Anda di halaman 1dari 121

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN DAN KESADARAN

WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR


PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)
DI KECAMATAN TAMALANREA
KOTA MAKASSAR

Oleh:

Oleh :
Lalu Yudhi Ansori
023 2018 0153
Akuntansi/Perpajakan

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN


DAN KESADARAN WAJIB PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI
KECAMATAN TAMALANREA KOTA
MAKASSAR

Nama Mahasiswa : Lalu Yudhi Ansori

No. Stb/NIM : 02320180153

Jurusan : Akuntansi

Program Studi : Akuntansi Perpajakan

Dasar Penetapan Pembimbing : SK.Dekan No. 2429/H.20/FEB/UMI/VI/2021

Disahkan Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Syamsuri Rahim, SE.,SIP.,M.Si.,Ak.,CA Dr. H. Mapparenta, SE.,M.Si


i

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Lalu Yudhi Ansori

NIM : 02320180153

Jurusan / Prodi : Akuntansi/Perpajakan

Alamat : BTP Blok B No. 294

dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul:

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN DAN KESADARAN


WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK BUMI
DAN BANGUNAN (PBB) DI KECAMATAN TAMALANREA KOTA
MAKASSAR

Adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam
naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang
lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam
naskah ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Makassar, 14 Januari 2022


Yang menyatakan,

Lalu Yudhi Ansori


02320180153
ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil Alamin. Segala puji dan syukur tiada hentinya peneliti


panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan keagunan-Nya telah melimpahkan
segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN
DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN
MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KECAMATAN
TAMALANREA KOTA MAKASSAR” sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Muslim Indonesia.
Berbagai kesulitan telah dilewati dalam rangka penyusunan skripsi ini,
namun berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak terkhusus Ibundaku tercinta
Rosmala sehingga akhirnya skripsi ini dapat selesai. Pada kesempatan ini
ijinkanlah peneliti menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Basri Modding, M.Si. selaku Rektor Universitas Muslim
Indonesia.
2. Bapak Prof. Dr. Mursalim Laekkeng, ASEAN CPA., SE., M.Si., AKT., CA.,
CPAI., CPA., CSP., CSRS., CSRA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muslim Indonesia.
3. Pimpinan dan staf Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar yang telah
mengizinkan dan membantu dalam melakukan penelitian.
4. Ibu Dr. Julianty Sidik Tjan,SE.,M.Sa.,AK.,CA selaku ketua jurusan
Akuntansi dan Bapak Dr. Andika Pramukti,SE,M.Ak selaku sekertaris
Jurusan Akuntansi.
5. Bapak Dr. Syamsuri Rahim, SE.,SIP.,M.Si.,Ak.,CA selaku pembimbing I dan
Bapak Dr. H. Mapparenta, SE.,M.Si selaku pembimbing II yang dengan
penuh kesabaran dan pengertian membimbing peneliti untuk menyelesaikan
skripsi ini mulai dari pemilihan judul, pelaksanaan penelitian, sampai dengan
penyelesaian skripsi ini.
6. Kepada Bapak Dr. Hajering, SE., M.Ak dan Bapak Muhammad Nur, SE.,
M.Ak selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, masukan, dan
koreksi mulai dari awal sampai selesainya skripsi ini.
iii

7. Terima kasih kepada orang tua tercinta yang doanya selalu mengiringi
langkah kehidupan ini.
8. Seluruh dosen dan staf fakultas ekonomi dan bisnis universitas muslim
Indonesia
9. Semua keluarga yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan moral
maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku Muh Nuryamin Akbar Khairullah, Muh Fardhan Dinarto,
Muh Fadil As’ad, Muh Rifai Arsyad, Muh Ainul Yaqin, Mishbahuddin
Rentua, Muh Rafi Naufaldyaksa, Muh Afdal Ramadhan, Andi Rehayu
Januanti Y, dan Ayu Azhari.
11. Rekan-rekan A2 Akuntansi semoga tercapai segala impian.
12. Terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
memberikan sumbangsih baik berupa materi, tenaga, dan pikiran sehingga
proses pembuatan skripsi ini berjalan dengan lancar.
Peneliti menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan bagi peneliti demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa bersama
kita dan meridhoi jalan hidup kita. Amin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Makassar, 14 Januari 2022

Lalu Yudhi Ansori


02320180153
iv

ABSTRAK

LALU YUDHI ANSORI. 02320180153. PENGARUH PENGETAHUAN


PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP
KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI
KECAMATAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR, Pembimbing :
Syamsuri Rahim dan Mapparenta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan


perpajakan dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan membayar pajak bumi
dan bangunan (PBB).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak PBB di


Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Sampel yang diambil dalam penelitian ini
menggunakan rumus Slovin. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis
statistik deskriptif, analisis uji kualitas data, analisis uji asumsi klasik, analisis
regresi berganda, analisis uji koefisien determinan, dan analisis uji hipotesis.

Berdasarkan analisis yang telah di lakukan bahwa pengetahuan perpajakan


memiliki pegaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak.
Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan kepatuhan membayar
pajak bumi dan bangunan (PBB). Dan pengetahuan perpajakan dan kesadaran
wajib pajak secara bersama-sama variabel tersebut terhadap kepatuhan membayar
pajak bumi dan bangunan (PBB).

Kata kunci: Pengetahuan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Kepatuhan


membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
v

ABSTRACT

LALU YUDHI ANSORI. 02320180153. EFFECT OF TAX KNOWLEDGE


AND TAXPAYER AWARENESS ON COMPLIANCE WITH PAYING
LAND AND BUILDING TAXES IN TAMALANREA DISTRICT,
MAKASSAR CITY, Supervisors : Syamsuri Rahim and Mapparenta.

This study aims to determine the effect of taxation and mandatory


awareness on compliance with paying land and building taxes (PBB).

The population in this study were all PBB taxpayers in Tamalanrea


District, Makassar City. The sample taken in this study used the Slovin formula.
The data analysis technique was carried out by descriptive statistical analysis, data
quality test analysis, classical assumption test analysis, multiple regression
analysis, analysis of the coefficient of determination, and analysis of hypothesis
testing.

Based on the analysis that has been done that knowledge of taxation has a
positive and significant tax on tax compliance. Taxpayer awareness has a positive
and significant effect on compliance with paying land and building taxes (PBB).
And tax knowledge and awareness of taxpayers together towards compliance with
paying land and building taxes (PBB).

Keywords: Knowledge of Taxation, Taxpayer Awareness, Compliance with


paying Land and Building Tax (PBB)
vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. I

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................... II

PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................. iv

DAFTAR ISI .......................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 6
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 7
D. Manfaat Penelitian . .......................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 9
A. Landasan Teori ................................................................. 9
1. Definisi Pajak ............................................................. 9
2. Fungsi Pajak ............................................................... 11
3. Wajib Pajak................................................................. 13
4. Syarat Pemungutan Pajak ........................................... 15
5. Asas Pemungutan Pajak.............................................. 18
B. Kepatuhan Wajib Pajak .................................................... 18
1. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak ............................ 18
2. Kriteria Wajib Pajak Patuh ......................................... 21
3. Faktor Yang Memengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar Pajak ............................................. 22
C. Pengetahuan Perpajakan ................................................... 24
D. Kesadaran Wajib Pajak ..................................................... 26
1. Pengertian Kesadaran Wajib Pajak............................. 26
2. Kesadaran Wajib Pajak Akan Perpajakan .................. 28
3. Faktor Yang Memengaruhi Kesadaran Wajib Pajak .. 28
vii

E. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) .................................... 29


1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ............ 29
2. Asas Pajak Bumi dan Bangunan ................................. 30
3. Objek Pajak Bumi dan Bangunan ............................... 30
4. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan ............................. 32
5. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan ............. 33
6. Pendaftaran Objek Pajak Bumi dan Bangunan........... 35
7. Tempat dan Tata Cara Pebayaran Pajak Bumi dan
Bangunan .................................................................... 35
F. Penelitian Terdahulu ......................................................... 36
G. Kerangka Konseptual ....................................................... 40
H. Hipotesis Penelitian .......................................................... 40
BAB III. METODE PENELITIAN ..................................................... 44
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 44
B. Populasi dan Sampel......................................................... 44
C. Jenis dan Sumber Data ..................................................... 45
D. Metode Pengumpulan Data .............................................. 45
E. Metode Analisis Data ...................................................... 46
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................. 49
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................... 53
A. Hasil Penelitian ................................................................. 53
a. Deskripsi Objek Penelitian .................................... 53
i. Gambaran Umum Responden ................... 53
ii. Karakteristik Responden ........................... 53
b. Hasil Uji Instrumen Penelitian .............................. 54
i. Hasil Uji Statisktik Deskriptif ................... 54
ii. Hasil Uji Statistik Frekuensi ..................... 56
iii. Hasil Uji Instrumen Penelitian .................. 60
1. Hasil Uji Validitas ......................... 60
2. Hasil Uji Reliabilitas ..................... 61
iv. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................... 62
1. Hasil Uji Normalitas ..................... 62
2. Hasil Uji Multikolinieritas ............ 63
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ........ 64
v. Hasil Uji Hipotesis .................................... 65
1. Analisis Regresi Linier Berganda . 65
2. Hasil Uji R2 ................................... 67
3. Hasil Uji Parsial ............................ 67
4. Hasil Uji Simultan ......................... 69
B. Pembahasan ....................................................................... 70
a. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Membayar Pajak ................................. 70
viii

b. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap


Kepatuhan Membayar Pajak ................................. 71
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 73
A. Kesimpulan ....................................................................... 73
B. Saran .................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA. ..................................................................................... 75

LAMPIRAN 1 KUISIONER .......................................................................... 79

LAMPIRAN 2 DATA MENTAH HASIL PENELITIAN ........................... 85

LAMPIRAN 3 HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF ............................. 93

LAMPIRAN 4 HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS .............. 100

LAMPIRAN 5 HASIL UJI ASUMSI KLASIK ............................................ 106

LAMPIRAN 6 HASIL UJI HIPOTESIS ...................................................... 108


ix

DAFTAR TABEL

1. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 37


2. Definisi Operasional Penelitian ..................................................... 51
3. Distribusi dan Pengembalian Kuisioner ........................................ 53
4. Jenis Kelamin Responden .............................................................. 53
5. Tingkat Pendidikan Responden ..................................................... 54
6. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................... 55
7. Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Perpajakan.......... 57
8. Tanggapan Responden Mengenai Kesadaran Wajib Pajak ........... 58
9. Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Membayar Pajak ... 59
10. Hasil Uji Validitas ......................................................................... 60
11. Hasil Uji Reliabilitas...................................................................... 61
12. Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................. 63
13. Model Persamaan Regresi ............................................................. 65
14. Hasil Uji R2 .................................................................................... 67
15. Hasil Uji Parsial (Uji t) .................................................................. 68
16. Hasil Uji Simultan (Uji F) ............................................................. 69
x

DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Konseptual .................................................................. 40
2. Hasil Uji Normalitas ................................................................... 62
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 64
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak menurut pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 6 tahun 1983

sebagaimana telah disempurnakan terakhir dengan Undang-Undang No. 28

tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah

“kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat

timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Mengisyaratkan bahwa diperlukan

adanya pembaruan sistem perpajakan guna meningkatkan kemampuan negara

dan masyarakat untuk membiayai pembangunan yang berasal dari sumber-

sumber dalam negeri, karena semakin meningkatnya penerimaan yang

bersumber dari dalam negeri akan semakin meningkat pula kemandirian

dalam pembiayaan pelaksanaan pembangunan.

Masyarakat sebagai wajib pajak akan ikut memberikan

sumbangan/iuran untuk keperluan negara dalam bentuk pajak yang menjadi

salah satu sumber pembiayaan pembangunan daerah dalam rangka

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut

pentingnya pengelolaan pajak menjadi prioritas bagi pemerintah.

Ada berbagai jenis pajak yang dikenakan kepada masyarakat, namun

dari beberapa diantaranya Pajak Bumi dan Bangunan merupakan jenis-jenis

pajak sangat potensial dan strategis sebagai sumber penghasilan dalam rangka
2

membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB) yang dikenakan terhadap bumi dan bangunan

menjangkau semua lapisan masyarakat dengan sertifikasi sosial yang

beragam oleh karena itu berbagai ketentuan di dalam Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) harus diciptakan dengan pertimbangan pula kepentingan

dan kondisi masyarakat selaku wajib pajak yang diatur dalam Undang-

Undang No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1994 dengan terbitnya

Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah, Pemerintah Daerah kini mempunyai tambahan sumber Pendapatan

Asli Daerah (PAD) yang berasal dari Pajak Daerah salah satunya Pajak Bumi

dan Bangunan.

Sistem Pemungutan Pajak yang digunakan dalam membayar Pajak

Bumi dan Bangunan adalah Official Assessment dimana sistem pemungutan

pajak dimana jumlah pajak yang harus dilunasi atau terutang oleh Wajib

Pajak dihitung dan ditetapkan oleh fiskus/aparat pajak. Maka, dalam sistem

ini wajib pajak bersifat pasif sedangkan fiskus bersifat aktif. Dengan

demikian, jika dihubungkan dengan ajaran timbulnya utang pajak, maka

Official Assessment System sesuai dengan timbulnya utang pajak menurut

ajaran formil, artinya utang pajak timbul apabila sudah ada ketetapan pajak

dari fiskus.

Salah satu pajak yang menjadi potensi sumber pendapatan daerah

yaitu Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sejak tahun 2011 penarikan Pajak
3

Bumi dan Bangunan (PBB) dilimpahkan dari Pemerintah Pusat ke

Pemerintah Kota sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan

Menteri Dalam Negeri Nomor. 213/PMK.07/2010, Nomor: 58 Tahun 2010

tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah (Oktafiyanto & Wardani, 2015). Tujuan

dari pengalihan ini adalah untuk memberikan kewenangan yang lebih besar

dalam perpajakan dengan memperluas basis pajak dan penetapan tarif pajak.

Fenomena umum ditengah masyarakat bahwa tingkat kepatuhan untuk

membayar PBB masih pada taraf rendah. Masyarakat relatif terbiasa bersifat

pasif dalam melaksanakan kewajiban pajaknya atas penerimaan manfaat atas

tanah dan bangunannya. Apalagi prosedur yang biasa berlaku dalam

mendistribusikan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPPT) yang diedarkan

melalui jaringan RT-RW ke rumah-rumah warga sehingga semakin membuat

warga bersifat "menunggu" dan jarang yang bersikap proaktif menanyakan

SPPT ke kantor-kantor pemerintahan setempat.

Berbagai hasil penelitian mengkonfirmasi tentang fenomena

kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya berkaitan

erat dengan tingkat kesadaran wajib pajak. Seperti penelitian Boediono

(1993) mengatakan bahwa kesadaran Wajib Pajak akan perpajakan adalah

rasa yang timbul dari dalam diri wajib pajak atas kewajibannya membayar

pajak dengan ikhlas tanpa adanya unsur paksaan. Kesadaran Wajib Pajak

berkonsekuensi logis untuk para Wajib Pajak agar mereka rela memberikann

kontribusi dana untuk para Wajib Pajak.


4

Penyebab masih rendahnya kesadaran membayar PBB kaitannya

dengan tingkat kepatuhan Wajib Pajak karena persoalan sanksi pajak yang

belum ditegakkan. Padahal ada konsekuensi bagi Wajib Pajak jika terlambat

melakukan pembayaran PBB, baik berupa sanksi administratif maupun sanksi

pidana. Sanksi administratif berupa denda bagi Wajib Pajak yang terlambat

membayar pajak terutang sebesar 2 % per bulan dari jumlah pajak yang

terutang (Pasal 3 ayat 1 PMK No. 78/PMK.03/2016).

Namun berbeda dengan Pemerintah Kota Makassar yang mengalami

peningkatan dari sektor PBB-P2. Hingga akhir 30 September 2019, realisiasi

penerimaan PBB mencapai Rp 139, 45 miliar. Menurut Kepala UPTD PBB

Bapenda Makassar, Adriyanto, angka ini meningkat Rp 9,33 miliar

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tahun lalu pada periode

yang sama penerimaan PBB mencapai Rp 130,12 miliar. Dari 15 kecamatan

dalam wilayah kota Makassar, terdapat dua kecamatan yang melebihi target

penerimaan PBB yakni Kecamatan Tallo dan Kecamatan Sangkarrang.

