Eni Widiastuti
Alumni Prodi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
eni_widiastuti94@yahoo.co.id
Abstrak: Pengaruh Orientasi Etis, Equity Sensitivity, dan Budaya Jawa terhadap
Perilaku Etis Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh Orientasi Etis Idealisme terhadap Perilaku Etis
Auditor, (2) pengaruh Orientasi Etis Relativisme terhadap Perilaku Etis Auditor, (3) pengaruh
Equity Sensitivity terhadap Perilaku Etis Auditor, (4) pengaruh Budaya Jawa terhadap
Perilaku Etis Auditor, dan (5) pengaruh Orientasi Etis Idealisme, Orientasi Etis Relativisme,
Equity Sensitivity, dan Budaya Jawa terhadap Perilaku Etis Auditor. Populasi penelitian ini
adalah seluruh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta. Metode
pengumpulan data dengan kuesioner. Uji validitas menggunakan uji korelasi Pearson
Product Moment, sedangkan uji reliabilitas menggunakan Conbrach Alpha. Uji asumsi klasik
meliputi uji linearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas. Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana, dan analisis regresi berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat pengaruh Orientasi Etis Idealisme terhadap
Perilaku Etis Auditor, (2) Terdapat pengaruh Orientasi Etis Relativisme terhadap Perilaku
Etis Auditor, (3) Terdapat pengaruh Equity Sensitivity terhadap Perilaku Etis Auditor, (4)
Terdapat pengaruh Budaya Jawa terhadap Perilaku Etis Auditor, (5) Terdapat pengaruh
Orientasi Etis Idealisme, Orientasi Etis Relativisme, Equity Sensitivity, dan Budaya Jawa
secara simultan terhadap Perilaku Etis Auditor.
Kata kunci: Orientasi Etis, Equity Sensitivity, Budaya Jawa, dan Perilaku Etis Auditor.
Abstract: The Influence of Ethical Orientation, Equity Sensitivity, and Javanes Culture on
Ethical Behavior of Auditors at Public Accounting Firm in Yogyakarta. The research aims
to know: (1) the influence of Ethical Orientation Idealism on Ethical Behavior of Auditors,
(2) the influence of Ethical Orientation Relativism on Ethical Behavior of Auditors, (3) the
influence of Equity Sensitivity on Ethical Behavior of Auditors, (4) the influence of Javanes
Culture on Ethical Behavior of Auditors, and (5) the influence of Ethical Orientation
idealism, Ethical Orientation Relativism, Equity Sensitivity, and Javanes Culture on Ethical
Behavior of Auditors. The population of this research are Auditors who work at Public
Accounting Firm (KAP) in Yogyakarta. In collecting data, the researcher used questionnaires
as the method. Furthermore, the researcher used Pearson Product Moment to test the validity
and Conbrach Alpha to test the reliability. The classical assumption test includes linearity
test, heteroscedasticity test, and multicollinearity test. To test the hypothesis, the researcher
used simple regression analysis and multiple regression analysis. The result of this research
showed that: (1) there was influence of Ethical Orientation Idealism on Ethical Behavior of
Auditors, (2) there was influence of Ethical Orientation Relativism on Ethical Behavior of
Auditors, (3) there was influence of Equity Sensitivity on Ethical Behavior of Auditors, (4)
there was influence of Javanes Culture on Ethical Behavior of Auditors, (5) there was
32
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
Keywords: Ethical Orientation, Equity Sensitivity, Javanes Culture, and Ethical Behavior of
Auditor
33
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
memberikan opini. Issue mengenai etika Medonca, 1996 yang dikutip Audry, 2010).
auditor sangat menarik sejak munculnya Magnis Suseno (1997) mengatakan bahwa
kasus Enron yang melibatkan salah satu untuk menjaga harmonisasi sosial, maka
kantor akuntan publik The Big Five Arthur suatu hubungan sosial di dalam lingkungan
Andersen, selain itu juga ada kasus Xerox masyarakat Jawa dipengaruhi oleh dua
dan Walt Disney. Di Indonesia, terdapat prinsip dasar yang menjelaskan ide-ide
kasus PT Telkom, kasus KPMG-Siddharta orang Jawa tentang kehidupan yang baik,
& Harsono dan masih banyak kasus-kasus yaitu penghindaran konflik dan rasa
pelanggaran etika serupa yang terjadi di menghargai (hormat).
