Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 2022, 13(3), 592-608

MEREFLEKSIKAN PANCA SATYA DALAM DIRI AKUNTAN PUBLIK

Kadek Rahma Sari*, Angelina Putu Winda Savira

Universitas Airlangga, Jl. Airlangga No.4, Surabaya 60286

Surel: kadek.rahma.sari-2021@feb.unair.ac.id

Volume 13 Abstrak – Merefleksikan Panca Satya dalam Diri Akuntan Publik


Nomor 3
Halaman 592-608
Tujuan Utama – Tujuan penelitian ini adalah menggali panca satya da­
Malang, Desember 2022 lam merefleksikan kode profesi akuntan publik.
ISSN 2086-7603 Metode – Penelitian ini menggunakan metode wawancara tidak terstruk­
e-ISSN 2089-5879 tur dan membandingkanya dengan panca satya. Narasumber dalam pe­
nelitian merupakan salah seorang akuntan publik di Big Four Company.
Tanggal Masuk: Temuan Utama – Panca satya dapat merefleksikan kode etik. Terdapat
03 November 2022 kesesuaian pada lima prinsip kode etik dan panca satya. Selain itu, pan­
Tanggal Revisi: ca satya dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengendalikan diri
27 November 2022 pada auditor.
Tanggal Diterima: Implikasi Teori dan Kebijakan – Nilai yang dapat dijunjung pada panca
31 Desember 2022 satya adalah kesetiaan dan kejujuran. Panca satya dapat digunakan se­
bagai pedoman kode etik akuntan publik yang menjunjung nilai dharma.
Kebaruan Penelitian – Penelitian ini memberikan aspek kajian penerap­
Kata kunci: an kode etik akuntan publik berbasis nilai panca satya.

akuntan publik, Abstract – Reflecting on the “Panca Satya” in a Public Accountant


audit, Main Purpose – This study aims to explore the “panca satya” in reflecting
dharma, on the code of the public accounting profession.
panca satya Method – This study used the unstructured interview method and com-
pared it with the “panca satya” scores. The resource person in the study is
a public accountant at the Big Four Company.
Main Findings – “Panca satya” can reflect a code of ethics. There is con-
Mengutip ini sebagai: formity to the five principles of the code of ethics and the five satyas. In
Sari, K. R., & Savira, addition, “panca satya” can be used as a guide for self-control in auditors.
A. P. W. (2022). Mere­ Theory and Practical Implications – Values that can be upheld by the
fleksikan Panca Satya “panca satya” are loyalty and honesty. Panca satya can be a guideline for
dalam Diri Akuntan Pub­ a public accountant’s code of ethics that keeps “dharma” values.
lik. Jur­­nal Akuntansi Novelty – This study provides aspects of the study of the application of the
Multiparadig­ma, 13(3), code of ethics of public accountants based on the “panca satya” values.
592-608. https://
doi.org/10.21776/
ub.jamal.­­­­­2022.13.3.43

592
593 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 13, Nomor 3, Desember 2022, Hlm 592-608

Audit adalah aktivitas yang terangkai secara manusia berdasarkan moral; dan juga menawar­
sistematis dalam suatu prosedur untuk mengolah kan wawasan tentang nasihat terkait berperilaku
bukti yang dilakukan secara objektif oleh seorang sesuai moral dalam keadaan tertentu. Selain itu,
auditor dalam memberikan penilaian atas suatu nilai dan norma memiliki keterkaitan erat dengan
peristiwa ekonomi yang terjadi guna mengetahui etika dalam berperilaku. Hal ini dapat berfungsi
apakah telah sesuai dengan urutan kesesuaian untuk menganalisis perilaku baik dan buruk ter­
yang telah ditetapkan untuk disalurkan kepada hadap kelompok atau lembaga termasuk akun­
para pengguna informasi (Reraja & Sudaryati, tan publik (Chiang, 2016; Khelil et al., 2018).
2019). Hasil audit dengan kualitas yang tinggi Pelanggaran etika juga dapat semakin berkurang
dapat meningkatkan kepercayaan para pengguna apabila individu tersebut memiliki pengetahuan,
informasi. Hal ini dikarenakan informasi yang ter­ pemahaman, dan keinginan untuk melakukan
kandung dalam laporan tersebut membantu da­ penerapan nilai moral dan etika (Reraja & Su­
lam pengambilan keputusan. Independensi yang daryati, 2019).
lemah dalam diri auditor merupakan salah satu Dalam agama Hindu, terdapat salah satu
faktor yang dapat menurunkan kualitas audit ajaran mengenai etika yang disebut dengan sa­
(Choi et al., 2018; Viana et al., 2022). Untuk men­ tya. Satya merupakan suatu ajaran terkait ke­
jaga independensi, dibutuhkan kepatuhan terha­ jujuran atau kesetiaan. Seperti yang diketahui
dap etika profesi yang ditetapkan sesuai standar bahwa agama Hindu selalu mengutamakan dhar-
serta perilaku yang baik oleh auditor serta melak­ ma atau ‘kebenaran’. Satya sebagai suatu ajaran
sanakan tugasnya dengan penuh kesadaran akan menetapkan bahwa kejujuran atau kesetiaan
hal tersebut (Caglio & Cameran, 2017). Ketidak­ merupakan suatu bentuk kebenaran yang harus
patuhan terhadap etika yang ditetapkan dapat dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya.
menimbulkan konflik. Konflik mengenai etika Bila sese­orang menjalankan kebenaran dalam
yang sering timbul dalam kehidupan seorang kehidupannya, maka ia dapat memperoleh ke­
auditor adalah dilema integritas dan terjadinya selamatan, kesejahteraan, kebijaksanaan, dan
berbagai benturan seperti tindakan pemalsuan, kemuliaan. Satya dapat menjadi panduan bagi
penggelapan, maupun penyuapan yang dapat akuntan publik dalam menerapkan kode etik
memberikan dampak terhadap tingkat objektivi­ sebagai dasar dalam melaksanakan tanggung
tas dalam mengeluarkan opini bagi para penggu­ jawab yang dimiliki. Terdapat lima bagian satya
na informasi (Khodakarami et al., 2021). Seperti yang disebut sebagai panca satya. Penelitian ini
yang diketahui, bahwa seorang auditor memiliki dilakukan untuk merefleksikan panca satya se­
kewajiban etis dalam bentuk perjanjian kepada bagai pedoman etika kehidupan manusia dengan
para pemangku kepentingan untuk melakukan kode etik profesi akuntan publik. Bagian panca
pemeriksaan pada laporan keuangan (Naslmosa­ satya yang pertama adalah satya wacana yang
vi & Jahanzeb, 2017; Samsonova-Taddei & Sid­ mengajarkan untuk dapat selalu berpegang pada
diqui, 2016). Namun, konflik yang terjadi bebe­ kebenaran, jujur pada diri sendiri dan orang lain.
rapa tahun terakhir menunjukkan bahwa tingkat Satya ini kemudian diselaraskan dengan prin­
independensi seorang auditor begitu rendah. Hal sip integritas auditor yang harus bersikap lugas
ini tentu saja memiliki pengaruh terhadap pelak­ dan jujur terhadap hubungan profesional yang
sanaan kode etik yang memberikan dampak pada dibangun. Kedua, satya hredaya mengajarkan
penurunan kualitas audit yang dilakukan. Keti­ manusia untuk jujur sesuai dengan kata hati,
daktaatan yang dilakukan oleh auditor memba­ memiliki pendirian dan tidak terombang-am­
wa kerugian bagi KAP yakni dengan hilang­nya bing yang diselaraskan dengan prinsip objekti­
kepercayaan publik terhadap pemberian jasa vitas auditor yang tidak boleh memiliki bentur­
dalam melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini an kepentingan dan tidak berkompromi. Ketiga,
dikarenakan kualitas audit memberikan dampak satya laksana yang mengajarkan manusia untuk
yang besar bagi para pengguna dalam melakukan dapat mempertanggungjawabkan perbuatan ber­
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, etika landaskan kebenaran yang diselaraskan dengan
merupakan poros untuk mengendalikan tindak­ prinsip kompetensi dan kehati-hatian dalam
an seseorang dan meminimalisasi konflik dalam mempertahankan pengetahuan yang sesuai de­
pelaksanaan pekerjaan. ngan standar profesional dan standar teknis yang
Perilaku etis manusia erat kaitannya de­ berlaku. Keempat, satya mitra yang mengajarkan
ngan etika, agama, dan budaya. Ketiga komponen untuk dapat bersikap setia terhadap hubungan
ini dapat menjadi fondasi bagi manusia dalam yang dibangun dan memberikan tindakan yang
menjalani kehidupan serta untuk melakukan benar dalam suatu hubungan yang kemudian
pemilahan terhadap sikap yang baik dan buruk. direfleksikan dengan perilaku profesional yang
Hal ini mampu mendorong pembentukan karak­ menekankan untuk menghindari perilaku yang
ter yang kuat. Etika adalah buah pemikiran da­ dapat mendiskreditkan profesi akuntan. Kelima,
lam mempertimbangkan moral yang dilakukan satya semaya yang menyiratkan seseorang yang
oleh seseorang untuk membandingkan tindakan dapat bersikap setia atas janji yang telah dibuat
baik dan buruk atas hal-hal yang dilakukan. Eti­ dan mempertanggungjawabkan konsekuensi dari
ka memiliki dua tujuan, yaitu evaluasi tindakan janji tersebut serta diselaraskan dengan prinsip
Sari, Savira, Merefleksikan Panca Satya dalam Diri Akuntan Publik 594

kerahasiaan yang menekankan akuntan untuk etik dan panca satya pada auditor. Oleh karena
dapat melindungi perolehan informasi dalam hal tersebut, peneliti hanya menggunakan satu
hubungan profesional dan bisnis. narasumber.
Beberapa penelitian yang dilakukan menge­ Pada sisi lainnya, penggunaan satu nara­
nai penerapan kode etik, namun sangat sedikit sumber pada penelitian akuntansi merupakan
para peneliti yang memandang penerapan kode suatu kenormalan. Banyak peneliti akuntansi
etik melalui kacamata agama Hindu. Hasil pene­ menggunakan satu informan dalam penelitian­
litian terdahulu mengaitkan etika profesi akun­ nya, seperti Craig & Amernic (2020), Everett &
tan dengan nilai budaya tri hita karana sebagai Tremblay (2014), Ichsan & Purwanti (2021), dan
sudut pandang dalam merefleksikan penerapan Sitorus (2019). Tujuan mereka dalam menggu­
etika dengan cara menjaga hubungan kepada nakan hanya satu informan adalah untuk meli­
Tuhan, manusia, serta lingkungan (secara eks­ hat sejauh mana konsep dan praktik akuntansi
ternal). Penelitian ini dilakukan oleh Meilawathi bekerja dalam diri pribadi. Hal yang sama juga
& Sudaryati (2021), Mostafa et al. (2020), dan berlaku dalam penelitian ini, khususnya aspek
Narayanaswamy et al. (2021) yang menekankan etika akuntan publik.
bahwa nilai budaya dan spiritualitas dapat meng­ Pengumpulan data yang diperlukan pada
geser nilai uang dan kesuksesan menjadi tujuan penelitian dilakukan melalui wawancara secara
akhir dalam bekerja, serta akuntan publik dapat tidak terstruktur dengan seorang auditor. Wa­
menggunakan nilai positif dari budaya dalam wancara dilakukan tanpa menggunakan instruk­
menerapkan kode etik. Selanjutnya, penelitian si sistematis untuk mengumpulkan informasi.
ini dilakukan untuk melengkapi hasil penelitian Wawancara dilakukan dengan cara mengemu­
terdahulu dengan menggunakan panca satya kakan garis-garis besar mengenai permasalahan
sebagai keterbaruan pada fondasi dalam mene­ yang ada. Dalam melakukan sebuah wawancara,
rapkan etika profesi akuntan yang menitikberat­ terdapat pertimbangan dalam menggali infor­
kan kejujuran dan kesetiaan yang ada pada diri masi yang berasal dari subjek penelitian secara
auditor (secara internal). langsung berkaitan dengan permasalahan yang
Penelitian ini bertujuan untuk menyelaras­ sedang diteliti. Untuk membantu pengambilan
kan tindakan yang dilakukan oleh auditor dalam data, peneliti merekam serta mencatat jawaban
menerapkan kode etik dengan ajaran satya serta dari narasumber. Wawancara dilakukan de­ngan
menemukan hal-hal yang dapat dilakukan oleh metode daring melalui platfrom Google Meet yang
auditor untuk melakukan pengendalian diri keti­ dilakukan pada Selasa, 20 September 2022.
ka menghadapi permasalahan untuk penerapan Metode daring dipilih karena lokasi peneliti dan
kode etik. Selain itu, kontribusi dalam peneli­ narasumber berbeda. Selain itu, kegiatan wawan­
tian ini adalah untuk menambah literatur terkait cara dilakukan oleh peneliti ketika sore hari pada
bagaimana ajaran satya dalam kacamata agama saat narasumber telah selesai bekerja agar tidak
Hindu untuk melaksanakan kode etik profesi mengganggu serta narasumber dapat menjelas­
akuntan publik. kan secara rinci terkait pengalaman bekerjanya.

