TESIS
BUDI KARMAWAN
1306352105
DEPOK
JANUARI 2017
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
seizin-Nya, saya dapat menyelesaikan Tesis ini. Penulisan Tesis ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister
Administrasi Rumah Sakit pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan Tesis ini. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu DR. Dra. Dumilah Ayuningtyas, MARS. selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan saya dalam penyusunan Tesis ini;
2. Ibu DR. Atik Nurwahyuni, SKM, MKM. yang telah banyak memberikan
dorongan moril dan motivasi untuk menyelesaikan Tesis ini.
3. Ibu Drg. Masyitoh, MARS, selaku penguji sejak Sidang Proposal, Hasil
hingga Tesis yang telah memberikan banyak masukan bermanfaat bagi
penyempurnaan Tesis ini.
4. Ibu Vetty Yulianti S.Si, MPH., Ibu Amila Megraini SE, MBA. dan Bapak
DR. Budi Hartono SE, MARS. yang telah berkenan sebagai penguji Tesis ini.
5. Para Staf AKK terutama mbak Amelia yang telah banyak memberikan
bantuan dan support dalam kelancaran penyelesaian Tesis ini.
6. Ibu Mertua saya, dr. Damayanti Soetjipto, SpTHT dan Ibunda saya Dra.
Djulaeha Affandi yang telah memberikan bantuan moril, material serta doa
tiada henti.
7. Istri saya tercinta, drg. Ira Pramiasih beserta anak-anak saya yang menjadi
motivasi dan penyemangat saya untuk selalu berjuang dan berusaha sebaik
mungkin.
8. Para sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan Tesis
ini.
vi
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu saya. Semoga Tesis ini membawa manfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan untuk masa depan yang lebih baik.
vii
ABSTRAK
ix
Universitas Indonesia
ABSTRACT
The focus of this study is how to develop strategic planning for hospitals, with
case studies of Pertamina Jaya Hospital which is a class C private hospital. This
research is qualitative research with descriptive design. The results showed that
environmental factors both external as well as internal hospital put the Pertamina
Jaya Hospital on the position of Growth and Build on IE Matrix and Internal Fix-
It on TOWS Matrix. An alternative strategy is doing market penetration
accompanied improvements in hospital weaknesses to capture opportunities.
Implementation plan was drawn up in order to be in line with the achievement of
Hospital Vision to be come a Healthcare Organization which can compete in the
era of globalization with International-standard Services by 2020.
x
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………………... 1
1.2. Masalah Penelitian ………………………………………………. 7
1.3. Pertanyaan Penelitian ……………………………………………. 7
1.4. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 8
1.4.1. Tujuan Umum …………………………………………………… 8
1.4.2. Tujuan Khusus …………………………………………………... 8
1.5. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 8
1.5.1. Manfaat bagi Rumah Sakit ………………………………………. 8
1.5.2. Manfaat bagi Praktisi dan Akademisi …………………………… 9
1.6. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………….. 9
xi
Universitas Indonesia
xii
Universitas Indonesia
BAB 7. PEMBAHASAN
7.1. Verifikasi Visi dan Misi …………………………………………. 131
7.2. Analisis SWOT ………………………………………………….. 134
7.2.1. Opportunities (Peluang) …………………………………………. 134
7.2.1.1. Geografi …………………………………………………………. 134
7.2.1.2. Demografi ……………………………………………………….. 135
7.2.1.3. Sosioekonomi ……………………………………………………. 136
7.2.1.4 Epidemiologi …………………………………………………….. 138
7.2.1.5. Teknologi ………………………………………………………... 138
7.2.1.6. Pelanggan ………………………………………………………... 139
7.2.1.7. Pemasok …………………………………………………………. 140
7.2.2. Threats (Ancaman) ……………………………………………… 141
7.2.2.1. Politik dan Kebijakan Pemerintah ………………………………. 141
7.2.2.2. Pesaing …………………………………………………………... 141
7.2.3. Strengths (Kekuatan) ……………………………………………. 143
7.2.3.1. Struktur Organisasi ……………………………………………… 143
7.2.3.2. Pemasaran ……………………………………………………….. 143
7.2.3.3. Produk Layanan …………………………………………………. 144
7.2.4. Weaknesses (Kelemahan) ……………………………………….. 145
7.2.4.1. SDM ……………………………………………………………... 145
7.2.4.2. Keuangan ………………………………………………………... 146
7.2.4.3. Sarana dan Prasarana ……………………………………………. 146
7.2.4.4. Sistem Informasi ………………………………………………… 147
7.3. Matching Stage ………………………………………………….. 147
7.3.1. IE Matrix ………………………………………………………… 148
7.3.2. TOWS Matrix …………………………………………………… 148
7.4. Decision Stage …………………………………………………... 149
7.5. Implementation Stage …………………………………………… 151
xiii
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
xiv
Universitas Indonesia
xv
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
xvi
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Universitas Indonesia
2
Universitas Indonesia
3
Selain itu akreditasi rumah sakit merupakan salah satu persyaratan untuk
memberikan jaminan mutu layanan yang akan menjadi salah satu syarat menjadi
provider BPJS. Akreditasi terhadap suatu produk atau layanan dianggap sangat
penting sebagai indikator dari jaminan mutu. Untuk jenis layanan di Rumah Sakit
(RS), akreditasi dilaksanakan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang
dibentuk oleh Pemerintah. Saat ini terdapat 2.164 unit rumah sakit yang tersebar
di Indonesia, yang dikelola oleh pihak Pemerintah dan Swasta. Operasional di
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
BPJS PERTAMINA
CASH 10% 10%
8%
JAMINAN
4%
ANAK
PERUSAHAAN
5%
PT. PERTAMEDIKA
4%
PENSIUNAN
59%
Gambar 1.1. Proporsi Kunjungan RSPJ Jan-Okt 2016 berdasarkan Jenis Pelanggan
Sumber : Administrasi Medis RSPJ
Universitas Indonesia
6
bukan hanya biaya pengobatan yang dilakukan di RSPJ dan Klinik Satelitnya,
melainkan juga biaya pengobatan bila merujuk ke RS lain untuk kasus-kasus yang
tidak bisa ditangani di RSPJ, seperti ke RSPP dan RS Kelas B & A lainnya,.
Semua biaya pengobatan yang dilakukan di rumah sakit rujukan, dibayar oleh
RSPJ dengan sistem Fee For Service (FFS) sesuai tarif yang berlaku di rumah
tersebut. Kebijakan ini berdampak sangat besar kepada kinerja keuangan RSPJ.
2014 2015
PENDAPATAN 157.274.435.446 177.211.005.364
PENGELUARAN 191.937.815.899 206.273.033.919
LABA RUGI OPERASIONAL -34.663.380.453 -29.062.028.555
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa RSPJ mengalami kerugian yang
cukup signifikan. Hal ini disebabkan karena beban pengeluaran meningkat cukup
besar dibandingkan pendapatan. Beban pengeluaran selama 2014 dan 2015 lebih
banyak dipicu karena RSPJ harus membayar ke rumah sakit lain, terutama RSPP,
untuk penanganan kasus-kasus spesialistik untuk pasien pensiunan Pertamina
yang tidak bisa ditangani di RSPJ. Kasus-kasus yang tidak bisa ditangani oleh
RSPJ lebih disebabkan karena ketidaktersediaan dokter spesialis maupun
peralatan dan penunjang medis lainnya.
Universitas Indonesia
7
Dengan melihat bahwa selama ini RSPJ belum memiliki Rencana Strategis
yang mengacu kepada pencapaian visi dan misi organisasi, penulis ingin
melakukan penyusunan Rencana Strategis RSPJ tahun 2017-2022. Dari penelitian
ini diharapkan akan dihasilkan Perencanaan Strategis yang komprehensif dan
implementatif agar RSPJ dapat mencapai visinya untuk menjadi korporasi bisnis
kesehatan terdepan dan terpercaya yang memiliki keunggulan bersaing
berkelanjutan di pasar domestik dan pasar global.
Universitas Indonesia
8
2. Bagaimana menentukan arah dan strategi yang tepat agar RS Pertamina Jaya
dapat mewujudkan visi dan menjalankan misinya?
Universitas Indonesia
9
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan bahan studi
kasus dalam rangka penyusunan Rencana Strategis, khususnya RS swasta dalam
mengantisipasi perubahan yang terjadi dan akan terjadi di masa yang akan datang
untuk mencapai visi yang dicita-citakan.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENDAHULUAN
“Persiapan yang baik adalah kunci keberhasilan” (Sun Tzu, Ahli Strategi Perang)
10
Universitas Indonesia
11
Universitas Indonesia
12
Rumah Sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah, rumah sakit ini
telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral
hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat.
Universitas Indonesia
13
Rumah Sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran subspesialis terbatas. Terdapat empat macam pelayanan spesialis
disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan
kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan kandungan. Direncanakan
rumah sakit kelas C ini akan didirikan di setiap kabupaten/kota (regency
hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.
Rumah Sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan
menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan rumah sakit kelas D
hanyalah memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi. Sama
halnya dengan rumah sakit tipe C, rumah sakit tipe D juga menampung
pelayanan yang berasal dari puskesmas.
Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus (special hospital) yang
menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja, meliputi
rumah sakit khusus: ibu dan anak; mata; otak; gigi dan mulut; kanker; jantung
dan pembuluh darah; jiwa; infeksi; paru; telinga-hidung-tenggorokan; bedah;
ketergantungan obat; dan ginjal. Rumah Sakit Khusus hanya dapat
menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai bidang kekhususannya dan
bidang lain yang menunjang kekhususan tersebut. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan di luar bidang kekhususannya hanya dapat dilakukan pada
pelayanan gawat darurat.
Universitas Indonesia
14
1. Perumusan Strategis
2. Pelaksanaan Strategis
Universitas Indonesia
15
3. Evaluasi Strategis
Tahap ini merupakan tahap akhir dari manajamen strategis tiga kegiatan
pokok dalam evaluasi strategi adalah :
Swayne, Duncan dan Ginter (2008) percaya bahwa ada tiga tahap dalam
manajemen strategik, yaitu : Pola Pikir Strategis (Strategic Thinking),
Perencanaan Strategis (Strategic Planning), Momentum Strategis (Strategic
Momentum). Ketiga strategi ini memberikan keuntungan sebagai berikut :
Mengikat organisasi menjadi satu dalam tujuan dan visi serta misinya.
Meningkatkan performa keuangan.
Membuktikan ke organisasi dengan adanya self concept, spesific goals and
guidance consistency dalam pengambilan keputusan.
Membantu para manager memahami situasi terkini, masa depan dan
mengetahui langkah-langkah untuk perubahan ke depan.
Membuat para manager melakukan komunikasi vertikal maupun horisontal
dengan efektif.
Mengembangkan secara keseluruhan koordinasi dalam organisasi.
Membuat organisasi melakukan inovasi dan perubahan baru dalam
menyelesaikan permasalahan yang dinamis.
Universitas Indonesia
16
Biasanya terjadi karena kurangnya sosialisasi dari visi yang telah dibangun.
Kaplan dan Norton menemukan bahwa pada umumnya hanya 5 % dari total
jumlah karyawan yang tahu dan memahami visi organisasi.
Studi yang dilakukan Kaplan dan Norton membuktikan bahwa 85% dari
pihak manajemen menghabiskan waktu kurang dari 1 jam per bulan untuk
membahas strategi. Pembahasan hanya berfokus pada masalah keuangan
sementara hal-hal intangible luput dari bahan pembicaraan.
Sumber daya dalam hal ini adalah modal. Studi menunjukkan bahwa 60% dari
organisasi tidak mengkaitkan anggaran dengan strategi. Perlunya mengkaitkan
anggaran dengan strategi karena pelaksanaan strategi membutuhkan biaya.
Universitas Indonesia
17
Menurut Pearce dan Robinson (2014), dalam skala besar strategi merupakan
orientasi rencana masa depan pada interaksi lingkungan yang kompetitif dalam
rangka mencapai tujuan perusahaan Strategi merupakan komitmen manajerial
untuk mengejar berbagai pilihan tentang bagaimana cara bersaing, termasuk
dalam menjawab pertanyaan :
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia
20
Ketika suatu perusahaan menambah suatu produk atau layanan baru yang
tidak terkait/berhubungan dengan produk atau pasar yang sekarang ada,
maka strategi ini disebut sebagai diversifikasi konglomerat. Pada
beberapa kasus terjadi bahwa strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk
mcmperoleh kcuntungan mclalui aktivitas memecah perusahaan yang
telah dibeli atau menjual kembali salah satu atau lebih divisinya.
Joint Venture biasa disingkat JV, merupakan strategi yang sangat populer.
Strategi ini muncul ketika dua atau lebih perusahaan membentuk suatu
kerjasama atau konsorsium dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada
secara bersama-sama. Strategi ini masuk dalam kategori strategi defensif
karena perusahaan yang melakukan JV tidak berminat untuk
bekerja/mengambil resiko sendiri. Tidak jarang, pihak-pihak yang
bermaksud melakukan kerjasama tersebut membentuk suatu perusahaan
baru dengan tujuan menjalankan kerjasama yang dimaksud.
Universitas Indonesia
21
b. Retrenchment (Penciutan)
c. Divestiture (Divestasi)
d. Liquidation (Likuidasi)
Universitas Indonesia
22
prioritas yang baik dan tepat perlu dibangun. Hal ini dibutuhkan karena sumber
daya yang dimiliki perusahaan memiliki keterbatasan tertentu. Prioritas sangat
dibutuhkan, karena dalam penerapan strategi akan berarti pula terjadinya
penyebaran sumber daya dan kemampuan yang mungkin akan terbaca oleh
kompetitor sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah yang justru
membahayakan posisi perusahaan.
1. Evaluasi hasil kinerja dalam hal (a) pengembalian investasi, profitabilitas dan
sebagainya dan (b) misi saat ini, tujuan, strategi dan kebijakan.
2. Menganalisa tata kelola perusahaan, yaitu, kinerja dewan direksi dan
manajemen puncak.
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
Disamping itu tim perencana juga harus menggali lingkungan dalam (internal)
organisasi. Untuk itu Tim Perencana perlu mengambil tiga langkah berikut :
membaca dengan cepat (scanning) lingkungan untuk mengidentifikasikan
tren kunci, menganalisis tren itu serta menginterpretasikan persoalan-
persoalan serta mengkompilasi laporan-laporan yang digunakan untuk
perencanaan pembuat keputusan.
Universitas Indonesia
25
2.6. VISI
Menurut Salusu (2015), Visi adalah gambaran, penglihatan atau impian yang
mungkin dapat direalisasikan dalam kurun waktu yang relatif lama. Visi adalah
gambaran kata-kata yang menampakkan kekokohan dan kesatuan organisasi serta
menjadi payung dari semua keputusan. Sementara visi strategik adalah arah dan
aktivitas yang jelas yang dijadikan pedoman bagi setiap unit organisasi dalam
merencanakan dan melaksanakan sebuah rencana. Beberapa elemen kunci yang
harus diperhatikan ialah bahwa visi harus realistis, terarah dan relevan dengan
yang diinginkan oleh organisasi tersebut. Visi strategik hendaknya bisa
menyesuaikan diri dengan gejolak lingkungan tanpa merubah visi organisasi.
Universitas Indonesia
26
2.7. MISI
Universitas Indonesia
27
Menurut Solihin (2012), Analisis SWOT merupakan salah satu alat analisis
situasional yang paling bertahan dan banyak digunakan perusahaan dalam
melakukan formulasi strategik. Hasil dari analisis SWOT adalah identifikasi
distinctive competencies perusahaan yang berasal dari sumber daya dan
kemampuan internal yang dimiliki perusahaan serta sejumlah peluang yang
selama ini belum dimanfaatkan perusahaan, misalnya akibat adanya kekurangan
dalam kemampuan internal perusahaan. Ayuningtyas (2013), menyatakan bahwa
Analisis SWOT adalah proses identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths), peluang (Opportunities), namun secara
bersama dapat meminimalkankelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Penelitian
Universitas Indonesia
28
1. Lingkungan Eksternal
Universitas Indonesia
29
a. Faktor Ekonomi
Sifat dan arah sistem ekonomi akan mempengaruhi kinerja organisasi yang
berada di wilayah tersebut. Perekonomian berkaitan dengan bagaimana
orang atau bangsa memproduksi, mendistribusikan, dan mengkonsumsi
barang dan jasa. Dan perlu memperhatikan sejauh mana perekonomian
dapat mempengaruhi organisasi dari segi upah, tenaga kerja, inflasi,
perpajakan, pengangguran dan harga barang dikelola.
Universitas Indonesia
30
d. Faktor Teknologi
2. Lingkungan Internal
a. Manajemen
b. Pemasaran
Universitas Indonesia
31
c. Keuangan
Fungsi produksi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang
mengubah input menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi dan
operasi berhubungan dengan input, transformasi dan output yang
bervariasi antar industri dan pasar.
Universitas Indonesia
32
Universitas Indonesia
33
7. Jumlahkan skor tiap faktor untuk mendapatkan skor total EFE RSPJ
8. Proses analisa lingkungan eksternal ini menggunakan CDMG dan EFE
Matrix.
9. Hasil ukur adalah External Critical Success Factors (Peluang dan Ancaman)
serta skor total EFE.
Universitas Indonesia
34
Universitas Indonesia
35
Pada sumbu X yang dipakai untuk total skor IFE, dikategorikan menjadi
tiga yaitu :
Universitas Indonesia
36
Pada sumbu Y yang dipakai untuk total skor EFE, dikategorikan menjadi
tiga yaitu :
3
IV VI Hold &
Sedang VV VI
Maintain
1. Posisi pada sel I, II dan IV digolongkan sebagai posisi Growth and Build,
adalah upaya pertumbuhan suatu organisasi. Alternatif strategi yang cocok
untuk posisi ini adalah strategi intensif seperti market penetration, market
development dan product development, atau strategi terintegrasi seperti
backward integration, forward integration dan horizontal integration.
2. Posisi pada sel III, V dan VII digolongkan sebagai posisi Hold and Maintain.
Strategi yang umum digunakan yaitu strategi market penetration dan product
development.
Universitas Indonesia
37
3. Posisi pada sel VI, VIII dan IX digolongkan sebagai posisi Harvest atau
Divestiture. Strategi yang umum digunakan adalah divestiture, liquidation,
harvesting dan retrenchment.
Universitas Indonesia
38
6 Development Development
8 Integration
9 f. Related Divers
6 Development
7 e. Enchancement
8 f. Status Quo
Universitas Indonesia
BAB 3
PROFIL RS PERTAMINA JAYA
RS Pertamina Jaya adalah salah satu Strategic Business Unit (SBU) dari
PT. Pertamina Bina Medika (Pertamedika). Pertamedika sendiri adalah anak
perusahaan PT. Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang jasa pelayanan
kesehatan. Pertamedika mengelola Rumah Sakit Pertamina yang tersebar di
seluruh Nusantara. Saat ini merupakan salah satu organisasi pelayanan kesehatan
yang besar dengan 14 unit usaha yang terdiri dari :
VISI PERTAMEDIKA
39
Universitas Indonesia
40
MISI PERTAMEDIKA
TUJUAN PERUSAHAAN
SASARAN PERUSAHAAN
CORE VALUE
“La PRIMA” : Layanan yang Profesional, Ramah, Ikhlas, Bermutu dan Antusias
Universitas Indonesia
41
Pada tahun 2000, RSPJ menjadi salah satu strategic bisnis unit PT. RSPP,
dan segala kebijakan RSPJ harus mengacu kepada kebijakan PT. RSPP. PT. RSPP
kemudian berubah nama menjadi PT. Pertamina Bina Medika (Pertamedika) yang
menjadi holding company semua RS Pertamina di seluruh nusantara. Tahun 2009,
berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, RSPJ dilebur
dengan Pertamedika Medical Center, salah satu SBU lain dari PT. Pertamedika,
yang memiliki sejumlah Poliklinik yang tersebar di seluruh Jabodetabek.
Universitas Indonesia
42
Universitas Indonesia
43
Kebidanan dan Supervisor. Wadir Layanan Klinik membawahi tiga orang Kepala
Area Klinik dan satu orang Kepala Unit Kesehatan Lingkungan. Masing-masing
Kepala Area Klinik membawahi beberapa Kepala Klinik.
Selain dibantu para Wadir, Direktur RSPJ juga dibantu oleh Pengawas
Sekretariat, Kepala Manajemen Bisnis dan Pemasaran, Kepala HSE, Kepala
Manajemen Mutu dan Kepala Teknologi Informasi yang masing-masing
bertanggung jawab langsung kepada Direktur. Untuk fungsi pengawasan,
Direktur RSPJ dibantu oleh Kepala Satuan Pemeriksaan Internal (SPI), Kepala
Komite Medik, Kepala Komite Keperawatan dan para Kepala Komite lain.
Universitas Indonesia
44
DIREKTUR UTAMA
PERTAMEDIKA
DIREKTUR RS
PERTAMINA JAYA
Pws
Sekretariat
Satuan
Panitia/ Komite Komite
Pemeri ksaan Ka. Manajemen Bisnis
Komite‐ Keperawatan Medik
Internal (SPI)
komite
WADIR LAYANAN
WADIR MED IS WADIR KEPERAWATAN WADIR S DM & UMUM WADIR KEUANGAN
KLINIK
SMF SKF
Universitas Indonesia
45
Universitas Indonesia
46
Universitas Indonesia
47
Kantin
Mini Market
Masjid
Fasilitas ATM Mandiri, ATM Niaga, ATM BRI dan ATM BCA
Universitas Indonesia
48
Klinik-klinik ini berfungsi sebagai PPK I. Jenis layanan yang ada di Klinik
bervariasi tergantung golongannya. Klinik-klinik ini digolongkan menjadi 3
kategori ; Klinik Pratama, Klinik Madya, Klinik Utama. Yang membedakan
adalah kelengkapan fasilitas dan layanannya.
Untuk Klinik Madya, jenis layanannya sama dengan Klinik Pratama, ditambah :
Laboratorium`Sederhana
USG
EKG
Ruang Khitan
Orthodonti/Prosthodonti
Universitas Indonesia
49
Untuk Klinik Utama, jenis layanannya mencakup semua layanan yang ada di
Klinik Madya ditambah :
Dokter Spesialis (Internist, Bedah mulut, Jantung, Olahraga, Radiologi)
Employee Exercise Centre (Rehab Cardio Vascular)
Dokter Akupunktur
Fisioterapi
Medical Check Up
Spirometri
Audiometri
Treadmill
Respy O2
Bio-E (Terapi alergi Bio Resonancy Non Invasif )
Dental Spa, Dental Whitening
Beauty Care
Selain layanan Rumah Sakit dan Klinik, RSPJ juga memiliki layanan lain
yang memiliki tim khusus, antara lain :
Universitas Indonesia
50
3. SANITASI LINGKUNGAN
Fogging (pengasapan)
Spraying (penyemprotan)
Termite Control (pengendalian rayap)
Roddent Control (pengendalian tikus)
Universitas Indonesia
BAB 4
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
51
Universitas Indonesia
52
1. Input Stage
2. Matching Stage
a. IE Matrix
b. TOWS Matrix
Universitas Indonesia
53
3. Decision Stage
4. Implementation Stage
Pada tahap ini disusun rencana Implementasi yang efektif meliputi peran dan
tanggung jawab masing-masing fungsi terkait, sasaran khusus dan hasil yang
diharapkan, perincian langkah-langkah tindakan yang spesifik serta relevan,
jadwal, kebutuhan sumber daya, proses komunikasi, peninjauan ulang,
pengawasan dan koreksi prosedur pertengahan pelaksanaan dan laporan
pertanggungjawaban.
Universitas Indonesia
54
Universitas Indonesia
55
Universitas Indonesia
56
Laju inflasi
4 Politik Adalah pengaruh politik dalam bentuk Inventarisasi Formulir isian Daftar kebijakan yang berhubungan
peraturan atau kebijakan pemerintah yang kebijakan dan dengan RS dan pembahasan
berpengaruh terhadap RS peraturan pemerintah
tentang pelayanan
kesehatan.
Menganalisis data
primer dan sekunder
Universitas Indonesia
57
Universitas Indonesia
58
Universitas Indonesia
59
Universitas Indonesia
BAB 5
METODE PENELITIAN
60
Universitas Indonesia
61
1. Direktur RSPJ
2. Wakil Direktur Keuangan RSPJ
3. Wakil Direktur Medis RSPJ
4. Wakil Direktur Keperawatan RSPJ
5. Wakil Direktur SDM dan Umum RSPJ
6. Wakil Direktur Layanan Klinik RSPJ
7. Kepala Manajemen Bisnis RSPJ
8. Kepala SDM RSPJ
9. Kepala Teknik RSPJ
10. Kepala TI RSPJ
11. Kepala Logistik RSPJ
Universitas Indonesia
62
Data sekunder berupa dokumen dan referensi yang relevan dan dibutuhkan
dalam penelitian ini, didapat dari fungsi terkait di lingkungan internal RSPJ,
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Dalam penelitian ini validitas data merupakan hal penting yang harus
diperhatikan seperti penelitian pada umumnya. Adapun teknik uji validitasnya
disesuaikan dengan rancangan kualitatif yaitu metode triangulasi yang
memanfaatkan sesuatu dalam data itu sendiri untuk kepentingan pengecekan atau
sebagai pembanding (Moleong, 1991). Tehnik Triangulasi yang dipakai dalam
penelitian ini adalah :
1. Triangulasi Sumber
yaitu membandingkan data hasil wawancara dari informan dengan dokumen
yang berkaitan dengan kepentingan penelitian ini.
2. Triangulasi Metoda
yaitu melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data secara bersamaan yaitu telaah dokumen serta wawancara
mendalam.
Universitas Indonesia
63
4. Implementation Stage
Tahapan terakhir adalah pembuatan rencana implementasi (plan of action).
Dalam penelitian ini analisis data akan disajikan dengan berbagai bentuk
baik tabel, matriks maupun narasi. Adapun susunan dalam penyajian data akan
mengikuti kerangka konsep yang ada seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Universitas Indonesia
BAB 6
HASIL PENELITIAN
64
Universitas Indonesia
65
dan Matriks EFE sehingga didapatkan nilai skor IFE dan EFE.
c. Melakukan proses matching dengan menggunakan Matriks IE dan Matriks
TOWS untuk menentukan positioning RS Pertamina Jaya saat ini.
d. Menentukan alternatif strategi yang layak diimplementasikan sesuai
positioning RS Pertamina Jaya saat ini.
e. Menetapkan strategi terpilih dari beberapa altematif yang telah dihasilkan
pada tahap sebelumnya melalui CDMG.
RS Pertamina Jaya sebagai salah satu Strategic Bisnis Unit (SBU) dari PT.
Pertamedika memiliki Visi dan Misi yang merupakan turunan dari Visi dan Misi
Korporasi. Masing-masing SBU dari PT. Pertamedika membuat Visi dan Misi
sendiri sesuai dengan karakter dan fungsi dari masing-masing SBU dengan
berpedoman pada Visi dan Misi Korporasi.
Dari tabel berikut, kita dapat melihat bahwa Visi PT. Pertamedika sebagai
korporasi dan Visi RS Pertamina Jaya sebagai SBU memiliki persamaan
mendasar yaitu menjadi Institusi yang memiliki daya saing atau unggul dalam
persaingan di tingkat domestik maupun global/internasional. PT. Pertamedika
melalui SBUnya yang tersebar di seluruh nusantara harus mampu menjadi yang
terbaik di pasar domestik. Tidak hanya itu, di masa depan PT. Pertamedika juga
harus mampu bersaing di tingkat Internasional dengan membuka SBU di negara-
negara lain. RS Pertamina Jaya sebagai SBU PT. Pertamedika memiliki visi
menjadi Institusi Kesehatan yang mampu bersaing di era globalisasi dengan
Pelayanan Berstandar Internasional. RS Pertamina Jaya harus mampu menjadi
yang terbaik di wilayah kerjanya yaitu wilayah Jakarta Raya dan sekitarnya. RS
Pertamina Jaya memiliki visi untuk dapat memberikan Pelayanan Berstandar
Internasional agar dapat menjaga keunggulan dengan para pesaingnya.
Universitas Indonesia
66
Tabel 6.1. Perbandingan Visi dan Misi PT. Pertamedika dan RS Pertamina Jaya
Namun bila melihat dari Visi yang ditetapkan oleh RS Pertamina Jaya,
tercantum tahun 2020 sebagai target waktu pencapaian Visi, terutama yang
berhubungan dengan Pelayanan Berstandar Internasional. Bila mengkaji dan
menghubungkan Pelayanan Berstandar Internasional dengan persyaratan yang
harus dipenuhi menurut Permenkes No. 653 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Universitas Indonesia
67
Indonesia Kelas Dunia, maka sulit bagi RS Pertamina Jaya untuk mencapainya di
tahun 2020. Apalagi selama ini belum disusun Rencana Strategis yang mengacu
kepada pencapaian Visi tersebut.
6.3.1.1. Geografi
Universitas Indonesia
68
Universitas Indonesia
69
Jakarta Pusat.
3. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur.
4. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Namun bila dilihat dari lokasinya yang merupakan perbatasan 3 kota, perlu
dikaji juga data geografis dari masing-masing kota yang berbatasan sebagai
wilayah kerja RS Pertamina Jaya yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta
Utara. Berdasarkan data BPS DKI Jakarta tahun 2014, Jakarta Pusat memiliki
luas wilayah 48,13 km2, yang merupakan luas wilayah urutan kedua terkecil
setelah Kepulauan Seribu. Jakarta Timur dengan luas wilayah 188,03 km2
merupakan wilayah terluas di Provinsi DKI Jakarta, diikuti Jakarta Utara dengan
Universitas Indonesia
70
luas 146,66 km2. Total keseluruhan wilayah Provinsi DKI Jakarta adalah seluas
662,33 km2.
Universitas Indonesia
71
Tabel 6.4. Daftar Potensial Market RS Pertamina Jaya dengan jarak < 2 km
Universitas Indonesia
72
Bila dilihat dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa RS Pertamina Jaya
memiliki letak Geografis yang sangat strategis yang dapat menjadi peluang bagi
perkembangan RS di masa mendatang dengan rincian sebagai berikut :
1. Lokasi berada di jalan utama penghubung 3 kota.
2. Mudah dicapai/diakses baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan
umum.
3. Dekat dengan perumahan/pemukiman, sarana pendidikan, perkantoran dan
pusat perbelanjaan yang merupakan pasar potensial bagi jasa layanan RS.
6.3.1.2. Demografi
Berdasarkan data yang didapatkan dari BPS DKI Jakarta, tahun 2015
kecamatan Cempaka Putih memiliki jumlah penduduk sebanyak 85.051 jiwa,
dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,22 % selama 2014-2015.
Sedangkan jumlah penduduk Jakarta Pusat secara keseluruhan adalah sebesar
914.182 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,42 %. Tingkat
Kepadatan Penduduk di Kecamatan Cempaka Putih adalah 18.134 jiwa/km2,
sedangkan Jakarta Pusat memiliki tingkat kepadatan penduduk sebesar 18.994
jiwa/km2.
Universitas Indonesia
73
Universitas Indonesia
74
Universitas Indonesia
75
Balita
(0‐4 Tahun)
59 Tahun keatas
7% Usia Sekolah
12%
(5‐14 Tahun)
16%
Angkatan Kerja
(15‐59 Tahun)
65%
Universitas Indonesia
76
59 Tahun Balita
keatas (0‐4 Tahun)
8% 8%
Usia Sekolah
(5‐14 Tahun)
17%
Angkatan Kerja
(15‐59 Tahun)
67%
Universitas Indonesia
77
6.3.1.3. Sosioekonomi
Menurut data BPS DKI Jakarta, pada tahun 2015 jumlah Angkatan Kerja
di wilayah DKI Jakarta adalah sebesar 5.092.220 jiwa atau sebesar 66,4 % dari
total jumlah penduduk DKI Jakarta, sedangkan jumlah penduduk yang bekerja
adalah sebesar 4.724.030 jiwa atau sebesar 48,8 % dari total jumlah penduduk
DKI Jakarta. Jumlah pengangguran di wilayah DKI Jakarta adalah sebesar
368.200 jiwa atau sebesar 7,2 % dari total jumlah penduduk DKI Jakarta. Jumlah
penduduk miskin di DKI Jakarta adalah sebesar 368.700 jiwa atau sebesar 3,6 %
dari total jumlah penduduk DKI Jakarta.
Tabel 6.9. Indikator Sosial Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 dan 2015
Universitas Indonesia
78
Menurut data BPS DKI Jakarta, tahun 2015 pendapatan per kapita
masyarakat DKI Jakarta rata-rata sebesar Rp 194,87 juta per tahun atau sebesar
16,2 juta per bulan. Angka ini sangat jauh di atas angka rata-rata pendapatan per
kapita nasional yang berkisar Rp. 45,18 juta per tahun atau sebesar 3,8 juta per
bulan. Laju Pertumbuhan Ekonomi di wilayah DKI Jakarta adalah sebesar 5,88 %,
dengan tingkat inflasi sebesar 3,3 %. Upah Minimum Regional (UMR) wilayah
DKI Jakarta tahun 2016, ditetapkan sebesar 3,1 juta per bulan.
Universitas Indonesia
79
Tabel 6.10. Indikator Ekonomi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 dan 2015
Universitas Indonesia
80
Pasal 25
(2) Peserta yang menginginkan kelas perawatan rawat inap yang lebih tinggi
dari haknya, harus membayar tambahan biaya dengan ketentuan :
a. untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap ke kelas 2 atau kelas 1, tambahan
pembayaran adalah sebesar selisih antara tarif INA-CBG pada kelas rawat inap
Universitas Indonesia
81
yang lebih tinggi terhadap tarif INA CBG pada kelas rawat inap yang sesuai hak
peserta; dan
b. untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap ke kelas VIP, tambahan
pembayaran adalah sebesar selisih antara tarif kamar rawat inap kelas VIP
terhadap tarif kamar rawat inap pada kelas yang menjadi hak peserta, sesuai
lama waktu rawat.
Aturan baru tersebut, terutama butir (b), jelas memberatkan bagi pihak
rumah sakit. Persoalannya adalah selisih biaya perawatan di kelas VIP selama ini
bukan hanya tarif kamar saja, tetapi meliputi jasa-jasa lain seperti dokter spesialis,
jenis obat-obatan dan pelayanan lainnya. Selama ini biaya perawatan pasien BPJS
Kesehatan yang naik kelas diatas kelas yang menjadi haknya dihitung secara
keseluruhan. Setelah itu total biaya tersebut dikurangi dari pembayaran yang di-
cover BPJS Kesehatan, kemudian selisihnya dibayar oleh pasien. Dengan aturan
yang baru ini dikhawatirkan dapat menyebabkan kerugian bagi rumah sakit karena
tidak menutup cost yang sudah dikeluarkan.
6.3.1.5. Epidemiologi
Universitas Indonesia
82
Berikut ini disajikan data 10 penyakit terbanyak yang ada di layanan rawat
jalan dan rawat inap Rumah Sakit yang ada di wilayah Jakarta Pusat tahun 2014,
untuk dibandingkan dengan data 10 penyakit terbanyak yang ada di RS Pertamina
Jaya.
Universitas Indonesia
83
Universitas Indonesia
84
Diare serta penyakit menular seperti Demam Berdarah Dengue dan Demam
Tifoid. RS Pertamina Jaya yang sebagian besar pasiennya adalah pasien
Pensiunan Pertamina berusia lanjut (lansia), 10 penyakit terbanyak yang dilayani
didominasi oleh penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes
melitus. Namun ada kemiripan pola penyakit yang dilayani baik rawat inap
maupun rawat jalan di rumah sakit yang ada di wilayah Jakarta Pusat dengan RS
Pertamina Jaya yaitu Hipertensi.
6.3.1.6. Teknologi
Universitas Indonesia
85
6.3.1.7. Pelanggan
Universitas Indonesia
86
NO ESELON JUMLAH
1 PERTAMINA AKTIF 9.466
2 PENSIUNAN PERTAMINA 52.886
3 PT. PERTAMEDIKA (Own Used) 3.396
4 ANAK PERUSAHAAN PERTAMINA 4.661
5 JAMINAN PERUSAHAAN NON PERTAMINA/ ASURANSI 3.287
6 PASIEN CASH / MEMBAYAR SENDIRI 6.872
7 BPJS 8.850
JUMLAH 89.418
BPJS PERTAMINA
10% 10%
JAMINAN CASH
4% 8%
ANAK
PERUSAHAAN
5%
PT.
PERTAMEDIKA
4%
PENSIUNAN
59%
Jadi bila dilihat dari sisi pelanggan, RS Pertamina Jaya memiliki peluang
untuk berkembang selama dapat terus meningkatkan mutu dan kualitas layanan
serta melakukan upaya-upaya retensi pelanggan, sambil tidak lupa melakukan
upaya-upaya pemasaran untuk mendapatkan pelanggan baru.
Universitas Indonesia
87
6.3.1.8. Pesaing
RS Omni PuloMas adalah rumah sakit swasta kelas B. Rumah sakit ini
mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. RS
Omni PuloMas memiliki 129 dokter dengan perincian 16 dokter umum, 107
Universitas Indonesia
88
dokter spesialis dan 6 orang dokter gigi. RS ini menyediakan 177 tempat tidur
rawat inap, dengan 55 bed untuk kelas 3. Disamping itu RS Omni PuloMas
memiliki Ruang ICU dengan 6 bed, Ruang IGD dengan 7 bed, Ruang Isolasi
dengan 1 bed, Kamar Bersalin dengan 3 bed, Kamar Bayi dengan 18 bed dan 5
Kamar Operasi. Rumah sakit ini belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Rumah sakit ini memiliki layanan unggulan NeuroScience, Fertility, Urology,
Orthopedic dan Cardiovaskuler. Indikator kinerja RS Islam Jakarta adalah sebagai
berikut : BOR 50,9 %, TOI 3,2 hari, GDR 0 %, NDR 0 % dan ALOS 3 hari.
Universitas Indonesia
89
Universitas Indonesia
90
Universitas Indonesia
91
6.3.1.9. Pemasok
Universitas Indonesia
92
Berdasarkan data diatas, kita dapat melihat bahwa faktor Pemasok masih
memberikan peluang untuk RS Pertamina Jaya khususnya keleluasaan dalam
menentukan alternatif pengembangan RS di masa mendatang.
Universitas Indonesia
93
Universitas Indonesia
94
6.3.2.2. SDM
Universitas Indonesia
95
OUT
FUNGSI PWTT PWT MITRA JUMLAH
SOURCE
MANAJEMEN (DIR & WADIR) 6 0 0 6
MEDIS 32 0 91 123
KEPERAWATAN 119 22 50 191
PENUNJANG MEDIS 82 17 14 113
NON MEDIS 49 2 8 175 234
JUMLAH 288 41 163 175 667
Universitas Indonesia
96
Universitas Indonesia
97
Hal senada juga disampaikan oleh Wadir Keuangan : “Sampai saat ini
biaya pengeluaran yang paling besar adalah biaya pekerja. Sebenarnya hal ini
Universitas Indonesia
98
bisa menjadi faktor kekuatan bila kita dapat memaksimalkan SDM yang ada.
SDM yang ada harus produktif. Biaya pekerja besar sebenarnya tidak apa-apa
asal memang semua pekerja produktif dan dapat berkontribusi meningkatkan
pendapatan. Kalau kerjanya tidak produktif, hanya menjadi beban bagi
perusahaan, otomatis faktor SDM menjadi kelemahan kita.”
Universitas Indonesia
99
adalah masalah waktu dan ditambah untuk perawat yang ada di Klinik Satelit
juga terkendala jarak. Kami sedang mencoba mencari solusi untuk hal tersebut.”
6.3.2.3. Keuangan
Tabel 6.18. Rekapitulasi Laba Rugi Operasional RS Pertamina Jaya Tahun 2014 – 2015
Universitas Indonesia
100
B BIAYA OPERASIONAL
1 Biaya Kontrak 13.988.580.464 13.823.265.594
2 Biaya Material -
a. Obat-obatan 22.788.725.685 21.918.846.096
b. Non Obat 11.111.987.272 12.255.189.076
3 Biaya Sundries 11.726.657.981 14.342.746.348
4 Biaya Gaji/Pekerja 54.702.591.666 57.123.713.526
5 Penyusutan Aktiva Tetap 2.565.024.239 2.207.499.382
6 Biaya Lain-lain -
a. Pajak Jasa Giro 9.951.187 3.977.045
c. Lain-lain 2.988 341.850.678
7 Biaya Kapitasi 75.044.294.419 84.255.946.174
TOTAL BIAYA 191.937.815.899 206.273.033.919
Universitas Indonesia
101
Universitas Indonesia
102
Universitas Indonesia
103
6.3.2.4. Pemasaran
Universitas Indonesia
104
Universitas Indonesia
105
Universitas Indonesia
106
menampung lebih kurng 100 motor bahkan datang menutup jalan menuju kamar
jenazah. Ruangan yang tersedia saat ini sudah sangat minim sehingga bila ada
rencana untuk membuat layanan baru yang membutuhkan ruangan, sudah tidak
memungkinkan lagi kecuali dengan memanfaatkan ruangan yang ada. Kendala
lain dibagian teknik adalah kurangnya personil terutama teknik sipil untuk Klinik
Satelit. Akibatnya bila ada permintaan perbaikan atau pekerjaan yang
membutuhkan teknik sipil, penanganannya menjadi lama karena menunggu
antrian pekerjaan.”
Universitas Indonesia
107
Tabel 6.20. Utilisasi Layanan Rawat Jalan RS Pertamina Jaya Tahun 2014 s/d Nov 2016
Universitas Indonesia
108
Universitas Indonesia
109
Universitas Indonesia
110
Untuk jenis produk layanan yang ada di klinik satelit beserta jumlah
kunjungan/utilisasi per tahun dapat dilihat di tabel berikut :
Universitas Indonesia
111
TAHUN
NO NAMA KLINIK UNIT LAYANAN GRAND TOTAL
2014 2015 2016
1 BEKASI UMUM 7.371 7.314 6.015 20.700
GIMUL 1.388 1.255 1.128 3.771
BKIA 127 109 72 308
MCU 3 3
ORTHODONTI 4 4 8 16
PROSTHODONTI 20 3 70 93
SUNTIK BALUT 562 247 214 1.023
LABORATORIUM 38 161 97 296
AKUPUNTUR 17 26 29 72
FARMASI 6.183 5.952 5.072 17.207
2 BOGOR UMUM 5.608 6.171 5.452 17.231
GIMUL 1.130 1.070 908 3.108
BKIA 10 8 8 26
SP ANAK 4 4
ORTHODONTI 5 8 13
PROSTHODONTI 14 26 40
SUNTIK BALUT 181 120 195 496
LABORATORIUM 50 430 365 845
FARMASI 5.532 5.830 5.162 16.524
3 CINERE UMUM 4.548 4.272 3.073 11.893
GIMUL 998 943 657 2.598
BKIA 2 2
ORTHODONTI 21 16 21 58
PROSTHODONTI 6 22 28
SUNTIK BALUT 30 22 10 62
LABORATORIUM 31 169 47 247
Universitas Indonesia
112
TAHUN
NO NAMA KLINIK UNIT LAYANAN GRAND TOTAL
2014 2015 2016
FARMASI 3.734 3.513 2.773 10.020
4 DELI UMUM 8.578 8.218 6.815 23.611
GIMUL 987 903 832 2.722
BKIA 86 144 132 362
MCU 1.423 156 12 1.591
ORTHODONTI 2 2
PROSTHODONTI 17 3 22 42
SUNTIK BALUT 65 168 54 287
LABORATORIUM 1.096 1.170 962 3.228
RADIOLOGI 46 9 55
BIO-E 1 5 6
FARMASI 7.799 8.232 6.898 22.929
5 DEPOK UMUM 10.616 10.055 9.435 30.106
GIMUL 1.973 2.524 2.439 6.936
BKIA 8 208 89 305
MCU 16 1 17
ORTHODONTI 25 21 10 56
PROSTHODONTI 25 4 78 107
SUNTIK BALUT 59 107 99 265
LABORATORIUM 506 759 895 2.160
RADIOLOGI 1 1
AKUPUNTUR 20 20
BIO-E 1 1
FARMASI 9.941 11.134 11.359 32.434
6 GARDA OTO UMUM 1.707 1.476 1.659 4.842
SUNTIK BALUT 123 154 89 366
LABORATORIUM 171 157 252 580
FARMASI 1.911 1.609 1.753 5.273
Universitas Indonesia
113
TAHUN
NO NAMA KLINIK UNIT LAYANAN GRAND TOTAL
2014 2015 2016
7 JATIWARINGIN UMUM 10.968 11.036 8.840 30.844
GIMUL 2.054 1.983 1.738 5.775
BKIA 43 69 37 149
MCU 12 10 19 41
ORTHODONTI 4 3 2 9
PROSTHODONTI 33 38 118 189
SUNTIK BALUT 1.076 273 223 1.572
LABORATORIUM 2.184 1.369 1.518 5.071
RADIOLOGI 170 88 90 348
AKUPUNTUR 24 24
BIO-E 513 505 656 1.674
HOME CARE 1 1 2 4
FARMASI 11.014 11.798 10.905 33.717
8 KANTOR PUSAT UMUM 9.203 9.529 8.452 27.184
GIMUL 2.427 2.283 2.186 6.896
BKIA 1 1
MCU 90 1.094 1.184
ORTHODONTI 3 3
PROSTHODONTI 123 59 264 446
SUNTIK BALUT 348 544 505 1.397
LABORATORIUM 35 1.234 2.352 3.621
RADIOLOGI 1 1
FISIOTERAPI 363 533 468 1.364
FARMASI 8.548 8.234 7.980 24.762
9 KRAMAT 59 UMUM 45 45
GIMUL 582 570 495 1.647
PROSTHODONTI 12 40 52
SUNTIK BALUT 18 18
Universitas Indonesia
114
TAHUN
NO NAMA KLINIK UNIT LAYANAN GRAND TOTAL
2014 2015 2016
FARMASI 1 1
10 KWARNAS UMUM 5.373 2.501 2.232 10.106
MCU 1 1
SUNTIK BALUT 79 64 35 178
LABORATORIUM 170 82 252
FARMASI 8.129 8.105 6.232 22.466
11 MEDAN SATRIA UMUM 2.755 2.839 2.481 8.075
GIMUL 456 394 374 1.224
BKIA 12 4 10 26
PROSTHODONTI 6 2 10 18
SUNTIK BALUT 77 104 96 277
LABORATORIUM 12 224 293 529
RADIOLOGI 1 1
HOME CARE 1 1
FARMASI 2.686 2.699 2.515 7.900
12 MERDEKA TIMUR UMUM 12.566 9.089 21.655
GIMUL 2.442 1.905 4.347
BKIA 87 46 133
MCU 3.133 2.480 157 5.770
PROSTHODONTI 24 1 25
SUNTIK BALUT 1.752 207 1.959
LABORATORIUM 5.156 3.609 305 9.070
RADIOLOGI 382 249 631
FISIOTERAPI 244 197 441
FARMASI 12.113 9.669 21.782
13 SINABUNG UMUM 21.516 20.080 21.509 63.105
GIMUL 3.591 3.498 3.803 10.892
BKIA 54 82 55 191
Universitas Indonesia
115
TAHUN
NO NAMA KLINIK UNIT LAYANAN GRAND TOTAL
2014 2015 2016
MCU 366 267 832 1.465
PROSTHODONTI 47 64 123 234
SUNTIK BALUT 301 361 347 1.009
LABORATORIUM 3.237 2.239 2.191 7.667
RADIOLOGI 173 186 131 490
HOME CARE 1 1 1 3
FARMASI 20.603 20.678 21.401 62.682
14 PATRA JASA UMUM 2.407 2.802 2.557 7.766
GIMUL 569 753 595 1.917
MCU 60 60
ORTHODONTI 1 1
PROSTHODONTI 32 7 53 92
SUNTIK BALUT 451 291 443 1.185
LABORATORIUM 144 318 75 537
RADIOLOGI 1 1
FARMASI 2.381 2.699 2.376 7.456
15 PHE UMUM 2.482 2.685 2.759 7.926
GIMUL 629 810 792 2.231
ORTHODONTI 18 14 69 101
PROSTHODONTI 12 19 83 114
SUNTIK BALUT 132 157 73 362
LABORATORIUM 16 194 254 464
FARMASI 2.560 2.652 2.762 7.974
16 PMTC PMTC 13.335 13.335
17 PONDOK RANJI UMUM 8.034 8.036 6.482 22.552
GIMUL 940 968 772 2.680
BKIA 14 28 68 110
ORTHODONTI 1 1
Universitas Indonesia
116
TAHUN
NO NAMA KLINIK UNIT LAYANAN GRAND TOTAL
2014 2015 2016
PROSTHODONTI 3 2 3 8
SUNTIK BALUT 18 67 37 122
LABORATORIUM 3 469 382 854
FARMASI 7.737 7.790 6.739 22.266
18 RAWAMANGUN UMUM 6.971 22.579 6.352 35.902
GIMUL 1.218 1.173 1.126 3.517
BKIA 28 25 19 72
MCU 199 324 101 624
PMTC 63.182 51.190 105.710 220.082
PROSTHODONTI 21 11 24 56
SUNTIK BALUT 42 75 92 209
LABORATORIUM 682 473 450 1.605
RADIOLOGI 1 2 26 29
HOME CARE 1 1
FARMASI 6.209 6.202 6.478 18.889
19 TPI UMUM 1.230 1.294 79 2.603
GIMUL 382 352 13 747
MCU 89 89
PROSTHODONTI 8 1 13 22
SUNTIK BALUT 129 63 3 195
LABORATORIUM 82 89 7 178
FARMASI 1.331 1.484 103 2.918
20 YOS SUDARSO UMUM 2.835 2.399 1.570 6.804
GIMUL 764 587 490 1.841
BKIA 1 1 2
MCU 135 130 78 343
ORTHODONTI 2 3 1 6
PROSTHODONTI 25 3 52 80
Universitas Indonesia
117
TAHUN
NO NAMA KLINIK UNIT LAYANAN GRAND TOTAL
2014 2015 2016
SUNTIK BALUT 196 66 18 280
LABORATORIUM 167 310 250 727
FARMASI 3.037 2.436 1.579 7.052
Catatan :
Klinik Merdeka Timur pada awal tahun 2016 ditutup karena lahan yang
dipergunakan selama ini adalah milik Pertamina dan akan dialih gunakan
menjadi perkantoran. Yang masih beroperasi tinggal Layanan MCU dan
Laboratorium yang pada akhir tahun ini akan dipindahkan ke Klinik Kantor
Pusat.
Klinik TPI mulai pertengahan tahun 2016 diambil alih oleh RSPP.
Klinik PMTC mulai berdiri awal tahun 2016. Semua pekerja berasal dari luar
(Out Source). Secara struktural masih masuk sebagai project Manajemen
Bisnis tetapi tetap dibawah kendali Wadir Layanan Klinik.
Universitas Indonesia
118
Universitas Indonesia
119
sehingga data dapat berubah dan tidak valid. Hal ini sudah ditindaklanjuti sejak
awal tahun 2016 dengan mengembangkan Sistem Informasi baru untuk RS.
Penyiapan Sistem Informasi baru sudah mencapai tahap final. Rencananya akan
dilaunching per 1 Januari 2017 setelah beberapa bulan ini dilakukan persiapan
dan uji coba. Hardware dan Jaringan Network sudah dibenahi. Software sudah
siap. Yang masih perlu dilakukan adalah melatih para user. Untuk sistem yang
baru ini, para user terutama pemegang pasien yang kesemuanya adalah tenaga
medis harus disiplin menginput data. Kendalanya adalah para tenaga medis ini
terutama dokter spesialis belum memiliki waktu atau belum mau meluangkan
waktu untuk dilatih petugas TI menggunakan Sistem Informasi yang baru.
Kendala ini sudah disampaikan kepada manajemen untuk dicarikan solusinya.
Berdasarkan uji coba kemarin, Sistem Informasi yang baru ini terbukti dapat
dihandalkan terutama untuk menyiapkan data yang dibutuhkan oleh manajemen
secara cepat dan akurat. Kelemahan Sistem Informasi ini adalah belum berbasis
web. Sistem Informasi ini di masa mendatang akan terus dikembangkan.”
Universitas Indonesia
120
RS ini adalah dapat diakses dimanapun baik dengan Smartphone maupun Tablet
sehingga dapat disinkronasikan dengan Sistem Informasi Klinik Satelit yang
selama ini sudah webbase. Hal ini juga berguna untuk layanan MCU Onsite
untuk percepatan pelaporan dan hasil MCU dan memudahkan para user untuk
mengakses data dimanapun dan kapanpun. Tentunya Sistem Informasi berbasis
web ini juga harus diproteksi dengan firewall yang handal agar tidak disalah
gunakan atau diakses oleh sembarang orang.”
Universitas Indonesia
121
Universitas Indonesia
122
Universitas Indonesia
123
Universitas Indonesia
124
Universitas Indonesia
125
Universitas Indonesia
126
6.5.1. IE MATRIX
Matrix IE ditentukan dengan menggunakan total nilai EFE dan IFE. Hasil
pemetaan Nilai EFE (3,1) dan Nilai IFE (2,85) pada IE Matrix menunjukkan
posisi RS Pertamina Jaya berada pada kuadran II seperti yang ditunjukkan pada
gambar berikut :
Universitas Indonesia
127
Universitas Indonesia
128
2 Pemasaran Keuangan
4 Sistem Informasi
List External Opportunities
Future Quadran Internal Fix-it Quadran
(7)
1 Geografis a. Related Divers a. Retrenchment
b. Vertical Integration b. Enchancement
2 Demografis
c. Market Development c. Market Development
3 Sosioekonomi
d. Product Development d. Product Development
4 Teknologi e. Market Penetration e. Related Vertical
5 Epidemiologi Integration
f. Related Divers
6 Pelanggan
7 Pemasok
List External Threats
External Fit-it Quadran Survival Quadran
(2)
1 Politik dan Kebijakan a. Related Divers a. Unrelated Divers
b. Unrelated Divers b. Divestire
2 Pesaing
c. Market Development c. Liquidation
d. Product Development d. Harvesting
e. Enchancement e. Retrenchment
f. Status Quo
Universitas Indonesia
129
Universitas Indonesia
130
Universitas Indonesia
BAB 7
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini, peneliti akan membahas tentang verifikasi visi
dan misi, faktor-faktor analisis lingkungan RS Pertamina Jaya yang berperan
sebagai kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman sebagai dasar dalam
penentuan posisi strategis, alternatif strategi, dan pemilihan strategi terpilih serta
rencana implementasinya.
131
Universitas Indonesia
132
Universitas Indonesia
133
yang merupakan hasil kompromi intepretasi visi. Misi merupakan sesuatu yang
nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara
pencapaian.
Misi RS Pertamina Jaya sudah cukup baik. Dalam Misi itu dimuat apa
yang harus dikerjakan untuk mencapai Visi yang diharapkan serta memberikan
petunjuk garis besar cara pencapaiannya. Untuk mewujudkan Visi memiliki daya
saing di tingkat Internasional, misi RS Pertamina Jaya menjabarkan garis besar
haluan cara pencapaiannya, yaitu :
b. Sistem Informasi yang ada selama ini belum terintegrasi, baik ke jaringan
16 Klinik Satelit sejabodetabek, maupun belum terintegrasi ke perusahaan
induk PT. Pertamedika.
Universitas Indonesia
134
Tanpa ditunjang oleh SDM yang handal dan profesional, pelayanan yang
memuaskan tidak dapat tercapai. Ilmu terus berkembang. Tanpa pembelajaran
berkesinambungan akan menghambat perkembangan perusahaan.
7.2.1.1. Geografi
Dari hasil penelitian jelas terlihat bahwa lokasi RS Pertamina Jaya terletak
di pinggir Jalan Jenderal Ahmad Yani yang merupakan jalur lalu lintas yang padat
serta dilalui oleh Tol Lingkar Dalam Jakarta. Hal ini merupakan suatu
keuntungan. Para pelanggan terutama pelanggan baru akan mudah mengetahui
lokasi keberadaannya RS dan mudah menjangkaunya. Kemudahan akses
merupakan keuntungan lain yang dimiliki RS Pertamina Jaya. Jalan Jenderal
Ahmad Yani merupakan jalan penghubung 3 kota yaitu Jakarta Pusat, Jakarta
Timur dan Jakarta Utara. Kondisi Jalan Ahmad Yani sangat lebar dengan kondisi
jalan yang baik. Angkutan umum yang melintasi RS Pertamina Jaya cukup
banyak dan bervariasi. Letak rumah sakit yang berada di tengah kepadatan
perumahan, apartemen, perkantoran, sarana pendidikan dan pusat perbelanjaan
merupakan peluang bagi rumah sakit dalam upaya menangkap pasar potensial.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, untuk kajian faktor geografis RS
Pertamina Jaya adalah sebagai berikut :
1. Lokasi RS berada di jalan utama penghubung 3 kota.
2. Luas Administratif bila dilihat berdasarkan tingkat kecamatan (Cempaka
Putih) adalah 4,69 km2. Dan bila dilihat berdasarkan tingkat kota (Jakarta
Pusat) adalah 48,13 km2. Keduanya memiliki luas wilayah yang relatif kecil.
Universitas Indonesia
135
7.2.1.2. Demografi
Demografi adalah faktor ekstemal yang penting dan harus dinilai secara
komprehensif. Faktor demografi yang diteliti saat ini meliputi jumlah penduduk,
kepadatan, komposisi berdasarkan Jenis kelamin, usia dan tingkat pertumbuhan
penduduk. Menurut Hunger dan Thomas (2002), salah satu faktor lingkungan
eksternal yang dapat menjadi peluang bagi sebuah organisasi adalah jumlah
penduduk yang bertambah. Dari hasil penelitian diketahui beberapa hal sebagai
berikut :
Universitas Indonesia
136
Dengan luas wilayah yang tetap dan tidak luas sementara jumlah
penduduk terus mengalami peningkatan maka kepadatan penduduk di akan terus
meningkat. Semakin padatnya pemukiman penduduk, berdampak pada kumuhnya
lingkungan dan kurangnya ketersediaan lahan untuk fasilitas sosial dan umum
yang berujung pada menurunnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal ini
harus dipandang dengan komprehensif dan seksama karena jumlah penduduk
yang bertambah harus juga memiliki daya beli yang memadai untuk
mendukung perkembangan industri termasuk perumahsakitan.
Untuk data komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan usia, lebih
ditujukan untuk pemilihan pengembangan produk layanan. Untuk komposisi
berdasarkan jenis kelamin, tidak ada perbedaan bermakna antara jumlah laki-laki
dan perempuan. Untuk komposisi berdasarkan usia, didominasi oleh golongan
usia 15-59 tahun yang termasuk usia produktif/angkatan kerja. Produk Layanan
yang dipilih sebaiknya mengacu kepada kebutuhan pelanggan agar tetap aktif dan
produktif. Layanan Medical Check Up dapat menjadi pilihan untuk dapat
dikembangkan dan dikemas lebih baik.
7.2.1.3. Sosioekonomi
Indikator yang dapat dipakai untuk menilai kondisi sosioekonomi suatu
daerah sangatlah bervariasi. Kondisi sosial yang akan ditinjau dalam penelitian ini
adalah kondisi sosial yang mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat.
Indikator yang dipilih untuk menggambarkan kondisi sosial tersebut antara lain
jumlah dan persentase penduduk miskin, distribusi pendapatan dan gini ratio,
Universitas Indonesia
137
jumlah angkatan kerja dan tingkat pengangguran terbuka. Indikator dari kondisi
perekonomian suatu wilayah antara lain adalah pendapatan per kapita, laju
pertumbuhan ekonomi serta tingkat inflasi. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan data sebagai berikut :
1. Jumlah Angkatan Kerja di wilayah DKI Jakarta adalah sebesar 5.092.220 jiwa
atau sebesar 66,4 % dari total jumlah penduduk DKI Jakarta, sedangkan
jumlah penduduk yang bekerja adalah sebesar 4.724.030 jiwa atau sebesar
48,8 % dari total jumlah penduduk DKI Jakarta.
2. Jumlah pengangguran di wilayah DKI Jakarta adalah sebesar 368.200 jiwa
atau sebesar 7,2 % dari total jumlah penduduk DKI Jakarta.
3. Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta adalah sebesar 368.700 jiwa atau
sebesar 3,6 % dari total jumlah penduduk DKI Jakarta.
4. 56,2 % penduduk DKI Jakarta memiliki penghasilan tinggi, 29,7 %
berpenghasilan sedang dan 14,1 % berpenghasilan rendah.
5. Gini Ratio Distribusi Pendapatan atau kesenjangan pendapatan di wilayah
DKI Jakarta adalah sebesar 0,5.
6. Pendapatan per kapita masyarakat DKI Jakarta rata-rata sebesar Rp 194,87
juta per tahun atau sebesar 16,2 juta per bulan. Angka ini sangat jauh di atas
angka rata-rata pendapatan per kapita nasional yang berkisar Rp. 45,18 juta
per tahun atau sebesar 3,8 juta per bulan.
7. Laju Pertumbuhan Ekonomi di wilayah DKI Jakarta adalah sebesar 5,88 %,
dengan tingkat inflasi sebesar 3,3 %.
8. Upah Minimum Regional (UMR) wilayah DKI Jakarta tahun 2016, ditetapkan
sebesar 3,1 juta per bulan.
Universitas Indonesia
138
7.2.1.4. Epidemiologi
7.2.1.5. Teknologi
Universitas Indonesia
139
saing. Bagi RS yang memiliki permodalan kuat dan flexible dalam mengambil
keputusan berinvestasi tentunya hal ini menjadi peluang dalam memenangkan
persaingan. Namun bagi RS swasta yang tidak didukung permodalan kuat atau RS
pemerintah yang harus melalui jalur birokrasi yang panjang dalam pengadaan
investasi alat, hal ini dapat menjadi ancaman. RS Pertamina Jaya didukung oleh
basis keuangan korporasi yang kuat dan flexible dalam melakukan investasi alat
kedokteran terkini menganggap bahwa faktor Teknologi merupakan suatu
peluang. CDMG menyepakati secara bulat bahwa faktor Teknologi merupakan
peluang.
7.2.1.6. Pelanggan
Definisi pelanggan menurut Griffin & Ebert (2007) adalah seseorang yang
menjadi terbiasa untuk membeli dari anda. Berdasarkan data dari hasil penelitian
didapatkan bahwa RS Pertamina memiliki keuntungan karena memiliki Captive
Market. Captive Market adalah pasar yang ditangkap atau pasar tertutup. Karena
PT. Pertamedika adalah anak perusahaan PT. Pertamina (Persero) yang
menguasai saham korporasi sebesar 99 %, maka pelayanan kesehatan karyawan
dan pensiunan PT. Pertamina (Persero) dan 16 anak perusahaannya diserahkan
kepada PT. Pertamedika beserta seluruh jaringan RSnya, termasuk RS Pertamina
Jaya. Jadi karyawan dan pensiunan Pertamina hanya dapat berobat ke RS dan
Klinik yang termasuk ke dalam jaringan PT. Pertamedika. Itulah yang disebut
Captive Market. Hal ini merupakan modal utama bagi RS Pertamina Jaya dalam
mendapatkan pendapatan secara berkesinambungan. Ditambah lagi kunjungan
BPJS mengalami trend yang terus meningkat. Saat ini komposisi pelanggan RS
Pertamina Jaya didominasi oleh Pensiunan Pertamina, Karyawan Pertamina Aktif
dan Pasien BPJS Kesehatan.
Universitas Indonesia
140
kunjungan dari jenis pelanggan lain khususnya pasien BPJS yang memiliki
potensi pasar yang cukup besar dimasa mendatang.
CDMG memutuskan faktor pelanggan masih merupakan peluang bagi RS, dengan
catatan bahwa RS Pertamina Jaya harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
7.2.1.7. Pemasok
Wheelen dan Hunger (2004) menyatakan bahwa salah satu faktor ekstemal
yang dapat menjadi peluang bagi sebuah organisasi adalah hubungan baik dengan
pemasok. Kerjasama yang dijalin dengan banyak pemasok dalam memenuhi
kebutuhan seperti obat, alat medis, peralatan non medis dan lain-lain haruslah
dapat dibina dengan baik. Banyaknya jumlah pemasok merupakan keuntungan
bagi RS untuk dapat memilih dengan leluasa dan tanpa tekanan produk yang akan
diambil dengan pertimbangan harga yang kompetitif dan kualitas barang yang
ditawarkan. Kesepakatan dalam waktu pembayaran dan waktu pengiriman yang
tepat adalah beberapa faktor yang mendukung lainnya. RS Pertamina Jaya
menjalin hubungan yang cukup baik dengan banyak pemasok besar. Meskipun
sering terjadi keterlambatan pembayaran karena kekacauan cashflow sehingga
sering menyebabkan kekosongan obat, namun hubungan dengan pemasok masih
Universitas Indonesia
141
cukup baik. CDMG memutuskan bahwa faktor pemasok adalah Peluang, dengan
catatan RS Pertamina Jaya harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
7.2.2.2. Pesaing
Sarana kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas maupun sarana
pelayanan kesehatan lainnya adalah faktor yang akan menentukan berhasil
tidaknya pembangunan kesehatan dibidang kesehatan. Pertumbuhan sarana
Universitas Indonesia
142
kesehatan yang tidak begitu pesat di Jakarta Pusat membuka peluang bagi RS
Pertamina mengembangkan pangsa pasamya. Namun dalam radius kurang dari 10
km, RS Pertamina Jaya memiliki pesaing yaitu RS Islam Jakarta dan RS Omni
Pulomas. Dengan membandingkan data yang ada, RS Pertamina Jaya kalah
dibandingkan dengan RS Pesaing bila dilihat dari fasilitas dan jenis layanan yang
tersedia. Namun RS Pertamina Jaya sebenarnya memiliki keunggulan tersendiri
dibandingkan para pesaing terdekatnya, yaitu :
Setelah menimbang semua data diatas, CDMG tetap memutuskan faktor Pesaing
sebagai ancaman dan oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah untuk
melakukan antisipasi dalam menanggapi ancaman tersebut.
Universitas Indonesia
143
7.2.3.2. Pemasaran
Universitas Indonesia
144
Berdasarkan uraian data diatas, CDMG sepakat menilai bahwa faktor Pemasaran
masih merupakan Kekuatan dengan catatan sebagai berikut :
Universitas Indonesia
145
7.2.4.1. SDM
Universitas Indonesia
146
7.2.4.2. Keuangan
Universitas Indonesia
147
peralatan, perlengkapan dan barang- barang lain yang disatukan dengan service,
selain dari atmosfir penunjang lain seperti tata ruang, aroma dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian semua faktor lingkungan fisik sudah cukup baik.
Namun salah satu yang menjadi kendala adalah keterbatasan ruangan dan lahan
parkir. CDMG memutuskan bahwa faktor Sarana dan Prasarana sebagai
Kelemahan dengan catatan bahwa perlu dilakukan upaya atau rencana untuk
memperluas lahan parkir dan keterbatasan ruangan dengan pilihan alternatif :
Universitas Indonesia
148
dan TOWS Matrix. Analisa ini dilakukan melalui CDMG. berikut adalah
pembahasan masing-masing matriks yang digunakan :
7.3.1. IE Matrix
Dalam menentukan posisi menggunakan matriks IE didasarkan pada dua
dimensi kunci yaitu total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai
EFE yang diberi nilai pada sumbu y. Matriks IE ditentukan dengan menggunakan
nilai skor total IFE dan EFE. Berdasarkan CDMG diperoleh total skor EFE (3,10)
dan total skor IFE yaitu 2,85. Hasil pemetaan pada matrik IE menunjukkan posisi
RS Pertamina Jaya berada pada Sel II yang termasuk dalam strategi Growth and
Build. Adapun strategi yang direkomendasikan pada sel ini adalah Market
Penetration, Market Development, Product Development, Backward Integration,
Forward Integration dan Horizontal Integration.
Universitas Indonesia
149
Universitas Indonesia
150
Universitas Indonesia
151
Universitas Indonesia
152
RENCANA
FUNGSI PROGRAM/KEGIATAN TUJUAN TARGET WAKTU PIC
ANGGARAN
Ka. Area Survey Lokasi Mendapatkan lokasi 3 Alternatif Trisemester awal Biaya Survey Wadir
yang strategis untuk Lokasi 2017 Rp. 500.000,- Layanan
Klinik baru Klinik Klinik
Humas Negosiasi dengan Pemilik Menindak lanjuti Perjanjian 1 Minggu setelah Biaya Survey Kepala
Tempat hasil survey dengan Sewa penetapan lokasi Rp. 500.000,- Manajemen
melakukan negosiasi Bisnis
dengan pemilik
tempat untuk
mendapatkan
kesepakatan sewa
Teknik Persiapan Tempat Melakukan renovasi Lokasi siap Lokasi harus Biaya Renovasi Wadir
dan persiapan tempat untuk sudah siap 2 bulan Rp. Umum &
sesuai standar Klinik beroperasi setelah perjanjian 300.000.000,- SDM
Satelit RSPJ sewa
Universitas Indonesia
153
RENCANA
FUNGSI PROGRAM/KEGIATAN TUJUAN TARGET WAKTU PIC
ANGGARAN
ditandatangani
SDM Persiapan SDM Klinik Melakukan distribusi Semua SDM Trisemester awal Belum bisa Kepala SDM
pekerja atau merekrut yang 2017 ditentukan
baru untuk dibutuhkan
ditempatkan di Klinik untuk Klinik
Satelit Baru baru sudah
siap.
Tim Kredential Tenaga Menyiapkan Tenaga Tenaga Trisemester awal Belum bisa Kepala
Kredensial Medis yang baru Medis yang Medis siap 2017 ditambah ditentukan Komite
Pelatihan Tenaga Medis Profesional dan pakai Pelatihan 2 bulan Medik
yang baru Handal
Humas Legalitas Mengurus Perizinan Izin 6 bulan setelah Belum bisa Ka Manbis
Klinik dan Izin Operasional Klinik siap ditentukan
Tenaga Kesehatan Klinik dan beroperasi semua
semua SIP izin sudah harus
Tenaga selesai
Universitas Indonesia
154
RENCANA
FUNGSI PROGRAM/KEGIATAN TUJUAN TARGET WAKTU PIC
ANGGARAN
Medis
Logistik Persiapan alat medis dan Menyiapkan semua Klinik siap Semua peralatan Anggaran Wadir
non medis yang dibutuhkan beroperasi sudah terpasang 1 Belanja Umum dan
untuk Klinik baru, bulan setelah Rp. SDM
peralatan medis pekerjaan teknik 500.000.000,-
maupun non medis selesai
termasuk RTK dan
ATK
Keuangan Perencanaan Anggaran Menyiapkan Dukungan RAO Tahunan Belum bisa Wadir
Anggaran yang keuangan ditentukan Keuangan
dibutuhkan lancar
Teknik Persiapan Sistem Informasi Menyiapkan Sistem Sistem Semua peralatan Pengadaan Ka. TI
Informasi Klinik Informasi Klinik baik Informasi sudah terpasang 1 Sistem Informasi
Hardware, Software Klinik siap bulan setelah Rp. 50.000.000,-
dan Jaringan dijalankan pekerjaan teknik
selesai
Universitas Indonesia
155
RENCANA
FUNGSI PROGRAM/KEGIATAN TUJUAN TARGET WAKTU PIC
ANGGARAN
Pemasaran Melakukan Upaya Sosialisasi Masyarakat Dimulai 1 bulan Biaya Promosi Ka. Manbis
Promosi Klinik keberadaan Klinik di sekitar setelah pekerjaan Rp. 10.000.000,-
kepada masyarakat Klinik teknik selesai,
sekitar mengetahui dilakukan secara
keberadaan berkesinambungan
klinik selama 3 bulan
awal.
Legal Rekanan BPJS Mendaftarkan Klinik Menjadi Setelah Surat Izin Tidak ada biaya Ka. Manbis
baru menjadi FKTP FKTP BPJS Operasional
BPJS Klinik terbit.
Ka. Area Evaluasi Kinerja Melakukan Operasional Setiap akhir bulan Belum bisa Wadir
evaluasi dan Klinik selama 3 bulan ditentukan Layanan
menginventarisas berjalan setelah Klinik Klinik
i kendala dan dengan beroperasi, setelah
hambatan di lancar itu evaluasi
tingkat dilakukan per 3
Universitas Indonesia
156
RENCANA
FUNGSI PROGRAM/KEGIATAN TUJUAN TARGET WAKTU PIC
ANGGARAN
operasional bulan
Mencari solusi
pemecahan
masalah dan
mengkomunikasi-
kan dengan
fungsi terkait
untuk
ditindaklanjuti
Universitas Indonesia
157
BULAN
PROGRAM/KEGIATAN FUNGSI PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan alat medis dan non medis Logistik Wadir Umum & SDM
Universitas Indonesia
158
BULAN
PROGRAM/KEGIATAN FUNGSI PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Universitas Indonesia
159
Tabel 7.3. Rencana Implementasi Strategi Memperbaiki Kelemahan Untuk Menangkap Peluang
PROGRAM/
PERSPEKTIF OBJECTIVES MEASUREMENT TARGET INITIATIVE PIC
KEGIATAN
PERSPEKTIF Desentralisasi Billing Mengurangi Proses Billing Kolektivitas Piutang Penyiapan Sistem Wadir
KEUANGAN Workload di max 10 hari < 30 hari kerja Informasi Keuangan
bagian Adm kerja Manajemen Baru
Medis Tagihan dibayar Membuat Alur
max 20 hari Proses Billing Baru
kerja KPI & Koordinasi
Fungsi terkait
PERSPEKTIF Billing Excellence Menghilangkan Jumlah tagihan Zero Billing Error Update Data Wadir
KEUANGAN Billing Error dikembalikan Pelanggan Keuangan
SOP Kelengkapan &
Akurasi Data Billing
Koordinasi Fungsi
terkait
Universitas Indonesia
160
PROGRAM/
PERSPEKTIF OBJECTIVES MEASUREMENT TARGET INITIATIVE PIC
KEGIATAN
PERSPEKTIF Peningkatan Mutu Peningkatan Survey Kepuasan Kepuasan Survey Kepuasan Wadir
PELANGGAN Layanan Kepuasan Pelanggan Pelanggan > 90 % Pelanggan Medis
Pelanggan Penyelesaian
Keluhan/
Komplain > 90 %
PERSPEKTIF Personal Care Retensi Kontak Rate / Jumlah kunjungan Update database Wadir
PELANGGAN Pelanggan lama Kunjungan meningkat 10 % pelanggan lama Medis
pelanggan lama dibandingkan tahun Post Visit Call
lalu Visit Reminder
Greeting Card
Email Promotion
PERSPEKTIF Upaya Promosi Mendapatkan Jumlah Pelanggan Jumlah pelanggan Update database Ka. Manbis
PELANGGAN Efektif pelanggan baru Baru baru meningkat 10 % pelanggan baru
Riset Pemasaran
KPI Tenaga
Pemasaran
Universitas Indonesia
161
PROGRAM/
PERSPEKTIF OBJECTIVES MEASUREMENT TARGET INITIATIVE PIC
KEGIATAN
Upaya promosi yang
efektif sesuai target
pasar
PERSPEKTIF Memperkuat jaringan Meningkatkan Jumlah kunjungan Peningkatan jumlah Konsolidasi dengan Wadir
PELANGGAN rujukan BPJS kunjungan pasien pasien BPJS kunjungan pasien PPK 1 di sekitar RS Medis
BPJS BPJS > 20 % In House Training
dibandingkan tahun bersertifikasi SKP
lalu IDI/PDGI secara rutin
dan gratis untuk
tenaga medis PPK 1
yang masuk dalam
jaringan RS.
PERSPEKTIF Pengembangan Mengembangkan Peningkatan Peningkatan Utilisasi Survey kebutuhan Ka. Manbis
PELANGGAN Produk Layanan Produk Layanan Utilisasi atau layanan terpilih > 10 pelanggan
yang unggul dan menciptakan Jenis % dibandingkan Kotak Saran Interaktif
sesuai dengan Layanan baru tahun lalu atau Kajian produk layanan
Universitas Indonesia
162
PROGRAM/
PERSPEKTIF OBJECTIVES MEASUREMENT TARGET INITIATIVE PIC
KEGIATAN
kebutuhan meluncurkan Jenis baru
pelanggan Layanan baru Diferensiasi pada
produk layanan yang
ada.
PERSPEKTIF Kelancaran Persediaan Obat Selisih PO dan Selisih PO dan Kelancaran Ka.
PROSES BISNIS Persediaan Obat lancar Pengiriman Pengiriman = 0 Pembayaran Supplier Logistik
Renegosiasi PKS
dengan Supplier
tentang termin
pembayaran
PERSPEKTIF Perbaikan Sistem Sistem Informasi User Complain Zero User Complain Implementasi Sistem Ka. TI
PROSES BISNIS Informasi Manajemen yang Informasi Manajemen
Manajemen dapat diandalkan Baru
PDCA SIM baru
Terus melakukan
pengembangan dan
Universitas Indonesia
163
PROGRAM/
PERSPEKTIF OBJECTIVES MEASUREMENT TARGET INITIATIVE PIC
KEGIATAN
penyempurnaan SIM
PERSPEKTIF Perluasan Lahan Menyediakan Jumlah Peningkatan Pembangunan Ka. Teknik
PROSES BISNIS Parkir dan Lahan Parkir dan Kapasitas Parkir Kapasitas Parkir dan Gedung Parkir dan
Ketersediaan Ruangan yang Ratio Luas Penurunan Ratio Kantor Manajemen
Ruangan memadai. Bangunan dan Luas Bangunan dan Kerjasama
Ruangan yang Ruangan yang pengelolaan parkir
tersedia. tersedia. dengan hotel Patra
jasa
PERSPEKTIF Distribusi Pekerja Melakukan Posisi Kosong Zero Vacant Position Workload Analysis Ka. SDM
PERTUMBUHAN distribusi pekerja (Vacant) sesuai (sesuai WLA) (WLA)
DAN sesuai dengan WLA Distribusi pekerja
PEMBELAJARAN kapasitasnya sesuai kapasitas
PERSPEKTIF Sistem Penilaian Mengembangkan Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Survey Tingkat Ka. SDM
PERTUMBUHAN Kinerja Sistem Penilaian Pekerja Pekerja diatas 80 % Kepuasan Pekerja
DAN Kinerja yang Turn over Pekerja Turn over pekerja Mengembangkan
PEMBELAJARAN lebih Obyektif berkurang 10 % Sistem Penilaian
Universitas Indonesia
164
PROGRAM/
PERSPEKTIF OBJECTIVES MEASUREMENT TARGET INITIATIVE PIC
KEGIATAN
dibandingkan tahun Kinerja yang baru
lalu. Menyusun Carier
Path (Jenjang Karir),
Sistem Kenaikan
Golongan dan
Pengangkatan
Karyawan yang
terbuka dan
transparan
berdasarkan Sistem
Penilaian Kinerja
yang baru
PERSPEKTIF Pendidikan dan Membentuk SDM Semua Pekerja Persyaratan Menyusun program Ka. SDM
PERTUMBUHAN Peningkatan yang profesional memiliki Kompetensi minimal pendidikan
DAN Kompetensi Pekerja dan unggul kompetensi di pekerja sesuai berkelanjutan baik in-
PEMBELAJARAN Berkelanjutan bidangnya. dengan bidangnya. house training maupun
Universitas Indonesia
165
PROGRAM/
PERSPEKTIF OBJECTIVES MEASUREMENT TARGET INITIATIVE PIC
KEGIATAN
kursus dan pendidikan
berkelanjutan ke tempat
lain.
Universitas Indonesia
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. KESIMPULAN
2. Misi RS Pertamina Jaya sudah cukup baik. Dalam Misi itu dimuat apa yang
harus dikerjakan untuk mencapai Visi yang diharapkan serta memberikan
petunjuk garis besar cara pencapaiannya. Untuk mewujudkan Visi memiliki
166
Universitas Indonesia
167
3. Dengan melihat data hasil penelitian, melalui CDMG diputuskan bahwa yang
menjadi faktor Peluang bagi RS Pertamina Jaya adalah faktor Geografis,
Demografis, Sosioekonomi, Teknologi, Epidemiologi, Pelanggan dan
Pemasok. Sedangkan untuk faktor Ancaman bagi RS Pertamina Jaya adalah
faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah serta Pesaing.
4. Dengan melihat data hasil penelitian, melalui CDMG diputuskan bahwa yang
menjadi faktor Kekuatan bagi RS Pertamina Jaya adalah faktor Struktur
Organisasi, Pemasaran dan Produk Layanan. Sedangkan untuk faktor
Universitas Indonesia
168
Universitas Indonesia
169
8.2. SARAN
3. Pengembangan strategi yang dihasilkan dalam Tesis ini harus dijabarkan lebih
aplikatif dalam rencana kegiatan tahunan sehingga rencana strategis yang
dihasilkan dapat bermanfaat secara nyata bagi RS Pertamina Jaya.
Universitas Indonesia
170
c. Logistik
Memperbaiki kinerja keuangan untuk kelancaran pembayaran kepada
supplier agar ketersediaaan obat tetap lancar.
Melakukan renegosiasi perjanjian kerjasama dengan para supplier
terutama masalah termin pembayaran.
d. Pemasaran
Memperbaiki sistem penilaian kinerja untuk Manajemen Bisnis,
terutama yang berhubungan dengan upaya promosi dan pengembangan
produk.
Melakukan riset pemasaran di wilayah yang potensial untuk dilakukan
pengembangan dan penetrasi pasar.
e. SDM
Melakukan Workload Analysis (WLA) agar dapat memetakan
kebutuhan SDM di semua lini organisasi baik medis maupun non
medis.
Melakukan distribusi pekerja sesuai dengan hasil WLA.
Memperbaiki Sistem Penilaian Kinerja yang ada agar lebih objektif,
sebagai dasar untuk jenjang karir dan pengangkatan pegawai.
Memperbaiki Sistem Pengangkatan Karyawan dengan prosedur dan
kriteria yang jelas.
Melakukan perencanaan untuk pendidikan dan pelatihan pekerja dalam
rangka peningkatan kompetensi dan keahlian pekerja sesuai bidangnya
baik medis maupun non medis, secara komprehensif dan
berkesinambungan.
f. Keuangan
Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen RS baru yang handal
agar dapat mendukung kinerja baik pelayanan maupun keuangan.
Memperbaiki kinerja manajemen piutang dengan melakukan
desentralisasi proses penagihan untuk mempercepat billing.
g. Sarana & Prasarana
Menjalin kerjasama pengelolaan parkir dengan hotel Patra Jasa yang
bersebelahan dengan RS Pertamina Jaya.
Universitas Indonesia
171
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Azhary, M. Emil (2009). Potret Bisnis Rumah Sakit Indonesia. Economic Review
No. 218, Desember 2009.
Kotler, Philip. & Amstrong, Gary. (2014). Principles of Marketing (10th Ed). New
Jersey : Prentice Hall.
Obeng, Kofi & Ugboro, Isaiah. (2008). Effective Strategic Planning in Public
Transit Systems. Transportation Research 2008. Hal. 420-439.
Khoo Kheng Hor (2002). Sun Tzu dalam Pemasaran. Jakarta : Bhuana Ilmu
Populer.
Pearce, John & Robinson, Richard (2014). Strategic Management (14th Ed). New
York : McGraw-Hill Education
172
Universitas Indonesia
173
David, Fred R. (2010). Strategic Management (13th Ed). New Jersey : Prentice
Hall.
Kaplan, Robert S. & Norton, David (2009). The Balanced Scorecard : Translating
Strategy into Action. Boston : Harvard Business School.
Griffin, Ricky W. & Ebert, Ronald J. (2007). Business Essentials (6th Ed). Pearson
Education Ltd.
Universitas Indonesia
174
Universitas Indonesia
175
Tujuan :
Menggali informasi yang relevan sebanyak-banyaknya dari pengambil keputusan
dalam kegiatan penyusunan Rencana Strategis RS Pertamina Jaya tahun 2017 -
2022.
Pewawancara :
Peneliti
Informan :
1. Direktur RSPJ
2. Wakil Direktur Keuangan RSPJ
3. Wakil Direktur Medis RSPJ
4. Wakil Direktur Keperawatan RSPJ
5. Wakil Direktur SDM dan Umum RSPJ
6. Wakil Direktur Layanan Klinik RSPJ
7. Kepala Manajemen Bisnis RSPJ
8. Kepala SDM RSPJ
9. Kepala Teknik RSPJ
10. Kepala Teknik Informasi (TI) RSPJ
11. Kepala Logistik RSPJ
Etika pewawancara :
Universitas Indonesia
176
Sikap pewawancara :
1. Berpakaian rapi dan sopan.
2. Rendah hati dan hormat kepada informan .
3. Ramah dalam sikap dan ucapan (tetapi efisien,tidak terlalu berbasa-basi).
4. Penuh pengertian terhadap informan dan netral.
5. Sanggup menjadi pendengar yang baik.
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu : 90 menit
Langkah kegiatan :
1. Mengucapkan salam dan menjelaskan maksud dan tujuan (5 menit).
2. Pencairan suasana (5 menit)
3. Menyampaikan ulasan singkat topik yang akan didiskusikan (10 menit)
4. Menyampaikan pertanyaan dan mempersilakan informan memberikan
komentar dan menyampaikan opini dan menjelaskan jawaban (60 menit).
5. Menanyakan kepada informan apakah ada hal-hal lain yang perlu
ditambahkan atau didiskusikan lebih lanjut (5 menit).
6. Membuat kesimpulan dan membacakan kembali hasil wawancara untuk
menjadi komitmen informan dalam proses selanjutnya (5 menit).
DaftarPertanyaan
Lihat di lampiran Daftar Pertanyaan
Universitas Indonesia
177
Universitas Indonesia
178
Universitas Indonesia
179
Universitas Indonesia
180
Universitas Indonesia
181
Universitas Indonesia
182
Universitas Indonesia
183
Universitas Indonesia
184
Universitas Indonesia
185
Universitas Indonesia
186
Universitas Indonesia
187
Universitas Indonesia
188
Tujuan :
Mengetahui faktor-faktor kunci (Critical Success Factor) lingkungan internal dan
eksternal apa saja yang akan mempengaruhi rencana strategis, serta melakukan
kesepakatan dalam proses Perencanaan Strategis selanjutnya. (Matching stage,
Decision stage dan Implementation Stage)
Fasilitator :
Peneliti
Peserta CDMG :
1. Direktur RSPJ
2. Wakil Direktur Keuangan RSPJ
3. Wakil Direktur Medis RSPJ
4. Wakil Direktur Keperawatan RSPJ
5. Wakil Direktur SDM dan Umum RSPJ
6. Wakil Direktur Layanan Klinik RSPJ
Etika pewawancara :
1. Obyektif dalam menyampaikan pertanyaan.
2. Netral, tidak mempengaruhi informan dalam menangkap maksud pertanyaan
dan menjawabnya.
3. Cermat.
4. Jujur dalam mencatat jawaban.
5. Menulis jawaban informan selengkapnya.
Universitas Indonesia
189
Sikap pewawancara :
1. Berpakaian rapi dan sopan.
2. Rendah hati dan hormat kepada informan .
3. Ramah dalam sikap dan ucapan (tetapi efisien,tidak terlalu berbasa-basi).
4. Penuh pengertian terhadap informan dan netral.
5. Sanggup menjadi pendengar yang baik.
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu : 90 menit
Langkah kegiatan :
1. Ucapkan salam, perkenalkan diri dan jelaskan maksud dan tujuan pertemuan
(10 menit)
2. Pencairan suasana (10 menit).
3. Jelaskan kepada informan bahwa jawaban dari pertanyaan akan ditulis oleh
pewawancara dengan Iengkap dan direkam (bila tidak berkeberatan) agar
tidak ada kata-kata yang hilang.
4. Jawaban informan tidak ada yang benar ataupun salah. Semua akan
dicatat oleh pewawancara.
5. Menyampaikan ulasan singkat topik yang akandidiskusikan (10 menit).
6. Kepada anggota CDMG ditampilkan daftar peluang, ancaman, kekuatan dan
kelemahan RSPJ berdasarkan hasil olah data primer dan sekunder kemudian
bersama-sama dibuat konsensus, mana yang akan dimasukkan ke dalam
Critical Success Factor baik eksternal maupun internal.
7. Lakukan penyesuaian dari perbedaan agar tidak ada satupun anggota
Concensus Decision Making Group yang merasa terletak diluar kelompok.
8. Selanjutnya dilakukan tahap Input Stage dengan pemberian bobot dan nilai
pada EFE dan IFE secara konsensus di dalam pertemuan CDMG untuk
mendapatkan skor total dari masing-masing EFE dan IFE yang menyatakan
positioning RSPJ secara eksternal dan internal.
Universitas Indonesia
190
9. Menanyakan kepada para informan apakah ada hal-hal lain yang perlu
ditambahkan atau didiskusikan lebih Ianjut untuk proses selanjutnya (5
menit).
10. Membuat kesimpulan dan membacakan kembali hasil diskusi untuk menjadi
komitmen informan dalam proses selanjutnya (5 menit).
11. Selanjutnya memasuki tahap Matching Stage dengan menggunakan IE Matrix
dan TOWS Matrix dilakukan oleh peneliti sendiri disaksikan oleh anggota
CDMG.
12. Setelah didapatkan alternatif strategi berdasarkan hasil Matching Stage, para
anggota CDMG diminta mendiskusikan mana alternatif strategi yang layak
diimplementasikan.
13. Lakukan penyesuaian dari perbedaan agar tidak ada satupun anggota
Concensus Decision Making Group yang merasa terletak diluar kelompok
untuk tahap Decision Stage ini
14. Setelah dicapai kesepakatan, maka disusun rencana implementasi
untukstrategi terpilih berdasarkan masukan dari semua anggota CDMG.
Universitas Indonesia