PROPOSAL
Disusun Oleh:
20170411034022
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
rahmat dan karunia-Nya semata sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal ini dengan
Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris pada Kantor
proposal ini diajukan sebagai salah satu persyaratan akademis yang harus ditempuh untuk
Penyusunan proposal ini dapat berjalan dengan baik dan tidak terlepas dari berkat bantuan
berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide
pemikiran, maupun semangat yang diberikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
1. Bapak Dr. Ir. Apollo Safanpo, ST., MT selaku Rektor Universitas Cenderawasih yang
Universitas Cenderawasih
2. Bapak Dr. Mesak Iek, SE., M. Si selalu Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang
3. Bapak Jhon Urasti Blesia, SE., MPA., ASA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
4. Ibu Cornelia Desiana Matani, SE, M. Mgt(Acc) selaku Ketua Program Studi
6. Ibu Pascalina Van Sweet Sesa, SE., M. Acc selaku dosen pembimbing II di Jurusan
7. Bapak dan Ibu serta keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dorongan,
10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu – persatu yang telah membantu baik
Dalam menyusun proposal ini, penulis sadar akan banyak kekurangan dalam menyusun
proposal ini, untuk itu penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun sehingga
proposal ini menjadi sempurna dan bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang
berkepentingan.
Jayapura, 2022
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1Latar Belakang..............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................9
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................................10
1.5 Sistematika Penulisan..........................................................................................................11
BAB II...................................................................................................................................................12
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................12
2.1 Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory)...............................................................12
2.5 Definisi Pajak..........................................................................................................................16
2.5 Pemanfaatan Teknologi Informasi........................................................................................17
2.6 Sosialisasi Perpajakan...........................................................................................................19
2.7 Pengetahuan Perpajakan......................................................................................................21
2.8 Kepatuhan Wajib Pajak.........................................................................................................22
2.2 Penelitian Terdahulu Dan Pengembangan Hipotesis...............................................................23
2.2.1 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi.........................................................................................................................................23
2.2.2 Sosialisasi Perpajakan Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.......25
2.2.3 Pengetahuan Perpajakan Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi..25
2.3 Model Penelitian........................................................................................................................27
BAB III..................................................................................................................................................28
METODE PENELITIAN...........................................................................................................................28
3.1 Jenis Dan Lokasi Penelitian........................................................................................................28
3.2 Populasi dan Sampel..................................................................................................................28
3.2.1 Populasi..............................................................................................................................28
iii
3.2.2 Sampel...............................................................................................................................28
3.3 Jenis Dan Sumber Data..............................................................................................................29
3.4 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................................................30
3.5 Variable Penelitian Dan Definisi Operasional.............................................................................30
3.5.1 Variable Dependen (Y)........................................................................................................30
3.5.2 Variable Independen (X).....................................................................................................31
3.6 Metode Analisis Data.................................................................................................................31
3.6.1 Uji Kualitas Data..................................................................................................................32
3.6.2 Uji Asumsi Klasik.................................................................................................................33
3.6.3 Pengujian Hipotesis............................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................38
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Saat periode pertama kepemimpinan Jokowi sebagai presiden Negara Indonesia yaitu
tahun 2014 – 2019 presiden Jokowi sudah melakukan banyak proyek pembangunan di
bidang infrastruktur yang mana dana yang dibutuhkan tidak seberapa, dan target dari
penerimaan pajak yang akan terus bertambah di setiap tahun yang mana mengikuti
kenaikan pengeluaran Negara bagi pembagunan dalam beragam aspek kehidupan. Tahun
2016 saat itu, pajak mengambil porsi sebesar 74,63% dari jumlah penerimaan Negara dan
Keuangan, 2016) “menuturkan bahwa tercatat 129 juta jiwa masyarakat kelas menengah,
hanya 27 juta jiwa yang memiliki NPWP. Lalu, dari 27 juta jiwa tersebut yang diketahui
Jenderal Pajak dan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 59%”. Untuk
lima tahun yang belakangan ini, masih kurangnya tingkat kesadaran dan kepatuhan dari
Wajib Pajak yang menjadi alasan atau penyebab yang diperkirakan dalam mencapai
target pajak. Pada masa perubahan industri yang sekarang ini,maka teknologi membuat
suatu perubahan besar di dalam dunia usaha. Seluruh bidang yang ikut terkena dampak
komputer dan internet. Dalam era globalisasi ini, pemanfaatan teknologi secara besar-
didalamnya yaitu kemudahan disaat membayar dan melaporkan pajak. (Aryati &
Putritanti, 2016).
v
Sistem perpajakan yang berlandas dengan teknologi informasi ini memudahkan dalam
menghemat waktu, lebih akurat dan paperless. Reformasi teknologi informasi saat ini
digunakan dengan berbasis e-system, dengan begitu yang diharapkan yaitu agar
Pengembangan dan pemanfaatan dari teknologi informasi yang berperan menjadi sarana
atau alat, namun demikian kehadirannya yang signifikan sehingga sangat penting dalam
meningkatkan efesiensi dan efektivitas kerja sehingga dapat menghemat waktu, tenaga,
pikiran, dan mempercepat arus informasi bagi para pimpinan dalam mengambil suatu
keputusan. Bagi manajer dengan menggunakan teknologi informasi tersebut agar dapat
yang efektif yang dapat mereka ambil. Dengan pemanfaatan teknologi informasi sehingga
dalam melaksanakan tugas oleh penggunaan sistem dapat meningkatkan kinerja adalah
digunakan agar bisa menjaga keberlangsungan hidup dari Negara dan sumber pembiayaan
belanja – belanja yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam menjalani roda pemerintahan.
