Anda di halaman 1dari 85

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DI BIDANG KETENAGAKERJAAN

BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG


TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2003
(Studi pada Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Hukum Tata Negara
Pada Fakultas Syariah

Oleh:

SYAFI’I
SPI 141875

Pembimbing Skripsi

1. Dr. Ruslam Abdul Gani, SH., MH


2. Yudi Armansyah, S.Th.I.,M.Hum

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019

1
2
3
4
MOTTO

        

       

Artinya:.Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang


memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan
kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang,
menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah
(QS. Al-Anbiyaa’: 21 ayat 73)1

ABSTRAK

1
QS. Al-Anbiyaa’: (21) 73

5
Nama SYAFI’I, Nim SPI.141875. Skripsi ini berjudul kewenangan pemerintah
daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 (Studi pada Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat empat
kewenangan pemerintah daerah dalam pelayanan bidang ketenaga kerjaan di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, diantaranya penyelenggaraan pelatihan
keterampilan, penempatan tenaga kerja, syarat-syarat kerja dan norma kerja dan
pelayanan kartu AK I atau kartu pencari kerja. (3) Terdapat dua strategi yang
dilakukan pemerintah daerah dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, diantaranya; melibatkan masyarakat, dan
bertanggungjawab. (2) Kendala-kendala yang menghambat kewenangan
pemerintah daerah dalam pelayanan bidang ketenaga kerjaan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, diantaranya Kemampuan SDM yang Terbatas, dan
Minimnya Keterlibatan Masyarakat.

Kata Kunci: Kewenangan Pemerintah, Ketenagakerjaan

PERSEMBAHAN

6
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih, Lagi Maha Penyayang…
“dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang
berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” Qs. Yusuf : 87
“dan Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.”
Qs. Al-Baqarah : 286

Yang Utama Dari Segalanya…


Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.
Taburan cinta dan kasih sayang Mu telah memberikan ku kekuatan
Membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkan dengan cinta
Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan, Akhirnya tugas akhir ini dapat
terselesaikan. Tak lupa sholowat dan salam kita ucapkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW.

Ayahanda Katmo, Ibunda Siti Mulyaton dan Kakakku Selamet Priyadi


Tersayang…
Tampak garis kelopak mata yang dah mulai bekerut
Tersadar bahwa dia selalu memperhatikan ku dari kecil hinga kini
Tampak rambutnya yang hitam dah mulai memutih
Dan aku sadar dia selalu memikirkan keadaan ku lagi waktu aku kecil hinga kini

7
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan karunia, taufiq dan hidayah-Nya. Semoga shalawat serta salam

selalu terlimpahkan kepada Rasulullah SAW, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Kewenangan Pemerintah Daerah di Bidang

Ketenagakerjaan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Nomor 13 Tahun 2003 (Studi pada Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung

Jabung Timur)”.

Meskipun skripsi ini penulis susun dengan segenap kemampuan yang ada,

namun penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti.

Dan berkat adanya bantuan dari para pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang

diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih

kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali

kepada yang Terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Suaidi Asary’, MA., Ph. D, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi

2. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik.

8
4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag., M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan.

5. Ibu Dr. Yuliatin, S. Ag., M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Kerjasama di Lingkungan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Bapak Ruslam Abdul Gani, SH., MH selaku Pembimbing I dan Bapak Yudi

Armansyah, S.Th.I.,M.Hum selaku Pembimbing II.

7. Bapak Abdul Razak, M.SI selaku Ketua Jurusan Hukum Tata Negara Fakultas

Syariah UIN STS Jambi.

8. Ibu Ulya Fuhaidah, S. Hum., M. SI selaku Sekretaris Jurusan Hukum Tata

Negara Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

9. Bapak dan Ibu dosen, Asisten dosen dan Seluruh Karyawan/Karyawati

Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi.

10. Kepala Desa Datuk Nan Duo yang telah memberikan data dalam penyelesaian

skripsi ini.

11. Semua pihak yang terlibat dalam Penyusunan skripsi ini, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Disamping itu penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan layaknya sebuah karya tulis ilmiah, oleh karena itu diharapkan pada

semua pihak untuk dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun

dan positif guna kesempurnaan skripsi ini. Kepada Allah SWT penulis memohon

ampunan atas semua kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini dan kepada sesama

manusia penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua dan semoga apa yang kita lakukan hari ini menjadi

9
10
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................... iv
MOTTO...................................................................................................... v
ABSTRAK.................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 4
C. Batasan Masalah .................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ........................ 5
E. Kerangka Teori .................................................................... 6
F. Tinjauan Pustaka ................................................................. 16

BAB II METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitan .............................................. 22
B. Jenis Penelitian .................................................................... 22
C. Pendekatan Penelitian ......................................................... 23
D. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 23
E. Unit Analisis ........................................................................ 24
F. Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 25
G. Teknik Analisis Data ........................................................... 29
H. Sistematika Penulisan .......................................................... 31

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN


A. Sejarah Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur .................................................................................. 32
B. Visi dan Misi Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur ....................................................................... 33
C. Struktur Organisasi .............................................................. 34

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN


A. Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Bidang
Ketenaga Kerjaan Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur .... 42
B. Strategi yang Dilakukan Pemerintah Daerah dalam
Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung

11
Jabung Timur........................................................................ 54
C. Kendala-Kendala Yang Menghambat Kewenangan
Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Bidang Ketenaga
Kerjaan Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ................... 57

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………….……... 62
B. Saran-Saran..............…...……………………............……... 63

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..


LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE

12
DAFTAR SINGKATAN

APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

DPRD : Pewan Perwakilan Rakyat Daerah

PEMDA : Pemerintah Daerah

STS : Sulthan Thaha Saifuddin

SWT : Subhanahu Wata’ala

SAW : Shallallahu Alaihi Wasallam

UIN : Universitas Islam Negeri

UUD : Undang-Undang Dasar

13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wilayah Negara Republik Indonesia sedemikian luasnya dan didiami

berbagai suku bangsa yang beraneka ragam, maka corak pemerintahan sentralis

bukanlah tipe ideal sistem pemerintahan yang cocok untuk mengatur wilayah dan

penduduk yang demikian banyak dan beragam.2 untuk itu diaturlah corak

pemerintahan di Indonesia berdasarkan sistem pembagian kekuasaan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berdasarkan corak desentralisasi

sebagaimana tercermin dalam pasal 19 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah diskusi tentang efektivitas pelayanan publik dalam

otonomi daerah menjadi semakin menarik untuk dibicarakan.

Undang-Undang tersebut merupakan implimentasi Pasal 18 ayat (1) UUD

1945 yang mengatakan bahwa Negara Republik Indonesia merupakan negara

kesatuan yang dibagi atas daerah-daerah provinsi dan provinsi terdiri dari daerah

Kabupaten dan Kota yang mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dalam

Undang-Undang. Selanjutnya, Pasal 2 ayat (2) menyebutkan bahwa pemerintah

Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten dan Kota mengatur dan mengurus sendiri

urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas perbantuan. Dalam

2
Begas Prana Jaya, Pengantar Ilmu Hukum, (Yogyakarta: PT Anak Hebat Indonesia,
2017), hlm. 23

14

1
menjalankan otonomi dan tugas perbantuan kecuali urusan pemerintah pusat,

pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan lain sesuai

dengan ketentuan berlaku.3

Dalam berbagai aspek Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengatur

hubungan keuangan pusat dan daerah, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya

alam dan sumber daya lainnya secara adil dan selaras.4 Di samping itu, dalam

menjalankan perannya, daerah diberikan kewenangan yang seluas-luasnya disertai

dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam

kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.5 Kinerja birokrasi

pelayanan publik di Indonesia yang sering disoroti masyarakat menjadi faktor

penentu yang penting dari penurunan minat investasi. Dalam kehidupan politik,

perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik berimplikasi luas terutama dalam

tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Kurang baiknya kinerja birokrasi menjadi salah satu faktor penting yang

mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Perbaikan kinerja pelayanan publik diharapkan mampu memperbaiki kembali citra

pemerintah di mata masyarakat, karena dengan kualitas pelayanan yang membaik,

kepuasan dan kepercayaan masyarakat bisa dibangun kembali sehingga pemerintah

bisa meningkatkan legitimasi yang lebih kuat di mata publik. Perubahan

lingkungan strategis dalam kepemerintahan mempengaruhi cara pendekatan dalam

3
Aminullah, “Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Rumah
Tangga (PRT)”, Jurnal Universitas Sumatera Utara Medan, 2015, hlm. 6
4
Muhammad Azhar, Hukum Ketenagakerjaan,(Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 12
5
Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta Timur: Sinar Garafika,
2015), hlm. 182.

15
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan. kecenderungan sikap

aparatur yang lebih ingin dilayani dari pada melayani.

Pelayanan Dinas Ketenagakerjaan Daerah seperti memberikan

perlindungan hukum bagi tenaga kerja, hak-hak dasar tenaga kerja perempuan dan

program pelatihan pemberdayaan tenaga kerja merupakan salah satu bentuk

pelayanan publik, sehingga dapat diketahui keberpihakan Dinas Ketenagakerjaan

Kabupaten Tanjung Jabung Timur terhadap tenaga kerja yang ada. Di samping itu

pelayanan Pemerintah Daerah (PEMDA) di bidang ketenagakerjaan merupakan

salah satu retribusi Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pemerintah memberikan

perhatian yang penuh pada upah. Berdasarkan ketentuan Pasal 5 Peraturan Daerah

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003 yaitu penyelenggaraan

dilakukan pemerintah daerah agar setiap pekerja/buruh berhak memperoleh

penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk

mewujudkan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana yang

disebutkan sebelumnya, maka Pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang

melindungi hak pekerja/buruh.

Berdasarkan hasil observasi penulis ditemukan bahwa kewenangan

pemerintah daerah dalam pelayanan bidang ketenaga kerjaan di Kabupaten

Tanjung Jabung Timur dirasa belum sepenuhnya maksimal dikarenakan masih

terdapat beberapa pegawai yang melakukan pekerjaannya dengan lambat, ini

disebabkan kemampuan SDM yang Terbatas.6 Sebagaimana yang disampaikan

6
Observasi penulis di Dinas Ketenagakerjaan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 10
Januari 2019

16
Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung

Timur, sebagai berikut:

Kami akui terdapat beberapa pegawai yang bekerja belum sepenuhya


maksimal dikarenakan sudah hampir masa jabatannya habis. Selain itu,
kurang tanggapnya dalam melayani masyarakat untuk mencari pekerjaan
baik dalam lingkungan kabupaten ataupun provinsi.7

Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa dalam

penyelenggaraan pelatihan keterampilan yang biasanya dilaksanakan tidak tepat

waktu dan Minimnya Keterlibatan Masyarakat, di mana sebagian masyarakat

menganggap kegiatan pelayanan ini tidak memberikan dampak apa-apa sehingga

kurangnya antusiasme dan perusahaan tidak mengurus Rekomendasi perpanjangan

izin penggunaan tenaga asing sehingga merugikan pemda Kabupaten Tanjung

Jabung Timur

Adapun bentuk kewenangan pemerintah daerah dalam pelayanan bidang

ketenagakerjaan Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sesuai Pasal 5 Peraturan

Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003 Penyelenggaraan

Tenaga Kerja, Pemberian Izin, Pengawasan Tenaga Kerja, Penempatan Tenaga

Kerja dan Pelayanan Kartu AK I atau Kartu Pencari Kerja. Selain itu kebijakan

pemerintah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Nomor 13 Tahun 2003 adalah : penyelenggaraan penempatan pekerja, agar

memiliki peningkatan produktifitas tenaga kerja dan balai latihan kerja memiliki

tugas dalam memberikan pelatihan bagi pekerja, serta melakukan pengawasan

hubungan industrial, perlindungan dan jaminan sosial pekerja serta kesejahteraan

7
Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

17
purna kerja dan menjamin keselamatan kerja, kesehatan kerja, higiene perusahaan,

lingkungan kerja dan ergonomi.

Bidang ketenagakerjaan yang merupakan kewenangan pemerintah daerah

yang bersifat wajib harus dikelola dengan baik di daerah untuk melakukan

pembangunan ekonomi secara nasional melalui daerah. Pengelolaan bidang

ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur seperti memberikan

perlindungan hukum bagi tenaga kerja dan peningkatan kualitas produktivitas

tenaga kerja merupakan roda pembangunan ekonomi daerah. Pelayanan

Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur di bidang ketenagakerjaan

merupakan salah satu retribusi Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang berarti

sumber pendapatan daerah. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang berjudul

“Kewenangan Pemerintah Daerah di Bidang Ketenagakerjaan Berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003

(Studi pada Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimana kewenangan pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13

Tahun 2003?

