Anda di halaman 1dari 85

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN METODE SIMAK UCAP ULANG

TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA


PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS III MI
TARBIYAH KABUPATEN TAKALAR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan (S.Pd) Guru Madrasah Ibtidaiyah
Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh:

FADELIAH ASRI
NIM: 20800118057

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2023
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fadeliah Asri


NIM : 20800118057
Tempat, Tanggal Lahir : Masamba, 26 Februari 2001
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Alamat : Minasaupa
Judul : Efektivitas Metode Simak Ucap
UlangTerhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Peserta Didik Kelas III MI Tarbiyah
Kab. Takalar.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini


benar adalah hasil karya sendiri jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan
duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka
skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, 23 April 2023


Penyusun,

Fadeliah Asri
NIM: 20800118057

ii
PENGESAHAN SKRIPSI

iii
PERSETUJUAN MUNAQASYAH

KATA PENGANTAR

iv
‫الر ِحيم‬
‫الر ْح َم ِن ه‬ ‫بِ ْس ِم ه‬
‫َّللاِ ه‬
Alhamdulillahi rabbil’alamin, wasshalatu wassalam ‘alaa ashrafilanbiyaai

wal mursalin wa’alaan alihi wa ashobihi ajma’in. Amma ba’du.

Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan limpahan rahmat- Nya

kepada kita semua, dan khususnya pada penulis sehingga penulis dapat menyusun

skripsi ini dengan judul: “Efektivitas Pembelajaran Metode Simak Ucap Ulang

Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kelas III MI Tarbiyah Kab. Takalar” sebagai persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan dengan baik dan lancar.

Shalawat serta salam tak lupa pula senantiasa terlimpahkan kepada Nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang senantiasa memberi petunjuk

kepada hamba Allah serta menegakkan agama Allah di muka bumi ini.

Penulis amat menyadari bahwa dari awal penulisan hingga akhir penulisan

skripsi ini telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik berupa

bimbingan, motivasi, pikiran, dan doa. Untuk itulah penulis dalam kesempatan ini

akan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta

Ayahanda (Asri) dan Ibunda (Rosdiati) yang telah mengasuh, Menyayangi,

menasehati, membiayai dan mendoakan penulis, serta saudara saya tercinta Pratu

Fiqi Alam Sumantri dan M.Fitrah Harwinto Asri yang telah memberi dukungan dan

doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dan kepada:

1. Prof. H. Hamdan Juhanis, M.A, Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar beserta Wakil Rektor I Prof. Dr. Kamaluddin

Abunawas, M.Ag. Wakil Rektor II Dr. Andi Aderus Lc M.Ag., Wakil

Rektor III Prof. Dr. H. Muhammad Khalifah Mustamin, M.Pd., dan Wakil

Rektor IV Prof. Dr. Muhammad Amri Lc, M.Ag., yang telah membina dan

v
memimpin UIN Alauddin Makassar menjadi tempat peneliti untuk

memperoleh ilmu baik dari segi akademik maupun ekstrakulikuler.

2. Dr. H Andi Achruh, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar, Wakil Dekan I Dr. H. Muh. Rapi M.Pd., Wakil

Dekan II Dr. H. M. Rusdi, M.Ag., dan Wakil Dekan III Dr. Ridwan Idris,

S.Ag., M.Pd.

3. Dr. Usman, M.Pd. dan Dr. Rosdiana, M.Pd.I. selaku ketua dan sekretaris

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Alauddin Makassar

yang senantiasa memberikan dorongan, bimbingan, dan nasihat kepada

penulis.

4. Dra. Hamsiah Djafar, M.Hum, selaku pembimbing I dan Immawati Nur

Aisyah Rivai, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, serta

dorongan kepada penulis.

5. Dr. Umar Sulaiman, M.Pd. selaku penguji I dan HJ. Andi Hasrianti. S.S.,

M.Pd selaku penguji II yang telah menguji dengan penuh kesungguhan

untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh staf, dosen, dan karyawan yang berada dalam lingkungan Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang

penuh ketulusan hati dan keikhlasan mengabdikan diri tanpa mengenal

lelah.

7. Halindah. S.Pd.I. selaku kepala sekolah MI Tarbiyah Takalar yang telah

memberi izin mengadakan penelitian, serta ibu Nurlaela Agi, S.Ag, selaku

wali kelas MI Tarbiyah Takalar yang senantiasa memberikan bimbingannya

dan membantu dalam proses pengumpulan data.

vi
8. Sahabat saya Ainun, terimah kasih sudah setia menemani saya. Memberikan

motivasi,semangat,tenaga,fikiran, serta senantiasa sabar menghadapi saya.

Terimah kasih telah menjadi bagian dari perjalanan saya dalam menyusun

skripsi.

9. Pratu Jodi Perniawan, terimah kasih sudah memberikan motivasi dan

semangat kepada penulis. Terimah kasih telah memberikan dukungan, dan

menjadi bagian dari perjalanan penulis dalam penyusunan skripsi.

10. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar angkatan 2018

khususnya kelas 1 dan 2 atas dukungan, semangat, partisipasi dan

kerjasamanya selama menempuh proses studi.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak kalangan,

terutama para pejuang akademis, dan penulis sendiri. Semoga Allah swt Senantiasa

melindungi dan memberikan kesehatan bagi semua pihak yang sudah terlibat dalam

penyelesaian skripsi ini.

Samata, 23 April 2023


Penulis,

Fadeliah Asri
NIM: 20800118057

vii
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .................................................x
ABSTRAK ........................................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................6
C. Hipotesis ...........................................................................................7
D. Definisi Operasional Variabel ..........................................................7
E. Kajian Pustaka ..................................................................................8
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................12

BAB II TINJAUAN TEORETIS ..................................................................13


A. Efektivitas .......................................................................................13
B. Metode Simak Ucap Ulang ............................................................14
C. Hasil Belajar ...................................................................................24
D. Pembelajaran Bahasa Indonesia .....................................................28

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................32


A. Jenis dan Lokasi Penelitian ............................................................32
B. Populasi dan Sampel.......................................................................33
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................34
D. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................35
E. Validasi dan Reabilitasi Instrumen .................................................36
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...........................................36

viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................39
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..............................................39
B. Hasil Penelitian ..............................................................................41
C. Pembahasan ....................................................................................53

BAB V PENUTUP ...............................................................................................56


A. Kesimpulan ....................................................................................56
B. Implikasi Penelitian .......................................................................56

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................58


LAMPIRAN LAMPIRAN ..................................................................................61
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...........................................................................86

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Populasi..................................................................................... 33

Tabel 3.2 Standar Ketuntasan Keterampilan Menyimak Bahasa Indonesia ..........38

Tabel 4.1 Daftar Guru di Sekolah ..........................................................................40

Tabel 4.2 Analisis deskriptif pretest kelas III MI Tarbiyah ...................................43

Tabel 4.3 Analisis deskriptif posttest kelas III MI Tarbiyah .................................44

Tabel 4.4 Pengkategorian Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Kelas III MI Tarbiyah Kab. Takalar ......................................................45

Tabel 4.5 Kategori Kriteria Ketuntasan Minimal ..................................................47

Tabel 4.6 Kriteria Interpretasi Gain .......................................................................48

Tabel 4.7 Aktivitas Belajar Peserta Didik ..............................................................50

x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN

A. Transliterasi Arab-Latin
1. Konsonan
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat
dilihat pada tabel berikut:

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama


Alif tidak
‫ا‬ tidak dilambangkan
dilambangkan
‫ب‬ Ba B Be
‫ت‬ Ta T Te
‫ث‬ ṡ 𝑎 ṡ es (dengan titik di atas)
‫ج‬ Jim J Je
‫ح‬ ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah)
‫خ‬ Kha Kh ka dan ha
‫د‬ Dal D De
‫ذ‬ ż al ż zet (dengan titik di atas)
‫ر‬ Ra R Er
‫ز‬ Zai Z Zet
‫س‬ Sin S Es
‫ش‬ Syin Sy es dan ye
‫ص‬ ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)
‫ض‬ ḍa ḍ de (dengan titik di bawah)
‫ط‬ ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)
‫ظ‬ ẓa ẓ zet (dengan titik di bawah)
‫ع‬ ‘ain ‘ apostrof terbalik
‫غ‬ Gain G Ge
‫ف‬ Fa F Ef
‫ق‬ Qaf Q Qi
‫ك‬ Kaf K Ka
‫ل‬ Lam L El
‫م‬ Mim M Em
‫ن‬ Nun N En
‫و‬ Wau W We
‫ـ‬
‫ه‬ Ha H Ha
‫ء‬ Hamzah ’ Apostrof
‫ى‬ Ya Y Ye

xi
Hamzah ( ) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa

pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda ( ).

2. Vocal

Vocal bahasa Arab, seperti vocal bahasa Indonesia, terdiri atas vocal

tunggal atau monoflog dan vocal rangkap atau diflog.

Vocal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,

transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama


َ‫ا‬ fatḥah A A

ِ‫ا‬ Kasrah I I

‫ا‬ ḍammah U U

Vocal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

‫َى ْى‬ fatḥah dan ya Ai a dan i

‫َى ْو‬ fatḥah dan wau Au a dan u

Contoh:

: kaifa

: haula

3. Maddah

Maddah atau vocal yang lambangnya berupa harakat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

xii
Harakat dan Huruf dan
Nama Nama
Huruf Tanda

‫ى ﹶ‬... ‫ا‬
fatḥah dan alif atau ya Ā a dan garis di atas
‫ﹶ‬...
‫ىى‬ Kasrah dan ya Ī i dan garis di atas

‫ىو‬ ḍammah dan wau Ū u dan garis di atas

Contoh:

َ‫ات‬
ََ ‫َم‬ : māta

َ‫ َر َمى‬: ramā

َ‫قِ ْي َل‬ : qīla

ََُ‫ يَ ُم ْوت‬: yamūt

4. Ta marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua, yaitu ta marbutah yang hidup atau

mendapatkan harakat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah [t].

Sedangkan ta marbutah yang mati atau mendapatkan harakat sukun ,

transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al-serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta

marbutah itu ditransliterasikan dengan ha [h].

Contoh:
ْ َ ‫َاْل‬
َ‫َطفَا ِل‬ ْ ُ ‫ضة‬
َ ‫َر ْو‬ : rauḍahal-aṭfāl

َُ‫اضلَة‬ ْ ُ‫ا َ ْل َم ِد ْينَة‬


ِ َ‫َالف‬ : al-madīnahal-fāḍilah

َُ‫ا َ ْلح ْك َمة‬ : al-ḥikmah

xiii
5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam system tulisan arab dilambangkan dengan

sebuah tanda tasydid (َ `‫)ﹼ‬, dalam transliterasinya ini dilambangkan dengan

perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Contoh:

َََ ‫َربَّنَا‬ : rabbana>


َ‫نَ َّج ْينَا‬ :najjaina>

َ‫ا َ ْل َح ُّق‬ : al-haqq

َ‫نُ ِع َم‬ : nu“ima

َ‫عد ٌُّو‬
َ : ‘aduwwun

Jika huruf ‫ ى‬ber-tasyid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah

maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi ( ).

Contoh:

َ‫ي‬ٌّ ‫ع ِل‬
َ : ‘Ali (bukan Aliyyatau’ Aly)
ٌَّ ِ‫ع َرَب‬
‫ي‬ َ : “Arabi (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)
6. Kata Sandang

Kata sandang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan huruf (alif

lam ma’arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi

seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun huruf

qamariyyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang

mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan

dihubungkan dengan garis mendatar (-).

Contoh:
َ‫س‬ َّ ‫اَل‬: al-syamsu (bukan asy-syamsu)
ُ ‫ش ْم‬
َُ ‫لز ْلزَ لَ َة‬
َّ َ ‫ا‬: al-zalzalah (bukan az-zalzalah)

xiv
َ ‫ا َ ْلفَ ْل‬: al-falsafah
َُ‫سفَة‬

َُ‫ا َ ْلبِالَد‬ : al-bilādu

7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof ( ֨ ) hanya

berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila

hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan

Arab ia berupa alif.

Contoh:
َََ‫ ُم ُر ْون‬: ta’murūna

َُ‫اَلنَّ ْوع‬ : al-nau‘

َ‫ش ْي ٌء‬
َ : syai’un

ََُ‫ أ ُ ِم ْرت‬: umirtu

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalamn Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau

kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat

yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau

sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia

akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya,

kata al-Qur’an (dari al-Qur’a>n), alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila

kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus
ditrans-literasi secara utuh.

Contoh:

FīẒilālal-Qur’ān

xv
Al-Sunnah qablal-tadwīn

Al-‘Ibārāt bi‘umūm al-lafẓ lā bi khuṣūṣal-sabab

9. Lafẓal-Jalāla (‫)هللا‬

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya

atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf
hamzah.

Contoh:

ِ‫ ِديْن هللا‬dīnullāh ‫ ِبا هلل‬billāh


Adapun ta marbūṭadi akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al-jalālah,
ditransliterasi dengan huruf [t].

Contoh:

‫هللا‬
ِ ‫ه ْم فِ ْي َر ْح َم ِة‬ hum f ī raḥmatilh

10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam

transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf

kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf

kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang,

tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri

didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap

huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak

pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf

capital. Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi

xvi
yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun
dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:

Wamā Muḥammadun illā rasūl

Inna awwala baitin wuḍi‘alinnās ilallażī biBakkatam ubārakan

Syahru Ramaḍān al-lażīunz ila fihal-Qur’ān

Naṣīral-Dīnal-Ṭūsī

Abū Naṣr al-Farābī

Al-Gazālī

Al-Munqiżmin al-ḌalāAl-Munqiz

Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibn (anak dari) dan Abū

(bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus

disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.