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilakukan untuk mere­ Dalam menjalankan tanggung jawab peker­
fleksikan ajaran satya terhadap kode etik profesi jaan pada setiap profesi yang ada, seseorang yang
akuntan publik. Perefleksian dilakukan dengan termasuk ke dalam golongan atau kelompok pro­
menyelaraskan satu prinsip kode etik dengan fesi tersebut harus tunduk dan patuh terhadap
satu bagian dari ajaran satya. Fenomena yang aturan yang ditetapkan. Etika merupakan buah
menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah pemikiran dalam mempertimbangkan moral yang
lemahnya penerapan kode etik akuntan publik dilakukan oleh seseorang untuk membanding­
dalam menjalankan tanggung jawab auditor yang kan tindakan baik dan buruk atas hal-hal yang
dapat mendorong manipulasi opini auditor dan dilakukan. Etika juga dapat dikatakan sebagai
menurunkan kualitas audit yang dihasilkan. bentuk refleksi terhadap pertanyaan kritis me­
Penelitian ini hanya menggunakan satu ngenai apa yang harus dilakukan pada sebuah
narasumber. Beliau merupakan seorang auditor alternatif (Hunnes, 2019). Individu akan diha­
yang bekerja di kantor akuntan publik ternama dapkan kepada pilihan dalam bertindak serta
dan termasuk dalam Big Four Company yang ber­ mempertimbangkan terkait konsekuensi yang
tempat di Jakarta. Kemudian, narasumber meng­ akan diterima ketika mengambil pilihan tersebut.
gunakan nama samaran “Bagus”. Narasumber Nilai dan tindakan yang didefinisikan sebagai
dalam penelitian bukanlah seseorang yang me­ sesuatu yang baik dan buruk dapat mengung­
nerapkan ajaran satya. Dalam hal ini, peneliti in­ kapkan sebuah persyaratan yang terdapat dalam
gin melihat kesesuaian tindakan yang dilakukan masyarakat dan dipertahankan sepanjang seja­
oleh beliau yang menjalankan profesi akuntan rah (Boolaky & Soobaroyen, 2017; Macve, 2015).
publik dalam dunia pekerjaannya dengan ajaran Sangat penting bagi seseorang untuk berpikir
satya. Pada proses wawancara terkait dengan terkait tindakan yang dilakukan, apakah itu baik
penerapan kode etik dalam bekerja, peneliti meli­ dan tidak memberikan efek berupa kerugian ter­
hat bahwa terdapat kesesuaian lima prinsip kode hadap diri sendiri serta orang-orang sekitar. Un­
595 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 13, Nomor 3, Desember 2022, Hlm 592-608

tuk dapat memiliki pengetahuan dan panduan umat manusia sesuai dengan pandangan agama
dalam berperilaku terkait etika, maka seseorang Hindu. Satya terdiri atas lima bagian yang dise­
dapat mempelajarinya dengan cara membaca but sebagai panca satya. Bagian-bagian panca
buku, menghadiri seminar, dan semacamnya (Ma satya adalah satya wacana, satya hredaya, satya
et al., 2019; Torre et al., 2019). laksana, satya mitra, dan satya samaya. Ajaran
Pada hakikatnya etika dan tantangan Hindu mengajarkan bahwa dunia saat ini disang­
kepatuhan dapat diperbesar oleh beberapa hal di ga oleh satyam yakni kebenaran yang bersumber
antaranya seperti struktur bisnis, berbagai ope­ dari Tuhan, rtam yakni hukum yang mengatur
rasi yang kompleks, hukum baru atau yang di­ dunia dan bersifat abadi, tapa yakni bagaima­
ubah dan peraturan yang berlaku serta bagaima­ na manusia dalam menjalankan kehidupannya
na cara penegakannya. Etika dapat digunakan mampu untuk mengendalikan diri, brahma yakni
untuk menentukan prinsip-prinsip serta yang doa dan pujaan yang disenandungkan bagi Tu­
terutama adalah sebagai landasan dalam menun­ han serta yajna yakni persembahan yang tulus
tun menuju tujuan yang ditetapkan dan hendak dan ikhlas dari manusia kepada Tuhan, orang
dicapai. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran suci, orang tua, leluhur, dan Bhuta Kala.
dari setiap individu untuk dapat menyanggupi Dalam kehidupan bersosial, etika menja­
dan mematuhi setiap aturan yang telah diran­ di dasar yang mengatur cara manusia bersikap
cang dan ditetapkan dalam mengatur tindakan dan berperilaku. Apabila manusia tidak dapat
dalam dunia pekerjaan. menerapkan ajaran etika dengan baik, maka
Akuntan publik tergolong dalam profesi di manusia tersebut akan lahir kembali atau rein­
bidang jasa yang bertanggung jawab untuk dapat karnasi serta tidak dapat mencapai tujuan akhir
melayani kepentingan publik. Hal yang perlu di­ yakni moksa. Sebelum mencapai moksa, manu­
garisbawahi adalah pelaksanaan tugas menyang­ sia akan menjalankan kehidupannya di dunia.
kut dengan kegiatan audit yang dilakukan audi­ Manusia dapat bertahan hidup di dunia apabila
tor harus dapat memberikan manfaat bagi para ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam
pemangku kepentingan untuk dapat mengambil memenuhi kebutuhan hidup tersebut ia harus
keputusan dengan benar (Boahen & Mamatzakis, bekerja untuk memperoleh pendapatan. Dalam
2020; Omer et al., 2018). Untuk memenuhi tu­ menjalankan suatu pekerjaan, terdapat aturan
gas tersebut, Ikatan Akuntan Publik Indone­ serta norma-norma yang mengatur manusia agar
sia (IAPI) adalah organisasi yang membawahi tidak melakukan penyimpangan yang dapat me­
seluruh akuntan publik di Indonesia. Organisasi rugikan orang lain. Kehidupan pekerjaan dapat
ini meng­atur bagaimana seorang akuntan dalam memberikan dampak pada diri sendiri, orang
melaksanakan tugas yang diembannya sesuai lain, dan lingkungan. Agama Hindu merupakan
dengan kode etik profesi akuntan publik. Dalam agama yang mengajarkan mengenai kebenaran
menyusun kode etik, IAPI mempertimbangkan atau yang disebut sebagai dharma. Ketika se­
kondisi bisnis yang terjadi, tujuannya adalah seorang dapat menerapkan ajaran satya sebagai
agar para akuntan publik memiliki kemampuan salah satu ajaran etika yang mengandung kebe­
dan daya saing yang dapat bernilai di dunia inter­ naran, maka ia dapat menghindari penyimpang­
nasional. Kode etik yang ditetapkan ini berfungsi an dalam melaksanakan tanggung jawab yang
untuk memberikan arahan kepada para akuntan dimiliki. Selain itu, ajaran agama Hindu juga
dalam bersikap untuk mencapai tujuan mereka. membatasi manusia untuk tidak melakukan
Seorang akuntan publik harus dapat menjalan­ penyelewengan hak yang dimiliki orang lain. Nilai
kan semua kewajiban dengan patuh dan sesuai spiritual yang terdapat dalam diri manusia dapat
dengan prinsip dasar etika profesi. mendorong terciptanya rasa kasih dan keyakinan
Etika pada agama hindu ditempatkan se­ dalam menaati perintah agama yang kemudian
bagai pedoman dalam memelihara hubungan membentuk manusia untuk dapat selalu melaku­
dengan Tuhan, manusia, dan alam. Sebuah pe­ kan kebajikan di dunia.
doman yang mengatur tentang tata cara berpe­ Etika dalam profesi akuntansi harus dapat
rilaku di dunia merupakan hal penting yang diperkuat. Hal ini dikarenakan meningkatnya in­
dapat digunakan umat manusia dalam mencapai siden skandal keuangan perusahaan, kejahatan
kebahagian sejati atau tujuan akhir. Dalam aja­ ekonomi, penghindaran pajak, dan pencurian
ran Hindu perbuatan yang baik dapat mengan­ dana yang dipicu oleh praktik akuntansi yang
tarkan manusia kepada tujuan akhirnya yakni dipertanyakan (Oboh et al., 2020). Pekerjaan se­
moksa. Moksa dikenal sebagai tujuan akhir da­ bagai seorang auditor pun memiliki etika yang
lam agama Hindu yang dapat dicapai bila per­ dikenal dengan kode etik profesi akuntan publik.
buatan baik dilakukan serta sebagai tempat ber­ Auditor memiliki peran penting dalam melakukan
satunya Atman dan Brahman. Salah satu ajaran pemeriksaan laporan keuangan perusahaan. Oleh
etika yang dapat digunakan sebagai pedoman un­ karena itu, maka sangat penting bagi auditor un­
tuk bersikap dalam agama Hindu disebut sebagai tuk mengamalkan serta mengimplementasikan
satya. Satya merupakan ajaran etika yang meng­ kelima kode etik pada saat melakukan pekerjaan.
atur manusia untuk bersikap dan berperilaku Kelima kode etik akuntan publik ini akan diba­
dengan benar agar dapat mencapai tujuan akhir has berdasarkan keseharian auditor menjalan­
Sari, Savira, Merefleksikan Panca Satya dalam Diri Akuntan Publik 596