Kecamatan Tallo mendapat target sebesar Rp 7,71 miliar, realisasinya

mencapai Rp 7,95 miliar atau lebih sekitar Rp 239,40 juta; sementara

kecamatan Sangkarrang mendapat target penerimaan sebesar Rp 47,80 juta,

realisasinya Rp 47,94 juta atau lebih sekitar Rp 148,88 ribu. Sementara

kecamatan lainnya belumm mencapai target 100 persen namun rata-rata

sudah diatas 60 persen. Hanya ada dua kecamatan yang berada dibawah target

50 persen yakni Kecamatan Tamalate dan Manggala (Sindonews, 2/10/2019).


5

Keberhasilan mencapai target bisa karena dua faktor yakni faktor petugas

pajak atau faktor kesadarana warganya membayar kewajiban pajaknya.

Peran aktif masyarakat dalam menunjang pembangunan nasional

sangat diperlukan, khususnya bagi Wajib Pajak. Tetapi dalam realisasinya

pemungutan pajak masih sulit dilakukan oleh pemerintah. Oleh karena itu

partisipasi masyarakat dalam kepatuhan membayar pajak merupakan impian

pemerintah. Di kota Makassar tepatnya di kecamatan Tamalanrea terdapat 8

kelurahan yang akan menjadi objek dalam penelitian ini.

Pengetahuan perpajakan merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap kepatuhan membayar Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB). (Setyowati, 2014) Mengatakan bahwa pengetahuan perpajakan

memiliki peran begitu penting dalam menumbuhkan perilaku patuh pajak

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Individu yang memahami

ketentuan perpajakan, maka semakin paham pula ketentuan hukum yang

mengikat apabila melalaikan kewajibannya membayar pajak. Beberapa wajib

pajak yang memiliki pengetahuan perpajakan yang baik menganggap bahwa

membayar Pajak Bumi dan Bangunan bukanlah hal yang sia-sia karena hasil

pengumpulan pajak akan digunakan untuk pembangunan dan pengembangan

daerah. Kurangnya frekuensi kegiatan sosialisasi secara mendalam tentang

pajak juga menjadikan pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib

pajak masih belum optimal yang pada akhirnya membuat wajib pajak enggan

membayar pajak. Mengingat karakteristik wajib pajak di wilayah Desa

Kalidengen yang memiliki tingkat Pendidikan yang berbeda-beda membentuk


6

pengetahuan perpajakan yang berbeda-beda pula. Hal ini menyebabkan

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak belum optimal.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

membayar pajak bumi dan bangunan adalah kesadaran wajib pajak. Penelitian

yang dilakukan oleh (Sapriadi, 2013) yang menyatakan bahwa semakin tinggi

kesadaran wajib pajak makan akan semakin tinggi kepatuhan wajib pajak

dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dengan demikian, pelayanan yang

berkualitas dan motivasi yang baik akan dapat memengaruhi kesadaran

masyarakat untuk membayar pajak bumi dan bangunan. Saran dalam

penelitian ini adalah diperlukan adanya kesadaran wajib pajak yang tinggi

sehingga dengan begitu akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya. Setelah mengetahui hal-hal yang

mendasar mengenai perpajakan, selanjutnya diharapkan akan tambah

kesadaran dan pengetahuan perpajakan didalam masyarakat untuk membayar

pajak. Karena ada sebagian wajib pajak yang tidak membayar pajak, tetapi

belum tentu wajib pajak tersebut tidak mau membayar pajak bisa jadi wajib

tidak mengetahui bagaimana cara menghitungnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas,

maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian adalah :

1. Apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kecamatan

Tamalanrea Kota Makassar?


7

2. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kecamatan

Tamalanrea Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengetahuan perpajakan

terhadap kepatuhan membayar PBB di Kecamatan Tamalanrea Kota

Makassar.

2. Untuk mengetehui dan menganalisis pengaruh kesadaran wajib pajak

terhadap kepatuhan membayar PBB di Kecamatan Tamalanrea Kota

Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

khasanah Pendidikan dan menjadi pertimbangan teoritis bagi pihak

yang terkait mengenai pengaruh pengetahuan perpajakan dan

kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan membayar PBB di

Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti yaitu sebagai acuan dalam bidang penelitian dan

penerapan teori yang didapatkan di bangku kuliah.


8

b. Bagi pemerintah yaitu memberikan bahan sumbangan pemikiran

untuk mengevaluasi kebijakan mengenai masalah perpajakan

secara umum dan juga mengenai kepatuhan membayar PBB

khususnya di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

c. Bagi peneliti berikutnya yaitu menambah pengetahuan dan

pengalaman dalam melakukan penelitian dan menulis karya ilmiah

bagi pihak peneliti selanjutnya.


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Definisi Pajak

Pajak menurut para ahli

a. Definisi pajak yang dikemukakan oleh Rochmat Soemitro dalam (Siti

Resmi 2018:1) “Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat

kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”-

nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama

untuk membiayai public investment”.

b. Definisi pajak yang dikemukakan oleh S. I. Djajadiningrat dalam (Siti

Resmi 2018:1) “Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian

kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan

perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai

hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat

dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara

langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum”.

c. Definisi pajak yang dikemukakan oleh N. J. Fieldmann dalam (Siti

Resmi 2018:1) “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh

dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang

ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-

mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum”.


10

d. Definisi pajak yang dikemukakan oleh P. J. A. Adriani (pernah

menjabat guru besar hukum pajak pada Universitas Amsterdam dan

pemimpin International Bureau of fiscal Documentation di

Amsterdam) mengatakan ”Pajak adalah iuran kepada negara (yang

dapat dipaksakan) yang terutang oleh mereka yang wajib

membayarnya menurut peraturan, tanpa mendapat prestasi kembali

yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk

membiayai pengeluaran umum terkait dengan tugas negara dalam

menyelenggarakan pemerintahan”

e. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan: Pajak adalah

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Atau pajak biasa juga disebut sebagai iuran rakyat kepada kas

negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak

mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

dan yang akan digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Dari definisi yang telah dikemukakan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa unsur-unsur yang melekat pada pengertian pajak

adalah:
11

a. Iuran masyarakat kepada negara yaitu yang berhak memungut

pajak adalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang)

b. Berdasarkan Undang-Undang, yaitu pajak dipungut berdasarkan

atau dengan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

c. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya

kontraprestasi (jasa timbal) individual oleh pemerintah, pajak yang

mereka setorkan tidak memberikan timbal balik secara langsung.

d. Pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum

pemerintah, hal ini dapat dilihat dari negara yang aman, subsidi

BBM, pembangunan jembatan, beasiswa pendidikan, jasa

kesehatan gratis dan sebagainya.

2. Fungsi Pajak

Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber

keuangan negara) dan fungsi regularend (pengatur) yaitu:

a. Fungsi budgetair (sumber keuangan negara)

Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah

satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran,

baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara,

pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk

kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi dan

intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan

berbagai jenis pajak seperti pajak penghasilan (pph), pajak


12

pertambahan nilai (ppn), pajak penjualan atas barang mewah (ppnbm),

pajak bumi dan bangunan (PBB) dan sebagainya.

b. Fungsi Regularend

Pajak mempunyai fungsi mengatur, artinya pajak sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang

sosial dan ekonomi serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar

bidang keuangan. Contoh penerapan pajak sebagai fungsi mengatur:

1) Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPNBM) dikenakan pada

saat terjadi transaksi jual beli barang tergolong barang mewah.

Semakin mewah suatu barang, tarif pajaknya semakin tinggi

sehingga barang tersebut harganya semakin mahal. Pengenaan

pajak ini dimaksudkan agar rakyat tidak berlomba-lomba untuk

mengonsumsi barang mewah (mengurangi gaya hidup mewah).

2) Tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan, dimaksudkan

agar pihak yang memperoleh penghasilan tinggi memberikan

kontribusi (membayar pajak) yang tinggi pula sehingga terjadi

pemerataan pendapatan.

3) Tarif pajak ekspor sebesar 0%, dimaksudkan agar para pengusaha

terdorong mengekspor hasil produksinya di pasar dunia sehingga

memperbesar devisa negara.

4) Pemberlakuan tax holiday, agar dimaksudkan untuk menarik

investor asing agar menanamkan modalnya di Indonesia.


13

5) Pengenaan pajak 1% bersifat final untuk kegiatan usaha dan

Batasan peredaran usaha tertentu, dimaksudkan untuk

penyederhanaan perhitungan pajak. (Siti Rahmi Perpajakan Teori

Dan Kasus Edisi 9-Buku 1 Tahun 2016)

3. Wajib Pajak

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang

ketentuan umum dan tata cara perpajakan sebagaimana telah berubah

beberapak kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009,

Pasal 1 ayat 2 Berbunyi:

“Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi membayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan”

Sehubungan dengan definisi diatas, terdapat ciri-ciri wajib pajak

(Mardiasmo, 2009:54-55) sebagai berikut:

a. Jenis wajib pajak, terbagi atas dua:

1) Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) adalah setiap orang pribadi

yang memiliki penghasilan diatas penghasilan tidak kena pajak. Di

Indonesia, setiap orang wajib mendaftarkan diri dan mempunyai

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), kecuali ditentukan dalam

undang-undang. Misalnya dokter, pengacaran, usahawan, PNS,

TNI, POLRI, dan lain sebagainya sesuai peraturan perundang-

undangan perpajakan yang berlaku.


14

2) Wajib Pajak Badan (WP Badan), sekumpulan orang dan/atau

modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha

maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan

Terbatas (PT), Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, badan

usaha milik Negara atau badan usaha milik daerah dengan nama

dan dalam bentuk firma, kongsi, koperasi, dana pension,

persekutuan, perkumpulan, Yayasan, organisasi massa, organisasi

sosial politik, atau organisasi lainnya, termasuk kontrak invastasi

kolektif dan bentuk usaha tetap.

b. Pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak.

Pembayar pajak adalah seorang pengusaha langsung membayar pajak

ke kas negara sedangkan pemotong pajak adalah perusahaan yang

memotong pajak atas penghasilan karyawan serta pemungut pajak

adalah perusahaan/bendaharawan yang memungut pajak atas

barang/jasa.

c. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

1) Kewajiban wajib pajak, yaitu:

a) Mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP.

b) Kewajiban untuk membayar, memungut atau memotong serta

melaporkan pajak yang terutang.

c) Kewajiban dalam hal diperiksan adalah wajib menunjukkan

atau meminjamkan dokumen-dokumen pendukung yang


15

diminta oleh tim pemeriksa. Wajib hadir memenuhi panggilan

pada saat diperiksa dan lain-lain.

d) Kewajiban memberikan data.

2) Hak-hak wajib pajak yang diatur dalam undang-undang yaitu:

a) Hak atas kelebihan pajak, setiap pembayaran wajib pajak yang

dilaporkan ternyata terdapat kelebihan pembayaran maka dapat

direstitusikan atau dikembalikan kepada wajib pajak.

b) Hak dalam pemeriksaan, meliputi hak untuk meminta tanda

pengenal petugas pemeriksa, hak untuk meminta penjelasan

perbedaan atau selisih hasil pemeriksaan dan hak untuk hadir

dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan.

c) Hak untuk mengajukan keberatan, banding dan peninjauan

kembali atas hasil pemeriksaan.

d) Hak untuk dijaga kerahasiaan data wajib pajak, dan lainnya.

4. Syarat Pemungutan Pajak

Pemungutan pajak mempunyai dasar hukum yang kuat yaitu

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat 2 yang menyatakan bahwa:

“segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang”.

Dimana ketentuan-ketentuan perpajakan merupakan landasan pemungutan

pajak ditetapkan dengan undang-undang. Tidaklah mudah untuk

membebankan pajak pada masyarakat. Bila terlalu tinggi, masyarakat akan

enggan membayar pajak. Namun, bila terlalu rendah, maka pembangunan

tidak akan berjalan karena dana yang kurang. Agar tidak menimbulkan
16

berbagai masalah, maka pemungutan pajak harus memenuhi berbagai

persyaratan, yaitu:

a. Pemungutan Pajak Harus Adil (Syarat Keadilan)

Seperti halnya produk hukum yang lain, maka hukum pajak pun

mempunyai tujuan untuk menciptakan keadilan dalam hal pemungutan

pajak. Adil dalam perundang-undangan maupun adil dalam

pelaksanaannya.

Contohnya:

 Dengan mengatur hak dan kewajiban para wajib pajak

 Pajak diberlakukan bagi setiap warga negara yang memenuhi

syarat sebagai wajib pajak.

 Sanksi atas pelanggaran pajak diberlakukan secara umum sesuai

dengan berat ringannya pelanggaran.

b. Pengaturan Pajak Harus Berdasarkan Undang-Undang (Syarat Yuridis)

Sesuai dengan pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945 yang

berbunyi: “Pajak dan pungutan yang bersifat untuk keperluan negara

diatur dengan undang-undang”, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam penyusunan undang-undang tentang pajak yaitu:

 Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara yang berdasarkan

undang-undang tersebut harus dijamin kelancarannya.

 Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan

secara umum.

 Jaminan hukum akan terjaga kerahasiaan bagi para wajib pajak.


17

c. Pungutan pajak tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomis)

Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa supaya

jangan sampai mengganggu kondisi perekonomian, baik kegiatan

produksi, perdagangan, maupun jasa. Pemungutan pajak jangan sampai

merugikan kepentingan masyarakat dan menghambat laju usaha

masyarakat pemasok termasuk kecil dan menengah.

d. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansial)

Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemungutan pajak

harus diperhitungkan. Jangan sampai pajak yang harus dibayarkan

lebih rendah dibandingkan biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh

karena itu, sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah untuk

dilaksanakan. Dengan demikian, wajib pajak tidak akan mengalami

kesulitan dalam pembayaran pajak baik dari segi perhitungan maupun

dari segi waktu.

e. Sistem Pemungutan Pajak Harus Sederhana

Bagaimana pajak harus dipungut akan sangat menentukan

keberhasilan dalam pungutan pajak. Sistem yang sederhana akan

memudahkan wajib pajak dalam menghitung beban pajak yang harus

dibiayai sehingga akan memberikan dampak yang positif bagi para

wajib pajak untuk meningkatkan kesadaran dalam pembayaran pajak.

Sebaliknya, jika sistem pemungutan pajak rumit, orang akan semakin

enggan membayar pajak.


18

Contoh:

 Bea materai disederhanakan dari 167 macam tarif menjad 2 macam

tarif.

 Tarif PPN yang beragam disederhanakan menjadi hanya satu tarif,

yaitu 10%

 Pajak perseorangan untuk badan dan pajak pendapatan untuk

perseorangan disederhanakan manjadi pajak penghasilan (pph)

yang berlaku bagi badan maupun perseorangan (pribadi)

5. Asas pemungutan pajak

a. Asas Domisili, yaitu bahwa pajak dibebankan pada pihak yang tinggal

dan berada di wilayah suatu negara tanpa memperhatikan sumber atau

asal objek pajak yang diperoleh atau diterima wajib pajak.

b. Asas Sumber, yaitu bahwa pembebanan pajak oleh negara hanya

terhadap objek pajak yang bersumber atau berasal dari wilayah

teritorialnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

c. Asas Kebangsaan, yaitu bahwa status kewarganegaraan seseorang

menentukan pembebanan pajak terhadapnya. Perlakuan perpajakan

antara warga negara Indonesia dan warga negara asing itu berbeda.

B. Kepatuhan Wajib Pajak

1. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak

Kamus Umum Bahasa Indonesia, istilah kepatuhan berarti tunduk

atau patuh pada ajaran atau aturan. Jadi, wajib pajak yang patuh adalah

wajib pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban


19

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan. Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu

keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan

melaksanakan hak perpajakannya.

Menurut Safri Nurmanto dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138)

mengatakan bahwa kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai

suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan

dan melaksanakan hak perpajakannya.

Kepatuhan wajib pajak dikemukakan oleh Aryobimo (2012)

Kepatuhan Wajib Pajak adalah motivasi seseorang, kelompok atau

organisasi untuk berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan aturan yang

ditetapkan. Perilaku patuh seseorang merupakan interaksi antara perilaku

individu, kelompok, dan organsisasi. Dalam hal pajak, aturan yang berlaku

adalah aturan perpajakan. Jadi, dalam hubungannya dengan wajib pajak

yang patuh, maka pengertian kepatuhan wajib pajak merupakan suatu

ketaatan untuk melakukan ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan

perpajakan yang diwajibkan atau harus dilaksanakan. Penelitian ini sesuai

dengan teori pembelajaran sosial yang menjelaskan bahwa teori

pembelajaran sosial ini relevan untuk menjelaskan perilaku wajib pajak

dalam memenuhi kewajiban membayar pajak.

