Anda di halaman 1dari 5

9 Tradisi Masyarakat Jawa Timur

1. Festival Bandeng

Sudah pasti, banyak mengenal ikan yang satu itu. Menariknya, di daerah Jawa Timur terdapat tradisi
berupa festival bandeng. Festival ini diselenggarakan sebelum hari raya idul Fitri ataupun memperingati
hari besar islam yang lainnya. Tradisi ini sudah menjadi agenda tahunan yang kerap kali di tunggu oleh
masyarakat. Antusias masyarakat dalam mengikuti kegiatan ini juga begitu tinggi.

Lantas, mengapa harus menggunakan ikan bandeng? Inilah sisi menariknya, ternyata di Kabupaten
Sidoarjo merupakan penghasil ikan bandeng terbesar. Buktinya, liat pada logo Kabupaten Sidoarjo yang
berlambang ikan bandeng. Saat festival ini berlangsung, juga terdapat pelelangan ikan bandeng besar
bagi anda yang ingin membelinya. So, Jika anda orang Jawa Timur jangan sampai melewatkan festival
ini !

2. Upacara Kasada

Merupakan hari raya dari adat suku Tengger yang dilaksanakan setiap hari ke-14 bulan kasada dari
kalender jawa. Upacara adat Jawa Timur ini memiliki tujuan sebagai persembahan untuk Sang Hyang
Widhi serta leluhur. Pelaksanaan tradisi ini yaitu mereka suku Tengger akan melempar berbagai macam
sesajen baik berupa buah, hasil ternak ataupun uang ke kawah gunung Bromo.
Selain itu, upacara ini juga memberikan banyak manfaatnya bagi masyarakat. Termasuk memberikan
daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Dengan begitu, akan semakin banyak wisatawan yang
mengenal daerah ini. Serta, sebagai tambahan pemasukan dari wisata yang ada. Tentu, sangat menarik
untuk di tonton !

3. Ganjuran

Tradisi masyarakat jawa timur yang ke 3 yaitu Ganjuran. Di daerah lainnya, tradisi ini mungkin dikenal
dengan sebutan lamaran. Di Jawa Timur, ada tradisi yang sangat menarik berupa ganjuran. Ialah
serangkaian dari acara untuk proses pernikahan. Menariknya, jika biasanya yang melamar yaitu pihak
laki-laki maka ganjuran ini dari pihak perempuan.

Pihak perempuan datang dan melakukan lamaran kepada pria. Umumnya, tradisi ini banyak ditemukan
daerah Bojonegoro, Tuban, Lamongan maupun Gresik. Keunikan dari tradisi ini sampai saat ini masih
tetap di lestarikan. Terlebih, memang memberikan keunikan dan keaslian daerahnya sendiri !

4. Tumpeng Sewu

Semua orang tentu sudah mengenal dengan tumpeng, namun ada yang berbeda dengan tumpeng satu
ini. Jadi, tumpeng sewu ini merupakan tradisi dari Suku Osing yang merupakan suku asli Banyuwangi.
Kegiatan ini digelar setiap tahunnya seminggu sebelum Idul Adha. Fungsi dari kegiatan ini ayitu untuk
bersyukur kepada Allah SWT.
Namun, sebelum melakukan tradisi ini maka warga bersama-sama akan menjemur kasur secara masal
di depan rumah. Kemudian, dilakukan pembacaan doa serta ritual. Uniknya, tidak hanya masyarakat
sini saja yang ingin bergabung. Karena, banyak dari luas daerah yang juga begitu menikmati tradisi ini.

5. Pingitan

Mengenai tradisi yang satu ini, mungkin anda sudah sering mendengarnya. Pingitan merupakan tradisi
mengurung diri di dalam rumah. Jadi, hal ini memiliki fungsi untuk pendidikan bagi perempuan yang
hendak melangsungkan pernikahan. Dimana, pernikahan bukanlah yang biasa. Perempuan harus
memahami dengan benar nantinya.

Selain itu, tujuan lainnya yaitu agar menjaga wanita tetap dalam keadaan suci. Menurut banyak orang,
wanita yang akan melangsungkan pernikahan harus dalam rumah karena agar terhindar dari bahaya.
Tentu, dibalik cara pandangnya yang tragis ternyata menyimpan fungsi mendalam.

6. Karapan Sapi

Di daerah Madura, tradisi yang satu ini sudah sangat berkembang. Dimana, karapan dilakukan
menggunakan hewan sapi yang telah di latih bertanding. Sapi akan beradu kecepatan dengan bantuan
joki dari karapan. Umumnya, acara ini biasa di selenggarakan pada bulan Agustus-Oktober.

Menariknya, karapan sapi di era dahulu bukanlah sebuah perlombaan. Melainkan untuk menemukan
sapi yang terbaik agar kuat membajak sawah. Namun, tradisi ini juga masih tetap berkembang dan
berjalan setiap tahunnya. Banyak masyarakat yang menggemari tradisi ini untuk di tonton bersama
karena memang begitu mengasyikkan. Dijamin, tidak akan menyesal melihatnya !

7. Ludruk

Tradisi masyarakat jawa timur yang ke 7 yaitu Ludruk. Di daerah Probolinggo, juga terdapat tradisi
yang sudah berkembang. Ludruk ialah pementasan drama yang disajikan untuk pendekatan kepada
masyarakat Jawa Timur pada kesehariannya. Biasanya, menampilkan sejarah dan legenda di masa
lampau. Ludruk sendiri dapat di temukan pada beberapa daerah seperti Surabaya dan Probolinggo.

Untuk ludruk Probolinggo sendiri menggunakan bahasa jawa Ngoko dengan aksen Madura pesisir.
Meskipun bahasa yang dihasilkan cukup aneh, namun masih dapat dicerna oleh pada masyarakat.
Keunikannya, ludruk tidak akan pernah lekang dimakan waktu. Justru,akan mendapatkan hal yang lebih
spesial nantinya.

8. Ojung

i daerah Jawa Timur, tradisi ini mungkin sudah cukup dikenal. Dimana, ojung merupakan permainan
dua orang untuk menjatuhkan lawannya dengan menggunakan senjata rotan. Pemain dapat bergantian
memukul dan memberikan pembelajaran kepada lawannya.

Terlebih, tradisi ini juga cukup di gemari oleh masyarakat.

Fungsi dari tradisi ini yaitu untuk berdoa agar tidak teradi bencana maupun hal lainnya pada daerah
Jawa Timur. Menariknya, sebelum tradisi ini dimulai akan terdapat warga yang melakukan ritual doa
agar dapat dilancarkan kegiatannya.
9. Jaran Bodhak

Masih di daerah Probolinggo, terdapat tradisi yang tidak kalah kerennya yaitu jaran bothak. Kegiatan
ini biasa digunakan dalam menyampur masyarakat tua ataupun menjadi iring-iringan dari keperluan
yang benar. Tradisi ini cukup berkembang dan menjadi pilihan masyarakat agar dapat menikmati
liburannya.

Untuk penyajiannya memang seperti musik pada umumnya. Namun, irama yang dihasilkan tidaklah
terlalu jauh. Dengan begitu jaran bodhak masih tetap bisa beraktivitas.

Anda mungkin juga menyukai