Anda di halaman 1dari 80

ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE DAN AUDIT FEE TERHADAP

KUALITAS AUDIT
(Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang Tahun 2022)

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Disusun oleh:
Haftri Nadia
B02.18.0076

STIE PELITA NUSANTARA


SEMARANG
2022
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA NUSANTARA

PROGRAM STUDI SARJANA – AKUNTANSI

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

NAMA : Haftri Nadia

NIM : B02.18.0076

JUDUL : ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE DAN AUDIT FEE


TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di
Kota Semarang Tahun 2022)

Dinyatakan disetujui dan diterima Dewan Penguji untuk memenuhi sebagian

persyaratan memperoleh gelar SARJANA AKUNTANSI

Pada Ujian Lisan tanggal: ……September 2022

Ketua Penguji Anggota Penguji

( ....................................) (.................................................)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA NUSANTARA

PROGRAM STUDI SARJANA – AKUNTANSI

i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

NAMA : Haftri Nadia

NIM : B02.18.0076

JUDUL : ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE DAN AUDIT FEE


TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di
Kota Semarang Tahun 2022)

Telah diperiksa dan disetujui

Semarang,… September 2022

Pembimbing

Dr. Luhgiatno, SE, MM, Msi

Mengetahui,
Ketua STIE Pelita Nusantara

Dr. Luhgiatno SE MM MSi

ii
HALAMAN PERNYATAAN HASIL KARYA

Yang bertandatangan di bawah ini:

NAMA : Haftri Nadia

NIM : B02.18.0076

PRODI : Akuntansi

Adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Nusantara dan

menyatakan bahwa TIDAK MELAKUKAN PENJIPLAKAN (PLAGIAT)

dalam menyusun skripsi. Apabila terbukti saya melakukan penjiplakan secara

sengaja, maka saya siap menerima sanksi akademik sesuai peraturan yang

berlaku.

Semarang, ....September 2022

Haftri Nadia

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ COBALAH UNTUK TIDAK


MENJADI ORANG YANG
SUKSES, TETAPI MENJADI
ORANG YANG BERNILAI”
(Albert Einstein)

Skripsi ini kupersembahkan Untuk:

♥ Yth. kedua orangtua

♥ Keluarga besar saya

♥ KELUARGA AKUNTANSI 18 yang menjadi teman


istimewa saling menyemangati dan memotivasi

iv
ABSTRACT

Audit quality is about how much the auditor's ability to detect any
unintentional in the company's financial statements and how much these findings
can be used as a report and included in the audit opinion. This study aims to
examine the effect of audit tenure and audit fees on audit quality

The population in this study is the Public Accounting Firm of the City of
Semarang. The sample in this study was 71 Respondents Respondents. Technique
data analysis using multiple linear regression with the help of SPSS version 25.

The results of this study are audit tenure has no significant effect on
audit quality with a significance level of 0.398 > 0.05, while t-count is 0.850 <t-
table 1.66757. Audit Fee has a significant effect on Audit Quality with a
significance level of 0.000 < 0.05, while the t-count is 4.612 > t-table 1.66757.
Audit Tenure and Audit Fee simultaneously have an effect on Audit Quality. It is
proven by p-value 0.00 < 0.05, meaning significant, while F count 19.089 > F
table 3.13.

Keywords: audit tenure, audit fee, audit quality, KAP at Semarang

v
ABSTRAK

Kualitas audit merupakan tentang seberapa besar kemampuan auditor


untuk mendeteksi adanya unintentionall dalam laporan keuangan perusahaan dan
seberapa besar temuan tersebut yang dapat dijadikan laporan serta dicantumkan
pada opini auditnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh audit tenure
dan audit fee terhadap kualitas audit

Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik di Kota


Semarang. Sampel dalam penelitian ini adalah 71 Responden Responden. Teknik
analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan bantuan SPSS versi 25.

Hasil penelitian ini adalah Audit Tenure tidak berpengaruh Signifikan


terhadap Kualitas Audit dengan tingkat signifikansi 0,398 > 0,05, sedangkan t-
hitung 0,850 < t-tabel 1.66757. Audit Fee berpengaruh Signifikan terhadap
Kualitas Audit dengan tingkat signifikansi 0,000< 0,05, sedangkan t-hitung 4,612
> t-tabel1.66757. Audit Tenure dan Audit Fee secara simultan berpengaruh
terhadap Kualitas Audit. Dibuktikan dengan p-value 0,00 < 0,05, artinya
signifikan, sedangkan F hitung 19,089 > F tabel 3,13.

Kata Kunci: Audit tenure, Audit fee, Kualitas Audit, KAP di Semarang

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatu

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Penulis haturkan rasa syukur

atas segala nikmat, karunia, serta hidayah, dan juga dengan segala limpahan

Rahmat-Nya, dapat memberikan kesempatan, dan kelancaran bagi penulis dengan

penelitian yang berjudul “ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE DAN

AUDIT FEE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Kasus Pada Kantor

Akuntan Publik di Kota Semarang Tahun 2022)” dapat tersusun dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan

bantuan, dukungan, semangat, dan doa dalam menyusun skripsi ini, oleh karena

itu dalam kesempatan yang baik penulis mengucapkan terimakasih yang tak

terhingga terutama kepada:

1. Bapak Dr Luhghiatno SE MM Msi selaku Ketua STIE Pelita Nusantara

Semarang.Sekaligus Pembimbing dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Daniel Kartika Adhi S.E., M.Si., Akt selaku Ketua Program Studi

Akuntansi STIE Pelita Nusantara Semarang.

3. Bapak Mohklas SE Msi selaku dosen wali Akuntansi angkatan tahun 2018.

4. Seluruh Dosen dan Staff STIE Pelita Nusantara Semarang.

vii
5. Bapak Suwarno, Ibu Khotimah, Adik Dimas Valentino dan Muhammad

Zulfikar keluarga yang tidak pernah lelah memberikan do’a, cinta, kasih

sayang, perhatian, bimbingan dan motivasi, serta kesabarannya.

6. Sahabat tercinta Sofie Lestari, Siti Mahfidhoh, Ikfi Faidatil Hidayarti, Dan

Diah Puspitasari yang selalu memberi semangat dalam menulis skripsi ini.

7. Teman-teman STIE Pelita Nusantara angkatan 2018 yang telah memberikan

saya dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

8. Dan semua pihak yang telah membantu serta mendukung baik secara langsung

maupun tidak ;langsuing yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT berkenan membalas budi kepada mereka yang telah

memberikan semangat, bantuan dan arahan kepada penulis. Penulis menyadari

betul bahwa dalam penulisan penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan

keterbatasan pengetahuan serta pengalaman. Oleh karena itu, saran dan kritik

yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penelitian ini di

masa depan dan semoga penelitian ini dapat memberikan nilai manfaat bagi orang

lain dan umumnya para pembaca penelitian ini.

Wassalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Semarang, … September 2022

Haftri Nadia

viii
DAFTAR ISI

Hal

ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE DAN AUDIT FEE TERHADAP


KUALITAS AUDIT...............................................................................................1
LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI................................................i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI..................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN HASIL KARYA.................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................iv
ABSTRACT............................................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.........................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................................8
1.3.1 Tujuan Penelitian.....................................................................................8
1.3.2 Manfaat Penelitian..................................................................................8
1.4 Sistematika Penulisan.....................................................................................9
BAB II...................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................10
2.1 Landasa Teori..............................................................................................10
2.1.1 Teori Keagenan ( Agency Theory)........................................................10
2.1.2 Kualitas Audit........................................................................................11
2.1.3 Audit Tenure..........................................................................................13
2.1.4 Audit Fee................................................................................................18
2.2 Hubungan Antar Variabel............................................................................22

ix
2.2.1 Hubungan Uudit Tenure Terhadap Kualitas Audit.............................22
2.2.2 Hubungan Audit Fee dengan Kualitas Audit......................................23
2.3 Penelitian Terdahulu.....................................................................................25
2.4 Kerangka Pemikiran................................................................................27
2.5 Hipotesis..................................................................................................27
BAB III..................................................................................................................29
METODE PENELITIAN....................................................................................29
3.1 Variabel Penelitian.................................................................................29
3.2 Definisi Operasional dan Indikator..............................................................30
3.3 Penentuan Populasi dan Sampel..............................................................31
3.4 Jenis dan Sumber Data............................................................................32
3.5 Metode Pengumpulan Data.....................................................................32
3.6 Analisis Data...........................................................................................32
3.7 Uji Asumsi Klasik...................................................................................34
3.8 Analisis Regresi Linier Berganda............................................................36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................38
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian.....................................................................38
4.1.1 Gambar Obyek Penelitian....................................................................38
4.1.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..............................39
4.1.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia.............................................39
4.1.4 Deskripsi Responden Berdasakan Pendidikan.......................................40
4.1.5 Pengalaman............................................................................................40
4.1.6 Jabatan Auditor......................................................................................41
4.2 Analisis Deskripsi Variabel.....................................................................41
4.2.1 Deskripsi Variabel Audit Tenure...........................................................41
4.2.2 Deskripsi Variabel Audit Fee.................................................................42
4.2.3 Deskripsi Variabel Kualitas Audit........................................................43
4.2.5 Uji Kualitas Data....................................................................................44
4.3 Uji Asumsi Klasik...................................................................................46
4.3.1 Uji Normalitas.....................................................................................46
4.3.2 Uji Multikolinieritas............................................................................47

x
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas........................................................................48
4.4 Uji Hipotesis............................................................................................49
4.4.1 Analisis Linier Berganda.....................................................................49
4.4.2 Uji Parsial (Uji t)....................................................................................50
4.4.3 Uji Simultan (Uji F).............................................................................51
4.4.4 Koefisien Determinasi (R2).................................................................52
4.5 Pembahasan.............................................................................................53
4.5.1 Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit.................................53
4.5.2 Pengaruh Audit Fee Terhadap Kualitas Audit.......................................54
4.5.3 Pengaruh Audit Tenure dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit........56
BAB V PENUTUP................................................................................................58
5.1 Kesimpulan.............................................................................................58
5.2 Saran........................................................................................................58

xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian terdahulu..............................................................................26
Tabel 3. 1 Definisi Operasional dan Indikator.......................................................31
Tabel 3. 2 Daftar KAP yang disebar di Kota Semarang........................................33
Tabel 4. 1 Tingkat Pengambilan Kuesioner...........................................................40
Tabel 4. 2 Jenis Kelamin Responden.....................................................................41
Tabel 4. 3 Usia responden......................................................................................41
Tabel 4. 4 Pendidikan............................................................................................42
Tabel 4. 5 Pengalaman...........................................................................................42
Tabel 4. 6 Jabatan Responden................................................................................43
Tabel 4. 7 Deskripsi Frekuensi Audit Tenure........................................................43
Tabel 4. 8 Deskripsi Frekuensi Variabel Audit Fee...............................................44
Tabel 4. 9 Deskripsi Frekuensi Variabel Kualitas Audit.......................................45
Tabel 4. 10 Hasil Uji Validitas..............................................................................47
Tabel 4. 11 Hasil Uji Reliabilitas...........................................................................48
Tabel 4. 12 Hasil Uji Normalitas...........................................................................48
Tabel 4. 13 Hasil Uji Multikolinieritas..................................................................49
Tabel 4. 14 Hasil Uji Heteroskedastisitas..............................................................50
Tabel 4. 15 Hasil Uji Parsial (Uji t).......................................................................51
Tabel 4. 16 Uji parsial T.......................................................................................52
Tabel 4. 17 Hasil Uji Simultan F...........................................................................54
Tabel 4. 18 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2...................................................54

xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran....................................................................................28

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis, termasuk juga

persaingan dalam bisnis pelayanan jasa akuntan publik. Profesi akuntan

publik diperlukan untuk menilai dapat atau tidak dipercayainya suatu

laporan keuangan yang disusun oleh manajemen. Hal ini diharapkan dapat

mengurangi asimetri informasi. Selain itu pihak luar seperti kreditur,

pemerintah, investor pasar modal dan lainnya, memerlukan laporan

keuangan yang dapat dipercaya. Laporan keuangan ini digunakan sebagai

informasi untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi. Akuntan

publik merupakan pihak independen yang bertugas untuk memeriksa dan

menilai apakah laporan keuangan disajikan secara wajar (Halim, 2015).

Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan suatu

perusahaan dan juga menyediakan informasi yang di butuhkan bagi pihak-

pihak yang berkepentingan baik internal dan eksternal agar memperoleh

suatu kewajaran dan kehandalan suatu laporan keuangan. Pihak yang

bersangkutan berhak untuk menilai perusahaan dan mengambil strategi

keputusan yang berhubungan dengan perusahaan. Perusahaan

mengharapkan dari jasa profesi akuntan publik memberikan penilaian yang

bebas dan tidak memihak satu sama lain terhadap informasi yang disajikan

1
oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Andriani dan

Nursiam, 2018).
2

Mengingat peranan auditor sangat dibutuhkan oleh kalangan di

dunia usaha, maka auditor mempunyai kewajiban untuk menjaga standar

perilaku etis mereka terhadap organisasi dimana mereka bekerja, profesi

mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri (Anni, 2004). Setiap auditor

diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI), agar situasi persaingan tidak sehat dapat

dihindarkan. Etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik. Hal ini

seiring terjadinya beberapa pelanggaran etika yang dilakukan akuntan baik

akuntan independen, akuntan intern perusahaan maupun akuntan

pemerintah (Dewi, 2009).

Menurut De Angelo (1981), kualitas audit merupakan

kemungkinan auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada

sistem akuntansi klien jika terdapat salah saji material. Hal yang penting

dari definisi tersebut adalah audit yang berkualitas merupakan audit yang

dilaksanakan oleh auditor yang kompeten dan independen. Auditor yang

kompeten terkait dengan kemampuan auditor dalam mendeteksi salah saji

laporan. Kemudian independensi auditor terkait dengan keberanian auditor

dalam melaporkan salah saji dalam laporan keuangan tersebut (Yolanda

Siregar, 2018). Hasil kualitas audit digunakan untuk meningkatkan

kredibilitas laporan keuangan pengguna informasi akuntansi sehingga

dapat mengurangi risiko informasi keuangan yang tidak kredibel dalam

laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan khususnya investor

(Kurniasih dan Rohman, 2014).


3

Terdapat banyak kasus yang melibatkan para akuntan publik

sehingga menyebabkan kepercayaan terhadap penyedia jasa akuntan

publik menjadi menurun. Salah satunya kasus pada 8 Oktober 2018,

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjatuhkan sanksi administratif kepada

dua akuntan publik (AP) dan satu kantor akuntan publik (KAP). Akuntan

Publik Marlinna dan Akuntan Publik Merliyana Syamsul serta Kantor

Akuntan Publik Satrio, Bing, Eny (SBE) dan Rekan dinilai tidak

memberikan opini yang sesuai dengan kondisi sebenarnya dalam laporan

keuangan tahunan audit milik PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP

Finance). Sanksi tersebut terkait hasil pemeriksaan laporan keuangan PT.

SNP menyajikan laporan keuangan dan melaporkan laporan keuangan

tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang sebenarnya. Berdasarkan

contoh kasus diatas menunjukkan bahwa sebagai seorang auditor ketika

sedang melaksanakan tugasnya harus mengikuti Standar Profesional

Akuntan Publik dalam pelaksanaan audit dan melaporkan hasil laporan

keuangan yang di audit secara akurat dan wajar. Jika di dalam laporan

keuangan terdapat kecurangan, auditor harus mengungkapkan kecurangan

tersebut.

Kualitas audit dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk Faktor

Audit Tenure dan Audit Fee. Faktor pertama yang mempengaruhi kualitas

audit adalah tenure audit. Penelitian yang dilakukan oleh Priana, et, all

(2021). Tentang pengaruh Pengaruh Audit Fee, Audit Tenure, Workload,

Dan Due Professional Care Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor


4

Akuntan Publik Di Bali. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Audit

Fee Berpengaruh posistif terhadap Kualitas Audit. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Siti Lathifah, dkk(2019) tentang Pengaruh

Fee Audit dan Audit Tenur terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada

Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung). Hasil Penelitiannya

menunjukkan bahwa Audit Tenur berpengaruh signifikan terhadap

Kualitas Audit.

Bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fauziyyah Dan Praptiningsih (2020) Tentang Pengaruh Audit Fee,Audit

Tenure, Dan Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa Audit Tenure tidak berpengaruh terhadap Kualitas

Audit. Didukung oleh penelitian Yunike dan Tarmizi ,(2019) tentang

Pengaruh Audit Tenure, Audit Fee, Tekanan Waktu, Tekanan Klien Dan

Kompleksitas Tugas Terhadap Kualitas Audit Pada Kap Semarang. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa Audit Tenure Tidak berpengaruh

terhadap kualitas Audit.

Faktor kedua yang dapat mempengaruhi Kualitas Audit adalah

Audit Fee. Fee audit merupakan fee yang diterima oleh akuntan publik

setelah melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko

penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang

diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang

bersangkutan (Agoes, 2012). Penetapan audit fee juga diatur dalam standar

umum, Penetapan audit fee tidak kalah penting di dalam penerimaan


5

penugasan, auditor tentu bekerja untuk memperoleh penghasilan yang

memadai. Besaran audit fee yang akan diterima Auditor diduga

berpengaruh terhadap kualitas audit. Disisi lain akibat persaingan harga

antar auditor, fee tersebut membuat beberapa KAP menurunkan fee-nya

rendah jauh dibawah surat keputusan IAPI agar mendapatkan klien, hal ini

di khawatirkan menurunnya kualitas audit karena dengan turunnya harga

tersebut bisa saja auditor tersebut menghilangkan beberapa prosedur audit

yang harus di laksanakannya dan meminimalisir lagi biaya yang

semestinya (Kartika 2013). Oleh sebab itu, penentuan audit fee perlu

disepakati antara klien dengan auditor, supaya tidak terjadi perang fee

yang dapat merusak kredibilitas akuntan publik.

Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Stefani (2019)

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Fee Audit Terhadap Kualitas

Audit (Studi Kasus Kantor Akuntan Publik Di Wilayah Kota Yogyakarta).

Hasil penelitiannya mengatakan bahwa bahwa Audit Fee Tidak

berpengaruh terhadap Kualitas Audit. Didukung dengan penelitian yang

dilakukan oleh Agustini dan Siregar (2020) Tentang Pengaruh Fee Audit,

Audit Tenure Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit Di Bursa Efek

Indonesia. Hasil penelitiannya mennyatakan bahwa Audit Fee tidak

berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah salah suatu wadah profesi

profesi akuntan publik yang dapat mewujudkan peningkatan kualitas

informasi laporan keuangan. Dimana informasi keuangan tersebut dapat


6

digunakan oleh publik untuk pengambilan keputusan ekonomi. Kondisi ini

merupakan tujuan yang ingin dicapai semua pihak di Indonesia melalui

terbitnya Undang-Undang Akuntan Publik No. 5 Tahun 2011.

Laporan keuangan auditan yang dihasilkan dari proses audit yang

berkualitas tinggi untuk suatu entitas publik, dapat dijadikan alat oleh

pengguna informasi keuangan tersebut untuk menilai kelayakan misalnya

dari sisi investasi yang akan dilakukan pada entitas tersebut. Oleh karena

itu menuntut para auditor untuk tetap memiliki kualitas audit yang baik.

Kualitas audit digunakan untuk mengukur kredibilitas laporan keuangan

penggunaan informasi akuntansi sehingga dapat mengurangi resiko –

resiko informasi yang tidak kredibel dalam laporan keuangan bagi

pengguna laporan keuangan.

Hasil laporan auditor independen secara keseluruhan harus dapat

dipertanggungjawabkan, bebas dari misstatement/salah saji dan

fraud/penyimpangan. antaranya adalah audit tenure, audit fee, tekanan

waktu, tekanan klien dan kompleksitas tugas harus bisa dihindari oleh

seorang auditor internal agar auditor mendapatkan hasil yang terbaik

dalam menjalankan tugasnya. Lamanya suatu hubungan pekerjaan atau

audit tenure dapat mengakibatkan terganggunya independensi. Tekanan

waktu menunjukkan penentuan waktu dalam pengerjaan kualitas audit

tidak mempengaruhi kualitas audit. Auditor akan selesai mengerjakan

laporan sesuai dengan waktu yang ditentukan tanpa mengurangi kualitas

auditnya. Kepentingan klien menunjukkan bahwa auditor memiliki


7

independensi yang cukup rendah yang tidak sesuai dengan fungsi dan

karakter audit internal. Fee mununjukkan bukan karena auditor bekerja

dengan fee yang dibayar oleh klien, tetapi ada biaya yang diberikan oleh

klien sesuai dengan hasil kinerja auditor. Dan kompleksitas tugas yang

menunjukkan bahwa seberat apapun tugasnya, audit internal harus

mengerjakannya tanpa di bawah tekanan apapun.

Namun profesi akuntan publik juga tidak luput dari kekurangan,

kasus-kasus terkait pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan publik

berhasil memengaruhi kepercayaan publik terhadap profesi ini. Kasus

international terbesar pernah terjadi pada tahun 2002, adalah pelakunya

Enron Corp. Saat itu profesi akuntan publik benar-benar menjadi

pertanyaan, dan tentu itu berimbas pada kualitas audit yang mereka

hasilkan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini

mengambil judul: “Analisis pengaruh Audit Tenure dan Audit Fee

terhadap Kualitas Audit” (“Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di

Kota Semarang).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Audit Tenure Berpengaruh terhadap Kualitas Audit?

2. Apakah Audit Fee Berpengaruh terhadap Kualitas Audit?


8

3. Apakah Audit Tenure dan Audit Fee secara simultan berpengaruh terhadap

Kualitas Audit?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk Menganalisis Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit.

2. Untuk Menganalisis Pengaruh Audit Fee terhadap Kualitas Audit.

3. Untuk Menganalisis Pengaruh Audit Tenure dan Audit Fee secara simultan

terhadap Kualitas Audit.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Kantor Akuntan Publik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dapat

dijadikan pertimbangan ketika akan melakukan langkah-langkah strategis

mengetahui Pengaruh Audit Tenure dan Audit Fee terhadap Kualitas Audit

2. Bagi penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi serta bahan

pertimbangan bagi peneliti selanjutnya khususnya penelitian mengenai

Audit Tenure dan Audit Fee terhadap Kualitas Audit.


9

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan memberikan gambaran menyeluruh terhadap isi dari

penelitian ini yang tersusun dalam lima bab, dengan urutan sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan, bab ini berisi tentang penjelasan mengenai

latar belakang pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka, bab ini berisi tentang penjelasan

mengenai landasan teori yang mendasari penelitian, tinjauan umum

mengenai variabel dalam penelitian, penelitian terdahulu, pengembangan

kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi penjelasan mengenai apa

saja variabel yang digunakan dalam penelitian serta definisi

operasionalnya, penentuan sampel, jenis dan sumber data yang digunakan,

kemudian metode pengumpulan data dan metode analisis data seperti apa

yang dilakukan.