2. Bagaimana strategi yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam pelayanan

bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur?

18
3. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pada Dinas

Ketenagakerjaan di bidang ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur?

C. Batasan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan serta tidak menyalahi sistimmatika

penulisan karya ilmiyah sehingga membawa hsehingga hasil yang di harapan,

maka penulis perlu membatasi permasalahan yang akan di bahas, sehingga tidak

eluar dari topik pembahasan. Dalam penelitian ini penulis hanya membahas

tentang tinjauan yuridis terhadap kewenangan pemerintah daerah di bidang

ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Nomor 13 Tahun 2003 studi Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung

Timur.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya suatu

kejelasan yang dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang ingin

dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui kewenangan pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13

Tahun 2003.

b. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam

pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pada Dinas

Ketenagakerjaan di bidang ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

19
2. Kegunaan Penelitian

Penelitian mengenai kewenangan pemerintah daerah di bidang

ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Nomor 13 Tahun 2003, ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:

a. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu

(S1) di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Siafuddin

Jambi.

b. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam hal ini pemerintah Kabupaten

Tanjung Jabung Timur Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan

suatu pengalaman dan wawasan bagi penulis sendiri terhadap kewenangan

pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003.

c. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk Fakultas Syari’ah khususnya

jurusan Hukum Tata Negara, dan dosen-dosen Fakultas Syari’ah lainnya dan

sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan

praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan

bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.

E. Kerangka Teori

1. Kewenangan

Pengertian kewenangan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)

adalah kekuasaan membuat keputusan memerintah dan melimpahkan tanggung

jawab kepada orang lain, berbicara kewenangan memang menarik, karena secara

alamiah manusia sebagai mahluk sosial memiliki keinginan untuk diakui

20
ekstensinya sekecil apapun dalam suatu komunitasnya,dan salah satu faktor yang

mendukung keberadaan ekstensi tersebut adalah memiliki kewenangan. Menurut

Litan Poltak Sinambela kewenangan adalah hak seorang individu untuk melakukan

sesuatu tindakan dengan batas-batas tertentu dan diakui oleh individu lain dalam

suatu kelompok tertentu.8 Sementara berbicara tentang sumber-sumber

kewenangan,maka terdapat 3 (tiga) sumber kewenangan yaitu :

a. Sumber atribusi yaitu pemberian kewenangan pada badan atau lembaga /

pejabat negara tertentu baik oleh pembentuk Undang-Undang Dasar maupun

pembentuk Undang-Undang.Sebagai contoh : Atribusi kekuasaan presiden dan

DPR untuk membentuk Undang-Undang.9

b. Sumber delegasi yaitu penyerahan atau pelimpahan kewenanangan dari badan /

lembaga pejabat tata usaha Negara lain dengan konsekuensi tanggung jawab

beralaih padapenerima delegasi.Sebagai contoh: Pelaksanaan persetujuan

DPRD tentang persetujuan calon wakil kepala daerah.

c. Sumber mandat yaitu pelempahan kewenangan dan tanggung jawab masih

dipegang oleh sipemberi mandat.Sebagai contoh : Tanggung jawab memberi

keputusan-keputusan oleh menteri dimandatkan kepada bawahannya.

Itu artinya kewenangan adalah kekuasaan hukum untuk mematuhi aturan

hukumdalam lingkup menjalankan kewajiban publik. Wewenang dalam konsep

hukum menjelaskan bahwa ada 3 komponen kewenangan yaitu : pengaruh, dasar

hukum dan konformitas hukum, yang dimana komponen pengaruh ialah

8
Litan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik,Teori, Kebijakan dan
Implementasi, (Jakarta: PT Bumi Kasara, 2017), hlm. 24
9
Muhammad Akbal, “ Harmonisasi Kewenangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah
Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah”, Jurnal Supremasi, Volume XI Nomor 2, Oktober 2016,
hlm. 101

21
penggunaan wewenang dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku subjek

hukum, komponen hukum ialah wewenang itu harus selalu dapat ditunjuk dasar

hukumnya, sedangkan komponen komfirmitas mengandung makna adanya standar

wewenang yaitu standar umum dan standar khusus.10

Adapun perbedaan antara kewenangan atributif dan kewenangan distributif

adalah terletak pada pertanggung jawabannya, kewenangan atributif memiliki

tanggung jawab yang melekat kepada aparat atau pejabat yang langsung ditunjuk

oleh undang-undang.11 Sedangkan kewenangan distributif terbagi dua yaitu mandat

dan delegasi, untuk mandat pertanggung jawabannya melekat pada pemberi

wewenang dan untuk delegasi pertanngung jawabannya berpindah kepada si

penerima wewenang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah maka pemerintah daerah yang didipimpin oleh Kepala Daerah juga

memiliki kewenangan tersendiri yang bersifat atributif dalam segala bidang seperti

pemerintah pusat kecuali : Politik Luar Negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,

moneter dan Fiskal Nasional.12 Dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah maka setiap daerah berwenang untuk

mengeluarkan peraturan sendiri khusus untuk daerahnya sendiri yang kemudian

kita kenal dengan sebutan Peraturan Daerah (PERDA).

10
Ilyas, Abdurrahman, dan Sufyan, “Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Penyelesaian
Sengketa Tanah”, Jurnal Ilmu Hukum Ilyas, Abdurrahman, Sufyan No. 65, Th. XVII April, 2015,
hlm. 6
11
Litan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik,Teori, Kebijakan dan
Implementasi, (Jakarta: PT Bumi Kasara, 2017), hlm. 24
12
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

22
Setiap Peraturan Daerah tentunya akan dibahas di DPRD bersama dengan

Kepala Daerah baik Gubernur maupun Bupati/Walikota sesuai tingkat wilayah

pemerintahan masing-masing. Oleh karena DPRD bersama Kepala Daerah

berwenang membuat produk hukum dalam hal ini Peraturan Daerah maka DPRD

dan Kepala Daerah dapat dimintai pertanggungjawaban atas produk hukum yang

mereka buat karena kewenangan yang mereka miliki bersifat atributif.

2. Kewenagnan Pemerintah Daerah

Secara umum kewenangan merupakan kekuasaan untuk melakukan semua

tindakan atau perbuatan hukum publik. Dengan kata lain, Prajudi Atmosudirdjo

(1988:76) mengemukakan bahwa: Pada dasarnya wewenang pemerintahan itu

dapat dijabarkan kedalam dua pengertian, yakni sebagai hak untuk menjalankan

suatu urusan pemerintahan (dalam arti sempit) dan sebagai hak untuk dapat secara

nyata mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh instansi pemerintah

lainnya (dalam arti luas).

Wewenang pemerintah adalah kekuasaan yang ada pada pemerintah untuk

menjalankan fungsi dan tugasnya berdasarkan peraturan perundang- undangan.

Dengan kata lain, wewenang merupakan kekuasaan yang mempunyai landasan

untuk mengambil tindakan atau perbuatan hukum agar tidak timbul akibat hukum,

yakni terwujudnya kesewenang-wenangan (onwetmating). Keseluruhan

pelaksanaan dari wewenang pemerintahan dilakukan atau dilaksanakan oleh

pemerintah, tanpa adanya wewenang pemerintahan maka tentunya pemerintah

tidak akan dapat melakukan suatu tindakan atau perbuatan pemerintahan.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang No. 32 Tahun

23
2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan

pemerintah daerah adalah penyelenggaran urusan pemerintahan oleh pemerintah

daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

otonomi seluas-luasnya dan sistim serta prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. 13

Pemerintahan daerah diselenggarakan oleh pemerintah daerah.Pengertian

Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau walikota, dan perangkat daerah

sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah daerah (lihat Pasal 1 ayat (3) Undang-

Undang No.32 Tahun 2004).Gubernur sebagai Kepala Daerah Provinsi berfungsi

pula selaku wakil pemerintah di daerah.Gubernur menjembatani dan

memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah termasuk

dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintah,

pada strata pemerintahan provinsi.

Menurut rumusan Pasal 13 Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan daerah disebutkan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan

pemerintah daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi. Pasal 14

Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan

bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk

kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota. Pelaksanaan

tugas pemerintah di daerah antara pemerintah daerah dan DPRD mempunyai

hubungan yaitu Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan

13
Putra Astomo, Hukum Tata Negara Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Thafa Media,
2014), hlm. 62

24
hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan

yang setara bermakna bahwa diantara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki

kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak saling membawahi. Hal ini

tercermin dalam membuat kebijakan daerah berupa Peraturan daerah.

3. Pemerintah Daerah

Dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Indonesia didasarkan

pada ketentuan Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan Negara

Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah

provinsi itu dibagi atas kebupaten dan kota, yang tiap-tiap propinsi, kabupaten dan

kota ini mempunyai pemerintahan daerrah yang diatur dengan Undang-Undang.14

Dengan adanya kemajuan hukum dan ketatanegaraan di jaman globalisasi ini maka

Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun

1999. Sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 239 Undang- Undang Nomor 32

Tahun 2004 yaitu pada saat berlakunya Undang-Undang ini, maka Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan tidak

berlaku.

Pemerintah pusat tidak mungkin mengatur sendiri semua urusan dalam

penyelenggaraan pemerintahan, sehingga diadakaan pembagian urusan kepada

pemerintah tingkat bawahnya. Adapun ciri-ciri Pemerintah Daerah menurut Aries

Djaenur adalah:15

14
Undang-Undang Dasar 1945
15
Aries Djaenur, Konsep-konsep Dasar Pemerintahan Daerah, (Bandung: Pustaka Pelajar,
2012), hlm. 4

25
1. Adanya lingkungan atau daerah dengan batas yang lebih kecil dari pada

negaranya.

2. Adanya jumlah penduduk yang mencukupi

3. Adanya kepentingan-kepentingan yang diurus oleh Negara akan tetapi

menyangkut tentang lingkungan itu sehingga penduduknya bergerak bersama-

sama berusaha atas dasar swadaya.

4. Adanya suatu organisasi memadai untuk menyelenggarakan kepentingan-

kepentingan tersebut.

5. Adanya kemampuan untuk menyediakan biaya yang diperlukan.

Syarat-syarat pembentukan daerah adalah bahwa daerah dibentuk

berdasarkan pertimbangan:

a. Kemampuan ekonomi

b. Potensi daerah

c. Sosial Budaya

d. Sosial Politik

e. Jumlah Penduduk

f. Luas Daerah dan pertimbangan lain yang memungkinkan

g. Terselenggaranya Otonomi Daerah. 16

Pemerintah Daerah menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal

1 ayat (1) menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam system dan prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-


16
Aries Djaenur, Konsep-konsep Dasar Pemerintahan Daerah, hlm. 23

26
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan Pasal 1 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang dimaksud Pemerintah Pusat

selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang

memegang kekuasaan Pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pembentukan

daerah dapat berupa penggabungan beberapa daerah atau bagian daerah yang

bersandingan atau pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih yang

mana, dipertegas dalam Pasal 5 bahwa pembentukn daerah harus memenuhi syarat-

syarat administrasi, teknis, dan fisik kewilayahan.

4. Ketenagakerjaan

Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pembangunan

masyarakat pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan masyarakat tersebut

adalah kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja. Tenaga kerja adalah seluruh

jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada

permintaan kerja.17 Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang

dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun

sampai dengan 64 tahun. Pengertian Tenaga Kerja Undang-Undang dan jenis

perlindungan dalam pasal 1 angka 2 Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung

Timur Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga

kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun

17
Muhammad Azhar, Hukum Ketenagakerjaan, hlm. 12

27
di luar hubungan kerja, guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun masyarakat.18

Tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan harus di jamin haknya,

diatur kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya. Sesuai dalam peraturan

Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-04/MEN/1994 pengertian tenaga kerja adalah

setiap orang yang bekerja pada perusahaan yang belum wajib mengikuti program

jaminan social tenaga kerja karena adanya pentahapan kepesertaan. Bentuk

perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib di laksanakan oleh setiap

pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja pada

perusahaan tersebut harus sangat diperhatikan, yaitu mengenai pemeliharaan dan

peningkatan kesejahteraan di maksud diselenggarakan dalam bentuk jaminan

social tenaga kerja yang bersifat umum untuk dilaksanakan atau bersifat dasar,

dengan bersaskan usaha bersama, kekeluargaan dan kegotong royongan sebagai

mana yang tercantum dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945.

