SKRIPSI
Oleh :
FAJAR NUGRAHA
201810315106
ii
LEMBAR PERYATAAN
Ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak mengandung
materi yang ditulis oleh orang lain kecuali pengutilan sebagai referensi yang
sumbernya telah dituliskan secara jelas sesuai dengan kaidah penulisan karya
ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam karya ini, saya
bersedia menerima sanksi dari Universitas Bhayangkara Jakarta Raya sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Saya mengijinkan skripsi ini dipinjam dan
digunakan melalui perpustakaan Universitas Bhayangkara JakartaRaya.
Jakarta, 03 Januari2022
Fajar Nugraha
NPM 201810315106
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telahmemberikan rahmat,
anugerah, serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
3. Yth Bpk. Amor Marundha, S.E., Ak., M.Ak., CA. selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara JakartaRaya.
4. Yth Bpk. Dr. Gilbert Rely, S.E., S.H., Ak., M.Ak., MBA selaku Dosen
Pembimbing yang telah menyetujui dan menerima skripsipenulis.
5. Teristimewa untuk orang tua tersayang untuk Alm. Ayah dan Purida
Sianturi,kakaksayaRenny Febrina,danadiksayaTri Fanny Jesiscayang
senantiasa memberikan dorongan dalam skripsi ini
7. Terima kasih untuk Janice, Tina dan Ribka Arvita yang selalu
memberisupport.
Dengan harapan semoga Tuhan YME memberikan balasan yang berlipat ganda
atas semua bantuan dan doanya. Akhirnya, begitupun skripsi ini jauh dari kata
sempurna, namun demikian semoga bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi
penulis dan bagi para pembaca pada umunya.
Fajar Nugraha
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the effect of income tax, tunneling
incentives, debt covenant, profitability, intangible assets, and bonus plans on the
decisions of manufacturing companies in making transfer prices on the Indonesia
Stock Exchange. This research is categorized in quantitative research.
Determination of the sample is done by purposive sampling technique. Secondary
data was obtained from the documentation contained in the company's financial
statements. Data analysis uses binary logistic regression with SPSS version 23
program. The results show that the variables of tunneling incentive, debt covenant
and intangible assets are the reasons for the company's decision to make transfer
prices, while taxes, profitability and bonus plans are not the reasons why
companies decide to transfer prices.
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
BAB I PENDAHULUAN 1
2.1.6 Profitabilitas..................................................................................14
vii
2.1.8 Rencana Bonus.............................................................................16
2.4 Hipotesis........................................................................................20
3.6.1 Populasi.........................................................................................28
3.6.2 Sampel...........................................................................................28
viii
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian............................................................35
4.3 Pembahasan..................................................................................41
5.1 Simpulan........................................................................................45
5.2 Saran..............................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA 47
LAMPIRAN 53
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1.1
1
Dalam beberapa tahun terakhir ini, tren sengketa pajak terkait transfer
pricing semakin meningkat segaimana diungkapkan dalam MAP Statistics 2020
yang diterbitkan oleh OECD, peningkatkan jumlah kasus sengketa transfer
pricing adalah 11% pada tahun 2019, dan pada tahun 2020 meski dalam keadaan
pendemi, jumlah kasus baru masih tetap sangat tinggi, terdapat sebanyak 2508
kasus melakukan transfer pricing baru pada tahun 2020.
Gambar 1.2
2
dibagikan kepada pihak yang berkepentingan dalam perusahaan tersebut.
Perbedaan kepentingan tersebut yang menyebabkan ketidakpatuhan wajib pajak
badan atau pihak manajemen hendak melaksanakan upaya penghindaran pajak
yang berupa harga transfer.
3
Selain tax, kebijakan perusahaan dalam melaksanakan harga transfer, serta
dipengaruhi pada insentif tunneling. Insentif tunneling di dalam negeri terfokus
atas sedikit pemilik (Claessens et, al,. 2020). Insentif tunneling diberikan atas
dasar keuntungan pribadi oleh pemegang saham terbesar sebagai penentu
kebijakan dan dengan kepentingannya dapat melakukan transfer sumber daya.
Penekanan biaya transaksi menjadi orientasi utama perusahaan melakukan insentif
tunneling. Efisiensi lebih terjaga ketika dilakukan tunneling terhadap pihak
berafliasi dibandingkan dengan tidak dilakukan. Manipulasi keuntungan sebagai
tujuan utama perusahaan melakukan tunneling (Marfuah dan Azizah, 2014).
Insentif tunneling adalah problem keagenan yang berlaku pada shareholders besar
dan shareholders kecil, sebab shareholders besar dapat mengontrol manajemen.
Ini mengarah pada kontrol pemegang saham besar untuk mendapat keuntungan
dalam keputusan keputusan yang diambil, terlepas dari bagaimana pemegang
saham minoritas melakukannya (Nugraha, 2016). Munculnya masalah keagenan
yaitu tidak efektifnya perlindungan hak dan kepentingan pemegang saham kecil
dan menengah.
4
mempengaruhi keputusan harga transfer perusahaan. Artinya, semakin banyak
leverage perusahaan maka semakin banyak pula direktur perusahaan akan
memilih method accounting yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan
(Junaidi dan Yuniarti, 2020)
Aset tidak berwujud sangat penting dalam ekonomi internasional masa kini.
Harga transfer pada itangible assets sudah lama diakui sebagai masalah penilaian
pajak. Harga transfer pada perusahaan terhadap system desentralisasi tentunya
mempunyai peran penting khususnya dalam tahapan produksi dan keperluan
investasi di tingkat bagian cabang, bukan di tingkat bagian pusat (Johnson, 2006).
Aset tidak berwujud adalah aset non fisik dan jangka panjang yang dimiliki oleh
perusahaan. Artinya, aset tidak berwujud perusahaan tidak dijual dalam semalam,
tetapi perusahaan mengelola aset tidak berwujud untuk menghasilkan laba operasi
(Jafri & Mustikasari, 2018). Pentingnya itangible assets sangat signifikan bagi
perusahaan. apabila perusahaan tidak mempunyai aset berwujud, maka tentu
mempengaruhi semua perusahaan (Deanti, 2017). Itangible assets yang belum
diidentifikasi mengacu pada aset yang akan dikembangkan atau dibeli secara
intern tetapi tidak dapat diidentifikasi dan mempunyai ketidakpastian umur,
seperti R&D, periklanan, niat baik, inovasi, dan sebagainya. Maka aset
takberwujud yang dimiliki oleh perusahaan pada pembayaran aset takberwujud
dapat dipindahkan pada perusahaan yang berada ditarif pajak tinggi ke perusahaan
5
tarif pajak rendah. Oleh karena semakin tinggi asset takberwujud, maka
perusahaan akan berniat untuk melakukan transfer pricing.
6
4. Apakah profitabilitas menjadi penyebab pengambilan keputusan manajemen
melakukan harga transfer?
5. Apakah aset tidak berwujud menjadi penyebab pengambilan keputusan
manajemen melakukan harga transfer?
6. Apakah rencana bonus menjadi penyebab pengambilan keputusan manajemen
melakukan harga transfer?
7. Apakah pajak, insentif tunneling, kontrak liabilitas, profitabilitas, aset tidak
berwujud, dan rencana bonus secara bersama-sama menjadi penyebab
pengambilan keputusan manajemen perusahaan dalam melakukan harga
transfer?
