Anda di halaman 1dari 31

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357036686

Pengaruh Keadilan Pemungutan Pajak, Pemahaman Perpajakan, Diskriminasi


Dan Teknologi Perpajakan Terhadap Penggelapan Pajak (Studi Pada Wajib
Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Jaya...

Research Proposal · December 2021

CITATIONS READS

0 181

2 authors, including:

Victor Pattiasina
Universitas Yapis Papua
153 PUBLICATIONS   129 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah di
Lingkungan Pemerintah Papua) View project

Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban, Kompetensi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial View project

All content following this page was uploaded by Victor Pattiasina on 15 December 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pengaruh Keadilan Pemungutan Pajak, Pemahaman

Perpajakan, Diskriminasi Dan Teknologi Perpajakan Terhadap

Penggelapan Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di

KPP Pratama Jayapura)

DISUSUN OLEH :

SRI WAHYUNI

18.121.005

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS YAPIS PAPUA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas mini riset seminar akuntansi tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa tugas mini riset ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan proposal

penelitian ini sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa

Universitas Yapis Papua khususnya dan semua orang pada umumnya.

Penulis juga menguucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat

Bapak Victor Pattiasina, SE.,M.SA,.Ak.,CA.,ASEANCPA selaku dosen

pembimbing yang memberikan saran dalam proposal penelitian ini. Akhir

kata semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan perlindungan kepada

kita semua.

Jayapura, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS


PENELITIAN ........................................................................................................ 6

A. Grand Theory .............................................................................................. 6

B. Kajian Teori ................................................................................................. 7

C. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 9

D. Hipotesis Penelitian.................................................................................... 12

E. Kerangka Konseptual ................................................................................. 14

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 15

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 15

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 15

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 15

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 17

E. Uji Instumen Penelitian ............................................................................ 178

F. Metode Analisis Data ............................................................................... 178

G. Pengujian Hipotesis .................................................................................. 176

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak adalah kewajiban rakyat untuk menyerahkan sebagian kekayaan

ke kas negara sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah dan

dipaksakan dan tidak merasakan timbal balik dari negara secara langsung

(Sangadah & Mutmainah, 2021). Menurut Noch & Pattiasina (2017) pajak

merupakan sumber penerimaan negara untuk membiayai seluruh pengeluaran

pemerintah yang bersifat umum.

Namun wajib pajak pada umumnya cenderung untuk membayar pajak

serendah-rendahnya, bahkan akan berusaha untuk menghindarinya. Berbagai

cara dilakukan setiap wajib pajak agar bisa meminimalkan beban pajaknya,

salah satunya dengan cara-cara yang bertentangan dengan undang-undang yang

dikenal dengan istilah penggelapan pajak (Lenggono, 2019).

Penggelapan pajak adalah upaya yang dilakukan oleh wajib pajak untuk

menekan jumlah pajak dengan melakukan pengurangan pajak yang

bertentangan dengan undang-undang perpajakan (Fitria et al., 2021).

Saat ini terdapat banyak kasus penggelapan pajak yang terjadi di

Indonesia. Salah satunya adalah kasus yang menjerat direktur PT EMI dan PT

NRJM di Kalimatan Timur. Diduga direktur PT EMI dan PT NRJM

melakukan penggelapan pajak dengan cara menggunakan faktur pajak fiktif

dalam SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Diperkirakan total kerugian

negara atas tindakan penggelapan pajak ini mencapai Rp 6,53 miliar

1
2

(Darmawan, 2021). Dengan adanya kasus penggelapan pajak yang terjadi di

Indonesia, hal ini membuktikan bahwa terdapat tindakan penggelapan pajak

yang dilakukan oleh wajib pajak yang tidak bertanggung jawab.

Faktor pertama yang dapat mendorong wajib pajak melakukan tindakan

penggelapan pajak adalah keadilan pemungutan pajak. Wajib pajak akan

membayar pajak terhutangnya secara konsisten jika mereka merasakan adanya

keadilan. Sebaliknya jika mereka merasa tidak mendapatkan keadilan maka

wajib pajak akan berfikir dengan sadar untuk melakukan kecurangan dengan

melakukan penggelapan pajak (Fitria et al., 2021).

Pernyataan diatas didukung dengan hasil penelitian (Saputri & Kamil,

2021) yang menyatakan bahwa keadilan pemungutan pajak berpengaruh positif

dan signifikan terhadap penggelapan pajak. Namun penelitian ini bertolak

belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fitria et al., 2021) yang

menyatakan bahwa keadilan pemungutan pajak berpengaruh negatif terhadap

penggelapan pajak.

Faktor kedua yang dapat mendorong wajib pajak untuk melakukan

tindakan penggelapan pajak adalah pemahaman perpajakan. Pemahaman yang

masih rendah terhadap undang-undang perpajakan merupakan faktor

pendorong dalam melakukan tindakan penggelapan pajak. Wajib pajak yang

tidak memahami peraturan perpajakan cenderung akan menjadi wajib pajak

yang tidak taat dan memicu untuk melakukan tindakan penggelapan pajak .

Pernyataan diatas didukung dengan hasil penelitian (Fitria et al., 2021)

yang menyatakan bahwa pemahaman perpajakan berpengaruh negatif terhadap


3

penggelapan pajak. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Bahari, 2016) yang menyatakan bahwa pemahaman

perpajakan tidak berpengaruh terhadap penggelapan pajak.

Faktor ketiga yang dapat mendorong wajib pajak melakukan tindakan

penggelapan pajak adalah diskriminasi. Direktorat Jenderal Pajak memiliki

peran yang penting untuk mencegah terjadinya penggelapan pajak. Jika pihak

Direktorat Jenderal Pajak tidak mampu memberikan rasa keadilan kepada

wajib pajak, maka wajib pajak akan merasa dibedakan (adanya diskriminasi)

sehingga wajib pajak dengan sadar tidak akan patuh dan akan melakukan

tindakan penggelapan pajak (Fitria et al., 2021).

Pernyataan diatas didukung dengan hasil penelitian (Fitria et al., 2021)

yang menyatakan bahwa diskriminasi pajak berpengaruh positif terhadap

penggelapan pajak. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Fatimah & Wardani, 2017) yang menyatakan bahwa

diskriminasi tidak berpengaruh terhadap penggelapan pajak.

Faktor keempat yang dapat mempengaruhi wajib pajak untuk

melakukan penggelapan pajak adalah teknologi perpajakan. Menurut Pattiasina

et al., (2021) perkembangan teknologi informasi merupakan peningkatan

penggunaan teknologi komputer yang berlangsung sangat cepat dan pesat.

Menurut Fitriyanti et al., (2017) semakin modernnya fasilitas dalam bidang

perpajakan yang telah disediakan oleh pemerintah diharapkan tingkat

penggelapan pajak juga akan semakin rendah.


4

Pernyataan diatas didukung dengan hasil penelitian (Lenggono, 2019)

yang menyatakan bahwa teknologi perpajakan berpengaruh positif dan

signifikkan terhadap penggelapan pajak. Namun penelitian ini bertolak

belakang dengan penelitian yang dilakukan (Sangadah & Mutmainah, 2021)

yang menyatakan bahwa teknologi informasi perpajakan berpengaruh negatif

dan tidak signifikkan terhadap penggelapan pajak.

Dengan adanya perbedaan dari hasil kajian-kajian empiris dan

fenomena yang terjadi maka calon peneliti mengambil topik penelitian dengan

judul “Pengaruh Keadilan Pemungutan Pajak, Pemahaman Pajak,

Diskriminasi Dan Teknologi Perpajakan Terhadap Penggelapan Pajak

(Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Jayapura)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah keadilan pemungutan pajak berpengaruh terhadap penggelapan

pajak?

2. Apakah pemahaman perpajakan berpengaruh terhadap penggelapan pajak?

3. Apakah diskriminasi berpengaruh terhadap penggelapan pajak?

4. Apakah teknologi perpajakan berpengaruh terhadap penggelapan pajak?

5. Apakah keadilan pemungutan pajak, pemahaman pajak, diskriminasi dan

teknologi perpajakan berpengaruh secara simultan terhadap penggelapan

pajak?

C. Tujuan Penelitian
5

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh keadilan pemungutan pajak

terhadap penggelapan pajak.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pemahaman pajak terhadap

penggelapan pajak.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh diskriminasi terhadap

penggelapan pajak.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh teknologi perpajakan terhadap

penggelapan pajak.

5. Untuk menguji dan menganalisis apakah keadilan pemungutan pajak,

pemahaman perpajakan, diskriminasi dan teknologi perpajakan berpengaruh

secara simultan terhadap penggelapan pajak.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan bagi semua pihak terutama bagi peneliti, KPP pratama kota

Jayapura dan calon peneliti selanjutnya.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Grand Theory

1. Theory of Planned Behavior (TPB)

Theory of Planned Behavior (TPB) adalah teori yang menjelaskan

bahwa perilaku yang dilakukan oleh seseorang dikarenakan adanya niat

untuk berperilaku (Yulianto et al., 2021). Hubungan teori ini dengan

penggelapan pajak adalah jika wajib pajak menganggap perilaku

penggelapan pajak adalah hal yang tidak baik maka wajib pajak tidak akan

menimbulkan niat untuk melakukan penggelapan pajak (Yulianto et al.,

2021)

2. Teori Atribusi

Teori atribusi adalah teori yang mengamati perilaku individu

apakah perilaku tersebut berasal dari internal atau eksternal dari individu

tersebut (Yulia & Muanifah, 2021). Dalam penelitian ini, teori atribusi

menjelaskan faktor eksternal yaitu keadilan pemungutan pajak,

diskriminasi dan teknologi informasi perpajakan yang berpengaruh

terhadap penggelapan pajak. Di samping itu, teori ini juga menjelaskan

adanya faktor internal yaitu pemahaman perpajakan.

6
7

B. Kajian Teori

1. Penggelapan Pajak

Menurut Lenggono (2019) penggelapan pajak adalah tindakan

penghindaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak dengan cara melanggar

undang-undang sehingga negara dirugikan. Menurut Yuliyanti (2020)

penggelapan pajak adalah cara untuk menghindar dari kewajiban perpajakan

yang dilakukan secara ilegal karena tidak berada dalam koridor peraturan

perpajakan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggelapan pajak

adalah tindakan peyimpangan yang dilakukan oleh wajib pajak baik pribadi

maupun badan dengan melawan hukum perundang-undangan perpajakan

secara ilegal untuk menghindari kewajiban perpajakannya.

C. Keadilan Pemungutan Pajak

Menurut Sondakh et al., (2019) keadilan pemungutan pajak adalah

perlakuan yang sama dari pemerintah terhadap wajib pajak baik orang

pribadi maupun badan. Menurut Fatimah & Wardani (2017) keadilan pajak

adalah pembagian beban pajak kepada wajib pajak yang dilakukan dengan

seimbang sesuai kemampuan penghasilan wajib pajak. Dari uraian diatas

dapat disimpulkan bahwa keadilan pemungutan pajak adalah tindakan atau

perlakuan yang dilakukan oleh aparat perpajakan kepada wajib pajak, sesuai

dengan sistem dan undang-undang perpajakan yang berlaku, seimbang, serta

tidak sewenang-wenang.
8

D. Pemahaman Perpajakan

Menurut Fitria et al., (2021) pemahaman pajak merupakan proses

dimana wajib pajak memahami tentang pengetahuan pajak dan menerapkan

pengetahuan tersebut seperti melaporkan SPT yang sesuai. Menurut

Yuliyanti (2020) pemahaman peraturan perpajakan adalah proses wajib

pajak untuk memahami tentang perpajakan dan menerapkan pengetahuan itu

untuk membayar pajak. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

pemahaman pajak adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh wajib

pajak tentang peraturan perpajakan serta sistem perpajakan yang berlaku

yang nantinya akan digunakan wajib pajak dalam membayar pajak

terutangnya.

E. Diskriminasi

Menurut Pratiwi & Prabowo (2019) diskriminasi di dalam

perpajakan dapat berupa peraturan perpajakan yang dibuat oleh pemerintah

dengan tidak adil, dalam arti peraturan tersebut menguntungkan pihak-pihak

tertentu, atau diskriminasi dari sisi tindakan terhadap seluruh wajib pajak.

Menurut Karlina (2020) diskriminasi adalah perbedaan perlakuan kepada

manusia yang dilihat dari segi ras, agama, sosial, warna kulit dan lain-lain.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa diskriminasi adalah perbedaan

perlakuan perpajakan yang dilakukan oleh aparatur pajak kepada wajib

pajak karena adanya perbedaan agama, ras, etnis, budaya dan faktor lainnya.
9

F. Teknologi Perpajakan

Menurut Sangadah & Mutmainah (2021) teknologi informasi

perpajakan merupakan perkembangan teknologi dibidang perpajakan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan perpajakan terhadap wajib pajak yang

akan memenuhi kewajiban perpajakannya. Menurut Lenggono (2019)

teknologi sistem perpajakan adalah pembaruan di bidang teknologi

informasi yang berkaitan dengan sistem administrasi perpajakan. Dari

uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi perpajakan adalah

pemanfaatan ilmu perkembangan teknologi dan informasi berbasis digital

yang disiapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk pelayanan perpajakan

yang akan memudahkan wajib pajak dalam mengurus kewajiban

perpajakannya.

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Mapping Penelitian Terdahulu
No. Nama dan Judul Penelitian Variabel Penelitian Alat Uji Hasil Penelitian
Tahun
Penelitian
1. Fitria et al., Pengaruh Keadilan a. Keadilan Analisis 1) Keadilan
(2021) Pemungutan Pajak, Pemungutan (X1) Regresi pemungutan pajak
Pemahaman Pajak Dan Pajak Berganda dan pemahaman
Diskriminasi Terhadap b. Pemahaman perpajakan
Tax Evasion (Studi Pajak (X2) berpengaruh
Empiris Pada Wajib c. Diskriminasi negatif terhadap
Pajak Orang Pribadi Pajak (X3) tindakan
Di KPP Pratama d. Penggelapan penggelapan
Sidoarjo) Pajak (Y) pajak.
2) Diskriminasi
berpengaruh
positif terhadap
tindakan
penggelapan
pajak.
10

No. Nama dan Judul Penelitian Variabel Penelitian Alat Uji Hasil Penelitian
Tahun
Penelitian
2. Saputri & Praktik Penggelapan a. Sistem Analisis 1) Sistem
Kamil (2021) Pajak (Tax Evasion) Perpajakan (X1) Regresi perpajakan,
Dipengaruhi Oleh b. Keadilan Pajak Berganda keadilan,
Faktor Sistem (X2) diskriminasi dan
Perpajakan, Keadilan c. Diskriminasi deteksi
Pajak, Diskriminasi (X3) kecurangan
dan Deteksi d. Deteksi berpengaruh
Kecurangan (Studi Kecurangan (X4) positif dan
Kasus e. Penggelapan signifkan
Pada Rs Jantung dan Pajak (Y) terhadap
Pembuluh Darah penggelapan
Harapan Kita dan Rs pajak.
Anak Dan Bunda
Harapan Kita)
3. Sangadah & Minimalisasi Tax a. Tarif Pajak (X1) Analisis 1) Tarif pajak
Mutmainah Evasion Melalui Tarif b. Teknologi dan Regresi berpengaruh
(2021) Pajak, Teknologi Dan Informasi Berganda positif terhadap
Informasi Perpajakan, Perpajakan (X2) tax evasion.
Keadilan Sistem c. Keadilan Sistem 2) Teknologi
Perpajakan, Ketepatan Perpajakan (X3) informasi
Pengalokasian d. Ketepatan perpajakan ,
Pengeluaran Pengalokasian keadilan sistem
Pemerintah, Dan Tax Pengeluaran perpajakan,
Morale (Studi Empiris Pemerintah (X4) ketepatan
Pada Wajib Pajak e. Tax Morale (X5) pengalokasian
Orang Pribadi Di f. Tax Evasion (Y) pengeluaran
Kantor Wilayah pemerintah dan
Direktoral Jenderal tax morale
Pajak Jawa Tengah I) berpengaruh
negatif terhadap
tax evasion.
4. Lenggono Pengaruh Tarif Pajak, a. Tarif Pajak (X1) Analisis 1) Tarif pajak dan
(2019) Teknologi Dan b. Teknologi dan Regresi ketepatan
Informasi Perpajakan, Infomasi Berganda pengalokasian
Terdeteksi Perpajakan (X2) pajak tidak
Kecurangan Dan c. Terdeteksi berpengaruh
Ketepatan Kecurangan (X3) signifikan
Pengalokasian Pajak d. Ketepatan terhadap tax
Terhadap Tax Evasion Pengalokasian evasion.
(X4) 2) Teknologi dan
e. Tax Evasion (Y) informasi
Perpajakan
berpengaruh
positif signifikan
terhadap tax
evasion.
3) Terdeteksi
11

No. Nama dan Judul Penelitian Variabel Penelitian Alat Uji Hasil Penelitian
Tahun
Penelitian
kecurangan
berpengaruh
negatif signifikan
terhadap tax
evasion.

5. Fatimah & Faktor-Faktor Yang a. Keadilan Pajak Regresi 1) Keadilan pajak,


Wardani Mempengaruhi (X1) Linear kepatuhan pajak
(2017) Penggelapan Pajak Di b. Sistem Perpajakan Berganda berpengaruh
Kantor Pelayanan (X2) negatif terhadap
Pajak Pratama c. Norma Subjektif penggelapan
Temanggung (X3) pajak.
d. Kepatuhan Pajak 2) Sistem perpajakan,
(X4) norma subjektif
e. Diskriminasi (X5) tidak berpengaruh
f. Kualitas terhadap
Pelayanan (X6) penggelapan
g. Kemungkinan pajak.
Terdeteksinya 3) Diskriminasi,
Kecurangan (X7) kualitas
h. Penggelapan Pajak pelayanan,
(Y) kemungkinan
terdeteksinya
kecurangan tidak
berpengaruh
terhadap
penggelapan
pajak.
6. Bahari Pengaruh Pemahaman, a. Pemahaman (X1) Analisis 1) Pemahaman,
(2016) Sistem Perpajakan, b. Sistem Regresi sistem perpajakan,
Presepsi Baik Pada Perpajakan (X2) Berganda dan keadilan tidak
Fiskus Dan Keadilan c. Presepsi Baik berpengaruh
Terhadap Tindakan Pada Fiskus (X3) terhadap tindakan
Tax Evasion (Studi d. Tax Evasion (Y) tax evasion.
Kasus Pada Wajib 2) Presepsi baik pada
Pajak Di Kpp Pratama fiskus berpengaruh
Gunungkidul) negatif terhadap
tindakan tax
evasion.
Sumber : Jurnal
12

C. Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh Keadilan Pemungutan Pajak Terhadap Penggelapan Pajak

Semakin tingginya keadilan yang dirasakan oleh wajib pajak maka

akan semakin rendah wajib pajak untuk melakukan penggelapan pajak.

Hasil penelitian yang dilakukan (Saputri & Kamil, 2021) menyimpulkan

bahwa keadilan pemungutan pajak berpengaruh positif terhadap

penggelapan pajak. Berdasarkan uraian diatas maka ditetapkan hipotesis

pertama dalam penelitian ini, yaitu:

H1 : Keadilan pemungutan perpajakan berpengaruh terhadap penggelapan

pajak

2. Pengaruh Pemahaman Perpajakan Terhadap Penggelapan Pajak

Wajib pajak diharapkan memiliki pemahaman perpajakan agar

praktik tindakan penggelapan pajak dapat diminimalisir serendah mungkin

(Yuliyanti, 2020). Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Fitria et al., 2021)

menyimpulkan bahwa pemahaman perpajakan berpengaruh negatif terhadap

penggelapan pajak. Berdasarkan uraian diatas maka ditetapkan hipotesis

kedua dalam penelitian ini, yaitu:

H2 : Pemahaman perpajakan berpengaruh terhadap penggelapan pajak.

3. Pengaruh Diskriminasi Terhadap Penggelapan Pajak

Semakin tingginya tingkat diskriminasi dalam pelaksanaan

perpajakan, maka akan membuat wajib pajak melakukan tindakan

penggelapan pajak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitria et al., (2021)
13

dan menyimpulkan bahwa diskriminasi pajak berpengaruh positif terhadap

penggelapan pajak. Berdasarkan uraian diatas maka ditetapkan hipotesis

ketiga dalam penelitian ini, yaitu:

H3 : Diksriminasi berpengaruh terhadap penggelapan pajak.

4. Pengaruh Teknologi Perpajakan Terhadap Penggelapan Pajak

Semakin modern teknologi yang digunakan pemerintah, maka

semakin rendah tingkat atau upaya penggelapan pajak. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh (Lenggono, 2019) menyimpulkan bahwa teknologi

perpajakan berpengaruh positif dan signifikkan terhadap penggelapan pajak.

Berdasarkan uraian diatas maka ditetapkan hipotesis keempat dalam

penelitian ini, yaitu:

H4 : Teknologi perpajakan berpengaruh terhadap penggelapan pajak.

5. Pengaruh Keadilan Pemungutan Pajak, Pemahaman Perpajakan,

Diskriminasi dan Teknologi Perpajakan Terhadap Penggelapan Pajak.

Wajib pajak yang merasakan keadilan sesuai dengan ketentuan

peraturan perpajakan akan meminimalisir tingkat penggelapan pajak. Wajib

pajak yang memahami peraturan dengan baik, akan paham bahwa terdapat

sanksi yang akan diterima jika didapati melakukan penggelapan pajak

(Sondakh et al., 2019).

Menurut Pratiwi & Prabowo, (2019) diskriminasi yang dilakukan

oleh pemerintah dapat memotivasi masyarakat melakukan penggelapan

pajak. Menurut Yuliyanti (2020) semakin baik teknologi perpajakan yang


14

ada maka tindakan penggelapan pajak semakin rendah. Berdasarkan uraian

diatas maka ditetapkan hipotesis kelima dalam penelitian ini, yaitu:

H5 : Keadilan pemungutan pajak, pemahaman perpajakan, diskriminasi dan

teknologi perpajakan berpengaruh secara simultan terhadap

penggelapan pajak.

D. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang, landasan teori serta kajian penelitian

terdahulu maka kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Keadilan Pemungutan
Pajak (X1)

H1
Pemahaman Pajak
Penggelapan
(X2)
Pajak (Y)
H2
Diskriminasi (X3)
H3

Teknologi Perpajakan
H4
(X4)

H5

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, metode dalam penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini menguji pengaruh keadilan

pemungutan pajak, pemahaman perpajakan, diskriminasi dan teknologi

perpajakan terhadap penggelapan pajak.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 243.115 wajib pajak orang

pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jayapura.

Penelitian ini menggunakan metode simple random sampling dalam

pengambilan sampel. Untuk menghitung sampelnya digunakan rumus

Slovin sebagai berikut :

n=

n= = 99, 95 dibulatkan menjadi 100

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah

penggelapan pajak. Menurut Fatimah & Wardani (2017) penggelapan

pajak adalah tindakan ilegal yang dilakukan oleh wajib pajak untuk

mengurangi jumlah pajak yang terutang. Indikator pada variabel ini

menggunakan indikator menurut Fatimah & Wardani (2017) yang terdiri

15
16

dari lima indikator yaitu : (1) tidak menyampaikan SPT tepat pada

waktunya, (2) menyampaikan SPT dengan tidak benar, (3) tidak

mendaftarkan diri atau menyalahgunakan NPWP, (4) tidak menyetorkan

pajak yang telah dipungut atau dipotong, (5) melaporkan pendapatan

lebih kecil dari yang seharusnya.

2. Variabel Bebas (Variabel Independen)

a) Keadilan Pemungutan Pajak (X1)

Keadilan adalah perlakuan yang sama dalam pengenaan dan

pemungutan pajak (Pratiwi & Prabowo, 2019). Indikator pada variabel

ini menggunakan indikator menurut Fatimah & Wardani (2017) yang

terdiri dari tiga indikator yaitu: (1) pembagian beban pajak kepada

wajib pajak seimbang, (2) pembagian beban pajak sesuai dengan

penghasilan wajib pajak, (3) pembagian beban pajak sesuai

kemampuan wajib pajak.

b) Pemahaman Perpajakan (X2)

Pemahaman perpajakan adalah proses wajib pajak untuk

memahami dan mengetahui peraturan serta tata cara perpajakan

(Yuliyanti, 2020). Indikator pada variabel ini menggunakan indikator

menurut Yuliyanti (2020) yang terdiri dari lima indikator yaitu : (1)

tingkat pengetahuan tentang kewajiban wajib pajak, (2) tingkat

pengetahuan tentang hak sebagai wajib pajak, (3) tingkat pemahaman

mengenai sanksi pajak, (4) tingkat pemahaman mengenai tarif pajak,


17

(5) tingkat pemahaman wajib pajak tentang peraturan

perundangundangan.

c) Diskriminasi (X3)

Menurut Pratiwi & Prabowo (2019) diskriminasi pajak

merupakan perlakuan berbeda yang dirasakan oleh wajib pajak yang

dilakukan oleh aparat perpajakan. Indikator pada variabel ini

menggunakan indikator menurut Fatimah & Wardani (2017) yang

terdiri dari empat indikator yaitu : (1) perbedaan perlakuan didasarkan

agama, ras dan kebudayaannya, (2) perbedaan perlakuan akibat

pendapat politiknya, (3) zakat sebagai suatu pengurangan pajak,

kebijakan kredit perbankan.

d) Teknologi Perpajakan (X4)

Tekologi perpajakan adalah upaya pemerintah untuk

meningkatkan kualitas layanan kepada wajib pajak dengan

menggunakan teknologi (Lenggono, 2019). Indikator pada variabel ini

menggunakan indikator menurut Yuliyanti (2020) yang terdiri dari

empat indikator yaitu : (1) ketersediaan teknologi yang berkaitan

dengan perpajakan, (2) memadainya teknologi yang berkaitan dengan

perpajakan, (3) akses informasi perpajakan yang mudah, (4)

pemanfaatan fasilitas teknologi informasi perpajakan.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

penelitian pustaka dan penelitian lapangan yaitu kuisioner yang disebarkan


18

kepada responden dengan bantuan skala likert dalam mengisi kuesioner

(Sondakh et al., 2019). Dalam skala likert untuk mengukur jawaban

responden, peneliti memberikan skor setiap item jawaban yaitu

menggunakan 5 angka penilaian sebagai berikut : angka 1 = sangat tidak

setuju, angka 2 = tidak setuju, angka 3 = kurang setuju, angka 4 = setuju,

angka 5 = sangat setuju.

E. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuisioner. Untuk menentukan suatu instrumen

valid atau tidak valid dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

dengan r tabel dengan tingkat signifikan alpha = 0,05 (Ghozali, 2018).

2. Uji Reliabilitas

Uji ini digunakan untuk mengukur reliabel atau kehandalan dari

suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Penelitian ini

melakukan pengujian dan menghitung variabel yang memiliki nilai

Cronbach’ s Alpha lebih dari 0,7 (Ghozali, 2018).

F. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Caranya adalah melihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang terdapat pada
19

tabel output One-Sample Kolmogorov Smirnov Test, kemudian

membandingkannya dengan tingkat kesalahan (α = 5%) (Ghozali,

2018).

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat adanya korelasi

antar variabel bebas. Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan

melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai Tolerance

(Ghozali, 2018).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Metode yang dapat dipakai untuk

mendeteksi gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah

metode grafik scatter plot (Ghozali, 2018).

2. Uji Regresi Linier Berganda

Menurut Ghozali (2018) analisis regresi linier berganda

digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh dari

variabel independen pada variabel dependen dan bertujuan untuk

mengestimasi nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai

variabel independen yang diketahui. Adapun model rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 +β2X2 + β3X3 + β4X4 + e


20

Keterangan:

Y = Penggelapan Pajak

α = Konstanta

β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi

e = Variabel Pengganggu

X1 = Keadilan pemungutan pajak

X2 = Pemahaman perpajakan

X3 = Diskriminasi

X4 = Teknologi perpajakan

G. Uji Hipotesis

1. Uji Parsial (Uji t)

Menurut Ghozali (2018) uji statistik t pada dasarnya

menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Penerimaan

atau penolakan hipotesis dilihat dari nilai signifikansi 0,05.

2. Uji Sigifikansi F

Menurut Ghozali (2018) uji F dilakukan untuk menguji

apakah model regresi yang digunakan fit. Uji F dapat dilakukan

dengan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi tingkat

signifikansi 0,05 (α = 5%).

3. Uji Koefisien Determinasi )

Uji (uji determinasi) digunakan untuk mengukur seberapa

besar kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Nilai
21

yang kecil menandakan bahwa kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi dependen sangat terbatas dan

jika nilai mendekati satu hal ini menjelaskan bahwa variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Yulianto et

al., 2021).
22

DAFTAR PUSTAKA

Bahari, N. A. P. (2016). Pengaruh Pemahaman, Sistem Perpajakan, Presepsi


Baik Pada Fiskus dan Keadilan Terhadap Tindakan Tax Evasion.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Darmawan, M. (2021). Rugikan Negara 6,53 Miliar, Tersangka Penggelapan
Pajak Diserahkan ke Kejari Samarinda. https://kaltimtoday.co/rugikan-
negara-rp-653-miliar-tersangka-penggelapan-pajak-diserahkan-ke-kejari-
samarinda/
Fatimah, S., & Wardani, D. K. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penggelapan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Temanggung. Jurnal
USTJOGJA, 1(1), 1–14.
Fitria, D., Bahri, S., & Dewi, I. (2021). Pengaruh Keadilan Pemungutan Pajak,
Pemahaman Pajak Dan Diskriminasi Terhadap Tax Evasion (Studi Empiris
pada wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Sidoarjo). Conference on
Economic and Business Innovation, 1–10.
Fitriyanti, I., Fauzi, A., & Armeliza, D. (2017). Pengaruh Ketepatan
Pengalokasian, Teknologi dan Informasi Perpajakan, dan Diskriminasi
Terhadap Penggelapan Pajak (Tax Evasion). Jurnal Ilmiah Wahana
Akuntansi, 12(01), 84–104.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Karlina, Y. (2020). Pengaruh Love Of Money, Sistem Perpajakan, Keadilan
Perpajakan, Diskriminasi Perpajakan, Pemahaman Perpajakan, Sanksi
Perpajakan Dan Religiusitas Terhadap Penggelapan Pajak (Berdasarkan
Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Di Kantor Pelayanan.
01(01), 58–69.
Lenggono, T. O. (2019). Pengaruh Tarif Pajak, Teknologi Dan Informasi
Perpajakan, Terdeteksi Kecurangan Dan Ketepatan Pengalokasian Pajak
Terhadap Tax Evasion. Jurnal SOSOQ, 7(1), 43–50.
Noch, M. Y., & Pattiasina, V. (2017). Determinan Persepsi Kemudahan, Persepsi
Kebermanfaatan, Persepsi Risiko Dan Kepuasan Wajib Pakal Terhadap
Penggunnan Sistem E-Filling (Survei Pada KPP Pratama Jayapura). Seminar
Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), 421–427.
Pattiasina, V., Noch, M. Y., Bonsapia, M., & Patiran, A. (2021). Determinan
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi dimoderasi oleh Pendidikan dan
Pelatihan. Jurnal Aplikasi Kebijakan Publik Dan Bisnis, 2(1), 38–55.
Pratiwi, E., & Prabowo, R. (2019). Keadilan dan Diskriminasi Pajak Terhadap
Penggelapan Pajak: Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi. Accounting and
Financial Review, 2(1), 8–15.
Sangadah, S., & Mutmainah, K. (2021). Minimalisasi Tax Evasion Melalui Tarif
Pajak , Teknologi Dan Informasi Perpajakan, Keadilan Sistem Perpajakan,
Tax Morale ( Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Wilayah
Direktoral Jenderal Pajak Jawa Tengah I). Journal of Economic, Business
and Engineering (JEBE), 2(2), 292–300.
23

Saputri, I. P., & Kamil, I. (2021). Praktik Penggelapan Pajak (Tax Evasion)
Dipengaruhi Oleh Faktor Sistem Perpajakan, Keadilan Pajak, Diskriminasi
Dan Deteksi Kecurangan (Studi Kasus Pada Rs Jantung Dan Pembuluh
Darah Harapan Kita Dan Rs Anak Dan Bunda Harapan Kita). Jurnal
Perspektif Manajerial Dan Kewirausahaan (JPMK), 1(2), 148–163.
Sondakh, T. F. ., Sabijono, H., & Pusung, R. J. (2019). Pengaruh Keadilan
Pemungutan Pajak, Pemahaman Perpajakan Dan Pelayanan Aparat Pajak
Terhadap Tindakan Penggelapan Pajak (Studi Empiris Pada Wajib Pajak
Orang Pribadi Di Kpp Pratama Manado). Jurnal EMBA, 7(3), 3109–3118.
Yulia, Y., & Muanifah, S. (2021). Pengaruh Keadilan Pajak, Tarif Pajak, Dan
Sistem Perpajakan Terhadap Penggelapan Pajak. SAKUNTALA, 1(1), 252–
267.
Yulianto, R. A. B., Darmayanti, N., & Rosyida, I. A. (2021). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Persepsi Tax Evasion Pada UMKM. Jurnal Proaksi, 8(2),
211–221.
Yuliyanti, T. A. R. (2020). Pengaruh Pemahaman Perpajakan, Tarif Pajak,
Sanksi Perpajakan Dan Teknologi Perpajakan Terhadap Tindakan
Penggelapan Pajak (Tax Evasion) (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Terdaftar
Di KPP Pratama Tegal). Universitas Pancasakti Tegal.
24

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian

1. Penggelapan Pajak (Y)

No. Pernyataan STS TS N S SS

1 2 3 4 5

Tidak menyampaikan SPT tepat pada waktunya

1. Saya selalu tidak menyampaikan SPT tepat


pada waktunya.
Menyampaikan SPT dengan tidak benar

2. Saya menyampaikan SPT dengan


perhitungan yang tidak lengkap dan tidak
benar atas seluruh objek pajak yang saya
miliki.
3. Saya tidak menyampaikan SPT dengan
sesungguhnya atas seluruh objek pajak
yang saya miliki.
Tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan NPWP

4. Saya tidak mendaftarkan diri sebagai wajib


pajak.
5. Saya tidak menggunakan NPWP sesuai
dengan ketentuan.
Tidak menyetorkan pajak yang telah dipungut atau dipotong

6. Saya menyetor pajak tidak berdasarkan


jumlah yang sebenarnya dari objek pajak
sesungguhnya.
Melaporkan pendapatan lebih kecil dari yang seharusnya

7. Saya melaporkan kewajiban pajak dengan


jumlah pendapatan yang lebih kecil dari
seharusnya dibayar
Sumber : (Fatimah & Wardani, 2017)
25

2. Keadilan Pemungutan Pajak (X1)

No. Pernyataan STS TS N S SS

1 2 3 4 5

Pembagian beban pajak kepada wajib pajak seimbang

1. Beban pajak setiap wajib pajak adalah sama


bagi setiap wajib pajak yang mempunyai
jumlah penghasilan dan tanggungan yang
sama, tanpa membedakan jenis atau sumber
penghasilan.
Pembagian beban pajak sesuai dengan penghasilan wajib pajak

2. Beban pajak setiap wajib pajak berbeda jika


jumlah penghasilan mereka juga berbeda
tanpa membedakan jenis dan sumber
penghasilan.
3. Dibandingkan dengan wajib pajak lain saya
membayar pajak penghasilan lebih sedikit
daripada pembagian pajak penghasilan
yang sesuai/ adil.
Pembagian beban pajak sesuai kemampuan wajib pajak

4. Saya berpendapat bahwa setiap jenis pajak


yang dibayar sudah sesuai dengan
kemampuan wajib pajak untuk membayar.
Sumber : (Fatimah & Wardani, 2017)

3. Pemahaman Perpajakan (X2)

No. Pernyataan STS TS N S SS

1 2 3 4 5

Tingkat pengetahuan tentang kewajiban wajib pajak

1. Saya memahami jenis-jenis pajak yang


harus saya bayar.
2. Saya memahami tata cara pembayaran
pajak.
Tingkat pengetahuan tentang hak sebagai wajib pajak

3. Saya memahami batas waktu pembayaran


pajak.
4. Saya memahami cara mengisi surat
pemberitahuan (SPT)
26

5. Saya memahami tata cara penyampaian


SPT
Tingkat pemahaman mengenai sanksi pajak

6. Saya memahami sanksi atas keterlambatan


pembayaran pajak.
Tingkat pemahaman mengenai tarif pajak

7. Saya memahami cara memperhitungkan


pajak penghasilan yang harus dibayar dan
angsuran pajak sesuai undang-undang.
8. Saya memahami batas waktu penyampaian
SPT.
Tingkat pemahaman wajib pajak tentang peraturan perundang-undangan

9. Saya memahami sanksi atas keterlambatan


pelaporan pajak.
Sumber : (Yuliyanti, 2020)

4. Diskriminasi (X3)

No. Pernyataan STS TS N S SS

1 2 3 4 5

Perbedaan perlakuan didasarkan agama, ras dan kebudayaannya

1. Penggelapan pajak dianggap suatu tindakan


yang benar jika pemerintah melakukan
pendiskriminasian atas agama, ras, dan
kebudayaan saya.
2. Penegakan hukum perpajakan di Indonesia
sudah adil karena tidak ada tindakan
pendiskriminasian atas agama, ras, dan
kebudayaan saya.

Perbedaan perlakuan akibat pendapat politiknya

3. Penggelapan pajak dianggap suatu tindakan


yang benar jika pemerintah memenjarakan
orang dikarenakan pendapat politiknya.
Zakat sebagai suatu pengurangan pajak

4. Saya mendukung bahwa zakat


diperbolehkan sebagai faktor pengurangan
pajak.
Kebijakan kredit perbankan
27

5. Saya mengetahui adanya kebijakan kredit


perbankan.
Sumber : (Fatimah & Wardani, 2017)

5. Teknologi Perpajakan (X4)

No. Pernyataan STS TS N S SS

1 2 3 4 5

Ketersediaan teknologi yang berkaitan dengan perpajakan

1. Tersedia teknologi yang berkaitan dengan


perpajakan yang telah disediakan pihak
KPP.
Memadainya teknologi yang berkaitan dengan perpajakan

2. Teknologi yang berkaitan dengan


perpajakan memadai sesuai kebutuhan
wajib pajak.
Akses informasi perpajakan yang mudah

3. Akses informasi perpajakan yang mudah


dipahami oleh wajib pajak.
Pemanfaatan fasilitas teknologi informasi perpajakan

4. Fasilitas teknologi perpajakan dapat


dimanfaatkan dengan baik oleh wajib pajak.
5. Wajib pajak harus memiliki dan
mengetahui teknologi perpajakan agar bisa
memenuhi kewajiban perpajakan.
Sumber : (Yuliyanti, 2020)

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai