Skripsi
Oleh:
FADELIAH ASRI
NIM: 20800118057
2023
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Fadeliah Asri
NIM: 20800118057
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
iii
PERSETUJUAN MUNAQASYAH
KATA PENGANTAR
iv
الر ِحيم
الر ْح َم ِن ه بِ ْس ِم ه
َّللاِ ه
Alhamdulillahi rabbil’alamin, wasshalatu wassalam ‘alaa ashrafilanbiyaai
Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan limpahan rahmat- Nya
kepada kita semua, dan khususnya pada penulis sehingga penulis dapat menyusun
skripsi ini dengan judul: “Efektivitas Pembelajaran Metode Simak Ucap Ulang
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Shalawat serta salam tak lupa pula senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
kepada hamba Allah serta menegakkan agama Allah di muka bumi ini.
Penulis amat menyadari bahwa dari awal penulisan hingga akhir penulisan
skripsi ini telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik berupa
bimbingan, motivasi, pikiran, dan doa. Untuk itulah penulis dalam kesempatan ini
akan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta
menasehati, membiayai dan mendoakan penulis, serta saudara saya tercinta Pratu
Fiqi Alam Sumantri dan M.Fitrah Harwinto Asri yang telah memberi dukungan dan
doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dan kepada:
Rektor III Prof. Dr. H. Muhammad Khalifah Mustamin, M.Pd., dan Wakil
Rektor IV Prof. Dr. Muhammad Amri Lc, M.Ag., yang telah membina dan
v
memimpin UIN Alauddin Makassar menjadi tempat peneliti untuk
2. Dr. H Andi Achruh, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar, Wakil Dekan I Dr. H. Muh. Rapi M.Pd., Wakil
Dekan II Dr. H. M. Rusdi, M.Ag., dan Wakil Dekan III Dr. Ridwan Idris,
S.Ag., M.Pd.
3. Dr. Usman, M.Pd. dan Dr. Rosdiana, M.Pd.I. selaku ketua dan sekretaris
penulis.
5. Dr. Umar Sulaiman, M.Pd. selaku penguji I dan HJ. Andi Hasrianti. S.S.,
6. Seluruh staf, dosen, dan karyawan yang berada dalam lingkungan Fakultas
lelah.
memberi izin mengadakan penelitian, serta ibu Nurlaela Agi, S.Ag, selaku
vi
8. Sahabat saya Ainun, terimah kasih sudah setia menemani saya. Memberikan
Terimah kasih telah menjadi bagian dari perjalanan saya dalam menyusun
skripsi.
terutama para pejuang akademis, dan penulis sendiri. Semoga Allah swt Senantiasa
melindungi dan memberikan kesehatan bagi semua pihak yang sudah terlibat dalam
Fadeliah Asri
NIM: 20800118057
vii
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .................................................x
ABSTRAK ........................................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................6
C. Hipotesis ...........................................................................................7
D. Definisi Operasional Variabel ..........................................................7
E. Kajian Pustaka ..................................................................................8
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................12
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................39
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..............................................39
B. Hasil Penelitian ..............................................................................41
C. Pembahasan ....................................................................................53
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Pengkategorian Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Bahasa
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN
A. Transliterasi Arab-Latin
1. Konsonan
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat
dilihat pada tabel berikut:
xi
Hamzah ( ) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa
pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda ( ).
2. Vocal
Vocal bahasa Arab, seperti vocal bahasa Indonesia, terdiri atas vocal
Vocal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
ِا Kasrah I I
ا ḍammah U U
Contoh:
: kaifa
: haula
3. Maddah
xii
Harakat dan Huruf dan
Nama Nama
Huruf Tanda
ى ﹶ... ا
fatḥah dan alif atau ya Ā a dan garis di atas
ﹶ...
ىى Kasrah dan ya Ī i dan garis di atas
Contoh:
َات
ََ َم : māta
َ َر َمى: ramā
4. Ta marbutah
Transliterasi untuk ta marbutah ada dua, yaitu ta marbutah yang hidup atau
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al-serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta
Contoh:
ْ َ َاْل
ََطفَا ِل ْ ُ ضة
َ َر ْو : rauḍahal-aṭfāl
xiii
5. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam system tulisan arab dilambangkan dengan
Contoh:
َعد ٌُّو
َ : ‘aduwwun
Jika huruf ىber-tasyid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah
Contoh:
َيٌّ ع ِل
َ : ‘Ali (bukan Aliyyatau’ Aly)
ٌَّ ِع َرَب
ي َ : “Arabi (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan huruf (alif
seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun huruf
mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan
Contoh:
َس َّ اَل: al-syamsu (bukan asy-syamsu)
ُ ش ْم
َُ لز ْلزَ لَ َة
َّ َ ا: al-zalzalah (bukan az-zalzalah)
xiv
َ ا َ ْلفَ ْل: al-falsafah
َُسفَة
7. Hamzah
berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila
Contoh:
َََ ُم ُر ْون: ta’murūna
َش ْي ٌء
َ : syai’un
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau
kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat
yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau
sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia
akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya,
kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus
ditrans-literasi secara utuh.
Contoh:
FīẒilālal-Qur’ān
xv
Al-Sunnah qablal-tadwīn
9. Lafẓal-Jalāla ()هللا
Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya
atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf
hamzah.
Contoh:
Contoh:
هللا
ِ ه ْم فِ ْي َر ْح َم ِة hum f ī raḥmatilh
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam
kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf
kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang,
tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri
didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap
huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak
pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf
capital. Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi
xvi
yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun
dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:
Naṣīral-Dīnal-Ṭūsī
Al-Gazālī
Al-Munqiżmin al-ḌalāAl-Munqiz
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibn (anak dari) dan Abū
(bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus
disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.
Contoh:
Abū al-Walīd Muḥammad ibnu Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abū
Naṣr Ḥāmid Abū Zaid, ditulis menjadi: Abū Zaid, Naṣr Ḥāmid (bukan:
B. Daftar Singkatan
H = Hijrah
xvii
M = Masehi
SM = Sebelum Masehi
w. = Wafat tahun
HR = Hadis Riwayat
ص = صفحة
َدم = بدونَمكان
َصلعم = صلىَهللاَعليهَوَسلم
َط = طبعة
َدن = بدونَناشر
َالخ = الىَاخرها\الىَاخره
xviii
ABS TRAK
xix
BAB I
PENDAHULUAN
dengan pendidikan manusia bisa mengetahui segala hal yang belum ia ketahui.
makna yang lebih luas. Seorang anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik
dan benar sesuai dengan fungsinya. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk
perilaku peserta didik, tetapi membentuk karakter dan sikap mental. Pembelajaran
pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan peserta didik,
baik interaksi secara langsung maupun tidak langsung, yaitu dengan menggunakan
tujuan yang ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh
1
Ni Ketut Windu Ratnasari, Ni Wayan Arini, I Nyoman Murda, Penerapan Metode Simak
Ulang Ucap Berbantuan Media Audio untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II , Jurnal PGSD. Universitas Pendidikan Gamesha. Vol 4
(1): (2016), h. 2-5.
