Anda di halaman 1dari 146

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PREFERENSI RISIKO MEMODERASI PEMAHAMAN PERPAJAKAN,


PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK UMKM BANYUWANGI

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi sebagian persyaratan


Dalam memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
Departemen Akuntansi Program Studi Akuntansi

Oleh:

ABDILLAH AKHSAN

NIM: 041611535025

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA

2020

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

i
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

PREFERENSI RISIKO MEMODERASI PEMAHAMAN PERPAJAKAN,


PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIN
PAJAK UMKM BANYUWANGI

DIAJUKAN OLEH :

ABDILLAH AKHSAN
NIM :041611535025

TELAH DISETUJUI DAN DITERIMA DENGAN BAIK OLEH :

DOSEN PEMBIMBING

Dr. H. Heru Tjaraka, SE., M.Si., Ak., BKP.,CA TANGGAL .................


NIP. 196709271993031003

KOORDINATOR PROGRAM STUDI

Izzato Millati S.IP., M.IP. TANGGAL .................


NIP. 198606032014093201

ii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya, (Abdillah Akhsan, 041511535025), menyatakan bahwa :

1. Skripsi saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri, dan
bukan hasil karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukan
merupakan hasil peniruan atau penjiplakan (plagiarism) dari karya orang lain.
Skripsi ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di
Universitas Airlangga, maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam
daftar kepustakaan.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis Skripsi ini, serta sanksi-sanksi lainnya sesuai
dengan norma dan peraturan yang berlaku di Universitas Airlangga.

25 Juni 2020
Surabaya, ………………………..

Abdillah Akhsan
NIM: 041511535025

iii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan terhadap Allah SWT yang telah

melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis dalam mengerjakan skripsi

dan telah selesai dengan judul, “Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak di Banyuwangi dengan Prefrensi Resiko sebagai Variabel

Moderasi”.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Penulisan skripsi ini

berdasarkan ketertarikan penulis terhadap bidang Perpajakan.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak lepas dari hambatan dan rintangan, namun banyak

sekali pihak yang memberikan bantuan dan dukungan, baik moril maupun materiil. Oleh

karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak berikut:

1. Prof. Dr. Hj. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Airlangga Surabaya.

2. Drs. Agus Widodo Mardijuwono, M.Si., Ak., CMA., CA. selaku Ketua Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.

3. Izzato Millati S.IP M.IP., selaku Koordinator Program Studi Akuntansi PSDKU

Banyuwangi yang selalu memberikan bimbingan, motivasi, dan saran-saran akademis.

4. Anak Agung Gde Satia Utama SE., M.A., Ak. CA. selaku dosen wali yang sudah

menjadi wali saya selama perkuliahan dan memberikan nasihat dan motivasi untuk

menyelesaikan studi.

5. Dr. H. Heru Tjaraka, SE., M.Si., BKP., Ak., CA ,selaku dosen pembimbing dalam

penulisan skripsi ini yang telah bersedia membimbing penulis dengan sabar,

memberikan pengarahan dan motivasi untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini dan

iv

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

juga meluangkan waktu, pemikiran, tenaga untuk penulis.

6. Seluruh dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga khususnya

dosen akuntansi.

7. Dosen Program Studi Akuntansi PSDKU UNAIR di Banyuwangi, Ibu Siti Nuraini, Ibu

Izzato Millati, Ibu Rizky, Bapak Panji, Bapak Deddy, Ibu Sandra yang telah

memberikan bimbingan moral kepada penulis.

8. Kedua orang tua penulis, Terimakasih atas segala apa yang diberikan, segala sesuatu

yang diajarkan, dukungan, motivasi, dan arahan hingga sampai sekarang dan mendatang.

9. Kepala DJP Kantor Wilayah Jawa Timur III yang memberikan ijin penelitian

10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banyuwangi yang telah memberikan ijin

penelitian dan pengambilan data

11. Kepala Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi yang telah memberikan ijin

penelitian dan pengambilan data di tempat

12. Kakak tingkat akuntansi 2014 dan 2015 PSDKU Unair di Banyuwangi yang

memberikan wawasan dan pengalaman

13. Adek tingkat Akuntansi 2018, 2017 dan 2019 yang memberikan semangat

14. Keluarga besar Samma – Kojin yang memberikan dukungan moril, dan materiel

15. Romzi Kharisanto, Derry Candra Prasetya, Arina Manasika, Sahal Makhtub, Oka

Mahendra, M. Fathi Faiz, Lilik K Romadoni, Sandy Harianto, Mbak Elmi, Mbak dessy,

Mas Bay, Mbak Pin, Mbak Naula, Mbak IPE, Mbak Yuni, Bang Tio yang membantu

16. Teman KKN, LDK, HIMA, UKMTQ, PBA, yang memberikan pengalaman yang

berkesan

17. Teman Teman MQ dan teman – teman yang di Pare

18. Keluarga Besar Ponpes Darul Falah 30 Anggaswangi yang memberikan do’a

19. Adik –adik tingkat yang biasa diajak ngopi dan memberikan semangat
v

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

20. Ilham, akbar, robis, yopi, mada, maheb, iis A, dessy, iis S, winda, della, bima, nimas,

shona, riska, nilna, reza, widat, griselda,

Penelitian ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun dapat dikirim ke email Abdillah.Akhsan@gmail.com, itu semua sangat berarti

bagi penulis. Semoga Allah SWT selalu memberikanmu kesehatan dan kebahagiaan.

Aamiin.

Surabaya, Mei 2020

Penulis

vi

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh pemahaman perpajakan,
pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dengan preferensi
risiko sebagai variabel moderasi. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda
dan analisi regresi moderasi. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 15.318 dan sampel
yang diambil sebesar 100 sampel. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer. Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif. Kuesioner sejumlah 100 lembar
disebarkan kepada Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Banyuwangi selaku
responden. Hasil dari kuesioner kemudian diolah menggunakan aplikasi SPSS. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi
perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Banyuwangi, dan preferensi
risiko tidak dapat memoderasi pengaruh pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus dan
sanksi terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

Kata Kunci: Pemahaman Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Kepatuhan


Wajib Pajak, Preferensi Risiko

vii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

This research aims to empirical evidence effect of understanding taxation, tax authorities
and tax sanctions on taxpayer compliance with risk preferences as a moderating variable.
Data analysis techniques used multiple linear regression and moderation regression analysis.
The total population in this study was 15,318 and the sample taken was 100 samples. The
data source used in this study is primary data. The type of data used is quantitative.
Questionnaire in the amount of 100 sheets distributed to small business Taxpayers registered
in Banyuwangi KPP as respondents. The results of the questionnaire were then processed
using the SPSS application. The results of this study indicate that understanding taxation,
fiscal services and tax sanctions affect taxpayer compliance in Banyuwangi, and risk
preferences cannot moderate the influence of understanding taxation, tax authorities and
sanctions on taxpayer compliance.
Keywords : Taxation Understanding, Fiscus Services, Tax Sanctions, Taxpayer Compliance,
Risk Preference

viii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... ...1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... ...6
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................ ...7
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................................... ...7
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................................................... ...8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 11

2.1 Landasan teori ............................................................................................................. ...9


2.1.1. Teori Atribusi .................................................................................................... 11
2.1.2 Teori Prospek ..................................................................................................... 12
2.1.3 Pemahaman Perpajakan ...................................................................................... 13
2.1.4 Pelayanan Fiskus ................................................................................................ 14
2.1.5 Sanksi Pajak ....................................................................................................... 15
2.1.6 Kepatuhan Pajak ................................................................................................. 16
2.2 Penelitian Terdahulu..................................................................................................19
2.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................................................22
2.3.1 Pengaruh pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Banyuwangi ..................................................................................................... 22

ix

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.3.2. Pengaruh pelayanan fiskus terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM


Banyuwangi ..................................................................................................... 23
2.3.3. Pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM ...................... 24
Banyuwangi ..................................................................................................... 24
2.3.4 Preferensi risiko memoderasi pemahaman perpajakan terhadap ........................ 24
kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi. .................................................. 24
2.3.5. Preferensi risiko memoderasi pelayanan fiskus terhadap kepatuhan ................... 25
Wajib Pajak UMKM Banyuwangi .................................................................... 25
2.3.6. Preferensi risiko memoderasi sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Banyuwangi ..................................................................................................... 27
2.4 Kerangka Konseptual ................................................................................................. .25

BAB 3. METODE PENELITIAN .................................................................................... 29

3.1 Pendekatan Penelitian .................................................................................................. 29


3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................................... 29
3.3 Identifikas Operasional dan Pengukuran Variabel ....................................................... .29
3.4 Jenis dan Sumber Data ................................................................................................ .34
3.5 Metode Pengumpulan Data ......................................................................................... 35
3.6 Populasi dan Sample .................................................................................................. 35
3.7 Metode Analisis Data ................................................................................................. 36

BAB 4. PEMBAHASAN................................................................................................... 40

4.1 Gambaran Umum ........................................................................................................ 40


4.2 Deskripsi Hasil Penelitian........................................................................................... 41
4.3 Metode Analisi Data dan Pengujian Hipotesis ............................................................. 50
4.4 Pembahasan................................................................................................................ 64

BAB 5. PENUTUP ............................................................................................................ 74

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................ .74


5.2 Saran ........................................................................................................................... .74
5.3 Keterbatasan Penelitian .............................................................................................. .75

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... xii


x

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 1 ..................................................................................................................... xvii


Penelitian Terdahulu ...................................................................................................... xvii

xi

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Wajib Pajak Efektif UMKM di Banyuwangi ............................. 2


Tabel 1.2 Jumlah penerimaan realisasi penerimaan pajak ..................................... 3
Tabel 1.3 Jumlah Wajib Pajak dan Realisasi Wajib Pajak .................................... 3
Tabel 3.1 Indikator Pemahaman Perpajakan........................................................ 30
Tabel 3.2 Indikator Pelayanan Fiskus.................................................................... 31
Tabel 3.3 Indikator Sanksi Pajak ........................................................................... 32
Tabel 3.4 Indikator Kepatuhan Wajib Pajak ........................................................ 33
Tabel 3.5 Indikator Preferensi Risiko .................................................................... 34
Tabel 4.1 Distribusi Langsung................................................................................ 41
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 42
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Umur .............................................................. 42
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pendidikan ..................................................... 43
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...................... 43
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Lama Berkencimpung di Dunia Usaha ....... 44
Tabel 4.7 Kategori Mean Jawaban Responden ..................................................... 45
Tabel 4.8 Tanggapan responden tentang variabel pemahaman perpajakan ....... 45
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Tentang Pelayanan Fiskus ............................... 46
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Sanksi Pajak ................................................... 47
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Tentang Kepatuhan Wajib Pajak.................. 48
Tabel 4.12 Deskripsi jawaban responden atas variabel preferensi risiko ............ 49
Tabel 4.13 Analisis Deskriptif ................................................................................ 50
Tabel 4.14. Uji Validitas variabel independen ....................................................... 52
Tabel 4.15 Uji Validitas Variabel Dependen.......................................................... 52
Tabel 4.16 Uji Validitas Variabel Moderasi .......................................................... 53
Tabel 4.17 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ...................................................... 53
Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas Residual .............................................................. 54

xii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 4.19 Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................... 55


Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Model 1 ............................................................. 57
Tabel 4.21 Model 1 ANOVA ................................................................................... 60
Tabel 4.22 Hasil Analisis Regresi Model 2 ............................................................. 61

xiii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ........................................................................ 28


Gambar 4.1 Uji Heterokedasitas ............................................................................ 56

xiv

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penelitian Terdahulu

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Tabel Karakteristik Responden

Lampiran 4 Tabulasi Data Kuesioner

Lampiran 5 Statistik Deskriptif Jawaban Responden

Lampiran 6 Uji Validitas

Lampiran 7 Uji Reliabilitas

Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas

Lampiran 9 Hasil Uji Multikolinieritas

Lampiran 10 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 11 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

xv

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak adalah pemasukan Negara yang mempunyai peran yang baik sekali
dalam mendukung perekonomian Negara. Pajak dipakai untuk pembiayaan
Negara dengan tujuan kesejahteraan masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari APBN
negara tiap tahunnya dimana pajak menjadi pemasukan terbesar dari APBN.
Menurut Kemenkeu pertumbuhan penerimaan pajak Indonesia pada tahun 2018
merupakan penerimaan pajak tertinggi sejak tahun 2012 dengan realisasi
penerimaan pajak sebesar Rp1.315,91 T (92,41% dari APBN 2018) atau tumbuh
14,38 % dari realisasi penerimaan pajak tahun 2017. www.kemenkeu.go.id.-
APBN-kita-januari-2019. Pajak sangat penting bagi kebutuhan negara, banyak hal
yang dibantu pembiayaannya dengan pajak seperti : kesehatan, pendidikan,
maupun infrastruktur. Pajak berpengaruh sekali terhadap penerimaan Negara.
Pajak menjadi penopang perekenomian tentunya memiliki beberapa jenis. Pajak
yang dikenakan negara kepada Wajib Pajak yakni berupa pajak bumi dan
bangunan (PBB), pajak penghasilan (PPh), bea cukai, dan sebagainya. Dalam
pemungutan berbagai jenis pajak tersebut, diperlukan peran aktif pegawai pajak
dan Wajib Pajak karena kesadaran dalam membayar pajak merupakan kontribusi
dan kewajiban warga negara.
Pajak di Indonesia mempunyai 3 sistem pemungutan, yakni self assesment,
official assesment system dan withholding tax system. Menurut Diana dan
Setiawati (2014) self assessment system ialah sistem wewenang, kepercayaan,
tanggung jawab yang diberikan oleh Wajib Pajak untuk menghitung, membayar,
dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayarkan. Hal tersebut
Mardiasmo (2016:9) yang menyebutkan bahwa ciri – ciri self assement ialah :
a. Besarnya pajak ditentukan oleh Wajib Pajak sendiri

1
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri
pajak yang terutang
c. Pegawai Pajak hanya mengawasi dan tidak ikut campur.
Hal ini berarti bahwa Wajib Pajak yang berperan penting dalam
menentukan pajak yang harus dibayarkan. Oleh sebab itu, kesadaran Wajib Pajak
merupakan hal penting dalam menjalankan sistem self assesmen ini. Disamping,
peran aktif Direktorat Jenderal Pajak.
Menurut Sidik (2000) dalam Rahayu (2017) mengemukakan bahwa “
Wajib Pajak yang patuh dan melakukan kewajibanya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku ialah self assesment yang berarti Wajib Pajak bertanggung jawab
menetapkan, membayarkan, dan melaporkan Wajib Pajaknya secara akurat dan
tepat waktu. Adapun jenis – jenis kepatuhan Wajib Pajak, yakni kepatuhan Wajib
Pajak formal dan material. Menurut Rahayu (2017) Kepatuhan formal ialah saat
Wajib Pajak patuh dan melakukan kewajiban secara formal sesuai dengan
ketentuan dalam undang – undang perpajakan. Misalnya : Penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) PPh tersebut sudah benar atau belum, Surat Pemberitahuan
(SPT) PPh sudah disampaikan sebelum 31 Maret.
Indonesia mempunyai komponen penting penggerak perekonomian bangsa
yakni sektor UMKM. Dalam dekade ini UMKM tumbuh dan semakin meningkat.
Dikutip dari https://jatim.tribunnews.com Abdullah Azwar Anas mengatakan “
UMKM di Banyuwangi sektor yang didukung oleh pemerintah dengan beberapa
inovasi yang diberikan. Berikut ini jumlah Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi
mencapai 15.168.
Tabel 1.1
Jumlah Wajib Pajak Efektif UMKM di Banyuwangi
Tahun Jumlah Wajib Pajak PPh Final UMKM
2014 3005
2015 3586
2016 4685
2017 10.398
2018 15.168
Sumber: data internal KPP Pratama Banyuwangi

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

Penerimaan pajak juga naik tiap tahunnya. Hal ini bisa dilihat dengan
peningkatan penerimaan
Tabel 1.2
Jumlah penerimaan realisasi penerimaan pajak
Tahun Jumlah Realisasi Penerimaan Pajak
2014 Rp 381.087.999.132
2015 Rp 492.325.526.331
2016 Rp 496.637.495.703
2017 Rp 424.303.254.014
2018 Rp 466.412.407.399
Sumber: data internal KPP Pratama Banyuwangi
Tabel 1.3
Jumlah Wajib Pajak dan Realisasi Wajib Pajak
Keterangan 2014 2015 2016 2017
Wajib Pajak 89,992 10,197 112,225 125,225
terdaftar
Wajib Pajak 66,343 64,574 73,055 59,498
SPT Tahunan
(Efektif)
Realisasi 34,939 43,064 46,199 57,013
Wajib Pajak
SPT Tahunan
Sumber: data internal KPP Pratama Banyuwangi
Meskipun tingkat penerimaan pajak Wajib Pajak semakin meningkat
dalam setiap tahun, namun hal tersebut belum mencapai target yang ditetapkan
negara dalam hal penerimaan pajak. Karena masih belum dalam membayar pajak.
Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah menjadi tulang
punggung perekonomian negara. Hal ini dibuktikan dengan peranannya yang
mendominasi hingga lebih dari 60% Produk Domestik Bruto (PDB) dan memiliki
proporsi 99% dari total pelaku usaha di Indonesia. Sektor ini tentu tak dapat
dipandang sebelah mata. Fakta yang menunjukkan bahwa kontribusi pajak hanya
sebesar 2,2% terhadap total penerimaan PPh yang dibayar sendiri oleh Wajib
Pajak menunjukkan otoritas pajak perlu memberikan perhatian dan penanganan
khusus. Itu adalah salah satu latar belakang terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor
23 Tahun 2018 (PP 23/2018) yang menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2013 (PP 46/2013). Di dalam aturan tersebut, diberikan beberapa

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

kemudahan dan juga insentif kepada para pelaku UMKM agar dapat berperan
serta dalam kegiatan ekonomi formal. Salah satu bentuk insentif itu adalah
pengurangan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Final dari satu persen menjadi
setengah persen. Dengan insentif ini diharapkan Wajib Pajak akan makin
berkembang usahanya dan dalam jangka waktu tertentu dapat menambah
kontribusinya kepada negara melalui pajak.
Selain perubahan tarif, ada perbedaan mendasar dengan PP 46/2013 yang
kiranya perlu dicermati dan dapat diberikan masukan agar pelaksanaan PP
23/2018 dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Direktorat Jenderal Pajak mereformasi dalam meningkatkan pemasukan
pajak dan kepatuhan Wajib Pajak. Ada beberapa cara Direktorat Jenderal Pajak
memaksimalkan perpajakan yaitu : mengubah perturan perpajakan, yang sekarang
PP Nomor 23 tahun 2018, meningkatkan pelayanan Wajib Pajak dan memberikan
sanksi terhadap Wajib Pajak. kantor pajak diarahkan untuk memiliki proses bisnis
yang simpel untuk membuat pekerjaan menjadi efektif, efisien, akuntabel dan
berbasis teknologi informasi. Pilar selanjutnya, teknologi informasi dan basis data,
kantor pajak diharapkan memiliki sistem informasi yang handal dan dapat
diandalkan sebagai upaya pengolahan data perpajakan yang akurat dan berbasis
teknologi informasi. Pilar peraturan perundang-undangan diarahkan untuk
memberi kepastian hukum serta menampung dinamika kegiatan perekonomian
yang berkembang, mengurangi cost of compliance, memperluas basis perpajakan,
dan pada akhirnya meningkatkan penerimaan pajak. Reformasi pada kelima pilar
tersebut diupayakan untuk mendeteksi potensi pajak dan kemudian
merealisasikannya menjadi penerimaan pajak secara efisien dan efektif.
Hal tersebut dilakukan untuk menigkatkan pemasukan perpajakan. Baru –
baru ini, Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan ketentuan perpajakan baru bagi
UMKM dengan tujuan sektor UMKM dengan harapan UMKM banyak yang
membayar pajak. Kemudian dalam segi pelayanan, Direktorat Jenderal Pajak
meningkarkan pelayanan baik langsung maupun tidak langsung. Serta tidak lupa
pengenaan sanksi pajak bagi wajib pelanggar Wajib Pajak (sebagaimana dilansir

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

di https://www.pajak.go.id/artikel/8-inovasi-penting-djp-yang-perlu-anda-ketahui-
di-kuartal-pertama-2017).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Alm, dkk dalam Why Do People
Pay Taxes?, kepatuhan Wajib Pajak tercapai apabila probabilitas pemeriksaan
pajak terhadap mereka tinggi dan adanya sanksi yang tegas bagi yang melanggar.
Sesuai dengan penelitian tersebut, apabila nantinya masih ada Wajib Pajak yang
tidak taat pajak maka perlu untuk dilakukan pemeriksaan dan proses penegakan
hukum. Menurut James Alm dkk juga kepatuhan pajak Wajib Pajak akan
meningkat tanpa ada pemeriksaan atau sanksi, apabila masyarakat puas dengan
pelayanan publik yang disediakan pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah harus
tepat dalam mengalokasikan penerimaan negara dan bersifat transparan.
Ada beberapa penelitian yang berbeda – beda dalam topik ini dalam jurnal.
Menurut Sari Dkk (2019) pemahaman peraturan perpajakan, pelayanan pegawai
pajak, sanksi pajak, preferensi risiko berpengaruh positif signifikan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak pada UMKM Elektronik di Kecamatan Sitiung
Dhamasraya. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Wahyuningtyas (2019)
pemahaman perpajakan, pelayanan pegawai pajak dan sanksi pajak berpengaruh
positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak di KPP Denpasar Timur dan preferensi
risiko tidak mampu memoderasi ke tiga variabel independent tersebut.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Dwi dkk (2019) Kesimpulan dari
penelitian ini adalah reformasi sistem perpajakan berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan tax amnesty dan pemahaman perpajakan tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Preferensi risiko mampu
memoderasi pengaruh antara reformasi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak namun tidak dapat memoderasi pengaruh antara tax amnesty terhadap
kepatuhan Wajib Pajak, serta tidak dapat memoderasi pengaruh antara
pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Penelitian yang lain dilakukan oleh Yulisna (2018) yang menghasilkan
kesimpulan. Pelayanan fiskus memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru. Pengetahuan fiskus memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru. Kesadaran

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

Wajib Pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
di Kota Pekanbaru. Pelayanan fiskus yang dimoderasi kondisi keuangan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru.
Pengetahuan perpajakan yang dimoderasi kondisi keuangan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru.
Kesadaran Wajib Pajak yang dimoderasi kondisi keuangan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru. Pelayanan
fiskus yang dimoderasi preferensi risiko Wajib Pajak tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru. Pengetahuan
perpajakan yang dimoderasi preferensi risiko Wajib Pajak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru kesadaran
Wajib Pajak yang dimoderasi preferensi risiko Wajib Pajak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru. Dengan
perbedaan penelitian yang ada serta fenomena yang terjadi maka dapat
dirumuskan permasalahan.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka bisa dirumuskan masalah yang


diajukan yakni :
1. Apakah pemahaman perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak UMKM Banyuwangi ?
2. Apakah pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak
UMKM Banyuwangi ?
3. Apakah sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak
UMKM Banyuwangi ?
4. Apakah preferensi risiko memoderasi pengaruh pemahaman perpajakan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi ?
5. Apakah preferensi risiko memoderasi pengaruh pelayanan fiskus terhadap
kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi ?
6. Apakah preferensi risiko memoderasi pengaruh sanksi pajak terhadap
kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi ?

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini ialah :
1. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh pemahaman perpajakan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
2. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh pelayanan fiskus terhadap
kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
3. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh sanksi pajak terhadap
kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
4. Untuk memperoleh bukti empiris preferensi risiko dalam memoderasi
pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Banyuwangi.
5. Untuk memperoleh bukti empiris preferensi risiko dalam memoderasi
sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
6. Untuk memperoleh bukti empiris preferensi risiko dalam memoderasi
sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut :


1. Manfaat Penelitian Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini bisa memperkaya khazanah keilmuwan bagi penulis
tentang preferensi risiko memoderasi pemahaman perpajakan, pelayanan
fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM di
Banyuwangi. Diharapkan penelitian ini bermanfaat dalam menambah
keilmuwan di civitas akademik.
2. Manfaat Penelitian Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan penelitian berikutnya
tentang preferensi risiko memoderasi pemahaman perpajakan, pelayanan
fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM di
Banyuwangi. Serta penelitian ini sebagai penerapan teori yang telah dipelajari
saat kuliah.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

3. Manfaat Penelitian Bagi KPP Pratama dan DJP


Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan referensi, masukan dan
informasi bagi KPP Pratama dan Direktorat Jenderal Pajak mengenai
pengaruh preferensi risiko memoderasi pemahaman perpajakan, pelayanan
fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM di
Banyuwangi. Penelitian ini diharapakan menghasilkan informasi yang
berguna bagi KPP dan DJP sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.

4.Manfaat Penelitian Bagi Masyarakat


Hasil penelitian ini semoga digunakan oleh masyarakat bagaimana
preferensi risiko memoderasi pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus, dan
sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi. Sehingga
dapat mendorong masyarakat untuk semakin patuh dalam membayar pajak.
Karena pajak merupakan komponen penting dalam roda pemerintahan

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk menjadi sebuah skripsi tentunya ada kerangka sistematika


penulisan. Penulisan skripsi yang terdiri dari 5 bab seperti dibawah ini.

BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini memaparkan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Latar belakang penulisan
ini dan menjelaskan hal apa yang menjadi dasar penulisan untuk mengangkat
topik ini menjadi sebuah judul skripsi. Rumusan masalah menjelaskan tentang
problematika yang harus dijawab. Tujuan penelitian memparkan tentang jawaban
dari rumusan masalah. Manfaat penilitian menjelaskan hasil yang diharapkan dari
penulisan skripsi ini. Sistematika penulisan skripsi mengatur tentang letak
penulisan topik skripsi ini.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


Pada bab ini memaparkan tentang teori – teori yang dipakai sebagai dasar
dari variabel preferensi risiko memoderasi pemahaman perpajakan, pelayanan
fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi
yang akan diteliti dalam penelitian ini.. Bukan hanya itu, dalam bab ini juga
dipaparkan tentang penelitian yang pernah dilakukan, hipotesis serta kerangka
konseptual. Teori yang dipakai ialah teori kepatuhan dan teori atribusi. Hipotesis
penelitian ini disusun berpedoman terhadap penelitian terdahulu mengenai
variabel preferensi risiko memoderasi pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus,
dan sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.

BAB 3 METODE PENELITIAN


Pada bab ini memaparkan tentang metode yang digunakan untuk
melakukan penelitian rancangan penelitian, waktu dan tempat penelitian, jenis dan
sumber data, sample yang digunakan, prosedur pengumpulan data, teknis alasis
dan pengujian hipotesis. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini ialah
penelitian kuantitatif dengan pembagian kuesioner sebagai instrumen memperoleh
data. Variabel penelitian ini dibedakan menjadi tiga yakni variabel terikat,
variabel bebas, dan variabel moderasi, variabel terikat penelitian ini adalah
kepatuhan formal Wajib Pajak orang pribadi. Variabel bebasnya ialah penerapan
sanksi pajak, pemahaman perpajakan, dan pelayanan fiskus. Variabel moderasinya
ialah preferensi risiko.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan yang menguraikan secara
rinci analisis yang telah dibuat untuk menjawab permasalahan yang diangkat
berdasarkan hasil pengolahan data. Hasil penelitian ini menunjukan Pengaruh
Pemahaman Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak UMKM dBanyuwangi dengan Preferensi Risiko
sebagai Variabel Moderasi.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini merupakan bab yang berisi tentang kesimpulan dan saran
penelitian. Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dan saran penelitian dan hasil
yang dikemukakan dari pembahasan terkait Pengaruh Pemahaman Perpajakan
Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM Banyuwangi dengan Preferensi Risiko sebagai Variabel Moderasi.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori

Bab 2 menjelaskan tentang konsep, definisi maupun hasil penilitian yang


sudah dilakukan dan mempunyai hubungan dengan preferensi risiko memoderasi
pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi pajak terhadap kepatuhan
Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
2.1.1. Teori Atribusi

Menurit Robbins dan Judge (2014:177) Teori atribusi merupakan teori


yang menjelaskan perbedaan cara dalam menilai individu, bergantung arti yang
dihubungkan terhadap perilaku. Dengan kata lain teori atribusi menunjukkan
faktor penyebab suatu perilaku, apakah suatu tersebut disebabkan faktor internal
atau ekternal. Pernyataan yang sama kemudian diungkapkan oleh Wade dan
Tavris (2008:293) bahwa teori atribusi pada dasarnya membagi perilaku seseorang
atas dua kategori, yakni atribusi situasional dan atribusi disposisional. Atribusi
situasional merupakan pengidentifikasian munculnya perilaku seseorang yang
berasal dari lingkungan atau situasi seperti, kondisi sosial, dan pandangan
masyarakat sekitar sedangkan, atribusi disposisional merupakan
pengidentifikasian munculnya perilaku seseorang yang berasal dari dalam diri
orang tersebut seperti, sifat pribadi dan persepsi diri
Robbins dan Judge (2014 : 144) menyatakan bahwa penentuan perilaku
internal dan ekternal tergantung pada 3 faktor yakni, kekhususan, konsensus dan
konsistensi. Kekhususan ialah perbedaan persepsi perilaku seseorang dalam
situasi yang berlainan. Individu yang bergerak sebagai pengamat akan
memberikan atribusi ekternal terhadap tindakan seseorang yang dianggap luar
biasa. Sebaliknya suatu tindakan akan dinilai sebagai atribusi ekternal jika
tindakan tersebut dianggap sebagai hal biasa. Konsensus ialah kesamaan
pandangan dalam merespon suatu perilaku dalam situasi yang sama. Jika

11
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 12

konsensusnya rendah masuk atribusi ekternal dan jika tinggi masuk ekternal.
Yang terakhir konsistesi yaitu penilaian sesorang yang sama dari waktu kewaktu.
Maka seseorang tersebut menghubungkannya dengan sebab – sebab internal.
Penilaian seseorang tehadap orang lain dipengaruhi oleh kondisi ekternal
maupun internal. Sehingga dengan ini teori atribusi merupakan teori yang relevan
untuk menerangkan maksud diatas.
Relevansi antara teori atribusi dengan penilitian ini adalah bahwa
seseorang dalam menentukan perilaku patuh atau tidak patuh dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya dipengaruhi oleh faktor internal
maupun eksternal. Faktor tersebut yang mempengaruhi kepatuhan Wajib
Pajak antara lain, kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus dan Sanksi
Pajak. Jadi teori atribusi sangat relevan untuk menerangkan maksud tersebut.
Mustafa (2011: 150)
2.1.2 Teori Prospek
Teori prospek dikembangkan oleh dua orang psikolog, Daniel Kahneman
dan Amos Tversky diawal tahun 80an pada dasarnya mencakup dua disiplin ilmu,
yaitu psikologi dan ekonomi. Awal mula teori prospek adalah pada analisis
perilaku seseorang dalam mengambil keputusan (ekonomi) didalam dua pilihan.
Secara singkat dapat dikatakan teori prospek menunjukkan, bahwa orang akan
memiliki kecenderungan irasional untuk lebih enggan mempertaruhkan
keuntungan (gain) daripada kerugian (loss). Dalam kondisi rugi, seseorang akan
cenderung lebih nekat menanggung risiko dibandingkan pada kondisi berhasil.
Seseorang akan merasakan seolah – olah nilai kekalahan sejumlah uang tertentu
dalam suatu taruhan lebih menyakitkan daripada nilai kemenangan dari sejumlah
uang yang sama, sehingga dalam situasi rugi orang lebih nekat untuk menanggung
risiko.
Relevansi teori prospek terhadap kepatuhan Wajib Pajak adalah apabila
seorang Wajib Pajak memiliki risiko yang tinggi maka Wajib Pajak tersebut
belum tentu akan tidak membayar kewajiban pajaknya. Karena apabila Wajib
Pajak itu memiliki sifat risk seeking artinya walaupun Wajib Pajak memiliki risiko
tinggi maka tidak akan mempengaruhi Wajib Pajak untuk tetap membayar pajak,

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 13

sedangkan Wajib Pajak yang memiliki sifat risk aversion apabila Wajib Pajak
memiliki risiko yang rendah maka Wajib Pajak justru akan menghindari
kewajiban pajaknya Aryobimo (2012).
Keterkaitan antara teori prospek dengan penelitian ini adalah
dalam penelitian ini teori prospek mampu menjelaskan tentang preferensi
risiko yang dapat mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak dan dapat
mempengaruhi Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban
perpajakannya. Dapat dikatakan, jika Wajib Pajak mempunyai tingkat risiko
yang tinggi belum tentu Wajib Pajak tidak mau untuk membayar pajak. Aryobimo
(2012)
2.1.3 Pemahaman Perpajakan
Yulianti (2015) menyatakan dalam penelitiannya bahwa pengetahuan dan
pemahaman perpajakan ialah proses dimana Wajib Pajak tahu tentang perpajakan
dan mempraktekkan pengetahuan itu untuk membayar pajak. Dimas
Ramadiansyah (2014) menyatakan dalam penelitiannya definisi pemahaman ialah
kemampuan dalam menangkap makna dan arti dari materi yang di kaji atau
dipelajari.
Pemahaman peraturan perpajakan yakni suatu proses Wajib Pajak
mengetahui tentang peraturan perpajakan, undang – undang pajak yang berlaku
dan mempraktikkannya dalam bersikap Wajib Pajak yang benar. Apabila seorang
Wajib Pajak memahami peraturan perpajakan yang berlaku maka tingkat
kepatuhan Wajib Pajak semakin meningkat.
Menurut Hardianingsih (2011) Indikator pemahaman perpajakan yaitu :

a. Wajib Pajak memliki NPWP


b. Memahami peraturan yang berlaku
c. Melakukan kewajiban perpajakan
d. Hak melindungi kerahasiaan
e. Hak pengembalian lebih bayar
f. Hak dalam mendapatkan pelayanan fiskus yang baik
g. Pengetahuan tarif pajak

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 14

2.1.4 Pelayanan Fiskus


Pandiangan (2005 : 3) mengemukakan bahwa pelayanan ialah suatu proses
tindakan untuk memenuhi keperluan seseorang melalui aktivitas yang dilakukan
orang lain secara langsung. Alam (2003 : 5) menyatakan fiskus ialah orang yang
melakukan pelayanan aparat pajak pada Wajib Pajak mengenai perpajakan.
Dessy (2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Pelayanan Aparat
Pajak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
pada UMKM Elektronik di Kecamatan Sitiung Dharmasraya. Menurut Zulaikha
(2013) pelayanan fiskus berpengaruh positif namun tidak mendukung. Pelayanan
fiskus merupakan faktor eksternal agar Wajib Pajak itu patuh. Persepsi pajak
mengenai pelayanan akan mempengaruhi kualitas kepatuhan Wajib Pajak.
Parasuraman (1998) mengatakan dalam penelitian kusuma ada 5 jenis dimensi
jasa fiskus yakni :

1. Keandalan (realibility)
Keandalan ialah memberikan kemampuran dengan akurat dan terpercaya dan
kesamaan layanan setiap orang
2. Bukti Fisik (tangibles)
Bukti fisik ialah bukti awal yang dapat ditunjukkan oleh organisasi penyedia
layanan. Bukti fisik bisa berupa fasilitas fisik, alat komunikasi, personal, dan
peralatan. Hal tersebut mewakili pelayanan secara fisik atau memberikan
image kepada Wajib Pajak.
3. Jaminan (Assurance)
Yakni pelayanan dan jaminan dari fiskus dalam melayani Wajib Pajak.
4. Daya Tangkap
Yakni pelayanan yang dilakukan oleh pegawai pajak dalam membantu Wajib
Pajak dengan cepat dan tanggap.
5. Emphaty (emphaty)
Pelayanan yang dilakukan oleh pegawai pajak kepada Wajib Pajak berupa
kemudahan melakukan komunikasi dengan baik.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 15

2.1.5 Sanksi Pajak


Pengertian sanksi pajak Mardiasmo (2016) mengatakan bahwa sanksi
perpajakan ialah jaminan agar peraturan perpajakan ditaati/dipatuhi/dan dituruti.
Dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan sarana agar kepatuhan Wajib
Pajak meningkat.
Menurut pasal 7 UU KUP No. 28 Tahun 2007 dikenakan sanksi pajak jika
SPT Wajib Pajak tidak disampaikan tepat waktu sesuai dengan waktu
penyampaian SPT atau batas waktu perpanjangan surat pemberitahuan dan jangka
waktunya ialah sesuai dengan pasal 3 ayat 3 dan pasal 3 ayat 4 Undang – Undang
ketentuan Umum perpajakan No. 28 Tahun 2007 yang antara lain :
1. SPT Masa terakhir 20 hari sesudah akhir masa pajak
2. SPT Tahunan PPh Wajib Orang Pribadi, paling lama tiga 3 bulan sesudah
akhir tahun pajak
3. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak badan, paling lama 4 bulan sesudah akhir
tahun pajak

Jenis – Jenis Sanksi Pajak


Resmi (2017:16) menyatakan sanksi pajak terjadi karena adanya Wajib
Pajak yang melanggar undang – undang. Sehingga, Sanksi pajak berfungsi
sebagai alat pencegah Wajib Pajak melakukan pelanggaran perpajakan. Menurut
Undang – undang perpajakan ada 2 sanksi yang berlaku.
1. Sanksi Administrasi
Sanksi administrasi ini berbentuk bunga, denda, atau kenaikan. Sanksi ini
diberikan kepada Wajib Pajak yang melanggar Undang – Undang yang
berlaku.
2. Sanksi Pidana
Berdasarkan Undang – Undang perpajakan ada 3 bentuk yaitu :
1) Denda pidana
Sanksi ini ditujukan kepada Wajib Pajak atau pihak ketika pejabat yang
berwenanng yang melanggar norma. Denda pidana ini bersifat kejahatan
dan pelanggaran umum.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 16

2) Pidana Kurungan
Pidana kurungan diberikan terhadap pelaku tindak pidana yang bersifat
pelanggaran. Hal ini bisa ditujukan kepada Wajib Pajak, dan pihak
ketiga. Sebab hukuman pidana yang dibebankan kepada pelaku pelanggar
norma itu sama ketentuannya dengan yang diancamkan dengan denda
pidana, maka masalahnya hanya ketentuan mengenai denda pidana
sekian itu diganti dengan pidana kurangan yang sesuai.
3) Pidana Penjara
Pidana penjara ialah sanksi perampasan kebebasan. Pidana penjara ini
dibebankan kepada pelaku kejahatan. Ancaman ini tidak akan diberikan
kepada pihak ketiga adanya kepada pejabat dan keapada Wajib Pajak.
Adam Smith (2010) memaparkan bahwa indikator dari sanksi perpajakan yakni :

a. Sanksi Tegas dan Jelas


Sanksi yang tegas dan jelas bisa dipakai untuk mencegah Wajib Pajak tidak
melanggar aturan – aturan pajak
b. Sanksi yang tidak ada kompromi (Not Arbtrary)
Sanksi pajak yang berat ialah salah satu cara agar Wajib Pajak akan semakin
patuh dalam melaksanakan perpajakannya. Wajib Pajak akan mengetahui hak
dan kewajiban sehingga tidak akan melakukan kesalahan ataupun
pelangggaran. Serta tidak ada toleransi didalamnya

2.1.6 Kepatuhan Pajak


Nowak (2010) dalam Zain (2007 : 31), kepatuhan Wajib Pajak memiliki
arti yakni : kondisi dari kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak tercermin dari 1,
Wajib Pajak paham atau berusaha memahami peraturan perpajakan 2. Mengisi
formulir dengan benar dan jelas 3 menghitung nominal pajak dengan tepat 4.
Membayar pajak tepat waktu.
Nurmantu (2003) dalam Rahayu (2010 : 138) menyatakan bahwa
kepatuhan perpajakan bisa didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib
Pajak memenuhi kewajiban dan haknya. Kepatuhan Wajib Pajak membayar pajak

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 17

sesuai dengan peraturan perpajakan guna membangun negara Indonesia.


Kepatuhan Wajib Pajak ini sangat penting, karena sistem yang dianut oleh
Indonesia self assesmen, dimana Wajib Pajak melaporkan dan membayar
pajaknya.
Nurmantu (2003) menyatakan kewajiban dan hak perpajakan dibagi
menjadi 2 yakni kepatuhan material dan formal. Kepatuhan material merupakan
suatu keadaan dimana Wajib Pajak melakukan ketentuan material perpajakan.
Misalnya: Wajib Pajak mengisi dan melaporkan data identitasnya secara benar
dan jujur. Sebaliknya kepatuhan Wajib Pajak formal adalah suatu keadaan dimana
Wajib Pajak melakukan kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan
ketentuan undang – undang perpajakan yang berlaku misal : mendaftarkan diri
dan memiliki NPWP, menghitung dan membayar pajak terutang dan melaporkan
SPT Masa maupun SPT Tahunan. Hal tersebut dilakukan tapi belum tentu yang
dilakukan tersebut benar dan tepat.
Menurut pasal 1 angka 26 UU KUP, pembukuan adalah suatu poses
pencatatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mengumpulkan data dan
informasi keuangan meliputi harta, kewajiban, modal penghasilan dan biaya, serta
harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun
laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak
tersebut. Dari hal tersebut ada beberapa hal penting yang biasanya kurang
diperhatikan oleh Wajib Pajak yakni :

1. Pembukuan / pencatatan tersebut wajib dilaksanakan secara teratur, yang


berarti harus dikerjakan waktu ke waktu dan secara up to date atau terus
menerus dan berkesinambungan. Hal ini bisa menjadi indikasi dari benar
tidaknya yang diselenggarakan Wajib Pajak.
2. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggerakan sedmikian rupa
sehingga dapat diketahuui harga perolehan dan harga penyerahan barang
atau jasa yang terutang PPN, tidak terutang PPN, dikenakan PPN 0%, PPN
nya ditangguhkan, PPN nya di tanggung pemerintah dan dikenakan
PPnNM

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 18

Wajib Pajak yang tidak melakukan pembukuan atau pencatatan berarti


tidak memenuhi ketentuan undang – undang perpajakan dan dapat berakibat
kesulitas Wajib Pajak dalam mempertanggungjawabkan SPT yang dilaporkan
ketika dilakukannya pemeriksaan.

2.1.7 Preferensi Risiko

Sitkin (1992) dalam Aryobimo (2012) mengemukakan bahwa preferensi


risiko ialah salah satu cara untuk mempengaruhi tindakan Wajib Pajak. Togler
(2007) mengemukakan risiko bisa mempengaruhi sikap kepatuhan Wajib Pajak
karena adanya risiko yang dihindari.

Preferensi risiko seseorang bisa mempengaruhi keputusan Wajib Pajak.


Preferesnsi risiko juga berhubungan dengan kepatuhan Wajib Pajak. Dasar teoritis
yang tepat digunakan untuk pelayanan fiskus ada dalam teori prospek. Teori
prospek menjelaskan apabila Wajib Pajak ketika memiliki risiko yang tinggi maka
kepatuhan Wajib Pajak bisa dipengaruhi. Sebaliknya apabila risiko yang dimiliki
Wajib Pajak itu rendah maka kepatuhan Wajib Pajak menjadi rendah. Dasar
teoritis yang sesuai dengan preferensi risiko memoderasi pemahaman perpajakan
dalam hubungan kepatuhan Wajib Pajak ada dalam teori prospek. Teori prospek
menjelaskan disaat Wajib Pajak mempunyai risiko yang tinggi maka kepatuhan
Wajib Pajak dapat dipengaruhi oleh preferensi risiko.

Menurut Ardyanto (2014) indikator preferensi risiko ialah sebagai berikut:


a. Risiko Keuangan.
Risiko keuangan berhubungan dengan kondisi keuangan Wajib Pajak.
Sesorang yang mempunyai investasi berarti dia tidak bisa terhindar dari
risiko. Misalnya tidak mendapat dividen dan mengalami kerugian. Ada juga
seseorang yang berwirausaha kemungkinan akan mengalami kebangkrutan.
Pada dasarnya orang yang memiliki usaha mempunyai risiko kebangkrutan
dan itu termasuk dalam risiko keuangan. Hal seperti itu masuk dalam Wajib
Pajak ketika melaporkan pajaknya.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 19

b. Risiko Sosial Ekonomi


Risiko sosial berkaitan dengan keadaan lingkungan pada masyarakat. Hal
tersebut bisa juga dengan naiknya harga – harga yang berakibat terhadap
konsumsi rumah tangga. Penelitian ini memiliki risiko sosial yang lebih
menekankan terhadap Wajib Pajak kepada Petugas Pajak. Hal tersebut
mempengaruhi hubungan kepatuhan Wajib Pajak dalam melakukan
perpajakan. Selain itu, ada risiko sosial seperti perubahan kebijakan
pemerintah yang akan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
c. Risiko Kesehatan
Risiko kesehatan berkaitan dengan keadaan kesehatan Wajib Pajak. Hal
tersebut berkaitan dengan kondisi dari Wajib Pajak. Penelitian ini
menekankan kepada Wajib Pajak kepada Petugas Pajak. Hal tersebut
mempengaruhi hubungan kepatuhan Wajib Pajak dalam melakukan
perpajakan. Contoh dari risiko ini ialah merokok dan minum alkohol
d. Risiko Pekerjaan
Risiko keselamatan kerja dalam hal ini risiko dari pekerjaan yang dilakukan.
Seseorang melakukan pekerjaannya tidak lepas dari risiko keselamatan
jiwanya. Seseorang yang memiliki jabatan yang tinggi akan mematuhi
kewajiban perpajakannya karena takut akan sanksi apabila melanggarnya..

2.2 Penelitian Terdahulu

Wahyuningsih (2019) berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan


hasil penelitian sebagai berikut : Pemahaman Peraturan Perpajakan berpengaruh
positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Kualitas Pelayanan Fiskus berpengaruh
positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Sanksi Pajak berpengaruh positif
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Preferensi Risiko tidak berpengaruh terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak. Preferensi risiko tidak mampu memoderasi hubungan
antara pemahaman peraturan perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Preferensi risiko tidak mampu memoderasi hubungan antara kualitas pelayanan
fiskus terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Preferensi risiko tidak mampu
memoderasi hubungan antara sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 20

Shanti (2016) kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan


Wajib Pajak wirausahawan dalam membayar pajak penghasilan di KPP Pratama
Gianyar kualitas pelayanan fiskus dan pemahaman peraturan perpajakan
berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak wirausahawan dalam membayar
pajak penghasilan di KPP Pratama Gianyar.
Desi (2019) pemahaman perpajakan berpengaruh positif terhadap
kepatuhan Wajib Pajak UMKM elektronik di Kecamatan Dhamasraya. Pelayanan
aparat pajak berpangaruh positif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak pada UMKM Elektronik di Kecamatan Sitiung Dharmasya. Sanksi pajak
berpengaruh tidak signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada UMKM
elektronik. Preferensi risiko perpajakan berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada UMKM Elektronik di Kecamatan Sitiung
Dhasmaraya.
Septarini (2015) pelayanan pajak, sanksi pajak dan kesadaran Wajib Pajak
masing -masing berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Amin (2018) hasil pengujian menunjukkan bahwa pemahaman peraturan
perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan formal. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepatuhan formal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
preferensi risiko mampu memoderasi pemahaman peraturan perpajakan terhadap
kepatuhan formal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa preferensi risiko mampu
memoderasi pengaruh kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan formal.
Deasy (2019) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa reformasi sistem
perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan
tax amnesty dan pemahaman perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak. Preferensi risiko mampu memoderasi pengaruh antara reformasi
perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak namun tidak dapat memoderasi
pengaruh antara tax amnesty terhadap kepatuhan Wajib Pajak, serta tidak dapat
memoderasi pengaruh antara pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 21

Aziz (2017) pemahaman tentang peraturan Wajib Pajak dan preferensi


risiko secara simultan berpengaruh signifikan pada kepatuhan Wajib Pajak. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemahaman tentang peraturan Wajib Pajak secara
parsial tidak berpengaruh pada kepatuhan wajib. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa preferensi risiko secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preferensi risiko
secara parsial berpengaruh negatif signifikan dan dapat memoderating
Pemahaman tentang Peraturan Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Lydina (2018) Secara simultan kesadaran Wajib Pajak, pengetahuan pajak
dan sanksi pajak mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi di KPP
Pratama Surabaya Gubeng. Variabel kesadaran Wajib Pajak tidak berpengaruh
positif pada kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi baik secara formal maupun
material di KPP Pratama Surabaya Gubeng. Variabel pengetahuan pajak
berpengaruh positif pada kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi baik secara formal
maupun material di KPP Pratama Gubeng. Variabel sanksi pajak berpengaruh
positif pada kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi baik secara formal maupun
material di KPP Pratama Gubeng.
Yuniar (2018) Pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh positif
signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Salatiga. Kesadaran
Wajib Pajak tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
di KPP Pratama Salatiga preferensi risiko berpengaruh positif signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Salatiga preferensi risiko memoderasi
pengaruh pemahaman peraturan perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di
KPP Pratama Salatiga. Preferensi risiko memoderasi pengaruh kesadaran Wajib
Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Salatiga.
Suntono (2015) pemahaman peraturan pajak dan pelayanan aparat pajak
preferensi risiko sebagai variabel moderasi tidak dapat memoderasi hubungan
antara pemahaman peraturan pajak dengan kepatuhan Wajib Pajak dan hubungan
antara pelayanan aparat pajak dengan kepatuhan Wajib Pajak UMKM di
Kabupaten Demak. Bagi Kantor Pelayanan Pajak hendaknya selalu meningkatkan
kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak, misalnya meningkatkan mutu pelayanan

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 22

dan menambah fasilitas pendukung pelayanan dan juga melakukan sosialisasi


tentang peraturan pajak yang baru agar meningkatkan pemahaman peraturan pajak
bagi Wajib Pajak.
Utari (2019) simpulan yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan yaitu pertama, pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini berarti semakin
tinggi pemahaman Wajib Pajak tentang peraturan perpajakan maka kepatuhan
Wajib Pajak akan semakin tinggi sehingga, hipotesis pertama dalam penelitian ini
diterima. Kedua, preferensi risiko merupakan varibel yang dapat memoderasi
hubungan pemahaman peraturan perpajakan dengan kepatuhan Wajib Pajak. Hal
ini berarti moderasi yang diberikan akan memperkuat hubungan antara
pemahaman peraturan perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak sehingga,
hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima.
Alpisah (2018) Pemahaman peraturan pajak berpengaruh secara parsial
terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh secara
parsial terhadap kepatuhan Wajib Pajak Pemahaman peraturan pajak dan
kesadaran Wajib Pajak secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak. Untuk mempermudah dalam membaca dan memahami penelitian
terdahulu, penulis melampirkan matriks penelitian terdahulu dalam lampiran 1.
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ialah sebuah dugaan sementara yang ditujukan
terhadap rumusan masalah yang telah disusun. Hipotesis ini bersifat sementara
sebab jawabannya masih berlandaskan teori dan hipotesis yang dirumuskan
berdasarkan kerangka berpikir penelitian.
2.3.1 Pengaruh pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
UMKM Banyuwangi
Hariyani (2017) pemahaman perpajakan ialah suatu proses Wajib Pajak
mengetahui dan memahami tentang peraturan dan perundang – undangan serta
tata cara perpajakan. Wajib Pajak harus bisa memahamai cara melaporkan SPT,
membayar pajak, dan lain sebagainya. Disaat Wajib Pajak paham tentang tata cara
perpajakan maka Wajib Pajak juga bisa memahamai peraturan perpajakan.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 23

Semakin tinggi tingkat pengetahuan dan pemahaman Wajib Pajak terhadap


peraturan perpajakan maka tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam menjalankan
hak dan kewajibannya juga semakin tinggi.
Penelitian terkait pemahaman perpajakan telah dilakukan oleh Yulisna
(2018) yang menyatakan bahwa pemahaman perpajakan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru. Ini artinya
semakin Wajib Pajak tersebut paham akan peraturan dan undang – undang
perpajakan maka, semakin patuh Wajib Pajak tersebut.
Berdasarkan teori atribusi perilaku seseorang bergantung oleh faktor
ekternal dan internal orang tersebut. Faktor internal yang dimaksud yakni faktor
yang ada pada diri Wajib Pajak tersebut. Pemahaman perpajakan merupakan
bentuk dari faktor internal perilaku Wajib Pajak. Jadi semakin paham Wajib Pajak
tersebut maka semakin patuh Wajib Pajak tersebut. Berdasarkan uraian tersebut
maka hipotesis penelitian ini ialah :
H1: Pemahaman perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak
UMKM Banyuwangi
2.3.2. Pengaruh pelayanan fiskus terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Banyuwangi
Pelayanan fiskus ialah salah satu bentuk kemudahan dibidang perpajakan
oleh Direktorat Jenderal Pajak melalui satuan kerja yang ada dibawahnya. Hal
tersebut dilakukan guna memenuhi ketetapan perpajakan yang sudah ditetapkan
dan bisa menjadi sumbangan besar bagi penerimaan negara (Aryobimo : 2012)
Penelitian yang berhubungan dengan ini ialah penelitian yang dilakukan
oleh Suntono (2015) bahwa pelayanan aparat pajak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepatuhanWajib Pajak. Pelayanan aparat pajak yang semakin
tinggi akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Hasil penelitian ini
sesuai dengan teori pembelajaran sosial yang menjelaskan bahwa seseorang akan
lebih taat membayar pajak lewat pengamatan dan pengalaman langsung dengan
pelayanan fiskus jika merasa puas dengan pelayanan yang diberikan fiskus.
Menurut teori atribusi, perilaku seseorang individu bisa dipengaruhi oleh faktor
eksternal. Pelayanan fiskus adalah salah satu kemudahan yang disediakan oleh Direktorat

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 24

Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak. Ketika pelayanan semakin baik, maka kemungkinan
besar Wajib Pajak tersebut mematuhi hak dan kewajiban perpajakannya.
berdasarkan Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
H2 : Pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak
UMKM Banyuwangi.
2.3.3 Pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Banyuwangi
Menurut Mardiasmo (2016) sanksi perpajakan ialah jaminan bahwa
ketentuan ketentuan peraturan undang – undang perpajakan akan ditaati/dituruti.
Dalam hal ni sanksi perpajakan berfungsi sebagai pencegah (prefentif) supaya
Wajib Pajak tidak melanggar norma atau peraturan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2015) yaitu
pelayanan pajak, sanksi pajak dan kesadaran Wajib Pajak masing – masing
berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak, dan juga semakin tinggi atau
beratnya sanksi, maka akan semakin merugikan Wajib Pajak. Sanksi perpajakan
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak
(Ardyanto, 2014).
Berdasarkan teori atribusi, perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Sanksi pajak merupakan faktor ekternal yang dapat
mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Semakin tegas sanksi tersebut maka
semakin patuh Wajib Pajak tersebut.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
H3 : Sanksi Pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM di
Banyuwangi
2.3.4 Preferensi risiko memoderasi pemahaman perpajakan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
Pemahaman Wajib Pajak ialah pemahaman terhadap sistem pemungutan
pajak, tata cara perpajakan yang ada di Indonesia dan segala macam peraturan
perpajakan yang berlaku (Pranadata, 2014). Indonesia menganut sistem self
assessment dalam memungut pajaknya. Jadi Wajib Pajak cenderung mematuhi
peraturan perpajakan jika mempunyai pengetahuan perpajakan yang tinggi.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 25

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Ningsih (2019)


pemahaman perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM di
Kabupten Demak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin Wajib Pajak itu paham
tentang perpajakan maka semakin patuh juga Wajib Pajak tersebut.
Kartika Suntono (2015) preferensi risiko ialah risiko apa yang akan
memprengaruhi pemahaman Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajaknya.
Saat Wajib Pajak mengetahui tentang risiko apa yang didapat ketika mereka tidak
membayar pajak atau melakukan pelangggaran dalam perpajakan maka mereka
akan taat terhadap perpajakan atau melanggar perpajakan karena preferensi risiko
ialah risiko yang didapati oleh Wajib Pajak itu sendiri. Wajib Pajak akan semakin
patuh dengan kewajiban perpajakannya jika dimoderasi dengan risiko yang ada
pada diri Wajib Pajak tersebut.Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Julianti (2014), Ani (2017), Sulistyani (2017) yang menyatakan
bahwa preferensi resiko mampu memoderasi pengaruh pemahaman peraturan
perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Berdasarkan teori prospek menjelaskan apabila Wajib Pajak ketika
memiliki risiko yang tinggi maka kepatuhan Wajib Pajak bisa dipengaruhi.
Sebaliknya apabila risiko yang dimiliki Wajib Pajak itu rendah maka kepatuhan
Wajib Pajak menjadi rendah. Ketika Wajib Pajak memahami peraturan perpajakan
maka mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Selain itu preferensi risiko akan
mempengaruhi atau tidak hubungan antara pemahaman peraturan perpajakan
terhadap kepatuhan perpajakan. Karena Wajib Pajak akan mengambil risiko atau
keuntungan yang dihadapinya. Berdasarkan uraian tersbut maka bisa disimpulakan
hipotesisnya

H4 : Preferensi risiko tidak memoderasi pengaruh pemahaman perpajakan


terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
2.3.5. Preferensi risiko memoderasi pelayanan fiskus terhadap kepatuhan
Wajib Pajak UMKM Banyuwangi
Devano dan Rahayu (2006) mengatakan pelayanan fiskus ialah seluruh
kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh pegawai pajak untuk memenuhi
kebutuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajibannya yang benar dan sesuai

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 26

dengan ketentuan perundangan. Disamping itu pelayanan fiskus yang baik mampu
menambah Prefrensi Resiko. Ketika pelayanan fiskus baik maka kepatuhan Wajib
Pajak juga meningkat.
Dengan adanya pelayanan yang baik, cepat dan menyenangkan Wajib
Pajak maka menimbulkan kerelaan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban
membayar pajakya (Kusuma, 2016).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yulisna (2018) mengatakan
pelayanan fiskus memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak di Kota Pekanbaru dan preferensi risiko tidak mampu memoderasi
pelayanan fiskus. Hal ini berarti pelayanan fiskus yang baik dapat meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajaknya namun tidak ada artinya
apabila terdapat moderasi dari preferensi risiko Wajib Pajak. Hal tersebut tidak
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleg Julianti (2014), Ani
(2017),Sulistyani (2017) yang menyatakan bahwa preferensi resiko mampu
memoderasi pengaruh pemahaman peraturan perpajakan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak.
Berdasarkan teori prospek menjelaskan apabila Wajib Pajak ketika
memiliki risiko yang tinggi maka kepatuhan Wajib Pajak bisa dipengaruhi.
Sebaliknya apabila risiko yang dimiliki Wajib Pajak itu rendah maka kepatuhan
Wajib Pajak menjadi rendah. Ketika Wajib Pajak mendapatkan pelayanan yang
baik maka mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Selain itu preferensi risiko
akan mempengaruhi ada atau tidak hubungan antara pemahaman peraturan
perpajakan terhadap kepatuhan perpajakan. Karena Wajib Pajak akan mengambil
risiko atau keuntungan yang dihadapi. Berdasarkan utaian diatas dapat ditarik
hipotesis

H5 : Preferensi risiko tidak memoderasi pelayanan fiskus terhadap kepatuhan


Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 27

2.3.6. Preferensi risiko memoderasi sanksi pajak terhadap kepatuhan


Wajib Pajak Banyuwangi
Mardiasmo (2016) mengutarakan perpajakan ialah jaminan bahwa
ketentuan peraturan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi.
Dengan kata lain, sanksi pajak berfungsi untuk mencegah Wajib Pajak agar tidak
melanggar norma perpajakan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Perilaku Wajib Pajak dalam
menghadapi risiko tidak dapat diartikan bahwa Wajib Pajak tersebut tidak akan
memenuhi kewajiban perpajakannya (Aryobimo, 2012). Menurut Tri
Wahyuningsih (2019) pelaksanaan sanksi perpajakan secara tegas yang dianggap
merugikan Wajib Pajak dapat diperkuat dengan adanya preferensi risiko, sehingga
Wajib Pajak yang memiliki tingkat preferensi risiko tinggi cenderung akan lebih
memilih untuk patuh melaksanakan kewajiban perpajakannya. Hasil pengujian
hipotesis pada penelitian ini menunjukan bahwa Wajib Pajak di wilayah Denpasar
Timur rata-rata mengabaikan risiko yang ada sehingga mereka tidak memikirkan
risiko yang muncul didalam kegiatan perpajakan. Adanya sanksi yang tegas tidak
dapat diperkuat dengan adanya preferensi risiko sehingga hal tersebut tidak dapat
mempengaruhi Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya.
Namun, hal itu tidak sesuai dengan penelitian Julianti (2014), Ani (2017),
Sulistyani (2017) yang menyatakan bahwa preferensi resiko mampu memoderasi
pengaruh pemahaman peraturan perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Berdasarkan teori prospek menjelaskan apabila Wajib Pajak ketika
memiliki risiko yang tinggi maka kepatuhan Wajib Pajak bisa dipengaruhi.
Sebaliknya apabila risiko yang dimiliki Wajib Pajak itu rendah maka kepatuhan
Wajib Pajak menjadi rendah. Ketika sanksi yang dikenakan itu tegas maka
mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Selain itu preferensi risiko akan
mempengaruhi ada atau tidak hubungan antara sanksi perpajakan terhadap
kepatuhan perpajakan. Karena Wajib Pajak akan mengambil risiko atau
keuntungan yang dihadapi.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik hipoteesis

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 28

H6 : Preferensi resjiko tidak memoderasi pengaruh sanksi pajak terhadap


kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi.

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yang digambarkan untuk melihat preferensi risiko


memoderasi pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap
kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi dapat dilihat sebagai berikut :

Pemahaman Perpajakan

X1

Pelayanan Fiskus Kepatuhan Wajib Pajak

X2 Y

Sanksi Pajak

X3

Preferensi Risiko

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah maka dapat disimpulkan


penelitian ini mempunyai 3 variabel independen, 1 variabel dependen dan 1
variabel moderasi. Variabel independen penelitian ini adalah pemahaman
perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi pajak. Sedangkan kepatuhan Wajib Pajak
sebagai variabel dependen dan preferensi risiko sebagai variabel moderasi.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan objek penelitian


Wajib Pajak UMKM yang ada di Banyuwangi. Arti dari Pendekatan kuantitatif
yakni kegiatan analisis datanya meliputi pengolahan data dan penyajian data,
melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data dan melakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji statistik (Siregar, 2012).
3.2 Variabel Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh pemahaman peraturan


perpajakan, pelayanan fiskus, sanksi pajak, terhadap kepatuhan Wajib Pajak
dengan preferensi risiko sebagai variabel moderasi. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah pemahaman peraturan perpajakan, pelayanan fiskus dan
sanksi pajak, untuk variabel dependennya adalah kepatuhan Wajib Pajak,
sedangkan preferensi risiko sebagai variable moderasi.
3.3 Identifikasi Operasional dan Pengukuran Variabel
Dibawah ini penjelasan tentang definisi operasional variabel yang
digunakan dan alat ukur variabel.
3.3.1 Variabel Independen (X)
1. Pemahaman Perpajakan (X1)
Variabel independen dalam penelitian ini ialah pemahaman perpajakan.
Pengertian dari pemahaman perpajakan ialah suatu proses yang pemahaman yang
dilakukan oleh Wajib Pajak agar memahami peraturan perpajakan guna
mengaplikasikanya untuk melakukan kegiatan perpajakan seperti, membayar
pajak, melaporkan SPT, dan sebagainya. Pertanyaan kuisoner pemahaman
perpajakan mengacu pada jurnal Suntono dan Kartika (2015) menggunakan skala
linkert 5 poin menurut dengan modifikasi penulis. Indikator pertanyaan tersebut
dijelaskan pada tabel 3.1 .

29
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 30

Tabel 3.1
Indikator Pemahaman Perpajakan
No Variabel Indikator Pengukuran
1. Pemahaman perpajakan a. Wajib Pajak paham Berdasarkan
Sumber : Suntono dan Kewajiban memiliki skor
Kartika (2015) NPWP 1. Sangat
b. Wajib Pajak tidak
memahami peraturan setuju
yang berlaku 2. Tidak
c. Wajib Pajak paham Setuju
tentang melaksanakan 3. Netral
kewajiban perpajakan 4. Setuju
d. Wajib Pajak paham 5. Sangat
tentang hak setuju
perlindungan
kerahasiaan
e. Wajib Pajak
memahami pelayanan
fiskus.
f. Wajib Pajak paham
mengenai hak
pengembalian lebih
bayar.

Sumber : Data diolah penulis


2. Pelayanan Fikus (X2)
Pelayanan fiskus ialah kegiatan melayani Wajib Pajak secara maksimal
sehingga Wajib Pajak tidak mengalami kendala, serta Wajib Pajak menjadi puas
akan pelayanan yang diberikan (Mutia, 2014). Indikator yang digunakan yakni
Ketanggapan, keandalan, empati, jaminan dan bukti langsung. Pertanyaan
kuisioner yang diajukan oleh peneliti mengacu pada jurnal Anjelin (2019).
Indikator pertanyaan tersebut dipaparkan pada tabel 3.2

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 31

Tabel 3.2
Indikator Pelayanan Fiskus
No Variabel Indikator Pengukuran
2. Pelayanan Fiskus a. Fiskus telah Bedasarkan skor
Sumber: memberikan pelayanan 1. Sangat
Anjelin (2019) yang baik tidak
b. Fiskus bersikap adil setuju
dalam 2. Tidak
menginformasikan tarif setuju
c. Sosialisasi yang 3. Netral
dilakukan fiskus 4. Setuju
membantu dalam 5. Sangat
pemahaman perpajakan Setuju
d. Fiskus senantiasa
memperhatikan
keluhan Wajib Pajak
e. Fiskus senantiasa
memperhatikan
keluhan Wajib Pajak

Sumber : Data diolah penulis

3. Sanksi Pajak (X3)

Sanksi pajak ialah suatu hal, tindakan maupun hukuman yang dikenakan
kepada Wajib Pajak yang melanggar peraturan perpajakan yang berlaku.
Peraturan perundang – undangan ialah rambu – rambu yang harus ditaati agar
tercipta ketertiban dan mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak
boleh dilakukan Rahayu (2017). Indikator yang digunakan pada pertanyaan
kuisoner pengacu pada jurnal Sundari (2019) yang dipaparkan pada tabel 3.3

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 32

Tabel 3.3
Indikator Sanksi Pajak
No Variabel Indikator Pengukuran
3. Sanksi Pajak Sumber : Berdasarkan skor
Sundari (2019) 1. Sangat
Tidak
setuju
2. Tidak
setuju
3. Netral

No Variabel Pengukuran
3 Sanksi Pajak a. Sanksi diberikan Berdasarkan skor
kepada Wajib Pajak 4. Setuju
yang terlambat 5. Sangat
membayar pajak. setuju
b. Sanksi diberikan tegas
bagi Wajib Pajak yang
menyembunyikan
pajak.
c. Sanksi administrasi
diberikan kepada Wajib
Pajak sebagai teguran.
d. Sanksi pidana
diberikan kepada Wajib
Pajak atas pemalsuan
dokumen.
e. Sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Sumber : Data diolah penulis

3.3.2 Variabel Dependen (Y)

Kepatuhan Wajib Pajak

Kapatuhan Wajib Pajak ialah suatu tindakan yang dilakukan oleh Wajib
Pajak dalam melakukan tindakan perpajakan sesuai dengan kewajiban
perpajakannya. Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 antara lain : Pertanyaan
kuesioner indikator dalam menentukan kepatuhan Wajib Pajak mengacu jurnal
Amir (2019)

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 33

Tabel 3.4
Indikator Kepatuhan Wajib Pajak
No Variabel Indikator Pengukuran
5. Kepatuhan Wajib Pajak a. Wajib Pajak memiliki Berdasarkan skor
Amir (2019) NPWP 1. Sangat
b. Wajib Pajak mengisi tidak
SPT sesuai dengan setuju
perundang - undangan 2. Tidak
c. Wajib Pajak setuju
melaporkan SPT tepat 3. Netral
waktu 4. Setuju
d. Wajib Pajak membayar 5. Sangat
pajak terutang tepat Setuju
waktu

No Variabel Indikator Pengukuran


4 Kepatuhan Wajib Pajak e. Wajib Pajak membayar Berdasarkan skor
kekurangan pajak 1. Sangat
f. Wajib Pajak melunasi tidak
pajak terutangnya setuju
2. Tidak
setuju
3. Netral
4. Setuju
5. Sangat
Setuju

Sumber : Data diolah penulis


3.3.3 Variabel Moderasi (Z)

Preferensi Risiko

Ardiyanto (2014) Risiko atau peluang yaang akan dipertimbangkan oleh


Wajib Pajak dari yang menjadi hal utama diantara pilihan lainya dari berbagai
pilihan yang tersedia. Indikator dari preferensi risiko ini adalah risiko kesehatan,
risiko sosial ekonomi, risiko pekerjaan, risiko keuangan yang diukur dengan
mengacu pada jurnal Elebede (2011).
Dibawah ini merupakan variabel yang digunakan untuk mengukur
preferensi risiko yang dapat dijelaskan dalam tabel 3.4

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 34

Tabel 3.5
Indikator Preferensi Risiko
No Variabel Indikator Pengukuran
5. Preferensi Risiko a. Risiko kesehatan Berdasarkan skor
(Elebade, 2011) (merokok, 1. Sangat
mengkonsumsi tidak
alkohol) dapat setuju
mempengaruhi 2. Tidak
kepatuhan Wajib Pajak setuju
b. Risiko sosial 3. Netral
(mencalonkan diri 4. Setuju
dalam pemilu dan 5. Sangat
gagal, mengalami Setuju
gangguan jiwa, adanya
perubahan kebijakan
pemerintah) m
No Variabel Indikator Pengukuran
5 Preferensi Risiko mempengaruhi Berdasarkan skor
kepatuhan Wajib Pajak 1. Sangat
c. Risiko pekerjaan tidak
(dapat) mempengaruhi setuju
kepatuhan Wajib Pajak 2. Tidak
d. Risiko keuangan setuju
(berjudi, Investasi yang 3. Netral
salah) dapat 4. Setuju
mempengaruhi 5. Sangat
kepatuhan Wajib Pajak Setuju

Sumber : Data diolah penulis

3.4 Jenis dan Sumber Data


Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan data primer. Untuk memperoleh data primer peneliti ini ke KPP
Pratama Banyuwangi dengan menyebarkan kuisoner kepada Wajib Pajak UMKM
yang ada di KPP Pratama Banyuwangi dari sampel yang dipilih secara acak.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 35

3.5 Metode Pengumpulan Data

Cara untuk mengumpulkan data dengan menyebarkan kuisoner kepada


Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di KPP Banyuwangi. Kuisoner berupa
pertanyaan – pertanyaan yang diisi oleh Wajib Pajak UMKM sesuai dengan
indikator dari variabel yang digunakan.

3.6 Populasi dan Sample

Sugiyono (2016) menjelaskan tentang populasi ialah suatu wilayah


generalisasi terhadap objek atau subjek dengan karkateristik / ciri – ciri serta
kualitas tertentu untuk ditetapkan oleh peneliti agar dipelajari dan ditarik
kesimpulan. Popolasi dari penelitian ini yakni semua Wajib Pajak UMKM yang
terdaftar di KPP Pratama Banyuwangi.

Sedangkan sampel ialah bagian dari populasi yang mempunyai jumlah dan
karekteristik yang sama dan telah mewakili dari populasi tersebut. Penelitian ini
untuk menetukan sampelnya menggunakan Accidental Sampling yakni sampel
dipilih secara acak dan menganggap responden paham mengenai kuisoner yang
diberikan

Rumus Slovin untuk menentukan sampel sebagai berikut

Keterangan :

n = ukuran sampel minimal

N = Jumlah Populasi

e = Kesalahan (10%)

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 36

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ialah gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari segi nilai rata – rata (mean), standar deviasi, maksimum, miniimum, sum,
range, kurtosis dan skewnes (kemencengan distribusi) (Ghozali 2018 ; 19).
Penggunaan statistik deskriptif pada umumnya untuk menggambarkan data dan
sampel sebelum melakukan teknik analisi statistik dalam menguji hipotesis.

3.7.2 Uji Validitas dan Realibilitas

Sugiyono (2016 : 121) menegemukaan bahwa data tersebut bisa dikatakan


valid apabila ada kesesuaian antara data yang terkumpul dengan data pada objek
yang diteliti dilapangan. Instrumen dapat dikatakan valid artinya instrumen
tersebut bisa dipakai untuk mengukur hal yang seharusnya diukur. Tujuan dari uji
validitas data untuk mengetahui kualitas kuisoner mampu mengukur variabel yang
dipakai oleh peneliti, sebab variabel ilmu sosial bersifat abstrak. Uji realibilitas
yakni alat untuk mengukur suatu kuisoner yang merupakan indikator dari variabel
yang konstruk. (Ghozali, 2018 : 47) mengatakan suatu kuisoner dikatakan reliabel
apabila jawaban yang diberikan oleh penjawab terhadap kuisoner konsisten dan
stabil dari waktu ke waktu. Masrun (1979) Suatu indikator dikatakan valid jika
nilai r > 0,3 dan jika r hasil <0,3 maka kuisoner dianggap tidak valid. Maholtra
(1996) pertanyaan bisa dikatakan reliabel apabila Nilai alpha cronbach pada setiap
variabel nilainya lebih besar dari 0,6.

3.7.3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dipakai untuk memastikan data yang digunakan peneliti
layak. Uji asumsi klasik harus mememenuhi beberapa asumsi berikut :

3.7.3.1 Uji Normalitas

(Ghozali, 2018 : 154) Uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji


apakah model regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 37

normal. Untuk pengujian normalitas data penelitian ini menggunakan Kolmogorov


Smirnov Test yang berarti data tersebut dikatakan normal jika nilai signifikansinya
lebih dari 0,05

3.7.3.2 Uji Multikolinearitas

Sari (2017) uji multikolinieritas yakni menguji apakah ada hubungan yang
kuat diantara variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui hubungan
antara variabel tersebut dapat menggunakan nilai VIF (Varian Inflation Factor).
Multikolinieritas tidak terjadi apabila nilai VIF < 10 dan tolerance >0,1.
Sebaliknya Multikolinieritas terjadi apabila nilai VIF <10 dan tolerance < 0,1
maka menandakan adanya multikolinearitas.

3.7.3.3 Uji Heteroskedasitas

(Ghozali 2018:134) Uji Heteroskedastitas dipakai untuk menilai adanya


ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya pada
model regresi. Cara mendeteksi adanya heteroskedasitas dengan menggunakan
output SPSS melalui grafik Scatterplot antar Z prediction yang merupakan
variabel independen dan nilai residunya variabel dependen. Analisis
penggambaran dari scatterplot sebagai berikut :
a. Apabila titik – titik dari scatterplot terjadi bentuk teratur, bergelombang,
melebar, ataupun menyempit, itu menandakan adanya heteroskedastisitas
b. Apabila titik – titik dari scatterplot terjadi tidak dalam bentuk teratur dan
menyebar dibawah angka 0 pada sumbu Y maka terjadi homoskedasita.
3.7.4 Metode Analisis Data
3.7.4.1 Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda untuk mengukur


pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Persamaannya sebagai
berikut :

Y = α +βiXi + β2X2 + β3X3 + e

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 38

Keterangan :
Α = Konstanta
Xi = Pemahaman perpajakan
X2 = Pelayanan Fiskus
X3 = Sanksi Pajakan
Y = Kepatuhan Wajib Pajak
βi...β3 = Koefesien Regresi
e : error

3.7.4.2 Moderated Regression Analysis (MRA)


Pengujian ini dilakukan untuk menguji variabel moderasi dalam hubungan
antara variabel bebas dan terikatnya. MRA merupakan model analisis rergresi
yang mengandung unsur interaksi (perkalian antar variabel independen).
Model regresi 2 : Preferensi risiko memoderai pemahaman perpajakan, pelayanan
fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi.

Y = ɑ + β1 X1 + β2 X2 + β3X3 + β4 Z + β5 X1*Z + β6 X2*Z + β7


X3*Z+e

Keterangan :

α = Konstanta
Xi = Pemahaman perpajakan
X2 = Pelayanan Fiskus
X3 = Sanksi Perpajakan
Y = Kepatuhan Wajib Pajak
Z = Preferensi risiko
βi...βn = Koefesien Regresi
e : eror (10%)
3.7.5 Uji t
Ghozali (2018 : 99) uji t bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengaruh dari tiap variabel

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 39

bebas bisa diketahui dengan nilai signifikansi hitung yang didapat dengan model
regresi dengan nilai taraf (α) pada uji t.
a. Apabila nilai signifikan hitung > taraf kesalahan (α) 10% maka variabel bebas
secara individual tidak berpengarih signifikan terhadap variable terikat
b. Apabila nilai signifikan hitung < taraf kesalahan (α) 10% maka variabel bebas
secara individual memliki pegaruh signifikan terhadap variabel terikat.
3.7.6 Uji F
Uji F disebut dengan uji serentak yakni pengujian yang melibatkan semua
variabel bebasnya berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji F juga bisa menguji
variabel regresi tersebut baik atau tidak.
Dasar Pengambilan Keputusan dalam Uji F :
Terdapat cara yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk melakukan uji
hipotesis pada Uji F. Yaitu dengan membandingan nilai signifikansi (Sig.) atau
nilai probabilitas hasil output ANOVA. (Ghozali,2018)
1. Jika nilai Sig. < 0.10, maka hipotesis diterima.
2. Jika nilai Sig. > 0,10, maka hipotesis ditolak.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum


Penelitian ini memakai pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus, sanksi
pajak, preferensi resiko dan kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi sebagai
objek penelitian. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Banyuwangi merupakan
unit analisis penelitian ini. Subjek dari penelitian ini ialah Wajib Pajak UMKM
yang terdaftar di Kantor Pajak Pratama (KPP) Banyuwangi.

4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penilitian.

4.1.1.1 Gambaran Umum KPP Pratama Banyuwangi

Pada tanggal 10 Oktober 1989 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama


Banyuwangi didirikan. KPP Pratama Banyuwangi ada dari Kantor Pelayanan
Pajak Jember. Sebelum adanya KPP Pratama Banyuwangi, semua hal yang terkait
dengan pajak yang ada di Banyuwangi di layani oleh Kantor Dinas Luar Pajak.
Kantor ini berdiri pada tanggal 1 Desember 1999. Lokasi dari KPP Pratama
Banyuwangi ini terletak di Jalan Adi Scipto No. 27 Banyuwangi didepan Masjid
Ahmad Dachlan. Pada tanggal 31 Mei 2007 KPP Pratama Banyuwangi dengan
Kantor Dinas Luar Pajak melebur menjadi satu yakni KPP Pratama Banyuwangi.
Selain itu KPP Pratama Banyuwangi ini dibawah naungan DJP Kanwil III
Malang.

4.1.1.2 Gambaran Umum Responden Penelitian

Subjek Penelitian ini ialah Wajib Pajak UMKM yang ada di Banyuwangi.
Subjek penelitian ini yaitu UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Banyuwangi
tahun 2018 yang sejumlah 15.138. Penentuan sampel dari populasi ini
menggunakan rumus slovin dengan eror 0,1, sehingga menunjukkan angka 99,9
sampel kemudian dibulatkan menjadi 100 sampel. Penelitian ini menggunakan
sampel Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Banyuwangi.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


40
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41

Penentuan sampel ini sesuai dengan variabel yang diteliti yakni Wajib Pajak
UMKM.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Cara untuk mendapatkan data dari responden dengan cara distribusi


langsung berupa penyebaran kuisoner yang dilakukan oleh peneliti

Tabel 4.1
Distribusi Langsung
Keterangan Jumlah Quisoner
Kuisoner yang dibagikan 100
Kuisoner yang kembali 0
Kuisoner yang diisi lengkap 100
Kuisoner yang dapat diolah 100
Sumber : Kuisioner diolah penulis

4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden digunakan untuk

menggambarkan kondisi responden yang digunakan untuk data

tambahan dalam pemahaman hasil dari penelitian. Data deskripsi

karakteristik responden ini akan menguraikan gambaran tentang jenis

kelamin, umur, pendidikan terakhir, bentuk usaha, status Wajib Pajak

dan lama berkecimpung di bidang perpajakan.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42

4.2.1.1 Kararkteristik responden berdasarkan jenis kelamin


Informasi tentang responden yang didapat berdasarkan jenis kelamin
sebagai berikut :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki – Laki 55 55 %
2 Perempuan 45 45 %
Total 100 100 %

Sumber : Kuisioner diolah penulis

Dari data diatas menggambarkan bahwa ada 45 responden yang berjenis kelamin
perempuan dan ada 55 responden yang berjenis kelamin laki-laki. Dari data di atas
dapat disimpulkan bahwa responden perempuan lebih banyak dari pada responden
laki-laki.
4.2.1.2 Karakteristik responden berdasarkan umur
Berikut ini data responden berdasarkan umurnya :

Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Umur
No Usia Jumlah Persentase
1 18-25 14 14
2 26-35 37 37
3 36-45 30 30
4 46-55 14 14
5 >56 5 5
100 100 %
Sumber : Data primer olahan peneliti

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa mayoritas dari subjek pajak ini
ialah usia 26 - 35. Kemudian yang kedua diisi oleh usia 36 – 45 tahun.
Selanjutnya usia 18-25 diisi oleh orang orang usia nomor 4.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43

4.2.1.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Responden dikelompokkan berdasarkan pendidikan terakhir. Bisa dilihat


pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Presentasi
Terakhir
1 SMP 20 20
2 SMA 60 60
3 D3 3 3
4 S1 16 16
5 S2 1 1
Total 100
Sumber : Data primer olahan peneliti

Pengelompokkan responden berdasarkan pendidikan terakhir bisa dilihat


dari tabel diatas. Responden bisa dikelompokkan menjadi 4 kelas. Kelas pertama
diisi oleh responden berdasarkan pendidikan terakhir SMA. Kemudian kelasemen
kedua diisi oleh responden yang berpendidikan diploma. Kemudia kedua diisi
oleh responden yang berpendidikan magister

4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha.

Jenis usaha responden bisa dikelompokkan dalam beberapa jenis kelas.


Pengelompokkan responden berdasarkan pekerjaan terkahir bisa dilihat dari tabel
dibawah ini.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
1 Dagang 72 72 %
2 Jasa 16 16 %
3 Manufaktur 12 12 %
Total 100 100
Sumber : Data primer olahan peneliti

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44

Dari tabel di atas bisa dikelompokkan responden berdasarkan jenis


pekerjaan. Dari paparan data diatas menunjukkan ada 72 persen pegawai negeri
siol. Kemudian ada 53 persen bekerja di instansi swasta kemudian ada 45 persen
bekerja menjadi wirausaha.
4.2.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berkencimpung di
Dunia Usaha
Lama responden berkecimpung di dunia usaha bisa dikelompokkan dalam
beberapa jenis kelas. Pengelompokkan responden berdasarkan pekerjaan terkahir
bisa dilihat berikut ini :
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Lama Berkencimpung di Dunia Usaha
No Lama Jumlah Persentase
Berkencimpung
1 < 3 Tahun 16 16
2 3-5 Tahun 37 37
3 6-9 Tahun 30 30
4 > 9 tahun 17 17
Total 100
Sumber : data primer diolah peneliti

4.2.2 Deskripsi Variabel Penelitian

Distribusi jawaban responden yang diperoleh bisa menghasilkan mean


(rata – rata). Untuk mengategorikan rata-rata jawaban responden maka memakai
menggunakan interval kelas

Interval Kelas = Nilai tertinggi – Nilai terendah


Jumlah kelas

Berdasarkan rumus interval maka penelitian ini bisa disimpulkan bahwa

Interval Kelas = 5-1 = 0,8

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diperoleh mean tanggapan dari responden


sebagai berikut :

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45

Tabel 4.7
Kategori Mean Jawaban Responden
Interval Kategori Jawaban
1,00 - 1,80 Sangat Tidak Setuju
1,81 - 2,60 Tidak Setuju
2,61 - 3,40 Netral
3,41 - 4,20 Setuju
4,21 - 5,00 Sangat Setuju
Sumber : data diolah penulis

4.2.2.1 Tanggapan Responden Tentang Variabel Pemahaman Perpajakan


Variabel Pemahaman Perpajakan merupakan persepsi yang dimiliki oleh
Wajib Pajak UMKM terkait peraturan perpajakan yang mengalami penurunan
karena adanya peraturan baru. Dengan pemahaman Wajib Pajak atas peraturan
perpajakan yang baru sehingga dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak
Tabel 4.8
Tanggapan responden tentang variabel pemahaman perpajakan
No Pertanyaan STS TS N S SS Mean Kategori
1 Wajib Pajak paham 0 1 6 76 17 4 Setuju
mengurus NPWP
2 Wajib Pajak memahami 2 14 25 38 21 3,57 Setuju
peraturan perundang –
undangan yang berlaku
3 Wajib Pajak paham 0 8 22 55 15 3,77 Setuju
tentang melaksanakan
kewajiban perpajakan
4 Wajib Pajak memahami 0 7 18 58 17 3,85 Setuju
tentang hak
perlindungan
kerahasiaan
5 Wajib Pajak memahami 0 9 25 54 12 3,64 Setuju
tentang hak pelayanan
fiskus
6 Wajib Pajak paham 0 8 26 57 9 3,67 Setuju
mengenai hak
pengembalian lebih
bayar
Variabel Pemahaman Perpajakan 3,75 Setuju
Sumber : Data diolah penulis

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46

Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik kesimpulan Bahwa secara


keseluruhan tanggapan responden mengenai variabel pemahaman perpajakan
berkategori setuju. Hal ini menandakan bahwa variabel Pemahaman Perpajakan
masuk kedalam kategori setuju.
4.2.2.2 Tanggapan Responden tentang variabel Pelayanan Fiskus

Pelayanan fiskus merupakan bentuk pelayanan di bidang perpajakan oleh


Direktorat Jenderal Pajak melalui satuan kerja yang ada dalam naungan
memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak dalam rangka memenuhi ketentuan
perpajakan yang telah ditetapkan dan dapat menjadi sumbangan besar untuk
penerimaan negara (Aryobimo ; 2012) Tanggapan responden akan pelayanan
fiskus dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Tentang Pelayanan Fiskus
No Pertanyaan STS TS N S SS Mean Kategori
1 Fiskus 0 3 12 63 22 4,04 Setuju
memberikan
pelayanan kepada
Wajib Pajak
dengan baik
2 Fiskus telah adil 0 3 27 48 22 3,84 Setuju
dalam memberikan
informasi
mengenai tarif
pajak
3 Fiskus telah 2 7 29 46 16 3,78 Setuju
membantu
melaporkan pajak
Wajib Pajak
4 Fiskus melakukan 2 14 25 45 14 3,62 Setuju
sosialisasi
peraturan
perpajakan yang
belaku
5 Fiskus senantiasa 0 13 21 46 20 3,84 Setuju
memperhatikan
keluhan Wajib
Pajak
Variabel Pelayanan Fiskus 3,82 Setuju
Sumber : Data diolah penulis

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pelayanan fiskus total mean score sebesar
3,82 sehingga variabel Pelayanan Fiskus masuk dalam kategori setuju.

4.2.2.3 Tanggapan responden tentang Sanksi Pajak

Variabel sanksi yakni suatu kondisi dimana ada jaminan untuk mematuhi
peraturan perundang undangan yang berlaku. Cara mencegah Wajib Pajak untuk
melakukan kecurangan. Tanggapan responden mengenai sanksi pajak UMKM
dapat dilihat berikut ini :
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Sanksi Pajak
No Pertanyaan STS TS N S SS Mean Kategori
1 Sanksi diberikan 1 17 15 49 18 3,73 Setuju
kepada Wajib
Pajak yang
terlambat
membayar pajak.
2 Sanksi diberikan 2 14 24 38 22 3,74 Setuju
tegas bagi Wajib
Pajak yang
menyembunyikan
pajak.
3 Sanksi 1 14 23 45 17 3,72 Setuju
administrasi
diberikan kepada
Wajib Pajak
sebagai teguran.
4 Sanksi pidana 0 9 21 52 18 3,87 Setuju
diberikan kepada
Wajib Pajak atas
pemalsuan
dokumen.
5 Sanksi sesuai 1 10 21 53 15 3,81 Setuju
dengan ketentuan
yang berlaku.
Variabel Sanksi Pajak 3,77 Setuju
Sumber : Data diolah penulis

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Sanksi Pajak total mean score sebesar 3,77
sehingga variabel Sanksi Pajak masuk dalam kategori setuju.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48

4.2.2.4 Tanggapan responden tentang kepatuhan Wajib Pajak


Variabel kepauhan Wajib Pajak yakni suatu kondisi di mana Wajib Pajak
mematuhi peraturan perundang – undangan yang berlaku. Tanggapan responden
mengenai kepatuhan Wajib Pajak UMKM dapat dilihat berikut ini :
Tabel 4.11
Tanggapan Responden Tentang Kepatuhan Wajib Pajak
No Pertanyaan STS TS N S SS Mean Kategori
1 Wajib Pajak 1 6 8 64 21 4,06 Setuju
UMKM telah
memiliki NPWP
2 Wajib Pajak 2 4 17 49 28 4,08 Setuju
UMKM telah
mengisi SPT
sesuai dengan
peraturan
perundang –
undangan
3 Wajib Pajak 2 6 19 57 16 3,90 Setuju
UMKM
melaporkan SPT
tepat waktu
4 Wajib Pajak 3 3 20 54 20 3,94 Setuju
UMKM
membayar
sesuai dengan
jumlah pajak
terutang
5 Wajib Pajak 1 6 17 53 23 4,02 Setuju
UMKM
membayar
pajaknya tepat
waktu
6 Wajib Pajak 2 4 10 58 26 4,13 Setuju
UMKM telah
melunasi pajak
terutang
Variabel Kepatuhan Wajib Pajak 4,05 Setuju
Sumber : Data diolah penulis

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat secara keseluruhan tanggapan dari Wajib
Pajak atas pertanyaan yang diberikan tentang variabel kepatuhan Wajib Pajak dan
menghasilkan setuju. Hal tersebut menandakan bahwa kepatuhan Wajib Pajak

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49

UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Banyuwangi tinggi. Dibuktikan dengan


nilai mean masing-masing pertanyaan berada pada interva 3,90 <a< 4,08 variabel
mean tertinggi yakni 4,08 pada indikator memiliki NPWP. Sedangkan nilai mean
terendah sebesar 3,90 pada indikator ketiga yang meyatakan bahwa Wajib Pajak
melaporkan SPT tepat waktu.
4.2.2.5 Tanggapan Responden tentang Preferensi Risiko
Variabel Prefrensi Risiko yakni merupakan salah satu karakteristik
seseorang di mana akan mempengaruhi perilakunya. Preferensi risiko seseorang
merupakan salah satu komponen dari beberapa teori yang berhubungan
dengan pengambilan keputusan termasuk kepatuhan pajak. Tanggapan
responden mengenai kepatuhan Prefrensi Risiko UMKM dapat dilihat berikut ini :
Tabel 4.12
Deskripsi jawaban responden atas variabel preferensi risiko
No Pertanyaan STS TS N S SS Mean Kategori
1 Risiko kesehatan 8 24 14 44 10 3,26 Netral
(merokok,
mengkonsumsi alkohol)
dapat mempengaruhi
kepatuhan Wajib Pajak
2 Risiko sosial 6 21 36 26 11 3,23 Netral
(mencalonkan diri dalam
pemilu dan gagal,
mengalami gangguan
kejiwaan, adanya
perubahan kebijakan
pemerintah) dapat
mempengaruhi
kepatuhan Wajib Pajak
3 Risiko pekerjaan (PHK, 9 24 20 36 11 3,30 Netral
Kebangkrutan) dapat
mempengaruhi
kepatuhan Wajib Pajak
4 Risiko Keuangan 9 22 26 29 14 3,23 Netral
(berjudi, investasi yang
salah) dapat
mempengaruhi
kepatuhan Wajib Pajak
Variabel Preferensi Resiko 3,25 Netral
Sumber : Data diolah penulis

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50

Menjelaskan bahwa secara keseluruhan variabel preferensi risiko total mean score
sebesar 3,25 sehingga variabel preferensi risiko masuk kedalam kategori Setuju.
4.3 Metode Analisi Data dan Pengujian Hipotesis

4.3.1 Statistik deskriptif


Analisis deskriptif dipakai untuk memberikan informasi mengenai variabel
– variabel yang dipakai dalam melakukan penelitian ini, yakni pemahaman
perpajakan dan pelayanan fiskus, kepatuhan Wajib Pajak dan Preferensi Risiko.
Analisis deskriptif memberika deskripsi tentang nilai maksimum, minimum, rata –
rata, (mean) dan standar deviasi masing – masing variabel tersebut. Analisis
statistik deskriptif penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.13 dibawah ini :
Tabel 4.13
Analisis Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std
Deviasi
Pemahaman 100 12 24 22.55 3.245
Perpajakan
Pelayanan 100 8 25 18.58 3.551
Fiskus
Sanksi 100 8 25 18.43 3.646
Pajak
Kepatuhan 100 8 25 23.52 4.034
Wajib
Pajak
Preferensi 100 5 30 12.72 3.701
risiko

Sumber : data primer olahan peneliti

Berdasarkan tabel 4.13 bisa dideskripsikan jumlah responden yang ada 100.
Pada variabel pemahaman perpajakan memiliki nilai minimum sebesar 12 dan
maksimum sebesar 24 dengan mean sebesar 22,55 dan standar deviasi 3,245. Hal
ini menandakan tingkat sebaran data pada variabel tersebut memiliki tingkat
variasi sebesar 14,39 % karena tingkat variasi < 100% maka dapat disimpulkan
bahwa data bersifat homogen, yang artinya tiap indikator pada variabel
pemahaman perpajakan memiliki karakteristik yang sama. Responden 100 ini
menandakan variabel pelayanan fiskus mempunyai nilai minimum sebesar 8 dan

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51

maksimum sebesar 25 dengan mean sebesar 18,43 dan standar deviasi 3,551. Hal
ini menunjukkan tingkat sebaran data pada variabel tersebut memiliki tingkat
variasi 19,11% karena tingkat variasi < 100%, maka dapat disimpulkan bahwa
data bersifat homogen yang berarti tiap indikator pada variabel pelayanan fiskus
memiliki karakteristik yang sama.

Variabel sanksi pajak memiliki nilai minimum sebesar 8 dan maksimum


sebesar 25 dengan mean sebesar 22,55 dan standar deviasi 3,646. Hal ini
menandakan tingkat sebaran data pada variabel tersebut memiliki tingkat variasi
sebesar 19,78 % karena tingkat variasi < 100% maka dapat disimpulkan bahwa
data bersifat homogen, yang artinya tiap indikator pada variabel pemahaman
perpajakan memiliki karakteristik yang sama

Pada variabel dependen Kepatuhan Wajib Pajak, nilai minimum bernilai 8


dan maksimum sebesar 25 dengan mean sebesar 23,52 dan standar deviasi 4,034.
Hal tersebut menandakan tingkat sebaran data pada variabel kepatuhan Wajib
Pajak memiliki tingkat variasi senilai 17,15 jadi karena tingkat variasi < 100 %
maka bisa ditarik kesimpulan bahwa data tersebut bersifat homogen, yang berarti
tiap indikator Kepatuhan Wajib Pajak mempunyai karakteristik yang sama.

Pada variabel moderasi Preferensi risiko mempunyai nilai minimum 5 dan


maksimum 30 dengan rata – rata senilai 12,72 dan standar deviasai sebesar 3,701.
Hal ini menandakan tingkat sebaran data pada variabel tersebut memiliki tingkat
variasi sebesar 29,09%. Jadi karena tingkat variasi < 100 maka bisa ditarik
kesimpulan bahwa data tersebut bersifat homogen yang berarti tiap indikator pada
variabel preferensi risiko memiliki karakteristik yang sama

4.3.2 Uji Validitas dan Relibilitas

Uji validitas dilakukan untuk mencari tahu bahwa instrumen alat ukur
sudah menjalankan fungsinya dengan baik. Pertanyaan tersebut dianggap valid
jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari 0,3

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52

Tabel 4.14.
Uji Validitas variabel independen
Variabel Indikator Nilai r Hitung Keterangan
Pemahaman X1.1 0.633 Valid
Perpajakan X1.2 0.449 Valid
X3.1 0.505 Valid
X4.1 0.535 Valid
X5.1 0.469 Valid
X6.1 0,488 Valid
Pelayanan X2.1 0.695 Valid
Fiskus X2.2 0.619 Valid
X2.3 0.596 Valid
X2.4 0.664 Valid
X2.5 0.658 Valid
Sanksi Pajak X3.1 0.560 Valid
X3.2 0.717 Valid
X3.3 0.638 Valid
X3.4 0.661 Valid
X3.5 0.657 Valid
Sumber : Data primer olehan peneliti

Tabel 4.14 menjelaskan tentang pertanyaan – pertanyaan dalam variabel


independen yakni pemahaman perpajakan dan pelayanan fiskus dan hasilnya valid
sebab nilai r di tiap masing – masing lebih besar dari 0,3. Berdasarkan hal itu
maka dapat disimpulkan semua pertanyaan yang ada pada variabel pemahaman
perpajakan dan pelayanan fiskus telah memenuhi persyaratan validitas dan bisa
dipakai untuk analisis berikutnya

Tabel 4.15
Uji Validitas Variabel Dependen
Variabel Indikator Nilai r hitung Keterangan
Kepatuhan Wajib Y1.1 0.511 Valid
Pajak Y1.2 0.678 Valid
Y1.3 0.733 Valid
Y1.4 0.762 Valid
Y1.5 0.674 Valid
Y1.6 0.757 Valid
Sumber: Data primer olahan peneliti

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53

Tabel 4.15 menunjukkan item – item pertanyaan dalam variabel dependen


yakni Kepatuhan Wajib Pajak. Dikatakan valid karena r pada variabel tersebut
lebih besar dari 0,3. Berdasarkan hal tersebut maka seluruh item pertanyaan yang
ada dalam variabel kepatuhan Waji Pajak sudah memenuhi persyaratan validitas
dan dapat digunakan dalam analisi berikutnya.
Tabel 4.16
Uji Validitas Variabel Moderasi
Variabel Indikator Nilai r Hitung Keterangan
Preferensi Z1.1 0.589 Valid
Risiko Z1.2 0.538 Valid
Z1.3 0.741 Valid
Z1.4 0.693 Valid
Sumber: Data primer olahan peneliti
Uji realibilitas yang dipakai untuk mengetahui konsistensi dari suatu alat
ukur. Pengukuran ini memakai nilai cronbach alpha dengan memakai aplikasi
SPSS. Apabila nilai Cronbach alpha > 0,6 maka alat ukur itu bisa dikatakan
reliabel

Tabel 4.17
Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Variabel Alpha Cronbach Keterangan
Pemahaman Perpajakan 0.760 Reliabel
Pelayanan Fiskus 0.841 Reliabel
Sanksi Pajak 0.840 Relliabel
Kepatuhan Wajib Pajak 0.879 Reliabel
Preferensi risiko 0.818 Reliabel
Sumber : Data Primer olahan peneliti

Hasil pengujian ini memunculkan nilai Cronbach alpha pada masing


masing variabel > 0,60, dengan hasil tersebut membuktikan bahwa variabel
pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus, kepatuhan Wajib Pajak dan preferensi
risiko dikatakan reliabel dan sudah memenuhi realibilitas.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54

4.3.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini memakai Kolmogorof Smirnof Test yang
berarti data bisa dikatakan terdistribusi normal apabila mempunyai signifikansi
lebih dari 0,05. Dilihat pada tabel 4.18, signifikansi data sudah diuji Kolmogorof
Smirnof dan menandakan nilai untuk model 1 sebesar 0,447, untuk model 2 senilai
0,578 yang artinya data tersebut terdistribusi normal karena signifikasi melebihi
0,05.

Tabel 4.18
Hasil Uji Normalitas Residual
Keterangan N Kolmogorof Asysmp. Kesimpulan
Smirnof Z Sig.(2-Tailed)
Model 1 100 .447 .988 Normal
Model 2 100 .578 .891 Normal
Sumber : Data primer olahan peneliti

Keterangan
Model 1 :
Pengaruh pemahaman perpajakan dan pelayanan fiskus terhadap kepatuhan Wajib
Pajak
Model 2 :
Pengaruh pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus, kepatuhan Wajib Pajak, dan
preferensi risiko. Pemahaman perpajakan dimoderasi dengan preferensi risiko,
dan pelayanan fiskus dimoderasi dengan preferensi risiko terhadap kepatuhan
Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55

4.3.3.2 Uji Multikolinieritas


Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan yang kuat
antara variabel dependen dalam model regresi. Penelitian ini memakai VIF
(Varian Inflation Factor) untuk mengetahui adanya hubungan antar variabel. Nilai
yang menandakan ada atau tidaknya multikolinieritas ialah apabila nilai VIF < 10
dan tollerance > 0,1.
Tabel 4.19
Hasil Uji Multikolinieritas
Model Variabel Collinieraty Statistics Keterangan
Tolerance VIF
1 Pemahaman .696 1.437 Tidak terjadi
Perpajakan Multikolinearitas
Pelayanan .547 1.828 Tidak terjadi
Fiskus Multikolinearitas
Sanksi Pajak .605 1.653 Tidak terjadi
Multikolinearitas
2 Pemahaman .652 1.534 Tidak terjadi
Perpajakan Multikolinearitas
Pelayanan .528 1.896 Tidak terjadi
Fiskus Multikolinearitas
Sanksi Pajak .517 1.934 Tidak terjadi
Multikolinearitas
Preferensi .834 1.199 Tidak terjadi
Risiko Multikolinearitas
Sumber : Data primer olahan peneliti

Tabel 4.19 menandakan model 1 tolerance variabel pelayanan fiskus dan


pemahaman perpajakan yakni 0,547 dan 0,696 serta nilai dari VIF nya ialah 1,828
dan 1,437 dengan hasil tersebut maka bisa disimpulkan bahwa tidak terjadi
adanya multikkolinearitas pada variabel dependen pada penelitian ini sebab nilai
VIF < 10 dan tolerance > 0,1 Tabel 4.18 tersebut menandakan bahwa model 2

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56

tolerance variabel pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus, sanksi pajak ,


preferensi risiko masing – masing ialah 0,652 , 0,528, 0,517 dan 0,834 serta VIF
nya ialah 1,534, 1,896, 1,934 dan 1,199. Jadi bisa disimpulkan tidak terjadi
multikolinieritas pada variabel dependen pada penelitian ini sebab VIF <10 dan
tolerance > 0,1.

4.3.3.3 Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas berguna untuk membuktikan bahwa apakah didalam


model regresi tersebut ada ketidaksamaan varians dari satu residual pengamatan
ke pengamatan yang lain. Apabila varians dari satu residual pengamatan ke
pengamatan lain berbeda maka disebut heterokedaasitas dan bila tetap disebut
homokedasitas. Model regeresi dikatakan baik ketika tidak terjadi heterokedasitas,
melainkan homokedasitas. Suatu model regresi yang baik tidak boleh ada tanda
tanda heterokedasitas. Gejala heterokedasitas bisa dideteksidengan melihat pola
scatterplot regresi.

Gambar 4.1
Uji Heterokedasitas

Scatter Plot Model 1 Scatter Plot Model 2

Dilihat dari gambar 4.1 grafik scaaterplot menandakan data tersebut baik.
Data tersebut tersebar diatas angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57

pola yang jelas pada penyebaran data terbut. Berdasarakan gambar tersebut bisa
disimpulkan tidak adanya heteroskedasitas pada model regresi.

4.3.4 Analisis Model Regresi

Analisis model regresi dipakai untuk menguji penggaruh variabel


pemahaman perpajakan dan pelayanan fiskus terhadap kepatuhan Wajib Pajak
UMKM Banyuwangi dan preferensi risiko dalam memoderasi pengaruh
pemahaman perpajakan dan pelayanan fiskus terhadap kepatuhan Wajib Pajak
UMKM di Banyuwangi.

4.3.4.1 Pengaruh Pemahaman Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi


Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi

Model penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda yang dipakai
untuk menguji pengaruh variabel independen pemahaman perpajakan dan
pelayanan fiskus terhadap varabel dependen kepatuhan Wajib Pajak UMKM.
Hasil dari regresi linier berganda model 1 digambarkan pada tabel 4.20 dibawah
ini :

Tabel 4.20
Hasil Analisis Regresi Model 1
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) 1.119 1.707 .656 .514
Pemahaman.Perpajakan .349 .085 .284 4.103 .000
Pelayanan.Fiskus .484 .089 .425 5.440 .000
Sanksi.Pajak .301 .081 .275 3.705 .000
R 0.824
2
R 0.678976
Std. Error of the
2.324
Estimate
Sumber: Data primer olahan peneliti

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58

Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel 4.20, maka dapat disusun

sebagai berikut:

Y = ɑ + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
Y = 1.119 + 0.349 X2 + 0.361 X3 + 2.324

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda diatas, bisa dilihat


seberapa besar pengaruh variabel independen yang dipakai terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak UMKM Banyuwangi. Nilai dari koefesien regresi bernilai positif
yang menunjukkan adanya perubahan yang searah antara variabel independen
terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Berikut ini adalah interprestasi dari nilai
koefesien regeresi linear berganda diatas:

A. Konstanta

Nilai konstanta mempunyai nilai sebesar 1,119, nilai itu mempunyai nilai
positif. Hal itu menunjukkan apabila variabel independen memiliki nilai 0 atau
konstan, maka besarnya kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi ialah 1,119.

B. Koefisien Regresi

Pemahaman perpajakan memiliki nilai koefesien regresi senilai 0,349, nilai


tersebut menandakan apabila pemahaman perpajakan naik satu kali, maka nilai
dari Kepatuhan Wajib Pajak UMKM akan mengalami peningkatan sebesar 0,349
kali dan sebaliknya dengan anggapan variabel bebas lainnya dianggap konstan.

Pelayanan Fiskus memiliki nilai koefisien 0,484 nilai tersebut menandakan


apabila pelayanan fiskus meningkaat satu kali, berarti kepatuhan Wajib Pajak
akan mengalami peningkatan senilai 0,484 dan begitu sebaliknya dengan
anggapan variabel dependen lainnya tetap.

Sanksi Pajak memiliki nilai koefisien nilai tersebut menandakan apabila


sanksi pajak 0,301 meningkaat satu kali, berarti kepatuhan Wajib Pajak akan

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59

mengalami peningkatan senilai 0,301 dan begitu sebaliknya dengan anggapan


variabel dependen lainnya tetap.

C. Error

Nilai error pada persamaan tersebut sebesar 2,324. Berdasarkan data


tersebut bisa dilihat bahwa nilai standar deviasi kepatuhan Wajib Pajak lebih besar
4.034 daripada nilai error pada persamaan regresi. Hal tersebut membuktikan
bahwa model regresi yang digunakan sudah baik.

D. Uji t
Uji t dipakai untuk menguji hipotesis penelitian. Apabila tingkat signifikansi
uji t < 0,10 (10%) maka bisa ditarik kesimpulan bahwa hipotesis diterima dan ada
pengaruh signifikna antara varibel independen pada variabel dependen. Dilihat
dari tabel 4.20 menandakan bahwa uji t variabel Pemahaman Perpajakan pada
kepatuhan Wajib Pajak sebesar 4,103 dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil
dari pada 0,10 jadi bisa disimpulkan Pemahaman Perpajakan berpengaruh
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Uji t dipakai untuk menguji hipotesis penelitian. Apabila tingkat signifikansi
uji t < 0,10 (10%) maka bisa ditarik kesimpulan bahwa hipotesis diterima dan ada
pengaruh signifikan antara variabel independen pada variabel dependen. Dilihat
dari tabel 4.20 menandakan bahwa uji t variabel Pelayanan Fiskus pada kepatuhan
Wajib Pajak sebesar 5,440 dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari pada
0,10 jadi bisa disimpulkan Pelayanan Fiskus berpengaruh terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak.
Dilihat pada tabel 4.20 diketahui bahwa hasil uji t variabel Sanksi Pajak
terhadap kepatuhan Wajib Pajak sebesar 3,705 dengan signifikansi bernilai 0,000
yang bernilai lebih kecil dari pada 0,10 (10%). Maka bisa ditarik kesimpulan
bahwa hipotesis diterima dan ada pengaruh signifikan antara varibel independen
pada variabel dependen. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pemahaman perpajakan
yang berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60

E.Uji Model (Uji f)


Uji statistik F atau uji simultan digunakan untuk menguji apakah semua variabel
bebas yang terdapat dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel terikat. Dalam uji F, apabila F hitung lebih besar daripada
F tabel, maka H0 di tolak dan Ha diterima yang berarti semua variabel independen
secara simultan dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Hasil uji F
disajikan dalam tabel
Tabel 4.21
Model 1 ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


Regression 1046.372 3 365.457 67.653 .000b
Residual 518.588 46 5.402
Total 1614.460 44
a. Dependent Variable: Kepatuhan.Wajib.Pajak
b. Predictors: (Constant), Sanksi.Pajak, Pemahaman.Perpajakan, Pelayanan Fiskus

Pada tabel 4.21 nilai F hitung sebesar 67,653 dengan signifikansi sebesar 0,000
yaitu lebih kecil dari probabilities value sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
semua variabel independen secara simultan dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen. Dengan kata lain pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi
pajak signifikan secara bersama-sama terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM.

4.3.4.2 Pengaruh Preferensi Risiko dalam memoderasi Pengaruh


Pemahaman Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi pajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak di Banyuwangi
Model kedua penelitian ini dilakukan dengan uji regresi linier berganda
yang dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen pelayanan fiskus
dan sanksi perpajakan dan variabel moderasi Prefrensi Resiko terhadap variabel
dependen Kepatuhan Wajib Pajak. Hasil dari regresi linier berganda model kedua
disajikan dalam tabel 4.22 berikut ini

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61

Tabel 4.22
Hasil Analisis Regresi Model 2

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
.
(Constant) .022 .060 .714
368
Pemahaman.Perpajakan .249 .072 .249 3.483 .001 .652 1.534
Pelayanan.Fiskus .433 .080 .433 5.439 .000 .528 1.896
Sanksi.Pajak .247 .080 .247 3.075 .003 .517 1.934
Preferensi.Risiko .005 .063 .005 .085 .932 .834 1.199
PPxPR -.062 .067 -.089 -.930 .355 .366 2.733
PFxPR .014 .083 .019 .165 .869 .260 3.844
SPxPR -.051 .089 -.063 -.573 .568 .280 3.569
R 0.832
R2 0.692224
Std. Error of the
0.57513803
Estimate
Sumber: Data primer olahan peneliti
Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel 4.21, maka dapat disusun
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = ɑ + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 Z + β5 X1*Z + β6 X2*Z + β7 X3*Z + e
Y = 0.22 + 0.249 X1 + 0.433 X2 + 0.247 X3 + 0.005 Z -0.062 X1*Z + 0.014
X2*Z – 0.051 X3*Z + 0.57513803

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda diatas, maka dapat dilihat


seberapa besar pengaruh variabel bebas yang digunakan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak. Nilai koefisien regresi menunjukkan nilai positif yang berarti terjadi
perubahan yang searah antara variabel independen terhadap variabel kepatuhan
Wajib Pajak. Berikut ini adalah interpretasi dari nilai koefisien regresi linier
berganda diatas adalah:

A. Konstanta

Nilai konstanta ɑ sebesar 0,22, nilai tersebut mempunyai nilai positif yang
berarti jika variabel Independen mempunyai nilai 0 atau konstan, maka
besarnya Kepatuhan Wajib Pajak di Banyuwangi adalah 0,22.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62

B. Koefisien Regresi

Nilai koefisien regresi Pemahan Perpajakan yang telah dimoderasi dengan


Prefrensi Resiko sebesar 0,249, hal ini menunjukan jika Sanksi
Perpajakan*Prefrensi Resiko meningkat satu kali, maka nilai Kepatuhan Wajib
Pajak akan mengalami kenaikan sebesar 0,249 kali dan berlaku sebaliknya
dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan.

Nilai koefisien regresi Pelayanan Fiskus sebesar 0,433, hal ini menunjukan jika
Pelayanan Fiskus meningkat satu kali, maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak akan
mengalami peningkatan sebesar 0,433 kali dan berlaku sebaliknya dengan
asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan.

Nilai koefisien regresi Sanksi Perpajakan sebesar 0,247, hal ini menunjukan
jika Sanksi Perpajakan meningkat satu kali, maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak
akan mengalami kenaikan sebesar 0,247 kali dan berlaku sebaliknya dengan
asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan.

Nilai koefisien regresi Prefrensi Resiko sebesar 0,005, hal ini menunjukan jika
Prefrensi Resiko meningkat satu kali, maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak akan
mengalami penurunan sebesar 0,005 kali dan berlaku sebaliknya dengan
asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan.

C. Error

Nilai error pada persamaan tersebut diperoleh 0,57513803. Berdasarkan data


yang diperoleh, dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi kepatuhan Wajib
Pajak lebih besar 4,034 daripada nilai error pada persamaan regresi. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan sudah baik.

D. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Apabila tingkat


signifikansi uji t ˂ 0,10 (10%) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
diterima dan terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen pada
variabel dependen. Berdasarkan tabel 4.22 diketahui bahwa hasil uji t variabel

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63

Prefrensi Resiko pada Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,085 dengan nilai
signifikansi 0,932 yang mana lebih besar dari 0,10 , sehingga dapat
disimpulkan bahwa Prefrensi Resiko tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak.

Berdasarkan tabel 4.21 diketahui bahwa hasil uji t variabel Pemahaman


Perpajakan yang telah dimoderasi dengan Prefrensi Resiko pada Kepatuhan Wajib
Pajak sebesar -0,930 dengan nilai signifikansi 0,355 yang mana lebih besar dari
0,10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Prefrensi Resiko tidak mampu
memoderasi antara Pemahaman Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Berdasarkan tabel 4.22 diketahui bahwa hasil uji t variabel Pelayanan Fiskus
yang telah dimoderasi dengan Prefrensi Resiko pada Kepatuhan Wajib Pajak
sebesar 0,165 dengan nilai signifikansi 0,869 yang mana lebih besar dari 0,10
sehingga dapat disimpulkan bahwa Sanksi Perpajakan yang telah dimoderasi
dengan Prefrensi Resiko tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Berdasarkan tabel 4.21 diketahui bahwa hasil uji t variabel Sanksi Pajak yang
telah dimoderasi dengan Prefrensi Resiko pada Kepatuhan Wajib Pajak sebesar -
0,573 dengan nilai signifikansi 0,568 yang mana lebih besar dari 0,10 sehingga
dapat disimpulkan bahwa Sanksi Perpajakan yang telah dimoderasi dengan
Prefrensi Resiko tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Uji Model (Uji f)

Uji statistik F atau uji simultan digunakan untuk menguji apakah semua variabel
bebas yang terdapat dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel terikat. Dalam uji F, apabila F hitung lebih besar daripada
F tabel, maka H0 di tolak dan Ha diterima yang berarti semua variabel independen
secara simultan dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Hasil uji F
disajikan dalam tabel

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64

Tabel 4.23
ANOVA

Model Sum of Df Mean Square F Sig.


Squares
Regression 68.568 7 4.745 24.613 .000b
Residual 30.432 42 .331
Total 44.000 44
a. Dependent Variable: Kepatuhan.Wajib.Pajak
b. Predictors: (Constant), SPxPR, Pelayanan.Fiskus, Preferensi.Risiko,
Pemahaman.Perpajakan, Sanksi.Pajak, PPxPR, PFxPR

Pada tabel 4.23 nilai F hitung sebesar 24.,613 dengan signifikansi sebesar 0,000
yaitu lebih kecil dari probabilities value sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
semua variabel independen yang dimoderasi oleh preferensi risiko secara simultan
dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Dengan kata lain pemahaman
perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi pajak signifikan secara bersama-sama
terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM yang dimoderasi oleh preferensi risiko

4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Pemahaman Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

UMKM di Banyuwangi

Hipotesis 1 (satu) menyatakan bahwa pemahaman perpajakan berpengaruh


positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pelayanan fiskus berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t sebesar 0,656
dan nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari ɑ 0,10 (10%). Dengan kata lain,
Pemahaman Perpajakan yang dipahami dengan baik oleh Wajib Pajak UMKM
akan mempengaruhi Wajib Pajak lebih patuh akan kewajiban perpajakannya,
berdasarkan teori atribusi dimana Kepatuhan Wajib Pajak dapat dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal yang ada pada diri sesorang.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65

Wajib Pajak akan patuh apabila faham tentang peraturan perpajakan. Wajib
Pajak akan lebih termotivasi untuk mendapatkan pelayanan Fiskus yang nantinya
akan menciptakan kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa Wajib Pajak berjenis


kelamin laki - laki, berusia 26 – 35 tahun, berpendidikan terakhir SMA/SMEA/SMK
dan yang bekerja berdagang lebih mendominasi, pernyataan ini dibuktikan dengan
banyaknya responden berjenis kelamin laki - laki yaitu sebanyak 55%, responden
berusia 26-35 tahun sebanyak 38%, responden berpendidikan terakhir
SMA/SMEA/SMK sebanyak 60% dan yang bekerja berdagang sebanyak 72%. Hal
ini menunjukkan bahwa pengawasan yang diberikan oleh aparat pajak terhadap Wajib
Pajak laki – laki, berusia 26 – 35 tahun, berpendidikan terakhir SMA/SMEA/SMK
dan yang bekerja di instansi swasta sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
Wajib Pajak yang menjawab setuju bahwa aparat pajak telah mengirimkan surat
untuk memberitahukan kondisi pelaksanaan kewajiban perpajakan kepada Wajib
Pajak dan aparat pajak telah memberikan program pendampingan, agenda melek
pajak dan sosialisasi
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari
(2015) Hasil pengujian hipotesis kedua secara parsial membuktikan bahwa
variabel tingkat pemahaman Wajib Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak.

4.4.2 Pengaruh Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM

di Banyuwangi

Hipotesis 2 (dua) menyatakan bahwa pelayanan fiskus berpengaruh positif


terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Banyuwangi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pelayanan fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t sebesar 5,434 dan nilai
signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari ɑ 0,10 (10%), dengan kata lain, Pelayanan
Fiskus yang diterapkan oleh Fiskus dengan baik akan mempengaruhi Wajib Pajak
lebih patuh akan kewajiban perpajakannya, berdasarkan teori pelayanan prima,
Wajib Pajak akan patuh apabila Fiskus memberikan pelayanan yang berkualitas.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66

Wajib Pajak akan lebih termotivasi untuk mendapatkan pelayanan Fiskus yang
nantinya akan menciptakan kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa Wajib Pajak berjenis


kelamin laki - laki, berusia 26 – 35 tahun, berpendidikan terakhir SMA/SMEA/SMK
dan yang bekerja berdagang lebih mendominasi, pernyataan ini dibuktikan dengan
banyaknya responden berjenis kelamin laki - laki yaitu sebanyak 55%, responden
berusia 26-35 tahun sebanyak 32%, responden berpendidikan terakhir
SMA/SMEA/SMK sebanyak 60% dan yang bekerja berdagang sebanyak 72%. Hal
ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh aparat pajak terhadap Wajib
Pajak laki – laki, berusia 26 – 35 tahun, berpendidikan terakhir SMA/SMEA/SMK
dan yang berdagang sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya Wajib Pajak
yang menjawab setuju bahwa aparat pajak telah melayani dengan seperti program
pelayanan online, dan pelayanan dengan ramah
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rachmania (2016) yang menyatakan bahwa Pelayanan Fiskus dapat memberikan
pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dan Pelayanan Fiskus terbukti
memiliki pengaruh yang signifikan secara langsung terhadap kepatuhan Wajib
Pajak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Murti (2014) yang
menyatakan bahwa Pelayanan Fiskus dapat memberikan pengaruh terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan terbukti bahwa Pelayanan Fiskus
memiliki pengaruh secara parsial terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Hasil penelitian sejenis juga dilakukan oleh Harmenita (2016) yang menyatakan
bahwa Pelayanan Fiskus dapat memberikan pengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak dan terbukti Pelayanan Fiskus berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak sesuai dengan teori atribusi bahwa perilaku seseorang dapat
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
Pelayanan Fiskus memberikan suatu persepsi kepada Wajib Pajak tentang
Kewajiban perpajakan yang dilakukannya sehingga Wajib Pajak yang
melaksanakan kewajiban perpajakannya akan merasa mendapat pelayanan yang
baik serta memahami harapan pelanggan sehingga pelayanan yang diberikan
terasa oleh Wajib Pajak dan akan menimbulkan kepatuhan Wajib Pajak yang

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67

tinggi. Pelayanan Fiskus dalam Penelitian ini menunjukkan hasil yang baik yang
artinya bahwa Pelayanan Fiskus yang ditunjukkan oleh KPP Pratama Banyuwangi
sudah baik sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitas pelayanan Fiskus agar
Persepsi Wajib Pajak tentang pelayanan juga semakin meningkat. Penelitian ini
hanya melibatkan Wajib Pajak dalam penilaian Pelayanan Fiskus yang diterapkan
oleh KPP Pratama Banyuwangi sehingga tidak diperoleh penilaian Pelayanan
Fiskus dari pihak yang melakukan pelayanan yakni Fiskus di KPP Pratama
Banyuwangi.
4.4.3 Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di

Banyuwangi

Hipotesis 3 (tiga) menyatakan bahwa Sanksi Perpajakan berpengaruh positif


terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sanksi
Perpajakan terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t sebesar 3,075 dan nilai signifikansi
0,003 yang lebih kecil dari ɑ 0,10 (10%), dengan kata lain Sanksi Perpajakan yang
diterapkan oleh pihak DJP akan membuat Wajib Pajak akan patuh melakukan
kewajiban perpajakannya.
Berdasarkan teori atribusi, bahwa seseorang akan merubah perilakunya
karena faktor internal dan eksternal. Sanksi pajak ini merupakan faktor eksternal.
Jadi perilaku kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh sanksi ini. Semakin tinggi
tingkat jawaban sanksi pajak maka semakin patuh.
Wajib Pajak akan selalu mencari cara untuk mengurangi besarnya
pendapatan yang akan dilaporkan dalam SPT. Sanksi Perpajakan berbanding lurus
dengan Kepatuhan Wajib Pajak, semakin berat sanksi perpajakan maka semakin
kecil kemungkinan Wajib Pajak melakukan penghindaran pajak yang nantinya
akan berdampak pada meningkatnya Kepatuhan Wajib Pajak.
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa Wajib Pajak berjenis
kelamin laki - laki, berusia 26 – 35 tahun, berpendidikan terakhir SMA/SMEA/SMK
dan yang bekerja berdagang lebih mendominasi, pernyataan ini dibuktikan dengan
banyaknya responden berjenis kelamin laki - laki yaitu sebanyak 55%, responden

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68

berusia 26-35 tahun sebanyak 32%, responden berpendidikan terakhir


SMA/SMEA/SMK sebanyak 60% dan yang bekerja berdagang sebanyak 72%. Hal
ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh aparat pajak terhadap Wajib
Pajak laki – laki, berusia 26 – 35 tahun, berpendidikan terakhir SMA/SMEA/SMK
dan yang berdagang sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya Wajib Pajak
yang menjawab setuju bahwa aparat pajak telah melayani dengan seperti memberikan
sanksi dan surat teguran.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hantoyo
(2016) yang menyatakan bahwa Sanksi Perpajakan dapat memberikan pengaruh
terhadap kepatuhan Wajib Pajak dan Sanksi Perpajakan terbukti memiliki
pengaruh yang signifikan secara langsung terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hasil
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Imaniti (2016) yang
menyatakan bahwa Sanksi Perpajakan dapat memberikan pengaruh terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kota Yogyakarta
dan Sanksi Perpajakan terbukti memiliki pengaruh positif secara langsung
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kota
Yogyakarta.
Penerapan sanksi yang tegas tentu akan membuat Wajib Pajak menjadi taat
terhadap kewajiban perpajakannya sehingga dengan penerapan sanksi yang tegas
akan membuat Wajib Pajak akan merasa takut untuk dikenai sanksi perpajakan
sehingga kepatuhan Wajib Pajak akan semakin tinggi. Penerapan Sanksi dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa di KPP Pratama Banyuwangi sudah
menerapkan Sanksi dengan tegas sehingga pihak KPP Pratama Banyuwangi harus
melakukan sosialisasi yang lebih mengenai Sanksi perpajakan agar Sanksi dapat
lebih dipatuhi. Pihak KPP Pratama Banyuwangi juga harus melakukan penerapan
sanksi terhadap semua Wajib Pajak yang melakukan pelanggaran sehingga
penerapan sanksi menjadi merata.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69

4.4.4 Pengaruh Preferensi Resiko dalam Memoderasi Pengaruh Pemahaman

Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Banyuwangi

Hipotesis 4 (empat) menyatakan bahwa prefrensi resiko t id a k


memoderasi pengaruh pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di
Banyuwangi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Prefrensi Resiko tidak
mampu memoderasi pengaruh pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak UMKM di Banyuwangi. Hubungan antara penelitian ini dengan teori
prospek dimana teori ini menjelaskan mengenai preferensi risiko dapat
mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Jika seorang Wajib Pajak mampu
menolak risiko yang muncul dan menghadapi risiko tersebut maka tingkat
preferensinya tinggi, sebaliknya jika seorang Wajib Pajak menerima risiko yang
muncul dan membiarkan risiko tersebut maka tingkat preferensinya rendah.

Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa Wajib Pajak berjenis


kelamin laki - laki, berusia 26 – 35 tahun, berpendidikan terakhir SMA/SMEA/SMK
dan yang bekerja berdagang lebih mendominasi, pernyataan ini dibuktikan dengan
banyaknya responden berjenis kelamin laki - laki yaitu sebanyak 55%, responden
berusia 26-35 tahun sebanyak 38%, responden berpendidikan terakhir
SMA/SMEA/SMK sebanyak 60% dan yang bekerja berdagang sebanyak 72%. Hal
ini menunjukkan bahwa pengawasan yang diberikan oleh aparat pajak terhadap Wajib
Pajak laki – laki, berusia 26 – 35 tahun, berpendidikan terakhir SMA/SMEA/SMK
dan yang bekerja di instansi swasta sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
Wajib Pajak yang menjawab setuju bahwa aparat pajak telah mengirimkan surat
untuk memberitahukan kondisi pelaksanaan kewajiban perpajakan kepada Wajib
Pajak dan aparat pajak telah memberikan program pendampingan, agenda melek
pajak dan sosialisasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Prefrensi Resiko tidak mampu


memoderasi pengaruh pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t sebesar -0,930 dan nilai signifikansi 0,355 yang
lebih besar dari ɑ 0,10 (10%), dengan kata lain, preferensi resiko tidak mampu
memoderasi antara pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70

Pemahaman Wajib Pajak merupakan pemahaman terhadap sistem


pemungutan pajak yang ada di Indonesia dan segala macam peraturan peraturan
perpajakan yang berlaku (Pranadata, 2014). Wajib Pajak akan cenderung lebih
mematuhi peraturan perpajakannya apabila memiliki pengetahuan yang tinggi
mengenai peraturan perpajakan. Preferensi resiko merupakan resiko apa yang
nantinya akan mempengaruhi pemahaman Wajib Pajak terhadap kepatuhannya
dalam membayar pajak. Saat Wajib Pajak dapat mengetahui risiko apa yang akan
dihadapi, maka mereka akan dapat menentukan apakah mereka membayar pajak
atau tidak membayar pajak, hal tersebut disebabkan karena preferensi risiko
adalah pemilihan risiko yang akan ditanggung oleh Wajib Pajak itu sendiri. Hasil
pengujian hipotesis yang didapat dari penelitian ini menunjukan bahwa Wajib
Pajak UMKM di wilayah Banyuwangi rata-rata mengabaikan risiko yang ada
sehingga mereka tidak memikirkan risiko yang muncul didalam kegiatan
perpajakan. Adanya pemahaman peraturan perpajakan yang dimiliki oleh Wajib
Pajak dengan risiko yang akan muncul, tidak mampu mempengaruhi Wajib Pajak
tersebut patuh atau tidak pada kewajiban perpajakannya. Hal ini sesuai dengan
penelitian Adiasa (2013), Yulianty (2015), Kartika (2015), Lubab (2015), Neti
(2016), Septiani (2016), Subekti (2016), Erlina (2017), Hariyani (2017), Susanti
(2017) dan tidak sesuai dengan penelitian Julianti (2014), Ani (2017),Sulistyani
(2017) yang menyatakan bahwa preferensi resiko mampu memoderasi pengaruh
pemahaman peraturan perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
4.4.5 Pengaruh Preferensi Resiko dalam Memoderasi Pengaruh Pelayanan

Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi

Hipotesis 5 (lima) menyatakan bahwa prefrensi resiko t id ak memoderasi


pengaruh pelayanan fiskus terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM di
Banyuwangi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Prefrensi Resiko tidak
mampu memoderasi pengaruh pelayanan fiskus terhadap kepatuhan Wajib Pajak
UMKM di Banyuwangi. Hipotesis ini berhubungan dengan teori prospek dimana
preferensi risiko tidak mampu memoderasi antara Pengaruh Pelayanan Fiskus
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi dikarenakan nilai

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71

Prefrensi Risikonya tidak tinggi.


Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa Wajib Pajak berjenis
kelamin laki - laki, berusia 26 – 35 tahun, berpendidikan terakhir
SMA/SMEA/SMK dan yang bekerja berdagang lebih mendominasi, pernyataan
ini dibuktikan dengan banyaknya responden berjenis kelamin laki - laki yaitu
sebanyak 55%, responden berusia 26-35 tahun sebanyak 32%, responden
berpendidikan terakhir SMA/SMEA/SMK sebanyak 60% dan yang bekerja
berdagang sebanyak 72%. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan
oleh aparat pajak terhadap Wajib Pajak laki – laki, berusia 26 – 35 tahun,
berpendidikan terakhir SMA/SMEA/SMK dan yang berdagang sudah baik. Hal
ini dibuktikan dengan banyaknya Wajib Pajak yang menjawab setuju bahwa
aparat pajak telah melayani dengan seperti program pelayanan online, dan
pelayanan dengan ramah
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Prefrensi Resiko tidak mampu
memoderasi pengaruh pelayanan fiskus terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini
ditunjukkan dari hasil uji t sebesar 0,165 dan nilai signifikansi 0,869 yang lebih
besar dari ɑ 0,10 (10%), dengan kata lain, prefrensi resiko tidak mampu
memoderasi antara pelayanan fiskus terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM di
Banyuwangi.
Pelayanan fiskus yang baik akan mampu meningkatkan kepatuhan Wajib
Pajak UMKM di Banyuwangi. Dengan adanya pelayanan yang lebih baik, lebih
cepat, dan lebih menyenangkan bagi Wajib Pajak, maka akan menimbulkan
dampak positif yaitu kerelaan dari Wajib Pajak dalam melaksanakan
kewajibannya membayar pajak (Kusuma, 2016). Hasil pengujian hipotesis pada
penelitian ini menunjukan bahwa Wajib Pajak bagi UMKM di wilayah
Banyuwangi rata-rata mengabaikan risiko yang ada sehingga mereka tidak
memikirkan risiko yang muncul didalam kegiatan perpajakan. Pemerintah maupun
petugas pajak cenderung tidak memperdulikan risiko yang terjadi pada masing-
masing Wajib Pajak dikarenakan pemerintah maupun petugas pajak hanya
menjalankan prosedur yang berlaku. Adanya pelayanan dari aparat pajak dengan
risiko yang akan dihadapi oleh Wajib Pajak tidak mempengaruhi Wajib Pajak

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72

tersebut patuh atau tidak pada kewajiban perpajakannya. Hal ini sesuai dengan
penelitian Syamsudin (2014), Hidayat (2015), Jamiati (2015), Kartika (2015),
Septiani (2016), Subekti (2016), Erlina (2017), Susanti (2017) dan tidak sesuai
dengan penelitian Aryobimo (2012), Sulistyani (2017) yang menyatakan bahwa
preferensi risiko mampu memoderasi pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap
kepatuhan Wajib Pajak.
4.4.6 Pengaruh Prefrensi Resiko dalam Memoderasi Pengaruh Sanksi
perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di
Banyuwangi
Hipotesis 6 (enam) menyatakan bahwa prefrensi resiko tidak
memoderasi pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM
di Banyuwangi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Prefrensi Resiko tidak
mampu memoderasi pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
UMKM di Banyuwangi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa Wajib Pajak berjenis
kelamin laki - laki, berusia 26 – 35 tahun, berpendidikan terakhir SMA/SMEA/SMK
dan yang bekerja berdagang lebih mendominasi, pernyataan ini dibuktikan dengan
banyaknya responden berjenis kelamin laki - laki yaitu sebanyak 55%, responden
berusia 26-35 tahun sebanyak 32%, responden berpendidikan terakhir
SMA/SMEA/SMK sebanyak 60% dan yang bekerja berdagang sebanyak 72%. Hal
ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh aparat pajak terhadap Wajib
Pajak laki – laki, berusia 26 – 35 tahun, berpendidikan terakhir SMA/SMEA/SMK
dan yang berdagang sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya Wajib Pajak
yang menjawab setuju bahwa aparat pajak telah melayani dengan seperti memberikan
sanksi dan surat teguran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Prefrensi Resiko tidak mampu
memoderasi sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM di
Banyuwangi. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t sebesar -0,573 dan nilai
signifikansi 0,588 yang lebih besar dari ɑ 0,10 (10%), dengan kata lain, prefrensi
resiko tidak mampu memoderasi antara saksi perpajakan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi. Hipotesis ini sesuai dengan teori prospek

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73

dimana preferensi risiko tidak mampu memoderasi antara Pengaruh Pelayanan


Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi dikarenakan nilai
Prefrensi Risikonya tidak tinggi.
Sanksi perpajakan adalah jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan akan dapat dipatuhi, atau sanksi perpajakan adalah alat
pencegah agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan yang ada
(Mardiasmo, 2016). Perilaku Wajib Pajak saat menghadapi risiko tidak dapat
diartikan bahwa Wajib Pajak tersebut tidak akan dapat memenuhi kewajiban
perpajakannya (Aryobimo, 2012). Pelaksanaan sanksi perpajakan secara tegas
yang dapat dianggap merugikan Wajib Pajak dapat diperkuat dengan adanya
preferensi risiko, sehingga Wajib Pajak yang memiliki tingkat preferensi risiko
tinggi cenderung akan lebih memilih untuk patuh melaksanakan kewajiban
perpajakannya. Hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini menunjukan bahwa
Wajib Pajak UMKM di wilayah Banyuwangi rata-rata mengabaikan risiko yang
ada sehingga mereka tidak memikirkan risiko yang muncul didalam kegiatan
perpajakan. Adanya sanksi yang tegas tidak dapat diperkuat dengan adanya
preferensi risiko sehingga hal tersebut tidak dapat mempengaruhi Wajib Pajak
dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. Hal ini sesuai dengan penelitian
Ardyanto (2014), Jamiati (2015), Subekti (2016), Erlina (2017), Susanti (2017)
dan tidak sesuai dengan penelitian Sulistyani (2017) yang menyatakan bahwa
preferensi risiko mampu memoderasi pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan
Wajib Pajak.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dengan menggunakan


variabel independen pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi pajak
serta kepatuhan perpajakan sebagai variabel dependen dan preferesensi resiko
sebagai variabel moderasi maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pemahaman perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak


UMKM Banyuwangi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin Wajib Pajak itu
paham terhadap perpajakan maka semakin patuh Wajib Pajak tersebut
2. Pelayanan Fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak
UMKM Banyuwangi Hal ini menunjukkan bahwa semakin Wajib Pajak
mendapatkan pelayanan yang baik dari fiskus maka Wajib Pajak tersebut
semakin patuh.
3. Sanksi Pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Banyuwangi hal ini menunjukkan bahwa semakin tegas sanksi tersebut maka
Wajib Pajak akan semakin patuh
4. Preferensi resiko tidak dapat memoderasi pemahaman perpajakan dengan
kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi
5. Preferensi resiko tidak dapat memoderasi Pelayanan Fiskus dengan
Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi
6. Preferensi Resiko tidak dapat memoderasi Sanksi Pajak dengan Kepatuhan
Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi

5.2 Saran

Berdasarkan penilitian yang dilakukan terdapat beberapa saran yang bisa


dilakukan agar tingkat kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi meningkat
serta menambah wawasan bagi penelitian berikutnya.

74
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75

1. Direktorat Jenderal Pajak diharapkan meningkatkan pelayanan aparat


pajak dengan cara meningkatkan mutu, menambah fasilitas pendukung
pelayanan serta pelatihan terhadap aparat pajak guna meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak UMKM
2. Direktorat Jenderal Pajak diharapkan meningkatkan sosialisasi tentang
sanksi yang di dapat oleh Wajib Pajak UMKM ketika melanggar peraturan
perpajakan dan juga sanksi yang dikenakan bersifat tegas tanpa pandang
bulu.
3. Perlu dilakukan penelitian yang lain dengan variabel yang berbeda
misalnya : Tax amnesty, kesadaran Wajib Pajak dan tarif pajak sebagai
variabel independen dan kualitas audit dan kondisi keuangan sebagai
variabel moderasi.
4. Perlu dilakukan penelitian lain yang berbeda KPP Pratama sehingga
penelitian ini bisa semakin kuat
5. Perlu penggunaan instrumen yang kuat dan berbeda untuk menguji
penilitian yang sama sehingga penelitian menjadi lebih kuat dan bagus

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan yang berpotensi


menimbulkan ketidakakuratan dalam hasil penelitian. Keterbatasan
tersebut antara lain :
a. Penelitian ini hanya menggunakan Wajib Pajak sebagai responden tanpa

melibatkan aparat yang berwenang di bidang perpajakan. Sehingga dapat

menghasilkan penelitian yang 2 arah dan lebih dapat dijadikan acuan.

b. Hasil kuesioner ada beberapa yang menghasilkan jawaban netral. Hal ini

dikarenakan penyebaran kuesioner melalui bantuan KPP Pratama Wajib

Pajak sehingga penulis tidak bisa memantau secara langsung pada saat

proses pengisian kuesioner tersebut.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76

c. Pengambilan data yang tidak dapat dilakukan secara langsung, karena

adanya keterbatasan waktu dan tempat karena ketika sedang mengisi

angket yang disebarkan responden tidak memiliki tempat yang nyaman di

halaman kantor pajak.

d. Lamanya durasi waktu yang dibutuhkan oleh KPP dalam mengumpulkan

data yang dibutuhkan.

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

A. Parasuraman., 2014., The Behaviorial Consequenses of Service Quality.


New Jersey : Prentince Hall.

Adam Smith dan Rochmat Soemitro. 2010. Asas dan Dasar Perpajakan.
Bandung: PT. Eresco.

Alabede, J. O., Affrin, Z. Z., Idris, K, M. (2011). “Tax Service Quality and
Tax Compliance in Nigeria : Do Taxpayer‟s Financial Condition and Risk
Preference Play Any Moderating Role.” European Journal of Economics,
Finance and Administrative Sciences, (35), 40 – 108.)

Alm, dkk., 1992. "Why do people pay taxes?," Journal of Public Economics,
Elsevier, vol. 48(1), pages 21-38.

Alpisah (2018) pengaruh pemahaman peraturan pajak dan kesadaran Wajib


Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak (studi kasus Wajib Pajak badan klien fa.
Hlp consultant) Vol 11 No 1 (2018): Dinamika Ekonomi Jurnal Ekonomi dan
Bisnis vol. 11 No.1 Maret 2018

Amin (2018) Preferensi risiko dalam memoderasi pemahaman peraturan


perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan formal pada KPP
Makassar Utara Jurusan Akuntansi STIEM Bongaya Makassar. AKMEN Jurnal
Ilmiah 15 (3)

Amir (2014) Determinan kepatuhan Wajib Pajak UMKM di kota yogyakarta


Universitas Achmad Dachlan SIKAP, vol 3 (no. 2), 2014, hal 112-121

Aziz (2017) wardani, dewi kusuma danmoh. Rifqi aziz. 2017. Pengaruh
pengetahuan Wajib Pajak, kesadaran Wajib Pajak, dan program samsat
cornerterhadap kepatuhan Wajib Pajak kendaraan bermotor. Jurnal akuntansi
dewantara. Vol. 1 no. 2
Kodoati, Anjeline, (2016) et al. "Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada
Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak Restoran Orang
Pribadi di Kota Manado dan di Kabupaten Minahasa)." Jurnal Accountability, vol.
5, no. 2, 31 Dec. 2016
Aryobimo, T.P., (2012), “Pengaruh Persepsi Wajib Pajak tentang Kualitas
Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Kondisi Keuangan
Wajib Pajak dan Preferensi Risiko sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris

xii
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang)”, Dipenegoro Journal of


Accounting, Volume 1, No. 1.
Ardyanto, Arif Angga dan Utaminingsih, Nanik Sri. (2014). Pengaruh
Sanksi Pajakvdan Pelayanan Aparat Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
denganvPreferensi risiko Sebagai Variabel Moderasi. Accounting Analysis
Journal, 3(2):57-78

Dessy (2019) Pengaruh pemahaman pajak, pelayanan aparat pajak, sanksi


perpajakan dan preferensi risiko perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak(
studi kasus UMKM toko elektronik di Kecamatan Sitiung Dharmasraya) Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Putra Indonesia YPTK Jurnal Teknologi Dan
Sistem Informasi Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014

Devano Sony., Siti Kurnia Rahayu 2010. Perpajakan : Konsep, Teori, dan
Isu Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Direktorat Jenderal Pajak. https://www.pajak.go.id/artikel/8-inovasi-penting-djp-
yang-perlu-anda-ketahui-di-kuartal-pertama-2017. Diakses pada tanggal 14 Januari 2020

Direktorat Jenderal Pajak. https://www.pajak.go.id/artikel/dari-pp-462013-hingga-


pp-232018. Diakses pada tanggal 19 Juli 2020.

Dwi, Patricia dkk (2018) Pengaruh pemahaman peraturan perpajakan dan


kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak Dengan preferensi risiko
sebagai variabel moderating Universitas Pandanaran Semarang Journal of
Accounting 2018

Ghozali,I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 25


(edisi 4). Semarang:Universitas Diponegoro

Hariyani D., & Sambodo, A. (2017). Pemahaman Peraturan Perpajakan


Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Dengan Preferensi Risiko Sebagai Variabel
Moderating. Jurnal Akuntansi Indonesia, 13(1).

Hardiananingsih Pancawati dan Yulianawati, Nila. (2011). Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Jurnal Dinamika Keuangan dan
Perbankan Vol. 3, No. 1. Nopember. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas
Stikubank.

Iriawanti, setiawati dkk (2014) faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib


Pajak dengan Preferensi risiko sebagai variabel moderasi Universitas
Muhammadiyah Purworejo The 4th University Research Colloqium 2014

Kartika dan Suntono. (2015). “Pengaruh pemahaman peraturan pajak dan


pelayanan aparat pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak dengan preferensi risiko

xiii
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus pada UMKM yang Terdaftar Di KPP
Pratama Demak)”. Jurnal Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan Vol. 4,
No. 1.
Kusuma, K. C. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Pemahaman
Peraturan Perpajakan serta Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi dalam Membayar Pajak Tahun 2014 (di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan Wonosobo). Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas
Ekonomi.

KPP Pratama Banyuwangi ( Data Internal )

Kementerian Keuangan Republik Indonesia APBN Kita.


www.kemenkeu.go.id.-APBN-kita-januari-2014/ Diakses pada tangga 14 Januari
2014
Lydina (2018) Pengaruh kesadaran Wajib Pajak, pengetahuan Pajak, dan
sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi di kpp pratama
Surabaya gubeng Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.7
No.1 (2018)

Mardiasmo 2016 Perpajakan Edisi Revisi 2018. Yogyakarta.Penerbit Andi.


Masrun. (1474). Realibilitas dan Cara-cara Menentukannya. Yogyakarta :
UGM.
Mustafa, Hasan. 2011. “Perilaku Manusia Dalam Perspektif Psikologi
Sosial”. Administrasi Bisnis. Vol.7. No.2: 143–156
Pasal 7 UU KUP No. 28 Tahun 2007 pasal 3 ayat 3 dan pasal 3 ayat 4
Undang – Undang ketentuan Umum perpajakan No. 28 Tahun 2007
Pranadata, I Gede Putu. (2014). Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak,
Kualitas Pelayanan Perpajakan, dan Pelaksanaan Sanksi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Batu. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya, Vol. 2 No. 2. Hal. 1-16.
Rahayu (2017). Pengaruh pengetahuan perpajakan, ketegasan sanksi pajak,
dan tax amnesty terhadap kepatuhan Wajib Pajak universitas sarjanawiyata
tamansiswa yogyakarta akuntansi dewantara vol. 1 no. 1 april 2017

Ramadiansyah, sudjana dkk (2014) Analisis faktor-faktor yang


mempengaruhi Wajib Pajak orang pribadi dalam memenuhi kewajiban membayar
pajak (studi kasus pada kantor pelayanan pajak pratama singosari) fakultas ilmu
administrasi universitas brawijaya jurnal e-perpajakan, no. 1 volume 1 tahun 2014

Resmi,Siti. 2017. Perpajakan: Teori dan Kasus.Jakarta: Salemba Empat

xiv
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Robbins, Stephen P dan Timothy A Judge. 2014. Perilaku Organisasi.


Jakarta: Salemba Empat.
Sari, Putra dkk (2014) Pengaruh pemahaman pajak, pelayanan aparat pajak,
sanksi perpajakan dan preferensi risiko perpajakan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak( studi kasus umkm toko elektronik di kecamatan sitiung dharmasraya)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Putra Indonesia YPTK Jurnal
Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014

Septarini (2015) Pengaruh pelayanan, sanksi, dan kesadaran Wajib Pajak


terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi di kpp pratama merauke jurnal
ilmu ekonomi & sosial, Universitas Meramus Meraukevolume vi no. 1, april 2015

Shanti (2016) Kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan


Wajib Pajak wirausahawan dalam membayar pajak penghasilan di KPP Pratama
Gianyar Jurnal Pendidikan Ekonomi Ganesha Vol 7 No 2 2016
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sundari (2014) Persepsi Wajib Pajak mengenai faktor yang mempengaruhi
penggelapan pajak (tax evasion). Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya
Gunung Jati Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 3, (1),
Srimindiarti (2017) Pengaruh pemahaman, pelayanan fiskus dan sanksi
pajak terhadap kepatuhan dengan preferensi risiko sebagai variabel moderasi
Journal Student Journal of accounting and banking
Tribun News https://jatim.tribunnews.com diaksespada tanggal 19 Desember
2019

Utari, Setiawan (2014) Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan


Terhadap Kepatuhan WPOP Dengan Preferensi Risiko Sebagai Variabel
Pemoderasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali,
Indonesia E-Jurnal Akuntansi Vol.28.1.Juli (2014): 104-131
Wahyuningsih (2014) Analisis dampak pemahaman peraturan perpajakan,
kualitas pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang
pribadi dengan preferensi risiko sebagai variabel moderasi Universitas
Mahasaraswati Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (JSAM) (Vol. 1, No. 3:
Maret, 2014)

Wade. Carole dan Carol Tavris. 2008. Psikologi Jilid 1, Edisi 4. Jakarta:
Erlangga.

Yulianti. (2015). “Pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap ketaatan Wajib


Pajak membayar pajak di kota banda aceh dosen fakultas ekonomi

xv
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

akuntansiuniversitas serambi mekkah banda aceh jurnal ekonomi manajemen dan


akuntansi vol.1 no.1 th 2015: 24-35

Yulisna, Tanjung dkk (2018) Pengaruh Pelayanan Fiskus, Pengetahuan


Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan
Kondisi Keuangan dan Preferensi Risiko Wajib Pajak Sebagai Variabel
Moderating (Study Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Pekanbaru)
Universitas Riau JurnalAkuntansi & Manajemen Vol 13, No. 2 - 2018, 40-57

Zain, Moh. (2007) Manajemen Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat

xvi
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 1
Penelitian Terdahulu

No Nama (Tahun) Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan


1 Tri Wahyuningsih. Analisis dampak Pemahaman perpajakan, kualitas Variabel Subjek Pajak
pemahaman peraturan pelayanan perpajakan dan sanksi dependen yang yang berbeda
(2019) perpajakan, kualitas pajak berpengaruh positif digunakan sama, yakni Wajib
pelayanan fiskus, dan
terhadap kepatuhan Wajib yakni kepatuhan Pajak UMKM
sanksi pajak terhadap
kepatuhan Wajib Pajak Pajak. Preferensi risiko tidak Wajib Pajak. dan studi
orang pribadi dengan memoderasi pemahaman kasusnya
perpajakan, kualitas perpajakan Variabel berbeda.
preferensi risiko
sebagai variabel dan sanksi pajak. moderasi yang
moderasi. digunakan sama,
yakni preferensi
risiko. Variabel
independenya
sama.

xvii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Nama (Tahun) Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan


2 Niketut Nuari Santi Pengaruh kualitas Kualitas pelayanan fiskus dan Menggunakan Variabel bebas
(2011) pelayanan, pemahaman pemahaman perpajakan variabel sanksi pelayanan
peraturan perpajakan berpengaruh terhadap pajak sebagai fiskus, variabel
kepatuhan Wajib Pajak variabel bebas. terikat
terhadap kepatuhan
wirausahawan dalam kepatuhan
Wajib Pajak membayar pajak penghasilan. Wajib Pajak dan
wirausahawan dalam variabel
membayar pajak moderasi
penghasilan di KPP Prefrensi Resiko.
Gianyar.

xviii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Nama (Tahun) Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan


3 Nurulita Rahayu (2017) Pengaruh pengetahuan Pengetahuan perpajakan, Menggunakan Variabel bebas
perpajakan, ketegasan ketegasan sanksi pajak, dan tax variabel sanksi pelayanan fiskus
sanksi pajak, dan tax amnesty berpengaruh positif pajak dan dan
amnesty terhadap terhadap kepatuhan Wajib Pajak. pengetahuan variabel
kepatuhan Wajib Pajak. perpajakan sebagai moderasi
variabel bebas dan Prefrensi Resiko.
kepatuhan Wajib
Pajak sebagai
variabel
terikat.
4 Desi pratama, Ramdani, Pengaruh pemahaman Pemahaman perpajakan Variabel Tidak ada
Bayu Putra, Hasmaynelis, pajak, pelayanan aparat berpengaruh positif terhadap dependennya variabel
Fitri, Agung, Ramahdani, pajak, sanksi perpajakan kepatuhan Wajib Pajak UMKM. pemahaman pajak, moderasi dan
dan preferensi resiko
dan Fadila Cahyani Putri Pelayanan aparat pajak pelayanan aparat
terhadap kepatuhan studi kasusnya
Wajib Pajak studi kasus berpangaruh positif tidak pajak, sanksi
(2014) berbeda.
UMKM toko elektronik signifikan terhadap kepatuhan pajak.
di Kecamatan Sitiung Wajib Pajak pada UMKM. Sanksi
Dharmasraya. Variabel
pajak dan preferensi risiko
independennya
berpengaruh tidak signifikan sama kepatuhan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak Wajib Pajak
pada UMKM. UMKM

xix

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Nama (Tahun) Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan


5 Dina Fitri Septarini. Pengaruh pelayanan, Pelayanan pajak, sanksi pajak dan Variabel Variabel
sanksi dan kesadaran kesadaran Wajib Pajak masing – dependen, Yakni dependennya
(2015) pajak terhadap kepatuhan masing berpengaruh positif kepatuhan Wajib kesadaran Wajib
Wajib Pajak orang pribadi terhadap kepatuhan kepatuhan
Pajak. Pajak.
di KPP Pratama Merauke. Wajib Pajak.
Variabel Tidak memiliki
independen, variabel
yakni pelayanan moderasi.
pajak dan sanksi
pajak. Tidak ada
variabel
independen,
yakni
pemahaman
perpajakan.

Subjek pajak
berbeda.

xx

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Nama (Tahun) Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan


6 Prima Yuslinai, Amries Pengaruh pelayanan - Pelayanan fiskus, pemahaman Variabel Variabel
Rusli Tanjung, Alfiati fiskus, pengetahuan perpajakan, kesadaran Wajib Pajak dependen, yakni moderasi kondisi
Sulfi (2018) perpajakan, dan kesadaran memiliki pengaruh yang signifikan kepatuhan Wajib keuangan.
Wajib Pajak terhadap terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Pajak. Variabel
kepatuhan Wajib Pajak Pelayanan fiskus, pengetahuan, Subjek Pajak
dengan kondisi keuangan perpajakan yang dimoderasi kondisi independen, yakni
pelayanan fiskus berbeda karena
dan preferensi resiko keuangan memiliki pengaruh yang
dan pemahaman menggunakan
Wajib Pajak sebagai signifikan terhadap kepatuhan
variabel moderasi( Studi Wajib Pajak. Pengetahuan perpajakan orang pribadi.
empiris pada Wajib Pajak perpajakan dan kesadaran Wajib
Tidak ada
orang pribadi di Kota Pajak yang dimoderasi preferensi
Pekanbaru) risiko memiliki pengaruh yang variabel
signifikan terhadap kepatuhan independen,
Wajib Pajak yakni sanksi
perpajakan.

Ada variabel
independen
kesadaran
Wajib Pajak

xxi

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Nama (Tahun) Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan


7 Asbi Amin (2014) Preferensi risiko dalam Pemahaman peraturan Variabel Variabel
memoderasi perpajakan, kesadaran Wajib dependen, yakni independen,
pemahaman perpajakan Pajak berpengaruh positif dan kepatuhan Wajib yakni sanksi
dan kesadaran Wajib
signifikan terhadap kepatuhan Pajak. Variabel pajak dan
Pajak terhadap
kepatuhan formal pada formal. Preferensi risiko independen, yakni pelayanan
KPP Makassar Utara. mampu memoderasi pemahaman aparat pajak.
kesadaran Wajib Pajak perpajakan.
terhadap kepatuhan formal. Subjek Pajak
Variabel moderai berbeda karena
preferensi resiko. menggunakan
Wajib Pajak
orang pribadi.

xxii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Nama (Tahun) Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan


8 Deasy Dwi Irianti, Erma Faktor yang Reformasi sistem perpajakan Variabel Variabel
Setiawati, Rina mempengaruhi berpengaruh dependen, yakni independen, tax
Trisnawati kepatuhan Wajib kepatuhan Wajib amnesty,
Pajak dengan signifikan terhadap kepatuhan Pajak. reformasi
(2014) Wajib Pajak, tax amnesty dan sistem
preferensi risiko pemahaman perpajakan Variabel perpajakan.
sebagai variabel independen,
moderasi. tidak berpengaruh terhadap pemahaman Subjek Pajak
kepatuhan Wajib Pajak. perpajakan. WP orang
Preferensi risiko mampu Variabel moderai pribadi.
memoderasi preferensi resiko.
Tidak
memiliki
pengaruh antara reformasi
variabel
perpajakan terhadap kepatuhan independen
Wajib Pajak namun tidak dapat sanksi pajak
dan pelayanan
memoderasi pengaruh antara tax aparat pajak.
amnesty terhadap kepatuhan
Wajib Pajak, serta tidak dapat

memoderasi pengaruh antara


pemahaman perpajakan
terhadap kepatuhan Wajib
Pajak.

xxiii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Nama (Tahun) Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan


4 Moh. Ahbab Abdul Pengaruh pemahaman Pemahaman tentang peraturan Variabel Tidak ada
Aziz, Noor Shodiq Ask, peraturan perpajakan Wajib Pajak dan preferensi independen yakni variabel
Afifudin (2017) terhadap kepatuhan risiko secara simultan pemahaman independen,
Wajib Pajak dengan
berpengaruh signifikan pada perpajakan. pelayanan
preferensi risiko sebagai
variabel moderating kepatuhan Wajib Pajak. aparat pajak,
Variabel sanksi pajak.
(Studi Empiris pada WP Pemahaman tentang peraturan
dependen,
OP di KPP Pratama Wajib Pajak secara parsial
Singosari). kepatuhan Wajib Subjek
tidak berpengaruh pada
Pajak. pajaknya
kepatuhan Wajib Pajak.
berbeda karena
Preferensi risiko secara parsial Variabel orang pribadi
berpengaruh negatif dan moderasi
signifikan terhadap kepatuhan preferensi risiko.
Wajib Pajak. Preferensi risiko
secara parsial berpengaruh
negatif signifikan dan dapat
memoderaSi pemahaman
tentang peraturan Wajib Pajak
terhadap kepatuhan Wajib
Pajak.

xxiv

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Nama (Tahun) Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan


10 Lydiana (2018) Pengaruh kesadaran Secara bersama sama Variabel Subjek Pajak
Wajib Pajak, kesadaran Wajib Pajak, dependen, yakni berbeda orang
pengetahuan Pajak, dan pengetahuan pajak, dan kepatuhan Wajib pribadi.
sanksi pajak terhadap sanksi pajak mempengaruhi
kepatuhan Wajib Pajak Pajak.
kepatuhan Wajib Pajak Tidak memiliki
orang pribadi di KPP
Pratama Surabaya Variabel Variabel
Gubeng independen, moderasi.
sanksi pajak, dan
pengetahuan Tidak ada
pajak. variabel
independen,
yakni
pelayanan
aparat pajak.

xxv

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 2

KUESIONER
PENELITIAN

Kepada Yth,
Bapak/Ibu

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penulisan skripsi S1 Akuntansi Universitas
Airlangga PSDKU Banyuwangi, saya:

Nama : Abdillah Akhsan


Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah berjudul, “Preferensi
Risiko Memoderasi Pemahaman Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan
Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajb Pajak UMKM Banyuwangi”.
Untuk itu, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden
dengan mengisi lembar kuesioner sesuai dengan petunjuk pengisian
dengan sebenar-benarnya. Kuesioner ini hanya digunakan untuk
keperluan akademis, bersifat rahasia, dan tidak akan mempengaruhi
jumlah atau keringanan atau sanksi pajak yang dibayarkan.

Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini, saya


mengucapkan terimakasih

Mengetahui
DosenPembimbing Hormat Saya

Dr. H. HERU TJARAKA, SE.,M.Si.,Ak., BKP.,CA Abdillah Akhsan


NIP. 146704271443031003 NIM:041611535025

SKRIPSI xxvi
PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kuesiner Penelitian

Mohon dengan hormat Bapak/Ibu/Sdr Mengisi pertanyaan dibawah ini dengan


cara memberi tanda silang (X) pada pertanyaan berikut

1. Nama :
2. Jenis kelamin :

3. Tingkat Pendidikan : a. SMP b. SMA c.


Diploma d. S1 e. S2

4. Usia : a. 18 – 25 tahun b.26 – 35 tahun c.36 – 45


tahun
d. 46 – 55 tahun 3. 56> tahun

5. jenis Pekerjaan : a. PNS b. Wirausaha c. Swasta


d. Lainnnya
6. Bidang Usaha : a. Jasa b. Dagang c. Manufaktur
7. Lama menjalankan
Usaha : a.≤ 3 Tahun b. 3-5 Tahun c. 6-4 Tahun

d. ≥ 4 Tahun

Petunjuk Pengisian Kuisoner

Mohon Bapak / Ibu / Sdr membaca dengan cermat dan mengisi dengan kondisi
saat in dan berilah tanda silang (X) pada kolomyang telah disediakan untuk
menjawab pertanyaan. Dimohon untuk satu pertanyaan terdapat satu jawaban.
Dan setiap angka mewakili tingkat kesesuaian dengan pendapat
bapak/ibu/saudara. Pilihlah jawaban untuk setiap pertnyaan

Keterangan Bagian
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

xxvii
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pemahaman Perpajakan

No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Wajib Pajak paham mengenai
mengurus NPWP.
2 Wajib Pajak memahamiperaturan
perundang – undangan yang
berlaku.
3 Wajib Pajak paham tentang
melaksanakan kewajiban
perpajakan.
4 Wajib Pajak memahami tentang
hak perlindungan kerahasiaan.
5 Wajib Pajak memahami tentang hak
pelayanan pegawai pajak.
6 Wajib Pajak memahami hak
pengembalian lebih bayar.

Variabel Pelayanan Fiskus

No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Pegawai Pajakmemberikan
pelayanan kepada Wajib Pajak
dengan baik.
2 Pegawai Pajaktelah adil dalam
memberikan informasi mengenai
tarif pajak.
3 Pegawai Pajak telah membantu
melaporkan pajak Wajib Pajak.
4 Pegawai Pajak melakukan
sosialisasi peraturan perpajakan
yang belaku.
5 Pegawai Pajak senantiasa
memperhatikan keluhan Wajib
Pajak.

Variabel Sanksi Pajak

No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Sanksi diberikan kepada Wajib
Pajak yang terlambat membayar
pajak.
2 Sanksi diberikan tegas bagi Wajib
Pajak yang menyembunyikan

xxviii
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pajak.
3 Sanksi administrasi diberikan
kepada Wajib Pajak sebagai
teguran.
4 Sanksi pidana diberikan kepada
Wajib Pajak atas pemalsuan
dokumen.
5 Sanksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Variabel Kepatuhan Wajib Pajak

No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Wajib Pajak UMKM telah memiliki
NPWP.
2 Wajib Pajak UMKM telah mengisi SPT
sesuai dengan peraturan perundang –
undangan.
3 Wajib Pajak UMKM melaporkan SPT
tepat waktu
4 Wajib Pajak UMKM membayar sesuai
dengan jumlah pajak terutang
5 Wajib Pajak UMKM membayar
pajaknya tepat waktu
6 Wajib Pajak UMKM telah melunasi
pajak terutang

Variabel preferensi risiko

No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Risiko kesehatan (merokok,
mengkonsumsi alkohol) dapat
mempengaruhikepatuhan Wajib Pajak
2 Risiko sosial ( mencalonkan diri dalam
pemilu dan gagal, mengalami gangguan
kejiwaan, adanya perubahan kebijakan
pemerintah) dapat mempengaruhi
kepatuhan Wajib Pajak
3 Risiko pekerjaan (PHK, Kebangkrutan)
dapat mempengaruhi kepatuhan Wajib
Pajak
4 Risiko Keuangan (berjudi, investasi
yang salah) dapat mempengaruhi
kepatuhan Wajib Pajak

xxix
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Responden Responden Responden Responden Responden Responden


1 Laki Laki 36-45 SMP Dagang 3-5 Tahun
2 Perempuan 36-45 SMP Dagang 6-4 Tahun
3 Perempuan 26-35 SMP Dagang 3-5 Tahun
4 Laki Laki 18-25 SMA Jasa < 3 Tahun
5 Laki Laki 18-25 SMA Jasa < 3 Tahun
6 Perempuan 46-55 SMA Dagang < 3 Tahun
7 Perempuan 46-55 SMA Manufaktur < 3 Tahun
8 Perempuan 56> SMP Dagang >4 Tahun
4 Laki Laki 18-25 SMA Dagang 6-4 Tahun
10 Laki Laki 18-25 S1 Jasa 6-4 Tahun
11 Laki Laki 36-45 SMP Manufaktur > 4 Tahun
12 Laki Laki 18-25 S1 Jasa < 3 Tahun
13 Laki Laki 26-35 SMA Jasa < 3 Tahun
14 Perempuan 18-26 S1 Dagang < 3 Tahun
15 Laki Laki 26-35 SMA Jasa < 3 Tahun
16 Laki Laki 18-25 Diploma Dagang < 3 Tahun
17 Perempuan 56> SMP Dagang < 3 Tahun
18 Perempuan 18-25 SMA Jasa < 3 Tahun
14 Perempuan 26-35 SMA Jasa > 4 Tahun
20 Perempuan 36-45 SMA Dagang < 3 Tahun
21 Perempuan 36-45 S1 Dagang 3-5 Tahun
22 Perempuan 36-45 SMA Dagang < 3 Tahun
23 Perempuan 26-35 SMA Dagang 3-5 Tahun
24 Laki Laki 26-35 SMA Dagang 3-5 Tahun
25 Perempuan 36-45 SMP Dagang 3-5 Tahun
26 Laki Laki 26-35 S1 Dagang 6-4 Tahun
27 Perempuan 26-35 SMA Dagang 6-4 Tahun
28 Perempuan 36-45 SMA Manufaktur 3-5 Tahun
24 Laki Laki 46-55 SMA Dagang > 4 Tahun
30 Perempuan 18-25 SMA Jasa 3-5 Tahun
31 Laki Laki 26-35 S1 Jasa 6-4 Tahun
32 Laki Laki 26-35 SMA Dagang 3-5 Tahun
33 Laki Laki 36-45 S1 Manufaktur 3-5 Tahun
34 Perempuan 36-45 SMP Manufaktur < 3 Tahun
35 Laki Laki 36-45 SMP Dagang 6-4 Tahun
36 Laki Laki 46-55 SMA Dagang > 4 Tahun
37 Laki Laki 56> SMA Dagang > 4 Tahun
38 Laki Laki 56> SMA Dagang > 4 Tahun
34 Perempuan 36-45 SMA Dagang 3-5 Tahun
40 Laki Laki 46-55 S1 Jasa < 3 Tahun
41 Perempuan 36-45 SMA Dagang > 4 Tahun
42 Laki Laki 46-66 SMA Dagang > 4 Tahun
43 Perempuan 26-35 SMA Dagang 3-5 Tahun

xxx
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

44 Laki Laki 36-45 SMA Dagang 3-5 Tahun


45 Laki Laki 18-25 SMP Jasa 3-5 Tahun
46 Laki Laki 36-45 SMA Dagang 3-5 Tahun
47 Laki Laki 18-25 S1 Manufaktur 3-5 Tahun
48 Laki Laki 26-35 SMP Dagang 6-4 Tahun
44 Laki Laki 36-45 SMA Dagang 6-4 Tahun
50 Perempuan 36-45 SMA Dagang 3-5 Tahun
51 Perempuan 26-35 SMA Dagang > 4 Tahun
52 Perempuan 46-55 S1 Dagang 6-4 Tahun
53 Perempuan 46-55 SMA Dagang > 4 Tahun
54 Laki Laki 26-35 S1 Dagang 6-4 Tahun
55 Perempuan 36-45 SMA Dagang < 4 Tahun
56 Laki Laki 26-45 SMP Dagang 3-5 Tahun
57 Perempuan 36-45 S1 Manufaktur 3-5 Tahun
58 Perempuan 36-45 SMP Dagang 3-5 Tahun
54 Laki Laki 26-35 SMP Dagang 3-5 Tahun
60 Perempuan 36-45 SMP Manufaktur 6-4 Tahun
61 Laki Laki 46-55 SMP Manufaktur < 4 Tahun
62 Laki Laki 56> S1 Dagang < 4 Tahun
63 Perempuan 26-35 SMA Dagang 6-4 Tahun
64 Perempuan 36-45 SMA Dagang 3-5 Tahun
65 Perempuan 26-35 SMA Dagang 3-5 Tahun
66 Perempuan 36-45 S1 Manufaktur 6-4 Tahun
67 Laki Laki 36-45 SMA Dagang > 4 Tahun
68 Perempuan 26-35 SMA Dagang 6-4 Tahun
64 Laki Laki 36-45 SMA Dagang 6-4 Tahun
70 Laki Laki 46-55 SMA Dagang 6-4 Tahun
71 Laki Laki 26-35 SMA Dagang 6-4 Tahun
72 Laki Laki 26-35 SMP Dagang 3-5 Tahun
73 Laki Laki 26-36 SMA Dagang 3-5 Tahun
74 Laki Laki 26-35 SMA Jasa 3-5 Tahun
75 Laki Laki 36-45 SMA Dagang 6-4 Tahun
76 Perempuan 26-35 SMA Dagang 6-4 Tahun
77 Laki laki 26-36 SMA Dagang 3-5 Tahun
78 Perempuan 26-35 SMA Dagang 6-4 Tahun
74 Laki Laki 26-36 SMA Dagang 3-5 Tahun
80 Perempuan 18-25 SMA Dagang 6-4 Tahun
81 Perempuan 44-55 S2 Dagang 6-4 Tahun
82 Laki Laki 26-35 D3 Dagang 6-4 Tahun
83 Perempuan 26-35 SMA Dagang 3-5 Tahun
84 Laki Laki 36-45 D3 Dagang 3-5 Tahun
85 Laki Laki 26-35 SMA Dagang 3-5 Tahun
86 Laki Laki 46-55 SMP Manufaktur > 4 Tahun
87 Laki Laki 26-35 SMP Dagang 6-4 Tahun

xxxi
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

88 Laki Laki 26-35 SMA Dagang 3-5 Tahun


84 Perempuan 36-45 SMA Dagang < 3 Tahun
40 Laki Laki 26-35 SMA Jasa 3-5 Tahun
41 Perempuan 36-45 SMP Dagang 6-4 Tahun
42 Perempuan 46-55 SMA Dagang >4 Tahun
43 Laki Laki 26-35 SMP Dagang 6-4 Tahun
44 Laki Laki 26-35 SMA Jasa 3-5 Tahun
45 Perempuan 36-45 S1 Manufaktur 6-4 Tahun
46 Perempuan 26-35 SMA Dagang 6-4 Tahun
47 Laki Laki 18-25 SMA Dagang 3-5 Tahun
48 Perempuan 26-35 SMA Dagang 6-4 Tahun
44 Laki Laki 18-25 S1 Jasa < 3 Tahun
100 Laki Laki 26-36 SMA Dagang 3-5 Tahun

xxxii
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pelayanan Fiskus Sanksi Perpajakan Kepatuhan Wajib Pajak Prefrensi Resiko

X1. X1. X1. X1. X1. X1. X1. X2. X2. X2. X2. Y Y Y Y Y Y Y Z Z Z Z Z Z Z Z Z
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 4
1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3
2 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 3 3 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4
6 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 5 4 5 3 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4
8 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4
1 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
0
1 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
1
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2
1 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3
3
1 5 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4

xxxiii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5
1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6
1 3 3 3 3 4 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
7

Lampiran 4 Tabulasi Data Kuesioner

xxxiv

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Pemahaman Perpajakan Pelayanan Fiskus Sanksi Pajak


Kepatuhan Wajib Preferensi
Pajak Risiko
X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.2 X.2 X.2 X.2 X.2 X.3 X.3 X.3 X.3 X.3 Y Y Y Y Y Y Z Z Z Z
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4

1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2
2 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 5
5 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4
6 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 3 5 3 4 5 4 3 4 5 4 3 3 3
7 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
8 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3
10 4 5 5 4 4 3 2 2 2 2 2 2 5 4 3 4 2 3 3 2 3 3 2 2 4 3
11 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
12 4 3 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 5 4 4 4 5 5 1 2 1 2
13 3 5 3 3 4 3 2 2 2 1 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 5 5 5 5
14 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 1 1 1
15 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 5 5 5
16 5 5 5 5 3 3 5 3 3 3 3 2 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 1 5 5 3
17 4 3 4 4 4 5 4 3 3 4 2 5 4 4 4 3 5 4 4 3 4 5 2 4 1 1
18 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1
14 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 2 2
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4

xxxv

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Pemahaman Perpajakan Pelayanan Fiskus Sanksi Pajak Kepatuhan Wajib Preferensi
Pajak Risiko
X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.2 X.2 X.2 X.2 X.2 X.3 X.3 X.3 X.3 X.3 Y Y Y Y Y Y Z Z Z Z
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
23 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 2 3
24 4 4 4 5 5 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 4 2 3 3 4
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 2 2 2
26 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 3 2 2 2 2
27 5 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 2 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4
28 4 2 4 4 4 4 4 4 5 2 2 4 4 5 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2
24 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4
30 4 2 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 3 4 5 5 5 4 4 1 4 3 3
31 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 2 1 1 1
32 4 1 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2
33 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3
34 5 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4
35 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5
36 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 2
37 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 4 4 5 5 5 5 4 3 3 3
38 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2
34 4 2 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 2 2
40 5 2 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
41 4 2 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3
42 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2
43 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4
44 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2
45 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 1 2 2 2

xxxvi

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Pemahaman Perpajakan Pelayanan Fiskus Sanksi Pajak Kepatuhan Wajib Preferensi
Pajak Risiko

X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.2 X.2 X.2 X.2 X.2 X.3 X.3 X.3 X.3 X.3 Y Y Y Y Y Y Z Z Z Z
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
46 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3
47 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 2 1 1
48 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4
44 5 5 5 4 5 5 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2
50 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2
51 5 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 1 3 3 2
52 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 1 2 2 1
53 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3
54 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2
55 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 2 2
56 4 2 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5
57 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 2 4 3 5 4 4 4 4 4 2 3 3 3
58 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3
60 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 5

xxxvii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Pemahaman Perpajakan Pelayanan Fiskus Sanksi Pajak Kepatuhan Wajib Preferensi
Pajak Risiko
X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.2 X.2 X.2 X.2 X.2 X.3 X.3 X.3 X.3 X.3 Y Y Y Y Y Y Z Z Z Z
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
61 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 3
62 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4
63 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4
64 4 2 4 4 2 4 5 5 3 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 3
65 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
66 4 2 3 4 2 3 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 4
67 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1
68 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3
64 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 5 5 3 2 3 3
70 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2
71 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
72 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4
73 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4
74 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 3 4 5
75 4 5 3 3 4 5 4 5 3 4 5 3 4 4 5 5 3 4 5 5 4 5 4 3 4 5
76 4 5 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 3 3 4 4 3 3 3
77 4 5 4 5 4 3 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 3 2 3
78 4 5 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 5 4 5 4 3 2
74 4 5 3 4 3 4 5 4 3 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 5 4 3 4 3 5 4
80 3 4 5 5 4 4 4 3 3 4 5 2 3 5 3 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4
81 4 4 4 5 3 3 5 4 3 5 5 3 4 5 3 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 3
82 3 5 3 4 3 2 4 3 5 4 4 2 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 2 2 1 2
83 4 4 4 5 2 2 4 5 5 3 2 1 2 2 2 2 5 5 3 4 2 4 2 3 2 1

xxxviii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Pemahaman Perpajakan Pelayanan Fiskus Sanksi Pajak Kepatuhan Wajib Preferensi
Pajak Risiko
X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.2 X.2 X.2 X.2 X.2 X.3 X.3 X.3 X.3 X.3 Y Y Y Y Y Y Z Z Z Z
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
84 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 3 4 3 5 4 4 4 5 2 3 4 5 4 3 5 4
85 5 5 4 4 2 3 4 3 4 5 5 5 3 4 5 3 5 3 4 4 5 5 4 5 4 3
86 4 5 4 5 4 3 5 4 3 4 4 5 4 3 4 5 5 4 3 4 5 4 4 3 5 4
87 4 3 4 3 3 4 4 5 4 5 5 5 3 5 4 3 4 5 4 5 5 5 4 2 4 5
88 4 5 5 3 5 3 5 5 3 5 3 2 2 2 2 2 3 2 3 4 5 4 3 3 3 3
84 5 3 5 4 3 4 4 5 4 5 4 4 5 3 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5
40 4 5 4 3 5 4 3 5 4 3 4 3 3 4 5 3 2 5 4 4 5 5 5 4 3 4
41 4 5 3 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 3 5 4 3 4 3 4 4 3 5 2 5
42 5 4 5 5 3 4 5 3 5 4 4 4 5 3 4 3 3 4 4 5 3 5 5 4 4 3
43 5 4 4 4 4 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 3 2 3 4 4 4 3 2 5
44 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1
45 3 5 3 4 5 3 4 3 4 3 2 4 3 4 5 2 5 5 3 4 3 5 3 4 4 4
46 4 3 3 5 5 4 5 5 3 4 3 5 3 4 3 2 4 5 4 5 4 4 2 4 3 3
47 5 3 5 4 5 3 4 5 3 2 3 3 2 5 3 4 1 4 5 4 5 4 1 1 1 2
48 4 4 3 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 5 2 3
44 5 4 4 5 4 5 4 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 2 4 3 4
100 4 4 3 5 4 3 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 3 4 5

xxxix

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Karakteristik Responden

Jenis.Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Laki – Laki 55 55.0 55.0 55.0

Valid Perempuan 45 45.0 45.0 100.0


Total 100 100.0 100.0

Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
18-25 14 14.0 14.0 14.0

26-35 37 37.0 37.0 51.0

36-45 30 30.0 30.0 81.0


Valid
46-55 14 14.0 14.0 45.0

56 > 5 5.0 5.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pendidikan.Terkahir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

D3 3 3.0 3.0 3.0


Valid
S1 16 16.0 16.0 14.0

xl

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

S2 1 1.0 1.0 20.0

SMA 60 60.0 60.0 80.0


SMP 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Bidang.Usaha
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Dagang 72 72.0 72.0 72.0

Jasa 16 16.0 16.0 88.0


Valid
Manufaktur 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Lama.Menjalankan.Usaha
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
< 3 tahun 16 16.0 16.0 16.0

> 4 tahun 17 17.0 17.0 33.0


Valid 3-5 Tahun 37 37.0 37.0 70.0

6-4 Tahun 30 30.0 30.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

xli

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Deskriptif Jawaban Responden

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pemahaman.Perpajakan 100 12 24 22.55 3.245


Pelayanan.Fiskus 100 8 25 18.58 3.551
Sanksi.Pajak 100 8 25 18.43 3.646
Kepatuhan.Wajib.Pajak 100 8 30 23.52 4.034
Preferensi.Risiko 100 5 20 12.72 3.701
Valid N (listwise) 100

Uji Validitas

Uji Validitas Pemahaman Perpajakan


Correlations
PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 PP6 Pemahaman.Perpajaka
n
** ** ** ** **
Pearson Correlation 1 .281 .638 .475 .241 .515 .744**

PP1 Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .003 .000 .000


N 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** *
Pearson Correlation .281 1 .350 .376 .358 .215 .684**
PP2
Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .000 .031 .000

xlii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** * *
Pearson Correlation .638 .350 1 .362 .218 .241 .675**
PP3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .024 .016 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Pearson Correlation .475 .376 .362 1 .312 .343 .644**
PP4 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
** ** * ** **
Pearson Correlation .241 .358 .218 .312 1 .466 .648**
PP5 Sig. (2-tailed) .003 .000 .024 .002 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
Pearson Correlation .515** .215* .241* .343** .466** 1 .652**
PP6 Sig. (2-tailed) .000 .031 .016 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** **
Pearson Correlation .744 .684 .675 .644 .648 .652 1
Pemahaman.Perpajak
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
an
N 100 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

xliii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Uji Validitas Pelayanan Fiskus

Correlations
PF1 PF2 PF3 PF4 PF5 Pelayanan.Fiskus
** ** ** **
Pearson Correlation 1 .556 .536 .586 .512 .804**

PF1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100


** ** ** **
Pearson Correlation .556 1 .484 .503 .453 .766**
PF2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation .536 .484 1 .408 .508 .747**
PF3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation .586 .503 .408 1 .615 .803**
PF4 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
Pearson Correlation .512** .453** .508** .615** 1 .744**
PF5 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Pearson Correlation .804 .766 .747 .803 .744 1

Pelayanan.Fiskus Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000


N 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

xliv

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Uji Validitas Sanksi Pajak

Correlations
SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 Sanksi.Pajak
** ** ** **
Pearson Correlation 1 .465 .474 .514 .370 .731**

SP1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000


N 100 100 100 100 100 100
Pearson Correlation .465** 1 .544** .546** .647** .840**
SP2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation .474 .544 1 .464 .444 .774**
SP3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation .514 .546 .464 1 .584 .780**
SP4 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation .370 .647 .444 .584 1 .781**
SP5 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
Pearson Correlation .731** .840** .774** .780** .781** 1

Sanksi.Pajak Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000


N 100 100 100 100 100 100

xlv

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak
Correlations

KWP1 KWP2 KWP3 KWP4 KWP5 KWP6 Kepatuhan.Wajib.Pajak


** ** ** ** **
Pearson Correlation 1 .500 .352 .445 .356 .456 .648**
KWP1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


Pearson Correlation .500** 1 .560** .585** .434** .633** .784**
KWP2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Pearson Correlation .352 .560 1 .708 .637 .623 .823**
KWP3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Pearson Correlation .445 .585 .708 1 .627 .618 .846**
KWP4 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Pearson Correlation .356 .434 .637 .627 1 .636 .781**
KWP5 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
Pearson Correlation .456** .633** .623** .618** .636** 1 .834**
KWP6 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** **
Pearson Correlation .648 .784 .823 .846 .781 .834 1
Kepatuhan.Wajib.Pajak
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

xlvi

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

N 100 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Validitas Preferensi Risiko

Correlations
PR1 PR2 PR3 PR4 Preferensi.Risiko

Pearson Correlation 1 .418** .531** .532** .775**

PR1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100


** ** **
Pearson Correlation .418 1 .527 .433 .727**
PR2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
** ** **
Pearson Correlation .531 .527 1 .715 .867**
PR3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Pearson Correlation .532** .433** .715** 1 .841**
PR4 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
** ** ** **
Pearson Correlation .775 .727 .867 .841 1

Preferensi.Risiko Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000


N 100 100 100 100 100

xlvii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Reliabilitas

Reliability Pemahaman Perpajakan

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary
N %

Valid 100 100.0

Cases Excludeda 0 .0
Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

.760 6

xlviii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
PP1 18.55 8.088 .633 .700
PP2 18.48 7.232 .444 .751
PP3 18.78 7.431 .505 .723
PP4 18.70 7.884 .535 .716
PP5 18.86 8.081 .464 .733
PP6 18.88 8.187 .488 .728

Reliability Pelayanan Fiskus

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %

Valid 100 100.0


Cases Excludeda 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

xlix

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.841 5

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted

PF1 14.67 8.607 .645 .747


PF2 14.86 8.445 .614 .815
PF3 14.41 8.648 .546 .821
PF4 15.03 8.024 .664 .803
PF5 14.85 8.230 .658 .804

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Reliability Sanksi Pajak

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %

Valid 100 100.0

Cases Excludeda 0 .0
Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

.840 5

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted

SP1 14.77 4.270 .560 .831


SP2 14.74 8.284 .717 .786
SP3 14.80 4.051 .638 .804

li

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SP4 14.64 4.505 .661 .804


SP5 14.72 4.355 .657 .804

Reliability Kepatuhan Wajib Pajak

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary

N %

Valid 100 100.0

Cases Excludeda 0 .0
Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.874 6

lii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
KWP1 14.54 12.746 .511 .885
KWP2 14.55 11.422 .678 .854
KWP3 14.73 11.351 .733 .850
KWP4 14.67 11.072 .762 .844
KWP5 14.61 11.654 .674 .860
KWP6 14.50 11.323 .757 .846

liii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Reliability Preferensi Risiko

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary
N %

Valid 100 100.0


a
Cases Excluded 0 .0
Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

.818 4

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if


Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted

PR1 4.48 8.373 .584 .744


PR2 4.57 4.046 .538 .814
PR3 4.56 7.522 .741 .720
PR4 4.55 7.705 .643 .744

liv

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Uji Asumsi Klasik


1. Normalitas (Kolmogorov)
Model 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 2.28872605
Absolute .045
Most Extreme Differences Positive .045
Negative -.036
Kolmogorov-Smirnov Z .447
Asymp. Sig. (2-tailed) .488

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

lv

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Model 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual

N 100
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .55443215
Absolute .058
Most Extreme Differences Positive .038
Negative -.058
Kolmogorov-Smirnov Z .578
Asymp. Sig. (2-tailed) .841

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

lvi

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Multikolinieritas (Tolerance & VIF)


Model 1
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)
Pemahaman.Perpajakan .646 1.437
1
Pelayanan.Fiskus .547 1.828

Sanksi.Pajak .605 1.653

a. Dependent Variable: Kepatuhan.Wajib.Pajak

Model 2
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF

(Constant)

Pemahaman.Perpajakan .652 1.534


1 Pelayanan.Fiskus .528 1.846

Sanksi.Pajak .517 1.434

Preferensi.Risiko .834 1.144

lvii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PPxPR .366 2.733

PFxPR .260 3.844


SPxPR .280 3.564

a. Dependent Variable: Kepatuhan.Wajib.Pajak

3. Heterokedastisitas (Scaterplot)
Model 1

Model 2

lviii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

lix

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hasil Regresi
1. Uji hipotesis (Uji t)
Model 1
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 1.114 1.707 .656 .514
Pemahaman.Perpajakan .344 .085 .284 4.103 .000
1
Pelayanan.Fiskus .484 .084 .425 5.440 .000
Sanksi.Pajak .301 .081 .275 3.705 .000
a. Dependent Variable: Kepatuhan.Wajib.Pajak

Model 2
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .022 .060 .368 .714
1 Pemahaman.Perpajakan .244 .072 .244 3.483 .001
Pelayanan.Fiskus .433 .080 .433 5.434 .000

lx

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sanksi.Pajak .247 .080 .247 3.075 .003


Preferensi.Risiko .005 .063 .005 .085 .432
PPxPR -.062 .067 -.084 -.430 .355
PFxPR .014 .083 .014 .165 .864
SPxPR -.051 .084 -.063 -.573 .568
a. Dependent Variable: Kepatuhan.Wajib.Pajak

2. Uji Koeffisien Determinasi (R Square/R2)


Model 1
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate

1 .824a .674 .664 2.324

a. Predictors: (Constant), Sanksi.Pajak, Pemahaman.Perpajakan, Pelayanan.Fiskus


b. Dependent Variable: Kepatuhan.Wajib.Pajak

lxi

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Model 2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
a
1 .832 .643 .664 .57513803

a. Predictors: (Constant), SPxPR, Pelayanan.Fiskus, Preferensi.Risiko,


Pemahaman.Perpajakan, Sanksi.Pajak, PPxPR, PFxPR
b. Dependent Variable: Kepatuhan.Wajib.Pajak

3. Uji Model (Uji f)


Model 1
ANOVAa
Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 1046.372 3 365.457 67.653 .000b
1 Residual 518.588 46 5.402
Total 1614.460 44
a. Dependent Variable: Kepatuhan.Wajib.Pajak
b. Predictors: (Constant), Sanksi.Pajak, Pemahaman.Perpajakan, Pelayanan.Fiskus

lxii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Model 2
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 68.568 7 4.745 24.613 .000b

1 Residual 30.432 42 .331

Total 44.000 44
a. Dependent Variable: Kepatuhan.Wajib.Pajak
b. Predictors: (Constant), SPxPR, Pelayanan.Fiskus, Preferensi.Risiko, Pemahaman.Perpajakan, Sanksi.Pajak, PPxPR,
PFxPR

4. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 100
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .55443215
Absolute .058
Most Extreme Differences Positive .038
Negative -.058
Kolmogorov-Smirnov Z .578
Asymp. Sig. (2-tailed) .891

lxiii

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

lxv
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN

Anda mungkin juga menyukai