Anda di halaman 1dari 95

Pusat Kegiatan Lokal Perkotaan Pijoan: Analisis Penerapan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun


2014-2034

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Syariah

Oleh:
NUR HIKMAH
NIM: 105170559

Pembimbing :
Dr. A.A. Miftah, S.Ag.,M.Ag
Khairun Najib, S.Sos.,M.Si

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS SYARIAH
UIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021 M / 1442 H
ii
iii
iv
MOTTO

ِ َّ ‫ت‬
‫ٱَّلل َق ِريبٌ م َِّن‬ ۚ ‫ض َبعْ َد إِصْ َٰلَ ِح َها َو ْٱدعُوهُ َخ ْو ًفا َو َط َم‬
َ ‫عًا إِنَّ َرحْ َم‬ ِ ْ‫وا فِى ْٱْلَر‬
۟ ‫َو ََل ُت ْفسِ ُد‬
َ ‫ْٱلمُحْ سِ ن‬
‫ِين‬

Artinya : “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sedudah

(Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepada-nya dengan rasa takut

(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya

rahmat allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.

(Q.S. Al-A’raf : 56).

v
PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayangmu
yang memberikan semangat, kekuatan, percaya diri, membekaliku dengan ilmu
serta memperkenalkanku dengan cinta dan suportnya. Atas karunia serta
kemudahan yang engkau berikan akhirnya skripsi sederhana ini dapat
terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlipahkan keharibaan Rasulullah
Muhammad SAW. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang
sangat kukasihi dan kusayangi.

Bapak dan Ibu Tercinta

Sebagai bukti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan
karya kecil ini kepada Bapak ( Alm. Baharuddin Syam ) dan Ibu ( Mursida ) yang
telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan ridho, dan cinta kasih yang tiada
terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang
bertulis kata persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat
Bapak dan Ibu bahagia karena kusadar. Selama ini belum bisa berbuat lebih.
Untuk Bapak dan Ibu yang selalu membuat ku bangkit dan termotivasi dan selalu
menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehati serta meridhoi
melakukan hal yang lebih baik. Terimakasih Bapak.... Terima kasih Ibu....

Kakak, Adik dan Orang terdekatku

Sebagai tanda terima kasih aku persembahkan karya kecil ini untuk kakak (
Yusmeli,Yurleni,Ita,Amin,Romi,Ijur,Aan,Iwan,Sri rahayu) Serta Keluargaku.
Terima kasih telah memberikan semangat, inspirasi dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini. Semoga doa dan semua hal yang terbaik yang engkau berikan
menjadikan ku orang yang baik pula.

Teman-teman Seperjuangan

Diriku dan hidupku terlalu berat untuk mengadalkan diri sendiri tanpa melibatkan
bantuan tuhan dan teman-teman. Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah
selain bersama teman-teman terbaikku. Terima kasih kepada temanku
(Rayi,Rahma,Sindy,Septiawan,Risky,Latifa,Dinda,Rislaini,Hasyina). Terima
kasih telah menemani setiap langkah dan usaha yang tercurahkan serta untaian
kata yang senantiasa memberi motivasi untuk terus maju dan selalu berproses
kedepannya.

vi
ABSTRAK

Nur Hikmah, 105170559, “Pusat Kegiatan Lokal Perkotaan Pijoan: Analisis


Penerapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014-
2034”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Rencana Tata Ruang


Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014-2034 bahwa keinginan pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi untuk menjadikan Perkotaan Pijoan berfungsi sebagai
Pusat Kegiatan Lokal. Penelitian ini menggunakan teknis penelitian kualitatif
deskriptif, dengan subjek penelitian ke informan adalah Kantor Bappeda, Kantor
Dinas Perkim, Kantor Camat Jambi Luar Kota, Kantor Kelurahan Pijoan.
Selanjutnya teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi serta
dokumentasi.

Hasil penelitian ini keinginan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi
pada saat ini masih banyak belum terealisasikan untuk menjadikan perkotaan
Pijoan berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal yang tercantum dalam Peraturan
Daerah Kabuapten Muaro Jambi Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014-2034.

Berdasarkan temuan penelitian, jika Pemerintah Daerah, Pihak Kecamatan Jambi


Luar Kota, dan Pihak Kelurahan Pijoan bekerja sama dengan baik maka
menjadikan perkotaan Pijoan ini berfungsi sebagai Pusat Kegaiatan Lokal dalam
mewujudkan Perda tersebut dapat terealisasikan dengan semestinya.

Kata Kunci : Perkotaan Pijoan, PKL, RTRW.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya skripsi
dengan Judul “Pusat Kegiatan Lokal Perkotaan Pijoan: Analisis Penerapan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014-2034” dapt
diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW sang suri tauladan umat, yang telah membawa manusia ke
alam yang terang menderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas berbagai ujian dan cobaan,
namun semua ini patut disyukuri, karena banyak sekali pengalaman dan pelajaran
yang penulis dapatkan dari penjelasan skripsi ini. Dukungan dan motivasi dari
berbagai pihak juga penulisan dapatkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan,
oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kapada:

1. Bapak Prof. Dr. Su’aidi, MA, Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rafiqoh Ferawati selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan
Pengembangan Lembaga, Bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd selaku Wakil
Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan,
Bapak Dr. Bahrul Ulum, MA selaku Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
3. Bapak Sayuti Una, M.H Dekan Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi
4. Bapak Dr. Agus Salim, S. TH. I, MA, M. IR, Ph. D selaku Wakil
Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan, Bapak Dr. Ruslan Abdul
Gani, SH, M.Hum selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,
Perencanaan dan Keuangan dan Bapak Dr. H, Ishaq, SH, M.Hum
selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas
Syari’ah UIN STS Jambi
5. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP., M.SI, MSHS selaku Kepala Prodi Ilmu
Pemerintahan dan Bapak Yudi Armansyah, M.Hum selaku Sekretaris

viii
ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………….……..…………………………………. i

PERNYATAAN KEASLIAN …………………………………………. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING …………..………………………… iii

PENGESAHAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR ………………...……… iv

MOTTO ……………………...…………………………………….…… v

PERSEMBAHAN ……………………………………………………… vi

ABSTRAK ……………………………………………………………… vii

KATA PENGANTAR…………………..……………………………… viii

DAFTAR ISI …………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL ……………………………………………………… xiii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xiv

DAFTAR SINGKATAN ………………………………………….…… xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.……………………………………......… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………….... 7

C. Batasan Masalah ……………………………...…………………... 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……………………………..…... 8

E. Kerangka Teori ……………………………...…………………..... 9

F. Tinjauan Pustaka ……………………………...…………………... 26

x
BAB II METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………….. 29

B. Pendekatan Penelitian …………………………………………...... 30

C. Jenis dan Sumber Data ……………………………….........……… 31

D. Unit Analisa ……………………………….........……................… 35

E. Teknik Analisis Data ………………………………............……… 35

F. Sistematika Penulisan ………………………………...........……… 39

G. Jadwal Penelitian ………………………………...........……… 41

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Asal Usul Nama Pijoan ………………...………………… 43

B. Gambaran Lokasi Penelitian Pijoan sebagai Pusat Kegiatan Lokal.. 46

C. Profil Kelurahan Pijoan ………………..…………………………. 47

D. Struktur Organisasi Kelurahan Pijoan ……………………………. 49

E. Data Penduduk Kelurahan Pijoan ………………..………………. 50

F. Kondisi Wilayah .............…………………………………………. 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Sistem Perwilayahan Perkotaan Pijoan Sebagai Pusat

Kegiatan Lokal ................................................................................ 53

B. Faktor Identifikasi Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Daerah......... 66

C. Upaya Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi

xi
Dalam Penerapan Rencana Tata Ruang Wilayah di Perkotaan

Pijoan ………………………………………………………........... 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………. 72

B. Saran ……………………………………………………………... 73

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR INFORMAN PENELITIAN

LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kondisi Bangunan Kantor dan Fasilitas Infrastruktur Lain . 1

Tabel 1.2 Tinjauan Pustaka ………………..………………………... 26

Tabel 3.1 Data Penduduk Kelurahan Pijoan ………………..………. 50

Tabel 3.2 Data Sarana Dan Prasarana ………………..………..……. 51

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Kelurahan Pijoan ……………………. 49

Gambar 2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Muaro Jambi …………… 58

Gambar 3 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Muaro Jambi …. 59

xiv
DAFTAR SINGKATAN

BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Perda : Peraturan Daerah

Perkim : Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

PKL : Pusat Kegiatan Lokal

PKLp : Pusat Kegiatan Lokal Promosi

PKN : Pusat Kegiatan Nasional

PKW : Pusat Kegiatan Wilayah

PKWp : Pusat Kegiatan Wilayah Promosi

RDTR : Rencana Detil Tata Ruang

RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

SDM : Sumber Daya Manusia

SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keinginan pemerintah kabupaten Muaro Jambi untuk menjadikan

perkotaan Pijoan sebagai pusat kegiatan lokal sampai hari belum kunjung

direalisasikan. Hal itu terlihat pada beberapa sarana dan prasana

penunjang, seperti bangunan kantor dan fasilitas infrastruktur lain (lihat

tabel.1.1 di bawah) yang telah dibangun sebelum rencana tata ruang

wilayah itu diundangkan.

Tabel 1.1 Kondisi Bagunan Kantor dan Fasilitas Infrastruktur Lainnya1

RTRW PKL BENTUK FISIK


No. PERKOTAAN ADA TIDAK KETERANGAN
PIJOAN ADA
1 Pemerintahan  Sudah cukup dari
Kecamatan Kantor Camat, Kantor
Lurah, Kantor KUA,
Polsek, Koramil.

2 Perdagangan dan Sub  Untuk saat ini belum


Regional ada.
3 Pusat Kesehatan  Kesehatan untuk rawat
Lokal inap belum ada.
4 Pusat Rekreasi  Untuk saat ini pusat
rekreasi belum ada
5 Pusat Olahraga dan  Sudah cukup tempat
Wisata olahraga dari lapangan
Bola Kaki, Lapangan
Bola Volly, dan
Lapangan Batminton.

1
Dokumentasi Kondisi Bangunan Kantor dan Fasilitas Infrastruktur Kelurahan Pijoan, 2
September 2020.
1
2

Sedangkan wisata
belum ada.
6 Pusat Pendidikan  Sudah lebih dari
cukup dari SMA,
MAN, MTS,
Madrasah, SD,maupun
TK.
7 Simpul Transportasi  Untuk saat ini belum
ada.

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa keinginan pemerintah

kabupaten Muaro Jambi untuk menjadikan perkotaan Pijoan sebagai pusat

kegiatan lokal 2014-2034 sampai hari belum direalisasikan dengan

semestinya. Masih banyak bangunan dan Infrastruktur yang belum

terwujudkan dan Tidak sedikit bangunan perkantoran dan fasilitas

infrastruktur lainnya dibangun sejak 1940-an. Akan tetapi sebaliknya,

yang dimaksud dengan Pusat Kegiatan Lokal Perkotaan Pijoan menurut

Perda No. 02 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten

Muaro Jambi tahun 2014-2034 yaitu: Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang

berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan; pusat perdagangan dan

jasa sub regional; pusat kesehatan lokal; pusat rekreasi, olahraga dan

wisata; serta pusat pendidikan dan simpul transportasi.2 Namun keinginan

Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi untuk menjadikan perkotaan Pijoan

sebagai pusat kegiatan lokal ada beberapa bangunan dan infrastruktur

lainnya yang sudah terealisasikan seperti; Pemerintahan Kecamatan, Pusat

Olahraga dan Pusat Pendidikan.

2
Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi 02 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014-2034.
3

Berdasarkan wawancara Delly Prismasalfia selaku sekretaris

kelurahan Pijoan bahwa Perkotaan Pijoan untuk dijadikan pusat kegiatan

lokal ini terlihat dari beberapa bangunan dan infrastruktur yang

dibangunkan dan juga ada beberapa bangunan dan infrastruktur lainnya

yang belum dibangun yang sesuai dengan Perda tersebut. Untuk melihat

dari kemajuan Pijoan ini sudah cukup layak karena Permukiman sudah

hampir padat dan kedepannya akan berkembang.3

Jika melihat dari kenyataan yang ada itu, pemerintahan Muaro

Jambi belum bisa melaksanakan amanah dari peraturan perundang-undang

yang ada. Rancangan untuk menjadikan PKL perkotaan Pijoan juga telihat

belum menerapkan perencaan yang matang. Kalau mengacu pada teorinya,

perencanaan itu adalah teknik, cara untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan

perencanaan wilayah adalah menciptakan kehidupan yang berefisien,

nyaman, serta lestari dan pada tahap akhirnya menghasilkan rencana yang

menetapkan lokasi dari berbagai kegiatannya yang direncanakan, baik oleh

pihak pemerintah ataupun oleh pihak swasta tersebut.4 Kawasan pusat kota

adalah bagian wilayah kota yang merupakan tempat terkosentrasinya

berbagai aktivitas (sosial,ekonomi dan budaya) yang melayani penduduk

kota itu sendiri (skala lokal) serta penduduk dari wilayah yang lebih luas

(skala regional), kawasan pusat kota biasanya dicirikan dengan adanya

3
Wawancara dengan Delly Prismasalfia selaku Sekretaris Kelurahan Pijoan pada 5 maret
2021
4
Ridwan dan Nasar Baso, Perencanaan Pembangunan Daerah, (Bandung : Alfabeta,
2017), hlm. 2
4

unsur-unsur kegiatan perdagangan/bisnis, pusat pemerintahan dan simpul

jaringan transportasi.

Kota atau kawasan perkotaan pada dasarnya dapat dipandang

sebagai suatu system spasial, yang secara internal mempunyai unsur-unsur

yang menjadi pembentuknya serta keterkaitannya satu sama lain.

Sedangkan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama

bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan

perkotaan yang besar dengan jumlah penduduk diatas satu juta orang dan

berdekatan dengan kota satelit disebut sebagai metropolitan. Karakteristik

dinamika ekonomi perkotaan dapat ditandai antara lain oleh penyebaran

sektor-sektor ekonomi perkotaan, penyebaran pasar, nilai tanah dan

pergeseran penggunaan tanah.5

Selain itu, rencana sistem perkotaan di wilayah kabupaten adalah

rencana susunan kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam

wilayah kabupaten yang menunjukkan keterkaitan saat ini maupun rencana

yang membentuk hirarki pelayanan dengan cangkupan dan dominasi

fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten. Pusat kegiatan lokal yang

selanjutnya disingkat PKL adalah kawasan perkotaan yang berfungsi

untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.

5
Raldi Hendro Koestoer,Dimensi Keruangan Kota, (Jakarta :UIP, 2001), hlm.6
5

Menurut Hasil Penelitian Vina Octavira Kebijakan dalam

pembangunan dengan berbasis penataan ruang akan mewujudkan

tercapainya pembangunan berkelanjutan yang memadukan pilar ekonomi,

sosial budaya, dan daya dukung lingkungan. Penataan ruang sebagai

proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

pemenfaatan ruang merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan satu

dengan yang lain. Untuk menjamin terciptanya tujuan penataan ruang,

diperlukan peraturan perundang-undangan yang memberi dasar yang jelas,

tegas dan meyeluruh guna menjamin kepastian hukum upaya pemanfaatan

ruang. Kebijakan pembangunan merupakan suatu upaya untuk mendorong

tercapainya pembangunan keberlanjutan yang harmonis melalui

pendekatan yang bersifat komprehensif mencakup aspek fisik, ekonomi,

sosial, dan budaya dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Muaro Jambi.6

Namun, menurut Siti Witanti dan Ratnia Soliha ada beberapa

menyebabkan kebijakan pemerintah seringkali tidak tepat sebagai berikut :

keterbatasan waktu dalam proses perumusan kerbijakan yang

menyebabkab terbatasnya waktu untuk mengumpulkan aspirasi

masyarakat, persoalan dana, kegagalan dalam mengidentifikasi masalah

menyebabkan kegagalan dalam menentukan solusi terbaik untuk

menyelesaikan masalah kebijakan pemerintah, kurangnya akses dari

masyarakat kepada pemerintah untuk berpartisipasi, proses membuat


6
Vina Octavira, Skripsi: Kebijakan Pemanfaatan Fungsi Tata Ruang Di Kawasan
Peunayong Kota Banda Aceh, (Banda Aceh, UIN AR-RANIRY, 2021), hlm. 1-2
6

kebijaka dalam pembangunan tidak terbuka sehingga seringkali

masyarakat yang menjadi sasaran kebijakan tersebut harus menerima

dampak dari kebijakan yang kadang kala tidak sesuai dengan

kebutuhannya.7

Perkotaan Pijoan yang dijadikan pusat kegiatan lokal dilihat dari 3

pilar yaitu pilar ekonomi, pilar sosial termasuk didalamnya pendidikan,

keagamaan, kesehatan, budaya, politik dan lain-lain dan pilar lingkungan

termasuk didalamnya adalah sumber daya manusia. Untuk saat ini Pijoan

sudah terlihat perkembangan pendidikan itu sudah ada dari SMA ternama

sampai taman kanak-kanak dan banyaknya bangunan kantor pelayanan

seperti kantor camat, kantor kelurahan, kantor KUA, Polsek dan Koramil

dan kepadatan penduduk yang semakin bertambah di Pijoan, ini juga

merupakan pemerintah Kabupaten Muaro Jambi membuat peraturan

daerah mengenai Pijoan sebagai pusat kegiatan lokal. Hal inilah membuat

saya tertarik untuk mengangkat latar belakang masalah ini yaitu

pemasalahan kenapa masih banyak keinginan pemerintah Kabupaten

Muaro Jambi untuk menjadikan Pijoan sebagai pusat kegiatan lokal belum

juga terealisasikan hingga saat ini kemudian faktor apa yang membuat

pemerintah kabupaten Muaro Jambi untuk memilih Pijoan sebagai Pusat

kegiatan lokal dan sejauh mana kebijakan pemerintah Daerah terkait

masalah RTRW.

7
Siti Witanti & Ratnia Solihah, Faktor Kegagalan dan Upaya Mengatasinya dalam
Proses Perumusan Kebijakan Publik Partisipatif di Indonesia, hlm. 644
7

Oleh sebab itu, berdasarkan latar belakang diatas, skripsi ini

memandang pantas untuk mengangkat judul “Pusat Kegiatan Lokal

Perkotaan Pijoan: Analisis Penerapan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014-2034”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Identifikasi Sistem Perwilayahan Perkotaan Pijoan

Sebagai Pusat Kegiatan Lokal?

2. Apa Faktor Identifikasi Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Daerah?

3. Apa Upaya Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Kabupaten Muaro

Jambi Dalam Penerapan Rencana Tata Ruang Wilayah di Perkotaan

Pijoan?

C. Batasan Masalah

Untuk memudahkan dalam penulisan karya ilmiah sehingga

mendapatkan hasil yang diharapkan, maka perlu penulis memberi batasan

permasalahan yang akan dibahas, dimana dalam penelitian ini dibatasi

pada permasalahan yang ada yaitu pusat kegiatan lokal perkotaan pijoan:

analisis penerapan rencana tata ruang wilayah kabupaten Muaro Jambi

tahun 2014-2034.
8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Identifikasi Sistem Perwilayahan Perkotaan Pijoan

Sebagai Pusat Kegiatan Lokal.

2. Untuk mengetahui faktor identifikasi yang dilakukan oleh Pemerintah

Daerah.

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh Pemerintah kabupaten

Muaro Jambi dalam penerapan rencana tata ruang wilayah di

perkotaan Pijoan.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini meliputi

tiga hal, yaitu:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

atau masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat

dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian yang lain sesuai dengan

bidang penelitian yang penulis teliti.

2. Secara praktis kegunaan penelitian diharapkan dapat memberikan

pemahaman kepada masyarakat luas mengenai pusat kegiatan lokal

perkotaan Pijoan: menganalisis penerapan rencana tata ruang wilayah

kabupaten Muaro Jambi tahun 2014-2034.


9

3. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Strata Satu (S1) dalam Ilmu

Pemerintahan Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

E. Kerangka Teori

Teori yang digunakan untuk penelitian ini adalah :

1. Konsep Pusat Kegiatan Lokal

Pusat kegiatan lokal atau ditetapkan dengan kriteria:

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai

pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau

beberapa kecamatan; dan/atau Kawasan perkotaan yang berfungsi atau

berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten

atau beberapa kecamatan.8

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26

Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat

Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk

melayani kegiatan skala kabupaten atau kota atau beberapa kecamatan.

PKL sebagimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1) dalam PP Nomor

26 Tahun 2008 ditetapkan dengan kriteria:

1). Kawasan perkotaan yang berfugsi atau berpotensi sebagai pusat

kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau

beberapa kecamatan

8
http://perkotaan.bpiw.pu.go.id/n/sistem-perkotaan-nasional diakses pada 02 Maret
2021
10

2). Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa

kecamatan.9

Peraturan zonasi untuk PKL disusun dengan memperhatikan

pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi berskala kabupaten atau

kota yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang

sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya.

2. Teori Perkotaan

Menurut Bintaro Istilah kota dan daerah perkotaan dibedakan menjadi

dua pengertian yaitu : kota untuk city dan daerah perkotaan untuk urban.

Sedang urban berupa suatu daerah yang memiliki suasan kehidupan dan
10
penghidupan modern, dapat disebut daerah perkotaan. Perkotaan

merupakan pusat pemerintahan, pusat kegiatan ekonomi, pusat pendidikan,

dan sebagainya. Menurut Djoko Sujarto mengartikan kota sebagai

permukiman yang memiliki karakteristik yaitu : demografis, sosiologis,

ekonomi, fisik, dan admiistrasi. Undang- Undang Republik Indonesia

Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang pada pasal 1 ayat 25

tentang kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan

utama pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai pemukiman

perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,

9
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 26 tahun 2008 tentang rencana tata
ruang wilayah nasional
10
Bintaro,R., Urbanisasi dan permasalahannya, (Jakarta:Ghalia Indonesia,1987),hlm. 51.
11

pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Dari segi manajemen perkotaan

adalah suatu upaya proses pelaksanaan rencana kota untuk mencapai

sasaran pembangunan kota secara efisien dan efektif.

Sistem perkotaan teridiri atas:

1. Pusat Kegiatan Nasional atau PKN

2. Pusat Kegiatan Wilayah atau PKW, dan

3. Pusat Kegiatan Lokal dan PKL

PKN, PKW dan PKL dapat berupa :

4. Kawasan Megapolitan

5. Kawasan Metropolitan

6. Kawasan Perkotaan Besar

7. Kawasan Perkotaan Sedang atau

8. Kawasan Perkotaan Kecil

Adapun kawasan perkotaan yang berstatus daerah kota, ditetapkan

kawasan perkotaan yang terdiri atas:

- Kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari Daerah Kabupaten,

- Kawasan perkotaan baru yang merupakan hasil bangunan yang

mengubah dari kawasan pedesaan menjadi kawasan perkotaan, dan


12

- Kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari dua atau lebih daerah

yang berbatasan sebagai satu kesatuan sosial, ekonomi dan fisik

perkotaan.11

Adanya Program Perkembangan Wilayah Perkotaan :

1. Program pemantapan fungsi kota

2. Perkembangan prasarana dan sarana kota

3. Perkembangan ekonomi perkotaan

4. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan

5. Peningkatan peran serta masyarakat

6. Pemantapan keuangan perkotaan

7. Kelembangaan pemerintah kota

8. Penataan ruang, pertahanan, dan lingkungan.12

3. a. Rencana Tata Ruang Wilayah

Dalam membahas rencana ataupun perencanaan yaitu suatu

cara berfikir mengenai masalah sosial dan ekonomi. Perencanaan

berorientasi kedepan, memikirkan hubungan antar tujuan dengan

keputusan bersama dan mengusahakan kekomprehensifan dalam

11
Kansil dan Chistine S.T.Kansil, Pemerintahan Daerah Di Indonesia, (Jakarta: Sinar
Grafika,2002), hlm.111.
12
Ali Kabul Mahi,Pengembangan Wilayah Teori & Aplikasi, (Jakarta : Kencana, 2016)
hlm. 147.
13

kebijakan dan program. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rencana ataupun

perencanaan adalah pemilihan tindakan untuk masa depan yang sesuai

dengan keinginan yang diprogramkan. 13 Demikian pula perencanaan

tata ruang wilayah merupakan suatu proses yang melibatkan banyak

pihak dengan tujuan agar penggunaan ruang itu memberikan

kemakmuran yang sebesar-besarnya kepada masyarakat dan

terjaminnya kehidupan yang berkesinambungan. Setiap rencana tata

ruang juga harus mengemukakan kebijakan makro pemanfaatan ruang

berupa:

1. Tujuan pemanfaatan ruang;

2. Struktur dan pola pemanfaatan ruang, dan

3. Pola pengendalian pemanfaatan ruang.

Adapun penataan ruang adalah menciptakan hubungan yang serasi

antara berbagai kegiatan diberbagai sub wilayah agar terciptanya

hubungan yang harmonis, serasi dan juga mempercepat proses tercapainya

kemakmuran dan terjaminnya kelestarian lingkungan hidup. Struktur

ruang menggambarkan pola pemanfaatan ruang yang berdasarkan

pemanfaatannya serta hirarki dari pusat permukiman dan pusat pelayanan.

Pola pemanfaatan ruang adalah terganbarnya pemanfaatan ruang secara

menyeluruh. Dan pola pengendalian pemanfaatan ruang adalah kebijakan

13
Siti Sutriah Nurzaman, Perencanaan Wilayah Dalam Konteks Indonesia, ( Bandung:
ITB, 2012 ), hlm. 6.
14

dan strategi perlu ditempuh agar rencana pemanfaatan ruang dapat

dikendalikan menuju sasaran yang diingikan.14

Kota sebagai suatu sistem spasial / tata ruang merupakan wujud

struktual dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak,

yang mencirikan kawasan dengan kegiatan utama bukan pertanian. Dalam

hal ini yang dimaksud dengan wujud struktual pemanfaatan ruang kota

adalah susunan unsur-unsur pembentuk kawasan perkotaan secara hirarkis

dan struktual berhubungan satu dengan lainnya membentuk tata ruang

kota. Ruang adalah tempat untuk suatu benda / kegiatan atau apabila

kosong bisa diisi dengan suatu benda / kegiatan.

