Anda di halaman 1dari 95

PENGARUH PAJAK PENGHASILAN, INSENTIF

TUNNELING, KONTRAK LIABILITAS, PROFITABILITAS,


ASET TIDAK BERWUJUD DAN RENCANA BONUS
TERHADAP KEPUTUSAN MANAJEMEN DALAM
MELAKUKAN HARGA TRANSFER PADA BURSA EFEK
INDONESIA

SKRIPSI

Oleh :
FAJAR NUGRAHA
201810315106

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
BEKASI
2022
LEMBAR PESETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Pengaruh Pajak Penghasilan, Insentif Tunneling,


Kontrak Liabilitas, Profitabilitas, Aset Tidak
Berwujud dan Rencana Bonus Terhadap
Keputusan Manajemen Dalam Melakukan Harga
Transfer Pada Bursa Efek Indonesia
Nama Mahasiswa : Fajar Nugraha
Nomor Pokok Mahasiswa : 201810315106
Fakultas / Program Studi : Ekonomi dan Bisnis / Akuntans
Lulus Tahun Ujian :

Jakarta, 4 November 2021


MENYETUJUI
Pembimbing

Dr. Gilbert Rely, S.E., S.H., Ak., M.Ak., MBA


NIDN 033 003 6402

ii
LEMBAR PERYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pajak Penghasilan, Insentif Tunneling,


Kontrak Liabilitas, Profitabilitas, Aset Tidak Berwujud dan Rencana Bonus
TerhadapKeputusan Manajemen Dalam Melakukan Harga Transfer Pada
Bursa EfekIndonesia”

Ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak mengandung
materi yang ditulis oleh orang lain kecuali pengutilan sebagai referensi yang
sumbernya telah dituliskan secara jelas sesuai dengan kaidah penulisan karya
ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam karya ini, saya
bersedia menerima sanksi dari Universitas Bhayangkara Jakarta Raya sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Saya mengijinkan skripsi ini dipinjam dan
digunakan melalui perpustakaan Universitas Bhayangkara JakartaRaya.

Saya memberikan izin kepada perpustakaan Universitas Bhayangkara Jakarta


Raya untuk menyimpan skripsi ini dalam bentuk digital dan mempublikasikannya
melalui internet selama publikasi tersebut melalui portal Universitas Bhayangkara
Jakarta Raya.

Jakarta, 03 Januari2022

Fajar Nugraha

NPM 201810315106

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telahmemberikan rahmat,
anugerah, serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Irjen.Pol.(Purn) Drs. H Bambang Karsono, S.H., M.M. selaku Rektor


Universitas Bhayangkara JakartaRaya.

2. Ibu Dr.Istianingsih Sastrodiharjo,M.S.Ak, CA, CSRS, CSRA, CMA, CBV,


CACP Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara
JakartaRaya.

3. Yth Bpk. Amor Marundha, S.E., Ak., M.Ak., CA. selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara JakartaRaya.

4. Yth Bpk. Dr. Gilbert Rely, S.E., S.H., Ak., M.Ak., MBA selaku Dosen
Pembimbing yang telah menyetujui dan menerima skripsipenulis.

5. Teristimewa untuk orang tua tersayang untuk Alm. Ayah dan Purida
Sianturi,kakaksayaRenny Febrina,danadiksayaTri Fanny Jesiscayang
senantiasa memberikan dorongan dalam skripsi ini

6. Terima kasih untuk teman-teman seperjuangan dalam melaksanakanskripsi.

7. Terima kasih untuk Janice, Tina dan Ribka Arvita yang selalu
memberisupport.

Dengan harapan semoga Tuhan YME memberikan balasan yang berlipat ganda
atas semua bantuan dan doanya. Akhirnya, begitupun skripsi ini jauh dari kata
sempurna, namun demikian semoga bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi
penulis dan bagi para pembaca pada umunya.

Jakarta, 2 Januari 2022

Fajar Nugraha

iv
ABSTRAK

Fajar Nugraha (201810315106).Pengaruh Pajak Penghasilan, Insentif Tunneling,


Kontrak Liabilitas, Profitabilitas, Aset Tidak Berwujud dan Rencana Bonus
Terhadap Keputusan Manajemen Dalam Melakukan Harga Transfer Pada Bursa
Efek Indonesia.

Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh pajak penghasilan, insentif


tunneling, kontrak hutang, profitabilitas, aset tidak berwujud, dan rencana bonus
terhadap keputusan perusahaan manufaktur dalam melakukan harga transfer di
Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dikategorikan dalam penelitian kuantitatif.
Penentuan sampel dilakukan dengan Teknik purposive sampling. Data sekunder
diperoleh dari dokumentasi yang tertuang laporan keuangan keuangan perusahaan.
Analisis data menggunakan regresi logistik biner dengan program SPSS versi 23.
Hasil penelitian menujukkan bahwa variabel tunnelling incentive, debt
covenantdan itangible assetsmenjadi alasan pengambilan keputusan perusahaan
melakukan hargatranfer, sedangkan pajak, profitabilitas dan bonus plan bukan
sebagai alasan perusahaanmemutuskan melakukan harga transfer.

Kata Kunci : Pajak, Insentif Tunneling, Kontrak Hutang, Rasio Laba,


AsetTidak Berwujud, Rencana Bonus, Harga Transfer

v
ABSTRACT

Fajar Nugraha (201810315106).The Effect of Income Tax, Tunneling Incentive,


Debt Covenant, Profitability, Intangible Assets, Bonus Plan On Management
Decisions In Making Transfer Pricing On the Indonesian Stock Exchange

The purpose of this study is to analyze the effect of income tax, tunneling
incentives, debt covenant, profitability, intangible assets, and bonus plans on the
decisions of manufacturing companies in making transfer prices on the Indonesia
Stock Exchange. This research is categorized in quantitative research.
Determination of the sample is done by purposive sampling technique. Secondary
data was obtained from the documentation contained in the company's financial
statements. Data analysis uses binary logistic regression with SPSS version 23
program. The results show that the variables of tunneling incentive, debt covenant
and intangible assets are the reasons for the company's decision to make transfer
prices, while taxes, profitability and bonus plans are not the reasons why
companies decide to transfer prices.

Keyworods : Tax, Tunneling Incentive, Debt Covenant, Profitability, Intangible


Assets, Bonus Plan, Transfer Pricing.

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PESETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PERNYATAAN iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang...............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................7

1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................7

1.5 Batasan Masalah.............................................................................8

1.6 Sistematika Penelitian....................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1 Landasan Teori.............................................................................10

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)................................................10

2.1.2 Teori Akuntansi Positif................................................................11

2.1.3 Pajak Penghasilan........................................................................11

2.1.4 Insentif Tunneling.........................................................................13

2.1.5 Hutang Liabilitas (Debt Covenant)..............................................14

2.1.6 Profitabilitas..................................................................................14

2.1.7 Aset Tidak Berwujud...................................................................15

vii
2.1.8 Rencana Bonus.............................................................................16

2.1.9 Harga Transfer (Transfer pricing)...............................................17

2.2 Penelitian Terdahulu....................................................................18

2.3 Kerangka Pemikiran....................................................................19

2.4 Hipotesis........................................................................................20

BAB III METODE PENELITIAN 24

3.1 Desain Penelitian..........................................................................24

3.2 Tahapan Penelitian.......................................................................24

3.3 Operasional Variabel...................................................................25

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian....................................................28

3.4.1 Waktu Penelitian..........................................................................28

3.4.2 Tempat Penelitian.........................................................................28

3.5 Jenis Penelitian dan Sumber Data..............................................28

3.5.1 Jenis Penelitian.............................................................................28

3.5.2 Sumber Data.................................................................................28

3.6 Populasi dan sampel.....................................................................28

3.6.1 Populasi.........................................................................................28

3.6.2 Sampel...........................................................................................28

3.7 Metode Pengambilan Sampel......................................................29

3.8 Metode Analisa Data....................................................................30

3.8.1 Statistik Deksriptif.......................................................................30

3.8.2 Analisis Regresi Logistik..............................................................30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33

4.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia.....................................................33

4.2 Hasil Penelitian.............................................................................34

viii
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian............................................................35

4.2.2 Analisis Regresi Logistik..............................................................36

4.3 Pembahasan..................................................................................41

4.3.1 Pengaruh Pajak Penghasilan Terhadap Keputusan Transfer


Pricing............................................................................................41

4.3.2 Pengaruh Insentif Tunneling Terhadap Keputusan Transfer


Pricing............................................................................................42

4.3.3 Pengaruh Kontrak Liabilitas Terhadap Keputusan Transfer


Pricing............................................................................................42

4.3.4 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Keputusan Transfer Pricing


........................................................................................................43

4.3.5 Pengaruh Aset Tidak Berwujud Terhadap Keputusan Transfer


Pricing............................................................................................43

4.3.6 Pengaruh Rencana Bonus Terhadap Keputusan Transfer


Pricing............................................................................................44

4.3.7 Pengaruh Pajak, Insentif Tunneling, Kontrak Liabilitas,


Profitabilitas, Aset Tidak Berwujud, Dan Rencana Bonus
Terhadap Keputusan Transfer Pricing......................................44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 45

5.1 Simpulan........................................................................................45

5.2 Saran..............................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA 47

LAMPIRAN 53

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringkasan Studi Literatur.................................................................18


Tabel 3.1 Operasional Variabel.........................................................................27
Tabel 3.2 Pemilihan Sampel dengan Purposive Sampling................................29
Tabel 3.3 Daftar Sampel...................................................................................29
Tabel 3.3 Kentuan Uji Hipotesis.......................................................................32
Tabel 4.1 Jumlah Data Pengamatan..................................................................34
Tabel 4.2 Kategori Variabel Dependen.............................................................34
Tabel 4.3 Deskripsi Data Penelitian..................................................................35
Tabel 4.4 Perbandingan Nilai -2LL Awal.........................................................37
Tabel 4.5 Perbandingan Nilai -2LL Akhir........................................................37
Tabel 4.6 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow’s...................................................37
Tabel 4.7 Model Summary................................................................................38
Tabel 4.8 Classification Matrix.........................................................................38
Tabel 4.9 Variables in The Equation................................................................39
Tabel 4.10 Variables not in The Equation..........................................................40
Tabel 4.11 Uji Hipotesis Partial..........................................................................40
Tabel 4.12 Uji Hipotesis Simultan......................................................................41

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran.....................................................................19

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era global ini telah membawa perubahan ekonomi menjadi lebih cepat
di berbagai dunia yang tidak terbatas ini. Berbagai perusahaan menghadapi
masalah khusunya dengan bedanya biaya pajak. Bedanya biaya pajak, perusahaan
multinasional melakukan pilihan untuk melakukan harga transfer. Harga transfer
ini memicu beberapa problem terkait pajak, kompetisi usaha tidak sehat, dan
masalah administrasi intern.

Para professional juga menyadari bahwa penetapan harga transfer dapat


menjadi problem perusahaan, tetapi juga berpotensi untuk dimanfaatnya untuk
memperoleh keuntungan yang tinggi meskipun hal ini dikatakan
menyalahgunakan peraturan. Harga transfer lazim dilakukan pada afiliasi
perusahaan yang berbeda negara dengan adanya perbedaan tarif pajak sebagai
upaya meningkatkan keuntungan perusahaan. Dengan perbedaan tarif pajak di
negara tempat perusahaan yang berafiliasi maka dapat membuka peluang bagi
perusahaan menerapkan strategi dalam perencanaan pajak yakni menekan biaya
pajak untuk meningkatkan keuntungan. Strategi yang lazim dilakukan yaitu
pemilihan Negara dengan tarif pajak rendah untuk mendirikan anak perusahaan.
Hal ini dibuktikan dengan grafik kasus transfer pricing.

Gambar 1.1

1
Dalam beberapa tahun terakhir ini, tren sengketa pajak terkait transfer
pricing semakin meningkat segaimana diungkapkan dalam MAP Statistics 2020
yang diterbitkan oleh OECD, peningkatkan jumlah kasus sengketa transfer
pricing adalah 11% pada tahun 2019, dan pada tahun 2020 meski dalam keadaan
pendemi, jumlah kasus baru masih tetap sangat tinggi, terdapat sebanyak 2508
kasus melakukan transfer pricing baru pada tahun 2020.

Pajak memegang kontribusi yang sangat vitaluntuk kehidupan berbangsa,


terutama dalam melakukan pembangunan, oleh karena itu perpajakan adalah
sumber penerimaan nasional dan dapat menyediakan dana untuk berbagai bentuk
pengeluaran (Rosa, Andini, & Raharjo, 2017). Pada gambar dibawah 1.2
penerimaan pajak

Gambar 1.2

Berdasarkan gambar 1.2 penerimaan pajak, menunjukan bahwa peneriman


pajak di Indonesia pengalami penurun pada tahun 2020 dari tahun 2019. Pada
tahun 2020 peneriman pajak di Indonesia sebesar 925,34 triliun dengan rasio
pajak sebesar 7,9%, dalam hal ini penerimaan pajak menalami penurunan karena
adanya pandemi di Indonesia.

Penerimaan pajak ini untuk membiayai penyelengaraan negara, sedangkan


wajib pajak terutama perusahaan akan berusaha memperoleh laba semaksimal
mungkin dengan mengelola beban pajaknya seminimum mungkin. Karena
perusahaan berpendapat sebenarnya pajak adalah tanggungan biaya dan akan
menurunkan pendapatan atau keuntungan perusahaan yang seharusnya dapat

2
dibagikan kepada pihak yang berkepentingan dalam perusahaan tersebut.
Perbedaan kepentingan tersebut yang menyebabkan ketidakpatuhan wajib pajak
badan atau pihak manajemen hendak melaksanakan upaya penghindaran pajak
yang berupa harga transfer.

Menurut Saraswati dan Sujana (2017), dimana kesepakatan harga transfer


dilaksanakan oleh dua perusahaan afiliasi di negara berbeda untuk mengalihkan
kekayaan perusahaan yang berada di dalam negeri Indonesia. Tujuan utamanya
adalah efisiensi pajak di Indonesia sebelum pajak perusahaan tersebut harus
dibayarkan. Kajian literatur juga turut mendukung bahwa pajak menjadi alasan
dilakukannya transfer pricing oleh perusahaan (Mispiyanti, 2015; Noviastika et
al, 2016). Temuan tersebut mempertegas tarif pajak yang dapat teridentifikasi dari
effective tax rate menjadi indikator yang tepat dan baik bagi perusahaan.

Pada kenyataanya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat, banyak


perusahaan multinasional yang menaikkan harga transfer, terutama dengan
menanamkan modalnya di cabang perusahaan asing dimana wajib pajak bergerak
di bidang manufaktur yang mempunyai hubungan khusus dengan perusahaan
induk di luar negeri, sekarang dapat mengoperasikannya. Perbedaan tarif pajak
sering menjadi dasar dan alasan perusahaan multinasional untuk berkembang,
sehingga kemungkinan penerapat strategi harga transfer semakin besar untuk
diimplementasikan, yakni mmelakukan harga tranfer dengan menargetkan
perusahaan di negara bertarif pajak rendah sebagai Langkah yang tepan
mengurangi beban pajak sehingga laba bersih dapat optimal (Kurniawan,
2015).Awalnya, praktik penetapan harga transfer diterapkan hanya untuk
perusahaan untuk menilai kinerja antara anggota perusahaan dan departemen.
Seiring waktu, beberapa perusahaan multinasional menggunakan harga transfer
hendak memperkecil besaran pajak yang dibayarkan. Karena biaya pajak yang
meningkat, perusahaan menerapkan perpajakan harga transfer untuk mengurangi
beban pajak mereka. Tax adalah salah satu aspek yang melandasi ketetapan atas
ketentuan harga transfer. Menurut Direktorat Jenderal Pajak bahwa harga transfer
paling berpengaruh atas pendapatan pajak.

3
Selain tax, kebijakan perusahaan dalam melaksanakan harga transfer, serta
dipengaruhi pada insentif tunneling. Insentif tunneling di dalam negeri terfokus
atas sedikit pemilik (Claessens et, al,. 2020). Insentif tunneling diberikan atas
dasar keuntungan pribadi oleh pemegang saham terbesar sebagai penentu
kebijakan dan dengan kepentingannya dapat melakukan transfer sumber daya.
Penekanan biaya transaksi menjadi orientasi utama perusahaan melakukan insentif
tunneling. Efisiensi lebih terjaga ketika dilakukan tunneling terhadap pihak
berafliasi dibandingkan dengan tidak dilakukan. Manipulasi keuntungan sebagai
tujuan utama perusahaan melakukan tunneling (Marfuah dan Azizah, 2014).
Insentif tunneling adalah problem keagenan yang berlaku pada shareholders besar
dan shareholders kecil, sebab shareholders besar dapat mengontrol manajemen.
Ini mengarah pada kontrol pemegang saham besar untuk mendapat keuntungan
dalam keputusan keputusan yang diambil, terlepas dari bagaimana pemegang
saham minoritas melakukannya (Nugraha, 2016). Munculnya masalah keagenan
yaitu tidak efektifnya perlindungan hak dan kepentingan pemegang saham kecil
dan menengah.

