DOSEN PENGAMPU
Disusun Oleh :
Ella febriani hatma (22320082)
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini yang membahas tentang Perpajakan 1 bab 9 dapat tersusun sampai dengan selesai.
Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Saya mengucapkan trimakasih kepada
Bapak Wirmie S.E,M.Si. selaku dosen mata kuliah Perpajakan 1 yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang perpajakan.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penjelasan yang terkait dengan Surat Ketetapan Pajak(SKP)
2. Bagaimana pengertian serta penjelasan mengenai Surat Tagihan Pajak (STP)
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui hal-hal yang terkait dengan SKP
2. Mengetahui penjelasan mengenai STP
BAB II
PEMBAHASAN
Surat ketetapan pajak adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan
Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak
Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau
surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Surat ketetapan tersebut dihasilkan dari proses
pemeriksaan (pajak) yang dilaksanakan oleh petugas fungsional pemeriksa pajak maupun
penyidik pajak atau hasil penelitian dari petugas pengawasan dan konsultasi pajak.
Surat ketetapan administrasi lainnya dapat berupa Surat Tagihan Pajak yang
mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak.
Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah Surat Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Pratama yang memberitahukan besarnya pajak yang terutang termasuk denda administrasi,
kepada Wajib Pajak (WP).
Pengertian Surat Ketetapan Pajak / SKP ( Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2007 ):
• Surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
atau Surat Ketetapan Pajak Nihil.
• Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak kewenangan mengeluarkan surat
ketetapan pajak, dilimpahkan kepada KPP.
• Surat ketetapan pajak timbul berdasarkan hasil pemeriksaan .
Produk hokum yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak, dalam hal ini adalah
Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPP/KPPBB)
untuk mengetahui adanya kewajiban atau hak dari Wajib Pajak (WP) adalah
berupa surat ketetapan pajak yang terdiri dari 6 macam, yaitu :
1. Surat Tagihan Pajak (STP)
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
5. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
6. Surat Ketetapan Pajak Terutang (SPPT)
Penerbitan suatu Surat Ketetapan Pajak (SKP) hanya terbatas kepada WP tertentu yang
disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau karena ditemukannya data
fiskal yang tidak dilaporkan oleh WP.
Penjelasan untuk masing-masing surat ketetapan pajak hanya menjelaskan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Bayar Tambahan dan Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
a. Pengertian
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok
pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.
b. Fungsi SKPKB
c. PENERBITAN SKPKB
1. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang
tidak atau kurang dibayar.
2. Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktunya dan
setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana
ditentukan didalam surat teguran. (SKPKB diterbitkan secara jabatan)
3. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnya dikompensasikan
selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenakan tarif 0%
4. Apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 (tentang kewajiban
pembukuan) dan Pasal 29 (tentang kewajiban dalam pemeriksaan) tidak dipenuhi,
sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang. (SKPKB diterbitkan
secara jabatan)
1. Dalam jangka waktu 10 tahun sesudah saat pajak terutang, berakhirnya Masa
Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak.
2. Setelah lewat jangka waktu 10 tahun sesudah saat terutangnya pajak, berakhirnya
masa pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tetap dapat diterbitkan dalam hal Wajib Pajak
setelah jangka waktu 10 tahun tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan berdasarkan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
a. PENGERTIAN
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
b. FUNGSI SKPKBT
c. PENERBITAN SKPKBT
1. Apabila ditemukan data baru dan atau data yang semula belum terungkap
yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang.
2. Masih ditemukan lagi data yang semula belum terungkap pada saat diterbitkannya
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan atau data baru yang diketahui
kemudian oleh Direktur Jenderal Pajak.
3. Data baru adalah data atau keterangan mengenai segala sesuatu yang diperlukan untuk
menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang yang oleh Wajib Pajak belum
diberitahukan pada waktu penetapan semula, baik dalam Surat Pemberitahuan dan
lampiran-lampirannya maupun dalam pembukuan perusahaan yang diserahkan pada
waktu pemeriksaan.
4. Data yang semula belum terungkap adalah data atau keterangan lain mengenai segala
sesuatu yang diperlukan untuk menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang,
yang:
• Tidak diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan beserta
lampirannya (termasuk laporan keuangan) dan atau
• Pada waktu pemeriksaan untuk penetapan semula Wajib Pajak tidak
mengungkapkan data dan atau memberikan keterangan lain secara benar,
lengkap,danterinci sehingga tidak memungkinkan fiskus dapat menerapkan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan benar dalam
menghitung jumlah pajak yang terutang.
• Pasal 15 (2): sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen)
dari jumlah kekurangan pajak tersebut dalam SKPKBT
Penjelasan: Dalam hal setelah diterbitkan surat ketetapan pajak ternyata masih
ditemukan data baru termasuk data yang semula belum terungkap yang belum
diperhitungkan sebagai dasar penetapan tersebut, atas pajak yang kurang dibayar
ditagih dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan ditambah sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari pajak yang
kurang dibayar.
• Pasal 15 (4): sanksi administrasi berupa bunga sebesar 48% (empat puluh delapan
persen) dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, dalam hal Wajib Pajak
setelah jangka waktu 5 (lima) tahun dipidana karena melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian
pada pendapatan negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
Penjelasan: Dalam hal Wajib Pajak dipidana karena melakukan tindak pidana yang
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara berupa pajak berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan tetap dapat diterbitkan, ditambah sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah
pajak yang tidak atau kurang dibayar meskipun jangka waktu 5 (lima) tahun
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui.
1. Dalam jangka waktu 10 tahun sesudah saat pajak terutang, berakhirnya Masa
Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, apabila ditemukan data baru dan
atau data yang semula belum terungkap yang mengakibatkan penambahan jumlah
pajak yang terutang.
2. Setelah lewat jangka waktu 10 tahun sesudah saat terutangnya pajak, berakhirnya
masa pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dalam hal Wajib Pajak setelah
jangka waktu 10 tahun tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
a. PENGERTIAN
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pada pajak
yang terutang atau tidak seharusnya terutang
b. FUNGSI SKPLB
Sebagai sarana atau alat untuk mengembalikan kelebihan pembayaran pajak yang telah
dilakukan oleh Wajib Pajak
c. PENERBITAN SKPLB
1. Untuk Pajak Penghasilan, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang
terutang, atau telah dilakukan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang.
2. Untuk Pajak Pertambahan Nilai, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah
pajak atau telah dilakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang.
Apabila terdapat pajak terutang yang dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan
Nilai, maka yang dimaksud dengan jumlah Pajak Yang terutang adalah jumlah
Pajak Keluaran setelah dikurangi pajak yang dipungut oleh Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai tersebut.
3. Untuk Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, jumlah pajak yang dibayar lebih besar
dari jumlah pajak yang terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak yang tidak
seharusnya terutang.
SKPN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
SKPN diterbitkan setelah Ditjen Pajak melakukan pemeriksaan Surat Pemberitahuan.
1. Pajak Penghasilan jika jumlah kredit pajak sama dengan pajak yang terutang atau
pajak yang tidak terutang dan tidak ada kredit pajak;
2. Pajak Pertambahan Nilai jika jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang
terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. Jika terdapat pajak yang
dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai, jumlah pajak yang terutang
dihitung dengan cara jumlah Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak yang dipungut
oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai tersebut;
3. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah apabila jumlah pajak yang dibayar sama dengan
jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada pembayaran pajak.
Surat Tagihan Pajak (STP) merupakan salah satu surat untuk dapat melakukan tagihan
pajak dan sanksi administrasi berupa bunga atau juga denda.
• Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut STP Wajib Pajak.
• Sarana untuk mengenakan sanksi berupa bunga atau denda.
• Sarana untuk menagih pajak.
• Sanksi administrasi yang berupa denda Rp 50.000 ,- jika wajib pajak tidak atau
terlambat penyampaian SPT Masa dan Rp 100.000,- jika tidak atau terlambat
menyampaikan SPT Tahunan.
• Sanksi administrasi dapat berupa denda 2 persen dari Dasar Pengenaan Pajak dalam
hal Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang PPN tetapi tidak
melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP atau Pengusaha yang
tidak dikukuhkan sebagai PKP tetapi membuat faktur pajak atau pengusaha te1ah
dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak membuat Faktur Pajak atau membuat faktur
pajak tetapi tidak tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya faktur pajak.
• Sanksi administrasi bisa juga berupa bunga dalam hal wajib pajak membetulkan
sendiri SPT-nya, yang mana hasil pembetulan tersebut menyatakan kurang bayar.
• Sanksi administrasi berupa suatu bunga apabila wajib pajak terlambat atau tidak
membayar pajak yang sudah jatuh tempo pembayarannya.
Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp60.000.000,00
yang diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2019dengan batas akhir pelunasan tanggal 1
Februari 2019. Wajib Pajak tersebut diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran pajak
dalam jangka waktu 6(enam) bulan (dimulai tgl 28 Februari 2018) dengan jumlah yang
tetap sebesar Rp10.000.000,00.
a.Sebutkan ketetapan pajak yang akan diterbitkan dan hitung pajak yang masih harus
dibayar!
Ketetapan Pajak : STP
Jangka waktu : 6 bulan
Sanksi : 6 x 2% x 10 juta = 1.200.000
b. Apabila Wajib Pajak di atas diperbolehkan untuk menunda pembayaran pajak
selama 6 bulan. Sebutkan ketetapan pajak yang akan diterbitkan dan hitung pajak yang
masih harus dibayar!
Ketetapan Pajak : STP
Jangka waktu : 6 bulan
Sanksi : 2% x 6 x 60 juta = 7.200.000
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
yousida, Imawati. 2018. Analisis prosedur perhitungan dan pelaporan pajak Penghasilan
pasal 21 atas gaji karyawan pt dafana surya medika di kabupaten banjar.Banjar :
google sholar.
Rahman (2013:8) menyatakan dalam perpajakan, akuntansi lebih dikenal dengan istilah
pembukuan dan pencatatan. Menurut ahli
Panjaitan, Buti uli artha, 2010. Evaluasi penghitungan pajak penghasilan pasal
21.Yogyakarta Program studi akuntansi Jurusan akuntansi fakultas ekonomi
Universitas sanata Dharma.