Bab IV Hasil dan Pembahasan, bab ini berisi penjelasan setelah

diadakan penelitian. Hal tersebut mencakup gambaran umum objek

penelitian, hasil analisis data dan hasil analisis perhitungan statistik serta

pembahasan.

Bab V Penutup, bab ini berisi penjelasan mengenai kesimpulan

dari hasil yang diperoleh setelah dilakukan penelitian. Selain itu, disajikan

saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasa Teori

2.1.1 Teori Keagenan ( Agency Theory)

2.1.1.1 Pengertian Teori Keagenan ( Agency Theory)

Teori Agensi merupakan teori menggambarkan hubungan antara

dua individu yang berbeda kepentingan yaitu principal (pemilik usaha) dan

agents (manajemen suatu usaha) dan suatu teori pemisahan antara pemilik

(prinsipal) dan pengelola (agent). Pihak principal merupakan pihak yang

memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent untuk melakukan

semua kegiatan atas nama principal dalam kapasitasnya sebagai pengambil

keputusan (Jensen & Meckling, 1976).

Menurut arifin (2005), teori agensi mendasarkan hubungan kontrak

antar anggota dalam perusahaan, dimana prinsipal dan agen sebagai pelaku

utama. Prinsipal sebagai pemilik sumber daya ekonomi dan agen sebagai

manajer, dimana manajer berperan dalam mengurus dan pengendalian

sumber daya ekonomis tersebut. Prinsipal merupakan pihak yang

memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal,

sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk

menjalankan perusahaan. Karena kepentingan kedua pihak tidak selalu

sejalan, maka sering terjadi benturan kepentingan antara prinsipal dengan

agen sebagai pihak yang diserahi wewenang untuk mengelola perusahaan,

kondisi ini yang dikenal sebagai moral hazard.

10
11

Teori keagenan dibutuhkan peran pihak ketiga yang independen

yaitu auditor independen untuk menjadi mediator antara principal dan

agen. Pihak ketiga ini berfungsi memonitor perilaku manajer sebagai agen

dan memastikan agen sudah bertindak sesuai dengan kepentingan

principal. Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani

kepentingan pihak principal dengan pihak manajer sebagai bentuk

pertanggungjawaban pihak manajer kepada pihak principal.

2.1.2 Kualitas Audit

2.1.2.1 Pengertian Kualitas Audit

Menurut Tandiontong (2016), kualitas audit dimaknai sebagai

probabilitas seorang auditor dalam menemukan dan melaporkan suatu

kekeliruan atau penyelewengan yang terjadi dalam suatu sistem akuntansi

klien. Definisi kualitas audit yang disampaikan oleh Knechel (2012),

kualitas audit ialah gabungan dari suatu proses pemeriksaan sistematis

yang baik (sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum), dengan

auditor’s jugment (skeptisme dan pertimbangan profesional) yang bermutu

tinggi, yang dipakai oleh auditor yang kompeten dan independen, dalam

menerapkan proses pemeriksaan tersebut untuk menghasilkan audit yang

bermutu tinggi.

Kualitas audit adalah gambaran praktik dan hasil audit berdasarkan

standar auditing.. Anggraeni(2018). Menurut (Mulyadi, 2014), secara

umum audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan


12

mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan

tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria

yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-

pihak yang berkepentingan.

Kualitas audit merupakan tentang seberapa besar kemampuan

auditor untuk mendeteksi adanya unintentionall dalam laporan keuangan

perusahaan dan seberapa besar temuan tersebut yang dapat dijadikan

laporan serta dicantumkan pada opini auditnya. Sejalan dengan pernyataan

Alvin Arens (2012) bahwa kualitas audit berarti bagaimana cara seorang

auditor mendeteksi kesalahan pelaporan materi dalam statemen keuangan.

Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur

secara objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit.

Selama audit berlangsung, auditor harus sering berhubungan atau

berinteraksi dengan manajemen untuk mendapatkan bukti yang diperlukan

dan biasanya auditor akan meminta data perusahaan yang bersifat rahasia.

Definisi kualitas audit yang disampaikan oleh Knechel (2012),

kualitas audit ialah gabungan dari suatu proses pemeriksaan sistematis

yang baik (sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum), dengan

auditor’s jugment (skeptisme dan pertimbangan profesional) yang bermutu

tinggi, yang dipakai oleh auditor yang kompeten dan independen, dalam

menerapkan proses pemeriksaan tersebut untuk menghasilkan audit yang

bermutu tinggi.
13

Dari pengertian tentang kualitas audit di atas maka dapat

disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan kemungkinan auditor untuk

menemukan kesalahan yang ada pada laporan keuangan klien dan

melaporkannya dalam laporan auditan. Kualitas audit perlu ditingkatkan

supaya laporan keuangan yang telah diaudit diharapkan lebih berkualitas

sehingga kepercayaan para pengguna laporan keuangan dan masyarakat

pun meningkat.

2.1.2.2 Indikator Kualitas Audit

Indikator Kualitas Audit menurut Anggraeni (2018) adalah sebagai

berikut:

1. Melaporkan semua kesalahan klien.

2. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien

3. Komitmen yang kuat dalam menyelesaikan audit

4. Berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip akuntansi dalam

melakukan pekerjaan lapangan

5. Tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan klien

6. Sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan.

2.1.3 Audit Tenure

2.1.3.1 Pengertian Audit Tenure

Audit Tenure adalah Masa Perikatan (keterlibatan) antara Kantor

Akuntan Publik (KAP) dan klien terkait jasa audit yang disepakati atau
14

dapat juga diartikan sebagai jumlah tahun hubungan auditor dan klien

dalam perikatan audit (Sinaga, 2012). Al-Thuneibat dkk. (2011)

menyatakan “hubungan yang lama antara auditor dengan kliennya

berpotensi untuk menciptakan kedekatan diantara keduanya dan akan

menghalangi independensi auditor yang akan mengurangi kualitas audit”.

Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 pemberian jasa

audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP

paling lama 6 tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik

paling lama untuk 3 tahun berturut-turut dan Akuntan Publik dapat

menerima kembali penugasan audit umum setelah satu tahun buku tidak

memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut. Namun

kenyataan dilapangan masih ada auditor yang menjalin masa perikatannya

diluar kebijakan pemerintah tersebut.

Menurut Suhaib Aamiret.,al (2011:6) definisi jumlah masa

perikatan audit berturut-turut (audit tenure) adalah: “Audit tenure is

defined as the audit firm’s (auditor’s) total duration to hold their certain

or the number of consecutive years that the audit firm (auditor) has

audited it’s certain client”. Hubungan antara auditor dan klien dalam

jangka waktu yang lama dikhawatirkan akan menimbulkan hilangnya

independensi auditor.

Menurut Johnson et. al (2002) mendefinisikan audit tenure sebagai

berikut : “ This is the number of consecutive years that the audit firm

(auditor) has audited the client”. Sedangkan Carcell dan Nagy (2004)
15

membagi tenur menjadi tiga kategori tenure, yaitu; tenure pendek, tenure

sedang dan tenure panjang. Tenure pendek jika hubungan auditor dengan

klien berjalan selama tiga tahun atau kurang,dantenuresedang jika

hubungan telah berjalan selama 4 sampai 8 tahun serta Tenure Panjang

jika hubungan auditor dengan klien telah berlangsung lebih dari 9 tahun.

Tenure berhubungan dengan factor audit firm dan faktor audit partner.

Audit failure terjadi umumnya pada masa tenure yang pendek (short

tenure).

Hubungan yang terlalu lama dengan klien berpotensi

untukmenyebabkan kepuasan terhadap kedua belah pihak, akan tetapi

prosedur audityang kurang ketat dan ketergantungan pada manajemen bisa

terjadi. Auditor dapat menjadi terlalu percaya diri dengan klien, dan tidak

ada penyesuaian dalam prosedur audit untuk mencerminkan perubahan

bisnis dan risiko yang terkait, sehingga auditor menjadi tidak professional

dalam mengumpulkan bukti audit mereka.

Audit tenure adalah lamanya waktu auditor tersebut secara

berturut-turut telah melakukan pekerjaan audit terhadap suatu perusahaan.

Dalam terminologi Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008

auditor tenure identik dengan masa pemberian jasa bagi akuntan publik.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut terdapat pokok-pokok

penyempurnaan peraturan mengenai pembatasan masa pemberian jasa bagi

akuntan, laporan kegiatan, dan asosiasi profesi akuntan publik. Khususnya

hal yang berhubungan dengan pembatasan masa pemberian jasa bagi


16

akuntan publik, terdapat perubahan dimana sebelumnya Keputusan

Menteri Keuangan No. 423/KMK.06/2002 dan No. 359/KMK.06 /2003

menyatakan KAP dapat memberikan jasa audit umum paling lama untuk 5

(lima) tahun buku berturut-turut kemudian dalam Pasal 3 Peraturan

Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 diubah menjadi 6 (enam) tahun

buku berturut-turut.

Menurut Nuratama (2011) tenure adalah lamanya masa perikatan

auditor dengan klien dalam memberikan jasa audit yang telah disepakati.

Lama atau singkatnya tenure menjadi perdebatan karena tenure dapat

berdampak pada kinerja auditor pada perusahaan klien seperti hubungan

emosional auditor dengan klien, independensi, fee, dan lain-lain. Sinaga

dan Ghozali (2012) menyimpulkan bahwa hubungan yang lama antara

auditor dengan kliennya berpotensi untuk menciptakan kedekatan antara

mereka yang cukup untuk menghalangi independensi auditor dan

mengurangi kualitas audit.

Hamid (2013) menyimpulkan bahwa tenure yang singkat saat

auditor mendapatkan klien baru membutuhkan waktu yang lama bagi

auditor untuk memahami klien dan lingkungan bisnis klien tersebut.

Tenure yang singkat membatasi auditor dalam memperoleh informasi dan

bukti-bukti sehingga jika ada bukti-bukti berupa data atau dokumen yang

hilang atau sengaja dihilangkan oleh manajer akan sulit ditemukan oleh

auditor. Akan tetapi, tenure yang singkat disisi lain diharapkan dapat

meningkatkan kompetensi auditor untuk menghasilkan kualitas audit yang


17

optimal. Tenure adalah lamanya waktu auditor tersebut telah melakukan

pemeriksaan terhadap suatu unit usaha atau perusahaan atau instansi

(Wijiastuti, 2013)

Di Indonesia ketentuan terkait audit tenure telah diatur dalam PMK

nomor 17/PMK.01/2008 yang mengatur masa perikatan KAP dari lima

tahun buku berturut-turut menjadi enam tahun buku berturut-turut dan

untuk Akuntan Publik masih sama yaitu tiga tahun berturut-turut. Dengan

dikeluarkannya keputusan ini diharapkan dapat mencegah terjadinya

kecurangan yang diakibatkan karena adanya kedekatan antara auditor

dengan klien. SA 210/ISA 210 tentang Persetujuan atas Syarat-syarat

Perikatan Audit menjelaskan bahwa perikatan asurans, termasuk perikatan

audit, hanya boleh diterima jika auditor mempertimbangkan bahwa

ketentuan etika yang relevan seperti independensi dan kompetensi

profesional akan dipenuhi, dan ketika auditor pada umumnya dan harus

menggunakan keterampilan tersebut dengan seksama dan kecermatan yang

wajar.