Indonesia walaupun dengan bentuk yang Berdasarkan uraian di atas, maka
berbeda. Akibat dari beberapa kasus yang peneliti tertarik untuk mengambil judul
menimpa auditor tersebut, pengguna laporan “Pengaruh Orientasi Etis, Equity Sensitivity,
keuangan mulai mempertanyakan eksistensi dan Budaya Jawa terhadap Perilaku Etis
auditor yang seharusnya mampu Auditor pada Kantor Akuntan Publik di
menyelesaikan pekerjaannya tanpa Yogyakarta”.
melakukan pelanggaran etika.
Penelitian mengenai faktor-faktor METODE PENELITIAN
yang memengaruhi sikap dan perilaku Tempat dan Waktu Penelitian
etis seseorang salah satunya adalah equity Penelitian ini dilaksanakan di Kantor
sensitivity atau prinsip keadilan. Huseman Akuntan Publik wilayah Yogyakarta. Waktu
(1987) menjelaskan bahwa individu dapat penelitian ini dilaksanakan dari bulan
dikategorikan sebagai benevolent (givers), Desember 2014 sampai Maret 2015.
equity sensitivity, dan entitleds (getters).
Bila dikaikan dengan keadilan, ternyata Jenis Penelitian
aspek moral dari budaya yang lebih Jenis penelitian yang digunakan adalah
berbicara. Kemampuan seorang profesional penelitian kausal komparatif. Penelitian
dalam memahami persoalan etika juga kausal komparatif merupakan tipe penelitian
sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana dengan karakteristik masalah berupa
dia berada. Dominasi budaya dalam sebuah hubungan sebab-akibat antara dua variabel
masyarakat akan berpengaruh terhadap atau lebih. Peneliti melakukan
perilaku individu. Pendapat umum pengidentifikasian fakta atau peristiwa
menyatakan bahwa budaya Jawa menjadi tersebut sebagai variabel dependen, dan
budaya dominan yang mempengaruhi melakukan penyelidikan terhadap variabel-
perilaku manusia Indonesia (Kanungo dan
34
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
variabel yang mempengaruhi (variabel norma sosial yang diterima secara umum
independen) (Indriantoro, 1999). oleh masyarakat sehubungan dengan
tindakan-tindakan yang benar dan baik.
Populasi dan Sampel Penelitian Perilaku etis ini dapat menentukan
Menurut Sugiyono (2012: 61) populasi kualitas individu. Kemampuan untuk
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: dapat mengidentifikasi perilaku etis dan
objek atau subjek yang mempunyai kualitas tidak etis sangat berguna dalam semua
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan profesi termasuk auditor. Pendidikan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian akuntan yang professional tidak hanya
ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2012: 62) menekankan pengembangan skills dan
juga mendefinisikan sampel merupakan knowledge saja, tetapi juga standar etis
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dan komitmen professional. Perilaku Etis
dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi Auditor adalah variabel yang
dalam penelitian ini adalah seluruh auditor menunjukkan perilaku etis auditor dalam
yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik etika profesi. Penelitian ini memfokuskan
yang ada di Yogyakarta. Jumlah Kantor perilaku etis pada faktor-faktor atau
Akuntan Publik yang terdaftar dan yang substansi kode etik akuntan yang
diambil untuk penelitian ini sebanyak 11 dikembangkan Sihwahjoeni dan Gudono
KAP dengan jumlah auditor 119 orang. (2000) dengan menggunakan indikator
Jumlah tersebut merupakan populasi pelaksanaan kode etik, dan penafsiran
sekaligus sampel yang digunakan dalam dan penyempurnaan kode etik.
penelitian ini. b. Variabel Independen
Dalam penelitian ini terdapat tiga
Definisi Operasional Variabel Penelitian variabel independen, yaitu Orientasi Etis
a. Variabel Dependen Idealisme (X1), Orientasi Etis
Variabel dependen sering disebut Relativisme (X2), Equity Sensitivity (X3),
pula sebagai variabel terikat. Variabel dan Budaya Jawa (X4). Menurut
terikat merupakan variabel yang Sugiyono (2012: 59) variabel bebas atau
dipengaruh atau menjadi akibat dari variabel independen adalah variabel yang
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: mempengaruhi atau menjadi sebab
59). Variabel dalam penelitian ini adalah timbulnya variabel terikat (variabel
Perilaku Etis Auditor (Y). dependen).
