SKRIPSI
Oleh:
ABDILLAH AKHSAN
NIM: 041611535025
2020
i
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
DIAJUKAN OLEH :
ABDILLAH AKHSAN
NIM :041611535025
DOSEN PEMBIMBING
ii
1. Skripsi saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri, dan
bukan hasil karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukan
merupakan hasil peniruan atau penjiplakan (plagiarism) dari karya orang lain.
Skripsi ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di
Universitas Airlangga, maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam
daftar kepustakaan.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis Skripsi ini, serta sanksi-sanksi lainnya sesuai
dengan norma dan peraturan yang berlaku di Universitas Airlangga.
25 Juni 2020
Surabaya, ………………………..
Abdillah Akhsan
NIM: 041511535025
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan terhadap Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis dalam mengerjakan skripsi
dan telah selesai dengan judul, “Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan terhadap
Moderasi”.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Penulisan skripsi ini
Dalam penulisan skripsi ini, tidak lepas dari hambatan dan rintangan, namun banyak
sekali pihak yang memberikan bantuan dan dukungan, baik moril maupun materiil. Oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak berikut:
1. Prof. Dr. Hj. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2. Drs. Agus Widodo Mardijuwono, M.Si., Ak., CMA., CA. selaku Ketua Departemen
3. Izzato Millati S.IP M.IP., selaku Koordinator Program Studi Akuntansi PSDKU
4. Anak Agung Gde Satia Utama SE., M.A., Ak. CA. selaku dosen wali yang sudah
menjadi wali saya selama perkuliahan dan memberikan nasihat dan motivasi untuk
menyelesaikan studi.
5. Dr. H. Heru Tjaraka, SE., M.Si., BKP., Ak., CA ,selaku dosen pembimbing dalam
penulisan skripsi ini yang telah bersedia membimbing penulis dengan sabar,
memberikan pengarahan dan motivasi untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini dan
iv
6. Seluruh dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga khususnya
dosen akuntansi.
7. Dosen Program Studi Akuntansi PSDKU UNAIR di Banyuwangi, Ibu Siti Nuraini, Ibu
Izzato Millati, Ibu Rizky, Bapak Panji, Bapak Deddy, Ibu Sandra yang telah
8. Kedua orang tua penulis, Terimakasih atas segala apa yang diberikan, segala sesuatu
yang diajarkan, dukungan, motivasi, dan arahan hingga sampai sekarang dan mendatang.
9. Kepala DJP Kantor Wilayah Jawa Timur III yang memberikan ijin penelitian
10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banyuwangi yang telah memberikan ijin
11. Kepala Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi yang telah memberikan ijin
12. Kakak tingkat akuntansi 2014 dan 2015 PSDKU Unair di Banyuwangi yang
13. Adek tingkat Akuntansi 2018, 2017 dan 2019 yang memberikan semangat
14. Keluarga besar Samma – Kojin yang memberikan dukungan moril, dan materiel
15. Romzi Kharisanto, Derry Candra Prasetya, Arina Manasika, Sahal Makhtub, Oka
Mahendra, M. Fathi Faiz, Lilik K Romadoni, Sandy Harianto, Mbak Elmi, Mbak dessy,
Mas Bay, Mbak Pin, Mbak Naula, Mbak IPE, Mbak Yuni, Bang Tio yang membantu
16. Teman KKN, LDK, HIMA, UKMTQ, PBA, yang memberikan pengalaman yang
berkesan
18. Keluarga Besar Ponpes Darul Falah 30 Anggaswangi yang memberikan do’a
19. Adik –adik tingkat yang biasa diajak ngopi dan memberikan semangat
v
20. Ilham, akbar, robis, yopi, mada, maheb, iis A, dessy, iis S, winda, della, bima, nimas,
Penelitian ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
bagi penulis. Semoga Allah SWT selalu memberikanmu kesehatan dan kebahagiaan.
Aamiin.
Penulis
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh pemahaman perpajakan,
pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dengan preferensi
risiko sebagai variabel moderasi. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda
dan analisi regresi moderasi. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 15.318 dan sampel
yang diambil sebesar 100 sampel. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer. Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif. Kuesioner sejumlah 100 lembar
disebarkan kepada Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Banyuwangi selaku
responden. Hasil dari kuesioner kemudian diolah menggunakan aplikasi SPSS. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi
perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Banyuwangi, dan preferensi
risiko tidak dapat memoderasi pengaruh pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus dan
sanksi terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
vii
ABSTRACT
This research aims to empirical evidence effect of understanding taxation, tax authorities
and tax sanctions on taxpayer compliance with risk preferences as a moderating variable.
Data analysis techniques used multiple linear regression and moderation regression analysis.
The total population in this study was 15,318 and the sample taken was 100 samples. The
data source used in this study is primary data. The type of data used is quantitative.
Questionnaire in the amount of 100 sheets distributed to small business Taxpayers registered
in Banyuwangi KPP as respondents. The results of the questionnaire were then processed
using the SPSS application. The results of this study indicate that understanding taxation,
fiscal services and tax sanctions affect taxpayer compliance in Banyuwangi, and risk
preferences cannot moderate the influence of understanding taxation, tax authorities and
sanctions on taxpayer compliance.
Keywords : Taxation Understanding, Fiscus Services, Tax Sanctions, Taxpayer Compliance,
Risk Preference
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
ix
BAB 4. PEMBAHASAN................................................................................................... 40
xi
DAFTAR TABEL
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
Pajak adalah pemasukan Negara yang mempunyai peran yang baik sekali
dalam mendukung perekonomian Negara. Pajak dipakai untuk pembiayaan
Negara dengan tujuan kesejahteraan masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari APBN
negara tiap tahunnya dimana pajak menjadi pemasukan terbesar dari APBN.
Menurut Kemenkeu pertumbuhan penerimaan pajak Indonesia pada tahun 2018
merupakan penerimaan pajak tertinggi sejak tahun 2012 dengan realisasi
penerimaan pajak sebesar Rp1.315,91 T (92,41% dari APBN 2018) atau tumbuh
14,38 % dari realisasi penerimaan pajak tahun 2017. www.kemenkeu.go.id.-
APBN-kita-januari-2019. Pajak sangat penting bagi kebutuhan negara, banyak hal
yang dibantu pembiayaannya dengan pajak seperti : kesehatan, pendidikan,
maupun infrastruktur. Pajak berpengaruh sekali terhadap penerimaan Negara.
Pajak menjadi penopang perekenomian tentunya memiliki beberapa jenis. Pajak
yang dikenakan negara kepada Wajib Pajak yakni berupa pajak bumi dan
bangunan (PBB), pajak penghasilan (PPh), bea cukai, dan sebagainya. Dalam
pemungutan berbagai jenis pajak tersebut, diperlukan peran aktif pegawai pajak
dan Wajib Pajak karena kesadaran dalam membayar pajak merupakan kontribusi
dan kewajiban warga negara.
Pajak di Indonesia mempunyai 3 sistem pemungutan, yakni self assesment,
official assesment system dan withholding tax system. Menurut Diana dan
Setiawati (2014) self assessment system ialah sistem wewenang, kepercayaan,
tanggung jawab yang diberikan oleh Wajib Pajak untuk menghitung, membayar,
dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayarkan. Hal tersebut
Mardiasmo (2016:9) yang menyebutkan bahwa ciri – ciri self assement ialah :
a. Besarnya pajak ditentukan oleh Wajib Pajak sendiri
1
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri
pajak yang terutang
c. Pegawai Pajak hanya mengawasi dan tidak ikut campur.
Hal ini berarti bahwa Wajib Pajak yang berperan penting dalam
menentukan pajak yang harus dibayarkan. Oleh sebab itu, kesadaran Wajib Pajak
merupakan hal penting dalam menjalankan sistem self assesmen ini. Disamping,
peran aktif Direktorat Jenderal Pajak.
Menurut Sidik (2000) dalam Rahayu (2017) mengemukakan bahwa “
Wajib Pajak yang patuh dan melakukan kewajibanya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku ialah self assesment yang berarti Wajib Pajak bertanggung jawab
menetapkan, membayarkan, dan melaporkan Wajib Pajaknya secara akurat dan
tepat waktu. Adapun jenis – jenis kepatuhan Wajib Pajak, yakni kepatuhan Wajib
Pajak formal dan material. Menurut Rahayu (2017) Kepatuhan formal ialah saat
Wajib Pajak patuh dan melakukan kewajiban secara formal sesuai dengan
ketentuan dalam undang – undang perpajakan. Misalnya : Penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) PPh tersebut sudah benar atau belum, Surat Pemberitahuan
(SPT) PPh sudah disampaikan sebelum 31 Maret.
