Anda di halaman 1dari 124

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP INTERNET


FINANCIAL REPORTING
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2018)

Skripsi
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S1

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh:
Raditya Amara Jalu
NIM: 31401606515

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG


FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEMARANG
2020
Skripsi
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
INTERNET FINANCIAL REPORTING

Disusun Oleh:
Raditya Amara Jalu
NIM: 31401606515

Halaman persetujuan

Telah disetujui oleh pembimbing dan selanjutnya


dapat diajukan kehadapan sidang panitia ujian Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Semarang, 10 Maret 2020

Dr.Hj. Indri Kartika, S.E., M.Si., Ak., CA


NIK. 211490002

ii
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
INTERNET FINANCIAL REPORTING

Disusun Oleh:
Raditya Amara Jalu
Nim: 31401606515

Telah dipertahankan di depan penguji


Pada Tanggal, 10 Maret 2020

Susunan Dewan Penguji

Pembimbing
Penguji I

Dr.Kiryanto,MSi, Akt
Dr. Hj. Indri Kartika, M.Si., Ak., CA NIK. 211492004
NIK. 211415029

Penguji I1

Hj. Luluk M. Ifada, SE., M.Si., Ak., CA


NIK. 210403051

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar
Sarjana Akuntansi Tanggal, 10 Maret 2020
Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Dra. Winarsih, SE., M.Si


NIK.211415029

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : Raditya Amara Jalu

NIM : 31401606515

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Akuntansi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “Pengaruh

Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Internet

Financial Reporting’’ adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan

hasil plagiasi atau duplikasi dari karya orang lain. Pendapat orang lain yang

terdapat dalam usulan penelitian skripsi ini dikutip berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil plagiasi dari karya tulis

orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Semarang, 10 Maret 2020

Yang Menyatakan,

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARTA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Raditya Amara Jalu
NIM : 31401606515
Program Studi : S1 Akuntansi
Fakultas : Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung
Alamat Asal : Jl. Arum indah V Gg. 6 No. 7, RT 09/10 Kec. Tegal
Selatan, Kota Tegal.
No HP/Email : 082138442739/ radityaamara123@gmail.com

Dengan ini menyatakan karya ilmiah berupa skripsi dengan judul:


“Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap
Internet Financial Reporting (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018)”. Dan menyetujuinya menjadi hak milik
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung serta memberikan hak bebas
royalty non-ekslusif untuk disimpan, dialih mediakan, dikelola dalam pangkalan
data, dipublikasikan di internet dan media lain untuk kepentingan akademik selama
tetap mencantumkan nama penulis sebagai Hak Cipta.
Peryataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila dikemudian
hari terbukti ada pelanggaran hak cipta atau plagiatisme dalam karya ilmiah ini,
maka segala bentuk tuntutan hukum yang timbul akan saya tanggung secara
pribadi tanpa melibatkan pihak Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan
Agung.
Semarang, 10 Maret 2020
Yang Membuat Pernyataan

v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Raditya Amara Jalu
NIM : 31401606515
Program Studi : S1 Akuntansi
Fakultas : Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung
Alamat Asal : Jl. Arum indah V Gg. 6 No. 7, RT 09/10 Kec. Tegal
Selatan, Kota Tegal.
No HP/Email : 082138442739/ radityaamara123@gmail.com

Dengan ini menyatakan karya ilmiah berupa skripsi dengan judul:


“Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap
Internet Financial Reporting (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018)”. Dan menyetujuinya menjadi hak milik
Universitas Islam Sultan Agung serta memberikan hak bebas royalty non-ekslusif
untuk disimpan, dialih mediakan, dikelola dalam pangkalan data, dipublikasikan di
internet dan media lain untuk kepentingan akademik selama tetap mencantumkan
nama penulis sebagai Hak Cipta.
Peryataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila dikemudian
hari terbukti ada pelanggaran hak cipta atau plagiatisme dalam karya ilmiah ini,
maka segala bentuk tuntutan hukum yang timbul akan saya tanggung secara
pribadi tanpa melibatkan pihak Universitas Islam Sultan Agung.

vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh sungguh (urusan)
yang lain
(Q.S Al-Insyirah 6-7)
“Tiada hari tanpa ibadah melainkah hanya untuk mencari ridho-Nya, serta selalu
menjadi penerang dimanapun berada dan tetap teguh pendirian”.

“Selalu memuliakan dan mengutamakan kedua orang tua, karena menurut saya,
bisa membuat sedikit pancaran senyum dari wajahnya merupakan kebahagiaan
yang tiada tara”.

“Bisa selalu menebar kebaikan dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar

merupakan capaian dan kesempurnaan yang sebenarnya dalam hidup di

dunia

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

 Allah SWT

 Bapak dan Ibu tercinta

 Adik tercinta

 Sahabat dan teman-temanku tercinta

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang

berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance

Terhadap Internet Financial Reporting”. Penyusunan skripsi ini adalah untuk

memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan program studi Sarjana (S1) dan

mencapai gelar Sarjana Akuntansi Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Dalam penelitian Skripsi tidak lepas dari bantuan semua pihak, oleh karena itu

penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Hj. Olivia Fachrunnisa, S.E.,M.Si.,Ph.D selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

2. Ibu Dr. Dra. Winarsih, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi

Akuntansi.

3. Ibu Dr.Hj. Indri Kartika, S.E.,M.Si.,Ak.,CA selaku dosen pembimbing

yang selalu sabar memberikan arahan, pengetahuan serta motivasi

sehingga pra skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Seluruh dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Islam Sultan Agung Semarang, yang telah memberikan bekal berupa

ilmu pengetahuan sebagai dasar penulisan skripsi ini.

5. Keluarga besar BSO ORI dan BSO Kewirausahaan 2017-2019

Universitas Islam Sultan Agung Semarang atas kebersamaan, do’a dan

motivasinya selama penulis mengerjakan pra skripsi.

viii
6. Sahabat-sahabatku yang selalu menjadikan motivasi tersendiri bagi

penulis “Deddy Prasetyo, Mas Mega, Muhammad Nurjen Ismail,

Muhammad Fadlul Fitriyanto, Nur Ilham Febrianto, Nur Sri Rahayu,

Fida N., M. Reza, Riske. N, Naufal Akrom, Nuris H., Prima K.,

Nunung N., Novi, Sekar R. N., Firda dan sahabat-sahabat yang tidak

bisa kusebut namanya satu per satu.”

7. Keluarga Kos (Pak Rino dan Ibu Arik, Mas Aan, Adit, serta Mas

Indra), yang selama ini sudah mendoakan, memberi semangat,

memberi motivasi, dan berjuang bersama dalam menyelesaikan pra

skripsi.

8. Teman-teman seperjuangan Jurusan Akuntansi Universitas Islam

Sultan Agung Semarang Angkatan 2016.

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian pra

skripsi ini yang tidak bisa penulis sebut satu persatu. Terima kasih atas

bantuan yang diberikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan pra skripsi ini masih jauh

dari sempurna karena keterbatasan yang dimiliki penulis. Penulis mengharapkan

segala bentuk kritik dan saran yang membangun agar pra skripsi ini dapat lebih

sempurna. Dan penulis berharap semoga pra skripsi ini bermanfaat bagi para

pembaca.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING.......................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...............................................................iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................................iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARTA ILMIAH......................v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................vii

KATA PENGANTAR..........................................................................................viii

DAFTAR ISI............................................................................................................x

DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi

ABSTRACT...........................................................................................................xvii

ABSTRAK..........................................................................................................xviii

INTISARI.............................................................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................9
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................10
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................11
1.4.1 Manfaat Akademisi............................................................................11
1.4.2 Manfaat Praktisi.................................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................13

2.1 Grand Theory.......................................................................................13


2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)..........................................................13
2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)......................................................14
2.2 Internet Financial Reporting.................................................................16

x
2.3 Ukuran Perusahaan.................................................................................18
2.4 Profitabilitas...........................................................................................20
2.5 Likuiditas...............................................................................................22
2.6 Leverage..............................................................................................24
2.7 Aktivitas Dewan Komisaris...............................................................26
2.8 Aktivitas Komite Audit......................................................................27
2.9 Penelitian Terdahulu.................................................................................29
2.10 Pengembangan Hipotesis........................................................................35
2.10.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Internet Financial Reporting
35
2.10.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Internet Financial Reporting.......36
2.10.3 Pengaruh Likuiditas Terhadap Internet Financial Reporting.............37
2.10.4 Pengaruh Leverage Terhadap Internet Financial Reporting.............38
2.10.5 Pengaruh Aktivitas Dewan Komisaris Terhadap Internet Financial
Reporting.............................................................................................39
2.10.6 Pengaruh Aktivitas Komite Audit Terhadap Internet Financial
Reporting.............................................................................................40
2.11 Kerangka Penelitian...............................................................................41
43
43
43
43
43
43
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................44

3.1 Jenis Penelitian........................................................................................44


3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel......................................44
3.3 Populasi dan Sampel................................................................................48
3.3.1 Populasi Penelitian............................................................................48
3.3.2 Sampel Penelitian..............................................................................49
3.4 Jenis dan Sumber Data.............................................................................50

xi
3.5 Metode Pengumpulan Data....................................................................50
3.6 Teknis Analisis Data..............................................................................51
3.6.1 Statistik Deskriptif...............................................................................51
3.6.2 Uji Asumsi Klasik...............................................................................51
3.7 Uji Hipotesis..........................................................................................53
3.7.1 Regresi Linier Berganda......................................................................53
3.7.2 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Squared)..............................54
3.7.3 Uji t......................................................................................................55
BAB IV..................................................................................................................56

HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................56

4.1 Proses Pengambilan Sampel..................................................................56


4.1.1 Stastistik Deskriptif...............................................................................58
4.2 Uji Asumsi Klasik..................................................................................62
4.2.1 Uji Normalitas....................................................................................62
4.2.2 Uji Multikolinearitas...........................................................................62
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas......................................................................64
4.3 Analisis Regresi Linier Berganda..........................................................66
4.3.1 Koefisien Determinasi.........................................................................68
4.3.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)...........................................................68
4.3.3 Uji t......................................................................................................70
4.4 Pembahasan............................................................................................72
4.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Internet Financial Reportng
(IFR)....................................................................................................73
4.4.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Internet Financial Reportng (IFR) 74
4.4.3 Pengaruh Likuiditas Terhadap Internet Financial Reportng (IFR)....75
4.4.4 Pengaruh Leverage Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)......76
3.4.5 Pengaruh Aktivitas Dewan Komisaris Terhadap Internet Financial
Reporting (IFR)...................................................................................77
3.4.6 Pengaruh Aktivitas Komite Audit Terhadap Internet Financial
Reporting (IFR)...................................................................................78

xii
BAB V....................................................................................................................79

PENUTUP..............................................................................................................79

5.1 Kesimpulan..............................................................................................79
5.2 Keterbatasan.............................................................................................81
5.3 Saran.........................................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................84

LAMPIRAN...........................................................................................................90

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Ringkasan Penelitian Terdahulu...........................................................29


Tabel 4. 1 Kriteria Pengambilan Sampel...............................................................56
Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif................................................................................58
Tabel 4. 3 Uji Normalitas.......................................................................................62
Tabel 4. 4 Uji Multikolonieritas.............................................................................63
Tabel 4. 5 Uji Heterokedastisitas...........................................................................65
Tabel 4. 6 Persamaan Regresi................................................................................66
Tabel 4. 7 Koefisien Determinasi..........................................................................68
Tabel 4. 8 Uji F......................................................................................................69
Tabel 4. 9 Uji t.......................................................................................................70
Tabel 4. 10 Pengaruh Aktivitas Dewan Komisaris Terhadap IFR.........................77
Tabel 4. 11 Pengaruh Aktivitas Komite Audit Terhadap IFR...............................78

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian...........................................................................43

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Indeks Pengukuran Internet Financial Reporting.............................91


Lampiran 2 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur.............................................94
Lampiran 3 Tabulasi Data.....................................................................................97
Lampiran 4 Hasil Olah Data...............................................................................100

xvi
ABSTRACT

The development of internet technology is very fast, communication via the internet has
been adopted by the business sector as an important tool for providing information to
stakeholders. Factors of corporate characteristics and corporate governance are predicted to
influence the extent of information publication by internet media. This study aims to examine the
effect of company size, profitability, liquidity, leverage, the activities of the board of
commissioners and the activities of the audit committee on Internet Financial Reporting. The
population in this study was manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange
(IDX) in 2018. With the purposive sampling method, data were obtained from 106 manufacturing
companies. This study uses secondary data from annual financial reports and annual reports. The
analysis technique used is to use Multiple Linear Regression using SPSS 25.0 software.
The results of this study indicate that company size has a positive and significant effect on
Internet Financial Reporting, profitability has a positive and not significant effect on Internet
Financial Reporting, liquidity has a positive and significant effect on Internet Financial Reporting,
leverage has a positive and significant effect on Internet Financial Reporting, the activities of the
board of commissioners positive and insignificant effect on Internet Financial Reporting, audit
committee activities have a positive and insignificant effect on Internet Financial Reporting.

Keywords: Company Characteristics, Corporate Governance, Internet Financial Reporting.

xvii
ABSTRAK

Perkembangan teknologi internet yang sangat cepat, komunikasi melalui internet telah
diadopsi oleh sektor bisnis sebagai alat yang penting untuk memberikan informasi kepada
stakeholder. Faktor-faktor karakteristik perusahaan dan corporate governance diprediksi dapat
mempengaruhi luasnya publikasi informasi dengan media internet. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas dewan
komisaris dan aktivitas komite audit terhadap Internet Financial Reporting. Populasi dalam
penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2018. Dengan metode purposive sampling diperoleh data sebanyak 106 perusahaan
manufaktur. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan tahunan dan
laporan tahunan. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan Regresi Linear
Berganda dengan menggunakan software SPSS 25.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Internet Financial Reporting, profitabilitas berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Internet Financial Reporting, likuiditas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Internet Financial Reporting, leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Internet Financial Reporting, aktivitas dewan komisaris berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Internet Financial Reporting, aktivitas komite audit berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap Internet Financial Reporting .

Kata Kunci : Karakteristik Perusahaan, Corporate Governance, Internet Financial Reporting

xviii
INTISARI

Internet Financial Reporting (IFR) merupakan pengungkapan laporan

keuangan perusahaan pada laman perusahaan, yang dalam penyajiannya

mempunyai konten yang relevan, akurat dan tepat waktu serta disajikan dengan

menarik di dalam pengungkapannya. Fokus utama dari IFR adalah

menyebarluaskan informasi keuangan maupun non keuangan kepada stakeholder

secara efektif dan efisien. Pada penelitian ini digunakan 6 variabel yang

diindikasikan mampu mempengaruhi IFR yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas,

likuiditas, leverage, aktivitas dewan komisaris dan aktivitas komite audit. Grand

Theory yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Keagenan dan Teori

Sinyal. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Bursa

Efek Indonesia (BEI) yang terdiri dari seluruh perusahaan jasa di tahun 2018.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI pada tahun 2018. Dengan teknik purposive sampling diperoleh

sebanyak 106 sampel perusahaan yang memenuhi kriteria. Dalam pengujian

menggunakan teknik Analisis Regresi Linear Berganda dengan menggunakan

aplikasi SPSS versi 25.0.

Berdasarkan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap IFR,

profitabilitas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap IFR, likuiditas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap IFR, leverage berpengaruh positif dan

signifikan terhadap IFR, aktivitas dewan komisaris berpengaruh positif dan tidak

xix
signifikan terhadap IFR, aktivitas komite audit berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap IFR.

xx
BAB I

PENDAHULUA

1.1 Latar Belakang Masalah

Satu dekade terakhir teknologi semakin berkembang pesat terutama dalam

bidang komunikasi dan internet, pada saat ini teknologi telah menjadi bagian

dalam kehidupan manusia. Perubahan yang ditimbulkan dari adanya

perkembangan teknologi membawa dampak bukan hanya dalam perubahan pola

pikir masyarakat, tetapi juga berdampak pada cara bisnis suatu perusahaan,

(Handayani dan Almilia, 2013). Teknologi digunakan karena lebih efektif dalam

membantu keperluan para penggunanya termasuk perusahaan, (Almilia, 2009) .

Peningkatan penggunaan teknologi komputer dan internet secara signifikan

berdampak pada praktik komunikasi laporan keuangan di dunia, (Lestari dan

Chariri, 2007). Internet juga membuat penyajian informasi keuangan lebih

menghemat biaya karena perusahaan tidak mengeluarkan biaya untuk mencetak

laporan keuangan maupun biaya untuk distribusi laporan keuangan, (Prasetya dan

Irwandi, 2012).

Tindakan perusahaan yang melakukan penyebaran informasi melalui

internet maka perusahaan akan mendapatkan image yang baik serta perusahaan

mampu mengeksploitasi kegunaan teknologi untuk lebih membuka diri dengan

menginformasikan laporan keuangan (aspek disclosure), (Almilia, 2008). Menurut

Rozak (2012), pentingnya penyajian laporan keuangan mendorong perusahaan

untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan bisnis yang


1
2

dijalani di halaman website pribadi perusahaan. Menurut Asbaugh, et al., (1999)

dalam Abdillah (2015), internet menjadi media penyampaian informasi yang

penting karena mempunyai keunggulan seperti mudah menyebar (pervasiveness),

tidak mengenal batas (borderlessness), real-time, berbiaya rendah (low cost), dan

mempunyai interaksi yang tinggi (high interaction) serta diintegrasi dengan teks,

angka, gambar, animasi, video, dan suara. Internet menjadi alternatif media

pelaporan yang utama, sehingga informasi tentang kinerja perusahaan dapat

dijangkau secara global oleh stakeholder. Penggunaan internet telah menjadi salah

satu alat dan media yang mendukung keterbukaan dan transparansi pelaporan

informasi karena dapat mengurangi tingkat asimetri infor- masi, sehingga dapat

mempercepat laju pertumbuhan perusahaan.

Internet memiliki keunggulan dalam segala hal dibandingkan dengan

media lain menyebabkan pertumbuhan jumlah pengguna internet khususnya di

Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan setiap tahunnya. Hal ini

dibuktikan berdasarkan hasil studi Polling Indonesia yang bekerja sama dengan

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet

di Indonesia tumbuh 10,12 persen. Menurut Sekjen APJII, Henri Kasyfi, survei ini

melibatkan 5.900 sampel dengan margin of error 1,28 persen. Data lapangan ini

diambil selama periode Maret hingga 14 April 2019. Hasilnya dari total populasi

sebanyak 264 juta jiwa penduduk Indonesia, ada sebanyak 171,17 juta jiwa atau

sekitar 64,8% yang sudah terhubung ke internet. Angka ini meningkat dari tahun

2017 saat angka penetrasi internet di Indonesia tercatat sebanyak 54,86%.