7
a. Bagi mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan penelitian selanjutnya dan akan menambah ilmu pengetahuan
untuk studi dibidang perpajakan dan akuntansi.
b. Bagi masyarakat, untuk sebuah sumber informasi dan menambah
pengetahuan pajak, kususnya mengenai pengaruh pajak penghasilan,
insentif tunneling, kontrak liabilitas, profitabilitas, aset tidak berwujud,
rencana bonus terhadap keputusan manajemen dalam melakukan harga
transfer.
c. Bagi penulis, untuk memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan
mengenai pajak penghasilan, insentif tunneling, kontrak liabilitas,
profitabilitas, aset tidak berwujud, rencana bonus terhadap keputusan
manajemen perusahaan dalam melakukan harga transfer.
2. Profesi
Penelitian ini dapat memberikan suatu informasi atau masukan kepada
instansi terakait yaitu Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak
mengenai harga transfer. Supaya negara tidak di rugikan oleh pertusahaan
yang melakukan harga transfer (transfer pricing).
3. Bagi Regelator
Penelitian ini dapat membantu pemerintah dalam membuat peraturan
kebijakan harga transfer (transfer pricing) yang ada di Indonesia.
1. Pada pajak penelitian ini hanya diproksikan menggunakan effective tax rate
(ETR), kontrak liabilitas (debt covenant) hanya di proksikan menggunakan
debt to equity ratio, variabel rofitabilias hanya diproksikan menggunakan
return on assets (ROA).
8
1.6 Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan dalam skripsi ini disusun dalam lima bab sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tinjuan pustaka yang relavan dengan masalah yang
diteliti yaitu pajak penghasilan, kepemilikan asing, kontrak
hutang, profitabilitas, aset tidak berwujud, dan rencana bonus,
penelitian terdahulu, kerangka peneitian dan hipotesis
penelitian.
BAB V : PENUTUP
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori ini adalah hubungan antara manajer dan investor. Yang menjalankan
kegiatan perusahaan adalah manajer dan investor yang mendelegasikan dalam
10
pengambilan kebijakan, penyerahan dana manajemen untuk operasional
perusahaan sebagai upaya memperoleh laba yang optimal.
11
penghasilan adalah pendapatan yang diterima setiap bulan atas penghasilan yang
dikenakan pajak selama masa tahun pajak (Lubis, 2018). Pajak penghasilan
menurut Suandy (2011), merupakan pajak yang dipaksakan untuk dibayar
menurut penghasilan yang dikenakan pada jangka waktu masa pajak maupun
tahun pajak atas penfghasilan wajib pajak.
1. Prinsip kewajaran harus tetap menjadi dasar dalam melakukan harga transfer.
2. Sistem harga transfer harus tunduk pada aturan dan praktek bisnis tidak
berpengaruh oleh perusahaan afiliasi.
3. Perusahaan afiliasi beserta wajib pajak yang terlibat harus membayar
mengikutimmengikuti perannya dalam transaksi.
4. Dokumentasikan penerapan tetap memmegang prinsip kewajaran saat
menentukan harga transaksi. Oleh karena itu, wajib pajak yang melaksanakan
transaksi terkait harus menyediakan dokumen yang sesuai buat meyakinkan
12
bahwa harga transfer yang dijalankan sesuai dengan prinsip kewajaran
(menyiapkan dokumen TP).
tarif pajak penghasilan dapat diukur dengan merujuk berbagai kajian dan
telah banyak digunakan yaitu tarif pajak efektif (ETR), ini juga telah menjadi
perhatian khusus dalam berbagai penelitian (Liansheng et al., 2007).
Insentif tunneling terdiri dari dua bentuk yaitu pertama, pemegang saham
pengendali memiliki akses untuk mentransfer sumber daya perusahaan kepada diri
mereka sendiri melalui transaksi antara pemilik dan perusahaan. Transaksi bisa
dilaksanakan melalui kontrak kesepakatan transfer pricing kompensasi eksekutif
yang dianggap berlebihan pada penjualan aset, peminjaman, dan lain-lain. Kedua,
shareholders pengendali bisa meningkatkan kepemilikannya dalam perseroan
13
tanpa mengalihkan aset dengan cara menerbitkan saham dengan kategori dilutif
transaksi yang mengakibatkan shareholders merugi.
Dalam hal ini debt covenant dapat menggunakan proksi Debt to Equity
Ratio (DER) yakni rasio keuangan yang membandingkan jumlah liabilitas serta
jumlah modal, jumlah liabilitas dan ekuitas yang dipakai dalam kegiatan
perusahaan bagusnya berada pada rasio yang proporsional. DER menggambarkan
kapasitas perusahaan dalam memberi kewajibannya yang dilihat dengan modal
sendiri yang dipakai dalam membayar hutang. DER bisa memperlihatkan tarif
resiko perusahaan, bertambah besar rasio DER maka bertambah besar resiko yang
dapat terjadi dalam suatu perusahaan sebab dana perusahaan oleh hutang lebih
banyak daripada modal sendiri. Pemakaian utang dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan semakin besar biaya hingga resiko yang dibiayai perusahaan sama
besar begitupun sebaliknya dan hal tersebut dapat mengubah kepercayaan investor
serta nilai perusahaan.
2.1.6 Profitabilitas
Teori profitabilitas menurut Meidiawati & Mildawati (2016), menjelaskan
kemampuan korporasi untuk mendapatkan profit serta mengukur tarif efisiensi
kegiatan serta untuk mengelola harta yang dimiliki. Profitabilitas sering menjadi
perhatian untuk mengidentifikasi tingkat kinerja disebuah perusahaan. Investor
percaya bahwa dengan profitabilitas yang tinggi dapat memberi gambaran prospek
14
yang baik untuk berinvestasi. Keberadaan profitabilitas untuk mengidentifikasi
tingkat kinerja perusahaan telah disepakati oleh ahli (Brigham & Houston, 2011;
Kasmir 2014).
Dalam hal ini, terdapat tiga tujuan profitabilitas untu berbagai pihak
menurut Kasmir (2015: 197) sebagai berikut ini:
Intangible asset yang digambarkan dalam pasal ketujuh belas yang tertuang
dalam PSAK No.19 (2015) menguraikan tahapan perolehan, yaitu:
15
a. Pembelian biaya tunai intangible assets termasuk pada harga pembelian, bea
masuk, pajak yang tidak bisa dikembalikan, dan melalui persaingan persiapan
aset.
b. Ketika perusahaan membeli intangible asset secara kredit, selisih antara total
pembayaran dan harga cash ditulis sebagai bunga yang ditangguhkan.
c. Intangible asset yang diperoleh pada pertukaran aset dan nilai wajarnya dapat
menjadi ukuran biaya pendapatan aset tersebut.
d. Dalam pertukaran untuk instrumen ekuitas perusahaan intangible asset yang
didapat dengan menukarnya dengan instrumen perusahaan pelapor, beban
akuisisi sesuai dengan fair value instrumen yang diterbitkan dan yang sesuai
dengan fair value aset.
e. intangible asset yang didapatkan secara intern dipakai perlu memastikan
apakah intangible asset yang diperoleh secara intern telah memberi
persyaratan untuk diakui. Perusahaan mengklasifikasikan proses pembuatan
intangible asset meliputi fase research dan fase development. Ketika
perusahaan gagal membedakan masa periode penelitian dan pengembangan
proyek intern untuk memperoleh intangible asset, entitas memperhitungkan
biaya proyek seolah-olah biaya tersebut dikeluarkan hanya selama tahap
penelitian.
Perusahaan dapat mendistribusikan intangible assets kepada afiliasi di
negara yang memiliki kebijakan tarif pajak rendah akan mendapat royalti,
meskipun perusahaan afiliasi juga diharuskan membayar pajak.