2.1.3.2 Indikator Audit Tenure

Indikator Audit Tenure menurut Wijiastuti (2013) sebagai berikut:

1. Lama bekerja sebagai auditor.

2. Lama Auditor berhubungan dengan klien.

3. Lamanya mengaudit klien.


18

2.1.4 Audit Fee

2.1.4.1 Pengertian Audit Fee

Menurut Gammal (2012) audit fee dapat didefinisikan sebagai

jumlah biaya (upah) yang dibebankan oleh auditor untuk proses audit

kepada perusahaan (auditee). Besarnya audit fee dapat bervariasi

tergantung antara lain: risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan,

tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut,

struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional

lainnya. Anggota kantor akuntan publik tidak diperkenankan mendapatkan

klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi dan

tidak diperkenan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan

tersebut dapat mengurangi independensi.

Audit fee adalah Fee yang diterima oleh akuntan publik setelah

melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko penugasan,

kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk

melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan.

(Supriyono,1988). Akuntan publik merupakan auditor eksternal yang

bekerja dan memperoleh imbalan (fee) berdasarkan kontrak dengan pihak

perusahaan atau entitas tertentu (Agustina, 2016). Dengan demikian proses

pengadaan jasa audit adalah suatu proses yang sistematis yang harus

diputuskan oleh manajemen perusahaan dalam memilih auditor eksternal


19

kapan diperlukan audit eksternal dan berapa besarnya biaya jasa audit yang

harus dikeluarkan untuk mendapatkan audit yang berkualitas.

Menurut Mulyadi (2002) besarnya fee audit tergantung dari resiko

penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang

diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang

bersangkutan dan pertimbangan profesionalnya. Menurut (Lestari, 2017)

fee audit merupakan hal yang tidak kalah pentingnya di dalam penerimaan

penugasan. Auditor tentunya bekerja untuk memperoleh yang tidak kalah

pentingnya didalam penerimaan penugasan. Auditor tentu bekerja untuk

memperoleh penghasilan yang memadai. Berdasarkan surat keputusan

ketua umum institut akuntan publik Indonesia No : kep.024/IAPI/VII/2008

bahwa dalam penetaapan fee audit, akuntan publik harus

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kebutuhan klien,

2. Tugas dan tanggung jawab menurut hukum,

3. Independensi,

4. Tingkat keahlian yang melekat pada pekerjaan yang dilakukan,

serta tingkat komplesitas pekerjaan,

5. Banyaknya waktu yang diperlukan secara efektif digunakan oleh

akuntan publik dan staffnya untuk menyelesaikan pekerjaan, dan

6. Basis penetapan fee yang disepakati.

Menurut Mulyadi (2014) Audit Fee merupakan fee yang diterima

akuntan publik setelah melaksanakan jasa audit. Seorang auditor bekerja


20

untuk mendapatkan imbalan atau upah yaitu berupa audit fee. Penetapan

audit fee tidak kalah penting didalam penerimaan penugasan, auditor tentu

bekerja untuk memperoleh penghasilan yang memadai. Besaran audit fee

yang akan diterima auditor diduga berpengaruh terhadap kualitas audit.

Oleh sebab itu, penentuan audit fee perlu disepakati antara klien dengan

auditor, supaya tidak terjadi perang tarif yang dapat merusak kredibilitas

akuntan publik. Besarnya fee anggota tergantung pada risiko penugasan,

kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk

melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan

pertimbangan prosesional lainnya.

Besaran audit fee tergantung antara lain resiko penugasan,

kompleksitas jasa yang diberikan, tinggi keahlian yang diperlukan untuk

melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan

pertimbangan professional lainnya. Komisi audit adalah imbalan dalam

bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan kepada atau

diterima dari klien atau pihak lain untuk memperoleh perikatan dari klien

atau pihak lain.

Ketika audit fee semakin tinggi, maka kualitas audit yang

dihasilkan semakin tinggi pula karena semakin luas pula prosedur audit

yang akan dilakukan auditor, dengan demikian hasil audit yang dihasilkan

dapat dipercaya dan akurat. Auditor dengan audit fee yang tinggi akan

melakukan prosedur audit lebih luas dan mendalam terhadap perusahaan

klien sehingga kemungkinan kejanggalan yang ada pada laporan keuangan


21

klien dapat terdeteksi. Pendeteksian kejanggalan mencerminkan kualitas

proses audit yang tinggi karena kualitas proses audit merupakan

pelaksanaan audit dengan penerapan standar akuntansi dan standar audit

yang benar oleh auditor. udit fee adalah Fee yang diterima oleh akuntan

publik setelah melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko

penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang

diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang

bersangkutan. (Supriyono,1988)

2.1.4.2 Indikator Audit Fee

Indikator Audit Fee menurut Supriyono (1988) adalah:

1. Auditor menerima keuntungan dari tugas profesionalnya selain dari

fee yang sudah ditentukan dalam kontrak audit.

2. Auditor menetapkan fee nya berdasarkan yang akan atau telah

diterima oleh klien.

3. Fee yang diterima kantor auditor dari seorang klien merupakan

sebagian besar dari pendapatan kantor akuntan.

4. Jumlah fee auditor sudah ditentukan oleh klien dengan jumlah yang

tinggi.
22

2.2 Hubungan Antar Variabel

2.2.1 Hubungan Uudit Tenure Terhadap Kualitas Audit

Audit tenure adalah masa perikatan atau lamanya hubungan kerja

anatara auditor dengan klien dalam hal pemeriksaan laporan keuangan

(Putri, 2016). Dengan adanya hubungan kerja antara pihak yang

memberikan wewenang (agensi). Hubungan ini berupa kontrak dimana

seseorang (principal) melibatkan auditor untuk memghasilkan laporan

keuangan perusahaan. Auditor ini berguna untuk mengurangi asimetri

informasi yang terjadi antara agen dan principal sehingga auditor harus

memiliki tingkat independensi yang tinggi untuk mencegah terjadinya

asimetri informasi ini yang salah satunya mengenai manajemen laba yang

dilakukan oleh agen. Kaitanya dengan teori agensi, hubungan antara klien

dan auditor seharusnya mampu menjadikan kualitas audit optimal.

Tenure yang lama antara auditor dan kliennya berpotensi untuk

menciptakan kedekatan antara mereka sehingga dapat menyebabkan

independensi auditor dan mengurangi kualitas audit (Al-Thuneibat, 2011).

Adanya kedekatan akan secara mendalam antara klien dan auditor dapat

membuat rasa obyektif yang dimiliki auditor tersebut berkurang akan

merasa takut untuk mengungkapkan keadaan perusahaan sebenarnya.

Sehingga, hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya independensi

auditor sebagai toleransi dari rasa kekeluargaan auditor terhadap kliennya

(Panjaitan & Chariri, 2014).


23

Penelitian Panjaitan & Chariri (2014) menyatakan bahwa semakin

lama audit tenure akan semakin menurunkan kualitas audit. Hal ini

disebabkan karena kedekatan yang muncul oleh karena hubungan klien

yang cukup lama akan mempengaruhi integritas dan independensi auditor.

Penelitian Kurniasih (2014) dan Yanti (2018) juga berpendapat yang sama

bahwa audit tenure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.

Lamanya hubungan ini menyebabkan auditor menjadi lebih

familiar dengan opersional klien dan menyesuaikan dengan keinginan dari

pihak klien dimana hal ini mengurangi obyektivitas KAP dengan klien.

Turunnya independensi akan berpengaruh dengan turunnya kualitas audit

sehingga dapat menyebabkan kegagalan audit. Berdasarkan penjelasan

tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah :

H1 : Audit tenure berpengaruh Positif terhadap kualitas audit.

2.2.2 Hubungan Audit Fee dengan Kualitas Audit

Fee audit dapat didefinisikan sebagai jumlah biaya (upah) yang

dibebankan oleh auditor untuk proses audit kepada perusahaan (auditee)

(Gammal, 2012). Besarnya fee audit dapat bervariasi tergantung antara

lain: risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian

yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP

yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya (Agoes, 2012).

Semakin tinggi fee audit, maka kualitas audit yang dihasilkan semakin

tinggi pula karena semakin luas pula prosedur audit yang akan dilakukan
24

auditor, dengan demikian hasil audit yang dihasilkan dapat dipercaya dan

akurat (Chrisdinawidanty, 2016).

Teori keagenan (Jensen & Meckling, 1976) Teori agensi bertujuan

untuk menjelaskan upaya principal untuk dapat mengawasi agent adalah

dengan menghadirkan pihak ketiga yang independen. Biaya pengawasan

atau monitoring cost dibutuhkan untuk dapat mengawasi para agent. Biaya

digunakan sebuah organisasi atau bisnis untuk menangani adanya asimetri

informasi dan perbedaan tujuan antara manajemen dan pemegang saham.

Maka dari itu, teori ini dapat digunakan untuk menjawab permasalahan

agensi yang terjadi karena pihak-pihak yang saling bekerjasama memiliki

tujuan yang berbeda-beda (Hartadi, 2012). Auditor dengan fee audit yang

tinggi akan mendorong auditor untuk meningkatkan kemampuan dan

kinerjanya sehingga mendatangkan hasil audit yang baik.

Auditor dengan fee audit yang tinggi juga akan memperluas

prosedur audit yang dilakukan terhadap perusahaan klien (Yanti, 2018).

Dengan begitu kemungkinan kecurangan yang ada pada laporan

perusahaan klien dapat terdeteksi. Pendeteksian kecurangan ini dapat

mencerminkan kualitas proses audit yang baik sehingga dapat

meningkatkan kredibilitas laporan keuangan perusahaan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah :

H2 : Audit Fee berpengaruh positif terhadap kualitas audit


25

2.3 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian terdahulu

No Nama/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian


Penelitian
1 Erfan Pengaruh Audit Audit Tenure Hasil
Effendi1 dan Tenure, Reputasi (X1) penelitian menunjukkan
Ridho Dani Auditor, Ukuran Reputasi Audit Tenure tidak
Ulhaq Perusahaan Dan Auditor berpengaruh signifikan
(2021) Komite Audit (X2) terhadap Kualitas
Terhadap Kualitas Ukuran Audit, Reputasi Auditor
Audit. (Studi Empiris Perusahaan berpengaruh positif
pada Perusahaan (X3) signifikan terhadap
Pertambangan yang Komite Kualitas Audit, Ukuran
terdaftar di Bursa Audit (X3) Perusahaan tidak
Efek Kualitas berpengaruh signifikan
Indonesia Tahun Audit (Y) terhadap Kualitas Audit
2015-2018) dan Komite Audit
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
Kualitas Audit.
2. Agustini dan Fee Audit
Siregar Pengaruh Fee Audit, (X1) hasil penelitian ini
(2020) Audit Tenure Dan Fee Audit menujukkan bahwa fee
Rotasi Audit (X2) audit, audit tenure dan
Terhadap Kualitas Kualitas rotasi audit secara parsial
Audit Di Bursa Efek Rotasi Audit dan simultan tidak
Indonesia (X3) berpengaruh terhadap
Rotasi Audit kualitas audit.
(Y)
3 Zahra Ismi Pengaruh Audit Audit Fee Hasil penelitian ini
Fauziyyah Fee,Audit Tenure, (X1), Audit menunjukan bahwa (1)
dan Dan Rotasi Tenure (X2) Audit Fee berpengaruh
Praptiningsih Auditterhadap Rotasi Audit signifikan positif
(2020) Kualitas Audit (X2),Kualita terhadap Kualitas Audit
s Audit Y) (2) Audit Tenure tidak
berpengaruh terhadap
Kualitas Audit, dan (3)
Rotasi
Audit tidak berpengaruh
terhadap Kualitas Audit.
26

No Nama/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian


Penelitian

4. Lathifah, Fee Audit Hasil penelitian ini


Magnas dan Pengaruh Fee Audit (X1), Audit menujukkan bahwa fee
Sukarmanto Dan Audit Tenur Tenur (X2), audit dan audit tenur
(2019) Terhadap Kualitas Kualitas berpengaruh positif
Audit Audit Y) terhadap kualitas audit.
(Studi Kasus Pada
Kantor Akuntan
Publik Di Kota
Bandung)
5. Sabbirin dan Fee Audit Hasil penelitiannya
Alif (2019) Pengaruh Fee Audit, (X1) menunjukkan bahwa
Dan Masa Perikatan Masa Audit fee berpengaruh
Audit Terhadap Perikatan terhadap Kualitas Audit.
Kualitas Audit (X2) Sedangkan Masa
(Survei Pada Kantor Kualitas Perikatan tidak
Akuntan Publik Kota Audit (Y) berpengaruh terhadap
Bandung) Kualitas Audit.
27

2.4 Kerangka Pemikiran

Dengan mengacu pada landasan teori dan beberapa penelitian

terdahulu maka kerangka konseptual yang dikembangkan dalam model ini

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1
Kerangka pemikiran

H1
AUDIT TENURE KUALITAS AUDIT
(X1) (Y)
H2
AUDIT FEE
(X2)
H4

H3

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan

(Sugiyono1999). berdasarkan tinjauan diatas maka hipotesis yang akan

diuji dalam penelitian adalah :


28

H1: Audit Tenure berpengaruh terhadap Kualitas Audit

H2: Audit Fee berpengaruh terhadap Kualitas Audit

H3: Audit Tenure dan Audit Fee berpengaruh secara simultan terhadap

Kualitas Audit
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi, tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

(sugiono,2013).

Berkaitan dengan penelitian ini maka variabel independen dan

variabel dependen diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel independen menurut Sugiyono (2010) adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Dalam

penelitian ini terdapat Dua variabel independen, yaitu:

AudiT Tenure dan Audit Fee.

2. Variabel dependen menurut Sugiyono (2010) adalah

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel independen. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel dependen yaitu Kaulitas Audit.

29
30

3.2 Definisi Operasional dan Indikator

Tabel 3.1.

Definisi Operasional dan Indikator

N Variabel Definisi Operasional Indikator


o Indepen Depen
den den
1. Kualit Kualitas audit adalah 1. Melaporkan semua kesalahan
as gambaran praktik dan hasil klien.
Audit audit berdasarkan standar 2. Pemahaman terhadap sistem
(Y) auditing.. Anggraeni(2018) informasi akuntansi klien
3. Komitmen yang kuat dalam
menyelesaikan audit
4. Berpedoman pada prinsip
auditing dan prinsip akuntansi
dalam melakukan pekerjaan
lapangan
5. Tidak percaya begitu saja
terhadap pernyataan klien
6. Sikap hati-hati dalam
pengambilan keputusan.
Anggraeni(2018)

2. Au Tenure adalah lamanya waktu 1. Lama bekerja sebagai auditor.


dit auditor tersebut telah 2. Lama Auditor berhubungan
Te melakukan pemeriksaan dengan klien.
nur terhadap suatu unit usaha atau 3. Lamanya mengaudit klien.
e perusahaan atau instansi (Wijiastuti ,2013)
(X (Wijiastuti, 2013)
1)
3. Audit audit fee adalah Fee yang 1. Auditor menerima keuntungan
Fee diterima oleh akuntan publik dari tugas profesionalnya selain
(X2) setelah melaksanakan jasa dari fee yang sudah ditentukan
auditnya, besarnya tergantung dalam kontrak audit.
dari resiko penugasan, 2. Auditor menetapkan fee nya
kompleksitas jasa yang berdasarkan yang akan atau telah
diberikan, tingkat keahlian diterima oleh klien.
yang diperlukan untuk 3. Fee yang diterima kantor auditor
melaksanakan jasa tersebut, dari seorang klien merupakan
struktur biaya KAP yang sebagian besar dari pendapatan
bersangkutan. kantor akuntan.
(Supriyono,1988) 4. Jumlah fee auditor sudah
ditentukan oleh klien dengan
jumlah yang tinggi.
(Supriyono,1988)
31

3.3 Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi merupakan seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan

ciri-ciri tertentu dan dapat digunakan untuk membuat kesimpulan (Sanusi,

2014). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Auditor di

Kantor Akuntan Publik di kota Semarang.

Sampel adalah sebagian dari populasi (Sebagian atau wakil

populasi yang diteliti). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan

dengan metode sensus berdasarkan pada ketentuan yang dikemukakan

oleh (Sugiyono, 2002), menyatakan bahwa “Sampling jenuh adalah

Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel. Istilah lain dari sempel jenuh adalah sensus.” Dalam penelitian ini,

kuesioner dibagi kepada auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota

Semarang sebanyak 76 kuesioner. Tabel daftar KAP yang disebar:

Tabel 3.2
Daftar KAP yang disebar di Kota Semarang
Nama KAP Jumlah Auditor
KAP Benny, Tony, Frans dan Daniel 8
KAP Darsono dan Budi Cahyo Santoso 5
KAP Tarmizi Achmad 5
KAP Drs. Hananta Budianto dan Rekan 5
KAP Ruchendi, Mardjito dan Rushadi 5
KAP Pho dan Rekan 5
KAP Siswanto 4
KAP Ashari dan Ida Nurhayati 5
KAP Irawati Kusumadi 5
KAP I. Soetikno 5
KAP Endang Dewiwati 5
KAP Suratman 5
KAP Harhinto Teguh 5
KAP Sophian Wongsargo 5
KAP Sodikin dan Harijanto 4
Total 76
Sumber: pppk.kemenkeu.com
32

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang

diteliti. Sugiyono (2013) menyatakan bahwa sumber primer adalah sumber

data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer

diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden. Setelah

data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

mengolah, menganalisis dan memproses data untuk diperoleh kesimpulan

dari penelitian ini.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan cara questionaire (angket)

sebagai teknik untuk mengumpulkan data dari responden. Kuesioner

(angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini, untuk

penyebaran questionaire akan dilakukan selama 1 bulan.

3.6 Analisis Data

Dalam melakukan penelitian ini dilakukan analisis data dengan

cara analisis Kualitatif. Alat Analisis yang digunakan adalah :

3.1.6.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau

tidaknya kuesioner yang dibagikan. Kuesioner dikatakan valid

apabila mampu mengungkapkan nilai variabel yang diteliti.


33

Menurut Sugiyono (2013) instrumen yang valid adalah instrumen

yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat

validitas data adalah dengan koefisien korelasi menggunakan

bantuan software SPSS. Korelasi setiap item pertanyaan dengan

total nilai setiap variabel dilakukan dengan uji korelasi Pearson

atau dengan rumus korelasi product moment. Nilai rxy yang

diperoleh akan dikonsultasikan dengan harga r product moment

tabel pada taraf signifikansi 0,1. Bila rxy > rtab maka item tersebut

dinyatakan valid. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui

butir-butir pernyataan yang gugur karena tidak valid.

3.1.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menentukan apakah

kuesioner tetap konsisten apabila digunakan lebih dari satu kali

terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Uji

statistik Cronbach Alpha (α) digunakan untuk menguji tingkat

reliabel suatu variabel. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai

Cronbach Alpha > 0,60. Apabila alpha mendekati satu, maka

reliabilitas datanya semakin terpercaya (Ghozali,2009). Pengujian

reliabilitas setiap variabel dilakukan dengan Cronbach Alpha

Coeficient menggunakan bantuan SPSS sebagai berikut:


34

Keterangan:

3.7 Uji Asumsi Klasik

Menurut Ghozali (2011) uji asumsi klasik terdiri dari uji

Multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas dan uji linearitas.

Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian

bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam

estimasi, tidak bisa dan konsisten. Perlu diketahui, terdapat kemungkinan

data aktual tidak memenuhi semua asumsi klasik ini. Beberapa perbaikan,

baik pengecekan kembali data outlier maupun recollecterror data dapat

dilakukan. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain: uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

3.1.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam

model regresi, terdapat distribusi normal antara variabel terikat dan

variabel bebas. Apabila distribusi data normal atau mendekati

normal, berarti model regresi adalah baik. Pengujian untuk

menentukan data terdistribusi normal atau tidak, dapat

menggunakan uji statistik nonparametrik. Uji statistik non-

parametrik yang digunakan adalah uji One-Sample Kolmogorov-


35

Smirnov (1-Sample K-S). Apabila hasilnya menunjukkan nilai

probabilitas signifikan di atas 0,05, maka variabel terdistribusi

normal.

3.1.7.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah

dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi antara variabel independen. Pengujian ada tidaknya

Multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dengan melihat

nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) . Nilai

yang umum digunakan untuk menunjukkan Multikolinieritas yaitu

nilai tolerance ≤ 0 ,10 atau nilai VIF ≥10 (Ghozali, 2009). Jika

nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari

0.1, maka dapat dikatakan terbebas dari Multikolinieritas.

3.1.7.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah

terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain di dalam model regresi. Model regresi

dikatakan baik apabila homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Homoskedastisitas yaitu apabila variance dari

residual pengamatan satu ke pengamatan lainnya tetap. Apabila

berbeda, disebut heteroskedastisitas.


36

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji

glejser. Menurut Gujarati dalam Ghozali (2011) uji glejser

dilakukan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel

independen. Untuk menentukan terjadi heteroskedastisitas atau

tidak adalah dengan melihat nilai Sig. atau signifikansi yang

dihasilkan dari uji regresi tersebut. Kriteria yang digunakan adalah

apabila nilai Sig. yang dihasilkan lebih dari 0,05, maka terbebas

dari asumsi heteroskedastisitas, sebaliknya jika nilai Sig. kurang

dari 0,05 maka terjadi asumsi heteroskedastisitas.

3.8 Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi berganda didasarkan pada hubungan fungsional ataupun

kausal beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen

(Sugiyono, 2013). Adapun rumus yang dipakai yaitu (Ghozali, 2011) :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Y : Kualitas Audit

a : Konstanta

b : Koefisien Regresi

X1 : AuditbTenure

X2 : Audit Fee
37

3.1.8.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

variabel X (Audit Tenure dan Audit Fee) secara parsial terhadap

variabel Y Kualitas Audit. (Ghozali, 2006). Ketentuan penerimaan

atau penolakannya adalah sebagai berikut:

H0 ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel untuk α < 0,05

3.1.8.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F atau ANOVA dilakukan dengan membandingkan

tingkat signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian dengan

probability Value dari hasil penelitian (Ghozali, 2006). Pengujian

ini bertujuan untuk meneliti ketepatan model regresi yang

digunakan dalam penelitian ini.

H0 ditolak dan Ha diterima jika F hitung > F tabel untuk α > 0,05

3.1.8.3 Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

keterikatan variabel. variabel dependen yaitu Kualitas Audit

dengan variabel independennya (Audit Tenure dan Audit Fee)

Koefisien korelasi berganda diberi simbol R2.

Dalam persamaan regresi, nilai adjusted r2 yang baik akan

digunakan dalam menjelaskan persamaan regresi yaitu adjusted r2

yang disesuaikan karena telah memperhitungkan jumlah variabel

independen dalam suatu model regresi (Ghozali, 2006).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Gambar Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 15 Kantor Akuntan Publik di Kota

Semarang. Responden yang menjadi subjek penelitian ini adalah seluruh

Auditor di Semarang. Penelitian menguji kuisoner sebagai responden

sebanyak 76 Responden. Hal ini dimaksudkan untuk pemahaman yang

mengenai Pengaruh Audit Tenure dan Audit Fee Terhadap kualitas Audit.

