SKRIPSI
OLEH
RISTYA MAR’ATUS SHOLIKHAH
NIM 150422606760
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FEBRUARI 2018
PENGARUH KESULITAN KEUANGAN, KONFLIK KEPENTINGAN,
DAN RISIKO LITIGASI TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
SKRIPSI
diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Akuntansi
OLEH
RISTYA MAR’ATUS SHOLIKHAH
NIM 150422606760
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FEBRUARI 2018
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi oleh Ristya Mar’atus Sholikhah ini telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.
Malang,
Pembimbing,
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi/falsifikasi/fabrikasi baik sebagian atau
seluruhnya.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plagiasi/falsifikasi/fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang,
Yang membuat pernyataan
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of: (1) financial distress of the
accounting conservatism; (2) conflict of interest to accounting conservatism; (3)
litigation risk to accounting conservatism. The population in this study is
manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange within period 2014-
2017. The sampling method used purposive sampling method and the samples
obtained are 20 companies. Model data analysis in this research is panel data
regression using software Eviews 9.0. Accounting conservatism measured with
accrual method by Model Zhang (2008), financial distress as measured with Z-
score by Model Altman (1968), conflict of interest are measured using DIVASS
ratio, and litigation risk is measured using the ratio DER.
The result show that financial distress has not significant on accounting
conservatism, conflict of interest and litigation risk has a significant effect to the
accounting conservatism.
This study suggested: (1) for companies, should recognize early on the
financial condition because they can solved the problem before getting crowded.
(2) for the next research in order to extend the period of time to obtain better
result and add another variables.
v
KATA PENGANTAR
vi
vii
5. Update-an social media teman-teman saya yang sudah membuat saya iri untuk
terus menulis dan mengerjakan dengan giat.
6. Teman-teman sebimbimbingan skripsi yang selalu menjadi teman diskusi,
terutama partner skripsiku yang dari awal penyusunan skripsi dengan sabar
membaca, mengoreksi, dan memberikan masukan kepada penulis.
7. Ketua Jurusan Akuntansi beserta segenap staf yang bertugas di Jurusan
Akuntansi.
Penulis dengan sangat memohon maaf apabila dalam penyusunan skripsi
ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis
miliki. Penulis sangat menghargai dan mengharapkan saran dan masukan dari
pembaca agar skripsi ini lebih baik. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Amiin.
Malang, .
Penulis,
vii
DAFTAR ISI
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
x
DAFTAR TABEL
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
2. Kontribusi Praktis
Secara praktikal, penelitian ini berguna bagi manajemen untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi penerapan konservatisme akuntansi dalam pelaporan
keuangan perusahaan. Penelitian ini juga berkontribusi bagi para pengguna
laporan keuangan terutama investor dan kreditor untuk mempertahankan haknya
dalam mengamati jalannya bisnis perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga
berkontribusi bagi untuk pemerintah dalam menyusun regulator mengenai
penerapan konservatisme akuntansi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI
5
6
agen yang ditanggung semakin tinggi pula kesulitan keuangan (Panda & Leespa,
2017; Mitnick, 2015). Jadi, semakin meningkatnya konflik kepentingan yang
terjadi maka akan meningkatnya biaya agensi yang ditanggung perusahaan.
Penelitian ini fokus pada masalah keagenan antara investor dan kreditor
tentang penerapan konservatisme akuntansi. Masalah keagenan tersebut terjadi di
saat manajemen keuangan mengambil kebijakan pendanaan melalui utang.
Kreditor melalui kontrak utang akan meminta haknya pada manajer untuk
melapokan keuangan yang konservatif (Tan, 2013; Watts, 2003). Kontrak utang
menyediakan insentif bagi manajer untuk menjaga kestabilan laba dan
mengurangi permasalahan agen (Mitnick, 2015; Callen, et al, 2010). Investor
ingin dana yang telah diinvestasikan dapat memberikan pengembalian (return)
yang maksimal, sedangkan pihak manajemen ingin perolehan bonus atau insentif
(incentives) atas pengelolaan dana pemilik perusahaan (Callen, et al, 2010; Chen,
et al., 2017). Pelaporan keuangan yang konservatif oleh manajer berpengaruh
positif pada konflik investor dan kreditor (Ahmed, et al., 2002; Tan, 2013).
Perusahaan akan dituntut kreditor apabila membagikan dividen berlebihan di atas
nilai yang telah ditentukan, sedangkan investor juga menuntut agar perusahaan
membagikan dividen yang besar (Ahmed, et al., 2002; Watts, 2003). Perbedaan
kepentingan tersebut akan mengakibatkan konflik kepentingan, sehingga manajer
menerapkan konservatisme akuntansi (Wisuandari & Putra, 2018). Konservatisme
dapat meningkatkan efisiensi antara pengkontrak dan pihak pemegang saham
dengan membatasi hak kontrol terhadap kesalahan manajemen dan mentransfer
kembali kepada hak-hak penyedia dana sebelumnya.
2.2 TEORI AKUNTANSI POSITIF
Positive Accounting Theory (PAT) sebagai riset akuntansi berbasis empiris
kualitatif untuk menjustifikasi teknik, praktik atau metode akuntansi yang
sekarang digunakan atau pengembangan teori akuntansi dikemudian hari
(Setijaningsih, 2012; Watts & Zimmerman, 1990; Kabir, 2012). PAT didasarkan
pada adanya agency theory dan Efficient Market Hypothesis (EMH). Agency
theory menjelaskan hubungan antara prinsipal sebagai pihak yang memberikan
wewenang dan agen sebagai pihak yang menjalankan wewenang, dengan asumsi
bahwa agen bekerja sesuai keinginan prinsipal (Mitnick, 2015, Setijaningsih,
8
2012). EMH atau disebut hipotesis pasar efisien merupakan asumsi yang
menyatakan bahwa harga saham telah mencerminkan seluruh informasi yang ada
(Watts & Zimmerman, 1990; Widayati, 2011). Dari kedua teori tersebut, maka
ada beberapa kesimpulan, yaitu: (1) Akuntan dan manajer diharapkan membuat
keputusan yang tidak memihak kepentingan pribadi prinsipal maupun agen, (2)
Akuntan dan manajer mengatasi reaksi pasar secara efisien dengan mendahulukan
goodnews yang tidak terduga, atau siasat penuntutan adanya badnews, dan
bersikap netral terhadap berita apapun (goodnews atau badnews), (3) Akuntan dan
manajer akan menerapkan metode akuntansi untuk mendapatkan keuntungan dan
menghindari metode akuntansi yang dianggap merugikan.
Penggunaan metode akuntansi untuk perhitungan masa sekarang dan
masa depan sesuai dengan kekayaan yang dimiliki pemangku kepentingan
(stakeholders) (Setijaningsih, 2012; Collin, et al., 2009). PAT berasumsi bahwa
perilaku manajer dalam memaksimalkan kekayaan pribadinya merupakan faktor
dalam pemilihan kebijakan akuntansi yang dipakai perusahaan (Watts &
Zimmerman, 1990; Collin, et al., 2009). Faktor lain perilaku manajemen sebagai
agen yang memaksimalkan kekayaan pribadi adalah rencana perolehan
kompensasi atau insentif dalam penanganan utang dan beban perusahaan serta
hubungan politik (Collin, et al., 2009). PAT juga timbul dari proses kontrak
(contracting process) atau hubungan keagenan (agency relationship) antara
manajer dengan pihak lain seperti investor, kreditor, auditor, pihak pengelola
pasar modal dan pemerintah (Watts & Zimmerman, 1990; Watts, 2003).
Watts & Zimmerman (1990) dalam PAT muncul akibat ketidakpuasan
teori akuntansi normatif sebelumnya. Tiga alasan mendasar yang menyebabkan
pergeseran teori akuntansi pendekatan normatif ke teori akuntansi positif, adalah:
(1) fokus terhadap kepentingan investor secara individu, (2) tidak mampu menguji
teori secara empiris, (3) ketidakpastian alokasi sumber daya ekonomi maksimal di
pasar modal (Watt & Zimmerman, 1990; Kabir, 2012). PAT berkembang seiring
perkembangan praktik akuntansi yang digunakan serta hasil empiris praktik
akuntansi tersebut. Termasuk salah satunya, PAT digunakan dasar dalam
manajemen laba (earnings management) untuk memotivasi manajer bekerja
secara efisien (Odia & Osazevbaru, 2018). Motivasi dalam manajemen laba serta
9
alasan adanya perjanjian kontrak yang efisien ada tiga hipotesis, yaitu: bonus plan
hypothesis, debt covenant hypothesis, dan political cost hypothesis. (Watts &
Zimmerman, 1990).
Hipotesis rencana bonus (bonus plan hypothesis) menjelaskan penggunaan
strategi perataan laba (income smoothing) untuk meningkatkan laba, sehingga
manajer akan memperoleh bonus. Proksi bonus plan hypothesis yaitu kepemilikan
manajerial dan kepemilikan publik (Ardina 2012; Alfian 2013; Zulaikha, 2017).
Kepemilikan manajerial yang besar akan menurunkan masalah keagenan sehingga
penyusunan laporan keuangan berkualitas tinggi (Kabir, 2012). Kepemilikan
publik yang besar cenderung membuat manajer tidak konservatif karena
kurangnya fungsi pengendalian dari investor (Alfian, 2013). Manajer akan
cenderung tidak konservatif karena akan lebih memilih untuk menaikkan laba
agar kinerja perusahaan terlihat bagus, sehingga manajer akan mendapatkan bonus
atas kinerjanya (Widayati, 2011; Watts & Zimmerman, 1990).
Hipotesis kontrak utang (debt covenant hypothesis) menjelaskan semakin
tinggi rasio utang maka semakin dekat perusahaan dengan batas perjanjian atau
peraturan kredit kemungkinan besar ada penyimpangan perjanjian kredit dan
pengeluaran biaya. Leverage digunakan sebagai proksi debt covenant hypothesis
(Zulaikha,2017). Manajer akan memiliki metode akuntansi yang dapat menaikkan
laba sehingga dapat mengendurkan batasan kredit dan mengurangi biaya
kesalahan teknis (Setijaningsih, 2012). Kreditor akan melakukan upaya untuk
melindungi dirinya dari tindakan manajer yang kurang menguntungkan dengan
persyaratan perjanjian kredit yang dapat mensyaratkan penyajian keuangan yang
konservatif (Guay, 2008). Manajer dapat mengurangi biaya renegosiasi kontrak
utang saat memutuskan perjanjian utangnya karena kreditor tidak memiliki hak
strategi untuk meningkatkan laba (Widayati, 2011).
Hipotesis biaya politik (political cost hypothesis) menyebutkan semakin
besar biaya politik maka manajer cenderung menangguhkan laba yang dilaporkan
periode sekarang ke periode masa mendatang sehingga dapat memperkecil laba
(Kabir, 2012; Pratama, 2016; Watts & Zimmerman, 1990; Lasdi, 2008).
Biaya politis sendiri timbul dari konflik kepentingan antara perusahaan (manajer)
dengan pemerintah sebagai perwakilan masyarakat yang berwenang melakukan
10
2017; Lara, et al, 2007). Informasi yang dilaporkan dalam laporan tahunan
perusahaan didasarkan dari kebijakan dan keputusan dari manajer keuangan, jadi
secara langsung kinerja manajer akan mempengaruhi kualitas perusahaan (Lara, et
al., 2007; Ball & Shivakumar, 2005; Xu, et al., 2012). Kualitas pengungkapan
informasi akuntansi, efisiensi pengambilan keputusan investasi, perlindungan
kepentingan investor adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan
pertahanan di pasar modal (Song, 2015). Manajemen bertanggung jawab
mengestimasi dan menyajikan serta menyalurkan informasi laporan keuangan
sesuai dengan tujuan mereka. Konservatisme akuntansi memberikan panduan
dalam menghadapi ketidakpastian dan estimasi pelaporan dalam akuntansi (Odia
& Osazevbaru, 2018).
Cara menghadapi ketidakpastian adalah pelaporan keuangan perusahaan
dengan penundaan keuntungan dan pengakuan secepatnya kerugian (Vishnani &
Misra, 2016). Cara tersebut merupakan pelaporan akuntansi yang konservatisme.
Konservatisme dipilih sebagai solusi yang sangat kecil kemungkinannya akan
menghasilkan pendapatan yang terlalu tinggi bagi aset dan laba (Watts, 2003;
Ahmed & Hussainey, 2017). Aset dan laba yang disajikan terlalu rendah
menyebabkan penundaan pengakuan kabar baik (goodnews) pada laporan
keuangan, namun secepatnya mengakui kabar buruk (badnews) (Odia &
Osazevbaru, 2018; Basu, 1997, Ahmed & Duellman, 2007; Savitri, 2018).
Perusahaan yang mengakui bad news cenderung menlaporkan utang lebih tinggi
dan ekuitas lebih rendah dalam periode saat ini ke periode berikutnya (Watts,
2003; Penman, et al., 2002; Robu & Tama, 2015). Adanya konsekuensi adanya
keuntungan akan berakibat lebih serius daripada konsekuensi adanya kerugian,
sehingga manajer perlu verifikasi dalam mengakui pendapatan yang mungkin
timbul dibanding mengakui biaya yang mungkin timbul (Ahmed & Hussainey,
2017; Robu & Tama, 2015).
2.4 PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.4.1 KESULITAN KEUANGAN
Kesulitan keuangan (financial distress) merupakan kondisi dimana
keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kesulitan keuangan
disebabkan karena adanya penundaan pembayaran utang, kegagalan untuk
12
yang tinggi manajer akan menerapakan konservatisme (Fitri, 2015; Wisuandari &
Putra, 2018).
Berbagai peraturan hukum dan SAK yang berlaku akan menuntut manajer
mencermati tindakannya agar terhindar dari ancaman ketentuan hukum. Peratutan
yang semakin ketat inilah akan berpotensi menimbulkan litigasi bila perusahaan
melakukan pelanggaran sehingga mendorong manajer untuk bersikap hati-hati
dalam menerapkan akuntansinya. (Lasdi, 2009; Ramadhoni, 2014; Lastari, 2013).
Bagi akuntan yang menyiapkan maupun yang memeriksa laporan keuangan akan
cenderung lebih konservatif untuk menyembukan litigasi yang tinggi dari investor
(Ramadhoni, 2014). Namun berbeda dengan penelitian lainnya, dimana
membuktikan tidak terdapat pengaruh signifikan antara risiko litigasi terhadap
konservatisme akuntansi (Widayati, 2011). Hal tersebut dikarenakan litigasi
bukanlah salah satu faktor penentu kehati-hatian manajemen perusahaan dalam
menyajikan laporan keuangan yang konservatif (Ahmed & Duellman, 2007).
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis mengenai risiko litigasi terhadap
konservatisme akuntansi adalah:
H3: Risiko litigasi berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
2.5 VARIABEL KONTROL
Variabel yang dapat dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
tidak diteliti. Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan dan kepemilikan
institusional karena profitabilitas dan leverage sudah masuk dalam perhitungan
variabel lainnya. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan
berhubungan dengan penerapan konservatisme akuntansi (Widayati, 2011; Givoly
& Hayn, 2002; Setyaningsih, 2008; Septian & Anna, 2014; Rahmawati, 2010;
Dwimulyani, 2010). Ukuran perusahaan mempunyai hubungan positif terhadap
konservatisme akuntansi karena menimbulkan biaya politis yang tinggi, sehingga
perlu dilakukan pelaporan yang konservatif. Perusahaan yang sangat besar
didirikan dengan standar kinerja dan profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan
juga biaya politis. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan berskala besar untuk
menerapkan konservatisme akuntansi
16
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Kesulitan
Keuangan
(X1)
Konflik Konservatisme
Kepentingan Akuntansi
(X2) (Y)
Risiko Litigasi
(X3)
17
18
Keterangan:
Z1= Modal kerja/ total aset
Z2= Laba ditahan/ total aset
Z3= Laba bersih sebelum bunga dan pajak/ total aset
Z4= Total ekuitas/ total liabilitas
Z5= Penjualan/ total aset
Tabel 3.2 memperlihatkan kriteria untuk melihat kemungkinan kebangkrutan
dengan melihat daerah nilai Z.
Tabel 3.2 Kriteria Nilai Z
No. Kriteria Nilai Z
1. 1Tidak bangkrut atau aman Z > 2,90
2. Daerah rawan bangkrut (Grey Area) 1,23 – 2,90
3. Bangkrut atau mengalami kesulitan Z < atau = 1,23
b. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan pihak luar dari investor dan kreditor dilihat dari ada atau
tidaknya kebijakan pembayaran dividen perusahaan. Pembagian dividen yang
berlebihan akan menguntungkan investor dan merugikan kreditor sehingga akan
menimbulkan konflik (Chen, et al., 2017). Perusahaan jarang membagikan
dividen disaat keuangannya bermasalah atau mengalami kerugian pada periode
terntentu (Ahmed, et al., 2002; Wisuandari & Putra, 2018). Jadi, konflik
kepentingan dapat diukur dengan variabel dummy, 1= membagikan dividen dan
0= tidak membagikan dividen.
c. Risiko Litigasi
Risiko litigasi merupakan tuntutan hukum atau litigasi oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan yang merasa dirugikan (Ramadhoni, 2014).
Pengukuran risiko litigasi terdiri atas tiga proksi: operating uncertainty
berdasarkan standar deviasi dari Return of Assets, level of dividend berdasarkan
persentase deviden dari aset, dan leverage berdasarkan rasio kewajiban jangka
panjang berdasarkan aset (Ahmed, et al., 2002). Penelitian ini menggunakan Debt
to Equity Ratio (DER), karena berhubungan langsung dengan konflik antara
investor dan kreditor (Pratama, d.k.k., 2016; Fitri, 2015). Rumusnya sebagai
berikut.
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝐷𝐸𝑅 = x 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
19
20
Semakin tinggi DER maka akan semakin besar risiko litigasi yang dihadapi
perusahaan, karena utang yang dimiliki jauh lebih besar dari ekuitas yang dimiliki
perusahaan, yang akan digunakan untuk menutupi utang yang dimiliki
perusahaan.
3.3.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan dan
kepemilikan institusional. Ukuran perusahaan (firm size) yang besar akan
mendorong manajer bersikap pesimis dalam penyajian laporan keuangan dan
cenderung lebih berhati-hati dalam penyelenggaraan akuntansinya (Sari &
Andhariani, 2009; Ahmed & Hussainey, 2017; Rahmawati, 2010). Ukuran
perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Ukuran Perusahaan = Ln (total aset)
Variabel kontrol kedua yaitu kepemilikan institusional (institutional
ownership). Kepemilikan institusional oleh investor institusional seperti bank,
dana pensiun, perusahaan asuransi, dan lembaga keuangan lainnya dapat
mengendalikan pihak manajemen melalui fungsi monitoring pada manajer (Chen,
et al., 2017; Lasdi, 2009). Kepemilikan institusional dihitung dengan persamman:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝐾𝑒𝑝. 𝐼𝑛𝑠𝑡 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
3.4 ANALISIS DATA
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini analisis regresi data
panel. Data panel memiliki kemampuan dalam memodelkan heterogenitas antar
objek (n) atau antar waktu (t) juga dapat mengatasi masalah variabilitas data yang
diperlukan, serta mengurangi permasalahan multikolinearitas karena lebih dari
satu variabel independen (Sriyana, 2014: 72). Berikut model regresi panel tanpa
kontrol dan model regresi setelah pakai kontrol dirumuskan sebagai berikut:
saling berhubungan antar waktu dan antar individu (Sriyana, 2014: 154). Berikut
dua persamaan REM:
𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2 𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽3 𝑋3𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡
𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2 𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽3 𝑋3𝑖𝑡 + 𝛽4 𝑍1𝑖𝑡 + 𝛽5 𝑍5𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡
Pemilihan model yang tepat dalam model regresi panel terdiri dari tiga
pengujian, yaitu: uji chow (redudent fixed effect test atau likelihood ratio), uji
lagrange multiplier (LM test), dan uji hausman (Sriyana, 2014: 75). Berikut
Gambar 3.2 pemilihan model regresi yang tepat dengan tiga pengujian:
Uji Chow
(Chow-test)
Uji Hausman
(Hausman-test)
Uji Lagrange
(Lagrange Multiplier-test)
tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu dilakukan beberapa cara agar data
berdistribusi normal, yaitu melakukan transformasi data dengan penghilangan
terhadap data outlier pada variabel X1, X3 , dan Z2 . Variabel X2 tidak diuji
normalitas karena merupakan variabel dummy.
Hasil uji normalitas menggunakan Skewness dan Kurtosis setelah
dilakukan transformasi data dan penghilangan data outlier menunjukkan semua
variabel memiliki nilai z Skewness dan z Kurtosis diantara -3 dan +3, sehingga
data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat di Tabel 3.2.
Multikolinieritas
Uji multikolinieritas perlu dilakukan pada saat regresi linier menggunakan
lebih dari satu variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada
korelasi antar variabel independen. Pendeteksian multikolinearitas dilihat dari
nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance, dengan kriteria
pengujian. Apabila nilai toleransi > 25% dan nilai VIF < 4 maka tidak ada
korelasi antar variabel independen atau terjadi masalah multikolinearitas (Hair, et
al., 2010). Berikut tabel 3.3 hasil uji multikolinieritas:
Tabel 3.3 Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF
(Constant)
𝐗 𝟏 Kesulitan Keuangan 0,88 1,14
𝐗 𝟐 Konflik Kepentingan 0,93 1,07
𝐗 𝟑 Risiko Litigasi 0,94 1,06
𝐙𝟏 Ukuran Perusahaan 0,87 1,15
𝐙𝟐 Kepemilikan Institusional 0,98 1,02
Hasil uji asumsi multikolinieritas menunjukkan bahwa semua variabel
memiliki nilai tolerance lebih dari 0,25 (> 0,25) dan VIF kurang dari 4 (< 4),
sehingga tidak ditemukan masalah multikolinieritas. Hal ini berarti bahwa antar
25
Pengujian selanjutnya yaitu uji hipotesis. Uji ini diperlukan untuk menentukan
apakah hipotesis yang diajukan tidak dapat ditolak atau ditolak (Sriyana, 2014:
83). Berikut uji hipotesis yang dilakukan:
1. Uji F (simultan)
Uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Taraf signifikansi α = 5%, sehingga apabila p.value <
0,05 maka H0 ditolak. Sebaliknya, apabila p.value > 0,05 maka H0 tidak dapat
ditolak.
2. Uji t (parsial)
Uji untuk menunjukkan besarnya pengaruh secara parsial variabel independen
terhadap variabel dependen. Taraf signifikansi α = 5%, sehingga apabila p.value <
0,05 maka H0 ditolak. Sebaliknya, apabila p.value > 0,05 maka H0 tidak dapat
ditolak.
Hasil kedua uji hipotesis ini dilaporkan di bab 4.
26
BAB 4
HASIL
26
27
LM-test untuk milih antara model Random Effect Model dan Common Effect
Model. Berdasarkan hasil uji lagrange dengan model 1 tanpa kontrol dan model 2
menggunakan kontrol, didapat nilai probability Breusch Pagan-test (BP)
keduanya sama-sama sebesar 0,0000. Nilai probability kurang dari 0,05 (< 0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 tidak dapat ditolak,
sehingga estimasi yang lebih baik digunakan dalam model ini adalah random
effect.
Jika hasil pengujian estimasi model menunjukkan hasil yang sama sebanyak
dua kali, maka model tersebut adalah adalah model yang tepat (Sriyana, 2014:
112). Berdasarkan hasil pengujian sebelumnya random effect terpilih dua kali,
maka penelitian ini menggunakan model random effect.
4.4 ANALISIS DATA
Data penelitian ini merupakan balanced panel, dimana jumlah observasi
yang akan diteliti dengan pengalian antara waktu (t) dan banyaknya objek (n)
setiap variabel. Jadi, perhitungan yaitu sebanyak 4 tahun x 20 perusahaan = 80
observasi. Setelah data memenuhi uji asumsi klasik dan melakukan pemilihan
model regresi panel yang tepat yaitu menggunakan Random Effect. Berikut uji
regresi model I dapat disusun dalam Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Model Regresi Random Effect
Model I Model II
(Constant) -0.62 1.01
𝐗 𝟏 Kesulitan Keuangan 0.05 0.04
𝐗 𝟐 Konflik Kepentingan 0.50*** 0.47***
𝐗 𝟑 𝐑𝐢𝐬𝐢𝐤𝐨 𝐋𝐢𝐭𝐢𝐠𝐚𝐬𝐢 0.06** 0.06**
𝐙𝟏 Ukuran Perusahaan -0.03
𝐙𝟐 Kepemilikan Institusional -1.23
𝐑𝟐 0.23 0.28
Sig Uji F 0.00 0.00
***. Correlation is significant at the 0.001 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
b. Hasil uji-t variabel X2 diperoleh nilai t-statistik 3,26 dengan signifikansi 0,00
kurang dari 0,05 (< 0,05) sehingga terdapat pengaruh signifikan antara X2
terhadap Y. Dengan demikian H2 yang menyatakan bahwa konflik
kepentingan antara investor dan kreditor berpengaruh positif terhadap
konservatisme akuntansi tidak dapat ditolak.
c. Hasil uji-t variabel X3 diperoleh nilai t-statistik 2,29 dengan prob. 0,01
kurang dari 0,05 (< 0,05) sehingga terdapat pengaruh signifikan antara X3
terhadap Y. Dengan demikian H3 yang menyatakan bahwa risiko litigasi
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi tidak dapat ditolak.
31
BAB 5
PEMBAHASAN
31
32
Hasil penelitian ini mendukung teori agensi yang mengatakan cara untuk
mengurangi asimetri informasi adalah dengan meningkatkan kualitas laporan
keuangan melalui laba dan aset dan mengatasi risiko litigasi dari pihak luar
(Ahmed & Duellman, 2007). Risiko litigasi tersebut terjadi karena kesalahan
pelaporan keuangan pada perusahaan go public. Bahkan, intensitas risiko litigasi
semakin tinggi ketika penegakan hukum (law enforcement) dalam suatu
lingkungan pasar modal dijalankan dengan baik (Juanda, 2007). Risiko litigasi
yang tinggi bermula dari laba perusahaan yang tinggi sehingga dividen yang
dibagikan akan tinggi dan pembayaran atas utang menjadi rendah, lalu kreditor
akan menuntut perusahaan atas pembayaran utang tersebut (Ramadhoni, 2014;
Putri, 2016). Manajer akan lebih terdorong untuk menerapkan prinsip
konservatisme agar mempercepat pengakuan atas utang perusahaan dan laba yang
disajikan tidak tinggi, sehingga perusahaan dapat menghindari risiko litigasi yang
tinggi.
34
BAB 6
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Penerapan konservatisme akuntansi merupakan usaha kehati-hatian
manajer dalam menghadapai kondisi perekonomian yang tidak pasti. Selain itu
akuntansi yang konservatif juga dapat mengurangi perilaku oportunistik manajer
dalam mengambil keuntungan pribadinya. Pencatatan yang konservatif yaitu
menundaan laba dan segera mengakui beban dan utang. Praktik pencatatan
akuntansi yang konservatif masi kontroversial, sehingga beberapa peneliti
mendukung adanya praktik tersebut namun juga ada beberapa yang meragukan
keuntungan konservatisme.
Berdasarkan hasil penelitian secara parsial variabel-variabel diatas
terhadap penerapan konservatisme akuntansi perusahaan manufaktur di Indonesia
menggunakan analisis regresi panel, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat kesulitan keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi. Hal ini menunjukkan jika perusahaan mempunyai
kesulitan keuangan yang tinggi atau rendah tidak akan menjadikan perusahaan
semakin konservatif.
2. Konflik kepentingan berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme
akuntansi. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konflik
kepentingan antara investor dan kreditor maka perusahaan akan menerapkan
konservatisme akuntansi yang tinggi pula. Konflik kepentingan tersebut
muncul akibat kebijakan dividen yang diterapkan perusahaan.
3. Risiko litigasi berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme
akuntansi. Hal tersebut menunjukkan bahwa meningkatnya risiko litigasi dari
investor maupun kreditor dapat meningkatkan pencatatan akuntansi yang
konservatif. Manajer akan menghindari kerugian akibat litigasi dengan cara
melaporkan keuangan secara konservatif, karena laba yang terlalu tinggi
memiliki potensi risiko litigasi lebih tinggi.
34
35
6.2 KETERBATASAN
Keterbatasan penelitian ini adalah mengambil sampel kesulitan keuangan
dengan nilai Z-score, namun ada cara lain yang sederhana yaitu dengan
menemukan perusahaan manufaktur yang labanya negatif. Dengan adanya laba
negatif akan memudahkan peneliti untuk menemukan perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan sehingga peneliti tidak perlu menghitung Z-score
untuk menemukan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Selain itu
periode pengamatan penelitian ini hanya 4 tahun yaitu 2014- 2017 pada perusahan
manufaktur.
6.3 SARAN
Saran untuk perusahaan hendaknya mengenali sejak dini kondisi keuangan
perusahaan yang terjadi sehingga bila terjadi masalah yang serius dapat dilakukan
upaya penyelamatan sejak awal. Saran untuk peneliti selanjutanya, tidak hanya
menggunakan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan saja untuk meneliti
tentang konservatisme akuntansi tetapi menggunakan perusahaan yang sehat juga.
Peneliti selanjutnya diharapkan menguji variabel lainnya dan memperpanjang
periode penelitian, sehingga dapat menggambarkan secara jelas variabel apa saja
yang dapat mempengaruhi konservatisme akuntansi pada perusahaan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Ahmed H., dan Khaled Hussainey. 2017. “Is Egyptian corporate financial
reporting becoming more conservative?” Journal of Financial Reporting and
Accounting 15(3): 333–46.
http://www.emeraldinsight.com/doi/10.1108/JFRA-06-2016-0049.
Altman, E.I. 1968. “Financial Ratios, Discriminant Analysis And The Prediction
Of Corporate Bankruptcy.” The Journal of Finance XXIII(Vol.XXIII
No.4).
Ang, J. S., Cole, R.A., & Lin, J.W. 2000. “No Title Agency costs and ownership
structure.” Journal of Finance 55(1): 81–106.
Balakrishnan, K., Watts, R.L, & Zuo, L. 2016. “The Effect of Accounting
Conservatism on Corporate Investment during the Global Financial
Crisis.” Journal of Business Finance & Accounting 43(5–6): 513–42.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jbfa.12206/abstract.
Ball, R., & Shivakumar, L. 2006. “The role of accruals in asymmetrically timely
gain and loss recognition.” Journal of Accounting Research 44(2): 207–
42.
36
37
Callen, J.L., Chen, F., Dou, Y., & Xin, B. 2010. “Information Asymmetry and the
Debt Contracting Demand for Accounting Conservatism.” 5(1976): 265–
88.
Chen, F., Qingyuan, L., & Li, X. 2017. "Universal Demand Laws and the
Monitoring Demand for Accounting Conservatism". SSRN Electronic
Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.2963162
Chung, R., Firth, M., & Kim, J.B. 2003. “Auditor conservatism and reported
earnings.” Accounting and Business Research 33(1): 19–32.
Givoly, D., & Hayn, C. 2002. “Rising Conservatism: Implications for Financial
Analysis.” Financial Analysts Journal 58(1): 56–74.
Guariglia, A., & Yang, J. 2016. “A balancing act: Managing financial constraints
and agency costs to minimize investment inefficiency in the Chinese
market.” Journal of Corporate Finance 36: 111–30.
http://dx.doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2015.10.006.
Guay, W.R. 2008. “Conservative financial reporting, debt covenants, and the
agency costs of debt.” Journal of Accounting and Economics 45(2–3):
175–80.
38
Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., Anderson, R.E., & Tatham, R.L. (2010),
Multivariate Data Analysis. 7th ed. New York: Pearson.
Hsu, A.W.H., Hanlon, J.O., & Peasnall, K. 2011. “Financial Distress and the
Earnings-Sensitivity-Difference Measure of Conservatism.” Abacus
47(3): 284–314.
Jensen, C., & Meckling, H. 1974. “Theory Of The Firm : Managerial Behavior ,
Agency Costs And Ownership Structure.” Journal of Financial
Economics 3(1976): 305–60.
Kao, H.S., & Sie, P.J. 2016. “Accounting Conservatism Trends and Financial
Distress: Considering the Endogeneity of the C-Score.” International
Journal of Financial Research 7(4).
http://www.sciedupress.com/journal/index.php/ijfr/article/view/9867.
Lara, J.M.G., Osma, B.G., & Mora, A. 2005. “The effect of earnings management
on the asymmetric timeliness of earnings.” Journal of Business Finance
and Accounting 32(3–4): 691–726.
Lara, J.M.G., Osma, B.G., & Penalva, F. 2007. 16 European Accounting Review
Board of directors’ characteristics and conditional accounting
conservatism: Spanish evidence.
Panda, B., & Leepsa, N.M. 2017. “Agency theory: Review of theory and evidence
on problems and perspectives.” Indian Journal of Corporate Governance
10(1): 74–95.
Penman, S.H., & Zhang, X.J. 2002. “Accounting Conservatism, the Quality of
Earnings , and Stock Returns.” The Accounting Review 77(2): 237–64.
http://www.jstor.org/stable/3068897%0Ahttp://about.jstor.org/terms.
Putri, A.G. 2016. “Pengaruh Kesulitan Keuangan, Risiko Litigasi, & Leverage
Terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Dagang yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2012-2014).” : 45–46.
http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/17449480802510492.
Robu, I.B., & Toma, C. 2015. “The use of accounting conservatism in order to
reflect the true and the fair view of financial statements in the case of
Romanian listed companies.” Global Journal on Humanites & Social
Sciences Issue 1(2): 99–109.
Suryandari, E., & Priyanto, R.E. 2012. “Pengaruh Risiko Litigasi dan Tingkat
Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap Hubungan Antara Konflik
Kepentingan dan Konservatisme Akuntansi.” Jurnal Akuntansi dan
Investasi 12: 161–74.
Tan, L. 2013. “Creditor control rights, state of nature verification, and financial
reporting conservatism.” Journal of Accounting and Economics 55(1): 1–
22. http://dx.doi.org/10.1016/j.jacceco.2012.08.001.
Watts, Ross L, dan Jerold L Zimmerman. 2012. “Accounting Year Theory : Ten
Perspective.” 65(1): 131–56.
Xu, Xiaodong, Xia Wang, dan Nina Han. 2012. “Accounting conservatism,
ultimate ownership and investment efficiency.” China Finance Review
International 2(1): 53–77.
42
DAFTAR LAMPIRAN
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 65
46
Correlations
N 80 76 76
N 76 76 72
N 76 72 76
N 76 72 72
N 80 76 76
N 76 72 72
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Valid N (listwise) 65
10
0
-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4
48
C 0.252094 71.77241 NA
Kesulitan Keuangan 0.000640 1.538128 1.135794
Konflik Kepentingan 0.019480 1.455833 1.073677
Risiko Litigasi 0.000254 1.222237 1.061999
Ukuran 0.000369 70.75481 1.152495
Kepemilikan Institusional 0.002840 1.816705 1.024171
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(Constant)
Kesulitan Keuangan 0.880 1.136
Konflik Kepentingan 0.931 1.074
Risiko Litigasi 0.942 1.062
Ukuran 0.868 1.153
Kepemilikan Institusional 0.976 1.024
49
Test Hypothesis
Cross-section Time Both
Test Hypothesis
Cross-section Time Both
Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/13/19 Time: 21:23
Sample: 2014 2017
Periods included: 4
Cross-sections included: 20
Total panel (unbalanced) observations: 68
Swamy and Arora estimator of component variances
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/13/19 Time: 23:30
Sample: 2014 2017
Periods included: 4
Cross-sections included: 20
Total panel (unbalanced) observations: 62
Swamy and Arora estimator of component variances
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
RIWAYAT HIDUP
Ristya Mar’atus Sholikhah lahir di Blitar, 04 Maret 1997. Penulis merupakan anak
keempat dari lima bersaudara, pasangan Bapak Setyo Wahyudi dan Ibu Sukarlien.
Penulis bertempat tinggal di Jln. Semeru RT.01 RW.16 Babadan, Kec. Wlingi,
Kab. Blitar, Jawa Timur.
Penulis menempuh pendidikan di SDN 02 Tulungrejo (2002-2004), SDN Semen
04 (2004-2009), SMPN 01 Gandusari (2009-2012), SMA N 01 Talun (2012-
2015). Selanjutnya penulis melanjutkan studi ke jenjang sarjana pada program
studi S1 Akuntansi Universitas Negeri Malang dan berhasil menyelesaikan studi
pada tahun 2018.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan organisasi
dan komunitas, diantaranya adalah Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM UM),
Jazom Youth English Community, dan Komunitas TurunTangan Malang. Penulis
juga aktif mengikuti berbagai seminar akuntansi dan lomba akuntansi yang
diselenggarakan untuk mahasiswa. Penulis dapat dihubungi melalui email
maratusristya@gmail.com.