Anda di halaman 1dari 122

SKRIPSI

ANALISIS AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI


PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI DESA SRI BASUKI
KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG
TENGAH DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Oleh:

NANDA EKA SUKMA


NPM. 1804021030

Program Studi Akuntansi Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


1443 H / 2022 M
ANALISIS AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI DESA SRI BASUKI
KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG
TENGAH DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Akuntansi (S.Akt)

Oleh:

Nanda Eka Sukma


NPM. 1804021030

Dosen Pembimbing: Esty Apridasari, M.S.I

Jurusan Akuntansi Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGER (IAIN) METRO


1443 H / 2022 M

ii
iii
iv
v
ABSTRAK
ANALISIS AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA SRI BASUKI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Oleh:
NANDA EKA SUKMA
NPM. 1804021030
Akuntabilitas merupakan suatu pertanggungjawaban pemerintah untuk
melaporkan dan menyajikan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan kepada
masyarakat. Pertanggungjawaban tersebut dilakukan agar pemerintah dapat
transparan dengan komitmen yang telah terbentuk dalam pelaksanaannya.
Pemerintah desa Sri Basuki, Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung
Tengah adalah pemerintah desa yang mendukung adanya Good Governance
khususnya akuntabilitas dan transparansi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan
akuntabilitas dan transparansi serta bagaimana kesesuaiannya dalam perspektif
Islam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data
yang diperoleh berupa sumber data primer dan sekunder dengan menggunakan
teknik pengumpulan dana berupa wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan pengelolaan keuangan desa yang
diterapkan oleh pemerintah desa Sri Basuki sudah sesuai dengan perundang-
undangan maupun ketentuan-ketentuan yang berlaku. Meskipun pengelolaan
keuangan desa yang dilakukan oleh pemerintah desa sangat baik, tetapi
pemahaman masyarakat mengenai kebijakan mengenai pengelolaan keuangan
desa masih rendah.

Kata kunci: Akuntabilitas, Transparansi dan Pengelolaan Keuangan Desa.

vi
vii
MOTTO

             

              

“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak


menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya
kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi
pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.”1

(Q.S. An-Nisa’: 58)

‫َاي َ ُةامْ ُمنَا ِف ِق ثَ َال ٌث ا َذا َحد ََّث نَ َذ َب َوا َذ َاوػَدَ أَ ْخلَ َف َوا َذا ئْ ُت ِم َن خ ََان‬
ِ

“Tanda orang munafik itu ada tiga, dusta dalam perkataan, menyelisihi janji

jika membuat janji, dan khianat terhadapt amanah.”

(HR. Bukhari no. 2682 dan Muslim no. 59)

viii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
kesehatan, rahmat dan hidayah, sehingga penulis masih diberikan kesempatan
untuk meyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar kesarjanaan. Walaupun jauh dari kata sempurna, namun penulis bangga
telah mencapai pada titik ini, yang akhirnya skripsi ini bisa selesai diwaktu yang
tepat.

Untuk karya yang sederhana ini, maka penulis persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu, Murkijo dan Siti Masriah (Almh.) tercinta yang telah
membesarkan dan mendidik saya dengan kasih sayang dan kesabaran
serta terimakasih atas doa, semangat, motivasi, pengorbanan, nasehat
serta kasih sayang yang tidak pernah henti sampai saat ini.
2. Adik dan Nenek tercinta, terimakasih telah menjadi penyemangat
dalam mengerjakan tugas akhir ini.
3. Dosen pembimbing terbaik Ibu Esty Apridasari, M.S.I yang sudah
membimbing serta memberi masukan dan saran selama ini, sehingga
saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Kepada Ridho Adit Sanjaya sebagai partner special saya, terimakasih
telah menjadi partner dalam segala hal yang baik, yang telah
meluangkan waktu untuk menemani, memberi bimbingan tambahan
dan memberikan semangat dukungan.
5. Almamater tercinta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
6. Last but not least, I wanna thank me for believing in me, I wanna thank
me for doing all this hard work, I wanna thank me for having no days
off, I wanna thank me never quitting, for just being me at all times.

1
Al-Qur’an, Surah An-Nisa’ Ayat 58

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan

kesehatan, rahmat dan hidayah, sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Analisis Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan

Desa Di Desa Sri Basuki Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung

Tengah Dalam Perspektif Islam.”

Dalam penyelesaian skripsi ini, peneliti telah menerima banyak bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. oleh karenanya peneliti mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag. PIA, selaku Rektor Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Metro.

2. Bapak Dr. Mat Jalil, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.

3. Bapak Northa Idaman, M.M, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Syariah

4. Ibu Esty Apridasari, M.S.I, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan serta memberikan pengarahan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Para Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, yang telah

memberikan ilmu dari dalam perkuliahan maupun diluar perkuliahan.

6. Terimakasih banyak atas doa, dukungan, serta suport yang telah Orang

Tua berikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

penuh semangat.

x
xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ............................................. vii
MOTTO .......................................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 7
D. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI


A. Desa ...................................................................................................... 11
B. Keuangan Desa..................................................................................... 13
C. Pengelolaan Keuangan Desa ................................................................ 14
D. Akuntabilitas ........................................................................................ 20
E. Transparansi ......................................................................................... 23
F. Akuntabilitas dan Transparansi dalam perspektif Islam ...................... 25
G. Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan dan
Pertanggungjawaban ............................................................................ 27

xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian ..................................................................... 36
B. Sumber Data ......................................................................................... 37
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 37
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ....................................................... 39
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Desa Sri Basuki ....................................................... 43
B. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Sri Basuki ......................... 53
C. Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa Sri Basuki .......................... 69

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 79
B. Saran ...................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Bimbingan Skripsi

2. Surat Izin Prasurvey

3. Surat Balasan Prasurvey

4. Formulir Konsultasi Bimbingan

5. Alat Pengumpulan Data

6. Outline

7. Surat Keterangan Lulus Plagiasi

8. Suat Research

9. Surat Tugas

10. Surat Keterangan Bebas Pustaka

11. Foto Dokumentasi

12. Riwayat Hidup

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Munculnya UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa merupakan bentuk

kepedulian pemerintah pusat kepada desa. Desa sebagai sistem pemerintahan

terkecil menuntut adanya perubahan guna mendukung pembangunan desa

yang lebih meningkat dan tingkat kehidupan masyarakat desa yang jauh dari

kemiskinan. Banyaknya permasalahan yang ada di desa sangat kompleks,

menjadikan alasan bagi desa untuk berkembang. Pembangunan memerlukan

perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban.

Keberadaan desa secara yuridis formal diakui dalam undang-undang

nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan peraturan pemerintah

nomor 72 tahun 2005 tentang desa. Pemahaman desa di atas menempatkan

desa sebagai suatu organisasi pemerintahan yang secara politis memiliki

kewenangan tertentu untuk mengurus dan mengatur warga atau komunitasnya.

Dengan posisi tersebut desa memiliki peran yang sangat penting dalam

menunjang kesuksesan pemerintah Nasional secara luas.

Desa sendiri menjadi garda terdepan dalam mencapai keberhasilan dari

segala urusan dan program pemerintah. Hal ini juga apabila dikaitkan dengan

komposisi penduduk Indonesia atau sebagian besar penduduk Indonesia saat

ini masih bertempat tinggal di kawasan pedesaan. Maka menjadi sangat logis

apabila pembangunan desa menjadi perioritas utama bagi kesuksesan

pembangunan nasional.
2

Pembangunan desa mempunyai peranan penting dan strategis dalam

menciptakan pemerataan pembangunan dan kepentingan masyarakat. 1 Dalam

upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, otonomi diberikan secara

leluasa untuk memanfaatkan potensi sebagaimana yang telah diatur dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Keuangan Desa. Pemberian otonomi daerah seluas-luasnya berarti

memberikan kewenangan dan keleluasaan kepada daerah untuk mengelola dan

memanfaatkan sumber daya daerah secara optimal.2

Tahap pengelolaan dana desa sama halnya dengan pengelolaan

keuangan desa, menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun

2014 Pasal 1 Ayat (6), dijelaskan bahwa Pengelolaan keuangan desa adalah

seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. 3 Keuangan desa dikelola

berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan

dengan tertib dan disiplin.4

Sebagai konsekuensi logis adanya kewenangan, tuntutan dan

pelaksanaan otonomi desa adalah tersedianya dana yang cukup. Sadu

Wasistiono menyatakan bahwa pembiayaan atau keuangan merupakan faktor

1
Isnantiya Sofitriana, “Analisis Pengelolaan Dana Desa Dalam Perspektif Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 di Desa Polobogo, Getasan Kabupaten Semarang”,
Jurnal Ekonomi, Sosial dan Humaniora 1, No. 8 (Maret 2020), 29.
2
Onsardi, Marini dan Ezizia Selvia, “ Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa Dalam
Perspektif Islam (Studi Kasus Di Desa Taba Padang Rejang Kecamatan Huku Palik Kabupaten
Bengkulu Utara)” Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi 4, No. 3 (September 2020), 249.
3
Khalida Shuha, “Analisis Pengelolaan Dana Desa (Studi Kasus pada Desa-Desa
Selingkungan Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman)”, Artikel, Universitas Negeri
Padang (2018), 2.
4
Hartina Husein dan Safaat Warandi, “Implementasi Permendagri No. 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa”, Jurnal Akuntansi 6, No. 2, (Desember 2020), 75.
3

esensial dalam mendukung penyelenggaraan otonomi desa, sebagaimana juga

pada penyelenggaraan otonomi daerah.5

Siklus pengelolaan keuangan desa tidak akan berjalan tanpa adanya tata

pemerintahan desa yang baik (Good Governance). Salah satu unsur utama dari

Good Governance adalah akuntabilitas. Selain akuntabilitas dalam

melaksanakan pemerintah yang baik juga diperlukan adanya unsur

transparansi.

Mursal dan Suhadi berpendapat bahwa Islam adalah ajaran suci, yang

lengkap (unified) dan komprehensif (mencakup semua aspek kehidupan). Oleh

karena itu, Islam harus dilihat dan diterjemahkan secara komprehensif dalam

kehidupan sehari-hari. Semua pekerjaan atau kegiatan dalam Islam, termasuk

kegiatan ekonomi, harus dijaga dalam kerangka aqidah dan syari’at (hukum

agama). Islam tidak mengizinkan seseorang bekerja sesuka hatinya untuk

mencapai tujuan dan cita-citanya dengan menghalalkan segala cara, seperti

penipuan, kecurangan, sumpah palsu, riba, suap, dan batil lainnya. Namun

dalam Islam, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh, apa yang benar, apa

yang salah, apa yang legal, dan apa yang illegal.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surah At-Taubat Ayat 105

yang berbunyi:

          

      

5
Nurhayati dan Muh. Saleh Ridwan, “Pengelolaan Dana Desa Dalam Perspektif Hukum
Islam”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi Syariah 1, No. 1 (Oktober 2019), 71.
4

Artinya:Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya


serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan.

Seperti yang dijelaskan dalam Qur’an surah At-Taubat bahwa orang-

orang harus mengerjakan pekerjaan dengan nyata seagaimana semestinya dan

sesuai ajarannya, karen Allah akan mengetahui yang nyata dan gaib.

Prinsip-prinsip yang memiliki sejarah ratusan tahun dan harus menjadi

dasar pemerintahan demokrasi modern, yaitu bagaimana manajemen

pemerintahan mengutamakan prinsip, partisipasi, transparan, dan

akuntabilitas, serta membuka ruang partisipasi masyarakat sesuai dengan

ketentuan konvesi dengan Allah Swt. Dalam Qur’an agama Islam yang

ditentukan tetap jujur dan bertanggungjawab atas apa yang dilakukan. Prinsip-

prinsip Islam akan menjadi dasar dari jalan pemerintahan yang baik yang akan

memajukan kemajuan negara, terutama sector public.

Desa Sri Basuki merupakan salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan

Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah yang menjadi lokasi penelitian

ini yang menerima Alokasi Dana Desa dengan Anggaran Pendapatan Tahun

2021 Rp. 1.089.859.000,00.-. Sementara itu dana tersebut akan di alokasikan

untuk BPJS Ketenagakerjaan, Operasional Kampung, Operasional Covid,

BLT, Pekerjaan Kampung.6

Berdasarkan prasurvey yang dilakukan diketahui bahwa laporan

keuangan Desa Sri Basuki Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung

6
Wawancara Iis Apriyanti (Sekretaris Desa), Senin, 13 Juni 2022, 10.56 WIB.
5

Tengah ini sudah menggunakan sistem komputerisasi yang mana di kerjakan

oleh bendahara desa dan di bantu oleh operator karena berbasis aplikasi

siskeudes (Sistem Keuangan Desa). Setelah dilaporkan sesuai dengan

pencatatan bendahara desa tersebut melakukan rekapan untuk dimasukkan

kedalam sistem yang digunakan oleh desa. Setelah dilakukan pencatatan

dalam sistem komputerisasi, kepala desa melaporkan keuangan tersebut

kepada pihak yang berwajib, laporan tersebut dibagi menjadi tiga yakni

laporan triwulan (3 bulan), semesteran (6 bulan) dan laporan tahunan (12

bulan).7

Dalam tahap pelaporan ini pemerintah desa Sri Basuki Kecamatan

Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah melaporkan kinerja selama 3

bulan, 6 bulan dan 12 bulan tersebut, apa saja yang telah terealisasi dalam

waktu tersebut dan berapa biaya yang dihabiskan untuk merealisasikan

pembangunan tersebut. Selama proses penatausahaan bendahara desa yang

berperan aktif untuk merekap seluruh pengeluaran dan pemasukan yang sudah

digunakan dan ini sudah kewajiban bendahara desa menurut Permendagri No.

113 Tahun 2014.

Berdasarkan prasurvey yang peneliti lakukan ditemuinya sebuah

permasalahan yaitu prinsip transparansi belum dilakukan sepenuhnya, karena

dalam tahap ini belum ada informasi di papan penegumuman atau papan

informasi mengenai jumlah pengeluaran maupun pemasukan dalam

7
Wawancara Iis Apriyanti (sekretaris desa), selasa, 14 Desember 2021, 20.25 WIB.
6

menjalankan kegiatan pengelolaan keuangan desa. 8 Sedangkan menurut

Permendagri No. 113 Tahun 2014 Pasal 40 dijelaskan bahwa “laporan realisasi

dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi

yang mudah diakses oleh masyarakat, seperti papan pengumuman, radio

komunikasi dan media informasi lainnya.”

Permasalahan selanjutnya, masyarakat desa Sri Basuki Kecamatan

Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah sebagian besar belum mengerti

akan pentingnya pertanggungjawaban keuangan desa. masyarakat belum

mengerti bagaimana dana itu digunakan dan bagaimana uang itu dibelanjakan

karena tidak diungkapkan secara terperinci dan terbuka kepada publik.