(http://www.tekno.kompas.com: 16 Mei 2019). Data tersebut menunjukkan,


3

pengguna internet memiliki populsai yang besar, dengan menggunakan IFR

perusahaan dapat menjangkau lebih banyak stakeholder dan dapat menghemat

biaya.

Stakeholder membutuhkan sistem pelaporan yang fleksibel yang akan me-

mungkinkan mereka memperoleh informasi dengan cara yang lebih mudah.

Internet menawarkan suatu bentuk unik pengungkapan yang menjadi media bagi

perusahaan dalam menyediakan informasi kepada masyarakat luas sesegera

mungkin (Abdelsalam dan Street, 2007). Atas dasar itulah muncul suatu media

tambahan dalam pe- nyajian laporan keuangan melalui internet yang lazim disebut

Internet Financial Reporting (IFR). Menurut Lai dan Wu (2010) secara

sederhana, IFR dapat didefinisi sebagai pencantuman informasi keuangan

perusahaan melalui internet pada website resmi perusahaan dan mendukung

perpindahan periode paper based reporting system ke paperless reporting system.

Peraturan mengenai pelaporan melalui internet di Indonesia telah diatur

dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 8/POJK.04/2015 telah

mendorong banyaknya fenomena Internet Financial Reporting (IFR) yang

dilalukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Dimana pada kebijakan

tersebut berbunyi perusahaan publik atau emiten yang sudah memiliki sebuah

laman (website) sebelum diperlakukannya peraturan ini, wajib membuat laporan

keuangan pada masing-masing laman (website) perusahaan. Bagi perusahaan

publik yang belum memiliki laman, maka dalam jangka waktu 6 bulan

diperlakukannya peraturan tersebut, perusahaan publik atau emiten yang

dimaksud harus sudah memiliki laman (website) yang memuat laporan keuangan

perusahaan.
4

Penelitian mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

pengungkapan IFR telah banyak berkembang, baik di Indonesia maupun di negara

lain. Seperti halnya kesiapan perusahaan untuk menyediakan website perusahaan

sendiri. Penelitian dilakukan oleh Almilia (2009) didapatkan hasil bahwa hanya

62% perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah memiliki

website untuk mempublikasikan beberapa informasi tentang kondisi keuangan dan

non keuangan perusahaan. Sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh

Muliyati (2013) menunjukkan hasil bahwa jumlah perusahaan yang melaporkan

informasi keuangan di website masih kurang dari 50% pada tahun 2012 dari

jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menurut penelitian

Kurniawati (2018), tingkat pengungkapan item IFR di perusahaan Indonesia

sebesar 66 %. Sedangkan penelitian menurut Sayidah et al (2016), tingkat

pengungkapan item IFR pada perusahaan di Indonesia hanya 44%. Menurut Jaya

dan Verawaty (2015), pengungkapan item IFR di perusahaan Indonesia sebesar

76%.

Ukuran perusahaan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

Internet Financial Reporting. Perusahaan besar memiliki aset yang besar dan

fasilitas yang lengkap. Perusahaan besar memiliki jaringan internet yang cepat dan

memiliki server sendiri untuk menampung data-data perusahaan. Karena itulah

perusahaan besar cenderung melakukan Internet Financial Reporting untuk

menyebarluaskan informasi laporan keuangan kepada stakeholder.

Penelitian yang dilakukan oleh Jaya dan Verawaty (2015) serta penelitian

dari Kurniawati (2018) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif

signifikan terhadap Internet Financial Reporting. Sedangkan penelitian yang


5

dilakukan oleh Idawati dan Dewi (2017) dan Sari, et al. (2019), menyatakan bahwa

ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

Faktor lain yang mempengaruhi Internet Financial Reporting adalah

profitabilitas. Profitabilitas yang tinggi mampu menggambarkan bahwa

manajemen memiliki kinerja yang baik dalam mengelola perusahaan. Pada

perusahaan yang dinilai baik akan dilirik investor untuk ditanami modal.

Banyaknya investor yang menanamkan modal diharapkan kinerja perusahan dapat

meningkat yang nantinya akan berdampak pada daya beli konsumen meningkat

dan juga meningkatnya laba perusahaan. IFR digunakan perusahaan untuk

menginformasikan good news tersebut kepada stakeholder. Perusahaan memilih

IFR karena memiliki beberapa keunggulan yaitu efisien dan lebih menjangkau

banyak stakeholder yang membutuhkan informasi tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Idawati dan Dewi (2017) dan penelitian

dari Andriyani dan Mudjiyanti (2017) menyatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif signifikan terhadap internet financial reporting. Sedangkan

penelitian dari Sari et al (2019) serta penelitian dari Agusto (2017) menyatakan

bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap internet financial reporting.

Likuiditas adalah salah satu faktor yang mempengaruhi internet financial

reporting. Likuiditas tinggi yang dimiliki perusahaan akan memiliki dorongan

untuk menunjukkan kepada stakeholder bahwa dengan adanya kemampuan

perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya, investor tidak perlu khawatir

modal yang mereka tanamkan akan hilang karena digunakan untuk melunasi

utang perusahaan. Likuiditas tinggi yang dimiliki perusahaan menggambarkan

bahwa
6

utang jangka pendek yang dimiliki perusahaan mampu dilunasi perusahaan

apabila sjatuh tempo sewaktu-waktu. Transparansi pelaporan keuangan dan public

dapat mengakses dengan mudah informasi perusahaan, pihak perusahaan tidak

merasa terancam akan kinerjanya tetapi justru menunjukkan keberhasilan operasi

perusahaan. Informasi keuangan perusahaan yang dipublikasikan melalui media

internet merupakan ekspresi kepercayaan manajemen terhadap prospek masa

depan.

Penelitian Jaya, et al. (2014) dan Sari,et al (2019) menyatakan bahwa

likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap internet financial reporting.

Sedangkan hasil berbeda dari penelitian Agusto (2017) dan Reskino & Sinaga

(2016) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap internet financial

reporting.

Leverage merupakan salah faktor yang mempengaruhi internet financial

reporting. Tingkat leverage rendah yang dimiliki perusahaan akan lebih

mengutamakan investornyanya, karena angka laba yang besar dengan tingkat

hutang yang rendah maka investor akan tertarik. Tingkat utang yang rendah akan

membuat investor menjadi yakin untuk menanamkan modalnya karena risiko yang

rendah dari hutang gagal bayar. Manajemen akan mudah memprediksi jalannya

perusahaan kedepan apabila rendahnya rasio leverage yang dimiliki perusahaan,

hal ini tentu saja akan membuat manajer perusahaan diuntungkan karena dianggap

mampu dalam mengelola perusahaan dengan baik. Oleh sebab itu, Internet

Financial Reporting kemungkinan sering digunakan oleh perusahaan dengan

risiko
7

rendah untuk mempermudah akses informasi dari pihak luar dan juga untuk

menciptakan citra baik pada publik terhadap manajemen.

Penelitian dari Agusto (2017) menyatakan bahwa leverage berpengaruh

negative signifikan terhadap internet financial reporting. Sedangkan hasil berbeda

dari penelitian dari Reskino dan Sinaga (2016) menyatakan bahwa leverage tidak

berpengaruh terhadap internet financial reporting.

Faktor lain yang mempengaruhi internet financial reporting adalah

aktivitas dewan komisaris. Aktivitas dewan secara umum berhubungan dengan

agenda dewan yang secara tipikal memfokuskan pekerjaan dewan melalui

pertemuan dewan, menyediakan forum penting untuk berkomunikasi antara

ditektur dengan manajer berkenaan dengan isu dari tinjauan operasional ke

rencana daur bisnis Sanchez, et al. (2011). Aktivitas dewan diharapkan memiliki

efek positif pada pengungkapan informasi strategis.

Penelitian dari Siagian dan Ghozhali (2012) menyatakan bahwa aktivitas

dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap internet financial

reporting. Sedangkan hasil berbeda dari penelitian Abdillah (2015), menyatakan

bahwa aktivitas dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap internet financial

reporting.

Aktivitas komite audit merupakan faktor yang mempengaruhi internet

financial reporting. Peranan dan tugas yang dimiliki komite audit sangat penting

dalam mengawasi berbagai aspek organisasi. Pemeriksaan dan pengawasan pada

proses pelaporan keuangan dan control internal merupakan tugas utama komite

audit. Dalam pelaksanaan fungsinya agar maksimal, komite audit menjalankan


8

aktivitasnya dengan mengadakan rapat. Pertemuan komite yang lebih sering lebih

mungkin untuk melakukan transparansi pengungkapan dengan pelaporan

keuangan internet. Rapat komite audit yang rutin diharapkan dapat meneliti

kecurangan dan diharapakan dapat meningkatkan kualitas pengungkapan yang ada

informasi di laporan keungan sebelum diedarkan melalui internet. Sehingga akan

meningkatkan kualitas pengungkapan informasi laporan keuangan yang diedarkan

melalui internet serta mendapat kepercayaan yang tinggi dari stakeholder.

Penelitian yang dilakukan oleh Siagian dan Ghozali (2012) menyatakan

bahwa aktivitas komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap internet

financial reporting. Hasil berbeda dari penelitian Wirashanti (2016), menyatakan

bahwa aktivitas komite audit tidak berpengaruh terhadap internet financial

reporting.

Mengacu pada hasil-hasil penelitian sebelumnya yang belum konsisten, hal

tersebut memotivasi dilakukan penelitian kembali. Penelitian ini menggunakan

model penelitian baru yang tidak sama dengan penelitian terdahulu untuk

mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan dan corporate governance

terhadap internet financial reporting. Model penelitian ini mengacu dari penelitian

yang dilakukan oleh Jaya dan Verawaty (2015) dengan menambah dua variabel

bebas yaitu aktivitas dewan komisaris dan aktivitas komite audit. Aktivitas dewan

komisaris dan aktivitas komite audit mengacu pada penelitian Siagian dan Ghozali

(2012). Persamaan penelitian ini ada pada populasi, populasi penelitian

sebelumnya yaitu perusahaan manufaktur tahun 2012 yang terdaftar di BEI

sedangkan penelitian ini perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun

2018. Dengan
9

dipilihnya perusahaan manufaktur sebagai unit penelitian, diharapkan informasi

yang lebih akurat dari penelitian sebelumnya dan alasan lain yaitu perusahaan

manufaktur merupakan perusahaan yang memproduksi brang kosnumsi disekitar

kita, perusahaan-perusahaan tersebut mengikuti perkembangan teknologi sebagai

kekuatan bisnis. Perkembangan dunia industri kini semakin pesat khususnya di

Indonesia. Jasa maupun produk yang diluncurkan semakin mengikuti

perkembangan zaman guna memenuhi kepuasan para konsumen. Perusahaan-

perusahaan tersebut tentunya banyak melakukan upaya guna mengikuti

perkembangan teknologi. Selain digunakan untuk pengenalan produk dan jasa

baru, internet juga digunakan untuk memperlihatkan keunggulan perusahaan

dibandingkan dengan perusahaan lain yang sama besarnya yaitu dengan informasi

keuangan yang disajikan dalam laman website perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Penggunaan internet financial reporting dalam perusahaan akan

mempermudah stakeholder dalam melihat kinerja manajemen dalam suatu

perusahaan dan informasinya dapat diakses dan tersedia bagi siapapun,

dimanapun, dan kapanpun. Penelitian tentang internet financial reporting sudah

pernah dilakukan sebelum-sebelumnya, seperti internet financial reporting yang

dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan (Idawati dan Dewi, 2017; Andriyanti

dan Mudjiyanti, 2017; Jaya dan Verawaty, 2015; Kurniawati, 2018; Sari,et al,

2019; Mayasari,et al, 2014; Agusto, 2017; Reskino dan Sinaga, 2016), aktivitas

dewan komisaris (Siagian dan Ghozali, 2012) dan aktivitas komite audit (Siagian

dan Ghozali, 2012). Hasil-hasil penelitian tersebut tidak konsisten.


10

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, Berdasarkan latar

belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini

sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Internet Financial

Reporting ?

2. Bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap Internet Financial Reporting?

3. Bagaimana pengaruh Likuiditas terhadap Internet Financial Reporting ?

4. Bagaimana pengaruh Leverage terhadap Internet Financial Reporting ?

5. Bagaimana pengaruh Aktivitas Dewan Komisaris terhadap Internet

Financial Reporting ?

6. Bagaimana pengaruh Aktivitas Komite Audit terhadap Internet Financial

Reporting ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah ditentukan, maka penelitian

ini bertujuan untuk :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap

IFR

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap IFR

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Likuiditas terhadap IFR

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Leverage terhadap IFR

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Aktivitas Dewan Komisaris

terhadap IFR
11

6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Aktivitas Komite Audit

terhadap IFR

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Akademisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta

pemahaman yang lebih mendalam lagi mengenai hal – hal yang dapat

berpengaruh signifikan pada praktek internet financial reporting, serta diharapkan

penelitian ini mampu menjadi acuan penelitian – penelitian selanjutnya mengenai

IFR.

1.4.2 Manfaat Praktisi

1. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan

referensi oleh perusahaan dalam hal peningkatan kualitas informasi pelaporan

keuangan yang lebih baik melalui media internet. Penelitian ini juga diharapkan

dapat berkontribusi pada perusahaan dalam hal pemanfaatan teknologi khususnya

internet, dimana pengungkapan informasi keuangan dan non-keuangan melalui

website atau yang biasa disebut Internet Financial Reporting mampu

mengevaluasi praktik pelaporan keuangan melalui internet yang telah atau belum

diterapkan oleh perusahaan go public sehingga dapat memacu perusahaan go

public untuk melakukan pelaporan keuangan lebih baik lagi kedepannya.

2. Bagi Investor
12

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor,

dengan adanya penerapan internet financial reporting yang dilakukan perusahaan

dapat mempermudah investor dalam mengambil keputusan investasi dengan tepat

karena informasi laporan keuangan yang dilaporkan dalam website perusahaan


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Grand Theory

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)


Teori agensi adalah teori yang digunakan untuk menjelaskan dan

menyelesaikan masalah dalam hubungan antara prinsipal dan agen. Paling umum,

hubungan itu adalah hubungan antara pemegang saham, sebagai prinsipal, dan

eksekutif perusahaan, sebagai agen. Prinsipal mendelegasikan wewenang

pengambilan keputusan kepada agen. Karena banyak keputusan yang

mempengaruhi prinsipal secara finansial dibuat oleh agen, perbedaan pendapat

dan bahkan perbedaan dalam prioritas dan kepentingan dapat muncul. Ini kadang-

kadang disebut sebagai masalah prinsipal-agen. Literatur akuntansi tentang

pengungkapan sendiri seringkali mengacu pada konsep teori agensi dengan

menyediakan dorongan untuk melakukan pengungkapan wajib maupun sukarela

terhadap laporan keuangan (Kurniawati, 2018). Dorongan ini ditunjukkan pada

literatur sebagai alat penggerak yang digunakan untuk mengurangi asimetri

informasi antara prinsipal dan agen. Semakin besar asimetri informasi maka akan

semakin besar pula biaya keagenan (agency cost) dalam rangka mengawasi dan

memastikan bahwa tidak ada hal-hal yang dapat merugikan principal.

Pengungkapan laporan keuangan melalui internet sebagai salah satu cara untuk

mengurangi asimetri informasi antara stakeholder sebagai prinsipal dan manager

sebagai agen. Sesuai dengan Peraturan OJK Nomor X.K.6 tahun 2012 dengan

13
14

lampiran Keputusan Ketua OJK Nomor KEP-431/BL/2012 menjelaskan bahwa

emiten atau perusahaan publik diwajibkan untuk memuat laporan tahunan tersebut

pada laman atau website perusahaan selain penyampaian dalam bentuk fisik atau

hardcopy kepada OJK. Adanya peraturan tersebut, perusahaan yang sudah go

public harus memiliki website serta diwajibkan untuk memuat laporan tahuna

perusahaan tersebut. Internet Financial Reporting mudah diakses dikarenakan

sifatnya yang berbentuk softcopy dan juga dapat diakses melalui internet. Internet

Financial Reporting memudahkan stakeholder melihat kinerja manajemen dalam

mengelola perusahaan tersebut dan juga mengurangi asimetri informasi antara

stakeholder dan manajer.

2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori ini menjelaskan mengapa suatu perusahaan memiliki dorongan untuk

membagikan laporan keuangan kepada pihak luar atau eksternal (Rachman, 2016).

Dorongan suatu perusahaan untuk membagikan informasi laporan keuangan

karena terdapat suatu asimetri informasi antara pihak internal (perusahan) dengan

pihak eksternal (investor,kreditor), dimana pihak internal lebih banyak

mengetahui tentang perusahaan dibandingkan pihak eksternal sedangkan prospek

untuk masa depan perusahaan datang dari pihak eksternal. Kurangnya informasi

mengenai perusahaan inilah yang menyebabkan pihak eksternal melindungi diri

mereka dari perusahaan dengan cara memberikan harga yang murah bagi

perusahaan.

Salah satu cara memberikan sinyal kepada pihak eksternal, yang berupa

informasi keuangan, melalui pengungkapan dalam Internet Financial Reporting

(IFR) sebagai upaya meminimalisir adanya asimetri informasi dan konflik


15

kepentingan yang terjadi antara manajemen dengan pihak eksternal.

Pengungkapan Internet Financial Reporting sebagai pemberi sinyal kepada pihak

eksternal, mempunyai kelebihan memberi kemudahan bagi pihak eksternal untuk

mengakses informasi perusahaan secara cepat, akurat, fleksibel dan dimana pun

mereka berada karena berbasis internet atau teknologi yang mudah diaplikasikan.

Dengan kemudahan untuk mengakses informasi perusahaan tersebut, akan

mengurangi ketidakpastian prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Dengan

pihak eksternal dapat mengetahui kinerja manajemen perusahaan dan mampu

mengurangi asimetri informasi antara pihak eksternal dan internal.

Adanya kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 7

/POJK.04/2018 telah mendorong banyaknya fenomena Internet Financial

Reporting (IFR) yang dilalukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Dimana

pada kebijakan tersebut berbunyi perusahaan publik atau emiten yang sudah

memiliki sebuah laman (website) sebelum diperlakukannya peraturan ini, wajib

membuat laporan keuangan pada masing-masing laman (website) perusahaan.

Bagi perusahaan publik yang belum memiliki laman, maka dalam jangka waktu 1

tahun diperlakukannya peraturan tersebut, perusahaan publik atau emiten yang

dimaksud harus sudah memiliki laman (website) yang memuat laporan keuangan

perusahaan. Dengan keterbukaan informasi yang dilakukan oleh perusahaan

melalui mempublikasikan laporan keuangannya dalam laman perusahaan,

diharapakan akan mengurangi asimetri informasi yang terjadi di perusahaan.


16

2.2 Internet Financial Reporting

IFR (Internet Financial Reporting) adalah pelaporan keuangan yang

dilakukan oleh perusahaan melalui internet yang disajikan dalam website

perusahaan (Prasetya & Irwandi, 2012). Pendapat berbeda dikemukakan oleh

Rahmawati (2019), IFR adalah suatu mekanisme pengungkapan laporan keuangan

perusahaan melalui internet atau melalui situs website yang dimiliki oleh

perusahaan yang bersangkutan. Menurut Puspitaningrum dan Atmini (2012),

dikarenakan IFR belum ada regulasi yang mengatur mengenai informasi apa saja

yang harus disajikan di dalam website perusahaan. Dapat disimpulkan, IFR adalah

mekanisme pengungkapan pelaporan keuangan melalui Internet yang disajikan

dalam website perusahaan dengan tujuan untuk mengurangi asimetri informasi

antara stakeholder sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen.

Menurut Kartika & Puspa (2013), perusahaan publik dapat menyajikan

informasi yang bersifat wajib maupun sukarela, baik berkaitan dengan konten dan

cara penyajiannya melalui website. Selain itu, penggunaan IFR dalam perusahaan

akan mempermudah stakeholder dalam melihat kinerja manajemen dalam suatu

perusahaan dan informasinya dapat diakses dan tersedia bagi siapapun,

dimanapun, dan kapanpun. Keuntungan lainnya dari penerapan IFR adalah

pertama, penghematan bagi perusahaan dikarenakan perusahaan tidak perlu

mencetak laporan keuangan di kertas. Proses pendistribusian laporan keuangan

lebih cepat, efisien dan real time karena laporan keuangan perusahaan dapat

dilihat melalui internet. Kedua, kemudahan dalam mengakses informasi terkini,

karena stakeholder terutama investor dapat mengakses informasi laporan

keungan
17

perusahaan dimanapun dan kapanpun dengan cepat dan mudah. Ketiga, adanya

komunikasi dua arah melalui website perusahaan antara manajemen perusahaan

dan stakeholder. Beberapa perusahaan bahkan membuka pendaftaran anggota

melalui email agar para pengunjung website mendapatkan berita terbaru yang

dikirimkan ke email masing-masing anggota pengunjung website perusahaan.

Pengukuran IFR yang dikembangkan oleh Cheng, et al. (2000) untuk

merumuskan kualitas dari pengungkapan informasi keuangan perusahaan melalui

internet atau website yang dimiliki perusahaan. Empat komponen yang

dikembangkan oleh Cheng, et al. (2000) meliputi komponen content, ketepatan

waktu, pemanfaatan teknologi dan dukungan bagi pengguna. Keempat indeks ini

diberikan bobot masing-masing, 40% untuk content, 20% untuk ketepatan waktu,

20% untuk pemanfaatan teknologi dan 20% sisanya untuk dukungan bagi

pengguna. Indeks IFR yang berbeda menggunakan indek pengungkapan internet

yang diadopsi dari Kelton & Yang (2008). Adopsi dari indeks IFR dari Kelton &

Yang (2008) di lakukan karena indeks ini dipandang cukup lengkap. Indeks IFR

mencakup baik content maupun presentation. Item pengungkapan berjumlah 36

yang terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah format yang

terdiri dari 12 item yaitu (1) laporan tahunan dalam multiple file format (2) data

keuangan dalam format yang dapat diproses (3) tabel yang dihubungkan dengan

isinya (4) menu petunjuk atas bawah (5) hyperlink di dalam laporan tahunan (6)

hyperlink ke data dalam website pihak ketiga (7) file-file audio (8) file-file video

(9) tanda email

(10) email langsung ke investor relations (11) gambar grafik yang dinamis (12)

internal seach engine. Kelompok kedua adalah isi yang terdiri dari 7 item yaitu (1)
18

laporan tahunan tahun berjalan (2) laporan tahunan tahun yang lalu (3) laporan

kuartalan terbaru (4) other filling (5) link to Edgar atau 10K Wizard (6) anggaran

dasar untuk komite audit (7) kode etik untuk direktur dan karyawan. Kelompok

ketiga adalah penyajian yang terdiri dari 17 item yaitu (1) anggota dewan direksi

(2) data keuangan bulanan yang terbaru (3) gambaran mengenai ikhtisar kinerja

perusahaan (hal-hal penting, fact sheet), (4) estimasi laba (5) tanggaltanggal

peristiwa yang berkaitan dengan kepentingan investor (6) publikasi berita

keuangan terbaru (7) daftar Analis yang mengikuti perusahaan (8) pemeringkatan

analis (9) teks pidato dan presentasi (10) harga saham hari yang sama (11) harga

saham historis (12) informasi mengenai agen transfer saham perusahaan (13)

keuntungan memiliki saham perusahaan (14) Informasi berkaitan dengan rencana

reinvestasi dividen (15) histori dari dividen (16) prinsip/ pedoman corporate

governance dan

(17) anggaran dasar komisaris. Setiap item pengung- kapan informasi tersebut

dicari dalam setiap situs perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Jika ada

maka diberi skor 1 jika tidak ada diberi skor 0.

2.3 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menurut Riyanto (2008), mengemukakan bahwa ukuran

perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity,

nilai penjualan atau nilai aktiva . Dari pengertian diatas, perusahaan besar

memiliki nilai penjualan yang besar, jumlah modal yang besar dan jumlah asset

yang banyak sedangkan perusahaan kecil memiliki nilai penjualan yang kecil,

jumlah modal yang relative kecil dan tidak memiliki banyak asset.
19

Perusahaan besar memiliki sistem informasi manajemen yang lengkap dan

kompleks, maka perusahaan diharapkan dapat menyediakan informasi yang lebih

baik, termasuk meningkatkan aksesibilitas laporan keuangan perusahaan melalui

website perusahaan (Jaya, et al., 2014). Perusahaan besar cenderung akan

melakukan IFR untuk menunjukkan kepada investor atau pihak eksternal tentang

kekayaan asset yang dimiliki perusahaannya daripada perusahaan yang lebih

kecil. Penerapan IFR pada perusahaan besar akan mampu menyebarluaskan

laporan keuangan dengan biaya yang lebih efisisen.

Indikator yang digunakan dalam melihat ukuran perusahaan, berdasarkan

definisi diatas maka ukuran perusahaan dapat dilihat dengan nilai ekuitas, nilai

penjualan dan nilai aktiva. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung nilai

ekuitas, nilai penjualan dan total aktiva.

Nilai ekuitas yang besar, perusahaan cenderung melakukan IFR. Nilai

ekuitas semakin besar dapat dilihat ekuitas yang besar dimiliki perusahaan

tersebut. Semakin besar ekuitas yang dimiliki perusahaan, semakin banyak pula

pemegang saham yang ingin mengetahui informasi tentang perusahaan. Sebagai

perusahaan dengan ekuitas yang besar, perusahaan dituntut untuk menyajikan

informasi yang cepat dan lengkap. Dengan menggunakan IFR, perusahaan dapat

dengan mudah menyebarluaskan informasi laporan keuangannya.

Nilai penjualan juga dapat menunjukkan seberapa besar perusahaan

dikarenakan apabila perusahaan sudah besar maka sudah terkenal dikalangan

pelanggan, maka semakin banyak pula pelanggan yang ingin mengetahui tentang
20

perusahaan. Hal inilah yang mendorong perusahaan dengan penjualan yang besar

mempublikasikan informasi melalui IFR.

2.4 Profitabilitas

Menurut Sartono (2010), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun

modal sendiri. Pengertian berbeda dikemukakan oleh Kasmir (2011), profitabilitas

adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

Menurut Irawati (2006), profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan

suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya

semesteran, triwulanan dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan

dalam beroperasi secara efisien. Ketiga pengertian diatas mengenai profitabilitas

dapat disimpulkan profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai

perusahaan dalam memperoeh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total

aktiva maupun modal sendiri.

Profitabilitas suatu aspek penting yang dijadikan acuan oleh investor atau

pemilik untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola suatu perusahaan

(Widaryanti, 2011). Salah satu aspek yang mempengaruhi keputusan stakeholder

untuk menjual atau membeli saham adalah tingkat profitabilitas perusahaan.

Perusahaan yang memiliki kinerja profitabilitas yang buruk menghindari

penggunaan teknik pelaporan keuangan seperti IFR karena mereka berusaha untuk

menyembunyikan badnews, sedangkan perusahaan yang memiliki profitabilitas


21

yang baik, mereka akan menggunakan IFR untuk membantu menyebarluaskan

goodnews menurut Lestari & Chariri (2007) dalam Rozak (2012).

Menurut Sartono (2010), bahwa dalam rasio profitabilitas secara umum ada

4 (empat), yaitu gross profit margin, net profit margin (NPM), return on total

asset (ROA), dan return on equity (ROE).

Gross Profit Margin adalah rasio ini digunakan untuk menghitung margin

laba kotor perusahaaan, menurut Sartono (2010) rumusnya sebgai berikut :

Net Profit Margin adalah Rasio yang digunakan untuk menghitung laba

bersih perusahaan, menurut Sartono (2010) rumusnya sebagai berikut :

Return On Asset adalah rasio yang digunakan untuk melihat sejauh mana

asset mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang

diharapkan. Menurut Sartono (2010) rumusnya sebagai berikut :

Return On Equity adalah rasio yang digunakan untuk menghitung sejauh

mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk

memberikan laba atas equitas. Menurut Sartono (2010) rumusnya sebagai berikut :
22

2.5 Likuiditas

Menurut Riyanto (2008), likuiditas adalah hal-hal yang berhubungan dengan

masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya

yang harus segera dilunasi. Pendapat berbeda dikemukakan oleh Syafrida (2015),

likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi semua

kewajiban keuangan yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo.

Pengertian menurut Mardiyanto (2009), likuiditas adalah kemampuan perusahaan

untuk melunasi kewajiban (utang) jangka pendek tepat pada waktunya, termasuk

melunasi bagian utang jangka panng yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan.

Kesimpulan likuiditas dari 3 pengertian diatas likuiditas adalah kemampuan

perusahaan melunasi kewajiban-kewajiban yang akan jatuh tempo pada tahun

yang bersangkutan.

Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar

kewajiban jangka pendek. Menurut Subramanyam dan Wild (2010), bagi

pemegang saham perusahaan, kurangnya likuiditas dapat meramalkan hilangnya

kendali pemilik atau kerugian investasi modal. Bagi kreditor perusahaan,

rendahnya likuiditas dapat menyebabkan penundaan pembayaran bunga dan

pokok pinjaman atau bahkan tidak dapat ditagih sama sekali. Pelanggan serta

pemasok produk dan jasa perusahaan juga merasakan masalah likuiditas jangka

pendek. Implikasinya antara lain mencakup ketidakmampuan perusahaan untuk

memenuhi kontrak serta merusak hubungan dengan pelanggan dan pemasok

penting. Belkoui (2006) dalam Hanny dan Chariri (2007) berkeyakinan bahwa

kekuatan perusahaan yang ditunjukkan dengan rasio likuiditas yang tinggi

akan berhubungan dengan


23

pelaporan keuangan selengkap mungkin. Perusahaan dengan likuiditas tinggi lebih

disukai oleh stakeholder, semakin tinggi rasio likuiditas menjadi berita baik bagi

para stakeholder, sehingga para stake holder tertarik untuk mengetahui informasi

tentang kinerja perusahaan. Perusahaan dengan likuiditas tinggi, cenderung

melakukan IFR, dikarenakan agar informasi tersebut lebih menjangkau lebih

banyak stakeholder. Karena salah satu syarat melakukan IFR menurut Kelton dan

Yang (2008), laporan keuangan tersebut harus tersedia dalam beberapa format

file. Syarat itulah yang menyebabkan laporan keuangan dapat diakses siapa saja

selain terdapat di internet. Hasil tersebut akan mempengaruhi perusahaan dalam

penggunaan IFR untuk mempublikasikan dan menyebarluaskan karena tingkat

likuditas perusahaan kepada stakeholder.

Menurut Harahap (2013) , likuiditas diukur dengan tiga jenis penghitungan

yaitu, current ratio, quick ratio,cash ratio. Penjelasan ketiga jenis penghitungan

tersebut ada dibawah ini :

Current Ratio (Rasio Lancar), Rasio ini berfungsi untuk mengetahui tingkat

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan

aktiva perusahaan yang likuid pada saat ini atau aktiva lancar (current asset).

Menurut Harahap (2013), rumusnya sebagai berikut :

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Quick Ratio (Rasio Cepat), Penghitungan quick ratio hanya menggunakan

aktiva lancar yang paling likuid untuk dibandingkan dengan kewajiban lancar.

Menurut Harahap (2013), rumus dari rasio ini sebagai berikut :


24

(𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦)


𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Cash Ratio (Rasio Kas), Rasio ini berfungsi untuk melihat kemampuan

perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menjadikan

kas sebagai acuan. Rumus rasio ini adalah :

(𝐶𝑎𝑠ℎ + 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘)
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

2.6 Leverage

Menurut Harahap (2013), leverage adalah rasio yang menggambarkan

hubungan antara utang perusahaan terhadap modal, rasio ini dapat melihat

seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan

perusahaan yang digambarkan oleh modal. Pengertian berbeda dikemukakan oleh

Fahmi (2012) leverage merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis

laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk

kreditor. Menurut Fakhruddin (2008), leverage adalah jumlah utang yang

digunakan untuk membiayai/membeli aset-aset perusahaan. Ketiga pengertian

diatas dapat disimpulkan, leverage adalah rasio yang menggambarkan jumlah

utang yang digunakan untuk membiayai/membeli aset-aset perusahaan.

Menurut Lestari dan Chariri (2012), seiring dengan meningkatnya leverage,

manajer dapat menggunakan IFR (Internet Financian Reporting) untuk menbantu

menyebarluaskan informasi-informasi positif perusahaaan kepada kreditur dan

pemegang saham untuk tidak terlalu fokus hanya pada leverage perusahaan yang

tinggi. Leverage perusahaan yang rendah merupakan salah satu goodnews bagi
25

perusahaan karena perusahaan akan semakin percaya diri untuk menggunakan

IFR guna menarik perhatian stakeholder.

Menurut Darsono (2005) ada 3 jenis untuk mengukur rasio leverage.

Ukuran itu adalah Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Long Term Debt to

Equity Rati . Dibawah ini rumus dari rasio-rasio tadi :

Debt to Equity Ratio, Rasio ini digunalan untuk menghitung perbandingan

anatara hutang dengan ekuitas perusahaan. Rasio ini untuk memperhatikan posisi

hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal perusahaan agara tidak saling

bertumpukan. Menurut Darsono (2005), rumus rasio ini :

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Debt to Total Asset Ratio, Rasio ini menunjukkan seberapa besar bagian dari

keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini untuk mengukur

persentase dana yang berasal dari semua hutang yang dimiliki perusahaan dalam

jangka pendek maupun jangka panajang. Menurut Darsono (2005), rumusnya

sebagai berikut :

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒畴 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠


= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Long Term Debt to Equity Ratio, Rasio ini menunjukkan seberapa tinggi

tingkat pengembalian hutang jangka panjang . Menurut Darsono (2005), rumus

dari rasio ini :

𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑚 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑚 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
26

2.7 Aktivitas Dewan Komisaris

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (2006),

dewan komisaris adalah bagian dari organ perusahaan yang bertugas dan

bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan

nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan good

corporate governance, namun demikian dewan komisaris tidak boleh turut serta

dalam mengambil keputusan operasional. Pengertian berbeda dari UU No. 40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dewan komisaris adalah organ perseroan

yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai

dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Kesimpulan dewan

komisaris berdasarkan beberapa definisi diatas, dewan komisaris adalah organ

perseroan yang bertugas yang bertugas dan bertanggung jawab kolektif untuk

melakukan pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan anggaran dasar

serta memberikan nasihat kepada direksi.

Dewan komisaris merupakan pihak yang netral yang mampu menjembatani

asimetri informasi yang terjadi diantara pemegang saham dengan pihak

manajemen perusahaan. Sehingga dewan komisaris mampu menekan

manajemen untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas. Berdasarkan Pasal

31 ayat 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tentang

Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik dalam

pelaksanaan tugasnya, dewan komisaris mengadakan rapat minimal 1 kali dalam

2 bulan dan sewaktu- waktu apabila dianggap perlu untuk membicarakan

berbagai permasalahandan bisnis perusahaan serta melakukan evaluasi terhadap

kinerja perusahaan. Semua


27

rapat komisaris dipimpin oleh komisaris utama. Semua keputusan dalam rapat

komisaris diambil dengan musyawarah mufakat. Jumlah rapat dewan komisaris

perlu dilaporkan ke Perseroan dalam rangka pelaksanaan tugasnya sebagai

dewan komisaris. Frekuensi jumlah pertemuan yang dilakukan baik di internal

dewan komisaris maupun rapat gabungan anatara direksi dan dewan komisaris

membawa implikasi penting. Aktivitas dewan secara umum berhubungan

dengan agenda dewan yang secara tipikal memfokuskan pekerjaan dewan

melalui pertemuan dewan, menyediakan forum penting untuk berkomunikasi

antara ditektur dengan manajer berkenaan dengan isu dari tinjauan operasional

ke rencana daur bisnis (Inglis dan Weaver, 2000 dalam Sanchez et al, 2011).

Aktivitas dewan diharapkan memiliki efek positif pada pengungkapan informasi

strategis dalam IFR.

Menurut Botti, et al., (2014), indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur dengan melihat annual report perusahaan bagian penjelasan

mengenai dewan komisaris,komite audit dan tata kelola perusahaan yang

dihitung dengan cara :

Board Size = Jumlah dari komisaris jajaran atasan perusahaaan

Board Independence = Komisaris yang Independen/total komisaris

perusahaan

Board Meeting Frequency = Jumlah rapat komisari yang diadakan

Board Diligence = Rata-rata kehadiran komisaris dalam rapat komisaris

2.8 Aktivitas Komite Audit

Pengertian komite audit menurut Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG, 2006) dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance

Indonesia yaitu Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh

kelompok yang lebih


28

besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas

khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang

bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan

independensinya dari manajemen. Pengertian berbeda dikemukakan oleh Surya

dan Yustiavanda (2006:145), Komite audit merupakan organ tambahan yang

diperlukan dalam pelaksnanaan good corporate governance. Komite audit ini

memiliki kewenangan dan fasilitas untuk mengakses data perusahaan. Komite

audit ini dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan atau

penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam

melaksanakan pengelolaan perusahaan serta melaksanakan tugas penting

berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan. Anggota komite audit harus

memiliki keahlian yang memadai. Menurut peraturan otoritas jasa keuangan

nomor 55 /pojk.04/2015 pasal 4 komite audit paling sedikit terdiri dari 3 (tiga)

orang anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten

atau Perusahaan Publik.

Kesimpulan dari beberapa definisi diatas, komite audit adalah Komite

yang membantu tugas dan tanggung jawab dewan komisaris serta diperlukan

dalam pelaksanaan good corporate governance. Tujuan dibentuknya komite audit

yaitu untuk menjadi penengah antara auditor dan manajemen perusahaan apabila

terjadi perselisihan.