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia melakukan penghindaran pajak


sebesar Rp 1,2 triliun dengan menjual kepada afiliasinya Toyota Asia Pacific
Singapore dengan harga di bawah harga pasar, dan Toyota Asia Pacific Singapore
menjualnya dengan peningkatan harga. Tarif pajak Singapore yang lebih rendah
(15%) dibandingkan Indonesia (25%) menjadi pilihan PT Toyota Motor
Manufacturing Indonesia untuk mengambil manfaat dalam penghindaran pajak
(Putri, 2018).

Perjanjian hutang, biasa disebut kontak liabilitas (debt covenant),


ditujukan pada kreditor terhadap pemberi pinjaman buat membatasi tindakan yang
dapat merusak harga pinjaman (Shintya, 2019). Ada peluang manajemen akan
menentukan method akuntansi yang akan meningkatkan keuntungan terhadap
rasio hutang dan modal perusahaan. Kebijakan harga transfer menjadi upaya
probabilitas perusahaan meningkatkan keuntungan pada hipotesis kontrak hutang,
semakin tinggi kecenderungan manajemen untuk menentukan metode peralihan
atas pendapatan, semakin erat perusahaan untuk melanggar aturan akuntansi
berbasis kontrak liabilitas (Sari dan Mubarok, 2018). Perjanjian hutang

4
mempengaruhi keputusan harga transfer perusahaan. Artinya, semakin banyak
leverage perusahaan maka semakin banyak pula direktur perusahaan akan
memilih method accounting yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan
(Junaidi dan Yuniarti, 2020)

Profitabilitas adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, yang


menunjukkan efektifitas pengelolaan perusahaan. Dengan melihat pencapaian-
pencapaian yang digarap perusahaan secara aktif, Anda dapat melihat efektifitas
profitabilitas perusahaan pada tahun tertentu. Melalui identifikasi penyebab
peningkatan profitabilitas, maka perusahaan dapat memaksimalkan keuntungan.
Tidak ada keuntungan yang akan mempersulit operasi bisnis perusahaan.
Tergantung pada laba dan aset yang akan dibandingkan, ada beberapa cara
pengukuran yang familiar digunakan yang dapat berupa Return on Asset (ROA).
Profitabilitas dapat menjadi alasan melakukanharga transfer, artinya profitabilitas
yang optimal dapat memicu agresivitas harga transfer begitu juga sebaliknya
profitabilitas yang tidak optimal akan menurunkan agresivitas harga transfer
(Junaidi dan Yuniarti, 2020).

Aset tidak berwujud sangat penting dalam ekonomi internasional masa kini.
Harga transfer pada itangible assets sudah lama diakui sebagai masalah penilaian
pajak. Harga transfer pada perusahaan terhadap system desentralisasi tentunya
mempunyai peran penting khususnya dalam tahapan produksi dan keperluan
investasi di tingkat bagian cabang, bukan di tingkat bagian pusat (Johnson, 2006).
Aset tidak berwujud adalah aset non fisik dan jangka panjang yang dimiliki oleh
perusahaan. Artinya, aset tidak berwujud perusahaan tidak dijual dalam semalam,
tetapi perusahaan mengelola aset tidak berwujud untuk menghasilkan laba operasi
(Jafri & Mustikasari, 2018). Pentingnya itangible assets sangat signifikan bagi
perusahaan. apabila perusahaan tidak mempunyai aset berwujud, maka tentu
mempengaruhi semua perusahaan (Deanti, 2017). Itangible assets yang belum
diidentifikasi mengacu pada aset yang akan dikembangkan atau dibeli secara
intern tetapi tidak dapat diidentifikasi dan mempunyai ketidakpastian umur,
seperti R&D, periklanan, niat baik, inovasi, dan sebagainya. Maka aset
takberwujud yang dimiliki oleh perusahaan pada pembayaran aset takberwujud
dapat dipindahkan pada perusahaan yang berada ditarif pajak tinggi ke perusahaan

5
tarif pajak rendah. Oleh karena semakin tinggi asset takberwujud, maka
perusahaan akan berniat untuk melakukan transfer pricing.

Rencana bonus juga bisa berdampak terhadap keputusan untuk melakukan


harga transfer, pada riset Purwanti (2010), jika perusahaan mendapatkan
keuntungan, RUPS setiap tahun akan menyerahkan penghargaan kepada pengurus
dalam bentuk bonus atau tunjangan. Manajemen akan mengembangkan
keuntungan dari bonus yang diterima. Sebagai aturan, manajer akan mengelola
laba bersih untuk menerima bonus yang lebih besar menurut (Saifudin & Putri,
2017), Dalam penelitiannya, mekanisme bonus merupakan strategi pemberian
hadiah terhadap pengurus perusahaan dengan melihat keuntungan perusahaan
secara keseluruhan. Oleh karena itu owner perusahaan atau shareholders
membuat penilaian yang baik tentang kinerja direksi, bos perusahaan akan
memberi penghargaan kepada direktur yang mengelola perusahaan secara baik.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (winda Hartati, et, al, 2014) menyimpulkan
bahwa mekanisme bonus berpengaruh terhadap transfer pricing.

Berbagai permasalahan yang mendasari perusahaan mengabil


keputusanharga tranfer, namun masih menjadi perdebatan atas hasil, sehingga
peneliti melalukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pajak Penghasilan,
Insentif Tunneling, Kontrak Liabilitas, Profitabilitas, Aset Tidak Berwujud,
dan Rencana Bonus Terhadap Keputusan Manajemen dalam Melakukan
Harga Transfer Pada Bursa Efek Indonesia”

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang diturunkan dari berbagai masalah yang telah
dipaparkan pada latar belakang, yaitu:

1. Apakah pajak penghasilan menjadi penyebab pengambilan keputusan


manajemen melakukan harga transfer?
2. Apakah insentif tunnelling menjadi penyebab pengambilan keputusan
manajemen melakukan harga transfer?
3. Apakah kontrak liabilitas menjadi penyebab pengambilan keputusan
manajemen melakukan harga transfer?

6
4. Apakah profitabilitas menjadi penyebab pengambilan keputusan manajemen
melakukan harga transfer?
5. Apakah aset tidak berwujud menjadi penyebab pengambilan keputusan
manajemen melakukan harga transfer?
6. Apakah rencana bonus menjadi penyebab pengambilan keputusan manajemen
melakukan harga transfer?
7. Apakah pajak, insentif tunneling, kontrak liabilitas, profitabilitas, aset tidak
berwujud, dan rencana bonus secara bersama-sama menjadi penyebab
pengambilan keputusan manajemen perusahaan dalam melakukan harga
transfer?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian yang dibuat didasarkan atas permasalahan yang telah
dirumuskan, yaitu:

1. Untuk menganalisis pengaruh pajak penghasilan terhadap keputusan


manajemen melakukan harga transfer.
2. Untuk menganalisis pengaruh insentif Tunneling terhadap keputusan
manajemen dmelakukan harga transfer.
3. Untuk menganalisis pengaruh kontrak liabilitas terhadap keputusan
manajemen melakukan harga transfer.
4. Untuk meganalisis pengaruh profitabilitas terhadap keputusan manajemen
melakukan harga transfer.
5. Untuk menganalisis pengaruh aset tidak berwujud terhadap keputusan
manajemen melakukan harga transfer.
6. Untuk menganalisis pangaruh rencana bonus terrhadap keputusan
manajemen melakukan harga transfer.
7. Untuk menganalisis pengaruh pajak, insentif tunneling, kontrak liabilitas,
profitabilitas, aset tidak berwujud, dan rencana bonus terhadap keputusan
manajemen melakukan harga transfer.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian yang diharapkan mmelalui terealisasinya penelitian ini
yaitu:
1. Manfaat bagi Akademisi

7
a. Bagi mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan penelitian selanjutnya dan akan menambah ilmu pengetahuan
untuk studi dibidang perpajakan dan akuntansi.
b. Bagi masyarakat, untuk sebuah sumber informasi dan menambah
pengetahuan pajak, kususnya mengenai pengaruh pajak penghasilan,
insentif tunneling, kontrak liabilitas, profitabilitas, aset tidak berwujud,
rencana bonus terhadap keputusan manajemen dalam melakukan harga
transfer.
c. Bagi penulis, untuk memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan
mengenai pajak penghasilan, insentif tunneling, kontrak liabilitas,
profitabilitas, aset tidak berwujud, rencana bonus terhadap keputusan
manajemen perusahaan dalam melakukan harga transfer.
2. Profesi
Penelitian ini dapat memberikan suatu informasi atau masukan kepada
instansi terakait yaitu Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak
mengenai harga transfer. Supaya negara tidak di rugikan oleh pertusahaan
yang melakukan harga transfer (transfer pricing).

3. Bagi Regelator
Penelitian ini dapat membantu pemerintah dalam membuat peraturan
kebijakan harga transfer (transfer pricing) yang ada di Indonesia.

1.5 Batasan Masalah


Skripsi ini membataskan ruang lingkup penelitian hanya memfokuskan
pada:

1. Pada pajak penelitian ini hanya diproksikan menggunakan effective tax rate
(ETR), kontrak liabilitas (debt covenant) hanya di proksikan menggunakan
debt to equity ratio, variabel rofitabilias hanya diproksikan menggunakan
return on assets (ROA).

2. Sampel peneliti dibatasi pada subsektor Otomotif & Komponen periode


2015-2020.

8
1.6 Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan dalam skripsi ini disusun dalam lima bab sebagai
berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan


penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika
penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjuan pustaka yang relavan dengan masalah yang
diteliti yaitu pajak penghasilan, kepemilikan asing, kontrak
hutang, profitabilitas, aset tidak berwujud, dan rencana bonus,
penelitian terdahulu, kerangka peneitian dan hipotesis
penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari desain penelitian, tahapan penelitian,


operasional variable, waktu dan tempat penelitian, metode
pengambilan sampel dan metode anlasis data

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang deskripsi hasil penelitian, analisis


penelitian, dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dilakukan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan


dan di implikasikan manajerial.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Hubungan antara manajemen (agen) dan investor (prinsipal) yang
cenderung menimbulkan konflik tertuang dalam teori keagenan. Hubungan antara
agen (agency relationship) dan pihak (prinsipal) yang menginstruksikan agen
akan melaksanakan keputusan yang terbaik terhadap principal. Para principal
mengoreksi adanya perbedaan kepentingan terkait kesesuaian insentif untuk
kinerjanya kepada agen dan adanya kesediaan principal untuk kembayar biaya
pengawasan sebagai upaya pencegahan kecurangan (Jensen &Meckling, 1976).
Keterkaitan pihak dalam keagenan menggambarkan perjanjianmenugaskan agen
menyediakan berbagai layanan dan mendelagasikan kekuasaan pengambilan
keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen memiliki tanggung jawab
tentang kredibilitas laporan keuangan bagi investor sebagai pemangku
kepentingan, kepentingan shareholders dan kreditur (Pramana& Laksito, 2014).

Hubungan terhadap teori keagenan terhadap harga transfer didasarkan pada


hipotesis sifat manusia pada hal ini dijelaskan sebenarnya setiap orang bakal
berusaha untuk fokus terhadap kepentingan pribadinya, jadi mungkin akan ada
timbul problem keagenan yang terjadi akibat ada pihak dengan kepentingan yang
berbeda, tapi bekerja sama satu sama lain untuk berbagi tugas. Problem keagenan
ini bisa merugikan pihak ekternal karena memiliki keterbatasan informasi, hal ini
terjadi karena pihak ekternal tidak memiliki kendali seperti pihak internal.
Kekuasaan diberikan kepada prinsipal untuk mengelola aktiva perusahaan
terhadap agen menjadi dasar dalam menetapkan harga transfer. Konsep keputusan
harga transfer berdasarkan teori keagenan, fokusnya adalah terhadap bagaimana
pemegang saham utama (mayoritas) memberikan wewenang dalam pengelolaan
asetmelalui harga transfer, tujuannya untuk efisiensi pajak (Yuniasih et al., 2012).

Teori ini adalah hubungan antara manajer dan investor. Yang menjalankan
kegiatan perusahaan adalah manajer dan investor yang mendelegasikan dalam

10
pengambilan kebijakan, penyerahan dana manajemen untuk operasional
perusahaan sebagai upaya memperoleh laba yang optimal.

2.1.2 Teori Akuntansi Positif


Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan dengan investor harus waspada
terhadap kebijakan akuntansi dan pilihan yang mereka buat (Watts dan
Zimmerman dalam Idrasti, 2016). Menurut Pramana (2014) ada beberapa teori
akuntansi positif sebagai berikut ini:

1. Hipotesis Rencana Bonus


Manajerial merencanakan bonus plan menggunakan prosedur akuntansi
untuk melihat perbedaan laporan laba rugi periode mmmendatang dengan saat
ini. Manager mengharapkan bayaran yang besar untuk setiap periode.
Kenaikan bonus periode berjalan cenderung diimplemntasikan ketika laporan
laba rugi digunakan manajer dalam pertimbangan bonus plan.Untuk laba bersih
setinggi mungkin. Dalam perspektif manajer, Langkah dalam meningkatkan
laba dapat ditempuh melalui evaluasi dan pertimbangan tingkat kompensasi
yang ada. Opsi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tunai dari bonus yang
seharusnya terima.
2. Hipotesis Kontrak Liabilitas (Debt Covenant Hypothesis)
Leverage yang tinggi di suatu perusahaan menjadi pertimbangan manajer
dalam menetapkan metode untuk mengambil alih pendapatan masa depan
dengan pendapatan saat ini. Dengan menentukan prosedur akuntansi mana
yang akan dipakai untuk mencatat pendapatan untuk periode mendatang. Hal
ini didasarkan pada dua penjelasan, penjelasan teori akuntansi positif dan
penjelasan hipotesis. Studi ini menunjukkan bahwa teori akuntansi positif
dikaitkan dengan teori perjanjian kontrak liabilitas dan bahwa hubungan antara
keduanya terkait dengan variable tertentu yang spesifik untuk teori perjanjian
utang.

2.1.3 Pajak Penghasilan


Konsep pajak penghasilan menurut Resmi (2014), merupakan pajak yang
diperoleh pada penghasilan wajib pajak yang dikenakan dalam satu tahun. Pajak

11
penghasilan adalah pendapatan yang diterima setiap bulan atas penghasilan yang
dikenakan pajak selama masa tahun pajak (Lubis, 2018). Pajak penghasilan
menurut Suandy (2011), merupakan pajak yang dipaksakan untuk dibayar
menurut penghasilan yang dikenakan pada jangka waktu masa pajak maupun
tahun pajak atas penfghasilan wajib pajak.

Seluruh penerimaan pajak merupakan penerimaan pemerintah yang


mencangkup pajak perdagangan dalam dan luar negeri. Pajak dalam negeri adalah
pajak penghasilan, PPN atas barang dan jasa, PPN atas barang mewah, pajak bumi
dan bangunan, pajak impor atas hak atas tanah dan bangunan, pajak konsumsi dan
pajak perdagangan internasional lainnya dari pajak impor dan ekspor (Ilyas
&Burton, 2013). Pajak sebagai kontribusi terbesar pendapatan Negara, memegang
peranan yang sangat penting untuk mendukung pembangunan. Kebutuhan negara
meliputi transportasi, air, listrik, pendidikan, kesehatan, keamanan, komunikasi,
fasilitas sosial, dan fasilitas lain yang memenuhi kebutuhan pembangunan negara.
Menurut Resmi (2018), pajak adalah peran serta wajib pajak terhadap negara yang
ditunggakan pada wajib pajak dan bersifat memaksa sehingga menjadi keharusan
untuk dibayarkan.

Berdasarkan pengertian pajak yang telah dijelaskan diatas, maka dapat


ditarik kesimpulan pajak adalah iuran wajib pajak yang dibayarkan setiap bulan
yang bersifat memaksa kepada negara yang digunakan untuk keperluan negara
meskipun tidak langsung dirasakan oleh wajib pajak. Peraturan pajak terkait
kesepakatan dengan afiliasi, yaitu:

1. Prinsip kewajaran harus tetap menjadi dasar dalam melakukan harga transfer.
2. Sistem harga transfer harus tunduk pada aturan dan praktek bisnis tidak
berpengaruh oleh perusahaan afiliasi.
3. Perusahaan afiliasi beserta wajib pajak yang terlibat harus membayar
mengikutimmengikuti perannya dalam transaksi.
4. Dokumentasikan penerapan tetap memmegang prinsip kewajaran saat
menentukan harga transaksi. Oleh karena itu, wajib pajak yang melaksanakan
transaksi terkait harus menyediakan dokumen yang sesuai buat meyakinkan

12
bahwa harga transfer yang dijalankan sesuai dengan prinsip kewajaran
(menyiapkan dokumen TP).

tarif pajak penghasilan dapat diukur dengan merujuk berbagai kajian dan
telah banyak digunakan yaitu tarif pajak efektif (ETR), ini juga telah menjadi
perhatian khusus dalam berbagai penelitian (Liansheng et al., 2007).