Contoh:

Abū al-Walīd Muḥammad ibnu Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abū

al-Walīd Muḥammad (bukan: Rusyd, Abū al-Walīd Muḥammad Ibnu)

Naṣr Ḥāmid Abū Zaid, ditulis menjadi: Abū Zaid, Naṣr Ḥāmid (bukan:

Zaid,Naṣr Ḥāmid Abū)

B. Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:


swt. = subh}a>nahu> wa ta‘a>la>

saw. = s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam

a.s. = ‘alaihi al-sala>m

H = Hijrah

xvii
M = Masehi

SM = Sebelum Masehi

l. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja)

w. = Wafat tahun

QS …/…: 4 = QS al-Baqarah/2: 4 atau QS A<l ‘Imra>n/3: 4

HR = Hadis Riwayat

Untuk karya ilmiah berbahasa Arab, terdapat beberapa singkatan berikut:

‫ص‬ = ‫صفحة‬

َ‫دم‬ = ‫بدونَمكان‬

َ‫صلعم‬ = ‫صلىَهللاَعليهَوَسلم‬

َ‫ط‬ = ‫طبعة‬

َ‫دن‬ = ‫بدونَناشر‬

َ‫الخ‬ = ‫الىَاخرها\الىَاخره‬

xviii
ABS TRAK

Nama : Fadeliah Asri


Nim : 20800118057
Judul : Efektifitas Pembelajaran Metode Simak Ucap Ulang Terhadap
Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas III MI Tarbiyah Kab.Takalar

Skripsi ini membahas tentang “Efektivitas Metode Simak Ucap Ulang


Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas III MI Tarbiyah Kab.Takalar” penelitian ini bertujuan: (a) Untuk
mengetahui penerapan metode simak ucap ulang terhadap hasil belajar peserta didik
pada mata pelajaran bahasa Indonesia di MI Tarbiyah Kab.Takalar, (b) Untuk
mengetahui efektivitas metode pembelajaran simak ucap ulang terhadap hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas III MI Tarbiyah
Kabupaten Takalar.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan One
Group Pretest and Posttest Design yang hanya memiliki satu kelompok subjek dan
diberikan perlakuan menggunakan metode simak ucap ulang. Populasi dalam
penelitian ini adalah peserta didik kelas III MI Tarbiyah . dan sampel yaitu kelas III
yang berjumlah 29 peserta didik.
Teknik analisis data menggunakan uji N-gain untuk menguji efektivitas
pembelajaran metode simak ucap ulang terhadap hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III MI Tarbiyah Kab.Takalar. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan pada hasil belajar pre-test diperoleh
skor rata-rata sebesar 69,14% dan skor rata-rata nilai post-test sebesar 92,59% hal
ini menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik menggunakan
metode simak ucap ulang termasuk kategori sangat baik, mengalami peningkatan
hasil belajar dan sebanyak 29 orang peserta didik yang mencapai kategori Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dan satu orang tidak mencapai kategori ketuntasan.
Hal ini membuktikan bahwa metode simak ucap ulang efektif dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III MI
Tarbiyah Kab. Takalar.
Implikasi dari penelitian ini adalah bagi pendidik dapat menggunakan
metode simak ucap ulang untuk meningkatkan pemahaman peserta didik.selain itu,
agar kiranya pendidik dapat terdorong untuk mengikuti seminar dan diklat untuk
menambah wawasan dalam meningkatkan metode pembelajaran dan juga
penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut. Dan
hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis terlihat bahwa metode simak ucap
ulang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia peserta
didik.

xix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi manusia, karena

dengan pendidikan manusia bisa mengetahui segala hal yang belum ia ketahui.

Pendidikan tidak semata- mata menyekolahkan anak untuk memperoleh wawasan

baru ataupun menimba ilmu pengetahuan, akan tetapi pendidikan mempunyai

makna yang lebih luas. Seorang anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik

manakala ia memperoleh pendidikan yang komprehensif, agar ia kelak menjadi

manusia yang berguna bagi masyarakat, bangsa, negara, dan agama.

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang

mengajarkan peserta didik tentang keterampilan berbahasa Indonesia dengan baik

dan benar sesuai dengan fungsinya. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial,

menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, budi

pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.1

Tujuan pembelajaran di dalam paradigma pendidikan bukan hanya merubah

perilaku peserta didik, tetapi membentuk karakter dan sikap mental. Pembelajaran

pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan peserta didik,
baik interaksi secara langsung maupun tidak langsung, yaitu dengan menggunakan

berbagai metode pembelajaran.

Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh

1
Ni Ketut Windu Ratnasari, Ni Wayan Arini, I Nyoman Murda, Penerapan Metode Simak
Ulang Ucap Berbantuan Media Audio untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II , Jurnal PGSD. Universitas Pendidikan Gamesha. Vol 4
(1): (2016), h. 2-5.

1
2

guru agar penggunaanya bervariasi sesuai yang ingin dicapai setelah

pelajaran berakhir.2

Metode pembelajaran sangat efektif dalam upaya meningkatkan kualitas

belajar dan hasil belajar peserta didik, karena pada kegiatan pembelajaran peserta

didik juga dituntut untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran serta

mampu menggunakan kemampuan berpikirnya.3 Metode pembelajaran dapat

memberikan gambaran bagi guru untuk mengatur materi yang akan diajarkan,

dalam artian guru mempunyai peran penting dalam mengembangkan metode

pembelajaran. Dengan demikian, penggunaan metode pembelajaran yang tepat

dapat meningkatkan hasil belajar yang dapat dilihat dari proses pembelajarannya. 4

Adapun metode pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam

memahami serta meningkatkan hasil belajar yaitu penggunaan metode

pembelajaran simak ucap ulang.

Metode pembelajaran simak ucap ulang diperkenalkan dengan bunyi bahasa

dan cara mengucapkannya. Dalam hal ini guru menjelaskan beberapa materi

pembelajaran lalu guru memberikan beberapa soal dari materi yang telah dijelaskan

sebelumnya. Guru menjelaskan serangkaian materi yang nantinya peserta didik

akan disuruh untuk menyimak dengan baik apa yang telah dijelaskan oleh guru, lalu

mengikuti beberapa inti dari materi yang dijelaskan oleh guru baik secara individu.

Dengan demikian, dapat diartikan bahwa metode pembelajaran simak ucap ulang

adalah salah satu metode pembelajaran yang dilakukan dengan tujuan agar mereka

mampu mengungkapkan kembali apa yang telah disimak dari penjelasan guru. Agar

2
Muhamad Afandi,dkk., Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah (Cet. I; Semarang:
Unissula Press, 2013): h. 16.
3
Shiply A. Octavia, Metode-metode Pembelajaran (Cet, I; Yogyakarta: Deepublish, 2020),
h. 13.
4
Rachmat Satria. Metode Pembelajaran Round Table untuk Meningkatkan Keterampilan
Membaca Teks Bahasa Arab Peserta Didik. Lentera Pendidikan. 22, No. 2 (Desember 2019), h. 303.
3

pengetahuan, informasi, materi yang diperoleh tersusun dengan baik dan mampu

meningkatkan kemampuan ingatan yang dimiliki oleh setiap peserta didik sehingga

hasil belajar dapat meningkat.5

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi atau berbahasa yang baik dan

benar.6 Dalam pelajaran bahasa sering kali ditemukan istilah mendengar,

mendengarkan, dan menyimak. Beberapa istilah tersebut memiliki makna yang

berbeda, mendengarkan diartikan sebagai menangkap bunyi (suara) dengan telinga,

mendengarkan berarti (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca

orang, dan menyimak juga diartikan sebagai kemampuan menangkap pesan yang

disampaikan melalui bahasa lisan. Dalam hakikatnya, menyimak merupakan suatu

dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai setiap orang, karena keterampilan

menyimak sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Sementara itu, telah

dijelaskan bahwa menyimak merupakan proses yang terkait dengan kegiatan

mendengarkan, mengidentifikasi, menginterpretasi bunyi bahasa kemudian menilai

hasil interpretasi makna dan menanggapi pesan yang tersirat didalam wahana

bahasa tersebut.7

Belajar berbahasa diawali dengan kegiatan menyimak. Perhatikan anak-

anak kecil yang sedang belajar berbahasa (bahasa ibunya). Pada awalnya, mereka

menyimak bahasa target yang diucapkan oleh ibu atau guru mereka. Mereka

menyimak bunyi bahasa, kata atau kalimat. Lambat laun mereka akan menirukan

ucapan-ucapan yang didengarnya, selanjutnya mereka mencoba menerapkan dalam

pembicaraan. Proses menyimak, mengartikan makna, meniru dan mempraktikkan

5
Mukhtar dan Anilawati, Menyimak (Pekanbaru: Cendekia insani, 2006), h. 51.
6
Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h.1.
7
Djago Tarigan, Materi Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa 1-2 (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2005), h. 2-5.
4

bunyi bahasa itu mereka lakukan berulang-ulang, tentu saja dengan berbagai

kesalahan dan kekeliruan yang sedikit demi sedikit diperbaiki, sampai pada

akhirnya akan berhasil.8 Menyimak merupakan tingkatan yang paling tinggi karena

selain mendengarkan, ada juga unsur pemahamannya. Oleh karena itu, perlu

dilaksanakan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menyimak

materi yang dikupas dalam pelajaran khususnya bahasa Indonesia.9

Semakin mereka banyak belajar untuk menyimak, maka semakin bertambah

kata yang dimilikinya. Kemampuan bahasa menjadi dasar bagi peserta didik untuk

mengungkapkan ide-ide dan pengetahuan yang menjadi pemikirannya. Ketika

kemampuan bahasa mereka itu kurang atau dalam artian lemah, maka kemampuan

berfikirnya juga ikut lemah. Jika kemampuan menyimak sudah berkembang dengan

baik, maka mereka juga dapat memberikan respon yang positif dengan lawan bi

caranya.10

Jauharoti Alfin menjelaskan bahwa, menyimak adalah suatu proses kegiatan

mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian dan pemahaman

untuk mendapatkan informasi yang telah disampaikan secara lisan serta dapat

memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara baik melalui

ujaran atau bahasa lisan tersebut11.

Mengembangkan keterampilan menyimak untuk meningkatkan pemahaman

serta hasil belajar dari peserta didik melalui kegiatan menyimak, dalam hal ini

8
Slamet, Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar,
(Surakarta: UNS Press, 2007), h. 8.
9
Ni Kd Juni Harini, M.G Rini Kristiantari, I.B. Surya Manuaba, Jurnal Pengaruh Metode
Simak Kerjakan Terhadap Hasil Belajar Menyimak Cerpen, 2017, h. 6.
10
Evi Angraeni, Skripsi Peningkatan Kemampuan Menyimak Anak Melalui Metode
Bercerita Menggunakan Papan Flanel (Tangerang: 2018), h. 4.
11
Jauhharoti Alfin, dkk, Bahasa Indonesia I (Surabaya: Learning Assistance Program For
Islamic Schools PGMI, 2018), h. 37.
5

kegiatan menyimak sangatlah membantu peserta didik dalam berbagai kegiatan

seperti berbicara, membaca, dan menulis.

Sebagaimana Allah swt berfirman dalam QS al-‘Alaq/96: 1-5:

‫ اِ ْق َرأْ َو َرب َُّك ْاْلَ ْك َر ُۙم‬٢ ‫سانَ ِم ْن َعلَ َۚق‬ ِ ْ َ‫ َخلَق‬١ َ‫ِي َخلَ َۚق‬
َ ‫اْل ْن‬ ْ ‫اِ ْق َرأْ ِبا ْس ِم َر ِب َك الهذ‬
٥ ‫سانَ َما لَ ْم َي ْعلَ ْۗ ْم‬ َ ‫اْل ْن‬ َ ٤ ‫ِي َعله َم ِب ْالقَلَ ُِۙم‬
ِ ْ ‫عله َم‬ ْ ‫ الهذ‬٣
Terjemahnya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1) Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmulah
yang maha pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam
(4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5)”.
Guru mempunyai peranan penting dalam mencapai keberhasilan program

pendidikan, maka guru dituntut untuk mengajarkan berbagai macam metode-

metode dalam hal penguasaan materi, seperti penggunaan metode pembelajaran

simak ucap ulang untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar bagi peserta

didik. Agar mereka antusias dan fokus menyimak materi yang diberikan oleh guru

dalam pembelajaran di dalam kelas. Guru harus lebih kreatif dalam memilih metode

atau strategi pembelajaran sehingga peserta didik lebih semangat dalam mengikuti

pembelajaran di dalam kelas. Ketika guru mampu menjelaskan materi pembelajaran

dengan baik, peserta didik juga akan merasa senang dan mampu memahami materi

pembelajaran yang dijelaskan.

Mengingat, menyimak merupakan suatu keterampilan, maka perlu

dilakukan latihan-latihan secara terus-menerus oleh peserta didik. Dalam proses

belajar mengajar, kegiatan menyimak sering diabaikan oleh guru karena guru

cenderung beranggapan bahwa tanpa diajarkan pun keterampilan menyimak dapat

dilakukan oleh peserta didik. Namun kenyataanya, kontradiktif terhadap aplikasi di

lapangan yaitu kemampuan mereka dalam menyimak materi pelajaran tertentu

masih kurang. Hal ini terjadi karena beberapa kemungkinan, di antaranya guru tidak
6

mengetahui hakikat keterampilan menyimak, atau guru belum menemukan teknik

yang baik dalam teknik pengajaran menyimak. Selain itu tidak ada upaya guru

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak terhadap materi pelajaran

sehingga menyebabkan prestasi belajar peserta didik menjadi kurang.

