Teori positif berusaha memahami fenomena akuntansi dengan mengamati peristiwa empiris dan menggunakan hasil pengamatan untuk membuat prediksi mengenai seperangkat pengamatan yang lebih luas dan atau untuk memprediksi kejadian di masa depan. Milton friedman menyatakan bahwa: Tujuan akhir ilmu positif adalah perkembangan ‘teori “atau” hipotesis “yang menghasilkan valid dan bermakna prediksi tentang fenomena yang belum diamati. Sama hal nya dengan pandangan Friedman, watts dan Zimmerman yang menyatakan bahwa : Tujuan (positif) teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi. Teori akuntansi positif juga memiliki fokus ekonomi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan seperti yang di bawah ini: a) Apakah biaya dan manfaat menggunakan metode akuntansi alternatif ? b) Apakah biaya dan manfaat dari regulasi dan standar akuntansi ? c) Apa pengaruh laporan keuangan terhadap harga saham? d) Bagaimana model akuntansi penilaian lebih unggul dalam memprediksi harga di masa depan, return laba atau arus kas ? Dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, teori akuntansi positif didasarkan pada beberapa asumsi tentang perilaku individu : 1) Manajer, investor, kreditur&orang lain diasumsikan rasional, evaluatif utility keuangan maksimal 2) Manajer memiliki discrection untuk memilih kebijakan akuntansi yang secara langsung memaksimalkan utilitas mereka untuk mengubah pembiayaan perusahaan, investasi dan kebijakan produksi untuk secara tidak langsung memaksimalkan kepentingan dirinya sendiri. 3) Manajer akan mengambil tindakan yang memaksimalkan nilai perusahaan
B. Kekuatan dari Teori Akuntansi Positif
1. Teori positif diperlukan sebelum teori normatif dikembangkan, untuk memahami kejadian di dunia nyata. 2. Teori normatif tidak didasarkan pada observasi-observasi atau metode-metode yang teridentifikasi dan empiris. 3. Teori normatif tidak menghasilkan pernyataan yang dapat diuji secara empiris, fungsi tujuannya tidak lepas dari preferensi subyektif. 4. Teori normatif gagal menjelaskan mengapa prinsip-prinsip akuntansi biaya historis diterima secara umum dan digunakan dalam berbagai situasi. 5. Teori positif sebagai suatu paradigma dikembangkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan teori normatif. 6. Teori positif harus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat dibuktikan kesalahannya melalui pengujian empiris. 7. Teori positif menilai praktik yang ada saat ini dengan cara sistematis. 8. Teori positif berupaya memodel hubungan antara akuntansi, perusahaan, dan pasar serta menganalisis persoalan-persoalan dalam kerangka kerja ekonomi.
Ruang Lingkup Teori Akuntansi Positif
Perkembangan teori akuntansi positif dapat dilihat dalam 2 tahap yaitu : Pertama, tahap penelitian kronologis sebelumnya terlibat dalam akuntansi & perilaku pasar modal. Kedua, tahap ini mencari dan mendapatkan topik yang ssuai dengan keinginan peneliti dan melakukan pengambilan d.ata untuk dianalisis