Indonesia mempunyai komponen penting penggerak perekonomian bangsa
yakni sektor UMKM. Dalam dekade ini UMKM tumbuh dan semakin meningkat.
Dikutip dari https://jatim.tribunnews.com Abdullah Azwar Anas mengatakan “
UMKM di Banyuwangi sektor yang didukung oleh pemerintah dengan beberapa
inovasi yang diberikan. Berikut ini jumlah Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi
mencapai 15.168.
Tabel 1.1
Jumlah Wajib Pajak Efektif UMKM di Banyuwangi
Tahun Jumlah Wajib Pajak PPh Final UMKM
2014 3005
2015 3586
2016 4685
2017 10.398
2018 15.168
Sumber: data internal KPP Pratama Banyuwangi
Penerimaan pajak juga naik tiap tahunnya. Hal ini bisa dilihat dengan
peningkatan penerimaan
Tabel 1.2
Jumlah penerimaan realisasi penerimaan pajak
Tahun Jumlah Realisasi Penerimaan Pajak
2014 Rp 381.087.999.132
2015 Rp 492.325.526.331
2016 Rp 496.637.495.703
2017 Rp 424.303.254.014
2018 Rp 466.412.407.399
Sumber: data internal KPP Pratama Banyuwangi
Tabel 1.3
Jumlah Wajib Pajak dan Realisasi Wajib Pajak
Keterangan 2014 2015 2016 2017
Wajib Pajak 89,992 10,197 112,225 125,225
terdaftar
Wajib Pajak 66,343 64,574 73,055 59,498
SPT Tahunan
(Efektif)
Realisasi 34,939 43,064 46,199 57,013
Wajib Pajak
SPT Tahunan
Sumber: data internal KPP Pratama Banyuwangi
Meskipun tingkat penerimaan pajak Wajib Pajak semakin meningkat
dalam setiap tahun, namun hal tersebut belum mencapai target yang ditetapkan
negara dalam hal penerimaan pajak. Karena masih belum dalam membayar pajak.
Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah menjadi tulang
punggung perekonomian negara. Hal ini dibuktikan dengan peranannya yang
mendominasi hingga lebih dari 60% Produk Domestik Bruto (PDB) dan memiliki
proporsi 99% dari total pelaku usaha di Indonesia. Sektor ini tentu tak dapat
dipandang sebelah mata. Fakta yang menunjukkan bahwa kontribusi pajak hanya
sebesar 2,2% terhadap total penerimaan PPh yang dibayar sendiri oleh Wajib
Pajak menunjukkan otoritas pajak perlu memberikan perhatian dan penanganan
khusus. Itu adalah salah satu latar belakang terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor
23 Tahun 2018 (PP 23/2018) yang menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2013 (PP 46/2013). Di dalam aturan tersebut, diberikan beberapa
kemudahan dan juga insentif kepada para pelaku UMKM agar dapat berperan
serta dalam kegiatan ekonomi formal. Salah satu bentuk insentif itu adalah
pengurangan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Final dari satu persen menjadi
setengah persen. Dengan insentif ini diharapkan Wajib Pajak akan makin
berkembang usahanya dan dalam jangka waktu tertentu dapat menambah
kontribusinya kepada negara melalui pajak.
Selain perubahan tarif, ada perbedaan mendasar dengan PP 46/2013 yang
kiranya perlu dicermati dan dapat diberikan masukan agar pelaksanaan PP
23/2018 dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Direktorat Jenderal Pajak mereformasi dalam meningkatkan pemasukan
pajak dan kepatuhan Wajib Pajak. Ada beberapa cara Direktorat Jenderal Pajak
memaksimalkan perpajakan yaitu : mengubah perturan perpajakan, yang sekarang
PP Nomor 23 tahun 2018, meningkatkan pelayanan Wajib Pajak dan memberikan
sanksi terhadap Wajib Pajak. kantor pajak diarahkan untuk memiliki proses bisnis
yang simpel untuk membuat pekerjaan menjadi efektif, efisien, akuntabel dan
berbasis teknologi informasi. Pilar selanjutnya, teknologi informasi dan basis data,
kantor pajak diharapkan memiliki sistem informasi yang handal dan dapat
diandalkan sebagai upaya pengolahan data perpajakan yang akurat dan berbasis
teknologi informasi. Pilar peraturan perundang-undangan diarahkan untuk
memberi kepastian hukum serta menampung dinamika kegiatan perekonomian
yang berkembang, mengurangi cost of compliance, memperluas basis perpajakan,
dan pada akhirnya meningkatkan penerimaan pajak. Reformasi pada kelima pilar
tersebut diupayakan untuk mendeteksi potensi pajak dan kemudian
merealisasikannya menjadi penerimaan pajak secara efisien dan efektif.
Hal tersebut dilakukan untuk menigkatkan pemasukan perpajakan. Baru –
baru ini, Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan ketentuan perpajakan baru bagi
UMKM dengan tujuan sektor UMKM dengan harapan UMKM banyak yang
membayar pajak. Kemudian dalam segi pelayanan, Direktorat Jenderal Pajak
meningkarkan pelayanan baik langsung maupun tidak langsung. Serta tidak lupa
pengenaan sanksi pajak bagi wajib pelanggar Wajib Pajak (sebagaimana dilansir
di https://www.pajak.go.id/artikel/8-inovasi-penting-djp-yang-perlu-anda-ketahui-
di-kuartal-pertama-2017).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Alm, dkk dalam Why Do People
Pay Taxes?, kepatuhan Wajib Pajak tercapai apabila probabilitas pemeriksaan
pajak terhadap mereka tinggi dan adanya sanksi yang tegas bagi yang melanggar.
Sesuai dengan penelitian tersebut, apabila nantinya masih ada Wajib Pajak yang
tidak taat pajak maka perlu untuk dilakukan pemeriksaan dan proses penegakan
hukum. Menurut James Alm dkk juga kepatuhan pajak Wajib Pajak akan
meningkat tanpa ada pemeriksaan atau sanksi, apabila masyarakat puas dengan
pelayanan publik yang disediakan pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah harus
tepat dalam mengalokasikan penerimaan negara dan bersifat transparan.
Ada beberapa penelitian yang berbeda – beda dalam topik ini dalam jurnal.
Menurut Sari Dkk (2019) pemahaman peraturan perpajakan, pelayanan pegawai
pajak, sanksi pajak, preferensi risiko berpengaruh positif signifikan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak pada UMKM Elektronik di Kecamatan Sitiung
Dhamasraya. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Wahyuningtyas (2019)
pemahaman perpajakan, pelayanan pegawai pajak dan sanksi pajak berpengaruh
positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak di KPP Denpasar Timur dan preferensi
risiko tidak mampu memoderasi ke tiga variabel independent tersebut.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Dwi dkk (2019) Kesimpulan dari
penelitian ini adalah reformasi sistem perpajakan berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan tax amnesty dan pemahaman perpajakan tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Preferensi risiko mampu
memoderasi pengaruh antara reformasi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak namun tidak dapat memoderasi pengaruh antara tax amnesty terhadap
kepatuhan Wajib Pajak, serta tidak dapat memoderasi pengaruh antara
pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Penelitian yang lain dilakukan oleh Yulisna (2018) yang menghasilkan
kesimpulan. Pelayanan fiskus memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru. Pengetahuan fiskus memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru. Kesadaran
Wajib Pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
di Kota Pekanbaru. Pelayanan fiskus yang dimoderasi kondisi keuangan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru.
Pengetahuan perpajakan yang dimoderasi kondisi keuangan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru.
Kesadaran Wajib Pajak yang dimoderasi kondisi keuangan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru. Pelayanan
fiskus yang dimoderasi preferensi risiko Wajib Pajak tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru. Pengetahuan
perpajakan yang dimoderasi preferensi risiko Wajib Pajak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru kesadaran
Wajib Pajak yang dimoderasi preferensi risiko Wajib Pajak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kota Pekanbaru. Dengan
perbedaan penelitian yang ada serta fenomena yang terjadi maka dapat
dirumuskan permasalahan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini ialah :
1. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh pemahaman perpajakan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
2. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh pelayanan fiskus terhadap
kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
3. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh sanksi pajak terhadap
kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
4. Untuk memperoleh bukti empiris preferensi risiko dalam memoderasi
pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Banyuwangi.