Senin, 17 Oktober 2022 peneliti melakukan observasi awal dengan

mewawancarai kepala sekolah yang bernama Haslindah S.Pd.I, beliau

mengungkapkan bahwa kemampuan menyimak pada peserta didik kelas III MI

Tarbiyah Kab.Takalar masih memerlukan perhatian lagi. Masih banyak peserta

didik yang memiliki kemampuan menyimak dibawah rata-rata. Respon peserta

didik ketika guru menjelaskan materi masih belum maksimal, hal ini ditandai

dengan kurang responsifnya peserta didik saat diberi pertanyaan singkat pasca

pembelajaran, dan bahkan masih banyak peserta didik yang tidak memperhatikan

dan menyimak saat guru menjelaskan. Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk

mengangkat sebuah judul “Efektivitas Pembelajaran Metode Simak Ucap Ulang

Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas

III MI Tarbiyah Kabupaten Takalar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode simak ucap ulang peserta didik pada

pembelajaran bahasa Indonesia kelas III di MI Tarbiyah Kabupaten Takalar?

2. Bagaimana efektivitas metode pembelajaran simak ucap ulang terhadap hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia dikelas III MI

Tarbiyah Kabupaten Takalar ?


7

C. Hipotesis

Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hupo

berarti lemah, kurang atau dibawa dan thesis berarti teori, atau pernyataan yang

disajikan sebagai buku. Jadi, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan

yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dengan sifatnya yang

masih sementara. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada perbedaan hasil

belajar bahasa Indonesia dari peserta didik sebelum diterapkan dan setelah

diterapkan metode pembelajaran simak ucap ulang.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel

yang akan diteliti agar peneliti dan pembaca yang membutuhkan persepsi yang

sama. Adapun operasional dari variabel yang diteliti, yaitu variabel X dan variabel

Y. Variabel X dalan penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode simak ucap

ulang, sedangkan variabel Y adalah hasil belajar.

1. Metode simak ucap ulang (X)

Metode simak ucap ulang adalah teknik yang mengharuskan peserta didik

mendengarkan dengan cermat kemudian mengucapkan kembali apa yang telah

disimaknya. Metode ini adalah salah satu metode yang sangat membantu agar

peserta didik mampu memahami setiap materi pembelajaran yang dijelaskan oleh

guru. Adapun indikator kemampuan menyimak cerita anak yaitu:

a. Peserta didik dapat menyebutkan tokoh dalam cerita anak.

b. Peserta didik dapat menyebutkan ide pokok dalam cerita anak.

c. Peserta didik dapat menyebutkan amanat yang terkandung dalam cerita anak.

d. Peserta didik dapat menceritakan kembali cerita anak dengan kalimat sederhana.
8

2. Hasil Belajar (Y)

Hasil belajar merupakan kegiatan belajar dari peserta didik yang

menggambarkan keterampilan serta penguasaan terhadap bahan ajar. Hasil belajar

dilihat dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Hasil belajar juga bisa

dijelaskan sebagai perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah

melakukan aktivitas pembelajaran.

E. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh beberapa penelitian yang

berkaitan dengan penelitian ini yaitu:

1. Skripsi yang disusun oleh Cynthia Fitri Kautsar tentang pengaruh permainan

simak ucap ulang terhadap kemampuan menyimak anak usia 4-5 tahun di Ra

As-Syifah Jalan Suka Tari No.12 kelurahan Sukamaju kecamatan Medan

Johor kota Medan pada tahun 2019. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

perkembangan kemampuan menyimak anak dengan menggunakan

permainan simak ucap ulang eksperimen dan metode bercerita di kelas

kontrol berdistribusi normal, sedangkan distribusi data post-test

perkembangan kemampuan menyimak anak dengan menggunakan

permainan simak ucap ulang di kelas eksperimen dan metode bercerita di

kelas kontrol tidak berdistribusi normal. Dapat disimpulkan bahwa dalam

penelitian tersebut peneliti sama-sama melakukan penelitian dengan

menggunakan metode pembelajaran simak ucap ulang. Adapun

perbedaannya terlihat dari lokasi penelitian, serta penggunaan metode simak

ucap ulang terhadap kemampuan menyimak siswa di kelas eksperimen

dengan metode bercerita.12

12
Cynthia Fitri Kautsar, “Pengaruh Permainan Simak Ucap Ulang Terhadap Kemampuan
Menyimak Anak Usia 4-5 Tahun Di Ra As-Syifah Jalan Suka Tari No.12 Kelurahan Sukamaju
Kecamatan Medan Johor Kota Medan”, 2019. h. 67.
9

2. Skripsi yang disusun oleh Eli Suryani tentang peningkatan menyimak cerita

anak dengan metode simak ucap ulang pada mata pelajaran bahasa Indonesia

siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Swasta Rumbio, kec. Kampar, kab.

Kampar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode simak ucap ulang dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak cerita anak, kondisi dari

sebelum tindakan kemampuan menyimak siswa tergolong tidak mampu,

dengan rata-rata presentase 54,4% karena berada pada rentang 0%54%. Pada

siklus I dengan rata-rata presentase 70,7%, tergolong cukup mampu, karena

70,7% berada pada rentang 70%-84%. Tes pada siklus II mengalami

peningkatan dengan rat-rata presentase 85,0%, tergolong mampu, karena

85,0% berada pada rentang 85%-100%. Peningkatan kemampuan siswa

dalam menyimak cerita anak dari sebelum tindakan ke siklus I adalah 16,3%.

Sedangkan dari siklus I ke siklus II adalah 14,3%, sehingga secara

keseluruhan peningkatan yang diperoleh dari sebelum tindakan ke siklus II

adalah 30,6%. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu

sama-sama membahas metode pembelajaran simak ucap ulang pada mata

pelajaran bahasa Indonesia. Adapun perbedaan dari penelitian ini yaitu

berbeda kelas, lokasi penelitian, serta penggunaan metode pembelajarannya

hanya dipergunakan untuk melihat kemampuan siswa dalam menyimak cerita

anak.13

3. Jurnal yang ditulis oleh Intan Nafik Purwaningrum dengan judul tentang

penerapan teknik simak ucap ulang bermedia gambar untuk meningkatkan

keterampilan berbicara anak autis. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa

pada hasil analisis visual dalam kondisi diantaranya adalah estimasi

13
Eli Suryani, Peningkatan Menyimak Cerita Anak dengan Metode Simak Ucap Ulang
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Swasta Rumbio, Kec.
Kampar, Kab. Kampar, 2012. h. 5.
10

kecenderungan arah fase baseline (A) arah terendahnya mendatar, fase

intervensi (B) menunjukkan arah trendnya menarik, stabilitas data fase

haseline (A) 75% artinya data variabel (tidak stabil) dengan rentang 6-7, fase

intervensi (B) diperoleh rentang 7-10 dengan data yang stabil yaitu 91,67%,

level perubahan menunjukkkan tanda (+) yang berarti perubahan membaik.

Penelitian ini memiliki persamaan diantaranya sama-sama menggunakan

teknik simak ucap ulang. Adapun perbedaannya yang terlihat yaitu dari

penerapan teknik simak ucap ulang dengan menggunakan media bergambar

untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak autis.14

4. Skripsi yang disusun oleh Maulidi Rizqi, dengan judul tentang pelaksanaan

metode simak ucap ulang dengan menggunakan media audio visual pada

pembelajaran bahasa Arab materi mufradat siswa kelas III MIN 7 Hulu

Sungai Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan pelaksanaan metode simak

ulang ucap dengan menggunakan media audio visual pada pembelajaran

bahasa Arab cukup baik, tetapi dalam penelitian ini terdapat dua faktor yang

menjadi pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan metode simak ulang

ucap diantaranya faktor pendukung yaitu guru dan siswa. Guru tersebut

memiliki pengalaman mengajar yang sudah lama yaitu sekitar 14 tahun.

Sedangkan faktor dari siswa adalah siswa tersebut memiliki minat dan

perhatian terhadap pelaksanaan metode simak ulang ucap dengan

menggunakan media audio visual pada pembelajaran bahasa Arab dengan

rata-rata semua siswa sangat bersemangat. Tetapi dalam pelaksanaan metode

ini juga memiliki faktor penghambat yaitu tentang alokasi waktu, menurut

guru meskipun pembelajaran berjalan dengan lancar tetapi metode yang

14
Intan Nafik Purwaningrum, Penerapan Teknik Simak Ucap Ulang Bermedia Gambar
untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Autis. Jurnal Pendidikan Khusus, 2019. h. 11-
12.
11

digunakan ini cukup memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak demi

tercapainnya penguasaan materi bagi siswa. Terlihat ada beberapa perbedaan

dari penelitian ini yaitu lokasi penelitiannya yang terletak di MINdi 7 Hulu

Sungai Selatan, pemilihan mata pelajarannya menggunakan bahasa arab

materi mufradat, serta pelaksanaan metodenya menggunakan media audio

visual. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu sama-sama

menggunakan siswa kelas III sebagai objek yang akan diteliti, dan juga sama-

sama menggunakan metode pembelajaran simak ucap ulang.15

5. Skripsi yang ditulis oleh Ovita Nurul Pagesti, dengan judul tentang hubungan

minat belajar terhadap hasil belajar bahasa Jawa siswa kelas IV SDN Gugus

Cakra kecamatan Ngaliyan kota Semarang. Adapun hasil dari penelitian ini

yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar

terhadap hasil belajar bahasa Jawa siswa kelas IV SDN Gugus Cakra

kecamatan Ngaliyan kota Semarang tahun ajaran 2018/2019. Berdasarkan

hasil analisis deskriptif pada penelitian ini, minat belajar siswa sangat baik

dengan rata-rata skor sebesar 82. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ovita

Nurul terdapat persamaan yaitu sama-sama melihat hasil belajar dari siswa.

Sedangkan perbedaanya yaitu terlihat dari minat belajar siswa terhadap hasil

belajar bahasa Jawa siswa kelas IV SDN Gugus Cakra Kecamatan Ngaliyan

Kota Semarang.16

15
Rizqi Maulidi, “Pelaksanaan Metode Simak Ucap Ulang dengan Menggunakan Media
Audio Visual pada Pembelajaran Bahasa Arab Materi Mufradat Siswa Kelas III Min 7 Hulu Sungai
Selatan”. 2020. Skripsi. UIN Antasari (Banjarmasin), Fak. Tarbiyah dan Keguruan. h. 71
16
Ovita Nurul, Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas
IV SDN Gugus Cakra Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang, 2019. Skripsi. PGSD, Universitas
Negeri Semarang, h. 208.
12

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka tujuan

penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui penerapan metode simak ucap ulang menggunakan media

terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia di MI

Tarbiyah Kabupaten Takalar

b. Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran simak ucap ulang terhadap

hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas III MI

Tarbiyah Kabupaten Takalar.

2. Manfaat Penelitian.

a. Kegunaan ilmiah

1) Meningkatkan hasil belajar siswa dengan penggunaan media dan menerapkan

metode simak ucap ulang.

2) Memberikan alternatif kepada peserta didik dalam memahami cerita dengan

penggunaan media dengan menerapkan metode simak ucap ulang.

b. Kegunaan praktis

1) Bagi peserta didik dapat mempermudah dalam memahami isi cerita melalui

penggunaan metode simak ucap ulang

2) Bagi peneliti dapat memperluas wawasan dan pengalaman tentang

penggunaan metode simak ucap ulang.

3) Bagi pembaca dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi untuk

melihat bagaimana hasil belajar setelah menggunakan metode simak ucap

ulang.
BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektifitas

dikaitkan dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang dicapai.

Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (View point) dan dapat dinilai

dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi.

Efektivitas diartikan sebagai tindakan keberhasilan peserta didik untuk

mencapai tujuan tertentu serta dapat membawa hasil belajar secara maksimal. Oleh

karena itu, efektivitas menjadi faktor yang sangat penting dalam pembelajaran

karena menentukan tingkat sebuah keberhasilan sebuah metode pada pembelajaran

yang digunakan. Untuk memenuhi kriteria efektivitas pada pembelajaran guru

menjadi salah satu faktor utama dalam proses mengajar.1

Pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan itu berhasil diterapkan dalam pembelajaran. Efektivitas pembelajaran

dilihat dari aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, respon peserta

didik terhadap pembelajaran dan penguasaan materi yang telah dijelaskan oleh

guru. Serta untuk mencapai suatu konsep pembelajaran yang efektif dan efisien

diperlukan adanya hubungan timbal balik antar guru dan peserta didik dalam hal

mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Untuk memberikan gambaran seberapa

jauh target yang dicapai. Efektivitas tertuju pada pencapaian yang maksimal yaitu

dengan mencapai target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.

Mengajar yang efektif adalah suatu proses pembelajaran yang mampu memberikan

1
Ni Nyoman Parwati, I Putu Pasek Suryawan, Belajar dan Pembelajaran (Depok: PT
Raja Grafindo Persada, 2018), h.115.

13
14

nilai atau informasi tambahan bagi peserta didik, dengan adanya proses

pembelajaran, peserta didik benar-benar memperoleh tambahan informasi baru bagi

guru. Efektivitas pembelajaran dikatakan efektif ketika pengorganisasian materinya

baik, komunikasi yang efektif, menguasai serta antusias terhadap penguasaan

materi pembelajaran, serta memberikan nilai yang adil bagi peserta didik. 2

B. Metode Simak Ucap Ulang

1. Pengertian Menyimak

Kata menyimak dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan makna dengan

kata mendengar dan mendengarkan. Menyimak memiliki makna yang lebih spesifik

dibanding mendengar, kegiatan menyimak tidak hanya dilakukan dengan

mendengarkan informasi yang ada, namun ada usaha untuk memahami bahan

informasi yang diberikan oleh pembicara.3 Penyimak dapat dikatakan berhasil

ketika simakannya dapat memanfaatkan baik pengetahuan yang mereka miliki yang

berhubungan dengan materi yang mereka simak.4

Menyimak disebut sebagai suatu kegiatan mendengarkan dengan teliti dan

hati-hati. Kegiatan menyimak juga menuntut penyimak untuk selalu aktif

memahami pesan atau bunyi bahasa yang disampaikan oleh pembicara agar lebih

memahami makna yang di tujukan oleh pembicara tersebut. Menyimak sangat

berperan penting sebagai dasar seseorang belajar berbahasa, penunjang

keterampilan berbicara, membaca dan menulis, serta menambah informasi dan

2
Vemsi Damopolii, Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Multimedia pada Materi Segi
Empat, Of Mathematics Education. Vol. 1, No. 2 (Desember 2019), h. 77.
3
Istihanah Rahayu, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Menggunakan Media
Audio Visual Kelas V SD. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, Vol. 01, No. 02, 2013), h. 2.
4
St.Y Slamet, Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar,
: UNS Press, 2017), h. 81.
15

pengetahuan. Menyimak diawali dengan kegiatan mendengarkan, mengenal,

menginterpretasikan, serta menilai makna yang terkandung didalamnya.5

Menyimak memiliki arti suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-

lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi

untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi

yang telah disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.6

Kemampuan menyimak sebagai salah satu kemampuan berbahasa awal yang harus

dikembangkan. Karena kemampuan menyimak berkaitan erat dengan kemampuan

berbahasa, khususnya berbicara. Anak yang berkembang kemampuan

menyimaknya maka akan berpengaruh pada kemampuan berbicaranya. Dimana

dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa setiap manusia harus memiliki kemampuan

menyimaknya, seperti yang telah dijelaskan dalam QS Sad/38:29 :7

ِ ‫ب ا َ ْنزَ ْل ٰنه اِلَي َْك م ٰب َر ٌك ِليَدهبهر ْْٓوا ٰا ٰيتِ ٖه َو ِليَتَذَ هك َر اولوا ْاْلَ ْلبَا‬
٢٩ ‫ب‬ ٌ ‫ِك ٰت‬
Terjemahnya:
“Kitab (Al-quran) yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka
menghayati ayat-ayatnya dan agar orang yang berkat sehat mendapat
pelajarannya”.
Kemampuan menyimak dalam memahami isi kandungan Al-Quran. Agar

manusia mengetahui hal yang tidak boleh dilakukan dengan hal yang boleh

dilakukan dalam kehidupan ini. Setelah mereka memahaminya maka mereka

mengapresiasikan dengan cara mengamalkannya, bersyukur kepada-Nya atas

segala nikmat yang telah diberikan-Nya dan menyampaikannya kepada orang yang

tidak mengetahui hal itu.

5
Novi Resmini, Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi (Bandung:
UPI Press, 2007), h. 37
6
Yetty Mulyati, Bahasa Indonesia (Jakarta: UT, 2012), h. 30.
7
Departemen Agama RI, h. 455.
16

Kemampuan menyimak dapat mengakibatkan beberapa faktor diantaranya:

a. Acuity: Kesadaran akan adanya suara yang diterima oleh telinga.

b. Auditory discrimination: yaitu kemampuan membedakan persamaan dan

perbedaan suatu bunyi.

c. Auding: merupakan proses dimana terdapat asosiasi antara arti dan pesan yang

diungkapkan. Pada tahap ini melibatkan pemahaman terhadap isi dan maksud

dari kata-kata yang di ungkapkan.

Kemampuan menyimak perlu kita miliki untuk memperlancar komunikasi.

Selain itu, melalui kegiatan menyimak, banyak manfaat yang kita peroleh daripada

hanya mendengarkan. Dengan menyimak, kita akan memperoleh banyak informasi

untuk menambah wawasan dan pengetahuan dan pengalaman tentang kehidupan.8

2. Tujuan Menyimak Bagi Peserta Didik Yaitu:

a. Untuk belajar

Bagi anak usia dini, tujuan menyimak pada umumnya untuk belajar. Seperti

belajar untuk membedakan bunyi-bunyi yang diperdengarkan guru,

mendengarkan cerita, permainan bahasa. Jadi, anak melakukan kegiatan

menyimak lebih cenderung bukan karena keinginan anak itu sendiri tetapi karena

ditugaskan sehubungan dengan kegiatan dalam pembelajaran.

b. Untuk mengapresiasi

Dalam artian dapat memahami, menghayati, erat menilai bahan yang disimak.

Bahan yang disimak dengan tujuan ini biasanya berbentuk karya sastra, seperti

cerita, dongeng dan puisi.

c. Untuk menghibur diri

Menyimak yang bertujuan untuk menghibur diri dalam artian dengan menyimak

anak merasa senang dan gembira.

8
Nurbiana Dhieni, Metode Pengembangan Bahasa (Jakarta: UT), h.3-19.
17

3. Jenis-Jenis Menyimak adalah Sebagai Berikut:

a. Menyimak Informatif

Menyimak informasi kemudian diidentifikasi dan mengingat fakta-fakta,

ide-ide dan hubungan-hubungan. Kemampuan menyimak informatif dapat

ditugaskan dengan cara:

1) Menyuruh mereka menutup mata lalu menundukkan kepalanya di atas meja,

kemudian suruh mereka membedakan bunyi lalu tanyakan kepada mereka

untuk menebak suara apa yang ia dengarkan.

2) Membacakan sajak atau cerita. Seperti menghilangkan sebuah kata atau

kalimat pada akhir cerita, kemudian menyuruh anak melengkapi atau mengisi

kata ataupun kalimat yang hilang tadi.

3) Ajak mereka untuk menggambarkan dalam pikirannya tentang apa yang

mereka dengar dari cerita yang anda bacakan.

b. Menyimak Kritis

Menyimak kritis adalah mendengarkan kritis lebih dari sekedar

mengidentifikasi dan mengingat fakta, ide, dan hubungan-hubungan. Kemampuan

ini membutuhkan kemampuan untuk menganalisis apa yang didengar dan membuat

sebuah keterangan tentang hal tersebut dan membuat generalisasi seperti apa yang

didengar. Adapun kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan menyimak

kritis pada peserta didik adalah sebagai berikut:

1) Membacakan teka-teki dan mengajak mereka menebak berbagai jawaban.

2) Mengajak mereka membuat teka-teki sendiri lalu membacakan pada teman-

temannya.

3) Mengajak menonton cerita pada VCD, lalu disuruh mengajukan pertanyaan

agar dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.


18

c. Menyimak Apresiasif

Menyimak apresiasif adalah kemampuan untuk menikmati dan merasakan

apa yang didengar. Jenis menyimak ini larut dalam bahan yang disimaknya. Secara

imajinatif, penyimak seolah-olah ikut mengalami, merasakan, melakukan karakter

dari perilaku cerita yang dilisankan.

Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dapat diberikan untuk

meningkatkan kemampuan menyimak apresiatif peserta didik, yaitu:

1) Memperdengarkan beberapa koleksi cerita.

2) Membantu mereka merespon isi cerita dengan visualisasi dan perasaan.

Dorong mereka untuk bergabung dan membacakannya sehingga mereka

merasakan suasana yang ada pada kisah cerita anak tersebut dari

pengucapannya sendiri.

3) Mengundang seorang pencerita untuk mengunjungi kelas, sehingga mereka

dapat belajar untuk menikmati bentuk kesenian khusus.9

4. Pembelajaran Menyimak di Sekolah Dasar

Kegiatan menyimak di sekolah dasar bertujuan untuk melatih peserta didik

memahami bahasa lisan dan juga memahami makna dari bahan simakan yang

mereka dengar. Oleh sebab itu, pemilihan bahan ajar menyimak harus sesuai

dengan karakteristik dari peserta didik. Adapun tujuan khusus pembelajaran

menyimak yaitu melatih peserta didik menghargai orang lain, melatih kedisiplinan,

melatih peserta didik dalam berpikir dan meningkatkan daya nalar, Serta melatih

peningkatan keterampilan berbicara.10 Ada beberapa kendala dalam penguasaan

keterampilan menyimak, diantaranya adalah sebagai berikut:

9
Winda Gunarti, Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini,
(Jakarta: UT, 2012), h.31-32.
10
Siti Anisatun Nafi’ah, Metode-Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), h.141-142.
19

a. Tidak konsentrasi pada bahan simak yang diberikan.

b. Melamun pada saat proses pembelajaran menyimak.

c. Tidak fokus karena memikirkan hal lain.

d. Salah satu dari mereka bercerita dengan teman sebangkunya.

e. Kondisi kelas yang gaduh.

f. Salah satu dari mereka tidak tertarik terhadap bahan simak yang diberikan.

g. Suara pembaca kurang keras, sehingga peserta didik tidak tertarik untuk

mendengar dan menyimaknya.

h. Mengantuk pada saat proses belajar berlangsung.11

5. Metode Simak Ucap Ulang

Mukhtar dan Anilawati menyatakan bahwa metode simak ulang ucap

diperkenalkan dengan bunyi bahasa dan cara mengucapkannya. Guru mengucapkan

kata-kata yang nantinya akan disuruh untuk mengikuti apa yang diucapkan oleh

guru baik itu secara sendiri ataupun kelompok. Guru dalam hal ini memberikan

variasi dalam mengucapkan kata-kata yang mengakibatkan peserta didik cepat

bosan dan terkadang mereka hanya membuka mulut tanpa bersuara. Pendekatan

seperti ini cocok bagi pembelajaran bahasa pemula yaitu dengan mengajarkan

pengucapan alphabet secara pas.12

Slamet berpendapat dalam metode simak ucap ulang suara guru harus jelas,

intonasinya tepat, dan kecepatan bersuara normal. Metode ucapan diperdengarkan

di depan kelas. Peserta didik menyimak dengan teliti, kemudian mengucapkan

kembali sesuai dengan metode guru. Pengucapan itu dapat dilakukan secara

kelompok maupun individual.13

11
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi
(Yogyakarta: BPFE – Ypgyakarta, 2016), h. 390.
12
Mukhtar, Anilawati, Menyimak (Pekanbaru: Cendekia insani, 2006) h. 51.
13
Slamet, Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar
(Surakarta: UNS Press, 2007), h. 104.
20

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode simak

ucap ulang merupakan salah satu metode permainan yang dilakukan dengan tujuan

peserta didik mampu mengungkapkan kembali apa yang telah disimak, agar

pengetahuan, informasi, materi yang diperolehnya tersusun dengan baik dan

mampu meningkatkan kemampuan ingatan yang dimilikinya.

Metode simak ucap ulang dilakukan dengan cara mengucapkan atau

mengungkapkan kembali apa yang telah disimaknya dengan harapan

pengungkapan ulang yang dilakukan oleh peserta didik mampu memberikan

kontribusi yang baik dan meningkatkan ingatan yang dimiliki dari hasil menyimak

yang dilakukan, serta mengkombinasikannya dengan pengetahuan yang sudah

dimiliki sehingga informasi baru yang diterima itu tepat.14

6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Simak Ucap Ulang

Metode simak ucap ulang memiliki beberapa kelebihan, di antaranya adalah

sebagai berikut:

a. Dalam metode simak ulang ucap kemampuan mendengarkan, konsentrasi, dan

daya ingat dari peserta didik akan terlatih dengan baik.

b. Peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga tidak mudah bosan.

c. Mendapatkan kosakata baru.

d. Peserta didik tidak hanya mengingat, dia juga akan memahami pesan-pesan yang

didengarnya.15

14
Instiatuti, Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Teknik Simak Ulang Ucap dalam
Meningkatkan Minat Belajar Bahasa Ingris Kelas IV SD Negri Binjarharjo, Jurnal PGSD
Universitas Sebelas Maret, 2011.
15
Ni Ketut Windu Ratnasari, Penerapan Metode Simak Ucap Ulang Berbantuan Media
Audio untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas II, e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2016.
21

Kelemahan dari metode ini di antaranya:

a. Susahnya mengontrol ketika peserta didik mengulang bacaan guru secara

kelompok, sehingga beberapa dari mereka yang tidak mengulang kembali

bacaan guru dengan baik.

b. Kurangnya kemampuan guru dalam mengontrol waktu dengan baik sehingga

guru tidak sempat memberikan kesimpulan secara keseluruhan.16

7. Langkah Langkah Metode Simak Ucap Ulang

a. Guru membacakan teks cerita anak dan meminta peserta didik menyimak cerita

yang dibacakan.

b. Guru meminta peserta didik untuk mengulangi kembali bacaan guru dengan

baik.

c. Guru meminta kepada peserta didik untuk menyimak cerita anak yang telah

dibacakan.

d. Guru meminta kepada peserta didik secara individu mengulang kembali bacaan

yang telah dibacakan.

e. Guru memberikan hadiah kepada peserta didik yang menjawab dengan benar

f. Guru memberi kesempatan kepada salah satu dari peserta didik untuk

mengajukan pertanyaan jika belum paham.

g. Guru menutup pelajaran dengan memberikan kesimpulan.17

16
Eli Suryani, Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Dengan Metode Simak
Ulang Ucap Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Swasta
Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, Skripsi PGMI Universitas Islam Negri Sulta
Syarif Kasim Riau, 2012, h. 19.
17
M. Subana, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia (Bandung: Pustaka Setia, 2009),
h. 215.
22

Contoh Cerita

“KISAH KANCIL DAN SIPUT”

