Anda di halaman 1dari 97

REAKSI PASAR TERHADAP KEMENANGAN JOKOWI-AHOK

PADA PILKADA GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR


JAKARTA TAHUN 2012

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Bengkulu Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan dalam Menyelesaikan Sarjana Ekonomi

Oleh :

SETIO WAGIYANTO
NPM : C1C109088

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2013

Skripsi oleh Setio Wagiyanto ini


Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Bengkulu,

Maret 2013

Pembimbing

Eddy Suranta, SE, M.Si., Ak


NIP. 19721207 199802 1 001

Mengetahui,
Ketua Program Ekstensi

Syamsul Bachri, SE., M.Si


NIP. 19560102 198603 1 002

ii

Skripsi oleh Setio Wagiyanto ini


Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada hari Jumat
8 Maret 2013

Dewan Penguji :

Ketua

Anggota I

Eddy Suranta, SE., M.Si., Ak


NIP. 19721207 199802 1 001

Dr. Rini Indriani, SE., M.Si., Ak


NIP. 19700531 199702 2 001

Anggota II

Anggota III

Pratana Puspa Midiastuty, SE., M.Si, Ak


NIP. 19750101 199903 2 002

Isma Coryanata, SE., M.Si, Ak


NIP. 19740306 199903 2 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. Ridwan Nurazi, SE., M.Sc., Ak


NIP. 19600915 198903 1 004

iii

MOTTO
Jangan pernah berhenti
bermimpi...karena tak ada yang
mustahil...selama mau berjuang
untuk meraihnya
Tidak Ada Hal yang Sia-Sia
kecuali Kita Hanya Berdiam Diri
(Bregitha Amatory)

iv

PERSEMBAHAN
Skripsi ini Kupersembahkan kepada:
Allah SWT yang selalu memberikan kesempatan,
rahmat, dan hidayah-Nya kepadaku.
Kedua orang tuaku Bapak (A. Ben Bella) dan
Ibu

(Sri

Sumarni)

yang

selalu

mencurahkan

segenap cinta, kasih sayang, tetes kringat


dan Doa demi keberhasilanku.
Kakak dan Adik tercintaku (Eko Purwanto, Tri
Sugiarto, Anwar Syarif, Rahmi Nur Fadillah)
serta ayuk Ipar (Anggriyani Dwi Putri) yang
selalu

memberikan

semangat

dan

dukungan

kepadaku.
Seseorang

yang

Zelpiana, S.Pd

special

di

hati,

Yuni

yang selalu mendoakan dan

mencurahkan kasih sayangnya padaku.


Teman-teman

seperjuangan

ku

angkatan

2009,

terimakasih atas persahabatan selama ini.


Almamaterku tercinta, teruslah berkarya

THANKS TO
Allah SWT yang selalu memberikan kekuatan dalam menjalankan
semuanya
Ayah (A.Ben Bella) dan Ibu (Sri Sumarni) yang selalu mendukung dan
mendoakanku dalam menjalankan tugas-tugasku serta mengantarkanku
hingga menjadi Sarjana
Kakak dan Adik tercintaku (Eko Purwanto, Tri Sugiarto, Anwar
Syarif, Rahmi Nur Fadillah) serta ayuk Ipar (Anggriyani Dwi Putri)
yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepadaku
Dosen pembimbingku Eddy Suranta, SE.,M.Si.,Ak
Terima kasih
banyak yang memberikan rasa nyaman, aman, melalui prilakunya dan
semua nasehat baik secara lisan maupun tulisan.
Dosen Penguji ku, Ibu Dr. Rini Indriani SE., M.Si., Ak, Ibu Pratana
Puspa Midiastuty, SE., M.Si, Ak, Pak Madani Hatta SE., M.Si., Ak
serta Ibu Isma Coryanata, SE., M.Si, Ak yang telah memberikan
bimbingan, saran dan kritik serta motivasi yang sangat berguna dalam
penyelesaian skripsi ini.
Seseorang yang special di hati, Yuni Zelpiana, S.Pd yang telah
menggantikan dan membantu pekerjaan ku selama menyusun skripsi
Seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf Gedung K, Terima kasih Atas
yang telah bapak ibu berikan yaitu ilmu, nasehat, semangat dan
motivasi yang tulus yang tak mengenal rasa lelah, semoga semua yang
telah diberikan bermanfaat bagi saya kedepannya.
Teman bergadang trio kwek2 (Dimas, Deri, Hapiz), Rafles dan Kak
Danang berjuang demi Skripsi menjadi pengalaman baru dalam hidup ku
Teman-teman Akuntansi angkatan 2009: (Deri, Julian, Gusman, Serly,
Hartanti, Semi, Ndut, Mbak Yuli, Mbak Oche, Yuli, Tika, Niko, Arif)
bersama kalian kita melalui semuanya bersama-sama selama beberapa
tahun ini yang mampu memberikan inspirasi, motivasi serta kenangkenangan yang terindah, semoga tali persaudaraan kita tidak pernah
terputus.
Serta terima kasih seluruh pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu yang telah membantu, memberikan doa dan dukungan
dalam menyelesaikan skripsi ini.

vi

Jurusan Akuntansi

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI


Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
REAKSI PASAR TERHADAP KEMENANGAN JOKOWI-AHOK PADA
PILKADA GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAKARTA TAHUN 2012
Yang diajukan untuk diuji pada tanggal 5 Maret 2013 adalah hasil karya saya.
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat secara keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang
saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut
di atas, baik disengaja ataupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi
yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa
saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah
hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh
Universitas batal saya terima.

Bengkulu, Maret 2013


Yang membuat pernyataan

SETIO WAGIYANTO
NPM. C1C109088

vii

MARKET REACTION TO VICTORY JOKOWI-AHOK


THE GOVERNOR AND DEPUTY GOVERNOR ELECTION
JAKARTA 2012TH
By
Setio Wagiyanto1)
Eddy Suranta 2)
ABSTRACT
This study aims to examine the stock market reaction to the announcement
of the event-Ahok Jokowi victory in Jakarta election was held on 29 September
2012. This study applies the theory of Efficient Market Hypothesis by using event
study aimed to test the semi-strong form efficient market in information and
decision. Observation period were used 10 days before and 10 days after the
announcement of victory Jokowi-Ahok.
This study uses secondary data from the Indonesia Stock Exchange. The
data used in this study include the abnormal return (AR) and trading volume
activity (TVA). The samples are stocks that are included in the list of LQ-45 in
Indonesia Stock Exchange. The analysis used was test One Sample T-Test and
Wilcoxon Signed Rank Test with SPSS version 16.0.
The results showed no negative reactions at days 2 and at 6 days after the
announcement of victory Jokowi Ahok with marked AR-negative and significant.
From the results of the different test as measured by the TVA to prove that there is
a difference in the market reaction before and after the victory Jokowi-Ahok.
Where TVA after the announcement of the victory-Ahok Jokowi lower than
before the announcement of victory Jokowi-Ahok. Although the market will react
but given reaction is a reaction that is not right that the conclusions in this study
the Indonesia Stock Exchange inefficient.
Keywords: AR, TVA, election of DKI Jakarta and Efficient Market Hypothesis
1) Students
2) Supervisor

viii

REAKSI PASAR TERHADAP KEMENANGAN JOKOWI-AHOK


PADA PILKADA GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
JAKARTA TAHUN 2012
By
Setio Wagiyanto1)
Eddy Suranta 2)
RINGKASAN
Peristiwa politik yang terjadi di pertengahan tahun 2012 yaitu Pilkada DKI
Jakarta yang merupakan salah satu hal yang menjadi pusat perhatian siapa pun.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji reaksi pasar modal terhadap peristiwa
pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok pada pilkada Jakarta pada tanggal 29
September 2012. Reaksi pasar yang dimaksud adalah memberikan reaksi pasar
modal terhadap kemenangan Jokowi Ahok di sekitar peristiwa tersebut. Pengujian
menggunakan abnormal return (AR) dan trading volume activity (TVA).
Penelitian ini menguji teori Efficient Market Hypothesis dengan menggunakan
event study dengan tujuan menguji pasar efisien bentuk setengah kuat secara
informasi dan keputusan. Pengujian menggunakan market model dan sampel yang
dipilih adalah perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia yang
masuk ke indeks LQ 45.
Hipotesis yang dinyatakan dalam penelitian ini sebanyak 4 hipotesis
dengan uji statistis one sampel t-tes dan dan Wilcoxon Signed Ranks Test dengan
bantuan program SPSS versi 16.0. Pada hipotesis 1 dan 3 diuji dengan
menggunakan one sampel t-test dan hipotesis 2 dan 4 menggunakan Wilcoxon
Signed Ranks Test untuk mengetahui apakah ada perbedaan reaksi pasar sebelum
dan setelah periode kemenangan dengan prosi AR dan TVA.
Hasil pengujian menunjukan bahwa ada reaksi yang negatif pada hari ke 2
dan ke 6 setelah pengumuman kemenangan dengan ditandai AR yang negatif dan
signifikan, sedangkan pada hipotesis ke dua dan ke empat membuktikan bahwa
ada perbedaan reaksi pasar setelah dan sebelum kemenangan yang diukur dengan
TVA. Dimana TVA setelah pengumuman kemenangan lebih rendah daripada
sebelum pengumuman kemenangan. Meskipun pasar memberikan reaksi akan
tetapi reaksi yang diberikan adalah reaksi yang tidak tepat sehingga kesimpulan
dalam penelitian ini Bursa Efek Indonesia tidak efesien.
Kata kunci: Pilkada DKI Jakarta, Average Abnormal Return, Average Trading
Volume Activity
1)
2)

Mahasiswa
Dosen Pembimbing

ix

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Reaksi Pasar Terhadap Kemenangan Jokowi-Ahok Pada Pilkada
Gubernur Dan Wakil Gubernur Jakarta Tahun 2012.
Peyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Bengkulu. Pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah banyak memberikan bantuan dalam proses penulisan skripsi ini terutama
kepada:
1. Orang tuaku yang selalu memberikan motivasi, restu dan doa yang tak
terhingga untukku.
2. Bapak Eddy Suranta, SE., M.Si., Ak selaku dosen pembimbing skripsi
serta Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran, koreksi dan masukkan serta telah memberikan motivasi
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik
3. Bapak Eddy Suranta, SE., M.Si., Ak., Ibu Dr. Rini Indriani, SE., M.Si.,
Ak., Ibu Pratana Puspa Midiastuty, SE, M.Si, Ak.., dan Ibu Isma
Coryanata, SE., M.Si, Ak., selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan bimbingan, saran, koreksi, dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Syamsul Bachri, SE., M.Si selaku ketua Program Ekstensi Fakultas
Ekonomi Universitas Bengkulu, yang telah memberikan motivasi dan
pelajaran hidup yang berarti.
5. Bapak Dr. Ridwan Nurazi, SE., M.Sc., Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Bengkulu.
6. Bapak Prof. Zainal Muktamar, Ph.D selaku Rektor Universitas Bengkulu.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi khususnya Dosen Jurusan
akuntansi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

8. Semua teman-teman seperjuangan Jurusan Akuntansi angkatan 2009.


Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki, maka dari itu
penulis mengharapkan perbaikan-perbaikan dimasa akan datang agar skripsi ini
dapat lebih baik lagi. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang memerlukan.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
peneliti selajutnya.

Bengkulu.

Maret 2013

Penulis

xi

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .....................................................
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH...........................
ABSTRACT ....................................................................................................
RINGKASAN .................................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Signaling Theory .......................................................................
2.2 Pasar Modal ...............................................................................
2.3 Efficient Market Hypothesis (EMH) ..........................................
2.4 Bentuk Pasar Efisien ..................................................................
2.4.1 Efesiensi Pasar Secara Informasi .....................................
2.4.2 Efesiensi Pasar Secara Keputusan ...................................
2.5 Event Study ...............................................................................
2.6 Penelitian Sebelumnya dan Perumusan Hipotesis .....................
2.6.1 Reaksi Pasar Terhadap Kemenangan Jokowi-Ahok
Yang Diukur Dengan Abnormal Return .........................
2.6.2 Reaksi Pasar Terhadap Kemenangan Jokowi-Ahok
Yang Diukur Dengan Trading Volume Activity ..............

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian .........................................................................
3.2 Jenis dan Sumber Data ..............................................................
3.3 Populasi dan Sampel..................................................................
3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian .........................................
3.4.1 Abnormal Return (AR) ....................................................

xii

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xii
xiv
xv
xvi

1
8
8
9
9

10
11
12
14
14
16
18
21
21
23

27
27
28
29
29

3.4.2 Trading Volume Activity (TVA) ......................................


3.5 Periode Pengamatan ..................................................................
3.6 Metode Pengumpulan Data .......................................................
3.7 Metode Analisis .........................................................................
3.7.1 Pengujian Hipotesis .........................................................
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................
4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian .....................................
4.2.1 Deskriptif Statistik Variabel Abnormal Return ...............
4.2.2 Deskriptif Statistik Variabel Trading Volume Activity
(TVA) ..............................................................................
4.3 Normalitas Data .........................................................................
4.3.1 Pengujian Normalitas Data Terhadap Abnormal Return
(AR) ................................................................................
4.3.2 Pengujian Normalitas Data Terhadap Trading Volume
Acticity (TVA).................................................................
4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ..................................................
4.4.1 Pengujian Hipotesis I ......................................................
4.4.2 Pengujian Hipotesis II .....................................................
4.4.3 Pengujian Hipotesis III....................................................
4.4.4 Pengujian Hipotesis IV ...................................................
4.5 Pembahasan ..............................................................................
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...............................................................................
5.2 Implikasi Penelitian ..................................................................
5.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................
5.4 Saran .........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

xiii

30
30
31
32
32

35
35
36
42
47
47
50
52
52
54
55
57
59

61
63
64
64

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Abnormal Return Saham Perusahaan 10 Hari


Sebelum Dan 10 Hari Setelah Peristiwa .......................................

36

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Abnormal Return Saham Di Sekitar Periode


Peristiwa ........................................................................................

40

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Trading Volume Activity Saham Perusahaan


10 Hari Sebelum Dan 10 Hari Setelah Peristiwa ..........................

43

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Trading Volume Acitivity Saham Di sekitar


Periode Peristiwa ...........................................................................

45

Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return Sebelum dan
Setelah Peristiwa Pengumuman Kemenangan Jokowi-Ahok .......

48

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return Sekitar


Peristiwa Pengumuman Kemenangan Jokowi-Ahok ....................

49

Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Variabel Trading Volume Activity OneSample Kolmogorov-Smirnov Test ................................................

50

Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return Sekitar


Peristiwa Pengumuman Kemenangan Jokowi-Ahok ....................

51

Tabel 4.9 One Sampel Test Abnormal Return ..............................................

52

Tabel 4.10 Hasil Uji Beda Dengan Wilcoxon Signed Ranks Test Abnormal
Return ............................................................................................

54

Tabel 4.11 One Sampel Test Trading Volume Activity ...................................

55

Tabel 4.12 Hasil Uji Beda dengan Wilcoxon Signed Ranks Test Trading
Volume Activity .............................................................................

58

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tingkatan Kumulatif Dari Keempat Bentuk Pasar Efisien .........

