SHOFWA MUMTAZ Z
2006598856
DEPOK
MEI 2023
UNIVERSITAS INDONESIA
2006598856
DEPOK
MEI 2023
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Karya Akhir ini adalah hasil karya sendiri dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NPM : 2006598856
Tanda tangan :
PERNYATAAN PENGESAHAN
NPM : 2006596656
Judul TKA : Analisis Faktor Penyebab Pending Klaim Pada Unit Casemix
Rawat Jalan Rumah Sakit Hermina Depok
Telah berhasil dipresentasikan dalam sidang magang dan diterima oleh dewan
penguji sebagai syarat kelulusan dari program studi administrasi rumah sakit.
Dewan penguji :
Ditetapkan di : Depok
NPM : 2006598856
“Analisis Faktor Penyebab Pending Klaim Pada Unit Casemix Rawat Jalan
Rumah Sakit Hermina Depok”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmediakan/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis, pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Depok
Yang menyatakan
Riwayat Pendidikan :
Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas Berkat
dan Kebaikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas karya
akhir (TKA) dengan judul “Analisis Faktor Penyebab Pending Klaim Pada Unit
Casemix Rawat Jalan Rumah Sakit Hermina Depok” sebagai salah satu syarat
kelulusan DIII Administrasi Rumah Sakit.
Dalam penyusunan tugas karya akhir ini, penulis telah mendapat dukungan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh keluarga khususnya untuk ayah, ibu, dan adik-adik yang telah memberikan
dukungan moril dan materil untuk penyusunan penulisan ini.
Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada Bapak Dr. dr. Herqutanto,
M.P.H., M.A.R.S., selaku pembimbing materi serta dr. Karimah Farida selaku
pembimbing lapangan yang sabar membimbing dan memberi saran kepada penulis
selama pelaksanaan magang dan penyusunan laporan portofolio.
Rasa hormat dan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. dr.
Herqutanto, M.P.H., M.A.R.S, selaku dosen program studi Administrasi Rumah
Sakit Fakultas Program Vokasi Universitas Indonesia yang telah membantu
mahasiswanya dalam pelaksanaan magang di rumah sakit dan memberikan ilmunya
selama perkuliahan.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh dosen pengajar yang
selalu memberikan dukungannya dalam bidang akademis dan praktik saat
perkuliahan.
vi
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Pak Rohaedi, Mas
Resdy, Bu Dini, dan seluruh staf unit casemix yang tidak dapat saya sebutkan.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
mendukung penulis selama perkuliahan penulis hingga di pengujung masa kuliah
ini. Khususnya untuk teman perkuliahan, Fira, Risha, Rava, Lala, Alya, Rani, dan
Abernita yang selalu memberikan semangat, kritik, saran selama perkuliahan,
magang dan penulisan TKA serta selalu memberikan semangat dengan berkumpul
saat istirahat, mengerjakan portofolio bersama dan memberikan saran mengenai
penulisan laporan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bima
Rizkyahimsa selaku teman di luar perkuliahan yang selalu memberikan dukungan
selama kegiatan magang dan proses penyusunan TKA berlangsung.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman dan pihak yang
belum disebutkan.
vii
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................... 14
PENDAHULUAN................................................................................................. 14
Tujuan ............................................................................................................... 15
Manfaat ............................................................................................................. 15
BAB II ................................................................................................................... 18
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 18
viii
4. Klaim Jaminan Kesehatan .................................................................. 23
BAB III.................................................................................................................. 28
METODE .............................................................................................................. 28
BAB IV ................................................................................................................. 31
A. Jumlah berkas klaim pending pasien BPJS Kesehatan Rawat Jalan ...... 31
C. Alur Pengajuan Berkas Klaim Pasien BPJS Kesehatan Rawat Jalan ..... 38
BAB V ................................................................................................................... 43
PENUTUP ............................................................................................................. 43
A. Kesimpulan ............................................................................................. 43
B. Rekomendasi .......................................................................................... 44
LAMPIRAN .......................................................................................................... 47
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Berkas Pending Klaim BPJS Kesehatan Rawat Jalan RS Hermina
Depok .................................................................................................................... 31
Tabel 2 Faktor Penyebab Pending Klaim BPJS Rawat Jalan RS Hermina Depok
2023 ....................................................................................................................... 34
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tujuan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengalaisis penyebab pending berkas
klaim pasien BPJS kesehatan Rawat Jalan di RS Hermina Depok pada tahun
2023 serta solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah berkas pending klaim BPJS Kesehatan rawat jalan
di RS Hermina Depok Januari-Maret 2023
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab pending berkas klaim pasien BPJS
Kesehatan rawat jalan di RS Hermina Depok Januari-Maret 2023
Manfaat
2
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah jumlah
referensi tentang penyebab pending klaim BPJS kesehatan dan diharapkan
dapat terus berkembang dalam penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
beban kerja dan keterlambatan klaim BPJS.
