Anda di halaman 1dari 42

ACC Sidang

26/05/23

UNIVERSITAS INDONESIA

STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME


PADA UP3D MAKASAR ( BAPENDA JAKARTA TIMUR )

TUGAS KARYA AKHIR

WIDYANTI RAHAYU
2006602891

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASIBIDANG STUDI ADMINISTRASI

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI

PERPAJAKAN

DEPOK

2023
UNIVERSITAS INDONESIA

STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME


PADA UP3D MAKASAR ( BAPENDA JAKARTA TIMUR )

TUGAS KARYA AKHIR

Diajukan sebagai salah satu pemenuhan syarat tugas akhir studi

WIDYANTI RAHAYU
2006602891

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASIBIDANG STUDI ADMINISTRASI

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI

PERPAJAKAN

DEPOK

2023
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Widyanti Rahayu
NPM : 2006602891
Program Studi : Administrasi Perpajakan

Menyatakan bahwa Tugas Akhir yang berjudul “Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak
Reklame pada UP3D Makasar (Bapenda Jakarta Timur)” benar – benar merupakan hasil
karya pribadi dari seluruh sumber yang dikutip maupun ditunjuk telah saya nyatakan dengan
benar

Depok, Juni 2023

Widyanti Rahayu
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN

Nama : Widyanti Rahayu

NPM : 2006602891

Judul : STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME PADA


UP3D MAKASAR ( BAPENDA JAKARTA TIMUR )

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perpajakan pada Program
Studi Administrasi Perpajakan, Program Vokasi, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Aryanto Budi Nugroho, M.A. ( )

Penguji : Thesa Adi Purwanto, S.Sos., M.TI. ( )

Disiapkan di : Depok

Tanggal :
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Widyanti Rahayu

NPM : 2006602891

Program Studi : Administrasi Perpajakan

Fakultas : Program Vokasi

Jenis Karya : Tugas Karya Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia
Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas karya akhir saya ini yang
berjudul :

“Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak Reklame Pada UP3D Makasar (Bapenda Jakarta
Timur)”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas
Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database, merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, Dibuat di: Depok

Pada Tanggal:

Yang Menyatakan,

Widyanti Rahayu
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Karya Akhir yang berjudul “Strategi
Peningkatan Pemungutan Pajak Reklame Pada UP3D Makasar (Bapenda Jakarta Timur)”.
Penulisan Tugas Karya Akhir ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
dalam Program Studi Administrasi Perpajakan, Program Pendidikan Vokasi, Universitas
Indonesia. Selama penyusunan Tugas Karya Akhir ini, penulis mendapatkan banyak
bimbingan, bantuan, doa, dan motivasi dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Padang Wicaksono, S.E., Ph.D. selaku Direktur Program Pendidikan Vokasi
Universitas Indonesia.

2. Mas Thesa Adi Purwanto, S.Sos., M.TI. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Perpajakan Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia.

3. Mas Aryanto Budi Nugroho, M.A. selaku dosen pembimbing penulis yang senantiasa
bersedia untuk meluangkan waktunya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Karya Akhir.

4. Mas Thesa Adi Purwanto, S.Sos., M.TI. selaku dosen penguji yang telah memberikan
arahan dan saran kepada penulis untuk melengkapi Tugas Karya Akhir ini.

5. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar serta Sekretariat Administrasi Perpajakan Program
Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, yang telah memberikan ilmu dan
pembelajaran kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

6. Keluarga besar UP3D Makasar, semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
selaku pembimbing yang telah membantu memenuhi kebutuhan penulis dalam
menyelesaikan Tugas Karya Akhir dan memberikan ilmu serta pengalaman selama
penulis melakukan program magang.

7. Kedua orang tua tercinta yang dengan penuh kasih saying dan penuh kesabaran, serta
keluarga besar yang selalu memberikan doa dan dukungan selama penyusunan Tugas
Karya Akhir.
8. Sahabat yang telah memberi semangat serta memberi masukan selama penyusunan
Tugas Karya Akhir.

9. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan, doa, dan semangat dalam
menyelesaikan Tugas Karya Akhir ini.

10. Last but not least. I wanna thank me. I wanna thank me for believing in me. I wanna
thank me for doing all this hard work. I wanna thank me for having no days off. I wanna
thank me for never quitting. I wanna thank me for always being a giver and tryna give
more than I receive. I wanna thank me for tryna do more right than wrong, I wanna
thank me for just being me at all time.

Rasa hormat dan terima kasih yang mendalam bagi semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu atas segala dukungan dan do’anya, semoga Allah SWT
membalas segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa Tugas Karya Akhir yang dibuat ini masih terdapat
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir
kata, penulis berharap Allah SWT. membalas segala kebaikan semua pihak yang telah
membantu. Semoga Tugas Karya Akhir ini membawa manfaat bagi para pembaca.

Depok, 2023

Widyanti Rahayu
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS ......................................................................................... 3


LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN ................................................................................................ 4
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
................................................................................................................................................................ 5
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 6
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ 10
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................. 11
ABSTRAK................................................................................................................................................ 12
ABSTRACT .............................................................................................................................................. 13
BAB 1 ................................................................................................................................................... 14
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 14
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................. 14
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 15
1.3 Tujuan Studi Lapangan ................................................................................................................ 15
1.4 Manfaat Studi Lapangan ............................................................................................................. 16
1.5 Ruang Lingkup Studi Lapangan ................................................................................................... 16
1.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................................................................ 16
1.7 Sistematika Penulisan ................................................................................................................. 17
BAB 2 ................................................................................................................................................... 19
GAMBARAN UMUM UP3D MAKASAR ......................................................................................... 19
3.1. Profil Instansi.............................................................................................................................. 19
3.1.2 Sejarah Berdirinya................................................................................................... 19
3.1.3 Visi dan Misi............................................................................................................ 19
3.1.4 Tugas dan Fungsi ..................................................................................................... 20
3.1.5 Susunan Organisasi dan Rincian Tugas ................................................................... 20
BAB 3 ................................................................................................................................................... 22
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................................... 22
3.1 Kerangka Teori ............................................................................................................................ 22
3.1.1 Pajak Daerah ........................................................................................................... 22
3.1.2 Jenis-Jenis Pajak Daerah ......................................................................................... 22
3.1.3 Pajak Reklame ......................................................................................................... 23
3.1.4 Objek Pajak dan Bukan Objek Pajak Reklame......................................................... 24
3.1.5 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Reklame .................................................................. 25
3.1.6 Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak .................................................................. 25
3.1.7 Tata Cara Perhitungan Pajak dan Wilayah Pemungutan ........................................ 25
3.1.8 Masa Pajak, Saat Terutang Pajak ............................................................................ 26
3.1.9 Alur Pemungutan Pajak Reklame............................................................................ 26
3.1.10 Sistem Pemungutan Pajak ....................................................................................... 26
3.2 Dasar Hukum ............................................................................................................................... 27
BAB IV ................................................................................................................................................. 28
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 28
4.1 Kerangka Berfikir ......................................................................................................................... 28
4.2 Pembahasan ................................................................................................................................ 28
4.2.1 Target dan Realisasi Pajak Reklame ....................................................................... 29`
4.2.2 Strategi Peningkatan Pemungutan .......................................................................... 30
4.2.3 Faktor-Faktor Penghambat ..................................................................................... 38
BAB 5 ................................................................................................................................................... 39
PENUTUP ............................................................................................................................................ 39
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 39
5.2 Saran ........................................................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 41
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................................................. 42
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Kerangka berfikir…………………………………………………………………26

Gambar 4.2.2 Strategi Peningkatan Pemungutan……………………………………………..37


DAFTAR TABEL

Tabel 4.2
Pembahasan……………………………………………………………………………27

Tabel 4.2.1 Target dan Realisasi Pajak


Reklame………………………………………………………………………………...28
ABSTRAK

Nama : Widyanti Rahayu

Program Studi : Administrasi Perpajakan

Judul : Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak Reklame pada

UP3D Makasar (Bapenda Jakarta Timur)

Pembimbing : Aryanto Budi Nugroho, M.A.

Tugas Karya Akhir ini membahas mengenai Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak
Reklame pada UP3D Makasar. Dengan tujuan menjelaskan strategi peningkatan pemungutan
pajak reklame dan menjelaskan faktor-faktor yang menghambat strategi peningkatan
pemungutan pajak reklame yang dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah Jakarta Timur
(UP3D Makasar). Hasil analisis yang diperoleh adalah untuk meningkatkan pemungutan
pajak reklame menggunakan program intensifikasi dan ekstensifikasi.

Kata Kunci : Pajak Daerah, Pajak Reklame, Intensifikasi, ekstensifikasi


ABSTRACT

Name : Widyanti Rahayu

Study Program : Tax Administration

Title : Advertising Tax Collection Improvement Strategy on

UP3D Makassar (East Jakarta Bapenda)

Counsellor : Aryanto Budi Nugroho, M.A.

This Final Project discusses the Strategy for Increasing Advertising Tax Collection at UP3D

Makassar. With the aim of explaining the strategy for increasing advertisement tax collection

and explaining the factors that hinder the strategy for increasing advertisement tax collection

carried out by the East Jakarta Regional Revenue Agency (UP3D Makassar). The results of

the analysis obtained are to increase advertisement tax collection using program

intensification and extensification.

Keywords: Local Tax, Advertising Tax, Intensification, extensification


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab untuk menjalankan praktik
pembangunan pada daerahnya dengan memanfaatkan sumber-sumber keuangan, serta
diharapkan dapat menggali potensi yang ada dalam daerahnya sehingga sumber-sumber
penerimaan dapat ditingkatkan.

Adapun Pendapatan Asli Daerah yaitu gaji yang mutlak didapatkan serta diungkap
oleh pemerintah daerah yang diharapkan dapat memberikan daya adaptasi kepada
kabupaten yang mendapatkan dan menghimpun aset sebagai pelaksanaan kemerdekaan
wilayah.

Pada peraturan No. 32 Tahun 2004 Pasal 157. Sumber Pendapatan Daerah yang
dicatat, yaitu pendapatan Asli Daerah yakni: Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah,
Hasil Pengelolahan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah, Dana Pembangunan, Pinjaman Daerah, Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.

Berdasarkan beberapa sumber penerimaan tersebut, Pendapatan Asli Daerah


termasuk pendapatan yang diklaim oleh pemerintah daerah. Jumlah pendapatan daerah
cukup besar, salah satu sumbernya adalah hasil dari pajak daerah. Adapun pajak daerah
ialah komitmen wajib ke daerah oleh orang-orang yang bersifat memaksa sesuai peraturan
tanpa mendapatkan angsuran langsung dan digunakan untuk kebutuhan provinsi untuk
individu yang paling berkembang.

Pajak reklame ialah salah satu retribusi daerah yang diberikan pada
Kabupaten/Kota. Pajak Reklame ialah penilaian terhadap pengelolaan reklame/iklan.
Reklame/Iklan ialah objek, alat aktivitas, ataupun media yang, sebagaimana ditunjukkan
oleh strukturnya yang berbeda, untuk desain bisnis, digunakan sebagai presentasi, saran,
atau percobaan sesuatu, administrasi, atau individu.

Sebagai kota metropolitan, Jakarta ialah daerah sentral kegiatan perekonomian dan
sebagian penduduknya bergerak dibidang jasa, indsutri dan perdagangan. Banyak
perusahaan yang berdatangan sehingga didalam mempromosikan produknya melalui
media reklame sebagai media promosi yang bertujuan guna mengundang perhatian
masyarakat agar membeli produk tersebut.

Dengan potensi pajak reklame terhadap pembangunan Kota Jakarta Timur maka
dari itu UP3D Makassar memerlukan strategi dalam pengelolahan keuangan daerah
melalui berbagai biaya lingkungan untuk situasi ini pajak reklame sehingga tujuan dan
pengakuan yang didapat sesuai dengan yang dicapai. Berkaitan dengan fenomena diatas,
maka peneliti akan mencoba mengkaji terkait pengelolahan pajak reklame di kota Jakarta
Timur hambatan-hambatan didalam pemungutan pajak reklame di kota Jakarta Timur
sertabagaimana cara UP3D Makassar mencapai target serta pelaksanaan pajak reklame di
kota Jakarta Timur, oleh sebab itu penulis tertarik untuk melaksanakan riset yang berjudul
“Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak Reklame Pada UP3D Makassar”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka Rumusan Masalah
dalam Tugas Karya Akhir ini adalah :
1. Bagaimana strategi peningkatan pemungutan pajak reklame yang dilakukan oleh
Badan Pendapatan Daerah Jakarta Timur (UP3D Makasar)
2. Apa saja faktor-faktor yang menghambat strategi peningkatan pemungutan pajak
reklame yang dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah Jakarta Timur (UP3D
Makasar)

1.3 Tujuan Studi Lapangan

a. Untuk menjelaskan strategi peningkatan pemungutan pajak reklame yang dilakukan


oleh Badan Pendapatan Daerah Jakarta Timur (UP3D Makasar)

b. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang menghambat strategi peningkatan


pemungutan pajak reklame yang dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah Jakarta
Timur (UP3D Makasar)
1.4 Manfaat Studi Lapangan

a. Bagi Peneliti
Sebagai media untuk memperluas ilmu pengetahuan mengenai strategi peningkatan
penerimaan pajak reklame sehingga dapat memperluas potensi peristiwa di masa depan.

b. Bagi Instansi Terkait


Sebagai kontribusi bagi Dinas Pendapatan Daerah Jakarta Timur (UP3D Makasar)
dalam memperluas pembayaran pajak melalui publikasi perpajakan mulai sekarang.

c. Bagi Akademisi sebagai tambahan referensi bagi siapa saja yang akan melaksanakan
studi lapangan dengan permasalahan ini.

1.5 Ruang Lingkup Studi Lapangan

Ruang lingkup yang peneliti gunakan merupakan studi kasus berdasarkan


penelitian dan observasi pada Dinas Pendapatan Daerah Jakarta Timur (UP3D Makasar)
yaitu dengan membandingkan fakta yang ada dengan permasalahan yang diteliti pada
tahun 2019-2022 di Dinas Pendapatan Daerah Jakarta Timur (UP3D Makasar). Adapun
permasalahaan yang diteliti adalah bagaimana strategi peningkatan pemungutan pajak
reklame pada Badan Pendapatan Daerah Jakarta Timur (UP3D Makasar).