5. Untuk memperoleh bukti empiris preferensi risiko dalam memoderasi
sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
6. Untuk memperoleh bukti empiris preferensi risiko dalam memoderasi
sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
1.4 Manfaat Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini memaparkan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Latar belakang penulisan
ini dan menjelaskan hal apa yang menjadi dasar penulisan untuk mengangkat
topik ini menjadi sebuah judul skripsi. Rumusan masalah menjelaskan tentang
problematika yang harus dijawab. Tujuan penelitian memparkan tentang jawaban
dari rumusan masalah. Manfaat penilitian menjelaskan hasil yang diharapkan dari
penulisan skripsi ini. Sistematika penulisan skripsi mengatur tentang letak
penulisan topik skripsi ini.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
11
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 12
konsensusnya rendah masuk atribusi ekternal dan jika tinggi masuk ekternal.
Yang terakhir konsistesi yaitu penilaian sesorang yang sama dari waktu kewaktu.
Maka seseorang tersebut menghubungkannya dengan sebab – sebab internal.
Penilaian seseorang tehadap orang lain dipengaruhi oleh kondisi ekternal
maupun internal. Sehingga dengan ini teori atribusi merupakan teori yang relevan
untuk menerangkan maksud diatas.
Relevansi antara teori atribusi dengan penilitian ini adalah bahwa
seseorang dalam menentukan perilaku patuh atau tidak patuh dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya dipengaruhi oleh faktor internal
maupun eksternal. Faktor tersebut yang mempengaruhi kepatuhan Wajib
Pajak antara lain, kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus dan Sanksi
Pajak. Jadi teori atribusi sangat relevan untuk menerangkan maksud tersebut.
Mustafa (2011: 150)
2.1.2 Teori Prospek
Teori prospek dikembangkan oleh dua orang psikolog, Daniel Kahneman
dan Amos Tversky diawal tahun 80an pada dasarnya mencakup dua disiplin ilmu,
yaitu psikologi dan ekonomi. Awal mula teori prospek adalah pada analisis
perilaku seseorang dalam mengambil keputusan (ekonomi) didalam dua pilihan.
Secara singkat dapat dikatakan teori prospek menunjukkan, bahwa orang akan
memiliki kecenderungan irasional untuk lebih enggan mempertaruhkan
keuntungan (gain) daripada kerugian (loss). Dalam kondisi rugi, seseorang akan
cenderung lebih nekat menanggung risiko dibandingkan pada kondisi berhasil.
Seseorang akan merasakan seolah – olah nilai kekalahan sejumlah uang tertentu
dalam suatu taruhan lebih menyakitkan daripada nilai kemenangan dari sejumlah
uang yang sama, sehingga dalam situasi rugi orang lebih nekat untuk menanggung
risiko.
Relevansi teori prospek terhadap kepatuhan Wajib Pajak adalah apabila
seorang Wajib Pajak memiliki risiko yang tinggi maka Wajib Pajak tersebut
belum tentu akan tidak membayar kewajiban pajaknya. Karena apabila Wajib
Pajak itu memiliki sifat risk seeking artinya walaupun Wajib Pajak memiliki risiko
tinggi maka tidak akan mempengaruhi Wajib Pajak untuk tetap membayar pajak,
sedangkan Wajib Pajak yang memiliki sifat risk aversion apabila Wajib Pajak
memiliki risiko yang rendah maka Wajib Pajak justru akan menghindari
kewajiban pajaknya Aryobimo (2012).
Keterkaitan antara teori prospek dengan penelitian ini adalah
dalam penelitian ini teori prospek mampu menjelaskan tentang preferensi
risiko yang dapat mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak dan dapat
mempengaruhi Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban
perpajakannya. Dapat dikatakan, jika Wajib Pajak mempunyai tingkat risiko
yang tinggi belum tentu Wajib Pajak tidak mau untuk membayar pajak. Aryobimo
(2012)
2.1.3 Pemahaman Perpajakan
Yulianti (2015) menyatakan dalam penelitiannya bahwa pengetahuan dan
pemahaman perpajakan ialah proses dimana Wajib Pajak tahu tentang perpajakan
dan mempraktekkan pengetahuan itu untuk membayar pajak. Dimas
Ramadiansyah (2014) menyatakan dalam penelitiannya definisi pemahaman ialah
kemampuan dalam menangkap makna dan arti dari materi yang di kaji atau
dipelajari.
Pemahaman peraturan perpajakan yakni suatu proses Wajib Pajak
mengetahui tentang peraturan perpajakan, undang – undang pajak yang berlaku
dan mempraktikkannya dalam bersikap Wajib Pajak yang benar. Apabila seorang
Wajib Pajak memahami peraturan perpajakan yang berlaku maka tingkat
kepatuhan Wajib Pajak semakin meningkat.
Menurut Hardianingsih (2011) Indikator pemahaman perpajakan yaitu :
1. Keandalan (realibility)
Keandalan ialah memberikan kemampuran dengan akurat dan terpercaya dan
kesamaan layanan setiap orang
2. Bukti Fisik (tangibles)
Bukti fisik ialah bukti awal yang dapat ditunjukkan oleh organisasi penyedia
layanan. Bukti fisik bisa berupa fasilitas fisik, alat komunikasi, personal, dan
peralatan. Hal tersebut mewakili pelayanan secara fisik atau memberikan
image kepada Wajib Pajak.
3. Jaminan (Assurance)
Yakni pelayanan dan jaminan dari fiskus dalam melayani Wajib Pajak.
4. Daya Tangkap
Yakni pelayanan yang dilakukan oleh pegawai pajak dalam membantu Wajib
Pajak dengan cepat dan tanggap.
5. Emphaty (emphaty)
Pelayanan yang dilakukan oleh pegawai pajak kepada Wajib Pajak berupa
kemudahan melakukan komunikasi dengan baik.
2) Pidana Kurungan
Pidana kurungan diberikan terhadap pelaku tindak pidana yang bersifat
pelanggaran. Hal ini bisa ditujukan kepada Wajib Pajak, dan pihak
ketiga. Sebab hukuman pidana yang dibebankan kepada pelaku pelanggar
norma itu sama ketentuannya dengan yang diancamkan dengan denda
pidana, maka masalahnya hanya ketentuan mengenai denda pidana
sekian itu diganti dengan pidana kurangan yang sesuai.
3) Pidana Penjara
Pidana penjara ialah sanksi perampasan kebebasan. Pidana penjara ini
dibebankan kepada pelaku kejahatan. Ancaman ini tidak akan diberikan
kepada pihak ketiga adanya kepada pejabat dan keapada Wajib Pajak.
Adam Smith (2010) memaparkan bahwa indikator dari sanksi perpajakan yakni :
Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak. Ketika pelayanan semakin baik, maka kemungkinan
besar Wajib Pajak tersebut mematuhi hak dan kewajiban perpajakannya.
berdasarkan Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
H2 : Pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak
UMKM Banyuwangi.
2.3.3 Pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Banyuwangi
Menurut Mardiasmo (2016) sanksi perpajakan ialah jaminan bahwa
ketentuan ketentuan peraturan undang – undang perpajakan akan ditaati/dituruti.
Dalam hal ni sanksi perpajakan berfungsi sebagai pencegah (prefentif) supaya
Wajib Pajak tidak melanggar norma atau peraturan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2015) yaitu
pelayanan pajak, sanksi pajak dan kesadaran Wajib Pajak masing – masing
berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak, dan juga semakin tinggi atau
beratnya sanksi, maka akan semakin merugikan Wajib Pajak. Sanksi perpajakan
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak
(Ardyanto, 2014).
Berdasarkan teori atribusi, perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Sanksi pajak merupakan faktor ekternal yang dapat
mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Semakin tegas sanksi tersebut maka
semakin patuh Wajib Pajak tersebut.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
H3 : Sanksi Pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM di
Banyuwangi
2.3.4 Preferensi risiko memoderasi pemahaman perpajakan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
Pemahaman Wajib Pajak ialah pemahaman terhadap sistem pemungutan
pajak, tata cara perpajakan yang ada di Indonesia dan segala macam peraturan
perpajakan yang berlaku (Pranadata, 2014). Indonesia menganut sistem self
assessment dalam memungut pajaknya. Jadi Wajib Pajak cenderung mematuhi
peraturan perpajakan jika mempunyai pengetahuan perpajakan yang tinggi.
dengan ketentuan perundangan. Disamping itu pelayanan fiskus yang baik mampu
menambah Prefrensi Resiko. Ketika pelayanan fiskus baik maka kepatuhan Wajib
Pajak juga meningkat.
Dengan adanya pelayanan yang baik, cepat dan menyenangkan Wajib
Pajak maka menimbulkan kerelaan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban
membayar pajakya (Kusuma, 2016).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yulisna (2018) mengatakan
pelayanan fiskus memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak di Kota Pekanbaru dan preferensi risiko tidak mampu memoderasi
pelayanan fiskus. Hal ini berarti pelayanan fiskus yang baik dapat meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajaknya namun tidak ada artinya
apabila terdapat moderasi dari preferensi risiko Wajib Pajak. Hal tersebut tidak
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleg Julianti (2014), Ani
(2017),Sulistyani (2017) yang menyatakan bahwa preferensi resiko mampu
memoderasi pengaruh pemahaman peraturan perpajakan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak.
Berdasarkan teori prospek menjelaskan apabila Wajib Pajak ketika
memiliki risiko yang tinggi maka kepatuhan Wajib Pajak bisa dipengaruhi.
Sebaliknya apabila risiko yang dimiliki Wajib Pajak itu rendah maka kepatuhan
Wajib Pajak menjadi rendah. Ketika Wajib Pajak mendapatkan pelayanan yang
baik maka mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Selain itu preferensi risiko
akan mempengaruhi ada atau tidak hubungan antara pemahaman peraturan
perpajakan terhadap kepatuhan perpajakan. Karena Wajib Pajak akan mengambil
risiko atau keuntungan yang dihadapi. Berdasarkan utaian diatas dapat ditarik
hipotesis
Pemahaman Perpajakan
X1
X2 Y
Sanksi Pajak
X3
Preferensi Risiko
BAB 3
METODE PENELITIAN
29
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 30
Tabel 3.1
Indikator Pemahaman Perpajakan
No Variabel Indikator Pengukuran
1. Pemahaman perpajakan a. Wajib Pajak paham Berdasarkan
Sumber : Suntono dan Kewajiban memiliki skor
Kartika (2015) NPWP 1. Sangat
b. Wajib Pajak tidak
memahami peraturan setuju
yang berlaku 2. Tidak
c. Wajib Pajak paham Setuju
tentang melaksanakan 3. Netral
kewajiban perpajakan 4. Setuju
d. Wajib Pajak paham 5. Sangat
tentang hak setuju
perlindungan
kerahasiaan
e. Wajib Pajak
memahami pelayanan
fiskus.
f. Wajib Pajak paham
mengenai hak
pengembalian lebih
bayar.
Tabel 3.2
Indikator Pelayanan Fiskus
No Variabel Indikator Pengukuran
2. Pelayanan Fiskus a. Fiskus telah Bedasarkan skor
Sumber: memberikan pelayanan 1. Sangat
Anjelin (2019) yang baik tidak
b. Fiskus bersikap adil setuju
dalam 2. Tidak
menginformasikan tarif setuju
c. Sosialisasi yang 3. Netral
dilakukan fiskus 4. Setuju
membantu dalam 5. Sangat
pemahaman perpajakan Setuju
d. Fiskus senantiasa
memperhatikan
keluhan Wajib Pajak
e. Fiskus senantiasa
memperhatikan
keluhan Wajib Pajak
Sanksi pajak ialah suatu hal, tindakan maupun hukuman yang dikenakan
kepada Wajib Pajak yang melanggar peraturan perpajakan yang berlaku.
Peraturan perundang – undangan ialah rambu – rambu yang harus ditaati agar
tercipta ketertiban dan mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak
boleh dilakukan Rahayu (2017). Indikator yang digunakan pada pertanyaan
kuisoner pengacu pada jurnal Sundari (2019) yang dipaparkan pada tabel 3.3
Tabel 3.3
Indikator Sanksi Pajak
No Variabel Indikator Pengukuran
3. Sanksi Pajak Sumber : Berdasarkan skor
Sundari (2019) 1. Sangat
Tidak
setuju
2. Tidak
setuju
3. Netral
No Variabel Pengukuran
3 Sanksi Pajak a. Sanksi diberikan Berdasarkan skor
kepada Wajib Pajak 4. Setuju
yang terlambat 5. Sangat
membayar pajak. setuju
b. Sanksi diberikan tegas
bagi Wajib Pajak yang
menyembunyikan
pajak.
c. Sanksi administrasi
diberikan kepada Wajib
Pajak sebagai teguran.
d. Sanksi pidana
diberikan kepada Wajib
Pajak atas pemalsuan
dokumen.
e. Sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Sumber : Data diolah penulis
Kapatuhan Wajib Pajak ialah suatu tindakan yang dilakukan oleh Wajib
Pajak dalam melakukan tindakan perpajakan sesuai dengan kewajiban
perpajakannya. Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 antara lain : Pertanyaan
kuesioner indikator dalam menentukan kepatuhan Wajib Pajak mengacu jurnal
Amir (2019)
Tabel 3.4
Indikator Kepatuhan Wajib Pajak
No Variabel Indikator Pengukuran
5. Kepatuhan Wajib Pajak a. Wajib Pajak memiliki Berdasarkan skor
Amir (2019) NPWP 1. Sangat
b. Wajib Pajak mengisi tidak
SPT sesuai dengan setuju
perundang - undangan 2. Tidak
c. Wajib Pajak setuju
melaporkan SPT tepat 3. Netral
waktu 4. Setuju
d. Wajib Pajak membayar 5. Sangat
pajak terutang tepat Setuju
waktu
Preferensi Risiko
Tabel 3.5
Indikator Preferensi Risiko
No Variabel Indikator Pengukuran
5. Preferensi Risiko a. Risiko kesehatan Berdasarkan skor
(Elebade, 2011) (merokok, 1. Sangat
mengkonsumsi tidak
alkohol) dapat setuju
mempengaruhi 2. Tidak
kepatuhan Wajib Pajak setuju
b. Risiko sosial 3. Netral
(mencalonkan diri 4. Setuju
dalam pemilu dan 5. Sangat
gagal, mengalami Setuju
gangguan jiwa, adanya
perubahan kebijakan
pemerintah) m
No Variabel Indikator Pengukuran
5 Preferensi Risiko mempengaruhi Berdasarkan skor
kepatuhan Wajib Pajak 1. Sangat
c. Risiko pekerjaan tidak
(dapat) mempengaruhi setuju
kepatuhan Wajib Pajak 2. Tidak
d. Risiko keuangan setuju
(berjudi, Investasi yang 3. Netral
salah) dapat 4. Setuju
mempengaruhi 5. Sangat
kepatuhan Wajib Pajak Setuju
Sedangkan sampel ialah bagian dari populasi yang mempunyai jumlah dan
karekteristik yang sama dan telah mewakili dari populasi tersebut. Penelitian ini
untuk menetukan sampelnya menggunakan Accidental Sampling yakni sampel
dipilih secara acak dan menganggap responden paham mengenai kuisoner yang
diberikan
Keterangan :
N = Jumlah Populasi
e = Kesalahan (10%)
Statistik deskriptif ialah gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari segi nilai rata – rata (mean), standar deviasi, maksimum, miniimum, sum,
range, kurtosis dan skewnes (kemencengan distribusi) (Ghozali 2018 ; 19).
Penggunaan statistik deskriptif pada umumnya untuk menggambarkan data dan
sampel sebelum melakukan teknik analisi statistik dalam menguji hipotesis.
Uji asumsi klasik dipakai untuk memastikan data yang digunakan peneliti
layak. Uji asumsi klasik harus mememenuhi beberapa asumsi berikut :
Sari (2017) uji multikolinieritas yakni menguji apakah ada hubungan yang
kuat diantara variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui hubungan
antara variabel tersebut dapat menggunakan nilai VIF (Varian Inflation Factor).
Multikolinieritas tidak terjadi apabila nilai VIF < 10 dan tolerance >0,1.
Sebaliknya Multikolinieritas terjadi apabila nilai VIF <10 dan tolerance < 0,1
maka menandakan adanya multikolinearitas.
Keterangan :
Α = Konstanta
Xi = Pemahaman perpajakan
X2 = Pelayanan Fiskus
X3 = Sanksi Pajakan
Y = Kepatuhan Wajib Pajak
βi...β3 = Koefesien Regresi
e : error
Keterangan :
α = Konstanta
Xi = Pemahaman perpajakan
X2 = Pelayanan Fiskus
X3 = Sanksi Perpajakan
Y = Kepatuhan Wajib Pajak
Z = Preferensi risiko
βi...βn = Koefesien Regresi
e : eror (10%)
3.7.5 Uji t
Ghozali (2018 : 99) uji t bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengaruh dari tiap variabel
bebas bisa diketahui dengan nilai signifikansi hitung yang didapat dengan model
regresi dengan nilai taraf (α) pada uji t.
a. Apabila nilai signifikan hitung > taraf kesalahan (α) 10% maka variabel bebas
secara individual tidak berpengarih signifikan terhadap variable terikat
b. Apabila nilai signifikan hitung < taraf kesalahan (α) 10% maka variabel bebas
secara individual memliki pegaruh signifikan terhadap variabel terikat.
3.7.6 Uji F
Uji F disebut dengan uji serentak yakni pengujian yang melibatkan semua
variabel bebasnya berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji F juga bisa menguji
variabel regresi tersebut baik atau tidak.
Dasar Pengambilan Keputusan dalam Uji F :
Terdapat cara yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk melakukan uji
hipotesis pada Uji F. Yaitu dengan membandingan nilai signifikansi (Sig.) atau
nilai probabilitas hasil output ANOVA. (Ghozali,2018)
1. Jika nilai Sig. < 0.10, maka hipotesis diterima.
2. Jika nilai Sig. > 0,10, maka hipotesis ditolak.
BAB 4
PEMBAHASAN
Subjek Penelitian ini ialah Wajib Pajak UMKM yang ada di Banyuwangi.
Subjek penelitian ini yaitu UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Banyuwangi
tahun 2018 yang sejumlah 15.138. Penentuan sampel dari populasi ini
menggunakan rumus slovin dengan eror 0,1, sehingga menunjukkan angka 99,9
sampel kemudian dibulatkan menjadi 100 sampel. Penelitian ini menggunakan
sampel Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Banyuwangi.
Penentuan sampel ini sesuai dengan variabel yang diteliti yakni Wajib Pajak
UMKM.
Tabel 4.1
Distribusi Langsung
Keterangan Jumlah Quisoner
Kuisoner yang dibagikan 100
Kuisoner yang kembali 0
Kuisoner yang diisi lengkap 100
Kuisoner yang dapat diolah 100
Sumber : Kuisioner diolah penulis
Dari data diatas menggambarkan bahwa ada 45 responden yang berjenis kelamin
perempuan dan ada 55 responden yang berjenis kelamin laki-laki. Dari data di atas
dapat disimpulkan bahwa responden perempuan lebih banyak dari pada responden
laki-laki.
4.2.1.2 Karakteristik responden berdasarkan umur
Berikut ini data responden berdasarkan umurnya :
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Umur
No Usia Jumlah Persentase
1 18-25 14 14
2 26-35 37 37
3 36-45 30 30
4 46-55 14 14
5 >56 5 5
100 100 %
Sumber : Data primer olahan peneliti
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa mayoritas dari subjek pajak ini
ialah usia 26 - 35. Kemudian yang kedua diisi oleh usia 36 – 45 tahun.
Selanjutnya usia 18-25 diisi oleh orang orang usia nomor 4.
Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Presentasi
Terakhir
1 SMP 20 20
2 SMA 60 60
3 D3 3 3
4 S1 16 16
5 S2 1 1
Total 100
Sumber : Data primer olahan peneliti
Tabel 4.7
Kategori Mean Jawaban Responden
Interval Kategori Jawaban
1,00 - 1,80 Sangat Tidak Setuju
1,81 - 2,60 Tidak Setuju
2,61 - 3,40 Netral
3,41 - 4,20 Setuju
4,21 - 5,00 Sangat Setuju
Sumber : data diolah penulis
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pelayanan fiskus total mean score sebesar
3,82 sehingga variabel Pelayanan Fiskus masuk dalam kategori setuju.
Variabel sanksi yakni suatu kondisi dimana ada jaminan untuk mematuhi
peraturan perundang undangan yang berlaku. Cara mencegah Wajib Pajak untuk
melakukan kecurangan. Tanggapan responden mengenai sanksi pajak UMKM
dapat dilihat berikut ini :
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Sanksi Pajak
No Pertanyaan STS TS N S SS Mean Kategori
1 Sanksi diberikan 1 17 15 49 18 3,73 Setuju
kepada Wajib
Pajak yang
terlambat
membayar pajak.
2 Sanksi diberikan 2 14 24 38 22 3,74 Setuju
tegas bagi Wajib
Pajak yang
menyembunyikan
pajak.
3 Sanksi 1 14 23 45 17 3,72 Setuju
administrasi
diberikan kepada
Wajib Pajak
sebagai teguran.
4 Sanksi pidana 0 9 21 52 18 3,87 Setuju
diberikan kepada
Wajib Pajak atas
pemalsuan
dokumen.
5 Sanksi sesuai 1 10 21 53 15 3,81 Setuju
dengan ketentuan
yang berlaku.
Variabel Sanksi Pajak 3,77 Setuju
Sumber : Data diolah penulis
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Sanksi Pajak total mean score sebesar 3,77
sehingga variabel Sanksi Pajak masuk dalam kategori setuju.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat secara keseluruhan tanggapan dari Wajib
Pajak atas pertanyaan yang diberikan tentang variabel kepatuhan Wajib Pajak dan
menghasilkan setuju. Hal tersebut menandakan bahwa kepatuhan Wajib Pajak
Menjelaskan bahwa secara keseluruhan variabel preferensi risiko total mean score
sebesar 3,25 sehingga variabel preferensi risiko masuk kedalam kategori Setuju.
4.3 Metode Analisi Data dan Pengujian Hipotesis
Berdasarkan tabel 4.13 bisa dideskripsikan jumlah responden yang ada 100.
Pada variabel pemahaman perpajakan memiliki nilai minimum sebesar 12 dan
maksimum sebesar 24 dengan mean sebesar 22,55 dan standar deviasi 3,245. Hal
ini menandakan tingkat sebaran data pada variabel tersebut memiliki tingkat
variasi sebesar 14,39 % karena tingkat variasi < 100% maka dapat disimpulkan
bahwa data bersifat homogen, yang artinya tiap indikator pada variabel
pemahaman perpajakan memiliki karakteristik yang sama. Responden 100 ini
menandakan variabel pelayanan fiskus mempunyai nilai minimum sebesar 8 dan
maksimum sebesar 25 dengan mean sebesar 18,43 dan standar deviasi 3,551. Hal
ini menunjukkan tingkat sebaran data pada variabel tersebut memiliki tingkat
variasi 19,11% karena tingkat variasi < 100%, maka dapat disimpulkan bahwa
data bersifat homogen yang berarti tiap indikator pada variabel pelayanan fiskus
memiliki karakteristik yang sama.
Uji validitas dilakukan untuk mencari tahu bahwa instrumen alat ukur
sudah menjalankan fungsinya dengan baik. Pertanyaan tersebut dianggap valid
jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari 0,3
Tabel 4.14.
Uji Validitas variabel independen
Variabel Indikator Nilai r Hitung Keterangan
Pemahaman X1.1 0.633 Valid
Perpajakan X1.2 0.449 Valid
X3.1 0.505 Valid
X4.1 0.535 Valid
X5.1 0.469 Valid
X6.1 0,488 Valid
Pelayanan X2.1 0.695 Valid
Fiskus X2.2 0.619 Valid
X2.3 0.596 Valid
X2.4 0.664 Valid
X2.5 0.658 Valid
Sanksi Pajak X3.1 0.560 Valid
X3.2 0.717 Valid
X3.3 0.638 Valid
X3.4 0.661 Valid
X3.5 0.657 Valid
Sumber : Data primer olehan peneliti
Tabel 4.15
Uji Validitas Variabel Dependen
Variabel Indikator Nilai r hitung Keterangan
Kepatuhan Wajib Y1.1 0.511 Valid
Pajak Y1.2 0.678 Valid
Y1.3 0.733 Valid
Y1.4 0.762 Valid
Y1.5 0.674 Valid
Y1.6 0.757 Valid
Sumber: Data primer olahan peneliti
Tabel 4.17
Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Variabel Alpha Cronbach Keterangan
Pemahaman Perpajakan 0.760 Reliabel
Pelayanan Fiskus 0.841 Reliabel
Sanksi Pajak 0.840 Relliabel
Kepatuhan Wajib Pajak 0.879 Reliabel
Preferensi risiko 0.818 Reliabel
Sumber : Data Primer olahan peneliti
Uji normalitas pada penelitian ini memakai Kolmogorof Smirnof Test yang
berarti data bisa dikatakan terdistribusi normal apabila mempunyai signifikansi
lebih dari 0,05. Dilihat pada tabel 4.18, signifikansi data sudah diuji Kolmogorof
Smirnof dan menandakan nilai untuk model 1 sebesar 0,447, untuk model 2 senilai
0,578 yang artinya data tersebut terdistribusi normal karena signifikasi melebihi
0,05.