Jaminan pemeliharaan kesehatan merupakan jaminan sebagai upaya

penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan

pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga

kerja sehingga dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya

kesehatan dibidang penyembuhan.19 Oleh karena itu upaya penyembuhan

memerlukan dana yang tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada

18
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
19
Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta Timur: Sinar Garafika,
2015), hlm. 182

28
perorangan, maka sudah selayaknya diupayakan penanggulangan kemampuan

masyarakat melalui program jaminan social tenaga kerja. Para pekerja dalam

pembangunan nasional semakin meningkat, dengan resiko dan tanggung jawab

serta tantangan yang dihadapinya. Oleh karena itu kepada mereka dirasakan perlu

untuk diberikan perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraannya

sehingga menimbulkan rasa aman dalam bekerja. ebutuhan sendiri maupun

masyarakat.

Dalam penelitian Ervina mengenai “Kualitas tenaga kerja di Indonesia”

mengemukakan tenaga kerja merupakan faktor pendukung perekonomian suatu

Negara, untuk memajukan perekonomian suatu Negara diperlukan tenaga kerja

yang berkualitas. Dalam suatu Negara, tenaga kerja ada yang dipekerjakan di

dalam dan di luar Negara itu sendiri. Seperti halnya Indonesia, tenaga kerja

Indonesia banyak bekerja di luar negeri. Tenaga kerja Indonesia yang bekerja di

luar negeri, dapat menghasilkan devisa Negara yang turut mendukung

perekonomian Indonesia. Sehingga mereka dikenal dengan istilah pahlawan devisa

Negara. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

masyarakat. Tenaga kerja dapat juga diartikan sebagai penduduk yang berada

dalam batas usia kerja. Tenaga kerja disebut juga golongan produktif, yakni dari

usia 15-65 tahun.Tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu angkatan

kerja dan bukan angkatan kerja.20 Pembagian tenaga kerja jika digambarkan dalam

bentuk bagan akan tampak seperti berikut. Tenaga kerja berdasarkan keahliannya.

20
Agus, “Peran PEMDA Dalam Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Dibidang
Ketenagakerjaan” Skripsi: Ilmu Pemerintahan, 2011, hlm. 32

29
a. Tenaga Kerja Terdidik / Tenaga Ahli / Tenaga Mahir

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mendapatkan suatu keahlian

atau kemahiran pada suatu bidang karena sekolah atau pendidikan formal dan non

formal.

b. Tenaga Kerja Terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam

bidang tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja. Keahlian terlatih ini tidak

memerlukan pendidikan karena yang dibutuhkan adalah latihan dan melakukannya

berulang-ulang sampai bisa dan menguasai pekerjaan tersebut.

c. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang

hanya mengandalkan tenaga saja.

F. Tinjauan Pustaka

Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang

peneliti lakukan, yaitu;

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Fragaria Vesca Jananta, mahasiswi

Universitas Jember Fakultas Hukum, ditulis pada tahun 2013, dengan judul

“Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Dalam Pembentukan Peraturan

Daerah Berkaitan Dengan Bidang Kesejahteraan Masyarakat Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004”,21 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

kewenangan pemerintah daerah kabupaten dalam pembentukan peraturan daerah

21
Fragaria Vesca Jananta, Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Dalam
Pembentukan Peraturan Daerah Berkaitan Dengan Bidang Kesejahteraan Masyarakat Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Skripsi: Universitas Jember Fakultas Hukum, 2013, hlm.
iv

30
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Hasil menunjukkan bahwa

kewenangan pemerintah daerah kabupaten dalam membentuk peraturan daerah

kabupaten meliputi kewenangan pemerintah daerah kabupaten dalam tahapan-

tahapan pembentukan peraturan daerah kabupaten meliputi tahapan perencanaan,

penyusunan, pembahasan, penetapan, dan pengundangan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Mukhtarrija, mahasiswa

Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Negeri Surakarta, ditulis

pada tahun 2010, dengan judul “Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Pelayanan

Bidang Ketenagakerjaan di Kota Surakarta Berdasarkan Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah”22 Penelitian ini bertujuan secara

analisis mengenai kewenangan pemerintah daerah dalam pelayanan bidang

ketenagakerjaan (2) kendala-kendala yang menghambat pelayanan bidang

ketenagakerjaan. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kota Surakarta. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data

berupa penelitian normatif dan penelitian lapangan dengan melakukan wawancara

langsung terhadap narasumber pada instansi tersebut Hasil Penelitian menunjukkan

bahwa Pemerintah Kota Surakarta dalam melaksanakan kewenangan pelayanan

bidang ketenagakerjaan telah memiliki Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3

Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan dan Peraturan Wali Kota

Surakarta Nomor 17 Tahun 2015 tentang Informasi Ketenagakerjaan sebagai

22
Fajaruddin, “Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Pelayanan Bidang
Ketenagakerjaan di Kota Surakarta Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah”, Skripsi: Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Negeri
Surakarta, 2010, hlm. 6

31
pedoman teknis pelaksanaan pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kota Surakarta.

Langkah yang ditempuh dalam menjalankan Pelayanan bidang ketenagakerjaan

oleh Pemerintah Kota Surakarta melalui perbaikan kualitas daya saing, kompetensi

tenaga kerja dan perbaikan fasilitas balai latihan kerja

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Andi Alti, mahasiswi Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, ditulis pada tahun 2017, dengan judul

“Tinjauan Yuridis Terhadap Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Pelayanan

Bidang Ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Berdasarkan

Undang-Undang No.32 Tahun 2004”.23 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Kewenangan Pemerintah daerah Dalam Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan Di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Berdasarkan Undang-undang No.32 Tahun

2004”. (Dibimbing oleh Bapak Muh. Yunu wahid dan Bapak Naswar) Setiap

manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa

pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Good Governance

(tata pemerintahan yang baik) telah lama menjadi mimpi banyak orang Indonesia.

Kendati pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, sebagian besar dari

mereka membayangkan bahwa dengan good governance mereka akan dapat

memiliki kualitas pemerintahan yang lebih baik. Banyak diantara mereka

membayangkan bahwa dengan memiliki praktik governance yang lebih baik maka

kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik, angka korupsi menjadi semakin

rendah dan pemerintah menjadi semakin peduli dengan kepentingan warga.

Sehingga kewenangan Pemerintah Daerah dalam pelayanan bidang ketenaga

23
Andi Alti, “Tinjauan Yuridis Terhadap Kewenangan Pemerintah Daerah dalam
Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan di Kabupaten Bone Berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun
2004”, Skripsi: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 20107, hlm. iv

32
kerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur berdasarkan Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 yaitu pelayanan berupa penyelenggaraan pelatihan, penempatan

tenaga keja, syarat-syarat kerja, norma kerja dan Pelayanan Kartu AK I. Namun

kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

dalam pelayanan Ketenagakerjaan terbagi 2(dua) yaitu Kendala Internal, yaitu

segala bentuk penghambat dan tidak tepat sasaran yang disebabkan oleh Pemda

atau pusat. Kemudian Kendala External yaitu segala bentuk permasalahan yang

disebabkan oleh faktor para pencari kerja maupun kondisi diluar Pemerintah

Daerah.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Iwan Noviar, mahasiswi Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, ditulis pada tahun 2017, dengan judul

“Peranan Pemerintah Daerah Dalam Memberikan Perlindungan Terhadap Hak-Hak

Pekerja/Buruh Terutama Berupa Pemenuhan Atas Upah Yang Layak (Studi di

Kabupaten Sanggau)”.24 Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bagaimana

efektifitas peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau dalam upaya memberikan

perlindungan terhadap hak-hak pekerja terutama atas pemenuhan upah yang layak.

Kedua adalah bagaimana upaya yang seharusnya dilakukan pemerintah Daerah

Kabupaten Sanggau dalam meningkatkan efektifitas pengawasan ketenagakerjaan

dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial dalam optimalisasi pemenuhan

hak pekerja terutama atas upah yang layak. Metode penelitian yang digunakan

adalah metode yuridis normatif dan yuridis sosiologis. Penelitian ini berhasil

menjawab permasalahan yang dikemukakan tadi dimana peran Pemerintah Daerah

24
Iwan Noviar, “Peranan Pemerintah Daerah Dalam Memberikan Perlindungan Terhadap
Hak-Hak Pekerja/Buruh Terutama Berupa Pemenuhan Atas Upah Yang Layak (Studi di Kabupaten
Sanggau)”, Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 2017, hlm. 4

33
Kabupaten Sanggau masih sangat minim atau tidak optimal dalam pengawasan dan

penyelesaian perselisihan hubungan industrial atas pemenuhan upah yang layak.

Tidak optimalnya pemerintah daerah kabupaten sanggau dalam hal ini karena

beberapa aspek, yaitu aspek personel, aspek pendanaan, dan aspek kelembagaan.

Untuk itulah dalam saran atau rekomendasi penelitian ini terhadap permasalahan

yang ada adalah membenahi ketiga aspek tersebut.

Dari beberapa contoh hasil penelitian di atas, maka dapat digambarkan

beberapa persamaan dan perbedaannya. Persamaan skripsi ini dengan hasil-hasil

penelitian sebelumnya adalah pada salah satu variabel yang digunakan dalam

membahas pokok permasalahan, yaitu variabel Pelaksanaan kewenangan

Pemerintah Daerah dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan berdasarkan Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004. Sedangkan, perbedaan antara skripsi ini dengan

hasil-hasil penelitian sebelumnya adalah pada perkembangan yang semakin

meningkat pada masyarakat dalam mencari pekerjaan, sehingga diperlukan upaya

dalam mengatasi permasalahan tersebut ditambah lagi harga petani kelapa yang

terus menurun menyebabkan petani menjerit dan ingin mencari pekerjaan yang

lebih layak, untuk itu diperlukan kewenangan pemerintah daerah di bidang

ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Nomor 13 Tahun 2003.

34
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini tentang kewenangan pemerintah daerah di bidang

ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Nomor 13 Tahun 2003. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya

penelitian, yaitu bulan Mei 2018. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan

sebagai berikut:

1. Dinas Ketenaga kerjaan telah memberikan kewenangannya dalam bidang

ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung

Timur Nomor 13 Tahun 2003 dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan.

2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai

keterangan yang diperlukan untuk menyusun proposal skripsi ini.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

normatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-

undangan (statute approach) dan pendekatan kasus (case approach).25 Pendekatan

perundang-undangan (statute approach) adalah pendekatan yang dilakukan dengan

menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu

hukum yang sedang ditangani. Atau dengan kata lain yaitu suatu penelitian yang

dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi di

masyarakat dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta- fakta dan

25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandungm
2009, hal. 36.

35
data yang dibutuhkan, setelah data yang dibutuhkan terkumpul kemudian menuju

kepada identifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian

masalah Penelitian ini termasuk kedalam penelitian Empiris, karena hendak

kewenangan pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan

Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun

jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer yang penulis ambil dari informasi di lapangan melalui observasi

dan wawancara di lokasi penelitian, data primer yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah wawancara di lapangan dan Peraturan Daerah Kabupaten

Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003.

2. Data sekunder yang penulis ambil berupa dokumentasi, literatur, pustaka

lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

Sumber data penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/ peristiwa, dan

dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan orang yang bisa

memberikan data melalui wawancara. Sumber data yang berbentuk suasana/

peristiwa berupa suasana yang bergerak ataupun lisan, meliputi ruangan, suasana,

dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan diobservasi. Adapun

sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa atau kejadian, dimana dalam

penelitian ini peristiwa dijadikan sumber data adalah penelitian ini tentang

kewenangan pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan

Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003. Pelaksana

36
pemberi kewenangan, di mana dalam hal ini kewenangan pemerintah daerah

Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang dapat memberikan informasi dapat

dilakukan melalui wawancara dan lainnya dan dokumentasi, di mana sumber data

yang diambil dari dokumen ini berupa data dalam bentuk laporan, catatan

peristiwa, keterangan, jumlah permasalahan, dan lain sebagainya.

D. Unit Analisis

Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian

tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.

Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun

organisasi swasta atau sekelompok orang.26 Unit analisis juga menjelaskan kapan

waktu (tahun berapa, atau bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian

tidak secara jelas menggambarkan mengenai batasan waktu tersebut. Dalam

penelitian ini, unit analisisnya adalah kewenangan pemerintah daerah di bidang

ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Nomor 13 Tahun 2003. Penetapan unit analisis tersebut, karena penelitian yang

dilakukan tidak menggunakan popupasi dan sampel, namun hanya menggunakan

dokumen-dokumen dari kewenangan pemerintah daerah di Kabupaten Tanjung

Jabung Timur.

Dalam penelitian ini informan ditentukan dengan menggunakan teknik

purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan pertimbangan

informasi. Penentuan unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai

pada taraf kelebihan artinya bahwa dengan menggunakan informan selanjutnya

26
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS
Jambi, (2012), hlm. 62.