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan,

pengertian kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak yang taat dan

memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan


20

ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dijelaskan

bahwa terdapat 2 macam kepatuhan yaitu:

a) Kepatuhan Formal

Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi

kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan dalam

undang-undang Perpajakan. Dalam hal ini kepatuhan formal meliputi:

1) Wajib pajak membayar pajak dengan tepat waktu

2) Wajib pajak membayar pajak dengan tepat jumlah

3) Wajib pajak tidak memiliki tanggungan Pajak Bumi dan Bangunan

b) Kepatuhan Material

Kepatuha material adalah keadaan dimana wajib pajak secara

substansi/hakekat memenuhi semua ketentuan perpajakan, yakni sesuai

dengan isi dan jiwa undang-undang perpajakan. Pengertian kepatuhan

material dalam hal ini adalah:

1) Wajib pajak bersedia melaporkan informasi tentang pajak apabila

petugas membutuhkan informasi

2) Wajib pajak bersikap kooperatif (tidak menyusahkan) petugas pajak

dalam melaksanakan proses administrasi perpajakan.

3) Wajib pajak berkeyakinan bahwa melaksanakan kewajiban perpajakan

merupakan Tindakan sebagai warga negara yang baik.


21

2. Kriteria Wajib Pajak Patuh

Dalam penelitian ini kepatuhan wajib pajak membayar Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) dapat dilihat dari sikap dan perilaku yang

diperlihatkannya (Notosudirjo dalam Faizah, 2009:25-26) meliputi:

a. Kesadaran adalah wajib pajak selalu berusaha membayar pajak setiap

tahun secara sukarela yakin bahwa pajak berguna bagi pembangunan.

b. Ketaatan adalah sikap yang diperlihatkan oleh wajib pajak untuk

selalu berusaha menaati segala peraturan perundang-undangan

perpajakan dengan memenuhi kewajiban perpajakannya untuk

membayar Pajak Bumi dan Bangunan.

c. Kelancaran adalah wajib pajak selalu berusaha untuk membayar pajak

setiap tahun, sehingga dengan lancarnya dana yang berasal dari pajak

ini maka pembangunan juga akan berjalan dengan lancer.

d. Ketepatan waktu yaitu setelah wajib pajak menerima SPPT (Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang) wajib pajak harus membayar hutang

pajaknya dalam waktu enam bulan terhitung sejak saat diterima SPPT

oleh wajib pajak. Apabila wajib pajak terlambat membayar pajak

terutang maka wajib pajak dikenakan denda administrasi sebesar 2%

perbulan.

Kriteria wajib pajak yang patuh menurut keputusan Menteri

keuangan nomor 544/KMK.04/2000 adalah:

a. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak

dalam dua tahun terakhir.


22

b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali

telah memperoleh izin untuk mengansur atau menunda pembayaran

pajak.

c. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di

bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.

d. Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal

terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaaan, korelasi pada

pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang

terutang paling banyak 5%.

e. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir diaudit

oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau

pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba

rugi fiskal.

3. Faktor Yang Memengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam

Membayar Pajak

Kepatuhan membayar pajak harus tetap ditegakkan apabila ingin

dipelihara oleh efektifitas pelayanan pemerintah. (Sapriadi, 2013) faktor-

faktor yang memengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak

adalah:

a. Faktor pendidikan wajib pajak, yang meliputi pendidikan formal dan

pengetahuan wajib pajak.


23

b. Faktor pendapatan wajib pajak, yang meliputi besarnya pendapatan

bersih wajib pajak dari pekerjaan pokok dan sampingannya, serta

jumlah anggota keluarga yang masih harus dibiayai.

c. Faktor pelayanan aparatur pajak, pelayanan penyampaian informasi,

pelayanan pembayaran, maupun pelayanan keberatan dan penyaranan.

d. Faktor penegakan hukum pajak, yang terdiri dari sanksi-sanksi,

keadilan dalam penentuan jumlah pajak yang dipungut, pengawasan

dan pemeriksaan.

e. Faktor sosialisasi, diantaranya pelaksanaan sosialisasi dan media

sosialisasi.

Siahaan (2010) menjelaskan bahwa kepatuhan membayar pajak

adalah masalah kesadaran yang memengaruhi kemauan membayar pajak.

Wajib pajak yang memiliki kepatuhan akan membayar pajaknya dengan

tepat waktu dan tidak menunggak pembayaran, sedangkan dalam diri

wajin pajak yang tidak patuh akan timbul keinginan untuk melakukan

Tindakan penghindaran, penyelundupan, dan kelalaian pajak yang pada

akhirnya menyebabkan penerimaan pajak negara akan berkurang.

Menurut Siahaan, kepatuhan masyarakat membayar pajak dapat diukur

dari beberapa keadaan berikut:

a. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami undang-undang

pajak.

b. Wajib pajak mengisi formulit pajak dengan benar, lengkap, jelas, dan

mengembalikannya tepat waktu.


24

c. Wajib pajak menghitung pajak dengan jumlah yang benar.

d. Wajib pajak membayar pajak dengan benar.

e. Wajib pajak menyampaikan laporan tepat waktu dengan disertai

dokumen yang dibutuhkan.

Dalam penelitian ini kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari perilaku

wajib pajak seperti membayar dengan tepat waktu, tidak mempunyai

tunggakan, membayar PBB-P2 sesuai dengan jumlah yang tertera pada

Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), dan kesediaan wajib pajak

memberikan informasi tentang objek pajaknya.

C. Pengetahuan Perpajakan

Pengetahuan perpajakan adalah kemampuan seorang wajib pajak

dalam mengetahui peraturan perpajakan baik tentang tarif pajak berdasarkan

undang-undang yang akan mereka bayar maupun manfaat pajak yang akan

berguna bagi kehidupan mereka. Dengan adanya pengetahuan perpajakan

tersebut akan membantu kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak,

sehingga tingkat kepatuhan akan meningkat.

Pengetahuan perpajakan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan hal pembelajaran.

Dengan adanya pemahaman yang benar mengenai pajak, diharapkan dapat

meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban sebagai

warga negara dengan membayar pajak tepat waktu. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2014) menyatakan

bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak


25

dalam membayar pajak bumi dan bangunan (Helen Stephanie Gusar John

FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015)

Simanjuntak (2008:12) mengatakan, tanpa adanya pengetahuan

tentang pajak dan manfaatnya tidaklah mungkin orang akan tulus ikhlas

membayar pajak. Upaya dalam memberikan penerangan tidak cukup hanya

dengan ceramah dan pidato tetapi harus dicari cara yang dapat membuat

orang selalu ingat dan bangga akan tugas membayar pajak. Randehnya

pengetahuan perpajakan yang dimiliki wajib pajak menjadikan sikap proaktif

pemerintah adalah mutlak adanya, sebab sampai saat ini masih banyak wajib

pajak yang tidak mengetahui teknik-teknik perpajakan dan bagaimana

melaksanakan kewajibannya itu secara mandiri, tanpa bantuan apparat pajak

pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang

diketahui dan dipahami wajib pajak berkenaan dengan pajak khususnya pajak

bumi dan bangunan.

Di negara maju yang partisipasi rakyat sudah tinggi dalam membayar

pajak, upaya pemberian pengetahuan tentang pajak dilakukan dengan gencar

baik melalui media massa, brosur, buku panduan, informasi telepon dan

sarana lainnya. Informasi pajak yang disampaikan sedapat mungkin

menghindari pelanggaran pajak dan bahasa hukum yang sulit dipahami oleh

orang awam. Informasi yang diberikan tidaklah sekedar hal-hal yang

menyangkaut kewajiban membayar pajak dan cara pengisian SPPT tapi juga

memberikan penerangan kepada masyarakat tentang pentingnya pajak bagi

pemerintah dan warga negara (Simanjuntak, 2008:12)


26

D. Kesadaran Wajib Pajak

1. Pengertian Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran adalah keadaan mengetahui atau mengerti, sedangkan

perpajakan adalah perihal pajak. Sehingga kesadaran perpajakan adalah

keadaan mengetahui atau mengerti perihal pajak. Penilaian positif wajib

pajak terhadap pelaksanaan fungsi negara oleh pemerintah akan

menggerakkan masyarakat untuk patuh dalam membayar pajak (Saputra,

2015:8). Kesadaran perpajakan berkonsekuensi logis untuk wajib pajak

yaitu kerelaan wajib pajak untuk memberikan kontribusi dana untuk

pelaksanaan fungsi perpajakan, dengan cara membayar kewajiban

pajaknya secara tepat waktu dan tepat jumlah (Utomo, 2011)

Menurut (Budhiartama & Jati, 2016) kesadaran wajib pajak

berkonsekuensi logis untuk wajib pajak, yaitu kerelaan wajib pajak

memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan,

dengan cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan tepat

jumlahnya. Kesadaran wajib pajak berkaitan dengan Pajak Bumi dan

Bangunan adalah:

a. Sebagai orang yang memperoleh manfaat atas bumi dan bangunan

wajib pajak memiliki kewajiban dalam mebayar pajak atas objek yang

mereka miliki/manfaatkan.

b. Wajib pajak sadar bahwa pajak merupakan sumber pendapatan

daerah, jadi sebagai warga negara yang merupakan bagian dari sebuah
27

daerah kesadaran membayar pajak juga dapat diartikan kesadaran

untuk turut serta dalam pembangunan daerah.

Seorang wajib pajak tentunya harus menyadari tentang kewajiban

kita tanpa harus diingatkan. Kesadaran tersebut seharusnya timbul dari

pengamatan kita terhadap perkembangan negara dan sebagai imbalan atas

perlindungan serta segala hak-hak yang diberikan negara oleh kita.

Seperti yang dapat kita lihat saat ini, banyak bengunan dimana-mana,

fasilitas umum serta sarana dan prasarana yang terus mengalami

perbaikan dan peningkatan. Hal itu tidak akan terus terlaksana dengan

baik jika kita sebagai warga negaranya acuh tak acuh dan tidak

mempunyai rasa memiliki karena semua peningkatan tersebut

membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit dan kita harus meyadari

akan kewajiban kita yang salah satunya adalah sadar dan

bertanggungjawab serta bekerja sama dengan pemerintah untuk

menyerahkan yang menjadi hak daerah yaitu dengan membayar pajak

yang diatur oleh undang-undang yang berlaku.

Tingkat kesadaran yang dimiliki oleh wajib pajak juga

berpengaruh terhadap kepatuhan dalam membayar pajak karena pada

kenyataannya tidak banyak orang yang secara sadar akan kewajiban

perpajakannya dan mengerti esensi dari pajak itu sendiri melainkan

hamper Sebagian besar orang melaksanakan kewajiban perpajakannya

hanya memenuhi ketentuan yang sudah ada. Hal ini mengindikasikan

bahwa budaya kurangnya kesadaran (lack of awareness) sangat berpotensi


28

mengurangi tingkat kepatuhan. Sebagai warga negara (yang baik),

kewajiban adalah memnuhi kewajiban perpajakan.

2. Kesadaran Wajib Pajak Akan Perpajakan

Kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan

negara dan kesadaran membayar pajak sangat diperlukan untuk

meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Masyarakat harus sadar akan

keberadaannya sebagai warga negara yang selalu menjunjung tinggi UUD

1945 sebagai dasar hukum penyelenggaraan negara. Indicator yang

digunakan untuk mengukur kesadaran wajib pajak yaitu:

a. Mengetahui fungsi pajak, wajib pajak sadar bahwa dengan membayar

pajak akan digunakan pemerintah sebagai salah satu sumber dana

pembiayaan pelaksanaan fungsi dan tugas pemerintah secara rutin.

b. Kesadaran membayar pajak, dengan sadar membayar pajak akan dapat

digunakan pemerintah sebagai dana umum pelaksanaan fungsi dan

tugas pemerintah, wajib pajak sadar bahwa negara membutuhkan

pembiayaan dan pajak merupakan salah satu tulang punggung negara.

3. Faktor Yang Memengaruhi Kesadaran Wajib Pajak

Adanya banyak hal yang menjadi penyebab mengapa tingkat

kesadaran masyarakat untuk membayar pajak masih rendah (Suryarini

dan Tarsis T, 2006:9-10) diantaranya adalah:

a. Sebab kultural dan historis. Misalnya, rakyat mengenal pajak pada

masa penjajahan sebagai alat pemeras dan oleh sebab itu, rakyat benci

terhadap pajak, dikarenakan pajak dirasakan sebagai beban yang


29

memberatkan hidupnya, rakyat masih kurang mengerti dengan

perpajakan.

b. Kurangnya informasi dari pihak pemerintah kepada rakyat. Pada

umumnya, rakyat tidak mengetahui tentang informasi perpajakan,

contohnya tentang perubahan Undang-Undang atau kebijakan lain.

c. Adanya kebocoran pada penarikan pajak. Misalnya, uang yang

dibayarkan tidak sama dengan jumlah yang tertera di SPPT. Contoh

lain adalah jumlah uang hasil penerimaan pajak yang disetorkan tidak

sesuai atau kurang dari jumlah yang seharusnya disetor.

d. Suasana individu, misalnya belum punya uang, malas, dan tidak ada

imbalan langsung dari pemerintah. Untuk meningkatkan kesadaran

masyarkat dalam membayar pajak perlu dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Meningkatkan penyuluhan dan informasi tentang perpajakan

2) Menciptakan aparatur pemerintah yang bersih dan berwibawa

3) Melakukan pembaharuan dan perombakan pajak yang masih

berbau colonial.

E. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

1. Pengertian PBB

Adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak

terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau

bangunan. Keadaan subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan

besarnya pajak.
30

Menurut (Rumengan, Saerang, & Runtu, 2016) Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) adalah pajak negara yang dikenakan terhadap bumi dan

bangunan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994. Pajak

Bumi dan Bangunan adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti

besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah

dan atau bangunan. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan jenis

pajak yang spenuhnya diatur oleh pemerintah dalam menentukan besarnya

pajaknya (menganut system penmungutan official assessment system).

Pajak ini bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan

oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan/atau bangunan. Disini keadaan

subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.

2. Asas Pajak Bumi dan Bangunan

Berikut ini adalah asas-asas Pajak Bumi dan Bangunan

(Mardiasmo, 2009:311):

a. Memberikan kemudahan dan kesederhanaan

b. Adanya kepastian hukum

c. Mudah dimengerti dan adil

d. Menghindari pajak berganda

3. Objek Pajak Bumi dan Bangunan

Yang menjadi objek PBB adalah bumi dan/atau bangunan.

Klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokan bumidan

bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman serat

untuk memudahkan penghitungan pajak yang terutang diatur oleh Menteri


31

keuangan (Mardiasmo, 2009:313). Dalam menentukan klasifikasi

bumi/tanah diperhatikan factor letak, peruntukan, pemanfaatan, kondisi

lingkungan, dan lain-lain. Sedangkan dalam menentukan klasifikasi

bangunan diperhatikan factor bahan yang digunakan, rekayasa, letak,

kondisi lingkungan, dan lain-lain (Mardiasmo, 2002:263)

a. Objek yang dikenakan pajak bumi dan bangunan

Tanah yang dapat dikategorikan yaitu: tanah sawah, tanah

pertanian, perkebunan, dan perhutanan, tanah kebun, tanah

perumahan, tanah industry, tanah pertokoan/perkantoran, tanah

peternakan, dan tanah empang.

Bangunan yang dapat dikategorikan yaitu: jalan lingkungan

yang terletak dalam suatu komplek bangunan, jalan tol, kolam renang,

pagar mewah, tempat olahraga, galangan kapal, dermaga, taman

mewah; tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa

minyak; dan fasilitas lain yang memberikan manfaat. Masing-masing

kategori dapat dibagi dalam kelas-kelas, sesuai dengan kemampuan

produksi masing-masing. Seperti bangunan beton, bangunan

bertingkat/susun, bangunan terbuat dari batu, bangunan semi

permanen dan sebagainya (Soemitro, 2001:15-16)

b. Objek pajak yang tidak dikenakan pajak bumi dan bangunan.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 pasal 3 yaitu:


32

1) Digunakan semata-mata untuk kepentingan umum dan tidak untuk

mencari keuntungan, misalnya di bidang agama, Kesehatan,

Pendidikan, sosial dan kebudayaan nasional.

2) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang

sejenis dengan itu.

3) Hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional,

tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara

yang belum dibebani suatu hak.

4) Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional

yang ditentukan oleh Menteri keuangan.