Pengambilan Sampel tersebut dilakukan dengan cara memberikan

kuisoner kepada Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di

Semarang sebanyak 76 Responden. Berikut adalah ringkasan Kuesioner

yang memenuhi kriteria pemilihan sampel penelitian:

Tabel 4.1
Tingkat Pengambilan Kuesioner

No Keterangan Jumlah Present


ase
1 Jumlah kuesioner yang disebar 76 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 5 6,5%
Total Jumlah kuesioner yang dapat diolah 71 93,5%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2022.

38
39

4.1.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


1 Laki-Laki 53 74,6
2 Perempuan 18 25,4
Jumlah 71 100%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2022.

Berdasarkan table 4.2 diatas dapat terlihat bahwa responden

berjenis kelamin laki-laki 53 orang, sedangkan responden berjenis

kelamin perempuan sebanyak 18 orang.

4.1.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.3
Usia responden
Umur responden Jumlah Persentase
<20 tahun - -
20-30 tahun 29 41%
31-40 tahun 33 46%
>40 tahun 9 13%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2022.

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden

penelitian ini sebagian besar berumur 30-40 th yang terdiri dari 33

orang.
40

4.1.4 Deskripsi Responden Berdasakan Pendidikan

Tabel 4.4
Pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase
D3 8 26%
S1 41 40%
S2 22 34%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2022.

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa dari 71

orang mayoritas responden adalah Lulusan S1 berjumlah 41 orang.

4.1.5 Pengalaman

Data pengalaman dari profil responden akan disajikan dalam tabel

4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5
Pengalaman
Jumlah
No Pengalaman Persentase
Responden
1 1 s/d 5 Tahun 42 59%
2 > 5 Tahun 29 41%
Jumlah 71 100%
Sumber: Data Primer yang diolah Tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa mayoritas

pengalaman yang dimiliki responden dalam penelitian ini adalah

pengalaman > 5 tahun sebanyak 42 orang (59%).


41

4.1.6 Jabatan Auditor

Data jabatan dari profil responden akan disajikan dalam tabel 4.6 sebagai

berikut:

Tabel 4.6
Jabatan Responden

Jumlah
No Jabatan Persentase
Responden
1 Junior Auditor 34 38%
2 Senior Auditor 37 62%
Jumlah 71 100%
Sumber: Data Primer yang diolah Tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa mayoritas jabatan

responden dalam penelitian ini adalah senior Auditor sebanyak 37 orang

(71%).

4.2 Analisis Deskripsi Variabel

Variabel penelitian ini terdiri dari Audit Tenure (X1), Audit Fee (X2)

dan Kualitas Audit (Y)

4.2.1 Deskripsi Variabel Audit Tenure

Tabel 4.7
Deskripsi Frekuensi Audit Tenure
Pertanyaa N
n
1 2 3 4 5
F % F % F % F % F %
1 71 0 0,0 0 0,0 3 4,2 18 25,4 50 70,4
2 71 0 0,0 1 1,4 6 8,5 38 53,3 26 36,6
3 71 0 0,0 1 1,4 4 5,6 43 60,6 23 32,4
Sumber: data primer yang telah diolah, 2022.
42

Berdasarkan tabel 4.7. dapat diketahui bahwa dari 71 responden

yang menjadi sampel paling banyak memilih kategori setuju dalam

menjawab pernyataan tentang Audit tenure. Hal tersebut dapat dilihat

pada pernyataan 1 (Satu) sebanyak 18 (25,4%) responden menjawab

sangat ssetuju. Pada pernyataan 2 (dua) sebanyak 38 (53,3%) responden

menjawab setuju. Pada pernyataan 3(tiga) sebanyak 43 (60,6%)

responden menjawab setuju.

Pada pernyataan 1,2 dan 3 menunjukkan hasil yang sama bahwa

sebagian besar responden menjawab Audit Tenure pada kategori setuju,

hal tersebut membuktikan bahwa responden yang menjadi sampel dalam

penelitian ini Audit tenure mempengaruhi Kualitas audit.

4.2.2 Deskripsi Variabel Audit Fee

Tabel 4.8
Deskripsi Frekuensi Variabel Audit Fee
Pertanyaa N
n 1 2 3 4 5
F % F % F % F % F %
1 71 0 0,00 2 2,8 5 7,0 24 33,8 40 56,3
2 71 0 0,00 2 2,8 13 18,3 41 57,7 15 21,1
3 71 0 0,00 2 2,8 14 19,7 34 47,9 21 29,6
4 71 0 0,00 4 5,6 11 15,5 37 52,1 19 26,8
Sumber: data primer yang telah diolah, 2022.
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 71 responden

yang menjadi sampel paling banyak memilih kategori setuju dalam

menjawab pernyataan tentang Independensi Auditor. Hal tersebut dapat

dilihat pada pernyataan 1(satu) sebanyak 24 (33,8%) responden

menjawab setuju. Pada pernyataan 2 (dua) sebanyak 41 (57,7%)

responden menjawab setuju. Pada pernyataan 3(tiga) sebanyak 34


43

(47,9%) responden menjawab setuju. Pada pernyataan 4 (empat)

sebanyak 37 (52,1%) responden menjawab setuju.

Pada pernyataan 1,2,3 dan 4 menunjukkan hasil yang sama bahwa

sebagian besar responden menjawab Independensi Audit pada kategori

setuju, hal tersebut membuktikan bahwa responden yang menjadi sampel

dalam penelitian ini Audit Fee mempengaruhi Kualitas audit.

4.2.3 Deskripsi Variabel Kualitas Audit

Tabel 4.9
Deskripsi Frekuensi Variabel Kualitas Audit
Pertanya N
an 1 2 3 4 5
F % F % F % F % F %
1 71 0 0,00 5 7,0 4 5,6 27 38,0 35 49,3
2 71 0 0,00 2 2,8 5 7,0 30 42,3 34 47,9
3 71 0 0,00 5 7,0 9 12,7 44 62,0 13 18,3
4 71 0 0,00 1 1,4 9 12,7 36 50,7 25 35,5
5 71 0 0,00 1 1,4 7 9,9 41 57,7 22 31,0
6 71 0 0,00 6 8,2 9 12,7 42 59,2 14 19,7
Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.9. dapat diketahui bahwa dari 71 responden

yang menjadi sampel paling banyak memilih kategori setuju dalam

menjawab pernyataan tentang Kualitas Audit. Hal tersebut dapat dilihat

pada pernyataan 1(satu) sebanyak 27 (38,0%) responden menjawab

setuju. Pada pernyataan 2 (dua) sebanyak 30 (42,3%) responden

menjawab setuju. Pada pernyataan 3(tiga) sebanyak 44 (62,0%)

responden menjawab setuju. Pada pernyataan 4 (empat) sebanyak 36

(50,7%) responden menjawab setuju. Pada pernyataan 5 (lima) sebanyak


44

41 (57,7%) responden menjawab setuju. Pada pernyataan 6 (enam)

sebanyak 42 (59,2%) responden menjawab setuju.

Pada pernyataan 1,2,3,4,5 dan 6 menunjukkan hasil yang sama

bahwa sebagian besar responden menjawab Kualitas audit pada kategori

setuju, hal tersebut membuktikan bahwa responden yang menjadi sampel

dalam penelitian ini memiliki Kualitas audit yang baik untuk Perusahaan.

4.2.5 Uji Kualitas Data

4.2.5.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung

dengan r table untuk degree of freedom (df)=n-2, jumlah sampel (n) dalam

penelitian ini adalah 71, sehingga df= 71-2= 69 dengan signifikasi 0.05

didapat r table = (0,2303). Apakah nilai r hitung > r table maka data

dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil pengujian spss versi 25 dapat diketahui hasil uji

validitas pada variabel Kualitas Audit (Y), Audit Tenure (X1) dan Audit

Fee (X2) menunjukkan setiap indikator dinyatakan valid, hal ini dapat

dibuktikan dengan r hitung > r table (0,2335). Tabel 4.11 akan

menunjukkan hasil uji validitas sebagai berikut:


45

Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas
Item r Hitung r Tabel Keterang
an
Kualitas Audit (Y)
1 0,635 Valid
2 0,772 Valid
3 0,666 Valid
0,2335
4 0,535 Valid
5 0,396
6 0,492
Audit Tenure (X1)
1 0,652 Valid
2 0,810 Valid
3 0,795 0,2335 Valid
Audit Fee (X2)
1 0,623 Valid
2 0,791 Valid
3 0,778 0,2335 Valid
4 0,800 Valid
Sumber: data primer yang telah diolah, 2022.
Dari hasil output nilai korelasi Antara skor item dengan skor total

yaitu Pearson Correlation, dibandingkan dengan nilai r tabel pada level

signifikansi 0,05 dengan uji dua sisi dan jumlah data (n) = 71, maka nilai

df = n – 2 =69 sehingga didapat r tabel sebesar 0.2335, dengan demikian

seluruh indikator dinyatakan valid.

4.2.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mendapatkan data yang reliabel.

Apabila variabel yang diteliti mempunyai cronbach’s alpha >60% (0,60)

maka variabel tersebut reliabel, sebaliknya cornbach’s alpha <60% (0,60)

maka variabel tersebut tidak reliabel. Pengolahan data menggunakan

program SPSS versi 25 yang hasilnya disajikan dibawah ini :


46

Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Penelitian Cronbach’sAlpha r-kriteria Kesimpulan

Audit Tenure 0,623 0,60 Reliabel


Audit Fee 0,737 0,60 Reliabel
Kualitas Audit 0,614 0,60 Reliabel
Sumber: data primer yang telah diolah, 2022.

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan pengujian asumsi residual yang

berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah dimana

model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji

normalitas akan terpenuhi apabila sampel yang digunakan lebih dari 30.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji normalitas non parametrik

yaitu One Sample Kolmogorov-Smirnov Test.

Table 4.12
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 71
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.14157487
Most Extreme Differences Absolute .101
Positive .067
Negative -.101
Test Statistic .101
Asymp. Sig. (2-tailed) .069c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Dari hasil pengujian normalitas data dengan Uji One Sample

Kolmogrof-Smirnov Test, menunjukkan nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar


47

0,069), karena signifikansi lebih dari 0,05 (0,069> 0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa nilai residual tersebut berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Uji multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai VIF

(Variance Inflation Factor) dan nilai toleransi. Jika nilai toleransi ≥ 0,10

atau sama dengan nilai VIF ≤ 10, artinya tidak ada korelasi antar variabel

bebas atau tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas (Ghozali,

2011). Hasil dari pengujian multikolinearitas disajikan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
Model B Std. Error Beta T Sig. e VIF
1 (Constant) 12.001 2.528 4.748 .000
Audit .190 .223 .099 .850 .398 .690 1.449
Tenure
Audit Fee .629 .136 .539 4.612 .000 .690 1.449
a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Sumber: Data Primer yang diolah Tahun 2022

Dari hasil tabel 4.13 di atas dapat diketahui nilai Variance Inflation

Factor (VIF) keempat variabel, yaitu Audit Tenure dan Audit Fee

keseluruhannya ≤ 10, dan nilai tolerance ≥ 0,10 sehingga model regresi

yang digunakan dalam penelitian ini bebas multikolinieritas.


48

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau pengamatan yang

lain (Ghozali, 2009). Salah satu cara untuk mendeteksi gejala

heteroskedastisitas adalah dengan uji Park. Teknik yang digunakan

diantaranya dengan cara melihat koefisien parameter beta dari persamaan

regresi. jika koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut tidak

signifikan secara statistik, maka asumsi homokedastisitas pada data model

tersebut tidak dapat ditolak (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini

menggunakan uji glejser, dimana jika tingkat signifikansi < 0,05 maka

terjadi heteroskedastisitas dan jika tingkat signifikansi ≥ 0,05 maka tidak

terjadi heteroskedastisitas (homoskedastisitas). Hasil pengujian dapat

dilihat pada tabel 4.14 berikut ini:

Tabel 4.14
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.898 1.509 2.583 .012

Audit -.043 .133 -.046 -.323 .748


Tenure
Audit Fee -.100 .081 -.176 -1.229 .223
a. Dependent Variable: ABSRES
Sumber: Data Primer yang diolah Tahun 2022

Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Park pada tabel 4.14

menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk variabel Audit Tenure (X1)

sebesar 0,748 dan Audit Fee (X2) sebesar 0,223. Hasil tampilan output
49

SPSS memberikan koefisien parameter untuk variabel independen tidak

ada yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak

terdapat heteroskedastisitas.

4.4 Uji Hipotesis

4.4.1 Analisis Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel bebas (X) yaitu Audit Tenure

dan Audit Fee dengan variabel terikat (Y) yaitu Kualitas Audit.

Berikut adalah tabel 4.15 hasil uji analisis regresi linear berganda.

Tabel 4.15
Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12.001 2.528 4.748 .000
Audit Tenure .190 .223 .099 .850 .398
Audit Fee .629 .136 .539 4.612 .000
a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Sumber: Data Primer yang diolah Tahun 2022

Persamaan regresi linier berganda pada tabel 4.15. adalah sebagai berikut:

Y = 12,001 + 0,190 X1 + 0,629 X2 +e

Dari hasil persamaan regresi berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Constant = 12,001 menunjukkan nilai Positif, hal tersebut dapat

diartikan apabila Audit Tenure (X1) dan Audit Fee (X2) bernilai 0,

maka Kualitas Audit (Y) akan bernilai 12,001


50

2. Koefisien β1 = 0,190 menunjukkan nilai Positif, hal tersebut dapat

diartikan setiap kenaikan satu skor Audit Tenure (X1) maka akan

meningkatkan Kualitas Audit (Y) sebesar 0,190 dengan asumsi Audit

Fee (X2) bernilai tetap dan berlaku sebaliknya.

3. Koefisien β2 = 0,629 menunjukkan nilai Positif, hal tersebut dapat

diartikan setiap kenaikan satu skor Audit Fee (X2) maka akan

meningkatkan Kualitas Audit (Y) sebesar 0,629 dengan asumsi Audit

Tenure (X1) bernilai tetap dan berlaku sebaliknya.

4.4.2 Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel X (Audit

tenure dan Audit Fee) secara parsial terhadap variabel Y (Kualitas

Audit). Ketentuan penerimaan atau penolakannya adalah sebagai

berikut:

a. Jika thitung> ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Dalam penelitian ini nilai t tabel adalah (n– k) dimana n = 73 dan k

= 4 maka (71–3 = 68) jadi t tabel sebesar 1.66757. Hasil uji t

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.16
Uji parsial T
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 12.001 2.528 4.748 .000
Audit .190 .223 .099 .850 .398
Tenure
Audit Fee .629 .136 .539 4.612 .000
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Data Primer yang diolah Tahun 2022
51

Berdasarkan tabel 4.16 Hasil uji t disajikan sebagai berikut:

1. Uji t statistik pada variabel Audit Tenure berpengaruh Signifikan

terhadap Kualitas Audit dengan tingkat signifikansi 0,398 > 0,05,

sedangkan t-hitung 0,850 < t-tabel 1.66757, maka dapat disimpulkan

H1 ditolak.

2. Uji t statistik pada variabel Audit Fee berpengaruh Signifikan

terhadap Kualitas Audit dengan tingkat signifikansi 0,000< 0,05,

sedangkan t-hitung 4,612 > t-tabel 1.66757, maka dapat disimpulkan H2

diterima.

4.4.3 Uji Simultan (Uji F)

Uji F atau ANOVA dilakukan dengan membandingkan tingkat

signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian dengan probability Value

dari hasil penelitian (Ghozali, 2006). Pengujian ini bertujuan untuk

meneliti ketepatan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Jika nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Dalam penelitian ini nilai F tabel adalah N2 = (n– k) dan N1 = (k-1)

dimana n = 71 dan k = 3 maka (71–3 =68) dan N1=2 jadi F tabel sebesar

3,13 Hasil uji F disajikan dalam tabel 4.17 berikut:


52

Tabel 4.17
Hasil Uji Simultan F
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 180.252 2 90.126 19.089 .000b
Residual 321.044 68 4.721
Total 501.296 70
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
b. Predictors: (Constant), Audit Fee, Audit Tenure

Dari hasil output SPSS pada tabel di atas menunjukkan p-value

0,00 < 0,05, artinya signifikan, sedangkan F hitung 19,089 > F tabel 3,13.

Dengan demikian variabel Audit Tenure dan Audit Fee secara simultan

berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

4.4.4 Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

keterikatan variabel. Variabel dependen yaitu Kualitas Audit dengan

variabel independennya (Audit Tenure dan Audit Fee). Semakin tinggi

nilai adjusted r2 menunjukkan semakin tinggi kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variasi perubahan terhadap variabel

dependen dan sebaliknya. Berikut hasil dari uji koefisien determinasi

ditampilkan pada tabel 4.18:

Tabel 4.18
Hasil Uji Koefisien Determinasi R2
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .600a .360 .341 2.17284
a. Predictors: (Constant), Audit Fee, Audit Tenure
b. Dependent Variable: Kualitas Audit
53

Hasil analisis regresi dari Tabel 4.18 dapat diketahui Adjusted r 2

sebesar 0,341. Hal ini berarti 34,1 % variasi Kualitas Audit dapat

dijelaskan oleh kedua variabel independen yaitu Audit Tenure dan Audit

Fee sedangkan sisanya (100%-34,1 % = 65,9 %) dijelaskan oleh faktor-

faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit

Uji t statistik pada variabel Audit Tenure tidak berpengaruh

Signifikan terhadap Kualitas Audit dengan tingkat signifikansi 0,398 >

0,05, sedangkan t-hitung 0,850 < t-tabel 1.66757, maka dapat

disimpulkan H1 ditolak.Penelitian Ini sejalan dengan hasil penelitian

Fauziah dan Praptiningsih (2020) yang menyatakan bahwa Audit Tenure

tidak berpengaruh terhadap Kualitas audit didukung dengan Penelitian

yang dilakukan oleh Yunike dan Tarmizi (2019) bahwa Audit Tenure

tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit .

Namun bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh

Priana, et,all., (2021) menyatakan bahwa Audit Tenure berpengaruh

terhadap kualitas audit. Penelitian yang sama dilakukan oleh Siti Latifah,

dkk (2019) bahwa Audit Tenure berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

Penelitian Panjaitan & Chariri (2014) menyatakan bahwa semakin

lama audit tenure akan semakin menurunkan kualitas audit. Hal ini

disebabkan karena kedekatan yang muncul oleh karena hubungan klien

yang cukup lama akan mempengaruhi integritas dan independensi


54

auditor. Penelitian Kurniasih (2014) dan Yanti (2018) juga berpendapat

yang sama bahwa audit tenure berpengaruh negatif terhadap kualitas

audit. Lamanya hubungan ini menyebabkan auditor menjadi lebih

familiar dengan opersional klien dan menyesuaikan dengan keinginan

dari pihak klien dimana hal ini mengurangi obyektivitas KAP dengan

klien.

Pada penelitian ini responden memilih setuju pada Indikator Audit

Tenure sebanyak 43 (60,6%) Pada pernyataan 3(tiga) yang menyebutkan

“ Lamanya mengaudit klien sangat tergantung dari kesiapan klien dalam

memberikan data untuk keperluan audit saya.”

Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa Audit tenure

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. hal ini berarti hipotesis yang

menyatkan “Audit Tenure Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit”

ditolak.

4.5.2 Pengaruh Audit Fee Terhadap Kualitas Audit

Uji t statistik pada variabel Audit Fee berpengaruh Signifikan

terhadap Kualitas Audit dengan tingkat signifikansi 0,000< 0,05,

sedangkan t-hitung 4,612 > t-tabel1.66757, maka dapat disimpulkan H2

diterima.

Penelitian Ini sejalan dengan hasil penelitian Priana,et all., (2021)

bahwa Audit Fee berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit.

Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah dan


55

Praptiningsih (2020) menyatakan bahwa Audit Fee berpengaruh

signifikan terhadap Kualitas Audit.

Bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Stefani

(2019) menyatakan bahwa Audit Fee tidak berpengaruh terhadap kualitas

audit. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Agustini dan Siregar

(2020) bahwa Audit Fee tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

Auditor dengan fee audit yang tinggi akan mendorong auditor

untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya sehingga mendatangkan

hasil audit yang baik. Auditor dengan fee audit yang tinggi juga akan

memperluas prosedur audit yang dilakukan terhadap perusahaan klien

(Yanti, 2018). Dengan begitu kemungkinan kecurangan yang ada pada

laporan perusahaan klien dapat terdeteksi. Pendeteksian kecurangan ini

dapat mencerminkan kualitas proses audit yang baik sehingga dapat

meningkatkan kredibilitas laporan keuangan perusahaan.

Pada penelitian ini responden memilih setuju pada Indikator Audit

Fee sebanyak 41 (57,7%) Pada pernyataan 2 (dua) yang menyebutkan “

Penentuan Fee disesuaikan dengan Hasil yang diperoleh oleh klien.”.

Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa Audit fee berpengaruh

terhadap kualitas audit. hal ini berarti hipotesis yang menyatakan “Audit

Fee Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit” diterima.


56

4.5.3 Pengaruh Audit Tenure dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit

Dari hasil Uji F statistik diperoleh p-value 0,00<0,05, artinya

signifikan, sedangkan Fhitung 19,089>Ftabel 3,13. Oleh karena itu, hipotesis

ketiga (H3) yang menyatakan bahwa “ Audit Tenure dan Audit Fee secara

simultan berpengaruh terhadap Kualitas Audit” diterima.

Auditor berperan sebagai pihak eksternal yang independen dan

bertugas memberikan penilaian kewajaran penyajian laporan keuangan

dengan memberikan hasil audit yang berkualitas berupa opini audit.

Pemberian opini audit oleh auditor didasarkan pada penemuan bukti dan

keadaan perusahaan, dan untuk mendapatkan hasil audit yang berkualitas

diperlukan audit fee yang sesuai dari kantor akuntan publik maupun dari

pihak perusahaan. Hasil laporan kualitas auditor secara keseluruhan harus

dapat dipertanggung jawabkan, bebas dari misstatement/ salah saji dan

fraud/ penyimpangan diantaranya adalah audit tenure dan audit fee harus

bisa dihindari oleh seorang auditor internal agar auditor mendapatkan hasil

yang terbaik dalam menjalankan tugasnya.

Lamanya suatu hubungan pekerjaan atau audit tenure dapat

mengakibatkan terganggunya kualitas audit. Audit fee menunjukkan

penentuan kesepakatan pendapatan yang didapat auditor dalam pengerjaan

kualitas audit tidak mempengaruhi kualitas audit. Auditor akan selesai

mengerjakan laporan sesuai dengan waktu yang ditentukan tanpa

mengurangi kualitas auditnya.


57
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Audit Tenure tidak berpengaruh Signifikan terhadap Kualitas Audit

dengan tingkat signifikansi 0,398 > 0,05, sedangkan t-hitung 0,850 < t-

tabel 1.66757, maka dapat disimpulkan H1 ditolak.

2. Audit Fee berpengaruh Signifikan terhadap Kualitas Audit dengan tingkat

signifikansi 0,000< 0,05, sedangkan t-hitung 4,612 > t-tabel1.66757, maka

dapat disimpulkan H2 diterima.

3. Audit Tenure dan Audit Fee secara simultan berpengaruh terhadap

Kualitas Audit. Dibuktikan dengan p-value 0,00 < 0,05, artinya signifikan,

sedangkan F hitung 19,089 > F tabel 3,13.

5.2 Saran

1. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Audit Tenure tidak berpengaruh

terhadap kualitas audit. Maka Kantor KAP di Semarang diharapkan lebih

meningkatkan audit tanpa pengaruh dari audit tenure atau lama kerja

auditor.

2. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Audit Fee berpengaruh signifikan

terhadap Kualitas Audit. Maka diharapkan Kantor KAP di Semarang lebih

menjaga kualitas Auditor dalam hal Audit fee sehingga dapat

mempertahankan dan meningkatkan Kualitas Audit yang dilakukan oleh

auditor.

58
59

3. untuk peneliti selanjutnya, diharapkan agar lebih mengembangkan penelitian

ini dengan menambah variabel lain yang lebih bervariasi.


DAFTAR PUSTAKA
Adeniyi, Segun I.D. & Ebipanipre G.M., 2013. Audit Tenure: an Assessment of Its
Effects on Audit Quality In Nigeria.International Journal of Academic
Research in Accounting, Finance and Management. Vol. 3, No.3, 275-283.

Adriani, N., & Nursiam. 2017. Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Rotasi Audit Dan
Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Riset Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, 3(1), 2018.

Agoes, S. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan

Agoes, Sukrisno. “Auditing Jilid I & II (Pemeriksaan Akuntansi) Oleh Kantor


Akuntan Publik” Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2007

Albu, Catalin N. & Albu, Nadia.2011.The Power and The Glory of Big 4: A Research
Note on Independence and Competence in The Context of IFRS
Implementation.

Al-khaddash Husam, Rana Al Nawas, & Abdulhadi Ramadan.2013.Factors Affecting


The Quality of Auditing.: The Case Of Jordanian Commercial
Banks.International Journal Of Business and Social Science.Vol 4, No.11.
97

Almutairi, A., Kimberly, A.D., and Skantz, T., 2009. Auditor Tenure, Auditor
Specialization, And Information Asymmetry. Managerial Auditing Journal.
Vol. 24, No.7:pp. 600-623

Amalina, Rizki & Bambang Suryono.2016.Pengaruh Due Profesional Care, Masa


perikatan audit, Kompetensi, Motivasi Terhadap Kualitas Audit.Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi.Vol 5,No.4.

Amerongen, Nieuw.2007.Auditors Performance In Risk And Control Judgments An


Empirical Study.Vrije University.

Andreani & Rahardja.2014.Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor, Fee audit


dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit: Studi pada Auditor KAP di
Semarang.Jurnal Akuntansi.Vol 3, No.2.Hal 1-9.

Aqmarina, Vina. (2018). Pengaruh Audit Tenure, Rotasi Audit, dan Umur Publikasi
terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
terdapat di BEI Tahun 2014-2017). Skripsi. Universitas Islam Indonesia

Ardani, V. S. (2017). Pengaruh Tenure Audit, Rotasi Audit, Audit Fee Terhadap
Kualitas Audit Dengan Komite Audit Sebagai Moderasi (Studi Pada
Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014).
Jurnal Akuntansi, 6 (1–12).

Ardiansyah. 2016. Pengaruh Kompetensi, Komitmen dan Budaya Organisasi terhadap


Sistem Pengendalian Manajemen. Tesis. Universitas Padjajaran.

Arens, Alvin A. Randal J. Elder, and Mark S. Beasley. 2014. Auditing and Assurance
Services: An Integrated Approach, 15th Edition, Kendallville: Pearson
Education Limited.

Arifin, Drs.M.Com.(hons,),Akt.Ph.D. (2005) ’ Tinjauan Perspektif Teori Keagenan


(Agency Theory) ‘. Pidato Pengusulan Jabatan Guru Besar. Universitas
Diponegoro. Semarang.

Azizkhani, M., Monroe, G.S., and Shailer, G. 2013. Auditor Partner Tenure and Cost
of Equity Capital. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol.32,
No.1:pp.183-202.

Badjuri, Achma.2011.Faktor – faktor yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit


Auditor Independen Pada Kantor Akuntan Publik Di jawa Tengah.Dinamika
Keuangan dan Perbankan.Vol 3. No.2.Hal:183-197.

Bedard, Jean., et al.1993.Expertise in Auditing.Business and Economics


Accounting.American Accounting Association.Vol.12

Blandon, Josep G. & Josep Maria Argiles Bosch.2013.Audit Tenure and Audit
Qualifications in a Low Litigation Risk Setting: An Analysis of The Spanish
Market.Estudios de Economia, Vol.40, No.2, Pags:133-156.

Brigham dan Houston, (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba


Empat

Chrisdinawidanty, Z. N. dkk. (2016). Pengaruh Etika Auditor Dan Fee Audit


Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Di
Wilayah Bandung) Influence. E-Proceeding of Management, 3(3), 3466–
3474.

Darmaningtyas, S. (2018). Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Rotasi Kap Dan
Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016).
skripsi.Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

De Angelo, L. E. (1981). Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and
Economic, 3 (3)(117,118).

Gammal, E. W. (2012). Determinants of audit fees, evidence from lebanon.


Internasional Business Research, 5 (11)(136–145).
Hamid, A. (2013). Pengaruh tenure kap dan ukuran KAP terhadap kualitas audit
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal
Universitas Negeri Padang.
Harisman. (2017). Pengaruh ukuran perusahaan klien, kesulitan keuangan, ukuran
kap dan pergantian manajemen terhadap auditor switching. 4.

Hartadi, B. (2012). Pengaruh fee audit, rotasi kap, dan repitasi auditor terhadap
kualitas audit di bursa efek indonesia. Ekuitas: Jurnal Ekonomi Dan
Keuangan, 5(4)(220–225).

Hasbi, Andi Rifqa A. 2017. Pengaruh audit tenure, auditor switching, dan company
size terhadap kualitas audit pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. Fakultas Ekunomi dan Bisnis Islam.
Universitas Islam Negeri Alauddin. Makasar.

Herianti, E. A. S. (2016). Pengaruh kualitas auditor , audit delay dan audit tenure
terhadap kualitas audit perbankan yang terdaftar. Prosiding Seminar
Nasional INDOCOMPAC Universitas Bakrie, 416–425.

Khasani, A. H. (2018). Tenure Audit , Reputasi Auditor dan Kualitas Audit pada
Perusahaan Manufaktur : Analisis Kompleksitas Operasi sebagai
Pemoderasi. Jurnal Riset Akuntansi Dan Perpajakan JRAP, 5(1), 1–13.

Nurhayati, S., & P, S. D. (2015). Pengaruh Rotasi KAP, Audit Tenure Dan Reputasi
KAP Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Aktual, 3(2), 165–174.
https://doi.org/ISSN: 2580-1015

Pramaswaradana, I. G. N. I., & Astika, I. B. P. (2017). Pengaruh Audit Tenure, Audit


Fee, Rotasi Auditor, Spesialisasi Auditor Dan Umur Publikasi Pada Kualitas
Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana2, 19(1), 168–194.
https://doi.org/ISSN: 2302-8556

Prasetia, I. F., & Rozali, R. D. Y. (2016). Pengaruh Tenur Audit, Rotasi Audit Dan
Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Aset (Akuntansi Riset), 8(1),
49–60. https://doi.org/ISSN: 2541-0342
Publik (4th ed). Jakarta : Salemba Empat.

Siregar, D. L. (2018). Pengaruh Akuntabilitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap


Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Jurnal Akuntansi Barelang,
2(2), 10–26. https://doi.org/ISSN: 2580-5118

Sunarsih, N. M., Dewi, N. P. S., & Guna, I. M. C. W. (2019). Pengaruh Fee Audit,
Kompetensi Auditor, Etika Auditor Dan Tekanana Anggaran Waktu
Terhadap Kualitas Audit. https://doi.org/ISSN: 2655-9498.

Kurniasih, M. (2014). Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure Dan Rotasi Audit Terhadap
Kualitas. Diponegoro Journal Of Accounting, 3(3), 1–9.
Margi, K., & Abdul, R. (2014). Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure Dan Rotasi Audit
Terhadap Kualitas Audit. Diponegoro Journal Of Accounting, 3(3), 1– 10.
Retrieved from http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting

Mohammed, et. al. (2018). Audit Fees and Audit Quality : A Study of Listed
Companies in the Downstream Sector of Nigerian Petroleum Industry.
Humanities and Social Sciences Letters, 6(59–77).

https://doi.org/10.18488/journal.73.2018.62.59.73

Mulyadi, (2014). Auditing: Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.

Nabila, (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Swetching. (Studi


Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Universitas
Diponegoro.

Nugrahanti, Y., & Darsono. (2014). Pengaruh Audit Tenure, Spesialisasi Kantor
Akuntan Publik Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Terhadap Kualitas Audit.
Diponegoro Journal of Accounting, 3(3), 2337–3806.

Nugroho, L. (2018). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit


(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Industri Sektor Barang
Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016). Jurnal
Maneksi, 7(1), 55. https://doi.org/10.31959/jm.v7i1.89

Panjaitan, C. M., & Chariri, A. (2014). Pengaruh Tenure,Ukuran Kap Dan


Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi, 3, 1–12.

Permana, K. X. (2012). Pengaruh Masa Perikatan Audit Dan Ukuran KAP terhadap
Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Go Publik Yang Terdaftar
Di BEI Tahun 2010 Kecuali Perusahaan Jasa Dan Keuangan). Skripsi.
Universitas Diponegoro Semarang.

Pramaswardana, I. G., & Astika, I. B. P. (2017). Pengaruh Audit Tenure, Audit Fee,
Rotasi Auditor, Spesialsiasi Auditor, Dan Umur Publikasi Pada Kualitas
Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 19(1).168-194.

Putri, T. M. dan N. C. (2016). Pengaruh auditor tenure, ukuran kantor akuntan publik,
dan ukuran perusahaan klien terhadap kualitas audit. Jurnal Akuntansi, 3.

Rinanda, N. & Annisa, N. (2018). Pengaruh Audit Tenure, Fee Audit, Ukuran Kantor
Akuntan Publik Dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Aneka Industri yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun Periode 2012-2016). E-Proceeding of
Management, 5(2), 2108–2116.
Setiawan, L. W. (2011). Pengaruh Workload Dan Spesialisasi Auditor Terhadap
Kualitas Audit Dengan Kualitas Komite Audit Sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 8(1)(36–53).

Sholihat, W., Surya, R. A. S., & Kurnia, P. (2014). Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Perpindahan KAP di Indonesia (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012). JOM
FEKOM, 1(2).

Sugiyono, (2017). Statistik Untuk Penelitian. Bandung:Alfabet.

Siregar, S. V., Amarullah, F., & Wibowo, A. (2012). Audit Tenure , Auditor

Rotation , and Audit Quality : The Case of Indonesia. Asian Journal of Business and
Accounting, 5, 55–74.

Anda mungkin juga menyukai