Oleh sebab itu, pemerintah harus terus melakukan sosialisasi agar semakin Wajib pajak
mengetahui makan dengan itu wajib pajak akan semakin sadar dan mematuhi dalam
kewajiban membayar pajak, karena merupakan salah satu bentuk dari tercapainya
menerangkan bahwa sosialisasi perpajakan merupakan salah satu upaya dan proses dalam
pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat, dunia usaha, aparat, serta lembaga
pemerintah maupun non pemerintah untuk paham, sadar, peduli dan peran serta dalam
vi
Kegiatan penyuluhan pajak sebagai peranan yang besar dalam keberhasilan pada
sosialisasi agar wajib pajak dapat memahami mengenai perpajakan. Penyuluhan ini salah
satu kegiataan yang bisa memakai media cetak, spanduk, elektronik, internet, serta
ada dengan begitu dapat dilaksanakan oleh Dirjen Pajak dengan harapan dapat membawa
pesan moral yang mana dalam membayar pajak bagi negara sangat penting dan juga
yang terbaru, akan tetapi yang sangat diharapkan yaitu kepatuhan wajib pajak agar dapat
meningkat dan penerimaan pajak juga yang sudah ditetapkan dengan target akan
dimengerti oleh seseorang sebagai ilmu yang telah didapatkan dengan adanya suatu
tujuan yaitu wajib pajak bisa memahami mengenai pajak lebih dalam lagi dengan begitu
apabila wajib pajak dapat memahami tentang perhitungan dan pelaporan pajaknya maka
wajib pajak akan meningkatkan minat untuk melaporkan kewajiban dari wajib pajak
Kepatuhan Wajib Pajak juga adalah salah satu dari faktor yang berpengaruh dalam
sistem perpajakan yang telah modern dan paling utama di dalam perpajakan dikarenakan
wajib pajak jika semuanya mematuhi dan memahami mengenai pajak, dengan itu
sangat susah untuk diwujudkan, karena masyarakat belum memahami tentang pajak yang
membuat masyarakat sehingga belum patuh untuk melakukan kewajiban dalam perihal
mendaftar untuk menjadi Wajib Pajak, membayar pajak, dan melaporkan perpajakannya.
Namun ada juga faktor dan alasan yang dapat menjadi pengaruh ketidakpatuhan
vii
perpajakan, misalnya faktor internal dan eksternal. Faktor yang berhubungan dengan
karakteristik individu yang berasal dari dalam diri wajib pajak itu sendiri merupakan
pemicu dalam melakukan kewajiban perpajakannya dan ini adalah faktor internal.
Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri wajib pajak seperti
faktor keadaan dan lingkungan sekeliling wajib pajak. Selain itu ada beberapa alasan
menjadi ketidakpatuhan dalam perpajakan menurut (Yesi et al., 2012) yaitu: keadilan
sistem perpajakan,norma sosial dan moral,sanksi legal,religiulitas, dan niat perilaku untuk
tidak patuh.
Dalam bentuk mendukung untuk pencapaian target penerimaan dari bagian pajak
maka, dengan itu pemerintah telah membuat bermacam cara-cara di dalam sektor
penyempurnaan sistem, dan sistem perpajakan yang sebelumnya telah ada. Adapun
perubahan dari Official Assessment System berubah menjadi Self Assessment System yang
terjadi dan merupakan suatu contoh upaya pemerintah dalam meningkatkan penerimaan
untuk pencapaian agar target yang telah direncanakan tercapai. Dengan adanya sistem
perpajakan dari official assessment system beralih menjadi self assessment system yang
berdasarkan dengan tuntutan yaitu adanya sistem pada perekonomian yang berubah dan
Fenomena yang terlihat sekarang di Kantor Wilayah DJP PAPUA yaitu banyaknya WP
yang sudah terdaftar di Kanwil DJP Papua dan Maluku mempunyai total sebanyak
850.428, dengan WP yang wajib lapor SPT sebanyak sejumlah 373.091 akan tetapi WP
yang sudah lapor pada tahun 2019 sebesar 252.282 atau 87.82 % dan mempunyai harapan
adanya angka kepatuhan WP yang meningkat untuk wilayah Papua dan sekitarnya di
tahun 2020 dalam upaya untuk mendorong penambah jumlah kepatuhan wajib pajak,
viii
Kanwil DJP Papua dan Maluku terus-menerus melakukan sosialisasi SPT dengan cara
elektronik yang bertujuan agar memudahkan WP. Dengan kondisi tersebut maka
Direktorat Jenderal Pajak bisa memenuhi target pada tahun-tahun berikutnya. Adapun
penelitian yang serupa dari (Hanindyari, 2018) dengan judul pengaruh pengetahuan
pajak, kualitas pelayanan fiskus, dan penerapan e-feling dan kepatuhan wajib pajak dan
sistem administrasi pajak terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Oleh sebab itu, dengan mempunyai
pengetahuan atau wawasan yang dibagikan oleh wajib pajak dari fiskus, atau dari sumber
manapun yang didapat dengan itu tingkat kepatuhan wajib pajak meningkat. Sebab
semakin banyaknya pengetahuan yang didapat, dengan itu wajib pajak semakin mudah
memahami terkait apa fungsi dari pajak dan keuntungan pajak untuk dirinya sendiri
itu diungkapkan oleh model penelitian dari Cristensen et al. (1994) yaitu setiap
Wajib Pajak wajib memiliki pengetahuan atau wawasan yang baik maka akan memiliki
suatu persepsi keadilan yang berpengaruh positif terhadap sistem pajak yang mempunyai
dampak dalam meningkatkan kepatuhan pajak supaya lebih tinggi. Alasan memilih
pajak yaitu pada zaman modern saat ini, Wajib pajak sudah memiliki dan mengerti
tentang teknologi yang biasanya digunakan dalam melaksanakan pekerjaan harian atau
sebab itu, maka diharapkan agar kewajiban dalam perpajakan yaitu pembayaran dan
ix
Sosialisasi pajak sangat diperlukan karena Wajib Pajak juga harus mengetahui agar
mempunyai pengetahuan yang luas atau secara universal dari pajak yang berperan penting
pajak. Selain itu, pengetahuan pajak juga penting yang di perlukan supaya Wajib Pajak
bisa mengetahui cara yang benar dan sesuai undang-undang dan hukum yang sedang
dan fenomena yg terjadi, maka penulis menjadi terdorong untuk melakukan penelitian
Berdasarkan dari latar belakang yang diuraikan penelitian diatas, maka rumusan
Orang Pribadi?
Orang Pribadi?
x
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas adapun tujuan yang ingin dicapai
Orang Pribadi
1. Manfaat Teoritis
Sebagai penguat terhadap teori informasi akuntansi perpajakan yang diharapkan dapat
Sosialisasi Pajak dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi.
2. Bagi Akademis
Menambah referensi sebagai perbandingan yang akan datang serta sebagai tambahan
yang sudah ada dan bagi peneliti yaitu sebagai sarana untuk menambah wawasan dan
xi
sosialisasi perpajakan, dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak
Penulisan proposal ini terdiri dari tiga Bab, dengan perincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
Pada bab Tinjauan Pustaka ini akan dijelaskan antara lain mengenai penelitian
Pada bab Metode Penelitian ini akan diuraikan tentang definisi operasional dan
pengukuran variabel, teknik penentuan populasi, besar sempel dan teknil pengambilan
sempel, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, pengujian data, serta
xii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
USA pada tahun 1997 (McLeod, 2016) Teori pembelajaran sosial ini menggambarkan
Menurut Bandura dalam McLeod (2016), adapun proses dari teori pembelajaran
(1) attention(proses perhatian). Proses perhatian yaitu proses dimana saat seseorang
melihat dan belajar dari seseorang atau model. Pada proses ini, jika seseorang atau
model sudah saling mengenal dan belajar maka akan memiliki daya tarik untuk bisa
menarik perhatian;
(2) Retention (proses pemahaman). Proses pemahaman yaitu seberapa baik perilaku
itu diingat. Suatu perilaku bisa diperhatikan namun tidak selalu dapat diingat dengan
jelas;
(3) Motor Reproduction (proses reproduksi motoric). Pada proses ini seseorang yang
mewujudkannya;
(4) Motivation (proses motivasi). Proses motivasi adalah motivasi seseorang untuk
Pada proses ini pengamat akan mempertimbangkan manfaat dan kerugian dalam
melakukan suatu tingkah laku. Jika yang dirasakan mempunyai manfaat yang besar
dari pada kerugian (jika ada), maka tingkah laku tersebut akan cenderung ditiru oleh
xiii
pengamat. Adapun kaitan teori pembelajaran sosial dan pengetahuan perpajakan, yaitu
membayar pajak. Jika lewat suatu pengamatan atau pengalaman langsung seseorang
atau wajib pajak bisa taat atau patuh dalam membayar pajak tepat waktu, dengan hasil
pungutan pajak tersebut maka memberikan kontribusi yang nyata dalam hal
individu menjelaskan perilaku dari diri sendiri atau orang yang disekitar dan
disebabkan dari suatu perilaku yang internal atau eksternal. Teori atribusi yang
diperkenalkan oleh Heider (1958) teori atribusi adalah teori kontemporer yang sangat
dan rekan (1974) mempunyai pendapat bahwa apabila individu mempelajari atau
mengamati perilaku dari individu lainnya, maka individu tersebut akan mulai dalam
menentukan apakah itu secara internal ataupun eksternal. Perilaku yang internal
adalah perilaku tersebut masih bisa di kendalikan atau di kontrol secara pribadi dari
individu tersebut, tetapi perilaku yang secara eksternal disebabkan karena ada yang
mempengaruhi dari luar oleh karena itu individu dengan terpaksa melakukan karena
situasi. Teori atribusi mempunyai faktor yang menentukan perilaku tersebut yakni
internal atau eksternal, yaitu (a) kekhususan, artinya individu akan mempresepsikan
perilaku seseorang yang secara berbeda tetapi dalam situasi yang berlainan.