1.6 Metode Pengumpulan Data

Kegiatan untuk menemukan data yang dibutuhkan untuk menggapai tujuan


penelitian disebut dengan pengumpulan data. Informasi akan menjadi bahan data sebagai
sekumpulan realitas angka, huruf, bagan, tabel, gambar, objek, kondisi, keadaan. Informasi
adalah bahan baku untuk data. Dalam hal ini penyusunan tugas terakhir diperlukan
beberapa metode dalam mengumpulkan informasi. Metode untuk berbagai informasi yang
digunakan dalam ulasan ini yaitu:

1. Observasi

Peneliti mengumpulkan informasi dengan persepsi langsung dari tempat/lokasi dan


kesempatan, mencatat dan merekam informasi yang didapat.
2. Wawancara

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan melaksanakan percakapan kepada informan.


Dalam wawancara ini metode yang terlibat dengan memperoleh data untuk tujuan riset
melalui tanya jawab serta tatap muka antara pewawancara dengan sumber ataupun
individu yang diwawancarai. Wawancara adalah informasi yang didapatkan secara
langsung dari lapangan karena pertemuan dan persepsi dengan aparatur Bapenda.

3. Studi Pustaka

Peneliti melakukan pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan yang digunakan


peneliti dalam mendapatkan area kekuatan utama untuk sebuah dan ide dengan tujuan agar
masalah dapat diselesaikan terpecahkan. Peneliti juga meneliti tulisan yang ada (bahan
atau sumber logis) seperti buku, dan mendapatkan informasi dari berbagai sumber yang
berhubungan dengan pokok bahasan yang sedang dibicarakan, misalnya profil Bapenda,
struktur organisasi dan berbagai informasi lainnya.

1.7 Sistematika Penulisan


Dalam Penulisan Tugas Karya Akhir ini, digunakan sistematika penulisan sebagai
berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab I terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,


tujuan penulisan, manfaat penulisan, ruang lingkup, metode
penelitian dan sistematika penulisan. Latar belakang berisi
tentang penjelasan secara singkat mengenai alasan pemilihan
topik. Rumusan masalah dilakukan dengan tujuan untuk
memenuhi rasa ingin tahu dari penulis maupun pembaca. Tujuan
penulisan menjelaskan tentang tujuan atau fungsi Karya Akhir
ini dibuat. Sistematika penulisan memaparkan penjelasan
mengenai alur penulisan Tugas Karya Akhir dari Bab I – Bab V

BAB II GAMBARAN UMUM UP3D MAKASAR

Bab II merupakan penjelasan umum mengenai UP3D Makasar


yang merupakan instansi tempat penulis menjalani kewajiban
magang selama 4 bulan. Di dalam bab ini terdiri dari sejarah
singkat perusahaan, visi dan misi, tugas dan fungsi,serta layanan
jasa yang disediakan oleh perusahaan.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Bab III terdiri dari kerangka teori dan dasar hukum. Kerangka
teori berisikan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan
pada Tugas Karya Akhir ini, dasar hukum berisikan peraturan-
peraturan yang berkaitan dengan permasalahan pada Tugas
Karya Akhir ini.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab IV merupakan bab inti dari Penulisan Tugas Karya Akhir


ini, dimana penulis akan menggambarkan mengenai strategi
peningkatan pemungutan pajak reklame pada UP3D Makasar

BAB V PENUTUP

Bab V terdiri dari kesimpulan dan saran. Pada bab ini akan
membahas hasil kesimpulan dari pembahasan dan analisis
masalah yang telah dilakukan penulis pada bab sebelumnya. Dan
saran saran dari penulis terhadap kasus yang dibahas dalam
penulisan Tugas Karya Akhir ini.
BAB 2

GAMBARAN UMUM UP3D


MAKASAR

3.1. Profil Instansi

1. Nama Instansi : Unit Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah Kecamatan Makasar


2. Alamat Instansi : Jl. DI. Panjaitan Kav.55,Kebon Nanas, Jakarta Timur 13410
3. Telepon Instansi : 021-8568043

3.1.2 Sejarah Berdirinya

Kecamatan Makasar adalah sebuah kecamatan yang terletak di Jakarta Timur, Jakarta.
Kecamatan ini kemungkinan dahulu kala adalah kampung Bugis, ditilik dari namanya.
Penduduknya berjumlah sekitar 200.000 jiwa sedangkan luasnya adalah 21,64 km².

Kecamatan Makasar memiliki 5 kelurahan, yakni: Kelurahan Pinang Ranti, dengan


kode pos 13560, Kelurahan Makasar, dengan kode pos 13570, Kelurahan Halim
Perdanakusuma, dengan kode pos 13610, Kelurahan Cipinang Melayu, dengan kode
pos 13620 dan Kelurahan Kebon Pala, dengan kode pos 13650.

Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah (UPPRD) Makasar terletak di Jakarta
Timur, berkantor di Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur, Lantai Dasar, Jl. DI.
Panjaitan Kav. 55, Kebon Nanas, Jakarta Timur 13410, email:
uppdmakasar@gmail.com dan telepon (021) 8568043.

3.1.3 Visi dan Misi


a. Visi
Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Pelayanan Pajak yang Profesional
Berteknologi dan Handal
b. Misi
Meningkatkan Penatausahaan Pengelolaan Keuangan dan Pelayanan Pajak
yang Transparan dan Akuntabel berbasis Teknologi Informasi

3.1.4 Tugas dan Fungsi

1. Unit Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah mempunyai tugas membantu Badan


Pendapatan Daerah menyelenggarakan fungsi pendapatan daerah pada pelayanan
pemungutan pajak pajak air tanah, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak hotel,
pajak restoran, pajak hiburan, pajak parkir, pajak reklame, pajak penerangan jalan,
PBB-P2, dan BPHTB.
2. Unit Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pelayanan dan penetapan pajak daerah;
b. pelaksanaan pendataan dan penagihan pajak daerah;
c. pelaksanaan pendaftaran, pengukuhan, penutupan, penghapusan dan
penatausahaan subjek dan/atau objek pajak daerah;
d. pelaksanaan koordinasi pelayanan dan pemungutan pajak daerah pada lingkup
wilayah kerjanya;
e. penyusunan usulan bahan kebijakan pemungutan pajak daerah pada lingkup
wilayah kerjanya; dan
f. pelaksanaan kesekretariatan Unit Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah.

3.1.5 Susunan Organisasi dan Rincian Tugas

1. Unit Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah membawahi Subbagian Tata Usaha.

2. Kedudukan dan tugas Subbagian Tata Usaha meliputi:


a. Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh Kepala Subbagian Tata Usaha;
b. Kepala Subbagian Tata Usaha berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Unit Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah; dan
c. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas:
1) melaksanakan pengelolaan BMD Unit Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah;
2) mengelola kerumahtanggaan, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kearsipan,
dan kehumasan Unit Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah;
3) melaksanakan pengelolaan dan pengoordinasian data dan sistem
informasi Unit Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah;
4) melaksanakan pengelolaan kepegawaian Unit Pelayanan Pemungutan
Pajak Daerah;
5) melaksanakan penyusunan bahan analisis jabatan dan analisis
beban kerja Unit Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah;
6) melaksanakan penyusunan rincian tugas dan fungsi Unit Pelayanan
Pemungutan Pajak Daerah;
7) melaksanakan pengoordinasian penyusunan Rencana Strategis,
Rencana Kerja, dan Rencana Kerja dan Anggaran Badan Pendapatan
Daerah sesuai lingkup tugasnya;
8) melaksanakan pengoordinasian pelaksanaan Rencana Strategis dan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan Pendapatan Daerah sesuai
lingkup tugasnya;
9) melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Rencana
Strategis dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan Pendapatan
Daerah sesuai lingkup tugasnya;
10) melaksanakan pengoordinasian penyusunan proses bisnis, standar,
dan prosedur Unit Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah;
11) melaksanakan pengoordinasian dan penyusunan pelaporan kinerja,
kegiatan, dan akuntabilitas Unit Pelayanan Pemungutan Pajak
Daerah;
12) melaksanakan penatausahaan keuangan Unit Pelayanan Pemungutan
Pajak Daerah;
13) melaksanakan pengoordinasian dan penyusunan laporan keuangan
Unit Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah; dan
14) melaksanakan pengoordinasian penyelesaian tindak lanjut hasil
pemeriksaan dan/atau pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan dan Aparat
Pengawasan Internal Pemerintah pada Unit Pelayanan Pemungutan Pajak
Daerah
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Kerangka Teori

3.1.1 Pajak Daerah


Soelarno dalam Lutfi (2006:7) mendefinisikan pajak daerah ialahpenilaian teritorial
unik dan pajak negara yang diberikan ke daerah, yang rangkaiannya diselesaikan oleh
area di dalam lingkup mereka, motivasi di baliknya adalah untuk mendanai penggunaan
provinsi mengenai kewajiban dan komitmen mereka untuk mengarahkan dan
menangani biaya rumah tangganya sendiri. kewajiban NKRI sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Berlandaskan Davey (1998), menyatakan bahwasanya pajak daerah bisa didefinisikan


berupa:
1. Pajak yang dipungut oleh administrasi yang dikelola negara bagian dengan pedoman
dengan daerah masing-masing.
2. Pajak yang pemungutannya berlandaskan peraturan nasional namun tarifditentukan
oleh pemerintah daerah
3. Pajak yang ditentukan dan/ataupun dipungut oleh pemerintah daerah
4. Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat, namun konsekuensi dari pemilihan
tersebut diberikan kepada, ataupun dibebankan pemungutannya tambahan oleh
pemerintah daerah.

Bisa diambil kesimpulan bahwasanya berbagai pungutan pajak daerah yang dikenakan
oleh pemerintah daerah terdekat pada intinya diharapkan dapat mendukung
pelaksanaan tugas-tugas pemerintah, kemajuan, dan kemajuan daerah secara sosial dan
kuat dengan tujuan akhir untuk bekerja dengan harapan untuk kenyamanan individu.

3.1.2 Jenis-Jenis Pajak Daerah

Berlandaskan UU No 28 Tahun 2009, pajak dikelola oleh provinsi serta kabupaten/kota.


Adapun pajak yang dikeolah oleh provinsi yaitu:
1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB)


4. Pajak Air Permukaan (PAP)
5. Pajak Rokok

Sedangkan untuk pajak daerah kabupaten ataupun kota meliputi:

1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Mineral Bukan Logam & Batuan
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung Walet
10. Pajak Bumi & Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

3.1.3 Pajak Reklame

Pajak pada penyelenggara reklame yang diselesaikan oleh orang ataupun badan disebut
sebagai pajak reklame. Adapun reklame ialah suatu barang, alat kegiatan ataupun media
yang, sesuai dengan struktur serta jenisnya atas dasar tujuan bisnis, digunakan untuk
mempresentasikan, menyarankan suatu barang, tenaga dan produk atau individu yang
bertekad untuk menonjol. Nilai Jual Objek Pajak Reklame (NJOPR) ialah seluruh
pembayaran /penggunaan dana/beban yang ditanggung oleh pemilik sekaligus
koordinator pengurus, dengan mengingat hal ini pengeluaran/label harga bahan reklame,
pembangunan, instalasi listrik, biaya perkumpulan dan lain-lain sebagai pembangunan
reklame selesai, dibongkar, diilustrasikan, ditampilkan dan ditambahkan di tempat yang
diperbolehkan.
Sedangkan Nilai Strategis Instalasi Reklame (NSPR) ialah proporsi yang belum
sepenuhnya ditetapkan di area lokasi pendirian reklame mengingat model ketebalan
penggunaan ruang metropolitan untuk bagian bermacam aspek kegiatan.Nilai Sewa
Reklame (NSR) merupakan hasil penjumlahan Nilai Jual Objek Pajak Reklame dan
/ataupun Nilai Strategis Pemasangan Reklame.

3.1.4 Objek Pajak dan Bukan Objek Pajak Reklame

Objek pajak reklame merupakan seluruh pengelolaan reklame. Berikut ialah objek

pajak reklame:

1. Reklame papan/billboard/videotron/megatron ataupun semacamnya.


2. Reklame kain
3. Reklame melekat, stiker
4. Reklame selebaran
5. Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan
6. Reklame udara
7. Reklame apung
8. Reklame suara
9. Reklame film/slider; serta
10. Reklame peragaan

Sementara itu, yang tidak termasuk Objek pajak reklame yakni:

1. Pengelolaan reklame/iklan lewat web, TV, radio, berita sehari-hari, berita minggu
demi minggu, berita bulan ke bulan, dan semacamnya.
2. Label/merek produk pada barang dagangan yang dipertukarkan, yang mengenalinya
dari item komparatif sejenis
3. Nama pengenal bisnis ataupun profesi yang dilekatkan dalam struktur tempat bisnis
ataupun panggilan diadakan sesuai pengaturan yang mengawasi nama bisnis ataupun
pengidentifikasi panggilan
4. Reklame tanpa pesan sponsor yang dikelola oleh pemerintah ataupun pemerintah
daerah.
3.1.5 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Reklame
Orang perorangan ataupun instansi yang memanfaatkan reklame disebut subjek pajak
reklame, sementara orang ataupun instansi yang melakukan promosi/reklame disebut
wajib pajak reklame. Namun dengan anggapan bahwa iklan/reklame tersebut
dilaksanakan secara langsung oleh orang ataupun badan sendiri tersebut, dan apabila
reklame dilaksanakan lewat pihak ketiga, maka pihak ketiga itu berperan sebagai wajib
pajak reklame.

3.1.6 Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak


Nilai Sewa Reklame (NSR) menjadi dasar pengenaan pajak reklame. Nilai Jual Objek
Pajak Reklame (NJOPR) digunakan untuk menghitung NSR. Beberapa faktor berikut
menentukan NJOPR:

a. Bahan yang dipergunakan


b. Ukuran media reklame
c. Biaya pengerjaan
d. Biaya pemeliharaan reklame
e. Biaya pemasangan reklame
f. Jenis reklame yang dipasang
g. Jumlah
h. Waktu serta batas waktu pelaksanaan.

Didalam situasi tersebut, reklame dilaksanakan oleh orang luar (Pihak Ketiga),
sementara NSR diselesaikan didasarkan oleh Nilai Kontrak Reklame, dengan asumsi
bahwa reklame dikelola sendiri, NSR ditentukan melalui NJOPR serta juga dinyatakan
tidak wajar, dan NSR diselesaikan memanfaatkan faktor NJOPR dan NSPR. NSPR
diselesaikan berdasarkan klasifikasi kawasan serta kelas jalan dan nilai esensial.
Adapun tarif biaya iklan/reklame ialah 25% (Dua Puluh Lima Persen).

3.1.7 Tata Cara Perhitungan Pajak dan Wilayah Pemungutan


Besarnya pajak yang terutang adalah dengan cara mengkalikan tarif pajak
dengan Dasar Pengenaan Pajak. Adapun wilayah pemungutan pajak reklame
yang terutang ialah pemasangan reklame diwilayah UP3D Makasar
3.1.8 Masa Pajak, Saat Terutang Pajak
Jangka waktu yang sama panjangnya dengan jangka waktu publikasi disebut
sebagai Masa Pajak. Biaya yang harus dibayar selama jangka waktu penilaian
terjadi pada jam tindakan promosi (reklame). Warga diharapkan membayar
pajak yang terutang atas ketetapan Walikota, dan dibayar memakai SKPD
(Surat Ketetapan Pajak Daerah) ataupun dokumen lainnya yang sama.

3.1.9 Alur Pemungutan Pajak Reklame


Pajak Reklame memiliki alur pemungutan yang dimiliki Bapenda antara lain:
• wajib pajak mengisi form dan mengajukkan permohonan penyelenggaraan
reklame pada kepala BPD.
• Setelah mengisi dan mengajukkan permohonan maka proses kurang lebih
1-2 minggu (Pihak UPTB melakukan pengechekan lokasi yang ingin
diselenggarakan reklame) selama ini wajib pajak menunggu apakah
permohonan diterima atau tidak.
• Setelah permohonan diterima maka terbitlah SKPD (Surat Ketetapan Pajak
Daerah) dan tertera juga pajak terutangnya. SKPD sudah terbit maka Wajib
Pajak segera melaksanakan pembayaran di Loket yang tersedia di tempat
Bapenda.
• Setelah melakukan pembayaran maka terbitlah SSPD (Surat Setoran Pajak
Daerah) lalu Wajib Pajak melaporkan jika SSPD sudah terbit maka surat
izin atau perizinan atas penyelenggaran reklame diterbitkan dan telah di
legalisasi.

3.1.10 Sistem Pemungutan Pajak


Sistem Pemungutan Pajak dapat terbagi menjadi tiga seperti yang di
ungkapkan oleh Waluyo (2011:17):

1. Sistem Official Assessment


Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang. Dengan ciri-ciri, wewenang yang menentukan besarnya pajak
terutang berada pada fiscus, wajib pajak bersifat pasif, dan utang pajak
timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiscus.
2. Sistem Self Assessment
Sistem ini merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak
yang harus dibayar.
3. Sistem Withholding
Sistem ini merupakan system pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang
terutang oleh Wajib Pajak.

Untuk Pajak Reklame ini menggunakan sistem Official Assessment.

3.2 Dasar Hukum


1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.

2. PERDA DKI Jakarta Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame.

3. Peraturan Gubernur Nomor 148 Tahun 2017 Tentang Petunjuk Pelaksanaan


Penyelenggaraan Reklame
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kerangka Berfikir


Berdasarkan latar belakang dan kerangka teori terkait, penulis menitik beratkan
pembahasan pada bagaimana strategi untuk peningkatan pemungutan pajak tersebut. sehingga
untuk membahas tujuan penulisan dari tugas karya akhir ini, penulis akan menyusunnya
dalam garis besar, sebagai berikut:

UP3D MAKASSAR

PAK

REKLAME
TARGET DAN REALISASI FAKTOR PENGHAMBAT

STRATEGI
PENINGKATAN
PEMUNGUTAN

INSENTIFIKASI EKSTENSIFIKASI

Gambar 4.1 Kerangka Berfikir

Berdasasrkan kerangka berfikir, penulis akan membahas mengenai strategi untuk meningkatan
pemungutan pajak reklame pada UP3D Makassar, yaitu target dan realisasi pajak reklame, lalu
strategi peningkatan pemungutan, serta faktor hambatan.

4.2 Pembahasan

Adapun sistem pemungutan pajak pada reklame yakni Official Assisment System dimana sistem
ini masih dimanfaatkan dalam pemungutan pajak yang sifatnya final. Didalam sistem tersebut,
yang memutuskan berapa besar pajak dan wajib pajak yang pasif (kurang terlibat). Hasil dari
sistem kerja ini sangat bergantung pada keaktifan dan keterampilan yang luar biasa aparat.
Pembayaran pajak reklame oleh wajib pajak perhitungannya sudah ditentukan besaranya oleh
aparat pajak. Dalam rangka penghitungan potensi/peluang hasil pajak reklame yang dilakukan
oleh aparat bisa diamati sebagai berikut:
Perhitungan Potensi/Peluang Hasil Pajak Reklame

NO Tahun

2019 2020 2021 2022

1 44.361 32.765 35.445 40.876

Tabel 4.2 Pembahasan


Sumber: UP3D Makasar diolah Kembali oleh penulis

Berdasarkan pada table diatas bisa ditarik kesimpulan bahwasanya selama 4 tahun terakhir
pajak reklame mengalami fluktulasi (naik turun) dikarenakan kondisi terjadinya pandemi
sehingga membuat penerimaan tidak tentu, meskipun dalam sistem pemungutan dilakukan
dengan baik dan professional berdasarkan manajemen yang baik.

4.2.1 Target dan Realisasi Pajak Reklame


Target dan Realisasi Pajak Reklame pada UP3D

No Tahun Target Pencapaian Realisasi Persentase

1 2019 178.004.313.000 187.015.630.545 105

2 2020 115.070.000.000 108.192.290.509 94

3 2021 46.193.000.000 47.563.875.147 103

4 2022 113.448.000.000 110.003.000.455 92

Tabel 4.2.1 Target dan Realisasi Pajak Reklame

Sumber: UP3D Makasar


Berdasarkan table realisasi pajak reklame diatas dapat disimpulkan bahwa tahun 2019 – 2022
mengalami fluktuasi (naik-turun). Untuk capaian tertinggi terdapat pada tahun 2019 yaitu
sebesar 105 %. Penurunan penerimaan diakibatkan banyak industry yang kurang minat dalam
penyelenggaraan reklame dijalan dan pada 3 tahun terakhir ini disebabkan oleh pandemi
Covid-19 dimana mengharuskan masyarakat untuk melalukan lockdown (tidak boleh
beraktivitas diluar ruangan) dan banyak industri dan beberapa perusahaan lebih memilih
mengiklankan produk atau jasanya di media sosial karena menurutnya lebih efektif dan efesien.

4.2.2 Strategi Peningkatan Pemungutan

Dalam pembahasan, penulis menjelaskan hasil penelitian tentang Strategi Peningkatan


Pemungutan Pajak Reklame Pada UP3D Makasar (Bapenda Jakarta Timur). 3 tahun
terakhir melewati masa sulit yaitu dengan adanya pandemi Covid-19 sehingga penerimaan
pajak reklame naik turun tetapi dengan mempertahankan target yang telah ditentukan maka
UP3D Makasar melakukan upaya dengan menggunakan program insentifikasi dan
ekstensifikasi untuk menentukan strategi peningkatan pajak reklame tersebut.

1. Program Insentifikasi
Insentifikasi pajak daerah adalah meningkatkan atau mengoptimalisasikan penggalian
penerimaan pajak daerah terhadap objek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam
administrasi atau data. Intensifikasi pajak merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan untuk mengoptimalisasikan penerimaan pajak. Intensifikasi pajak ini
merupakan upaya penggalian potensi pajak terhadap Wajib Pajak yang sudah terdaftar
pada data Wajib Pajak.

Pada lapangan, UP3D dalam proses integrasi penggalian potensi pajak, antara lain
sebagai berikut.
1. Mapping (Pemetaan)
Mapping adalah pemetaan yang menggambarkan potensi perpajakan yang dapat
dikelompokkan berdasarkan wilayah atau lokasi, subjek pajak, jenis pajak, dan
sektor atau subsektor usaha, sesuai kebutuhan atau keunggulan yang terdapat di
wilayah UP3D. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran umum mengenai
potensi perpajakan dan keunggulan di wilayah yang akan digunakan sebagai
petunjuk dan sarana analisis dalam rangka penggalian potensi penerimaan,
pelayanan dan pengawasan.

Langkah-langkah mapping yang dilakukan oleh UP3D Makasar, Pengelompokkan


mapping. Dalam tahap ini wilayah yang termasuk ke wilayah UP3D Makasar
dikelompokkan berdasarkan wilayah, per sector, dan subjek pajak. Contoh dari
wilayah misalnya adalah wilayah kelurahan Makasar. Pengelompokkan
berdasarkan sector, misalnya kontraktor atau perdagangan. Pengelompokkan
subjek pajak dilakukan untuk menilai pemenuhan kewajiban perpajakan yang
dilakukan oleh Orang Pribadi, badan ataupun pemungut pajak.
Analisis mapping, merupakan kegiatan untuk mengetahui potensi perpajakannya
yang dapat di gali dari Wajib Pajak yang telah terdaftar yang telah dikelompokan
sebelumnya. Contohnya menilai perbandingan WP terdaftar dengan WP yang
efektif, menilai kepatuhan perpajakan WP serta menilai apakah WP tertentu.
Dengan begitu kewajiban perpajakannya dapat dinaikan, dan menilai Objek Pajak
yang telah ada dapat dikembangkan agar bisa meningkatkan penerimaan pajak.

2. Profilling (Pembuatan Profil Wajib Pajak)


Profilling adalah kegiatan membuat profil Wajib Pajak yang memuat identitas,
kegiatan usaha, dan riwayat perpajakan Wajib Pajak secara berkesinambungan.
Profilling yang dilakukan oleh UP3D biasanya untuk Wajib Pajak yang potensinya
besar dengan memakai skala prioritas. Tujuan dari dilakukannya profilling adalah
untuk menyajikan informasi yang dapat digunakan oleh pegawai intensifikasi
sebagai bahan analisis, serta untuk mengukur kepatuhan Wajib Pajak sehingga
pegawai lebih mengenal Wajib Pajak tersebut dalam rangka pengawasan,
penggalian potensi pajak dan pelayanan yang lebih baik.

3. Benchmarking (Perbandingan)
Benchmarking adalah kegiatan untuk menetapkan standar besaran atau ukuran yang
wajar untuk sektor-sektor usaha tertentu dan digunakan sebagai pembanding untuk
menguji kepatuhan Wajib Pajak yang mempunyai kegiatan usaha yang sejenis dan
dijadikan pedoman awal oleh petugas pajak untuk menilai kewajaran dari kegiatan
yang dilaporkan Wajib Pajak.
Benchmarking disusun berdasarkan Wajib Pajak yang jenis usaha dan kriterianya
sama. Kendala yang dihadapi oleh UP3D yaitu range dari benchmarking tersebut
terlalu luas dan berbeda-beda karena tidak semua jenis usaha dan kriterianya sama
memiliki penghasilan yang sama juga tergantung dari keberhasilan strategi
manajemen yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Tujuan dari kegiatan
benchmarking yaitu menjadi pedoman dan sebagai pembanding dengan kondisi
yang dilaporkan Wajib Pajak dan membantu pengawasan kepatuhan Wajib Pajak,
terutama menyangkut kepatuhan materialnya.

Dengan tiga metode yang telah dilakukan, UP3D Makasar berharap penerimaan
pajak bisa meningkat walau jumlah Wajib Pajak tidak meningkat. Kejujuran dan
integritas tinggi dibutuhkan dari setiap pihak, pegawai intensifikasi maupun Wajib
Pajak atau pihak luar.

Menurut pengamatan penulis, intensifikasi pajak ini adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menambah jumlah penerimaannya dari wajib pajak yang sudah terdaftar
sebagai wajib pajak daerah. Proses pelaksanaannya dimulai dari melakukan
pembinaan, sosialisasi peraturan terkait pajak daerah, pengawasan sekaligus
melakukan pemeriksaan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepatuhan
wajib pajak dalam melakukan kewajiban perpajakan daerahnya sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku dan juga khususnya untuk peningkatan
penerimaan pajak daerah.
Dengan kegiatan ini, fiscus mencermati apakah wajib pajak telah melaporkan
seluruh objek pajak yang ada padanya dengan jumlah yang sebenarnya. Secara
umum dilakukan dengan penyuluhan, dengan berbagai cara dan melalui berbagai
media lainnya seperti dalam bentuk himbauan, konseling, penelitian, pemeriksaan
dan bahkan penyidikan apabila terdapat indikasi adanya pelanggaran hukum.

2. Program Ekstensifikasi
Ekstensifikasi pajak daerah adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah
wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi atau data.
Ekstensifikasi ini ditujukan bagi wajib pajak baik orang pribadi maupun badan yang
telah memenuhi syarat untuk memiliki NPWP. Dari sisi Ekstensifikasi pajak,
pemerintah melakukan perubahan ketentuan peraturan untuk memperluas cakupan
subyek dan objek pajak.

a. Tahap Persiapan
Agar pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dapat dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, maka pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak harus
direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada tahap persiapan, UP3D melakukan
kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak, yaitu: UP3D melakukan pencarian atau
pengumpulan data melalui canvassing (penyisiran). Dari data tersebut, di lakukan
identifikasi terhadap data yang diperoleh dan mencocokannya dengan data. UP3D
membuat daftar nominatif Wajib Pajak yang belum mempunyai NPWP dan/atau
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) sesuai dengan data yang
dimiliki. Setelah Seksi Ekstensifikasi mengumpulkan data yang telah didapat dari
pihak luar (eksternal), seperti data E-KTP yang diperoleh dari Pemda. Dengan data
yang ada tersebut kemudian Seksi Ekstensifikasi mencocokannya dengan data yang
ada. Proses ini bertujuan untuk mengetahui apakah orang-orang yang memiliki E-
KTP tersebut telah terdaftar sebagai Wajib Pajak dan sudah memiliki NPWP.
Apabila sudah terdaftar, dilakukan pengawasan dan dicoret dari daftar nominatif.

Sedangkan yang belum terdaftar, dimasukkan ke dalam daftar nominatif tersebut


dan diberikan imbauan kepada calon Wajib Pajak yang terdaftar dalam daftar
nominatif untuk membuat NPWP. Mempersiapkan sarana dan prasarana
administratif yang diperlukan. Seksi Ekstensifikasi melakukan koordinasi dengan
seksi lain yang bertugas untuk menyiapkan data yang diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak. UP3D melaksanakan koordinasi dengan
instansi yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak. Hal
ini dilakukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi
Wajib Pajak. UP3D melakukan kerjasama dengan banyak pihak terkait, baik
instansi swasta maupun instansi pemerintah. Instansi pemerintah yang dimaksud
misalnya dengan Pemda, dalam rangka melakukan canvassing mulai dari RT, RW
dan kelurahan guna mengetahui jumlah Wajib Pajak dan lebih mengetahui lebih
dalam mengenai Wajib Pajak. Sementara itu kerjasama dengan pihak swasta yaitu
kerjasama dengan pemberi kerja di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di UP3D
untuk mempermudah karyawan mereka yang belum terdaftar dalam mendaftarkan
diri secara massal. Lalu UP3D membuat dan mengirimkan Pemberitahuan kepada
Wajib Pajak yang terdapat dalam daftar nominatif dengan menggunakan formulir
untuk Wajib Pajak di wilayah pemukiman dan untuk Wajib Pajak dengan
menggunakan surat edaran.
Namun, jumlah sumber daya yang dimiliki oleh Seksi Ekstensifikasi sangat sedikit
apabila dibandingkan dengan luas wilayah yang dinaungi oleh wilayah lainnya.
Akibatnya, banyak tempat potensial yang tidak terjangkau untuk mendapatkan
Wajib Pajak baru.

b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini mulai dilakukan upaya-upaya untuk mencari Wajib Pajak baru.
Mulai melakukan sosialisasi-sosialisasi ke masyarakat melalui RT, RW dan
kelurahan setempat, sosialisasi di perkantoran dan para pemberi kerja atau
pengusaha. Sosialisasi yang dilakukan adalah berupa sosialisasi perpajakan.
Membahas tentang betapa pentingnya peran pajak bagi pembangunan negara, juga
memberi tahu bagaimana cara untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak, tata
cara mengisi SPT, tata cara pembayaran dan pelaporan pajak. Selain itu, ada juga
program canvassing yang dilakukan UP3D. Dalam melakukan canvassing petugas
terjun langsung ke lapangan dan menyisir setiap lokasi yang berpotensi menjadi
Wajib Pajak. Akan tetapi, apabila data diperoleh dari pihak ketiga, sebelum datang
ke lokasi Wajib Pajak, petugas melakukan imbauan terlebih dahulu terhadap Wajib
Pajak agar Wajib Pajak tersebut datang ke UP3D. Apabila Wajib Pajak tidak datang,
maka petugas akan mendatangi langsung Wajib Pajak tersebut. Secara keseluruhan,
berdasarkan pengamatan dari hasil wawancara dengan petugas Seksi Ekstensifikasi,
kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilakukan oleh UP3D sudah baik dan
dilakukan dengan semaksimal mungkin. Seksi Ekstensifikasi berusaha semaksimal
mungkin untuk dapat menjaring Wajib Pajak baru. Akan tetapi, untuk proses
canvassing harus dilakukan lebih intensif lagi oleh UP3D. Hal ini juga dapat
bermanfaat untuk mendapatkan data yang lebih update.

c. Tahap Pengawasan
Setelah tahap persiapan dan tahap pelaksanaan dilakukan, masih ada satu tahap lagi
yang harus dilakukan dalam melakukan program ekstensifikasi yaitu tahap
pengawasan. Dalam tahap ini dilakukan pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan
ekstensifikasi Wajib Pajak, mengevaluasi hasil pelaksanaan secara berkala, dan
tentunya juga rutin memonitor kegiatan ekstensifikasi Wajib pajak. Berikut tahap
pengawasan yang dilakukan oleh UP3D. Pertama, membuat laporan kegiatan
ekstensifikasi Wajib Pajak. Setiap tim pelaksana ekstensifikasi Wajib Pajak secara
berkala membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak
untuk dikompilasi ke seksi lain. Setelah laporan dikompilasi, lalu laporan
diteruskan ke petugas untuk ditelaah, dan selanjutnya akan dikirimkan dan
dilaporkan secara periodik. Laporan berguna untuk bahan evaluasi UP3D atas
pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak yang telah dilakukan.

Sehingga dari laporan tersebut bisa diketahui apakah kegiatan ekstensifikasi telah
berjalan sesuai dengan ketentuan atau belum, apakah kegiatan ekstensifikasi telah
mencapai sasaran atau belum. Selanjutnya juga untuk dijadikan pedoman untuk
melakukan kegiatan ekstensifikasi berikutnya. Kedua, memonitor dan
mengevaluasi hasil pelaksanaan pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak.
Memonitor yang dimaksud di sini adalah UP3D melakukan arahan dan pengawasan
agar kegiatan ekstensifikasi berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Lalu
juga mengevaluasi kendala apa saja yang terjadi di kantor maupun lapangan dalam
pelaksanaannya kegiatan ekstensifikasi di UP3D. Kegiatan pengawasan ini
dilakukan untuk mengukur tingkat efektivitas pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi
Wajib Pajak yang dilakukan di UP3D. Selain itu, dengan dilakukannya pengawasan,
maka akan diketahui apa saja kekurangan yang timbul dari pelaksanaan kegiatan
ekstensifikasi tersebut sehingga hasilnya kurang optimal, sehingga Seksi
Ekstensifikasi dapat mengambil tindakan atau langkah-langkah apa saja yang dapat
menutupi kekurangan tersebut untuk pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib
Pajak di tahun berikutnya. Menurut pengamatan, tahap pengawasan yang dilakukan
Seksi Ekstensifikasi UP3D sudah berjalan dengan baik.

Menurut pengamatan penulis, ekstentifikasi pajak daerah ini adalah kegiatan yang
berkaitan dengan penambahan jumlah pajak yang belum terdaftar dan juga
perluasan objek pajaknya. Kegiatan untuk mencari informasi terkait objek dan
subjek pajak yang telah memenuhi syarat atau belum memenuhi syarat sebagai
wajib pajak daerah, tetapi belum terdaftar sebagai wajib pajak. Lalu dilakukan
pengawasan serta pembinaan melalui media sosialisasi sampai mereka terdaftar
sebagai wajib pajak daerah. Dalam skala mikro, fiscus menambah wajib pajak
terdaftar dari hasil mencermati adanya wajib pajak yang memiliki objek pajak untuk
dikenakan pajak, namun belum terdaftar. Ekstentifikasi ini juga dapat terjadi saat
wajib pajak secara suka rela mendaftarkan diri, ataupun berdasarkan data yang
dimiliki fiscus melakukan pengukuhan secara jabatan. Fiskus mengenakan pajak
atas subjek ataupun objek pajak yang semula belum dikenakan pajak, ini dilakukan
sejalan dengan perkembangan potensi ekonomi dan melalui perkembangan
informasi. Dengan begitu dapat ditentukan subjek ataupun objek pajak baru yang
akan menambah penerimaan pajak.
Ibu Eros Rostiaty selaku Kepala UPPRD Makasar bersama jajarannya mempunyai komitmen
yang kuat dan terus bekerja keras bersama jajarannya dalam melaksanakan tugas pokok sehari-
hari termasuk dalam menertibkan reklame yang belum membayar pajak.

UP3D Makasar melakukan penempelan Pemasangan stiker tunggakan


stiker tunggakan reklame LED reklame di Tamini Square
Gambar 4.2.2. Strategi Peningkatan Pemungutan
Sumber : UP3D Makasar

Untuk penyelenggaraan reklame, semua UP3D di tingkat Kecamatan terus melakukan


penertiban reklame liar salah satunya adalah menempelkan stiker tunggakan. Didalam Perda
Nomor 12 Tahun 2011 wewenang Dinas Pelayanan Pajak atau sekarang bernama Badan
Pajak dan Retribusi Daerah terkait penyelenggaraan reklame adalah memungut Pajak
Reklame tertayang.

Salah satu tugas UP3D adalah melakukan pengendalian terhadap aspek Pajak Reklame,
melakukan pengawasan di lapangan terkait penyelenggaraan materi reklame yang sudah
membayar pajak reklame atau belum dan bersama Satpol PP melakukan penertiban atau
pembongkaran atas materi atau konten reklame yang tidak dibayar pajak reklamenya alias
reklame liar dan melakukan penempelan stiker tunggakan.
4.2.3 Faktor-Faktor Penghambat

Faktor Penghambat diantaranya yakni:


a. Rendahnya Kesadaran Wajib Pajak
Banyak wajib pajak yang masih belum sadar akan penting serta wajibnya pembayaran
pajak. Mereka masih menganggap sepele didalam melaksanakan pembayaran pajak.
Masih kurang pengetahuan wajib pajak dalam pemungutan pajak.
b. Rendahnya Sikap Pelaksana
Faktor sikap pelaksana sangat memberikan pengaruh pada efektifitas ataupun
kelangsungan pemungutan pajak reklame. Dengan asumsi petugas setuju dengan
substansi strategi pemungutan pajak maka petugas akan melakukannya dengan senang
hati, namun apabila perspektif mereka dengan penyusun kebijakan itu berbeda,
interaksi berbagai penilaian akan menghadapi banyak hal kendala.
c. Lemahnya Penegakkan Hukum
Kesadaran wajib pajak yang rendah dibutuhkan upaya untuk mewujudkan kepatuhan
wajib pajak didalam melaksanakan kewajibannya, Bapenda perlu melakukan trobosan
dengan menindak tegas bagi mereka yang tidak setuju dan tunduk pada pajak sesuai
pedoman yang ada, penting untuk memberikan arahan dan memberikan pemahaman
tentang pentingnya pajak yang akan mereka keluarkan untuk kemajuan dan
kesejahterahan di wilayah tersebut.
d. Lemahnya administrasi pencatatan dalam pelaksanaan pemungutan pajak.
Pencatatannya masih dilakukan secara manual, peralatan computer yang tersedia
belum digunakan secara maksimal. Lemahnya administrasi pencatatan ini juga sering
menyulitkan petugas. Misalnya akan menyampaikan surat yang berkaitan dengan
wajib pajak, tetapi ternyata alamat yang tertera tidak jelas sehingga harus bersusah
payah dan membuang waktu dan tenaga untuk menemukan alamat tempat tinggal
wajib pajak. Wajib pajak yang pindah alamat tetapi tidak ada pemberitahuan
alamatnya yang baru. Hal ini juga menyulitkan petugas.
e. Wajib pajak yang tidak mau melapor apabila perusahaanya pailit/bangkrut atau
bahkan wajib pajak sudah tidak aktif lagi. Hal ini akan membuang waktu dan tenaga
dalam menyampaikan surat yang ditujukan oleh wajib pajak tersebut
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berlandaskan hasil pembahasan, maka bisa disimpulkan bahwa Strategi yang
digunakan UP3D Makasar didalam meningkatkan pemungutan pajak reklame menggunakan 2
program yaitu Intensifikasi, kegiatan yang dilakukan untuk menambah jumlah penerimaannya
dari wajib pajak yang sudah terdaftar sebagai wajib pajak daerah. Dengan cara dimulai dari
melakukan pembinaan, sosialisasi peraturan terkait pajak daerah, pengawasan sekaligus
melakukan pemeriksaan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak
dalam melakukan kewajiban perpajakan daerahnya. Ekstensifikasi, kegiatan yang berkaitan
dengan penambahan jumlah pajak yang belum terdaftar dan juga perluasan objek pajaknya.
Dengan mencari informasi terkait objek dan subjek pajak yang telah memenuhi syarat atau
belum memenuhi syarat sebagai wajib pajak daerah, tetapi belum terdaftar sebagai wajib pajak.
Lalu dilakukan pengawasan serta pembinaan melalui media sosialisasi sampai mereka terdaftar
sebagai wajib pajak daerah.

Selain itu, faktor – faktor penghambat dalam pelaksanaan Strategi Peningkatan Pajak Reklame
UP3D Makasar, yaitu rendahnya kesadaran wajib pajak, rendahnya sikap pelaksana dan
lemahnya penegakkan hukum, lemahnya administrasi pencatatan, wajib pajak yang tidak mau
melapor (perusahaan pailit).

5.2 Saran
Untuk menunjang Pelaksanaan Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak Reklame pada
UP3D, Penulis mengusulkan beberapa saran agar tercapainya strategi tersebut. Yaitu:
1. Melakukan evaluasi dan meningkatkan SDM, melalui pembinaan terhadap aparat pajak agar
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baik dibidang teknis maupun administrasi
perpajakan, sehingga terampil dibidangnya, mempunyai dedikasi tinggi serta disiplin dan
tanggung jawab sehingga bisa menunjang pelaksanaan tugas wajib pajak dan dengan demikian
diharapkan pekerjaan yang dilakukan petugas dapat diselesaikan dengan tepat.
2. Memberikan sanksi yang lebih tegas pada wajib pajak yang telah melaksanakan pelanggaran
serta tidak patuh didalam melaporkan dan membayar pajak reklame di wilayah UP3D Makasar
(Bapenda Jakarta Timur).
3. Melakukan pengawasan secara berkala pada wajib pajak untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan seperti adanya wajib pajak yang pailit namun tidak memberikan informasi
atau pemberitahuan, sehingga petugas dapat mengetahui dengan jelas stasus wajib pajak
tersebut.
4. Meningkatkan koordinasi dengan instansi lain, dengan begitu dapat mempermudah petugas
apabila terjadi wajib pajak yang pindah alamat namun tidak memberitahukan alamatnya yang
baru. Untuk masalah ini, petugas dapat meminta keterangan dari pemerintah setempat yaitu
kantor kelurahan untuk mengatahui alamat dari wajib pajak tersebut.
5. Memberikan pelayanan yang baik kepada wajib pajak, dengan meningkatkan kualitas dan
kuantitas serta menjadi contoh yang baik sebagai apparat pajak agar wajib pajak percaya secara
penuh, dan tidak menilai negative sehingga meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Anggoro Damas Dwi. 2017. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Cetakan
Pertama. Malang
Wulandari P.A dan I. Emy. 2018. Pajak Daerah Dalam Pendapatan Asli Daerah.
Cetakan Pertama.Ngaglik. Sleman
Davey, KJ. 1998. Pembiayaan Pemerintah Daerah. UI Press. Jakarta
Mardiasno. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta

Skripsi, Jurnal
Affriani. 2018. Strategi Optimalisasi Penerimaan Pajak Reklame Oleh Badan
Pendapatan Daerah Kota Pekan Baru. Jurnal JOM Fisip Vol.5(2):15
Halimah Siti. 2020. Optimalisasi Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak
Reklame Pada Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar. Skripsi.
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah. Makasar

Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta (PERGUB). 2022.
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 57 Tahun 2022. Tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi dan Bagan Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah
Peraturan Daerah (PERDA). 2011. Peraturan Derah Nomor 4 Tahun 2011
Tentang Pajak Daerah
Peraturan Pajak Reklame. 2011. Peraturan Daerah NOMOR 12 Tahun 2011.
Tentang Pajak Reklame
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007. Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan
Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta .2017.

Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 148 Tahun 2017. Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelenggaraan Reklame

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014. Tentang Pemerintahan Daerah


Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Widyanti Rahayu

Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Agustus 2002

Alamat : Jl. Ikan Betok Susu No.7, Pulau Pramuka, Kel. Pulau

Panggang, Kepulauan Seribu Utara. 14530

Nomor Telepon : 081413038942

Email : widyantirahayu25@gmail.com

Nama Orangtua

Ayah : Subandi

Ibu : Pirdayanti

Riwayat Pendidikan Formal

SD : SDN Pulau Panggang 02 Pagi

SMP : MTsN 26 Pulau Pramuka

SMA : SMAN 69 Jakarta

D3 : Program Vokasi Administrasi Perpajakan,

Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai