Anda di halaman 1dari 67

PENGARUH KESULITAN KEUANGAN, KONFLIK KEPENTINGAN,

DAN RISIKO LITIGASI TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI

SKRIPSI

OLEH
RISTYA MAR’ATUS SHOLIKHAH
NIM 150422606760

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FEBRUARI 2018
PENGARUH KESULITAN KEUANGAN, KONFLIK KEPENTINGAN,
DAN RISIKO LITIGASI TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI

SKRIPSI
diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Akuntansi

OLEH
RISTYA MAR’ATUS SHOLIKHAH
NIM 150422606760

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FEBRUARI 2018

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi oleh Ristya Mar’atus Sholikhah ini telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.

Malang,
Pembimbing,

Ani Wilujeng Suryani, S.E., M.ActgFin, Ph.D

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ristya Mar’atus Sholikhah


NIM : 150422606760
Jurusan/Program Studi : Akuntansi/S1 Akuntansi
Fakultas : Ekonomi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi/falsifikasi/fabrikasi baik sebagian atau
seluruhnya.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plagiasi/falsifikasi/fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang,
Yang membuat pernyataan

Ristya Mar’atus Sholikhah

iii
ABSTRAK

Sholikhah, M. Ristya. 2019. Pengaruh Kesulitan Keuangan, Konflik Kepentingan,


dan Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi. Skripsi, Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang. Pembimbing:
Ani Wilujeng Suryani, S.E., M.ActgFin, Ph.D.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: (1) kesulitan


keuangan terhadap konservatisme akuntansi; (2) konflik kepentingan terhadap
konservatisme akuntansi; (3) risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. Metode penentuan sampel yang
digunakan adalah metode purposive sampling dan sampel yang diperoleh adalah
20 perusaahaan. Model analisis data dalam penelitian ini adalah regresi data panel
dengan menggunakan software Eviews 9.0. Konservatisme akuntansi diukur
dengan metode akrual dari Model Zhang (2008), kesulitan keuangan yang diukur
dengan menggunakan Zscore dari Model Altman (1968), konflik kepentingan
menggunakan rasio DIVASS, dan risiko litigasi menggunakan rasio DER.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan keuangan tidak
berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi, konflik kepentingan
dan risiko litigasi berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Dalam penelitian ini disarankan: (1) bagi perusahaan, sebaiknya mengenali
sejak dini kondisi keuangan, sehingga ketika terjadi masalah dapat diselamatkan
lebih awal. (2) bagi peneliti selanjutnya agar memperpanjang rentang waktu agar
lebih baik dan penambahan variabel lainnya.

Kata Kunci: Konsevatisme Akuntansi, Kesulitan Keuangan, Konflik


Kepentingan, Risiko Litigasi

iv
ABSTRACT

Sholikhah, M. Ristya. 2019. The Influence of Financial Distress, Conflict of


Interest and Litigation Risk on Accounting Conservatism. Bachelor’s
Thesis, Department of Accounting, Faculty of Economics, State University
of Malang. Advisor: Ani Wilujeng Suryani, S.E., M.ActgFin, Ph.D.

This study aims to determine the effect of: (1) financial distress of the
accounting conservatism; (2) conflict of interest to accounting conservatism; (3)
litigation risk to accounting conservatism. The population in this study is
manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange within period 2014-
2017. The sampling method used purposive sampling method and the samples
obtained are 20 companies. Model data analysis in this research is panel data
regression using software Eviews 9.0. Accounting conservatism measured with
accrual method by Model Zhang (2008), financial distress as measured with Z-
score by Model Altman (1968), conflict of interest are measured using DIVASS
ratio, and litigation risk is measured using the ratio DER.
The result show that financial distress has not significant on accounting
conservatism, conflict of interest and litigation risk has a significant effect to the
accounting conservatism.
This study suggested: (1) for companies, should recognize early on the
financial condition because they can solved the problem before getting crowded.
(2) for the next research in order to extend the period of time to obtain better
result and add another variables.

Keywords: Accounting Conservatism, Financial Distress, Conflict of Interest,


Litigation Risk

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, rasa syukur dipanjatkan kehadirat Allah


Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ridho dan rahmat-Nya skripsi dengan judul
“Pengaruh Kesulitan Keuangan, Konflik Kepentingan, dan Risiko Litigasi
terhadap Konservatisme Akuntansi” dapat terselesaikan tepat waktu seperti yang
telah penulis targetkan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat pengalaman
tentang proses berjuang, bersabar, dan tidak mudah menyerah. Hal tersebut
memberikan pembelajaran kepada penulis bahwa realita hidup tidak semudah
yang penulis bayangkan, demikian pula dengan skripsi. Hanya kesabaran dan
usaha keras yang bisa memberi jalan keluar atas setiap masalah yang penulis
hadapi dalam menyusun skripsi.
Skripsi yang telah penulis susun tentunya bukan hasil kerja individu
penulis, namun juga berkat bantuan, dorongan, dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada:
1. Kedua orang tua serta seluruh anggota keluarga besar yang selalu memberikan
do’a serta dukungan dalam proses penyusunan skripsi dirumah.
2. Ibu Ani Wilujeng Suryani, S.E., M.ActgFin, Ph.D selaku dosen pembimbing
atas tenaga, pikiran, waktu dan kesabarannya dalam membimbing serta
mengingatkan penulis untuk selalu bekerja keras dalam penyusunan skripsi.
3. Sobat kaya terbaikku di Malang City (Risma, Rizky, Nur Isti, dan Shilvi) yang
selalu memberikan dukungan, hiburan serta senantiasa meluangkan waktu
untuk menjadi teman diskusi bagi penulis. Terutama Risma dan Rizki yang
selalu menyiapkan tempat yang nyaman untuk istirahat.
4. Jasa transportasi yaitu thomas (kereta api) penataran dhoho, tayo (bis) bagong
dan tentrem sebagai perantara antara blitar-malang. Serta abang ojek online
yang memberikan pelayanan terbaik sesuai aplikasi terutama promonya.

vi
vii

5. Update-an social media teman-teman saya yang sudah membuat saya iri untuk
terus menulis dan mengerjakan dengan giat.
6. Teman-teman sebimbimbingan skripsi yang selalu menjadi teman diskusi,
terutama partner skripsiku yang dari awal penyusunan skripsi dengan sabar
membaca, mengoreksi, dan memberikan masukan kepada penulis.
7. Ketua Jurusan Akuntansi beserta segenap staf yang bertugas di Jurusan
Akuntansi.
Penulis dengan sangat memohon maaf apabila dalam penyusunan skripsi
ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis
miliki. Penulis sangat menghargai dan mengharapkan saran dan masukan dari
pembaca agar skripsi ini lebih baik. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Amiin.

Malang, .
Penulis,

Ristya Mar’atus Sholikhah

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................Error! Bookmark not defined.


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iii
ABSTRAK ................................................................Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................ 1
1.2 TUJUAN PENELITIAN ......................................................................... 3
1.3 KONTRIBUSI PENELITIAN ................................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI .................................... 5
2.1 TEORI AGENSI ....................................Error! Bookmark not defined.
2.2 TEORI AKUNTANSI POSITIF ............................................................ 7
2.3 KONSERVATISME AKUNTANSI..................................................... 10
2.4 PENGEMBANGAN HIPOTESIS ...................................................... 11
2.4.1 Kesulitan Keuangan .................................... Error! Bookmark not defined.
2.4.2 Konflik Kepentingan ................................................................................... 13
2.4.3 Risiko Litigasi ............................................................................................. 14
2.5 VARIABEL KONTROL ...................................................................... 15
2.5 GAP PENELITIAN .............................................................................. 16
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 17
3.1 RANCANGAN PENELITIAN ............................................................. 17
3.2 POPULASI DAN SAMPEL ..................Error! Bookmark not defined.
3.3 VARIABEL PENELITIAN .................................................................. 18
3.4 SUMBER DATA ...................................Error! Bookmark not defined.
3.5 ANALISIS DATA .................................Error! Bookmark not defined.
BAB 4 HASIL ...................................................................................................... 27
4.1 STATISTIK DESKRIPTIF ................................................................... 27
4.2 ANALISIS KORELASI .........................Error! Bookmark not defined.
4.3 ANALISIS INDUKTIF ................................... Error! Bookmark not defined.
4.4 ANALISIS DATA ................................................................................... 29
BAB 5 PEMBAHASAN ...................................................................................... 32
5.1 Pengaruh Kesulitan Keuangan Terhadap Konservatisme Akuntansi.... 32
5.2 Pengaruh Konflik Kepentingan Terhadap Konservatisme Akuntansi .. 33
5.2 Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi ............ 33
Bab 6 PENUTUP ................................................................................................. 35
6.1 KESIMPULAN ..................................................................................... 34
6.2 KETERBATASAN ................................Error! Bookmark not defined.
6.3 SARAN ..................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 37
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 43
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 55

viii
ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian .........................Error! Bookmark not defined.


Gambar 3.2 Pemilihan Model Regresi ...................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.3 Uji Normalitas Jarque Bera ................Error! Bookmark not defined.

ix
x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penentuan Sampel ...................................................................................... 18


Tabel 3.2 Kriteria Nilai Z ........................................................................................... 19
Tabel 3.3 Uji Multikolinearitas .................................................................................. 24
Tabel 3.4 Uji Heteroskedastisitas............................................................................... 25
Tabel 4.1 Statistika Deskriptif.................................................................................... 27
Tabel 4.2 Analisis Korelasi ........................................................................................ 28
Tabel 4.3 Model Regresi Fixed Effect ....................................................................... 30
Tabel 4.4 Uji t ............................................................................................................ 31

x
xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sampel Penelitian ................................................................................... 43


Lampiran 2 Data Penelitian ........................................................................................ 43
Lampiran 3 Statistik Deskriptif .................................................................................. 44
Lampiran 4 Analisis Korelasi Pearson ....................................................................... 45
Lampiran 5 Uji Normalitas Jarque Bera .................................................................... 46
Lampiran 6 Uji Multikolinearitas............................................................................... 47
Lampiran 7 Uji Heteroskedastisitas (Glejser) ............................................................ 48
Lampiran 8 Pemilihan Model Regresi 1 .................................................................... 49
Lampiran 9 Pemilihan Model Regresi 2 .................................................................... 50
Lampiran 10 Model Regresi 1.................................................................................... 51
Lampiran 11 Model Regresi 2.................................................................................... 52

xi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Laporan keuangan sebagai media informasi kinerja perusahaan pada
periode tertentu untuk para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan. Penyusunan laporan keuangan perusahaan diatur dalam PSAK atau
disebut dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). SAK dibuat agar terjadi
keseragaman dalam penyajian laporan keuangan perusahaan di Indonesia. SAK
juga mengatur fleksibilitas manajer dalam memilih metode akuntansi sesuai
kondisi perekonomian untuk memenuhi target perusahaan (Henry, 2017: 164).
Untuk mengantisipasi kondisi perekonomian yang tidak pasti, manajer harus
berhati-hati (prudence) menyajikan laporan keuangan (Odia & Osazevbaru, 2018;
Balakrishnan, et al., 2016; Hellman, 2007). Pelaporan yang bersifat kehati-hatian
seringkali disebut dengan konservatisme akuntansi. Konservatisme adalah
perilaku atau sikap dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil tindakan
atau keputusan, karena adanya kinerja perusahaan yang buruk (Henry, 2017: 91).
Pengambilan tindakan oleh manajer atau disebut kebijakan harus dipertimbangkan
dengan matang untuk melindungi kepentingan para pengguna laporan keuangan.
Pelaporan yang konservatif ditandai dengan penyajian aset dan laba
cenderung rendah serta beban dan utang cenderung tinggi (Henry, 2017: 52). Hal
tersebut menyebabkan penyajian laba yang rendah (understatement) dari periode
saat ini ke periode berikutnya. Disisi lain, perekonomian yang tidak pasti
mendorong manajer melakukan tindakan penyajian laba yang tinggi (overstated)
untuk menyembunyikan kinerja buruk perusahaan (Putri, d.k.k., 2017; Robu &
Toma, 2015). Penyajian laba yang tinggi juga didasari perilaku oportunistik
manajer untuk mendapat bonus atau imbalan dalam manajemen laba, sehingga
mengindikasikan rendahnya penggunaan akuntansi yang konservatif (Ahmed &
Hussainey, 2017; Septian & Anna, 2014). Jadi, konservatisme akuntansi dapat
mengurangi risiko pengakuan laba yang tinggi dalam kondisi yang tidak pasti
serta mengurangi perilaku oportunistik manajemen.

