Anda di halaman 1dari 18

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

“ETIKA, PENIPUAN, DAN PENGENDALIAN INTERNAL”

DISUSUN OLEH:

NAMA : 1. BONI OKTORA {C1C021092}


2. ALIF THAREQ AZIZ {C1C021079}
3. MOHAMAD IKHSAN {C1C021041}

DOSEN PENGAMPU:
DR. IRWANSYAH, SE., M.SI., AK., CA., CFRA

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2023

KATA PENGANTAR
ِ ْ‫سِ ــــــــــــــــــم هلِال َّ الرْ حَ مِ نَّ الرِ ْح ِيم ب‬

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya milik Allah SWT. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada
baginda Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dari kelompok 2 dapat menyusun Makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang diampuh oleh Dr. Irwansyah,
Se., M.Si., Ak., Ca., Cfra sebagai dosen mata kuliah terkait.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Penulis
menyadari bahwa kelancaran penyusunan makalah tidak lain berkat bantuan dari berbagai
pihak sehingga kendala yang kami hadapi dapat teratasi. Penulis haturkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah. Kami
mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi satu referensi baru untuk menampung ilmu dan
pengetahuan yang lebih lagi khususnya bagi para pembacanya. Kami juga menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangatlah penulis harapkan sebagai bentuk pembelajaran dan motivasi diri
agar dapat lebih baik dari sebelumnya.

Bengkulu, 23 agustus 2023

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberitaan tentang korupsi, perbuatan yang melanggar hukum yang mengakibatkan
terjadinya tuntutan hukum dimuka pengadilan kerap kali kita dengar baik yang terjadi di
dalam pemerintahanmaupun dunia bisnis. Kegiatan seputar dunia bisnis seperti suap, fraud
(kecurangan), penipuan pelanggan, konflik kepentingan dan penjualan produk yang
dilarang sudah menjadi hal yang lumrah. Untuk mengurangi hal tersebut diperlukan
standar etika, etika berkaitan dengan prinsip – prinsip tingkah laku yang digunakan
individu dalam menetapkan pilihan dan mengarahkan perilaku mereka dalam situasi yang
melibatkan konsep benar dan salah.

Isu etika dalam bisnis dapat dibagi ke dalam 4 wilayah yaitu : Ekuitas (kesamaan hak),
gaji eksekutif, penetapan harga, hak (privasi pegawai dan kesempatan kerja yang sama),
dan kejujuran. Dalam konteks suatu organisasi, nilai etika dan moral perorangan harus
muncul dan berperan sebagai aturan etika organisasi yang telah terkodifikasi sebagai kode
etik dan kelengkapannya. Ada 3 subjek penting yang saling berkaitan bagi akuntan dan
mahasiswa yang mempelajari sistem informasi akuntansi yaitu etika bisnis, penipuan, dan
pengendalian internal. Dimulai dengan mensurvei berbagai isu etika yang menekankan
pada tanggung jawab perusahaan yang saling bertentangan pada karyawan, pemegang
saham, pelanggan dan masyarakat umum. Manajer perusahaan memliki tanggung jawab
etika untuk mencari keseimbangan antara risiko dan manfaat bagi berbagai konstituen ini
yang timbul dari keputusan mereka.

Bagian kedua didedikasikan untuk subjek penipuan dan berbagai implikasinya untuk
para akuntan. Tidak ada aspek penting dari peran auditor independen yang paling menarik
bagi profesi akuntan publik daripada tanggung jawab auditor untuk mendeteksi penipuan
ketika melakukan audit. Bagian terakhir memperhatikan kecukupan struktur pengendalian
internal perusahaan sebagai alat untuk menjaga dari penipuan dan mencegah kesalahan.
1.2 Rumusan Masalah

Oleh karena latar belakang diatas, penulis telah menyusun makalah ini dengan rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Jelaskan pengertian Etika Bisnis?


2. Bagaimana perusahaan menangani isu mengenai etika?
3. Apa yang dimaksud dengan etika komputer?
4. Sebutkan Faktor yang membentuk penipuan dan pengendalian?
5. Apa saja Peran penting pengendalian internal?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Bisnis

Menurut Muslich, etika bisnis merupakan suatu pengetahuan tentang tata cara
ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma serta moralitas
yang berlaku secara universal (2004:9).
Menurut bertens, etika bisnis bahkan lebih luas dai ketentuan yang diatur oleh hukum,
bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan dengan standar minimal
ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis sering kita temukan wilayah abu – abu
yang tidak diatur oleh ketentuan hukum (2000). Bertens merumuskan 3 sudut pandang
dalam etika bisnis (2013:25) yaitu dari sudut pandang moral, bisnis yang baik
merupakan bisnis yang sesuai dengan ukuran – ukuran moralitas. Sudut pandang
ekonomi, bisnis yang baik merupakan bisnis yang menghasilkan keuntungan tanpa
merugikan orang lain. Dari sudut pandang hukum, bisnis yang baik merupakan bisnis
yang tidak melanggar aturan - aturan hukum.

2.1.1 Bagaimana Perusahaan Menangani Isu Mengenai Etika

Beberapa perusahaan yang sangat berhasil memiliki pelatihan dan kesadaran


akan etika sejak lama. Berbagai pendekatannya termasuk komitmen yang besar dari
pihak manajemen puncak untuk memperbaiki standar etika, berbagai kode etik tertulis
yang dengan jelas menyampaikan harapan pihak manajemen, program untuk
mengimplementasikan petunjuk etika, serta berbagai teknik untuk memonitor ketaatan.
Contohnya, Boeing menggunakan para manajer lininya untuk melakukan sesi pelatihan
etika dan membuat nomor telepon bebas pulsa untuk memungkinkan para
karyawannya melaporkan pelanggaran.

2.1.2 Peran Pihak Manajemen Dalam Mempertahankan Iklim Beretika

para manajer perusahaan harus menciptakan dan mempertahankan atmosfer beretika


yang sesuai; mereka harus membatasi peluang dan godaan untuk melakukan perilaku
tidak beretika dalam perusahaan. Tidaklah cukup bagi para manajer untuk hanya
tergantung pada kesadaran tiap orang. Orang tersebut harus disadarkan mengenai
komitmen perusahaan terhadap etika di atas laba jangka pendek dan efisiensi.
Walaupun sikap pihak manajemen puncak terhadap etika menentukan suasana
praktik bisnis, dalam banyak situasi, merupakan tanggung jawab para manajer tingkat
yang lebih rendah pula untuk menegakkan standar etika perusahaan. Pelanggaran etika
dapat terjadi di seluruh perusahaan dari ruang dewan direksi hingga area penerimaan.
Harus dikembangkan berbagai metode untuk memasukkan para manajer tingkat yang
lebih rendah dan non manajer dalam skema etika perusahaan.

2.1.3 Perkembangan Etika

Kebanyakan individu mengembangkan kode etik berdasarkan lingkungan


keluarganya, pendidikan formalnya, dan pengalaman pribadinya. Teori tahapan
perilaku menyatakan bahwa kita semua melalui beberapa tahap evolusi moral sebelum
sampai pada tingkat berpikir secara beretika.

2.1.4 Membuat Keputusan Yang Beretika

setiap keputusan yang beretika memiliki risiko dan manfaat. Contohnya,


mengimplementasikan sistem informasi berbasis computer baru dalam sebuah perusahaan
dapat menyebabkan beberapa karyawan kehilangan pekerjaannya, sementara yang lain
menikmati manfaat dari perbaikan kondisi kerjanya. Mencari keseimbangan antara berbagai
konsekuensi terrsebut adalah tanggung jawab etika (ethical responsibility) manajer. Berikut
ini adalah beberapa prinsip beretika yang dapat menjadi petunjuk dalam melaksanakan
tanggung jawab ini. Proporsionalitas, manfaat dari sebuah keputusan harus melebihi
resikonya. Selain itu, tidak boleh ada keputusan alternative yang memberikan manfaat sama
atau lebih besar dengan risiko lebih sedikit. Keadilan, manfaat keputusan harus didistribusikan
secara adil ke orang – orang yang menanggung risiko bersama. Mereka yang tidak mendapat
manfaat tidak seharusnya menanggung risiko. Meminimalkan risiko, bahkan jika dianggap
dapat diterima oleh berbagai prinsip diatas , keputusan harus diimplementasikan untuk
meminimalkan semua risiko dan menghindari risiko yang tidak perlu.

2.1.5 Apa Yang Dimaksud Dengan Etika Komputer

Etika computer adalah analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi
computer serta berbagai formulasi dan justifikasi kebijakan yang terkait untuk penggunaan
teknologi semcam itu secara beretika meliputi perhatian mengenai peranti lunak serta peranti
keras dan berkaitan dengan jaringan yang menghubungkan berbagai computer dan computer
itu sendiri. Bynum mendefinisikan 3 tingkat etika computer:
 Pop : eksposur atas berbagai cerita dan laporan yang terdapat dalam media popular
mengenai dampak baik dan buruk dari teknologi computer.
 Para: melibatkan perhatian sesungguhnya atas berbagai kasus etika computer dan
membutuhkan tingkat serta pengetahuan tertentu dalam bidang tersebut.
 Teoritis: perhatian berbagai peneliti multidisiplin ilmu yang mengaplikasikan berbagai
teori filosofi, sosiologi, dan psikologi dalam ilmu computer dengan tujuan untuk
menghasilkan pemahaman baru dalam bidang tersebut.

2. 2 Penipuan dan Akuntan

Penipuan merujuk pada penyajian yang salah atsa suatu fakta


yang dilaukan oleh suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan
membohongi dan membuat pihak lain tersebut menyakini fakta
tersebut walaupun merugikannya, berdasarkan hukum perdata,
tindakan penipuan harus memenuhi lima kondisi berikut:

1. Penyajian yang salah. Ada peryataan yang


salah atau tidak di ungkapkannya sebagai suatu fakta.

2. Fakta material. Fakta meruapakan faktor yang


subtansial yang mendorong seseorang untuk bertindak.

3. Niat. Ada niat untuk menipu atau mengetahui bahwa


peryataan yang dimiliki seseorang adalah salah.

4. Kenyakinan yang dapat dijustifikasi. Kesalahan


dalam penyajian merupakan faktor subtansial tempat
pihak yang dirugikan bergantung.

5. Kerusakan atau keugian. Kecurangan tersebut telah


menyebabakan kerusakan atau kerugian bagi
korban penipuan.
Penipuan oleh karyawan (employee fraud) atau
penipuan oleh karyawan nonmanajemen yang didesain
secara langsung mengkonversi kas atau aktiva lainnya
dengan mengkondisikan sistem pengendalian internal
untuk keuntungan pribadi. Pada penipuan yang dialkukan
oleh karyawan melibatkan tiga tahap yaitu: (1) mencuri
sesuatu yang berharga (aktiva), (2) mengkonversi aktiva
kedalam bentuk yang dapat digunakan (uang tunai), (3)
menyembunyikan kejahatan tersebut agar tidak terdeteksi.
Penipuan oleh pihak manajemen (management fraud) lebih
sulit daripada penipuan oleh karyawan karena sering kali
tidak terdeteksi hingga kerusakan atau kerugian yang
sangat besar diderita perusahaan. Biasanya, penipuan oleh
phak manajemen tidak secara langsung melibatkan
pencurian pihak manajemen puncak. Penipuan oleh
pihak manajemen pada tingkat yang lebih rendah
biasanya melibatkan data keungan dan laporan investasi
yang salah disajikan dalam jumlah material dengan
tujuan.

Monitoring Pengawasan adalah proses yang


memungkinkan kualitas desain pengendalian internal serta
operasi internal dan operasi berjalannya. Hal ini dapat
diwujudkan melalui beberapa prosedur terpisah atau melalui
aktivitas berjalan. Para auditor internal perusahaan dapat
mengawasi aktivitas entitas dalam bentuk prosedur yang
terpisah. Mereka mengumpulkan bukti yang cukup melalui
pengujian pengendalian. Kemudian memberitahukan kekuatan
dan kelemahan pengendalian pada pihak manajemen.
Pengawsaan pada aktivitas berjalan dapat diwujudkan melalui
interaksi berbagai modul komputer yang terpisah, kedua sistem
inormasi yang menangkap berbagai data penting dan atau
memungkinkan pengujian pengendalian dilakukan sebagai
bagian dari operasional rutin.

Control Activities Aktivitas pengendalian adalah


kebijakan dan prosedur untuk memastikan tindakan yan gtepat
dilakukan untuk merespon risiko yang diidentifikasi. Aktivitas
pengendalian dapat dibedakan menjadi dua kategori:

1. Pengendalian Teknologi Informasi meliputi


pengendalian umum seperti akses terhadap pusat data,
pengembangan sistem dan perawatan program komputer, dan
pengendalian aplikasi meliputi integrasi dari sistem untuk
memastikan output dari setiap subsitem sesuai.

2. Pengendalian fisik adalah pengendalian terhadap


aktivitas manusia dalam lingkungan sistem akuntansi.
Pengendalia fisik meliputi: kewenangan transaksi, pemisahan
tugas, pengawasan, catatan akuntansi, pengendalian akses, dan
verifikasi yang independen.

2.3 KONSEP DAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL

Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan


metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset,
memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong
dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta
mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah
ditetapkan. Prosedur-prosedur pengendalian khusus yang
digunakan dalam sistem pengendalian internal dan
pengendalian manajemen mungkin dikelompokkan
menggunakan empat kelompok pengendalian internal
berikut ini:

1. Pengendalian untuk Pencegahan, Pengendalian untuk


Pemeriksaan, dan Pengendalian Korektif .

2. Pengendalian umum dan Pengendalian aplikasi.

3. Pengendalian Administrasi dan Pengendalian Akuntansi.

4. Pengendalian Input, proses, dan output.

Pengendalian internal adalah suatu sistem yang disusun


sedemikan rupa sehingga antara bagian yang satu secara otomatis
akan mengawasi bagian lainnya, dan merupakan suatu pengujian
kebenaran data yang dilakukan dengan mencocokkan berbagai
angka-angka dan transaksi, yang dilaksanakan oleh petugas
berbeda. Seperti yang telah dketahui bahwa banyaknya sistem
pengendalian internal yang langsung berhubungan dengan
mpemrosesan transaksi, maka para akuntan adalah partisipan
utama dalam memastikan kecukupan pengendalian.

2.3.1 Komponen Pengendalian Internal

Pengendalian fisik seperti yang telah dijelaskan diatas


bahwa pengendalian ini tidak berkaitan dengan logika komputer
yang sesungguhnya melakukan pekerjaan akuntansi.
Penerapannya yaitu sebagai berikut:
1. Transaction Authirization : merupakan kontrol untuk
memastikan bahwa semua
transaksi yang diproses oleh
sistem informasi adalah valid
atau sesuai dengan tujuan pihak
manajemen.
2. Segregation of Duties : salah satu aktivitas pengendalian
yang paling penting yaitu
pemisahan tugas karyawan
untuk meminimalkan fungsi
yang tidak boleh disatukan.
3. Supervision : proses dalam menetapkan ukuran kinerja
dan pengambilan tindakan yang dapat
mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang
telah ditetapkan tersebut.
4. Accounting Records : merupakan dokumen sumber,
jurnal, dan buku besar.
5. Access Control : aktivitas untuk memastikan bahwa
personel yang sah saja yang memiliki
akses ke aktiva perusahaan.
6. Independent Verification : pemeriksaan independen
sistem akuntansi untuk
mengidentifikasi kesalahan.
Pengendalian Teknologi Informasi meliputi tiga kategori :
pengendalian input ( check digit, pemeriksaan data yang hilang,
pemeriksaan numerik-alpha, limit check, range check, reasonable
check, validity check), proses pengendalian pengendalian internal
untuk merencanakan audit mereka. Contohnya, pengendalian
internal di perusahaan mempengaruhi cara auditor akan menilai
apakah perusahaan telah melaporkan semua kewajibannya. Auditor
harus memahami bagaimana pembelian dilakukan, diproses, dan
dicatatat.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara


sebagai pedoman berperilaku. Kode etik profesi merupakan
suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya
termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik
yang memiliki sangsi yang agak berat, maka masuk dalam
kategori norma hukum. Kode Etik juga dapat diartikan
sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Etika yang baik adalah kondisi yang harus ada untuk
menjaga Profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
Penipuan terbagi dua kategori umum yaitu penipuan oleh
karyawan dan penipuan oleh pihak manajemen. Penipuan
oleh karyawan umumnya didesain untuk mengonversi yang
tunai atau aktiva lainnya secara langsung demi keuntungan
karyawan tersebut. Biasanya, karyawan akan melanggar
struktur pengendalian internal perusahaan untuk
keuntungan pribadi. Akan tetapi, jika perusahaan memiliki
sistem pengendalian internal yang efektif pemalsuan atau
penipuan biasansya akan dapat dicegah atau dideteksi.
Penipuan oleh pihak manajemen biasanya melibatkan
kesalahan penyajian data laporan keuangan dan berbagai
laporan dalam jumlah besar, untuk mendapat kompensasi
tambahan atau promosi atau untuk menghindari penalti
akibat kinerja yang buruk. Para manajer yang melakukan
penipuan sering kali melakukan hal tersebut dengan cara
mengabaikan struktur pengendalian internal.

Kecukupan struktur pengendalian internal adalah isu


yang sangat penting bagi pihak manajemen dan akuntan.
Pengendalian internal dipelajari pertama- tama dengan
menggunakan model pengendalian PDC yang
mengklasifikasikan pengendalian dalam pengendalian
pencegahan, deteksi dan perbaikan. Kemudian, kerangka
kerja legal yang dinyatakan dalam SAS 78 dibahas. Model
pengendalian ini membagi pengendalian internal ke dalam
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan
komunikasi, pengawasan dan aktivitas pengendalian.
Aktivitas pengendalian meliputi otorisasi transaksi,
pemisahan fungsi, supervisi, catatan akuntansi yang
memadai, pengendalian akses dan verifikasi independen.
Semakin efektif pengendalian internal perusahaan, semakin
rendahnya kecenderungan kecurangan akuntansi
perusahaan. Semakin perusahaan taat pada aturan
akuntansi, semakin rendahnya kecenderungan kecurangan
akuntansi pada suatu perusahaan. Semakin perilaku tidak
etis pada suatu perusahaan meningkat, maka semakin tinggi
pula kecenderungan kecurangan akuntansi pada perusahaan
tersebut.
Pertanyaan

1. Apa fungsi sistem pemrosesan transaksi bagi perusahaan?

 Mencatat setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan, tidak


hanya transaksi jual beli, tetapi juga berbagai perubahan data,
misalnya perubahan harga jual barang dagang.
 Mengolah dan memperbarui database yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan rutin perusahaan
 Menyediakan informasi atas kegiatan operasional dengan akurat
dan tepat waktu
 Meningkatkan kecepatan kinerja dan layanan perusahaan yang
berujung pada tingkat kepuasan pelanggan
2. Jelaskan komponen – komponen sistem pengolahan transaksi?

 Input
Permintaan produk atau pembayaran yang dibayarkan ke sistem
pemrosesan transaksi organisasi oleh pihak ketiga merupakan input.
Akibatnya, jika perusahaan Anda menggunakan pemrosesan batch, TPS
Anda akan menyimpan dan menangani batch input.
Jika perusahaan Anda menggunakan TPS real-time, setiap input dikelola
secara real time. Masukan umum termasuk Tagihan, Kupon, Faktur, dan
Pesanan Khusus.

 Output
Setelah sistem memproses semua input, sistem akan menghasilkan
dokumen output. Ini mungkin terdiri dari tanda terima untuk pencatatan
untuk memverifikasi transaksi atau penjualan.
Selain itu, mereka dapat menjadi sumber data penting untuk alasan terkait
pemerintah, seperti pajak. Jika pemasok mengirimkan faktur kepada Anda,
Anda dapat mengirimkan konfirmasi pembayaran kepada penjual setelah
Anda membayar faktur.
 Penyimpanan
Aspek penyimpanan TPS berkaitan dengan penempatan input dan output
data atau dokumen digital organisasi. Namun, beberapa bisnis menyimpan
dokumen-dokumen ini dalam database elektronik.
Akibatnya, komponen penyimpanan memastikan bahwa setiap dokumen
diatur, aman, dan dapat diambil kembali. Dalam hal pemasok perlu
mengkonfirmasi apakah faktur tertentu telah dibayar, TPS dapat mencari
faktur dan memverifikasi apakah pembayaran telah dilakukan atau tidak.

 Processing
TPS bertanggung jawab untuk membaca setiap input dan menghasilkan
output yang berarti. Proses ini juga dapat digunakan untuk menentukan
data input dan output. Akibatnya, waktu pemrosesan berbeda sesuai
dengan jenis Sistem Pemrosesan Transaksi yang digunakan perusahaan
Anda.
Saat TPS mengumpulkan data mengenai transaksi, TPS juga akan memulai
pemrosesan, mengubahnya. Contoh terbaik dari hal ini termasuk catatan
karyawan, reservasi hotel, dan pemrosesan pesanan.
.

3. Sebutkan jenis – jenis sistem pemrosesan transaksi


 Sistem pemrosesan transaksi batch
Proses ini memiliki cara kerja dimana transaksi akan dikumpulkan
sebagai batch atau bagian. Fungsinya, agar pemrosesan lebih cepat
dan ekonomis metode ini merupakan metode yan paling umum
dipakai, apalagi jika penggunaan pemrosesan secara real time tidak
memungkinkan

 Sistem pemrosesan transaksi real time


Jenis sistem pemrosesan ini bekerja dengan memproses data secara
langsung. Konfirmasi instan dari sebuah transaksi akan diberikan.
Selain itu, sistem satu ini akan melibatkan banyak pengguna secara
bersamaan.

4. Sebutkan contoh sistem pemrosesan transaksi

 Sistem reservasi (jenis sistem pemrosesan transaksi real-time)

Sistem ini dipakai untuk semua jenis bisnis yang melibatkan


penyisihan produk. Contohnya, reservasi tiket kereta, tiket konser, dan
sejenisnya. Sistem ini memerlukan waktu respon yang stabil karena
berkaitan dengan kepuasan pelanggan.

 Sistem pinjaman perpustakaan (jenis sistem pemrosesan transaksi real-


time)

Berguna untuk melacak item yang dipinjam secara real-time. Saat ini,
juga sudah ada barcode untuk kartu pengguna perpustakaan. Data buku
dan peminjam semua tercatat di database, mirip seperti sistem
reservasi.

 Pembuatan tagihan (jenis sistem pemrosesan transaksi batch)

Tersedia faktur kepada pelanggan untuk barang dan jasa yang


disediakan. Selain itu, pengguna dapat mengatur waktu pemrosesan
secara efektif, serta dilakukan berkelompok.

 Transaksi penjualan kartu kredit (jenis sistem pemrosesan transaksi


batch)

Cara kerja sistem pemrosesan ini mulai dari pencetakan kartu


pelanggan yang diambil pada slip kredit. Setelah itu, diisi oleh petugas
bank dan tidak langsung diproses. Pengguna kartu kredit bisa melihat
transaksi secara real-time, tetapi pembaharuannya masih bersifat batch.
5. Apa saja kelebihan sistem pemrosesan transaksi?

 Produktifitas
Dengan menggunakan TPS, staf perusahaan meningkatkan produktivitas
mereka. Selain itu, pelanggan mendapatkan kepercayaan dan kepuasan
lebih terhadap perusahaan.
 Cepat
Transaksi dilakukan dalam waktu cepat dan tidak ada penundaan.
Transaksi real time juga merupakan jenis TPS yang senantiasa tepat
waktu.
 Hemat Biaya
Karena sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh TPS, maka lebih sedikit
staf yang dibutuhkan untuk dipekerjakan.
 Data Besar
TPS dapat memproses data dalam jumlah besar. Ada ribuan transaksi yang
dilakukan TPS setiap harinya.
 Bisa Digunakan Dimana Saja
TPS dapat digunakan di mana saja Anda inginkan. Anda dapat
menggunakannya di organisasi, toko, bank, sekolah, dll. Selain itu,
pelanggan dapat melakukan transaksi online dari mana saja.
 Pemulihan Kesalahan
Jika beberapa data hilang dalam transaksi, maka dapat diambil oleh TPS.
Sistem juga memecahkan sendiri masalah dan kesalahan terdeteksi dan
dihapus oleh sistem dengan mudah.
 Mudah Digunakan
Staf dapat dengan mudah menggunakan perangkat lunak TPS dan hanya
ada sedikit atau tidak ada pelatihan yang diperlukan untuk menggunakan
perangkat lunak TPS. Ini juga ramah pengguna.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Lukman. 2018. Sistem Informasi Manajemen. Banda Aceh: Lembaga Komunitas
Informasi Teknologi Aceh.

Hall, James A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

http://duniaakuntantansi.blogspot.com/2016/09/contoh-makalah-sia-1-. pemrosesan.html.
Diakses pada tanggal 7 oktober 2021, Pukul 08.:00.

https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/siklus-akuntansi-2/. Diakses pada tanggal 7


oktober 2021, Pukul 07:00.

Kenneth C Laudon dan Jane P Laudon. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat.

Mahatmyo, Atyanto. 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 1. Yogyakarta: Deepublish.

Mirza Maulinarhardi dan Max Advian Noor. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Malang: UB
Press.

Mujayaroh dkk. 2021, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jawa Tengah: Zahira Media
Publisher.

Shelly. 2012. Menjelajah Dunia Komputer. Edisi 3. Jakarta: Salemba Infotek. Sulianta, Feri.
2010. IT Ergonomict. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai