Anda di halaman 1dari 15

DASAR-DASAR MANAJEMEN PERPAJAKAN

PENDAHULUAN
Pajak iuran masyarakat untuk negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang wajib membayar menurut peraturan-peraturan umum yang berhubungan dengan
tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan (Gatot S.M.2009), saat melakukan
perhitungan dan pembayaran pajak, perusahaan melakukan upaya agar beban yang
ditimbulkan dari pajak dapat ditekan sekecil mungkin untuk memperoleh peningkatan laba
bersih setelah pajak yang akan berdampak pada nilai perusahaan (firm value). Denan
melakukan perencanaan pajak atau tax planning. Tax planning merupakan Tindakan
penstrukturan yang terkait dengan konsekuensipotensi pajak, yang penekanannya pada
pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajak bertujuan mengefisiensi jumlah
pajak yang di transfer ke pemerintah.
Pajak juga untuk mengatur perekonomian negara. (Gatsi, Gadzo dan
Kportorgbi, 2013), memainkan peran dari sektor manufaktur karena adanya kebijakan
pajak, selain menghasilkan pendapatan bagi negara. Hal ini dapat digunakan sebagai jalan
untuk melindungi industri yang sedang masa pertumbuhan, membuat intensif dari bagi
investor untuk berinvestasi di daerah-daerah tertentu dari ekonomi atau untuk membuat
disinsentif untuk kegiatan lain.
Perencanaan dapat di lihat dengan prespektif teori tradisional, bahwa
aktivitas perencanaan pajak untuk menstransfer kesejahteraan dari negara kepada
pemegang saham (Desai dan Dharmapala, 2006). Dengan aktivitas Tindakan terstruktur
agar beban pajak serendah mungkin dengan memanfaaatkan peraturan yang ada untuk
memperoleh peningkatan laba setelah pajak yang akan berdampak pada peningkatan nilai
perusahaan, dengan mengabaikan tingkat compliance perusahaan. Perencanaan juga dapat
dilihat dengan prespektif agency theory, bahwa melalui aktivitas perencanaan pajak dapat
memfasillitasi kesempatan manajerial untuk melakukan Tindakan oportunisme dengan
memanipulasi kesempatan manajerial untuk melakukan Tindakan oportunitisme dengan
memanipulasi laba atau penempatan sumber daya yang tidak sesuai dengan manipulasi
laba atau penempatan sumber daya yang tidak sesuai dengan serta kurang transparan dalam
menjalankan operasioanl perusahaan sehingga perencanaan pajak berdampak negatif
terhadap negatif terhadap nilai perusahaan (Desai dan Dharmapala, 2006, Freise et.al,
2006, dan Minnick et.al, 2010).
Tarif pajak perusahaan yang datang dalam tarif tengah menuju tinggi dan
kelipatan pajak lainnya yang menyebabkan pada tarif pajak yang berlaku tinggi jauh di atas
hukum perusahaan tarif pajak penghasilan. Dengan di perkenalkannya teknologi informasi
pajak, sekitar empat puluh pajak yang berbeda yang dikenakan pada perusahaan individu
(Pajak dan Retribusi, Daftar Disetujui untuk koleksi Act 1998, Bammeke, 2021). Pajak
yang berasal dari tingkat berbagai tingkat pajak yang berbeda, berada dalam tumpeng
tindih pemerintah dan yang tugas diambil dari organisasi perusahaan. Efek dari pemerasan
ini adalah struktur biaya yang tinggi untuk perusahaan (Nawaobia, 2014), untuk
menyepakati dengan (Akpomi, 2008) bahwa kebijakan pajak mendefinisikan biaya struktur
perusahaan seperti yang diperhitungkan dalam harga itu satu dari berbagai hal yang tidak
akan gagal. Selain itu, biaya pajak dan pembayaran akan menguras penghasilan individu
serta keuntungan yang didistribusikan dari organisasi perusahaan. Pajak ini pada
kenyataannya diartikan ke biaya yang besar untuk organisasi dan jika tidak direncanakan
dan di kelola dapat negatif pada bawahan, arus kas dan kapasitas uintuk berinvestasi.
Untuk mengurangi dampak dari likuiditas pada pajak dan profitabilitas badan hukum dan
ekstensi nilai perusahaan, perencanaan pajak menjadi hal yang wajib. Tetapi tidak sedikit
yang mengabaikan strategi yang dapat merekaadopsi secara hukum untuk mengurangi
beban pajak. Otoritas pajak dapat menaik turunkan kemungkinan terbesar dari suatu
sumber organisasi dan tidak dapat dibiarkan.
Perusahaan lebih memilih membayar pajak lebih rendah atau mendapatkan
beberapa penghematan pajak atas pajak yang terutang. Tujuan utama dari perusahaan
untuk memaksimalkan laba setelah pajak dengan meminimalkan keseluruhan tarif pajak
perusahaan secara efektif. Perusahaan besar memiliki sumber daya yang cukup memiliki
peluang untuk melakukan strategi perencanaan pajak dengan memanfaatkan insentif pajak
yang diberikan.
Manajemen pajak sebagai sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan
dengan benar dengan jumlah pajak yang di bayar dapat ditekan serendah mungkin untuk
memperoleh laba dan likuiditas yang di harapkan. Manajemen pajak berupaya untuk
melakukan penghematan pajak secara legal. Dipastikan setiap negara menjalin hubungan
dengan negara lainnya untuk mengadakan transaksi yang saling menguntungkan antar
negara.
Transaksi INternasional berupa impor barang dari luar negeri, ekspor
barang ke luar negri merupakan bagian transaksi perdagangan internasional. Transaksi
yang dilakukan mengakibatkan penduduk dari salah satu negara untuk memperoleh
penghasilan. Yang memperoleh penghasilan dapat disebut subjek pajak, dan hasil yang
diperoleh adalah objek pajak. Pada dasarnya manajemen pajak bertujuan memperoleh
likuiditas dan laba yang cukup dan mengatur supaya tidak lebih bayar dari jumlah
semestinya.
Pajak merupakan hak dan kewajiban wajib pajak, tetapi pengusaha dan
hamper seluruh wajib pajak berasumsi membayar pajak dapat mengurangi asset. Bagi
pengusaha pajak merupakan biaya yang dapat mengurangi laba perusahaan, sehingga
pengusaha cenderung menghindari kewajiban perpajakan dengan melakukan tindakan pada
laporan keuangan yang diolah supaya hasil rekayasa laporan keuangan memberi dampak
membayar pajak serendah rendahnya terhadap perusahaan. Peneliti terdahulu yang di
lakukan Novayanti (2012) menyatakan bahwa semakin besar laba yang diperoleh maka
jumlah pajak yang harus dibayar juga semakin besar pula. Banyak perusahaan melakukan
kecurangan terhadap undang-undang perpajakan dengan sengaja ataupun tidak sengaja.
Rekayasa perpajakan bisa dilakukan dengan tanpa melanggar undang-undang perpajakan
dengan melakukan tax planning yang mengharuskan wajib pajak pribadi atau badan
mengetahui detailnya undangn-undang terkait dengan perpajakan sesuai dengan usaha
Wajib Pajak Pribadi atau Badan.
Perusahaan yang sebagai Wajib Pajak juga harus dan wajib mematuhi dan
melaksanakan kerwajiban perpajakan sesuai dengan peratiran yang berlaku yang
menyebabkan perusahaan melakukan berbagai upaya agar dapat menghemat pengeluaran
dari segi beban pajak. Manajemen pajak adalah strategi yang dilakukan perusahaan sebagai
upaya untuk efisiensi perpajakan perusahaan seperti pajak penghasilan, pajak pertambahan
nilai barang atau jasa, pajak penjualan atas barang mewah dengan cara memenuhi
kewajiban perpajakan dengan benar sesuai undang-undang. Dengan cara penghematan
apenghematan adalah dengan melaksanakan manajemen pajak yang baik. Pengelolaan
kewajiban perpajakan yang tidak baik dapat memberikan dampak memberikan dampak
yang sangat merugikan bagi perusahaan yang sangat merugikan bagi perusahaan. Suandy
(2008:6) menyatakan manajemen pajak adalah suatu cara yang dapat dilakukan tanpa harus
melanggar hukum sebagai upaya pemenuhan kewajiban perpajakan namun pajak yang
dibayarkan dapat lebih rendah. Upaya tersebut juga sebagai perencanaan pajak, yaitu
upaya pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar dan tyepat waktu sehingga
meminimalisir pemborosan sumber daya.
Upaya penghematan beban pajak dapat dilakukan dengan cara legal melalui
perencanaan pajak tanpa harus melanggar peraturan yang berlaku dengan memanfaatkan
celah-celah hukum yang ada. Meminimalkan jumlah beban pajak dapat di lakukan juga
dengan cara penghindaran pajak (tax avoidance) yang merupakan istilah perencanaan pajak
yang digunakan untuk menandakan bahwa pembayar pajak telah menggunakan skema
yang sah untuk mengurangi kewajiban perpajakan mereka (potas, 1993). Secara sederhana
penghindaran pajak (tax avoidance) didefinisikan sebagai pengatur segala urusan
perpajakan perusahaan untuk meminimalkan pajak dengan cara yang konsisten dengan
hukum menurut logue (dalam mcmaupun dengan cara penglaren 2008). Maupun dengan
cara penggelapan pajak (tax evasion) yaitu penggelapan pajak yanmg melibatkan sebuah
unsur kesenjangan untuk melanggar hukum dalam pembayaran pajak. Menurut Adawiah
(2011), untuk melaksanakan tax avoidance secara baik dan tidak terjebak dalam tax
evasion, maka diperlukan adanya suatu manajemen pajak (tax management).
Cao dan xu (2009) menyatakan bahwa, suatu perusahaan memiliki ruang
besar untuk melakukan efisiensi pajak atas pajak penghasilan karena pajak penghasilan
perusahaan menempati status yang penting dalam pembayaran pajak. Suandy (2011)
menyatakan, manajer wajib menekan biaya pajak seoptimal mungkin untuk meningkatkan
efisiensi dan daya saing perusahaan dengan melakukan pengelolaan kewajiban perpajakan
yang dilakukan dengan suatu manajemen pajak (tax management) yang merupakan bagian
dari manajemen keuangan. Sehingga tujuan dari amanjemen pajak harus sejalan dengan
tujuan dari manajemen keuangan, dengan memperoleh likuiditas dan laba yang memadai.
Prematasari (2004), manajemen pajak merupakan suatu pengelolaan kewajiban perpajakan
perusahaan agar kewajiban perpajakan perusahaan dapat dilakukan dengan benar sesuai
perundang-undangan perpajakan yang berlaku,supaya jumlah pajak yang terutang dapat
diminimalkan seefisien mungkin untuk bisa mendapatkan keuntungan yang di harapkan
dengan tidak melakukan nupaya-upaya pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang
dapat menimbulkan sanksi perpajakan. Suandy (2011) tujuan manajemen pajak di bagi
menjadi dua, yaitu dengan menerapkan segala ketentuan perpajakan dan upaya efisiensi
pajak penghasilan untuk dapat tercapai dengan cara menerapkan secara efektif fungsi-
fungsi manajemen pajak, yang meliputi tax planning, tax implementation, dan tax control.
Definisi Perencanaan Pajak
perencanaan pajak upaya untuk meminimumkan kewajiban pajak yang
bertujuan merekayasa agar beban pajak (tax burden) serendah mungkin dengan
memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuatan undang-
undang maka perencanaan pajak (tax planning) sama dengan tax avoidance secara hakikat
ekonomis keduanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak, pajak
merupakan unsur pengurang laba yang tersedia dengan baik untuk dibagi pemegang saham
maupun diinvestasikan Kembali (suandy, 2011).
Pajak merupakan pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan
akan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Pajak salah satu
sumber penerimaan negara dan merupakan yang paling besar sehingga pajak wajib
dipahami, dipelajari dan di praktekan dengan baik.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang berhutang oleh orang
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dimana dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara sebesar-
besarnya dalam kemakmuran rakyat (Pasal 1 undang-undang No. 28 Tahun 2007 tentang
ketentuan umum dan tata cara perpajakan). Pajak di pungut berdasarkan undang-undang
demi kepentingan negara dan ditunjukkan untuk kesejahteraan rakyat (Pasal 23 ayat 2
Undang-Undang Dasar 1945).
Pajak merupakan alat yang digunakan pemerintah dalam mencapai tujuan
untuk mendapatkan penerimaan bersifat langsung maupun tidak langsung dari masyarakat,
maka diperlukannya kesadaran masyarakat dan pentingnya membayar pajak. Soemitro
dalam mardiasmo (2006) menyatakan bahwa pajak merupakan iuran wajib rakyat kepada
kas negara berdasar Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) digunakan untuk membiayai
pengeluaran umum negara dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung.
Beberapa jenis pajak yang dikelola pusat yaitu pajak penghasilan, pajak
tambahan nilai (PPN), pajak penjualan atas barang mewah (PPh BM), Bea Materai, Pajak
Bumi Bangunan (PBB), dan bea Perolehan Hak katas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Ada
juga beberapa jenis pajak yang di kelola oleh pemerintah Daerah meliputi Pajak Propinsi
dan Pajak Kabupaten atau kota.
Pajak penghasilan dikenakan atas penghasilan yang diterima tau diperoleh
orang pribadi, perseorangan maupun badan. Dasar hukum Pajak Penghasilan di Indonesia
di atur dalam undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas Undang-
Undang nomor 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan. Judisseno(2005) menyatakan
Pajak Penghasilan adalah suatu pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang
berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima dan diperoleh dalam tahun pajak untuk
kepentingan negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu
kewajiban yang harus di laksnakan.
Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas dan wajib pajak badan di Indonesia wajib menyelenggrakan pembukuan (Pasal 28
ayat 1 Undang-Undang Perpajakan No. 16 Tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata
cara perpajakan). Pajak penghasilan badan atau perusahaan merupakan salah satu subjek
pajak penghasilan yang dikenakan tarif sebesar 25% dari jumlah penghasilan kena pajak
dan terdapat fasilitas pengurangan pengurangan tarif sebesar 50% bagi yang memiliki
peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000 dalam satu tahun pajak.
Syarat yang harus dilakukan untuk dapat menyelenggarakan manajemen pajak yang baik:
1. Pemahaman ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Penempatan personil yang kompeten dan professional
3. Penyelenggaraan akuntansi yang terverifikasi.

Yang bertujuan untuk :


1. Menerapkan peratruran secara benar
2. Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya

Penghematan pajak suatu cara legal yang dilakukan wajib pajak meminimalisir utang pajak
dengan menahan diri tidak melakukan transaksi yang terkena pajak pertambahan nilai atau
sengaja mengurangi jam kerja atau memperbesar biaya operasional yang menyebabkan
Penghasilan Kena Pajak lebih kecil dan terhindar dari pengenaan pajak penghasilan besar
dengan mempersiapkan manajemen pajak yang baik. Suandy (2011) menyatakan tujuan
manajemen pajak dapat dicapai apabila perusahaan menguasai dan melaksanakan,
memahami ketentuan perpajakan dan menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi
syarat.

Pengendalian pajak untuk memastikan bahwa keajaiban perpajakan


dilaksanakan oleh perushaan yang sudah sesuai dengan yang telah direncanakan
sebelumnya dan telah memenuhi syarat formal dan material dalam manajemen perpajakan.
Pemeriksaan pembayaran pajak hal yang sangat penting dalam pengendalian dan
pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi penghematan pajak.

Karakteristik pajak yaitu :


1. Iuran wajib yang dapat dipaksakan
2. Pajak di pungut berdasarkan Undang-Undang
3. Pajak tidak memberikan timbal balik atau kontraprestrasi secara langsung atas
pembayaran pajak
4. Pajak dipungut oleh negara, baik pemerintahan pusat maupun daerah
5. Pajak diperuntukan untuk keperluan umum membiayai pengeluaran pemerintah
guna kepentingan negara.
Tujuan Pelaksaan Pajak
Secara umum tujuan pokok yang ingin dicapai dari manajemen pajak/ perencanaan pajak
yang baik adalah:

1. Meminimalisasi beban pajak yang terutang. Tindakan yang harus diambil dalam rangka
perencanaan pajak ter sebut berupa usaha-usaha mengefisiensikan beban pajak yang
masih dalam ruang lingkup pemajakan dan tidak melanggar peraturan per pajakan.
2. Memaksimalkan laba setelah pajak.
3. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi pemeriksaan pajak
oleh fiskus.
4. Memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar, efisien, dan efektif, sesuai dengan
ketentuan perpajakan, yang antara lain meliputi:

a. Mematuhi segala ketentuan administratif, sehingga terhindar dari pengenaan


sanksi, baik sanksi administratif maupun pidana, seperti bunga, kenaikan, denda,
dan hukum kurungan, atau penjara. Melaksanakan secara efektif segala ketentuan
undang-undang perpajakan yang terkait dengan pelaksanaan pemasaran, pembeli
an, dan fungsi keuangan, seperti pemotongan dan pemungutan pajak (PPh pasal
21, pasal 22, dan pasal 23).
Pajak merupakan peranan penting bagi kehidupan bernegara, dalam pelaksanaan
pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua
pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan.
Definisi Tax Planning
Tax Planning adalah suatu alat dan suatu tahap awal dari manajemen perpajakan (tax
maragement) yang berfungsi untuk menampung aspirasi yang berkembang dari sifat dasar
manusia itu. Secara definitif tax management memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari
sekedar tax planning Sebagai tax management, pastilah hal itu tidak terlepas dari konsep
manajemen secara umum yang merupakan upaya-upaya sistematis yang meliputi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pengendalian (controlling). Semua fungsi manajemen tersebut tercakup dalam tax
management Dengan kata lain, manajemen perpajakan merupakan segenap upaya untuk
mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen agar pelaksanaan hak dan kewajiban
perpajakan berjalan efisien dan efektif.
Dalam melaksanakan fungsi tax menagement, tax planning merupakan tahap pertama
dalam urutan hierarki, namun dalam praktik bisnis, istilah tax planning lebih terkenal
daripada tax management. Dalam praktik, pendekatan yang dilakukan dalam implementasi
tax planning ini bersifat multidisipliner, sehingga wajar bila seorang perencana pajak yang
baik (tax planner) harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas dan selalu meng-
update diri dengan setiap ketentuan perpajakan, termasuk perubahannya dari waktu ke
waktu. Tujuan utama dari manajemen perpajakan adalah untuk melaksanakan kewajiban
perpajakan dengan benar dan meminimalisasi beban pembayaran pajak untuk
memaksimalkan keuntungan.
Perencanaan perpajakan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen
perpajakan. Tax planning dapat diterapkan ketika wajib pajak akan memulai kegiatan
usahanya sampai penutupan usaha (likuidasi), jika bener-benar terjadi. Perencanaan
perpajakan dimulai pada saat akan mendirikan perusahaan (pemilihan bentuk usaha,
pemilihan metode pembukuan, pemilihan lokasi usaha), saat menjalankan usaha
(pemilihan transaksi-transaksi yang akan dilakukan dalam kegiatan operasionalnya,
pemilihan metode akuntansi dan perpajakan, tanggung jawab terhadap stakeholders), saat
akan menutup usaha (restrukturisasi usaha/perusahaan, likuidasi, merger, pemekaran, dan
sebagainya). Oleh karena itu, perencanaan perpajakan dalam pelaksanaannya
membutuhkan personil yang berkualitas, perangkat kerja yang memadai, dan prosedur
kerja yang tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat Informasi.
Manajemen Pajak berfungsi sebagai :
1. Tax Planning
Usaha yang mencakup perencanaan perpajakan agar pajak yang dibayar oleh
perusahaan benar-benar efisien. Tujuan utama Tax Planning adalah mencari berbagai
celah yang dapat ditempuh dalam koridor peraturan perpajakan (loopholes), agar
perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah minimal.

Tahapan Pokok Tax Planning


a. Analisis komponen-komponen yang pengakuannya berbeda antara komersial
dan fiscal, dan menghitung seakurat mungkin beban pajak yang harus
ditanggung perusahaan.
b. Membuat beberapa model perencanaan yang akan dilakukan
- Pemilihan bentuk usaha
- Badan usaha yang telah go internasional atau perusahaan multinasional,
treatyshopping dilakukan pengusaha dengan memanfaatkan tarif pajak yang
telah disetujui masing-masing kepala negara yang lebih menguntungkan.
c. Evaluasi perencanaan pajak untuk memastikan kewajiban dilaksanakan sesuai
rencana dan memenuhi persyaratan formal dan material.
d. Pengawasan atau pengendalian, mencari kelemahan dan memperbaiki Kembali
rencana pajak (tax plan) adalah bentuk pengawasan refresif.
e. Tax plan sesuai dengan ketentuan .

Langkah-langkah Praktis Yang dapat Dilakukan dalam Tax Planning


a. Mengusahakan terdapat penghasilan yang stabil untuk menghindari pengenaan
pajak dari kelas penghasilan yang tarifnya tinggi (top rate brackets).
b. Mempercepat atau menunda beberapa penghasilan dan biaya untuk memperoleh
keuntungan dari kemungkinan perubahan tarif pajak yang tinggi atau rendah,
seperti, penangguhan pengenaan PPN yang ditanggung pemerintah dan
seterusnya.
c. Menyebarkan penghasilan menjadi penghasilan dari beberapa wajib pajak,
seperti pembentukan kelompok perusahaan.
d. Menyebarkan penghasilan menjadi penghasilan beberapa tahun untuk
mencegah penghasilan termasuk dalam kelas penghasilan yang tarifnya tinggi
dan tunda pembayaran pajaknya dengan penjualan cicilan, kredit.
e. Menginformasikan penghasilan biasa menjadi capital gain jangka panjang.
f. Mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari ketentuan mengenai
pengecualian dari potongan potongan.
g. Mempergunakan uang dari hasil pembebasan pengenaan pajak untuk keperluan
perluasan perusahaan yang mendapatkan kemudahan.
h. Memilih bentuk usaha yang terbaik untuk operasional usaha
i. Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha sehingga dapat diatur secara
keseluruhan penggunaan tarif pajak, potensi penghasilan, kerugian-kerugian
dan asset yang dapat di hapus.
Perangkat Tax Planning
Dalam pengorganisasian dibuat perangkat sedemikian rupa sehingga perencanaan pajak
dapat di lakukan dengan baik:
a. Pemahaman Ketentuan Perpajakan
Tax planning harus dikaitkan dengan kondisi tax administration setempat. Pemahaman
tax planner harus selalu up to date, semacam continuing profesional education,
mengupdate pengetahuan secara internal maupun eksternal.
• Mengetahui tentang Tax Treaty
Cermat mencari perbedaan antara suatu treaty dengan treaty yang lain, kemudian
exploitasi untuk mendapat keuntungan, meminimalisasi beban pajak secara regional
atau global. Tac planner mengambil keuntungan dari national distortion dengan Teknik
treaty shopping. Seperti bank Singapura menerima bunga di Indonesia tanpa dikenai
biaya withholding tax, maka orang Indonesia akan berduyung-duyung melakukan
treaty shopping ke Singapura. Dengan menitipkan obligasi pada teman di bank
Singapura, seolah membayar bunga ke bank, ini akan meminimalisasi pajak.
b. Pengadministrasian atau Pendokumentasian yang Baik
Opsi dalam pajak merupakan suatu masukan untuk membuat planning. Tidak ada
opsi tidak ada planning, banyak opsi akan ada banyak planning.
c. Menjaga Hubungan dan Komunikasi yang Baik
Dinegara berkembang, personal approach sangat menentukan, karena banyak yang
tertutup. Law enforcement masih merupakan barang yang sangat mahal. selain
dengan fikus, penting juga untuk selalu menjalin komunikasi dalam manajemen
internal :
a. Komunikasi Dengan Kepala Divisi / Bagian
b. Komunikasi dengan Top Management dan Asosiasi
c. Komunikasi dengan konsultan pajak
d. Implementasi Perencanaan Pajak
Proses staffing menentukan orang, tax planner atau konsultan pelaksana yangax
planner atau konsultan pelaksana yang di tugasi saat di tugasi saat closing
conference, menjelang tahap akhir proses pemeriksaan pajak dengan
mempertimbangkan optimalisasi perencanaan pajak harus proposional.
d. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)
Strategi dan teknik penghindaran pajak dilakukan secara legal dan aman bagi wajib
pajak dengan metode dan teknik yang digunakan yaitu memanfaatkan kelemahan
(grey area) yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri
e. Tax Evasion (Penyeludupan Pajak)
Strategi dan teknik penghindaran pajak dilakukan secara ilegal dan tidak aman bagi
wajib pajak, dan cara penyelundupan pajak ini bertentangan dengan ketentuan
perpajakan. Cara yang ditempuh berisiko tinggi dan berpotensi dikenakannya sanksi
pelanggaran hukum atau tindak pidana fiskal atau kriminil.

f. Tax Saving (Penghematan Pajak)

Suatu tindakan penghematan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak pajak secara
legal dan aman bagi wajib pajak karena tanpa bertentangan dengan ketentuan
perpajakan. Contohnya, bila kita belanja teh betol di warung, tentu tidak akan ada
pengenaan Pajak Restoran atas konsumsi tersebut, namun bila kita memesan teh bocol
di hotel atau restoran besar, kita akan terbebani pajak restoran (yang sebenarnya bisa
dihindari) sebagai implikasi perpajakannya.
g. Tax Administration/Tax Compliance
Cakupan usaha-usaha untuk memenuhi kewajiban administrasi perpajakan
dengan cara menghitung pajak secara benar, sesuai dengan ketentuan perpajakan,
kepatuhan dalam membayar dan melaporkan tepat waktu sesuai deadline
pembayaran dan pelaporan pajak yang telah ditetapkan.

h. Tax Audit

Cakupan strategi dalam menangani pemeriksaan pajak, menanggapi hasil


pemeriksaan pajak maupun strategi dalam mengajukan surat keberatan atau surat
bandengajukan surat keberatan atau surat banding.

i. Other Tax Matters

Permasalahan yang mencakup fungsi-fungsi lain yang berkaitan dengan


perpajakan, seperti mengomunikasikan ketentuan-ketentuan sistem dan prosedur
perpajakan kepada pihak-pihak atau bagian-bagian lain dalam perusahaan, seperti
penerbit faktur penjualan standar yang berhubungan dengan PPN, pemotongan
withholding tax (PPh Ps.23/26) yang berkaitan dengan jasa teknik, jasa manajemen,
jasa kontruksi, dan jasa profesi serta objek withholding tax lainnya, juga termasuk
pelatihan bagi staf yang berkaitan dengan masalah perpajakan dan sebagainya.

Kesimpulan dari beberapa definisi tentang tax planning atau tax management
yang dikemukakan beberapa pakar perpajakan yaitu manajemen perpajakan adalah
upaya menyeluruh yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi maupun badan usaha
melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kewajiban dan hak
perpajakannya, agar hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan dan orang pribadi,
perusahaan, atau organisasi tersebut dapat dikelola dengan baik, efisien. Sedangkan
tax planning proses mengorganisasi usaha wajib pajak dengan memanfaatkan berbagai
celah kemungkinan yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam koridor ketentuan
perpajakan (loopholes) agar perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah
minimum.
Fungsi Pajak
Fungsi manajemen pajak tersebut untuk mengatur jalannya pajak supaya dapat
diatur dan berjalan dengan baik dengan cara pengaturan pajak yang dapat dilakukan
membuat tata cara pemungutan pajak.
Pajak merupakan peranan yang sangat penting bagi kehidupan bernegara, khususnya
didalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara
untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Adapun fungsi
pajak adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Anggaran (Budgetair)

Fungsi anggaran ini bisa disebut sebagai fungsi yang terpenting bagi negara juga disebut
dengan fungsi fiskal yaitu suatu fungsi dimana hasil atau dana pajak menjadi salah satu
sumber dana kas atau keuangan negara. Dimana dana pajak yang masuk ke dalam kas
negara diatur dan disesuaikan dengan dasar hukum pajak yang berlaku. Fungsi ini
menunjukan bahwa pajak merupakan aspek penting terutama bagi pembiayaan dan
pemasukan negara.

b. Fungsi Mengatur (Reguler)

Fungsi mengatur disini adalah pemerintah mampu menggunakan pajak sebagai aspek yang
bisa dijadikan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain pajak
bisa digunakan pemerintah untuk mengatur dan mengkondisikan situasi tertentu yang pada
intinya akan menjadikan semua situasi yang ada disuatu negara harus menguntungkan
masyarakat dalam negara tersebut.

c. Fungsi Stabilitas

Pajak juga digunakan oleh pemerintah dalam hal mengatur dan menstabilkan
perekonomian dalam negeri. Pajak bisa menjadi alat stabilitas ekonomi dalam berbagai
kondisi yang dianggap mengancam keberlangsungan jalannya perekonomian negara.
Dengan adanya pajak pemerintah memiliki banyak opsi dalam membuat dan menetapkan
sebuah kebijakan.

Manfaat Perencanaan Perpajakan


Manfaat yang bisa diperoleh dari perencanaan pajak yang dilakukan secara cermat :
1. Penghematan kas keluar, karena beban pajak yang merupakan unsur biaya dapat
dikurangi.
2. Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash flow), karena dengan perencanaan pajak
yang matang dapat diperkirakan kebutuhan kas untuk pajak, dan menenukan saat
pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat.

Cara Cara Pemungutan Pajak


Menurut waluyo (2011) cara pemungutan pajak :
1. Stelsel Pajak
Cara pemungutan stelsel Pajak dapat di lakukan berdasarkan :

a. Stelsel nyata
Pengenaan pajak didasarkan objek (penghasilan) nyata, pemungutan yang baru
dilakukan pada akhir Tahun Pajak, setelah penghasilan baru dapat
sesungguhnya telah dapat diketahui

b. Stesel Anggapan
Diatur Undang-Undang pajak yang dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus
menunggu akhir tahun.

c. Stelsel Campuran
Awal tahun, besar pajak dihitung berdasar suatu anggapan, kemudian pada
akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya lebih
besar dari pajak anggapan, maka wajib pajak harus menambah kekuranganya.
Sebaliknya, apabila lebih kecil, maka kelebihannya dapat diminta Kembali.

2. Sistem Pemungutan Pajak

a. Official Assessment System


Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus)
untuk menentukan besar pajak yang terutang

Ciri-ciri Official Assessment System


 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada
fiskus
 Wajib pajak bersifat pasif
 Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat keterangan npajak oleh
fiskus

b. Pajak yang memberikan wewenang


Kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan besar pajak yang harus dibayar.

Ciri-ciri Self Assessment System :


 Wewenang untuk menentukan besar pajak terutang pada wajib pajak
 Wajib pajak aktif
 Menghitung, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang
 Fiskus mengawasi dan tidak ikut campur

c. Withholding System
System pemungutan pajak yang memberi wewenang pada pihak ketiga untuk
memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak. Ciri-ciri withholding Systemadalah wewenang
menentukan besarnya pajak terutang pada pihak ketiga selain fiskus dan wajib
pajak.

3. Jenis-jenis Pajak

a. Pajak penghasilan (PPh)


Diatur dalam Undang-Undang PPh, penghasilan menurut undang-undang
adalah setiap kali wajib pajak menerima tambahan kemampuan ekonomis baik
yang berasal dari dalam negri maupun luar negeri, yang digunakan untuk
konsumsi atau sekedar menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan.
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak
penghasilan atas penghasilan yang diterima atau di peroleh dalam tahun pajak.
Subjek pajak dikenai pajak apabila menerima tau memperoleh penghasilan
dalam undang-undang nomor 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan (PPh)
adalah wajib pajak.

Pajak Penghasilan merupakan jenis pajak yang dikenakan kepada setiap


individu atau perseorangan dan badan tertentu yang berkaitan dengan adanya
penghasilan yang diterima oleh pihak tersebut, yang mana perhitungannya
ditentukan berdasarkan selama satu tahun pajak. Sumber hukum dari pajak
penghasilan terutang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984, Undang-
Undang ini didalamnya memuat berbagai hal yang mencakup ruang lingkup
pajak penghasilan dan yang menjadi pedoman dalam menentukan kriteria
terhadap penetapan parameter atau tolak ukur dalam menjalankan sistem
perpajakan yang benar dan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

b. Pajak Bumi dan Bangunan


Pajak yang dipungut atas tanah bangunan karena adanya keuntungan dan atau
kedudukan social ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang
mempunyai suatu hak atasnyya atau memperoleh manfaat dari padanya. Pajak
bumi dan bangunan merupakan jenis pajak yang dikenakan terhadap individua
tau beban selaku pemilik atau pengguna hal atas tanah dan bangunan. Unsur
dalam pajak bumi dan bangunan yaitu bumi, bangunan, nilai jual objek pajak
(NJOP), surat pemberitahuan objek pajak, surat pemberitahuan pajak terutang.

Dasar hukum PBB adalah pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang
berbunyi “bumi dan air dan kekayaan alam terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”.
Sedangkan dasar pemungutan adalah pasal 23 ayat 2 yang berbunyi “segala
pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang”

c. Bea Materai
Pajak yang dikenakan atas dokumen bersifat perdana dan dokumen untuk
digunakan di pengadilan. Dokumen khusus terdapat beberapa aturan yang
berkaitan dengan penetapan dokumen yang termasuk jenis perpajakan.
Dokumen objek pajak yang meliputi, surat perjanjian, akta notaris, akta tanah,
surat yang memuat jumlah uang tertentu, surat berharga dan dokumen berupa
efek dengan nama dan dalam bentuk apapun selama memuat sejumlah nominal
harga diatas nilai ketetapan undang-undang Nomor 1 Tahun 1985.

d. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Pajak yang di kenakan terhadap adanya aktivitas konsumsi barang atau jasa,
secara hukum termasuk dalam kategori objek kena pajak.
Kartakteristik pajak pertambahan nilai dalam undang-undang

 Pajak tidak langsung, antara pihak pemegang beban pajak dan pihak
penanggung jawab yang berkewajiban melapor subjek pajak yang berbeda
 Multitahap, pajak dikenakan setiap adanya kegiatan produksi atau distribusi
dikenai pajak yang berbeda
 Pajak objektif harus sesuai dengan ketentuan yang terutang dalam hukum
berkaitan dengan objek pajaknya.
 Bersifat netral, PPN tidak hanya dikenakan pada barang tetapi juga jasa
 Menghindari pengenaan pajak berganda karena PPN hanya dikenakan pada
pertambahan nilai.
 Perhitungan pajak berdasar pada besar pajak yang masuk dan pajak yang
keluar

e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)


Pajak yang dikenakan pada barang yang tergolong mewah dilakukan oleh
produsen untuk menghasilkan atau mengimpor barang dalam kegiatan usaha
atau pekerjaan dihitung dengan mengalikan presentase tarif PpnBm dengan
nilai dasar pengenaan pajak (harga barang sebelum dikenakan pajak termasuk
PPN). Sedangkan untuk membuat laporannya harus menggunakan formulir SPT
Masa PPN 1111. Selama masih berada dalam satu periode pajak yang sama.
Pajak Penjualan atas Barang Mewah dapat dilaporkan bersama dengan PPN dan
PPN impor. Pelaporan pajak barang mewah harus segera dilakukan paling lama
pada akhir bulan berikutnya setelah tanggal faktur dibuat.

Wajib Pajak

Menurut undang-undang No 16 Tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata cara
perpajakan mengatakan “wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang meliputi
pembayaran pajak, memotong pajak, pemungutan pajak dan melaporkan pajak,
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan”

Orang pajak adalah orang pribadi atau badan yang meliputi, pembayaran pajak,
pemotongan pajak dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Primandita Fitriandi,
2008).
Wajib pajak merupakan orang atau badan menurutperaturan perpajakan ditentukan
untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak (Erly Susandi, 2005).
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang diwajibkan untuk membayar jumlah
pajak yang terutang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan
tidak dapat timbal balik secara langsung dari pembayaran pajak.
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor yang diberikan keoada wajib pajak (WP) sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Fungsi NPWP :
a. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan
b. Sarana dalam administrasi perpajakan
c. Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan
d. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan
administrasi perpajakan.

Kesadaran Wajib Pajak


Kesadaran wajib pajak yaitu suatu kondisi dimana wajib pajak
mengetahui, memahami dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan
suka rela. Kesadaran adalah kemauan disertai dengan tindakan dari refleksi
terhadap kenyataan (Paulo Freira, 2010). Kesadaran merupakan suatu proses belajar
dari pengalaman dan pengumpulan informasi yang diterima untuk mendapatkan
keyakinan untuk mendorong dilakukannya suatu tindakan (Padila dan Prior; 2010).

kesadaran wajib pajak adalah suatu upaya atau tindakan yang disertai
dengan kemauan dan dorongan dari diri sendiri dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Wajib pajak dikatakan memiliki kesadaran apabila sesuai dengan hal-hal sebagai
berikut (Manik Asri, 2009):
1. Mengetahui adanya Undang-undang dan ketentuan perpajakan
2. Mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara.
3. Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4. Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan suka rela.
5. Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar.

Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Jadi kepatuhan
wajib pajak dapat diartikan sebagai tunduk, taat dan patuhnya wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku (Siti Kurnia Rahayu, 2010 ;138).

Menurut Zain dalam Wijoyanti (2010) Kepatuhan Wajib Pajak merupakan


suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin
dalam situasi dimana wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua
ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan, mengisi formulir pajak
dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar,
membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.

Sedangkan menurut Rahman (2010:32) kepatuhan wajib pajak dapat


didefinisikan sebagai keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban
perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak adalah keadaan dimana
wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakan. Sikap wajib pajak yang memiliki rasa tanggungjawab sebagai warga
negara bukan hanya sekedar takut akan sanksi dari hukum pajak yang berlaku, serta
wajib pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan tepat. Kewajiban
perpajakan yang dimaksud disini meliputi mendaftarkan diri sebagai wajib pajak,
menghitung dan membayar pajak terutang, membayar tunggakan pajak dan
menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT).

Bentuk Kepatuhan Wajib Pajak


Secara umum kepatuhan wajib pajak di bagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

a. Kepatuhan Formal
Kepatuhan formal yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban
perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.

b. Kepatuhan Material
Kepatuhan material yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantif
memenuhi semua material perpajakan.

Maka dapat disimpulkan bahwa bentuk kepatuhan wajib pajak dapat di bagi
menjadi dua yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material yang keduanya
menuntut bahwa wajib pajak harus memenuhi semua kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan Undang –Undang yang berlaku.

Tarif-tarif Dari Perpajakan


Lapisan penghasilan Tarif
0 s.d. Rp 50.000.000 5%
>50.000.000.000 s.d. Rp 250.000.000 15%
Rp 250.000.000 s.d. 500.000.000 25%
>500.000.000 30%

KESIMPULAN
Manfaat manajemen pajak dalam pajak penghasilan badan adalah untuk mengefisiensi
pembayaran pajak penghasilan wajib pajak badan, atau sebagai upaya pemenuhan
kewajiban perpajakan namun pajak yang dibayarkan dapat lebih rendah. Hal ini dilakukan
dengan cara tax avoidance yaitu penghindaran pajak dengan menggunakan skema yang
sah untuk mengurangi kewajiban perpajakan perusahaan.
Definisi tentang tax planning atau tax management adalah upaya menyeluruh yang
dilakukan oleh wajib pajak pribadi maupun badan usaha melalui proses perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian kewajiban dan hak perpajakannya, agar hal-hal yang
berhubungan dengan perpajakan dan orang pribadi, perusahaan, atau organisasi tersebut
dapat dikelola dengan baik, efisien. Sedangkan tax planning proses mengorganisasi usaha
wajib pajak dengan memanfaatkan berbagai celah kemungkinan yang dapat ditempuh
oleh perusahaan dalam koridor ketentuan perpajakan (loopholes) agar perusahaan dapat
membayar pajak dalam jumlah minimum.

DAFTAR PUSTAKA
Pohan, Chairil Anwar. 2018. “Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan
Bisnis” . Jakarta : PT. Gramedia.
(DOC) Paper manajemen pajak | Kiki Fatmawati - Academia.edu
BAB II.pdf (mercubuana-yogya.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai