Anda di halaman 1dari 38

PENGARUH KESADARAN, KEPERCAYAAN WAJIB PAJAK

DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN


WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA
TULUNGAGUNG

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:

INAYATUL MUFLIHAH
NIM 17080694006

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
PRODI S1 AKUNTANSI
2021
ii

PENGARUH KESADARAN, KEPERCAYAAN WAJIB PAJAK


DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA
TULUNGAGUNG

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya untuk


memenuhi persyaratan penyelesaian Program Sarjana
Akuntansi

Oleh:

INAYATUL MUFLIHAH
NIM 17080694006

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
PRODI S1 AKUNTANSI
2021
iii
iv
v
vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas


segala limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan.

Penelitian ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk


menyelesaikan Pendidikan Program Studi Sarjana S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, untuk
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak). Judul yang penulis
ajukan adalah “Pengaruh Kesadaran, Kepercayaan Wajib Pajak
dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi di KPP Pratama Tulungagung”.

Penyusunan artikel ini tidak berjalan dengan lancar


tanpa bantuan dan dukungan semua pihak yang telah membantu
penulis selama pelaksanaan penelitian. Penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Anang Kistyanto, S.Sos., M.Si. Selaku Dekan


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.
2. Ibu Susi Handayani, SE., Ak., M.Ak., CA., CSRA. Selaku
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya dan Selaku Dosen Penasihat
Mahasiswa S1 Akuntansi 2017 A.
3. Ibu Dr. Rohmawati Kusumaningtias, SE., Ak., MSA., CA.
selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Universitas
Negeri Surabaya.
4. Ibu Dr. Dian Anita Nuswantara, SE., Ak., MSi., CA., BKP
Selaku Dosen Pembimbing Penulisan Artikel Ilmiah.
5. Ibu Dr. Dewi Prastiwi, SE., Ak., M.Si., CA Selaku Dosen
Penilai Artikel Ilmiah.
vii

6. Ibu Lintang Venusita, SE., Ak., M.Si., CA., BKP., ACPA


Selaku Dosen Penilai Artikel Ilmiah.
7. Bapak dan Ibu Dosen pengajar Fakultas Ekonomi
khususnya Dosen Jurusan Akuntansi yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
8. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan
dan memberi dukungan.
9. Semua Teman-teman S1 Akuntansi 2017 A yang selalu
memberikan semangat untuk penulis.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini yang tidak bisa disebutkan
satu persatu. Terimakasih banyak.

Penulis menyadari bahwa Artikel Ilmiah ini masih


terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
penulis harapkan untuk dapat melengkapi tulisan ini. Semoga
Artikel Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Tulungagung, 27 Mei 2021

Inayatul Muflihah
vii
i
ABSTRAK
Pengaruh Kesadaran, Kepercayaan Wajib Pajak dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
di KPP Pratama Tulungagung

Nama : Inayatul Muflihah


Nim 17080694006
Program Studi : S1 Akuntansi
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Dr. Dian Anita Nuswantara, SE., Ak., MSi.,
CA., BKP

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kesadaran wajib


pajak, kepercayaan wajib pajak dan sanksi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini mencoba
menggunakan theory of planned behavior untuk menjelaskan
perilaku kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Teori ini
menyatakan bahwa perilaku individu diimbangi dengan niat.
Ada tiga faktor penting yang memunculkan niat individu, yaitu
sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dipersepsikan.
Sikap terhadap perilaku diproksikan dengan kesadaran wajib
pajak, norma subjektif diproksikan dengan kepercayaan wajib
pajak, dan persepsi kontrol perilaku diproksikan dengan sanksi
pajak. Sampel yang digunakan adalah 310 wajib pajak orang
pribadi yang terdaftar di KPP Tulungagung, dipilih dengan
menggunakan teknik accidental sampling. Teknik analisis data
menggunakan regresi linier berganda. Hasil pengujian berhasil
mendukung tiga hipotesis. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kesadaran wajib pajak, kepercayaan wajib pajak dan denda pajak
berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi baik secara parsial maupun simultan.

Kata kunci: Kesadaran, Kepercayaan, Sanksi Pajak, Kepatuhan


Pajak, Wajib Pajak Orang Pribadi
ix

ABSTRACT
THE EFFECT OF TAXPAYER AWARENESS, TRUST AND TAX
FINES TO PERSONAL TAX COMPLIANCE

Name : Inayatul Muflihah


Registration Number 17080694006
Study Program : S1 Accounting
Departement : Accounting
Faculty : Economics
Institution : State University of Surabaya
Advisor : Dr. Dian Anita Nuswantara, SE.,
Ak., MSi., CA., BKP

This study aims to examine the effect of taxpayer awareness, taxpayer


trust and tax fines on individual taxpayer compliance. This study tries
to use theory of planned behavior to explain the compliance behavior of
individual taxpayers. This theory state that individual behavior is
balanced by intention. There are three important factors that raise
individual intentions, namely attitude, subjective norm and perceived
behavioral control. Attitude toward behavior is proxied by taxpayer
awareness, subjective norm is proxied by taxpayer trust and perceived
behavioral control is proxied by tax fines. The sample used was 310
individual taxpayers who were registered in Tulungagung Tax Offices-
East Java-Indonesia, selected using accidental sampling technique. The
data analysis technique used multiple linear regression. The test results
successfully support three hypotheses. It shows that taxpayer awareness,
taxpayer trust and tax fine have a significant positive effect on
individual taxpayer compliance both partially and simultaneously.

Keywords: tax awareness, taxpayer trust, tax fines, tax compliance,


personal taxpayer
x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................i

HALAMAN PENGAJUAN..............................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................iv

SURAT KEORISINILAN ARTIKEL ILMIAH.............................v

KATA PENGANTAR.......................................................................vi

ABSTRAK..........................................................................................viii

ABSTRACT...........................................................................................ix

DAFTAR ISI........................................................................................x

DAFTAR TABEL................................................................................xi

PENDAHULUAN...............................................................................1

KAJIAN PUSTAKA...........................................................................6

HUBUNGAN ANTAR VARIABEL................................................8

METODE PENELITIAN..................................................................10

HASIL ANALISA DAN DISKUSI.................................................14

KESIMPULAN...................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................24
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penerimaan pajak tahun 2015-2019.....................................3

Tabel 2 Hasil Koefisien Determinasi................................................16

Tabel 3 Hasil Uji F (Simultan)...........................................................16

Tabel 4 Hasil Uji t (Parsial)................................................................17


1

PENGARUH KESADARAN, KEPERCAYAAN WAJIB


PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP
PRATAMA TULUNGAGUNG

Inayatul Muflihah1, Dian Anita Nuswantara2


1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Surabaya, Indonesia


inayatulmuflihah31@gmail.com
2 Depar Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Surabaya, Indonesia


diananita@unesa.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kesadaran


wajib pajak, kepercayaan wajib pajak dan sanksi perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini
mencoba menggunakan theory of planned behavior untuk
menjelaskan perilaku kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Teori ini menyatakan bahwa perilaku individu diimbangi
dengan niat. Ada tiga faktor penting yang memunculkan niat
individu, yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku
yang dipersepsikan. Sikap terhadap perilaku diproksikan
dengan kesadaran wajib pajak, norma subjektif diproksikan
dengan kepercayaan wajib pajak, dan persepsi kontrol
perilaku diproksikan dengan sanksi pajak. Sampel yang
digunakan adalah 310 wajib pajak orang pribadi yang
terdaftar di KPP Tulungagung, dipilih dengan menggunakan
teknik accidental sampling. Teknik analisis data menggunakan
regresi linier berganda. Hasil pengujian berhasil mendukung
tiga hipotesis. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran
wajib pajak, kepercayaan wajib pajak dan denda pajak
berpengaruh
2

positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang


pribadi baik secara parsial maupun simultan.

Kata kunci: Kesadaran, Kepercayaan, Sanksi Pajak,


Kepatuhan Pajak, Wajib Pajak Orang Pribadi

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of taxpayer awareness,


taxpayer trust and tax fines on individual taxpayer compliance.
This study tries to use theory of planned behavior to explain the
compliance behavior of individual taxpayers. This theory state that
individual behavior is balanced by intention. There are three
important factors that raise individual intentions, namely attitude,
subjective norm and perceived behavioral control. Attitude toward
behavior is proxied by taxpayer awareness, subjective norm is
proxied by taxpayer trust and perceived behavioral control is
proxied by tax fines. The sample used was 310 individual taxpayers
who were registered in Tulungagung Tax Offices-East Java-
Indonesia, selected using accidental sampling technique. The data
analysis technique used multiple linear regression. The test results
successfully support three hypotheses. It shows that taxpayer
awareness, taxpayer trust and tax fine have a significant positive
effect on individual taxpayer compliance both partially and
simultaneously.

Keywords: tax awareness, taxpayer trust, tax fines, tax


compliance, personal taxpayer

1. Pendahuluan

Indonesia memiliki karakteristik sebagai negara


berkembang. Pada beberapa tahun terakhir pembangunan
sarana dan prasarana fisik sedang digencarkan untuk
mempercepat roda perekonomian (Subhan et al., 2020).
Konsekuensi pembangunan fisik adalah biaya investasi yang
sangat besar baik biaya modal maupun biaya pengembangan
3

sumber daya manusia (SDM) yang mendukung.


Pembangunan negara bisa dicapai jika ada kerjasama antara
pemerintah dan masyarakat (Andreas & Savitri, 2015). Negara
membutuhkan sumber dana untuk mewujudkan rencana-
rencana kebijakan di bidang sosial, ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat (Hanny & Niandari, 2018). Negara
Indonesia memiliki sumber penerimaan dari pajak dan bukan
pajak. Penerimaan negara yang bersumber pada pajak
diperoleh dari pajak yang terutang wajib pajak dalam negeri
dan penerimaan pajak dari perdagangan internasional.
Sedangkan penerimaan bukan pajak diperoleh dari hasil
sumber daya alam, laba dari pengelolaan BUMN dan hasil
dari penerimaan bukan pajak lainnya. Penerimaan dari pajak
memiliki presentase senilai 70% dan penerimaan bukan pajak
memiliki presentase senilai 30% (Nurlela, 2018).

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menetapkan target


pajak agar penerimaan pajak bisa optimal. Namun, selama 5
tahun terakhir terjadi ketidaksesuaian antara jumlah
penerimaan pajak dengan jumlah pajak terhutang seharusnya
(tax gap) (Praptidewi & Sukartha, 2016).

Tabel 1. Penerimaan pajak tahun 2015-2019 (dalam triliun)

Tahun Penerimaan Target % realisasi

2015 1.060 1.294 81,90%

2016 1.106 1.355 81,61%

2017 1.151 1.284 89,68%

2018 1.316 1.424 92,23%

2019 1.332 1.578 84,44%

Sumber: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pajak (DJP)


4

Tabel 1 menunjukkan bahwa presentase penerimaan


pajak setiap tahun mengalami ketidaktercapaian terhadap
target yang ditentukan. Jumlah penerimaan pajak setiap
tahun mengalami peningkatan meskipun peningkatan
tersebut belum dapat mencapai target yang dianggarkan.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak, namun
memiliki kendala salah satunya tingkat kepatuhan wajib
pajak yang rendah (Cindy & Yenni, 2013)

Ada beberapa teori yang memprediksi penyebab perilaku


individu, diantaranya teori atribusi yang dikembangkan oleh
Fritz Heider, yang menjelaskan tentang proses bagaimana
menentukan penyebab dan motif perilaku seseorang yang
ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Kemudian teori
technology accetance model (TAM) mengadopsi theory of reasoned
action yang dikembangkan oleh David. Dalam teori ini
menjelaskan penerimaan seseorang terhadap teknologi yang
memberikan persepsi bahwa kegunaan dan kenyamanan
adalah faktor utama yang menentukan kegunaan teknologi.
Selanjutnya, theory of planned behavior (TPB) yang
dikembangkan oleh Icek Ajzen menjelaskan perilaku individu
secara lebih spesifik. Teori ini relevan digunakan dalam
model penelitian karena menjelaskan prediksi perilaku yang
diimbangi dengan niat untuk melakukan perilaku.
Munculnya niat perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor
pertama kepercayaan berperilaku dapat diproksikan dalam
kesadaran wajib pajak. Kedua norma subjektif yang
diproksikan dalam kepercayaan wajib pajak, wajib pajak
dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh faktor sosial
seperti keluarga, konsultan pajak dan lingkungan sekitar.
Adanya norma sosial masyarakat yang menyebabkan
penilaian secara subjektif oleh wajib pajak akan menimbulkan
kepercayaan terhadap aparat pajak. Ketiga tentang kontrol
perilaku yang diproksikan dalam sanksi perpajakan. Sanksi
perpajakan memiliki manfaat untuk
5

mengontrol wajib pajak agar memenuhi kewajiban


perpajakannya.

Beberapa peneliti sebelumnya menggunakan theory of


planned behavior untuk menjelaskan kepatuhan wajib pajak,
namun memberikan hasil yang berbeda-beda. (Kirchler, 2007)
menyatakan bahwa perbedaan sistem pengukuran
disebabkan oleh perbedaan negara dan sikap individu yang
memiliki gambaran sebenarnya tentang pembayaran pajak.
Penelitian yang dilakukan (Alabede et al., 2011) di Nigeria
memberikan hasil bahwa sikap wajib pajak berhubungan
positif dengan kepatuhan pajak dan penggelapan pajak,
sedangkan kondisi keuangan tidak memiliki pengaruh
terhadap sikap wajib pajak, penggelapan pajak dan
kepatuhan wajib pajak. Penelitian di Indonesia yang
dilakukan (Tiraada, 2013) dengan hasil penelitian
menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak dan sanksi
perpajakan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak sedangkan sikap fiskus tidak
memberikan pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh (Siahaan &
Halimatusyadiah, 2018) memberikan hasil kesadaran
perpajakan dan sanksi perpajakan berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak sedangkan sosialisasi
perpajakan dan pelayanan fiskus tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak. Dari hasil temuan beberapa penelitian
diatas, maka peneliti ingin menggunakan variabel kesadaran
wajib pajak dan sanksi perpajakan untuk diteliti pada
penelitian ini dan menambahkan satu variabel yang
digunakan (Ariani, 2016) yaitu kepercayaan wajib pajak. Hal
ini dikarenakan kepercayaan wajib pajak berkaitan erat
dengan kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan untuk
melakukan pembayaran pajak yang terutang. Perbedaan
lainnya dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan
6

instrumen yang diadaptasi dari definisi yang dikembangkan


oleh (Muliari & Setiawan, 2011) untuk variabel kesadaran
wajib pajak, (Saputri, 2019) untuk variabel kepercayaan wajib
pajak dan (Cindy & Yenni, 2013) untuk variabel sanksi
perpajakan. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan lokasi
yang akan diteliti yaitu di wilayah KPP Pratama
Tulungagung sehingga menyesuaikan karakteristik wajib
pajak yang berada dilokasi tersebut.

2. Kajian Pustaka

Theory of Planned Behavior (TPB)

Beberapa peneliti terdahulu telah banyak


menggunakan theory of planned behavior seperti penelitian
yang dilakukan oleh (Alabede et al., 2011) di Nigeria,
(Siahaan & Halimatusyadiah, 2018) dan (Tiraada, 2013) di
Indonesia. Teori ini merupakan pengembangan theory of
reasoned action yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen.
Theory of Planned Behavior menekankan pada perilaku
individu timbul karena adanya niat untuk perilaku tertentu.
(Ajzen, 1985) mengemukakan bahwa individu berperilaku
diseimbangkan dengan niat. Niat untuk berperilaku
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu 1) attitude toward behavior
yaitu keyakinan individu terkait konsekuensi dari suatu
perilaku atau disebut behavioral beliefs akan membentuk suatu
sikap dalam berperilaku. Keyakinan ini berkaitan dengan
penilaian individu yang menghubungkan antara manfaat
atau kerugian yang diperoleh apabila melakukan suatu
perilaku. 2) subjective norm yaitu persepsi sosial yang
mempengaruhi individu untuk melakukan perilaku atau
tidak melakukan perilaku. Individu cenderung akan
melakukan perilaku apabila memiliki dorongan dari pihak
lain yang memberikan persepsi. 3) perceived behavioral yaitu
persepsi individu terkait hal yang
7

mendukung atau menghambat perilakunya dan seberapa kuat


hal tersebut mempengaruhi perilakunya.

Kesadaran wajib pajak

Kesadaran wajib pajak adalah suatu keadaan dimana


wajib pajak mengetahui atau mengerti hak dan kewajiban
pajaknya (Muliari & Setiawan, 2011). Wajib pajak yang
memiliki sikap sadar untuk membayar pajak terhutangnya
akan mendorong tingkat kepatuhan pajak yang tinggi.
(Ariesta et al., 2017) menyatakan bahwa kesadaran wajib
pajak memiliki beberapa bentuk yang mendorong wajib pajak
untuk melakukan kepatuhan, yang pertama adalah wajib
pajak menyadari bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi
masyarakat untuk negara. Apabila wajib pajak menyadari
bahwa kewajiban pajak tidak merugikan maka wajib pajak
akan cenderung mematuhi peraturan. Kedua wajib pajak
menyadari bahwa menunda membayar pajak dan melakukan
pengurang pada jumlah terutang akan menimbulkan
kerugian pada negara. Ketiga kesadaran wajib pajak terhadap
penetapan undang-undang yang dapat memaksakan. Wajib
pajak yang merasakan keuntungan secara langsung dari
pembayaran pajak akan cenderung sadar dalam tanggung
jawab perpajakannya (Elmi et al., 2015).

Kepercayaan Wajib Pajak

Kepercayaan adalah ekspektasi atau harapan dari


individu terhadap orang lain dengan memiliki perilaku yang
jujur (Huda et al., 2018). Kepercayaan yang dimaksud dalam
variabel ini adalah kepercayaan terhadap sistem hukum dan
pemerintahan. Kepercayaan pada pemerintah dan hukum
merupakan suatu bentuk harapan dari wajib pajak pada
pemerintah sebagai pihak yang menjalankan sistem
pemerintahan dan hukum yang berlaku di suatu negara
sesuai
8

dengan norma yang berlaku (Saputri, 2019). Pemerintah atau


otoritas pajak melakukan berbagai upaya untuk kepentingan
masyarakat seperti memperbaiki tata kelola, mendeteksi
terjadinya ketidakpatuhan bahkan wajib pajak yang
melakukan penggelapan (Mas’ud et al., 2014).

Sanksi Perpajakan

Sanksi merupakan hukuman yang diberikan kepada


orang yang melakukan pelanggaran aturan. Sanksi
perpajakan adalah hukuman yang diberikan kepada wajib
pajak yang melanggar aturan perpajakan dengan cara yang
tegas (Cindy & Yenni, 2013). Sanksi perpajakan terdiri dari
dua jenis yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana. Sanksi
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah denda pajak.

Hubungan Antar Variabel


Kesadaran Wajib Pajak sebagai Proksi dari Attitude Toward
Behavior

Kesadaran wajib pajak adalah suatu keadaan dimana


wajib pajak mengetahui atau mengerti hak dan kewajiban
pajaknya (Muliari & Setiawan, 2011). Semakin tinggi
kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak maka akan
mendorong tingginya kepatuhan wajib pajak. Theory of
Planned Behavior menerangkan wajib pajak akan patuh dalam
membayar pajak apabila ada niat untuk membayar pajak.
Dalam rangka menimbulkan niat tersebut maka dipengaruhi
oleh keyakinan terhadap perilaku yang akan membentuk
sikap sadar dari diri wajib pajak dalam melakukan
pemenuhan kewajiban pajak terhutangnya. Ketika wajib
pajak memiliki keyakinan bahwa pajak memiliki peran yang
penting untuk pembangunan dan pembiayaan negara, maka
pemikiran mengenai pentingnya kesadaran wajib pajak akan
muncul.
9

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh oleh (Siahaan &


Halimatusyadiah, 2018) menyatakan bahwa semakin tinggi
kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak. Pendapat ini sejalan dengan hasil penelitian dari
(Tiraada, 2013) menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan
wajib pajak.

H1 : Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap


Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Kepercayaan Wajib Pajak sebagai Proksi dari Subjective
Norm

Kepercayaan adalah ekspektasi atau harapan dari


individu terhadap orang lain dengan memiliki perilaku yang
jujur (Huda et al., 2018). Kepercayaan pada pemerintah dan
hukum merupakan suatu bentuk harapan dari wajib pajak
pada pemerintah sebagai pihak yang menjalankan sistem
pemerintahan dan hukum yang berlaku di suatu negara
sesuai dengan norma yang berlaku (Saputri, 2019).
Kepercayaan wajib pajak dapat mempengaruhi kepatuhan
pajak apabila ada rasa percaya yang dimiliki wajib pajak
terhadap otoritas pajak bahwa dana yang diperoleh dari
penerimaan pajak akan digunakan sebagaimana mestinya.
Sehingga semakin tinggi kepercayaan wajib pajak untuk
membayar pajak akan mendorong kepatuhan yang tinggi.
Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa individu akan
patuh membayar pajak apabila ada persepsi atau dorongan
dari lingkungan sekitar yang memberikan opini baik
terhadap citra otoritas pajak (subjektif norm). Ketika wajib
memiliki rasa percaya yang tinggi pada otoritas pajak, maka
akan menimbulkan pemenuhan pembayaran kewajiban yang
terutang. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
(Madjidainun, 2019) menyatakan bahwa
1

kepercayaan wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan


wajib pajak.

H2 : Kepercayaan Wajib Pajak berpengaruh positif


terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Sanksi Perpajakan sebagai Proksi dari Perceived behavioral
control

Sanksi merupakan hukuman yang diberikan kepada


orang yang melakukan pelanggaran aturan. Sanksi
perpajakan adalah hukuman yang diberikan wajib pajak yang
melanggar aturan perpajakan dengan cara yang tegas (Cindy
& Yenni, 2013). Sanksi perpajakan akan mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak jika penerapan sanksi pajak dilakukan
secara tegas. Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa
wajib pajak akan membayar pajak jika ada faktor yang
mengontol pembayaran pajak yaitu sanksi perpajakan. Ketika
sanksi perpajakan diterapkan secara tegas pada wajib pajak,
maka wajib pajak cenderung akan mematuhi peraturan yang
berlaku. Hal ini telah dibuktikan secara empiris oleh (Ariani,
2016) bahwa sanksi pajak berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak.

H3 : Sanksi Perpajakan berpengaruh positif terhadap


Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

3. Metode Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer


diperoleh dari pendistribusian kuesioner kepada Wajib Pajak
Orang Pribadi yang terdaftar di salah satu kantor pajak yang
ada di Indonesia yaitu KPP Pratama Tulungagung. Peneliti
memilih penelitian pada KPP Pratama Tulungagung karena
1

masih terdapat ketidaksesuaian antara jumlah wajib pajak


yang terdaftar dengan jumlah wajib pajak yang melakukan
penyampaian SPT. Wajib pajak yang terdaftar sejumlah
116.338 wajib pajak orang pribadi, namun yang melakukan
pemenuhan penyampaian SPT sejumlah 73,112 wajib pajak
baik orang pribadi maupun badan per 31 desember 2020.
Pengukuran variabel menggunakan skala likert interval 1
sampai 5. Mulai dari skor 5 untuk kategori sangat setuju dan
skor 1 untuk kategori sangat tidak setuju.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib


pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama
Tulungagung sebesar 116.338 wajib pajak orang pribadi per
31 desember 2020. Penelitian ini menggunakan accidental
sampling yaitu prosedur pengambilan sampel yang dilakukan
dengan cara memilih sampel yang paling mudah dijumpai.
Teknik pendistribusian kuesioner yang dilakukan peneliti
melalui penyabaran kuesioner secara online melalui media
Whatsapp dan Direct Message (DM) Instagram maupun secara
offline dengan mendatangi toko atau outlet wajib pajak yang
menjadi objek penelitian. Wajib pajak yang menjadi objek
dalam penelitian ini yaitu wajib pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha.

Teknik Analisis

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah


analisis regresi linier berganda, dimana persamaan regresi
yang digunakan adalah

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ ei


1

Dimana:
Y : Variabel kepatuhan wajib
pajak a : Konstanta
b1…b3 : Koefisien regresi
X1 : Variabel kesadaran wajib pajak
X2 : Variabel kepercayaan wajib
pajak X3 : Variabel sanksi perpajakan
e : Error

Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Variabel Independen

Kesadaran Wajib Pajak (x1)

Kesadaran wajib pajak adalah suatu keadaan dimana


wajib pajak mengetahui atau mengerti hak dan kewajiban
pajaknya (Muliari & Setiawan, 2011). Apabila wajib pajak
mempunyai kesadaran yang tinggi maka akan cenderung
patuh terhadap kewajiban perpajakannya. Indikator
kesadaran wajib pajak yaitu

1. Mengetahui adanya undang-undang dan ketentuan


perpajakan
2. Mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara
3. Mengetahui bahwa kewajiban perpajakan harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kepercayaan Wajib Pajak (x2)

Kepercayaan pada pemerintah dan hukum


merupakan suatu bentuk harapan dari wajib pajak pada
pemerintah sebagai pihak yang menjalankan sistem
pemerintahan dan hukum yang berlaku di suatu negara
sesuai dengan norma yang berlaku (Saputri, 2019).
Kepercayaan wajib pajak terhadap aparat pajak merupakan
salah satu
1

potensi untuk meningkatkan kepatuhan pajak dalam


memenuhi kewajibannya. Indikator kepercayaan wajib pajak
yaitu:

1. Wajib pajak berharap bahwa sistem pemerintahan


yang ditetapkan telah sesuai dengan Undang-undang

2. Harapan wajib pajak kepada pemerintah untuk


menegakkan hukum

Sanksi perpajakan (x3)

Sanksi perpajakan adalah hukuman yang diberikan


kepada wajib pajak yang melanggar aturan perpajakan
dengan cara yang tegas (Cindy & Yenni, 2013). Indikator
sanksi perpajakan yaitu:

1. Sanksi pajak diberikan pada wajib pajak yang


melanggar aturan
2. Sanksi pajak diberikan kepada pelanggarnya tanpa
terkecuali

Variabel Dependen

Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Kepatuhan wajib pajak merupakan wajib pajak yang


memiliki kemauan membayar pajak dengan sadar guna
memenuhi kewajiban perpajakannya (Lingga, 2009). Indikator
kepatuhan wajib pajak menurut (Lingga, 2009) yaitu

1. Kepatuhan dalam mendaftarkan diri


2. Kepatuhan dalam penghitungan jumlah pajak
terutang
3. Kepatuhan untuk melaporkan Surat Pemberitahuan
1

4. Hasil Analisa dan Diskusi

Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan terhadap wajib pajak yang


berada di wilayah KPP Pratama Tulungagung. Responden
yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak
orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha. Jumlah
sampel awal yang akan digunakan yaitu 300 sampel, namun
ketika dilakukan pengujian data dengan jumlah sampel
tersebut data tidak terdistribusi normal, sehingga peneliti
menambah jumlah sampel menjadi 310 sampel. Penelitian ini
menggunakan accidental sampling, oleh sebab itu kuesioner
dibagikan kepada responden yang ditemui secara langsung
dengan cara mendatangi outlet/ toko yang dimiliki oleh
responden. Selain itu kuesioner dibagikan secara online
melalui media Whatsapp secara privat kepada pemilik usaha
seperti pemilik usaha susu kedelai, pengrajin marmer dan
melalui Dirrect Massage (dm) Instagram yang menuju pada
organisasi pemilik usaha yang berada di kabupaten
Tulungagung dengan akun Instagram hipmitulungagung.
Proses pendistribusian hingga pengumpulan data dilakukan
selama 24 hari yaitu mulai tanggal 15 februari 2021 sampai 13
maret 2021.

Deskriptif statistik

Deskripstif statistik berkaitan dengan pengumpulan


data dan pemeringkatan data yang menggambarkan
karakteristik sampel yang digunakan di peneltian ini. Hasil
dari uji deskriptif statistik pada variabel kesadaran wajib
pajak memperoleh nilai minimum 24, maksimum 35, mean
27,5 dan standar deviasi 1,540. Kemudian untuk variabel
kepercayaan wajib pajak memperoleh nilai minimum 12,
maksimum 20,
1

mean 16,948 dan standar deviasi 1,460. Berikutnya variabel


sanksi perpajakan memperoleh nilai minimum 12, maksimum
20, mean 16,412 dan standar deviasi 1,499. Selanjutnya
kepatuhan wajib pajak memperoleh nilai minimum 23,
maksimum 35 mean 27,503 dan standar deviasi 1,677.

Hasil Uji Kualitas Data

Uji kualitas data terdiri dari uji validitas dan


reliabilitas. Dari uji validitas data menunjukkan seluruh butir
pertanyaan dinyatakan valid, karena telah memenuhi syarat
yaitu nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Selanjutnya untuk
uji reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh instrumen yang
digunakan dapat andalkan dan memiliki konsistensi data
serta telah memenuhi syarat dengan nilai cronbach alpha
lebih dari 0,60.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji


multikolineritas, dan uji heterokedastisitas. Dari uji
normalitas menunjukkan hasil data dalam penelitian ini
memiliki distribusi normal. Kemudian untuk pengujian
asumsi lain seperti uji multikolinieritas telah memenuhi
syarat nilai tolerance dan VIF, berikutnya untuk uji
heterokedastisitas menunjukkan bahwa data dalam penelitian
tidak terjadi adanya heterokedastisitas pada model regresi
yang digunakan

Pengujian Hipotesis

Nilai koefisien determinasi (R2) memiliki nilai antara


0 sampai 1 yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai yang
diperoleh, menunjukkan informasi yang diberikan variabel
independen memiliki prediksi yang tinggi terhadap variabel
dependen.
1

Tabel 2. Koefisien Determinasi

Model R R
Square Adjusted Std. Error
R Square of the
Estimate

1 0,519a 0,269 0,262 1,44100

Berdasarkan hasil pengujian koefisien yang disajikan


pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R
Square sebesar 0,262. Nilai tersebut berarti bahwa semua
variabel independent yang terdiri dari kesadaran wajib pajak,
kepercayaan wajib pajak dan sanksi perpajakan dapat
menjelaskan variabel kepatuhan wajib pajak sebesar 26,2.
Sedangkan 73,8% dijelaskan oleh variabel sisanya.

Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui besarnya


pengaruh variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen. Kriteria untuk
pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa semua variabel
independen secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi
variabel dependen.

Tabel 3. Uji Simultan (Uji F)


Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 234.098 3 78.033 37.579 .000b
Residual 653.399 306 2.076
Total 869.497 309
1

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa hasil uji F


mendapatkan nilai signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel
independen yang terdiri kesadaran wajib pajak, kepercayaan
wajib pajak dan sanksi perpajakan secara simultan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya


pengaruh masing-masing variabel. Kriteria untuk
pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa variabel
independen secara individu (parsial) mempengaruhi variabel
dependen.

Tabel 4. Uji Parsial (Uji t)

Model t Sig
1 (Konstanta) 7,288 0,000
Kesadaran 6,385 0,000
Wajib Pajak

Kepercayaan 3,373 0,001


Wajib Pajak

Sanksi 1,979 0,049


Perpajakan

Hasil uji t pada tabel diatas menunjukkan bahwa


variabel kesadaran wajib pajak memiliki nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 sehingga dapat disimpulkan
bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Selanjutnya variabel
kepercayaan wajib pajak memiliki nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05 yaitu 0,001
1

sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan wajib pajak


berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Berikutnya variabel sanksi perpajakan memiliki nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,049 sehingga dapat
disimpulkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Diskusi

Kesadaran Wajib Pajak Berpengaruh terhadap Kepatuhan


Wajib Pajak Orang Pribadi.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang pertama


memperoleh hasil bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi ditunjukkan
oleh hasil uji t dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
yaitu 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Theory of Planned Behavior menyatakan bahwa wajib


pajak akan patuh membayar pajak apabila memiliki niat
untuk membayar pajak, untuk menimbulkan niat tersebut
diperlukan kesadaran wajib pajak dalam pemenuhan
kewajiban pajak yang terhutang. Sehingga hal ini
menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran wajib
pajak, maka semakin tinggi pula kepatuhan wajib pajak orang
pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Tulungagung dalam
menjalankan kewajibannya membayar pajak. Hasil ini
mendukung penelitian (Arisandy, 2017; Astana &
Merkusiwati, 2017; Siahaan & Halimatusyadiah, 2018) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi kesadaran wajib pajak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak
yang sadar akan termotivasi untuk melakukan kepatuhan.
1

Indikator yang memberi kontribusi paling besar


mempengaruhi kesadaran wajib pajak dari jawaban rata-rata
responden dapat dilihat dari indikator wajib pajak
mengetahui bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan dengan mean 11,79 dari skor
maksimum 15. Kemudian indikator yang mempengaruhi
selanjutnya adalah wajib pajak mengetahui fungsi pajak
untuk pembiayaan negara dengan nilai mean 7,87 dari nilai
maksimum 10 dan indikator yang mempengaruhi berikutnya
adalah wajib pajak mengetahui adanya undang-undang dan
ketentuan perpajakan dengan nilai mean 7,84 dari nilai
maksimum 10. Jika dilihat dari nilai mean tersebut maka
indikator kesadaran wajib pajak mengetahui bahwa
kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang memiliki pengaruh paling tinggi terhadap
kepatuhan wajib pajak. Hal ini dikarenakan wajib pajak
memiliki rasa sadar bahwa membayar pajak harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila
wajib pajak sudah memiliki rasa sadar yang tinggi untuk
membayar pajak maka kepatuhan wajib pajak akan
meningkat.

Kepercayaan Wajib Pajak Berpengaruh terhadap Kepatuhan


Wajib Pajak Orang Pribadi.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang kedua


memperoleh hasil bahwa kepercayaan wajib pajak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
ditunjukkan oleh hasil uji t dengan nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 yaitu 0,001 sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel kepercayaan wajib pajak berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Theory of Planned Behavior menyatakan bahwa wajib pajak


akan patuh membayar pajak apabila wajib pajak memiliki
2

kepercayaan untuk membayar pajak terhutangnya. Sehingga


hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat
kepercayaan wajib pajak, maka semakin tinggi pula
kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP
Pratama Tulungagung dalam menjalankan kewajibannya
membayar pajak. Hasil ini mendukung penelitian (Dewi &
Diatmika, 2020; Huda et al., 2018; Madjidainun, 2019) yang
menyatakan bahwa kepercayaan wajib pajak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak.

Faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan wajib


pajak dari jawaban rata-rata responden dapat dilihat dari
indikator harapan wajib pajak mengenai sistem pemerintahan
yang ditetapkan telah sesuai dengan undang-undang dengan
mean 8,57 dari skor maksimum 10. Kemudian indikator yang
mempengaruhi selanjutnya adalah harapan wajib pajak
kepada pemerintah terkait penegakan hukum dengan nilai
mean 8,38 dari skor maksimum 10. Jika dilihat dari nilai mean
tersebut maka indikator harapan wajib pajak mengenai sistem
pemerintahan yang ditetapkan telah sesuai dengan undang-
undang yang memiliki pengaruh paling tinggi terhadap
kepatuhan wajib pajak. Hal ini dikarenakan wajib pajak
memiliki harapan yang tinggi kepada pemerintah dalam hal
ini adalah aparat pajak untuk menjalankan tugasnya sesuai
dengan undang-undang yang berlaku, sehingga wajib pajak
bisa menerima manfaat yang diperoleh dari pembayaran
pajak. Apabila wajib pajak sudah memiliki rasa percaya yang
tinggi kepada aparat pajak, maka kepatuhan wajib pajak akan
meningkat.

Sanksi Perpajakan Berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib


Pajak Orang Pribadi.
2

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang pertama


memperoleh hasil bahwa sanksi perpajakan berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar
di KPP Pratama Tulungagung, yang ditunjukkan oleh hasil
uji t dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,049
sehingga sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
kepercayaan wajib pajak berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Theory of Planned Behavior menyatakan bahwa wajib


pajak akan patuh membayar pajak apabila wajib pajak
memiliki kontrol untuk melakukan tindakan pelanggaran
pajak. Sehingga hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi
tingkat sanksi pajak ditegaskan, maka semakin tinggi pula
kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam menjalankan
kewajiban membayar pajak. Hasil ini mendukung penelitian
(Ariani, 2016; Chandra & Sandra, 2020; Siregar, 2017) yang
menyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak, karena sanksi yang
dikenakan kepada pelanggar akan mendorong wajib pajak
lebih patuh.

Faktor yang dapat mempengaruhi sanksi perpajakan dari


jawaban rata-rata responden dapat dilihat dari indikator
sanksi pajak diberikan pada wajib pajak yang melanggar
aturan dengan mean 8,31 dari skor maksimum 10. Kemudian
indikator yang mempengaruhi selanjutnya adalah sanksi
pajak diberikan kepada pelanggarnya tanpa kecuali dengan
nilai mean 8,10 dengan skor maksimum 10. Jika dilihat dari
nilai mean tersebut maka indikator sanksi pajak diberikan
pada wajib pajak yang melanggar aturan memiliki pengaruh
paling tinggi terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini
dikarenakan wajib pajak memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang tinggi mengenai penerapan sanksi
perpajakan. Apabila wajib pajak memiliki pengetahuan yang
tinggi terkait ketegasan
2

sanksi perpajakan, maka wajib pajak akan menjadikan sanksi


tersebut sebagai kontrol untuk melakukan pemenuhan
kewajiban yang terhutang sehingga kepatuhan wajib pajak
akan meningkat.
2

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis mengenai pengaruh


kepatuhan wajib pajak dengan menggunakan tiga variabel
yaitu kesadaran wajib pajak, kepercayaan wajib pajak dan
sanksi perpajakan yang didasari oleh theory of planned
behaviour dapat ditarik kesimpulan yaitu kesadaran wajib
pajak, kepercayaan wajib pajak dan sanksi perpajakan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak baik secara
parsial maupun simultan. Wajib pajak yang memiliki
kesadaran dan pengetahuan sanksi pajak yang tinggi akan
mempermudah wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
pajak terutangnya serta wajib pajak yang memiliki
kepercayaan yang tinggi terhadap aparat pajak akan lebih
cenderung patuh secara suka rela.

Pada akhir penelitian ini, saran untuk Direktorat


Jenderal Pajak adalah dalam melakukan sosialisasi
perpajakan memuat indikator kesadaran wajib terkait dengan
pengetahuan wajib pajak bahwa kewajiban perpajakan harus
dijalankan sesuai dengan undang-undang dan ketentuan
seperti menghitung dan melaporkan pajak terhutang,
kemudian indikator kepercayaan wajib pajak mengenai
harapan wajib pajak pada pemerintah khususnya aparat
pajak untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan,
selanjutnya indikator sanksi pajak mengenai pengetahuan
waji pajak terkait ketegasan sanksi sehingga bisa menjadi
kontrol wajib pajak dalam pemenuhan kewajibannya.
2

Daftar Pustaka
Ajzen, I. (1985). From Intentions to Actions: A Theory of
Planned Behavior. In Action Control.
https://doi.org/10.1007/978-3-642-69746-3_2
Alabede, J. O., Affrin, Z. B. Z., & Idris, K. M. (2011). Tax
Service Quality and Compliance Behaviour In Nigeria:
Do Taxpayer’s Financial Condition and Risk Preference
Play Any Moderating Role? European Journal of
Economics, Finance and Administrative Sciences, 3(35), 90–
108.
Andreas, & Savitri, E. (2015). The Effect of Tax Socialization,
Tax Knowledge, Expediency of Tax ID Number and
Service Quality on Taxpayers Compliance with
Taxpayers Awareness as Mediating Variables. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 211, 163–169.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.024
Ariani, M. Z. (2016). Pengaruh Sosialisasi, Sanksi , dan
Kepercayaan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam
Membayar Pajak PPh Pasal 21. Jurnal Riset Akuntansi
Dan Perpajakan JRAP, 03(02), 161–175.
Ariesta, R. P., Latifah, L., & Semarang, U. N. (2017). Pengaruh
Kesadaran Wajib Pajak , Sanksi Perpajakan , Sistem
Administrasi Perpajakan Modern , Pengetahuan
Korupsi
, dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di
KPP Pratama Semarang. Accaunting Anallysiss Journal,
01(02), 173–187.
Arisandy, N. (2017). Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak,
Kesadaran Wajib Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan
Kegiatan Bisnis Online Di Pekanbaru. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Dan Bisnis, 14(1), 62–71.
Astana, I. W. S., & Merkusiwati, N. K. L. A. (2017). Pengaruh
Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan
Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak.
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Januari, 181, 2302–
8556.
Chandra, C., & Sandra, A. (2020). Pengaruh Tarif Pajak, Sanksi
2

Pajak, Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan


Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan Di Daerah Itc Mangga
Dua. 5(8), 16.
Cindy, J., & Yenni, M. (2013). Pengaruh Kesadaran Wajib
Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus , Sanksi Perpajakan,
Lingkungan Wajib Pajak Berada Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya. Tax &
Accounting Review, 01, 50–54.
Dewi, N. P. D. A., & Diatmika, I. P. G. (2020). Pengaruh
Tingkat Kepercayaan, Persepsi Tax Amnesty,
Akuntabilitas Pelayanan Publik, dan Lingkungan Sosial
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal
Ilmiah Akuntansi Dan Humanika, 10(2), 245.
https://doi.org/10.23887/jiah.v10i2.25895
Elmi, M. A., Tirimba, O. I., & Evans, K. (2015). Relationship
between Tax Compliance Barriers and Government ’ s
Revenue Generation at Gobonimo Market in
Somaliland. International Journal of Business Management
and Economic Research, 6(6), 380–399.
Hanny, R., & Niandari, N. (2018). Tax Avoidance Practice :
Political Connection, Firm Characteristics and Audit
Quality Test at Banking Industry in Indonesia.
International Journal of Business Management and Economic
Research, 9(3), 1296–1303.
Huda, A., Basri, Y. M., & Julita. (2018). Pengaruh persepsi atas
efektifitas sistem perpajakan, kepercayaan, tarif pajak
dan kemanfaatan NPWP terhadap kepatuhan
membayar pajak. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Riau, 02(02).
Kirchler, E. (2007). The Economic Psychology of Tax Behaviour.
New York: Cambridge University Press.
https://doi.org/https://doi.org/10.1017/CBO97805116
28238
Lingga, S. K. R. dan I. S. (2009). Pengaruh modernisasi Sistem
Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. Jurnal Akuntansi, Vol.1, 119–138.
2

Madjidainun, R. (2019). Transparansi Pajak dan Kepercayaan


Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei
pada Wajib Pajak Kota DKI Jakarta). Jurnal Buana
Akuntansi, 04(01), 01–18.
https://doi.org/10.36805/akuntansi.v4i1.632
Mas’ud, A., Manaf, N. A. A., & Saad, N. (2014). Do Trust and
Power Moderate Each Other in Relation to Tax
Compliance? Procedia - Social and Behavioral Sciences,
164(August), 49–54.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.11.049
Muliari, N. ketut, & Setiawan, P. E. (2011). Pengaruh Persepsi
tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak
pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi.
E- Jurnal Akuntasi Universitas Udayana.
Nurlela, L. (2018). Pengaruh Self Assesment System dan
Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pada KPP Pratama Garut. Junal Wahana Akuntansi, 03,
001–011.
Praptidewi, L., & Sukartha, I. (2016). Pengaruh Karakteristik
Eksekutif Dan Kepemilikan Keluarga Pada Tax
Avoidance Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi, 17(01), 426–
452.
Saputri, F. N. D. (2019). Pengaruh Nasionalisme, Kepercayaan
pada Pemerintah dan Hukum, Pemahaman, serta Sanksi
Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi (Studi pada Wajib Pajak di KPP Pratama
Surakarta). Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Siahaan, S., & Halimatusyadiah, H. (2018). Pengaruh
Kesadaran Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan,
Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi,
08(01), 01– 13.
https://doi.org/10.33369/j.akuntansi.8.1.1-14
Siregar, D. L. (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan
Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam.
Paidagogeo, 2(3), 131–139.
Subhan, Alfian, N., & Syahadatina, R. (2020). Determinants of
2

Taxpayers Compliance: Evidence from Small and


Medium Macro Enterprises in Indonesia. The
International Journal Of Business & Management, 8(11).
https://doi.org/10.24940/theijbm/2020/v8/i11/156220
-384778-1-SM
Tiraada, T. (2013). Kesadaran Perpajakan,Sanksi Pajak,Sikap
Fiskus Terhadap Kepatuhan WPOP Di Kabupaten
Minahasa Selatan. Emba, 01(03), 999–1008.

Anda mungkin juga menyukai