16
2.1.9 Harga Transfer (Transfer pricing)
Menurut Hartati, dkk (2014), harga transfer menjadi harga yang termasuk
dalam produk atau layanan yang ditransfer dari satu departemen ke departemen
lain dalam perusahaan yang sama atau yang ada hubungan khusus didalam
perusahaan. Harga transfer dapat dilakukan antar perusahaan dalam satu negara,
namun lazim dilakukan antar negara yang memiliki tarif pajak berbeda jauh.
Menurut Pamungkas & Nurcahyo (2018), harga transfer merupakan kebijakan
perusahaan dalam menetapkan harga transfer untuk transaksi baik berupa barang
jasa, aset tidak berwujud maupun transaksi keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan. Menurut Pohan (2018), harga transfer adalah nilai atau harga jual
khusus yang digunakan dalam peruntukan antara divisi untuk mencatat
pendapatan divisi penjualan dan biaya divisi pembelian. Manipulasi harga transfer
untuk meningkatkan biaya atau menurunkan tagihan untuk mengurangi jumlah
pajak perusahaan yang terutang.
1. Tingkat biaya
2. Harga pasar
Method ini disebut bisa mengukur kinerja departemen pada satu grup
perusahaan dan bisa menerapkan laba setiap produk. Harga pasar yang
menjadi rujukan method harga transfer sebagai penilaian yang akurat karena
tidak tidak terpengaruh aspek lain, meskipun laporan pasar mungkin terbatas
hal ini yang menjadi hambatan untuk memakai harga transfer sesuai harga
pasar.
3. Negosiasi
17
Dengan tidak adannya harga, beberapa perusahaan mengizinkan cabang
perusahaan yang tertarik dengan harga transfer negoiasasikan harga transfer
sesuai yang diperlukan.
4. Arbitrasi
Arbitrasi menggaris bawahi keterkaitan antar dua devisi sebagai dasar dalam
menentukan harga transfer yang mana kedua devisi harus mencapai
kesepakatan terlebih dahulu tanpa ada paksaan. Dalam arbitrasi etika
pertanggunjawaban atas keuntungan menjadi di kesampingkan.
Tabel 2.1
Ringkasan Studi Literatur
Variabel
No Peneliti
X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y
1 Saraswati & Sujana (2017)
2 Mispiyanty (2015)
3 Sari & Mubarok (2018)
4 Yuniarti & Junaidi (2020)
5 Julia, Desmiyawati & Hartati
(2015)
6 Rosharlianti & Mulyanah
(2021)
7 Asalam, Suzan & Novira (2021)
8 Refgia (2017)
Sumber: berbagai kajian penelitian terdahulu
18
menghubungkan variabel insentif tunneling dengan harga transfer, terdapat 3
jurnal yang menghubungkan variabel debt covenant dengan harga transfer,
terdapat 2 jurnal yang menghubungkan variabel profitabilitas dengan harga
transfer, terdapat 1 jurnal yang menghubungkan variabel asset takberwujud
dengan harga transfer, dan terdapat 6 jurnal yang menghubungkan variabel bonus
plan dengan harga transfer. Dari berbagai kajian tersebut telah tergambar dengan
jelas bahwa belum ada penelitian yang secara serentak melakukan kajian dengan
mmenggunakan enamm prediktor seperti pada penelitian ini,, hal ini menjadi
novelty atau pembaharuan penelitian. Novelty penelitian sangat penting bagi
pengembangan ilmu dan untuk memastikan bahwa penelitian ini memang belum
dilakukan kajian, sehingga perluditeliti lebih lanjut.
19
2.4 Hipotesis
Berbagai dugaan peneliti yang tertuang dalam hipotesis diuraikan sebagai
berikut.
20
keuntungan pengendali (Hartati et al,. 2014).Perbedaan kepentingan antara
mayoritas yang mendominasi minoritas menjadi penyebab utama adanya
insentif tunnelling. Kepemilikan saham ditujukan kepada suatu pihak atau laba
dapat memberikan peluang untuk menguasai kegiatan usaha dibawahnya.
Ketika terjadi praktik harga transfer dalam proses tunnelling yang ditentukan
oleh anak perusahaan yang menjual persediaan ke induk perusahaan, maka
harganya akan jauh lebih rendah dari harga total, sehingga otomatis menjadi
milik anak perusahaan sementara tingkat persediaan jauh di bawah harga pasar
dan mempengaruhi penurunan keuntungan. Perusahaan induk, yang merupakan
pemegang saham mayoritas perusahaan, diuntungkan dari hal ini dan dividen
dari pemegang saham minoritas rendah atau tidak ada dividen karena kerugian
perusahaan. Hasil kajian telah mengkonfirmasi tunneling incentive dapat
mmemberi dampak terhadap harga transfer (Hartati et al,. 2015; Mispiyati,
2015; Refgia, 2017).
21
perjanian liabilitas menjadi penyebab terjadinya harga transfer (Sari &
Mubarok, 2018; Rosharlianti & Mulyanah, 2021).
22
akurat. Permasalahan yang mucul biasanya disebabkan adanya kesulitan dalam
menilai asset takberwujud dan besarnya harga transfer, dan sulit juga untuk
menilai pembayaran transfer dalam bentuk royalti yang mengacu pada aset
tidak berwujud pada nilai nominal (Gravelle, 2010). Berdasarkan penelitian
yang dilakukan (Asalam, Suzan & Novira, 2020), bahwa aset tidak berwujud
dapat menjadi alasan pada keputusan manajemen melakukan harga transfer.
23
24
BAB III
METODE PENELITIAN
24
6. Mengambil sampel perusahaan dari data-data yang terkait.
7. Pengumpulan data.
8. Menentukan hipotesis penelitian.
9. Menyusun data dalam istrumen penelitian.
3.3 Operasional Variabel
Untuk memudahkan pemahaman dalam penenempatan variabel dalam
model, variabel dapat digolongkan menjadi:
1. Variabel Dependen
Variabel terikat yaitu harga transfer sebagai suatu kecenderungan
perusahaan melakukan pemindahan pendapatan kepada perusahaan afiliasi
sebagai upaya efisiensi pajak yang tertuang dalam tax planning, ini dapat
diukur melalui skala dummy (nol dan satu) mengikuti ketentuan (Yuniasih et
al., 2012), yaitu:
a. Angka 0 : tidak melakukan harga transfer ke afiliasi (pihak terkait).
b. Angka 1 : melakukan harga transfer ke afiliasi (pihak terkait).
2. Variabel Independen
a. Pajak (X1)
Pajak adalah iuran wajib secara hukum, wajib ditanggung oleh
orang pribadi atau badan usaha (Waluyo dan Ilyas, 2002). Pajak
penghasilan sebagai kewajiban perusahaan dalam berkontribusi pada
negara atas penghasilan yang diperoleh melalui aktivitas usaha dalam
periode tertentu. Dalam hal ini, proksi ETR sebagai perbandingan antara
beban pajak atas pendapatan dibagi dengan laba sebelum pajak (Ginting
et al., 2019), dengan rumus:
25
b. Insentif tunneling (X2)
Tunneling adalah perilaku manajer atau investor mayoritas yang
menggerakkan aset dan keuntungan perusahaan untuk keuntungan
mereka sendiri, tetapi biayanya ditanggung oleh investor minoritas
(Mutamimah, 2009). Insentif tunneling ini diwakili oleh kepemilikan
lebih dari 20% kepemilikan asing (Yuniasih, et al. 2012). Insentif
tunneling dirumuskan sebagai berikut :
d. Profitabilitas (X4)
Profitabilitas adalah instrumen untuk menilai kinerja perolehan
laba atas pengelolaan aset (Sudarmadji & Sularto, 2007; Sari dan
Mubarak, 2018). Salah satu metrik yang termasuk dalam metrik
profitabilitas yakni ROA ataupengembalian investasi yang dapat
diartikan sebagai ukuran keuntungan laba perusahaan atas total sumber
daya atau aset. Dalam penelitian ini, return on assets dipilih sebagai
proksi profitabilitas. Pengukuran ROA menggunakan persamaan berikut:
26
harga transfer. Pengukuran variabel aset takberwujud dilakukan dengan
rumus (Wulandari et al., 2021), yaitu:
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel JenisVariab Indikator Skala
el Pengukuran
Pajak (X1) Independen Rasio
27
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
3.4.1 Waktu Penelitian
Data sekunder ditetapkan sebagai keperluan riset, ini diakses dari annual
report yang telah dipublikasi. Sumber dari data yang digunakan diperoleh melalui
website yang kredibel seperti Bursa Efek Indonesia, situs terpercaya
emiten.kontan.co.id serta website resmi perusahaan.
