Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Dasar-dasar Manajemen Perpajakan

Disusun untuk memenuhi tugas :


Dalam Mata Kuliah Manajemen Pajak
Dosen Pengampu : Bapak Ok Sofyan Hidayat, SE, AK, M.Si.

Disusun Oleh:
Yos Anggi Stevani Adira Sormin 7192520006
Angel Gabryella Simangunsong 7193220004
Hana Ira Angelina Marpaung 7193220009
Stevani Angelia 7193220007

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas rutin makalah untuk mata kuliah Manajemen
Pajak. Terwujudnya tugas ini tidak dapat terlepas dari bimbingan dan dorongan serta
arahan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka
dengan kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Ok
Sofyan Hidayat, SE, AK, M.Si. selaku dosen mata kuliah Manajemen Pajak yang
telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas ini.

Penulisan tugas ini bertujuan agar pembaca dapat lebih memahami materi yang
kami sajikan. Kami sadar bahwa dalam penulisan tugas ini banyak sekali
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar
penulisan tugas ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata kami mengucapkan semoga tugas ini bermanfaat bagi para pembaca
dan dapat lebih mengerti tentang materi yang telah kami sajikan.

Medan, September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1


1.2 Permasalahan .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II

PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1 Manajemen Pajak ....................................................................................... 3


2.2 Landasan Hukum ....................................................................................... 5
2.3 Tujuan Manajemen Pajak .......................................................................... 6
2.4 Fungsi dari Manajemen Pajak ................................................................... 7
2.5 Hal-hal yang diperlukan dalam Manajemen Pajak ................................. 8
2.6 Manajemen Pajak dilaksanakan dengan ekonomis, efisien & efektif .... 9
2.7 Langkah penerapan Manajemen Pajak ..................................................... 9
2.8 Tahapan Perencanaan Pajak ...................................................................... 11
2.9 Strategi umum yang dilakukan dalam Perencanaan Pajak ...................... 12

BAB III

PENUTUP ............................................................................................................. 14

3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia termasuk dalam kategori negara berkembang.Indonesiamasih terus
melaksanakan pembangunan negara untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan,
Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit pajak merupakan salah satu unsur
terbesar dalam penerimaan Indonesia yang digunakan pemerintah dalammembiayai
pengeluaran negara baik rutin maupun untuk pembangunan. Pelaksanaan perpajakan
di Indonesia diatur pemerintah agar tetap mampu mempertahan penerimaan
negara.Penentu kebijakan pembayaran pajak adalah wakil rakyat di Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) bersama eksekutif yang hasilnya dituangkan dalam
undang-undang perpajakan.Tujuan dituangkannya kebijakan perpajakan itu ke dalam
bentuk undang-undang adalah untuk mengikat semua orang agar dapat mematuhi
aturan yang berlaku dan terciptanya keadilan serta kepastian hukum dalam
pelaksanaannya.
Pajak merupakan sumber pendanaan bagi negara tetapi bagi perusahaan pajak
akan dihitung sebagi beban yang dapat mengurangi laba bersih suatu perusahaan.
Kepentingan fiskus yang menginginkan penerimaan pajak yang besar dan rutin akan
bertolak belakang dengan kepentingan perusahaan yang menginginkan pembayaran
pajak seminimum mungkin. Dalam meminimumkan jumlah pajak yang harus
dibayarkan, perusahaan melakukan manajemen pajak.Manajemen pajak adalah
sarana memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang
dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang
diharapkan. Tujuan manajemen pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu menerapkan
peraturan perpajakan secara benar dan usaha efisiensi untuk mencapai laba dan
likuiditas yang seharusnya. Manajemen pajak disini tidak hanya sekedar mengatur
jumlah pajak yang harus dibayarkan, namun juga memastikan bahwa perusahaan
sudah memenuhi aturan perpajakan dengan benar sehingga di kemudian hari dapat
terhindar dari denda pajak. Dan salah bentuk manajemen pajak adalah perencanaan
pajak (tax planning).

1
1.2. Permasalahan
1. Apa pengertian Manajemen Pajak ?
2. Apa landasan hukum Manajemen Pajak dan Perencanaan Pajak?
3. Apa tujuan dari Manajemen Pajak ?
4. Apa saja fungsi dari Manajemen Pajak ?
5. Apa saja hal-hal yang diperlukan dalam Manajemen Pajak ?
6. Bagaimana Manajemen Pajak dilaksanakan dengan ekonomis, efisien dan
efektif ?
7. Bagaimana langkah penerapan Manajemen Pajak ?
8. Apa saja tahapan Perencanaan Pajak ?
9. Apa saja strategi umum yang dilakukan dalam Perencanaan Pajak ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Manajemen Pajak
2. Untuk mengetahui landasan hukum Manajemen Pajak dan Perencanaan
Pajak
3. Untuk mengetahui tujuan dari Manajemen Pajak
4. Untuk mengetahui fungsi dari Manajemen Pajak
5. Untuk mengetahui apa saja ha-hal yang diperlukan dalam Manajemen Pajak
6. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Pajak dilaksanakan dengan
ekonomis, efisien dan efektif
7. Untuk mengetahui bagaimana langkah penerapan Manajemen Pajak
8. Untuk mengetahui apa saja tahapan Perencanaan Pajak
9. Untuk mengetahui strategi umum yang dilakukan dalam Perencanaan Pajak

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Manajemen Perpajakan


2.1.1. Pengertian Manajemen Pajak
Lumbantoruan yang dikutip oleh Suandy (2005) mendefinisikan Manajemen
pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban pajak dengan benar tetapi dengan
jumlah pajak yang dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan
likuiditas yang diharapkan.
Menurut R. Terry Manajemen adalah suatu proses unik dan khas yang terdiri
atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, serta penggerakan dan
pengendalian yang dilakukan guna menentukan arah serta mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya melalui pemanfaatan SDM serta sumber daya lain.
Undang-Undang No.28 Tahun 2007 Pasal 1 Tentang Perpajakan Menurut
undang-undang tersebut bahwa pengertian pajak adalah sebuah konstribusi wajib
kepada negara yang terhutang oleh setiap orang ataupun badan yang memiliki sifat
memaksa, tetapi tetap berdasarkan dengan Undang-Undang dan tidak mndapat
imblaan secara langsung serta digunakan guna kebutuhan negara dan kemakmuran
rakyat.
Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. Pajak merupakan iuran atau pungutan rakyat
kepada pemerintah dengan berdasarkan Undang-Undang yang berlaku atau peralihan
kekayaan dari sektor swasta kepada sektor publik yang dapat untuk dipaksakan serta
yang langsung ditunjuk dan dipakai gunakan untuk membiayai kebutuhan negara.
Jadi dapat ditarik kesimpulan, manajemen perpajakan adalah suatu strategi
manajemen untuk mengendalikan, merencanakan, dan mengorganisasikan aspek-
aspek perpajakan dari sisi yang dapat menguntungkan nilai bisnis perusahaan dengan
tetap melaksanakan kewajiban perpajakan secara peraturan dan perundang-
undangan.Sehingga dengan adanya perencanaan pajak yang didukung suatu konsep
manajeman pajak yang jelas, diharapkan dapat mengoptimalkan tingkat likuiditas
perusahaan.Sedangkan manajemen pajak sendiri memiliki pengertian yaituupaya
atau sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar dalam melakukan
penghematan pajak secara legal tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan

3
serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang
diharapkan.Manajemen perpajakan bertujuan untuk melaksanakan kewajiban
perpajakan sesuai dengan peraturan perpajakan dengan tanpa membebani cash flow
perusahaan serta terhindar dari penerbitan sanksi administrasi perpajakan dan
pemeriksaan pajak.

2.1.2. Motivasi dilakukannya Perencanaa Pajak


Motivasi yang mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak. Ada 3 (tiga)
unsur perpajakan yang memotivasi dilakukannya perencanaan pajak:
1. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy)
Kebijakan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak
dituju dalam sistem perpajakan. Terdapat faktor yang mendorong dilakukannya
suatu perencanaan pajak, yaitu:
1. Pajak yang akan dipungut
2. Siapa yang akan dijadikan subjek pajak
3. Apa saja yang merupakan objek pajak
4. Berapa besarnya tarif pajak
5. Bagaimana prosedurnya

2. Undang-undang Perpajakan (Tax Law)


Kita menyadari bahwa kenyataannya di manapun tidak ada undang-undang yang
mengatur setiap permasalahan secara sempurna, maka dalam pelaksanaannya
selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan lain(Peraturan Pemerintah Keputusan
Presiden, Keputusan Menteri Keuangan dan DIrektur Jendral Pajak), maka tidak
jarang ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan Undang-undang itu
sendiri karena disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam
mencapai tujuan lain yang ingin dicapainya terutama masalah perpajakan.

3. Administrasi Perpajakan (Tax Administration)


Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah memaksimalkan
laba setelah pajak karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam pengembalian
keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan

4
investasi dengan cara menganalisis secara cermat dan memanfaatkan peluang
atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh
pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara
ekonomi hakikatnya sama (karena pemerintah mempunyai tujuan lain tertentu)
dengan memanfaatkan:
1. Perbedaan tarif pajak (Tax Rates)
2. Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (Tax
Base)
3. Loopholes (celah) , Shelters ( berlindung)

2.2. Landasan Hukum


2.2.1. Dasar hukum
Dasar hukum mengenai manajemen perpajakan diantaranya adalah :
1. UU No 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
2. UU No 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
3. UU No. 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai
4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/PJ/2012 Tentang Pedoman
Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak
PenghasilanPasal 21 dan/ atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan
Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi.
5. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak PER-12/PJ./2009 Tentang Tata Cara
Pengajuan Permohonan dan Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan.

2.2.2. Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan


PPh
Adapun pedoman teknis tata cara pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh, yaitu:
a. PPh Pasal 21/26
Pasal 21/26, mengikuti Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor Per-31/PJ/2012
tanggal 27 Desember 2012
b. PPh Pasal 22

5
Dalam hal Wajib Pajak ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22, maka wajib
memungut, membayarkan dan melaporkan PPh pasal 22.
c. PPh Pasal 23
Berbeda dengan ketentuan berkaitan dengan PPh pasal 21 di atas, sesuai dengan
ketentuan pasal 23 UU PPh disebutkan “………dipotong pajak oleh pihak yang
wajib membayarkan.” Dari ketentuan ini dapat disimpulkan bahwa atas PPh
pasal 23 akan terutang ditempat dilakukannya pembayaran Penghasilan.
Apabila pembayaran penghasilan dilakukan oleh kantor cabang, maka PPh pasal
23 akan dipotong , disetorkan dan dilaporkan oleh kantor cabang. Namun,
sebaliknya apabila pembayaran penghasilan dilakukan oleh kantor pusat, maka
PPh pasal 23 akan dipotong, disetor dan dilaporkan oleh kantor pusat.
d. PPh Pasal 4(2)
Wajib pajak sesuai kriteria PP-46 dengan tarif 1% dari omset masing-masing
cabang wajib menyetorkan PPh-nya menggunakan NPWP cabang. Termasuk
juga wajib pajak yang melakukan transaksi Penjualan tanah dan/atau bangunan,
atau Persewaan tanah dan/atau bangunan, pembayarannya oleh cabang dimana
lokasi tanah dan/atau bangunan itu berada.

2.2.3. PPN
PPN dapat terutang di kantor cabang bila terdapat penyerahan Barang atau Jasa
Kena Pajak dan perusahaan tidak melakukan sentralisasi (pemusatan) tempat
terutangnya PPN. Khusus untuk Pengusaha yang melakukan usaha dibidang
Penjualan Tanah dan/atau bangunan, berlaku pemungutan, pembayaran dan
pelaporan PPN-nya di lokasi usaha (cabang)/tidak berlaku sentralisasi (pemusatan)
PPN, (Perdirjen pajak nomor PER-25/PJ.2013 tanggal 3 Juli 2013).

2.3. TujuanManajemen Pajak


Ada empat tujuan pokok dari manajemen pajak, yaitu:
1. Secara financial mikro, tujuan manajemen pajak adalah meminimalisasi laba
setelah pajak.
2. Secara organisasional-makro, tujuan manajemen pajak adalah memaksimalisasi
laba setelah pajak.

6
3. Secara praktikal, tujuan manajemen pajak adalah mengurangi kejutan-kejutan
saat dilakukan pemeriksaan oleh petugas pajak.
4. Memenuhi kewajiban perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

2.4. Fungsi dari Manajemen Pajak


Adapun fungsi dari Manajemen Pajak adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen
pajak.Manajemen pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban
perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan
seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.Pada
tahap perencanaan pajak ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap
peraturan perpajakan. Tujuannya adalah agar dapat dipilih jenis tindakan
penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya, perencanaan pajak (tax
planning) merujuk kepada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak.
Penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk meminimimalisasi
kewajiban pajak.Perencanaan Pajak (Tax Planning)merupakan suatu perencanaan
pajak sehingga dapat mencapai suatu penghematan pajak (tax savings) dengan
memanfaatkan celah hukum perpajakan. Bertujuan untuk melakukan penghematan
pajak atau juga penghindaran pajak yang diperbolehkan oleh undang-undang (tax
avoidance), tahapan Tax Planning adalah sebagai berikut :
a. Menganalisis informasi yang ada (analyzing the existing data base)
b. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak (designing one or
more possible tax plans)
c. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak (evaluating a tax plan)
d. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak (debugging the tax
plans)
e. Memutakhirkan rencana pajak (updating the tax plan)
Adapun syarat-syarat perencanaan pajak adalah sebagai berikut :
1. Tidak melanggar ketentuan perpajakan
2. Secara bisnis dapat diterima, dan
3. Bukti-bukti pendukungnya memadai

7
2. Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax Implementation)
Memastikan bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakan telah memenuhi
peraturan perpajakan yang berlaku. Apabila pada tahap perencanaan pajak telah
dilakukan sesuai dengan faktor-faktor yang akan dimanfaatkan untuk melakukan
penghematan pajak maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya baik
secara formal maupun material. Harus dipastikan bahwa pelaksanaan kewajiban
perpajakan telah memenuhiperaturan perpajakan yang berlaku.Manajemen pajak
tidak dimaksudkan untuk melanggar peraturan dan jika dalam pelaksanaanya
menyimpang dari peraturan yang berlaku, maka praktik tersebut telah menyimpang
dari tujuan manajemen pajak.

3. Pengendalian Pajak (Tax Control)


Memastikan bahwa peraturan perpajakan telah dilaksanakan.Yang terpenting
adalah pengecekan pembayaran pajak.Pengendalian pajak bertujuan untuk
memastikan bahwa kewajiban pajak telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah
direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal maupun material.Hal
terpenting dalam pengendalian pajak adalah pemeriksaan pembayaran pajak.Oleh
sebab itu, pengendalian dan pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi
penghematan pajak, misalnya melakukan pembayaran pajak pada saat terakhir tentu
lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan membayar lebih awal.Pengendalian
pajak termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak lebih besar dari
jumlah pajak terutang.Cara untuk mencapai tujuan manajemen pajak, memahami
ketentuan peraturan perpajakan.Dengan mempelajari undang-undang, keputusan dan
edaran, kita dapat melihat celah-celah yang menguntungkan untuk melakukan
penghematan pajak.

2.5. Hal-hal yang diperlukan dalam Manajemen Pajak


Hal-hal yang diperlukan dalam Manajemen Pajak diantaranya adalah:
1. Memahami ketentuan perpajakan.
Pemahaman yang baik atas aturan perpajakan dapat dimanfaatkan untuk
menghemat beban pajak.
2. Pembukuan yang memenuhi syarat.

8
Pembukuan itu merupakan hal yang sangat penting, tidak hanya bagi perusahaan
namun juga bagi laporan perpajakan.Pembukuan yang baik sangatlah berguna
bagi pelaksanaan manajemen pajak yang baik.

2.6. Manajemen Pajak dilaksanakan dengan Ekonomis, Efisien dan Efektif


Untuk dapat meminimalisasi kewajiban pajak, dapat dilakukan berbagai cara,
baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun yang melanggar
peraturan perpajakan (unlawful), seperti tax avoidance dan tax evasion.
Perencanaan pajak umumnya selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu
transaksi atau kejadian mempunyai dampak perpajakan.Apabila kejadian tersebut
mempunyai dampak pajak, apakah dampak tersebut dapat diupayakan untuk
dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya.

2.7. Langkah Penerapan Manajemen Pajak


Adapun langkah penerapan manajemen pajak adalah sebagai berikut:
a. Analisis informasi yang ada
Tahap pertama dari proses pembuatan perencanaan pajak adalah menganalisis
komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam suatu proyek dan
menghitung seakurat mungkin beban pajak yang harus ditanggung. Ini hanya
bisa dilakukan dengan mempertimbangkan masing-masing elemen dari pajak
baik secara sendiri-sendiri maupun secara total pajak yangharus dapat
dirumuskan sebagai perencanaan pajak yang paling efesien juga penting untuk
memperhitungkan kemungkinan besarnya penghasilan dari suatu proyek dan
pengeluaran-pengeluaran lain diluar pajak yang mungkin terjadi.
Untuk itu seorang manajer perpajakan harus memperhatikan faktor-faktor baik
dari segi internal maupun eksternal yaitu:
1) Fakta yang relevan
2) Faktor pajak
3) Faktor non pajak lainnya
b. Design of one more possible tax plans (Buat satu model atau lebihrencana
kemungkinan besarnya pajak)
Model perjanjian internasional dapat melibatkan satu atau lebih tindakan berikut:

9
1. Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubungan internasional.Pemilihan
dari negara asing sebagai tempat melakukan investasi atau menjadi
residendari negara tersebut.
2. Penggunaan satu atau lebih negara tambahan.
3. Evaluasi pelaksanaan rencana pajak
Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan merupakan bagian kecil dari
seluruh perencanaan strategik perusahaan.Oleh karena itu, perlu dilakukan
evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak
terhadap beban pajak.Perbedaan labakotor dan pengeluaran selain pajak atas
berbagai alternatif perencanaan.
Variabel-variabel tersebut akan dihitung seakurat mungkin dengan hipotesis
sebagai berikut:
1. Bagaimana jika rencana tersebut tidak dilaksanakan
2. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan dan berhasil dengan baik
3. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan tapi gagal.
Dari ketiga hipotesis tersebut akan mengeluarkan hasil yang berbeda. Kemudian
berdasarkan hasil tersebut barulah dapat ditentukan apakah perencanaan pajak
tersebut layak untuk dilaksanakan atau tidak.
c. Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajak
Hasil suatu perencanaan pajak harus dievaluasi melalui berbagai rencana yang di
buat.Keputusan terbaik perencanaan pajak harus sesuai dengan bentuk transaksi
dan tujuan operasi.Perbandingan berbagai rencana harus dibuat sebanyak
mungkin sesuai bentuk perencanaan pajak yang di inginkan.Kadang suatu
rencana harus diubah mengingat adanya perubahan peraturan
perpajakan.Tindakan perubahan harus tetap dijalankan, walaupun diperlukan
penambahan biaya atau kemungkinan keberhasilan sangat kecil. Sepanjang
masih besar penghematan pajak (tax saving) yang bisa diperoleh, rencana
tersebut harus tetap di jalankan. Karena bagaimana pun juga kerugian yang
ditanggung merupakan kerugian minimal. Jadi tetap akan sangat membantu jika
pembuatan suatu rencana disertai dengan pemberian gambaran/ perkiraan berapa
peluang kesuksesan dan berapa potensial laba yang akan diperoleh jika berhasil
maupun kerugian potensial jika terjadi kegagalan.

10
d. Rencana pajak
Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah berjalan,
namun juga masih perlu memperhitungkan setiap perubahan yangterjadi baik
dari undang-undang maupun pelaksanaannya di negara dimana aktivitas tersebut
dilakukan yang mungkin mempunyai dampak terhadap komponen dari suatu
perjanjian, yang berkenan dengan perubahan yang terjadi diluar negeri atas
berbagai macam pajak maupun aktivitas informasi bisnis yang tersedia sangat
terbatas. Pemuktahiran dari suatu rencana adalah konsekuensi yang perlu
dilakukan sebagaimana dilakukan oleh masyarakat yang dinamis. Dengan
memberikan perhatian terhadap perkembangan yang akan datang maupun situasi
yang terjadi saat ini, seorang manajer akan mampu mengurangi akibat yang
merugikan adanya perubahan, dan pada saat yang bersamaan mampu mengambil
kesempatan untuk memperoleh manfaat yang potensial. Perencanaan pajak
merupakan langkah awal dalam manajemen pajak.Manajemen pajak itu sendiri
merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetap
jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin untuk
memperoleh laba dan likuiditas yangdiharapkan.
e. Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax
implementation) dan pengendalian pajak (tax control)

2.8. Tahapan Perencanaan Pajak


Adapun tahapan perencanaan pajak adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis informasi yang ada (analyzing the existing data base)
2. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak (designing one or
more possible tax plans)
3. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak (evaluating a tax plan)
4. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak (debugging the tax
plans)
5. Memutakhirkan rencana pajak (updating the tax plan)

11
2.9. Strategi umum yang dilakukan dalam Perencanaan Pajak
Adapun strategi umum yang dilakukan dalam perencanaan pajak adalah sebagai
berikut:
a. Tax saving
Tax saving merupakan upaya efisiensi beban pajak melalui pemilihan
alternatif pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah. Misalnya,
perusahaanyang memiliki penghasilan kena pajak lebih dari Rp. 100 juta
dapat melakukan perubahan pemberian natura kepada karyawan men jadi
tu njanga n dalam bentu k u ang.
b. Tax avoidance
Tax avoidance merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan
menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan
objek pajak. Misalnya, peru sahaan yang masih mengalami
kerugian,perlu mengubah tunjangan karyawan dalam bentuk uang
menjadi pemberian natura karena natura bukan merupakan objek pajak
PPh Pasal21.
c. Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan
Dengan menguasai peraturan pajak yang berlaku, peru sahaan dapat
menghindari timbulnya sanksi perpajakan berupa:
1) Sanksi administrasi: denda, bunga, atau kenaikan;
2) Sanksi pidana: pidana atau kurungan.
d. Menunda pembayaran kewajiban pajak
Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturanyang berlaku
dapat dilakukan melalui penundaan pembayaran PPN.Penundaan ini
dilakukan dengan menunda penerbitan faktur pajak keluaran hingga batas
waktuyang diperkenankan, khususnya untuk penjualan kredit.Dalam hal
ini, penjual dapat menerbitkan faktur pajak pada akhir bulan berikutnya
setelah bulan penyerahan barang.
e. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan
Wajib Pajak sering kurang memperoleh informasi mengenai
pembayaran pajak yang dapat dikreditkan yang merupakan pajak dibayar

12
dimuka. Misalnya, PPh Pasal 22 atas pembelian solar dan/ atau impor
dan Fiskal Luar Negeri atas perjalanan dinas pegawai.
Dalam kredit pajak PPN (Pajak Masukan), Pengusaha Kena Pajak dapat
menggunakan dokumen lain yang fungsinya sama dengan faktur pajak
standar, seperti SPPB atau Surat Perintah Pengiriman Barang
(delivery order) yang dikeluarkan oleh Bulog untuk penyaluran te pung
terigu, PNBP (Faktur NotaBon Penyerahan) yang dikeluarkan oleh
Pertamina untuk penyerahan BBM dan/atau bukan BBM, dan tanda
pembayaran atau kwitansi telepon.

13
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Manajemen perpajakan adalah suatu strategi manajemen untuk mengendalikan,

merencanakan, dan mengorganisasikan aspek-aspek perpajakan dari sisi yang dapat

menguntungkan nilai bisnis perusahaan dengan tetap melaksanakan kewajiban

perpajakan secara peraturan dan perundang-undangan.Sehingga dengan adanya

perencanaan pajak yang didukung suatu konsep manajeman pajak yang jelas,

diharapkan dapat mengoptimalkan tingkat likuiditas perusahaan.Sedangkan

manajemen pajak sendiri memiliki pengertian yaitu sarana untuk memenuhi

kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan

serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang

diharapkan.Manajemen pajak merupakan upaya dalam melakukan penghematan

pajak secara legal. Manajemen perpajakan bertujuan untuk melaksanakan kewajiban

perpajakan sesuai dengan peraturan perpajakan dengan tanpa membebani cash flow

perusahaan serta terhindar dari penerbitan sanksi administrasi perpajakan dan

pemeriksaan pajak.

Di dalam manajemen pajak juga menjelaskan prinsip dasar hukum manajemen

pajak, syarat-syarat perencanaan pajak, tujuan manajemen pajak, fungsi manajemen

pajak, tahapan perencanaan pajak, hal-hal yang diperlukan panajemen pajak, strategi

umum yang dilakukan dalan perencanaan pajak dan lain sebagainya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Rukiah. Pengantar Hukum Pajak: Seri Buku Ajar. Depok: Fakultas

Hukum Universitas Indonesia, 2000.

http://lianlobay.blogspot.co.id/2014/11/penggelapan-pajak-pt-indosat-

multi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Indosat_Ooredoo

http://asal-usul-motivasi.blogspot.co.id/2011/05/asal-usul-sejarah-indosat.html

https://aviantara.wordpress.com/2008/07/21/tax-planning/

http://pengertiandefenisi.blogspot.co.id/2016/10/pengertian-manajemen-

perpajakan-dan.html?m=1

Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Indonesia, Undang-Undang tentang Pengadilan Pajak, No. 14 Tahun 2002.

“Pengawasan terhadap Hakim-hakim Pengadilan Pajak Belum

Berjalan.”<http://www.hukumonline.com/detail.asp?id

Anda mungkin juga menyukai