Komite audit akan menjadi penengah antara auditor internal dengan

pihak manajemen, apabila auditor minternal menemukan kesalahan yang

dilakukan oleh manajemen internal maka komite audit akan menelusur kembali

kesalahan tersebut dikarenakan manajemen belum tenetu salah kemudian apabila

manajemen memang
29

benar salah maka komite audit melaporkan ke dewan komisrais. Menurut Botti, et

al., (2014), mengungkapkan bahwa karakteristik komite audit memiliki pengaruh

terhadap kualitas IFR, komite audit yang efektif lebih berhati-hati dan dapat

menentukan frekuensi dari rapat mereka dan tahu bagaimana cara melakukan

tugas mereka. Ditambah dengan apa yang diungkapkan oleh Beasley et al (2000),

mengungkapkan bahwa semakin banyak pertemuan komite audit akan

mengurangi kecurangan terhadap informasi keuangan. Dengan begitu komite

audit dengan jajaran yang mempunyai sikap displin seperti rajin datang saat rapat

komite audit akan meningkatkan kualitas pengungkapan informasi melalui

website perusahaan (Botti, et al., 2014).

Bouaziz dan Triki (2012), jumlah rapat komite audit menunjukkan

keaktifan komite audit dalam melaksanakan dan mengendalikan jalannya tata

kelola perusahaan yang baik. Semakin banyak frekuensi rapat mencerminkan

semakin aktifnya komite audit dalam melakukan pengendalian tata kelola

perusahaan dan berguna untuk mengurangi kecurangan terhadap informasi

pelaporan keuangan. Oleh sebab itu, frekuensi rapat komite audit dijadikan

pengukuran dalam menilai keefektifan kinerja komite audit.

2.9 Penelitian Terdahulu

Ringkasan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2. 1
Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti danTahun Variabel Hasil


1. Idawati dan Dewi 1. X1 : Profitabilitas 1. Profitabilitas
Tahun 2017 2. X2 : Ukuran berpengaruh positif
Perusahaan
30

3. Y : IFR signifikan terhadap


IFR
2. Ukuran Perusahaan
berpengaruh positif
tidak signifikan
terhadap IFR
2. Andriyani dan 1. X1:Profitabilitas 1. Profitabilitas
Mudjiyanti Tahun 2. X2: Leverage berpengaruh positif
2017 3. X3: Dewan signifikan terhadap
Komisaris Internet Financial
Independen Reporting.
4. X4:Kepemilikan 2. Leverage berpengaruh
Institusional positif signifikan
5. Y : Internet terhadap Internet
Financial Financial Reporting.
Reporting (IFR) 3. Dewan Komisaris
Independen
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
Internet Financial
Reporting.
4. Kepemilikan
Institusional
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Internet Financial
Reporting.

3. Jaya dan Verawaty 1. X1: Ukuran 1. Ukuran Perusahaan


Tahun 2015 Perusahaan berpengaruh positif
2. X2:Likuiditas signifikan terhadap
3. X3:Profitabilitas Aksesibilitas Internet
4. X4: Leverage Financial Reporting.
5. Y : Aksesibilitas 2. Likuiditas
Internet Financial berpengaruh positif
Reporting signifikan terhadap
Aksesibilitas Internet
Financial Reporting.
3. Profitabilitas
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Aksesibilitas Internet
Financial Reporting.
4. Leverage berpengaruh
positif signifikan
terhadap Aksesibilitas
31

Internet Financial
Reporting.
4 Kurniawati, Tahun 1. X1 : Ukuran 1. Ukuran perusahaan
2018 Perusahaan berpengaruh positif
2. X2 : Profitabilitas signifikan terhadap
3. X3 : Kepemilikan tingkat IFR.
saham oleh publik 2. Profitabilitas
4. X4 : Leverage berpengaruh positif
5. Y : Internet signifikan terhadap
Financial tingkat IFR
Reporting (IFR) 3. Kepemilikan saham
oleh publik
berpengaruh tidak
secara signifikan
terhadap tingkat IFR.
4. Leverage berpengaruh
secara tidak signifikan
terhadap terhadap
tingkat IFR.
5. Sari, Ernawati dan 1. X1:Ukuran 1. Ukuran Perusahaan
Rizal Tahun 2019 Perusahaan berpengaruh positif
2. X2: Profitabilitas tidak signifikan
3. X3: Leverage terhadap IFR
4. X4; Likuiditas 2. Profitabilitas
5. Y:Internet berpengaruh positif
Financial tidak signifikan IFR
Reporting (IFR) 3. Leverage berpengaruh
positif signifikan
terhadap IFR
4. Likuiditas berpengaruh
positif signifikan
terhadap IFR
6. Mayasari,Verawaty 1. X1:Ukuran 1. Ukuran Perusahaan
dan Jaya (2014) Perusahaan berpengaruh positif
2. X2:Profit signikan terhadap IFR
abilitas 2. Profitabilitas
3. X3: berpengaruh positif
Likuiditas signifikan terhadap IFR
4. X4: Leverage 3. Likuiditas berpengaruh
5. X5: Umur positif signifikan
Listing terhadap IFR
6. X6:Kepemili 4. Leverage berpengaruh
kan Publik positif signifikan
7. X7:Kepemili terhadap IFR
kan Asing
32

8. Y:Aksesibilit 5. Umur Lisiting


as IFR berpengaruh positif
signifikan terhadap IFR
6. Kepemilikan Publik
berpengaruh positif
signifikan terhadap IFR
7. Kepemilikan Asing
berpengaruh positif
signifikan terhadap IFR
7. Wirashanti (2016) 1. X1:Kepemili 1. Kepemilikan
kan Manajerial berpengaruh
Manajerial positif tidak signifikan
2. X2:Komisari terhadap Pengungkapan
s Independen Informasi melalui
3. X3:Frekuensi Internet
Pertemuan 2. Komisaris Independen
Audit berpengaruh positif
4. X4:Komite signifikan terhadap
Audit Pengungkapan
5. Y:Pengungka Informasi melalui
pan Internet
informasi 3. Frekuensi Pertemuan
melalui Audit berpengaruh
Internet positif tidak signifikan
terhadap Pengungkapan
Informasi melalui
Internet
4. Komite audit
berpengaruh positif
tidak signifikan
terhadap Pengungkapan
Informasi melalui
Internet
8. Agusto (2017) 1. X1:Ukuran 1. Ukuran Perusahaan
Perusahaan berpengaruh positif
2. X2:Profitabil signifikan terhadap
itas pengungkapan Internet
3. X3:Leverage Financial Reporting
4. X4:Likuidita 2. Profitabilitas
s berpengaruh negatif
5. X5:Umur tidak signifikan
Listing terhadap pengungkapan
6. Y:Pengungka Internet Financial
pan Internet Reporting
Financial 3. Leverage berpengaruh
Reporting negatif signifikan
33

terhadap pengungkapan
Internet Financial
Reporting
4. Likuiditas berpengaruh
negatif tidak signifikan
terhadap pengungkapan
Internet Financial
Reporting
5. Umur Listing
berpengaruh negatif
tidak signifikan
terhadap pengungkapan
Internet Financial
Reporting
9. Siagian G. E., dan 1. X1:Struktur 1. Ukuran dewan
Ghozali I. (2012) dan Aktivitas komisaris berpengaruh
Good positif terhadap luas
Corporate pengungkapan
Governance informasi strategis
2. Y:Luas secara sukarela pada
Pengungkapa website perusahaan.
n Informasi 2. Aktivitas dewan
Strategis komisaris berpengaruh
secara positif terhadap luas
Sukarela pengungkapan
pada Website informasi strategis
Perusahaa secara sukarela pada
website perusahaan.
3. Proporsi dewan
komisaris independen
berpengaruh positif
terhadap luas
pengungkapan
informasi strategis
secara sukarela pada
website perusahaan.
4. Aktivitas komite audit
berpengaruh positif
terhadap luas
pengungkapan
informasi strategis
secara sukarela pada
website perusahaan.
5. Ukuran perusahaan
berpengaruh positif
terhadap luas
34

pengungkapan
informasi strategis
10. Reskino dan Sinaga 1. X1:Ukuran 1. Ukuran Perusahaan
(2016) Perusahaan berpengaruh positif
2. X2: Leverage signifikan terhadap IFR
3. X3:Profitabil 2. Leverage berpengaruh
itas positif tidak signifikan
4. X4:Likuidita terhadap IFR
s 3. Profitabilitas
5. Y: IFR berpengaruh positif
tidak signifikan
terhadap IFR
4. Likuiditas berpengaruh
positif tidak signifikan
terhadap IFR
11. Rahadhia dan 1. X1: 1. Kepemilikan
Septiani (2014) Kepemilikan Manajerial
Manajerial berpengaruh positif
2. X2: tidak signifikan
Kepemilikan terhadap ICR
Publik 2. Kepemilikan Publik
3. X3: Jumlah berpengaruh positif
Komite tidak signifikan
Independen 3. Jumlah komite
4. X4: independen
Frekuensi berpengaruh positif
Pertemuan signifikan terhadap
Komite Audit ICR
5. X5 : 4. Frekuensi pertemuan
Kompetensi komite audit
Komite berpengaruh positif
Audit signifikan terhadap
Variabel ICR
Kontrol : 5. Kompetensi Komite
1. Ukuran Audit berpengaruh
perusahaan negatif tidak signifikan
2. Profitabilitas terhadap ICR
3. Likuiditas
4. Leverage

Y: ICR
35

2.10 Pengembangan Hipotesis


Hipotesis untuk penelitian Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,

likuiditas, leverage, aktivitas dewan komisaris, aktivitas komite audit diuraikan

sebagai berikut :

2.10.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Internet Financial Reporting

Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari asset

yang dimiliki perusahaan. Semakin banyak asset yang dimiliki perusahaan, maka

sumber daya dan fasilitas yang dimiliki perusahaan juga semakin lengkap. Dengan

sumber daya dan fasilitas yang lengkap yang dimiliki perusahaan tersbut, maka

kinerja perusahaan tersebut semakin cepat dan efisien.

Perusahaan besar melakukan praktek IFR, agar stakeholder percaya akan

kinerja ekskeutif perusahaan dalam mengelola perusahaan. Selain itu, perusahaan

yang memiliki asset yang besar cenderung melakukan IFR, dikarenakan memadai

fasilitas dan sumber daya yang memadai. Pada perusahaan besar dimunginkan

memiliki server internet sendiri dan koneksi internet sendiri, sehingga perusahaan

mampu menyebarluaskan informasi laporan keuangan yang lengkap secara efisien

melalui website perusahaan.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2018),

Jaya dan Verawaty (2015) dan Siagian dan Ghozali (2012) bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap internet financial reporting.

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap Internet

Financial Reporting
36

2.10.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Internet Financial Reporting

Profitabilitas merupakan kinerja perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan yang ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan dari penjualan dan

pendapatan (Kasmir, 2011). Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi

cenderung disukai stakeholder. Profitabilitas yang tinggi merupakan good news

bagi stakeholder.

Profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa manajemen memiliki kinerja

yang baik dalam mengelola perusahaan. Investor akan memilih untuk

menanamkan modal pada perusahaan yang dinilai baik. Dengan adanya

penanaman modal yang banyak diharapkan dapat meningkatkan kegiatan

operasional perusahan yang nantinya akan berdampak pada meningkatnya daya

beli konsumen dan juga meningkatnya laba perusahaan.

Sehingga manajemen akan cenderung

mengungkapkan lebih banyak informasi ketika perusahaan mengalami

peningkatan profitabilitas karena mereka ingin menunjukkan kepada publik dan

stakeholder bahwa perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi

dibandingkan dengan perusahaan lain pada industri yang sama (Almilia, 2008).

Perusahaan menggunakan IFR untuk menyebarluaskan good news tersebut kepada

stakeholder. IFR merupakan cara yang dipilih perusahaan karena memiliki

keunggulan yaitu efisien dan lebih menjangkau banyak stakeholder yang

membutuhkan informasi tersebut. Profitabilitas dapat mempengaruhi perusahaan

untuk melakukan Internet Financial Reporting. Pernyataan ini didukung oleh

penelitian Andriyanti dan Mudjiyanti (2017), Jaya, et al. (2014) serta Idawati

dan Dewi (2017) yang


37

menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap internet

financial reporting.

H2 : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap Internet

Financial Reporting

2.10.3 Pengaruh Likuiditas Terhadap Internet Financial Reporting

Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang

jangka pendeknya (Harahap, 2013). Likuiditas tinggi yang dimiliki perusahaan

akan memiliki dorongan untuk menunjukkan kepada stakeholder bahwa dengan

adanya kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya, investor

tidak perlu khawatir modal yang mereka tanamkan akan hilang karena digunakan

untuk melunasi utang perusahaan. Likuiditas tinggi yang dimiliki perusahaan

menggambarkan bahwa utang jangka pendek yang dimiliki perusahaan mampu

dilunasi perusahaan apabila sjatuh tempo sewaktu-waktu. Hal tersebut membuat

perusahaan dengan kondisi keuangan yang sehat akan termotivasi untuk

menyebarluaskan laporan keuangan mereka dan informasi keuangan lainnya

melalui media internet untuk menarik perhatian investor (Almilia, 2008).

Transparansi pelaporan keuangan dan public dapat mengakses dengan mudah

informasi perusahaan, pihak perusahaan tidak merasa terancam akan kinerjanya

tetapi justru menunjukkan keberhasilan operasi perusahaan. Informasi keuangan

perusahaan yang dipublikasikan melalui media internet merupakan ekspresi

kepercayaan manajemen terhadap prospek masa depan.

Menarik dari kesimpulan pernyataan diatas maka likuiditas dapat

berkemungkinan mempengaruhi internet financial reporting. Hal ini didukung


38

dengan hasil penelitian Sari, et al. (2019) dan Jaya, et al. (2014) menyatakan bahwa

likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap internet financial reporting.

H3 : Likuiditas berpengaruh posisitif signifikan terhadap Internet

Financial Reporting

2.10.4 Pengaruh Leverage Terhadap Internet Financial Reporting

Leverage adalah rasio yang menunjukkan seberapa jauh perusahaan

dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang

digambarkan oleh modal (Kasmir, 2011). tingkat leverage yang tinggi yang

dimiliki oleh perusahaan menandakan perusahaan memiliki jumlah hutang yang

cukup besar dibandingkan dengan modalnya. Leverage yang rendah menandakan

utang yang dimiliki perusahaan lebih kecil daripada modalnya, sehingga

perusahaan dengan kondisi seperti ini dapat dikatakan baik. Tingkat leverage

tinggi yang dimiliki perusahaan menunjukkan pembiayaan asset-aset yang

dimiliki perusahaan bergantung pada pinjaman dari pihak luar. Sedangkan

perusahaan yang mempunyai tingkat leverage lebih rendah menunjukkan bahwa

perusahaan membiayai asset-asetnya dengan modal sendiri.

Perusahaan dengan leverage rendah menunjukkan kinerja manajemen yang

baik sehingga stakeholder terutama investor mempercayakan uangnya di

perushaan tersebut. Tingkat leverage rendah yang dimiliki perusahaan akan lebih

mengutamakan investornyanya, karena angka laba yang besar dengan tingkat

hutang yang rendah maka investor akan tertarik. Tingkat utang yang rendah akan

membuat investor menjadi yakin untuk menanamkan modalnya karena risiko yang

rendah dari hutang gagal bayar. Manajemen akan mudah memprediksi jalannya
39

perusahaan kedepan apabila rendahnya rasio leverage yang dimiliki perusahaan,

hal ini tentu saja akan membuat manajer perusahaan diuntungkan karena dianggap

mampu dalam mengelola perusahaan dengan baik. Oleh sebab itu, Internet

Financial Reporting kemungkinan sering digunakan oleh perusahaan dengan

risiko rendah untuk mempermudah akses informasi dari pihak luar dan juga untuk

menciptakan citra baik pada publik terhadap manajemen.

Pernyataan diatas didukung dengan penelitian Agusto (2017) menyatakan

bahwa leverage berpengaruh negative signifikan terhadap Internet Financial

Reporting.

H4 : Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap Internet Financial

Reporting

2.10.5 Pengaruh Aktivitas Dewan Komisaris Terhadap Internet

Financial Reporting

Aktivitas dewan secara umum berhubungan dengan agenda dewan yang

secara tipikal memfokuskan pekerjaan dewan melalui pertemuan dewan,

menyediakan forum penting untuk berkomunikasi antara ditektur dengan manajer

berkenaan dengan isu dari tinjauan operasional ke rencana daur bisnis Sanchez et

al (2011). Aktivitas dewan diharapkan memiliki efek positif pada pengungkapan

informasi strategis.

Salah satu tugas dewan komisaris merupakan penghubung anatra

pemegang saham dengan pihak manajmen perusahaan. Dewan komisaris

merupakan pihak yang netral yang mampu menjembatani asimetri informasi

yang terjadi diantara


40

pemegang saham dengan pihak manajemen perusahaan. Sehingga dewan

komisaris mampu menekan manajemen untuk mengungkapkan informasi yang

lebih luas dan dapat mengurangi asimetri informasi antara stakeholder dengan

eksekutif perusahaan.

Pernyataan diatas didukung dengan penelitian dari Siagian dan Ghozali

(2012), menyatakan bahwa aktivitas dewan komisaris berpengaruh positif

signifikan terhadap Internet Financial Reporting.

H5 : Aktivitas Dewan Komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap

Internet Financial Reporting

2.10.6 Pengaruh Aktivitas Komite Audit Terhadap Internet

Financial Reporting

Peranan dan tugas yang dimiliki komite audit sangat penting dalam

mengawasi berbagai aspek organisasi. Pemeriksaan dan pengawasan pada proses

pelaporan keuangan dan control internal merupakan tugas utama komite audit.

Dalam pelaksanaan fungsinya agar maksimal, komite audit menjalankan

aktivitasnya dengan mengadakan rapat. Pertemuan komite yang lebih sering lebih

mungkin untuk melakukan transparansi pengungkapan dengan pelaporan

keuangan internet. Rapat komite audit yang rutin diharapkan dapat meneliti

kecurangan dan diharapakan dapat meningkatkan kualitas pengungkapan yang ada

informasi di laporan keungan sebelum diedarkan melalui internet. Sehingga akan

meningkatkan kualitas pengungkapan informasi laporan keuangan yang diedarkan

melalui internet serta mendapat kepercayaan yang tinggi dari stakeholder.


41

Pertemuan komite yang lebih sering lebih mungkin untuk melakukan

transparansi pengungkapan dengan pelaporan keuangan internet. Rapat komite

audit yang rutin diharapkan dapat meneliti kecurangan dan diharapakan dapat

meningkatkan kualitas pengungkapan yang ada informasi di laporan keungan

sebelum diedarkan melalui internet. Sehingga akan meningkatkan kualitas

pengungkapan informasi laporan keuangan yang diedarkan melalui internet serta

mendapat kepercayaan yang tinggi dari stakeholder dan diharapkan dapat

mengurangi asimetri informasi antara stakeholder dengan eksekutif perusahaan.