3.6 Populasi dan sampel
3.6.1 Populasi
28
3.7 Metode Pengambilan Sampel
29
3 Garuda Metalindo Tbk BOLD
4 Gajah Tunggal Tbk GJTL
5 Indomobil Sukses International Tbk IMAS
6 Indospring Tbk INDS
Sumber: Peneliti(2021)
3.8 Metode Analisa Data
3.8.1 Statistik Deksriptif
Statistik deskriptif menjadi analisis yang berorientasi dalam
memberigambaran data yang dikumpulkan secara statistik dan menganalisis data
tanpa menarik kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2017). Statistik
deksriptif dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh deskripsi terkait data
mulai nilai rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), varian
(variance)¸ nilai minimum, nilai maksimum, range dan sebagainya (Ghozali,
2018)
3.8.2 Analisis Regresi Logistik
Analisis data dengan regresi logistik (logistic regression) untuk
membuktikan hipotesis penelitian dengan alasan adanya penggunaan variabel
dependen (harga transfer) yang bersifat dummy (melakukan atau tidak melakukan
transkasi penjualan dengan pihak afiliasi). Konsep regresi logistik dikembangkan
dari analisis regresi linear, namun dengan pendekatan biner karena penggunaan
dua nilai dalam skala dummy (Ghozali, 2018:321), dan dalam hal ini untuk
menguji pengaruh dari variabel independent (pajak, insentif tunneling, kontrak
liabilitas, profitabilitas, aset tidak berwujud, dan rencana bonus) terhadap
terikatnya (keputusan melakukan harga transfer), sehingga dapat dibuat dalam
persamaan:
Keterangan:
Y = Harga Transfer
X1 = Pajak
X2 = Insentif Tunneling
X3 = Debt Covenant
X4 = Profitabilitas
X5 = Itangible Assets
30
X6 = Bonus Plan
a = Konstanta
b = Koefisien
Analisis regresi logistik memiliki empat pengujian (Ghozali, 2018:328),
diantaranya:
1. Menilai Keseluruhan Model
Tes ini digunakan untuk mengevaluasi apakah model hipotetis cocok
dengan sebaran data. Penilaian melalui perbandingan nilai 2LogL pada
tahapan awal dengan nilai 2LogL pada tahapan akhir. Ketika terdapat
perbedaan nilai 2LogL akhir yang lebih kecil dari 2LogL awal (penurunan
2LogL) maka dapat memberikan indikasi model hipotetis cocok dengan data
(Ghozali, 2018:328).
2. Menguji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dievaluasi melalui penilaian Hosmer dan
Lemeshow. Pengujian ini menyajikan kesesuaian data dengan
pengembangan model (model data disebut goodness of fit karena tidak ada
perbedaan antara data) (Ghozali, 2018: 329). Penilaian Hosmer dan
Lemeshow dapat melalui nilai signifikansinya,jika statistik uji kecocokan
Hosmer dan Lemeshow di atas 0,05, maka model cocok dengan data yang
diamati dan dapat diterima.
3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dapat mengidentifikasi seberapa baik model
yang tertuang dalam persamaan. Evaluasi ini terlihat dari nilai Nagelkerke R
Square yang nilainya dalam rentang satu sampai nol. Untuk mendapatkan
model yang baik, diharapkan tertera nilai Nagelkerke R2 mendekati angka 1,
menginterpretasikan kemampuan prediktor yang besar dalam menjelaskan
keputusan melakukan harga transfer (Ghozali, 2018:329).
4. Matriks Klasifikasi
Memberi gambaran terkait kemampuan dalam memprediksi
perusahaan terlibat dalam harga transfer. Kekuatan dalam prediksi ini
menjadi dasar banyaknya perusahaan yang melakukan harga transfer dan
berbagai kemungkinan atau peluang yang ada.
31
Setelah dilakukan empat pengujian di atas, maka tahap selanjutnya
dilakukan uji hipotesis.
Tabel 3.4
Ketentuan Uji Hipotesis
No Unit Uji Tujuan Ketentuan Dasar Keputusan
1 Uji Wald Membuktikan hipotesis (H1 Sig. < 0,05 Diterima
– H6)
2 Uji Membuktikan hipotesis (H7) Sig. < 0,05 Diterima
Omnibus
Sumber: Ghozali (2018:334)
32
BAB IV
Pada tahun 1977, pemerintah Republik Indonesia membuat aktif lagi pasar
modal hingga tahun-tahun selanjutnya pasar modal mengalami kemajuan bagus
sejalan dengan beragam insentif serta dan peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai pihak penyelenggara yang
mengadakan sistem dan fasilitas untuk memperdagangkan efek dengan cara
mempertemukan orang-orang yang melakukan penawaran jual dan beli efek.
Bursa Efek Indonesia mulai beroperasi pada tanggal 1 Desember 2007 yang mana
merupakan hasil konsolidasi antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) selaku pasar saham
dengan Bursa Efek Surabaya (BES) selaku pasar obligasi dan derivatif.
Visi dari Busa Efek Indonesia (BEI) yakni menjadi bursa yang bersaing
dengan kredibilitas ditingkat dunia, dengan misi mewujudkan infrastruktur pasar
keuangan yang terpercaya dan kredibel untuk menciptakan pasar yang teratur,
wajar, dan efisien, serta dapat digunakan bagi pihak yang berkepentingan baik
internal dan eksternal melalui produk maupun layanan yang inovatif.
Lokasi Bursa Efek Indonesia (BEI) berada di Gedung Bursa Efek Indonesia
Kawasan Niaga Sudirman, Jl. Jendral Sudirman Nomor 52-52, Senayan,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
33
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian ini menjadikan perusahaan sub sektor otomotif dan komponen
menjadi subjek penelitian yang ditentukan dengan teknik purposive sampling
sehingga diperoleh 6 perusahaan dalam periode 6 tahun, sehingga terdapat 36 data
pengamatan. Tabel 4.1 menggambarkan data yang diamati selama periode
penelitian berlangsung.
Missing Cases 0 .0
Total 36 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 36 100.0
Sumber: data diolah (2022)
34
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan enam variabel independen yaitu pajak, insentif
tunneling, kontrak liabilitas, profitabilitas, aset tidak berwujud, dan rencana bonus
serta satu variabel dependen yaitu keputusan perusahaan manufaktur dalam
melakukan harga transfer. Deskripsi mengenai nilai rata-rata dan standar deviasi
dari masing-masing variabel sebagai berikut.
35
dan standar deviasi yaitu 3,5664. Nilai profitabilitas tertinggi dimiliki oleh
BOLD di tahu 2015 dan yang terendah terjadi pada BOLD di tahun 2020.
5. Variabel itangible assets yang diproksikan dengan besarnya aset
takberwujud dibagi dengan penjualan berkisar antara 0,0008 sampai dengan
0,0648 dengan nilai rata-rata sebesar 0,0099 dan standar deviasi yaitu 0,013.