Ruang lingkup
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
beban kerja dengan keterlambatan berkas klaim pasien BPJS Kesehatan rawat
jalan di RS Hermina Depok pada tahun 2022. Berdasarkan metode penelitian
tersebut penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode campuran
(mixed method), dimana metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data
kuantitatif sebagai tahap awal yang berupa data jumlah pengajuan berkas klaim
BPJS rawat inap di RS Hermina Depok pada periode Januari-Februari 2023 dan
data berkas yang dikembalikan ke RS oleh pihak BPJS. Hasil tersebut kemudian
dijadikan acuan dalam pengumpulan data kualitatif pada tahap kedua dengan
melakukan wawancara kepada karyawan di unit Casemix yang bertugas sebagai
verifikator dan koder BPJS. Tahapan penelitian tersebut dilakukan dengan
tujuan untuk memperkuat hasil penelitian kedua dengan
3
hasil penelitian pertama. Metode tersebut dikenal juga dengan metode
penelitian model sekuensial eksplanatori. Metode penelitian ini dilakukan
dengan mencari data kuantitatif pada tahapan pertama untuk kemudian
dianalisis dan digunakan sebagai landasan dalam mencari data kualitatif pada
tahapan selanjutnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Rumah sakit
6
a) Rumah Sakit Umum
b) Rumah Sakit Khusus
2) Berdasarkan kepemilikan, rumah sakit dibagi atas :
a) Rumah Sakit Umum Pemerintah
b) Rumah Sakit Umum Swasta
1. Rumah Sakit Umum Swasta Pratama
2. Rumah Sakit Umum Swasta Madya
3. Rumah Sakit Umum Swasta Utama
3) Berdasarkan fasilitas pelayanan dan kapasitas tempat tidur
a) Rumah Sakit Kelas A
b) Rumah Sakit Kelas B
c) Rumah Sakit Kelas C
d) Rumah Sakit Kelas D
6
Informasi yang dihasilkan di unit rawat jalan selama memberikan
pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
1) Identitas pasien
2) Jumlah kunungan pasien di unit rawat jalan (per poliklinik),
baik pasien lama atau bau
3) Jumlah pasien yang dirujuk, pasien rujukan, dan jumlah
pasien yang dirawat
4) Jumlah pasien rawat jalan BPJS, asuransi, maupun mandiri
5) Riwayat penyakit, anamnesis, dan pemeriksaan fisik,
diagnosa atau jenis penyakit, terapi (pengobatan), dan
tindakan
6) Penanggung jawab pasien (dokter dan perawat)
7) Jumlah pembayaran jasa pelayanan medis dan tindakan dari
pasien rawat jalan.
7
kegiatan pelayana pneingkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang di
dalamnya termasuk obat dan peralatan medis yang digunakan dalam teknik
layanan terkendali mutu dan biaya (managed core) (Fajrini, Latifah,
Hermansyah, & Frida, 2021).
Salah satu prindisip dari kepesertaan JKN adalah bersifat wajib, yang
artinya seluruh penduduk Indonesia harus menjadi peserta JKN (Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sisem Jaminan
Sosial Nasional, 2004). Adapun manfaat dari JKN seperti yang tertuang
dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2004 adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang bukan hanya pelayanan kesehatan yang berupa kuratif dan
rehabilitative, tetapi juga mencakup pelayanan promotive dan preventif
yang termasuk ke dalam obat-obatan dan bahas medis habis pakai yang
diperlukan.
8
sebesar Rp 7.000 sehingga per 1 januari 2021 total iuran
BPJS kesehatan menjadi sebesar Rp 35.000
2) Iuran peserta BPJS kelas II sebesar Rp 100.000 per orang per
bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II
3) Iuran peserta BPJS kelas I sebesar Rp 150.000 per orang per
bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I.
c. Iuran Peserta Pekerja Penerima Upah
Bagi peserta pekerja penerima upah, terutama yang bekerja pada
Lembaga Pemerintahan seperti Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI,
anggota Polri, pejabat negara, dan pegawai penerintah non pegawai
negeri sebesar 5% dari gaji atau upah per bulan dengan ketentuan
4% dibayarkan oleh pemberi kerja dan 1% dibayarkan oleh peserta.
Lalu, unutk iuran anggota keluarga tambahan yang terdiri dari anak
ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu, dan mertua besaran iuran sebesar 1%
dari gaji atau upah per orang per bulan yang dibayarkan oleh
penerima upah.
d. Iuran Jaminan Kesehatan Bagi Veteran, perintis kemerdekaan, dan
janda, duda, atau anak yatim piatu dari veteran atau perintiss
kemerdekaan. Diberikan iuran yang ditetapkan 5% dari 45% gaji
pokok pegawai negeri sipil golongan III/a dengan masa kerja 14 tahun
per bulan, dibayarkan oleh pemerintah.
9
perawatan dari pihak BPJS Kesehatan, Rumah sakit atau Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKTRL) berkewajiban untuk
melengkapi dokumen klaim BPJS yang akan dikirimkan kepada rumah
sakit sesuai dengan tarif Indonesian Case Base Groups (Manaida,
Rumayar, & Kandou, 2017).
b. Definisi INA-CBG
11
3) Kelengkapan pendukung pengajuan klaim pelayanan RTJL :
a) Lembar Surat Eligibilitas Peserta (SEP) yang
ditandatangani peserta atau keluarga atau cap jempol
tangan peserta
b) Bukti pelayanan yang menantumkan diagnose dan prosedur
serta ditandangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien
(DPJP)
c) Hasil pemeriksaan penunjang (apabila dilakukan)
d) Surat pernyataan pemeriksaan klaim oleh tim pencegahan
kecurangan rumah sakit
e) Checklist klaim dari rumah sakit
f) Iuran sistem informasi pengajuan klaim yan diunggah ke
sistem informasi BPJS Kesehatan (BPJS Kesehatan, 2018).
Berkas klaim yang sudah dikirimkan oleh pihak rumah sakit kepada
pihak BPJS Kesehatan dapat dikembalikan atau tertunda (pending).
11
(Latifah & Putri, 2022) dalam analisis yang dilakukan pada
pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Panti Wilasa dr. Cipto Semarang,
bahwa hal yang dapat menyebabkan dikembalikannya berkas klaim dari
pihak BPJS Kesehatan kepada Rumah Sakit dikategorikan sebagai berikut.
b. Kasus Administrasi
Kurang lengkapnya berkas menjadi alasan utama penyebab
dikembalikannya klaim. Faktor penyebab ketidaklengkapan berkas
tersebut tegolong ke dalam beberapa kriteria, yaitu:
1) Identitas lengkap pasien, catatan tentang penyakit (diagnosis,
terapi PDF INA-CBG’s tidak ada dan isi File tidak singkron
dengan persyaratan pengajuan klaim BPJS Kesehatan.
2) Tidak dilampirkan billing yang sesuai dengan kelas pelayanan
yang ditagihkan pasien (peserta BPJS Kesehatan).
3) Tidak dilampirkan lembar rawat inap / surat pengantar rawat inap.
4) Tidak dilampirkan laporan tindakan medis seperti resume medis.
Rekam medis menurut (IDI No.315/PB/A.4/88) menyebutkan
bahwa resume medis (kesehatan) harus dibuat secara segera dan
lengkap secara keseluruhan paling lambar 48 jam setelah pasien
pulang atau meninggal. Resume medis sendiri berisi tentang
12
pengamatan perjalanan penyakit, catatan dari pihal ketiga, hasil
pemeriksaan laboratorium, foto rotgen, pemeriksaan USG, dan
lain-lain.
5) Tidak dilampirkan SKL (Surat Ketarangan Lahir ) bayi pada kasus
bayi lahir dan ibu melahirkan.
6) Tidak dilampirkan eviden terapi atau ventilator.
c. Kasus Medis
Kasus medis merupakan kasus yang berhubungan dengan penanganan
kedokteran yang dapat berbentuk tindakan, perawatan, atau
pemeriksaan yang diberikan kepada pasien. Salah satu contoh dari
kasus medis adalah tidak terdapatnya diagnosis atau resume pada
lembar Surat Elegibilitas Peserta (SEP).
13
BAB III
METODE
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di unit casemix lantai 6 Rumah Sakit Hermina Depok
yamg beralamatkan di Jl. Siliwangi No.50, Depok, Kec. Pancoran Mas, Kota
Depok, Jawa Barat 16436.
2. Waktu
Pengambilan data dilakukan secara dua kali yaitu data sekunder dan data
primer. Pengambilan data tersebut dilaksanakan pada tanggal 20 Maret-30 April
2023.
4. Pengolahan Data
A. Pengolahan Data Kuantitatif
Sampel data kuantitatif pada fase pertama yang telah penulis dapatkan melalui unit
casemix, berupa data jumlah pengajuan berkas klaim BPJS Kesehatan rawat jalan
periode Januari-Maret tahun 2023,, data verifikasi dikembalikannya berkas klaim
rawat jalan oleh BPJS Kesehatan periode Januari-Maret tahun 2023, dan data klaim
pending rawat jalan BPJS Kesehatan periode Januari-Maret tahun 2023, di RS
Hermina Depok, yang selanjutnya dilakukan pengolahan data tersebut dengan cara
sebagai berikut:
5. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk melihat gambaran faktor penyebab
pending berkas klaim pasien rawat jalan BPJS Kesehatan di unit casemix
15
RS Hermina Depok dengan melihat data pending klaim BPJS Kesehatan
dan mengetahui pemicu munculnya pending klaim BPJS Kesehatan.
Hasil dari pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif akan
dianalisis secara terpisah dedngan tujuan agar hasil analisis dara kuantitatif
nantinya akan digunakan untuk perencanaan analisis kualitatif
(Creswell,2016). Adapun tujuan dari perancangan ini adalah agar data
kualitatif dapat mempermudah munculnya gagasan yang lebih mendalam
dan lebih banyak untuk hasil data kuantitatif.
BAB IV
Pada bulan Januari dan Februari 2023, diketahui bahwa RS Hermina Depok
menerima pasien BPJS Kesehatan rawat jalan dengan total pengajuan klaim
sebanyak 32.925 berkas. Selama proses pengajuan tersebut, terdapat berkas yang
dikembalikan kepada pihak rumah sakit atau yang biasa disebut berkas pending
klaim 900 berkas. Jumlah dan presentase klaim pending dapat dilihat pada tabel dan
grafik perbandingan.
Berdasarkan data pada tabel, pada bulan Januari sampai Maret 2023 total berkas
yang dikembalikan atau pending adalah sebanyak 900 berkas dengan rata-rata 2,73%.
Selama bulan Januari hingga Maret, presentase berkas pending pada bulan Januari
18
memiliki jumlah tertinggi dengan jumlah sebesar 4,69% dengan total 11.001 berkas.
Untuk jumlah berkas pending dengan nilai terendah terdapat pada
18
bulan Februari dengan jumlah sebesar 1,7% dengan total keseluruhan 10.301 berkas.
Berkas pending tersebut wajib untuk dilengkapi oleh RS Hermina Depok
berdasarkan penyebabnya untuk dikirimkan ulang oleh pihak rumah sakit kepada
pihak BPJS untuk diproses ke pengajuan klaim berikutnya.
B. Faktor Penyebab Pending Berkas Klaim BPJS Kesehatan Rawat Jalan Periode
Januari-Februari 2023
18
Tabel 2 Faktor Penyebab Pending Klaim BPJS Rawat Jalan RS Hermina
Depok 2023
19
dikembalikan pada kasus administrasi adalah tidak terlampirnya berkas penunjang
pemeriksaan pasien. BPJS Kesehatan, (2014) dalam petunjuk teknis
19
verifikasi menjelaskan bahwa berkas klaim rawat jalan yang akan melalui proses
verifikasi meliputi :
20
Aminah (2021) menjelaskan bahwa indikasi kejadian berulang dapat muncul
apabila rumah sakit tidak bisa menolak pasien dan wajib memberikan pelayanan.
Hal ini mengakibatkan rumah sakit mendapat pasien yang sebenarnya tidak
termasuk kategori pasien gawat darurat namun pasien tersebut sudah terlanjur
dibuatkan SEP.