37
boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru.27 Informan adalah

orang yang memberi atau orang yang menjadi sumber data dalam penelitian

(narasumber). Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh

peneliti dan diperkirakan orang yang menjadi informan ini menguasai dan

memahami data, informasi, ataupun fakta dari objek penelitian. Informan dalam

penelitian ini dipilih berdasarkan kewenangan dan keilmuan yang terkait dengan

penelitian ini, mereka diantaranya:

Berdasarkan pendapat diatas ditetapkan kriteria atau ciri-ciri dalam

pengambilan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kepala Dinas Ketenagakerjaan (satu orang)

2. Kabid Dinas Ketenagakerjaan (satu orang)

3. Pakar hukum (Perundang-Undangan) (satu orang)

4. Pakar pemerintahan (Otonomi Daerah) (satu orang)

5. Masyarakat yang melakukan pelayanan di Dinas Ketenagakerjaan (dua orang)

6. Masyarakat peserta pelatihan di Dinas Ketenagakerjaan (dua orang)

E. Instrument Analisis Data

1. Observasi

Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang

yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Martinis

Yamin menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa

yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi

27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,hlm.85.

38
aktif dalam aktiivitas mereka.”28 Penelitian partisipatif ini kemudian dikhususkan

lagi menjadi partisipasi pasif (passive participation) artinya peneliti datang ke

tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan

tersebut. Obyek observasi dinamakan situasi sosial yang terdiri atas:

a. Place, tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung.

b. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.

c. Activity, kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang

berlangsung.

Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih

observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana

peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang

diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung

terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam memberikan kewenangan

pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003. Observasi yang

dilakukan penulis dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman

observasi yang disusun sebagai berikut:

1) Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara

berfikir.

2) Interaksi sosial dan tempat lingkungan.

28
Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif,
(Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipayung, 2009), hlm. 79.

39
3) Mengamati latar belakang, lingkungan dan pelaksanaan kewenangan

Pemerintah Daerah dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten

Tanjung Jabung Timur.

4) Mengamati kendala yang menghambat pelaksanaan kewenangan Pemerintah

Daerah dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung

Timur.

5) Mengamati upaya dalam pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah dalam

pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Wawancara ini penulis gunakan untuk mendapatkan permasalahan yang

diteliti, berupa perkataan dari informan di lapangan, dan juga untuk mengetahui

hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (semistructure interview) dimana

pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku catatan,

laptop, dan camera karena penulis menggunakan wawancara catatan lapangan. Hal

ini bermanfaat untuk mencatat dan mendokumentasikan semua percakapan dengan

sumber data, dimana kesemuanya telah digunakan setelah mendapat izin dari

sumber data. Karena wawancara yang digunakan adalah semi terstruktur. Dalam

skripsi ini, penulis menggunakan metode wawancara yang dilakukan kepada

40
subyek dengan menggunakan dokumntasi catatan lapangan. Adapun pedoman

wawancara yang telah disusun sebagai berikut:

a. Latar belakang, lingkungan dan pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah

dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

b. Kendala yang menghambat pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah

dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

c. Upaya dalam pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah dalam pelayanan

bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

d. Kondisi sarana dan sumberdaya.

e. Hasil pencapaian dan harapan.

3. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari

arsip dan dokumen baik yang berada di Pemerintah Daerah dalam pelayanan

bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang ada

hubungannya dengan penelitian tersebut. Dokumentasi adalah mengumpulkan data

dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi,

administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti.

Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data mengenai sejarah, visi-

misi, profil, serta bukti-bukti pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah di

bidang ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung

Timur Nomor 13 Tahun 2003.

41
F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan

membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Aktivitas analisis

data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu

diverifikasi.

1. Reduksi Data

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan

membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis

memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak

relevan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting. Adapun data yang direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam

penelitian ini, data diperoleh melalui catatan lapangan dan wawancara, kemudian

data tersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang

jelas kepada penulis.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan penyusunan sekumpulan informasi dari reduksi

data yang kemudian disajikan dalam laporan yang sistematis dan mudah dipahami.

42
Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga

dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. Penyajian data juga dapat

dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan antara kategori dan

sejenisnya.Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang

paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalamskripsi ini

peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan

mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang telah

didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.

3. Kesimpulan/Verifikasi

Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam

penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya

kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.

Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,

ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan

penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan

lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik

43
kesimpulan kewenangan pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam penulisan

skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:

Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya

menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran

tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Batsan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori,

Kerangka Pemikiran, Tinjauan Pustaka.

BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan

Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan

Alat Analisis Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.

BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah

Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana

BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang

pembahasan dan hasil penelitian.

BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang

terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan

Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.

44
BAB III

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

A. Seajrah Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan salah satu Kabupaten di

pesisir timur Propinsi Jambi selatan yang berjarak sekitar 174 km dari Kota

Makassar.Mempunyai garis pantai sepanjang 138 km dari arah selatan kearah

utara. Secara astronomis terletak dalam posisi 4 13‟ -120040‟ Bujur Timur

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan

Kabupaten Wajo dan Soppeng

1. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

3. Sebelah barat berbatasan dengan Riau 29

Luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur seluruhnya berjumlah

kurang lebih4.559,00 Km2. Bone terdiri atas 27 (dua puluh tujuh) kecamatan yang

diperinci menjadi 333 (tiga ratus tiga puluh tiga) desa dan 39 (tiga puluh sembilan)

kelurahan dengan jumlah dusun sebanyak 888 (delapan ratus delapan puluh

delapan) dan lingkungan sebanyak 121 (seratus dua puluh satu). Adapun berikut

merupakan Peta wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur:

29
Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

45
45
B. Visi dan Misi Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Adapun visi dan misi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten

Tanjung Jabung Timur adalah sebagi berikut: Visi “Terwujudnya Tenaga Kerja

Yang Bermutu Dan Berkualitas Dalam Satu Keatuan Budaya“.30

C. Struktur Organisasi

Semua susunan struktur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Tanjung Jabung Timur dibuat berdasarkan Peraturan Daerah dengan Nomor 3

Tahun 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Dinas Tenaga erja Dan

Transmigrasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Adapun struktur Dinas Tenaga

Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Sulawesi

Selatan, yakni sebagai berikut:

1. Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

2. Sekretarsi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

3. Kelompok Jabatan Fungsional

4. Sub Bagian Umum dan Perencanaan

5. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

6. Sub Bagian Kepegawaian

7. Sub Bagian Pemberdayaan Tenaga Kerja

8. Seksi Penyelenggaraan dan Ketenaga kerjaan

9. Seksi Data dan Informasi 31

30
Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019
31
Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

46
D. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor

13 Tahun 2003 tentang susunan dan tata kerja dinas Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur, maka tugas pokok dan fungsi

untuk semua struktur dalam lingkup dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Untuk menjalankan tugas pokok tersebut

struktur yang ada dalam organisasi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

Kabupaten Tanjung Jabung Timur mempunyai fungsi sebagai berikut: 32

Kepala Dinas mempunyai tugas:

1. Menetapkan program kerja Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

berdasarakan rencana kegiatan masing masing sub bidang dan rencana

kegaiatan bagian sekretariat;

2. Membuat rumusan kebijakan tekhnis bidang ketenagakerjaan berdasarkan

kewenangan yang ada;

3. Memberikan pelayanan perijinan di bidang;

4. Memberikan pelayanan umum kepada masyarakat sesuai bidang tugasnya;

5. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas bawahan

sesuai dengan bidangnya masing masing;

6. Memberikan petunjuk dan bimbingan tekhnis serta pengawasan kepada

bawahan;

7. Memeriksa hasil kerja bawahan;

32
Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

47
8. Mengevaluasi dan mempertanggung jawabkan hasil kerja bawahan;

9. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kinerja kepada Bupati;

10. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh atasan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi dalam melaksankan

tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekretariat

Daerah. 33

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi mempunyai tugas:

a. Melaksanakan urusan surat menyurat, rumah tangga, dan memberikan

penerangan, pelaksanaan kegiatan di lingkungan Dinas Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi;

b. Melaksanakan urusan keuangan dan perlengkapan di lingkungan dinas;

c. Melaksanakan urusan mutasi, kenaikan pangkat dan gaji berkala lingkungan

dinas;

d. Pengadaan Kartu AK I

e. Menyusun program kerja sekretariat sebagai bahan program kerja Dinas

Tenaga Kerja Dan Transmigrasi berdasarkan rencana kegiatan masing masing

sub bagian;

f. Menyusun laporan pertanggung jawaban kinerja sekretariat sebagai bahan

pertanggung jawaban Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi berdaasarkan

laporan hasil kegiatan masing masing sub bagian;

g. Mengatur mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas bawahan

sesuai dengan bidangnya masing masing;

33
Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

48
h. Memberikan petunjuk dan bimbingan tekhnis serta pengawasan kepada

bawahan;

i. Memeriksa hasil kerja bawahan;

j. Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian;

k. Melaksanakan pengelolaan urusan umum dan perlengkapan;

l. Melaksanakan urusan keuangan;

m. Mengevaluasi dan mempertanggungjawabkan hasil kerja bawahan

n. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan. 34

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi. Bagian

sekretaris terdiri dari sub bagian umum, sub bagian kepegawaian, dan sub bagian

keuangan dan perlengkapan adapun tugas sub sub bagian tersebut sebagai berikut:

Sub bagian umum memiliki tugas:

1) Menginventarisir surat masuk dan keluar

2) Memfasilitasi tamu-tamu kantor sesuia dengan kepentingannya

3) Mengkoordinir petugas kebersihan kantor

4) Mengkoordinir bagian legalisasi

5) Mengkoordinir acara protokoler dinas

6) Melaksanakan pengetikan surat menyurat dan penggandaan naskah dinas

7) Melaksanakan urusan hubungan masyarakat, perjalanan dinas dan protocol

34
Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

49
8) Membuat rencana program kegiatan yang akan dilaksanakan untuk diajukan

dalam penyusunan program dinas tahun yang akan datang selambat lambatnya

pada bulan Juli tahun berjalan.

Sub bagian kepegawaian Memiliki tugas:

a) Menyusun rencana dan program kerja tahunan seksi kepegawaian

b) Menyiapkan rencana formasi penerimaan dan pengangkatan dan pemerataan

pengawas di lingkungan kerja dinas

c) Menyiapkan usulan mutasi antara lain kenaikan pangkat, pemindahan,

pemberhentian dan pensiunan tenaga administrasi dan fungsional

d) Menyusun daftar urut kepangkatan pegawai

e) Mengelolah kenaikan gaji berkala tenaga administrasi dan tenaga fugnsional

f) Melaksanakan urusan tata usaha pengawas

g) Penyiapan koordinasi pelaksanaan ujian dinas

h) Pengurusan pemberian tanda pengahargaan kepada pegwai

i) Pengurusan tabungan asuransi pegawai dan kartu kesehatan

j) Pelaksanaan bimbingan penyaluran dana subsidi guru serta peningkatan

kesejahteraan pegawai

k) Menyusun laporan sub bagian 35

l) Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh atasan

Sub bagian keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas:

(1) Menyusun rencana dan program sub bagian keuangan

35
Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

50
(2) Melakukan pengelolaan keuangan dinas yang meliputi penerimaan,

penyimpanan, pengeluaran, pertanggungjawaban dan pembukuan

(3) Meneliti, menguji kebenaran setiap dokumen bukti penerimaan, penyimpanan

dan pengeluaran uang

(4) Melakukan pencatatan dan pengarsipan dokumen bukti pengeluaran uang

(5) Melakukan pembayaran gaji pegawai, biaya perjalaan dinas, rekening telepon

dan air serta borongan dan pembelian

(6) Melakukan tuntunan ganti rugi

(7) Mempersiapkan laporan periodik tentang pengeluaran keuangan

(8) Memonitor pelaksanaan anggaran

(9) Mencatat, mengolah dan menganalisis data hasil monitor pelaksanaan

anggaran

(10) Mempersiapkan penyusunan anggaran belanja dinas

(11) Menyusun pertanggung jawaban penerimaan dan pengeluaran dinas

(12) Menerima, menyimpan, dan menguangkan surat berharga

(13) Mengumpulkan data perkembangan pelakanaan anggaran dinas

(14) Menyusun identifikasi masalah yang menyangkut anggaran Dinas

(15) Mempersiapkan bahan penyusunan, saran penyesuaian pelaksanaan

anggaran dinas

(16) Melakukan pengawasan dan pengendalian pengelolaan keuangan yang

bersumber dari APBD 36

(17) Melakukan pengurusan gedung dan perabot

36
Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

51
(18) Melakukan infentarisasi dan mempersiapkan penghapusan barang dan

perlengkapan

(19) Melakukan rencana pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, perawatan

inventaris

(20) Melakuakan stock volume barang barang kebutuhan ATK dan barang barang

lainnya masing masing bidang

(21) Melakukan pendistribusian barang perlengkapan yang meliputi perabot,

peralatan tekhnis, alat kantor dan pembukuan

(22) Mengumpulkan dan mengolah data inventaris kantor

(23) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan. 37

E. Peraturan Pemerintah Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung


Timur Nomor 13 Tahun 2003

Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003

mengamanatkan beberapa butir perubahan yang memiliki dimensi standarisasi

yang sangat ketat dan lebih mempertimbangkan kuantitas dan kepentingan

pemerintah pusat ketimbang prioritas untuk mengefektivkan penyelenggaraan

pemerintahan di daerah melalui solusi persoalan-persoalan di daerah. Standarisasi

ini sendiri muncul karena beberapa alasan:

1. Ketidaksesuaian nomenklatur lembaga daerah dengan lembaga pusat yang

selama ini sering mengakibatkan kesulitan proses penganggaran dan berujung

pada inefisiensi penyelenggaraan pemerintahan di daerah; Struktur organisasi

pemerintah daerah di Indonesia yang cenderung sangat gemuk sehingga

37
Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

52
berpotensi menyedot sebagian besar alokasi APBD untuk belanja tidak

langsung (belanja aparatur) dan bukan untuk pos belanja langsung

untukmembiayai program dan kegiatan-kegiatan lainnya yang lebih produktif

bagi kepentingan masyarakat.