Nilai itangible assets tertinggi terjadi pada ASII periode 2020 dan yang
terendah terjadi pada GJTL periode 2015.
6. Variabel bonus plan yang diproksikan dengan persentase laba bersih periode
berjalan dengan periode sebelumnya berkisar antara -554,9068% sampai
dengan 256,2358% dengan nilai rata-rata sebesar 20,4121 dan standar
deviasi yaitu 161,5385. Nilai bonus plan tertinggi diiliki oleh INDS di tahun
2016 dan yang terendah dimiliki oleh IMAS di tahun 2020.
7. Variabel keputusan melakukan transfer pricing yang diukur dengan dummy
0 dan 1 meiliki nilai rata-rata sebesar 0,2778 dan standar deviasi yaitu
0,4543. Perusahaan yang mengambil keputusan melakukan transfer pricing
yaitu ASII periode 2015 – 2018 dan AUTO 2015 – 2020.
36
Tabel 4.4 Perbandingan Nilai -2LL Awal
Coefficients
Iteration -2 Log likelihood Constant
Step 0 1 42.573 -.889
2 42.541 -.955
3 42.541 -.956
b. Initial -2 Log Likelihood: 42.541
Sumber: data diolah (2022)
37
nilai tersebut kemudian dibawa ke dalam bentuk persentase sehingga
mempermudah pemahaman (Ghozali, 2016:333). Hasil pengujian
disajikan dalam tabel berikut.
4. Matriks Klasifikasi
38
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan transfer
pricing sebesar 100%, hal ini menunjukkan bahwa 10 perusahaan yang
sudah diprediksi melakukan transfer pricing semuanya terbukti
melakukan transfer pricing. Sementara itu, kekuatan prediksi perusahaan
yang tidak melakukan transfer pricing sebesar 92,3 yang artinya model
regresi yang digunakan ada 24 perusahaan (92,3%) yang diprediksi tidak
melakukan transfer pricing dari total keseluruhan 26 perusahaan yang
tidak melakukan transfer pricing. Dapat disimpulkan bahwa, ketepatan
prediksi model secara keseluruhan yaitu 94,4%.
Hasil analisis menyajikan nilai pada uji Wald seperti pada tabel
berikut.
39
Tabel 4.10 Variables not in The Equation
Score df Sig.
Step 1 Variables Pajak .159 1 .690
Debt Covenant 5.960 1 .015
Profitabilitas .001 1 .971
Itangible Assets 13.065 1 .000
Bonus Plan 1.750 1 .186
Overall Statistics 16.049 5 .007
Sumber: data diolah (2022)
40
Tabel 4.12 Uji Hipotesis Simultan
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 24.235 1 .000
Block 24.235 1 .000
Model 24.235 1 .000
Tabel 4.12 menyajikan data nilai chi square model sebesar 24,235
dengan probabilitas signifikansi yaitu 0,000. Terlihat nilai sig. < 0,05
yang artinya H7 diterima. Hasil ini menjelaskan bahwa pajak, insentif
tunneling, kontrak liabilitas, profitabilitas, aset tidak berwujud, dan
rencana bonus secara simultan berpengaruh terhadap keputusan
manajemen dalam melakukan harga transfer.
4.3 Pembahasan
41
4.3.2 Pengaruh Insentif Tunneling Terhadap Keputusan Harga
Transfer
42
disebut-sebut mempengaruhi harga transfer. Lebih lanjut, perjanjian
liabilitas menjadi penyebab terjadinya harga transfer (Sari &
Mubarok, 2018; Rosharlianti & Mulyanah, 2021).
43
4.3.6 Pengaruh Rencana Bonus Terhadap Keputusan Harga Transfer
44
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan yang diperoleh melalui hasil analisis data berikut pembahasanya
yaitu:
1. Terdapat tiga variabel (Insentif tunneling, debt covenant dan asset tidak
berwujud) menjadi prediktor keputusan perusahaan subsektor Otomotif dan
Komponen melakukan harga transfer.
2. Terdapat tiga variabel (pajak, profitabilitas dan rencana bonus) belum
mampu menjadi prediktor keputusan perusahaan subsektor Otomotif dan
Komponen melakukan harga transfer.
3. Pajak, Insentif tunneling, debt covenant, profitabilitas, aset tidak berwujud
dan rencana bonussecara simultan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan perusahaan subsector Otomotif dan Komponen melakukan harga
transfer.
5.2 Saran
1. Saran Manajerial
Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat tiga faktor yang
menjadi alasan perusahaan melakukan harga transfer yaitu Insentif
tunneling, debt covenant dan aset tidak berwujud. Melalui temuan ini
dapat menjadi pertimbangan bagi pihak terkait khususnya manajerial
dalam mmenetapkan suatu kebijakan agar tetap mempertimbangkan
kondisi keuangannya seperti komposisi pemegang saham terbesar, tingkat
hutang yang dimiliki, dan kemampuan asset tidak terwujud dari
perusahaan.
45
2. Saran Peneliti Selanjutnya
Dalam upaya memperbaiki model, penelitian selanjutnya dapat
mengambil subjek yang luas agar diperoleh data banyak dan dapat
digeneralisasi lebih luas lagi. Peneliti selanjutnya juga dapat memperbaiki
model dengan memisahkan variabel tunnelling incentive dalam satu model
tersendiri, atau menambah prediktor lain karena dengan melihat nilai
Nagelkerke R Square, model penelitian ini masih sangat potensial untuk
dilakukan pengembangan.
46
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, I. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ilyas, W., & Burton, R. 2013. Hukum Pajak, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.
Junaidi, A., & Yuniarti, N. 2020. Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive, Debt
Covenant Dan Profitabilitas Terhadap Keputusan Melakukan Transfer
Pricing (Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bei Tahun 2013-2017). Jurnal Ilmiah Akuntansi, Manajemen & Ekonomi
Islam, 3(1), pp. 31 – 44.
Liansheng, W., Wang, Y., Gillis, P., & Luo, W. 2007. State Ownership, Tax
Status, and Size Effect of Effective Tax Rate in China. Journal of
Accounting and Public Policy, 26(6).
Mutamimah. 2009. Tunneling Atau Value Added dalam Strategi Mmerger dan
Akuisi di Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 2(2).
Noviastika, D., Mayowan, Y., & Karjo, S. (2016). Pengaruh Pajak, Tunneling
Incentive Dan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Indikasi
Melakukan Transfer Pricing Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Studi Pada Bursa Efek Indonesia
Yang Berkaitan Dengan Perusahaan Asing). Jurnal Perpajakan, 8(1),
Pp.1-9.
Resmi, S. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat
Rosa, R., Andini, R., & Raharjo, K. 2017. Pengaruh Pajak, Tunneling Insentive,
Mekanisme Bonus, Debt Covenant Dan Good Corperate Gorvernance
(GCG) Terhadap Transaksi Transfer Pricing (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 – 2015).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 3(3), pp. 1 – 19.
Sari, E. P., & Mubarok, A. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Pajak dan Debt
Covenant Terhadap Transfer Pricing (Studi Empiris Perusahaan
Manufaktur Terdaftar di BEI Tahun 2012-2016). Proseding Seminar
Nasional Akuntansi, 1(1), pp. 1-7.
Tampubolon, K., & Zulham, A. F. 2018. Transfer Pricing dan Cara Membuat
TP Doc. Yogyakarta: Deepublish.
Viviany, S., Sari,,, R. N., & Natariasari, R. 2018. Pengaruh Tarif Pajak,
Tunneling Incentive, Mekanisme Bonus Dan Exchange Rate
Terhadaptransfer Pricing (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufakturyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016).