1
2
pelajaran berakhir.2
belajar dan hasil belajar peserta didik, karena pada kegiatan pembelajaran peserta
didik juga dituntut untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran serta
memberikan gambaran bagi guru untuk mengatur materi yang akan diajarkan,
dapat meningkatkan hasil belajar yang dapat dilihat dari proses pembelajarannya. 4
dan cara mengucapkannya. Dalam hal ini guru menjelaskan beberapa materi
pembelajaran lalu guru memberikan beberapa soal dari materi yang telah dijelaskan
akan disuruh untuk menyimak dengan baik apa yang telah dijelaskan oleh guru, lalu
mengikuti beberapa inti dari materi yang dijelaskan oleh guru baik secara individu.
Dengan demikian, dapat diartikan bahwa metode pembelajaran simak ucap ulang
adalah salah satu metode pembelajaran yang dilakukan dengan tujuan agar mereka
mampu mengungkapkan kembali apa yang telah disimak dari penjelasan guru. Agar
2
Muhamad Afandi,dkk., Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah (Cet. I; Semarang:
Unissula Press, 2013): h. 16.
3
Shiply A. Octavia, Metode-metode Pembelajaran (Cet, I; Yogyakarta: Deepublish, 2020),
h. 13.
4
Rachmat Satria. Metode Pembelajaran Round Table untuk Meningkatkan Keterampilan
Membaca Teks Bahasa Arab Peserta Didik. Lentera Pendidikan. 22, No. 2 (Desember 2019), h. 303.
3
pengetahuan, informasi, materi yang diperoleh tersusun dengan baik dan mampu
meningkatkan kemampuan ingatan yang dimiliki oleh setiap peserta didik sehingga
kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi atau berbahasa yang baik dan
orang, dan menyimak juga diartikan sebagai kemampuan menangkap pesan yang
dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai setiap orang, karena keterampilan
hasil interpretasi makna dan menanggapi pesan yang tersirat didalam wahana
bahasa tersebut.7
anak kecil yang sedang belajar berbahasa (bahasa ibunya). Pada awalnya, mereka
menyimak bahasa target yang diucapkan oleh ibu atau guru mereka. Mereka
menyimak bunyi bahasa, kata atau kalimat. Lambat laun mereka akan menirukan
5
Mukhtar dan Anilawati, Menyimak (Pekanbaru: Cendekia insani, 2006), h. 51.
6
Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h.1.
7
Djago Tarigan, Materi Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa 1-2 (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2005), h. 2-5.
4
bunyi bahasa itu mereka lakukan berulang-ulang, tentu saja dengan berbagai
kesalahan dan kekeliruan yang sedikit demi sedikit diperbaiki, sampai pada
akhirnya akan berhasil.8 Menyimak merupakan tingkatan yang paling tinggi karena
selain mendengarkan, ada juga unsur pemahamannya. Oleh karena itu, perlu
kata yang dimilikinya. Kemampuan bahasa menjadi dasar bagi peserta didik untuk
kemampuan bahasa mereka itu kurang atau dalam artian lemah, maka kemampuan
berfikirnya juga ikut lemah. Jika kemampuan menyimak sudah berkembang dengan
baik, maka mereka juga dapat memberikan respon yang positif dengan lawan bi
caranya.10
untuk mendapatkan informasi yang telah disampaikan secara lisan serta dapat
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara baik melalui
serta hasil belajar dari peserta didik melalui kegiatan menyimak, dalam hal ini
8
Slamet, Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar,
(Surakarta: UNS Press, 2007), h. 8.
9
Ni Kd Juni Harini, M.G Rini Kristiantari, I.B. Surya Manuaba, Jurnal Pengaruh Metode
Simak Kerjakan Terhadap Hasil Belajar Menyimak Cerpen, 2017, h. 6.
10
Evi Angraeni, Skripsi Peningkatan Kemampuan Menyimak Anak Melalui Metode
Bercerita Menggunakan Papan Flanel (Tangerang: 2018), h. 4.
11
Jauhharoti Alfin, dkk, Bahasa Indonesia I (Surabaya: Learning Assistance Program For
Islamic Schools PGMI, 2018), h. 37.
5
اِ ْق َرأْ َو َرب َُّك ْاْلَ ْك َر ُۙم٢ سانَ ِم ْن َعلَ َۚق ِ ْ َ َخلَق١ َِي َخلَ َۚق
َ اْل ْن ْ اِ ْق َرأْ ِبا ْس ِم َر ِب َك الهذ
٥ سانَ َما لَ ْم َي ْعلَ ْۗ ْم َ اْل ْن َ ٤ ِي َعله َم ِب ْالقَلَ ُِۙم
ِ ْ عله َم ْ الهذ٣
Terjemahnya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1) Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmulah
yang maha pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam
(4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5)”.
Guru mempunyai peranan penting dalam mencapai keberhasilan program
simak ucap ulang untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar bagi peserta
didik. Agar mereka antusias dan fokus menyimak materi yang diberikan oleh guru
dalam pembelajaran di dalam kelas. Guru harus lebih kreatif dalam memilih metode
atau strategi pembelajaran sehingga peserta didik lebih semangat dalam mengikuti
dengan baik, peserta didik juga akan merasa senang dan mampu memahami materi
belajar mengajar, kegiatan menyimak sering diabaikan oleh guru karena guru
masih kurang. Hal ini terjadi karena beberapa kemungkinan, di antaranya guru tidak
6
yang baik dalam teknik pengajaran menyimak. Selain itu tidak ada upaya guru
didik ketika guru menjelaskan materi masih belum maksimal, hal ini ditandai
dengan kurang responsifnya peserta didik saat diberi pertanyaan singkat pasca
pembelajaran, dan bahkan masih banyak peserta didik yang tidak memperhatikan
dan menyimak saat guru menjelaskan. Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia dikelas III MI
C. Hipotesis
Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hupo
berarti lemah, kurang atau dibawa dan thesis berarti teori, atau pernyataan yang
disajikan sebagai buku. Jadi, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan
yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dengan sifatnya yang
masih sementara. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada perbedaan hasil
belajar bahasa Indonesia dari peserta didik sebelum diterapkan dan setelah
yang akan diteliti agar peneliti dan pembaca yang membutuhkan persepsi yang
sama. Adapun operasional dari variabel yang diteliti, yaitu variabel X dan variabel
Y. Variabel X dalan penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode simak ucap
Metode simak ucap ulang adalah teknik yang mengharuskan peserta didik
disimaknya. Metode ini adalah salah satu metode yang sangat membantu agar
peserta didik mampu memahami setiap materi pembelajaran yang dijelaskan oleh
c. Peserta didik dapat menyebutkan amanat yang terkandung dalam cerita anak.
d. Peserta didik dapat menceritakan kembali cerita anak dengan kalimat sederhana.
8
dilihat dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Hasil belajar juga bisa
E. Kajian Pustaka
1. Skripsi yang disusun oleh Cynthia Fitri Kautsar tentang pengaruh permainan
simak ucap ulang terhadap kemampuan menyimak anak usia 4-5 tahun di Ra
Johor kota Medan pada tahun 2019. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
12
Cynthia Fitri Kautsar, “Pengaruh Permainan Simak Ucap Ulang Terhadap Kemampuan
Menyimak Anak Usia 4-5 Tahun Di Ra As-Syifah Jalan Suka Tari No.12 Kelurahan Sukamaju
Kecamatan Medan Johor Kota Medan”, 2019. h. 67.
9
2. Skripsi yang disusun oleh Eli Suryani tentang peningkatan menyimak cerita
anak dengan metode simak ucap ulang pada mata pelajaran bahasa Indonesia
Kampar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode simak ucap ulang dapat
dengan rata-rata presentase 54,4% karena berada pada rentang 0%54%. Pada
dalam menyimak cerita anak dari sebelum tindakan ke siklus I adalah 16,3%.
anak.13
3. Jurnal yang ditulis oleh Intan Nafik Purwaningrum dengan judul tentang
13
Eli Suryani, Peningkatan Menyimak Cerita Anak dengan Metode Simak Ucap Ulang
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Swasta Rumbio, Kec.
Kampar, Kab. Kampar, 2012. h. 5.
10
haseline (A) 75% artinya data variabel (tidak stabil) dengan rentang 6-7, fase
intervensi (B) diperoleh rentang 7-10 dengan data yang stabil yaitu 91,67%,
teknik simak ucap ulang. Adapun perbedaannya yang terlihat yaitu dari
4. Skripsi yang disusun oleh Maulidi Rizqi, dengan judul tentang pelaksanaan
metode simak ucap ulang dengan menggunakan media audio visual pada
pembelajaran bahasa Arab materi mufradat siswa kelas III MIN 7 Hulu
bahasa Arab cukup baik, tetapi dalam penelitian ini terdapat dua faktor yang
ucap diantaranya faktor pendukung yaitu guru dan siswa. Guru tersebut
Sedangkan faktor dari siswa adalah siswa tersebut memiliki minat dan
ini juga memiliki faktor penghambat yaitu tentang alokasi waktu, menurut
14
Intan Nafik Purwaningrum, Penerapan Teknik Simak Ucap Ulang Bermedia Gambar
untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Autis. Jurnal Pendidikan Khusus, 2019. h. 11-
12.
11
digunakan ini cukup memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak demi
dari penelitian ini yaitu lokasi penelitiannya yang terletak di MINdi 7 Hulu
menggunakan siswa kelas III sebagai objek yang akan diteliti, dan juga sama-
5. Skripsi yang ditulis oleh Ovita Nurul Pagesti, dengan judul tentang hubungan
minat belajar terhadap hasil belajar bahasa Jawa siswa kelas IV SDN Gugus
Cakra kecamatan Ngaliyan kota Semarang. Adapun hasil dari penelitian ini
yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar
terhadap hasil belajar bahasa Jawa siswa kelas IV SDN Gugus Cakra
hasil analisis deskriptif pada penelitian ini, minat belajar siswa sangat baik
dengan rata-rata skor sebesar 82. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ovita
Nurul terdapat persamaan yaitu sama-sama melihat hasil belajar dari siswa.
Sedangkan perbedaanya yaitu terlihat dari minat belajar siswa terhadap hasil
belajar bahasa Jawa siswa kelas IV SDN Gugus Cakra Kecamatan Ngaliyan
Kota Semarang.16
15
Rizqi Maulidi, “Pelaksanaan Metode Simak Ucap Ulang dengan Menggunakan Media
Audio Visual pada Pembelajaran Bahasa Arab Materi Mufradat Siswa Kelas III Min 7 Hulu Sungai
Selatan”. 2020. Skripsi. UIN Antasari (Banjarmasin), Fak. Tarbiyah dan Keguruan. h. 71
16
Ovita Nurul, Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas
IV SDN Gugus Cakra Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang, 2019. Skripsi. PGSD, Universitas
Negeri Semarang, h. 208.
12
1. Tujuan Penelitian
terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia di MI
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas III MI
2. Manfaat Penelitian.
a. Kegunaan ilmiah
b. Kegunaan praktis
1) Bagi peserta didik dapat mempermudah dalam memahami isi cerita melalui
3) Bagi pembaca dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi untuk
ulang.
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Efektivitas
dikaitkan dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang dicapai.
Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (View point) dan dapat dinilai
dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi.
mencapai tujuan tertentu serta dapat membawa hasil belajar secara maksimal. Oleh
karena itu, efektivitas menjadi faktor yang sangat penting dalam pembelajaran
dilihat dari aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, respon peserta
didik terhadap pembelajaran dan penguasaan materi yang telah dijelaskan oleh
guru. Serta untuk mencapai suatu konsep pembelajaran yang efektif dan efisien
diperlukan adanya hubungan timbal balik antar guru dan peserta didik dalam hal
jauh target yang dicapai. Efektivitas tertuju pada pencapaian yang maksimal yaitu
dengan mencapai target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.
Mengajar yang efektif adalah suatu proses pembelajaran yang mampu memberikan
1
Ni Nyoman Parwati, I Putu Pasek Suryawan, Belajar dan Pembelajaran (Depok: PT
Raja Grafindo Persada, 2018), h.115.
13
14
nilai atau informasi tambahan bagi peserta didik, dengan adanya proses
materi pembelajaran, serta memberikan nilai yang adil bagi peserta didik. 2
1. Pengertian Menyimak
kata mendengar dan mendengarkan. Menyimak memiliki makna yang lebih spesifik
mendengarkan informasi yang ada, namun ada usaha untuk memahami bahan
ketika simakannya dapat memanfaatkan baik pengetahuan yang mereka miliki yang
memahami pesan atau bunyi bahasa yang disampaikan oleh pembicara agar lebih
2
Vemsi Damopolii, Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Multimedia pada Materi Segi
Empat, Of Mathematics Education. Vol. 1, No. 2 (Desember 2019), h. 77.
3
Istihanah Rahayu, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Menggunakan Media
Audio Visual Kelas V SD. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, Vol. 01, No. 02, 2013), h. 2.
4
St.Y Slamet, Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar,
: UNS Press, 2017), h. 81.
15
yang telah disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.6
Kemampuan menyimak sebagai salah satu kemampuan berbahasa awal yang harus
ِ ب ا َ ْنزَ ْل ٰنه اِلَي َْك م ٰب َر ٌك ِليَدهبهر ْْٓوا ٰا ٰيتِ ٖه َو ِليَتَذَ هك َر اولوا ْاْلَ ْلبَا
٢٩ ب ٌ ِك ٰت
Terjemahnya:
“Kitab (Al-quran) yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka
menghayati ayat-ayatnya dan agar orang yang berkat sehat mendapat
pelajarannya”.
Kemampuan menyimak dalam memahami isi kandungan Al-Quran. Agar
manusia mengetahui hal yang tidak boleh dilakukan dengan hal yang boleh
segala nikmat yang telah diberikan-Nya dan menyampaikannya kepada orang yang
5
Novi Resmini, Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi (Bandung:
UPI Press, 2007), h. 37
6
Yetty Mulyati, Bahasa Indonesia (Jakarta: UT, 2012), h. 30.
7
Departemen Agama RI, h. 455.
16
c. Auding: merupakan proses dimana terdapat asosiasi antara arti dan pesan yang
diungkapkan. Pada tahap ini melibatkan pemahaman terhadap isi dan maksud
Selain itu, melalui kegiatan menyimak, banyak manfaat yang kita peroleh daripada
a. Untuk belajar
Bagi anak usia dini, tujuan menyimak pada umumnya untuk belajar. Seperti
menyimak lebih cenderung bukan karena keinginan anak itu sendiri tetapi karena
b. Untuk mengapresiasi
Dalam artian dapat memahami, menghayati, erat menilai bahan yang disimak.