2. Struktur organisasi pemerintah daerah di Indonesia yang cenderung sangat

gemuk sehingga berpotensi menyedot sebagian besar alokasi APBD untuk

belanja tidak langsung (belanja aparatur) dan bukan untuk pos belanja langsung

untuk membiayai program dan kegiatan-kegiatan lainnya yang lebih produktif

bagi kepentingan masyarakat. Kelemahan desain penataan kelembagaan di

daerah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 adalah karena

Peraturan Pemerintah ini lebih melihat persoalan kelembagaan semata-mata

sebagai persoalan struktur kelembagaan. Standarisasi yang ketat yang dibuat

oleh Peraturan Pemerintah ini tidak mempertimbangkan dimensi lain dari

kelembagaan daerah seperti aparatur, sistem tata laksana, dan nilai dasar

organisasi. Hal ini terlihat dari esensi kebijakan yang lebih menekankan pada

tiga hal: 38

3. Penyeragaman nomenklatur kelembagaan daerah;

4. Penentuan jumlah kelembagaan daerah yang berbasis pada hasil perhitungan

atas variable jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah APBD;

5. Perumpunan kelembagaan daerah, meskipun juga menentukan beberapa

perubahan lain seperti perubahan eselonisasi pejabat daerah.

38
Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

53
Pembentukan kelembagaan atau organisasi perangkat daerah akan sangat

berpengaruh pada pencapaian kinerja birokrasi publik, karena struktur akan

mengikuti strategi (structure follow strategy) yang diterapkan organisasi, bukan

sebaliknya strategi yang mengikuti struktur (strategy follow structure) yang

akhirnya mengakibatkan proliferasi atau perkem-bangbiakan kelembagaan.

Dalam praktiknya, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 juga telah

menciptakan berbagai kerumitan mengiringi konsekuensi besar yang

menyertainya. Berbagai standarisasi yang dirumuskan dalam regulasi ini pada

akhirnya cenderung terlihat sebagai manifestasi kepentingan pusat untuk

melakukan resentralisasi pemerintahan ketimbang penataan kelembagaan untuk

efektivitas pemerintahan daerah. Masalah efisiensi dan pelayanan publik

tampaknya menjadi urutan berikutnya. Hal ini juga tampak pada semangat

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 yang justru lebih banyak berpihak

kepada birokrasi dari pada pelayanan publik. Hal ini terlihat dari besarnya

organisasi perangkat daerah melebihi dari yang diatur dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2003.

Perubahan ini, kemudian menjadi hal menarik untuk diteliti, khususnya

kaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan pasca penerapan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah pada

Lingkup Sekretariat Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 39

39
Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

54
BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Bidang Ketenaga


Kerjaan Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Berdasarkan observasi dan wawancara di lapangan dapat diketahui bahwa

kewenangan pemerintah daerah dalam pelayanan bidang ketenaga kerjaan di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah dirasakan sebagian besar masyarakat.

Pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tanjung Jabung

Timur berjumlah 4.925 jiwa atau hanya 18,41 persen dari total pengangguran di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pencari kerja yang terdaftar terbanyak di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu 1.140 jiwa. Secara umum pula dalam

sektor perekonomian daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur didominasi oleh

sektor perikanan, dengan sub sektor perikanan laut, kemudian sub sektor

perkebunan, peternakan dan perkebunan. Dilihat dari lapangan usaha, sebagian

besar penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur bekerja di sektor pertanian yang

berjumlah 356.814 jiwa (70,72%) dari jumlah penduduk yang bekerja. Sektor lain

yang juga banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan

Akomodasi (11,54 %) dan yang paling sedikit menyerap tenaga kerja adalah

Industri Pengolahan (3,41%).40

Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pembangunan

masyarakat sebuah daerah, dimana pembangunan masyarakat tersebut adalah

kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja. Tenaga kerja sebagai pelaksana

40
Dokumen Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

55
pembangunan harus di jamin haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan daya

gunanya. Sesuai dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-

04/MEN/1994 dan peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia Nomor 145/Men/10/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal dibidang

ketenaga kerjaan. Oleh karena itu pelayanan pemerintah daerah dibidang ketenaga

kerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur mulai dari Penyelenggaraan Pelatihan

Keterampilan, Penempatan Tenaga Kerja, Syarat-syarat kerja, Norma kerja,

Pelayanan Kartu AK I dan pemanfaatan fasilitas gedung haruslah diperhatikan

sehingga pemerintah daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur khususnya

dibidang pelayanan ketenagakerjaan dapat mewujudkan masyarakat yang sejahtra

sesuai dengan Perda Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Penulis menemukan bahwa terdapat 4 (empat) jenis pelayanan yang

diberlakukan bagi masyarakatnya pada Dinas Ketenagakerjaan di bidang

ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, diantaranya:

1. Penyelenggaraan Tenaga Kerja

Dari hasil penelitian penulis, penyelenggaraan pelatihan keterampilan yang

dilakukan Pemda, meliputi : Sertifikat Latihan Lulusan Keterampilan (LLK),

dimana kegiatan ini adalah bentuk kerja sama pemerintah daerah dengan pihak

perusahaan. Persyaratan jenis pelayanan ini adalah surat permohonan dari

perusahaan yang terkait, karena pelatihan dilakukan selama seminggu dengan

penaggung jawab kegiatan adalah Kepala Bidang Pemberdayaan Tenaga Kerja dan

Kepala UPTD-LLK. Pemerintah Daerah menganggap bentuk pelayanan ini

ditujukan kepada masyarakat secara umum sehingga bentuk pelayanan ini

56
dilaksanakan tanpa biaya (gratis), masyarakat dihimbau untuk mengikuti segala

bentuk pelatihan untuk meningkatkan skill mereka serta keterampilan yang

berguna terhadap peningkatan SDM Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan

pendapatan perusahaan. Sebagaimana yang disampaikan Bapak Nurdin Selaku

Kepala Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebagai

berikut:

Sejauh ini telah berjalan program pelatihan pada salah satu perusahaan,
guna meningkatkan kemampuan masyarakat. Dan kami mengajak
masyarakat untuk berperan aktif mencari informasi agar dapat mengikuti
program ini dengan baik. Masyarakat seharusnya lebih aktif lagi, ketika
kami Pemerintah Daerah melakukan suatu kegiatan pelayanan berupa
pelatihan karena ini sangat bermanfaat bagi mereka dimana mampu
meningkatkan kapasitas mereka dan juga mereka diberikan sertifikat yang
dapat mereka gunakan di perusahaan, apalagi kegiatan pelayanan ini tidak
dipungut biaya (gratis). Dengan diadakan pelayan gratis ini, lebih
memotivasi lagi meraka untuk terus berkembang dengan baik.
Meningkatkan seluruh kemampuan dan pontensi masyarakat itu sendiri.41

Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa pelayanan

pelatihan yang ada di masyarakat ini dalam memicu motivasi masyarakat

mengembangkan potensi yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Apalagi

pelayanan ini tidak dikenakan biaya sedikit pun, jadi lebih meringangkan beban

masyarakat itu sendiri. Tenaga Kerja di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

memang terbilang banyak, tak heran jika masyarakat yang tergolong usia kerja

ambil bagian dalam kegiatan ini, karena menganggap perlu untuk mengikuti

kegiatan pelayanan tersebut. Sebagaimana yang disampaikan Bapak Nurdin Selaku

Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

sebagai berikut:

41
Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

57
Kami melakukan penyelenggaraan penempatan kerja yang sesuai dengan
bidangnya, perluasan wawasan oleh tenaga kerja yang mampu bersaing di
dalam menghadapi perubahan zaman, peningkatan produktifitas tenaga
kerja yang berkompeten dan pelatihan ketenagakerjaan yang di laksanakan
di balai latihan kerja. Semua itu kami laksanakan dalam rangka
penyelenggaraan tenaga kerja yang baik di kabupaten Tanjung Jabung
Timur.42

Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa penyelenggaraan

tenaga kerja di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dilakukan dengan penempatan

tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya, perluasan wawasan tenaga kerja,

peningkatan produktifitas tenaga kerja serta pelatihan tenaga kerja di balai latihan

kerja. Selain itu penulis menemukan bahwa selain diadakannya pengawasan dan

penyelenggaraan hubungan industrial. Sebagaimana yang disampaikan Bapak

Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung

Timur, sebagai berikut:

Kami melakukan penyelenggaraan hubungan kerja yaitu hubungan indrustri


dan pengawasan hubungan industrial tersebut didalam proses
penyelenggaraan tenaga kerja di kabupaten Tanjung Jabung Timur. Namun
disamping itu, kami juga harus memberikan perlindungan dan jaminan
sosial kepada pekerja serta penjaminan kesejahteraan purna kerja diamana
tenaga kerja yang sudah melewati batas usia kerja maksimum sesuai yang
ketentuan akan mendapatkan jaminan pensiunannya. Dan yang saat ini
kami terus upayakan adalah penyelenggaraan keselamatan kerja,
kesehatan kerja, lingkungan kerja dan ergonomi. 43

Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa peneyelenggaraaan

hubungan industrial di kabupaten Tanjung Jabung Timur mengutamakan

kesejahteraan pekerjanya dengan memberikan jaminan tenaga kerja dan jamiinan

kesejahteraan purna kerja. Selain itu, dalam penyelenggaraannya tersebut harus

42
Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019
43
Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

58
mengutamakan keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan

ergonomi demi terciptanya dunia kerja yang dapat memenuhi hak-hak para

perkerja yang berdasarkan keadilan sosial.

