PENDAHULUAN
Pajak iuran masyarakat untuk negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang wajib membayar menurut peraturan-peraturan umum yang berhubungan dengan
tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan (Gatot S.M.2009), saat melakukan
perhitungan dan pembayaran pajak, perusahaan melakukan upaya agar beban yang
ditimbulkan dari pajak dapat ditekan sekecil mungkin untuk memperoleh peningkatan laba
bersih setelah pajak yang akan berdampak pada nilai perusahaan (firm value). Denan
melakukan perencanaan pajak atau tax planning. Tax planning merupakan Tindakan
penstrukturan yang terkait dengan konsekuensipotensi pajak, yang penekanannya pada
pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajak bertujuan mengefisiensi jumlah
pajak yang di transfer ke pemerintah.
Pajak juga untuk mengatur perekonomian negara. (Gatsi, Gadzo dan
Kportorgbi, 2013), memainkan peran dari sektor manufaktur karena adanya kebijakan
pajak, selain menghasilkan pendapatan bagi negara. Hal ini dapat digunakan sebagai jalan
untuk melindungi industri yang sedang masa pertumbuhan, membuat intensif dari bagi
investor untuk berinvestasi di daerah-daerah tertentu dari ekonomi atau untuk membuat
disinsentif untuk kegiatan lain.
Perencanaan dapat di lihat dengan prespektif teori tradisional, bahwa
aktivitas perencanaan pajak untuk menstransfer kesejahteraan dari negara kepada
pemegang saham (Desai dan Dharmapala, 2006). Dengan aktivitas Tindakan terstruktur
agar beban pajak serendah mungkin dengan memanfaaatkan peraturan yang ada untuk
memperoleh peningkatan laba setelah pajak yang akan berdampak pada peningkatan nilai
perusahaan, dengan mengabaikan tingkat compliance perusahaan. Perencanaan juga dapat
dilihat dengan prespektif agency theory, bahwa melalui aktivitas perencanaan pajak dapat
memfasillitasi kesempatan manajerial untuk melakukan Tindakan oportunisme dengan
memanipulasi kesempatan manajerial untuk melakukan Tindakan oportunitisme dengan
memanipulasi laba atau penempatan sumber daya yang tidak sesuai dengan manipulasi
laba atau penempatan sumber daya yang tidak sesuai dengan serta kurang transparan dalam
menjalankan operasioanl perusahaan sehingga perencanaan pajak berdampak negatif
terhadap negatif terhadap nilai perusahaan (Desai dan Dharmapala, 2006, Freise et.al,
2006, dan Minnick et.al, 2010).
Tarif pajak perusahaan yang datang dalam tarif tengah menuju tinggi dan
kelipatan pajak lainnya yang menyebabkan pada tarif pajak yang berlaku tinggi jauh di atas
hukum perusahaan tarif pajak penghasilan. Dengan di perkenalkannya teknologi informasi
pajak, sekitar empat puluh pajak yang berbeda yang dikenakan pada perusahaan individu
(Pajak dan Retribusi, Daftar Disetujui untuk koleksi Act 1998, Bammeke, 2021). Pajak
yang berasal dari tingkat berbagai tingkat pajak yang berbeda, berada dalam tumpeng
tindih pemerintah dan yang tugas diambil dari organisasi perusahaan. Efek dari pemerasan
ini adalah struktur biaya yang tinggi untuk perusahaan (Nawaobia, 2014), untuk
menyepakati dengan (Akpomi, 2008) bahwa kebijakan pajak mendefinisikan biaya struktur
perusahaan seperti yang diperhitungkan dalam harga itu satu dari berbagai hal yang tidak
akan gagal. Selain itu, biaya pajak dan pembayaran akan menguras penghasilan individu
serta keuntungan yang didistribusikan dari organisasi perusahaan. Pajak ini pada
kenyataannya diartikan ke biaya yang besar untuk organisasi dan jika tidak direncanakan
dan di kelola dapat negatif pada bawahan, arus kas dan kapasitas uintuk berinvestasi.