Pada suatu hari yang cerah, Kancil sedang berjalan dengan santai di pinggir
sungai. Disana ia bertemu dengan Siput yang merangkak dengan lambat. Kancil
lalu datang menghampiri Siput dengan langkah yang angkuh. Hai Siput, kata Kancil
dengan sombong. Apakah kamu berani adu cepat denganku? Siput tentu saja
terkejut. Ia merasa diejek oleh Kancil. Walaupun begitu, Siput menerima ajakan
Kancil. kata Siput yang menerima ajakan Kancil. Aku terima ajakanmu. Tapi
jangan malu ya, kalau nanti justru kamu yang sendiri yang kalah." "Hahahaha,"
seketika Kancil tertawa mendengar ucapan Siput. "Mana mungkin kamu bisa
mengalahkan aku, Siput? Kamu adalah hewan perangkak yang sangat lambat.
Bukannya membatalkan ajakan Kancil, Siput justru makin menantang Kancil. Baik,
tentukan saja kapan kita akan berlomba! Hari Minggu besok, di sini,kata Kancil.
Pasti akan ada yang melihatku memenangkan lomba. Kancil lalu bergegas pergi
dengan tertawa. Siput mengatur taktik agar Kancil bisa merasakan rasa angkuh dan
sombongnya dengan kekalahan. Ia segera mengumpulkan temannya yang ada di
sekitar sungai. Hai teman-temanku, tentu saja kita berkumpul disini untuk
membicarakan perlombaan dengan Kancil," kata Siput yang akan berlomba. Tapi
bagaimana caranya? “Kita harus membagi tugas," kata Siput. "Kalian harus
berpencar di setiap rerumputan di pinggir sungai, sampai garis finish. Nanti kalau
dipanggil Kancil, kalian harus jawab. Ide yang cerdas! Kita akan menang!"
Akhirnya datang hari perlombaan. Semua siput sudah siap. Penonton bersorak
sorai. Ada yang mendukung kancil, ada juga yang mendukung siput. Hingga
bendera diangkat, tanda lomba dimulai. Begitu lomba dimulai, Kancil berlari
dengan sangat kencang. Semua tenaga ia kerahkan agar bisa memenangkan
perlombaan itu. Tapi setelah berlari sekian kilometer, napasnya mulai terengah-
engah dan memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon. Namun ketika ia baru
saja akan duduk, ia melihat Siput berjalan. "Siput!" kata Kancil. "Ya, aku di sini,
Kancil," kata Siput yang berjalan di depan Kancil. Kancil lalu berlari kencang
meninggalkan siput itu. Dia mulai kehabisan tenaga ketika sampai di pohon besar
yang rindang. Kancil kembali duduk untuk beristirahat. Tapi Siput datang
melewatinya. "Siput!" kata Kancil. "Ya, aku di sini, Kancil, hingga Kancil
kelelahan dan Siput memenangkan perlombaan. Di garis finis, Kancil mengakui
kekalahannya. Sementara, Siput yang memenangkan perlombaan hanya tersenyum
tipis. Siput tidak merayakan kemenangan dengan berlebihan.
23

8. Kegunaan dari Metode Simak Ucap Ulang

Beberapa penjelasan dari metode simak ucap ulang, terdapat beberapa

kegunaan dalam metode ini diantaranya memperkenalkan bunyi bahasa dan cara

mengucapkannya. Dengan cara ini, peserta didik dapat menyimak dan meneliti,

kemudian mengucapkan kembali sesuai dengan apa yang didengarkan dari guru.

Metode pembelajaran ini dapat berupa kata dan kalimat sederhana. Dengan

demikian, kegunaan dari metode pembelajaran ini sebagai suatu cara belajar yang

dilakukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi pemula untuk memahami apa

yang telah didengarkan dari penjelasan guru sebelumnya agar pengetahuan yang

mereka miliki semakin banyak dan hasil belajarnya akan meningkat.

9. Indikator Kemampuan menyimak cerita anak

a. Siswa dapat menyebutkan tokoh dalam cerita anak.

b. Siswa dapat menyebutkan ide pokok dalam cerita anak.

c. Siswa dapat menyebutkan amanat yang terkandung dalam cerita anak.

d. Siswa dapat menceritakan kembali dengan kalimat sederhana.18

10. Indikator keberhasilan penggunaan metode simak ucap ulang

a. Hasil belajar dari peserta didik meningkat setelah menggunakan metode simak

ucap ulang.

b. Aktivitas menyimak siswa setelah menggunakan metode simak ucap ulang

memenuhi target.

c. Kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran didalam kelas

d. Tanggapan dan respon cepat dari siswa ketika menjawab pertanyaan guru

18
Eli suryani, “Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak dengan Metode Simak
Ucap Ulang pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Swasta
Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar”, Skripsi (Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim
Riau, 2012), h. 9.
24

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku dan kemampuan yang

didapatkan oleh peserta didik setelah belajar, yang pada hakikatnya berupa

kemampuan kognitif, afektif, serta psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat dari

pengukuran penilaian kegiatan belajar atau proses belajar yang dituliskan seperti

simbol, huruf, atau kalimat yang menjelaskan tentang hasil belajar yang dicapai

selama periode tertentu. Hasil belajar dapat dilihat dari adanya perolehan nilai atau

angka dari suatu pembelajaran. Serta dapat diartikan proses terjadinya perubahan

tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.19 Hasil belajar merupakan proses penentuan

nilai belajar dari peserta didik melalui kegiatan penilaian atau perincian hasil

belajar, dan dapat meningkat apabila mendapat dukungan dari salah satu pengguna

dari metode pembelajaran.20

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia

melalui pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan

ukuran atau kriteria sebagai suatu unsur dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.

Hal ini dapat dikatakan berhasil apabila peserta didik sudah memahami

pembelajaran yang telah diberikan serta adanya tingkah laku yang lebih baik dari

sebelumnya.21

Menurut Susanto hasil belajar ialah suatu hasil yang telah dicapai oleh

peserta didik setelah adanya aktivitas belajar suatu mata pelajaran yang telah

ditetapkan dalam waktu yang telah ditentukan. Hasil belajar juga didefinisikan

sebagai kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka melakukan kegiatan

19
Omear Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 30.
20
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 200.
21
Sudjana, Metode dan Tehnik Pembelajaran Partisifasif,(Bandung: Falah,2001) h. 327.
25

pembelajaran. Selain itu, dapat dikatakan bahwa hasil belajar yaitu hasil yang telah

dicapai peserta didik setelah melakukan pembelajaran yang sekaligus memberikan

perubahan terhadap diri peserta didik.22

2. Jenis-Jenis Ranah dalam Hasil Belajar

Hasil belajar terdiri dari ranah yang dimana dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Ranah kognitif

Merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya

yang berkaitan dengan segala aktivitas otak itu termasuk dalam ranah kognitif.

Menurut Bloom, ranah kognitif itu memiliki 6 jenjang proses berpikir yaitu:

knowledge (pengetahuan, hafalan, ingatan), comperehension (pemahaman),

application (penerapan), analysis (analisis), synthesis (sintetis), evaluation

(penilaian). Dalam ranah ini menjelaskan tentang hasil belajar yang intelektual yang

terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sistematis, dan evaluasi.23

b. Ranah Afektif

Dalam ranah ini diartikan sebagai ranah yang berkenan dengan sikap dan

nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab

atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks

nilai.

c. Ranah Psikomotorik

Dalam rana ini meliputi motoric, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Hasil belajar kognitif lebih

dominan dari pada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil

22
Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group,2016), h. 64.
23
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan Pengembangan Metode Evaluasi Pendidikan Agama di
Sekolah UIN-Maliki, 2010, h. 3.
26

belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam

proses pembelajaran di sekolah.24

d. Kriteria atau Indikator Hasil Belajar

Pengungkapan hasil belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologis

yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar dari peserta didik.

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang dalam menguasai ilmu

pengetahuan dalam suatu pelajaran dapat dilihat melalui prestasinya. Peserta didik

akan dikatakan berhasil apabila prestasinya baik dan sebaliknya peserta didik tidak

berhasil jika prestasinya rendah.

Pada tingkatan yang sangat umum sekali, hasil belajar dapat diklarifikasikan

menjadi tiga yaitu:

a. Keefektifan (effectiveness)

Keefektifan dari pembelajaran ini biasanya diukur dengan tingkat

pencapaian dari peserta didik. Adapun aspek yang digunakan untuk

mendeskripsikan keefektifan belajar yaitu: 1) Kecermatan penguasaan perilaku

yang dipelajari atau sering disebut dengan “tingkat kesalahan”, 2) Kecepatan unjuk

kerja, 3) Tingkat ahli belajar, 4) Tingkat retensi dari apa yang telah di pelajari.

b. Efesien (efficiency)

Efesien pembelajaran diukur dengan rasio antar keefektifan dan jumlah

waktu yang dipakai peserta didik dan jumlah biaya pembelajaran yang digunakan.

c. Daya Tarik (appeal)

Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati

kecenderungan peserta didik untuk selalu belajar. Daya tarik pembelajaran sangat

24
Parsa, Made. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar. Kupang: CV Rasi Terbit, 2017, h. 315.
27

erat hubungannya dengan daya tari bidang studi, yang biasanya kualitas

pembelajaran akan mempengaruhi keduanya.25

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam pencapaian hasil belajar yang baik sangatlah tidak mudah, karena

banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya, sebagaimana dapat dijelaskan yaitu:

a. Faktor fisiologis.

Dalam faktor ini bersifat jasmani, memperhatikan kondisi umum jasmani

yang berupa kesehatan yang sangat penting seperti kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor psikologis.

Aspek psikologis yaitu salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kuantitas

dan kualitas perolehan pembelajaran peserta didik diantaranya :

1) Tingkat kecerdasan peserta didik pada umumnya dapat diartikan sebagai

kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

2) Sikap peserta didik adalah segala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap

terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun

negatif.

3) Bakat peserta didik merupakan kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh

seseorang untuk mencapai keberhasilan di masa yang akan datang.

4) Secara sederhana minat adalah kecenderungan atau keinginan yang dimiliki

setiap orang untuk mencapai apa yang diinginkan. Seperti belajar dengan giat

agar nilai yang didapatkan sangat memuaskan atau bisa dikatakan cukup

tinggi.

25
Burhan Nurgianto, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah (Yogyakarta: BPFE,
2017), h. 42.
28

5) Motivasi peserta didik diartikan sebagai keadaan internal, yang mendorong

manusia untuk berbuat sesuatu.26

Hasil belajar bukan hanya ditentukan oleh para pendidik. Namun, hasil

belajar ditentukan pula oleh beberapa faktor. Adapun faktor yang mempengaruhi

hasil belajar di antaranya:

1) Faktor-faktor yang berfungsi dari diri sendiri.

2) Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan.

3) Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga.

4) Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat.27

D. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik dalam berkomunikasi. Baik secara lisan maupun tulisan. Disamping

itu, pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi

peserta didik terhadap hasil karya sastra Indonesia.28 Dalam kegiatan

berkomunikasi hendaknya menggunakan kalimat bahasa Indonesia dengan baik dan

benar, baik komunikasi langsung maupun tidak langsung dengan memperhatikan

kaidah-kaidah ejaan dan tulisan bahasa Indonesia dalam sebuah buku yang disebut

dengan ejaan yang di sempurnakan (EYD).

Adapun secara umum tujuan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia

di SD berdasarkan Permendiknas No.22/2006 tentang standar isi kurikulum sebagai

berikut:

26
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2012), h. 21
27
Oemar Hamlik, Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi (Jakarta: Bumi Aksara,
2016), h. 117.
28
Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012), h. 3.
29

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulisan.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara.

3. Memahami bahasa Indonesia dengan tepat dan efektif dalam berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

menghaluskan budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa.

6. Menghargai dan mengembangkan sastra bahasa sebagai khasanah budaya dan

intelektual masyarakat Indonesia.29

Bahasa Indonesia merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia

pendidikan bangsa Indonesia, karena bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan

yaitu sebagai bahasa nasional dan juga menjadi bahasa negara. Untuk melakukan

pengembangan bahasa Indonesia perlu dilakukan sejak dini, dengan penguasaan

standar kompetensi yang meliputi empat keterampilan diantaranya mendengarkan

(menyimak), berbicara, membaca dan menulis.30

Bahasa Indonesia didefenisikan sebagai alat komunikasi yang dipakai

masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari antara lain bekerja sama,

belajar, dan saling bertukar informasi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang

menjadi standar di negara Indonesia. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia

tidak mengikat.

29
Permendiknas No.22 Tahun 2006.
30
Solchan T.W, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD (Jakarta: Universitas Terbuka,2011),h.
32-33
30

Bahasa yang digunakan ketika berkomunikasi secara resmi tertuang dalam

undang-undang dan surat-menyurat dinas memakai bahasa resmi. Pada konteks ini,

bahasa Indonesia harus dipakai berdasarkan kaidah, cermat, masuk akal dan tertib.

Penggunaan bahasa Indonesia harus baku dan lengkap. Pengukuran tingkatan

kebakuan melalui logika dan aturan kebahasaan penggunaan bahasa Indonesia.31

Bahasa merupakan kebutuhan setiap manusia. Bahasa juga merupakan salah satu

unsur budaya dan simbol bagi manusia dalam berkomunikasi terhadap semua

kebutuhan. Melalui bahasa, manusia dapat menyampaikan atau menerima berbagai

pesan, baik untuk dirinya maupun orang lain. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi

dengan orang lain dan sebagai alat bantu berpikir. Bahasa sangat erat hubungannya

dengan budaya, bahasa juga erat kaitannya dengan pola pikir suatu masyarakat.

Dalam artian bahasa memegang peran yang sangat penting dalam proses berpikir

dan kreativitas setiap individu. Bahasa bersifat simbolis, yaitu mampu

melambangkan arti apapun. Melalui bahasa terjadi pewarisan budaya dari satu

generasi ke generasi yang lain.32

Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah

mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai Perguruan Tinggi. Mata pelajaran

bahasa Indonesia adalah pengembangan program untuk mengembangkan

pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia.