2.1.4 Insentif Tunneling


Istilah tunneling awalnya dipakai untuk menggambarkan situasi dimana
Republik Ceko memperoleh aset shareholders non pengendali sesuai perpindahan
asset dan laba untuk mencari keuntungan bagi pihak mayoritas (Hartatiet al.,
2015). Insentif tunneling adalah aktivitas pemegang saham mayoritas dalam
upaya pemindahan asset dan labasebagai bentuk mengendalikan kepentingan
shareholders (Wafiroh& Hapsari, 2015). Munculnya tunneling adanya faktor
problem keagenan antara shareholders mayoritas dan shareholders minoritas.
Ekuitas atau kepentingan yang terkonsentrasi pada satu pihak sebagai peluang atas
pengendalian anak perusahaan (Viviany, 2018).

Tunneling Incentive dikemukakan oleh Suparji (2012) adalah Ekspropriasi


yang dilakukan oleh pemegang saham pengendali asing akan menurunkan nilai
perusahaan sehingga merugikan pemegang saham non pengendali.

Menurut Hartati (2015), tunneling incentive adalah suatu prilaku dari


pemegang saham mayoritas yang mentransfer aset dan laba perusahaan demi
keuntungan mereka sendiri, namun pemegang saham minoritas ikut menanggung
biaya mereka bebankan. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa yang
dimaksud dengan tunneling incentive adalah suatu tindakan mentransfer aset dan
laba perusahaan yang dilakukan pemegang saham mayoritas demi keuntungan
mereka sendiri.

Insentif tunneling terdiri dari dua bentuk yaitu pertama, pemegang saham
pengendali memiliki akses untuk mentransfer sumber daya perusahaan kepada diri
mereka sendiri melalui transaksi antara pemilik dan perusahaan. Transaksi bisa
dilaksanakan melalui kontrak kesepakatan transfer pricing kompensasi eksekutif
yang dianggap berlebihan pada penjualan aset, peminjaman, dan lain-lain. Kedua,
shareholders pengendali bisa meningkatkan kepemilikannya dalam perseroan

13
tanpa mengalihkan aset dengan cara menerbitkan saham dengan kategori dilutif
transaksi yang mengakibatkan shareholders merugi.

2.1.5 Kontrak Liabilitas


Kontrak liabilitas (debt covenant ) menurut Verawaty, Merina &
Kurniawati (2016) didefinisikan sebagai perjanjian antara pemberi pinjaman
dengan peminjam dengan tujuan memberi batasan atas kegiatan yang dapat
mengurangi biaya pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman, perjanjian ini
juga mengatur ketentuan besarnya batas investasi manajer, kebijakan dividen,
perubahan angka pinjaman, dan tindakan oportunis yang dapat merugikan pihak
manajer. Hipotesis perjanjian hutang menjelaskan bahwa perusahaan yang
berpotensi melakukan pelanggaran atas hutang, maka eksekutif bisnis akan
cenderungmengubah keuntungan yang disampaikan sejak periode mendatang ke
periode saat ini (Shintya, 2019).

Dalam hal ini debt covenant dapat menggunakan proksi Debt to Equity
Ratio (DER) yakni rasio keuangan yang membandingkan jumlah liabilitas serta
jumlah modal, jumlah liabilitas dan ekuitas yang dipakai dalam kegiatan
perusahaan bagusnya berada pada rasio yang proporsional. DER menggambarkan
kapasitas perusahaan dalam memberi kewajibannya yang dilihat dengan modal
sendiri yang dipakai dalam membayar hutang. DER bisa memperlihatkan tarif
resiko perusahaan, bertambah besar rasio DER maka bertambah besar resiko yang
dapat terjadi dalam suatu perusahaan sebab dana perusahaan oleh hutang lebih
banyak daripada modal sendiri. Pemakaian utang dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan semakin besar biaya hingga resiko yang dibiayai perusahaan sama
besar begitupun sebaliknya dan hal tersebut dapat mengubah kepercayaan investor
serta nilai perusahaan.

2.1.6 Profitabilitas
Teori profitabilitas menurut Meidiawati & Mildawati (2016), menjelaskan
kemampuan korporasi untuk mendapatkan profit serta mengukur tarif efisiensi
kegiatan serta untuk mengelola harta yang dimiliki. Profitabilitas sering menjadi
perhatian untuk mengidentifikasi tingkat kinerja disebuah perusahaan. Investor
percaya bahwa dengan profitabilitas yang tinggi dapat memberi gambaran prospek

14
yang baik untuk berinvestasi. Keberadaan profitabilitas untuk mengidentifikasi
tingkat kinerja perusahaan telah disepakati oleh ahli (Brigham & Houston, 2011;
Kasmir 2014).

Dalam hal ini, terdapat tiga tujuan profitabilitas untu berbagai pihak
menurut Kasmir (2015: 197) sebagai berikut ini:

1. Menentukan nilai laba dalam periode akuntansi.


2. Membandingkan laba sekarang dengan lalu.
3. Menilai tingkat return on ekuitas.

Ada berbagai rasio yang dapat memberi gammbaran dan mmewakili


profitabilitas. Kasmir (2014) memperjelas penggunaan return on assets bisa
digunakan sebagai ukuran yang kredibel atas rasio profitabilitas. Ini menjelaskan
tingkat pencapaian keuntungan melalui penggunaan aset yang dimiliki atau
dikelola sebagai upaya meningkatkan keuntungan. ROA juga menjadi bagian dari
efisiensi pengalokasian aset untuk mendapat keuntungan.

2.1.7 Aset Takberwujud


Konsep intangible asset pendapat Tampubolon & Zulham (2018), sebagai
aset non-fisik yang memiliki peranan dalam jangka panjang dan keberadaannya
bukan untuk dijual. Definisi intangible asset yang familiar dibuat oleh PSAK
No.19 (2015), aset yang mengacu pada aset yang umumnya mempunyai masa
kerja yang panjang tidak mempunyai bentuk fisik digunakan saat aktivitas bisnis
dan tidak digunakan untuk dijual kembali. Terdapat dua golongan intangible
assets yaitu intangible assets yang dapat diidentifikasi secara terpisah dikaitkan
pada hak istimewa tertentu dalam periode penggunaan yang terbatas, sedangkan
intangible assets pada kategori tidak diidentifikasikan mengacu pada asset hasil
pembelian intern tetapi tidak dapat diidentifikasi dan mempunyai masa guna yang
tidak terbatas, seperti R&D, periklanan, Goodwill, inovasi produk (Kurniawan,
2015).

Intangible asset yang digambarkan dalam pasal ketujuh belas yang tertuang
dalam PSAK No.19 (2015) menguraikan tahapan perolehan, yaitu:

15
a. Pembelian biaya tunai intangible assets termasuk pada harga pembelian, bea
masuk, pajak yang tidak bisa dikembalikan, dan melalui persaingan persiapan
aset.
b. Ketika perusahaan membeli intangible asset secara kredit, selisih antara total
pembayaran dan harga cash ditulis sebagai bunga yang ditangguhkan.
c. Intangible asset yang diperoleh pada pertukaran aset dan nilai wajarnya dapat
menjadi ukuran biaya pendapatan aset tersebut.
d. Dalam pertukaran untuk instrumen ekuitas perusahaan intangible asset yang
didapat dengan menukarnya dengan instrumen perusahaan pelapor, beban
akuisisi sesuai dengan fair value instrumen yang diterbitkan dan yang sesuai
dengan fair value aset.
e. intangible asset yang didapatkan secara intern dipakai perlu memastikan
apakah intangible asset yang diperoleh secara intern telah memberi
persyaratan untuk diakui. Perusahaan mengklasifikasikan proses pembuatan
intangible asset meliputi fase research dan fase development. Ketika
perusahaan gagal membedakan masa periode penelitian dan pengembangan
proyek intern untuk memperoleh intangible asset, entitas memperhitungkan
biaya proyek seolah-olah biaya tersebut dikeluarkan hanya selama tahap
penelitian.
Perusahaan dapat mendistribusikan intangible assets kepada afiliasi di
negara yang memiliki kebijakan tarif pajak rendah akan mendapat royalti,
meskipun perusahaan afiliasi juga diharuskan membayar pajak.

2.1.8 Rencana Bonus


Bonus menjadi harapan manajerial sebagai pihak pengendali Purwanti
(2010), karena penetapan bonus telah tertuang Rapat Umum Pemegang Saham,
bonus diberikan ketika terdapat keuntungan dalam operasional perusahaan.
Pemberian bonus berpotensi pada aktivitas pengelolaan laba oleh manajer,
penyesuaian laba menjadi konsekuensi yang diambil untuk memaksimalkan bonus
(Hartati, 2014). Rencana bonus menjadi hadiah/penghargaan penghargaan kepada
karyawan buat mencapai tujuan-tujuan target perusahaan berdasarkan pada
margin keuntungan direktur atau manajer bisa merekayasa keuntungan untuk
memaksimalkan penerimaan insentif (Refgia, 2017).

16
2.1.9 Harga Transfer (Transfer pricing)
Menurut Hartati, dkk (2014), harga transfer menjadi harga yang termasuk
dalam produk atau layanan yang ditransfer dari satu departemen ke departemen
lain dalam perusahaan yang sama atau yang ada hubungan khusus didalam
perusahaan. Harga transfer dapat dilakukan antar perusahaan dalam satu negara,
namun lazim dilakukan antar negara yang memiliki tarif pajak berbeda jauh.
Menurut Pamungkas & Nurcahyo (2018), harga transfer merupakan kebijakan
perusahaan dalam menetapkan harga transfer untuk transaksi baik berupa barang
jasa, aset tidak berwujud maupun transaksi keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan. Menurut Pohan (2018), harga transfer adalah nilai atau harga jual
khusus yang digunakan dalam peruntukan antara divisi untuk mencatat
pendapatan divisi penjualan dan biaya divisi pembelian. Manipulasi harga transfer
untuk meningkatkan biaya atau menurunkan tagihan untuk mengurangi jumlah
pajak perusahaan yang terutang.

Ada beberapa metode harga transfer yang digunakan oleh perusahaan


Aurinda (2018: 12), Sebagai berikut ini:

1. Tingkat biaya

Tingkat biaya menjadi perhatian bagi perusahaan dalam melakukan harga


transfer dengan tetap mengikuti tiga kaidah, yaitu: biaya keseluruhan,
tambahan biaya mark-up dan biaya tetap setelah ditambah biaya pokok.

2. Harga pasar

Method ini disebut bisa mengukur kinerja departemen pada satu grup
perusahaan dan bisa menerapkan laba setiap produk. Harga pasar yang
menjadi rujukan method harga transfer sebagai penilaian yang akurat karena
tidak tidak terpengaruh aspek lain, meskipun laporan pasar mungkin terbatas
hal ini yang menjadi hambatan untuk memakai harga transfer sesuai harga
pasar.

3. Negosiasi

17
Dengan tidak adannya harga, beberapa perusahaan mengizinkan cabang
perusahaan yang tertarik dengan harga transfer negoiasasikan harga transfer
sesuai yang diperlukan.

4. Arbitrasi

Arbitrasi menggaris bawahi keterkaitan antar dua devisi sebagai dasar dalam
menentukan harga transfer yang mana kedua devisi harus mencapai
kesepakatan terlebih dahulu tanpa ada paksaan. Dalam arbitrasi etika
pertanggunjawaban atas keuntungan menjadi di kesampingkan.

2.2 Penelitian Terdahulu


Pengambangan model juga tidak terlepas dari berbagai kajian yang telah
dilakukan, ini bertujuan dalam menguatkan model yang menjadi pemmbuktian
dalam penelitian. Berbagai kajian yang menggunakan variabel pajak penghasilan
(X1), insentif tunnelling (X2) debt covenant (X3), profitabilitas (X4), itangible
assets (X5) dan bonus plan (X6) serta harga transfer (Y) secara rinci disajikan
dalam ringkasan berikut.

Tabel 2.1
Ringkasan Studi Literatur
Variabel
No Peneliti
X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y
1 Saraswati & Sujana (2017)    
2 Mispiyanty (2015)   
3 Sari & Mubarok (2018)    
4 Yuniarti & Junaidi (2020)     
5 Julia, Desmiyawati & Hartati    
(2015)
6 Rosharlianti & Mulyanah     
(2021)
7 Asalam, Suzan & Novira (2021)    
8 Refgia (2017)    
Sumber: berbagai kajian penelitian terdahulu

Berdasarkan kajian terdahulu diketahui bahwa terdapat 7 jurnal yang


menghubungkan variabel pajak dengan harga transfer, terdapat 6 jurnal yang

18
menghubungkan variabel insentif tunneling dengan harga transfer, terdapat 3
jurnal yang menghubungkan variabel debt covenant dengan harga transfer,
terdapat 2 jurnal yang menghubungkan variabel profitabilitas dengan harga
transfer, terdapat 1 jurnal yang menghubungkan variabel asset takberwujud
dengan harga transfer, dan terdapat 6 jurnal yang menghubungkan variabel bonus
plan dengan harga transfer. Dari berbagai kajian tersebut telah tergambar dengan
jelas bahwa belum ada penelitian yang secara serentak melakukan kajian dengan
mmenggunakan enamm prediktor seperti pada penelitian ini,, hal ini menjadi
novelty atau pembaharuan penelitian. Novelty penelitian sangat penting bagi
pengembangan ilmu dan untuk memastikan bahwa penelitian ini memang belum
dilakukan kajian, sehingga perluditeliti lebih lanjut.

2.3 Kerangka Pemikiran


Permasalahan mengenai harga tranfer pada perusahaan afiliasi sangat
merugikan penerimaan pajak Negara, sehingga diperlukan identifikasi faktor yang
menjadi penyebabnya. Atas dasar ini dilakukan pengambangan model, yaitu:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

19
2.4 Hipotesis
Berbagai dugaan peneliti yang tertuang dalam hipotesis diuraikan sebagai
berikut.

1. Pengaruh pajak penghasilan terhadap harga transfer

Keberadaan pajak sebagai kontribusi hukum orang pribadi kepada


perbendaharaan dan dapat dilaksanakan dengan menerima jasa yang saling
menguntungkan serta dapat dipertanggungjawabkan secara langsung untuk
kepentingan umum (Mardiasmo, 2018). Wajib pajak diwajibkan untuk
membayar pajak, tetapi upaya untuk menghindari masih banyak dilakukan
terutama bagi badan berusaha yang telah memiliki perencanaan atas pajak yang
telah menjadi kewajibannya.Pengaruh pajak terhadap harga transfer, karena
tarif pajak yang tinggi semakin tinggi pula beban pajak pada perusahaan maka
semakin besar dampak pajak terhadap harga transfer. Perusahaan lebih
cenderung mencari celah untuk menghindari sanksi hukum. Harga tranfer
sering menjadi pilihat dalam melakukan penghindaran pajak. Terjadinya harga
transfer bertujuan untuk menghindari pajak jika perusahaan menderita
kerugian akibat transaksi dengan afiliasi. Pemilihan negara dengan pajak
rendah untuk mendirikan/mencari perusahaan afiliasi menjadi strategi utama
dalam melakukan harga transfer karena perbedaan tarif pajak umum terjadi
pada perusahaan multinasional(Marfuah & Azizah, 2014). Akibatnya, beberapa
negara berkembang menjadi pilihan mmelakukan harga tranfer dari perusahaan
maju denganalasan perbedaan tarif pajak agar lebih efisien dalam membayar
pajak. Berbagai kajian juga telah menggunakan pajak sebagai prediktor harga
transfer (Saraswati & Sujana, 2017; Sari & Mubarok, 2018; Yuniarti &
Junaidi, 2020; Julia, Desmiyawati & Hartati, 2015).

H1: Pajak penghasilan menjadi penyebab pengambilan keputusan


manajemen melakukan harga transfer

2. Pengaruh insentif tunneling (tunneling incentive) terhadap harga transfer

Insentif tunneling merefleksikan perilaku dalam strata kepemilikan


saham, yang mana mayoritas cenderung memberi penanggungan biaya kepada
minoritas dalam melakukan transfer aset sebagai upaya meningkatkan

20
keuntungan pengendali (Hartati et al,. 2014).Perbedaan kepentingan antara
mayoritas yang mendominasi minoritas menjadi penyebab utama adanya
insentif tunnelling. Kepemilikan saham ditujukan kepada suatu pihak atau laba
dapat memberikan peluang untuk menguasai kegiatan usaha dibawahnya.
Ketika terjadi praktik harga transfer dalam proses tunnelling yang ditentukan
oleh anak perusahaan yang menjual persediaan ke induk perusahaan, maka
harganya akan jauh lebih rendah dari harga total, sehingga otomatis menjadi
milik anak perusahaan sementara tingkat persediaan jauh di bawah harga pasar
dan mempengaruhi penurunan keuntungan. Perusahaan induk, yang merupakan
pemegang saham mayoritas perusahaan, diuntungkan dari hal ini dan dividen
dari pemegang saham minoritas rendah atau tidak ada dividen karena kerugian
perusahaan. Hasil kajian telah mengkonfirmasi tunneling incentive dapat
mmemberi dampak terhadap harga transfer (Hartati et al,. 2015; Mispiyati,
2015; Refgia, 2017).