Pernyataan diatas didukung penelitian dari Siagian dan Ghozali (2012)

yang menyatakan bahwa aktivitas komite audit berpengaruh positif signifikan

terhadap Internet Finacial Reporting.

H6 : Aktivitas Komite Audit berpengaruh positif signifikan terhadap Internet

Financial Reporting

2.11 Kerangka Penelitian

Teori agensi berhubungan dengan masalah principal agen. Masalah

keagenan ditandai dengan adanya asimetri informasi antara principal agen.

Semakin besar asimetri informasi maka semakin besar pula biaya agensi dalam

rangka mengawasi dan memastikan bahwa tidak ada hal-hal yang dapat

merugikan principal. Internet Financial Reporting dapat menjadi solusi unuk

mengurangi asimetri informasi antara stakeholder dengan eksekutif perusahaan,

dengan adanya Internet Financial Reporting akan memudahkan stakeholder

melihat kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan tersebut dan juga

mengurangi asimetri informasi antara stakeholder dan manajer perusahaan.


42

Perusahaan yang besar pasti memiliki asset yang besar dan fasilitas

perusahaan yang lengkap, sehingga dengan sumber daya lengkap yang dimiliki

perusahaan besar maka perusahaan besar akan melakukan IFR untuk

menyebarluasskan informasi laporan keuangan. Profitabilitas yang tinggi dalam

perusahaan cenderung disukai stakeholder, sehingga perusahaan dengan

profitabilitas tinggi menggunakan IFR untuk menyebarluaskan informasi laporan

keuangan terhadap stakeholder. Likuiditas yang tinggi yang dimiliki perusahaan

tidak akan membuat investor khawatir perusahaan tersebut akan bangkrut,

sehingga perusahaan dengan likuiditas tinggi akan menyebarluaskan informasi

laporan keuangan menggunakan IFR. Leverage yang rendah cenderung lebih

disukai pemegang saham karena dengan leverage rendah pemegang saham tidak

perlu takut perusahaan itu akan bangkrut, sehingga perusahaan dengan leverage

rendah melakukan IFR untuk menyebarluaskan informasi laporan keuangan.

Semakin rutin rapat yang dilakukan dewan komisaris diharapkan mampu

mendorong pengungkapan informasi strategis dalam IFR. Rapat rutin yang

dilakukan oleh komite audit diharapkan mampu meneliti kecurangan dan

meningkatkan kualitas pengungkapan informasi laporan keuangan yang

dipublikasikan melalui internet.

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka konseptual teoritis dalam

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :


43

Ukuran Perusahaan (X1)


+

Profitabilitas (X2)
+

Likuiditas (X3) +
Internet Financial
- Reporting (Y)
Leverage (X4)

Aktivitas Dewan
Komisaris (X5) +

Aktivitas Komite
Audit (X6)

Gambar 2.1
Kerangka PenelitianPengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate
Governance Terhadap Internet Financial Reporting
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan

analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro dan Supomo, 2014).

3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini digunakan tiga variabel, yaitu variabel independen

ukuran perusahaan (X1), profitabilitas (X2), likuiditas (X3), leverage (X4),

aktivitas dewan komisaris (X5), aktivitas komite audit (X6) dan variabel dependen

Internet Financial Reporting (Y1).

1. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016). Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah Internet Financial Reporting. Internet Financial

Reporting adalah IFR adalah suatu mekanisme pengungkapan laporan

keuangan perusahaan melalui internet atau melalui situs website yang dimiliki

oleh perusahaan yang bersangkutan (Rahmawati, 2019).

Mengacu pada penelitian Kelton & Yang (2008) dalam Sayidah, et al.

(2016), pengukuran Internet Financial Reporting dengan menggunakan

indeks

44
45

Internet Financial Reporting karena indeks ini dipandang cukup lengkap.

Indek

IFR mencakup baik content maupun presentation. Item pengungkapan

berjumlah 36 yang terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah

format yang terdiri dari 12 item kelompok kedua adalah isi yang terdiri dari 7

item, kelompok ketiga adalah penyajian yang terdiri dari 17 item. Setiap item

pengung- kapan informasi tersebut dicari dalam setiap situs perusahaan yang

menjadi sampel penelitian. Jika ada maka diberi skor 1 jika tidak ada diberi

skor 0. Adapun rumus Internet Financial Reporting berikut :

𝐼𝐹𝑅 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛


∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (36)

2. Variabel Independen

Variabel Independen adalah Variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

(Sugiyono,2016). Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran

perusahaan, profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas dewan komisaris dan

aktivitas komite audit.

a. Ukuran Perusahaan

Menurut Riyanto (2008), ukuran perusahaan adalah besar kecilnya

perusahaan dilihat dari seberapa banyak asset yang dimiliki perusahaan.

Mengacu pada penelitian Kurniawati (2018), bahwa ukuran perusahaan

ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aset

perusahaan (proxy Log of Total Asset). Ukuran perusahaan dapat dihitung


46

dengan Logaritma natural (Ln) dari total asset yang dirumuskan sebagai

berikut:

b. Profitabilitas

Menurut Kasmir (2011), profitabilitas adalah rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Mengacu pada

penelitian Kurniawati (2018), Profitabilitas diukur dengan analisis Return

On Asset (ROA). Return On Asset adalah rasio keuangan yang digunakan

untuk mengukur seberapa efisien perusahaan dalam mengelola aset atau

penjualannya untuk menghasilkan laba selama suatu periode. Adapun

rumusnya sebagai berikut :

𝑅𝑂𝐴 = 𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡


𝑇𝑜𝑡𝑎慭
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

c. Likuiditas

Menurut Syafrida (2015), likuiditas adalah kemampuan suatu

perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban keuangan yang segera

dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Mengacu pada penelitian

Ruwanti, et al. (2015), likuiditas diukur dengan current ratio, current ratio

adalah rasio berfungsi untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva perusahaan

yang likuid pada saat ini atau aktiva lancar (current asset). Adapun

rumusnya sebagai berikut :


47

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

d. Leverag
e

Menurut Harahap (2013), leverage adalah rasio yang menggambarkan

hubungan antara utang perusahaan terhadap modal, rasio ini dapat melihat

seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan

kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Mengacu pada

penelitian Kurniawati (2018), leverage diukur dengan menggunakan rasio

total liabilitas terhadap total aktiva. Adapun rumusnya sebagai berikut :

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

e. Aktivitas Dewan Komisaris

Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007

ayat 6 Dewan Komisaris adalah organ dari perseoran yang bertugas untuk

melakukan fungsi pengawasan atau control dengan tujuan untuk

memastikan bahwa perusahaan melaksankan good corporate governance.

Mengacu pada penelitian Abdillah (2015) Dewan Komisaris diukur

dengan melihat jumlah rapat yang dilakukan oleh Dewan Komisaris pada

laporan tahunan perusahaan (annual report).

f. Aktivitas Komite Audit

Menurut Peraturan OJK Nomor 55/PJOK.04/2015 tentang

Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Komite

Audit
48

adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka

membantu melaksanakan tugas dan fungsinya sehubungan dengan proses

pelaporan keuangan. Peran dan dan tanggung jawab komite audit adala

memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan, menjaga

terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai dan

dilaksanakanya mekanisme corporate governance. Mengacu pada

penelitian Puspaningrum & Atmini (2012), Aktivitas Komite Audit diukur

dengan melihat jumlah rapat yang dilakukan oleh Komite Audit pada

laporan tahunan perusahaan (annual report) yang tercantum pada laporan

tata kelola perusahaan.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2016), Populasi merupakan wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2018. Perusahaan manufaktur

merupakan perusahaan yang produk-produknya sering dipakai dengan

memaksimalkan teknologi informasi khususnya internet sebagai kekuatan utama

bisnis. Dengan selalu memunculkan inovasi-inovasi terbaru guna memuaskan

pelanggan, sebagai bentuk respon cepat dari kritik dan saran pelanggan mereka.

Hal tersebut bisa dilihat dari website yang dirancang sedemikian rupa guna

memberikan informasi
49

keuangan dan non keuangan, yang bisa menjadi pengaruh dan daya tarik tersendiri

bagi pelanggan maupun investor.

3.3.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2016), Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling agar memperoleh

sampel yang representative dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peniliti.

Purposive sampling adalah teknik yang digunakan untuk menentukan sampel

dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Berikut ini adalah kriteria sampel

yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit serta

menggunakan mata uang rupiah selama tahun 2018

2. Memiliki data laporan tahunan (annual report) selama tahun 2018

3. Perusahaan mempunyai website yang dapat diakses atau nonerror pada

periode pengamatan dan website perusahaan tidak dalam perbaikan

(under construction) selama periode pengamatan.

4. Laporan tahunan perusahaan memuat informasi mengenai internet

financial reporting, karakteristik perusahaan dan corporate governance


50

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Menurut Sunyoto (2016), data sekunder adalah data yang bersumber dari catatan

yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya yaitu dengan mengadakan

studi kepustakaan. Data dari penelitian ini adalah data yang diambil dari laporan

keuangan tahunan perusahaan, laporan tahunan perusahaan dan website

perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel yang terdaftar di BEI

tahun 2016- 2018, serta informasi keuangan dan non keuangan yang terdapat

dalam website perusahaan. Data diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek

Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan website perusahaan.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode Dokumentasi. Menurut Sugiyono (2016), metode

Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan

informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang

berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Data dari

penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dan laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018. Data tersebut

dapat diunduh disitus www.idx.co.id ataupun masing-masing website perusahaan

tersebut dan disimpan dalam bentuk file di komputer.


51

3.6 Teknis Analisis Data

Pada penelitin ini, teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis

Regresi Linear Berganda dengan menggunakan softwere SPSS 25 untuk mengolah

data.

3.6.1 Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran atau

deskripsi seperti maksimum, minimum, rata-rata (mean), standar deviasi, dan

median Ghozali (2018). Statistik deskriptif merupakan bentuk penyajian berbagai

ukuran angka yang sangat penting bagi sampel penelitian. Tujuannya adalah

memudahkan memahami var iabel yang digunakan dalam penelitan.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan untuk menguji hipotesis dengan

menggunakan analisis regresi berganda. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan

meliputi:

1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2018), Uji Normalitas bertujuan untuk amenguji

apakah dalam model regresi, vaiabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Salah satu cara untuk megetahui apakah data tersebut

terdistribusi secara normal atau tidak yaitu dengan uji statistik non

parametrik Kolmogorov Smirnov. Data terdistribusi normal apabila hasil

Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 (Ghozali,

2018).
52

2. Uji Multikolenieritas

Menurut Ghozali (2018) Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Dalam suatu model regresi yang baik seharusnya tidak

terdapat korelasi diantara variabel independennya. Untuk mengatahui ada

atau tidaknya korelasi antar varabel independen dalam model regresi, dapat

dilihat dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor),

(Ghozali, 2018):

a) Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa

tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut.

b) Jika nilai tolerance ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10, maka terjadi gangguan

multikolinearitas pada penelitian tersebut.

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2018) menjelaskan Uji Heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah Homokedastisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2018) Salah satu pengujian untuk

mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan

uji Glejser. Uji Glejser dapat dilakukan dengan meregres nilai absolut

terhadap variabel independen.


53

Apabila variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi

variabel dependen, maka terdapat indikasi adanya heteroskedastisitas.

Kriteria yang digunakan untuk menyatakan bahwa penelitian terbebas dari

gangguan heteroskedastisitas salah satunya dengan menggunakan koefisien

signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 5% (0,05). Apabila tingkat

signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi gangguan

heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Model regresi yang lebih

baik adalah yang tidak terjadi heterokedestisitas.

3.7 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis pengaruh ukuran perusahaan,

profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas dewan komisaris, aktivitas komite

audit terhadap Internet Financial Reporting menggunakan:

3.7.1 Regresi Linier Berganda

Menurut Ghozali (2018) Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk

menerangkan besarnya pengaruh independent variable dan dependent variable.

Y = α + β₁ X1 + β₂ X2 + β₃ X3+ β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + e
Persamaan regresi yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

Keterangan:

Y : Internet Financial Reporting

α : Konstanta

β₁, β₂, β₃,…. : Koefisien Regresi


54

X1 : Ukuran Perusahaan

X2 : Profitabilitas

X3 : Likuiditas

X4 : Leverage

X5 : Aktivitas Dewan Komisaris

X6 : Aktivitas Komite Audit

e : error

3.7.2 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Squared)

Koefisien determinasi (Adjusted R-Squared) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerapkan variasi variabel dependen.

Nilai Adjusted R-Squared kecil yaitu mendekati 0 artinya kemampuan variasi

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.

Sebaliknya jika nilai Adjusted R-Squared mendekati satu berarti variable-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2018).


55

3.7.3 Uji t

Menurut Ghozali (2018) Uji signifikansi parsial (Uji t) bertujuan untuk

menguji seberapa jauh variabel independen mampu menjelaskan variabel

dependen secara parsial / individual.

1. Hipotesis yang akan diuji :

Ho : βi = 0, artinya bahwa semua variabel independen secara parsial bukan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : βi ≠ 0, artinya bahwa semua variabel independen secara parsial

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Tingkat Signifikansi

Uji t ini dapat dilihat melalui nilai signifikansi pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan standard α = 5% (0,05)

3. Kriteria pengambilan keputusan

a) Jika probabilitas < 5% (0,05) dan arah koefisien β sesuai dengan arah

hipotesis, maka Hо ditolak, Ha diterima.

b) Jika probabilitas > 5% (0,05), maka Hо diterima, Ha ditolak.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2018. Sampel diambil dengan metode purposive sampling dengan

kriteria sampel sebagai berikut :

Tabel 4. 1
Kriteria Pengambilan Sampel

No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 184
2018.
2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan (40)
keuangan tahunan yang telah diaudit serta menggunakan
mata uang rupiah selama periode yang akan diamati
3 2018
Perusahaan yang tidak memiliki data laporan tahunan (11)
(annual report) selama periode yang akan diamati 2018
4 Perusahaan mempunyai website yang tidak dapat diakses (2)
pada periode pengamatan dan website perusahaan dalam
perbaikan (under construction) selama periode
pengamatan.
5 Laporan tahunan perusahaan yang tidak memuat (25)
informasi mengenai internet financial reporting,
karakteristik perusahaan dan corporate governance
Jumlah perusahaan yang dapat dijadikan sampel 106

Berdasarkan tabel 4.1, maka populasi penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2018 berjumlah 184 perusahaan. Kriteria

sampel yang pertama, perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan

tahunan yang telah diaudit serta menggunakan mata uang rupiah selama periode

yang akan diamati 2018 sebanyak 40 perusahaan. Kriteria sampel kedua yaitu

56
57

perusahaan tidak memiliki data laporan tahunan (annual report) selama periode

yang akan diamati 2018 berjumlah 11 perusahaan. Kriteria sampel ketiga yaitu

perusahaan mempunyai website yang tidak dapat diakses dapat diakses pada

periode pengamatan dan website perusahaan dalam perbaikan (under

construction) selama periode pengamatan sebanyak 2 perusahaan. Sedangkan

perusahaan yang laporan tahunannya perusahaan tidak memuat informasi

mengenai internet financial reporting, karakteristik perusahaan dan corporate

governance sebanyak 25 perusahaan, dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan yang

dapat dijadikan sebagai objek berdasarkan proses pengambilan sampling yang

sesuai dengan kriteria sebanyak 106 perusahaan.


58

4.1.1 Stastistik Deskriptif


Menurut Ghozali, (2016) tujuan analisis deskriptif yaitu untuk

menggambarkan secara umum terhadap objek yang diteliti, selain itu digunakan

untuk mendeskripsikan suatu data dimana akan menunjukkan hasil pengukuran

rata-rata (mean), median, standar deviasi, dan nilai minimum dan maksimum.

Berikut ini adalah hasil dari stastistik deskriptif pada penelitian ini sebagai

berikut:

Tabel 4. 2
Statistik Deskriptif

N Min Max Mean Median Std. Dev


SIZE 106 25.3 32.53 28.3118 28.0928 1.50382
1
Profitabilita 106 -.17 .93 .0660 .0466 .14505
s
Likuiditas 106 .02 10.84 2.2491 1.5810 1.80255
Leverage 106 .000 1.823400 .46943867 .43745000 .275422791
6000 0 9 0 7
Aktivitas 106 1.00 33.00 11.2170 10.0000 6.42911
D.K
Aktivitas 106 1.00 44.00 7.2075 5.0000 6.37513
K.A
IFR 106 .25 .75 .5249 .5417 .12110
Valid N 106

Sumber: Data dioalah tahun 2020


Berdasarkan hasil olah stastistik deskriptif pada tabel 4.2 diatas maka dapat

ditunjukkan bahwa ukuran perusahaan (size) menunjukkan nilai minimum sebesar

25,31 dicapai oleh perusahaan Primarindo Asia Infrastucture Tbk dan nilai

maksimum sebesar 32,53 dicapai oleh perusahaan Astra International Tbk. Nilai

rata-rata sebesar 28.3118 lebih besar dibandingkan nilai tengah sebesar 28,0928.

Variabel ukuran perusahaan (size) memiliki tingkat akurasi yang baik karena nilai
59

rata-rata lebih tinggi dibandingkan nilai tengah. Nilai standar deviasi ukuran

perusahaan (size) adalah sebesar 1,50382, lebih kecil dari rata-rata sebesar

28,3118, dengan demikian penyebaran data untuk variabel ukuran perusahaan

(size) dalam penelitian ini adalah merata artinya tidak terdapat perbedaan yang

tinggi data satu dengan data yang lainnya.

Variabel profitabilitas menunjukkan nilai minimum sebesar -0,17 dicapai

oleh perusahaan Martina Berto Tbk dengan nilai maksimum sebesar 0,93 dicapai

oleh perusahaan Merck Tbk. Nilai rata-rata sebesar 0,0660 lebih rendah

dibandingkan nilai tengah 0,0466. Nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan nilai

tengah artinya tingkat akurasi tinggi pada variabel profitabilitas Nilai standar

deviasi 0,14505 lebih besar dari nilai rata-rata 0,0660, dengan demikian dapat

diartikan bahwa penyebaran data profitabilitas terdistribusi tidak merata, artinya

terdapat perbedaan yang tinggi data satu dengan data yang lainnya.

Variabel likuiditas menunjukkan nilai minimum sebesar 0,02 dicapai oleh

perusahaan Eterindo Wahanatama Tbk dan nilai maksimum sebesar 10,84

Campina Ice Cream Industry. Nilai rata-rata sebesar 2,2491 lebih besar

dibandingkan nilai tengah 1,5810. Variabel likuiditas memiliki tingkat akurasi

yang tinggi karena nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan nilai tengah. Nilai

standar deviasi 1,80255 lebih kecil dari nilai rata-rata 2,2491, dengan demikian

dapat diartikan bahwa penyebaran data penyebaran data terdistribusi merata,

artinya tidak terdapat perbedaan yang tinggi data satu dengan data yang lainnya.