4. Subjek Pajak Bumi Dan Bangunan

Yang menjadi subjek pajak PBB adalah orang pribadi atau badan

yang secara nyata mempunyai suatu ha kayas bumi dan bangunan.

Jangkauan subjek dalam UU pajak bumi dan bangunan sangat luas,

karena meliputi orang atau badan yang memiliki, menguasai dan

memperoleh manfaat atas bumi dan bangunan. Ini berarti meliputi antara

lain pemilik, penghuni, pengontrak, penggarap, pemakai dan penyewa

atas bumi dan bangunan.

Oleh karena sangat luasnya maksud yang terkandung dalam UU

pajak bumi dan bangunan, yang menjadi subjek pajak belum tentu

menjadi wajib pajak. Sebab subjek pajak akan baru menjadi wajib pajak

apabila sudah memenuhi syarat-syarat objektif atau sudah mempunyai

objek PBB yang dikenakan pajak. Yang berarti subjek pajak mempunyai
33

ha katas objek yang dikenakan pajak (pemilik, menguasai, memperoleh

manfaat dari objek kena pajak). (Adelina, n.d.)

Jika suatu objek pajak belum diketahui secara pasti siapa wajib

pajaknya, maka Dirjen Pajak oleh Undang-Undang diberi wewenang

untuk menunjuk dan menetapkan subjek pajak sebagai wajib pajak.

Beberapa ketentuan khusus tentang siapa yang menjadi subjek pajak

dalam hal ini adalah:

a. Jika subjek pajak memanfaatkan dan menggunakan bumi dan

bangunan milik irang lain bukan karena suatu haka tau perjanjian,

maka subjek pajak tersebut ditetapkan sebagai wajib pajak.

b. Jika objek pajak masih dalam sengketa, maka orang atau badan yang

memanfaatkan objek pajak tersebut ditetapkan sebagai wajib pajak.

c. Apabila subjek pajak sudah memberi kuasa kepada orang atau badan

untuk merawat atau mengurus bumi dan bangunannya disebabkan

suatu hal, maka orang atau badan yang telah diberi kuasa dapat

ditetapkan sebagai wajib pajak.

5. Dasar Pengenaan Pajak Bumi Dan Bangunan

a. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

Merupakan dasar pengenaan pajak yang ditetapkan perwilayah

berdasarkan keputusan Menteri keuangan dengan mendengar

pertimbangan bupati atau walikota. Besarnya NJOP ditetapkan setiap

3 tahun oleh Menteri keuangan, kecuali untuk daerah tertentu

ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan daerah tersebut.


34

b. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)

Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) adalah

batas NJOP atas bumi dan bangunan yang tidak kena pajak. Besarnya

NJOPTKP untuk setiap daerah kabupaten atau kota setinggi-tingginya

Rp. 12.000.000,- (12juta), kini paling rendah Rp. 10.000.000 (10juta)

per objek pajak (Undang-undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah)

c. Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)

Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) adalah besaran nilai jual objek

yang akan dimasukan kedalam perhitungan pajak terhutang (pasal 6

ayat 3 UU PBB). Itu berarti NJKP merupakan NJOP.

Besarnya persentase NJKP adalah sebagai berikut:

1) Objek pajak perkebunan, kehutanan, dan pertambangan adalah

sebesar 40% dari NJOP

2) Objek pajak lainnya:

a) Sebesar 40% dari nilai jual objek pajak jika nilai jual objek

pajaknya Rp. 1.000.000.000,- (1 milyar) atau lebih.

b) Sebesar 20% dari nilai jual objek pajak jika nilai jual objek

pajaknya kurang dari Rp. 1.000.000.000,- (1 milyar).

3) Tarif pajak bumi dan bangunan, tarif yang dikenakan atas objek

pajak adalah sebesar 0,3%.


35

6. Pendaftaran Objek PBB

Pemerintah daerah melalui Badan Pendapatan Daerah

(BAPENDA) melakukan pendapatan objek PBB perdesaan dan perkotaan

menggunakan formular SPOP (Surat Pemberitahuan Objek Pajak). SPOP

yang telah diisi dan ditanda tangani oleh wajib pajak selama 30 hari

kemudian disampaikan kepada kepala daerah yang wilayah kerjanya

meliputi objek pajak. Berdasarkan SPOP, kepala daerah menerbitkan

SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang). Kepala daerah dapat

mengeluarkan SKPD (UU No. 28 pasal 83 dan 84 tahun 2009 Tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah) dalam hal-hal sebagai berikut:

a. SPOP tidak juga disampaikan, setelah wajib pajak ditegur secara

tertulis oleh kepala daerah sebagaimana dalam Surat Teguran.

b. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, ternyata jumlah

pajak yang terutang lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung

berdasarkan SPOP yang disampaikan oleh wajib pajak.

7. Tempat Dan Tata Cara Pembayaran PBB

Adapun tempat pembayaran PBB (Markus, 2005:428) sebagai berikut:

a. Bank atau kantor pos dan giro tempat pembayaran yang tercantum

pada SPPT. Tata cara pembayarannya:

1) Cukup menunjukkan SPPT PBB dan memberikan uangnya,

sebagai bukti pembayarannya.

2) Wajib pajak akan menerima STTS (Surat Tanda Terima

Sementara) dari Kantor Penerimaan Pembayaran PBB.


36

3) Wajib pajak dapat membayar PBB dengan menunjukkan SPPT

tahun sebelumnya, apabila SPPT belum diterima wajib pajak,

selama SPPT sudah tersedia di tempat pembayaran.

4) Pembayaran PBB bisa melalui prosedur pemindah bukuan atau

transfer, kiriman uang lewat Bank atau Kantor Pos.

b. Petugas pemungut PBB kelurahan yang ditunjuk resmi. Tata cara

pembayarannya:

1) Petugas pemungut mendaftarkannya dalam daftar penerimaan

harian PBB maka wajib pajak menerima TTS (Tanda Terima

Sementara)

2) Petugas pemungut akan menyetorkan uang yang diterima dari

wajib pajak ke tempat pembayaran yang sudah ditentukan (Bank

atau Kantor Pos) dengan menggunakan DPH (Daftar Penyetoran

Harian) rangkap.

3) Wajib pajak kemudian meneruma STTS (Surat Tanda Terima

Setoran) sebagai tanda bukti pembayaran PBB yang sah, sebagai

pengganti TTS.

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai

sebagai bahan masukan serta pengkajian yang terkait dengan penelitian ini

telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya.


37

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Andrea Meylita Pengaruh -Variabel bebas: -Kesadaran wajib pajak


Widyasti Parera, Kesadaran Wajib Pengaruh tentang perpajakan
Pajak, Sanksi kesadaran wajib
Teguh Erawati Perpajakan, pajak, sanksi berpengaruh signifikan
(2017) perpajakan, terhadap kepatuhan
Pengetahuan pengetahuan
Perpajakan, Dan wajib pajak bumi dan
perpajakan, dan bangunan.
Pelayanan Fiskus pelayanan fiskus
Terhadap -Pengetahuan perpajakan
-Variable terikat: berpengaruh
Kepatuhan Wajib Kepatuhan wajib
Pajak Bumi Dan Pajak Bumi dan signifikan terhadap
Bangunan Bangunan kepatuhan wajib pajak

bumi dan bangunan.

-Pelayanan fiskus
berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan wajib


pajak bumi dan

bangunan.

2 Siti Salmah Pengaruh -Variabel bebas: 1. Ada pengaruh positif


(2018) Pengetahuan Dan Pengaruh yang signifikan antara
Kesadaran Wajib pengetahuan dan pengetahuan wajib pajak
Pajak kesadaran wajib terhadap kepatuhan wajib
pajak pajak dalam membayar
Terhadap pajak bumi dan
Kepatuhan Wajib -Variabel terikat: bangunan.
Pajak Dalam Kepatuhan wajib
Membayar pajak dalam 2. Ada pengaruh positif
membayar Pajak yang signifikan antara
Pajak Bumi Dan Bumi dan kesadaran wajib pajak
Bangunan (PBB) Bangunan (PBB) terhadap kepatuhan wajib
pajak dalam membayar
pajak bumi dan bangunan
di Kecamatan Manggala
38

Kota Makassar.

3. Ada pengaruh antara

pengetahuan wajib pajak


dan kesadaran wajib
pajak

terhadap kepatuhan wajib

pajak secara simultan


dalam membayar pajak
bumi dan bangunan di
Kecamatan Manggala
Kota Makassar.

3 Suharyono Pengaruh -Variabel bebas: 1. Kesadaran wajib pajak


(2019) Kesadaran Wajib Pengaruh tidak berpengaruh
Pajak dan kesadaran wajib
Pengetahuan pajak dan terhadap kepatuhan wajib
pengetahuan pajak dalam
Perpajakan perpajakan
Terhadap membayar Pajak Bumi
Kepatuhan Wajib -Variabel terikat: dan Bangunan.
Pajak dalam Kepatuhan wajib 2. Pengetahuan
Membayar Pajak pajak dalam perpajakan tidak
Bumi dan membayar Pajak
Bangunan Bumi dan berpengaruh terhadap
Bangunan di kepatuhan wajib
di Kabupaten Kabupaten
Bengkalis pajak dalam membayar
Bengkalis
Pajak Bumi dan

Bangunan.

3. Secara simultan
kesadaran wajib pajak
dan

pengetahuan perpajakan
juga tidak

berpengaruh positif
39

terhadap kepatuhan

wajib pajak dalam


membayar Pajak Bumi

dan Bangunan.

4 Wenny Desty Pengaruh -Variabel bebas: Tingkat pengetahuan dan


Febrian, Pengetahuan Dan Pengaruh kesadaran wajib
Ristiliana, Kesadaran Wajib pengetahuan dan
Romadina Pajak kesadaran wajib pajak berpengaruh positif
Permatasari pajak terhadap kepatuhan wajib
(2019) Terhadap pajak.
Kepatuhan Wajib -Variabel terikat:
Pajak Dalam Kepatuhan wajib
Membayar Pajak pajak dalam
membayar Pajak
Bumi Dan Bumi dan
Bangunan (Pbb) Bangunan (PBB)
Pada Kantor pada Kantor Badan
Badan Pendapatan Daerah
Pendapatan Kota Pekanbaru
Daerah Kota
Pekanbaru

5 Ablessy Mumu, Pengaruh -Variabel bebas: 1. Pengetahuan


Jullie J. Pengetahuan Pengaruh perpajakan berpengaruh
Sondakh, I Gede Perpajakan, pengetahuan positif dan signifikan
Suwetja (2020) Sanksi Pajak, Dan perpajakan, sanksi terhadap kepatuhan
pajak, dan
Kesadaran Wajib kesadaran wajib membayar pajak bumi
Pajak Terhadap pajak dan bangunan.
Kepatuhan
Membayar Pajak -Variabel terikat: 2. Sanksi pajak
Kepatuhan berpengaruh positif dan
Bumi Dan membayar pajak signifikan terhadap
Bangunan Di bumi dan bangunan kepatuhan membayar
Kecamatan di Kecamatan pajak
Sonder Sonder Kabupaten
Kabupaten bumi dan bangunan.
Minahasa
Minahasa 3. Kesadaran wajib pajak
berpengaruh positif dan
40

signifikan terhadap
kepatuhan membayar

pajak bumi dan


bangunan.

G. Kerangka Konseptual

Pengetahuan
Perpajakan (X1)
Kepatuhan
Membayar Pajak
Bumi dan
Bangunan (PBB)
Kesadaran Wajib (Y)
Pajak (X2)

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Keterangan

X1 : Variabel Independen pertama yaitu Pengaruh Pengetahuan


Perpajakan

X2 : Variabel Independen kedua yaitu Kesadaran Wajib Pajak

Y : Variabel Dependen yang dipengaruhi oleh Variabel Independen


yaitu Kepatuhan Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

: Pengaruh masing-masing variabel X1 dan X2 terhadap Y

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari permasalahan

penelitian yang biasa dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuji secara

empiris (Hasan, 2002:50). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu:


41

1. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Membayar

PBB

Tingkat pengetahuan memengaruhi tingkah laku seseorang

diantaranya sikap patuh. Simanjuntak (2008:12) mengatakan, tanpa

adanya pengetahuan tentang pajak dan manfaatnya tidaklah mungkin

orang akan tulus ikhlas membayar pajak. Upaya dalam memberikan

penerangan tidak cukup hanya dengan ceramah dan pidato tetapi harus

dicari cara yang dapat membuat orang selalu ingat dan bangga akan tugas

membayar pajak.

Penelitian Nur Imaniyah dan Bestari Dwi Handayani (2009) yang

meneliti mengenai pengetahuan perpajakan wajib pajak dapat diukur

dengan Pendidikan terakhir wajib pajak, Pendidikan pajak formal,

pengetahuan tentang PBB, pengetahuan tentang aturan PBB, pengetahuan

tantang manfaat pajak, dan pengetahuan tentang sanksi perpajakan.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dirumuskan hipotesis yang akan

diajukan dalam penelitian adalah:

H1 : Pengetahuan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepatuhan membayar pajak bumi dan bangunan.

2. Pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan membayar

PBB

Keadaan perpajakan adalah kerelaan memenuhi kewajibannya,

termasuk rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi

pemerintah dengan cara membayar kewajiban pajaknya. Kesadaran


42

perpajakan juga berkonsekuensi logis untuk wajib pajak, yaitu kerelaan

wajib pajak memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi

perpajakan, dengan cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat

waktu dan tepat jumlah (Tarjo dan Sawarjuwono dalam Utomo 2011:33).

Semakin tinggi kesadaran wajib pajak, maka akan semakin tinggi

kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dengan

demikian pemerintah harus meningkatkan pelayanannya kepada wajib

pajak. Pelayanan masyarakat merupakan salah satu tugas lurah desa,

memberi pelayanan yang berkualitas telah menjadi obsesi yang selalu

ingin dicapai. Motivasi adalah dorongan agar orang mau melakukan

sesuatu dengan ikhlas dengan sebaik-baiknya.

Menurut Boediono (1996) yang mengatakan bahwa besadaran

wajib pajak berkonsekuensi logis untuk para wajib pajak agar mereka rela

memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan juga

mengemukakakn bahwa kesadaran perpajakan sering kali menjadi

kendala dalam masalah pengumpulan pajak dari masyarakat. Kesadaran

wajib pajak akan perpajakan adalah rasa yang timbul dari dalam diri wajib

pajak atas kewajibannya membayar pajak dengan ikhlas tanpa adanya

unsur paksaan. Dengan kesadaran pajak yang tinggi, kepatuhan wajib

pajak terhadap kewajiban pajaknya dapat meningkat.

Penelitian Doni Sapriadi (2013) yang meneliti mengenai Pengaruh

Kualitas Pelayanan Pajak, Sanksi Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan


43

Bangunan. Saran dalam penelitian ini adalah diperlukan adanya kesadaran

wajib pajak yang tinggi sehingga dengan begitu akan meningkatkan

kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dirumuskan hipotesis yang akan

diajukan dalam penelitian adalah:

H2 : Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepatuhan membayar pajak bumi dan bangunan.


44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Wilayah Kecamatan

Tamalanrea Kota Makassar sekitar bulan Desember 2021 sampai Januari

2022. Objek dalam penelitian ini adalah wajib pajak bumi dan bangunan yang

berada di wilayah Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:108).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak PBB Kecamatan

Tamalanrea yang terdaftar di Bapenda kota Makassar. Sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti. (Arikunto, 2002:109). Sampel

yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Ukuran

sampel dengan rumus Slovin dalam Faizah (2009:46) yaitu:

N
n=
1 + Ne2

Dimana :

n = jumlah anggota sample

N = jumlah anggota populasi

e = persentase kelonggaran ketidaktelitian kerena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan,

dalam penelitian ini adalah 0,1 (10%).


45

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

yang berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan oleh responden

terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Sumber data yang

digunakan data primer yang berarti adalah data diperoleh secara langsung dari

lapangan. Data ini diperoleh dari kuesioner yang akan disebarkan ke Wajib

Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar yang

menjadi sampel penelitian.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menjelaskan bagaimana data penelitian

diperoleh. Pada penelitian ini fakta yang diungkapkan merupakan data aktual

yaitu data yang diperoleh dari subjek dengan anggapan bahwa memang

subjeklah yang lebih mengetahui keadaan sebenarnya dan peneliti berasumsi

bahwa informasi yang diberikan oleh subjek adalah benar. Oleh karena itu,

untuk mengungkap fakta aktual tersebut peneliti menggunakan metode

kuesioner.

1) Kuesioner yang dimaksud merupakan daftar pertanyaan yang harus

dijawab oleh responden yang merupakan sampel dari penelitian.