Jurnal Online Mahasiswa, 1(1), pp. 1 – 15.
Perusahaan Populasi
No Emiten Kode Tahun
1 Astra International Tbk ASII 2015
2016
2017
2018
2019
2020
2 Astra otoparts Tbk AUTO 2015
2016
2017
2018
2019
2020
3 Garuda Metalindo Tbk BOLD 2015
2016
2017
2018
2019
2020
4 Indo Kordsa Tbk BRAM 2015
2016
2017
2018
2019
2020
5 Goodyears Indonesia Tbk GDYR 2015
2016
2017
2018
2019
2020
6 Gajah Tunggal Tbk GJTL 2015
2016
2017
2018
2019
2020
7 Indomobil Sukses IMAS 2015
International Tbk 2016
2017
2018
2019
2020
8 Indospring Tbk INDS 2015
2016
2017
2018
2019
2020
9 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 2015
2016
2017
2018
2019
2020
10 Multistrada Arah Sarana MASA 2015
Tbk 2016
2017
2018
2019
2020
11 Nipress Tbk NIPS 2015
2016
2017
2018
2019
2020
12 Prima Alloy Steel Universal PRAS 2015
Tbk 2016
2017
2018
2019
2020
13 Selamat Sempurna Tbk SMSM 2015
2016
2017
2018
2019
2020
LAMPIRAN
Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian
Pajak (X1)
Kode Year Beban Pajak LabaSebelum
ETR
Penghasilan (Jt Rp) Pajak (Jt Rp)
ASII 2015 4.017.000 19.630.000 0,205
2016 3.951.000 22.253.000 0,178
2017 6.016.000 29.137.000 0,206
2018 7.623.000 34.995.000 0,218
2019 7.433.000 34.054.000 0,218
2020 3.170.000 21.741.000 0,146
BOLD 2015 35.251 132.931 0,265
2016 42.077 159.541 0,264
2017 34.699 131.970 0,263
2018 27.102 102.840 0,264
2019 17.771 69.263 0,257
2020 6.264 -63.652 -0,098
GJTL 2015 18.543 -331.869 -0,056
2016 199.386 825.947 0,241
2017 61.796 106.824 0,578
2018 11.028 -85.585 -0,129
2019 188.769 457.876 0,412
2020 157.463 476.377 0,331
IMAS 2015 105.796 183.306 0,577
2016 65.146 -24.773 -2,630
2017 183.043 123.265 1,485
2018 154485 253260 0,610
2019 250502 372272 0,673
2020 190818 -484892 -0,394
INDS 2015 22000 41340 0,532
2016 10584 60140 0,176
2017 46701 160341 0,291
2018 37296 147983 0,252
2019 28605 130071 0,220
2020 16565 75316 0,220
AUTO 2015 110.895 433.596 0,256
2016 165.486 648.907 0,255
2017 164.155 711.936 0,231
2018 180.762 861.563 0,210
2019 266.349 1.119.858 0,238
2020 157.200 116.071 1,354
Tunneling Incentive (X2)
Kepemilikan Total Saham
Kode Tahun
Asing (Jt Beredar (Jt KSA
lembar) Lembar)
ASII 2015 39.009 40.483 96,36
2016 37.278 40.483 92,08
2017 36.261 40.483 89,57
2018 35.851 40.483 88,56
2019 35.331 40.483 87,27
2020 35.181 40.483 86,90
BOLD 2015 400 2.343 17,07
2016 400 2.343 17,07
2017 400 2.343 17,07
2018 400 2.343 17,07
2019 400 2.343 17,07
2020 400 2.343 17,07
GJTL 2015 1.725 3.485 49,50
2016 1.725 3.485 49,50
2017 1.725 3.485 49,50
2018 1.725 3.485 49,50
2019 1.725 3.485 49,50
2020 1.725 3.485 49,50
IMAS 2015 2.060 2.765 74,49
2016 2.032 2.765 73,48
2017 2.083 2.765 75,33
2018 2.031 2.765 73,44
2019 2.034 2.765 73,56
2020 2.035 3.994 50,95
INDS 2015 30 655 4,60
2016 30 655 4,60
2017 30 655 4,60
2018 30 656 4,59
2019 33 656 5,02
2020 33 656 5,02
AUTO 2015 3.856 4.820 80,00
2016 3.856 4.820 80,00
2017 3.856 4.820 80,00
2018 3.856 4.820 80,00
2019 3.856 4.820 80,00
2020 3.856 4.820 80,00
Debt Covenant (X3)
Kode Tahun Total Hutang (Jt Total Ekuitas
DER
Rp) (Jt Rp)
ASII 2015 118.902.000 126.533.000 0,940
2016 121.949.000 139.906.000 0,872
2017 139.325.000 156.505.000 0,890
2018 170.348.000 174.363.000 0,977
2019 165.195.000 186.763.000 0,885
2020 142.749.000 195.454.000 0,730
BOLD 2015 158.088 760.529 0,208
2016 244.441 961.649 0,254
2017 468.122 720.676 0,650
2018 574.342 738.035 0,778
2019 504.885 761.028 0,663
2020 419.043 700.034 0,599
GJTL 2015 12.115.363 5.394.142 2,246
2016 12.501.710 5.848.177 2,138
2017 12.501.710 5.689.466 2,197
2018 13.835.648 5.875.830 2,355
2019 12.620.444 6.235.631 2,024
2020 10.926.513 6.855.147 1,594
IMAS 2015 18.163.865 6.697.091 2,712
2016 18.923.523 6.709.818 2,820
2017 22.149.722 9.290.721 2,384
2018 30.632.253 10.323.742 2,967
2019 35.289.833 9.408.137 3,751
2020 35.692.364 12.716.336 2,807
INDS 2015 189.883 1.919.039 0,099
2016 409.209 2.068.064 0,198
2017 289.798 2.144.819 0,135
2018 288.106 2.194.232 0,131
2019 262137 2572287 0,102
2020 262520 2563740 0,102
AUTO 2015 4.195.684 10.143.426 0,414
2016 4.075.716 10.536.558 0,387
2017 4.003.233 10759076 0,372
2018 4.626.013 11.263.635 0,411
2019 4.365.175 11.650.534 0,375
2020 3.909.303 11.270.791 0,347
Profitabilitas (X4)
Kode Tahun Laba Bersih Total Aset (Jt
ROA
(Jt Rp) Rp)
ASII 2015 15.613.000 245.435.000 6,361
2016 18.302.000 261.855.000 6,989
2017 23.121.000 295.830.000 7,816
2018 27.372.000 344.711.000 7,941
2019 26.621.000 351.958.000 7,564
2020 18.571.000 338.203.000 5,491
BOLD 2015 97.680 918.617 10,633
2016 117.464 1.206.090 9,739
2017 97.271 1.188.798 8,182
2018 75.738 1.312.377 5,771
2019 51.492 1.265.913 4,068
2020 -57.388 1.119.077 -5,128
GJTL 2015 -313.326 17.509.505 -1,789
2016 626.561 18.349.887 3,415
2017 45.028 18.191.176 0,248
2018 -74.557 19.711.478 -0,378
2019 269.107 18.856.075 1,427
2020 318.914 17.781.660 1,793
IMAS 2015 77.510 24.860.956 0,312
2016 -89.919 25.633.341 -0,351
2017 -59.778 31.440.443 -0,190
2018 98.775 40.955.995 0,241
2019 121.770 44.697.970 0,272
2020 -675.710 48.408.700 -1,396
INDS 2015 19.340 2.108.922 0,917
2016 49.556 2.477.273 2,000
2017 113.640 2.434.617 4,668
2018 110.687 2.482.338 4,459
2019 101.466 2.834.424 3,580
2020 58.751 2.826.260 2,079
AUTO 2015 322.701 14.339.110 2,250
2016 483.421 14.612.274 3,308
2017 547.781 14.762.309 3,711
2018 680.801 15.889.648 4,285
2019 853.509 16.015.709 5,329
2020 -41.129 15.180.094 -0,271
Itangible Assets (X5)
Aset tidak
Kode Tahun Total Penjualan
terwujud (Jt ITA
(Jt Rp)
Rp)
ASII 2015 2.039.000 184.196.000 0,011
2016 2.072.000 181.084.000 0,011