Jumlah kasus medis tertinggi ada di bulan Januari dengan jumlah 255 berkas
(49%) dan terendah pada bulan Maret dengan jumlah 31 berkas (15%). Tingginya
selisih antara kedua bulan ini dikarenakan pada bulan Maret, jumlah berkas pending
dengan penyebab kasus medis berbanding jauh dengan berkas yang pending akibat
kasus administrasi.
Faktor dengan jumlah terbanyak berikutnya adalah kasus kode diagnosis dan
dengan persentase 3,6%. Berkas yang dikembalikan ke pihak rumah sakit ini
dikarenakan perlu terdapat konfirmasi tindakan terapi yang dilakukan, tindakan
yang belum diberikan kode diagnosis, atau diagnose sekunder yang tidak terdapat
pada resume. Faktor ini disebabkan oleh tindakan atau tatalaksana yang tidak ada
dan tidak sesuai dengan kode diagnosis yang diberikan. Perbedaaan kode diagnosis
dapat terjadi karena adanya perbedaan antara kebijakan RS dengan pihak BPJS
dalam memberikan patokan seperti Keputusan Menteri Kesehatan atau Undang-
Undang berbeda sehingga memiliki perbedaan prinsip dalam masalah pemberian
kode diagnosis. Selain itu, terdapat beberapa berkas yang memilliki masalah top up.
Permasalahan ini dapat menyebabkan klaim dikarenakan pihak BPJS meminta
rumah sakit untuk meningkatkan jumlah pada tagihan untuk pasien dengan kasus
atau penanganan khusus.
21
memasukkan data penyakit maupun tindakan sehingga proses klaim INA-CBGs
berjalan lancar.
Alur proses pengajuan berkas klaim pasien raawat jalan mulai dari kasir hingga
ke unit casmix untuk kemudian diproses hingga siap untuk dikirimkan ke BPJS
Kesehatan akan dijabarkan sebagai berikut ini:
1. Setiap hari kasir akan mengantarkan berkas klaim ke unit casemix setiap
harinya. Berkas tersebut terdiri atas billing, fotokopi kartu identitas (KTP, KK,
dan Kartu BPJS Kesehatan), lembar SEP, lembar pemeriksaan penunjang, surat
control pasien dan surat rujukan (jika ada).
2. Setelah berkas diterima koder, berkas tersebut akan diproses mulai dari
memasukkan nomor SEP, tanggal pasien berobat, dan nama DPJP
3. Koder melakukan input tarif rumah sakit, kode diagnosa, dan kode tindakan
sesuai dengan variabel-variabel yang ada. Apabila kode diagnosa atau tindakan
tidak ada atau tidak jelas, maka koder akan bertanya kepada DPJP secara
langsung.
4. Data yang sudah dimasukkan selanjutnnya akan disimpan, lalu di grouper
sehingga status klaim berubah menjadi final
5. Setelah berkas final, tahap selanjutnya berkas akan dikiirm online, dan dicetak
klaim
6. Berkas klaim lalu akan dikirimkan kepada verifikator untuk dicocokkan
kesesuaiannya dengan semua data pasien, seperti nama pasien, nomor identitas,
nomor kartu BPJS, SEP, dan laporan hasil penunjang jika ada.
7. Setelah semua berkas telah diverifikasi maka akan ditarik secara keseluruhan
untuk dilakukan purifikasi sistem untuk dicek apakah terdapat kesalahan
nomor rekam medis, tanggal, nomor SEP, atau nomor kartu
8. Selanjutnya, berkas akan dipindai dan dimasukkan ke dalam folder masing-
masing sesuai dengan nomor SEP
22
9. Berkas tersebut akan dibuatkan berita acara pengajuan klaim dan
ditandatangani oleh direktur dan dikirimkan ke pihak BPJS Kesehatan oleh
petugas PIC BPJS Kesehatan melalui aplikasi Virtual Klaim.
