PNEUMOKONIOSIS
1. Penyakit Akibat Pajanan Debu
Dampak kesehatan dari adanya pajanan debu adalah penyakit saluran
pernafasan berupa batuk dan naiknya mortality, tergantung pada konsentrasi dan sifat
fisik partikel debu itu sendiri (Wright, 1991).
Pneumokoniosis, adalah segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan
debu dalam paru-paru (WHO, 1986).
Pneumokoniosis menunjukkan adanya tingkat pajanan debu Respirable yang besar hingga
melebihi kapasitas mekanisme eliminasi dan terjadi penimbunan debu dalam paru-paru.
Gejala klinis berbeda-beda tergantung dari derajad banyaknya kadar debu yang ditimbun di
paru-paru, sudah tentu makin besar bagian paru-paru yang terkena, makin hebatlah gejala-
gejalanya.
Gejala-gejalanya antara batuk-batuk kering, sesak nafas, kelelahan umum, susut berat badan,
banyak dahak dan lain-lain (Suma'mur, 1988).
Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (aveoli). (Depkes RI.
2000).
ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut mengandung 3 unsur, yaitu Infeksi,
Saluran Pernafasan dan Akut. Pengertian atau batasan masing-masing unsur sebagai
berikut (Depkes RI. 2000).
Yang dimaksud dengan Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke
dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Infeksi
ini berlangsung sampai dengan 14 hari. Batasan 14 hari ini diambil untuk menunjukkan
proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses
ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Yang dimaksud dengan Saluran Pernafasan adalah organ yang mulai dari hidung
hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan
pleura. Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas,
saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) organ adneksa saluran
pernafasan. Dengan demikian maka jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan
(Respiratory Tract).
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan meliputi infeksi pada hidung, tenggorokan
(Pharynx), Trachea, Bronchioli dan Paru (Depkes RI, 2000).
Tanda-tanda gejala penyakit infeksi saluran pernafasan dapat berupa : Batuk,
kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, demam (Depkes RI, 2000).
Penyakit Saluran Pernafasan adalah penyakit pada berbagai area dalam saluran
pernafasan, termasuk hidung, telinga tengah, pharynx, larynx, trachea, bronchi dan paru.
Gejalanya dapat bervariasi, antara lain meliputi : batuk, batuk disertai dahak, sesak nafas,
asma dan tenggorokan kering dan hidung tersumbat (WHO, 1995).
Penyakit batuk, sakit tenggorokan, brokhitis akut dan kronik, asma, pneumonia,
empisema paru, kanker paru, semua itu adalah manifestasi dari penyakit saluran pernafasan
akibat adanya pemajanan terhadap polutan udara yang berlangsung cukup lama (Setiawan.
1992).
Jenis penyakit paru mempunyai hubungan dengan banyaknya partikulat di dalam paru
seperti kaker paru, obstruksi paru yang salah satunya adalah bronkhitis kronik dan
empisema, infeksi saluran pernafasan akut dan asma. Iritasi pada jaringan paru dan
obstruksi paru banyak disebabkan karena pajanan kronik debu pada pekerja seperti tanah,
debu jalanan, debu karena kegiatan konstruksi dan industri (Xianren, 1993 dan Vesilind,
1994).
2. Definisi Debu
adalah partikel-partikel zat padat, disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami atau mekanis
seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan,
dan lain-lain dari bahan-bahan, baik organik, misalnya batu, kayu, bijih, logam, arang
batu, butir-butir zat, dan sebagainya. Contoh : debu batu, debu kapas, debu asbes, dan
lain-lain. Sifat-sifat debu ini tidak berflokulasi, kecuali oleh gaya tarikan elektrostatis,
tidak berdiffusi, dan turun oleh gaya tarikan gaya tarik bumi. Debu yang dapat
terhirup oleh manusia berukuran < 10 m.
3. Ukuran Debu
Karena banyaknya jenis partikel masing-masing dengan sifat kimia berbeda, maka
sifat-sifat kimianya yang penting adalah ukurannya. Ukurannya berkisar antara diameter
0,0002 m - 500 m (Fardiaz, 1995). Pada kisaran tersebut partikel mempunyai umur dalam
bentuk tersuspensi di udara antara beberapa detik sampai beberapa bulan. Umur partikel
tersebut dipengaruhi oleh kecepatan pengendapan (Velocity) yang ditentukan dari ukuran dan
densitas partikel serta aliran (turbulensi) udara. (Tomany, 1975).
Velositas diukur dalam udara yang tidak bergerak. Pada partikel yang berdiameter 0,1
m akan mengendap dengan velositas 8 x 10 -5 cm/detik, sedangkan yang mempunyai
diameter 1000 m akan mengendap dengan velositas 390 cm/detik. Jadi kenaikan diameter
sebanyak 10.000 kali akan mengakibatkan kecepatan pengendapan 6 juta kalinya. Partikel
yang berukuran yang lebih besar dari 2 - 40 m (tergantung densitasnya) tidak bertahan terus
4. Sistem Pernafasan
Dalam kegiatan industri, pernafasan merupakan faktor yang sangat
berpengaruh bagi proses jalan masuk bahan-bahan kimia ke dalam tubuh.
Sistim saluran pernafasan terdiri dari :
1) Bagian atas ; hidung, mulut dan tenggorokan.
2) Saluran udara, trachea, bronchi, bronchiolus, saluran alveoli.
3) Pertukaran udara, alveoli, dimana oksigen dari udara menembus masuk ke dalam
darah dan karbon dioksida menembus darah ke udara. Saluran udara dilapisi oleh
struktur rambut yang sangat halus (cilia). Struktur ini adalah bagian dari mekanisme
pemberisihan dari paru-paru terhadap butiran benda-benda asing yang mengendap
pada perubahan saluran pernafasan di dalam paru-paru, dibawa bercampur dengan
lendir melalui kerongkongan. Diperkirakan sebanyak 2 liter lendir mengalir melalui
kerongkongan setiap harinya. Masuknya partikel debu dalam tubuh tergantung
daripada ukuran dan daya larutnya. Hanya partikel yang kecil berdiameter 7 m yang
akan mencapai daerah pertukaran gas.
Debu yang dapat terhisap ini dapat mencapai daerah pertukaran gas, akan mengendap
di permukaan atau menembus masuk ke dalam peredaran darah, tergantung dari daya larut
bahan kimia tersebut. Partikel debu yang tidak larut hampir seluruhnya dihilangkan melalui
mekanisme pembersihan dari paru-paru. Partikel debu yang lebih besar akan disaring oleh
bulu-bulu hidung atau mengendap sepanjang saluran hidung sampai saluran udara. Akhirnya
debu tersebut diangkut ke kerongkongan yang kemudian akan tertekan atau dibuang bersama-
sama air liur atau dibatukkan.
2. Mekanisme Sedimentasi
Terutama untuk bronchi sangat kecil dan bronchioli, sebab di tempat itu
kecepatan udara pernafasan sangat kurang kira-kira 1 cm/detik sehingga gaya tarik
bumi dapat bekerja pada partikel-partikel debu dengan mengendapkannya.
Gejala klinis berbeda-beda tergantung dari derajad banyaknya pajanan debu yang
ditimbun dalam paru-paru, makin besar bagian paru-paru yang terkena, makin hebatlah
gejalanya, walaupun tidak selalu benar demikian. Gejala-gejalanya antara lain batuk-batuk
kering, sesak nafas, kelelahan umum, susut berat badan, banyak dahak dan lain-lain.
(Suma'mur, 1988).
Gambaran Rontgen paru-paru menunjukkan gejala kelainan-kelainan dalam paru-
paru, baik noduler, ataupun lain-lainnya.
Pemeriksaan tempat kerja harus menunjukkan adanya debu yang diduga menjadi
sebab penyakit Pneumoconiosis itu. Bila pemeriksaan akan diteruskan dengan biopsi paru-
paru, maka paru-paru harus menunjukkan kadar zat penyebab yang lebih tinggi daripada
kadar yang biasa.