Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki anggaran

pendapatan bertumpu pada sektor perpajakan. Kementerian Keuangan

mempublikasikan komposisi pajak dalam pendapatan negara tergolong paling

besar dibanding pendapatan dari sektor lain, yaitu sebesar 1.618,1 T dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Hal ini

menunjukkan betapa perkembangan dan pembangunan negara sangat

bergantung pada pemasukan dari sektor perpajakan dan menuntut adanya

peran aktif masyarakat untuk berpartisipasi dalam menghimpun pajak

(Akhmadi, 2017).

Antisipasi pemerintah untuk terus memaksimalkan pengupayaan

pendapatan dari sektor perpajakan dikembangkan melalui penerbitan

peraturan perhitungan pajak terutang dengan sederhana melalui Peraturan

Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang Pajak Final 1% untuk Wajib Pajak

dengan peredaran bruto tertentu atau lebih umum disebut PP No. 46 Tahun

2013. Peraturan ini berlaku bagi Wajib Pajak pribadi dan badan selain Bentuk

Usaha Tetap (BUT) yang memiliki peredaran bruto (omset) kurang dari atau

sama dengan Rp 4,8 miliar pertahun (Tambunan, 2013). Penerbitan peraturan

ini mendukung kebijakan penerapan sistem pemungutan pajak di Indonesia.


Keterlibatan peran serta masyarakat dalam membayar kewajiban

perpajakan merupakan kunci penting bagi negara dalam mengatur roda

pembangunan yang sedang atau akan berjalan. Pertumbuhan penerimaan

pajak di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal ini

menunjukkan peranan penting pajak sebagai sumber penerimaan kas negara.

Data APBN 2018 yang bersumber dari Kementerian Keuangan Republik

Indonesia (2018) menunjukkan bahwa total pendapatan dalam negeri dari

penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.894,7 triliun, yang bersumber dari

penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.618,1 triliun dan penerimaan negara

bukan pajak sebesar Rp 275,4 triliun dan penerimaan hibah sebesar Rp 1,2

triliun.

Kepatuhan wajib pajak merupakan persoalan yang sudah biasa sejak

dulu ada di perpajakan. Di dalam negeri, rasio kepatuhan wajib pajak dalam

melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya dari tahun ke tahun

masih menunjukkan prosentase yang tidak mengalami peningkatan secara

berarti. Dari berbagai data indikator kepatuhan pajak tersebut, terlihat bahwa

terdapat permasalahan kepatuhan pajak di Indonesia yang masih

menunjukkan tingkat kepatuhan yang rendah. Menurut Direktur Penyuluhan

Pelayanan dan Humas Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Dedi

Rudaedi, berdasarkan data yang diterima Ditjen Pajak, realisasi kepatuhan

penyerahan SPT masyarakat Indonesia semakin baik dibuktikan dengan

pertumbuhan pada tingkat penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

Penghasilan yang hingga 31 Maret 2018 telah masuk sebanyak 10,59 juta
SPT, atau naik 14% dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Jumlah

Wajib Pajak yang terdaftar saat ini adalah 38.651.881 dengan 17.653.963 di

antaranya wajib menyampaikan SPT. Dari jumlah tersebut, yang telah

menyampaikan SPT tahun pajak 2017 hingga saat ini adalah 10.589.648 atau

baru 59,98%. Walaupun demikian, terjadi peningkatan signifikan pada jumlah

penyampaian SPT Tahunan Non-Karyawan (formulir 1770) yang naik 30,5%

sedangkan jumlah SPT Tahunan Karyawan 1770S dan 1770SS juga naik

12,4%. Minat masyarakat dalam menggunakan SPT elektronik semakin tinggi

di tahun ini, ditunjukkan dengan pertumbuhan 21,6% pada jumlah SPT yang

disampaikan secara elektronik yang mencapai 8,49 juta SPT atau 80,13% dari

seluruh SPT yang dilaporkan. Penyampaian SPT manual turun 12%.

(https://www.pajak.go.id/kepatuhan-meningkat-penyampaian-spt-tumbuh-

double-digit. Diakses pada 05/04/2020).