H2: Insentif tunnelingmenjadi penyebab pengambilan keputusan


manajemen melakukan harga transfer

3. Pengaruh kontrak liabilitas (debt covenant) terhadap harga transfer

Hutang menjadi indikasi tingkat kepercayaan investor, dengan


peningkatan hutang yang mmasih dalam batas wajar membuat investor
semakin percaya pada kativitas perusahaan. Peningkatan hutang juga
memberikan ruang pada manajemen perusahaan dalam menerapkan berbagai
kebijakan dalam memperoleh laba optimmal. Peningkatan hutang juga sebagai
sarana dalam mengurangi pajak, karena sebagian pendapatan telah dialihkan
untuk membayar hutang. Penetapan harga transfer menjadi alternatif untuk
mengoptimalkan keuntungan, namun menekan biaya pajak (Nuradila dan
Wibowo, 2018).Dalam hipotesis kontrak liabilitas, potensi perusahaan yang
lebih dekat dengan pelanggaran aspek akuntansi berbasis hutang akan lebih
besar peluang dalam melakukan rekayasa pendapatan (Indrasti, 2016).
Meningkatnya leverage cenderung membawa perjanjian pinjaman dengan
batasan peraturan menjadi semakin dekat. Berdasarkan survei (Yuniarti, 2020),
klausula utang disebut-sebut mempengaruhi harga transfer. Lebih lanjut,

21
perjanian liabilitas menjadi penyebab terjadinya harga transfer (Sari &
Mubarok, 2018; Rosharlianti & Mulyanah, 2021).

H3: Kontrak liabilitas menjadi penyebab pengambilan keputusan


manajemen melakukan harga transfer

4. Pengaruh profitabilitas terhadapharga transfer

Profitabilitas mengidentifikasikan tingkat kemampuan memperoleh laba


perusahaan dan efektivitas pengelolaan perusahaan oleh manajemen (Kasmir
2014:196). Keberadaan beban pajak akan beriringan dengan meningkatkan
laba perusahaan, sehingga berpeluang terlaksana harga transfer sebagai
efisiensi pajak. Harga transfer dilaksanakan kepada pihak afiliasi yang sudah
menjadi strategi dan kebijakan perusahaan. Perolehan laba akan disesuaikan
dengan beban pajak yang dibayarkan dalam proses harga transfer. Semakin
tinggi pendapatan perusahaan, semakin tinggi pajak penghasilan (Pradipta &
Supriyadi, 2015). Profitabilitas menjadi dasar dalam pengabilan keputusan
melakukan aktivitas harga transfer (Sari & Mubarok, 2018; Yuniarti & Junaidi,
2020).

H4: Profitabilitasmenjadi penyebab pengambilan keputusan manajemen


melakukan harga transfer

5. Pengaruh asset takberwujud terhadap melakukan harga transfer

Aset takberwujud merupakan bagian penting dari operasi dan


pengembangan berkelanjutan perusahaan multinasional, karena saat ini
transaksi asset antar perusahaan diberbagai Negara telah menjadi bagian
penting untuk menguatkan hubungan afiliasi perusahaan. Perusahaan harus
lebih hati-hati dalam upaya pemisahan asset alinnya dengan asset takberwujud
(Brauner 2008). R&D sebagai bagian dari aset tidak berwujud juga dianggap
sebagai keunggulan perusahaan dalam berkompetisi.

Potensi peningkatan resiko melalui agresivitas harga transfer dapat


terealisasi akibat adanya ketidaksamaan persepsi dalam menilai besarnya harga
transfer (Grubert, 2008; Grant, et al,. 2013), akibatnya akan membawa kondisi
kesulitan pada identifikasi transaksi asset takberwujud dengan benar dan

22
akurat. Permasalahan yang mucul biasanya disebabkan adanya kesulitan dalam
menilai asset takberwujud dan besarnya harga transfer, dan sulit juga untuk
menilai pembayaran transfer dalam bentuk royalti yang mengacu pada aset
tidak berwujud pada nilai nominal (Gravelle, 2010). Berdasarkan penelitian
yang dilakukan (Asalam, Suzan & Novira, 2020), bahwa aset tidak berwujud
dapat menjadi alasan pada keputusan manajemen melakukan harga transfer.

H5: aset tidak berwujud menjadi penyebab pengambilan keputusan


manajemen melakukan harga transfer

6. Pengaruh rencana bonus terhadap keputusan harga transfer

Upaya peningkatan kinerja karyawan yang lazim dilakukan dapat melalui


strategi pemberian bonus, sehingga perusahaan memperoleh benefit bertambah.
Bonus besar menjadi harapan setiap pihak termasuk manajerial yang memiliki
akses dalam merubah nilai laba. Potensi pengelolaan laba mendatang menjadi
meningkat ketika manajerial mengharapkan bonus yang besar. Manajerial
sebagai otoritas pemegang kebijakan akan mmenerbitkan kebijakan dalam
pengelolaan laba saat ini melalui penetapan harga transfer. Tingkat bonus
manajerial dapat menentukan kebijakan dalam melakukan harga transfer (Julia,
Desmiyawati & Hartati, 2015; Rosharlianti & Mulyanah,, 2021; Asalam, Suzan
& Novira, 2021).

H6: Rencana Bonus menjadi penyebab pengambilan keputusan


manajemen melakukan harga transfer

23
24

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain deskriptif melalui pendekatan kuantitatif diaplikasikan dalam


penelitian ini. Analisis statistik deskriptif secara konsep untuk memmberikan
gambaran atas data penelitian, sedangkan penelitian kuantitatif diartikan sebagai
penelitian untuk mengharapkan hasil melalui serangkaian tahapan statistik atau
metode kuantifikasi lainnya (Sujarweni, 2018). Data sekunder dipilih sebagai
keperluan penelitian, ini didapatkan dari data catatan yang terdokumentasi dari
laporan keuangan yang disediakan oleh pihak terkait dan keberadaan peneliti
hanya sebagai pengguna data sebagai keperluan riset saja. Peneliti memanfaatkan
data dari pihak lain (perusahaan) untuk menyelesaikan penelitian. Data tersebut
tertera dalam publikasi laporan dalamm periode enam tahun terhitung sejak 2015
sampai 2020. Alat analisis serta pengujian yang digunakan uji regresi logistik, ini
didasarkan atas berbagai pertimbangan seperti penggunaan enam variabel
prediktor (Pajak, Insentif Tunnleing, Kontrak liabilitas, Profitabilitas, Aset Tidak
Bewrwujud, dan Rencana Bonus) dan penggunaan skala dummy pada satu
variabel dependen (Harga Transfer).
3.2 Tahapan Penelitian
Dalam hal ini pelaksanan penelitian membutuhkan tahapan- tahapan
penelitian. Peneliti menyiapkan beberapa tahapan penelitian sebagai berikut ini:
1. Mengumpulkan referensi judul penelitian.
2. Menentukan judul yang akan digunakan untuk penelitian.
3. Mengumpulkan jurnal yang berkaitan dengan penelitian.
4. Studi literatur dari beberapa jurnal yang sudah terkumpul.
5. Menentukan populasi perusahaan yang akan diteliti.

24
6. Mengambil sampel perusahaan dari data-data yang terkait.
7. Pengumpulan data.
8. Menentukan hipotesis penelitian.
9. Menyusun data dalam istrumen penelitian.
3.3 Operasional Variabel
Untuk memudahkan pemahaman dalam penenempatan variabel dalam
model, variabel dapat digolongkan menjadi:
1. Variabel Dependen
Variabel terikat yaitu harga transfer sebagai suatu kecenderungan
perusahaan melakukan pemindahan pendapatan kepada perusahaan afiliasi
sebagai upaya efisiensi pajak yang tertuang dalam tax planning, ini dapat
diukur melalui skala dummy (nol dan satu) mengikuti ketentuan (Yuniasih et
al., 2012), yaitu:
a. Angka 0 : tidak melakukan harga transfer ke afiliasi (pihak terkait).
b. Angka 1 : melakukan harga transfer ke afiliasi (pihak terkait). 
2. Variabel Independen
a. Pajak (X1)
Pajak adalah iuran wajib secara hukum, wajib ditanggung oleh
orang pribadi atau badan usaha (Waluyo dan Ilyas, 2002). Pajak
penghasilan sebagai kewajiban perusahaan dalam berkontribusi pada
negara atas penghasilan yang diperoleh melalui aktivitas usaha dalam
periode tertentu. Dalam hal ini, proksi ETR sebagai perbandingan antara
beban pajak atas pendapatan dibagi dengan laba sebelum pajak (Ginting
et al., 2019), dengan rumus:

25
b. Insentif tunneling (X2)
Tunneling adalah perilaku manajer atau investor mayoritas yang
menggerakkan aset dan keuntungan perusahaan untuk keuntungan
mereka sendiri, tetapi biayanya ditanggung oleh investor minoritas
(Mutamimah, 2009). Insentif tunneling ini diwakili oleh kepemilikan
lebih dari 20% kepemilikan asing (Yuniasih, et al. 2012). Insentif
tunneling dirumuskan sebagai berikut :

c. Kontrak Liabilitas (X3)


Kontrak liabilitas untuk memberi batasan pada aktivitas
operasional perusahaan dari perspektif pinjaman, dan aktivitas yang
dapat mempengaruhi pemulihan pinjaman (Cochran, 2001; Indrasti,
2016:353). Debt to Equity Ratio digunakan sebagai proksi kontrak
liabilitas (Pramana, 2014). Debt covenant dirumuskan sebagai berikut :

d. Profitabilitas (X4)
Profitabilitas adalah instrumen untuk menilai kinerja perolehan
laba atas pengelolaan aset (Sudarmadji & Sularto, 2007; Sari dan
Mubarak, 2018). Salah satu metrik yang termasuk dalam metrik
profitabilitas yakni ROA ataupengembalian investasi yang dapat
diartikan sebagai ukuran keuntungan laba perusahaan atas total sumber
daya atau aset. Dalam penelitian ini, return on assets dipilih sebagai
proksi profitabilitas. Pengukuran ROA menggunakan persamaan berikut:

e. Aset tidak berwujud (X5)


Aset takberwujud mmenjadi bagian dari aset perusahaan yang
menurut sifatnya sulit didekskripskan sehingga digunakan oleh direksi
dalam pemenuhan kepentingan. Aset takberwujud susah diukur
berdasarkan harga pasar, perusahaan yang memiliki hubungan istimewa
dengan gampang mengambil keuntungan ini untuk melakukan agresivitas

26
harga transfer. Pengukuran variabel aset takberwujud dilakukan dengan
rumus (Wulandari et al., 2021), yaitu:

f. Rencana bonus (X6)


Strategi pemberian bonus merupakan bagian dari perhitungan
jumlah bonus yang dibayarkan setiap tahun kepada anggota dewan
melalui RUPS ketika pemilik perusahaan atau pemegang saham
memperoleh keuntungan (Suryatiningsih, 2009; Hartati et al., 2014).
Untuk variabel ini diukur dengan Indeks Tren Laba Bersih (ITRENDLB)
yakni persentase laba bersih yang dicapai pada tahun berjalan (t)
terhadap laba bersih pada tahun lampau (t-1), dengan rumus:

Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel JenisVariab Indikator Skala
el Pengukuran
Pajak (X1) Independen Rasio

Tunneling Independen Rasio


Incentive (X2)

Debt Independen Rasio


Covenant
(X3)
Profitabilitas Independen Rasio
(X4)

Itangible Independen Rasio


Assets (X5)

Bonus Plan Independen Rasio


(X6)

Keputusan Dependen Angka 1= Terjadi harga tranfer dengan pihak Nominal


melakukan afiliasi
Harga Angka 0= Tidak terjadi harga tranfer dengan
Tranfer (Y) pihak afiliasi
Sumber :Diolah dari berbagai referensi

27
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
3.4.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2021/2022 yaitu


selama bulam September 2021 sampai dengan Januari 2022.

3.4.2 Tempat Penelitian

Kebutuhan akan data penelitian diperoleh dengan mmenentukan temmpat


penelitian terlebih dahulu. Tempat penelitian telah dibatasi pada Subsektor
Otomotif & Komponen melalui website yang kredibel seperti Bursa Efek
Indonesia, situs terpercaya emiten.kontan.co.id serta website resmi perusahaan
sampel.
3.5 Jenis Penelitian dan Sumber Data
3.5.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan melakukan uji


hipotesis. Data kuantitaif merupakan data yang dikumpulkan dalam bentuk angka-
angka yang tertuang dalam annual report perusahaan.
3.5.2 Sumber Data

Data sekunder ditetapkan sebagai keperluan riset, ini diakses dari annual
report yang telah dipublikasi. Sumber dari data yang digunakan diperoleh melalui
website yang kredibel seperti Bursa Efek Indonesia, situs terpercaya
emiten.kontan.co.id serta website resmi perusahaan.
3.6 Populasi dan sampel
3.6.1 Populasi

Populasi yaitu 13 perusahaan subsektor Otomotif & Komponen yang


dibatasi pada periode 6 tahun, terhitung sejak 2015 sampai 2020.
3.6.2 Sampel

Sampel yang digunakan merupakan sebagian dari 13 perusahaan subsektor


Otomotif & Komponen yang telah memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai
anggota sampel.

28
3.7 Metode Pengambilan Sampel

Metode purposive sampling dipilih sebagai dasar dalam menentukan kriteria


sampel yang akurat. Ini sebagai teknik penentuan sampel sesuai kriteria yang
menjadi harapan sesuai tujuan penelitian. Kriteria yang menjadi pertimbangan
dalam pemilihan sampel, yaitu:
1. Subsektor otomotif dan komponenperiode 2015-2020.
2. Tidak melaporkan annual report periode 2015 – 2020 secara konsisten.
3. Menyajikan annual reportdalam satuan USD.
4. Tidak menyajikandata secara lengkap sesuai indikator variabel.
Tabel 3.2
Pemilihan Sampel dengan Purposive Sampling
NO Keterangan Jumlah
1 Subsektor otomotif dan komponen periode 2015 - 2020 13
2 Tidak melaporkan (2)
annual report periode 2015 – 2020 secara konsisten
2 Menyajikanannual reportdalam satuan USD (2)
3 Tidak menyajikan data secara lengkap sesuai indikator setiap (3)
variable
Jumlah 6
Sumber : Peneliti(2021)
Terdapat 13 perusahaan subsector otomotif dan komponen yang menjadi
bagian dari populasi dengan batasan periode antara 2015 – 2020, melalui
penentuan sampel terlihat bahwa 2 (dua) perusahaan tidak melaporkan
(mempublikasi) annual report periode 2015 – 2020 secara konsisten, terdapat 2
(dua) perusahaan menyajikan annual report dalam satuan USD atau tidak dalam
satuan Rupiah, dan terdapat 3 (tiga) perusahaan tidak menyajikan data secara
lengkap sesuai yang dibutuhkan dalam indikator variabel. Mmelalui tahapan
penentuan sampel ini menyisakan enam perusahaan yang memenuhi ketentuan
sebagai sampel selama enam tahun, sehingga didapat 36 data penelitian yang bisa
dipakai seperti berikut.
Tabel 3.3
Daftar Sampel
No Nama Kode
1 Astra International Tbk ASII
2 Astra Otoparts Tbk AUTO

29
3 Garuda Metalindo Tbk BOLD
4 Gajah Tunggal Tbk GJTL
5 Indomobil Sukses International Tbk IMAS
6 Indospring Tbk INDS
Sumber: Peneliti(2021)
3.8 Metode Analisa Data
3.8.1 Statistik Deksriptif
Statistik deskriptif menjadi analisis yang berorientasi dalam
memberigambaran data yang dikumpulkan secara statistik dan menganalisis data
tanpa menarik kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2017). Statistik
deksriptif dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh deskripsi terkait data
mulai nilai rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), varian
(variance)¸ nilai minimum, nilai maksimum, range dan sebagainya (Ghozali,
2018)
3.8.2 Analisis Regresi Logistik
Analisis data dengan regresi logistik (logistic regression) untuk
membuktikan hipotesis penelitian dengan alasan adanya penggunaan variabel
dependen (harga transfer) yang bersifat dummy (melakukan atau tidak melakukan
transkasi penjualan dengan pihak afiliasi). Konsep regresi logistik dikembangkan
dari analisis regresi linear, namun dengan pendekatan biner karena penggunaan
dua nilai dalam skala dummy (Ghozali, 2018:321), dan dalam hal ini untuk
menguji pengaruh dari variabel independent (pajak, insentif tunneling, kontrak
liabilitas, profitabilitas, aset tidak berwujud, dan rencana bonus) terhadap
terikatnya (keputusan melakukan harga transfer), sehingga dapat dibuat dalam
persamaan:

Keterangan:
Y = Harga Transfer
X1 = Pajak
X2 = Insentif Tunneling
X3 = Debt Covenant
X4 = Profitabilitas
X5 = Itangible Assets

30
X6 = Bonus Plan
a = Konstanta
b = Koefisien
Analisis regresi logistik memiliki empat pengujian (Ghozali, 2018:328),
diantaranya:
1. Menilai Keseluruhan Model
Tes ini digunakan untuk mengevaluasi apakah model hipotetis cocok
dengan sebaran data. Penilaian melalui perbandingan nilai 2LogL pada
tahapan awal dengan nilai 2LogL pada tahapan akhir. Ketika terdapat
perbedaan nilai 2LogL akhir yang lebih kecil dari 2LogL awal (penurunan
2LogL) maka dapat memberikan indikasi model hipotetis cocok dengan data
(Ghozali, 2018:328).
2. Menguji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dievaluasi melalui penilaian Hosmer dan
Lemeshow. Pengujian ini menyajikan kesesuaian data dengan
pengembangan model (model data disebut goodness of fit karena tidak ada
perbedaan antara data) (Ghozali, 2018: 329). Penilaian Hosmer dan
Lemeshow dapat melalui nilai signifikansinya,jika statistik uji kecocokan
Hosmer dan Lemeshow di atas 0,05, maka model cocok dengan data yang
diamati dan dapat diterima.
3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dapat mengidentifikasi seberapa baik model
yang tertuang dalam persamaan. Evaluasi ini terlihat dari nilai Nagelkerke R
Square yang nilainya dalam rentang satu sampai nol. Untuk mendapatkan
model yang baik, diharapkan tertera nilai Nagelkerke R2 mendekati angka 1,
menginterpretasikan kemampuan prediktor yang besar dalam menjelaskan
keputusan melakukan harga transfer (Ghozali, 2018:329).
4. Matriks Klasifikasi
Memberi gambaran terkait kemampuan dalam memprediksi
perusahaan terlibat dalam harga transfer. Kekuatan dalam prediksi ini
menjadi dasar banyaknya perusahaan yang melakukan harga transfer dan
berbagai kemungkinan atau peluang yang ada.

31
Setelah dilakukan empat pengujian di atas, maka tahap selanjutnya
dilakukan uji hipotesis.
Tabel 3.4
Ketentuan Uji Hipotesis
No Unit Uji Tujuan Ketentuan Dasar Keputusan
1 Uji Wald Membuktikan hipotesis (H1 Sig. < 0,05 Diterima
– H6)
2 Uji Membuktikan hipotesis (H7) Sig. < 0,05 Diterima
Omnibus
Sumber: Ghozali (2018:334)

32
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia


Pasar modalyang lebih familiar disebut bursa efek telah muncul pada tahun
1912 di Batavia pada era pemerintah Hindia-Belanda guna memenuhi kebutuhan
pemerintah pada masa itu (kolonial/VOC.)Pada tahun 1912 tersebut, kemajuan
dan perkembangan pasar modal tidak terlaksana sesuai dengan yang diinginkan,
bahkan sempat mengalami vakum selama beberapa periode. Hal tersebut dampak
dari adanya perang dunia ke I danII, peralihan kekuasaan dari pemerintah kolonial
kepada pemerintah Republik Indonesia, dan beragam keadaan yang membuat
aktivitas bursa efek tidak terlaksana sesuai prosedur.

Pada tahun 1977, pemerintah Republik Indonesia membuat aktif lagi pasar
modal hingga tahun-tahun selanjutnya pasar modal mengalami kemajuan bagus
sejalan dengan beragam insentif serta dan peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai pihak penyelenggara yang
mengadakan sistem dan fasilitas untuk memperdagangkan efek dengan cara
mempertemukan orang-orang yang melakukan penawaran jual dan beli efek.
Bursa Efek Indonesia mulai beroperasi pada tanggal 1 Desember 2007 yang mana
merupakan hasil konsolidasi antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) selaku pasar saham
dengan Bursa Efek Surabaya (BES) selaku pasar obligasi dan derivatif.
Visi dari Busa Efek Indonesia (BEI) yakni menjadi bursa yang bersaing
dengan kredibilitas ditingkat dunia, dengan misi mewujudkan infrastruktur pasar
keuangan yang terpercaya dan kredibel untuk menciptakan pasar yang teratur,
wajar, dan efisien, serta dapat digunakan bagi pihak yang berkepentingan baik
internal dan eksternal melalui produk maupun layanan yang inovatif.
Lokasi Bursa Efek Indonesia (BEI) berada di Gedung Bursa Efek Indonesia
Kawasan Niaga Sudirman, Jl. Jendral Sudirman Nomor 52-52, Senayan,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

33
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian ini menjadikan perusahaan sub sektor otomotif dan komponen
menjadi subjek penelitian yang ditentukan dengan teknik purposive sampling
sehingga diperoleh 6 perusahaan dalam periode 6 tahun, sehingga terdapat 36 data
pengamatan. Tabel 4.1 menggambarkan data yang diamati selama periode
penelitian berlangsung.

Tabel 4.1 Jumlah Data Pengamatan

Unweighted Casesa N Percent


Selected Cases Included in Analysis 36 100.0

Missing Cases 0 .0
Total 36 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 36 100.0
Sumber: data diolah (2022)

Tabel 4.1 memberi informasi mengenai jumlah kasusyang termamati yakni


36 kasus yang ditunjukkan pada bari included in analysis dan tidak ada data yang
terlewatkan. Sehubungan digunakan variabel dummy dalam pengukuran variabel
dependen maka dijelaskan dalam kategori berikut.

Tabel 4.2 Kategori Variabel Dependen

Original Value Internal Value


Tidak Melakukan Transfer Pricing 0
Melakukan Transfer Pricing 1
Sumber: data diolah (2022)

Tabel 4.2 memberi gambaran mengenai pemberian skor dummy pada


variable dependen yang mana ketika perusahaan tidak melakukan transfer pricing
diberi skor nol sedangkan ketika melakukan transfer pricing mendapat skor satu.
Analisis data selengkapnya sebagai berikut.

34
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan enam variabel independen yaitu pajak, insentif
tunneling, kontrak liabilitas, profitabilitas, aset tidak berwujud, dan rencana bonus
serta satu variabel dependen yaitu keputusan perusahaan manufaktur dalam
melakukan harga transfer. Deskripsi mengenai nilai rata-rata dan standar deviasi
dari masing-masing variabel sebagai berikut.

Tabel 4.3 Deskripsi Data Penelitian


N Minimum Maximum Mean SD
Pajak 36 -2.6297 1.4850 .231067 .5968286
Tunneling Incentive 36 4.5884 96.3590 51.939567 32.3762704
Debt Covenant 36 .0989 3.7510 1.153128 1.0438105
Profitabilitas 36 -5.1282 10.6334 3.204058 3.5664236
Itangible Assets 36 .0008 .0648 .009986 .0130033
Bonus Plan 36 -554.9068 256.2358 20.412056 161.5384577
Keputusan Melakukan 36 .0000 1.0000 .277778 .4542568
Transfer Pricing
Sumber: data diolah (2022)

Tabel 4.3 mendeskripsikan data penelitian secara statistik yang dapat


diuraikan lebih lanjur sebagai berikut.

1. Variabel pajak yang diproksikan dengan ETR berkisar antara -2,6297


sampai dengan 1,485 dengan nilai rata-rata sebesar 0,231 dan standar
deviasi yaitu 0,5968. Nilai pajak tertinggi dimiliki oleh IMAS pada tahun
2017 sedangkan nilai pajak terendah dimiliki oleh IMAS pada tahun 2016.
2. Variabel tunnelling incentive yang diproksikan dengan kepemilikan asing
berkisar antara 4,5884 sampai dengan 96,359 dengan nilai rata-rata sebesar
51,9396 dan standar deviasi yaitu 32,3763. Nilai tunnelling incentive
tertinggi pada ASII tahun 2015 sebagai perusahaan asing sedangkan yang
terendah dimiliki oleh INDS sebagai perusahaan domestik.
3. Variabel debt covenant yang diproksikan dengan DER berkisar antara -
0,0989 sampai dengan 3,751 dengan nilai rata-rata sebesar 1,1531 dan
standar deviasi yaitu 1,0438. Nilai debt covenant tertinggi terjadi pada
IMAS tahun 2019 dan yang terendah terjadi pada INDS di tahun 2015.
4. Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA berkisar antara –
5,1282% sampai dengan 10,6334% dengan nilai rata-rata sebesar 3,2041

35
dan standar deviasi yaitu 3,5664. Nilai profitabilitas tertinggi dimiliki oleh
BOLD di tahu 2015 dan yang terendah terjadi pada BOLD di tahun 2020.
5. Variabel itangible assets yang diproksikan dengan besarnya aset
takberwujud dibagi dengan penjualan berkisar antara 0,0008 sampai dengan
0,0648 dengan nilai rata-rata sebesar 0,0099 dan standar deviasi yaitu 0,013.
Nilai itangible assets tertinggi terjadi pada ASII periode 2020 dan yang
terendah terjadi pada GJTL periode 2015.
6. Variabel bonus plan yang diproksikan dengan persentase laba bersih periode
berjalan dengan periode sebelumnya berkisar antara -554,9068% sampai
dengan 256,2358% dengan nilai rata-rata sebesar 20,4121 dan standar
deviasi yaitu 161,5385. Nilai bonus plan tertinggi diiliki oleh INDS di tahun
2016 dan yang terendah dimiliki oleh IMAS di tahun 2020.
7. Variabel keputusan melakukan transfer pricing yang diukur dengan dummy
0 dan 1 meiliki nilai rata-rata sebesar 0,2778 dan standar deviasi yaitu
0,4543. Perusahaan yang mengambil keputusan melakukan transfer pricing
yaitu ASII periode 2015 – 2018 dan AUTO 2015 – 2020.

4.2.2 Analisis Regresi Logistik


Analisis data dalam membuktikan hipotesis penelitian dilakukan dengan
analisis regresi logistik. Penggunaan analisis ini didasarkan atas penggunaan
variabel dependen yang bersifat dummy (keputusan perusahaan manufaktur dalam
melakukan atau tidak melakukan harga transfer). Konsep regresi logistik pada
dasarnya analisis regresi yakni menguji faktor penyebab terjadinya suatu
peristiwa,, dalam hal ini menguji penyebab harga transfer dilakukan oleh
perusahaan. Asumsi pra analisis tidak diperlukan dalamm ragrasi logistik,
sehingga lebih memudahkan dalam analisis. Evaluasi model selengkapnya
dijabarkan dalam empat tahap, yaitu:

1. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Evaluasi yang pertama dilakukan untuk menilai overall model fit


pada data penelitian sebagaimana disajikan dalam tabel berikut.

36
Tabel 4.4 Perbandingan Nilai -2LL Awal
Coefficients
Iteration -2 Log likelihood Constant
Step 0 1 42.573 -.889
2 42.541 -.955
3 42.541 -.956
b. Initial -2 Log Likelihood: 42.541
Sumber: data diolah (2022)

Tabel 4.4 menyajikan nilai -2LL awal sebesar 42,541 sedangkan


nilai -2LL sebesar 18,305 sebagaimana disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.5 Perbandingan Nilai -2LL Akhir


Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 18.305a .490 .707
Sumber: data diolah (2022)

Berdasarkan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 diketahui penurunan nilai


likelihood (-2LogL) dari 42,541 menuju 18,305 dengan jarak 24,326
sehingga model menjadi semakin baik karena adanya penurunan
likelihood (Ghozali, 2016:328).

2. Menguji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test)

Hosmer and Lemeshow’s digunakan untuk menguji kelayakan


model dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.6 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow’s


Step Chi-square df Sig.
1 11.111 7 .134
Sumber: data diolah (2022)

Tabel 4.6 menyajikan nilai chi square sebesar 11,111 dengan


signifikansi Hosmer and Lemeshow’s sebesar 0,134. Terlihat bahwa nilai
Sig. > 0,05 yang artinya model yang dikebangkan telah mampu
memprediksi nilai observasinya dan dapat diterima (Ghozali, 2016:329).

3. Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square)

Besarnya kontribusi yang diberikan oleh keenam variabel prediktor


yang tertuang dalam hipotesis dapat terlihat dari nilai Nagelkerke R2,

37
nilai tersebut kemudian dibawa ke dalam bentuk persentase sehingga
mempermudah pemahaman (Ghozali, 2016:333). Hasil pengujian
disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.7 Model Summary


Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 18.305a .490 .707
Sumber: data diolah (2022)

Tabel 4.7 menyajikan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,707 dan


Ketika diubah dalam satuan persen menjadi 70,7%. Nilai ini menjelaskan
bahwa variabel pajak, insentif tunneling, kontrak liabilitas, profitabilitas,
aset tidak berwujud, dan rencana bonus telah mampu memberi kontribusi
pada pada perubahan variabel keputusan melakukan transfer pricing
sebesar 70,7% meskipun masih ada kontribusi variabel di luar model
yang dijelaskan oleh nilai error.

4. Matriks Klasifikasi

Bagian ini memberi gambaran terkait kemampuan dalam


memprediksi perusahaan terlibat dalam harga transfer. Matriks
klasifikasi disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

Tabel 4.8 Classification Matrix


Predicted
Keputusan Melakukan
Transfer Pricing
Tidak
Melakukan Melakukan
Transfer Transfer Percentage
Observed Pricing Pricing Correct
Step 1 Keputusan Tidak 24 2 92.3
Melakukan Melakukan
Transfer Transfer Pricing
Pricing Melakukan 0 10 100.0
Transfer Pricing
Overall Percentage 94.4
Sumber: data diolah (2022)

38
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan transfer
pricing sebesar 100%, hal ini menunjukkan bahwa 10 perusahaan yang
sudah diprediksi melakukan transfer pricing semuanya terbukti
melakukan transfer pricing. Sementara itu, kekuatan prediksi perusahaan
yang tidak melakukan transfer pricing sebesar 92,3 yang artinya model
regresi yang digunakan ada 24 perusahaan (92,3%) yang diprediksi tidak
melakukan transfer pricing dari total keseluruhan 26 perusahaan yang
tidak melakukan transfer pricing. Dapat disimpulkan bahwa, ketepatan
prediksi model secara keseluruhan yaitu 94,4%.

5. Interpretasi Model Penelitian

Hasil analisis menyajikan nilai pada uji Wald seperti pada tabel
berikut.

Tabel 4.9Variables in The Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a Tunneling .202 .101 4.020 1 .045 1.224
Incentive
Constant -15.960 8.035 3.946 1 .047 .000
Sumber: data diolah (2022)

Berdasarkan data di atas diketahui nilai konstanta dan koefisien


yang dapat disubtitusikan dalam model berikut.

Persamaan tersebut memiliki akna bahwa Ketika variabel Ketika


variabel tunneling incentive masih bernilai konstan akan keputusan
melakukan transfer pricing telah bernilai -15,960 kemudian ketika
variabel tunneling incentive meningkat satu poin akan membawa
perubahan pada peningkatan keputusan melakukan transfer pricing
sebesar 0,202 poin.

Hasil analisis juga memisahkan model diluar persamaan


sebagaimana disajikan dalam tabel berikut

39
Tabel 4.10 Variables not in The Equation
Score df Sig.
Step 1 Variables Pajak .159 1 .690
Debt Covenant 5.960 1 .015
Profitabilitas .001 1 .971
Itangible Assets 13.065 1 .000
Bonus Plan 1.750 1 .186
Overall Statistics 16.049 5 .007
Sumber: data diolah (2022)

Berdasarkan Tabel 4.9 dan Tabel 4.10 menyajikan data mengenai


nilai probabilitas signifikansi (sig.) dalam uji Wald yang dapat digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan uji hipotesis. Interpretasi
atas uji hipotesis selengkapnya disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.11 Uji Hipotesis Partial

Hipotesis Sig. Cut of Keputusan


H1 Pajak Keputusan Harga 0,690 Sig. < 005 Ditolak
transfer
H2 Tunneling Incentive 0,045 Diterima
Keputusan Harga transfer
H3 Debt Covenant Keputusan 0,015 Diterima
Harga transfer
H4 Profitabilitas Keputusan 0,971 Ditolak
Harga transfer
H5 Itangible Assets Keputusan 0,000 Diterima
Harga transfer
H6 Bonus Plan Keputusan 0,186 Ditolak
Harga transfer
Sumber: data diolah (2022)

Melalui uji Wald diperoleh bahwa hipotesis (H2, H3 dan H4)


dinyatakan diterima karena memiliki nilai sig. < 0,05 sedangkan
hipotesis (H1, H4 dan H6) dinyatakan ditolak karena memiliki nilai sig.
> 0,05. Sementara itu untuk mengetahui tingkat signifikansi secara
simultan dilakukan pengujian dengan uji Omnibus sebagai berikut.

40
Tabel 4.12 Uji Hipotesis Simultan
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 24.235 1 .000
Block 24.235 1 .000
Model 24.235 1 .000

Tabel 4.12 menyajikan data nilai chi square model sebesar 24,235
dengan probabilitas signifikansi yaitu 0,000. Terlihat nilai sig. < 0,05
yang artinya H7 diterima. Hasil ini menjelaskan bahwa pajak, insentif
tunneling, kontrak liabilitas, profitabilitas, aset tidak berwujud, dan
rencana bonus secara simultan berpengaruh terhadap keputusan
manajemen dalam melakukan harga transfer.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Pajak Penghasilan Terhadap Keputusan Harga


Transfer

Berdasarkan hasil analisis data dengan uji Wald diperoleh nilai


probabilitas signifikansi sebesar 0,690 yang mana niai tersebut diatas
batas ketentuan (>0,05) maka H1 dinyatakan ditolak. Temuan ini
menjelaskan bahwa pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan perusahaan subsector Otomotif dan Komponen melakukan
harga transfer. Dalam mengambil kebijakan harga transfer,
perusahaan tidak mepertimbangkan pajak karena transfer pricing
dilakukan kepada pihak yang meiliki hubungan istmewa atau
berafiliasi, artinya pajak bukan suatu alasan perusahaan subsector
Otomotif dan Komponen melakukan harga transfer. Hasil ini kurang
sejalan dengan penelitian Saraswati & Sujana (2017) yang
menemukan bahwa pajak menunjukkan pengaruh positif dan
signifikan terhadap terjadinya transaksi harga transfer. Dugaan
penelitian ini juga tidak mendukung temuan (Sari & Mubarok, 2018;
Yuniarti & Junaidi, 2020; Julia, Desmiyawati & Hartati, 2015).

41
4.3.2 Pengaruh Insentif Tunneling Terhadap Keputusan Harga
Transfer

Berdasarkan hasil analisis data dengan uji Wald diperoleh nilai


probabilitas signifikansi sebesar 0,045 yang mana niai tersebut masih
dibawah batas ketentuan (<0,05) maka H2 dinyatakan diterima.
Temuan ini menjelaskan bahwa tunneling incentive berpengaruh
signifikan terhadap keputusan perusahaan subsektor Otomotif dan
Komponen melakukan transfer pricing. Transaksi pihak berelasi dapat
dimanfaatkan sebagai tujuan oportunis oleh pemegang saham
pengendali untuk melakukan tunneling.Hasil kajian telah
mengkonfirmasitunneling incentive dapat mmemberi dampak terhadap
hargatransfer (Hartati et al,. 2015; Mispiyati, 2015; Refgia, 2017).
Ketika terjadi praktik harga transfer dalam proses tunnelling yang
ditentukan oleh anak perusahaan yang menjual persediaan ke induk
perusahaan, maka harganya akan jauh lebih rendah dari harga total,
sehingga otomatis menjadi milik anak perusahaan sementara tingkat
persediaan jauh di bawah harga pasar dan mempengaruhi penurunan
keuntungan. Perusahaan induk, yang merupakan pemegang saham
mayoritas perusahaan, diuntungkan dari hal ini dan dividen dari
pemegang saham minoritas rendah atau tidak ada dividen karena
kerugian perusahaan.

4.3.3 Pengaruh Kontrak Liabilitas Terhadap Keputusan Harga


Transfer

Berdasarkan hasil analisis data dengan uji Wald diperoleh nilai


probabilitas signifikansi sebesar 0,015 yang mana niai tersebut masih
dibawah batas ketentuan (<0,05) maka H3 dinyatakan diterima.
Temuan ini menjelaskan bahwa debt covenant berpengaruh signifikan
terhadap keputusan perusahaan subsektor Otomotif dan Komponen
melakukan harga transfer. Meningkatnya liabilitas cenderung
membawa perjanjian pinjaman dengan batasan peraturan menjadi
semakin dekat. Berdasarkan survei (Yuniarti, 2020), klausula utang

42
disebut-sebut mempengaruhi harga transfer. Lebih lanjut, perjanjian
liabilitas menjadi penyebab terjadinya harga transfer (Sari &
Mubarok, 2018; Rosharlianti & Mulyanah, 2021).

4.3.4 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Keputusan Harga Transfer

Berdasarkan hasil analisis data dengan uji Wald diperoleh nilai


probabilitas signifikansi sebesar 0,971 yang mana nilai tersebut telah
melebihi batas ketentuan (>0,05) maka H4 dinyatakan ditolak.
Temuan ini menjelaskan bahwa profitabilitas bukan menjadi alasan
utama bagi perusahaan dalamm melakukan harga transfer. Perusahaan
subsektor Otomotif dan Komponen tidak memiliki nilai profitabilitas
yang signifikan dimana nilai profitabilitas tertinggi yaitu 10,6334%
dimiliki oleh BOLD di tahun 2015 sehingga bukan menjadi alasan
perusahaan melakukan harga transfer. Hasil ini kurang sejalan dengan
penelitian Sari & Mubarok (2018), yang memberikan bukti bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap keputusan melakukan transfer
pricing.

4.3.5 Pengaruh Aset Tidak Berwujud Terhadap Keputusan Harga


Transfer

Berdasarkan hasil analisis data dengan uji Wald diperoleh nilai


probabilitas signifikansi sebesar 0,000 yang mana niai tersebut masih
dibawah batas ketentuan (<0,05) maka H5 dinyatakan diterima.
Temuan ini menjelaskan bahwa itangible assets berpengaruh
signifikan terhadap keputusan perusahaan subsektor Otomotif dan
Komponen melakukan transfer pricing. Itangible asset menjadi
kebijakan strategis yang diambil oleh perusahaan termasuk keputusan
perusahaan dalam melakukan harga transfer. Semakin besar
intangible assets yang dimiliki perusahaan maka akan semakin
memicu terjadinya keputusan harga transfer. Hasil ini juga didukung
oleh penelitian Novira, dkk (2020), intangible asset berpengaruh
terhadap keputusan melakukan transfer pricing.

43
4.3.6 Pengaruh Rencana Bonus Terhadap Keputusan Harga Transfer

Berdasarkan hasil analisis data dengan uji Wald diperoleh nilai


probabilitas signifikansi sebesar 0,186 yang mana niai tersebut telah
melebihi batas ketentuan (>0,05) maka H6 dinyatakan ditolak.
Temuan ini menjelaskan bahwa bonus plan tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan perusahaan subsektor Otomotif dan
Komponen melakukan transfer pricing. Bonus plan nyatanya bukan
menjadi alas an perusahaan menetapkan strategi harga transfer.
Potensi pengelolaan laba mendatang menjadi meningkat ketika
manajerial mengharapkan bonus yang besar. Tingkat bonus manajerial
dapat menentukan kebijakan dalam melakukan harga transfer (Julia,
Desmiyawati & Hartati, 2015; Rosharlianti & Mulyanah,, 2021;
Asalam, Suzan & Novira, 2021).

4.3.7 Pengaruh Pajak, Insentif Tunneling, Kontrak Liabilitas,


Profitabilitas, Aset Tidak Berwujud, Dan Rencana Bonus
Terhadap Keputusan Harga Transfer

Berdasarkan hasil analisis data dengan uji Omnibus diperoleh


nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000 yang mana niai tersebut
masih lebih kecil dari batas ketentuan (<0,05) maka H7 dinyatakan
diterima. Temuan ini menjelaskan bahwa pajak, insentif tunneling,
kontrak liabilitas, profitabilitas, aset tidak berwujud, dan rencana
bonus secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
perusahaan subsektor Otomotif dan Komponen melakukan transfer
pricing. Hasil ini juga didukung oleh nilai Nagelkerke R Square yang
menjelaskan bahwa variabel pajak, insentif tunneling, kontrak
liabilitas, profitabilitas, aset tidak berwujud, dan rencana bonus telah
mampu memberikan kontribusi sebesar 70,7% terhadap perubahan
variabel keputusan perusahaan subsektor Otomotif dan Komponen
melakukan transfer pricing

44
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Simpulan yang diperoleh melalui hasil analisis data berikut pembahasanya
yaitu:

1. Terdapat tiga variabel (Insentif tunneling, debt covenant dan asset tidak
berwujud) menjadi prediktor keputusan perusahaan subsektor Otomotif dan
Komponen melakukan harga transfer.
2. Terdapat tiga variabel (pajak, profitabilitas dan rencana bonus) belum
mampu menjadi prediktor keputusan perusahaan subsektor Otomotif dan
Komponen melakukan harga transfer.
3. Pajak, Insentif tunneling, debt covenant, profitabilitas, aset tidak berwujud
dan rencana bonussecara simultan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan perusahaan subsector Otomotif dan Komponen melakukan harga
transfer.

5.2 Saran

Terdapat beberapa saran yang enjadi rekomendasi peneliti sesuai dengan


temuan dari penelitian ini. Beberapa sara diantaranya:

1. Saran Manajerial
Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat tiga faktor yang
menjadi alasan perusahaan melakukan harga transfer yaitu Insentif
tunneling, debt covenant dan aset tidak berwujud. Melalui temuan ini
dapat menjadi pertimbangan bagi pihak terkait khususnya manajerial
dalam mmenetapkan suatu kebijakan agar tetap mempertimbangkan
kondisi keuangannya seperti komposisi pemegang saham terbesar, tingkat
hutang yang dimiliki, dan kemampuan asset tidak terwujud dari
perusahaan.

45
2. Saran Peneliti Selanjutnya
Dalam upaya memperbaiki model, penelitian selanjutnya dapat
mengambil subjek yang luas agar diperoleh data banyak dan dapat
digeneralisasi lebih luas lagi. Peneliti selanjutnya juga dapat memperbaiki
model dengan memisahkan variabel tunnelling incentive dalam satu model
tersendiri, atau menambah prediktor lain karena dengan melihat nilai
Nagelkerke R Square, model penelitian ini masih sangat potensial untuk
dilakukan pengembangan.

46
DAFTAR PUSTAKA

Aurinda. 2018. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan


Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing. Skripsi Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung.

Brigham, E. F., & Houston, J. F. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan


Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.

Deanti, L. R., & Haribowo, I. (2017). Pengaruh Pajak, Intangible Assets,


Leverage, Profitabilitas, Dan Tunelling Incentive Terhadap Keputusan
Transfer Pricing Perusahaan Multinasional Indonesia. Bachelor's Thesis,
Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Ghozali, I. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ginting, D. B., Triadiarti, Y., & Purba, E. L. (2017). Pengaruh Profitabilitas,


Pajak, Mekanisme Bonus, Kepemilikan Asing, Debt Covenant Dan
Intangible Assets Terhadap Transfer Pricing (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015–2017). 
Jurnal Akuntansi, Keuangan & Perpajakan Indonesia, 7(2), pp.32-40.

Hartati, W., Desmiyawati., & Julita. 2015. Tax Minimization, Tunneling


Incentive dan Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing
Seluruh Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Jurnal SNA.

Ilyas, W., & Burton, R. 2013. Hukum Pajak, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Indrasti, A. W. 2016. Pengaruh Pajak Kepemilikan Asing,, Bonus Plan Dan


Debt Covenant Terhadap Keputusan Perusahaan Untuk Melakukan
Transfer Pricing (Studi Empiris Pada Perusahaan Mmanufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015). Profita, 9(3), p.
348 – 371.

Jafri, H. E., & mustikasari, E. 2018. Pengaruh Perencaan Pajak, Tunneling


Incentive dan Aset Tidak Berwujud Terhadap Perilaku Transfer pricing
pada Perusahaan Manufaktur yang Memiliki Hubungan Istimewa yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016. Berkala Akuntansi
dan Keuangan Indonesia, 3(2), pp. 63 – 77.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. 1976. Theory of The Firm: Managerial


Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics, 3, pp. 305-360.

Johnson, N. B. 2006. Discussion of Divisional performance measurement and


transfer pricing for intangible assets. Review of Accounting Studies,
11(2): 367–376.

Junaidi, A., & Yuniarti, N. 2020. Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive, Debt
Covenant Dan Profitabilitas Terhadap Keputusan Melakukan Transfer
Pricing (Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bei Tahun 2013-2017). Jurnal Ilmiah Akuntansi, Manajemen & Ekonomi
Islam, 3(1), pp. 31 – 44.

Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kurniawan, A. M. 2015. Pajak Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Liansheng, W., Wang, Y., Gillis, P., & Luo, W. 2007. State Ownership, Tax
Status, and Size Effect of Effective Tax Rate in China. Journal of
Accounting and Public Policy, 26(6).

Lubis, R. H. 2018. Pajak Penghasilan. Yogyakarta: Andi.

Mardiasmo. 2016. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.

Marfuah., & Azizah, A. P. N. 2014. Pengaruh Pajak, Tunneling Incentivedan


Exchange Rate Pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan. Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia, 18(2), pp. 156 – 165.

Meidiawati, K., & Mildawati, T. 2016. Pengaruh Size, Growth, Profitabilitas,


Struktur Modal, Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Ilmu dan riset Akuntansi, 5(2), pp. 1 – 16.
Mispiyanti. 2015. Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus
Terhadap Keputusan Transfer Pricing. Jurnal Akuntansi & Investasi,
15(1), pp. 62 – 72.

Mulyanah, R. E., & Rosharlianti, Z. (2021). Pengaruh Pajak, Bonus Plan,


Kepemilikan Asing Dan Debt Covenant Terhadap Keputusan Perusahaan
Melakukan Transfer Pricing. Sakuntala: Prosiding Sarjana Akuntansi
Tugas Akhir Secara Berkala, 1(1), pp. 268-284.

Mutamimah. 2009. Tunneling Atau Value Added dalam Strategi Mmerger dan
Akuisi di Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 2(2).

Noviastika, D., Mayowan, Y., & Karjo, S. (2016). Pengaruh Pajak, Tunneling
Incentive Dan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Indikasi
Melakukan Transfer Pricing Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Studi Pada Bursa Efek Indonesia
Yang Berkaitan Dengan Perusahaan Asing). Jurnal Perpajakan, 8(1),
Pp.1-9.

Nugraha, A. K. 2016. Analisis Pengaruh Beban Pajak, Tunneling Incentive, Dan


Mekanisme Bonus Terhadap Transfer Pricing Perusahaan Multinasional
Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia. Under Graduates Thesis,
Universitas Negeri Semarang.

Pamungkas, T. N., & Nurcahyo, B. (2018). The Role of Multinationality and


Transfer Pricing on the Effect of Good Corporate Governance (GCG)
and Company’s Performance in Tax Avoidance. Journal of Global
Economics, 6(1).

Pohan, C. A. 2018. Pedoman Lengkap Pajak Internasional. Jakarta: Mitra


Wacana Media.

Pramana, A. H., & Laksito, H. (2014). Pengaruh Pajak, Bonus Plan, Tunneling


Incentive, dan Debt Covenant Terhadap Keputusan Perusahaan Untuk
Melakukan Transfer Pricing (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013). Doctoral
dissertation, Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas
Diponegoro.

Purwanti, Lilik. 2010. Kecakapan Managerial, Skema Bonus, Managemen Laba,


dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Aplikasi Manajemen,8(2), pp. 1 – 9.

Putri, W. A. 2018. Prinsip Kewajaran dan Dokumen sebagai Penangkal


Kecurangan Transfer Pricing di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Dan
Keuangan, 6(1), pp. 1 – 10.

Refgia, T., Ratnawati, V., & Rusli, R. (2017). Pengaruh pajak, mekanisme


bonus, ukuran perusahaan, kepemilikan asing, dan tunneling incentive
terhadap transfer pricing (perusahaan sektor industri dasar dan kimia
yang listing di bei tahun 2011-2014). Doctoral dissertation, Riau
University.

Resmi, S. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat

Rosa, R., Andini, R., & Raharjo, K. 2017. Pengaruh Pajak, Tunneling Insentive,
Mekanisme Bonus, Debt Covenant Dan Good Corperate Gorvernance
(GCG) Terhadap Transaksi Transfer Pricing (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 – 2015).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 3(3), pp. 1 – 19.

Saifudin., & Putri, L, S. 2018. Determinasi Pajak, Mekanisme Bonus, Dan


Tunneling Incentive Terhadap Keputusan Transfer Pricing Pada Emiten
BEI. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2(1), pp. 32 – 43.

Saraswati, G. A. R. S., & Sujana, I. K. (2017). Pengaruh pajak, mekanisme


bonus, dan tunneling incentive pada indikasi melakukan transfer
pricing. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 19(2), pp. 1000-1029.

Sari, E. P., & Mubarok, A. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Pajak dan Debt
Covenant Terhadap Transfer Pricing (Studi Empiris Perusahaan
Manufaktur Terdaftar di BEI Tahun 2012-2016). Proseding Seminar
Nasional Akuntansi, 1(1), pp. 1-7.

Setiawan, H. 2014. Transfer Pricing Dan Risikonya Terhadap Penerimaan


Negara. Jurnal online: http://kemekeu.go.id
Shintya, D. (2019). Pengaruh Pajak, Mekanisme Bonus, Tunneling Incentive,
Dan Debt Covenant Terhadap Transfer Pricing Pada Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015–2017. Doctoral
dissertation, Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Suandy, E. 2011. Perencanaan Pajak, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Sudarmadji, A. M., & Sularto, L. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan,


Profitabilitas, leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas
Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Proceeding PESAT,
2(1).

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sujarweni,, V, W. 2018. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi Pendekatan


Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Tampubolon, K., & Zulham, A. F. 2018. Transfer Pricing dan Cara Membuat
TP Doc. Yogyakarta: Deepublish.

Verawaty, V., Merina, C., & Kurniawati, I. 2016. Analisis Pengembangan


Corporate Value berdasarkan Keputusan Investasi dan Pendanaan,
Struktur Kepemilikan serta Kebijakan Dividen pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berkala Akuntansi
dan Keuangan Indonesia, 3(29).

Viviany, S., Sari,,, R. N., & Natariasari, R. 2018. Pengaruh Tarif Pajak,
Tunneling Incentive, Mekanisme Bonus Dan Exchange Rate
Terhadaptransfer Pricing (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufakturyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016).
Jurnal Online Mahasiswa, 1(1), pp. 1 – 15.

Wafiroh, N. L., & Hapsari, N. N. 2015. Pajak, Tunneling Incentive, dan


Mekanisme Bonus pada Keputusan Transfer Pricing. Jurnal Akuntansi
Berkelanjutan Indonesia, 6(2), 157–168.

Waluyo & Ilyas, W. B. 2002. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.


Wulandari, R., Anisa, D. N., Irawati, W., & Mubarok, A. (2021). Transfer
Pricing: Pajak, Mekanisme Bonus, Kontrak Hutang, Nilai Tukar dan
Multinasionalitas. Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia, 4(3), pp.
325-341.

Yuniasih, N. W., Rasmini, N. K., & Wirakusuma, M. G. 2012. Pengaruh Pajak


Dan Tunneling Incentive Pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan
Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional
Akuntansi 15, Banjarmasin.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahan Populasi

Perusahaan Populasi
No Emiten Kode Tahun
1 Astra International Tbk ASII 2015
2016
2017
2018
2019
2020
2 Astra otoparts Tbk AUTO 2015
2016
2017
2018
2019
2020
3 Garuda Metalindo Tbk BOLD 2015
2016
2017
2018
2019
2020
4 Indo Kordsa Tbk BRAM 2015
2016
2017
2018
2019
2020
5 Goodyears Indonesia Tbk GDYR 2015
2016
2017
2018
2019
2020
6 Gajah Tunggal Tbk GJTL 2015
2016
2017
2018
2019
2020
7 Indomobil Sukses IMAS 2015
International Tbk 2016
2017
2018
2019
2020
8 Indospring Tbk INDS 2015
2016
2017
2018
2019
2020
9 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 2015
2016
2017
2018
2019
2020
10 Multistrada Arah Sarana MASA 2015
Tbk 2016
2017
2018
2019
2020
11 Nipress Tbk NIPS 2015
2016
2017
2018
2019
2020
12 Prima Alloy Steel Universal PRAS 2015
Tbk 2016
2017
2018
2019
2020
13 Selamat Sempurna Tbk SMSM 2015
2016
2017
2018
2019
2020
LAMPIRAN
Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian

Pajak (X1)
Kode Year Beban Pajak LabaSebelum
ETR
Penghasilan (Jt Rp) Pajak (Jt Rp)
ASII 2015 4.017.000 19.630.000 0,205
2016 3.951.000 22.253.000 0,178
2017 6.016.000 29.137.000 0,206
2018 7.623.000 34.995.000 0,218
2019 7.433.000 34.054.000 0,218
2020 3.170.000 21.741.000 0,146
BOLD 2015 35.251 132.931 0,265
2016 42.077 159.541 0,264
2017 34.699 131.970 0,263
2018 27.102 102.840 0,264
2019 17.771 69.263 0,257
2020 6.264 -63.652 -0,098
GJTL 2015 18.543 -331.869 -0,056
2016 199.386 825.947 0,241
2017 61.796 106.824 0,578
2018 11.028 -85.585 -0,129
2019 188.769 457.876 0,412
2020 157.463 476.377 0,331
IMAS 2015 105.796 183.306 0,577
2016 65.146 -24.773 -2,630
2017 183.043 123.265 1,485
2018 154485 253260 0,610
2019 250502 372272 0,673
2020 190818 -484892 -0,394
INDS 2015 22000 41340 0,532
2016 10584 60140 0,176
2017 46701 160341 0,291
2018 37296 147983 0,252
2019 28605 130071 0,220
2020 16565 75316 0,220
AUTO 2015 110.895 433.596 0,256
2016 165.486 648.907 0,255
2017 164.155 711.936 0,231
2018 180.762 861.563 0,210
2019 266.349 1.119.858 0,238
2020 157.200 116.071 1,354
Tunneling Incentive (X2)
Kepemilikan Total Saham
Kode Tahun
Asing (Jt Beredar (Jt KSA
lembar) Lembar)
ASII 2015 39.009 40.483 96,36
2016 37.278 40.483 92,08
2017 36.261 40.483 89,57
2018 35.851 40.483 88,56
2019 35.331 40.483 87,27
2020 35.181 40.483 86,90
BOLD 2015 400 2.343 17,07
2016 400 2.343 17,07
2017 400 2.343 17,07
2018 400 2.343 17,07
2019 400 2.343 17,07
2020 400 2.343 17,07
GJTL 2015 1.725 3.485 49,50
2016 1.725 3.485 49,50
2017 1.725 3.485 49,50
2018 1.725 3.485 49,50
2019 1.725 3.485 49,50
2020 1.725 3.485 49,50
IMAS 2015 2.060 2.765 74,49
2016 2.032 2.765 73,48
2017 2.083 2.765 75,33
2018 2.031 2.765 73,44
2019 2.034 2.765 73,56
2020 2.035 3.994 50,95
INDS 2015 30 655 4,60
2016 30 655 4,60
2017 30 655 4,60
2018 30 656 4,59
2019 33 656 5,02
2020 33 656 5,02
AUTO 2015 3.856 4.820 80,00
2016 3.856 4.820 80,00
2017 3.856 4.820 80,00
2018 3.856 4.820 80,00
2019 3.856 4.820 80,00
2020 3.856 4.820 80,00
Debt Covenant (X3)
Kode Tahun Total Hutang (Jt Total Ekuitas
DER
Rp) (Jt Rp)
ASII 2015 118.902.000 126.533.000 0,940
2016 121.949.000 139.906.000 0,872
2017 139.325.000 156.505.000 0,890
2018 170.348.000 174.363.000 0,977
2019 165.195.000 186.763.000 0,885
2020 142.749.000 195.454.000 0,730
BOLD 2015 158.088 760.529 0,208
2016 244.441 961.649 0,254
2017 468.122 720.676 0,650
2018 574.342 738.035 0,778
2019 504.885 761.028 0,663
2020 419.043 700.034 0,599
GJTL 2015 12.115.363 5.394.142 2,246
2016 12.501.710 5.848.177 2,138
2017 12.501.710 5.689.466 2,197
2018 13.835.648 5.875.830 2,355
2019 12.620.444 6.235.631 2,024
2020 10.926.513 6.855.147 1,594
IMAS 2015 18.163.865 6.697.091 2,712
2016 18.923.523 6.709.818 2,820
2017 22.149.722 9.290.721 2,384
2018 30.632.253 10.323.742 2,967
2019 35.289.833 9.408.137 3,751
2020 35.692.364 12.716.336 2,807
INDS 2015 189.883 1.919.039 0,099
2016 409.209 2.068.064 0,198
2017 289.798 2.144.819 0,135
2018 288.106 2.194.232 0,131
2019 262137 2572287 0,102
2020 262520 2563740 0,102
AUTO 2015 4.195.684 10.143.426 0,414
2016 4.075.716 10.536.558 0,387
2017 4.003.233 10759076 0,372
2018 4.626.013 11.263.635 0,411
2019 4.365.175 11.650.534 0,375
2020 3.909.303 11.270.791 0,347
Profitabilitas (X4)
Kode Tahun Laba Bersih Total Aset (Jt
ROA
(Jt Rp) Rp)
ASII 2015 15.613.000 245.435.000 6,361
2016 18.302.000 261.855.000 6,989
2017 23.121.000 295.830.000 7,816
2018 27.372.000 344.711.000 7,941
2019 26.621.000 351.958.000 7,564
2020 18.571.000 338.203.000 5,491
BOLD 2015 97.680 918.617 10,633
2016 117.464 1.206.090 9,739
2017 97.271 1.188.798 8,182
2018 75.738 1.312.377 5,771
2019 51.492 1.265.913 4,068
2020 -57.388 1.119.077 -5,128
GJTL 2015 -313.326 17.509.505 -1,789
2016 626.561 18.349.887 3,415
2017 45.028 18.191.176 0,248
2018 -74.557 19.711.478 -0,378
2019 269.107 18.856.075 1,427
2020 318.914 17.781.660 1,793
IMAS 2015 77.510 24.860.956 0,312
2016 -89.919 25.633.341 -0,351
2017 -59.778 31.440.443 -0,190
2018 98.775 40.955.995 0,241
2019 121.770 44.697.970 0,272
2020 -675.710 48.408.700 -1,396
INDS 2015 19.340 2.108.922 0,917
2016 49.556 2.477.273 2,000
2017 113.640 2.434.617 4,668
2018 110.687 2.482.338 4,459
2019 101.466 2.834.424 3,580
2020 58.751 2.826.260 2,079
AUTO 2015 322.701 14.339.110 2,250
2016 483.421 14.612.274 3,308
2017 547.781 14.762.309 3,711
2018 680.801 15.889.648 4,285
2019 853.509 16.015.709 5,329
2020 -41.129 15.180.094 -0,271
Itangible Assets (X5)
Aset tidak
Kode Tahun Total Penjualan
terwujud (Jt ITA
(Jt Rp)
Rp)
ASII 2015 2.039.000 184.196.000 0,011
2016 2.072.000 181.084.000 0,011
2017 4.846.000 206.057.000 0,024
2018 5.230.000 239.205.000 0,022
2019 11.972.000 237.166.000 0,050
2020 11.337.000 175.046.000 0,065
BOLD 2015 3.751 858.650 0,004
2016 5.737 1.051.070 0,005
2017 6.815 1.047.701 0,007
2018 8.378 1.187.195 0,007
2019 9.050 1.206.818 0,007
2020 4.913 788.873 0,006
GJTL 2015 9.436 12.115.363 0,001
2016 11.732 13.633.556 0,001
2017 12.432 14.146.918 0,001
2018 12.955 15.349.939 0,001
2019 13.922 15.939.421 0,001
2020 10.828 13.434.592 0,001
IMAS 2015 55.457 18.099.979 0,003
2016 59.211 15.049.532 0,004
2017 68.291 15.417.255 0,004
2018 71.228 17.544.709 0,004
2019 74.883 18.615.129 0,004
2020 67.223 15.230.426 0,004
INDS 2015 21.897 1.659.506 0,013
2016 22.426 1.637.037 0,014
2017 22.873 1.967.983 0,012
2018 24.321 2.400.062 0,010
2019 23.227 2.091.492 0,011
2020 22.194 1.626.191 0,014
AUTO 2015 86.232 11.723.787 0,007
2016 89.751 12.806.867 0,007
2017 79.138 13.549.857 0,006
2018 88.394 15.356.381 0,006
2019 84.084 15.444.775 0,005
2020 64.314 11.869.221 0,005
Bonus Plan (X6) transfer pricing (Y)
Kode Year Laba Bersih t Laba Bersih
BP dummy
(Jt Rp) t-1 (Jt Rp)
ASII 2015 15.613.000 22.131.000 70,548 1
2016 18.302.000 15.613.000 117,223 1
2017 23.121.000 18.302.000 126,330 1
2018 27.372.000 23.121.000 118,386 1
2019 26.621.000 27.372.000 97,256 0
2020 18.571.000 26.621.000 69,761 0
BOLD 2015 97.680 115.247 84,757 0
2016 117.464 97.680 120,254 0
2017 97.271 117.464 82,809 0
2018 75.738 97.271 77,863 0
2019 51.492 75.738 67,987 0
2020 -57.388 51.492 -111,450 0
GJTL 2015 -313.326 283.016 -110,710 0
2016 626.561 -313.326 -199,971 0
2017 45.028 626.561 7,187 0
2018 -74.557 45.028 -165,579 0
2019 269.107 -74.557 -360,941 0
2020 318.914 269.107 118,508 0
IMAS 2015 77.510 -65.453 -118,421 0
2016 -89.919 77.510 -116,010 0
2017 -59.778 -89.919 66,480 0
2018 98.775 -59.778 -165,236 0
2019 121.770 98.775 123,280 0
2020 -675.710 121.770 -554,907 0
INDS 2015 19340 127820 15,131 0
2016 49556 19.340 256,236 0
2017 113640 49.556 229,316 0
2018 110687 113.640 97,401 0
2019 101466 110.687 91,669 0
2020 58751 101.466 57,902 0
AUTO 2015 322.701 954.086 33,823 1
2016 483.421 322.701 149,805 1
2017 547.781 483.421 113,313 1
2018 680.801 547.781 124,283 1
2019 853.509 680.801 125,368 1
2020 -41.129 853.509 -4,819 1
Lampiran 3 Hasil Analisis Data

LAMPIRAN
Descriptives

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Pajak 36 -2.6297 1.4850 .231067 .5968286
Tunneling Incentive 36 4.5884 96.3590 51.939567 32.3762704
Debt Covenant 36 .0989 3.7510 1.153128 1.0438105
Profitabilitas 36 -5.1282 10.6334 3.204058 3.5664236
Itangible Assets 36 .0008 .0648 .009986 .0130033
Bonus Plan 36 -554.9068 256.2358 20.412056 161.5384577
Keputusan Melakukan 36 .0000 1.0000 .277778 .4542568
Transfer Pricing
Valid N (listwise) 36

Logistic Regression

Case Processing Summary


Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in 36 100.0
Analysis
Missing Cases 0 .0
Total 36 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 36 100.0

Dependent Variable Encoding


Internal
Original Value Value
Tidak Melakukan 0
Transfer Pricing
Melakukan Transfer 1
Pricing
Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c
Coefficients
Iteration -2 Log likelihood Constant
Step 0 1 42.573 -.889
2 42.541 -.955
3 42.541 -.956

Classification Tablea,b
Predicted
Keputusan Melakukan
Transfer Pricing
Tidak
Melakukan Melakukan
Transfer Transfer Percentage
Observed Pricing Pricing Correct
Step Keputusan Tidak Melakukan 26 0 100.0
0 Melakukan Transfer Pricing
Transfer Pricing Melakukan 10 0 .0
Transfer Pricing
Overall Percentage 72.2

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.956 .372 6.594 1 .010 .385

Variables not in the Equationa


Score df Sig.
Step 0 Variables Pajak .432 1 .511
Tunneling 14.544 1 .000
Incentive
Debt Covenant 4.023 1 .045
Profitabilitas 2.752 1 .097
Itangible Assets .020 1 .888
Bonus Plan 3.237 1 .072
Block 1: Method = Forward Stepwise (Conditional)

Iteration Historya,b,c,d,e
Coefficients
-2 Log Tunneling Itangible
Iteration likelihood Constant Incentive Assets
Step 1 1 28.132 -2.742 .036
2 22.993 -4.819 .063
3 20.245 -7.489 .097
4 18.846 -10.824 .138
5 18.367 -14.061 .178
6 18.306 -15.717 .199
7 18.305 -15.956 .202
8 18.305 -15.960 .202
9 18.305 -15.960 .202
Step 2 1 27.401 -2.648 .037 -18.033
2 20.928 -4.907 .070 -35.389
3 16.132 -8.597 .121 -58.560
4 12.274 -14.817 .203 -86.774
5 7.515 -29.335 .392 -139.075
6 3.123 -57.545 .763 -247.252
7 1.208 -89.113 1.179 -364.092
8 .462 -121.928 1.611 -479.355
9 .176 -155.683 2.055 -596.211
10 .066 -190.280 2.509 -715.362
11 .025 -225.586 2.973 -836.522
12 .009 -261.464 3.444 -959.311
13 .003 -297.805 3.921 -1083.425
14 .001 -334.526 4.403 -1208.654
15 .000 -371.569 4.890 -1334.845
16 .000 -408.887 5.379 -1461.882
17 .000 -446.444 5.873 -1589.667
18 .000 -484.205 6.368 -1718.108
19 .000 -522.142 6.866 -1847.126
20 .000 -560.229 7.366 -1976.644
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 24.235 1 .000
Block 24.235 1 .000
Model 24.235 1 .000
Step 2 Step 18.305 1 .000
Block 42.541 2 .000
Model 42.541 2 .000

Model Summary
-2 Log Cox & Snell Nagelkerke R
Step likelihood R Square Square
1 18.305a .490 .707
2 .000 b
.693 1.000

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square df Sig.
1 11.111 7 .134
2 .000 7 1.000

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test


Keputusan Melakukan Keputusan Melakukan
Transfer Pricing = Tidak Transfer Pricing =
Melakukan Transfer Pricing Melakukan Transfer Pricing
Observed Expected Observed Expected Total
Step 1 1 4 4.000 0 .000 4
2 2 2.000 0 .000 2
3 6 6.000 0 .000 6
4 6 5.985 0 .015 6
5 4 3.257 0 .743 4
6 2 1.393 0 .607 2
7 0 2.707 6 3.293 6
8 2 .562 2 3.438 4
9 0 .096 2 1.904 2
Step 2 1 4 4.000 0 .000 4
2 4 4.000 0 .000 4
3 4 4.000 0 .000 4
4 3 3.000 0 .000 3
5 4 4.000 0 .000 4
6 4 4.000 0 .000 4
7 3 3.000 1 1.000 4
8 0 .000 5 5.000 5
9 0 .000 4 4.000 4

Classification Tablea
Predicted
Keputusan Melakukan
Transfer Pricing

Tidak Percentage
Observed Melakukan Melakukan Correct
Step 1 Keputusan Tidak Melakukan 24 2 92.3
Melakukan Transfer Transfer Pricing
Pricing Melakukan Transfer 0 10 100.0
Pricing
Overall Percentage 94.4
Step 2 Keputusan Tidak Melakukan 26 0 100.0
Melakukan Transfer Transfer Pricing
Pricing Melakukan Transfer 0 10 100.0
Pricing
Overall Percentage 100.0

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1 Tunneling
a
.202 .101 4.020 1 .045 1.224
Incentive
Constant -15.960 8.035 3.946 1 .047 .000
Step 2 Tunneling
b
7.366 388.734 .000 1 .985 1582.014
Incentive
Itangible Assets -1976.644 159419.445 .000 1 .990 .000
Constant -560.229 29564.969 .000 1 .985 .000
a. Step 1: Tunneling Incentive .
b. Step 2: Itangible Assets.

Correlation Matrix
Tunneling
Constant Incentive Itangible Assets
Step 1 Constant 1.000 -.997
Tunneling Incentive -.997 1.000
Step 2 Constant 1.000 -.999 .659
Tunneling Incentive -.999 1.000 -.679
Itangible Assets .659 -.679 1.000

Model if Term Removeda


Change in -2
Model Log Log Sig. of the
Variable Likelihood Likelihood df Change
Step 1 Tunneling -25.882 33.458 1 .000
Incentive
Step 2 Tunneling -31.150 62.300 1 .000
Incentive
Itangible Assets -75.710 151.419 1 .000

Variables not in the Equation


Score df Sig.
Step 1 Variables Pajak .159 1 .690
Debt Covenant 5.960 1 .015
Profitabilitas .001 1 .971
Itangible Assets 13.065 1 .000
Bonus Plan 1.750 1 .186
Overall Statistics 16.049 5 .007
Step 2 Variables Pajak .000 1 .996
Debt Covenant .003 1 .958
Profitabilitas .000 1 .998
Bonus Plan .000 1 1.000
Overall Statistics .017 4 1.000
LAMPIRAN
UJI PLAGIAT SKRIPSI
PROGRAM SARJANA PRODI AKUNTANSI UBHARA JAYA

Nama : Fajar Nugraha


NPM : 201810315106
Program Studi : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Pajak Penghasilan, Insentif Tunneling, Kontrak
Liabilitas, Profitabilitas, Aset Tidak Berwujud, Dan Rencana
Bonus Terhadap Keputusan Manajemen Dalam Melakukan
Harga Transfer Pada Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan hasil uji plagiarisme menggunakan Turnitindinyatakan bahwa hasil


adalah sebesar 81% dan total plagiarisme sebesar 19%. Syarat terpenuhinya uji
plagiarisme sebesar 30%. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji plagiarisme
lebih kecil dibandingkan dengan batas maksimal yang telah ditentukan atau 19%
< 30%. Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa pada penelitian yang
dilakukan memenuhi syarat uji plagiarisme.

Jakarta, 11 Januari 2022


Mengetahui,

Dr. Gilbert Rely, S.E., S.H., Ak., M.Ak., MBA


NIDN 033 003 6402
LAMPIRAN
UJI REFERENSI SKRIPSI
PROGRAM SARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BHAYANGKARAN JAKARTA RAYA

Nama : Fajar Nugraha


NPM : 201810315106
Program Studi : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Pajak Penghasilan, Insentif Tunneling, Kontrak
Liabilitas, Profitabilitas, Aset Tidak Berwujud Dan Rencana
Bonus Terhadap Keputusan Manajemen Dalam Melakukan
Harga Transfer Pada Bursa Efek Indonesia

BAB I
No Nama Belakang Penulis, Inisial Nama Depan. Tahun Paraf
Publikasi. Judul Buku. Kota: Penerbit. Pembmbing
1 Rosa, R., Andini, R., & Raharjo, K. 2017. Pengaruh
Pajak, Tunneling Insentive, Mekanisme Bonus,
Debt Covenant Dan Good Corperate Gorvernance
(GCG) Terhadap Transaksi Transfer Pricing
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 – 2015).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 3(3), pp. 1 – 19.
2 Saraswati, G. A. R. S., & Sujana, I. K. (2017).
Pengaruh pajak, mekanisme bonus, dan tunneling
incentive pada indikasi melakukan transfer
pricing. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 19(2), pp. 1000-1029.
3 Mispiyanti. 2015. Pengaruh Pajak, Tunneling
Incentive dan Mekanisme Bonus Terhadap
Keputusan Transfer Pricing. Jurnal Akuntansi &
Investasi, 15(1), pp. 62 – 72.
4 Noviastika, D., Mayowan, Y., & Karjo, S. (2016).
Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive Dan Good
Corporate Governance (GCG) Terhadap Indikasi
Melakukan Transfer Pricing Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (Studi Pada Bursa Efek Indonesia Yang
Berkaitan Dengan Perusahaan Asing). Jurnal
Perpajakan, 8(1), Pp.1-9.
5 Kurniawan, A. M. 2015. Pajak Internasional. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
6 Setiawan, H. 2014. Transfer Pricing Dan Risikonya
Terhadap Penerimaan Negara. Jurnal online:
http://kemekeu.go.id
7 Yuniasih, N. W., Rasmini, N. K., & Wirakusuma, M.
G. 2012. Pengaruh Pajak Dan Tunneling Incentive
Pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan
Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 15,
Banjarmasin.
8 Marfuah., & Azizah, A. P. N. 2014. Pengaruh Pajak,
Tunneling Incentivedan Exchange Rate Pada
Keputusan Transfer Pricing Perusahaan. Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia, 18(2), pp. 156
– 165.
9 Nugraha, A. K. 2016. Analisis Pengaruh Beban Pajak,
Tunneling Incentive, Dan Mekanisme Bonus
Terhadap Transfer Pricing Perusahaan
Multinasional Yang Listing Di Bursa Efek
Indonesia. Under Graduates Thesis, Universitas
Negeri Semarang.
10 Putri, W. A. 2018. Prinsip Kewajaran dan Dokumen
sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing
di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Dan
Keuangan, 6(1), pp. 1 – 10.
11 Shintya, D. (2019). Pengaruh Pajak, Mekanisme
Bonus, Tunneling Incentive, Dan Debt Covenant
Terhadap Transfer Pricing Pada Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Periode
2015–2017. Doctoral dissertation, Riau:
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau.
12 Sari, E. P., & Mubarok, A. (2018). Pengaruh
Profitabilitas, Pajak dan Debt Covenant Terhadap
Transfer Pricing (Studi Empiris Perusahaan
Manufaktur Terdaftar di BEI Tahun 2012-2016).
Proseding Seminar Nasional Akuntansi, 1(1), pp.
1-7.
13 Junaidi, A., & Yuniarti, N. 2020. Pengaruh Pajak,
Tunneling Incentive, Debt Covenant Dan
Profitabilitas Terhadap Keputusan Melakukan
Transfer Pricing (Study Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2013-
2017). Jurnal Ilmiah Akuntansi, Manajemen &
Ekonomi Islam, 3(1), pp. 31 – 44.
14 Jafri, H. E., & mustikasari, E. 2018. Pengaruh
Perencaan Pajak, Tunneling Incentive dan Aset
Tidak Berwujud Terhadap Perilaku Transfer
pricing pada Perusahaan Manufaktur yang
Memiliki Hubungan Istimewa yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016. Berkala
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(2), pp. 63 –
77.
15 Johnson, N. B. 2006. Discussion of Divisional
performance measurement and transfer pricing for
intangible assets. Review of Accounting Studies,
11(2): 367–376.
16 Deanti. L. R., & Haribowo, I. 2017. Pengaruh Pajak,
Intangible Assets, Leverage, Profitabilitas, Dan
Tunelling Incentive Terhadap Keputusan Transfer
Pricing Perusahaan Multinasional Indonesia.
Skripsi Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
17 Purwanti, Lilik. 2010. Kecakapan Managerial, Skema
Bonus, Managemen Laba, dan Kinerja
Perusahaan. Jurnal Aplikasi Manajemen,8(2), pp.
1 – 9.
18 Saifudin., & Putri, L, S. 2018. Determinasi Pajak,
Mekanisme Bonus, Dan Tunneling Incentive
Terhadap Keputusan Transfer Pricing Pada
Emiten BEI. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2(1), pp.
32 – 43.

BAB II
No Nama Belakang Penulis, Inisial Nama Depan. Tahun Paraf
Publikasi. Judul Buku. Kota: Penerbit. Pembmbing
1 Jensen, M. C., & Meckling, W. H. 1976. Theory of
The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and
Ownership Structure. Journal of Financial
Economics, 3, pp. 305-360.
2

3 Indrasti, A. W. 2016. Pengaruh Pajak Kepemilikan


Asing,, Bonus Plan Dan Debt Covenant Terhadap
Keputusan Perusahaan Untuk Melakukan Transfer
Pricing (Studi Empiris Pada Perusahaan
Mmanufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2015). Profita, 9(3), p. 348
– 371.
4 Resmi, S. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 8.
Jakarta: Salemba Empat
5 Lubis, R. H. 2018. Pajak Penghasilan. Yogyakarta:
Andi.
6 Suandy, E. 2011. Perencanaan Pajak, Edisi 5. Jakarta:
Salemba Empat.
7 Ilyas, W., & Burton, R. 2013. Hukum Pajak, Edisi 6.
Jakarta: Salemba Empat.
8 Mardiasmo. 2016. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.
9 Liansheng, W., Wang, Y., Gillis, P., & Luo, W. 2007.
State Ownership, Tax Status, and Size Effect of
Effective Tax Rate in China. Journal of
Accounting and Public Policy, 26(6).
10 Hartati, W., Desmiyawati., & Julita. 2015. Tax
Minimization, Tunneling Incentive dan
Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer
Pricing Seluruh Perusahaan yang Listing di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal SNA.
111 Wafiroh, N. L., & Hapsari, N. N. 2015. Pajak,
Tunneling Incentive, dan Mekanisme Bonus pada
Keputusan Transfer Pricing. Jurnal Akuntansi
Berkelanjutan Indonesia, 6(2), 157–168.
12 Viviany, S., Sari,,, R. N., & Natariasari, R. 2018.
Pengaruh Tarif Pajak, Tunneling Incentive,
Mekanisme Bonus Dan Exchange Rate
Terhadaptransfer Pricing (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufakturyang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2013-2016). Jurnal Online
Mahasiswa, 1(1), pp. 1 – 15.
13 Verawaty, V., Merina, C., & Kurniawati, I. 2016.
Analisis Pengembangan Corporate Value
berdasarkan Keputusan Investasi dan Pendanaan,
Struktur Kepemilikan serta Kebijakan Dividen
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Berkala Akuntansi dan
Keuangan Indonesia, 3(29).
14 Meidiawati, K., & Mildawati, T. 2016. Pengaruh Size,
Growth, Profitabilitas, Struktur Modal, Kebijakan
Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu
dan riset Akuntansi, 5(2), pp. 1 – 16.
15 Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
16 Brigham, E. F., & Houston, J. F. 2011. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan Terjemahan. Jakarta:
Salemba Empat.
17 Tampubolon, K., & Zulham, A. F. 2018. Transfer
Pricing dan Cara Membuat TP Doc. Yogyakarta:
Deepublish.
18 Refgia, T., Ratnawati, V., & Rusli, R.
(2017). Pengaruh pajak, mekanisme bonus,
ukuran perusahaan, kepemilikan asing, dan
tunneling incentive terhadap transfer pricing
(perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang
listing di bei tahun 2011-2014). Doctoral
dissertation, Riau University.
19 Pamungkas, T. N., & Nurcahyo, B. (2018). The Role
of Multinationality and Transfer Pricing on the
Effect of Good Corporate Governance (GCG) and
Company’s Performance in Tax Avoidance.
Journal of Global Economics, 6(1).
20 Pohan, C. A. 2018. Pedoman Lengkap Pajak
Internasional. Jakarta: Mitra Wacana Media.
21 Aurinda. 2018. Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Perusahaan untuk
Melakukan Transfer Pricing. Skripsi Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung.
22 Mulyanah, R. E., & Rosharlianti, Z. (2021). Pengaruh
Pajak, Bonus Plan, Kepemilikan Asing Dan Debt
Covenant Terhadap Keputusan Perusahaan
Melakukan Transfer Pricing. Sakuntala:
Prosiding Sarjana Akuntansi Tugas Akhir Secara
Berkala, 1(1), pp. 268-284.

BAB III
No Nama Belakang Penulis, Inisial Nama Depan. Tahun Paraf
Publikasi. Judul Buku. Kota: Penerbit. Pembmbing
1 Sujarweni,, V, W. 2018. Metodologi Penelitian Bisnis
dan Ekonomi Pendekatan Kuantitatif.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
2 Waluyo& Ilyas, W. B. 2002. Perpajakan Indonesia.
Jakarta: Salemba Empat.
3 Ginting, D. B., Triadiarti, Y., & Purba, E. L. (2017).
Pengaruh Profitabilitas, Pajak, Mekanisme Bonus,
Kepemilikan Asing, Debt Covenant Dan
Intangible Assets Terhadap Transfer Pricing
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015–2017). 
Jurnal Akuntansi, Keuangan & Perpajakan
Indonesia, 7(2), pp.32-40.
4 Mutamimah. 2009. Tunneling Atau Value Added
dalam Strategi Mmerger dan Akuisi di Indonesia.
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 2(2).
5 Sudarmadji, A. M., & Sularto, L. 2007. Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, leverage, dan
Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas
Voluntary Disclosure Laporan Keuangan
Tahunan. Proceeding PESAT, 2(1).
6 Wulandari, R., Anisa, D. N., Irawati, W., & Mubarok,
A. (2021). Transfer Pricing: Pajak, Mekanisme
Bonus, Kontrak Hutang, Nilai Tukar dan
Multinasionalitas. Jurnal Akuntansi Berkelanjutan
Indonesia, 4(3), pp. 325-341.
7 Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
8 Ghozali, I. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS 25. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Jakarta, 2 Januari 2022


Dosen Pembimbing

Dr. Gilbert Rely, S.E., S.H., Ak., M.Ak., MBA


NIDN 033 003 6402
LAMPIRAN
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS

Data Pribadi
Nama : Fajar Nugraha
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 21 Januari 1992
Agama : Kristen Protestan
Email : fajarnugraha240118@gmail.com
Alamat : Jln. Sido Makmur II Rt. 005 Rw. 003 No.06,
Kalibang Tengah – Bekasi Utara
Pendidikan Terakhir
SD Mutiara 17 Agustus ( 1998 – 2004 )
SMP Mutiara 17 Agustus ( 2004 – 2007 )
SMA Negeri 14 Kota Bekasi ( 2007 – 2010 )

Pengalaman Kerja
1. PT. NSKBearing Manufacturing Indonesia 2010 – 2012 Operator
2. PT. Suzuran Indonesia 2013 – 2015 Operator
3. PT. International Consultant Solutions 2016 – saat ini Pajak

Jakarta, 2 Januari 2022

Fajar Nugraha

Anda mungkin juga menyukai