Untuk mengurangi dampak dari likuiditas pada pajak dan profitabilitas badan hukum dan
ekstensi nilai perusahaan, perencanaan pajak menjadi hal yang wajib. Tetapi tidak sedikit
yang mengabaikan strategi yang dapat merekaadopsi secara hukum untuk mengurangi
beban pajak. Otoritas pajak dapat menaik turunkan kemungkinan terbesar dari suatu
sumber organisasi dan tidak dapat dibiarkan.
Perusahaan lebih memilih membayar pajak lebih rendah atau mendapatkan
beberapa penghematan pajak atas pajak yang terutang. Tujuan utama dari perusahaan
untuk memaksimalkan laba setelah pajak dengan meminimalkan keseluruhan tarif pajak
perusahaan secara efektif. Perusahaan besar memiliki sumber daya yang cukup memiliki
peluang untuk melakukan strategi perencanaan pajak dengan memanfaatkan insentif pajak
yang diberikan.
Manajemen pajak sebagai sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan
dengan benar dengan jumlah pajak yang di bayar dapat ditekan serendah mungkin untuk
memperoleh laba dan likuiditas yang di harapkan. Manajemen pajak berupaya untuk
melakukan penghematan pajak secara legal. Dipastikan setiap negara menjalin hubungan
dengan negara lainnya untuk mengadakan transaksi yang saling menguntungkan antar
negara.
Transaksi INternasional berupa impor barang dari luar negeri, ekspor
barang ke luar negri merupakan bagian transaksi perdagangan internasional. Transaksi
yang dilakukan mengakibatkan penduduk dari salah satu negara untuk memperoleh
penghasilan. Yang memperoleh penghasilan dapat disebut subjek pajak, dan hasil yang
diperoleh adalah objek pajak. Pada dasarnya manajemen pajak bertujuan memperoleh
likuiditas dan laba yang cukup dan mengatur supaya tidak lebih bayar dari jumlah
semestinya.
Pajak merupakan hak dan kewajiban wajib pajak, tetapi pengusaha dan
hamper seluruh wajib pajak berasumsi membayar pajak dapat mengurangi asset. Bagi
pengusaha pajak merupakan biaya yang dapat mengurangi laba perusahaan, sehingga
pengusaha cenderung menghindari kewajiban perpajakan dengan melakukan tindakan pada
laporan keuangan yang diolah supaya hasil rekayasa laporan keuangan memberi dampak
membayar pajak serendah rendahnya terhadap perusahaan. Peneliti terdahulu yang di
lakukan Novayanti (2012) menyatakan bahwa semakin besar laba yang diperoleh maka
jumlah pajak yang harus dibayar juga semakin besar pula. Banyak perusahaan melakukan
kecurangan terhadap undang-undang perpajakan dengan sengaja ataupun tidak sengaja.
Rekayasa perpajakan bisa dilakukan dengan tanpa melanggar undang-undang perpajakan
dengan melakukan tax planning yang mengharuskan wajib pajak pribadi atau badan
mengetahui detailnya undangn-undang terkait dengan perpajakan sesuai dengan usaha
Wajib Pajak Pribadi atau Badan.
Perusahaan yang sebagai Wajib Pajak juga harus dan wajib mematuhi dan
melaksanakan kerwajiban perpajakan sesuai dengan peratiran yang berlaku yang
menyebabkan perusahaan melakukan berbagai upaya agar dapat menghemat pengeluaran
dari segi beban pajak. Manajemen pajak adalah strategi yang dilakukan perusahaan sebagai
upaya untuk efisiensi perpajakan perusahaan seperti pajak penghasilan, pajak pertambahan
nilai barang atau jasa, pajak penjualan atas barang mewah dengan cara memenuhi
kewajiban perpajakan dengan benar sesuai undang-undang. Dengan cara penghematan
apenghematan adalah dengan melaksanakan manajemen pajak yang baik. Pengelolaan
kewajiban perpajakan yang tidak baik dapat memberikan dampak memberikan dampak
yang sangat merugikan bagi perusahaan yang sangat merugikan bagi perusahaan. Suandy
(2008:6) menyatakan manajemen pajak adalah suatu cara yang dapat dilakukan tanpa harus
melanggar hukum sebagai upaya pemenuhan kewajiban perpajakan namun pajak yang
dibayarkan dapat lebih rendah. Upaya tersebut juga sebagai perencanaan pajak, yaitu
upaya pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar dan tyepat waktu sehingga
meminimalisir pemborosan sumber daya.
Upaya penghematan beban pajak dapat dilakukan dengan cara legal melalui
perencanaan pajak tanpa harus melanggar peraturan yang berlaku dengan memanfaatkan
celah-celah hukum yang ada. Meminimalkan jumlah beban pajak dapat di lakukan juga
dengan cara penghindaran pajak (tax avoidance) yang merupakan istilah perencanaan pajak
yang digunakan untuk menandakan bahwa pembayar pajak telah menggunakan skema
yang sah untuk mengurangi kewajiban perpajakan mereka (potas, 1993). Secara sederhana
penghindaran pajak (tax avoidance) didefinisikan sebagai pengatur segala urusan
perpajakan perusahaan untuk meminimalkan pajak dengan cara yang konsisten dengan
hukum menurut logue (dalam mcmaupun dengan cara penglaren 2008). Maupun dengan
cara penggelapan pajak (tax evasion) yaitu penggelapan pajak yanmg melibatkan sebuah
unsur kesenjangan untuk melanggar hukum dalam pembayaran pajak. Menurut Adawiah
(2011), untuk melaksanakan tax avoidance secara baik dan tidak terjebak dalam tax
evasion, maka diperlukan adanya suatu manajemen pajak (tax management).
Cao dan xu (2009) menyatakan bahwa, suatu perusahaan memiliki ruang
besar untuk melakukan efisiensi pajak atas pajak penghasilan karena pajak penghasilan
perusahaan menempati status yang penting dalam pembayaran pajak. Suandy (2011)
menyatakan, manajer wajib menekan biaya pajak seoptimal mungkin untuk meningkatkan
efisiensi dan daya saing perusahaan dengan melakukan pengelolaan kewajiban perpajakan
yang dilakukan dengan suatu manajemen pajak (tax management) yang merupakan bagian
dari manajemen keuangan. Sehingga tujuan dari amanjemen pajak harus sejalan dengan
tujuan dari manajemen keuangan, dengan memperoleh likuiditas dan laba yang memadai.
Prematasari (2004), manajemen pajak merupakan suatu pengelolaan kewajiban perpajakan
perusahaan agar kewajiban perpajakan perusahaan dapat dilakukan dengan benar sesuai
perundang-undangan perpajakan yang berlaku,supaya jumlah pajak yang terutang dapat
diminimalkan seefisien mungkin untuk bisa mendapatkan keuntungan yang di harapkan
dengan tidak melakukan nupaya-upaya pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang
dapat menimbulkan sanksi perpajakan. Suandy (2011) tujuan manajemen pajak di bagi
menjadi dua, yaitu dengan menerapkan segala ketentuan perpajakan dan upaya efisiensi
pajak penghasilan untuk dapat tercapai dengan cara menerapkan secara efektif fungsi-
fungsi manajemen pajak, yang meliputi tax planning, tax implementation, dan tax control.
Definisi Perencanaan Pajak
perencanaan pajak upaya untuk meminimumkan kewajiban pajak yang
bertujuan merekayasa agar beban pajak (tax burden) serendah mungkin dengan
memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuatan undang-
undang maka perencanaan pajak (tax planning) sama dengan tax avoidance secara hakikat
ekonomis keduanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak, pajak
merupakan unsur pengurang laba yang tersedia dengan baik untuk dibagi pemegang saham
maupun diinvestasikan Kembali (suandy, 2011).
Pajak merupakan pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan
akan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Pajak salah satu
sumber penerimaan negara dan merupakan yang paling besar sehingga pajak wajib
dipahami, dipelajari dan di praktekan dengan baik.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang berhutang oleh orang
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dimana dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara sebesar-
besarnya dalam kemakmuran rakyat (Pasal 1 undang-undang No. 28 Tahun 2007 tentang
ketentuan umum dan tata cara perpajakan). Pajak di pungut berdasarkan undang-undang
demi kepentingan negara dan ditunjukkan untuk kesejahteraan rakyat (Pasal 23 ayat 2
Undang-Undang Dasar 1945).