Memasuki era teknologi yang semakin maju khususnya di bidang

elektronika, membawa dampak yang positif bagi kantor-kantor yang

membutuhkan pelayanan cepat, tepat dan praktis. Hal ini menumbuhkan

reformasi bagi Direktorat Jenderal Pajak yang dibawah naungan Kementerian

Keuangan untuk melakukan pembaharuan-pembaharuan aplikasi perpajakan.

Salah satu bentuk pembaharuan yang dilakukan oleh Direktorat

Jenderal Pajak yaitu melalui system Informationand Communication

Technologies (ICT). Menurut Sutedjo, (2002) ICT atau teknologi informasi

dapat diartikan sebagai suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data

yang diperoleh dari setiap elemen sistem menjadi bentuk yang mudah
dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan dalam berbagai cara

untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.

Modernisasi pajak terjadi pertama kali pada tahun 2005 saat

dilaksanakannya jenis pelayanan kepada Wajib Pajak yang baru dalam rangka

penyampaian surat pemberitahuan dan penyampaian perpanjangan surat

pemberitahuan tahunan menggunakan e-filing. E-Filing atau Electronic

Filing System yaitu sistem pelaporan/penyampaian pajak dengan Surat

Pemberitahuan (SPT) secara elektronik yang dilakukan melalui system on-

line yang real time sehingga akan membantu 24 jam sehari dalam seminggu.

Dengan harapan wajib pajak dapat melaporkan kewajibannya secara efektif

dan efisien.

Kegiatan usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan salah

satu bidang usaha yang dapat berkembang dan konsisten dalam perekonomian

nasional. UMKM menjadi wadah yang baik bagi penciptaan lapangan

pekerjaan yang produktif. UMKM merupakan usaha yang bersifat padat

karya, tidak membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan,

keahlian (ketrampilan) pekerja dan penggunaan modal usaha relatif sedikit

serta teknologi yang digunakan cenderung sederhana. UMKM masih

memegang peranan penting dalam perbaikan perekonomian Indonesia, baik

ditinjau dari segi jumlah usaha, penciptaan lapangan kerja, maupun dari

pertumbuhan ekonomi nasional yang diukur dengan produk domestik bruto

(PDB) (Lestari, 2010).


Jumlah UMKM di Kota Semarang mengalami peningkatan setiap

tahunnya, namun demikian peningkatan itu tidak diikuti atau tidak sebanding

dengan peningkatan jumlah wajib pajak UMKM yang mendaftarkan diri ke

KPP. Perbandingan jumlah UMKM dan jumlah wajib pajak UMKM yang

telah mennjadi binaan di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang di

tampilkan dalam tabel 1.1 sebagai berikut ini:

Tabel 1.1

Perbandingan Jumlah UMKM dan Wajib Pajak UMKM

Kota Semarang Tahun 2016-2018

Jumlah Wajib Pajak Persentase


Tahun
UMKM UMKM (%)
2016 11.303 175 1,54
2017 11.585 202 1,74
2018 11.692 355 3,03
Sumber : industry.bisnis.com

Berdasarkan informasi dalam tabel 1.1 dapat diketahui bahwa

jumlah wajib pajak UMKM di Kota Semarang pada tahun 2016 sejumlah

11.303 unit UMKM, sedangkan jumlah wajib pajak UMKM pada tahun 2016

adalah 175 wajib pajak atau 1,54%. Pada tahun 2017, jumlah UMKM di Kota

Semarang meningkat sebesar 282 unit menjadi 11.585 unit. Bertambahnya

unit UMKM tersebut diikuti dengan bertambahnya jumlah wajib pajak

UMKM di Kota Semarang pada tahun 2017 menjadi 202 wajib pajak atau

menjadi 1,74%. Pada tahun 2018, jumlah UMKM di Kota Semarang

meningkat menjadi sebanyak 11.692 unit dengan jumlah wajib pajak UMKM

sejumlah 355 wajib pajak UMKM atau 3,03% dari total jumlah wajib pajak

UMKM di Kota Semarang.


Penelitian tentang penerapan sistem e-filing sudah banyak dilakukan.

Abdurrohman dan Domai (2015), Handayani dan Tambun (2016)

menemukan bahwa penerapan sistem e-filing tidak berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan untuk interaksi moderasi

sosialisasi perpajakan menyimpulkan bahwa hasilnya pure moderasi dan

memperlemah penerapan sistem e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak.

Untuk interaksi moderasi sosialisasi perpajakan menyimpulkan bahwa bukan

variabel moderating dan memperlemah pengetahuan perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak.

Putra dan Astuti (2015), Novariyanti, Rima, dan Herawati (2016),

Avianto, Gusma, Rahayu (2016), Husnurrosyidah (2017), Putri (2017),

Megawangi (2017), Mendra (2017), dan Pratami (2017) menemukan bahwa

penerapan sistem e-filing berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak. Untuk pemahaman internet berpengaruh terhadap hubungan antara

penerapan sistem e-filling dengan kepatuhan wajib pajak kemudian untuk

sosialisasi perpajakan mampu memoderasi pengaruh kesadaran wajib pajak

pada kepatuhan wajib pajak badan, sosialisasi perpajakan juga mampu

memoderasi pengaruh kualitas pelayanan pada kepatuhan wajib pajak badan.

Tabel 1.1 Research Gap


No. Research Gap Hasil Peneliti
1 Pengaruh Penerapan e- Berpengaruh Positif Putra dan Astuti (2015),
filing Terhadap Novariyanti, Rima, dan
Kepatuhan Wajib Pajak Herawati (2016), Avianto,
Dengan Efektivitas Gusma, Rahayu (2016),
Sosialisasi Pajak Husnurrosyidah (2017), Putri
(2017), Megawangi (2017),
Mendra (2017), dan Pratami
(2017)
Berpengaruh Negatif Abdurrohman dan Domai
(2015), Handayani dan
Tambun (2016)

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul

”Pengaruh Penerapan e-filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Dengan Efektivitas Sosialisasi Pajak Sebagai Variabel Moderasi (Studi

Kasus UMKM Kota Semarang)”.

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian tentang penerapan sistem e-filing sudah banyak dilakukan.

Abdurrohman dan Domai (2015), Handayani dan Tambun (2016) menemukan

bahwa penerapan sistem e-filing tidak berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak dan untuk interaksi moderasi sosialisasi perpajakan

menyimpulkan bahwa hasilnya pure moderasi dan memperlemah penerapan

sistem e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak serta untuk interaksi moderasi

sosialisasi perpajakan menyimpulkan bahwa bukan variabel moderating dan

memperlemah pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Putra dan Astuti (2015), Novariyanti, Rima, dan Herawati (2016),

Avianto, Gusma, Rahayu (2016), Husnurrosyidah (2017), Putri (2017),

Megawangi (2017), Mendra (2017), dan Pratami (2017) menemukan bahwa

penerapan sistem e-filing berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib


pajak, pemahaman internet berpengaruh terhadap hubungan antara penerapan

sistem e-filling dengan kepatuhan wajib pajak, sosialisasi perpajakan mampu

memoderasi pengaruh kesadaran wajib pajak pada kepatuhan wajib pajak

badan, sosialisasi perpajakan juga mampu memoderasi pengaruh kualitas

pelayanan pada kepatuhan wajib pajak badan.

Dari fenomena yang ada diketahui bahwa terjadi penurunan kepatuan wajib

pajak pada penerapan E-Filling sehingga menarik untuk meneliti faktor apa yang

mempengaruhinya. Hal ini juga didukung dari hasil research gap dari penelitian

sebelumnya yaitu hasil yang berbeda-beda atau adanya ketidakkonsistenan dari

penelitian terdahulu tersebut. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah menambahkan variabel efektivitas sosialisasi sebagai variabel

moderasi

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan e-filing berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?


2. Apakah efektivitas sosialisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak?

3. Apakah terdapat pengaruh penerapan sistem e-filing terhadap kepatuhan

wajib pajak dengan efektivitas sosialisasi sebagai variabel moderasi?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan e-filing terhadap

kepatuhan wajib pajak

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh efektivitas sosialiasi terhadap

kepatuhan wajib pajak

3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan sistem e-filing terhadap

kepatuhan wajib pajak dengan efektivitas sosialisasi sebagai variabel

moderasi.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat

digunakan untuk membantu memecahkan berbagai permasalahan

yang ada.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan

referensi untuk penelitian berikutnya dengan topik penelitian yang

sama.

2. Manfaat Praktis

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan

kepatuhan wajib pajak dengan memperhatikan penggunaan e-filing.

1.5. Sistematiksa Penulisan

Untuk mempermudah pembaca memahami isi dari skripsi ini, maka disusun

dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang mengapa penelitian ini perlu dilakukan, dan

apa yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Bab ini

berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Meliputi: landasan teori, tinjauan penelitian terdahulu, kerangka

pemikiran, dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi variabel penelitian serta definisinya, penentuan

populasi dan sampel, jenis dan sumber data, serta metode pengumpulan

data, dan analisis data yang digunakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Meliputi: pembahasan hasil penelitian, analisis data, dan penjelasannya

secara lengkap.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bagian penutup dari skripsi ini, yang menyajikan kesimpulan-

kesimpulan serta saran-saran yang relevan dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrohman, Sisilia., Tjahjanulin Domai., dan M. S. (2015). Implementasi E-

Filling dalam Upaya Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

(Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonegoro). Jurnal

Administrasi Publik, 3(5), 807–811.

Akhmadi, H. (2017). Assessment the Impact of Asean Free Trade Area (AFTA)

on Export of Indonesian Agricultural Commodity. AGRARIS: Journal of

Agribusiness and Rural Development Research, 3(1), 9–14.

Avianto, Gusma D., Sri Mangesti Rahayu, dan B. K. (2016). Analisa Peranan E-

Filing dalam Rangka Mbeningkatkan Kepatuhan Pelaporan Surat

Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Perpajakan

(JEJAK), 9(1), 1–8.

Handayani, K, R., dan Tambun, S. (2016). Pengaruh Penerapan Sistem E-Filing

Dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan

Sosialisasi Sebagai Variabel Moderating (Survei pada Perkantoran Sunrise

Garden di Wilayah Kedoya, Jakarta Barat). Publikasi Oleh Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis, 1(2), 59–73.

Lestari Hs, S. (2010). Strategi Pengembangan Pembiayaan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah. Jurnal Perkembangan Dan Pengembangan Pembiayaan.

Megawangi, Cokroda A. M., P. E. S. (2017). Sosialisasi Perpajakan Memoderasi

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan pada Kepatuhan

Wajib Pajak Badan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 19(3), 2348–

2377.
Mendra, N. P. Y. (2017). Penerapan Sistem E-Filing, Kepatuhan Wajib Pajak, dan

Pemahaman Interne. Jurnal Riset Akuntansi, 7(2), 222–234.

Novariyanti, Rima., Herawati, dan M. H. (2016). Pengaruh Penerapan Sistem E-

Filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Pemahaman Internet sebagai

Variabel Pemoderasi pada KPP Pratama Bukittinggi. EJournal Universitas

Bung Hatta, 9(1).

Pratami, Luh Putu K. A. W., Ni Luh Gede E. S., dan M. A. W. (2017). Pengaruh

Penerapan E-System Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi dalam Membayar Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Singaraja. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 7(1).

Putra, Yanuar Toma., Endang Siti Astuti, dan R. (2015). Pengaruh Penerapan

Sistem Administrasi E-Registration, E-SPT, dan E-Filing terhadap Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Administrasi Bisnis – Perpajakan (JEJAK),

6(1), 1–9.

Putri, Berliana R., Fadjar Harimurti, dan S. (2017). “Pengaruh Penerapan E-

Filing dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Pelaporan SPT

Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi Dan Sistem

Teknologi Informasi, 13(1), 66–75.

Suhadi, H. dan. (2017). Pengaruh E-filing, E-biling, dan E-faktur Terhadap

Kepatuhan Pajak pada BMT Se-Kabupaten Kudus. Jurnal Analisa Akuntansi

Dan Perpajakan, 1(1), 97–106.

Tambunan, R. M. (2013). Standard Operating Procedures (SOP). In Edisi 2.

Jakarta: Meiestas Publishing.

Anda mungkin juga menyukai