Bahan yang disimak dengan tujuan ini biasanya berbentuk karya sastra, seperti
Menyimak yang bertujuan untuk menghibur diri dalam artian dengan menyimak
8
Nurbiana Dhieni, Metode Pengembangan Bahasa (Jakarta: UT), h.3-19.
17
a. Menyimak Informatif
kalimat pada akhir cerita, kemudian menyuruh anak melengkapi atau mengisi
b. Menyimak Kritis
ini membutuhkan kemampuan untuk menganalisis apa yang didengar dan membuat
sebuah keterangan tentang hal tersebut dan membuat generalisasi seperti apa yang
temannya.
c. Menyimak Apresiasif
apa yang didengar. Jenis menyimak ini larut dalam bahan yang disimaknya. Secara
merasakan suasana yang ada pada kisah cerita anak tersebut dari
pengucapannya sendiri.
memahami bahasa lisan dan juga memahami makna dari bahan simakan yang
mereka dengar. Oleh sebab itu, pemilihan bahan ajar menyimak harus sesuai
menyimak yaitu melatih peserta didik menghargai orang lain, melatih kedisiplinan,
melatih peserta didik dalam berpikir dan meningkatkan daya nalar, Serta melatih
9
Winda Gunarti, Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini,
(Jakarta: UT, 2012), h.31-32.
10
Siti Anisatun Nafi’ah, Metode-Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), h.141-142.
19
f. Salah satu dari mereka tidak tertarik terhadap bahan simak yang diberikan.
g. Suara pembaca kurang keras, sehingga peserta didik tidak tertarik untuk
kata-kata yang nantinya akan disuruh untuk mengikuti apa yang diucapkan oleh
guru baik itu secara sendiri ataupun kelompok. Guru dalam hal ini memberikan
bosan dan terkadang mereka hanya membuka mulut tanpa bersuara. Pendekatan
seperti ini cocok bagi pembelajaran bahasa pemula yaitu dengan mengajarkan
Slamet berpendapat dalam metode simak ucap ulang suara guru harus jelas,
kembali sesuai dengan metode guru. Pengucapan itu dapat dilakukan secara
11
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi
(Yogyakarta: BPFE – Ypgyakarta, 2016), h. 390.
12
Mukhtar, Anilawati, Menyimak (Pekanbaru: Cendekia insani, 2006) h. 51.
13
Slamet, Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar
(Surakarta: UNS Press, 2007), h. 104.
20
ucap ulang merupakan salah satu metode permainan yang dilakukan dengan tujuan
peserta didik mampu mengungkapkan kembali apa yang telah disimak, agar
kontribusi yang baik dan meningkatkan ingatan yang dimiliki dari hasil menyimak
sebagai berikut:
b. Peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga tidak mudah bosan.
d. Peserta didik tidak hanya mengingat, dia juga akan memahami pesan-pesan yang
didengarnya.15
14
Instiatuti, Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Teknik Simak Ulang Ucap dalam
Meningkatkan Minat Belajar Bahasa Ingris Kelas IV SD Negri Binjarharjo, Jurnal PGSD
Universitas Sebelas Maret, 2011.
15
Ni Ketut Windu Ratnasari, Penerapan Metode Simak Ucap Ulang Berbantuan Media
Audio untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas II, e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2016.
21
a. Guru membacakan teks cerita anak dan meminta peserta didik menyimak cerita
yang dibacakan.
b. Guru meminta peserta didik untuk mengulangi kembali bacaan guru dengan
baik.
c. Guru meminta kepada peserta didik untuk menyimak cerita anak yang telah
dibacakan.
d. Guru meminta kepada peserta didik secara individu mengulang kembali bacaan
e. Guru memberikan hadiah kepada peserta didik yang menjawab dengan benar
f. Guru memberi kesempatan kepada salah satu dari peserta didik untuk
16
Eli Suryani, Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Dengan Metode Simak
Ulang Ucap Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Swasta
Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, Skripsi PGMI Universitas Islam Negri Sulta
Syarif Kasim Riau, 2012, h. 19.
17
M. Subana, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia (Bandung: Pustaka Setia, 2009),
h. 215.
22
Contoh Cerita
Pada suatu hari yang cerah, Kancil sedang berjalan dengan santai di pinggir
sungai. Disana ia bertemu dengan Siput yang merangkak dengan lambat. Kancil
lalu datang menghampiri Siput dengan langkah yang angkuh. Hai Siput, kata Kancil
dengan sombong. Apakah kamu berani adu cepat denganku? Siput tentu saja
terkejut. Ia merasa diejek oleh Kancil. Walaupun begitu, Siput menerima ajakan
Kancil. kata Siput yang menerima ajakan Kancil. Aku terima ajakanmu. Tapi
jangan malu ya, kalau nanti justru kamu yang sendiri yang kalah." "Hahahaha,"
seketika Kancil tertawa mendengar ucapan Siput. "Mana mungkin kamu bisa
mengalahkan aku, Siput? Kamu adalah hewan perangkak yang sangat lambat.
Bukannya membatalkan ajakan Kancil, Siput justru makin menantang Kancil. Baik,
tentukan saja kapan kita akan berlomba! Hari Minggu besok, di sini,kata Kancil.
Pasti akan ada yang melihatku memenangkan lomba. Kancil lalu bergegas pergi
dengan tertawa. Siput mengatur taktik agar Kancil bisa merasakan rasa angkuh dan
sombongnya dengan kekalahan. Ia segera mengumpulkan temannya yang ada di
sekitar sungai. Hai teman-temanku, tentu saja kita berkumpul disini untuk
membicarakan perlombaan dengan Kancil," kata Siput yang akan berlomba. Tapi
bagaimana caranya? “Kita harus membagi tugas," kata Siput. "Kalian harus
berpencar di setiap rerumputan di pinggir sungai, sampai garis finish. Nanti kalau
dipanggil Kancil, kalian harus jawab. Ide yang cerdas! Kita akan menang!"
Akhirnya datang hari perlombaan. Semua siput sudah siap. Penonton bersorak
sorai. Ada yang mendukung kancil, ada juga yang mendukung siput. Hingga
bendera diangkat, tanda lomba dimulai. Begitu lomba dimulai, Kancil berlari
dengan sangat kencang. Semua tenaga ia kerahkan agar bisa memenangkan
perlombaan itu. Tapi setelah berlari sekian kilometer, napasnya mulai terengah-
engah dan memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon. Namun ketika ia baru
saja akan duduk, ia melihat Siput berjalan. "Siput!" kata Kancil. "Ya, aku di sini,
Kancil," kata Siput yang berjalan di depan Kancil. Kancil lalu berlari kencang
meninggalkan siput itu. Dia mulai kehabisan tenaga ketika sampai di pohon besar
yang rindang. Kancil kembali duduk untuk beristirahat. Tapi Siput datang
melewatinya. "Siput!" kata Kancil. "Ya, aku di sini, Kancil, hingga Kancil
kelelahan dan Siput memenangkan perlombaan. Di garis finis, Kancil mengakui
kekalahannya. Sementara, Siput yang memenangkan perlombaan hanya tersenyum
tipis. Siput tidak merayakan kemenangan dengan berlebihan.
23
kegunaan dalam metode ini diantaranya memperkenalkan bunyi bahasa dan cara
mengucapkannya. Dengan cara ini, peserta didik dapat menyimak dan meneliti,
kemudian mengucapkan kembali sesuai dengan apa yang didengarkan dari guru.