kan pekerjaan dan kesamaannya dengan kelima buat secara tidak hati-hati. Ketiga, menghilang­
satya dalam ajaran Hindu yang digambarkan se­ kan atau mengaburkan informasi yang harus
bagai berikut. diungkapkan sehingga dapat menyesatkan. Ke­
Integritas berdasarkan satya wacana. tiga hal tersebut dilarang dalam sikap integritas
Bagian pertama dalam panca satya adalah sa­ yang harus dimiliki oleh seorang auditor. Perma­
tya wacana. Satya wacana mengandung makna salahan yang dapat ditemui oleh seorang audi­
mengenai kesetiaan, kejujuran, serta kebenaran tor dalam menjalankan penugasan audit dapat
dalam mengeluarkan kata-kata. Pada bagian ini berasal dari pihak klien yang menguji integritas
manusia diajarkan untuk dapat bertindak jujur yang dimiliki oleh auditor tersebut. Terkait hal
dalam hal apapun termasuk dalam melakukan tersebut, Bagus menceritakan masalah integritas
pekerjaan. Satya wacana mengajarkan bahwa pekerjaannya pada kutipan sebagai berikut:
terdapat larangan bagi manusia untuk mengelu­
arkan perkataan yang dapat menyakiti orang lain “...misalkan dari 90 sama 109 jadi
serta menimbulkan kesedihan dan kesengsaraan 190, ya angka-angka yang kebalik
dalam hidup orang tersebut. Satya wacana juga itukan beresiko juga kan. Ya jadi ma­
menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilakukan salah integritas yang aku temukan
di dunia kiranya dapat dilakukan sesuai de­ di lapangan itu tidak aku telan men­
ngan ajaran dharma (kebenaran). Menyelesaikan tah-mentah…paling sering sih mung­
pekerjaan tidak boleh dilandasi kebohongan. Hal kin masalah informasi yang kurang
ini dikarenakan penyelesaian tugas yang tidak lengkap ya entah itu dari teman kita
sesuai dengan dharma akan menimbulkan ma­ sendiri ataupun dari kliennya…jadi si
lapetaka. Kejujuran merupakan sebuah pondasi klien itu beli aset nilainya negatif, di
yang penting dalam menjalankan tugas. catatan mereka negatif itu kan aneh.
Satya wacana menegaskan kejujuran me­ Kayak lebih ke pengurangan ada per­
rupakan hal penting yang disoroti dalam men­ lu kita tanyakan...” (Bagus).
jalankan kehidupan seorang manusia. Dalam
mengeluarkan perkataan, haruslah sesuai de­ Bagus menjelaskan mengenai permasalah­
ngan apa yang terjadi dan tidak boleh mengelu­ an yang ditemukan dalam melakukan pekerjaan
arkan kata-kata yang tidak benar atau yang dike­ seperti terdapat kesalahan dalam pencatatan
nal sebagai kebohongan. Perkataan yang bohong serta terkait nilai akun yang mencurigakan bagi
dapat memberikan kerugian kepada orang lain, di­rinya sebagai auditor. Kesalahan yang dapat
menimbulkan masalah, dan hilangnya keper­ di­ciptakan oleh klien dapat berupa kekeliru­
cayaan orang lain terhadap diri kita, terlebih jika an dalam pencatatan angka yang terbalik atau
perkataan tersebut menyangkut pekerjaan. Kebo­ klien dengan sengaja mengubah nilai akun da­
hongan hanya akan membawa malapetaka bagi lam lapor­an keuangan tersebut. Untuk dapat
diri sendiri serta pihak-pihak yang terlibat di da­ memecahkan permasalahan yang ditemui seperti
lamnya. Oleh karena hal tersebut, satya wacana itu di­butuhkan sikap skeptis dalam memperta­
mengajarkan manusia untuk selalu jujur, baik hankan integritas yang dimilikinya. Sikap skeptis
dalam berkata, berpikir, dan berperilaku agar se­ merupakan sebuah tindakan kritis yang dilaku­
lalu tercipta suasana damai. Kejujuran dalam ke­ kan oleh auditor dalam menjalankan penugasan
hidupan bukan hanya tentang perkataan, tetapi dalam bentuk mengajukan pertanyaan dan
juga terkait bagaimana seseorang dapat berpikir mengeva­luasi bukti yang diperoleh selama melak­
dengan jernih, serta tidak menolak kebenaran sanakan tanggung jawabnya pada penugasan au­
yang terjadi. Selain itu, kejujuran juga dapat be­ dit (Law, 2017; Malagueño et al., 2020).
rupa perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh Realisasi sikap skeptis yang dilakukan oleh
seseorang dalam menjalankan kehidupannya, auditor adalah dengan cara memberikan per­
bertindak benar dan tidak memihak demi kebe­ tanyaan kepada pihak klien terhadap akun-akun
naran dalam kehidupan. yang mencurigakan bagi dirinya. Tujuan dari tin­
Seperti yang diketahui bahwa integritas dakan ini dimaksudkan agar pelaksanaan audit
dalam kode etik akuntan publik menegaskan dilakukan dengan menggunakan data yang be­
bagaimana seorang akuntan harus berterus nar. Sikap skeptis ini kemudian sesuai dengan
terang dan jujur dalam semua urusan bisnis dan yang dilakukan oleh Bagus dalam memperta­
profesional. Sikap integritas yang dimaksud da­ hankan integritas yang dimilikinya, seperti kutip­
lam kode etik menyiratkan bahwa seorang akun­ an berikut ini:
tan dapat berterus terang dan mengatakan apa
yang sebenarnya. Terdapat tiga hal yang diatur “Inquire atau tanya-tanya saja sama
dalam kode etik untuk mempertahankan inte­ klien itu gak cukup sebenarnya. Kita
gritas yang dimiliki yakni terkait dengan laporan, tidak bisa langsung percaya, apa­
komunikasi, dan informasi. Pertama, dilarang un­ kah ada invoicenya gak? Ada delivery
tuk dengan sengaja menyajikan laporan yang ber­ notenya gak? Gitu kita tanya, yang
isi kesalahan dan memberikan pernyataan yang kedua kita bisa cek di buku besarn­
menyesatkan secara materiel. Kedua, mengeluar­ ya mereka kan mereka pasti catat
kan sebuah pernyataan atau informasi yang di­ tuh harusnya kereflect tuh kalau ses­
597 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 13, Nomor 3, Desember 2022, Hlm 592-608

uai dengan yang diomongin…jadi aku percayaan publik akan semakin meningkat apa­
harus ngerti dulu datanya kemudian bila auditor mampu menghasilkan kualitas audit
kalau memang tidak ngerti, aku bi­ yang tinggi.
asanya discus dulu ke senior ataupun Ajaran satya wacana menegaskan bahwa
ke klien, bisa juga naik lagi ke mana­ manusia dilarang menyelesaikan suatu peker­
jer…” (Bagus). jaan secara tidak benar. Hal ini sesuai dengan
sikap integritas auditor. Dalam konteks ini, au­
Bagus menjelaskan ketika ia mendapatkan ditor menggunakan dan mengeluarkan infor­
data yang mencurigakan ia akan memberikan masi palsu untuk membantu klien dengan cara
pertanyaan secara mendalam kepada klien ser­ menggunakan informasi tersebut dalam melaku­
ta melakukan diskusi bersama dengan senior di kan pekerjaan audit. Hal ini dapat menimbulkan
kantor dan juga manager. Tindakan Bagus me­ kerugian bagi para pengguna informasi. Ketidak­
rupakan bentuk sikap skeptis yang dilakukan sesuaian informasi dengan keadaan sebenarnya
untuk mempertahankan integritas serta memper­ merupakan bentuk penyimpangan integritas dan
oleh kebenaran informasi yang diperlukan untuk satya wacana dalam diri seorang auditor.
menjalankan penugasan audit. Auditor telah dengan sengaja bersikap ti­
Dalam hal melaksanakan tanggung jawab dak jujur baik pada diri sendiri dan juga orang
pekerjaan, auditor dituntut untuk memberikan lain. Tombak utama yang harus dipegang dalam
kebenaran informasi yang didapatkan dari klien diri auditor untuk menerapkan integritas adalah
dengan melakukan penelaahan terhadap data kejujuran. Kejujur­an dalam hal ini dapat terkait
agar informasi yang akan disalurkan tidak me­ dengan pikiran, perilaku, dan perkataan. Perta­
nimbulkan bias. Dengan kata lain, auditor di­ ma, auditor harus dapat memiliki pikiran yang
tuntut untuk dapat menemukan informasi yang jernih dalam membedakan sebuah data yang
benar dari klien agar mengeluarkan pernyataan akan digunakan dalam melaksanakan audit
yang tidak menyesatkan para pengguna infor­ serta menolak sesuatu yang bertentangan de­
masi dalam melakukan pengambilan keputusan. ngan ketidaksesuaian fakta yang terjadi. Kedua,
Hambatan yang dapat ditemui oleh auditor ter­ perilaku dalam satya wacana ini adalah terkait
kait masalah integritas dapat muncul dari pihak dengan kesesuaian pelaksanaan penugasan au­
klien yang melakukan pencatatan dengan sengaja
­
dit berdasarkan aturan yang ditetapkan. Ketiga,
atau tidak sengaja menghasilkan informasi yang perkataan yang dimaksud dalam ajaran satya ini
berbeda dengan yang sebenarnya. dapat berupa informasi yang disampaikan oleh
Investor merupakan pihak yang dapat auditor kepada para pengguna merupakan se­
memperoleh informasi melalui laporan keuangan buah kebenaran.
perusahaan. Keputusan yang dapat dilakukan Kesesuaian satya wacana yang menekan­
oleh investor dalam dunia bisnis adalah men­ kan kejujuran terhadap integritas sesuai dengan
jual atau membeli saham. Dalam hal ini, investor dengan temuan Chandler (2017), Mostafa et al.
dapat meninjau dan membandingkan informasi (2020), dan Narayanaswamy et al. (2021) bah­
yang disajikan oleh perusahaan. Informasi terse­ wa kualitas kejujuran dan integritas yang tidak
but dapat menjadi bahan pertimbangan yang berwujud merupakan ele­men penting dari etos
sangat penting terkait langkah yang akan diambil profesi akuntansi, serta akuntan publik dapat di­
di masa depan. Sebaliknya, informasi yang telah izinkan masuk ke dalam jajaran profesional yang
dimanipulasi akan menyesatkan investor dalam dapat diandalkan ketika menjunjung kejujuran
melakukan pengambilan keputusan. dalam penerapan integritas. Selain itu, Halbouni
Hasil wawancara dapat mencerminkan bah­ et al (2016) menegaskan bahwa kejujuran sebagai
wa integritas dan satya wacana memiliki hubung­ landasan dalam pe­negakan etika dapat mence­
an yang selaras. Auditor yang dapat memegang gah, mendeteksi, dan menghalangi penipuan
teguh integritas dalam dirinya merupakan ben­ dan tindakan kriminal, serta dapat menciptakan
tuk perilaku yang etis serta akan menumbuhkan keputusan yang tepat.
rasa untuk tidak dapat menerima kecurangan Objektivitas berdasarkan satya hredaya.
sehingga hasil audit akan lebih dipercaya kebe­ Pada konsep etika objektivitas, dikatakan bahwa
narannya (Ferramosca et al., 2017; Krishnan & akuntan tidak boleh bersikap kompromi atas per­
Peytcheva, 2019). Nilai integritas yang tertanam timbangan profesional, adanya benturan kepen­
dalam diri seorang auditor dapat mencerminkan tingan yang terjadi, serta tidak boleh terpen­
kualitas suatu profesi yang dapat menumbuhkan garuh pihak lain. Adapun makna satya hredaya
kepercayaan masyarakat Hal ini dapat diartikan adalah tindakan setia, jujur dan benar terhadap
bahwa integritas dalam diri auditor merupakan kata hati, memiliki pendirian, serta tidak terom­
tombak yang dapat digunakan dalam mengambil bang-ambing. Kedua makna ini memiliki keco­
kepercayaan publik terkait pekerjaan audit yang cokan satu dengan lainnya. Berdasarkan wawan­
dilakukan. Auditor dituntut untuk bersikap jujur cara yang dilakukan, Bagus menjelaskan bahwa
dan bijaksana sebagai landasan dalam mengam­ pada praktiknya, kode etik objektivitas berfokus
bil keputusan terkait pekerjaan yang dilakukan pada bagaimana auditor menerapkan indepen­
agar dapat menghasilkan audit yang berkualitas. densi baik dari internal maupun eksternal. Hal
Caglio & Cameran (2017) menemukan bahwa ke­ ini tercantum pada pernyataan berikut ini:
Sari, Savira, Merefleksikan Panca Satya dalam Diri Akuntan Publik 598

“Ada penilaian independen sendiri “Kalau kita dikasih oleh-oleh dari luar
yang dilakukan oleh kantor kita. Ka­ kota yang belum pernah aku datangi
lau dari aku sendiri aku yang ngasih itu gapapa sih selama tidak meme­
info contoh nih aku akan bilang ka­ ngaruhi independensi dan tidak ada
lau ada kerabat dekat saya menjabat pressure dari klien. Kita boleh mene­
di sana. Nah, itu aku harus bilang ke rima sebatas itu menjalin relasi aja,
manajer, departemen risk manage- dalam artian kita independen dan kita
ment, atau partner audit jika itu akan tidak sampai ganti-ganti jurnal penye­
mempe­ ngaruhi independensi saya suaian kita…” (Bagus).
atau objektivitas saya dalam meng­
audit itu yang perlu saya lakukan” Pernyataan Bagus menunjukkan bahwa
(Bagus). bentuk dilema lainnya yang ditemui oleh auditor
untuk mempertahankan objektivitasnya adalah
Bagus menjelaskan dengan contoh bahwa tekanan. Tekanan merupakan sebuah tindakan
dirinya sendiri akan menginformasikan kepada yang dapat menimbulkan ketakutan terhadap
manajernya mengenai permasalahan indepen­ seseorang untuk bertindak etis karena terdapat
densi yang akan dihadapi jika beliau memerik­ sebuah risiko dalam organisasi (Puyou, 2018).
sa perusahaan yang terdapat kerabat dekatnya Dalam dunia pekerjaan tentu terdapat struktur
yang menjabat. Dilema yang dapat ditemui oleh jabatan yang menentukan tugas, wewenang, dan
se­orang auditor dalam mempertahankan sikap tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan.
objektivitasnya adalah terkait dengan rasa peduli Tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah tekanan
terhadap orang lain yang disebabkan oleh pikiran biasanya dapat muncul dari orang-orang yang
manusia yang terdapat ego (Saputro et al., 2020). memiliki jabatan yang lebih tinggi. Pihak de­
Rasa peduli ini bisa timbul karena ada hubung­an ngan jabatan yang lebih tinggi mampu menekan
yang terjalin antarindividu. Selain itu, ego yang bawahannya untuk dapat melakukan kehendak
ada dalam diri manusia dapat menciptakan rasa yang diinginkannya. Oleh karena itu, dalam men­
tamak yang mampu merusak hubungan antarma­ jalankan tugas audit kiranya rekan senior ser­
nusia dan juga makhluk lainnya sehingga pada ta manajer tidak menekan auditor untuk tidak
akhirnya ego hanya akan membawa penderi­taan bersikap objektif. Selain dari atasan, tekanan ini
dalam hidup manusia (Efferin, 2015). bisa muncul dari klien itu sendiri.
Seperti yang diketahui bahwa independen­ Terkadang ada klien yang dengan sengaja
si dalam diri auditor merupakan sebuah faktor memberikan imbalan atau hadiah agar mencip­
yang sangat penting dalam mempertahankan ob­ takan rasa “balas budi” sehingga auditor dalam
jektivitasnya. Seorang auditor memiliki tugas me­ melaksanakan tugas audit memberikan keun­
ngumpulkan informasi yang dibutuhkan, melak­ tungan kepada pihak klien. Sian et al. (2020)
sanakan tugas audit serta mengambil keputusan dan Sulistiyo & Ghozali (2017) menemukan hal
atas apa yang ditemukan. Hubungan perteman­ yang selaras yakni auditor yang berada di bawah
an dan keluarga dapat mengganggu independen­ tekanan pada pelaksanaan pekerjaanya kemung­
si yang dimiliki dalam diri auditor karena dalam kinan besar tidak memiliki kreativitas dalam
menjalankan penugasan tersebut auditor dapat menghasilkan hasil audit berkualitas tinggi.
berpihak kepada klien untuk memberikan per­ Satya hredaya memberikan pedoman me­
lindungan yang sekiranya tidak membawa keru­ ngenai orang yang arif dan bijaksana yakni akan
gian bagi klien. Objektivitas auditor dapat dicer­ berjanji di dalam dirinya sendiri memegang teguh
minkan oleh kebebasan atas faktor yang dapat kebenaran dalam berpikir, berkata, dan bersikap.
mengganggu independensi terkait dengan kepen­ Larangan dalam mengimplementasikan nilai sa­
tingan pribadi dan juga pihak lain (Abdelhak et al., tya hredaya adalah tidak boleh melakukan fitnah,
2019). Selain itu, seperti yang diketahui bahwa mencela, berkata dusta, dan selalu melakukan
kepercayaan publik merupakan sebuah hal yang pengendalian diri untuk menahan tindakan-tin­
sangat penting terhadap hasil audit dari akuntan dakan yang dapat membuat orang terluka. Se­
publik yang bekerja di bidang jasa. Dapat dika­ orang auditor dapat bertindak tidak objektif kare­
takan bahwa auditor dengan tingkat objektif yang na kurangnya independensi dalam diri. Tingkat
tinggi mampu menghasilkan kualitas audit yang independensi yang terdapat dalam diri auditor
tinggi (Wilson et al., 2018). mampu mendorong peningkatan kualitas audit.
Mengenai tantangan dalam objektivitas Hal ini dikarenakan jasa yang dihasilkan ber­
mempertahankan independensi, Bagus men­ dasarkan norma yang telah ditetapkan dalam
jelaskan bahwa selama ini beliau belum pernah standar.
mendapat tekanan dari pihak internal maupun Satya hredaya menuntun agar kiranya
eksternal. Sama halnya dengan pemberian dari audit­or dalam menerapkan prinsip objektivi­
klien, auditor diperkenankan menerima ba­ tas dapat secara bijaksana dan mengedepankan
rang-barang yang tidak material dan tidak me­ independensi yang dimiliki tanpa memikirkan
mengaruhi independensi. Hal tersebut terungkap kepenting­an salah satu pihak saja. Kebijaksanaan
dalam wawancara berikut: yang dimiliki auditor kiranya dapat menuntun
599 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 13, Nomor 3, Desember 2022, Hlm 592-608

auditor dalam membedakan tindakan apa yang cara pandang dalam bersikap dan mengambil
harus diambil dalam melaksanakan penugasan keputus­an dalam sebuah situasi. Manusia di­
audit. Auditor bisa dengan bijaksana menolak hadapkan oleh pilihan yang dapat menimbulkan
hal-hal yang kiranya dapat mengganggu indepen­ dilema bagi dirinya terkait konsekuensi yang
densi seperti menjalin hubungan kerja dengan dapat diterima. Pada dasarnya, sebagai makh­
kerabat atau menerima hadiah dari klien. Dalam luk hidup, manusia akan lebih terlena terhadap
mengeluarkan pendapat atau informasi, auditor pilihan yang menguntungkan dirinya dibanding­
harus menyesuaikan dengan apa yang ditemu­ kan dengan orang lain. Ego dalam diri manusia
kan. Perubahan yang dilakukan auditor karena mendorong rasa tamak tersebut agar memper­
dilandasi kepentingan diri sendiri ataupun orang oleh keuntungan meskipun berada di jalan yang
lain merupakan bentuk pelanggaran objektivitas salah. Manusia dalam hal ini dituntut untuk
yang dilakukan karena auditor telah memanipu­ dapat mempertanggungjawabkan pernyataan
lasi informasi yang dikeluarkan. Selain itu, satya yang dikeluarkannya. Pertanggungjawaban terse­
hredaya juga menegaskan bahwa auditor harus but harus didasarkan atas kebijaksanaan dalam
berpegang pada kebenaran, tidak goyah, dan ti­ pikiran dan dilandas­i oleh kejujuran. Sebuah per­
dak takut mengungkapkan kebenaran. nyataan, kesaksian, serta informasi dapat men­
Auditor harus memiliki keberanian dalam jadi solusi pada suatu kondisi apabila seseorang
dirinya untuk melawan tekanan yang mungkin dapat dengan tegas mengambil sikap untuk ber­
diberikan oleh atasan atau klien. Auditor yang kata jujur. Namun, apabila seseorang memilih
melakukan hal tersebut telah menegakkan kebe­ untuk berbohong demi memberikan keuntungan
naran dalam melaksanakan pekerjaannya serta bagi pihak tertentu, maka hal ini dapat memberi­
mengamalkan ajaran satya hredaya sebagai pe­ kan kerugian bagi pihak lain serta dirinya sendiri.
doman hidup. Pengamalan satya hredaya ini di­ Kerugian dari pihak lain dapat berupa materi dan
maksudkan agar setiap tindakan yang dilakukan juga kehilangan kepercayaan terhadap tindakan
oleh auditor dalam menjaga objektivitasnya tidak dan perkataan seseorang. Adapun diri sendiri
menimbulkan kerugian kepada orang lain. Hasil akan menanggung rasa bersalah karena telah
audit yang didasarkan pada kebenaran informa­ menipu dan menyulitkan hidup orang lain serta
si dapat memberikan kejelasan terhadap segala merasa berdosa terhadap Tuhan karena melang­
pihak yang menggunakan informasi tersebut un­ gar ajar­an kebaikan yang ditetapkan agama.
tuk mengambil keputusan. Ketika auditor tidak Pada aspek kompetensi dan kehati-hatian,
bersikap objektif, maka hal tersebut hanya dapat harus diutamakan sikap akuntan yang dapat
menguntungkan pihak tertentu, sedangkan pihak mempertahankan pengetahuan dan keahlian
lain akan merugi. Satya hredaya mengajarkan profesional yang ia miliki dalam memberikan
bahwa kebijaksanaan diperlukan untuk mem­ jasa profesional kepada klien yang dilandasi oleh
pertahankan independensi agar dapat bersikap standar profesional dan standar teknis serta pe­
objektif. Keselarasan terkait hal ini juga ditemu­ rundang-undangan yang berlaku saat ini. Seperti
kan oleh Holtzblatt et al (2020) yakni pelaksanaan yang diketahui bahwa dalam menjalankan tugas
pekerjaan berlandaskan kebijaksanaan mampu audit terdapat perikatan antara klien dan auditor.
mempertahankan independensi dalam diri se­ Dalam hubungan ini akuntan akan menempatkan
seorang karena individu tersebut akan lebih bi­ posisi mereka sebagai pengalokasi sumber daya
jak dan diharapkan memiliki toleransi yang lebih karena pengetahuan yang dimiliki (Ariail et al.,
besar terhadap ambiguitas serta berpikir terbuka 2020; Xu & Dellaportas, 2021). Keterkaitannya
untuk melakukan pengendalian diri. Selain itu, dengan satya laksana adalah sikap kesetiaan dan
Agrizzi et al. (2021) juga menemukan bahwa ke­ kejujuran dalam mempertanggungjawabkan per­
bijaksanaan merupakan hal penting yang dapat buatan yang dilakukan berlandaskan kebenaran.
digunakan dalam melakukan pengambilan kepu­ Aspek ini menuntut bagaimana seorang auditor
tusan ketika menghadapi dilema etis. dapat mempertahankan sebuah kompetensi yang
Kompetensi dan kehati-hatian berdasar- dimilikinya. Terkait hal itu, Bagus menceritakan
kan satya laksana. Satya laksana merupakan pengalamannya pada kutipan berikut ini:
sebuah pedoman yang dapat diterapkan oleh
manusia dengan mengacu pada bagaimana se­ “Update info dari berbagai sumber,
seorang dapat setia dan jujur dalam mempertang­ ikut pelatihan elearning dari kantor,
gungjawabkan perbuatan yang dilakukan berlan­ ada tes-tesnya juga, untuk menjaga
daskan kebenaran. Satya laksana menjelaskan kita tetap refresh terkait hal-hal baru,
ciri-ciri seseorang yang dalam hidupnya berpe­ standar-standar baru, kantor akan
doman pada ajaran kebenaran. Ketika terdapat kasih supply dan disediakan oleh kan­
sebuah pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, tor…” (Bagus).
maka ia akan menjawabnya sesuai dengan apa
yang terjadi dan diketahuinya serta tidak berusa­ Ungkapan dari Bagus menjelaskan bah­
ha untuk menutupi kejadian tersebut. wa untuk dapat meningkatkan kompetensi yang
Kejujuran merupakan hakikat paling uta­ dimilikinya, ia sering mengikuti pelatihan dan
ma dalam bertindak. Fokus dari satya laksana memperbarui pengetahuan terkait dengan stan­
adalah bagaimana seseorang dapat menentukan dar-standar baru yang dikeluarkan. Selain itu,
Sari, Savira, Merefleksikan Panca Satya dalam Diri Akuntan Publik 600

Bagus juga mengungkapkan bahwa pihak kantor kerja microsoft excel untuk mengecek apakah su­
sangat mendukung dengan cara membagikan in­ dah sesuai atau belum. Tindakan yang dilakukan
formasi terkait pembaharuan standar dan kegiat­ oleh Bagus adalah bentuk penerapan kompetensi
an-kegiatan yang dapat menunjang kompetensi yang dimiliki terkait pengetahuan akuntansi da­
yang dimiliki oleh karyawan. Pada sisi lainnya, lam memeriksa akun dalam laporan serta ketepa­
Bagus juga menceritakan bentuk promosi yang tan penggunaan rumus excel.
diberikan KAP pada kutipan sebagai berikut: Pemahaman yang dimiliki oleh auditor ter­
hadap setiap poin dalam kode etik profesi akan
“Tiap tahun ada promotion days, naik meminimalkan kesalahan tafsir dan tindakan
tingkat itu ada trainingnya kemudian yang dilakukan. Untuk dapat memiliki kompe­
ada elearning, pre-classroom, setelah tensi yang memadai, maka dibutuhkan pihak
itu after classroom ada elearning lagi pendidik yang berkualitas. Tenaga pendidik yang
juga. Nah kalau ada topik baru lagi, berkualitas dapat membentuk pola pikir indivi­
ada elearning lagi…” (Bagus). du untuk dapat beradaptasi dengan kondisi dan
membentuk bagaimana individu tersebut dapat
Bagus menjelaskan bahwa setiap tahun tangguh dalam menghadapi permasalahan de­
terdapat kenaikan jabatan. Karyawan yang akan ngan meminimalkan risiko sekecil mungkin.
menduduki jabatan yang baru akan dilatih dan Tenaga pendidik kemudian bertugas melakukan
diberikan pengetahuan baru. Bagus juga menya­ penelitian terhadap permasalahan yang ditemui
takan bahwa pelatihan yang disediakan oleh pi­ dan melakukan penyesuaian atas fenonema yang
hak kantor selalu menggunakan topik-topik ter­ terjadi, menemukan faktor penyebab permasalah­
baru. Hal ini dilakukan agar karyawan memiliki an yang ditemui, serta mencari solusi untuk men­
pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan gatasi permasalahan tersebut.
zaman. Tidak dapat dipungkiri bahwa roda waktu
Faktor penting yang harus dipertahankan yang berjalan membuat manusia menemukan ke­
serta dikembangkan dalam diri auditor adalah majuan teknologi yang sangat pesat serta diiringi
terkait kompetensi dan pengetahuan. Perkem­ oleh masalah-masalah yang lebih kompleks. Hal
bangan zaman dan ilmu pengetahuan diikuti ini kemudian dapat mendorong para pendidik
dengan munculnya permasalahan yang semakin untuk mengembangkan kurikulum akuntansi
kompleks. Dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dengan menggunakan temuannya dalam mening­
dari auditor dalam menghadapi sebuah masalah katkan instruksi etika dan pelatihan terhadap
dengan kondisi yang berbeda-beda. Pengetahuan calon akuntan dan akuntan profesional. Memper­
yang dimiliki oleh seorang auditor merupakan tahankan kompetensi yang ada dalam diri auditor
sebuah pelita yang dapat digunakan untuk me­ dapat mengasah keterampilan intelektual. Kete­
nelaah permasalahan dan menemukan solusi rampilan intelektual dalam hal ini dapat mencak­
pada keadaan tersebut. Kesalahan dalam melak­ up pengambilan keputusan, penilaian, dan juga
sanakan sebuah pekerjaan, bukan hanya muncul dapat melatih sikap skeptisisme. Terkait kom­
dari pihak tertentu, tetapi bisa muncul dari indi­ petensi dan skeptisme, Bagus menceritakan pe­
vidu itu sendiri karna memiliki kompetensi yang ngalamannya pada pernyataan sebagai berikut:
kurang (Chandler, 20117; Prajnasari, 2020).
Kompetensi dalam diri auditor dapat digali “Seminimal mungkin kita gak boleh
dengan cara berdiskusi bersama senior atau ma­ salah ya, yang pertama kita ada la­
najer yang telah berpengalaman, mengikuti pela­ yer of reviewer gitu jadi yang aku ker­
tihan, mengikuti perkembangan peraturan yang jain itu akan dicek sama senior. Nah
dikeluarkan, dan selalu haus akan pengetahuan setelah dicek sama senior, dicek sama
terkait dengan bagaimana memecahkan perma­ manajer. Setelah dicek sama manajer
salahan. Selain itu, kompetensi yang dimiliki dicek sama partner tapi gak semua ya
dapat menunjang seseorang dalam menerapkan hanya yang gede-gede saja atau yang
kode etik akuntan publik yang telah ditetapkan. risikonya cukup besar itu akan diba­
Pada sisi lainnya, Bagus menceritakan pengalam­ wa ke partner…” (Bagus).
annya dalam membangun kompetensi pada per­
nyataan sebagai berikut: Bagus mengungkapkan bahwa setelah
melakukan pemeriksaan secara mandiri dan me­
“Biasanya sebelum naik ke senior aku mastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan sudah
sendiri melakukan review jadi kayak benar kemudian terdapat tahapan berupa layer of
aku ngecekin masalah rumus di excel reviewer yang merupakan pemeriksaan dari se­
juga...” (Bagus). nior hingga manajer. Bagus mengatakan jika ter­
dapat risiko yang besar, maka layer of reviewer
Bagus menjelaskan sebelum diserahkan akan naik lagi dari manajer hingga ke partner.
kepada senior untuk diperiksa lebih lanjut, ia Akuntan dengan kompetensi yang ting­
akan melakukan pemeriksaan mandiri terkait gi dapat dibentuk oleh akuntan pendidik yang
pekerjaan yang dilakukan. Hal ini dapat berupa mumpuni. Seorang tenaga pendidik dianggap
melihat kembali penggunaan rumus pada lembar memiliki pemahaman terkait akuntansi dan atur­
601 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 13, Nomor 3, Desember 2022, Hlm 592-608

an yang lebih mendalam. Tenaga pendidik juga pengalaman audit yang diperoleh oleh seseorang
dapat mengasah kompetensi yang ada dalam diri mampu mendorong mereka untuk melakukan
auditor terkait bagaimana auditor mampu ber­ tinjauan pada tingkat yang lebih tinggi.
komunikasi dengan klien dan tim. Leicht-Deo­ Satya laksana merupakan pedoman yang
bald et al. (2022) mendukung hal tersebut den­ dapat digunakan oleh auditor untuk menggali
gan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kompetensi yang ada dan bersikap hati-hati. Titik
akademisi perlu mengembangkan keterampilan berat dari satya laksana adalah mempertanggung­
kerja tim karena hal ini dapat meningkatkan ke­ jawabkan perbuatan berdasarkan kebenaran. Hal
terampilan dalam berkomunikasi. Komunikasi ini mengarahkan auditor untuk lebih dapat me­
merupakan hal penting dalam dunia pekerjaan. ngenal diri sendiri dan menentukan sikap yang
Hal ini dikarenakan komunikasi memungkinkan harus diambil terkait apa yang dibutuhkan oleh
auditor untuk dapat bekerja secara lebih efektif diri sendiri dan orang lain. Individu seringkali
satu sama lain, menerima informasi yang kemu­ akan mengalami kesulitan untuk mendeteksi po­
dian ditransmisikan secara efektif, dan masuk tensi dan kekurangan yang dimiliki dalam diri.
akal dalam membentuk keputusan efektif yang Mengenal kekurangan yang ada dalam diri ada­
dibuat (Douglas & Gammie, 2019). Kemampuan lah sebuah langkah yang baik agar kekurangan
komunikasi mungkin akan sulit dikembang­ tersebut dapat segera diatasi. Auditor harus jujur
kan karena terkait dengan genetika atau bu­ ketika ia menemukan kesulitan dalam menyele­
daya, tetapi kemampuan ini dapat dipengaruhi saikan tugas karena adanya keterbatasan penge­
langsung ketika seseorang dilatih. Oleh karena tahuan yang dimiliki.
itu, pihak yang berkaitan dengan pendidikan bagi Tindakan yang dimaksud di sini adalah au­
para akuntan publik dapat merancang kode etik ditor tidak boleh malu dan harus berani meng­
dan membangun sikap skeptisisme yang kemu­ ungkapkan keterbatasan ketika ia tidak sanggup
dian diintegrasikan ke dalam kurikulum. Selain mengatasi permasalahan tersebut. Rasa malu dan
itu, Himmah (2013) menemukan bahwa terdapat takut tersebut dapat menimbulkan kesalahan da­
hubungan yang positif antara pengetahuan yang lam bekerja karena pekerjaan tersebut dilakukan
dimiliki dengan tingkat pemahaman perilaku etis, tidak sesuai dengan prosedur dan prinsip yang
yang menandakan bahwa individu dengan penge­ diterapkan. Auditor wajib mengenal keterbatasan
tahuan yang luas dapat membantu pemahaman yang dimiliki dan dapat mengomunikasikan per­
terkait perilaku etis yang semakin besar. masalahan yang dihadapinya kepada rekan kerja
Dalam melaksanakan tanggung jawab, se­ senior yang lebih berpengalaman. Selain itu, au­
orang auditor dituntut untuk dapat memiliki ditor dapat mengikuti kegiatan untuk menambah
kompetensi dan bersikap hati-hati. Kompeten­ pengetahuan yang dimiliki demi meningkatkan
si dan kehati-hatian dalam konteks ini adalah kualitas audit itu sendiri yang kemudian dapat
me­ngenai bagaimana seorang auditor dapat me­ dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tentunya
ngenal keterbatasan yang dimiliki oleh dirinya argumentasi ini juga sejalan dengan temuan Blay
sendiri yang kemudian berusaha untuk menam­ et al. (2019) dan Cheng & Flasher (2018) bah­
bah ilmu dan mempertahankan kompetensi wa inovasi dan pembelajaran merupakan faktor
yang dimiliki melalui sebuah pendidikan dan pendorong penting dalam kesuksesan organisasi.
pelatihan, mengikuti kemajuan teknologi, ser­ Selain itu, komunikasi dalam kerja tim mampu
ta mengikut­i perkembangan bisnis yang relevan mendongkrak pengembangan tim.
(Howieson, 2018; Triani et al., 2020). Seperti yang Kerahasiaan berdasarkan satya sema-
diketahui bahwa pengalaman merupakan hal ya. Satya semaya merupakan suatu pedoman
penting dalam menyelesaikan perikatan audit. etika yang dapat digunakan oleh manusia un­
Oleh karena itu, auditor diharapkan dapat me­ tuk memiliki kesetiaan terhadap janji yang te­
ngenal kemampuan yang terkait dengan pengeta­ lah dilontarkan serta mempertanggungjawabkan
huan dan pengalam­an yang dimiliki oleh dirinya. segala konsekuensi yang dapat timbul dari apa
Selain itu, tingkat kompetensi yang dimiliki oleh yang telah dijanjikan tersebut. Satya semaya
auditor akan mempermudah dan mempercepat dapat mengandung makna mengenai bagaimana
menyelesaikan tugas audit yang dimiliki. seseorang bersikap setia atas apa yang ia janjikan
Tindakan yang dilakukan oleh Bagus me­ kepada orang lain serta mempertanggungjawab­
rupakan sebuah bentuk kehati-hatian dalam kan hal tersebut. Penerapan dalam kehidupan
melaksanakan pekerjaan dengan melakukan satya semaya adalah ketika memiliki janji kepa­
pengecekan berulang. Bagus telah menerapkan da seseorang, harus menepati janji tersebut de­
prinsip kehati-hatian dengan cara mengenal ke­ ngan tindakan nyata. Apabila dipercaya mengem­
mampuan yang dimiliki. Tindakan pemeriksaan ban tugas maka harus melaksanakannya sesuai
di tingkat yang lebih tinggi dilakukan ketika ter­ prosedur yang ditetapkan agar hasil dari peker­
dapat risiko yang lebih besar dan harus dikomu­ jaan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
nikasikan bersama dengan rekan tim dan juga Pelaksanaan pekerjaan yang sesuai prosedur
atasan yang memiliki pengalaman lebih. Ater et merupakan suatu bentuk yang mencerminkan
al (2019) juga mengungkapkan bahwa banyaknya seseorang taat aturan dan membuahkan hasil
Sari, Savira, Merefleksikan Panca Satya dalam Diri Akuntan Publik 602

yang tidak menyimpang. Selain itu, pelaksanaan karena dapat berdampak pada klien dengan kom­
tugas yang bertanggung jawab dapat meminimal­ petitornya. Aturan dalam mengimplementasikan
kan risiko yang dapat merugikan banyak pihak prinsip kerahasiaan bagi akuntan adalah tidak
dan individu itu sendiri. Makna satya semaya diperbolehkan melakukan pengungkapan terkait
memiliki keselarasan dengan aspek kerahasiaan informasi yang diperoleh serta bersifat rahasia da­
dalam kode etik akuntan. Prinsip kerahasiaan lam hubungan profesional, kecuali jika terdapat
mengatur sikap akuntan dalam menjaga informa­ hak dan kewajiban hukum untuk mengungkap­
si klien yang diperoleh melalui hubungan profe­ kannya. Makna dari aspek kerahasiaan sesuai
sional dan bisnis. Pelaksanaan tugas audit tidak dengan tindakan yang dilakukan oleh Bagus
lepas dari informasi yang berada dalam tubuh pe­ yakni tidak menyebarluaskan dan menggunakan
rusahaan. Informasi juga merupakan suatu hal data yang diperoleh secara ilegal. Tindakan pe­
yang vital dan berharga dalam mencapai tujuan nerapan prinsip kerahasiaan yang dilakukan oleh
dari pekerjaan yang dilakukan. Oleh karena itu, Bagus sesuai dengan konsep satya semaya me­
dalam melaksanakan penugasan audit, seorang ngenai tanggung jawab auditor terhadap janjinya
auditor perlu menjaga kerahasiaan informasi pe­ kepada klien berkaitan dengan informasi.
rusahaan. Berikut ini merupakan pernyataan Ba­
gus mengenai praktik prinsip kerahasiaan dalam “... Informasi yang high risk itu enggak
pekerjaan: boleh sih tapi kalau kesusahan da­
lam tim, aku biasanya diskusi dengan
“Saat kita sudah dikasih akses ke da­ tim lain. Ketika diskusi mau gamau
lam perusahaan, kita sebagai orang aku pasti menjabarkan masalahnya,
­
yang diserahi data itu tidak boleh ­
dengan masalah ini accounting treat-
disebarluaskan tanpa izin, kemudi­ mentnya gimana ya? Nah itu menurut­
an yang kedua, tidak boleh menggu­ ku gapapa sih tapi dalam konteks
nakan informasi secara ilegal…” (Ba­ satu firm...”
gus).
Bagus mengungkapkan bahwa komuni­
Bagus menjelaskan bahwa informasi yang kasi dalam melakukan suatu pekerjaan me­
didapatkan dari klien merupakan jenis informasi rupakan hal yang sangat penting. Pelaksanaan
yang bersifat private dan tidak dapat disebarlu­ suatu pekerjaan tidak akan luput dari keberaga­
askan tanpa izin. Informasi tersebut tidak boleh man permasalahan yang terjadi. Bertukar infor­
digunakan di luar kepentingan pekerjaan audit. masi terkait pengalaman dalam menyelesaikan
Penggunaan informasi secara ilegal yang dimak­ permasalahan merupakan sebuah solusi yang
sudkan untuk mendapatkan keuntungan bagi dapat diterapkan dalam melaksanakan tugas
diri sendiri merupakan suatu bentuk tindakan audit. Namun, Bagus menjelaskan bahwa prin­
etis yang telah melanggar prinsip kerahasiaan. sip kerahasiaan juga diterapkan dengan rekan
Bahkan terkait gaji, Bagus juga menceritakan kerja lain dalam lingkungan kantor yang sama.
pengalamannya pada pernyataan berikut ini: Informasi yang dapat dibagi antarkaryawan de­
ngan tim lain hanyalah informasi dengan kategori
“Kita ada testing salary, salah satunya risiko rendah. Adapun untuk informasi dengan
kita pasti minta nama, gaji, kompen­ risiko tinggi hanya dilakukan dengan rekan tim.
sasi, pajak, itu sensitif banget sih jadi Tindakan­ tersebut sesuai dengan hasil temuan
kadang nama dihilangin ID karyawan Meilawathi & Sudaryati (2021) dan Younes et al.
dihilangin juga, pajak, kemudian akta (2020) yang mengemukakan bahwa kerahasiaan
notaris, kontrak-kontrak itu gak boleh sebagai proses sosial memungkinkan karyawan
dispill sembarangan. Terus pendapat­ untuk menjaga etika ketika berhadapan dengan
an, kita sebagai auditor tahu bisnis­ kebijakan manajerial. Selain itu, dalam men­
nya apa pendapatannya bagaimana, jalankan penugasan audit, setiap tim dalam pe­
nah itukan kalau kita spill sembarang­ rusahaan memegang klien yang berbeda. Per­
an kan itu cukup berisiko ya apalagi bedaan klien ini tentu saja memuat informasi
kalau sampai dilihat sama kompeti­ berbeda antarperusahaan tersebut yang dapat
tornya klien kita. Karena kadang gak berguna bagi kompetitor. Oleh sebab itu, untuk
sedikit juga kita mengaudit yang sa­ menghindari kebocoran informasi yang bersifat
ling berkompetisi perusahaannya…” vital bagi perusahaan, maka informasi tersebut
(Bagus). tidak boleh dibagikan.
Kepercayaan klien merupakan faktor pen­
Dalam menerapkan prinsip kerahasiaan, ting yang dapat menunjang reputasi kantor akun­
Bagus menemukan bahwa terdapat informasi-in­ ­
tan publik. Menjaga rahasia klien merupakan
formasi pribadi seperti nama, gaji, dan pajak yang sebuah sikap menjunjung tinggi profesi akun­
tidak diberikan oleh perusahaan untuk menjaga tansi di mata publik sebagai sebuah profesi yang
informasi pribadi karyawan. Selain itu, Bagus amanah dalam menjalankan pekerjaan.
menjelaskan bahwa terdapat informasi yang ti­ Satya semaya dapat diimplementasikan
dak boleh diungkapkan secara sewenang-wenang dengan cara melakukan pengendalian diri dan
603 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 13, Nomor 3, Desember 2022, Hlm 592-608

menahan ucapan yang tidak sepantasnya kelu­ yang benar dalam suatu hubungan yang dijalin.
ar agar tidak menciptakan luka bagi orang lain. Bagus menjelaskan salah satu sikap profesional
Satya semaya dapat menjadi pedoman bagi au­ yang dilakukannya adalah menjalin relasi de­
ditor untuk menjaga kerahasian klien dengan ngan klien secara eksternal. Bagus menjabarkan
cara menahan diri untuk tidak menyebarkan dan bahwa perubahan emosi harus dikesampingkan
menggunakan informasi yang ada. Ketika men­ karena seorang auditor membutuhkan banyak
jalankan perikatan audit terdapat informasi yang informasi dari klien, seperti kutipan berikut ini:
bersifat pribadi. Penggunaan informasi secara ti­
dak tepat dapat menimbulkan kerugian bagi klien “Mungkin emosi, kita kan bekerja
itu sendiri. Konteks menahan diri yang dimaksud di bidang jasa, kadang harus sabar
adalah ketika auditor dapat membedakan in­ karena tidak semua klien informa­tif…
formasi mana yang perlu dibagi bersama rekan kadang ada klien yang resek juga di­
kerja agar menjadi ilmu serta informasi mana tanya ini marah, dimintai data ma­
yang tidak boleh dibagikan meskipun berada da­ rah…nah kita sebagai auditor ditun­
lam kantor audit yang sama. Temuan ini selaras tut untuk lebih sabar lagi, karena
dengan argumentasi Cheng & Flasher (2018) dan klien yang harus memberikan data,
Younes et al. (2020) yang menegaskan bahwa kalau tidak ada data gimana bisa ker­
hal-hal yang bersifat privasi harus diseimbang­ ja…” (Bagus).
kan oleh kebutuhan pengguna serta harus dapat
mempertimbangan partisipasi pengguna informa­ Tantangan perilaku profesional sebagai se­
si tersebut. orang auditor juga tidak luput dari permasalahan
Auditor perlu memupuk penghargaan suatu internal. Bagus menjelaskan bahwa pada wak­
nilai informasi yang tidak boleh diungkapkan tu-waktu tertentu, akan ada saatnya di mana
tanpa sebuah otorisasi (Blay et al., 2019; Weber para tim auditor mendapat banyak deadline
& Stefania, 2018). Dibutuhkan kebijaksanaan da­ pekerjaan dan menyebabkan emosi yang kurang
lam diri auditor untuk dapat membedakan infor­ stabil. Sebagai manusia, emosi yang timbul dalam
masi yang boleh dibagi agar tidak menimbulkan diri auditor merupakan hal yang wajar. Manusia
ketidakpercayaan klien terhadap kantor audit. memiliki hati yang dapat merasakan perasaan
Auditor dapat menanamkan sikap waspada da­ senang, sedih, atau marah. Namun, hal yang pa­
lam diri untuk menjaga amanah berupa informa­ ling penting adalah bagaimana auditor tersebut
si. Menahan diri juga merupakan suatu bentuk dapat mengendalikan emosi yang timbul agar ti­
pengendalian diri dengan cara menekan ego da­ dak menyebabkan pelanggaran dalam melakukan
lam diri manusia agar selalu dapat berpikir jernih pekerjaannya. Tantangan yang diungkapkan oleh
yang kemudian dapat membuka pikiran terkait Bagus yakni pelanggaran etika integritas bisa
bagaimana tindakan yang harus dilakukan se­ dikenakan kepada auditor ketika ia menuruti
suai etika yang berlaku. Argumentasi ini sesuai emosinya saat melaksanakan pekerjaan (Hage­
dengan opini Kabir et al. (2016) dan Weber & Ste­ man et al., 2021; Oboh et al., 2020).
faniak (2018) bahwa pemeliharaan etika dalam Pelanggaran yang dimaksud di sini adalah
organisasi mampu memberikan dampak positif ketika auditor tidak berusaha mendapatkan in­
terhadap perilaku untuk membagi informasi yang formasi yang benar, maka penyajian hasil audit
ada. tidak sesuai dengan fakta yang ada. Untuk meng­
Perilaku profesional berdasarkan satya atasi permasalahan ini maka dibutuhkan kompe­
mitra. Loscher et al., (2020) mengungkapkan da­ tensi dalam diri auditor untuk dapat berkomuni­
lam penelitiannya yang berfokus pada pemaham­ kasi dengan klien atau dengan rekan tim dalam
an atas ikatan psikologis antara akuntan dan mengatasi permasalahan tersebut. Implikasinya,
akuntansi sebagai profesi mereka bahwa akuntan untuk membentuk profesionalisme dalam diri
sangat berkomitmen terhadap profesinya. Selain seorang akuntan dibutuhkan pengendalian diri
itu, Mihret et al. (2022) mendokumentasikan bah­ yang mampu membuat akuntan dapat menerap­
wa akuntan menunjukkan tingkat komitmen pro­ kan keseluruhan dari prinsip etika yang ada. Se­
fesional yang lebih tinggi dibandingkan dengan lain itu, penerapan prinsip profesionalisme dalam
komitmen organisasi mereka. Hasil penelitian diri auditor ini dapat digolongkan sebagai tindak­
tersebut menunjukkan bahwa seorang akuntan an taat terhadap kode etik yang ditetapkan. Keti­
memiliki jiwa profesional dalam menjunjung pro­ daktaatan pada kode etik yang ditetapkan dapat
fesi akuntan. Aspek perilaku profesional merupa­ merusak reputasi yang dibangun oleh organisasi
kan aspek yang merangkum empat kode etik lain­ terkait. Terkait hal tersebut, Bagus menceritakan
nya. Dalam melakukan pekerjaan apa pun setiap pengalamannya saat big season sebagai berikut:
individu dituntut memiliki perilaku profesional
dalam dirinya. Seorang auditor yang berperilaku “…untuk internal, kalau lagi big sea-
profesional dan menjalankan pekerjaan sesuai son, pasti antartim sedang hectic-hec-
kode etik dikatakan telah sesuai dengan ajaran ticnya…nah itu kadang emosi tidak
satya mitra. Ajaran ini menekankan mengenai terkendali, belum lagi kalau ada junior
sikap jujur dan setia kepada teman atau kepada yang baru masuk banyak ta­nya me­
siapa pun serta mengarahkan kepada tindakan ngenai cara kerjanya, itu juga salah-
Sari, Savira, Merefleksikan Panca Satya dalam Diri Akuntan Publik 604

satu sikap profesional dari senior ha­ terhadap kelima prinsip yang ditetapkan oleh IAPI
rus mengajari juniornya…” (Bagus). selaku organisasi yang mewadahi akuntan pu­
blik. Dalam standar juga ditegaskan bahwa salah
Dalam wawancara mengenai prinsip profe­ satu bentuk sikap profesionalisme adalah tidak
sionalisme, Bagus mengungkapkan bahwa salah mendiskreditkan profesi akuntan. Tindakan yang
satu sikap profesionalisme yang diambil oleh para dapat tergolong dalam mendiskreditkan profesi
auditor senior adalah membantu meng­arahkan akuntansi adalah kecurangan, manipulasi, serta
auditor junior menyelesaikan permasalahan yang tidak menaati prinsip etika yang berlaku. Kode
dialami. Sikap ini menunjukkan bahwa seorang etik profesi akuntan publik merupakan pedoman
auditor mengemukakan keberhasilan tim diban­ yang ditetapkan untuk memberikan arahan ke­
ding keberhasilan dirinya sendiri. Tindakan yang pada para akuntan dalam memenuhi tugasnya
dilakukan oleh auditor senior ini adalah ben­ kepada klien. Selain itu, ketika seorang auditor
tuk meminimalkan kesalahan pelaksanaan tu­ telah mematuhi empat kode etik lainnya, maka ia
gas yang dilakukan oleh auditor junior untuk dapat dikatakan profesional. Seperti yang diketa­
menghindari risiko yang akan ditimbulkan dari hui bahwa dalam menjalankan tugasnya, auditor
pelaksanaan kerja yang salah. Mengedepankan memberikan pelayanan jasa kepada klien. Dalam
keberhasilan dalam menjalankan pekerjaan yang menjalankan perikatan kerja tersebut terdapat
bebas dari kesalahan merupakan suatu bentuk kebijakan yang berlaku. Hal ini selaras dengan
profesionalisme dalam diri seorang auditor. satya mitra yang menekankan auditor untuk
Individu dapat dikatakan profesional apa­ dapat menjaga hubungan yang baik dengan klien,
bila mampu melaksanakan kewajiban sesuai tetapi tetap mengedepankan sikap independensi
keahlian yang dimiliki, menjalankan tugas sesuai agar memperoleh informasi yang benar.
dengan standar, serta patuh terhadap kode etik Pelaksanaan audit bukan hanya terkait de­
(Akrout & Ayadi, 2022; Nicolaescu & López-Arceiz, ngan klien, tetapi bagaimana auditor dapat men­
2021). Hal ini berarti seorang auditor telah patuh jalin hubungan dengan atasan dan rekan kerja

Kode Etik Profesi


Panca Satya
Akuntan Publik

Satya Wacana Inte gritas

Satya Hre daya Obye ktivitas

Kompe te nsi dan


Satya Laksana
Ke hati -hatian

Satya Se maya Ke rahasiaan

Satya Mitra Profe sionalisme

Gambar 1. Refleksi Panca Satya terhadap Kode Etik


605 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 13, Nomor 3, Desember 2022, Hlm 592-608

agar dapat berkomunikasi terkait permasalah­ untuk menjaga hubungan dengan Tuhan, manu­
an dan bagaimana memecahkan permasalahan sia, dan lingkungan atau dapat disebutkan bahwa
tersebut sehingga pernyataan yang dikeluarkan fokus penelitian ini adalah pada faktor eksternal.
oleh auditor sesuai dengan kebenaran. Kesalahan Auditor dalam penelitian ini menjalan­kan etika
yang diciptakan dari penemuan informasi yang dan tidak melakukan tindakan yang bertentang­
tidak sesuai atau karena kurangnya komunikasi an dengan larangan Tuhan, menjaga hubungan
dalam bekerja dapat menghasilkan kualitas audit dengan cara bertanggung jawab atas pekerjaan
yang rendah sehingga akan mengurangi keper­ yang dilakukan kepada klien, serta menjaga ke­
cayaan publik terhadap profesi akuntan publik. harmonisan dalam lingkungan pekerjaan.
Argumentasi ini serupa dengan pendapat Adler &
Liyanarachchi (2020) dan Akrout & Ayadi (2022) SIMPULAN
bahwa profesionalisme merupakan cikal bakal Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
penerapan etika yang ada. bahwa panca satya dapat merefleksikan penerap­
Gambar 1 mengungkapkan bagaimana an kode etik profesi akuntan publik dalam diri
menjaga hubungan-hubungan tersebut berlan­ auditor. Auditor dapat memegang nilai kejujur­
daskan kesetiaan dan kejujuran (satya) dalam an dari satya wacana dalam prinsip integritas,
diri auditor atau dapat dikatakan penelitian ini memiliki kebijaksanaan untuk mempertahankan
berfokus pada faktor internal. Kesetiaan dan ke­ independensi dalam prinsip objektivitas, memiliki
jujuran yang diterapkan sesuai dengan ajaran rasa bertanggung jawab untuk mengenal keter­
dharma yang dapat mengantarkan umat manusia batasan dalam diri sendiri untuk meningkatkan
menuju tujuan akhir yakni moksa. Satya menga­ kompetensi dan kehati-hatian, dapat setia ter­
jarkan bahwa dalam bertindak harus didasarkan hadap janji dalam perikatan kerja untuk menjun­
pada aturan yang memuat kebenaran agar tidak jung prinsip kerahasiaan, serta dapat menjaga
menimbulkan kesengsaraan baik pada diri sendi­ hubung­an antara klien dan rekan kerja sebagai
ri maupun orang lain. Implementasi satya dalam bentuk pe­nerapan prinsip perilaku profesio­
etika juga menggali kejujuran dalam diri auditor nalisme. Dengan demikian, auditor dapat meng­
untuk menerapkan integritas (satya wacana), amalkan nilai-nilai satya dalam menjalankan
memiliki kebijaksanaan dalam mempertahankan tanggung jawab pekerjaannya agar menghasilkan
objektivitas (satya hredaya), menggali komunika­ kualitas audit yang tinggi sehingga dapat diper­
si dengan rekan kerja dalam menjaga kompeten­ caya publik dan dapat membantu semua pihak
si dan kehati-hatian (satya laksana), melakukan dalam melakukan pengambilan keputusan se­
pengendalian diri terkait kerahasiaan informasi cara tepat.
(satya semaya), serta menjelaskan bahwa ke­ Selain itu, penelitian mengemukakan bah­
profesionalan dalam bekerja dapat diwujudkan wa kompetensi yang dimiliki oleh auditor terkait
melalui penerapan setiap prinsip etika (satya mi­ pengetahuan merupakan hal penting yang men­
tra). Selain itu, terdapat keselarasan hasil pene­ dasari seseorang untuk dapat menerapkan kode
litian ini dengan penelitian sebelumnya yakni tri etik serta standar yang ditetapkan. Oleh sebab
hita karana dan satya merupakan pedoman yang itu, diperlukan akuntan pendidik yang mumpuni
dapat digunakan oleh auditor untuk berpikir, dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi
berkata, dan bertindak dalam menerapkan etika. akuntan untuk dapat bersaing dalam dunia ker­
Hasil penelitian ini pada akhirnya me­ ja.
nemukan bahwa kode etik merupakan sebuah
pedoman penting yang digunakan oleh seorang UCAPAN TERIMA KASIH
akuntan publik untuk melakukan pekerjaan au­ Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat
ditnya. Panca satya dalam ajaran Hindu dapat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat yang diberi­
direfleksikan oleh auditor dalam menerapkan se­ kan oleh-Nya penulis dapat menyelesaikan penu­
tiap prinsip dalam kode etik. Panca satya dapat lisan artikel ini. Ucapan terima kasih juga penu­
digunakan oleh auditor sebagai pedoman untuk lis sampaikan kepada Bagus selaku narasumber
melakukan pengendalian diri agar terhindar dari yang telah bersedia membantu dan meluangkan
perilaku menyimpang yang dapat membawa ke­ waktu bagi penulis dalam pelaksanaan wawan­
rugian bagi diri sendiri dan juga pihak lain. Pokok cara guna mendapatkan informasi terkait de­ngan
penting dalam ajaran satya adalah bagaimana penelitian yang dilakukan. Harapan penulis sa­
seseorang dapat dengan bijaksana mengede­ ngat besar terhadap kebermanfaatan artikel ini
pankan kejujuran dalam dirinya untuk berpikir, bagi peneliti di masa depan dan auditor dalam
berkata, dan bersikap. Agrizzi et al. (2021) juga menerapkan kode etik.
mengungkapkan hal serupa terkait bagaimana
kebijaksanaan yang terdapat dalam diri sese­ DAFTAR RUJUKAN
orang dapat digunakan untuk menghadapi dile­ Abdelhak, E. E., Elamer, A. A., AlHares, A., & Mc­
ma etis. Selain itu, terdapat perbedaan hasil ter­ Laughlin, C. (2019). Auditors’ Ethical Rea­
kait penelitian yang dilakukan oleh Meilawathi & soning in Developing Countries: The Case
Sudaryati (2021) yang meneliti penerapan etika of Egypt. International Journal of Ethics
dengan menggunakan pandangan tri hita karana. and Systems, 35(4), 558-583. https://doi.
Penelitian tersebut fokus kepada penerapan etika org/10.1108/IJOES-02-2019-0041
Sari, Savira, Merefleksikan Panca Satya dalam Diri Akuntan Publik 606

Adler, R., & Liyanarachchi, G. (2020). Towards ical Decision Making. Issues in Account-
Measuring Professionalism in Accounting. ing Education, 33(1), 45-52. https://doi.
Accounting and Finance, 60(3), 1907–1941. org/10.2308/iace-51881
https://doi.org/10.1111/acfi.12461 Chiang, C. (2016). Conceptualising the Linkage
Agrizzi, D., Soobaroyen, T., & Alsalloom, A. between Professional Scepticism and Audi­
(2021). Spatiality and Accounting: The tor Independence. Pacific Accounting Review,
Case of Female Segregation in Audit Firms. 28(2), 180-200. https://doi.org/10.1108/
Accounting, Organizations and Society, PAR-08-2015-0034
93, 101238. https://doi.org/10.1016/j. Choi, S., Choi, Y., & Kim, B. (2018). Auditors’
aos.2021.101238 Strategic Audit Pricing: Evidence from the
Akrout, O., & Damak Ayadi, S. (2022). Intention Pre-and Post-IFRS Periods. AUDITING: A
to Leave Public Accounting Profession in Journal of Practice & Theory, 37(4), 75-94.
Tunisia: A Qualitative Study. Journal of Ac- https://doi.org/10.2308/AJPT-51964
counting in Emerging Economies, 12(1), 1-28. Craig, R., & Amernic, J. (2020). Autobiographical
https://doi.org/10.1108/JAEE-08-2019- Vignettes in Annual Report CEO Letters as a
0160 Lens to Understand How Leadership is Con­
Ariail, D. L., Smith, K. T., & Smith, L. M. (2020). ceived and Enacted. Accounting, Auditing
Do United States Accountants’ Personal and Accountability Journal, 33(1), 106-123.
Values Match the Profession’s Values (Eth­ https://doi.org/10.1108/AAAJ-12-2018-
ics Code)? Accounting, Auditing and Account- 3774
ability Journal, 33(5), 1047-1075. https:// Douglas, S., & Gammie, E. (2019). An Investi­
doi.org/10.1108/AAAJ-11-2018-3749 gation into the Development of Non-Tech­
Ater, B., Gimbar, C., Jenkins, J. G., Saucedo, G., nical Skills by Undergraduate Accounting
& Wright, N. S. (2019). Audit Roles and the Programmes. Accounting Education, 28(3),
Review Process: Workpaper Preparers’ and 304–332. https://doi.org/10.1080/096392
Reviewers’ Differing Perspectives. Manageri- 84.2019.1605532
al Auditing Journal, 34(4), 434–457. https:// Efferin, S. (2015). Akuntansi, Spritualitas dan
doi.org/10.1108/MAJ-05-2018-1896 Kearifan Lokal Beberapa Agenda Penelitian
Blay, A. D., Gooden, E. S., Mellon, M. J., & Ste­ Kritis. Jurnal Akuntansi Multiparadigma,
vens, D. E. (2019). Can Social Norm Activa­ 6(3), 466–480. https://doi.org/10.18202/
tion Improve Audit Quality? Evidence from jamal.2015.12.6037
an Experimental Audit Market. Journal of Everett, J., & Tremblay, M. (2014). Ethics and In­
Business Ethics, 156(2), 513-530. https:// ternal Audit: Moral Will and Moral Skill in
doi.org/10.1007/s10551-017-3561-z a Heteronomous Field. Critical Perspectives
Boahen, E. O., & Mamatzakis, E. C. (2020). The on Accounting, 25(3), 181-196. https://doi.
Impact of Religion on Classification Shifting org/10.1016/j.cpa.2013.10.002
in the Presence of Corporate Governance Ferramosca, S., D’Onza, G., & Allegrini, M. (2017).
and BIG 4 Audit. Accounting Forum, 44(2), The Internal Auditing of Corporate Gover­
103-131. https://doi.org/10.1080/015599 nance, Risk Management and Ethics: Com­
82.2019.1573404 paring Banks with Other Industries. Inter-
Boolaky, P. K., & Soobaroyen, T. (2017). Adop­ national Journal of Business Governance
tion of International Standards on Auditing and Ethics, 12(3), 218-240. https://doi.
(ISA): Do Institutional Factors Matter? Inter- org/10.1504/IJBGE.2017.088245
national Journal of Auditing, 21(1), 59-81. Hageman, A. M., Robb, S. W. G., & Schwebke, J.
https://doi.org/10.1111/ijau.12081 M. (2021). Salty Citizens: Which State and
Caglio, A., & Cameran, M. (2017). Is It Shameful Local Taxes Contribute to State-to-State
to be an Accountant? GenMe Perception(s) Migration? Journal of the American Taxa-
of Accountants’ Ethics. Abacus, 53(1), 1-27. tion Association, 43(1), 51–77. https://doi.
https://doi.org/10.1111/abac.12098 org/10.2308/JATA-19-020
Castillo-Merino, D., Garcia-Blandon, J., & Mar­ Halbouni, S. S., Obeid, N., & Garbou, A. (2016).
tinez-Blasco, M. (2020). Auditor Indepen­ Corporate Governance and Information
dence, Current and Future NAS Fees and Technology in Fraud Prevention and Detec­
Audit Quality: Were European Regulators tion: Evidence from the UAE. Managerial Au-
Right? European Accounting Review, 29(2), diting Journal, 31(6–7), 589–628. https://
233–262. https://doi.org/10.1080/096381 doi.org/10.1108/MAJ-02-2015-1163
80.2019.1577151 Himmah, E. F. (2013). Persepsi Etis Mahasiswa
Chandler, R. A. (2017). Questions of Ethics Akuntansi mengenai Skandal Etis Auditor
and Etiquette in the Society of Accoun­ dan Corporate Manager. Jurnal Akuntansi
tants in Edinburgh, 1853–1951. Account- Multiparadigma, 4(1), 1–164. https://doi.
ing History, 22(2), 179–192. https://doi. org/10.18202/jamal.2013.04.7180
org/10.1177/1032373216675912 Holtzblatt, M. A., Foltin, C., & Tschakert, N.
Cheng, C., & Flasher, R. (2018). Two Short Case (2020). Learning from Ethical Violations in
Studies in Staff Auditor and Student Eth­ Public Accounting: A South African Audit
607 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 13, Nomor 3, Desember 2022, Hlm 592-608

Scandal and a Firm’s Transformation. Is- 365-399. https://doi.org/10.1080/000147


sues in Accounting Education, 35(2), 37-63. 88.2018.1507810
https://doi.org/10.2308/issues-19-062 Macve, R. H. (2015). Fair Value vs Conservatism?
Howieson, B. (2018). What is the ‘Good’ Forensic Aspects of the History Ofaccounting, Au­
Accountant? A Virtue Ethics Perspective. diting, Business and Finance from Ancient
Pacific Accounting Review, 30(2), 155-167. Mesopotamia to Modern China. British Ac-
https://doi.org/10.1108/PAR-01-2017- counting Review, 47(2), 124-141. https://
0005 doi.org/10.1016/j.bar.2014.01.001
Hunnes, J. A. (2019). More Planet and Less Prof­ Malagueño, R., Pillalamarri, S., Rezende, A. J.,
it? The Ethical Dilemma of an Oil Producing & Moraes, M. B. C. (2020). The Effects of
Nation. Cogent Business and Management, Length of Service and Ethical Ideologies on
6(1), 1648363. https://doi.org/10.1080/23 Moral Development and Behavioral Inten­
311975.2019.1648363 tions: A Study among Brazilian Public Sec­
Ichsan, M., & Purwanti, L. (2021). Dialektika tor Tax Auditors. Journal of Applied Account-
Riset Akuntansi dalam Perspektif Jazz. ing Research, 21(4), 589-613. https://doi.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 12(2), org/10.1108/JAAR-04-2019-0061
233-251. https://doi.org/10.21776/ub.ja­ Meilawathi, N., & Sudaryati, E. (2021). Dile­
mal.2021.12.2.14 ma Etis Auditor dan Ajaran Karma Pala.
Kabir, H., Su, L., & Rahman, A. (2016). Audit Fail­ Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 12(1),
ure of New Zealand Finance Companies – An 132-152. https://doi.org/10.21776/ub.ja­
Exploratory Investigation. Pacific Account- mal.2021.12.1.08
ing Review, 28(3), 279-305. https://doi. Mihret, D. G., Kansal, M., Muttakin, M. B., &
org/10.1108/PAR-10-2015-0043 Rana, T. (2022). The Auditing Profession
Khelil, I., Akrout, O., Hussainey, K., & Noubbigh, and the Key Audit Matter Reporting Re­
H. (2018). Breaking the Silence: An Empir­ quirement. Qualitative Research in Account-
ical Analysis of the Drivers of Internal Au­ ing & Management, 19(1), 107-125. https://
ditors’ Moral Courage. International Journal doi.org/10.1108/QRAM-03-2020-0033
of Auditing, 22(2), 268-284. https://doi. Mostafa, D., Hussain, M., & Mohamed, E. K. A.
org/10.1111/ijau.12119 (2020). The Effect of Religiosity–Morality In­
Khodakarami, M., Rezaee, Z., & Hesarzadeh, R. teraction on Auditor Independence in Egypt.
(2021). Islamic Religious Atmosphere and Managerial Auditing Journal, 35(8), 1009-
Audit Pricing: Evidence from Iran. Business 1031. https://doi.org/10.1108/MAJ-04-
Ethics, Environment and Responsibility, 2019-2267
30(4), 716-737. https://doi.org/10.1111/ Narayanaswamy, R., Raghunandan, K., & Rama,
beer.12364 D. V. (2021). Economic Theory and So­
Krishnan, G., & Peytcheva, M. (2019). The Risk of cial Pressure: Audit Committee Director
Fraud in Family Firms: Assessments of Ex­ Departures in India. Managerial Auditing
ternal Auditors. Journal of Business Ethics, Journal, 36(8), 1053-1067. https://doi.
157(1), 261-278. https://doi.org/10.1007/ org/10.1108/MAJ-03-2021-3081
s10551-017-3687-z Naslmosavi, S., & Jahanzeb, A. (2017). The Ef­
Law, P. (2017). A Cross-Cultural Study of Guanxi fect of Spiritual Capital of Individuals on
and Auditor Independence in Two Econo­ Independent Auditor’s Opinion: Eviden­
mies: Evidence from China and the United ces from Iranian Auditors. Asian Journal of
States. Applied Economics, 49(6), 547-572. Business Ethics, 6(2), 131-152. https://doi.
https://doi.org/10.1080/00036846.2016.1 org/10.1007/s13520-016-0069-z
203059 Nicolaescu, A., & López-Arceiz, F. J. (2021). Ex­
Leicht-Deobald, U., Lam, C. F., Bruch, H., Kunze, ternal vs. Governmental Auditing: Insights
F., & Wu, W. (2022). Team Boundary Work from Spain. International Journal of Account-
and Team Workload Demands: Their Inter­ ing, Auditing and Performance Evaluation,
active Effect on Team Vigor and Team Ef­ 17(3-4), 276-299. https://doi.org/10.1504/
fectiveness. Human Resource Management, IJAAPE.2021.121499
61(4), 465–488. https://doi.org/10.1002/ Oboh, C. S., Ajibolade, S. O., & Otusanya, O. J.
hrm.22104 (2020). Ethical Decision-Making among Pro­
Loscher, G., Ruhle, S., & Kaiser, S. (2020). Com­ fessional Accountants in Nigeria: The Influ­
mitment Profiles of Accountants: A Per­ ence of Ethical Ideology, Work Sector, and
son-Centered Study of the Commitment Types of Professional Membership. Journal
towards Profession and Organization. Be- of Financial Reporting and Accounting, 18(2),
havioral Research in Accounting, 32(1), 51– 389–422. https://doi.org/10.1108/JFRA-
68. https://doi.org/10.2308/bria-52476 09-2019-0123
Ma, Z., Stice, D., & Wang, R. (2019). Auditor Omer, T. C., Sharp, N. Y., & Wang, D. (2018). The
Choice and Information Asymmetry: Evi­ Impact of Religion on the Going Concern
dence from International Syndicated Loans. Reporting Decisions of Local Audit Offices.
Accounting and Business Research, 49(4), Journal of Business Ethics, 149(4), 811-
Sari, Savira, Merefleksikan Panca Satya dalam Diri Akuntan Publik 608

831. https://doi.org/10.1007/s10551-016- Public Accounting Firm in Indonesia. Jour-


3045-6 nal of Applied Business Research, 33(5),
Prajnasari, P. R. (2020). Merefleksikan Sifat Ga­ 1047-1058. https://doi.org/10.19030/
jah Mada dalam Diri Konsultan Pajak. jabr.v33i5.10026
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 11(3), Torre, M. L., Botes, V. L., Dumay, J., & Odendaal,
613–633. https://doi.org/10.21776/ub.ja­ E. (2019). Protecting a New Achilles Heel: The
mal.2020.11.3.35 Role of Auditors within the Practice of Data
Puyou, F. R. (2018). Systems of Secrecy: Confi­ Protection. Managerial Auditing Journal,
dences and Gossip in Management Accoun­ 36(2), 218-239. https://doi.org/10.1108/
tants’ Handling of Dual Role Expectations MAJ-03-2018-1836
and MCS Limitations. Management Ac- Triani, N. N. A., Hidayat, W., & Ardianto, A.
counting Research, 40, 15–26. https://doi. (2020). Akuntabilitas Akuntan Publik dalam
org/10.1016/j.mar.2018.01.001 Memenuhi Kualitas Audit. Jurnal Akuntan-
Reraja, F. M., & Sudaryati, E. (2019). Karakter si Multiparadigma, 11(1), 208–226. https://
Akuntan dalam Filosofi Adigang Adigung doi.org/10.21776/ub.jamal.2020.11.1.13
Adiguna. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Xu, G., & Dellaportas, S. (2021). Challenges to
10(3), 482–501. https://doi.org/10.21776/ Professional Independence in a Relational
ub.jamal.2019.10.3.28 Society: Accountants in China. Journal of
Samsonova-Taddei, A., & Siddiqui, J. (2016). Reg­ Business Ethics, 168(2), 415–429. https://
ulation and the Promotion of Audit Ethics: doi.org/10.1007/s10551-019-04249-x
Analysis of the Content of the EU’s Policy. Viana, L. C., Moreira, J. A., & Alves, P. (2022).
Journal of Business Ethics, 139(1), 183- State Audit of Public–Private Partnerships:
195. https://doi.org/10.1007/s10551-015- Effects on Transparency, Auditor’s Roles,
2629-x and Impact on Auditee’s Reactions. Financial
Saputro, D. S. H., Riharjo, I. B., & Ardini, L. (2020). Accountability and Management, 38(4), 633-
Dilema Etis Akuntabilitas dalam Keputusan 660. https://doi.org/10.1111/faam.12342
Bisnis. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Weber, J., & Stefaniak, C. M. (2018). Using Un­
11(1), 109–126. https://doi.org/10.21776/ disclosed Time Budgets to Reduce the
ub.jamal.2020.11.1.07 Magnitude of Auditors’ Underreporting of
Sian, S., Agrizzi, D., Wright, T., & Alsalloom, A. Chargeable Time. Behavioral Research in
(2020). Negotiating Constraints in Interna­ Accounting, 30(2), 95-108. https://doi.
tional Audit Firms in Saudi Arabia: Explor­ org/10.2308/BRIA-52101
ing the Interaction of Gender, Politics and Wilson, A. B., McNellis, C., & Latham, C. K. (2018).
Religion. Accounting, Organizations and Soci- Audit Firm Tenure, Auditor Familiarity, and
ety, 84, 101103. https://doi.org/10.1016/j. Trust: Effect on Auditee Whistleblowing
aos.2020.101103 Reporting Intentions. International Journal
Sitorus, J. H. E. (2019). The Romance of Modern of Auditing, 22(2), 113-130. https://doi.
Accounting Education: An Impact from Posi­ org/10.1111/ijau.12108
tivism and Materialism. Global Business and Younes, D., Courpasson, D., & Jacob, M. R. (2020).
Economics Review, 21(1), 78-95. https:// Ethics from Below: Secrecy and the Mainte­
doi.org/10.1504/GBER.2019.10017580 nance of Ethics. Journal of Business Ethics,
Sulistiyo, H., & Ghozali, I. (2017). The Role of Re­ 163(3), 451–466. https://doi.org/10.1007/
ligious Control in Dysfunctional Audit Be­ s10551-018-4029-5
havior: An Empirical Study of Auditors of

Anda mungkin juga menyukai