0.207696 1.322346


(0.0050) (0.4177) (0.0930)

Standardized Honda 3.401738 0.537717 -0.662310


(0.0003) (0.2954) (0.7461)

Standardized King-Wu 3.401738 0.537717 -0.921577


(0.0003) (0.2954) (0.8216)

Gourieroux, et al. -- -- 6.695783


(0.0136)

3. Uji hausman model 2

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 4.269804 5 0.5113

Lampiran 1.6
Uji Regresi Data Panel Menggunakan Model Random Effect

72
Dependent Variable: RISPER
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 06/04/23 Time: 10:31
Sample: 2019 2022
Periods included: 4
Cross-sections included: 14
Total panel (unbalanced) observations: 48
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.010264 0.011550 0.888652 0.3793


TA -0.356988 0.557584 -0.640240 0.5255
RPAJ -0.349827 0.295586 -1.183502 0.2433
KEPINST 0.000170 0.000158 1.070676 0.2904
TA_KEPINST 0.003802 0.009219 0.412368 0.6822
RISPAJK_KEP_INST 0.010558 0.004785 2.206432 0.0329

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.010216 0.4604


Idiosyncratic random 0.011060 0.5396

Weighted Statistics

R-squared 0.319342 Mean dependent var 0.011970


Adjusted R-squared 0.238311 S.D. dependent var 0.012291
S.E. of regression 0.010926 Sum squared resid 0.005014
F-statistic 3.941002 Durbin-Watson stat 2.176599
Prob(F-statistic) 0.005088

Unweighted Statistics

R-squared 0.431050 Mean dependent var 0.024550


Sum squared resid 0.008591 Durbin-Watson stat 1.270333

Lampiran 1.7
Uji Model 3

73
Rper = α + β1 TA + β2 RPAJAK + β3 KOMIND + β4 TA*KOMIND + β5 RPAJAK*KOMIND +
e…

1. Uji Chow model 3


Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 3.999016 (13,29) 0.0009


Cross-section Chi-square 49.295779 13 0.0000

2. Uji LMT model 3


Lagrange Multiplier Tests for Random Effects
Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 11.30743 0.762513 12.06994


(0.0008) (0.3825) (0.0005)

Honda 3.362652 0.873220 2.995214


(0.0004) (0.1913) (0.0014)

King-Wu 3.362652 0.873220 2.264848


(0.0004) (0.1913) (0.0118)

Standardized Honda 4.302617 1.388681 0.575503


(0.0000) (0.0825) (0.2825)

Standardized King-Wu 4.302617 1.388681 0.218814


(0.0000) (0.0825) (0.4134)

Gourieroux, et al. -- -- 12.06994


(0.0009)

3. Uji Hausman model 3


Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 2.575242 5 0.7651

Lampiran 1.8
Uji Regresi Data Panel Model 3 Menggunakan Model Random Effect

74
Dependent Variable: RISPER
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 06/08/23 Time: 11:37
Sample: 2019 2022
Periods included: 4
Cross-sections included: 14
Total panel (unbalanced) observations: 48
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.036301 0.019240 1.886727 0.0661


TA -0.516650 1.069397 -0.483123 0.6315
RPAJ 0.871354 0.455955 1.911051 0.0628
KOMINDEP -0.039681 0.046535 -0.852726 0.3986
TA_KOMINDEP 0.728025 2.967072 0.245368 0.8074
RISPAJ_KOMIND -1.541089 1.098569 -1.402815 0.1680

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.013097 0.5803


Idiosyncratic random 0.011139 0.4197

Weighted Statistics

R-squared 0.245358 Mean dependent var 0.009870


Adjusted R-squared 0.155519 S.D. dependent var 0.011574
S.E. of regression 0.010812 Sum squared resid 0.004910
F-statistic 2.731100 Durbin-Watson stat 2.048719
Prob(F-statistic) 0.031766

Unweighted Statistics

R-squared 0.314290 Mean dependent var 0.024550


Sum squared resid 0.010354 Durbin-Watson stat 0.971494

75

Anda mungkin juga menyukai