ARI MUHANDARI
NPM 1106118155
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Administrasi Rumah Sakit
JULI 2013
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Depok, Mi 2013
METERM fVsttt
(Ari Muhandari)
dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk saya nyatakan
benar
NPM : 1106118155
Tanda Tangan :
Tanggal :
in
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di
IV
v
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Depok
Padatanggal : Juli2013
Yang Menyatakan
Ari Mflihandari
VI
vii
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
ABSTRACT
viii
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN vi
AKADEMIS
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1
1.2 Masalah penelitian 3
1.3 Pertanyaan penelitian 4
1.3.1 Bagaimana penyusunan rencana strategis
4
di RSAB Harapan Kita di Jakarta
1.3.2 Bagaimana implementasi rencana
4
strategis tersebut
1.4 Tujuan penelitian 4
1.4.1 Tujuan umum 4
1.4.2 Tujuan khusus 4
1.5 Ruang lingkup penelitian 5
1.6 Manfaat penelitian 5
ix
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI
3.1 Sejarah RS Anak dan Bunda Harapan Kita 25
3.2 Tugas pokok dan fungsi 27
3.3 Visi dan Misi 27
3.4 Nilai-nilai 28
3.5 Struktur organisasi 28
3.6 Sumber daya 31
3.6.1 Sumber daya manusia 31
3.6.2 Sumber daya sarana dan prasarana 32
3.6.3 Sumber daya anggaran 32
3.7 Penilaian tingkat kinerja RSAB Harapan Kita 33
3.8 Posisi RSAB Harapan Kita 33
x
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
digunakan 54
6.4.1.2 Kesesuaian sistematika penyusunan
56
dengan pedoman yang ada
6.4.1.3 Keterlibatan stakeholder 60
6.4.1.4 Ketersediaan dukungan sumber
70
daya
6.4.2 Implementasi rencana strategis 74
6.4.2.1 Evektivitas sosialisasi Renstra 74
6.4.2.2 Kesesuaian penyusunan RBA
76
dengan panduan
6.4.2.3 Supervisi terhadap pengajuan
78
seluruh kebutuhan program
6.4.2.4 Penilaian terhadap pelaksaan
79
program
DAFTAR PUSTAKA 85
xi
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
DAFTAR GAMBAR dan GRAFIK ix
Gambar 1 Bagan tahap penyusunan Renstra –KL 17
Gambar 2 Proses penyusunan Renstra RS 18
Gambar 3 Arsitektur Organisasi, Program, Kinerja, dan
20
Alokasi Pagu
Gambar 4 Kerangka PBK Tingkat K/L 20
Gambar 5 Diagram Siklus Penerapan PBK 21
Gambar 6 Struktur Organisasi RSAB Harapan Kita 30
Gambar 7 Posisi RSAB Harapan Kita 33
Gambar 8 Kerangka Konsep 36
Grafik 1 Jumlah kehadiran anggota tim dalam rapat
61
penyusunan Renstra
Grafik 2 Persentase kehadiran anggota tim saat rapat
62
penyusunan
Grafik 3 Data jumlah kehadiran peserta rapat non-tim 63
DAFTAR TABEL ix
Tabel 1 Definisi Operasional 38
Tabel 2 Matriks Dasar Pertanyaan yang diajukan 46
xii
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Dekan FKM UI,
NO.4512/H2.F10/PPM.00.00/2013, tanggal 13 Juni 2013
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari Direktur Utama RSAB Harapan
Kita, No.KS.01.02.1313, tanggal 24 Juni 2013
Lampiran 3 Informed Consent Informan
Lampiran 4 Pedoman Wawancara Mendalam
Lampiran 5 SEB – Meneg Pembangunan Nasional/ Ka Bappenasdan
MenKeu, No. 0142/M.PPN /06/2009 dan SE
1848/MK/2009, tanggal 19 Juni 2009, tentang Pedoman
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran.
Lampiran 6 Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Anak dan Bunda
Harapan Kita nomor HK.00.06.016.B, tanggal 25
Feb.2010, tentang Tim Perumus Rencana Staregis
(Renstra) Tahun 2010-2015 RSAB HK
Lampiran 7 Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Anak dan Bunda
Harapan Kita nomor HK.00.06.122.B, tanggal 25 Oktober
2010, tentang Rencana Strategis Tahun 2011-2015
Rumah Sakit Anak dan Bunda harapan Kita.
Lampiran 8 Penetapan Visi, Misi dan Tujuan RSAB Harapan Kita
Tahun 2011-2015, tanggal 26 April 2010
Lampiran 9 Tabel Kehadiran rapat Tim Perumus
Lampiran 10 Matriks Jawaban Informan
xiii
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
2
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
3
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
4
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
5
program.
g. Apakah ada penilaian terhadap pelaksanaan program.
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
7
pesaing, melalui cara yang paling efisien. Terdapat empat komponen yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan strategi yakni peluang pasar; kompetensi
individu dan korporat; nilai-nilai dan aspirasi personal dan kewajiban sosial.
Sedangkan Manstra adalah kegiatan kolektif yang menyangkut pemahaman
tentang hakekat dan implikasi dari perubahan eksternal, kemampuan untuk
mengembangkan strategi yang efektif dalam menghadapi perubahan dan
kemauan serta kemampuan untuk mengelola secara aktif momentum
organisasi. Model dasar Manstra merupakan siklus terdiri atas analisis
lingkungan, formulasi strategi, implementasi, monitor dan evaluasi. Sampurno
(2011) menyatakan pada intinya, Manstra mencakup dua elemen penting.
Elemen pertama, Manstra mengandung tiga proses berkelanjutan yang terdiri
dari analisis, keputusan dan aksi. Elemen kedua, Manstra merupakan studi
guna memahami suatu organisasi mempunyai kinerja yang lebih baik
dibanding organisasi yang lain.
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
8
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
9
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
10
sakit, melalui Keputusan Presiden nomor 38/1991 tentang Unit Swadana. Unit
Swadana pemerintah adalah instansi pemerintah yang mempunyai kewenangan
untuk menggunakan penerimaan fungsional secara langsung. Kebijakan ini
segera berubah dengan ditetapkannya UU nomor 20/1997 tentang Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP). Seiring dengan ditetapkannya UU nomor
25/1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
yang membahas masalah desentralisasi, maka Departemen Kesehatan
bersandar kepada PP nomor 6/2000 tentang Perusahaan Jawatan, menjadikan
RS pemerintah menjadi perusahaan jawatan. Namun status Perjan ini segera
berakhir dengan ditetapkannya UU nomor 19/2003 tentang BUMN yang
mengatur bentuk kelembagaan hanya dua yakni Perusahaan Umum dan Persero
(Trisnantoro, 2005).
Selanjutnya, pada 13 Juni 2005 terbit PP nomor 23/2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. PP tersebut merupakan
peraturan pelaksanaan sebagai tindak lanjut UU nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara. Pada pasal 1 angka 23 UU dimaksud, dikatakan
“Badan Layanan Umum/ BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/ atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan
dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas”. Selanjutnya terbit Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009
tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.