Sebagai masyarakat yang tertib dan membayar pajak, seharusnya masyarakat

juga ingin melihat dan mengetahui rincian dana yang mereka bayarkan

melalui pajak yang dipergunakan.9

Faktor lain yang mendorong penulis dalam melakukan penelitian

mengenai Pengelolaan Keuangan Desa Sri Basuki Kecamatan Seputih Banyak

Kabupaten Lampung Tengah karena peneliti ingin mendeskripsikan dan

menjelaskan sistem akuntabilitas dan transparansi perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban dari pengelolaan keuangan

Desa Sri Basuki Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah.

Peneliti mempunyai alasan tersendiri dalam memilih program

Pengelolaan Keuangan Desa dibandingkan dengan program lain yang

8
Wawancara Karmila (Masyarakat), Minggu, 13 Februari 2022, 17.45 WIB.
7

diprogramakan oleh pemerintah. Ketertarikan ini dikarenakan program

Pengelolaan Keuangan Desa memiliki implikasi yang besar dan signifikan

dalam pembangunan sebuah desa/kelurahan di setiap kabupaten yang ada di

Indonesia.

Berdasarkan latar belakang diatas adanya penelitian ini dimaksudkan

oleh peneliti untuk menganalisis bagaimana akuntabilitas dan transparansi

pengelolaan keuangan Desa di Desa Sri Basuki Kecamatan Seputih Banyak

Kabupaten Lampung Tengah dalam Perspektif Islam.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, didapatkan beberapa

pertanyaan yang muncul pada pengelolaan keuangan desa.

Pertanyaan penelitian yang timbul adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan

keuangan Desa Sri Basuki Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten

Lampung Tengah?

2. Apakah penerapan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan

keuangan Desa Sri Basuki Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten

Lampung Tengah sudah sesuai dengan perspektif Islam?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah:

9
Wawancara Masminto (Masyarakat), Minggu, 13 Februari 2022, 17.55 WIB.
8

a. Untuk menganalisis bagaimana penerapan akuntabilitas dan

transparansi dalam pengelolaan keuangan Desa Sri Basuki

Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah.

b. Untuk menganalisis kesesuaian penerapan akuntabilitas dan

transparansi pengelolaan keuangan Desa Sri Basuki Kecamatan

Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah dengan Perspektif

Islam.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuan dan memberi

manfaat serta informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan

berkepentingan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Praktis

a. Memberikan masukan kepada pemerintah desa agar menerapkan

akuntabilitas dan transparansi dengan baik dalam mengelola

keuangan desa dan sesuai dengan perspektif Islam

b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat serta sebagai

referensi bagi penelitian berikutnya untuk menghasilkan

penelitian yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Teoritis

a. Penelitian ini untuk mengembangkan pengetahuan serta

menambah wawasan mengenai akuntansi pemerintahan

khususnya pengelolaan keuangan desa.


9

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan

untuk penelitian berikutnya yang sejenis.

D. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ambar Veronicha (2020) yang berjudul

Transparansi Dana Desa Perspektif Hukum Islam (Studi di Desa Negeri

Ulangan Jaya Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan dana desa di Desa Negeri

Ulangan Jaya sudah berjalan sesuai dengan prinsip transparan.

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah

membahas tentang transparansi dalam pengelolaan dana desa,

perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan sebelumnya untuk

mengetahui bagaimana kesesuaian transparansi dengan hukum Islam,

sedangkan peneliti sendiri ingin mengetahui bagaimana akuntabilitas dan

transparansi dalam perspektif Islam.

2. Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Nurul Farhana Puteri (2020)

yang berjudul Analisis Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa Di Desa

Salo Timur Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa transparansi pengelolaan keuangan desa yang di

lakukan di Desa Salo Timur ini sudah dapat dikatakan transparansi, hal ini

dibuktikan dengan analisa berbagai pertanyaan tentang beberapa indikator

yang diajukan kepada aparatur desa maupun masyarakat yang sudah sesuai

dengan aturan yang ada.


10

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah

membahas tentang transparansi dalam pengelolaan dana desa.

Perbedaannya yaitu penelitian yang sebelumnya melakukan penelitian

pada transparansi pengelolaan keuangan desa tidak mengacu pada

perspektif Islam, sedangkan peneliti sendiri mengacu pada perspektif

Islam.

3. Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Esa Devi Aprili Hayuningtyas

(2020) yang berjudul Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas dalam

Keuangan Dana Desa (Studi Kasus Pada Desa Soko, Kecamatan Miri,

Kabupaten Sragen). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan

transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas di desa Soko sudah baik.

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah

membahas tentang transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola

keuangan desa. Perbedaannya yaitu penelitian yang sebelumnya

melakukan penelitian pada responsibilitas, sedangkan peneliti sendiri

hanya meneliti transparansi dan akuntabilitas saja.


11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Desa

Secara etimologi kata “desa” berasal dari bahasa sansekerta, yaitu

deca yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Menurut UU No.

6 Tahun 2014 tentang Desa, yang dimaksud dengan “Desa” adalah desa dan

desa adat. “Desa” adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal

usul, dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.1 Pengertian desa

menurut beberapa ahli :

1. R. Bintarto (1977)
Desa merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh

unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, serta kurtural setempat

dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.

2. Sutarjo Kartohaikusumo (1965)


Desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat

yang berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri yairu

pemerintah terendah dibawah camat.

3. Paul H Landis
Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari

2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut:


12

a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling mnegenal di antara ribuan

jiwa.

b. Mempunyai pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap

kebiasaan.

c. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang

sangat dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam,

kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah

bersifat sambilan.

Menurut Bastian, “Ciri-ciri pedesaan antara lain:

1. Tingkat kepadatan penduduk rendah.

2. Kegiatan di pedesaan didominasi oleh kegiatan pertanian dan

peternakan.

3. Masih banyak ditemukan hewan liar seperti burung, tikus, tupai, dan

ular.

4. Penduduknya terkonsentrasi dalam bentuk kluster yang disebut desa.

5. Hubungan sosial antar masyarakat masih sangat akrab dan saling

membantu.

Desa mempunyai kewenangan sesuai dengan yang tertuang dalam

Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa, yang meliputi

kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan

pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak

1
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 1 Ayat 1.
13

asal usul, dan adat istiadat desa.2 Tujuan dari pembentukan desa adalah

untuk meningkatkan kemampuan penyelenggaraan pemerintahan secara

berdaya guna dan berhasil guna dan peneningkatan pelayanan terhadap

masyarakat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemajuan

pembangunan.

B. Keuangan Desa

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014

tentang Pengelolaan Keuangan Desa, keuangan desa adalah semua hak dan

kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa

uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan dan kewajiban desa.3

keuangan desa tertuang dalam Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa (APBDesa). APBDesa merupakan rencana keuangan tahunan

pemerintah desa yang dibahas dan disetujui oleh pemerintah desa dan Badan

Permusyawaratn Desa (BPD), dan ditetapkan dalam peraturan desa (Perdes).

Sumber keuangan desa umumnya berasal dari Pendapatan Asli Desa

(PAD), dana dari pemerintah, dan hasil dari BUMdes yang sudah tercantum

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). 4 Prinsip

pengelolaan keuangan desa yang baik meliputi:

Rancangan APBDesa yang berbasis program.

2
Helwin Effendi, “Pengelolaan Dana Desa Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 113 Tahun 2014 (Studi Kasus Pada Nagori Kahean Kecamatan Dolok Batu Nanggar
Kabupaten Simalungun),” Jurnal Manajemen dan Keuangan 7, No. 1, (Juni 2019), 82.
3
Didit Herlianto, Manajemen Keuangan Desa (Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2017), 2
4
Jeacklin Valenia Mamuaya, Harijanto Sabijono dan Hendrik Gamaliel, “Analisis
Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014 (Studi Kasus di Desa
Adow Kecamatan Pinolosian Tengah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan),” Jurnal EMBA 5,
No. 2, (Juni 2017), 1022.
14

1. Rancangan APBDesa yang berdasarkan pada partisipasi unsur-unsur

masyarakat dari bawah.

2. Keuangan dikelola secara bertanggung jawab (akuntabilitas),

keterbukaan (transparansi) dan daya tanggap (responsivitas) terhadap

prioritas kebutuhan masyarakat.

3. Memelihara dan mengembangkan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan (pelayanan dan pemberdayaan).

Secara khusus, desa memiliki peran penting dalam menyediakan

layanan infrastruktur pedesaan dan terlibat dalam kegiatan penurunan

kemiskinan, kesejahteraan sosial, pendidikan dasar dan kesejahteraan publik.

Kepala desa sebagai kepala pemerintahan desa merupakan pemegang

kekuasaan pengelolaan keuangan desa dimana salah satu wewenang Kepala

Desa adalah terkait pelaksaan anggarana pendapatan dan belanja desa yang

dikelola dalam rangka pelaksanaan program serta kegiatan desa tersebut.

C. Pengelolaan Keuangan Desa


Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 menyatakan bahwa, pengelolaan

keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan

desa.5 Pengelolaan keuangan Desa dikelola dalam masa 1 tahun anggaran

yaitu dimulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.6 Keuangan Desa

dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta

5
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Pasal 1 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.
15

dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.7 Kepala desa merupakan

pemegang kekuasaan tertinggi dalam pengelolaan keuangan desa, dimana

dalam melakukan pelaksanaannya dibantu oleh PTKD (Pelaksanaan Teknis

Pengelola Keuangan Desa). PTPKD terdiri atas sekretaris desa, kepala seksi,

dan bendahara desa.

Pengelolaan keuangan desa tertuang dalam Permendagri No. 113 Tahun

2014 yang menjelaskan bahwa APBDesa terdiri dari pendapatan desa,

belanja desa dan pembiayaan desa. pendapatan desa yaitu semua penerimaan

uang melalui rekening desa yang merupakan hak untuk setiap desa dalam satu

periode anggaran, pendapatan desa terdiri atas pendapatan asli desa, transfer

dari daerah dan pusat serta pendapatan lain-lain. Belanja desa merupakan

semua pengeluaran yang dilakukan desa melalui rekening desa yang menjadi

kewajiban bagi setiap desa dalam jangka waktu satu tahun periode.

Pembiayaan desa merupakan semua penerimaan yang harus dibayarkan

kembali dan/atau semua pengeluaran yang akan diterima kembali.

Pengelolaan keuangan desa merupakan pengelolaan keuangan yang

dapat dipertanggungjawabkan mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, hingga pelaporan keuangan desa. untuk mencapai efektifitas

dan efisien dalam mengelola Keuangan Desa diperlukan asas atau prinsip

6
M. Thoyib, Chandra Satria, Septiana dkk, “Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan
Desa (Studi Pada Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin)”, Jurnal Ekonomica Sharia 5, No. 2,
(Februari 2020), 14.
7
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Pasal 2 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.
16

yang harus dijadikan pedoman. Asas atau prinsip yang dimaksud adalah

sebagai berikut: 8

1. Asas Kesatuan, yaitu asas atau prinsip yang menghendaki semua

Pendapatan dan Belanja Negara disajikan dalam kesatuan dokumen

anggaran desa.

2. Asas Universalitas, yaitu asas atau prinsip yang mengharuskan setiap

transaksi keuangan desa ditampilkan secara utuh dalam dokumen

anggaran desa.

3. Asas Tahunan, yaitu asas atau prinsip yang membatasi masa berlakunya

anggaran untuk setiap tahun anggaran.

4. Asas Spesialitas, yaitu asas atau prinsip yang mewajibkkan agar setiap

kredit anggaran yang disediakan terperinci secara jelas peruntukannya.

5. Asas Akuntabilitas, yaitu asas attau prinsip yang menentukan bahwa

setiap kegiatan pengelolaan keuangan desa harus dapat di

pertanggungjawabkan kepada masyarakat desa, sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan.

6. Asas Proporsionalitas, yaitu asas atau prinsip yang mengutamakan

keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam pengelolaan keuangan

desa.

7. Asas profesionalitas, yaitu asas atau prinsip yang mengutamakan

keahlian berdasarkan kode etik dan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku.

8
Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah, Pengelolaan Keuangan Desa (Bandung:
17

8. Asas ketebukaan, yaitu asas atau prinsip yang membuka diri terhadap hak

masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak

diskriminatif tentang pengelolaan keuangan desa dengan tetap

memperhatikan perlindungan terhadap hak pribadi dan golongan.

9. Asas Pemeriksaan Keuangan oleh badan pemeriksa keuangan (BPK)

yang bebas dan mandiri, yaitu asas atau prinsip yang memberikan

kebebasan bagi BPK untuk melakukan pemeriksaan keuangan desa

dengan tidak di pengaruhi oleh siapapun.

10. Asas Value For Money, yaitu asas atau prinsip yang menekankan bahwa

dalam pengelolaan keuangan desa harus dilakukan secara ekonomis,

efisien dan efektif.

11. Asas Kejujuran, yaitu asas atau prinsip yang menekankan dalam

pengelolaan dana public (termasuk APBDesa) harus dipercayakan kepada

aparat yang memiliki integritas dari kejujuran yang tinggi, sehingga

potensi munculnya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dapat

diminimalkan.

12. Asas Pengendalian, yaitu asas atau prinsip yang menghendaki

dilakukannya monitoring terhadap penerimaan maupun pengeluaran

anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDesa).

13. Asas Ketertiban dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan,

yaitu asas atau prinsip yang mengharuskan bahwa dalam pengelolaan

FOKUSMEDIA, Mei 2015), 7.


18

keuangan desa wajib berpedoman kepada peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

14. Asas Bertanggungjawab, yaitu asas atau prinsip yang mewajibkan kepada

penerima amanah atau penerima mandat untuk mempertanggung

jawabkan pengelolaan dan pengendalian sumberdaya dan pelaksana

kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan.

15. Asas Keadilan, yaitu asas atau prinsip yang menekankan perlunya

keseimbangan distribusi kewenangan dan pendanaannya dan

keseimbangan distribusi hak dan kewajiban pertimbangan obyektif.

16. Asas Kepanutan, yaitu asas atau prinsip yang menekankan adanya suatu

sikap dan tindakan yang wajar dan proporsionalitas.

17. Asas Manfaat untuk masyarakat, yaitu asas atau prinsip yang

mengharuskan bahwa keuangan desa wajib digunakan atau diutamakan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa.