1
2

Faktor pertama yang mempengaruhi konservatisme akuntansi adalah


kesulitan keuangan (financial distress). Kondisi kesulitan keuangan atau kerugian
yang dialami perusahaan akibat terlalu besarnya beban utang atau kewajiban yang
ditanggung perusahaan sehingga mengarah bangkrut atau pailit (Sugeng, 2017:
319). Positive Accounting Theory (PAT) memprediksi bahwa tingkat kesulitan
keuangan perusahaan dapat mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi
(Watts & Zimmerman, 1990). Jika perusahaan dalam kesulitan keuangan dan
prospek yang buruk maka manajer akan menerapkan konservatisme akuntansi
(Kao & Sie, 2016; Setyaningsih, 2008). Sebaliknya, penelitian lain membuktikan
bawa kesulitan keuangan hubungan negatif terhadap konservatisme akuntansi,
karena kondisi keuangan yang bermasalah mendorong manajer mengurangi
tingkat konservatisme (Alhayati, 2017; Fitri, 2015).
Faktor kedua yang mempengaruhi konservatisme akuntansi adalah konflik
kepentingan (conflict of interest) karena adanya masalah keagenan (agency
problem). Menurut Jensen & Meckling (1967) dalam agency theory menjelaskan
pemisahan kepentingan antara investor dan kreditor pada saat perusahaan
memutuskan pendanaan melalui utang dan pembagian dividen. Utang yang terlalu
tinggi mengakibatkan kreditor membuat permintaan untuk menerapkan
konservatisme akuntansi pada manajer (Ahmed & Duellman, 2007; Guariglia &
Yang, 2016). Dengan adanya permintaan tersebut secara tidak langsung
mempengaruhi kebijakan pembagian dividen, sehingga investor merasa dirugikan
(Song, 2015). Untuk mengatasi konflik kepentingan yang terjadi antara investor
dengan kreditor maka perusahaan menerapkan konservatisme akuntansi
ditunjukkan dengan mendahulukan goodnews daripada badnews (Lara, et al.,
2005; Juanda, 2007; Basu, 1997). Goodnews dilakukan untuk menarik perhatian
investor dan kreditor untuk tetap atau menambah investasi dan meminjamkan
dana. Sebaliknya penelitian lain menunjukkan bahwa kesulitan keuangan
mempunyai pengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi (Fitri, 2015).
Faktor lain yang mempengaruhi konservatisme akuntansi adalah risiko
litigasi dari pihak luar perusahaan yang berkepentingan. Pihak luar yang
melakukan litigasi atau tuntutan hukum adalah kreditor, investor, dan regulator.
Risiko litigasi berpotensi menimbulkan biaya yang tidak sedikit karena berurusan
3

dengan masalah hukum, misalnya perusahaan tidak mampu memenuhi


persyaratan kontrak sebelumnya (Ahmed & Duellman, 2007). Kontrak yang
disepakati dengan kreditor adalah perusahaan harus menjaga rasio utang,
memenuhi kewajibannya dan tidak membayar dividen yang berlebihan pada
investor (Lara, et al., 2005). Kreditor akan menuntut perusahaan apabila tidak
memiliki aset bersih yang cukup untuk menutupi utangnya dan jika tidak
menerapkan konservatisme (Ramadhoni, 2014; Chen, et al., 2017). Secara
rasional manajer akan menghindari kerugian akibat litigasi tersebut dengan cara
melaporkan keuangan secara konservatif. Hal tersebut dilakukan manajer karena
takut investor akan menggantinya dengan manajer yang berkualitas lebih
baik karena laba yang terlalu tinggi memiliki potensi risiko litigasi lebih tinggi
(Juanda, 2007, Nugroho, 2012).
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan sebelumnya membuat
penerapan akuntansi yang konservatif menjadi kontroversial, yaitu ada pihak yang
setuju dan beberapa pihak yang meragukan penerapan konservatisme.
Konservatisme dapat mengurangi konflik kepentingan antara investor dan
kreditor, serta mengurangi perilaku oportunistik manajer dalam mengelola laporan
keuangan sehingga mengurangi pengeluaran biaya agensi (Watts, 2003). Namun
konservatisme menghasilkan laporan keuangan bersifat bias dan menyebabkan
penyajian aset dan laba yang understatement (Lo, 2005; Basu, 1997; Fitri, 2015).
Penelitian ini tertarik mengambil judul skripsi yaitu “Pengaruh Kesulitan
Keuangan, Konflik Kepentingan, dan Risiko Litigasi Terhadap
Konservatisme Akuntansi”.
1.2 RUMUSAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh kesulitan keuangan terhadap konservatisme
akuntansi?
2. Apakah terdapat pengaruh konflik kepentingan antara investor dan
kreditor terhadap konservatisme akuntansi?
3. Apakah terdapat pengaruh risiko litigasi dari kreditor terhadap
konservatisme akuntansi?
4

1.3 KONTRIBUSI PENELITIAN


Hasil penelitian ini diharapkan berkontribusi untuk:
1. Kontribusi akademis
Secara akademis, penelitian ini dapat menguji teori keagenan dan teori
akuntansi positif yang sudah ada dalam praktik metode akuntansi yang
konservatif. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menambah referensi bagi
penelitian mahasiswa lain.

2. Kontribusi Praktis
Secara praktikal, penelitian ini berguna bagi manajemen untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi penerapan konservatisme akuntansi dalam pelaporan
keuangan perusahaan. Penelitian ini juga berkontribusi bagi para pengguna
laporan keuangan terutama investor dan kreditor untuk mempertahankan haknya
dalam mengamati jalannya bisnis perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga
berkontribusi bagi untuk pemerintah dalam menyusun regulator mengenai
penerapan konservatisme akuntansi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI

2.1 TEORI AGENSI (AGENCY THEORY)


Jensen & Meckling (1976) mendefinisikan agency theory sebagai teori
tentang pemisahan kepentingan antara pemilik sumber daya ekonomi (investor)
sebagai prinsipal dan pengguna sumber daya ekonomi (manajemen) sebagai agen
yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan. Konflik kepentingan terjadi
ketika manajer mengambil keputusan untuk memaksimalisasikan fungsi
utilitasnya atau biasa disebut perilaku oportunistik manajer (Sugeng, 2017: 302).
Konflik kepentingan terjadi karena adanya asimetri informasi antara manajemen
sebagai pihak internal perusahaan dengan pihak eksternal yaitu para pengguna
laporan keuangan (Mitnick, 2015). Terdapat tiga macam adanya asimetri
informasi, yaitu adverse selection, moral hazard, dan signaling (Williamson,
1988; Callen, et al, 2010; Widayati, 2011). Berikut penjelasannya:
1. Adverse selection
Manajer serta orang dalam lainnya mempunyai lebih banyak informasi
tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan investor selaku pihak eksternal
(Odia & Osazevbaru, 2018). Informasi tersebut tidak disampaikan oleh manajer
kepada investor tetapi dapat mepengaruhi keputusan yang akan diambil oleh
investor.
2. Moral hazard
Tindakan yang dilakukan oleh manajer tidak seluruhnya diketahui oleh
investor maupun kreditor, sehingga manajer dapat melakukan tindakan yang
melanggar kontrak atau tidak sesuai etika kerja (Widayati, 2011; Christensen, et
al, 2015). Tindakan manajer tersebut disebut perilaku opotunistik manajemen,
yang mengambil peluang menguntungkan dirinya sendiri.
3. Signaling
Manajer sebagai pihak yang memiliki informasi yang dianggap relevan
akan mengungkapkan atau mengirimkan sinyal kepada pihak lain yang
berkepentingan (Williamson, 1988; Widayati, 2011).

5
6

Asimetri informasi antara pihak internal dan eksternal dapat memicu


konflik kepentingan antar pihak. Konflik kepentingan dapat terjadi: (1) antara
investor dan manajemen, (2) antara investor dan kreditor, dan (3) antara
manajemen, investor, dan kreditor (Hendriksen & Van Breda, 2002; Balakrishnan,
et al., 2016; Mitnick, 2015). Konflik terjadi di saat perusahaan menetapkan
kebijakan pendanaan melalui utang, investasi, serta kebijakan pembagian deviden
(Sugeng, 2017: 320). Alasan adanya konflik karena kreditor tidak menginginkan
manajemen bertindak sedemikian rupa yang terlalu menguntungkan investor
namun merugikan kepentingan kreditor (Guariglia & Yang, 2016). Tindakan
manajemen yang dimaksud yaitu melakukan proyek investasi yang berisiko dan
pembayaran dividen yang terlalu besar yang akan mengurangi dana laba ditahan
untuk kinerja perusahaan ke depan (Sugeng, 2017: 325). Untuk meminimalisir
masalah keagenan (agency problem) maka dibuatlah kontrak atau perjanjian
antara investor dengan manajer maupun kontrak antara manajemen dengan
karyawan, pemasok, dan kreditor (Mitnick, 2015). Salah satu kontrak yang
dilakukan perusahaan untuk mengatasi konflik kepentingan adalah kontrak utang
(debt covenant) antara pihak investor dan kreditor. Pembuatan kontrak
membutuhkan pengeluaran atau biasa disebut biaya agensi (agency cost) yang
sangat mahal dan proses persetujuan dengan waktu lama antar kedua pihak
(Widayati, 2011; Setyaningsih, 2008).
Jensen & Meckling (1976) dalam agency theory mengklasifikasikan tiga
biaya agensi karena munculnya permasalahan, yaitu: monitoring cost, bonding
cost, dan residual cost. Monitoring cost adalah biaya karena adanya pemantauan
dan penilaian kinerja agen di perusahaan, misalkan pembayaran untuk melihat,
memberi kompensasi, dan mengontrol perilaku agen (Panda & Leespa, 2017;
Ang, et al., 2000). Bonding cost adalah biaya yang ditanggung oleh agen untuk
mematuhi kepentingan prinsipal, misalkan meningkatkan pembayaran dividen dan
utang (Ang, et al., 2000; Mitnick, 2015). Residual cost adalah sisa kerugian dari
monitoring cost dan bonding cost yang ditanggung prinsipal karena keputusan
dari agen misalnya membayar biaya litigasi dari pihak luar perusahaan (Panda &
Leespa, 2017). Biaya yang dikeluarkan perusahaan secara langsung
mempengaruhi kondisi keuangan di masa datang, sehingga semakin tinggi biaya
7

agen yang ditanggung semakin tinggi pula kesulitan keuangan (Panda & Leespa,
2017; Mitnick, 2015). Jadi, semakin meningkatnya konflik kepentingan yang
terjadi maka akan meningkatnya biaya agensi yang ditanggung perusahaan.
Penelitian ini fokus pada masalah keagenan antara investor dan kreditor
tentang penerapan konservatisme akuntansi. Masalah keagenan tersebut terjadi di
saat manajemen keuangan mengambil kebijakan pendanaan melalui utang.
Kreditor melalui kontrak utang akan meminta haknya pada manajer untuk
melapokan keuangan yang konservatif (Tan, 2013; Watts, 2003). Kontrak utang
menyediakan insentif bagi manajer untuk menjaga kestabilan laba dan
mengurangi permasalahan agen (Mitnick, 2015; Callen, et al, 2010). Investor
ingin dana yang telah diinvestasikan dapat memberikan pengembalian (return)
yang maksimal, sedangkan pihak manajemen ingin perolehan bonus atau insentif
(incentives) atas pengelolaan dana pemilik perusahaan (Callen, et al, 2010; Chen,
et al., 2017). Pelaporan keuangan yang konservatif oleh manajer berpengaruh
positif pada konflik investor dan kreditor (Ahmed, et al., 2002; Tan, 2013).
Perusahaan akan dituntut kreditor apabila membagikan dividen berlebihan di atas
nilai yang telah ditentukan, sedangkan investor juga menuntut agar perusahaan
membagikan dividen yang besar (Ahmed, et al., 2002; Watts, 2003). Perbedaan
kepentingan tersebut akan mengakibatkan konflik kepentingan, sehingga manajer
menerapkan konservatisme akuntansi (Wisuandari & Putra, 2018). Konservatisme
dapat meningkatkan efisiensi antara pengkontrak dan pihak pemegang saham
dengan membatasi hak kontrol terhadap kesalahan manajemen dan mentransfer
kembali kepada hak-hak penyedia dana sebelumnya.
2.2 TEORI AKUNTANSI POSITIF
Positive Accounting Theory (PAT) sebagai riset akuntansi berbasis empiris
kualitatif untuk menjustifikasi teknik, praktik atau metode akuntansi yang
sekarang digunakan atau pengembangan teori akuntansi dikemudian hari
(Setijaningsih, 2012; Watts & Zimmerman, 1990; Kabir, 2012). PAT didasarkan
pada adanya agency theory dan Efficient Market Hypothesis (EMH). Agency
theory menjelaskan hubungan antara prinsipal sebagai pihak yang memberikan
wewenang dan agen sebagai pihak yang menjalankan wewenang, dengan asumsi
bahwa agen bekerja sesuai keinginan prinsipal (Mitnick, 2015, Setijaningsih,
8

2012). EMH atau disebut hipotesis pasar efisien merupakan asumsi yang
menyatakan bahwa harga saham telah mencerminkan seluruh informasi yang ada
(Watts & Zimmerman, 1990; Widayati, 2011). Dari kedua teori tersebut, maka
ada beberapa kesimpulan, yaitu: (1) Akuntan dan manajer diharapkan membuat
keputusan yang tidak memihak kepentingan pribadi prinsipal maupun agen, (2)
Akuntan dan manajer mengatasi reaksi pasar secara efisien dengan mendahulukan
goodnews yang tidak terduga, atau siasat penuntutan adanya badnews, dan
bersikap netral terhadap berita apapun (goodnews atau badnews), (3) Akuntan dan
manajer akan menerapkan metode akuntansi untuk mendapatkan keuntungan dan
menghindari metode akuntansi yang dianggap merugikan.
Penggunaan metode akuntansi untuk perhitungan masa sekarang dan
masa depan sesuai dengan kekayaan yang dimiliki pemangku kepentingan
(stakeholders) (Setijaningsih, 2012; Collin, et al., 2009). PAT berasumsi bahwa
perilaku manajer dalam memaksimalkan kekayaan pribadinya merupakan faktor
dalam pemilihan kebijakan akuntansi yang dipakai perusahaan (Watts &
Zimmerman, 1990; Collin, et al., 2009). Faktor lain perilaku manajemen sebagai
agen yang memaksimalkan kekayaan pribadi adalah rencana perolehan
kompensasi atau insentif dalam penanganan utang dan beban perusahaan serta
hubungan politik (Collin, et al., 2009). PAT juga timbul dari proses kontrak
(contracting process) atau hubungan keagenan (agency relationship) antara
manajer dengan pihak lain seperti investor, kreditor, auditor, pihak pengelola
pasar modal dan pemerintah (Watts & Zimmerman, 1990; Watts, 2003).
Watts & Zimmerman (1990) dalam PAT muncul akibat ketidakpuasan
teori akuntansi normatif sebelumnya. Tiga alasan mendasar yang menyebabkan
pergeseran teori akuntansi pendekatan normatif ke teori akuntansi positif, adalah:
(1) fokus terhadap kepentingan investor secara individu, (2) tidak mampu menguji
teori secara empiris, (3) ketidakpastian alokasi sumber daya ekonomi maksimal di
pasar modal (Watt & Zimmerman, 1990; Kabir, 2012). PAT berkembang seiring
perkembangan praktik akuntansi yang digunakan serta hasil empiris praktik
akuntansi tersebut. Termasuk salah satunya, PAT digunakan dasar dalam
manajemen laba (earnings management) untuk memotivasi manajer bekerja
secara efisien (Odia & Osazevbaru, 2018). Motivasi dalam manajemen laba serta
9

alasan adanya perjanjian kontrak yang efisien ada tiga hipotesis, yaitu: bonus plan
hypothesis, debt covenant hypothesis, dan political cost hypothesis. (Watts &
Zimmerman, 1990).
Hipotesis rencana bonus (bonus plan hypothesis) menjelaskan penggunaan
strategi perataan laba (income smoothing) untuk meningkatkan laba, sehingga
manajer akan memperoleh bonus. Proksi bonus plan hypothesis yaitu kepemilikan
manajerial dan kepemilikan publik (Ardina 2012; Alfian 2013; Zulaikha, 2017).
Kepemilikan manajerial yang besar akan menurunkan masalah keagenan sehingga
penyusunan laporan keuangan berkualitas tinggi (Kabir, 2012). Kepemilikan
publik yang besar cenderung membuat manajer tidak konservatif karena
kurangnya fungsi pengendalian dari investor (Alfian, 2013). Manajer akan
cenderung tidak konservatif karena akan lebih memilih untuk menaikkan laba
agar kinerja perusahaan terlihat bagus, sehingga manajer akan mendapatkan bonus
atas kinerjanya (Widayati, 2011; Watts & Zimmerman, 1990).
Hipotesis kontrak utang (debt covenant hypothesis) menjelaskan semakin
tinggi rasio utang maka semakin dekat perusahaan dengan batas perjanjian atau
peraturan kredit kemungkinan besar ada penyimpangan perjanjian kredit dan
pengeluaran biaya. Leverage digunakan sebagai proksi debt covenant hypothesis
(Zulaikha,2017). Manajer akan memiliki metode akuntansi yang dapat menaikkan
laba sehingga dapat mengendurkan batasan kredit dan mengurangi biaya
kesalahan teknis (Setijaningsih, 2012). Kreditor akan melakukan upaya untuk
melindungi dirinya dari tindakan manajer yang kurang menguntungkan dengan
persyaratan perjanjian kredit yang dapat mensyaratkan penyajian keuangan yang
konservatif (Guay, 2008). Manajer dapat mengurangi biaya renegosiasi kontrak
utang saat memutuskan perjanjian utangnya karena kreditor tidak memiliki hak
strategi untuk meningkatkan laba (Widayati, 2011).
Hipotesis biaya politik (political cost hypothesis) menyebutkan semakin
besar biaya politik maka manajer cenderung menangguhkan laba yang dilaporkan
periode sekarang ke periode masa mendatang sehingga dapat memperkecil laba
(Kabir, 2012; Pratama, 2016; Watts & Zimmerman, 1990; Lasdi, 2008).
Biaya politis sendiri timbul dari konflik kepentingan antara perusahaan (manajer)
dengan pemerintah sebagai perwakilan masyarakat yang berwenang melakukan
10

pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai peraturan yang


berlaku seperti Undang-Undang Perdagangan (antiturs), regulasi, subsidi
pemerintah, pajak, tarif, tuntutan buruh, dan sebagainya (Widayati,
2011). Biaya politis yang besar akan mendorong manajer cenderung konservatif
untuk memilih prosedur akuntansi dengan pelaporan laba lebih rendah (Scott,
2009). Proksi yang digunakan untuk mengukur political cost hypothesis adalah
ukuran perusahaan dan intensitas modal (Zulaikha, 2017; Alfian, 2013).
Tiga hipotesis dari PAT secara tidak langsung berkaitan dengan adanya
pelaporan konservatisme akuntansi, terutama pengaruh tingkat kesulitan keuangan
dan risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi. Keuangan perusahaan yang
menurun mempengaruhi penilaian kinerja manajer sehingga manajer akan
menurunkan konservatisme akuntansi (Mohammed, et al, 2017; Setyaningsih,
2008; Setijaningsih, 2012). Berbeda dengan penelitian lain dimana ada pengaruh
positif antara kesulitan keuangan dan konservatisme, kesulitan keuangan akan
mendorong pelaporan akuntansi yang konservatif (Pramudita, 2012; Suryandari &
Priyanto 2012). Biaya politis akibat tuntutan (litigasi) dari pihak luar perusahaan
juga mempengaruhi penerapan akuntansi yang konservatif (Ramadhoni, 2014).
Penerapan konservatisme dapat menyembunyikan risiko litigasi yang tinggi dan
dapat menghadapi pelaporan keuangan yang sedang mengalami kesulitan (Juanda,
2007).
2.3 KONSERVATISME AKUNTANSI
Konservatisme akuntansi (accounting conservatism) muncul dari insentif
berkaitan dengan biaya kontrak, litigasi, pajak, dan politik (Watts, 2003; Lasdi,
2009). Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi biaya keagenan dan mengurangi
pembayaran yang berlebihan kepada pihak–pihak seperti manajer, pemegang
saham, pengadilan dan pemerintah. Konservatisme juga sebagai reaksi kehati-
hatian (prudent reaction) dalam menghadapi ketidakpastian yang terjadi dalam
aktivitas ekonomi dan bisnis (Basu, 1997; Watts, 2003; Givoly & Hayn, 2002;
Zulaikha, 2017; Bertomeu, et al., 2017). Penggunaan konservatisme akuntansi
dalam pelaporan keuangan dapat melindungi perusahaan dari potensi risiko dan
terjadinya badnews, karena adanya keraguan dari pengguna laporan keuangan dari
informasi kinerja perusahaan (Basu, 1997; Robu & Toma, 2015; Chen, et al.,
11

2017; Lara, et al, 2007). Informasi yang dilaporkan dalam laporan tahunan
perusahaan didasarkan dari kebijakan dan keputusan dari manajer keuangan, jadi
secara langsung kinerja manajer akan mempengaruhi kualitas perusahaan (Lara, et
al., 2007; Ball & Shivakumar, 2005; Xu, et al., 2012). Kualitas pengungkapan
informasi akuntansi, efisiensi pengambilan keputusan investasi, perlindungan
kepentingan investor adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan
pertahanan di pasar modal (Song, 2015). Manajemen bertanggung jawab
mengestimasi dan menyajikan serta menyalurkan informasi laporan keuangan
sesuai dengan tujuan mereka. Konservatisme akuntansi memberikan panduan
dalam menghadapi ketidakpastian dan estimasi pelaporan dalam akuntansi (Odia
& Osazevbaru, 2018).
Cara menghadapi ketidakpastian adalah pelaporan keuangan perusahaan
dengan penundaan keuntungan dan pengakuan secepatnya kerugian (Vishnani &
Misra, 2016). Cara tersebut merupakan pelaporan akuntansi yang konservatisme.
Konservatisme dipilih sebagai solusi yang sangat kecil kemungkinannya akan
menghasilkan pendapatan yang terlalu tinggi bagi aset dan laba (Watts, 2003;
Ahmed & Hussainey, 2017). Aset dan laba yang disajikan terlalu rendah
menyebabkan penundaan pengakuan kabar baik (goodnews) pada laporan
keuangan, namun secepatnya mengakui kabar buruk (badnews) (Odia &
Osazevbaru, 2018; Basu, 1997, Ahmed & Duellman, 2007; Savitri, 2018).
Perusahaan yang mengakui bad news cenderung menlaporkan utang lebih tinggi
dan ekuitas lebih rendah dalam periode saat ini ke periode berikutnya (Watts,
2003; Penman, et al., 2002; Robu & Tama, 2015). Adanya konsekuensi adanya
keuntungan akan berakibat lebih serius daripada konsekuensi adanya kerugian,
sehingga manajer perlu verifikasi dalam mengakui pendapatan yang mungkin
timbul dibanding mengakui biaya yang mungkin timbul (Ahmed & Hussainey,
2017; Robu & Tama, 2015).
2.4 PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.4.1 KESULITAN KEUANGAN
Kesulitan keuangan (financial distress) merupakan kondisi dimana
keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kesulitan keuangan
disebabkan karena adanya penundaan pembayaran utang, kegagalan untuk
12

membayar ketika perpanjangan kontrak utang yang kedaluwarsa, pemberhentian


sementara (suspensi), tuntutan ajudikasi atau litigasi (Kao & Sie, 2016; Chung, et
al, 2003). Beberapa definisi kesulitan keuangan sesuai tipenya, yaitu economic
failure, business failure, technical insolvency, insolvency in bankruptcy, dan legal
bankruptcy (Brigham & Gapenski, 1997 dalam Alhayati, 2013).
(1) Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan dimana
pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya, termasuk cost of capital.
Kegagalan ini dapat diatasi apabila kreditor mau menyediakan modal dan
pemiliknya mau menerima tingkat pengembalian (rate of return) di bawah pasar
(Alhayati, 2013). (2) Business failure atau kegagalan bisnis yang menyebabkan
dihentikan operasional akibat kerugian kepada kreditor. (3) Technical insolvency
yang terjadi konflik perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban lancar ketika
jatuh tempo. Secara teknis ketidakmampuan membayar utang menunjukkan
kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, apabila diberi waktu, perusahaan
mungkin dapat membayar utangnya dan survive (Alhayati, 2013; Ramadhoni,
2014). (4) Insolvent in bankruptcy yaitu dimana nilai buku utang melebihi nilai
pasar aset sehingga tidak dapat dituntut secara hukum. (5) Legal bankruptcy
adalah dimana perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum karena adanya
pengajuan tuntutan secara resmi sesuai undang-undang (Ramadhoni, 2014).
Watts & Zimmerman (1990) dalam Positive Accounting Theory
menjelaskan dimana kondisi keuangan perusahaan yang menurun tercemin dari
kualitas kinerja manajemen yang buruk. Kinerja yang buruk menyebabkan
pergantian manajer sehingga manajer kehilangan pekerjaannya. Manajer yang
kehilangan pekerjaannya disebabkan oleh hasil yang kurang memuaskan dari
kebijakan yang diputuskan atau kurang matang (Juanda, 2007). Hal tersebut
mendorong manajer untuk menyajikan laporan keuangan dengan baik, termasuk
dengan penggunaan metode akuntansi yang konservatif serta mendahulukan
badnews daripada goodnews (Watts, 2003).
Kesulitan keuangan membuat manajer perusahaan akan lebih berhati-hati
lagi dalam menghadapi lingkungan yang tidak pasti dan penyajian laporan
keuangan (Balakrishnan., et al, 2016; Kao & Sie, 2016; Lastari, 2013; Demonier,
2016). Tingginya kesulitan keuangan perusahaan akan mendorong manajer untuk
13

menaikkan konservatisme akuntansi dan sebaliknya, jadi kesulitan keuangan dan


konservatisme akuntansi menunjukkan korelasi positif (Kao & Sie, 2016;
Setyaningsih, 2008; Pramudita, 2012; Lo, 2005). Berbeda dengan penelitian lain,
dimana tingkat kesulitan keuangan perusahaan yang semakin tinggi juga akan
mendorong manajer untuk mengurangi tingkat konservatisme akuntansi dan
sebaliknya (Fitri, 2015; Alhayati, 2013). Berdasarkan uraian tersebut maka
hipotesis mengenai kesulitan keuangan pada konservatisme akuntansi adalah:
H1: Kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
2.4.2 KONFLIK KEPENTINGAN
Jensen & Mecking (1967) dalam agency theory menjelaskan hubungan
antara prinsipal dan agen yang dikontrak oleh prinsipal untuk bekerja demi
kepentingannya. Pemberian kontrak kerja dapat menimbulkan masalah keagenan
(agency problem), yaitu ketidaksejajaran kepentingan antara prinsipal dan agen.
Konflik kepentingan (conflict of interest) antara investor dan kreditor disaat
kebijakan proyek investasi. Proyek investasi jika mengalami kegagalan maka
kreditor akan menderita kerugian akibat ketidakmampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya, sehingga kreditor melakukan antisipasi
pembatasan penggunaan dana utang oleh manajer (Guariglia & Yang, 2016).
Sebaliknya jika proyek investasi mengalami keuntungan membuat dividen yang
dibagikan menjadi besar yang merupakan ancaman bagi kreditor, karena besarnya
dividen akan mengurangi aktiva yang seharusnya tersedia untuk pelunasan utang.
Selain mengurangi aktiva, adanya proyek investasi yang menguntungkan dapat
mengakibatkan pembayaran dividen yang berlebihan (Chen, et al., 2017). Untuk
menghindari pembayaran dividen secara berlebihan pada investor adalah dengan
mendorong manajer menerapkan konservatisme (Demonier, et al., 2015). Laporan
keuangan yang konservatif akan menghasilkan laba terlihat rendah dan dividen
yang akan dibayarkan menjadi rendah (Hille, 2011; Chen, et al., 2017).
Konflik antara investor dan kreditor didasarkan atas perbedaan kepentingan
diantara keduanya, dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai dan
mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki (Ball & Shivakumar,
2005). Semakin tinggi konflik kepentingan, konservatisme akuntansi akan
diterapkan semakin kuat (Paramita & Cahyati, 2013). Konflik kepentingan
14

berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi (Suryandari & Priyanto,


2012). Untuk mengatasi konflik kepentingan, kreditor menginginkan laporan
keuangan lebih konservatif agar laba terlihat rendah dan dividen yang dibayarkan
rendah. Kreditor akan melihat bagaimana pelaporan laba dan asset untuk
ketersediaan pembayaran kewajiban utangnya. Berdasarkan uraian tersebut maka
hipotesis mengenai konflik kepentingan pada konservatisme akuntansi adalah:
H2: Konflik kepentingan antara investor dan kreditor berpengaruh positif
terhadap konservatisme akuntansi.
2.4.3 RISIKO LITIGASI
Risiko litigasi (litigation risk) adalah risiko dari pihak luar yaitu investor
dan kreditor karena perusahaan yang tidak dapat memenuhi persyaratan yang
telah disepakati (Watts, 2003). Risiko litigasi terjadi karena asimetri informasi
dan konflik kepentingan antara investor dan kreditor dalam agency theory,
sehingga menerapkan akuntansi yang konservatif (Christensen, et al., 2015). Dari
sisi investor, litigasi timbul karena kerugian perusahaan dalam menjalankan
proyek yang tercermin dari pergerakan harga dan volume saham (Juanda, 2007).
Misalnya manajer sengaja menyembunyikan beberapa informasi negatif
(badnews) yang seharusnya dilaporkan. Dari sisi kreditor, litigasi timbul karena
perusahaan tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan kontrak yang telah
disepakati (Ramadhoni, 2014). Misalnya ketidakmampuan perusahaan membayar
utang jangka pendek maupun jangka panjang dari kreditor dan membayar dividen
yang berlebihan.
Kontrak utang yang disepakati perusahaan dan kreditor merupakan salah
satu penyebab litigasi. Isi kontrak adalah kreditor menginginkan laba perusahaan
ditahan untuk pembiayaan operasional daripada melakukan pembayaran dividen
yang berlebihan pada investor (Ahmed, et al., 2002; Adiputra, 2018; Chen, et al.,
2017). Apabila perusahaan tetap melakukan pembayaran dividen yang berlebihan
maka perusahaan akan mendapatkan risiko litigasi dari kreditor, sehingga
diharapkan manajer menyajikan laba yang rendah dan memiliki aset bersih untuk
memenuhi kewajiban (Lara, et al., 2005). Penyajian laba yang rendah merupakan
penerapan akuntansi yang konservatif, sehingga untuk mengurangi risiko litigasi
15

yang tinggi manajer akan menerapakan konservatisme (Fitri, 2015; Wisuandari &
Putra, 2018).
Berbagai peraturan hukum dan SAK yang berlaku akan menuntut manajer
mencermati tindakannya agar terhindar dari ancaman ketentuan hukum. Peratutan
yang semakin ketat inilah akan berpotensi menimbulkan litigasi bila perusahaan
melakukan pelanggaran sehingga mendorong manajer untuk bersikap hati-hati
dalam menerapkan akuntansinya. (Lasdi, 2009; Ramadhoni, 2014; Lastari, 2013).
Bagi akuntan yang menyiapkan maupun yang memeriksa laporan keuangan akan
cenderung lebih konservatif untuk menyembukan litigasi yang tinggi dari investor
(Ramadhoni, 2014). Namun berbeda dengan penelitian lainnya, dimana
membuktikan tidak terdapat pengaruh signifikan antara risiko litigasi terhadap
konservatisme akuntansi (Widayati, 2011). Hal tersebut dikarenakan litigasi
bukanlah salah satu faktor penentu kehati-hatian manajemen perusahaan dalam
menyajikan laporan keuangan yang konservatif (Ahmed & Duellman, 2007).
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis mengenai risiko litigasi terhadap
konservatisme akuntansi adalah:
H3: Risiko litigasi berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
2.5 VARIABEL KONTROL
Variabel yang dapat dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
tidak diteliti. Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan dan kepemilikan
institusional karena profitabilitas dan leverage sudah masuk dalam perhitungan
variabel lainnya. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan
berhubungan dengan penerapan konservatisme akuntansi (Widayati, 2011; Givoly
& Hayn, 2002; Setyaningsih, 2008; Septian & Anna, 2014; Rahmawati, 2010;
Dwimulyani, 2010). Ukuran perusahaan mempunyai hubungan positif terhadap
konservatisme akuntansi karena menimbulkan biaya politis yang tinggi, sehingga
perlu dilakukan pelaporan yang konservatif. Perusahaan yang sangat besar
didirikan dengan standar kinerja dan profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan
juga biaya politis. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan berskala besar untuk
menerapkan konservatisme akuntansi
16

Variabel kontrol lain yaitu kepemilikan institusional. Kepemilikan


institusional juga ditemukan berhubungan berhubungan dengan penerapan
konservatisme akuntansi (Rahmawati 2010; Ahmed & Duellman, 2007; Song,
2015). Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin besar pula biaya
monitor terhadap pihak manajemen perusahaan dan semakin besar pula tuntutan
(litigasi) akan adanya informasi yang transparan. Oleh karena itu, dengan adanya
investor institusional ini, maka dapat mendorong pihak manajemen perusahaan
menerapkan konservatisme akuntansi.
2.6 GAP PENELITIAN
Penelian ini tercetus dari Hati (2011) yang menelaah literatur tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisme. Dari berbagai telaah terhadap
literatur penelitian dapat disimpulkan bahwa masih ada penerapan akuntansi yang
konservatif meskipun terjadi kontroversial adanya konservatisme akuntansi.
Faktor-faktor tersebut yaitu persyaratan kontrak, risiko litigasi, biaya politik,
peraturan, kesulitan keuangan dan konflik kepentingan antara investor dan
kreditor. Konservatisme juga timbul karena ada tekanan terhadap bisnis
perusahaan yang ditunjukan dengan adanya kesulitan keuangan. Kontrak
kompensasi antara prinsipal dengan agen yang ditunjukan dengan kepemilikan
institusional juga mempengaruhi konservatisme akuntansi. Penelitan sebelumnya
menggunakan risiko litigasi sebagai variabel moderator dalam penelitian Fitri
(2015), Ramadhoni (2014), dan Suryandari & Priyanto (2016). Namun, penelitian
ini menjadikan risiko litigasi menjadi variabel independen seperti penelitian oleh
Juanda (2007), Pratama, d.k.k (2016), Lastari (2013).
Pada tanggal 1 Januari 2012 terjadi konvergensi IFRS, sehingga masih
banyak tahun penelitian sebelum 2012. Hal tersebut mendorong penelitian pada
periode setelah konvergensi yaitu 2014 sampai 2017. Gap lain dari penelitian ini
adalah jarang diteliti sebelumnya dan ada penambahan variabel kontrol yaitu
ukuran perusahaan dan kepemilikan institusional.
17

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN


Penelitian ini bermaksud menjelaskan pengaruh kesulitan keuangan (X1), konflik
kepentingan (X2), dan risiko litigasi (X3) terhadap konservatisme akuntansi (Y).
Hubungan antara variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai
berikut:

Kesulitan
Keuangan
(X1)

Konflik Konservatisme
Kepentingan Akuntansi
(X2) (Y)

Risiko Litigasi
(X3)

Gambar 3.1 RancanganPenelitian


3.2 POPULASI DAN SAMPEL
Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
(BEI) karena berkontribusi 20% ke Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional,
sehingga membutuhkan modal besar dan rentan terhadap kondisi ekonomi
(MetroTV, 12 September 2018). Perekonomian yang tidak pasti menimbulkan
litigasi (tuntutan) dari pihak luar apabila perusahaan melalukan pelanggaran
kontrak yang merugikan, sehingga mendorong perusahaan melaporkan keuangan
yang konservatif (Ahmed & Duellman, 2007). Penelitian ini menggunakan
periode tahun 2014 sampai 2017, untuk mengetahui sejauh mana pelaporan
akuntansi yang konservatif perusahaan pada masa pemerintahan Presiden Joko
Widodo. Pengamatan pelaporan konservatisme dilakukan berturut-turut selama
empat tahun disaat perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Pemilihan sampel
menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria pada Tabel 3.1 sebagai
berikut.

17
18

Tabel 3.1 Penentuan Sampel


No. Keterangan Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2014- 136
2017
2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan per 31 132
Desember
3. Perusahaan yang mengalami kesulitan dengan nilai Z-score <1,23 20
Tahun Penelitian 4
Jumlah total sampel dalam penelitian 80

3.3 VARIABEL PENELITIAN


3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi.
Konservatisme diukur dengan metode akrual, karena jumlah akrual yang muncul
dalam laporan keuangan sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan (Ball
& Shivakumar, 2005). Metode akrual dibagi menjadi dua yaitu: operating
accrual merupakan jumlah akrual dari kegiatan operasional perusahaan dan non-
operating accrual merupakan jumlah akrual diluar kegiatan operasional
perusahaan (Sari, 2004). Pengukuran konservatisme terbaru diukur dengan Model
Zhang (2007) yaitu pengembangan metode akrual (Zhang, 2007; Givoly & Hayn,
2002; Pratama, d.k.k., 2016; Alhayati, 2013). Berikut rumusnya:
𝑛𝑜𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑐𝑐𝑟𝑢𝑎𝑙
Consevatisme Accounting (ConAcc) = 𝑥−1
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑐𝑐𝑟𝑢𝑎𝑙 (𝑇𝐴) − 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑐𝑐𝑟𝑢𝑎𝑙 (𝑂𝐴)
ConAcc = 𝑥−1
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
Dimana:
TA = (net income + depreciation) –cash flow operation
OA = Δ account receivable + Δ invetories + Δ prepaid expense – Δ account
payable - Δ accrued expense – Δ tax payable

3.3.2 Variabel Independen


Variabel independen yang dapat mempengaruhi variabel dependen dalam
penelitian ini ada tiga, yaitu sebagai berikut:
a. Kesulitan Keuangan
Kesulitan keuangan untuk mengukur kebangkrutan perusahaan menggunakan
Model Altman (1968) dengan melakukan pengukuran berupa Z-score (Kao & Sie,
2016; Chung, et al., 2003). Z-score dinyatakan dalam persamaan:
Z𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 = 1,2𝑍1 + 1,4𝑍2 + 3,3𝑍3 + 0,6𝑍4 + 1𝑍5
19

Keterangan:
Z1= Modal kerja/ total aset
Z2= Laba ditahan/ total aset
Z3= Laba bersih sebelum bunga dan pajak/ total aset
Z4= Total ekuitas/ total liabilitas
Z5= Penjualan/ total aset
Tabel 3.2 memperlihatkan kriteria untuk melihat kemungkinan kebangkrutan
dengan melihat daerah nilai Z.
Tabel 3.2 Kriteria Nilai Z
No. Kriteria Nilai Z
1. 1Tidak bangkrut atau aman Z > 2,90
2. Daerah rawan bangkrut (Grey Area) 1,23 – 2,90
3. Bangkrut atau mengalami kesulitan Z < atau = 1,23

b. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan pihak luar dari investor dan kreditor dilihat dari ada atau
tidaknya kebijakan pembayaran dividen perusahaan. Pembagian dividen yang
berlebihan akan menguntungkan investor dan merugikan kreditor sehingga akan
menimbulkan konflik (Chen, et al., 2017). Perusahaan jarang membagikan
dividen disaat keuangannya bermasalah atau mengalami kerugian pada periode
terntentu (Ahmed, et al., 2002; Wisuandari & Putra, 2018). Jadi, konflik
kepentingan dapat diukur dengan variabel dummy, 1= membagikan dividen dan
0= tidak membagikan dividen.
c. Risiko Litigasi
Risiko litigasi merupakan tuntutan hukum atau litigasi oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan yang merasa dirugikan (Ramadhoni, 2014).
Pengukuran risiko litigasi terdiri atas tiga proksi: operating uncertainty
berdasarkan standar deviasi dari Return of Assets, level of dividend berdasarkan
persentase deviden dari aset, dan leverage berdasarkan rasio kewajiban jangka
panjang berdasarkan aset (Ahmed, et al., 2002). Penelitian ini menggunakan Debt
to Equity Ratio (DER), karena berhubungan langsung dengan konflik antara
investor dan kreditor (Pratama, d.k.k., 2016; Fitri, 2015). Rumusnya sebagai
berikut.
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝐷𝐸𝑅 = x 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

19
20

Semakin tinggi DER maka akan semakin besar risiko litigasi yang dihadapi
perusahaan, karena utang yang dimiliki jauh lebih besar dari ekuitas yang dimiliki
perusahaan, yang akan digunakan untuk menutupi utang yang dimiliki
perusahaan.
3.3.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan dan
kepemilikan institusional. Ukuran perusahaan (firm size) yang besar akan
mendorong manajer bersikap pesimis dalam penyajian laporan keuangan dan
cenderung lebih berhati-hati dalam penyelenggaraan akuntansinya (Sari &
Andhariani, 2009; Ahmed & Hussainey, 2017; Rahmawati, 2010). Ukuran
perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Ukuran Perusahaan = Ln (total aset)
Variabel kontrol kedua yaitu kepemilikan institusional (institutional
ownership). Kepemilikan institusional oleh investor institusional seperti bank,
dana pensiun, perusahaan asuransi, dan lembaga keuangan lainnya dapat
mengendalikan pihak manajemen melalui fungsi monitoring pada manajer (Chen,
et al., 2017; Lasdi, 2009). Kepemilikan institusional dihitung dengan persamman:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝐾𝑒𝑝. 𝐼𝑛𝑠𝑡 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
3.4 ANALISIS DATA
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini analisis regresi data
panel. Data panel memiliki kemampuan dalam memodelkan heterogenitas antar
objek (n) atau antar waktu (t) juga dapat mengatasi masalah variabilitas data yang
diperlukan, serta mengurangi permasalahan multikolinearitas karena lebih dari
satu variabel independen (Sriyana, 2014: 72). Berikut model regresi panel tanpa
kontrol dan model regresi setelah pakai kontrol dirumuskan sebagai berikut:

Yit = α + β1X1it + β2X2it+ β3X3it +eit..........................................................(1)


Yit = α + β1X1it + β2Xdit+ β3X3it + β4Z1 +β5Z2 + eit.................................(2)
Keterangan:
Y = Konservatisme akuntansi
a= Konstanta
β= Koefisien regresi
21

X1= Tingkat kesulitan keuangan


X2= Konflik kepentingan, dimana 1= membagikan dividen dan 0= tidak
X3= Risiko litigasi
Z1= Ukuran perusahaan
Z2= Kepemilikan institusional
е = Error term
i=Perusahaan ke-i
t=Periode ke-t
Model regresi panel ada tiga model, antara lain:
1. Common Effect Model (CEM) atau Pooled Least Square (PLS)
Teknik estimasi metode Ordinary Least Square (OLS) data panel paling
sederhana karena hanya menggabungkan data cross section dan time series tanpa
melihat perbedaan antar waktu dan individu (Sriyana, 2014: 107). Persamaan
model CEM akan mengestimasi β0 (slope) dan βk (intersep) akan sama untuk data
panel (Sriyana, 2014: 108). Berikut dua persamaan CEM:
𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝜀
𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝛽4 𝑍1 + 𝛽5 𝑍2 + 𝜀
2. Fixed Effect Model (FEM)
Data ekonomi yang dianalisis sangat berbeda, bahkan objek dan waktu juga
sangat berbeda, sehingga diasumsikan adanya perbedaan konstanta (intersep)
antar objek meskipun koefisien (slope) regresi tetap sama (Sriyana, 2014: 121).
FEM dapat dilakukan dengan variabel dummy yaitu menggunakan Least Square
Dummy Variable (LSDV) dan pengelompokan data (Fixef Effect Within-Group
Model. Dua persamaan FEM sebagai berikut:
𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0𝑖𝑡 + 𝛽1𝑖𝑡 𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑖𝑡 𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽3𝑖𝑡 𝑋3𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡
𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0𝑖𝑡 + 𝛽1𝑖𝑡 𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑖𝑡 𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽3𝑖𝑡 𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽4𝑖𝑡 𝑍1𝑖𝑡 + 𝛽5𝑖𝑡 𝑍2𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡
3. Random Effect Model (REM)
Solusi alternatif jika FEM tidak tepat karena perbedaan intersep dan konstanta
yang disebabkan oleh residual atau error (Sriyana, 2014: 153). Model ini juga
disebut Error Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square
(GLS). Model REM untuk mengestimasi data panel dimana residual mungkin
22

saling berhubungan antar waktu dan antar individu (Sriyana, 2014: 154). Berikut
dua persamaan REM:
𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2 𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽3 𝑋3𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡
𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2 𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽3 𝑋3𝑖𝑡 + 𝛽4 𝑍1𝑖𝑡 + 𝛽5 𝑍5𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡
Pemilihan model yang tepat dalam model regresi panel terdiri dari tiga
pengujian, yaitu: uji chow (redudent fixed effect test atau likelihood ratio), uji
lagrange multiplier (LM test), dan uji hausman (Sriyana, 2014: 75). Berikut
Gambar 3.2 pemilihan model regresi yang tepat dengan tiga pengujian:

Uji Chow
(Chow-test)

H0: Common Effect atau Pooled H1: Fixed Effect


Least Square

Uji Hausman
(Hausman-test)

H0: Fixed Effect H1: Random Effect

Uji Lagrange
(Lagrange Multiplier-test)

H0: Common Effect atau Pooled


H1: Random Effect
Least Square

Gambar 3.2 Pemilihan model regresi


Pengujian ini dilihat dari Ho dan H1, H0 ditolak jika p-value lebih kecil dari
nilai α. Sebaliknya, H0 tidak dapat ditolak jika p-value lebih besar dari nilai α.
Nilai α yang digunakan sebesar 5% (Sriyana, 2014: 179). Berikut penjelasannya
pengujian untuk memilih model, yaitu:
23

1. Uji Chow (Chow-test)


Pengujian untuk menentukan model Fixed Effet atau Random Effect yang paling
tepat digunakan dalam mengestimasi data panel (Sriyana, 2014: 182). Hipotesis
dalam uji Chow adalah:
H0 : Common Effect Model atau PLS
H1: Fixed Effect Model
2. Uji Hausman (Hausman-test)
Pengujian statistik untuk memilih apakah Fixed Effect atau Random Effect
yang paling tepat digunakan (Sriyana, 2014: 183). Pengujian Hausman dilakukan
dengan hipotesis berikut:
H0: Random Effect Model
H1: Fixed Effect Model
3. Uji Lagrange Multiplier (LM-test)
Pengujian untuk mengetahui apakah Random Effect lebih baik daripada
Common Effect (Sriyana, 2014: 185). Hipotesis yang dibentuk dalam LM-test
adalah sebagai berikut :
H0 : Common Effect Model
H1 : Random Effect Model
Sebelum melakukan pendekatan regresi model panel maka dilakukan uji
asumsi klasik, namun untuk data panel tidak semua uji perlu dilakukan (Sriyana,
2014: 187). Berikut uji asumsi klasik yang dilakukan:
 Normalitas
Uji normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi panel variabel-
variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas yang
digunakan adalah Skewness dan Kurtosis. Apabila rasio skewness dan kurtosis
berada di antara -3 hingga +3, maka distribusi data adalah normal (Aldrich, 2014).
Skewness
z Skewness =
Std. Error
Kurtosis
z Kurtosis =
Std. Error
Uji normalitas pada awalnya menunjukkan nilai z Skewness dan z Kurtosis
semua variabel (kecuali Y dan Z1) diluar rentang -3 dan +3, yang artinya data
24

tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu dilakukan beberapa cara agar data
berdistribusi normal, yaitu melakukan transformasi data dengan penghilangan
terhadap data outlier pada variabel X1, X3 , dan Z2 . Variabel X2 tidak diuji
normalitas karena merupakan variabel dummy.
Hasil uji normalitas menggunakan Skewness dan Kurtosis setelah
dilakukan transformasi data dan penghilangan data outlier menunjukkan semua
variabel memiliki nilai z Skewness dan z Kurtosis diantara -3 dan +3, sehingga
data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat di Tabel 3.2.

Tabel 3.1 Uji Skewness dan Kurtosis


Variabel Skewness Kurtosis
Statistic Std. z Statistic Std. Z
Error Skewness Error Kurtosis
𝐘 Konservatisme Akuntansi 0.605 0.269 2.249 1.108 0.532 2.083
𝐗 𝟏 Kesulitan Keuangan -0.734 0.276 -2.659 -0.110 0.545 -0.202
𝐗 𝟑 Risiko Litigasi 0.744 0.276 2.696 1.003 0.545 1.840
𝐙𝟏 Ukuran Perusahaan -0.774 0.269 -2.877 0.284 0.532 0.534
𝐙𝟐 Kepemilikan Institusional -0.494 0.276 -1.790 0.134 0.545 0.246

 Multikolinieritas
Uji multikolinieritas perlu dilakukan pada saat regresi linier menggunakan
lebih dari satu variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada
korelasi antar variabel independen. Pendeteksian multikolinearitas dilihat dari
nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance, dengan kriteria
pengujian. Apabila nilai toleransi > 25% dan nilai VIF < 4 maka tidak ada
korelasi antar variabel independen atau terjadi masalah multikolinearitas (Hair, et
al., 2010). Berikut tabel 3.3 hasil uji multikolinieritas:
Tabel 3.3 Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF
(Constant)
𝐗 𝟏 Kesulitan Keuangan 0,88 1,14
𝐗 𝟐 Konflik Kepentingan 0,93 1,07
𝐗 𝟑 Risiko Litigasi 0,94 1,06
𝐙𝟏 Ukuran Perusahaan 0,87 1,15
𝐙𝟐 Kepemilikan Institusional 0,98 1,02
Hasil uji asumsi multikolinieritas menunjukkan bahwa semua variabel
memiliki nilai tolerance lebih dari 0,25 (> 0,25) dan VIF kurang dari 4 (< 4),
sehingga tidak ditemukan masalah multikolinieritas. Hal ini berarti bahwa antar
25

variabel independenden tidak ada korelasi sehingga layak digunakan model


regresi panel.
 Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini dilihat
menggunakan uji Glejser-Heteroskedasticity Test pada consistent standard error
& covariance. Jika nilai sig p value > 0,05 (α) pada uji Glejser maka pada model
regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dengan uji White
diperoleh nilai Prob Chi square (Obs*R-squared) 0,0714 lebih besar dari 0,05 (>
0,05), sehingga tidak ditemukan masalah heteroskedastisitas dan layak untuk
pemodelan regresi. Berikut tabel 3.4 hasil uji heteroskedastisitas:
Tabel 3.4 Uji Heteroskedastisitas

F-statistic 1.511094 Prob. F(5,56) 0.2011


Obs*R-squared 7.370555 Prob. Chi-Square(5) 0.0714
Scaled explained SS 7.133924 Prob. Chi-Square(5) 0.2109

Pengujian selanjutnya yaitu uji hipotesis. Uji ini diperlukan untuk menentukan
apakah hipotesis yang diajukan tidak dapat ditolak atau ditolak (Sriyana, 2014:
83). Berikut uji hipotesis yang dilakukan:
1. Uji F (simultan)
Uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Taraf signifikansi α = 5%, sehingga apabila p.value <
0,05 maka H0 ditolak. Sebaliknya, apabila p.value > 0,05 maka H0 tidak dapat
ditolak.
2. Uji t (parsial)
Uji untuk menunjukkan besarnya pengaruh secara parsial variabel independen
terhadap variabel dependen. Taraf signifikansi α = 5%, sehingga apabila p.value <
0,05 maka H0 ditolak. Sebaliknya, apabila p.value > 0,05 maka H0 tidak dapat
ditolak.
Hasil kedua uji hipotesis ini dilaporkan di bab 4.
26

BAB 4
HASIL

4.1 STATISTIK DESKRIPTIF


Tabel 4.1 menunjukkan statistika deskriptif variabel dependen, variabel
independen, dan variabel kontrol.
Tabel 4.1 Statistika Deskriptif
Variabel Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Y_Konservatisme Akuntansi -1.64 1.82 -0.35 0.68
X1_Kesulitan Keuangan -6.94 1.73 -1.29 2.01
X 2_Konflik Kepentingan 0.00 1.00 0.30 0.46
X 3_Risiko Litigasi -5.04 11.59 1.51 3.57
Z1 _Ukuran Perusahaan 17.52 31.78 25.76 3.27
Z2 _Kepemilikan Institusional 0.22 0.98 0.67 0.17
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata konservatisme akuntansi
sebesar -0,35 menunjukkan bahwa penerapan konservatisme akuntansi pada
sampel perusahaan cenderung rendah. Konservatisme akuntansi tertinggi yaitu
1,82 dan terendah -1.64.

Pada kondisi standar deviasi lebih besar daripada rata-rata menunjukkan


besarnya simpangan data berarti besarnya sebaran data dari variabel selama
periode pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa data pada semua variabel
kecuali ukuran perusahaan relatif bervariasi atau heterogen (Pratama, d.k.k, 2016).
4.2 ANALISIS KORELASI
Tabel 4.2 menunjukkan analisis korelasi Pearson antar variabel dependen,
variabel independen, dan variabel kontrol.

Tabel 4.2 Analisis Korelasi Pearson


Variabel 1 2 3 4 5 6
𝐘 Konservatisme Akuntansi
𝐗 𝟏 Kesulitan Keuangan .129
𝐗 𝟐 Konflik Kepentingan .441*** .108
𝐗 𝟑 Risiko Litigasi .306*** .305*** .162
𝐙𝟏 Ukuran Perusahaan .079 .307*** .167 .188
𝐙𝟐 Kepemilikan Institusional -.175 .022 -.222 .076 -.483***
***. Correlation is significant at the 0.001 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

26
27

Analisis korelasi berfungsi untuk mengetahui hubungan antar variabel


dependen, independen, dan kontrol. Berdasarkan Tabel 4.2 hasil korelasi
menunjukkan bahwa konflik kepentingan dan risiko litigasi berkorelasi positif
signifikan dengan konservatisme akuntansi. Kesulitan keuangan dan kedua
variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan dan kepemilikan institusional tidak
terdapat korelasi dengan konservatisme. Namun, kepemilikan institusional
berkorelasi negatif signikan dengan ukuran perusahaan.
4.3 ANALISIS INDUKTIF
Langkah awal dalam penelitian regresi panel adalah melakukan pengujian
dengan tiga uji untuk menemukan model yang tepat. Tiga model regresi yang
tepat yaitu apakah menggunakan common effect atau fixed effect ataupun random
effect. Pemilihan yang tepat itu dilakukan dengan cara uji chow, hausman, dan
lagrange dengan dua persamaan yaitu tanpa menggunakan variabel kontrol dan
menggunakan variabel kontrol. Hasil pengujian untuk model yang tepat ada pada
Lampiran 8.
a. Uji Chow (Chow-test)
Pengujian untuk memilih model yang tepat antara Common Effect Model
(PLS) dengan Fixed Effect Model. Berdasarkan hasil uji chow atau Redundant
Fixed Effects Tests - Likelihood Ratio dengan model 1 tanpa kontrol dan model 2
menggunakan control, didapat probability cross section Chi-square sebesar
0,0000 dan 0,000. Nilai probability kurang dari 0,05 (< 0,05) sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 tidak dapat ditolak, sehingga estimasi yang
lebih baik digunakan dalam model ini adalah fixed effect.
b. Uji Hausman (Hausman-Test)
Uji hausman untuk memilih model yang tepat antara Fixed Effect Model
dengan Random Effect Model. Berdasarkan hasil uji hausman dengan model 1
tanpa kontrol dan model 2 menggunakan kontrol, didapat nilai probability cross
section random sebesar 0,4077 dan 0,3224. Nilai probability lebih dari 0,05 (>
0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 tidak dapat ditolak dan H1 ditolak,
sehingga estimasi yang lebih baik digunakan dalam model ini adalah fixed effect.
c. Uji Lagrange Multiplier Test (LM-Test)
28

LM-test untuk milih antara model Random Effect Model dan Common Effect
Model. Berdasarkan hasil uji lagrange dengan model 1 tanpa kontrol dan model 2
menggunakan kontrol, didapat nilai probability Breusch Pagan-test (BP)
keduanya sama-sama sebesar 0,0000. Nilai probability kurang dari 0,05 (< 0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 tidak dapat ditolak,
sehingga estimasi yang lebih baik digunakan dalam model ini adalah random
effect.
Jika hasil pengujian estimasi model menunjukkan hasil yang sama sebanyak
dua kali, maka model tersebut adalah adalah model yang tepat (Sriyana, 2014:
112). Berdasarkan hasil pengujian sebelumnya random effect terpilih dua kali,
maka penelitian ini menggunakan model random effect.
4.4 ANALISIS DATA
Data penelitian ini merupakan balanced panel, dimana jumlah observasi
yang akan diteliti dengan pengalian antara waktu (t) dan banyaknya objek (n)
setiap variabel. Jadi, perhitungan yaitu sebanyak 4 tahun x 20 perusahaan = 80
observasi. Setelah data memenuhi uji asumsi klasik dan melakukan pemilihan
model regresi panel yang tepat yaitu menggunakan Random Effect. Berikut uji
regresi model I dapat disusun dalam Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Model Regresi Random Effect
Model I Model II
(Constant) -0.62 1.01
𝐗 𝟏 Kesulitan Keuangan 0.05 0.04
𝐗 𝟐 Konflik Kepentingan 0.50*** 0.47***
𝐗 𝟑 𝐑𝐢𝐬𝐢𝐤𝐨 𝐋𝐢𝐭𝐢𝐠𝐚𝐬𝐢 0.06** 0.06**
𝐙𝟏 Ukuran Perusahaan -0.03
𝐙𝟐 Kepemilikan Institusional -1.23
𝐑𝟐 0.23 0.28
Sig Uji F 0.00 0.00
***. Correlation is significant at the 0.001 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan Tabel 4.3 maka dapat diinterpretasikan bahwa ketika


X1 (kesulitan keuangan), X2 (konflik kepentingan), dan X3 (risiko litigasi)
masing-masing bernilai 0, maka nilai konservatisme akuntansi adalah -0,62.
Ketika tingkat kesulitan keuangan bertambah 1% maka konservatisme akuntansi
29

akan menurun sebesar 0,05%. Ketika perusahaan mempunyai konflik kepentingan


antara investor dan kreditor, maka ada peluang sebesar 0,50% pada penerapan
konservatisme akuntansi. Serta risiko litigasi meningkatkan 1% akan menambah
pelaporan akuntansi konservatif sebesar 0,06%.
Tabel 4.3 menunjukkan persamaan nilai konstanta (𝛼) persamaan regresi
model I dan model II, yaitu semula bernilai negatif (-0.62) menjadi positif (1.01).
Konstanta negatif pada model I menyatakan bahwa ketiadaan variabel kesulitan
keuangan, konflik kepentingan, dan risiko litigasi, maka konservatisme cenderung
mengalami penurunan. Pada model II berubah menjadi positif dikarenakan adanya
variabel kontrol ukuran ukuran perusahaan dan kepemilikan institusional (Zhang,
2008). Namun nilai konstanta yang negatif pada dasarnya tidak memengaruhi
hasil persamaan regresi dan bisa diabaikan selama model regresi yang diuji sudah
memenuhi asumsi dan selama nilai slope tidak = 0 (Dougherty, 2011).
Langkah selanjutnya yaitu uji hipotesis. Uji hipotesis pertama yaitu uji F.
Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji F dengan nilai signifikan 0,001550 < 0,05 yang
berarti kesulitan keuangan, konflik kepentingan, dan risiko litigasi secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Nilai R-
square sebesar 0,23 berarti kesulitan keuangan, konflik kepentingan, dan risiko
litigasi mampu menjelaskan 23% variasi dari konservatisme akuntansi. Namun
hasil ini harus diuji lagi dengan uji t, untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.
Tabel 4.4 Uji t
Variabel t-statistic Std. Error P-value
(Constant) -4.430666 0.141170 0.0000
X1 Kesulitan Keuangan 1.204381 0.042458 0.2329
X 2 Konflik Kepentingan 3.257629 0.155021 0.0018
X 3 Risiko Litigasi 2.587541 0.022494 0.0119
Berdasarkan hasil uji-t dijabarkan sebagai berikut:
a. Hasil uji-t variabel X1 diperoleh nilai t-statistik 1,20 dengan signifikansi 0,23
lebih dari 0,05 (> 0,05) sehingga tidak terdapat pengaruh signifikan antara X1
terhadap Y. Dengan demikian H1 yang menyatakan bahwa kesulitan
keuangan berhubungan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi
ditolak.
30

b. Hasil uji-t variabel X2 diperoleh nilai t-statistik 3,26 dengan signifikansi 0,00
kurang dari 0,05 (< 0,05) sehingga terdapat pengaruh signifikan antara X2
terhadap Y. Dengan demikian H2 yang menyatakan bahwa konflik
kepentingan antara investor dan kreditor berpengaruh positif terhadap
konservatisme akuntansi tidak dapat ditolak.
c. Hasil uji-t variabel X3 diperoleh nilai t-statistik 2,29 dengan prob. 0,01
kurang dari 0,05 (< 0,05) sehingga terdapat pengaruh signifikan antara X3
terhadap Y. Dengan demikian H3 yang menyatakan bahwa risiko litigasi
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi tidak dapat ditolak.
31

BAB 5
PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Kesulitan Keuangan Terhadap Konservatisme Akuntansi


Hasil pengujian menunjukkan bahwa kesulitan keuangan tidak
berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian oleh Alhayati (2013) dan Fitri (2015), namun tidak
konsisten dengan penelitian oleh Hsu, et al. (2011), Kao & Sie (2016), Pratama,
d.k.k (2016), Lo (2005), dan Setyaningsih (2008). Hal ini menunjukkan jika
perusahaan mempunyai kesulitan keuangan yang tinggi atau rendah tidak akan
menjadikan perusahaan semakin konservatif. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena penerapan konservatisme yang merupakan sikap kehati-hatian dalam
menghadapi ketidakpastian maka perusahaan akan selalu menerapkan
konservatisme ini tidak peduli apakah kesulitan keuangannya tinggi atau rendah
(Pramudita, 2012).
Hasil penelitian ini tidak mendukung Positive Accounting Theory yang
disebabkan upaya manajemen menaikkan laba untuk menyembunyikan kinerja
buruk belum terjadi disaat terjadi kesulitan keuangan (Kabir, 2012). Kinerja buruk
tersebut akan terjadi bila terjadi empat masalah pengontrakan yaitu informasi
asimetrik, masa kerja terbatas manajer, kewajiban terbatas manajer, dan payoff
asimetrik (Alhayati, 2013; Demonier, et al, 2015). Salah satu masalah tersebut
akan muncul jika terjadi perbedaan kepentingan investor dan kreditor untuk
menghindari kelebihan pembayaran kepada manajer dan akan meminta
penyelenggaraan akuntansi yang konservatif (Watts, 2003; Xu, et al, 2012). Oleh
karena itu, secara umum dapat disimpulkan bahwa manajer cenderung
menyelenggarakan akuntansi liberal. Apabila terjadi kinerja buruk maka kreditor
(dalam kontrak utang) dan investor (dalam kontrak kompensasi) cenderung
meminta manajer menyelenggarakan akuntansi konservatif (Nugroho, 2012).
5.2 Pengaruh Konflik Kepentingan Terhadap Konservatisme Akuntansi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa konflik kepentingan berpengaruh positif
terhadap konservatisme akuntansi. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
konflik kepentingan antara investor dan kreditor maka semakin tinggi

31
32

kecenderungan manajer dalam penerapan konservatisme akuntansi. Hasil


penelitian ini tidak didukung oleh Wisuandari & Putra (2018) dan Zulfa (2017)
yang menemukan bahwa konflik kepentingan tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Namun, penelitian ini mendukung hasil penelitian Sari
(2004), Ahmed, et al (2002), Zhang (2008), dan Xu, et al (2012) yang
menunjukkan bahwa konflik kepentingan berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
Hasil penelitian ini mendukung teori agensi bahwa konflik kepentingan
terjadi disaat perusahaan menerapkan kebijakan pembagian dividen kepada
investor dengan pelaporan yang konservatif (Ahmed, et al., 2002; Paramita &
Cahyati, 2013). Pembagian dividen yang berlebihan pada investor akan
menimbulkan ancaman bagi kreditor karena berkurangnya ketersediaan aset untuk
pelunasan utang perusahaan. Pembagian dividen akan mentransfer kekayaan dari
kreditor kepada investor dengan mengurangi aset yang tersedia untuk memenuhi
beban tetap (utang) mereka sehingga akan meningkatkan risiko bagi kreditor
(Ahmed, et al, 2002; Suryandari & Priyanto, 2012). Perbedaan kepentingan yang
terjadi menimbulkan konflik sehingga kreditor melalui kontrak utang meminta
manajer perusahaan melaporkan akuntansi yang konservatif (Guay, 2008).
Adanya kontrak utang akan melindungi kepentingan kreditor yang berarti
mencegah adanya konflik, serta pelaporan konservatif juga dapat mengurangi
kegiatan oportunistik manajer dalam mengambil keuntungan.
5.3 Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa risiko litigasi berpengaruh positif
terhadap konservatisme akuntansi. Hasil analisis menunjukkan bahwa dorongan
manajer untuk menerapkan konservatisme akuntansi akan semakin kuat bila risiko
atau ancaman litigasi pada perusahaan relatif tinggi. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian oleh Nugroho (2012), Lastari (2013) dan Lasdi (2009) namun
tidak konsisten menurut Juanda (2007), dan Putri (2016). Risiko litigasi diartikan
sebagai risiko berupa ancaman dan tuntutan hukum dari pihak luar yang
berkepentingan dengan perusahaan yang merasa dirugikan meliputi kreditor,
investor, dan regulator.
33

Hasil penelitian ini mendukung teori agensi yang mengatakan cara untuk
mengurangi asimetri informasi adalah dengan meningkatkan kualitas laporan
keuangan melalui laba dan aset dan mengatasi risiko litigasi dari pihak luar
(Ahmed & Duellman, 2007). Risiko litigasi tersebut terjadi karena kesalahan
pelaporan keuangan pada perusahaan go public. Bahkan, intensitas risiko litigasi
semakin tinggi ketika penegakan hukum (law enforcement) dalam suatu
lingkungan pasar modal dijalankan dengan baik (Juanda, 2007). Risiko litigasi
yang tinggi bermula dari laba perusahaan yang tinggi sehingga dividen yang
dibagikan akan tinggi dan pembayaran atas utang menjadi rendah, lalu kreditor
akan menuntut perusahaan atas pembayaran utang tersebut (Ramadhoni, 2014;
Putri, 2016). Manajer akan lebih terdorong untuk menerapkan prinsip
konservatisme agar mempercepat pengakuan atas utang perusahaan dan laba yang
disajikan tidak tinggi, sehingga perusahaan dapat menghindari risiko litigasi yang
tinggi.
34

BAB 6
PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
Penerapan konservatisme akuntansi merupakan usaha kehati-hatian
manajer dalam menghadapai kondisi perekonomian yang tidak pasti. Selain itu
akuntansi yang konservatif juga dapat mengurangi perilaku oportunistik manajer
dalam mengambil keuntungan pribadinya. Pencatatan yang konservatif yaitu
menundaan laba dan segera mengakui beban dan utang. Praktik pencatatan
akuntansi yang konservatif masi kontroversial, sehingga beberapa peneliti
mendukung adanya praktik tersebut namun juga ada beberapa yang meragukan
keuntungan konservatisme.
Berdasarkan hasil penelitian secara parsial variabel-variabel diatas
terhadap penerapan konservatisme akuntansi perusahaan manufaktur di Indonesia
menggunakan analisis regresi panel, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat kesulitan keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi. Hal ini menunjukkan jika perusahaan mempunyai
kesulitan keuangan yang tinggi atau rendah tidak akan menjadikan perusahaan
semakin konservatif.
2. Konflik kepentingan berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme
akuntansi. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konflik
kepentingan antara investor dan kreditor maka perusahaan akan menerapkan
konservatisme akuntansi yang tinggi pula. Konflik kepentingan tersebut
muncul akibat kebijakan dividen yang diterapkan perusahaan.
3. Risiko litigasi berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme
akuntansi. Hal tersebut menunjukkan bahwa meningkatnya risiko litigasi dari
investor maupun kreditor dapat meningkatkan pencatatan akuntansi yang
konservatif. Manajer akan menghindari kerugian akibat litigasi dengan cara
melaporkan keuangan secara konservatif, karena laba yang terlalu tinggi
memiliki potensi risiko litigasi lebih tinggi.

34
35

6.2 KETERBATASAN
Keterbatasan penelitian ini adalah mengambil sampel kesulitan keuangan
dengan nilai Z-score, namun ada cara lain yang sederhana yaitu dengan
menemukan perusahaan manufaktur yang labanya negatif. Dengan adanya laba
negatif akan memudahkan peneliti untuk menemukan perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan sehingga peneliti tidak perlu menghitung Z-score
untuk menemukan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Selain itu
periode pengamatan penelitian ini hanya 4 tahun yaitu 2014- 2017 pada perusahan
manufaktur.
6.3 SARAN
Saran untuk perusahaan hendaknya mengenali sejak dini kondisi keuangan
perusahaan yang terjadi sehingga bila terjadi masalah yang serius dapat dilakukan
upaya penyelamatan sejak awal. Saran untuk peneliti selanjutanya, tidak hanya
menggunakan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan saja untuk meneliti
tentang konservatisme akuntansi tetapi menggunakan perusahaan yang sehat juga.
Peneliti selanjutnya diharapkan menguji variabel lainnya dan memperpanjang
periode penelitian, sehingga dapat menggambarkan secara jelas variabel apa saja
yang dapat mempengaruhi konservatisme akuntansi pada perusahaan.
36

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, A.S., & Duellman, S. 2007. “Accounting conservatism and board of


director characteristics: An empirical analysis.” Journal of Accounting
and Economics 43(2–3): 411–37.

Ahmed, Ahmed H., dan Khaled Hussainey. 2017. “Is Egyptian corporate financial
reporting becoming more conservative?” Journal of Financial Reporting and
Accounting 15(3): 333–46.
http://www.emeraldinsight.com/doi/10.1108/JFRA-06-2016-0049.

Ahmed, Anwer S, Bruce K Billings, Richard M Morton, dan Mary Stanford-


harris. 2002. “The Role of Accounting.” 77(4): 867–90.

Aldrich, E. 2014. Moments Econ 114.


https://people.ucsc.edu/~ealdrich/Teaching/Econ114/LectureNotes/mome
nts.html. diakses tanggal 29 November 2018

Alfian, A., & Sabeni, A. 2016. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh


Terhadap Pemilihan Konservatisme Akuntansi.” Diponegoro Journal o
2(3): 1–10. http://www.journalism.org/2016/07/07/the-modern-news-
consumer/.

Alhayati, F. 2013. “Pengaruh Tingkat Hutang dan Tingkat Kesulitan Keuangan


terhadap Konservatisme Akuntansi.”

Altman, E.I. 1968. “Financial Ratios, Discriminant Analysis And The Prediction
Of Corporate Bankruptcy.” The Journal of Finance XXIII(Vol.XXIII
No.4).

Ang, J. S., Cole, R.A., & Lin, J.W. 2000. “No Title Agency costs and ownership
structure.” Journal of Finance 55(1): 81–106.

Balakrishnan, K., Watts, R.L, & Zuo, L. 2016. “The Effect of Accounting
Conservatism on Corporate Investment during the Global Financial
Crisis.” Journal of Business Finance & Accounting 43(5–6): 513–42.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jbfa.12206/abstract.

Ball, R., & Shivakumar, L. 2006. “The role of accruals in asymmetrically timely
gain and loss recognition.” Journal of Accounting Research 44(2): 207–
42.

Basu, S. 1997. “The conservatism principle and the asymetric timeliness of


earnings.” Conservation Genetics 13(2): 435–42.

36
37

Callen, J.L., Chen, F., Dou, Y., & Xin, B. 2010. “Information Asymmetry and the
Debt Contracting Demand for Accounting Conservatism.” 5(1976): 265–
88.

Chen, F., Qingyuan, L., & Li, X. 2017. "Universal Demand Laws and the
Monitoring Demand for Accounting Conservatism". SSRN Electronic
Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.2963162

Chung, R., Firth, M., & Kim, J.B. 2003. “Auditor conservatism and reported
earnings.” Accounting and Business Research 33(1): 19–32.

Christensen, H.B., & Nikolaev, V.V. 2015. “Accounting Information in Financial


Contracting: An Incomplete Contract Theory Perspective.”.

Demonier, Gladyson Brommonschenkel, José Elias Feres de Almeida, dan


Patrícia Maria Bortolon. 2015. “The Impact of Financial Constraints on
Accounting Conservatism.” Review of Business Management Brasil 17(57):
1264–78.

Dougherty, C. 2011. Introduction to econometrics.


https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=UXucAQAAQBAJ&oi
=fnd&pg=PP2&dq=Dougherty,+C.+2002.+Introduction+to+econometric
s.&ots=8MSHydb1ho&sig=hzNpgX5ktf9U-
5eKXnJk_W12cpo&redir_esc=y#v=onepage&q=Dougherty%2C%20C.
%202002.%20Introduction%20to%20econometrics.&f=false. diakses
tanggal 1 Februari 2019.

Dwimulyani, S. 2010. “Konservatisma Akuntansi dan Sengketa Pajak


Penghasilan: Suatu Investigasi Empiris.” SNA XIII Purwokerto, Universitas
Jenderal Soedirman Purwokerto (Idx).

Fitri, Rahma, Yulia. 2015. “Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap Hubungan


Kesulitan Keuangan Dan Konflik Kepentingan Dengan Konservatisme
Akuntansi.” Skripsi.

Givoly, D., & Hayn, C. 2002. “Rising Conservatism: Implications for Financial
Analysis.” Financial Analysts Journal 58(1): 56–74.

Guariglia, A., & Yang, J. 2016. “A balancing act: Managing financial constraints
and agency costs to minimize investment inefficiency in the Chinese
market.” Journal of Corporate Finance 36: 111–30.
http://dx.doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2015.10.006.

Guay, W.R. 2008. “Conservative financial reporting, debt covenants, and the
agency costs of debt.” Journal of Accounting and Economics 45(2–3):
175–80.
38

Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., Anderson, R.E., & Tatham, R.L. (2010),
Multivariate Data Analysis. 7th ed. New York: Pearson.

Hati, L.A.D. 2011. "Telaah Literatur Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Konservatisme Akuntansi". Jurnal Ekonomi & Pendidikan. Volume 8
No. 2

Hellman, N. 2008. “Accounting Conservatism under IFRS.” Accounting in


Europe 5(2): 71–100.
http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/17449480802510492.

Hendriksen., & Breda, E.S. 2002. "Teori Akunting". Batam: Interaksara.

Henry. 2017. Kajian Riset Akuntansi. Grasindo.


https://books.google.co.id/books?isbn=6023759025. diakses tanggal 29
Agustus 2018.

Hsu, A.W.H., Hanlon, J.O., & Peasnall, K. 2011. “Financial Distress and the
Earnings-Sensitivity-Difference Measure of Conservatism.” Abacus
47(3): 284–314.

Jensen, C., & Meckling, H. 1974. “Theory Of The Firm : Managerial Behavior ,
Agency Costs And Ownership Structure.” Journal of Financial
Economics 3(1976): 305–60.

Kabir, Md Humayun. 2012. “Positive Accounting Theory and Science: A


Comparison.” SSRN Electronic Journal (April 2011).
http://www.ssrn.com/abstract=1027382.

Kao, H.S., & Sie, P.J. 2016. “Accounting Conservatism Trends and Financial
Distress: Considering the Endogeneity of the C-Score.” International
Journal of Financial Research 7(4).
http://www.sciedupress.com/journal/index.php/ijfr/article/view/9867.

Lara, J.M.G., Osma, B.G., & Mora, A. 2005. “The effect of earnings management
on the asymmetric timeliness of earnings.” Journal of Business Finance
and Accounting 32(3–4): 691–726.

Lara, J.M.G., Osma, B.G., & Penalva, F. 2007. 16 European Accounting Review
Board of directors’ characteristics and conditional accounting
conservatism: Spanish evidence.

Lasdi, L. 2009. "Pengujian Determinan Konservatisme Akuntansi". Jurnal


Akuntansi Kontemporer, Vol. 1 No. 1, Januari 2009.

Lo, E.W. 2005. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap


Konservatisme Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi VIII. hal:
396-440.
39

Mitnick, B. M. 2015. "Agency Theory". Wiley Online Library.


https://doi.org/10.1002/9781118785317.weom020097. diakses tanggal
31 September 2018.

Odia, O.J., & Osazevbaru, H.O. 2018. “Accounting Conservatism and


Information Asymmetry.” Original Research Article 2966: 72–91.

Panda, B., & Leepsa, N.M. 2017. “Agency theory: Review of theory and evidence
on problems and perspectives.” Indian Journal of Corporate Governance
10(1): 74–95.

Penman, S.H., & Zhang, X.J. 2002. “Accounting Conservatism, the Quality of
Earnings , and Stock Returns.” The Accounting Review 77(2): 237–64.
http://www.jstor.org/stable/3068897%0Ahttp://about.jstor.org/terms.

Pramudita, N. 2012. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Dan Tingkat Hutang


Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur Di
Bei.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 1(2): 1–6.

Pratama, A., Norita., & Nurbaiti, A. 2016. “Pengaruh Tingkat Kesulitan


Keuangan, Risiko Litigasi, dan Growth Opportunities terhadap
Konservatisme Akuntansi.” e-Proceeding of Management 3(3): 3315–23.

Putri, A.G. 2016. “Pengaruh Kesulitan Keuangan, Risiko Litigasi, & Leverage
Terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Dagang yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2012-2014).” : 45–46.
http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/17449480802510492.

Rahmawati, F. 2010. “Pengaruh Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu


Mekanisme Corporate Governance Terhadap Konservatisme Akuntansi di
Indonesia.” Skripsi.

Ramadhoni, Y. 2014. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan, Risiko


Litigasi, Struktur Kepemilikan Manajerial dan Debt Convenant terhadap
Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di BEI).” JOM Fekom 1 No.2(5).

Robu, I.B., & Toma, C. 2015. “The use of accounting conservatism in order to
reflect the true and the fair view of financial statements in the case of
Romanian listed companies.” Global Journal on Humanites & Social
Sciences Issue 1(2): 99–109.

Sari, D. 2004. "Hubungan Antara Konservatisme Akuntansi dengan Konflik


Bondholders-Shareholders Seputar Kebijakan Dividen dan Peringkat
Obligasi". Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. P4-6.

Sari, C., & Adhariani, D. 2009. “Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan


40

Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. Simposium Nasional Akuntansi


XII Palembang.

Septian, A., & Anna, Y. D. 2000. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran


Perusahaan, Debt Covenant, Dan Growth Opportunities Terhadap
Konservatisme Akuntansi.” Journal of Visual Languages & Computing
11(3): 287–301.

Setijaningsih, H. T. 2012. “Teori Akuntansi Positif Dan Konsekuensi Ekonomi.”


Jurnal akuntansi XVI(03): 427–38.

Setyaningsih, H. 2008. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan


Terhadap Konservatisme Akuntansi.” Jurnal Akuntansi dan Investasi
9(1): 91–107.

Song, F. 2015. “Ownership Structure and Accounting Conservatism: A Literature


Review.” Modern Economy 06(04): 478–83.
http://www.scirp.org/journal/PaperDownload.aspx?DOI=10.4236/me.20
15.64046.

Sriyana, J. 2014. Metode Regresi Data Panel. EKONISIA: Yogyakarta.

Sugeng, B. 2017. Manajemen Keuangan Fundamental. Deepublish.

Suryandari, E., & Priyanto, R.E. 2012. “Pengaruh Risiko Litigasi dan Tingkat
Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap Hubungan Antara Konflik
Kepentingan dan Konservatisme Akuntansi.” Jurnal Akuntansi dan
Investasi 12: 161–74.

Tan, L. 2013. “Creditor control rights, state of nature verification, and financial
reporting conservatism.” Journal of Accounting and Economics 55(1): 1–
22. http://dx.doi.org/10.1016/j.jacceco.2012.08.001.

Tim MetroTV News.com. 2018. Manufaktur Kontribusi 20% ke PDB Nasional.


http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro/Gbmj2ZPk-manufaktur-
kontribusi-20-ke-pdb-nasional. diakses pada 12 November 2018.

Vishnani, S., & Misra, D. 2016. “Accounting Conservatism: Evidence from


Indian Markets.” Theoretical Economics Letters 06(05): 1000–1016.
http://www.scirp.org/journal/PaperDownload.aspx?DOI=10.4236/tel.201
6.65100.

Watts, R.L. 2003a. “Conservatism in Accounting Part I: Explanations and


Implications.” 17(3): 207–21.
41

Watts, Ross L, dan Jerold L Zimmerman. 2012. “Accounting Year Theory : Ten
Perspective.” 65(1): 131–56.

Xu, Xiaodong, Xia Wang, dan Nina Han. 2012. “Accounting conservatism,
ultimate ownership and investment efficiency.” China Finance Review
International 2(1): 53–77.
42

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sampel Penelitian


NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 PRAS Prima alloy steel Universal Tbk
2 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk
3 ARGO Argo Pantes Tbk
4 KARW Karwell Indonesia Tbk
5 HDTX Pan Asia Indosyntec Tbk
6 MYTX Apac Citra Centertex Tbk
7 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk
8 POLY Asia Pasific Fibers Tbk
9 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk
10 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk
11 IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk
12 MLIA Mulia Industrindo Tbk
13 KRAS Krakatau Steel Tbk
14 JKSW Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk
15 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk
16 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk
17 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
18 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
19 INRU Toba Pulp Lestari Tbk
20 INKP Indah Kiat Pulp & paper Tbk

Lampiran 2 Data Penelitian


Y X1 X2 X3 Z1 Z2
NAMA THN Konservatisme Kesulitan Konflik Risiko Kepemilikan
Akuntansi Keuangan Kepentingan Litigasi Ukuran Institusional
PRAS 2014 0.194 0.897 1 1.241 28.883 0.590
2015 0.200 0.889 1 1.126 29.057 0.590
2016 -0.022 0.740 1 1.304 29.099 0.590
2017 0.023 0.795 1 1.280 29.064 0.590
BIMA 2014 -0.897 -0.280 0 -1.524 25.368 6.122
2015 -0.879 -0.921 0 -1.493 25.324 6.122
2016 -1.412 -1.129 0 -1.947 25.246 6.555
2017 -1.498 -6.035 0 -2.055 25.216 6.555
ARGO 2014 -1.192 -2.455 0 -4.720 28.227 0.547
2015 -1.639 -2.926 0 -5.105 28.217 0.547
2016 -1.478 -4.268 0 -5.038 28.076 0.547
43

2017 -1.438 -8.373 0 -4.362 27.903 0.548


KARW 2014 -0.365 -2.628 0 -4.449 17.227 0.802
2015 0.348 -7.940 0 -1.584 17.142 0.802
2016 -0.907 -6.447 0 -1.671 17.018 0.802
2017 -0.883 -8.959 0 -1.745 17.565 0.802
HDTX 2014 -0.039 0.123 1 5.869 31.164 1.923
2015 -0.091 0.004 1 8.495 31.308 2.207
2016 -0.060 -0.003 1 10.025 31.786 2.207
2017 -0.124 -1.886 1 13.098 31.118 2.211
MYTX 2014 -0.980 -0.616 0 -6.512 24.530 0.775
2015 -1.332 -1.148 0 -2.424 24.480 0.797
2016 -1.612 -0.857 0 -1.571 24.298 0.797
2017 -0.704 -2.483 0 8.908 25.056 0.797
ESTI 2014 -0.663 -0.696 0 1.962 27.488 0.869
2015 -0.812 -1.462 0 3.364 27.388 0.869
2016 -0.934 -0.812 0 2.061 27.228 0.869
2017 -0.600 -4.399 0 3.184 27.434 0.869
POLY 2014 -0.564 -1.483 0 -1.303 29.061 0.631
2015 -0.704 -1.708 0 -1.251 29.003 0.631
2016 -0.743 -1.750 0 -1.247 29.077 0.631
2017 -0.739 -1.861 0 -1.246 29.074 0.631
SSTM 2014 -0.348 0.791 0 1.989 27.374 0.695
2015 -0.336 0.755 0 1.957 27.305 0.695
2016 1.258 0.860 1 1.551 27.200 0.410
2017 1.390 0.006 1 1.851 27.130 0.410
ALTO 2014 0.256 1.179 0 1.326 27.845 0.777
2015 -0.005 0.919 0 1.328 27.797 0.834
2016 0.264 0.616 0 1.423 27.784 0.834
2017 0.333 0.155 0 1.646 27.735 0.782
IKAI 2014 -0.803 -0.060 0 1.903 20.074 0.787
2015 -0.693 -0.982 0 4.650 19.690 0.787
2016 1.822 -4.728 1 5.285 19.395 0.774
2017 1.408 -5.596 1 3.180 19.925 0.774
MLIA 2014 -0.529 0.362 0 5.234 22.699 0.755
2015 -0.571 0.138 0 5.390 22.687 0.752
2016 -0.609 0.270 0 3.788 22.768 0.823
2017 -0.643 0.051 0 1.957 22.369 0.673
KRAS 2014 -0.019 0.618 0 1.914 24.199 0.981
2015 -0.006 0.436 0 1.070 24.663 0.800
2016 -0.030 0.620 0 1.140 24.692 0.981
2017 -0.043 0.055 0 1.221 24.744 0.981
44

JKSW 2014 0.308 -2.251 1 -1.726 26.437 0.606


2015 0.286 -2.571 1 -1.602 26.304 0.606
2016 0.090 -1.904 1 -1.618 26.333 0.606
2017 0.177 -4.893 1 -1.566 26.254 0.606
ETWA 2014 0.243 0.261 1 3.508 28.017 0.556
2015 0.136 -0.341 0 13.588 28.183 0.556
2016 0.039 -0.490 0 13.219 28.129 0.556
2017 -0.095 -2.525 0 10.188 28.395 0.556
SULI 2014 -0.081 -2.882 0 -3.458 23.139 0.727
2015 -0.400 -2.812 0 -4.934 27.797 0.730
2016 0.572 -2.199 0 7.015 27.838 0.705
2017 -0.536 -6.353 0 10.041 27.743 0.911
KBRI 2014 -0.014 -1.972 0 0.919 27.893 0.750
2015 0.094 -3.261 0 1.793 28.007 0.476
2016 0.069 -3.081 0 2.015 27.865 0.476
2017 -0.910 -6.330 0 2.997 27.789 0.476
TKIM 2014 -0.225 1.116 1 1.911 24.242 0.596
2015 -0.389 0.981 1 1.807 24.342 0.596
2016 -0.463 1.142 1 1.659 24.234 0.596
2017 -0.509 1.380 1 1.589 24.262 0.695
INRU 2014 -1.083 -1.656 0 1.576 22.136 0.924
2015 -1.001 -1.709 0 2.067 22.251 0.924
2016 -1.140 -1.510 0 1.089 22.241 0.924
2017 -1.157 -6.364 0 1.073 22.244 0.924
INKP 2014 -0.447 0.950 0 1.707 25.119 0.529
2015 -0.412 1.098 0 2.068 25.299 0.527
2016 -0.413 1.218 0 1.940 25.255 0.527
2017 -0.340 1.730 0 1.726 25.346 0.527
45

Lampiran 3 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Konservatisme Akuntansi 80 -1.64 1.82 -.3506 .67740 .459

Kesulitan Keuangan 76 -6.94 1.73 -1.2868 2.00786 4.032

Konflik Kepentingan 76 .00 1.00 .3158 .46792 .219

Risiko Litigasi 76 -5.04 11.59 1.5153 3.56601 12.716

Ukuran Perusahaan 80 17.52 31.79 25.7648 3.27320 10.714

Kepemilikan Institusional 76 .22 .98 .7067 .15950 .025

Valid N (listwise) 65
46

Lampiran 4 Analisis Korelasi Pearson

Correlations

Konservatisme Kesulitan Konflik


Akuntansi Keuangan Kepentingan R

Konservatisme Akuntansi Pearson Correlation 1 .129 .441**

Sig. (2-tailed) .267 .000

N 80 76 76

Kesulitan Keuangan Pearson Correlation .129 1 .108

Sig. (2-tailed) .267 .366

N 76 76 72

Konflik Kepentingan Pearson Correlation .441** .108 1

Sig. (2-tailed) .000 .366

N 76 72 76

Risiko Litigasi Pearson Correlation .306** .305** .162

Sig. (2-tailed) .007 .009 .173

N 76 72 72

Ukuran Perusahaan Pearson Correlation .079 .307** .167

Sig. (2-tailed) .487 .007 .148

N 80 76 76

Kepemilikan Institusional Pearson Correlation -.175 .002 -.222

Sig. (2-tailed) .132 .988 .061

N 76 72 72

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


47

Lampiran 5 Uji Normalitas

Descriptive Statistics

N Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Konservatisme Akuntansi 80 .605 .269 1.108 .532

Kesulitan Keuangan 76 -.734 .276 -.110 .545

Konflik Kepentingan 76 .809 .276 -1.383 .545

Risiko Litigasi 76 .744 .276 1.003 .545

Ukuran Perusahaan 80 -.774 .269 .284 .532

Kepemilikan Institusional 76 -.494 .276 .134 .545

Valid N (listwise) 65

10

0
-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4
48

Lampiran 6 Uji Multikolinearitas

Variance Inflation Factors


Date: 02/02/19 Time: 20:54
Sample: 1 80
Included observations: 80

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C 0.252094 71.77241 NA
Kesulitan Keuangan 0.000640 1.538128 1.135794
Konflik Kepentingan 0.019480 1.455833 1.073677
Risiko Litigasi 0.000254 1.222237 1.061999
Ukuran 0.000369 70.75481 1.152495
Kepemilikan Institusional 0.002840 1.816705 1.024171

Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(Constant)
Kesulitan Keuangan 0.880 1.136
Konflik Kepentingan 0.931 1.074
Risiko Litigasi 0.942 1.062
Ukuran 0.868 1.153
Kepemilikan Institusional 0.976 1.024
49

Lampiran 7 Uji Heteroskedastisitas (Gletser)

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 1.996078 Prob. F(5,74) 0.0891


Obs*R-squared 9.507353 Prob. Chi-Square(5) 0.0905
Scaled explained SS 8.758571 Prob. Chi-Square(5) 0.1191
50

Lampiran 8 Uji Pemilihan Model Regresi


(Persamaan Pertama: Tanpa Variabel Kontrol)
a. Uji Chow (Redundant Fixed Effect – Likelihood Ratio)

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: EQ01
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 4.417772 (19,45) 0.0000


Cross-section Chi-square 71.581333 19 0.0000

b. Uji Hausman (Correlated Random Effect – Hausman Test)

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: EQ01
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 2.897616 3 0.4077

c. Uji Lagrange (Omitted Random Effect – Lagrange Multiplier)

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects


Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 18.19317 1.497519 19.69069


(0.0000) (0.2211) (0.0000)

*Mixed chi-square asymptotic critical values:


1% 7.289
5% 4.321
10% 2.952
51

Lampiran 9 Uji Pemilihan Model Regresi


(Persamaan Kedua: Menggunakan Variabel Kontrol)
a. Uji Chow (Redundant Fixed Effect – Likelihood Ratio)

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Equation02
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 10.315084 (19,55) 0.0000


Cross-section Chi-square 121.445305 19 0.0000

b. Uji Hausman (Correlated Random Effect – Hausman Test)

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: EQ02
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 4.572893 5 0.4702

c. Uji Lagrange (Omitted Random Effect – Lagrange Multiplier)

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects


Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 37.04390 1.858778 38.90267


(0.0000) (0.1728) (0.0000)

*Mixed chi-square asymptotic critical values:


1% 7.289
5% 4.321
10% 2.952
52

Lampiran 10 Model Regresi


 Model Regresi Fixed Effect Tanpa Variabel Kontrol

Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/13/19 Time: 21:23
Sample: 2014 2017
Periods included: 4
Cross-sections included: 20
Total panel (unbalanced) observations: 68
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.625476 0.141170 -4.430666 0.0000


X1 0.051136 0.042458 1.204381 0.2329
X2 0.505000 0.155021 3.257629 0.0018
X3 0.058204 0.022494 2.587541 0.0119

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.464621 0.5353


Idiosyncratic random 0.432894 0.4647

Weighted Statistics

R-squared 0.232587 Mean dependent var -0.137362


Adjusted R-squared 0.196615 S.D. dependent var 0.483921
S.E. of regression 0.432212 Sum squared resid 11.95565
F-statistic 6.465696 Durbin-Watson stat 1.499488
Prob(F-statistic) 0.000683

Unweighted Statistics

R-squared 0.213259 Mean dependent var -0.293863


Sum squared resid 24.82807 Durbin-Watson stat 0.722060
53

Lampiran 11 Model Regresi


 Model Regresi Fixed Effect Menggunakan Variabel Kontrol

Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/13/19 Time: 23:30
Sample: 2014 2017
Periods included: 4
Cross-sections included: 20
Total panel (unbalanced) observations: 62
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.366159 0.970946 -0.377115 0.7075


X1 0.122456 0.039349 3.112054 0.0029
X2 0.438494 0.134154 3.268594 0.0019
X3 0.060487 0.019056 3.174206 0.0024
C1 0.000126 0.035605 0.003539 0.9972
C2 -0.289873 0.190357 -1.522790 0.1334

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.494352 0.6954


Idiosyncratic random 0.327160 0.3046

Weighted Statistics

R-squared 0.396218 Mean dependent var -0.112765


Adjusted R-squared 0.342309 S.D. dependent var 0.400463
S.E. of regression 0.323454 Sum squared resid 5.858870
F-statistic 7.349744 Durbin-Watson stat 1.760747
Prob(F-statistic) 0.000023

Unweighted Statistics

R-squared 0.238736 Mean dependent var -0.313239


Sum squared resid 18.23035 Durbin-Watson stat 0.565869
54

RIWAYAT HIDUP

Ristya Mar’atus Sholikhah lahir di Blitar, 04 Maret 1997. Penulis merupakan anak
keempat dari lima bersaudara, pasangan Bapak Setyo Wahyudi dan Ibu Sukarlien.
Penulis bertempat tinggal di Jln. Semeru RT.01 RW.16 Babadan, Kec. Wlingi,
Kab. Blitar, Jawa Timur.
Penulis menempuh pendidikan di SDN 02 Tulungrejo (2002-2004), SDN Semen
04 (2004-2009), SMPN 01 Gandusari (2009-2012), SMA N 01 Talun (2012-
2015). Selanjutnya penulis melanjutkan studi ke jenjang sarjana pada program
studi S1 Akuntansi Universitas Negeri Malang dan berhasil menyelesaikan studi
pada tahun 2018.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan organisasi
dan komunitas, diantaranya adalah Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM UM),
Jazom Youth English Community, dan Komunitas TurunTangan Malang. Penulis
juga aktif mengikuti berbagai seminar akuntansi dan lomba akuntansi yang
diselenggarakan untuk mahasiswa. Penulis dapat dihubungi melalui email
maratusristya@gmail.com.

Anda mungkin juga menyukai