Metode pembelajaran ini dapat berupa kata dan kalimat sederhana. Dengan
demikian, kegunaan dari metode pembelajaran ini sebagai suatu cara belajar yang
dilakukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi pemula untuk memahami apa
yang telah didengarkan dari penjelasan guru sebelumnya agar pengetahuan yang
a. Hasil belajar dari peserta didik meningkat setelah menggunakan metode simak
ucap ulang.
memenuhi target.
d. Tanggapan dan respon cepat dari siswa ketika menjawab pertanyaan guru
18
Eli suryani, “Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak dengan Metode Simak
Ucap Ulang pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Swasta
Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar”, Skripsi (Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim
Riau, 2012), h. 9.
24
C. Hasil Belajar
didapatkan oleh peserta didik setelah belajar, yang pada hakikatnya berupa
kemampuan kognitif, afektif, serta psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat dari
pengukuran penilaian kegiatan belajar atau proses belajar yang dituliskan seperti
simbol, huruf, atau kalimat yang menjelaskan tentang hasil belajar yang dicapai
selama periode tertentu. Hasil belajar dapat dilihat dari adanya perolehan nilai atau
angka dari suatu pembelajaran. Serta dapat diartikan proses terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk
nilai belajar dari peserta didik melalui kegiatan penilaian atau perincian hasil
belajar, dan dapat meningkat apabila mendapat dukungan dari salah satu pengguna
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia
melalui pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan
ukuran atau kriteria sebagai suatu unsur dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.
Hal ini dapat dikatakan berhasil apabila peserta didik sudah memahami
pembelajaran yang telah diberikan serta adanya tingkah laku yang lebih baik dari
sebelumnya.21
Menurut Susanto hasil belajar ialah suatu hasil yang telah dicapai oleh
peserta didik setelah adanya aktivitas belajar suatu mata pelajaran yang telah
ditetapkan dalam waktu yang telah ditentukan. Hasil belajar juga didefinisikan
sebagai kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka melakukan kegiatan
19
Omear Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 30.
20
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 200.
21
Sudjana, Metode dan Tehnik Pembelajaran Partisifasif,(Bandung: Falah,2001) h. 327.
25
pembelajaran. Selain itu, dapat dikatakan bahwa hasil belajar yaitu hasil yang telah
Hasil belajar terdiri dari ranah yang dimana dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Ranah kognitif
yang berkaitan dengan segala aktivitas otak itu termasuk dalam ranah kognitif.
Menurut Bloom, ranah kognitif itu memiliki 6 jenjang proses berpikir yaitu:
(penilaian). Dalam ranah ini menjelaskan tentang hasil belajar yang intelektual yang
terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
b. Ranah Afektif
Dalam ranah ini diartikan sebagai ranah yang berkenan dengan sikap dan
nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab
atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks
nilai.
c. Ranah Psikomotorik
dominan dari pada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil
22
Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group,2016), h. 64.
23
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan Pengembangan Metode Evaluasi Pendidikan Agama di
Sekolah UIN-Maliki, 2010, h. 3.
26
belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam
yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar dari peserta didik.
pengetahuan dalam suatu pelajaran dapat dilihat melalui prestasinya. Peserta didik
akan dikatakan berhasil apabila prestasinya baik dan sebaliknya peserta didik tidak
Pada tingkatan yang sangat umum sekali, hasil belajar dapat diklarifikasikan
a. Keefektifan (effectiveness)
yang dipelajari atau sering disebut dengan “tingkat kesalahan”, 2) Kecepatan unjuk
kerja, 3) Tingkat ahli belajar, 4) Tingkat retensi dari apa yang telah di pelajari.
b. Efesien (efficiency)
waktu yang dipakai peserta didik dan jumlah biaya pembelajaran yang digunakan.
kecenderungan peserta didik untuk selalu belajar. Daya tarik pembelajaran sangat
24
Parsa, Made. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar. Kupang: CV Rasi Terbit, 2017, h. 315.
27
erat hubungannya dengan daya tari bidang studi, yang biasanya kualitas
Dalam pencapaian hasil belajar yang baik sangatlah tidak mudah, karena
a. Faktor fisiologis.
yang berupa kesehatan yang sangat penting seperti kesehatan dan cacat tubuh.
b. Faktor psikologis.
Aspek psikologis yaitu salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kuantitas
2) Sikap peserta didik adalah segala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap
terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun
negatif.
3) Bakat peserta didik merupakan kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh
setiap orang untuk mencapai apa yang diinginkan. Seperti belajar dengan giat
agar nilai yang didapatkan sangat memuaskan atau bisa dikatakan cukup
tinggi.
25
Burhan Nurgianto, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah (Yogyakarta: BPFE,
2017), h. 42.
28
Hasil belajar bukan hanya ditentukan oleh para pendidik. Namun, hasil
belajar ditentukan pula oleh beberapa faktor. Adapun faktor yang mempengaruhi
peserta didik dalam berkomunikasi. Baik secara lisan maupun tulisan. Disamping
kaidah-kaidah ejaan dan tulisan bahasa Indonesia dalam sebuah buku yang disebut
berikut:
26
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2012), h. 21
27
Oemar Hamlik, Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi (Jakarta: Bumi Aksara,
2016), h. 117.
28
Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012), h. 3.
29
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
3. Memahami bahasa Indonesia dengan tepat dan efektif dalam berbagai tujuan.
kemampuan berbahasa.
Bahasa Indonesia merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia
yaitu sebagai bahasa nasional dan juga menjadi bahasa negara. Untuk melakukan
belajar, dan saling bertukar informasi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
tidak mengikat.
29
Permendiknas No.22 Tahun 2006.
30
Solchan T.W, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD (Jakarta: Universitas Terbuka,2011),h.
32-33
30
undang-undang dan surat-menyurat dinas memakai bahasa resmi. Pada konteks ini,
bahasa Indonesia harus dipakai berdasarkan kaidah, cermat, masuk akal dan tertib.
Bahasa merupakan kebutuhan setiap manusia. Bahasa juga merupakan salah satu
unsur budaya dan simbol bagi manusia dalam berkomunikasi terhadap semua
pesan, baik untuk dirinya maupun orang lain. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi
dengan orang lain dan sebagai alat bantu berpikir. Bahasa sangat erat hubungannya
dengan budaya, bahasa juga erat kaitannya dengan pola pikir suatu masyarakat.
Dalam artian bahasa memegang peran yang sangat penting dalam proses berpikir
melambangkan arti apapun. Melalui bahasa terjadi pewarisan budaya dari satu
Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai Perguruan Tinggi. Mata pelajaran
dengan baik dan benar. Dalam hal ini, peserta didik dituntut untuk mampu
31
Hanna, Pembelajaran Bahasa Indonesia Mau Dibawa Ke Mana?, Jurnal pendidikan
Bahasa dan Sastra, Vol. 13, No. 1, 2014.
32
Sunarto Karta Dinata, Panduan Pengajar Buku Inovasi Pendidikan (Jakarta: Depdikbud,
2018), h. 6.
31
didik untuk mengembangkan kemampuan dalam ranah afektif (sikap dan nilai),
ketiga ranah tersebut) yang melahirkan suatu kreativitas untuk dapat menggali
sistem nilai dan moral yang dikandung dalam setiap bahan ajarnya.34
33
Depdiknas, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Bahasa dan Sastra
Indonesia, (Jakarta: Depdiknas,”Pendidikan Dasar 5, No1, 2015), h. 4
34
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 5.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
penelitian yang akan digunakan oleh Peneliti adalah metode eksperimen (quasi
eksperimen design).
peserta didik yang menggunakan metode simak ucap ulang dalam proses belajar di
dalam kelas.
2. Desain Penelitian
X Y
Keterangan :
32
33
3. Lokasi Penelitian
lokasi penelitian ini karena dapat bekerja sama dengan pihak sekolah.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
menjadi populasi adalah peserta didik kelas III MI Tarbiyah Kab. Takalar yang
Tabel 3.1
Jumlah Populasi
Laki-laki 14
Perempuan 15
Jumlah 29
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.2 Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini dengan
1
Indra Jaya, Penerapan Statistik untuk Pendidikan (Bandung: Citapustaka Media Perintis,
2017), h. 20
2
Andi Munarfah dan Muhammad Hasan, Metode Penelitian (Jakarta: CV. Praktika Aksara
Semesta, 2009), h.40
34
tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) dari
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Sampel
jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang
dari 30 orang. Dengan begitu, sampel dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas
Teknik penumpulan data adalah hal yang sanga t penting dalam penelitian,
karena tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh data. Adapun teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pemberian tes dan observasi.
1. Tes
pengukuran tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda,
yang terdiri dari butir-butir soal yang akan diberikan kepada peserta didik untuk
didik.
3
Hamid Darmadi, Dimensi-Dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (Cet.1
alfabeta: 2013), h. 66.
4
Ridwan, Dasar-Dasar Statistika Cet VIII, (Bandung: alphabet, 2016), h. 9
35
2. Observasi
3. Dokumentasi
tempat penelitian yang terdiri dari: laporan kegiatan, foto, serta data yang relevan.6
1. Tes
Tes dalam penelitian ini berupa pertanyaan, alat pengukuran tes yang
digunakan dalam penelitian ini berupa cerpen yang dibacakan kepada peserta didik.
Kemudian, diberikan soal pilihan ganda yang terdiri dari butir-butir soal untuk
belajar peserta didik menggunakan metode simak ucap ulang di sekolah dasar.
2. Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai alat untuk aktivitas siswa dan guru,
yang dapat dilihat dari bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
didalam kelas, tanggapan dan respon cepat dari peserta didik setelah menggunakan
metode simak ucap ulang, dan meningkatnya hasil belajar dari peserta didik.
5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, dan R&D), cet. XXII
(Bandung: Alfabeta, 2015), h. 203.
6
Riduawan, Metode & Teknik Penyusunan Tesis, (Bandung:Alfabeta, 2017), h. 105.
36
1. Validitasi
Instrumen yang valid diartikan sebagai alat ukur yang berguna untuk
mendapatkan data yang valid. Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Terdapat beberapa
menyimak. Instrumen yang digunakan oleh penulis adalah tes pre-test and post-test
yang dimana dalam hal ini untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah
menggunakan metode simak ucap ulang di pada kelas III Mi Tarbiyah Kabupaten
Takalar.
2. Reliabilitas
untuk mengukur objek yang akan diteliti sehingga menghasilkan data yang sama.
Penguji reabilitas dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Dalam hal
eksternal penulis dapat melakukannya dengan tes.7 Untuk melihat instrumen dalam
dari penelitian yang dilakukan. Sehingga, mendapat hasil berupa generalisis dari
pembuktian hipotesis. Teknik analisis data pada penelitian ini akan menggunakan
7
Sugiyono, Statistika Penelitian (Cet. XXVI; Bandung: Alfabeta, 2015), h.354
37
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
umum.
berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
2. Analisis Uji
rangka untuk mengetahui tingkat pemahaman dan sasaran uji coba yaitu kelas III.
X : Nilai rata-rata
b. Standar deviasi
Keterangan :
SD = Standar deviasi
N = Populasi
c. Uji N-Gain
d. Kategori
1. Identitas Sekolah
d. NPSN : 69976514
e. NSM : 111273050014
a. Visi
Terwujudnya madrasah yang tangguh dalam imtaq dan iptek, unggul dalam
prestasi.
b. Misi
ekstrakurikuler
hari
39
40
c. Tujuan
b. Ruang guru
c. Ruang belajar
d. Perpustakaan
e. Lapangan olahraga
f. Lapangan upacara
g. Kantin
h. WC
B. Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian ini dapat dituliskan dalam dua hal yaitu penerapan
metode pembelajaran simak ucap ulang terhadap hasil belajar peserta didik kelas
Kab. Takalar
Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode simak ucap ulang pada
pembelajaran bahasa Indonesia peserta didik kelas III MI Tarbiyah Kab. Takalar.
Pada penelitian ini diawali dengan tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti bisa dilihat seperti yang biasa
salam kepada peserta didik dengan ekspresi wajah yang berseri-seri atau semangat,
tetap semangat belajar, dan menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam
pembelajaran.
42
b. Kegiatan Inti
Penulis mulai dengan menjelaskan terlebih dahulu tentang materi yang mau
pengetahuan peserta didik, memutar video dongeng untuk ditonton oleh peserta
didik. Setelah menonton video dongeng tersebut peserta didik kembali diberikan
soal berkaitan dengan tokoh, latar, tema, alur dan lain sebagainya yang ada dalam
didik menjawabnya, peserta didik diharapkan untuk antusias menjawab karena akan
diberikan hadiah bagi peserta didik yang menjawab secara cepat dan tepat. Peneliti
kemudian mencatat peserta didik mana yang menjawab paling banyak untuk
c. Kegiatan Akhir
Untuk kegiatan akhir dalam penelitian ini, peneliti bersama peserta didik
menyimpulkan materi yang dipelajari saat itu dan memberikan kesempatan terakhir
kepada peserta didik untuk bertanya ataupun terkait dengan materi yang belum
mengucapkan lafadz hamdalah dan do’a sesudah belajar dan selalu mengingatkan
agar materi yang dipelajari tidak mudah dilupakan. Penulis melakukan penelitian
simak ucap ulang, lalu penulis membagikan soal pre-test and post-test dan langsung
di jawab oleh peserta didik. Untuk mengetahui lebih jelas keberhasilan penggunaan
ucap ulang,dapat dilihat perolehan hasil belajar dari peserta didik kelas III. Adapun
data hasil belajar peserta didik pada soal pretest yang diberikan yaitu sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Pretest Kelas III MI Tarbiyah Kab.Takalar
1. Jumlah Sampel 29
2. Skor Terendah 25
Pada tabel 4.1 terdapat hasil perolehan nilai hasil belajar pre-test peserta
didik yang terendah yaitu 25 dan skor tertinggi nilai posttes yaitu 100. Skor rata-
rata nilai pre-test dari peserta didik yaitu 69,14 dan standar deviasi nilai pre-test
adalah 9,32.
Terdapat hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari soal post-test yang
kelas III MI Tarbiyah. Adapun data yang diperoleh dari hasil soal post-test peserta
didik yang dikumpulkan melalui tes hasil belajar Bahasa Indonesia yang dapat
1. Jumlah Sampel 29
2. Skor Terendah 25
Berdasarkan tabel 4.2 terdapat perolehan nilai hasil belajar post-test peserta
didik yang terendah yaitu 25 dan skor tertinggi nili post-test yaitu 100. Adapun skor
rata-rata nilai postest sebesar 92,59 sedangkan standar deviasi nilai post-test yaitu
4,11.
peserta didik kelas III MI Tarbiyah Kab. Takalar. Adapun interval pengkategorian
hasil belajar dari peserta didik dengan rentang nilai (10-100). Terdapat nilai skor
hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan metode simak ucap
Tabel 4.4 Pengkategorian Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Kelas III MI Tarbiyah Kab. Takalar
Belajar
Total N= 29 100% -
Tabel 4.3 menunjukkan adanya 9 peserta didik yang nilai pretestnya sangat
baik dengan presentasi 32% dan terdapat 24 peserta didik yang nilai postestnya
berada pada kategori nilai sangat baik dengan presentasi 83%. Peserta didik yang
nilai pretestnya mendapat kategori baik pada hasil belajar berjumlah 11 orang
dengan presentasi 38% dan peserta didik yang nilai postestnya mendapat kategori
baik sebanyak 5 orang dengan nilai presentasi 17%. Terdapat juga peserta didik
yang mendapatkan kategori cukup sebanyak 5 orang dengan presentasi 17%, untuk
nilai pretest peserta didik yang mendapat kategori kurang terdiri dari 3 orang
dengan jumlah presentasi 10% dan mendapat kategori sangat kurang yaitu 1 orang
dengan presentasi 3%. Oleh karena itu tidak ada peserta didik yang nilai postestnya
berada pada kategori cukup,kurang dan sangat kurang. Jadi, untuk mengetahui nilai
46
hasil belajar bahasa Indonesia pada pre-test dan post-test peserta didik kelas V di
Diagram 4.1 Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pre-test and Post-test
90% 83%
80%
70%
60%
50%
38%
40% 32%
30%
20%
17% 17%
10%
10% 3%
0% 0% 0%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Indonesia pre-test yang berada pada kategori sangat tinggi mencapai persentasi
sangat baik yaitu 32% dan kategori sangat baik pada nilai postest mencapai nilai
persentasi 83%, sedangkan kategori baik mencapai nilai persentasi 38% pada nilai
pretest serta pada nilai hasil belajar post-test berada pada persentasi 17%, dan
kategori cukup nilai post-test mencapai persentasi 0% serta pada nilai pre-test
mencapai 17%. Terdapat kategori kurang terdapat nilai hasil belajar pre-test yang
mencapai persentasi 10% dan pada persentasi hasil belajar postest 0%, untuk
kategori rendah nilai pretest mencapai persentasi 3% dan persentasi pada nilai post-
test mencapai 0%. Untuk dapat mengetahui bagaimana hasil belajar peserta didik
Tarbiyah Takalar yang dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
47
Pretest Postest
70-100 Tuntas 11 29
Jumlah 29
Berdasarkan tabel 4.4 dapat kita ketahui bahwa KKM pada hasil belajar
pretest peseta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia berada pada kategori
tidak tuntas sebanyak 18 orang dan pada kategori tuntas sebanyak 11 orang. KKM
hasil belajar postest peserta didik yang berada pada kategori tidak tuntas adalah 0.
Adapun hasil belajar postest peserta didik pada kategori tuntas terdiri dari 29 orang
peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia dari
peserta didik pada saat menggunakan metode simak ucap ulang terhadap hasil
mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode simak ucap ulang
kelas III MI Tarbiyah Kab.Takalar dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
efektivitas metode simak ucap ulang peneliti menggunakan uji N-gain dan lembar
pembelajaran. Pada penelitian ini efektivitas metode simak ucap ulang dapat dilihat
gain
≤1,00
0,70
0,30
Total 29 - 100%
Dari tabel di atas terlihat bahwa ada 19 peserta didik yang mempunyai nilai
gainnya 0,70 ≤ g ≤ 1,00 berada pada kategori tinggi dengan presentasi 66%
sedangkan nilai gain 0,30 < g < 0,70 terdapat 8 orang peserta didik berada pada
kategori sedang dengan presentasi 28% dan untuk nilai 0,00 < g < 0,30 terdapat 2
peserta didik yang mendapat kategori rendah dengan presentasi 6%. Dengan
dinyatakan bahwa melalui metode simak ucap ulang efektif dalam meningkatkan
hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik. Untuk mengetahui lebih jelas
49
mengenai pengkategorian hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik dapat dilihat
70% 66%
60%
50%
40%
28%
30%
20%
10%
6%
0%
1 2 3 4
peserta didik yang mencapai kategori tinggi sebanyak 66% dan hasil belajar peserta
didik pada kategori sedang sebanyak 28% dan hasil belajar bahasa Indonesia
Dalam hal ini untuk mengetahui lebih jelas mengenai keefektifan hasil
belajar peserta didik menggunakan metode simak ucap ulang, maka peneliti
peserta didik saat peneliti mengajak menggunakan metode simak ucap ulang untuk
lembar observasi mengenai aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel
4.3.
50
diperoleh melalui lembar observasi pada saat penelitian dilaksanakan didalam kelas
belajar peserta didik yang terdiri dari 4 aspek yaitu keaktifan, kedisiplinan,
pengetahuan, dan kesopanan. Adapun data aktivitas belajar dari peserta didik yang
dikumpulkan melalui lembar observasi yang dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.7 Aktivitas Belajar peserta didik saat menggunakan metode simak
ucap ulang pada pembelajaran bahasa Indonesia di MI Tarbiyah
Takalar
No. Aspek yang dinilai Frekuensi
1. Keaktifan 10 19 0 0
2. Kedisiplinan 7 19 3 0
3. Pengetahuan 4 25 0 0
4. Kesopanan 13 16 0 0
1. Keaktifan
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa keaktifan belajar peserta didik yang
baik dan pada kriteria cukup baik dan kurang baik tidak terdapat peserta didik pada
kriteria tersebut. Berikut ini diagram tentang keaktifan aktivitas belajar peserta
peserta didik kelas III MITarbiyah Takalar terlihat bahwa hasil belajar peserta didik
yang mencapai kategori sangat baik sebanyak 34%,untuk kategori baik sebanyak
2. Kedisiplinan
sangat baik, 19 peserta didik mendapat kriteria baik, 3 orang mendapat kriteria
cukup, dan tidak terdapat peserta didik yang mendapat kriteria kurang baik. Untuk
mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada diagram 4.5 tentang kedisiplinan aktivitas
Diagram 4.4 Persentasi Kedisiplinan Aktivitas Belajar Peserta Didik Kelas III
MI Tarbiyah Takalar
100%
80%
66%
60% 24%
40% 50%
0%
20%
0%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
52
menunjukkan bahwa aktifitas belajar peserta didik kelas III MI Tarbiyah Takalar
yang mencapai kategori sangat baik sebanyak 24%, kategori baik sebanyak 66%,
kategori cukup sebanyak 10% dan yang mecapai kategori kurang sebanyak 0%
3. Pengetahuan
peserta didik dikategorikan baik, dan tidak ada peserta didik yang mendapat kriteria
bahwa aktivitas belajar peserta didik kelas III MI Tarbiyah Takalar yang mencapai
kategori sangat baik sebanyak 14%, kategori baik sebanyak 86% dan sebanyak 0%
4. Kesopanan
Untuk kategori sangat baik terdapat 13 orang peserta didik yang tergolong
didalamnya, 16 orang peserta didik yang mendapat kriteria baik, dan tidak ada
100%
80%
60%
55%
40% 45%
0% 0%
20%
0%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
aktivitas belajar peserta didik kelas III MI Tarbiyah Takalar sebanyak 45% peserta
didik yang mencapai kategori sangat baik, sebanyak 55% peserta didik yang
mencapai kategori baik dan tidak ada peserta didik yang mendapatkan kategori
dan aktivitas belajar peserta didik kelas III MI Tarbiyah Takalar dapat disimpulkan
bahwa penggunaan metode simak ucap ulang efektif terhadap hasil belajar bahasa
Indonesia peserta didik dan aktivitas belajar peserta didik. Hal ini berkenaan dengan
peningkatan hasil belajar telah mencapai indikator yaitu 100% dengan mencapi
nilai N-gain ≤ 0,30 dan aktivitas belajar mencapai nilai 71 dengan kategori baik.
