26/05/23
UNIVERSITAS INDONESIA
WIDYANTI RAHAYU
2006602891
PERPAJAKAN
DEPOK
2023
UNIVERSITAS INDONESIA
WIDYANTI RAHAYU
2006602891
PERPAJAKAN
DEPOK
2023
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS
Menyatakan bahwa Tugas Akhir yang berjudul “Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak
Reklame pada UP3D Makasar (Bapenda Jakarta Timur)” benar – benar merupakan hasil
karya pribadi dari seluruh sumber yang dikutip maupun ditunjuk telah saya nyatakan dengan
benar
Widyanti Rahayu
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
NPM : 2006602891
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perpajakan pada Program
Studi Administrasi Perpajakan, Program Vokasi, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Disiapkan di : Depok
Tanggal :
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Widyanti Rahayu
NPM : 2006602891
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia
Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas karya akhir saya ini yang
berjudul :
“Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak Reklame Pada UP3D Makasar (Bapenda Jakarta
Timur)”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas
Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database, merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, Dibuat di: Depok
Pada Tanggal:
Yang Menyatakan,
Widyanti Rahayu
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Karya Akhir yang berjudul “Strategi
Peningkatan Pemungutan Pajak Reklame Pada UP3D Makasar (Bapenda Jakarta Timur)”.
Penulisan Tugas Karya Akhir ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
dalam Program Studi Administrasi Perpajakan, Program Pendidikan Vokasi, Universitas
Indonesia. Selama penyusunan Tugas Karya Akhir ini, penulis mendapatkan banyak
bimbingan, bantuan, doa, dan motivasi dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Padang Wicaksono, S.E., Ph.D. selaku Direktur Program Pendidikan Vokasi
Universitas Indonesia.
2. Mas Thesa Adi Purwanto, S.Sos., M.TI. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Perpajakan Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia.
3. Mas Aryanto Budi Nugroho, M.A. selaku dosen pembimbing penulis yang senantiasa
bersedia untuk meluangkan waktunya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Karya Akhir.
4. Mas Thesa Adi Purwanto, S.Sos., M.TI. selaku dosen penguji yang telah memberikan
arahan dan saran kepada penulis untuk melengkapi Tugas Karya Akhir ini.
5. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar serta Sekretariat Administrasi Perpajakan Program
Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, yang telah memberikan ilmu dan
pembelajaran kepada penulis selama menempuh perkuliahan.
6. Keluarga besar UP3D Makasar, semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
selaku pembimbing yang telah membantu memenuhi kebutuhan penulis dalam
menyelesaikan Tugas Karya Akhir dan memberikan ilmu serta pengalaman selama
penulis melakukan program magang.
7. Kedua orang tua tercinta yang dengan penuh kasih saying dan penuh kesabaran, serta
keluarga besar yang selalu memberikan doa dan dukungan selama penyusunan Tugas
Karya Akhir.
8. Sahabat yang telah memberi semangat serta memberi masukan selama penyusunan
Tugas Karya Akhir.
9. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan, doa, dan semangat dalam
menyelesaikan Tugas Karya Akhir ini.
10. Last but not least. I wanna thank me. I wanna thank me for believing in me. I wanna
thank me for doing all this hard work. I wanna thank me for having no days off. I wanna
thank me for never quitting. I wanna thank me for always being a giver and tryna give
more than I receive. I wanna thank me for tryna do more right than wrong, I wanna
thank me for just being me at all time.
Rasa hormat dan terima kasih yang mendalam bagi semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu atas segala dukungan dan do’anya, semoga Allah SWT
membalas segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa Tugas Karya Akhir yang dibuat ini masih terdapat
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir
kata, penulis berharap Allah SWT. membalas segala kebaikan semua pihak yang telah
membantu. Semoga Tugas Karya Akhir ini membawa manfaat bagi para pembaca.
Depok, 2023
Widyanti Rahayu
DAFTAR ISI
Tabel 4.2
Pembahasan……………………………………………………………………………27
Tugas Karya Akhir ini membahas mengenai Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak
Reklame pada UP3D Makasar. Dengan tujuan menjelaskan strategi peningkatan pemungutan
pajak reklame dan menjelaskan faktor-faktor yang menghambat strategi peningkatan
pemungutan pajak reklame yang dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah Jakarta Timur
(UP3D Makasar). Hasil analisis yang diperoleh adalah untuk meningkatkan pemungutan
pajak reklame menggunakan program intensifikasi dan ekstensifikasi.
This Final Project discusses the Strategy for Increasing Advertising Tax Collection at UP3D
Makassar. With the aim of explaining the strategy for increasing advertisement tax collection
and explaining the factors that hinder the strategy for increasing advertisement tax collection
carried out by the East Jakarta Regional Revenue Agency (UP3D Makassar). The results of
the analysis obtained are to increase advertisement tax collection using program
PENDAHULUAN
Adapun Pendapatan Asli Daerah yaitu gaji yang mutlak didapatkan serta diungkap
oleh pemerintah daerah yang diharapkan dapat memberikan daya adaptasi kepada
kabupaten yang mendapatkan dan menghimpun aset sebagai pelaksanaan kemerdekaan
wilayah.
Pada peraturan No. 32 Tahun 2004 Pasal 157. Sumber Pendapatan Daerah yang
dicatat, yaitu pendapatan Asli Daerah yakni: Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah,
Hasil Pengelolahan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah, Dana Pembangunan, Pinjaman Daerah, Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Pajak reklame ialah salah satu retribusi daerah yang diberikan pada
Kabupaten/Kota. Pajak Reklame ialah penilaian terhadap pengelolaan reklame/iklan.
Reklame/Iklan ialah objek, alat aktivitas, ataupun media yang, sebagaimana ditunjukkan
oleh strukturnya yang berbeda, untuk desain bisnis, digunakan sebagai presentasi, saran,
atau percobaan sesuatu, administrasi, atau individu.
Sebagai kota metropolitan, Jakarta ialah daerah sentral kegiatan perekonomian dan
sebagian penduduknya bergerak dibidang jasa, indsutri dan perdagangan. Banyak
perusahaan yang berdatangan sehingga didalam mempromosikan produknya melalui
media reklame sebagai media promosi yang bertujuan guna mengundang perhatian
masyarakat agar membeli produk tersebut.
Dengan potensi pajak reklame terhadap pembangunan Kota Jakarta Timur maka
dari itu UP3D Makassar memerlukan strategi dalam pengelolahan keuangan daerah
melalui berbagai biaya lingkungan untuk situasi ini pajak reklame sehingga tujuan dan
pengakuan yang didapat sesuai dengan yang dicapai. Berkaitan dengan fenomena diatas,
maka peneliti akan mencoba mengkaji terkait pengelolahan pajak reklame di kota Jakarta
Timur hambatan-hambatan didalam pemungutan pajak reklame di kota Jakarta Timur
sertabagaimana cara UP3D Makassar mencapai target serta pelaksanaan pajak reklame di
kota Jakarta Timur, oleh sebab itu penulis tertarik untuk melaksanakan riset yang berjudul
“Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak Reklame Pada UP3D Makassar”
a. Bagi Peneliti
Sebagai media untuk memperluas ilmu pengetahuan mengenai strategi peningkatan
penerimaan pajak reklame sehingga dapat memperluas potensi peristiwa di masa depan.
c. Bagi Akademisi sebagai tambahan referensi bagi siapa saja yang akan melaksanakan
studi lapangan dengan permasalahan ini.
1. Observasi
3. Studi Pustaka
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab III terdiri dari kerangka teori dan dasar hukum. Kerangka
teori berisikan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan
pada Tugas Karya Akhir ini, dasar hukum berisikan peraturan-
peraturan yang berkaitan dengan permasalahan pada Tugas
Karya Akhir ini.
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Bab V terdiri dari kesimpulan dan saran. Pada bab ini akan
membahas hasil kesimpulan dari pembahasan dan analisis
masalah yang telah dilakukan penulis pada bab sebelumnya. Dan
saran saran dari penulis terhadap kasus yang dibahas dalam
penulisan Tugas Karya Akhir ini.
BAB 2
Kecamatan Makasar adalah sebuah kecamatan yang terletak di Jakarta Timur, Jakarta.
Kecamatan ini kemungkinan dahulu kala adalah kampung Bugis, ditilik dari namanya.
Penduduknya berjumlah sekitar 200.000 jiwa sedangkan luasnya adalah 21,64 km².
Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah (UPPRD) Makasar terletak di Jakarta
Timur, berkantor di Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur, Lantai Dasar, Jl. DI.
Panjaitan Kav. 55, Kebon Nanas, Jakarta Timur 13410, email:
uppdmakasar@gmail.com dan telepon (021) 8568043.
Bisa diambil kesimpulan bahwasanya berbagai pungutan pajak daerah yang dikenakan
oleh pemerintah daerah terdekat pada intinya diharapkan dapat mendukung
pelaksanaan tugas-tugas pemerintah, kemajuan, dan kemajuan daerah secara sosial dan
kuat dengan tujuan akhir untuk bekerja dengan harapan untuk kenyamanan individu.
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Mineral Bukan Logam & Batuan
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung Walet
10. Pajak Bumi & Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Pajak pada penyelenggara reklame yang diselesaikan oleh orang ataupun badan disebut
sebagai pajak reklame. Adapun reklame ialah suatu barang, alat kegiatan ataupun media
yang, sesuai dengan struktur serta jenisnya atas dasar tujuan bisnis, digunakan untuk
mempresentasikan, menyarankan suatu barang, tenaga dan produk atau individu yang
bertekad untuk menonjol. Nilai Jual Objek Pajak Reklame (NJOPR) ialah seluruh
pembayaran /penggunaan dana/beban yang ditanggung oleh pemilik sekaligus
koordinator pengurus, dengan mengingat hal ini pengeluaran/label harga bahan reklame,
pembangunan, instalasi listrik, biaya perkumpulan dan lain-lain sebagai pembangunan
reklame selesai, dibongkar, diilustrasikan, ditampilkan dan ditambahkan di tempat yang
diperbolehkan.
Sedangkan Nilai Strategis Instalasi Reklame (NSPR) ialah proporsi yang belum
sepenuhnya ditetapkan di area lokasi pendirian reklame mengingat model ketebalan
penggunaan ruang metropolitan untuk bagian bermacam aspek kegiatan.Nilai Sewa
Reklame (NSR) merupakan hasil penjumlahan Nilai Jual Objek Pajak Reklame dan
/ataupun Nilai Strategis Pemasangan Reklame.
Objek pajak reklame merupakan seluruh pengelolaan reklame. Berikut ialah objek
pajak reklame:
1. Pengelolaan reklame/iklan lewat web, TV, radio, berita sehari-hari, berita minggu
demi minggu, berita bulan ke bulan, dan semacamnya.
2. Label/merek produk pada barang dagangan yang dipertukarkan, yang mengenalinya
dari item komparatif sejenis
3. Nama pengenal bisnis ataupun profesi yang dilekatkan dalam struktur tempat bisnis
ataupun panggilan diadakan sesuai pengaturan yang mengawasi nama bisnis ataupun
pengidentifikasi panggilan
4. Reklame tanpa pesan sponsor yang dikelola oleh pemerintah ataupun pemerintah
daerah.
3.1.5 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Reklame
Orang perorangan ataupun instansi yang memanfaatkan reklame disebut subjek pajak
reklame, sementara orang ataupun instansi yang melakukan promosi/reklame disebut
wajib pajak reklame. Namun dengan anggapan bahwa iklan/reklame tersebut
dilaksanakan secara langsung oleh orang ataupun badan sendiri tersebut, dan apabila
reklame dilaksanakan lewat pihak ketiga, maka pihak ketiga itu berperan sebagai wajib
pajak reklame.
Didalam situasi tersebut, reklame dilaksanakan oleh orang luar (Pihak Ketiga),
sementara NSR diselesaikan didasarkan oleh Nilai Kontrak Reklame, dengan asumsi
bahwa reklame dikelola sendiri, NSR ditentukan melalui NJOPR serta juga dinyatakan
tidak wajar, dan NSR diselesaikan memanfaatkan faktor NJOPR dan NSPR. NSPR
diselesaikan berdasarkan klasifikasi kawasan serta kelas jalan dan nilai esensial.
Adapun tarif biaya iklan/reklame ialah 25% (Dua Puluh Lima Persen).
UP3D MAKASSAR
PAK
REKLAME
TARGET DAN REALISASI FAKTOR PENGHAMBAT
STRATEGI
PENINGKATAN
PEMUNGUTAN
INSENTIFIKASI EKSTENSIFIKASI
Berdasasrkan kerangka berfikir, penulis akan membahas mengenai strategi untuk meningkatan
pemungutan pajak reklame pada UP3D Makassar, yaitu target dan realisasi pajak reklame, lalu
strategi peningkatan pemungutan, serta faktor hambatan.
4.2 Pembahasan
Adapun sistem pemungutan pajak pada reklame yakni Official Assisment System dimana sistem
ini masih dimanfaatkan dalam pemungutan pajak yang sifatnya final. Didalam sistem tersebut,
yang memutuskan berapa besar pajak dan wajib pajak yang pasif (kurang terlibat). Hasil dari
sistem kerja ini sangat bergantung pada keaktifan dan keterampilan yang luar biasa aparat.
Pembayaran pajak reklame oleh wajib pajak perhitungannya sudah ditentukan besaranya oleh
aparat pajak. Dalam rangka penghitungan potensi/peluang hasil pajak reklame yang dilakukan
oleh aparat bisa diamati sebagai berikut:
Perhitungan Potensi/Peluang Hasil Pajak Reklame
NO Tahun
Berdasarkan pada table diatas bisa ditarik kesimpulan bahwasanya selama 4 tahun terakhir
pajak reklame mengalami fluktulasi (naik turun) dikarenakan kondisi terjadinya pandemi
sehingga membuat penerimaan tidak tentu, meskipun dalam sistem pemungutan dilakukan
dengan baik dan professional berdasarkan manajemen yang baik.
1. Program Insentifikasi
Insentifikasi pajak daerah adalah meningkatkan atau mengoptimalisasikan penggalian
penerimaan pajak daerah terhadap objek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam
administrasi atau data. Intensifikasi pajak merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan untuk mengoptimalisasikan penerimaan pajak. Intensifikasi pajak ini
merupakan upaya penggalian potensi pajak terhadap Wajib Pajak yang sudah terdaftar
pada data Wajib Pajak.
Pada lapangan, UP3D dalam proses integrasi penggalian potensi pajak, antara lain
sebagai berikut.
1. Mapping (Pemetaan)
Mapping adalah pemetaan yang menggambarkan potensi perpajakan yang dapat
dikelompokkan berdasarkan wilayah atau lokasi, subjek pajak, jenis pajak, dan
sektor atau subsektor usaha, sesuai kebutuhan atau keunggulan yang terdapat di
wilayah UP3D. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran umum mengenai
potensi perpajakan dan keunggulan di wilayah yang akan digunakan sebagai
petunjuk dan sarana analisis dalam rangka penggalian potensi penerimaan,
pelayanan dan pengawasan.
3. Benchmarking (Perbandingan)
Benchmarking adalah kegiatan untuk menetapkan standar besaran atau ukuran yang
wajar untuk sektor-sektor usaha tertentu dan digunakan sebagai pembanding untuk
menguji kepatuhan Wajib Pajak yang mempunyai kegiatan usaha yang sejenis dan
dijadikan pedoman awal oleh petugas pajak untuk menilai kewajaran dari kegiatan
yang dilaporkan Wajib Pajak.
Benchmarking disusun berdasarkan Wajib Pajak yang jenis usaha dan kriterianya
sama. Kendala yang dihadapi oleh UP3D yaitu range dari benchmarking tersebut
terlalu luas dan berbeda-beda karena tidak semua jenis usaha dan kriterianya sama
memiliki penghasilan yang sama juga tergantung dari keberhasilan strategi
manajemen yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Tujuan dari kegiatan
benchmarking yaitu menjadi pedoman dan sebagai pembanding dengan kondisi
yang dilaporkan Wajib Pajak dan membantu pengawasan kepatuhan Wajib Pajak,
terutama menyangkut kepatuhan materialnya.
Dengan tiga metode yang telah dilakukan, UP3D Makasar berharap penerimaan
pajak bisa meningkat walau jumlah Wajib Pajak tidak meningkat. Kejujuran dan
integritas tinggi dibutuhkan dari setiap pihak, pegawai intensifikasi maupun Wajib
Pajak atau pihak luar.
Menurut pengamatan penulis, intensifikasi pajak ini adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menambah jumlah penerimaannya dari wajib pajak yang sudah terdaftar
sebagai wajib pajak daerah. Proses pelaksanaannya dimulai dari melakukan
pembinaan, sosialisasi peraturan terkait pajak daerah, pengawasan sekaligus
melakukan pemeriksaan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepatuhan
wajib pajak dalam melakukan kewajiban perpajakan daerahnya sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku dan juga khususnya untuk peningkatan
penerimaan pajak daerah.
Dengan kegiatan ini, fiscus mencermati apakah wajib pajak telah melaporkan
seluruh objek pajak yang ada padanya dengan jumlah yang sebenarnya. Secara
umum dilakukan dengan penyuluhan, dengan berbagai cara dan melalui berbagai
media lainnya seperti dalam bentuk himbauan, konseling, penelitian, pemeriksaan
dan bahkan penyidikan apabila terdapat indikasi adanya pelanggaran hukum.
2. Program Ekstensifikasi
Ekstensifikasi pajak daerah adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah
wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi atau data.
Ekstensifikasi ini ditujukan bagi wajib pajak baik orang pribadi maupun badan yang
telah memenuhi syarat untuk memiliki NPWP. Dari sisi Ekstensifikasi pajak,
pemerintah melakukan perubahan ketentuan peraturan untuk memperluas cakupan
subyek dan objek pajak.
a. Tahap Persiapan
Agar pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dapat dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, maka pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak harus
direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada tahap persiapan, UP3D melakukan
kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak, yaitu: UP3D melakukan pencarian atau
pengumpulan data melalui canvassing (penyisiran). Dari data tersebut, di lakukan
identifikasi terhadap data yang diperoleh dan mencocokannya dengan data. UP3D
membuat daftar nominatif Wajib Pajak yang belum mempunyai NPWP dan/atau
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) sesuai dengan data yang
dimiliki. Setelah Seksi Ekstensifikasi mengumpulkan data yang telah didapat dari
pihak luar (eksternal), seperti data E-KTP yang diperoleh dari Pemda. Dengan data
yang ada tersebut kemudian Seksi Ekstensifikasi mencocokannya dengan data yang
ada. Proses ini bertujuan untuk mengetahui apakah orang-orang yang memiliki E-
KTP tersebut telah terdaftar sebagai Wajib Pajak dan sudah memiliki NPWP.
Apabila sudah terdaftar, dilakukan pengawasan dan dicoret dari daftar nominatif.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini mulai dilakukan upaya-upaya untuk mencari Wajib Pajak baru.
Mulai melakukan sosialisasi-sosialisasi ke masyarakat melalui RT, RW dan
kelurahan setempat, sosialisasi di perkantoran dan para pemberi kerja atau
pengusaha. Sosialisasi yang dilakukan adalah berupa sosialisasi perpajakan.
Membahas tentang betapa pentingnya peran pajak bagi pembangunan negara, juga
memberi tahu bagaimana cara untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak, tata
cara mengisi SPT, tata cara pembayaran dan pelaporan pajak. Selain itu, ada juga
program canvassing yang dilakukan UP3D. Dalam melakukan canvassing petugas
terjun langsung ke lapangan dan menyisir setiap lokasi yang berpotensi menjadi
Wajib Pajak. Akan tetapi, apabila data diperoleh dari pihak ketiga, sebelum datang
ke lokasi Wajib Pajak, petugas melakukan imbauan terlebih dahulu terhadap Wajib
Pajak agar Wajib Pajak tersebut datang ke UP3D. Apabila Wajib Pajak tidak datang,
maka petugas akan mendatangi langsung Wajib Pajak tersebut. Secara keseluruhan,
berdasarkan pengamatan dari hasil wawancara dengan petugas Seksi Ekstensifikasi,
kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilakukan oleh UP3D sudah baik dan
dilakukan dengan semaksimal mungkin. Seksi Ekstensifikasi berusaha semaksimal
mungkin untuk dapat menjaring Wajib Pajak baru. Akan tetapi, untuk proses
canvassing harus dilakukan lebih intensif lagi oleh UP3D. Hal ini juga dapat
bermanfaat untuk mendapatkan data yang lebih update.
c. Tahap Pengawasan
Setelah tahap persiapan dan tahap pelaksanaan dilakukan, masih ada satu tahap lagi
yang harus dilakukan dalam melakukan program ekstensifikasi yaitu tahap
pengawasan. Dalam tahap ini dilakukan pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan
ekstensifikasi Wajib Pajak, mengevaluasi hasil pelaksanaan secara berkala, dan
tentunya juga rutin memonitor kegiatan ekstensifikasi Wajib pajak. Berikut tahap
pengawasan yang dilakukan oleh UP3D. Pertama, membuat laporan kegiatan
ekstensifikasi Wajib Pajak. Setiap tim pelaksana ekstensifikasi Wajib Pajak secara
berkala membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak
untuk dikompilasi ke seksi lain. Setelah laporan dikompilasi, lalu laporan
diteruskan ke petugas untuk ditelaah, dan selanjutnya akan dikirimkan dan
dilaporkan secara periodik. Laporan berguna untuk bahan evaluasi UP3D atas
pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak yang telah dilakukan.
Sehingga dari laporan tersebut bisa diketahui apakah kegiatan ekstensifikasi telah
berjalan sesuai dengan ketentuan atau belum, apakah kegiatan ekstensifikasi telah
mencapai sasaran atau belum. Selanjutnya juga untuk dijadikan pedoman untuk
melakukan kegiatan ekstensifikasi berikutnya. Kedua, memonitor dan
mengevaluasi hasil pelaksanaan pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak.
Memonitor yang dimaksud di sini adalah UP3D melakukan arahan dan pengawasan
agar kegiatan ekstensifikasi berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Lalu
juga mengevaluasi kendala apa saja yang terjadi di kantor maupun lapangan dalam
pelaksanaannya kegiatan ekstensifikasi di UP3D. Kegiatan pengawasan ini
dilakukan untuk mengukur tingkat efektivitas pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi
Wajib Pajak yang dilakukan di UP3D. Selain itu, dengan dilakukannya pengawasan,
maka akan diketahui apa saja kekurangan yang timbul dari pelaksanaan kegiatan
ekstensifikasi tersebut sehingga hasilnya kurang optimal, sehingga Seksi
Ekstensifikasi dapat mengambil tindakan atau langkah-langkah apa saja yang dapat
menutupi kekurangan tersebut untuk pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib
Pajak di tahun berikutnya. Menurut pengamatan, tahap pengawasan yang dilakukan
Seksi Ekstensifikasi UP3D sudah berjalan dengan baik.
Menurut pengamatan penulis, ekstentifikasi pajak daerah ini adalah kegiatan yang
berkaitan dengan penambahan jumlah pajak yang belum terdaftar dan juga
perluasan objek pajaknya. Kegiatan untuk mencari informasi terkait objek dan
subjek pajak yang telah memenuhi syarat atau belum memenuhi syarat sebagai
wajib pajak daerah, tetapi belum terdaftar sebagai wajib pajak. Lalu dilakukan
pengawasan serta pembinaan melalui media sosialisasi sampai mereka terdaftar
sebagai wajib pajak daerah. Dalam skala mikro, fiscus menambah wajib pajak
terdaftar dari hasil mencermati adanya wajib pajak yang memiliki objek pajak untuk
dikenakan pajak, namun belum terdaftar. Ekstentifikasi ini juga dapat terjadi saat
wajib pajak secara suka rela mendaftarkan diri, ataupun berdasarkan data yang
dimiliki fiscus melakukan pengukuhan secara jabatan. Fiskus mengenakan pajak
atas subjek ataupun objek pajak yang semula belum dikenakan pajak, ini dilakukan
sejalan dengan perkembangan potensi ekonomi dan melalui perkembangan
informasi. Dengan begitu dapat ditentukan subjek ataupun objek pajak baru yang
akan menambah penerimaan pajak.
Ibu Eros Rostiaty selaku Kepala UPPRD Makasar bersama jajarannya mempunyai komitmen
yang kuat dan terus bekerja keras bersama jajarannya dalam melaksanakan tugas pokok sehari-
hari termasuk dalam menertibkan reklame yang belum membayar pajak.
Salah satu tugas UP3D adalah melakukan pengendalian terhadap aspek Pajak Reklame,
melakukan pengawasan di lapangan terkait penyelenggaraan materi reklame yang sudah
membayar pajak reklame atau belum dan bersama Satpol PP melakukan penertiban atau
pembongkaran atas materi atau konten reklame yang tidak dibayar pajak reklamenya alias
reklame liar dan melakukan penempelan stiker tunggakan.
4.2.3 Faktor-Faktor Penghambat
5.1 Kesimpulan
Berlandaskan hasil pembahasan, maka bisa disimpulkan bahwa Strategi yang
digunakan UP3D Makasar didalam meningkatkan pemungutan pajak reklame menggunakan 2
program yaitu Intensifikasi, kegiatan yang dilakukan untuk menambah jumlah penerimaannya
dari wajib pajak yang sudah terdaftar sebagai wajib pajak daerah. Dengan cara dimulai dari
melakukan pembinaan, sosialisasi peraturan terkait pajak daerah, pengawasan sekaligus
melakukan pemeriksaan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak
dalam melakukan kewajiban perpajakan daerahnya. Ekstensifikasi, kegiatan yang berkaitan
dengan penambahan jumlah pajak yang belum terdaftar dan juga perluasan objek pajaknya.
Dengan mencari informasi terkait objek dan subjek pajak yang telah memenuhi syarat atau
belum memenuhi syarat sebagai wajib pajak daerah, tetapi belum terdaftar sebagai wajib pajak.
Lalu dilakukan pengawasan serta pembinaan melalui media sosialisasi sampai mereka terdaftar
sebagai wajib pajak daerah.
Selain itu, faktor – faktor penghambat dalam pelaksanaan Strategi Peningkatan Pajak Reklame
UP3D Makasar, yaitu rendahnya kesadaran wajib pajak, rendahnya sikap pelaksana dan
lemahnya penegakkan hukum, lemahnya administrasi pencatatan, wajib pajak yang tidak mau
melapor (perusahaan pailit).
5.2 Saran
Untuk menunjang Pelaksanaan Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak Reklame pada
UP3D, Penulis mengusulkan beberapa saran agar tercapainya strategi tersebut. Yaitu:
1. Melakukan evaluasi dan meningkatkan SDM, melalui pembinaan terhadap aparat pajak agar
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baik dibidang teknis maupun administrasi
perpajakan, sehingga terampil dibidangnya, mempunyai dedikasi tinggi serta disiplin dan
tanggung jawab sehingga bisa menunjang pelaksanaan tugas wajib pajak dan dengan demikian
diharapkan pekerjaan yang dilakukan petugas dapat diselesaikan dengan tepat.
2. Memberikan sanksi yang lebih tegas pada wajib pajak yang telah melaksanakan pelanggaran
serta tidak patuh didalam melaporkan dan membayar pajak reklame di wilayah UP3D Makasar
(Bapenda Jakarta Timur).
3. Melakukan pengawasan secara berkala pada wajib pajak untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan seperti adanya wajib pajak yang pailit namun tidak memberikan informasi
atau pemberitahuan, sehingga petugas dapat mengetahui dengan jelas stasus wajib pajak
tersebut.
4. Meningkatkan koordinasi dengan instansi lain, dengan begitu dapat mempermudah petugas
apabila terjadi wajib pajak yang pindah alamat namun tidak memberitahukan alamatnya yang
baru. Untuk masalah ini, petugas dapat meminta keterangan dari pemerintah setempat yaitu
kantor kelurahan untuk mengatahui alamat dari wajib pajak tersebut.
5. Memberikan pelayanan yang baik kepada wajib pajak, dengan meningkatkan kualitas dan
kuantitas serta menjadi contoh yang baik sebagai apparat pajak agar wajib pajak percaya secara
penuh, dan tidak menilai negative sehingga meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Anggoro Damas Dwi. 2017. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Cetakan
Pertama. Malang
Wulandari P.A dan I. Emy. 2018. Pajak Daerah Dalam Pendapatan Asli Daerah.
Cetakan Pertama.Ngaglik. Sleman
Davey, KJ. 1998. Pembiayaan Pemerintah Daerah. UI Press. Jakarta
Mardiasno. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta
Skripsi, Jurnal
Affriani. 2018. Strategi Optimalisasi Penerimaan Pajak Reklame Oleh Badan
Pendapatan Daerah Kota Pekan Baru. Jurnal JOM Fisip Vol.5(2):15
Halimah Siti. 2020. Optimalisasi Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak
Reklame Pada Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar. Skripsi.
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah. Makasar
Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta (PERGUB). 2022.
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 57 Tahun 2022. Tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi dan Bagan Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah
Peraturan Daerah (PERDA). 2011. Peraturan Derah Nomor 4 Tahun 2011
Tentang Pajak Daerah
Peraturan Pajak Reklame. 2011. Peraturan Daerah NOMOR 12 Tahun 2011.
Tentang Pajak Reklame
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007. Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan
Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta .2017.
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 148 Tahun 2017. Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelenggaraan Reklame
Alamat : Jl. Ikan Betok Susu No.7, Pulau Pramuka, Kel. Pulau
Email : widyantirahayu25@gmail.com
Nama Orangtua
Ayah : Subandi
Ibu : Pirdayanti