Tabel 4.18
Hasil Uji Normalitas Residual
Keterangan N Kolmogorof Asysmp. Kesimpulan
Smirnof Z Sig.(2-Tailed)
Model 1 100 .447 .988 Normal
Model 2 100 .578 .891 Normal
Sumber : Data primer olahan peneliti
Keterangan
Model 1 :
Pengaruh pemahaman perpajakan dan pelayanan fiskus terhadap kepatuhan Wajib
Pajak
Model 2 :
Pengaruh pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus, kepatuhan Wajib Pajak, dan
preferensi risiko. Pemahaman perpajakan dimoderasi dengan preferensi risiko,
dan pelayanan fiskus dimoderasi dengan preferensi risiko terhadap kepatuhan
Wajib Pajak UMKM Banyuwangi.
Gambar 4.1
Uji Heterokedasitas
Dilihat dari gambar 4.1 grafik scaaterplot menandakan data tersebut baik.
Data tersebut tersebar diatas angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu
pola yang jelas pada penyebaran data terbut. Berdasarakan gambar tersebut bisa
disimpulkan tidak adanya heteroskedasitas pada model regresi.
Model penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda yang dipakai
untuk menguji pengaruh variabel independen pemahaman perpajakan dan
pelayanan fiskus terhadap varabel dependen kepatuhan Wajib Pajak UMKM.
Hasil dari regresi linier berganda model 1 digambarkan pada tabel 4.20 dibawah
ini :
Tabel 4.20
Hasil Analisis Regresi Model 1
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) 1.119 1.707 .656 .514
Pemahaman.Perpajakan .349 .085 .284 4.103 .000
Pelayanan.Fiskus .484 .089 .425 5.440 .000
Sanksi.Pajak .301 .081 .275 3.705 .000
R 0.824
2
R 0.678976
Std. Error of the
2.324
Estimate
Sumber: Data primer olahan peneliti
Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel 4.20, maka dapat disusun
sebagai berikut:
Y = ɑ + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
Y = 1.119 + 0.349 X2 + 0.361 X3 + 2.324
A. Konstanta
Nilai konstanta mempunyai nilai sebesar 1,119, nilai itu mempunyai nilai
positif. Hal itu menunjukkan apabila variabel independen memiliki nilai 0 atau
konstan, maka besarnya kepatuhan Wajib Pajak UMKM Banyuwangi ialah 1,119.
B. Koefisien Regresi
C. Error
D. Uji t
Uji t dipakai untuk menguji hipotesis penelitian. Apabila tingkat signifikansi
uji t < 0,10 (10%) maka bisa ditarik kesimpulan bahwa hipotesis diterima dan ada
pengaruh signifikna antara varibel independen pada variabel dependen. Dilihat
dari tabel 4.20 menandakan bahwa uji t variabel Pemahaman Perpajakan pada
kepatuhan Wajib Pajak sebesar 4,103 dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil
dari pada 0,10 jadi bisa disimpulkan Pemahaman Perpajakan berpengaruh
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Uji t dipakai untuk menguji hipotesis penelitian. Apabila tingkat signifikansi
uji t < 0,10 (10%) maka bisa ditarik kesimpulan bahwa hipotesis diterima dan ada
pengaruh signifikan antara variabel independen pada variabel dependen. Dilihat
dari tabel 4.20 menandakan bahwa uji t variabel Pelayanan Fiskus pada kepatuhan
Wajib Pajak sebesar 5,440 dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari pada
0,10 jadi bisa disimpulkan Pelayanan Fiskus berpengaruh terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak.
Dilihat pada tabel 4.20 diketahui bahwa hasil uji t variabel Sanksi Pajak
terhadap kepatuhan Wajib Pajak sebesar 3,705 dengan signifikansi bernilai 0,000
yang bernilai lebih kecil dari pada 0,10 (10%). Maka bisa ditarik kesimpulan
bahwa hipotesis diterima dan ada pengaruh signifikan antara varibel independen
pada variabel dependen. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pemahaman perpajakan
yang berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Pada tabel 4.21 nilai F hitung sebesar 67,653 dengan signifikansi sebesar 0,000
yaitu lebih kecil dari probabilities value sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
semua variabel independen secara simultan dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen. Dengan kata lain pemahaman perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi
pajak signifikan secara bersama-sama terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM.
Tabel 4.22
Hasil Analisis Regresi Model 2
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
.
(Constant) .022 .060 .714
368
Pemahaman.Perpajakan .249 .072 .249 3.483 .001 .652 1.534
Pelayanan.Fiskus .433 .080 .433 5.439 .000 .528 1.896
Sanksi.Pajak .247 .080 .247 3.075 .003 .517 1.934
Preferensi.Risiko .005 .063 .005 .085 .932 .834 1.199
PPxPR -.062 .067 -.089 -.930 .355 .366 2.733
PFxPR .014 .083 .019 .165 .869 .260 3.844
SPxPR -.051 .089 -.063 -.573 .568 .280 3.569
R 0.832
R2 0.692224
Std. Error of the
0.57513803
Estimate
Sumber: Data primer olahan peneliti
Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel 4.21, maka dapat disusun
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = ɑ + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 Z + β5 X1*Z + β6 X2*Z + β7 X3*Z + e
Y = 0.22 + 0.249 X1 + 0.433 X2 + 0.247 X3 + 0.005 Z -0.062 X1*Z + 0.014
X2*Z – 0.051 X3*Z + 0.57513803
A. Konstanta
Nilai konstanta ɑ sebesar 0,22, nilai tersebut mempunyai nilai positif yang
berarti jika variabel Independen mempunyai nilai 0 atau konstan, maka
besarnya Kepatuhan Wajib Pajak di Banyuwangi adalah 0,22.
B. Koefisien Regresi
Nilai koefisien regresi Pelayanan Fiskus sebesar 0,433, hal ini menunjukan jika
Pelayanan Fiskus meningkat satu kali, maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak akan
mengalami peningkatan sebesar 0,433 kali dan berlaku sebaliknya dengan
asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan.
Nilai koefisien regresi Sanksi Perpajakan sebesar 0,247, hal ini menunjukan
jika Sanksi Perpajakan meningkat satu kali, maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak
akan mengalami kenaikan sebesar 0,247 kali dan berlaku sebaliknya dengan
asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan.
Nilai koefisien regresi Prefrensi Resiko sebesar 0,005, hal ini menunjukan jika
Prefrensi Resiko meningkat satu kali, maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak akan
mengalami penurunan sebesar 0,005 kali dan berlaku sebaliknya dengan
asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan.
C. Error
D. Uji t
Prefrensi Resiko pada Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,085 dengan nilai
signifikansi 0,932 yang mana lebih besar dari 0,10 , sehingga dapat
disimpulkan bahwa Prefrensi Resiko tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak.
Uji statistik F atau uji simultan digunakan untuk menguji apakah semua variabel
bebas yang terdapat dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel terikat. Dalam uji F, apabila F hitung lebih besar daripada
F tabel, maka H0 di tolak dan Ha diterima yang berarti semua variabel independen
secara simultan dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Hasil uji F
disajikan dalam tabel
Tabel 4.23
ANOVA
Pada tabel 4.23 nilai F hitung sebesar 24.,613 dengan signifikansi sebesar 0,000
yaitu lebih kecil dari probabilities value sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
semua variabel independen yang dimoderasi oleh preferensi risiko secara simultan
dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Dengan kata lain pemahaman
perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi pajak signifikan secara bersama-sama
terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM yang dimoderasi oleh preferensi risiko
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Pemahaman Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM di Banyuwangi
Wajib Pajak akan patuh apabila faham tentang peraturan perpajakan. Wajib
Pajak akan lebih termotivasi untuk mendapatkan pelayanan Fiskus yang nantinya
akan menciptakan kepatuhan Wajib Pajak.
di Banyuwangi
Wajib Pajak akan lebih termotivasi untuk mendapatkan pelayanan Fiskus yang
nantinya akan menciptakan kepatuhan Wajib Pajak.
tinggi. Pelayanan Fiskus dalam Penelitian ini menunjukkan hasil yang baik yang
artinya bahwa Pelayanan Fiskus yang ditunjukkan oleh KPP Pratama Banyuwangi
sudah baik sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitas pelayanan Fiskus agar
Persepsi Wajib Pajak tentang pelayanan juga semakin meningkat. Penelitian ini
hanya melibatkan Wajib Pajak dalam penilaian Pelayanan Fiskus yang diterapkan
oleh KPP Pratama Banyuwangi sehingga tidak diperoleh penilaian Pelayanan
Fiskus dari pihak yang melakukan pelayanan yakni Fiskus di KPP Pratama
Banyuwangi.