Pajak merupakan alat yang digunakan pemerintah dalam mencapai tujuan
untuk mendapatkan penerimaan bersifat langsung maupun tidak langsung dari masyarakat,
maka diperlukannya kesadaran masyarakat dan pentingnya membayar pajak. Soemitro
dalam mardiasmo (2006) menyatakan bahwa pajak merupakan iuran wajib rakyat kepada
kas negara berdasar Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) digunakan untuk membiayai
pengeluaran umum negara dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung.
Beberapa jenis pajak yang dikelola pusat yaitu pajak penghasilan, pajak
tambahan nilai (PPN), pajak penjualan atas barang mewah (PPh BM), Bea Materai, Pajak
Bumi Bangunan (PBB), dan bea Perolehan Hak katas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Ada
juga beberapa jenis pajak yang di kelola oleh pemerintah Daerah meliputi Pajak Propinsi
dan Pajak Kabupaten atau kota.
Pajak penghasilan dikenakan atas penghasilan yang diterima tau diperoleh
orang pribadi, perseorangan maupun badan. Dasar hukum Pajak Penghasilan di Indonesia
di atur dalam undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas Undang-
Undang nomor 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan. Judisseno(2005) menyatakan
Pajak Penghasilan adalah suatu pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang
berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima dan diperoleh dalam tahun pajak untuk
kepentingan negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu
kewajiban yang harus di laksnakan.
Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas dan wajib pajak badan di Indonesia wajib menyelenggrakan pembukuan (Pasal 28
ayat 1 Undang-Undang Perpajakan No. 16 Tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata
cara perpajakan). Pajak penghasilan badan atau perusahaan merupakan salah satu subjek
pajak penghasilan yang dikenakan tarif sebesar 25% dari jumlah penghasilan kena pajak
dan terdapat fasilitas pengurangan pengurangan tarif sebesar 50% bagi yang memiliki
peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000 dalam satu tahun pajak.
Syarat yang harus dilakukan untuk dapat menyelenggarakan manajemen pajak yang baik:
1. Pemahaman ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Penempatan personil yang kompeten dan professional
3. Penyelenggaraan akuntansi yang terverifikasi.
Penghematan pajak suatu cara legal yang dilakukan wajib pajak meminimalisir utang pajak
dengan menahan diri tidak melakukan transaksi yang terkena pajak pertambahan nilai atau
sengaja mengurangi jam kerja atau memperbesar biaya operasional yang menyebabkan
Penghasilan Kena Pajak lebih kecil dan terhindar dari pengenaan pajak penghasilan besar
dengan mempersiapkan manajemen pajak yang baik. Suandy (2011) menyatakan tujuan
manajemen pajak dapat dicapai apabila perusahaan menguasai dan melaksanakan,
memahami ketentuan perpajakan dan menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi
syarat.
1. Meminimalisasi beban pajak yang terutang. Tindakan yang harus diambil dalam rangka
perencanaan pajak ter sebut berupa usaha-usaha mengefisiensikan beban pajak yang
masih dalam ruang lingkup pemajakan dan tidak melanggar peraturan per pajakan.
2. Memaksimalkan laba setelah pajak.
3. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi pemeriksaan pajak
oleh fiskus.
4. Memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar, efisien, dan efektif, sesuai dengan
ketentuan perpajakan, yang antara lain meliputi:
Suatu tindakan penghematan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak pajak secara
legal dan aman bagi wajib pajak karena tanpa bertentangan dengan ketentuan
perpajakan. Contohnya, bila kita belanja teh betol di warung, tentu tidak akan ada
pengenaan Pajak Restoran atas konsumsi tersebut, namun bila kita memesan teh bocol
di hotel atau restoran besar, kita akan terbebani pajak restoran (yang sebenarnya bisa
dihindari) sebagai implikasi perpajakannya.
g. Tax Administration/Tax Compliance
Cakupan usaha-usaha untuk memenuhi kewajiban administrasi perpajakan
dengan cara menghitung pajak secara benar, sesuai dengan ketentuan perpajakan,
kepatuhan dalam membayar dan melaporkan tepat waktu sesuai deadline
pembayaran dan pelaporan pajak yang telah ditetapkan.
h. Tax Audit
Kesimpulan dari beberapa definisi tentang tax planning atau tax management
yang dikemukakan beberapa pakar perpajakan yaitu manajemen perpajakan adalah
upaya menyeluruh yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi maupun badan usaha
melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kewajiban dan hak
perpajakannya, agar hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan dan orang pribadi,
perusahaan, atau organisasi tersebut dapat dikelola dengan baik, efisien. Sedangkan
tax planning proses mengorganisasi usaha wajib pajak dengan memanfaatkan berbagai
celah kemungkinan yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam koridor ketentuan
perpajakan (loopholes) agar perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah
minimum.
Fungsi Pajak
Fungsi manajemen pajak tersebut untuk mengatur jalannya pajak supaya dapat
diatur dan berjalan dengan baik dengan cara pengaturan pajak yang dapat dilakukan
membuat tata cara pemungutan pajak.
Pajak merupakan peranan yang sangat penting bagi kehidupan bernegara, khususnya
didalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara
untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Adapun fungsi
pajak adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Anggaran (Budgetair)
Fungsi anggaran ini bisa disebut sebagai fungsi yang terpenting bagi negara juga disebut
dengan fungsi fiskal yaitu suatu fungsi dimana hasil atau dana pajak menjadi salah satu
sumber dana kas atau keuangan negara. Dimana dana pajak yang masuk ke dalam kas
negara diatur dan disesuaikan dengan dasar hukum pajak yang berlaku. Fungsi ini
menunjukan bahwa pajak merupakan aspek penting terutama bagi pembiayaan dan
pemasukan negara.
Fungsi mengatur disini adalah pemerintah mampu menggunakan pajak sebagai aspek yang
bisa dijadikan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain pajak
bisa digunakan pemerintah untuk mengatur dan mengkondisikan situasi tertentu yang pada
intinya akan menjadikan semua situasi yang ada disuatu negara harus menguntungkan
masyarakat dalam negara tersebut.
c. Fungsi Stabilitas
Pajak juga digunakan oleh pemerintah dalam hal mengatur dan menstabilkan
perekonomian dalam negeri. Pajak bisa menjadi alat stabilitas ekonomi dalam berbagai
kondisi yang dianggap mengancam keberlangsungan jalannya perekonomian negara.
Dengan adanya pajak pemerintah memiliki banyak opsi dalam membuat dan menetapkan
sebuah kebijakan.
a. Stelsel nyata
Pengenaan pajak didasarkan objek (penghasilan) nyata, pemungutan yang baru
dilakukan pada akhir Tahun Pajak, setelah penghasilan baru dapat
sesungguhnya telah dapat diketahui
b. Stesel Anggapan
Diatur Undang-Undang pajak yang dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus
menunggu akhir tahun.
c. Stelsel Campuran
Awal tahun, besar pajak dihitung berdasar suatu anggapan, kemudian pada
akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya lebih
besar dari pajak anggapan, maka wajib pajak harus menambah kekuranganya.
Sebaliknya, apabila lebih kecil, maka kelebihannya dapat diminta Kembali.
c. Withholding System
System pemungutan pajak yang memberi wewenang pada pihak ketiga untuk
memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak. Ciri-ciri withholding Systemadalah wewenang
menentukan besarnya pajak terutang pada pihak ketiga selain fiskus dan wajib
pajak.
3. Jenis-jenis Pajak
Dasar hukum PBB adalah pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang
berbunyi “bumi dan air dan kekayaan alam terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”.
Sedangkan dasar pemungutan adalah pasal 23 ayat 2 yang berbunyi “segala
pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang”
c. Bea Materai
Pajak yang dikenakan atas dokumen bersifat perdana dan dokumen untuk
digunakan di pengadilan. Dokumen khusus terdapat beberapa aturan yang
berkaitan dengan penetapan dokumen yang termasuk jenis perpajakan.
Dokumen objek pajak yang meliputi, surat perjanjian, akta notaris, akta tanah,
surat yang memuat jumlah uang tertentu, surat berharga dan dokumen berupa
efek dengan nama dan dalam bentuk apapun selama memuat sejumlah nominal
harga diatas nilai ketetapan undang-undang Nomor 1 Tahun 1985.
Pajak tidak langsung, antara pihak pemegang beban pajak dan pihak
penanggung jawab yang berkewajiban melapor subjek pajak yang berbeda
Multitahap, pajak dikenakan setiap adanya kegiatan produksi atau distribusi
dikenai pajak yang berbeda
Pajak objektif harus sesuai dengan ketentuan yang terutang dalam hukum
berkaitan dengan objek pajaknya.
Bersifat netral, PPN tidak hanya dikenakan pada barang tetapi juga jasa
Menghindari pengenaan pajak berganda karena PPN hanya dikenakan pada
pertambahan nilai.
Perhitungan pajak berdasar pada besar pajak yang masuk dan pajak yang
keluar
Wajib Pajak
Menurut undang-undang No 16 Tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata cara
perpajakan mengatakan “wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang meliputi
pembayaran pajak, memotong pajak, pemungutan pajak dan melaporkan pajak,
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan”
Orang pajak adalah orang pribadi atau badan yang meliputi, pembayaran pajak,
pemotongan pajak dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Primandita Fitriandi,
2008).
Wajib pajak merupakan orang atau badan menurutperaturan perpajakan ditentukan
untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak (Erly Susandi, 2005).
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang diwajibkan untuk membayar jumlah
pajak yang terutang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan
tidak dapat timbal balik secara langsung dari pembayaran pajak.
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor yang diberikan keoada wajib pajak (WP) sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Fungsi NPWP :
a. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan
b. Sarana dalam administrasi perpajakan
c. Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan
d. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan
administrasi perpajakan.
kesadaran wajib pajak adalah suatu upaya atau tindakan yang disertai
dengan kemauan dan dorongan dari diri sendiri dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Wajib pajak dikatakan memiliki kesadaran apabila sesuai dengan hal-hal sebagai
berikut (Manik Asri, 2009):
1. Mengetahui adanya Undang-undang dan ketentuan perpajakan
2. Mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara.
3. Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4. Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan suka rela.
5. Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar.
Kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Jadi kepatuhan
wajib pajak dapat diartikan sebagai tunduk, taat dan patuhnya wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku (Siti Kurnia Rahayu, 2010 ;138).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak adalah keadaan dimana
wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakan. Sikap wajib pajak yang memiliki rasa tanggungjawab sebagai warga
negara bukan hanya sekedar takut akan sanksi dari hukum pajak yang berlaku, serta
wajib pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan tepat. Kewajiban
perpajakan yang dimaksud disini meliputi mendaftarkan diri sebagai wajib pajak,
menghitung dan membayar pajak terutang, membayar tunggakan pajak dan
menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT).
a. Kepatuhan Formal
Kepatuhan formal yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban
perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
b. Kepatuhan Material
Kepatuhan material yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantif
memenuhi semua material perpajakan.
Maka dapat disimpulkan bahwa bentuk kepatuhan wajib pajak dapat di bagi
menjadi dua yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material yang keduanya
menuntut bahwa wajib pajak harus memenuhi semua kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan Undang –Undang yang berlaku.
KESIMPULAN
Manfaat manajemen pajak dalam pajak penghasilan badan adalah untuk mengefisiensi
pembayaran pajak penghasilan wajib pajak badan, atau sebagai upaya pemenuhan
kewajiban perpajakan namun pajak yang dibayarkan dapat lebih rendah. Hal ini dilakukan
dengan cara tax avoidance yaitu penghindaran pajak dengan menggunakan skema yang
sah untuk mengurangi kewajiban perpajakan perusahaan.
Definisi tentang tax planning atau tax management adalah upaya menyeluruh yang
dilakukan oleh wajib pajak pribadi maupun badan usaha melalui proses perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian kewajiban dan hak perpajakannya, agar hal-hal yang
berhubungan dengan perpajakan dan orang pribadi, perusahaan, atau organisasi tersebut
dapat dikelola dengan baik, efisien. Sedangkan tax planning proses mengorganisasi usaha
wajib pajak dengan memanfaatkan berbagai celah kemungkinan yang dapat ditempuh
oleh perusahaan dalam koridor ketentuan perpajakan (loopholes) agar perusahaan dapat
membayar pajak dalam jumlah minimum.
DAFTAR PUSTAKA
Pohan, Chairil Anwar. 2018. “Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan
Bisnis” . Jakarta : PT. Gramedia.
(DOC) Paper manajemen pajak | Kiki Fatmawati - Academia.edu
BAB II.pdf (mercubuana-yogya.ac.id)