Immanuel Kant dan Plato memberi batasan tentang ruang secara

filosofis yaitu “Ruang bukanlah sesuatu yang objektif sebagai hasil

pikirandan perasaan manusia” sedangkan Plato mengemukakan bahwa

“ruang adalah suatu kerangka atau wadah dimana objek dan kejadian itu

berada”.15

Menurut Glasson ada dua cara pandang yang berbeda tentang

wilayah, yaitu subjektif dan objektif. Cara pandang subjektif, yaitu

wilayah adalah alat untuk mengidentifikasi suatu lokasi yang didasarkan

atas kriteria tertentu atau tujuan tertentu. Namun pandangan objektif

14
Robinson Taringan, Perencanaan Pembangunan Wilayah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2005),hlm. 58.
15
Rahardjo Adisasmita, Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), hlm. 254.
15

menyatakan wilayah itu benar-benar ada dan dapat dibedakan dengan ciri-

ciri / gejala alam disetiap wilayah.

Menurut Hanafiah, unsur-unsur ruang yang terpenting adalah ;

1. Jarak;

2. Lokasi,

3. Bentuk, dan

4. Ukuran atau skala.

Artinya, setiap perwilayahan harus memiliki empat unsur diatas,

unsur-unsur di atas secara bersama-sama membentuk / menyusun suatu

unit ruang yang disebut wilayah yang dapat dibedakan dari wilayah lain.16

Jadi rencana tata ruang wilayah adalah arahan kebijakan dan strategi

pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan untuk

perencanaan jangka panjang.

Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus

memperhatikan :

- Perkembangan permasalahan provinsi dan hasil pengkajian

implikasi penataan uang kabupaten.

- Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi

kabupaten.

16
Ridwan dan Nasar Baso, Perencanaan Pembangunan Daerah, (Bandung : Alfabeta,
2017)hlm. 178
16

- Keselarasan Aspirasi pembangunan kabupaten.

- Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

- Rencana pembangunan jangka panjang daerah.

- Rencana tata ruang wilayah kabupaten yang berbatasan.

- Rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten.17

Rencana tata ruang wilayah menjadi dasar untuk penerbitan

perizinan lokasi pembangunan. Jangka waktu rencana tata ruang wilayah

kabupaten yaitu 20 tahun ditinjau kembali satu kali dalam lima tahun.

Rencana perinci tata ruang ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten.

b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Rencana Tata Ruang Wilayah

Menurut Kodoatie dan Sjarief faktor – faktor yang mempengaruhi

rencana tata ruang wilayah sebagai berikut :18

1. Teknis atau Rekayasa

Dari segi teknis atau rekayasa menjelaskan proses mulai dari

perencanaan sampai pelaksanaan terutama yang berhubungan dengan

kontruksi suatu infrastruktur.

17
Ali Kabul Mahi, Op Cit , hlm. 123
18
https://bangazul.com/rencana-tata-ruang-wilayah/amp/ diakses pada 4 Mei 2020
17

2. Ekonomi

Dari segi ekonomi penataan ruang tidak hanya dipengaruhi oleh

biaya tetapi juga kegiatan ekonomi dan potensi baik sumber daya alam

maupun buatan pada wilayah tersebut.

3. Sosial dan Budaya

Faktor ini meliputi karakeristik sosial penduduk, karakteristik

budaya (adat) masyarakat, kehidupan sosial masyarakat, jumlah

penduduk dan penyebarannya sehingga dalam pelaksanaannya tidak

bertentangan, dengan kehidupan sosial dan budaya penduduk sosial.

4. Hukum dan Kelembagaan

Dari segi hukum memberikan justifikasi dari suatu proses

pembangunan. Dengan kata lain produk pembangunan akan

berdampak pada produk hukum yang ada serta dimungkinkan

dilakukan perubahan-perubahannya. Persoalan hukum menjadi sangat

penting ketika terjdi konflik, baik konflik kepentingan, konflik antar

pengguna dll. Sedangkan aspek kelembagaan memberikan peran yang

besar pada penataan ruang.


18

5. Lingkungan

Penetapan kebijakan-kebijakan dan perencanaan penataan ruang

harus memperhatikan sistem ekologi global dan lokal, serta sumber

daya alam yang terkandung dalam suatu wilayah.19

Secara umum tujuan dari pembangunan itu sendiri adalah mewujudkan

bangsanya yang maju, mandiri, dan sejahtera lahir dan bathin, sebagai landasan

bagi tahap berikut menuju masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mewujudkan

sasaran tersebut, maka titik berat terletak pada bidang ekonomi, yang merupakan

pergerak pertama pembangunan dan juga pembangunan seirama dengan

peningkatan kualitas sumber daya manusia dan didorong secara saling

memperkuat, saling terkait dan terpadu pada bidang-bidang lainnya. Dengan

meningkatnya kegiatan pembangunan, mendorong terjadinya pengelompokkan

penduduk ataupun kegiatan perekonomian, sehingga terjadinya ketimpangan antar

wilayah. Oleh karena itu, penataan ruang menjadi amat penting dalam

pembangunan di masa depan. Dengannya penataan ruang diharapkan tercipta

suatu pola ruang yang memungkinkan terlaksananya pembangunan yang adil,

serasi, dan merata serta berkesinambungan dalam pembangunan rencana tata

ruang wilayah yang diharapkan oleh pemerintah daerah.20

Adapun menurut hasil penelitian Nurman bahwa mempengaruhi rencana

tata ruang wilayah terlihat sebagai berikut:

19
https://bangazul.com/rencana-tata-ruang-wilayah/amp/ diakses pada 5 Mei 2020
20
Ali Kabul Mahi & Sri Indra Trigunarso, Perencanaan Pembangunan Daerah Teori dan
Aplikasi, (Bandar Lampung: Kencana, 2017 ), hlm. 30
19

1. Pengaruh demografi atas pembangunan

Faktor demograsi memiliki pengaruh terhadap perkembangan

pembangunan yang ditentukan beban tanggungan, pengetahuan dan

keterampilan, perumahan dan etos kerja. Semakin tinggi populasi

suatu desa, semakin baik pembangunan desa tersebut.

2. Pengaruh politik atas pembangunan

Faktor politik memiliki pengaruh terhadap pembangunan yang

ditentukan oleh penyelenggaraan demokrasi desa, pemberdayaan

organisasi desa, keterlibatan keamanan desa, sarana komunikasi dan

informasi desa serta partisipasi masyarakat. Hal ini dapat menunjang

dampak pembangunan desa. Semakin baik politik desa, semakin

kondusif pembangunan desa yang diselenggarakan.

3. Pengaruh ekonomi atas pembangunan

Faktor ekonomi memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap

pembangunan yang ditentukan oleh kepemilikan tanah/kebun/ternak,

lembaga perekonomian desa, infrastruktur ekonomi desa, dan

penerapan panca usaha tani memiliki dampak positif atas

pembangunan desa semakin baik ekonomi desa dapat memberikan

peningkatan pembangunan di desa.

4. Pengaruh sosial budaya atas pembangunan

Faktor sosial budaya dalam pembangunan menunjukkan sedikit

pengaruh, hal ini didasarkan bahwa didalam masyarakat yang terus

berkembang, nilai-nilai sosial budaya senantiasa ikut berubah.


20

5. Pembangunan pasca reformasi

Pendekatan pembangunan yang bersifat sintesis (top down dan bottom up)

dipengaruhi oleh kondisi demograsi desa. Semakin baik kondisi

demograsi desa, semakin maju pembangunan desa.21

c. Peran Pemerintah Daerah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

Peran pemerintah daerah dalam permasalahan yang ada pemerintah

memberikan sosialisasi dan sanksi yang tegas yang berkaitan dengan

rencana tata ruang wilayah. Perencanaan yang melibatkan masyarakat

secara langusng adalah apabila sejak awal masyarakat ikut serta dalam

menyusun rencana tersebut dan diberitahu. Dengan memberikan sosialisasi

kepada penduduk, diharapkan pengetahuan akan RTRW tidak hanya

berpusat dipemerintah daerah saja dan penduduk akan bisa

menerapkannya dengan baik. Pemerintah daerah wajib mengumumkan dan

menyebarluaskan RTRW dan peraturan pelaksanaannya, dengan

Pengumuman atau penyebarluasan RTRW sebagaimana dimaksud

diselenggarakan melalui penempelan atau pemasangan peta rencana tata

ruang yang bersangkutan pada tempat-tempat umum dan kantor-kantor

pelayanan umum, penerbitan booklet atau brosur, pengunggahan pada itu

Pemerintahan Daerah atau pada media cetak dan elektronik lainnya yang

sah. Perencanaan yang bersangkut paut dengan kepentingan orang banyak

semestinya melibatkan masyarakat tetapi dalam praktiknya masyarakat

21
Nurman, Strategi Pemabangunan Desa, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015),
hlm. 325-327
21

hanya diwakili oleh orang-orang yang dikategorikan sebagai tokoh

masyarakat.22

Namun peran pemerintah daerah harus berperan aktif berpartisipasi

dalam pelaksanaan tata ruang wilayah, tata ruang ini tidak bisa berjalan

sendiri, tentu saja turut serta meningkatkan kualitas rencana tata ruang

wilayah sehingga azas hierarki komplementer dapat terwujud. Peran aktif

pemerintah daerah juga dibutuhkan saat RTRW memasuki tahapan

peninjauan kembali.

Dalam usaha pembangunan, pada umumnya pemerintah hanya

menyediakan prasarana untuk memperlancar perekonomian setempat dan

menyerahkan kepada pihak-pihak swasta untuk mengembangkan sektor

ekonomi yang modern. Akan tetapi pemerintah daerah juga perlu secara

aktif mengadakan perencanaan atau program pembangunan daerahnya

dengan adanya pelaksanaan asas desentralisasi.23

Adapun proses perencanaan tata ruang wilayah terkait pemerintah

daerah dapat dibagi menjadi empat proses yaitu: Proses Teknoratik yaitu

perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional yang

menggunakan metode dan kerangka berfikir ilmiah untuk mencapai tujuan

dan sasaran pembangunan daerah.

Metode dan kerangka berfikir ilmiah, digunakan untuk antara lain:

22
Robinson Tarigan, Op Cit, hlm. 18-19
23
Muammil Sun’an dan Abdurrahman Senuk, Ekonomi Pembangunan Daerah, ( Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2015),hlm. 65.
22

a. Meriview menyeluruh kinerja pembangunan daerah periode

yang lalu;

b. Merumuskan pencapaian kinerja penyelenggaraan urusan

wajib dan pilihan pemerintahan daerah masa kini;

c. Merumuskan tujuan, strategi, dan kebijakan pembangunan

daerah;

d. Menetapkan tolak ukur dan target kinerja keluaran dan hasil

capaian, lokasi serta kelompok sasaran program/kegiatan

pembangunan daerah;

e. Menetapkan SKPD penanggung jawab pelaksana, pengendali,

dan evaluasi rencana pembangunan daerah.

Namun adapun ada beberapa proses pendekatan dalam

perencanaan yaitu, Proses partisipatif yaitu perencanaan yng

melibatkan para pemangku kepentingan pembangunan antara lain

melalui pelaksanaan Musrenbang. Lalu proses politik yaitu pemilihan

yang dipandang sebagai proses perencanaan karena menghasilkan

pembangunan melalui visi, misi dan program yang ditawarkan oleh

pejabat daerah saat berkampanye, yang disusun dalam rancangan

RPJMD. Kemudian proses Bottom-Up dan Top-Down yaitu

perencanaan yang aliran prosesnya dari atas kebawah atau bawah

keatas dalam hirarki pemerintahan. Pendekatan perencanaan

pembangunan daerah bawah-atas dan atas-bawah, hasilnya akan


23

diselaraskan melalui musyawarah yang dimulai dari Desa, Kecamatan,

Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional. Sehingga tercipta

sinkronisasi dan sinergi pencapai sasaran rencana pembangunan

nasional dan rencana pembangunan daerah.24

Perencanaan pembangunan dirumuskan (Permendagri 54/2010) secara:

a). Transparan yaitu membuka diri kepada hak masyarakat untuk

memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif;

b). Responsif yaitu dapat mengantisipasi berbagai potensi, masalah

dan perubahan terjadi didaerah;

c). Efektif yaitu kemampuan mencapai target dengan sumber daya

yang dimiliki dengan cara atau proses yang optimal;

d). Pertisipatif yaitu merupakan hak masyarakat untuk terlibat dalam

setiap proses tahapan perencanaan pembangunan daerah;

e). Terukur yaitu penetapan target kinerja yang akan dicapai dan

cara-cara untuk mencapainya;

f). Berkeadilan yaitu prinsip keseimbangannya antar wilayah, sektor,

dan pendapatan.25

Campur tangan pemerintah (perencanaan/kebijakan) untuk dalam

pembangunan daerah-daerah mempunyai manfaat yang sangat tinggi, disamping

juga menghindari mencegah jurang kemakmuran antar daerah, melestarikan

24
https:// www.slideshare.net/mobile/qiuel/pendekatan-perencanaan-pembangunan
diakses pada 2 Maret 2021
25
Ibid, hlm. 4.
24

kebudayaan setempat, dan dapat juga menghindarkan rasa tidak puas

masyarakat.26

Menurut Kansil terdapat empat peran yang dapat diambil oleh pemerintah

daerah dalam pembangunan daerah yaitu sebagai berikut:

- Entrepreneur

Dengan perannya sebagai entrepreneur, pemerintah daerah

bertanggung jawab untuk menjalankan usaha bisnis. Pemerintah

daerah bisa mengembangkan suatu usaha sendiri (BUMD). Aset-aset

pemerintah daerah harus dapat dikelola dengan lebih baik sehingga

secara ekonomis menguntungkan.