4.4.3 Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di
Banyuwangi
tersebut patuh atau tidak pada kewajiban perpajakannya. Hal ini sesuai dengan
penelitian Syamsudin (2014), Hidayat (2015), Jamiati (2015), Kartika (2015),
Septiani (2016), Subekti (2016), Erlina (2017), Susanti (2017) dan tidak sesuai
dengan penelitian Aryobimo (2012), Sulistyani (2017) yang menyatakan bahwa
preferensi risiko mampu memoderasi pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap
kepatuhan Wajib Pajak.
4.4.6 Pengaruh Prefrensi Resiko dalam Memoderasi Pengaruh Sanksi
perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di
Banyuwangi
Hipotesis 6 (enam) menyatakan bahwa prefrensi resiko tidak
memoderasi pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM
di Banyuwangi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Prefrensi Resiko tidak
mampu memoderasi pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
UMKM di Banyuwangi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa Wajib Pajak berjenis
kelamin laki - laki, berusia 26 – 35 tahun, berpendidikan terakhir SMA/SMEA/SMK
dan yang bekerja berdagang lebih mendominasi, pernyataan ini dibuktikan dengan
banyaknya responden berjenis kelamin laki - laki yaitu sebanyak 55%, responden
berusia 26-35 tahun sebanyak 32%, responden berpendidikan terakhir
SMA/SMEA/SMK sebanyak 60% dan yang bekerja berdagang sebanyak 72%. Hal
ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh aparat pajak terhadap Wajib
Pajak laki – laki, berusia 26 – 35 tahun, berpendidikan terakhir SMA/SMEA/SMK
dan yang berdagang sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya Wajib Pajak
yang menjawab setuju bahwa aparat pajak telah melayani dengan seperti memberikan
sanksi dan surat teguran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Prefrensi Resiko tidak mampu
memoderasi sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM di
Banyuwangi. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t sebesar -0,573 dan nilai
signifikansi 0,588 yang lebih besar dari ɑ 0,10 (10%), dengan kata lain, prefrensi
resiko tidak mampu memoderasi antara saksi perpajakan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak UMKM di Banyuwangi. Hipotesis ini sesuai dengan teori prospek
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
74
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75
b. Hasil kuesioner ada beberapa yang menghasilkan jawaban netral. Hal ini
Pajak sehingga penulis tidak bisa memantau secara langsung pada saat
DAFTAR PUSTAKA
Adam Smith dan Rochmat Soemitro. 2010. Asas dan Dasar Perpajakan.
Bandung: PT. Eresco.
Alabede, J. O., Affrin, Z. Z., Idris, K, M. (2011). “Tax Service Quality and
Tax Compliance in Nigeria : Do Taxpayer‟s Financial Condition and Risk
Preference Play Any Moderating Role.” European Journal of Economics,
Finance and Administrative Sciences, (35), 40 – 108.)
Alm, dkk., 1992. "Why do people pay taxes?," Journal of Public Economics,
Elsevier, vol. 48(1), pages 21-38.
Aziz (2017) wardani, dewi kusuma danmoh. Rifqi aziz. 2017. Pengaruh
pengetahuan Wajib Pajak, kesadaran Wajib Pajak, dan program samsat
cornerterhadap kepatuhan Wajib Pajak kendaraan bermotor. Jurnal akuntansi
dewantara. Vol. 1 no. 2
Kodoati, Anjeline, (2016) et al. "Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada
Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak Restoran Orang
Pribadi di Kota Manado dan di Kabupaten Minahasa)." Jurnal Accountability, vol.
5, no. 2, 31 Dec. 2016
Aryobimo, T.P., (2012), “Pengaruh Persepsi Wajib Pajak tentang Kualitas
Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Kondisi Keuangan
Wajib Pajak dan Preferensi Risiko sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris
xii
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Devano Sony., Siti Kurnia Rahayu 2010. Perpajakan : Konsep, Teori, dan
Isu Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Direktorat Jenderal Pajak. https://www.pajak.go.id/artikel/8-inovasi-penting-djp-
yang-perlu-anda-ketahui-di-kuartal-pertama-2017. Diakses pada tanggal 14 Januari 2020
xiii
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus pada UMKM yang Terdaftar Di KPP
Pratama Demak)”. Jurnal Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan Vol. 4,
No. 1.
Kusuma, K. C. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Pemahaman
Peraturan Perpajakan serta Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi dalam Membayar Pajak Tahun 2014 (di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan Wonosobo). Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas
Ekonomi.
xiv
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Wade. Carole dan Carol Tavris. 2008. Psikologi Jilid 1, Edisi 4. Jakarta:
Erlangga.
xv
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xvi
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 1
Penelitian Terdahulu
xvii
xviii
xix
Subjek pajak
berbeda.
xx
Ada variabel
independen
kesadaran
Wajib Pajak
xxi
xxii
xxiii
xxiv
xxv
Lampiran 2
KUESIONER
PENELITIAN
Kepada Yth,
Bapak/Ibu
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penulisan skripsi S1 Akuntansi Universitas
Airlangga PSDKU Banyuwangi, saya:
Mengetahui
DosenPembimbing Hormat Saya
SKRIPSI xxvi
PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kuesiner Penelitian
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
d. ≥ 4 Tahun
Mohon Bapak / Ibu / Sdr membaca dengan cermat dan mengisi dengan kondisi
saat in dan berilah tanda silang (X) pada kolomyang telah disediakan untuk
menjawab pertanyaan. Dimohon untuk satu pertanyaan terdapat satu jawaban.
Dan setiap angka mewakili tingkat kesesuaian dengan pendapat
bapak/ibu/saudara. Pilihlah jawaban untuk setiap pertnyaan
Keterangan Bagian
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
xxvii
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pemahaman Perpajakan
No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Wajib Pajak paham mengenai
mengurus NPWP.
2 Wajib Pajak memahamiperaturan
perundang – undangan yang
berlaku.
3 Wajib Pajak paham tentang
melaksanakan kewajiban
perpajakan.
4 Wajib Pajak memahami tentang
hak perlindungan kerahasiaan.
5 Wajib Pajak memahami tentang hak
pelayanan pegawai pajak.
6 Wajib Pajak memahami hak
pengembalian lebih bayar.
No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Pegawai Pajakmemberikan
pelayanan kepada Wajib Pajak
dengan baik.
2 Pegawai Pajaktelah adil dalam
memberikan informasi mengenai
tarif pajak.
3 Pegawai Pajak telah membantu
melaporkan pajak Wajib Pajak.
4 Pegawai Pajak melakukan
sosialisasi peraturan perpajakan
yang belaku.
5 Pegawai Pajak senantiasa
memperhatikan keluhan Wajib
Pajak.
No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Sanksi diberikan kepada Wajib
Pajak yang terlambat membayar
pajak.
2 Sanksi diberikan tegas bagi Wajib
Pajak yang menyembunyikan
xxviii
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pajak.
3 Sanksi administrasi diberikan
kepada Wajib Pajak sebagai
teguran.
4 Sanksi pidana diberikan kepada
Wajib Pajak atas pemalsuan
dokumen.
5 Sanksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Wajib Pajak UMKM telah memiliki
NPWP.
2 Wajib Pajak UMKM telah mengisi SPT
sesuai dengan peraturan perundang –
undangan.
3 Wajib Pajak UMKM melaporkan SPT
tepat waktu
4 Wajib Pajak UMKM membayar sesuai
dengan jumlah pajak terutang
5 Wajib Pajak UMKM membayar
pajaknya tepat waktu
6 Wajib Pajak UMKM telah melunasi
pajak terutang
No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Risiko kesehatan (merokok,
mengkonsumsi alkohol) dapat
mempengaruhikepatuhan Wajib Pajak
2 Risiko sosial ( mencalonkan diri dalam
pemilu dan gagal, mengalami gangguan
kejiwaan, adanya perubahan kebijakan
pemerintah) dapat mempengaruhi
kepatuhan Wajib Pajak
3 Risiko pekerjaan (PHK, Kebangkrutan)
dapat mempengaruhi kepatuhan Wajib
Pajak
4 Risiko Keuangan (berjudi, investasi
yang salah) dapat mempengaruhi
kepatuhan Wajib Pajak
xxix
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xxx
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xxxi
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xxxii
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
X1. X1. X1. X1. X1. X1. X1. X2. X2. X2. X2. Y Y Y Y Y Y Y Z Z Z Z Z Z Z Z Z
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 4
1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3
2 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 3 3 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4
6 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 5 4 5 3 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4
8 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4
1 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
0
1 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
1
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2
1 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3
3
1 5 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
xxxiii
1 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5
1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6
1 3 3 3 3 4 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
7
xxxiv
1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2
2 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 5
5 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4
6 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 3 5 3 4 5 4 3 4 5 4 3 3 3
7 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
8 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3
10 4 5 5 4 4 3 2 2 2 2 2 2 5 4 3 4 2 3 3 2 3 3 2 2 4 3
11 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
12 4 3 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 5 4 4 4 5 5 1 2 1 2
13 3 5 3 3 4 3 2 2 2 1 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 5 5 5 5
14 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 1 1 1
15 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 5 5 5
16 5 5 5 5 3 3 5 3 3 3 3 2 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 1 5 5 3
17 4 3 4 4 4 5 4 3 3 4 2 5 4 4 4 3 5 4 4 3 4 5 2 4 1 1
18 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1
14 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 2 2
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4
xxxv
No. Pemahaman Perpajakan Pelayanan Fiskus Sanksi Pajak Kepatuhan Wajib Preferensi
Pajak Risiko
X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.2 X.2 X.2 X.2 X.2 X.3 X.3 X.3 X.3 X.3 Y Y Y Y Y Y Z Z Z Z
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
23 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 2 3
24 4 4 4 5 5 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 4 2 3 3 4
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 2 2 2
26 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 3 2 2 2 2
27 5 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 2 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4
28 4 2 4 4 4 4 4 4 5 2 2 4 4 5 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2
24 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4
30 4 2 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 3 4 5 5 5 4 4 1 4 3 3
31 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 2 1 1 1
32 4 1 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2
33 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3
34 5 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4
35 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5
36 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 2
37 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 4 4 5 5 5 5 4 3 3 3
38 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2
34 4 2 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 2 2
40 5 2 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
41 4 2 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3
42 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2
43 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4
44 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2
45 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 1 2 2 2
xxxvi
No. Pemahaman Perpajakan Pelayanan Fiskus Sanksi Pajak Kepatuhan Wajib Preferensi
Pajak Risiko
X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.2 X.2 X.2 X.2 X.2 X.3 X.3 X.3 X.3 X.3 Y Y Y Y Y Y Z Z Z Z
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
46 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3
47 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 2 1 1
48 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4
44 5 5 5 4 5 5 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2
50 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2
51 5 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 1 3 3 2
52 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 1 2 2 1
53 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3
54 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2
55 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 2 2
56 4 2 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5
57 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 2 4 3 5 4 4 4 4 4 2 3 3 3
58 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3
60 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 5
xxxvii
No. Pemahaman Perpajakan Pelayanan Fiskus Sanksi Pajak Kepatuhan Wajib Preferensi
Pajak Risiko
X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.2 X.2 X.2 X.2 X.2 X.3 X.3 X.3 X.3 X.3 Y Y Y Y Y Y Z Z Z Z
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
61 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 3
62 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4
63 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4
64 4 2 4 4 2 4 5 5 3 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 3
65 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
66 4 2 3 4 2 3 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 4
67 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1
68 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3
64 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 5 5 3 2 3 3
70 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2
71 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
72 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4
73 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4
74 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 3 4 5
75 4 5 3 3 4 5 4 5 3 4 5 3 4 4 5 5 3 4 5 5 4 5 4 3 4 5
76 4 5 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 3 3 4 4 3 3 3
77 4 5 4 5 4 3 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 3 2 3
78 4 5 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 5 4 5 4 3 2
74 4 5 3 4 3 4 5 4 3 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 5 4 3 4 3 5 4
80 3 4 5 5 4 4 4 3 3 4 5 2 3 5 3 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4
81 4 4 4 5 3 3 5 4 3 5 5 3 4 5 3 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 3
82 3 5 3 4 3 2 4 3 5 4 4 2 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 2 2 1 2
83 4 4 4 5 2 2 4 5 5 3 2 1 2 2 2 2 5 5 3 4 2 4 2 3 2 1
xxxviii
No. Pemahaman Perpajakan Pelayanan Fiskus Sanksi Pajak Kepatuhan Wajib Preferensi
Pajak Risiko
X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.2 X.2 X.2 X.2 X.2 X.3 X.3 X.3 X.3 X.3 Y Y Y Y Y Y Z Z Z Z
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
84 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 3 4 3 5 4 4 4 5 2 3 4 5 4 3 5 4
85 5 5 4 4 2 3 4 3 4 5 5 5 3 4 5 3 5 3 4 4 5 5 4 5 4 3
86 4 5 4 5 4 3 5 4 3 4 4 5 4 3 4 5 5 4 3 4 5 4 4 3 5 4
87 4 3 4 3 3 4 4 5 4 5 5 5 3 5 4 3 4 5 4 5 5 5 4 2 4 5
88 4 5 5 3 5 3 5 5 3 5 3 2 2 2 2 2 3 2 3 4 5 4 3 3 3 3
84 5 3 5 4 3 4 4 5 4 5 4 4 5 3 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5
40 4 5 4 3 5 4 3 5 4 3 4 3 3 4 5 3 2 5 4 4 5 5 5 4 3 4
41 4 5 3 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 3 5 4 3 4 3 4 4 3 5 2 5
42 5 4 5 5 3 4 5 3 5 4 4 4 5 3 4 3 3 4 4 5 3 5 5 4 4 3
43 5 4 4 4 4 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 3 2 3 4 4 4 3 2 5
44 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1
45 3 5 3 4 5 3 4 3 4 3 2 4 3 4 5 2 5 5 3 4 3 5 3 4 4 4
46 4 3 3 5 5 4 5 5 3 4 3 5 3 4 3 2 4 5 4 5 4 4 2 4 3 3
47 5 3 5 4 5 3 4 5 3 2 3 3 2 5 3 4 1 4 5 4 5 4 1 1 1 2
48 4 4 3 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 5 2 3
44 5 4 4 5 4 5 4 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 2 4 3 4
100 4 4 3 5 4 3 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 3 4 5
xxxix
Karakteristik Responden
Jenis.Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
18-25 14 14.0 14.0 14.0
Pendidikan.Terkahir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
xl
Bidang.Usaha
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Lama.Menjalankan.Usaha
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
< 3 tahun 16 16.0 16.0 16.0
xli
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Uji Validitas
xlii
xliii
Correlations
PF1 PF2 PF3 PF4 PF5 Pelayanan.Fiskus
** ** ** **
Pearson Correlation 1 .556 .536 .586 .512 .804**
xliv
Correlations
SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 Sanksi.Pajak
** ** ** **
Pearson Correlation 1 .465 .474 .514 .370 .731**
xlv
xlvi
Correlations
PR1 PR2 PR3 PR4 Preferensi.Risiko
xlvii
Uji Reliabilitas
Cases Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.760 6
xlviii
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
PP1 18.55 8.088 .633 .700
PP2 18.48 7.232 .444 .751
PP3 18.78 7.431 .505 .723
PP4 18.70 7.884 .535 .716
PP5 18.86 8.081 .464 .733
PP6 18.88 8.187 .488 .728
xlix
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.841 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
Cases Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.840 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
li
N %
Cases Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
Reliability Statistics
lii
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
KWP1 14.54 12.746 .511 .885
KWP2 14.55 11.422 .678 .854
KWP3 14.73 11.351 .733 .850
KWP4 14.67 11.072 .762 .844
KWP5 14.61 11.654 .674 .860
KWP6 14.50 11.323 .757 .846
liii
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.818 4
Item-Total Statistics
liv
lv
Model 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .55443215
Absolute .058
Most Extreme Differences Positive .038
Negative -.058
Kolmogorov-Smirnov Z .578
Asymp. Sig. (2-tailed) .841
lvi
Tolerance VIF
(Constant)
Pemahaman.Perpajakan .646 1.437
1
Pelayanan.Fiskus .547 1.828
Model 2
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
lvii
3. Heterokedastisitas (Scaterplot)
Model 1
Model 2
lviii
lix
Hasil Regresi
1. Uji hipotesis (Uji t)
Model 1
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 1.114 1.707 .656 .514
Pemahaman.Perpajakan .344 .085 .284 4.103 .000
1
Pelayanan.Fiskus .484 .084 .425 5.440 .000
Sanksi.Pajak .301 .081 .275 3.705 .000
a. Dependent Variable: Kepatuhan.Wajib.Pajak
Model 2
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .022 .060 .368 .714
1 Pemahaman.Perpajakan .244 .072 .244 3.483 .001
Pelayanan.Fiskus .433 .080 .433 5.434 .000
lx
lxi
Model 2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
a
1 .832 .643 .664 .57513803
lxii
Model 2
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Total 44.000 44
a. Dependent Variable: Kepatuhan.Wajib.Pajak
b. Predictors: (Constant), SPxPR, Pelayanan.Fiskus, Preferensi.Risiko, Pemahaman.Perpajakan, Sanksi.Pajak, PPxPR,
PFxPR
lxiii
lxv
SKRIPSI PREFERENSI RISIKO MEMODERASI ... ABDILLAH AKHSAN