Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 3, No.

2, Hal: 83-99 • Desember 2018

MODERASI PENGAKUAN PROFESIONAL PADA


HUBUNGAN PEMAHAMAN KODE ETIK PROFESI
DAN PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN

Putu Purnama Dewia,*, Ni Putu Ayu Dea Novi Yantib


a,bUniversitas Pendidikan Nasional, Jalan Bedugul Nomor 39 Sidakarya
Denpasar, Bali, Indonesia
*(purnamadewi@undiknas.ac.id)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemahaman mahasiswa
mengenai kode etik profesi terhadap pemilihan karir sebagai akuntan dan
untuk mengetahui pengaruh pengakuan profesional dalam memoderasi
hubungan pemahaman kode etik profesi tehadap pemilihan karir sebagai
akuntan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi yang
sedang mengikuti pendidikan pasca sarjana magister akuntansi. Jumlah sampel
yang digunakan sebanyak 95 orang dengan tehnik pengumpulan data melalui
penyebaran kuesioner kepada responden. Uji analisis yang digunakan adalah
regresi moderasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa
akuntansi yang sedang menempuh pendidikan pasca sarjana magister akuntan
mengenai kode etik profesi berpengaruh positif terhadap pemilihan karir sebagai
akuntan dan pengakuan profesional mampu memperkuat hubungan
pemahaman mahasiswa terhadap kode etik akuntan dan pemilihan karir
sebagai akuntan.
Kata kunci: pemilihan karir, pemahaman kode etik profesi, pengakuan
profesional

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of students' understanding of the
professional code of ethics towards career selection as an accountant and to
determine the effect of professional recognition in moderating the understanding of
professional ethics code to the selection of careers as accountants. The populations
in this study are accounting students who are studying post graduate master of
accounting. The number of samples used counted 95 people with data collection
techniques through the distribution of questionnaires to respondents. The analysis
test used is moderation regression. The result of the analysis shows that the
understanding of accounting students who are studying the post graduate master
of accounting on professional code of ethics has a positive effect on career
selection as an accountant and professional recognition is able to moderate the
understanding of the students' understanding of the accountant's ethics code and
career selection as an accountant.
Keywords: career selection, understanding of professional code of ethics,
professional recognition

83
Dewi & Yanti – Moderasi Pengakuan Profesional Pada Hubungan …

PENDAHULUAN Seperti kasus yang terjadi di PT


Kode etik profesi merupakan Kereta Api Indonesia yang melibatkan
suatu aturan yang ditetapkan secara auditor eksternal yaitu kantor
bersama-sama untuk mencapai akuntan publik S. Manan &
keseragaman ukuran perilaku. Dan Assosiates telah melakukan
salah satu upaya dari suatu asosiasi kecurangan dalam penyajian laporan
profesi untuk menjaga integritas keuangan dimana seharusnya PT
profesi tersebut agar mampu Kereta Api Indonesia menderita
menghadapi tekanan yang dapat kerugian namun dilaporkan
muncul dari dirinya sendiri atau mendapat laba. Selain itu, di Amerika
pihak luar. Profesi akuntan hanya Serikat juga terjadi kasus
bisa dijaga jika seorang akuntan pelanggaran etika Enron dimana KAP
berpedoman pada kode etik, standar Arthur Andreson yang ditunjuk
dan moralitas. Kepatuhan terhadap sebagai auditor laporaan keuangan
kode etik, sama seperti semua memanipulasi laporan keuangan
standar dalam masyarakat terbuka. Enron Crop, agar laporan keuangan
Berbagai kasus pelanggaran mereka terlihat lebih bagus di mata
yang sempat terjadi menyebabkan investor.
hilangnya kepercayaan publik atas Dunia pendidikan akuntansi
profesionalisme jasa akuntan publik. juga mempunyai peranan yang sangat
Kegagalan atau penyimpangan audit besar terhadap pemahaman informasi
yang dilakukan oleh auditor, mengenai kode etik seorang akuntan.
mendorong diperlukannya suatu Dalam menjalankan pendidikan
kemampuan auditor untuk akuntansi, calon-calon akuntan akan
mempertimbangkan etika dan diberikan pengetahuan mengenai
perilaku dalam pelaksanaan audit. ilmu akuntansi dan pemahaman akan
Selain itu juga diperlukan adanya pentingnya penerapan kode etik
pemahaman dari akuntan mengenai dalam melaksanakan tugas audit
pentingnya kode etik profesi akuntan, yang akan menunjukkan tingkat
karena etika memiliki peranan profesionalisme dari akuntan
penting dalam perkembangan profesi tersebut. Melalui pemahaman yang
akuntan di Indonesia. Pelanggaran baik mengenai kode etik akuntansi
akuntan lebih mengarah pada mampu medorong sikap
pelanggaran etika, seperti akuntan profesionalisme seorang akuntan
yang melakukan rekayasa terhadap dalam menjalankan tugas-tugas
laporan auditnya (Halim, 2015). auditnya.

84
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 3, No. 2, hal: 83-99 • Desember 2018

Dalam pemilihan karir sebagai kepribadian merupakan cara-cara


akuntan terdapat beberapa faktor unik yang ditempuh individu dalam
yang menjadi pertimbangan salah bereaksi terhadap dan berinteraksi
satunya adalah pengakuan dengan orang lain.
profesional. Pengakuan profesional Teori kepribadian
meliputi hal-hal yang berhubungan menggambarkan konsistensi
dengan pengakuan terhadap prestasi. karakteristik seseorang dalam
Pengakuan profesional ini dapat juga berpikir dan bertindak. Jika dikaitkan
dikategorikan sebagai penghargaan dengan konsep penelitian ini, teori
yang tidak berwujud finansial (Stolle kepribadian dapat memberikan acuan
dalam Aprilya, 2011). Berdasarkan bahwa ketika seorang auditor
latar belakang tersebut, penulis memiliki pemahaman yang baik
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai etika profesi,
mengenai moderasi pengakuan kecenderungan yang terjadi adalah
profesional pada hubungan akan timbul keinginan untuk memilih
pemahaman mahasiswa mengenai profesi dalam bidang ilmu yang
kode etik profesi dan pemilihan karir ditekuninya itu. Dalam
sebagai akuntan. mempertimbangkan pilihan tersebut,
beberapa hal dapat menjadi
TELAAH LITERATUR DAN pendorong pada saat menentukan
PERUMUSAN HIPOTESIS keputusan seperti salah satunya
Teori Kepribadian yaitu pengakuan profesional.
Personality (kepribadian)
Teori Etika
didefinisikan oleh Salvatore Maddi
Bertens dalam Januarti (2011)
(2001) dalam Noviyanti (2008) sebagai
mengemukan bahwa teori etika
karakteristik dan kecenderungan
merupakan teori yang membantu
seseorang yang bersifat konsisten
manusia untuk mengambil
yang menentukan perilaku psikologi
keputusan moral dan menyediakan
seseorang seperti cara berpikir,
pembuktian mengenai fakta yang
berperasaan, dan bertindak.
mendukung mengenai pengambilan
Sedangkan Allport (1960)
keputusan. Bertens (2000)
mendefinisikan kepribadian sebagai
menyebutkan bahwa teori etika dapat
organisasi organik dalam individu
membantu proses pengambilan
yang memiliki sistem psikologis yang
keputusan yang berhubungan dengan
menentukan penyesuaian uniknya
moral dan justifikasi terhadap
terhadap lingkungannya. Jadi,

85
Dewi & Yanti – Moderasi Pengakuan Profesional Pada Hubungan …

keputusan tersebut. Menurut Duska  Taraf perusahaan, seperti:


(2003), teori etika dikembangkan kemarahan, loyalitas,
dalam tiga bagian, yaitu: kehormatan, rasa malu yang
1) Utilitarianism Theory dimiliki oleh manajer dan
Teori ini membahas mengenai karyawan.
optimalisasi pengambilan
Pengertian Etika dan Etika Profesi
keputusan individu untuk
Etika merupakan peraturan-
memaksimumkan manfaat dan
peraturan yang dirancang untuk
meminimalkan dampak negatif.
mempertahankan suatu profesi pada
Terdapat dua jenis utilitarisme,
tingkat yang bermartabat,
yaitu:
mengarahkan anggota profesi dalam
a. Act Utilitarisme yaitu perbuatan
hubungannya satu dengan yang lain,
yang bermanfaat untuk
dan memastikan kepada publik
banyak orang.
bahwa profesi akan mempertahankan
b. Rule Utilitarisme yaitu aturan
tingkat kinerja yang tinggi. Etika
moral yang diterima oleh
adalah ilmu yang mempelajari
masyarakat luas.
tentang ukuran baik dan buruk
2) Deontologi Theory
tingkah laku manusia dalam mencari
Teori etika ini membahas
keterangan yang benar. Dengan kata
mengenai kewajiban individu
lain, etika adalah nilai-nilai dan
untuk memberikan hak kepada
norma-norma susila yang menjadi
orang lain, sehingga dasar untuk
pegangan bagi seseorang atau suatu
menilai baik atau buruk suatu
kelompok masyarakat dalam
hal harus didasarkan pada
mengukur tingkah lakunya. Tujuan
kewajiban, bukan konsekuensi
etika adalah agar setiap manusia
perbuatan.
mengetahui dan menjalankan
3) Virtue Theory
perilaku yang baik, yang penting bagi
Teori ini menjelaskan disposisi
dirinya, orang lain, masyarakat,
watak seseorang yang
bangsa, dan negara, terutama bagi
memungkinkan untuk bertingkah
Tuhan Yang Maha Esa.
laku baik secara moral. Ada dua
Etika profesional lebih luas
jenis virtue theory, yaitu:
dari prinsip-prinsip moral. Etika
 Pelaku bisnis individual,
tersebut mencakup prinsip perilaku
seperti: kejujuran, fairness,
untuk orang-orang profesional yang
kepercayaan dan keuletan.
dirancang baik untuk tujuan praktis

86
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 3, No. 2, hal: 83-99 • Desember 2018

maupun untuk tujuan idealistis. Oleh publik sangatlah penting untuk


karena kode etik profesional antara meyakinkan kualitas jasa
lain dirancang untuk mendorong profesionalnya baik kepada klien,
perilaku ideal, maka kode etik harus masyarakat atau pemakai jasa profesi
realistis dan dapat dilaksanakan. lainnya. Agar masyarakat percaya
Maultz dan Sharaf dalam Nurlan bahwa pekerjaan akuntan publik
(2011), mengatakan bahwa etika dikerjakan dengan baik maka profesi
profesional adalah aplikasi khusus akuntan publik perlu meningkatkan
dari etika sosial. Etika sosial mutu pemeriksaannya dan
menekankan bahwa ada pedoman melaksanakan tugasnya dengan
tertentu yang menjadi dasar bagi cermat dan seksama. Kode etik ikatan
seseorang untuk berperilaku. akuntan ini diharapkan dapat
Pengetahuan akan hasil akhir dari membantu para akuntan publik
tindakannya terhadap dirinya dan untuk mencapai mutu pemeriksaan
orang lain, kewaspadaan akan pada tingkat yang diharapkan, kode
tuntutan masyarakat dimana dia etik juga dapat dijadikan panduan
tinggal, penghargaan akan aturan dan aturan terhadap seluruh anggota
agama, penerimaan tugas, kewajiban baik yang bekerja sebagai akuntan
untuk melakukan hal yang dia publik, bekerja di lingkungan dunia
inginkan diperbuat orang lain usaha bekerja di instansi
terhadap dirinya sepanjang waktu, pemerintahan, maupun di lingkungan
dan pengenalan akan norma perilaku dunia pendidikan dalam memenuhi
etis di masyarakat tempat seseorang tanggung jawab profesionalnya.
hidup, semuanya membantu Kode etik Ikatan Akuntan
seseorang untuk mencapai tingkat Indonesia pertama kali dirumuskan
perilaku etis yang tinggi. dan disahkan pada kongres IAI tahun
1973. Dalam perkembangannya, kode
Pengertian Kode Etik Ikatan
etik tersebut mengalami beberapa kali
Akuntan Indonesia
perubahan yaitu kongres IAI tahun
Kode etik ikatan akuntan
1981, kongres IAI tahun 1986,
merupakan suatu prinsip moral dan
kongres IAI tahun 1990, kongres IAI
pelaksanaan aturan yang memberi
tahun 1994, dan yang terakhir adalah
pedoman dalam berhubungan dengan
kongres IAI tahun 1998. Kode etik IAI
klien, masyarakat, sesama rekan
yang berlaku saat ini adalah kode etik
akuntan dan pihak-pihak yang
IAI yang disahkan dalam kongres IAI
berkepentingan lainnya. Bagi akuntan
VIII tahun 1998 di Jakarta.

87
Dewi & Yanti – Moderasi Pengakuan Profesional Pada Hubungan …

Prinsip Etika 5) Prinsip Kompetensi dan Kehati-


Prinsip etika memberikan hatian Profesional
kerangka dasar bagi aturan etika Kehati–hatian profesional
yang mengatur pelaksanaan mengharuskan anggota untuk
pemberian jasa profesional oleh memenuhi tanggung jawab
anggota. Prinsip Etika bukan profesionalnya dengan kompetensi
merupakan standar yang bisa dan ketekunan.
dipaksakan pelaksaannya, sedangkan 6) Prinsip Kerahasiaan
aturan etika merupakan standar Kerahasiaan harus dijaga oleh
minimum yang telah diterima dan anggota kecuali jika persetujuan
bisa dipaksakan pelaksaannya. khusus telah diberikan atau
(Halim Abdul, 2015:33) terdapat kewajiban legal atau
Menurut (Mulyadi, 2014) dalam profesional untuk mengungkapkan
Kode Etik Akuntan Indonesia terdapat informasi.
delapan Prisip etika sebagai berikut 7) Prinsip Perilaku Profesional
1) Prinsip Tanggung Jawab Profesi Kewajiban untuk menjauhi tingkah
Anggota mempunyai tanggung laku yang dapat mendiskreditkan
jawab kepada semua pemakai jasa profesi harus dipenuhi oleh
profesional mereka. anggota.
2) Prinsip Kepentingan Publik 8) Prinsip Standar Teknis
Profesi akuntan memegang Standar teknis dan standar
peranan terhadap kepentingan profesional yang harus ditaati
masyarakat dan institusi yang anggota adalah standar yang
dilayani anggota secara dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
keseluruhan. Indonesia, International Federation
3) Prinsip Integritas of accountan, badan pengatur, dan
Integritas mengharuskan seorang peraturan perundang-undang yang
anggota untuk bersikap jujur dan relavan.
berterus terang tanpa harus
Tujuan Kode Etik
mengorbankan rahasia penerima
Tujuan kode etik profesional
jasa.
adalah menuntut akuntan untuk
4) Prinsip Objektivitas
memelihara sikap profesional. Kode
Objektivitas adalah suatu kualitas
etik dibentuk dengan tujuan untuk
yang memberikan nilai jasa yang
memberikan profesi kepada para
diberikan anggota.
pemakai jasa akuntan dan sesama

88
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 3, No. 2, hal: 83-99 • Desember 2018

rekan akuntan publik dengan jalan yang lebih baik. Faktor ini dapat
mengatur tingkah laku para akuntan meningkatkan dan menumbuhkan
yang berpraktik. Kode etik bukan saja perkembangan perusahan atau
berlaku sebagai pernyataan tanggung individu sendiri (Andrianti dalam
jawab tetapi juga merupakan alat Astuti, 2014).
atau pedoman dalam menjalankan
Hipotesis Penelitian
praktik sebagai akuntan. Para
Pemahaman Mahasiswa mengenai
akuntan harus memahami bahwa
Kode Etik Profesi
jasa akuntan tidak akan ada
Teori etika merupakan teori yang
harganya bila masyarakat tidak
membantu manusia untuk
percaya pada hasil kerja akuntan.
mengambil keputusan moral dan
Profesi Akuntan Indonesia menyediakan pembuktian mengenai
Menurut Internasional fakta yang mendukung mengenai
Federation of Accountants (dalam pengambilan keputusan (Bertens
Aprilyan, 2011) yang dimaksud dalam Januarti, 2011). Dengan teori
dengan profesi akuntan adalah semua etika calon akuntan dapat bertindak
bidang pekerjaan yang sesuai dengan moral dan mengambil
mempergunakan keahlian dibidang keputusan sesuai dengan pedoman
akuntansi. Bidang pekerjaan akuntan profesi yaitu kode etik akuntan.
dapat dibagi menjadi 4 golongan, Berdasarkan uraian di atas dapat
yaitu: akuntan publik, akuntan dirumuskan hipotesis pertama
perusahan, akuntan pendidik, dan sebagai berikut:
akuntan pemerintah. H1: Pemahaman kode etik profesi
berpengaruh positif terhadap
Pengakuan Profesional
pemilihan karir sebagai
Pengakuan profesional
akuntan.
mencakup sesuatu yang
berhubungan dengan pengakuan
Pengakuan Profesional Memoderasi
terhadap prestasi dan keberhasilan
Hubungan Pemahaman Kode Etik
dari suatu pekerjaan. Dengan
Profesi dan Pemilihan Karir Sebagai
diakuinya prestasi kerja akan dapat
Akuntan
meningkatkan kualitas pekerjaan
Menurut teori kepribadian
yang dihasilkan dan dapat
yang dikemukakan oleh Noviyanti
meningkatkan kualitas pekerjaan
(2008,) kepribadian merupakan cara-
yang dihasilkan dan dapat
cara unik yang ditempuh individu
memotivasi dalam pencapaian karir

89
Dewi & Yanti – Moderasi Pengakuan Profesional Pada Hubungan …

dalam bereaksi dan berinteraksi Lokasi Penelitian dan sampel


dengan orang lain. Dalam pemilihan Lokasi penelitian ini bertempat
profesi akuntan tidak hanya di Universitas Udayana, Denpasar,
pemahaman mengenai kode etik, Program Pasca Sarjana Magister
namun terdapat faktor lain yang Akuntansi. Sampel dalam penelitian
dapat mempengaruhi minat ini adalah mahasiswa yang sedang
mahasiswa dalam memilih profesinya. mengikuti Program Pasca Sarjana
Salah satu faktor yang menjadi Magister Akuntansi di Universitas
pertimbangan adalah pengakuan Undayana, Denpasar yang berjumlah
profesional. sebagai bentuk 95 orang.
penghargaan terhadap prestasi dan
Jenis Data
keberhasilan dari suatu pekerjan.
Jenis data yang digunakan
Sehingga hipotesis kedua dapat
dalam penelitian ini adalah
digambarkan sebagai berikut:
kuantitatif. Metode kuantitatif adalah
H2: Pengakuan profesional
metode penelitian yang berlandaskan
memoderasi hubungan
pada filsafat postivisme, digunakan
pemahaman kode etik profesi
untuk meneliti pada sampel tertentu,
dan pemilihan karir sebagai
pengumpulan data menggunakan
akuntan.
instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan
METODE PENELITIAN
tujuan untuk menguji hipotesis yang
Kerangka Pemikiran
telah ditetapkan (Sugiyono:2017)
Kerangka pemikiran yang
dibuat berupa gambaran skema Sumber Data
untuk lebih menjelaskan mengenai Sumber data digunakan dalam
hubungan antara variabel yang diuji. penelitian ini adalah data primer.
Menurut Ibrahim (2015:69) data
Pemahaman Pemilihan primer adalah data yang diperoleh
Mahasiswa
Profesi Sebagai
Mengenai kode
Akuntan (Y) secara langsung yang bersumber dari
Etik Profesi (X1)
jawaban kuisioner dari responden
Pengakuan
Profesional (X2)
yang diinginkan dalam penelitian.

Teknik Pengumpulan Data


Gambar 1. Kerangka Penelitian
Penelitian ini menggunakan
teknik pengumpulan data dengan
menyebar kuesioner (angket) pada

90
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 3, No. 2, hal: 83-99 • Desember 2018

mahasiswa Pasca Sarjana Magister Pengujian Reliabilitas


Akuntansi Universitas Udayana Reliabilitas menunjukkan
Denpasar. Kuesioner merupakan sejauh mana suatau hasil
teknik pengumpulan data yang penguukuran terhadap aspek yang
dilakukan dengan cara memberi sama pada alat ukur yang sama.
seperangkat pertanyaan atau Reliabilitas kuisioner menunjukkan
pertanyaan tertulis pada responden pada suatu pengertian bahwa
untuk dijawab (Sugiyono:2017). instrumen cukup dapat dipercaya
Kuesioner yang telah disebar akan untuk digunakan sebagai alat ukur
diukur dengan Skala Likert. Skala menunjukkan ketepatan, kemantapan
likert digunakan untuk mengukur suatu alat ukur yang baik, dalam hal
sikap, pendapat, dan persepsi ini kuisioner harus berisi pertanyaan-
seorangatau sekelompok orang pertanyaan yang jelas sehingga
tentang fenomena sosial hasilnya memang benar-benar sesuai
(Sugiyono:2017). kenyataan. Uji reliabilitas dilakukan
dengan metode internal concistency.
Instrumen Penelitian dan
Reliabilitas instrument penelitian
Pengujiannya
dalam penelitian ini diuji dengan
Pengujian Validitas
koefisien cronbach’s Alpha. Jika nilai
Menurut Prityano, (2010) uji
koefisien alpha lebih besar dari 0.6
validasi adalah pengujian yang
maka disimpulkan bahwa instrument
dilakukan guna untuk mengetahui
penelitian tersebut handal atau
seberapa cermat suatu instrumen
reliable (Sugiyono:2017).
dalam mengukur apa yang ingin
diukur. Metode pengambilan Teknik Analisis Data
keputusan pada uji validitas biasanya Analisis data dalam penelitian
ada dua model yaitu menggunakan ini menggunakan model analisis
batasan r tabel dengan signifikansi regresi linier berganda (Multiple Linear
0,05 dan uji 2 sisi, atau Regression Analysis). Model analisis
mengguanakan batasan 0,3. regresi linier berganda adalah analisis
1. Jika r = 0.30 atau diatas 0.30, untuk mengetahui hubungan antara
maka item-item dari pertanyaan variabel independen dengan variabel
kuisioner adalah valid dependen dengan persamaan linear.
2. Jika r ≠ 0.30 atau dibawah 0.30, Analisis data diolah dengan
maka item-item dari pertanyaan menggunakan bantuan program SPSS
kuisioner tidak valid.

91
Dewi & Yanti – Moderasi Pengakuan Profesional Pada Hubungan …

(Statistical Product and Service heterokedastisitas ada beberapa


Solution). metode, antara lain dengan cara uji
Spearman’s rho, uji Park, uji Glejser,
Pengujian Asumsi Klasik
dan dengan melihat pola titik-titik
Uji Normalitas
pada scatterplots regresi (Priyatno,
Uji normalitas dilakukan untuk
2010).
mengetahui apakah data terdistribusi
normal atau tidak. Analisi parametrik Uji Hipotesis
seperti regresi linier mensyaratkan Koefisien Determinasi
bahwa data harus terdistribusi Menurut Wirawan (2014),
dengan normal. Uji normalitas pada koefisien determinasi menunjukkan
regresi bisa menggunakan beberapa porsi (persentase) variasi variabel
metode, antara lain yaitu dengan terikat Y yang dapat dijelaskan oleh
metode Kolmogorov-Srninov Z untuk persamaan regresinya atau oleh
menguji normalitas data masing- persamaan regresinya atau oleh
masing variabel dan metode Nomal variasi variabel bebas X. Dari rumus
Probability Plots (Priyatno:2010). (10.18) dapat dimengerti bahwa r2 tak
pernah negatif dan besarnya antara 0
Uji Multikolinearitas
dan 1 ( 0 ≤ r2 ≤ 1). Jika semua titik
Uji multikolinearitas bertujuan
terletak tepat pada garis regresi
untuk menguji apakah model regresi
sampel maka r2 = 1, dalam hal ini
ditemukan adanya kolerasi antar
dikatakan sesuai secara sempurna
variabel bebas. Dengan kata lain,
(perfect fit). Yang, juga berarti 100
tidak terjadi multikolinearitas. Model
persen total variasi variabel terikat
regresi yang bebas dari
dapat dijelaskan oleh variabel
multikolinearitas adalah yang
bebasnya. Jika r2 = 0, berarti tidak
memiliki nilai Variance Inflation Factor
ada total variasi variabel terikat Y
(VIP) ≤ 10 dan mempunyai angka
yang dapat dijelaskan ole variasi
kolerasi ≥ 10 % (Ghozali, 2009:96).
variabel bebas X.
Uji Heterokedastisitas
Analisis Uji Interaksi Variabel
Uji heterokedastisitas adalah
Moderating
kedaan dimana terjadinya
Penelitian ini melakukan uji
ketidaksamaan varian dari residual
interaksi untuk menguji variable
pada model regresi. Model regresi
moderating yang berupa etika auditor
yang baik mensyaratkan tidak adanya
dengan menggunakan Moderated
masalah heterosdasitisitas. Untuk
Regression Anlyisis (MRA). MRA
mendektesi ada tidaknya

92
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 3, No. 2, hal: 83-99 • Desember 2018

merupakan aplikasi khusus regresi artinya tidak terdapat pengaruh


linier berganda, dimana dalam signifikan antara variabel bebas
persamaan regresinya mengandung secara parsial (individual)
unsur interaksi (perkalian dua atau terhadap variabel terikatnya.
lebih variabel independen). Uji
Uji Simultan (Uji F)
interaksi ini digunakan untuk
Menurut Priyatno (2010) uji F
mengetahui sejauh mana interaksi
digunakan untuk mengetahui
variabel pengakuan profesional dapat
seberapa besar pengaruh antara
mempengaruhi pemahaman
variabel bebas secara bersama-sama
Mahasiswa pada pemilihan profesi
terhadap variabel terikat. Cara
akuntan. Model persamaan MRA yang
pengujiannya sebagai berikut:
digunakan:
1) Probabilitas < taraf signifikan 5%
Y =a+b1X1+b2X2+b3X1X2+e
maka H0 ditolak dan Ha diterima
Dimana :
artinyaterdapat pengaruh
Y = pemilihan profesi akuntan
signifikan antara semua variabel
a = konstanta
bebas secarasimultan/bersama
b = koefisien regresi
terhadap variabel terikatnya.
X1 = variabel pemahaman kode etik
2) Probabilitas > taraf signifikan 5%
X2 = variabel pengakuan professional
maka H0 diterima dan Ha ditolak
Uji Parsial (Uji t) artinya tidak terdapat pengaruh
Menurut Priyatno (2010) uji t signifikan antara semua variabel
adalah uji yang digunakan untuk bebas secara simultan/bersama
mengetahui signifikan pengaruh terhadap variabel terikatnya.
variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat.Cara HASIL DAN PEMBAHASAN
pengujiannya sebagai berikut: Hasil pengujian menunjukkan
1) Probabilitas < taraf signifikan 5% bahwa instrument yang digunakan
maka H0 ditolak dan Ha dalam penelitian ini telah valid (r-
diterimaartinya terdapat hitung > 0,3) dan reliabel (besaran
pengaruh signifikan antara Cronbach’s Alpha > 0,6). Demikian
variabel bebas secara parsial pula, uji asumsi klasik menghasilkan
(individual) terhadap variabel temuan bahwa model penelitian yang
terikatnya. diajukan telah memenuhi kriteria
2) Probabilitas > taraf signifikan 5% pengujian asumsi klasik secara
maka H0 diterima dan Ha ditolak memadai.

93
Dewi & Yanti – Moderasi Pengakuan Profesional Pada Hubungan …

Hasil Pengujian Hipotesis Hal ini mengindikasikan bahwa


Koefisien Determinasi kontribusi variabel pemahaman kode
Pada uji ini digunakan nilai etik sebesar 0,524 yang berarti besar
Adjusted R2, dimana nilai Adjusted R2 pengaruh variabel bebas terhadap
dapat naik atau turun apabila satu variabel terikatnya adalah 0,524 x
variabel bebas ditambahkan ke dalam 100% = 52,4%, sedangkan sebesar
model. Berdasarkan tabel 1 47,6% dijelaskan oleh faktor-faktor
ditunjukkan bahwa hasil analisis lainnya yang tidak diuji dalam
koefisien determinasi dapat terlihat penelitian ini.
dari Adjusted R Square sebesar 0,524.
Tabel 1 Hasil Analisis Koefisien Determinasi X1 terhadap Y

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 0,727a 0,529 0,524 1,153
a. Predictors: (Constant), X1

Pada uji ini digunakan nilai kontribusi variabel moderatingnya


Adjusted R2, dimana nilai Adjusted R2 sebesar 0,758 yang berarti variabel
dapat naik atau turun apabila satu pengakuan profesional memoderasi
variabel bebas ditambahkan ke dalam variabel bebas terhadap variabel
model. Berdasarkan tabel ditujukkan terikatnya adalah 0,758 x 100% =
bahwa hasil analisis koefisien 75.8%, sedangkan sebesar 24,2%
determinasi dapat terlihat dari dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya
Adjusted R Square sebesar 0,758. Hal yang tidak diuji dalam penelitian ini.
ini mengindikasikan bahwa

Tabel 2 Hasil Analisis Koefisien Determinasi X1, X2, X1X2 terhadap Y

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 0,875a 0,765 0,758 0,823
a. Predictors: (Constant), X1X2, X1, X2

Analisis Uji Interaksi Variabel untuk variabel X1 diperoleh nilai


Moderating signifikan 0,000 kurang dari 0,05
Berdasarkan hasil analisis (0,000 < 0,05) dan variabel X2
regresi pada tabel dapat dilihat bahwa memiliki nilai signifikan 0,000 kurang

94
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 3, No. 2, hal: 83-99 • Desember 2018

dari 0,05 (0,00 < 0,05), dan interaksi adalah sebagai berikut: Y = -0,103 +
X1 dan X2 memiliki nilai signifikan 0,279X1 + 0,626X2 + 0, 159X1X2 +
0,004 kurang dari 0,05 (0,004 < 0,05) 0,061
sehingga diperoleh model regresinya

Tabel 3 Hasil Uji Interaksi Variabel Moderating


Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -0,103 0,061 -1,680 0,096
Zscore(X1) 0,279 0,069 0,279 4,041 0,000
Zscore(X2) 0,626 0,067 0,626 9,310 0,000
ZX1X2 0,159 0,053 0,157 2,985 0,004
a. Dependent Variable: Zscore(Y)

PEMBAHASAN dalam melaksanakan tugasnya


Pemahaman Mahasiswa Mengenai sebagai seorang akuntan yang
Kode Etik Profesi terhadap Pemilihan profesional. Dengan sikap akuntan
Karir sebagai Akuntan. yang profesional maka akan mampu
Teori etika yang dikemukankan menghadapi tekanan yang muncul
oleh Bertens dalam Januarti (2011) dari dirinya sendiri maupun dari
dijelaskan bahwa etika dapat pihak eksternal.
membantu manusia untuk Menurut Mentayani dkk
mengambil keputusan moral dan (2014), terdapat perbedaan persepsi
menyediakan pembuktian mengenai antara mahasiswa akuntansi negeri
fakta yang mendukung pengambilan dan swasta. Mahasiswa akuntansi
keputusan. Dengan teori etika calon negeri memiliki pemahaman
akuntan dapat bertindak sesuai menegenai kode etik yang lebih baik
dengan moral dan mengambil dibandingkan mahasiswa akuntansi
keputusan sesuai dengan pedoman swasta. Mencermati hal diatas, maka
profesi akuntan yaitu kode etik. diperlukannya pengetahuan mengenai
Berbagai kasus etika akan dapat pemahaman mahasiswa jurusan
dihindari jika setiap akuntan dan akuntansi terhadap persoalan etika
calon akuntan mempunyai yang mungkin atau akan mereka
pengetahuan, pemahaman dan dapat hadapi, sehingga pemahaman dapat
menerapkan etika secara memadai

95
Dewi & Yanti – Moderasi Pengakuan Profesional Pada Hubungan …

dipertimbangkan dalam pemilihan adalah pengakuan profesional.


karir sebagai akuntan. sebagai bentuk penghargaan terhadap
Berdasarkan hasil perhitungan prestasi dan keberhasilan dari suatu
analisis regresi liniear berganda pekerjaan. Dengan adanya
dengan pengujian secara parsial pengakuan profesional seseorang
diperoleh besar thitung variabel akan melakukan cara-cara yang unik
pemahaman mahasiswa mengenai untuk mendapatkan sebuah
kode etik profesi sebesar 2,79 dengan penghargaan prestasi kerja akan
nilai sig 0,000 < α (0,05) yang berarti dapat meningkatkan kualitas
penolakan H0 dan H1 diterima yaitu pekerjaan yang dihasilkan dan dapat
variabel pemahaman mahasiswa meningkatkan motivasi dalam
mengenai kode etik profesi pencapaian karir yang lebih baik.
berpengaruh positif terhadap Faktor ini dapat meningkatkan dan
pemilihan karir sebagai akuntan, menumbuhkan perkembangan
dimana jika variabel pemahaman perusahan dan individu. Menurut
mahasiswa mengenai kode etik profesi Widyasari (2010), adanya pengaruh
meningkat sebesar 1 satuan akan pengakuan profesional terhadap
terjadi peningkatan pemilihan profesi pemilihan karir. Pengakuan
sebagai akuntan sebesar 0,279 profesional meliputi hal-hal yang
satuan. berhubungan dengan pengakuan
terhadap prestasi.
Pengakuan Profesional Memoderasi
Berdasarkan hasil perhitungan
Hubungan Pemahaman Kode Etik
analisis regresi liniear berganda
Akuntan dan Pemilihan Karir Sebagai
dengan pengujian secara parsial
Akuntan
diperoleh besar thitung variabel
Menurut teori kepribadian
pemahaman mahasiswa mengenai
yang dikemukakan oleh Noviyanti
kode etik profesi dan variabel
(2008) kepribadian merupakan cara-
pengakuan profesional sebesar 1,59
cara unik yang ditempuh individu
dengan nilai sig 0,004 < α (0,05) yang
dalam bereaksi dan berinteraksi
berarti penolakan H0 dan H1 diterima
dengan orang lain. Dalam pemilihan
yaitu pengakuan profesional
profesi akuntan tidak hanya
memoderasi hubungan pemahaman
pemaham mengenai kode etik, namun
mahasiswa terhadap kode etik profesi
terdapat faktor lain yang dapat
dan pemilihan profesi akuntan. Besar
mempengaruhi minat mahasiswa
pengaruh pemahaman kode etik
dalam memilih profesinya. Salah satu
terhadap pemilihan profesi diperoleh
faktor yang menjadi pertimbangan

96
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 3, No. 2, hal: 83-99 • Desember 2018

sebesar 52,4% sedangkan setelah 1) Penelitian ini hanya


dimoderasi oleh variabel pengakuan menggunakan sampel mahasiswa
professional pengaruhnya menjadi program pasca sarjana magister
meningkat yakni sebesar 75,8%. Hal akuntansi saja. Peneliti
ini berarti bahwa variabel pengakuan selanjutnya dapat memperluas
profesional menguatkan hubungan dengan menggunakan mahasiswa
antara pemahaman kode etik dan program pendidikan profesi
pemilihan profesi. akuntansi ataupun akuntan
publik, akuntan pemerintah,
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN akuntan manajemen.
KETERBATASAN PENELITIAN 2) Untuk penelitian selanjutnya
Simpulan dapat menggunakan variabel lain
Berdasarkan hasil analisis data yang berkaitan dengan aspek
dan pembahasan pada bab keperilakuan bagi profesi
sebelumnya, maka dapat ditarik akuntan. Sehingga dapat
kesimpulan bahwa: memberikan kontribusibagi
1) Pemahaman mahasiswa profesi akuntan serta ilmu
akuntansi mengenai kode etik akuntansi keperilakuan.
profesi berpengaruh positif 3) Penelitian ini hanya
terhadap pemilihan karir sebagai menggunakan objek pada satu
akuntan. Hal ini berarti apabila institusi saja, disarankan bagi
pemahaman kode etik semakin peneliti selanjutnya dapat
baik maka mengakibatkan menggunakan beberapa institusi
pemilihan karir sebagai akuntan dengan lokasi yang berbeda.
semakin baik pula.
2) Pengakuan profesional
REFERENSI
memoderasi hubungan
pemahaman mahasiswa mengenai Andersen, Wiliam. 2012. Analisis
Persepsi Mahasiswa Akuntansi
kode etik profesi terhadap Dalam Memilih Profesi Sebagai
pemilihan karir sebagai akuntan. Akuntan (Studi Empiris pada
Mahasiswa Akuntansi
Keterbatasan Penelitian UNDIP,UNIKA, UNNES,
UNISSULA, UDINUS,
Dari simpulan diatas maka UNISBANK, STIE TOTALWin dan
peneliti masih terdapat beberapa Mahasiswa PPA UNDIP). Skripsi.
Universitas Diponegoro.
keterbatasan dari hasil penelitian ini,
sebagai berikut: Aprilyan, Laraabrasa. 2011. Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi

97
Dewi & Yanti – Moderasi Pengakuan Profesional Pada Hubungan …

Mahasiswa Akunttansi Dalam


Pemilihan Karir Menjadi Institut Akuntan Publik Indonesia.
Akuntan (Studi Empiris Pada 2008. Kode Etik Profesi Akuntan
Mahasisa UNDIP dann Publik. Jakarta. Salemba Empat.
Mahasiswa Akuntansi UNIKA).
Skripsi. Universitas Diponegoro. Jusup, AL. H. 2014. Auditing
Pengauditan Berbasis ISA Edisi
Astuti, Anita. 2014. Faktor-Faktor 2. Yogyakarta. Stie Ykpn.
Yang Mempengaruhi Mahasiswa
Akuntansi Dalam Memilih Karir Jamnik, Anton. 2011. Ethical Code In
Sebagai Akuntan Publik Pada The Public Accounting
Mahasiswa Akuntansi Profession. Slovenia. Theologi
Universitas Kristen Satya Faculty Of University In
Wacana Salatiga. Sripsi. Ljubljna.
Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga. Januarti, Indira. 2011. Analisis
Pengaruh Auditor, Komitmen
Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Profesional, Orientasi Etis dan
Bisnis. Penerbit Kanisius, Nilai Etika Orrganisasi Terhadap
Yogyakarta. Persepsi dan Pertimbangan Etis.
Banda Aceh. Universitas
Duska, Ronald, F., dan Btenda,S. Diponogoro.
2003. Accounting Ethics.
Blackwell Publishing Ltd. Mulyadi. 2014. Auditing.Jakarta.
Salemba Empat.
Graham, Gordom. 2014. Teori-Teori
Etika. Bandung. Nusa Media Nurlan, Andibasse. 2011. Persepsi
Akuntan Dan Mahasiswwa
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Jurusan Akuntansi Terhadap
Analisis Multivariate dengan Kode Etik Ikatan Akuntansi
Program SPS. Edisi Kedua. Indonesia. Skripsi. Universitas
Semarang. Universitas Hasanuddin.
Diponegoro.
Noviyanti, Suzy. 2008. Skeptisme
Harahap, Sofyan S. 2011. Etika Profesional Auditor dalam
Bisnis dalam Perspektif Islam. mendeteksi Kecurangan.
Jakarta. Salemba Empat. Salatiga. Unversitas Kristen
Satya Wacana.
Halim, Abdul. 2015. Auditing Dasar-
Dasar Audit Laporan Keuangan. Pamela, Astriana. 2014. Pengaruh
Yogyakarta. UPP STIM YKPN. Pemahaman Kode Etik Profesi
Terhadap Perilaku Etis
Hunt, S. D. dan S. J. Vite11. 1986. “A Mahasiswa Akuntansi
General Theory of Marketing Universitas Negeri Yogyakarta.
Ethics Journal of Macromarketing Skripsi. Universitas Negeri
Spring pp. 5-16. Yogyakarta.

Ibrahim. 2015. Metedologi Penelitian Priyatno, D., 2010. Teknik mudah


Kualitatif. Bandung. Alfabeta. dan Cepat Melakukan Analisis
Data Penelitian dengan SPSS.
Institut Akuntan Publik Indonesia. Yogyakarta. Gava Media
2011. Standar Profesional
Akuntan Publik. Jakarta. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Salemba Empat. Pendidikan Pendekatan

98
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 3, No. 2, hal: 83-99 • Desember 2018

Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Widyasari, Yuanita. 2010. Persepsi


Bandung. Alfabeta. Mahasiswa Akuntansi Mengenai
Samryn, L.M. 2012. Akuntansi Faktor-Faktor Yang
Manajemen. Jakarta. Kencana Membedakan Pemilihan Karir.
Prenademedia Group. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Sudarmita. 2013. Etika Umum Wirawan, Nata. 2014. Cara Mudah


Kajian Tentang Beberapa Memahami Statistika Ekonomi
Masalah Pokok dan teori Etika Dan Bisnis. Denpasar. Keraras
Normatif. Yogyakarta. Kanisus Emas.

99

Anda mungkin juga menyukai