Responden akan menilai setiap pernyataan dengan menggunakan skala

likert 5 poin, dari persepsi responden bahwa responden sangat tidak setuju

sampai dengan sangat setuju terhadap suatu pernyataan yang ada dalam

kuesioner.
46

2) Dalam penelitian ini, data juga diperoleh dengan metode studi pustaka

untuk pengumpulan data sebagai landasan teori dan penelitian terdahulu.

Data diperoleh dari buku, peraturan, penelitian terdahulu dan sumber

tertulis lainnya yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan.

E. Metode Analisis Data

Cara mengolah data yang telah terkumpul agar dapat memberikan

interpretasi yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah

dirumuskan dan untuk mengukur pengaruh beberapa variabel bebas terhadap

variabel terikat.

1. Statistik Deskriptif

Statistik digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah dikumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk

menarik kesimpulan yang berlaku secara generalisasi (Sugiyono,

2010:147). Penggunaan metode statistik deskriptif memiliki tujuan untuk

memberikan gambaran atau deskripsi suatu data.

2. Uji Kualitas Data

Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat

dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut masing-

masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan

dari penggunaan instrumen.

a. Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur


47

oleh kuesioner tersebut

b. Uji Reliabilitas yaitu alat untuk mengukur suatu kuesioner merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian

asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat

bermakna dan bermanfaat. Uji asumsi klasik meliputi:

a. Uji Normalitas yaitu bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) keduanya

mempunyai distribusi normal dan mendekati normal (Santoso,

2004:212).

b. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel

bebas.

c. Uji Heteroskedastisitas untuk mengetahui apakah dalam suatu model

regresi terdapat persamaan atau perbedaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. jika varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas

dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik

adalah homokedastisitas.
48

4. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis)

Analisis Berganda Yaitu bertujuan untuk memprediksi besar

variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang

sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004:47). Digunakan untuk menguji

pengaruh antara variabel bebas Pengetahuan Perpajakan (X1), Kesadaran

Wajib Pajak (X2) terhadap kepatuhan membayar pajak bumi dan

bangunan (Y) variable terikat. Persamaan regresi berganda dengan rumus:

𝑌 = 𝛼0 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝑒

Keterangan:

Y = Kepatuhan Membayar PBB

𝛼0 = Konstanta

𝛽1 = Koefisien Regresi Pengetahuan Perpajakan

𝛽2 = Koefisien Regresi Kesadaran Wajib Pajak

𝑋1 = Pengetahuan Perpajakan

𝑋2 = Kesadaran Wajib Pajak

𝑒 = Error Term

5. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menunjukkan seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Artinya semakin besar R2 maka

akan semakin baik model regresi dengan data yang ada, sehingga semakin

tepat model ini bisa digunakan untuk menjelaskan variabel dependen oleh

variabel independen.
49

Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji t) menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable

bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat

Penelitian ini melakukan pengujian hipotesis (Uji t) menggunakan

bantuan program SPSS.

b. Uji Simultan (Uji F) menunjukkan apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel terikat/dependen (Ghozali, 2001:44).

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel yaitu variabel

bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan

variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas, sebagai berikut:

a. Kepatuhan Membayar PBB (Y)

Kepatuhan wajib pajak adalah merupakan ketaatan, tunduk,

dan patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan. Variabel ini

diukur dengan menggunakan indikator yang mengacu pada penelitian

Wulandari dan Utomo (2011). Instrumen yang digunakan untuk

mengukur kepatuhan wajib pajak terdiri dari 8 item pertanyaan

dengan menggunakan pertanyaan tertutup yaitu responden


50

memberikan jawaban yang telah disediakan.

Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan

menggunakan skala Likert 5 poin. Adapun kategori jawabannya untuk

setiap indikator menggunakan kategori jawaban sangat setuju, setuju,

kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Apabila jawaban

responden sangat tidak setuju menunjukkan tingkat kepatuhan wajib

pajak rendah sedangkan jika jawaban responden sangat setuju

menunjukkan tingkat kepatuhan wajib pajak tinggi.

b. Pengetahuan Perpajakan (X1)

Pengetahuan perpajakan adalah kemampuan atau seorang

wajib pajak dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal tarif

pajak berdasarkan Undang-Undang yang akan mereka bayar maupun

manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan mereka. Variabel ini

diukur dengan menggunakan indikator yang mengacu pada penelitian

Nazmel Nazir (2010). Instrumen yang digunakan untuk mengukur

kepatuhan wajib pajak terdiri dari 7 item pertanyaan dengan

menggunakan pertanyaan tertutup yaitu responden memberikan

jawaban yang telah disediakan.

Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan

menggunakan skala Likert 5 poin. Adapun kategori jawabannya untuk

setiap indikator menggunakan kategori jawaban sangat tahu, tahu,

cukup tahu, kurang tahu, dan tidak tahu. Apabila jawaban responden

tidak tahu menunjukkan tingkat pengetahuan perpajakan rendah


51

sedangkan jika jawaban responden sangat tahu menunjukkan tingkat

pengetahuan perpajakan tinggi.

c. Kesadaran Wajib Pajak (X2)

Kesadaran perpajakan adalah kerelaan memenuhi

kewajibannya, termasuk rela memberikan kontribusi dan untuk

pelaksanaan fungsi pemerintah dengan cara membayar kewajiban

pajaknya. Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang

mengacu pada penelitian Domicus Doli dan Khoiru Rusydi (2009).

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kepatuhan wajib pajak

terdiri dari 5 item pertanyaan dengan menggunakan pertanyaan

tertutup yaitu responden memberikan jawaban yang telah disediakan.

Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan

menggunakan skala Likert 5 poin. Adapun kategori jawabannya untuk

setiap indikator menggunakan kategori jawaban sangat tahu, tahu,

cukup tahu, kurang tahu, dan tidak tahu. Apabila jawaban responden

tidak tahu menunjukkan tingkat kesadaran wajib pajak rendah

sedangkan jika jawaban responden sangat tahu menunjukkan tingkat

kesadaran wajib pajak tinggi.

2. Definisi Operasional

Definisi Operasional Adalah batasan atau arti suatu variabel

dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur

variabel tersebut. Definisi operasional dalam penelitian adalah sebagai

berikut:
52

Tabel 2. Definisi Operasional Penelitian

No Variabel Indikator Skala Likert Sumber/Referensi


1 Kepatuhan Membayar 1. Kesadaran Interval Wulandari (2007)
PBB (Y) 2. Ketaatan Dan Utomo
3. Kelancaran (2011)
4. Ketepatan Waktu
5. Kemauan membayar
sesuai jumlah Pajak
yang terutang
6. Tidak Ada Tunggakan
2 Pengetahuan Perpajakan 1. Tujuan Pemungutan Interval Nazmel Nazir
(X1) Pajak (2010)
2. Subjek dan Objek
PBB
3. Pengetahuan tentang
peraturan dan
ketentuan PBB
3 Kesadaran Wajib Pajak 1. Partisipasi dalam Interval Domicus Doli dan
(X2) menunjang Khoiru Rusydi
pembangunan Negara. (2009)
2. Tunggakan PBB akan
merugikan Negara.
3. Pajak di tetapkan
dengan undang-
undang.
4. Membayar pajak tidak
sesuai dengan yang
seharusnya
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

a. Gambaran Umum Responden

Penelitian ini dilakukan terhadap wajib pajak PBB Kecamatan

Tamalanrea yang terdaftar di Bapenda kota Makassar. Data untuk

penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan

secara langsung kepada responden pada kantor Bapenda kota Makassar.

Tabel 3. Distribusi dan Pengambilan Kuesioner


No Keterangan Jumlah
1 Jumlah kuisioner yang disebar 100
2 Jumlah kuisioner yang tidak kembali 0
3 Jumlah kuisioner yang kembali 100
4 Jumlah kuisioner yang dapat diolah 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2022

b. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak PBB

Kecamatan Tamalanrea yang terdaftar di Bapenda kota Makassar.

Berikut ini adalah gambaran mengenai identitas responden yang terdiri

dari jenis kelamin dan tingkat pendidikan responden.

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4. Jenis Kelamin Responden


Jenis
No Jumlah Presentase
Kelamin
1 Pria 67 67%
2 Wanita 33 33%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2022
54

100 responden yang merupakan wajib pajak PBB Kecamatan

Tamalanrea yang terdaftar di Bapenda kota Makassar yang terdiri dari

67 wajib pajak atau 67% berjenis kelamin laki-laki, sedangkan wanita

sebanyak 33 wajib pajak atau 33%.

2) Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden


Tingkat
No Jumlah Presentase
Pendidikan
1 SMA 45 45%
2 S1 28 28%
3 S2 10 10%
4 S3 15 15%
5 Lainnya 2 2%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar wajib pajak PBB

Kecamatan Tamalanrea yang terdaftar di Bapenda kota Makassar yang

menjadi responden pada penelitian ini memiliki tingkat pendidikan

SMA yaitu sebanyak 45 wajib pajak atau 45% dari jumlah responden.

Tingkat pendidikan S1 sebanyak 28 wajib pajak atau 28% dari jumlah

responden. Sedangkan tingkat pendidikan S2 sebanyak 10 wajib pajak

atau 10 %, S3 sebanyak 15 wajib pajak atau 15% dan lainnya sebanyak

2 wajib pajak atau 2%.

2. Hasil Uji Instrumen Penelitian

a. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan

perpajakan, kesadaran wajib pajak dan kepatuhan membayar pajak.

Variabel-variabel tersebut akan di uji dengan statistik deskriptif.


55

Tabel 6. Analisis Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pengetahuan Perpajakan 100 3.86 5.00 4.6043 .32731


Kesadaran Wajib Pajak 100 3.60 5.00 4.5620 .35127
Kepatuhan Membayar Pajak 100 3.63 5.00 4.4800 .28743
Valid N (listwise) 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2015

Tabel 6 menjelaskan hasil statistik deskriptif tentang variabel-

variabel dalam penelitian ini, antara lain :

1) Pengetahuan Perpajakan (X1)

Berdasarkan tabel 6 diatas X1 memiliki nilai minimum 3,86,

nilai maksimum 5, dan mean 4,6043 sehingga berada di skala nilai

yang menunjukkan pilihan jawaban sangat setuju. Nilai standar

deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 0,32731 dari

nilai rata-rata jawaban responden.

2) Kesadaran Wajib Pajak (X2)

Berdasarkan table 6 diatas X2 memiliki nilai minimum 3,6

nilai maksimum 5 dan mean 4,5620 sehingga berada di skala nilai

yang menunjukkan pilihan jawaban sangat setuju. Nilai standar

deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 0,35127 dari

nilai rata-rata jawaban responden.

3) Kepatuhan Membayar Pajak (Y)

Berdasarkan Tabel 6 diatas Y memiliki nilai minimum 3,63,

nilai maksimum 5 dan mean 4,48 sehingga berada di skala nilai yang

menunjukkan pilihan jawaban sangat setuju. Nilai standar deviasi


56

menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 0,28743 dari nilai rata-

rata jawaban responden.

b. Hasil Uji Statistik Frekuensi

Deskripsi data hasil penelitian untuk memberikan gambaran umum

mengenai penyebaran distribusi data baik berupa ukuran gejala pusat,

ukuran letak maupun distribusi frekuensi. Nilai-nilai yang akan disajikan

setelah diolah dari data mentah dengan menggunakan metode statistik

frekuensi.

Berdasarkan banyaknya variabel dan merujuk kepada masalah

penelitian, maka deskripsi data dikelompokkan menjadi empat bagian

yaitu : Pengetahuan Perpajakan (X1), Kesadaran Wajib Pajak (X2), dan

Kepatuhan Wajib Pajak (Y). Hasil perhitungan statistik frekuensi

masing-masing variabel secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

Uraian singkat hasil perhitungan statistik frekuensi tersebut dikemukakan

berikut ini.

1) Pengetahuan Perpajakan (X1)

Pengetahuan perpajakan adalah kemampuan atau seorang wajib

pajak dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal tarif pajak

berdasarkan Undang-Undang yang akan mereka bayar maupun

manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan mereka. Variabel ini

diukur dengan menggunakan indikator yang mengacu pada penelitian

Nazmel Nazir (2010). Instrumen yang digunakan untuk mengukur

kepatuhan wajib pajak terdiri dari 7 item pertanyaan dengan


57

menggunakan pertanyaan tertutup yaitu responden memberikan

jawaban yang telah disediakan. Dari hasil penelitian distribusi

frekuensi tanggapan responden pengetahuan perpajakan dilihat pada

tabel.

Tabel 7. Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan


Perpajakan
Frekuensi Skor dan Persentase Total Rata-
Item
1 2 3 4 5 N Skor rata
F 0 0 0 67 33
1 100 433 4.33
% 0 0 0 67 33
F 0 0 1 41 58
2 100 457 4.57
% 0 0 1 41 58
F 0 0 1 39 60
3 100 459 4.59
% 0 0 1 39 60
F 0 0 0 25 75
4 100 475 4.75
% 0 0 0 25 75
F 0 0 0 24 76
5 100 476 4.76
% 0 0 0 24 76
F 0 0 0 17 83
6 100 483 4.83
% 0 0 0 17 83
F 0 0 0 60 40
7 100 440 4.4
% 0 0 0 60 40
Mean variabel Pengetahuan Perpajakan 4.6043
Sumber : Data Primer yang diolah, 2022

Tabel 8 menunjukkan bahwa sesuai item pernyataan yang

digunakan paling banyak responden memberikan penilaian setuju dan

paling sedikit responden memberikan penilaian kurang setuju. Jumlah

nilai rata-rata keseluruhan dari 7 pernyataan yaitu sebesar 4,6043

berada di skala nilai yang menunjukkan pilihan jawaban sangat setuju.

2) Kesadaran Wajib Pajak (X2)

Kesadaran perpajakan adalah kerelaan memenuhi kewajibannya,

termasuk rela memberikan kontribusi dan untuk pelaksanaan fungsi

pemerintah dengan cara membayar kewajiban pajaknya. Variabel ini


58

diukur dengan menggunakan indikator yang mengacu pada penelitian

Domicus Doli dan Khoiru Rusydi (2009). Instrumen yang digunakan

untuk mengukur kepatuhan wajib pajak terdiri dari 5 item pertanyaan

dengan menggunakan pertanyaan tertutup yaitu responden

memberikan jawaban yang telah disediakan. Dari hasil penelitian

distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap kesadaran wajib

pajak dapat dilihat pada tabel.

Tabel 8. Tanggapan Responden Mengenai Kesadaran Wajib


Pajak
Frekuensi Skor dan Persentase Total Rata-
Item
1 2 3 4 5 N Skor rata
F 0 0 0 27 73
1 100 473 4.73
% 0 0 0 27 73
F 0 0 0 71 29
2 100 429 4.29
% 0 0 0 71 29
F 0 0 2 23 75
3 100 473 4.73
% 0 0 2 23 75
F 0 0 2 21 77
4 100 475 4.75
% 0 0 2 21 77
F 0 0 3 63 34
5 100 431 4.31
% 0 0 3 63 34
Mean variabel Kesadaran Wajib Pajak 4.5620
Sumber : Data Primer yang diolah, 2022

Tabel 8 menunjukkan bahwa sesuai item pernyataan yang

digunakan paling banyak responden memberikan penilaian sangat

setuju dan paling sedikit responden memberikan penilaian sangat

kurang setuju. Jumlah nilai rata-rata keseluruhan dari 5 pernyataan

yaitu sebesar 4,5620 berada di skala nilai yang menunjukkan pilihan

jawaban sangat setuju.


59

3) Kepatuhan Membayar Pajak (Y)

Kepatuhan wajib pajak adalah merupakan ketaatan, tunduk, dan

patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan. Variabel ini diukur

dengan menggunakan indikator yang mengacu pada penelitian

Wulandari dan Utomo (2011). Instrumen yang digunakan untuk

mengukur kepatuhan wajib pajak terdiri dari 8 item pertanyaan

dengan menggunakan pertanyaan tertutup yaitu responden

memberikan jawaban yang telah disediakan. Dari hasil penelitian

distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap kepatuhan

membayar pajak dapat dilihat pada tabel.

Tabel 9. Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Membayar


Pajak
Frekuensi Skor dan Persentase Total Rata-
Item
1 2 3 4 5 N Skor rata
F 0 0 2 92 6
1 100 404 4.04
% 0 0 2 92 6
F 0 0 4 86 10
2 100 406 4.06
% 0 0 4 86 10
F 0 0 3 60 37
3 100 434 4.34
% 0 0 3 60 37
F 0 0 1 26 73
4 100 472 4.72
% 0 0 1 26 73
F 0 0 0 15 85
5 100 485 4.85
% 0 0 0 15 85
F 0 0 0 14 86
6 100 486 4.86
% 0 0 0 14 86
F 0 0 0 29 71
7 100 471 4.71
% 0 0 0 29 71
F 0 0 0 74 26
8 100 426 4.26
% 0 0 0 74 26
Mean variabel Kepatuhan Membayar Pajak 4.4800
Sumber : Data Primer yang diolah, 2022

Tabel 9 menunjukkan bahwa sesuai item pernyataan yang

digunakan paling banyak responden memberikan penilaian setuju dan


60

paling sedikit responden memberikan penilaian kurang setuju. Jumlah

nilai rata-rata keseluruhan dari 8 pernyataan yaitu sebesar 4,48 berada

di skala nilai yang menunjukkan pilihan jawaban sangat setuju

c. Hasil Uji Instrument Penelitian

1) Hasil Uji Validitas

Uji validitas (uji kesahihan) adalah suatu alat yang digunakan

untuk mengukur sah/valid tidaknya kuesioner. Uji validitas dilakukan

dengan cara menguji kolerasi antara skor item dengan skor total

masing-masing variabel, menggunakan pearson corelation. Butir

pertanyaan dikatakan valid apabila tingkat signifikannya dibawah 0,05.

Tabel 10 menunjukkan hasil uji validitas pada tiga variabel yang

terdiri dari Pengetahuan Perpajakan (PP), Kesadaran Wajib Pajak

(KWP) dan Kepatuhan Membayar Pajak (KMP).

Tabel 10. Hasil Uji Validitas

Pearson
Butir Pertanyaan Sig (2-Tailed) Keterangan
Corelation
X1 PP 1 0,666** 0,000 VALID
PP 2 0,834** 0,000 VALID
PP 3 0,845** 0,000 VALID
PP 4 0,747** 0,000 VALID
PP 5 0,581** 0,000 VALID
PP 6 0,618** 0,000 VALID
PP 7 0,625** 0,000 VALID
X2 KWP 1 0,694** 0,000 VALID
KWP 2 0,725** 0,000 VALID
KWP 3 0,751** 0,000 VALID
KWP 4 0,783** 0,000 VALID
KWP 5 0,710** 0,000 VALID
Y KMP 1 0,588** 0,000 VALID
KMP 2 0,733** 0,000 VALID
KMP 3 0,774** 0,000 VALID
61

KMP 4 0,738** 0,000 VALID


KMP 5 0,717** 0,000 VALID
KMP 6 0,677** 0,000 VALID
KMP 7 0,668** 0,000 VALID
KMP 8 0,679** 0,000 VALID
Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa variabel pengetahuan

perpajakan, kesadaran wajib pajak, dan kepatuhan membayar pajak

memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan dalam penelitian tersebut

valid.

2) Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Uji reliabilitas ini

dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden melalui

pertanyaan yang diberikan, menggunakan metode statistic Cronbach

Alpha dengan signifikansi yang digunakan lebih dari (>) 0,6. Adapun

hasil dari pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas


Cronbach's
Variabel Keterangan
Alpha
Pengetahuan Perpajakan (X1) 0,830 Reliabel

Kesadaran Wajib Pajak (X2) 0,783 Reliabel

Kepatuhan Membayar Pajak (Y) 0,844 Reliabel


Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Tabel 11 menunjukkan bahwa variabel pengetahuan perpajakan,

kesadaran wajib pajak, dan kepatuhan membayar pajak mempunyai nilai


62

cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa item

pertanyaan dalam penelitian ini bersifat reliabel. Sehingga setiap item

pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang

konsisten dan apabila pertanyaan diajukan kembali maka akan diperoleh

jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

d. Hasil Uji Asumsi Klasik

1) Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi, error yang dihasilkan mempunyai distribusi

normal ataukah tidak. Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas

data digunakan grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized

Residual yang hasil pengujiannya dapat dilihat pada gambar di bawah

ini:

Gambar 2
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data primer yang diolah, 2022
63

Berdasarkan gambar 2 terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis

diagonal, serta arah penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal

ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi

asumsi normalitas.

2) Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya

korelasi yang tinggi antara variabel-variabel independen dalam suatu

model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara

variabel-variabel independennya, maka hubungan antara variabel

independen terhadap variabel dependennya menjadi terganggu. Untuk

menguji multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF

(Variance Inflation Faktor). Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai

tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas

dari multikolinearitas (Sunjoyo,dkk., 2013). Hasil pengujian

multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12. Hasil Uji Multikolinieritas


a
Coefficients

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengetahuan Perpajakan .978 1.023
Kesadaran Wajib Pajak .978 1.023
a. Dependent Variable: Kepatuhan Membayar Pajak

Sumber : Data yang diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 12, terlihat bahwa variabel pengetahuan

perpajakan dan kesadaran wajib pajak memiliki nilai tolerance diatas


64

0,1 dan VIF lebih kecil dari 10. Hal ini berari dalam model persamaan

regresi tidak terdapat gejala multikolonearitas sehingga data dapat

digunakan dalam penelitian ini.

3) Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat

ketidaksamaan varians pada residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan metode scatterplot di mana penyebaran titik-titik yang

ditimbulkan terbentuk secara acak, tidak membentuk sebuah pola

tertentu serta arah penyebarannya berada di atas maupun di bawah

angka 0 pada sumbu Y. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat

pada gambar di bawah ini:

Gambar 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data yang diolah, 2022
65

Berdasarkan gambar 3 grafik scatterplot menunjukkan bahwa data

tersebar pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola yang jelas

dalam penyebaran data tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

terjadi heterokedaktisitas pada model regresi tersebut, sehingga model

regresi layak digunakan untuk memprediksi kepatuhan membayar pajak

dengan variabel yang mempengaruhi yaitu pengetahuan perpajakan, dan

kesadaran wajib pajak.

e. Hasil Uji Hipotesis


1) Analisis Regresi Linear Berganda

Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara

keseluruhan menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik,

maka tahap berikut adalah melakukan evaluasi dan interpretasi model

regresi berganda.

Tabel 13. Model Persamaan Regresi


a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.134 .394 2.875 .005

Pengetahuan Perpajakan .351 .068 .400 5.160 .000

Kesadaran Wajib Pajak .379 .063 .463 5.971 .000

a. Dependent Variable: Kepatuhan Membayar Pajak


Sumber : Data yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan regresi yang terbentuk

pada uji regresi ini adalah:

Y = 1,134 + 0,351 X1 + 0,379 X2


66

Model tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a) Nilai konstanta adalah 1,134 ini menunjukkan bahwa, jika variabel

independen (pengetahuan perpajakan dan kesadaran wajib pajak)

bernilai nol (0), maka nilai variabel dependen (kepatuhan membayar

pajak) sebesar 1,134 satuan.

b) Koefisien regresi pengetahuan perpajakan (b1) adalah 0,351 dan

bertanda positif. Hal ini berarti, kepatuhan membayar pajak (variabel

Y) akan mengalami kenaikan jika pengetahuan perpajakan (variabel

X1) mengalami kenaikan dan variabel independen lainnya bernilai

tetap. Koefisien bertanda positif menunjukkan adanya hubungan

yang searah antara variabel pengetahuan perpajakan (X1) dengan

variabel kepatuhan membayar pajak (Y). Semakin tinggi

pengetahuan perpajakan yang dimiliki wajib pajak, maka kepatuhan

membayar pajak bumi dan bangunan akan semakin meningkat.

c) Koefisien regresi kesadaran wajib pajak (b2) adalah 0,379 dan

bertanda positif. Hal ini berarti, nilai variabel Y akan mengalami

kenaikan sebesar 0,379 jika nilai variabel X2 mengalami kenaikan

satu satuan dan variabel independen lainnya bernilai tetap. Koefisien

bertanda positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara

variabel kesadaran wajib pajak (X2) dengan variabel kepatuhan

wajib pajak (Y). Semakin baik tinggi kesadaran wajib pajak yang

dimiliki oleh wajib pajak, maka kepatuhan membayar pajak bumi

dan bangunan akan semakin meningkat.


67

2) Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independent.

Tabel 14. Hasil Uji R2


b
Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .656 .430 .418 .21929

a. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan


b. Dependent Variable: Kepatuhan Membayar Pajak
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Dari tabel 14 di atas terdapat angka R sebesar 0,656 yang

menunjukkan bahwa hubungan antara kepatuhan membayar pajak dengan

kedua variabel independennya kuat, karena berada didefenisi kuat yang

angkanya diantara 0,6 – 0,8. Sedangkan nilai R square sebesar 0,430 atau

43% ini menunjukkan bahwa variabel kepatuhan membayar pajak dapat

dijelaskan oleh variabel pengetahuan perpajakan dan kesadaran wajib

pajak sebesar 43% sedangkan sisanya 57% dapat dijelaskan dengan

variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini.

3) Hasil Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan uji t

yaitu dengan melihat nilai signifikansi t hitung, Jika nilai signifikansi t

hitung < dari 0,05 maka dapat dikatakan variabel independen tersebut

mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Hasil pengujiannya

adalah sebagai berikut:


68

Tabel 15. Hasil Uji Parsial (Uji t)


a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.134 .394 2.875 .005

Pengetahuan Perpajakan .351 .068 .400 5.160 .000

Kesadaran Wajib Pajak .379 .063 .463 5.971 .000

a. Dependent Variable: Kepatuhan Membayar Pajak


Sumber : data yang diolah, 2022

Melalui statistik uji-t yang terdiri dari Pengetahuan Perpajakan (X1)

dan Kesadaran Wajib Pajak (X2) dapat diketahui secara parsial pengaruhnya

terhadap Kepatuhan Membayar Pajak (Y).

a) Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Tabel 15 menunjukkan bahwa variabel pengetahuan perpajakan

memiliki tingkat signifikan sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari 0,05. Hal

ini berarti H1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan

perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak.

Nilai t yang bernilai +5,160 menunjukkan pengaruh yang diberikan

bersifat positif terhadap variabel dependen.

b) Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Tabel 15 menunjukkan bahwa variabel kesadaran wajib pajak

memiliki tingkat signifikan sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari 0,05. Hal

ini berarti H2 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa kesadaran wajib

pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak. Nilai

t yang bernilai + 5,971 menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat

positif terhadap variabel dependen


69

4) Hasil Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari

variabel bebas secara menyeluruh terhadap variabel terikat dilakukan

dengan menggunakan uji F. Uji ini menggunakan α 5%. Dengan ketentuan,

jika signifikansi dari F hitung < dari 0,05 maka hipotesis yang diajukan

dapat diterima. Hasil pengujiannya sebagai berikut:

Tabel 16. Hasil Uji Simultan (Uji F)


a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 3.514 2 1.757 36.542 .000

Residual 4.664 97 .048

Total 8.179 99

a. Dependent Variable: Kepatuhan Membayar Pajak


b. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan
Sumber : Data yang diolah, 2022

Tabel 16 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi lebih kecil dari

0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan perpajakan dan

kesadaran wajib pajak secara simultan (bersama-sama) mempunyai

pengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak, dengan probabilitas 0,000.

Karena probabilitas jauh lebih kecil dari nilai signifikan 0,05, maka model

regresi dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kepatuhan membayar

pajak.
70

B. Pembahasan

1. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Membayar

Pajak

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel pengetahuan

perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan

membayar pajak bumi dan bangunan. Ketika wajib pajak mempunyai

pengetahuan tentang pajak yang baik, maka wajib pajak tersebut termotivasi

dan akan patuh untuk membayar pajak. Hal ini dikarenakan wajib pajak

mengetahui fungsi dari pajak itu yang dimana pajak yang dibayar oleh

masyarakat digunakan untuk membiayai pembangunan nasional sehingga

wajib pajak termotivasi dan patuh untuk membayar pajak.

Tingkat pengetahuan memengaruhi tingkah laku seseorang

diantaranya sikap patuh. Simanjuntak (2008:12) mengatakan, tanpa adanya

pengetahuan tentang pajak dan manfaatnya tidaklah mungkin orang akan

tulus ikhlas membayar pajak. Upaya dalam memberikan penerangan tidak

cukup hanya dengan ceramah dan pidato tetapi harus dicari cara yang dapat

membuat orang selalu ingat dan bangga akan tugas membayar pajak.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur

Imaniyah dan Bestari Dwi Handayani (2009) yang meneliti mengenai

pengetahuan perpajakan wajib pajak dapat diukur dengan Pendidikan

terakhir wajib pajak, Pendidikan pajak formal, pengetahuan tentang PBB,

pengetahuan tentang aturan PBB, pengetahuan tantang manfaat pajak, dan

pengetahuan tentang sanksi perpajakan


71

2. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar

Pajak

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel kesadaran wajib

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak

bumi dan bangunan. Hal ini dapat disebabkan karena kesadaran perpajakan

yang dimiliki oleh wajib pajak yang terdaftar pada Bapenda kota Makassar

sangat tinggi sehingga wajib pajak termotivasi dan akan patuh dalam

membayar pajak. Jadi semakin tinggi tingkat kesadaran perpajakan wajib

pajak, maka semakin tinggi pula kepatuhan wajib pajak dalam membayar

pajak.

Semakin tinggi kesadaran wajib pajak, maka akan semakin tinggi

kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dengan

demikian pemerintah harus meningkatkan pelayanannya kepada wajib

pajak. Pelayanan masyarakat merupakan salah satu tugas lurah desa,

memberi pelayanan yang berkualitas telah menjadi obsesi yang selalu ingin

dicapai. Motivasi adalah dorongan agar orang mau melakukan sesuatu

dengan ikhlas dengan sebaik-baiknya.

Kesadaran wajib pajak berkonsekuensi logis untuk para wajib pajak

agar mereka rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi

perpajakan juga mengemukakakn bahwa kesadaran perpajakan sering kali

menjadi kendala dalam masalah pengumpulan pajak dari masyarakat.

Kesadaran wajib pajak akan perpajakan adalah rasa yang timbul dari dalam

diri wajib pajak atas kewajibannya membayar pajak dengan ikhlas tanpa
72

adanya unsur paksaan. Dengan kesadaran pajak yang tinggi, kepatuhan

wajib pajak terhadap kewajiban pajaknya dapat meningkat.

Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian Doni Sapriadi (2013)

yang meneliti mengenai Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Sanksi Pajak

dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam

Membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Saran dalam penelitian ini adalah

diperlukan adanya kesadaran wajib pajak yang tinggi sehingga dengan

begitu akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi

kewajiban perpajakannya.
73

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpul dan pengujian hipotesis dengan

analisis regresi linear berganda telah dilakukan, maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan perpajakan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

kepatuhan membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Semakin tinggi

pengetahuan perpajakan wajib pajak, maka kepatuhan membayar Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB) akan semakin meningkat.

2. Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan kepatuhan membayar

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Semakin tinggi kesadaran wajib pajak

dalam membayar pajak, maka kepatuhan membayar Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) akan semakin meningkat.

3. Pengetahuan perpajakan dan kesadaran wajib pajakn secara bersama -

sama variable tersebut berpengaruh terhadap kepatuhan memabyar Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB). Semakin tinggi pengetahuan perpajakan dan

kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak, maka kepatuhan membayar

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) akan semakin meningkat

B. Saran

Saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi wajib pajak diharapkan untuk aktif dalam mencari informasi terkait

dengan perpajakan sehingga masyarakat bisa paham mengenai hak dan


74

kewajiban sebagai wajib pajak. Dengan demikian diharapkan dapat

terciptanya masyarakat yang patuh dalam memenuhi kewajiban sebagai

wajib pajak.

2. Bagi pemerintah diharapkan dapat meningkatkan sosialisasi perpajakan

pada masyarakat dan meningkatkan pelayanan yang berkaitan dengan

informasi maupun administrasi pajak. Sehingga wajib pajak tau kapan

harus membayar dan terhindar dari sanksi perpajakan. Hal ini diharapkan

dapat menigkatkan kesadaran masyarakat, dan akan meningkatkan

kepatuhan wajib pajak sehingga akan berdampak langsung kepada

penerimaan negara.

3. Sampel dalam penelitian ini sedikit dan hanya terbatas pada wajib pajak

PBB Kecamatan Tamalanrea yang terdaftar Bapenda kota Makassar.

Disarankan Penelitian selanjutnya dapat menambah serta memperluas

wilayah dan jumlah sampel.

4. Selain menggunakan kuesioner, penelitian selanjutnya juga dapat

menggunakan metode wawancara langsung kepada responden.


DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 1997. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Andrea Meylita Widyasti Parera & Teguh Erawati Jurnal Akuntansi Vol. 5 No. 1
juni 2017 Pengetahuan Perpajakan

Adelina, R. (n.d.). Analisis Efektifitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Bumi


Dan Bangunan (Pbb) Terhadap Pendapatan Daerah Di Kabupaten Gresik.
Volume 1–20.

Budhiartama, I. G. P., & Jati, I. K. (2016). Pengaruh Sikap,Kesadaran Wajib


Pajak Dan Pengetahuan Perpajakan Pada Kepatuhan Membayar Pajak
Bumi Dan Bangunan. 15(2), Volume 1510–1535.

Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. (2006). Perpajakan: Konsep, Teori Dan
Isu. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. (2014). Teori Perpajakan Dan Peraturan
Terkini. Cv. Andi Offset. Yogyakarta.

Fadhilah Muhammad. 2017. Konsep Dasar Perpajakan.


(http://aspirasipajak.blokspot.com/2017/03/konsep-dasar-perpajakan.hmtl)

Febriani yani, Kusmuriyanto (2015) Analisis factor-faktor yang mempengaruhi


kepatuhan wajib pajak. Univeritas negeri semarang. Vol. 4(4)

Fitrianingsih Fita, Dkk. (2018). Analisis Pengaruh Pengetahuan Perpajakan,


Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Denda Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan
Di Kota Pasruruan. Volume 5 (1) : 100-104

http://www.online-pajak.com/syarat-pemungutan-pajak-ini-pengertian-dasar-
hukum-dan-penjelasannya.

http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2007_28.pdf(UU.Republik.Indon
esia.tahun.2017

https://ekonomisajalah.blogspot.com/2015/11/syarat-pemungutan-pajak.html

https://makassarkota.bps.go.id/ (Badan Pusat Statistik kota Makassar)

Indah K. Rumengan1, Dkk (2016) Analisis Efektivitas Dan Strategi Penerimaan


Pajak Bumi Dan Bangunan Pedesaan Perkotaan (Pbb-P2) Di Dinas
76

Pengelola Keuangan Pendapatan Dan Aset Kabupaten Minahasa Selatan.


Volume 16 No.4

Kusumawati, Atika. (2006). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib


Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kelurahan
Sumurrejo Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Skripsi. Universitas
Negeri Semarang. Semarang.

Mardiasmo. (2009). Perpajakan. Edisi Revisi. CV. Andi Offset. Yogyakarta.

Markus, Muda . (2005) Perpajakan Indonesia. Pt. Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta.

Nurmantu, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan. Edisi 2. Granit. Jakarta.

Notosudirjo dalam Faizah, (2009) Kriteria Wajib Pajak Patuh Volume 25-26

Nila Yulianawati (2011). Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan


Membayar Pajak. Semarang. (Vol.3 No. 1) 126-142

Oktafiyanto, I., & Wardani, D. K. (2015). Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak,


Kesadaran Wajib Pajak , Dan Pelayanan Fiskus Terhadap. 3(1). Volume
41–52.

Sapriadi, D. (2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Sanksi Pajak Dan


Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Membayar Pbb.

Prayuda I Gede Buhdiartama, Ketut Jati I. (2016). Pengaruh Sikap, Kesadaran


Wajib Pajak Dan Pengetahuan Perpajakan Pada Kepatuhan Membayar
Pajak Bumi Dan Bangunan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udaya. 15(2).
Volume 1510-1535.

Pasal 6 ayat (3) UU PBB Tentang Nilai Jual Kena Pajak

Pengetahuan Perpajakan Helen Stephanie Gusar Jom FEKON Vol. 2 No. 2


Oktober 2015

Purwono Herry. 2010. Dasar-Dasar Perpajakan & Akuntansi Pajak. Erlangga.


Jakarta.

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 28 Pasal 83 Dan 84 Tahun 2009


Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.
77

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Perubahan


Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 Angka 2 Tentang
Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta

Resmi Siti. 2016. Perpajakan Teori Dan Kasus. Edisi 9 Buku 1. Salemba Empat.
Jakarta

Rumengan, I. K., Saerang, D. P. E., & Runtu, T. (2016). Analisis Efektivitas Dan
Strategi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Pedesaan Perkotaan (Pbb-
P2) Di Dinas Pengelola Keuangan Pendapatan Dan Aset Kabupaten
Minahasa Selatan. 16(04), 763–772.

Sapriadi, D. (2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Sanksi Pajak Dan


Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Membayar Pbb.

Sapriadi, Doni. (2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Sanksi Pajak Dan
Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Pada Kecamatan Selupu
Rejang. Skripsi. Universitas Negeri Padang.

Salmah siti. (2018). Pengarug Pengetahuan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan.
Jurnal Akuntansi. Volume 1 No(2).

Suandy, Erly. 2013. Hukum Pajak. Edisi 5. Salemba Empat. Jakarta.

Suryarini, Trisni dan Tarsis Tarmudji. 2006. Pengetahuan Perpajakan. Unnes


Press. Semarang

Setyowati, Y. (2014). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Pajak Dan


Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Desa Kalidengen,
Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014. Volume 1–21.

Utomo, B. A. W. (2011). Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak, Dan


Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kecamatan Pamulang Kota
Tangerang Selatan.

UU.KUP.psl.1.no.28.th.2007 Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Ketentuan Umum Dan Tata Cara


Perpajakan.
78

UUD 1945 Pasal 23 Ayat 2 Syarat Pemungutan Pajak

UU No. 28 pasal 83 dan 84 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah

Wulandari Tika, Suyanto (2014). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Tingkat


Pendidikan, Dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus
Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman). Vol. 2 No (2).

Wikipedia Bahasa Indonesia. 2016. Wajib Pajak. (online).


(https://id.wikipedia.org/wiki/Wajib_pajak, di akses 28 Desember 2016)

Waluyo dan B. Ilyas, Wirawan. 2002. Perpajakan Indonesia. Edisi Pertama.

Resmi Siti. 2019. Perpajakan Teori & Kasus Edisi 11 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat
79

LAMPIRAN
KUISIONER
80

Lampiran 1: Surat Kesediaan Responden dan Kuisioner Penelitian

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Saudara(i)

Di Tempat

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan menyelesaikan tugas akhir sebagai mahasiswa


Program Strata Satu (S1) Universitas Muslim Indonesia, Saya:

Nama : Lalu Yudhi Ansori

Stambuk : 023 2018 0153

Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

Dalam rangka penelitian untuk skripsi saya yang berjudul Pengaruh


Pengetahuan Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan
Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kecamatan Tamalanrea
Kota Makassar, maka saya memohon bantuan kepada bapak/ibu/saudara(i) untuk
bersedia mengisi kuisioner yang dilampirkan Bersama surat ini. Data yang
diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian sehingga akan saya jaga
kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian. Demikian surat permohonan ini
saya sampaikan, atas ketersediaan dan partisipasi bapak/ibu/saudara(i), kami
ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Peneliti

Lalu Yudhi Ansori


81

KUISIONER

I. DATA RESPONDEN
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan
kepada bapak/ibu/saudara(i) untuk mengisi data berikut:

Petunjuk pengisian
Berilah Tanda Centang () pada kolom yang dipilih.

a. Tingkat Pendidikan :  SD  SMP


 SMA  Diploma
 Sarjana

b. Luas Bangunan :  < 60 m2  181 - 240 m2


 61 - 120 m2  > 240 m2
 121 - 180 m2

c. Jenis Pekerjaan :  PNS  Wiraswasta


 Karyawan  Pensiunan
82

II. DAFTAR PERNYATAAN

Mohon terlebih dahulu bapak/ibu/saudara(i) untuk membaca


pernyataan-pernyataan dengan cermat sebelum mengisinya

Petunjuk Pengisian
Berilah Tanda Centang () pada kolom yang dipilih

Keterangan Jawaban
Sangat
Pernyataan Kepatuhan Tidak Kurang Sangat
No Tidak Setuju
Membayar PBB Setuju Setuju Setuju
Setuju
(1) (2) (3) (4) (5)
Kesadaran
Membayar PBB merupakan
1
persoalan yang tidak
memberatkan masyarakat
Ketaatan
Saya membayar pajak berusaha
2
untuk mematuhi peraturan
PBB
Saya selalu melaporkan apabila
terjadi perubahan harta
3
kekayaan (tanah dan
bangunan) yang saya miliki
Kelancaran
4 Saya selalu berusaha untuk
membayar PBB setiap tahun
Saya tidak pernah mengalami
5 hambatan atau kendala dalam
membayar PBB
Ketepatan Waktu
6 Saya membayar PBB dengan
tepat waktu
Kemauan Membayar Sesuai
Jumlah Pajak Yang
7 Terutang
Saya membayar PBB sesuai
dengan jumlah pajak
Tidak Ada Tunggakan
8
Saya tidak memiliki tunggakan
83

Petunjuk Pengisian
Berilah Tanda Centang () pada kolom yang dipilih.
Keterangan Jawaban
Sangat
Pernyataan Kepatuhan Tidak Kurang Sangat
No Tidak Setuju
Membayar PBB Setuju Setuju Setuju
Setuju
(1) (2) (3) (4) (5)
Tujuan Pemungutan Pajak
PBB merupakan salah satu
1
sumber dana pembangunan di
negara kita
PBB digunakan untuk
membiayai pengeluaran
2 fasilitas-fasilitas umum seperti
jalan raya, jembatan, dan
terminal
Subjek dan Objek PBB
PBB adalah pajak yang
dikenakan atas bumi dan
3 bangunan seperti tanah,
pekarangan, sawah, jalan tol,
bangunan rumah, dan
bangunan mewah lainnya
Tempat ibadah, makan, hutan
lindung, dan museum adalah
4
objek pajak yang tidak
dikenakan pajak
Pengetahuan Peraturan dan
Ketentuan PBB
5
Saya tahu cara mendaftarkan
diri sebagai wajib pajak PBB
Saya mengerti tempat dan tata
6
cara pembayaran PBB
Jatuh tempo pembayaran PBB
adalah 6 bulan sejak diterima
7
Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang (SPPT)
84

Petunjuk Pengisian
Berilah Tanda Centang () pada kolom yang dipilih.

Keterangan Jawaban
Sangat
Pernyataan Kepatuhan Tidak Kurang Sangat
Tidak Setuju
No Membayar PBB Setuju Setuju Setuju
Setuju
(1) (2) (3) (4) (5)
Partisipasi dalam Menunjang
Pembangunan
Dengan membayar pajak maka
1
pembangunan fasilitas umum
menjadi lebih baik dan dapat
dinikmati
Tunggakan PBB akan
Merugikan Negara
2 Saya menyadari bahwa
penundaan pembayaran pajak
dapat merugikan negara
Saya menyadari pengurangan
3 beban pajak dapat merugikan
negara
Pajak Ditetapkan Dengan
Undang-Undang
4 Wajib pajak mengetahui bahwa
pajak diatur dalam undang-
undang
Pajak Tidak Sesuai Dengan
Yang Seharusnya
Saya menyadari apabila
5 pembayaran pajak yang tidak
sesuai akan berakibat pada
kerugian yang akan ditanggung
negara
85

LAMPIRAN 2
DATA MENTAH
HASIL PENELITIAN
86

Pengetahuan Perpajakan (X1)


PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 PP6 PP7 TX1 Rata-Rata
5 5 5 5 5 5 5 35 5
4 4 5 5 5 5 4 32 4.5714
5 5 5 5 5 5 5 35 5
5 5 5 5 5 5 4 34 4.8571
4 4 5 5 5 5 4 32 4.5714
5 5 5 5 5 5 4 34 4.8571
5 5 5 5 5 5 5 35 5
4 4 4 5 5 5 4 31 4.4286
4 4 4 4 5 4 4 29 4.1429
4 4 5 5 5 5 4 32 4.5714
4 5 5 5 5 5 4 33 4.7143
5 5 5 5 5 5 5 35 5
4 4 4 4 5 5 4 30 4.2857
5 5 5 5 5 5 4 34 4.8571
5 5 5 5 5 5 5 35 5
4 4 4 4 4 5 4 29 4.1429
5 5 5 5 5 5 5 35 5
5 5 5 5 5 5 5 35 5
4 4 4 5 5 5 5 32 4.5714
4 4 4 5 5 4 4 30 4.2857
4 5 5 5 5 5 5 34 4.8571
4 4 4 4 5 5 4 30 4.2857
4 5 5 5 5 5 4 33 4.7143
5 5 5 5 5 5 5 35 5
5 5 5 5 5 5 4 34 4.8571
4 5 5 5 5 5 4 33 4.7143
4 5 5 5 5 5 5 34 4.8571
5 5 5 5 5 5 5 35 5
4 5 5 5 5 5 5 34 4.8571
5 5 5 5 5 5 5 35 5.0000
4 4 5 5 5 5 4 32 4.5714
4 5 5 5 5 5 4 33 4.7143
4 4 4 4 4 4 4 28 4
5 5 5 5 5 5 4 34 4.8571
4 4 4 4 4 5 4 29 4.1429
5 5 5 5 5 5 4 34 4.8571
4 5 5 5 5 5 4 33 4.7143
4 4 4 5 5 5 4 31 4.4286
4 4 5 5 5 5 5 33 4.7143
4 4 4 5 5 5 5 32 4.5714
5 5 5 5 5 5 5 35 5
5 5 5 5 5 5 5 35 5
4 5 5 5 5 5 5 34 4.8571
5 5 5 5 5 5 5 35 5
87

4 5 5 5 5 5 5 34 4.8571
4 4 4 5 5 5 4 31 4.4286
4 4 4 4 4 4 4 28 4.0000
4 5 5 5 5 5 4 33 4.7143
5 5 5 5 5 5 5 35 5
4 5 5 5 5 5 5 34 4.8571
5 5 5 5 5 5 5 35 5
5 5 5 5 5 5 5 35 5
5 5 5 5 5 5 5 35 5
4 5 5 5 5 5 4 33 4.7143
4 5 5 5 5 5 4 33 4.7143
5 5 5 5 5 5 4 34 4.8571
4 4 4 5 5 5 5 32 4.5714
5 5 5 5 5 5 5 35 5
4 5 5 5 5 5 5 34 4.8571
4 4 4 4 5 4 4 29 4.1429
4 4 4 4 5 5 4 30 4.2857
4 4 4 5 5 5 4 31 4.4286
4 4 4 4 5 4 4 29 4.1429
5 5 5 5 5 5 5 35 5
4 4 4 5 5 4 5 31 4.4286
4 5 5 5 4 5 4 32 4.5714
4 4 4 4 5 5 4 30 4.2857
4 5 5 5 5 5 5 34 4.8571
4 4 4 4 4 5 4 29 4.1429
4 5 5 5 5 5 4 33 4.7143
5 5 5 5 5 5 5 35 5
4 5 5 5 5 5 4 33 4.7143
5 5 5 5 4 5 5 34 4.8571
4 5 5 5 5 4 4 32 4.5714
4 4 4 5 5 5 4 31 4.4286
5 5 5 5 4 5 4 33 4.7143
4 4 4 5 5 5 4 31 4.4286
4 5 5 5 5 4 4 32 4.5714
4 4 4 4 4 4 4 28 4
4 4 4 5 4 5 5 31 4.4286
5 4 4 4 5 5 5 32 4.5714
4 4 4 4 4 5 4 29 4.1429
4 4 4 5 4 5 4 30 4.2857
4 4 4 4 4 4 4 28 4
5 5 4 5 4 5 5 33 4.7143
4 4 4 5 4 4 5 30 4.2857
4 5 5 5 4 5 4 32 4.5714
4 4 3 4 4 4 4 27 3.8571
4 5 5 5 5 5 5 34 4.8571
4 4 4 4 4 5 4 29 4.1429
88

4 5 5 4 5 5 4 32 4.5714
4 4 4 4 4 4 4 28 4
4 5 5 4 5 5 4 32 4.5714
5 5 4 5 4 5 5 33 4.7143
4 5 4 5 5 4 4 31 4.4286
4 4 4 4 5 5 4 30 4.2857
5 5 5 4 4 5 4 32 4.5714
4 4 4 5 4 5 4 30 4.2857
4 3 4 4 4 4 4 27 3.8571
4 4 4 4 4 4 4 28 4

Kesadaran Wajib Pajak (X2)