Variabel leverage menunjukkan nilai leverage terendah adalah sebesar

0,0006000 dicapai oleh perusahaan Argha Karya Prima Indo Tbk dan nilai

tertinggi
60

leverage dalah sebesar 1,8234000 dicapai oleh perusahaan Primarindo Asia

Infrastructure Tbk. Nilai rata-rata sebesar 0,469438679, artinya setiap rupiah dari

modal dipergunakan untuk menjamin hutang sebesar Rp. 0,469438679. Nilai

tengah sebesar 0,437450000. Nilai rata-rata pada variabel leverage lebih tinggi

dibandingkan nilai tengah itu artinya variabel leverage memiliki tingkat akurasi

yang tinggi. Nilai standar deviasi0 0,2754227917 lebih kecil dari nilai rata-rata

0,469438679, dengan demikian dapat diartikan bahwa penyebaran data leverage

merata, artinya tidak terdapat perbedaan yang tinggi data satu dengan data yang

lainnya.

Variabel aktivitas dewan komisaris menunjukkan nilai minimum sebesar

1,00 dicapai oleh perusahaan Darya-Varia Laboratoria Tbk dan nilai maksimum

sebesar 33,00 dicapai oleh perusahaan Mandom Indonesia Tbk . Nilai rata-rata sebesar

11,2170 lebih besar dibandingkan nilai tengah 10,0000, dapat diartikan variabel

aktivitas dewan komisaris memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Nilai standar

deviasi 6,42911 lebih kecil dari nilai rata-rata 11,2170, dengan demikian dapat

diartikan bahwa penyebaran data ukuran perusahaan terdistribusi merata, artinya

tidak terdapat perbedaan yang tinggi data satu dengan data yang lainnya.

Variabel aktivitas komite audit menunjukkan nilai minimum sebesar 1,00

dicapai oleh perusahaan Pratama Abadi Nusa Industri Tbk dan nilai maksimum sebesar

44,00. Nilai rata-rata sebesar 7,2075 lebih besar dibandingkan nilai tengah 5,0000,

dapat diartikan bahwa variabel aktivitas komite audit memiliki tingkat akurasi

yang tinggi. Nilai standar deviasi 6,37513 lebih kecil dari nilai rata-rata 7,2075,

dengan demikian dapat diartikan bahwa penyebaran data ukuran perusahaan

terdistribusi
61

merata, artinya tidak terdapat perbedaan yang tinggi data satu dengan data yang

lainnya.

Variabel Internet Financial Reporting (IFR) menunjukkan nilai terendah

sebesar 0,25 dicapai oleh perusahaan Argha Karya Prima Indo dan nilai tertinggi

sebesar 0,75 dicapai oleh perusahaan Waskita Beton Precast. Nilai rata-rata sebesar

0,5249 lebih kecil dibandingkan nilai tengah 0,5417, dapat diartikan variabel

Internet Financial Reporting tidak memiliki akurasi yang tinggi. Nilai standar deviasi

sebesar 0,12110 lebih kecil dibandingkan rata-rata sebesar 0,5249, dengan

demikian penyebaran data Internet Financial Reporting (IFR) adalah merata,

artinya tidak terdapat perbedaan yang tinggi antara data satu dengan data yang

lainnya
62

4.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.1 Uji Normalitas

Normalitas data digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

independen dan variabel dependen, keduanya terdistribusikan secara normal atau

tidak. Uji Normalitas data dalam penelitian ini menggunakan one sampel

Kolmogorov-smirnov Test. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut.

Tabel 4. 3
Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 106
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .10093296
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .056
Negative -.080
Test Statistic .080
Asymp. Sig. (2-tailed) .093c
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2020

Berdasarkan hasil tabel 4.3, normalitas data dapat diketahui bahwa nilai

signifikansi dari Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,093, lebih besar dari 0,05.

Dengan demikian data yang diolah memenuhi asumsi normalitas.

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2018) Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah didalam model regresi yang memiliki bentuk korelasi yang tinggi atau

sempurna diantara variabel bebas. Didalam model regresi yang baik seharusnya
63

tidak terdapat korelasi antara variabel bebas (Independen). Untuk mengetahui ada

atau tidaknya korelasi antara variabel independen dalam model regresi, dapat

dilihat dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor),

(Ghozali, 2018):

a) Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak

terdapat multikolinearitas pada penlitian tersebut.

b) Jika nilai tolerance ≤ 0,10 dan VIF ≥10, maka terjadi gangguan

multikolinearitas pada penelitian tersebut.

c) Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat dari tabel 4.4

Tabel 4. 4
Uji Multikolonieritas
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2020
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
SIZE .857 1.167
Profitabilitas .954 1.048
Likuiditas .636 1.573
Leverage .655 1.527
Aktivitas D.K .908 1.102
Aktivitas K.A .858 1.165
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (size)

diperoleh nilai tolerance sebesar 0,857 lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF 1,167

kurang dari 10. Variabel jumlah profitabilitas diperoleh nilai tolerance sebesar

0,954 lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF 1,048 kurang dari 10. Variabel likuiditas

diperoleh nilai tolerance sebesar 0,636 lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF 1,573

kurang dari 10. Variabel leverage diperoleh nilai tolerance sebesar 0,655 lebih
64

besar dari 0,1 dan nilai VIF 1,527 kurang dari 10. Variabel aktivitas dewan

komisaris diperoleh nilai tolerance sebesar 0,908 lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF

1,102 kurang dari 10. Variabel aktivitas komite audit diperoleh nilai tolerance

sebesar 0,858 lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF 1,165 kurang dari 10. Sehingga

dapat simpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi gejala

multikolinearitas.

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2018). Jika variance residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homokedastisitas atau tidak

terjadi Heteroskedastisitas.Menurut Ghozali (2018) salah satu pengujian untuk

mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji

Glejser.Uji Glejser dapat dilakukan dengan meregresi nilai absolut terhadap

variabel independen.Apabila variabel independen signifikan secara statistic

mempengaruhi variabel dependen, maka terdapat indikasi adanya

heteroskedastisitas. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan bahwa penelitian

terbebas dari gangguan heteroskedastisitas salah satunya dengan menggunakan

koefisien signifikan yang telah ditetapkan yaitu 5% (0,05). Apabila tingkat

signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi gangguan

heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Model regresi yang lebih baik

adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas.


65

Tabel 4. 5
Uji Heterokedastisitas

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) .101 .058 1.748 .084
Size -.001 .002 -.074 -.708 .481
Profitabilitas -.032 .020 -.158 -1.588 .116
Likuiditas -.003 .002 -.168 -1.381 .170
Leverage -.011 .013 -.102 -.849 .398
Aktivitas D.K .000 .000 -.047 -.464 .644
Aktivitas K.A .000 .000 -.084 -.796 .428
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.5 di atas diketahui bahwa nilai signifikasi variabel ukuran

perusahaan (size) 0,481 lebih besar dari 0,05. Variabel profitabilitas 0,116 lebih

besar dari 0,05. Variabel likuiditas 0,170 lebih besar dari 0,05. Variabel leverage

0,398 lebih besar dari 0,05. Variabel aktivitas dewan komisaris 0,644 lebih besar

dari 0,05. Variabel aktivitas komite audit 0,428 lebih besar dari 0,05. Semua

variabel independen memiliki nilai Sig > 0,05. Kesimpulannya, tidak terjadi

heteroskedastisitas.
66

4.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil persamaan regresi pengaruh Ukuran perusahaan (size), Profitabilitas,

Likuiditas, Leverage, Aktivitas Dewan Komisaris, Aktivitas Komite Audit

terhadap Internet Financial Reporting (IFR), dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut :

Tabel 4. 6
Persamaan Regresi

Unstandardized Coefficients
Model B Std. Error
1 (Constant) -.646 .208
Size .036 .007
Profitabilitas .076 .072
Likuiditas .026 .007
Leverage .110 .046
Aktivitas D.K .002 .002
Aktivitas K.A .000 .002
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2020

Dari Tabel 4.6 hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS,

maka didapatkan model persamaan regresi akhir sebagai berikut:

Y = -0,646+ 0,036 X1 + 0,076 X2 + 0,026 X3 + 0,110 X4 + 0,002 X5 + 0,000 X6

Keterangan :

Y : Internet Financial Reporting (IFR)

X1 : Ukuran Perusahaan (size)

X2 : Profitabilitas

X3 : Likuiditas

X4 : Leverage

X5 : Aktivitas Dewan Komisaris


67

X4 : Aktivitas Komite Audit

Interpretasinya yaitu :

a. Nilai konstanta sebesar -0,646 bernilai negatif, artinya apabila Ukuran

Perusahaan (size), Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas Dewan

Komisaris, Aktivitas Komite Audit bernilai 0, maka nilai dari Internet

Financial Reporting bernilai -0,646.

b. Nilai koefisien regresi Ukuran Perusahaan (size) bernilai positif sebesar

0,036, artinya jika terjadi peningkatan 1 poin pada Ukuran Perusahaan (size)

maka Internet Financial Reporting akan bertambah sebesar 0,036 poin.

c. Nilai koefisien regresi Profitabilitas bernilai positif sebesar 0,076, artinya jika

terjadi peningkatan 1 poin pada Profitabilitas maka Internet Financial

Reporting akan bertambah sebesar 0,076 poin.

d. Nilai koefisien regresi Likuiditas bernilai positif sebesar 0,026, artinya jika

terjadi peningkatan 1 poin pada Likuiditas meningkat, maka Internet

Financial Reporting akan bertambah 0,026 poin.

e. Nilai koefisien regresi Leverage bernilai negatif sebesar 0,110 artinya jika

terjadi peningkatan 1 poin pada Leverage maka Internet Financial Reporting

akan bertambah sebesar 0,110 poin.

f. Nilai koefisien regresi Aktivitas Dewan Komisaris bernilai positif sebesar

0,002 artinya jika terjadi peningkatan 1 poin pada Aktivitas Dewan Komisaris

maka Internet Financial Reporting akan bertambah sebesar 0,002 poin.


68

g. Nilai koefisien regresi Aktivitas Komite Audit bernilai positif sebesar 0,000

artinya Aktivitas Komite Audit tidak memiliki pengaruh terhadap Internet

Financial Reporting.

4.3.1 Koefisien Determinasi

Pengujian statistik koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuam model dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Ghozali, 2018). Hasil pengujian ini dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4. 7
Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .553 .305 .263 .10395
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2020

Pada tabel 4.7, nilai adjusted R square yang didapat adalah 0,263 atau

26,3%. Artinya, Ukuran Perusahaan (size), Profitabilitas, Likuiditas, Leverage,

Aktivitas Dewan Komisaris, Aktivitas Komite Audit dapat menjelaskan variabel

Internet Financial Reporting sebesar 26,3%, sedangkan sebesar 73,7% adalah

variabel yang tidak terdapat pada riset ini.

4.3.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat (Ghozali, 2018). Hasil

pengujian adalah sebagai berikut :


69

Tabel 4. 8
Uji F

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .470 6 .078 7.253 .000b
Residual 1.070 99 .011
Total 1.540 105
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2020

Pada tabel 4.8 terlihat jika nilai sig F (0,000) < 0,05, artinya secara bersama-

sama Ukuran Perusahaan (size), Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas

Dewan Komisaris, Aktivitas Komite Audit dapat menjelaskan variabel Internet

Financial Reporting. Kesimpulannya, model regresi pada riset ini baik dan layak

dipergunakan penelitian.
70

4.3.3 Uji t

Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel

bebas terhadap variabel terikat dengan menggasumsikan variabel lain adalah

konstan (Ghozali, 2018). Berdasarkan dari tabel 4.9, dapat dilihat hasil-hasil uji t

sebagai berikut :

Tabel 4. 9
Uji t

Model Β Sig. Keterangan

1 (Constant) -.646 .002


2 Size .036 .000 Hipotesis Diterima

3 Profitabilitas .076 .288 Hipotesis Ditolak

4 Likuiditas .026 .000 Hipotesis Diterima

5 Leverage .110 .017 Hipotesis Ditolak

6 Aktivitas D.K .002 .161 Hipotesis Ditolak

7 Aktivitas K.A .000 .951 Hipotesis Ditolak

Sumber : Data sekunder yang diolah,2020

Berdasarkan hasil olahan data pada tabel 4.9 diatas maka dapat

diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan (size) Terhadap Internet Financial Reporting

(IFR) Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara

parsial Ukuran Perusahaan (size) berpengaruh positif signifikan terhadap

Internet Financial Reporting (IFR), hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien

regresi 0,036 dengan nilai signifikansi sebesar 0,00< 0,05. Dengan demikian

hipotesis
71

yang menyatakan IFR berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan

Internet Financial Reporting (IFR) adalah diterima.

2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial

Profitabilitas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Internet Financial

Reporting (IFR), hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi 0,076 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,288 > 0,05. Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan profitabilitas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR) adalah ditolak.

3. Pengaruh Likuiditas Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial

likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap Internet Financial Reporting

(IFR), hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi 0,026 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan

likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Internet

Financial Reporting (IFR) adalah diterima.

4. Pengaruh Leverage Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial

Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap Internet Financial Reporting

(IFR), hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi 0,110 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,017 < 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan

Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan Internet

Financial Reporting (IFR) adalah ditolak.


72

5. Pengaruh Aktivitas Dewan Komisaris Terhadap Internet Financial Reporting

(IFR)

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial

aktivitas dewan komisaris berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR), hal ini dibuktikan dengan

nilai koefisien regresi 0,002 dan nilai t hitung 1,411 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,161 > 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan aktivitas

dewan komisaris berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pengungkapan

Internet Financial Reporting (IFR) adalah ditolak.

6. Pengaruh Aktivitas Komite Audit Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial

aktivitas komite audit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Internet

Financial Reporting (IFR), hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi

0,000 dengan nilai signifikansi sebesar 0,961 > 0,05. Dengan demikian

hipotesis yang menyatakan aktivitas komite audit berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR) adalah

ditolak.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian diatas tentang pengaruh Ukuran Perusahaan

(size), Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas Dewan Komisaris, Aktivitas


73

Komite Audit terhadap variabel Internet Financial Reporting (IFR) pada

perusahaan sub sector industri dasar dan kimia , infrakstuktur, utilitas dan

transportasi industry barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2018, diperoleh

hasil penelitian dengan pembahasan sebagai berikut :

4.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Internet Financial Reportng

(IFR)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Internet Financial Reportng

(IFR), yang berarti hipotesis diterima. Perusahaan besar melakukan praktek IFR,

agar stakeholder percaya akan kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola

perusahaan. Selain itu, perusahaan yang memiliki asset yang besar cenderung

melakukan IFR, dikarenakan memilik fasilitas dan sumber daya yang memadai.

Pada perusahaan besar dimunginkan memiliki server internet sendiri dan koneksi

internet sendiri, sehingga perusahaan mampu menyebarluaskan informasi laporan

keuangan yang lengkap secara efisien melalui website perusahaan.

Hasil penelitian Jaya dan Verawaty (2015) dan Kurniawati (2018)

menunjukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap Internet Financial Reportng (IFR). Namun, hasil penellitian ini tidak

sejalan dengan penelitian Idawati dan Dewi (2017) dan Sari, et al. (2019) yang

membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap Internet Financial Reportng (IFR).


74

4.4.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Internet Financial Reportng (IFR)

Berdasarkan hasil pengujian, Profitabilitas berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap pengungkapan Internet Financial Reportng (IFR), yang berarti

hipotesis ditolak. Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh

laba dalam hubungannya total aktiva. Hasil statistik deskriptif menunjukkan rata-

rata Profitabilitas perusahaan sampel adalah 6,6%. Hal ini menunjukkan

profitabilitas perusahaan sampel rendah, sedangkan IFR menunjukkan rata-rata

IFR perusahaan sampel adalah 52,49%, nilai tersebut menunjukkan bahwa IFR

perusahaan sampel cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel

tetap berupaya melakukan IFR, meskipun profitabilitasnyan rendah. Hal ini

dilakukan untuk menunjukkan informsasi yang memadai kepada stakeholder

sebagai bentuk transparansi dan pertanggung jawaban perusahaan. Statistitk

deskriptif juga menunjukkan nilai standar deviasi 0,14505 lebih besar dari nilai

rata-rata 0,0660, dengan demikian dapat diartikan bahwa penyebaran data

profitabilitas terdistribusi tidak merata, artinya terdapat perbedaan yang tinggi

data satu dengan data yang lainnya karena itulah mengapa profitab ilitas tidak

dapat mempengaruhi IFR.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kurniawati

(2018) yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan

terhadap Internet Financial Reportng (IFR). Namun sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Agusto (2017) yang menyatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Internet Financial Reportng

(IFR).
75

4.4.3 Pengaruh Likuiditas Terhadap Internet Financial Reportng (IFR)

Berdasarkan hasil pengujian, variabel Likuiditas berpengaruh positif

signifikan terhadap pengungkapan Internet Financial Reportng (IFR), yang berarti

hipotesis diterima. Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

memenuhi semua kewajiban keuangan yang segera dapat dicairkan atau yang

sudah jatuh tempo (Syafrida,2015). Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi,

diharapakan mampu mebuat stalkeholder percaya akan kenerja manajemen

perusahaan. Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi memiliki dorongan untuk

menunjukkan kepada stakeholder bahwa dengan adanya kemampuan perusahaan

dalam melunasi utang jangka pendeknya, investor tidak perlu khawatir modal

yang mereka tanamkan akan hilang karena digunakan untuk melunasi utang

perusahaan. Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi menggambarkan bahwa

perusahaan tersebut memiliki kemampuan dalam melunasi utang jangka

pendeknya sewaktu- waktu. Hal tersebut membuat perusahaan dengan kondisi

keuangan yang sehat akan termotivasi untuk menyebarluaskan laporan keuangan

mereka dan informasi keuangan lainnya melalui media internet untuk menarik

perhatian investor (Almilia, 2008). Dengan pelaporan keuangan yang lebih

transparan dan mudah diakses oleh publik, pihak perusahaan tidak merasa

terancam akan kinerjanya tetapi justru menunjukkan keberhasilan operasi

perusahaan. Penggunaan internet untuk mempublikasikan informasi keuangan

merupakan ekspresi kepercayaan manajemen terhadap prospek masa depan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sari, et al. (2019) menunjukan

bahwa likuiditas berpengaruh signifikan positif terhadap Internet Financial


76

Reportng (IFR). Namun, hasil penellitian ini tidak sejalan dengan penelitian

Agusto (2017) yang membuktikan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Internet Financial Reporting (IFR).