2017 4.846.000 206.057.000 0,024
2018 5.230.000 239.205.000 0,022
2019 11.972.000 237.166.000 0,050
2020 11.337.000 175.046.000 0,065
BOLD 2015 3.751 858.650 0,004
2016 5.737 1.051.070 0,005
2017 6.815 1.047.701 0,007
2018 8.378 1.187.195 0,007
2019 9.050 1.206.818 0,007
2020 4.913 788.873 0,006
GJTL 2015 9.436 12.115.363 0,001
2016 11.732 13.633.556 0,001
2017 12.432 14.146.918 0,001
2018 12.955 15.349.939 0,001
2019 13.922 15.939.421 0,001
2020 10.828 13.434.592 0,001
IMAS 2015 55.457 18.099.979 0,003
2016 59.211 15.049.532 0,004
2017 68.291 15.417.255 0,004
2018 71.228 17.544.709 0,004
2019 74.883 18.615.129 0,004
2020 67.223 15.230.426 0,004
INDS 2015 21.897 1.659.506 0,013
2016 22.426 1.637.037 0,014
2017 22.873 1.967.983 0,012
2018 24.321 2.400.062 0,010
2019 23.227 2.091.492 0,011
2020 22.194 1.626.191 0,014
AUTO 2015 86.232 11.723.787 0,007
2016 89.751 12.806.867 0,007
2017 79.138 13.549.857 0,006
2018 88.394 15.356.381 0,006
2019 84.084 15.444.775 0,005
2020 64.314 11.869.221 0,005
Bonus Plan (X6) transfer pricing (Y)
Kode Year Laba Bersih t Laba Bersih
BP dummy
(Jt Rp) t-1 (Jt Rp)
ASII 2015 15.613.000 22.131.000 70,548 1
2016 18.302.000 15.613.000 117,223 1
2017 23.121.000 18.302.000 126,330 1
2018 27.372.000 23.121.000 118,386 1
2019 26.621.000 27.372.000 97,256 0
2020 18.571.000 26.621.000 69,761 0
BOLD 2015 97.680 115.247 84,757 0
2016 117.464 97.680 120,254 0
2017 97.271 117.464 82,809 0
2018 75.738 97.271 77,863 0
2019 51.492 75.738 67,987 0
2020 -57.388 51.492 -111,450 0
GJTL 2015 -313.326 283.016 -110,710 0
2016 626.561 -313.326 -199,971 0
2017 45.028 626.561 7,187 0
2018 -74.557 45.028 -165,579 0
2019 269.107 -74.557 -360,941 0
2020 318.914 269.107 118,508 0
IMAS 2015 77.510 -65.453 -118,421 0
2016 -89.919 77.510 -116,010 0
2017 -59.778 -89.919 66,480 0
2018 98.775 -59.778 -165,236 0
2019 121.770 98.775 123,280 0
2020 -675.710 121.770 -554,907 0
INDS 2015 19340 127820 15,131 0
2016 49556 19.340 256,236 0
2017 113640 49.556 229,316 0
2018 110687 113.640 97,401 0
2019 101466 110.687 91,669 0
2020 58751 101.466 57,902 0
AUTO 2015 322.701 954.086 33,823 1
2016 483.421 322.701 149,805 1
2017 547.781 483.421 113,313 1
2018 680.801 547.781 124,283 1
2019 853.509 680.801 125,368 1
2020 -41.129 853.509 -4,819 1
Lampiran 3 Hasil Analisis Data
LAMPIRAN
Descriptives
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Pajak 36 -2.6297 1.4850 .231067 .5968286
Tunneling Incentive 36 4.5884 96.3590 51.939567 32.3762704
Debt Covenant 36 .0989 3.7510 1.153128 1.0438105
Profitabilitas 36 -5.1282 10.6334 3.204058 3.5664236
Itangible Assets 36 .0008 .0648 .009986 .0130033
Bonus Plan 36 -554.9068 256.2358 20.412056 161.5384577
Keputusan Melakukan 36 .0000 1.0000 .277778 .4542568
Transfer Pricing
Valid N (listwise) 36
Logistic Regression
Iteration Historya,b,c
Coefficients
Iteration -2 Log likelihood Constant
Step 0 1 42.573 -.889
2 42.541 -.955
3 42.541 -.956
Classification Tablea,b
Predicted
Keputusan Melakukan
Transfer Pricing
Tidak
Melakukan Melakukan
Transfer Transfer Percentage
Observed Pricing Pricing Correct
Step Keputusan Tidak Melakukan 26 0 100.0
0 Melakukan Transfer Pricing
Transfer Pricing Melakukan 10 0 .0
Transfer Pricing
Overall Percentage 72.2
Iteration Historya,b,c,d,e
Coefficients
-2 Log Tunneling Itangible
Iteration likelihood Constant Incentive Assets
Step 1 1 28.132 -2.742 .036
2 22.993 -4.819 .063
3 20.245 -7.489 .097
4 18.846 -10.824 .138
5 18.367 -14.061 .178
6 18.306 -15.717 .199
7 18.305 -15.956 .202
8 18.305 -15.960 .202
9 18.305 -15.960 .202
Step 2 1 27.401 -2.648 .037 -18.033
2 20.928 -4.907 .070 -35.389
3 16.132 -8.597 .121 -58.560
4 12.274 -14.817 .203 -86.774
5 7.515 -29.335 .392 -139.075
6 3.123 -57.545 .763 -247.252
7 1.208 -89.113 1.179 -364.092
8 .462 -121.928 1.611 -479.355
9 .176 -155.683 2.055 -596.211
10 .066 -190.280 2.509 -715.362
11 .025 -225.586 2.973 -836.522
12 .009 -261.464 3.444 -959.311
13 .003 -297.805 3.921 -1083.425
14 .001 -334.526 4.403 -1208.654
15 .000 -371.569 4.890 -1334.845
16 .000 -408.887 5.379 -1461.882
17 .000 -446.444 5.873 -1589.667
18 .000 -484.205 6.368 -1718.108
19 .000 -522.142 6.866 -1847.126
20 .000 -560.229 7.366 -1976.644
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 24.235 1 .000
Block 24.235 1 .000
Model 24.235 1 .000
Step 2 Step 18.305 1 .000
Block 42.541 2 .000
Model 42.541 2 .000
Model Summary
-2 Log Cox & Snell Nagelkerke R
Step likelihood R Square Square
1 18.305a .490 .707
2 .000 b
.693 1.000
Classification Tablea
Predicted
Keputusan Melakukan
Transfer Pricing
Tidak Percentage
Observed Melakukan Melakukan Correct
Step 1 Keputusan Tidak Melakukan 24 2 92.3
Melakukan Transfer Transfer Pricing
Pricing Melakukan Transfer 0 10 100.0
Pricing
Overall Percentage 94.4
Step 2 Keputusan Tidak Melakukan 26 0 100.0
Melakukan Transfer Transfer Pricing
Pricing Melakukan Transfer 0 10 100.0
Pricing
Overall Percentage 100.0
Correlation Matrix
Tunneling
Constant Incentive Itangible Assets
Step 1 Constant 1.000 -.997
Tunneling Incentive -.997 1.000
Step 2 Constant 1.000 -.999 .659
Tunneling Incentive -.999 1.000 -.679
Itangible Assets .659 -.679 1.000
BAB I
No Nama Belakang Penulis, Inisial Nama Depan. Tahun Paraf
Publikasi. Judul Buku. Kota: Penerbit. Pembmbing
1 Rosa, R., Andini, R., & Raharjo, K. 2017. Pengaruh
Pajak, Tunneling Insentive, Mekanisme Bonus,
Debt Covenant Dan Good Corperate Gorvernance
(GCG) Terhadap Transaksi Transfer Pricing
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 – 2015).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 3(3), pp. 1 – 19.