Sebagaimana yang disampaikan Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang

Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebagai berikut:

Kami melakukan penetapan kebutuhan fisik minimum untuk mewujudkan


dunia kerja yang dapat mencakupi setiap elemen, yang mana kalau di
dalam sebuah perusahaan ada 100 pekerja normal maka disana juga harus
ada 1 pekerja cacat atau penyandang disabilitas, agar mendapatkan hak
bekerja juga. Hal itu berlandaskan kesetaraan dan keadilan di dunia
ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 44

Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa penyelenggaraan

tenaga kerja di Kabupaten Tanjung Jabung Timur juga memberikan kersempatan

kerja terhadap penyandang disabilitas yangmana disetiap 100 pekerja normal maka

harus ada satu orang pekerja penyandang disabilitas di dalam sebuah perusahaan

agar dapat mencangkupi hak-hak kerja di masyarakat. Seperti yang disampaikan

Bapak Ma’ruf Selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

sebagai berikut:

Dengan diadakan pelayanan ketenaga kerjaan ini, masayarakat


mendapatkan peluang kerja lebih banyak. Keterbatasan lapangan kerja ini
membuat masayarakat tidak memiliki pekerjaan yang layak. Pelayanan
pemerintah daerah bagi kami para pekerja sangat diharapkan sebab dengan
begitu kami mampu lebih berkembang dan keuntungan yang kami peroleh
adalah mendapat sertifikasih atau akreditasi yang dimana dibutuhkan oleh
perusahaan.45

Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa masyarakat di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur sangat mengaharapkan pelayanan ketenaga

44
Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019
45
Wawancara bersama Bapak Ma’ruf Selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

59
kerjaan ini, karena kurangannya lapangan kerja untuk masyarakat. Dengan pelayan

ini dapat meningkatkan sertifikasi atau akreditasi yang dibutuhkan oleh

perusahaan. Sebagaimana yang disampaikan Bapak Imam Selaku masyarakat yang

mengikuti Pelatihan di Dinas Ketenagakerjaan, sebagai berikut:

Kami sudah megnikuti pelatihan di Dinas Ketenagakerjaan di bidang


ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, seperti Pelatiahan
komputer, mekanik, tapi selain itu ada jua pelatihan tata boga dan menjahit.
Alhamdulilah sudah punya sertifikatnya jadi kami sangat bersyukur telah
diterima untuk mendapatkan pekerjaan dengan semangat kerja saya.46

Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa masyarakat telah

merasakan manfaatnya dengan adanya pelatihan yang telah dilaksanakan Dinas

Ketenagakerjaan di bidang ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

dengan begitu masyarakat dapat menjadikan keterampilan yang telah didapatkan di

dalam pelatihan. Sebagaimana yang disampaikan Ibu Solihah Selaku masyarakat

yang mengikuti Pelatihan di Dinas Ketenagakerjaan, sebagai berikut:

Saya kemarin mengikuti pelatihan, memang kita diajarin di sana dan kita
juga diarahin maunya kemana, saya kemarin mengikuti pelatihan jahit dan
kami disana diajarin cara menjahit, ada juga ibu-ibu di sini di ajak ke sana
untuk mengikuti pelatihan, mereka bilangnya sih agar ibu-ibu di sini bisa
hidup mandiri dan membantu keperluan keluarga.47

Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa pelatihan yang

diselenggarakan oleh Disnaker, banyak masyarakat mengaku senang mendapat

kesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Berbagai pelatihan itu dapat

mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Juga, dapat

membantu masyarakat yang membutuhkan.

46
Wawancara bersama Bapak Imam Selaku masyarakat yang mengikuti Pelatihan di Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019
47
Wawancara bersama Bapak Imam Selaku masyarakat yang mengikuti Pelatihan di Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

60
2. Pemberian Izin

Pemberian izin perlu dilakukan guna memberikan kemudahan abgi

masyarakat untuk memnuhi kebutuhan kerjanya. Sebagaimana yang disampaikan

Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung

Jabung Timur, sebagai berikut:

Kami memberikan izin penempatan tenaga kerja dan juga pemberian


Tenaga Kerja Asing (TKA) bagi keperluan yang berkaitan denga hal-hal
keimigrasian. Selain itu, kami juga mlakukan pemberian izin penggunaan
jasa tenaga kerja asing dan pengawasan tenaga kerja asing. Diharapkan
dengan kemudahan izin-izin tersebut dapat melancarkan proses perizinan di
dunia kerja yang selama ini cendenrung terkesan ribet dan berlit-belit. 48

Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa pihak pemerintah

kabupaten Tanjung Jabung Timur melakukan kemudahan dalam pembeian

perizinan kerja termasuk izin-izin penggunaan jasa Tenaga Kerja Asing (TKA)

yang diharapkan dapat melancarkan kegiatan industri dan ketenagakerjaan di

kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sebagaimana yang disampaikan Bapak Nurdin

Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

sebagai berikut:

Untuk menunjang penyelenggaraan tenaga kerja dikabupaten Tanjung


Jabung Timur kami juga menerbitkan izin pelatihan ketrampilan tenaga
kerja oleh lembaga-lembaga swasta, didalam pelaksanaan kursus atau
pelatihan serta pemagangan itu harus sesuai dengan kebutuhan pasar kerja
dan dunia usaha. Apabila terdapat tenaga kerja yang tempat pelatihannya
tidak memliki izin maka perusahaan berhak untuk melakukan pemutusan
hubungan kerja di tingkat perusahaan. 49

48
Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019
49
Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

61
Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa pemerintah

Kabupaten Tanjung Jabung Timur sangat berhati-hati dalam pemberian izin

termasuk izin pelaksanaan pelatihan keterampilan tenaga kerja yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga swasta. Hal tersebut sangat penting untuk dilakukan dalam

melakukan pengawasan di dunia industri dan ketenagakerjaan agar dapat

menciptakan tenaga kerja yang mampu bersaing, berkompeten, dan berkualitas.

3. Pengawasan Tenaga Kerja

Sebagaimana yang disampaikan Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang

Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebagai berikut:

Kami tentu mengawasi jam kerja dan jam istirahat para pekerja di
perusahaan perindustrian, terutama pengawasana tenaga kerja wanita yang
bekerja malam hari dan pengawasan tenaga kerja anak. Serta kami juga
pengawasan apakah setiap pekerja itu telah dikutsertakan Jamsostek atau
tidak. Pengawasan-pengawasan tersebut kami lakukan untuk memberikan
jaminan kepada para pekerja yang ada di kabupaten Tanjung Jabung Timur.
50

Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa pemerintah

kabupaten Tanjung Jabung Timur melakukan pengawasan terhadap jadwal kerja

dan istirahat pekerja wanita yang bekerja pada malam hari serta anak-anak.

Pemerintah kabupaten Tanjung Jabung Timur juga melakukan pengawasan

terhadap perusahaan-perusahaan di kabupaten Tanjung Jabung Timur terkait

keikutsertaan pekerjannya dalam jaminan-jaminan sosial seperti Jamsostek dan

sebagainya. Sebagaimana yang disampaikan Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang

Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebagai berikut:

Dalam hal perizinan kami juga melakukan penyelenggaraan perizinan


peralatan kerja dan sertivikasi operator alat-alat berbahaya. Kami terus

50
Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

62
mendorong penyelenggaraan pelatihan keterampilan tenaga kerja dalam
rangka memfasilitasi dan memberikan solusi terhadap pengangguran serta
usaha-usaha lain untuk meningkatan kesejahteraan, yang bentuknya seperti
pembinaan peningkatan fasilitas kesejahteraan pekerja pada perusahaan
swasta. 51

Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa penyelenggaraan

perizinan peralatan kerja dan sertivikasi operator alat-alat berbahaya adalaha salah

satu bentuk pembinaan peningkatan fasilitas kesejahteraan pekerja pada

perusahaan swasta dilakukan oleh pemerintah kabupaten Tanjung Jabung Timur

untuk mendorong penyelenggaraan pelatihan keterampilan tenaga kerja dalam

rangka memfasilitasi dan memberikan solusi terhadap pengangguran serta

peningkatan kesejahteraan bagi usaha-usaha lain.

4. Penempatan Tenaga Kerja

Pelayanan umum yang diterapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanjung

Jabung Timur dalam bidang Ketenagakerjaan adalah dengan melakukan klasifikasi

yaitu tenga kerja antar kerja antar daerah (AKAD), antar kerja antar lokal dan antar

kerja antar negara (AKAN), dimana penggolongan ini berfungsi mempermudah

dalam distribusi tenaga kerja yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

adapun syarat dari mengikuti pelayanan Pemda tersebut adalah memiliki surat

permohonan rekomendasi rekrut dari perusahaan dan tanpa dipungut biaya dengan

waktu penyelesaian satu hari, dan selaku penanggung jawab pelayan ini adalah

Kepala Bidang Pemberdayaan Tenaga Kerja. Sebagaimana seperti yang

disampaikan Bapak Bahder J Nasution Selaku paka hukum di Universitas Jambi,

sebagai berikut:

51
Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

63
Kami terus melakukan kerjasama antar kecamatan, kabupaten, procinsi dan
Negara untuk menempatkan tenaga kerja yang baik, jadi dengan telah
mendapatkan pelatihan yang kami berikan, masyarakat akan siap dengan
penempatan kerja ini, sehingga dapat memperbaiki kehidupan mereka.52

Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa kegiatan antar kerja

sebagai salah satu upaya dalam rangka melaksanakan misi mengatur,

melaksanakan penyediaan, penyebaran, pembinaan, penggunaan dan perlindungan

tenaga kerja jadi dalam hal ini antar kerja tersebut merupakan salah satu pemberian

pelayanan kepada masyarakat. Kerjasama tersebut dapat berwujud di satu pihak

kesediaan para pemakai tenaga kerja menyampaikan informasi tentang berbagai

lowongan yang tersedia dalam organisasi masing-masing dan di lain pihak,

penyampaian informasi tersebut ditujukan kepada pencari kerja yang terdaftar pada

kantor tenaga kerja yang bersangkutan. Seperti yang disampaikan Bapak Ma’ruf

Selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebagai berikut:

Kami bekerjasama dengan perusahaan yang betul-betul pro terhadap rakyat


dan tidak pilih-pilih, sehingga ini dapat menginaktkan kesejahteraan rakyat.
Masyarakat yang mencari pekerjaan dapat bekerja untuk meningkatkan
kemampuan mereka dan juga pendapatan mereka. Dengan mengikuti
pelatihan ini juga masyarakat dapat dicocokkan dengan kebutuhan perusaan
untuk menerima karyawan53

Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa manfaat pelayanan

ini mengisi lowongan yang tersedia relatif mudah untuk dicocokkan dengan daftar

lamaran yang ada di kantor tenaga kerja. Selain itu, para pencari kerja juga dapat

dengan mudah untuk melihat informasi tentang berbagai lowongan yang tersedia

karena di tempelkan pada papan pengumuman yang khusus disediakan untuk para

52
Wawancara bersama Bapak Bahder J Nasution Selaku paka hukum di Universitas
Jambi, pada 12 Januari 2019
53
Wawancara bersama Ibu Nuriyanti Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

64
pencari kerja tersebut, artinya para pelamar tidak perlu lagi menemui pegawai

tertentu di instansi yang bersangkutan untuk memperoleh informasi. Sebagaimana

yang disampaikan Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan

Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebagai berikut:

Bentuk pelayanan ini adalah sebuah kemudahan bagi tenaga kerja di


Kabupaten Tanjung Jabung Timur, masyarakat di sini lebih terpacu untuk
meningkatkan semangat kerjanya. Di karenakan sangat susah mencari
pekerjaan di sini, sempitnya lapangan pekerjaan dan meningkatnya
pengangguran di sini. Justru dari itu dengan adanya pelayanan ketenaga
kerjaan ini dapat meringkankan beban masayarakat di sini, dimana
mempermudah mereka dalam memperoleh pekerjaan serta berguna pula
bagi perusahaan dalam mendapatkan tenaga kerja sesuai dengan yang
dibutuhkan perusahaan. 54

Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa dengan adanya

pelayanan ketenaga kerjaan ini dapat memudahkan untuk mengurangi

pengangguran yang ada dalam masayarakat.

5. Pelayanan Kartu AK I atau Kartu Pencari Kerja

Pelayanan Pemda Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam hal pelayanan

Kartu AK I sangatlah bermanfaat bagi para pecari kerja yang ada di Kabupaten

Tanjung Jabung Timur, bagaimana tidak bentuk pelayanan ini dibebaskan biaya

dimana calon pekerja harus memenuhi beberapa persyaratan seperti: Foto copy

KTP, Ijasah Terakhir dan Pas Photo. Efektivitas Pelayanan Publik di Dinas Tenaga

Kerja Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang dapat dideteksi berdasarkan sub- sub

indikator berikut: Waktu, Biaya dan Kuantitas. Adapun gambar dari SOP (Standar

Operasi Pelayanan), yaitu: Pelayanan AK 1 terdapat standar waktu yang ditetapkan

dalam pelayanan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Nurdin

54
Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

65
Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

beliau mengatakan bahwa:

“Dalam menyelesaikan pelayanan yang terdapat pada kantor dinas tenaga


kerja ini baik itu berupa pelayanan AK 1 tidak membutuhkan waktu yang
lama karena kami memiliki misi yakni memberikan pelayanan yang cepat,
tepat dan memuaskan bagi masyarakat dalam penyelesaiannya namun itu
juga bergantung dari situasi maupun kondisi yang ada. Dengan begitu lebih
memudahakan lagi dalam pelayanan ini. Karena biasanya butuh waktu
yang lama dalam mengurus pelayanan ini, jadi lebih memudahkan untuk
masayarakat dalam mengurus pelayanan AK 1 ini. 55

Dalam hasil wawancara tersebut dapat di simpulkan bahwa, pelayanan AK

1 tidak membutuhkan waktu yang lama di karenakan misi utamanya memberikan

pelayanan yang cepat. Jadi masayarakat tidak perlu khawatir lagi akan masalah AK

1 ini. Terkait masalah Biaya dalam pelayanan, masyarakat sangat diberi

kemudahan karena pelayanan ini gratis atau tidak dikenakan biaya. Bapak Ma’ruf

Selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang mengatakan

bahwa:

“Lebih baik membuat layanan ini dengan tidak di kenakan biaya kepada
masyarakat, karena lebih meringankan beban dari masyarakat itu sendiri.
Masyarakat dapat merasakan pelayanan ini, sehingga dapat mengurangkan
pengangguran dan banyak pengangguran yang akan mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pelayanan yang diberikan kepada pada masyarakat
berupa pelayanan AK 1 ini tidak dikenakan biaya (Gratis) namun biasa pula
ada masyarakat yang mungkin memliki rasa terimakasih yang tinggi
makanya mereka memberikan uang sebagai ucapan. 56

Dalam hasil wawancara tersebut dapat di simpulkan bahwa, dalam

pelayanan ini tidak akan di kenakan biaya sedikit pun ( gratis ). Dengan pelayan ini

dapat membuat masyarakat lebih di ringankan bebannya.

55
Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019
56
Wawancara bersama Bapak Ma’ruf Selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

66
Dari hasil penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat

kewenangan pemerintah daerah dalam pelayanan bidang ketenaga kerjaan Di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur, diantaranya Penyelenggaraan Tenaga Kerja,

Pemberian Izin, Pengawasan Tenaga Kerja, Penempatan Tenaga Kerja dan

Pelayanan Kartu AK I atau Kartu Pencari Kerja.

B. Strategi yang Dilakukan Pemerintah Daerah dalam Pelayanan Bidang


Ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

1. Melibatkan Masyarakat

Keterlibatan masyarakat dalam dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak

Ma’ruf Selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Timur, beliau

mengatakan bahwa:

Keterlibatan masyarakat dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di


Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah dapat dirasakan, dengan
memberikan informasi yang jelas dan mengajak seluruh elemen masyarakat
untuk turut mengikuti pelatihan tersebut agar dapat bekerja di perusahaan-
perusahaan yang diterima. Sehingga pelatihan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. 57

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa sebelum program-

program pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

yang diberikan dalam bentuk pelatihan kerja di perusahaan senantiasa mengundang

seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama untuk mengikuti pelatihan

tersebut. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Bapak Ma’ruf

Selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebagai berikut:

57
Wawancara bersama Bapak Ma’ruf Selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

67
Selaku pemerintah Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
telah melibatkan masyarakat dalam kegiatan- kegiatan pembangunan.
Namun tidak semua masyarakat dapat terlibat langsung dalam pelaksanaan
kegiatan-kegiatan pembangunan karena ketidaktahuan mereka mengenai
program-program pembangunan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah
desa.58

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa memang masyarakat

sudah ikut terlibat dalam mengikuti pelatihan pengelolaan dan pemanfaatan dana

desa. Masyarakat diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya mengenai

program yang cocok yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan Sebenarnya

masyarakat mengetahui dilaksanakannya musyawarah rencana pembangunan atau

musrenbang. Namun, masyarakat cenderung lebih memilih untuk menjalankan

pekerjaan mereka masing-masing dibanding ikut langsung dalam pelatihan..

2. Keterbukaan Informasi dan Bertanggungjawab

Transparansi atau keterbukaan berarti keputusan yang diambil dan

pelaksanaannya dilakukan dengan cara atau mekanisme yang mengikuti aturan

atau regulasi yang ditetapkan oleh lembaga. Sebagaimana dapat dilihat dari

wawancara penulis bersama Bapak Ma’ruf Selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten

Tanjung Jabung Timur, sebagai berikut:

“Kami berupaya dari dulu melakukan keterbukaan kepada masyarakat, sesuai


dengan peraturan yang ada. Terlebih dahulu tentu harus menerapkan sistem
transparansi, sistem ini yaitu dengan sifat terbuka, nyata dan jelas jelas.
Memberikan kejelasan kepada masyarakat tanpa ada hal-hal yang tidak
diketahui masyarakat. Dilain hal kami juga memberikan informasi secara
jelas di dinding pengumumandan juga website kami tentang pelatihan
pekerjaan yang diberikan pada masyarkat59

58
Wawancara dengan Bapak Ma’ruf Selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, 12 Januari 2019.
59
Wawancara dengan Bapak Ma’ruf Selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, 12 Januari 2019.

68
Hasil wawancara penulis di atas bahwa, penerapan sistem keterbukaan

merupakan hal penting dalam tercapainya keberhasilan, karena dengan

memberikan keterbukaan terkait informasi yang diketahui atau belum diketahui

oleh masyarakat, berlandaskan kejelasan dan tidak ada yang kebijakan yang

masyarajat butuhkan harus ditutupi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak

Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung

Timur, beliau mengatakan bahwa:

Kita menjalankan sistem transparansi di sini dengan cara memberikan


kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi tersebut, bagi
mereka yang telah melakukan permohonan dan melalui prosedur pengajuan
perizinan mereka bisa mengakses terkait informasi tersebut di website kami
atau di group facebook. 60

Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa dengan adanya

keterbukaan informasi ini, maka mereka telah mematuhi peraturan perundang-

undangan dan melaksanakan tanggung jawabnya masing-masing, baik itu terhadap

nasabah, masyarakat dan lingkungan, yang diperuntukkan dapat terpelihara

kesinambungan dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan yang baik.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua strategi yang

dilakukan pemerintah daerah dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur, diantaranya; Melibatkan Masyarakat, di mana

dengan mengajak masyarakat berpartisipasi untuk mengikuti kegiatan pelatihan

dan Keterbukaan Informasi dan Bertanggungjawab, di mana informasi yang

diberikan kepada masyarakat dapat diperoleh melalui papan pengumuman dan juga

website yang ada.

60
Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

69
C. Kendala-Kendala Yang Menghambat Kewenangan Pemerintah Daerah
Dalam Pelayanan Bidang Ketenaga Kerjaan Di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur

Penulis menemukan bahwa pada tahun 2018 penduduk Kabupaten Tanjung

Jabung Timur yang berumur 15 tahun ke atas sebanyak 504.545 jiwa, yang

termasuk dalam kelompok angkatan kerja sebanyak 323.583 jiwa dan 180.962 jiwa

bukan angkatan kerja. Sebagian besar angkatan kerja di Kabupaten Tanjung

Jabung Timur adalah laki-laki yang berjumlah 189.811 jiwa atau 58,66 persen dari

total angkatan kerja. Sebagian besar bukan angkatan kerja adalah perempuan

berjumlah 147.559 jiwa atau 81,54 persen. Dari total bukan angkatan sebagian

besarnya adalah adalah ibu rumah tangga berjumlah 110.160 jiwa atau 97,15

persen. 61

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan salah satu ukuran

yang sering digunakan untuk mengukur kegiatan ekonomi penduduk. TPAK

merupakan perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah seluruh

penduduk usia 15 tahun ke atas. TPAK penduduk 15 tahun ke atas di Kabupaten

Tanjung Jabung Timur pada tahun 2018 tercatat 64,13 persen. Tingkat

Pengangguran Terbuka merupakan rasio antara pencari pekerjaan dan jumlah

angkatan kerja.Dari seluruh angkatan kerja yang berjumlah 504.545 jiwa tercatat

bahwa 26.763 jiwa dalam status pengangguran. Dari angka tersebut didapat tingkat

pengangguran terbuka di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2018,

yakni sebesar 8,27 persen.62

61
Dokumen Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019
62
Dokumen Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

70
Berdasarkan Kondisi yang telah dipaparkan diatas, penulis juga

menemukan beberapa kendala yang dihadapi oleh Pemerintah dalam pelayanan

bidang ketenaga kerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, seperti berikut :

1. Kemampuan SDM yang Terbatas

Terselenggaranya dalam pelayanan bidang ketenaga kerjaan di Kabupaten

Tanjung Jabung Timur dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara

optimal dan bertanggungjawab maka akan mencapai target yang telah

dicanangkan, namun bila sebaliknya justru akan menjadi kendala yang

berkepanjangan. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama

Bapak Ma’ruf Selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

sebagai berikut:

Kemampuan SDM yang ada di sini itu belum sepenuhnya berjalan efektif,
ini disebabkan mereka itu masih ada sangkut paut maslah waktu dalam
pelaksanaan, yang dijadwalkan tanggal sekian rupanya harus molor,
sedangkan masyarakat sudah datang dari berbagai daerah..63

Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa terbatanya SDM

yang memahami dalam memberikan kewenangannya. Pelaksanaan

penyelenggaraan pelatihan keterampilan yang biasanya dilaksanakan tidak tepat

waktu, hal ini disebabkan karena minimnya sumber dana sedangkan untuk

melaksanakan pelayan ini diperlukan dana yang terbilang besar. Pernyataan ini

diperkuat oleh pendapat Bapak Muksin selaku mayarakat yang menggunakan

pelayanan di Dinas Ketenagakerjaan bahwa:

Ada informasi yang tidak semuanya masyarakat ini tahu tentang peluang
pekerjaan ini, masih ada juga masyarakat yang tidak peduli untuk mencari
informasi, ditambah lagi pihak pemerintah terbatas dan terkadang dadakan

63
Wawancara dengan Bapak Ma’ruf Selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, 12 Januari 2019

71
untuk memberikan informasi terkait pelatihan dan pekerjaan ini.
Sebenarnya hal itu sangat disayangkan sekali, tapi ya mau bagaimana lagi
kalu SDM-nya tidak memadai. 64

Dalam hasil wawancara tersebut dapat di simpulkan bahwa, tidak

meratanya proses informasi kepada masyarakat setiap melakukan kegiatan

pelatihan, yang diakibatkan minimnya sumber daya yang ada. Dalam Pelayanan

Penempatan tenaga kerja masih minim informasi yang diperoleh oleh Pemda.

Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Bapak Nurdin selaku mayarakat yang

menggunakan pelayanan di Dinas Ketenagakerjaan bahwa:

Saat kami ingin melakukan perpanjangan kerja, itu masih terkesan


diperlambat karena banyak sekali birokrasinya yang harus diurus, ditambah
lagi alasan mereka itu sarana dan prasarana yang terbatas sehingga dalam
penyelesaiannya masih terhambat dan tidak bisa tepat waktu. Padahal kalau
prosesnya bisa lebih cepat, itu akan sangat bagus sekali.65

Dalam hasil wawancara tersebut dapat di simpulkan bahwa, rekomendasi

perpanjangan ijin penggunaan tenaga kerja biasanya juga lamban hal ini karena

terbatasnya fasilitas yang dimiliki pemda. Syarat-syarat dan Norma Kerja Pemda

dalam hal ini kurang mampu memperoleh informasi yang akurat, baik mengenai

kesepakatan waktu kerja, PHK dan Kesepakatan Kerja bersama. Kemudian

informasi mengenai izin penyimpangan waktu kerja dan izin kerja malam wanita

sehingga Pemda dinilai lamban dalam menyikapi pelanggaran yang berkaitan

dengan pelayanan tersebut dan dalam pelayanan Kartu AK I atau Kartu Pencari

Kerja, dalam menerapkan standar operasional pelayanan kadang belum maksimal

disebabkan juga karena minimnya sumber daya dan bantuan dari pusat.

64
Wawancara bersama Muksin selaku mayarakat yang menggunakan pelayanan di Dinas
Ketenagakerjaan, pada 12 Januari 2019
65
Wawancara bersama Nurdin selaku mayarakat yang menggunakan pelayanan di Dinas
Ketenagakerjaan, pada 12 Januari 2019

72
2. Minimnya Keterlibatan Masyarakat

Keterlibatan masyarakat dalam perkembangan dan pelayanan bidang

ketenaga kerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, baik secara langsung

maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan

aspirasinya. Bila suatu masyarakat tidak begitu terlibat dalam perkembangan maka

akan terjadi ketidakselerasian antara pemerintah dan masyarakat. Sebagaimana

dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Bapak Ma’ruf Selaku Wakil Ketua

DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebagai berikut:

Banyak masyarakat juga berpikir kalau kegiatan yang telah kita lakukan itu
tidak memberikan manfaat bagi mereka, sehingga mereka berpendapat
untuk tidak ingin mengikuti kegiatan pelatihan ini. Dengan pendangan yang
seperti ini sebetulnya itu akan merugikan mereka karena mereka tidak
dapat berkembang, namun bila mereka mengikuti kegiatan ini maka mereka
akan berkembang dan menjadi bertambah ilmu pengatahuan. 66

Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa dalam Pelaksanaan

Pelatihan Keterampilan yang dilakukan oleh pemda Kabupaten Tanjung Jabung

Timur, ada sebagian masyarakat menganggap kegiatan pelayanan ini tidak

memberikan dampak apa-apa sehingga kurangnya antusiasme menyebabkan

menurunnya target kinerja Pemda Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung

Timur. Masyarakat tidak antusia untuk melakukan pendataan sebagai angkatan

kerja sehingga Pemda dinas ketenagakerjaan tidak mampu melakukan distribusi

lapangan kerja dengan baik, kecenderungan masyarakat angkatan kerja seenaknya

saja melamar pekerjaan tanpa melaporkan diri. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten

Tanjung Jabung Timur, beliau mengatakan bahwa:

66
Wawancara dengan Bapak Ma’ruf Selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, 12 Januari 2019.

73
Kendala yang dari luar itu perusahaan yang menjalin kerjasama dengan
pemerintah itu tidak melakukan perpanjangan perizinana, sehingga itu
merugikan pemerintah. Terkadang kita mau tegur nanti kasihan masyarakat
yang kerja di sana, tapi kami tidak pandang buluh, jika menyalahi aturan
maka kami akan pertegas.67

Dalam hasil wawancara tersebut dapat di simpulkan bahwa, perusahaan

tidak mengurus Rekomendasi perpanjangan izin penggunaan tenaga asing sehingga

merugikan pemda Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Para calon tenaga kerja tidak

memperhatikan dan mengikuti Syarat dan Norma kerja sehingga sering terjadi

pelanggaran pada saat bekerja, dan tentunya ini merugikan para tenaga kerja.

Tenaga kerja kurang sadar terhadap pentingnya mengurus Kartu AK I sehingga

sulit memperoleh pekerjaan yang layak. Masih adanya budaya konektivitas dalam

pengurusan Kartu AK I sehingga tidak SOP tidak berjalan dengan semestinya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala yang

menghambat kewenangan pemerintah daerah dalam pelayanan bidang ketenaga

kerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, diantaranya Kemampuan SDM yang

Terbatas, di mana penyelenggaraan pelatihan keterampilan yang biasanya

dilaksanakan tidak tepat waktu dan Minimnya Keterlibatan Masyarakat, di mana

sebagian masyarakat menganggap kegiatan pelayanan ini tidak memberikan

dampak apa-apa sehingga kurangnya antusiasme dan perusahaan tidak mengurus

Rekomendasi perpanjangan izin penggunaan tenaga asing sehingga merugikan

pemda Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

67
Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

74
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kewenangan

pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003, secara umum berjalan

baik namun perlu ditingkatkan kembali kinerja pemerintah daerah, untuk itu secara

khusus dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat empat kewenangan pemerintah daerah dalam pelayanan bidang

ketenaga kerjaan Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, diantaranya

Penyelenggaraan Tenaga Kerja, Pemberian Izin, Pengawasan Tenaga Kerja,

Penempatan Tenaga Kerja dan Pelayanan Kartu AK I atau Kartu Pencari

Kerja.

2. Terdapat dua strategi yang dilakukan pemerintah daerah dalam pelayanan

bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, diantaranya;

melibatkan masyarakat, di mana dengan mengajak masyarakat berpartisipasi

untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan keterbukaan informasi dan

bertanggungjawab, di mana informasi yang diberikan kepada masyarakat

dapat diperoleh melalui papan pengumuman dan juga website yang ada.

3. Kendala-kendala yang menghambat kewenangan pemerintah daerah dalam

pelayanan bidang ketenaga kerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

diantaranya Kemampuan SDM yang Terbatas, di mana penyelenggaraan

pelatihan keterampilan yang biasanya dilaksanakan tidak tepat waktu dan

62

75
Minimnya Keterlibatan Masyarakat, di mana sebagian masyarakat

menganggap kegiatan pelayanan ini tidak memberikan dampak apa-apa

sehingga kurangnya antusiasme dan perusahaan tidak mengurus

Rekomendasi perpanjangan izin penggunaan tenaga asing sehingga

merugikan pemda Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disajikan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

1. Diperlukan perhatian yang lebih serius lagi atau peningkatan kinerja oleh

Pemerintah Daerah setempat, serta

2. Hendaknya perlunya koordinasi yang jelas serta sosialisasi informasi yang

merata bagi para pencari kerja,kemudian masyarakat khususnya para pencari

kerja sekiranya melaporkan diri untuk didata di Dinas Tenaga kerja

Kabupaten Tanjung Jabung Timur agar distribusi pekerjaan mampu diakses

lebih cepat dan merata.

76
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Anonim, Al-Qur’an Tajwid dan Tejermahan, Jakarta: Magfirah Pustaka, 2008.

Aries Djaenur, Konsep-konsep Dasar Pemerintahan Daerah, Bandung: Pustaka


Pelajar, 2012.

Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, Jakarta Timur: Sinar


Garafika, 2015.

Begas Prana Jaya, Pengantar Ilmu Hukum, Yogyakarta: PT Anak Hebat Indonesia,
2017.

Litan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik,Teori, Kebijakan dan


Implementasi, Jakarta: PT Bumi Kasara, 2017.

Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan


Kuantitatif, Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipayung, 2009), hlm. 79.

Muhammad Azhar, Hukum Ketenagakerjaan,Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

Putra Astomo, Hukum Tata Negara Teori dan Praktek, Yogyakarta: Thafa Media,
2014.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta,


2009.

Sharan B. Merriam, Rualitative Research and Case Study Applications in


Education, New York City, 1998.

Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS
Jambi, (2012.

Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011.

B. Perudang-Undangan

Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003


tentang Organisasi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten
Tanjung Jabung Timur

77
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

C. Lain-Lain

Abdul Rauf dan Alauddin Said, “Pembagiankewenangan Pemerintah Pusat-


Pemerintah Daerah Dalam Otonomi Seluas-Luasnya Menurut Uud 1945”,
Jurnal Ilmu Hukum Volume 9 No. 4, Oktober-Desember 2015.

Agus, “Peran PEMDA Dalam Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat


Dibidang Ketenagakerjaan” Skripsi: Ilmu Pemerintahan, 2011.

Andi Alti, “Tinjauan Yuridis Terhadap Kewenangan Pemerintah Daerah dalam


Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2004”, Skripsi: Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 20107.

Amirah, “Analisis Yuridis Terhadap Penggunaan Tenaga Kerja Asing Dalam


Kawasan Berikat Ditinjau Dari Undang-Undang Ketenagakerjaan”, Skripsi:
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 20107.

Aminullah, “Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Rumah


Tangga (PRT)”, Jurnal Universitas Sumatera Utara Medan, 2015.

Fajaruddin, “Analisis Hukum Penyelenggaraan Bidang Pemerintahan Umum Di


Kabupaten Sinjai (Suatu Perspektif Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004)”, Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Syari’ah Dan Hukum
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2010.

Fragaria Vesca Jananta, Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Dalam


Pembentukan Peraturan Daerah Berkaitan Dengan Bidang Kesejahteraan
Masyarakat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, skripsi:
Universitas Jember Fakultas Hukum, 2013.

Henni Muchtar, “Analisis Yuridis Normatif Sinkronisasi Peraturan Daerah Dengan


Hak Asasi Manusia”, Jurnal Vol.XIVNo.1 Th. 2015.

Ilyas, Abdurrahman, dan Sufyan, “Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam


Penyelesaian Sengketa Tanah”, Jurnal Ilmu Hukum Ilyas, Abdurrahman,
Sufyan No. 65, Th. XVII April, 2015.

Muhammad Husen Rifai, “Pengujian Peraturan Desa Dalam Sistem Peraturan


Pemerintah nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Perundang-Undangan”, Fakultas Hukum
Universitas Lampung Bandar Lampung r, 2016, hlm. 4

78
Muhammad Akbal, “ Harmonisasi Kewenangan Antara Pemerintah Pusat Dan
Daerah Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah”, Jurnal Supremasi,
Volume XI Nomor 2, Oktober 2016.

Weni Ramadhania, “Analisis Yuridis Terhadap Prinsip Keseimbangan Dalam


Perjanjian Penerbitan Buku Antara Penulis Dan Penerbit”, Publikasi Ilmiah
2011.

79
INSTRUMEN WAWANCARA.

Dalam melaksanakan wawancara peneliti menggunakan pertanyaan-


pertanyaan yang telah disusun secara terarah dan sistematis sebagai upaya
memperoleh informasi dan data yang obyektif.
A. Wawancara Bersama Kepala dan Kabid Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Adapun Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan dalam wawancara


sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur?
2. Bagaimana perkembangan yang dicapai Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
3. Apa Visi dan Misi Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur?
4. Bagaimana keadaan struktur organisasi Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur?
5. Bagaimana keadaan pegawai Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur
a. Latar belakang pendidikan
b. Alamat
c. Usaha yang dilakukan untuk peningkatan profesionalisme
6. Bagaimana keadaan pekerja di Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur?
a. Jumlah
b. Keadaan
7. Bagaimana kewenangan pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003?
8. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pada Dinas
Ketenagakerjaan di bidang ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur?

80
9. Bagaimana strategi yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam pelayanan
bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
10. Perusahaan apa saja yang terlibat atau bekerjasama dengan dinas
ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
11. Apa saja terobosan pemimpin terhadap kinerja pegawai di Kantor
Pemerintahan Kabupaten Sarolangun?
12. Apa saja peran pemimpin terhadap kewenangan pemerintah daerah di
bidang ketenagakerjaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003?
13. Bagaimana upaya komunikasi pemimpin terhadap kewenangan
pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003?

81
B. Wawancara Bersama Pakar Hukum Perundang-Undangan

Adapun Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan dalam wawancara


sebagai berikut :

1. Bagaimana Anda melihat kewenangan pemerintah daerah di bidang


ketenagakerjaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003?
2. Bagaimana mengukur atau mengetahui Undang-Undang itu telah
terealisasikan dengan baik?
3. Apa saja kendala yang dihadapi bagi pemerintah dalam melaksanakan
kinerja sesuai dengan Undang-Undang?
4. Apa saja penyebab kendala yang dihadapi bagi pemerintah dalam
melaksanakan kinerja sesuai dengan Undang-Undang??
5. Apa saja terobosan yang seharusnya dilakukan pemimpin dalam
mengimplementasikan Undang-Undang di Kantor Pemerintahan Kabupaten
Sarolangun?

82
C. Wawancara Bersama Pakar Pemerintah Otonomi Daerah

Adapun Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan dalam wawancara


sebagai berikut :

1. Bagaimana Anda melihat kewenangan pemerintah daerah di bidang


ketenagakerjaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003?
2. Bagaimana suatu undang-undang itu telah terealisasikan dengan baik?
3. Apa saja kendala yang dihadapi bagi pemerintah dalam melaksanakan
kinerja sesuai dengan Undang-Undang?
4. Bagaimana strategi yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam pelayanan
bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
5. Apa saja terobosan pemimpin terhadap kinerja pegawai di Kantor
Pemerintahan Kabupaten Sarolangun?
6. Apa saja peran pemimpin terhadap kewenangan pemerintah daerah di
bidang ketenagakerjaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003?
7. Bagaimana upaya komunikasi pemimpin terhadap kewenangan pemerintah
daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003?

83
D. Wawancara Bersama Masyarakat yang Melakukan Pelayanan di Dinas
Ketenagakerjaan

Adapun Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan dalam wawancara


sebagai berikut :

1. Bagaimana pelayanan yang diberikan Pemerintah Daerah dalam pelayanan


bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
2. Apakah keterbukaan informasi Anda dapatkan dalam pelayanan yang
diberikan Pemerintah Daerah dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
3. Apakah kinerja yang diberikan Pemerintah Daerah dalam pelayanan bidang
ketenagakerjaan efektif dan efesien di Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
4. Apa saja kendala dalam pelayanan yang diberikan Pemerintah Daerah
dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur?
5. Apa saja peran pemimpin dalam pelayanan yang diberikan Pemerintah
Daerah dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur?
6. Bagaimana upaya pemerintah dalam pelayanan yang diberikan Pemerintah
Daerah dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur?

84
DAFTAR INFORMAN

No Nama Jabatan
1 Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung
Bapak Nurdin Jabung Timur
2 Bapak Ma’ruf DPRD Kepala Kabupaten Tanjung Jabung Timur
3 Bapak Bahder J
Nasution Selaku paka hukum di Universitas Jambi
4 Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten
Ibu Nuriyanti Tanjung Jabung Timur
5 Muksin selaku mayarakat yang menggunakan pelayanan di Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
6 Nurdin selaku mayarakat yang menggunakan pelayanan di Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
7 Bapak Imam masyarakat yang mengikuti Pelatihan di Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
8 masyarakat yang mengikuti Pelatihan di Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur

85

Anda mungkin juga menyukai