- Coordinator

Pemerintah daerah dapat bertindak sebagai coordinator untuk

menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi

pembangunan di daerahnya.

- Fasilitator

Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui

perbaikan lingkungan attitudinal (perlaku atau budaya masyarakat)

didaerahnya. Hal ini akan mempercepat proses pembangunan dan

prosedur perencanaan serta pengaturan penetapan daerh (zoning) yang

lebih baik.

26
Ibid, hlm. 37.
25

- Stimulator

Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan

pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan

mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk kedaerah

tersebut agar perusahaan yang ada tetap berada didaerah tersebut.27

27
Nurman, Op Cit, hlm. 187.
26

F. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian, langkah terpenting yang harus dilakukan seorang

peneliti adalah menelusuri tinjauan pustaka atau penelusuran terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Bahkan tinjauan pustaka sangat

perlu dilakukan sebelum peneliti menemukan permasalahan. Dalam penelitian ini,

peneliti melakukan tinjauan pustaka terhadap jurnal ataupun skripsi terdahulu yang

berkaitan dengan pusat kegiatan lokal dan rencana tata ruang wilayah. Berikut tabel

daftar tinjauan pustaka:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Verina Meinarsari dan Lely Syiddatul

A. dengan judul penelitian “Studi Kelayakan Kawasan Reok Sebagai Pusat Kegiatan

Lokal Di Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur”. Skripsi ini

membahas tentang Kelayakan perkotaan Reok sebagai pusat kegaiatan lokal di

kabupaten Manggarai provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Haris Budiman, dengan judul penelitian

“Kebijakan Tata Ruang Dalam Penerapan Pusat Kegiatan Lokal Di kabupaten

Kuningan Untuk Peningkatan Pendapatan Asli Daerah” Skripsi ini membahas tentang

Penerapan pusat kegiatan lokal di kecamatan Cilimus untuk meningkatkan

pendapatan asli daerah.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ajis Supangat, dengan judul penelitian

“Peran DPRD Kabupaten Wonosobo dalam pembentukan Perda No 2 Tahun 2011

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Wonosobo 2011-2031”.

Skripsi ini membahas tentang Peran DPRD Kabupaten Wonosobo dalam


27

pembentukan Perda No 2 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Wonosobo 2011-2031.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Ari Sambara, dengan judul penelitian

“Analisis yuridis pengembangan kawasan budaya terpadu berdasarkan Peraturan

Daerah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Rencana Tata Ruang wilayah Kota Makassar”.

Skripsi ini membahas tentang Pengembangan kawasan budaya terpadu berdasarkan

Perda No. 6 tahun 2006 tentang RTRW kota Makassar.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Rully Oktariadhy, dengan judul

penelitian “Pemilihan Pusat Kegiatan Lokal di Kabupaten Ketapang Provinsi

Kalimantan Barat”. Skripsi ini membahas tentang Pemilihan Pusat Kegiatan Lokal

(PKL) di kabupaten Ketapang provinsi Kalimantan Barat.

Berdasarkan tabel diatas, terlihat perbedaan antara penelitian ini dengan berapa

penelitian sebelumnnya. Misalnya, penelitian Verina Meinarsari dan Lely Syiddatul A

yang berfokus pada kelayakan perkotaan Reok sebagai pusat kegaiatan lokal di

kabupaten Manggarai provinsi Nusa Tenggara Timur, Lalu penelitian Haris Budiman

yang berfokus pada penerapan pusat kegiatan lokal di kecamatan Cilimus untuk

meningkatkan pendapatan asli daerah, dan penelitian Ajis Supangat yang meneliti

pada Peran DPRD Kabupaten Wonosobo dalam pembentukan Perda No 2 Tahun

2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Wonosobo 2011-

2031. Kemudian, penelitian Rully Oktariadhy terfokus pada pemilihan Pusat Kegiatan

Lokal (PKL) di kabupaten Ketapang provinsi Kalimantan Barat. Meskipun demikian,

penelitian skripsi ini berfokus pada pusat kegaiatan lokal perkotaan Pijoan yang

menganalisis penerapan rencana tata ruang wilayah kabupaten Muaro Jambi tahun
28

2014-2034 hingga kini belum ada komitmen pemerintah kabupaten untuk

merealisasikan amat peraturan perundang-undang tersebut, yaitu mengenai Pijoan

untuk dijadikan pusat kegiatan lokal.


29

BAB II

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan sebuah karya ilmiah, tentunya merupakan sebuah

penelitian yang harus dapat di pertanggung jawabkan dengan baik, maka dalam

penulisan menggunakan metodologi sebagai berikut.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pijoan, Adapun penelitian ini juga

ditekankan pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

kabupaten Muaro Jambi karena berhubungan dengan judul penelitian ini

untuk mentata kota dan permukiman, selanjutnya Pemerintah Kecamatan

Jambi Luar Kota karena penelitian ini terdapat di kecamatan Jambi Luar Kota

dan juga peran pemerintah kecamatan dalam adanya pembangunan

dikecamatan, selanjutnya pemerintah Kelurahan Pijoan karena penelitian ini

objeknya terdapat di Pijoan dan peran pemerintah kelurahan bekerja sama

dengan pemerintah daerah dalam pembangunan, selanjutnya Kantor

BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi penelitian judul ini sangat berhubungan

dengan pengawasan dan koordinator dari BAPPEDA itu bagaimana, dan

terakhir DPRD periode 2014-2019 karena berhubungan dengan peraturan

yang dibuat. Guna untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat sehingga

akan sangat membantu bagi penulis dalam membuat skripsi ini.

29
30

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini mengkaji pusat kegiatan lokal perkotaan Pijoan: analisis

penerapan rencana tata ruang wilayah kabupaten Muaro Jambi tahun 2014-

2034. Pentingnya jenis data karena diperolehnya temuan dilapangan

mengenai kaitan masalah yang diangkat dalam judul ini. Pendekatan ini

dilakukan dengan teknik pengumpulan data yang berdasarkan pada instrumen

pengumpulan data.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian

kualitatif. “penelitian kualitatif bersifat sementara, tentatif, dan berkembang

setelah peneliti berada di lapangan”. 28 Penelitian kualititatif ini bertujuan

untuk mendeskripsikan bagaimana analisis penerapan rencana tata ruang

wilayah kabupaten Muaro Jambi tahun 2014-2034.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Penelitian

ini dilakukan secara langsung ke objek penelitian yang akan diteliti.

Penelitian langsung ke instansi-instansi dan infrastruktur diperkotaan Pijoan

maupun Kabupaten Muaro Jambi. Nantinya penelitian ini akan berisi kutipan-

kutipan data yang diperoleh penulis dari informan untuk memberikan

informasi yang menggambarkan penyajian sebagai laporan. Laporan tersebut

dapat berasal dari wawancara, catatan-catatan, dokumentasi, dokumen dan

dokumen resmi lainnya. Dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif

kualitatif.

28
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2015), hlm.81
31

C. Jenis dan sumber data

a. Jenis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) jenis sumber data

yaitu :

1. Data Primer

Data Primer adalah data pokok yang diperlukan dalam

penelitian, yang di peroleh secara langsung dari sumbernya atau

dari lokasi objek penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian

yang diperoleh di lapangan. Adapun sumber data primer adalah

peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang berkaitan pusat

kegiatan lokal perkotaan Pijoan: analisis penerapan rencana tata

ruang wilayah kabupaten Muaro Jambi tahun 2014-2034 dan

berdasarkan dari informan. Adapun disini mengenai informan

yaitu:

1) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

a. Kepala Dinas

b. Sekretaris Dinas

c. Kabid Perumahan dan Permukiman

d. Kabid Penataan Bangunan, Lingkungan dan

Tata Kota
32

2) Apatur Kelurahan Pijoan.

a. Lurah Pijoan

b. Sekretaris Lurah

3) Aparatur Kecamatan Jambi Luar Kota

a. Camat

b. Sekcam

4) BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi

5) DPRD Kabupaten Muaro Jambi Periode 2014-2019

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang

diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber perantara.

Data ini mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat

authentik, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan

seterusnya. Data sekunder berasal dari dokumen-dokumen baik

berupa dokumen-dokumen dari Kantor pemerintahan bahan

perpustakaan lainnya.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah dari subjek darimana

data diperoleh. adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini

adalah kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman,

DPRD Periode 2014-2019 Kabupaten Muaro Jambi, BAPPEDA

Kabupaten Muaro Jambi, Kecamatan Jambi Luar Kota dan Kelurahan


33

Pijoan. Sumber selanjutnya dalam penelitian ini adalah sumber berupa

tulisan, yaitu berupa buku, jurnal, skripsi dan data-data lainnya.

c. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Kedudukan peneliti hanya sebagai pengamat dan selama

proses observasi akan dibuat catatan-catatan untuk keperluan analisis

dan pengecakan data kembali. Dengan pengamatan ini memungkin

peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri sejauh mana

pemerintah daerah untuk menjalankan Perda tersebut untuk

menjadikan Pijoan sebagai Pusat Kegiatan Lokal apa saja bangunan

dan infrastruktur yang sudah terealisasikan dan yang belum

terealisasikan.

2. Wawancara

Dalam konteks ini informan yang didapat oleh peneliti yaitu

Kabid Perumahan dan Permukiman, Kabid Penataan Bangunan,

Lingkungan dan Tata Kota, Pimpinan DPRD periode 2014-2019,

Kabid Sarana dan Prasarana Bidang Fisik, Aparatur Kecamatan

Jambi Luar Kota dan Aparatur Kelurahan Pijoan.

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara tidak terstruktur karena dengan wawancara tidak

terstruktur ini peneliti lakukan untuk memperoleh dan mengambil

data, dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dan informan

dan mendengar langsung serta mencatat dengan teliti dan merekam


34

menggunakan handphone apa yang dijelaskan oleh Informan,

metode ini digunakan untuk memperoleh data yang bersangkutan

diantaranya yaitu : Kabid Perumahan dan Permukiman, Kabid

Penataan Bangunan, Lingkungan dan Tata Kota, Pimpinan DPRD

periode 2014-2019, Kabid Sarana dan Prasarana Bidang Fisik,

Aparatur Kecamatan Jambi Luar Kota dan Aparatur Kelurahan

Pijoan. Pelaksanaan wawancara dalam penelitian ini menggunakan

wawancara tidak terstruktur.

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan berupa

foto lapangan dalam kegiatan pengumpulan informasi atau data dari

pemerintah Daerah dan Pemerintah setempat perkotaan Pijoan.

Dokumen yang sudah dianalisis yaitu : Peraturan Daerah Kabupaten

Muaro Jambi Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014-2034, Peta Rencana

Pola Ruang Kabupaten Muaro Jambi, Peta Rencana Struktur Ruang

Kabupaten Muaro Jambi. Adapun dokumentasi pendukung lainnya

berupa foto wawancara dengan pihak terkait seperti Kabid

Perumahan dan Permukiman, Kabid Penataan Bangunan,

Lingkungan dan Tata Kota, Pimpinan DPRD periode 2014-2019,

Kabid Sarana dan Prasarana Bidang Fisik, Aparatur Kecamatan

Jambi Luar Kota dan Aparatur Kelurahan Pijoan. Dan dokumentasi

bangunan dan infrastruktur yang ada di perkotaan Pijoan.