17

Gambar 2.2 Efisiensi Pasar Secara Informasi dan Secara Keputusan ............

18

Gambar 3.1 Event Window Penelitian pada Peristiwa Pengumuman


Kemenangan Jokowi Pilkada Jakarta Tanggal 29 September
2012 ............................................................................................

31

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perusahaan Yang Terdaftar Di LQ 45 ........................................

68

Lampiran 2 Data Mentah Abnormal Return ...................................................

70

Lampiran 3 Data Mentah Trading Volume Activity .......................................

72

Lampiran 4 Uji Deskriptif Statistik Abnormal Return ...................................

74

Lampiran 5 Uji Deskriptif Statistik Trading Volume Activity ........................

75

Lampiran 6 Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return Menggunakan


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .....................................

76

Lamprian 7 Uji Normalitas Data Variabel Trading Volume Activity


menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ..............

78

Lampiran 8 Uji Statistik One Sampel T-tes Abnormal Return .......................

80

Lampiran 9 Uji Statistik One Sampel T-tes Trading Volume Activity ...........

82

Lampiran 10 Uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test variabel Abnormal


Return..........................................................................................

84

Lampiran 11 Uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test variabel Trading


Volume Activity ...........................................................................

85

xvi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana
dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan
(return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan
dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana
dari operasi perusahaan.
Keputusan investasi yang dilakukan investor tentu saja mempertimbangkan
keuntungan dan resiko investasi yang akan mereka putuskan. Jika dihubungkan
dengan keuntungan maka investor berharap mendapatkan return dari sekuritas
yang akan dibelinya. Selanjutnya jika mempetimbangkan resiko, investor tentu
saja mempertimbangkan resiko yang berasal dari berbagai pengaruh lingkungan,
baik lingkungan ekonomi maupun lingkungan non ekonomi. Pengaruh lingkungan
ekonomi seperti kinerja perusahaan, perubahan strategi perusahaan, pengumuman
laporan keuangan atau dividen perusahaan selalu mendapat tanggapan dari pelaku
pasar di pasar modal.
Pengaruh lingkungan non ekonomi, walaupun tidak terkait secara langsung
dengan dinamika yang terjadi di pasar modal tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

bursa saham. Lingkungan non ekonomi tersebut seperti berbagai isu mengenai
kepedulian terhadap lingkungan hidup, hak asasi manusia, serta peristiwaperistiwa politik kerap kali menjadi faktor utama pemicu fluktuasi harga saham di
bursa efek seluruh dunia. Makin pentingnya peran bursa saham dalam kegiatan
ekonomi, membuat bursa semakin sensitif terhadap berbagai peristiwa
disekitarnya, baik berkaitan atau tidak berkaitan secara langsung dengan isu
ekonomi.
Dalam konsep hipotesis pasar efisien, bahwa seluruh informasi itu tersedia
baik informasi sifat publik atau bersifat privat. Pada pasar modal yang efisien
berarti bahwa harga saham yang berlaku sudah mencerminkan seluruh informasi
yang bersifat publik dan privat (all available information). Selanjutnya pada pasar
modal yang efisien berarti bahwa harga saham yang sekarang berlaku acak
(random walk theory). Penjelasan random walk theory adalah harga saham
sekarang tidak dapat mempengaruh harga saham yang akan datang. Atau harga
saham sekarang tidak dipengaruh oleh informasi masa lalu. Dengan demikian
pada pasar modal yang efisien, seluruh informasi tersedia dan seluruh investor
adalah investor yang canggih (sophisticated investor) sehingga seluruh investor
tidak dapat memperoleh abnormal return baik dengan menggunakan fundamental
analysis maupun technical analysis.
Menurut Fama (1970) pengujian pasar efisien bentuk kuat ditujukan untuk
menjawab pertanyaan terkait dengan informasi privat yang tidak terefleksi
terhadap harga sekuritas. Selanjutkan Fama (1970) menjelaskan pada pengujian

pasar efisien bentuk lemah dan pengujian pasar efisien bentuk setengah kuat untuk
menjawab terkait dengan seberapa kuat informasi masa lalu dapat memprediksi
return masa depan serta seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi
yang dipublikasikan. Maka pada pengujian pasar efisien bentuk setengah kuat
digunakan pengujian event study. Event study ini dilakukan untuk mengamati
pergerakan harga saham di pasar modal ketika terjadi suatu peristiwa dan
mengetahui apakah terdapat imbal balik investasi yang tidak biasa yang diterima
oleh para investor akibat terjadinya peristiwa tersebut (Adler, 2007). Salah satu
pengujian event study yang dapat dilakukan adalah menguji reaksi pasar terhadap
peristiwa-peristiwa ekonomi, politik dan lain-lain yang dapat mempengaruhi
keputusan investasi.
Peristiwa-peristiwa politik seperti adanya pemilihan presiden (pilpres),
pemilihan legislatif (pileg), pergantian pemerintahan, pengumuman kabinet
menteri,

kerusuhan

politik,

peperangan

dan

peristiwa

lainnya

sangat

mempengaruhi harga dan volume perdagangan di bursa efek karena peristiwaperistiwa politik berkaitan erat dengan kestabilan perekonomian negara. Selain itu
peristiwa politik juga menyebabkan tingkat kepercayaan yang negatif dari para
investor, sehingga adanya peristiwa politik yang mengancam stabilitas negara
cenderung mendapat respon negatif dari pelaku pasar. Adler (2007) menyatakan
Bursa Efek Jakarta memberikan reaksi-reaksi berbeda pada setiap peristiwa politik
yang terjadi di Indonesia.

Beberapa penelitian sebelumnya telah menguji permasalahan politik dan


ekonomi yang terjadi di Indonesia yang dihubungkan dengan reaksi pasar modal.
Salusinus (2010) mencoba menguji reaksi pasar terhadap kemenangan SBY dan
MYK dimana salusinus menguji apakah ada perbedaan harga saham setelah
kemenangan SBY dan MYK dengan sebelum kemenangan SBY dan MYK.
Dengan menggunakan uji beda berpasangan (paired sample t-test), Salusinus
membuktikan bahwa ada perbedaan harga saham yang signifikan setelah
kemenangan SBY dan MYK dengan sebelum kemenangan SBY dan MYK.
Alkaff (2010) melakukan pengujian reaksi pasar terhadap pemilihan
presiden yang berlangsung pada 8 Juli 2009 dimana Alkaff mencoba menguji
reaksi pasar tersebut dengan menggunakan abnormal return saham dan volume
perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Dengan
menggunakan uji beda berpasangan (paired sample t-test) dengan periode 7 hari
sebelum dan 7 hari sesudah membuktikan bahwa tidak ada perbedaan abnormal
return saham dan volume perdagangan saham yang signifikan setelah pemilihan
presiden RI dan sebelum pemilihan presiden RI tanggal 8 Juli 2009.
Selain penelitian tentang pemilihan presiden, peneliti lainnya Indra (2006)
mencoba menguji peristiwa politik pengumuman Kabinet. Penelitian yang
dilakukan Indra (2006) melakukan pengujian reaksi pasar terhadap perbandingan
peristiwa pengumuman Kabinet Gotong Royong dan Kabinet Indonesia Bersatu
dimana Indra mencoba menguji reaksi pasar tersebut dengan menggunakan
abnormal return saham dan volume perdagangan saham perusahaan yang

termasuk pada saham LQ-45. Dengan menggunakan uji beda berpasangan (paired
sample t-test) dengan periode 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah membuktikan
bahwa memperoleh kedua peristiwa pengumuman Kabinet Gotong Royong dan
Kabinet Indonesia Bersatu mempengaruhi reaksi pasar modal.
Penelitian event study lainnya yang dilakukan Nunung (2009) menguji
reaksi pasar terhadap pemilihan umum legislatif Indonesia tahun 2009 dimana
Nunung mencoba menguji reaksi pasar tersebut dengan menggunakan harga
saham penutup harian, indeks saham, dan volume perdagangan saham harian
perusahaan yang termasuk dalam saham LQ-45. Dengan menggunakan uji beda
berpasangan (paired sample t-test) dengan periode 3 hari sebelum dan 3 hari
sesudah peristiwa pemilu Legislatif 2009 memperoleh hasil terdapat perbedaan
rata-rata abnormal return dan rata-rata TVA yang signifikan sebelum dan setelah
peristiwa pemilu legislative 2009.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu (2003) tentang reaksi pasar
modal Indonesia terhadap peristiwa peledakan BOM di Bali 12 Oktober 2003
dimana Pasaribu mencoba menguji abnormal return dan volume perdagangan
saham perusahan yang termasuk dalam saham LQ-45. Dengan menggunakan uji
beda berpasangan (paired sample t-test) dengan periode 5 hari sebelum dan 5 hari
sesudah memperoleh hasil terdapat perbedaan rata-rata return tidak normal pada
lima hari sebelum dan lima hari sesudah peristiwa, tetapi secara statistik tidak ada
perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan lima hari sebelum dan lima hari
sesudah peristiwa.

Baru-baru ini bangsa Indonesia mengalami peristiwa politik terjadi


penggantian Gubernur Provinsi Jakarta yang merupakan ibu kota negara
Indonesia. Jakarta merupakan pusat pemerintahan dan pusat hiruk pikuk kegiatan
ekonomi di Indonesia. Sebagian besar kawasan industri, perusahaan-perusahaan
emiten dan perusahaan-perusahaan sekuritas berkantor pusat di Jakarta. Ditambah
lagi akses bisnis di Indonesia harus melalui Jakarta seiring mayoritas penerbangan
internasional yang berada di Jakarta bahkan pelabuhan pun di Jakarta. Berita
Resmi Statistik yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (2012)
menjelaskan bahwa Propinsi Jakarta memberikan kontribusi terbesar terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, sehingga dapat dikatakan bahwa
ekonomi Jakarta dinilai jadi barometer perekonomian nasional.
Jakarta memiliki masalah yang kompleks seperti kemacetan, banjir,
urbanisasi dan lain-lain menjadi masalah yang belum terselesaikan. Salah satu
masalah ini adalah kemacetan Jakarta yang memberikan dampak secara nasional.
Apalagi setiap tahunnya kerugian akibat kemacetan sudah mencapai triliunan
rupiah (Metrotvnews, 2012). Kebijakan-kebijakan yang diberikan oleh pemimpin
daerah ini akan berpengaruh positif pada ekonomi nasional secara keseluruhan.
Pemilihan yang terjadi tanggal 20 September 2012 tersebut dimenangkan
oleh Jokowi-Ahok untuk masa jabatan 2012-2017. Sebelumnya Jokowi
merupakan walikota Solo dua periode. Selama menjadi walikota, Jokowi
memberikan kesan dan citra yang baik sebagai pemimpin yang jujur, bersih,
rendah hati, tulus, setia, dan telah mengabdikan hidupnya untuk berjuang demi

kesejahteraan masyarakat umum. Bahkan Walikota Solo ini masuk dalam 25 besar
kandidat walikota terbaik di dunia berdasarkan publikasi The City Mayors
Foundation, London, Inggris (Tempo, 2012).
Dunia usaha menyambut positif kemenangan pasangan Jokowi-Ahok dalam
pemilihan Gubernur DKI Jakarta, ini disebabkan akan terselesainya masalah
perizinan berbelit yang menjadi masalah klasik di Ibu Kota, mengingat Jakarta
merupakan kota industri jasa yang tumbuh pesat (Surabaya Post, 2012).
Terpilihnya Jokowi ini mencerminkan tingginya simpati masyarakat Jakarta yang
diharapkan

mampu

memperbaiki

infrastruktur

Jakarta

baik

dari

segi

kepemerintahan maupun ekonomi. Salah satu tolak ukur kemajuan suatu


infrastruktur adalah tingkat investasi di pasar modal, semakin banyak investor
yang berinvestasi disuatu pasar modal maka dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi tingkat kepercayaan investor terhadap pasar modal tersebut, dan terpilihnya
Jokowi diharapkan akan membawa sinyal positif terhadap perkembangan
investasi di pasar modal Indonesia.
Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka penulis tertarik
melakukan penelitian mengenai pengaruh kejadian politik terhadap harga saham
dengan mengambil judul :Reaksi Pasar Terhadap Kemenangan Jokowi-Ahok
pada Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Tahun 2012.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat reaksi pasar di sekitar periode kemenangan Jokowi-Ahok
yang diukur dengan abnormal return saham?
2. Apakah terdapat perbedaan reaksi pasar sebelum dan setelah kemenangan
Jokowi-Ahok yang diukur dengan abnormal return saham?
3. Apakah terdapat reaksi pasar di sekitar periode kemenangan Jokowi-Ahok
yang diukur dengan trading volume activity?
4. Apakah terdapat perbedaan rekasi pasar sebelum dan sesudah kemenangan
Jokowi-Ahok yang diukur dengan trading volume activity?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk membuktikan adanya reaksi pasar di sekitar periode kemenangan
Jokowi-Ahok yang diukur dengan abnormal return saham?
2. Untuk membuktikan adanya perbedaan reaksi pasar sebelum dan setelah
kemenangan Jokowi-Ahok yang diukur dengan abnormal return saham?
3. Untuk membuktikan adanya reaksi pasar di sekitar periode kemenangan
Jokowi-Ahok yang diukur dengan trading volume activity?

4. Untuk membuktikan adanya perbedaan reaksi pasar sebelum dan sesudah


kemenangan Jokowi-Ahok yang diukur dengan trading volume activity?

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukkan atau rujukan
investor dalam pengambilan keputusan investasi yang mana peristiwa
politik dapat mempengaruhi keadaan pasar modal.
2. Bagi Akademik
Penelitian ini merupakan bukti empiris dalam penerapan signaling theory
khususnya pengujian pasar efesien
3. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan ilmu selama duduk di bangku perkuliahan dan
pengaplikasiannya dalam pengambil keputusan investasi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini menggunakan data sekunder yang ada di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada
Indeks LQ 45 yang melakukan kegiatan di pasar modal Indonesia di sekitar
tanggal pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok (10 hari sebelum dan 10 hari
setelah). Variabel dalam penelitian ini adalah Abnormal return (AR), dan Trading
Volume Acticvity (TVA).

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Signaling Theory


Signaling theory menekankan kepada pentingnya informasi di luar
perusahaan terhadap keputusan investasi. Informasi diluar perusahaan ini
merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada
hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan
masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan
investasi. Informasi yang handal dan cepat, akan membuat investor melakukan
keputusan investasi yang cepat dan tepat pula. Ketika suatu informasi
dipublikasikan, maka investor akan bereaksi dengan cepat untuk menilai
informasi tersebut apakah informasi tersebut merupakan suatu sinyal yang baik
(good news) ataukah sinyal yang buruk (bad news). Suatu informasi yang
bersinyal baik adalah informasi yang memberikan prospek yang menjanjikan
mengenai keadaan perusahaan di masa yangakan datang, sehingga investor
tertarik untuk terus menanamkan modalnya dalam perusahaan.
Menurut Jogiyanto (2007), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam mengambil keputusan
investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan
pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Ketika
informasi diterima oleh pasar maka adakah reaksi yang diberikan pasar, ketika

10

11

informasi ini adalah sebuah sinyal positif bagi pasar,seharusnya pasar


memerlukan waktu yang lebih lama untuk memastikan bahwa informasi yang
didapat benar-benar informasi yang bisa menaikkan nilai pemegang saham. Beda
halnya ketika ada informasi bad news maka para pemakai informasi cenderung
membutuhkan waktu yang relatif pendek untuk menentukan sikap terhadap
informasi yang ada.

2.2 Pasar Modal


Pasar modal merupakan pasar dari sejumlah instrumen keuangan jangka
panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk utang maupun modal sendiri,
baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Secara umum
kinerja Pasar modal Indonesia dari waktu ke waktu mengalami peningkatan
kinerja, walaupun cenderung berfluktuasi. Hal ini dapat dilihat dari tiga indikator
pasar saham di Bursa Efek Indonesia (dulu Bursa Efek Jakarta), yaitu : nilai
kapitalisasi pasar saham, nilai perdagangan saham, indeks harga saham gabungan
(IHSG), dan jumlah emiten. Selama sepuluh tahun terakhir, yaitu sejak 1998
hingga 2007, secara umum kinerja Pasar Modal Indonesia mengalami peningkatan
yang tinggi (Warsono, 2008).
Pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi,
terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Pasar modal memberikan kepada
pihak yang mempunyai surplus dana dalam masyarakat (penabung atau investor)
tingkat likuiditas yang lebih tinggi, dan juga memindahkan pihak yang

12

memerlukan dana (perusahaan) untuk memperoleh dana yang diperlukan dalam


investasi. Keputusan investasi oleh investor (pihak yang memiliki kelebihan dana)
ditentukan oleh pengharapan masa yang akan datang mereka atas kesuksesan
suatu usaha. Mereka bersedia menanamkan dana jika mereka menganggap
prospek suatu investasi menguntungkan.
Masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian, oleh karena itu
investor memerlukan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang mereka
hadapi. Sebelum memutuskan portofolio suatu investasi, mereka menganalisis
berbagai macam kejadian dan keadaan masa kini dan masa lalu yang diharapkan
dapat digunakan untuk memprediksi kejadian di masa yang akan datang.

2.3 Efficient Market Hypothesis (EMH)


Para ahli ekonomi mengatakan bahwa pasar modal yang efisien adalah
pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi
yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas,
semakin efisien pasar modal tersebut maka akan sangat sulit bagi para pemodal
untuk memperoleh tingkat keuntungan tidak normal secara konsisten dengan
melakukan transaksi perdagangan di bursa efek. Efisiensi dalam artian ini sering
juga disebut sebagai efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient
market) yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia.Jadi
harga saham yang berlaku di pasar modal sudah merefleksikan semua informasi
yang tersedia (Jogiyanto, 2007).

13

Fama (1970) mendefinisikan pasar dikatakan efisien jika harga-harga


sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia, yang
menekankan pada dua aspek yaitu fully reflectdan information available.
Pengertian dari fully reflect menunjukkan bahwa harga dari sekuritas secara
akurat mencerminkan informasi yang ada. Pasar dikatakan efisien jika dengan
menggunakan informasi yang tersedia (information available), investor-investor
secara akurat dapat mengekspektasi harga dari sekuritas.
Beaver (1989) dalam Jogiyanto (2007) menyatakan bahwa definisi Fama
tidak jelas, tidak operasional dan sirkular. Definisi oleh Fama hanya menunjukkan
bahwa perubahan dari harga saja sudah cukup untuk mengatakan pasar sudah
efisien. Dyckman dan Morse (1986) juga menyatakan bahwa istilah fully reflect
juga tidak jelas. Harga dari sekuritas berubah karena adanya perubahan
kepercayaan (belief) oleh investor akibat adanya informasi yang bagu. Proses dari
penyebaran (disseminating) informasi untuk membentuk kepercayaan yang baru
terhadap harga sekuritas akan menentukan tingkat dari efisiensi pasar. Proses dari
distirbusi (penyebaran) informasi ini menunjukkan seberapa merata setiap orang
akan menerima informasi.
Menurut Jogiyanto (2007) hipotesis pasar yang efisien mengatakan bahwa
harga sekuritas akan segera mencerminkan informasi yang relevan. Dengan kata
lain, keputusan investasi yang dilakukan oleh para pemodal merupakan reaksi atas
informasi yang mereka terima. Semakin cepat informasi baru tercermin pada
harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Harga-harga sekuritas akan

14

cepat menyesuaikan bila ada informasi baru yang muncul, dan setelah terjadi
penyesuaian para pemodal tidak akan mampu untuk mendapatkan tingkat
keuntungan diatas normal (abnormal return) dengan melakukan transaksi
perdagangan di bursa efek. Efisiensi pasar modal yang dikaitkan dengan
bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia ini dibuat dengan
efisiensi pasar secara informasi.
Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasinya
dan kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis
dari informasi yang tersedia. Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja
disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market).
Sedangkan pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku pasar dalam
mengambilan keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut dengan
efisiensi pasar secara keputusan (Decisionally efficient market).

2.4 Bentuk Pasar Efisien


2.4.1

Efisiensi Pasar Secara Informasi


Fama (1970) dalam Jogiyanto (2007) menyajikan tiga macam bentuk utama

dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu
informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan dan
informasi privat sebagai berikut:
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari
sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi

15

masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar
secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory)
yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai
sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu
tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa
untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan
informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal.
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)
Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara
penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk laporanlaporan keuangan perusahaan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat
berupa sebagai berikut:
a.

Informasi yang dipublikasikan hanya mempengaruhi harga sekuritas dari


perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut.

b.

Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi harga-harga sekuritas


sejumlah perusahaan.

c.

Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi harga-harga sekuritas


semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham.
Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor

atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang


dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan tidak normal dalam jangka
waktu yang lama.

16

3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)


Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas
secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk
informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada
individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan
tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.

2.4.2

Efesiensi Pasar Secara Keputusan


Efisiensi pasar secara keputusan merupakan efisiensi pasar bentuk

setengah kuat yang didasarkan pada informasi yang didistribusikan. Perbedaannya


adalah jika efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market)
hanya mempertimbangkan sebuah faktor saja, yaitu ketersediaan informasi, maka
efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market) mempertimbangkan dua buah faktor, yaitu ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku
pasar. Karena melibatkan lebih banyak faktor dalam menentukan pasar yang
efisien, suatu pasar yang efisien secara keputusan merupakan efisiensi pasar
bentuk setengah kuat yang lebih tinggi dibandingkan efisiensi pasar bentuk
setengah kuat secara informasi. Dengan demikian efisiensi pasar secara keputusan
dapat ditambahkan di pembagi efisiensi pasar menurut Fama (1970) dalam
Jogiyanto (2007) sebagai berikut :

17

Pasar efisien
bentuk lemah
Pasar efisien bentuk setengah
kuat secara informasi
Pasar efisien bentuk setengah kuat
secara keputusan
Pasar efisien bentuk kuat
Gambar 2.1 Tingkatan kumulatif dari keempat bentuk pasar efisien.

Pasar yang efisien secara informasi belum tentu efisien secara keputusan.
Sebaliknya pelaku pasar yang canggih tidak akan mudah dibodohi (fooled) oleh
emiten. Pelaku pasar yang canggih akan menganalisis informasi lebih lanjut untuk
menentukan apakah benar sinyal yang diberikan merupakan sinyal yang valid dan
dapat dipercaya. Untuk mengetahui apakah pasar sudah efisien secara keputusan
tidaklah cukup hanya melihat efisien secara informasi, tetapi juga harus
mengetahui apakah keputusan yang dilakukan oleh pelaku pasar sudah benar dan
tidak dibodohi oleh pasar.

18

Reaksi
Benar

Efisien

Reaksi
Salah

Tidak
Efisien

Reaksi
Salah

Tidak
Efisien

Bernilai
ekonomis

Cepat

Tidak
bernilai

Ada Abnormal
Return

Tidak
Efisien

Lama dan
Berkepanjangan

Pengumuman
Peristiwa

Bernilai
ekonomis

Reaksi
Salah

Tidak
Efisien

Tidak
bernilai

Reaksi
Benar

Efisien

Tidak Ada
Abnormal Return

Gambar 2.2 Efisiensi Pasar Secara Informasi dan Secara Keputusan

2.5 Event Study


Event study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan harga saham di
pasar modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return

yang diperoleh

pemegang saham akibat dari suatu peristiwa tertentu (Peterson, 1999). Sedangkan
menurut Kritzman (1994), event study bertujuan untuk mengukur hubungan antara
suatu peristiwa yang mempengaruhi surat berharga dan pendapatan (return ) dari
surat berharga tersebut.

19

Dari pengertian tersebut tampak bahwa sebenarnya event study dapat


digunakan untuk melihat reaksi pasar modal (dengan pendekatan pergerakan
harga saham) terhadap suatu peristiwa tertentu. Sejalan dengan tujuan itu, event
study juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien pada bentuk
setengah kuat.
Event study merupakan salah satu desain statistik yang paling populer di
bidang keuangan. Event study menggambarkan sebuah teknik riset yang
memungkinkan peneliti untuk menilai dampak dari sesuatu peristiwa tertentu
terhadap harga saham dari perusahaan. Event study juga dapat dikatakan sebagai
analisa yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada reaksi signifikan dalam
pasar financial terhadap kejadian yang dihipotesakan dapat mempengaruhi harga
saham di pasar dari sebuah perusahaan. Teknik ini juga cocok untuk mengukur
dampak peristiwa yang memiliki dampak luas terhadap pasar seperti regulasi atau
legislasi pada pasar secara keseluruhan atau pada segmen industri tertentu. Sejarah
event study dimulai pada tahun 1933 yaitu pada saat James Dolley meneliti
dampak stock split terhadap harga saham dengan menggunakan perubahan harga
nominal pada saat terjadinya stock split.
Terdapat tiga tipe event study, yaitu market efficiency, information
usefulness dan metric explanation. Event study dengan melakukan market
efficiency ditujukan untuk menilai seberapa cepat dan seberapa benar reaksi pasar
terhadap informasi baru. Information usefulness digunakan untuk menilai
tingkatan mana imbal hasil pasar bereaksi terhadap munculnya informasi baru.

20

Informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang
selalu dicari para pelaku pasar modal dalam upaya melakukan pengambilan
keputusan investasi. Namun tidak semua informasi merupakan informasi yang
berharga. Sebagian besar dari informasi tersebut adalah informasi yang tidak
relevan dengan aktivitas pasar modal. Akibatnya para pelaku pasar modal harus
secara tepat memilah-milah informasi yang baik untuk dijadikan pertimbangan
pengambilan keputusan, yang dimaksud dengan informasi yang baik adalah
informasi yang berkualitas dan mengandung muatan yang relevan dan kedua
informasi yang baik adalah informasi yang memiliki distorsi minimal selama
pendistribusiannya.
Dalam event study, reaksi dari pasar diukur dengan menggunakan abnormal
return, dimana abnormal return merupakan kelebihan imbal hasil yang
sesungguhnya terhadap imbal hasil normal. Imbal hasil normal merupakan imbal
hasil yang diharapkan investor (ekspektasi), dan merupakan imbal hasil yang
terjadi pada saat tidak terjadi suatu peristiwa. Dengan adanya peristiwa tertentu
imbal hasil akan naik jika peristiwa tersebut merupakan informasi yang dipandang
oleh investor baik (good news) dan akan turun jika merupakan informasi yang
buruk (bad news) sehingga dapat juga diartikan bahwa event study merupakan
studi peristiwa yang menganalisis imbal hasil tidak normal yang mungkin terjadi
di sekitar suatu peristiwa.

21

2.6 Penelitian Sebelumnya dan Perumusan Hipotesis


2.6.1

Reaksi Pasar Terhadap Kemenangan Jokowi-Ahok yang diukur


dengan abnormal return
Event study menganalisis return yang tidak normal (abnormal return) dari

sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa.


Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi
terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang
diharapkan oleh investor). Dengan demikian abnormal return adalah selisih antara
return yang sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi. Return sesungguhnya
merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga
sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Sedangkan return ekspektasi
merupakan return yang harus diestimasi (Jogiyanto, 2007).
Penelitian tentang event study dilakukan oleh Nunung (2009) melakukan
pengujian mengenai dampak pemilihan umum legislatif Indonesia tahun 2009
menghasilkan terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan
sebelum dan setelah peristiwa pemilu legislative 2009. Hal ini disebabkan bursa
saham sebelum pemilu legislatif yaitu dua hari sebelum pemilu berlangsung, para
investor ramai-ramai melakukan profit tacking (ambil untung) dan beberapa
investor beralasan menghindari situasi yang tidak menentu selama pemilu
berlangsung, dan aksi beli saham juga dilakukan oleh para investor begitu bursa
dibuka setelah libur panjang, investor asing kembali masuk bursa.

22

Adler (2007) juga meneliti tentang reaksi pasar terhadap peristiwa politik
di Indonesia. Pada peristiwa pengumuman hasil pemilu legislatif didapatkan
abnormal return yang negatif terhadap informasi pada event study, pasar juga
bereaksi negatif atas kegagalan KPU untuk mengumumkan berita tepat pada
waktunya. Abnormal return negatif juga didapatkan pada peristiwa pengumuman
hasil pemilihan presiden. Reaksi pasar pada peristiwa pengumuman susunan
kabinet didapatkan nilai abnormal return yang negatif pada event date.
Pengujian lainnya yang menguji terkait event study yang diukur dengan
abnormal return adalah pengujian yang dilakukan oleh Arisyahidin (2012)
menguji reaksi pasar terhadap Kebijakan Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) terhadap Bursa Efek Indonesia yang menyimpulkan bahwa rata-rata return
saham perusahaan di sekitar hari peristiwa berlakunya kebijakan kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM), yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah peristiwa
secara statistik signifikan beda. Hal ini mengindikasikan bahwa peristiwa
berlakunya kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berpengaruh
return saham. Pada 5 hari sebelum peristiwa, investor masih memperoleh return
saham. Sementara pada rata-rata 5 hari sesudah peristiwa, investor memperoleh
return saham negatif yang berarti rugi.
Hasil penelitian event study lainnya juga dilakukan oleh Indra (2006) yang
mengamati peristiwa pengumuman Kabinet Gotong Royong dan Kabinet
Indonesia Bersatu terhadap reaksi pasar. Penelitian ini menyimpulkan Peristiwa
pengumuman Kabinet Gotong Royong dan Kabinet Indonesia Bersatu

23

memberikan abnormal return bagi investor. Pada peristiwa pengumuman Kabinet


Gotong Royong, pasar memberikan reaksi positif 2 hari sebelum peristiwa dan
reaksi negatif pada satu hari sebelum dan 3 hari setelah peristiwa. Pasar modal
memberikan reaksi negatif 3 hari sebelum peristiwa pengumuman Kabinet
Indonesia Bersatu. Bursa Efek Jakarta khususnya LQ 45 dapat dikatakan sebagai
pasar modal dengan bentuk setengah kuat, karena reaksi pasar modal melalui
abnormal return yang diterima oleh investor disekitar hari-hari pengumuman
kabinet, memperlihatkan kecepatan pasar dalam menyerap informasi yang
diterima.
Dari beberapa penelitian yang menguji sejauh mana reaksi pasar yang
diukur dengan abnormal return terhadap suatu informasi atau peristiwa disekitar
periode peristiwa, sehingga hipotesis alternatif pertama dan kedua yang
dirumuskan adalah sebagai berikut:

2.6.2

H1

: Ada reaksi pasar disekitar periode kemenangan Jokowi-Ahok


yang diukur dengan abnormal return saham.

H2

: Ada perbedaan reaksi pasar sebelum dan setelah kemenangan


Jokowi-Ahok yang diukur dengan abnormal return saham

Reaksi Pasar Terhadap Kemenangan Jokowi-Ahok yang diukur


denganTrading Volume Activity
Kandungan informasi dari suatu pengumuman (peristiwa) tidak hanya

berpengaruh pada harga tapi juga pada volume perdagangan saham (trading
volume activity). TVA merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk
melihat rekasi pasar terhadap suatu informasi melalui parameter perdagangan

24

aktivitas volume perdagangan di pasar. Ditinjau dari fungsinya, maka dapat


dikatakan bahwa TVA merupakan variasi lain dari studi peristiwa. Perbedaan dari
keduanya adalah pada parameter yang digunakan untuk mengukur rekasi pasar
terhadap suatu peristiwa.
Perhitungan TVA dilakukan dengan membandingkan jumlah saham yang
diperdagangkan dalam satu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham
beredar di perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama. Semakin tinggi nilai
TVA sebuah saham mempunyai makna bahwa suatu saham dapat dijual dengan
mudah karena banyak yang tersedia membeli saham tersebut sehingga saham
tersebut mudah dikonvesikan menjadi uang kas.
Nunung (2009) melakukan pengujian mengenai dampak pemilihan umum
legislatif Indonesia tahun 2009 terhadap abnormal return dan aktivitas volume
perdagangan saham di BEI. Dari hasil uji-beda rata-rata TVA sebelum dan setelah
peristiwa pemilu legislatif 2009, menunjukkan bahwa secara statistik terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap rata-rata TVA sebelum dan setelah peristiwa
pemilu legislatif. Nilai rata-rata TVA saham yang dihasilkan menunjukkan adanya
peningkatan rata-rata volume perdagangan saham pada periode sebelum dan
setelah peristiwa pemilu legislatif 2009. Hal ini disebabkan karena para investor
selain beramai-ramai melakukan profit tacking (ambil untung), perhitungan cepat
(Quick Count) juga mempengaruhi terjadinya perbedaan rata-rata aktivitas volume
perdagangan saham (TVA) sebelum dan setelah peristiwa pemilu legislatif 2009.

25

Arisyahidin (2012) juga menguji reaksi pasar terhadap Kebijakan


Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap Bursa Efek Indonesia
yang menyimpulkan Trading volume activity 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah
peristiwa secara statistik tidak signifikan beda. Hal ini mengindikasikan bahwa
peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tersebut tidak direspon oleh
pelaku pasar, atau investor tidak menggunakan peristiwa tersebut sebagai strategi
dalam perdagangan saham.
Penelitian yang menggunakan Trading volume activity lainnya dilakukan
Indra (2006) yang mengamati peristiwa pengumuman Kabinet Gotong Royong
dan Kabinet Indonesia Bersatu terhadap reaksi pasar. Penelitian ini memperoleh
hasil tidak terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan antara
sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman Kabinet Gotong Royong dan
Kabinet Indonesia Bersatu. Hal ini disebabkan karena sebagian investor juga
cenderung menunggu upaya yang dilakukan oleh pemerintah yang baru sebelum
melakukan transaksi dalam jumlah yang besar.
Dari penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa terjadinya
abnormal return positif/negatif tetapi trading volume activity tidak memberikan
reaksi. Ini membuktikan bahwa pasar Indonesia cenderung bentuk efisien
setengah kuat secara informasi tetapi tidak efesien secara keputusan. Sehingga
dalam penelitian ini, peneliti mencoba menguji sejauh mana reaksi pasar yang
diukur dengan Trading Volume Activity terhadap suatu informasi atau peristiwa

26

disekitar periode peristiwa, sehingga hipotesis alternatif ketiga dan keempat yang
dirumuskan adalah sebagai berikut :
H3

: Ada reaksi pasar disekitar periode kemenangan Jokowi-Ahok


yang diukur dengan trading volume activity

H4

: Ada perbedaan reaksi pasar sebelum dan sesudah kemenangan


Jokowi-Ahok yang diukur dengan trading volume activity

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan studi peristiwa (event study) yang ditujukan untuk
melihat reaksi pasar terhadap pengumuman kemenangan Jokowi dengan
menggunakan Abnormal Return dan Trade Volume Activity pada saham
perusahaan yang termasuk ke dalam indeks LQ 45.

3.2 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data sekunder,
data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk seperti angka, grafik, diagram, gambar, dll, sehingga data tersebut lebih
informatif bagi pihak yang membutuhkan (Husein Umar, 2002). Data merupakan
keterangan yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari Bursa
Efek Indonesia (BEI). Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
data-data perdagangan saham harian perusahaan yang masuk ke dalam indeks LQ45 yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 10 hari
sebelum dan 10 hari sesudah peristiwa. Menurut klasifikasi pengumpulan, jenis
data penelitian adalah data time series, yaitu data yang dikumpulkan dari beberapa
tahapan waktu atau kronologis.

27

28

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam
indeks LQ-45. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling,
yang berarti bahwa populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah
populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu yang ditetapkan di awal
penelitian. Perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
yang masuk dalam Indeks LQ-45 harus memenuhi kriteria yaitu saham
perusahaan tersebut aktif diperdagangkan selama periode pengamatan.
Data awal yang diperoleh peneliti, sebanyak 45 perusahaan yang masuk
dalam indeks LQ 45, satu perusahaan yaitu PT Bakrie & Brothers Tbk tidak
memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian dikarenakan saham perusahaan PT
Bakrie & Brothers Tbk tidak aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
selama periode pengamatan serta harga saham perusahaan selama periode
pengamatan bernilai konstan. Berdasarkan keterangan di atas, diperoleh jumlah
sampel sebanyak 44 perusahaan yang dapat dilihat pada lampiran 1.
Adapun alasan pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah LQ-45
dikarenakan saham-saham yang masuk ke dalam indeks LQ 45 adalah saham
perusahaan yang liquid dan aktif diperdagangkan sehingga dugaan awal dalam

29

penelitian jika dihubungkan dengan pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok


akan berdampak terhadap perusahaan-perusahan yang sahamnya masuk ke dalam
indeks LQ 45.

3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian


Operasionalisasi variable peristiwa pada penelitian ini hanya menggunakan
variabel dependen. Variabel dependen merupakan variabel-variabel yang diduga
dipengaruhi, dalam hal ini variabel dependen adalah Abnormal return (AR),
Trading Volume Activity (TVA) yang dihitung dari harga saham yang
diperdagangkan dan jumlah saham yang beredar pada periode pengamatan.

3.4.1

Abnormal return (AR)


Untuk mengukur reaksi pasar digunakan abnormal return yang merupakan

kelebihan dari return sesungguhnya terhadap return harapan (Jogiyanto, 2007).


Abnormal return (AR) dapat dihitung dengan cara :
1. Menghitung Return sesungguhnya, dengan rumus sebagai berikut
1

Rt1 =

Keterangan :
Rit
=
Pt
=
Pt1
=

... (1)

Return sekuritasi pada periode t


Closing price pada periode t
Closing price pada periode t-1

2. Menghitung Return pasar, dengan rumus sebagai berikut :


Rmt =

1
1

... (2)

30

Keterangan :
Rmt
=
IHSGit
=
IHSGt1 =

Return saham ke i pada periode t


Indeks Harga Saham Gabungan ke i selama periode t
Indeks Harga Saham Gabungan ke i selama periode t-1

3. Menghitung Abnormal return, dengan rumus sebagai berikut :


ARit = Rit Rmt (3)
Keterangan
AR
=
Rit

Rmt

3.4.2

Return Tidak Normal (abnormal return ) sekuritas ke-i pada


periode peristiwa ke-t
Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-I pada
periode peristiwa ke-t
Return pasar sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t

Trading Volume Activity (TVA)


Trading Volume Activity (TVA) dalam penelitian ini merupakan

perjumlahan saham yang diperdagangkan dibagi dengan jumlah saham yang


beredar.Trading Volume Activity (TVA) dapat dihitung dengan cara :
TVA =

. (5)

3.5 Periode Pengamatan


Periode peristiwa merupakan jangka waktu yang digunakan untuk
mengukur dampak pengumuman Kemenangan Jokowi terhadap abnormal return,
dan trading volume activity. Penentuan periode jendela (event windows) selama 21
hari yaitu terbagi menjadi 10 hari sebelum pengumuman dan 10 hari setelah
pengumuman didasarkan pada pertimbangan bahwa informasi yang dibawa pada
kemenangan Jokowi adalah sebuah berita baik (good news) sehingga para

31

pengguna informasi membutuhkan waktu yang relatif panjang untuk memastikan


apakah informasi yang dipublikasikan benar-benar berita baik (good news) beda
halnya ketika informasi yang akan diamati lebih cenderung kepada sebuah
informasi buruk (bad news) maka para pengguna informasi cenderung
membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam pengambilan keputusan
(Jogiyanto, 2007).

Event Window

t-10

t0
Event Period

t10

Gambar 3.1 Event Window Penelitian pada Peristiwa Pengumuman Kemenangan


Jokowi Pilkada Jakarta Tanggal 29 September 2012

3.6 Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder (secondary
data). Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2002).

32

3.7 Metode Analisis


Teknik analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan event study yaitu
suatu studi tentang pergerakan return saham yang terjadi di sekitar peristiwa
sistematis tertentu terutama pengumuman atau peristiwa yang diduga memberikan
informasi bursa tentang suatu perusahaan (Harijono, 1999).
Sedangkan event study pada penelitian ini adalah reaksi pasar modal
Indonesia terhadap kemenangan Jokowi-Ahok pada Pilkada Gubernur Jakarta
pada tanggal 29 September 2012. Pada penelitian ini mengamati pergerakan harga
saham di Bursa Eefek Indonesia untuk menganalisis perbedaan rata-rata abnormal
return yang diperoleh investor antara sebelum dan setelah peristiwa, dan
menganalisis perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum
dan setelah peristiwa.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji beda
(t-test). Reaksi pasar dicerminkan dengan adanya abnormal return (AR) dan
volume perdagangan saham yang signifikan selama event periode (periode
peristiwa) pilkada Jakarta tanggal 29 September 2012.

3.7.1

Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya reaksi pasar

yang terjadi pada periode peristiwa. Pengujian hipotesis dilakukan dengan


menggunakan alat bantu yaitu SPSS 16.0 for windows. Adapun pengujian

33

hipotesis dilakukan dengan uji statistik One Sampel t-test dan Paired sample ttest.
Pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah dan mencapai tujuan
penelitian dideskripsikan sebagai berikut :
1. Pengujian Hipotesis I dan III
Pengujian hipotesis yang pertama dilakukan pengujian statistik dengan
uji One Sampel t-test untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan
antara rata-rata abnormal return yang diperoleh investor di periode
kemenangan Jokowi-Ahok. Pengujian hipotesis yang ketiga dilakukan
pengujian statistik dengan uji One Sampel t-test untuk mengetahui apakah ada
pengaruh yang signifikan antara Trading Volume Activity yang dilakukan
investor di periode peristiwa kemenangan Jokowi-Ahok.
Hasil yang digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis adalah
dengan melihat tingkat signifikansi, dengan kriteria value (0.05) berarti
berpengaruh secara signifikan (H0 ditolak), begitu juga apabila value >
(0.05) berarti tidak berpengaruh secara signifikan (H0 diterima)
2. Pengujian Hipotesis II dan IV
Pengujian hipotesis kedua dilakukan pengujian statistik dengan uji
Paired sample t-test untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan
antara rata-rata abnormal return yang diperoleh investor sebelum dan sesudah
periode kemenangan Jokowi-Ahok. Pengujian hipotesis keempat dilakukan
pengujian statistik dengan uji Paired sample t-test untuk mengetahui apakah

34

ada perbedaan yang signifikan antara Trading Volume Activity yang dilakukan
investor sebelum dan sesudah periode kemenangan Jokowi-Ahok.
Hasil yang digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis adalah
dengan melihat tingkat signifikansi, dengan kriteria value (0.05) berarti
berbeda secara signifikan (H0 ditolak), begitu juga apabila value > (0.05)
berarti tidak berbeda secara signifikan (H0 diterima).

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan penentukan sampel
dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Adapun sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu saham perusahaan yang masuk ke dalam indeks LQ-45 yang
sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia selama periode
pengamatan. Dari data sekunder yang didapatkan peneliti 45 perusahaan yang
tergabung LQ 45, terdapat 1 perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sehingga
sampel dalam penelitian ini menjadi 44 perusahaan.
Untuk perhitungan abnormal return dan trading volume activity masingmasing saham sampel, maka data harga harian yang diambil adalah data harga
saham harian selama periode kejadian (event period) serta hari kejadian (event
day), yakni data harian saham selama 21 hari terhitung dari tanggal 17 September
2012 s/d 15 Oktober 2012.

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian


Statistik deskriptif memberikan gambaran (deskripsi) tentang suatu data,
seperti rata-rata, standar deviasi, maksimal, minimal dan lainnya. Bagian ini akan

35

36

membahas deskriptif statistik variable yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
abnormal return (AR) dan trading volume activity (TVA).

4.2.1 Deskriptif Statistik Variabel Abnormal Return


Abnormal Return dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah
pasar modal Indonesia dari peristiwa pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok
merupakan pasar efesien bentuk setengah kuat secara informasi. Pernyataan awal
dalam penelitian ini menjelaskan bahwa pengumuman Kemenangan Jokowi-Ahok
dianggap berita baik (good news) bagi pelaku pasar. Sehingga setelah
pengumuman kemenangan Jokowi pasar akan memberikan reaksi yang positif
dalam bentuk peningkatan harga saham yang dinilai dengan return yang terjadi
maupun menggunakan abnormal return.
Pengujian deskriptif statistik yang pertama dengan membandingkan
abnormal return sebelum dengan setelah peristiwa pengumuman kemenangan
Jokowi-Ahok. Adapun hasil pengujian deskriptif statistik untuk abnormal return
disajikan dalam Tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Abnormal Return Saham Perusahaan
10 hari sebelum dan 10 hari setelah peristiwa
Variabel

Minimum

Maksimum

Mean

Std. Deviation

SBLM_AR

-0.1802

0.1574

0.000864

0.0247456

STLH_AR

-0.0694

0.0950

-0.000992

0.0191521

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2013 (Lampiran 4)

37

Dari hasil pengujian deskriptif statistik yang disajikan pada Tabel 4.1
untuk variabel abnormal return (AR) yang digunakan sebagai proksi dari reaksi
pasar atas kemenangan Jokowi-Ahok untuk menguji pasar efisien bentuk setengah
kuat secara informasi. Analisis deskriptif yang disajikan di atas adalah
menggunakan nilai abnormal return (AR) sebelum dan setelah kemenangan
Jokowi-Ahok. Hasil deskriptif statistik untuk variabel abnormal return sebelum
kemenangan Jokowi-Ahok menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,000864 dan
setelah kemenangan Jokowi-Ahok adalah sebesar -0,000992.
Nilai rata-rata dari variabel AR sebelum kemenangan Jokowi-Ahok yang
positif menggambarkan bahwa pasar memberikan reaksi yang positif sebelum
pada peristiwa pengumuman kemenangan tersebut. Hal ini dapat dimungkinkan
karena periode pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini terdapat hari-hari
di sekitar perhitungan cepat (quick count) sehingga pelaku pasar sudah
memperkirakan Jokowi-Ahok sebagai pemenang PILKADA Gubernur DKI
Jakarta. Deskriptif statistik selanjutnya dari variabel AR sebelum kemenangan
Jokowi-Ahok menunjukkan nilai standar deviasi sebesar 0.0247456 dengan nilai
rata-rata sebesar 0,000864. Dengan membandingkan nilai rata-rata dari variabel
AR sebelum kemenangan tersebut dengan nilai standar deviasinya menunjukkan
bahwa adanya variasi yang sangat tinggi dari abnormal return yang diperoleh oleh
investor dari saham LQ 45. Variasi yang sangat tinggi tersebut dapat dilihat dari
nilai standar deviasi yang lebih besar dari nilai rata-ratanya.

38

Nilai maksimum dari variabel abnormal return sebelum kemenangan


Jokowi-Ahok menunjukkan nilai maksimum sebesar 0,1574 yang berarti ada
perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian dan masuk ke dalam indeks
LQ 45 menghasilkan abnormal return yang tertinggi demikian pulan sebaliknya
untuk nilai minimum sebesar -0,1802. Nilai minimum ini mencerminkan bahwa
ada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini menghasilkan nilai
abnormal return yang terendah dan cenderung negatif sehingga dengan nilai ini
mencerminkan bahwa return actual yang diterima oleh investor dari saham LQ 45
lebih rendah daripada return saham secara keseluruhan (return pasar).
Sedangkan nilai rata-rata dari variabel AR setelah pengumuman
kemenangan

Jokowi-Ahok

yang

negatif

menggambarkan

bahwa

pasar

memberikan reaksi yang negatif setelah pada peristiwa pengumuman kemenangan


tersebut. Hal ini dapat dimungkinkan karena pelaku pasar telah banyak
memberikan reaksi sebelum peristiwa pengumuman. Deskriptif statistik
selanjutnya dari variabel AR setelah kemenangan Jokowi-Ahok menunjukkan
nilai standar deviasi sebesar 0,0191521 dengan nilai rata-rata sebesar -0,000992.
Dengan membandingkan nilai rata-rata dari variabel AR setelah kemenangan
tersebut dengan nilai standar deviasinya menunjukkan bahwa adanya variasi yang
sangat tinggi dari abnormal return yang diperoleh oleh investor dari saham LQ
45. Variasi yang sangat tinggi tersebut dapat dilihat dari nilai standar deviasi yang
lebih besar dari nilai rata-ratanya.

39

Nilai maksimum dari variabel abnormal return setelah kemenangan


JOKOWI dan AHOK menunjukkan nilai maksimum sebesar 0,0950 yang berarti
ada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian dan masuk ke dalam
indeks LQ 45 menghasilkan abnormal return yang tertinggi setelah pengumuman
kemenangan Jokowi-Ahok demikian pula sebaliknya untuk nilai minimum
sebesar -0,0694. Nilai minimum ini mencerminkan bahwa ada perusahaan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini menghasilkan nilai abnormal return yang
terendah dan justru negatif sehingga dengan nilai ini mencerminkan bahwa return
actual yang diterima oleh investor dari saham LQ 45 lebih rendah daripada return
saham secara keseluruhan (return pasar).
Berdasarkan pengujian deskriptif statistik di atas dilihat bahwa nilai ratarata abnormal return (AR) yang dihasilkan sebelum lebih besar dibandingkan
nilai rata-rata abnormal return (AR) setelah. Nilai abnormal return yang lebih
besar sebelum pengumuman kemenangan disebabkan para investor sudah
mengetahui bahwa Jokowi-Ahok akan terpilih menjadi Gubernur dan Wakil
gubernur dikarenakan pada periode pengamatan sebelum peristiwa pengumuman
ada periode quick count, sehingga para investor memberikan reaksi positif lebih
awal dari pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok. Pada periode sesudah
pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok para investor melakukan ekspansi
terhadap harga saham untuk memastikan apakah peristiwa pengumuman
kemenangan Jokowi-Ahok merupakan good news.

40

Deskriptif statistik sekanjutnya adalah dengan melihat rata-rata abnormal


return

saham secara harian selama periode penelitian yang ditujukan untuk

mengetahui reaksi pasar di sekitar periode peristiwa. Hasil Deskriptif statistik atas
pengujian di sekitar periode pengamatan disajikan pada Tabel 4.2 di bawah ini
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Abnormal Return Saham Di sekitar Periode Peristiwa
Windows
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Minimum
-0.0410
-0.0297
-0.0240
-0.0315
-0.0392
-0.1802
-0.0192
-0.0344
-0.0209
-0.0201
-0.0292
-0.0480
-0.0606
-0.0310
-0.0335
-0.0694
-0.0309
-0.0382
-0.0343
-0.0432
-0.0188

Maksimum
0.0611
0.0236
0.1323
0.1574
0.0595
0.0295
0.0652
0.0274
0.0788
0.0841
0.0589
0.0540
0.0329
0.0426
0.0504
0.0335
0.0377
0.0345
0.0950
0.0538
0.0888

Mean
0.007676
-0.004363
0.013986
0.002508
-0.000513
-0.017052
0.007795
-0.004562
0.003150
0.000012
0.000326
-0.002565
-0.009199
-0.002717
0.002784
-0.003215
-0.005595
0.000014
0.005093
0.000330
0.005155

Std. Deviation
0.0202062
0.0117945
0.0306628
0.0282225
0.0170487
0.0411424
0.0193850
0.0167001
0.0191210
0.0171383
0.0172973
0.0180166
0.0208444
0.0140521
0.0177891
0.0196815
0.0129347
0.0143633
0.0268893
0.0180988
0.0215645

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2013 (Lampiran 4)

Deskriptif statistik yang disajikan pada tabel 4.2 di atas untuk variabel
abnormal return bahwa nilai rata-rata (mean) abnormal return 10 hari sebelum

41

terjadi pengumuman memperlihatkan nilai positif pada t-10, t-8, t-7, t-4, t-2, dan t1. Sedangkan nilai rata-rata (mean) abnormal return 10 hari sebelum bernilai
negatif terjadi pada t-9, t-6, t-5 dan t-3. Dari abnormal return sebelum
pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok pada hari t-5 memiliki variasi data yang
sangat tinggi dari abnormal return yang diperoleh oleh investor dari saham LQ 45
dilihat dari nilai standar deviasi sebesar 0.0411424 lebih besar dari Rata-rata
(Mean) abnormal return sebesar -0.017052.
Nilai rata-rata (mean) abnormal return 10 hari setelah terjadi
pengumuman memperlihatkan nilai positif pada t4, t7, t8, t9 dan t10. Sedangkan
nilai rata-rata (mean) abnormal return 10 hari setelah bernilai negatif terjadi pada
t1, t2, t3, dan t5. Dari abnormal return setelah pengumuman kemenangan JokowiAhok pada hari t2 memiliki variasi data yang sangat tinggi dari abnormal return
yang diperoleh oleh investor dari saham LQ 45 dilihat dari nilai standar deviasi
sebesar 0.0208444 lebih besar dari rata-rata (mean) abnormal return sebesar
-0.009199.
Pada hari t-2 dan t-1 pasar telah memberikan reaksi positif yang dapat
diartikan bahwa para investor sudah mengetahui bahwa Jokowi-Ahok akan
terpilih menjadi Gubernur dan Wakil gubernur dikarenakan pada periode
pengamatan sebelum peristiwa pengumuman ada periode quick count. Sehingga
para investor lebih awal memberikan respon positif. Sedangkan pada hari t1, t2,
t3, t5 dan t6 sebagian besar para investor tidak memberikan reaksi dikarenakan
para investor membutuhkan waktu yang relatif panjang untuk memastikan apakah

42

informasi yang dipublikasikan benar-benar berita baik (good news). Namun pada
t4 investor mulai memberikan respon bahwa pengumuman ini merupakan good
news tetapi sebagian investor belum memberikan reaksi. Pada t7, t8, t9, dan t10
para investor mulai memberikan reaksi positif yang berarti para investor telah
yakin bahwa tentang pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok sebagai Gubenur
dan Wakil Gubernur terpilih pada Pilkada gubernur dan wakil gubernur Jakarta
merupakan berita baik (good news).

4.2.2 Deskriptif Statistik Variabel Trading Volume Activity (TVA)


Trading volume activity dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah pasar modal Indonesia dari peristiwa pengumuman kemenangan JokowiAhok merupakan pasar efesien bentuk setengah kuat secara keputusan. Pernyataan
awal dalam penelitian ini menjelaskan bahwa pengumuman Kemenangan JokowiAhok dianggap berita baik (good news) bagi pelaku pasar. Sehingga setelah
pengumuman kemenangan Jokowi pasar akan memberikan reaksi yang positif
dalam bentuk peningkatan trading volume activity.
Pengujian deskriptif statistik yang pertama dengan membandingkan
Trading Volume Activity sebelum dengan setelah peristiwa pengumuman
Kemenangan Jokowi-Ahok. Adapun hasil pengujian deskriptif statistik untuk
Trading Volume Activity disajikan dalam Tabel 4.3 di bawah ini:

43

Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Trading Volume Activity Saham Perusahaan
10 hari sebelum dan 10 hari setelah peristiwa
Variabel

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

SBLM_TVA

0.0000002

0.0003648

0.000014592

0.0000346135

STLH_TVA

0.0000001

0.0001349

0.000010496

0.0000177832

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2013 (Lampiran 5)

Dari hasil pengujian deskriptif statistik yang disajikan pada tabel 4.3 untuk
variabel trading volume activity (TVA) yang digunakan sebagai proksi dari reaksi
pasar atas kemenangan Jokowi-Ahok untuk menguji pasar efisien bentuk setengah
kuat secara keputusan. Analisis deskriptif yang disajikan di atas adalah
menggunakan nilai trading volume activity (TVA) sebelum dan setelah
kemenangan Jokowi-Ahok. Hasil deskriptif statistik untuk variabel trading
volume activity (TVA) sebelum kemenangan Jokowi-Ahok menunjukkan nilai
rata-rata sebesar 0,000014592 dan setelah kemenangan Jokowi-Ahok adalah
sebesar 0,000010496.
Deskriptif statistik selanjutnya dari variabel TVA sebelum kemenangan
JOKOWI-AHOK menunjukkan nilai standar deviasi sebesar 0,0000346135
dengan nilai rata-rata sebesar 0,000014592. Dengan membandingkan nilai ratarata dari variabel TVA sebelum kemenangan tersebut dengan nilai standar
deviasinya menunjukkan bahwa adanya variasi yang sangat tinggi dari volume
perdagangan saham yang dilakukan oleh investor dari saham LQ 45. Variasi yang
sangat tinggi tersebut dapat dilihat dari nilai standar deviasi yang lebih besar dari
nilai rata-ratanya.

44

Nilai maksimum dari variabel trading volume activity sebelum


kemenangan Jokowi-Ahok menunjukkan nilai maksimum sebesar 0.0003648 yang
berarti ada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian dan masuk ke
dalam indeks LQ 45 melakukan perdagangan saham yang tertinggi sebelum
pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok demikian pula sebaliknya untuk nilai
minimum sebesar 0.0000002. Nilai minimum ini mencerminkan bahwa ada
perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini melakukan perdagangan
saham yang terendah, sedangkan pada variabel TVA setelah kemenangan JokowiAhok menunjukkan nilai standar deviasi sebesar 0.0000177832 dengan nilai ratarata sebesar 0.000010496. Dengan membandingkan nilai rata-rata dari variabel
TVA sebelum kemenangan tersebut dengan nilai standar deviasinya menunjukkan
bahwa adanya variasi yang cukup tinggi dari volume perdagangan saham yang
dilakukan oleh investor dari saham LQ 45. Variasi yang cukup tinggi tersebut
dapat dilihat dari nilai standar deviasi yang lebih besar dari nilai rata-ratanya.
Nilai maksimum dari variabel trading volume activity setelah kemenangan
Jokowi-Ahok menunjukkan nilai maksimum sebesar 0.0001349 yang berarti ada
perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian dan masuk ke dalam indeks
LQ 45 melakukan perdagangan saham yang tertinggi sebelum pengumuman
kemenangan Jokowi-Ahok demikian pula sebaliknya untuk nilai minimum
sebesar 0.0000001. Nilai minimum ini mencerminkan bahwa ada perusahaan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini melakukan perdagangan saham yang
terendah.

45

Deskriptif statistik sekanjutnya adalah dengan melihat rata-rata trading


volume activity saham secara harian selama periode penelitian yang ditujukan
untuk mengetahui reaksi pasar di sekitar periode peristiwa. Hasil Deskriptif
statistik atas pengujian di sekitar periode pengamatan disajikan pada Tabel 4.4 di
bawah ini:
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Trading Volume Acitivity Saham
Di sekitar Periode Peristiwa
Windows
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Minimum
0.0000004
0.0000002
0.0000004
0.0000002
0.0000006
0.0000003
0.0000002
0.0000002
0.0000003
0.0000002
0.0000002
0.0000002
0.0000001
0.0000002
0.0000001
0.0000002
0.0000002
0.0000001
0.0000001
0.0000002
0.0000001

Maksimum
0.0001942
0.0000562
0.0001802
0.0003648
0.0001333
0.0002050
0.0001727
0.0000682
0.0001197
0.0000515
0.0000594
0.0001349
0.0001012
0.0000380
0.0000562
0.0000602
0.0000639
0.0000556
0.0001057
0.0001042
0.0000656

Sumber : Data sekunder diolah, 2013 (Lampiran 5)

Mean
0.000014159
0.000005052
0.000016065
0.000024688
0.000014774
0.000020149
0.000018829
0.000010416
0.000012350
0.000009439
0.000009973
0.000013940
0.000012533
0.000008119
0.000007872
0.000008884
0.000008195
0.000009325
0.000012568
0.000012991
0.000010530

Std. Deviation
0.0000308574
0.0000098671
0.0000318181
0.0000694761
0.0000274341
0.0000438785
0.0000366923
0.0000153935
0.0000252034
0.0000121006
0.0000147595
0.0000260332
0.0000201633
0.0000103475
0.0000116674
0.0000124160
0.0000121164
0.0000137747
0.0000225132
0.0000241646
0.0000164375

46

Secara logika nilai abnormal return yang diterima pelaku pasar dengan
keputusannya terhadap suatu informasi, yang mana jika informasi tersebut
merupakan berita baik (good news) maka abnormal return dan trading volume
activity akan berbanding lurus atau dengan kata lain pelaku pasar akan
mendapatkan abnormal return yang positif diikuti dengan trading volume activity
yang meningkat dan sebaliknya, apabila informasi tersebut merupakan berita
buruk (bad news) maka pelaku pasar akan mendapatkan abnormal return yang
negatif diikuti dengan trading volume activity yang menurun.
Hasil deskriptif statistik data yang disajikan pada Tabel 4.4, dapat dilihat
bahwa pergerakan nilai TVA selama 21 hari periode peristiwa cukup fluktuatif.
Pada periode sebelum peristiwa, pergerakan TVA cenderung menurun, hal itu
dapat dilihat dari nilai TVA pada periode t-7 pada nilai 0,000024688 yang terus
menurun hingga periode t-1. Namun pada periode t0 atau hari peristiwa pada level
0,000009973 , nilai TVA meningkat hingga periode t1 pada nilai 0,000013940
dan kembali menurun hingga periode t2 hingga titik terendah pada periode t4 pada
nilai 0,000007872. Pada periode t5 hingga periode t9 kembali meningkat hingga
level 0,000012991.
Di duga di awal bahwa informasi atas kemenangan Jokowi-Ahok pada
Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 merupakn berita baik (good news). Pada periode
t1 terjadi peningkatan TVA yaitu dari periode t0 pada nilai 0,000009973 menjadi
0,000013940. Sedangkan nilai abnormal return pada periode t1 terjadi penurunan
abnormal return dari

nilai 0,000326 pada t0 menjadi -0.002565. Dengan

47

memperbandingkan nilai abnormal return dan trading volume activity,


disimpulkan bahwa pasar salah dalam melakukan kegiatan investasinya yang
mana seharusnya dengan memperbandingkan nilai tersebut, nilai dari abnormal
return mengalami penurunan bahkan bertanda minus (-) yang berarti bahwa
abnormal return yang diterima pelaku pasar adalah negatif yang seharusnya
diikuti dengan trading volume activity yang menurun, tetapi dari hasil pengujian
menyatakan trading volume activity terjadi peningkatan perdagangan saham.
Dapat diduga bahwa pasar tidak efisien bentuk setengah kuat secara keputusan.
Hal lain dengan memperbandingkan nilai mean dan nilai Std. Deviation
untuk Trading Volume Activity (TVA) selama periode pengamatan terlihat bahwa
nilai Std. Deviation yang lebih besar dari nilai Mean menunjukkan bahwa Trading
Volume Activity (TVA) dalam penelitian ini sangat bervariasi terhadap Trading
Volume Activity (TVA) itu sendiri secara keseluruhan, sehingga terjadi fluktuasi
harga saham yang sangat tinggi itu terjadi karena ekpektasi dari pasar yang cukup
beragam yang dapat mempengaruhi keputusan dari pasar yang berujung terhadap
Trading Volume Activity (TVA).

4.3 Normalitas Data


4.3.1 Pengujian Normalitas Data Terhadap Abnormal Return (AR)
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji one-sample
kolmogorov smirnov (K-S) Test. Data dikatakan terdistribusi secara normal bila
sig. K-S > 0,05 (5%). Sebaliknya bila sig. K-S < 0,05, maka hipotesis Ho ditolak.

48

Hasil uji normalitas data pada variable abnormal return sebelum dan setelah
peristiwa pengumuman dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5
Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return Sebelum dan Setelah
Peristiwa Pengumuman Kemenangan Jokowi-Ahok
Variabel
SBLM AR
STLH AR

KolmogorovSmirnov Z
2.826
1.752

Asymp. Sig

Ket

0,000
0,004

Tidak Normal
Tidak Normal

Sumber : Data sekunder diolah, 2013 (Lampiran 6)

Berdasarkan hasil pengujian, terlihat bahwa dari hasil uji one-sample


kolmogorov-smirnov menunjukkan variabel dalam penelitian memiliki distribusi
tidak normal.Dilihat dari nilai asymp. Sig. K-Ssebelum dan setelah adalah 0,000
dan 0,004 yang menunjukkan lebih kecil dari 0,05 (5%). Artinya nilai yang diolah
memiliki residual yang berdistribusi tidak normal. Maka dalam penelitian ini
pengujian variabel abnormal return menggunakan uji non-parametrik yaitu
dengan menggunakan wilcoxon sign rank test.
Sebagai tambahan bukti bahwa data berdistribusi tidak normal dalam
penelitian ini juga menguji normalitas data abnormal return pada sekitar peristiwa
pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari
setelah peristiwa pengumuman. Hasil uji normalitas data pada variabel abnormal
return 10 hari sebelum dan 10 hari setelah peristiwa pengumuman kemenangan
Jokowi-Ahok dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini :

49

Tabel 4.6
Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return
Sekitar Peristiwa Pengumuman Kemenangan Jokowi-Ahok
Variabel
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

KolmogorovSmirnov Z

Asymp. Sig

1.010
1.051
1.339
1.445
1.051
1.487
1.107
0.487
1.097
1.408
0.721
0.821
0.986
0.824
0.747
1.017
1.500
1.516
0.779
1.135
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2013 (Lampiran 6)

0.259
0.220
0.055
0.031
0.220
0.024
0.173
0.971
0.180
0.038
0.677
0.510
0.285
0.506
0.633
0.253
0.022
0.020
0.578
0.152

Ket
Normal
Normal
Normal
Tidak Normal
Normal
Tidak Normal
Normal
Normal
Normal
Tidak Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Normal
Normal

Dari hasil pengujian normalitas data yang dapat dilihat pada tabel 4.6
disimpulkan bahwa data Abnormal Return (AR) selama periode pengamatan
sepuluh hari sebelum dan sepuluh hari setelah pengumuman kemenangan JokowiAhok pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 terlihat bahwa data yang berdistribusi
tidak normal terjadi pada t-7, t-5, t-1, t7, dan t8. Sedangkan data yang
berdistribusi normal terlihat pada t-10, t-9, t-8, t-6, t-4, t-3, t-2, t1, t2, t3, t4, t5, t6,
t9, dan t10. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditentukan, maka data
Abnormal Return (AR) sepuluh hari sebelum dan sepuluh hari setelah

50

pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2012


adalah tidak berdistribusi normal karena Assymp Sig (2-tailed) > (5%).

4.3.2 Pengujian Normalitas Data Terhadap Trading Volume Acticity (TVA)


Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji one-sample
kolmogorov smirnov (K-S) Test. Data dikatakan terdistribusi secara normal bila
sig. K-S > 0,05 (5%). Sebaliknya bila sig. K-S < 0,05, maka hipotesis Ho ditolak.
Hasil uji normalitas data pada variabel trading volume activity sebelum dan
setelah peristiwa pengumuman dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7
Uji Normalitas Data Variabel Trading Volume Activity
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Variabel
SBLM TVA
STLH TVA

KolmogorovSmirnov Z
7.095
5.849

Asymp. Sig

Ket

0,000
0,000

Tidak Normal
Tidak Normal

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2013 (Lampiran 7)

Berdasarkan hasil pengujian, terlihat bahwa dari hasil uji one-sample


kolmogorov-smirnov menunjukkan variabel dalam penelitian memiliki distribusi
tidak normal. Dilihat dari nilai asymp. Sig. K-S sebelum dan sesudah adalah 0,000
yang menunjukkan lebih kecil dari 0,05 (5%). Artinya nilai yang diolah memiliki
residual yang berdistribusi tidak normal. Maka dalam penelitian ini pengujian
variabel trading volume activity menggunakan uji non-parametrik dengan
menggunakan wilcoxon sign rank test.

51

Sebagai tambahan bukti bahwa data berdistribusi tidak normal dalam


penelitian ini juga menguji normalitas data trading volume activity pada sekitar
peristiwa pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok yaitu 10 hari sebelum dan 10
hari setelah peristiwa pengumuman. Hasil uji normalitas data pada variabel
trading volume activity 10 hari sebelum dan 10 hari setelah peristiwa
pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah
ini:
Tabel 4.8
Uji Normalitas Data Variabel Trading Volume Activity
Sekitar Peristiwa Pengumuman Kemenangan Jokowi-Ahok
Variabel
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

KolmogorovSmirnov Z
2.176
2.205
2.089
2.403
2.233
2.512
2.029
1.710
2.282
1.566
2.245
2.003
1.620
1.676
1.715
1.689
1.717
2.184
2.202
2.288

Asymp. Sig

Ket

0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.001
0.006
0.000
0.015
0.000
0.001
0.011
0.007
0.006
0.007
0.006
0.000
0.000
0.000

Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2013 (Lampiran 7)

52

Dari hasil pengujian normalitas data yang dapat dilihat pada Tabel 4.8
disimpulkan bahwa data trading volume activity (TVA) selama periode
pengamatan sepuluh hari sebelum dan sepuluh hari setelah pengumuman
kemenangan Jokowi-Ahok pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 terlihat bahwa
data yang tidak berdistribusi normal karena Assymp Sig (2-tailed) > (5%).

4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian


Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya reaksi pasar
yang terjadi pada periode peristiwa. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan alat bantu yaitu SPSS 16.0 for windows. Adapun pengujian
hipotesis dilakukan dengan uji statistik One Sampel t-test dan Paired sample ttest.
4.4.1 Pengujian Hipotesis I
Pengujian hipotesis yang pertama dilakukan pengujian statistik dengan uji
One Sampel t-test untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara
rata-rata abnormal return yang diperoleh investor di periode kemenangan JokowiAhok. Hasil uji statistik hipotesis I dapat dilihat dari Tabel 4.9 berikut :

53

Tabel 4.9
One Sampel Test Abnormal Return

2.520
-2.454

Sig.
(2-tailed)
0.016
0.018

Mean
Difference
0.0076760
-0.0043627

-7
-6
-5

3.026
0.589
-.200
-2.749

0.004
0.559
0.843
0.009

0.0139864
0.0025080
-0.0005130
-0.0170515

Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan

-4

2.667

0.011

0.0077949

Signifikan

-3

-1.812

0.077

-0.0045620

Tidak Signifikan

-2

1.093

0.281

0.0031499

Tidak Signifikan

-1

.005

0.996

0.0000125

Tidak Signifikan

.125

0.901

0.0003264

Tidak Signifikan

-.945

0.350

-0.0025654

Tidak Signifikan

-2.927

0.005

-0.0091992

Signifikan

-1.282

0.207

-0.0027168

Tidak Signifikan

1.038

0.305

0.0027841

Tidak Signifikan

-1.084

0.285

-0.0032154

Tidak Signifikan

-2.869

0.006

-0.0055952

Signifikan

.006

0.995

0.0000138

Tidak Signifikan

1.256

0.216

0.0050927

Tidak Signifikan

.121

0.904

0.0003297

Tidak Signifikan

10

1.586

0.120

0.0051549

Tidak Signifikan

Hari ke -

-10
-9
-8

Sumber : Data sekunder diolah, 2013 (Lampiran 8)

Keterangan
* value (0.05) H0 ditolak = Signifikan
**value> (0.05) H0 diterima = tidak Signifikan

Ket.
Signifikan
Signifikan
Signifikan

54

Dari hasil analisis pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa ada pengaruh
signifikan pada hari ke-2 (t2) dan hari ke-6 (t6) dengan nilai sig. 0.005 yang
berarti bahwa value < (0.05), sehingga hipotesis pertama diterima. Diduga
diawal bahwa informasi atas kemenangan Jokowi-Ahok pada Pilkada DKI Jakarta
tahun 2012 adalah berita baik (good news) yang diikuti dengan reaksi postif
dengan nilai abnormal return yang positif, akan tetapi dengan melihat hasil dari
pengujian bahwa pasar memberikan reaksi negatif pada t2 dan t6 dengan nilai
rata-rata (mean) -0,0091992 dan -0.0055952. Dengan melihat nilai rata-rata
(mean) abnormal return pasar menganggap bahwa kemenangan Jokowi-Ahok
adalah berita buruk (bad news). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bursa Efek
Indonesia pada periode pengumuman Kemenangan Jokowi-Ahok adalah bentuk
pasar setengah kuat tidak efesien secara informasi.

4.4.2 Pengujian Hipotesis II


Pengujian hipotesis kedua dilakukan pengujian statistik dengan uji Paired
sample t-test untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara ratarata abnormal return yang diperoleh investor sebelum dan sesudah periode
kemenangan Jokowi-Ahok. Hasil uji statistik hipotesis II dapat dilihat dari Tabel
4.10 berikut :

55

Tabel 4.10
Hasil Uji Beda dengan Wilcoxon Signed Ranks Test Abnormal Return
STLH_ARSBLM_AR

KET

-0.452
0.652

Tidak ada perbedaan

Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

Sumber : Data sekunder diolah, 2013 (Lampiran 10)

Keterangan
* value (0.05) H0 ditolak = ada perbedaan
**value> (0.05) H0 diterima = tidak ada perbedaan

Dari hasil analisis pada Tabel 4.10 diperoleh nilai Sig. sebesar 0,652
sehingga nilai value > (0.05). Ini menyimpulkan bahwa secara statistik tidak
ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return yang diperoleh
investor sebelum dan sesudah periode kemenangan Jokowi-Ahok sehingga
hipotesis kedua ditolak. Hasil uji beda dengan menggunakan nilai Z hitung
sebesar -0.452 menjelaskan bahwa abnormal return setelah pengumuman lebih
kecil dibandingkan dengan sebelum pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok
pada Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta tahun 2013. Para investor
memberikan

respon

yang

positif

pada

periode

sebelum

pengumuman

Kemenangan Jokowi-Ahok disebabkan para investor telah menduga menangnya


Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur untuk jabatan 2012-2017
melalui quick count.

4.4.3 Pengujian Hipotesis III


Pengujian hipotesis yang ketiga dilakukan pengujian statistik dengan uji
One Sampel t-test untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara

56

Trading Volume Activity yang dilakukan investor di periode peristiwa


kemenangan Jokowi-Ahok. Hasil uji statistik hipotesis III dapat dilihat dari Tabel
4.11 berikut :
Tabel 4.11
One Sampel Test Trading Volume Activity
Hari ke -

-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

3.044
3.396
3.349
2.357
3.572
3.046
3.404
4.488
3.250
5.174
4.482
3.552
4.123
5.205
4.475
4.746
4.486
4.491
3.703
3.566
4.249

Sig.
Mean Difference
(2-tailed)
0.004
0.0000141589
0.001
0.0000050516
0.002
0.0000160652
0.023
0.0000246875
0.001
0.0000147743
0.004
0.0000201486
0.001
0.0000188291
0.000
0.0000104159
0.002
0.0000123505
0.000
0.0000094391
0.000
0.0000099730
0.001
0.0000139395
0.000
0.0000125330
0.000
0.0000081191
0.000
0.0000078720
0.000
0.0000088839
0.000
0.0000081948
0.000
0.0000093252
0.001
0.0000125677
0.001
0.0000129909
0.000
0.0000105300

Sumber : Data sekunder diolah, 2013 (Lampiran 9)

Keterangan
* value (0.05) H0 ditolak = signifikan
** value> (0.05) H0 diterima = tidak signifikan

Ket.
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan

57

Dari hasil analisis pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa trading volume
activity di sekitar pengumuman Kemenangan Jokowi-Ahok seluruhnya signifikan
yang ditunjukan nilai Sig. < (0.05), sehingga hipotesis ketiga diterima.
Walaupun ada perbedaan reaksi di sekitar peristiwa pengumuman kemenangan
Jokowi-Ahok tetapi dengan melihat hasil uji beda dengan menggunakan uji beda
one sampel t-test, analisis selanjutnya dalam penelitian ini untuk melihat
perbedaan nilai mean difference selama periode pengamatan. Dari hasil perbedaan
mean difference TVA terlihat bahwa selama periode sebelum pengumuman
kemenangan Jokowi-Ahok mean difference TVA lebih besar dari mean difference
TVA

setelah

pengumuman

kemenangan

Jokowi-Ahok.

Sehingga

dapat

disimpulkan meskipun ada reaksi di sekitar peristiwa pengumuman kemenangan


Jokowi-Ahok akan tetapi reaksi lebih besar terjadi pada periode sebelum peristiwa
pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok.
Diawal penelitian ini dijelaskan peneliti bahwa pengumuman Kemenangan
Jokowi-Ahok merupakan good news. Jika informasi yang diterima merupakan
good news, maka seharusnya trading volume activity setelah peristiwa
pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok lebih besar daripada sebelum peristiwa
pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok diikuti dengan nilai rata-rata abnormal
return yang positif setelah peristiwa pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok.
Sedangkan pada pengujian one sampel t-test dapat dilihat bahwa trading volume
activity setelah peristiwa pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok lebih kecil
daripada sebelum peristiwa pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok dan nilai

58

rata-rata abnormal return yang negatif setelah peristiwa pengumuman


kemenangan Jokowi-Ahok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bursa Efek
Indonesia pada periode pengumuman Kemenangan Jokowi-Ahok adalah bentuk
pasar setengah kuat tidak efesien secara keputusan.

4.4.4 Pengujian Hipotesis IV


Pengujian hipotesis keempat dilakukan

pengujian statistik dengan uji

Paired sample t-test untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan
antara Trading Volume Activity yang dilakukan investor sebelum dan sesudah
periode kemenangan Jokowi-Ahok.Hasil uji statistik hipotesis IV dapat dilihat
dari Tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.12
Hasil Uji Beda dengan Wilcoxon Signed Ranks Test Trading Volume Activity

Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

STLH_TVA SBLM_TVA

KET

-2.031
.042

Ada Perbedaan

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2013 (Lampiran 11)

Keterangan
* value (0.05) H0 ditolak = Ada Perbedaan
** value> (0.05) H0 diterima = Tidak Ada Perbedaan

Dari hasil analisis pada Tabel 4.12 diperoleh nilai Sig. sebesar 0,042 yang
menunjukkan nilai value

< (0.05) sehingga disimpulkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan dari Trading Volume Activity sebelum dan sesudah
periode kemenangan Jokowi-Ahok sehingga hipotesis keempat diterima. Hasil

59

uji beda dengan menggunakan Wilcoxon Signed Ranks selanjutnya menunjukkan


nila Z hitung sebesar -2.031 yang berarti bahwa volume perdagangan saham
setelah pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok lebih kecil dibandingkan dengan
sebelum pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok pada Pilkada Gubernur dan
Wakil Gubernur Jakarta tahun 2013. Volume perdagangan saham lebih banyak
terjadi pada sebelum peristiwa pengumuman yang disebabkan para investor sudah
memprediksi bahwa yang memenangkan Pilkada gubernur dan wakil gubernur
Jakarta ini adalah pasangan Jokowi-Ahok sesuai dengan pengumuman quick
count.

4.5 Pembahasan
Signaling theory menekankan kepada pentingnya informasi diluar
perusahaan terhadap keputusan investasi. Informasi yang handal dan cepat, akan
membuat investor melakukan keputusan investasi yang cepat dan tepat pula.
Menurut Jogiyanto (2007), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam mengambil keputusan
investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan
pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Teknik
analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan event study yang menguji
apakah Bursa Efek Indonesia pada peristiwa pengumuman kemenangan JokowiAhok merupakan pasar efisien bentuk setengah kuat secara informasi dan
keputusan.

60

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal return (AR)
dan trading volume activity (TVA). Penggunaan abnormal return untuk menguji
apakah pasar modal Indonesia dari peristiwa pengumuman kemenangan JokowiAhok merupakan pasar efesien bentuk setengah kuat secara informasi dan
penggunaan trading volume acitiviy untuk mengetahui apakah pasar modal
Indonesia dari peristiwa pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok merupakan
pasar efesien bentuk setengah kuat secara keputusan.
Pengumuman Kemenangan Jokowi-Ahok pada dianggap sebagai sinyal
positif (good news) yang diberikan kepada publik bahwa memiliki prospek bagus
dikemudian hari. Dalam penelitian ini dibuktikan secara statistik ada reaksi pasar
terhadap informasi pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok tetapi dinilai bad
news dibuktikan dalam penelitian menghasilkan abnormal return yang negatif
pada hari ke-2. Pada hipotesis kedua tidak terbukti ada perbedaan yang signifikan
antara rata-rata abnormal return yang diperoleh investor sebelum dan sesudah
periode kemenangan Jokowi-Ahok.
Pada pengujian hipotesis ketiga dan keempat didapatkan ada reaksi pasar
yang signifikan dilihat dari Trading Volume Activity dan memiliki perbedaan yang
signifikan antara Trading Volume Activity yang dilakukan investor sebelum dan
sesudah periode kemenangan Jokowi-Ahok. Walaupun ada reaksi pasar yang
dilihat dari trading volume activity, tetapi trading volume activity dihasilkan
cenderung menurun yang dapat diartikan para investor mengambil keputusan yang
salah.

61

Sehingga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Bursa Efek


Indonesia pada periode pengumuman Kemenangan Jokowi-Ahok adalah bentuk
pasar setengah kuat tidak efesien secara informasi dan secara keputusan.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada penelitian peristiwa kemenangan Jokowi-Ahok
pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 adalah sebagai berikut:
1. Ada reaksi pasar yang signifikan disekitar periode kemenangan Jokowi-Ahok
yang diukur dengan abnormal return saham. Reaksi pasar yang diberikan oleh
investor adalah reaksi negatif pada hari ke-2 dan ke-6 setelah peristiwa
pengumuman kemenangan Jokowi Ahok.
2. Tidak ada perbedaan reaksi pasar yang signifikan sebelum dan setelah
kemenangan Jokowi-Ahok yang diukur dengan abnormal return saham.
Abnormal return setelah pengumuman lebih kecil dibandingkan dengan
sebelum pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok pada Pilkada Gubernur dan
Wakil Gubernur Jakarta tahun 2013. Para investor memberikan respon yang
positif pada periode sebelum pengumuman Kemenangan Jokowi-Ahok
disebabkan para investor telah menduga menangnya Jokowi-Ahok sebagai
Gubernur dan Wakil Gubernur untuk jabatan 2012-2017 melalui quick count.
3. Ada reaksi pasar yang signifikan disekitar periode kemenangan Jokowi-Ahok
yang diukur dengan trading volume activity. Nilai mean difference TVA
terlihat bahwa selama periode sebelum pengumuman kemenangan JokowiAhok mean difference TVA lebih besar dari mean difference TVA setelah

62

63

pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok. Sehingga dapat disimpulkan


meskipun ada reaksi di sekitar peristiwa pengumuman kemenangan JokowiAhok akan tetapi reaksi lebih besar terjadi pada periode sebelum peristiwa
pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok.
4. Ada perbedaan reaksi pasar yang signifikan sebelum dan sesudah kemenangan
Jokowi-Ahok yang diukur dengan trading volume activity. Volume
perdagangan saham setelah pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok lebih
kecil dibandingkan dengan sebelum pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok
pada Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta tahun 2013. Volume
perdagangan saham lebih banyak terjadi pada sebelum peristiwa pengumuman
yang disebabkan para investor sudah memprediksi bahwa yang memenangkan
Pilkada gubernur dan wakil gubernur Jakarta ini adalah pasangan JokowiAhok sesuai dengan pengumuman quick count.

5.2 Implikasi Penelitian


Berikut ini implikasi kebijakan penelitian yang berkaitan dengan informasi
peristiwa kemenangan Jokowi-Ahok pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2012:
1. Bagi dunia usaha dan pelaku pasar dapat menjadi pertimbangan, strategi
investasi dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi dalam melakukan
kegiatan investasi serta mengetahui kandungan dari suatu informasi tersebut
merupakan bad news atau good news mengenai reaksi pasar modal di
Indonesia terhadap suatu peristiwa politik dalam negeri.

64

2. Berdasarkan hasil penelitian ini, para pelaku pasar modal diharapkan lebih
memiliki kemampuan dalam mengelola informasi yang masuk ke pasar modal
baik informasi yang terkait dengan perusahaan maupun informasi lainya yang
dapat mempengaruhi saham.

5.3 Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini tentu saja tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan.
Beberapa keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini, antara lain:
1. Pengujian pasar efisen bentuk setengah kuat secara informasi dan secara
keputusan peneliti hanya mengguakan saham perusahan yang masuk ke dalam
indeks LQ 45 sehingga tidak dapat disimpulkan secara keseluruhan.
2. Penelitian ini mengandung unsur bias karena dalam periode pengamatan
(windows period) masuk informasi lain terkait dengan pengumuman
kemenangan Jokowi-Ahok pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 yaitu hasil
quick count

5.4 Saran
Berikut ini akan disampaikan agenda penelitian selanjutnya yang dapat
dijadikan acuan bagi peneliti yang akan datang:
1. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menguji reaksi pasar terhadap peristiwa
pengumuman kemenangan Jokowi-Ahok pada sektor dan indeks lain seperti

65

indeks harga saham gabungan (IHSG), JII (Jakarta Islamic Indeks), Sektor
Keuangan, Sektor Manufaktur dan lainnya.
2. Dalam menghitung abnormal return diharapkan dalam penelitian selanjutnya
dapat menggunakan model lain seperti menggunakan mean adusted model,
sehingga dapat dilihat konsistensi dan perbandingannya terhadap hasil
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Adler. 2007. Pengaruh Peristiwa Politik Terhadap Transaksi Saham di Bursa Efek
Jakarta.Jurnal Bisnis & Manajemen Vol.7 No.2, 2007 : 135-146. Diakses
dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/7207135146.pdf
Alkaff, Maria Qifthiyah. 2010. Pengaruh Pemilihan Presiden RI Tahun 2009
Terhadap Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Di
Bursa Efek Indonesia.Universitas Pembangunan Nasional Veteran : Jawa
Timur
Arisyahidin.2012. Dampak Kebijakan Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) Terhadap Investasi Saham Di Bursa Efek Indonesia (BEI).Jurnal
Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 2, September 2012.
Diakses darihttp://publikasi.uniska-kediri.ac.id/data/uniska
Badan Pusat Statistik. 2012. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III-2012
Ekonomi Indonesia Triwulan Iii-2012 Tumbuh 6,17 Persen. Diakses dari
http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_05nov12.pdf
Fama. 1970. Efficient Capital Market : A Riview of Theory and Empirical
Work. The journal of finance, vol.25 No. 2 May 1970, pp. 383-417 diakses
dari http://www.jstor.org/discover/10.2307/2325486?uid=
Harian tempo.2012. Calon Wali Kota Terbaik Dunia, Jokowi Banjir Dukungan.
Diakses dari http://www.tempo.co/read/news/2012/07/31/228420301
Harijono, 1999.Event Study. Cetakan Pertama. Fakultas Ekonomi Universitas
Kristen Satya Wacana. Salatiga.
Husein, Umar. 2002. Metode Riset Bisnis.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Indra. 2006. Analisis Perbandingan Peristiwa Pengumuman Kabinet Gotong
Royong Dan Kabinet Indonesia Bersatu Terhadap Reaksi Harga Saham
Dan Likuiditas Saham. Universitas Diponegoro : Semarang
Indriantoro, dan Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen.Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Jogiyanto. 2007. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.BPFE-Yogyakarta, Edisi
2007, Yogyakarta.

66

67

Kritzman, Mark P, 1994. What Pratitioners Need to know About Event Study.
Financial Analyst Journal. November-December 1994. Diakses dari
http://pbadupws.nrc.gov/docs/ML1208/ML12088A325.pdf
Metrotvnews. 2012. Warga Jakarta Rugi Rp45 Triliun karena Macet. Diakses
http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/06/20/153496/WargaJakarta-Rugi-Rp45-Triliun-karena-Macet/6
Nunung. 2009. Dampak Pemilihan Umum Legislatif Indonesia Tahun 2009
Terhadap Abnormal return Dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham Di
BEI. Universitas Diponegoro : Semarang
Pasaribu, Dompak. 2003. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa
Peledakan BOM di Bali 12 Oktober 2003. Universitas Sumatera Utara :
Medan
Peterson, Pamela P. 1989. Event Studies : A Review of Issues and
Methodology,Quarterly Journal of Business and Economics, Summer, Vol.
28, No. 3. H. 36-66 Diakses dari http://www.jstor.org/discover/10.2307
Salusinus. 2010. Reaksi Investor Atas Kemenangan SBY dan MJK Terhadap
Harga
Saham
Pada
Bursa
Efek
Jakarta.
Diakses
dari
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2305433443.pdf
Surabaya post. 2012. Jokowi Menang, Pebisnis Girang. Diakses dari
http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=96e01cf6885e
1dec4a0400ba875d1cc5&jenis=c4ca4238a0b923820dcc509a6f75849b
Warsono.2008.
Konstribusi
Pasar
Modal
Terhadap
Perekonomian
Indonesia.Usahawan No. 04 TH XXXVII 2008.Diakses dari
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/37408513_0302-9859.pdf

68

LAMPIRAN I
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI LQ-45
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37

Kode
AALI
ADRO
ANTM
ASII
AKRA
ASRI
BBCA
BBNI
BBRI
BDMN
BHIT
BKSL
BMRI
BORN
BSDE
BUMI
BWPT
CPIN
ELTY
ENRG
EXCL
GGRM
HRUM
ICBP
INCO
INDF
INDY
INTA
INTP
ITMG
JSMR
KIJA
KLBF
LPKR
LSIP
PGAS
PTBA

Nama Perusahaan
PT Astra Agro Lestari Tbk
PT Adaro Energy Tbk
PT Aneka Tambang Tbk
PT Astra International Tbk
PT AKR Corporindo Tbk
PT Alam Sutera Realty Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Negara Indonesia Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT. Bhakti Investama Tbk
PT. Sentul City Tbk
PT Bank Mandiri Tbk
PT Borneo Lumbung Energi & Metal
PT. Bumi Serpong Damai Tbk
PT Bumi Resources Tbk
PT. BW Plantations Tbk
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
PT Bakrieland Development Tbk
PT Energi Mega Persada Tbk
PT XL Axiata
PT Gudang Garam Tbk
PT Harum Energy
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
PT International Nickel Indonesia Tbk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Indika Energy Tbk
PT. Intraco Penta Tbk
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
PT Indo Tambangraya Megah Tbk
PT Jasa Marga Tbk
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk
PT Kalbe Farma Tbk
PT Lippo Karawaci Tbk
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
PT Perusahaan Gas Negara Tbk
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

69

38
SMGR
PT Semen Gresik Tbk
39
TINS
PT Timah Tbk
40
TLKM
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
41
TRAM
PT Trada Maritime Tbk
42
UNSP
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk
43
UNTR
PT United Tractors Tbk
44
UNVR
PT Unilever Indonesia Tbk
Sumber :www.saham.us

70

LAMPIRAN 4

Descriptives
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

AR_MIN10

44

-.0410

.0611

.007676

.0202062

AR_MIN9

44

-.0297

.0236

-.004363

.0117945

AR_MIN8

44

-.0240

.1323

.013986

.0306628

AR_MIN7

44

-.0315

.1574

.002508

.0282225

AR_MIN6

44

-.0392

.0595

-.000513

.0170487

AR_MIN5

44

-.1802

.0295

-.017052

.0411424

AR_MIN4

44

-.0192

.0652

.007795

.0193850

AR_MIN3

44

-.0344

.0274

-.004562

.0167001

AR_MIN2

44

-.0209

.0788

.003150

.0191210

AR_MIN1

44

-.0201

.0841

.000012

.0171383

AR_0

44

-.0292

.0589

.000326

.0172973

AR_1

44

-.0480

.0540

-.002565

.0180166

AR_2

44

-.0606

.0329

-.009199

.0208444

AR_3

44

-.0310

.0426

-.002717

.0140521

AR_4

44

-.0335

.0504

.002784

.0177891

AR_5

44

-.0694

.0335

-.003215

.0196815

AR_6

44

-.0309

.0377

-.005595

.0129347

AR_7

44

-.0382

.0345

.000014

.0143633

AR_8

44

-.0343

.0950

.005093

.0268893

AR_9

44

-.0432

.0538

.000330

.0180988

AR_10

44

-.0188

.0888

.005155

.0215645

Valid N (listwise)

44
Descriptive Statistics
N

SBLM_AR
STLH_AR
Valid N (listwise)

Minimum
440
440
440

-.1802
-.0694

Maximum
.1574
.0950

Mean
.000864
-.000992

Std. Deviation
.0247456
.0191521

71

LAMPIRAN 5

Descriptives
Descriptive Statistics
N
TVA_MIN10
TVA_MIN9
TVA_MIN8
TVA_MIN7
TVA_MIN6
TVA_MIN5
TVA_MIN4
TVA_MIN3
TVA_MIN2
TVA_MIN1
TVA_0
TVA_1
TVA_2
TVA_3
TVA_4
TVA_5
TVA_6
TVA_7
TVA_8
TVA_9
TVA_10
Valid N (listwise)

Minimum
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44

Maximum

.0000004
.0000002
.0000004
.0000002
.0000006
.0000003
.0000002
.0000002
.0000003
.0000002
.0000002
.0000002
.0000001
.0000002
.0000001
.0000002
.0000002
.0000001
.0000001
.0000002
.0000001

Mean

.0001942
.0000562
.0001802
.0003648
.0001333
.0002050
.0001727
.0000682
.0001197
.0000515
.0000594
.0001349
.0001012
.0000380
.0000562
.0000602
.0000639
.0000556
.0001057
.0001042
.0000656

Std. Deviation

.000014159
.000005052
.000016065
.000024688
.000014774
.000020149
.000018829
.000010416
.000012350
.000009439
.000009973
.000013940
.000012533
.000008119
.000007872
.000008884
.000008195
.000009325
.000012568
.000012991
.000010530

.0000308574
.0000098671
.0000318181
.0000694761
.0000274341
.0000438785
.0000366923
.0000153935
.0000252034
.0000121006
.0000147595
.0000260332
.0000201633
.0000103475
.0000116674
.0000124160
.0000121164
.0000137747
.0000225132
.0000241646
.0000164375

44

Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

SBLM_TVA

440

.0000002

.0003648

.000014592

.0000346135

STLH_TVA

440

.0000001

.0001349

.000010496

.0000177832

Valid N (listwise)

440

72

LAMPIRAN 6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AR_M AR_M AR_MI AR_M AR_MI AR_M AR_MI AR_M AR_M AR_M
IN10
N
Normal Parameters

44
a

Mean

.0076
76

Std. Deviation

IN9

N8

44
.0043
63

IN7
44

44

.01398 .0025
6

08

N6

IN5

N4

44

44

.00051 .0170
3

52

IN3
44

.00779
5

IN2

44
.0045
62

44

IN1
44

AR_1
AR_0 AR_1 AR_2 AR_3 AR_4 AR_5 AR_6 AR_7 AR_8 AR_9
44

.0031 .0000 .0003


50

12

26

44

44

44

.0025 .0091 .0027


65

99

17

44
.0027
84

44

44

.0032 .0055
15

95

44

44

44

0
44

.0000 .0050 .0003 .0051


14

93

30

55

.0202 .0117 .03066 .0282 .01704 .0411 .01938 .0167 .0191 .0171 .0172 .0180 .0208 .0140 .0177 .0196 .0129 .0143 .0268 .0180 .0215
062

945

28

225

87

424

50

001

210

383

973

166

444

521

891

815

347

633

893

988

645

Most Extreme

Absolute

.152

.158

.202

.218

.158

.224

.167

.073

.165

.212

.232

.109

.124

.149

.124

.113

.153

.226

.229

.117

.171

Differences

Positive

.152

.114

.202

.218

.158

.157

.167

.073

.165

.212

.232

.093

.062

.124

.124

.069

.119

.226

.229

.117

.171

Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.

-.087 -.158

-.143 -.177

-.114 -.224

-.099 -.073 -.120 -.211 -.101 -.109 -.124 -.149 -.094 -.113 -.153 -.070 -.084 -.064 -.133

1.010 1.051

1.339 1.445

1.051 1.487

1.107

.259

.220

.055

.031

.220

.024

.173

.487 1.097 1.408 1.536

.721

.821

.986

.824

.747 1.017 1.500 1.516

.779 1.135

.971

.677

.510

.285

.506

.633

.578

.180

.038

.018

.253

.022

.020

.152

73

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


SBLM_AR
N
Normal Parameters

440

440

.000864

-.000992

.0247456

.0191521

Absolute

.135

.084

Positive

.135

.084

Negative

-.123

-.052

2.826

1.752

.000

.004

Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.

STLH_AR

74

LAMPIRAN 7

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


TVA_M TVA_M TVA_M TVA_M TVA_M TVA_M TVA_M TVA_M TVA_M TVA_M
IN10
N
Normal Parametersa

44
Mean

IN9
44

IN8
44

IN7
44

IN6
44

IN5
44

IN4
44

IN3
44

IN2
44

IN1
44

TVA_1
TVA_0 TVA_1 TVA_2 TVA_3 TVA_4 TVA_5 TVA_6 TVA_7 TVA_8 TVA_9
44

44

44

44

44

44

44

44

44

44

0
44

.00001 .00000 .00001 .00002 .00001 .00002 .00001 .00001 .00001 .00000 .00000 .00001 .00001 .00000 .00000 .00000 .00000 .00000 .00001 .00001 .00001
4159

5052

6065

4688

4774

0149

8829

0416

2350

9439

9973

3940

2533

8119

7872

8884

8195

9325

2568

2991

0530

Std.

.00003 .00000 .00003 .00006 .00002 .00004 .00003 .00001 .00002 .00001 .00001 .00002 .00002 .00001 .00001 .00001 .00001 .00001 .00002 .00002 .00001

Deviation

08574

98671

18181

94761

74341

38785

66923

53935

52034

21006

47595

60332

01633

03475

16674

24160

21164

37747

25132

41646

64375

Most Extreme Differences Absolute

.328

.332

.315

.362

.337

.379

.306

.258

.344

.236

.281

.338

.302

.244

.253

.259

.255

.259

.329

.332

.345

Positive

.319

.332

.315

.344

.337

.379

.300

.258

.344

.236

.281

.338

.302

.244

.249

.259

.230

.259

.329

.332

.345

Negative

-.328

-.310

-.311

-.362

-.303

-.326

-.306

-.253

-.316

-.223

-.253

-.299

-.269

-.221

-.253

-.243

-.255

-.252

-.290

-.298

-.262

2.176

2.205

2.089

2.403

2.233

2.512

2.029

1.710

2.282

1.566

1.867

2.245

2.003

1.620

1.676

1.715

1.689

1.717

2.184

2.202

2.288

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.001

.006

.000

.015

.002

.000

.001

.011

.007

.006

.007

.006

.000

.000

.000

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.

75

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


SBLM_TVA
N
Normal Parameters

440

440

.000014592

.000010496

.0000346135

.0000177832

Absolute

.338

.279

Positive

.310

.266

Negative

-.338

-.279

7.095

5.849

.000

.000

Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.

STLH_TVA

76

LAMPIRAN 8

One-Sample Statistics
N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

AR_MIN10

44

.007676

.0202062

.0030462

AR_MIN9

44

-.004363

.0117945

.0017781

AR_MIN8

44

.013986

.0306628

.0046226

AR_MIN7

44

.002508

.0282225

.0042547

AR_MIN6

44

-.000513

.0170487

.0025702

AR_MIN5

44

-.017052

.0411424

.0062024

AR_MIN4

44

.007795

.0193850

.0029224

AR_MIN3

44

-.004562

.0167001

.0025176

AR_MIN2

44

.003150

.0191210

.0028826

AR_MIN1

44

.000012

.0171383

.0025837

AR_0

44

.000326

.0172973

.0026077

AR_1

44

-.002565

.0180166

.0027161

AR_2

44

-.009199

.0208444

.0031424

AR_3

44

-.002717

.0140521

.0021184

AR_4

44

.002784

.0177891

.0026818

AR_5

44

-.003215

.0196815

.0029671

AR_6

44

-.005595

.0129347

.0019500

AR_7

44

.000014

.0143633

.0021654

AR_8

44

.005093

.0268893

.0040537

AR_9

44

.000330

.0180988

.0027285

AR_10

44

.005155

.0215645

.0032510

77

One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Interval of
the Difference
t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Lower

Upper

AR_MIN10

2.520

43

.016

.0076760

.001533

.013819

AR_MIN9

-2.454

43

.018

-.0043627

-.007949

-.000777

AR_MIN8

3.026

43

.004

.0139864

.004664

.023309

AR_MIN7

.589

43

.559

.0025080

-.006072

.011088

AR_MIN6

-.200

43

.843

-.0005130

-.005696

.004670

AR_MIN5

-2.749

43

.009

-.0170515

-.029560

-.004543

AR_MIN4

2.667

43

.011

.0077949

.001901

.013688

AR_MIN3

-1.812

43

.077

-.0045620

-.009639

.000515

AR_MIN2

1.093

43

.281

.0031499

-.002663

.008963

AR_MIN1

.005

43

.996

.0000125

-.005198

.005223

AR_0

.125

43

.901

.0003264

-.004932

.005585

AR_1

-.945

43

.350

-.0025654

-.008043

.002912

AR_2

-2.927

43

.005

-.0091992

-.015536

-.002862

AR_3

-1.282

43

.207

-.0027168

-.006989

.001555

AR_4

1.038

43

.305

.0027841

-.002624

.008192

AR_5

-1.084

43

.285

-.0032154

-.009199

.002768

AR_6

-2.869

43

.006

-.0055952

-.009528

-.001663

AR_7

.006

43

.995

.0000138

-.004353

.004381

AR_8

1.256

43

.216

.0050927

-.003082

.013268

AR_9

.121

43

.904

.0003297

-.005173

.005832

AR_10

1.586

43

.120

.0051549

-.001401

.011711

78

LAMPIRAN 9

One-Sample Statistics
N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

TVA_MIN10

44

.000014159

.0000308574

.0000046519

TVA_MIN9

44

.000005052

.0000098671

.0000014875

TVA_MIN8

44

.000016065

.0000318181

.0000047968

TVA_MIN7

44

.000024688

.0000694761

.0000104739

TVA_MIN6

44

.000014774

.0000274341

.0000041358

TVA_MIN5

44

.000020149

.0000438785

.0000066149

TVA_MIN4

44

.000018829

.0000366923

.0000055316

TVA_MIN3

44

.000010416

.0000153935

.0000023207

TVA_MIN2

44

.000012350

.0000252034

.0000037996

TVA_MIN1

44

.000009439

.0000121006

.0000018242

TVA_0

44

.000009973

.0000147595

.0000022251

TVA_1

44

.000013940

.0000260332

.0000039247

TVA_2

44

.000012533

.0000201633

.0000030397

TVA_3

44

.000008119

.0000103475

.0000015599

TVA_4

44

.000007872

.0000116674

.0000017589

TVA_5

44

.000008884

.0000124160

.0000018718

TVA_6

44

.000008195

.0000121164

.0000018266

TVA_7

44

.000009325

.0000137747

.0000020766

TVA_8

44

.000012568

.0000225132

.0000033940

TVA_9

44

.000012991

.0000241646

.0000036430

TVA_10

44

.000010530

.0000164375

.0000024780

79

One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Interval of the
Difference
t

Df

Sig. (2-tailed) Mean Difference

Lower

Upper

TVA_MIN10

3.044

43

.004

.0000141589

.000004777

.000023540

TVA_MIN9

3.396

43

.001

.0000050516

.000002052

.000008051

TVA_MIN8

3.349

43

.002

.0000160652

.000006392

.000025739

TVA_MIN7

2.357

43

.023

.0000246875

.000003565

.000045810

TVA_MIN6

3.572

43

.001

.0000147743

.000006434

.000023115

TVA_MIN5

3.046

43

.004

.0000201486

.000006808

.000033489

TVA_MIN4

3.404

43

.001

.0000188291

.000007674

.000029985

TVA_MIN3

4.488

43

.000

.0000104159

.000005736

.000015096

TVA_MIN2

3.250

43

.002

.0000123505

.000004688

.000020013

TVA_MIN1

5.174

43

.000

.0000094391

.000005760

.000013118

TVA_0

4.482

43

.000

.0000099730

.000005486

.000014460

TVA_1

3.552

43

.001

.0000139395

.000006025

.000021854

TVA_2

4.123

43

.000

.0000125330

.000006403

.000018663

TVA_3

5.205

43

.000

.0000081191

.000004973

.000011265

TVA_4

4.475

43

.000

.0000078720

.000004325

.000011419

TVA_5

4.746

43

.000

.0000088839

.000005109

.000012659

TVA_6

4.486

43

.000

.0000081948

.000004511

.000011878

TVA_7

4.491

43

.000

.0000093252

.000005137

.000013513

TVA_8

3.703

43

.001

.0000125677

.000005723

.000019412

TVA_9

3.566

43

.001

.0000129909

.000005644

.000020338

TVA_10

4.249

43

.000

.0000105300

.000005533

.000015527

80

LAMPIRAN 10

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N
STLH_AR - SBLM_AR

Mean Rank

Sum of Ranks

Negative Ranks

219

227.01

49715.00

Positive Ranks

221

214.05

47305.00

Ties

Total

440

a. STLH_AR < SBLM_AR


b. STLH_AR > SBLM_AR
c. STLH_AR = SBLM_AR

Test Statistics

STLH_AR SBLM_AR
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

-.452

.652

81

LAMPIRAN 11

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N
STLH_TVA - SBLM_TVA

Mean Rank

Sum of Ranks

Negative Ranks

240

224.71

53931.50

Positive Ranks

200

215.44

43088.50

Ties

Total

440

a. STLH_TVA < SBLM_TVA


b. STLH_TVA > SBLM_TVA
c. STLH_TVA = SBLM_TVA

Test Statistics

STLH_TVA SBLM_TVA
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

-2.031

.042

Anda mungkin juga menyukai