Berbagai asas atau prinsip pengelolaan keuangan tersebut perlu

dijadikan sebagai pedoman dalam mengelola keuangan desa, agar dana desa

dapat dipergunakan secara efektif, efesien, ekonomis, dan berkeadilan. Secara

efektif artinya pengelolaan keuangan desa tersebut harus dapat mencapai

tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, secara efesien artinya pengelolaan

keuangan yang dimaksud dapat menghasilkan perbandingan terbaik antara

masukan dan pengeluarannya. Sedangkan secara ekonomis, artinya

pengelolaan keuangan tersebut dapat menghasilkan perbandingan yang


19

terbaik antara masukan dengan nilai masukan, adapun secara berkeadilan

artinya pengelolaan keuangan tersebut dapat memenuhi rasa keadilan dalam

masyarakat.

Pengelolaan keuangan desa harus bersifat transparansi dimana tidak ada

yang di sembunyikan baik dan buruknya pengelolaan keuangan desa tersebut

bisa dinilai dari kinerja perangkat desa tersebut. Disamping bersifat

transparansi pengelolaan keuangan desa juga harus bersifat akuntabilitas

dimana pemerintah desa harus bertanggungjawabdalam mengelola keuangan

desa sesuai dengan amanah dan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Bertanggungjawab berarti mengelola keuangan dengan baik, jujur dan tidak

melakukan penyelewengan dengan semangat tidak memakan uang rakyat

(korupsi).

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014

Pasal 1 Ayat (6) tentang Pengelolaan Keuangan Desa, menjelaskan bahwa

Pengelolaan Keuangan Desa merupakan seluruh kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban atas keuangan desa. Pengelolaan keuangan desa juga

harus dilakukan berdasarkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

Governance). Hal yang menjadi perhatian penting dalam Good Governance

yaitu transparansi dan akuntabilitas. Pemerintah desa tidak akan kuat dan

otonomi tidak akan bermanfaat bagi masyarakat jika tidak ditopang hal

tersebut.
20

D. Akuntabilitas

Menurut Permendagri No 113 Tahun 2014 keuangan desa dikelola

berdasarkan asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan

tertib dan disiplin anggaran.9 Sementara itu akuntabilitas secara umum adalah

pertanggungjawaban oleh lembaga yang diberi wewenang dalam mengelola

sumber daya publik.

Akuntabilitas menurut Peraturan Perundang-Undangan Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan

hasil akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintah desa harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan. Oleh karena itu, pengelolaan ADD merupakan sumber

pendapatan desa yang paling utama yang harus dipertanggungjawabkan

dengan transparansi kepada masyarakat dan pemerintah pusat sebagai

pemberi kewenangan atau sumber anggaran. Dalam mempertanggung

jawabkan suatu pelaksanaan dari program ADD kepada pemerintah pusat

melalui pelaporan dan pertanggungjawabaan pengelolaan ADD kepada

masyarakat dalam bentuk fisik.10

Akuntabilitas memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja pemerintah

desa dengan tugas-tugas yang dibebankan dalam rangka meningkatkan nilai

dan kualitas kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Menilai kerja pemerintah

9
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Pasal 2 Ayat 1 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa.
10
Siti Utami Rinjani. “Analisis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan
Alokasi Dana Desa di Desa Wakan Lombok Timur”. Jurnal Humanitas 6, No. 2 (Juni 2020), 153.
21

desa dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Muindro, akuntabilitas publik merupakan kewajiban

pemerintah untuk bertanggungjawab dalam menyajikan, melaporkan serta

memberikan informasi mengenai segala aktivitas dan kegiatan. Akuntabilitas

merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol dalam pencapaian hasil pada

pelayanan publik. Akuntabilitas juga merupakan perwujudan kewajiban

seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan

dari awal hingga akhir dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

melalui media pertanggungjawaban secara periodik.

Dalam kaitan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dapat dimaknai

sebagai bentuk perwujudan kewajiban kepala desa dalam mempertanggung

jawabkan pengelolaan keuangan desa yang dipercayakan kepadanya dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media

pertanggungjawaban secara periodik.11

Akuntabilitas perlu dilakukan dengan melalui media yang selanjutnya

dapat dikomunikasikan kepada pihak internal maupun pihak eksternal

(publik), secara periodik maupun secara tak terduga sebagai sebuah

kewwajiban hukum dan bukan karena sukarela. Akuntabilitas mempunyai 2

jenis yaitu:

1. Akuntabilitas Internal, dimana berlaku untuk setiap tingkatan dalam

organisasi internal penyelenggaraan negara termasuk pemerintah


22

dimana setiap jabatan atau petugas publik baik individu atau kelompok

berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan kepada atasan langsung

mengenai perkembangan kinerja atau hasil pelaksanaan kegiatannya

secara priodik atau sewaktu-waktu bila dirasa perlu.

2. Akuntabilitas Eksternal, dimana terdapat pada setiap lembaga negara

sebagai sebuah organisasi untuk mempertanggungjawaban semua

amanat yang telah diterima dan telah dilaksanakan untuk kemudian

dikomunikasikan kepada pihak eksternal dan lingkungannya.

Indikator yang digunakkan BAPPENAS untuk mengukur

akuntabilitas adalah:

1. Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur

pelaksanaan.

2. Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan atau kelalaian dalam

pelaksanaan kegiatan.

3. Adanya output dan outcome yang terukur.

Perangkat pendukung Indikator:

1. Adanya Standard Operating Procedure (SOP) dalam

penyelenggaraan urusan pemerintahan atau dalam penyelenggaraan

kewenangan/pelaksanaan kebijakan;

2. Mekanisme pertanggungjawaban;

3. Laporan tahunan;

11
Muhammad Luthfi Iznillah, Amir Hasan dan Yesi Mutia, “Analisis Transparansi dan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Di Kecamatan Bengkalis”, Jurnal Akuntansi 7, No. 1
23

4. Laporan pertanggungjawaban;

5. Sistem pemantauan kinerja penyelenggara negara;

6. Sistem pengawasan;

7. Mekanisme reward and punishment.

E. Transparansi

Transparansi secara harfiah adalah jelas, dapat dilihat secara

menyeluruh. Dengan demikian transparansi merupakan keterbukaan dalam

melaksanakan suatu proses kegiatan. Dengan adanya transparansi disetiap

kebijakan dan keputusan dilingkungan organisasi dan pemerintah, maka

keadilan dapat ditumbuhkan.

Transparansi merupakan penyampaian informasi tentang proses

pengelolaan maupun penyelenggaraan pemerintah desa secara terbuka dan

jujur kepada seluruh masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa

masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui serta dapat mengakses

informasi secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban

pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya

dan ketaatannya kepada peraturan perundang-undangan. Transparansi dapat

menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh

informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yaitu informasi tentang

kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil yang dicapai dari

kebijakan tersebut.

(Oktober 2018), 33.


24

Transparansi sendiri merupakan suatu tindakan yang dilakukan

pemerintah untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

mengakses informasi. Sehingga dengan adanya transparansi dapat

membangun kepercayaan masyarakat melalui akses yang memadai untuk

mendapatkan informasi yang fakta dan akurat. Transparansi atau keterbukaan

dapat di artikan sebagai tindakan yang memungkinkan suatu persoalan dapat

menjadi jelas, serta mudah untuk dipahami oleh masyarakat dan dapat

dibuktikan kebenarannya sehingga tidak ada lagi permasalahan.

Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 menjelaskan bahwa,

transparansi adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat

untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang

keuangan daerah.

Transparansi sangat penting bagi pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah

dalam menjalankan mandat dari rakyat. Dimana mengingat pemerintah saat

ini memiliki kewenangan mengambil berbagai keputusan penting yang

berdampak bagi orang banyak, pemerintah harus menyediakan informasi

yang lengkap mengenai apa yang dikerjakannya. Dengan demikian

transparansi menjadi instrumen penting yang dapat menyelamatkan uang

rakyat dari perbuatan korupsi.

Indikator yang digunakan BAPPENAS untuk mengukur transparansi

adalah:

1. Tersedianya informasi yang memadai pada setiap proses penyusunan dan

implementasi kebijakan publik.


25

2. Adanya akses pada informasi yang siap, mudah dijangkau, bebas

diperoleh, dan tepat waktu.

Perangkat pendukung:

1. Peraturan yang menjamin hak untuk mendapatkan informasi;

2. Website

3. Iklan layanan masyarakat

4. Media cetak dan elektronik

5. Papan pengumuman.

F. Akuntabilitas dan Transparansi dalam Perspektif Islam

Akuntabilitas dalam perspektif Islam tercantum dalam Al-Quran surah

An Nisa’ ayat 58 sebagai berikut:

‫هللا يَبْ ُم ُر ُ ُْك َا ْن ثُ َؤ ُّد واا ْ َْلمن ِت َاﱃٓى ِ َْلْل َو ِا َذا َح َ َْك ُ ُْت ت َ ْ َْي امنَّ ِاس َا ْن‬
َ ‫ِا َّن‬
‫م‬ ‫كىل‬ ‫كلے‬
َ ‫اهللا هِ ِؼ َّما ي َ ِؼ ُظ ُ ُْك تِو ِا َّن‬
ً ْ ‫هللا ََك َن َ َِس ْي ًؼا ت َ ِص‬
۞٨٥ ‫ْيا‬ َ ‫َ َْت َُكُ ْو ِاِبمْ َؼ ْد ِل ِا َّن‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanah kepada
orang yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan
hukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan
adil. Sungguh, Allah sebaik-baiknya yang memberi pengajaran
kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.”
Hubungan surah An-Nisa’ ayat 58 diatas dengan akuntabilitas yaitu

terletak pada konsep dasar yang sama. Dimana pada ayat tersebut seseorang

yang diberikan amanah mempunyai kewajiban menyampaikan amanah

kepada orang yang berhak menerimanya.12

Tanggungjawab menurut syariat Islam adalah suatu sarana sumber

kehidupan, dan dalam hukum Al-Quran dan As-Sunnah mendefinisikan


26

hukum Islam sebagai disiplin hermeneutika yang membahas dan menafsirkan

wahyu melalui sunnah. Al-Quran dan Hadits dengan jelas mendefinisikan apa

yang benar, jujur dan adil, apa yang menjadi prioritas masyarakat, apa peran

dan tanggungjawab perusahaan, dan dalam beberapa hal juga menguraikan

standar akuntansi khusus untuk praktik akuntansi.

Transparansi dalam perspektif Islam sebagaimana yang tercantum

dalam Al-Quran surah At-Taubah ayat 119 yang berbunyi:

ّ ‫وهللا َو ُن ْوه ُْوا َم َع‬


٩٩٩٥ ‫امص ِد ِك ْ َْي‬ ِ َّ َ ُّ‫ٓ َيَهُّي‬
َ ‫ااَ ْن َن ا َمنُوااث َّ ُل‬

Artinya : Wahai orang-orang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan


bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.
Dalam Islam diungkapkan dalam dua nilai utama yang menjadi sifat

wajib bagi para Nabi, yaitu Shidq dan amanat. Shidq merupakan kejujuran

dalam menerima, mengelola dan menyampaikan informasi, lawan dari shidq

adalah kidzb. Nabi Muhammad SAW menjelaskan “jauhilah oleh kamu dusta,

karena dusta membawa kamu kepada kedurhakaan dan neraka”. Dusta adalah

upaya untuk melakukan manipulasi dalam penerimaan, pengolahan dan

penyampaian informasi.

Transparansi anggaran merupakan salah satu bentuk shidq.

Menyembunyikan anggara adalah bentuk kebohongan yang paling jelas.

Dalam kaidah Ushul Fiqh ditegaskan: ma la yatimmul wajib illah bih fahuwa

wajib, artinya kalau kewajiban tidak bisa dijalankan kecuali dengan sesuatu

12
Onsardi, Marini dan Ezizia Selvia, “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa Dalam
Perspektif Islam (Studi Kasus Di Desa Taba Padang Rejang Kecamatan Huku Palik Kabupaten
Bengkulu Utara)”, Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi 4, No. 3 (September 2020), 251.
27

maka sesuatu itu menjadi wajib. Shidq berkaitan dengan amanata, bila shidq

berkaitan dengan proses informasi anggaran, amanah berkaitan dengan

kesetiaan untuk mengalokasikan dan mendistribusikan anggaran kepada yang

berhak dalam istilah Islam, menyampaikan amanat kepada ahlinya.

Konsep dari transaparansi dalam perspektif Islam adalah dilaksanakan

dalam bentuk pengungkapan fakta mengenai kondisi keuangan dan

ketersediaan informasi yang akurat dan terbuka bagi pengguna dan pihak-

pihak yang membutuhkan informasi tersebut dan hal ini dapat mendukung

pengelolaan keuangan desa sebagai salah satu pilar dalam ajaran Islam.

G. Perencanan, Pelaksaan, Penatausahaan, Pelaporan dan

Pertanggungjawaban

Permendagri No. 113 Tahun 2014, dijelaskan pada BAB V Pasal 20 s/d

42 bahwa Pengelolaan Keuangan Desa merupakan keseluruhan kegiatan yang

meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban keuangan desa. dimana 5 kegiatan tersebut harus

diterapkan dalam pengelolaan keuangan desa.

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan rangkaian kegiatan pengelolaan keuangan

desa diawali dengan proses perencanaan dan penganggaran. Perencanaan

merupakan langkah awal dari aktivitas manajerial. Karena sempurnanya

suatu aktivitas manajemen tetap membutuhkan sebuah perencanaan.

Perencanaan yaitu sebuah proses untuk menentukan tindakan masa depan


28

yang tepat melalui urutan pilihan dan prioritas dengan memperhitungkan

sumber daya yang tersedia.

Sekretaris desa menyusun rancangan peraturan desa tentang

APBDesa berdasarkan RKPDesa tahun berjalan. Sekretaris desa

menyampaikan rancangan peraturan desa kepada kepala desa dan

kemudian kepala desa menyampaikan nya kepada Badan

Permusyawaratan Desa untuk membahas dan menyepakati rancangan

peraturan desa APBDesa. Rancangan peraturan desa APBDesa tersebut

diberikan kepada bupati untuk dievaluasi, apabila sudah dievaluasi dan

disepakati oleh bupati maka akan ditetapkan menjadi peraturan desa

APBDesa. Pemerintah desa menyusun perencanaan desa sesuai dengan

kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan

kabupaten/kota.13

Segala sesuatu itu membutuhkan rencana, sebagaimana dalam

hadis Nabi Muhammad SAW: “Jika Engkau ingin mengerjakan suatu

pekerjaan, maka pikirkanlah akibatnya, maka jika perbuatan tersebut

baik, ambillah dan jika perbuatan itu jelek, maka tinggalkanlah.”(HR.

Ibnu Mubarak).

Konsep tentang perencanaan hendaknya memperhatikan apa yang

telah dikerjakan pada masa lalu untuk merencanakan sesuatu pada masa

13
Zulkarnain zulkarnain dan Widi Nurdiati, “Analisis Penerapan Peremendagri Nomor
113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Studi pada Desa Bojongasih Kabupaten
Sukabumi)”, Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi 6, No. 1 (Maret 2020), 1623.
29

yang akan datang. Sebagaimana tercantum dalam Al-Quran surah Al-

Hasyr ayat 18 yang berbunyi:14

.‫هللا َخب ْ ٌِْي ِت َماثَ ْؼ َملُ ْو َن‬


‫م‬
َ ‫اهللا َومْ َت ْن ُظ ْ هر َ ْف ٌس َّماكَدَّ َم ْت ِم َغ ٍد َواث َّ ُلو‬
َ ‫اهللا ِا َّن‬
‫كاے‬ ‫ج‬ ِ َّ َ ُّ‫ٓ َيَهُّي‬
َ ‫ااَ ْن َن ا َمنُوااث َّ ُلو‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah


dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untu hari esok (akhirat), dan bertakwalah
kepadal Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat terhadap apa
yang kamu kerjakan.
Ayat diatas menjelaskan bahwa, kita diperintahkan untuk selalu

melakukan intropeksi dan perbaikan guna mencapai masa depan yang

lebih baik.

b. Pelaksanaan

Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, tahap kedua setelah

perencanaan adalah pelaksanaan. Pelaksanaan kegiataan dan penggunaan

anggaran harus dipertanggungjawabkan dengan baik. Dengan asas

akuntabel, kepala desa mempertanggungjawabkan dan melaporkan

pelaksanaan kegiatan acara tertib kepada masyarakat maupun kepada

jajaran pemerintah diatasnya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Pengelolaan keuangan desa yang partisipatif berarti sejak tahap

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan pelaporan dan pertanggung

14
Ibid., 252
30

jawaban wajib melibatkan masyarakat, para pemangku kepentingan di

desa serta masyarakat luas.

Keterbukaan informasi juga sangat diperlukan dalam proses

pelaksanaan pembangunan desa, hal ini untuk menghindari konflik

dengan masyarakat dan menghindari tuduhan-tuduhan masyarakat.

Pelaksanaan atau actuating dalam perspektif syariah tertulis dalam

kalimat bahasa arab “Man Jadda Wa Jada” yang artinya barang siapa

yang bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil. Pelaksanaan suatu

pekerjaan tercantum dalam Al-Quran surah Al-Kahfi ayat 2 yang

berbunyi:15

‫ْل‬
‫امص ِلح ِت َا َّن مَي ُْم َا ْج ًرا َح َس نًا‬ َ ّ ِ َ‫كَ ِيّ ًما ِم ّ ُي ْن ِذ َرتَبْ ًس َاش ِديْدً ا ِّم ْن َّ َُّلهْ ُو َويُب‬
ّ ‫ّشامْ ُم ْؤ ِم ِن ْ َْي َّ ِاَ ْن َن ي َ ْؼ َملُ ْو َن‬

Artinya : Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan


siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita
gembira kepada orang-orang yang beriman, yang
mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat
pembalasan yang baik.
Terkait dengan pemerintahan desa segala bentuk pembangunan

baik yang bersifat pembangunan infrastruktur maupun pemberdayaan

masyarakat merupakan bentuk amal soleh karena memberikan

kemaslahatan bagi umat atau masyarakat, maka bagi pemerintah desa

yang amanah dalam melaksanakan pemerintahan desa akan memperoleh

balasan berupa kebaikan.

15
Ibid., 253
31

c. Penatausahaan

Penatausahaan keuangan desa merupakan kegiatan pencatatan yang

dilakukan oleh bendahara desa. bendahara desa wajib melakukan

pencatatan terhadap seluruh transaksi yang ada berupa penerimaan dan

pengeluaran. Menurut Lapananda , Penatausahaan keuangan desa adalah

kegiatan mengatur keuangan desa dalam rangka mewujudkan asas

pengelolaan keuangan desa yaitu asas transparan dan asas akuntabel.


16
Penatausahaan merupakan langkah ketiga dalam melakukan proses

pengelolaan keuangan desa, disini bendahara yang berperan aktif dalam

menata seluruh pengeluaran dan pemasukan keuangan desa. Dalam

mencatat seluruh penerimaan dan pengeluaran yang digunakan untuk

kegiatan yang telah dilaksanakan menggunakan Buku Kas Umum

(BKU), Buku kas Pembantu Pajak, Buku Bank.

Penatausahaan merupakan proses tulis menulis atau proses

mencatat yang merupakan rangkaian dari suatu siklus atau sistem yang

konsisten, sehingga menghasilkan sebuah tatanan yang rapi. Sesuai

dengan firman Allah SWT yang tercantum dalam surah Al-Baqarah ayat

282 yang berbunyi:17

16
Jeacklin Valenia Mamuaya, Harijanto Sabijono dan Hendrik Gamaliel, “Analisis
Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014 (Studi Kasus di Desa
Adow Kecamatan Pinolosian Tengah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan),” Jurnal EMBA 5,
No. 2, (Juni 2017), 1022.
17
Ibid., 253
32

‫ااَ ْن َن ا َمنُ ْ ٓوا ِا َذا ثَدَ ايَن ْ ُ ُْت ت َِذ ْن ٍن ِاﱃٓ َا َج ٍل ُّم َس ًّمى فَا ْن ُت ُب ْو ُهكاے َومْ َي ْك ُت ْة تَّيْنَ ُ ُْك ََكثِ ٌة‬
‫م‬
ِ َّ َ ُّ‫ٓ َيَهُّي‬
‫هللا فَلْ َي ْك ُت ْةج َومْ ُي ْم ِللِ َّ ِاَ ْي ػَلَ ْي ِو امْ َح ُّق‬ُ ‫ِِبمْ َؼ ْد ِلصاے َو َْليَبْ َب ََكثِ ٌة َا ْن نَّ ْك ُت َة َ َمَكػَل َّ َم ُو‬
‫هللا َرتَّو َو َْلي َ ْبخ َْس ِمنْ ُو َشيْئًاكاے فَ ِا ْن ََك َن َّ ِاَ ْي ػَلَ ْي ِو امْ َح ُّق‬ َ ‫َومْ َيتَّ ِق‬
‫َس ِفْيْ ً ْااوضَ ِؼ ْيفً ْااو َْلي َْس َت ِط ْي ُع َا ْن ي ُّ ِم َّل ى َُوفَلْ ُي ْم ِل ْل َو ِميُّو ِِبمْ َؼ ْد ِلكاے َوا ْست َ ْشيِدُ ْوا َش ِي ْيدَ ْن ِن ِم ْن‬
.‫ّ ِر َجا ِم ُ ُْكج فَ ِا ْن م َّ ْم نَ ُك ْوَنَ َر ُجلَ ْ ِْي‬
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di
antara kamu menuliskannya dengan benar dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah
orang yang berhutang itu mendektekan (apa yang akan ditulis
itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikitpun dari hutangnya.”
Makna dari ayat di atas memberikan sebuah penjelasan betapa

pentingnya mencatat suatu transaksi baik yang dilakukan secara tunai

maupun secara kredit atau ditangguhkan. Perintah mencatat tersebut

bertujuan sebagai pengingat saat pemberi hutang atau yang berhutang

lupa. Dalam Islam sendiri seorang yang berhutang harus segera melunasi

hutangnya ketika memperoleh rizki, karena menunda-nunda membayar

hutang merupakan tindakan dzalim bagi diri sendiri maupun orang lain.

Terkait dengan pemerintahan desa bahwa adminitrasi desa salah satunya

berupa adminitrasi keuangan dimana transaksi penerimaan dam

pengeluaran terjadi. Setiap transaksi peneriman dan pengeluaran wajib

dilakukan pencatatan dengan tujuan sebagai bukti dan pengingat serta

sebagai bahan untuk melakukan pertanggungjawaban.


33

d. Pelaporan

Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 dalam

melaksanakan tugas, kewenangan, hak dan kewajibannya dalam

pengelolaan keuangan desa termasuk didalamnya Dana Desa, kepala desa

wajib menyampaikan kepada bupati/walikota setiap periodik dan

tahunan. Pelaporan merupakan langkah keempat dalam proses yang

digunakan dalam mengelola keuangan desa dimana pelaporan ini

merupakan proses yang dilakukan oleh bendahara desa untuk melaporkan

seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Laporan bersifat periodik yaitu

semesteran dan tahunan.18

e. Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban merupakan bentuk konsekuensi atas

penggunaan dana publik yang telah dipercayakan kepada pemerintah

desa. Sedangkan dalam pelaksanaan dana desa yang tercantum dalam

peraturan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 laporan

pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan setiap

akhir periode anggaran yang dilampirkan format laporan

pertanggungjawaban realisasi pelaksaan APBDesa Tahun Anggaran,

kekayaan milik desa per 31 Desember dan beberapa program pemerintah

yang telah dijalankan desa.

Pertanggungjawaban itu sendiri merupakan proses terakhir dalam

mengelola keuangan desa dimana seluruh perangkat desa wajib


34

mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka lalukan dari mulai

perencanaan sampai dengan pelaporan, apa saja yang sudah terealisasi

dan apa saja yang belum terealisasi. Pertanggungjawaban ini berupa

laporan keuangan yang ditulis oleh sekretaris desa, laporan keuangan ini

berupa laporan keuangan per bulan, per tiga bulan, dan per tahunan.

Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

APBDesa diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan

media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat.

Pertanggungjawaban dalam perspektif syariah tekandung dalam

hadist yang artinya. “Tidak akan bergeser telapak kaki seorang hamba

pada hari kiamat sehingga ia ditanya tentang empat hal, yaitu tentang

umurnya, bagaimana ia menghabiskan, tentang masa mudanya,

bagaimana ia lewatkan, tentang hartanya, bagaimana ia dapatkan dan

ke mana ia infakkan, dan tentang ilmunya, bagaimana ia

mengamalkannya” (HR Tirmidzi).

Pertanggungjawaban juga tercantum dalam Al-Quran pada Surah

Az-Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi:19

۞٥ ‫فَ َم ْن ي َّ ْؼ َم ْل ِمثْ َل َال َذ َّر ٍةخ ْ ًَْيان َّ َرهج‬


٨٥ ‫َشان َّ َرهع‬
ًّ َ ‫َو َم ْن ي َّ ْؼ َم ْل ِمثْلَ َال َذ َّر ٍة‬
18
Zulkarnain zulkarnain dan Widi Nurdiati, “Analisis Penerapan Peremendagri Nomor
113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Studi pada Desa Bojongasih Kabupaten
Sukabumi)”, Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi 6, No. 1 (Maret 2020), 1623.
19
Ibid., 254
35

Artinya : “Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah,


niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barang siapa
mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya.”
Berkaitan dengan pertanggung jawaban pemerintahan desa, maka

pemerintah desa juga memiliki pertanggungjawaban terkait dengan

bagaimana mengelola harta atau kekayaan milik desa,

pertanggungjawaban tersebut tidak hanya di dunia saja berupa laporan

pertanggung jawaban realisasi pelaksaan APBDesa yang disampaikan

kepada bupati, tetapi juga pertanggung jawaban di akhirat.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus lapangan (field reserch).

Penekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan

untuk meneliti secara intensif latar belakang keadaan dan kondisi saat ini

dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Dalam hal

ini peneliti ingin mengetahui tentang akuntabilitas dan transparansi

pengelolaan keuangan Desa Sri Basuki Kecamatan Seputih Banyak

Kabupaten Lampung Tengah.

2. Sifat Penelitian

Dilihat dari segi sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif deskriptif, yang mana penelitian ini menggambarkan objek

tertentu dan menjelaskan hal-hal yang terkait dengan atau melukiskan

secara sistematis fakta-fakta atau karakteristik populasi tertentu dalam

bidang tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian ini bersifat deskriptif

karena penelitian ini menggambarkan suatu objek untuk mengambil

kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum.


37

B. Sumber Data

Sumber data penelitian dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

1. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang didapatkan secara

langsung dari lapangan. Dalam penelitian ini pihak yang bersangkutan

yang dapat memberikan keterangan secara langsung mengenai hal yang

berkaitan dengan objek penelitian. Sumber data primer dalam penelitian

ini adalah Perangkat Desa Sri Basuki Kecamatan Seputih Banyak, dan

beberapa masyarakat yang tinggal di Desa Sri Basuki Kecamatan Seputi

Banyak.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang digunakan dalam penelitian

guna mendukung dan memperjelas data primer. Data sekunder ini

digunakan untuk memenuhi atau mendukung data primer yang berupa

hasil dokumentasi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode

survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek

penelitian. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak

terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan


38

menggunakan telepon.1 Dalam pengumpulan data melalui wawancara,

peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Desa, Sekretaris Desa,

Bendahara Desa, dan masyarakat mengenai akuntabilitas dan transparansi

pengelolaan keuangan desa (perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan, dan pertanggungjawaban). Peneliti akan mewawancarai pihak

yang bersangkutan dengan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan

keuangan Desa yaitu :

a. Supadi, S.IP. selaku kepala desa

b. Iis Apriyanti, S.Pd. selaku sekretaris desa

c. Suryono selaku bendahara desa

d. Masyarakat

Wawancara disusun atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah

disiapkan oleh peneliti, lalu kemudian diajukan kepada narasumber

mengenai topik penelitian secara tatap mka dan peneliti merekam hal-hal

yang disampaikan oleh narasumber. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan wawancara dengan menggunakan metode semiterstruktur

dengan cara berdialog bersama narasumber dengan memberikan garis-

garis besar permasalahan yang nantinya akan ditanyakan. Tujuan dari

wawancara dengan menggunakan metode semiterstruktur adalah untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana narasumber

diminta penjelasan atau pendapat, serta ide-idenya. Dalam melakukan

1
Ibid., 138
39

wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara detail dan mencatata apa

yang dikemukakan oleh narasumber.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan Data berupa

dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang dapat memberikan informasi

terkait data penelitian. Dokumen yang dimaksud adalah seluruh catatan

baik dalam bentuk catatan kertas (hardcopy) maupun elektronik

(softcopy). Metode pengumpulan data dokumentasi digunakan untuk

memenuhi data atau informasi yang diperlukan oleh peneliti yang

berhubungan dengan objek penelitian yaitu tentang pengelolaan keuangan

Desa Tahun anggaran 2020.

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Menurut Lexy J. Moleong terdapat beberapa cara untuk menguji

keabsahan data. Salah satunya menggunakan metode Triangulasi, yaitu teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.2

Menurut Sugiyono, dalam pengujian keabsahan data dalam penelitian

kualitatif meliputi uji kredibilitas (validasi internal), transferability (validitas

eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan karakteristik dalam

penelitian ini, serta terfokus dalam permasalahan. Maka diperlukan pengujian

keabsahan data yaitu dengan menggunakan teknik Triangulasi dimana


40

Triangulangsi merupakan teknik mendapatkan data dari tiga sudut yang

berbeda.3 Triangulasi sendiri sebagai teknik pengumpulan data berarti peneliti

tidak hanya menggunakan satu teknik saja, melainkan menggabungkan

berbagai macam teknik pengumpulan data dan sumber data. Pada penelitian

ini peneliti akan melakukan uji kredibilitas dengan cara triangulasi dan juga

uji reliabilitas (dependability). Triangulasi dilakukan dengan 3 metode yaitu :

1. Triangulasi teknik

Dimana peneliti dalam mengumpulkan data dilakukan dengan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda dengan sumber yang sama.

2. Triangulasi sumber

Dimana pengujian untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-

beda dengan teknik yang sama.

3. Triangulasi waktu

Dimana pengujian data dengan cara mengumpulkan data dengan

waktu atau situasi yang berbeda.

Dalam penelitian kualitatif, uji reliabilitas (dependability) dilakukan

untuk memastikan bahwa hasil dari penelitian adalah reliabel. Dimana

penelitian yang reliabel adalah orang lain dapat mengulangi atau mereplikasi

proses penelitian tersebut. Pada penelitian ini, uji reliabel dilakukan oleh

pembimbing untuk mengaudit keseluruhan hasil penelitian. Bagaimana

2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2016), cet. Ke-23, 241.
3
M. Djamal, Paradigma Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2015), cet.
Ke-II, 93.
41

peneliti mulai menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber

data, melakukan analisis data, dan sampai membuat kesimpulan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat dengan mudah dipahami dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Menurut Heti Diana Hutapea aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.
42

2. Penyejian Data

Setelah data di reduksi, maka selanjutnya adalah menyajikan data.

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

3. Conclusion Drawing / Verification

Kesimpulan pada penelitian kualitatif yang diharapkan merupakan

temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-

remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa

kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Sri Basuki

1. Sejarah Desa

Desa Sri Basuki merupakan salah satu desa yang berada di

Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi

Lampung dan memiliki letak yang cukup strategis. Desa Sri Basuki

memiliki 10 dusun dengan luas yang berbeda dengan masyarakat yang

mayoritas merupakan masyarakat bersuku Jawa dengan penganut agama

terbesar Islam, mencapai 98 persen, disusul kristen, katholik dan hindu.

Desa Sri Basuki terletak disebelah Utara Kecamatan Seputih

Banyak dan dengan luas wilayah 1.127 Ha yang meliputi tanah

pekarangan, ladang, sawah, rawa, dan lain-lain. Desa ini dibuka oleh

Direktorat Pembuka Tanah (DPT) Jawatan Transmigrasi pada tahun 1959.

Setelah lokasi transmigrasi siap ditempati, maka pada tahun 1968

pemerintah mendatangkan penduduk dari pulau Jawa diantaranya 250

kepala keluarga yang terdiri Jawa Tengah, dan 120 kepala keluarga dari

Jawa Timur. Setelah semua penduduk menempati tanah jawatan

transmigrasi maka untuk membentuk pemerintah desa seluruh masyarakat

bermusyawarah untuk memberi nama desa dengan sebutan Sri Basuki.1

1
Profil Desa Sri Basuki
44

Adapun yang dimaksud dengan Sri adalah Dewi Sri yang artinya

Dewi Padi atau Desi Sri. Sedangkan Basuki yang artinya Selamat atau

Bagus. Jadi kalau diartikan kurang lebih bermakna Dewi Penyelamat.

Namun yang dimaksud diatas merupakan kiasan semata, namun bermakna

luas yang dalam artian sehari-hari adalah desa murah sandang dan pangan

yang dilindungi oleh Dewi Padi (Dewi Sri) dan masyarakat yang penuh

kedamaian dan keselamatan tak luput mendapat perlindungan dari Allah

SWT.

2. Data Penduduk / Demografi

Pada saat ini penduduk desa Sri Basuki berjumlah 4.688 jiwa,

dengan rincian sebagai berikut :

a. Jumlah penduduk : 4.668 jiwa

 Laki – laki : 2.248 jiwa

 Perempuan : 2.220 jiwa

b. Jumlah KK : 1.456 KK

c. Jumlah Warga Miskin : 1.203 jiwa

d. Jumlah KK Miskin : 401 KK

e. Kepadatan Penduduk : 395,47 Jiwa/ Ha

3. Data Monografi

Desa Sri Basuki merupakan salah satu desa yang berada di

Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi

Lampung, desa Sri Basuki memiliki :


45

a. Jumlah Dusun : 12 Dusun

b. Luas wilayah : 1.127 Ha

c. Luas Ruang Terbuka Hijau : 5 Ha

d. Luas Lahan Pertanian : 450.50 Ha

e. Luas Pemukiman : 57.84 Ha

f. Jarak desa Sri Basuki dari Kecamatan adalah 3 Km

g. Jarak desa Sri Basuki dari Kabupaten adalah 25 Km

Dengan batas – batas wilayah :

1) Sebelah Utara : Desa Suko Binangun Kec. Way Seputih

2) Sebelah Timur : Desa Sido Binangun Kec. Way Seputih

3) Sebelah Selatan : Desa Tj. Harapan dan Tj. Krajan Kec.

Seputih Banyak

4) Sebelah Barat : Desa Sri Budaya dan Sri Bawono Kec.

Way Seputih

Penduduk desa Sri Basuki mayoritas bermata pencaharian sebagai

petani, burh tani, buruh kebun, dan buruh harian lainnya, dengan rincian

sebagai berikut :

a. Petani Pemilik : 483 orang

b. Buruh tani : 352 orang

c. Pedagang : 173 orang

d. Penjahit : 8 orang

e. PNS : 80 orang
46

f. Tukang Kayu dan Batu : 74 orang

g. Pensiunan : 3 orang

h. TNI/POLRI : 3 orang

i. Perangkat Desa : 53 orang

j. Industri Kecil : 16 orang

k. Pengangguran : 56 orang

l. Sarjana : 82 orang

m. Tamatan SMA Sederajat : 797 orang

n. Tamatan SMP Sederajat : 918 orang

o. Tamatan SD Sederajat : 506 orang

p. Tidak Sekolah : 33 orang

q. Warung : 33 warung

4. Data Infrastruktur

a. Jalan

1) Panjang Jalan Aspal : 8000 meter sebgaian

sudah rusak

2) Panjang Jalan Onderlagh : 7.440 meter

3) Panjang Jalan Tanah Perkampungan : 3.000 meter

4) Panjang Jalan Beton : 1.036 meter

5) Panjang Jalan Tanah Usaha Tani : 4.000 meter

6) Gorong – gorong : 47 unit

7) PASIMAS : 1 unit
47

b. Jembatan

1) Jembatan beton : 7 unit

2) Jembatan kayu :-

c. Saluran Irigasi

1) Panjang Primer, Sekunder, Tersier : 15.650 meter

2) Areal yang dialiri : 800 Ha

d. Sarana dan Prasarana lain

1) Kantor Desa : 1 unit Lokasi Dusun 8

2) Puskesdes : 1 Unit Lokasi Dusun 6

3) TK/PAUD/Sederajat : 4 Unit Lokasi Dusun 3, 7, 8,

11

4) Gedung Sekolah SD :4 SDN. I Dusun 2

SDN. II. Dusun 8

SDN. III. Dusun 5

SDN. IV. Dusun 10

5) Gedung Sekolah SMP :-

6) Gedung Sekolah SMA : 1 Unit Lokasi Dusun 5

7) Lainnya :

a) Masjid : 12 unit

b) Mushola : 13 unit

c) Gereja : 1 unit

d) Pos Kamling : 26 unit

e) Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) : 3 unit


48

 Posyandu Langgeng di Dusun 02. Ketua : Ensiyah

 Posyandu Abadi di Dusun 06. Ketua : Suharti

 Posyandu Kekal di Dusun 09. Ketua : Nuning

Wiarsih

5. Karang Taruna

Merupakan wadah kegiatan bagi para kaum muda yang ada di

desa dengan susunan pengurus :

1) Pembina Umum : Kepala Kampung

2) Pembina Fungsional : Utami Wulansari

3) Pembina Karang Taruna : Saimin

Ketua : Suwardoyo

Wakil Ketua 1 : Edi Prasojo

Wakil Ketua 2 : Wawan Setiawan

Sekretaris : Budi Sulistiyo

Wakil Sekretaris : Seto Gunawan

Bendahara : Suryono

Wakil Bendahara : Joko Suwahyo

Bidang – bidang :

a) Bidang Keorganisasian Keanggotaan dan Pengkaderan

1. Sarju Ribowo

2. Heri Pranoto
49

b) Bidang Koprasi Kewirausahaan dan Kesejahteraan Sosisal/

UEB / UKS

1. Heru Wiyanto

2. Sutikno

c) Bidang Pendidikan, Pelatihan Tenaga Kerja

1. Marsim, S.Pd

2. Sungkono, S.Pd

d) Bidang Penanggulangan Bencana

1. Widodo

2. Sumiran

e) Bidang Pemuda, Seni Budaya Pariwisata dan Olahraga

1. Munari

2. Sunatno

f) Bidang Pemberdayaan Perempuan

1. Utami Wulansari

2. Tanti Supadi

g) Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Keagamaan

1. Sarno

2. Jupri

h) Bidang Pertanian, Perkebunan, Agrebisnis Perdesaan

1. Toni Setiawan

2. Adi Imam Suhudi


50

i) Humas dan Publikasi

1. Pur Suryanto

2. Mei Triani, S.Pd

6. Kelembagaan

Lembaga yang ada di desa Sri Basuki adalah :

a. LPMD/K : adalah lembaga yang berperan dalam hal

pemberdayaan nasyarakat

b. BPD/K : adalah lembaga yang berperan dalam mengontrol

pemerintah di desa

c. PKK : adalah lembaga yang mewadahi kegiatan ibu-ibu

dan kaum perempuan yang ada di desa

d. Gapoktan dan Kelompom Tani : sebagai wadah bagi para

petani.

7. Data Perangkat Desa

a. Kepala Desa : Supadi, S.IP

b. Sekretaris Desa : Iis Aprianti, S.Pd

c. Kepala Seksi

 Seksi Pemerintahan : Saimin

 Seksi Sejahteraan : Utami Wulan Sari

 Seksi Pelayanan : Maryono

d. Kepala KAUR

 Umum dan Perencanaan : Suratno


51

 Keuangan : Suryono

e. Kepala Dusun

 Dusun 1 : Kadeni

 Dusun 2 : Suwadoyo

 Dusun 3 : Widodo

 Dusun 4 : Windu Laras Asmara

 Dusun 5 : Supriyanto

 Dusun 6 : Rosidin Jailani

 Dusun 7 : Tri Widiawati

 Dusun 8 : Suwito Budi Utomo

 Dusun 9 : Prawoto

 Dusun 10 : Tulus Prakoso

 Dusun 11 : Nur Cholik

 Dusun 12 : Minto

f. Badan Permusyawaratan Kampung (BPK)

 Ketua : Aslam Idris

 Anggota : Sugimin

Daryanto

Jimin

Paeran

Mat Shoeh

Paet

Supyan
52

g. Rukun Tetangga (RT) : 35 Orang

h. LINMAS : 31 Orang

i. Pekerja Lain :

 Staff Keuangan : Seto Gunawan

 Operator Kampung : Tri Sutanto

 Penjaga Kantor : Setiawan


53

B. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Sri Basuki

Dalam hal proses pertanggungjawaban pengelolaan dana desa pastinya

setiap pelaksana tugas mengerti akan aturan dan tatacara dalam pembuatan

pertanggungjawaban dari awal pencairan dana sampai tahun pembuatan hasil

laporan kegiatan.

Tim pelaksana kegiatan yang paling berperan dalam proses

berlangsungnya kegiatan dan proses penggunaan keuangan, hal ini menjadi

sangat penting karena menyangkut dengan uang pemerintah dan uang tersebut

berasal dari masyarakat.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan bahwa dalam menerapkan

prinsip akuntabilitas pengelolaan keuangan desa aparat pemerintah desa

melakukannya dengan bertanggungjawab atas tugas dan fungsi yang telah

diberikan dan di amanahkan.2

Berdasarkan penjelasan narasumber didesa Sri Basuki setiap aparat

pemerintah desa memiliki tanggungjawab dan wewenang berdasarkan tupoksi

mereka masing-masing. Apabila penerapan prinsip akuntabilitas dilaksanakan

dengan baik maka itu dapat meningkatkan kinerja pemerintah desa.

Dalam Permendagri No. 113 Tahun 2014 keuangan desa dikelola

berdasarkan asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan

tertib dan disiplin. Untuk secara umumnya akuntabilitas merupakan

pertanggungjawaban oleh lembaga yang diberikan untuk mengelola sumber

daya publik. Menurut Peraturan Perundang-Undangan Nomor 6 Tahun 2014

2
Wawancara Supadi (Kepala Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 10.45 WIB.
54

asas yang menentukan bahwa setiap kagiatan dan hasil akhir kegiatan

penyelenggaraan pemerintah desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat desa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Oleh karena

itu pengelolaan keuangan desa merupakan sumber pendapatan desa yang

paling utama yang harus dipertanggungjawabkan dengan transparansi kepada

masyarakat dan pemerintah pusat sebagai pemberi kewenangan atau sumber

anggaran.

Akuntabilitas dana desa sangat dipengaruhi oleh isi kebijakan dan

konteks implementasinya. Namun di dalam pelaksanaannya tergantung

bagaimana pemerintah melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap

pengelolaan dana desa dalam mendukung keberhasilan program.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa

dalam menerapkan prinsip akuntabilitas aparat pemerintah desa Sri Basuki

sudah bisa dikatakan baik karena sudah sesuai dengan indikator akuntabilitas

yaitu mekanisme pertanggungjawaban.

Sementara itu dalam pertanggungjawaban proses anggaran yang

diterima tentunya perlu adanya sebuah rencana kegiatan yang jelas yang

mencakup kebutuhan desa dan masyarakat.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan bahwa dalam menyusun

perencanaan ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu Musdus

(Musyawarah Dusun), Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan),

RKP, RAPBK dan APBK.3

3
Wawancara Iis Apriyanti (Sekretaris Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 17.15 WIB.
55

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh narasumber aparat

pemerintah desa Sri Basuki menyusun perencanaan dengan melakukan

Musdus terlebih dahulu lalu Musrenbang, dilanjutkan dengan membuat RKP

yang dibuat 1 tahun sekali yang berlandaskan pada RPJM yang dibuat 5 tahun

sekali selama masa jabatan. Dalam menyusun perencanaan desa pemerintah

desa melakukannya sesuai dengan kewenangannya dan mengacu pada

perencanaan pembangunan kabupaten/kota.

Dijelaskan bahwa pada tahap perencanaan keuangan desa dilakukan

sesuai dengan prinsip transparansi dengan partisipasi masyarakat, hal ini dapat

dilihat pemerintah desa sebelum melaksanakannya suatu kegiatan pemerintah

desa melakukan musyawarah dengan masyarakat dengan musyawarah di

tingkat dusun hingga musyawarah tingkat tertinggi desa yaitu Musrenbang

dalam hal membahas perencanaan pembangunan.

Perencanaan merupakan starting point dari aktivitas manajerial. Karena

bagaimana sempurnanya suatu aktivitas manajemen tetap membutuhkan

sebuah perencanaan. Karena perenecanaan merupakan langkah awal bagi

sebuah kegiatan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait agar

memperoleh hasil yang optimal. Alasannya, bahwa tanpa adanya rencana,

maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan teretntu dalam

rangka mencapai sebuah tujuan. Jadi, perencanaan memiliki peran yang sangat

signifikan, karena perencanaan merupakan dasar titik tolak dari kegiatan

pelaksanaan selanjutnya.
56

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa

aparat pemerintah desa Sri Basuki dalam menyusun perencanaan sudah dapat

dikatakan baik karena sudah sesuai dengan indikator transparansi yaitu dimana

aparat pemerintah desa Sri Basuki sudah mengeluarkan pengumuman

mengenai pendapatan dan pengelolaan keuangan dana aset.

Jika sudah ada rencana kegiatan yang jelas pelaksanaan tugas pastinya

harus bisa merealisasikan kegiatan yang sudah dimusyawarahkan, dalam

konteks ini peran pelaksanaan akan menjadi peran utama dalam kegiatan

penggunaan anggaran dana desa tersebut.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan bahwa dalam melaksanakan

perencanaan dilaksanakan berdasarkan pada APBK yang sudah dibuat.4

Berdasarkan informasi yang disampaikan narasumber aparat pemerintah

desa Sri Basuki dalam melaksanakan sebuah perencanaan di lakukan

berdasarkan APBK yang sudah dibuat dengan melibatkan pekerja dari

kampung sendiri. Sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2014 dimana untuk

pelaksanaan pembangunan yang didanai oleh dana desa harus melibatkan

seluruh masyarakat atau lembaga kemasyarakatan, dan dilakukan secara

swakelola dengan menggunakan sumber daya atau bahan baku lokal, dan

diupayakan dengan lebih banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat desa

setempat. Dalam melaksanakan sebuah perencanaan harus dengan asas

akuntabel dimana kepala desa mempertanggungjawabkan dan melaporkan

4
Wawancara Supadi (Kepala Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 10.45 WIB.
57

pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat maupun kepada jajaran pemerintah

diatasnya sesuai dengan perundang-undangan.

Dalam tahap pelaksanaan dari setiap kegiatan dan program dalam hal

ini bersumber dari keuangan desa yang menunjukkan 90% sudah sesuai

dengan peraturan yang berlaku, yang artinya dimana dalam hal pelaksanaan

pengelolaan keuangan desa telah melaksanakan prinsip transparansi. Sehingga

pemerintah desa dalam menyampaikan informasi secara jelas kepada

masyarakat dengan membuat papan informasi sebagai salah satu dari bentuk

sosialisasi supaya masyarakat dapat mengetahui pengelolaan keuangan desa

digunakan untuk apa saja. Secara fisik dan administrasi dapat

dipertanggungjawabkan dengan baik dan benar sesuai dengan prinsip

akuntabilitas dan dengan prosedur yang sudah berlaku.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa

dalam melaksanakan perencanaan aparat pemerintah desa sudah bisa

dikatakan baik karena sudah sesuai dengan indikator akuntabilitas yaitu

adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan.

Sedangkan jika ingin mencapai sebuah tujuan yang diinginkan oleh

sebuah desa maka diperlukannya penatausahaan keuangan yang baik yang bisa

dijadikan bukti saat diminta pertanggungjawaban.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan bahwa dalam melaksanakan

penatausahaan ada 3 hal yang perlu dilakukan yaitu membuat APBK,

membuat realisasi penggunaan dana desa dan membuat SPJ/LPJ. 5

5
Wawancara Suryono (Bendahara Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 11.15 WIB.
58

Menurut informasi yang disampaikan oleh narasumber bendahara desa

Sri Basuki dalam mencatat realisasi penggunaan dana desa sudah

menggunakan aplikasi siskeudes dan di bantu oleh operator dimana aplikasi

ini diluncurkan oleh BPKP. Aplikasi ini dikembangkan dalam rangka

meningkatkan kualitas tata kelola keuangan desa, yang telah di launching pada

13 Juli 2015. Penggunaan Aplikasi System keuangan desa ini merupakan

tuntutan dari KPK, sehingga semua desa wajib menggunakan system ini

dengan tujuan untuk memberi kemudahan kepada desa dalam melakukan

penatausahaan keuangan desa. Penatausahaan itu sendiri merupakan kegiatan

tulis menulis atau mencatat seluruh transaksi yang ada berupa penerimaan dan

pengeluaran.

Menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014 Penatausahaan keuangan

desa merupakan kegiatan pencatatan yang khususnya dilakukan oleh

bendahara desa. dokumen yang digunakan bendahara desa dalam

melaksanakan penatausahaan meliputi: buku kas umum, buku kas pembantu

dan buku bank.

Sementara dalam melaksanakan pelaporan tentunya harus dilakukan

dengan proses administrasi yang baik, fungsi dalam penataan admisnitrasi

yang baik tentunya akan memudahkan pembuat laporan dalam menyusun

setiap laporan kegiatan.


59

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa pelaporan

dilaksanakan dengan membuat Surat Pertanggungjawaban dan realisasi atas

seluruh kegiatan yang dilakukan.6

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh narasumber dapat

diketahui bahwa dalam melaksanakan pelaporan bendahara desa

melaksanakannya dengan membuat SPJ dan realisasi penggunaan dana desa

atas seluruh kegiatan yang dilakukan.

Dalam APB Desa setidaknya ada lima sumber dana yang dikelola oleh

pemerintah desa yaitu Alokasi Dana Desa, Dana Desa, P3ID, Dana Bagi Hasil

Pajak dan Retribusi, dan Dana Bantuan Provinsi. Dalam hal pelaporan

realisasi maka pemerintah desa akan membuat laporan realisasi anggaran

secara umum yang memuat lima sumber dana tersebut namun untuk P3ID dan

Dan Desa maka ada laporan tersendiri yang harus dilaporkan karena sumber

dana ini memiliki aturan main sendiri. Pelaporan sendiri merupakan langkah

keempat dalam proses yang digunakan dalam mengelola keuangan desa

dimana pelaporan ini merupakan proses yang dilakukan oleh bendahara desa

untuk melaporkan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Laporan bersifat

periodik yaitu semesteran dan tahunan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa

dalam pelaporan aparat pemerintah desa sudah bisa dikatakan baik karena

sudah sesuai dengan indikator akuntabilitas yaitu adanya laporan

pertanggungjawaban.

6
Wawancara Suryono (Bendahara Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 11.15 WIB.
60

Setiap proses pertanggungjawaban yang dibuat nantinya akan dibuat

sebagai bukti bahwa anggaran yang telah diberikan mampu diserahkan dengan

maksimal untuk kebutuhan masyarakat. Dengan adanya pertanggungjawaban

tentunya dapat mencegah kemungkinan terjadi penyalahgunaan anggaran dan

mampu memberikan kesan pemerintahan yang baik dan bersih.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa dalam

mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan dengan berlandaskan

pada APBK yang sudah dibuat, apa saja yang sudah terealisasi dan apa saja

yang belum terealisasi.7

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh narasumber dapat diketahui

bahwa pertanggungjawaban yang dilakukan aparat pemerintah desa

berdasarkan APBK yang sudah dibuat dalam masa periode 1 tahun. Menurut

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 laporan pertanggungjawaban realisasi

pelaksanaan APBDesa disampaikan setiap akhir periode anggaran yang

dilampirkan format laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

APBDesa Tahun Anggaran.

Berdasarkan hasil wawancancara dari sisi akuntabilitas, pelaksanaan

APBDesa di Desa Sri Basuki sebagian besar telah memenuhi teori

akuntabilitas. Hal ini didukung dengan implementasi di lapangan yang

menunjukkan bahwa semua uang yang dikeluarkan telah

dipertanggungjawabkan secara fisik.

7
Wawancara Iis Apriyanti (Sekretaris Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 17.15 WIB.
61

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa

dalam mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan aparat pemerintah

desa sudah bisa dikatakan baik karena sudah sesuai dengan indikator

akuntabilitas yaitu adanya standard operating procedure (SOP) dalam

penyelenggaraan urusan pemerintahan atau dalam penyelenggaraan

kewenangan/pelaksanaan kebijakan.

Setelah mampu mengetahui pertanggungjawaban aparat pemerintah

desa mulai dari perencanaan sampai dengan pelaporan, pastinya ada

perwujudan kewajiban pertanggungjawaban atas pencapaian tujuan yang telah

dilakukan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa perwujudan

pertanggungjawaban dilakukan dengan memberikan informasi kepada

masyarakat terkait dengan penggunaan dana desa yang telah terpakai.8

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh narasumber dapat diketahui

bahwa dalam mewujudkan pertanggungjawaban aparat pemerintah desa

melakukannya dengan memberikan informasi kepada masyarakat baik secara

tertulis maupun dengan media informasi yang mudah di akses oleh masyarakat

terkait dengan penggunaan dana desa yang telah terpakai tujuannya agar bisa

dijadikan sebagai bukti kepada masyarakat bahwa aparat desa telah berusaha

semaksimal mungkin dalam menjalankan tugas dan amanah yang diberikan.

Pertanggungjawaban merupakan bentuk konsekuensi atas penggunaan dana

publik yang telah dipercayakan kepada pemerintah desa. Untuk mewujudkan

8
Wawancara Supadi (Kepala Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 10.45 WIB.
62

pelaksanaan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas maka diperlukan

adanya kepatuhan pemerintah desa khususnya yang mengelola dana desa

untuk melaksanakan dana desa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa

dalam perwujudan pertanggungjawaban aparat pemerintah desa sudah bisa

dikatakan baik karena sudah sesuai dengan indikator akuntabilitas yaitu

mekanisme pertanggungjawaban.

Dalam melaksanakan pengelolaan dana desa tentunya perlu adanya

sistem dan prosedur yang melandasinya, sesuai dengan apa yang di sampaikan

oleh narasumber.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan bahwa dalam pengelolaan

dana desa dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan, dan pertanggungjawaban.9

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh narasumber dapat diketahui

bahwa pengelolaan dana desa Sri Basuki berlandaskan pada Permendagri No.

113 Tahun 2014 dimana keuangan desa dikelola dalam masa 1 tahun anggaran

yaitu mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember dengan berdasarkan asas

transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disipli

anggaran.

Dalam Permendagri No. 113 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat (6) bahwa

pengelolaan keuangan desa merupakan seluruh kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban

9
Wawancara Iis Apriyanti (Sekretaris Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 17.15 WIB.
63

atas keuangan desa. Pengelolaan keuangan desa juga harus dilakukan

berdasarkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Govermance).

Pemerintah desa tidak akan kuat dan otonomi tidak akan bermanfaat bagi

masyarakat jika tidak ditopang dengan hal tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa

dalam pengelolaan dana desa aparat pemerintah desa sudah bisa dikatakan

baik karena sudah sesuai dengan indikator akuntabilitas yaitu adanya adanya

standard operating procedure (SOP) dalam penyelenggaraan urusan

pemerintahan atau dalam penyelenggaraan kewenangan/pelaksanaan

kebijakan.

Jika sudah melaksanakan pengelolaan keuangan dana desa pastinya

harus ada beberapa jenis pelaporan yang dilakukan oleh aparat pemerintah

desa. Dalam konteks ini pelaporan akan menjadi peran utama atas seluruh

kegiatan yang dilakukan yang berkaitan dengan penggunaan dana desa.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan bawah jenis pelaporan yang

digunakan yaitu laporan semesteran realisasi pelaksanaan APBDesa, laporan

pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa. 10

Berdasarkan informasi yang diberikan narasumber dapat diketahui

bahwa jenis pelaporan yang dilakukan pemerintah desa Sri Basuki

berlandaskan pada Permendagri No. 113 Tahun 2014 dimana laporan

semesteran realisasi pelaksanaan APB desa dilaksanakan pada akhir bulan Juli

dan akhir bulan Januari tahun berikutnya, sedangkan laporan

10
Wawancara Iis Apriyanti (Sekretaris Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 17.15 WIB.
64

pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa dilaksanakan setiap akhir

tahun anggaran melalui camat dan disampaikan kepada Bupati/Walikota.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa

dalam pelaporan yang dilakukan aparat pemerintah desa sudah bisa dikatakan

baik karena sudah sesuai dengan indikator akuntabilitas yaitu adanya laporan

tahunan dan laporan pertanggungjawaban.

Tabel 1.1
Laporan realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Pemerintah Desa Sri Basuki Tahun Anggaran 2021

Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Lebih/Kurang


(Rp)
PENDAPATAN
Pendapatan Transfer 1.738.163.845,47 1.725.549.712,47 12.614.133,00

Dana Desa 1.089.859.000,00 1.089.859.000,00 0,00

Bagi Hasil Pajak dan 39.015.249,47 39.015.249,47 0,00


Retribusi
Alokasi Dana Desa 609.289.596,00 596.675.463,00 12.614.133,00

Pendapatan Lain-lain 0,00 947.438,25 (947.438,25)

Bunga Bank 0,00 947.438,25 (947.438,25)

JUMLAH 1.738.163.845,47 1.726.497.150,72 11.666.694,75


PENDAPATAN
BELANJA

Belanja Pegawai 531.228.000,00 519.163.000,00 12.065.000,00

Penghasilan Tetap dan 42.000.000,00 40.200.000,00 1.800.000,00


Tunjangan Kepala Desa
65

Penghasilan Tetap dan 441.300.000,00 431.035.000,00 10.265.000,00


Tunjangan Perangkat
Desa
Jaminan Sosial Kepala 3.528.000,00 3.528.000,00 0,00
Desa dan Perangkat Desa
Tunjangan BPD 44.400.000,00 44.400.000,00 0,00

Belanja Barang dan 625.144.255,05 619.538.100,00 5.606.155,05


Jasa
Belanja Barang 156.930.409,58 151.875.100,00 5.055.309,58
Perelngkapan
Belanja Jasa Honorarium 237.869.000,00 237.869.000,00 0,00

Belanja Operasional 226.594.845,47 226.044.000,00 550.845,47


Perkantoran
Belanja Pemeliharaan 3.750.000,00 3.750.000,00 0,00

Belanja Modal 433.029.500,00 433.029.500,00 0,00

Belanja Modal 178.476.000,00 178.476.000,00 0,00


Jalan/Prasarana Jalan
Belanja Modal Jembatan 10.650.000,00 10.650.000,00 0,00

Belanja Modal 238.903.500,00 238.903.500,00 0,00


Irigasi/Embung/Drainase
/Air Limbah
Belanja Modal Lainnya 5.000.000 5.000.000 0,00

Belanja Tidak Terduga 148.800.000,00 148.800.000,00 0,00

Belanja Tidak Terduga 148.800.000,00 148.800.000,00 0,00

JUMLAH BELANJA 1.738.201.755,05 1.720.530.600,00 17.671.155,05

SURPLUS / (DEFISIT) (37.909,58) 5.966.550,72 (6.004.460,30)

PEMBIAYAAN
66

Penerimaan 37.909,58 37.909,58 0,00


Pembiayaan
SILPA Tahun 37.909,58 37.909,58 0,00
Sebelumnya
Pengeluaran 0,00 0,00 0,00
Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan 0,00 0,00 0,00
Lainnya
PEMBIAYAAN 37.909,58 37.909,58 0,00
NETTO
SISA LEBIH 0,00 6.004.460,30 (6.004.460,30)
PEMBIAYAAN
ANGGARAN

Sementara itu apabila tingkat kepercayaan masyarakat terhadap aparat

pemerintah desa sangat baik tentunya mampu meningkatkan kinerja aparat

pemerintah desa dan tentunya juga dapat membantu membangun suatu desa

dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan bahwa masyarakat percaya

terhadap apa yang disampaikan oleh aparat pemerintah desa, karena dalam

menyampaikan pertanggungjawaban pemerintah desa menyampaikannya

dalam bentuk fisik.11

Berdasarkan informasi yang disampaikan narasumber dapat diketahui

bahwa tingkat kepercayaan masyarakat kepada aparat pemerintah desa cukup

baik, karena pemerintah desa menyampaikannya dalam bentuk fisik bukan

hanya sekedar perkataan saja.

Sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan No. 6 Tahun 2014

dimana asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan
67

penyelenggaraan pemerintah desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat desa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Dengan

dilakukannya prinsip akuntabilitas secara bertahap akan mendukung

kepercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan desa yang pada

akhirnya akan tercapai tingkat partisipasi masyarakat desa secara komulatif

akan mendukung keberhasilan pembangunan daerah.

Dana Desa harus diimplemtasikan dengan adanya nilai shiddiq agar

segala kegiatan berjalan dengan lancar, sifat shiddiq ciri khas orang beriman,

Al-Quran membimbing hidup manusia agar berlaku jujur dalam hidupnya,

sebab kejujuran akan menanamkan kepercayaan orang lain pada dirinya.

Kepercayaan orang sangatlah penting bagi manusia. Salah satu cara untuk

menerapkan shiddiq adalah dengan cara musyawarah ataupun dalam bentuk

rapat. Nilai shiddiq menjadi keharusan bagi setiap manusia apalagi seorang

pelaksana ataupun penanggungjawab kegiatan apapun. Maka dari itu, Allah

Swt. Menyuruh mengerjakan kepada orang-orang yang beriman untuk

senantiasa memiliki sifat shiddiq dan membuat lingkungan yang jujur

(shiddiq). Islam sebagai way of life tidak hanya menyangkut urusan ibadah

saja, tetapi juga menjadi problem solving persoalan yang terjadi di

masyarakat. Karena Islam berpijak pada kemaslahatan bersama. Artinya,

Islam hadir untuk mengatur dan mengendalikan potensi dan kecenderungan

manusia yang suka merusak.

11
Wawancara Iis Apriyanti (Sekretaris Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 17.15 WIB.
68

Sementara dalam proses penerapan prinsip akuntabilitas tentunya harus

sesuai dengan tupoksi dan kewenangan dari masing – masing aparat

pemerintah desa, fungsi dalam penerapan prinsip akuntabilitas yang baik

tentunya dapat meningkatkan kinerja aparat pemerintah desa.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan bahwa penerapan prinsip

akuntabilitas diterapkan berdasarkan tugas dan fungsi dari masing-masing

aparat pemerintah desa.12

Berdasarkan informasi yang diberikan dapat diketahui bahwa prinsip

akuntabilitas diterapkan berdasarkan tupoksi yang dibebankan kepada masing-

masing aparat pemerintah desa. Pada dasarnya akuntabilitas memiliki tujuan

untuk meningkatkan kinerja pemerintah desa dalam rangka meningkatkan

nilai dan kualitas kegiatan pelayanan kepada masyarakat.

Seseorang yang memiliki tanggungjawab merupakan sifat amanah yang

mana dalam melaksanakan suatu kewajiban dan tugas yang telah di amantakan

kepadanya. Sifat amanah bisa berupa kejujuran, keterbukaan dan pelayanan

kepada atasan, mitra bisnis, serta bawahan yang secara optimal, karena sifat

amanah disebutkan oleh Allah merupakan sifat-sifat orang mukmin yang

memiliki keuntungan ketika mereka menjaga sifat amanah yang telah

diberikan kepada mereka. Sesuai dengan QS. Al-Mu’minun ayat 8 yang

berbunyi:

12
Wawancara Supadi (Kepala Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 10.45 WIB.
69

٨٥ ‫َو َّ ِاَ ْن َن ُ ُْه ِْلمنِتِ ِ ْم َو َغيْ ِد ِ ُْه َراغ ُْو َنْل‬

Artinya: “Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-


amanat dan janjinya.”
Sesorang yang memiliki tanggung jawab merupakan juga sifat amanah

yang mana dalam melaksanakan suatu kewajiban dan tugas yang telah

diamanatkan kepadanya. Sifat amanah bisa berupa kejujuran, keterbukaan, dan

pelayanan kepada atasan, mitra bisnis, serta bawahan yang secara optimal.

C. Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa Sri Basuki

Dalam proses menciptakan tata kelola pemerintah yang baik tentunya

ada beberapa hal yang harus dicapai setiap lembaga pemerintahan, salah

satunya yaitu prinsip transparansi atau keterbukaan. Setiap prinsip pasti ada

maksud dan tujuan yang ingin dicapai, begitu juga prinsip transparansi ini

dimaksudkan memiliki tujuan untuk mendorong aparat pemerintah desa agar

belajar untuk mempertanggungjawabkan keputusan-keputusan yang sudah

dibuat atau dilaksanakan.

Sedangkan dalam proses mencapai transparansi yang baik, tentunya

memerlukan proses dan usaha yang tidak mudah. Dalam mencapai

transparansi tersebut perlu adanya dukungan yang mampu digunakan sebagai

dasar keputusan untuk memberikan informasi yang baik. Untuk mendukung

proses tersebut perlu adanya kebijakan-kebijakan yang tepat dan sesuai

dengan harapan masyarakat.

Sebelum dilakukannya pembangunan desa alangkah baiknya jika

dilakukannya musyawarah dengan masyarakat terkait dengan membahas


70

rencana penggunaan dana desa agar dana desa tersalurkan sesuai dengan

kepentingan masyarakat.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan bahwa sebelum

dilakukannya sebuah pembangunan di adakannya sebuah musyawarah dimana

musyawarah tersebut membahas tentang rencana pengunaan dana desa.13

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh narasumber dapat diketahui

bahwa dalam rencana penggunaan dana desa aparat pemerintah desa

melibatkan masyarakat dalam pengambilan sebuah keputusan. Masyarakat

mempunyai hak untuk mengetahui serta dapat mengakses informasi secara

terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam

pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya

kepada peraturan perundang-undangan. Sementara itu dalam

pertanggungjawaban proses anggaran yang diterima tentunya perlu adanya

sebuah rencana kegiatan yang jelas yang mencakup kebutuhan desa dan

masyarakat.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa

aparat pemerintah desa dalam membahas rencana penggunaan dana desa

sudah bisa dikatakan baik karena sudah sesuai dengan indikator transparansi

yaitu dimana tersedianya sarana untuk suara dan usulan publik.

Untuk mencapai sebuah pembangunan desa yang baik tentunya

diperlukan peran aparat pemerintah desa dalam menerapkan prinsip

transparansi dalam pembangunan desa.

13
Wawancara Karmila (Masyarakat), Jumat, 1 April 2022, 19.10 WIB.
71

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa dalam

menerapkan prinsip transparansi di terapkan dengan terbuka kepada

masyarakat mengenai informasi penggunaan dana desa.14

Berdasarkan informasi yang disampaikan dapat diketahui bahwa dalam

menerapkan prinsip transparansi aparat pemerintah desa melakukannya

dengan terbuka kepada masyarakat, karena pada dasarnya transparansi sangat

penting bagi pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah dalam menjalankan

mandat dari rakyat. Mengingat dimana pemerintah saat ini memiliki

kewenangan mengambil berbagai keputusan penting yang berdampak bagi

orang banyak. Dengan demikian transparansi menjadi instrumen penting yang

dapat menyelamatkan uang rakyat dari perbuatan korupsi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa

aparat pemerintah desa dalam menerapkan prinsip transparansi sudah bisa

dikatakan cukup baik karena sudah sesuai dengan indikator transparansi yaitu

tersedianya informasi yang memadai terkait penggunaan dana desa.

Sementara itu dalam pengelolaan dana desa terdapat prosedur yang

dilakukan oleh aparat pemerintah desa dalam menjamin adanya sistem

ketebukaan kepada masyarakat atas seluruh kegiatan yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa prosedur

pengelolaan dana desa yang dilakukan untuk menjamin adanya sistem

14
Wawancara Supadi (Kepala Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 10.45 WIB.
72

keterbukaan yaitu dengan membuat RKPDesa, APBK, Realisasi, dan

SPJ/LPJ.15

Berdasarkan informasi yang disampaikan dapat diketahui bahwa

prosedur yang dilakukan dalam menjamin sistem keterbukaan yaitu dengan

membuat RKPDesa, APBK, Realisasi dan SPJ/LPJ. Pada dasarnya

transparansi sendiri dapat menjamin akses atau kebebasan bagi setiap

masyarakat untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan

pemerintah, yaitu informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan

pelaksanaannya serta hasil yang dicapai dari kebijakan tersebut.

Setelah dilaksanakan sebuah kegiatan maka diperlukan adanya sebuah

penyampaian informasi kepada masyarakat terkait dengan tanggungjawab

aparat pemerintah desa terhadap pelaksanaan pembangunan desa.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa dengan

mengadakan rapat/musyawarah yang bertujuan untuk menyampaikan

informasi mengenai tanggungjawab terhadap pelaksanaan pembangunan

desa.16

Menurut informasi yang diberikan oleh narasumber dapat diketahui

bahwa dalam menyampaikan informasi terkait dengan tanggungjawab

pelaksanaan pembangunan desa aparat pemerintah desa mengadakan

rapat/musyawarah untuk menyampaikan informasi tersebut. Namun

penyampaian juga dapat dilaksanakan secara tertulis dan dengan media

15
Wawancara Suryono (Bendahara Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 11.15 WIB.
16
Wawancara Iis Apriyanti (Sekretaris Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 17.15 WIB.
73

informasi yang mudah diakses oleh masyarakat. Dengan begitu masyarakat

data mengetahui informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa

aparat pemerintah desa dalam penyampaian informasi sudah bisa dikatakan

cukup baik karena sudah sesuai dengan indikator transparansi dimana adanya

sistem pemberian informasi kepada publik.

Selain itu, ditemukan pula bahwa hubungan kerjasama yang terjalin

dalam lingkup pemerintah desa sudah biak dan sudah bekerja saling

mendukung,. Hanya saja, terkadang permasalahan terjadi karena biasanya

tidak semua kegiatan dapat diinformasikan kepada masyarakat sehingga

terjadi pemberitaan yang membuat masyarakat beranggapan negatif kepada

pemerintah desa. maka segala yang berkaitan tentang masyarakat harusnya

dibuat secara terbuka, apalagi dalam lingkup wilayah Desa Sri Basuki,

mayoritas masyarakatnya masih berpendidikan rendah sehingga untuk

masalah pengelolaan keuangan desa tentu harus dibuka dan dijelaskan secara

terang-terangan agar masyarakat dapat mendukung jalannya pemerintah desa

bukan malah sebaliknya berfikiran buruk terhadap dana desa yang dikelola

pemerintah desa.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan bahwa bentuk keterbukaan

dalam mengakses informasi mengenai laporan pertanggungjawaban dan

dokumentasi pelaksanaan dana desa masih cenderung minim dengan


74

kurangnya media informasi dan kurangnya kepedulian masyarakat terkait

dengan pengelolaan dana desa.17

Menurut informasi yang disampaikan oleh narasumber dapat diketahui

bahwa masih minimnya media untuk mengakses informasi dan minimnya

kepedulian masyarakat akan penggunaan dana desa. Padahal penggunaan dana

desa itu sendiri digunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Dan apabila

tersedianya media yang mendukung untuk mengakses segala informasi

tentang desa maka dapat membangun kepercayaan masyarakat yang baik.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa

aparat pemerintah desa dalam mengakses informasi belum bisa dikatakan baik

karena belum sesuai dengan indikator transparansi yaitu adanya akses pada

informasi yng siap, mudah dijangkau, bebas diperoleh, dan tepat waktu dan

juga kurangnya media informasi seperti, website (e-goverment), iklan layanan

masyarakat, media cetak dan elektronik.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa pemerintah dalam

melaporkan mengenai dana rincian dana desa dan kegiatan penggunaan dana

desa di rasa kurang efektif karena yang disampaikan hanya intinya saja. 18

Berdasarkan informasi yang disampaikan dapat diketahui bahwa dalam

pelaporan kegiatan penggunaan dana desa aparat pemerintah desa

menyampaikannya secara inti belum secara terperinci. Dengan demikian

transparansi merupakan keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses

17
Wawancara Karmila (Masyarakat), Jumat, 1 April 2022, 19.10 WIB.
18
Wawancara Fitria Ningsih (Masyarakat), Jumat, 1 April 2022, 09.45 WIB.
75

kegiatan. Dimana dengan adanya transparansi disetiap kebijakan dan

keputusan maka keadilan dapat ditumbuhkan.