1. Kasus Administrasi
Ditinjau dari jumlah data laporan hasil verifikasi berkas klaim BPJS
Kesehatan rawat jalan di RS Hermina Depok pada periode Januari-Maret 2023,
jumlah berkas dengan kasus administrasi memiliki jumlah tertinggi
dibandingkan faktor yang lainnya. Hal ini disebabkan karena rumah sakit
sempat mengalami hambatan terkait kebijakan sehingga berkas-berkas
mengalami pending.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, terdapat kendala yang
mengakibatkan berkas klaim BPJS menjadi pending. Hal ini dikasrenakan
rumah sakit belum mengetahui perubahan kebijakan dari pihak BPJS dan
masih mengikuti sistem lama dari BPJS sehingga berkas tersebut menjadi tidak
sesuai dengan kebijakan baru BPJS dan menjadi pending. Solusi yang
dilakukakn rumah sakit untuk mengatasi permasalahan tersebut adaalah
dengan kembali mengubah berkas tersebut sesuai dengan kebijakan baru BPJS
sambil mengajukan penggunaan sistem baru ke BPJS.
Selanjutnya, kendala administrasi yang dialami petugas dalam mengelola
berkas pending klaim BPJS rawat jalan adalah ketidaklengkapan berkas
terutama tidak terlampirnya berkas penunjang pemeriksaan pada berkas klaim
pasien rawat jalan BPJS. Berdasarkan observasi penulis, masih banyak terdapat
berkas klaim pasien tanpa hasil penunjang pemeriksaan. Hal ini dikarenakan
dokter terkait belum menyertakan hasil penunjang pemeriksaan pasien tersebut.
Kendala ini muncul akibat jumlah dokter dan karyawan yang tidak
sebanding dengan jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Jadi, hal itu menyebabkan terlambatnya hasil laporan pemeriksaan penunjang
23
dan berakibat juga pada terlambatnya berkas klaim. Selain itu, kurangnya
jumlah petugas dalam melakukan pemeriksaan berkas klaim juga
mengakibatkan adanya berkas yang tertinggal dan hasil laporan penunjangnya
tidak terlampir. Hal ini tentu mengakibatkan berkas tersebut menjadi pending
dan dikembalikan.
Masalah ketidaklengkapan berkas klaim BPJS menjadi hal yang tidak dapat
dihindari di RS Hermina Depok, karena banyaknya jumlah berkas klaim rawat
jalan setiap harinya sedangkan jumlah petugas terlalu sedikit. Jadi, hal yang
bisa disarankan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan rumah sakit
melakukan analisis untuk menghitung beban kerja pada unit casemix untuk
mengetahui jumlah tenaga kerja yang sebenarnya dibutuhkan rumah sakit
sehingga dapat membantu untuk mengurangi beban kerja karyawan lama dan
kendala terkait penumpukkan berkas dapat teratasi. Analisis beban kerja
dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas serta efisiensi kerja di sebuah
organisasi (Adawiyah, 2013).
2. Kasus Medis
Berikutnya, berdasarkan hasil verifikasi berkas klaim penyebab dengan
jumlah terbanyak lainnya adalah berkas dengan kasus medis. Berdasaarkan
petunjuk teknis BPJS Kesehatan (2014), tahapan verifikasi klaim terbagi
menjadi dua, yaitu verifikasi administrasi kepesertaan dan verifikasi
administrasi pelayanan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses
verifikasi administrasi pelayanan adalah kesesuaian antara tindakan operasi
atau spesialisasi yang ditentukan oleh kewenangan medis. Hal ini berkaitan
dengan tindakan dan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis pada hasil verifikasi berkas
klaim BPJS Kesehatan rawat jalan di RS Hermina Depok, jumlah berkas
dengan kasus medis disebabkan karena tingginya jumlah indikasi kunjungan
berulang. Dalam hal ini, yang menyebabkan munculnya kejadian berulang
adalah ketika terdapat satu episode rawat jalan yang masih merupakan satu
rangkaian pertemuan konsultasi dan pemeriksaan antara pasien dan dokter.
24
Kejadian berulang ini terjadi saat pasien melakukan perawatan kesehatan
yang sama dengan perawatan sebelumnya lebih dari satu kali dalam satu bulan.
Hal ini berpengaruh juga terhadap pasien yang melakukan pengobatan secara
berulang dalam satu bulan dengan kasus yang sama. Hal ini menyebabkan
berkas klaim dikembalikan lagi karena tergolong kegawat daruratan.
Hal yang disarankan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
melakukan konfirmasi ke pihak terkait untuk memastikan ulang apakah pasien
tersebut melakukan pengobatan lebih dari sekali dalam jangka waktu
berdekatan di luar pasien dengan kriteria kegawatdaruratan. Maka sangat
disarankan untuk rumah sakit agar lebih sering melakukan koordinasi apabila
muncul pasien dengan kejadian tersebut untuk nantinya dilakukan evaluasi.