Pembelajaran bahasa di sekolah dasar pada hakikatnya adalah untuk membiasakan

dan mengembangkan kemampuan peserta didik sedini mungkin bisa berkomunikasi

dengan baik dan benar. Dalam hal ini, peserta didik dituntut untuk mampu

menguasai bahasa baik dari materi pembelajaran maupun sebagai sarana

31
Hanna, Pembelajaran Bahasa Indonesia Mau Dibawa Ke Mana?, Jurnal pendidikan
Bahasa dan Sastra, Vol. 13, No. 1, 2014.
32
Sunarto Karta Dinata, Panduan Pengajar Buku Inovasi Pendidikan (Jakarta: Depdikbud,
2018), h. 6.
31

berkomunikasi dalam kegiatan belajar mengajar. Bahasa merupakan kunci

keberhasilan dalam mempelajari bidang studi, dan meningkatkan kemampuan

intelektual. Mata pelajaran ini merupakan program pengembangan atau

mengembangkan pengetahuan, mempertinggi kemampuan berbahasa, dan

menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia.33

Melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat melatih peserta

didik untuk mengembangkan kemampuan dalam ranah afektif (sikap dan nilai),

kognitif (pengetahuan, psikomotorik (keterampilan), interkonektif (perpaduan

ketiga ranah tersebut) yang melahirkan suatu kreativitas untuk dapat menggali

sistem nilai dan moral yang dikandung dalam setiap bahan ajarnya.34

33
Depdiknas, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Bahasa dan Sastra
Indonesia, (Jakarta: Depdiknas,”Pendidikan Dasar 5, No1, 2015), h. 4
34
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 5.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode

penelitian yang akan digunakan oleh Peneliti adalah metode eksperimen (quasi

eksperimen design).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil belajar dari

peserta didik yang menggunakan metode simak ucap ulang dalam proses belajar di

dalam kelas.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan berupa desain one-group-pretest posttest

design yang digambarkan sebagai berikut: Desain penelitian yang digunakan

berupa desain ekspresi dan kontrol, yang digambarkan sebagai berikut:

X Y

(Variabel bebas) (Variabel terikat)

Keterangan :

X : Metode Simak Ucap Ulang

Y : Hasil Belajar Peserta Didik1

32
33

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Tarbiyah yang terletak di kelurahan

Malewang, kecamatan Polut, kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Alasan memilih

lokasi penelitian ini karena dapat bekerja sama dengan pihak sekolah.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

yang dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.1 Dalam penelitian ini yang

menjadi populasi adalah peserta didik kelas III MI Tarbiyah Kab. Takalar yang

berjumlah 29 peserta didik.

Tabel 3.1

Jumlah Populasi

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 14

Perempuan 15

Jumlah 29

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.2 Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan nonprobabiliting sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang

1
Indra Jaya, Penerapan Statistik untuk Pendidikan (Bandung: Citapustaka Media Perintis,
2017), h. 20
2
Andi Munarfah dan Muhammad Hasan, Metode Penelitian (Jakarta: CV. Praktika Aksara
Semesta, 2009), h.40
34

tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) dari

populasi dipilih menjadi anggota sampel.3

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Sampel

jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang

dari 30 orang. Dengan begitu, sampel dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas

III MI Tarbiyah Takalar yang berjumlah 29 orang.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penumpulan data adalah hal yang sanga t penting dalam penelitian,

karena tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh data. Adapun teknik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pemberian tes dan observasi.

1. Tes

Dalam pemberian tes pada metode pengumpulan data adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan, intelegensi, serta kemampuan menyimak peserta didik.4 Alat

pengukuran tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda,

yang terdiri dari butir-butir soal yang akan diberikan kepada peserta didik untuk

mengukur tingkat kemampuan, pengetahuan, serta peningkatan hasil belajar peserta

didik.

3
Hamid Darmadi, Dimensi-Dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (Cet.1
alfabeta: 2013), h. 66.
4
Ridwan, Dasar-Dasar Statistika Cet VIII, (Bandung: alphabet, 2016), h. 9
35

2. Observasi

Lembar observasi adalah kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu

objek. Dilihat pada proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dibedakan

menjadi observasi berperan serta (participant observation) dan non partisipan.5

3. Dokumentasi

Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh sebuah data langsung dari

tempat penelitian yang terdiri dari: laporan kegiatan, foto, serta data yang relevan.6

D. Instrumen Pengumpulan Data

1. Tes

Tes dalam penelitian ini berupa pertanyaan, alat pengukuran tes yang

digunakan dalam penelitian ini berupa cerpen yang dibacakan kepada peserta didik.

Kemudian, diberikan soal pilihan ganda yang terdiri dari butir-butir soal untuk

mengukur tingkat kemampuan menyimak, pengetahuan, dan peningkatan hasil

belajarnya. Bentuk instrumen di atas dapat dipergunakan dalam mengevaluasi hasil

belajar peserta didik menggunakan metode simak ucap ulang di sekolah dasar.

Dengan demikian, penulis perlu memperhatikan aspek-aspek yang mendasar

seperti kemampuan dalam pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki setiap

peserta didik setelah menyelesaikan materi pebelajaran.

2. Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai alat untuk aktivitas siswa dan guru,

yang dapat dilihat dari bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

didalam kelas, tanggapan dan respon cepat dari peserta didik setelah menggunakan

metode simak ucap ulang, dan meningkatnya hasil belajar dari peserta didik.

5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, dan R&D), cet. XXII
(Bandung: Alfabeta, 2015), h. 203.
6
Riduawan, Metode & Teknik Penyusunan Tesis, (Bandung:Alfabeta, 2017), h. 105.
36

E. Validitasi dan Reabilitasi Instrumen

1. Validitasi

Instrumen yang valid diartikan sebagai alat ukur yang berguna untuk

mendapatkan data yang valid. Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Terdapat beberapa

instrumen diantaranya instrumen untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam

menyimak. Instrumen yang digunakan oleh penulis adalah tes pre-test and post-test

yang dimana dalam hal ini untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah

menggunakan metode simak ucap ulang di pada kelas III Mi Tarbiyah Kabupaten

Takalar.

2. Reliabilitas

Instrumen ini merupakan instrumen yang digunakan oleh beberapa penulis

untuk mengukur objek yang akan diteliti sehingga menghasilkan data yang sama.

Penguji reabilitas dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Dalam hal

eksternal penulis dapat melakukannya dengan tes.7 Untuk melihat instrumen dalam

penelitian ini, penulis menggunakan tes pre-test.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data bertujuan untuk mengelolah data-data yang diperoleh

dari penelitian yang dilakukan. Sehingga, mendapat hasil berupa generalisis dari

pembuktian hipotesis. Teknik analisis data pada penelitian ini akan menggunakan

dua statistic, yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial.

7
Sugiyono, Statistika Penelitian (Cet. XXVI; Bandung: Alfabeta, 2015), h.354
37

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang berguna untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya, dengan maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum.

Analisis deskriptif digunakan untuk menyajikan data secara deskriptif,

untuk menguji peningkatan keterampilan menyimak pada mata pelajaran bahasa

Indonesia untuk menentukan presentase tersebut dapat digunakan rumus sebagai

berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

2. Analisis Uji

Pada uji coba lapangan data dihimpun dengan menggunakan tes

ketercapaian pemahaman, dengan menggunakan pre-test dan post-test dalam

rangka untuk mengetahui tingkat pemahaman dan sasaran uji coba yaitu kelas III.

Adapun analisis data yang digunakan yaitu sebagai berikut:


a. Mean adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata ini

di dapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok,

dirumuskan sebagai berikut:


∑𝑥
X=
𝑁
Keterangan:

X : Nilai rata-rata

∑ : Jumlah keseluruhan dari nilai peserta didik

N : Jumlah peserta didik yang mengikuti tes


38

b. Standar deviasi

Keterangan :

SD = Standar deviasi

∑ = Total skor siswa

∑ = Jumlah kuadrat total skor siswa

N = Populasi

c. Uji N-Gain

Pada uji N-Gain digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar

peserta didik, sebelum di beri perlakuan dan setelah di beri perlakuan.

d. Kategori

Rumusan T-test yang digunakan untuk menguji hipotesis kompratif dua

sampel yang berkorelasi yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Standar ketuntasan keterampilan menyimak bahasa Indonesia:


Rentang nilai Kategori
Sangat Baik
85%
Baik
75-84
Cukup
60-74
Kurang
50-59
Sangat Kurang
0-49
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : MI Tarbiyah Takalar

b. Nama Kepala Sekolah : Haslindah, S.Pd.I

c. Alamat : Jl. Hj. Manila Dg. Pati

d. NPSN : 69976514
e. NSM : 111273050014

2. Visi misi dan tujuan sekolah

a. Visi

Terwujudnya madrasah yang tangguh dalam imtaq dan iptek, unggul dalam

prestasi.

b. Misi

1) Menyiapkan peserta didik untuk penguasaan imtaq dan iptek

2) Membiasakan kedisiplinan pada semua warga madrasah

3) Pengembangan pembelajaran pakem

4) Meningkatkan prestasi sesuai bakat dalam kegiatan kurikuler dan

ekstrakurikuler

5) Menjadikan madrasah sebagai pembinaan akhlak mulia

6) Pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabilitas

7) Meningkatkan pelaksanaan ibadah dan muamalah dalam kehidupan sehari-

hari

39
40

c. Tujuan

1) Mencetak peserta didik yang beriman, bertakwa, dan berilmu

2) Menciptakan budaya disiplin dan bersih

3) Menciptakan budaya keteladanan

4) Mencetak peserta didik yang berprestasi dalam kegiatan ekstrakulikuler

3. Fasilitas dan sarana prasarana

a. Ruang kepala sekolah

b. Ruang guru

c. Ruang belajar

d. Perpustakaan

e. Lapangan olahraga

f. Lapangan upacara

g. Kantin

h. WC

4. Daftar Guru di Sekolah


Tabel 4.1

No. Nama Jabatan


1 Haslindah, S.Pd.I Kepala Madrasah

2 Murni, S.Pd.I Wali Kelas I A

3 Jumariah, S.Pd.I Wali Kelas I B

4 Andi Mutahhrah, S.Pd.I Wali Kelas I C

5 Fitri Hidayat, S.Pd.I Wali Kelas II A

6 St. Rahma Rayu, S.Pd.I Wali Kelas II B

7 Halijah Umar, S.Pd.I Wali Kelas II C

8 Nurlaela Agi,S.Ag Wali Kelas III A

9 Narwiah, S.Ag Wali Kelas III B

10 Nursinah Amir, S.Ag Wali Kelas III C


41

11 Nuzul Hariani, S.Pd Wali Kelas IV A

12 Hasriani, S. Pd Wali Kelas IV B


13 Syamsumarlin, S.Pd.I Wali Kelas IV C

15 Suryanti, S.Pd.I Wali Kelas V A

16 Andi Yusran, S. Pd. I Wali Kelas V B

17 Misbahuddin, S.Ag., M.Pd Wali Kelas V C

19 Yusnaini Yunus, S. Pd. I Wali Kelas VI A

B. Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian ini dapat dituliskan dalam dua hal yaitu penerapan

metode pembelajaran simak ucap ulang di MI Tarbiyah kab.Takalar dan efektivitas

metode pembelajaran simak ucap ulang terhadap hasil belajar peserta didik kelas

III MI Tarbiyah Kab. Takalar.

1. Penerapan Metode Pembelajaran Simak Ucap Ulang di MI Tarbiyah

Kab. Takalar

Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode simak ucap ulang pada

pembelajaran bahasa Indonesia peserta didik kelas III MI Tarbiyah Kab. Takalar.

Pada penelitian ini diawali dengan tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,

dan kegiatan akhir.

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti bisa dilihat seperti yang biasa

dilakukan guru pada umumnya. Kegiatan diawali dengan penulis memberikan

salam kepada peserta didik dengan ekspresi wajah yang berseri-seri atau semangat,

menanyakan kabar, mengecek kehadiran peserta didik, memberikan motivasi untuk

tetap semangat belajar, dan menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam

pembelajaran.
42

b. Kegiatan Inti

Penulis mulai dengan menjelaskan terlebih dahulu tentang materi yang mau

dipelajari, membagikan soal sebagai pertimbangan atau pegangan awal terkait

pengetahuan peserta didik, memutar video dongeng untuk ditonton oleh peserta

didik. Setelah menonton video dongeng tersebut peserta didik kembali diberikan

soal berkaitan dengan tokoh, latar, tema, alur dan lain sebagainya yang ada dalam

dongeng tersebut. Peneliti kemudian mengumpulkan jawaban dan membagikan

kepada masing-masing peserta didik untuk dijawab secara bersama-sama. Kegiatan

menjawab soal dimulai dengan peneliti membacakan pertanyaannya dan peserta

didik menjawabnya, peserta didik diharapkan untuk antusias menjawab karena akan

diberikan hadiah bagi peserta didik yang menjawab secara cepat dan tepat. Peneliti

kemudian mencatat peserta didik mana yang menjawab paling banyak untuk

dijadikan sebagai hasil untuk menguji efektivitas penggunaan metode ini.

c. Kegiatan Akhir

Untuk kegiatan akhir dalam penelitian ini, peneliti bersama peserta didik

menyimpulkan materi yang dipelajari saat itu dan memberikan kesempatan terakhir

kepada peserta didik untuk bertanya ataupun terkait dengan materi yang belum

dipahami olehnya. Setelahnya pembelajaran ditutup dengan sama-sama

mengucapkan lafadz hamdalah dan do’a sesudah belajar dan selalu mengingatkan

selalu menyempatkan diri belajar di rumahnya masing-masing di sela waktu luang

agar materi yang dipelajari tidak mudah dilupakan. Penulis melakukan penelitian

selama tiga kali pertemuan di MI Tarbiyah yang menunjukkan bahwa pertemuan

pertama, kedua, ketiga, penulis mengajar dengan menerapkan metode pembelajaran

simak ucap ulang, lalu penulis membagikan soal pre-test and post-test dan langsung

di jawab oleh peserta didik. Untuk mengetahui lebih jelas keberhasilan penggunaan

metode simak ucap ulang di MI Tarbiyah Takalar.


43

2. Hasil Belajar Pre-test and Post-test

a. Hasil belajar pre-test

Dalam pemberian soal pretest sebelum peneliti menerapkan metode simak

ucap ulang,dapat dilihat perolehan hasil belajar dari peserta didik kelas III. Adapun

data hasil belajar peserta didik pada soal pretest yang diberikan yaitu sebagai

berikut :
Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Pretest Kelas III MI Tarbiyah Kab.Takalar

No. Statistik Deskriptif Pretest

1. Jumlah Sampel 29

2. Skor Terendah 25

3. Skor Tertinggi 100

4. Jumlah Skor 2.005

5. Skor Rata-rata 69,14

6. Standar Deviasi 9,32

Pada tabel 4.1 terdapat hasil perolehan nilai hasil belajar pre-test peserta

didik yang terendah yaitu 25 dan skor tertinggi nilai posttes yaitu 100. Skor rata-

rata nilai pre-test dari peserta didik yaitu 69,14 dan standar deviasi nilai pre-test

adalah 9,32.

b. Hasil belajar post-test

Terdapat hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari soal post-test yang

dilakukan penulis setelah menggunakan metode pembelajaran simak ucap ulang di

kelas III MI Tarbiyah. Adapun data yang diperoleh dari hasil soal post-test peserta

didik yang dikumpulkan melalui tes hasil belajar Bahasa Indonesia yang dapat

dituliskan sebagai berikut:


44

Tabel 4.3 Analisis Deskriptif Post-test Kelas III MI Tarbiyah Kab.Takalar

No. Statistik Deskriptif Post-test

1. Jumlah Sampel 29

2. Skor Terendah 25

3. Skor Tertinggi 100

4. Jumlah Skor 2.6085

5. Skor Rata-rata 92,59

6. Standar Deviasi 4,11

Berdasarkan tabel 4.2 terdapat perolehan nilai hasil belajar post-test peserta

didik yang terendah yaitu 25 dan skor tertinggi nili post-test yaitu 100. Adapun skor

rata-rata nilai postest sebesar 92,59 sedangkan standar deviasi nilai post-test yaitu

4,11.

c. Perbandingan hasil belajar pre-test and post-test


Terdapat pengkategorian data mengenai hasil belajar pretest dan postest dari

peserta didik kelas III MI Tarbiyah Kab. Takalar. Adapun interval pengkategorian

hasil belajar dari peserta didik dengan rentang nilai (10-100). Terdapat nilai skor
hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan metode simak ucap

ulang yang dapat dilihat pada tabel 4.3.


45

Tabel 4.4 Pengkategorian Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Kelas III MI Tarbiyah Kab. Takalar

No. Interval Frekuensi Persen (%)

Nilai Pretest Postest Pretest Postest Kategori Hasil

Belajar

1. 0-25 1 0 3% 0% Sangat kurang

2. 26-40 3 0 10% 0% Kurang

3. 41-60 5 0 17% 0% Cukup

4. 61-80 11 5 38% 17% Baik

5. 81-100 9 24 32% 83% Sangat baik

Total N= 29 100% -

Tabel 4.3 menunjukkan adanya 9 peserta didik yang nilai pretestnya sangat

baik dengan presentasi 32% dan terdapat 24 peserta didik yang nilai postestnya

berada pada kategori nilai sangat baik dengan presentasi 83%. Peserta didik yang

nilai pretestnya mendapat kategori baik pada hasil belajar berjumlah 11 orang

dengan presentasi 38% dan peserta didik yang nilai postestnya mendapat kategori

baik sebanyak 5 orang dengan nilai presentasi 17%. Terdapat juga peserta didik

yang mendapatkan kategori cukup sebanyak 5 orang dengan presentasi 17%, untuk

nilai pretest peserta didik yang mendapat kategori kurang terdiri dari 3 orang

dengan jumlah presentasi 10% dan mendapat kategori sangat kurang yaitu 1 orang

dengan presentasi 3%. Oleh karena itu tidak ada peserta didik yang nilai postestnya

berada pada kategori cukup,kurang dan sangat kurang. Jadi, untuk mengetahui nilai
46

hasil belajar bahasa Indonesia pada pre-test dan post-test peserta didik kelas V di

MI Tarbiyah Takalar dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Diagram 4.1 Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pre-test and Post-test

Metode Pembelajaran Simak Ucap Ulang

90% 83%
80%
70%
60%
50%
38%
40% 32%
30%
20%
17% 17%
10%
10% 3%
0% 0% 0%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang

Berdasarkan pada diagram menunjukkan bahwa nilai hasil belajar bahasa

Indonesia pre-test yang berada pada kategori sangat tinggi mencapai persentasi

sangat baik yaitu 32% dan kategori sangat baik pada nilai postest mencapai nilai

persentasi 83%, sedangkan kategori baik mencapai nilai persentasi 38% pada nilai

pretest serta pada nilai hasil belajar post-test berada pada persentasi 17%, dan

kategori cukup nilai post-test mencapai persentasi 0% serta pada nilai pre-test

mencapai 17%. Terdapat kategori kurang terdapat nilai hasil belajar pre-test yang

mencapai persentasi 10% dan pada persentasi hasil belajar postest 0%, untuk

kategori rendah nilai pretest mencapai persentasi 3% dan persentasi pada nilai post-

test mencapai 0%. Untuk dapat mengetahui bagaimana hasil belajar peserta didik

tentang Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh MI

Tarbiyah Takalar yang dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
47

Tabel 4.5 Kategori Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Daya Serap Peserta Didik Kategori Frekuensi

Pretest Postest

70-100 Tuntas 11 29

0-69 Tidak tuntas 18 0

Jumlah 29

Berdasarkan tabel 4.4 dapat kita ketahui bahwa KKM pada hasil belajar

pretest peseta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia berada pada kategori

tidak tuntas sebanyak 18 orang dan pada kategori tuntas sebanyak 11 orang. KKM

hasil belajar postest peserta didik yang berada pada kategori tidak tuntas adalah 0.

Adapun hasil belajar postest peserta didik pada kategori tuntas terdiri dari 29 orang

peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia dari

peserta didik pada saat menggunakan metode simak ucap ulang terhadap hasil

belajar termasuk dalam kategori baik.

3. Efektivitas Metode Simak Ucap Ulang Terhadap Hasil Belajar Bahasa

Indonesia Peserta Didik dengan Kelas III MI Tarbiyah Kab.Takalar

Dalam mengukur peningkatan efektivitas hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode simak ucap ulang

maka peneliti menggunakan uiji N-gain. Hasil perhitungan N-gain ternormalisasi

kelas III MI Tarbiyah Kab.Takalar dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

a. Nilai peningkatan hasil belajar

Pada penelitian ini menunjukkan bagaimana efektivitas metode simak ucap


ulang terhadap hasil belajar peserta didik, yang dimana dalam mengetahui
48

efektivitas metode simak ucap ulang peneliti menggunakan uji N-gain dan lembar

observasi pada aktivitas peserta didik sebelum dan sesudah dilaksanakannya

pembelajaran. Pada penelitian ini efektivitas metode simak ucap ulang dapat dilihat

dari hasil belajar peserta didik berikut ini:

Tabel 4.6 Kriteria Interpretasi Gain Ternomalisasi yang Dimodifikasi:

No. Indeks N- Frekuensi Kategori Presentasi %

gain

1. 0,70 ≤ g 19 Tinggi 66%

≤1,00

2. 0,30 < g < 8 Sedang 28%

0,70

3. 0,00 < g < 2 Rendah 6%

0,30

Total 29 - 100%

Dari tabel di atas terlihat bahwa ada 19 peserta didik yang mempunyai nilai

gainnya 0,70 ≤ g ≤ 1,00 berada pada kategori tinggi dengan presentasi 66%

sedangkan nilai gain 0,30 < g < 0,70 terdapat 8 orang peserta didik berada pada

kategori sedang dengan presentasi 28% dan untuk nilai 0,00 < g < 0,30 terdapat 2

peserta didik yang mendapat kategori rendah dengan presentasi 6%. Dengan

demikian, berdasarkan analisis uji N-gain yang telah dikemukakan tersebut

dinyatakan bahwa melalui metode simak ucap ulang efektif dalam meningkatkan

hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik. Untuk mengetahui lebih jelas
49

mengenai pengkategorian hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik dapat dilihat

pada diagram berikut ini;

Diagram 4.2 Pengkategorian Hasil Belajar Bahasa Indonesia Peserta Didik

Menggunakan uji N-gain

70% 66%

60%

50%

40%
28%
30%

20%

10%
6%
0%
1 2 3 4

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia

peserta didik yang mencapai kategori tinggi sebanyak 66% dan hasil belajar peserta

didik pada kategori sedang sebanyak 28% dan hasil belajar bahasa Indonesia

peserta didik yang mendapatkan kategori rendah sebanyak 6%.

Dalam hal ini untuk mengetahui lebih jelas mengenai keefektifan hasil

belajar peserta didik menggunakan metode simak ucap ulang, maka peneliti

menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengukur aktivitas belajar

peserta didik saat peneliti mengajak menggunakan metode simak ucap ulang untuk

lembar observasi mengenai aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel

4.3.
50

b. Aktivitas belajar peserta didik

Adapun aktivitas belajar peserta didik kelas III MI Tarbiyah Takalar

diperoleh melalui lembar observasi pada saat penelitian dilaksanakan didalam kelas

dengan menggunakan metode simak ucap ulang. Terdapat penilaian aktivitas

belajar peserta didik yang terdiri dari 4 aspek yaitu keaktifan, kedisiplinan,

pengetahuan, dan kesopanan. Adapun data aktivitas belajar dari peserta didik yang

dikumpulkan melalui lembar observasi yang dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.7 Aktivitas Belajar peserta didik saat menggunakan metode simak
ucap ulang pada pembelajaran bahasa Indonesia di MI Tarbiyah
Takalar
No. Aspek yang dinilai Frekuensi

Sangat baik Baik Cukup Kurang

1. Keaktifan 10 19 0 0

2. Kedisiplinan 7 19 3 0

3. Pengetahuan 4 25 0 0

4. Kesopanan 13 16 0 0

1. Keaktifan

Pada tabel 4.6 terlihat bahwa keaktifan belajar peserta didik yang

mendapatkan kriteria sangat baik sebanyak 10 orang, 19 orang mendapat kriteria

baik dan pada kriteria cukup baik dan kurang baik tidak terdapat peserta didik pada

kriteria tersebut. Berikut ini diagram tentang keaktifan aktivitas belajar peserta

didik dapat dilihat pada gambar 4.6


51

Diagram 4.3 Diagram Presentasi Keaktifan Aktivitas Belajar Peserta Didik


Kelas III MI Tarbiyah Takalar
100%
90%
80% 66%
70%
60% 34%
50%
40% 0% 0%
30%
20%
10%
0%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Dari gambar 4.4 tentang diagram persentasi keaktifan aktifitas belajar

peserta didik kelas III MITarbiyah Takalar terlihat bahwa hasil belajar peserta didik

yang mencapai kategori sangat baik sebanyak 34%,untuk kategori baik sebanyak

66%,yang mendapat kategori cukup dan kurang sebanyak 0%.

2. Kedisiplinan

Untuk kedisiplinan terdapat 7 orang peserta didik yang mendapat kriteria

sangat baik, 19 peserta didik mendapat kriteria baik, 3 orang mendapat kriteria

cukup, dan tidak terdapat peserta didik yang mendapat kriteria kurang baik. Untuk

mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada diagram 4.5 tentang kedisiplinan aktivitas

belajar peserta didik

Diagram 4.4 Persentasi Kedisiplinan Aktivitas Belajar Peserta Didik Kelas III
MI Tarbiyah Takalar

100%
80%
66%
60% 24%
40% 50%
0%
20%
0%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
52

Berdasarkan gambar 4.5 terkait diagram persetasi kedisiplinan

menunjukkan bahwa aktifitas belajar peserta didik kelas III MI Tarbiyah Takalar

yang mencapai kategori sangat baik sebanyak 24%, kategori baik sebanyak 66%,

kategori cukup sebanyak 10% dan yang mecapai kategori kurang sebanyak 0%

3. Pengetahuan

Terdapat 4 orang peserta didik yang dikategorikan sangat baik, 25 orang

peserta didik dikategorikan baik, dan tidak ada peserta didik yang mendapat kriteria

cukup baik dan kurang baik

Diagram 4.5 Menunjukkan Pengetahuan Aktivitas Belajar Peserta Didik


Kelas III MI Tarbiyah Takalar
100%
90%
80%
86%
70%
60% 14%
50%
40% 0% 0%
30%
20%
10%
0%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Pada diagram 4.6 tentang diagram persentasi pengetahuan menunjukkan

bahwa aktivitas belajar peserta didik kelas III MI Tarbiyah Takalar yang mencapai
kategori sangat baik sebanyak 14%, kategori baik sebanyak 86% dan sebanyak 0%

peserta didik yang mencapai kategori cukup dan kurang.

4. Kesopanan

Untuk kategori sangat baik terdapat 13 orang peserta didik yang tergolong

didalamnya, 16 orang peserta didik yang mendapat kriteria baik, dan tidak ada

peserta didik yang mendapat kriteria cukup baik dan kurangbaik.


53

Diagram 4.6 Diagram Persentasi Kesopanan Aktivitas Belajar Peserta Didik

Kelas III MI Tarbiyah Takalar

100%

80%

60%
55%
40% 45%
0% 0%
20%

0%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Dari gambar 4.7 tentang diagram persentasi kesopanan menunjukkan bahwa

aktivitas belajar peserta didik kelas III MI Tarbiyah Takalar sebanyak 45% peserta

didik yang mencapai kategori sangat baik, sebanyak 55% peserta didik yang

mencapai kategori baik dan tidak ada peserta didik yang mendapatkan kategori

cukup dan kategori kurang atau sebanyak 0%

Berdasarkan dari penjelasan di atas mengenai nilai peningkatan hasil belajar

dan aktivitas belajar peserta didik kelas III MI Tarbiyah Takalar dapat disimpulkan

bahwa penggunaan metode simak ucap ulang efektif terhadap hasil belajar bahasa

Indonesia peserta didik dan aktivitas belajar peserta didik. Hal ini berkenaan dengan

peningkatan hasil belajar telah mencapai indikator yaitu 100% dengan mencapi

nilai N-gain ≤ 0,30 dan aktivitas belajar mencapai nilai 71 dengan kategori baik.

C. Pembahasan

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik

setelah menggunakan metode simak ucap ulang pada pembelajaran Bahasa

Indonesia di MI Tarbiyah Takalar. Dalam penelitian ini peneliti mengambil satu

kelas yaitu kelas III sebagai kelas eksperimen. Adapun teknik yang digunakan

peneliti yaitu menggunakan teknik sampel jenuh dimana semua populasi dijadikan
54

sampel dalam penelitian. Adapun populasi yang diambil pada penelitian ini adalah

kelas III yang terdiri dari 29 orang peserta didik yang akan diajar menggunakan

metode simak ucap ulang.

Pada penggunaan metode simak ucap ulang dikelas III MI Tarbiyah Takalar

peneliti melakukan penelitian selama tiga kali pertemuan. Dimana pertemuan

pertama peneliti tidak menggunakan metode simak ucap ulang dan hanya

melakukan perkenalan saja sehingga persentasinya hanya 0% hal ini dikarenakan

peneliti tidak menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai pada kegiatan awal

dan kegiatan akhir serta tidak menyimpulkan materi bersama peserta didik. Untuk

pertemuan kedua tingkat keberhasilan penggunaan metode simak ucap ulang

mencapai persentasi 69,14% hal ini desebabkan peneliti hanya membagikan soal

pretest untuk dibaca dan dikerjakan. Sedangkan pada pertemuan ketiga tingkat

keberhasil penggunaan metode simak ucap ulang mencapai persentasi 92,59% hal

ini dikarenakan peneliti berhasil menerapkan langkah-langkah metode

pembelajaran simak ucap ulang dengan baik.

Hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik diperoleh dari membandingkan

nilai pretest dan postest. Pada hasil belajar test awal atau pretest diperoleh skor rata-

rata sebesar 69,14% dan skor rata-rata nilai postest sebesar 92,59% hal ini

menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik menggunakan

metode simak ucap ulang termasuk kategori sangat baik, mengalami peningkatan

hasil belajar dan sebanyak 28 orang peserta didik yang mencapai kategori kriteria

ketuntasan minimal (KKM) dan satu orang tidak. Setelah peneliti memperoleh nilai

rata-rata mean dan standar deviasi dari hasil belajar bahasa Indonesia pretest dan

postest peserta didik, peneliti kemudian melakukan uji N-gain yang bertujuan untuk

mengetahui apakah penggunaan metode simak ucap ulang efektif terhadap hasil

belajar peserta didik kelas III MI Tarbiyah.


55

Berdasarkan analisis uji N-gain diperoleh data bahwa ada 19 peserta didik

yang nilai N-gainnya berada pada kategori tinggi, sedangkan ada 8 orang peserta

didik yang masuk kedalam kategori sedang, 2 peserta didik masuk kedalam kategori

rendah. Dari rekapan data di atas dapat membuktikan bahwa metode pembelajaran

simak ucap ulang efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Cynthia Fitri yang

menyusun skripsi tentang pengaruh permainan simak ucap ulang terhadap

kemampuan menyimak anak usia 4-5 tahun di Ra As-Syifah Jalan Suka Tari No.12

Adanya pengaruh permainan simak-ulang ucap di kelas eksperimen terhadap

kemampuan menyimak anak usia 4-5 tahun di RA As-Syafi’iyah JL. Suka Tari No.

12 Kelurahan Suka Maju Kecamatan Medan Johor. Hal ini dibuktikan pada kelas

eksperimen dengan nilai rata-rata pre test (6,6363) dan nilai rata-rata post test

(15,3636) yang berjumlah 11 anak dengan nilai t hitung = 24, 4736 dengan taraf α

= 0,05 didapat tabel t pada dk 9 diperoleh nilai ttabel = 2,262. Karena

thitung>ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Dari uraian di atas membuktikan bahwa penggunaan metode simak ucap

ulang dapat membantu peserta didik dalam proses belajar. Metode ini mengajak

peserta didik untuk belajar menyimak dengan baik tentang materi pelajaran yang

telah dijelaskan serta dapat meningkatkan hasil belajar setelah menggunakan

metode simak ucap ulang.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian tentang efektivitas metode simak ucap

ulang terhadap hasil belajar peserta didik pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas

III MI Tarbiyah Kabupaten Takalar maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan metode pembelajaran simak ucap ulang di MI Tarbiyah Kab.

Takalar pada pertemuan 1 keberhasilan penggunaan metode simak ucap ulang

mencapai presentasi 77% dan pertemuan 2 keberhasilan penggunaan metode

pembelajaran simak ucap ulang mencapai presentasi 80% sedangkan untuk

pertemuan ke 3 keberhasilan penggunaan metode simak ucap ulang mencapai

presentasi 100%.

2. Penggunaan metode pembelajaran simak ucap ulang efektif terhadap hasil

belajar bahasa Indonesia peserta didik dan aktivitas belajar peserta didik,

karena peningkatan hasil belajar telah mencapai indikator yaitu 100% dengan

mencapai nilai N-gain ≤ 0,30 dan aktivitas belajar mencapai nilai 71 dengan

kategori baik.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah dijelaskan dapat disampaikan

beberapa implikasi dari hasil penelitian bagi guru-guru yang mengajar

menggunakan metode pembelajaran maka bagus menerapkan metode pembelajaran

simak ucap ulang karena efektif meningkatkan hasil belajara peserta didik terutama

pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

1. Bagi peserta didik setelah diterapkan metode pembelajaran simak ucap ulang

ini dapat membantu meningkatkan aktivitas belajar menjadi lebih baik.

56
57

2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan atau referensi bagi

peneliti selanjutnya yang meneliti menggunakan metode pembelajaran simak

ucap ulang.
DAFTAR PUSTAKA
A. Fachrurazi. Penerapan Metode Bercerita dalam mengambangkan Kemampuan
Berbahasa dan Karakter Peserta Didik Usia Dini, Jurnal pendidikan.
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 2009.
Andi Munarfah dan Muhammad Hasan. Metode Penelitian. Jakarta: CV. Praktika
Aksara Semesta, 2009.
Burhan Nurgianto. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta:
BPFE, 2017.
Burhan Nurgiyantoro. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta, 2016.
Departemen Agama RI.
Depdiknas. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Bahasa dan
Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas,”Pendidikan Dasar 5, No1, 2015.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Djago Tarigan, Materi Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa 1-2. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2005.
Eli Suryani. Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak dengan Metode
Simak Ulang Ucap pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Swasta Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten
Kampar. Skripsi PGMI Universitas Islam Negri Sulta Syarif Kasim Riau,
2012.
Evi Angraeni. Peningkatan Kemampuan Menyimak Anak Melalui Metode
Bercerita Menggunakan Papan Flanel. Tangerang: 2018.
Frita Dwi Lestari,dkk. Pengaruh Budaya Literasi Terhadap Hasil Belajar IPA di
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5, No. 6 (2021).
Hamid Darmadi. Dimensi-Dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial.
(Cet.1 alfabeta: 2013).
Hanna. Pembelajaran Bahasa Indonesia Mau Dibawa Ke Mana?, Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra. Vol. 13, No. 1, 2014.
Indra Jaya. Penerapan Statistik Untuk Pendidikan. Bandung: Citapustaka Media
Perintis. 2017.
Instiatuti. Penerapan Pendekatan Kontekstual Dengan Teknik Simak Ulang Ucap
Dalam Meningkatkan Minat Belajar Bahasa Ingris Kelas IV SD Negri
Binjarharjo, Jurnal PGSD.Universitas Sebelas Maret, 2011.
Istihanah Rahayu. Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Menggunakan
Media Audio Visual Kelas V SD. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Vol.
01, No. 02, 2013.
Jauhharoti Alfin, dkk. Bahasa Indonesia I. Surabaya: Learning Assistance Program
For Islamic Schools PGMI, 2018.
M. Subana. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia,
2009.
Mukhtar dan Anilawati, Menyimak. Pekanbaru: Cendekia insani, 2006.

58
59

Mulyadi, Evaluasi Pendidikan Pengembangan Metode Evaluasi Pendidikan


Agama di Sekolah. UIN-Maliki, 2010.
Ni Kd Juni Harini, M.G Rini Kristiantari, I.B. Surya Manuaba. Jurnal Pengaruh
Metode Simak Kerjakan Terhadap Hasil Belajar Menyimak Cerpen, 2017.
Ni Ketut Windu Ratnasari, Ni Wayan Arini, I Nyoman Murda, Penerapan Metode
Simak Ulang Ucap Berbantuan Media Audio Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas
II. Jurnal PGSD Universitas Pendidikan Gamesha. Vol 4 (1): (2016).
Ni Ketut Windu Ratnasari. Penerapan Metode Simak Ulang Ucap Ulang
Berbantuan Media Audio untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II. e-Journal PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha, 2016.
Ni Nyoman Parwati, I Putu Pasek Suryawan, Belajar dan Pembelajaran. Depok:PT
Raja Grafindo Persada, 2018.
Novi Resmini, Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi.
Bandung: UPI Press, 2007.
Nurbiana Dhieni. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: UT.
Oemar Hamlik. Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara,
2016.
Parsa, Made. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar. Kupang: CV Rasi Terbit, 2017.
Rachmat Satria. Metode Pembelajaran Round Table untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Teks Bahasa Arab Peserta Didik. Lentera
Pendidikan 22, no. 2 , Desember 2019.
Riduawan. Metode & Teknik Penyusunan Tesis. Bandung:Alfabeta, 2017.
Ridwan, Dasar-Dasar Statistika Cet VIII, (Bandung: alphabet, 2016).
Shiply A. Octavia. Metode-metode pembelajaran. Cet, I; Yogyakarta: Deepublish,
2020.
Siti Anisatun Nafi’ah. Metode-Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018.
Slamet. Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah
Dasar. Surakarta: UNS Press, 2007.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta,2012.
Solchan T.W. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka,2011.
ST. Vebriarato. Sosiologi Pendidikan.Yogyakarta: Andi offset Tahun 2009.
St.Y Slamet. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah
Dasar. UNS Press, 2017.
Sudjana. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisifasif. Bandung: Falah, 2001.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R&D
cet.XXII. Bandung: Alfabeta, 2015.
Sunarto Karta Dinata. Panduan Pengajar Buku Inovasi Pendidikan. Jakarta:
Depdikbud, 2018.
60

Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran,. Jakarta: Prenada Media Group, 2016.
Syaiful Bahri Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Tarigan. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2001.
Vemsi Damopolii. Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Pada
Materi Segi Empat. Of Mathematics Education 1, No. 2, Desember 2019.
Winda Gunarti. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak
Usia Dini. Jakarta: UT, 2012.
Yetty Mulyati, Bahasa Indonesia. Jakarta: UT, 2012.
Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sedolah Dasar.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
61

LAMPIRAN- LAMPIRAN
82

DOKUMENTASI

Gambar 1 MI Tarbiyah Takalar

Gambar 2 Wawancara dengan kepala Madrasah


83

Gambar 3 Pembagian soal pretest

Gambar 4 mengerjakan soal pretest


84

Gambar 5 Menampilkan video pembelajaran

Gambar 6 penjelasan materi


85

Gambar 6 Mengerjakan soal postes


86

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Fadeliah Asri adalah nama penulis skripsi ini. Lahir pada


tanggal 26 Februari 2001, di Masamba kab. Luwu utara.
Penulis merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, dari
pasangan bapak Asri dan ibu Rosdiati. Penulis pertama kali
masuk pendidikan di SDN Negeri 094 Laba pada tahun 2007
dan tamat pada tahun 2013 pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Masamba dan tamat
pada tahun 2015. Setelah tamat di SMPN 1 Masamba,
penulis melanjutkan sekolah menengah atas di SMAN 1
Masamba dan tamat pada tahun 2018 dan pada tahun yang sama penulis terdaftar
sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan dan Ilmu pendidikan guru madrasah ibtidaiyah Berkat
petunjuk dan pertolongan Allah swt., usaha dan doa orang tua dalam menjalani
aktivitas akademik diperguruan tinggi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, Alhamdulillah penulis telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas
akhir skripsi ini. Semoga dengan penulisan tugas akhir skripsi ini mampu
memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan Akhir kata penulis
mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas terselesaikannya skripsi yang
berjudul “Efektivitas pembelajaran metode simak ucap ulang terhadap hasil belajar
Bahasa indonesia peserta didik kelas III MI Tarbiyah Kabupaten Takalar.

Anda mungkin juga menyukai