4.4.4 Pengaruh Leverage Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)

Berdasarkan hasil pengujian, variabel leverage berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR), yang

berarti hipotesis ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage tidak

berpengaruh terhadap IFR. Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa

perusahaan sampel yang melakukan IFR rata-rata 52,49%, nilai tersebut

menunjukkan IFR perusahaan sampel adalah sedang. Tingkat rata-rata leverage

perusahaan sampel adalah 46,932%, nilai tersebut menunjukkan leverage

perusahaan sampel adalah sedang. Hasil statistik deskriptif menjelaskan bahwa

tingkat rata-rata IFR dan leverage sama-sama di tingkat sedang, hal ini

menyebabkan bahwa leverage tidak mampu mempengaruhi IFR. Walaupun

tingkat leverage perusahaan sampel sedang tetapi perusahaan sampel berupaya

melakukan IFR untuk menunjukkan bahwa perusahaan tidak sedang mengalami

kesulitan keuangan.

Hasil penelitian Jaya dan Verawaty (2015) menunjukan bahwa leverage

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Internet Financial Reporting (IFR).

Namun, hasil penellitian ini tidak sejalan dengan penelitian Agusto (2017) yang

membuktikan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap Internet

Financial Reporting (IFR).


77

3.4.5 Pengaruh Aktivitas Dewan Komisaris Terhadap Internet

Financial Reporting (IFR)

Tabel 4.10
Pengaruh Aktivitas Dewan Komisaris Terhadap IFR

MODUS PERSENTASE
12 20 %
10 11 %
7 4%

Berdasarkan hasil pengujian, variabel aktivitas dewan komisaris

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan Internet

Financial Reporting (IFR), yang berarti hipotesis ditolak. Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) nomor 10 /pojk.04/2018 pasal 31 meneyebutkan bahwa dewan

komisaris wajib mengadakan rapat paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan

atau 4 kali dam setahun. Nilai rata-rata dari statistik deskriptif menunjukkan

bahwa pertemuan dewan komisaris pada perusahaan sampel sebanyak 11 kali

dalam setahun, hal tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pertemuan rata-rata

dewan komisaris sudah memenuhi aturan dari OJK. Berdasarkan tabel 4.10, rata-

rata pertemuan 11 kali termasuk tinggi dikarenakan pertemuan perusahaan sampel

sering dilakukan sebanyak 12 kali. Tingkat rapat yang tinggi yang dilakukan oleh

dewan komisaris tidak mampu mempengaruhi IFR. Hal ini dimungkingkan karena

dewan komisaris di Indonesia masih awam dengan IFR, dapat dilihat informasi-

informasi yang ditampilkan website perusahaan adalah informasi yang kurang

strategis dan berulang dari waktu ke waktu.


78

Sejalan dengan hasil penelitian Abdillah (2015) menunjukan bahwa

aktivitas dewan komisaris berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

Internet Financial Reporting (IFR). Namun, hasil penellitian ini tidak sejalan

dengan penelitian Siagian dan Ghozali (2012) yang membuktikan bahwa aktivitas

dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap Internet Financial

Reporting (IFR).

3.4.6 Pengaruh Aktivitas Komite Audit Terhadap Internet Financial

Reporting (IFR)

Tabel 4.11
Pengaruh Aktivitas Komite Audit Terhadap IFR

MODUS PERSENTASE
8 15 %
5 10 %
4 5%

Berdasarkan hasil pengujian, variabel aktivitas komite audit berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan Internet Financial Reporting

(IFR), yang berarti hipotesis ditolak. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

55/Pojk.04/2015 pasal 13 emenjelaskan bahwa komite audit mengadakan rapat

secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan atau 4 kali dalam setahun.

Data statistic deskriptif menunjukkan pertemuan rata-rata komite audit perusahaan

sampel adalah 7 kali, menunjukkan bahwa rata-rata pertemuan audit sudah

memenuhi aturan OJK. Berdasarkan tabel 4.11, rata-rata pertemuan 7 kali

termasuk tinggi dikarenakan pertemuan perusahaan sampel sering dilakukan

sebanyak 8 kali.
79

Tingkat tingginya pertemuan yang dilakukan oleh komite audit di perusahaan

tidak mampu mempengaruhi tingkat pengungkapan informasi keuangan maupun

non keuangan. Pertemuan yang dilakukan komite audit dimungkinkan masih

dalam konteks membahas penyajian laporan keuangan serta penerapan

pengendalian internal. Komite audit khususnya di Indonesia belum berfokus IFR

perusahaan.

Hasil penelitian Rahadhian dan Septiani (2014) menunjukan bahwa aktivitas

komite audit berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan

Internet Financial Reporting (IFR). Namun, hasil penellitian ini tidak sejalan

dengan penelitian Siagian dan Ghozali (2012) yang membuktikan bahwa aktivitas

komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Internet Financial

Reporting (IFR).

BAB V

PENUTU

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan (size),

profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas dewan komisaris, dan aktivitas komite


80

audit terhadap Internet Financial Reporting (IFR) pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun 2018. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan

terhadap 106 sampel selama setahun dengan menggunakan regresi linier

berganda, diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif signifikan terhadap Internet

Financial Reporting (IFR), hal ini karena perusahaan besar dimungkinkan

memiliki server dan koneksi internet sendiri untuk menyajikan informasi

dalam website perusahaan.

2. Profitabilitas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Internet Financial

Reporting (IFR). Hal ini dimungkinkan karena rata-rata profitabilitas rendah

namun perusahaan tetap berupaya untuk menerbitkan IFR sebagai bentuk

transparansi dan pertanggungjawaban kepada public.

3. Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap Internet Financial

Reporting (IFR). Hal ini karena perusahaan dengan kondisi keuangan yang

sehat akan termotivasi untuk menyebarluaskan laporan keuangan mereka dan

informasi keuangan lainnya melalui media internet untuk menarik perhatian

investor.

4. Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap Internet Financial Reporting


81
(IFR). Kondisi ini terjadi karena perusahaan dengan leverage rata-rata sedang

tetap mengungkapkan IFR untuk menunjukkan bahwa perusahaan tidak

sedang mengalami kesulitan keuangan.

5. Aktivitas dewan komisaris berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

Internet Financial Reporting (IFR). Kondisi ini terjadi karena dewan komisaris
81

di Indonesia masih awam dengan IFR, dapat dilihat informasi-informasi yang

ditampilkan website perusahaan adalah informasi yang kurang strategis dan

berulang dari waktu ke waktu.

6. Aktivitas komite audit berpengaruh positif tidak signifikan terhadap tingkat

pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR). Kondisi ini terjadi karena

Pertemuan yang dilakukan komite audit dimungkinkan masih dalam konteks

membahas penyajian laporan keuangan serta penerapan pengendalian internal.

Komite audit khususnya di Indonesia belum berfokus IFR perusahaan.

5.2 Keterbatasan

1. Penilaian Internet Financial Reporting bersifat dapat subjektif dari

peneliti, sehingga dapat terjadi perbedaan skor Internet Financial

Reporting antara peneliti satu dengan peneliti lainnya.

2. Dari 184 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI hanya 106

perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Hal ini disebabkan

banyak karena perusahaan yang menggunakan mata uang dolar pada

lapaoran keuangannya, tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan

(rapat dewan komisaris dan rapat komite audit), dan juga website yang

tidak bisa diakses serta website sedang dalam perbaikan (under

construction).

5.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah diungkapkan maka saran untuk

penelitain selanjutnya :
82

1. Bagi Akademisi

Pada penelitian ini kemampuan variable independen mempengaruhi variabel

dependen sebesar 26,3% sehingga penelitian berikutnya disarankan

menambah variabel penelitian. Salah satu variabel yang dapat ditambahkan

adalah kepemilikan institusional, variabel kepemilikan institusional diprediksi

dapat mempengaruhi IFR dikarenakan adanya kepemilikan institusional dapat

mengungkapkan informasi yang lebih luas dalam website dan dapat juga

sebagai pengawasan terhadap aktivitas perusahaan.

2. Bagi Praktisi

1. Bagi Perusahaan

Nilai rata-rata IFR di seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI cukup tinggi yaitu 52,5%. Perusahaan manufaktur di Indonesia

masih belum merasa penting menyajikan informasi strategis dalam

website perusahaan. Sebaiknya fitur-fitur atau fasilitas layanan yang ada

di situs resmi perusahaan lebih menarik dan mudah diakses oleh para

pengguna situs resmi.

2. Bagi Investor

Dalam pengambilan keputusan investasi, sebaiknya investor dan calon

investor mempertimbangkan factor ukuran perusahaan dan likuiditas

karena faktor-faktor tersebut mendorong pengungkapan IFR yang lebih

lengkap. Sehingga investor dan calon investor memperoleh informasi yang

memadai dalam pengambilan keputusan investasi.


83

3. Bagi Pemerintah

Seharusnya pemerintah mengatur informasi-informasi apa saja yang

harus ditampilkan pada website perusahaan sehingga perusahaan tidak

kebingungan dalam menampilkan informasi pada website dan juga

apablia informasi yang ditampilkan lengkap maka akan mempermudah

stakeholder dalam mencari informasi.


DAFTAR PUSTAKA

Abdelsalam, O. & Street, D. L. (2007). "Corporate Governance and the


Timeliness of Corporate Internet Reporting by U.K Listed Companies".
Journal of International Accounting, Volume 16, pp. 111-130.

Abdillah, M. R. (2015). "Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Terhadap


Pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR) (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013)". Dinamika Ekonomi : Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume 8.

Abdillah, M. R. (2015). "Pengaruh Kepemilikan Saham dan Kinerja Keuangan


Terhadap Pengungkapan Interet Financial Reporting". Jurnal Ekonomi
dan Bisnis, Volume 8.

Agusto, K. E., 2017. Analisis Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas


Pengungkapan Internet Financial Reporting, Skripsi. Universitas
Muhammadiyah, Jogjakarta.

Almilia, L. S. (2008). "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela


Internet Financial dan Sustainability Reporting". Jurnal Akuntansi dan
Auditing Indonesia, Volume 12.

Almilia, L. S. (2009). Analisa Komparasi Indeks Internet Financial Reporting


Pada Website Perusahaan Go Publik di Indonesia. Jogjakarta, Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009.

Andriyani, R. & Mudjiyanti, R. (2017). "Pengaruh Tingkat Profitabilitas,


Leverage, Jumlah Dewan Komisaris Independen Dan Kepemilikan
Institusional Terhadap Pengungkapan Internet Financial Reporting (Ifr)
Di Bursa Efek Indonesia". KOMPARTEMEN : Jurnal Ilmiah Akuntansi,
Volume 15.

Asbaugh, H., Johnstone, K. M. & Warfield, T. D. (1999). "Corporate Reporting


on The Internet". American Accounting Association, Volume 13, pp. 241-
257.

Botti, L., Boubaker, S., Hamrouni, A. & Solonandrasana, B. (2014). "Corporate


Governance Efficiency and Internet Financial Reporting Quality". Review
Of Accounting and Finance, Volume 13, pp. 43-64.

Bouaziz, Z. & Triki, M. (2012). "The Impact of The Board of Directors on the
Financial Perfomances of Tunisian Companies". Corporate Board : role,
duties, and composition. Volume 8 pp. 6-21.

84
85

Cheng, Lawrence & Coy, D. (2000). Measuring The Quality of Corporate


Financial Website: A New Zealand Study. In 12th Asian-Pacific
Conference On International Accounting Issues, pp. 112-115.

Darsono, P. (2005). Manajemen Keuangan, Pendekatan Praktis Kajian


Pengambilan Keputusan Bisnis Berbasis Analisis Keuangan. Jakarta:
Penerbit Diadit Media.

Fahmi, I. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke-2. Bandung:


Alfabeta.

Fakhruddin, H. M. (2008). Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta: Elex Media


Komputindo.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
9 . Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Handayani, E. & Almilia, L. S. (2013). "Internet Financial Reporting : Studi


Komparasi Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan Bursa Efek Malaysia". Jurnal Bisnis dan Ekonomi,
Volume 20, pp. 100- 112.

Harahap, S. S. (2013). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi 11.


Jakarta: Rajawali Pers.

Hartono, J. (2015). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Jogjakarta: BPFE.

Idawati, P. D. P. & Dewi, G. A. R. P. (2017). "Pengaruh Profitabilitas dan


Ukuran Perusahaan Terhadap Internet Financial Reporting
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia". Forum Manajemen,
Volume 15.

Indriantoro, N. & Supomo, B. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis untuk


Akuntansi dan Manajemen.Edisi Pertama . Jogjakarta: BPFE.

Irawati, S. (2006). Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka.

Jaya, A. K. & Verawaty (2015). "The Accessibility Determinants of Internet


Financial Reporting of Manufacture Company Listed In Indonesia Stock
Exchange". Asian Economic and Financial Review, Volume 5 pp. 229-
238.

Kasmir (2011). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


86

Kartika, I. & Puspa, A. M. (2013). "Karakteristik Perusahaan sebagai Determinan


Internet Financial and Sustainability Reporting". Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Volume 17, pp. 181-191.

Kartika, Verawaty, Mayasari dan Jaya, A. K., (2014). "Determinan Aksesbilitas


Internet Financial Reporting pada Website Perusahaan Manufaktur Go
Publik". Profita Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan,
Volume6(No.1).

Kelton, A. & Yang, Ya Wen (2008). "The Impact of Corporate Governance on


Internet Financial Reporting". Journal of Accounting and Publicy
Policy, Volume 27(1), pp. 62-87.

Komite Nasional Kebijakan Governance (2006). Pedoman Umum Good


Corporate Governance Indonesia. Jakarta.

Kurniawati, Y. (2018). "Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Internet Financial


Reporting (IFR) Di Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dalam Bursa
Efek Surabaya (BES)". Media Mahardika, Volume 16 No. 2, pp. 3-4.

Lai, S.-C. & Wu, F. H., 2010. "An Empirical Study of the Impact of Internet
Financial Reporting on Stock Prices". The International Journal of
Digital Accounting Research, Volume 10, pp. 1-26.

Lestari, H. S. & Chariri, A. (2012). "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Pelaporan Keuangan melalui Internet (Internet Financial Reporting) dalam
Website Perusahaan". Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro,
Volume 1, pp. 1-13

Mardiyanto, H. (2009). Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo.

Oyolere, P., Laswad, F. & Fisher, R. (2003). "Determinant of Internet Financial


Reporting by New Zealand Companies". Journal of International
Financial Management and Accounting, Volume 14(1), pp. 1-39.

Prasetyantoko (2008). Corporate Governance. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Prasetya, M. & Irwandi, S. A., 2012. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Pelaporan Keuangan Melalui Internet Financial Reporting Pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia". The Indonesian
Accounting Review, Volume 2 No. 2, pp. 151-158.

Prastiwi, P. I., Puji Astuti, D. S. & Harimurti, F. (2018). "Pengaruh Ukuran


Perusahaan, Leverages,Sistem Pengendalian Internal, dan Reputasi
Auditor Terhadap Audit Delay dengan Audit Tenure sebagai Variabel
Moderasi". Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, Volume
14, pp. 89-99.
87

Puspitaningrum, D. & Atmini, S. (2012). "Corporate Governance Mechanism and


the Level of Internet Financial Reporting : Evidence of Indonesian Companies".
Procedia : Economics and Finance, Volume 2, pp. 157-166.

Rahadhian, A., & Septiani, A. (2014). "Analisis Pengaruh Corporate Governance


terhadap Tingkat Pengungkapan Internet Corporate Reporting."
Diponegoro Journal of Accounting, pp. 1-12.

Rahmawati, E. K. (2019). Pengaruh Profitabilitas,Leverage,Likuiditas,dan


Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Internet Financial
Reporting serta Dampaknya Terhadap Harga Saham, Skripsi.
Universitas Pasundan, Bandung.

Reskino & Sinaga, N. N. J., (2016). "Kajian Empiris Internet Financial Reporting
Dan Praktek Pengungkapan". Media Riset Akuntansi, Auditing &
Informasi, Volume 16, pp. 85-106

Riyanto, B. (2008). Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Jogjakarta: BPFE.

Rozak, A. (2012). "Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,


Kepemilikan Saham oleh Publik, Leverage dan Kelompok Industri
Terhadap Tingkat Internet Financial Reporting". Jurnal Computech
dan Bisnis, Volume 6, pp. 101-112.

Ruwanti, S., Rambe, P. A. & Trioktariani, A., (2015). Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet
Financial Reporting) Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, Artikel Ilmiah. Fakultas Ekonomi Universitas
Maritim Raja Ali Haji, Tanjung Pinang.

Sanchez, I. G., Dominguez, L. R. & Alvarez, I. G., (2011). "Corporate


Governance and Strategic Information on The Internet : a Study of Spanish
Listed Companies". Accounting, Auditing & Accountability Journal, pp.
471- 501.

Sari, D. A. M. T., Ernawati, E. & Rizal, N., (2019). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Internet Financial Reporting pada Perusahaan
Manufaktur di BEI Periode 2014-2017 (Pada Perusahaan Food and
Beverage yang Terdaftar Di BEI). Progress Conference, Volume 2.

Sartono, A. (2008). Manajemen Keuangan. Jogjakarta: BPFE.

Sartono, A., (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. 4 ed. Jogjakarta:
BPFE.
88

Sayidah, N., Nurhayati & Handayani, A. E., (2016). "Corporate Governance dan
Internet Financial Reporting". Jurnal Akuntansi Multiparadigma,
Volume 7, pp. 491-503.

Siagian, G. E. & Ghozhali, I. (2012). "Pengaruh Struktur Dan Aktivitas Good


Corporate Governance Terhadap Luas Pengungkapan Informasi Strategis
Secara Sukarela Pada Website Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Bursa
Efek Indonesia". Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 1, pp. 1-
11.

Styles, A. K. & Tennyson, M. (2007). "The Accesbility of Financial Reporting of


US municipalities on the Internet". Journal of Public Budgeting,
Accounting, and Financial Management, Volume 19(1), pp. 56-92.

Subramanyam, K. R. & Wild, J. J. (2010). Analisa Laporan Keuangan. Edisi


Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Sudarmaji, A. M. & Sularto, L. (2007). Pengaruh Ukuran Perusahaan,


Leverage, Dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas
Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Proceeding PESAT
(Psikologi,Ekonomi, Sastra, Arsitek dan Sipil). Volume 2.

Sugiyono (2016). Metode Penelitian Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods).


Bandung: Alfabeta.

Sukrisno, A. & Ardana, I. C. (2014). Etika Bisnsis dan Profesi. Jakarta: Salemba
Empat.

Syafrida, H. (2015). Teknik Analisa Laporan Keuangan. Medan: UMSU PRESS.

Verawaty (2012). The availability of IFR (Internet Financial Reporting)


through E-government as public transparency, participation, and
accountability means in Indonesia. Proceedings of the 13th Malaysia
Indonesia Conference On Economics.Management and Accounting
(MICEMA), pp. 562-579.

Widaryanti (2011). "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan


Waktu Internet Financial Reporting Pada Perusahaan-Perusahaan yang
terdaftar Di Bursa Efek Indonesia". Jurnal Ilmu Manajemen dan
Akuntansi Terapan, Volume 2.