C. Pembahasan
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik
kelas yaitu kelas III sebagai kelas eksperimen. Adapun teknik yang digunakan
peneliti yaitu menggunakan teknik sampel jenuh dimana semua populasi dijadikan
54
sampel dalam penelitian. Adapun populasi yang diambil pada penelitian ini adalah
kelas III yang terdiri dari 29 orang peserta didik yang akan diajar menggunakan
Pada penggunaan metode simak ucap ulang dikelas III MI Tarbiyah Takalar
pertama peneliti tidak menggunakan metode simak ucap ulang dan hanya
peneliti tidak menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai pada kegiatan awal
dan kegiatan akhir serta tidak menyimpulkan materi bersama peserta didik. Untuk
mencapai persentasi 69,14% hal ini desebabkan peneliti hanya membagikan soal
pretest untuk dibaca dan dikerjakan. Sedangkan pada pertemuan ketiga tingkat
keberhasil penggunaan metode simak ucap ulang mencapai persentasi 92,59% hal
nilai pretest dan postest. Pada hasil belajar test awal atau pretest diperoleh skor rata-
rata sebesar 69,14% dan skor rata-rata nilai postest sebesar 92,59% hal ini
metode simak ucap ulang termasuk kategori sangat baik, mengalami peningkatan
hasil belajar dan sebanyak 28 orang peserta didik yang mencapai kategori kriteria
ketuntasan minimal (KKM) dan satu orang tidak. Setelah peneliti memperoleh nilai
rata-rata mean dan standar deviasi dari hasil belajar bahasa Indonesia pretest dan
postest peserta didik, peneliti kemudian melakukan uji N-gain yang bertujuan untuk
mengetahui apakah penggunaan metode simak ucap ulang efektif terhadap hasil
Berdasarkan analisis uji N-gain diperoleh data bahwa ada 19 peserta didik
yang nilai N-gainnya berada pada kategori tinggi, sedangkan ada 8 orang peserta
didik yang masuk kedalam kategori sedang, 2 peserta didik masuk kedalam kategori
rendah. Dari rekapan data di atas dapat membuktikan bahwa metode pembelajaran
simak ucap ulang efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Cynthia Fitri yang
kemampuan menyimak anak usia 4-5 tahun di Ra As-Syifah Jalan Suka Tari No.12
kemampuan menyimak anak usia 4-5 tahun di RA As-Syafi’iyah JL. Suka Tari No.
12 Kelurahan Suka Maju Kecamatan Medan Johor. Hal ini dibuktikan pada kelas
eksperimen dengan nilai rata-rata pre test (6,6363) dan nilai rata-rata post test
(15,3636) yang berjumlah 11 anak dengan nilai t hitung = 24, 4736 dengan taraf α
ulang dapat membantu peserta didik dalam proses belajar. Metode ini mengajak
peserta didik untuk belajar menyimak dengan baik tentang materi pelajaran yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
ulang terhadap hasil belajar peserta didik pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas
III MI Tarbiyah Kabupaten Takalar maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
presentasi 100%.
belajar bahasa Indonesia peserta didik dan aktivitas belajar peserta didik,
karena peningkatan hasil belajar telah mencapai indikator yaitu 100% dengan
mencapai nilai N-gain ≤ 0,30 dan aktivitas belajar mencapai nilai 71 dengan
kategori baik.
B. Implikasi
simak ucap ulang karena efektif meningkatkan hasil belajara peserta didik terutama
1. Bagi peserta didik setelah diterapkan metode pembelajaran simak ucap ulang
56
57
2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan atau referensi bagi
ucap ulang.
DAFTAR PUSTAKA
A. Fachrurazi. Penerapan Metode Bercerita dalam mengambangkan Kemampuan
Berbahasa dan Karakter Peserta Didik Usia Dini, Jurnal pendidikan.
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 2009.
Andi Munarfah dan Muhammad Hasan. Metode Penelitian. Jakarta: CV. Praktika
Aksara Semesta, 2009.
Burhan Nurgianto. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta:
BPFE, 2017.
Burhan Nurgiyantoro. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta, 2016.
Departemen Agama RI.
Depdiknas. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Bahasa dan
Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas,”Pendidikan Dasar 5, No1, 2015.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Djago Tarigan, Materi Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa 1-2. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2005.
Eli Suryani. Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak dengan Metode
Simak Ulang Ucap pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Swasta Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten
Kampar. Skripsi PGMI Universitas Islam Negri Sulta Syarif Kasim Riau,
2012.
Evi Angraeni. Peningkatan Kemampuan Menyimak Anak Melalui Metode
Bercerita Menggunakan Papan Flanel. Tangerang: 2018.
Frita Dwi Lestari,dkk. Pengaruh Budaya Literasi Terhadap Hasil Belajar IPA di
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5, No. 6 (2021).
Hamid Darmadi. Dimensi-Dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial.
(Cet.1 alfabeta: 2013).
Hanna. Pembelajaran Bahasa Indonesia Mau Dibawa Ke Mana?, Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra. Vol. 13, No. 1, 2014.
Indra Jaya. Penerapan Statistik Untuk Pendidikan. Bandung: Citapustaka Media
Perintis. 2017.
Instiatuti. Penerapan Pendekatan Kontekstual Dengan Teknik Simak Ulang Ucap
Dalam Meningkatkan Minat Belajar Bahasa Ingris Kelas IV SD Negri
Binjarharjo, Jurnal PGSD.Universitas Sebelas Maret, 2011.
Istihanah Rahayu. Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Menggunakan
Media Audio Visual Kelas V SD. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Vol.
01, No. 02, 2013.
Jauhharoti Alfin, dkk. Bahasa Indonesia I. Surabaya: Learning Assistance Program
For Islamic Schools PGMI, 2018.
M. Subana. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia,
2009.
Mukhtar dan Anilawati, Menyimak. Pekanbaru: Cendekia insani, 2006.
58
59
Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran,. Jakarta: Prenada Media Group, 2016.
Syaiful Bahri Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Tarigan. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2001.
Vemsi Damopolii. Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Pada
Materi Segi Empat. Of Mathematics Education 1, No. 2, Desember 2019.
Winda Gunarti. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak
Usia Dini. Jakarta: UT, 2012.
Yetty Mulyati, Bahasa Indonesia. Jakarta: UT, 2012.
Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sedolah Dasar.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
61
LAMPIRAN- LAMPIRAN
82
DOKUMENTASI