Kekhususan dapat dinilai sebagai atribusi eksternal jika perilaku individu yang
dianggap suatu hal yang luar biasa buat individu lain yang dinilai sebagai atribusi
internal apabila perilaku individu dianggap biasa saja bagi individu lain. (b)
konsensus, yaitu apabila semua individu memiliki kesamaan yakni dalam cara
xiv
pandang dan merespon perilaku pada situasi yang sama. Maka konsesus dapat dinilai
merupakan atribusi eksternal yang konsensusnya rendah dan jika konsesunya tinggi
maka dinilai sebagai atribusi internal. (c) konsistensi dimana individu mempelajari
dan menilai perilaku individu lain dan memeberi respon yang sama dari waktu ke
waktu. Pada penelitian ini, teori atribusi relevan untuk menjelaskan bagaimana
kualitas pelayanan dalam teknologi dan informasi yang dimiliki wajib pajak agar
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dan apakah sikap tersebut dipengaruhi oleh
Teori yang merumuskan pengaruh pada penggunaan sistem informasi tetapi juga
informasi atau bisa disebut dengan Theory Acceptance Model (TAM). Dimensi
dan Easy of Learnin. Pada tahun 1989 Davis mengenalkan metode TAM dan dari
perkembangan merupakan salah satu bagian yang diadopsi dari Theory of Reasoned
Action, namun sebelumnya sudah dikenalkan Ajzen dan Fishbein (1975) dalam
(Kiswara & Saraswati, 2013) dengan suatu premis bahwa seseorang dengan reaksi
dan persepsinya terhadap sesuatu hal akan menentukan perilaku dari orang tersebut.
suatu perilaku yang sebagai pengguna akhir (end-user) dari sejenis teknologi. Dalam
(Susilo et al., 2015) Davis, et. Al (1989) menerapakan praktik untuk model konseptual
TAM, untuk mengetahui hasil tingkat dalam minat dan penerimaan seseorang yang
xv
bahwa dengan reaksi dan pengguna sistem infomasi yang berbasis teknologi secara
individu maka mempunyai pengaruh pada sikap dalam menerima penggunaan sistem
informasi.
dijelaskan dengan teori pembelajaran sosial, teori atribusi dan Theory Acceptance
Model. Teori ini mengajarkan bahwa kepatuhan seorang wajib pajak dalam
pajak dan uang yang disetorkan digunakan untuk pembangunan Negara. Wajib pajak
juga akan patuh pada saat mengetahui bahwa terdapat sanksi jika tidak melaksanakan
kewajiban perpajakan yang benar. Dan adanya sosialisasi maka kepatuhan wajib
Berkaitan dengan penelitian, dari (Aryati & Putritanti, 2016) yakni teori TAM
dijalankan sekarang, yaitu sistem e-filing. Perceived Ease of Use /kemudahan dalam
perananan yaitu menentukan sikap dari setiap individu yang menerima atau menolak.
Jika wajib pajak tersebut merasa mudah dan paham menggunakan sistem e-filing
dalam melapor perpajakannya, dengan begitu wajib pajak pasti cenderung mau dalam
Perilaku Berencana atau Theory of Planned Behavior yang diperkenalkan oleh Azjen
sejak tahun 1991. Perilaku Berencana digunakan untuk meneliti perilaku individu
sebagai wajib pajak yang dipengaruhi oleh niat, maka terdapat tiga faktor untuk
xvi
(i) Behavioral Beliefs, yaitu untuk membuktikan hasill dari suatu perilaku dan
(ii) Normative Beliefs, yaitu kepercayaan mengenai harapan dan motivai dari
(iii) Control Beliefs , adalah ajaran mengenai adanya hal-hal mendukung atau
behavior control).
keyakinan dengan harapan dimana pajak yang sudah mereka setor akan
dalam Undang-Undang No. 6 tahun 1983 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara
yang terutang dari orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Penghasilan negara bersumber dari rakyat yaitu dengan pungutan pajak dan
dari hasil kekayaan alam yang terdapat didalam negara tersebut(natural resource).
Dua sumber itu adalah sebagai sumber terutama yang memberikan penghasilan
xvii
kepada negara. Penghasilan tersebut di pergunakan dalam membiayai kepentingan
penghasilan dari rakyat dan kemudian dikembalikan lagi kepada rakyat yaitu
Sedangkan, wajib pajak yang dimaksud yaitu orang pribadi atau badan, yang
mengenai pembayaran, pemotong, dan pemungutan pajak yang memiliki hak dan
– undangan perpajakan.
Perkembangan yang terjadi di era teknologi yang sudah modernisasi saat ini
sangat berdampak pada pola hidup masyarakat dunia tentang penggunaan teknologi
perpajakan pun mengalami perubahan diera teknologi yang sudah canggih ini yang
mana tugas yang dilakukan oleh manusia dapat di kerjakan dengan mesin maupun
Jenderal Pajak membuat sebuah program yaitu program e-system dan menyediakan
fasilitas berbasis elektronik guna untuk meningkatkan kualitas dalam pelayanan dan
System dari Direktorat Jenderal Pajak yang telah dibuat terdiri dari e-registration, e-
SPT, dan e-filing. Adapun tujuan dan harapan pada Program e-System tersebut yakni
xviii
mempermudah wajib pajak dalam melakukan administrasi seperti mendaftarkan,
perpajakan juga meningkat dan dapat dilakukan dimana saja karena aplikasi yang
telah disediakan semudah mungkin untuk dapat di pahami dan mengerti oleh Wajib
mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan memanipulasi data dan berbagai cara agar
mendapatkan informasi yang berkualitas, informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang digunakan sebagai keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan agar
perpajakan dengan tujuan adalah menghemat waktu, mudah, akurat dan paperless”.