KWP1 KWP2 KWP3 KWP4 KWP5 TX2 Rata-rata
5 5 5 5 5 25 5
4 4 4 4 4 20 4
4 4 5 4 4 21 4.2
5 4 4 5 5 23 4.6
5 5 5 5 5 25 5
4 4 4 4 5 21 4.2
5 4 5 5 4 23 4.6
5 4 5 4 4 22 4.4
5 5 5 5 5 25 5
5 4 5 5 5 24 4.8
5 4 5 5 4 23 4.6
5 5 5 5 5 25 5
5 5 5 5 4 24 4.8
5 4 5 5 4 23 4.6
5 5 5 5 5 25 5
5 4 5 5 4 23 4.6
5 5 5 5 5 25 5
5 4 5 5 4 23 4.6
5 5 5 5 5 25 5
5 4 5 5 4 23 4.6
4 4 4 4 4 20 4
4 4 4 4 4 20 4
5 5 5 5 5 25 5
5 4 5 5 4 23 4.6
4 4 5 4 4 21 4.2
5 4 5 5 4 23 4.6
5 4 5 5 5 24 4.8
5 5 5 5 5 25 5
5 4 5 5 4 23 4.6
5 4 4 5 4 22 4.4
5 4 5 5 4 23 4.6
5 4 5 5 4 23 4.6
89

5 5 5 5 5 25 5
5 4 5 5 4 23 4.6
5 4 4 4 4 21 4.2
5 5 5 5 5 25 5
5 4 5 5 4 23 4.6
5 4 5 5 4 23 4.6
5 4 5 5 4 23 4.6
4 4 5 5 4 22 4.4
5 4 5 5 4 23 4.6
5 4 5 4 4 22 4.4
5 4 5 5 4 23 4.6
5 4 4 4 4 21 4.2
5 4 5 5 4 23 4.6
5 5 5 5 5 25 5
5 4 5 5 4 23 4.6
5 5 5 5 5 25 5
5 4 4 4 4 21 4.2
5 4 5 5 4 23 4.6
4 4 4 4 3 19 3.8
4 4 4 4 4 20 4
5 5 5 5 5 25 5
4 4 5 4 4 21 4.2
5 4 5 5 4 23 4.6
4 5 5 5 5 24 4.8
5 5 5 5 5 25 5
5 4 5 5 4 23 4.6
4 4 5 4 4 21 4.2
5 5 5 5 5 25 5
5 4 5 5 4 23 4.6
5 4 5 5 4 23 4.6
4 5 5 5 5 24 4.8
5 4 5 5 4 23 4.6
5 5 5 5 5 25 5
5 4 5 5 4 23 4.6
4 4 3 3 4 18 3.6
4 4 4 5 5 22 4.4
5 4 5 5 4 23 4.6
5 4 5 5 4 23 4.6
5 5 5 5 5 25 5
5 5 5 5 4 24 4.8
5 5 5 5 5 25 5
5 4 5 5 4 23 4.6
5 4 4 5 5 23 4.6
5 4 5 4 4 22 4.4
5 5 5 5 5 25 5
4 4 4 4 3 19 3.8
90

4 4 4 5 4 21 4.2
4 4 4 4 4 20 4
5 4 5 5 4 23 4.6
5 4 5 5 4 23 4.6
5 4 5 5 4 23 4.6
4 5 5 5 5 24 4.8
5 4 5 5 4 23 4.6
5 5 5 5 5 25 5
4 4 5 5 4 22 4.4
4 4 3 3 4 18 3.6
4 4 4 5 5 22 4.4
4 4 4 5 4 21 4.2
5 4 5 5 4 23 4.6
4 4 4 4 4 20 4
5 5 5 5 4 24 4.8
5 5 5 5 5 25 5
4 4 4 5 4 21 4.2
5 4 4 5 5 23 4.6
5 4 5 4 4 22 4.4
5 5 5 5 5 25 5
4 4 4 4 3 19 3.8
4 4 4 5 4 21 4.2

Kepatuhan Membayar Pajak (Y)


KMP1 KMP2 KMP3 KMP4 KMP5 KMP6 KMP7 KMP8 TY Rata-rata
5 5 5 5 5 5 5 5 40 5
4 4 4 4 5 5 5 4 35 4.375
4 4 5 5 5 5 5 5 38 4.75
4 5 5 5 5 5 5 5 39 4.875
4 4 5 5 5 5 5 4 37 4.625
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 5 5 5 5 5 4 37 4.625
4 4 4 4 5 5 5 4 35 4.375
4 4 4 4 4 4 5 4 33 4.125
4 4 4 4 5 5 5 4 35 4.375
4 4 5 5 5 5 5 4 37 4.625
4 4 4 5 5 4 5 4 35 4.375
4 4 5 5 5 5 5 5 38 4.75
5 5 5 5 5 5 5 5 40 5
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 5 5 5 5 5 5 38 4.75
4 4 4 4 5 5 5 4 35 4.375
4 4 4 5 5 5 5 5 37 4.625
91

4 4 4 4 5 5 5 4 35 4.375
4 4 4 4 5 5 5 4 35 4.375
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 5 5 5 5 5 5 38 4.75
4 4 5 5 5 5 5 4 37 4.625
4 4 5 5 5 5 5 5 38 4.75
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 5 5 5 5 5 4 37 4.625
4 5 5 5 5 5 5 5 39 4.875
4 4 5 5 5 5 5 4 37 4.625
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 4 4 5 5 4 4 34 4.25
4 4 4 5 5 5 4 4 35 4.375
4 5 5 5 5 5 5 4 38 4.75
4 4 5 5 5 5 4 4 36 4.5
4 4 4 4 5 5 4 4 34 4.25
4 4 5 5 5 5 5 4 37 4.625
4 4 4 5 5 5 4 4 35 4.375
4 4 5 5 5 5 5 5 38 4.75
5 5 5 5 5 5 5 5 40 5
4 4 4 5 5 5 4 4 35 4.375
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 4 5 5 5 4 4 35 4.375
4 4 5 5 5 5 5 5 38 4.75
4 4 4 5 5 5 4 4 35 4.375
4 4 5 5 5 5 5 5 38 4.75
4 4 4 4 5 5 5 4 35 4.375
4 4 5 5 5 5 5 5 38 4.75
4 4 4 4 5 5 5 4 35 4.375
4 4 4 4 5 5 4 4 34 4.25
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 4 4 5 5 4 4 34 4.25
4 5 5 5 5 5 5 5 39 4.875
4 4 4 4 5 5 4 4 34 4.25
4 4 5 5 5 5 5 5 38 4.75
4 4 5 5 5 5 5 4 37 4.625
5 5 5 5 5 5 5 5 40 5
4 4 5 5 5 5 5 4 37 4.625
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 4 5 5 5 4 4 35 4.375
4 4 4 4 4 5 4 4 33 4.125
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
92

4 4 5 5 5 5 5 5 38 4.75
4 4 4 5 5 5 4 4 35 4.375
5 5 5 5 5 5 5 5 40 5
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4
4 4 4 5 5 5 4 4 35 4.375
4 4 5 5 4 4 4 4 34 4.25
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
3 3 4 4 4 4 4 4 30 3.75
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 5 5 5 5 5 5 38 4.75
4 4 4 4 4 4 5 4 33 4.125
4 4 4 5 5 5 5 5 37 4.625
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 5 5 5 5 5 4 37 4.625
4 4 4 4 5 5 4 4 34 4.25
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 4 4 4 5 4 4 33 4.125
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 5 5 5 5 5 5 38 4.75
4 4 4 5 5 5 4 4 35 4.375
4 4 5 5 5 5 5 5 38 4.75
4 3 3 3 4 4 4 4 29 3.625
4 4 4 5 5 5 4 4 35 4.375
4 4 5 5 4 4 4 4 34 4.25
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
3 3 3 4 4 4 4 4 29 3.625
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
5 5 5 5 5 5 5 5 40 5
4 4 4 4 4 4 5 4 33 4.125
4 4 4 5 5 5 5 5 37 4.625
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
4 3 3 4 4 4 4 4 30 3.75
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4
93

LAMPIRAN 3
HASIL UJI STATISTIK
DESKRIPTIF
94

Hasil Uji Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pengetahuan Perpajakan 100 3.86 5.00 4.6043 .32731


Kesadaran Wajib Pajak 100 3.60 5.00 4.5620 .35127
Kepatuhan Membayar Pajak 100 3.63 5.00 4.4800 .28743
Valid N (listwise) 100

Hasil Statistik Frekuensi Pengetahuan Perpajakan


Statistics

PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 PP6 PP7

N Valid 100 100 100 100 100 100 100

Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.3300 4.5700 4.5900 4.7500 4.7600 4.8300 4.4000
Sum 433.00 457.00 459.00 475.00 476.00 483.00 440.00

PP1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 67 67.0 67.0 67.0

5.00 33 33.0 33.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PP2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3.00 1 1.0 1.0 1.0

4.00 41 41.0 41.0 42.0

5.00 58 58.0 58.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


95

PP3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3.00 1 1.0 1.0 1.0

4.00 39 39.0 39.0 40.0

5.00 60 60.0 60.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PP4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 4.00 25 25.0 25.0 25.0

5.00 75 75.0 75.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PP5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 4.00 24 24.0 24.0 24.0

5.00 76 76.0 76.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PP6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 4.00 17 17.0 17.0 17.0

5.00 83 83.0 83.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PP7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 4.00 60 60.0 60.0 60.0

5.00 40 40.0 40.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


96

Hasil Statistik Frekuensi Kesadaran Wajib Pajak

Statistics

KWP1 KWP2 KWP3 KWP4 KWP5

N Valid 100 100 100 100 100

Missing 0 0 0 0 0
Mean 4.7300 4.2900 4.7300 4.7500 4.3100
Sum 473.00 429.00 473.00 475.00 431.00

KWP1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 4.00 27 27.0 27.0 27.0

5.00 73 73.0 73.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

KWP2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 4.00 71 71.0 71.0 71.0

5.00 29 29.0 29.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

KWP3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3.00 2 2.0 2.0 2.0

4.00 23 23.0 23.0 25.0

5.00 75 75.0 75.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


97

KWP4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3.00 2 2.0 2.0 2.0

4.00 21 21.0 21.0 23.0

5.00 77 77.0 77.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

KWP5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3.00 3 3.0 3.0 3.0

4.00 63 63.0 63.0 66.0

5.00 34 34.0 34.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Hasil Statistik Frekuensi Kepatuhan Membayar Pajak


Statistics

KMP1 KMP2 KMP3 KMP4 KMP5 KMP6 KMP7 KMP8

N Valid 100 100 100 100 100 100 100 100

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.0400 4.0600 4.3400 4.7200 4.8500 4.8600 4.7100 4.2600
Sum 404.00 406.00 434.00 472.00 485.00 486.00 471.00 426.00

KMP1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3.00 2 2.0 2.0 2.0

4.00 92 92.0 92.0 94.0

5.00 6 6.0 6.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


98

KMP2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3.00 4 4.0 4.0 4.0

4.00 86 86.0 86.0 90.0

5.00 10 10.0 10.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

KMP3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3.00 3 3.0 3.0 3.0

4.00 60 60.0 60.0 63.0

5.00 37 37.0 37.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

KMP4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3.00 1 1.0 1.0 1.0

4.00 26 26.0 26.0 27.0

5.00 73 73.0 73.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

KMP5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 4.00 15 15.0 15.0 15.0

5.00 85 85.0 85.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


99

KMP6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 4.00 14 14.0 14.0 14.0

5.00 86 86.0 86.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

KMP7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 4.00 29 29.0 29.0 29.0

5.00 71 71.0 71.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

KMP8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 4.00 74 74.0 74.0 74.0

5.00 26 26.0 26.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


100

LAMPIRAN 4
HASIL UJI VALIDITAS
DAN RELIABILITAS
101

Hasil Uji Validitas Pengetahuan Perpajakan


Correlations

PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 PP6 PP7 TX1


** ** ** ** ** **
PP1 Pearson Correlation 1 .545 .438 .307 .145 .318 .469 .666

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .149 .001 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** ** **
PP2 Pearson Correlation .545 1 .811 .549 .349 .398 .365 .834
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** **
PP3 Pearson Correlation .438 .811 1 .575 .465 .470 .295 .835
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** **
PP4 Pearson Correlation .307 .549 .575 1 .433 .415 .424 .747
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** * **
PP5 Pearson Correlation .145 .349 .465 .433 1 .307 .220 .581
Sig. (2-tailed) .149 .000 .000 .000 .002 .028 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** **
PP6 Pearson Correlation .318 .398 .470 .415 .307 1 .261 .618
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .002 .009 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** * ** **
PP7 Pearson Correlation .469 .365 .295 .424 .220 .261 1 .625
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .028 .009 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** **
TX1 Pearson Correlation .666 .834 .835 .747 .581 .618 .625 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
102

Hasil Uji Validitas Kesadaran Wajib Pajak

Correlations

KWP1 KWP2 KWP3 KWP4 KWP5 TX2


* ** ** * **
KWP1 Pearson Correlation 1 .240 .588 .531 .231 .694

Sig. (2-tailed) .016 .000 .000 .021 .000

N 100 100 100 100 100 100


* ** ** ** **
KWP2 Pearson Correlation .240 1 .354 .335 .716 .725
Sig. (2-tailed) .016 .000 .001 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** * **
KWP3 Pearson Correlation .588 .354 1 .614 .211 .751
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .035 .000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
KWP4 Pearson Correlation .531 .335 .614 1 .391 .783
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
* ** * ** **
KWP5 Pearson Correlation .231 .716 .211 .391 1 .710
Sig. (2-tailed) .021 .000 .035 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
TX2 Pearson Correlation .694 .725 .751 .783 .710 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
103

Hasil Uji Validitas Kepatuhan Membayar Pajak


Correlations

KMP1 KMP2 KMP3 KMP4 KMP5 KMP6 KMP7 KMP8 TY


** ** * ** ** * ** **
KMP1 Pearson Correlation 1 .750 .378 .237 .260 .263 .249 .404 .588

Sig. (2-tailed) .000 .000 .018 .009 .008 .013 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** ** ** **
KMP2 Pearson Correlation .750 1 .556 .384 .372 .378 .343 .459 .733
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** ** **
KMP3 Pearson Correlation .378 .556 1 .539 .320 .311 .407 .605 .774
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .002 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
* ** ** ** ** ** ** **
KMP4 Pearson Correlation .237 .384 .539 1 .583 .495 .416 .353 .738
Sig. (2-tailed) .018 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** * **
KMP5 Pearson Correlation .260 .372 .320 .583 1 .880 .472 .249 .717
Sig. (2-tailed) .009 .000 .001 .000 .000 .000 .012 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** * **
KMP6 Pearson Correlation .263 .378 .311 .495 .880 1 .377 .239 .677
Sig. (2-tailed) .008 .000 .002 .000 .000 .000 .017 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
* ** ** ** ** ** ** **
KMP7 Pearson Correlation .249 .343 .407 .416 .472 .377 1 .379 .668
Sig. (2-tailed) .013 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** * * ** **
KMP8 Pearson Correlation .404 .459 .605 .353 .249 .239 .379 1 .679
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .012 .017 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** ** **
TY Pearson Correlation .588 .733 .774 .738 .717 .677 .668 .679 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
104

Hasil Uji Reliability Pengetahuan Perpajakan


Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.830 7

Hasil Uji Reliability Kesadaran Wajib Pajak


Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.783 5
105

Hasil Uji Reliability Kepatuhan Membayar Pajak


Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.844 8
106

LAMPIRAN 5
HASIL UJI
ASUMSI KLASIK
107

Hasil Uji Asumsi Klasik


 Uji Normalitas

 Uji Multikolinieritas
a
Coefficients

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengetahuan Perpajakan .978 1.023
Kesadaran Wajib Pajak .978 1.023
a. Dependent Variable: Kepatuhan Membayar Pajak

 Uji Heterokedastisitas
108

LAMPIRAN 6
HASIL UJI HIPOTESIS
109

Hasil Uji Hipotesis


 Uji R square
b
Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .656 .430 .418 .21929

a. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan


b. Dependent Variable: Kepatuhan Membayar Pajak

 Uji Regresi Linier Berganda dan Uji t (Parsial)


a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.134 .394 2.875 .005

Pengetahuan Perpajakan .351 .068 .400 5.160 .000

Kesadaran Wajib Pajak .379 .063 .463 5.971 .000

a. Dependent Variable: Kepatuhan Membayar Pajak

 Uji F (Simultan)
a
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 3.514 2 1.757 36.542 .000

Residual 4.664 97 .048

Total 8.179 99

a. Dependent Variable: Kepatuhan Membayar Pajak


b. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan

Anda mungkin juga menyukai