Wirashanti, A. P. (2016). Pengaruh Corporate Governance Terhadap


Pengungkapan Informasi melalui Internet Pada Peerusahaan
Properti dan Real Estate yang terdaftar di BEI, Artikel Ilmiah. STIE
Perbanas, Surabaya
89
LAMPIRAN

90
91

Lampiran 1 Indeks Pengukuran Internet Financial Reporting


Indeks IFR yang berbeda menggunakan indek pengungkapan internet yang

diadopsi dari Kelton & Yang (2008). Adopsi dari indeks IFR dari Kelton & Yang

(2008) di lakukan karena indeks ini dipandang cukup lengkap. Indeks IFR

mencakup baik content maupun presentation. Item pengungkapan berjumlah 36

yang terbagi menjadi tiga kelompok.

1. Kelompok pertama adalah format yang terdiri dari 12 item

yaitu (1)laporan tahunan dalam multiple file format

(2) data keuangan dalam format yang dapat diproses

(3) tabel yang dihubungkan dengan isinya

(4) menu petunjuk atas bawah

(5) hyperlink di dalam laporan tahunan

(6) hyperlink ke data dalam website pihak ketiga

(7) file-file audio

(8) file-file video

(9) tanda email

(10) email langsung ke investor relations

(11) gambar grafik yang dinamis

(12) internal seach engine.

2. Kelompok kedua adalah isi yang terdiri dari 7 item yaitu

(1) laporan tahunan tahun berjalan

(2) laporan tahunan tahun yang lalu

(3) laporan kuartalan terbaru


92

(4) other filling

(5) link to Edgar atau 10K Wizard

(6) anggaran dasar untuk komite audit

(7) kode etik untuk direktur dan karyawan.

3. Kelompok ketiga adalah penyajian yang terdiri dari 17 item yaitu

(1) anggota dewan direksi

(2) data keuangan bulanan yang terbaru

(3) gambaran mengenai ikhtisar kinerja perusahaan (hal-hal penting, fact

sheet)

(4) estimasi laba

(5) tanggaltanggal peristiwa yang berkaitan dengan kepentingan investor

(6) publikasi berita keuangan terbaru

(7) daftar Analis yang mengikuti perusahaan

(8) pemeringkatan analis

(9) teks pidato dan presentasi

(10) harga saham hari yang sama

(11) harga saham historis

(12) informasi mengenai agen transfer saham perusahaan

(13) keuntungan memiliki saham perusahaan

(14) Informasi berkaitan dengan rencana reinvestasi dividen

(15) histori dari dividen

(16) prinsip/ pedoman corporate governance

(17) anggaran dasar komisaris.


93

Setiap item pengung- kapan informasi tersebut dicari dalam setiap situs

perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Jika ada maka diberi skor 1 jika

tidak ada diberi skor 0.


94

Lampiran 2 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur

NO KODE NAMA PERUSAHAAN


SUB: BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS
1 AGII Aneka Gas Industri Tbk.
2 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk.
3 ALDO Alkindo Naratama Tbk.
4 ALKA Alakasa Industrindo (Persero) Tbk.
5 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk.
6 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk.
7 APLI Asiaplast Industries Tbk.
8 ARNA Arwana Citramulia Tbk.
9 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk.
10 BRNA Berlina Tbk.
11 BTON Betonjaya Manunggal Tbk.
12 CAKK Cahayaputra Asa Keramik Tbk.
13 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
14 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
15 EKAD Ekadharma International Tbk.
16 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk.
17 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk.
18 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk.
19 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk.
20 IMPC Impack Pratama Industri Tbk.
21 INAI Indal Aluminium Industry Tbk.
22 INCI Intanwijaya Internasional Tbk.
23 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk.
24 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
25 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
26 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
27 KIAS Keramika Indonesia Asosiasi Tbk.
28 KMTR Kirana Megatara Tbk
29 LION Lion Metal Works Tbk.
30 LMSH Lionmesh Prima Tbk
31 MLIA Mulia Industrindo Tbk.
32 MOLI Madusari Murni Indah Tbk.
33 PBID Panca Budi Idaman Tbk.
34 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk.
35 SIPD Sierad Produce Tbk.
36 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk.
95

37 SMCB Solusi Bangun Indonesia Tbk.


38 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
39 SPMA Suparma Tbk.
40 SRSN Indo Acidatama Tbk.
41 TALF Tunas Alfin Tbk.
42 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk.
43 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk.
44 TRST Trias Sentosa Tbk.
45 WSBP Waskita Beton Precast Tbk.
46 WTON Wijaya Karya Beton Tbk.
47 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk.
SUB: MISCELLANEOUS INDUSTRY
48 AMIN Ateliers Mecaniques D Indonesia Tbk.
49 ASII Astra International Tbk.
50 AUTO Astra Otoparts Tbk.
51 BATA Sepatu Bata Tbk.
52 BELL Trisula Textile Industries Tbk.
53 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
54 BOLT Garuda Metalindo Tbk
55 GJTL Gajah Tunggal Tbk.
56 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk
57 INDS Indospring Tbk.
58 JECC Jembo Cable Company Tbk.
59 KBLI KMI Wire & Cable Tbk
60 KBLM Kabelindo Murni Tbk.
61 KPAL Steadfast Marine Tbk.
62 KRAH Grand Kartech Tbk.
63 LPIN Multiprima Sejahtera Tbk
64 MYTX Asia Pacific Investama Tbk
65 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk
66 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
67 SCCO Supreme Cable Manufacturing Tbk.
68 SMSM Selamat Sempurna Tbk
69 TRIS Trisula International Tbk
70 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
71 VOKS Voksel Electric Tbk.
SUB: CONSUMER GOODS INDUSTRY
72 ADES Akasha Wira International Tbk.
73 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk.
96

74 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk.


75 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
76 CLEO Sariguna Primatirta Tbk.
77 CINT Chitose Internasional Tbk.
78 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk.
79 GGRM Gudang Garam Tbk.
80 HMSP H.M.Sampoerna Tbk.
81 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
82 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk.
83 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk.
84 HRTA Hartadinata Abadi Tbk.
85 IIKP Inti Agri Resources Tbk.
86 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
87 KLBF Kalbe Farma Tbk.
88 INAF Indofarama (Persero) Tbk.
89 KINO Kino Indonesia Tbk.
90 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk
91 MBTO Martina Berto Tbk.
92 MERK Merck Tbk.
93 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
94 MRAT Mustika Ratu Tbk.
95 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk.
96 PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk.
97 PEHA Phpros Tbk.
98 PYFA Pyridam Farma Tbk
99 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk
100 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.
101 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk.
102 SKLT Sekar Laut Tbk.
103 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Tbk.
104 STTP Siantar Top Tbk.
105 TCID Mandom Indonesia Tbk.
106 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk.
97

Lampiran 3 Tabulasi Data

NO. KODE SIZE ROA CR DAR Ak.D.K Ak.K.A IFR


2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018
1 AGII 29.5253 0.0178 1.222 0.5265 10 6 0.5278
2 AKPI 28.7528 0.0349 1.0151 0.0006 4 4 0.25
3 ALDO 26.9888 0.0818 1.613 0.4838 12 12 0.4167
4 ALKA 27.1986 0.0333 1.1618 0.8448 10 4 0.3611
5 ALMI 28.6541 -0.019 0.9866 0.8824 32 4 0.5278
6 AMFG 29.7631 0.0072 1.2704 0.5735 11 13 0.6944
7 APLI 26.9442 -0.046 1.003 0.5942 24 16 0.3611
8 ARNA 28.1336 0.0961 1.7363 0.3366 18 11 0.5833
9 BAJA 27.527 -0.106 0.8531 0.9151 7 6 0.3611
10 BRNA 28.5317 0.1113 0.9839 0.5436 10 4 0.4722
11 BTON 26.1048 0.1312 5.7882 0.1574 10 4 0.4444
12 CAKK 26.519 0.0858 1.5721 0.3284 4 2 0.2778
13 CPIN 30.9505 0.1664 2.9787 0.2986 9 38 0.5556
14 DPNS 26.4984 0.0337 7.7361 0.138 4 4 0.5833
15 EKAD 27.4723 0.0871 5.0499 0.1508 3 6 0.4167
16 ETWA 27.7178 -0.126 0.0214 1.2373 9 4 0.6944
17 FASW 30.0257 0.1278 0.1173 0.6089 9 14 0.5
18 GDST 27.9325 -0.064 0.7778 0.3372 15 4 0.4444
19 IGAR 27.0692 0.0804 5.7625 0.1531 5 4 0.3611
20 IMPC 28.494 0.0514 3.5642 0.4211 9 4 0.5833
21 INAI 27.968 0.0325 1.0233 0.783 32 4 0.5
22 INCI 26.6929 0.1346 3.0361 0.1825 9 4 0.4167
23 ISSP 29.5019 0.0115 1.4115 0.5511 24 12 0.4444
24 JPFA 30.7682 0.1056 1.7982 0.5566 9 17 0.5556
25 KBRI 27.6883 -0.117 0.0526 0.8398 8 4 0.4444
26 KDSI 27.9149 0.0524 1.1693 0.6296 9 12 0.3056
27 KIAS 28.1642 -0.042 2.9145 0.2051 9 6 0.3333
28 KMTR 28.8975 0.0018 1.168 0.5891 14 4 0.5278
29 LION 27.2689 0.044 3.5139 0.3175 9 4 0.5278
30 LMSH 25.7986 0.0252 5.2931 0.1708 9 4 0.6389
31 MLIA 29.2919 0.0925 0.935 0.5742 6 12 0.4722
32 MOLI 28.256 0.0546 2.3855 0.3775 7 4 0.3611
33 PBID 28.4621 0.1333 2.3858 0.3274 4 4 0.6944
34 PICO 27.4719 0.0207 1.2372 0.6488 12 6 0.3611
35 SIPD 28.414 0.0225 1.102 0.6158 6 4 0.6111
36 SMBR 29.3427 0.0133 2.1344 0.3728 22 4 0.6667
37 SMCB 30.5578 -0.042 0.2667 0.6563 7 5 0.6667
98

38 SMGR 31.5659 0.0688 1.9515 0.3601 23 44 0.7222


39 SPMA 28.4564 0.0361 3.7614 0.4439 5 7 0.5
40 SRSN 27.2553 0.0907 2.4528 0.3043 12 4 0.6111
41 TALF 27.6155 0.047 2.6826 0.179 5 4 0.5556
42 TIRT 27.5513 -0.039 1.0818 0.9053 10 5 0.5
43 TOTO 28.6947 0.1455 2.9535 0.334 18 12 0.5556
44 TRST 29.0861 0.0424 1.137 0.4778 14 6 0.3889
45 WSBP 30.3538 0.0864 1.397 0.4822 24 24 0.75
46 WTON 29.815 0.0552 1.1186 0.6468 24 5 0.75
47 YPAS 26.5252 -0.027 1.0299 0.643 12 5 0.5278
48 AMIN 26.6119 0.0934 1.783 0.5472 12 4 0.4167
49 ASII 32.5259 0.2158 2.9597 1.275 6 7 0.6944
50 AUTO 30.3967 0.0042 1.4788 0.2911 6 7 0.6111
51 BATA 27.4996 0.0867 2.9277 0.2738 4 5 0.6667
52 BELL 26.9674 0.0469 1.57 0.4947 12 4 0.5278
53 BIMA 25.3102 0.0386 1.0258 1.8234 4 8 0.3889
54 BOLT 27.9029 0.0704 1.7984 0.4376 6 9 0.5278
55 GJTL 30.6122 0.0095 1.4961 0.7019 11 3 0.6944
56 IMAS 31.3435 0.022 0.7677 0.7479 9 5 0.5833
57 INDS 28.5402 0.0463 5.3338 0.1161 10 4 0.6667
58 JECC 28.3642 0.0454 1.0988 0.7073 6 16 0.5278
59 KBLI 28.8081 0.0851 2.464 0.3741 10 4 0.3333
60 KBLM 27.8921 0.0315 1.3036 0.3673 12 4 0.3889
61 KPAL 27.3483 0.0102 0.6804 0.7493 6 3 0.5278
62 KRAH 27.2246 -0.1 1.0006 0.8218 14 4 0.5556
63 LPIN 26.4324 0.1131 7.9248 0.0929 8 4 0.6667
64 MYTX 28.9269 -0.047 0.3788 0.9346 10 4 0.7222
65 PRAS 28.123 0.0045 0.823 0.5793 6 6 0.3889
66 RICY 28.0625 0.0109 1.2183 0.711 20 22 0.5833
67 SCCO 29.0578 0.0609 1.9075 0.3012 12 4 0.4444
68 SMSM 28.6611 0.2325 3.9432 0.2324 20 5 0.6111
69 TRIS 27.1738 0.0313 1.61 0.4373 22 4 0.5556
70 UNIT 26.7628 0.0016 0.8465 0.414 11 5 0.3889
71 VOKS 28.5414 0.0437 1.2725 0.6288 14 5 0.5556
72 ADES 27.5046 0.0668 1.3877 0.4532 9 4 0.4444
73 BTEK 29.273 0.0221 2.1564 0.5624 24 4 0.5
74 CAMP 27.6353 0.0649 10.839 0.1183 9 4 0.6111
75 CEKA 27.7871 0.0859 5.113 0.1645 9 4 0.5
76 CLEO 27.4494 0.0762 1.64 0.238 10 8 0.5556
77 CINT 26.9205 0.0338 2.7083 0.209 12 12 0.6667
78 DVLA 28.1515 0.1208 2.889 0.2868 1 4 0.5833
99

79 GGRM 31.8665 0.1153 2.0581 0.3468 10 9 0.5833


80 HMSP 31.4727 0.2925 4.302 0.2413 9 5 0.6389
81 ICBP 31.1681 0.1515 1.9517 0.3393 9 5 0.6389
82 GOOD 29.0691 0.1047 1.1825 0.409 4 3 0.6111
83 HOKI 27.3551 0.122 2.6784 0.2579 11 10 0.6389
84 HRTA 28.0609 0.0806 3.6868 0.2891 3 8 0.4167
85 IIKP 26.4207 -0.049 0.9604 0.0802 5 4 0.4167
86 INDF 32.201 0.0658 1.0663 0.4829 12 5 0.6944
87 KLBF 30.5295 0.1407 4.6577 0.1571 10 4 0.6944
88 INAF 27.9973 -0.021 1.0487 0.6557 20 13 0.5
89 KINO 28.9098 0.0498 1.5011 0.3912 16 4 0.5556
90 LMPI 27.3911 -0.058 1.385 0.5799 10 12 0.3056
91 MBTO 27.1972 -0.173 1.6334 0.5363 6 20 0.5556
92 MERK 27.8646 0.925 1.3719 0.5897 10 4 0.5556
93 MLBI 28.6921 0.425 0.7784 0.5959 12 5 0.6389
94 MRAT 26.9614 0.0024 3.1102 0.2812 10 6 0.3611
95 PCAR 25.4891 -0.063 3.6092 0.2467 6 3 0.5556
96 PANI 25.7312 0.0044 1.1964 0.7335 2 1 0.3611
97 PEHA 28.2562 8E-05 1.0382 0.5773 22 12 0.6111
98 PYFA 25.9547 0.0538 2.7575 0.3642 10 6 0.2778
99 RMBA 30.331 -0.037 1.5898 0.4378 12 4 0.4722
100 ROTI 29.1112 0.031 3.5712 0.3361 12 9 0.5556
101 SCPI 28.1230 0.0828 2.6897 0.6928 9 9 0.5556
102 SKLT 27.3397 0.0482 1.2244 0.546 10 4 0.5556
103 SIDO 28.8363 0.1979 4.1899 0.1303 10 4 0.6667
104 STTP 28.5985 0.0981 1.8485 0.3743 12 4 0.4167
105 TCID 28.5251 0.0804 5.7591 0.1933 33 13 0.6111
106 WIIM 27.8586 0.0216 5.9185 0.1994 10 7 0.5833
100

Lampiran 4 Hasil Olah Data

Statistics
PROFITABILITA LIKUIDITA AKTIVITA AKTIVITA
IFR SIZE S S LEVERAGE S D.K S K.A
N Valid 106 106 106 106 106 106 106

Missin 0 0 0 0 0 0 0
g
Mean .5249 28.311 .0660 2.2491 .469438679 11.2170 7.2075
8
Median .5417 28.092 .0466 1.5810 .437450000 10.0000 5.0000
8
Std. .1211 1.5038 .14505 1.80255 .275422791 6.42911 6.37513
Deviation 0 2 7
Minimum .25 25.31 -.17 .02 .0006000 1.00 1.00

Maximum .75 32.53 .93 10.84 1.8234000 33.00 44.00

ASUMSI KLASIK NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 106

Normal Parametersa,b Mea .0000000

Std. .10093296
Deviation
Most Extreme Differences Absolute .080

Positive .056

Negative -.080

Test Statistic .080

Asymp. Sig. (2-tailed) .093c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.


101

MULTIKOLONIERITAS

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF


1 (Constant)

X11 .857 1.167

X22 .954 1.048

X33 .636 1.573

X44 .655 1.527

X55 .908 1.102

X66 .858 1.165

AUTOKORELASI DURBIN WATSON

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .553a .305 .263 .10395 1.919

a. Predictors: (Constant), X66, X44, X22, X55, X11, X33

b. Dependent Variable: Y11

Du= 1.08044
Dw= 1.919
4-du= 2.91959

Du < dw < 4-du


102

HETEROSKEDASTISITAS GLEJSER

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .101 .058 1.748 .084

Size -.001 .002 -.074 -.708 .481 .857 1.167

Profitabilita -.032 .020 -.158 -1.588 .116 .954 1.048


s
Likuiditas -.003 .002 -.168 -1.381 .170 .636 1.573

Leverage -.011 .013 -.102 -.849 .398 .655 1.527

Aktivitas .000 .000 -.047 -.464 .644 .908 1.102


D.K
Aktivitas .000 .000 -.084 -.796 .428 .858 1.165
K.A
a. Dependent Variable: ABS_RES

UJI R2

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 .553a .305 .263 .10395
a. Predictors: (Constant), Size, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas D.K, Aktivitas K.A
b. Dependent Variable: IFR

UJI F
103

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .470 6 .078 7.253 .000b
Residual 1.070 99 .011
Total 1.540 105
a. Dependent Variable: IFR
b. Predictors: (Constant), Size, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas D.K, Aktivitas K.A

Uji t

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.646 .208 -3.110 .002
Size .036 .007 .452 4.996 .000
Profitabilitas .076 .072 .092 1.068 .288
Likuiditas .026 .007 .382 3.635 .000
Leverage .110 .046 .251 2.425 .017
Aktivitas D.K .002 .002 .124 1.411 .161
Aktivitas K.A .000 .002 -.006 -.061 .951

Anda mungkin juga menyukai