Oleh karena itu e-System perpajakan telah dibagi yaitu e- registration, e-filling dan e-
billing, namun dalam perpajakan sendiri layanan ini dapat diakses melalui komputer
maupun seluler. Layanan seluler juga dimanfaatkan oleh kantor pajak yang digunakan
dalam menyebarkan sms blast dan email blast berguna untuk memudahkan dalam
menyampaikan informasi bersifat massal. Dengan begitu dapat dilihat bahwa dengan
adanya media elektronik maka Wajib pajak dengan mudah melaporkan SPT Tahunan.
xix
2. teknologi informasi sebagai media dan alat bantu untuk memfasilitasi dalam
masyarakat umun dan yang terlebih khusus kepada Wajib Pajak tentang peraturan dan
sosialisasi yang di berikan oleh fiskus harus ditingkatkan. Jika pengetahuan yang
dimiliki wajib pajak semakin tinggi dengan begitu keinginan wajib pajak semakin
tinggi dalam menyampaikan surat tepat waktu, dan kepatuhan wajib pajak mengalami
tersebut maka yang diharapkan Direktorat Jenderal Pajak yaitu tumbuhnya kesadaran
dari masyarakat dan khususnya wajib pajak dapat membayar pajak yang berfungsi
untuk kelangsungan negara. Namun dalam mencapai tujuan kegiatan sosialisasi atau
xx
Kegiatan sosialisasi untuk calon wajib pajak mempunyai tujuan untuk
membangun awareness tentang pentingnya pajak serta menjaring wajib pajak baru.
Kegiatan sosialisasi untuk wajib pajak baru mempunyai tujuan yaitu agar pemahaman
dan kepatuhan dalam memenuhi kepatuhan perpajakan dapat meningkat, yang palin
khusus untuk mereka yang belum pernah sama sekali melakukan penyetoran dan
sosialisasi untuk wajib pajak terdaftar dengan tujuan untuk menjaga komitmen Wajib
Kegiatan sosialisasi atau penyuluhan perpajakan terbagi menjadi dua cara yaitu:
perpajakan yang berinteraksi atau bertemu dengan wajib pajak secara langsung.
Dalam sosialisasi secara langsung bentuk kegiatan seperti Tax Goes To Campus,
Tax Goes To School, Early Tax Education, dan acara yang menarik lainnya yaitu
seminar maupun debat tentang pajak agar mahasiswa dapat memahami pajak yang
dinilai kritis, maupun juga perlombaan tentang pajak yaitu cerdas cermat, debat,
bahkan tidak dalam berinteraksi yang dimana dapat bertemu secara langsung
dengan masyarakat atau wajib pajak akan tetapi kegiatan sosialisasi atau
xxi
Dan jika sosialisasi atau penyeluhan yang dilakukan tersebut belum bisa
definisi yang tepat. Menurut Widayati dan Nurlis (2010) dalam (Nurlaela, 2013)
bahwa pengetahuan adalah hasil kerja fikir pada suatu perkara yang mana mengubah
tidak tahu maupun menghilangkan keraguan pada perkara tersebut. Sehingga dapat
perpajakan yang sudah berlaku dan mengaplikasikan pengetahuan yang ada didalam
dasar bsgi wajib pajak dalam bertindak dalam mengambil keputusan, dan strategi
Menurut Nugraheni (2015:5), “bila setiap wajib pajak memiliki pemahaman dan
bahwa dengan sendirinya wajib pajak akan sadar dan patuh dalam melakukan tugas
dan kewajiban perpajakannya yang secara baik dan benar dan mereka terhindar dari
tentang perpajakan dengan begitu wajib pajak dapat mengetahui kewajiban yang
Dari pernyataan yang sudah diuraikan di atas maka kepatuhan wajib pajak juga
terkait karena kepatuhan wajib pajak bisa meningkat seiring dengan pengetahuan
perpajakan yang wajib pajak miliki. Jika pengetahuan perpajakannya tinggi, maka
xxii
wajib pajak dengan sendiri melaksanan tugas dan kewajiban nya dan akan tahu apa
yang terjadi jika tidak melaksanakan kewajiban tersebut karena mempunyai sanksi
pemahaman dan potensi untuk menindak yang lantas melekat dibenak seseorang.
