Kelompok 6 :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan judul
“PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN HUTANG
TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK”. Proposal skripsi ini menganalisis
pengaruh persepsi wajib pajak berdasarkan tingkat ekonomi, pemahaman
perpajakan, kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan di kelurahan Bencongan Tangerang.
Penulisan proposal skripsi ini ditujukan untuk pemenuhan persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pamulang.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini tidak mungkin akan terwujud
apabila tidak ada bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, izinkan
penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. (H.C.). Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang
telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori adanya
pendidikan dengan biaya terjangkau dan berkualitas.
2. Bapak Dr. H. Dayat Hidayat, M.M., selaku Rektor Universitas Pamulang
yang telah berupaya keras menjadikan Universitas Pamulang semakin
berkualitas.
3. Bapak Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA, CMA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pamulang yang telah memajukan Fakultas Ekonomi
menjadi semakin baik.
4. Ibu Effriyanti, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi
S1 Universitas Pamulang yang senantiasa sabar memberikan pengarahan.
5. Ibu Dr. Holiawati, S.E., M.Si., CSRA selaku dosen Metodologi Penelitian
yang telah memberi bimbingan, dukungan, dan arahan dalam penyelesaian
proposal skripsi ini.
6. Seluruh jajaran Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas ilmu dan
pengarahan yang telah diberikan kepada penulis.
7. Ibu dan Bapak tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungannya.
8. Semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini yang tidak bisa
disebutkan satu per satu. Terima kasih atas dorongan, motivasi, bantuan, dan
doa yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi
ini masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat
berguna bagi para pembaca dan dunia ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB PENDAHULUANI.......................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
6
perusahaan yang mempunyai profitabilitas rendah.
7
mencerminkan performa keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai ROA,
maka akan semakin bagus performa perusahaan tersebut. Perusahaan yang
memperoleh laba diasumsikan tidak melakukan tax avoidance karena mampu
mengatur pendapatan dan pembayaran pajaknya (Maharani dan Suardana,
2014).
8
perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Agresivitas dapat berpengaruh terhadap suatu perusahaan ?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap Agresivitas pajak ?
3. Apakah Kebijakan Hutang berpengaruh terhadap agresivitas pajak ?
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi
pengembang teori utama untuk penelitian dimasa yang akan datang.
b. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
referensi sebagai bahan penelitian lanjutan yang lebih mendalam pada
masa yang akan datang.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti
selanjutnya sehingga dapat mengembangkan penelitiannya secara lebih
dalam. Serta memberikan tambahan informasi untuk dapat
dipergunakan sebagai tambahan ilmu pengetahuan khususnya tentang
perpajakan di Indonesia.
9
2. Manfaat Praktis
Manfaat ditujukan untuk instansi diharapkan dapat memberikan
masukan terhadap masalah yang dihadapi, serta memberikan bahan
pertimbangan guna mengambil langkah kebijakan selanjutnya untuk
mencapai tujuan.
Bab satu adalah bab yang berisi mengenai latar belakang penelitian,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penelitian. Landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka berpikir, dan
pengembangan hipotesis terdapa pada bab dua.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori agensi muncul ketika ada sebuah perjanjian hubungan kerja antara
principle yang memiliki wewenang dengan agent atau pihak yang diberi
kewenangan untuk menjalankan perusahaan (Nugraha, 2015). Manajer (agent)
memiliki kewajiban untuk memberikan informasi mengenai perusahaan
kepada pemilik perusahaan (principle) karena manajer dianggap lebih
memahami dan mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya
(Ardyansyah, 2014). Namun terkadang manajer tidak melaporkan keadaan
perusahaan seperti apa yang sebenarnya. Hal ini bisa saja dilakukan untuk
menguntungkan manajer dan menutupi kelemahan kinerja manajer. Tindakan
manajer yang seperti ini biasanya dilakukan karena adanya perbedaan
kepentingan antara pemilik perusahaan dan manajer sehingga dapat
menimbulkan berbagai masalah keagenan seperti pengeluaran yang
berlebihan, keputusan investasi suboptimal dan asimetris informasi.
11
Asimetris informasi terjadi ketika manajer memiliki lebih banyak informasi
dibandingkan informasi yang dimiliki oleh pemilik perusahaan (Nugraha,
2015). Perbedaan kepentingan antara principle dan agent dapat mempengaruhi
berbagai hal yang berkaitan dengan kinerja perusahaan, salah satunya dalah
kebijakan perusahaan mengenai pajak perusahaan. Sistem perpajakkan di
Indonesia yang menggunakan self assessment system memberikan wewenang
kepada perusahaan untuk menghitung dan melaporkan pajaknya sendiri.
12
2.2 Pemaparan Teori
13
Menurut Hlaing (2012) dalam Nugraha (2015) agresivitas pajak didefinisikan
sebagai kegiatan perencanaan pajak semua perusahaan yang terlibat dalam usaha
mengurangi tingkat pajak yang efektif. Sementara Hanlon dan Heitzman (2010)
dalam Nugraha (2015) mendefinisikan agresivitas pajak sebagai tingkat yang
paling akhir dari spectrum serangkaian perilaku perencanaan pajak.
“Between tax avoidance and tax evasion, there exist potential gray area of
aggressiveness. This gray are exists because there are tax shelters beyond
what is specifically allowed by the tax low and the tax law does not
specifically address all possible tax transaction. A bright line does not.
exist between tax avoidance and tax evasion because neither term
adequately describes all transaction. Therefore, aggressive transactions
and decision-makin may potentially become either tax avoidance or tax
evasion issues”.
14
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan pajak agresif atau
keputusan agresivitas pajak secara potensial dapat menjadi masalah penghindaran
pajak maupun masalah penggelapan pajak.
Agresivitas pajak dapat diukur dengan berbagai cara. Menurut Sari dan
Martani (2010) agresivitas pajak dapat diukur dengan menggunakan effective tax
rate, cash effective tax rate, book-tax difference Manzon-Plesko, book-tax
difference desai-Dharmapala dan tax planning. Lanis dan Richardson (2012)
menggunakan ETR untuk mengukur agresivitas pajak dengan alasan beberapa
penelitian sebelumnya banyak menggunakan ETR untuk mengukur agresivitas
pajak. Semakin rendah nilai ETR mengindikasikan adanya agresivitas pajak
dalam perusahaan. ETR yang rendah menunjukkan beban pajak penghasilan yang
lebih kecil dari pendapatan sebelum pajak.
Profitabilitas
15
manajemen mengelola perusahaan.
16
3. Earning Before Interest and Tax (EBIT) merupakan laba murni
perusahaan yang belum dipengaruhi keputusan keuangan (utang) dan
pajak.
4. Rasio Tingkat Pengembalian Total Aktiva (Return On Asset - ROA)
Rasio Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas
operasi.
5. Rasio Tingkat Pengembalian Total Ekuitas (Return On Equity - ROE)
Rasio Return On Equity (ROE) merupakan alat ukur terakhir untuk
mengukur profitabilitas perusahaan. ROE menggambarkan
keberhasilan perusahaan menghasilkan laba untuk para pemegang
saham.
17
atau debt policy merupakan salah satu bagian dari kebijakan pendanaan yang
bersumber dari eksternal. Kebijakan yang diambil oleh perusahaan memiliki
peran yang signifikan terhadap tingkat penghindaran pajak perusahaan seperti
dalam menentukan pembiayaan perusahaan dalam bentuk utang (Zahirah,
2017). Kebijakan utang merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa
jauh perusahaan menggunakan pendanaan utang. Kebijakan hutang
merupakan kebijakan pendanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan dalam rangka memperoleh sumber pendanaan untuk membiayai
aktivitas operasional perusahaan (Pratiwi dan Mertha, 2017). Menurut
Mardiyati, Ahmad dan Putri (2012) terdapat beberapa teori tentang pendanaan
utang dengan hubungan terhadap nilai perusahaan diantaranya yaitu:
a. Teori struktur modal dari Miller dan Modigliani ( Capital structure
theory )
Pada teori ini mereka berpendapat bahwa dengan asumsi tidak ada
pajak, bankrupt cycost , nilai suatu perusahaan tidak berpengaruh oleh
tingkat leverage. Dengan kata lain, nilai perusahaan yang menggunakan
utang sama dengan nila perusahaan tanpa utang. Setelah menghilang
asumsi tentang ketiadaan pajak, utang dapat menghemat pajak yang
dibayar (karena utang menimbulkan pembayaran bunga yang mengurangi
jumlah penghasilan yang terkena pajak) sehingga nilai perusahaan
bertambah.
b. Pendekatan teori keagenan (Agency approach)
Struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai
kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manajer
sebenarnya adalah konsep freecashlflow. Utang bisa dianggap sebagai cara
untuk mengurangi konflik keagenan terkait freecashflow. Jika perusahaan
menggunakan utang maka manajer akan dipaksa untuk mengeluarkan kas
dari perusahaan untuk membayar bunga. Keberadaan utang juga dapat
menyamakan kepentingan manajer dan pemegang saham serta dapat
menurunkan biaya pajak yang harus ditanggung perusahaan karena beban
bunga berfungsi sebagai deductible expense sesuai ketentuan perpajakan.
(Hartadinata & Tjakara, 2013) membuktikan dalam penelitiannya bahwa
18
kebijakan utang berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak.
Hasil penelitian Agus Taufik Hidayat1, Eta Febrina Fitria2 tahun (2018).
“berjudul Pengaruh Capital Intensity, Inventory Intensity, Profitabilitas dan
Leverage Terhadap Agresivitas Pajak “ Berdasarkan hasil penelitianya maka dapat
disimpulkan bahwa Capital Intensity dan Leverage terbukti berpengaruh terhadap
agresivitas pajak perusahan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017. Sedangkan Inventory
Intensity dan Profitabilitas terbukti tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak
perusahan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2013-2017.
19
Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
20
proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan”. Menurut
Augustine dan Kristaung (2013:222) adalah “rangkaian penalaran dalam suatu
kerangka berdasarkan pada teori / konsep untuk sampai pada simpulan – simpulan
yang berakhir pada hipotesis – hipotesis yang akan diuji secara empiris”.
H1
PROFITABILITAS (X1)
AGRESIFITAS PAJAK (Y)
KEBIJAKAN HUTANG
H2
(X2)
H3
Keterangan :
21
b. Pengaruh Kebijakan hutang terhadap Agresivitas pajak
Kebijakan utang merupakan salah satu alternatif pendanaan perusahaan.
Menurut teori Modigliani dan Miller semakin tinggi proporsi utang
perusahaan maka semakin tinggi pula nilai suatu perusahaan, namun pada
titik tertentu peningkatan utang justru akan dapat menurunkan nilai
perusahaan karena manfaat yang diperoleh perusahaan dari pengguna
utang lebih kecil dari pada biaya yang ditimbulkannya. Utang yang tinggi
pada perusahaan menghadapi resiko keuangan yang tinggi, sehingga
manajer akan mengurangi kepemilikan saham atau di diversifikasikan
pada kesempatan investasi lain. Utang rendah berarti perusahaan memiliki
resiko keuangan rendah sehingga manajer meningkatkan kepemilikan
saham. Hartadinata dan Tjaraka (2013) membuktikan dalam penelitiannya
bahwa kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap tindakan agresifitas
pajak. Oleh karena itu, dihipotesiskan : H2 : Kebijakan Utang berpengaruh
terhadap Agresivitas Pajak
22
BAB III
METODE PENELITIAN
Lokasi objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa perusahaan
manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-
2018
Menurut Sekaran (2003) dalam (Danis, 2014) operasional variabel adalah bagaimana
menemukan dan mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan
merumuskan secara singkat dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai
23
tafsiran. Variabel dalam penelitian ini terdapat dua kelompok utama yaitu variabel
dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
effective tax rate (ETR) sedangkan variabel independennya adalah size, leverage,
profitability, capital intensity ratio dan komisaris independen. Untuk lebih
memperjelas lingkup dalam penelitian ini, tiap-tiap variabel perlu didefinisikan
agar lebih fokus dan tidak keluar dari permasalahan di luar definisi.
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel Bebas adalah
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen(terikat) (Sugiyono, 2017). Variabel independen
dari penelitian ini adalah Profitabilitas dan Kebijakan Hutang.
a. Variable Profitabilitas
Profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam
menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun
nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal sendiri.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektivitas manajemen yang
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi
perusahaan. (HASMITA, 2015). Maka perusahaan dalam menciptakan tingkat
keuntungan yang baik dalam bentuk laba dengan cara melakukan penjualan
asset bersih serta modal perusahaan tersebut.
24
Variabel ini diukur dengan membandingkan laba sebelum pajak dengan
total aset menurut Rodriguez dan Arias (2012) dalam (Danis, 2014) Return
On Asset dapat dihitung dengan membandingkan laba sebelum pajak dengan
total aset yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Laba Sebelum Pajak
ROA= ×100 %
Total Aset
25
Agresivitas Pajak.
a. Variable Agresivitas Pajak
Agresivitas pajak merupakan suatu tindakan yang umum dilakukan oleh
suatu perusahaan yang bertujuan untuk meminimalkan beban pajak yang
harus dibayar oleh suatu perusahaan. Agresivitas pajak ini adalah suatu
perencanaan pajak (tax planning) baik menggunakan tax avoidance ataupun
tax evasion dalam mengurangi beban pajak (tax burden) yang di tanggung
perusahaan. Agresivitas pajak sebagai kegiatan perencanaan pajak semua
perusahaan yang terlibat dalam usaha mengurangi tingkat pajak yang efektif.
Tidak ada definisi ataupun ukuran agresivitas pajak yang dapat diterima
secara universal (Fikriyah, 2013). Perusahaan menganggap pajak sebagai
beban perusahaan yang dapat mengurangi laba. Hal tersebut mendorong
perusahaan mengambil langkah untuk meminimalkan besaran pajak yang
ditanggungnya, sehingga perusahaan cenderung dipandang melakukan
tindakan agresivitas pajak (Kandaka & Pratiwi).
26
Total Beban Pajak Penghasilan
ETR= x 100 %
Laba Sebelum Pajak
27
tahunan dan laporan keuangan yang terpilih sebagai sampel penelitian.
28
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2012). Untuk
menciptakan sebuah model regresi, antar variabel independen tidak boleh
terdapat multikolinieritas karena multikolinieritas dapat menimbulkan bias
dalam hasil penelitian terutama dalam proses pengambilan kesimpulan
mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi
dapat dilihat dari:
a. Nilai R2 yang dihasilkan dalam suatu model regresi sangat tinggi atau
variabel-variabel independen banyak menunjukkan hubungan tidak
signifikan dengan variabel dependen.
b. Menganalisis matrik korelasi antar variabel independen. Jika antar
variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi ( di atas 0.95)
maka mengindikasikan adanya multikolinieritas.
c. Melihat nilai tolerance dan variance inflation faktor (VIF). Nilai yang
umumnya digunakan untuk menunjukkan multikolinieritas menurut
Ghozali (2012) adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai
VIF ≥ 10.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan apakah dalam model regresi terdapat korelasi
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1. Jika terdapat korelasi maka ada masalah autokorelasi, karena
model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terdapat
autokorelasi di dalamnya. Menurut Ghozali (2012) autokorelasi muncul
karena penelitian yang berurutan sepanjang waktu dan saling berkaitan
satu sama lain.
Salah satu cara untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan
menggunakan uji Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson dengan cara
membandingkan nilai hitung dengan nilai table Durbin-Watson untuk
memperoleh batas bawah (BL) dan batas atas (BU) dengan tingkat
29
signifikansi a = 5%.
Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu
dengan melakukan run test. Run test digunakan sebagai bagian dari
statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar
residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat
hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau
random (Ghozali, 2012). Model regresi dikatakan random atau acak jika
nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka model regresi tidak terjadi
autokorelasi.
4. Uji Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang tidak konstan. Uji
heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lainnya (Ghozali, 2012). Model regresi yang baik adalah model regresi
yang tidak terjadi heteroskedastisitas, atau dengan kata lain hasilnya
homoskedastisitas.
Salah satu cara untuk melakukan uji heteroskedastisitas ini yaitu dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED)
dengan residual (SRESID). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2012).
Analisis menggunakan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup
signifikan karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan uji statistik yaitu uji glejser untuk
menguji ada tidaknya heteroskedastisitas. Dalam uji glejser, apabila
30
variabel independen signifikan secara statistik dalam mempengaruhi
variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Sedangkan apabila variabel independen tidak signifikan secara statistik
dalam mempengaruhi variabel dependen, maka tidak ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas. Hal tersebut diamati dari probabilitas signifikansinya
di atas tingkat kepercayaan 5% (Ghozali, 2012).
31
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2012).
Apabila koefisien daterminasi (R2)=0 berarti tidak ada hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen, sebaliknya untuk
koefisien determinasi (R2)=1 maka terdapat hubungan yang sempurna.
Digunakan adjusted R2 sebagai koefisien determinasi apabila regresi
variabel bebas lebih dari dua.
3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji statistik t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel
independen secara individu terhadap variabel dependen dengan
menganggap variabel lain bersifat konstan. Dalam penelitian ini
menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (a = 5%). Penolakan atau
penerimaan hipotesis berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikansi kurang atau sama dengan 0,05 menyatakan
bahwa secara partial variabel independen (profitabilitas dan kebijakan
hutang) berpengaruh terhadap variabel dependen (agresivitas pajak).
b. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 menyatakan bahwa secara partial
variabel independen (profitabilitas dan kebijakan hutang) tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (agresivitas pajak).
32