Anda di halaman 1dari 7

MATA : PERILAKU SKS : 3

KULIAH ORGANISASI
SEMESTER : Ganjil 2023/2024 PERTEMUA : 3
N
Summary Chapter: 2
Judul Chapter : Organizational Justice, Ethics, and Corporate Social
Responsibility
Nomor Mahasiswa: 22311142
Nama Mahasiswa : Muhammad Na’il Ramadhan

DIMENSI Bobot (%) Nilai Nilai Total


(1-10)
Kelengkapan Isi 40%
Tata Bahasa 30%
Tata Cara Penulisan dan Daftar Pustaka 30%
Final Score (100%) 100%

Tanggal Pengumpulan: 16 Tanggal Pemeriksaan:


September 2023
Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Dosen

(Muhammad Na’il Ramadhan) (Dr. Dra.Trias Setiawati, M.Si)


BAB 2 Organizational Justice, Ethics and Corporate Social Responsibility

A. Keadilan Organisasi: Masalah Keadilan


- Bentuk keadilan organisasi dan Dampaknya
a. Keadilan Distributif
Keadilan distributif adalah bentuk keadilan organisasi yang berfokus
pada keyakinan orang bahwa mereka telah menerima jumlah yang adil dari
hasil terkait pekerjaan yang dihargai (misalnya gaji, pengakuan, dsb).
Orang-orang yang telah diperlakukan dengan keadilan distributif dalam
pekerjaan cenderung mengalami tingkat setress yang tinggi dan juga merasa
tidak puas dengan pekerjaan mereka dan perusahaan tempat mereka bekerja.
b. Keadilan prosedural
Keadilan prosedural mengacu pada persepsi seorang tentang keadilan
prosedur yang digunakan untuk menentukan hasil yang mereka terima.
Mengikuti prosedur yang tidak adil tidak hanya membuat orang tidak puas
dengan hasil mereka, tetapi juga membuat mereka menolak seluruh sistem
sebagai tidak adil.
c. Keadilan interpersonal
Keadilan interpersonal mengacu pada keadilan perlakuan interpersonal
oleh orang lain. Tingkat keadilan interpersonal yang tinggi terkait dengan
tingkat kepuasan yang tinggi dengan atasan seseorang.
d. Keadilan informasional
Keadilan informasional mengacu pada persepsi masyarakat tentang
keadilan informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Seseorang akan cenderung sangat dihargai oleh organisasi ketika mereka
merasakan tingkat keadilan informasi yang tinggi.
B. Strategi untuk Mempromosikan Keadilan Organisasi
- Beberapa strategi yang dapat dilakukan terkait dengan keadilan organisasi,
diantaranya:
a. Membayar pekerja sesuai dengan apa yang pantas mereka terima
b. Menawarkan suara kepada pekerja, seperti memberikan beberapa masukan
ke dalam keputusan
c. Mengikuti prosedur yang adil secara terbuka
d. Menjelaskan keputusan secara menyeluruh dengan teliti dan menunjukkan
martabat dan rasa hormat
e. Melatih pekerja untuk bersikap adil
C. Perilaku Etis dalam Organisasi: Sifat Dasarnya
Konsep nilai moral mengacu pada keyakinan mendasar seseorang tentang
benar atau salah, baik atau buruk. Etika mengacu pada standar perilaku yang
memadu keputusan dan perilaku seseorang. Cara yang berguna untuk memikirkan
hukum adalah dengan memberikan standar minimum yang dapat diterima yang
harus dipatuhi oleh perusahaan.
- Pedoman hukum federal untuk organisasi
Pedoman ini menentukan hal-hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan.
a. Mengembangkan standar dan prosedur kepatuhan untuk meminimalkan
tindakan kriminal
b. Membuat personel tingkat tinggi yang bertanggungjawab untuk mengawasi
kepatuhan terhadap standar dan prosedur tersebut
c. Hindari menetapkan posisi karyawan yang cenderung terlibat dalam aktivasi
ilegal
d. Mengkomunikasikan standar etika melalui program pelatihan
e. Memantau perilaku dengan menerapkan sistem yang dapat digunakan
karyawan untuk melaporkan perilaku kriminal
f. Kembangkan sistem untuk menegakkan standar seperti mendisiplinkan
karyawan secara tepat
g. Menanggapi pelanggan secara tepat dengan mengambil langkah-langkah
yang tepat untuk memastikan bahwa pelanggaran tidak akan terulang
kembali.
- Sarbanes-Oxley Act

Secara luas disebut sebagai SOX, Sarbanes-Oxley Act disahkan dalam upaya
untuk menghindari praktik akuntansi yang tidak bermoral dan curang. SOX sangat
spesifik di beberapa tempat mengenai apa yang harus dilakukan untuk menghindari
kesalahan pelaporan keuangan.