35

D. Unit Analisis

Penelitian ini dilakukan terhadap Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi, DPRD Periode 2014-2019

Kabupaten Muaro Jambi, BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi, Aparatur

Kecamatan Jambi Luar Kota,dan Aparatur Kelurahan Pijoan oleh karena itu

unit analisis yang ditetapkan adalah Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi, DPRD Periode 2014-2019

Kabupaten Muaro Jambi, Kantor BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi,

Kantor Kecamatan Jambi Luar Kota dan Kantor Kelurahan Pijoan, dengan

waktu penelitian dilakukan pada tahun 2020-2021. Penetapan unit analisis

tersebut, karena penelitian yang digunakan tidak menggunakan populasi dan

sampel, namun hanya menggunakan dokumen-dokumen, wawancara yang

berasal dari kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

(Perkim) Kabupaten Muaro Jambi, DPRD Periode 2014-2019 Kabupaten

Muaro Jambi, Kantor BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi, Kantor

Kecamatan Jambi Luar Kota dan Kantor Kelurahan Pijoan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisa data deskriptif kulaitatif. Analisa data kualitatif merupakan bentuk

penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan

dalam keadaan yang sewajarnya dan sebagaimana adanya.


36

Ada beberapa langkah dalam proses analisis data kualitatif, yaitu :

1. Penyusunan data;

2. Klasifikasi data;

3. Pengolahan data;

4. Penyimpulan data.

Berdasarkan pendapat tersebut, berkaitan menganalisis data

kualitatif maka langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti adalah

sebagai berikut:

1. Penyusunan Data

Data yang telah penulis kumpulkan kemudian disusun

menggunakan tabel untuk mendapatkan data yang akurat dan jelas,

memahami permasalahan dalam penelitian itu apa, apa tujuan yang

telah ditetapkan, landasan teori yang digunakan, jenis penelitian

yang digunakan kualitatif Deskriptif, dan apa metode penelitian

yang digunakan. Kemudian penulis mengerti apa yang harus

dianalisis dan penelitian mendapatkan data yang akurat.

Penyusunan data yang dimaksud untuk mempermudah dalam

menilai apakah data yang dikumpulkan itu sudah memadai atau

belum dan data yang didapat berguna atau tidak dalam penelitian

sehingga dilakukan seleksi penyusunan. Semakin lama penulis

kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak.


37

2. Klasifikasi Data

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data merupakan

faktor penting demi keberhasilan penelitian. Dengan cara

mengumpulkan data melalui wawancara dengan pihak Pimpinan

DPRD Kabupaten Muaro Jambi periode 2014-2019, Bappeda

Kabupaten Muaro Jambi, Dinas Perkim Kabupaten Muaro Jambi,

Pemerintah Kecamatan Jambi Luar Kota, dan Pemerintah

Kelurahan Pijoan. Hal tersebut untuk mendapat wawancara yang

maksimal peneliti menggunakan handpone untuk merekam.

Jenis sumber data yang digunakan adalah data primer

dimana mewawancarai secara langsung, kemudian metode

pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan

dokumentasi, sedangkan metode pengumpulan data merupakan alat

yang digunakan untuk mengumpulkan data, karena berupa alat

pertanyaan yang ditulis oleh peneliti, wawancara menggunakan

handphone untuk bantu merekam, camera foto untuk mengambil

gambar dan lain sebagainya.

3. Pengolahan Data

Penulis melakukan pengolahan data dengan cara

pengamatan terlebih dahulu yang ada di Kelurahan Pijoan apakah

sesuai dengan Perda yang telah diundangkan Oleh DPRD periode

2014-2019, kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan


38

pihak yang terkait, lalu penulis mendapatkan data-data pendukung

seperti peta RTRW, Pola tata Ruang Kabupaten Muuaro Jambi dan

beberapa dokumentasi-dokumentasi yang telah didapat dilapangan,

terakhir penulis menyimpulkan hasil penelitian yang didapat.

4. Penyimpulan Data

Penulis dapat menyimpulkan terlihat bahwa keinginan

pemerintah kabupaten Muaro Jambi untuk menjadikan perkotaan

Pijoan sebagai pusat kegiatan lokal 2014-2034 sampai hari belum

direalisasikan dengan semestinya. Dari segi perdagangan dan sub

regional, pusat kesehatan lokal rawat inap, pusat rekreasi, wisata,

dan simpul transportasi belum terlihat wujudnya sampai saat ini

diperkotaan Pijoan.

Dari keempat metode analisis data diatas maka penulis menyimpulkan

bahwa, terealisasinya keempat metode ini setelah semua data-data yang

diperlukan dan dibutuhkan sudah diperoleh, kemudian akan di filter mana

data yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini dan mana yang

tidak.
39

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara berurutan, pembahasan dalam

penulisan skripsi mempunyai sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN : Bab ini pada hakikatnya menjadi

pijakan bagi penulis skripsi. Bab ini

berisikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, kerangka teori dan tinjauan

pustaka.

BAB II : Membahas tentang metode penelitian

dalam pembuatan skripsi dengan sub-

sub tempat dan waktu penelitian,

pendekatan penelitian, jenis dan

sumber data, instrumen pengumpulan

data, analisis data sistematika

penulisan dan jadwal penelitian. Untuk

mempermudah penulis dalam

menggunakan waktu dengan tepat

maka dibuat jadwal penelitian dalam

sub-sub ini agar penelitian dalam

penulisan ini selesai tepat pada


40

waktunya.

BAB III : Merupakan bab yang memuat

gambaran umum lokasi.

BAB IV : Berisi tentang pembahasan dan hasil

dari penelitian ini yaitu pusat kegiatan

lokal perkotaan Pijoan: analisis

penerapan rencana tata ruang wilayah

kabupaten Muaro Jambi tahun 2014-

2034.

BAB V : Berisi tentang penutupan yang terdiri

dari kesimpulan dan saran-saran serta

dilengkapi dengan daftar pustaka,

lampiran dan curriculum vitae.

Kesimpulan ditarik dari pembuktian

dan uraian yang telah ditulis terdahulu

dan berkaitan erat dengan pokok

masalah. Kesimpulan bukan resume

dari apa yang ditulis dahulu melainkan

kesimpulan adalah jawaban masalah

dari data yang diperoleh.


41

G. Jadwal Penelitian

Tahun 2019 – 2021

No Kegiatan Oktober November September November Februari April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan x

Judul

2 Pembuatan x

Proposal

3 Perbaikan x

Proposal

dan Seminar

4 Surat Izin x

Riset

5 Pengumpula x

n Data

6 Pengolahan x x x

dan Analisis

Data

7 Pembuatan

Laporan

8 Bimbingan x x x
42

dan

Perbaikan

9 Agenda dan x x x

Ujian

Skripsi

10 Perbaikan x x x x

dan

Penjilidan
43

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Asal Usul Nama Pijoan

Hasil wawancara Bapak Rd. Anwar Selaku Mantan Lurah Pijoan

periode 1994 – 2005 menjelaskan bahwa Nama Pijoan tidak muncul begitu

saja yang berasal dari Pujoan (Sanjungan) sehingga menjadi Pijoan ini

dikarenakan adanya hasil alam yang berkhualitas, baik hasil yang berada

di darat maupun di air yang menarik perhatian dimasa dulu hingga kini

diantaranya sebagai tolak ukur di masa lalu cunding, gading, gilo, gelipo,

indah pelak yang artinya ada culo badak, gading gajah, mastiko ular,

mastiko lipan, buluh buntuh, rotan bertemu buku dan hasil alam yang

cukup menggiurkan dan terkenal kualitasnya di masa dulu hingga masa

kini.29 Adapun hasil alam yang lain seperti kayu, jenis rotan-rotanan, yang

mempunyai kualitas rotan sego, rotan getah, rotan rumbai, demikian pula

getah-getahan antara lain getah balam dan getah jerenang. Getah sundik,

getah jelutung dan getah karet. Begitu pula binatang hutan seperti rusa,

napuh, kancil, kijang dan jenis unggas seperti ayam hutan, dugang, burung

punai, ikan sungai yang cukup terkenal enaknya hingga saat sekarang.

Pekerjaan mencari ikan disungai Pijoan merupakan salah satu sumber

mata pencaharian warga baik warga yang ada dikelurahan Pijoan maupun

29
wawancara dengan Bapak Rd. Anwar selaku Lurah Pijoan periode 1994-2005
Kelurahan Pijoan pada 2 Februari 2021

43
44

warga yang berada disekitar kelurahan Pijoan. Dari tata cara kehidupan

bermasyarakat, diutamakan budi bahasa, sopan santun, kurik adalah kundi,

merah adalah sago, baik adalah budi, indah adalah bahaso. Sampai

sekarang di masyarakat Pijoan masih berlaku cara berkomunikasi

khususnya didalam kekeluargaan berlakunya bahasa tradisional seperti

“Kulo, Enggih, Niku, Niki”.30

Adapun sejarah Pijoan pada zamannya yaitu :

- Pijoan Pada Zaman Belanda

Di zaman ini setiap ada pergantian pejabat seperti Pasirah dan

pergantian Hakim Agama oleh pejabat Demang atau asisten

Demang disarankan kepada tuo-tuo tengganai desa di wilayah

Marga Mestong terlebih dahulu diperintahkan untuk

berkonsultasi dengan nenek mamak dan tuo-tuo tengganai di

Pijoan.

- Pijoan Di Zaman Penjajahan Jepang

Di zaman penjajahan Jepang terkenal dengan kerja paksanya

namun masyarakat Pijoan di masa itu oleh penjajah Jepang

tidak pernah diperintah untuk kerja paksa tersebut (Kendo

Wusi) ini menandakan warga Pijoan masih merupakan

penduduk yang disegani oleh bangsa penjajah.

- Pijoan Zaman Kemerdakaan

30
wawancara dengan Bapak Rd. Anwar selaku Lurah Pijoan periode 1994-2005
Kelurahan Pijoan pada 2 Februari 2021.
45

Di Indonesia adanya suatu peristiwa yang sangat mengejutkan

bangsa dan negara kita terutama di Jambi yaitu peristiwa PRRI

permesta dan G 30 S PKI namun warga Pijoan satupun ditahan

di Sungai Kambang Kota Jambi, begitu juga pada masa terlibat

gerakan 30 September (PKI).

- Pijoan Di Masa Reformasi

Di masa ini dimana-mana tidak menutup kemungkinan di

Kabupaten Muaro Jambi adanya demonstrasi baik mahasiswa

maupun masyarakat terutama pemuda. Alhamdulillah pemuda

Kelurahan Pijoan tidak pernah terlibat demo namun tidak kalah

pentingnya pemuda tetap mengikuti alur pikir globalisasi dan

reformasi pada saat sekarang ini.31

Kelurahan Pijoan adalah merupakan salah satu

Kelurahan yang terletak di Jalur Jalan Jambi Muara Bulian

Kilometer 23 Kabupaten Muaro Jambi sebagai Pusat Ibu

Kota Kecamatan Jambi Luar Kota. Pijoan ini semenjak

dibentuk Kelurahan tahun 1961 telah dijabat oleh beberapa

lurah yaitu:

1. Rd. Saman Rifin 1961-1986

2. Rd. Abdullah 1986 – 1994

3. Rd. Anwar 1994 – 2005

4. Aman 2005 – 2009

31
Arsip Selayang Pandang Kelurahan Pijoan tanggal 23 Juli 2002.
46

5. Rd. Aman S.Pd 2009 – 2012

6. Rd. Abdurahman Am.Apd 2012 – 2017

7. Susilawati S.Kom 2017 – Sekarang.32

B. Gambaran Lokasi Penelitian Pijoan sebagai Pusat Kegiatan Lokal

Pijoan merupakan kota kecamatan Jambi Luar Kota yang berada di

kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi, yang memiliki luas wilayah 9,114

Ha. Pijoan akan dijadikan sebagai Pusat Kegiatan Lokal yang Berfungsi

Sebagai Pusat Pemerintahan Kecamatan, Pusat Perdagangan dan Jasa Sub

Regional, Pusat Kesehatan Lokal, Pusat Rekreasi, Olahraga dan Wisata,

Serta Pusat Pendidikan dan Simpul Transportasi. Kemudian untuk saat ini

bangunan kantor dan infrastruktur lainnya yang sudah terealisasikan di

perkotaan Pijoan adalah dari segi Pusat Pendidikan dari SMA ternama

hingga PAUD ada dan juga dari segi Perguruan Tinggi akan terealisasikan

di Pijoan yang akan datang, lalu Pemerintahan Kecamatan dari Kantor

Kecamatan, Kantor Kelurahan, Kantor KUA, Polsek dan Koramil, dan

juga dari segi Pusat Olahraga seperti Lapangan Bola Kaki, Lapangan Bulu

Tangkis dan Lapangan Bola Volly. Namun juga terlihat dari kepadatan

penduduk yang semakin berkembang dari segi ekonomi, sosial dan

lingkungan.

32
Arsip Selayang Pandang Kelurahan Pijoan tanggal 23 Juli 2002
47

C. Profil Kelurahan Pijoan

Pijoan merupakan sebuah kelurahan yang terletak dalam sebuah

Daerah ataupun Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi

Provinsi Jambi.

1. Luas dan Batas Wilayah Kelurahan Pijoan

- Luas Wilayah : 9,114 Ha.