Perilaku etis merupakan perilaku Orientasi etis diartikan sebagai dasar
yang dilakukan sesuai dengan norma- pemikiran untuk menentukan sikap, arah
35
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
dan sebagainya secara tepat dan benar menjunjung tinggi kesopanan dan
yang berkaitan dengan dilema etis. kesederhanaan. Dua prinsip yang
Sebagaimana telah disebutkan bahwa mendasari budaya Jawa adalah
orientasi etis ini diklasifikasikan menjadi penghindaran konfik dan rasa
idealisme dan relativisme. Orientasi etis menghormati (respect).
idealisme lebih mengacu pada tindakan
individu yang harus sesuai dengan nilai- Instrumen Penelitian
nilai moral yang berlaku. Sedangkan Instrumen penelitian merupakan alat
relativisme merupakan suatu sikap ukur yang digunakan dalam melakukan
penolakan terhadap nilai-nilai moral yang penelitian. Instrumen penelitian yang
absolut. digunakan dalam penelitian ini ialah
Equity sensitivity merupakan suatu Perilaku Etis Auditor dengan indikator yang
persepsi seseorang terhadap keadilan berupa: pelaksanaan kode etik, dan
dengan membandingkan antara inputs penafsiran dan penyempurnaan kode.
dan outcomes yang diperoleh dari Indikator Orientasi Etis Idealisme meliputi:
orang lain. Husemen (1987) membagi Suatu tindakan tidak boleh merugikan orang
persepsi individu terhadap equity dan lain, seseorang tidak boleh mengancam
inequity dalam tiga kategori yakni: kehormatan dan kesejahteraan orang lain,
benevolents, equity sensitivities, dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan
entitleds. Individu benevolent cenderung norma universal, dan tindakan moral adalah
berperilaku murah hati dan lebih senang sesuai dengan tindakan yang sifatnya ideal.
memberi daripada menerima. Individu Indikator Orientasi Etis Idealisme meliputi:
equity sensitivities digambarkan sebagai aturan etika berbeda pada setiap komunitas,
individu yang memiliki keseimbangan prinsip moral dipandang sebagai sesuatu
antara inputs dan outcomes. Sedangkan yang sifatnya subyektif, penetapan aturan
individu entitled digambarkan sebagai etika secara tegas akan menciptakan
individu yang lebih senang menerima hubungan manusia yang lebih baik, dan
lebih daripada memberi. kebohongan dinilai bermoral atau tidak
Budaya Jawa merupakan budaya tergantung pada situasi yang
yang cenderung mempunyai ciri mengelilinginya. Equity Sensitivity
menjunjung tinggi nilai harmoni. Budaya indikatornya berupa: benevolents dan
Jawa mengutamakan keseimbangan, entitleds. Indikator Budaya Jawa meliputi:
keselarasan dan keserasian dalam penghindaran konflik dan rasa menghormati
kehidupan sehari hari. Budaya Jawa (respect). Instrumen Orientasi Etis
36
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
b. Uji Reliabilitas
Uji Instrumen Penelitian Uji reliabilitas merupakan alat
a. Uji Validitas untuk mengukur suatu kuesioner yang
Uji validitas digunakan untuk merupakan indikator dari variabel atau
mengukur sah atau valid tidaknya suatu konstruk. Kuesioner dikatakan reliabel
kuesioner. Suatu kuesioner akan atau handal ketika jawaban seseorang
dikatakan valid apabila pertanyaan pada terhadap pertanyaan adalah konsisten
kuesioner mampu mengungkapkan atau stabil dari waktu ke waktu (Imam
sesuatu yang akan diukur oleh Gozali, 2011: 47). Hasil Uji
kuesioner tersebut (Imam Gozali, 2011: Reliabilitas Instrumen Penelitian:
52). Hasil Uji Validitas Instrumen
Penelitian:
37
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
38
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
39
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
40
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
41
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
42
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
0,199 X4. Nilai R2 sebesar 0,717 hal faktor tersebut yakni orientasi etis,
43
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
44
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
45
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
melaksanakan sesuai dengan etika yang Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-
ada maka ia akan lebih berperilaku etis. Faktor Individual: Locus Of Control,
g. Auditor dalam melaksanakan pekerjaan Job Experience, Dan Gender)”.
profesional hendaknya tidak hanya Skripsi. Universitas Hasanuddin
memikirkan kepuasannya saja ketika Makassar.
bisa mendapatkan sesuatu dari tempat Audry Leiwakabessy. (2010). “Pengaruh
kerja. Tetapi ia juga harus memikirkan Orientasi Etis dan Budaya Jawa
bagaimana memberikan kontribusi terhadap Perilaku Etis Auditor”. Jurnal
dalam menyelesaikan tugasnya dengan Maksi. Vol 10 No.1 Januari 2010: 1-
baik. 15.
h. Apabila seorang auditor mempunyai Aziza dan Salim. (2008). “Pengaruh
perbedaan pendapat dengan pimpinan, Orientasi Etika pada Komitmen dan
hendaknya menyampaikan pendapatnya Sensitivitas Etika Auditor”. SNA 11
dengan cara yang baik kepada Pontianak.
pimpinannya tanpa menimbulkan Erna Hendrawati. (2011). “ Independensi
konflik. Musyawarah bersama dalam Auditor dalam Perpektif Prinsip
memecahkan masalah akan Penghindaran Konflik dan Prinsip
menghasilkan keputusan yang lebih Penghargaan pada Budaya Jawa”.
baik. Swastika Jurnal Ekonomi, Sains, dan
Pendidikan.Vol 3 No. 1 Mei 2011: 48-
DAFTAR PUSTAKA 62.
Adji Praktikto. (2012). “Pengaruh Budaya Fatmawati, N. D. (2007). “Analisis
Terhadap Kinerja Perekonomian. Pengaruh Faktor-faktor Individual
Buletin Studi Ekonomi”. Vol, 17 terhadap Perilaku Etis Auditor di KAP
No.2:98-115. (Survey pada Auditor di Kantor
Al Haryono Jusup. (2001). Auditing ( Akuntan Publik Yogayakarta dan
Pengauditan ). Yogyakarta : STIE Surakarta)”. Skripsi. Surakarta:
YKPN. Universitas Muhammadyah Surakarta.
Alvin. A. Arens, James. K. Loebbecke. Forsyth, D. R., (1980). “A Taxonomy of
(2003). Auditing Pendekatan Terpadu. Ethical Ideologies”. Journal of
(Alih bahasa oleh Yusuf. A. A.). Personality and Social Psychology.
Jakarta: Salemba Empat. Vol 39. pp. 175-184.
Arianti. (2012). “Analisis Perbedaan Gendro Wiyono. (2011). Merancang
Perilaku Etis Auditor Dalam Etika Penelitian Bisnis dengan alat analisis
46
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
SPSS 17.0 & SmartPLS 2.0 Edisi 1. Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi
Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Indonesia Vol 1 (1) Jan: 13-28.
Herawati dan Susanto. (2009). “Pengaruh Khairul Bahrun. (2002). “Analisis Pengaruh
Profesionalisme, Pengetahuan dan Dimensi Nilai Budaya terhadap Sikap
Etika Profesi terhadap Pertimbangan Komitmen Organisasional dan
Tingkat Materialitas Akuntan Publik”. Kepuasan Kerja Karyawan”. Thesis.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Semarang: Universitas Diponegoro.
Vol.11 No.1 Lia Nurfarida. (2011). “Pengaruh Budaya
Higgins dan Kelleher. (2005). Comparative Etis Organisasi dan Orientasi Etika
Perspectives on the Ethical Terhadap Komitmen Organisasi dan
Orientations of Human Resources, Sensitivitas Etika Auditor”. Skripsi.
Marketing and Finance Functional Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Managers. Journal of Business Ethics, Lucyanda, J. & Endro, G. (2012). “Faktor-
Vol.56, pp. 275-288. Faktor Yang Memengaruhi Perilaku
Husemen, R. C., Hatfield, J. D., & Miles, E. Etis Mahasiswa Akuntansi Universitas
W. (1987). A New Perspective on Bakrie”. Media Riset Akuntansi, Vol
Equity Theory: The Equity Sensitivity 2: 113-142.
Construct. Academy of Management M. Khairul Dzakirin. (2013). “Orientasi
Review, Vol.12: 222-234. Idealisme, Relativisme, Tingkat
Ihyaul Ulum M.D. (2009). Audit Sektor Pengetahuan, dan Gender:
Publik, Suatu Pengantar. Jakarta: PT Pengaruhnya pada Persepsi Mahasiswa
Bumi Aksara. tentang Krisis Etika Akuntan
Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Profesional”. Universitas Brawijaya.M.
Multivariat Dengan Program IBM Syarifuddin. (2005) Kasus Mulyana dalam
SPSS 19. Semarang: UNDIP. Perspektif Etika, Suara Merdeka. April
47
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015
48