Secara garis besar penyampaian yang secara amanah sebagaimana

firman Allah dalam QS. Al-Maidah ayat 67 yang berbunyi:

ُ ‫اامر ُس ْو ُل ِت ِل ْؽ َما ٓ ُا ْن ِز َل ِامَ ْي َم ِم ْن ّرت ّ َِمكاے َوا ِْن م َّ ْم ثَ ْف َؼ ْل فَ َماتَلَّغ َْت ِرسلَ َتوكاے َو‬
‫هللا‬ َّ َ ُّ‫ٓ َيَهُّي‬
۞٧٥ ‫ي َ ْؼ ِص ُم َم ِم َن اَنَّ ِسكاے ِاَنَّ َهلل َْلَهُّيَ ْ ِدى امْ َل ْو َم ْامك ِف ِر ْن َن‬
Artinya: Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu
kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu)
berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. dan Allah
memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.
Dari ayat tersebut maka dapat dijelaskan bahwa tabligh bermakna

tidak menyembunyikan amanah yang diamanahkan untuk menyampaikannya,

apalahi hal tersebut menyangkut hak orang lain. Begitu juga dengan Dana

Desa ada hak dari masyarakat Desa Sri Basuki dalam dana desa sehingga

anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah desa sesuai dengan hak dan

kewajiban setiap individu.

Sementara itu untuk menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat

kepada aparat pemerintah desa maka dibutuhkan akses untuk masyarakat

memperoleh informasi seluas-luasnya yang berkaitan dengan pengelolaan

dana desa.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa dalam

menerapkan prinsip keterbukaan dalam memberi akses kepada masyarakat

untuk memperoleh informasi seluas-luasnya aparat pemerintah desa


76

menggunakan baliho atau papan transparansi sebagai media

penyampaiannya.19

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari narasumber dapat diketahui

bahwa dalam menerapkan prinsip keterbukaan dalam memberi akses kepada

masyarakat aparat pemerintah desa menggunakan baliho dan papan

transparansi yang dipasang ditempat strategis sebagai media untuk masyarakat

mengakses informasi mengenai pengelolaan dana desa. Penerapan prinsip

keterbukaan dalam memberikan akses kepada masyarakat untuk memperoleh

informasi seluas-luasnya bertujuan untuk memungkinkan suatu persoalan

menjadi jelas dan dapat dibuktikan kebenarannya sehingga tidak ada lagi

permasalahan. Untuk mendukung keterbukaan penyampaian informasi secara

jelas kepada masyarakat, setiap kegiatan fisik dana desa dipasang papan

informasi kegiatan di lokasi dimana kegiatan tersebut dilaksanakan.

Setelah memberikan akses kepada masyarakat untuk memperoleh

informasi seluas – luasnya berkaitan dengan pengelolaan dana desa, maka

aparat pemerintah desa perlu menjamin bahwa informasi yang disampaikan

benar-benar akurat dan lengkap.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa dalam menjamin

sebuah informasi yang disampaikan benar-benar akurat dan lengkap maka

aparat pemerintah desa menyampaikannya berdasarkan APBK yang telah

diverifikasi oleh kabupaten dan LPJ yang diketahui oleh camat.20

19
Wawancara Iis Apriyanti (Sekretaris Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 17.15 WIB.
20
Wawancara Iis Apriyanti (Sekretaris Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 17.15 WIB.
77

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh narasumber dapat

diketahui bahwa APBK yang telah diverifikasi oleh kabupaten dan LPJ yang

diketahui oleh camat sebagai penjamin bahwa informasi yang disampaikan

benar-benar akurat dan lengkap. Transparansi sangat penting bagi pelaksanaan

fungsi-fungsi pemerintah dalam menjalankan amanah dari rakyat. Pemerintah

harus menyediakan informasi yang lengkap mengenai apa yang dikerjakannya.

Dengan demikian transparansi menjadi instrumen penting yang dapat

menyelamatkan uang rakyat dari penyelewengan penggunaan dana desa.

Sedangkan dalam menerapkan prinsip transparansi diperlukan nya

media untuk mempublikasi segala informasi terkait dengan dokumentasi

kegiatan desa yang sedang berlangsung agar dapat dipantau oleh setiap elemen

masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa untuk sementara

media yang digunakan untuk mempublikasi segala informasi terkait dengan

kegiatan yang sedang berlangsung berupa papan transparansi atau baliho atau

diadakannya rapat.21

Berdasarkan informasi yang disampaikan narasumber dapat diketahui

bahwa media yang digunakan dalam mempublikasi segala informasi berupa

papan transparansi yang diletakkan di tempat yang strategis. Dengan begitu

desa Sri Basuki minim akan ketersediaan media untuk mempublikasi segala

informasi kegiatan yang sedang berlangsung seperti website resmi desa

dimana website resmi desa dapat digunakan untuk mempublikasi segala

21
Wawancara Iis Apriyanti (Sekretaris Desa), Kamis, 31 Maret 2022, 17.15 WIB.
78

informasi tentang kegiatan yang sedang berlangsung atau segala informasi

tentang desa yang dapat dipantau oleh setiap elemen masyarakat yang

memungkinkan suatu persoalan dapat menjadi jelas, sehingga tidak ada lagi

permasalahan.
79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan cara

wawancara dan dokumentasi kepada aparat desa Sri Basuki serta masyarakat

Desa Sri Basuki tentang bagaimana akuntabilotas dan transparansi

pengelolaan keuangan desa di Desa Sri Basuki Kecamatan Seputih Banyak

Kabupaten Lampung Tengah dalam Perspektif Islam, maka dapat penulis

simpulkan sebagai berikut:

1. Prinsip akuntabilitas pengelolaan keuangan dana desa yang diterapkan

oleh pemerintah desa Sri Basuki sudah sesuai dengan perundang-undangan

maupun ketentuan-ketentuan yang berlaku. Meskipun pengelolaan dana

desa yang dilakukan sudah baik, tetapi pemahaman masyarakat mengenai

kebijakan dana desa masih rendah.

Prinsip transparansi pengelolaan keuangan dana desa yang

diterapkan oleh pemerintah desa Sri Basuki sudah bisa dikatakan baik

dalam penerapannya. Disamping itu proses pengelolaan keuangan dana

desa melibatkan masyarakat mulai dari tahap perencanaan sampai dengan

pertanggungjawaban. Namun jika dilihat dari prinsip-prinsip transparansi

pengelolaan dana desa di desa Sri Basuki masih ada beberapa poin yang

belum terpenuhi seperti desa Sri Basuki hanya menggunakan papan

transparansi/baliho sebagai media publikasinya, selanjutnya desa Sri

Basuki hanya mempublikasi intinya saja berapa jumlah dana yang didapat,
80

mengenai dana itu untuk apa pelaksanaannya bagaimana tidak dijelaskan

secara terperinci.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pengelolaan

keuangan Desa Sri Basuki sudah sesuai dengan perspektif Islam dimana

dalam Islam diajarkan untuk selalu menanamkan sifat keterbukaan dan

kejujuran dalam menjalankan suatu perencanaan baik dalam bentuk

individu maupun bermasyarakaat. Sama hal nya dalam pengelolaan

keuangan desa dimana kita senantiasa menerapkan prinsip

akuntabilitas/amanah dan transparansi/tabligh karena hukumnya adalah

wajib dan jika melanggar berarti kita telah melakukan kemaksiatan yang

akan menghapus segala amal ibadah kepada Allah. Sebagaimana tertuang

dalam Al-Quran surah an-nisa’ ayat 58 tentang akuntabilitas dan surah al-

baqarah ayat 282 tentang transparansi.

B. Saran

Diharapkan kepada pemerintah kampung agar dapat mempertahankan

akuntabilitas dan mekanisme yang baik dalam pengelolaan keuangan desa,

agar dapat menjadi contoh bagi kampung-kampung lain yang belum

menerapkan akuntabilitas dengan baik.

Diharapkan kepada aparatur kampung untuk dapat memanfaatkan

media seperti website desa, untuk memberikan informasi terkait dengan

pengelolaan maupun penyelenggaraan pemerintah kampung. Dengan harapan

memudahkan masyarakat yang berada di kampung maupun diluar kampung

dapat mengakses informasi tersebut.


81

Diharapkan kepada IAIN Metro dari penelitian ini dapat dijadikan

khazanah keilmuan dibidang akuntansi syariah yang berkaitan dengan

akuntabilitas dan transparansi.


DAFTAR PUSTAKA

Djamal M. Paradigma Penelitian Kualitatif. Cet. Ke-II. Yogyakarta: Mitra


Pustaka, 2015.

Effendi Helwin. “Pengelolaan Dana Desa Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam


Negeri Nomor 113 Tahun 2014 (Studi Kasus Pada Nagori Kahean
Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun).” Jurnal
Manajemen dan Keuangan. Vol. 7 No. 1, Juni 2019.

Herlianto Didit. Manajemen Keuangan Desa. Yogyakarta: Gosyen Publishing,


2017.

Luthfi Muhammad Iznillah, Hasan Amir dan Mutia Yesi. “Analisis Transparansi
dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Di Kecamatan Bengkalis”.
Jurnal Akuntansi, Oktober 2018.

Onsardi, Marini dan Selvia Ezizia. “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa Dalam
Perspektif Islam (Studi Kasus Di Desa Taba Padang Rejang Kecamatan
Huku Palik Kabupaten Bengkulu Utara)”. Jurnal Ilmiah Akuntansi,
September 2020.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Pengelolaan Keuangan
Desa.

Shuha Khalida. “Analisis Pengelolaan Dana Desa (Studi Kasus Pada Desa-Desa
selingkungan Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman),”
Artikel. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, 2018.

Soleh Chabib dan Rochmansjah Heru. Pengelolaan Keuangan Desa. Bandung:


FOKUSMEDIA, Mei 2015.

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, cet. Ke-23.


Bandung: Alfabeta, 2016.

Thoyib M., Satria Chandra , Septiana dkk. “Analisis Kinerja Pengelolaan


Keuangan Desa (Studi Pada Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin)”.
Jurnal Ekonomica Sharia, 2020.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Valenia Jeacklin Mamuaya, Sabijono Harijanto dan Gamaliel Hendrik. “Analisis


Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun
2014 (Studi Kasus di Desa Adow Kecamatan Pinolosian Tengah
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan).” Jurnal EMBA, 2017.
Yusra Mahda dan Haris Riyaldi Muhammad, “Transparansi dan Akuntabilitas
Pengelolaan Zakat di Baitul Mal Aceh: Analisis Persepsi Muzakki”, Jurnal
Ekonomi Islam 11, No. 2, 2020.

Zulkarnain zulkarnain dan Nurdiati Widi. “Analisis Penerapan Peremendagri


Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Studi pada
Desa Bojongasih Kabupaten Sukabumi)”. Jurnal Akuntansi Bisnis dan
Ekonomi , 2020.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ALAT PENGUMPUL DATA (APD)

ANALISIS AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN


DESA DI DESA SRI BASUKI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH DALAM PERSPEKTIF ISLAM

PEDOMAN WAWANCARA

A. Wawancara Dengan Aparat Pemerintah Desa

a. Akuntabilitas

1. Bagaimana peran aparat pemerintah desa dalam menerapkan prinsip akuntabilitas

pengelolaan keuangan desa dalam pembangunan desa?

2. Bagaimana perwujudan kewajiban aparat desa untuk mempertanggungjawabkan

pengelolaan keuangan desa dalam pencapaian tujuan yang dilakukan?

3. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan dana desa di desa Sri Basuki sesuai dengan

sistem dan prosedur yang melandasinya?

4. Apa saja jenis pelaporan yang dilakukan aparat pemerintah desa atas pengelolaan

dana desa?

5. Bagaimana tingkatan kepercayaan masyarakat terhadap aparat pemerintah desa

dalam penyampaian pertanggungjawaban pengelolaan dana desa?

6. Bagaiaman prinsip akuntabilitas diterapkan dalam meningkatkan kinerja aparat

pemerintah desa?

b. Transparansi

1. Bagaimana peran aparat pemerintah desa dalam menerapkan prinsip transparansi

dalam pembangunan desa?


2. Bagaimana prosedur pengelolaan dana desa yang dilakukan aparat pemerintah desa

yang menjamin adanya sistem keterbukaan kepada publik dari seluruh kegiatan

yang telah dilakukan?

3. Bagaimana aparat pemerintah desa dalam memberikan informasi mengenai

tanggungjawab pemerintah terkait dengan pelaksanaan pembangunan desa?

4. Bagaimana aparat pemerintah desa menerapkan prinsip keterbukaan dalam

memberi akses kepada masyarakat untuk memperoleh dana desa?

5. Bagaiaman peran aparat pemerintah desa dalam menjamin bahwa informasi dana

desa yang disampaikan nantinya benar-benar akurat dan lengkap?

6. Adakah media publik yang terdapat di desa Sri Basuki untuk mempublikasikan

segala informasi terkait dokumentasi kegiatan desa yang sedang berlangsung untuk

dapat dipantau oleh setiap elemen masyarakat?

c. Perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban.

1. Bagaimana aparat pemerintah desa dalam membuat penyusunan perencanaan desa?

2. Bagaimana aparat pemerintah desa dalam melaksanakan perencanaan yang sudah

dibuta?

3. Bagaimana aparat pemerintah desa dalam melaksanakan penatausahaan keuangan

desa?

4. Bagaiaman aparat pemerintah desa dalam melaksanakan pelaporan terkait dengan

seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan?

5. Bagaimana aparat pemerintah desa dalam mempertanggungjawabkan apa yang

telah dilakukan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaporan?

B. Wawancara Dengan Masyarakat Desa Sri Basuki

1. Apakah ada musyawarah rencana pembangunan dana desa? bagaimana

pelaksanaannya?

2. Bagaimana keterbukaan aparat pemerintah desa mengenai hasil pelaksanaan dana desa?
3. Bagaimana masyarakat dapat mengakses informasi mengenai laporan

pertanggungjawaban dana desa?

4. Bagaimana masyarakat dapat mengakses informasi mengenai dokumen hasil

pelaksanaan dana desa?

5. Bagaimana pelaporan mengenai rincian dana desa dan kegiatan penggunaan dana desa

kepada masyarakat?
DOKUMENTASI

Wawancara dengan Bapak Kepala Desa

Wawancara dengan Bapak Kepala Desa dan Sekretaris Desa


Wawancara dengan salah satu warga Desa Sri Basuki

Kantor Balai Desa Kampung Sri Basuki


RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Nanda Eka Sukma,

dilahirkan di Tulang Bawang pada tanggal 23 Juli 2000.

Penulis merupakan anak pertama dari pasangan bapak

Murkijo dan Ibu Siti Masriah (Almh). Penulis menyelesaikan

pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK 02 Yapindo dan

berijazah tahun 2006, pendidikan dasar di SD 02 Yapindo dan berijazah 2012, lalu

melanjutkan di SMP Yapindo dan berijazah tahun 2015, melanjutkan di SMA

Negeri 1 Seputih Banyak dan berijazah tahun 2018, kemudian melanjutkan kuliah

tahun 2018 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN Metro), Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam, Jurusan Akuntansi Syariah.

Anda mungkin juga menyukai