- Batas Wilayah

Sebelah Utara : Desa Muaro Pijoan

Sebelah Selatan : Desa Muhajirin

Sebelah Timur : Desa Selat

Sebelah Barat : Desa Simpang Sei. Duren

2. Kondisi Geografis

- Ketinggian Tanah dan Permukiman Laut : 10 Meter

- Banyaknya Curah Hujan : 900-300 M3/THN

- Suhu udara rata-rata : 20-30 celcius

3. Topografi atau Bentang Lahan

- Dataran : 9144 Ha

- Perbukitan / Pegunungan :-
48

4. Orbitasi (jarak dari pusat pemerintah kelurahan Pijoan)33

- Jarak dari Pusat Pemerintah Kecamatan : 0 km

- Jarak dari Pusat Pemerintahan Kotif :-

- Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : 35 km

- Jarak dari Ibu Kota Provinsi : 22 km

- Jarak dari Ibu Kota Negara :-

Pijoan memiliki luas wilayah 9,114 Ha, namun batas wilayah

Pijoan terlihat dari sebelah utara yaitu Desa Muaro Pijoan, dari sebelah

selatan yaitu Desa Muhajirin, dari sebelah Timur yaitu Desa Selat, dan

dari sebelah barat yaitu Simp. Sungai Duren. Terlihat dari segi banyaknya

curah hujan yaitu 900-300 M3/ THN. Adapun kondisi geografis Pijoan

memiliki ketinggian tanah dan permukiman laut yaitu 10 meter dan Suhu

udara Pijoan rata - rata 20-30 celcius.

Kemudian terlihat dari topografi atau bentang lahan Pijoan dari

segi dataran yaitu 9144 Ha, untuk perbukitan dan pegunungan di Pijoan

tidak ada. Selanjutnya jarak dari pemerintah kelurahan Pijoan ( Orbitasi )

yaitu untuk jarak dari pusat pemerintah kecamatan yaitu 0 km, lalu jarak

dari pusat pemerintahan Kotif tidak ada, selanjutnya jarak dari Ibu Kota

Kabupaten yaitu 35 km, kemudian jarak dari Ibu Kota Provinsi yaitu 22

km dan jarak dari ibu Kota Negara itu belum terhitung.

33
Arsip kelurahan pijoan tahun 2020.
49

D. Struktur Organisasi Kelurahan Pijoan

Gambar 1 Struktur Organisasi Kelurahan Pijoan34

34
Arsip kelurahan pijoan tahun 2020
50

E. Data Penduduk Kelurahan Pijoan

Tabel 3.1 Data Penduduk Kelurahan Pijoan Berdasarkan Jiwa35

No Rt / Lingkungan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jiwa


Laki-Laki Perempuan
1 001/001 94 102
2 002/002 62 64
3 003/001 194 151
4 004/001 115 155
5 005/001 75 85
6 006/003 106 198
7 007/003 115 93
8 008/003 129 143
9 009/003 168 162
10 010/003 164 146
11 011/004 53 52
12 012/001 130 126
13 013/002 109 113
14 014/001 132 157
15 015/004 95 86
16 016/004 156 115
17 017/004 102 91
18 018/004 118 122
19 019/003 100 139
20 020/003 88 84
21 021/004 112 121
22 022/003 93 86
23 023/001 74 92
24 024/002 145 100
25 025/004 52 57
Jumlah 2781 2840

35
Arsip kelurahan pijoan tahun 2020
51

F. Kondisi Wilayah

- Sarana dan prasarana

Tabel 3.2 data sarana dan prasarana36


NO JENIS SARANA DAN KONDISI DAN JUMLAH JUMLAH
PRASARANA
BAIK RUSAK RUSAK (UNIT)
RINGAN BERAT
1 Kantor Camat 1 1

2 Kantor Lurah 1 1

3 Kantor KUA 1 1

4 POLSEK 1 1

5 Koramil 1 1

6 Kantor POS 1 1

7 Damkar 1 1

8 Sekolah Dasar 3 3

9 Madrasah Ibtidaiyah (MI) 1 1

10 Madrasah Tsanawiyah (MTS) 1 1

11 Sekolah Menengah Atas 2 2

(SMA)

12 MAN Cendikia 1 1

14 Pukesmas Pembantu (PUSTU) 1 1

15 Kantor KB 1 1

16 Balai Pelatihan Kesehatan 1 1

(BAPELKES)

36
Dokumentasi Bangunan dan Infrastruktur Kelurahan Pijoan, 1 Maret 2021
52

17 Lapangan Bola Kaki 1 1

18 Lapangan bola Volly 1 1

19 Lapangan bulu tangkis 1 1

- Sosial dan Ekonomi Masyarakat Pijoan

Wawancara Delly Prismasalfia selaku Sekretaris Kelurahan

Pijoan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Pijoan menunjukkan

adanya beberapa indikator kondisi sosial dan ekonomi, antara lain :

adanya interaksi sosial yang terjalin dalam masyarakat dalam bingkai

toleransi dan kerukunan yang terus dijaga, nilai-nilai kearifan lokal

seperti gotong royong yang terus dilestarikan seiring dengan eratnya

hubungan sosial masyarakat, mata pencaharian masyarakat sebagian

besar adalah petani, yang mengelola lahannya sendiri dengan

komoditi yang beragam diantaranya pohon karet, sawit dan sayuran,

pendapatan yang diperoleh masyarakat rata-rata cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari.37

37
Wawancara dengan Delly Prismasalfia selaku Sekretaris Kelurahan Pijoan pada 5
Maret 2021
53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Sistem Perwilayahan Perkotaan Pijoan Sebagai Pusat

Kegiatan Lokal

Pada bagian ini dibahas mengenai hasil penelitian tentang identifikasi

sistem perwilayahan perkotaan Pijoan sebagai pusat kegiatan lokal dalam

menurut Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014-2034.38

Dengan demikian, dalam suatu program perencanaan, perwilayah

memiliki peran yang cukup penting. Hal ini kerena perwilayahan untuk

mengetahui variasi karakter dalam suatu wilayah tertentu. Adapun definisi

perwilayahan adalah usaha membagi-bagi permukaan bumi atau bagian

permukaan bumi tertentu untuk tujuan yang tertentu. Perwilayahan di

Indonesia berhubungan erat dengan pemerataan pembangunan dan

mendasarkan pembagiannya pada sumber daya lokal.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan informan,

mengenai maksud dan tujuan DPRD periode 2014-2019 membuat Peraturan

Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Penerapan

Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2014-2034. Pemerintah Daerah dan

DPRD salah satu kewenangannya adalah membentuk Peraturan Daerah

38
Hasil Observasi Observasi Identifikasi Peerwilayahan Perkotaan Pijoan Sebagai Pusat
Kegiatan Lokal Kabupaten Muaro Jambi tahun 2014-2034 pada 27 November 2020

53
54

(Perda), oleh sebab itu sebuah Peraturan Daerah bisa saja berasal dari inisiatif

dari eksekutif (Bupati) dan juga bisa berasal dari DPRD.39

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibuk Salma Mahir, SE

selaku ketua pimpinan DPRD periode 2014-2019 Kabupaten Muaro Jambi

mengatakan bahwa :

“ Pemerintah Daerah bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sepakat


bahwa peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) perlu
dibuat guna untuk panduan pembangunan kabupaten muaro jambi 20 tahun
mendatang, Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sangat diperlukan
karena, rencana pembangunan daerah sangat diperlukan untuk membedakan arah
pembangunan daerah, namun perkotaan Pijoan berfungsi sebagai Pusat Kegiatan
Lokal itu dilihat dari 3 pilar pilar ekonomi termasuk dalam 9 sektor ekonomi,
pilar sosial termasuk didalamnya pendidikan, keagamaan, kesehatan, budaya,
politik dan lain-lain, dan pilar lingkungan termasuk didalamnya adalah SDA dan
upaya pelestariannya. Dimana ketiga pilar inilah yang dikenal dengan pilar
pembangunan keberlanjutan. Untuk saat ini Pijoan sudah terlihat perkembangan
pendidikan itu sudah ada dari SMA ternama sampai taman kanak-kanak
banyaknya bangunan kantor pelayanan kecamatan dan kepadatan penduduk
yang semakin bertambah ”.40

Tujuan perwilayahan untuk perencanaan pegembangan di

Indonesia sebagai berikut :

1. Meratakan pembangunan untuk menghindari adanya

pemusatan kegiatan pembangunan yang berlebihan

disuatu daerah / permukiman tertentu.

39
Hasil Observasi dan Wawancara Perda RTRW Kabupaten Muaro Jambi tahun 2014-
2034 pada 27 November 2020
40
wawancara dengan ibuk Salma Mahir, SE selaku ketua pimpinan DPRD periode 2014-
2019 Kabupaten Muaro Jambi pada 24 Februari 2021
55

2. Menjamin keserasian dan koordinasi antara berbagai

kegiatan pembangunan yang ada di tiap daerah /

permukiman.

3. Pengarahan pembangunan, bukan hanya untuk

pemerintah, melainkan juga kepada masyarakat umum

dan pengusaha.

Analisis sistem pusat-pusat permukiman (sistem perkotaan)

merupakan analisis yang didasarkan pada hasil identifikasi sebaran daerah

fungsional perkotaan yang ada di wilayah kabupaten. Analisis ini juga

dilengkapi dengan analisis interaksi antar pusat-pusat permukiman atau

jangkauan pelayanan yang ada diwilayah kabupaten/kota ataupun

Kecamatan.41

Pola ruang yang ada dikawasan kabupaten Muaro Jambi ini

menunjukkan bahwa kawasan peruntukan permukiman adalah bagian dari

lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik berupa kawasan perkotaan

maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat

tinggal / lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung

perikehidupan dan penghidupan. Namun pada Perda kabupaten Muaro

Jambi nomor 02 tahun 2014 tentang RTRW kabupaten Muaro Jambi tahun

2014-2034 pasal 40 ayat (1) kawasan permukiman sebagaiamana

dimaksud dalam pasal 32 huruf h terdiri atas :

41
Hasil Observasi Keadaan Permukiman bangunan dan Infrastruktur Pijoan pada 27
November 2020
56

a. Kawasan permukiman perkotaan; dan

b. Kawsan permukiman perdesaan

Pada ayat (2) kawasan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a meliputi seluruh permukiman pada PKWp, PKL, PKLp

dan PPK:42

a. Kawasan permukiman perkotaan Sengeti di kecamatan

Sekernan;

b. Kawasan permukiman perkotaan Sebapo di kecamatan

Mestong;

c. Kawasan permukiman perkotaan Pijoan di kecamatan Jambi

Luar Kota;

d. Kawasan permukiman perkotaan Tanjung di kecamatan

Kumpeh;

e. Kawasan permukiman perkotaan Marga di kecamatan Sungai

Gelam;

f. Kawasan permukiman perkotaan Arang-Arang di kecamatan

Kumpeh Ulu;

g. Kawasan permukiman perkotaan Tempino di kecamatan

Mestong;

h. Kawasan permukiman perkotaan Petaling Jaya di kecamatan

Sungai Gelam;

42
Dokumentasi Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi 02 Tahun 2014 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014-2034, pasal 32 huruf h ayat
(1).
57

i. Kawasan permukiman perkotaan Pudak di kecamatan Kumpeh

Ulu;

j. Kawasan permukiman perkotaan Jambi Kecil di kecamatan

Maro Sebo;

k. Kawasan permukiman perkotaan Sungai Gelam di kecamatan

Sungai Gelam;43

l. Kawasan permukiman perkotaan Kemingking Dalam di

kecamatan Sungai Gelam;

m. Kawasan permukiman perkotaan Tanjung Mulya di kecamatan

Bahar Selatan;

n. Kawasan permukiman perkotaan Talang Bukit di kecamatan

Bahar Utara;

o. Kawasan permukiman perkotaan Kedemangan di kecamatan

Jambi Luar Kota;

p. Kawasan permukiman perkotaan Pematang Gajah di

kecamatan Jambi Luar Kota;

q. Kawasan permukiman perkotaan Bukit Baling di kecamatan

Sekernan;

r. Kawasan permukiman perkotaan Puding di kecamatan

Kumpeh;

s. Kawasan permukiman perkotaan Matra Manunggal di

kecamatan Bahar Utara;

43
Ibid, pasal 32 huruf h ayat (1)
58

t. Kawasan permukiman perkotaan Rukam di kecamatan Taman

Rajo;dan

u. Kawasan permukiman perkotaan Mudung Darat di kecamatan

Maro Sebo.44

Gambar 2. Rencana Pola Ruang Kabupaten Muaro Jambi45

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibuk Sri Anggraini, SH

Kepala seksi pembangunan perumahan dan permukiman pada Kantor

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro

Jambi mengatakan bahwa :

“ Perkotaan Pijoan dikecamatan Jambi Luar Kota untuk kawasan


peruntukan permukiman karena dilihat perumahan penduduk dikawasan

44
Dokumentasi Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi 02 Tahun 2014 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014-2034.
45
Dokumentasi Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Muaro Jambi
59

Pijoan sudah hampir padat dan perkotaan Pijoan akan berkembang pesat
dengan akan dijadikan pusat kegiatan lokal dan terlihat pada Perda
tentang RTRW tahun 2014-2034 ”.46

Gambar 3.

Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Muaro Jambi47

Sumber : RTRW Kabupaten Muaro Jambi tahun 2014-2034, 26 November 2020

Dalam rencana penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Muaro Jambi secara umum telah memuat tentang Rencana Struktur Ruang dan

Rencana Pola Ruang, yang keduanya berisikan kegiatan pelestarian lingkungan

hidup, ekonomi, sosial, budaya, dan kegiatan lainnya.

46
Wawancara dengan Sri Anggraini selaku Kepala pembangunan perumahan dan
permukiman pada Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi pada 26 November 2020
47
Dokumentasi Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Muaro Jambi
60

Sehingga dalam penyusunan RTRW ini sudah dilakukan kejian secara

konprehensif dari berbagai aspek guna membagi ruang kedalam fungsinya

berdasar daya dukung dan daya tampungnya.

Mengingat bahwa dalam suatu wadah/wilayah administrasi itu pasti

terdapat ruang dan aktifitas yang ada dalam ruang yang semuanya akan saling

pengaruh dan dipengaruhi maka dalam perencanaannya RTRW dibahas mengenai

semua itu. Dari perbatasan memang menjadi perhatian dalam RTRW, karena

daerah perbatasan mempunyai peran strategis dalam berbagai hal. Hal ini telah

dituangkan dalam RTRW Kabupaten Muaro Jambi, tetapi dalam

pengembangannya dengan memperhatikan fungsi-fungsi kawasan dan

keterpaduan dengan wilayah kabupaten tetangga.48

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibuk Nym. Yabin, SE selaku

Kepala seksi tata kota dan pengendalian pemanfaatan ruang pada Kantor Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi

mengatakan bahwa :

“Dalam rangka mewujudkan konsep pengembangan wilayah yang didalamnya


memuat tujuan dan sasaran yang bersifat kewilayahan di kabupaten Muaro Jambi,
maka ditempuh melalui upaya penataan ruang yang terdiri dari 3 (tiga) proses
utama, yakni: a). Proses perencanaan tata ruang wilayah (RTRW). Disamping
sebagai “guidance of future action” RTRW pada dasarnya merupakan bentuk
intervensi yang dilakukan agar interkasi manusia/makhluk hidup dengan
lingkungannya dapat berjalan serasi, selaras, seimbang untuk tercapainya
kesejahteraan manusia/ makhluk hidup serta kelestarian lingkungan dan

48
Hasil Observasi RTRW Kabupaten Muaro Jambi tahun 2014-2034 pada 27 November
2020
61

keberlanjutan pembangunan (sustainability development); b). Proses pemanfaatan


ruang, yang merupakan wujud operasionalisasi rencana tata ruang atau
pelaksanaan pembangunan itu sendiri; c). Proses pengendalian pemanfaatan
ruang yang terdiri atas mekanisme perijinan dan penertiban terhadap pelaksanaan
pembangunan dan infrastruktur agar tetap sesuai dengan RTRW dan tujuan
penataan rung wilayahnya”. 49

Dengan demikian, selain merupakan proses untuk mewujudkan tujuan

pembangunan, penataan ruang Perkotan Pijoan sekaligus juga merupakan produk

yang memiliki landasan hukum untuk mewujudkan tujuan pengembangan

wilayah.

Pada pasal 49 ayat (2) pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

sebagaimana maksud dalam pasal 48 ayat (1) huruf b berupa pembangunan

perkotaan Pijoan meliputi:

a. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kawasan

perkotaan Pijoan;

b. Pengembangan perkantoran skala kecamatan;

c. Pembangunan pusat perdagangan skala kecamatan, meliputi:

8. Pembangunan pertokoan / ruko; dan

9. Pembangunan SPBU.

d. Pembangunan jasa skala kecamatan; meliputi:

1. Pembangunan dan pengembangan perbankan;

2. Pembangunan koperasi simpan pinjam / pengadaian; dan

49
Wawancara dengan Yabin selaku Kepala seksi tata kota dan pengendalian pemanfaatan
ruang pada Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi
pada 26 November 2020
62

3. Pembangunan penginapan.

e. Pengembangan pusat kesehatan, meliputi:

1. Pembangunan rumah sakit;

2. Pengembangan pukesmas rawat inap; dan

3. Pengembang pukesmas pelayanan kecamatan.

f. Pengembangan pusat rekreasi, olahraga dan wisata, meliputi:

1. Pembangunan lapangan olahraga;

2. Pembangunan taman kota; dan

3. Pengembangan pariwisata.

g. Pengembangan pusat pendidikan, meliputi:

1. Pembangunan dan pengembangan Perguruan Tinggi (PT);

2. Pengembangan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri;

3. Pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK);

4. Pembangunan Madrasah Aliyah Negeri (MAN);

5. Pengembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri;

dan

6. Pembangunan pondok pesantren.

h. Pembangunan tempat peribadatan;

i. Pengembangan dan pembangunan simpul transportasi, meliputi

pengembangan terminal Tipe C di perkotaan Pijoan; dan


63

j. Penataan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan

permukiman.50

Menurut hasil wawancara penulis dengan bapak Rahmad

Supriyadi, SE selaku Kepala seksi penataan ruang dan bangunan pada

Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten

Muaro Jambi mengatakan bahwa :

“ Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan


pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi. Perwilayahan kabupaten Muaro Jambi terdiri dari 11 Kecamatan,
adapun Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan lokal (PKL)
yang meliputi perkotaan Sebapo di Kecamatan Mestong, perkotaan Pijoan di
Kecamatan Jambi Luar Kota, perkotaan Tanjung di Kecamatan Kumpeh,
perkotaan Marga di Kecamatan Sungai Bahar. Adapun disini Perkotaan Pijoan
yang berfungsi sebagai pemerintah kecamatan, perdagangan dan sub regional,
pusat kesehatan lokal, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan, dan
simpul transportasi yang ada didalam peraturan daerah kabupaten Muaro Jambi
nomor 02 tahun 2014. Namun terdapat pada gambar 2. Pola ruang kabupaten
muaro jambi yang terlihat bahwa Pijoan sebagai ibukota kecamatan dan kawasan
permukiman. Pada gambar 3. Peta rencana struktur ruang terdapat pijoan sebagai
pusat kegaiatan lokal”.51

Menurut hasil wawancara penulis dengan bapak Saswarni,Skm

selaku kepala subbidang sarana dan prasarana bidang fisik pada Kantor

BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi mengatakan bahwa :


50
Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi 02 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014-2034, pasal 48 ayat (1).
51
Wawancara dengan Rahmad Supriyadi selaku Kepala seksi penataan ruang dan
bangunan pada Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi pada 26 November 2020
64

“ Identifikasi dalam sistem perwilayahan rencana tata ruang sebagai pusat

kegiatan lokal, dapat ditinjau dengan menggunakan sistem Baseline, dimana

dalam sistem tersebut dapat melakukan pemetaan kekurangan dari potensi yang

dilakukan ataupun dikembangkan dan dari hasilnya nanti dapat dilakukan

kegiatan-kegiatan yang perlu diperioritaskan terutama pemerintah desa, agar

tahu apa saja kendala, kekurangan dan program yang perlu dibuatkan ataupun

dikembangkan”.52

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibu Reni Hartati,S.Kom

selaku kepala Pelayanan pada Kantor Kecamatan Jambi Luar Kota

mengatakan bahwa :

“Mengenai Peraturan RTRW ini sangat mendukung untuk menunjang

perkembangan atau kemajuan kelurahan Pijoan sebagai Pusat Kegiatan Lokal,

dari penduduk dan perekonomian sudah maju, apalagi adanya pembangunan

jalan Tol nantinya, namun untuk beberapa yang tertera dalam peraturan tersebut

masih ada yang belum terlaksana mengenai pembangunan pusat perdagangan

skala kecamatan kalau untuk pijoan tidak ada, namun pasar kecamatan Jambi

Luar Kota itu sudah ada 4 yaitu didesa Sungai Duren Dalam, desa Muhajirin,

desa Kedemangan dan desa danau. Kalau untuk Kesehatan lokal kecamatan

Jambi Luar Kota untuk rawat inap itu di desa Simp. Sungai Duren, desa

Muhajirin, dan desa penyengat olak, mengenai wisata yang ada di kecamatan

ada wisata Sungai Nepal didesa Muhajirin. Kalau untuk wisata dan taman

rekreasi di Pijoan itu terdapat di Tugu Tangan Pijoan tapi untuk saat ini masih

dalam tahapan pembangunan dan menunggu dana lanjutan. Mengenai simpul

transportasi sudah ada dari Provinsi untuk rute nya pun sudah jelas untuk

masyarakat Pijoan kalau ingin berpergian kekota maupun kekabupaten namun

52
Wawancara dengan Sawarni selaku Kepala subbidang sarana dan prasarana bidang
fisik pada Kantor BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi pada 11 Februari 2021
65

disayangkan untuk kabupaten itu belum ada simpul transportasi yang

terealisasikan dalam perda yang dimaksud, Dari pihak kecamatan sangat ingin

selalu bekerjasama dalam pembangunan antara pihak pemerintah Kabupaten,

Kecamatan, Kelurahan maupun masyarakatnya”. 53

Dengan hal ini dapat dipastikan dengan hasil wawancara bahwa dalam

perkotaan Pijoan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) akan

kedepannya bisa terealiasikan secara bertahap pembangunan dan infrastruktur

dengan semestinya yang diinginkan oleh pemerintah kabupaten Muaro Jambi

dalam Perda RTRW kabupaten Muaro Nomor 02 tahun 2014 kedepannya,

namun bisa dilihat dari Pemeritah kabupaten Muaro Jambi ini menganalisis

untuk kedepan dan dimulai dari tahun 2014-2034 untuk saat ini belum

terlaksana dengan semestinya tapi kedepannya pasti ada hanya saja

pembangunan dan pengembangannya secara bertahap dan keberlanjutan

karena masih ada 14 tahun kedepan. Ditegaskan ini baru perencanaan

terlaksana dan tidak terlaksana itu perencanaan dan akan baru dianggarkan

setiap tahun dana akan turun. Perda ini dibuat dan dirancang untuk

kedepannya bahwa Pijoan dilihat akan bisa maju dan berkembang dari segi

dan salah satunya perekonomian masyarakat Pijoan. Untuk selalu bekerja

sama dalam pembangunan dari pihak kabupaten, kecamatan, kelurahan

maupun masyarakat yang terlibat.

53
Wawancara dengan Reni Hartati selaku Kepala Pelayanan pada Kantor Kecamatan
Jambi Luar Kota pada 18 Februari 2021
66

B. Faktor Identifikasi Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Daerah

Dampak dari adanya kekuatan sering mengesampingkan

pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan oleh pembuat kebijakan. Sehingga

pelaksaannya akan cenderung adanya suatu kepentingan organisasi

sebagai prioritas mereka. Hal ini pula yang menyebabkan perbedaan

pandangan dan pemikiran dalam pembuat keputusan yang pada akhirnya

mendorong ketidak sempurnaan pelaksanaan kebijakan tersebut. Badan-

badan ataupun lembaga mempunyai pandangan yang berbeda terkait

dengan kebijakan yang akan dicapai akan menghalangi adanya kerjasama

dan menghambat proses implementasi itu sendiri.54

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibuk Nym. Yabin, SE

selaku Kepala seksi tata kota dan pengendalian pemanfaatan ruang pada

Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten

Muaro Jambi mengatakan bahwa :

“ Rencana tata ruang wilayah perkotaan Pijoan belum terlaksana secara


optimal karena dianggap akibat keterbatasan dana dan SDM profesional,
dan juga kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang RTRW di
perkotaan Pijoan berfungsi sebagai pusat Kegiatan Lokal, Dan juga dari
dana masih kurang terpenuhi karena dananya turun secara bertahap atau
keberlanjutan”. 55
Menurut hasil wawancara penulis dengan ibuk Delly Primasalfia

selaku Sekretaris Kelurahan Pijoan mengatakan bahwa :

54
Hasil Observasi faktor Identifikasi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi
pada 1 Desember 2020
55
Wawancara dengan Yabin selaku Kepala seksi tata kota dan pengendalian
pemanfaatan ruang pada Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Muaro Jambi pada 26 November 2020
67

“Partsipasi masyarakat masih rendah, hal ini menyebabkan tidak


tersampaikannya informasi tentang Peraturan Daerah mengenai RTRW dan
kurangnya kesadaran masyarakat masih belum Paham terhadap RTRW,belum
optimalnya komunikasi antara pihak yang melakukan komunikasi dengan
masyarakat sehingga kurang pengetahuan masyarakat tentang RTRW itu, dan
menurut masyarakat belum dilibatkan dalam Perda sehingga aspirasi masyarakat
belum menjadi sebuah pertimbangan dalam implementasi kebijakan. Dan
Kepastian hukum dalam pemanfaatan ruang belum maksimal, sehingga
pelanggaran mengenai RTRW belum ada, dari segi pendanaannya itu untuk
sekarang ini salah satunya dilimpahkan kepada covid walaupun tidak
sepenuhnya dibagikan kepada masyarakat dengan terkendala sembako dan
keuangannya tapi dengan usainya covid ini meredah bisa kembali normal
pendanaan terkhusus pembangunan dan infrrastruktur yang akan dibangun”. 56