Atau dalam arti lain pengetahuan merupakan suatu gejala yang telah ditemukan dan
Menurut KBBI, kepatuhan memiliki arti yaitu ketaatan yang sama juga dengan
tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Kepatuhan wajib pajak merupakan keadaan
dimana saat wajib pajak sudah memenuhi kewajiban dalam melaksanakan hak
perpajakan maupun peraturan yang sudah ditetapkan”. Dalam hal ini kepatuhan
adalah keadaanatau saat dimana wajib pajak bisa memenuhi semua kewajiban dan
ketaatanyang dilaksanakan oleh wajib pajak dan memenuhi peraturan yang sudah di
dengan secara formal yang sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
xxiii
1. Wajib pajak membayar pajak dengan tepat waktu
2. Kepatuhan Material
perpajakannya dengan jujur, baik, dan benar yang sesuai dengan ketentuan dalam
undang – undang yang berlaku dan menyampaikan ke KPP sebelum batas waktu”.
pajak dapat dilihat pada kepatuhan wajib pajak yang mendaftar dirinya ke kantor
pajak, dalam pembayaran dan perhitungan pajak terutang, dan kepatuhan untuk
kondisi saat wajib pajak bisa memenuhi kewajibannya dan melaksanakan hak nya
peringatan atau ancaman, maka sanksi hukum dan administrasi perpajakan yang
Orang Pribadi
beda. Didalam Ilmu perilaku organisasi, seorang manajer harus mengetahui perilaku
xxiv
individu, dimana setiap individu ini tentu saja memiliki karakteristik individu yang
meningkatkan kepatuhan wajib pajak itu sendiri, selain bermanfaat bagi wajib pajak
reformasi tersebut maka diharapkan mekanisme kontrol yang lebih efektif yang
ditunjang dengan adanya penerapan kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak
berpengaruh signifikan terhadap wajip pajak orang pribadi non karyawan , Sudrajat
dan Arles (2015) dengan judul Tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi, Sosialisasi
signifikan dan pengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak secara parsial, maka
xxv
H1: Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh positif terhadap kepatuhan
Pribadi
Herryanto, Marisa dan Agus Arianto Toly (2013) menyatakan bahwa dalam rangka
dibagi ke dalam tiga fokus, yaitu kegiatan sosialisasi bagi calon Wajib Pajak,
kegiatan sosialisasi bagi Wajib Pajak baru, dan kegiatan sosialisasi bagi Wajib Pajak
terdaftar. Selain itu sosialisasi pajak juga dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
langsung dan tidak langsung.Untuk menciptakan kepatuhan wajib pajak maka perlu
diadakan sosialisasi pajak. Akan tetapi jika sosialisasi pajak tidak berjalan dengan baik
maka tidak dapat menghasilkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajaknya.
(Andreas & Savitri, 2015), (Sudrajat & Arles, 2015)menyatakan bahwa sosialisasi
dengan itu hipotesis yang dapat di kembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Orang Pribadi
xxvi
pengetahuan perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak yaitu jika wajib
pajak sudah mengetahui semua ketentuan perpajakan yang berlaku dengan begitu
pajak bisa mempengaruhi patuh atau tidaknya wajib pajak karena wajib pajak yang
sudah mengetahui atas konsekuensi maupun sanksi yang bisa dikenakan saat mereka
mengenai peraturan perpajakan merupakan hal penting untuk menentukan sikap dan
perilaku wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban untuk membayar pajak. Tingkat
semakin tinggi, maka semakin kecil kemungkinan wajib pajak tersebut akan
melanggar peraturan tersebut, karena pengetahuan tentang wajib pajak yang rendah,
maka kepatuhan wajib pajak mengenai peraturan yang berlaku juga akan rendah.
Wajib pajak akan patuh membayar pajak apabila dia memahami peraturan pajak
yang ada.
Hasil penelitian (Veronica et al., 2015), Sudrajat dan Arles (2015), Andreas
dan Enni (2015), Lianty dan Dini (2017), menunjukan bahwa pengetahuan
xxvii
2.3 Model Penelitian
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
(X1)
Pengetahuan Perpajakan
(X3)
Sumber: Dikembangkan Oleh Penulis (2022)
xxviii
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif (quantitative research), yaitu jenis penelitan
dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab – akibat antara dua variabel atau
lebih (Sugiyono, 2014:74). pada KPP Pratama Jayapura. Dimana penelitian ini dilakukan
dengan fokus melihat dan mengetahui pengaruh dari variable independen (X) terhadap
variable dependen (Y) yaitu seberapa besar hubungan antara pemanfaatan teknologi
informasi, sosialisasi pajak, dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.
Penelitian ini dilakukan oleh penulis berlokasi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Jayapura.
3.2.1 Populasi
yang menjadi objek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karaterisktik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib
Pajak Orang Pribadi dengan status tertentu yaitu OAP(Orang Asli Papua) yang
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi, bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka
xxix
Dalam penelitian ini pengambilan sempel diambil dari jumlah populasi Wajib Pajak
Orang Pribadi dengan status tertentu yaitu pedagang OAP yang sudah terdaftar di
KPP Pratama Jayapura. Besar yang di ambil jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi
setelah di hitung dengan menggunakan rumus slovin. Rumus Slovin adalah rumus
Populasi terbatas (finite population survey), dimana tujuan utama dari survey
N
n=
1+Ne2
Keterangan:
n: Jumlah Sampel
N: Jumlah Populasi
Dalam penelitian ini digunakan metode survei, yaitu memfokuskan pada data sampel
yang diambil dari populasi yang sudah ditetapkan dalam penelitian, dan penelitian ini
tidak hanya menggambarkan dengan jelas fakta empiris yang diterima di lapangan tetapi
mengalami pengaruh variabel yang satu dengan variabel yang lain. Selain itu, data
penelitian ini juga termasuk data kualitatif. Data kualitatif ini diperoleh melalui
berupa scoring untuk masing-masing pernyataan dan skala yang digunakan dalam
penelitian ini untuk pembobotan item kuisioner adalah menggunakan skala Likert
dengan memakai item pernyataan positif untuk keseluruhan pernyataan. Sumber data
xxx
didalam penelitian adalah faktor yang sangat penting, karena sumber data menyangkut
dengan kualitas dari hasil penelitian, maka dalam penelitian ini data yang diperoleh
peneliti ialah data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh dan diolah sendiri oleh
peneliti langsung dari responden dengan menyebarkan kuesioner di tempat yang sesuai
karena pengumpulan data tersebut akan menentukan berhasil atau tidaknya suatu
penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner
(Angket) yang akan disebarkan kepada responden di lokasi yang sesuai dengan penelitian
yang dimaksud.
Kuesioner ini ditujukan kepada para responden yang terdaftar di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Jayapura untuk mengetahui persepsi atau pendapat responden
Definisi Operasional merupakan suatu obyek memiliki nilai atau variasi yang dapat
digunakan pada suatu penelitian. Dalam penelitian ini mempunyai dua variable, yaitu
variable dependen dan variable independen. Penelitian ini mempunyai indikator yaitu
sebagai berikut:
xxxi
Indikator terkait Kepatuhan Wajib Pajak yaitu sebagai berikut: Kepatuhan
wajib pajak dalam mendaftarkan diri, Kepatuhan untuk melaporkan kembali surat
Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif kuantitatif yaitu menganalisa data yang
menggunakan regresi linier berganda. Regresi linier berganda adalah salah satu metode dalam
menganalisis, mengolah, dan membahas data yang telah diperoleh yang mempunyai variabel
independen lebih dari satu dalam penelitian untuk menguji hipotesis. Memilih teknik analisis
regresi berganda untuk digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik regresi berganda
xxxii
bisa secara langsung menyimpulkan pengaruh dari setiap variabel bebas apabila digunakan
secara parsial ataupun bersama. Adapun alat analisis yang dihunakan yakni:
Sebelum mengambil data primer melalui kuesioner maka, penelitian dapat diuji
terlebih dahulu dengan melalui uji validitas dan uji reliabilitas dengan maksud untuk
Uji validitas digunakan pada kuesioner untuk mengukur sah atau valid dan
tidaknya yang pada dasarnya menggunakan kolerasi pearson. Dengan cara yaitu
a. Apabila t hitung > dari tabel atau r hitung > dari r tabel, maka nomor
pertanyaan tersebut valid atau jika koefisien korelasi r > 0,05 maka
b. Apabila t hitung < dari t tabel atau t hitung < dari r tabel, maka nomer
pertanyaan tersebut tidak valid atau jika r < 0,05 maka instrumen yang
Uji validitas ini digunakan juga untuk menguji ketepatan instrumen dalam
Uji reliabilitas yaitu hasil dari pengukuran relatif konsisten jika pengukuran
terhadap aspek dan alat ukur yang sama. Kuesioner yang dapat dikatakan handal
ataupun reliabel apabila jawaban yang diberikan seseorang pada pernyataan yaitu
xxxiii
konsisten atau stabil yang dari esktu ke waktu, Ghozali (2011). Uji reliabilitas
memberi nilai Cronbach Alpha > 0,60 dan jika < 0,60 maka tidak reliabel.
Tujuan uji rehabilitas yaitu seberapa besar indeks instrumen pada variabel
Uji asumsi klasik digunakan agar hasil regresi yang dilakukan dapat diketahui
gejala autokolerasi. Model regresi apabila sapat memenuhi persyaratan BLUE (Best
Linear Unbiased Estimator) maka dijadikan alat estimasi, dengan itu tidak terdapat
ganda serta untuk menbanding koefisien antar vaeiabel maka. (Gozhali, 2009).
Tujuan dari uji multikolinearitas yaitu agar dapat mengetahui standar estimasi
(Hanindyari, 2018) multikolinearitas dapat terjadi jika adanya hubungan linier dari
independen variabel dan telah dilibatkan dalam suatu model. Apabila gejala
multikolinearitas yang tinggi terjadi, dengan begitu semakin besar standard error
kekeliruan, atau hopotesis yang salah. Maka nilai tolerence 10% jika lebih besar
dan VIF yang kurang dari 10 dapat disimpulkan pada uji multikolinearitas bahwa
adanya masalah multikolinearitas dari model regersi bebas. Jika dua atau lebih
xxxiv
variabel independen dalam model regresi mempunyai hubungan linear yang
sangat dekat, maka model regresi ini tergejala oleh kondisi multikolinearitas.
Dengan tujuan untuk dapat mengetahui dalam model regresi apakah terdapat
adanya kolerasi antara variabel bebas. Namun jika tidak terjadi kolerasi antara
tersebut dan jika tetap disebut dengan homoskedositas tidak adanya gejala
penelitian ini yaitu uji glejser, untuk meregresikan model regresi linear yang
didalam satu variabel yang saling berkaitan dengan satu sama lain.
Besaran nilai dari data tersebut bisa dipengaruhi ataupun berkaitan dengan data
lainnya atau sebelumnya. Misalkan untuk kasus jenis data time series data
investasi tahun ini sangat tergantung dari data investasi tahun sebelumnya.
Kondisi inilah yang disebut dengan autokorelasi. Jika terjadi adanya korelasi,
xxxv
maka terdapat adanya problem autokorelasi. Autokorelasi timbul disebabkan dari
observasi yang berturut-turut sepanjang waktu dan berkaitan satu sama lain.
Namun akan muncul masalah karena kesalahan pengganggu yang tidak bebas
normal atau tidak (Gozhali, 2009). Maka dalam penelitian ini dilakukannya uji
normalitas dari serangkaian data agar dapat mengetahui populasi dari data tersebut
apakah berdistribusi normal atau tidak. Karena model regresi yang baik yaitu
mempunyai distribusi data yang normal atau mendekati normal. Ada beberapa
metode dapat digunakan untuk menguji normalitas data, salah satunya adalah
berikut:
3.6.3.1 Uji f
Uji f untuk menguji kelayakan model regresi linier berganda. Uji f untuk
xxxvi
dependen dengan melakukan ananlisa data namun diterapkan juga model
statistik regresi linier berganda. Statistik regresi linier berganda yaitu model
Dimana:
X2 : Sosalisasi Perpajakan
X3 : Pengetahuan perpajakan
e : random error
3.6.3.2 Uji t
berikut:
Ho : β1=β2=0
Ha : β1=β2≠0
xxxvii
p-value dilihat menggunakan program SPSS. Kriteria pengambilan
keputusan yairu: jika nilai signifikan pada uji t > 0,05 dengan begitu Ho
akan diterima atau Ha ditolak dan jika nilai signifikan pada uji t < 0,05
xxxviii
DAFTAR PUSTAKA
Andreas, & Savitri, E. (2015). The Effect of Tax Socialization, Tax Knowledge, Expediency
Aryati, T., & Putritanti, L. R. (2016). Pengaruh Pemanfaatan Teknologi dan Modernisasi
Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal
Asri, N. (2016). Strategi Penerimaan Pajak 2016. In Media Keuangan: Vol. XI/Nomor.1 (p.
25).
Lianty, M., Hapsari, D. W., & K, K. (2017). Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan,
Kontenporer, 9(2).
https://www.simplypsychology.org/simplypsychology.org-bandura.pdf%0D
xxxix
KESADARAN , PERSEPSI TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
Paradigma, 11(2).
Sosialisasi Pajak, Pengetahuan Perpajakan, dan Kepatuhan Pajak. Jurnal Riset Akuntansi
Susilo, H., Handayani, S. R., & Hanggono, A. A. (2015). ANALISIS ATAS PRAKTEK
(STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA BITUNG). JURNAL EMBA: JURNAL RISET
Surabaya.
xl
Veronica, A., Nurazlina, & Azhari. (2015). PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN,
Yesi, B., Surya, R. A. S., Fitriasari, R., Novriyan, R., & Tania, T. S. (2012). STUDI
pada Wajib pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Tampan Pekanbaru).
Zuhdi, F. A., Topowijono, & Azizah, F. D. (2015). PENGARUH PENERAPAN E-SPT DAN
xli
Kuesioner
xlii
yang baru
5 Kantor pajak setempat aktif melakukan
sosialisasi perpajakan baik melalui media cetak
maupun elektornik
6 Kegiatan sosialisasi perlu diperbanyak dan
terus menerus dilakukan guna untuk
mengetahui adanya informasi baru
7 Sosialisasi wajib pajak dapat membentuk
persepsi wajib pajak yang dapat mempengaruhi
sikap wajib pajak dalam melaksanakan
kepatuhan kewajiban perpajakannya
8 Dengan adanya sosialisai masyarakat lebih
mudah memahami dan mencari unformasi yang
dibutuhkan
xliii
1 Setiap Wajib Pajak yang sudah mempunyai
penghasilan harus segera mendataftarkan diri
untuk memperoleh NPWP
2 Seriap Wajib Pajak harus mengetahui
kepatuhan kewajiban perpajakannya
3 Setiap Wajib Pajak harus mengetahui juga hak
perpajakannya
4 Setiap Wajib Pajak melaporkan hak besarnya
penghasilan terutang kepada kantor pajak
5 Setiap Wajib Pajak menbayar pajak tepat waktu
sebelum ada surat tagihan pajak dalam 2 (dua)
tahun terakhir
6 Setiap Wajib Pajak tepat waktu dalam
menyampaikan SPT dalam 2 (dua) tahun
terakhir
7 Penyampaia SPT Masa yang terlambat tidak
lebih dari 3 (tiga) masa pajak
8 Pelayanan di KPP membuat saya nyaman dan
mudah mengitunga, memotong, membayar, dan
melaporkan pajak saya
9 Saya selalu update tentang UU pajak yang
berlaku
10 Fasilitas umum yang saya dapatkan adalah
hasil dari pajak yang dibayarkan oleh Wajib
Pajak
11 Saya konsisten dalam menyampaikan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
pembukuan dengan baik selama kurun waktu
10 (sepuluh) tahun terakhir
12 Saya memenuhi kewajiban dalam
menyelenggarakan pembukuan/ pencatatan taat
azaz
xliv