2 Saraswati, G. A. R. S., & Sujana, I. K. (2017).
Pengaruh pajak, mekanisme bonus, dan tunneling
incentive pada indikasi melakukan transfer
pricing. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 19(2), pp. 1000-1029.
3 Mispiyanti. 2015. Pengaruh Pajak, Tunneling
Incentive dan Mekanisme Bonus Terhadap
Keputusan Transfer Pricing. Jurnal Akuntansi &
Investasi, 15(1), pp. 62 – 72.
4 Noviastika, D., Mayowan, Y., & Karjo, S. (2016).
Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive Dan Good
Corporate Governance (GCG) Terhadap Indikasi
Melakukan Transfer Pricing Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (Studi Pada Bursa Efek Indonesia Yang
Berkaitan Dengan Perusahaan Asing). Jurnal
Perpajakan, 8(1), Pp.1-9.
5 Kurniawan, A. M. 2015. Pajak Internasional. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
6 Setiawan, H. 2014. Transfer Pricing Dan Risikonya
Terhadap Penerimaan Negara. Jurnal online:
http://kemekeu.go.id
7 Yuniasih, N. W., Rasmini, N. K., & Wirakusuma, M.
G. 2012. Pengaruh Pajak Dan Tunneling Incentive
Pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan
Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 15,
Banjarmasin.
8 Marfuah., & Azizah, A. P. N. 2014. Pengaruh Pajak,
Tunneling Incentivedan Exchange Rate Pada
Keputusan Transfer Pricing Perusahaan. Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia, 18(2), pp. 156
– 165.
9 Nugraha, A. K. 2016. Analisis Pengaruh Beban Pajak,
Tunneling Incentive, Dan Mekanisme Bonus
Terhadap Transfer Pricing Perusahaan
Multinasional Yang Listing Di Bursa Efek
Indonesia. Under Graduates Thesis, Universitas
Negeri Semarang.
10 Putri, W. A. 2018. Prinsip Kewajaran dan Dokumen
sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing
di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Dan
Keuangan, 6(1), pp. 1 – 10.
11 Shintya, D. (2019). Pengaruh Pajak, Mekanisme
Bonus, Tunneling Incentive, Dan Debt Covenant
Terhadap Transfer Pricing Pada Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Periode
2015–2017. Doctoral dissertation, Riau:
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau.
12 Sari, E. P., & Mubarok, A. (2018). Pengaruh
Profitabilitas, Pajak dan Debt Covenant Terhadap
Transfer Pricing (Studi Empiris Perusahaan
Manufaktur Terdaftar di BEI Tahun 2012-2016).
Proseding Seminar Nasional Akuntansi, 1(1), pp.
1-7.
13 Junaidi, A., & Yuniarti, N. 2020. Pengaruh Pajak,
Tunneling Incentive, Debt Covenant Dan
Profitabilitas Terhadap Keputusan Melakukan
Transfer Pricing (Study Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2013-
2017). Jurnal Ilmiah Akuntansi, Manajemen &
Ekonomi Islam, 3(1), pp. 31 – 44.
14 Jafri, H. E., & mustikasari, E. 2018. Pengaruh
Perencaan Pajak, Tunneling Incentive dan Aset
Tidak Berwujud Terhadap Perilaku Transfer
pricing pada Perusahaan Manufaktur yang
Memiliki Hubungan Istimewa yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016. Berkala
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(2), pp. 63 –
77.
15 Johnson, N. B. 2006. Discussion of Divisional
performance measurement and transfer pricing for
intangible assets. Review of Accounting Studies,
11(2): 367–376.
16 Deanti. L. R., & Haribowo, I. 2017. Pengaruh Pajak,
Intangible Assets, Leverage, Profitabilitas, Dan
Tunelling Incentive Terhadap Keputusan Transfer
Pricing Perusahaan Multinasional Indonesia.
Skripsi Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
17 Purwanti, Lilik. 2010. Kecakapan Managerial, Skema
Bonus, Managemen Laba, dan Kinerja
Perusahaan. Jurnal Aplikasi Manajemen,8(2), pp.
1 – 9.
18 Saifudin., & Putri, L, S. 2018. Determinasi Pajak,
Mekanisme Bonus, Dan Tunneling Incentive
Terhadap Keputusan Transfer Pricing Pada
Emiten BEI. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2(1), pp.
32 – 43.
BAB II
No Nama Belakang Penulis, Inisial Nama Depan. Tahun Paraf
Publikasi. Judul Buku. Kota: Penerbit. Pembmbing
1 Jensen, M. C., & Meckling, W. H. 1976. Theory of
The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and
Ownership Structure. Journal of Financial
Economics, 3, pp. 305-360.
2
BAB III
No Nama Belakang Penulis, Inisial Nama Depan. Tahun Paraf
Publikasi. Judul Buku. Kota: Penerbit. Pembmbing
1 Sujarweni,, V, W. 2018. Metodologi Penelitian Bisnis
dan Ekonomi Pendekatan Kuantitatif.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
2 Waluyo& Ilyas, W. B. 2002. Perpajakan Indonesia.
Jakarta: Salemba Empat.
3 Ginting, D. B., Triadiarti, Y., & Purba, E. L. (2017).
Pengaruh Profitabilitas, Pajak, Mekanisme Bonus,
Kepemilikan Asing, Debt Covenant Dan
Intangible Assets Terhadap Transfer Pricing
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015–2017).
Jurnal Akuntansi, Keuangan & Perpajakan
Indonesia, 7(2), pp.32-40.
4 Mutamimah. 2009. Tunneling Atau Value Added
dalam Strategi Mmerger dan Akuisi di Indonesia.
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 2(2).
5 Sudarmadji, A. M., & Sularto, L. 2007. Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, leverage, dan
Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas
Voluntary Disclosure Laporan Keuangan
Tahunan. Proceeding PESAT, 2(1).
6 Wulandari, R., Anisa, D. N., Irawati, W., & Mubarok,
A. (2021). Transfer Pricing: Pajak, Mekanisme
Bonus, Kontrak Hutang, Nilai Tukar dan
Multinasionalitas. Jurnal Akuntansi Berkelanjutan
Indonesia, 4(3), pp. 325-341.
7 Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
8 Ghozali, I. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS 25. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Data Pribadi
Nama : Fajar Nugraha
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 21 Januari 1992
Agama : Kristen Protestan
Email : fajarnugraha240118@gmail.com
Alamat : Jln. Sido Makmur II Rt. 005 Rw. 003 No.06,
Kalibang Tengah – Bekasi Utara
Pendidikan Terakhir
SD Mutiara 17 Agustus ( 1998 – 2004 )
SMP Mutiara 17 Agustus ( 2004 – 2007 )
SMA Negeri 14 Kota Bekasi ( 2007 – 2010 )
Pengalaman Kerja
1. PT. NSKBearing Manufacturing Indonesia 2010 – 2012 Operator
2. PT. Suzuran Indonesia 2013 – 2015 Operator
3. PT. International Consultant Solutions 2016 – saat ini Pajak
Fajar Nugraha