Menurut hasil wawancara penulis dengan Bapak Saswarni,Skm

selaku kepala subbidang sarana dan prasarana bidang fisik di Kantor

BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi mengatakan bahwa :

“Faktor-faktor identifikasi perlu dilakukan yaitu dari kependudukan (Pekerjaan,

Usia, Sosial, Ekonomi, dll) namun potensi desa juga merupakan potensi sumber

daya manusia maupun sumber daya alam. Masyarakat juga ikut berperan aktif

dalam melancarkan setiap program yang direncanakan oleh pemerintah daerah

sebagai perwujudan untuk mensejahterahkan dan menikmati pembangunan,

karena masyarakat juga sebagai subjek dan objek dari pembangunan yeng

memberikan peran aktif baik dari segi perencanaan, pelaksanaan amaupun

pengawasan jalannya proses pembangunan tersebut”.57

Dengan hal ini dapat dipastikan dengan hasil wawancara bahwa

dari faktor identifikasi terlihat banyak kurangnya kerja sama pemerintah


56
Wawancara dengan Delly Prismasalfia selaku Sekretaris Kelurahan Pijoan pada 30
November 2020
57
Wawancara dengan Saswarni selaku Kepala subbidang sarana dan prasarana bidang
fisik pada Kantor BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi pada 11 Februari 2021
68

dalam pembangunan, dari segi dana yang turun secara bertahap dan

keberlanjutan maka dapat menghambat akses pembangunan yang

ditargetkan. Faktor yang lain juga dilakukan dari kependudukan dari segi

pekerjaan, usia, sosial, ekonomi dan lain-lain. Adapun dari segi sosialisasi

pemerintah daerah dengan masyarakat sangat kurang, kurangnya

kesadaran masyarakat masih belum Paham terhadap RTRW,belum

optimalnya komunikasi antara pihak yang melakukan komunikasi dengan

masyarakat sehingga kurang pengetahuan masyarakat tentang RTRW itu,

dan menurut masyarakat belum dilibatkan dalam Perda sehingga aspirasi

masyarakat belum menjadi sebuah pertimbangan dalam implementasi

kebijakan.58

Adapun faktor penghambat yang dihadapi Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) dalam perannya membentuk Perda Kabupaten

Muaro Jambi Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014-2034.

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibuk Salma Mahir, SE

selaku ketua pimpinan DPRD periode 2014-2019 Kabupaten Muaro Jambi

mengatakan bahwa :

“ kendala yang muncul terkait dengan SKPD , dimana saat menetapkan satu
produk hukum (Perda) terjadi ketidak siapan salah satu SKPD dan adanya
kurang Koordinasi sehingga terjadi ketidak sepemahaman masing-masing SKPD
yang terlihat dalam penyusunan Raperda mengingat peraturan Daerah RTRW

58
Hasil wawancara Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dan Pemerintah Kelurahan
Pijoan
69

merupakan inisiatif eksekutif yang tentunya meibatkan semua unsur SKPD yang
ada di daerah Kabupaten Muaro Jambi”.59

C. Upaya Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi

Dalam Penerapan Rencana Tata Ruang Wilayah Di Perkotaan Pijoan

Pemerintah kabupaten sudah melakukan upaya dalam rangka

pembangunan, upaya yang dilakukan bukan pihak pemerintah saja

melainkan bekerja sama dengan masyarakat. Pembangunan merupakan

upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

pembangunan tidak hanya dilakukan dalam ranah ekonomi saja, namun juga

dalam ranah sosial dan budaya, politik, pendidikan, pertahanan, keamanan

dan lain sebagainya.

Ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam

melaksanakan pembangunan:

- Pembangunan Manusia

Tujuan dari pembangunan ini adalah untuk meningkatkan

kualitas hidup serta daya saing rakyat. Contohnya

kebijakan pemerintah dalam pembangunan manusia adalah

adanya Kartu Indonesia Pintar (KIP) serta adanya kartu

prakerja.

- Pembangunan Ekonomi

Tujuan pembangunan ini adalah untuk meningkatkan

sumber daya ekonomi serta mewujudkan kesejahteraan

59
wawancara dengan ibuk Salma Mahir, SE selaku ketua pimpinan DPRD periode 2014-
2019 Kabupaten Muaro Jambi pada 24 Februari 2021
70

masyarakat. Contohnya upaya pemerintah dalam

pembangunan ekonomi adalah meningkatkan pendapatan

masyarakat dan pemberian bantuan ekonomi.

- Pembangunan Prasarana

Tujuan dari pembangunan ini adalah memberi bantuan

untuk mendukung pembangunan manusia serta bidang

ekonomi. Contoh upaya pemerintah dalam pembangunan

prasarana adalah membangun gedung pendidikan, pusat

kesehatan, pusat perdagangan, rekreasi, olahraga dan

wisata.60

Menurut hasil wawancara penulis dengan Bapak Saswarni,Skm

selaku kepala subbidang sarana dan prasarana bidang fisik di Kantor

BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi mengatakan bahwa :

“ upaya yang dilakukan dari bappeda hanya selalu pengawasan dan koordinasi

baik dari segi perencanaan, tindak lanjut dari perencanaan, dalam melakukan

pembangunan yang ingin dibangun”. 61

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibuk Nym. Yabin, SE

selaku Kepala seksi tata kota dan pengendalian pemanfaatan ruang pada

Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten

Muaro Jambi mengatakan bahwa :

60
Hasil Observasi Upaya Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Dalam Rangka
Pembangunan pada 1 Desember 2020
61
Wawancara dengan Saswarni selaku Kepala subbidang sarana dan prasarana bidang
fisik pada Kantor BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi pada 11 Februari 2021
71

“ Dari seksi tata kota dan pengendalian pemanfaatan ruang upaya yang

dilakukan harus saling berkerja sama dengan pihak tata ruang dan kantor

pekerjaan umum dimana saling berkaitan pihak tata kota hanya melakukan

pembuatan perizinan pembangunan yang akan dibangun atau disebut dengan

IMB”.62

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibuk Delly Primasalfia

selaku Sekretaris Kelurahan Pijoan mengatakan bahwa :

“upaya nya tetap mendukung semua dicanangkanlah oleh pemerintah


kelurahan Pijoan karena kelurahan ini ujung tombak dibawah, berarti
program diarahkan kepijoan jadi pemerintah kelurahan tetap support,
mendukung apa yang akan diprogramkan selalu memfasilitasi dan tetap
memantau apa yang akan dibangun. tanggung jawab dari pemerintah
kelurahan pijoan ini merupakan tombak ukur paling bawah untuk
mendukung program dari pemerintah kabupaten muaro jambi segala
bidang”.63

62
Wawancara dengan Yabin selaku Kepala seksi tata kota dan pengendalian
pemanfaatan ruang pada Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Muaro Jambi pada 26 November 2020
63
Wawancara dengan Delly Prismasalfia selaku Sekretaris Kelurahan Pijoan pada 30
November 2020
72

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

ataupun dijabarkan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi jasa pemerintahan,

pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Identifikasi Pijoan untuk

dijadikan perkotaan itu tertulis dalam perda kabupaten Muaro Jambi

bahwa Pijoan sebagai kawasan permukiman dan Pijoan juga berfungsi

sebagai pusat kegiatan lokal dimana ada pemerintahan kecamatan,

perdagangan dan sub regional, pusat kesehatan lokal, pusat rekresi,

pusat olahraga dan wisata, pusat pendidikan, simpul transportasi.

2. Faktor Identifikasi Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Daerah kabupaten

Muaro Jambi dianggap akibat keterbatasan dana, SDM yang

profesional, dan belum optimalnya komunikasi antara pihak yang

melakukan komunikasi dengan masyarakat sehingga kurang

pengetahuan masyarakat tentang RTRW itu sendiri.

72
73

3. Upaya Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi

Dalam Penerapan Rencana Tata Ruang Wilayah Di Perkotaan Pijoan

harus saling bekerja sama antara pemerintah kabupaten, pemerintah

kecamatan, kelurahan maupun masyarakat. Dalam pengawasan dan

koordinasi agar pembangunan dapat terealisasikan dengan baik apa

yang ditargetkan dari segi perencanaan dan tindak lanjut dari

perencanaan.

B. SARAN

Penulis berharap kepada pihak pemerintah Kabupaten Muaro

Jambi agar dapat cepat terealisasikan bangunan dan infrastruktur sesuai

dengan RTRW tahun 2014-2034 untuk menjadikan Perkotaan Pijoan yang

berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal. Kepada masyarakat Pijoan juga

diharapkan bisa memahami apa itu RTRW dan mengetahui bahwa Pijoan

itu adalah dijadikan Perkotaan Kecamatan Jambi Luar Kota yang

berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal. Dengan begitu untuk dijadikan

Perkotaan Pijoan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal mampu

memberikan kemajuan yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat

Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi Kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Adisasmita Rahardjo, Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang, Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2013.

Bintaro R.,Urbanisasi dan permasalahannya, Jakarta : Ghalia Indonesia,

1987.

Gunawan Imam, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, Jakarta :

PT Bumi Aksara, 2015.

Kansil dan Chistine S.T.Kansil, Pemerintahan Daerah Di Indonesia, Jakarta:

Sinar Grafika,2002.

Koestoer Hendro Raldi, Dimensi Keruangan Kota,Jakarta : UIP, 2001.

Mahi Kabul Ali, Pengembangan Wilayah Teori & Aplikasi, Jakarta :

Kencana, 2016.

Mahi Kabul Ali & Sri Indra Trigunarso, Perencanaan Pembangunan Daerah

Teori dan Aplikasi, Bandar Lampung: Kencana, 2017.

Nurman, Strategi Pemabangunan Desa, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2015.

Nurzaman Sutriah Siti, Perencanaan Wilayah Dalam Konteks Indonesia,

Bandung: ITB, 2012.

Ridwan dan Nasar Baso, Perencanaan Pembangunan Daerah, Bandung :

Alfabeta. 2017.

Satori Djaman & Aan K. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung :

Alfabeta, 2009.

74
75

Sun’an Muammil dan Abdurrahman Senuk, Ekonomi Pembangunan Daerah,

Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015.

Taringan Robinson, Perencanaan Pembangunan Wilayah, Jakarta: Bumi

Aksara, 2005.

B. Undang-undang

Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi 02 Tahun 2014 Tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014-2034

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.


76

C. Sumber –sumber lainya

Jurnal Unifikasi, Vol. 2 No. 2, Haris Budiman, “Kebijakan Tata Ruang

Dalam Penerapan Pusat Kegiatan Lokal Di Kabupaten Kuningan Untuk

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah”, Juli 2015.

Jurnal verina meinarsari dan lely syiddatul A, “Studi Kelayakan Kawasan

Reok Sebagai Pusat Kegiatan Lokal Di Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa

Tenggara Timur”.

Jurnal Rully Oktariadhy, “Pemilihan Pusat Kegiatan Lokal Di Kabupaten

Ketapang Provinsi Kalimantan Barat” 2015.

Skripsi Ari Sambara “Analisis yuridis pengembangan kawasan budaya

terpadu berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang

Rencana Tata Ruang wilayah Kota Makassar” 2012.

Skripsi Ajis Supangat “Peran DPRD Kabupaten Wonosobo dalam

pembentukan Perda No 2 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Wonosobo 2011-2031” 2013.

Skripsi Vina Octavira “Kebijakan Pemanfaatan Fungsi Tata Ruang Di

Kawasan Peunayong Kota Banda Aceh” 2021.

Witanti Siti & Ratnia Solihah, Faktor Kegagalan dan Upaya Mengatasinya

dalam Proses Perumusan Kebijakan Publik Partisipatif di Indonesia

https://bangazul.com/rencana-tata-ruang-wilayah/amp/

http://perkotaan.bpiw.pu.go.id/n/sistem-perkotaan-nasional
Lampiran
CURICULUM VITAE

A. Identitas Diri
Nama : Nur Hikmah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / tgl.Lahir : Jambi / 26 Desember 1999
NIM : 105170559
Alamat
1. Alamat Asal : Pijoan Rt 01 Kelurahan Pijoan
2. Alamat Sekarang : Pijoan Rt 01 Kelurahan Pijoan
No. Telp/HP : 0895339979891
Nama / Pekerjaan Ayah : Alm. Baharudin Syam / -
Nama / Pekerjaan Ibu : Mursida / IRT

B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD/MI, tahun lulus : SDN 07/IX Lubuk Kuari, 2011
b. SMP/MTS, tahun lulus : SMPN 1 Muaro Jambi, 2014
c. SMA/MA, tahun lulus : SMAN 1 Muaro Jambi, 2017
2. Pendidikan Non-Formal (Pelatihan, kursus, dll) (jika ada):

C. Prestasi Akademika/Skill/Olahraga/Seni Budaya yang dimiliki:


a. -
b. -

Nur Hikmah,

NIM. 105170559

Anda mungkin juga menyukai