Disusun Oleh :
ALIFVIA ARUBAH SHOFAA
201011200602
LARAS MAULINA
201011200950
SELATAN 2023
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
3.2. Analisis.............................................................................................19
BAB IV PENUTUP.....................................................................................24
4.1 Kesimpulan........................................................................................24
4.2 Saran..................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................26
LAMPIRAN................................................................................................29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan maupun secara komersial.
Tujuan perencanaan pajak bukanlah untuk menghindari pembayaran pajak, tetapi
merancang atau mengatur agar pajak yang dibayarkan tidak lebih dari yang
seharusnya. Sehingga dapat kita ketahui tujuan pokok perencanaan pajak adalah
untuk mengurangi jumlah atau total pajak yang harus di bayarkan oleh wajib
pajak yang merupakan tindakan legal karena penghematan pajak hanya dilakukan
dengan memanfaatkan hal-hal yang diatur oleh undang-undang perpajakan
sehingga menjadi langkah yang tepat dalam meminimalisir pembayaran beban
pajak penghasilan badan (Kenju et al., 2019).
Maka dari itu, kelompok ini tertarik untuk mengulas perencanaan pajak
yang dilakukan oleh PT. X karena terdapat permasalahan signifikan terkait beban
pajak penghasilan yang cukup besar bagi perusahaan. Dampaknya adalah
terjadinya pengurangan laba bersih setelah pajak yang diterima oleh PT. X.
Dalam mengatasi hal ini, PT. X memutuskan untuk melakukan perencanaan pajak
yang tidak hanya bertujuan untuk mencapai laba maksimal, tetapi juga untuk
meminimalkan pajak penghasilan yang dibayarkan, selaras dengan ketentuan
yang berlaku saat ini, serta menjalankan proses perencanaan tersebut secara legal,
sesuai dengan ketentuan UU No. 36 tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah (PP)
No 9 Tahun 2022. Hal ini menarik perhatian kelompok kami untuk menelaah
bagaimana PT. X merencanakan pajak secara tepat dan legal, mempertahankan
profitabilitas perusahaan, namun tetap mematuhi regulasi yang berlaku.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas kelompok kami merasa
tertarik untuk mengambil berjudul “ANALISIS PENERAPAN TAX
PLANNING PPh PASAL 4 (2) TERHADAP PELAKSANAAN JASA
KONTRUKSI STUDI KASUS PADA PT.X ”.
3
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana analisis penerapan perencanaan pajak (tax planing) PPh pasal
4(2) terhadap pelaksanaan jasa konstruksi studi kasus pada PT. X?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan dari penelitian tersebut maka diharapkan akan
memberikan manfaat bagi berbagai Pihak antara lain :
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pembaca
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut (Nabil & Hidayati, 2020) terdapat ciri-ciri yang melekat pada
pengertian pajak yaitu:
5
2.1.1 Subjek Pajak
1. Orang pribadi Orang pribadi sebagai Subjek Pajak dapat bertempat tinggal
atau berada di Indonesia atau di luar Indonesia.
2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai Subjek Pajak
pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang
berasal dari warisan tetap dapat dilaksanakan.
3. Badan Badan berdiri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama bentuk apapun, firma,
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,
lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif.
4. Bentuk Usaha Tetap Yang dimaksud dengan Bentuk Usaha Tetap adalah
bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan di Indonesia.
6
Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk
:
7
pajak ini berasal dari benda bergerak maupun barang yang tidak bergerak,
penghasilan dari suatu usaha penghasilan pegawai negeri, pensiun dan
pembayaraan rutin. Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam satu tahun pajak. Pajak
Penghasilan (PPh) adalah suatu pungutan resmi yang ditunjukan kepada
masyarakat yang memperoleh penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam
tahun pajak untuk mendanai pengeluaran-pengeluaran negara (Arie, 2023).
8
2.3.1 Objek Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2)
1. Peredaran bruto atau omzet penjualan sebuah usaha di bawah Rp4,8 miliar
dalam 1 tahun masa pajak.
2. Bunga obligasi, termasuk obligasi negara, bunga deposito dan juga jenis
tabungan lainnya, serta bunga tabungan koperasi yang dibagikan kepada
tiap-tiap anggotanya.
3. Transaksi surat berharga seperti saham, perdagangan di bursa yang
sifatnya derivatif, pengalihan pusat mitra usaha yang diterima oleh
perusahaan modal usaha.
4. Hadiah undian ataupun lotere.
5. Pengalihan aset dalam bentuk tanah dan atau bangunan, usaha di bidang
jasa konstruksi, sewa tanah dan atau bangunan, serta usaha di bidang real
estate.
6. Pendapatan atau penghasilan tertentu lainnya sesuai ketetapan pemerintah.
9
3. 2,65% c nilai kontrak (tidak termasuk PPN) : untuk pekerjaan konstruksi,
dilakukan (kontraktor pelaksana) penyedia jasa selain penyedia jasa
sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b (Pekerjaan konstruksi
bersertifikat menengah dan besar)
a. Koperasi
10
b. Penyelenggara Kegiatan
c. Otoritas Bursa
d. Bendaharawan
a. Penghasilan sewa atas tanah dan atau bangunan sebagai penyewa anda
berkewajiban untuk memotong pajak penghasilan yang terutang pada saat
pembayaran atau terutangnya sewa tergantung peristiwa mana yang lebih
dahulu terjadi.
b. Penghasilan dari usaha jasa konstruksi sebagai pengguna jasa anda wajib
memotong PPh yang terutang pada saat pembayaran uang muka dan
termin.
12
lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat menghindari pemborosan sumber
daya Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan suatu perencanaan pajak atau
yang disebut tax planning yang tepat agar perusahaan membayar pajak seefisien
mungkin sepanjang hal tersebut masih sesuai dengan aturan-aturan perpajakan
yang berlaku.
13
penghasilan bruto seperti yang diatur dalam SE‐29/Pj.4/1995 Tanggal 5
Juni 1995.
3. Mengambil keuntungan sebesar‐besarnya atau semaksimal mungkin dari
berbagai pengecualian, potongan atau pengurangan atas penghasilan kena
pajak yang diperbolehkan oleh undang‐undang.
4. Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha (corporate company)
sehingga diatur mengenai penggunaan tarif pajak yang paling
menguntungkan antara masing‐masing badan usaha (business entity). Hal
ini bisa dilakukan mengingat bahwa banyak negara termasuk Indonesia
mengatur bahwa pembagian dividen antar corporate (inter corporate
dividend) tidak dikenakan pajak.
5. Mendirikan perusahaan ada yang sebagai profit center dan ada yang
hanya berfungsi sebagai cost center. Dari hal tersebut dapat diperoleh
manfaat dengan cara menyebarkan penghasilan menjadi pendapatan dari
beberapa wajib pajak didalam satu grup begitu juga terhadap biaya
sehingga dapat diperoleh keuntungan atas pergeseran pajak (tax shifting)
yakni menghindari tarif paling tinggi/maksimum.
6. Memberikan tunjangan kepada karyawan dalam bentuk uang ataunatura
dan kenikmatan (fringe Benefit) dapat sebagai salah satu pilihan untuk
menghindari lapisan tarif maksimum (shif to lower bracket). Karena pada
dasarnya pemberian dalam bentuk natura dan kenikmatan (fringe benefit)
dapat dikurangkan sebagai biaya oleh pemberi kerja sepanjang pemberian
tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan yang dikenakan pajak bagi
pegawai yang menerimanya.
7. Memberikan tunjangan kepada karyawan dalam bentuk uang ataunatura
dan kenikmatan (fringe benefit) dapat sebagai salah satu pilihan untuk
menghindari lapisan tarif maksimum (shif to lower bracket). Karena pada
dasarnya pemberian dalam bentuk natura dan kenikmatan (fringe benefit)
dapat dikurangkan sebagai biaya oleh pemberi kerja sepanjang pemberian
tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan yang dikenakan pajak bagi
pegawai yang menerimanya.
14
8. Untuk pendanaan aktiva tetap dapat mempertimbangkan sewa guna usaha
dengan hak opsi (finance lease) di samping pembelian langsung karena
jangka waktu leasing umumnya lebih pendek dari umur aktiva dan
pembayaran leasing dapat dibiayakan seluruhnya. Dengan demikian,
aktiva tersebut dapat dibiayakan lebih cepat dibandingkan melalui
penyusutan jika pembelian dilakukan secara langsung.
9. Melalui pemilihan metode penyusutan yang diperbolehkan peraturan
perpajakan yang berlaku. Jika perusahaan mempunyai prediksi laba yang
cukup besar maka dapat dipakai metode penyusutan yang dipercepat
(saldo menurun) sehingga atas biaya penyusutan tersebut dapat
mengurangi laba kena pajak dan sebaliknya jika diperkirakan pada awal
tahun investasi belum bisa memberikan keuntungan atau timbul kerugian
maka pilihannya adalah menggunakan metode penyusutan yang
memberikan biaya yang lebih kecil (garis lurus) supaya biaya penyusutan
dapat ditunda untuk tahun berikutnya.
10. Menghindari dari pengenaan pajak dengan cara mengarahkan pada
transaksi yang bukan objek pajak.
11. Mengoptimalkan kredit pajak yang di perkenankan, untuk ini wajib pajak
harus jeli untuk memperoleh informasi mengenai pembayaran pajak yang
dapat dikreditkan.
12. Penundaan pembayaran kewajiban pajak dapat dilakukan dengan cara
melakukan pembayaran pada saat mendekati tanggal jatuh tempo. Khusus
untuk menunda pembayaran PPN dapat dilakukan dengan menunda
penerbitan faktur pajak sampai batas waktu yang diperkenankan
khususnya atas penjualan kredit. Perusahaan dapat menerbitkan faktur
pajak pada akhir bulan penyerahan barang (Kep. Dirjen Pajak No:
53/PJ/1994).
13. Menghindari pemeriksaan pajak, periksaan pajak oleh Direktorat jenderal
pajak dilakukan terhadap wajib pajak yang:
a. SPT lebih bayar
b. SPT rugi
c. Tidak memasukkan SPT atau terlambat memasukkan SPT
15
d. Terdapat informasi pelanggaran
e. Memenuhi kriteria tertentu yang ditetapkan oleh Dirjen pajak
f. Menghindari lebih bayar dapat dilakukan dengan cara:
1) Mengajukan pengurangan pembayaran lumpsum (angsuran
masa) PPh pasal 25 ke KKP yang bersangkutan, apabila
diperkirakan dalam tahun pajak berjalan akan terjadi kelebihan
pembayaran pajak
2) Mengajukan permohonan pembebasan PPh Pasal 22 impor
apabila perusahaan melakukan impor.
g. Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang
berlaku. Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan
dapat dilakukan dengan cara menguasai peraturan perpajakan yang
berlaku.
16
Untuk meminimumkan pajak tahun bersangkutan, maka pernghasilan
yang diperoleh pada bulan‐bulan terakhir tahun yang bersangkutan
direncanakan sebagi penghasilan tahun depan.
17
1. Usahakan penghasilan tersebut tidak termasuk pengertian penghasilan
yang dapat dikenakan pajak penghasilamn atau penghasilan yang kena
pajak diganti dengan penghasilan yang tidak kena pajak atau pengenaan
pajaknya ditangguhkan.
2. Tingkatkan biaya‐biaya yang dapat dikurangkan atau biaya tertentu yang
tidak dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak dikurangi dan
dialihkan ke biaya‐biaya yang dapat dikurangi dan dialihkan ke biaya‐
biaya yang dapat dikurangkan.
3. Perpanjang jangka waktu pengenaan pajak atas penghasilan atau
perpendek jangka waktu biaya‐biaya yang dapat dikurangkan.
4. Pertimbangkan antara naiknya penghasilan dengan beban pajak yang
meningkat, atau naiknya biaya tertentu dengan berkurangnya beban pajak,
dan hasil akhir (neto) harus memperbesar laba setelah pajak penghasilan.
18
dari berbagai sumber seperti gaji, honorarium, pendapatan dari usaha, investasi,
dan lain sebagainya. Ketentuan Pasal 4 ayat 2 ini memuat kewajiban wajib pajak
untuk melaporkan pendapatannya kepada otoritas pajak dengan mengisi dan
menyampaikan SPT Masa Pajak sesuai dengan jenis penghasilan yang diterima.
Setiap jenis SPT Masa memiliki peraturan khusus mengenai jadwal penyampaian,
formulir yang harus digunakan, serta prosedur lainnya yang harus diikuti sesuai
dengan jenis penghasilan yang dimiliki oleh wajib pajak. Pembuatan dan
pelaporan SPT Masa PPh Mulai April 2022, pembuatan serta pelaporan surat
pemberitahuan masa PPh Pasal 22, 23, 26, Pasal 4 ayat 2, dan pasal 15 wajib
menggunakan e- Bupot Unifikasi.
19
BAB III
PEMBAHASAN
3.2 Analisis
20
yang diperoleh. Pemotongan pajak tersebut berdasarkan laba bersih diperoleh
dikalikan sesuai tarif yang berlaku yaitu sebesar 22%. Berdasarkan laporan
keuangan di atas, diketahui jumlah penghasilan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan pajak penghasilan badan yaitu:
21
dimana jumlah transaksi dalam kontrak sudah termasuk pajak yang harus
dipungut perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar jumlah pajak yang dipotong dan
dibayarkan oleh perusahaan dapat dibebankan sebagai biaya, karena selama ini
perusahaan membayarkan withholding tax maka jumlah pajak yang dibayarkan ini
tidak boleh dibebankan sebagai biaya. Oleh sebab itu perencanaan pajak yang
dilakukan oleh PT X adalah dengan menggunakan metode gross up yang
dilakukan sebagai berikut:
22
2. Sewa Gudang
Maka, dihasilkan total selisih pajak sebelum gross up & setelah gross up :
23
3.2.3 Dampak Perencanaan Pajak Terhadap Beban PT. X
Penghematan Pajak :
Peningkatan Laba:
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Evaluasi sumber beban pajak untuk memahami faktor-faktor utama
yang menyebabkan besarnya beban pajak pada PT X, mungkin ada
peluang untuk mengoptimalkan struktur pajak atau mengidentifikasi area
di mana
25
penyesuaian dapat dilakukan. Pertimbangkan untuk memperluas strategi
perencanaan pajak ke area lain yang memungkinkan penghematan pajak
tambahan dengan tetap mematuhi peraturan perpajakan. Terus tinjau
strategi perencanaan pajak untuk memastikan bahwa penggunaan dana
perusahaan benar-benar optimal dan sesuai dengan tujuan perusahaan, dan
memastikan perencanaan pajak tidak melanggar aturan perpajakan dan
selaras dengan prinsip-prinsip etika bisnis.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
Hidayat, Nita Fhikniati. 2010. Penerapan Tax Planning Atas Pajak
Penghasilan Badan Dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi
Pembayaran Beban Pajak Pada PT Agricon Putra Citra Optima.
Jumaiyah dan ADV Wahidullah. 2020. Pajak Penghasilan (Teori, Kasus dan
Praktik), Lautan Pustaka, Yogyakarta.
Kenju, B. S., Elim, I., & Pusung, R. J. (2019). Analisis Perencanaan Pajak
Dalam Perhitungan Pajak Penghasilan Badan Pada Pt. Sinar Cipta
Persada Sejati. Going Concern: Jurnal Riset Akuntansi, 14(4).
Librata, Noviandi. 2010. “Analisis Penerapan Tax Planning dalam Upaya
Meningkatkan Efisiensi Pembayaran Beban Pajak Penghasilan pada
PT. Graha Mitra Sukarami”. Jurnal Fakultas Ekonomi Akuntansi
STIE MDP Palembang.
Lumbantoruan. 2005. Akuntansi Pajak, edisi revisi, Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta. T.T.P
28
Regar. 2005. Pajak Penghasilan 1994, Jakarta: Erlangga
Sekaran, Uma, 1992. Research Methods For Business. New York: John
Willey and Sons,Inc.
29
LAMPIRAN
30
31
32
33
34
35