Aminah, et.al (2021) menjelaskan bahwa kriteria jeda pada kunjungan
pasien yang diperbolehkan dalam BPJS Kesehatan agar tidak terjadi fraud atau
kecurangan adalah menegaskan jarak kunjungan dengan kunjungan terakhir
pasien di faskes yang sama dengan kondisi yang sama adalah minimal 7 hari
apabila terdaapt indikasi penyakit lain atau indikasi kegawatdaruratan.
Perbandingan jumlah berkas yang perlu untuk diberikan kode diagnosa dengan
jumlah petugas koder yang tidak sebanding membuat beban kerja petugas terlalu
banyak, selain itu berkas klaim yang pending masih harus menunggu perbaikan
koding diagnose dan prosedur untuk diajukan Kembali sebagai klaim
25
susulan. Maulida (2022) menyatakan bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan yang
dilakukan di RSUD Sultan Syarif Mohamas Alkadrie Kota Pontianak, terdapat
kesalahan proses memasukkan informasi, baik itu tanggal berobat maupun resume
medis DPJP. Penyebab utama kendala ini adalah ketidaktelitian koder dan jumlah
berkas dan karyawan yabng tidak sebanding.
Oleh karena itu, penulis menyarankan rumah sakit untuk menghitung bebean
kerja seluruh petugas casemix terutama yang bertugas dalam kegiatan coding untuk
mengetahui apakah SDM yang dimiliki sudah sesuai kebutuhan atau belum agar
selanjutnya dapat membuat perencaanaan lebih lanjut yang berguna untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pengajuan klaim. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Erynyasih (2018) bahwa keberhasilan rumah
sakit ditentukan dengan kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Rumah sakit
juga harus menyesuaikan ketersediaan SDM sesuai dengan fungsi dan tugasnya
sehingga salah satu upaya penting yang dapat dilakukan adalah dengan membuat
perencanaan SDM karena beban kerja dari petugas koding akan sangat berpengaruh
terhadap keakuratan dan ketelitian kode diagnosis. Jadi, dengan adanya
penambahan SDM maka akan memudahkan petugas dalam melakukan pembagian
tugas sehingga memudahkan petugas berkonsentrasi dalam memasukkan kode
diagnosa.
26
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat penunlis usulkan untuk rumah sakit adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan analisis beban kerja untuk mengetahui apakah sdm yang ada
sudah sesuai dengan kebuthan rumah sakit saat itu sehingga dapat
dilakukan perencanaan lebih lanjut untk meningkatkan kinerja dari setiap
petugas.
2. Melakukan pertemuan berkala untuk membahas tentang informasi
perubahan regulasi dari pihak BPJS Kesehatan yang terbaru dan melakukan
evaluasi terhadap berkas-berkas klaim yang bermasalah.
3. Meningkatkan kualitas sarana yang digunakan dalam proses pengelolaan
berkas klaim karena penulis sering mendapatkan scanner atau internet yang
digunakan untuk membuka website rumah sakit mengalami masalah.
4. Memaksimalkan proses pemeriksaan berkas klaim yang dilakukan petugas
dengan melakukan pemantauan kepatuhan petugas selama proses
pengecekan berkas.
28
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Linda, Dwi., Chotimah, Indira., Parinduri, S.K. (2021). Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Proses Kaim BPJS di RSUD Leuwiliang Bogor tahun 2018.
Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. 4(3)
BPJS Kesehatan (2014). Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim. Diambil Kembali dari
https://bpjskesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/Petunjuk%20Teknis%20Ve
rifikasi%20Klaim_REV.pdf
Latifah, Maulina, & Putri, Anita Setiya. (2021). Trend Pending Claim Rawat Jalan
BPJS Kesehatan RS Panti Wilasa dr. Cipto Semarang. Jurnal Ilmiah
Penelitian Kesehatan, 1.
http://journal.stikeshaklismg.ac.id/index.php/emviro/article/view/3
29
Putri, Karjono, & Uktutias. (2019). Faktor Penyebab Keterlambatan Pengajuan
Klaim BPJS Kesehatan Pasien Rawat Inap. Jurnal Manajemen Kesehatan
Yayasan RS Dr. Soetomo. Vol.5(2)
30
LAMPIRAN
A. Lembar Pengamatan Penelitian
LEMBAR PENGAMATAN
1. Staf membawa berkas klaim dari kasir untuk Berkas yang diolah setiap
kemudian diberikan kode diagnosa. harinya berkisar (…) berkas
2. Berkas tersebut diberikan kode diagnosa yang Di unit casemix memiliki tiga
diawali dengan memasukkan nomor Surat orang staf yang bertugas
Elegibilitas Peserta (SEP), tanggal berobat, dan melakukan coding BPJS
nama Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP). dengan masing-masing staf
Kemudian staf koder memasukkan tarif rumah memiliki target minimal (…)
sakit, kode diagnosa, dan kode tindakan. Koder berkas per hari.
akan bertanya langsung kepada DPJP apabila
ditemukan kode diagnosa atau tindakan yang
kurang lengkap dankurang jelas.
3. Data tersebut dilakukan grouper sehingga Grouper bertujuan untuk
statusnya dapat berubah menjadi final. melihat jumlah perkiraan
tagihan yang akan ditagihkan
rumah sakit ke pihak BPJS
berdasarkan kelompok kode
penyakit.
- Berkas yang masuk akan langsung diberikan kode diagnosa dan diproses hingga ke
tahapan grouping untuk mengetahui jumlah tagihan dari pihak rumah sakit ke BPJS
Kesehatan.
- Berkas yang telah diberikan kode diagnosis dan lembar tagihan akan diperiksa
kembali untuk memastikan apakah berkas tersebut sudah sesuai dengan data pasien.
- Berkas yang dianggap sudah sesuai akan dibuatkan folder dan berita acara pemgajuan
klaim yang ditandatangani oleh direktur untuk kemudian dikirimkan kepada pihak
BPJS Kesehatan.
Kode
Tgl Tgl Nama
No NRM INA By verifikasi
SEP Pulang peserta
CBGs
MRI
2023- SI** Z-3-16- ditagihkan
1040241478
2023- 01-02 NU******** 0 tanggal 11
1 01-02 Jan 23
Bukti
2023- Z-3-16- layanan &
1040579632 MA*****
2023- 01-02 0 hasil
2 01-02 pemeriksaan
Pemeriksaan
2023- AD* AY* Z-3-19-
2023- 1040579727 penunjang
01-03 MU*** 0
5 01-03 ditagihkan 2x
hasil
2023- G-2-12- pemeriksaan
1040095783 MU********
2023- 01-06 0 belum
6 01-06 dilampirkan
Pemeriksaan
2023- AD* AY* Z-3-19-
2023- 1040579727 penunjang
01-09 MU*** 0
9 01-09 ditagihkan 2x
Pemeriksaan
2023- ER**** Z-3-16-
2023- 1040032111 penunjang
01-10 AG****** 0
12 01-10 ditagihkan 2x
2023- 2023- C-3-13- Protokol
1040573506 LI***
13 01-10 01-10 0 kemo
File belum
ada; MRI
2023- SI** Z-3-16- sudah
1040241478
01-11 NU******** 0 ditagihkan
2023- tanggal 2 Jan
18 01-11 23
Kode
Tgl Tgl Nama
No NRM INA By verifikasi
SEP Pulang peserta
CBGs
MRI
2023- SI** Z-3-16- ditagihkan
1040241478
2023- 01-02 NU******** 0 tanggal 11
1 01-02 Jan 23
Bukti
2023- Z-3-16- layanan &
1040579632 MA*****
2023- 01-02 0 hasil
2 01-02 pemeriksaan
Pemeriksaan
2023- ER**** Z-3-16-
2023- 1040032111 penunjang
01-03 AG****** 0
4 01-03 ditagihkan 2x
Pemeriksaan
2023- AD* AY* Z-3-19-
2023- 1040579727 penunjang
01-03 MU*** 0
5 01-03 ditagihkan 2x
hasil
2023- G-2-12- pemeriksaan
1040095783 MU********
2023- 01-06 0 belum
6 01-06 dilampirkan
Pemeriksaan
2023- ER**** Z-3-16-
2023- 1040032111 penunjang
01-10 AG****** 0
12 01-10 ditagihkan 2x
File belum
2023- SI** Z-3-16- ada; MRI
1040241478
2023- 01-11 NU******** 0 sudah
18 01-11 ditagihkan
tanggal 2 Jan
23