Menjadi etis tidak sama dengan menjadi legal. Faktanya, cara yang berguna untuk
memahami undang-undang ini adalah dengan memberikan standar minimum yang
dapat diterima dan harus dipatuhi oleh perusahaan. Bersikap etis biasanya melibatkan
mengikuti standar yang lebih tinggi. Vin Sarni, mantan CEO PPG, menyatakan hal ini
dengan baik ketika dia mengatakan, “Tidak cukup hanya mengatakan bahwa tindakan
kami sah. Hukum adalah landasannya. Kepatuhan terhadap hal ini akan menjadi nilai
minimum mutlak bagi karyawan PPG, di mana pun dia bekerja. Etika kami melampaui
kode hukum.”

D. Penyebab Beberapa orang berperilaku Tidak Etis

Perilaku etis atau tidak etis ditentukan oleh dua faktor, diantaranya:

- Faktor Individu
Faktor kunci indiividu adalah tingkat perkembangan kognitif. Perkembangan moral
kognitif yaitu perbedaan diantara orang-orang dalam kapasitas mereka untuk terlibat
dalam jenis penalaran yang memungkinkan mereka membuat penilaian moral.
Menurut teori perkembangan moral kognitif Kohlberg, terdapat tiga tingkatan
perkembangan moral, diantaranya:
1) tingkat penalaran moral prakonvensional
2) tingkat penalaran moral konvensional
3) tingkat penalaran moral pascakonvensional
- Faktor situasional
Banyak faktor situasional yang dapat menyebabkan orang berperilaku tidak etis di
tempat kerja. Beberapa faktor pertimbangan utama, diantaranya:
1) Nilai manajerial yang merusak integritas
2) Norma organisasi yang mendorong perilaku tidak etis
3) Pekerja meniru tindakan yang tidak etis

Program Etika Perusahaan untuk Meminimalkan Perilaku Etis

- Komponen program etika perusahaan


 Kode etik
 Petihan etika
 Audit etika
 Komite etika
 Petugas etika
 Mekanisme untuk mengkomunikasikan standar etika
- Efektivitas Program Etika Perusahaan
Program etika terpadu yang menggabungkan kode etik dengan komponen tambahan
bisa sangat efektif. Secara khusus, perbandingan antara perusahaan yang tidak
memiliki program etika dengan yang memilikinya yaitu:
 Karyawan lebih mungkin melaporkan pelanggaran etika kepada otoritas
perusahaan
 Karyawan daianggap lebih bertanggungjawab atas pelanggaran etika
 Karyawan menghadapi sedikit tekanan untuk mengkompromikan standar
perilaku bisnis.
E. Bentuk Perilaku Bertanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial perusahaan mengacu pada praktik bisnis yang
mematuhi nilai-nilai etika, yang mematuhi persyaratan hukum, dan yang
mendorong kemajuan individu dan komunitas secara luas. Bentuk yang paling
populer termasuk memberikan kontribusi amal kepada masyarakat, melestarikan
lingkungan, berinvestasi dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial, dan
meningkatkan kesejahteraan karyawan. Secara umum, penelitian menunjukkan
bahwa perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial cenderung lebih
menguntungkan dibandingkan perusahaan yang kurang bertanggung jawab secara
sosial. Hal ini mencerminkanlingkaran kebajikan, kecenderungan perusahaan-
perusahaan sukses untuk bertanggung jawab secara sosial karena mereka mampu
melakukan hal tersebut, yang pada gilirannya, membantu peluang mereka untuk
menjadi lebih sukses secara finansial.
Contoh-contoh yang kami berikan memperjelas bahwa tanggung jawab sosial
perusahaan memiliki berbagai bentuk. Yang utama adalah sebagai berikut:
1) Membantu masyarakat dengan memberikan kontribusi amal.
2) Melestarikan lingkungan.
3) Investasi yang bertanggung jawab secara sosial.
4) Mempromosikan kesejahteraan karyawan.
Daftar Pustaka

Greenberg, Jerald. 2011. Behavior in organizations 10th ed. Global. New York :
Pearson

Anda mungkin juga menyukai