Manfaat Manstra di rumah sakit harus diperhatikan dan dihayati oleh
seluruh SDM di dalamnya, yang ditandai oleh adanya komitmen semua Pihak.
Karakteristik karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi kepada
organisasi menurut Mowday, Porter, dan Steers (dalam Miner, 1992) antara
lain memiliki keyakinan yang kuat terhadap organisasi serta menerima tujuan
dan nilai organisasi, memiliki keinginan yang kuat untuk bekerja, serta
memiliki keinginan yang kuat untuk bertahan dalam organisasi. Namun,
apakah rumah sakit sebagai lembaga bukan mencari untung perlu
menggunakan konsep manajemen strategis? Koteen (1997) seperti dikutip
Trisnantoro (2005), menyatakan bahwa lembaga-lembaga pemerintah dan
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
11
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
12
profesi atau seseorang bekerja sendiri di rumah sakit tanpa didukung oleh
kelompok yang mempunyai harapan sama terhadap rumah sakit di masa
depan.
Trisnantoro (2005) menyatakan dalam konteks Manstra, komitmen
bersama ini harus dibuktikan saat RS menyusun Renstranya. Renstra RS harus
merupakan hasil pemikiran seluruh SDM rumah sakit, tidak saja para manajer,
tetapi juga seluruh staf RS, khususnya klinisi yang ada. Melalui pemikiran
bersama ini, artinya seluruh SDM menyadari berbagai kondisi yang dapat
mengurangi atau meningkatkan perkembangan RS. Tujuannya agar rumah
sakit mempunyai kontrol atas perkembangannya dan tetap memiliki daya saing
di era kompetitif saat ini. Lebih lanjut, Mulyadi (2007) menyatakan bahwa
perencanaan strategik adalah proses penerjemahan misi, visi, tujuan, keyakinan
dasar, nilai, dan strategi. Proses perencanaan strategik merupakan langkah
kedua dari empat langkah dalam proses perencanaan sasaran yang hendak
dicapai dan perencanaan kegiatan guna mencapai sasaran organisasi. Keempat
langkah utama tersebut diawali dengan 1) perumusan strategi, 2) perencanaan
strategik, 3) penyusunan program, dan 4) penyusunan anggaran. Langkah
kedua ini merupakan tahap krusial dalam keseluruhan proses perencanaan
menyeluruh. Hal ini karena kegagalan menyusun Renstra yang komprehensif
dan koheren, akan menyebabkan organisasi tidak memiliki peta perjalanan
yang jelas. Itu sebabnya muncul kecenderungan memanfaatkan metode
balanced scorecard guna menghasilkan Renstra yang komprehensif, koheren,
terukur dan berimbang. Renstra yang baik, akan memudahkan perumusan
program dan anggaran serta memudahkan eksekutif untuk mengomunikasikan
Renstra tersebut ke seluruh unit kerja dan personil.
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
13
harus disusun dan dievaluasi, jika perlu direvisi sesuai ketentuan terbaru.
Peraturan Presiden nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025 mengamanatkan seluruh Kementerian/
Lembaga (K/L) dan Pemerintah daerah (Pemda) melaksanakan reformasi
birokrasi. K/L/Pemda yang telah melaksanakan reformasi birokrasi diberikan
penghargaan dalam bentuk tunjangan kinerja, yang tentunya dikaitkan dengan
capaian kinerja melalui suatu pengukuran kinerja. Untuk dapat melakukan
pengukuran kinerja tersebut, diperlukan sistem penilaian/pengukuran kinerja,
termasuk penyusunan indikator kinerja.
Pengukuran kinerja pada dasarnya dilakukan dengan membandingkan
antara target kinerja dan realisasi kinerja. Kegiatan pengukuran kinerja tersebut
merupakan salah satu tahap dari beberapa tahap yang membentuk suatu sistem
penilaian kinerja atau sistem akuntabilitas kinerja. Siklus ini dimulai dari
perencanaan strategik, perencanaan kinerja, pelaksanaan program, pengukuran
kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan kembali ke perencanaan
kinerja. Oleh karena itu terlihat betapa pentingnya suatu perencanaan strategik,
karena nantinya akan menjadi dasar perhitungan tunjangan kinerja.
Di tingkat unit kerja, penyusunan Renstra harus mengacu pada Renstra
Kementerian-Lembaga. Di tingkat K/L, penyusunan Renstra KL harus
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN). Dokumen Renstra K-L merupakan penjabaran RPJMN, terkait
dengan program dan kegiatan Kementerian/Lembaga dalam mendukung
prioritas Presiden. Hal ini diatur dalam pasal 12 PP nomor 40 tahun 2006
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, bahwa
“Pimpinan K/L menyusun rancangan Renstra-KL yang memuat visi, misi,
tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan pokok sesuai dengan
tugas dan fungsi K/L dengan berpedoman pada Rancangan Awal RPJMN”.
Sedangkan PP nomor 39 tahun 2006 mengatur tentang tata cara pengendalian
dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan.
RPJMN 2010-2014 yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden nomor 5
tahun 2010, merupakan tahap II Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan terdiri dari Sembilan bidang pembangunan.
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
14
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
15
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
16
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
17
Identifikasi
Penyusunan Penyusunan Penyusunan Penyusunan
kondisi umum
Penyusunan tujuan dan arah program target
PERSIAPAN serta analisis
visi dan misi sasaran kebijakan dan dan
potensi dan
strategis dan strategi kegiatan pendanaan
permasalahan
1 Dikutip dari Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas nomor 5 tahun 2009
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
18
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
19
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
20
OPERASIONALISASI KEGIATAN
SATUAN KERJA KEGIATAN # INDIKATOR # SAPSK
OPERASIONAL OPERASIONAL/SK KELUARAN # DIPA
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
21
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
22
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
23
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
24
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
25
BAB III
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
26
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
27
MISI
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang lengkap, terpadu, unggul dan
mutakhir bagi anak, remaja, dan bunda yang dikelola secara bermutu
dengan mengedepankan keselamatan pasien dan terjangkau oleh
masyarakat.
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
28
3.4 Nilai-nilai
Nilai-nilai atau budaya kerja yang dianut dan senantiasa terus
dikembangkan RSAB Harapan Kita adalah ”CANTIK”, yang merupakan
singkatan dari:
• C - Cepat
• A - Akurat
• N - Nyaman dan Aman
• T - Transparan dan Akuntabel
• I - Integritas Tinggi
• K - Kerjasama Tim
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
29
g) Instalasi Radiologi
h) Instalasi Rehabilitasi Medik
i) Instalasi Farmasi.
2. Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan membawahi 2 (dua)
Bagian, yaitu:
a) Bagian Sumber Daya Manusia yang membawahi Sub Bagian
Administrasi Kepegawaian, Sub Bagian Pengembangan SDM, dan Sub
Bagian Kesejahteraan Pegawai.
b) Bagian Pendidikan dan Penelitian yang membawahi Sub Bagian
Pendidikan dan Penelitian Kesehatan dan Sub Bagian Pendidikan dan
Penelitan Non Kesehatan.
3. Direktorat Keuangan membawahi 3 (tiga) bagian, yaitu:
a) Bagian Penyusunan dan Evaluasi Anggaran yang membawahi Sub
Bagian Penyusunan Anggaran dan Sub Bagian Evaluasi Anggaran.
b) Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana yang membawahi Sub
Bagian Perbendaharaan dan Sub Bagian Mobilisasi Dana.
c) Bagian Akuntansi dan Verifikasi yang membawahi Sub Bagian
Akuntansi Keuangan, Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi
Manajemen.
4. Direktorat Umum dan Operasional membawahi 2 (dua) Bagian, yaitu:
a) Bagian Umum yang membawahi Sub Bagian Tata Usaha, Sub Bagian
Rumah Tangga, Sub Bagian Perlengkapan.
b) Bagian Perencanaan dan Pemasaran yang membawahi Sub Bagian
Perencanaan dan Evaluasi, dan Sub Bagian Pemasaran.
Adapun 5 (lima) instalasi yang berada dibawah Direktorat Umum dan
Operasional yaitu:
a) Instalasi Gizi
b) Instalasi Pemeliharaan Prasarana dan Peralatan Medik
c) Instalasi Kesehatan Lingkungan dan Pemeliharaan Sarana
d) Instalasi Sarana Sandang dan Sterilisasi Sentral
e) Instalasi Teknologi Informasi
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
30
KOMITE
HUKUM
DIREKTUR UTAMA
SPI KOMITE
MUTU
SLPP DIREKTUR MEDIK & DIREKTUR UMUM & DIREKTUR SDM & DIREKTUR KOMITE
KEPERAWATAN OPERASIONAL PENDIDIKAN KEUANGAN FARMASI
& TERAPI
SEKSI
SUBBAG SUBBAG SUBBAG SUBBAG SUBBAG
PENUNJANG SEKSI SUBBAG
RT PENGEMBANGN DIKLAT EVALUASI AKUNTANSI
MEDIK PENGED. YAN SUBBAG MOBILISASI
PEGAWAI NON KES ANGGARAN KEUANGAN
KEPERAWATANN PEMASARAN DANA
SEKSI SUBBAG
SUBBAG KESEJAH-
REKAM
PERLENGKP TERAAN
MEDIK
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
31
b. Menurut pangkat/golongan
Uraian Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil
RSAB Harapan Kita menurut golongan adalah sebagai berikut:
1) Golongan IV sejumlah 77 orang.
2) Golongan III sejumlah 708 orang.
3) Golongan II sejumlah 435 orang.
4) Golongan I sejumlah 13 orang.
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
32
c. Menurut pendidikan
Uraian Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil
RSAB Harapan Kita menurut pendidikan adalah sebagai berikut:
1) S3 jumlah 3 orang.
2) S2 jumlah 119 orang.
3) S1 jumlah 144 orang.
4) DIII/Sarjana Muda jumlah 483 orang.
5) SLTA jumlah 426 orang.
6) SLTP jumlah 37 orang.
7) SD jumlah 21 orang.
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
33
+1.00
Kuadran II Kuadran I
+0.80
Stability Growth/Agresif
+0.60
+0.40
0.200
te
Weakness Strength
-1.00 -0.80 -0.60 -0.40 -0,20 +0.20 +0.40 +0.80 +1.00 +1.2
-0.20
-0.40
-0.60
Kuadran III Kuadran IV
-0.80
Defensive/Survival Diversification
-1.00
-1.20
Threat
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
34
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
35
BAB IV
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
36
RENCANA STRATEGIS
RUMAH SAKIT
PEDOMAN PENYUSUNAN PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
RENCANA STRATEGIS RENCANA STRATEGIS ‐ RS
* * SEB 0142/M.PPN/06/2009 –
Ringkasan Ekseku f,
SE 1848/MK/2009 Keterlibatan Stake Holder Pernyataan VISI & MISI,
Tata Nilai/Falsafah,
Dukungan Data
LANDASAN HUKUM Analisis Lingkungan
* PerPres 81/2010 g Grand Design
Dukungan Nara Sumber (Internal & Eksternal),
Reformasi Birokrasi 2010‐2025
Tujuan, Sasaran, Strategis
* PP 40/2006 g Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional
* KepMenKes HK.03.01/160/2010 g Indikator, Target, Pencapaian Pokok‐pokok program & kegiatan,
RenStra KemKes 2010‐14
* PerMen PPN/Ka Bappenas 5/2009 Tujuan pencapaian program.
SOSIALISASI
SUPERVISI
Pembentukan Tim ataukah
Tugas Pokok & Fungsi? Program Tahunan
Rencana Kinerja
Penetapan Kinerja
UMPAN BALIK
Pengukuran Kinerja
Pelaksanaan Anggaran &
Kinerja
RBA SOSIALISASI
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
37
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
38
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
39
..
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
40
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
41
..
..
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
42
...
..
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
43
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
44
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
45
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
46
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
47
..
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
48
…
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
49
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
50
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
51
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
52
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
53
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
54
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
55
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
56
atau pedoman atau apapun yang ‘update’ saat itu”. Dari semua informan
tersebut, peneliti mendapat kesan bahwa saat ini sudah ada pemahaman
bersama tentang pedoman penyusunan Renstra yakni Peraturan Menteri
PPN/Kepala Bappenas nomor 5 tahun 2009 tentang penyusunan Renstra-KL
2010-2014 dan SEB Menteri PPN/Kepala Bappenas-Menkeu Nomor
0142/M.PPN/06/2009 – SE 1848/MK/2009 tanggal 19 Juni 2009 tentang
Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran. Pemahaman ini yang
sudah diterapkan saat dilakukan revisi Renstra yang sudah dimulai di tahun
2012. Hal ini ditegaskan oleh informan 2 dengan menyatakan “untuk proses
revisi kali ini, kami memang memakai pedoman Peraturan Menteri
PPN/Kepala Bappenas nomor 5 tahun 2009.”
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
57
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
58
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
59
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
60
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
61
sebagai pendamping. Selain itu, sebagai anggota ditunjuk unsur manajerial dan
unsur fungsional dari staf medik fungsional (SMF). Ditetapkan Ketua SMF
Kebidanan dan Kandungan serta pejabat sementara Ketua SMF Anak sebagai
pewakilan, karena bisnis utama RSAB HK adalah pelayanan kesehatan anak
dan bunda.
Perihal unsur yang dilibatkan dalam penyusunan Renstra ini, informan 1
berpendapat “unsur pimpinan mulai Direksi, para Kepala Bagian atau yang
selevel dan para manajer dalam hal ini Kepala Instalasi”. Sedangkan tentang
peran Dewan Pengawas, informan 4 berpendapat “Dewas sebagai pengawas
tentu untuk memberi asupan”. Pendapat serupa, disampaikan informan 7
“Peran Dewas perlu memahami untuk melakukan pemantauan, tapi tidak usah
ikut menyusun. Sebetulnya perlu juga minta arahan dari KemenKes untuk
legalitas”.
Tentang keterlibatan personil ini, ada kenyataan menarik bahwa ada dua
orang informan yang menyatakan tidak dilibatkan, namun dari telaah dokumen
dimaksud, nama keduanya tercantum sebagai anggota tim. Peneliti mencoba
mencari tahu kemungkinan yang mendasari kenyataan ini, mengingat sifat lupa
sangat manusiawi. Untuk itu dilakukan analisis dengan melihat absensi daftar
hadir. Selama proses penyusunan Renstra dimaksud terdata telah dilakukan 16
kali pertemuan. Selain itu, bahasan tentang Renstra juga disampaikan pada 1
kali rapat koordinasi manajemen. Pada 3 diantara 16 pertemuan tersebut,
diundang pula peserta lainnya. Berikut disampaikan data jumlah dan persentase
kehadiran anggota tim.
Grafik 1. Jumlah kehadiran Tim dalam rapat penyusunan Renstra.
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
62
50.00 47.06
45.00
40.00
35.00
30.00
25.00
17.65 17.65
20.00
15.00 11.76
10.00 5.88
5.00
0.00
80‐100% 60‐79% 40‐59% 20‐39% 0‐19%
% TINGKAT KEHADIRAN TIM
Dari Grafik 2. di atas terlihat bahwa hanya 11,76% Tim Perumus memiliki
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
63
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
64
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
65
diinginkan, yaitu menuju arah kinerja yang lebih baik dan untuk mengelola
individu yang terkena dampak dari proses perubahan tersebut’ (Nugroho,
2013).
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
66
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
67
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
68
Visi, misi dan tujuan RSAB Harapan Kita ditetapkan oleh Direktur
Utama, diketahui/disetujui oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan pada tanggal 26 April 2010.
Tentang visi atau kondisi apa yang sesungguhnya diimpikan bisa dicapai
RSAB, terlihat semua responden sependapat (meski dengan pilihan kalimat
yang bervariasi) untuk memajukan RS.
Informan 1 “RSAB bisa berperan secara optimal meningkatkan kes ibu dan
anak dgn menurunkan AKI-AKB dan pengemb pelayanan”.
Informan 4 “RSAB bisa seperti dulu, saat belum ada kompetitor”.
Informan 5 “RSAB menjadi RS terbaik di lingkungan Nasional, khususnya
bidang anak dan bunda”.
Informan 7 “ingin RSAB go international, secara bertahap, minimal Asia
Pasifik”.
Informan 3 menekankan dan mencoba memberi informasi lebih dalam
“sebagian besar teman dokter, banyak mimpi untuk membesarkan RS tapi
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
69
karena kurang faham tentang visi misi, jadi bisanya hanya menyalahkan
manajemen saja, belum terbangun trust, terkesan Direktur santai-santai saja.
Perlu sosialisasi untuk keterbukaan”.
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
70
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
71
strategis internal dan eksternal. Hal itu menunjukkan bahwa telah diupayakan
analisis mendalam terhadap berbagai faktor, guna menyusun diagnosis
lingkungan (Lukiastuti dan Hamdani, 2011). Telah diusahakan juga untuk
memutuskan mana faktor yang dapat dipercaya, dan mana yang bisa diabaikan
serta menilai tingkat urgensi masing-masing faktor. Berdasarkan faktor
strategis internal dan eksternal yang telah teridentifikasi, dilakukan analisis
SWOT (Notulen rapat 20 Juli 2010). Dari analisis tersebut, posisi RSAB HK
pada kuadran II atau rekonsiliasi/turn around. Posisi itu, mengandung makna
bahwa peluang pasar cukup besar tetapi kemampuan internal dinilai masih
rendah. Karena itu, RS menetapkan strategi meraih segenap peluang yang ada,
sambil memperbaiki semua kelemahan.
Tentang data yang digunakan saat melakukan diagnosis RS, Informan 2
menyatakan “dilakukan analisis semua aspek kelemahan dan kekuatan yang
ada. untuk internal yang jelas 5M. Eksternal banyak faktor. Politik, budaya,
moneter, ekonomi, keuangan, aspek regulasi, oh yaa, betul PESTEL.”
Selanjutnya ditanyakan tentang ketersediaan dan kendala yang dihadapi
dalam menyusun analisis situasi ini.
Informan 1 “kesulitan biasanya karena data belum evidence based. Jika kita
tau persis tentang data-data pelayanan dibanding sekitarnya, tentu akan lebih
baik. Di sisi lain, tehnik menganalisa SDM kita perlu dilatih untuk bisa
mengambil kesimpulan dari data yang ada. Karena ini seni yang perlu
dipelajari dan perlu pengalaman untuk melihat trend”.
Informan 2 “Kesulitan dalam menterjemahkan apakah suatu faktor misal
AFTA, merupakan peluang ataukah ancaman? Untuk revisi saat ini, masih
didiskusikan Tim, untuk nantinya dimintakan arahan Direksi”.
Informan 4 “selama sistem informasi masih manual, maka akurasi data kurang
dapat dipercaya. Khususnya data-data keuangan RS, padahal itu kan penting”.
Informan 7 “internal masalah akurasi data, sehingga sering dijumpai kesulitan
meminta data karena data tidak sinkron, misal antara yang dicatat Bid Medik
dengan SIRS. Saya usul bentuk forum rekonsiliasi data dan perbaiki SIRS”.
Lebih lanjut dikatakan “Dulu RSAB tidak ada internet, untuk cari info harus
datang secara fisik, fotokopi. Data harus dicari ke sana ke mari, misal cek
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
72
potensi market share untuk kesehatan anak dan ibu, lihat aspek ekonomi,
sosial, kebijakan”.
Dari telaah dokumen, terbukti tentang kebutuhan data ini, memang RSAB HK
tanggal 6 Mei 2010 mengirim surat resmi kepada Kepala Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan data dan informasi yang
berhubungan pelayanan rumah sakit. Hal ini menunjukkan betapa sangat
disadari pentingnya data untuk melakukan analisis situasi. Diharapkan
kemajuan era sistem telekomunikasi dengan satelit dan tersedianya internet
kini, informasi menjadi lebih mudah didapatkan. Artinya terjadi peningkatan
efisiensi organisasi dalam hal komunikasi.
Lebih lanjut dari telaah dokumen terlihat untuk analisis faktor eksternal
digunakan jenis data sesuai umumnya ialah sosio-ekonomi, teknologi dan
pemerintahan (Purwanto, 2006) dengan tambahan data tentang lingkungan dan
hukum (aspek legal) dan dikenal sebagai PESTEL. Amir, 2011 membedakan
situasi eksternal ini sebagai elemen lingkungan umum (PESTEL) dan elemen
lingkungan kerja. Sedangkan Purwanto, 2007 membaginya dalam lingkungan
umum, lingkungan industri, dan lingkungan industri global. Terkait lingkungan
kerja, kita akan bersinggungan dengan pembahasan tentang persaingan.
Artinya, tidak saja berkaitan dengan pelaku yang saling bersaing dan
pelanggan, tetapi lebih luas pula dengan pemasok, pemain lain yang akan
masuk, dan produk substitusi.
Perihal data untuk analisis internal digunakan 5M. Tujuannya untuk
dapat memberi gambaran ringkas keunggulan bersaing dan kelemahan yang
ada. Setiap organisasi pasti memiliki aset yang bisa dikelompokkan dalam aset
fisik seperti lokasi, gedung, peralatan, dan lain-lain; aset manusia berupa
jumlah dan kompetensi karyawan; dan aset organisasi yakni budaya, sistem
kerja dan reputasi. Secara umum sumber daya ini dibedakan atas sumber daya
berwujud dan sumber daya tidak berwujud.
Ketersediaan data ini, harus didukung dengan kemampuan SDM untuk
ketajaman analisis situasi guna eksistensi organisasi. Hal ini karena saat
melakukan analisis, konfigurasi persaingan sangat tergantung dari tipe
organisasi (Amir, 2012). Misalnya untuk RS khusus serupa RSAB, maka
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
73
pemain lain yang akan masuk menjadi faktor utama yang patut
dipertimbangkan. Saat analisis, kita seharusnya mampu memahami apa yang
sesungguhnya menjadi faktor sukses kunci (Key Success Factor = KSF). KSF
ialah variabel yang sangat mempengaruhi posisi bersaing organisasi secara
keseluruhan dalam satu industri tertentu. KSF dapat membantu kita menilai
posisi kita dibanding ‘organisasi’ lain. Selain KSF, karena sumber daya
organisasi yang terbatas, maka kita harus mampu menentukan pasaing terdekat
kita dengan merumuskan di kelompok strategis mana kita berada. O’Reilly,
1997 menyatakan bahwa kelompok strategis ialah sekelompok ‘perusahaan’
dalam ‘industri’ yang sama, yang menjalankan strategi dan menggunakan
sumber daya yang relatif sama.
Saat melakukan analisis situasi, yang terpenting kita dituntut untuk jujur
menilai kekuatan dan kelemahan diri agar tidak salah kaprah dalam melihat
peluang dan ancaman yang ada (Amir, 2012). Kita perlu melihat tren sifat
pekerjaan dan perubahan lingkungan bisnis yang juga terjadi di Indonesia
sebagai dampak globalisasi. Kita harus menyadari bahwa kini kendali bisnis
berada di tangan konsumen. Bukan eranya lagi organisasi melakukan
pendekatan fungsional hierarkis. Kemampuan manajemen puncak untuk
melakukan trend watching, analisis SWOT, envisioning dan pemilihan strategi
dipadu dengan perencanaan strategik menggunakan rerangka BSC akan
menempatkan organisasi pada posisi terkendali dalam menjalankan ‘bisnis’ di
lingkungan yang kompleks dan turbulen (Mulyadi, 2007).
Selain terhadap dukungan data, peneliti juga mencoba menggali kaitan
penyusunan Renstra ini dengan dukungan dana. Dalam hal ini dilihat dari
ada/tidaknya dukungan narasumber atau konsultan.
Informan 1 “Narasumber dibutuhkan tapi tidak diborongkan, karena sebagian
staf sudah bisa, tentang pakem-pakem penyusunan Renstra dari Bappenas dan
sebagainya”.
Informan 2 “Bagi beberapa individu, khususnya yang sudah diklatpim atau
kuliah mungkin sudah punya cukup pemahaman. Namun karena narasumber
berbeda-beda tergantung saat ikut diklat atau pelatatihan, maka narasumber
perlu untuk persamaan persepsi bersama”.
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
74
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
75
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
76
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
77
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
78
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
79
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
80
berhasil diwujudkan, dan visi telah dapat dicapai (Mulyadi, 2007). Sebelum
pengimplementasian ini, perlu dilakukan penetapan kinerja (Tapkin) yang saat
ini di RSAB masih perlu diperbaiki. Tapkin ialah kontrak kinerja antara
Pimpinan Unit Kerja dengan atasan langsungnya yang dibuat setiap tahun.
Pada kontrak ini ditetapkan target dengan indikator yang jelas.
Evaluasi kinerja merupakan proses penilaian dan pengungkapan masalah
implementasi kebijakan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan
kualitas kinerja, baik dari sisi efisiensi dan efektivitas dari suatu
program/kegiatan. Cara pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan cara
membandingkan hasil terhadap target (dari sisi efektivitas) dan realisasi
terhadap rencana pemanfaatan sumber daya (dilihat dari sisi efisiensi). Hasil
evaluasi kinerja merupakan umpan balik (feed back) bagi suatu organisasi
untuk memperbaiki kinerjanya (Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja, Menteri
PPN 2009).
Perihal mekanisme penilaian terhadap pelaksanaan program, Informan 1
menyatakan “Jika sudah menerapkan manajemen kinerja tentu lebih mudah.
Penilaian harus dipantau harian. KPI unit, misal dimonitor kunjungan rawat
jalan setiap hari. Makanya diperlukan sistem informasi yang baik, sehingga
Direksi punya dashboard untuk mekanisme monitoring harian, tidak bisa data
manual, karena akan terlambat”.
Tentang pelaku penilaian, informan 1 “monitor harus di unit masing-
masing di bawah kendali Direkturnya”.
Informan 4 “kembali masalah monev ada dimana…apakah di Bagian
Perencanaan dan Pemasaran, Bagian Penyusunan dan Evaluasi Anggaran
ataukah di SPI, karena tidak jelas pembagian tugas dan wewenang”.
Tentang peran SPI, informan 1 “SPI berperan dengan mensosialisasi
aturan-aturan, LHP dll guna mencegah terjadi sesuatu. SPI berperan
pencegahan melalui sosialisasi. Sesudah ada kegiatan, SPI bertugas mereview,
jika ada masalah apakah sebatas administrasi ataukah ada potensi kerugian
Negara”.
Informan 6 “Evaluasi harusnya oleh SPI, terhadap semua. Belum sesuai
harapan karena SPI masih dalam transisi. Kurang jumlah tenaga,
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
81
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
82
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 KESIMPULAN
Penelitian Analisis Penyusunan dan Implementasi Rencana Strategik
RSAB Harapan Kita, Jakarta yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana
proses penyusunan dan implementasi Renstra di RSAB Harapan Kita,
menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
7.1.1 Proses penyusunan rencana strategis RSAB Harapan Kita
2011-2015
a. Meski ada keterbatasan ketersediaan data dan dukungan
narasumber/konsultan, namun Tim telah mampu menyelesaikan
tugas penyusunan Renstra tersebut.
b. Proses penyusunan dan sistematika penyajian Renstra RSAB
Harapan Kita 2011-2015 belum mengacu pedoman yang
seharusnya yakni Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas
nomor 5 tahun 2009 tentang penyusunan Renstra-KL 2010-
2014. Hal ini karena sistematika penyusunan disesuaikan
dengan petunjuk pelaksanaan yang diterima dari Biro Hukum
dan Organisasi Kementerian Kesehatan agar mengacu kepada
modul SAKIP-LAN.
c. Penyusunan Renstra yang dimaksud meski telah melibatkan
para stakeholder dalam Tim yang dibentuk, ternyata belum
tersosialisasi dengan baik sehingga belum sepenuhnya
mendorong unit kerja untuk berkinerja sebagaimana mestinya.
7.1.2 Implementasi rencana strategis
a. Renstra yang disusun tersebut belum sepenuhnya dijadikan
acuan dalam penyusunan RBA. Dengan kata lain Renstra belum
dijadikan kerangka kerja sistem manajemen kinerja yang
digunakan untuk mencapai visi dan misi RS. Hal ini karena
belum seluruh program dan kegiatan disertai indikator kinerja
program dan kegiatan. Selain itu juga belum disertai target
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
83
7.2 SARAN
7.2.1. Bagi pimpinan dan manajemen RSAB Harapan Kita:
a. Mengefektifkan fungsi dan kewenangan manajemen khususnya
manajemen puncak sebagai role model, untuk lebih berani
memutuskan sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah
pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang
efektif guna membantu mencapai tujuan organisasi.
b. Merumuskan sistem untuk mempererat kebersamaan seluruh
SDM sehingga memudahkan penerjemahan dan penjabaran lebih
lanjut visi, misi dan tujuan organisasi secara sistematik ke
seluruh unit kerja dan individu guna terbangunnya daya saing
organisasi dalam menghadapi lingkungan yang kompetitif.
c. Memperkuat dukungan manajemen dengan penyelenggaraan
program dan kegiatan untuk memfasilitasi keterbukaan guna
membangun kepercayaan dua arah antara staf dengan
manajemen serta antar staf di RS.
d. Membangun dan mengembangkan sistem teknologi informasi
untuk mekanisme monitoring dan evaluasi, meliputi monitoring-
evaluasi harian, bulanan, tahunan pada pelaksanaan kegiatan
yang akan dijalankan mulai dari pencatatan, penyimpanan, dan
analisis data pelaksanaan kegiatan secara terpadu dalam
penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan, guna
meningkatkan efisiensi dan keefektifan organisasi.
e. Menetapkan kebijakan formal untuk mengintensifkan
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
84
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
85
DAFTAR PUSTAKA
1. Amir, M. T., 2012. Manajemen strategik. Konsep dan aplikasi. Jakarta,
PT Raja Grafindo Persada.
2. Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan. Diakses dari
http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/buku_1.pdf
3. Daryanto, Abdullah, 2013. Pengantar ilmu manajemen dan komunikasi.
Jakarta, PT. Prestasi Pustakaraya.
4. Departemen Keuangan R.I., Bappenas. Pedoman Penerapan
Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK). Buku Kedua. Jakarta, 2009.
5. Gazpersz V, 2013. Allinone 150 Key Performance Indicators and
Balanced Scorecard, Malcolm Baldrige, Lean Six Sigma supply chain
management. Contoh implementasi pada organisasi bisnis dan
pemerintah. Bogor. Tri‐Al‐Bros Publishing.
6. Ghony M.D., Almanshur F., 2012. Metodologi penelitian kualitatif.
Yogyakarta, A‐Ruzz Media.
7. Hery, 2013. Cara cepat dan mudah memahami pengantar
manajemen. Yogyakarta, Penerbit Gava Media.
8. Lampiran 1. PMK nomor 104/PMK.02/2010 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga tahun anggaran 2011. Diunduh dari
http://www.ranking-ptai.info/regulasi/pmk_104_10_lampiran_i.pdf
9. Lukiastuti F, Hamdani M., 2011. Manajemen strategik dalam
organisasi. Yogyakarta, CAPS.
10. Moeloek NF. Peran kita semua dalam upaya mencapai MDGs tahun
2015. Diunduh dari http://bappeda.jabarprov.go.id/docs/perencanaan/
20110406_195511.pdf. April 2011
11. Mulyadi, 2009. Sistem terpadu pengelolaan kinerja personel berbasis
Balanced Scorecard, cetakan kedua. Yogyakarta, UPP STIM YKPN.
12. Mulyadi, 2007. Sistem perencanaan dan pengendalian manajemen.
Sistem pelipatganda kinerja perusahaan. Edisi 3. Jakarta, Salemba
Empat.
13. Nasution CR. Asosiasi Rumah Sakit Vertikal Indonesia. Diunduh dari
http://www.tatsumakiworld.com/chairulnasution/?page_id=198
14. Nugroho, R., 2013. Change Management untuk Birokrasi. Strategi
revitalisasi Birokrasi. Jakarta, PT.Elex Media Komputindo.
15. Parmenter, D., 2010. Mengembangkan, mengimplementasikan dan
menggunakan Key Performance Indicator. Versi bahasa Indonesia.
Jakarta, Penerbit PPM.
16. Pedoman Penyusunan Laporan Tahunan Unit Kerja di Kementerian
Kesehatan. Diakses dari http://www.depkes.go.id/downloads/
Pedoman%20Penyusunan%20Laporan%20Tahunan%20Unit%20Kerja
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
86
%20Kemenkes.pdf
17. Peraturan Dir Jen Perbendaharaan Nomor Per-08/PB/2008 tentang
Pedoman Penyusunan Laporan Dewan Pengawas Badan Layanan
Umum di Lingkungan Pemerintah Pusat tanggal 27 Maret 2008.
Diunduh dari http://btip.postel.go.id/__/images/stories/data_artikel/
peraturanterkaitbtip/PerdirjenPedomanPelaporanDewas082008.pdf
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.05/2009 tentang Rencana
Bisnis dan Anggaran Serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan
Umum.
19. Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas nomor 5 tahun 2009 tentang
penyusunan Renstra-KL 2010-2014. Diakses dari http://www.bappenas.
go.id/node/57/2396/Renstra-kl-2010-2014/. 20 Oktober 2009.
20. Peraturan Presiden nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025.
21. Pertemuan penyusunan pagu sementara UPT Ditjen Bina YanMed
tahun 2011. Diunduh dari http://buk.depkes.go.id/index.php?option
=com_content&view=article&id=74%3Apertemuan-penyusunan-pagu-
sementara-upt-ditjen-bina-yanmed-tahun-anggaran-2011&Itemid=88
22. PP nomor 39 tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
23. PP nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
pembangunan Nasional.
24. PEST and PESTEL analysis. Diunduh dari
http://www.strategicmanagementinsight.com/tools/pest-pestel-
analysis.html Feb 8, 2013
25. Purwanto, I., 2006. Manajemen strategi. Bandung, CV. Yrama Widya.
26. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014. Diunduh
dari http://www.depkes.go.id/downloads/Renstra/RENSTRA_2010-
2014.pdf
27. Salinan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011 tentang
Rencana Bisnis dan Anggaran Serta Pelaksanaan Anggaran Badan
Layanan Umum. Diunduh dari http://luk.staff.ugm.ac.id/
atur/pnbp/Permenkeu-92-PMK-05-2011-RBA.pdf
28. Sampurno, 2011. Manajemen strategik: menciptakan keunggulan
bersaing yang berkelanjutan. Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press.
29. Sancoko B. Rencana Bisnis dan Anggaran. Modul Diklat Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum. Diunduh dari
http://adf.ly/411345/http://www.bppk.depkeu.go.id/webanggaran/index.
php/unduh/doc_download/222-modul-rencana-bisnis-dan-anggaran
30. Saputra, L., 2002. Buku Pegangan Disiplin Kelima. Suminto, H., Alih
bahasa. Batam, Penerbit Interaksara.
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
87
-o-
Universitas Indonesia
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
Jawaban Informan
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8
I Penyusunan RENSTRA
1 Pedoman penyusunan
Pedoman utama Utk revisi saat revisi.. Bappenas SEB Bappenas Yg dulu?
Bappenas 2009 2009 2009 skrg, Bappenas
Pedoman tambahan Peraturan Kemkes
turunan pedoman
utama
3 Kesesuaian penyusunan Belum Ikut pola saat itu
dengan pedoman sepenuhnya sesuai (perjan)
Mengapa di revisi? TL hasil Pendampingan BPKP Pendampingan Pendampingan
pendampingan Penyempurnaan BPKP BPKP
BPKP terutama poin indikator
Indikator belum kinerja,
jelas (skrg tren
memakai BSC )
Keharusan sbg UPT utk Kaitkan dg MDGs POA Kemkes
sinkronisasi dgn penurunan AKI disusun menjadi
KemKes AKB, penting ibu renstra RSAB
& anak..
Bagaimana menetapkan Hrs disesuaikan Sesuai renstra Kemkes Mengikuti Perhatikan Berkiblat ke Kemkes
periode penyusunan dengan periode Dulu dibuat 2011-2015 Kemkes hasil rakernas Yg lalu lanjutan
renstra RS? renstra Kemkes, krn melanjutkan renstra yang lalu itu, renstra sebelumnya.
sblmnya mungkin
meneruskan renstra
yg lama
Kapan sejatinya renstra Revisi di RSAB Jika ada perub2 pd asumsi Yaa atr lain jika ada
perlu direvisi krn ada saran renstra jika ada perub visi perub organiasi.
BPKP…. manajemen
1
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
Jawaban Informan
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8
4 Keterlibatan Stake-holder
Apakah dibentuk
tim? iya iya bu iya..ada Tim
Siapa yang Salah 1 Dir, agar Dokter, Harusnya Seseorang yang Direktur krn
sebaiknya ditunjuk koord lbh mudah khususnya yg langsung Dirut memahami renstra renstra merup
sbg KaTim Di RSAB sesuai menguasai Kalau tidak, dan mampu penentu arah
tupoksi Direktur manajemen sebaiknya Dir menangkap semua Sesuai core
Umum Operasional Med sbg core masalah strategis. business,
business jadi lebih tepat
DMK.
Sebaik mana Tim Seni manajemen hrs Yg penting Perlu persama-an Kadang sulit
mampu terus dilatih.. komunikasi dan bahasa & menyatukan
menyelesaikan dialog pertemuan rutin pendapat,..
tugasnya?
Siapa saja yang Unsur pimpinan Libatkan seluruh Dulu tidak terlibat, Saya tidak Saat ini Tim Dipilih yg Usul ajak
dilibatkan dalam mulai Direksi, para lini, namun core saat revisi, hanya dilibatkan lengkap dibantu dianggap bisa semua SMF
penyusunan? Kabag atau yg selevel business hrs diminta masukan hanya diminta SC mewakili mewakili lini yg jangan hanya
dan para manajer (Ka dominan. . Tim terbaru sdh kontribusi unit semua unsur dan ada.. perwakilan,
Inst) dilibatkan kerja.. OC manajemen yg
‘datang’
Seberapa besar peran Peran Dir dlm Penting, Peran amat Peran Direksi
Direksi? menyusun renstra khusuanya apa besar, mulai dr amat besar krn
amat besar, krn yg ingin Dirut, kmd sbg penentu arah
arahan I harus dr dilaksanakan Direksi
puncak manajemen, 'core business'.
2
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
Jawaban Informan
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8
Kelompok mana yg amat Penting apa yg ingin Saat ini sudah Semua sama2 Sebetunya Kelompok dokter Seharusnya
perlu dlibatkan agar dilaksanakan DitMK selaku mulai terlibat & berperan semua unsur krn sbg ujung semua
memahami renstra RS? 'core business'. mulai memahami. berperan tombak, meski berperan
Seberapa besar peran Perlu ditambah sama penting. semua ikut secara penting di bid
SMF? modal manajemen proporsional. masing2
Bagaimana relevansi Saat revisi, sdh terlihat Saat revisi kali ini Rasanya dulu
susunan tim perbaikan sdh melibatkan juga sudah
SMF mewakili semua
lini
Bagaimana tim Utk revisi, 2012 dimulai dg
berproses? pelat
tdk ada TL. (mungkin krn
ada reorganisasi)
2013 ada narsum baru,
pelat baru.
skrg dibtk tim ada penjab,
ka SC, Ka OC dan anggota.
Apakah sosialisasi Belum tmsk lingkup tugas tim. Tidak Taka da
renstra tmsk lingkup Ke depannya hrs sosialisasi &
tugas tim? dipikirkan sbg belum pernah
bagian IPO baca
Apakah bpk/ibu Saat renstra 2011, saya tdk Belum pernah ada Rasanya saya Tmsk tim
termasuk tim penyusunan ikut. sosialisasi renstra tidak dilibatkan penyusun meski
atau hanya hadir saat Dan rasanya tdk ada sosialisasi dan juga dulu lbh ke arah
sosialisasi? rasanya tidak operasional
ada sosialisasi
3
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
Jawaban Informan
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8
4 Dukungan sumber daya
Pendampingan Saat revisi ada tapi Saat revisi ada Saat revisi, ada. Dulu tidak ada,
konsultan/narasumber tidak diborongkan Dan perlu juga dikerjakan ≈
penyusunan arahan Kemkes. kemampuan
Seberapa perlu peran Sbg proses Utk pencerahan Utk membuka Penting dan Sekarang Dir Perlu, kita bisa
Konsultan/narasumber pembelajaran utk dan persamaan wacana, menambah kebetulan narsum lebih concern, staf belajar, mungkin
memperkaya persepsi pengetahuan. yang diundang diberi tambahan thn depan bisa
wawasan 'tepat' ilmu buat sendiri
Pemanfaatan data
Data untuk analisis Yg jelas 5M Atr lain data2
situasi internal kunjungan
Data untuk analisis PESTEL aspek ek-sos,
situasi eksternal kebijakan
Masalah saat Data blm evidence Kesulitan men- Akurasi Akurasi data
pengumpulan data based terjemahkan data internal internal
Tehnik analisis data
perlu dilatih.
II Implementasi renstra
1 Efektivitas sosialisasi Tidak tersosiali- Tidak ada *Utk RBA: Saat Tidak ada
rensra sasi dg baik shg sosialisasi ini dilakukan kegiatan khusus
pemahaman ber- sosialisasi pada sosialisasi
beda2 semua unit kerja
4
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
Jawaban Informan
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8
Mekanisme Bisa 2 arah top- Visi sebaiknya Sudah mulai
penyusunan visi down atau bottom up disusun stake melibatkan SMF,
meski arahan holder, Direksi hanya dirasa belum
pimpinan yg dan harus ada keterbukaan
terpenting disosialisasi
Tingkat Pemahaman sekitar Perlu Masih kurang. Masih perlu role model Harus ada Mungkin Hanya pandai
pemahaman para 75% peningkatan iklim kerja yang penjelasan, perlu lebih dari di bidangnya
dokter thd visi dan dokter umumnya kompetensi/ kondusif keterbukaan, perlu 60% msh tapi susah utk
misi RS menuntut pemahaman bangun TRUST dialog… peduli thd masalah
keterbukaan. dokter. agar ada RS, perlu manajerial
perlu transparansi perlu saling keterbukaan dirangkul,
dan dialog. dukung. sehingga TRUST diajak
komunikasi.
Saran konkrit agar Buat sistem Libatkan Bangun budaya kerja. SMF diberi peran Perlu Saran agar
visi & misi tsb bisa manajemen kinerja semuanya, harus ada role model, lebih besar penggerak Dir 'jemput
menjadi 'shared yg terpenting dialog. khususnya dokter, iklim kerja kondusif Pimpinan harus yang bola'. cek lsg
vision' 1. informasi yg jelas; lakukan sosialisasi agar TRUST turun jadi Role powerfull. di lapangan
2.transparansi & monitoring transparansi, bahas Model, minimal bangun
3.bangun trust. berjenjang masalah sesuai 3x/minggu, bisa komunikasi
komunikasi hierarkhi -> solusi bergantian, dialog terutama dgn
langsung dgn cara2 bersama dgn semua staf SMF
yang santai
5
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
Jawaban Informan
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8
2 Kesesuaian penyusunan RBA dengan panduan
Pedoman yang dipakai Perhatikan step2 PMK peraturan
yg dituangkan di menteri keuangan
renstra, yg
6
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
No Pertanyaan Jawaban Informan
1 2 3 4 5 6 7 8
4 Penilaian terhadap pelaksanaan program
Bagaimana Perlu penerapan Tgg jwb masing2 Bisa memakai
mekanisme manajemen kinerja Direktorat. laporan yg ada
penilaian thd diperlukan sist Dit Keu utk hanya perlu
pelaksanaan progr? informasi yg baik, verifikasi dan penguatan sist
pembiayaannya. evaluasi
Siapa yang Monitor hrs di unit Monev Tidak jelas pembagian SPI Harusnya
seharusnya msg2 di bawah Berjenjang, tugas dan wewenang monev
melakukan monev kendali dilakukan oleh berjenjang
thd program Direkturnya atasan masing2.
Apa peran SPI? pencegahan SPI sampai level Melakukan monev tapi Evaluasi SPI perannya
melalui tertentu, ada random harusnya oleh perlu diperkuat.
sosialisasi tempatnya, perlu kebijakan SPI
mereview, contoh utk Direktur, PEA Rensar,
memastikan jenis monev SPI??
masalah, jika ada efektivitas hsl
sosialisasi
III Saran utk 1. komitmen 1. dipandu langsung 1. sosialisasi Pimpinan 1. buka forum 1. komunikasi lbh
menyusun renstra pimpinan Dirut 2. tegakkan aturan lebih berani komunikasi intens,
atau saran umum 2. tingkatkan 2. sosialisasi berjenjang saat pengajuan untuk 2. manfaatkan 2. sosialisasi
untuk perbaikan pengetahuan 3. monev berjenjang usulan terbuka, agar teknologi berjenjang
RS SDM utk 4. leadership training. 3. verifikasi lbh mencegah jejaring sosial 3. monev
menyusun 5. role model, ketat. kecurigaan 4. feedback amat perlu
renstra komunikasi, iklim 5. Buat survey
kerja --> TRUST kepuasan pelanggan
rutin tp terfokus
7
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013
Tentang permasalahan yang muncul saat pertemuan di Bandung 2011, salah 1 informan menjelaskan:
Di awal 2011, RS lain melihat usulan dari RSAB yang mulai melakukan redefinisi karena prinsip BLU sebetulnya pendapatan pelayanan tidak harus untuk membiayai semua
kegiatan operasionalnya.
Boleh menyusun prioritas. Jika dianggap perlu, boleh mengajukan permintaan kepada Kemkes dan KemKeu.
Dulu di RSAB seluruh pendapatannya untuk biaya operasional.
Tahun 2011 didorong sebagian ke RM, disetujui KemKes & KemKeu, sehingga pendapatan bisa untuk kebutuhan yang lain misal biaya diklat, remun dll.
Jadi keluar pedoman yang menegaskan tentang prinsip BLU, tentang dana yang didapat dari PNBP bahwa sebagai UPT boleh minta, sehingga uang yang ada antara UPT &
Kemkes sebetulnya menjadi satu.
Pedomannya nanti diberikan.
Kendala utama penyusunan RBA di RSAB muncul dari masing-masing Unit Kerja, karena dulu sifatnya top-down, sekarang mulai dicoba bottom-up.
Solusi yang dilakukan:
1. meningkatkan kompetensi SDM di Bagian-Bagian tertentu (tampaknya selama ini SDM kurang 'digarap'),
2. sosialisasi,
3. menggalakkan budaya kerja, karena sulit berubah, susah menerima pendapat baru, maunya business as usual.
Selama ini kekurangan yang ada, yakni:
1. saat usulan diajukan, tidak dibahas,
2. hasil usulan yang disepakati Kemkes dan Kemkeu tidak di feed back,
3. kurangnya pemahaman bahwa realisasi usulan (bahkan yang sudah disepakati dalam RBApun) sangat tergantung terhadap pendapatan yang dicapai.
8
Anjalisis penyusunan..., Ari Muhandari, 2013